OHP-02

download OHP-02

of 24

Transcript of OHP-02

KONSEP BIAYA A. Pengertian Umum Beberapa definisi tentang biaya :1.

Biaya adalah sesuatu akibat yang diukur dalam nilai uang yang mungkin timbul dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Biaya adalah suatu harga tukar atau nilai tukar sebagai akibat atau adanya pengorbanan yang dibuat untuk memperoleh suatu manfaat (guna). Biaya adalah pengorbanan atau pembebanan yang diukur dalam nilai uang, yang harus dibayarkan untuk sejumlah barang dan jasa.

2.

3.

Data biaya bermanfaat untuk : 1. Perencanaan keuntungan 2. Pengendalian ongkos 3. Pengukuran keuntungan tahunan atau periodik 4. Membantu penetapan harga jual dan kebijaksanaan harga 5. Penyediaan data yang relevan untuk proses pengambilan keputusan Klasifikasi biaya : 1. Menurut sifat dan hubungannya dengan produk 2. Menurut jumlah satuan produk atau tingkat kegiatan B. Biaya Menurut Sifat dan Hubungannya dengan Produk Biaya pokok Biaya produksi Biaya komersial = biaya produksi + biaya komersial. = biaya kegiatan operasional usaha). = biaya pembuatan produk = biaya lepas pabrik (Overhead cost). = biaya untuk proses penjualan produk1

SECARA SKEMATIS : BIAYA PRODUKSI (+) BIAYA KOMERSIAL = (=) BIAYA POKOK PRODUK (HARGA POKOK) BIAYA PRIMER terdiri dari : 1. Biaya bahan langsung 2. Biaya buruh langsung 3. Biaya tak langsung (bahan tak langsung, buruh tak langsung dan biaya tak langsung lainnya) Bahan langsung = bahan yang terkait langsung dengan proses produksi dan menjadi bagian dari produk jadinya. Misalnya : Susu yoghurt Tripleks meja Plastik ember Biaya buruh langsung = buruh yang langsung terkait dalam proses produksi. Misalnya : Pengolah susu Tukang kayu Operator mesin Biaya bahan tak langsung = biaya yang tidak secara langsung menjadi bagian dari produk jadinya. Misalnya : Bahan bakar mesin Minyak pelumas2

=

BIAYA PRIMER

BIAYA + TAK LANGSUNG

BIAYA BIAYA ADMINISTRASI + PEMASARAN

Biaya buruh tak langsung = biaya buruh yang tidak terkait langsung pada proses produksi. Misalnya : Satpam pabrik Petugas kebersihan Biaya tak langsung lain = tidak menyangkut biaya bahan dan buruh. Misalnya : Sewa generator Depresiasi Biaya administrasi = Biaya untuk kegiatan manajemen usaha, misalnya : Gaji pegawai, telepon, surat menyurat, dsb. Biaya pemasaran = Biaya untuk memasarkan produk Misalnya : untuk iklan, distribusi Contoh :BIAYA BAHAN LANGSUNG - Kayu untuk membuat kursi - Plastik bungkus jok kursi - Karet busa BIAYA BAHAN TAK LANGSUNG - Olie mesin, sumber tenaga - Lap dan sapu pembersih ruangan - Air pencuci - Suku cadang pabrik BIAYA BURUH LANGSUNG - Tukang kayu - Tukang pelitur - Karet busa BIAYA BURUH TAK LANGSUNG - Satpam - Petugas gudang - Sopir truk/forklift - Supervisor BIAYA ADMINISTRASI - Pegawai administrasi - Biaya akuntan - Telepon, listrik, surat BIAYA PEMASARAN - Iklan - Salesman - Sewa kendaraan - Entertainment

SKEMA PENENTUAN HARGA JUAL PRODUKUNTUNG KOTOR BIAYA ADMINISUNTUNG BERSIH PAJAK

3

TRASI

BIAYA

BIAYA PEMASARAN BIAYA BAHAN TAK LANGSUNG BIAYA BURUH TAK LANGSUNG BIAYA BAHAN LANGSUNG BIAYA BURUH LANGSUNG

KOMERSIL HARGA POKOK PRODU K

HARGA JUAL PRODUK

BIAYA TIDAK LANGSUNG PABRIK (OTL PABRIK) BIAYA PRODUKSI

BIAYA PRIMER (UTAMA)

