Oksigen Didit Flamboyan Lagi
-
Upload
adhesugiartha -
Category
Documents
-
view
230 -
download
0
Transcript of Oksigen Didit Flamboyan Lagi
-
7/22/2019 Oksigen Didit Flamboyan Lagi
1/15
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GANGGUAN RASA AMAN DAN
NYAMAN NYERI DENGAN DIAGNOSA MEDIS BROKHITIS KRONIS DI RUANG
FLAMBOYAN RSUP NTB TANGGAL 20 S/D 22 JUNI 2013
DI SUSUN OLEH:
FAHAILLAH LIESTANTO
P07120112022
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN MATARAM
MATARAM
2013
-
7/22/2019 Oksigen Didit Flamboyan Lagi
2/15
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan ini telah di periksa dan disetujui oleh
pembimbing lahan dan pembimbing akademik
Laporan ini disahkan pada
Hari :
Tanggal :
Tahun :
Mengetahui :
Pembimbing Akademik
DESTY EMILYANI, M.KEP
Pembimbing Lahan
LALE FATIMATUZAHRA
-
7/22/2019 Oksigen Didit Flamboyan Lagi
3/15
LAPORAN PENDAHULUAN GANGUAN OKSIGENASI
A. KONSEP DASAR
1. PENGERTIAN :
Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolismeuntuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel tubuh. Secara normal elemenini diperoleh dengan cara menghirup O 2 ruangan setiap kali bernafas.
Oksigenasi adalah tindakan, proses, atau hasil pengambilan oksigen.Terapi oksigenmerupakan salah satu terapi pernafasan dalam mempertahankan oksigenasi. Tujuandari terapi oksigen adalah untuk memberikan transpor oksigen yang adekuat dalamdarah sambil menurunkan upaya bernafas dan mengurangi stress pada miokardium.Beberapa metode pemberian oksigen:
1. Low flow oxygen systemHanya menyediakan sebagian dari udara inspirasi total pasien. Pada umumnyasistem ini lebih nyaman untuk pasien tetapi pemberiannya bervariasi menurut
pola pernafasan pasien.2. High flow oxygen system
Menyediakan udara inspirasi total untuk pasien. Pemberian oksigen dilakukandengan konsisten, teratur, teliti dan tidak bervariasi dengan pola pernafasan
pasien.
2. ETIOLOGI:
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen:
a. FAKTOR FISIOLOGI :
1) Menurunnya kapasitas pengikatan oksigen (ex : anemia)
2) Terjadinya stress yang berlebih pada penderia asma
3) Faktor genetik
4) Menurunnya konsentrasi oksigen yang di inspirasi5) Hipovolemia mengakibatkan transpor oksigen terganggu akibat tekanan darah
menurun
6) Meningkatnya metabolisme, seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil, luka,
dll
7) Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada (kehamilan, obesitas)
b. FAKTOR PERKEMBANGAN :
1) Bayi prematur : kurangnya pembentukan surfaktan
2) Bayi dan toddler : akibat adanya infeksi saluran nafas
-
7/22/2019 Oksigen Didit Flamboyan Lagi
4/15
3) Anak usia sekolah dan remaja : resiko infeksi saluran pernafasan dan merokok
4) Dewasa muda dan pertengahan : akibat diet yang tidak sehat, kurang aktivitas,
dan stress
5) Dewasa tua : adanya penuaan yang menyebabkan kemungkinan
artesiosklerosis dan ekspansi paru menurun.
c. FAKTOR PERILAKU :
1) Nutrisi : penurunan ekspansi paru pada obesitas
2) Exerase : meningkatkan kebutuhan oksigen
3) Merokok : nikotin menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah
4) Alcohol berlebih
5) Substanse abuse dan nikotin : menyebabkan intake nutrisi / fe menurun
mengakibatkan penurunan Hb, alkohol menyebabkan depresi pernafasan.
d. FAKTOR LINGKUNGAN :
1) Tempat kerja (polusi)
2) Suhu lingkungan
3) Cuaca iklim yang eksrim
4) Sanitasi tempat itnggal
5) Ketinggian tempat dari permukaan laut
3. KLASIFIKASI
Pemenuhan oksigenasi di dalam tubuh terdiri dari tiga tahapan, yaitu ventilasi, difusi
dan, transfusi
a. Ventilasi
Proses ini merupakan proses keluar dan masuknya oksigen dan atmosfer ke dalam
alveoli atau dari alveoli ke atmosfer. Proses ventilasi ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor, antara lain :
1) Adanya perbedaan tekanan atmosfer dengan paru, semakin tinggi tempat, maka
tekanan udara semakin rendah. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah
tempat, maka tekanan udara semakin tinggi.
