Nurul Mazni Binti Abdullah 102009300

8
NURUL MAZNI BINTI ABDULLAH 10 2009 300 B3 BAB I : PENDAHULUAN Apabila pasien menggunakan obat dengan dosis tertentu akan menghasilkan efek tertentu. Efek ini disebabkan oleh interaksi obat dengan dengan reseptor tertentu dari obat. Obat yang dihantarkan ketempat kerja diatur pada kecepatan dan konsentrasi tertentu di mana efek samping minimal dan efek terapetik maksimal. Beberapa bentuk sediaan obat mempunyai kekurangan seperti secara parenteral bersifat invasif dan T 1/2 pendek manakala obat peroral walaupun kenyamanannya tinggi tetapi bukan semua obat bisa diberi secara peroral. Obat topical seperti salep dan krim pula digunakan untuk topikal saja tapi tidak untuk sistemik. Perkembangan obat sekarang diarahkan pada obat alternatif dari parenteral di mana obat masuk ke sirkulasi sistemik melalui route bukal, sublingual, nasal, pulmonary dan vaginal. Route ini juga digunakan untuk pengobatan lokal di mana dosis obat dapat dikurangi dan juga mengurangi efek samping sistemik. Teknologi penghantaran obat semakin berkembang sejajar dengan perkembangan kemanjuran obat seperti waktu kerja obat, target obat, pelepasan obat oleh respon biologis dan terapi gen. Hal-hal ini dapat dimengerti dengan mengetahui konsep bioavailabilitas, proses absorpsi obat, proses farmakokinetik, waktu terapi optimal, penghantaran obat yang cocok untuk “new biotherapeutics” dan keterbatasan dari terapi konvensional. Faktor formulasi juga mempengaruhi disolusi dan bioavailabilitas obat. BAB II : ISI 2.1 Konsep bioavailabilitas Bioavailabilitas ialah kecepatan dan jumlah bahan aktif yang diabsorpsi dan sampai pada tempat kerja sehingga memberikan respons terapeutik. Obat yang diberikan peroral harus melalui saluran cerna untuk diabsorbsi dan masuk ke sirkulasi sistemik. Obat-obat melalui alternatif seperti bukal, sublingual, nasal, pulmonary dan vaginal

Transcript of Nurul Mazni Binti Abdullah 102009300

Page 1: Nurul Mazni Binti Abdullah 102009300

NURUL MAZNI BINTI ABDULLAH10 2009 300B3

BAB I : PENDAHULUAN

Apabila pasien menggunakan obat dengan dosis tertentu akan menghasilkan efek tertentu. Efek ini disebabkan oleh interaksi obat dengan dengan reseptor tertentu dari obat. Obat yang dihantarkan ketempat kerja diatur pada kecepatan dan konsentrasi tertentu di mana efek samping minimal dan efek terapetik maksimal. Beberapa bentuk sediaan obat mempunyai kekurangan seperti secara parenteral bersifat invasif dan T1/2 pendek manakala obat peroral walaupun kenyamanannya tinggi tetapi bukan semua obat bisa diberi secara peroral. Obat topical seperti salep dan krim pula digunakan untuk topikal saja tapi tidak untuk sistemik. Perkembangan obat sekarang diarahkan pada obat alternatif dari parenteral di mana obat masuk ke sirkulasi sistemik melalui route bukal, sublingual, nasal, pulmonary dan vaginal. Route ini juga digunakan untuk pengobatan lokal di mana dosis obat dapat dikurangi dan juga mengurangi efek samping sistemik. Teknologi penghantaran obat semakin berkembang sejajar dengan perkembangan kemanjuran obat seperti waktu kerja obat, target obat, pelepasan obat oleh respon biologis dan terapi gen. Hal-hal ini dapat dimengerti dengan mengetahui konsep bioavailabilitas, proses absorpsi obat, proses farmakokinetik, waktu terapi optimal, penghantaran obat yang cocok untuk “new biotherapeutics” dan keterbatasan dari terapi konvensional. Faktor formulasi juga mempengaruhi disolusi dan bioavailabilitas obat.

