Observasi Bengkel Pengecoran Ku

28
OBSERVASI BENGKEL PENGECORAN MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Manajemen Bengkel yang dibina oleh Bapak Yoto Oleh Deby Yangin Drajat (120511403280) David Winarto (120511427418) Erik Prambada (120511427420) Erlanda Rosi Hidayat (120511403274) Fahrur Roji (120511427439) UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN Oktober 2013

description

ini adalah tugas observasiku mengenai bengkel pengecoran , didalamnya terdapat macam-macam alat yang digunakan , bahan bahan yang digunakan, serta fungsi dari bengkel tersebut

Transcript of Observasi Bengkel Pengecoran Ku

Page 1: Observasi Bengkel Pengecoran Ku

OBSERVASI BENGKEL PENGECORAN

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH

Manajemen Bengkel

yang dibina oleh Bapak Yoto

Oleh

Deby Yangin Drajat (120511403280)

David Winarto (120511427418)

Erik Prambada (120511427420)

Erlanda Rosi Hidayat (120511403274)

Fahrur Roji (120511427439)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK MESIN

Oktober 2013

Page 2: Observasi Bengkel Pengecoran Ku

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul

“Observasi Bengkel Pengecoran” dengan baik dan tepat waktu. Penulis menyadari

bahwa pada penyusunan makalah tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik

secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis ingin

menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Yoto selaku dosen pembina matakuliah Manajemen Bengkel.

2. Bapak Misiran selaku kepala bengkel Jurusan Teknik Mesin,Fakultas

Teknik,Universitas Negeri Malang.

3. Teman-teman dari kelas A3 yang telah memberikan bantuan dan motivasi

dalam penyusunan makalah.

4. Semua pihak yang terlibat dalam proses penyusunan makalah.

Penulis menyadari bahwa pada penyusunan makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak

sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah. Semoga makalah yang disusun

oleh penulis dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Malang,Oktober 2013

Penulis

Page 3: Observasi Bengkel Pengecoran Ku

ii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ................................................................................ i

DAFTAR ISI .............................................................................................. ii

Daftar Gambar .....................................................................................................

Daftar Tabel .......................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Rasional ..................................................... .......................... 1

B. Permasalahan ................................................................ ....... 2

C. Tujuan .................................................................. ................ 2

BAB II KONDISI UMUM BENGKEL PENGECORAN

A. IdentitasBengkel Pengecoran ........................................

B. KondisiBengkel (jenisbengkel, Produk, pegawai, dll) ..

C. StrukturOrganisasidan Job Description(pekerjaanpegawai)

BAB III PENGORGANISASIAN BENGKEL

A. Jenisdan Fungsi Peralatan/mesin-mesin Pada Bengkel .

B. Tata Letak Bengkel Pengecoran

1. DenahRuangan

2. Tata LetakPeralatan/Mesin-mesin

3. Instalasilistrik Dan KebutuhanDaya

C. Utilitas

1. PengaturanJaringantransportasi

2. PengaturandanPerawatanJaringan Air

3. PengaturanLimbah (Cair, padat, dan gas)

D. Penerangan, Pengaturan Ventilasi, Suhu Udara dan

Kelembaman

E. Analisis Kondisi Bengkel(berisolusi)

1. Analisis Peralatan/mesin-mesin

2. Analisis Lay out Bengkel

3. Analisis Utilitas

Page 4: Observasi Bengkel Pengecoran Ku

iii

4. Analisis Penerangan, ventilasi, suhu dan kelembaman udara

BAB IV KESELAMATAN KERJA

A. PetunjukUmumKeselamatankerja di Bengkel

B. PeralatanKeselamatanKerja

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran-saran

DAFTAR RUJUKAN

Page 5: Observasi Bengkel Pengecoran Ku

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasional

Pengecoran merupakan proses penuangan logam cair dengan gaya

gravitasi atau gaya lain ke dalam suatu cetakan, kemudian dibiarkan membeku,

sehingga terbentuk logam padat sesuai dengan bentuk cetakannya. Perkembangan

proses pengecoran meliputi pembuatan rangka cetak, pembuatan model,

pembuatan inti, mencetak model pada rangka cetak, peleburan logam pada dapur

cor, penuangan logam cair serta perlakuan benda setelah proses. Untuk melakukan

suatu proses pengecoran yang maksimal dibutuhkan bengkel yang khusus untuk

pengecoran sehingga proses pengecoran tersebut dapat dilakukan dengan baik dan

maksimal. Hal ini harus sejalan dengan perkembangan dan standar bengkel

permesinan. Dalam Bidang teknik mesin bengkel pengecoran merupakan bagian

dari teknik pemesinan. Di bengkel pengecoran pastinya terdapat banyak berbagai

macam alat yang berkaitan dengan pengecoran, dan sebelum menggunakan

peralatan yang ada di bengkel pengecoran juga dilakukan manajemen atau

pengaturan terhadap peralatan yang terdapat dalam bengkel tersebut.

Dalam perkembangan dunia teknologi, maka pengecoran sangat erat

keterkaitannya dengan kemajuan perindustrian dan teknologi, agar mahasiswa

mampu menganalisis tentang praktek di dunia kerja. Pengerjaan model asbak

sebagai praktikum individu dan lampu hias yang menjadi bahan model untuk

praktikum kerja pengecoran. Pada praktikum pengecoran mahasiswa diharapkan

mempunyai kemampuan dalam proses pengecoran sebelum terjun ke lapangan.

