NPM : 0806 429 845 - Perpustakaan...

132

Transcript of NPM : 0806 429 845 - Perpustakaan...

lJNlVRRSITAS INDONESIA FAKULTASEKONOMI

MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIK SALEMBA

DESEMBER 2009

DESSY SUZIANA NPM : 0806 429 845

TE SIS

KEBUAKANPENGEMBANGANKAKAODANDAMPAKNYA TERHADAPPEREKONOMIANDAERAH

KABUPAT.ENPADANGPARIAMAN

UNIVERSIT AS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI

MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBJJAKAN PUBLIK EKONOl\U PERENCANAAN KOTA DAN DA.ERAJI

SALEMBA DESEMBER 2009

DESSY SUZIANA NPM : 0806 429 845

diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Ekonomi

TESIS

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAKAO DAN DAMPAKNYA TERHADAPPEREKONOMIANDAERAH

KABUPATEN PADANG PARIAMAN

Universllas Indonesia ll

Numa DESSY Sl!ZIANA NPM ()806 429 845 Tanda tangan

~

Tanggel 9 Desember 2009

telal; say~ nyatakan der.gnn benar.

dan semua sumber bark yang dikunp maupun dirujuk

.esis ini atlalah hasil karya saya sendiri.

H.4.LA:\L'I...~ l'EltNVATAAN ORISINALITAS

.... . ·,

·~

I I

- - .. -1

I • ••

.: I

Universitas Indonesia lU

9 Desember 2009 Tanggal

Salemba Ditetapkan di

) Iman Rozani S.E., M.Soc.Sc. Penguji

) Arindra A. Zainal, Ph.D Penguji

Syarif Syahrial,SE,M.SE Pembimbing )

DEWAN PENGUJI

Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Magister

Ekonomi pada Program Studi Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, Fak:ultas Ekonomi, Universitas Indonesia

Dessy Suziana 0806 429 845 Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik Kebijakan Pengembangan Kakao dan Dampaknya Terhadap Perekonomian Daerah Kabupaten Padang Pariaman.

Tesis ini diajukan oleh Nama NPM Program Studi Judul Tesis

HALAMAN PENGESAHAN

iv

Penulis

Salemba, Desember 2009

Semoga Allah S\\'T, berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah

membantu. Akhir kata penulis berharap tesis ini dapat membawa manfaat bagi

pcmbaca dan bagi pengembangan ilmu pengetahuea.

6. Semua pihak yang telah membGntu penulis dalam masa perkuliahan sampai

dengan selesainya penulisan tesis inL

4. Orang tua, suami dan anak.ku tcrcinta untuk semua do'a, restu dan

kesabarannya sehingga penulis dapet menyelesaiklln S1Udi di MPKP FE - UJ;

5. Ternan-teman Angkatan XlX MPKP Bappenas, yang telah banyak membantu

dalam menyelesoiknn perkuliahan dan penyusunan tesis ini;

3. Pcmerinlah Daerah Kabupeten Padang P!ll'iQIIlllJ), atas tugas belajar dan

bantuan dalam usaha mcmperoleh data-data yang pc::oulis butuhkan;

I. Syarif Syahrial,SE,M.SE selaku dosen pembirobing yang telah menyediakan

walctu, tenaga dan pilciran untuk membanru penyelesaian tesis ini;

2. Pimpinan Proaram Srndl, dosen dan segenap staf MPKP fE-Ul, untuk semua baotuan dan bimbingannya selama ini;

Penulis menyadari, bahwa dalarn menyelesaikan penulisan tesis ini, penulis telah

dibantu oleh banyak pihak. Oleh karell3 itu, penulis ingin rnenyampaikan ucapsn

terima kasth kepada :

Alhamdulillah, segenap puji dan syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT,

karena at.as rahmat dan hidayah-Nya, peoulis sudah dapat menyelesaikan tesis ini.

Pcnulisan tesis ini dilakukan sebap.i salah satu syarat mencapai gelar Magister

Ekonomi pada Program Studi Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik

F akultas Rlconomi 1 Jni ver.<;itas lndooesia.

KATA PENGANTAR/ UCAPAN TERIMA KASIB

-· I I

Unlverslta& tndonesta v

(DESSY SUZIANA)

Yang menyatakan,

Salemba 'i Dcscmber 2009

Dibuat di Pada lmlggol

Demikian pcrnyataan mi saya buat dengan sebcnamya.

Demi pengembaugan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk mcmberikan kepada

Universitas Indonesia Rak Bcba.s Royaltl Ncmelmklusif (No11 Bxctestv« Royalty­

Free Right) alas karya ilmiah ~11y<1 yang berjudu) :

Kebijakan Peoeembaogaa Kakao dan Dampaknya Terbadap Pi>rekonombn

Daerah .Kabupaten Pad11ng Pariaman beserta perangkat yang ada (iika diperlulcan). Dengan Hok Bcbas Royalti Non

Eksklusif ini, Umversitas Indonesia berhak menyimpan mengalih medial

format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan

mempubukaslkan tesis saya tanpa meminta izin dan saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipra dan sebagai pemilik Hak Cipta,

Dessy Suziana %06 429 845 Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik Ilmu Ekononn Ekonomi Te sis

Nam a NPM Program S111th Departcmen Fakultas Jenis K.arya

Sebagai s: vitas akadcmrk Uruversitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawuh ini ·

HALA\fAN PERNY ATAAN Pli:RSF.Tll.nl AN PUBLIKASI TESIS UN'fUK Kr:l"ENTJ'.'IGAI\ AKADEMlS

I .

r~-·~-=- ....

Univol'$ltas lndonesla vi

Kata Kunci : Kakao, Analytic Hierarchy Process, Analisa Tabel Input Output

Penelitian ioi benujuao untuk mengetahui masalah - masalah dalam pengembangan kakao di Kabuparen Padang Pariaman serta menentukan masalah utama yang perlu mendapatkan prioritas penanga.nan. Disamping itu juga diteliti dampak pengernbangan kakao ini ternadap perekonomian daerah. Data utama yang digunakan adalah data primer yang dikumpulkan melalui kuisioaer Analytic Hierarchy Process (AHP) dan data sekunder yaitu Tabel Input Output Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2007 Transaksi Domestik Atas Dasar Harga Produsen. Hasil penelitian ini menunjukkan balwr.i. masalah utoma yang pc.rlu mendapatkan prioritas pcnangant111 adalab pennodalan. Dampak pengembangan kakao terb!ldap perekonoroian daerah untuk SIUlt ini mesih rendah. Namun simulasi kcbijakan menunjukkan bahwa investasi yang dilakulcan di sek ror kakaa ale an mamp11 meningkatkan output, Nilai Tambah Bruto (rDRB) dan pendapatan masyarakat Kabupaten Padang Pariaman. Untuk itu disarankan kepada stake holder terkait agar melakukan terobosan untuk. meogatasi permodalan, meningkalkan kegiatan pembinaan dan penyuluhan serta pengembangan industri pengolahan kakao.

Dessy Suziana Magister Perenamaan dan K.ebijakan Publik Kebijakan Pengembangan Kakao dan Dampaknya Terhadap Perekonomian Daerah .Kabupaten Padang Pariaroan

Nama Program Studi Judul

AB ST RAK

vii

Key words: Cocoa, Analytic Hierarchy Process, Input Output Table Analysis

The objective of the research was to widerstand both of problems of cocoa development on padang pariaman regency and its priority treatment to solve, Despitefully, this research is also attributed to imdcrstand the cocoa development impact on regional economy of pa<lang pariaman regency, Tue research utilizes the prominent data which consist of prim1uy data and secondary data. The primary data was collected by anal).tic Hierardiy Process (AHP) quisioner whereas tbe secondary data was provided by domestic input-output label transaction base on producer price of Padang Pariaman regency on year 2007. The observational result indicates that the capital is !he priority f.n:a\ment which must be performed. Nowadays, the cocoa development impact on regional ecooomy is still contemning. However, the policy simulation shows that the investment which. done on the cocoa sector will increase the oucput, Gross District Product (GDP), and society income of Padang Pariaman Regency. There is several recommendations for relevant :stakeholder to increase attainment of cocoa development impact on regional eoonomy such as breakthrough Ille overcame capital, improving guidance and counseling activities, and development of cocoa processing industry

: Dessy Suziana : Master of Pl.amring and Public Policy : Cocoa Development Policy and Its Impact On Regional

Economy of Padang Pariaman Regency

Name Study Program Title

ABSTRACT

J

• • • •

UniYenitas lndoneala viii

4. HASIL DAN PEMBAHASAN - - - - -.......... 41 4. l. Masalah Utama Pengcmbangan Kakeo di Kabupaten Padang

Pariaman ··- ··- 41 4.2. Analisa Dampak Pengembangan Kakao Terhadap Perekonomian

Kabupaten Padang Pariaman -.............................. 45 4.3. Simulasi Dempak Kebijakon Invcstasi Sektor Kakeo Tcrhadap

Perekonomian Kabupaten Padang Pariarnan _,........... 56

3. UAMBARAN UMUM KAKAO DAN P.t::RKEMBANOAN KAKAO DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN ·-·----·-··--··-- -... 21 3.1. Gambaran Umum Kakao -·--·--·-·-· .. ··-··- .. ··-··- .. ··- .. ··- ..... -.................. 21 32. Pcrkrmbmgan Kakao d1 Kabupaten Padang Parill.lWlll ,_........................ 27 3.3. Idennfikasi Masalah Pengembangan Kalcao di Kabupaten Padang

Pariaman - - - ....•.••..• -......................... 31

2. ANALYTIC HlERARCHY PROCESS DAN TABEL INPUT OUTPUT SEBAGAI ALAT ANALISIS KEBUAKAN EKONOMI 7 2.1. Analytic Hie~y Process (AHP) 7 2.2. Analisis Input Output ....... ·-··-·-··--··- .. ·-·····-·--- .. ··--·---......................... 11

I. PENDAHULUAN - - --···-·················· l 1.1. Latar Belakang - .• ·--·-··-··-······· .. - - .• ·--- .. ·--·-····-·······-.. I 1.2. Rumusan Masalah -·-·-·- - -................................... 4 1.3. Tojuan Penelitian, - --····-·-····-·-···-··-···-···-·-··-·-··-·-··-··-···-··-········· 5 1.4. Ruang Lingkup Penelitian .. - -··-·- - -................................ 5 1.5. Manfaat Penelitian 5 1.6. Metodologi Penelitian _ - _ ,._..... S 1. 7. Sistematika Penulisan .- _ _.. S

Hamman Judu! -··--·---·---··-··-·-·-··-·-·-··-···-·-·-·-····-----·-----· i Halaman Pemyataan Orisinalitas ······-··-·······-··· - ..•. - ·-·-·--·····--·-··--·-··--·-··-- ii Halaman Pengesahan ,_ -..... .•.• .. iii Kata Pengantar/l Icapan Teri ma K.as;ih - - -.................................. iv Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Umiah..-...................... v Absttak _ -···--·· .. •·•·· .. ·-·····-····-·-·--·-·- .. ····- .. ····- .. ····-·-·--·-·- .. ····-·····- .. ····--·······-··-·-····-·· vi Daftar Isi --··----·· .. ··-···-······-····-··-·-··---·------·-------·----·----·--·----·- viii Daftar Tabet.. •.•.•. - - - -. x Daftar Gambar •. _. __ -................................... xii Daftar Lampiran - - .. -·- .. -···-··-···········-·-········-··-··-·····-·- .. ·•· _ Kiii

Halaman

DAFTARISI

65 66

63 63 63

Unlversitaa lndoftesla IX

DAFJ'AR. KEPUSTAKAAN -- .. ------ .. -·- .. -·--·--··-·· .. ····--· - .. LAMPIRAN -·-······· .. --·--·-------

5. PENUTUP ··-·-·-··---- 5. I. .K.esimpu]an --·--·-· 5 .2. Saran .... _ .. _

Univei.itaa lodonni• x

54

52

50

49

47

42

41

32 4()

30

29

28

23 Perkembangan Hqn Biji Kakao Dunia Tahun 2002/03 sampai 2006/07 . Perkembangan Kllkao di Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2004 - 2008 .. Luas Tanoman Kakao Menuru.t Kecam.ll1nn di Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2008 .. Perlccmbangan Kcgialan Penanaman Kakao di Kabupatcn Padang Pariaman Tahun 1991 - 2008 .. Jumlah Kebutuban Pupulc Pada Tanamao Kakao Dengan Koudisi Liagkungan Yang Baik: .. Daftat Rcsponden AHP . Hasil Sintesa Lokal Kriteria dan Sub Kriteria Terhadap Masalah Pengembangsn Kakao di Kabupat.en Padang Pariaman . Hasil Sintesa Sub Krileria Terbedsp Masalah Pc:ugeu11"w8)Ul lUlkao di KAbupllU:u Pauiwg PmiWDan •.. Distribusi Output Kabupatcn Padang Pa.riamau Tahun 2007 .. Disttibusi Nilai Tambah Bnno Kabupaten Padang Pariaman T ahun 2007 .. Angka Pengganda Output Masing - Masing Sektor di Kabupaten Pa.<lang Pariaman Tahun 2007 .. Angka Pengganda Pendapatan [Income Multiplier) Biasa Masing - Masing Sektor di Kabupaten Padang Psriaman Tahun 2007 . Angka Pengganda Pendapalnn (Income Multiplier) Tipe I Masing - Masing Senor di Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2007 . Nilai Total Keterkaitan 'Ke Belakang dan Indeks Total Keterkaitan Ke Belakang Masing - Masing Sektor di Kabupaten Padang Pariaman tahun 2007 .

Tabet 4.8.

Tabet 4.7

Tabet 4.6.

Tahel 4.5.

Tabel 4.4.

Tobe! 4.3.

Tabel 4.2.

Tabet 3.9. Tabet 4.1.

Tabel 3.8.

Tabet 3.7.

Tabel 3.6.

label 3.5.

Tobe! 3.4.

Tabet I.I. Distribusi Persentase PDRD kabupaten Padang Pariaman Atas Dasar Harga BerW:u Menurul Lapangan Usaha T ahun 2003 - 2007 I

Ta.be! 3.1. Perkernbangan Pcrkcbunan Kakao di Indonesia T ahun 2000 • 2007 21

Tabel 3.2. Produksi Biji Kakao Dunia Tahun 2002!03 sampai 2006/07 22

Tabel 3.3. Konsumsi Biji Kakso Dunia Tahun 2002/03 sampai 2006/07............................................................................... 22

Halaman

.DAJ'TAR TABEL

Unlvereitu lndonnla XI

Tabcl 4.9. Nilai Total Keterkaitan Ke Depan dan Indeks Total Keterkaitan Ke Depan Ma~ing - Masmg Sekt.or di Ka bu paten Piidang Pariaman tabuo 2007 .. .. .. .. . .. .. S 5

Tabel 4. 10. Dampak Iavestesl 100 Milyar Rupiah Tcrhadap Penambahan Output Kabupaten Padang Pariaman .. . .. . 58

Tabet 4.11. Dampak lnvestasi 100 Milyar Rupiah Tetlwlap Penambehan Nilai Tambah Bruto Kabupaten P11dnng Pariaman . . . . . . 59

Tabet 4.12. Dampnk Inveswi 100 Milyar Rupiah Terhadap Penambahan Pendapatan Masyarakat K.abupaten Padang 61 Pariaman ......

U nlveis lta8 lndoonla JUI

Gambar 3.2. Hierarki Masalab Pengiembangan .Kakao di Kabupaten Padang Pariaman . . . .. . . .. .. . . .. . . . 39

Gambar 3.1. Pohon lndastri Kakao .. .. ... . .. ... .. . ... . . . . . . . . . .. . . . . ... .. .. . . . .. 24

Halaman

DAFl'ARGAMBAR

Urtlverslla• lnctoneala xiii

Daftar Pertanyaan Kuisioner AHP . Rekapitulasi Hasil Kuisioner AHP . Priru Out Pcngolaban Expert Choice . Deftar Klasifikasi 42 Sektor Tabel Input Output Kabupat.en Padang Pa.riamm T ahun 2007 .. Tabel Input Output Kabupaten Padang Parilllllllll Tahun 2007 Transaksi Domestt"'k Ates Dasar Harga Produsen (Juta Rupiah) .. Matriks Koefisien T elcnologi Tabel Input Output Kabupaten Padang Pariaman T ahun 2007 . Matriks K.eb6likan Leonticf Tabel Input Output Kabupaten Padang pariaman Tahun 2007 ..

DAFT AR LAMPlRAN

Lampiran 7.

Lampiran6.

LampiranS.

Lampiran I. Lampiran 2. Lampiran3. Lampiran 4.

'- ••

Unlvel"$ltas Indonesia 1

Sektor pertanian juga terbukti bisa bertahan di tengah krisis yang melanda baik itu krisis ekonomi yang dialami Indonesia pads tahun 1997 maupun krisis global

51>mber : Padang Pariamaii Dalam Angka, 2008

No. Lapangm Usaha K<>nlribllsi (%) Por Tahun 2003 2004 lOOS 2006 2007

l Pertllllian 30,33 30,0.5 3069 2619 2S27 l ......... --··--···--····· 2 1 Per!am ... *h41l dan p,---•1ian 479 491 4.24 3.79 3.84

' 3 ' Jodustri P--~Jahan 14,18 14,12 12,14 10,33 I I.OS 4 Llsuik dan Air 8crsib 1.81 ' 1,58 1,56 18.5 1,92 s B--~·nan clan Kons1nlksi 5,7.5 6,07 5 ss ),01 --~~ 6 Hotel drin R.cslOOln 14,84 14,77 12,86 11,13 11,02 7 ; An••u1an dan Komunikasi 4,50 4,59 I0,84 22 . .SI 23,46 8 i Ke•.i.anM• Persewaan dan Jasa Penisahaan 2,68 2,70 2.56 2.34 2,32 9 Jasa • Jasa Jainnva 21,09 W.SI 19,30 16,93 16,61

PDRB 100,00 100,00 100,00 100,(]0 100,00

Tabel 1.1. Distribusi P~ PDRB .Kabupaten Padang Pariaman Ates Dasar Harga Berlalru Menurut Lapangan Usaha iahun 2003 - 2007

Wofaupun struktur perekonomian Indonesia sudah mulni bergcscr dari sektor pertanian ke sektor industri pengolahan, namun dari data Pendapatan Domesti.k Bruto (PDB) tahun 2007, sektor pertanian masih memberikan kontribusi yang besar yaitu, 13,74% (BPS, 2008). Khusus untuk Kobupoten Padang Pariaman,

peda tahun 2007 sektor penanian memberikan kornribusi sebesae 25),7 %, seperti terlibat pada tabel I. I.

1.1. Laiar Debkang

Dalam rangka menunj1111g pembangunan nasional dan pelaksanaan otonomi daerah. maka sangat dibutuhkan perencanaan pembangunan secara terpadu baik pada tingkat nasional maupun pada tingkat daerah. Untuk itu penyusunan kebijakan pembangunan daerah harus mengacu pada .kondisi, kebutuhan dan potensi daerah, dan disamping itu juga harus memperhatikan kebijakan nasional, baik yMg tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Paniang (RPJP) Nasional mnupun Rcncana Pembengunenjengke, Mcncngsh (RPJM) Nasional.

BABI

PENDAH\JLlJAN

Unlversltas Indonesia

Menurut basil penelitian dari Universitas Andalas dan Pusat Penelitian Kepi dan

Kakao Indonesia Kabupaten Padang Pariaman merupakan salah satu daerah yang

mempunyai potensi yang sangat bagus unruk peegembangaa kakao. Potensi iDi

juga dipublikasi oleh Departernen Pertanian tentang Inforrnasi dan Potcnsi

Kewilayahao. Selain masih banyoknya lahnn yang bclum diolah, lahan yang juga

sanga; porensial adalah kebun kelapa yang merupakan salah satu ciri khas Kabupaten Padang Pariaman. Diharapkan kebun kelapa bisa ditumpangsarikan

dengan kakao, sehingga hasil perkebunan masyerakat bisa ditingkatkan dan b.iaya

Umumnya komoditas perkebunan setidaknya memiliki empat peranan strategis

dalam perekonomian nasional, yaitu sebagai sumber pendapatan m.asyarakot terutama mayoritas petani pckebun rum.ah tangga, sebagai bahan baJru agroindustri, sebagai sumber devisa dan mempakan pasar bagi produk non

pertanian benipa sarana produksi dan alsiman untuk kegiatan produktif pertanian.

Dari data staiistik Indonesia 2008 juga dapat dilibat, bahws kakao adalah salah

saiu komodi ti y1111g mengalami peningkatan luas areal 0, 79o/o dengan peningkatan produksi mencapai 9,82%.

Selling dengan penurunan produbi mioyaJc dan gas dalam negeri, maka kebijakan

ekonomi Indonesia diarahkan peda peningkatan ekspor non migas melll.l ui pengembangan komoditi - komoditi unggulan yang mempunyai prospek dan

pangsa pasar clan menyumbang nilai devisa yang cukup besar bagi Negara. Salah satu komoditi yang prospek dan cukup menjanjikan adaiah kakao. Sampai saat ini Indonesia masih tercatat sebagai negm a penghasil kakao terbesar setelah Pantai

Gading. Negara-negara lain pengh:wl bkao adalah Ghana, Nigeria, Brazil clan beberepa negara lainnya.

Sek1or pertanian juga terbulcti bisa benahao di tengah krisis yang melanda baik itu

krisis ekonomi yang dialami .Indonesia pada tahun 1997 rnaupun krisis global

yang tetjadi saat ini. Disamping itu sektor pertanian juga memiliki peranan yang

sangat stratcgis dalam penyerapan tenaga kerja, pembenmkan kapital, penyediaan

pangan dan penyediaan bahan baku untuk industri dalatn negeri (Naiggolan,

2005).

2

Unlversitas I r>clonesia

Untuk mendapatkan akses permodalan, petani masih mengalami masalah, karena pada umwn.nya status lahan yang ditanami adalah tanah adal/ulayat yang tidak

bersertifikat, eementara lembaga kewiogan (paba.nlam) mcnsyaratkao agunan atau

jaminan yang tidak bisa dipenuhi oleh petani.

Selain masalah kuantitas, produk.si kllbo di daerah ini juga dihadapkan pada

masalah rnutu atau kualitas, Sebagian besar kakao tidak difermemasi secara baik, schingga harga jualnya juga menjadi rendah.

Disampiug masalah - mesalah diatas, pcrlu ada suatu ksjian mengenai sebcrapa

besar peranan dan dampak kakao ini bagi perekonomian Kabupaten Padang Pariaman.

Namun dalam usaha pengcmbangan kakao ini, masyarakat dan pemerintah deerah

dihadapakan pada banyak pcrsoalan aotara lain produk1ifitas kakao yang masih

readah yaitu 1, J 78 ton/ha/Thn. Hal ioi masih jauh dari yang diharspkan yaitu 2 t.on/Tlalth.n. Keterbatasan modal membuat para petani kaktJo mengalara] L:sulillm

untuk mcmbeli sarans produksi sepctti pupuk dan obat - obatan. l>isampiog itu, te.naman kakeo tennasuk salah satu jenis tanaman yang membutu.hi<.an perawatan

dan petneliharaen ~ ~ pcnyiangan, pemupukan, penyiramaa dan

pengendalian nama penyalci t.

Kegiatan pengembangan kakao juga didulrung oleh Pemerintah Pusat melalui

pencanangaa Propinsi Sumatera Barnt khususnya Kabupatcn Padang Pariaman sebagal Daerah Sentra Pengembangan Kabo di Kawasan Barat Indonesia oleh Wakil Presiden RI, H.M. JusufKalla pada tahun 2006.

Kegia1an pengembangan kakao di Kabupaten Padang Pariaman telah dimulai

sejek tahun 1991 melalui Proyek Pcngembangan wilayllh Khusus (J>2WK) oleh Dinas perkeburan Propinsi Sumar.era Sarat seluas 300 Ha, kcmudian dilanjutkan dengan pmyek P2SP, Kimbun, pengcmbangan oleh Pemda Kabupaten Padang Pariaman dan swadaya masyarakat.

untuk. naungan bisa dikurangi dengan meraanfaetkan pohon kelapa yang sudah ada

Unlversltas Indonesia

3. Mcoganalisa dampak perkembangan kakao terhadap perekonomian Kabupatcn Padang Pariaman

4. Menganalisa dampak investasi kakao tcrhedap perekonomian Kabupaten Padang Pariaman

J .3. Tujuan Peoelittan

Penelitian ini bertujuan Wlluk :

1. Mengidentifiknsi permasalahan pcngcmbaogan kakao di Kabupeten Padang

Pariaman beserta faktor - (aktor yang mempengaruhinya

2. Menentukan prioritas permasalahan pengembangaa kakao di Kabupaten Padang Pariaman

1. Apa ~ja permasalahan - pemwalahan dalun pcngembangan kakao dan apa

saja faktor yang mempengazuhinya?

2. Apa prioritas pennasalahan yang perlu mendapatlc.B.D prioritas penanganan?

3. Sejauh mane. peranan keajatan pengembangan kakao terbadap perekonomlan Kabupaten Padang Pariaman?

4. Bagaimaaa dampak investasi bkao terbadap peeekoaomian Ksbupatcn Padang Pariaman?

5. Apa kebijakan yang bisa dilllnbil oleb Pemerintah Dacrah unruk mensukseskan kegiatan pengembaogan Jcakao?

Untuk rnendukung keberhasilan kegjalaD pengembangan kakao, maka perlu

dilakukan identifilasi tentang rnasalah - masalah yang dihadapi sehiegga

kebijakan yang diambil blsa ruengatasl masalah tersebut.

Perumusan masalah dari penelitian ini adalah :

Dari lauu- belakang diatas dapat kita lihat bahwa Kabupaten Padang Pariaman mempunyai potensi yang bagus unmk pengembangan kakao, namun belum

dikctahui seberapa besar penman kakao inl dalam rnendukung dan menggerakk1:1r1

perekonomian di Kabupaten Padang Pariaman.

1.2. Perumll-'an Mualllb

4

Unhrersltas lndonnla

Bab JI merupali:an tinjauan pcsataka yang mernuat Analytical Hierachy Process dan Analisis Input Output sebagai alat analisis kebijakan ckonomi

Tesis ini terdiri dari 5 bab dengan sistematika penulisannya sebagai berikut :

Bab l merupakan pendahuluan yang memuat latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup, manfaat, rnetodologi dan sistematika penulisan thesis.

t.7, S1*tematika Penulisao

c. Analisis Input Output akan digunakan w>tuk meugetahul peranan kabo dll.l.l dampaknya bagi perekonomiao Kabupaten Padang Pariaman

b. Untuk meneotukan prioritas penoasalaban dalam pengembangan ka.kao di Kabupa.ten Padang Pari.aroan akan d.igunakan pcndckatan Analitycal Hierarcy Process (AHP).

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan menjadi masukan bagi para peogambil kebijakan tennama yang berhubungan dengan kebijakan

pengembangan kakao di K.abupateo Padang Pllriaman

1.6. Mctodologl

a. Untuk mengetahui perkcmbaogan bkao den permasalahannya di Kabupaten Padane Parlaman. maka akan d.igunalcan metode deskrlptlf kualitatif

1.5. Manfsat Penelitia•

Pcnclitian Ini akJin dilakukan di Kabupateo Padang Pllrinrnan Propinsi Smnatem Barat, dlmana pembahasannya akan difokuskan kepada pennasalahan

pengembaogan kakao dan dampak: pengembangan kakao terhadap perekonomian

daerah yang dijabarkan dalam analisa lrualitatif dan kuantitaif.

1.4. Roaog Lingkup Penelitiao

5. Memberikao rekomendasi kebijllbn pengernbangan kakao di Kabupaten

Padang Pariaman

s

Unlversltas lndo,,esia

Dab Ill memuat gambaran umum kakao, perkembangan dan permasalshan dalam pengembangan kakao di K.abupaten Padang Pariaman

Bab IV merupakan basil clan pembasan yang berisi tentang paparan basil

penelitian dilengkapi dengan pembahasan. Dalam bab ini dipaplll'k1111 masalab

utamtt dalam pengembangan kakao, dampak pengembangan kakao terhadap perekonomian serta serta dampak invetasi kakan terhadap perekonomian Kabupaten Padang Pariaman ..

Bab V meJUpaka.n kesimpulan dan saran,

Oisam.ping itu thesis ini juga akan dilengll.llpi dengan daft!lr isi, daftar lampiran,

dll.ftar tabel, daftar pustaka dan lampiran yang bedsi dara-data pendukung,

6

.. r- • • .. I .:.:

~

I • '="

: I .

; -~ I· I

I

I I

• - - •

• I . I • I

II

I •

- ------ • •• • • I l .. - I I

- • • •

Unlventltaa lndoneaill 7

c. Independence, yaitu preferensi dinyatakan dengan mengasumsikan bahwa kriteria tidak dipengaruh.i oleh ahemetif-altematif yang oda melainkan olch obyektif secara keseluruhan. Ini menunjukkan bahwa pola ketergantungsn

b. Homogeneity, ya.itu prefcrensi seseorang harus dapat dinyatakan dalam skala terbetas atau dengan ki1111 lain elernen-elemennya dapat dibandingkan sam sama lain.

a. Reciprocal Comparison, yaint si pengambil keputusan harus bise membuat perbandiugan dan rom.yatakan preferensinya. Prerefeasi tersebut harus rnemenuhi syarat resiprokal yaitu jika A lebih disukal dari B dengan skala x,

maka B lebih disukai dari A dengan skela ]Ix.

The Analytic Hierarchy Process (AHP) meropakan suatu bentuk model

pengambilan keputusan yang pada dasarnya bcrusaha menutupi semua kekurangan dari model - model sebelumnya. Peralatan utama dari odel AtlP adalah sebuah hirarki fungsional dengan menggunakan persepsi manusia sebagai input utama. Melalui hirarki, suetu masalah yang kornpleks dan tidak terstruktur dipecah berdasarkan kelompoknya dan kemudian kelompok tersebut disusun menjadi sebuah hirarki (Permadi, 1992).

