Obesitas pada Anak

24
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak adalah individu yang unik dan bukan orang dewasa ini. Anak juga bukan merupakan harta atau kekayaan orang tua yang dapat dinilai secara sosial ekonomi, melainkan masa depan bangsa yang berhak atas pelayanan kesehatan secara individual. (Supartini, 2004) Pada dasarnya, manusia dalam kehidupannya mengalami berbagai tahapan tumbuh kembang dan setiap tahap mempunyai ciri tertentu. Tahapan tumbuh kembang yang paling memerlukan perhatian adalah pada masa anak-anak. (Nursalam, 2005) Karakteristik anak pada umumnya dilihat dari segi pertumbuhan fisik dan jasmani. Pertumbuhan fisik dan jasmani pada setiap anak ini berbeda beda meskipun mereka berada pada usia yang sama dan pada status sosial sama. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti asupan gizi pada setiap anak, lingkungan hidup, perlakuan orang tua terhadap anak, kebiasaan hidup anak, dan lain sebagainya. Kebutuhan gizi untuk setiap anak itu sangat penting demi mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak. Terkadang berbagai masalah pada tumbuh kembang anak diakibatkan dari asupan gizi yang didapat oleh setiap anak. Secara umum kebutuhan nutrisi pada anak dapat dikelompokan berdasarkan usia anak, mulai 0 - 4 bulan, 4 – 6 bulan, 9 – 12 bulan, Makalah Ilmu Kesehatan Masyarakat 1

Transcript of Obesitas pada Anak

Page 1: Obesitas pada Anak

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anak adalah individu yang unik dan bukan orang dewasa ini. Anak juga bukan

merupakan harta atau kekayaan orang tua yang dapat dinilai secara sosial ekonomi,

melainkan masa depan bangsa yang berhak atas pelayanan kesehatan secara individual.

(Supartini, 2004)

Pada dasarnya, manusia dalam kehidupannya mengalami berbagai tahapan

tumbuh kembang dan setiap tahap mempunyai ciri tertentu. Tahapan tumbuh kembang

yang paling memerlukan perhatian adalah pada masa anak-anak. (Nursalam, 2005)

Karakteristik anak pada umumnya dilihat dari segi pertumbuhan fisik dan jasmani.

Pertumbuhan fisik dan jasmani pada setiap anak ini berbeda beda meskipun mereka

berada pada usia yang sama dan pada status sosial sama. Hal tersebut dipengaruhi oleh

beberapa faktor seperti asupan gizi pada setiap anak, lingkungan hidup, perlakuan orang

tua terhadap anak, kebiasaan hidup anak, dan lain sebagainya.

Kebutuhan gizi untuk setiap anak itu sangat penting demi mendukung

pertumbuhan dan perkembangan anak. Terkadang berbagai masalah pada tumbuh

kembang anak diakibatkan dari asupan gizi yang didapat oleh setiap anak. Secara umum

kebutuhan nutrisi pada anak dapat dikelompokan berdasarkan usia anak, mulai 0 - 4

bulan, 4 – 6 bulan, 9 – 12 bulan, usia toddler atau pra-sekolah, usia sekolah dan usia

remaja. (Hidayat, 2005)

Salah satu masalah yang disebabkan oleh gizi ini adalah kelebihan gizi, masalah

kelebihan gizi ini dapat terjadi pada anak – anak maupun pada orang dewasa. Kelebihan

gizi ini dapat menimbulkan obesitas. Obesitas disebabkan oleh ketidakseimbangan antara

jumlah energi yang masuk dengan yang dibutuhkan oleh tubuh untuk berbagai fungsi

biologis seperti pertumbuhan fisik, perkembangan, aktivitas, pemeliharaan kesehatan.

Jika keadaan ini berlangsung terus menerus (positive energy balance) dalam jangka

waktu cukup lama, maka dampaknya adalah terjadinya obesitas.

