Obesitas pada Anak
-
Upload
annisa-fauzia -
Category
Health & Medicine
-
view
10 -
download
2
Transcript of Obesitas pada Anak
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anak adalah individu yang unik dan bukan orang dewasa ini. Anak juga bukan
merupakan harta atau kekayaan orang tua yang dapat dinilai secara sosial ekonomi,
melainkan masa depan bangsa yang berhak atas pelayanan kesehatan secara individual.
(Supartini, 2004)
Pada dasarnya, manusia dalam kehidupannya mengalami berbagai tahapan
tumbuh kembang dan setiap tahap mempunyai ciri tertentu. Tahapan tumbuh kembang
yang paling memerlukan perhatian adalah pada masa anak-anak. (Nursalam, 2005)
Karakteristik anak pada umumnya dilihat dari segi pertumbuhan fisik dan jasmani.
Pertumbuhan fisik dan jasmani pada setiap anak ini berbeda beda meskipun mereka
berada pada usia yang sama dan pada status sosial sama. Hal tersebut dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti asupan gizi pada setiap anak, lingkungan hidup, perlakuan orang
tua terhadap anak, kebiasaan hidup anak, dan lain sebagainya.
Kebutuhan gizi untuk setiap anak itu sangat penting demi mendukung
pertumbuhan dan perkembangan anak. Terkadang berbagai masalah pada tumbuh
kembang anak diakibatkan dari asupan gizi yang didapat oleh setiap anak. Secara umum
kebutuhan nutrisi pada anak dapat dikelompokan berdasarkan usia anak, mulai 0 - 4
bulan, 4 – 6 bulan, 9 – 12 bulan, usia toddler atau pra-sekolah, usia sekolah dan usia
remaja. (Hidayat, 2005)
Salah satu masalah yang disebabkan oleh gizi ini adalah kelebihan gizi, masalah
kelebihan gizi ini dapat terjadi pada anak – anak maupun pada orang dewasa. Kelebihan
gizi ini dapat menimbulkan obesitas. Obesitas disebabkan oleh ketidakseimbangan antara
jumlah energi yang masuk dengan yang dibutuhkan oleh tubuh untuk berbagai fungsi
biologis seperti pertumbuhan fisik, perkembangan, aktivitas, pemeliharaan kesehatan.
Jika keadaan ini berlangsung terus menerus (positive energy balance) dalam jangka
waktu cukup lama, maka dampaknya adalah terjadinya obesitas.
Makalah Ilmu Kesehatan Masyarakat 1
Obesitas pada masa anak dapat meningkatkan kejadian diabetes mellitus (DM)
tipe 2. Selain itu, obesitas pada anak usia 6 - 7 tahun juga dapat menurunkan tingkat
kecerdasan karena aktivitas dan kreativitas anak menjadi menurun dan cenderung malas
akibat kelebihan berat badan. Beberapa faktor penyebab obesitas pada anak antara lain
asupan makanan berlebih yang berasal dari jenis makanan olahan serba instan,
minuman soft drink, makanan jajanan seperti makanan cepat saji (burger, pizza, hot
dog) dan makanan siap saji lainnya yang tersedia di gerai makanan. Selain itu,
obesitas dapat terjadi pada anak yang ketika masih bayi tidak dibiasakan mengkonsumsi
air susu ibu (ASI), tetapi mengunakan susu formula dengan jumlah asupan yang
melebihi porsi yang dibutuhkan bayi/ anak.
Akibatnya anak akan mengalami kelebihan berat badan pada usia 4 – 5 tahun.
Keadaan ini diperparah dengan kebiasaan anak yang sering jajan jajanan sembarangan
yang memiliki jumlah kalori tinggi. Selain itu pada usia seperti ini anak - anak sulit untuk
mengkonsumsi sayur – sayuran dan buah – buahan akibatnya anak kekurangan nutrisi
seperti serat, vitamin dan lain lain. Asupan gizi pada anak pun menjadi tidak seimbang
dan akhirnya anak mengalami kelebihan berat badan dan beresiko menimbulkan obesitas.