Beberapa kelebihan dari metode AHP ini edalah met.ode ini juga dapat mengolah data kualitatif disamping data kuantitatif. Disamplng uu metode AID> juga mempunyai kemampuan urrtuk memecabkan masalah yang m11/llob}ectives dan muiticrttertos, Hal ini disebabk.ao karena fleksibilitasnyi. yang t.inggi terutama dalam pcrnbuatan hirarki. Sifat fleksibel rnembuat model AHP dapal merumgkap beberapa tltjuan dan beberapa k.riteria sekaligus dalam satu hirarki.

SelanjUlllya dalam buku yang sam.a juga dijelaskan bahwa ada 4 aksioma yang 1wus diperhatikan oleh para pengguna model AHP, yaitu :

2.1. Analytic Hierarchy Process (AHP)

BABD ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) DAN ANALfSA T ABEL

INPUT OUTrVT SEBAGAI ALAT ANALISIS KEBJJAKAN EKONOMI

Unlv11r&Jtae lndon11111a

Salah satu asumsi utama model AHP yang membedakannya dengan metode

peagambilan kcputusaa yang lain adalah tidak adanya syarat konsistensi mutlak,

karena keterbatasan manusia dalam rnenyatakan persepsinya terutama hila mencakup hanyak elemen. Batasan diterima tidaknya konsistensi suatu matriks

sebenamya tidak ada yang baku. Namim berdasarksn beberapa pengalaman dan eksperimen tingka; inkonsistensi sebesar t ()"~ kebawah adalah masih bisa

c. Prinsip Konsistensi Logis

b. Prl.n~ip Mene!apkan Proritas

Penetapan prlorltaS dan koosistensi merupakan hal pentiog dalam AHP. Dalam proses ini dilakuk11u perbaodingan berpasangan (palrwl;e comparison) antar bcrbagal Jaiteria, dengan dua tahap penting yairu moueuhtkan maoa yang dianggap pentlogldisukai/mungkln terjadi serta menentukan seberapa kali lebih pentingllebih disukaJ./lebih mungkio terjadl. Prioritas dari sederetan kriteria atnu altemurif terscbut ditcntukan dengan membandingkan satu sama lain salmg betpasangan yang d.lberi bobot berupa skala terendah (1) sampai skala tertinggi

(9).

Penyusunan hirarki atau yang lazim dkenal sebagai dekomposisi mencalrup tiga

proses yang sating berhubungan dan berurutan, yaitu identifikasi level dan elemen, definlsi koosep dan fonnu.lasi pertanyaan.

a. Prinsip Menyuson Hirwki

atau pengaruh dalaJn model AHP adalab searah ke atas, Arlinya pcrbandingan

anrara elemen-elemen dalam satu level dipengarubi atau tergantung oleh

elemen-elemen dalam level di atasnya.

d. Expectations, yaitu Wltulc tujuan pengambilan keputusan, struktur hirarki

diasumsikan lengkap. Ap00il11 asumsi ini tidak dipenuhi maka si pengambil keputusan tidak memakai seluruh kriteria dan atau obyektif yang tersedia atau

diperlukan sehingga kepumsaa yang diambil dianggap tidak lengkap.

Dal3111 buku Decision Making for Leader (Saaty, 1993) dijelaskan bahwa untuk memecahkan sebuah masalah yang kompleks harus memperbatikan beberapa prinsip, yaitu :

8

Unlversilas Indonesia

I artinya sama Penting (equal impcrtance)

Para pengarnbil kcputusan me11terjemalikan sehzuh perseps.i dan informas!

yang tersedia tentang kepentingan relalif dua elem.en pada suaru level tertentu

berkaitan dengan level di atasnya,

Dalam AHP urownnya digunakan skala perbandingan scbagai berikut :

b, Comparative Judgment

Menggambarkan sistem yang dapat digunakan untuk menggambarkan bagaimana perubahan prioritas pada tingkat di alelll akan mempengaruhi tingka; di bawahnya,

Memberikan informasi yang Sllllg&t meodctail tentang struktur dan fungsi sistem p11da t:ingkat yang rcndah dan memberikan gambaran mengenai pelalru clan tujuan pada tingkat atamya. Batuan dari elemen di suatu tiDgkat paling

baik dfsaj ikan pada level selanj utnya.

Sistem secara ilmiah merupakao suatu bllarltl.

Stabil, dimana sedikit pcrubahan mempunyai sedikit pengarub dan fleksibel,

climana tambaban pada hirad::i yang sudab teutruktur dengan baik tidak ukan merusak kinerjanya.

Membuat hirarki adalah mcnguraikan realitas menjadi kelompok-kelompok yang

homogen, dan menguraikannya lagi meqjadi bagian yang lebih kecil, Keunggu!an

hi rarlci a.ntara lain :

Melalui proses dekomposlsi, persoalan yang utuh dipccah kc dalarn unsur-unsur

yang homogen hingga menjadi terpisah dan menghasi.llam suatu hirarki . Jika hasil

yang diperoleh ingin lebih akurat, maka pemccahan dilal:ukan sampai unsur-unsur

tadi tidak mungkin dipccah lagi.

a. Decomposition

diterima. Lebih dari itu harus ada revisi penilaian karena tingkat lnkonsistensi

yang terlalu besar dapat menj urus pada suatu kesalahan.

Tahapan dalam AHP melipllli decomposition, comparative judgment, synthesis of

priority d:in logical consistency.

9

tlnlvetslln Indonesia

ox : ratn rata ukur

dimana:

ax= ../al x a2x a:lx an (2.1)

Untuk mcndapatkan konsisiens! sebuah hirarki, perlu dihi tung konsistensi dari

sedap matrik pairwise comporisonnya dan konsistensi keseluruhan hirarld.

Pengolahan data dapat dilakukan dengan !lJellggWlllkan software expert choice. Data basil kuisioner penelitian ditabulasi dalaJn bentuk label untuk kemudian

dihitung nilai geomeannya (rata - rata uknr), yaitu 11ilai sentral Y!II!I;: dianggap

mewaki Ii nllai seluruh data yang dil)ero{eh dari ru1ai kualifikasi persepsi dikalikan satu dengsn lainnya dan dicari pangkat tlsri jurn.lah responden (Permadi, 1992).

Rumus rata - rata ukur tersebut adalah:

Eigen vector adalah suatu vector yang apabila dilcaii.kan dengan sebuah matriks

basilnya adalah vector iru sendiri dilra!jlam seouah bilangan, dimana bilangan ini

adalah eigenvalue.

Perhitungan prioritas juga dilakukan terlradap level-level berikutnya dengan basil

akhimya adalah global priority yang merupekan basil perkalian antar local priority.

d. Logical Consistency

3 artinya sedikit \ebih penting (moduale importance)

5 artinya lebih pcnting (e~entia/istrQng importance)

7 artinya sengat lebih pentiag (very strong importance)

- 9 artinya sa11got penting (extreme i1ttportallce)

Skala 2, 4, 6, 8 merupakan angka kompromi di antaca penilaian di atas. Dari

perbandingan tersebut dibuat matriks pairwise comparison (aksioma resiprocal)

c. Synthesis of pnonty

Mencari prioritas elernea pada setiap level berdasarkan matriks pairwise

comparison (local prioriry) melalui normalisasi yang didasarkan pada konsep

eigen vector dan eigen value.

10

Unlveraibta tndonnla

Alat analisis input output pertama kali dikembangkan oleh Wassily uonJiefparla

lllhun 1930an. Idenya sederhana, namun dalrun prakteknya mampu menjadi salah satu alat analisis yang ampuh dalam melihat hubimgan antar sektor dalam

perekonomi1111. Model input output Leontief ini didasarkan pada model kescirubiwgaq umumlgeneral equtltbrtum (Nazara, 2005).

Menurut BPS (2000) pmgertian tabel Input output adalah s111.1ru tnbel yang menyajikM informasi tenteng transaksi barang dan jasa serta sating keterka.itan antar S.:lt\1(11) kegiatan ekonomi ($\llctor) dalam ~uatu wilayab 1)11(111 sauatu periode tertentu ~lllllfdll beutuk penyajian benrpa matrlk. Isian pada bads meoggambarkau bagnimaua suatu sektor dialokasikan kepada sektor - sektor loin dalam perekonomian untuk memenuhi pcrmintaan amara dan permintaan akhir.

Sedangkan Islen pada kolom menunjukkan pemakaian input antara dan input primer oleh suatu sektor dalam produksioya. Sebagai model kuantitatit; model input output mampu memberi gnmberan mcnyeJuruh tentang:

a. Struktur perekonomian yang mencakup struktur output dan nilai tambab

masing-masing kegiatan ekonomi di suatu daerah b. Struktur input antara (intermediate input), yaito penggunaau barang dan jasa

oleh kegiaran produksi di suani daerah

c. Struktnr penyediaan barang dan jasa baik yang berupa produksi dalem negeri

mnupun barang-barang yang berasal dari impor, dan d. Struktur permintaen barang dan jasa, baik permintasn oleh kegiatan prodnksi

maupun permintaan akhir untuk konsumsi, investasi dan ekspor,

2.2. Analisu Input Output

2.2. l. Model Input 011tput

n : banyaknya responden al .. an : penilain dari responden kc-I sampai ken

Ke!ebihan dari metode rata - rata ukur ini selain cocok untuk: bilangan rasio atau perbandingan juga mampu mengurangi ganggwn yang ditimbulkao g,afah sam

gangguan yang ditimbulkan saleh satu bilangan yang terlalu besar atau terlalu kecil.

11

Univentt.. lndon .. la

d, Mcnganalisis perubahan harga, climana perubahan biaya input mempeogaruhl

baik tangsung raaupun tidak la11gsung perubahan harga output.

e. Memberi peruniuk roen2enai sektor - sektor yang mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi serta sektor - sektor yang pek.a terhadap pertumbuhan ckonoml nasional.

Dalarn konscp perekonomiaa wllayah, Tarigan (2005) rocujelasluw. bahwe,

anallsis input output dapat diguoakAn untuk :

a. Menggambarkan keterkaitan antar selctor sehingga memperluas wawasan terhadap perekonomian wilayah. Tabel input output dapat rnenjelaslcsn

bahwa perekonomian v.ilayah bu.kan lagi sekumpulan sektor melai.okan

merupakan suatu sistem yang bethubwigaa. Perubahan pada satu sektor akan

langsung mempengaruhi keseluruhan sektor walaupun perubahan tersebut tcrjadi secara bertabap.

b. Mengetahui day a menarik (bac/r:warti lirilr:age) dan daya mendorong (forward

linkage) dari setiap sektor sehingga mudah menetapkan sektor mana yang

dijadikan sektor strategis dalam perencanaan pembaguoan ekonomi wilayah.

c. Merarnalkan pcrtumbuhan e.konomi dan kenaikan tingkat kemakmuran,

seandainya permintaan akhir dari beberapa sektor diketahui akan meningkat.

Hal ini dapat dianalisis melalui kenaikan input antara dan kenaikan input

primer yang merupakan nilai tambah (kemakmuran).

a. Memperkirakan dampak dari pennintaan akhir dan perubahannya terhadap

berbagai output sektor produksi, nilai crunbah, impor, permintaan, pajak,

kebutuhan tenaga kerja clan sebagainya.

b. Memproyeksikan variabel - variabel ekonomi makro.

c. Mengamati komposisi penyediaan clan penggunaan barang atau jasa sehingga

mernpermudah analisis tentaag kebutuhan impor dan kemungkinan

subsitnsinya,

Selain memberikan gambatan diatas, analisis input ou1put juga memilikl beberapa

kegwwui, amara laian :

12

Ulllversitaa lndoneala

c. Asumsi aditlvitas, yaitu suam asumsi yang menyebutkan bahwa efek total

pelaksanaan produksi di berbagai sektor dihasilkan oleh masing-masing

sektor secara terpisah, lni bemrti bahwa di luar sistcm tabel input output

semua pengaruh luar diabaikan.

Dengan asnmsi-asumsi tersebct, model analisis input output mempunye!

keterbatasan-keterbazasan, antara lain: karena rasio input-output konstan sepanjang periode unalisis, produsen tidak dapat menyesuaikan perubahan­

perubahaa inputnya atau mengubah proses peroduksi. Selain iru, bubungan yang

a. Asumsi homogenitas, yiwg mensyaratkan bahwa tiap sektor hanya

memprodu.ksi satu jeni s output dengan struktur input tunggal dan bahwa

tidak ada substitusi otomatis anwa berbagai sektor.

b. Asumsi proporsionalitas, yang mensyaratluw bahwa dalam proses produksi hubungan antara input dengan ou1put merupakan fungsi linier, yaitu tiap

jenis input yang diserap oleh sektor tertentu naik atau twun sobanding (bai>anding lurus) dengan lcn*latn at.ur penW'tlllll!l ouiput sc:.l!ur yang dihasilkan,

2.2.2. Allumsi-Asumsi dan Ketemtaaen Anali1is Input O•tp'1t

Secora k:oosepsional, terdapat 3 (tiga) aswnsi dasar yang melanda.si penyusuaan

model input output dan model - model nuunannya. Aswnsi - asumsi tersebut

adalah :

d. Sebagai alat analisis dalam perencanaan pembangunaa ekonomi wilayah karena bisa melihat pennasalahan seeara komprehensif. Disamping itu juga

bisa digunakan untuk menghitung kebutuhan modal clan tenaga k:erja apabila

outpumya dinyatakan dallllll modal dao rcnaga kerja.

Analisa tabel input output juga pcmah digunakan oleh Fauzana Hj. Ismail (2006)

untuk melihal struktur perekooomian negara Malaysia terutama peranan sektor pertanian terhadap perekonomi an Malaysia Dalam analisanya disimpulkan

bahwa sektor pertanian masih mancgang pcranan penting dalam perekoamien

dilihat dari stmktur t'utput, nilai tambah clan keterkaitannya dengan sektor - sektor Iain.

13

U nlversitaa lndonealol

Angka pengganda pcndap..tan rumah teagga ihousehold income multiplier) atau

efek pendapatan (income multiplier) senor j menunjukkan jumlah pendapatan rumah tMgga total yang tercipta akibat adanya tambahan satu unit uang

3. Anda! Peogganda Peadapalan nunah Tangga (/11come MultipJi~)

dimana:

Oj : penggaada output sektor kc - j bij : koefisien direct - indirect pada bans ke - i kolom ke - j 1 : baris ke I, 2, .... n

• Oj = L;b,, (2.3)

Jal

Angka pengganda output sektor j merupakan nilai total dari output ata11 produksi yang dihasilbn oleh pere.kooomian untuk memenuhi atau sebagni altibat adonya perubahan satu unit uang pcouintMa ekhlr sektor j tersebut .

2. AJl&ka Feng.11nda Out)lut (Qldplll Mllltiplier)

Aij : koefisien teknologi

xij : aliran dari sektor i ke j Xj : total input untuk sektor j

dimana:

Matriks kocfisicn teknologi berisikan suku - suku aij, dimuna ;

Aij ~ xij I Xj -·-················································ (2.2}

1. Matrila Koef"uien Telmologi (A)

2.2.J. AnaliH Tabel lnpn1 Output

tetap ini berarti bahwa epabila input suatu sektor diduakalikan maka outputnya akan dua kali juga. Asumsi semacam ini meoolak adanya pengaruh perubahan

teknolog] ataupun produlctivitas yang berarti perubahan kuaatitas dan harga input

sebanding deagaa perubabaa Jcuaatitas dan harga output.

14

Unlversltas lndonesla

I). Penganda Pendaplltao Tlpe I (Jrre»me Mldllpliet ~ /)

Argumen dari peodnpo.t in\ mangatakan babwa efek awal pendapatan rumah tangga tersebot a.dalah sepeni yang dituojllkan oleb proporsi upah atau gaii dalam total output sedap sektornya, Sehingga nilai perubahan pendapatan rumah tangga

nantinya harus dibagi dengan proporsi upah atau gaji yang diperlukan untuk

memproduksi satu unit output sektor yang bersaogkutan. Angka pengganda macam ini, bila dilakukan pa<la model input-ourpot terbuka, disebut dengan angka

penggenda pendapatan tipe I, dan apebila diterapkan pada suatu model input·

output tertutup, disebut dengan angka pengganda pendapatan rumah tangga

tipe 11.

: koetisien nilai tambah (berupe upah/gaji) sektor .l : nilai tambah (berupa upab/gaji) selctor j

: total output sektor j

: Wlgk• pengganda pendapatan biasa sektor j

: matriks keba1ilcan Leonnef

vj

Vj

Xj

Hj

(l-A)"1

Anglen pengganda pendnpatan jenis ini adalah angka penggaoda pendapatan

rumah tangga yang didapatkan dari analisis model dengan rumah tangga sebagai

faktor yang eksogen, artinya rumab tangga tidalc dimasukao menjadi salah satu

fektor dalam nnalisa. Sering discbut juga aaalisa angka pcngganda pendapatan

jenis terbuka biasa, karena diperoleh dari matriks koefisien yang terbuka, Untuk

tambahan output di setiap sektornya, tambahan pendapatan rumah tangga yang

diakibatkan oleh adanya perubahan dalam pecmill1aan akhir ditunjukan oleh baris Jee (n-t- 1} di matriks koefisien input-OUQ>Utnya. Angka pengganda pendapatan clapat dihitung sebagai berikut :

Jika vj • Vj I Xj

mak.a Hj • I: vj. (I- Ar' (1..4) dimana :

a. Peogganda Pendapatan Biaaa

permintaan akhir di sektor j tersebut, Angka pengganda pendapatan yaug dihitung

adaJah :

15

Unlv•rsltaa lndoneaia

Tingkat keterka.itan ke depan langsung sektor i dapat dilihat dari jwnlah nilai

kocsifisien input antara yang sebaris dengan sektor i atau jumlah elcmen matriks A pada baris i. Semakin besar angka ini menunjukkan semakin besar tingkat

JKBLJ : indeks keterkaitan ke belakang langsung sektor j a,, : koefisien input antara sektor j yang berasal dari sektor ke-i

dimana:

• 11L0v

-'"°=I,___ •••••••••••••••••••••••· .. •••h••••· .. ············••••••• .. ••.............................. (2.6) •• LL a~ ,_l ... 1

a. Keterkaltan Langsung ke Belakang dan Depan

Ukuran keterkaitan ke belakang Iangsung sektor j dapat dilihat dari jumlah k:oesifisien input aatara dari sektor j atau jurnlah etemea matriks A pada kolom j. Semakin besar angka ini menwtjukkan semakin besar tingkat keterkaitan langsung Ice belakang sektor j. Sedangkao indeks keterkaitan langsWlg ke belakang sektor j dipcrolch dengan rumus:

: bagian nilai tam bah bagian upah/gaji per total output : matriks kebalikan Leontief

dimana:

l(/-A)-1 Income Multiplier type l = (2.5) v

Anglea pengganda pendapatan tipe I didapatkan dcng;111 membagi direct dan

Indirect income cha,,ges dengaa direct income changes. Direct clan indirect income changes dipemleh dari hasil perkalian Ieomief invers dengan proporsi bagian upah dan gaji di dalam pembentukan output (wages share) suam sektor. Sedangken direcJ income changes adalah proporsilbagian upah dan gaji per sektor tersebut terhadap total output. Untuk lebih jelasnya nilai pengganda pendapatan tipe I dapat dihitung melalui persemeaa:

16

Unlven1ttaa lndonHla

elemen baris 1 kotom j dari matriks multiplier output (I -A dr' . rt Jj •

r1 ; indcks kctcrkaitan total ke belakang sektor j

dimana ;

....................................................................................... (2.8)

Rumus wrtuk mcmperoleh 1111gka backward linkage index

b, Ketcrkaitan Tocal (Keterkaitan Langsnng + Tidak Langsung)

Melalui label I-0 dapat dilihat mu dianalisis keterkaitan total antar-sektor atau

(wtal linkage effect) baik ke arah belakang maupun depan. Penama, efek berantai kepada i.ndus\li yang memberibn input (.iupply) kepada sekror tenenm, yang disebut indeks keterkeitan ke hulu atau daya pcnyebaran (badwt1rd linkage index). Kedua, mengenalisa efek beramal kepada industrl lain yang mengguoakan output dari industri pertsma Rt:hagai inputny11, ini dlsebut indeks keterkaitan ke hilir atau dayn kepekDOll (fon~ard li"koge ilfdex).

dimana :

IKDL1 ; indeks keterkaitan ke depan laagsung sektor i

a,, . koefisien input antara sektor j yang berasal dari sektor ke-i

················ ··················· ········ (2. 7)

• n,La. JKDL = --'-'--1 -

t j:j:a, 1-l '"'!

kctcrkaimn langsung ke depan sektor i. Sedangke» in<kks .lceterkaitan langsung

ke depan sektor i diperoleh dengan rumus:

17

Unlvensitn lndonesla

lmplikasinya, analisis dacnpak i.n.i sangat berguna sebagai alat analisis kebijakan yang iagin diambil pemerintah misalnya berapa besar dampalc peningkatan pengeluaran pemerintoh pada satu sektor terbadap perekonomiau secara keseluruhan. Analisis dampak ini juga tidak tedepas dari analisis multipliel' yang telah dibicarakan sebelumnya. Analisis multiplier merupakan gambaran awal dari analisis dampak, dimana aaalisis multiplier edalah ka5U3 khusus dari anallsis

dampak untuk perubahan satu unit rnata uang pada satu sektor terhadap

perekonomian. Karena itu.lah, dalam analisis dampak dikenal berbagai macam jeuis, misalnya analieis dam)Xlk output perckonomien, pendapatan, tenaga kerje, nilai tambah serta pajak tidak langsung.

5. Analisa Dampak

Salah sam yang s:mgat berguna dalam analisis Tabel Input-Output (I·O) ini adahth adanya kemungkinan untuk melakukan analisis dampak (impact analysts).

Analisis dmnpak ini secara umum menggambarkan dampak dari perubahan pennintaan alchir dalam Tabel 1-0 baik terhadap sektor itu scndiri maupun

terhadap sektor lain scrt.a terhadap perekonemian secera keseluruhan. Seperti yang diketahui sebelumnya, pennintaan akhir itu terdiri dari sejwnlah komponen yang

diperoleh dari perhitungan PDB/PDRB berdasarkan pengeluarao. Pengeluaran tersebut dilakukao olch semua pelaku ekonomi terbadap produk barang dan jasa

final meliputi kooswnsi, investasi, pengeluaran pemerintah. ekspor dan impor,

s; : indeks keterkaitan total ke hilir (forward linkage) selctor i. b;J : elemen baris ke-i dan kolom ke-j dari matriks multiplier (I - A dr•

dimana:

.................................................................................... (2.9)

n •1 I: a ..

. 1 IJ J= s,--::~--- n n ~ E aif

i=li=I

Metodn pcrhitungen untuk analisis Forward Linkage indes: adalah :

JS

Unlveialtas Indonesia

M;::: V(I- Ad)-1 (2.ll)

dimana :

b, Dampak terhadap pendapatan

Salah satu analisis dampak yang juga sangat penting untuk diaaalisis dalam

analisis dampak dari tabel input output ad3 Wi analisis dampak pendapatan, Dari analisis ini akan dapat diketahui berapa besar tambahan pendapatan akibat dari

penambahan permintaan akhir. Seperti yang diketahui, suaru perusahaan tidak

banya membeli bahan baku dari perusabaan Iainnyn, melainkea juga dari

masyarakat, dalam bcntuk fenaga kerja. Balas jasa dari tenaga kerj a ini berupa

upah dan gaii, Kenaikan output berpengaruh langsung terhadap kenailcan Input

Primer atau Nilai Tambah Bruto (NTB), demikian juga dengan tambahan

kc butuhan tenaga kerja.

Komponcn pcndepatan, seperti diketahu.i merupaken salah satu unsur dari Input Primer atau NTB yaitu berupa upab dan gaji. Koefisien pendapatan merupakan rasio komponen upah dan gaji lerbadap tctal input (lllaU total output).

Karena adanya huhungan linier antan perubahan output dan perubaban peodapatan, maka jika Pcmiintaan Akhir berubah pendapatan pun akan berubah.

Besar-kecllnya dampak terhadap pendapatan suatu sektor dan sektor-sektor

lainnya bergantung pada Penggaoda Pendapatan (income multiplier). Anglea

dampak pecdepataa dirumuskan sebagai :

dX: peeubahan output domestik

sr' : perubahlm permintaan output dornesrik.

dimana :

L Dampak terhlldap Output

Analisis dampak output perekonomian akibet perubahan pcnnin1aan akhir dapat

ditunjukkiui pada rumusan berikut ini:

6-X =(I - A "r1 t.Fd - .. -·-·--·--· (2.10)

19

Un1Y81'8itas lndon .. ill

A

Karena V merupakan mstriks diagonal, maka matriks tersebut untuk diogonalnyo

berisi koefisien pendapatan yang merupakan lll!.sil bagi nilai input primer upah dan gaji dibagi dengan total input.

dimana &M adalah tambahan pendapatan dan AF adaleh tambaban pcmnntaan

akhir. Persarnaan 9 ltm>e'bul memmjukkan analisis dampak pendapatan dimana

persamaan itu mengukur berapa besar tambaban pendapatan akibat tambahan permintaan akhir.

di\4 = V(l-Ad)-1 M' (2.12)

A

Matriks V merupakan matriks diagonal. Dengan demikian, dampak pendaparan

adalah perkalian matriks diagonal koetisien pendapatan dcngan Pcngganda

Output. Dampak perubahaa Pennintaan Akhir te.rbadap perubaban pendapatan menjadi

Matriks koefisien pendapatan berukuran n x n. A v

Mmriks Pengganda Output Total , dan

20

Unlvel'lllta• lndonnla 21

Dacrah produksi kakao utama di Indonesia adalah Sulawesi Sellltan (28,26%)

kemudian diikuli oleh Sulawesi Tengah (21,04%), Sulawesi Utara (17,05%), Surnatera Utara (7,S!i%), Kalimantan Timur (3,84%), Lampung (3,23%), dan daerah lainnya (18,74%). Semen!ara menurut usahanya perkebuoan .knkao dik.elornpokkan menjadi perkebuaan rakyat (89,93%), perkebunan besar negara

(5,05%) dan perkebunan besar swasta (5,02%) (Departemen Perindustrian, 2007).

Sumbcr: Data B- Oepartomcn Pcn.oi&n (www.deptun.11u.1d)

Tllhwi Luas Areal (Ha) Produlcsi (Ton) Produktivitas (Kg/Ha) 2000 749,917.00 421,142.00 891.78 2001 821,449.00 536,804.00 956.39 I

2002 914,051.00 619,192.00 924.()7 2003 961,107.00 695,361.00 1,101.12 2004 1,090,960.00 691,704.00 898 2005 l,167,046.00 748,~7.!)_Q_ 921 .... 2006 1,320,820.00 769,386.00 849 2007 1.379,279.00 740,006.00 801

Luas perkebunan kakao di Indonesia terus mengalami peningkatan dori tahun ke

tahun. Pada Tahun 2007 luas areal perkebunan kakao mencapai 1.379.279 Ha dengan produksi 740.006 ton dan produlctivitas 801 kg/ha (tabel 3.l ).

Tabel 3.1. Perkembangan Pelkebunan Kakao di Indonesia Tahun 2000 - 2007

Tanamaa kakao yang dalam bahesa Intin disebut dengan (Thcobrema cacao L)

merupakan salah satu jenis taruunan perkebunan penting yang secera bistoris pertama ka!i dikenal di Indonesia pada tahun 1560, tetapi mulai menjadi

komoditas yang penting pada tahun 1951. Selanjumya pemerintah ntuloi menaruh pcrllatian dan mendukwig industri kakao setelah PTP VI berhasil meningkatkan produksi tanaman ini melalui penggunaan bibit unggul Upper Amazon Interlocal Hybrid (Sunanto, 1992).

BABW

GAMBARAN UMUM KAKAO DAN .PERKKMBANGAN KAKAO DIKABUPATENPADANGPARlAMA.~

Unlveraltas lndo""ia

Sumber : Annll3! Report IC.CO 2006/07

No. Kelompok Negara Konsumsi Biii Kakao Ribu Ton) 2002103 2003/04 2004/0S 2005106 2006107 . -··-·-- . ·-

l Eroea l.320 1,348 1,379 1,456 1,540 2 Amerika 814 852 853 485 RB 3 Asia dan Oceania 499 515 622 881 699 4 Afrika 447 -------

464 SOI 698 514 Total Konsurnsi Dunia 3,080 3,239 3.355 3.520 3,606

Untuk konsumsi kakao, kecendmngannya terus meningkat dari tahun ke tahun lerutama di negara - negara eropa, Pada tahun 2007 tercatat .lconswnsi kakao dWlia mencapai 3.606 ribu ton dengan konsumen terbesar adalah negara - negara

eropa (table 3.3)

Tabel 3.3. Konsumsi Biji Kakao Dunia Tahun 2002!03 Sampai 2006/07

Swnber : Annual Rfport ICC.0 2006/07

No. Negara Produksi Biii Kakao w:lbu Ton 2002103 2003/04 2004105 2005106 2006/07

I Pantai Gadine l,352 l,407 L286 1,408 1,21)2 2 Ghana 497 737 599 741 614 3 Indonesia 410 430 4'() 530 490 4 Ni11eria 173 180 200 170 190 s Kamerun 160 162 184 168 166 6 Brasil 163 163 171 162 126 7 Ekuador 86 117 116 115 47 8 Papua Nu~i 43 39 48 48 50 9 Malars!_a_ 36 34 29 30 31 -- 10 Ne"ara - ne<>am lainnva 249 268 289 3S2 31)4

Total Produksi Dunia 3,169 3,537 3.382 3,724 3,400

SecaJa intemasional, dalam Annual Report ICCO (International Cocoa Organization) tahun 2007, Indonesia merupakan salah satu negara produsen kakao nomor tiga di dunia setelah Pantai Goding dan Ghana (tabcl 3.1}

Tabe\ 3.2. Produksi Biji Kakao Dunia Tahun 2002/03 Sampai 2006107

Walaupun Indonesia sudah memiliki beberapa industri pengolahan kakao, namun sebagian besar biji kakao Indonesia masih diekspor ke luar negeri. Perkembangan ekspor biji kakao ini tcrus mengalami peningkatan dari tahun kc tahun dan

mcmberibn peluang untuk meningkatkan devisa negara.

dikelompekkan menjadi perkebunan rakyat (89,93%), perkebunan besar negara (5,0S'Ya) dan perkebunan besar swasta (5,02%) (Departemen Perindustrian, 2007).

