Objek Arsitektur Tropis

19
TUGAS INDIVIDU SAINS ARSITEKTUR II 5 OBJEK BANGUNAN ARSITEKTUR TROPIS Dosen : Heru subiyantoro ST.MT Di Susun Oleh : Gorbina Kartika Dewi

description

Objek Arsitektur Tropis

Transcript of Objek Arsitektur Tropis

TUGAS INDIVIDUSAINS ARSITEKTUR II

5 OBJEK BANGUNAN ARSITEKTUR TROPIS

Dosen :Heru subiyantoro ST.MT

Di Susun Oleh :Gorbina Kartika Dewi

UPN “VETERAN” JAWA TIMURFAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR 2009/2010

1. Atap Rumah Tropis

”Membuat sesuatu yang mudah menjadi rumit itu sudah biasa, tetapi membuat sesuatu

yang rumit menjadi mudah, itu yang disebut kreativitas” –Charles Mingus–

Indonesia adalah negara tropis, negara yang hanya memiliki 2 musim saja, musim hujan

dan musim kemarau. Keadaan musim ini di jadikan patokan dalam desain arsitek agar bisa tahan

di 2 musim tersebut. Salah satu aspek penting yang berhubungan dengan musim/cuaca adalah

atap. Bagaimanapun atap sebuah bangunan memiliki fungsi yang sangat vital karena melindungi

para penghuni didalamnya.

Para perencana bangunan zaman Belanda terutama untuk bangunan permanen di daerah

tropis,mendesain atap dengan sudut kemiringan yang curam, biasanya lebih dari 30 derajat,

sekitar 35-45 derajat. Kemiringan atap ini didesain sedemikian rupa sesuai dengan karakteristik

wilayah, sudut kemiringan yang curam di struktur atap supaya dedaunan yang jatuh karena hujan

atau karena sudah tua bisa turun ke bawah tanpa harus dibersihkan sehingga kekhawatiran talang

tersumbat akan kecil karena jatuhnya dedaunan karena gaya gravitasi. Elemen bangunan tropis

yang dominan adalah atap pelana, atap perisai dan pergola yang menaungi ruang dalam dan

menghindari dari teriknya sinar matahari.

Permasalahan utama iklim tropis ini adalah curah hujan yang besar sehingga beban air

hujan yang jatuh di atap harus segera di alirkan. Atap pelana, perisai ataupun atap miring karena

kemiringannya sehingga dapat mengalirkan air hujan dengan lebih mudah selain itu overstek

pada atapnya dapat melindungi bangunan (terutama kusen) dari tampias air hujan itu. selain itu

overstek-nya dapat pula menjadi pereduksi sinar matahari.

Atap miring tidak selamanya bentuknya kaku.

Bandingkan dengan perumahan-perumahan yang ada di dearah 4 musim, sebagian cukup

menggunakan dak beton atau atap dengan sudut yang landai walaupun sebagian pula memakai

penutup atap yang sama-sama memiliki kemiringan yang curam supaya dimungkinkan benda-

benda yang jatuh di atap bisa turun dengan sendirinya.

Di kota Bandung, desain atap tropis ini terlihat dari perumahan-perumahan peninggalan

jaman Belanda, sebagian masih ada, sebagian lagi sudah direnovasi bahkan sudah dibongkar. Di

perumahan tersebut terlihat sudut kemiringan yang curam dan namun memberikan fungsi yang

baik bagi bangunan secara keseluruhan. Rumah-rumah seperti ini bisa dilihat di sepanjang jalan

cipaganti, terutama untuk bangunan rumah yang belum mengalami renovasi.

Beberapa developer yang menggunakan konsep Bandung tempo dulu menggunakan

referensi atap tropis ini sebagai acuan dalam desain, tanpa mengesampingkan unsur lainnya

seperti kemiringan wilayah, banyak atau tidaknya pohon diseputar wilayah yang akan dibangun.

Yang paling utama dan perlu di perhatikan pula adalah masalah lingkungan, konservasi alam

yang sedang di kampanyekan menjadi alasan untuk melakukan perencanaan dan perancangan

bangunan yang ramah lingkungan, baik secara desain maupun bahan bangunan. Lingkupnya

memang lebih luas karena dampak yang terjadi akibat pembangunan di satu wilayah bisa

menjadi masalah bagi wilayah lain jika tidak diperhatikan dampaknya.