BAB II : ISI

2.1 Konsep bioavailabilitas

Bioavailabilitas ialah kecepatan dan jumlah bahan aktif yang diabsorpsi dan sampai pada tempat kerja sehingga memberikan respons terapeutik. Obat yang diberikan peroral harus melalui saluran cerna untuk diabsorbsi dan masuk ke sirkulasi sistemik. Obat-obat melalui alternatif seperti bukal, sublingual, nasal, pulmonary dan vaginal harus melalui antar-muka epitel cocok untuk mencapai sirkulasi sistemik. Tipe-tipe dari epitel, barriers, route, mekanisme absorpsi, dan keadaan fisikokimia obat sangat mempengaruhi absorpsi obat. Bentuk sediaan obat larutan tidak mengalami disolusi, dan bentuk sediaan suspensi lebih mudah diabsorpsi daripada bentuk padatnya.

2.2 Penghantaran obat dan targetnya

Prolonged/sustained release – system penghantaran yang memperpanjang kadar terapeutik obat dalam darah atau jaringan dalam waktu tertentu

Zero-order release – pelepasan obat yang tidak berubah dengan waktu Bio-responsive release – pelepasan obat respons dari stimulus biologi Modulated/self-regulated release – system penghantaran obat dalam jumlah tertentu yang

dikontrol pasien Targeted-drug delivery – system penghantaran obat untuk mencapai daerah yang ditargetkan

Page 2: Nurul Mazni Binti Abdullah 102009300

Rate-controlled release – pelepasan obat pada kecepatan tertentu baik sistemik atau local untuk waktu yang ditentukan

o Mekanisme kontrol pelepasan obat

i. Diffusion-controlled release mechanismii. Dissolution-controlled release mechanism

iii. Osmosis-controlled release mechanismiv. Mechanical-controlled release mechanismv. Bioresponsive-controlled release mechanism

2.3 Bentuk sediaan pembawa Molecular

Obat terikat secara kovalen dengan pembawa yang larut air, untuk parenteral, pelepasan pada tempat kerja dengan cara enzimatis atau hidrolis

Nano dan mikropartikel Nanopartikel ialah koloid partikel padat. Dibawa oleh polimer sintetik dan alami dan liposom.

MakrodevicesContohnya: untuk parenteral drug delivery digunakan pompa mekanik dan implant

2.4 Bentuk sediaan obat ideal Kenyamanan pasien – memberi kenyamanan pada pasien Reproducibility – menghantar obat dengan tepat dan hasil tidak berubah Mudah diakhiri – mudah dilepaskan dari akhir aplikasinya atau ketika ada kontraindikasi Biokompatibilitas dan tidak ada reaksi tambahan – tidak toksik dan imunogenik Luas efektif area kontak – area kontak permukaan yang luas menambah jumlah obat yang

diabsorbsi

2.5 Hal-hal mempengaruhi masuknya obat kedalam sirkulasi sistemik Besarnya luas permukaan – permukaan luas usus oleh mikrovili dan paru-paru oleh alveoli Aktivitas metabolik rendah – menghindari first pass effect oleh aktivitas enzim yang tinggi Waktu kontak – material dikeluarkan ke berbagai bagian tubuh oleh berbagai mekanisme

klirens Suplai darah – aliran darah yang cukup diperlukan untuk memindahkan obat dari tempat

absorbsi ke tempat kerja Aksessibilitas – penghantaran obat ke daerah tertentu berbeda aksessibilitasnya Variabilitas yang rendah – faktor-faktor seperti pH yang ekstrim, aktivitas enzim, motilitas

usus, perubahan siklus dan penyakit tertentu bisa mempengaruhi penghantaran obat Permeabilitas – makin permeable suatu epitel makin tinggi daya absorbsi

Page 3: Nurul Mazni Binti Abdullah 102009300

2.6 Route perjalanan obat

2.6.1 System saluran cernaMelalui oral atau rectal. Bentuk sediaan obat peroral merupakan bentuk sediaan obat

untuk sistemik yang mudah digunakan, murah dan banyak digunakan. Tapi tidak semua bahan obat dapat dibuat sediaan peroral seperti obat-obat peptide.

