obat cacing (pirantel pamoat).doc

48
TUGAS TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID PREFORMULASI OBAT CACING (Pyrantel Pamoate) Dosen : Prof. DR. Teti Indrawati, M.Si., Apt Rahmi Hutabarat, S.Si., M.Si., Apt Disusun Oleh : Dian Venna Maretta (13334726) R. Mahardika Septiantyo (13334718) PROGRAM STUDI FARMASI

Transcript of obat cacing (pirantel pamoat).doc

TUGAS TEKNOLOGI SEDIAAN

SEMI SOLID DAN LIQUID

PREFORMULASI OBAT CACING (Pyrantel Pamoate)

Dosen : Prof. DR. Teti Indrawati, M.Si., Apt

Rahmi Hutabarat, S.Si., M.Si., Apt

Disusun Oleh :

Dian Venna Maretta (13334726)

R. Mahardika Septiantyo (13334718)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

2014

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur atas berkat rahmat allah SWT, kami dapat menyelesaikan makalah

tugas Teknologi Sediaan Semi Solid Dan Liquid berupa Sediaan Obat Cacimg, yakni

kami memilih pembuatan Preformulasi Suspensi Pirantel Pamoat.

Tujuan pembuatan makalah ini selain sebagai tugas juga agar pembaca dapat

mengetahui tentang Teknologi Sediaan Semi Solid Dan Liquid berupa Preformulasi

Suspensi Pirantel Pamoat.

Makalah ini disusun oleh penyusun dengan banyak menemukan kesalahan-

kesalahan. Oleh karena itu, jika terdapat kesalahan sangat dibutuhkan kritik dan saran

agar dapat memperbaiki makalah ini. Sehingga makalah ini dapat menjadi baik dan

benar dalam rujukan pembelajara Teknologi Sediaan Semi Solid Dan Liquid berupa

Preformulasi Suspensi Pirantel Pamoat.

Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah

banyak membantu penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan yang lebih luas

lagi kepada pembaca. Akhir nya, saya ucapkan Terima Kasih.

Jakarta, November 2014

Penyusun

DAFTAR ISI

ii

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………...ii

DAFTAR ISI......................................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1 Latar Belakang....................................................................................................1

1.2 Permasalahn .......................................................................................................1

1.3 Tujuan.................................................................................................................2

1.3 Manfaat...............................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................3

2.1 Obat Cacing....................................................................................................3

2.2 Suspensi Oral..................................................................................................3

2.2.1 Defenisi...........................................................................................3

2.2.2 Komponen Dasar Suspensi Oral....................................................5

2.2.3 Metode Pembuatan Suspensi.........................................................5

2.2.4 Evaluasi Sediaan Suspensi.............................................................6

2.3 Data – Data Preformulasi ...............................................................................8

BAB III METODELOGI ..................................................................................................14

3.1 Perbandingan Formula Dari Literatur Dan Formula Pilihan........................14

3.2 Karakteristik Formula Pembanding Berdasarkan Hasil Evaluasi Evaluasi

Perbandingan.....................................................................................................15

BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................................17

BAB V KESIMPULAN....................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................20

LAMPIRAN......................................................................................................................21

iii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam bidang industri farmasi, perkembangan teknologi farmasi sangat

berperan aktif dalam peningkatan kualitas produksi obat-obatan. Hal ini banyak

ditunjukkan dengan banyaknya sediaan obat-obatan yang disesuaikan dengan

karakteristik dari zat aktif obat, kondisi pasien dan penigkatan kualitas obat

dengan meminimalkan efek samping obat tanpa harus mengurangi atau

mengganggu dari efek farmakologis zat aktif obat.

Pyrantel pamoat memiliki efek anthelmintik depolarisasi pada otot cacing untuk

melumpuhkan cacing dan kemudian melepasan asetilkolin dan menghambatan

kolinestrese, sehingga mengganggu hubungan neuromuskuler. Hal ini akan

menyebabkan spasmus dan pengerutan otot cacing, sehingga cacing mudah dikeluarkan

oleh gerakan usus. Pirantel pamoat merupakan obat antelmintika pilihan untuk

askariasis, ankilostomiasis, serta enterobiasis. Pemberian pirantel pamoat tidak

menimbulkan efek samping yang serius, sehingga obat ini dapat dijual bebas di

Indonesia (Tanu,2009 : 530). Pirantel pamoat praktis tidak larut dalam air, oleh karena

itu pemilihan sediaan suspensi sangat tepat sesuai dengan sifat kelarutan pyrantel

pamoat yang sukar larut dalam air, dan penggunaan nya secara peroral suspensi dapat

mempersingkat proses biofarmasi dan dapat segera mencapai colon.

Suspensi merupakan salah satu contoh dari bentuk sediaan cair, yang

secara umum dapat diartikan sebagai suatu sistem dispersi kasar yang terdiri atas

bahan padat tidak larut tetapi terdispersi merata ke dalam pembawanya.

Alasan bahan obat diformulasikan dalam bentuk sediaan suspensi yaitu

bahan obat mempunyai kelarutan yang kecil atau tidak larut dalam air, tetapi

diperlukan dalam bentuk sediaan cair, mudah diberikan kepada pasien yang

mengalami kesulitan untuk menelan, diberikan pada anak-anak, untuk menutupi

rasa pahit atau aroma yang tidak enak pada bahan obat. Penggunaan dalam

bentuk suspensi bila dibandingkan dengan larutan sangatlah efisien sebab suspensi

dapat mengurangi penguraian zat aktif yang tidak stabil dalam air.

Sediaan yang diharapkan adalah suatu sediaan pirantel pamoat dosis tunggal

yang stabil secara fisika dan kimia, mudah digunakan dan disukai oleh anak-anak,

mengingat anthelmintik paling sering diberikan kepada anak-anak secara reguler yaitu

enam bulan sekali. Selain itu sediaan suspensi lebih mudah diabsorpsi dari pada tablet atau

kapsul (karena luas permukaan kontak antara zat aktif dan saluran cerna meningkat). Sehingga

mempersingkat proses biofarmasi obat untuk melepas zat aktif (perjalanan proses

biotransformasi dipersingkat).

Dengan demikian sangatlah penting bagi kita sebagai tenaga farmasis

untuk mengetahui dan mempelajari pembuatan sediaan dalam bentuk suspensi

yang sesuai dengan persyaratan suspensi yang ideal ataupun stabil agar

selanjutnya dapat diterapakan pada pelayanan kefarmasian dalam kehidupan

masyarakat.

1.2 Permasalahan

Oabat cacing dengan bahan aktif Pirantel Pamoate merupakan serbuk dengan

kelarutannya dalam air praktis tidak larut dam air. Oleh karena itu untuk mengatasi

kekurangannya tersebut perlu dibuat sediaan cair apa yang membuat sediaan tersebut stabil dan

bahan tambahan apa saja yang diperlukan.

1.3 Tujuan

Preformulasi sebagai zat aktif nya berupa Pyrantel Pamoate yang mempunyai

efek terapi anthelmintik ini, bertujuan untuk menentukan dan memilihkan bahan

tambahan sediaan suspensi oral yang paling sesuai dengan sifat dan kelarutan dari zat

aktif, dan untuk mendapatkan atau membuat bentuk sediaan obat yang efisien dan lebih

disukai oleh anak – anak .

1.4 Manfaat

Mendapatkan bentuk sediaan yang lebih mudah ditelan oleh anak. Lebih cepat

kerjanya, sehingga efek nya juga lebih cepat dibanding tablet, kapsul & serbuk. Serta

sediaan yang stabil secara fisika, kimia, maupun biologi.