Keuntungan dan harga jual produk ditentukan dengan : 1. Harga jual Keuntungan produk = Harga Pokok Produksi +

2. Keuntungan Keuntungan Bersih = Kotor

Pajak - Penjualan

Contoh perhitungan harga pokok produksi suatu produkMisalkan akan dihitung harga pokok pembuatan lemari untuk penyimpanan yoghurt yang terbuat dari plat besi dengan jumlah pesanan sebanyak 100 buah dengan perincian biaya menurut biaya bahan langsung, biaya buruh langsung, biaya tak langsung dan biaya komersialnya adalah seperti yang disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Perhitungan Harga Pokok Pembuatan Lemari Penyimpanan Yoghurt BIAYA BAHAN LANGSUNGNo Bahan bahan Kebutuhan Bahan Harga Bahan (Rp) Nama bahan Satuan per per Satuan Keseluruhan produk pesanan 1 Plat besi m3 0.02 2 400000 800000 4

2 Pipa besi 3 Plastik penutup 4 Engsel 5 Dempul 6 Cat 7 Cor besi 8 Sekrup No

m buah

5 4

500 400

1000 50

500000 20000

1 2 3

No 1 2 3 No 1 2

kg 0.1 10 4500 45000 kg 0.1 10 5000 50000 kg 0.3 30 5500 165000 kg 0.2 20 4000 80000 buah 10 1000 25 25000 Jumlah Biaya Bahan Langsung 1685000 BIAYA BURUH LANGSUNG Jenis Pekerjaan Kebutuhan buruh Upah buruh (jam-orang) (Rp) per per per jam- keseluruhan produk pesanan orang Pengerjaan kayu 4 400 2500 1000000 Pengerjaan logam 3 300 3000 900000 Perakitan dan 2 200 2000 400000 finishing Jumlah Biaya Buruh Langsung 2300000 BIAYA TAK LANGSUNG PABRIK Jenis Biaya Biaya Biaya Tambahan (Rp) Jumlah Dasar (Rp) per jamper (Rp) orang pesanan Bahan tak 50000 100 10000 60000 langsung Buruh tak 100000 50 5000 105000 langsung Biaya lainnya 100000 100 10000 110000 Jumlah Biaya Tak Langsung Pabrik 275000 BIAYA KOMERSIAL Jenis Biaya Biaya Biaya Tambahan (Rp) Jumlah Dasar (Rp) per produk per (Rp) pesanan Biaya pemasaran 300000 500 50000 350000 Biaya 250000 400 40000 290000 administrasi Jumlah Biaya Komersial 640000

PERINCIAN BIAYA PEMBUATAN LEMARI PENYIMPANAN YOGHURT KOMPONEN BIAYA JUMLAH (Rp) Biaya Langsung 1685000 Biaya Buruh Langsung 2300000 Biaya Primer 3985000 Biaya Tak Langsung 275000 Biaya Produksi 4260000 Biaya Komersial 640000 Harga Pokok Produk per pesanan 4900000 Harga Pokok Produk per satuan 49000

Bila keuntungan kotor sebesar 30% dari harga pokok5

pajak penjualan adalah 10% dari harga jual produk Harga jual produk tersebut adalah sebesar Rp. 63.700,(= Rp. 49.000 harga pokok + Rp. 14.700 keuntungan kotor). Keuntungan bersih yang akan diperoleh dari tiap produk adalah sebagai berikut : Pajak penjualan = 10% x Rp. 63.700,= Rp. 6.370,-

Keuntungan setelah pajak = Rp. 63.700 - Rp. 49.000 - Rp. 6.370 = Rp. 8.330,- per produk

6

C. Klasifikasi Biaya Menurut Jumlah Satuan Produk Biaya Pokok = Biaya tetap + biaya variabel Parameternya adalah volume atau jumlah satuan produk atau tingkat kegiatan yang dihasilkan oleh unit usaha. 1. Biaya Tetap biaya yang harus dikeluarkan secara periodik dan besarnya tetap dengan tidak dipengaruhi oleh banyak sedikitnya satuan produk atau tingkat kegiatan yang dihasilkan. Biaya tetap antara lain : 1). Biaya penyusutan (Depresiasi) depresiasi = biaya yang secara periodik harus dikeluarkan sebagai konsekuensi atas penurunan kinerja alat, mesin atau asset lainnya akibat pemakaian. berfungsi sebagai biaya kompensasi untuk penggantian asset bila habis umur pakainya Depresiasi ini muncul karena 2 hal, yakni : 1. Adanya keausan atau kerusakan akibat pemakaian (mesin, rumah atau asset lainnya) 2. Asset yang ada tidak sesuai lagi dengan teknologi atau perkembangan jaman. Ada dua pengertian umur dalam istilah ekonomi teknik, yaitu umur ekonomi dan umur teknis.

