ok tugas

25
BAB I PENDAHULUAN Perlu diketahui sejak tahun 2004, Internasional Acounting Standart Board (IASB) yang mengeluarkan IFRS sebagai pengganti Internasional Acounting Standatrt (IAS) telah melakukan terobosan dengan perubahan-perubahan terhadap standart Akuntansi Keuangan Inetrnasional yang ada. Beberapa perubahan standart akuntansi keuangan yang paling revolusioner dilakukan terhadap standart akuntasi penggabungan usaha dan goodwil. Saat ini, akuntasi penggabungan usaha (IFRS No3.) tidak dapat dilihat sebagai akuntansi yang cukup dibahas secara terpisah, tetapi harus dilihat dengan perspektif standar-standar akuntansi keuangan lain, seperti standar akuntansi aktiva berwujud (IAS No.16) dan goodwil, penurunan nilai aktiva (IAS No.36) dan pajak penghasilan (IAS No.12). Sehingga, dalam melakukan adopsi terhadap IFRS, perlu diperhatikan standar- standar Penggabungan usaha dikenal juga dengan istilah merger dan akuisisi. Penggabungan usaha adalah hal yang lazim dilakukan oleh pelaku bisnis saat ini, sepanjang hal tersebut tidak menyalahi perundang-undangan yang ada seperti undang-undang perseroan terbatas undang-undang anti monopoli dan lain lain. Wacana yang terkait dengan merger dan akuisisi tidak akan habis habisnya dibicarakan, baik oleh para praktisi atau akademisi pada masa lalu, maupun masa kini sampai pada masa yang akan datang. Tidak terkecuali oleh para praktisi dan akademis 1

description

tugas

Transcript of ok tugas

Page 1: ok tugas

BAB I

PENDAHULUAN

Perlu diketahui sejak tahun 2004, Internasional Acounting Standart Board (IASB) yang

mengeluarkan IFRS sebagai pengganti Internasional Acounting Standatrt (IAS) telah melakukan

terobosan dengan perubahan-perubahan terhadap standart Akuntansi Keuangan Inetrnasional

yang ada. Beberapa perubahan standart akuntansi keuangan yang paling revolusioner dilakukan

terhadap standart akuntasi penggabungan usaha dan goodwil.

Saat ini, akuntasi penggabungan usaha (IFRS No3.) tidak dapat dilihat sebagai

akuntansi yang cukup dibahas secara terpisah, tetapi harus dilihat dengan perspektif standar-

standar akuntansi keuangan lain, seperti standar akuntansi aktiva berwujud (IAS No.16) dan

goodwil, penurunan nilai aktiva (IAS No.36) dan pajak penghasilan (IAS No.12). Sehingga,

dalam melakukan adopsi terhadap IFRS, perlu diperhatikan standar-standar Penggabungan usaha

dikenal juga dengan istilah merger dan akuisisi. Penggabungan usaha adalah hal yang lazim

dilakukan oleh pelaku bisnis saat ini, sepanjang hal tersebut tidak menyalahi perundang-

undangan yang ada seperti undang-undang perseroan terbatas undang-undang anti monopoli dan

lain lain.

Wacana yang terkait dengan merger dan akuisisi tidak akan habis habisnya dibicarakan,

baik oleh para praktisi atau akademisi pada masa lalu, maupun masa kini sampai pada masa yang

akan datang. Tidak terkecuali oleh para praktisi dan akademis akuntansi keuangan di Indonesia.

Apalagi dalam beberapa tahun kedepan, Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) berencana melakukan

adobsi penuh (full adobtion ) atas Internaional financial Reporting Standart.

Pelaporan transaksi penggabungan usaha pada laporan keuangan selalu mendapat porsi

perhatian yang besar, mengingat transaksi penggabungan usaha biasanya dilakukan dengan nilai

transaksi yang sangat besar dan luasnya cakupan akuntansi penggabungan usaha. Tidak menutup

kemungkinan pulah, transaksi penggabungan usaha sering dilakuka sebagai cara untuk

memanipulasi akuntansi ( creative accounting ) demi kepentingan managemen dan pemegang

saham mayoritas.

Perkembangan ilmu akuntansi penggabungan akuntansi di indonesia, tidak dapat

dipisahkan dari perkembangan standart akuntansi internasional, yang menjadi sumber utama

penyusunan standart akuntasi keuangan sejak tahun 1994. Disamping itu, saat ini terdapat

1

Page 2: ok tugas

kencenderungan pengadobsian IFRS di dunia menyusul terjadinya sekandal Enrorn dan

perushaan-perusahaan raksasa lainnya di Amirika Serikat. Standart akuntasi keuangan di

Amirika Serikat (US-GAAP) dianggap memiliki banyak kelemahan yang dapat di jadikan celah

memanipulasi laporan keuangan.

