Irsyad Rahim - Kelembaban- Tugas Arsitektur Tropis

download Irsyad Rahim - Kelembaban- Tugas Arsitektur Tropis

of 13

Transcript of Irsyad Rahim - Kelembaban- Tugas Arsitektur Tropis

  • Arsitektur tropis

    KELEMBABAN DAN PENGARUHNYA PADA

    BANGUNAN

    Pakanbaru

    06/03/14

    Dosen:

    Wahyu Hidayat St. Murp.

    Disusun oleh:

    Irsyad Rahim Putra

    1307114544

    JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS RIAU

    2014

  • Pendahuluan

    Indonesia mempunyai wilayah yang luas. Terbentang antara 6 LU11 LS dan

    antara 95 BT141 BT. Wilayah atau pulau paling barat adalah Pulau Rondo (dekat Pulau

    We) dan paling timur adalah garis perbatasan Indonesia dengan Papua Nugini di Provinsi

    Papua. Sementara wilayah paling utara adalah Pulau Rondo dan paling selatan Pulau Rote.

    Wilayah indonesia yang luas itu keseluruhan nya termasuk dalam zona iklim tropis uaitu

    antara 0 231/2 LU/LS.Dengan sifat utamanya ialah suhu yang selalu tinggi, tanpa

    penyimpangan penyimpangan yang besar

    Masuknya indinesiadalam zona iklim tropis mengakibatkan indonesia mempunyai

    suhu rata-rata berkisar 25 - 32 derajat celcius. Dengan suhu yang tergolong panas tersebut

    maka dibutuhkanlah tempat naungan bangunan- yang mampu memberikan rasa

    kenyamanan termal bagi penghuninya. Salah satu masalah mendasar yang mempengaruhi

    kenyamanan thermal ini adalah kelembaban.

    Kelembaban disebabkan oleh banyaknya uap air di udara akibat dari penguapan.

    Arsitektur tropis merupakan salah satu jawaban akan pemecahan masalah tersebut. Dalam

    arsitektur tropis penanganan permasalahan tnermal sedapat mungkin dilakukan melalui cara

    cara yang alami. Penggunan AC yang biasa digunakan memeng mampu mengatasi

    kenyamanan thermal ini, namun di lain sisi akan menimbulkan masalah lain. Perusakan ozon

    misalnya, atau penggunan energi yang besar sehingga mempengarui tagihan listrik yang

    besar.

    Menimbang permasalahan diatas maka tulisan ini disusun bertujuan untuk;

    - Mengetahui keadaan iklim indonesia dan penganannya terhadap bangunan.

    - Mengetahui apa itu kelembaban penyebab dan akibat dari pada kelembaban pada

    bangungan.

    - Mengtahui cara cara mencegah dan mengatati kelembaban pada bangungan.

  • Kelembaban dan pengaruhnya Terhadap Bangungan.

    A. Iklim Indonesia dan Arsitektur Tropis

    Kelembaban merupakan element meteorologi yang berhubungan dengan iklim.

    Sehingga kalau kita berrbicara mengenai kelembaban otomatis juga menyangkut

    permasalahan iklim. Indonesia terletak di sekitar garis khatulistiwa. Akibatnya, Indonesia

    termasuk daerah beriklim tropis. Iklim adalah keadaan rata-rata cuaca yang terjadi pada

    suatu wilayah yang luas dan dalam kurun waktu yang lama (25- 30 tahun). Dikarenakan

    keadaan cuaca di Indonesia rata-rata panas mengakibatkan negara Indonesia tergolong zona

    beriklim tropika (panas), Iklim ini berakibat banyaknya hujan yang disebut Hujan Naik

    Tropika. Iklim tropis adalah iklim yang panas tapi basah.

    Zona iklim tropis terbentang antara 0 231/2 LU/LS dan hampir 40 % dari

    permukaan bumi. Sementara itu Indonesia terletak antara 6LU dan 11 LS dan antara 95

    dan 141BT.