2) Adanya kemampuan toraks dan paru pada alveoli dalam melaksanakan
ekspansi atau kembang kempis
b. Difusi Gas
-
7/22/2019 Oksigen Didit Flamboyan Lagi
5/15
Difusi gas merupakan pertukaran antara oksigen di alveoli dengan kapiler paru dan
CO 2 di kapiler dengan alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu :
1) Luasnya permukaan paru
2) Tebalnya membran respirasi/permeabilitas yang terdiri atas epitel alveoli dan
interstitial, keduanya ini dapat mempengaruhi proses difusi apa bila terjadi
penebalan.
3) Perbedaan tekanan dan konsentrasi O 2, hal ini dapat terjadi sebagaimana O 2 dari
alveoli masuk ke dalam darah oleh karena tekanan O 2 dalam rongga alveoli
lebih tinggi dari tekanan O 2 dalam darah vena pulmonalis,(masuk dalam darah
secara berdifusi) dan CO 2 dalam arteri pulmonalis juga akan berdifusi ke dalam
alveoli
4) Afinitas gas, yaitu kemampuan untuk menembus dan berikatan dengan Hb.
c. Transportasi
Tranfortasi gas merupakan proses pendistribusian antara O 2 yang ada di kapiler ke
jaringan tubuh, dan CO 2 jaringan tubuh ke kapiler.
Transportasi gas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya :
1) Kondisi pembuluh darah, latihan, dan lain-lain. Secara langsung berpengaruh
terhadap transport oksigen. Bertambahnya latihan menyebabkan peningkatan
transport O 2 (20 x kondisi normal). Meningkatkan cardiac output dan
penggunaan O 2 oleh sel.
4. PATOFISIOLOGI DAN PATHWAYS
`Gangguan oksigenasi disebabkan oleh berbagai macam trauma infeksi dan tidak
berfungsinya organ-orang pernafasan dan kardiovaskuler dapat menyebabkan
gangguan oksigenasi. Gangguan terjadi dalam proses respirasi, terjadi apabila organ-
organ pernafasan mengalami gangguan respirasi. Gangguan respirasi organ-organ
pernafasan dapat terjadi akibat gangguan fungsi jantung yang disebabkan oleh
penyakit dan kondisi yang mempengaruhi irama jantung. Iskemia miokard terjadi
apabila suplay darah ke miokard dari arteri koroner tidak cukup dalam memenuhi
kebutuhan oksigen organ. Selain itu perubahan fungsi pernafasan juga dapat
menyebabkan klien mengalami gangguan oksigenasi. Gangguan tersebut dapat berupa
hipoventilasi, hiperventilasi, atau hipoksia.PATHWAY
-
7/22/2019 Oksigen Didit Flamboyan Lagi
6/15
Alergen atau Antigen yang telah terikat oleh IgE yang menancap pada permukaan sel
mast atau basofil
Lepasnya macam-macam mediator dari sel mast atau basofil
Kontraksi otot polos
Spasme otot polos, sekresi kelenjar bronkus meningkat
Penyempitan / obstruksi proksimal dari bronkus kecil pada tahap inspirasi dan
ekspirasi
Edema mukosa bronkus
Keluarnya secret ke dalam lumen broncus
Sesak nafas
Tekanan parsial oksigen di alveoli menurun
Oksigen pada peredaran darah menurun
Hipoksia CO 2 mengalami retensi pada alveoli
Kadar CO 2 dalam darah meningkat yang memberi
rangsangan pada pusat pernafasan
Hiperventilasi
5. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. PEMERIKSAAN FUNGSI PARU
Untuk mengetahui kemampuan paru dalam melakukan pertukaran gas secara
efesien.
b. PEMERIKSAAN GAS ARTERI
-
7/22/2019 Oksigen Didit Flamboyan Lagi
7/15
Untuk memberikan informasi tentang difusi gas melalui membrane kapiler alveolar
dan keadekuatan okdigenasi.
c. OKSIMETRI
Untuk mengukur saturasi oksigen kapiler
d. PEMERIKSAAN SINAR X DADA
Untuk pemeriksaan adanya cairan, massa, fraktur, dan proses-proses abnormal
e. BRONKOSKOPI
Untuk memperoleh sampel biopsy dan cairan atau sampel sputum/benda asing
yang menghambat jalan nafas
paru
f. CT-SCAN
Untuk mengintifikasi adanya massa abnormal.