22

U nlveisltaa lndonesla

Jika dilakukan fermentasi dengan baik, kualitas kakao Indonesia scbenarnya tidak

k:alah deogan kakao dunia dan daJ)lll mencapai cita rasa yang sama dengan kakao

produksi Ghana. Kelebihan dari kakao Indonesia adalah tidak mudah meleleh sehingga cocok dipakai untuk blending. Disamping itu biji kakao Indonesia

memiliki keunggulan me/ ting point cocoa buuer yang tinggi serta tidak mengandung pestisida dibanding biji kakao dari Ghana maupun Pantai gading.

Sejalaa dengan keunggulan tersebut, peluang pasar kakao Indonesia cukup terbuka baik ekspor maupun kebutubao dalam negeri.

Jjka dibandingkan negara produsen kakeo lainoya, Indonesia memiliki beberapa keunggulan dalam ha! pengembangan kakao. Keunggulan tersebut antara Jain ketersediaan lahan yang masih cuknp luas, biaya tenaga kerja yang relatif lebih

Sll!Dber; www.1«0.«1

No. Talnm !:{3lga (US! /Ton) -·-- 1 2002 1178.0 2 2003 1754.9 3 2004 1548.4 4 2005 153~.l 5 2006 1590.7 6 2007 1934.6 .

Tabel 3.4 : Perkembangan Harga Kakao Dunia Tahun 2002 -2007

Berdasarkan data produksi dan koosnmsi dunia tcrsebut, dapat dilihat bahwa terdapat kekurangan pasokan biji bkao dunia sebesar 206 ribu ton. Dengan perhitungan bahwa pertumbuhan kebutuhan akan meningkat dan dikhawatirkan

suatu saat akan terjadi kekurangan pasokan biji kakao dunia (Deperindag, 2007).

Disamping itu, ICCO mcncatat bahwa barga kakao dunia beberapa tahun ini mengalami ken•ikan (table 3.4). Namun ha1 yang sangat menentukan harga .kakao di pasar intemasional adalah kualitas biji kakao. Barga biji kakao Indonesia rclatif rcndah dan dikcnakan potongan barga yang cukup tinggi yaitu sekitar 15% dari rata-reta harga dunia, Pennasalahan utamanya adalah tingginya tingkat

keasaman, rendahnya senyawa precursor flavor dan rendahnya kadar lemak. Oleh karena itu perlu adanya perbatian produsen kakao Indonesia terbadap kualitas biji kakao y~ diekspor (Depanemen Perindustrian, 2007).

23

Univ•,..,._ h1don•I•

Somber: www.regionalillvestmen.com

- --. PASTE .M - Bon - .... - POllOER I..... - -.,M•1 --< OOHCENTA>.TE L-

~ ,_.,.. ~ - ~ -~ - - - EXIAACT I

--i £HENCE I I - -l ~-=~ -·---·- ; II.JI - -1 l.EOTHIN ~I

_, .. ••1N --- [

~ Pf("IN ra.ollr.ftitl

I IUMt I- COCOMUTTER - I - ;111 ~ -l O~OCHEMI~ ~q =1 - FATTYAOO I __ ,

~ "1TMIN D I --1 ' 1 ,_

PIJPUlllUAll r -, -LE Cf:El I r - PROTEIH I I P-1-

""""'o •-I 1

--1 PEtrlW I I --1 I

SH£H& - 1.U(>MO)t .............. - POllP --1 iEUY I I -~•I -PWTm FIUl:R , lrO..t!ta r.-.a I

, ·····- -- 1-

Gambar 3.1. Pohon lndustri Kakao

murah, potensl pasar domestik yang bessr daa saraaa tranSportasi yang cukilp baik ( W ahyudi, kabarj o, 2008).

Potensi kakao juga dapat dilihat darl banyaknya industri yang rnenggunakan

kakso sebagai bahan baku, rndustri tersebut antara lain adalah industri makanan,

industri kimia, industri obar-obetan, industri pakan temak, industri rumah tangga dan lain - lainnya. Pada gambar 3.1 dapat k:ita lihat pohon industri kakao, mulai dari buah, biji daa pulp serta produk-prodllk tunmannya.

24

UnlveJBltaa lndonnia

Pemupukan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari budidaya tanaman kakao. Pemupukan yang tidak tepar mcngakibeake» lahan mengalami kemunduran, teutama dalam ha! kualitas karena berkurangnya unsur hara, kerusakan sifat fisik dan biologis clan menipisnya ketebalan tanah.

.J. Pemapukan

Pada prin$ipnya pemangkasan bertujuan mencegah taMma11 kehilangan nu1risi pada saar fase pertumbuhaa vegctatimya (pcrtwnbuhan daun clan tunas) maupun

pada pertumbuhan generatif (pembentukan bunga dan biji) .

Berbeda deogan lromoditas pada umumnya, kakao menipakan kpmpditas yaug dalam perawatannya membutubkan pemangkasan, clan pe1J1811gkasa11 memp11kan satu dari tiga komponen besar penyusun biaya produksi setelah pemupukan dan pengendalian hama penyakit.

.2. Pema11gkasan

Kegiatan kobservasi tanah dipedukan dalam budidaya tanamon kakao karena curah hujan tidak dapa1 masuk seluruhnya kedalam tanah, melainkan sebagiannya mengalir di pennukaan dan beresiko mengakibatkan erosi. Pada pertanaman dengan tajuk yang rapar dan edanya tumbuhan pentutup tanah akan mcngurangi tingkat erosi .karena mampu mengurangi pukulan curah hujan. Disamping itu,

penutupan lahan secara rapat ak1111 rnengakihatkan lcapasita.q infiltrasi tanah akan

bahan organik akan relatif lebih besar,

Sebelum memulai penamurum, lahan yang telah dibuka harus dibcrsihkan dari hal

hal yang tidak diperlukan, seperti pohon penanung yang tidak sesuai dengan tanaman kakao, semak dan gulma yang bisa mengganngu pertumbuhan kakao .

J. Koosen-as.i dan Pen.iapi111 Lahn

Untuk. kebmuW!an budidaya kakao, dalam buku Panduan Lengkap Kakao Maoajemen Agribisnis dari Hulu Hingga Hilir diseblllkan bab.wa beberapa haI yang perlu dipethatikan yaitu :

25

Unlveraltaa Lndon•I•

S. Penaendalian Penyakit

Penyakit - penyakit penting pada tanaman kakao di Indonesia meliputi penvakit busuk buah, kanker batang, jamur upas dan jamur altar. Penyakit busuk buah

merupakan penyakit terpenting kareaa terdaper hampir di seluruh ereal

penanaman kakao clan kerugiannya langsung dirasakan dengan penurunan produksi yang cukup tinggi,

Tanaman kakao sangat disukai okh berbagaijenis hama, clan serangga merupakan sal ah satu jenis bama kakao terbesar di Indonesia yaitu mencapai 130 spesies. Namun hanya bebempa spesiee yang merupakan bama utama, yaitu Penggerek Buah Kakao/PBK dan kepik pengbisap buah. Kerugian akibat serangan PBK merupakan resultan dari penurunan hera1 biji. peningkatan persentase hiji kualjtas

rendah, kehilangan basil, dan roeningkatnya biaya panen yang di sebabkea sulit merrasahkan biji yang terserang dari kulil buah. Di daereh Sumatera Utara, persentase buah yang terserang PBK sekitar 15 - 95% sudah dapat menyababkan kehilangan basil sekitar 3 - 56o/o. Total kerogian kibat serangan PBK dipcr.kirakan mencepai 500 Miliar/rahun.

Pengendalian hama pada prinsipnya barus difakukan dcngan pcndckatan ekologis, yaitu tindakan evaluasi dan penggabnngan semua teknik yang ada secant terpadu, Tujwnnya adalah untuk mengelola popufasi hama agar tidak terjadi kerusakan sccara ekonomis yang berpcngaruh buruk tctbadap lingkungan.

4. PeDgendalian Hama

Hasil - basil penelitian maupun prakt.ik dilapangan menunjukkan bahwa respoa tanaman teihadap aplikasi pemupukan psda umumnya cukup menggembirakan yang dirunjukkan dengan meningkatnya produlcsi serta mutu hasil produksi.

Namua efisicnsi pupuk yang meiupak.an perbwxlingan antara jumlah pupuk yang

diberikan deng.mjwnlah pupuk yang diserap Dlnaman masih rend.ah. Peningh•an

efisiensi dapat dilakukan dengan dengao cara melakukan pemupukan dengan tepat

dan beaar, baik itu dalam jcnis, dosis. cam dan waktu apllkasinya,

26

Unlversitae lodon•I•

Sampai akhlr zahun 2007, Kabupaten Padang Pariam.an terdiri dari 17 (tujuh

bclas) Kccamatan dengan Kecamatan 2 x 11 Kayu T anam tercatat memiliki

wilayah paling luas, yakni 228,70 Km 2, sedangkan Kecamatan Sintuk TobC>h

Gadang memiliki luas terkecil, yakni 25,56 Km 2

Kegiatan penaoaman lcalcao di Kabupaten Padang Pariaman telah dimulai sejak

tahun 1991 mclalui Proyck Pengembangan wilayah Khusus (P2WK.) oleh Dinas

Perkebunan Propin.si Sumatera Baral seluas 300 Ha, kemudian dilanjutkan

Kabupaien Padang Pariaman adalah salah satu Kabupaten yang ada di Propinsi

Sumatera Barat terletak amara 0"11' - 3"30' Lintang Scliilan dan 98"36' -

100"0' Bujur Timur, mcmiliki Juas wiJayah J.402,25 .Km:idengan panjllllg garis

pantai 72,S Km. dan Iuas dantannya setana dengan 3,32 % dari luas daemh

Propinsi Sumatera Baral (BPS Padang Pariaman, 2003).

3.2. Perkembaagan Kakao Di Kabapaten Padang Parlaman.

Beberspa hal yang pedu diperhatiknn peda periode pasca panen antara Jain adalah

: (a) kapasitas pengolahan, (b) pemetikan dan sortasi buah, (c) pemeraman (penyimpanan) buah, (d) pemecahan buah, (e) fermentasi, (f) perendaman dan

pencucian, (g) pengeringaa, (h) sortasi dan (i) penyimpanan di gudang,

Penanaman varietas atau klon kakao yang tahan terhadap penyakit merupaka.n

langkah awal yang ikut menentuk.an besar lecilnya masa.Jah penyakit UDtuk masa

yang akan datang. Tindakan sanitasi UDtulc m=urunkan sumber inokulum sangat

efektif untu.k menekan penyakit.

Menurut Yusiaato ill (2003), biji kakao merupeken salah satu komoditi

pertaniaa yang berJ)eran pebting bagi perekonomian negara dan sumber pendapatan petani. Perluasan areal penanarnan kakao hams diikuti dmgan

penanganan pasca panen yang rnemadai. Kelemahan poko yang dihadapi mutu

bkao Indonesia adalab tingginya tin~ar keasaJnan biji yang diikuti oleh cita rasa

(flavour) yang lemah, belum rnanlapllya konsistensi mutu dan masih dtemukannya

biji - biji yang tidak tetfennentasi.

27

Unlvenlta• lndonni.

Sedangkan menurut penyeharannya, Xecamatan V Koto Kampung Dalam rnerupakan daerah dengan luas tanaman kakao terbesar. Pada tahun 2008, luas

lallaman kakuo di Kl'4:mnatan V Koto Kampung Dalam sudah mencapai 2.914,.SO

Ha, dan l .7S0,2S Ha merupakan tanaman yang swlah menghasilkan. Hal ini disebabkan karena Kecamatan V Koto Kampung Dalam sudah mulai menanam kakao sejak tahun 1992 melalui Proyek Pengembangan Wih1yah Khusus (P2WK)

yang dilaksanakaa oJeh Dinas Perkebunan Propmsi Sumatera l:larat. Untuk saat

ini, daerah ini merupakan sentra produksi kakao di Kabupaten Padang Pmiwnan.

Sumber : D.inas PMahOlbwlbut Kabupattn Padang Pariaman

Produktif Bcluni Produktif Tidak Jumlah Prodwi Tahun Produktif (Ha) (Ha) {H,.) (Ha/Ha) (Ton) 2004 l,068.0 J,430.0 0.00 2,488.00 438.00 2005 l,078.0 1,752.0 0.00 2,R20.00 1,636.00 2006 1,068.0 3,495.0 o.oo 4,563.00 2,591.00 2007 3,351.0 4.214.0 5.00 7,SSS.80 2,624.00 2008 5,085.9 l0,578.4 5.00 15,669.35 5.992.11

Tabel 3.5 : Perkembangan Kakao di Kahupalen Padang Pariarnan Tahun2004- 2008

Mengingat Kabupaten Padang Pariaman mempunyai potensi ontuk

pengembangan kakao dan dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat, maka Pemerintah Daerah pada tahun 2006, secara resmi meloksanakan Kegiatan Pengembangan Kakao dengan target 20.000 Ha sampai tahun 201 O.

Dari tabel 3 .s dapat kita lihat, bahwa sejak tahun 2006, luas tanaman kakao mengalami kemajuan yang sangat pesat, yaitu dari 2.820 ha pada tahun 2005, menjadi 4.563 Ha pada tahun 2006, ntau mengalami kenaikan 1.743 Ha. LWIS

tanaman kakao terns mengalami peoingkatan, dimana pada tahun 2008 telah

mencapai 15.669,35 Ha. Dari 15.669,35 Ha tersebut terdapat 5.085,9 Ha yang sudah produktif atau menghasilkan dengan produksi mencapei 5,992.1 l ton.

dengan proyek P2SP, Kawasen lndustri Masyarakat Perkebunan (Kimbun), dan

swadaya masyarakat,

28

Unlve1'8itaa lndoneef1

Perkembangan luas tanaman kakao di K.abupaten Padang Parimnon, seiring

dcngan kebijllkan pengembangan .kabo oleh Pemaintilh Daerah. Berbagai upaya

dilakukan antara lain dengan pengadaan bibit .kakao melalui daaa APBD maupun Dana Alokasi Khusas Bidang Pertanian (tabel 3.6). Usaha pemerintab tersebur juga didukung oleh tingginya keinginan masyarakat untuk menanam kakao, sehingga banyak diantara masyalllkat yang berinisiatif untuk menanan .kakao secara swadaya, Minar. ma.~arakat tersebut juga tumbuh karena harga kakao yang

cukup stabil clan cendcrung mcngalami kenaikan dari waktu ke waktu. Harga biji kakao di tinglcat petani pada bulan Juli 2009 adalah sekitar Rp. 24.000,· f Kg

Sumber : Din= Penahortruobut J<abupatea Padang l'ari80Wl

Kecamaran I Produktif Rel um Tidak Jum.lab Prodnksi Produktif Produktif Distrids (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ton)

I. Bataog Anai 250.00 397,50 . 647,SO 27S,OO 2. LubukAhmg 195,3S 893,65 . 1.094,00 214,89 3. Sintuk Tobob Gadang 95,2S 500,75 . 596,00 104.78 4. Ulabn T 31)81d9 7.>0 3#,00 . 35),SO S,25 5. NanSabaris S0,35 421,JS . 471,SO SS,39

6. 2x II Enam l.S0,25 309,25 459,SO 112,79 Lin~tun" . ... ·-·

7. .Enam Liugkmg 250,00 &94,00 . 1.144,00 300.00 8. 2 x I I Kayu Tall2lD IS0,2S 624,25 . 774,SO 172,79

9. vn JCoro Suosai 350,45 730,SS . 1.og1,oo 403,02 Sari/< 10. Palamuan 235,17 635.83 . 871,00 277,SO

11. Padang Sago 225.35 366,15 . 591.50 265,91

12. V Koto K11111pwis I. ?S0,2.S 1.161.25 3,00 2.914,50 2.100,30 Dalam 13. V Koto Timur 295,25 63.S,75 1,00 932.00 354,30

··- ... 14. Sw>g*i Limau 85,25 549,25 . 634,SO 100,60 IS. Batang Gosan 295,00 176,35 . 471,35 345,U

.. ·-· 16. Sunpi Geringging 450,26 1.590,24 1,00 2.041,SO $)8,96

JVKotoAllf . ..

17. Malintan~ 250,00 341,SO . 591,50 302,SO

Tabel 3.6 : Luas Tanainan Kakao Menurut Kecamaiaa di Kabupaten Padang Pariaman Tahtlll 2008

29

Univ•raltn lndon•ala

Sampai saat ini, produksi kalcao di Kabupaten Padang l'ariaman masih dipasarkan

ke luar daerah karena daerah ini memang belum mempunyai industri pengolahan kakao. Diji kakao kering yang dibasilkao pctani dijwil ke pedagang pengumpul dan selaniomya dijual ke pedagaag besar, Pedagang besar ini hiasenya

menyalurkan kakao untuk ekspor melalui Pelabuhan Teluk Bayur Padang.

Sumber : DinB.s PenahorbunbUI Kabupateo Padallg Pariaman

Nu Ptla....,na Proy""1Kq:iat.oq Tah•n Suonber Dana Luu (Ha)

I. Proyelc P2WK. Dilw Perkebll!IAQ

199111992 APBN Propfosi 300,00

2. Proyek P2SP Dina.9 Perlcebunan 1998/1999 AP8N/Loan Propinsi OECF S00,00

3. Proyek l<llubun 2002 Al'DN IS0,00

4. Pemda Kahupaleri Plwlang Pruiam.an 1993 s/d APRO 2004 500,00 ·- .....

$. Swadaya Petani 1993 sld Petani/Masyarakat 2004 470,00 '·t-·

6. Pemda Plldang Pariaman 2!111S AP.SD 300,00 ~ Swadaya Muyai-.kat 2000 Petanl/Mmyankat ..

600,00 8. P•mda Padang P11.rl111nan 2006 APBD 1.538,46 9. Diuas 1'atcb11111111 Propillsl Sumateta 2007 APBD Propinsl Bmt 307,69 10. Pemda Kabupa1011 hdang l'arl811W1 2007 APBD/l)AK 3.846,IS

: II. "Pemda Kabupart1a Padang P.vilU:lUKI 2008 AP8DIOAJ< 2.$3&,46 12. SWlld.&.Ya PclBDl 2005 sld Pe1aol/Mas yank at 2005 4.6JLS8

Jumlah IS.669.3S .......

untuk biji kakao yang difermentasi dan Rp, 20.000,-1 Kg untuk yang tidak

difermentasi (f)ipertahorbunhut K ab. Padang Pariaman).

Tabel 3.7: Perkembangan Kegiatan Penanaman Kalcao Di Kabupaten Padang Pariaman Tahun 1991:std2008

30

L111 lv1t1111tas 111e1onesla

Selain rnasalah pengetahuan, barga yang murah juga menjadi alasan petani

menggunakan bibit yang kurang herlrualitas tersebut. Untuk mengatasi masalah

tersebut, Pemerintah Daerah Kabup(uen Padang Pariaman sejak tahun 2006 telah

melakukan kegiatan pengadaan bibit bersertifikat yang dibagikan secara gratis

kepada petani.

Melalui pengadaan bibit bekualitas diharapbn produksi tanamao kakao ke depan sema.!cin optimal. Sedangka» untulr mengatasi kakao yang sudah tcrlanj ur

Bibit merupakan salah sam faktor penting yang menentukan keberhasila.n budidaya tanaman kakao. lnteraksi antara bi'bit yang unggul dan linglrungan yang

optimal akan memberikan basil pertumbuhan yang optimal. Kesalaban dalam pemi)ihan clan penggunaaa bibit akan memberiakan kerugian dalam jangka

panjang, yaitu selama lanaillan kakao t~ diusahakan. 01eb karena itu

penggunaan bibit yang tepat merupakan tindakan awal yang sangat pen.ting clan menjadi modal dasar untuk mencapai produbi yang dii.nginkan (Winamo, 2008).

Budidaya tanaman kaka£J di Kabupaten Padang Pariaman, secara keseluruhan

masih diusahakaa olch pctani rakyat. Mmurut pengamaian penulis dan dari basil

wawancara dengan pejabat terkait, keteroatasan pensetahuan telah membuat

mereka rnenggunakan bibit - bibit yaog kuzang berkualitas, dhnana mereka

menggunakmt bibit yang dibuat SCEdiri, sedangkan swnber benihnya tidak

bersertifikat atau kurang berkualitas.

a. Bibit

3.3.1. Sanna Produksi

Dalam usaha mencepai tujuao JlCll8Clllbangan kakao yaitu menggerakkan perekonomian dan meningkatkan pendapstan masyarakat di Kabupaten Padang Pariaman, masih terdapat banynk mmn!oh dan hambatan, mulai dari sarana

produksi, proses budidaya, sampai penanganan pasca panen.

3.3. ldentif"ibsi Mualab1111 U'- Peagembangan Kakao di Kabupaten P2d2ng P2ri1m1n

31

Univeraltaa lndon•i•

Permasa.lahan pupuk di Kabupaten Padang Pariaman sangat berhubungan deegan kelangkaan ketersedi.ean pupulc dan diiringi dengan tingginya harga. Walaupun perkebunan rakyat sudah diizinkan untuk menggunakan pupuk bersubsidi, 11.QJJlun

11ampai saat ini, pupuk. bersobsidi tersebut masih suli! umuk didapatkan petani

kakae, Permainan para distributor dan pengeeer, k.urangnya pengawasan oleh petugras yang berwenang telah merugikan para petani.

Kela.ngkaan dan harga pupuk yang .mahal tersebur membua! banyak perani

memutuskan untuk tidak melllkukan pemnpukan, sehingga berdampa.k. kepada kualitas dan .k.uantitas produksi yang tidak optimal.

Sumber : Pubat Penelitian Kopi clan Kakao Indoneaia

Umur1Fase Satuan Jellis Punuk

Urea TSP/SP-36 KC! Kieserit Bibit v/bibit 5 7 4 4 0-1 th g/ph/th 25 33 20 40 l - 2th g{l)h/th 45 60 35 40 2-3 th 2'nb/th 90 120 70 60 3-4th 2'oh/th 180 240 135 75 >4th 2lohfth 220 240 170 120

b. Pupuk

Pemnpul:an merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan da1ain budidaya

tanaman kakao (tabel 3.8). Akibat pemupukan yang tidak tepat, lahau - lahan kakao banyak yang mengalami kemunduran, terutama dalam hal kua1itas. Hasil penelitian maupun kenyataan di lapangan menunjulcbn bahwa respon tanaman

tcrhadap aplikasi pupuk umumnya sangat baik, yang ditunjukkan dengan

meningkatnya produl:si baik secara kuahtas maupun kuantitas (Pujiyanto,

Abdoellah, 200S)

Tabel 3.B. : Jumlah Kebutuhan Pupuk Pada Tanaman Kabo Dengan Kondisi LinglungWl Y aog Baik

menggunakan bibit yang berkualitas, Pemerintah Daerah pada 1ahun 2008 juga telah mengadakan bibit wituk sambung pucuk.

32

1Jnlve1111tu lndonn la

Secant umum ketersediaan tenaga kerja kabo masih mengguaakan tenaga kerja kelua.rga. N amun pada saat - saat tertentu, petani harus menggunakan tenogn

kerja luar keluarga, terutarna unruk pemangkasan. Bagi petani kakao yang tidalc

e. Tenaga Kerja

Untuk mcngatlui lcuraognya alat dan mC$in pcrtanian, Pemda teleh mencoba untuk membantu peagadaan beberapa a!at yang dibutull= petani kakao seperti gwiting

pangkas, clan kotak fermentasi, Namunjumlahnya masih sangat sedikit, sehingga

belum marnpu memenuhi kebutuhan para petani kakao.

Alat - alat yaog dibutuhk.an dalam proses budidaya kakao antara lain adalah alat

untuk pemangkasan, penyiangan dm alat u.otuk pengendaliatt llama dan p¢t1yal:it.

Pada umumnya pctani kakao di Kabupatcn Padang Paria.mlln masih menggunakan peralatan - peralatan tradlsional. Begitu juga alat - alat yang dignnak•P untuk

penanganan pasca paaen. Untuk femienlasi mas.ih dllakulran secsra manual

dcngan mcngguoakan lcarung goni. Bcgitu juga dengau proses peugeringau,

dimana petani masih menjemur kakao di halaman nnnah dengan menggunalum

alas seadanya, sehlnria sansat memungkinlcan masuknya lotorao a1a1.1 bahan -

bahan lain.

Dalam melaksanakan program pengembengee kakao, salah satu rnasalah yang

membutuhlcan pechalian adalah rnasalah Organisme Pengganggu Tanaman (OP1) seperti hama, pen yakit dan gulma. W alnupun pengendalian secara ekologis yang

ramah lingkungan merupeken langkah yang paling baik, ruunun penggunsan zat -

zat Jcimia masih dibutuhkan oleb para peeani kakao, tenrtarna ketika keberad asn

hamn, pcnyakit dan gulma sudah sangat mengganggu don merusak,

Obat - obatan yang sering digunaklln pctani kakao ada.Lah jcnis msektieide, fungisida dan herbistda, Perrrwalahannya IK!alah banyak terdapet obal - obetan

palsu yang tidak tidak terdaftar sehingga memberikan dampak yang buruk tcrhodap tanaman kakao maupun linglcungannya.

e, Obat - Obataa

33

Unlverattas lndont11i1

Permasalahen yang ada di Kab. Padang Pariaman ini adalah mas.ih banyak petani

yang tidak memperhatikan cars penanaman seperti jw:ak tanam yang terlelu rapat.

Hal ini menyebabken kegagalan budidaya masih banyak terjadi, aiau produksi tidak seperti yang diharapkau.

Sebelwn penaoaman dllllkuk.an, terlebih dllhulu dilalwkan pengajlron, sebagai cara untuk mendapatkan titik·titik untuk lokasi tanamau dan lobang 1anam sesuai dengan jarak yang dl.kebendak.i sehiogga baris anw tanamen bisa teratur, Jarak tanam sai1gat penting karena berhubungan erat dengan pcrsaingan kebutuhan air,

matahari. dan unsuc hara, Secara nmum [arak tanam yang dianjurk:an untuk tanaman monokultur adalah 3m x 3m, sedangkan yang dikelola seeara tumpang

earl harus disesuaikan dengan tanaman yang dinunpangsarikan.

Persiapan Jahan dan pcngolahan tanah merupakan ha! yang sangat penting dalam

budidaya tanaman kakao, menginga1 kakao merupakan jenis tanaman yang

mempunyai lwakreristik yang berbeda pada setiap tahapan perkembangam1y1:1.

Misalkan pada Mat mulai tanam, k.WW membutuhkan naungan dalam jumJah

yang besar. Dalam tahapan berikumya, jumlah nanngan harus dikurang].

Persiapan lahan yang juga sangat penting menyang}cut keberadaan air. Laban

dengan kelembaban yang sangnt tiaggi harus dibuatkan saluran air untuk

pcmbuangan air, kareaa kelemb11ban yang sangat tinggi akan membuot akar meajadi busuk dan tanarnan kakao menjadi rentan terliadap sierangan hama dan penyllk.it.

a. Persiapaa Laban do Pengolabaa T11aah

3.J.2. Proses Dudldaya

mempunyai dana yang cukup, mereka bCIUMba unlul memanfaatlcan tenaga kerja yang Ilda dalarn keluarga, meoginga1, upah tenaga kerja di daerah ini lumayan mahal yaitu Rp. 40.000 I HOK (Pria).

34

Univeraltle I ndoneeia

Sementara penyakit yang sering menyerang adaJah penyalit busu.k buah, Hama dan penya.k.it ini tclah mcnyebabkan kebilangan basil yang culcup besar, Selama

ini petani masih mengandalkan obat-obatan kimiawi untuk mengatasinya.

e, l'eogcodaliaa lhma Peuyakit

Ha.ma utama yllllg mcnyclllllg tanamaD kakao di Kabupaten Padang Psriamaa adalab Penggerdc. Bwh K.abu.1 (PB.K) dao Kepi1 Penghisap Buah (Helopeltis

spp). Sal ah satu yang sangat mempenguruhi produbi kakao adalah serangan

hama Penggerek Buah Kakao (PBK). PBK merupakan harna yang sangat berbahaya dan sangat sulit untuk dikeodalikao dan merupakan ancamao bagi negara penghasil kaluio dan juga mempengaruhl pasokaa bwui baku bagi negara­

negara pengolah biji kakao. Kehilangan basil akibat hams PB.K ini berkisar ant.ara 60 - 84 'Vo.