7

Umur ekonomi = umur dari suatu asset yang berakhir hingga secara ekonomi penggunaan asset tersebut tidak menguntungkan lagi secara ekonomi, walaupun secara teknis asset tersebut masih dapat dipakai. Umur teknis = umur asset yang berlaku hingga secara teknis asset yang dipakai tidak dapat dipergunakan lagi.

Contoh cara hitung depresiasi dengan Metode Garis Lurus (straight line) P-S d = ---------N P = harga beli asset S = nilai rongsok (akhir) N = umur asset

2). Bunga modal, dapat dihitung dengan rumus : Bunga Modal = i.P atau Bunga Modal = i.P(N+1)/2N i = suku bunga bank (%) 3). Biaya asuransi, dihitung dengan rumus : Asuransi = a% x P a = nilai % premi asuransi

4). Pajak, dihitung dengan rumus : Pajak = p% x P p = nilai % pajak

5). Biaya sewa tempat (lahan) 6). Biaya perawatan dan perbaikan asset (alat, mesin atau bangunan) Komponen biaya tetap biasanya dinyatakan dalam satuan waktu tertentu secara periodik, misalnya per tahun.8

2. Biaya Variabel Biaya variabel adalah biaya yang besarnya ditentukan oleh jumlah satuan produk atau tingkatan kegiatan, artinya bila satuan produk atau tingkat kegiatannya meningkat, maka biaya variabelnya akan meningkat pula. Contoh : Biaya pemakaian bahan bakar akan meningkat apabila kegiatan produksi makin banyak. Biaya variabel ini antara lain : 1). Biaya bahan bakar 2). Biaya Olie 3). Biaya/Upah pekerja (harian) 4). Biaya energi (listrik) 5). Biaya untuk penyediaan air Biaya variabel biasanya dinyatakan dalam satuan volume produk atau kegiatan (misalnya : ton, jam, dsb). Klasifikasi biaya menurut jumlah satuan produk atau tingkat kegiatan ini berguna dalam analisis titik impas atau Break Even Point (BEP). Contoh perhitungan biaya menurut jumlah satuan produk Suatu perusahaan yang membuat produk olahan susu, berupa yoghurt membutuhkan investasi mesin pendingin susu dengan data sebagai berikut :

9

Tabel 2. Data Spesifikasi Mesin Pendingin untuk Kegiatan Produksi YoghurtDATA Investasi mesin pendingin (P) Umur teknis = N Kapasitas pendinginan efektif mesin (kg bahan/jam) Konsumsi energi listrik (watt/jam) Biaya energi listrik/kwh Hari kerja rata-rata/bulan (hari) Jam operasi/hari (jam) Jam operasi per tahun (jam) Nilai rongsok mesin (asumsi = 10%P) Pajak atas mesin dan fasilitas produksi Asuransi atas mesin dan fasilitas produksi/tahun (=1%P) Sewa tempat usaha per tahun Biaya perawatan dan perbaikan mesin/tahun Rata-rata upah operator / hari-orang Jumlah operator / hari kerja Jam kerja operator/hari Suku bunga pinjaman (i%) JUMLAH Rp. 3400000 5 tahun 25 kg/jam 1,500 watt Rp. 1500 30 hari 24 jam 8640 jam Rp. 340000 0 Rp. 34000 Rp.750000 Rp.250000 Rp. 7500/hariorang 2 orang 8 jam 20%

Dari data tersebut, hitunglah : 1. Biaya tetap per tahun 2. Biaya variabel per jam 3. Biaya pokok penyimpanan (pendinginan) produk per tahun 4. Biaya pokok penyimpanan (pendinginan) produk per kg produk Pembahasan :BIAYA TETAP PER TAHUN Depresiasi (dihitung dengan metode garis lurus) : (P - S)/N Bunga pinjaman (bunga modal) : 20% x P JUMLAH (Rupiah) = (3400000340000)/5 = 612000 = 20% x 340000010

