N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka...

334
1 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR TAHUN 2010 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2009 - 2029 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa untuk mengarahkan pembangunan di Provinsi Jawa Timur dengan memanfaatkan ruang wilayah secara berdaya guna, berhasil guna, serasi, selaras, seimbang, dan berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pertahanan keamanan; b. bahwa dalam rangka mewujudkan keterpaduan pembangunan antar sektor, daerah, dan masyarakat dan untuk arahan lokasi investasi pembangunan yang dilaksanakan pemerintah, masyarakat, dan/atau dunia usaha; c. bahwa secara geografis Provinsi Jawa Timur berada pada kawasan rawan bencana sehingga diperlukan penataan ruang yang berbasis mitigasi bencana sebagai upaya meningkatkan keselamatan dan kenyamanan kehidupan dan penghidupan; d. bahwa berdasarkan evaluasi Rencana Tata

Transcript of N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka...

Page 1: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

1

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMURNOMOR TAHUN 2010

TENTANGRENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI JAWA TIMUR

TAHUN 2009 - 2029

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TIMUR,

Menimbang : a. bahwa untuk mengarahkan pembangunan di Provinsi Jawa Timur dengan memanfaatkan ruang wilayah secara berdaya guna, berhasil guna, serasi, selaras, seimbang, dan berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pertahanan keamanan;

b. bahwa dalam rangka mewujudkan keterpaduan pembangunan antar sektor, daerah, dan masyarakat dan untuk arahan lokasi investasi pembangunan yang dilaksanakan pemerintah, masyarakat, dan/atau dunia usaha;

c. bahwa secara geografis Provinsi Jawa Timur berada pada kawasan rawan bencana sehingga diperlukan penataan ruang yang berbasis mitigasi bencana sebagai upaya meningkatkan keselamatan dan kenyamanan kehidupan dan penghidupan;

d. bahwa berdasarkan evaluasi Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur terjadi beberapa perubahan yang mempunyai pengaruh terhadap implementasi tata ruang;

e. bahwa dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang perlu adanya penyesuaian terhadap Undang-Undang tersebut serta Rencana Pembangunan Jangka Panjang Jawa Timur yang perlu dijabarkan ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur;

f. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, huruf d dan huruf e, perlu menetapkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur tentang

Page 2: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

2

Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 - 2029;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Djawa Timur (Himpunan Peraturan Peraturan Negara Tahun 1950) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1950 tentang Perubahan dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1950 (Himpunan Peraturan Peraturan Negara Tahun 1950);

2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043);

3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3274);

4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419);

5. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3469);

6. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3470);

7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3478);

8. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3881);

9. Undang – Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888) sebagaimana telah diubah dengan Undang – Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas

Page 3: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

3

Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4412);

10. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4152);

11. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169);

12. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4247);

13. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2003 tentang Panas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4327);

14. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4377);

15. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4411);

16. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073);

17. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun

Page 4: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

4

2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

18. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4444);

19. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

20. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4722);

21. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);

22. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724);

23. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

24. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4739);

25. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4746);

26. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843);

27. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Page 5: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

5

Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

28. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4849);

29. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4851);

30. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4866);

31. Undang-Undang Nomor. 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 177, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4925);

32. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4956);

33. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4959);

34. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4966);

35. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5015);

36. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025);

37. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5052);

38. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara

Page 6: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

6

Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);

39. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 147, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5066);

40. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 149, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5068);

41. Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073);

42. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban, serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat Dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3660);

43. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta Untuk Penataan Ruang Wilayah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3934);

44. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2002 tentang Hutan Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4242);

45. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2003 tentang Perusahaan Umum Kehutanan Negara (Perum Perhutani) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 67);

46. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4385);

47. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4489) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan

Page 7: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

7

Tol (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5019);

48. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4490);

49. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4532);

50. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4624);

51. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4655);

52. Peraturan Pemerintah No 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

53. Peraturan Pemerintah No 59 Tahun 2007 tentang Kegiatan Usaha Panas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4777);

54. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2007 tentang Konservasi Sumber Daya Ikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4779);

55. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4828);

56. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

57. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang

Page 8: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

8

Pengelolaan Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4858);

58. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4859);

59. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2008 tentang Pedoman Pemberian Insentif dan Pemberian Kemudahan Penanaman Modal di Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4861);

60. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4987);

61. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 Tentang Jalan Tol (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5019);

62. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan Perkotaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5004);

63. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5048);

64. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 Tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5070);

65. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2010 tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5097);

66. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2010 tentang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5098);

67. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang

Page 9: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

9

Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaan Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103);

68. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 tentang Wilayah Pertambangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5110);

69. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomo 5111);

70. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 30, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5112);

71. Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum;

72. Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil Terluar;

73. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional;

74. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung;

75. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang di Daerah;

76. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1998 tentang Tata Cara Peran serta Masyarakat dalam Proses Perencanaan Tata Ruang di Daerah;

77. Peraturan Menteri Negara Agraria Nomor 2 Tahun 1999 tentang Izin Lokasi;

78. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 392 Tahun 2005 tentang Standar Pelayanan Minimal Jalan Tol;

79. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib di Lengkapi Dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup;

80. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/M/2007

Page 10: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

10

tentang Pedoman Penataan Ruang Kawasan Rawan Letusan Gunung Berapi dan Kawasan Rawan Gempa Bumi;

81. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 22/PRT/M/2007 tentang Pedoman Penataan Ruang Kawasan Rawan Bencana Tanah Longsor;

82. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pedoman Perencanaan Kawasan Perkotaan;

83. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 16 Tahun 2008 tentang Perencanaan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;

84. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2008 tentang Tata Cara Evaluasi Raperda tentang Rencana Tata Ruang Daerah;

85. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11/PRT/M/2009 tentang Pedoman Persetujuan Substansi dalam Penetapan Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, beserta Rencana Rincinya;

86. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 15/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi;

87. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.28/Menhut-II/2009 tentang Tata Cara Pelaksanaan Konsultasi dalam rangka Pemberian Persetujuan Substansi Kehutanan atas Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah;

88. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah;

89. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 11 Tahun 2010 tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional;

90. Keputusan Menteri Energi Sumber Daya Mineral Nomor 1456.K/20/MEM/2000 tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan Karst;

91. Keputusan Menteri Energi Sumber Daya Mineral Nomor 1457.K/20/MEM/2000 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Lingkungan di Bidang Pertambangan dan Energi;

92. Keputusan Menteri Kimpraswil Nomor 375/KPTS/M/2004 tentang Penetapan Ruas Jalan Dalam Jaringan Jalan Primer Menurut Peranannya sebagai Jalan Arteri, Jalan Kolektor 1, Jalan Kolektor 2, dan Jalan Kolektor 3;

93. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No 390/KPTS/M/2007 tentang Penetapan Status Daerah Irigasi yang Pengelolaannya menjadi Wewenang dan Tanggung Jawab

Page 11: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

11

Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota;

94. Keputusan Menteri Perindustrian No 41/M-Ind/Per/6/2008 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Usaha Industri, Izin Perluasan, dan Tanda Daftar Industri;

95. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia No 32/MEN/2010 tentang Penetapan Kawasan Minapolitan;

96. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor 11 Tahun 1991 tentang Penetapan Kawasan Lindung di Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur (Lembaran Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur Tahun 1991 Nomor 1, Seri C);

97. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 8 Tahun 2002 tentang Pengelolaan Taman Hutan Raya R. Soeryo (Lembaran Daerah Propinsi Jawa Timur Tahun 2002 Nomor 4, Seri C);

98. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 4 Tahun 2003 tentang Pengelolaan Hutan di Propinsi Jawa Timur (Lembaran Daerah Propinsi Jawa Timur Tahun 2003 Nomor 1, Seri E);

99. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pengendalian Pemanfaatan Flora dan Fauna Yang Tidak Dilindungi Lintas Kabupaten/Kota di Propinsi Jawa Timur (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2003 Nomor 2, Seri C);

100. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 6 Tahun 2005 tentang Penertiban dan Pengendalian Hutan Produksi di Propinsi Jawa Timur (Lembaran Daerah Propinsi Jawa Timur Tahun 2005 Nomor 2, Seri E);

101. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur No 1 Tahun 2009 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 Nomor 1, Seri E).

Dengan Persetujuan BersamaDEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR

dan GUBERNUR JAWA TIMUR

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2009 - 2029.

Page 12: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

12

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :1. Provinsi adalah Provinsi Jawa Timur.2. Gubernur adalah Gubernur Jawa Timur.3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang

selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Timur.

4. Daerah Kabupaten/Kota adalah daerah Kabupaten/Kota di Jawa Timur.

5. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut dan ruang udara termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup melakukan kegiatan dan memelihara kelangsungan kehidupannya.

6. Tata Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.

7. Struktur Ruang adalah susunan sistem pusat pelayanan dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan fungsional.

8. Pola Ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya.

9. Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.

10. Penyelenggaraan penataan ruang adalah kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan, pelaksanaan dan pengawasan penataan ruang.

11. Pengaturan penataan ruang adalah upaya pembentukan landasan hukum bagi Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Masyarakat dalam penataan ruang.

12. Pembinaan penataan ruang adalah upaya untuk meningkatkan kinerja penataan ruang yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.

13. Pelaksanaan penataan ruang adalah upaya pencapaian tujuan penataan ruang melalui

Page 13: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

13

pelaksanaan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.

14. Pengawasan penataan ruang adalah upaya agar penyelenggaraan penataan ruang dapat diwujudkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

15. Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan pan penetapan rencana tata ruang.

16. Pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta pembiayaannya.

17. Pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang sesuai dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan.

18. Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan struktur dan pola pemanfaatan ruang.

19. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur yang selanjutnya disingkat RTRW Provinsi Jawa Timur adalah arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur.

20. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional.

21. Sistem wilayah adalah struktur ruang dan pola ruang yang mempunyai jangkauan pelayanan pada tingkat wilayah.

22. Kawasan adalah wilayah dengan fungsi utama lindung dan budidaya.

23. Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam dan sumberdaya buatan.

24. Kawasan budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan.

25. Wilayah Pengembangan yang selanjutnya disebut WP adalah bagian dari kawasan budidaya, baik di ruang darat maupun ruang laut yang pengembangannya diarahkan untuk mendorong pertumbuhan

Page 14: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

14

dalam segala aspek pengembangan wilayah untuk mendorong pertumbuhan bagi wilayah tersebut.

26. Kawasan perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian termasuk pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman pedesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.

27. Kawasan agropolitan adalah kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan pengelolaan sumber daya alam tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan satuan sistem permukiman dan sistem agrobisnis.

28. Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.

29. Kawasan metropolitan adalah kawasan perkotaan yang terdiri atas sebuah kawasan perkotaan yang berdiri sendiri atau kawasan perkotaan inti dengan kawasan perkotaan di sekitarnya yang saling memiliki keterkaitan fungsional yang dihubungkan dengan sistem jaringan prasarana wilayah yang terintegrasi dengan jumlah penduduk secara keseluruhan sekurang-kurangnya 1.000.000 (satu juta) jiwa.

30. Kawasan Strategis Nasional adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia.

31. Kawasan Strategis Provinsi adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup provinsi terhadap ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan.

32. Kawasan andalan adalah bagian dari kawasan budi daya, baik di ruang darat maupun di ruang laut yang pengembangannya diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi bagi wilayah tersebut dan wilayah sekitarnya.

33. Pusat Kegiatan Nasional yang

Page 15: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

15

selanjutnya disebut PKN adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala internasional, nasional, atau beberapa Provinsi.

34. Pusat Kegiatan Wilayah yang selanjutnya disebut PKW adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala provinsi atau beberapa kabupaten/kota.

35. Pusat Kegiatan Wilayah promosi yang selanjutnya disebut PKWp adalah pusat kegiatan yang dipromosikan untuk kemudian hari dapat ditetapkan sebagai PKW.

36. Pusat Kegiatan Lokal yang selanjutnya disebut PKL adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten/kota atau beberapa kecamatan.

37. Pusat Kegiatan Lokal promosi yang selanjutnya disebut PKLp adalah pusat kegiatan yang dipromosikan untuk kemudian hari dapat ditetapkan sebagai PKL.

38. Pusat Pelayanan Lingkungan yang selanjutnya disebut PPL adalah pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa.

39. Pusat Pelayanan Desa yang selanjutnya disebut PPd adalah pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala satu desa.

40. Pusat Pelayanan Dusun yang selanjutnya disebut PPds adalah pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala satu atau beberapa dusun.

41. Wilayah sungai adalah kesatuan wilayah pengelolaan sumberdaya air dalam satu atau lebih daerah aliran sungai dan/atau pulau-pulau kecil yang luasnya kurang dari atau sama dengan 2.000 km2.

42. Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan.

43. Cekungan Air Tanah (CAT) adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh batas hidrogeologis, tempat semua kejadian hidrogeologis seperti proses pengimbuhan,

Page 16: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

16

pengaliran dan pelepasan air tanah berlangsung.44. Ruang terbuka hijau adalah area

memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.

45. Pembangunan berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan.

46. Izin pemanfaatan ruang adalah izin yang dipersyaratkan dalam kegiatan pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

47. Orang adalah orang perseorangan dan/atau korporasi.

48. Peran masyarakat adalah berbagai kegiatan masyarakat, yang timbul atas kehendak dan prakarsa masyarakat, untuk berminat dan bergerak dalam penyelenggaraan penataan ruang.

BAB IIVISI, MISI, TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG

Bagian KesatuVisi dan Misi Penataan Ruang

Pasal 2Visi Penataan Ruang Jawa Timur adalah “Terwujudnya ruang wilayah Provinsi Jawa Timur berbasis agribisnis dan jasa komersial yang berdaya saing global dalam pembangunan berkelanjutan”.

Pasal 3Misi Penataan Ruang adalah:1. Mewujudkan optimasi fungsi budidaya kawasan dalam meningkatkan

kemandirian masyarakat dalam persaingan global.2. Mewujudkan pengembangan pusat pertumbuhan wilayah dalam meningkatkan

daya saing daerah dalam kancah Asia.3. Mewujudkan pemantapan fungsi lindung dan kelestarian sumberdaya alam

dan buatan.4. Mewujudkan penyediaan sarana dan prasarana wilayah secara berkeadlilan

Page 17: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

17

dan berhirarki, serta bernilai tambah tinggi. 5. Mewujudkan berbagai kemudahan bagi pengembangan investasi daerah serta

peningkatan kerjasama regional.6. Mewujudkan keterpaduan program pembangunan yang didukung seluruh

pemangku kepentingan.7. Mewujudkan keseimbangan pemerataan pembangunan antarwilayah dan

pertumbuhan ekonomi.

Bagian Kedua

Tujuan Penataan Ruang Wilayah Provinsi

Pasal 4Penataan Ruang Provinsi Jawa Timur bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah Provinsi yang berdaya saing tinggi dan berkelanjutan melalui pengembangan sistem agropolitan dan sistem metropolitan.

Bagian KetigaKebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Provinsi

Pasal 5Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah provinsi meliputi : a. pengembangan wilayah; b. pengembangan struktur ruang; c. pengembangan pola ruang; d. pengembangan kawasan pesisir dan pulau –pulau kecil; dane. pengembangan kawasan strategis provinsi.

Pasal 6(1) Kebijakan pengembangan wilayah sebagaimana dimaksud dalam pasal 5

huruf a meliputi:a. pemantapan sistem perkotaan PKN sebagai kawasan metropolitan di Jawa

Timur; dan b. peningkatan keterkaitan antara kantong-kantong produksi utama di Jawa

Timur dengan pusat pengolahan dan pemasaran sebagai inti pengembangan sistem agropolitan.

(2) Strategi untuk memantapkan sistem perkotaan PKN sebagai kawasan metropolitan di Jawa Timur meliputi :a. mengembangkan ekonomi wilayah berbasis strategi pemasaran kota (city

marketing); b. memantapkan fungsi-fungsi perdagangan jasa berskala nasional dan

Page 18: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

18

internasional;c. mengembangkan infrastruktur transportasi dan telekomunikasi skala

internasional;d. meningkatkan kemudahan investasi untuk pembangunan infrastruktur

metropolitan;e. meningkatkan aksesibilitas barang, jasa, dan informasi antara kawasan

metropolitan dengan perkotaan lainnya; f. mengembangkan kawasan metropolitan berbasis ekologi (eco-metropolis);

dan g. melakukan revitalisasi kawasan kota bersejarah dan atau kota tua di kota-

kota PKN sebagai daerah tujuan wisata budaya yang bernilai ekonomi.(3) Strategi untuk meningkatkan keterkaitan antara kantong-kantong produksi

utama di Jawa Timur dengan pusat pengolahan dan pemasaran sebagai inti pengembangan sistem agropolitan meliputi:a. memantapkan sentra-sentra produksi pertanian unggulan sebagai

penunjang agrobisnis dan agroindustri;b. mengembangkan sarana dan prasarana produksi pertanian ke pusat-pusat

pemasaran sampai terbuka akses ke pasar internasional;c. memantapkan suprastruktur pengembangan pertanian yang terdiri dari

lembaga tani dan lembaga keuangan; dand. mengembangkan pertanian dan kawasan perdesaan berbasis eco-region.

Pasal 7Kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang wilayah Provinsi sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 5 meliputi :a. kebijakan dan strategi pengembangan sistem pusat pelayanan; danb. kebijakan dan strategi pengembangan sistem jaringan prasarana

wilayah.

Pasal 8(1) Kebijakan pengembangan sistem pusat pelayanan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 7 huruf a adalah mendorong pertumbuhan wilayah di perdesaan dan perkotaan dan juga pemerataan pelayanan agar tidak terjadi pemusatan kegiatan di suatu wilayah melalui:a. pembentukan sistem perkotaan; b. pengembangan sistem perdesaan; danc. pembentukan sistem dan fungsi perwilayahan.

(2) Strategi untuk pembentukan sistem perkotaan meliputi :a. menetapkan pusat-pusat kegiatan secara berhirarki dengan membentuk

PKN, PKW, dan PKL yang meliputi PKN Gerbangkertosusila dan Perkotaan

Page 19: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

19

Malang, serta pusat-pusat kegiatan regional dan pusat-pusat kegiatan di masing-masing Kabupaten/Kota;

b. merevitalisasi dan melakukan percepatan pembangunan kawasan metropolitan sebagai pusat pertumbuhan utama di Jawa Timur yang didukung oleh pusat-pusat pertumbuhan wilayah dan pusat-pusat pertumbuhan lokal; dan

c. mengembangkan kawasan perkotaan sesuai dengan fungsi dan perannya. (3) Strategi untuk pengembangan sistem perdesaan meliputi :

a. menguatkan dan memantapkan hubungan desa-kota (rural-urban linkage) melalui pemantapan sistem agropolitan;

b. mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan pada kawasan perdesaan sebagai inti kawasan agropolitan;

c. mengembangkan kawasan perdesaan berbasis agropolitan dapat dilaksanakan oleh kabupaten atau untuk dua atau lebih wilayah kabupaten akan dilaksanakan oleh provinsi sebagai salah satu kawasan strategis ekonomi provinsi; dan

d. meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur terutama infrastruktur jalan untuk mendukung sistem agropolitan.