Obat Cacing (Pirantel Pamoate) | 2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Obat Cacing

Antelmintik atau obat cacing ialah obat yang digunakan untuk membrantas atau

mengurangi cacing dalam lumen usus atau jaringan tubuh. Sebagian besar obat cacing efektif

terhadap satu macam kelompok cacing. Obat-obat penyakit cacing diantaranya : Mebendazol,

Tiabendazol, Albendazol, Praziquante, Piperazin, Dietilkarbamazin, Niklosamida, Pirantel,

Oksantel, Levamisol dan Ivermectin.

Pyrantel pamoat obat cacing dengan dosis tunggal yang memiliki efek anthelmintik

depolarisasi pada otot cacing untuk melumpuhkan cacing dan kemudian melepasan asetilkolin

dan menghambatan kolinestrese, sehingga mengganggu hubungan neuromuskuler. Hal ini akan

menyebabkan spasmus dan pengerutan otot cacing, sehingga cacing mudah dikeluarkan oleh

gerakan usus. Pyrantel pamoat memiliki derajat kelarutan yang praktis tidak larut dalam air.

2.2 Suspensi Oral

2.2.1 Definisi

Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang

terdispersidalam fase cair. Beberapa suspensi dapat langsung digunakan, sedangkan

yang lain berupa campuran padat yang harus dikonstitusikan terlebih dahulu dengan

pembawa yangsesuai segera sebelum digunakan (FI IV, Thn. 1995, Hlm 17). Suspensi

oral adalah sediaaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa

cair dengan bahan pengaroma yang sesuai, dan ditujukan untuk penggunaanoral (FI IV,

Thn. 1995, Hlm 18).

Suspensi adalah dispersi kasar dimana partikel padat yang tidak larut terdispersi

dalam medium cair (ukuran partikel 1 – 100 mikron). Sistem dospersi adalah suatu

sistem dimana suatu substansi (fase dispersi) terbagi dalam substansi lain (fase

kontinyu atau pembawa). Adapun keuntungan dari sediaan suspensi adalah :

Lebih mudah ditelan oleh bayi, anak, dewasa, & lanjut usia

Lebih cepat diabsorbsi, sehingga efek nya juga lebih cepat dibanding tablet, kapsul,

& serbuk

Lebih menarik, karena dikemas dalam botol

Obat yang iritasi terhadap lambung, dalam bentuk larutan iritasi lebih kecil terjadi

karenaterjadi nya pengenceran dalam lambung

Obat Cacing (Pirantel Pamoate) | 3

Kerugian Suspensi

Voluminous, sukar diangkat dan disimpan. Bila wadah pecah semua obat tidak bisa

digunakan

Stabilitas rendah, karena mudah rusak

Merupakan media pertumbuhan dan perkembangan mikro organisme

Rasa tidak enak dari obat cenderung lebih besar terasa

Kemasan nya lebih besar untuk di bawa-bawa

membutuh kan sendok dalam takaran nya

karakteristik sediaan suspensi oral yang baik adalah sebagai berikut :

a. Pengendapan partikel lambat sehingga takaran pemakaian yang serba sama dapat

dipertahankan dengan pengocokan sediaan.

b. Jika terjadi pengendapan selama penyimpanan harus dapat segera terdispersi

kembali bila suspensi dikocok.

c. Viskositas suspensi tidak boleh terlalu tinggi sehingga sediaan dapat dengan mudah

dituang dari wadahnya.

d. Endapan yang terbentuk tidak boleh mengeras pada dasar wadah (terbentuk

caking).

e. Memberikan warna, rasa, bau serta rupa yang menarik.

Stabilitas suspensi adalah kondisi dimana partikel tidak mengalami agregasi dan

mereka tetap terdispersi merata atau sisa partikel tetap mengendap, mereka mudah

terdispersi kembali dengan pengocokan yang ringan. Faktor – faktor yang

mempengaruhi kestabilan suspensi adalah :

1. Ukuran partikel

Semakin besar ukuran partikel semakin kecil luas penampangnya (dalam volume yang

sama ). Sedangkan semakin besar luas penampang partikel daya tekan keatas cairan akan

semakin memperlambat gerakan partikel untuk mengendap, sehingga untuk memperlambat

gerakan tersebut dapat dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel.

2. Kekentalan (viscositas)

Dengan menambah viscositas cairan maka gerakan turun dari partikel yang dikandungnya

akan diperlambat. Tatapi perlu diingat bahwa kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi

agar sediaan mudah dikocok dan dituang.

3. Jumlah partikel (konsentrasi)

Obat Cacing (Pirantel Pamoate) | 4

Makin besar konsentrasi pertikel, makin besar kemungkinan terjadi endapan partikel dalam

waktu yang singkat.

4. Sifat / muatan partikel

Dalam suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari babarapa macam campuran bahan

yang sifatnya tidak selalu sama. Dengan demikian ada kemungkinan terjadi interaksi antar

bahan tersebut yang menghasilkan bahan yang sukar larut dalam cairan tersebut. Karena

sifat bahan tersebut sudah merupakan sifat alam, maka kita tidak dapat mempengaruhinya.

2.2.2 Komponen Dasar Suspensi Oral

Standar Formula Suspensi :

R/ Zat Aktif

Zat Pensuspensi

Zat Tambahan

Zat Pembawa

A. Zat Aktif

Zat aktif yang digunakan dalam pembuatan sediaan suspensi adalah zat aktif yang

sukar atau tidak larut didalam air. Contoh zat aktif yang sering digunakan:

B. Zat Pensuspensi (Suspending Agent)

Sebaik nya zat pensuspensi memiliki sifat mudah terdisfersi kembali dengan

pengocokan ringan. Contoh zat pensuspensi :

1) Berasal dari Alam

Polisakarida

a. Gom Arab : Kurang efektif, karena dibutuhkan dalam jumlah besar

b. Na. Alginat : Mempunyai kekentalan yang stabil di dalam air pada pH 4–10.

Kadar yang biasa digunakan adalah 1 %.

c. Pektin : Pektin biasa digunakn bersama – sama denga gom arab dengan kadar

0,1 gr/gr gom arab.

d. Tragacant : Dalam suspensi digunakan dalam kadar 0,2 %. pH stabil adalah 4 –

7,5. Pengawet yang biasa digunakan kloroform, nipagin, nipasol.

e. Amylum : Jika tidak dikatakan lain, dalam suspensi amylum digunakan dengan

kadar 2% (amylum dilarutkan dengan air sama banyak)

Tanah Liat

a. Bentonit : Kadar nya dalam suspensi 2 % dan untuk bentonit magma 5 %

Obat Cacing (Pirantel Pamoate) | 5

b. Veegum : Kadar dalam sediaan suspensi adalah 0,5 – 2 %

2) Semi Sintesis

a. Metil Selulose (Tylose) : kadar nya 0,5 – 2 % sebagai pensuspensi

b. PVP

c. Na. CMC : Kadar nya 0,25 – 1 % sebagai pensuspensi

3) Sintesis

a. Karbomer

b. Colloidal Silikon Dooxyda

C. Zat Tambahan

Zat tambahan dipilih berdasarkan kesesuaian sifat – sifat nya dengan zat aktif. Jenis

zat tambahan yang biasa digunakan dalam bentuk sediaan suspensi adalah :

- Penambah rasa - Pengawet

- Penambah bau - Pembasah

- Penambah warna - Antimikroba

- Dapar - Pengikat

- Dan lain – lain.

D. Zat Pembawa

Zat pembawa atau pelarut, umum nya jika tidak dikatakan lain adalah aqua

destilasi.

2.2.3 Metode pembuatan suspensi

1. Metode dispersi

Dengan cara menambahkan serbuk bahan obat kedalam mucilago yang telah terbentuk

kemudian baru diencerkan.