Pajak Asuransi (1% P) Sewa tempat usaha/tahun Biaya perawatan dan perbaikan mesini/tahun Total Biaya Tetap per tahun BIAYA VARIABEL PER JAM Upah tenaga operator Biaya energi listrik Total Biaya Variabel per jam BIAYA POKOK PENYIMPANAN BIAYA POKOK PENYIMPANAN/TAHUN BIAYA POKOK PENYIMPANAN/JAM BIAYA POKOK PENYIMPANAN/KG PRODUK

= 680000 =0 = 1% x 3400000 = 34000 = 750000 = 250000 = 2326000 JUMLAH (Rupiah) = 2 x 7500/8 = 1875 = 1,5 x 1500 = 2250 = 4125 JUMLAH (Rupiah) = 37966000 = 4395 = 4395 / 25 = 175,8

D. Penentuan Titik Impas Usaha (Break Even Point) Untuk mengetahui : a. Tingkat penjualan dan keuntungan yang akan ditargetkan. b. Tingkat penjualan minimum agar penjualan tidak rugi. c. Tingkat sensitivitas harga produk yang ditawarkan. digunakan suatu alat bantu analisis yang dikenal dengan Analisis Titik Impas (Break Even Point atau BEP). Titik Impas adalah suatu kondisi dimana besarnya total pendapatan sama dengan besarnya total pengeluaran (biaya).Total Pendapatan ( TP ) TP Total Pengeluaran (TC) = Harga produk (P) x Volume produk (Q) = P x Q = Biaya Tetap (BT) + { Variabel (BV) x Produk (Q)}11

TC

=

BT

+

BV

x

Q

Kondisi pada Titik Impas akan memberikan nilai

TP = PxQ = (P - BV) x Q =

TC BT + BV x Q BT

BT Q pada BEP = ----------------(P - BV) BEP = Titik impas Usaha (dalam satuan produk atau tingkat kegiatan) dalam satuan volume produksi atau volume kegiatan BT = Biaya Tetap (Rp. per tahun) BV = Biaya variabel (Rp. per satuan produk atau tingkat kegiatan) HJP = Harga jual produk

Contoh perhitungan titik impas Untuk meningkatkan pendapatan perusahaan Unit Produksi Pengolahan Susu segar PT X bermaksud mengembangkan produk baru berupa produk yoghurt. Produk tersebut dibuat dalam kemasan plastik dengan harga jual tiap kemasan adalah sebesar Rp. 3000,-. Dari bagian produksi diperoleh data biaya tetap untuk membuat produk tersebut adalah Rp. 10 000 000,- per bulan, dan biaya variabelnya Rp. 500,- tiap satu satuan volume produk. Berapakah jumlah produk minimum yang harus dibuat agar penjualannya tidak rugi ? Gambarkan kurva titik impas antara pendapatan dan pengeluaran dari penjualan produk tersebut. Pembahasan : Jumlah produk (Q) yang minimum agar tidak rugi tercapai pada kondisi dimana total pendapatan sama dengan total pengeluaran. Hubungan ini dapat dinyatakan dengan formulasi sebagai berikut :12

Total Pendapatan = Total Pengeluaran Total Pendapatan (TP) = 3000 x Q Total Pengeluaran (TC) = 10000000 + 500 x Q 3000 x Q = 10000000 + 500 x Q 2500 x Q = 10000000 Q = 10000000 / 2500 Q = 4000 unit Q dalam hal ini adalah jumlah produk minimum pada kondisi titik impas (BEP). Rp. Biaya pokok Pendapatan

12 juta BEP Biaya tetap

4000 unit

Jumlah Produk (Q)

Gambar 1. Kurva Titik Impas Disamping untuk mendapatkan volume produk yang paling minimum, rumus BEP di atas juga dapat digunakan untuk merencanakan tingkat keuntungan atau target keuntungan (profit planning) atas penjualan produk tersebut dilihat dari jumlah produk yang harus terjual. Formulasinya adalah sebagai berikut : dari contoh soal di atas, apabila keuntungan hasil usaha yang diinginkan adalah sebesar Rp. 10000000,- per bulan, maka jumlah produk yang harus terjual adalah :13