Pemanglcasan rnerupakan upaya mencegah lnnlUllan lc.ehilangan nutrisi pad.a saat

pertumbuhan vcgeterif (pcmbentukm daiJn dao nmas) maupun pada Case pertumbuhan generatif (pernbentukan bunga dan biji). Menurut pengamatan

penulis di Iapangan, banyak sekali l3naman k.Wo yang tidak dipaagkas, Banyal

faktor yang meojadi penyebabnya anwa lain adalah kurangnya pemahaman

petani alcan pentingnya pcmaogkasan terhadap tingkat produlcsi kakao. Disampiag itu, kumngnya pengetah.Ullll petanl bagaimmia cara atau teknis untuk melalcukan pemangkasan Jcn8l'Jl baik dan benar, seperti menggunalcan alat paagkas yang twnpuJ, me.mangka., cahango<:J1bang besar yMg mcmbuat t8118l'Oan akan terus intensif untuk bertuoas,

d. Pe111angkasan

Selain mesalah kelaagkaan dan haJga pupuk yang mahal, masa.lah lain yang juga sangat penting adalah ketidaktcpa1an pemupukan, baik itu cara, walctu maupun

dosisnya. Pemupubn seharusnya dilakukan dua kali dalnm setahun dan waktu

pemupukan yang paling ideal adalah di penghujung musin penghujan (Puiiyanto, Abdoellah, 2003).

e. Penupukan

35

Unlversltas Indonesia

K.egiatan fermentasi sangat mempengaruhi kualitas biji kakao kering karena akan mempengaruhi cita rasa eokelat, Biji yang tidak difermentas] at<tu difmnemasi deng<m eara y.mg tidak benar akan mcnyeoobkan kuaJitasnya menjadi rendah, dan

b. Fermmtaii

Pemccahan buah merupakan pekerjaan yang perlu dilalrulcan dengan hati - hati

agar tidak merusak biji. Pemacahan buah dilakukan dengan pera)atan sederhana, yaitu menggunakan pisau, sabit dan sejenisnya. Pemwalahannya dillini adalah lokruri dimana petani mclakukan pemecehau buah, apakah di kebun aiau dibawa ke lokasi yang dekat l.1DtUk proses berilcutnya. Jika dipecah di kebun, maka akan

mengurangi bia ya angkut dan kulitnya bisa disebar Iagi sebagai bahllll organik. Sebagian besar petani di Kab. Padang Pariaman, membawa buah yang sudab dipenen ke lok.asi fermenwi, dengan resiko biaya angkut dan penumpukan kulit buah. Permasalahan lain adalah jika kulit buah terserang hama penyaklt, maka penumpukan kulit buah ini Gk.an mcnycbabkan penyebaran hama dan J)enyakit menjadi lc:bih luas,

a. Pemecahan Buah

Kegiatan pemanenan kakao seharusnya dilab1kan ketika buah sudah cukup masak yang ditandai dengan perubahan wama. kulit buah. Namun di Kab. Padang Pariaman lllliSih ada sebagian potani ytmg kuning memperharikao waklu panen ioi, dima.na buah ya.ug dipetik belum masak atau sudah terlalu masak. Hal ini menyebabkan tunmnya mutu biji kering, dimana akan banyak biji yang gepeng atau malah berkecambah,

f. Pemum11u

Seharusnya pengendalian hama dan penyakit ini lebih difokuskan kepada prinsip pengendalian hama Jan penyakit terpadu yang memperhatikan ekologis lingkungan, seperti peDggWl8all agen hayeti, dan tindakan- tindabn pencegahan seperti penyarungan buah, pemangkilsan, panen sering clan sanitasi,

36

Unlv~lbl• lndoneela

Budidaya kakao merupaka.n kegiatan yang membutuhkan modal yang cukup

bcsar. Dalam kepumsan Dirjen Perkeb1111a11 No. 60/KptsiRC.110/4/08 tentang

Satuan Biaya Maksimum l'embangunao Kehun Peserta Program Revitalisasi

3~'\.4. Permodalan

Di Kab. Padang Pariaman, biji kakao biasanya dijual petani kepada para pedagang pengumpul, dalam bentuk basah maupun dalam bentuk kering. Selanjutnya

pedagang pengumpul mcnjual kepada pedagang besar yang biasanya berada di Kota Padang.

f. Penasano

d. Sortasl

Sebagian besar petani kakao belum melakukan sortasi, yaitu kegiatan. untu1(

memisahkan biji kako dari kotoran yang melebt, dan menge(omPokkan biji

berdasarkan ukuran dan penanpakao fisik.. Sebag.lan petani telah berusaha melakukBD sostasl, walanp\ll\ dengan cara manual, sebinw lwilnya juga kurang maksimal.

Kegiatan pengenngan sejauh ini masih dilakuk.an deagan penjemuran dibawah

sinar matahari. Kegiaian ini hams dilalrukan secara telaten, bait iln dalam pengaturan waktu penjemuran, proses pembalikan dan pengangkatan. Peroni

kakao juga belum menggunakao alat - alat untuk mengukur kadar air, dan mereka ha.nya mengundalbn perasean untuk menentukan biji sudah kerlog atau belum.

e, Peogeringan

Petani kakao masih banyak yang tidak melalrukan fermentasl karena kebutuhan

meraka akan uang tunoi dalam waktu yang cepat, padahal proses fermentasi yang baik mcmbutuhkan wak:tu 5 - 6 hari. Alia fermeritasi yang masih tradisonal juga menyebabkan rendahnya mutu biji yang difermentasi.

harga juaI yang juga readah, Pada alchimya ini juga akan mempengaruhi tingkat

pendllpitlllll petani.

37

Unlversltaa Indonesia

3.3.S. Penyulnhan

Budidaya kakao pada dasamya memang berbeda dengan budidaya tanaman laianya, terutama tanaman semusim yang selama ini diu~an oleh petani. Sebagai t..nama11 tahunan, .kakao memerlukan teknik, perlakuan dan cara - cara khusus, Pengetahuan ini sangat dibutuhkan oleh petan.i dan salah satu lembaga yang mampu memfasilitasinya adalah lembago pcnyuluban.

Pada tahun - tahun sebelumnya, lembaga ini bernaung dibawah Dinas Pertanian dan Kabupatcn Padang Pariaman. Namun sejalc !ahun 2008, dia telah berdiri sendiri dengan narna Badan Pelaksana Penynluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Padang Pariaman.

Beberapa masalah yang berhubungao dengan penyuluhan ini adalah minimnya tenaga pcnyuluh khuswnya tenaga penyuluh yang mengerti dan mempunyai

Perlcebunan di Laban Kering Tahun 2008 disebutylan bahwa biaya per hektar pcrluasanlperemajaan kakao non kemitraan adalah Rp. 27.915.000. Biaya ini

mencakup pembukaan lahan, penanaman hingga biaya pemeliharaan sampni tahun ketiga.

Bagi petanl yang pada umumnya tidak mempunyai modal yang beser, haJ ini

mcrupakaa maselah yang berat. Skim - skim kredit yang ada sejauh ini mensyaratkan agunan yang tidak m\Dlgkin disedialcan oleh petani. Skim kredit revitalisasi perkebunan, dimana Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Pembangunan Daerah (BPD) sebagai penyandeng dana mengbaruskm petani

kakao menyesiakan agunan berupa sertifilat .lahan yang ditanarni kakao.

Hal ini hampir sangat rnustahil bisa dipenuhi, karena iiebagain besar lahan - lahan perkebunan yang diusahakan oleh petani rakyat adaloh tanah - tanah ulayat yang

tidak berscrtifikat. Debcra?J petani memang mempunyai Jahan prilJ.adi yang bisa disertifikatkan, tempi bunga yang ditawarkan juga dirasa terlalu berat bagi petani, yaitu menyamai suku bunga hedit komersil.

Kesulitan untuk mengums administrasi perbankan Juga mcnapakan alasan mengapa petani enggan untuk memanfaatkan jasa pc:rbankan, sehingga mereka tetap bertahan mc:lllbanakan budidaya kakao dengan modal seadanya.

38

Untve,..ltaa lndoneela

Me11><le Penyuluhall

s.,..,. Penyulubm

Kualitu SOM

Jnm~ Penyulub

Pe mane Mil

l'<ngendalian H&P

I MCtlalllh Pcngombang1111 Kalaw I I I I 1

$ai><odi l'roxs Bodldaya p..,~ Pennodalan p....,....,,.., I I I I

.._ Bi bit I-

.Pmlapao ,_ ~ 1--1 A£111Wl Lel1lln 8uab

E:J Peogolohan Fermentasi Buop - ianab -- ... l'iiuaman

Obat· jPenaiwnmi ,_ Pengeringan - Adm. ..... Ol'"1an PeroooJ<•n

Allinttn - ~ LJ SOIU>i ~ i .....___····- ! H Pet•111tgl(t1SM I P<JJWa10n ~ ..... Tenaga

Kerj•

Gambar 3.2. ; Bagan Hierarkhi ldenti:fiblsi Masalah Utama Dalam Pengembangan Kakao di Kabupaten Padang Pariaman

3.4. Penyu1onan llierarkl

K11alit11S SOM penyuluh tersebut juga mempengnruhi kepada intensitas dan

mctode yang mereka gunakan, sehiogga kegiatan penyuluhan yang dilakukan

kurang tepat sasaran atu tidalc mencapai hasil yang maksimal,

pengelahuao yang <:ukup tentang tanaman kllkao. Kd~nyakan penyuluh yang ada

adalah dengan law belakang ibnu dan pengaiaman di bidang tanaman padi dan hortikuttura.

39

Pengurus Kelompok Tani Usaha Bhakti Kanagarian Campago Kee. V Koto Kampung Dalao1

Kasi Pembibitan Tanaman Perkebunan Dinas Pertanian Hortikultura Perkebwlwl dan Kehutanan kab. Padana Pariaman

Koordinator Penyuluh Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kab. Padane Pariaman

Kabid Bi.ua Usaha Diaas Peruuiian Hortikultura PerkebWlan dan KehuUIJlAO kab. P ' Pariaman .Kabid · - P:::-e"""rk-e":""bUllllll----:Di.o"'·:--as-......,,P-ert-a-11.,...hw--t Hoctilrultura PerkebU0811 clan Kebutanan kab. P . Pariaman

5. Tk. Akhyar

4. Yunasri

3. Mustafa

2. Syafilr

I. Ramli Niu Jabatan No. Nama

Tabel 3.9: Do.ftar Responden AHP

Setelah penyusunao hierarkhi selanjuwya dibllilt J:uisiooer yang diberilcan kepada orang - orang yang dianggap mempunyai pengetahtUlll clan pengalaman yang

cukup baik mengenai moso.lab pengembengan kakao di Kabupaten Padang rariaman. Daftar responden tersebut dapar dilihat pada tabel J. 9.

J.5. Respondeo dam Peogu111pulan Datil

Untu.k mendapatkan pnoritas permasalahan pengembangan kalcao di Kabupaten Padang Pariaman, penulis menggunakan pendekatan Analytical Hierarcy Process

(AHP). Berdaserkan studi Iitetatur dan identifikasi di lapangan, maka pertJWolnhan - permasalehan yang ada disusun dalam suatu hierarki dengan goal at.au tujuan utamanya adaJab menentukan masalab - nl.9S.fl!ah utama atau yang menjadi prioritas dalam program pengembaagan kakao di Kabupaten Padang

Pariaman, Pada level dua, terdapat kriteria - kriteria permasalahan dan pada level

berikutnya berisi sub - sub krireria yang rnempengaruhi lcriteria diatasnya. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.2.

40

----~----~

U nlversltaa lndo,,..la 41

No. Kritcrio 1-Wil Sini..:.a Lokal I Permodala11 0 -02

A..,•nan 0.742 Bun.a Piniamm 0.183 Adm.ini$1RSi Perbulkon 0.075

l S..rau Prod111W 11143 Puoulc. 0.564 Bi bit 0.225 Obat - ObatBn 0.106 Alai clan Mosin Pertanilo 0.054 Tenaaa Keri• 0.051

3 Pro1~ Budldan 0.116 daliu Ham& Peo.valcit 0~22 -

1 Pemunuun 0.314 Peman 0.179 PeB~Lahm .. 0.041 PemaneDaD 0.046 Pen DOlllban Taoah 0.0% Penan1man 0.()44

4 Peauvaaaa Pmca Paaea OM4 F ermeatssi 0,441 Pen...,riao"" 0.332 Sorwi 0,118 Pemasaran 0 •. 012 Pemecaban Buah 0,038

5 Pea vu lu ba.11 0,039 Kwilita.' SOM PCllYUlub 0,515 lntensit8$ Peovulubaa 0,251 Met ode Penvu !ubao 0086 SArana. Penvuluhan 0,077 ··- Jumlah P"""''luh 0.071

Pengolahan data dengan menggunakllll program expert choice menunjukkan

bahwa masalah yan2 utama dalam pengembangan kakao pada level kriteria adalah

permodalan, kemudian sarana produksi., proses budidaya, perumganan pasca panen

clan yang terakhir adalah penyuluhan sepcrti terlihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 : Hasil Sintesa Lokal Kritc:ria dan Sub Kriteria Terhadap Identi1ikasi Masalah Utama Pengembangan Kahn di Kabupaten Padang Pariaman

4.1. Masalah Vtama Dalam Pengemltangim Kabo di .Kabup•tea Padang Pariaman

BAB IV

HASIL DA. "l PEMBAHASA~

Unlvenaltas lndonesla

Tingka; inkonsistensi data baik pada level kriteria maupun sub kriteria masih

bcrada dalam batas yang dibolehkan, yaitu dibawah 10% (Permadi, 1992). Untulc

lebih jelasnya basil pengolahaa data dengan expert choice dapat dilihat pada lampiran,

I No. Sub Kriterla Hasll Sintesa Global ! 1 Agunan 0,299 '

·- 2 Pupuk 0,142 3 Sunga Pinjaman 0,074 4 Pengendalian Hama Penyalat 0,067 s Pemupukan 0,065 - 6 Bi bit 0,057 7 Fermentasl 0,042 8 Pemangkasan 0,037 9 Pengeringan 0,032 10 Adm Perbankan 0,030 11 Obat-Obatan 0,027 12 Kualitas SDM PenyulYh 0,02Z - 13 Aisin tan 0,014 14 Tena= Kerja 0,013 15 Sortasi 0,011 i----, ..

16 lntensitas Penyuluhan 0.011 ·-· 17 Persiepan Lahan 0,010 18 Pengolah<in Tanah 0,010 19 Pemanenan 0,010 20 Penanaman 0,009 21 Pemasaran 0,007 22 Pemecahan 8uah 0,004 23 Metode Penyuluhan 0,004 24 Jumlah Penyuluh 0,003 25 Sarana Penyuluhan 0,003

Sedangkan sintesa sub Jcriteria terhadap goal yang menccrminbn prioriw

terhadap masalah pengembangan kakao menuniukkan bshwa 5 (lima) masalah utama adalah agunan, pupuk, bunga pinjaman, pengendalien hama penyakir dart pemupuk1111 yang secara lengkap dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 : Hasil Simesa Sub Kriteria Teraadap Identifikasi Mll!lalah Utama Dalam Pengembangan Kakao di Kabupaten Padang Pariaman

42

Un lnrsllas lndo11881a

Snlah saru jalan yang dapat ditempuh adllloh denS1111 mcndukung program pcnumbuhan l.cmbaga Keuangaa Miktu Agribisnis (LK.M - A). Sesuai dengan

~juannya, LKM-A ini diharapkan dapat menyed.iabn modal bagi para

anggotanya (petani). LKM-A ini diharapkan juga bisa menjadi mediator antara

petani dcngan pihak bank, dan juga bisa dijadik:an sebagai Jembaga yang menjadi

penjamin bagi petani, Dalam bal ini, petani bisa mcnjadi anggola LKM-A,

mempunyai bale untuk melakukaa siJnpao piajam, dan LKM-A menjalin

hubungan dengan pihak. perbankan untuk pinjaman modal. Jadi disini petani

hanya berhubungan dengan L.KM-A dan tidak berhubungan secara langsung dengan perbankan,

Pada skim kredit revitalisasi perlcebunlJ\. dari rata - rata 15% suJru bunga yang

diterapkan oleb perbankan, Pemerintah meuycdiab.n sebaisidi 3\Jku bunga sebesar

5 %. Namwt sebagjm besar pctani jlJ88 lllQl1ISll keberatan dengan pola ini, dlmana mcrcka haru.s membayar bunga IOOA. selama lebih lrurang lima tahun dan

mernbayar pol(Ok ditarnbah bunga komersia1 pada tahun - tahun berikutnya.

Beberapa skim krcdit yang pemah digulirkan oleh Pemerintah antara lain adalah

Skim Pelayanan Pembiayaan Pertanian (SPJ) dan Skim Kredir Revitalisasi

Perk.ebunan. Beberapa bank seperti Bank Rakyat Indonesia (BRl) dan Bank

Pembnngunan Daerah ilrut berperan serta da.lam program ini. Kedua skim !credit

mempunyai pola yang hampir sama, dimana Pemerintah memberikan subsidi

bunga pada beberapa tahun pertaJnan sebeJwn 1anaman mengilllSilkan, dan setelah

tanaman mcngha.silkan, suku bunga akan kembali normal sesuai sunil\ bunga

komersil lainnya.

Permodalan tennama yang menyangkut agunan dan bunga pinjaman rnerupekan

prioritas utama yang harus mendapatbn perhatian dan penanganan. Usaha yang dilakukan oleh Pcmcrintah Daereh sejauh ini belum menibuahkan hasil karena

agunan merupakan S}'8lat mutlak yang diajukan perbankan untuk mengucurkan

dana kepada masyarakat, Demikian juga dengan bunga bank yang seeara teknis

merupakaa hak dan kewenangan pihak perbankan.

a. Permodalaa

43

UnlYelSt!ae lndonesl•

e, Proses Budidaya

Proses budidaya merupakan bagian yang sangat penting dalam sistem agribisnis kakao, Di kabupaten Padang Pariaman, pennasalahan yang perlu mendapat pcrhatian disini adalah pengendalian hama penyakit dan pemupu.kan.

Bcberapa usaha yang telah dilakukan adalah mengadakan Sekolah Lapang

Pengendalian Hama Terpadu (SI. - PHT). Disamping itu juga telah dilalrukan berbsgai kegiatan penyuluhan agar petani memperhatikan pemupukan tanaman kakao sccara tcpat.

Namun sosialisasi pembuatan dan penggunaan pupuk organik ini j11ga belum maksimal, dimana belum semua masya.mkat mengetahuinyn. Uotuk itu kegiatan ini perlu ditingkatkam di masa yang iWm datang.

Masalah sarana produksi yang menjadi prioritas adalah ketersediaan pupuk dalam wllktu, jwnlab dan harga yaog tepat atau tidal mc:Jc:bihi Harga Eceran T ertinggi

(HET). Pemerintah Daerah dalain hal ini Dinas Pertanian dan jajaran terkait, t.elah melakultsn berbagai usaha antara lain melakukan koordioas.i dengan para

distributor dan pengecer pupuk di kabupaten Padans Pariaraan, agar bisa menyalurklln pupuk bersubsidi kepada petani sesu.ai dengan aturan yang ada,

Disamping iru, juga telah dibentuk Tim Pengawas Pupuk dan Pestisida yang melibatken dinas terkait, tennasuk polisi dan kejaksaan. Salab satu tugas tim ini adalah mcngawasi peredaran dan pcnyalumn pupuk di Kabupati:n Padang Pariaman, tennasuk pccedaran pupuk-« pupuk palsu yang merugikan masyarakat.

Penggunaan pupuk altenatif sepeni tompos dan pupuk organik juga .merupakan salah satu solusi untuk mengatasi ketersediaan dan harga pupllk .kimiawi yang

mahal. Dinas Pertani1111 telah memberiki:ut pellltihan kcpada bcberapa kelompok mm unwl m.:mbuat ~ndiri pupuk organik dengan memanfaa1kan bahan - bahan yang ada sperti jerami dan kotomn temak.

b. Sanna Prodului

Alternatif lain adalah me.ngembangkan pola kemnraan, koperasi pertanian,

koperasi simpan pinjam yang de.kat dengan petani.

Unlventltas lndOflnla

a. Struktur Ouiput

Output merupakan nilo.i produbi (baik barang maupun jasa) yang dihai;il.kan oJeb sektor - sektor ekonomi di Kabupaten Padang Pariaman Dengan melihat melihat struktur output setiep scktor, maka dapat kita lihat sumbangan masing - masing sektor terhadap pembentukan output secara keseluruhan di Kabupaten Padang Pariaman. Dari tabel 4 .3. lhlpllt dilihat, bahwa sektor yang memberikan sumbangan teibesar tethadap pembentubn output di Kabupatea Padang Pariaman adalah sektor anglcutan udara yang menyumbang output sebesar 29,43%. Tingginya angka iai sangat berhubungan dengan beroperasinya Bandara Intemasional Minangkabau yang berada di WJlayah Kabupaten 'Pe.dang Pariaman.

Sedangkan kakao, berada pada ranking peringkat ke - 33, dengan persentase

sumhangan sebesar 0, 13%_ lni berarti 0, 13 % total output Kabupaten Padang

Pariaman Tahun 2007 disumbangkan oleh sektor kakao.

4.2.1. Swnbango Kalkao Terliadap PerekonoD1illlD Kabapaten Padang Pariaman

Penulis sengaja mengambil traasaksi domestik atas harga produsen dengan alasan bahwa analisa adalah difokuskan kepsda struktur perekonomian domestik (N87.21'8, 200S). Tabel Input Output Kabupaten Padang Pariaman ini

diklasifilwikan menjadi 42 sektor, dimana kakao sudab tennasuk didalamnya, dan diberi kode sektor 12.

Dlll!lpuk pengembangan kakao terhadap perekonomian Kabupaten Padang Pariaman dianalisa dengan mengg11nakan label input output. Dalam tesis ini, penulis menggunakaa data Tahel Input Output Kabuparen Padang Plriaman

Tabun 2007 Transaksi Domestik Atas Dasar Harga Produsen (Jlltllan Rupiah).

4.2. Aoal.ia• Diunpak Pengembaapa Kabo Terbadap Perekonomian Kabupatea Padang Pariaman

45

Unlvvnltas lndoneel1

Swnber : Fabel Input Output Kabupoten l'8dmg Pllriaman Tabun 2007 (Dela DioJabJ

' Output (Juta Sumbaogan Terhadap No. NlllDa Sekror Rupiah) Total Output(%) I Anllkutan Udara 2.365.277.46 29.43 ·- i Jasa Pemerim:ahan Umum dan Pertwiahan 2 1.291.636,01 16.07 3 (ndustri Lainnva 874.050.77 10.88 4 p , Besar dan Ecetan 584.225,49 7,27 ·- s Padi 500.669,41 6,23 6 B11J1l!llnan/Kolllruksi 381.24-0,27 4,74 7 A Oant 320.947 87 199 8 lndustri Makan1111 daa Minulllllll 277.491 78 3,45 9 PellalllbftnaAn dAA Pen&o,.lian 186.S8S,68 2,32 10 1'111411 - Buahan 141.613,55 1,76 II Petemllkan dan Hasil - Huilnva 125.214.14 1.56 12 Sa.vur - Sa}'llil\ll 123.486,6'.l 1.54 13 Perikanan Laut 111.906.83 1,39 14 Lismk 85.817,93 1,07 IS JSSll Peroranaan dan Rumah l'an•><•• 73.328.35 091

I- . 16 Peria.lunum Danit 68.080,0S 085 17 Jasa Sosialdan K arakalan 66.082.32 0-82 18 Usaha Sewa Baatruru111 d011 Jasa Perusahaan 61.586,53 0.77 19 Ke~larui :»wit 60.337.32 0.15 ·-20 Lemal>ao KeuaulZltll 60.192.87 0.7S 21 Jasa Peflnnlana An 40.730.07 O.SI 22 }lllZUll!:! 27.!173,39 0,34 23 Komunilcasl 2S.S33,72 0 :12 24 Kmet 24.415,91 0.30 2~ Tanaman PerkotnillllD lainnva 20.lSS.35 0.25 26 Tanaman Pertanian Lainnva 19.263.12 0.24 27 Ketela Porum 17.6S9:a 0.22 .... 18 Ka.vu dan HasU Hutan Lainnva 11.s&s.os 022 29 Restorao 16.791.69 0.21 30 Tanainan Umbi-Umbiu. • -•--,.. 13.436.50 0.17 31 Kopi ll.6J6,48 0.14 .___,_ 32 KacaoR Tanah 10.~42 0.13 33 .Kakao - 10.584,06 0,13 .. 34 Klllit Manis 7.l?S,84 0,09 35 Tanaman Bahan Miikman Lainllva 4.133.92 0,05 36 Air Benih 2.725,24 003 J7 Jasa Hiburan dan Rekreasi 2.()96,89 0,03 38 Anukutan Kereta Aoi 2.299,34 0,03 39 T~an K.acang-K<icanllJUI Uirmva 2.132,40 0,03 40 Hotel dan PeMinaoan 122,81 0,00 41 lndu.stri Penzitansan Minvak - 0,00 42 . Keuiatan yanll: Tidak le las Baiasaoo"a - 0,00

Total 8.037.118,68 100,00 - - ... __

Tabel 4.3 ; Dis1ribusi Output Kabupaten Padang Pariamllll Tahun 2007

46

Sumber: Tabel htput OU1p111 Kabupoten Podang fariaman Tabun 2007 (Data Diolah}

Untvmeltaa lndoneela

Kab P '- - Parianw!Tohun2007

No. NamaSektor NTB(Juta Suml>Jlngan Terhadap Ruciab) TotalN1ll1%l

I An11:kuam Udani 781.837,45 17,84 2 . fasa Pomerintahan Umum dan Pertanahan 610.997,79 13,94 3 Perd Ilesar dan Eceran 471.201,22 10.75 4 Padi 439.587,75 10,03 s lndu3tri Lainn·- 344.990,88 7.87 6 88nm1nan/J(ootruksi 213.647,03 4,88 7 Anakutan Darat 197.Jlll75 4,50 8 Pertam~·~.n dan Pen'"'•lian 168.468,20 3.84 9 Industri MaJcanan dan Mi!l~ 139.162,68 3 18 10 Buah - Buahan 133.470.76 J_os 11 :savnr - S 106.0S0,40 2.42 -· 88.36387 12 Perikanan Laut 2.02 13 Peternakari dan .Hasil 7 Hasilnra_ 79.085 , .. 1.80 14 ]11$4 Perorao-n dan Rlimah f•nana 69.247.42 1.58 I~ Llstrilc 66.089.24 I 51

Periakaoan Darat ·-·· 53.75716 16 I 23 17 u~idtK Sewa &nm•nao dan Jasa Penuahaan S}.~S4.S8 1.22 18 Kela-lJ<ei::"~ Sawl1 Sl.987.89 1 19 19 lerruthAM Keuaoh•n 47.9110 ()4 I 09 20 Jas.11 Sosialdaa K -~ 45.843.88 I.OS 21 Jua .Penunlani> Aa..C...•1!!__ . 29.456.~J 0.67 22 Jacn111e: 23.861.[4 0.54 ' 23 Karel 20.295.19 0.46 24 Komunikasi 18.315.85 0.42 25 TllDWllan Pen:auian 4ioo~a 16.859 08 0,38 26 Ketela Pohon 16.115.81 OJ7 27 Kavt• dan Ha.sil Humo Lainnva 15.229,86 0.35 28 Taoaman Perkebunan Lain~a 14.213-71 0.32 29 Re&urao 11.535.87 0 ., .. 30 Tansman Hmbi-Umbian Lainnva 10.333.69 0,24 31 Koei 9.41164 0 'l) ·---· 32 K acana Tanah 9.2.3896 0,21 )3 Kakao 8.477,11 0,19 34 Kulit Mani~ 5.525.82 0,13 35 Ta.uaman Behen Maka111111 Lainn;ya __ ···- 3.622,55 0,08 36 Air Bersih 2.151,72 0,05 37 JllSll Hibl1rllll dan Rekreitsi . - -· 2.025,64 0,05 38 Taoannm Kacan11-Kacavaan Lainava 1.885, 17 0,04 39 Aonikutao Ken:la Ani 96690 o.oi 40 Hotel d8JI Pe~inan•n 32,55 0.00 41 lndusni Penu:l11112an Minvllk - U,00 42 Ke<>ialan vana Tidak Jelas Batasannva - 0,00

Total 4.382.277./Z 100,00 . - ··-··

Tabel 4.4 : Dislribusi Nilai Tambah Brute

b. Strukmr NibU Tambab

47

UnlvflSlta lndOflftla

Sektor dr.:og!W Angka Pelngguoda Output besar memplll1.yai potensi untuk

meningkatkan perekonomian daerah. Dari lllbel 4.S dapat kit.a lihat bahwa se.ktor yang mempunyai nilai penggsnda output tertioggi adalah scktor industti lainnya.

Sedangkan kakao menempati posisi ke 26 dengan Angka Pengganda Output

1,21066 I. Aninya, jika terjadi perubahan permmtaan akhir sebesar satu unit rupiah pada sektor kakao, maka akan menyebabkaa terjadinya perubahan output secara keseluruhan sebesar I, 210661 Rupiah.

4.2.2. Ouput Multiplier (A•gb Penggaoda Output)

Anglea pengganda output merupakan salah satu alat analisa yang digunakan untuk mengetahui besarnya ootput yang dihasilkan oleh masing mas.ing sektor untuk mcmenuhi permintaan akhir dari suatu sektor teslentu. Hal inl saogat dibutuhkan oleh para perencana unl\lk menyusun kebijakan - lcebijakan yang ekan diambil dalam nmgka memacu pertumbublln ekonoml daerahnya..

Angka penggllll4 output Jusa sering dignoakan untuk rnenentubn sekrce ungguJan di perelc011omi1111. Namun yang tidak boleh tcrjadi adalab lnterpretasl yang berlebihao atas peoghirungan angka pengganda output ini. Banyak hal lain yang hams diperhatikan dalam proses pengambilan keputusan, t0rutwn11 bcrkaitan

dengen keterbatasan alat aoalisis ioput output

Nilai Tambah Brillo merupakan balas jasa terhadap falaor produbi yang tercipta karena adanya kegiatan produlcsi. Besamya .nilai rambah tambah di setiap sektor ditentukan oleh besamya output (besamya produksi yang dihasilkan) serta jumlah

biaya yang dikeluarkan dalam proses produl<si. Untuk Kabupaten Padang

Pariaman, Sektnr angkutan udara memberikan swnba.ogan terbesar (17,84%) terhadap PDRB. Diikuti oleh sektor jasa pemerintahan umum dan pertaahan

dengan besarnya sumbangan sebesar 13.,94%. Untuk sektor kakao, sumbangannya terhadapa l\'il&i Tambah Bruto masih sangat keeil yairu sebesar O,J()b,{, atau menempari pcringkat ke - :n.