Makalah Ilmu Kesehatan Masyarakat 1

Page 2: Obesitas pada Anak

Obesitas pada masa anak dapat meningkatkan kejadian diabetes mellitus (DM)

tipe 2. Selain itu, obesitas pada anak usia 6 - 7 tahun juga dapat menurunkan tingkat

kecerdasan karena aktivitas dan kreativitas anak menjadi menurun dan cenderung malas

akibat kelebihan berat badan. Beberapa faktor penyebab obesitas pada anak antara lain

asupan makanan berlebih yang berasal dari jenis makanan olahan serba instan,

minuman soft drink, makanan jajanan seperti makanan cepat saji (burger, pizza, hot

dog) dan makanan siap saji lainnya yang tersedia di gerai makanan. Selain itu,

obesitas dapat terjadi pada anak yang ketika masih bayi tidak dibiasakan mengkonsumsi

air susu ibu (ASI), tetapi mengunakan susu formula dengan jumlah asupan yang

melebihi porsi yang dibutuhkan bayi/ anak.

Akibatnya anak akan mengalami kelebihan berat badan pada usia 4 – 5 tahun.

Keadaan ini diperparah dengan kebiasaan anak yang sering jajan jajanan sembarangan

yang memiliki jumlah kalori tinggi. Selain itu pada usia seperti ini anak - anak sulit untuk

mengkonsumsi sayur – sayuran dan buah – buahan akibatnya anak kekurangan nutrisi

seperti serat, vitamin dan lain lain. Asupan gizi pada anak pun menjadi tidak seimbang

dan akhirnya anak mengalami kelebihan berat badan dan beresiko menimbulkan obesitas.

Faktor lain yang dapat menyebabkan obesitas pada anak adalah kurangnya aktivitas fisik,

hal ini terjadi mungkin karena perubahan zaman dan kemajuan teknologi yang sangat

pesat, anak – anak pada zaman sekarang lebih senang bermain gadjet dan sangat berbeda

dengan anak zaman dahulu yang lebih senang bermain di luar tanpa ada gadjet dan

teknologi canggih lainnya.

Sejak tahun 1970 hingga sekarang, kejadian obesitas meningkat 2 (dua) kali

lipat pada anak usia 2 - 5 tahun dan usia 12 - 19 tahun, bahkan meningkat tiga (3) kali

lipat pada anak usia 6 - 11 tahun. Di Indonesia, prevalensi obesitas pada anak usia 6 - 15

tahun meningkat dari 5% tahun 1990 menjadi 16% tahun 2001.

Dan untuk mengurangi angka obesitas pada anak – anak itu maka dilakukan

promosi kesehatan yang merujuk pada perubahan pola makan dan aktifitas pada anak.

Sebenarnya untuk mencegah obesitas itu mudah jika orang tua sadar betul bahwa anak

dengan berat badan yang berlebihan itu tidak selamanya sehat di zaman yang semakin

modern ini justru banyak penyakit yang timbul karena kelebihan berat badan.Untuk

mengurangi angka obesitas pada anak berikan makanan yang seimbang untuk anak bila

anak tidak menyukai sayuran dan buah modifikasikan sayur dan buah dengan makanan

Makalah Ilmu Kesehatan Masyarakat 2

Page 3: Obesitas pada Anak

yang paling disukai anak - anak. Selain itu batasi penggunaan gadget pada anak biarkan

anak berekspresi dan beraktivitas di luar rumah, beri dorongan bahwa bermain di luar

rumah itu menyenangkan dan akan membawa pengaruh positif. Dengan begitu asupan

kalori dan penggunaannya akan seimbang.

I.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Jangka Pendek

Merubah pola pikir orang tua bahwa anak dengan berat badan yang tinggi

tidak selalu sehat.

Meningkatkan aktivitas anak diluar rumah 1-2 jam perhari

Meningkatkan kebiasaan anak-anak mengkonsumsi buah dan sayur 2 kali

sehari

1.2.2 Tujuan Jangka Panjang

Menurunkan angka obesitas pada anak di Indonesia 5 tahun kemudian

setelah promosi kesehatan.

Makalah Ilmu Kesehatan Masyarakat 3

Page 4: Obesitas pada Anak

BAB II

DESKRIPSI

2.1 Deskripsi Promosi Kesehatan Obesitas Pada Anak

Dalam meningkatkan angka kesehatan di negara Indonesia kami melakukan

promosi kesehatan yang dikhususkan pada permasalahan obesitas terutama masalah

obesitas pada anak - anak. Promosi yang kami lakukan merupakan promosi dalam

bentuk iklan audio visual. Promosi kesehatan ini dimaksudkan untuk menurunkan

angka obesitas pada anak – anak selain itu promosi kesehatan ini akan bisa merubah

pola pikir orang tua bahwa anak dengan berat badan yang tinggi tidak selalu sehat.