6. MASALAH KEPERAWATAN
1) Hypoxia
Merupakan kondisi ketidakcukupan oksigen dalam tubuh, dari gas yang diinspirasi
ke jaringan.
Penyebab terjadinya hipoksia :
a.
gangguan pernafasan b. gangguan peredaran darah
c. gangguan sistem metabolism
d. gangguan permeabilitas jaringan untuk mengikat oksigen (nekrose).
2) Hyperventilasi
Jumlah udara dalam paru berlebihan. Sering disebut hyperventilasi elveoli, sebab
jumlah udara dalam alveoli melebihi kebutuhan tubuh, yang berarti bahwa CO 2
yang dieliminasi lebih dari yang diproduksi menyebabkan peningkatan rata
rata dan kedalaman pernafasan.
Tanda dan gejala :
a. pusing
b. nyeri kepala
c. henti jantung
d. koma
e. ketidakseimbangan elektrolit
-
7/22/2019 Oksigen Didit Flamboyan Lagi
8/15
3) Hypoventilasi
Ketidak cukupan ventilasi alveoli (ventilasi tidak mencukupi kebutuhan tubuh),
sehingga CO 2 dipertahankan dalam aliran darah. Hypoventilasi dapat terjadi
sebagai akibat dari kollaps alveoli, obstruksi jalan nafas, atau efek samping dari
beberapa obat.
Tanda dan gejala:
a. napas pendek
b. nyeri dada
c. sakit kepala ringan
d. pusing dan penglihatan kabur
4) Cheyne Stokes
Bertambah dan berkurangnya ritme respirasi, dari perafasan yang sangat dalam,
lambat dan akhirnya diikuti periode apnea, gagal jantung kongestif, dan overdosis
obat. Terjadi dalam keadaan dalam fisiologis maupun pathologis.
Fisiologis :
a. orang yang berada ketinggian 12000-15000 kaki
b. pada anak-anak yang sedang tidur
c. pada orang yang secara sadar melakukan hyperventilasi
d. Pathologis :
e. gagal jantung
f. pada pasien uraemi ( kadar ureum dalam darah lebih dari 40mg%)
5) Kussmauls ( hyperventilasi )
Peningkatan kecepatan dan kedalaman nafas biasanya lebih dari 20 x per menit.
Dijumpai pada asidosisi metabolik, dan gagal ginjal.
6) Apneu
Henti nafas , pada gangguan sistem saraf pusat
7) Biots
Nafas dangkal, mungkin dijumpai pada orang sehat dan klien dengan gangguan
sistem saraf pusat. Normalnya bernafas hanya membutuhkan sedikit usaha.
Kesulitan bernafas disebut dyspne
7. PENATA LAKSANAAN
a. PENATA LAKSANAAN MEDIS1) Pemantauan hemodinamika
-
7/22/2019 Oksigen Didit Flamboyan Lagi
9/15
2) Pengobatan bronkodilator
3) Melakukan tindakan delegatif dalam pemberian medikasi oleh dokter, contoh :
nebulizer, kanula nasal, masker untuk pemberian oksigen jika diperlukan.
4) Penggunaan ventilator mekanik
5) Fisioterapi dada
b. PENATALAKSANAAN KEPERWATAN Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
1) Pembersihan jalan nafas
2) Latihan batuk efektif
3) Jalan nafas buatan Pola Nafas Tidak Efektif
1) Atur posisi pasien (semi fowler)
2) Pemberian oksigen
3) Teknik bernafas dan relaksasi Gangguan Pertukaran Gas
1) Atur posisi pasien (posisi fowler)
2) Pemberian oksigen
3) Suctioning
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGAKAJIAN KEPERAWATAN
a. BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF
1) Data Subjektif Pasien mengeluh sesak saat bernafas Pasien mengeluh batuk tertahan
Pasien mengeluh nyeri dada Pasien tidak mampu mengeluarkan sekresi jalan nafas Pasien merasa ada suara nafas tambahan
2) Data Objektif Terdapat bunyi nafas tambahan Pasien tampak bernafas dengan mulut Penggunaan otot bantu pernafasan dan nafas cuping hidung
Pasien tampak susah untuk batuk
-
7/22/2019 Oksigen Didit Flamboyan Lagi
10/15
b. POLA NAFAS TIDAK EFEKTIF
1) Data Subjektif Pasien mengatakan nafasnya tersengal-sengal dan dangkal Pasien mengatakan berat saat bernafas
2) Data Objektif Irama nafas pasien tidak teratur Orthopnea Pernafasan distrikmik Letargi
c. GANGGUAN PERTUKARAN OKSIGEN
1) Data Subjektif Pasien mengeluh pusing dan nyeri kepala Pasien mengeluh susah tidur Pasien merasa lelah Pasien merasa gelisah
2) Data Objektif Pasien tampak pucat
Pasien tampak gelisah Perubahan pada nadi Pasien tampak lelah
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan bronkokontriksi,peningkatan produksi sputum, batuk tidak efektif, kelelahan/berkurangnya
tenaga dan infeksi bronkopulmonal. b. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan napas pendek, mucus, bronkokontriksi dan iritan jalan napas.
c. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidaksamaan ventilasiperfusi
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplaidengan kebutuhan oksigen.
3. INTERVENSI
a.
Diagnosa : Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d sekresi mukus yangkental/berlebihan sekunder akibat infeksi fibrosis kistik, atau influenza,
-
7/22/2019 Oksigen Didit Flamboyan Lagi
11/15
kelemahan, upaya batuk buruk atau tidak efektif dan adanya sumbatan jalan nafas
karena benda asing.
Tujuan : Bersihan jalan nafas efektif
Kriteria hasil :
- Menunjukkan jalan nafas bersih
- Suara nafas normal tanpa suara tambahan
- Tidak ada penggunaan otot bantu nafas
- Mampu melakukan perbaikan bersihan jalan nafa
Intervensi dan Rasional :
1) Auskultasi dada untuk karakter bunyi nafas dan adanya secret. Pantau TTV
- Pernafasan cracles, ronchi, wheezing menunjukkan tertahannya secret
obstruksi jalan nafas
2) Terapi inhalasi dan latihan nafas dalam dan batuk efektif
- Untuk memudahkan pernafasan dan mengeluarkan secret.
3) Anjurkan intake cairan 3000 cc/hari jika tidak ada kontraindikasi
- Membantu mengeluarkan secret
4) Beri posisi yang nyaman seperti posisi semi fowler
- Memungkinkan ekspansi paru maksimal
5) Bersihkan secret dari hidung dan trakea, bila perlu lakukan penghisapan
(suction)
- Mencegah obstruksi dan inspirasi. Penghisapan diperlukan apabila pasien
tidak mampu mengeluakan secret
6) Kolaborasi humidikasi tambahan (nebulizer) dan terapi oksigen
- Kelembapan mempermudah pengeluaran dan mencegah pembentukan
mucus tebal pada bronkus dan membantu pernafasan.
b. Diagnosa : Pola nafas tidak efektif b/d lemahnya otot pernafasan dan penurunanekspansi paru (akumulasi udara, nyeri dada, proses inflamasi)
Tujuan : Pola nafas efektif
Kriteria hasil :
- Menunjukkan pola nafas efektif dengan frekuensi nafas 16-20 kali/menit dan
irama teratur
- Mampu menunjukkan perilaku peningkatan fungsi paru
Intervensi dan Rasional :
-
7/22/2019 Oksigen Didit Flamboyan Lagi
12/15
1) Kaji frekuensi kedalaman nafas dan ekspansi dada. Catat upaya pernafasan
termasuk penggunaan otot bantu.
- Kecepatan pernafasan meningkatkan dispnea dan terjadi peningkatan kerja
nafas, kedalaman nafas bervariasi tergantung derajat gagal nafas. Ekspansi
dada
2) Kaji fungsi pernafasan, catat kecepatan pernafasan, dispnea, sianosis dan
perubahan tanda vital.
- Distres pernafasan dan perubahan tanda vital dapat terjadi sebagai akibat
stres fisiologi dan nyeri atau dapat menunjukkan terjadinya syok akibat
hipoksia
3) Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi. Ambulasi pasien sesegera
mungkin
- Duduk tinggi memungkinkan ekspansi paru dan memudahkan pernafasan
4) Berikan HE tentang gaya hidup sehat, teknik bernafas , dan telaksasi
- HE dapat memberi pengetahuan kepada pasien tentang faktor yang terkait
dengan posisinya
5) Delegative dalam pemberian pengobatan
- Pengobatan mempercepat penyembuhan dan memperbaiki jalan nafas
c. Diagnosa : Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidaksamaan
ventilasi perfusi
Tujuan: Perbaikan dalam pertukaran gas
Intervensi keperawatan:
1.) Pantau status pernapasan tiap 4 jam,hasil GDA,intake dan output.