Faktor lain yang dapat menyebabkan obesitas pada anak adalah kurangnya aktivitas fisik,
hal ini terjadi mungkin karena perubahan zaman dan kemajuan teknologi yang sangat
pesat, anak – anak pada zaman sekarang lebih senang bermain gadjet dan sangat berbeda
dengan anak zaman dahulu yang lebih senang bermain di luar tanpa ada gadjet dan
teknologi canggih lainnya.
Sejak tahun 1970 hingga sekarang, kejadian obesitas meningkat 2 (dua) kali
lipat pada anak usia 2 - 5 tahun dan usia 12 - 19 tahun, bahkan meningkat tiga (3) kali
lipat pada anak usia 6 - 11 tahun. Di Indonesia, prevalensi obesitas pada anak usia 6 - 15
tahun meningkat dari 5% tahun 1990 menjadi 16% tahun 2001.
Dan untuk mengurangi angka obesitas pada anak – anak itu maka dilakukan
promosi kesehatan yang merujuk pada perubahan pola makan dan aktifitas pada anak.
Sebenarnya untuk mencegah obesitas itu mudah jika orang tua sadar betul bahwa anak
dengan berat badan yang berlebihan itu tidak selamanya sehat di zaman yang semakin
modern ini justru banyak penyakit yang timbul karena kelebihan berat badan.Untuk
mengurangi angka obesitas pada anak berikan makanan yang seimbang untuk anak bila
anak tidak menyukai sayuran dan buah modifikasikan sayur dan buah dengan makanan
Makalah Ilmu Kesehatan Masyarakat 2
yang paling disukai anak - anak. Selain itu batasi penggunaan gadget pada anak biarkan
anak berekspresi dan beraktivitas di luar rumah, beri dorongan bahwa bermain di luar
rumah itu menyenangkan dan akan membawa pengaruh positif. Dengan begitu asupan
kalori dan penggunaannya akan seimbang.
I.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Jangka Pendek
Merubah pola pikir orang tua bahwa anak dengan berat badan yang tinggi
tidak selalu sehat.
Meningkatkan aktivitas anak diluar rumah 1-2 jam perhari
Meningkatkan kebiasaan anak-anak mengkonsumsi buah dan sayur 2 kali
sehari
1.2.2 Tujuan Jangka Panjang
Menurunkan angka obesitas pada anak di Indonesia 5 tahun kemudian
setelah promosi kesehatan.
Makalah Ilmu Kesehatan Masyarakat 3
BAB II
DESKRIPSI
2.1 Deskripsi Promosi Kesehatan Obesitas Pada Anak
Dalam meningkatkan angka kesehatan di negara Indonesia kami melakukan
promosi kesehatan yang dikhususkan pada permasalahan obesitas terutama masalah
obesitas pada anak - anak. Promosi yang kami lakukan merupakan promosi dalam
bentuk iklan audio visual. Promosi kesehatan ini dimaksudkan untuk menurunkan
angka obesitas pada anak – anak selain itu promosi kesehatan ini akan bisa merubah
pola pikir orang tua bahwa anak dengan berat badan yang tinggi tidak selalu sehat.
Dengan adanya promosi kesehatan ini, diharapkan orang tua berperan aktif dalam
menunjang aktivitas fisik anak di luar rumah serta asupan gizi yang seimbang pada
anak. Obesitas sendiri adalah keadaan patologis dengan terdapatnya penimbunan
lemak yang berlebihan daripada yang diperlukan untuk fungsi tubuh, sehingga
mengganggu kesehatan atau setidaknya berada dalam resiko mengalami gangguan
kesehatan. Obesitas merupakan masalah gizi lebih yang sering dijumpai terutama di
Negara maju, dan merupakan masalah klinik yang tidak sederhana, karena etiologinya
yang kompleks atau multifaktorial dan banyaknya faktor yang berpengaruh terhadap
terjadinya obesitas. Kondisisosial, perilaku dan faktor – faktor biologi akan
berpengaruh terhadap masukan dan pengeluaran energi dan akhirnya akan
mempengaruhi regulasi homeostatis cadangan energi tubuh.