2

Page 3: ok tugas

BAB II

PEMBAHASAN

Penggabungan Usaha, Laporan Keuangan Konsolidasian, investasi Perusahaan asosiasi

dan Special Purpose Entitas (SPE)

2.1. Penggabungan Usaha

2.1.1. Pengertian Penggabungan Usaha

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK )No.22 tentang”

Penggabungan Usaha” yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia pada

paragaf 8 mendefiniskan”Penggabungan Usaha (Business Combination) adalah

penyatuan dua atau lebih perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi

karena suatu perusahaan menyatu dengan (uniting with) perusahaan lain atau

memperoleh kendali (control) atas aktiva dan operasi perusahaan lain”.

Dalam PSAk No 22 tidak dikenal istilah peleburan, dan dapat

disimpulkan peleburan dapat digolongkan ke dalam penggabungan usaha.

Sementara istilah penggambil alihan, dalam PSAK No.22 paragraf 8 dikenal

denan akuisisi yang di definisikan “ suatu penggabungan usaha dimana salah

satu perusahaan yaitu pengakuisisi memperoleh kendalai atas aktiva neto dan

operasi perusahaan yang di akuisis dengan memberikan aktiva tertentu,

mengakui suatu kewajiban atau mengeluarkan saham”

IFRS No.3 menjelaskan bahwa penggabungan usaha adalah

penggabungan entitas-entitas dan bisnis bisnis terpisah kedalam suatu entitas

pelapor dan hampir semua penggabungan usaha bertujuan agar suatu entitas

(pengakuisisi) dapat mengendalikan entitas lain (perusahaan yang di

akuisisi) . Dengan demikian, penggabungan usaha dapat menyebabkan suatu

hubungan induk dan anak perusahaan atau pembelian aktiva bersih yang

menghasilkan goodwil.

3

Page 4: ok tugas

2.1.2. Jenis – Jenis Penggabungan Usaha

PSAK No 22 paragraf 10-15 menjelaskas ada tiga jenis penggabungan

usaha. Tiga jenis penggabungan tersebut adalah akuisisi, riverse acquisition dan

penyatuan kepemilikan yang di jelaskan tersebut. 2

a. Akuisisi

Suatu penggabungan usaha di definisikan sebagai suatu akuisisi apa bila sala

satu erusahaan yang berkabung memperoleh lebih dari 50% hak suara pada

perusahaan lain atau walaupun perusahaan tersebut tidak memperoleh hak

suara lebih dari 50% , perisahaan pengakuisisi dapat diidentidikasi apabila

salah satu perusahaan yang bergabung memiliki kekuasaan lebih dari 50% hak

suara , mengatur kebijakan keuangan dan operasi berdasarskan anggaran dasar

dan perjanjian, mengangkat dan memberhentikan direksi dan komisaris serta

memperoleh haak suara mayoritas dalam rapat dirkesi pada perusahaan lain.

Indikasi perusahaan pengakuisisi lain yang perlu diperhatikan adalah nilai

wajar aktiva perusahaan pengakuisisi lenih besar dari pada perusahaan lainnya

jika penggabungan usaha yang dilakukan dengan cara pertukaraan

saham berhak suara dengan kas, maka perusahaan yang membayar tunai

adalah perusahaan pengakuisisi. Hal yang lain tidak kala pentingnya adalah

dominasi managment. Perusahaan yang managemennya mendominasi

mangement perusahaan baru dianggap sebagai perusahaan pengakuisisi.

b. Reverse Acquistion

Penggabungan usaha terkadang dilakukan dengan pertukaran saham yang

berhak suara perusahaan-perusahaan yang akan melakukan penggabungan

atau bisa juga disebut reverse acquisition. Dalam hal ini perusahaan yang

pemegang saham yang memperoleh kendali dapat diindikasikan sebagai

pengakuisisi dan perusahaan lain dianggap sebagai perusahaan yang diakuisisi

c. Penyatuan Kepemilikan

Ada kalahnya sangat sulit mengindentifikasi perusahaan pengakuisisi dan

perusahaan yang diakuisisi, karena tidak terdapat pihak yang dominan dalam

4

Page 5: ok tugas

penggabungan usaha tersebut. Pemegang saham dan direksi juga sama sama

bergabung dan membagi resiko dan manfaat secara bersama-sama dengan

kondisi dimana mayoritas saham berhak suara perusahaan yang bergabung

dipertukarkan, besarnya nilai wajar perusahaan-perusahaan yang bergabung

tidak berbedah secara signifikan dan pemegang saham masing masing

perusahaan yang bergabung relatif sama degan sebelum bergabung.