- Untuk mengindenfikasi indikasi ke arah kemajuan atau penyimpangan
dari hasil klien.
2.) Tempatkan klien pada posisi semi fowler - Posisi tegak memungkinkan ekspansi paru lebih baik.
3.) Berikan pengobatan yang telah ditentukan serta amati bila ada tanda-tanda
toksisitas.
- Pengobatan untuk mengembalikan kondisi bronchus seperti kondisi
sebelumnya.
4.) Tingkatkan aktifitas secara bertahap, jelaskan bahwa fungsi pernapasan akan
meningkat dengan aktivitas.
-
7/22/2019 Oksigen Didit Flamboyan Lagi
13/15
- Mengoptimalkan fungsi paru sesuai dengan kemampuan aktivitas
individu.
5.) Berikan terapi intravem sesuai anjuran (kolaborasi dengan dokter)
- Untuk memungkinkan dehidrasi yang cepat dan tepat mengikuti keadaan
vaskuler untuk pemberian obat-obat darurat.
6.) Berikan oksigen melalui kanula nasal 4 L/menit selanjutnya sesuaikan dengan
hasil PaO2.
- Pemberian oksigen mengurangi beban otot-otot pernafasan.
d. Diagnosa : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dengan kebutuhan oksigen.
Tujuan: Memperlihatkan kemajuan pada tingkat yang lebih tinggi dari aktivitas yangmungkin.
Intervensi keperawatan:
1) Jelaskan aktivitas dan factor ysng dapat meningkatkan kebutuhan oksigen
- Merokok ,suhu ekstrem dan stress menyebabkan vasokonstriksi
pembuluh darah dan meningkatkan beban jantung .
2) Ajarkan progam relaksasi
-
Mempertahankan, memperbaiki pola nafas teratur .3) Buat jadwal aktivitas harian ,tingkatkan secara bertahap.
- Mepertahankan pernapasan lambat dengan tetap memperhatikan latihan
fisik memungkinkan peningkatan kemampuan otot bantu pernapasan
4) Ajarkan teknik napas efektif.
- M eningkatkan oksigenasi tanpa mengorbankan banyak energi .
5) Pertahan kan terapi oksigen tambahan .
- Mempertahankan, memperbaiki dan meningkatkan konsentrasi oksigen
darah.
6) Kaji respon abnormal setelah aktivitas.
- Respon abnormal meliputi nadi , tekanan darah , dan pernafasan yang
meningkat.
7) Beri waktu istirahat yang cukup.
- Meningkatkan daya tahan klien, mencegah kelelahan .
8) Kolaborasikan dengan fisioterapi untuk melakukan latihan /aktivitas harian
sesuai jadwal.
-
7/22/2019 Oksigen Didit Flamboyan Lagi
14/15
- latihan/aktivitas harian memungkinkan kemampuan otot bantu nafas
4. EVALUASI
a. Pernafasan pasien normal tanpa suara nafas tambahan
b. Tidak ada gejala distres pernafasan
c. Tidak ada penggunaan otot bantu nafas
d. Perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan
e. Mampu melakukan perbaikan bersihan jalan nafas
f. pola nafas efektif dengan frekuensi nafas 16-20 kali/menit dan irama teratur
-
7/22/2019 Oksigen Didit Flamboyan Lagi
15/15
DAFTAR PUSTAKA
Putra,Masemara.2012.Laporan Pendahuluan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan
Oksigenasi .http://iputujuniarthasemaraputra.wordpress.com. Diakses pada tanggal 15 Juni
2013
Anonim. 2011. Laporan Pendahuluan Kebuthan Oksigenasi.
http://beinggoodnurse.blogspot.com. Diakses pada tanggal 15 Juni 2013
Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Edisi 4.
Salemba Medika : Jakarta
Anonim.2012. Laporan Pendahuluan Oksigenasi .http://www.slideshare.net. Diakses pada
tanggal 15 Juni 2013
http://iputujuniarthasemaraputra.wordpress.com/http://beinggoodnurse.blogspot.com/http://www.slideshare.net/http://www.slideshare.net/http://beinggoodnurse.blogspot.com/http://iputujuniarthasemaraputra.wordpress.com/