Obesitas pada anak di definisikan secara fungsional sebagai mal adaptasi
peningkatan masa lemak tubuh. Anak – anak dengan nilai BMI (Body Mass Index) di
atas persentil 95 menunjukan obesitas, dan anak – anak dengan BMI diatas persentil
85 berisiko mengalami obesitas.
Promosi ini akan ditayangkan di media online dan televisi agar mudah di akses
dan dilihat oleh masyarakat luas. Selain itu promosi kesehatan ini akan di tayangkan
di pusat – pusat kesehatan seperti Puskesmas, Rumah Sakit dan Posyandu.
Makalah Ilmu Kesehatan Masyarakat 4
Promosi kesehatan ini dibuat selama 6 bulan sejak bulan Maret sampai bulan
Juni. Dan promosi kesehatan ini diharapkan dapat berlangsung lama dan bisa
diterapkan oleh masyarakat luas sehingga tujuan untuk menurunkan angka obesitas
pada anak di beberapa tahun yang akan datang.
Promosi kesehatan ini disusun oleh beberapa orang yang tergabung dalam
kelompok 1 (satu). kami mengangkat tema ini berdasarkan angka obesitas yang
sangat tinggi. Semakin meningkatnya angka obesitas di Indonesia akan memicu
permasalahan kesehatan lainnya. Selain alasan itu alasan lain yang mendasari kami
memilih tema ini adalah karena semakin maraknya makanan instan di pasaran,
makanan instan inilah yang sangat di gemari anak – anak sedangkan makanan instan
ini mengandung kalori yang tinggi dan jika asupan kalori tidak seimbang dengan
pengeluarannya akan menyebabkan penumpukan kalori di dalam tubuh dan
berpotensi menyebabkan obesitas.
Promosi kesehatan ini kami sajikan sedemikian rupa, agar menarik perhatian
para ibu untuk menyaksikan promosi kesehatan ini. Promosi disajikan dalam bentuk
video (stop motion) sehingga merupakan suatu bentuk promosi yang berbeda dari
yang lainnya.
Promosi kesehatan akan mulai ditayangkan pada tanggal 29 Juni 2015
serentak di semua stasiun televisi serta pusat layanan kesehatan di Indonesia. Dan
secara berkala ditayangkan 1 kali setiap satu jam. Namun frekuensi pemutaran
promosi kesehatan yang ditayangkan di pusat pelayanan kesehatan akan diputar lebih
sering (setiap 30 menit) dibandingkan dengan penayangan di stasiun televisi.
2.2 Kerangka Promosi Kesehatan Obesitas Pada Anak
Kerangka program yang kami gunakan adalah PRECEDE – PROCEEDE yang
merupakan model yang dikembangkan oleh Green dan Kreuter (1991). PRECEDE
merupakan kerangka untuk membantu perencanaan mengenal masalah, mulai dari
kebutuhan pendidikan sampai pengembangan program. PRECEDE digunakan pada
fase diagnosis masalah, penetapan prioritas dan tujuan program. PROCEED
digunakan untuk menetapkan sasaran dan kriteria kebijakan, pelksanaan, dan evaluasi.
Banyak masyarakat di negara Indonesia yang kurang memahami mengenai
masalah kesehatan yang timbul. Setiap masalah yang ada sebaiknya dapat disadari
Makalah Ilmu Kesehatan Masyarakat 5
sejak dini (sejak awal timbulnya masalah tesebut). Masalah masalah tersebut timbul
dari hal-hal kecil atau kebiasaan hidup yang kurang baik seperti orang tua yang tidak
memperhatikan atau seringkali acuh pada pola makan anak - anak dan sering
menganggap bahwa anak sehat itu adalah anak yang memiliki berat badan yang
tinggi. Selain itu banyak orang tua yang memfasilitasi anaknya dengan mainan yang
memicu kurangnya aktivitas fisik anak.
Obesitas pada anak merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling
banyak ditemui pada masyarakat. Data mengenai hal tersebut kami dapatkan
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas,
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di Indonesia.