Dengan adanya promosi kesehatan ini, diharapkan orang tua berperan aktif dalam

menunjang aktivitas fisik anak di luar rumah serta asupan gizi yang seimbang pada

anak. Obesitas sendiri adalah keadaan patologis dengan terdapatnya penimbunan

lemak yang berlebihan daripada yang diperlukan untuk fungsi tubuh, sehingga

mengganggu kesehatan atau setidaknya berada dalam resiko mengalami gangguan

kesehatan. Obesitas merupakan masalah gizi lebih yang sering dijumpai terutama di

Negara maju, dan merupakan masalah klinik yang tidak sederhana, karena etiologinya

yang kompleks atau multifaktorial dan banyaknya faktor yang berpengaruh terhadap

terjadinya obesitas. Kondisisosial, perilaku dan faktor – faktor biologi akan

berpengaruh terhadap masukan dan pengeluaran energi dan akhirnya akan

mempengaruhi regulasi homeostatis cadangan energi tubuh.

Obesitas pada anak di definisikan secara fungsional sebagai mal adaptasi

peningkatan masa lemak tubuh. Anak – anak dengan nilai BMI (Body Mass Index) di

atas persentil 95 menunjukan obesitas, dan anak – anak dengan BMI diatas persentil

85 berisiko mengalami obesitas.

Promosi ini akan ditayangkan di media online dan televisi agar mudah di akses

dan dilihat oleh masyarakat luas. Selain itu promosi kesehatan ini akan di tayangkan

di pusat – pusat kesehatan seperti Puskesmas, Rumah Sakit dan Posyandu.

Makalah Ilmu Kesehatan Masyarakat 4

Page 5: Obesitas pada Anak

Promosi kesehatan ini dibuat selama 6 bulan sejak bulan Maret sampai bulan

Juni. Dan promosi kesehatan ini diharapkan dapat berlangsung lama dan bisa

diterapkan oleh masyarakat luas sehingga tujuan untuk menurunkan angka obesitas

pada anak di beberapa tahun yang akan datang.

Promosi kesehatan ini disusun oleh beberapa orang yang tergabung dalam

kelompok 1 (satu). kami mengangkat tema ini berdasarkan angka obesitas yang

sangat tinggi. Semakin meningkatnya angka obesitas di Indonesia akan memicu

permasalahan kesehatan lainnya. Selain alasan itu alasan lain yang mendasari kami

memilih tema ini adalah karena semakin maraknya makanan instan di pasaran,

makanan instan inilah yang sangat di gemari anak – anak sedangkan makanan instan

ini mengandung kalori yang tinggi dan jika asupan kalori tidak seimbang dengan

pengeluarannya akan menyebabkan penumpukan kalori di dalam tubuh dan

berpotensi menyebabkan obesitas.

Promosi kesehatan ini kami sajikan sedemikian rupa, agar menarik perhatian

para ibu untuk menyaksikan promosi kesehatan ini. Promosi disajikan dalam bentuk

video (stop motion) sehingga merupakan suatu bentuk promosi yang berbeda dari

yang lainnya.

Promosi kesehatan akan mulai ditayangkan pada tanggal 29 Juni 2015

serentak di semua stasiun televisi serta pusat layanan kesehatan di Indonesia. Dan

secara berkala ditayangkan 1 kali setiap satu jam. Namun frekuensi pemutaran

promosi kesehatan yang ditayangkan di pusat pelayanan kesehatan akan diputar lebih

sering (setiap 30 menit) dibandingkan dengan penayangan di stasiun televisi.

2.2 Kerangka Promosi Kesehatan Obesitas Pada Anak

Kerangka program yang kami gunakan adalah PRECEDE – PROCEEDE yang

merupakan model yang dikembangkan oleh Green dan Kreuter (1991). PRECEDE

merupakan kerangka untuk membantu perencanaan mengenal masalah, mulai dari

kebutuhan pendidikan sampai pengembangan program. PRECEDE digunakan pada

fase diagnosis masalah, penetapan prioritas dan tujuan program. PROCEED

digunakan untuk menetapkan sasaran dan kriteria kebijakan, pelksanaan, dan evaluasi.