2.1.3. Metode Pencatatan

Ada kalahnya sangat sulit mengindentifikasi perusahaan pengakuisisi dan

perusahaan yang diakuisisi, karena tidak terdapat pihak yang dominan dalam

penggabungan usaha tersebut. Pemegang saham dan direksi juga sama sama

bergabung dan membagi resiko dan manfaat secara bersama-sama dengan kondisi

dimana mayoritas saham berhak suara perusahaan yang bergabung dipertukarkan,

besarnya nilai wajar perusahaan-perusahaan yang bergabung tidak berbedah

secara signifikan dan pemegang saham masing masing perusahaan yang

bergabung relatif sama degan sebelum bergabung.

a. Metode Penyatuan kepemilikan

Asumsi yang mendasari metode penyatuan kepemilikan ini adalah

diamana kepemilkan oleh pemegang saham dua perseroan disatukan dan tidak

mengalami perubahan hingga terbentuknya entitas baru. Jika penyatuan

kepemilikan dilakukan, maka otomatis salah satu entitas yang bergabung

harus bubar secara hukum, atau kedua entitas bubar dan dibentuk entitas baru.

Pada metode penyatuan kepemilikan, aktiva, kewajiban dan laba

ditahan dari entitas yang bergabung dialihkan kepada salah satu entitas atau

entitas yang baru dibentuk. Dalam metode ini, aktiva dan kewajiban

perusahaan-perusahaan yang menggabungkan diri akan dicatat dengan

menggunakan nilai buku. Dalam kasus penggabungan dengan menggunakan

metode ini , sering dijumpai pembukuan entitas yang bergabung

menggunakan metode-metode akuntansi yang berbeda atas aktiva aau

kewajiban yang sama. Metodeyang digunakan harus harus direagamkan dulu.

Jika perubahan metode dilakukan dalam satu entitas, maka harus dilakukan

5

Page 6: ok tugas

penyesuaian secar retrokatif terhadap laporan keuangan entitas yang

mengalami perubahaan akuntansi.

b. Metode Pembelian

Suatu penggabungan usaha dikatakan suatu akuisisi apabilah terdapat

perusahaan pengakuisisi dan perusahaan yang diakuisisi. Suatu akuisisi harus

dibukukan sebesar sebesar biaya perolehan yaitu jumlah kas atau setara kas

yang dibayar atau nilai wajar aktiva lain yang diberikan oleh perusahaan

pengakuisisi sebagai imbalan atas perolehan kendali atas aktiva neto

perusahaan lain ditambahkan biaya lain yang secara langsung dapat di

atribusikan pada akuisisi tersebut

Dalam melakukan akuisisi atas suatu akuisisi, terlebih dahulu

ditentukan nilai wajar aktiva dan kewajiban perusahaan yang akan diakuisisi

padatanggal akuisisi efektif dilakukan atau pada saat kendali atas aktiva dan

operasi suatu perusahaan yang diakuisisi secara efektif dialihkan kepada

perusahaan pengakuisisi. Pedoman umum dalam menentukan nilai wajar

aktifa dan kewajiban yang diakuisisi berdasarkan PSAK No 22 paragraf 36.

Namun setelah IFRS No 3 yang berlaku efektif semenjak 31 maret

2004 tidak lagi membolehkan menggabungan usaha menggunakan Penyatuan

kepemilikan (pooling of Interest). Jadi semua penggabungan usaha dengan

sendirinya harus dilakukan sebagai akuisisi dan harus dibukukan dengan

metode pembelian dimana semua asetdan kewajiban dicatat dengan nilai

wajar (fair value). Nilai wajar (fair value) adalah suatu jumlah yang dapat

digunakan sebagai dasar pertukaran aktiva atau penyelesaian kewajiban antara

pihak yang paham (knowledgeable) dan berkeinginan untuk melakukan

transaksi wajar (arm's length transaction). (PSAK no 38).