Sumber : ilmusipil.com

2. ARSITEKTUR TROPIS KAMPUS H UG

Arsitektur Tropis juga bisa dikatakan sebagai salah satu cabang ilmu arsitektur yang

berorientasi pada kondisi iklim dan cuaca. Dalam banyak hal, iklim dan cuaca sangat

berpengaruh terhadap lingkungan sektar. Karena itu bagaimana agar iklim dan cuaca yang

cenderung panas dan lembab tersebut dapat diminimalisir dampaknya melalui desain rumah atau

bangunan yang sejuk, asri dan menyediakan ruang-ruang khusus untuk sirkulasi udara.

Pada umumnya, bangunan atau rumah dengan deain arsitektur tropis, memiliki cirri

khusus serta karakter menyesuaikan dengan kondisi iklim tropis. Beberapa cirri dan karakter

tersebut antara lain :

1. Memiliki sudut pandang dan orientasi bangunan yang sesuai standart tropis.

2. Menggunakan bahan-bahan yang mendukung kenyamanan bentuk tropis

3. Memiliki jarak yang cukup antara masing-masing bangunan untuj menjamin sirkulasi

udara yang baik.

4. Bentuk bangunan harus memiliki lebar yang cukup untuk sirkulasi udara dan ruang –

ruang di sekitar bangunan diberi peneduh tanpa harus mengganggu sirkulasi udara.

5. Orientasi bangunan sebaiknya menghadap utara selatan untuk mencegah sinar matahari

secara langsung bila menghadap timur barat.

Untuk menambah fungsi sejuk dengan sirkulasi udara secara alami perlu diciptakan ruang

terbuka hijau di sekitar bangunan. Ruang hijau ini adalah perwujudan dari keindahan

harmonisasi alam yang merupakan jantung bumi. Terlebih lagi, trend pembangunan rumah

tempat tinggal atau gedung saat ini lebih diarahkan kepada desain rumah yang ramah lingkungan

dan hijau (green). Factor lain yang tidak boleh diabaikan dalam konsep arstektur tropis adalah

pemanfaatan bahan-bahan material alami yang mampu menyerap panas secara alami. Bahan-

bahan seperti batu kali, kayu serta penggunakan warna cat dipertimbangkan untuk menciptakan

arsitektur tropis.

Kampus UG yang berlokasi di Depok, baik yang berada di Jl. Raya Akses UI Kelapa Dua

maupun yang berada di Jl. Margonda pada umumnya didesain dengan arsitektur tropis. Bahkan

kampus baru yang berlokasi di Kampus H Kelapa Dua semakin nyata penggunaan arsitektur

tropisnya, bahkan pada kesempatan peresmian beberapa waktu lalu, kampus H ini direncanakan

sebagai kampus hijau.

Konsep arsitektur tropis mulai Nampak saat memasuki ruang pendopo sebelum

memasuki gedung utama menghadap selatan. Penggunaan material, warna cat serta atap juga di

desain ruangan yang memberik ruang terbuka untuk sirkulasi udara. Tanpa adanya mesin

pendingin (AC) ruang pendopo ini terasa sejuk karena tersedia banyak ruang-ruang untuk keluar

masuk udara.

3. Meghan Residence

Berbicara tentang arsitektur yang tropis dan hijau, kita bisa menengok karya dari

arsitek Bangladesh yaitu Kandaker Zakaria (Jewel), dinamakan sebagai Meghna

Residence. Arsitek menjadikan bangunan setinggi 5 lantai ini layaknya sebuah resort

dengan banyak taman dan juga kolam. Tanaman dan pohon tumbuh dalam bangunan

dengan rambatan pada dinding. Terkesan sangat sejuk.

Site yang sengaja ditata terbuka untuk menerima angin masuk terlihat bada

bangunan ini. Banyaknya bukaan seperti jendela dan banyaknya vegetasi alam yang

telihat dapat menjadikan penghilang panas.

Pengendalian radiasi matahari terlihat pada orientasi pengendalian radiasi

matahari pada sosoran tiap bukaan. Vegetasi buatan yaitu beberapa Kolam renang dan

pohon yang lumayan besar berada di lantai 5, sehingga seakan tidak terasa berada di

lantai atas sebuah bangunan. Sementara itu bunyi gemericik air terdengar dari bawah

hingga keatas.

4. Rumah Tropis Jogjakarta, Indonesia

Beban tambahan yang perlu diperhitungkan dalam tahap desain meliputi:

beban mati yang meliputi berat dari kotak tanaman atau dinding pembatas taman lainnya.

Untuk bahan beton bertulang, berat lazimnya mencapai 24 kN/m2. Berat ini tentunya

dapat bervariasi tergantung apakah struktur beton ini dalam keadaan basah atau kering. 

Beban hidup dapat terdiri atas berat kering dan bash dari media tanam (tanah),

pepohonan, air, dan juga orang yang menggunakan atap bertanaman ini.