Banyak masyarakat di negara Indonesia yang kurang memahami mengenai

masalah kesehatan yang timbul. Setiap masalah yang ada sebaiknya dapat disadari

Makalah Ilmu Kesehatan Masyarakat 5

Page 6: Obesitas pada Anak

sejak dini (sejak awal timbulnya masalah tesebut). Masalah masalah tersebut timbul

dari hal-hal kecil atau kebiasaan hidup yang kurang baik seperti orang tua yang tidak

memperhatikan atau seringkali acuh pada pola makan anak - anak dan sering

menganggap bahwa anak sehat itu adalah anak yang memiliki berat badan yang

tinggi. Selain itu banyak orang tua yang memfasilitasi anaknya dengan mainan yang

memicu kurangnya aktivitas fisik anak.

Obesitas pada anak merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling

banyak ditemui pada masyarakat. Data mengenai hal tersebut kami dapatkan

berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas,

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di Indonesia.

Masalah obesitas pada anak dipengaruhi oleh kebiasaan anak yang seringkali

meniru kebiasaan dan perilaku orang tua. Masalah obesitas dapat dialami oleh semua

kalangan usia mulai dai bayi sampai lanjut usia. Namun dalam promosi kesehatan

yang kami buat dikhususkan untuk masalah obesitas pada anak. Biasanya anak yang

mengalami obesitas adalah anak yang memiliki kebutuhan gizi yang berlebih.

Faktor risiko yang timbul akibat obesitas pada anak diantaranya dapat

mengalami obesitas kembali di usia dewasa, timbulnya masalah diabetes mellitus,

jantung koroner, serta masalah tulang dan sendi. Data ini sangat penting untuk

menetapkan prioritas masalah, yang didasarkan pertimbangan besarnya masalah dan

akibat yang ditimbulkan serta kemungkinan untuk diubah.

Dampak terburuk yang dapat disebabkan oleh obesitas pada anak adalah

kematian, kematian ini dapat terjadi bila terjadi komplikasi dengan penyakit berat

lainnya misalnya stroke. Untuk memperbaiki obesitas pada anak yang paling mungkin

dilakukan adalah mengubah pola makan dan gaya hidup dari anak. Perubahan tersebut

hanya dapat dilakukan oleh dukungan orang tua dilingkungan keluarga.

Selain merubah pola hidup anak diharapkan institusi tertentu (DinKes POM)

dapat berperan aktif dalam mengendalikan hal – hal yang berhubungan dengan

kesehatan anak khususnya yang berpengaruh terhadap berat badan anak seperti

cemilan untuk anak yang dijajakan di lingkungan sekolah, rumah, taman bermain, dan

lain – lain. Pada kasus obesitas yang disebabkan oleh kelebihan nutrisi, intervensi

Makalah Ilmu Kesehatan Masyarakat 6

Page 7: Obesitas pada Anak

pendidikan tidak akan bermanfaat sehingga diperlukan pendekatan sosial untuk

mengubah persepsi orang tua.

Indikator masalah perilaku yang mempengaruhi status kesehatan seseorang

adalah :

Pemanfaatan pelayanan kesehatan (utilization)

Upaya pencegahan (prevention action)

Pola konsumsi makanan (consumtion pattern)

Kepatuhan (compliance)

Upaya pemeliharaan kesehatan sendiri (self care)

Langkah-langkah dalam melakukan diagnosis perilaku dan lingkungan yaitu:

1. Memisahkan faktor perilaku dan non perilaku sebagai penyebab masalah

kesehatan.

2. Mengidentifikasi perilaku yang dapat dicegah dan perilaku yang berhubungan

dengan tindakan perawatan atau non pengobatan. Untuk faktor lingkungan,

melakukan eliminasi faktor non perilaku yang tidak dapat diubah (misalnya

faktor genetik dan demografi).

3. Mengurutkan masalah perilaku dan lingkungan berdasarkan besarnya

pengaruh terhadap kesehatan.

4. Mengurutkan masalah perilaku dan lingkungan berdasarkan kemungkinan

untuk diubah.

5. Menetapkan perilaku dan lingkungan yang menjadi sasaran program. Selain

itu tetapkan tujuan perubahan perilaku dan lingkungan yang ingin dicapai

program.

Identifikasi dilakukan berdasarkan determinan perilaku yng mempengaruhi status

kesehatan anak sebagimana telah dijelaskan sebelumnya yaitu :

1. Faktor Predisposisi (predisposing factors) ; pengetahuan, sikap, persepsi,

kepercayaan, nilai norma yang diyakini.

2. Faktor Pendorong (enabling factors); yaitu lingkungan yang memfasilitasi

perilaku anak.