(4) Strategi untuk pembentukan sistem dan fungsi perwilayahan :a. Membentuk WP (Wilayah Pengembangan) untuk mengendalikan

perkembangan wilayah;b. WP yang dibentuk berdasarkan kondisi eksisting serta fungsi dan perannya;c. Membentuk struktur pusat permukiman perkotaan dan sistem kegiatan dari

WP yang telah dibentuk; dand. Menciptakan pemerataan pembangunan wilayah.

Pasal 9(1) Kebijakan pengembangan sistem jaringan prasarana wilayah sebagaimana

dimaksud dalam pasal 7 huruf b adalah pemantapan penyediaan prasarana wilayah dengan meningkatkan kelengkapan, skala pelayanan, pemerataan, serta sistem interkonektivitas dan keterpaduan antar jenis prasarana dan dengan wilayah-wilayah yang dilayani secara efisien, yang meliputi:a. sistem jaringan transportasi;b. sistem jaringan energi;c. sistem jaringan telekomunikasi; d. sistem jaringan sumberdaya air; dane. sistem jaringan prasarana wilayah lainnya yang meliputi jaringan prasarana

lingkungan.(2) Strategi pertama untuk mencapai kebijakan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) huruf a terkait sistem jaringan transportasi adalah dengan meningkatkan peranan sektor transportasi dalam mendorong percepatan dan pemerataan

Page 20: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

20

kegiatan pembangunan daerah, melalui : a. meningkatkan integrasi sektor transportasi dengan pengembangan pusat-

pusat kegiatan, kawasan strategis, kawasan andalan, kawasan tertinggal, dan wilayah kepulauan;

b. memantapkan dan mengembangkan jaringan transportasi darat, laut dan udara yang terintegrasi dengan kebijakan pengembangan wilayah;

c. meningkatkan integrasi inter dan antar moda yang didukung dengan prasarana, sarana dan manajemen yang profesional sehingga mempunyai daya saing serta mampu mendorong pertumbuhan ekonomi;

d. meningkatkan peranan berbagai stakeholders dengan menciptakan iklim investasi yang kondusif; dan

e. mengembangkan sistem insentif dan disinsentif sehingga dapat meningkatkan peranan masyarakat dalam pelayanan transportasi.

(3) Strategi kedua untuk mencapai kebijakan sebagaimana dimaksud pada ayat ayat (1) huruf b terkait sistem jaringan energi adalah mengembangkan sistem penyediaan dan sistem penyaluran sumber daya energi listrik, minyak bumi, gas bumi, serta panas bumi untuk memenuhi standar pelayanan dengan memperhatikan prinsip efisiensi dan keberlanjutan yang dicapai melalui:a. mengembangkan diversifikasi sumber energi baru antara lain: surya cell,

energi panas bumi, energi mikro hidro, energi angin dan biogas; b. mengembangkan instalasi dan jaringan distribusi untuk memenuhi standar

mutu dan keandalan pelayanan listrik yang berlaku baik di perkotaan maupun di perdesaan;

c. meningkatkan eksplorasi dan eksploitasi migas untuk meningkatkan cadangan migas dengan teknologi dan metode yang ramah lingkungan; dan

d. mengembangkan energi panas bumi sebagai sumber energi baru masa depan yang ramah lingkungan secara terpadu untuk meningkatkan daya tarik investasi.

(4) Strategi ketiga untuk mencapai kebijakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c terkait sistem jaringan telekomunikasi adalah mengembangkan jaringan telekomunikasi secara terestrial dan satelit untuk meningkatkan pelayanan telekomunikasi yang dicapai melalui:a. mengembangkan jaringan primer dengan sistem kabel dan nirkabel; danb. mengembangkan menara pemancar bersama (Base Transceiver Station

atau BTS) secara terpadu yang didukung oleh kerjasama antar daerah. (5) Strategi keempat untuk mencapai kebijakan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) huruf d terkait sistem jaringan sumber daya air adalah meningkatkan kualitas dan kuantitas jaringan sumberdaya air berdasarkan asas kelestarian, keseimbangan, kemanfaatan umum, keterpaduan, keserasian, keadilan, dan keandalan air untuk memenuhi kebutuhan air irigasi, air baku industri, air

Page 21: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

21

minum, melalui: a. mengembangkan pemanfaatan air permukaan pada sungai, danau, rawa,

dan sumber air permukaan lainnya; b. melindungi dan melestarikan sumber air melalui pemeliharaan

kelangsungan fungsi resapan air dan daerah tangkapan air, pengaturan sarana dan prasarana sanitasi, pengendalian pengolahan tanah di daerah hulu, pengaturan daerah sempadan sumber air, pelestarian hutan lindung, kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam, pelestarian sumber mata air di kawasan hutan produksi, hutan lindung, maupun hutan konservasi;

c. meningkatkan pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air untuk mempertahankan dan memulihkan kualitas air yang masuk dan yang ada pada sumber-sumber air;

d. meningkatkan pengelolaan air minum yang berkualitas dengan harga yang terjangkau;

e. mengembangkan dan mengelola sistem irigasi; f. mengembangkan sarana pengendali banjir yang didukung kerjasama

antara pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota; dan

g. mengendalikan daya rusak air dilakukan pada sungai, danau, waduk, dan/atau bendungan, rawa, cekungan air tanah, sistem irigasi, mencakup upaya pencegahan, penanggulangan, pemulihan.

(6) Strategi kelima untuk mencapai kebijakan sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (1) huruf e terkait sistem jaringan prasarana lainnya yaitu prasarana lingkungan adalah meningkatkan kualitas lingkungan di Provinsi Jawa Timur dengan memperhatikan pengelolaan sampah dan limbah beracun, melalui:a. menentukan lokasi pembuangan sampah dengan tepat;b. meningkatan partisipasi masyarakat dan kerja sama antardaerah c. meningkatkan kinerja operasi sistem pengangkutan sampah di perkotaan

dan perdesaan hingga ke TPS di lokasi masing-masing;d. membangun tempat pembuangan akhir terpadu antar wilayah yang dikelola

bersama;e. mengelola lingkungan buatan ditekankan pada pengendalian pencemaran;f. memantapkan kapasitas kelembagaan pengelola persampahan dan

drainase; dan g. meningkatkan teknologi pengolahan limbah melalui pengkomposan

sampah organik, teknologi daur ulang sampah non organik, teknologi pembakaran sampah dengan incinerator serta teknologi sanitary landfill dengan prinsip-prinsip “3R” (reduce, reuse, recycle) serta prinsip pemulihan biaya (cost recovery) dalam pengelolaan sampah.

Page 22: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

22

Pasal 10Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang wilayah provinsi sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 meliputi :a. kebijakan dan strategi pengembangan kawasan lindung; dan b. kebijakan dan strategi pengembangan kawasan budidaya.

Pasal 11(1) Kebijakan pengembangan kawasan lindung sebagaimana dimaksud dalam

pasal 10 huruf a adalah pemantapan pelestarian dan perlindungan kawasan lindung untuk mencapai perlindungan lingkungan sumberdaya alam/buatan dan ekosistemnya, meminimalkan resiko dan mengurangi kerentanan bencana, mengurangi efek pemanasan global yang berprinsip partispasi, menghargai kearifan lokal, serta menunjang pariwisata, penelitian, dan edukasi, yang meliputi :a. kawasan hutan lindung;b. kawasan perlindungan setempat;c. kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya;d. kawasan rawan bencana alam;e. kawasan lindung geologi; danf. kawasan lindung lainnya.

(2) Strategi pertama untuk mencapai kebijakan pengembangan kawasan lindung sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (1) huruf a terkait kawasan hutan lindung adalah meningkatkan upaya preservasi dan konservasi hutan lindung untuk menjaga luasannya dan meminimalkan perusakannya melalui :a. mengembangkan sistem tata batas (deliniasi) persebaran hutan lindung di

seluruh wilayah Jawa Timur sehingga jelas batasan antara kawasan hutan lindung dan sekitar untuk meminimalisir potensi perusakan oleh masyarakat;

b. menetapkan luas kawasan hutan di Provinsi Jawa Timur minimal 30 % dari luas daratan dalam setiap daerah aliran sungai (DAS) dan/atau pulau;

c. mengembangkan upaya untuk mempertahankan dan menambah luasan hutan, terutama hutan dengan fungsi lindung;

d. memantapkan fungsi lindung dengan prinsip pengelolaan berkelanjutan; dan

e. mengendalikan perubahan kawasan hutan lindung menjadi kawasan hutan produksi.

(3) Strategi kedua untuk mencapai kebijakan pengembangan kawasan lindung sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (1) huruf c terkait kawasan perlindungan setempat adalah memantapkan rencana pola ruang atau zonasi

Page 23: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

23

perlindungan kawasan lindung setempat yang meliputi pantai, sungai, danau, waduk, kawasan sekitar mata air, kawasan lindung spiritual dan kearifan lokal, melalui:a. membatasi kegiatan yang tidak berkaitan dengan perlindungan; b. meningkatkan nilai ekonomis kawasan; c. mengamankan kawasan perlindungan setempat sempadan pantai

dilakukan dengan mempertahankan ekosistem pantai : hutan mangrove, terumbu karang, rumput laut dan estuaria disertai dengan pengaturan rencana pola ruang di kawasan sempadan pantai agar penggunaan fungsional seperti pariwisata, pelabuhan, hankam, permukiman harus memperhatikan kaidah lingkungan dan ekosistem pesisir pantai;

d. menetapkan dan/atau mempertegas batas lapangan kawasan perlindungan sempadan sungai;

e. menetapkan dan/atau mempertegas batas lapangan kawasan perlindungan sekitar mata air;

f. menetapkan dan/atau mempertegas batas lapangan kawasan perlindungan sekitar waduk/danau; dan

g. menetapkan kawasan lindung spiritual dan kearifan lokal sebagai aset budaya local heritage yang dipreservasi.