Masalah obesitas pada anak dipengaruhi oleh kebiasaan anak yang seringkali
meniru kebiasaan dan perilaku orang tua. Masalah obesitas dapat dialami oleh semua
kalangan usia mulai dai bayi sampai lanjut usia. Namun dalam promosi kesehatan
yang kami buat dikhususkan untuk masalah obesitas pada anak. Biasanya anak yang
mengalami obesitas adalah anak yang memiliki kebutuhan gizi yang berlebih.
Faktor risiko yang timbul akibat obesitas pada anak diantaranya dapat
mengalami obesitas kembali di usia dewasa, timbulnya masalah diabetes mellitus,
jantung koroner, serta masalah tulang dan sendi. Data ini sangat penting untuk
menetapkan prioritas masalah, yang didasarkan pertimbangan besarnya masalah dan
akibat yang ditimbulkan serta kemungkinan untuk diubah.
Dampak terburuk yang dapat disebabkan oleh obesitas pada anak adalah
kematian, kematian ini dapat terjadi bila terjadi komplikasi dengan penyakit berat
lainnya misalnya stroke. Untuk memperbaiki obesitas pada anak yang paling mungkin
dilakukan adalah mengubah pola makan dan gaya hidup dari anak. Perubahan tersebut
hanya dapat dilakukan oleh dukungan orang tua dilingkungan keluarga.
Selain merubah pola hidup anak diharapkan institusi tertentu (DinKes POM)
dapat berperan aktif dalam mengendalikan hal – hal yang berhubungan dengan
kesehatan anak khususnya yang berpengaruh terhadap berat badan anak seperti
cemilan untuk anak yang dijajakan di lingkungan sekolah, rumah, taman bermain, dan
lain – lain. Pada kasus obesitas yang disebabkan oleh kelebihan nutrisi, intervensi
Makalah Ilmu Kesehatan Masyarakat 6
pendidikan tidak akan bermanfaat sehingga diperlukan pendekatan sosial untuk
mengubah persepsi orang tua.
Indikator masalah perilaku yang mempengaruhi status kesehatan seseorang
adalah :
Pemanfaatan pelayanan kesehatan (utilization)
Upaya pencegahan (prevention action)
Pola konsumsi makanan (consumtion pattern)
Kepatuhan (compliance)
Upaya pemeliharaan kesehatan sendiri (self care)
Langkah-langkah dalam melakukan diagnosis perilaku dan lingkungan yaitu:
1. Memisahkan faktor perilaku dan non perilaku sebagai penyebab masalah
kesehatan.
2. Mengidentifikasi perilaku yang dapat dicegah dan perilaku yang berhubungan
dengan tindakan perawatan atau non pengobatan. Untuk faktor lingkungan,
melakukan eliminasi faktor non perilaku yang tidak dapat diubah (misalnya
faktor genetik dan demografi).
3. Mengurutkan masalah perilaku dan lingkungan berdasarkan besarnya
pengaruh terhadap kesehatan.
4. Mengurutkan masalah perilaku dan lingkungan berdasarkan kemungkinan
untuk diubah.
5. Menetapkan perilaku dan lingkungan yang menjadi sasaran program. Selain
itu tetapkan tujuan perubahan perilaku dan lingkungan yang ingin dicapai
program.
Identifikasi dilakukan berdasarkan determinan perilaku yng mempengaruhi status
kesehatan anak sebagimana telah dijelaskan sebelumnya yaitu :
1. Faktor Predisposisi (predisposing factors) ; pengetahuan, sikap, persepsi,
kepercayaan, nilai norma yang diyakini.
2. Faktor Pendorong (enabling factors); yaitu lingkungan yang memfasilitasi
perilaku anak.
3. Faktor Penguat (reinforcing factors) ; perilaku orang lain yang berpengaruh
(guru, orang tua) yang menjadi pendorong.
Makalah Ilmu Kesehatan Masyarakat 7
Dalam menjalankan program promosi kesehatan ini dapat didukung oleh peranan
media sosial, media elektronik, dan media cetak. Namun ada beberapa hal yang dapat
menghambat promosi kesehatan ini diantaranya adalah dibutuhkannya biaya yang
sangat tinggi serta pengurusan perizinan untuk legalisasi layanan promosi kesehatan
ini.