    Iklim tropis memiliki beberapa ciri-ciri:

    1.Curah hujan tinggi

    2. Kelembaban tinggi

    3. Temperatur udara panas sampai dengan nikmat

    4. Angin (aliran udara) sedikit

    5. Radiasi matahari sedang sampai kuat (matahari bersinar sepanjang tahun)

    6. Pertukaran panas kecil karena kelembaban tinggi (udara sudah jenuh oleh uap air),

    sehingga air tidak mudah menguap.

    Atau lebih jelasnya iklim tropis memiliki karakter tertentu yang disebabkan oleh

    panas matahari, kelembaban yang cukup tinggi, curah hujan, pergerakan angin, dan

    sebagainya. Sehingga menimbulkan permasalahan dalam perancangan dan kenyamanan

    bangunan baik thermal ataupun lainnya. Untuk itu lahir lah arsitektur tropis, sebagai jawaban/

    adaptasi bentuk bangunan terhadap pengaruh iklim tropis. Pengaruhnya otomatis pada suhu,

    kelembaban, kesehatan udara yang harus diantisipasi oleh arsitektur yang tanggap terhadap

    hal-hal tersebut. Selain itu pandangan baru mencakup pada penggunaan material yang

  • memberikan ciri karakter material lokal (daerah tropis) yang lebih sesuai daripada material

    impor.

    Bentuk arsitektur tropis, tidak mengacu pada bentuk yang berdasarkan estetika,

    namun pada bentuk yang berdasarkan adaptasi/penanganan iklim tropis. Meskipun demikian

    bentukan bangunan oleh arsitek/ desainer yang baik akan memberikan kualitas arsitektur

    yang estetis, hal ini karena selain memperhatikan bagaimana menangani iklim tropis, juga

    memperhatikan bagaimana kesan estetika eksterior dan interior dari bangunan tersebut.

    Bentuk secara makro sangat memperhatikan faktor panas dan hujan, dimana untuk

    menangani hal tersebut maka arsitektur tropis yang baik akan memperhatikan bagaimana

    bangunan tidak panas dan ketika hujan tidak tampias, selain itu terdapat kualitas kenyamanan

    berkaitan dengan suasana panas dan dingin yang ditimbulkan oleh hujan, biasanya dibuat

    teras untuk memberikan perlindungan serta menikmati iklim tropis yang bersahabat.

    Bentuk secara mikro pada masing-masing elemen bangunan seperti jendela dengan

    bentuk lebar, berjalusi, berkanopi, atau semacam itu. Bentuk bangunan tropis dari kayu

    biasanya merupakan bangunan panggung dengan lantai yang diangkat dengan harapan

    terhindar dari banjir akibat hujan. Memang merupakan kualitas rancangan yang sudah

    berhasil sejak dulu.

    Sekilas ada kemiripan antara arsitektur tropis dengan arsitektur tradisional. Arsitektur

    tropis sendiri merupakan prinsip desain, sedangkan arsitektur tradisional merupakan

    kebudayaan arsitektur yang turun-temurun dan digetok-tularkan melalui kebudayaan.

    Arsitektur tropis tidak harus tradisional, tapi biasanya arsitektur tradisional masyarakat sudah

    sangat memperhatikan prinsip-prinsip arsitektur tropis meskipun tidak tertulis, tapi sudah

    terlihat melalui bangunannya.

    Arsitektur tropis gaya baru bisa memakai material apa saja dan tidak harus terpaku

    pada tradisi karena banyak perubahan paradigma terutama penggunaan material baru, asalkan

    masih memperhatikan bagaimana menangani iklim tanpa menggunakan penanganan

    modern terhadap iklim, misalnya: bangunan tropis seharusnya tidak memakai AC dan

    pencahayaan buatan pada siang hari, karena sudah mengandalkan iklim tropis yang

    sebenarnya mendukung untuk itu. Daerah tropis tidak memiliki perbedaan panas yang extrem

    antara siang dengan panas, selain itu angin yang stabil bisa diandalkan dengan pengaplikasian

    bukaan pada bangunan arsitektur tropis. Selain itu daerah tropis berada sepanjang garis

    katulistiwa, yang cendrung mendapat sinar matahari lebih dari cukup.