48

Sumber: Tabel lnpur ()qput Kabupatto Padang Patillm1U1 T"'1un 2007 (Data Diolah)

.--··· No. Sektor Pcngganda Output l Jndumi 1 ~ :-·- a 1,8776525 2 An• kutan KeretaAoi 1,7973281 3 An Udara I,71184811 4 Jasa Pemeri11tahan Umum dan Pertanaban 1,7072934 s Ind11:mi Maka.1100 <lllll Minwnan .. J,64ll7702 6 B ontrukd 1.5894618 7 An Darat I .5585193 8 Peternabn dan Basil • Hasilnva Temasuk Susu Segar l,S240902 ') Hotel dan l'en · _l,4430907 10 J8$3 Sosialdan Kemasvarabtan 1,4326429. 11 ]asa Penuni.ano • tan 1,3893.84 !. 12 Komunikasi 1,3341122 u Restoran l,349S654 14 Jasa Hiburan dan Relaeasi 1,3476855 15 Tanamaa Peckebunan Lainnva 1,3425466

Perda11anoan Besar dan Ecenm - 16 1,3032646 17 Listrik l,294300& 18 Air Be!"Sih 1,2874099 r--·· .. 19 Periakanan Dam 1,2871786 20 KulitManis 1,21106952 21 Lemb~~. Keuan<>:an l,2738269 22 Per.ikanan Laut 1,2609009 23 Tanaman Umbi-umi>ian Lafanya l,2470260 24 Karet 1,2197376 25 Koni 1,2119264 26 Kakao 1.2106612 27 Usalia Sewa Ban2U11au dan Jssa Perusahaan 1,1939268 28 Ke)"""1Kel""a Sawil 1,11123551 . 29 8aVlll' • Savursn I 1,1671793 JO Kan dan Hasil Hutan Lainnva 1,1S99741 31 Pertamban1ran dan Ptn~lian l,IS3319S 32 Jam102 J,1512359 JJ T aruun1111 Bahan Makanan Lainnv11 l,1'179744 34 Padi 1.1439984 JS Tanaman Pertanian Lainn"" r, 1409561 36 T anmruw Kae&t11:·Kacan11:ao Lllnni:a I, lll_:4S3 l 9 37 Kacaoa T11Dah 1,1010266 38 Kerela Pohon l,0844174 39 Jasa Peroran""n clan Rumah Tan2lla ·- 1,0719882 -···

Bullh - Buaban 40 1,060013$ 41 lndustri Pen2illlll11.an Minyak 1,0000000 42 Ke2iatM VD.1111. Tidak Jclas Batasanova 1,0000000 . -

Tabel 4.5 : Angka Pengganda Output Masing - Masing Sektor di Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2007

49

Swnber : Tabe] Input Output Kafrupaten Pad:mg Pariaman Tabun 2007 (Data Diolah)

Un1Ye'8!1M lndoneti•

Masina - Mosine. Scktor di KabuDaten Padan" Parialllhn Tahun 20()7 No. Sektor IM BiaSll l Jua Pemerinla!wi Umum clan Penawdlan 0,58419?~ 2 Tanaman Pertanian Lainnva 0,473431966 3 Karel . 0,446255683 4 B•n•unan/KDntrubi 0,"20057998 5 AirBersih 0,418180461 6 "~utan Kereta Ani 0,348098548 7 Jato. Hibul'aA dan Rt:lcrebi !>-ill!'>l938;_ 8 Ltmab••• Kenan··- 0,328911004 9 l'ctcmakan dan 11 .. n - Hiuilnva Terllllillk SU!u s~·· -· 0,310726988 10 reium· dan Pen••alian O,l9690234ll 11 lllM Pero~n•an dan Rumah T•n••• 0,29381~3 12 lndustri Makanan dan Minuman 0.289777 4 71 lJ 1wa Sosiald.an K.elllJISvnkai:aa 0.287516773 14 Ko111unib$i 0,280120433 15 Hotel dao "° 0,261~5066_ 16 Jaa. p:;:;;:illDR A.;;i;llllln 0,15117~ 17 ranaman Perli:cbun1111 Ul.inn~a o 2s5411ill_ 18 U1w Sews Blin"'•na» dl.n Jm Perusabaan 0,2S3561S61 19 AJIM< .. 11an ~ 0.24199111124 20 Lblrik 0.222922773 21 Pcriakanao Dara& 0,21531491!_ 22 lndustrl t.ainn~ 0.2079:13588 23 Resrorao (),202929036 24 Pad! D,19143-024 25 PcrilcanM Law 0,19053)463_ 26 p l3esar dan Eceran 0.184228925 27 Kak.oo 0.179678516_ 28 Tanamao Unlbi-Umbian Lainn"" 0,177372668 29 An&""'"" Udara 0,]74553285 30 Koni 0.16S17Z172 31 Kel•nolKclana Sawit 0, 15211)6228 32 Ka·-· dan Hasil Hutan laionva 0,150559139 33 Kulit Manis 0,144130047 34 Tanaman KlK:"""-K • 1,.;,,,,va 0,1384SOn4 35 KoC311• TBMh 0,13'4-040472

- 36 J·~··- 0,0980495!12 37 Tonaman Ballan Makaoao Lainuva 0,086114197_ 38 Ketela Pohon 0,08461951B 39 Buab - Buahan o.osi•~1SGS 40 :Sa··- - Savuran 0,049705027 41 Inru31ri r~•1a-·A11 Mi..,,.~ 0 42 Ke-'alan ....... Tidak Jelas - a 0

4.l.3. Income MultipHer{Angka Penggsnda Pendapallm)

a. Angka Pengganda Pendapalsn (lnCOltle Mul'liplier) Bi11i1a

Tabel 4.6 : Anglea Pengganda Pendapatan (Income Multiplier) Riasa

50

Unlventtas tndonesla

b, Aqgka Peugg•Bda Pead11p91aJ1 (lacome Mattiplier) l'ype I

Perbedaan mendasar antara angka pengganda pendapatan rumah tangga biesa dengan angka pengganda pendapatan rumah tangga jenis r adalah pada besaran efek awal (initial effect). Angka penggan<k pc::odapatan rumahtangga biasa

mengasumsikan babwa setiap sektor memiliJ(i efek awal yan sama, Sementara itu,

angka peagganda pendpatan rumah tangga jenis I mengasnmsikan bahwa efek

awal tersebut berbeda - beda di setiap sektor dan tergarrtung kepada besarnya

koefisien upah dan gaji di sektor yang bersaagkutan (Nazara, 2005).

Angka pengganda pcndapatan biasa dan Jellis l sering berbeda karena sangat

tergannmg kepada nilai koefisien upah dan gajj. Untuk J Clti s I, posisi pertama diduduki oelh sektor 23 ( industri lainnya), dan sektor kakao berada pada sektor 24 dcngan nilai 1,2821 0 I. lni berarti blthwa setiap perubahan permintaan

Angka Penggaada Pendapatan digunakan 1WtUk mengetahui dampak perubahan

permintaaa akhir terhadap pendapatao rumah tangga sebagai penyedia tenaga

kerja, Dengan rnengetahui nilai ini, maka pan pembuat Ice bijakan di daerah dapal

mengambil langkah - !angbh yang lepat untuk pembangunan ke depannya.

Angka pengganda pendapatan jenis ini adalah angka pengganda pendapatan

rumah tangga yang didapatkan dari amlisis model de:ngan rumah tangga sebagai faktor yang eksogen, artinya rumah tangga tidak dimasuk:an menjadi salah saiu faktor dalam aaalisa, Sering disebut juga analisa angka pengganda pendapatan

jenis terbuka biasa, karena diperoleb dari malriks koefisien yang terbuka, Untuk tambahan output di setiap sektomya, tambahan pendapalall rumab tangga yang

diakibetkan oleh adaoya perubahan dalam permintaan akhir ditunjukan oleh baris ke ( n+ l ) di matriks koefisien inp\tt-ou!pUtnya.

Dari Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa angka Pengganda Peodapatan (Income Multiplier) terbesar adalah sektor Jasa Pemerintahan Umum dan Pertanahao yaitu

sebesar 0,584197. Sekror kakao mencmpati pooisi k.e 27 dengan nilai O, 179679. Hal ini menunjukkan bahwa untuk setiap satu unit uang permimaan akbir pada output sektor kakao, maka pendapatan rumah 1angga akan mening)w sebesar

0,179679.

Sl

Unlverslta1 lndonetJla

Sumbor: T11bel Input Ou1put Kabupaten l'Ml1111g l'ariaJll<Uo Tahun 20(}7 (Da!A Diolah)

No. Se kt or IMT'Vlle I I l11dustri Lainnya 2,SS8402488 2 Anekutan Udam l ,92S l 78343 3 Jnd11stri Makanan dan Minuman -- r--- 1,676658177 4 Ane1rut2n Dara1 ____!&01568457 5 Kulit Manis 1,52684484 6 Komunikasi 1,464809172

.• c- 7 Ano~nlan Kerela Api 1,450204585 8 P • Besar d:m Eceran I ,414642292 9 Petemakan dan Hasil - Hasilova Temasuk Susu Se""• 1,406933 \06 10 Hotel dan Pen . l,39'2227864 11 1asa Penu11i~g Ann.utan 1,384473025 12 J""'•n2 l,3723J047S 13 R&n,,unao/Koouvksi l ,36S89599 I 14 Tanaman 'Pedcebunan Lainnya l,3SOJ42261 15 Savur - Savnn111 1,33412734 Hi Kaw dan Hasil Huwi Lainnya 1,329452695 17 Koni 1,313197873 ·- IS 1asa Sosialdan Kema4Varakatan 13081010SS 19 Listrik 1,29840898 - 20 Jasa Peme:rinlllhan Umum dan PcrWiahan 1,296730252 21 TQDQDUl4 Umbi-lJmbian Lainnya 1,292360501 22 1asa Hiburan dan Rekmlsi 1.287359398 23 .l'eriakanan Darat 1,285518361 24 Kakao l.282101405 ~~··

Tanama.n Bahan MW!wl Uinnya 25 1,26736161 I 26 Restoran l ,264705553 27 Usaha Sewa BanMmMi cLm J113a Perusahaao 1.2.5118795 28 K.ellllla!KeJana Sawit 1.243163875 29 Per.ikanan Laut 1,228021843 30 AirBersih 1,208938473 31 l..emabe9.aK.e 1,20691i.l17 32 Ketela Pohurt I, 16$266679 3:3 IUlcan" Tanah -

I. I 58640499 34 Pertamban2'tn dan Pe112ea1i1111 1.1~ 130556 35 Tanaman Kaca!lg-Kacan2llD Lainaya I, 142() 1701 36 Padi l,l3SH.S99J -· - 37 Karel 1,1334&2712 38 Buah - BuahflD 1,0S8S63.S09 39 Tanaman Pertanian Lai.nova 1,07 J073927 40 Jasa Peroran11an clan Rumab Tart""" I ,OS6S I &.533 41 Tndustri Penzilanzan Minvak 0 42 Kelliamn vane Tidsk Jelos Batasannva 0

teroodap sektor .kakao sebesar satu unit rupiah, libn menyebabkan perubahao

pendapatan nanah tangga secara.keseluruban sebesar l,282101 Rupiah.

Tabel 4.7: Angka Pengganda Pendapatan Rumah Tangga Type I Masing­ Masing Sektor di Kabupaten Padang Pariaman

52

Sektor yang memiliki nllai total ketedWtao kc belakang lldalah sektor industri

lainnya yaitu sebesar l,!177653 dengsn indeb diatas rata-nita. Hal ini disebablc:an lcarena sektor industri merupakan sektor yang memanfaatkan input dari banyak

sektor. Sehingga sedlklt sl1j11 perubahan pennintaan akhir pada sektor ini akan memberikan dampa.k yang besar terhadap penggunaao input secara keseluruhan dalam perekonomian,

Sektor y8llg mempuoyai nilai Total baclcward Linkage yang tinggi menunjukk:an

bahwa. sektor terseblll tersebul ruempunyai ketcrkaitan ke belalcang yang tinggi.

Sedangksn indeks total backward linkage lebih besar dari satu menunjukkan bahwa daya penyebaran sektor tersebut di atas rata - rata daya penyebaran secara keseluruhan, Dari label 4.3 dapat dilihat bahwa sektor 12 kakao memiliki daya penyebaran yang masill reodah yaitu sebesar 1,210661 denglll'l i.ndek& daya

penyebaran miuih dibawah cata-rata (0,925810).

Nilai Total Backward Linkage sesebar 1,210661 ini menunjuk.kan, bahwa setiap penambahaa satu unit rupiah permintaan akhir pada sektor kakao, akan

menyebabkan terjadinya perwnbaban pemakaian input keseluruhan scbesar Rp,

1,2100661.

a. Ketcrkaitao Ke Bdakaag (BacA,.,..,,/ Ullli11~)

Salah satu keunggulan dari analisa dengan menggunakan model I - 0 ini adalah

kemampuannya uatuk mengetahui seberapa besar hubungan atau keterkaitan aatar sektor - sektor dalam perekonomian. Kcterkaitan ini dibegl alas dua yaitu

keterkaitan ke belakang ( backward linhlge) arau disebut dengan daya pen yebaran,

serta keterlcaitan ke depan (forward linl:agt) yang biasa juga disebut dengan

de111jat kepekaan. Dari Dilai day& pcnyebaran clan derajat kepekaan ini,

ditunmlcan indeks daya penyebaran dan i.ndeks derajat kepekaan yang bisa

digunakan untuk menentukan sektor - sektor unggulan di suatu daerah.

,.2.4. Aoalisu Keterkaiun Antllr Sektor

53

UnW.r.llas lndonesla

Sumber : Ta~l Jnpu~ Ou1put Kabupaten l'adq l'arianw1 (dala diolah)

Total Indeks Tolal Nomor Se!uor Ketetkaitan Keterkaitan

keBelakan2 K$Bo.labn11 1 lndusui Lainnva 1.877653 l.43586K - 2 • ~• !an K«eta Ani l 797328 1,374443 3 An>rlmtan Udara ! 78348! 1,367678 4 JaSll J>emerintalta.n Umum daa Patanahan l,707293 1,305592 5 Industri Makman clan Mimllllao 1648770 \.2611839 6 Ban irunan/l(ontrlJksi 1,S39%2 1,215485 7 An2J<utan Dann l,SS8Sl9 1.191822 8 PetenJAkan dan Hasil - : • a 1,5.24090 1,165494 9 Hotel dan Pena'-·-- 1,443091 _!,_103553 10 Jasa Soo ialdan Tl' - • - ·anbtan 1,43.2643 l,05>5563 II J~ renuniu" : · 1,389384 1,062482 - 12 KomW1 i.kasi 1,384) 12 I 058451 13 ResiQfatl 1,349565 1.onon 14 Jasa Hiburan dan Rekreasi 1,347686 1,030595 15 Tammao Perkebunan LainrlY* 1,342547 1,026665 . - 16 Perda ··- "'" Besar dan .&eran 1,303265 0,996625 !7 Listrik 1,294301 0,989771 18 Air Bersih 1,287410 0.984501 19 P.mkanan Darat I 287179 0 9114324 20 Kulit Manis l,2&0695 0,979366 21 ~bal!a Keuan""" 1,273827 0.974114

___1_2 Perikanan Laut 1.260901 0,%4229 23 Tanaman-Umbi-Umbian 1 .

1.247026 0,9S3619 24 Karet 1,219738 0,932751 ----

I 211926 0,926778 25 Ko11i 26 Kakao 1210661 0.9251Jl0 27 Usalla Sewa Banounan ciao Jasa Perusabaan 1,193927 0,913013 28 KelimatKelam. Sawit l HC235S Q,904164 29 S8Y11t - Savunn 1,167179 0,892559 30 Ka yu dan Hasil Hutan r . l,1591)74 O.S871M9 ·- - 31 Pcrtamban.,.,,n dan Pen 1,153320 0,811960 32 Jaa\Ull! ___!,I S 123_6 0.880367 33 Tanunan Balwt Makanan Lai"""" 1,147974 0,877t73 34 Padi 1,143993 0,874832 35 T arwnan Pertanian Lainnva 1,140956 o.f72s06 36 Taoaman Kacana-Kacanaan r 1,104532 0,844652 37 .Kacan11 T anah 1.101027 0,841971 38 Kerela Pohon 1,084417 0,829270 39 Jasa PeCOJUl""" dsn Rumah T"""""' 1,073988 0,821294 4(1 Buah-Buabm 1,060014 0,810608

lndustri Pen11i\aoo~n Minva~ 1,000000 0,764715 ·- 41 42 Kegiotan yang Tidak Jew Dal"""""!'ll 1.000000 0,764715

Tabcl 4.8 ; Nilai Total Keterkaitan Ke Belalcang dan Indeks Total Ketetkaitan Ke Belakang Mllsing- Masing Sektor Di Kabupaten Padang Pariaman

54

Unlversflas lndonesla

Sumber: Tabet fnpul Output Kabepaten Pildaitg Pari.aman (dalll diolah)

- Masina Ma.sing Sektor Di Kabueaten Padang; Pariaman No. .. Seklor TFl lTFL 1 Bangunan/k.ontruksj 2,48582.3 1,900945 2 Anl!kulan l)arat 2.4ll0368 1.896774 3 lndwtri Lairutya 2,293SOO 1,753873 4 Lemba .. 'Keuaogan 2.277546 1.741672 s n s ... dait &:.rm 2,229635 1,705034 . 6 lndUslri l'enstilln<l:m Minwl< 1,920288 1,468472 7 Anglrutan Udara 1,454465 1,112251 8 Jasa Perora11gm dan Rllll!llb T~noo• 1,442851 1,103369 9 Komunlkasi 1,383778 l,0Sat95 10 Ang)<ulan Keretll Aoi 1,330760 1,017652 l1 lnclillri Mannan dan MinllllllJI 1,321979 l,010'!37 12 Kavu dan HMil HW!n Lailloya 1.,318520 1,008292 1a Jasa Socialdan l<el!ISS~anicalaa 1,3(12137 0,995764 14 R.csnn.n 1.270325 0,971436 >-·

!.!aha Sewa dan l&A PentS•hun 15 1,231429 0,9'1692 16 S•"'" - Sayuran 1,206101 0,922323 17 )asa Pennnbno Al!,QJQJWI 1,21)1102 D,918500 18 Petmtalaln dan t<asU - .Hun~ ·r cmaso1c Suiu s.-r l.,166825 0.8922811 19 Tanaman Umbf...Umbim r ~--- 1,1'42198 0,873456 20 Perwn din p.,,anJian 1,140007 0,871780 21 . t1m1c 1,13071! 0,864677 22 Plldl 1.122332 0,85S263 23 Hole! dao Pewz.i•a1>&11 J.,119123 0,855811) 24 Perllkawl Darlll 1.117047 0,854222 25 Kelal>GiK.etana Sawit L09J700 0,1136:'168 26 Tuaman llabm MaWu. Laina•a 1,090966 O.S34.278 27 Ptriboan l•ut 1,06S476 0,830080 28 Bum - Buahan l,079510 0,825517 l9 Kulit Mania 1,073288 0,120759 30 Kam 1,064840 0,814298 31 T3.llaJ1WI Perkebuulo Lai.noya 1,063811 0,813512 32 Kakao 1,0S8467 0,809426 -··· 33 T:maman Pcnao.iao labulya 1,049571 0,802623 34 ]Ea H\burmi dan Relacasi 1,00173 0,796965 35 i(opi 1,038118 0,793864

'"" .3~ Ketela Pohon 1,035126 0,791576 37 AiTBmih 1,029750 0,78746S 38 Jagung 1,022575 0,781978 39 Tanamao. KacaD.8-K~ La~ 1,004566 0,768206 40 Kacacg T anah 1,001292 0,765703 -- -·· ... 41 Jesa Pemerinuihan Um\llJ\ dal\ P..-ban 1,0003&4 0,764993 42 Kegiatan ya112 Tidak Je~ BatlSamJvo 1,000000 0,7~715

b. Keterbitan Ke Depa11 (Fonwznl Lblkage)

Tabel 4.9: Nilai Total Keterkaitan Jee Depan dan lndeks Total Keterkaitan Ke

55

Univpnollaa lndl>nnla

a Luas lahan tanaman kakao yang perlu mendapatka permodalan adalah I 0.000

ha. Hal ini didasarkan bahwa r .uas tanaman kakao pada tahun 2008 meocapai

15.669,35 Ha, dimana 10.S78, 4 Ha merupakao luas tanaman yang belum

pruduktif atau belum menghasilkan.

b. Biaya yang dibutuhkan oleh petani kakao OOa.lah Kp. 10.000.000/Ha yaitu

untuk pembiayaan pemeliharaan dari tahun pertama sampai tahun ketiga,

Menurut Keputusan Dirjen Perkcbunan No. 60/KpUJRC.JI0/4/03 tentang

Satuan Biaya Maksimum Pernbangunan K.ebun Peserta Program Revitalisasi

Berdasarkan basil pengolahan dala AHP (Analytical Hierarchy Process), .111aka

diketallui bWiwa pecrna5111ahan utama YllDA perlu mendapatkan prioritas penanganan adalah permodalan, Untuk itu, penulis mencoba uatuk melakukao

simulasi, jika 111ASa.lah ini ditaogaoi, bogaimaoa dmnpalc:nya terhadap output dan

nilai tambah (PDRB) dan pendap"'D masyarakat Kabupalco Padang Pariaman.

4.3. Simubsl Damp1k Kebijakaa 1.nvawi Sektor Katan Terbadap Pertluiooml1n Kab11patea P•daa& Parlaman

Sektor yang mempunyai nilai Toral Forwad Linkage yang tinggi menunjukkan

bahwa sekror tersebut tersebut mempunyai lceteibi1an ke depan yang tinggi.

Sedonglcnn indeks total forward linkage Jebih besar dari saw menunjukkan

bahwa k:eterkaitan ke depan sek:tor tersebut di alas rata - rata keterkaitan ke

depan keseluruhan, Dari tabel 4.9. dapat dilihat bahwa sektor 12 (kakac)

memilild total forward linkage yang masih rendah yaitu sebesar 1,058467

dengaa indelcs masih dibawah rata- l'ltla (0,809426).

~!lal Total Forward Linkagt sebesar 1,058467 memilik.i arti bahwa setiap

peruunbahan sam rupiah permintaan alchir pada sektor kakao alran menyebabkan

penibahao pennlntann output seeesar Rp, I ,058467.

Forward Linkage memmjukkan peningkatan output melalui mekanisme

penawaran. Dengan kata lain, keterlalitatt ke depan ini menghitung total output

yang tereipta akibat meningkatnyn output suatu sektor melalui mekanisme

distribusi oulpul dalam perekonomian.

56

U ni'leniltaa lndoneele

Dari tabel 4. l 0 juga dapat kita lihat bahwa sektor yang mengalami peningkatan

jwnlah output bukaa hanya sektor kakao tetapi juga sektor - sektor lain, walaupun

dampak tcrbesamya memaog dira.s.akan oleh sektor kakao yaitu sebesar Rp.

!05.839.540.000,-. Sektor lain yang mengalami peoambahan output culrup besar adalah lernbaga keuangan sebesar Rp. 4.978.220.000,· clan sektor bangunan'

konstruksi sebesar Rp, 2.071.820.000,-

Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa, jika dilakukan irrvestasi sebesar JOO Milyar Rupiah terbadap sektor hkao, maka abn menciptakon pcnambahan output di perekonomian sebesar RP. 121.066. 123.000,· alau nails: sekitar 1,51 %

dari total output a\\'al sebesar Rp, 8.037.118.660.000,·

Untuk mendapatkan nilai dampak investasi terhadap output, maka dibuat vektor

kolom, dimana sektor kakao dibeei tambahan nilai sebesar I 00 Milyar Rupiah dan sektor lam dian~ bemilei nol. Velctor kolom tcrsebut kemudian dikalikan

dengan walrib kebalikan leontief dao didapat tambahan output yang tercipta di

perekonomian aki bat investasi tersebut.

4.3.1. Dampak lovesiasi 100 Milyar Rupiah Terhadap Output Kab11paten Padang Pariaman

d. Dengan menggunakan a.rumsi tersebut, maka investasi yang dibutuhksn untuk tanaman kakao ini mencapai I 00 Milyar Rupiah.

c. Pembiayaan hanya diperunmkkan uatnk pemeliharan selama tiga tahua,

kareaa di Kabepaten Padang Pariaman, pada wnumnya !ahan yang digunak.an

adalah lahan yang sudah ditanami pohoo kelapa, dan tidak membutuhbn biaya pembukaan lahan. Disamping itu biaya unluk penanamao dianggap sudah ti<iak. merupakaa IJU!Mlah, karena salah satu komponennya yaitu bibit sudah disediakan oleh Pemda secara gratis.

Perkebunan di Laban kering Tah1m 2008 disebutkan hahwa biaya per hektar perluasan!peremajaan lWao non kemitraan adalah RP. 27.915.000, dimana biaya terbesar adalah unruk pembnban laban dan penaman yang mencapai Rp. 17.000.000.

57

Unlveralta• lndonMia

Sumbcr : Tabel lnl)lll Outpl.11 K~ Plldmg Pariaman Tahun 2007 (Data Diolah)

Pcnambahan utnnt 1neten Padana Pariaman ' No. Nm.a SB:lor Peningblan Output

Om. R"~Wi1 I Plldi 9.18 2 J><m•" 0,02 3 Ketela Pabon 0,17 4 T.11Jam1;a Uml,-i-Umbim Lai,_,_ .. 0,23 5 Kacan2 Timah 0,01 6 Tanamm ~ -Kac- Lainavo 0,01 7 Sa~u - SG"'•~n 212. g Buah-Bmban 2.09 9 Tan111111n Blhan Makamvt Laiml.,. ·--· e.u 10 K11m .

- . p __ .__J:\elapa/Kebpa ~~ 1.57 12 Kaba 105.839,54 l'.l J<ooi 003 14 Kulit Manis 0.00 ts Tanaman Perlrebwwl l.ailln~ 1..14 16 T llll&l'OaQ P<naaian l..iWu)w S S3 (7 PetcnllbA dan !!Mil - flasilavs ISS 18 .,._,,clan Hasil Hlllllll' 45580 19 Periakanan Dinn .. 3 .• ~..Q.. ·--·-· 20 l'erikmln Lam 718 21 Pertamb••••• ciao P-·-•W. 97 0 22 lndustri Makacan dan Minuman 30 7 23 ~Laimlva 1.905 6 24 llldus1ri Milll'&k 60446 2$ Lisllik 52.18 ,,_ 26 Air Berslb 12-SI 27 D oatrubi 2.07111? 28 p Bew <Ian Eeerao 1.312 99 29 H<lll'l de P ... 57.84 30 Rt11101111l 23.12 31 A Dant 1.396,28 32 AJt·'"'- Ktnlta Al>i 266.45 33 AJt·~ utm Ud&ia 3,369 34 Jase Pea.mianQ • 7RS7 35 I<PowoiO.i 249.03 36 LemluJa Keuannll 4.971< 22 37 UsahaSewa - an dan Jasa P011511hMo I Ill II 38 Jas11 Pemerint&han Umum elm renaoaha - J9 J asa So5it.ldao Kallas 45 S3 40 Jasa Hilluno dan .Rtlcrcui

... 11 so

41 Jasa Pero~•••• do Rlllllllh T.me"" 990,27 "-··. ~r -·~gi~~ .'!~lei& B11a&amnca . Tobi! Penin 8lan t 121.066 12 Nilai Tobi n.-·t Awai 8.037.118,66 Persentase ~nio·"•"'" ""•-111 l,Sl

Tabel 4.10: Dampak lnvcstasi 100 Milyar Rupiah Terhadap 0 Kahn

58

Unlveraltaa lndoneal•

Sumber : Tabel .lupul OUlput Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2007 (Data Uiolall)

Penicgtatan Nilal Tambab NL>. Seklw Brvto fJqta Ru,,iah\ I Padi R0,83.'4 2 Ja~•"o 0,0171R2 ~ Ktt<>lo Polu>n 0153687 4 Tanaman \.lmbi·Umbian • ·-·- 0,179114:.; - s Kscan" Tanah 0,006~:'i:'i ti TmllllWl Kaca112·Kac4n••" L·•~a 0005856 i Savur - Sav<lZllll .. 1.821831 8 Buah - Buahan 1,967434 9 Taoamm Bahun Mokarolll1 Lainnva 0,1561144 10 Karet -

Kelaoa'Kela""' Sawit ... ···--T3s2192 11

12 Kolbo 84.770,253.541 13 Koni 0,023400 14 KulitManis -· 0,001252 IS Taniunan Perl<ebunan Lainnv.a 0,944888 1() Tilllillllllll Pertanl8n' ' a 4,$33299 17 - Petemabil dan Rasil - Hasilnw 0.999444 18 Ka~· clan lle.sil Huu.n l.Aimin 394,7&1664

__!11_ Periakanan Dara! 2761743 Pmibn-;,;, Laut

- .. 20 5.671596 21 Pcrtamlxin-• dan Pene..,.lian 87,761!>43 22 Induslri .Makllllan dan Milluman IS,182377 23 l~dUWi ta\1111va 752,17030& 24 lndwlriPen Mn-I< -

L- •. 25 Listrik 40,180714 26 Air8eis~· 9,878219 27 Ban onlnllcsi 1.16 I ,048899 28 "-"·~~Besard~-~ l.OS&.975190 29 Hotel dan Pen . 38.875906 30 .Restonn u.S83035 31 An""'''°" Darat 858,434672 32 A ~A,.; I 12,047021 33 An°.,,..,, Udani 11• ,65053 34 Jasa l'cnun;lUl~ 56,824393 3~ Komunikasi 178,636793 36 Lem'-0""' Keumaan 3.963 167057

~. ~7 __ Usaba Sewa Ban"111lm elm Jasa Perusahau 16S,O'l352S 18 ·iasa Pemerintahan Ummn dan Penanaban - 39 1'1.>l Sooialdim K=a.~•abtan JI 792$61 40 1asa Hiburan dan Rekreasi 8635936 4l i.isa Peroran~n dm Runiah Tan<>•a 93S 159775 42 K-:aian van" Tidak Jclas BataSW1ny11 :.