Beban hidup yang diperhitungkan untuk penggunaan (untuk atap datar yang dapat

dipergunakan tidak hanya untuk pemeliharan taman) adalah sekitar 1.5 kN/m2 denah.

Berat dari tanah yang basah mencapai sekitar 22 kN/m3. Tanah pada atap bertanaman ini

beratnya tentu bervariasi tergantung pada ketebalan lapisan tanah yang dipakai. Sebagai

gambaran umum, kedalaman lapisan tanah ini berkisar antara 0.3-0.5 m untuk jenis

taman yang ditanami oleh rumput dan perdu dan berkisar antara 1-1.5m untuk pohon

pelindung yang berukuran kecil dan sedang. 

Beban angin harus dipertimbangkan dengan matang dalam desain atap bertanaman

dengan jalan memasukkan angka yang sesuai untuk beban tekanan yang disebabkan oleh

angin. Beban tekanan (tiupan) angin ini tergantung pada ketinggian tempat, bentuk pohon

(rimbun tidaknya) dan tipe struktur bangunan yang menopang atap bertaman tersebut. 

Posisi dari beban terpusat di suatu lokasi atap bangunan yang ditimbulkan oleh pohon

dan beban tambahan struktural lainnya sangat penting untuk dipikirkan sejak awal

sehingga pekerjaan kedap air (waterproofing) telah dipersiapkan sebelumnya dan pelat

atap mempunyai kekuatan yang memadai untuk diberi beban tekanan akibat dari

tambahan berat ini. 

Sangat penting bagi para pemilik, pengguna, dan pihak manajemen gedung untuk

memperhatikan kterbatasan beban atap yang diizinkan dengan cara tidak membuat taman

di sembarang lokasi pada atap. Hal ini perlu diperhatikan untuk menghindari hal-hal yang

dapat membahayakan keamanan struktur bangunan akibat diletakkannya taman dan

pepohonan yang berat pada atap yang seharusnya tidak boleh dibebani. 

Secara alamiah, setiap pohon dan tanaman akan tumbuh dan bertambah berat sejalan

dengan perkembangannya. Hal ini juga harus diperhatikan dalam perhitungan struktur

sebagai beban tambahan yang akan terkumpul seiring dengan bertambahnya usia

bangunan. 

Aspek Konstruksi dan Susunannya

Atap bertanaman pada dasarnya disusun sebagai berikut:

Atap pelat beton bertulang dengan plesteran finishing semen; atau

atap konstruksi kayu dengan lapisan papan atau multipleks;

lapisan kedap air yang tahan terhadap akar tanaman;

lapisan pelindung lapisan kedap air terhadap kerusakan mekanis;

lapisan drainase (pengaliran air);

lapisan penyaring;

lapisan media tanam (tanah dan sebagainya); serta

vegetasi (tanaman/pepohonan)

Ketebalan dari konstruksi taman diatas atap akan bervariasi tergantung pada tanaman yang akan

ditanam, rancangan sistem, dan fungsi tambahan lainnya disekitar taman.

5. Eropean Investment Bank

Bank Investasi Eropa di Luksemburg baru-baru ini memenangkan tempat pertama

dalam Emilio Ambasz Prize untuk Arsitektur Hijau untuk Bangunan Internasional.Selesai pada

tahun 2008 dan dirancang

oleh Arsitek Düsseldorf berbasisIngenhoven, gedung kaca tabung telah dipuji untuk desain sadar

lingkungan dan energi-efisien serta tata letak kantor yang mempromosikan interaksi

dankomunikasi. Gedung kantor yang inovatif diapit oleh musim dingin dan musim

panaskebun juga mencapai peringkat "sangat baik" di bawah Research

EstablishmentInggris Metode Penilaian Lingkungan Gedung (BREEAM).

Markas EIB adalah 170 meter panjang kaca tabung dan struktur baja dengan tata

letak kantor non-hirarkis zig-zag yang memungkinkan untuk fleksibilitas dalam kantor serta

interaksi antara karyawan.

Bangunan Meter persegi memiliki 72.500ruang kantor yang cukup dan fasilitas

untuk 750 karyawan dan mencakup indoor ‘hangat’ atrium, kaferia, restoran dan koneksi ke

bangunan di dekatnya.

Seperti seluruh bangunan ditutupi dalamgelas (13.000 meter persegi), siang haridengan

mudah memasuki gedung dari semua sudut dan cahaya suffuses kantorrencana terbuka

Jendela beroperasi memungkinkan karyawan untuk secara langsung mengontrol

suhu mereka dan membawa ventilasi alami. Sebuah tamanmusim dingin yang bertindak sebagai

penyangga termal pada satu sisi bangunan,efektif menghilangkan kebutuhan untuk pemanas atau

AC.