Praktikum pengecoran diberikan teori dan sekaligus praktikum, peralatan dan

bahan pengecoran telah tersedia sehingga mengakibatkan proses praktikum

menjadi lebih lengkap. Kondisi bengkel, kelengkapan alat, keselamatan kerja dan

kesadaran akan keselamatan kerja dari mahasiswa yang akan melakukan praktek

pengecoran dapat juga menunjang untuk melakukan suatu proses pengecoran

dengan baik sehingga hasil yang di dapat dari proses pengecoran mulai dari bahan

cair hingga berbentuk suatu benda dapat dicapai dengan maksimal.

Page 6: Observasi Bengkel Pengecoran Ku

2

Bengkel Pengecoran di Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin,

Universitas Negeri Malang didirikan pada tahun 1986. Awal dari didirikan

bengkel tersebut, untuk memenuhi mata kuliah pengecoran di Jurusan Teknik

Mesin. Menurut Bapak Misiran selaku kepala bengkel mesin, bengkel pengecoran

merupakan salah satu bengkel yang penting dalam lingkup proses pemesinan.

Pentingnya bengkel pengecoran dalam teknik mesin produksi itu untuk

membantu membuat bentuk – bentuk benda dari logam dengan proses pencairan

logam tersebut. Dalam bengkel pengecoran mahasiswa diharapkan dapat

menguasai proses-proses pengecoran. Praktikum pengecoran berfungsi untuk

membekali mahasiswa berupa kopentensi dan keterampilan teknis berdasarkan

pengalaman nyata lapangan. Selain sebagai praktikum bengkel pengecoran juga

untuk memfasilitasi kebutuhan mahasiswa dalam proses pembelajaran pratikum.

Sehingga mahasiswa mempunyai kontrol kualitas, memiliki sikap dan

kemampuan yang baik selama praktik, dan memenuhi kompetensi dalam bidang

pengecoran.

Dalam pembuatan Laporan Observasi Bengkel Pengecoran ini yang kami

bahas, seperti halnya kondisi umum bengkel pengecoran yang meliputi identitas

bengkel, kondisi bengkel, struktur organisasi bengkel pengecoran.

Pengorganisasian bengkel mulai dari jenis dan fungsi peralatan bengkel

pengecoran, tata letak bengkel pengecoran, utilitas, penerangan, pengaturan

ventilasi, suhu udara dan kelembaman, analisis kondisi bengkel, dan keselamatan

kerja dalam bengkel pengecoran.

Page 7: Observasi Bengkel Pengecoran Ku

3

B. Permasalahan

Dari penjelasan rasional di atas, maka permasalahan maka dalam makalah

ini antara lain:

1. Bagaimana kondisi umum bengkel pengecoran?

2. Bagaimana pengorganisaian bengkel pengecoran ?

3. Apa sajakah perlengkapan keselamatan kerja yang harus diperhatikan ?

4. Apa sajakah petunjuk umum keselamatan kerja ?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini antara lain:

1. Dapat menjelaskan kondisi umum bengkel pengecoran.

2. Dapat menjelaskan pengorganisaian bengkel pengecoran.

3. Dapat menjelaskan perlengkapan keselamatan kerja yang harus diperhatikan.

4. Dapat menjelaskan petunjuk umum keselamatan kerja.

Page 8: Observasi Bengkel Pengecoran Ku

4

BAB II

KONDISI UMUM BENGKEL PENGECORAN

A. Identitas Bengkel Pengecoran

Bengkel yang kami amati atau diobservasi pada Bengkel Pengecoran adalah :

Hari : Senin - Jum’at

Tanggal : 3 Oktober 2013

Waktu : 07.00 s/d 11.30 WIB

Tempat : Gedung G2 Bengkel Pengecoran Teknik Mesin Fakultas Teknik

Universitas Negeri Malang

Setelah dilakukan wawancara kepada tool man dan Coordinator

Laboratorium Pengecoran dapat diambil data sebagai berikut,

Nama :“ Bengkel Pengecoran Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

Universitas Negeri Malang”.

Alamat : Berada di Kompleks Ruang Bengkel Jurusan Teknik Mesin,

Fakultas Teknik, Gedung G2 Fakultas Teknik, Universitas Negeri

Malang.

Tahun Berdiri : Kurang-Lebih berdiri pada tahun 1986.

Maksud dan Tujuan:

a) Adanya mata kuliah pengecoran

b) Adanya Praktikum Pengecoran dalam teknik pemesinan

c) Sebagai layanan dan memfasilitasi praktikum mahasiswa teknik

mesin

B. Kondisi Bengkel Pengecoran

Jenis Bengkel : “Bengkel Pengecoran Logam dan Non Logam”

Pada bengkel pengecoran di Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

Universitas Negeri Malang menggunakan bahan logam maupun non logam dalam

praktikum pengecoran. Penggunaan bahan logam maupun non logam tersebut

sesuai job disc dan tugas yang diberikan oleh pengampu mata kuliah. Mahasiswa

teknik mesin dapat melakukan praktikum itu dengan fleksibel.