Keuntungan = total pendapatan - total pengeluaran 10000000= 3000 Q - (10000000 + 500 Q) 20000000= 2500 Q Q = 20000000 / 2500 Q = 8000 unit Dengan demikian agar keuntungan yang diperoleh sebesar Rp. 10000000, maka jumlah produk yang harus terjual adalah sebanyak 8000 unit. Ada beberapa kekurangan yang terdapat pada analisis titik impas, antara lain yaitu : 1. Harga diasumsikan tetap pada seluruh kisaran (range) produk yang dihasilkan atau yang dijual. Kenyataannya harga tidak dapat berlaku terus tetap karena pada kondisi tertentu atau jumlah produk tertentu harga mengalami perubahan. 2. Biaya variabel yang dimasukkan dalam perhitungan dianggap sebagai fungsi linier tetap padahal bisa berubah ubah. Sebagai contoh misalnya akan terdapat discount pada biaya variabel untuk suatu jumlah produksi yang melewati batas tertentu. 3. Kapasitas produksi hanya relevan untuk kapasitas produksi yang ada 4. Diproyeksikan hanya untuk jangka pendek (short run) 5. Perhitungan hanya didasarkan atas satu jenis produk. 3.5. Sistem Pembukuan Keuangan Ada beberapa hal penting yang sebaiknya diketahui oleh seorang wirausahawan dalam rangka mendukung perencanaan program usaha yang akan diterapkan oleh perusahaan, terutama yang menyangkut keuangan (aspek finansial). Pembukuan keuangan perusahaan dimaksudkan untuk memberikan gambaran lalu lintas keuangan yang terjadi dalam kegiatan perusahaan. Pelaporan yang dibuat antara lain : (a) Laporan rugi laba perusahaan (b) Neraca keuangan perusahaan14

3.5.1. Struktur Laporan Rugi Laba Laporan rugi laba memegang peranan yang sangat penting, terutama dalam kaitannya dengan memonitor laju keuangan operasional perusahaan. Laporan ini dimaksudkan untuk menunjukkan hasil kegiatan usaha selama periode waktu tertentu (misalnya dalam satu tahun). Prinsip dasar perhitungan dalam laporan rugi laba ialah bahwa keuntungan bersih hasil usaha = Pendapatan - Biaya. Contoh dari laporan rugi laba adalah sebagai berikut : Tabel 3.3. Struktur Laporan Rugi Laba PT. X 31 Desember 1999 Hasil Penjualan Barang Jumlah (Rp) Penjualan bersih 650000 Bunga simpanan bank 15000 Pendapatan lainnya 5000 Total pendapatan 670000 Biaya Biaya produksi barang* Biaya penjualan Biaya administrasi Depresiasi Bunga pinjaman Total biaya Pendapatan sebelum pajak Pajak penghasilan Keuntungan bersih *) Lihat Tabel Laporan Biaya Sumber : Gonen (1990) 155500 17500 100000 20000 14000 307000 363000 137800 225200

Data laporan keuangan diperoleh dari hasil transaksi penjualan selama satu tahun. Jadi data transaksi harian15

dan bulanan akan menjadi sumber informasi penting dalam penyusunan laporan rugi laba perusahaan. Pendapatan hasil usaha merupakan penjumlahan dari semua hasil penjualan, bunga simpanan di bank dan pendapatan lainnya, sedangkan biaya dalam hal ini adalah semua pengeluaran yang diperlukan untuk menjalankan usaha tersebut. Laporan rugi laba perusahaan juga ditunjang oleh data dari Laporan Biaya Produksi Barang Siap Jual (Cost of Goods Sold) sebagaimana contoh berikut : Tabel 3.4. Laporan Biaya Produksi Barang Siap Jual PT X 31 Desember 1999 Bahan baku Persediaan 1 Januari 1998 Pembelian selama setahun Persediaan 31 Des 1997 Biaya bahan baku Buruh langsung Biaya produksi Total biaya produksi/periode Kerja masih dalam proses (1 Januari 1999) Total biaya produksi Kerja masih dalam proses (persediaan yang masih ada pada tanggal 31 Des 1997) Biaya Barang Siap Jual * 3.5.2. Neraca Keuangan Perusahaan Berlainan dengan laporan rugi laba, neraca keuangan dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran posisi hutang piutang yang dimiliki perusahaan selama kurun waktu16