(4) Strategi ketiga untuk mencapai kebijakan pengembangan kawasan lindung sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (1) huruf d terkait kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya adalah memantapkan batas-batas kawasan serta mempertahankan fungsi lindung kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya, disertai perlindungan ekosistem flora, fauna, pengembangan nilai budaya dan ilmu pengetahuan, dengan prinsip-prinsip keterpaduan pembangunan kawasan konservasi dan pengembangan wilayah, kerja sama antar wilayah, serta peningkatan kesejahteraan dan kepedulian masyarakat di sekitar kawasan konservasi, melalui:a. memantapkan perlindungan kawasan suaka alam dan suaka alam laut dan

perairannya disertai kerjasama pengelolaan antar pemerintah daerah dan dengan masyarakat, yang mengutamakan pelestarian habitat flora dan fauna dan ekosistem khusus setempat;

b. memantapkan perlindungan kawasan suaka marga satwa dan suaka marga satwa laut dengan pengawasan dan pemantauan secara berkelanjutan untuk mengatasi meluasnya kerusakan terhadap ekosistem;

c. memantapkan perlindungan kawasan cagar alam dan cagar alam laut dengan mengutamakan pelestarian keanekaragaman hayati yang masih berkembang dan mempertahankan hutan hujan tropik, kelengkapan vegetasi, serta ekosistemnya;

d. meningkatkan pelestarian dan pengembangan budidaya mangrove untuk

Page 24: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

24

menjaga abrasi air laut dimana penggunaan fungsional seperti pariwisata, pelabuhan, hankam, permukiman harus memperhatikan kaidah lingkungan dan ekosistem mangrove;

e. memantapkan perlindungan taman nasional dan taman nasional laut dengan partisipasi masyarakat dan pemanfaatan terkendali untuk pariwisata dan penelitian;

f. memantapkan pelestarian taman hutan raya (tahura) disertai dengan peningkatan keterpaduan pembangunan kawasan konservasi taman hutan raya dengan pembangunan wilayah terutama terhadap peningkatan kesejahteraan dan kepedulian masyarakat disekitar kawasan konservasi taman hutan raya;

g. mengembangkan pariwisata di taman wisata alam dan wisata alam laut dengan tetap memperhatikan kelestarian dan perlindungan kawasan serta perlindungan plasma nutfah; dan

h. memantapkan nilai dan fungsi kawasan cagar budaya melalui pengembangan sebagai daya tarik wisata sejarah serta untuk pengembangan penelitian dan pendidikan bagi masyarakat dengan mempertahankan keaslian dan kearifan lokal.

(5) Strategi keempat untuk mencapai kebijakan pengembangan kawasan lindung sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (1) huruf e terkait kawasan rawan bencana alam adalah menetapkan zonasi kawasan rawan bencana alam yang terdiri dari kawasan rawan longsor, kawasan rawan gelombang pasang, kawasan rawan banjir dan kawasan rawan kebakaran hutan dan angin kencang disertai dengan pengaturan penggunaan lahan kawasan dan sekitarnya, pengelolaan kawasan, serta upaya-upaya mitigasi bencana, melalui:a. menetapkan wilayah rawan longsor dan penetapan zona aman longsor

dengan memantapkan upaya pencegahan longsor serta pengelolaan wilayah rawan tanah longsor;

b. menetapkan wilayah rawan gelombang pasang dan penetapan zona aman gelombang pasang dengan peningkatan upaya mitigasi baik preventif maupun kuratif; dan

c. menetapkan wilayah rawan banjir dan peningkatan upaya-upaya untuk meminimalkan resiko dan kerentanan banjir.

(6) Strategi kelima untuk mencapai kebijakan pengembangan kawasan lindung sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (1) huruf f terkait kawasan lindung geologi adalah memantapkan wilayah kawasan lindung geologi yang terdiri dari cagar alam geologi dan kawasan rawan bencana alam geologi disertai dengan pemantapan zonasi di kawasan dan wilayah sekitarnya serta pemantapan pengelolaan kawasan secara partisipatif disertai peningkatan

Page 25: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

25

upaya-upaya mitigasi bencana, melalui:a. memantapkan upaya pelestarian cagar alam geologi untuk pengoptimalan

penelitian dan pendidikan;b. menetapkan kawasan cagar rawan bencana alam geologi serta penetapan

zona aman disertai upaya penyesuaian secara fisik dan sosial untuk meminimalkan tingkat resiko dan kerentanan bencana; dan

c. menetapkan kawasan yang memberi perlindungan air tanah dengan pengelolaan pemanfaatan guna lahan yang terkoordinasi dan terkendali.

(7) Strategi keenam untuk mencapai kebijakan pengembangan kawasan lindung sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (1) huruf g terkait kawasan lindung lainnya adalah melestarikan ekosistem pada kawasan lindung lainnya yang berupa ekosistem terumbu karang meliputi:a. memantapkan perlindungan terumbu karang; b. melarang pemakaian alat atau bahan berbahaya untuk mencari ikan; danc. mempreservasi terumbu karang yang telah rusak.

Pasal 12(1) Kebijakan pengembangan kawasan budidaya sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 10 huruf b adalah pengembangan kawasan budidaya sesuai dengan karakter dan daya dukung yang dimiliki terutama untuk mendukung pemantapan sistem metropolitan dan sistem agropolitan dalam rangka peningkatan pertumbuhan dan pemerataan kesejahteraan masyarakat, yang meliputi:a. kawasan peruntukan kawasan hutan produksi;b. kawasan peruntukan hutan rakyat;c. kawasan peruntukan pertanian;d. kawasan peruntukan perkebunan;e. kawasan peruntukan peternakan;f. kawasan peruntukan perikanan;g. kawasan peruntukan pertambangan;h. kawasan peruntukan industri;i. kawasan peruntukan pariwisata;j. kawasan peruntukan permukiman; k. kawasan andalan; danl. peruntukan kawasan budidaya lainnya.

(2) Strategi pertama untuk mencapai kebijakan pengembangan kawasan budidaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terkait kawasan peruntukan hutan produksi adalah:a. mengembangkan kawasan hutan produksi dengan pemanfaatan secara

lestari dan partisipatif;

Page 26: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

26

b. mencegah alih fungsi hutan untuk kegiatan non kehutanan; dan c. mengawasi pemanfaatan hutan produksi.

(3) Strategi kedua untuk mencapai kebijakan pengembangan kawasan budidaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terkait kawasan hutan rakyat adalah membangun dan mengembangkan kegiatan hutan rakyat secara partisipatif.

(4) Strategi ketiga untuk mencapai kebijakan pengembangan kawasan budidaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c terkait kawasan peruntukan pertanian adalah menetapkan wilayah Jatim sebagai lumbung pangan Nasional yang dicapai melalui:a. mempertahankan luasan sawah beririgasi dengan mengendalikan secara

ketat alih fungsi sawah dan pertanian produktif;b. mengoptimalkan pengolahan dan peningkatan nilai tambah hasil produksi

pertanian lahan basah, pertanian lahan kering, dan hortikultura melalui pengembangan agropolitan;

c. meningkatkan upaya pengelolaan untuk mengoptimalkan hasil produksi komoditas pertanian lahan basah, pertanian lahan kering, dan hortikultura;

d. meningkatan pemasaran yang terintegrasi dengan kawasan agropolitan; e. meningkatkan pembinaan, penyuluhan, dan pelatihan untuk

pengembangan pertanian lahan basah, pertanian lahan kering, dan hortikultura;

f. mengembangkan kemitraan masyarakat dan swasta dengan pendampingan pemerintah; dan

g. mengembangkan sarana dan prasarana pendukung kawasan agropolitan.(5) Strategi keempat untuk mencapai kebijakan pengembangan kawasan

budidaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d terkait kawasan peruntukan perkebunan adalah mengembangkan komoditas-komoditas unggul perkebunan di setiap wilayah serta pengoptimalan pengolahan dan peningkatan nilai tambah hasil perkebunan melalui pengembangan agropolitan.

(6) Strategi kelima untuk mencapai kebijakan pengembangan kawasan budidaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e terkait kawasan peruntukan peternakan adalah mengembangkan komoditas-komoditas unggul peternakan besar, kecil, unggas di setiap wilayah serta pengoptimalan pengolahan dan peningkatan nilai tambah hasil peternakan melalui pengembangan agropolitan.

(7) Strategi keenam untuk mencapai kebijakan pengembangan kawasan budidaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f terkait kawasan peruntukan perikanan adalah: a. meningkatkan kualitas dan kuantitas produk perikanan tangkap dan

perikanan budidaya;

Page 27: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

27

b. membentuk sentra pengolahan hasil perikanan untuk mendukung pengoptimalan pengolahan dan peningkatan nilai tambah hasil perikanan melalui pengembangan minapolitan;

c. mengembangkan pusat pembenihan (breeding centre) di kawasan pembudidayaan ikan;

d. meningkatkan pembinaan, penyuluhan, dan pelatihan untuk pengembangan perikanan budidaya;

e. meningkatkan sarana dan prasarana untuk pengembangan perikanan tangkap dan teknologi penangkapan ikan yang ramah lingkungan; dan

f. menata wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil sesuai daya dukungnya untuk menjamin keberlangsungan ekosistem pada wilayah tersebut.