3. Faktor Penguat (reinforcing factors) ; perilaku orang lain yang berpengaruh

(guru, orang tua) yang menjadi pendorong.

Makalah Ilmu Kesehatan Masyarakat 7

Page 8: Obesitas pada Anak

Dalam menjalankan program promosi kesehatan ini dapat didukung oleh peranan

media sosial, media elektronik, dan media cetak. Namun ada beberapa hal yang dapat

menghambat promosi kesehatan ini diantaranya adalah dibutuhkannya biaya yang

sangat tinggi serta pengurusan perizinan untuk legalisasi layanan promosi kesehatan

ini.

Makalah Ilmu Kesehatan Masyarakat 8

Page 9: Obesitas pada Anak

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Obesitas

Kata obesitas berasal dari bahasa latin yang berarti makan berlebihan,

Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh

yang berlebihan, seseorang yang memiliki berat badan 20% lebih tinggi dari nilai

tengah kisaran berat badannya yang normal dianggap mengalami obesitas. Obesitas

digolongkan menjadi 3 kelompok, yaitu :

a. Obesitas ringan : Kelebihan berat badan 20 – 40 %

b. Obesitas sedang : Kelebihan berat badan 41 – 100 %

c. Obesitas berat : Kelebihan berat badan > 100 % (Obesitas berat

ditemukan sebanyak 5 % dari antara orang-orang yang gemuk)

Obesitas dapat diartikan sebagai penimbunan penimbunan jaringan lemak

tubuh secara berlebihan yang memberi efek buruk pada kesehatan. (Manosh, et al,

2006). Sedangkan overweight adalah kelebihan berat badan dibandingkan dengan

berat ideal yang dapat disebabkan oleh penimbunan jaringan lemak atau jaringan

non lemak. (Sjarief, 2002). Definisi obesitas menurut para dokter adalah:

Suatu kondisi dimana lemak tubuh dalam jumlah yang berlebihan dan

suatu kondisi yang berhubungan dengan penyakit-penyakit lain serta dapat

menurunkan kualitas hidup. Obesitas terjadi karena ketidak seimbangan

antara energi yang masuk dengan energi yang keluar.

Obesitas didefinisikan sebagai suatu kelebihan lemak dalam tubuh.

Obesitas disebabkan oleh ketidak seimbangan antara konsumsi dan

kebutuhan energi, dimana energi terlalu banyak dibanding kebutuhan atau

pemakaian energi. Kelebihan energi dalam tubuh disimpan dalam bentuk

jar ngan lemak pada keadaaan normal, jaringan lemak ditimbun dibeberapa

tempat tertentu, diantaranya dalam jaringan subkutan dan didalam jaringan

tirai usus (omentum).

Makalah Ilmu Kesehatan Masyarakat 9

Page 10: Obesitas pada Anak

3.2 Cara Mendeteksi Obesitas

Penilaian fisis ( anthropometri )

a. Dengan menggunakan berat badan (BB) dan tinggi badan (TB)

interprestasi

1. Overweight: berat badan diatas maksimum yang tercantum samapi

berat badan untuk indeks massa tubuh 23,0-24,9.

2. Obesitas: bila berat badan lebih besar daripada berat badan pada indeks

massa tubuh 25.

b. Indeks Massa Tubuh (IMT)

IMT :

Interpretasi :

Overweight : bila IMT 23,0-24,9

Obesitas : IMT ≥ 25

Normal : 18,5-22,9

Obes I : 25,0-29,9

Obes II : ≥ 30

c. Indeks Broca

Berat badan normal : TB (cm) – 100 = kg

BB ideal : berat badan normal – 10% = kg

Interpretasi :

Obesitas : BB diatas 15%

d. Lingkaran Lengan Atas (LLA)

Alat yang digunakan pita shakir

Prinsip :

1. Memilih lengan anak yang tidak aktif.

2. Lemaskan lengan anak yang akan diukur.

3. Tentukan batas acromin dan olecranom dan dibagi dua untuk

menemukan atas tengah.