2. Metode praesipitasi

Zat yang hendak didispersi dilarutkan dahulu dalam pelarut organik yang hendak

dicampur dengan air. Setelah larut diencerkan dengan larutan pensuspensi dalam air.

Sistem pembentukan suspensi

System flokulasi

partikel merupakan agregat yang bebas, sedimentasi terjadi capat, sediment terbentuk

cepat, sediment tidak membentuk cake yang keras dan padat dan mudah terdispersi

Obat Cacing (Pirantel Pamoate) | 6

kembali seperti semula, wujud suspensi kurang menyenangkan sebab sedimentasi

terjadi cepat dan diatasnya terjadi daerah cairan yang jernih dan nyata.

System deflokulasi

partikel suspensi dalam keadaan terpisah satu dengan yang lain, sedimentasi yang

terjadi lambat masing-masing partikel mengendap terpisah dan ukuran partikel adalah

minimal, sediment terbentuk lambat, akhirnya sediment akan membentuk cake yang

keras dan sukar terdispersi lagi.

Formulasi suspensi

Membuat suspensi stabil secara fisis ada 2 kategori :

1. Pada penggunaan structure vehicle untuk menjaga partikel deflokulasi dalam suspensi

Structure Vehicle adalah larutan hidrokoloid seperti tilose, gom, bentonit dan lain-lain.

2. Penggunaan prinsip-prinsip flokulasi untuk membentuk flok, meskipun cepat terjadi

pengendapan, tetapi dengan pengocokan ringan mudah disuspensikan kembali.

Pembuatan sistem flokulasi ialah :

Partikel diberi zat pembasah dan dipersi medium.

Lalu ditambah zat pemflokulasi biasanya berupa elektrolit, surfaktan atau polimer.

Diperoleh suspensi flokulasi sebagai produk akhir

Apabila dikehendaki agar flok tidak mengendap dengan cepat, maka ditambahkan

structured vehicle.

Produk akhir yang diperoleh adalah suspensi flokulasi dalam structured vehicle

2.2.3 Evaluasi sediaan suspensi

Evaluasi Fisika

1. Homogenitas dan Distribusi Ukuran Partikel

Sediaan suspensi terekonstitusi dilarutkan dengan air hingga mencapai volume yang

telah ditentukan. Setelah itu, zat yang terdispersi harus halus dan tidak boleh cepat

mengendap, jika dikocok perlahan lahan, endapan harus segera terdispersi kembali.

2. Volume Sediaan

Volume rata-rata suspensi yang diperoleh dari wadah tidak kurang dari 100% dan tidak

satu pun volume wadah yang kurang dari 95%dari volume yang dinyatakan dalam

etiket

3. Volume Sedimentasi dan Kemampuan Redispersi

Dilarutkan sediaan sirup kering ampisilin dengan air. Dikocok hingga homogen,

kemudian diamkan. Lihat sedimentasi yang terjadi setelah didiamkan selama 1 hari.

Untuk sediaan suspensi kering yang baik diharapkan terdapat sedimentasi yang besar

atau tidak terjadi sama sekali (melarut homogen).

Obat Cacing (Pirantel Pamoate) | 7

4. Penetapan Waktu Rekonstitusi

Dalam hal ini sediaan serbuk kering ditambahkan air, kemudian dihitung waktu yang

diperlukan sampai sediaan tersebut membentuk suspensi dengan sempurna.

5. Evaluasi Rheologi (sifat alir).

Evaluasi Kimia

1. Penetapan Kadar

Penetapan kadar dilakukan dengan metode KCKT

2. Identifikasi

Untuk identifikasi diperlukan suatu larutan yang mengandung setara dengan 4 mg

ampisilin dengan penambahan asam klorida 0,1 N pada sejumlah ampisilin untuk

suspensi oral.

3. pH dan BJ

Evaluasi Mikrobiologi

1. Cemaran (bilangan mikroba), untuk zat tambahan alami

2. Potensi : untuk zat aktif antibiotic

2.3 Data - Data Praformulasi

1. Pirantel pamoat

A. Pirantel Pamoat

Rumus Molekul : C11H14N2S . C23H16O6

Rumus Struktur :

Sinonim :

Pyrantel Embonate

(E)-1,4,5,6-Tetrahidro-1-metil-2-[2-(2-thienyl)vinil] pirimidina 4,4’-metilen bis[3-

hidroksi-2-naftoat]

Obat Cacing (Pirantel Pamoate) | 8

Pyrimidine,1,4,5,6-tetrahydro-1-methyl-2-[2-(2-thienyl) ethenyl]-(E)-compd with

4,4’-methylenebis (3-hydroxy-2-naphtalene carboxylic acid)

1,4,5,6-tetrahydro-1-methyl-2-[trans-2-(2-thienyl)-vynil]-pyrimidine embonate

Berat Molekul : 594,68

Kadar : Pirantel Pamoat mengandung tidak kurang dari 97,0% dan tidak lebih

dari 103,0% C34H30N2O6S dihitung terhadap zat yang telah

dikeringkan

Suhu Lebur : 1780 sampai 1790

Pemerian : Serbuk kristalin kuning sampai coklat

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, metanol, dan etanol; larut dalam

dimetilsulfoksida; sukar larut dalam dimetilformamida

Farmakologi :

Bekerja dengan cara menimbulkan depolarisasi pada otot cacing sehingga terjadi pelepasan

asetilkolin dan penghambatan kolinestrese. Hal ini menyebabkan pelumpuhan cacing-

cacing, yang diikuti dengan pembuangan dari saluran intestinal manusia (Katzung, 2004;

Sukarban, 1995). Mekanisme kerja dari pyrantel pamoat yaitu dengan mengganggu

hubungan neuromuskuler. Hal ini akan menyebabkan spasmus dan pengerutan otot cacing,

sehingga cacing mudah dikeluarkan oleh gerakan usus. Pyrantel sangat sedikit diserap usus

sehingga tidak menimbulkan bahaya keracunan.

Indikasi :

Berkhasiat sebagai antelmintik dan sangat efektif untuk pengobatan infeksi yang

disebabkan oleh satu jenis cacing atau lebih di usus, beberapa diantaranya adalah cacing

tambang (Necator americanus dan Ancylostoma duodenale), cacing gelang (Ascaris

lumbricoides), cacing kremi (Enterobius vermicularis), serta cacing Trichostrongylus

colubriformis dan Trichostrongylus orientalis.

Efek Samping : sakit perut, anoreksia, sakit kepala, dan pusing

Dosis : merupakan dosis tunggal sekali minum. Dewasa 12-15 mg per kg

berat badan dan 10 mg/kg untuk anak-anak.

2. CMC Na

Sinonim: Cellulose gum, Sodium cellulose glycolate, Akucell; Aquasorb;

Blanose; permen selulosa, CMC sodium; E466; Finnfix; Nymcel; SCMC;  karboksi

metilselulosanatrium, natrium glycolate selulosa; sodium CMC; Tylose CB.

Nama Kimia: Celullose, Karboksimetil eter 

Obat Cacing (Pirantel Pamoate) | 9

Fungsi: Suspending agent, Stabilizing agent, Pelapisan agen; bahan

stabilisasi,menangguhkan agen, tablet dan hancur untuk kapsul; pengikat tablet; agen

peningkatviskositas.

Pemerian: Serbuk putih, tidak berbau, seperti granul bedak 

Kelarutan : praktis tidak larut dalam aseton, etanol (95%), eter, dan toluen Mudah

terdispersi di dalam air pada semua temperatur, membentuk jelas, solusi koloid.

Kelarutanair bervariasi dengan derajat substitusi (DS).

pH: 2 - 10

Konsentrasi: 0,5 – 2 %

Stabilitas dan Kondisi Penyimpanan : natrium karboksimetilselulosa adalah stabil,mesk

ipun bahan higroskopis. Simpan dalam tempat yang dingin dan kering.