(8) Strategi ketujuh untuk mencapai kebijakan pengembangan kawasan budidaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g terkait kawasan peruntukan pertambangan adalah mengembangkan kawasan pertambangan, yaitu melalui pengembangan potensi pertambangan strategis mineral, batu bara, minyak dan gas bumi dengan teknologi yang ramah lingkungan dan arah pengembangan yang berkelanjutan, yang dicapai melalui:a. mengembangkan kawasan pertambangan mineral dan batubara

berdasarkan potensi bahan galian, kondisi geologi dan geohidrologi dengan prinsip kelestarian lingkungan;

b. meningkatkan eksplorasi dan eksploitasi potensi minyak dan gas bumi dengan pengelolaan mandiri dan berwawasan lingkungan;

c. menjamin kelayakan lingkungan dan sosial;d. mengelola potensi konflik pada pemanfaatan tambang bernilai ekonomis

tinggi yang berada di kawasan lindung dan permukiman; dane. melindungi air tanah di kawasan pertambangan.

(9) Strategi kedelapan untuk mencapai kebijakan pengembangan kawasan budidaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf h terkait kawasan peruntukan industri adalah mengembangkan industri yang terintegrasi dengan potensi sumberdaya Jawa Timur, melalui:a. mengembangkan industri skala besar di sentra-sentra utama di Jawa

Timur; b. mengembangkan industri berteknologi tinggi dan ramah lingkungan di

kawasan perkotaan;c. mengembangkan pembinaan industri kecil dan menengah; d. mengembangkan pusat promosi dan pemasaran hasil industri kecil;e. mengembangkan industri yang mengolah hasil-hasil agro;f. mengembangkan industri berteknologi tinggi dan ramah lingkungan di

kawasan industri metropolitan;g. menyediakan IPAL baik secara individual maupun komunal khususnya bagi

Page 28: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

28

industri berat dan/atau berpolusi;h. mengembangkan industri petrokimia, industri besar dan/atau berpolusi di

kawasan industri serta pengintegrasian kawasan industri dengan prasarana utama wilayah;

i. mengembangkan sarana dan prasarana pendukung pengembangan industri; dan

j. mengatur kembali (deregulasi) ketentuan peraturan perundang-undangan di daerah-daerah yang memiliki orientasi pengembangan industri.

(10) Strategi kesembilan untuk mencapai kebijakan pengembangan kawasan budidaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf i terkait kawasan peruntukan pariwisata adalah mengembangkan sentra wisata meliputi sentra wisata alam, budaya, taman rekreasi, dan wisata lainnya yang terintegrasi secara spasial dan pengembangan wisata yang memperhatikan keunggulan dan daya saing secara global untuk pengembangan ekonomi regional dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, yang dicapai melalui:a. mengembangkan daya tarik wisata andalan prioritas yang terdiri dari

wisata alam, budaya, taman rekreasi, dan wisata lainnya;b. membentuk zona wisata disertai pengembangan paket wisata;c. menyesuaikan promosi wisata dengan agenda nasional dan global;d. melestarikan tradisi atau kearifan masyarakat lokal (local indigenous);

dane. meningkatkan pembinaan, penyuluhan, dan pelatihan kepada masyarakat

lokal dan atau pengrajin lokal untuk pengembangan pariwisata.(11) Strategi kesepuluh untuk mencapai kebijakan pengembangan kawasan

budidaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf j terkait kawasan peruntukan permukiman meliputi:a. mengembangkan kawasan permukiman perkotaan terutama

pengembangan permukiman modern dan efisien serta terintegrasi dengan sistem transportasi berkelanjutan (transit oriented development) di kawasan metropolitan;

b. mengembangkan kawasan permukiman yang menyokong pengembangan agropolitan di kawasan perdesaan;

c. meningkatkan penyediaan perumahan sesuai dengan tingkat permintaan masyarakat secara partisipatif, dan

d. menyediakan perumahan dan pelayanan infrastruktur yang berpihak pada masyarakat golongan ekonomi lemah melalui pengembangan permukiman yang efisien dan berkelanjutan.

(12) Strategi kesebelas untuk mencapai kebijakan pengembangan kawasan andalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf j terkait kawasan andalan adalah mengembangkan kegiatan budidaya unggulan didalam

Page 29: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

29

kawasan beserta prasarana secara sinergis dan berkelanjutan untuk mendorong pengembangan perekonomian kawasan dan wilayah sekitarnya.

(13) Strategi kedua belas untuk mencapai kebijakan pengembangan kawasan budidaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf k terkait peruntukan kawasan budidaya lainnya adalah mengoptimalkan fungsi dan peran kawasan budidaya lainnya yang meliputi kawasan latihan militer, melalui:a. membatasi antara lahan terbangun di sekitar kawasan dengan kawasan

lainnya yang belum terbangun sehingga diperoleh batas yang jelas dalam pengelolaannya;

b. menetapkan jarak bebas aman kawasan dengan guna lahan lainnya, terutama permukiman;

c. memberikan hak pengelolaan kepada masyarakat atau pemerintah berdasarkan kerjasama yang sesuai ketentuan yang disepakati sehingga menguntungkan kedua belah pihak; dan

d. mengendalikan kawasan sekitar secara ketat.

Pasal 13(1) Kebijakan pengembangan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil sebagaimana

dimaksud pada Pasal 5 huruf d meliputi:a. peningkatan konservasi ekosistem kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil

yang menjadi fungsi perlindungan, baik perlindungan bagi kawasan bawahannya, kawasan perlindungan setempat, maupun cagar alam;

b. pengoptimalan pengembangan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil;c. peningkatan upaya-upaya untuk mempertahankan dan memperbaiki

ekosistem pesisir;d. peningkatan operasionalisasi perwujudan pengembangan kawasan

andalan dengan produk unggulan sektor kelautan dan perikanan; dane. pengembangan kota-kota pesisir di Provinsi.

(2) Strategi pertama untuk peningkatan konservasi ekosistem kawasan pesisir dan pulau-pulai kecil yang menjadi fungsi perlindungan, baik perlindungan bagi kawasan bawahannya, kawasan perlindungan setempat, maupun cagar alam meliputi:a. mempertahankan dan menjaga kelestarian ekosistem;b. membatasi kegiatan yang mengakibatkan terganggunya ekosistem di

kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil; danc. menjaga kelestarian berbagai kehidupan, utamanya satwa yang terancam

punah.(3) Strategi kedua untuk pengoptimalan pengembangan kawasan pesisir dan

pulau-pulau kecil meliputi:a. melakukan optimalisasi pemanfaatan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil

Page 30: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

30

sebagai kawasan permukiman, pelabuhan, dan industri;b. melindungi ekosistem pesisir yang rentan terhadap perubahan fungsi

kawasan; danc. meningkatkan kegiatan kepariwisataan dan penelitian di kawasan pesisir

dan pulau-pulau kecil. (4) Strategi ketiga untuk peningkatan upaya-upaya untuk mempertahankan dan

memperbaiki ekosistem pesisir meliputi:a. meningkatkan kerjasama antara pemerintah dengan masyarakat setempat

dalam memelihara ekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil;b. meningkatkan nilai ekonomi kawasan lindung melalui pemanfaatan bakau

dan terumbu karang sebagai sumber ekonomi perikanan dengan cara penangkapan yang ramah lingkungan dan mendukung keberlanjutan;

c. menjadikan kawasan lindung sebagai objek wisata dan penelitian ekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil; dan

d. menghindari penggunaan hutan mangrove untuk berbagai kegiatan yang mengakibatkan kerusakan di kawasan tersebut.

(5) Strategi keempat untuk peningkatan operasionalisasi perwujudan pengembangan kawasan andalan produk unggulan sektor kelautan dan perikanan meliputi:a. mengoptimalkan pemanfaatan potensi perikanan tangkap dan budidaya

secara berkelanjutan; b. mengembangkan pusat-pusat kegiatan perikanan yang terpadu dengan

pusat-pusat koleksi dan distribusi (minapolitan);c. mendorong peningkatan nilai tambah manfaat hasil-hasil perikanan; d. meningkatkan fasilitas pelayanan informasi dan jasa terpadu; e. meningkatkan industri pengolahan ikan yang memiliki dukungan akses

yang baik ke pasar; danf. mengembangkan kerjasama perdagangan atau pemasaran dengan

daerah-daerah produsen lainnya dan kerjasama perdagangan antarnegara. (6) Strategi kelima untuk pengembangan kota-kota pesisir di Provinsi meliputi:

a. meningkatkan akses menuju kota-kota pesisir yang menjadi orientasi utama di wilayah Jawa Timur;

b. mengembangkan pelayanan penunjang kegiatan perdagangan internasional, mulai dari skala kecil hingga besar;

c. mengembangkan prasarana dan sarana penunjang kegiatan sosial ekonomi masyarakat;

d. mengembangkan kegiatan ekonomi dengan sebesar-besarnya dengan memanfaatkan sumberdaya lokal;

e. meningkatkan industri di kota-kota pesisir secara ramah lingkungan dan mendukung keberlanjutan;

Page 31: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

31

f. meningkatkan daya saing kota-kota pesisir sesuai dengan potensinya; dang. meminimalkan aspek-aspek penyebab ketertinggalan.