    Arsitektur tropis memperhatikan iklim, maka penanganan nya berkaitan dengan iklim

    seperti mempertahankan suhu nyaman. Standar kenyamanan suhu (suhu) menurut ISO 7730

    : 1994 menyatakan bahwa sensasi termis yang dialami manusia merupakan ungsi dari empat

    faktor iklim yaitu suhu udara , radiasi matahari, kelembapan udara, kecepatan angin serta dua

    factor individu yakni tingkat aktifitas tang berkaitan dengan laju metabolisme tubuh, serta

  • jenis pakaian yang dikenakan. Namun pada tulisan kali ini kita akan membatasi pembahasan

    mengenai kelembaban

    .

    B. Pengertian kelembaban ( Humidity ).

    Kelembaban merupakan salah satu komponen abiotik di udara dan tanah. Kelembaban

    di udara berarti kandungan uap air di udara, sedangkan kelembaban di tanah berarti

    kandungan air dalam tanah. Kelembaban diperlukan oleh makhluk hidup agar tubuhnya tidak

    cepat kering karena penguapan. Kelembaban yang diperlukan setiap maklhuk hidup berbeda-

    beda. Sebagai contoh, cendawan dan cacing memerlukan habitat yang sangat lembab.

    Dalam udara terdapat air yang terjadi karena penguapan. Makin tinggi suhu udara,

    makin banyak uap air yang dikandungnya. Hal ini berarti, makin lembablah udara tersebut.

    Jadi, Humidity adalah banyaknya uap air yang dikandung oleh udara. Alat pengukurnya

    adalah higrometer.

    Kelembaban udara yang tinggi mengganggu pelepasan kalor / penguapan pada

    permukaan kulit manusia. sehingga perlu adanya pergerakan udara untuk membantu

    penguapan. Kasus seperti ini banyak terjadi didaerah Indonesia yang beriklim tropis lembab.

    Apabila kelembaban udara terlalu rendah membuat manusia menderit efek keringnya udara

    seperti selaput lender mongering, batuk rejan, radang mata dll). Karena itu, untuk

    memberikan kenyamanan pada manusia di dearah dengan kelembaban tinggi adalah

    memberikan sirkulasi udara yang baik.

    Kelembaban udara ialah keadaan fisik atmosfer dalam hubungannya dengan uap air.

    Dalam kaitannya dengan air yang selalu terdapat dalam atmosfer, berupa uap(gas), butir-butir

    air atau es yang melayang-layang(awan, kabut). Jumlahnhya sekitar 2% dari massa seluruh

    atmosfer. Tetapi jumlah ini tidak tetap dan berkisar antara hampir 0%-5%. Sebagai Negara

    kepulauan yang memiliki laut yang luas, iklim tropis dan suhu yang tinggi , maka penguapan

    di Indonesia sangat banyak sehingga kelembaban udara selalu tinggi.

    Kelembaban juga berpengaruh terhadap bangunan maupun penghuninya. Apabila

    kelembaban tinggi, maka akan memudahkan bibit- bibit penyakit untuk tumbuh dan

    berkembang biak. Hal ini akan merugikan bagi penghuni bangunan. Maka dari itu ventilasi

    merupakan cara yang ampuh untuk mengontrol kelembaban dalam bangunan. Pengontrolan

    kelembaban ini juga dipengaruhi oleh angin. Karena angin dapat membawa hawa panas atau

    kelembaban yang tinggi pada sebuah ruangan untuk menyesuaikan dengan keadaan di luar

    ruangan.

  • C. Penyebab dan pengaruh kelembaban pada bangunan.

    Di awal sudah dijelaskan daerah tropis cendrung bersifat panas basah. Hal ini

    dikarenakan suhu panas mengakibatkan pernguapan yang berlebih, sehingga kandungan air di

    udara melimpah dan mengakibatkan meningkatnya kadar kelembaban di udara. Kaitan nya

    dengan kelembaban pada bangunan adalah. Bangunan yang tertutup rapat, dalam artian tidak

    mempunyai sirkulasi yang cukup akan mengakibatkan pengumpalan uap air dan berujung

    meningkatnya kadar kelembaban pada bangunan. Kelembaban normal relatif berkisar antara

    70 dan 90%.