OTT : Larutan asam, garam besi, beberapa logam dan xantan gum

pKa = 4,30

Titik lebur: cokelat di sekitar 227 ° C, dan karakter pada sekitar 252 ° C.

Tidak kompatibel : natrium karboksimetil selulosa tidak kompatibel dengan solusi sangat asam

dan garam larut dengan besi dan beberapa logam lain, seperti aluminium, merkuri,

dan seng. Pengendapan dapat terjadi pada pH < 2,  dan juga bila dicampur dengan etanol(95%).

Karboksi metil selulosa  natrium bentuk coacervates kompleks dengan gelatin dan pektin.

Hal ini  juga membentuk kompleks dengan kolagen dan mampu presipitan protein bermuatan

positif tertentu

3. Gliserin

Glycerin

o Bentuk : Cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau, kental, cairan higriskopis,

rasa manis (0,6 x sukrosa).

o Kelarutan : dapat bercampur dengan air dan etanol 95%, praktis tidak larut dalam

kloroform, eter p, dan dalam minya lemak.

o Kegunaan : Polimer, Pembasah, Pensuspensi, Surfaktan, Co-Solvent.

Syarat : 20-30%

Sinonim : 1,2-Dihydroxypropane; E1520; 2-hydroxypropanol; methyl ethyl-ene

glycol; methyl glycol; propane-1,2-diol; propylenglycolum.

Penggunaan : bahan pengawet dalam semisolid (15-30 %), desinfektan, humektan

dalam sediaan topikal konsentrasi 15%, platisizer, bahan penstabil, pelarut.

Obat Cacing (Pirantel Pamoate) | 10

Deskripsi : merupakan cairan jernih tidak berwarna, lengket, tidak berbau, rasa

manis agak tajam menyerupai gliserin.

Titik didih : 188° C

Kelarutan : dapat bercampur dengan aseton, kloroform dan etanol 95%, gliserin

dan air. Larut dalam 6 bagian eter. Tidak dapat bercampur dengan eter minyak tanah

atau minyak lemak, tapi dapat melarutkan beberapa minyak.

Stabilitas : di temperatur dingin dan dalam wadah tertutup baik propilenglikol

stabil, tapi dalam temperatur tinggi dan tempat terbuka mudah teroksidasi dan

menghasilkan produk seperti propionaldehid, asam laktat, asam piruvat dan asam asetat.

Propilenglikol stabil secara kimia ketika dicampur dengan etanol 95%, gliserin, atau air.

Propilenglikol adalah senyawa higroskopis sehingga harus disimpan dalam wadah

tertutup baik, terlindung dari cahaya di tempat yang dingin dan kering.

Inkompatibilitas: inkompatibel dengan senayawa pengoksidasi seperti kalium

permanganate

4. Asam sitrat monohydrate

Asam Sitrat Monohidrat

o Bentuk : serbuk kristal berwarna putih, bentuk monohidrat yang

mengandung satu molekul air untuk setiap molekul asam sitrat.

o Rumus Kimia : C6H8O7

o Titik lebur : 426 K (153 °C)

o Temperatur penguraian termal : 448 K (175 °C)

o pH : 3,15-6,4

o Kegunaan : asam organik lemah yang ditemukan pada daun dan buah

tumbuhan genus Citrus (jeruk-jerukan). Senyawa ini merupakan bahan buffer,

pengawet, dan penambah rasa asam jeruk.

.

5. Pengawet ( Na. Benzoat )

Obat Cacing (Pirantel Pamoate) | 11

o Bentuk : serbuk hablur/kristal berwarna  putih sedikit berbau atau

hampir tidak berbau, rasa manis tidak enak 

o Nama kimia : Na Benzoat

o Rumus molekul : C7H5NaO2

o Kadar : Na benzoat mengandung tidak kurang dari 99,0%  C7H5NaO2,

dihitung terhadap zat anhidrat.

o Stabilitas kimia: Incompatibel dengan gelatin, garam ferri dan kalsium dari logam

berat seperti perak dan merkuri, selain itu juga dapat direduksi dengan 

kaolin/non ionik surfaktan.

o Stabilitas fisika : sterilisasi dengan autoclave, disimpan dalam wadah

tertutup ditempat sejuk dan kering.

o Syarat : 0,02% - 0,5 %

6. Sorbitol (monosakarida polyhidric alcohol, hexitol, glusitol)

o Bentuk : bubuk kristal berwarna putih yang higroskopis, tidak berbau

dan berasa manis

o Kelarutan : larut dalam air, gliserol, propylene glycol, serta sedikit

larut dalam metanol, etanol, asam asetat, phenol dan acetamida. Namun tidak larut

hampir dalam semua pelarut organik

o Rumus kimia : C6H14O6

o Kegunaan : Pemanis, Antimikroba.

o Syarat : 5-20%

7. Flock Agent

Kalsium Klorida & Aluminium Klorida

o Rumus Kimia : CaCl2 & AlCl3

o Bentuk : Dapat berupa cairan maupun serbuk, senyawa ionik yang

terdiri dari unsur dan klorin. tidak berbau, tidak berwarna, solusi tidak beracun,

o Konsentrasi : 5-10%

o Kegunaan : Pembentuk flok, pengawet.

Obat Cacing (Pirantel Pamoate) | 12

8. Pewarna

Karotenoid

Karotenoid merupakan pewarna alami yang diisolasi dari tumbuhan. Karotenoid

memberikan pigmen warna oranye, kuning, dan merah. Jenis karetenoid ada beberapa yaitu

likopen, lutein, bixin, norbixin, kapsantin, α-karoten, β-karoten, β-apo-8’-karotenal, γ-

karoten.

Obat Cacing (Pirantel Pamoate) | 13

BAB III

METODELOGI

3.1 Perbandingan Formula Dari Literatur Dan Formula Pilihan

No Bahan F I F II F III F IV Formula Pilihan

1 Zat aktif Pyrantel Pamoat 5% Pirantel Pamoat 7,25 %

Pyrantel Pamoat 5%

Domperidon Pyrantel Pamoat

2 Suspending Agent - Mg.Al.Silikat

- Polysorbate 80-Na. CMC -Xanthan Gum Sod. CMC 1% Na. CMC 1%

3 Tambahan Dapar As. Sitrat

MonohydratAs. Sitrat Monohydrat

As. Sitrat Monohydrat q.s

Pengawet - Sod. Benzoat -Metil Paraben 0,18%-Propil Paraben 0,02%

- Potassium Sorbate- Sodium Benzoate

- Sod. Benzoat

Pembasah - Glyserin Syr. Simplex 25%

- Glyserin

AntimikrobaPengikat - Lechitin

- PovidoneCorigensia

- Rasa- Aroma- Warna

- Sorbitol -Flavor

- Sorbitol

- Essens Citrus

-Sucrose-Vanilla

-Sorbitol 20%

-karotenoid q.sCo-Solvent Glyserin 3%

Zat Tambahan Lain- antifoam

-anticaking-antioksidan-flock agent

Antifoam suspension

BTHCaCl2 10%AlCl3 10%

CaCl2 10%

4 Pembawa Water purified up to 100%

Aquadest ad 100%

Water up to 100%

Water purified up to 100%

Air ad 100%

Metode Pembuatan

Presipitasi Presipitasi Dispersi Dispersi Presipitasi

Obat Cacing (Pirantel Pamoate) | 14

3.2 Karakteristik Formula Pembanding Berdasarkan Hasil Evaluasi

N

o

Pengamatan Hasil Evaluasi

F I F II F III F IV

1. Evaluasi Invitro

Kimia

a. Identifikasi

b.Kadar Zat Aktif

c. pH

Kromatografi

Tiap blt/tablet

mengandung

250mg zat aktif

Kromatografi

Tiap ml

mengandung 72,5

mg zat aktif

Stabil

Kromatografi

Tiap Tiap ml

mengandung 50

mg zat aktif

Kromatografi

Tiap Tiap ml

mengandung 30 mg

Albendazol

pH suspensi

diharuskan 4-5 .