Makalah Ilmu Kesehatan Masyarakat 8
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Obesitas
Kata obesitas berasal dari bahasa latin yang berarti makan berlebihan,
Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh
yang berlebihan, seseorang yang memiliki berat badan 20% lebih tinggi dari nilai
tengah kisaran berat badannya yang normal dianggap mengalami obesitas. Obesitas
digolongkan menjadi 3 kelompok, yaitu :
a. Obesitas ringan : Kelebihan berat badan 20 – 40 %
b. Obesitas sedang : Kelebihan berat badan 41 – 100 %
c. Obesitas berat : Kelebihan berat badan > 100 % (Obesitas berat
ditemukan sebanyak 5 % dari antara orang-orang yang gemuk)
Obesitas dapat diartikan sebagai penimbunan penimbunan jaringan lemak
tubuh secara berlebihan yang memberi efek buruk pada kesehatan. (Manosh, et al,
2006). Sedangkan overweight adalah kelebihan berat badan dibandingkan dengan
berat ideal yang dapat disebabkan oleh penimbunan jaringan lemak atau jaringan
non lemak. (Sjarief, 2002). Definisi obesitas menurut para dokter adalah:
Suatu kondisi dimana lemak tubuh dalam jumlah yang berlebihan dan
suatu kondisi yang berhubungan dengan penyakit-penyakit lain serta dapat
menurunkan kualitas hidup. Obesitas terjadi karena ketidak seimbangan
antara energi yang masuk dengan energi yang keluar.
Obesitas didefinisikan sebagai suatu kelebihan lemak dalam tubuh.
Obesitas disebabkan oleh ketidak seimbangan antara konsumsi dan
kebutuhan energi, dimana energi terlalu banyak dibanding kebutuhan atau
pemakaian energi. Kelebihan energi dalam tubuh disimpan dalam bentuk
jar ngan lemak pada keadaaan normal, jaringan lemak ditimbun dibeberapa
tempat tertentu, diantaranya dalam jaringan subkutan dan didalam jaringan
tirai usus (omentum).
Makalah Ilmu Kesehatan Masyarakat 9
3.2 Cara Mendeteksi Obesitas
Penilaian fisis ( anthropometri )
a. Dengan menggunakan berat badan (BB) dan tinggi badan (TB)
interprestasi
1. Overweight: berat badan diatas maksimum yang tercantum samapi
berat badan untuk indeks massa tubuh 23,0-24,9.
2. Obesitas: bila berat badan lebih besar daripada berat badan pada indeks
massa tubuh 25.
b. Indeks Massa Tubuh (IMT)
IMT :
Interpretasi :
Overweight : bila IMT 23,0-24,9
Obesitas : IMT ≥ 25
Normal : 18,5-22,9
Obes I : 25,0-29,9
Obes II : ≥ 30
c. Indeks Broca
Berat badan normal : TB (cm) – 100 = kg
BB ideal : berat badan normal – 10% = kg
Interpretasi :
Obesitas : BB diatas 15%
d. Lingkaran Lengan Atas (LLA)
Alat yang digunakan pita shakir
Prinsip :
1. Memilih lengan anak yang tidak aktif.
2. Lemaskan lengan anak yang akan diukur.
3. Tentukan batas acromin dan olecranom dan dibagi dua untuk
menemukan atas tengah.
4. Tentukan status gizi anak.
e. Interpretasi :
≥ 85% Baik
Makalah Ilmu Kesehatan Masyarakat 10
70,1 - 85% Kurang
≤ 70% Buruk
Rumus : SG = LLA yang dikur/LLA standar x 100%
f. Macam-macam pita shakir
1. Merah : 7,5 – 12,5 cm Buruk
2. Kuning : 12,6 – 13,5 cm Kurang
3. Hijau : 13,6 – 17,5 cm Baik
4. Putih ≥ 17,5 cm Overweight
3.3 Penyebab Obesitas
A. Aktifitas Fisik
Aktifitas Fisik merupakan komponen utama dari energy expenditure, yaitu
sekitar 20-50% dari total energy expenditure. Penelitian di negara maju mendapatkan
hubungan antara aktifitas fisik yang rendah dengan kejadian obesitas.individu dengan
aktifitas fisik yang rendah mempunyai resiko peningkatan berat badan sebesar = 5 kg.