Antara contoh obat peroral adalah seperti berikut: Tablet salut enteric – disalut agar tahan terhadap cairan lambung tapi larut dalam usus

kecil Controlled release tablet – pelepasan obat dikontrol sesuai dengan dosis dan waktu yang

diingini Tablet dengan pelepasan khusus – dapat diatur dengan yang kita inginkan berdasarkan

formulasinya Transmukosa – sublingual dan bukal

2.6.2 Parenteral

System penghantaran dan pentargetan obat ini ideal karena mempunyai target spesifik, menjaga obat agar di luar organ bukan target, meminimalisasi pengurangan kadar obat ketika sampai target, lindung obat dari metabolism dan klirens dini, menahan obat pada tempat kerja dan sebagainya. Namun obat ini bersifat invasif, penghantaran dan pentargetan membutuhkan banyak waktu, tenaga dan biaya sehingga produknya mahal. Farmakokinetik obat harus dipertimbangkan.

Komponen untuk penghantaran dan penargetan obat adalah bagian aktif(active moiety), system pembawa(larutan atau partikulat) dan ligan.Penargetan terbagi kepada pasif dan aktif. Penargetan pasif menggunakan pola distribusi pasif(natural) dari pembawa obat dalam tubuh dan tidak ada ligan pembawanya. Penargetan aktif pula menggunakan ligan yang ditempelkan pada pembawa untuk menghantarkannya ke sel, jaringan atau organ spesifik dan mempunyai tiga bagian yaitu pembawa, ligan dan obat.

Pembawa partikulat terbagi kepada liposom, polimerik misel dan pembawa lipoprotein. Liposom berfungsi dengan adanya struktur vesicular lipid yang menyelubungi inti cair. Polimer amfilik apabila dimasukkan dalam air akan membentuk koloid atau misel di atas konsentrasi misel kritikalnya, dibuat dalam bentuk enkapsulasi yang dapat mengandung berbagai jenis obat hidropobik dengan melarut dalam inti polimernya. Pembawa lipoprotein adalah system pembawa lipid endogen yang terdiri dari satu inti lipid dan satu lapisan tempat apolipoprotein ditemukan.Contoh route parenteral adalah injeksi yang baik melalui subkutan, intramuscular, intravena atau intraarteri. Contoh lain adalah melalui implant.

2.6.2..1 Implant

Page 4: Nurul Mazni Binti Abdullah 102009300

Implant adalah satu unit pengeluaran obat yang dibuat untuk menghantarkan obat dengan kecepatan tertentu dengan period waktu yang diperpanjang. Apabila digunakan untuk terapi awal, biasanya dimasukkan pada bagian subkutan lengan atas, pada rongga mata atau intraperitoneal.

Implant dapat berbentuk polimer dan multi-pumps.Implant polimer terbagi kepada non-degradabel dan degradable. Bentuk non-degradable dan degradable terdapat 2 tipe yaitu reservoir di mana obat dikelilingi membrane polimer pengontrol kecepatan dan matrix di mana obat didistribusikan kedalam polimer matrix. Implant biodegradable terjadi degradasi melalui bioerosi(bulk erosion, surface erosion) dan biodegradasi. Pelepasan obat implant matriks polimer biodegradable tidak berdasarkan difusi melalui membrane tapi degradasi membrane polimer/matriks.

Implantantable pumps menggunakan prinsip tekanan sama ada tekanan osmotic atau tekanan mekanik. terbagi kepada osmotic implantable pumps dan mechanical implantable pumps.

2.6.3 Transnasal

Diberikan secara intranasal untuk efek local seperti obat tetes hidung/ spray. Rongga hidung juga dapat digunakan untuk pelepasan obat sistemik. Dipengaruhi luas permukaan absorpsi, aliran darah penyakit, aktivitas enzim, mucus dan waktu kontak. Contoh untuk local adalah dekongestan manakala untuk sistemik adalah morfin.