4. Tentukan status gizi anak.

e. Interpretasi :

≥ 85% Baik

Makalah Ilmu Kesehatan Masyarakat 10

Page 11: Obesitas pada Anak

70,1 - 85% Kurang

≤ 70% Buruk

Rumus : SG = LLA yang dikur/LLA standar x 100%

f. Macam-macam pita shakir

1. Merah : 7,5 – 12,5 cm Buruk

2. Kuning : 12,6 – 13,5 cm Kurang

3. Hijau : 13,6 – 17,5 cm Baik

4. Putih ≥ 17,5 cm Overweight

3.3 Penyebab Obesitas

A. Aktifitas Fisik

Aktifitas Fisik merupakan komponen utama dari energy expenditure, yaitu

sekitar 20-50% dari total energy expenditure. Penelitian di negara maju mendapatkan

hubungan antara aktifitas fisik yang rendah dengan kejadian obesitas.individu dengan

aktifitas fisik yang rendah mempunyai resiko peningkatan berat badan sebesar = 5 kg.

Penelitian di Jepang menunjukan resiko obesitas yang rendah (OR:0,48) pada

kelompok yang mempunyai kebiasaan olah raga, sedang penelitian di Amerika

menunjukan penurunan berat badan dengan jogging (OR:0,57), aerobik (OR:0,59),

tetapi untuk olah raga tim dan tenis tidak menunjukan penurunan berat badan yang

signifikan. Penelitian terhadap anak Amerika dengan tingkat sosial ekonomi yang

sama menunjukan bahwa mereka yang menonton tv = 5 jam perhari mempunyai

resiko obesitas sebesar 5,3 kali lebih besar dibanding mereka yang nonton = 2 jam

setiap harinya.

B. Faktor Nutrisi

Peranan faktor nutrisi dimulai sejak dalam kandungan dimana jumlah lemak

tubuh dan pertumbuhan bayi dipengaruhi berat badan ibu. Kenaikan berat badan dan

lemak anak dipengaruhi oleh : waktu pertama kali mendapat makanan padat, asupan

tinggi kalori dari karbohidrat dan lemak serta kebiasaan mengkonsumsi makanan

yang mengandung energi tinggi. Penelitian di Amerika dan Finlandia menunjukan

bahwa kelompok dengan asupan tinggi lemak mempunyai resiko peningkatan berat

badan lebih besar dibanding kelompok dengan asupan rendah lemak dengan OR 1.7.

Penelitian lain menunjukan peningkatan konsumsi daging akan meningkatkan resiko

Makalah Ilmu Kesehatan Masyarakat 11

Page 12: Obesitas pada Anak

obesitas sebesar1,46 kali. Keadaan ini disebabkan karena makanan berlemak

mempunyai energy density lebih besar dan lebh tidak mengenyangkan serta

mempunyai efek termogenesis yang lebih kecil dibandingkan makanan yang banyak

mengandung protein dan karbohidrat.

Makanan berlemak juga mempunyai rasa yang lezat sehingga akan

meningkatkan selera makan yang akhirnya terjadi konsumsi yang berlebihan. Selain

itu kapasitas penyimpanan makronutrien juga menentukan keseimbangan energi.

Protein mempunyai kapasitas penyimpanan sebagai protein tubuh dalam jumlah

terbatas dan metabolisme asam amino di regulasi dengan ketat, sehingga bila intake

protein berlebihan dapt dipastikan akan dioksidasi, sedang karbohidrat mempunyai

kapasitas penyimpanan dalam bentuk glikogen hanya dalam jumlah kecil, asupan dan

oksidasi karbohidrat di regulasi sangat cepat dan ketat, sehingga perubahan oksidasi

karbohidrat mengakibatkan perubahan asupan karbohidrat.

Bila cadangan lemak tubuh rendah dan asupan karbohidrat berlebihan, maka

kelebihan energi dari karbohidrat sekitar 60-80% disimpan dalam bentuk lemak

tubuh, lemak mempunyai kapasitas penyimpanan yang tidak terbatas. Kelebihan

asupan lemak tidak diiringi peningkatan oksidasi lemak sehingga sekitar 96 % lemak

akan disimpan dalam jaringan lemak.

3.4 Dampak Obesitas Pada Anak

1. Faktor Resiko Penyakit Kardiovaskuler

Faktor resiko ini meliputi peningkatan kadar insulin, trigliserida,

LDL_Kolesterol dan tekanan darah sistolik serta penurunan kadar HDL-

Kolesterol. Resiko penyakit Kardiovaskuler di usia dewasa pada anak obesitas

sebesar 1,7-2,6. IMT mempunyai hubungan yang kuat (r=0,5) dengan kadar

insulin tinggi, 15% mempunyai kadar HDL-Kolesterol yang rendah dan 33%

dengan kadar trigliserida tinggi. 15 anak cenderung mengalami peningkatan

tekanan darah dan denyut jantung, sekitar 20-30% menderita hipertensi.