Penelitian di Jepang menunjukan resiko obesitas yang rendah (OR:0,48) pada
kelompok yang mempunyai kebiasaan olah raga, sedang penelitian di Amerika
menunjukan penurunan berat badan dengan jogging (OR:0,57), aerobik (OR:0,59),
tetapi untuk olah raga tim dan tenis tidak menunjukan penurunan berat badan yang
signifikan. Penelitian terhadap anak Amerika dengan tingkat sosial ekonomi yang
sama menunjukan bahwa mereka yang menonton tv = 5 jam perhari mempunyai
resiko obesitas sebesar 5,3 kali lebih besar dibanding mereka yang nonton = 2 jam
setiap harinya.
B. Faktor Nutrisi
Peranan faktor nutrisi dimulai sejak dalam kandungan dimana jumlah lemak
tubuh dan pertumbuhan bayi dipengaruhi berat badan ibu. Kenaikan berat badan dan
lemak anak dipengaruhi oleh : waktu pertama kali mendapat makanan padat, asupan
tinggi kalori dari karbohidrat dan lemak serta kebiasaan mengkonsumsi makanan
yang mengandung energi tinggi. Penelitian di Amerika dan Finlandia menunjukan
bahwa kelompok dengan asupan tinggi lemak mempunyai resiko peningkatan berat
badan lebih besar dibanding kelompok dengan asupan rendah lemak dengan OR 1.7.
Penelitian lain menunjukan peningkatan konsumsi daging akan meningkatkan resiko
Makalah Ilmu Kesehatan Masyarakat 11
obesitas sebesar1,46 kali. Keadaan ini disebabkan karena makanan berlemak
mempunyai energy density lebih besar dan lebh tidak mengenyangkan serta
mempunyai efek termogenesis yang lebih kecil dibandingkan makanan yang banyak
mengandung protein dan karbohidrat.
Makanan berlemak juga mempunyai rasa yang lezat sehingga akan
meningkatkan selera makan yang akhirnya terjadi konsumsi yang berlebihan. Selain
itu kapasitas penyimpanan makronutrien juga menentukan keseimbangan energi.
Protein mempunyai kapasitas penyimpanan sebagai protein tubuh dalam jumlah
terbatas dan metabolisme asam amino di regulasi dengan ketat, sehingga bila intake
protein berlebihan dapt dipastikan akan dioksidasi, sedang karbohidrat mempunyai
kapasitas penyimpanan dalam bentuk glikogen hanya dalam jumlah kecil, asupan dan
oksidasi karbohidrat di regulasi sangat cepat dan ketat, sehingga perubahan oksidasi
karbohidrat mengakibatkan perubahan asupan karbohidrat.
Bila cadangan lemak tubuh rendah dan asupan karbohidrat berlebihan, maka
kelebihan energi dari karbohidrat sekitar 60-80% disimpan dalam bentuk lemak
tubuh, lemak mempunyai kapasitas penyimpanan yang tidak terbatas. Kelebihan
asupan lemak tidak diiringi peningkatan oksidasi lemak sehingga sekitar 96 % lemak
akan disimpan dalam jaringan lemak.
3.4 Dampak Obesitas Pada Anak
1. Faktor Resiko Penyakit Kardiovaskuler
Faktor resiko ini meliputi peningkatan kadar insulin, trigliserida,
LDL_Kolesterol dan tekanan darah sistolik serta penurunan kadar HDL-
Kolesterol. Resiko penyakit Kardiovaskuler di usia dewasa pada anak obesitas
sebesar 1,7-2,6. IMT mempunyai hubungan yang kuat (r=0,5) dengan kadar
insulin tinggi, 15% mempunyai kadar HDL-Kolesterol yang rendah dan 33%
dengan kadar trigliserida tinggi. 15 anak cenderung mengalami peningkatan
tekanan darah dan denyut jantung, sekitar 20-30% menderita hipertensi.