Pasal 14(1) Kebijakan pengembangan kawasan strategis provinsi sebagaimana dimaksud

dalam pasal 5 huruf e meliputi :a. kawasan ekonomi high tech industrial park, kawasan ekonomi unggulan,

kawasan agropolitan, kawasan koridor metropolitan, dan kawasan kerjasama regional;

b. kawasan tertinggal;c. kawasan strategis sosial dan budaya;d. kawasan strategis pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi

tinggi;e. kawasan strategis perlindungan ekosistem dan lingkungan hidup; danf. kawasan pengendalian ketat (high control zone).

(2) Strategi pertama untuk meningkatkan dan memantapkan fungsi dan peran kawasan ekonomi high tech industrial park, kawasan ekonomi unggulan, kawasan agropolitan, kawasan koridor metropolitan, dan kawasan kerjasama regional di Provinsi Jawa Timur meliputi:a. mengoptimalkan pengembangan kawasan melalui

peningkatan nilai ekonomis kawasan; b. meningkatkan komoditas unggulan, sarana dan

prasarana pendukung proses produksi;c. meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya

manusia (SDM) baik sebagai tenaga ahli maupun tenaga pendukung;d. mempercepat alih teknologi yang lebih efisien dan

efektif;e. memberikan dukungan kebijakan melalui pemberian

instrumen insentif antara lain berupa keringanan pajak dan bebas pajak (tax holiday);

f. menjalin kerjasama dengan pihak investor, terkait pemberian kredit/modal usaha;

g. menelusuri potensi kawasan atau sub sektor strategis yang dapat dikembangkan dengan penetapan kawasan ekonomi unggulan baru; dan

h. meningkatkan kerjasama antardaerah untuk mengoptimalkan pertumbuhan daerah perbatasan baik antar kabupaten/kota di Jawa Timur maupun kawasan perbatasan provinsi.

(3) Strategi kedua untuk mempercepat perkembangan dan kemajuan kawasan tertinggal di Provinsi Jawa Timur meliputi:

Page 32: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

32

a. menelusuri potensi kawasan atau sub sektor strategis yang dapat dikembangkan di kawasan tertinggal;

b. menginputkan sub sektor strategis di kawasan tertinggal sebagai pemacu pertumbuhan wilayah;

c. menyediakan infrastruktur strategis sebagai pemacu pertumbuhan wilayah;

d. meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) baik sebagai tenaga ahli maupun tenaga pendukung; dan

e. memberikan dukungan kebijakan melalui pemberian instrumen insentif berupa keringanan pajak, dan peningkatan program-program pembangunan strategis.

(4) Strategi ketiga untuk meningkatkan dan memantapkan fungsi dan peran kawasan strategis sosial dan budaya; yaitu memelihara nilai sejarah dan budaya yang tinggi serta nilai-nilainya yang asli dengan pengelolaan yang mengapreasiasi nilai tersebut melalui pariwisata, meliputi :a. mengoptimalkan pengembangan kawasan melalui peningkatan nilai

ekonomis kawasan, antara lain pemanfaatan sebagai aset wisata, penelitian dan pendidikan;

b. mengendalikan perkembangan lahan terbangun di sekitar kawasan; c. melestarikan kawasan sekitar;d. memberikan gambaran berupa relief atau sejarah yang menerangkan

obyek atau situs tersebut;e. membina masyarakat sekitar untuk ikut berperan dalam menjaga

peninggalan sejarah; f. meningkatkan kegiatan festival wisata atau gelar seni budaya; g. melestarikan dan mempromosikan tradisi/kearifan masyarakat lokal (local

indigenous); dan h. mengendalikan kawasan sekitar secara ketat.

(5) Strategi keempat untuk meningkatkan dan memantapkan fungsi dan peran kawasan strategis pendayagunaan SDA dan atau teknologi tinggi secara optimal meliputi :a. mengoptimalkan pengembangan kawasan melalui peningkatan nilai

ekonomis kawasan, antara lain pengembangan kegiatan penunjang dan atau kegiatan turunan dari pemanfaatan sumber daya dan atau teknologi tinggi;

b. meningkatkan keterkaitan kegiatan pemanfaatan sumber daya dan atau teknologi tinggi dengan kegiatan penunjang dan atau turunannya; dan

c. mencegah dampak negatif pemanfaatan sumber daya alam dan atau teknologi tinggi terhadap fungsi lingkungan hidup, dan keselamatan masyarakat.

Page 33: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

33

(6) Strategi kelima untuk meningkatkan dan memantapkan fungsi dan peran kawasan strategis perlindungan ekosistem dan lingkungan hidup meliputi :a. membatasi dan mencegah pemanfaatan ruang yang berpotensi

mengurangi fungsi perlindungan kawasan;b. melarang alih fungsi pada kawasan yang telah ditetapkan sebagai kawasan

lindung; c. membatasi pengembangan prasarana dan sarana di dalam dan di sekitar

kawasan yang ditetapkan untuk fungsi lindung yang dapat memicu perkembangan kegiatan budi daya;

d. merehabilitasi fungsi lindung kawasan yang menurun akibat dampak pemanfaatan ruang yang berkembang di dalam dan di sekitar kawasan lindung;

e. mengoptimalkan pengembangan kawasan melalui peningkatan nilai ekonomis kawasan lindung melalui pemanfaatan untuk daya tarik wisata, pendidikan, dan penelitian berbasis lingkungan hidup, dan/atau pemanfaatan bakau dan terumbu karang sebagai sumber ekonomi perikanan yang berkelanjutan;

f. meningkatkan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat setempat dalam memelihara ekosistem pesisir;

g. mengembalikan kegiatan yang mendorong pengembangan fungsi lindung; h. meningkatkan keanekaragaman hayati kawasan lindung; dan i. mengendalikan kawasan sekitar perlindungan ekosistem dan lingkungan

hidup secara ketat.(7) Strategi keenam terhadap mengembangkan kawasan Pengendalian Ketat

(High Control Zone) untuk penetapan kawasan dan pengembangan pengawasan kawasan secara khusus dan dibatasi pemanfaatannya untuk mempertahankan daya dukung, mencegah dampak negatif, menjamin proses pembangunan yang berkelanjutan, meliputi :a. mengembangkan pengawasan kawasan perdagangan regional untuk

mencegah efek negatif termasuk mengurangi adanya bangunan non formal yang cenderung berkembang;

b. mengembangkan pengawasan terhadap kawasan kaki Jembatan Suramadu di Kota Surabaya dan Kabupaten Bangkalan yang meliputi kawasan tertentu (fair ground), interchange jalan akses, dan atau rencana reklamasi pantai untuk meminimalkan dampak negatif dari percepatan pembangungan kawasan terhadap aspek lingkungan dan sosial;

c. mengembangkan pengawasan terhadap kawasan wilayah aliran sungai, sumber air dan sempadan sungai untuk mengkonservasi kawasan yang memerlukan perlindungan dari pencemaran, pendangkalan, abrasi, dan perlindungan dari kegiatan budidaya;

Page 34: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

34

d. mengembangkan pengawasan terhadap kawasan yang berhubungan dengan aspek lingkungan hidup meliputi kawasan resapan air atau sumber daya air, kawasan konservasi, hutan bakau atau mangrove untuk mempertahankan fungsi lindung kawasan;

e. mengembangkan pengawasan terhadap kawasan sekitar jaringan transportasi terkait kawasan jaringan jalan, perkeretaapian, area atau lingkup kepentingan pelabuhan, kawasan sekitar bandara, kawasan sekitar jalan arteri atau jalan bebas hambatan untuk menjamin kelancaran, keselamatan, kenyamanan, ketepatan, keamanan dari aliran transportasi moda, kendaraan, orang atau barang dan meminimalkan dampak kegiatan non transportasi;

f. mengembangkan pengawasan terhadap kawasan sekitar prasarana wilayah dalam skala regional seperti area sekitar jaringan pipa gas, jaringan SUTET, dan TPA terpadu untuk menjamin batas aman dari prasana wilayah tersebut terhadap aktivitas budidaya dan permukiman penduduk serta meminimalkan gangguan terhadap keberlangsungan fungsi prasarana;

g. mengembangkan pengawasan terhadap kawasan rawan bencana sebagai bagian dari strategi mitigasi bencana; dan

h. mengembangkan pengawasan terhadap kawasan lindung prioritas dan pertambangan skala regional lainnya untuk menselaraskan pemanfaatan budidaya kawasan dengan aspek kelestarian lingkungan.

(8) Ketentuan mengenai pengembangan kawasan pengendalian ketat sebagaimana dimaksud pada ayat (8) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Gubernur.

BAB IIIRENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH PROVINSI JAWA TIMUR

Bagian KesatuUmum

Pasal 15(1) Rencana struktur ruang wilayah provinsi terdiri dari sistem pusat pelayanan

dan sistem jaringan prasarana wilayah provinsi. (2) Rencana struktur ruang wilayah provinsi digambarkan dengan ketelitian peta

skala 1 : 250.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan daerah ini.

Bagian KeduaRencana Sistem Pusat Pelayanan

Page 35: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

35

Pasal 16Rencana sistem pusat pelayanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) terdiri atas rencana sistem perkotaan disertai dengan penetapan fungsi wilayah pengembangannya dan sistem perdesaan.