dengan adanya flok

agent pH berada di

range dipersempit

4,3-5. Domstal

(pH=4)

Fisika

a. Mol. Partikel

b. Volume

c. BJ

d. Viskositas

Molekul partikel &

molekul formula

tercampur

sempurna

5 ml/btl

-

stabil, tidak akan

terjadi polimerisasi

Kecil, halus

100 ml

1.13 g/ml (tinggi)

Tinggi, namun

tetap mudah dalam

penuangan dengan

uji sedimentasi

mendekati atau

sama dengan 1

473,2 ml/btl

Menyelupai krista

seperti jarum

100 ml/btl

Tinggi, namun

adanya flok agent,

partikel sediaan tetap

terjaga dalam

keadaan terflokulasi

Biologi

a.Cemaran MO Menunjukan

mutagen bakteri

salmonella negatif

Dapat dihambat

dengan adanya

penggunaan

pengawet pada

formula.

Adanya pengawet

yang dapat juga

bertindak sebagai

antimikroba dalam

sediaan, dapat

melindungi sediaan

dari cemaran MO

Kemungkinan untuk

tumbuh mikrona

sangat besar

2. Evaluasi In Vivo

Organoleptis Sediaan

a. Homogen

Ya, terdispersi Ya, terdispersi Ya, terdispersi Ya, terdispersi

Obat Cacing (Pirantel Pamoate) | 15

b. Warna

c. Bau

d. Rasa

kembali dengan

pengocokan

Kuning atau agak

orange

Jeruk

Manis, Jeruk

dapat kembali dan

mudah dituang

Kuning atau agak

orange

Jeruk

Manis, Jeruk

dapat kembali dan

mudah dituang

Putih atau agak

kekuningan

Vanila

Manis

kembali dengan

pengocokan

Supernatan Jelas

(Putih)

Stabilitas Stabil dalam

kondisi normal,

hindari suhu > 250

karena ukuran

partikel nya yang

kecil dapat

menyebabkan

sediaan terjadi

foaming (partikel

mengambang)

Stabilitas sediaan

belum teruji dalam

waktu yang lama

Sudah teruji

Neogen

Corporation dba

Columbia

Laboratories

Stabil, namun

kestabilan tidak lebih

dari 1 bulan

Efektifitas Sudah teruji dalam

bentuk brand

combantrin

Belum teruji Sudah teruji

Neogen

Corporation dba

Columbia

Laboratories

Belum teruji

Aman Dosis tunggal yang

memenuhi syarat

standar

internasional

Belum teruji Sudah teruji

Neogen

Corporation dba

Columbia

Laboratories

Belum teruji

3. Evaluasi Kemasan

- Kemasan Primer

- Kemasan Sekunder

- Label

- Brosur

- Persyaratan izin, dll

Kotak Kertas

Botol plastik 5 ml

Ada

Ada

Ada

Botol 100 ml

Kotak Kertas

Botol plastik 500

ml

Ada

Ada

Ada

Botol 100 ml

BAB IV

Obat Cacing (Pirantel Pamoate) | 16

PEMBAHASAN

Tabel pembanding keempat formula diatas, dapat menjadi acuan formula mana

yang tampilan dan kestabilan yang mendekati sempurna atau lebih baik dari formula

pembanding lainnya.

Formula 1, menunjukan suatu sediaan yang paling sempurna, Sifat kimia yang

dimilki sudah teruji, sifat fisika nya ukuran partikel yang kecil membuat sediaan

tercampur sempurna homogen. Walaupun demikian tidak menyebabkan deflokulasi

yang menimbulkan caking karena adanya Lechitin, povidone dan polisorbat yaitu

surfaktan yang dapat sekaligus membantu sebagai pengikat, pembasah, dan polimer

terhadap polimer. Penggunaan dapar agar menjaga pH larutan agar stabil sampai

akhirnya berada dilokasi terapi (usus), agar obat tidak terurai oleh suasana lambung.

Dari segi estetika, sediaan sangat menarik dengan adanya pemanis dan perisa jeruk

yang dapat menarik minat anak-anak. Adanya penambahan pengawet sendiri karena

media air sebagai pembawa merupakan media pertumbuhna bakteri ditambah dengan

efek lain dari sorbitol sebagai antimikroba. Antifoaming digunakan pada sediaan untuk

menjaga stabilitas suspensi pada suhu tinggi agar tidak tejadi pengapungan fase

terdispersinya.

Formula II, kelengkapan syarat suspensi telah terpenuhi, adanya zat tambahan

berupa pembasah, pemanis, pengawet, dan perisa untuk menambah stabilitas dan

estetika dari sediaan. Viskositas sediaan masih terhitung baik, dengan menggunakan

pensuspensi Na. CMC yang juga didukung oleh adanya gliserin dan syrup simplex.

Namun pada formula ini, pendapar tidak digunakan.

Formula III, merupakan formula terbaik kedua diantara empat formula yang

dibandingakan. Semua komponen suspensi juga sudah dilengkapi pada formula ini.

Namun penggunaan pensuspensi yang tanpa disertai pengikat atau surfaktan lainya,

menyebabkan sediaan agak kurang bagus dipandang, karena supernatan nya jelas.

Formula IV, yang didapat dari jurnal yang juga membandingkan sifat suspensi

dari penggunaan bahan pensuspensi yang berbeda ini diambil berdasarkan hasil nya

karena penggunaan pensuspensi yang terbaik dari pembandingnya adalah pensuspensi

Na.CMC. formula ini memang terdiri dari komponen utamanya saja tanpa tambahan,

karena tolak ukur nya adalah sifat suspensi yang dihasilkan. Kelebihan formula ini

adalah adanya flok agent yang dapat mengatasi zat aktif yang punya kelarutan di air

sukar bahkan praktis tidak larut dengan ukuran partikel zat aktif yang kecil kecil.

Obat Cacing (Pirantel Pamoate) | 17

Karena dalam suspensi ukuran partikel yang kecil atau halus sangat besar kemungkinan

nya untuk terjadi caking.

Dari hasil evaluasi yang didapat, maka kami mencoba untuk merancang formula

sediaan suspensi Pyrantel pamoat dengan prinsip pembuatan menggunakan metode

presipitasi yang tersusun atas komponen sebagai berikut :

R/ Pyrantel Pamoat 5% (Anthelmintik)

Na. CMC 1% (Pensuspensi)

Glycerin 20% (Pembasah)

Na. Benzoat 0,2% (Pengawet)

Sorbitol 20% (Pemanis)

CaCl2 5% (Flock Agent)

AlCl3 5% (Flock Agent)

As. Sitrat Monohidrat q.s (Dapar)

Karotenoid q.s (pewarna)

Aquadest ad 100% (Pembawa)

Suspensi ini merupakan suspensi dengan bahan pembawa aqua destilasi. Penambahan

Na. CMC sebagai pensuspensi, karena Na. CMC mudah didapat dan harga nya terjangkau. Dan

lagi Na. CMC dan gliserin sebagai pembasah, pengikat, dan Co-solvent mendukung kestabilan

yang baik terhadap viskositas suspensi. Na.CMC dan juga gliserin dapat mendukung efek dari

terapi pirantel pamoat yang melumpuhkan cacing diusus, tapi absorbsinya rendah untuk

merangsang neuromuscular agar terjadi spasmus diusus. Adanya Na.CMC dan gliserin akan

membantu proses eksresi, mengeluarkan cacing melalui feses. Kami menggunakan flok agent

untuk mengatasi kemungkinan adanya caking pada sediaan. Na benzoat sebagai pengawet

didukung efek lain dari sorbitol sebagai antimikroba untuk menghambat pertumbuhan mikroba

pada sediaan. Dapar asam sitrat untuk menjaga pH agar stabil pada sediaan maupun ketika

masuk ketubuh. Asam sitrat juga memberikan rasa manis serta aroma jeruk karena dihasilkan

dari isolasi buah jeruk selain itu asam sitrat juga dapat memberikan manfaat lain sebagai

antioksidan yang mencegah sediaan teroksidasi sehingga tidak menimbulkan bau tengik dalam

waktu yang lama. Pemanis utama untuk menutupi rasa tidak enak adalah sorbitol. Dan pewarna

yang digunakan untuk menghasilkan warna jingga (orange) adalah pewarna alami karotenoid.