2. Diabetes Melitus tipe-2
Diabetes Melitus tipe-2 jarang ditemukan pada anak obesitas. 5,15
Prevalensi penurunan glukosa toleran test pada anak obesitas adalah 25% sedang
diabetes Melitus tipe-2 hanya 4%. Hampir semua anak obesitas dengan diabetes
melitus tipe-2 mempunyai IMT> +3SD atau > persentile ke 99.
Makalah Ilmu Kesehatan Masyarakat 12
3. Obstruktif Sleep Apnea
Sering dijumpai pada anak obesitas dengan kejadian 1/100 dengan gejala
mengorok. Penyebabnya adalah penebalan jaringan lemak di daerah dinding dada
dan perut yang mengganggu pergerakan dinding dada dan diafragma, sehingga
terjadi penurunan volume dan perubahan pola ventilasi paru serta meningkatkan
beban kerja otot pernafasan. Pada saat tidur terjadi penurunan tonus otot dinding
dada yang disertai penurunan saturasioksigen dan peningkatan kadar CO2, serta
penurunan tonus otot yang mengatur pergerakan lidah yang menyebabkan lidah
jatuh kearah dinding belakang faring yang mengakibatkan obstruksi saluran nafas
intermiten dan menyebabkan tidur gelisah, sehingga keesokan harinya anak
cenderung mengantuk dan hipoventilasi. Gejala ini berkurang seiring dengan
penurunan berat badan.
4. Gangguan Ortopedik
Pada anak obesitas cenderung beresiko mengalami gangguan ortopedik
yang disebabkan kelebihan berat badan, yaitu tergelincirnya efisis kaput femoris
yang menimbulkan gejala nyeri panggul atau lutut dan terbatasnya gerakan
panggul.
5. Pseudomotor Serebri
Pseudomtor serebri akibat peningkatan ringan tekanan intrakranial pada
obesitas disebabkan oleh gangguan jantung dan paru-paru yang menyebabkan
peningkatan kadar CO2 dan memberikan gejala sakit kepala, papil edema,
diplopia, kehilangan lapangan pandang perifier dan iritabilitas.
6. Penurunan Tingkat Kecerdasan
Menurut Darmono, dosen Kedokteran UNDIP yang dikutip dari artikel
halaman Indonesia Raya Tahun 2006 menyebutkan obesitas memiliki dampak
yang buruk dimana tingkat kecerdasan anak juga akan menurun. Pada anak yang
obesitas, umumnya aktifitas dan kreativitas anak akan menurun, kemudian dengan
kelebihan berat badan anak menjadi malas.
3.5 Pencegahan Obesitas
A. Pengaturan Diet
Prinsip pengaturan diet pada anak obesitas adalah diet seimbang sesuai dengan
RDA, hal ini karena anak masih mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
Intervensi diet harus disesuaikan dengan usia anak, derajat obesitas dan ada
Makalah Ilmu Kesehatan Masyarakat 13
tidaknya penyakit penyerta. Pada obesitas sedang dan tanpa penyakit penyerta,
diberikan diet seimbang rendah kalori dengan pengurangan asupan kalori sebesar
30%, sedang pada obesitas berat (IMT > 97 persentile) dan yang disertai penyakit
penyerta, diberikan diet dengan kalori sangat rendah (very low calorie diet).
(Ashadi, 1995)
Dalam pengaturan diet ini perlu diperhatikan tentang :
1. Menurunkan berat badan dengan tetap mempertahankan pertumbuhan
normal.
2. Diet seimbang dengan komposisi karbohidrat 50-60%, lemak 20-30%,
dengan lemak jenuh < 10%, dan protein 15-20% energi total serta
koleseterol < 300 mg per hari.
3. Diet tinggi serat, dianjurkan pada anak usia > 2 tahun dengan
perhitungan dosis menggunakan rumus: (umur dalam tahun +5) gram
per hari.
B. Pengaturan Aktifitas Fisik
Peningkatan aktifitas fisik mempunyai pengaruh terhadap laju
metabolisme. Latihan fisik yang diberikan disesuaikan dengan tingkat
perkembangan motorik, kemampuan fisik dan umurnya. Aktifitas fisik untuk anak
usia 6-12 tahun lebih tepat yang menggunakan keterampilan otot, seperti
bersepeda, berenang, menari dan senam. Dianjurkan untuk melakukan aktifitas
fisik selama 20-30 menit per hari.