6

Page 7: ok tugas

2.2. Laporan Keuangan Konsolidasi

2.2.1. Pengertian Laporan keuangan Konsolidasi

Menurut IAS 27, laporan keuangan konsolidasi adalah suatu laporan

keuangan dari suatu kelompok (group) perusahaan yang disajikan sebagai satu

kesatuan ekonomi. Dipandang dari segi hukum, perusahaan induk dan perusahan

anak memang berdiri sendiri. Akan tetapi, dipandang dari segi ekonomi

perusahaan anak hanyalah perpanjangan tangan dari perusahaan induk, karena

kebijaksanaannya akan ditentukan oleh perusahaan induk. Oleh karena itu, dari

segi ekonomi, kedua perusahaan tersebut sebenarnya merupakan satu kesatuan

ekonomi. Agar perusahaan induk dan perusahaan anak dapat mencerminkan satu

kesatuan ekonomi, maka kedua perusahaan tersebut harus menyusun satu laporan

keuangan yang mencakup dan mencerminkan operasi perusahaan induk dan

perusahaan anak. Laporan keuangan seperti ini disebut laporan keuangan

konsolidasi (consolidated financial statement).

Anak perusahaan adalah suatu entitas yang dikendalikan oleh perusahaan

lain. Induk perusahaan adalah suatu entitas yang memiliki satu atau lebih anak

perusahaan. Kepentingan minoritas adalah porsi dari kepentingan terhadap modal

yang tidak dimiliki oleh induk perusahaan.

2.2.2 Tujuan Laporan Keuangan Konsolidasi

Penyajian laporan keuangan konsolidasi oleh perusahaan induk bertujuan

untuk memberikan informasi kepada para pemakai laporan keuangan mengenai

data keuangan dari suatu kelompok (group) perusahaan sebagai satu kesatuan

ekonomi meskipun masing-masing perusahaan dalam kelompok tersebut

merupakan suatu entitas hukum yang terpisah satu sama lain.

2.2.3. Manfaat Laporan Keuangan Konsolidasi

a. Dapat memberikan gambaran yang jelas tentang total sumber daya perusahaan

hasil gabungan di bawah kendali induk perusahaan, kepada para pemegang

saham, kreditor dan peyedia dana lainnya.

7

Page 8: ok tugas

b. Dapat memberikan informasi terkini bagi manajemen induk perusahaan, baik

mengenai operasi gabungan dari entitas konsolidasi dan juga mengenai

perusahaan individual yang membentuk entitas konsolidasi.

Selain memiliki kelebihan laporan keuangan konsolidasi juga memiliki

kekurangan. Diantaranya:

1. Dapat menyembunyikan kinerja perusahaan individu yang tidak bagus dengan

kinerja perusahaan yang bagus.

2. Tidak semua saldo laba ditahan konsolidasi tersedia untuk dividen induk

perusahaan, begitu pula dengan aktiva.

3. Rasio keuangan berdasarkan laporan keuangan konsolidasi yang terbentuk

tidak mencerminkan kondisi entitas yang membentuk konsolidasi maupun

induk perusahaan

4. Bebarapa akun tidak dapat seluruhnya dibandingkan, misalnya akun piutang,

5. Banyaknya informasi tambahan yang dibutuhkan u/ memberikan penyajian

yang wajar.

Masalah-masalah umum yang dihadapi dalam penyusunan laporan konsolidasi:

1. Periode di mana laporan / neraca konsolidasi tersebut disusun.

Misalnya : penyusunan neraca konsolidsi sesaat setelah terjadi pemilikan

saham-saham, berbeda dengan neraca konsolidasi yang disusun satu tahun

(periode) kemudian berhubung telah terjadinya perubahan-perubahan di dalam

pos-pos neraca.

2. Jumlah saham yang dimiliki oleh perusahaan induk, dan harga perolehan

(pengorbanan) yang telah dikeluarkan untuk memperoleh saham tersebut.

Misalnya : penyusunan neraca knsolidasi di mana saham-saham dibeli dengan

harga di atas nilai bukunya berbeda dengan penyusunan neraca konsoidasi

apabila saham-saham diperoleh dengan harga yang sama dan kurang dari nilai

bukunya.

8

Page 9: ok tugas

Pemilikan Saham dari suatu Perusahaan yang sudah Berjalan

1. Perusahaan induk memiliki 100% saham-saham perusahaan anak

sebesar/sesuai dengan nilai bukunya.

2. Perusahaan induk memiliki sebagian besar (kurang dari 100%) saham-

saham perusahaan anak sebesar nilai bukunya.

A. Penyusunan neraca konsolidasi adalah penggabungan aktiva dan hutang

dari perusahaan-perusahaan afiliasi tersebut, maka di dalam neraca

konsolidasi harus dilaporkan secara lengkap hak-hak pemegang saham

minoritas sebagai imbangan dari sebagian haknya atas kekayaan bersih

yang digabungkan tersebut.