BAB V

Obat Cacing (Pirantel Pamoate) | 18

KESIMPULAN

Zat aktif pyrantel pamoate dengan sifat kelarutan yang praktis tidak larut dalam air,

akan dibuat sediaan suspensi oral yang mempunyai karakteristik :

a. Pengendapan partikel lambat sehingga takaran pemakaian yang serba sama dapat

dipertahankan dengan pengocokan sediaan.

b. Jika terjadi pengendapan selama penyimpanan harus dapat segera terdispersi

kembali bila suspensi dikocok.

c. Viskositas suspensi tidak boleh terlalu tinggi sehingga sediaan dapat dengan mudah

dituang dari wadahnya.

d. Endapan yang terbentuk tidak boleh mengeras pada dasar wadah (terbentuk

caking).

e. Memberikan warna, rasa, bau serta rupa yang menarik.

Dimana sediaan suspensi oral ini terdiri dari komponen penyusun berupa, Zat Aktif,

Zat Pensuspensi, Zat Tambahan dan Zat Pembawa. Prinsip pembuatan suspensi ini

menggunakan metode presipitasi dengan sistem terflokulasi.

Diharakan agar formula yang akan dibuat dapat menjadi suatu sediaan yang baik, stabil,

dan memenuhi persyaratan evaluasi sediaan suspensi yang berupa evaluasi fisika, kimia, dan

biologi. Serta sediaan ini memenuhi tujuan dari pembuatan atau rencana preformulasi, yaitu

untuk mendapatkan sediaan stabil dan juga yang menarik minat anak-anak dengan

keunggulannya mudah digunakan dan dituang, mengandung perisa, perasa dan pengaromadan

untuk menutupi bau yang tidak enak yang disukai oleh anak-anak.

DAFTAR PUSTAKA

Obat Cacing (Pirantel Pamoate) | 19

Anief. 2006. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Ansel. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta : UI Press.

Bagus, Ade. 2014. Pengaruh Perbandingan Cmc-Na, Karbomer Dan Tragakan Sebagai

Suspending Agent Terhadap Sifat Fisik Suspensi Pirantel Pamoat.

http://ejournal.poltektegal.ac.id/index.php/parapemikir/article/download/57/68.

(Diakses, 23 November 2014).

Chukka, Saritha, Shankaraiah Puligilla, and Madhusudan Rao Yamsani. 2013. "New

Formulation And Evaluation Of Domperidone Suspension.". Article World Journal Of

Pharmacy And Pharmaceutical Sciences Volume 3, Issue 2, 1867-1884.

http://www.wjps.com. (Diakses 24 November 2014).

Depkes RI, 1979, Farmakope Indonesia edisi III : , Jakarta, Departemen Kesehatan

Republik Indonesia.

Depkes RI, 1995, Farmakope Indonesia edisi IV : , Jakarta, Departemen Kesehatan

Republik Indonesia.

Neogen Corporation dba Columbia Laboratories. 2012. Pyrantel Pamoate- Pyrantel Pamoate

suspension. http://dailymed.nlm.nih.gov/dailymed/getFile.cfm? setid=fb7cf21d-1574-

4a51-ada8-c2d264297e29&type=pdf&name=fb7cf21d-1574-4a51-ada8-c2d264297e29.

(Diakses 24 November 2014).

Pfizer Inc, Pfizer Pharmaceutical Group, New York. 2010. Material Safety Data Sheet Of

Pyrantel Pamoate Suspension. http://www.pfizer.com/

files/products/material_safety_data/PZ00929.pdf. (Diakses, 23 November 2014).

Wattimena, Joke R , 1987. Farmakodinamik dan Terapi Antibiotika. Yogyakarta : Gadjah Mada

University Press hal 75.

Obat Cacing (Pirantel Pamoate) | 20

PERTANYAAN & JAWABAN

1) Apa alasan yang mendasari pemilihan jenis pengawet yang berbeda pada formula

pembanding & kenapa terdapat formula dengan mengguanakan dua jenis bahan

pengawet ? (Ahmad Yani Setiawan 10334012)

Jawab :

a) Metil dan propil paraben (pada formula 2)

Digunakan dalam kombinasi 2 : 1 – 3 : 1 (metil : propil) . {Chichester dan Tanner,

1972}

Stabil di udara dan resistan terhadap panas dan dingin, termasuk sterilisasi serta

efektif pada pH 3-8. {Aalto et al., 1953}

Metil paraben

Serbuk hablur halus, berwarna putih, hampir tidak berbau dan tidak mempunyai

rasa kemudian agak membakar diikuti rasa tebal (Depkes, 1979; Rowe, dkk.,

2005) . Digunakan sebagai pengawet dan antimikroba. Metil paraben

meningkatkan aktivitas antimikroba dengan panjangnya rantai alkil, namun dapat

menurunkan kelarutan terhadap air, sehingga paraben sering dicampur dengan

bahan tambahan yang berfungsi meningkatkan kelarutan. (Rowe., dkk, 2005)

Propil paraben

Propil paraben merupakan serbuk kristalin putih, tidak berbau dan tidak berasa

serta berfungsi sebagai pengawet. Propil paraben sangat larut dalam aseton dan

etanol, larut dalam 250 bagian gliserin dan sukar larut di dalam air. Larutan

propil paraben dalam air dengan pH 3-6, stabil dalam penyimpanan selama 4

tahun pada suhu kamar, sedangkan pada pH lebih dari 8 akan cepat terhidrolisis.

Efektif sebagai pengawet pada rentang pH 4-8, peningkatan pH dapat

menyebabkan penurunan aktivitas antimikrobanya. (Rowe., dkk. 2005).

{http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33514/4/Chapter%20II.pdf}

b) Sodium Benzoat (pada formula 1 dan formula yang dirancang)

Bentuk natrium benzoat atau kalium benzoat karena lebih mudah larut. Natrium

benzoat berupa granul atau serbuk berwarna putih, tidak berbau dan stabil diudara,

mudah larut dalam air. Kelarutan dalam air pada suhu 250 sebesar 66 gr/L dengan

bentuk yang aktif sebagai pengawet sebesar 84,7% pada range pH 4,8. Dalam bahan

pangan garam benzoat terurai menjadi lebih efektif dalam bentuk asam benzoat yang

tak terdisosiasi. Memiliki fungsi sebagai anti mikroba yang optimum pada pH 2,5 –

4,0 untuk menghambat pertumbuhan kapang dan kamir. Syarat konsentrasi

Pertanyaan & Jawaban | 1

penggunaannya 0,02% - 0,5 %.