Page 9: Observasi Bengkel Pengecoran Ku

5

Pegawai : 1. Dosen Pengajar

a) Pak Putut

b) Pak Arif

c) Pak Tuwoso

2. Coordinator Laboratorium Pengecoran

Pak Misiran

3. Laboran

a) Pak Wiyono

b) Pak Khanim

c) Pak Bambang

4. Tool Man

Keterangan :

1. Dosen Pengajar

Merupakan anggota dari bengkel pengecoran yang bertugas

sebagai pengampu mata kuliah pengecoran serta bertugas memberikan mata

kuliah pengecoran tersebut kepada mahasiswa teknik mesin

2. Coordinator Laboratorium Pengecoran

Merupakan orang yang bertugas sebagai pemimpin atau

pengoordinator system manajemen dibengkel pengecoran. Disini

Coordinator Laboratorium Pengecoran memberikan pembagian tugas

kepada para Laboran di Bengkel Pengecoran.

3. Laboran

Merupakan anggota dari Laboratorium Pengecoran dibawah

Coordinator Laboratorium Pengecoran. Tugas dari Laboran adalah

memfasilitasi mahasiswa dalam penelitian di bengkel pengecoran.

Kemudian membantu Coordinator Laboratorium Pengecoran dalam

mengatur system manajemen di bengkel pengecoran.

4. Tool Man

Tugas dari seoirang toolman adalah menyiapkan alat alat yang

akan digunakan untuk kegiatan mata kuliah maupun praktikum di bengkel

pengecoran pada setiap kali pertemuan. Yang mana alat harus siap dipakai

Page 10: Observasi Bengkel Pengecoran Ku

6

pada setiap harinya dan dalam keadaan bersih. Sehingga toolman harus

membersihkan dan mengecek alat setiap hari.

Tool Man pada bengkel pengecoran disini adalah asisten dari

Dosen pengajar maupun dari mahasiswa yang sedang praktikum.

Mahasiswa dilakukan penggiliran setiap pertemuannya dalam menjadi tool

man. Selain menjaga peralatan pada bengkel pengecoran,juga bertugas

melayani temannya dalam praktikum pengecoran.

Produk :

Hasil dari praktikum pengecoran di bengkel pengecoran Teknik

Mesin Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang adalah sebagai berikut,

a)

Gambar kap lampu hasil dari pengecoran

b)

Gambar dari produk pengecoran : Puli, Tuas, dan Cup

Page 11: Observasi Bengkel Pengecoran Ku

7

c)

Display hasil pengecoran di bengkel pengecoran teknik mesin

C. Struktur Organisasi dan Job Description

1. Struktur Organisasi Bangkel Pengecoran di Teknik Mesin

Ketua Jurusan Teknik Mesin

Pak Mardji

Laboran

Pak Wiyono

Pak Khanm

Pak Bambang

Kepala Laboratorium Teknik Mesin

Pak Imam Muda Nauri

Coordinator Laboratorium Teknik Mesin

Pak Misiran

Tool Man

Mahasiswa

Page 12: Observasi Bengkel Pengecoran Ku

8

Keterangan :

Koordinasi pada struktur organisasi di bengkel pengecoran berturut-turut.

Maksudnya sistemnya langsung turun ke bawah jadi pucuk dari kepemimpinan

pada bengkel pengecoran ini ada Ketua Jurusan Teknik Mesin dan yang paling

bawah ada Tool Man ( Mahasiswa Teknik Mesin).

2. Job Deskripsi

Job Deskripsi dari struktur tersebut adalah

a) Ketua Jurusan Teknik Mesin

sebagai pucuk dari struktur tersebut bertugas memimpin dan

penanggung jawab pada bengkel pengecoran di jurusan teknik mesin.

Setiap kebijakan dari ketua jurusan teknik mesin sangat berpengaruh

terhadap kegiatan praktikum di bengkel pengecoran tersebut.

b) Kepala Laboratorium

Merupakan bagian yang bertugas mengembangkan pengelolaan

bengkel-bengkel di jurusan teknik mesin. Kepala Laboratorium

bertanggung jawab atas perkembangan di bengkel-bengkel yang ada di

jurusan teknik mesin serta penggunaan laboratorium teknik mesin.

c) Coordinator Laboratorium Pengecoran

Merupakan orang yang bertugas sebagai pemimpin atau

pengoordinator system manajemen dibengkel pengecoran. Disini

Coordinator Laboratorium Pengecoran memberikan pembagian tugas

kepada para Laboran di Bengkel Pengecoran.

d) Laboran

Merupakan anggota dari Laboratorium Pengecoran dibawah

Coordinator Laboratorium Pengecoran. Tugas dari Laboran adalah

memfasilitasi mahasiswa dalam penelitian di bengkel pengecoran.

Kemudian membantu Coordinator Laboratorium Pengecoran dalam

mengatur system manajemen di bengkel pengecoran.

Page 13: Observasi Bengkel Pengecoran Ku

9

e) Tool Man

Tugas dari seoirang toolman adalah menyiapkan alat alat yang

akan digunakan untuk kegiatan mata kuliah maupun praktikum di bengkel

pengecoran pada setiap kali pertemuan. Yang mana alat harus siap dipakai

pada setiap harinya dan dalam keadaan bersih. Sehingga toolman harus

membersihkan dan mengecek alat setiap hari.