B. Eliminasi yang dilakukan terbatas hanya sebesar pemilikannya saja.

C. Hak-hak pemegang saham minoritas dapat dilaporkan sebagai bagian dari

hutang dan dapat pula dilaporkan sebagai bagian dari hak-hak para

pemegang saham.

Pemilikan terhadap Saham-saham Perusahaan Anak dengan Harga sama

dengan Nilai Bukunya. Apabila perusahaan induk memiliki seluruh modal saham

perusahaan anak maka seluruh modal perusahaan anak adalah haknya perusahaan

induk. Oleh karena itu seluruh modal perusahaan anak akan dieliminasi. Apabila

saham perusahaan anak tersebut diperoleh dengan harga perolehan sebesar nilai

buku, maka semua modal perusahaan anak dan investasi akan habis dieliminasi.

Menurut PSAK No.4 mengenai Laporan Keuangan Konsolidasi versi

tahun 1994 dalam paragraf 16 mengatur bahwa apabila dipenuhi kriteria

konsolidasi, maka laporan keuangan konsolidasi wajib disusun. Untuk tujuan

pelaporan keuangan, induk perusahaan yang memenuhi kriteria konsolidasi tidak

boleh menyajikan tersendiri laporan keuangannya (tanpa konsolidasi) karena

hanya ada satu laporan keuangan bertujuan umum (general purpose financial

statement), yaitu laporan keuangan konsolidasi.

Akan tetapi, laporan keuangan tersendiri boleh disajikan apabila bertujuan

untuk memberikan informasi tambahan bagi pengguna laporan keuangan

konsolidasi. Dalam laporan keuangan induk perusahaan yang disajikan tersendiri

tersebut, penyertaan pada anak perusahaan harus dipertanggungjawabkan dengan

9

Page 10: ok tugas

menggunakan metode EKUITAS.neraca konsoidasi apabila saham-saham

diperoleh dengan harga yang sama dan kurang dari nilai bukunya.

Pemilikan Saham dari suatu Perusahaan yang sudah Berjalan

2.3. Investasi perusahaan asosiasi

2.3.1. Pengertian

perusahaan asosiasi sebagai suatu perusahaan yang investornya mempunyai

pengaruh yang signifikan (memiliki wewenang untuk berpartisipasi dalam keputusan

yang menyangkut kebijakan keuangan serta operasi investee, tetapi bukan merupakan

pengendalian terhadap kebijakan tersebut) dan bukan merupakan anak perusahaan

maupun joint venture dari investornya. Sedangkan anak perusahaan (subsidiary)

didefinisikan sebagai perusahaan yang dikendalikan oleh perusahaan lain (yang

disebut induk perusahaan).

Jika investor memiliki, baik langsung maupun tidak langsung melalui anak

perusahaan, 20 % atau lebih dari hak suara pada perusahaan investee, maka

dipandang mempunyai pengaruh signifikan. Sebaliknya, jika investor memiliki, baik

langsung maupun tidak langsung melalui anak perusahaan, kurang dari 20 % hak

suara, maka dianggap tidak memiliki pengaruh signifikan. Kepemilikan substansial

atau mayoritas oleh investor lain tidak perlu menghalangi investor memiliki pengaruh

signifikan. Apabila investor mempunyai pengaruh yang signifikan, maka investasi

pada investee dicatat dengan menggunakan metode ekuitas. Sebaliknya, apabila

investor tidak mempunyai pengaruh yang signifikan, maka investasi dicatat dengan

menggunakan metode biaya.”

Jadi, jika penyertaan saham perusahaan pada perusahaan asosiasi kurang dari 20 %,

maka penyertaan saham perusahaan dibukukan dengan metode biaya

2.3.2. Metode Akuntansi

Metode Ekuitas

Menurut metode ekuitas, investasi pada awalnya dicatat sebesar biaya

perolehan dan nilai tercatat ditambahkan atau dikurangi untuk mengakui

bagian investor atas laba atau rugi investee setelah tanggal perolehan.

10

Page 11: ok tugas

Distribusi laba (kecuali dividen saham) yang diterima dari investee

mengurangi nilai tercatat (carrying amount) investasi. Penyesuaian terhadap nilai

tercatat tersebut juga diperlukan untuk mengubah hak kepemilikan proporsional

investor pada investee yang timbul dari perubahan dalam ekuitas investee yang

belum diperhitungkan ke dalam laporan laba rugi. Perubahan semacam itu

meliputi perubahan yang timbul sebagai akibat dari revaluasi aktiva tetap,

perbedaan dalam penjabaran valuta asing, dan dari penyesuaian selisih yang

timbul dari penggabungan usaha.