    Kelembaban pada bangunan akan mengakibatkan tumbuhnya jamur seperti

    tumbuhnya jamur abu (Aspergillus) yang dapat menyebabkan penyakit paru dan

    menimbulkan gejala atsma, yang tumbuh di penjuru bangungan termasuh pada pakaian dan

    lemari sehingga mengakibatkan rusaknya pakaian dan perabotan . Kelembaban juga

    mengakibatkan kerusakan pada bangunan. Selain itu kelembaban udara yang tinggi

    mengganggu pelepasan kalor / penguapan pada permukaan kulit manusia. sehingga perlu

    adanya pergerakan udara untuk membantu penguapan. Kasus seperti ini banyak terjadi

    didaerah Indonesia yang beriklim tropis lembab. Apabila kelembaban udara terlalu rendah

    membuat manusia menderit efek

    keringnya udara seperti selaput lender

    mongering, batuk rejan, radang mata

    dll). Dalam artian kelembapan

    berdampak pada gangguan kesehatan.

    Sebagian besar gangguan

    kesehatan, baik yang berdampak pada

    kondisi fisik maupun psikis, umumnya

    diakibatkan oleh rendahnya mutu udara

    di dalam ruangan, akibat adanya

    pencemaran. Di samping itu,

    kelembaban udara juga dapat membawa

    pengaruh pada mutu udara yang

    dikaitkan dengan kemungkinan adanya

    bakteri, virus, jamur, serangga, dan

    gangguan kesehatan lainnya.

    Sebagaimana ditunjukkan pada grafik

    disamping:

    Grafik hubungan Kelmbaban Udara dan Mutu Udara dalam Ruang

  • Selain itu kelembaban juga dapat terjadi akibat rembesan air tanah ke tembok

    bangunan, yang diakibatkan oleh tekanan air tanah dari bawah, samping ataupun dari air

    hujan. Tekanan dari bawah merupakan tekanan air tanah yang normal terjadi, sebenarnya bisa

    diatasi dengan pondasi, sloof dan dinding bata trasraam yang baik. Bangunan lama yang

    dibuat orangtua kita kadang masih bisa ditemui memiliki dinding bata yang kurang baik,

    dalam arti tidak menggunakan sloof diatas pondasi, atau tidak menggunakan dinding trasraam

    yang baik. Akibatnya pada rumah-rumah tua serinkali masalah air merembes dari bawah

    dapat terlihat jelas pada dinding rumah.

    Air tanah juga bisa merembes secara menyamping apabila kondisi samping rumah

    tanahnya atau pondasi bangunan sebelah lebih tinggi dari rumah kita. Akibatnya dinding

    rumah kita juga bisa terkena rembesan air dari samping. Selain dari tanah, air juga bisa

    melembabkan bagian dalam bangunan melalui rembesan air hujan. Air hujan dapat merembes

    melalui celah-celah bangunan atau sistem drainase dan talang yang bocor. Sama seperti

    rembesan air tanah, rembesan air hujan yang berlangsung terus menerus akan menyebabkan

    dinding kotor dan berjamur.

    Air hujan secara khusus juga bisa merembes melalui sela-sela genteng dan

    membasahi bagian dalam atap, bila kayu atap kurang baik maka akan menyebabkan kayu

    lembab dan membusuk sehingga mengurangi kekuatan atap.

    D. Material bangunan dan Kelembaban.

    Berbagai jenis material memiliki ketahanan terhadap kelembaban, dalam arti tidak

    mudah lembab. Terdapat jenis material yang lebih cepat menghisap air dan kapilaritasnya

    tinggi (kapilaritas = naik turunnya fluida cair dalam suatu bejana akibat tegangan

    permukaan).

  • 1. Bata

    Dinding batu bata tanpa acian banyak digunakan untuk rumah atau bangunan dengan

    gaya etnik, atau yang menonjolkan kesan alami dari material bata. Bata memiliki berat jenis

    sekitar 1'500-1'900 kg/m3 dengan daya hisap per jam adalah sekitar 8.88-2.70g/cm2 [1].