{http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17607/4/Chapter%20II.pdf}

c) Potasium sorbat dan sodium benzoat (pada formula 3)

Potasium sorbat

Bentuk kristal putih atau berbentuk tepung, bau khas, larut dalam air. Kelaruran nya

dalam suhu ruang hanya 0,15 gram/100ml, bertambah dengan kenaikan temperatur

dan pH. Kalium sorbat kelarutan dalam air 1,2 % dan tidak larut dalam air membuat

nilai kelambatan pelepasan nya rendah. Efektif menghambat kamir dan jamur dan

beberapa bakteri. Hasil dari riset menunjukkan efektif untuk antimikroba pada

konsentrasi 0,02-0,3%. Aktivitas antimikroba sorbat dipengaruhi oleh komposisi,

proses, dan faktor lingkunagn seperti konsentrasi bahan tambahan, pH, suhu

pengemasan, mikroflora ukuran inokulum dan gas atmosfer. Faktor-faktor tersebut

bekerja secara sinergis atau antagonis dalam penghambatan mikroba. Penggunaan

potasium sorbat sebagai pengawet pada suspensi sangat cocok karena sediaan

tersebut sensitive panas, kelembapan dan cahaya.

Sodium benzoat

Bentuk natrium benzoat atau kalium benzoat karena lebih mudah larut. Natrium

benzoat berupa granul atau serbuk berwarna putih, tidak berbau dan stabil diudara,

mudah larut dalam air. Kelarutan dalam air pada suhu 250 sebesar 66 gr/L dengan

bentuk yang aktif sebagai pengawet sebesar 84,7% pada range pH 4,8. Dalam bahan

pangan garam benzoat terurai menjadi lebih efektif dalam bentuk asam benzoat yang

tak terdisosiasi. Memiliki fungsi sebagai anti mikroba yang optimum pada pH 2,5 –

4,0 untuk menghambat pertumbuhan kapang dan kamir. Syarat konsentrasi

penggunaannya 0,02% - 0,5 %.

{http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17607/4/Chapter%20II.pdf}

Kesimpulan : perbedaan penggunaan pengawet pada masing-masing formula

dipengaruhi oleh sifat kelarutan, konsentrasi yang digunakan, bahan pensuspensi

penunjan danpada kombinasi pengawet bertujuan untuk memperpanjang kestabilan

pada range pH yang luas, mendapatkan efek sinergis dari kedua bahan pengawet

dan mendapatkan efek lain selain sebagai pengawet dapat juga sebagai antimikroba

atau antifungi.kombinasi metil paraben dan propil paraben, karena metil paraben

stabil pada pH asam (dapat juga sebagai antimikroba) dan propil paraben stabil

pada pH basa, oleh karena itu biasanya digunakan dengan konsentrasi 2:1 atau 3:1

pada sediaan. Na. Benzoat adalh pengawet yang paling sering digunakan, sebagai

Pertanyaan & Jawaban | 2

pengawet tunggal dengan konsentrasi yang maksimum sebagai antifungi. Dan

kombinasi dari potasium sorbat dan Na. Benzoat untuk mendapatkan efek sinerggis

additif sebagai pengawet dan anti jamur pada sediaan.

2) Kadar dari sediaan pirantel pamoat diperiksa dengan menggunakan kromatografi,

apakah jenis kromatografi nya ? (Nur Fitriana 13334743)

Jawab :

Suspensi oral pirantel pamoat, pemeriksaan kadarnya menggunakan metode

kromatografi lapis tipis.

Totolkan masing-masing 100 µl dalam amonium hidroksida 0,05 N dalam metanol

P yang mengandung (1) zat uji dengan mengandung 8 mg per ml dan (2) pirantel

pamoat BPFI dengan kadar 8 mg/ml, yang dikocok dengan pengocok mekanik dan

disentrifus hingga larutan jernih, pada lempeng kromatografi silika gel 20 cm x 20

cm setebal 0,05 mm. Masukan lempengkedalam bejana kromatografi yang telah

dijenuhkan dengan fase gerak berupa lapisan atas hasil pengocokan metil isobutil

keton P-asam format P-air (2:1:1) dan biarkan fase gerak merambat sampai 2 cm

dari tepi atas lempeng. Angkat lempeng, biarkan fase gerak menguap dan amati

dibawah cahaya UV 365 nm ; harga Rf bercak utama larutan (1) sama dengan

larutan (2).

{Farmakope Indonesia Ed. IV}

3) Jelaskan tentang adanya penggunaan bahan antifoam suspension ?

Jawab :Zat aktif yang mengandung udara terabsorbsi atau yang mengandung sedikit lemak

atau kontaminan lain seringkali sulit untuk didispersikan. Hal ini dikarenakan sebuk

tidak dapat dibasahi segera (sukar, tidak larut atau praktis tidak larut dalam air) dan

walaupun memiliki kerapatan yang tinggi, ia akan mengambang dipermukaan cairan

tersebut. Daya membasahi serbuk ini ditentukan dengan mengamati sudut kontak yang

dibuat oleh serbuk dengan permukaan cairan. Sudut kontak ini mendekati 900 jika

partikel mengambang dipermukaan cairan. Serbuk yang tidak mudah dibasahi dengan

air menunjukan kontak yang besar. Oleh karena itu, penggunaan surfaktan sebagai

antifoam agent ini sangat berguna dalam mengurangi tegangan antar muka antar

partikel-partikel zat padat dan suatu pstabilizer dalam pembuatan suspensi. Sebgaia

akibat dari tegangan permukaan yang menjadi rendah, perpanjangan sudut kontak

diperendah, udara digantikan permukaan partikel dan akan terjadi pembasahan.

{http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/126128-FAR.053-08-Formulasi%20suspensi-

Literatur.pdf}

Pertanyaan & Jawaban | 3

Kesimpulan : antifoam suspension pada formula 1, adalah untuk mengatasi zat aktif

yang praktis tidak larut dalam air dengan mengatasinya melalui memperbaiki sudut

kontak solute terhadap solvent sehingga sediaan tidak seperti adanya partikel yang

mengambang atau seperti busa yang mengambang.

4) Jelaskan bagaimana karakteristik evaluasi rheologi pada sediaan suspensi yang baik ?

Jawab :

Kriteria sediaan suspensi oral ;

f. Pengendapan partikel lambat sehingga takaran pemakaian yang serba sama dapat

dipertahankan dengan pengocokan sediaan.

g. Jika terjadi pengendapan selama penyimpanan harus dapat segera terdispersi

kembali bila suspensi dikocok.

h. Viskositas suspensi tidak boleh terlalu tinggi sehingga sediaan dapat dengan mudah

dituang dari wadahnya.

i. Endapan yang terbentuk tidak boleh mengeras pada dasar wadah (terbentuk caking).

j. Memberikan warna, rasa, bau serta rupa yang menarik.

{http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/126128-FAR.053-08-Formulasi%20suspensi-

Literatur.pdf}

Kata Rheologi berasal dari bahasa Yunani, Rheo : Mengalir Logos : Ilmu yaitu

menggambarkan aliran zat cair atau perubahan bentuk (deformasi) zat di bawah tekanan

(Bingham & Crawford). Kekentalan (viskositas, viscosity) : resistansi zat cair untuk

mengalir, semakin tinggi viskositas cairan akan semakin besar resistansinya.