C. Mengubah Pola Hidup/ Perilaku
Untuk perubahan perilaku ini diperlukan peran serta orang tua sebagai
komponen intervensi, dengan cara :
1. Pengawasan sendiri terhadap berat badan, asupan makanan dan aktifitas fisik
serta mencatat perkembangannya.
2. Mengontrol rangsangan untuk makan. Orag tua diharapkan dapat
menyingkirkan rangsangan disekitar anak yang dapat memicu keinginan untuk
makan. Mengubah perilaku makan, dengan mengontrol porsi dan jenis
Makalah Ilmu Kesehatan Masyarakat 14
makanan yang dikonsumsi dan mengurangi makanan camilan, memberikan
penghargaan dan hukuman.
3. Pengendalian diri, dengan menghindari makanan berkalori tinggi yang pada
umumnya lezat dan memilih makanan berkalori rendah.
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Obesitas didefinisikan sebagai suatu kelebihan lemak dalam tubuh sehingga
berat badan anak jauh diatas berat badan normal dan dapat membahayakan kesehatan
anak. Obesitas pada anak disebabkan oleh ketidak seimbangan antara konsumsi dan
kebutuhan energi. Faktor – faktor yang mempengaruhi obesitas pada anak adalah
faktor gizi, ekonomi, genetik/keturunan, sosial budaya, dan pola makan. Obesitas juga
menimbulkan berbagai penyakit gejala psikopatologis pada anak. Obesitas dapat
ditanggulangi dengan cara melakukan diet rendah kalori, olahraga, dan perubahan
pola makan pada anak.
4.2 Saran
Dalam upaya menekan angka prevalensi obesitas pada anak diharapkan tidak
hanya keluarga yang berperan ataupun hanya pemerintah saja yang berperan, namun
harus didukung oleh semua pihak baik pemerintah, masyarakat dan peran dari yang
lainnya. Hal ini, ditujukan agar target penurunan angka prevalensi obesitas pada anak
dapat tercapai secepatnya.
Makalah Ilmu Kesehatan Masyarakat 15
DAFTAR PUSTAKA
1. Almatsier, Sunita. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2003.
2. RI, UU. 2012. Undang – undang RI Nomor 18 Tahun 2012 tentang
Pangan. Jakarta: s.n., 2012.
3. Uripi. 2004. Pengaruh Penyuluhan Gizi terhadap Perilaku Ibu dalam
Pemenuhan Gizi Seimbang pada Balita. S.i,: Universitas Sumatera Utara, 2004.
4. Retnaningsih, Ekowati. 2011. Pengaruh Kejadian Fisik Terhadap
Kejadian Obesitas pada Murid, (Online) , vol 5, (http://balitbangnovdasumsel.com,
diakses pada tanggal 11 Mei 2015).
5. Cahyadi, Arif dan Khomaini, Ayatullah. 2007. Prevalensi Obesitas
pada Anak Usia 4-6 Tahun dan Hubungannya dengan Asupan Serta Pola Makan,
(Online), vol 57, (http://mki.idionline.org. diakses pada tanggal 11 Mei 2015).
6. Sartika, Ratu Ayu Dewi. 2011. Factor Risiko Obesitas pada Anak 5-15
Tahun di Indonesia, (Online), vol 15, (http://core.ac.uk, diakses pada tanggal 11 Mei
2015).
7. Jahari A. Penilaian Status Gizi Berdasarkan Antropometri. Bogor.
Puslitbang Gizi dan Makanan, 2004.
8. Arisman, M.B. 2004. Buku Ajar Ilmu Gizi dalam Daur Kehidupan.
Jakarta:ECG
9. Damayanti, A.D. 2008. Cara Pintar Mengatasi Kegemukan Anak,
Yogyakarta: Curvaksara.
10. Judanwanto, W. 2009. Perilaku Makan Anak Sekolah. (Online),
(http://www.gizi.net, diases pada tanggal 11 Mei 2015).
Makalah Ilmu Kesehatan Masyarakat 16