Tool Man pada bengkel pengecoran disini adalah asisten dari

Dosen pengajar maupun dari mahasiswa yang sedang praktikum.

Mahasiswa dilakukan penggiliran setiap pertemuannya dalam menjadi tool

man. Selain menjaga peralatan pada bengkel pengecoran,juga bertugas

melayani temannya dalam praktikum pengecoran.

BAB II

PENGORGANISAIAN BENGKEL PENGECORAN

A. Jenis dan Fungsi Peralatan/mesin-mesin Pada Bengkel

Berikut adalah peralatan dan perlengkapan yang digunakan dalam proses

pengecoran.

NO Jenis Peralatan FUNGSI

1

2

3

Timba

Sekop

Gergaji tangan

Timba adalah tempat untuk menaruh pasir dari hasil adukan yang

telah diaduk di tempat yang yang besar untuk di pindahkan di

tempat yang lebih dekat sehingga dalam pengampilan dan proses

pembuatan inti dapat dengan mudah dilaksanakan atau

dikerjakan.

Sekop adalah alat untuk mengaduk pasir yaitu digunakan untuk

mencampur pasir dengan air sehingga dalam proses pencampuran

pasir atau pada proses pengolahan pasir sesuai dengan takaran

dan dpat merata ,sehingga pasir dapat digunakan dengan kriteria

yang telah ditentukan

Gergaji tangan merupakan salah satu perkakas tangan yang

efisien digunakan dalam memotong atau membelah kayu dengan

Page 14: Observasi Bengkel Pengecoran Ku

10

4.

5.

6.

7.

Pahat tangan

Palu

Cetok

Ragum

ukuran dan jumlah yang kecil. Seperti pada semua perkakas

tangan, pemakaian gergaji tangan ini diperlukan keterampilan

untuk memberikan pemakanan dengan gerakan yang seimbang.

Pahat kayu merupakan alat potong kayu yang digunakan untuk

membentuk benda kerja, bentuk luar serta memuat lubang segi

empat. Pahat kayu dibuat dengan berbagai bentuk dan ukuran

dengan tangkai yang dibuat dari kayu atau plastik. Pembentukan

dengan menggunakan pahat kayu biasanya dilakukan dengan

pemukulan oleh palu.

Palu dipergunakan untuk memukul benda kerja pada pekerjaan

memahat, mengeling, membengkok, dan sebagainya.Menurut

bentuknya palu dibedakan dalam beberapa jenis yaitu palu pen

mukanya bulat dan bentuk kepalanya lancip, palu konde bentuk

muka bulat dan puncaknya seperti bola.Untuk dapat dipergunakan

palu tersebut diberi tangkai yang terbuat dari bahan kayu liat dan

berurat lurus.

Cetok adalah alat yang biasa digunakan untuk memplester atau

mengaci tembok.Alat ini juga biasa digunakan untuk mencampur

adonan pasir dan semen.Sehingga para pekerja bangunan banyak

yang menggunakan alat ini untuk membantu pekerjaan.Alat ini

berbentuk lempengan dengan peganan dari kayu.

Ragum adalah alat untuk menjepit benda kerja.Untuk membuka

rahang ragum dilakukan dengan caramemutar tangkai atau tuas

pemutar ke arah kiri (berlawanan arah jarum jam) sehingga batang

berulir akan menarik landasan tidak tetap pada rahang tersebut,

demikian pula sebaliknya untuk pekerjaan pengikatan benda kerja

tangkai pemutar diputar ke arah kanan (searah jarum jam).

Page 15: Observasi Bengkel Pengecoran Ku

11

8.

9.

10.

Rahang

Penjepit

Alat ukur

Kikir

Rahang penjepit diberi landasan terbuat dari besi tuang yang

permukaannya pada umumnya diberi parutan bersilang agar

penjepitan lebih kuat dan tidak licin. Dengan demikian apabila

menjepit benda kerja yang halus dan dikawatirkan akan rusak

permukaannya maka disarankan untuk memberi lapisan pelindung

berupa plat yang dapat menjaga permukaan benda kerja tersebut.

Namun ada juga jenis ragum kerja bangku yang rahang penjepitnya

dibuat rata dan halus (digerinda), di mana jenis ragum ini

digunakan untuk menjepit benda kerja yang sudah memiliki

permukaaan rata.

a. Mistar gulung

Mistar gulung (meteran) memiliki fungsi sama dengan mistar

baja, yang membedakan adalah bentuknya. Meteran gulung

terbuat dari plat elastis dan relatif panjang dibanding mistar baja.

Dalam pemakaiannya, meteran gulung sering digunakan untuk

mengukur benda yang relatif panjang dan tidak terlalu

membutuhkan ketelitian yang lebih.

b. Mistar siku

Fungsi utama penyiku adalah untuk memeriksa ketegak- lurusan

atau kesikuan suatu benda, memeriksa kesejajaran garis, dan alat

bantu dalam membuat garis pada benda kerja.

Kikir yang digunakan harus disesuaikan dengan kebutuhan

pekerjaan, baik dalam segi kualitas pekerjaan maupun dalam segi

bentuk.Untuk kualitas pekerjaan, yang perlu diperhatikan adalah

ketajaman dan kemulusan kikir, seperti tidak bengkok dan tidak

cacat.