Kekentalan (viskositas; η) adalah suatu ungkapan dari resistensi zat cair untuk

mengalir. Semakin tinggi viskositas aliran

akan semakin besar resistensinya. Viskositas berpengaruh terhadap laju penyerapan

obat dari saluran pencernaan

Tipe-tipe aliran (Farmasi Fisika : 522)

a. Sistem Newton (jenis cairan ideal : pelarut)

Makin besar viskositas suatu cairan, akan makin besar pula gaya persatuan luas

(shearing stress) yang diperlukan untuk menghasilkan rate of shear tertentu. Aliran

newton adalah jenis aliran yang ideal. Pada umumnya cairan yang bersifat ideal

adalah pelarut, campuran pelarut, dan larutan sejati.

b. Sistem Non- Newtonian (jenis cairan dengan BM tinggi : suspensi, emulsi, koloid)

Tidak dipengaruhi waktu

- Plastis

Pertanyaan & Jawaban | 4

Yield value adalah harga yang harus dipenuhi agar cairan mulai mengalir,

sebelum yield value zat bertindak sebagai bahan elastis setelah yield value

siatem mengalir sesuai dengan sistem newton dimana shearing stress

berbanding dengan rate of shear. Contoh : Pada sistem suspensi yang

terflokulasi, yield value adalah nilai yang dibutuhkan untuk memecah ikatan

antar partikel terflokulasi

- Pseudoplastis

Viskositas menurun dengan meningkatnya rate of share. Terjadi pada

molekul berantai panjang seperti polimer-polimer termasuk gom, tragakan,

na-alginat, metil selulosa, karboksimetilselulosa. Meningkatnya shearing

stress menyebabkan keteraturan polimer sehingga mengurangi tahanan dan

lebih meningkatkan rate of

share pada shearing stress berikutnya. Sistem pseudoplastik disebut pula

sebagai sistem geser encer ( shear-thinning) karena dengan menaikkan

tekanan geser viskositas menjadi turun. Contoh klasik adalah kecap atau

saus tomat yang untuk

mengeluarkannya dari botol harus mengocoknya kuatkuat.

- Dilatan

Dimiliki oleh suspensi yang berkonsentrasi tinggi (>50%) dari partikel yang

terdeflokulasi. Viskositas meningkat dengan bertambahnya rate of shear.

Mekanisme: Pada keadaan diam partikel-partikel tersusun rapat dengan

volume antar partikel kecil. Pada saat shearing stress meningkat bulk dari

sistem memuai meningkatkan volume kosong hambatan aliran

menigkat (tidak dibasahi)

terbentuk pasta kaku.

Dipengaruhi waktu

- Thiksotropik

Thiksotropi terjadi karena proses pemulihan yang lambat dari konsistensi

Gel Sol Gel (proses pertama berlangsung cepat sedangkan proses

kedua berlangsung lebih lambat).

- Antitiksotropik

Kurva menurun berada di kanan kurva menaik (konsistensi meningkat).

Contohnya : magma magnesia.

- Rheopeksi

Suatu gejala dimana suatu sol lebih cepat menjadi gel bila diaduk perlahan-lahan daripada dibiarkan membentuk gel tanpa pengadukan.

Pertanyaan & Jawaban | 5

{http://blogs.unpad.ac.id/arifbudiman/files/2011/05/Rheologi.pdf}

Kesimpulan : sediaa suspensi yang dirancang merupakan suspensi dengan sifat rheologi plastis.

5) Bagaiman hubungan penggunaan CaCl2 pada sediaan suspensi ? Adakah pembentukan

atau pelepasan anion – kation yang terjadi ? Dan apa akibatnya jika konsentrasi yang

diberikan berlebih ?

Jawab :Sehubungan dengan stabilitas dari sediaan suspensi yaitu suspensi yang mengendap

harus dapat menghasilkan endapan yang dapat terbagi rata kembali bila dikocok, karena

hal ini merupakan suatu persyaratan dari suatu suspensi. Pengendapan itu sendiri

disebabkan adanya tegangan antar permukaan zat padat dengan zat cairnya, bila

tegangan antar permukaan zat padat ini lebih besar dari tegangan permukaan zat

cairnya, maka zat padat tersebut akan mengendap dan sebaliknya bila tegangan antar

permukaan zat padat lebih kecil maka zat padat tersebut akan ditekan keatas sehingga

pengendapan tidak akan terjadi. Untuk memperkecil tegangan antar permukaan maka

diperlukan zat pensuspensi yang bekerja menurunkan tegangan permukaan (CaCl2).

Selain tegangan permukaan zat yang memiliki energi bebas yang besar tidak stabil

dalam bentuk suspensi. Untuk mendapatkan suspenasi yang stabil maka energi bebas

perlu diturunkan. Hubungan energi bebas, tegangan permukaan dan luas permukann

dalam suatu suspensi dijelaskan dalam rumus sebagai berikut :

W = γ . ΔA

W : kenaikan energi bebas permukaan (erg)

γ : tegangan antar muka (dyne/cm)

ΔA : penambahan luas permukaan

Rumus diatas menunjukkan bahwa untuk menstabilkan suatu suspensi maka ukuran

partikel harus diperkecil sehingga energi bebasnya juga menjadi kecil. Selain itu

dilengkapi oleh pertimbangan Hukum Stokes :

V = d2 (ρ1 – ρ2) g

18 η

V : kecepatan sedimentasi

Pertanyaan & Jawaban | 6

d : jari-jari partikel

ρ1 : masa jenis fase dalam

ρ2 : masa jenis fase luar

g : gravitasi

η : viskositas fase luar

dari rumus diatas terlihat :

a. Semakin kecil ukuran partikel laju pengendapan suspensi akan semakin lambat.

b. Semakin tinggi viskositas maka kecepatan pengendapan akan semakin berkurang.

c. Selisih massa jenis yang semakin kecil menyebabkan kecepatan pengendapan juga

semakin lambat.

Selain itu, CaCl2 juga dapat sebagai koloid pelindung dengan memberikan lapisan

mekanik pada suatu zat terdispersi maka agregasi dari suatu partikel dapat dicegah.

Umumnya suspensi dibuat dengan sistem terflokulasi karena partikel terflokulasi terikat

lemah, mengendap denga cepat dan tidak membentuk caking serta dapat dengan mudah

terdispersi kembali.

{http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/126128-FAR.053-08-Formulasi%20suspensi-

Literatur.pdf}

Kesimpulan : CaCl2 untuk memperkecil tegangan antar permukaan dengan

menurunkan tegangan permukaan antara solute dan solvent. Kestabilan suspensi

dengan menggunakan flock agent ini untuk mendapatkan suspensi dengan sistem

flokulasi melalui mengurangi kestabilan koloid dengan proses koagulasi (proses

destabilisasi) melalui penambahan bahan kimia dengan muatan berlawanan.

Terjadinya muatan pada partikel menyebabkan antar partikel yang berlawanan

cenderung bergabung membentuk inti flok. Proses koagulasi selalui diikuti oleh proses

flokulasi, yaitu penggabungan inti flok atau flok kecil menjadi flok yang berukuran

besar. Beberapa bahan seperti polielektrolit dibutuhkan untuk memproduksi flok yang

cepat mengendap. Faktor utama yang mempengaruhi koagulasi dan flokulasi air

adalah kekeruhan, padatan tersuspensi, temperatur, pH, komposisi dan konsentrasi

kation dan anion. Reaksi kimia untuk menghasilkan flok adalah:

2CaCl2 + 4H2O + Bahan Tambahan → 2Ca(OH)3 + massa suspensi + CO2

Pertanyaan & Jawaban | 7

Reaksi berlangsung pada pH optimum 4 sampai 12. Flok yang terbentuk umumnya

padat dan dapat mengendap. Konsentrasi yang digunakan umumnya 5-10%, kelebihan

konsentrasi flock agent ini dapat menyebabkan terjadinya pemisahan jelas fase

terdispersi dan didispersinya.

{https://tatyalfiah.files.wordpress.com/2009/09/pengolahan-fisik-kimia.pdf}

6) Berapa kadar dari pirantel pamoat suspensi ?

Jawab :

Suspensi oral pirantel pamoat adalah suspensi pirantel pamoat dalam cairan pembawa

yang sesuai. Mengandung pirantel, C11H14N2S tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih

dari 110,0% dari jumlah zat yang tertera pada etiket.

{Farmakope Indonesia Ed. IV}

Pertanyaan & Jawaban | 8