2. Diabetes Melitus tipe-2

Diabetes Melitus tipe-2 jarang ditemukan pada anak obesitas. 5,15

Prevalensi penurunan glukosa toleran test pada anak obesitas adalah 25% sedang

diabetes Melitus tipe-2 hanya 4%. Hampir semua anak obesitas dengan diabetes

melitus tipe-2 mempunyai IMT> +3SD atau > persentile ke 99.

Makalah Ilmu Kesehatan Masyarakat 12

Page 13: Obesitas pada Anak

3. Obstruktif Sleep Apnea

Sering dijumpai pada anak obesitas dengan kejadian 1/100 dengan gejala

mengorok. Penyebabnya adalah penebalan jaringan lemak di daerah dinding dada

dan perut yang mengganggu pergerakan dinding dada dan diafragma, sehingga

terjadi penurunan volume dan perubahan pola ventilasi paru serta meningkatkan

beban kerja otot pernafasan. Pada saat tidur terjadi penurunan tonus otot dinding

dada yang disertai penurunan saturasioksigen dan peningkatan kadar CO2, serta

penurunan tonus otot yang mengatur pergerakan lidah yang menyebabkan lidah

jatuh kearah dinding belakang faring yang mengakibatkan obstruksi saluran nafas

intermiten dan menyebabkan tidur gelisah, sehingga keesokan harinya anak

cenderung mengantuk dan hipoventilasi. Gejala ini berkurang seiring dengan

penurunan berat badan.

4. Gangguan Ortopedik

Pada anak obesitas cenderung beresiko mengalami gangguan ortopedik

yang disebabkan kelebihan berat badan, yaitu tergelincirnya efisis kaput femoris

yang menimbulkan gejala nyeri panggul atau lutut dan terbatasnya gerakan

panggul.

5. Pseudomotor Serebri

Pseudomtor serebri akibat peningkatan ringan tekanan intrakranial pada

obesitas disebabkan oleh gangguan jantung dan paru-paru yang menyebabkan

peningkatan kadar CO2 dan memberikan gejala sakit kepala, papil edema,

diplopia, kehilangan lapangan pandang perifier dan iritabilitas.

6. Penurunan Tingkat Kecerdasan

Menurut Darmono, dosen Kedokteran UNDIP yang dikutip dari artikel

halaman Indonesia Raya Tahun 2006 menyebutkan obesitas memiliki dampak

yang buruk dimana tingkat kecerdasan anak juga akan menurun. Pada anak yang

obesitas, umumnya aktifitas dan kreativitas anak akan menurun, kemudian dengan

kelebihan berat badan anak menjadi malas.

3.5 Pencegahan Obesitas

A. Pengaturan Diet

Prinsip pengaturan diet pada anak obesitas adalah diet seimbang sesuai dengan

RDA, hal ini karena anak masih mengalami pertumbuhan dan perkembangan.

Intervensi diet harus disesuaikan dengan usia anak, derajat obesitas dan ada

Makalah Ilmu Kesehatan Masyarakat 13

Page 14: Obesitas pada Anak

tidaknya penyakit penyerta. Pada obesitas sedang dan tanpa penyakit penyerta,

diberikan diet seimbang rendah kalori dengan pengurangan asupan kalori sebesar

30%, sedang pada obesitas berat (IMT > 97 persentile) dan yang disertai penyakit

penyerta, diberikan diet dengan kalori sangat rendah (very low calorie diet).

(Ashadi, 1995)

Dalam pengaturan diet ini perlu diperhatikan tentang :

1. Menurunkan berat badan dengan tetap mempertahankan pertumbuhan

normal.

2. Diet seimbang dengan komposisi karbohidrat 50-60%, lemak 20-30%,

dengan lemak jenuh < 10%, dan protein 15-20% energi total serta

koleseterol < 300 mg per hari.

3. Diet tinggi serat, dianjurkan pada anak usia > 2 tahun dengan

perhitungan dosis menggunakan rumus: (umur dalam tahun +5) gram

per hari.