Jumlah (Rp) 10000 35000 -5000 40000 60000 50000 150000 15500 165500 -10000 155500

tertentu, yang biasanya disajikan secara periodik yaitu pada akhir tahun fiskal (misalnya tanggal 31 Desember setiap tahun). Penyajian neraca keuangan didasarkan atas persamaan yang umum berlaku, yaitu bahwa : ASSET = HUTANG + MODAL Artinya bahwa jumlah seluruh asset harus sama dengan jumlah seluruh hutang dengan modal usaha. Asset merupakan sumberdaya ekonomi yang dimiliki oleh perusahaan, yang dibedakan dalam dua tipe, yaitu : asset lancar dan asset tetap. Asset lancar adalah semua asset yang dapat secara langsung dikonversikan dalam bentuk uang atau barang yang dapat diuangkan (dijual) dalam kurun waktu yang singkat (kurang dari satu tahun). Sedangkan asset tetap merupakan asset yang asset yang tidak dapat dikonversikan dalam bentuk uang secara langsung dalam kurun waktu satu tahun. Misalnya : Bangunan, lahan dan peralatan. Hutang adalah kewajiban yang harus dipenuhi perusahaan terutama yang menyangkut pembayaran uang, barang atau jasa (pelayanan). Ada dua tipe hutang yakni hutang lancar dan hutang jangka panjang. Hutang lancar adalah hutang yang dapat dipenuhi dalam kurun waktu kurang dari satu tahun sedangkan hutang jangka panjang adalah hutang yang kewajiban pembayarannya melebihi satu tahun.. Sedangkan yang dimaksud dengan modal adalah sumberdaya kepemilikan dari pengelola perusahaan, baik berbentuk saham, atau uang. Tabel 3.5. Contoh Neraca Keuangan PT. X 31 Desember 1999 ASSET Asset Lancar Kas Surat berharga Piutang HUTANG DAN MODAL Hutang Lancar 90000 Hutang dagang 150000 60000 Dividen yang 25000 dibayar 20000 Pajak 2300017

dagang Persediaan

0 35000 Hutang jangka 18500 0 pendek Belanja 50600 Total hutang 21650 dimuka lancar 0 Total asset 75060 Hutang jangka lancar 0 panjang Tagihan jangka 11500 panjang 0 Asset Tetap Total hutang 331500 Bangunan & 35000 Modal peralatan Kepemilikan Lahan 24940 Saham umum 349000 0 Saham preferensi 176000 Akumulasi - Laba ditahan 103500 depresiasi 75000 Total Modal 62850 0 Total Asset 20940 Tetap 0 Total Asset 96000 Total Hutang dan 960000 0 Modal Sumber : Gonen (1990).

18

3.6. Tugas dan Pertanyaan 1. Jelaskan beberapa pengertian berikut : 2. Biaya primer 3. Biaya produksi 4. Biaya komersial 5. Biaya tetap 6. Biaya variabel 7. Nilai rongsok (salvage value) 8. Nilai buku (book value) 9. Depresiasi 10.Titik impas (Break Even Point) dan pada kondisi yang bagaimana diperoleh titik impas 11.Laporan rugi laba dan neraca keuangan, serta jelaskan kegunaannya 2. Jelaskan klasifikasi penentuan biaya yang telah anda diketahui, apa perbedaannya dan data apa yang diperlukan untuk masing-masing klasifikasi biaya tersebut. 3. Apabila diketahui biaya tetap per tahun untuk pembuatan suatu produk olahan susu adalah sebesar Rp. 2500000 dan biaya variabel per satuan produknya sebesar Rp. 250. Tentukan berapa titik impas penjualan produk tersebut untuk harga jual per satuan produknya sebesar Rp. 1500. dan waktu produksi pada titik impas tersebut untuk kapasitas produksi per hari sebanyak 100 buah. 4. Tentukan harga pokok produk yoghurt menurut proses produksinya berdasarkan Tabel 3.6. untuk tiap ukuran produk tertentu (misalnya dalam satuan produk terkecil menurut kemasannya adalah 1 liter). Apabila pajak penjualan sebesar 15% dari keuntungan kotor, tentukan pula berapa harga jual produk tersebut dan keuntungan yang diperoleh dari penjualan tiap satuan produknya.

19

Tabel 3.6. Perhitungan Harga Pokok Pembuatan Yoghurt BIAYA BAHAN LANGSUNG N Bahan bahan Kebutuhan Harga Bahan o Bahan (Rp) Nama Satu per per Satuan Keselur bahan an produk pesanan uhan 1 2 3 Jumlah Biaya Bahan Langsung BIAYA BURUH LANGSUNG No Jenis Kebutuhan Upah buruh Pekerjaan buruh (Rp) (jam-orang) per per per keseluru produk pesan jamhan an orang 1 2 3 Jumlah Biaya Buruh Langsung BIAYA TAK LANGSUNG PABRIK No Jenis Biaya Biaya Biaya Tambahan Jumlah (Rp) Dasar per jamper (Rp) (Rp) orang pesana n 1 2 3 Jumlah Biaya Tak Langsung Pabrik BIAYA KOMERSIAL No Jenis Biaya Biaya Biaya Tambahan Jumlah (Rp) Dasar per per (Rp) (Rp) produk pesanan20

1 2 Jumlah Biaya Komersial PERINCIAN BIAYA PEMBUATAN YOGHURT Komponen Biaya Jumlah (Rp) Biaya Langsung Biaya Buruh Langsung Biaya Primer Biaya Tak Langsung Biaya Produksi Biaya Komersial Harga Pokok Produk per pesanan Harga Pokok Produk per satuan

21

5. Diketahui data spesifikasi peralatan untuk membuat bibit yoghurt sebagai berikut : Tabel 3.7. Data Spesifikasi Peralatan untuk Pembuatan Bibit Yoghurt DATA JUMLAH

Biaya investasi unit peralatan (P) Rp. 5000000 Umur teknis = N 5 tahun Kapasitas produksi (g 250 g/minggu bahan/minggu) Konsumsi energi (watt/jam) 900 watt Jam kerja per minggu 70 jam Biaya energi listrik/kwh Rp. 1000 Hari kerja rata-rata/bulan (hari) 28 hari Jam operasi/hari (jam) 10 jam Nilai rongsok peralatan Rp. 800000 Pajak atas mesin dan fasilitas Rp. 250000 produksi Asuransi atas mesin dan fasilitas 1,5% dari P produksi/tahun Sewa tempat usaha per tahun Rp.800000 Biaya perawatan dan perbaikan Rp.350000 mesin/tahun Rata-rata upah operator / hari-orang Rp. 6000/hariorang Jumlah operator / hari kerja 3 orang Jam kerja operator/hari 10 jam Suku bunga pinjaman (i%) 15% Dari data tersebut, hitunglah : a) Biaya tetap per tahun b) Biaya variabel per jam c) Biaya pokok produksi bibit yoghurt per tahun d) Biaya pokok produksi bibit yoghurt per satuan berat produk (gram) e) Titik impas kegiatan produksi (BEP), bila harga jual per satuan produk adalah sebesar Rp. 300 per gram22

6. Buatlah suatu neraca keuangan dan laporan rugi laba dari 2 kegiatan usaha pengolahan produk susu yang dilakukan oleh PT A dan PT B dengan menggunakan data sebagai berikut :

23

Tabel 3.8. Data Keuangan PT A dan PT B yang Mengolah Produk Susu DATA PERUSAHAAN PT A Hasil Penjualan 200000 Biaya produksi 120000 barang siap jual Keuntungan kotor 80000 Biaya komersial 75000 Keuntungan bersih 5000 Asset lancar 80000 termasuk persediaan Persediaan 20000 Total asset 160000 Hutang lancar 40000 Total hutang 70000 Modal kepemilikan 90000 bersih Sumber : Steinhoff (1993). Bahan Kepustakaan Canada, J. R. 1971. Intermediate Economic Analysis for Management and Engineering. Prentice Hall Inc., Englewood Cliffs, N.J. 2. De Garmo, E.P., William G.S.and John R.C. 1984. Engineering Economy. Macmillan Publishing Company, New York. 3. Gonen, T. 1990. Engineering Economy for Engineering Managers with Computer Applications. John Wiley & Sons, New York. Gitman, L. J. 1985. Principles of Managerial Finance. Harper & Row, New York. 4. Steinhoff, D., John F. B. 1993. Small Business Management Fundamentals. International Editions. Mc Graw Hill Book Company, Singapore. Usri, Hammer and Matz., 1990. Cost Accounting Planning and Control. South Western Publishing Co., USA1. 24

PT B 400000 235000 165000 155000 10000 200000 150000 400000 100000 200000 200000