Toral Perubshan Nilai Tambah . 94.810,240 Total Nilai Tambah Awai 4.332.277,120 Persentase Pcnin°• •Qtn Nilai Tambah 2.16

4 • .l.2. Dampak Inveswi 100 Milyar Rupiah Terbadap NiJai Tambah Bruto (PDRB) Kabapaten Padang .Pariamaq

Tabel 4.11 : Dampak Investasi Sebesar 100 Milyar Rupiah Terhadap Nilo.i. Tambah Bruto (NTB) Kabupaten Padang l'arililllllm

59

Unlveraltae lndoll4'91a

Hal tersebut jnga menunjullan bahwa bagian yens diterima oleh masyarakat atau

petani dalam bcntuk. upah dan gaji kakao ma~ih kecil, Dalam arti kata, hanya

sebaglan kecll dari nilai tambab dari sektor kakao ini yang dinikmati oleh pet.ani.

Di~ping melihar dampak investasi terbadap Nilai Tambah Bruto atau PendapAttm Domestik Regional Bruto, dipandang perlu untuk mclihat dampak.uya terhadap pendapatan masyarakat yang dalam hal ini diambil dari salah satu komponen Nil Ai T ambah Bruto yaitu sektor upah dan gaji.

Dari label 4.12. dapat dilihat bahwa jika dilalcukan investasi sebesar I 00 milyar

rupiah, mako akan mampu mcningkatkan pendapetan yang berasal dari sektor

upah dan gaji dari Rp 4.382.277.120.000,- meojadi Rp. 4.400.244.972.000,­ atau naik sebesar 0,41 %.

4.3.3. Dampak lnvestui 100 Milyar Rnplah Terhad1p Pendapabn Maay•rakat Kabnpaten Padang Parbnian

Suatu ha! yang menarik disini adalah bahwa sektor yang mengalaml peningkatan niJRi tambah bulcan hanya sektor kakao, melainkan juga selctor - sektor lain

terutama Ic:mbaga buangan. koustruk:li :ieria perdagengan besar dan eceran,

Peningkatan Nila.i Tambah Bruto sebesar 2,16% pada prinsipnya merupakan

kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar 2, 16% atas dasar harga berlalru. Pada tahun 2007, pertumbuhan ekooomi Kabupaten Padang Pariaman atas dasar harga

berlaku adalah 12 ,65 %, den iavestes] di sektor kakao sebesar I 00 milyar rupiah

akan menyebabkan perrurobuhan ekonomi naik menjadi 14.1!1%.

Investasi yang dilakukan tediadap selctor kakao ini juga akan mengalibatka.n rerjadinya perubahsn nilai tambah baik masing - masing sektor maupun secara keseluruhan. Dari simulasi dapat dilihat bahwa, jil:a dilakukan investasi sebesar I 00 Milyar Rupiah. maka akan terjadi peningkatan nilai tambah bruto (PDRB) Kabapaten Padang Parillman sebesar Rp. 94,810.240.000,- atau meningkatkan

nilai tambah bruto sebesar 2, 16%.

60

Sumber : Tabet Input Output Kabupalen Padang Pariaman Taht.11 2007 (Da1a Diolab)

No. Sektor Peningklll3D Pendapalall

... (Julll. R.ut>illhl I Padi 1,SSS91 I i Ja"'•n• 0,001435 3 Ketela Pohllll -· 0,012229 4 Tonamao Umbi-Umbian Lahm·- 0,032095 5 K"""•• Tllllftb ().000874 6 Tllll8man Kacan•-KaCMM0 Lainnvo () 000822 - .. 7 Savur-Sa···-· 0,079035 8 BWlb - Bualulo OJS7893 9 Tanaman Bahm Malcanan 1..ainnva 0 012162 10 Karct - 11 Kelapa/11;,d•na Sav.ir 0.192103

_; .... 12 Ka~a(l 14.Sll.751890 13 Kool 0.003639 14 Kulit Manis 0.000153 15 Taoaman Perlcehunan Lainnva 0.253431 16 Tanaman Pcrwiian Laion·- 2.H3563 17 Pet«nakan aan Hasll - Haslln•a Tema.1uk Susu Se2ar 0.34?480 IS 1<.a'11 clan Hull Hulan J..ainnva 51.622519 19 Ptrlalwan 0111111 0.585816 20 PerikanaD LalJI 1.114429 I 21 Penaniban•"" dan Pcmon•lian 25.066266. 22 lndustri Mlllallwl dim Mlnwnan S-232235 !

23 buluslri L•'.....,. 1'4112022 . 24 lndu.slrl P•nril•~•n Min""" - :l' LISU'ik 8.9'7934 ~ ..... 26 AirBenlh 4 27700 27 BanaunanlJ{onb'Uksl 638 18602 28 Pe"'••an••• 8eaaJ'. ~ ~ 170 90137 !

29 Hotel dmP I0.883370 ! 30 Rol!loran 3.109645 31 A0••u1anOmt 210,979929

An•"'·tan Ker.ta A.ni ·- 32 ill ~5H002 33 An ... utan Udara 32 ~22160 34 Jasa Penunian• An•"'•llln 14,740947 35 Komunikasi 47623~39 36 LeJnah""'" Keuan••• J.356.673663 37 t.;saha Sewa an dan JB.$1> Perusahaan Jll,13003¥ 38 JasaPemarintahanUmumdanPenanaban - 39 Jasa Sosi.aldan Kcm .. v..-..kallw 10,072826 40 Jasa Hiburao dan Rekreasi J,OIS441 41 J1134 Pcroran•Gll clan Rwnah T 1111003 275,3916S4 42 Ke~ van~ Tidak Je!as Ba18li81111)'8 -

Total Peni"•k.at.an Penda~tan 17.967,852 Total f'eu Awai 4.382.277, 120 Pet8Ctltase PenV."ka1an alall 041

Tabel 4.12; Dampak Investasi Sebesar 100 Milyar Rupiah Terhadap Pendapatan Masyarakat Kabupateo Padang Pariaman

61

Menurut pengamatan penulis, sebagai program yang belum begitu lama

dijalankan dan dengan begitu banyak permasalahan, k:akao ini telah memberikan

kontribusi yang baik. Hal ini dapat dilibat dari angka pengganda output yang berada pada ranking 26, angka pengganda pendapatan biasa pada ranking 27, dan

angka pengganda pendapatan type I pada ranking 24 dari 42 sektor yang ada di

Kabupatcn Padang Pariaman.

Simulasi kebijakan investasi juga menunjuldcan bahwa investasi yang dilakukan

mampu meningkatkan output, nilai tambah brulD dan pendapatan masyardluit

Kabupaten Padang Pariaman dengan nilai )'!Ulg cukup bagus .

Dari basil - basil anal i sa Tabel Input Output ter:sebut diataa, dapat dilihat untuk

saai ini sektor kakao memang belUlll memberikan .kontribusi besar terhadap

perekonomian. Hal ini bisa dirnaklnmi kareaa program pengembangan ini

memang baru dicanangkan psda Tahun 2006 clan tabel input output yang

digunakan adalah berdasarkan harga tahun 2007.

62

Unlveratt.& lndo11esl• 63

Sebagai suatu program ywig sudah dicammgk1111 don impian menjadibn Swnatcra

Barat khususunya Kabupaten Padang Pariarnan sebagai Sentra Pengembangan

Kakao di Kawasan Rarat Indonesia, males perlu dilakukan berbagai kebijakan

(llltoJa lain :

5.2. Sann

a. Peikcmbangan luas tanaman kakeo di Kabupatcn Padang Pariarnan cukup

pesat. Pada tahun 2008, luas tanaman kakao sudah mencapai 78 % dari

20.000 Ra yang ditargetbn oleh Pemerintah Daerah sampai Tahun 2010.

Perkembengan luns tanaman kakao tersebut bclum diiringi dengan

penmgkatan produkstifitas, dan lrualitas ptoduksi. Pada tahun 2008,

produlctifitasnya baru mencapai I, 178 Ton/Hftl'Tahun. b. Masalah utama dnla.m pengembangan kekao dan perlu mendopatlaut prieritas

penanganan adalah masalah pennodalan (agunan dan bunga pinjaman).

Massiah berikutnya sdalah sarana. produksi yaitu menyangkut pupuk dan bi bit

c. Pada tah1111 2007 peranan dan dampak pengembangan kakao bagi

pel':konomian tlatt:rili memang maslh reudah. Narnwi secara kesellllllhau, sebagai program yang baru dicanangkan, sektor .lcakao telah memberikan

sumbangan dan dampak yang baik tcrhadap perelconomian Kabupa!en Padang Panaman, baik itu dari efek multiplier maupu.n keterkaitannya dengan sek10.­

lait1.

d. Investasi terbadap sektor kakao sebesar 100 Milyar Rupiah akan memberibn

dampak yang cukup bagus tcrhadap perekonomian Kabupatell Padang

Pariaman, Simulasi menunjukkan terjadi peningkatan output sebesar 121

Mityar Rupiah (1,S%), pemngkatan nilai tambah bruto sebesar 94 Milyar

Rupiah (2,16%) dan peningkatao pcndapatan masyarakat sebesar 17 Milyar

Rupiah (0,41 %)

5.1. Kesimpulan

PENUTUP BABV

Untv.rsitaB Indonesia

c. Mengingat peneli tian ini dilakuklm sebelum terjadinya nrusibah gempa bumi

di Kabupaten Padang Pariaman, maka untuk srudi berilcutnya disarankan untuk melakukan penycsuain data sesuai dengan kondisi pa.sea gempa,

a. Melakukan upaya yang intensif dalam rangka memenuhi kebutuhsn

pennodalan OOe) petani kakao amara Jain melekukan terobosan kerjasarna dengan pihak swasta meWui pola kemitraan, kerjasama dengan pihak

perbankan dan penyedfaan bantllall modal melalui dana APBD.

b. Meningkatkan .kegiatan - kegiaran yang bersifat penyuluhan dan pembinaan kepada petaai, sehingga. ll'W!alab - IJ'lt58lab teknis budidaya yang selama ini

menjadi peeyeoab rendahnya mutu <Ian produktifi tas bisa diatasi,

64

Pcrmadi, Bll1Ilbllng S. AHP. Pusat AJllllr Universill!s Stud] Ekonomi Universitu Indonesia, Jakarta, 1992

Prawoto, AA, dkk. Penduan ~nikap Kak1lo Mllnajemen Agribisnis dari ttulu Hingga Hilir, Penebar S\\-adaya, Jakarta, 2008

Saaty, T. L .• 1993. Decision Makine for Leader: The Ana!yiical Hierarchy Process for Decision in Complex World, Prentice Hall Coy. Ltd. : Pittsburgh.

Sunento, H, Cokelat ; Budidaya, Pengolahan HISil, dlUI A$pek E.konomisnya. Peoerbit Kanisius. Y ogjakarta, J 992.

Se~at Jenderal Departem~n P~ Gllmbaran Sekilas lndu~tri KakllQ, 2007

Tarigan, Robinson, Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi, Bumi Aksara, Jakarta, 2007

Nazat11, Suahazil, Analisi$ Input Output, Lembe.ga Penerbit Falrultiis Ekonomi Uaiversitas Indonesia, 2005

Nainggolan, Kaman, Pertanian Indonesia Kini &in Esok. Pustalui Sinar Harapan, Jakarta. 2005

Badan Penclitian dan Pengernbangaa Pertanian, Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Tanaman Kakao, Jakarta, 2005

Badan Pusat Statistik Kabupeten .Padang Pariaman. Tabel Input Output Kabupeten Padang Periaman 2007, Pariaman, 2008

Fauzena Hj. Ismail, Structural Cb~ of the Agricultural Sector Analysis Based On lnpui Outpuc Tables, was presented by 1he author in the International Workshop on Agriculture Economic Analysis in Buskok, Thailand on 13-15 March 2006

lntemational Cocoa Organization OCCO), Annual Report 200612007, W\11iw.icco.org.

I

I .:

~ . ", • •

I

I

• •

\ • I

• I r~

~ . ( .. ' ... I ·~

• ~

• • .. iF

I

• ... • I I

II . " • ~- ·''

~

·' •

' ' - •

---!'.Mm-.:... - . I 1 .

..

Mohon »apa.kilbu mencermati struktur hierarki berikut ini mengenai masalah pengembangan kakao di Kabupaten Padang Porioman. Struktur hicrarki u~hun

UL PENGJSIAN AHP

Dalmn mengisi mauiks di bawab, yang perlu dilakukan ada)ah

rnemperbandingl(an pengaruh a1au tingkat kepenringan elemen~lcmen di setiap level penanyaan dengan menggunakan nilai skata,

Analytic Hierarchy Process (AHP) adalah Metode pengambllan keputusan deugan cam memecab suatu masalah yang komplcks dan tidak ters!Juklur ke dalm

kelompok - kelompok, dan mengatumya k.edalam suata hirarki. Metode AHV dapar digunabn untuk membuat altematif - altematif kebijakan yang akan diarnbil oleh Pemerintah Daerah.

JI. PE.'IGERTIA.N_AHP

Kuesioner ini dibuat sebagai bagian dari hahan penulisao thesis tentang pengembangan kakao di Kabupaten Padallg Pariaman. Kuisioner ini dihorapkan dapat diisi oleh para expert (orang - orang yong mcmahami masalahah - ruasalah dalam pengembanpn kalaio di Kabupate11 Padang Pari&111an).

Tujua11 utama dari basil pengolahan kulsioner ini adalah untuk meogidentifikasi masalah - masaJah yong mempcngaruhi program pef1S<:111bangan kakao yang uantinya dapal digunaken untuk menyusun prioritas kebijakan pengembangan kakao ke depan.

I. TUJUAN:

......................................................................... . ····· . ......... ···"················ ·········. ··········· . Nama Responden

lnsiansi

AIZ1Jnat

Koesioaer AHP Lampiran l

Bil>it Pcrsi.,,.., Pemecaitan Jum!ah .... Rmh P...,...ruh

1~ P<Ds<>laiwl Fennmtati 8-a 1'uolitos SOM

""""' 'P\t\lam&B Ponyululi

Obal·Obetan p......,,,... ""'~ Adm. Int~ r-.u.. l'onvuiuhsn

Al>D>l>ll 1~ !;uzn3 p..,yululian

J'omasaran ll(eio.); T .. apKttja Penyul\>lan

bagan berikut terdiri dari jenjang tujuan atau goal yaitu u11tuk mengelahui masalah dallDll pengembangan kakao; jenjang "kriteria merup3lcart beberapa fakeor yang

menjadi masalah dalam pengembanpn kakao dun jenjong sub kritcria dari fabor­ faktor yang menjadi m.asalah pada sctiap kriteria penge1nb&ngan lcakau.

Bapakflbu dimohon untuk mcnjaW3b pertanyaan berilcut dan memberi skals peroandingiin denpn tandA sllang (X) pada kolom yang disediekan sesuoi dengan skor kriteria penilaian,

I oteo!iflls Defialai Peojelasa11 Pea . a

I Sam a pen ting A dan B sa~ ~ting 3 Sedikit !ebih peating A sedikit kb ih pcnting dari B . -- 5 . Lebih penting A leblh penting d:irl 8 7 ' Jaub lebih peoring A jaub Jebih penting deri B 9 i M1rtlak lebih i-ting ~ mutlalc Jebih pentiag dari B

2,4,6,8 Ni l.ai antara angta diatas Ragu-ragu dalam menentukan skala missal 6 anmra S dan 7 i.-- .. ,.~-;::::::::::- ..

1ibNa=<J~ . . ·.-...===-·

Resipmkal AilllllSi masuk aka) B/A=l/9

Bapak/lbu dimohon untuk membandingbul tiap kriteria dengan kriteria lain terkait dengan permasalahan yang menjadi rujuan. Berikut ini ada1ah sistem skala penilaian dari perbandiogan kriteria :

0 .. ~ ~ " c c il .. .. c ~ ~ " .0 .. .. E" u u .. :a :a .. > .. "' 0. 0. Iii :!Z c ;; c c e c: " c c ... !! .. ...

~ ~ " c " .. ~ .. ..

.c ~ s ~ -.; .c .c .c

~ 8 -0 1 "8 i ~ :c e l .. 0 ~

~ "' ~

.. j ~ > .. .. e c: .. ~ c :I l .. : }.'_ ... e, ... ~1~

"' ! ·-

.... I

.,.. .

... I I

- I

- _,.

...

"'

r-,

-· - "' - - 0 .. M

~ e r: c .. .. .. ~ I c c c .. .. .. e, c,

JO l 3 "' s .ii ji ~1~ " .. .. ~ ~ .. ... .,._ ... s: .. " " " " ~ .. .. Q. L ~ ;a ~ " ~

-e e ~ c c c ... e " :? .. ~ " ::0 " .. ~ a. ... c, ... ee "" "' .. ..

~ .. .. a .. ~ ~ :c .. .. ... e Ii c: w ., c c

~ ~ ~ ~ .. ~ e ·1 2 .. 2 L • L c ::;; .. • .91 .91 &. " .,

vr "' ... e, i 0.. Q. 0.. -· --

-

c c c ·~ ~ .!!

2 N !; e e ~ J.>. .r

e ~ .. c j .. ·5 .. .. .. 'i .. !' 2 ~ 'j ~ l!! ~ z • c "' .0 c c l~ .>< 0 .. .. 0 N =. .. .. :. " s: ,, Ill' .;. ,, .. 'ti l1 1.1 "' 0. ..

~ e "' i; l'i :;; JI "' .D : ..,

';( ';( ~ .. 0 0 .. C> ' \

l I "

' I ...

. - ,_ •• I

·'- . I- ~·

M

...

"' .

"' -

....

"'

<:

J

·! .. I t: :

c c ·5 .. j " -; :a SI Ii ~ ... "' ... 0 0 e " " " "' *

.,, 0. ~ :E ~

~ a. Q. Q. "' ~ .. ~ " ::> ... D

~ "' cli a; cli c, .. !>. 0 0

t ~ &'o &, ~ - .. -e

~ -g It ., ~ ~ "' 1

"O ·t ~

'i ·r: e, Oii r: ·~

"; ~

ij >,,....

1.1 Ei c, 3 eo -14 ~ .f2 ~

tt ,:.; r:>. ;:I

i:: ~~

2 ·~ ..., ;:I 0

~ ~j

I - ··-+- t--ll--l·-l-+-1-+-1-+-.,...+-lt-·+--t ' -

I "'

- I"' , i- t-1--+-I -1-+--+-f-+-+-+-+-ll-+-+-f-+-IH ... - ... ~ 1--t-+-+--,,--+-+-f-+-11 - I-· -·

I :

I '

I

' ~ I ~ : I

c .. c .. "' .. I .. ~ .. ... Ii ·;; J c 5. c c c: c .. e i ~ • =. ~ c: ~

ii .. t " c :. -;:; i i ~

~ ~ .. e • .. ~ .. ..

e ~ c: ~ c r i e .. .. .. 0 .. if. .ll .. 0 t ... ~ ... "' ... e, "' ... "'

....

.... >--- - - I: ,_

., - ..- ...

.,

"'

..... I I

i r--· \ l "' I I

I I • I ! \ ' ' c

" i c .. e,

e i J J .. " .e s: s: s:

I j; " .. n .. ~ ~ ~ • ... "' "' .. "' I e, c c c c .. ;; .. .. • .. e " .. .. .. !l J! i .. ~ .. .c s: i ii c .. .. .. c c 'C '<: " " :i: v .. ., • .. c " .. fJ .. :. ~

.. E € € .. e E E e § • ii c .. .. c .. u " 0 .. 3 Cl. c. e, c, e, .... .... .... e, e,

.~ '";! "!:!

J "' " ~

l J l =ii

oU

'f .. J! 't: c ·c i:i. .... i.l tlO a, ~ l>G >.~

ii £

Ci "' ~~ ..:: """ 0 :J ~ 5~

~ a 1ij "' 00 to Iii e~ :J "' i::: co

~ ~ 8.

... •. +--1--1-f-+--i i

... 1.

-

1--1--1--1--1--+- .. +-+--+--+--t--'

I

C! C!

JI .. ... " e ..

~ e ~ .. .. e, a. c E "' 'ill .. ~ ~ s e .., a.

~ ]!

0 ,,,, I e ' c l .i! l

"' !

,..

' I "' l ,_

I

..,

...

"'

.,, ·- ,..

"'

c "' c E .. .a.

~ c

" e lf .. .. .. E c e .. ~

~ "' " .. .. " 0- .. "'

I

~ i r ......

~ "' § § ~ ~ 8 ~ § ~ 8 § i f"'i•.\c,..;C'Qt..\dt..\~

.. §~~~~~~~~~ ...., ("I 0 00 M Q ~ 0 •'\ ("'

f-~~~~~~~N~~-~~~-~~~a§~ 1~

•••••M-OO••••••~~P•~P N§~~~~~~~~~~~~~~~~~~~· --ooo~-ooo-aoo-~-~o~~

~ g :58 §0 ~~ ~§ - N ~ Cl! .~ es :> .... .... ... -

:;; 8 S! ~a g :5 §§ ..., "" r-: ~ Q "' ... "' .......

f "' => ~~ gg

~~ ~~ ... 0 - N g ... " "' M"" (""; '='

:!. 88 ~~ ~ ~ a~ "' "' 0 "' "' <"'t q P? 0 <>

"' C) .... .., .., "' ~. C>

.. - ~~

~~ g~ § § 8 ;;i 0 ..,

0 .,; ..,; ...; ... "' .., C)

l ii

f :l

~ ~ 1 ~ i f 3 § i I ~ T 1 1 0 .... e ... Ii J!. J! v. !I .!! i of

:a jJ 1 1 Jj 1 j 1 ! 3 f } ... f ~ f ~ ~

f. i j_

.. ;. ~ ! a j "" 1 T ·~

1 T ~ ~ ~

c ! l t £ .,:: :! » s ,; e "" -~ .~ .~ :3 ~ J t J ~

~ 2 l ~ 5 ] j ~ "' "" "' "'

M 8 ::; E§ 8§ ~. ~~ .. ~ -: "! .., 0 co Q~ ....; ...; ... .........

;? 8 ~8 8§ ~~ ~ . ..., - ... .., '=l C) 0 ¢0 "' ..... ..... ... .......

l ~ 8~ ~§ §~ gg § ~..., "' "' 0 c:i 0 <> ... "' .... ...; .,.. .., ~ :;i 8 ~~ ~ S. ~~ ~ ~* -: ..., <"'! 0 c ~.Q .., ... ...... "' ...

-· s 8 ::i :5% 8§ ~ 8 <> - "' ~~ ... "' <>S

0 Q.....; ..; "" ....... '

~ ·1 ·s iJ 1 ·- s jj 1:: l i r jj .. ... ... ... • j ~ ~ l l ,. "' ; f ! 1 s i ·~ ·; 1 ;;

J f, 1 ~

~ J ~ f ~ :; : .!! ... v.

~ gg ~ ,...: ~

0 ~ 0 0 -c 0 .. 0 « 0 .... "' ....

~ 0 = 0 0 <> 0 g ~ 0 ~ "' .... ....

i2 ... ~§ ~ .... "' ....

§ 0

~ 0 - 0 .... .... r»

i i i liJ .. :1 'j

:i .~ ·g .. ~ ~ ..,. "' -e

~ .. ii .~ .s

I ' ... i

-e -« ,:

Lampiran S

Treeview • Goal: -l8h l'MglmbMJOM lmo di l(abtrp lai .... "8 PalUrnM --, Pwmadabn {l: .522 6: .522) \

1---:

Agunan (L: ,742 G: .31111) lunga Plitj-n {l: .10 G: .1196)

---- - ,,._llan (I.: .o79 6; .mt) Sanna Pn>cluk:ll {I.: .l48 G; .248)

··· e Pupult {L: ..564 G: .i40) • 9llilt (l: .225 G: .056}

-ii Obot Ob-. (L: .JM Ga .826)

-ii Alat dain Mesln ,..blliai1 {l; Al54 G: .013) _. Te,,_ K8rja {I.: .l)St Cl? .oS3)

.• "- ~ (l: .l1f q: .116)

. f : PMo•ndall11n ~ Pon; hit (L: .322 &: .037} , Pemup<.An (L: .Jl4 6' .037) · Ptmansllaan (l: .119 ca: .OU)

I -•-,...UNt>(l:_$:_) t: Pema- (I.: .0411 G: .11115)

....,.._ tonah (l.: .0466: .ODS) -·· ................ {L: .044 G.: .GOS) ............ " - """- (L! -074 .. .1174) r • Fennentali (L: .441 ~ .Ga3)

t-• ..... -- {\.: .3n G: .DZ) - • SooQa (\.: .Ull G: .-)

I I -• Pelftasaran (l: .072 G: .ee5) · ...• -~ -h (L: .o31G: ~

~-ll'eno;ulullan (L! .039 G: ,039) , • Kualll:H SON Pws}1'teh (U ~ G: ..o20) I .. lnllllWli. ....,,..._, n: .251 G: .oao> ~. _ ,..,._ (l: .oleG: JI03)

:....• S.nna ~lui.t (L: ""7G: .GCJJ) 4 Jumlatl .....,.., .... (L! .071 Ge .oG))

Mooe! Name: MasaJah Pengembangan Kakao

AltH• - ·- ,., _...._ "" ,., ....... ,. " ..... '"'1•~ OU -· ""' ., .. 0(1 ·- -- -- 007-

Po~rt."9 ... _

Ad1¥1~1lll.e1• .,._

OWOa k1 017 - ~la. SOM ,_..'l'll"fl> ... - Al.t•- 11-"'~fa ....

T•"tlOll~"" 011. ....... .... ...... ,.....,.\N,. on• P<.nt ........... OIG. --· ""' . '--OOIWfl f•Mfl °'°. - ""' . ._..., «Y I ---- .... ..... '-"Y'illl'* .... --- OOl I Jui"ll•"~'*'h ocn I

OooO· _.,.,.,., __ ,..,.,.._.. • ._.,...._~r .. lft'IM

Synthesis: Summary

Model Name: Masalah Pengembangan Kakao

(lanjutan)

... IAM JU======--------------- ..... ~. ·""

................. J!7i-

~-- ... I flD")f'~tl!,UI~ .• , O;eBI lncorcl$f'Cy • ,04

Model Name: Masalab Pengembangan Kakao

........ ,SO<========----------- ..... ,225

"-..,.._ ·'"' ............ , ........ )"! - ,._.. .... ;. ,o61 -

O.Wal lncon& ite '1C1 = ,05

Model Name: Masalah Pengembangan Kakao

Synthesis: Summary

Synthesle with rnped to: Sarana Produ ks I

·= ,314 ,119 ,040 .... _ ..... - . --

Pflll'Nlall.M M•Mf"~kk ..._ .. Ptma J MIP ~,,..,. LAl'ltl'I - p"'°' ... ,., ... -

Synthesis with rnpect to: Proses BUdidaya (Go.ll.~ ~~{1.;,•t4)

~ •nconal5*1(.y a .01

Synthesis: Summary

Model Name: Masalah Pengembangan Kakao

·"" = .... .072 .... -

o.e.l•w:oo J da icys .Oi

__ ,, .... .,, ....... ,,. • .._ __ ,_..,.._. ClJ

·-· PlllQlll"lllQlll - ,.,.Anti p •htri8uab

Mode) Name: Masalah Pengembangan Kakao

Synthesis: Summary

Sy111'-ls with respect to: Penyuluhan

Model Name: Masolnb Pengembangan Kakao

Synthesis: Summary

KodclO Nama Stklot I Podi 2 , ..... 9

3 Kctela Pohon 4 1..,..,, ... Umbi-Uml>Uln Laimva j KlM:""" Tanah 6 T 3llll!1Wl K ~~ Lalnnya 7 S'l)'W' ·Sa~·-· 8 Bullh·B......, 9 Tanamlln Bahan Mekaoan Loin..,.. 10 K~ II Kefa:nlllK.-:}arut s~wi( 12 Kllkao 13 K.oni 14 K~UtMau,$ IS T """""" hrkebtman Lai111iva 16 TsnltlTlan Pertanian T..alnnuo 17 l"'llemakan don Hbil - Hasilnya ·rau.stk Susu,..,,,,,,. 18 Kiivu clan Hasil .ltut>n IAimlya 19 l'crial:am.n Dantt 20 Poril1111"" Laut 21 hl'lllntoon""" dal1 l'en-•isn 22 lnduSlri M~ dell Minuman 23 lnduS!JiJ,.,~ 24 Indwlri l'••i.llan•an Minyai< 25 Listrik 26 Ail Bcrsih 27 B lllnJkst 28 Pt:r Bes. dan Ecenm 29 Hole) dan ~.,,,....., JO l.\.'lSlUl'\t.U

JI An•"'""" Darai )?. an Kerete. Ani 33 An•"'""' Udara 34 Jasa J>.ezruniaii~ All8!111111 3S Kmmmi\wi 36 L=>ab""" K J7 Usa!u Sewa I!~ dan Ji>Sil Pc:rusoluan 38 las. Pc:mcriruahan Umwn 4tln P""""•M• 39 1 .... S<>:'t•lllo.1 Kcm•~ara1<111an 40 Ja..a lllburan dad .Reln:asi 41 J asa l'eroranQan dan Ronrah T ..... 42 J(egi3ton yon~ T>dol<Jcl., 8.u.annya

KIMi~kaSl Sclctor Tabel JnpUI OUlput K!ibupaien Padang Por;"""'" Tahon 2007

SEICTOR 1 2 ~ 4 s 6 1 30'"'.51 . . . . . ) . S96.71 . . . . 3 S41.01 . . . • . . . &.SS2.91 . . ~ . . . . 11.54 . 6 . . . . . 9.10 7 . . . . . . 8 . . . . . . 9 . . . . . . 10 . . . . 11 . . . . . .

~ ~1 . . . . . u . . . . . . 1A . . . . . 1S $9.SS 106-7Z 14.98 JS.SM 1.23 . lS l7'9S U2.&& u.os 2139 ~80 . 17 ~84 . . . . .,~

~- 17958 9644 22.02 1286 ~.74 4.15 19 . . . . 20 . . . . 21 . . . . . 22 . . . . . . 23 ti,351.46 3Gl37 81.37 60-99 82.09 a92 n ll.00 5.70 0.64 9.18 2.SO 25 . . . . . . u . . . . 27 l,J07.06 247.10 u.u U4.t9 141.90 4.23 2S 9,10862 402.22 l.LS54 296.$5 12245 27511 1:9 . . . . . .

~. 59.U . . . . 31 2.337.30 402..80 lOl.95 118.55 181.71 91.69 )l 6Hl2 l7.12 a-. 20.00 t.16 1.86 33 1,251.80 5•63 17.U 41.03 16.94 3.€Z 34 32951 U.79 ... ~ 10.l.7 4".2U D.~) » 21.71 . . . .

~~ t.~- '64-68 14SS3 117.35 61.61 s.53 37 . . . . . . ~ . . . . . . 39 . . . . 40 . . . . . 41 6!U2 192.24 6(),09 2053 49.33 :ZQ.32 42 . . . 190 S4.97d85 3.039.70 1.179.49 2,StlU7 7?9.93 160.75

zoo Ul081 672..SS 363.92 59964 &n.48 \~4& io1 84,875.85 l.970&; 1.2A!2 38 1,844.12 1.231.56 264.58 202 34S.S5SS6 21.6411'3 14.64'1.52 .... ~.70 1.Ul ZS 1.5a'-16 2~ 5,441.37 16~. 14396 6'1 WU? 22.81 2'30 .l,71197 17-4.10' 2795 2926 58.84 1262 209 439.587.75 U.861.14 16,115.&l 10.~~~.En ~.23M6 1.llas.17

Tabel Input Output Kabupa~ Padan,g Parla~in \¥\U(l 1007 TtiMabl t')ome:>\lk Ab's Haraa ProdusenUuuan Ftttplah•

SEJCTOR 7 8 9 10 11 u 1 . - - l - . - - - 3 - - - 4 . - - - ~· s - . - ' - - - 7 l2,l%.5J . . - . - a . 4736.92 . - - . g - ~11.15 - - - IO 1,449.n - . .u - 3,121.15 1.2 - - Sln.% H - - - 14 - . - - ---= 15 9.30 4.!G 0.% 22"'3 - 10 8.6S 7.27 o.6S 3'1.71 - 11 - . - - ll S'!.55 22.Aa :).41 !.a.S!I ,, s, 47 2688 19 - - - - - 20 . - - - - 21 - - - - 22 - - - . - 2) H59 329.l5 •.28 9-1.sa 424.~Q u~.~2 z• 19.97 9.27 0611 6474 l9.69 27.49 2S - - - - . 26 - - - - - 27 1J8 l!.3 7251 S0.29 134.28 683.0S 136.'4 2a 1.728.78 9119.20 43.10 AAA.20 1.139.64 517:'!S 29 - - - - - 30 - - . - . - 31 1,305.lll 2'1S.4S 4736 4SZ.41 ,.11: ... _45 80.66 ~2 11U6 - 2.91 59.7S 7U4 6.59 33 239.11 136.81 5.9& 122.51 1s1.a 13.52 34 S9.l4 3U2 1A8 s:l.l'l 17728 ass 3S - - - - 65.36 - 36 S(>.90 :l&US S.Ot 51)\;32 eu.30 41lUI 3) - . - - - - 38 - - - . - 39 -·- - . - . - - 40 - - - - - . 41 23804 10.11 6.66 7U2 253.13 9UO 4.l - - - - - 190 1•.780.27 7,138.13 w.zs 4'l.!2 32 8,199.08 L67J.37 200 655.96 1.004" ~12 8840 1.50.35 433.53 201 4,6()0,119 10,711..47 280.88 9,612.62 7.l~.sz l,A&l.29 W2 99,481.61 1.21,9<17.46 .!,290.28 9,686.0l •• 915 7$ 6.95o20

"" 1,188.90 119111 32.M ~us 1,1» 14 3\.~ 204 77921> 66203 :&.44 304.65 359.4) 11.61 209 106,0SO •o 133,47076 3,622 ss 20.195.1' 51.~87.89 8,177,11 210 ll:J,Aa;.Q .14UJUS 4.llU2 .M,415.!n .... !1.31 IQ.584.GG

flanjutanl

SUTOA ll 14 15 u " 18 1 - - - •.2'819 2 - . S.'3 i - - • - - - - - s - - - 6 - - - 7 - - 102.07 - • - - - 9 - . - 1:1320 10 - . - - II - - 27.<2 - 12 - - - - - 13 4Z'IH - . . - 14 ~.50 - - . - .. 15 . - 876.17 20.11 1\9.; - .. . . %.23 a67.11 501.79 7087 17 - - 17,.U'-80 - 13 li'n 24.7~ 87.32 78,04 7M3 16.54 UI . - .. - !i.97 20 . - - - ".Ql - 21 - - - .~ ... - 22 . . ... ll Ul'HiO '!&U 41$.16 llUO I nc.1.94 . ~ lkU7 5a.D2 100.oe 55.92 55.24 .. ~ 25 . . . . I'""' 206.20 .

26.11& 2~15 26 . . . 27 228lS 1410 iOJ.37 )111.J? 121a.n eu,u 28 lll0.82 M..!l 606.07 2&U9 7 ZZ0.83 . ..,. l9 . . . . UI 26.65 lO . - . 5).90 z<>• ,. UIO.OS _.,. s.40.48 zgus t.811.91 266.lJI .., 10.14 s, .. "186 IUO SOt.96 l.Ol S1 2:1.24 lUl tU2 )9.18 Sltt.70 6.U ,. 5.St 1.27 )0.78 971 ~Ul 151 •> . - . - ld.~2. 12.29 36 4688l 457.71 1.301.44 JM.14 213.90 l.HSG n - - - ~A.~ . •• - - - 39 - . - . '"'"' UG04 .., - - . - - 41 79.fil 3!.10 181.l.4 153.12 . 2'$.65 12867 •2 . - . 190 un.34 1,.191.)9 4,910.92 20lBO 411'9078 •,9,9 6$

200 <OlSO 156.83 _1,0lll 72 3~2.54 HM 12 415 54 201 J .<1'13,61 67).38 31112.:M) 8,5146,.! 17,654.06 l,991 ·~ m 7,21!1.08 411$7 so 10,307.911 7.JSa4.04 "3,130.29 12,.399.4:; 2'J3 ·~.10 8.15 :;a 83 .... 1,917.66 5JZA3 ,.,. 303 2.4 827! 39 f,4 •13.1~ ].373.2) 32U9 209 9,411,IW S,SlS.82 JA,213.71 l&,11.9908 19,085 24 ls..229.36 :tlO U.'35.43 7,175.IM .. IO,l.5U$ 19,:llia.U U521414 17,loU.05

!Llm"Jft ,q 20 21 u 23 24 1 . . 7'1." 3SS3.89 . 2 . . . 33.611 s.ci . l . . 616A3 '40.24 . - . • . . . 10.a? 9.38 . 5 . . Vl . 6 . . 1 . . t(),2t . I . 442.3A 134SJ . 9 . . l559'l . . 10 . . . 11 . SS6.:14 16!>12 . :u . lCl.6 . . 13 . . 701 . . I~ . . 7.45 . . 1S . 37.97 458.:i . . 16 . 1U5 21lll n . 17 . 24.22 54603 u 71.01 6:;4 ~10.3<; 4.';81.36 . >9 C,4oo.2:. . 6.371.52 L()g5.77 . 20 . ~7.14 I0,7U22 2.S22.9S . 21 48799 . --- 8'4.8S U.62 501.67 . 22 l 588.19 133 t4 39.11 149.48 6127 . 21 731.09 4&40 1248() 74C.SS SS,1138 iz . 2• 815 4,909.71 4852 4,15361 6&,821.4$ . zs 9.1.9 'l1.W 3.840.47 l-.!12 . 26 ).80 :ZS.37 414.40 1.21651 . 27 !09.79 ?525 . 16,23541 11),7511.02 36,936.32 . 28 l 771.33 L282.31 8286 5,nA7.~ ~~U97 . 2'9 421.71 1,»1.07 1763 3DS.Sl $68.EQ . 30 2,49&10 10,sE.S,9:1 e.w ;)44.68 19>.45 . 31 3~95 1.UT.35 1.w.00 55409.64 158 36&.66 . ~2 119"3 1"3.71 5.S9 411.69 ., 397 8J . 3) 244.9!1 177.35 l1A6 698.Jll 54187.SS . 34 6014 UZ.Si!i 2114 173.09 4,58&.67 . 3.~ 32.9~ 10142 . . 3~.616.Qi 3.C . E!l1.57 12H$ 6611.19 !IS.6(; . 37 . . . . l.lAl3U2 . 3¥ . . . . . 39 319.1!1 64000 . . 2JS1.59 . 40 511.18 . . . 2•2u1 . .. 11UO '97.S6 . 2~ngg4 . ~ . . . . . 190 14,00617 2l,S87.18 U.Q8a.59 13017893 4'!9,944.11 . 100 ll.6.52 as6" 2.!1.89 UJ60.1' 19,US62 . 201 11402.91 11,iuae 48.117..31 47.9:-.9.01 ?t,o•n 202 39.8:11 $3 6S,A70.S7 94,716.10 84,10!>66 ii9,440 ~ . 203 2.4$S..42 7,!88.66 1~.298.i9 l,\)62.511 ~,95485 ----....: 204 237.1() 241.76 1L3l0.2D 2.SlS.Sl ~700 . 2(19 S3,757.l6 S836l.87 ~8,#3.20 139,162 68 ;k.4,990~ . 21~ 68.0IO.OS UUO'-Bl l71,4M.1& 874,050.77 .

llanJut.nJ

Sfl(l0ft 15 2' l 27 28 29 l . . I , . 2 . . .

' . . . - . 4 . - . . . s . . . i . . . 7 , . . 15.IO . 8 - . wm . s . - . . J~ - . . . . u . . . 12 - . . 1) . . . 14 , . . - .

__ 15 1026 ·- . . . .

15 . . . . 11 . - . . . 11 . - ll.:17659 . o.:zs 19 . . . . OD.I zo . . . 011 21 . WB 17.S?2.71 252 O!I 0.13 22 . 174.61 1156 13 . . . 10668 1.l4 ,. ;i,924.74 . .o&S.79 170.34 cu 2$ 8SOM 14«1 ~55 354$1 1116 ,. 8U7 ~40 1!17.14 984 O.&I 27 4,503.55 350.52 37,6».32 11.624.SO 0.6' 28 667.W us :is,.194.72 191.19 s ... 29 ll!U5 631 348S1 sses (l32 .ljl 2358 1.V 306.01 lS.3' 0.'40 ll 4J9.22 12.61 44,.lss.as 39,llll 14 2.57 l2 iJO.l' 0.32 '120 )8 19.9S2.SS 05"

>1'3.0; .. .....,_..

la 3JOD.SO 0-66 3-111'12,70 0.98 ]4 !BS.Al 1U Sll.31 3,311 31 0.32 35 J'6.80 S.58 1'400 641~ 1.~

" 41.lS uos l,.l<&S..)~ 1.587.!lll 0.86 37 1~1'1 25.29 l.880.Sl 620.31 L73 l8 . . - . . l9 .z.13.il . 495.37 .,e:z::s:.90 037 40 413.<S . . . n.46 .. ~s '6.50 ;l,012.SS •.~sm 0.2S '2 . . . . l90 11.ssua 5dl.61 160,415 71 lll,120.05 3570 :2tJO 1,$16.81 4191 7,17'-Sl 7CM..~4 •ss 201 14,734 01 9U.s8 117,d.; 14 76,083.71 ?3.11 202 3';f7S.6'1 819.lO 78.957 11 361~9.49 496i 203 l:J80.90 •.so 16,73!43 26,604.SO •08

L- 2()4 . 49a.El9 3.34 40t.t9 USl..52 s.u 209 66)>1!1.2'1 USl.72 213.647.03 471,2Ul Z2 i2ss llD •S.117.M ),72$.2' -27 _Q.1225..49 W.81

SCICTO~ :IO " 32 " 34 l 031 . . .

,_] _ ....._.~. . . J 2.1.I . . . . • 13211 . . s O.a> . . . 6 381 . . 1 91!1.5!1 ll91 . . . 8 «XJ.28 111.64 . . s 63.28 . .

"' . . . . 11 •2'1.25 . . . 12 o.26 . ·- u 2.31 ..,. . . " 0.51 . . lS 7!;.04 D.95 . lG o.a6 ')00.20 . . " 12-'1 1'S. . . . ll M7 ?;! ,__ 1&92 . . . 19 12'.68 . . . 10 m.u . . . 11 1917 . . . . 21 104.<7 U9.0l 311-~ !03.G!Ui9 23 !.GS '7,°'4-S8 357.55 107,!!lO.!! 1--. 2m1; 14 Wl.47 , :rt"llll 2•7~ 657.614.lO 25 Sl.12 !2.3& UIO $,)T1 •. 2S llS.92 l• U.tl 2'U2 Q.90 • 871.74 2195 21 JA22 2.264.Jl 453! l)Ma.:IJ 64806 28 164.h 1~134.z.t 17SA1 218.3SU6

~ ~-- .......... 4.]l 1&01 ll.SS s•zzs s• 2 30 7 •• 2S'Jl5 Ul 2 •16.27 Gl.19 u uu• 1.0IS.Jl 71A9 461W75 lHl 32 sue • ~«> 17.10 1.:.3,._,, 7~ 'l JU>.77 2.0U9 24.25 31.n4.s1 s:io.u 34 2901 535.H ~~ ..... 1.0315.71 2.!15Cl.02 35 2U8 ,_,, '118 117 .. .II.~--;-,; 217 64 •• 1004 ll.S1UIO 116.71 30•-40 •2•1 ... )7 II.SI l&l.95 10.SO l" ....... 55 22763 '6 . . . . . ., l.Jl ...... l5Al 11.117 79 . '"' .i.1..ll 161.90 •.:n 6,726.06 . 4l 3.81 2,W.14 1.Sl 20 U9 . 42 . . 190 ~.101A1 ill.300 l<i .. ,.,., ,_ .. 65JS4,.73 10 SD'l.$1

100 5'18.75 1,2Ja.51 ~ .. » 117.0M 28 411.11 201 2,'94n .. ,A06.9.I 15!9! 2L4.4SS.47 7.641.36 202 7,{Ja7Q lJ.l,417.fZ 071 43.l,.US.99 lB,91S.14 l<ll ti.i'6Jb )l,~.U 139') 119,118.60 1,28776 204 1,1W.n 4,.4l0.8i 704 1&,123.)9 612 17

l09 11.535 87 1'7'1!.a.15 ... 90 711.&37 4S 29,45'!43 210 16,7'1.K '.RQ.MJ.S7 2.21113' .,KS...!7?.<15 .. 7JOJI?

SEKTOR lS )5 3'7 38 )9

1 . . . . . 2 . . .: ,____ . O.'.!A ] . . . . 7.63 • . . . . .!.3G s . . . (1.31

• - . . U7 7 . . . 53930

~ • . . . -88 ' . . . . 1037 10 . . . . 11 . . . 74.40 1l . . .

1-ll . . . 352 ,. . . 15 . . . ill 79 16 . . 109.72 30.3? 17 . . . 12S.86 18 . . . tS.."41 19 . . . 44.•3 20 . . 8143 ll . . lS.97 u . . . 4674.47 Zl . SM.26 U.519.SI U3L27 24 llfJJ2 "768 S.ot . 21.3.04 » 606' 39.50· l 6' 11'°.'M 4)16"1 2, M\9 75n \9' 312.)i >SOl 2• IASUI

~~ S.SHOS &7.160Ci m.so

u U.JS Llf OAJll.UO i.U~.13 2ll 7'68 530.03 ·. 27 47 101116 30 u.~ ..... . 11uis.n 7••• 31 =n 112.75 141 39 lH.!IO 64607 Jl 12.)5 .... o.oa 1.395 .. 21U~ 3) lB7.7!1 t69.S5 011 ss- .. 413.Al 34 ll0.56 1'8S2 0.0. 31201 73 107.Mi 35 73 ... l,427.52 1646 1S.127.Z7 ~(l!I 3' 2 U:..:i.95 932.% '7 '711,17 .,, 3.17 21 •l.66 ., KlUI ·~.12 15.IM <•nus ?&.01

" . ........ . " 7-SM 1111.96 0.88 1.J9l.7l uu .., la5.47 lln . . 9 61> 41 U6.l9 17.95 l.96 12~· .. ·n . 41 . . . . . 190 ?,071.16 11,-t7.7S 1.99&.0S 651.717.'6 U."943

200 139-71 795.0I 7 !IO l!.920."6 '.l,67901 101 """'·"' 1~40J~86 U.d092 SU.902.oG 14,5"410 >02 1.(1.5.U. 71 ~..,. ... 34 797.73 . i7,s.s.44 lO> ·-·~ 1~761 4.4n .. _n eJ,CJl:13 ·,•'J ~.CJ'8.\.L 204 20&59 461.77 ·-s• - 82562

200 1&,1tS.3S t7,.980.04 sa.~.,., 510,9'97 79 •~.8'3 38 2U 2Hll.7i '8.l5'U7 co 51'.SJ 1 ., ... 6.Ni.O:Z. 6S.OIU2

S<ICTOJ .., 41 42 l . . . 2 . . . 3 . . ,... . . s . . . 6 . . 1 . . B . . . 9 . . .

1D . . . 11 . . 12 . . . 13 . . 14 . . . 1S . . . 16 . . . 17 . . . 1$ . . . I .. . . . Ill . . 23 . . . 22 . . 23 . . . ,. Ll)3 11652 . 25 o.&S 2U& - 26 1.99 35.21 . 27 P.76 196.57 . - 0.lA >H9 28 . l9 L5l 99.SS lO o.31 tt.llSS . 31 L06 62&.$) . 32 o.JO :zg 74 . 33 o.oa 113.IB . l4 o.m 091 . 3S U5 ;ou;1 . J6 1SOM .t.7U.Q4 . 37 ,... w~' . 38 - . . 39 461.12 ioos . '° O.IS . - 41 LJ5 J.Sloi39 42 . . . 150 6611.l'S 4.00<.U . lOO H9 "62 . lOl 707.'IO ..,,,,, ... 241 21)2 :t.lJISZ. 4Ll48.06 203 119.94 s ttl.Z!i ·---·- 104 SUS 2=.EO . W9 l.02SM W,241,4Z . 210 ,__.. '1,32U.5 .

SEICTOll 1 2 3 4 ~ 6 7 1 006Ul3 . . . . . . z . OD.l1M1 . . . j . . 0.(llll6'3 . . . . • . . 0-11.$574 . s . . . . 0.00111.: . . 6 . 0.00421.6 7 . . . . o.:umoa 8 . . . . 9 . . . . . . . 10 . . . u . . . . . . . 11 . . . . . . ll . . 14 . . . . . . 1S .o.coow l!.003870 O.ooo843 O.ll01186 0.000679 . O.(JC)Ol)75 16 nnoo3s1 0.004819 0.ll00739 D.Ol>:IS9J 000054$ 0.000070 17 M00193 . . . . 18 0.000359 0.003.'98 0.l)Ol;l.41 00009$7 0.0023'.!A 0.001902 O.OOIMSO 19 . . . . . 20 . . . . . . 21 . . . . . . 22 . . . . . . . 23 0.012®1 001!000 0- O.OO'IQ39 0.007711 0.004087 OOOOUI 2• 0000062 . o.~u o.~ DOOOl!62 0.001146 0.000162 25 . . . . . iii . . . . . . . 27 0.0026ll o~ O.a»046 0.01593, 0.0133Z& o.oo:im 00011.24 :28 O.lllBl~ 0.01AS87 (1.007109 0.0220?I oD11S02 D.ot26J7 0.014000 ~ . . . . . 30 0.000120 . . . . . 31 ~ 0014603 O.OOS113 O.OOAAU 0.0271.62 0.011475 001DS6i 32 0.0Dm7 Dlla09&4 0.000.79 o.oo~ 0.000776 o.ooossz 0000ll44 33 0.002516 O.OCWH o.-.i o.CWOS4 0.001591 0.00175() O.llOl!Wi 34 o~a O.OOOSllQ O.OOOJAl CUl007S7 R000394 R.toOUS 0.- is 0000043 . . . . . . 36 OOW47S 0.016852 DOll6l41 O.OOIJ734 Cl.005787 0.003900 0000412 37 . . . . . . 38 . . . . . . . 39 . . . . . 40 . . . . . 41 o.aot232 0006972 0.003403 0.001~28 O.oe>coss OAI09311 0;JOL928 42 . . . . .

t.mpirtn6

SEKTQR 8 9 10 lC 11 n 14 l . ! . . . . 2 . . . . . 3 . . . . . . • . . . . . 5 . . . . . . 6 . . . . . . 1 . . . . . a 0.033400 . . . . . 9 00~509 . . . . . 10 . . Ul6081J1 . . . 1: . . . 00Sl7l8 . . 12 . . . . 0.055174 . u . . . . . 0.W6'14 14 . . . . 0.06121S 15 0000004 0000087 O.OCD!ll9 . . . . .. 16 0.0000~1 0.000157 0.001424 . . . . 17 . . . . . . . 1¥ ODOOU!l 000082$ D.OOZ..00 0.00"°6 0.002540 o.~~ 0- l! . . . . . . 20 . . . . . . . 21 . . . . . . 22 . . . . . . . 23 0.0023Z4 Q.Qolm] 0.0038!2 0007029 0.013220 00094l• o.ol<l636 24 Q,DIJ006S O.l.'00145 Cl.00265l O.OQU21 0002S97 D.OOS97' 000738& 2S . . . . . . . 26 . . . . . . 2? OAlOOSJ.2 001216!> 11.00SSOO 0011321 0012938 D.019606 0.01!1737 :i.lJ 0006915 0.010'26 0.1136296 0.0188Sa ll.009236 0.013820 O.OB311) 29 . . . . . 30 . . . . . l1 0.001945 0.011456 O.Dl.8529 Oo.Ot(.617 0.007621 0.ms.473 OAll'.3001 32 0.000471 0.(0070' 0.002447 0001274 0000623 0-)2 O.aoab7 ll 0000966 0001442 0.005020 o.ooun O.Ollll77 0.001911 0.00IMl 34 O:l00l40 00003$3 O.OOJ.24S 0.002!1J8 00003:17 0.000i74 0.1)()()4S6

35 . . 0.001083 . . 36 000071)(, 0.Wl219 0.0211737 0.013463 0043610 0.0ll)28$ 0.063_ill. n . . . . . l8 . . . . i . ~' . . . . . 40 . . . . 41 M0049.l M01E11 0003220 0004278 0.0088Sl 0006847 0.004413 ., . .

SElmlR 15 Iii 17 1' u 10 n l . 003""'71 . . z . . ocoooc . . . . .

! l . . . . . . • . . . . . s . . . . . .

' . . . . . . . , . . 0.00041S . . . I . . . . . 9 . . O.QOW"4 . . .

111 . . . . . 11 . 0.000ll9 . . . 1J . . . . " . . . . . 14 . . . . . . IS 0.04l471 o.ro!OIS 0.00019l . . . 16 0.002294 0JU906'1 0.a>41)2) ll.0040!0 . . 17 . CU3afOL . . . 11 OM4m O.OO.OSI o.alOOl& 0.-t . 000005 0.0000,,5

" . . 9000Ll6 . O~l . . 20 . 0030Ul . . 000U74 21 . 0.0)1491 . M0?168 . 0.0004$5 u . 0.0000'1\1 . OOUl21 0.0011'16 o.ooouo u 0.02H!11 o-- t.0$6J•9 001n1'9 0.0004l$ 0000669 24 0.007942 0.- o.-..1 0- O CXlOllO 0'°4917' 0.000260 2! . . O.OOOllS o.oum O.(l)Ollol O.OOOZ~? . 26 . . 0000215 OJl0\515 0000085 0000227 l? 0.02<!1S9 ~ 0JbOJ72 0.0.7'()0 0.001613 o.oooue 0 C87(11J 21 0030010 (/.014106 0.0$7661 o.oo2Sol4 00l6011 o.Dl1459 0.000444 29 . . Q.000050 0.001515 o.o'll>li5 OOlllM 0.000\,. !IO . . o.- O.QOl4M O.Ol6i!M o,ogo.,17 0000045 ll O.O<&all 0.025156 OD15077 OA>Ull1 G.OOSJ43 0.0111)$' 0.''"""I 'l 0002027 O,OOOl92 ~ n.ooom 0.001754 O.OOlZM 0.000030 1:1 0.-.V.. Cl.OlllOM a.001976 0.000)Sl O.oo3.,, 0001585 0000061 ~· OOOIQl1 D.OOoScM 0002.IU 0.GOQDl1 0.---1 011()1006 0.000015 JS . . O.Dll018& 0.""""""' 0- O.<lOD!IC6 . a' OOM.510 O.Ol.tO!H o.ootna 0.001 ... . 00061~ 0.000M3

" . . o.aoout . . . 38 . . . . . . 39 . . ~ 0.00716' 0.004M4 OOl.1~719 ., . . . . 0.007510 . 41 0008992 n 001949 OJJ01900 0.007117 0.004-,n 0006233 . ., . . . . . .

"'".,..,,,

SOO'OR 22 13 l< 2S 26 27 28 1 0.0027<S

.. _ . . - 2 Ol.OWlll 0000005 . . . . J O.OOZ22l o.tO'.X)45 . . . . . 4 Q.GOQQl9 O.(lQQClH . . - - 5 . 0000)06 . . . . . 6 . - . . . . 7 . • 000091 . . . . o.ooooz• I O.OOlS!M 0.0001S4 . . . 0.000017

• o..omg22 . . . . . 10 . . . . . . u o~ OOOGU9 . . . . I] 0.000011 . . . . . 13 0.00002.5 . . . 14 OJXl0027 . . . . ·~ 0.0001;17 O.OOOU• . . . . 0000011 ts 0.0000$1 0.000264 . . 17 0.(IOO(le7 o.000615 . . . . ta 0.001!1~9 0.00SlA2 . . . . .._, . 19 0.02·2,&6 o.oou.u . . . . 10 0 03861' OJJ0.2&17 . . . . . ll ··- OOJCIS1' . 0,008047 ·- tl.000431 21 ·- QO)QO)O . . . . o.oCIOl!l!I l3 O.OOlMO o.twtm . . . . 0.0llOlll\ M 001500• O.o7SJ05 . OG14081 . 0.001222 0.ooo:!92 lS 0.0t~MO

_, . 001.0lil o.ooms 0.001292 0.000(06 211 000J493 0.00l"'l . OOOO!IU 0001lta: 0000<1> OD00017 2? 0.0381<IO OJH21St . O.l»Z471 o.uooea ·- 00198'4 28 U.0111'1 Cl.05Cl!ll1 . OJX1T776 0.0011.u 0.040M3 0.00(1!12 2!I o.-·ll!J .,.,,,.., . Otm2U 0002315 O.OOOllA 0..000118 )0 o.~ ... o.oocmo Q.OOQZ75 00021U OJlOOIOl o.oooou n 0.2032M 0.07ll16l . 0004885 0~7 0.}-15129 0.102U7 ]2 0.001 ... arn•- . 0.00183!1 0.GDM\7 0.00>9'19 o.~ n a 00'2Sl5 O<Miil- . Q.Q3IQ9 OJI00242 O.oo5G1 o.o<ml2 34 0.000'2 .. oJX>U50 . OJlOZl&l 0.DD2191 O.OOll!M OOOS!M 35 . 0.045all . l>.0()1711 n.OO>OM ·- OOlllotll ... 0.002ii1• 0.000109 o.~ 0.004ii.'S o,QOlWO ll-718 st . 00137166 D0161SI 0 00928) .....,33 O.ool06Z 31 . . . . . 39 . 0.002462 o.oau .. . oo•m9'J 1).004611 .. o.ocw.2 . ll.004lta . . . --- ., Ot'P11S9 . . o.oi9MI 0.0>"96 o OOS279 0 0081S8 .. . . . . . .

lbnjmn)

,_Sam)~ zs 30 31 )2 as 34 !S l 0000018 . . . . 1 - 0.000110 - . . 3 . (IJlOOm . . . . • 00079Q!l - . . . s . 0.000003 - . . . . 6 . o..tnl1D - . . 7 . O.OS.,\15 0Jl00037 . . . I . 0.~S o.aia,57 . . • . <IOOJ7'9 - . . 10 . . . . - ll . OO'lSOl1 . . . . . " o.00001s . . . n 0000))& omoou . . . 1" . Cl.(lll()QJC) . . . . 1$ . 0- 0.0000ll7 . . 16 . Q.OOOQS.\ wsnm . . . '- 17 ~ o.t.Ooool$ - . . . 11 0.lm036 o.Olms O.OOOQSt . . . . 19 0.0001$3 0.00772J - . . . 20 0.000896 0.0l- . . . 2: O.OOl(]M OOOl.W . . . 21 O.OMIJ9 OJJ06Ul 0.uom71 0.0ll101 0.0011' . :_ 23 o.num 0.DCI01'2 o.•4&549 0.1SS501 3tWSS51 <>.04',... . 24 O.OOWl 0006101 0- 0 I.Olk) 0.27IOU . 0 0049ll5 25 0.01Sl4.l o.G:ll06ol 0000101 0.D00435 0.002203 0.0021131 o.cm= 16 o....- o.GOafSZ Ooeat72 o.oomn o.ooam 0.0007U 0.00202f ri Q..005&11 0- o.ocnoss 00101A9 0 Dl.0146 0.01S911 0.05681• ll o,,0444;n 0.0fS~I O.OC7155 0.07Qa7 0.09231.8 00.U""' llll()lJ>• 19 o~~ O.D002S1 o.-~ 0Jl()l;071 n..01-5alfi. 0002•'-' 0.002Sl'2S 30 o.oom1 000040 0.000794 DOOCJJA 0Al0097' o.oou11 0.001702 31 0.0209l7 0.0Hl92l 0.00961J O.Cl13701 0019'01 OQOOJ29 0 008652 32 0.000.,91 oo:mu 0.001D5 0007"37 0.00025 O.<IDOl.K O.ooo41-1 •1 O.Oll7!il0 0."°"597 OJl005U 0.0lOSSJ 0.015970 0.01!015 0.007!1S~ '4 0- oanna OOOllM O.OOl&81 0,00IJ61 0.071A:9 O.OOJJSS 3S O.OUS17 O_W'1J6l Q- OJllHCt 0049521 O.OOS34• o.029g22 .. 0.001tlCJ 0 D01lS! 0.UVlllO O.QSSW Q,0130)5 0.0IY123 O.U5211 37 00la7 0.~71 o.ooosro Oll04S67 0.004094 O.OOSS69 0.<DU8' lS . . . . . . ,. 00(0013 0.Q00131 0.DD01$1 0.00.7l!.1 O.D0471JO . 0.02~196 40 0.00l7'6 0.000794 OO<l!ISO< Q.CiOz7Q5 11.00l!MA . 0.00.lll .. 0007036 0.000227 """7511 O.IXl1171 O.OOSM? . 0.004"42 42 . . - . . .