    Dinding bata ekspos biasanya sangat mudah lembab dan karenanya sebaiknya ditutup

    plaster untuk bagian dalam rumah, dengan demikian tidak memicu perkembangan jamur

    Aspergillus. Untuk bata yang diekspos di bagian dalam rumah (interior), maka bagian luarnya

    harus diaci dan akan lebih baik apabila memiliki lapisan kedap air (cat/lapisan kedap air dari

    bahan bitumen).

    2. Batako

    Dinding batako ekspos juga memiliki tingkat penyerapan air yang cukup tinggi, lebih

    tinggi daripada bata ekspos, dengan berat jenis 1'600-1'850kg/m3, memiliki daya hisap per

    jam adalah sekitar 1.40-3.00g/cm2 [1]

    Batako banyak digunakan untuk bangunan yang memiliki budget kecil, untuk

    penghematan biaya. Dinding batako biasanya diekspos karena memiliki karakter teratur dan

    dimensinya lebih besar daripada bata biasa sehingga pemasangannya cepat. Dinding batako

    juga cenderung dibiarkan diekspos karena untuk acian akan lebih memakan biaya daripada

    dinding bata acian. Untuk penyelesaian yang lebih baik, dinding batako bisa dicat untuk

    mengurangi kapilaritasnya.

    3. Beton Aerasi (Beton ringan berpori)

    Beton aerasi memiliki berat jenis lebih ringan daripada batako yaitu 600-700kg/m3

    dengan daya penghisapan air per jam yang lebih rendah hampir seperti plaster semen pasir

    dalam kondisi beton aerasi yang baik yaitu sekitar 0.39-0.81g/cm2 [1].

    Beton Aerasi merupakan material alternatif selain bata dan batako untuk membuat

    dinding, dimana beton aerasi merupakan beton yang dicetak dengan memasukkan

    gelembung-gelembung udara dalam beton sehingga berpori. Kekuatannya lebih baik daripada

    bata dan batako.

    4. Plesteran kapur-pasir

    Plesteran kapur dan pasir digunakan terutama pada rumah-rumah lama jaman dahulu

    untuk meminimalkan biaya membangun tanpa campuran semen. Plesteran ini dapat melekat

    pada bata namun tidak terlalu bisa melekat sebaik campuran semen. Berat jenis lapisan ini

    adalah 1'850-'950kg/m3 dengan daya penghisapan air sesudah 1 jam adalah 0.83-0.90g/cm2

    [1].

  • 5. Plesteran semen-pasir

    Plesteran jenis ini sangat sering kita jumpai dalam konstruksi bangunan yang

    konvensional seperti rumah tinggal. Jenis plasteran ini disukai karena merupakan gabungan

    yang baik antara estetika dan penghisapan kelembaban air yang cukup rendah. Berat jenisnya

    adalah 1'980-2'180kg/m3 dengan daya penghisapan air sesudah 1 jam adalah 0.21-0.27g/cm2

    [1].

    Plesteran ini populer juga karena dapat dicat dengan berbagai warna serta mencirikan

    bidang yang halus dan licin mensimbolkan higienitas. Bahan komposit ini memiliki

    penyerapan yang rendah, namun bukan berarti benar-benar bebas terhadap pengaruh

    kelembaban, karena masih sering ditemui bercak-bercak pada dinding plaster akibat

    penyerapan kelembaban.

    E. Mengatasi kelembaban

    Masalah kelembaban adalah bagian dari kajian permasalahan kenyamanan thermal

    suatu bangungan. Terkusus pada daerah tropis yang memiliki suhu relatif panas yang

    mengakibatkan tingginya kadar air di udara seperti yang dijelaskan diatas sehingga

    berpengaruh terhadap kelembababan ruangan. Namun daerah tropis sendiri juga memiliki

    pergerakan udara ( angin ) yang cukup bagus yang bisa membantu penguapan kalor pada

    permukaan kulit manusia. apabila penguapan tergganggu, kalor dalam tubuh menusia tidak

    dapat keluar yang membuat suhu tubuh manusia bertambah dan menjadi tidak nyaman,

    bahkan bisa menyebabkan sakit hingga kematian. Pergerakan udara (angin) yang menyapu

    permukaan kulit menghilangkan uap air berlebih yang menghambat penguapan. Karena itu

    perlu adanya sirkulasi udara yang baik untuk membantu penguapan. Dalam artian angin dapat

    membantu penguapan dengan menghilangkan uap air berlebih, sehingga juga mengurangi

    tingkat kelembaban bangungan.