Page 16: Observasi Bengkel Pengecoran Ku

12

Alat dan Bahan Pada Praktikum Pengecoran

Alat dan Bahan Rangka Cetak (Flash)

a. Gergaji

b. Palu

c. Tatah

d. Paku

e. Kayu meranti

f. Alat ukur (Penggaris, meteran,

mistar siku)

Alat dan Bahan Model

a. Model (Asbak berbentuk alas muka segi enam,inti pipa, dan lampu hias)

b. Dempul

c. Kikir

d. Gergaji besi

e. Kertas gosok

Alat dan Bahan Pembuatan Rongga Cetakan

a. Flash (Jenis cup and drag dengan sistem kunci)

b. Model (Asbak berbentuk alas muka segi enam, hiasan lampu)

c. Penumbuk

d. Cetok

e. Kuas

f. Sistem saluran

g. Palu kayu

h. Pasir ( jenis pasir Silika) + air

i. Karbon

j. Kedap air

Gambar Tool Box pada Bengkel Pengecoran

Page 17: Observasi Bengkel Pengecoran Ku

13

Berikut daftar mesin-mesin dan dapur yang digunakan pada praktikum

pengecoran

No Alat,Mesin/

Dapur

Gambar Fungsi

1

2.

3.

4.

Mesin Diesel

Dapur Kupola

Dapur Arang

Blower

Mesin Diesel digunakan untuk

menyalurkan udara melalui blower

pada saat penyalaan dapur

pengolahan logam

Dapur Kupola pada bangkel

pengecoran ini digunakan untuk

mencairkan bahan-bahan logam

aluminium. Proses pemasukan

logam setelah tungku dapur sudah

mencapai panas yang tinggi.(800-

1000 derjat C)

Dapur Arang pada bengkel

pengecoran ini digunakan dalam

melebur suatu logam dengan

tingkat pemanasan yang tidak

terlalu tinggi (200-300 derajat C)

Blower merupakan alat untuk

kipas dan penyemprot bahan bakar

Page 18: Observasi Bengkel Pengecoran Ku

14

5.

6.

Tabung Gas

Mesin Aya’an

Tabung gas merupakan Sumber

dalam bahan bakar pemanasan

dapur.

Digunakan untuk memilah antara

pasir yang halus dan yang kasar

sebagai proses pengecoran

B. Tata Letak Bengkel

1. Denah Ruangan

Page 19: Observasi Bengkel Pengecoran Ku

15

2. Tata Letak Peralatan/Mesin-mesin

3. Instalasi listrik Dan Kebutuhan Daya

Instalasi listrik serta kebuthan daya pada bengkel pengecoran dapat terbagi

sebagai berikut,

Lampu : 4 buah x 30 V = 120 V

Mesin Bor : 1 buah x 260 V = 260 V +

Jumlah = 380 V

C. Utilitas

1. Pengaturan Jaringan transportasi Pada bengkel pengecoran jaringan transportasinya dapat dibagi beberapa

jenis transportasi,yaitu

a) Transportasi Bahan Praktikum

Pada bengkel pengecoran pendistribusian bahan praktikum tidak langsung

diambil dari bengkel itu sendiri. Mahasiswa yang akan melakukan praktikum

harus mengambil bahan pengecoran di ruangan depan kompleks bengkel

LEMARI DISPLAY HASIL

MESIN BOR

MEJA DOSEN

TEMPAT ALAT POTONG

DAPUR ARANG

PASIR

PASIR

PASIR

DAPUR KUPOLA

= BAHAN BAKU

= TOILET

= RAK ALAT

= MESIN AYAKAN

= TOOL BOX

= ( belum tau )

= MESIN DIESEL

= TEMPAT KERJA BANGKU

= TANDON MINYAK

Page 20: Observasi Bengkel Pengecoran Ku

16

mesin G2. Sebelum melakukan praktikum mahasiswa harus dapat mengetahui

bahan apa saja yang diperlukan pada saat praktikum untuk efisiensi waktu

praktik.

Bahan-bahan yang diambil itu terdapat beberapa yaitu, pasir, dempul, dan

aluminium (jika persediaan di bengkel habis). Transportasi bahan Praktikum

pengecoran ini melalui bengkel las dan fabrikasi,dan bengkel kerja bangku.

b) Transportasi Tempat Praktikum

Pada tempat praktikum pengecoran tidak terlalu luas. Jadi untuk

pengerjaan finishing atau pekerjaan kerja bangku mahasiswa harus beralih

tempat praktik di bengkel kerja bangku di bagian depan bengkel mesin G2.

Karena tidak luasnya bengkel pengecoran mahasiswa yang dapat ditampung

12-20 orang maksimal. Jadi untuk pekerjaan yang membutuhkan tempat yang

luas harus beralih ke tempat praktik yang lain.

c) Transportasi Peralatan dan Perlengkapan Praktikum

Untuk tempat peralatan praktikum pengecoran sebagian besar berada di

bengkel pengecoran itu sendiri. Dari dapur,mesin-mesin,alat proses heat

treatment berada di bengkel pengecoran tersebut. Hanya mungkin beberapa

alat kerja bangku harus diambil ke bengkel kerja bangku

2. Pengaturan dan Perawatan Jaringan Air

Jaringan air pada bengkel pengecoran tidak terlalu kompleks pengelolaannya.