2.6.4 Pelepasan obat lewat paru-paru

Terutama digunakan untuk mengobati jalan nafas, untuk obat local seperti obat anti asthma. Digunakan juga untuk menghantar obat ke sirkulasi sistemik, dan efeknya pada bagian tubuh tertentu. Contohnya, obat ergotamine tartrat untuk migraine. Terapi inhalasi aerosol terdiri dari nebulizers, pressurized metered-dose inhaler dan dry powder inhale.

2.6.5 Pelepasan melalui kulit Terbagi kepada topical dan transdermal. Transdermal bersifat sistemik. Stratum

korneum merupakan penghalang utama pada system ini dan dipengaruhi oleh variabilitas daerah permukaan kulit yang ditampal patch, kondisi kulit, umur dan iritasi kulit

2.6.6 Pelepasan obat transokularHanya digunakan untuk pengobatan local mata dan tidak untuk sistemik. Ada 3 route

utama untuk pengobatan mata; topical, sistemik dan intraocular. Pada penghantaran intraocular lebih susah untuk dicapai, biasanya dengan suntikan dan implant. Terdapat 2 sistem yaitu system fasa transisi di mana gel terbentuk pada pH cairan mata sehingga bahan aktif dilepaskan pada waktu yang lama dan system dispersi.

System disperse dapat berupa suspensi, partikulat, liposom, emulsi, soft contact dan lense ocular insert, dan erodible implants.

Page 5: Nurul Mazni Binti Abdullah 102009300

2.6.7 Pelepasan obat transvaginalTerbatas untuk obat topical dalam pengobatan local dengan berbagai kondisi seperti

antiinfeksi. Bentuk sediaan obat berupa ovula atau krim yang dimasukkan ke dalam vagina. Pengobatan metronidazole mempunyai kadar sistemik lebih rendah dari peroral dan efek samping dapat dihindari. Terdapat juga bentuk sediaan obat dalam bentuk aerosol foams, gels, tablet, vaginal ring dan lain-lain yang biasanya digunakan dengan bantuan aplikator.Antara obat yang digunakan adalah estrogen dan progestron sebagai kontrasepsi, terapi hormon, dan program fertilisasi in vivo.

2.7 Penghantaran obat pada susunan saraf pusatObat yang digunakan antaranya adalah obat gangguan jiwa, epilepsy, Parkinson’s,

Alzheimer, nyeri dan tumor otak.Idealnya obat-obat ini diberikan langsung pada site on action. Umumnya obat tidak

dapat masuk ke otak melalui sirkulasi darah karena adanya sawar otak yang meregulasi kemasukan bahan-bahan ke otak termasuklah obat.

Antara cara penghantaran obat kedalam otak adalah intracerebroventricular drug infusion( dipengaruhi physical barriers, enzim-enzim, afinitas obat, difusi obat), implant, reversible BBB disruption dan immunoliposome. Immunoliposome dapat digunakan untuk menghantar obat ke otak dengan memakai system receptor-mediated trancytosis, di mana obat dijerap dalam pembawa liposome dengan perantaraan PEG.

BAB III : KESIMPULAN

Terdapat berbagai bentuk sediaan obat. Namun tidak semua cocok untuk setiap pengobatan. Dan ada beberapa bahan obat yang tidak dapat dibuat dalam bentuk sediaan tertentu seperti obat-obat peptida tidak boleh dibuat dalam bentuk oral. Antara faktor yang mempengaruhi penghantaran obat adalah bentuk sediaannya. Bentuk sediaan oral murah, mudah dan nyaman bagi pasien. Namun bentuk sediaan ini tidak bisa digunakan jika berlaku gangguan pada traktus gastrointestinal seperti muntah dan diare. Penghantaran obat juga boleh melalui parenteral, transnasal dan sebagainya.

Setiap bentuk sediaan obat mempunyai keuntungan dan kerugiannya tersendiri. Oleh itu, seorang dokter hendaklah mempertimbangkan farmakokinetik yang berhubungan pentargetan obat dengan memikirkan absorpsi, distribusi, metabolism dan ekskresi obat tersebut.