    Berdasarakan hal diatas maka jelas salah satu solusi guna mengatasi kelembaban

    adalah dengan memberi bukaan yang cukup sebagai sirkulasi angin pada bangungan. Bukaan

    adalah salah satu syarat mutlak sebuah rumah tropis yang sehat. Bukaan, bisa berupa jendela,

    bouvenille, roster, lubang angin, diperlukan agar ruangan tetap dapat bernapas dengan cahaya

    dan udara segar yang masuk. Dan tentunya mengurangi pengembaban pada bangunan

    Pada prinsipnya, sebuah rumah dapat dikategorikan sebagai rumah tropis, jika

    elemen-elemen dalam rumah tersebut memungkinkan penggunaan energi alami dengan

    optimal, seperti pemanfaatan dan penataan sirkulasi udara dan cahaya alami. Semua

    persyaratan tersebut bisa dipenuhi dengan desain bukaan yang baik agar diperolehnya

  • kenymanan termal. Untuk mendapatkan kenyamanan thermal, perlu adanya penghawaan

    yang bagus. Sekarang ini AC menjadi pilihan untuk mendapatkan penghawaan yang bagus.

    Namun sebenarnya AC memberikan dampak yang buruk bagi lingkungan luar, karena itu

    lebih bijak untuk memakai penghawaan alami.

    Prinsip dasar penghawaan alami adalah udara mengalir dari tempat bertekanan tingi

    menuju tempat bertekanan rendah. Tekanan udara dapat dimanipulasi dengan mengatur

    lokasi dan ukuran bukaan. Jika tekanan udara rendah, maka bukaan jalan keluar dapat

    diperbesar.

    Pengangkatan lantai rumah yang tinggi juga dapat mengurangi pengembaban. Adanya

    sirkulasi udara dibawah bangunan akan menghalangi merembesnya uap air dari tanah menuju

    lantai. Hal ini terah diterapkan dalam arsitektur tradisional dalam bentuk rumah panggung.

    Peninggian plafon hingga 3,15 m juga dapat membantu menurunkan suhu ruangan maksimal

    0,15 C.

    Dewasa ini berkembang pesat produk-produk yang dapat mengatasi dinding lembab

    dengan cara melapisi dinding lembab dengan lapisan/cat berbahan dasar bitumen (aspal). Cat

    atau lapisan ini dijual bebas dengan sebutan 'Aquaproof' atau 'waterproof' pada dasarnya

    adalah lapisan kedap air yang dioleskan atau disemprot ke dinding, lantai beton, dan

    sebagainya.

    Selain cara populer dengan melapisi dengan

    lapisan bitumen, lapisan lain adalah lapisan PVC

    atau PE yang berbentuk lembaran, namun terasa

    kurang praktis. Cara lain yang mudah adalah

    diantaranya melapisi dengan keramik, yang

    menghambat kemungkinan rembesan air,

    merupakan cara yang sangat jitu terutama untuk

    dinding basah seperti kamar mandi.

    Dinding yang sangat-sangat lembab

    kemungkinan besar tidak dapat dipertahankan agar

    bisa memperbaiki tingkat kesehatan bangunan,

    sebaiknya dinding diganti dengan yang baru untuk

    hasil terbaik. Pada rumah yang kurang penghawaan

    atau udara alaminya, dinding

  • yang lembab akan memperburuk kondisi paru-paru, penyakit asma dan dapat memicu

    terjangkitnya penyakit paru pada anak.

    F. Pencegahan Kelembaban Pada Dinding

    Selain mengatasi, kita harus mencegah kelembaban pada dinding akibat penyerapan

    air sejak dari awal membangun, artinya secara konstruksi dinding harus benar cara

    membuatnya sehingga air tidak merembes. Konstruksi yang sangat lazim dan konvensional

    adalah dengan membuat pondasi, sloof dan dinding dimana sloof termasuk mencegah air

    untuk naik ke dinding bata.

  • Lapisan trasraam atau lapisan kedap air merupakan lapisan acian semen yang

    mencegah air naik dari pondasi ke dinding bata diatasnya. Teknologi yang tepat guna

    sebenarnya adalah dengan menyelipkan lapisan karet atau pelat seng dibagian bawah dinding

    bata pada waktu pembuatan dinding bata tersebut.

    1. Mencegah kelembaban berlebih dengan desain atap

    Atap dengan berbagai desainnya memiliki pengaruh pada tingkat kelembaban pada

    dinding eksterior (luar) bangunan, karena atap seharusnya bisa mencegah air hujan untuk

    membasahi dinding luar bangunan. Atap harus tahan terhadap air hujan, tahan cuaca dan

    tahan lama. Berbagai material yang digunakan berpengaruh pada tingkat penyerapan air juga.

    Atap yang penyerapannya tinggi sebaiknya dibuat dengan sudut kemiringan atap yang curam.

    beberapa jenis atap dapat menyerap air lebih banyak, seperti atap rumbia atau ijuk,

    sehingga kemiringan atapnya minimal 40derajat. Atap lain seperti genteng biasa yang dibuat

    dari tanah liat juga sebaiknya diatas 35derajat. Genteng beton bisa lebih landai karena tidak

    terlalu menyerap air, minimal adalah 25derajat. Atap pelat semen dan seng bisa dipasang

    dengan sudut antara 10 hingga 15 derajat. Demikian pula atap polycarbonat bisa dipasang

    dengan sudut 3derajat.

    2. Lapisan kedap air

    Lapisan kedap air trasraam (merupakan istilah saduran dari Belanda) merupakan

    lapisan khusus dibawah pasangan dinding bata dimana diselipkan pelat seng atau pelat lain

    untuk mencegah masuknya air kebagian dinding atasnya. Cara ini sudah jarang dilakukan

    mengingat saat ini orang beranggapan bahwa dengan sloof diatas pondasi sudah cukup

    menghambat kapilaritas air, dengan ditambah acian yang lebih pekat pada dinding hingga

    1meter. Sebenarnya perlu diberikan tambahan berupa pelat diantara sloof dan dinding bata,

    paling tidak diatas sloof atau yang berhubungan dengan dinding sebaiknya diberi lapisan

    kedap air yang dikuaskan berbahan dasar bitumen.

  • G. Kesimpulan

    Sebagai negara yang berada dikawasan beriklim tropis. Indonesia memiliki kebutuhan

    akan adaptasi bentuk bangunan terhadap pengaruh iklim tropis tersebut. Salah satu hal yang

    menonjol dari pengaruh iklim tropis terhadap bangunan di indonesia adalah kelembapan yang

    tinggi sebagai efek dari tinginya kadar air di udara akibat penguapan berlebih didalam suatu

    bangungan namun tidak memiliki sirkulasi yang cukup untuk membawa uap air hasil

    penguapan tersebut. Selain itu pengembaban juga dapat melahirkan bibit penyakit akibat

    tumbuhnya nya jamur di sekeliling bangunan

    Salah satu bentuk adaptasi itu dapat berupa penggunaan bukaan sebagai sirkulasi

    angin guna mengendalikan pengembaban tersebut. Tak hanya itu pencegahan dapat juga

    dilakukan denga melapisi dinding dengan bahan kedap air agar air tidak merembes melalui

    dinding bangunan.

    H. Daftar Pustaka

    - astudioarchitect.com , 2011,

    http://www.astudioarchitect.com/2011/02/tentang-arsitektur-tropis-untuk.html

    - astudioarchitect.com , 2011,

    tentang kelembaban pada dinding bangunan

    http://www.astudioarchitect.com/2012/03/tentang-kelembaban-pada-dinding.html

    - wikipedia

    http://id.wikipedia.org/wiki/Kelembapan

    - http://abyrafdydwy.blogspot.com/2010/06/pengaruh-lingkungan-terhadap-

    bangunan.html

    - http://softilmu.blogspot.com/2013/07/pengertian-dan-klasifikasi-iklim.html

    - Hidayat, syarif. Perencananan pembangunan. Pusat pengembangan bahar ajar-

    UMB.