Paragraf 1Rencana Sistem Perkotaan

Pasal 17(1) Sistem perkotaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, meliputi:

a. PKN : Kawasan Perkotaan Gerbangkertosusila dan Malang;b. PKW : Probolinggo, Tuban, Kediri, Madiun, Banyuwangi, Jember, Blitar,

Pamekasan, Bojonegoro, dan Pacitan; c. PKWp : Pasuruan dan Batu; d. PKL : Jombang, Ponorogo, Ngawi, Nganjuk, Tulungagung, Lumajang,

Sumenep, Magetan, Situbondo, Trenggalek, Bondowoso, Sampang, Kepanjen, Mejayan, Kraksaan, Kanigoro, dan Bangil; dan

e. Kawasan Perkotaan di wilayah kabupaten yang memiliki potensi sebagai pusat kegiatan bagi beberapa kecamatan dapat diusulkan sebagai PKLp oleh kabupaten masing-masing.

(2) Fungsi setiap pusat kegiatan atau perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan skala pelayanan perkotaan masing-masing.

(3) Wilayah pengembangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 terdiri dari 8 (delapan) Wilayah Pengembangan (WP), meliputi:a. WP Gerbangkertosusila Plus dengan pusat di Kota Surabaya,

meliputi : Kota Surabaya, Kabupaten Tuban, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Gresik, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten dan Kota Mojokerto, Kabupaten Jombang, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten dan Kota Pasuruan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Pamekasan dan Kabupaten Sumenep; dengan fungsi : pertanian tanaman pangan, perkebunan, hortikultura, kehutanan, perikanan, peternakan, pertambangan, perdagangan, jasa, pendidikan, kesehatan, pariwisata, transportasi, dan industri;

b. WP Malang Raya dengan pusat di Kota Malang, meliputi : Kota Malang, Kota Batu, dan Kabupaten Malang; dengan fungsi : pertanian tanaman pangan, perkebunan, hortikultura, kehutanan, perikanan, peternakan, pertambangan, perdagangan, jasa, pendidikan, kesehatan, pariwisata, dan industri;

c. WP Madiun dan sekitarnya dengan pusat di Kota Madiun, meliputi : Kota Madiun, Kabupaten Madiun, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Magetan, Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ngawi; dengan fungsi :

Page 36: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

36

pertanian tanaman pangan, perkebunan, hortikultura, kehutanan, peternakan, pertambangan, pariwisata, pendidikan, kesehatan, dan industri;

d. WP Kediri dan sekitarnya dengan pusat di Kota Kediri, meliputi : Kota Kediri, Kabupaten Kediri, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Trenggalek, dan Kabupaten Tulungagung; dengan fungsi : pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan, pertambangan, pendidikan, kesehatan, pariwisata, perikanan, industri, dan pembangkit tenaga air;

e. WP Probolinggo – Lumajang dengan pusat di Kota Probolinggo, meliputi : Kota Probolinggo, Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Lumajang; dengan fungsi : pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan, agroindustri, agroecowisata, sumberdaya energi, pariwisata, pendidikan, dan kesehatan;

f. WP Blitar dengan pusat di Kota Blitar, meliputi : Kota Blitar dan Kabupaten Blitar; dengan fungsi : pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, kehutanan, perikanan, pendidikan, kesehatan dan pariwisata;

g. WP Jember dan sekitarnya dengan pusat di Perkotaan Jember, meliputi : Kabupaten Jember, Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Situbondo; dengan fungsi : pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, kehutanan, perikanan, pertambangan, pendidikan, kesehatan, dan pariwisata; dan

h. WP Banyuwangi dengan pusat di Perkotaan Banyuwangi, meliputi : Kabupaten Banyuwangi; dengan fungsi : pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, kehutanan, perikanan, pertambangan, industri, pendidikan, kesehatan, dan pariwisata.

Paragraf 2Rencana Sistem Perdesaan

Pasal 18(1) Rencana sistem perdesaan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 16 dilakukan dengan membentuk pusat pelayanan perdesaan secara berhirarki.

(2) Rencana sistem perdesaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun berdasarkan pelayanan perdesaan secara berhirarki, meliputi:a. PPL sebagai Pusat pelayanan

antar desa;b. PPd sebagai Pusat pelayanan satu

desa; danc. PPds sebagai pusat pelayanan

pada satu atau beberapa dusun atau kelompok permukiman.(3) Pusat pelayanan perdesaan sebagaimana dimaksud pada

Page 37: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

37

ayat (2) secara berhirarki memiliki hubungan dengan:a. Pusat pelayanan wilayah kecamatan sebagai

kawasan perkotaan terdekat;b. Perkotaan sebagai pusat pelayanan Sub WP;

danc. Ibukota kabupaten masing-masing.

(4) Rencana pengembangan sistem agropolitan regional meliputi:a. Sistem Agropolitan Wilis;b. Sistem Agropolitan Bromo Tengger Semeru (BTS);c. Sistem Agropolitan Ijen; dand. Sistem Agropolitan Madura.

(5) Rencana pengembangan sistem agroindustri regional yakni Sistem Agroindustri Gelang (Gresik dan Lamongan) Utara.

(6) Di luar sistem agropolitan dan sistem agroindustri sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5) dapat dilaksanakan oleh masing-masing kabupaten/kota.

Bagian KetigaRencana Sistem Jaringan Prasarana Wilayah

Pasal 19Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana wilayah sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 ayat (1), meliputi :a. rencana sistem jaringan transportasi; b. rencana sistem jaringan energi;c. rencana sistem jaringan telekomunikasi;d. rencana sistem jaringan sumberdaya air; dane. rencana sistem prasarana pengelolaan lingkungan.

Paragraf 1Rencana Sistem Jaringan Transportasi

Pasal 20(1) Rencana sistem jaringan transportasi sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 19 huruf a, terdiri atas: a. rencana sistem jaringan transportasi darat; b. rencana sistem jaringan transportasi laut; dan c. rencana sistem jaringan transportasi udara.

(2) Rencana pengembangan sistem jaringan transportasi dimaksudkan untuk:a. mengembangkan sistem transportasi yang mengintegrasikan antar pusat

pengembangan;b. mengembangkan sistem transportasi antar pulau;c. mengembangkan sistem transportasi pendukung perdagangan eksport

Page 38: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

38

komoditi unggulan; dand. mengembangkan sistem transportasi pembuka akses wilayah tertinggal

terutama di wilayah Selatan Jawa Timur dan Kepulauan Madura serta pembuka akses wilayah terisolir terutama pulau-pulau kecil.

Pasal 21(1) Rencana pengembangan sistem jaringan transportasi darat

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1) huruf a, meliputi : a. jaringan jalan; b. jaringan kereta api; danc. jaringan sungai, danau, dan penyeberangan.

(2) Sistem jaringan jalan terdiri dari prasarana jalan umum yang dinyatakan dalam status, fungsi, dan sistem jalan.

(3) Pengelompokkan jalan berdasarkan status dapat dibagi menjadi jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan kota, dan jalan desa.

(4) Pengelompokkan jalan berdasarkan fungsi jalan dibagi menjadi jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal, dan jalan lingkungan.

(5) Pengelompokkan jalan berdasarkan sistem jaringan jalan terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder.

(6) Rencana pengembangan sistem jaringan jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdiri atas rencana pengembangan bagi jalan nasional jalan bebas hambatan, jalan nasional bukan jalan bebas hambatan, jalan provinsi, terminal, dan angkutan massal bus metro.

(7) Rencana pengembangan jaringan kereta api sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, terdiri atas jaringan jalur kereta api (KA) umum, angkutan massal perkeretaapian komuter, dry port, terminal barang, dan stasiun.

(8) Rencana pengembangan jaringan sungai, danau dan penyeberangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c adalah pelabuhan penyeberangan.

Pasal 22(1) Jaringan jalan bebas hambatan yang sudah ada di Jawa Timur,

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (6), meliputi ruas:a. Surabaya – Gempol;b. Surabaya – Gresik; c. Simpang Susun (SS) Waru – Bandara Juanda; dand. Jembatan Surabaya – Madura (Jembatan Suramadu).

(2) Rencana pengembangan jalan bebas hambatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (6), meliputi ruas:a. Solo – Mantingan;b. Mantingan – Ngawi; c. Ngawi – Kertosono;d. Kertosono – Mojokerto;

Page 39: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

39

e. Mojokerto – Surabaya;f. Waru (Aloha) – Wonokromo – Tanjung Perak;g. Bandara Juanda – Tanjung Perak; h. Gempol – Pandaan;i. Pandaan – Malang;j. Gempol – Pasuruan;k. Pasuruan – Probolinggo;l. Probolinggo – Banyuwangi;m. Gresik – Tuban;n. Demak – Tuban; dano. Porong – Gempol (relokasi).

(3) Jalan nasional sebagai jalan arteri primer sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (6), meliputi ruas: a. Surabaya – Malang; b. Surabaya – Mojokerto – Jombang – Kertosono – Nganjuk – Caruban

– Ngawi – Mantingan; c. Surabaya – Lamongan – Widang – Tuban – Glondong – Bulu (Batas

Jateng);d. Surabaya – Sidoarjo – Gempol – Pasuruan – Probolinggo –

Situbondo – Banyuwangi; e. Kamal – Bangkalan – Sampang – Pamekasan – Sumenep –

Kalianget; danf. Tanjung Bulupandan – Tanjung Bumi – Ketapang – Sumenep.

(4) Jalan nasional sebagai jalan kolektor primer di Jawa Timur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (6), meliputi ruas:a. Gresik – Sadang – Tuban;b. Babat – Bojonegoro – Padangan – Ngawi;c. Ngawi – Maospati – Madiun – Caruban;d. Mojokerto – Mojosari – Gempol;e. Glonggong – Pacitan – Panggul – Durenan – Tulungagung – Blitar –

Kepanjen – Turen – Lumajang – Wonorejo – Jember – Jajag – Rogojampi – Banyuwangi;

f. Tulungagung – Kediri – Kertosono;g. Malang – Kepanjen;h. Wonorejo – Probolinggo; i. Srono – Muncar; danj. Kamal – Labang – Kwanyar – Modung – Blega (Lintas Selatan Madura).