Metode Biaya

Menurut metode biaya, investor mencatat investasinya pada

perusahaan investee sebesar biaya perolehan. Investor menyakui

penghasilan hanya sebatas distribusi laba (kecuali dividen saham) yang

diterima yang berasal dari laba bersih yang diakumulasikan oleh investee

setelah tanggal perolehan. Penerimaan dividen yang melebihi laba

tersebut dipandang sebagai pemulihan investasi dan dicatat sebagai

pengurangan terhadap biaya investasi sesuai Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan No. 13 tentang Akuntansi untuk Investasi.

2.3.3. Pilihan Metode Akuntansi dalam Laporan Keuangan Konsolidasi

Pengakuan penghasilan berdasarkan dividen yang diterima tidak dapat

digunakan sebagai ukuran yang memadai untuk merefleksikan penghasilan

yang diperoleh investor dari investasi dalam suatu perusahaan asosiasi karena

distribusi yang diterima tersebut hampir tidak ada hubungannya dengan kinerja

perusahaan asosiasi. Mengingat pengaruhnya yang signifikan terhadap perusahaan

asosiasi, investor memiliki tolok ukur atas kinerja perusahaan asosiasi, yaitu

imbalan investasi (return on investment). Investor melaksanakan tanggungjawab

ini dengan memperluas lingkup laporan keuangan konsolidasi sehingga mencakup

bagiannya atas hasil usaha perusahaan asosiasi dan dengan demikian menyediakan

analisis terhadap penghasilan serta investasi sehingga rasio yang lebih relevan dapat

dihitung. Dengan demikian, penerapan metode ekuitas memungkinkan

pelaporan aktiva bersih dan penghasilan bersih oleh investor dengan lebih

informatif.

11

Page 12: ok tugas

Investasi di perusahaan asosiasi dipertanggungjawabkan dengan

menggunakan metode biaya jika perusahaan asosiasi beroperasi dengan

pembatasan yang ketat dalam jangka panjang sehingga secara signifikan

mempengaruhi kemampuannya untuk mengalihkan dana kepada investor. Investasi

di perusahaan asosiasi juga dipertanggung jawabkan dengan menggunakan metode

biaya jika investasi diperoleh dan dimiliki secara khusus dengan tujuan untuk dijual

dalam jangka pendek. Investor menghentikan penggunaan metode ekuitas sejak

tanggal dimana:

a) investor tidak lagi memiliki pengaruh signifikan dala perusahaan

asosiasi tetapi menahan, seluruh atau sebagian, investasinya; atau

b) penggunaan metode ekuitas tidak lagi sesuai karena beberapa alasan

2.3.4. Penerapan Metode Ekuitas

Terdapat beberapa prosedur dalam penerapan metode ekuitas yang tidak

berbeda dengan prosedur konsolidasi sebagaimana dijelaskan dalam Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan No. 4 tentang Laporan Keuangan Konsolidasi.

Selanjutnya, konsep yang mendasari prosedur konsolidasi yang digunakan dalam

perolehan anak perusahaan digunakan dalam perolehan investasi dalam perusahaan

asosiasi.

Investasi dalam perusahaan asosiasi dipertanggungjawabkan dengan metode

ekuitas sejak tanggal pada saat investasi tersebut memenuhi definisi perusahaan

asosiasi. Selisih (baik positif maupun negatif) antara biaya perolehan (acquisition

cost) dengan bagian investor atas nilai wajar aktiva neto yang dapat diidentifikasi

(net identificable asset) pada tanggal akuisisi harus dipertanggungjawabkan sesuai

dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 22 tentangAkuntansi

Penggabungan Usaha.Penyesuaian yang diperlukan terhadap bagian investor atas laba

rugi setelah akuisisi harus dilakukan untuk hal-hal berikut:

a) Penyusutan aktiva tetap berdasarkan nilai wajarnya.

b) Amortisasi atas selisih antara biaya perolehan dan bagian investor atas

nilai wajar aktiva neto yang dapat diidentifikasi (investor's share of the

fair value of net identifiable assets) .

12

Page 13: ok tugas

Laporan keuangan perusahaan asosiasl yang paling akhir digunakan oleh

investor dalam penerapan metode ekuitas; laporan tersebut biasanya disajikan

pada tanggal yang sama dengan laporan keuangan investor. Jika tanggal

pelaporan tersebut berbeda, perusahaan asosiasi sering menyajikan, untuk

digunakan oleh investor, laporan pada tanggal yang sama dengan laporan keuangan

investor. Jika penyamaan tanggal tidak mungkin dilakukan, dapat digunakan

laporan keuangan yang disusun pada tanggal pelaporan yang berbeda, akan

tetapi prinsip konsistensi mempersyaratkan bahwa jangka waktu penggunaan

tanggal tersebut konsisten dari periode ke periode.

Jika digunakan laporan keuangan dengan tanggal pelaporan yang

berbeda, penyesuaian dilakukan terhadap dampak dari setiap transaksi atau peristiwa

signifikan yang terjadi antara investor dan perusahaan asosiasi antara tanggal

laporan keuangan perusahaan asosiasi dan tanggal laporan keuangan investor.

Laporan keuangan investor lazimnya disusun dengan menggunakan

kebijakan akuntansi untuk transaksi dan peristiwa yang sama dalam keadaan yang

serupa. Apabila perusahaan asosiasi menggunakan kebijakan akuntansi yang

lain daripada yang digunakan investor untuk transaksi dan peristiwa yang

sama, maka penyesuaian tertentu dilakukan terhadap laporan keuangan perusahaan

asosiasi apabila laporan tersebut digunakan oleh investor dalam penerapan

metode ekuitas. Jika penyesuaian semacam itu tidak dapat dilakukan, fakta adanya

perbedaan tersebut harus diungkapkan.

Jika perusahaan asosiasi memiliki saham preferen kumulatif yang dimiliki

oleh pihak luar, investor menghitung bagiannya atas laba atau rugi setelah

penyesuaian untuk dividen saham prioritas dengan mengabaikan apakah dividen

tersebut telah atau belum dideklarasikan.Jika, berdasarkan metode ekuitas, bagian

investor atas kerugian perusahaan asosiasi sama atau melebihi nilai tercatat dari

investasi, maka investasi dilaporkan nihil. Kerugian selanjutnya diakru oleh

investor apabila telah timbul kewajiban atau investor melakukan pembayaran

kewajiban perusahaan asosiasi yang dijaminnya. Jika perusahaan asosiasi

selanjutnya laba, investor akan mengakui penghasilan apabila setelah bagiannya atas

laba menyamai bagiannya atas kerugian bersih yang belum diakui. Jika terjadi

13

Page 14: ok tugas

penurunan permanen atas nilai investasi dalam perusahaan asosiasi, nilai tercatat

dikurangkan untuk mengakui pentrunan tersebut. Karena investasi pada perusahaan

asosiasi secara individual penting bagi investor, maka nilai tercatat ditentukan

untuk setiap perusahaan asosiasi secara individual.

2.4. Special Purpose Entitas (SPE)

2.4.1. Special Purpose Entitas/entitas bertujuan khusus

Suatu entitas bertujuan khusus dapat berbentuk perusahaan, perserikatan,

firma atau entitas yang tidak berbentuk badan hukum. EBK umumnya dibentuk

dengan ketentuan kontraktual yang mengatur secara ketat atau memberikan batasan

tetap atas wewenang pimpinan, wali amanat atau manajemen untuk membuat

keputusan mengenai pengoperasian EBK.

2.4.2. Tujuan Spesial Purpose Entitas:

1. Mendanai aset tertentu atau layanan tertentu dan tetap membuat hutang

perusahaan indul off balance sheet

2. Mengubah aset finanasial tertentu, seperti hutang dagang, pinjaman, atau

hipotek ke dalam bentuk liquid

3. Mengurangi besarnya pajak.

2.4.3. Karekteristik SPE:

1. Memiliki modal yang terbatas

2. Biasanya tidak memiliki manajemen yang independen

3. Fungsi administratifnya sering dijalankan oleh suatu trustee yang menerima dan

mendistribusikan kas sesuai dengan persyaratan kontrak, sekaligus bertindak

sebagai perantara SPV dengan pihak yang membentuk SPV

4. Jika SPV memegang aset, maka salah satu pihak akan memberikan jasa tertentu

sesuai perjanjian.

Contoh kasus :

Dimana perusahaan Enron oleh Andrew Fastow dan divisi konsultasi

keuangan Arthur Andersen (AA) menyiapkan sebuah “perseroan terbatas” yang

disebut “entitas tujuan khusus” (Special Purpose Entities) untuk menyelesaikan

masalah seputar hutang sekaligus membersihkan banyak kontrak yang dinilai

terlalu tinggi pada pembukuan Enron di saat yang sama tetap menghasilkan

14

Page 15: ok tugas

“pendapatan” tambahan.. Aturan akuntansi membolehkan suatu perusahaan

mengeluarkan pencatatan entitas tujuan khusus dari laporan keuangannya bila

ada pihak independen yang memiliki kendali atas entitas tujuan khusus tersebut,

dan bila pihak independen ini memiliki paling tidak 3 persen dari seluruh saham

entitas tujuan khusus. Untuk memenuhi syarat tersebut, Fastow menunjuk

dirinya sendiri dan karyawan Enron lainnya untuk menjadi para pimpinan di

entitas ini. Individu-individu ini kemudian menginvestasikan dengan cukup uang

mereka sendiri di entitas ini untuk memenuhi peraturan 3 persen, dan Fastow

mentransfer cukup saham Enron ke dalam entitas untuk membuat 97% lainnya.

Entitas ini kemudian meminjam sangat banyak uang, memakai saham Enron

mereka sebagai jaminan. Uang yang dipinjam kemudian dibayarkan kepada

Enron untuk “membeli” kontrak yang dinilai terlalu tinggi pada pembukuan

Enron dan investasi gagal lainnya, dan Enron dapat mencatat uang itu sebagai

“pendapatan”, bukan hutang. Entitas ini juga setuju untuk mengambil alih hutang

berjalan Enron yang sangat besar dan sebaliknya, Enron mentransfer lebih

banyak sahamnya ke entitas yang dibentuk itu. Fastow memberi entitas tersebut

nama yang tak lazim seperti “Chewco”, “Jedi”, “Talon”, “Condor”, dan

“Raptor”, dan ia dan orang-orang Enron lainnya menggaji diri mereka sendiri

jutaan dolar AS sebagai gaji dan pendapatan dari kepemilikan saham 3% mereka

di entitas.

Hasil akhirnya adalah entitas khusus tersebut dibiarkan memiliki hutang,

dijamin oleh saham Enron, dan juga memegang kontrak yang dinilai terlalu

tinggi dan investasi gagal lainnya sebagai “aset”. Karena hutang dan aset yang

dibeli dari Enron oleh entitas tujuan khusus tidak harus dilaporkan pada laporan

keuangan Enron, pemegang saham percaya bahwa hutang yang dimiliki Enron

tidak meningkat, bahwa perusahaan mendapatkan laba yang tinggi dari penjualan

kontrak dan aset lain kepada entitas ini, dan bahkan pendapatan meningkat setiap

tahunnya. Sebagai auditor perusahaan dan akuntan “luar”, divisi audit Arthur

Andersen memberikan penilaian bahwa laporan keuangan perusahaan telah

menyajikan akuntansi yang akurat.

15

Page 16: ok tugas

BAB III

KESIMPULAN

Perkembangan ilmu akuntansi penggabungan akuntansi di indonesia, tidak dapat

dipisahkan dari perkembangan standart akuntansi internasional, yang menjadi sumber utama

penyusunan standart akuntasi keuangan sejak tahun 1994. Disamping itu, saat ini terdapat

kencenderungan pengadobsian IFRS di dunia menyusul terjadinya sekandal Enrorn dan

perusahaan-perusahaan raksasa lainnya di Amerika Serikat. Standart akuntasi keuangan di

Amerika Serikat (US-GAAP) dianggap memiliki banyak kelemahan yang dapat di jadikan celah

memanipulasi laporan keuangan.

Saat ini, akuntasi penggabungan usaha (IFRS No3.) tidak dapat dilihat sebagai

akuntansi yang cukup dibahas secara terpisah, tetapi harus dilihat dengan perspektif standar-

standar akuntansi keuangan lain, seperti standar akuntansi aktiva berwujud (IAS No.16) dan

goodwil, penurunan nilai aktiva (IAS No.36) dan pajak penghasilan (IAS No.12). Sehingga,

dalam melakukan adopsi terhadap IFRS, perlu diperhatikan standar-standar akuntansi keuangan

lain yang terkait dengannya.

Dipandang dari segi hukum perusahaan induk dan perusahaan anak memang berdiri

sendiri. Akan tetapi dipandang dari segi ekonomi perusahaan anak hanyalah perpanjangan tangan

dari perusahaan induk karena kebijakan akan ditentukan oleh perusahaan induk. Oleh karena itu

dari segi ekonomi kedua perusahaan tersebut sebenarnya merupakan satu kesatuan ekonomi.

Agar perusahaan induk dan perusahaan anak dapat mencerminkan suatu kesatuan ekonomi maka

kedua perusahaan tersebut harus menyususn satu laporan keuangan yang mencakup dan

mencerminkan perusahaan induk dan perusahaan anak.

16