Kebutuhan air pada praktikum pengecoran hanya digunakan pada saat

pencampuran air dengan pasir silica yang digunakan untuk pembuatan rangka

cetakan model. Pencampuran pasir dengan air sampai pasir mencapai kelembaban

yang diinginkan. Rata-rata pemberian air kedalam pasir hanya 7%-10%. Jika

terlalu kering akan menyebabkan pasir tidak lengket sehingga akan menyebabkan

rontok pada pasir dan jika terlalu basah akan menyebabkan pasir terlalu lengket

sehingga cetakan akan lengket dengan model dan sulit diambil.

Yang lain air digunakan saat pendinginan hasil pengecoran. Dibutuhkan satu

ember atau lebih saat proses ini. Air yang sudah digunakan biasanya di buang

pada halaman samping bengkel pengecoran yang masih berupa tanah. Jadi tidak

memerlukan pengelolaan yang kompleks dalam menangani jaringan air ini.

Page 21: Observasi Bengkel Pengecoran Ku

17

3. Pengaturan Limbah (Cair, padat, dan gas)

a) Pengaturan Limbah Cair

Limbah cair yang terdapat pada bengkel pengecoran hanya berupa air sisa

proses pendinginan hasil pengecoran. Limbah yang dibuang seperti pada

keterangan sebelumnya dibuang di halaman samping bengkel pengecoran.

b) Pengaturan Limbah Padat

Limbah padat pada bengkel pengecoran berupa sisa terak hasil

pengecoran. Terak sisa pengecoran dibuang pada tempat sampah yang

disediakan pada bengkel. Tempat sampah tersebut hanya dikhususkan untuk

pembuangan limbah tertentu agar pemilahan limbah dapat lebih mudah

c) Pengaturan Limbah Gas

Limbah gas pada bengkel pengecoran merupakan hal paling kompleks.

Pada proses pengecoran paling banyak menghasilkan limbah gas berupa asap.

Pembuangan asap berada pada ventilasi tepat pada diatas penempatan dapur-

dapur seperti gambar berikut.

C. Penerangan, Pengaturan Ventilasi, Suhu Udara dan Kelembapan

Pada proses pengecoran suhu ruangan sangatlah tinggi. Panasnya suhu

ruangan ini dapat menyebabkan terganggunya mahasiswa saat praktikum.

Bengkel pengecoran ini

memiliki ventilasi yang cukup

banyak. Terdapat pintu yang

berada disamping bengkel

Page 22: Observasi Bengkel Pengecoran Ku

18

yang dibuka ditambah dengan jendela yang terdapat diatas bengkel. Dapat

dilihat pada gambar berikut.

Gambar Ventilasi ruangan bengkel pengcoran

Suhu ruangan pada bengkel pengecoran cukup panas. Pada saat

observasi suhu tersebut dapat tertutupi dengan adanya ventilasi yang ada pada

gambar diatas. Akan tetapi saat praktikum pada siang hari dengan cuaca panas

sangatlah diperlukan ventilasi tersebut tetap terbuka.

Kelembapan pada bengkel tidak terlalu tinggi. Karena memerlukan

suatu ruangan yang tidak lembap untuk memperoleh hasil yang maksimal

pada saat praktikum pengecoran. Pada saat praktikum harus tetap dijaga

tingkat kelembapan dari ruangan itu.

Penerangan pada bengkel pengecoran di jurusan teknik mesin ini tidak

terlalu banyak. Mengingat tidak terlalu luasnnya ruangan. Terdapat 4 lampu

masing –masing bertegangan 30 V. Kurang luasnya ruangan ini sangat

menguntungkan untuk daya yang diperlukan bengkel pengecoran di jurusan

teknik mesin ini. Akan tetapi kurang luasnya ruangan bengkel menyebabkan

kurang terkondisikan jika mahasiswanya banyak atau melebihi kapasitas.

D. Analisis Kondisi Bengkel

1. Analisis Peralatan/mesin-mesin

Peralatan-peralatan yang berada pada bengkel pengecoran telah

dikemukakan pada pembahasan di atas. Dari berbagai pengamatan,kelompok

menyimpulkan beberapa analisis bagaimana kelengkapan dari peralatan dan

perlengkapan di bengkel pengecoran.

Page 23: Observasi Bengkel Pengecoran Ku

19

a) Peralatan – peralatan dari bengkel pengecoran cukup lengkap dari berbagai

tahap praktikum

b) Hasil wawancara dengan tool man dan kepala bengkel, menyatakan bahwa

proses praktikum pada bengkel pengecoran sangatlah minim. Praktikum

masih menggunakan atau masih mengolah bahan logam aluminium,

dikarenakan kurangnya peralatan dapur pengolah logam,serta

perlengkapan lainnya.

c) Kapasitas dapur pengolah logam yang ada di bengkel pengecoran hanya

masih berkapasitas pada aluminium

d) Bahan baku pada pengecoran yang cukup sulit dicari dan saat ini memakai

barang bekas.

e) Bahan bakar dari dapur pengolahan logam yang lumayan menghabiskan

dana,mengingat proses heat treatmen pada praktikum sangatlah lama

f) Hasil dari praktikum yang hanya masih sebatas benda yang sederhana

konstruksi dan bahan pembuatannya.

2. Analisis Lay out Bengkel

Setelah melakukan pengamatan pada bengkel pengecoran di Jurusan

Teknik Mesin, kelompok menyimpulkan beberapa analisis pada Lay out/

ruangan Bengkel . yaitu,

a) Ruangan tempat pengecoran yang kurang luas dan hanya menampung 12

sampai 20 mahasiswa praktikum.

b) Penempatan peralatan yang kurang tertata dikarenakan sempitnya ruang

praktikum pengecoran ini. Sehingga ada beberapa alat yang ditumpuk

pada beberapa tempat yang bukan semestinya.

c) Penempatan bahan baku pada bengkel yang kurang tertata,sehingga

terdapat bahan baku yang penempatannya bergabung dengan beberapa

peralatan pengecoran. Dilihat dari sini manajemen bengkel dalam hal

penempatan peralatan, perlengkapan, bahan baku, mesin, dan dapur

praktikum pengecoran masih kurang.

3. Analisis Utilitas

Page 24: Observasi Bengkel Pengecoran Ku

20

Bengkel pengecoran di jurusan teknik mesin dalam hal pengendalian

utilitas bengkel dapat disimpulkan sebagai berikut,

a) Sistem transportasi pada pendistribusian bahan baku masih kurang efektif.

Dikarenakan mahasiswa harus mengambil bahan baku tersebut di depan

bengkel pengecoran. Selain memperlambat system perkuliahan juga

kurang efisiensi waktu praktikumnya.

b) Sistem Tempat praktikum sebenarnya sudah cukup baik dimana

penempatan dapur dan mesin-mesin lainnya berada di bengkel pengecoran

tersebut. Akan tetapi pada pengerjaan finishing ataupun kerja bangku

mahasiswa harus beralih ke bengkel kerja bangku.

c) Sistem pendistribusian peralatan dan perlengkapan bengkel pengecoran

sudah cukup baik. Seperti pada dibahas sebelumnya alat dan perlengkapan

yang tidak terdapat pada bengkel pengecoran,mahasiswa harus mengambil

peralatan itu ke bengkel lain. Yang seharusnya dari peralatan,

perlengkapan, dan bahan baku praktikum harus tersedia de bengkel

pengecoran itu untuk efisiensi waktu praktikumpengecoran.

4. Analisis Penerangan, ventilasi, suhu dan kelembaman udara

Analisa tentang Penerangan, ventilasi, suhu dan kelembaman udara dapat

diuraikan sebagai berikut.

a) Pada penerangan bengkel pengecoran sudah cukup. Terdapat 4 lampu

sebagai alat penerangan dikarenakan ruangan bengkel yang tidak cukup

luas sehingga tidak membutuhkan banyak penerangan.

b) Pada ventilasi pun cukup memadai setelah dilihat terdapat ventilasi

jendela, ventilasi pintu, ventilasi keluaran dari asap saat proses heat

treatment.

c) Pengaturan suhu dan kelembapan udara sangat diatur dengan baik. Suhu

ruangan tidak terlalu panas dan tidak terlalu basah. Suhu ruangan yang

tinggi di bengkel pengecoran menyebabkan terganggunya praktikum bagi

mahasiswa. Sedangkan ruangan tidak terlalu basah akan memudahkan saat

proses pengecoran logam yang membutuhkan kelembapan yang rendah

saat praktikum.

Page 25: Observasi Bengkel Pengecoran Ku

21

BAB IV

Perlengkapan Dan Petunjuk Umum Keselamatan Kerja

A. Perlengkapan Keselamatan Kerja

Pada bengkel pengecoran harus selalu memerhatikan keselamatan kerja.

Mengingat praktikum pengecoran ini sangat banyak berhadapan dengan kegiatan

heat treatment. Berikut daftar perlengkapan keselamtan kerja pada bengkel

pengecoran.

Gambar Peralatan Keselamatan Kerja Bengkel Pengecoran

No Perlengkapan

Keselamatan Kerja

Fungsi

1

2

3

4

Apron

Sarung Tangan

Masker

Kaca Mata Pelindung

Berfungsi untuk melindungi badan dari benda-

benda tajam dan mencegah baju yang dikenakan itu

kotor.

Alat pelindung tangan pada saat bekerja ditempat

atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera

tangan. Bahan dan bentuk disesuaikan pada masing-

masing pekerjaan.

Penyaring udara yang dihirup saat bekerja ditempat

dengan kualitas udara yang buruk. Misal, berdebu,

beracun, dsb.

Berfungsi sebagai alat pelindung mata saat bekerja.

Page 26: Observasi Bengkel Pengecoran Ku

22

5

6

Helm

Sepatu Praktik

Berfungsi sebagai pelundung kepala dari special

resisting penetration seperti terantuk dengan pipa,

atap dan kemungkinan jatuhnya benda dari atas.

Mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki

karena tertimba benda tajam atau berat, bbenda

panas, cairan kimia, dsb.

B. Petunjuk Umum Keselamatan Kerja

Berikut merupakan prosedur keselamatan kerja sebelum dan saat

pekerjaan di bengkel pengecoran menurut tool man Bengkel Pengecoran di

Jurusan Teknik Mesin.

a. Memakai perlengkapan praktek, meliputi pakaian praktik, sepatu, sarung

tangan dan lain-lain.

b. Prosedur proses penyalaan dapur peleburan yang tepat.

c. Pengawasan terhadap nyala api pada dapur peleburan.

d. Pemeriksaan bahan bakar dapur.

e. Proses pemasukan logam secara bertahap kedalam dapur peleburan.

f. Kehati-hatian dalam pengambilan logam cair dalam tungku, pengambilan

logam cair menggunakan centong yang bertangkaipanjang.

g. Peletakan cetakan yang terlalu jauh dari dapur.

h. Melakukan penuangan dengan hati-hati.

i. Penutupan dapur apabila selesai proses penuangan.

Page 27: Observasi Bengkel Pengecoran Ku

23

BAB V

PENUTUP

Bengkel Pengecoran di Jurusan Teknik Mesin, Universitas Negeri Malang

berada di Kompleks Ruang Bengkel Jurusan Teknik Mesin, FakultasTeknik,

Gedung G2 Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang. Beberapa produk atau

hasil dari praktikum pengecoran yaitu, Puli, Tuas, dan Cup Kap lampu. Tugas-

tugas dari pegawai maupun pejabat pada bengkel pengecoran dimulai dari Ketua

Jurusan Teknik Mesin, Kepala Laboratorium Teknik Mesin, Coordinator

Laboratorium Teknik Mesin, Laboran, dan Tool Man.

Pada bengkel pengecoran terdapat beberapa jenis peralatan yaitu, Timba,

Sekop, Gergaji tangan, Pahat tangan, Palu, Cetok, Ragum, Rahang Penjepit, Alat

ukur, Kikir. Terdapat 2 macam dapur pengolah logam yang terdapat pada bengkel

pengecoran yaitu dapur Kupola,dan dapur arang. Juga ada beberapa mesin atau

alat dalam membantu proses praktikum yaitu, Mesin Diesel, mesin aya’an, mesin

blower.

Pada system utilittas di bengkel pengecoran dapat dibagi menjadi 3 jenis,

a) Transportasi Peralatan dan Perlengkapan Praktikum, b) Transportasi Tempat

Praktikum, c) Transportasi Bahan Praktikum. Pengaturan dan Perawatan Jaringan

Air di bengkel pengecoran tidak terlalu kompleks pengelolaannya. Kebutuhan air

pada praktikum pengecoran hanya digunakan pada saat pencampuran air dengan

pasir silica. Pengaturan Limbah Cair pada bengkel pengecoran hanya berupa air

sisa proses pendinginan hasil pengecoran. Pengaturan Limbah padat pada bengkel

pengecoran berupa sisa terak hasil pengecoran.. Pengaturan Limbah gas pada

bengkel pengecoran merupakan hal paling kompleks. Pada proses pengecoran

paling banyak menghasilkan limbah gas berupa asap.

Sistem Penerangan pada bengkel pengecoran di jurusan teknik mesin ini

tidak terlalu banyak. Mengingat tidak terlalu luasnnya ruangan. Sistem

Pengaturan Ventilasi Bengkel pengecoran ini memiliki ventilasi yang cukup

banyak. Terdapat pintu yang berada disamping bengkel yang dibuka ditambah

dengan jendela yang terdapat diatas bengkel., Pada saat praktikum harus tetap

Page 28: Observasi Bengkel Pengecoran Ku

24

dijaga tingkat kelembapan dari ruangan itu,begitu pun suhu udara haruslah tetap

pada kisaran yang tidak membuat para mahasiswa yang praktikum terganggu.

Pada hasil observasi di bengkel pengecoran di jurusan teknik mesin

terdapat beberapa analisis,a) Analisis Peralatan/mesin-mesin dimana Peralatan –

peralatan dari bengkel pengecoran cukup lengkap dari berbagai tahap praktikum.

Akan tetapi masih terdapat beberapa peralatan yang harus diambil di bengkel lain.

b) Analisis Lay out Bengkel pengecoran berupa kurangnya lahan atau tempat

yang cukup untuk menampung praktikum pengecoran bagi mahasiswa.c) Analisis

Utilitas pada bengkel pengecoran hasilnya beberapa cukup baik akan tetapi

beberapa pendistribusian alat,perlengkapan,bahan baku,dan bahan bakar yang

masih kurang tepat.d) Analisis Penerangan, ventilasi, suhu dan kelembaman udara

berupa cukup baik pada pengaturan ventilasi,penerangan yang cukup,

pengkondisian suhu ruangan serta kelembapan yang baik.

Prosedur K3 pada praktikum pengecoran sangatlah perlu diperhatikan.

Beberapa peralatan yang wajib dipakai saat praktikum diantaranya, Apron, Sarung

Tangan, Masker, Kaca Mata Pelindung, Helm, Sepatu Praktik. Pada system

keselamatan di bengkel pengecoran mahasiswa tidak diperbolehkan mengabaikan

perlengkapan keselamatan, proses praktikum yang memerlukan kecermatan dan

ketepatan, serta tetap berlaku disiplin saat di bengkel.