SEKTOR 36 3) 18 ., "° 41 42 1 . . . . . 2 . . OJl00()04 . . . 3 . . . CUD.lllS - -·-- 4 . . ooooon . . s . OJlOOW> . 6 . . 0000033 . 7 . . O.OOl151 . • . . OJJOffH> . .

' . . . 0.001ll6S . . ID . . . . u . 0.001116 . . . 12 . . . . . 13 . . . 0.<)00053 . . .. . . . . JS . . . o.coo<&l. . . ,. . . OllCOOtS o-· . - 17 - . 0.00~ . t• . . 00006117 . . . l.!l . . . o0006n - lQ . . . 0.00l20 . . 21 . . O.coa>M . Jl . . . O.<JtC7JI l3 0- .. . O.l!l5270 005"'4 - 24 n.lQJ.02 e.oocmz . 0.00)2)0 OOOCl!82 0001.Slt >.! 0.G06U9 0..000027 OJIOIC99 0.QOSU) O.ODDIO 0.000385 .

~ 0.lm:lll o.ol003l 0.0002911 0.l'llft2)'3 o~e 0- . 27 O.o61U17 0.-S O.ollOOO O.O!MA O.OJAOOl o.ocmn . 21 0.00U30 o.oooou OAJi7U 0.0070.H 0000089 o.ooosu l:9 .. 0.0081106 o.OlD9S6 O.OOlSfil O.Oll0554 ooons. . 30 o.owm . .._.,, 0.001164 0.000JlS O.IXIUIJO

" 0.001S4.I 0.0000,U 00)01'7 UOOW77 ll.OOD3•3 O.OOl571 . 32 0.- OllOOOOt OJlOllSS 0.~97 Cl.000037 Oil00392 . aa 0.0111.21 G.00000.l OJ)4~H O.OO&>st O.OCOOll <LDD15.tJ . 34 0 00Zll8 o-..n D.a14U1 a.oot.62• 0.0000)4 OAOOOU - :15 0.02371£ OOOOM7 o,011n2 11.111.&~2' Q.001"9t O.OOINl . 36 0.<>1SSOO Cl.0!!7000 O.OUN;7 0.01.ass 0- 0023.\83 - ]7 0.0293.511 '10013!15 ClCllll:IO U..WllS.0 0.001127 0(1)1690 . 38 . . OOOIMJ . . . . 39 0.ClOJOOO Q.0Goo14 OOOL079 000012' o.1n311 00004!0 . .., 'J 000121 . . o.QXllA6 O.OCJXJ56 . . ., 0.000292 o..ooaon Cl.O!MI01 . OO!X>'"4 0002678 - .., . . . . .

lumber: Tabtl Input OUlpUI .. bupaWI Padang Parlorn•n Tai'tun W07 (data dloloh)

500'0~ l 2 3 • 5 6 l L06Y98 o.coooa1 0.000035 Q.000047 O.oooo62 D.CIOOOS3 2 0.000000 1.022120 0.000000 0.000000 0.000000 Q.000000 3 o.oooooz 0.(}()()002 1..0llfiliS 0Jl00001 0.000001 0.000001 4 0,(l()(l()()2 0.00()()(l2 0.000001 u:10~1a 0.000001 0.000001 s O.CIOCOCO 0.00WIXJ 0.000000 0.000000 1.001273 0.000000 6 O.OOQJOO 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 L004233 7 o.ooan.• O.OOQOl.S o.ooooa7 0.000013 0.000011 0.000012 8 o.oooou; 0.000021 G.ooooll!I O.llOODlll 0.000020 0.00000.7 9 O.!OlOOl OJlOOOOl O.OOCDll OXOOOOl D.tmlllll 0.000001 10 - - - - 11 O.llDOMA o.oooou 0.000005 OOODOOtl OJXl0009 o.ooooos u 0.000000 0.000000 ooorooo 0.000000 0.000000 0.000000 13 0.000000 0.000000 o.ooooco 0.000000 0.000000 0.000001 IA 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0000000 0.000000 15 0.00o21l 0.00415' 0.coo9ll 0.001413 0.000722 0.000010 \~ 0.000420 0.1Xl5JOJ O.«)Ol()6 0.001891 O.ll00627 0.000091 17 0.000253 O.CIOOOlA 0.000006 0.000009 0.al0011 0.000010 UI 0.000931 0.00•889 o.ocn610 OAlOJOl!i! 0.003861 0.002344 19 0.1100031 0.00003\ 0.000013 0.-1 0 000024 0.000021 20 0.000066 0.00Cl06' 0.000021 0000044 o.-a 0.00004! u 0.0001ll3 O.ll006S7 O.OOOl90 0.001066 0.GOOI03 0.QOQ21l 22 <1000296 ().000296 0.000135 0.()00Mt 0.00022A o.cxm.:it u O.OL7Sl7 O.Ole901 0.007169 0.009586 0.012f20 0.01100• 24 ~ 0.003104 0.001692 O.Dll2IOI 0.003208 O.lm43? 25 0.000172 OAJ0002t o.oocn..e D..000216 0.000217 0.000175 26 ~ O'<Ullll o•o••H O.oooo60 0.oooo56 0.000047 17 OJJ0525Z O.OUl6' o~ 0.Ql2763 0.017133 0.Q0.4332 u 0.0217UI (),Oll290 o.- 0.028111 0.0L4S1S o.ois660 29 0.00016'J O.ooo3l1 a..oaoi~ 0.00011;1 0.(l()0\9l O.OOOJ.IO !O 0.000197 o.OOOJA• 0.000064 o.OOOllJ 0.0001111 0.00010) J1 D.009'25 0.010S8S IL008l7' Q.01618.! o.ouzso O.OJS2&!1 ll 000!1412 0.003Ga1 0.111137, D.OOJut Cl.OOZ37i O.OOUS6 l3 O.G0428S 0.0039U <lOOJIOI Q.004182 0.003002 0.Go3070 34 0.001087 0.000934 Q.Olll)437 0.001311 0.000721 (1000764 35 0.00137' 0.001708 O.OOOlliol 0.001204 <lOOJIAO 0.001079 36 DAl05641 o.D21327 Q.010121 Q.Dl.lUJ 0.009J9e 0.009020 37 O.OOOSlO 0.001030 0.000462 llll00735 (UlOOti17 O.OOOSSl 38 . - . - - - 39 04)(1285 0.00036'1 0.00015' Q.0003S2 l>Jl00265 0.000239 40 OAJ00094 O.OOOJOl 0000044 0.oooo74 0.000071 0.000071 41 0.00LE98 o.ooms o.ooous 0-002365 0.00S!.40 0.009881 42 - -

Nila~ M-atrlks ICebfhUn '"°rttieflat.J Input Orutput K.ibUP11*n PadartJ Pari•mant~11n 'lfX17

t.ampinin 7

SEKTOR 7 8 !I 10 11 12 1 O.cmo17 o.cJCI0011 0.()(ltl020 00000.Sl 0.000064 0.000092 2 Q.OOOOOC) 0.000000 000000 0.000000 0.000000 0.000000 3 0.000001 o.ooomo G.000001 Q.000002 0.000001 0.000002

' 0.000000 OJXlOOOO 0.000001 0.000002 0.000001 04000(2 5 0.000000 0.000000 O.llOOOOO 0.000000 0.000000 O.OOOOIX) 6 0.000000 0.000000 OIXIOOOO 0.000000 0.000000 0.000000 7 1.llSlO!I WXll003 ll•d)"" 0.0000l8 0.00001G 0.000021 8 0.000012 ~ 01"*''13 O.OOOOZ7 O.oooo2l 0.000021 9 0.000001 0.000000 Ul81677 0.000002 0.000001 OD00002 10 - - - 1064840 . . 11 0.000003 0.000001 0000004 0.000011 l.D'AS61 0.000016 12 O.OO!IOOO 0.000000 0.000000 (UXIODOll 0.000000 1.05839> n 0.000000 O•O(l()O OOOOCO) 0000000 0.000000 0.000000 14 0.000000 0.000000 0000000 0.000000 0.000000 0.000000 15 0.-2 O.(IOl)Oa9 ~ O.DD103S O.OCOUl 0.00001.) 15 0.000116 0.000064 000!"'" D.001626 0.000077 0.000055 17 0.000004 D1I00003 OIY(1(+)4 0.000010 0.000012 0.00001, 18 0.-731 0.000296 0Jl0ll£1 0.ocl354a o.oo.in1 0.004S58 1.9 0.000010 O.tmJIT! 0000010 0.D00028 O.IXI0027 O.D00035 20 0.00001& 0.000015 QtlBll'\l~ Q.l)Ql)()';4 0.000054 o.oooon 2L 0.000122 0 000066 Q.000137 O.OOOSZ2 0.000786 o.0009n 22 0.()00186 D.D00097 ll.000161 U.ooDS04 0.D00329 0.000303 23 0.1103453 0.0035)1 0.004090 DDID696 0.013295 0.01.9057 24 O.OOISSB 00001198 (l.001- ~1 Q.004361 0.006045 ZS O.D00072 ~ O.OOOU4 0.ll00~1 OD00314 0.000522 26 0.000018 0.000014 0•0!0'9 0.000080 0.000076 OD0012S l7 0.002439 OJI013U OOJSS"' 0.010770 0.016674 0.020718 28 M1llm o.oonn ~ 0.-042267 0.023277 O.OU130 29 O.Ql0094 o.oDIQ1 0000109 D.000429 0.000!16 O.OOOS78 30 0.000045 O.lll002£ Qlh1()611 o.oooin D.000144 MOOl31 3l o.Ol«;S 0.003390 Cl.OU2llO 0.0VOSJ 0.112*12 0.013963 32 0.001974 O.OOI04S Cl.0016U 0.006051 0.003290 O.D02'65 33 0.002769 0.0014U 0 l)fl?!jl'! Q.007211 QJI04469 O.QQ35&7 34 O.!l00771 0.000371 o-.i 0Al01974 0.003?37 0.000786 35 o.0004n O.l)(JOan 00005ol2 0.001793 0.0026!11 0002490 36 O.ll0l649 0.003473 ll00382• 0.026979 0.1)18583 0.04978.! 37 O.Cl00:200 0 rtlOJS& omen 0.001151 0.000939 0 001Pil 3S - - - . . . 39 0.£001S8 O.lXilJ()91 WI00170 o.ooosoo 0.000406 OD004SS 4(l O.OXI03S 0000023 0.000Cl!7 0.000101 O.DOOO% 0.000115 ~1 Q.0024?8 O.(J0064g 0.002Ull O.()()Q~ Q.00512& 0.0C9$D3 &< . i . - - . .

SEKTOI\ 13 14 1S 15 17 18 19 1 0.000077 0.0000l7 o.aoous O.OOOOS6 Q.042~6 0.000021 0.000166 1 0.000000 OJJCXIOOO 0000000 ODOOOQO O.OOOOS2 0.000000 !U)OCX>1.0 3 0.000002 O.OOOJJZ 0000003 ooooan 0..000010 0.000003 O.ll00068

" 0.000002 000000! O.DOOOOI Ono l[Q)2 0.000009 0.000015 0.0003S6 5 MOOOOO O.Ol(l()()G 0.000000 (). Dl)l)OOiJ 0.000000 0.000000 0.000000 6 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000001 0.000001 0.000009 1 0.000022 o.ooooza O.OOllD38 ll.000015 0.00t:10!J 0.000112 0.0014$6 8 o.oooou 0.0000~ O.l)00047 O.ll00021 o.ooot:;M 0.000112 0.001066 9 0.00(ll)()2 0.000002 o.wooca MUOool O.tll)1302 0.000015 0.000156 10 . . - - - - . 11 0.000015 0.000018 0000028 G.OOOOlt> 0.000002 0.000057 0.001118 12 o.oocooo 0.000000 OJ)QiO!OX) 000)000 0.000000 0.000000 0.0IJ0002 13 1.037790 0.000000 0,,000001 0.000000 0.000000 O.oD0031 0.000007 1A 000»)0 L"73209 0000000 onoooo 0.000000 0.000000 0.000002 15 O.GOOOll 0.030014 UICS415 o.oows Cl.000306 0.000021 M002QS 16 o.ooooso 0.000081 Q.OOZS19 1.0USOS 0.004900 0.004191 o.coooe 17 0.00001" 0.000015 0.(ll]Qlm 0.000000 1.160729 O.Q00023 0.()00()67 18 0Jle62ll 0.006"6 o.oot199 0.00S.Ol1 0.()03116 l.OOSBSt 0.002260 19 ODJOOll CUJ00017 O.llll00t6 o.oooou 0.000338 0.000041 1.07011B 20 Q.000064 G.000074 O.!JI0133 Q.8000&7 O.llCDol7l 0.000084 0.0017~ 21 0.001314 0.001'50 O.OOU15 Oo(JQO OD02S37 o.oil2529 0-008123 22 0.00034() 0.0003ll6 O.OOC667 0Jl00275 CUI01887 0.000830 0-026747 .. 23 0.015963 0.018057 O,Ql4098 Q.011495 0.083306 0.004911 0.017777 24 0.009505 O.OU763 O.GlGU o.oossog O.OJ.»79 0,002080 0.004670 15 o~ 0.000715 Cl.OJOS71 (UJ0113U 0ll0170 0.012204 0.000980 26 o.oooue 0.000164 OJIXIZQ9 o.ooootl 0.000460 0.001628 0.000273 27 0.028147 Q.Ql106I BDI076& D..8144)6 OD21.929 0.056534 0.006891 28 0.0183~ O.Ol87tJ6 0.038630 o.o1190i 0-07$044 0.007267 0.0)3932 29 0.000569 O.oootll o•••956 00ll03J8 0.DOQ6)6 0.001791 0.DD6938 30 0.000237 o.ooo312 O.tl011!17 0•••11$2 0.ll007A2 OD01666 0.0~ 31 0.023l57 0-022691 Q.040'l82 ~39 0.036791 0.023770 0.0181.0S sa o.ooi!IM 0,003174 0.- 0.ll026ZS O.OU8S9 Q.001147 Q.004706 33 G.004158 0.ll0461S 0008520 OJms.96 0.010456 0.001967 0.005176 34 0.00099' o.001oes OJJl'!(Q9 O.cl00899 OJ!OolOQ o.- 0.(JQ\607 3S O.OOZ309 o.- o.OOQ5a O.QOlSOIS 0.ll05910 O.oot654 0.0022~8 36 0.046510 o..o?U15 ll-01565l IJ.02"203 O.IJ09fitfl O.Oll.853 D.004144 37 0.001!141 OJXl2E92 0.001109 0.oot.o)9 0JlOU94 0.001019 0.000&74 38 . . . . . 39 O.OOOSOl o.Dal6'11 0.0llOS7' 0.000348 0.010312 0.007501 0.007/JlO 40 ().000110 0.000130 0000219 0Jll00t1. 0.000423 0.00011.S 0.00820$ 41 o.oonso 0,0QS.(97 o.mo57> IUl086o45 0.003824 O.Oae339 0.008136 42 - . . . .,_

SElmlfl 20 21 22 23 24 25 26 1 o.ooooco 0.000021 0.003133 ODOS4$4 - 0.00«)42 0.000025 2 0.000017 0.000000 0.000125 0.0CJC)(]Oe . 0.000000 0.000001 3 0.0000'22 O.COllOOl o.002300 O.D0006S - 0.000007 D.<J00002 .. 4 ll.oooa52 11.000002 G.OOlllOJ o.ooms - o.ooooos 0.0llOOi& s 0.000000 0.000000 0.000000 0,000004 0.000000 0.000000 6 o.uooozz 0.000000 0.000002 0.000001 - 0.000000 0.000001 -· 7 0.D051l71 0.000015 0-000421 OAI00283 - 0.000076 0.000187 a 0.002409 0.000ot9 0.001956 0.000350 - o.~ O.CXICXl93 9 0.000~99 O.OOOOID 0.001028 U.IJOOOU - 0.000010 o.oooon 10 . . - - - - lJ 0.002$29 0.000008 o.002309 0.0CX)567 - 0.000028 Q.000081 12 0.000002 0.000000 o.OP!J0.3S 0.000000 . O.ODOOOO 0.000000 n D.000014 0.000000 0.000031 0.000003 - 0.000001 0.000001 14 O.OOOOOJ 0.000000 0.000029 0.000000 l)_OW)i"' 0.000000 1S 0.G004SS 0.000005 0.000222 0.0006$4 - 0.000!)11 0.DOOOl.9 16 O.D00058 0.000019 0.000590 O.ooo&lS 0.00006$ O.llOlllO!I 17 0.000103 o.ooooos 0.00015-3 D.000857 - 0.000017 0.000009 18 O.oo4S86 0.008409 o.~sJ 0.011.992 - O.OOSS06 0-0128Q 19 0.0COl95 0.000017 o.0247.!a D.001&59 - O.oooo83 O.llD004'4 20 L005903 0.000030 0.03!1154 0.003S&7 - 0.000139 D.OOOOS2 21 ll.lllJ031>7 l.Cl04988 0.002731 Mll3922 - 0.002,75 0.014981) 21 0.oo360? o.oom~ l.002134 0.00!>833 - 0.002589 O.ooo.s& 23 0.0049'7 0.004220 0.041661 1.1.46892 - 0.007144 0.004815 ~· n.040655 0.001114 0.02Silll9 O.lUS39 1.000000 0.04771, 0.002015 2S 0.000991 0.()0().lOl 0.014774 o.ooocm - 1.010847 0.009591 M D.IX0423 O.CJ0008' 0.1111762 0.00191B - 0.0011Jl9 1.001411 27 0.002987 Cl.098429 0.1521191 O.Q693.11 - 0.064l)99 0.150057 :l.11 D.0:18751 0.00586& 0.006408 O.D8l723 - O.Dlliff6 0.0lot04 2Jl 0.012232 o.000647 O.ll02ll00 O.oo3113 - 0.003U5 0.002£97 30 0.095191 O.OOOUIO 0.006466 0..0015JS - 0.000553 0.0Q294A 11 0.016502 o.~19407 0.221341 0.115279 - 0.016933 0.024496 32 0.00280S 0-000911 0.001008 O.~S89 - 0.ocl9&24 0.001471 33 0.003293 G.001169 0-008827 0.1176471 - 0.041035 C.002300 ;u O.llDl.SM 0.000290 0.001959 0.008811> - D.OCl2965 0.003S8(1 35 0.olrll38 O.ooo.82 0.0()4467 0.06lll07 - O.llOlo994 o.ooa11<1 3& 0~634 0.0041l!O 0.034100 O.D30U7 . 0.006737 0.01016.1 37 0.001151 0.000716 0.002507 0.018445 - 0.0U01B 0.01073S 38 - - . - - 39 0.006116 0.000278 O.llOl.?91 0.007121' . 0.004417 o.ooosse 40 0.000187 0.000031 D.000593 O.ll04658 - D.005091 o.0001n 41 0.007111 0.000&;9 0.0'6376 0.004033 - tl.021458 0.018208 41 - - - - - - -

llin]Ul.ln)

SEl(l'O~ tr 28 29 30 I 31 3i 3J 1 OOOOllo 0.000134 0.000524 0.000103° 0.000839 0.000977 0.000449 2 0.000001 0.000001 00001113 0.000175 0.000002 0.000005 0000007 3 0.000004 0.000007 0.000223 0.000149 0.000013 o.ooooss 0.000113 4 0.00()0U 0.000005 0000043 0.003965 0.000016 0.000050 0000019 5 0000000 0.000000 0.000000 0.000003 O.COOOOl 0.000001 0.000000 6 0.000000 0.000000 0.000001 0.000228 0.000000 0.000002 0.000001 7 0.000119 0.000118 O.COIBJS 0.06!240 0.000174 0.000456 0.000193 8 0.000143 0.000144 0.CJ003.4() 0.02475~ 0.000682 0.000312 0 000223 9 0.000010 0.000011 0.000119 o.®4096 0.000011 O.OOOOS4 0.000064 10 - - - - - 11 0.D00053 0.000036 0.000;143 0.026477 0.000123 0.000276 0.000185 12 0.000000 0.000000 0.000004 0.ll00017 0.000000 O.CIOCOOl 0.000002 13 0.ll00003 0.000002 0.000004 0.000144 0.000017 0.000003 0.000003 14 O.IXIOO<JO 0.000000 lt.OOllOOl 0.000033 0..000000 0.000001 0.000001 JS 0.000037 0.000049 0.000071 O.OOU10 0.000202 OJlOOt.47 0.000061 16 0.000719 0.000271 o.1)()()161 0.000301 0.ooz368 0.000240 0.000150' 17 0.000034 o.ooooaa 0.£Joll06S O.lll/0904 O.OOOl.llS 0.000173 D.000074 ! 18 0.095701 0.002563 0.004472 0.038980 0.00355) H.OOS148 0.002843 19 0.000074 D.- 0.003:!A5 D.008462 0.000291 Cl.OOOS06 ooouaz 20 0.0001-42 o.0001n o.- 0..016090 o.~11 0.001.449 O.CJ0l08! u 0.051871 0.001755 0-002181 O.llOllOS 0.001493 0.002296 o.muso 22 0.001.0U 0.00207! O.OS580S 0.007122 0.0019lla 0.020307 0.047364 23 0.025766 0.026610 O.OS089S 0.006212 0.17431.4 0.192176 0.064857 24 O.OOM16 0.Ull08o4 0.013656 0.010880 0.029268 0.129741 0.293041 25 0,003065 0.001102 0.1)1.7342 D.Ol)l828 0.001984 Q.002021 0.004036 26 0.ooo8S5 0.00016!9 0.005249 O.ooo909 O.OOOS71 0.C)OCJ979 0.001218 27 1.1268n 0.028173 o.021356 0.008016 0.029502 0.045734 0.027181 28 0.0S61B7 L012867 o.oss61s 0.051419 O.OW75 o.oongo 0.105()S2 29 0Jl017~ O.DOOBS4i 1.aoa•ss O.Q008Sl 0.001881 0.0077~ 0.016478 JO O.AlOUS7 O.D00481$ Cl.004250 l.002481 0.001469 O.OOS144 1Ul01'15J 31 0.142422 o.;~2367 0.054517 0.02~1 1.03574$ 1).07!'79 0.051208 32 0.007749 O.G373'7 o.mo11.o O.OOUSl 0.018463 1.025.450 O.OISUS 33 0.010211 0.013685 0.013940 0.008SS2 0.0~3!) 0.026475 1-0Z340S 34 0.002679 0.007085 0.004001 D.00257ll 0.003949 0.01211117 0.006486 35 0.003623 O.D04!l08 0.018171 O.OQ25&S Q.013766 0.0.00&1~ O.OS70Q 3& 0.029534 0.020654 0.0189.50 0.006721 0.13084I> 0.074052 0.02,637 37 0.00715-4 0.00261111 0.016219 ().00S866 0.007408 0.0.10408 0.007561 38 - - - - - - 39 0.0028'8 0.DOSS41 O.OOSOH O.OOU.96 0.GOl229 o.o~ 0.008107 40 0.000253 O.llOO!U Cl.lllJ4Z16 O.oim6S o.oouu 1).000761 0.0039~ 41 O.OOSS37 0.009806 0.012718 0.002470 0.ool192 0.007443 0.015391 42 - - - - -

(lan1uta11J

SEIITOR 34 lS 36 37 311 39 •u I O.O<JO;l< o.oooosz QUO.., 0.0000IS 0.GCIOZ31 o.ooossz 0.001119 I 2 0.000001 0000001 o.oooooi OOOiiQOO 0.000016 0.000014 0.000002' 3 0.000007 o.oooot2 0-000006 O.IJ00001 0.000026 0.000288 0.000050 ! 4 0000020 <!.<100323 0000028 0.000001 0.000799 0.000080 0.000017 s ooooooc 0000000 0000000 0.000000 0000000 0.000005 OOllOOOl & 0.000001 0.000001 OJJOOOOl 0.000000 0.000020 0.000033 0.000005 7 0.000146 O.ooo433 O.ll002l9 D.000020 ll.00;484 0.009255 0.001617

"- ~ Opooo81 0.000309 O.llOOU2 G.000018 O.OOU70 0.00~ 0.001315 s 0.000011 0.000049 OJl00019 00()1)"'2 D.000372 0.001237 0.000215 10 . . - - . . - 11 o.ooooss 0.000110 O.oooo!J7 o.ooooos 0.1112389 0.001430 O.OODZ56 12 0.000000 0.000000 0.000000 0000000 o.ooaon 0.000003 0.000000 13 0.000001 O.QCI0003 0.000001 0.000000 0.000014 0.0000$8 0.000010 14 0.000000 0.000000 g~ 000()110 O.ooooo3 o.oooooi 0.000000 15 O.oo:Jo4ll 000)134 0.~7 11000004 OJI004St O.OOOS73 O.ooot!ll 16 0000061 0.000094 O.!l00066 0000068 0.0002~ 0.()()0615 0.000121 17 0.000003 O.OOIXl80 O.OOOC2S O.ll00004- 0..000122 0002281 0.00039~ 18 0.003139 0.0067-0 0.00667$ O.ooa9$8 Q.009965 M031160 0.00'.!41' 19 0.M0143 O.OOJUS 00001.n o.oooou 0.()00945 o.~ o.G0045' 20 0.00028$ 0.000230 a•o)lez Q.Q)Q020 O.OO!&JO 0,004307 0.000760 21 U.001535 O.ll0361S o.oo3546 0004853 0.003698 0002045 0.001301 11 O.OOlAiO 0.003208 ocmaa OJlOOl.67 O.toS330 o.ono30 0.012595 2'l 0.065023 OJXle283 0.015564 O~l O.D440e$ 0.07S$84 0.0143~ 24 0 012335 0.01051;6 Q.014.257 o.oou&A OD20466 0.016076 0.004126 25 0.()04222 0.003831 o.oDi92' ll.OOOS65 M08981. 0.oo&977 0.0019()0 26 0.00106(1 0.0014U CJ.001'74 O.DOol65 0.000826 0.()026&4 0.001J02 27 0.031'22 o.on541 om- 0 lll53111! 0.073953 0.02!1915 0.025557 2~ 0.02S07S O.<ms4.2 o.ousn 000558? OJJS6240 0.0s.8964 0.0ll805 29 0.ll0395$ 0.(11)4510 o..ooM7I 0 OllOS12 <l.022411 0.ocl2AOS OJXl15'6 30 0.0020&'3 0.002332 O.(IQ3069 o.ooaua O.ll89208 0.00Zl)l,8 (Ul(ll)669 .. _ u 0.013292 O.OZlSOO 0.014435 o.ot3S29 0.CIS«)lS 0.04:740 0.oJ.OSl& l2 0.006151 0.002ll53 O•~ llDGOllOi 0.00~ 0.011259 0.002201 33 0.G:!0323 0.01.0881 o.ol3$IO G.OOJAS7 o.aso.u G.013653 0.003331 34 1.0791.l6 0.0042~ O.QIB104 D.00(1361 O.D27659 0.00l07S 0.0007S9

~ 35 0.012576 1.0J4561 OOZ61!1 0..001603 0.019812 ll.020!7S 0.006219 36 0.091963 0.12Ul7 1DlllS3 IUJol068S 0.056966 0.0Z4820 0.06i253 37 0.010159 0.008860 CIJl3lU3 W0320i! 0.0-.!7561 0.00™~ o.003632 38 . - - - 1.000364 - - ~· 39 0.001229 0.0'31665 0.00'331 Q.000.445 0.002955 1.001694 0.172942 40 MOo409 0.D044lO Q.000523 QOOl]()4.4 OJJ00642 o.~3 U1Cl0109 41 0.001042 0.006386 o.oolS86 Q.000811 D.097818 0.008228 0.002502 42 . - - - - - -

ilanJOtan)

SEKTOR 41 42 1 0.000012 - 2 0.QCl()Q()I) . 3 oroooo1 - 4 OJl00021 - s OCOOQ(i' . 6 0.000001 . 7 0000150 - a O.oooa70 - 9 o.aJD011 - 10 - . 11 000006& . 12 QOOOOCX) . 13 OJXIOOlll . 14 0000000 - lS O.oooot4 . lti GlXXI026 - 17 0-000006 - 18 O.ooil61S . 19 O.OOOOM . 20 O.oooo60 . 21 O.OOll291 . 22 o.oocB45 . 23 0002300 . 24 O.oo2854 . 2S O.ooc653 . 26 OJlOCIS41 . 27 OOl)6UI . 21 0..QOlM5

29 G.001615 . 30 0.()1)2329 . 31 0Jl10101 . 32 O.ll00735 33 O.Q02258 . 3A 0.ll00190 . 35 ouaon . 36 ~ . 37 00026CJ . 08 - . 3!1 o.fXI0790 . 40 o.oooon 41 1~ . 42 - . i.:oooooo