(5) Jalan provinsi sebagai jalan kolektor primer di Jawa Timur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (6), meliputi ruas:a. Nganjuk – Bojonegoro – Ponco – Jatirogo – Batas Jawa Tengah; b. Ponco – Pakah;c. Kandangan – Pulorejo – Jombang – Ploso – Babat;d. Mojokerto – Gedek – Lamongan;

Page 40: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

40

e. Mojokerto – Mlirip;f. Mojokerto – Jampirogo; g. Wonokormo – Legundi;h. Turen – Malang – Pendem – Kandangan – Pare – Kediri;i. Batu – Pacet – Mojosari – Krian;j. Karanglo – Pendem;k. Pare – Pulorejo ;l. Pandaan – Tretes; m. Purwodadi – Nongkojajar;n. Purwosari – Kejayan – Pasuruan; o. Kejayan – Tosari;p. Pilang – Sukapura;q. Lumajang – Kencong – Kasihan – Balung – Ambulu – Mangli;r. Kasihan – Puger;s. Jember – Bondowoso – Garduatak;t. Gentengkulon – Wonorekso – Rogojampi;u. Jangkar – Asembagus;v. Pantai Serang – Blitar – Srengat – Kediri – Nganjuk;w. Arjosari – Nawangan;x. Pacitan – Arjosari – Kembang – Dengok; y. Maospati – Magetan – Cemorosewu;z. Tanjung Bumi – Ketapang – Sotobar – Sumenep – Lumbang; danaa.Ponorogo – Bitting.

(6) Rencana pengembangan jalan nasional sebagai jalan strategis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (6), meliputi ruas :a. Tersambung, yaitu ruas:

1) Bangkalan – Tanjung Bumi;2) Krian – Legundi – Pertigaan Bunder;3) Padangan – Cepu;4) Madiun – Ponorogo – Dengok – Trenggalek; dan5) Situbondo – Garduatak – Silapak – Paltuding – Banyuwangi.

b. Belum tersambung, yaitu ruas: 1) Durenan – Prigi;2) Panggul – Prigi – Ngrejo – Batas Kab. Tulungagung – Pantai Serang –

Batas Kab. Blitar – Wonogoro – Sendang Biru – Talok; dan3) Jarit – Puger – Sumberejo – Glenmore.

(7) Terminal yang sudah ada di Jawa Timur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (6), meliputi:a. Terminal tipe A, meliputi:

1) Terminal Pacitan di Kabupaten Pacitan;2) Terminal Seloaji di Kabupaten Ponorogo;3) Terminal Tulungagung di Kabupaten Tulungagung; 4) Terminal Tawangalun di Kabupaten Jember;

Page 41: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

41

5) Terminal Brawijaya di Kabupaten Banyuwangi;6) Terminal Ngawi di Kabupaten Ngawi; 7) Terminal Kambang Putih di Kabupaten Tuban;8) Terminal Sumenep di Kabupaten Sumenep;9) Terminal Tamanan di Kota Kediri;10) Terminal Patria di Kota Blitar;11) Terminal Arjosari di Kota Malang;12) Terminal Bayuangga di Kota Probolinggo;13) Terminal Purbaya di Kota Madiun; dan14) Terminal Purabaya dan Terminal Tambak Oso Wilangun di Kota

Surabaya.b. Terminal tipe B, meliputi:

1) Terminal Lorok di Kabupaten Pacitan;2) Terminal Trenggalek di Kabupaten Trenggalek;3) Terminal Pare dan Terminal Purwoasri di Kabupaten Kediri;4) Terminal Kepanjen di Kabupaten Malang; 5) Terminal Minak Koncar di Kabupaten Lumajang;6) Terminal Arjasa dan Terminal Ambulu di Kabupaten Jember;7) Terminal Sri Tanjung di Kabupaten Banyuwangi;8) Terminal Bondowoso di Kabupaten Bondowoso;9) Terminal Situbondo, Terminal Besuki, dan Terminal Panarukan di

Kabupaten Situbondo;10) Terminal Pandaan di Kabupaten Pasuruan;11) Terminal Larangan di Kabupaten Sidoarjo;12) Terminal Kepuhsari di Kabupaten Jombang;13) Terminal Anjuk Ladang dan Terminal Kertosono di Kabupaten

Nganjuk;14) Terminal Caruban di Kabupaten Madiun;15) Terminal Magetan di Kabupaten Magetan;16) Terminal Rajegwesi dan Terminal Padangan di Kabupaten

Bojonegoro;17) Terminal Lamongan dan Terminal Babat di Kabupaten Lamongan;18) Terminal Bunder di Kabupaten Gresik;19) Terminal Bangkalan di Kabupaten Bangkalan;20) Terminal Gadang dan Terminal Landungsari di Kota Malang;21) Terminal Untung Suropati di Kota Pasuruan;22) Terminal Kertajaya di Kota Mojokerto;23) Terminal Sampang di Kabupaten Sampang;24) Terminal Pamekasan di Kabupaten Pamekasan;25) Terminal Joyoboyo di Kota Surabaya; dan26) Terminal Batu di Kota Batu.

(8) Rencana pengembangan terminal tipe A sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (6) , meliputi:

Page 42: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

42

a. Terminal Situbondo di Kabupaten Situbondo; b. Terminal Sidoarjo di Kabupaten Sidoarjo;c. Terminal Kepuhsari di Kabupaten Jombang;d. Terminal Rajegwesi di Kabupaten Bojonegoro;e. Terminal Burneh di Kabupaten Bangkalan;f. Terminal Kertajaya di Kota Mojokerto; dan g. Terminal Joyoboyo di Kota Surabaya.

(9) Rencana pengembangan angkutan massal di wilayah perkotaan berupa bus metro sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (6), meliputi: a. Surabaya – Lamongan – Babat;b. Surabaya – Mojokerto – Jombang;c. Surabaya – Porong – Bangil – Pasuruan;d. Surabaya – Gresik;e. Pasar Turi – Stasiun Gubeng;f. Lawang – Malang – Kepanjen;g. Madiun – Ponorogo – Slahung; danh. Surabaya – Tarik (Sidoarjo).

(10) Jalur perkeretaapian umum berskala regional yang sedang dioperasionalkan saat ini di Jawa Timur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (7), meliputi jalur: a. Jalur Utara : Surabaya (Pasar Turi) – Lamongan – Babat –

Bojonegoro – Cepu;b. Jalur Tengah : Surabaya (Semut) – Surabaya (Gubeng) – Wonokromo -

Jombang – Kertosono – Nganjuk – Madiun – Solo; c. Jalur Timur : Surabaya (Semut) – Surabaya (Gubeng) – Wonokromo –

Sidoarjo – Bangil – Pasuruan – Probolinggo – Jember – Banyuwangi; dan

d. Jalur Lingkar : Surabaya (Semut) – Surabaya (Gubeng) – Wonokromo – Sidoarjo – Bangil – Lawang – Malang – Blitar – Tulungagung – Kediri – Kertosono – Surabaya.

(11) Rencana pengembangan jalur kereta api umum berskala regional dan/atau nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (7) ditujukan pada jalur-jalur sebagai berikut:a. Pembangunan jalur Tulangan – Gunung Gangsir sebagai relokasi jalur

kereta api akibat luapan lumpur Lapindo Sidoarjo;b. Pengembangan jalur kereta api cepat Jakarta – Surabaya;c. Pengembangan jalur kereta api ganda, meliputi :

1) Surabaya – Lamongan – Babat – Bojonegoro – Cepu;2) Surabaya – Mojokerto – Jombang – Kertosono – Nganjuk – Madiun

– Sragen;3) Surabaya – Bangil – Lawang – Singosari – Malang;4) Bangil – Pasuruan – Probolinggo – Jember – Banyuwangi; dan5) Malang – Kepanjen – Blitar – Tulungagung – Kertosono.

Page 43: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

43

d. Pengembangan jalur kereta api di Pulau Madura, meliputi :1) Bangkalan – Kamal – Sampang – Pamekasan – Sumenep; dan 2) Penyambungan jaringan jalur perkeretaapian Pulau Madura ke

jaringan jaringan perkeretaapian di Surabaya.(12) Rencana konservasi jalur perkeretapian mati sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 21 ayat (7), meliputi jalur: a. Sidoarjo – Tulangan – Tarik;b. Bojonegoro – Jatirogo; c. Madiun – Ponorogo – Slahung; d. Mojokerto – Mojosari – Porong; e. Ploso – Mojokerto – Krian; f. Malang – Turen – Dampit;g. Malang – Pakis – Tumpang; h. Babat – Jombang; i. Babat – Tuban; j. Kamal – Bangkalan – Sampang – Pamekasan; k. Jati – Probolinggo – Paiton; l. Klakah – Lumajang – Pasirian; m. Lumajang – Gumukmas – Balung – Rambipuji; n. Panarukan – Situbondo – Bondowoso – Kalisat; dan o. Rogojampi – Benculuk.

(13) Jalur angkutan massal di wilayah perkotaan berupa kereta api komuter yang sedang dioperasionalkan saat ini di Jawa Timur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (7), yaitu lintas Surabaya – Porong.

(14) Rencana pengembangan angkutan massal di wilayah perkotaan berupa kereta api komuter sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (7), meliputi:a. Surabaya – