Observasi Bengkel Pengecoran Ku
-
Upload
david-winarto -
Category
Documents
-
view
215 -
download
13
description
Transcript of Observasi Bengkel Pengecoran Ku
OBSERVASI BENGKEL PENGECORAN
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Manajemen Bengkel
yang dibina oleh Bapak Yoto
Oleh
Deby Yangin Drajat (120511403280)
David Winarto (120511427418)
Erik Prambada (120511427420)
Erlanda Rosi Hidayat (120511403274)
Fahrur Roji (120511427439)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
Oktober 2013
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Observasi Bengkel Pengecoran” dengan baik dan tepat waktu. Penulis menyadari
bahwa pada penyusunan makalah tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis ingin
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Yoto selaku dosen pembina matakuliah Manajemen Bengkel.
2. Bapak Misiran selaku kepala bengkel Jurusan Teknik Mesin,Fakultas
Teknik,Universitas Negeri Malang.
3. Teman-teman dari kelas A3 yang telah memberikan bantuan dan motivasi
dalam penyusunan makalah.
4. Semua pihak yang terlibat dalam proses penyusunan makalah.
Penulis menyadari bahwa pada penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak
sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah. Semoga makalah yang disusun
oleh penulis dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Malang,Oktober 2013
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................ i
DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
Daftar Gambar .....................................................................................................
Daftar Tabel .......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Rasional ..................................................... .......................... 1
B. Permasalahan ................................................................ ....... 2
C. Tujuan .................................................................. ................ 2
BAB II KONDISI UMUM BENGKEL PENGECORAN
A. IdentitasBengkel Pengecoran ........................................
B. KondisiBengkel (jenisbengkel, Produk, pegawai, dll) ..
C. StrukturOrganisasidan Job Description(pekerjaanpegawai)
BAB III PENGORGANISASIAN BENGKEL
A. Jenisdan Fungsi Peralatan/mesin-mesin Pada Bengkel .
B. Tata Letak Bengkel Pengecoran
1. DenahRuangan
2. Tata LetakPeralatan/Mesin-mesin
3. Instalasilistrik Dan KebutuhanDaya
C. Utilitas
1. PengaturanJaringantransportasi
2. PengaturandanPerawatanJaringan Air
3. PengaturanLimbah (Cair, padat, dan gas)
D. Penerangan, Pengaturan Ventilasi, Suhu Udara dan
Kelembaman
E. Analisis Kondisi Bengkel(berisolusi)
1. Analisis Peralatan/mesin-mesin
2. Analisis Lay out Bengkel
3. Analisis Utilitas
iii
4. Analisis Penerangan, ventilasi, suhu dan kelembaman udara
BAB IV KESELAMATAN KERJA
A. PetunjukUmumKeselamatankerja di Bengkel
B. PeralatanKeselamatanKerja
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran-saran
DAFTAR RUJUKAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Rasional
Pengecoran merupakan proses penuangan logam cair dengan gaya
gravitasi atau gaya lain ke dalam suatu cetakan, kemudian dibiarkan membeku,
sehingga terbentuk logam padat sesuai dengan bentuk cetakannya. Perkembangan
proses pengecoran meliputi pembuatan rangka cetak, pembuatan model,
pembuatan inti, mencetak model pada rangka cetak, peleburan logam pada dapur
cor, penuangan logam cair serta perlakuan benda setelah proses. Untuk melakukan
suatu proses pengecoran yang maksimal dibutuhkan bengkel yang khusus untuk
pengecoran sehingga proses pengecoran tersebut dapat dilakukan dengan baik dan
maksimal. Hal ini harus sejalan dengan perkembangan dan standar bengkel
permesinan. Dalam Bidang teknik mesin bengkel pengecoran merupakan bagian
dari teknik pemesinan. Di bengkel pengecoran pastinya terdapat banyak berbagai
macam alat yang berkaitan dengan pengecoran, dan sebelum menggunakan
peralatan yang ada di bengkel pengecoran juga dilakukan manajemen atau
pengaturan terhadap peralatan yang terdapat dalam bengkel tersebut.
Dalam perkembangan dunia teknologi, maka pengecoran sangat erat
keterkaitannya dengan kemajuan perindustrian dan teknologi, agar mahasiswa
mampu menganalisis tentang praktek di dunia kerja. Pengerjaan model asbak
sebagai praktikum individu dan lampu hias yang menjadi bahan model untuk
praktikum kerja pengecoran. Pada praktikum pengecoran mahasiswa diharapkan
mempunyai kemampuan dalam proses pengecoran sebelum terjun ke lapangan.
Praktikum pengecoran diberikan teori dan sekaligus praktikum, peralatan dan
bahan pengecoran telah tersedia sehingga mengakibatkan proses praktikum
menjadi lebih lengkap. Kondisi bengkel, kelengkapan alat, keselamatan kerja dan
kesadaran akan keselamatan kerja dari mahasiswa yang akan melakukan praktek
pengecoran dapat juga menunjang untuk melakukan suatu proses pengecoran
dengan baik sehingga hasil yang di dapat dari proses pengecoran mulai dari bahan
cair hingga berbentuk suatu benda dapat dicapai dengan maksimal.
2
Bengkel Pengecoran di Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin,
Universitas Negeri Malang didirikan pada tahun 1986. Awal dari didirikan
bengkel tersebut, untuk memenuhi mata kuliah pengecoran di Jurusan Teknik
Mesin. Menurut Bapak Misiran selaku kepala bengkel mesin, bengkel pengecoran
merupakan salah satu bengkel yang penting dalam lingkup proses pemesinan.
Pentingnya bengkel pengecoran dalam teknik mesin produksi itu untuk
membantu membuat bentuk – bentuk benda dari logam dengan proses pencairan
logam tersebut. Dalam bengkel pengecoran mahasiswa diharapkan dapat
menguasai proses-proses pengecoran. Praktikum pengecoran berfungsi untuk
membekali mahasiswa berupa kopentensi dan keterampilan teknis berdasarkan
pengalaman nyata lapangan. Selain sebagai praktikum bengkel pengecoran juga
untuk memfasilitasi kebutuhan mahasiswa dalam proses pembelajaran pratikum.
Sehingga mahasiswa mempunyai kontrol kualitas, memiliki sikap dan
kemampuan yang baik selama praktik, dan memenuhi kompetensi dalam bidang
pengecoran.
Dalam pembuatan Laporan Observasi Bengkel Pengecoran ini yang kami
bahas, seperti halnya kondisi umum bengkel pengecoran yang meliputi identitas
bengkel, kondisi bengkel, struktur organisasi bengkel pengecoran.
Pengorganisasian bengkel mulai dari jenis dan fungsi peralatan bengkel
pengecoran, tata letak bengkel pengecoran, utilitas, penerangan, pengaturan
ventilasi, suhu udara dan kelembaman, analisis kondisi bengkel, dan keselamatan
kerja dalam bengkel pengecoran.
3
B. Permasalahan
Dari penjelasan rasional di atas, maka permasalahan maka dalam makalah
ini antara lain:
1. Bagaimana kondisi umum bengkel pengecoran?
2. Bagaimana pengorganisaian bengkel pengecoran ?
3. Apa sajakah perlengkapan keselamatan kerja yang harus diperhatikan ?
4. Apa sajakah petunjuk umum keselamatan kerja ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini antara lain:
1. Dapat menjelaskan kondisi umum bengkel pengecoran.
2. Dapat menjelaskan pengorganisaian bengkel pengecoran.
3. Dapat menjelaskan perlengkapan keselamatan kerja yang harus diperhatikan.
4. Dapat menjelaskan petunjuk umum keselamatan kerja.
4
BAB II
KONDISI UMUM BENGKEL PENGECORAN
A. Identitas Bengkel Pengecoran
Bengkel yang kami amati atau diobservasi pada Bengkel Pengecoran adalah :
Hari : Senin - Jum’at
Tanggal : 3 Oktober 2013
Waktu : 07.00 s/d 11.30 WIB
Tempat : Gedung G2 Bengkel Pengecoran Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang
Setelah dilakukan wawancara kepada tool man dan Coordinator
Laboratorium Pengecoran dapat diambil data sebagai berikut,
Nama :“ Bengkel Pengecoran Teknik Mesin, Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Malang”.
Alamat : Berada di Kompleks Ruang Bengkel Jurusan Teknik Mesin,
Fakultas Teknik, Gedung G2 Fakultas Teknik, Universitas Negeri
Malang.
Tahun Berdiri : Kurang-Lebih berdiri pada tahun 1986.
Maksud dan Tujuan:
a) Adanya mata kuliah pengecoran
b) Adanya Praktikum Pengecoran dalam teknik pemesinan
c) Sebagai layanan dan memfasilitasi praktikum mahasiswa teknik
mesin
B. Kondisi Bengkel Pengecoran
Jenis Bengkel : “Bengkel Pengecoran Logam dan Non Logam”
Pada bengkel pengecoran di Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Malang menggunakan bahan logam maupun non logam dalam
praktikum pengecoran. Penggunaan bahan logam maupun non logam tersebut
sesuai job disc dan tugas yang diberikan oleh pengampu mata kuliah. Mahasiswa
teknik mesin dapat melakukan praktikum itu dengan fleksibel.
5
Pegawai : 1. Dosen Pengajar
a) Pak Putut
b) Pak Arif
c) Pak Tuwoso
2. Coordinator Laboratorium Pengecoran
Pak Misiran
3. Laboran
a) Pak Wiyono
b) Pak Khanim
c) Pak Bambang
4. Tool Man
Keterangan :
1. Dosen Pengajar
Merupakan anggota dari bengkel pengecoran yang bertugas
sebagai pengampu mata kuliah pengecoran serta bertugas memberikan mata
kuliah pengecoran tersebut kepada mahasiswa teknik mesin
2. Coordinator Laboratorium Pengecoran
Merupakan orang yang bertugas sebagai pemimpin atau
pengoordinator system manajemen dibengkel pengecoran. Disini
Coordinator Laboratorium Pengecoran memberikan pembagian tugas
kepada para Laboran di Bengkel Pengecoran.
3. Laboran
Merupakan anggota dari Laboratorium Pengecoran dibawah
Coordinator Laboratorium Pengecoran. Tugas dari Laboran adalah
memfasilitasi mahasiswa dalam penelitian di bengkel pengecoran.
Kemudian membantu Coordinator Laboratorium Pengecoran dalam
mengatur system manajemen di bengkel pengecoran.
4. Tool Man
Tugas dari seoirang toolman adalah menyiapkan alat alat yang
akan digunakan untuk kegiatan mata kuliah maupun praktikum di bengkel
pengecoran pada setiap kali pertemuan. Yang mana alat harus siap dipakai
6
pada setiap harinya dan dalam keadaan bersih. Sehingga toolman harus
membersihkan dan mengecek alat setiap hari.
Tool Man pada bengkel pengecoran disini adalah asisten dari
Dosen pengajar maupun dari mahasiswa yang sedang praktikum.
Mahasiswa dilakukan penggiliran setiap pertemuannya dalam menjadi tool
man. Selain menjaga peralatan pada bengkel pengecoran,juga bertugas
melayani temannya dalam praktikum pengecoran.
Produk :
Hasil dari praktikum pengecoran di bengkel pengecoran Teknik
Mesin Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang adalah sebagai berikut,
a)
Gambar kap lampu hasil dari pengecoran
b)
Gambar dari produk pengecoran : Puli, Tuas, dan Cup
7
c)
Display hasil pengecoran di bengkel pengecoran teknik mesin
C. Struktur Organisasi dan Job Description
1. Struktur Organisasi Bangkel Pengecoran di Teknik Mesin
Ketua Jurusan Teknik Mesin
Pak Mardji
Laboran
Pak Wiyono
Pak Khanm
Pak Bambang
Kepala Laboratorium Teknik Mesin
Pak Imam Muda Nauri
Coordinator Laboratorium Teknik Mesin
Pak Misiran
Tool Man
Mahasiswa
8
Keterangan :
Koordinasi pada struktur organisasi di bengkel pengecoran berturut-turut.
Maksudnya sistemnya langsung turun ke bawah jadi pucuk dari kepemimpinan
pada bengkel pengecoran ini ada Ketua Jurusan Teknik Mesin dan yang paling
bawah ada Tool Man ( Mahasiswa Teknik Mesin).
2. Job Deskripsi
Job Deskripsi dari struktur tersebut adalah
a) Ketua Jurusan Teknik Mesin
sebagai pucuk dari struktur tersebut bertugas memimpin dan
penanggung jawab pada bengkel pengecoran di jurusan teknik mesin.
Setiap kebijakan dari ketua jurusan teknik mesin sangat berpengaruh
terhadap kegiatan praktikum di bengkel pengecoran tersebut.
b) Kepala Laboratorium
Merupakan bagian yang bertugas mengembangkan pengelolaan
bengkel-bengkel di jurusan teknik mesin. Kepala Laboratorium
bertanggung jawab atas perkembangan di bengkel-bengkel yang ada di
jurusan teknik mesin serta penggunaan laboratorium teknik mesin.
c) Coordinator Laboratorium Pengecoran
Merupakan orang yang bertugas sebagai pemimpin atau
pengoordinator system manajemen dibengkel pengecoran. Disini
Coordinator Laboratorium Pengecoran memberikan pembagian tugas
kepada para Laboran di Bengkel Pengecoran.
d) Laboran
Merupakan anggota dari Laboratorium Pengecoran dibawah
Coordinator Laboratorium Pengecoran. Tugas dari Laboran adalah
memfasilitasi mahasiswa dalam penelitian di bengkel pengecoran.
Kemudian membantu Coordinator Laboratorium Pengecoran dalam
mengatur system manajemen di bengkel pengecoran.
9
e) Tool Man
Tugas dari seoirang toolman adalah menyiapkan alat alat yang
akan digunakan untuk kegiatan mata kuliah maupun praktikum di bengkel
pengecoran pada setiap kali pertemuan. Yang mana alat harus siap dipakai
pada setiap harinya dan dalam keadaan bersih. Sehingga toolman harus
membersihkan dan mengecek alat setiap hari.
Tool Man pada bengkel pengecoran disini adalah asisten dari
Dosen pengajar maupun dari mahasiswa yang sedang praktikum.
Mahasiswa dilakukan penggiliran setiap pertemuannya dalam menjadi tool
man. Selain menjaga peralatan pada bengkel pengecoran,juga bertugas
melayani temannya dalam praktikum pengecoran.
BAB II
PENGORGANISAIAN BENGKEL PENGECORAN
A. Jenis dan Fungsi Peralatan/mesin-mesin Pada Bengkel
Berikut adalah peralatan dan perlengkapan yang digunakan dalam proses
pengecoran.
NO Jenis Peralatan FUNGSI
1
2
3
Timba
Sekop
Gergaji tangan
Timba adalah tempat untuk menaruh pasir dari hasil adukan yang
telah diaduk di tempat yang yang besar untuk di pindahkan di
tempat yang lebih dekat sehingga dalam pengampilan dan proses
pembuatan inti dapat dengan mudah dilaksanakan atau
dikerjakan.
Sekop adalah alat untuk mengaduk pasir yaitu digunakan untuk
mencampur pasir dengan air sehingga dalam proses pencampuran
pasir atau pada proses pengolahan pasir sesuai dengan takaran
dan dpat merata ,sehingga pasir dapat digunakan dengan kriteria
yang telah ditentukan
Gergaji tangan merupakan salah satu perkakas tangan yang
efisien digunakan dalam memotong atau membelah kayu dengan
10
4.
5.
6.
7.
Pahat tangan
Palu
Cetok
Ragum
ukuran dan jumlah yang kecil. Seperti pada semua perkakas
tangan, pemakaian gergaji tangan ini diperlukan keterampilan
untuk memberikan pemakanan dengan gerakan yang seimbang.
Pahat kayu merupakan alat potong kayu yang digunakan untuk
membentuk benda kerja, bentuk luar serta memuat lubang segi
empat. Pahat kayu dibuat dengan berbagai bentuk dan ukuran
dengan tangkai yang dibuat dari kayu atau plastik. Pembentukan
dengan menggunakan pahat kayu biasanya dilakukan dengan
pemukulan oleh palu.
Palu dipergunakan untuk memukul benda kerja pada pekerjaan
memahat, mengeling, membengkok, dan sebagainya.Menurut
bentuknya palu dibedakan dalam beberapa jenis yaitu palu pen
mukanya bulat dan bentuk kepalanya lancip, palu konde bentuk
muka bulat dan puncaknya seperti bola.Untuk dapat dipergunakan
palu tersebut diberi tangkai yang terbuat dari bahan kayu liat dan
berurat lurus.
Cetok adalah alat yang biasa digunakan untuk memplester atau
mengaci tembok.Alat ini juga biasa digunakan untuk mencampur
adonan pasir dan semen.Sehingga para pekerja bangunan banyak
yang menggunakan alat ini untuk membantu pekerjaan.Alat ini
berbentuk lempengan dengan peganan dari kayu.
Ragum adalah alat untuk menjepit benda kerja.Untuk membuka
rahang ragum dilakukan dengan caramemutar tangkai atau tuas
pemutar ke arah kiri (berlawanan arah jarum jam) sehingga batang
berulir akan menarik landasan tidak tetap pada rahang tersebut,
demikian pula sebaliknya untuk pekerjaan pengikatan benda kerja
tangkai pemutar diputar ke arah kanan (searah jarum jam).
11
8.
9.
10.
Rahang
Penjepit
Alat ukur
Kikir
Rahang penjepit diberi landasan terbuat dari besi tuang yang
permukaannya pada umumnya diberi parutan bersilang agar
penjepitan lebih kuat dan tidak licin. Dengan demikian apabila
menjepit benda kerja yang halus dan dikawatirkan akan rusak
permukaannya maka disarankan untuk memberi lapisan pelindung
berupa plat yang dapat menjaga permukaan benda kerja tersebut.
Namun ada juga jenis ragum kerja bangku yang rahang penjepitnya
dibuat rata dan halus (digerinda), di mana jenis ragum ini
digunakan untuk menjepit benda kerja yang sudah memiliki
permukaaan rata.
a. Mistar gulung
Mistar gulung (meteran) memiliki fungsi sama dengan mistar
baja, yang membedakan adalah bentuknya. Meteran gulung
terbuat dari plat elastis dan relatif panjang dibanding mistar baja.
Dalam pemakaiannya, meteran gulung sering digunakan untuk
mengukur benda yang relatif panjang dan tidak terlalu
membutuhkan ketelitian yang lebih.
b. Mistar siku
Fungsi utama penyiku adalah untuk memeriksa ketegak- lurusan
atau kesikuan suatu benda, memeriksa kesejajaran garis, dan alat
bantu dalam membuat garis pada benda kerja.
Kikir yang digunakan harus disesuaikan dengan kebutuhan
pekerjaan, baik dalam segi kualitas pekerjaan maupun dalam segi
bentuk.Untuk kualitas pekerjaan, yang perlu diperhatikan adalah
ketajaman dan kemulusan kikir, seperti tidak bengkok dan tidak
cacat.
12
Alat dan Bahan Pada Praktikum Pengecoran
Alat dan Bahan Rangka Cetak (Flash)
a. Gergaji
b. Palu
c. Tatah
d. Paku
e. Kayu meranti
f. Alat ukur (Penggaris, meteran,
mistar siku)
Alat dan Bahan Model
a. Model (Asbak berbentuk alas muka segi enam,inti pipa, dan lampu hias)
b. Dempul
c. Kikir
d. Gergaji besi
e. Kertas gosok
Alat dan Bahan Pembuatan Rongga Cetakan
a. Flash (Jenis cup and drag dengan sistem kunci)
b. Model (Asbak berbentuk alas muka segi enam, hiasan lampu)
c. Penumbuk
d. Cetok
e. Kuas
f. Sistem saluran
g. Palu kayu
h. Pasir ( jenis pasir Silika) + air
i. Karbon
j. Kedap air
Gambar Tool Box pada Bengkel Pengecoran
13
Berikut daftar mesin-mesin dan dapur yang digunakan pada praktikum
pengecoran
No Alat,Mesin/
Dapur
Gambar Fungsi
1
2.
3.
4.
Mesin Diesel
Dapur Kupola
Dapur Arang
Blower
Mesin Diesel digunakan untuk
menyalurkan udara melalui blower
pada saat penyalaan dapur
pengolahan logam
Dapur Kupola pada bangkel
pengecoran ini digunakan untuk
mencairkan bahan-bahan logam
aluminium. Proses pemasukan
logam setelah tungku dapur sudah
mencapai panas yang tinggi.(800-
1000 derjat C)
Dapur Arang pada bengkel
pengecoran ini digunakan dalam
melebur suatu logam dengan
tingkat pemanasan yang tidak
terlalu tinggi (200-300 derajat C)
Blower merupakan alat untuk
kipas dan penyemprot bahan bakar
14
5.
6.
Tabung Gas
Mesin Aya’an
Tabung gas merupakan Sumber
dalam bahan bakar pemanasan
dapur.
Digunakan untuk memilah antara
pasir yang halus dan yang kasar
sebagai proses pengecoran
B. Tata Letak Bengkel
1. Denah Ruangan
15
2. Tata Letak Peralatan/Mesin-mesin
3. Instalasi listrik Dan Kebutuhan Daya
Instalasi listrik serta kebuthan daya pada bengkel pengecoran dapat terbagi
sebagai berikut,
Lampu : 4 buah x 30 V = 120 V
Mesin Bor : 1 buah x 260 V = 260 V +
Jumlah = 380 V
C. Utilitas
1. Pengaturan Jaringan transportasi Pada bengkel pengecoran jaringan transportasinya dapat dibagi beberapa
jenis transportasi,yaitu
a) Transportasi Bahan Praktikum
Pada bengkel pengecoran pendistribusian bahan praktikum tidak langsung
diambil dari bengkel itu sendiri. Mahasiswa yang akan melakukan praktikum
harus mengambil bahan pengecoran di ruangan depan kompleks bengkel
LEMARI DISPLAY HASIL
MESIN BOR
MEJA DOSEN
TEMPAT ALAT POTONG
DAPUR ARANG
PASIR
PASIR
PASIR
DAPUR KUPOLA
= BAHAN BAKU
= TOILET
= RAK ALAT
= MESIN AYAKAN
= TOOL BOX
= ( belum tau )
= MESIN DIESEL
= TEMPAT KERJA BANGKU
= TANDON MINYAK
16
mesin G2. Sebelum melakukan praktikum mahasiswa harus dapat mengetahui
bahan apa saja yang diperlukan pada saat praktikum untuk efisiensi waktu
praktik.
Bahan-bahan yang diambil itu terdapat beberapa yaitu, pasir, dempul, dan
aluminium (jika persediaan di bengkel habis). Transportasi bahan Praktikum
pengecoran ini melalui bengkel las dan fabrikasi,dan bengkel kerja bangku.
b) Transportasi Tempat Praktikum
Pada tempat praktikum pengecoran tidak terlalu luas. Jadi untuk
pengerjaan finishing atau pekerjaan kerja bangku mahasiswa harus beralih
tempat praktik di bengkel kerja bangku di bagian depan bengkel mesin G2.
Karena tidak luasnya bengkel pengecoran mahasiswa yang dapat ditampung
12-20 orang maksimal. Jadi untuk pekerjaan yang membutuhkan tempat yang
luas harus beralih ke tempat praktik yang lain.
c) Transportasi Peralatan dan Perlengkapan Praktikum
Untuk tempat peralatan praktikum pengecoran sebagian besar berada di
bengkel pengecoran itu sendiri. Dari dapur,mesin-mesin,alat proses heat
treatment berada di bengkel pengecoran tersebut. Hanya mungkin beberapa
alat kerja bangku harus diambil ke bengkel kerja bangku
2. Pengaturan dan Perawatan Jaringan Air
Jaringan air pada bengkel pengecoran tidak terlalu kompleks pengelolaannya.
Kebutuhan air pada praktikum pengecoran hanya digunakan pada saat
pencampuran air dengan pasir silica yang digunakan untuk pembuatan rangka
cetakan model. Pencampuran pasir dengan air sampai pasir mencapai kelembaban
yang diinginkan. Rata-rata pemberian air kedalam pasir hanya 7%-10%. Jika
terlalu kering akan menyebabkan pasir tidak lengket sehingga akan menyebabkan
rontok pada pasir dan jika terlalu basah akan menyebabkan pasir terlalu lengket
sehingga cetakan akan lengket dengan model dan sulit diambil.
Yang lain air digunakan saat pendinginan hasil pengecoran. Dibutuhkan satu
ember atau lebih saat proses ini. Air yang sudah digunakan biasanya di buang
pada halaman samping bengkel pengecoran yang masih berupa tanah. Jadi tidak
memerlukan pengelolaan yang kompleks dalam menangani jaringan air ini.
17
3. Pengaturan Limbah (Cair, padat, dan gas)
a) Pengaturan Limbah Cair
Limbah cair yang terdapat pada bengkel pengecoran hanya berupa air sisa
proses pendinginan hasil pengecoran. Limbah yang dibuang seperti pada
keterangan sebelumnya dibuang di halaman samping bengkel pengecoran.
b) Pengaturan Limbah Padat
Limbah padat pada bengkel pengecoran berupa sisa terak hasil
pengecoran. Terak sisa pengecoran dibuang pada tempat sampah yang
disediakan pada bengkel. Tempat sampah tersebut hanya dikhususkan untuk
pembuangan limbah tertentu agar pemilahan limbah dapat lebih mudah
c) Pengaturan Limbah Gas
Limbah gas pada bengkel pengecoran merupakan hal paling kompleks.
Pada proses pengecoran paling banyak menghasilkan limbah gas berupa asap.
Pembuangan asap berada pada ventilasi tepat pada diatas penempatan dapur-
dapur seperti gambar berikut.
C. Penerangan, Pengaturan Ventilasi, Suhu Udara dan Kelembapan
Pada proses pengecoran suhu ruangan sangatlah tinggi. Panasnya suhu
ruangan ini dapat menyebabkan terganggunya mahasiswa saat praktikum.
Bengkel pengecoran ini
memiliki ventilasi yang cukup
banyak. Terdapat pintu yang
berada disamping bengkel
18
yang dibuka ditambah dengan jendela yang terdapat diatas bengkel. Dapat
dilihat pada gambar berikut.
Gambar Ventilasi ruangan bengkel pengcoran
Suhu ruangan pada bengkel pengecoran cukup panas. Pada saat
observasi suhu tersebut dapat tertutupi dengan adanya ventilasi yang ada pada
gambar diatas. Akan tetapi saat praktikum pada siang hari dengan cuaca panas
sangatlah diperlukan ventilasi tersebut tetap terbuka.
Kelembapan pada bengkel tidak terlalu tinggi. Karena memerlukan
suatu ruangan yang tidak lembap untuk memperoleh hasil yang maksimal
pada saat praktikum pengecoran. Pada saat praktikum harus tetap dijaga
tingkat kelembapan dari ruangan itu.
Penerangan pada bengkel pengecoran di jurusan teknik mesin ini tidak
terlalu banyak. Mengingat tidak terlalu luasnnya ruangan. Terdapat 4 lampu
masing –masing bertegangan 30 V. Kurang luasnya ruangan ini sangat
menguntungkan untuk daya yang diperlukan bengkel pengecoran di jurusan
teknik mesin ini. Akan tetapi kurang luasnya ruangan bengkel menyebabkan
kurang terkondisikan jika mahasiswanya banyak atau melebihi kapasitas.
D. Analisis Kondisi Bengkel
1. Analisis Peralatan/mesin-mesin
Peralatan-peralatan yang berada pada bengkel pengecoran telah
dikemukakan pada pembahasan di atas. Dari berbagai pengamatan,kelompok
menyimpulkan beberapa analisis bagaimana kelengkapan dari peralatan dan
perlengkapan di bengkel pengecoran.
19
a) Peralatan – peralatan dari bengkel pengecoran cukup lengkap dari berbagai
tahap praktikum
b) Hasil wawancara dengan tool man dan kepala bengkel, menyatakan bahwa
proses praktikum pada bengkel pengecoran sangatlah minim. Praktikum
masih menggunakan atau masih mengolah bahan logam aluminium,
dikarenakan kurangnya peralatan dapur pengolah logam,serta
perlengkapan lainnya.
c) Kapasitas dapur pengolah logam yang ada di bengkel pengecoran hanya
masih berkapasitas pada aluminium
d) Bahan baku pada pengecoran yang cukup sulit dicari dan saat ini memakai
barang bekas.
e) Bahan bakar dari dapur pengolahan logam yang lumayan menghabiskan
dana,mengingat proses heat treatmen pada praktikum sangatlah lama
f) Hasil dari praktikum yang hanya masih sebatas benda yang sederhana
konstruksi dan bahan pembuatannya.
2. Analisis Lay out Bengkel
Setelah melakukan pengamatan pada bengkel pengecoran di Jurusan
Teknik Mesin, kelompok menyimpulkan beberapa analisis pada Lay out/
ruangan Bengkel . yaitu,
a) Ruangan tempat pengecoran yang kurang luas dan hanya menampung 12
sampai 20 mahasiswa praktikum.
b) Penempatan peralatan yang kurang tertata dikarenakan sempitnya ruang
praktikum pengecoran ini. Sehingga ada beberapa alat yang ditumpuk
pada beberapa tempat yang bukan semestinya.
c) Penempatan bahan baku pada bengkel yang kurang tertata,sehingga
terdapat bahan baku yang penempatannya bergabung dengan beberapa
peralatan pengecoran. Dilihat dari sini manajemen bengkel dalam hal
penempatan peralatan, perlengkapan, bahan baku, mesin, dan dapur
praktikum pengecoran masih kurang.
3. Analisis Utilitas
20
Bengkel pengecoran di jurusan teknik mesin dalam hal pengendalian
utilitas bengkel dapat disimpulkan sebagai berikut,
a) Sistem transportasi pada pendistribusian bahan baku masih kurang efektif.
Dikarenakan mahasiswa harus mengambil bahan baku tersebut di depan
bengkel pengecoran. Selain memperlambat system perkuliahan juga
kurang efisiensi waktu praktikumnya.
b) Sistem Tempat praktikum sebenarnya sudah cukup baik dimana
penempatan dapur dan mesin-mesin lainnya berada di bengkel pengecoran
tersebut. Akan tetapi pada pengerjaan finishing ataupun kerja bangku
mahasiswa harus beralih ke bengkel kerja bangku.
c) Sistem pendistribusian peralatan dan perlengkapan bengkel pengecoran
sudah cukup baik. Seperti pada dibahas sebelumnya alat dan perlengkapan
yang tidak terdapat pada bengkel pengecoran,mahasiswa harus mengambil
peralatan itu ke bengkel lain. Yang seharusnya dari peralatan,
perlengkapan, dan bahan baku praktikum harus tersedia de bengkel
pengecoran itu untuk efisiensi waktu praktikumpengecoran.
4. Analisis Penerangan, ventilasi, suhu dan kelembaman udara
Analisa tentang Penerangan, ventilasi, suhu dan kelembaman udara dapat
diuraikan sebagai berikut.
a) Pada penerangan bengkel pengecoran sudah cukup. Terdapat 4 lampu
sebagai alat penerangan dikarenakan ruangan bengkel yang tidak cukup
luas sehingga tidak membutuhkan banyak penerangan.
b) Pada ventilasi pun cukup memadai setelah dilihat terdapat ventilasi
jendela, ventilasi pintu, ventilasi keluaran dari asap saat proses heat
treatment.
c) Pengaturan suhu dan kelembapan udara sangat diatur dengan baik. Suhu
ruangan tidak terlalu panas dan tidak terlalu basah. Suhu ruangan yang
tinggi di bengkel pengecoran menyebabkan terganggunya praktikum bagi
mahasiswa. Sedangkan ruangan tidak terlalu basah akan memudahkan saat
proses pengecoran logam yang membutuhkan kelembapan yang rendah
saat praktikum.
21
BAB IV
Perlengkapan Dan Petunjuk Umum Keselamatan Kerja
A. Perlengkapan Keselamatan Kerja
Pada bengkel pengecoran harus selalu memerhatikan keselamatan kerja.
Mengingat praktikum pengecoran ini sangat banyak berhadapan dengan kegiatan
heat treatment. Berikut daftar perlengkapan keselamtan kerja pada bengkel
pengecoran.
Gambar Peralatan Keselamatan Kerja Bengkel Pengecoran
No Perlengkapan
Keselamatan Kerja
Fungsi
1
2
3
4
Apron
Sarung Tangan
Masker
Kaca Mata Pelindung
Berfungsi untuk melindungi badan dari benda-
benda tajam dan mencegah baju yang dikenakan itu
kotor.
Alat pelindung tangan pada saat bekerja ditempat
atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera
tangan. Bahan dan bentuk disesuaikan pada masing-
masing pekerjaan.
Penyaring udara yang dihirup saat bekerja ditempat
dengan kualitas udara yang buruk. Misal, berdebu,
beracun, dsb.
Berfungsi sebagai alat pelindung mata saat bekerja.
22
5
6
Helm
Sepatu Praktik
Berfungsi sebagai pelundung kepala dari special
resisting penetration seperti terantuk dengan pipa,
atap dan kemungkinan jatuhnya benda dari atas.
Mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki
karena tertimba benda tajam atau berat, bbenda
panas, cairan kimia, dsb.
B. Petunjuk Umum Keselamatan Kerja
Berikut merupakan prosedur keselamatan kerja sebelum dan saat
pekerjaan di bengkel pengecoran menurut tool man Bengkel Pengecoran di
Jurusan Teknik Mesin.
a. Memakai perlengkapan praktek, meliputi pakaian praktik, sepatu, sarung
tangan dan lain-lain.
b. Prosedur proses penyalaan dapur peleburan yang tepat.
c. Pengawasan terhadap nyala api pada dapur peleburan.
d. Pemeriksaan bahan bakar dapur.
e. Proses pemasukan logam secara bertahap kedalam dapur peleburan.
f. Kehati-hatian dalam pengambilan logam cair dalam tungku, pengambilan
logam cair menggunakan centong yang bertangkaipanjang.
g. Peletakan cetakan yang terlalu jauh dari dapur.
h. Melakukan penuangan dengan hati-hati.
i. Penutupan dapur apabila selesai proses penuangan.
23
BAB V
PENUTUP
Bengkel Pengecoran di Jurusan Teknik Mesin, Universitas Negeri Malang
berada di Kompleks Ruang Bengkel Jurusan Teknik Mesin, FakultasTeknik,
Gedung G2 Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang. Beberapa produk atau
hasil dari praktikum pengecoran yaitu, Puli, Tuas, dan Cup Kap lampu. Tugas-
tugas dari pegawai maupun pejabat pada bengkel pengecoran dimulai dari Ketua
Jurusan Teknik Mesin, Kepala Laboratorium Teknik Mesin, Coordinator
Laboratorium Teknik Mesin, Laboran, dan Tool Man.
Pada bengkel pengecoran terdapat beberapa jenis peralatan yaitu, Timba,
Sekop, Gergaji tangan, Pahat tangan, Palu, Cetok, Ragum, Rahang Penjepit, Alat
ukur, Kikir. Terdapat 2 macam dapur pengolah logam yang terdapat pada bengkel
pengecoran yaitu dapur Kupola,dan dapur arang. Juga ada beberapa mesin atau
alat dalam membantu proses praktikum yaitu, Mesin Diesel, mesin aya’an, mesin
blower.
Pada system utilittas di bengkel pengecoran dapat dibagi menjadi 3 jenis,
a) Transportasi Peralatan dan Perlengkapan Praktikum, b) Transportasi Tempat
Praktikum, c) Transportasi Bahan Praktikum. Pengaturan dan Perawatan Jaringan
Air di bengkel pengecoran tidak terlalu kompleks pengelolaannya. Kebutuhan air
pada praktikum pengecoran hanya digunakan pada saat pencampuran air dengan
pasir silica. Pengaturan Limbah Cair pada bengkel pengecoran hanya berupa air
sisa proses pendinginan hasil pengecoran. Pengaturan Limbah padat pada bengkel
pengecoran berupa sisa terak hasil pengecoran.. Pengaturan Limbah gas pada
bengkel pengecoran merupakan hal paling kompleks. Pada proses pengecoran
paling banyak menghasilkan limbah gas berupa asap.
Sistem Penerangan pada bengkel pengecoran di jurusan teknik mesin ini
tidak terlalu banyak. Mengingat tidak terlalu luasnnya ruangan. Sistem
Pengaturan Ventilasi Bengkel pengecoran ini memiliki ventilasi yang cukup
banyak. Terdapat pintu yang berada disamping bengkel yang dibuka ditambah
dengan jendela yang terdapat diatas bengkel., Pada saat praktikum harus tetap
24
dijaga tingkat kelembapan dari ruangan itu,begitu pun suhu udara haruslah tetap
pada kisaran yang tidak membuat para mahasiswa yang praktikum terganggu.
Pada hasil observasi di bengkel pengecoran di jurusan teknik mesin
terdapat beberapa analisis,a) Analisis Peralatan/mesin-mesin dimana Peralatan –
peralatan dari bengkel pengecoran cukup lengkap dari berbagai tahap praktikum.
Akan tetapi masih terdapat beberapa peralatan yang harus diambil di bengkel lain.
b) Analisis Lay out Bengkel pengecoran berupa kurangnya lahan atau tempat
yang cukup untuk menampung praktikum pengecoran bagi mahasiswa.c) Analisis
Utilitas pada bengkel pengecoran hasilnya beberapa cukup baik akan tetapi
beberapa pendistribusian alat,perlengkapan,bahan baku,dan bahan bakar yang
masih kurang tepat.d) Analisis Penerangan, ventilasi, suhu dan kelembaman udara
berupa cukup baik pada pengaturan ventilasi,penerangan yang cukup,
pengkondisian suhu ruangan serta kelembapan yang baik.
Prosedur K3 pada praktikum pengecoran sangatlah perlu diperhatikan.
Beberapa peralatan yang wajib dipakai saat praktikum diantaranya, Apron, Sarung
Tangan, Masker, Kaca Mata Pelindung, Helm, Sepatu Praktik. Pada system
keselamatan di bengkel pengecoran mahasiswa tidak diperbolehkan mengabaikan
perlengkapan keselamatan, proses praktikum yang memerlukan kecermatan dan
ketepatan, serta tetap berlaku disiplin saat di bengkel.