OBESITAS

3
OBESITAS Obesitas mulai menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia. WHO menyatakan bahwa obesitas sudah merupakan suatu epidemi global. Obesitas sudah merupakan problem kesehatan yang harus segera ditangani. Di Indonesia, terutama di kota-kota besar, dengan adanya perubahan gaya hidup yang menjurus ke westernisasi dan sedentary (gaya hidup malas), berakibat pada perubahan pola makan atau konsumsi masyarakat yang merujuk pada pola makan tinggi kalori, tinggi lemak dan kolesterol, terutama terhadap penawaran makanan siap saji (fast food), yang berdampak meningkatkan risiko obesitas (Zametkin et al, 2004; Hidayati dkk, 2009). Kegemukan atau obesitas adalah suatu kondisi medis berupa kelebihan lemak tubuh yang terakumulasi sedemikian rupa sehingga menimbulkan dampak merugikan bagi kesehatan, yang kemudian menurunkan harapan hidup dan/atau meningkatkan masalah kesehatan. Seseorang dianggap menderita kegemukan (obese) bila indeks massa tubuh (IMT), yaitu ukuran yang diperoleh dari hasil pembagian berat badan dalam kilogram dengan kuadrat tinggi badan dalam meter, lebih dari 30 kg/m2. http://www.e-jurnal.com/2013/11/pengertian-obesitas.html Di Indomesia, persoalan obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan. Kecenderungan terjadinya obesitas berhubungan erat dengan pola makan. Berbagai faktor berperan dalam timbulnya obesitas, tetapi yang paling penting adalah ketidak seimbangan antara masukan makanan dan aktifitas fisik (Misnadiarly, 2007). www.jurnal.unimus.ac.id/index.php/jgizi/article/view/568/618 Salah satu metode pengukuran tingkat obesitas dan overweight adalah dengan menggunakan antropometri yaitu perbandingan Rasio Lingkar Pinggang dan Lingkar Panggul (RLPP). Seseorang dikatakan overweight jika hasil RLPP lebih dari 0,9 sedangkan seseorang dikatakan obesitas jika RLPP kurang dari 0,8 (Kinanti indika, 2010). www.jurnal.unimus.ac.id/index.php/jgizi/article/view/568/618

description

Keperawatan

Transcript of OBESITAS

Page 1: OBESITAS

OBESITAS

Obesitas mulai menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia. WHO menyatakan bahwa obesitas sudah merupakan suatu epidemi global. Obesitas sudah merupakan problem kesehatan yang harus segera ditangani. Di Indonesia, terutama di kota-kota besar, dengan adanya perubahan gaya hidup yang menjurus ke westernisasi dan sedentary (gaya hidup malas), berakibat pada perubahan pola makan atau konsumsi masyarakat yang merujuk pada pola makan tinggi kalori, tinggi lemak dan kolesterol, terutama terhadap penawaran makanan siap saji (fast food), yang berdampak meningkatkan risiko obesitas (Zametkin et al, 2004; Hidayati dkk, 2009).

Kegemukan atau obesitas adalah suatu kondisi medis berupa kelebihan lemak tubuh yang terakumulasi sedemikian rupa sehingga menimbulkan dampak merugikan bagi kesehatan, yang kemudian menurunkan harapan hidup dan/atau meningkatkan masalah kesehatan. Seseorang dianggap menderita kegemukan (obese) bila indeks massa tubuh (IMT), yaitu ukuran yang diperoleh dari hasil pembagian berat badan dalam kilogram dengan kuadrat tinggi badan dalam meter, lebih dari 30 kg/m2. http://www.e-jurnal.com/2013/11/pengertian-obesitas.html

Di Indomesia, persoalan obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan. Kecenderungan terjadinya obesitas berhubungan erat dengan pola makan. Berbagai faktor berperan dalam timbulnya obesitas, tetapi yang paling penting adalah ketidak seimbangan antara masukan makanan dan aktifitas fisik (Misnadiarly, 2007). www.jurnal.unimus.ac.id/index.php/jgizi/article/view/568/618

Salah satu metode pengukuran tingkat obesitas dan overweight adalah dengan menggunakan antropometri yaitu perbandingan Rasio Lingkar Pinggang dan Lingkar Panggul (RLPP). Seseorang dikatakan overweight jika hasil RLPP lebih dari 0,9 sedangkan seseorang dikatakan obesitas jika RLPP kurang dari 0,8 (Kinanti indika, 2010). www.jurnal.unimus.ac.id/index.php/jgizi/article/view/568/618

Obesitas tidak hanya menjadi masalah estetika semata tetapi juga telah menjadi masalah kesehatan utama saat ini, hal ini disebabkan karena obesitas merupakan faktor resiko terjadinya dismetabolik sindrome seperti diabetes, hipertensi, hiperlipidemi dan penyakit jantung koroner. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 di Indonesia, menunjukan bahwa prevalensi obesitas pada wanita berusia lebih dari 15 tahun yaitu 23,8% dan pada laki-laki berusia lebih dari 15 tahun yaitu 13,9%. Sedangkan menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001, 41%-50% obesitas pada wanita terjadi pada usia lebih dari 55 tahun (usia menopause) (Depkes, 2007). www. http://ejournal.umm.ac.id/index.php/sainmed/article/view/940

Jumlah penderita obesitas terutama di kota besar semakin meningkat. Pada suatu studi observasional telah diketahui bahwa obesitas merupakan faktor risiko mayor untuk beberapa penyakit degeneratif, seperti penyakit jantung koroner, diabetes melitus tipe II, hipertensi, stroke kanker payudara, endometrium, prostate serta kolon (Must dan McKeown, 2006). Oleh karena itu, maka perlu dilakukan pencegahan dan penanganan sedini mungkin terhadap penderita obesitas. www.http://jurnalgizikesmas.blogspot.com/

Page 2: OBESITAS

Kejadian obesitas saat ini mulai melanda kelompok umur balita dan anak sekolah. Obesitas pada anak akan menyebabkan aktivitas dan kreativitas anak akan menurun, dengan kelebihan berat badan, anak menjadi malas yang pada akhirnya akan menurunkan tingkat kecerdasaan anak. Obesitas yang tidak dapat dicegah pada masa anak anak merupakan pemicumunculnya berbagai penyakit degeneratif.Obesitas berdampak negatif terhadap tumbuh kembang anak terutama aspek perkembangan psikososial seperti gangguan psikososial seperti rendah diri, depresi dan menarik diri dari lingkungan.Selain itu, obesitas pada anak beresiko tinggi menjadi obesitas dimasa dewasa dan berpotensi mengalami berbagai penyebab kesakitan dan kematian(Suhendro, 2003). http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5607/Jurnal%20MKMI%20Icha.pdf?sequence=1

Faktor Penyebab Obesitas: Kurang berolah raga. Olah raga akan membantu mengurangi berat tubuh dengan cara

membakar kalori. Kebiasaan makan yang keliru. Misalnya terlalu banyak mengonsumsi makanan kaya

karbohidrat dan lemak. Faktor pola makan abnormal. Ada dua pola makan abnormal penyebab obesitas

yaitu : makan dalam jumlah sangat banyak (binge), dan pola makan di malam hari. Faktor genetik. Faktor genetik berpengaruh sebesar 33 % terhadap berat badan

seseorang. Faktor Psikis. Makanan menjadi pelarian ketika seseorang mengalami masalah atau

risau. Faktor kesehatan. Kaitan dengan melambatnya metabolisme. Penyebab perubahan ini

antara lain kelenjar tirois yang kurang aktif, hipogonadisme atau turunnya aktivitas kelenjar kelamin, sindrm Cusing yakni kelainan metabolisme akibat hiperaktifitas kelenjar adrenal kortikal.

Pengaruh obat – obat tertentu. Steroid dan beberapa obat anti depresi cernberung mampu menyebabkan penambahan berat badan.http://www.e-jurnal.com/2013/11/pengertian-obesitas.html

berdasarkan perhitungan indeks masa tubuh membagi BB dalam kg dengan TB dalam meter kuadrat, klasifikasi kelebihan BB :

1. Obesitas biasa : bila kelebihan BB < 20% BB ideal2. Obesitas ringan : bila kelebihan BB 20-30% BB ideal3. Obesitas sedang : bila kelebihan BB 30-60% BB ideal4. Obesitas berat : bila kelebihan BB > 60% BB ideal

www.kopertis7.go.id/uploadjurnal/SAINMED%20Vol%203%20No%20