B. Pengaturan Aktifitas Fisik

Peningkatan aktifitas fisik mempunyai pengaruh terhadap laju

metabolisme. Latihan fisik yang diberikan disesuaikan dengan tingkat

perkembangan motorik, kemampuan fisik dan umurnya. Aktifitas fisik untuk anak

usia 6-12 tahun lebih tepat yang menggunakan keterampilan otot, seperti

bersepeda, berenang, menari dan senam. Dianjurkan untuk melakukan aktifitas

fisik selama 20-30 menit per hari.

C. Mengubah Pola Hidup/ Perilaku

Untuk perubahan perilaku ini diperlukan peran serta orang tua sebagai

komponen intervensi, dengan cara :

1. Pengawasan sendiri terhadap berat badan, asupan makanan dan aktifitas fisik

serta mencatat perkembangannya.

2. Mengontrol rangsangan untuk makan. Orag tua diharapkan dapat

menyingkirkan rangsangan disekitar anak yang dapat memicu keinginan untuk

makan. Mengubah perilaku makan, dengan mengontrol porsi dan jenis

Makalah Ilmu Kesehatan Masyarakat 14

Page 15: Obesitas pada Anak

makanan yang dikonsumsi dan mengurangi makanan camilan, memberikan

penghargaan dan hukuman.

3. Pengendalian diri, dengan menghindari makanan berkalori tinggi yang pada

umumnya lezat dan memilih makanan berkalori rendah.

BAB IV

KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

Obesitas didefinisikan sebagai suatu kelebihan lemak dalam tubuh sehingga

berat badan anak jauh diatas berat badan normal dan dapat membahayakan kesehatan

anak. Obesitas pada anak disebabkan oleh ketidak seimbangan antara konsumsi dan

kebutuhan energi. Faktor – faktor yang mempengaruhi obesitas pada anak adalah

faktor gizi, ekonomi, genetik/keturunan, sosial budaya, dan pola makan. Obesitas juga

menimbulkan berbagai penyakit gejala psikopatologis pada anak. Obesitas dapat

ditanggulangi dengan cara melakukan diet rendah kalori, olahraga, dan perubahan

pola makan pada anak.

4.2 Saran

Dalam upaya menekan angka prevalensi obesitas pada anak diharapkan tidak

hanya keluarga yang berperan ataupun hanya pemerintah saja yang berperan, namun

harus didukung oleh semua pihak baik pemerintah, masyarakat dan peran dari yang

lainnya. Hal ini, ditujukan agar target penurunan angka prevalensi obesitas pada anak

dapat tercapai secepatnya.

Makalah Ilmu Kesehatan Masyarakat 15

Page 16: Obesitas pada Anak

DAFTAR PUSTAKA

1. Almatsier, Sunita. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama, 2003.

2. RI, UU. 2012. Undang – undang RI Nomor 18 Tahun 2012 tentang

Pangan. Jakarta: s.n., 2012.

3. Uripi. 2004. Pengaruh Penyuluhan Gizi terhadap Perilaku Ibu dalam

Pemenuhan Gizi Seimbang pada Balita. S.i,: Universitas Sumatera Utara, 2004.

4. Retnaningsih, Ekowati. 2011. Pengaruh Kejadian Fisik Terhadap

Kejadian Obesitas pada Murid, (Online) , vol 5, (http://balitbangnovdasumsel.com,

diakses pada tanggal 11 Mei 2015).

5. Cahyadi, Arif dan Khomaini, Ayatullah. 2007. Prevalensi Obesitas

pada Anak Usia 4-6 Tahun dan Hubungannya dengan Asupan Serta Pola Makan,

(Online), vol 57, (http://mki.idionline.org. diakses pada tanggal 11 Mei 2015).

6. Sartika, Ratu Ayu Dewi. 2011. Factor Risiko Obesitas pada Anak 5-15

Tahun di Indonesia, (Online), vol 15, (http://core.ac.uk, diakses pada tanggal 11 Mei

2015).

7. Jahari A. Penilaian Status Gizi Berdasarkan Antropometri. Bogor.

Puslitbang Gizi dan Makanan, 2004.

8. Arisman, M.B. 2004. Buku Ajar Ilmu Gizi dalam Daur Kehidupan.

Jakarta:ECG

9. Damayanti, A.D. 2008. Cara Pintar Mengatasi Kegemukan Anak,

Yogyakarta: Curvaksara.

10. Judanwanto, W. 2009. Perilaku Makan Anak Sekolah. (Online),

(http://www.gizi.net, diases pada tanggal 11 Mei 2015).

Makalah Ilmu Kesehatan Masyarakat 16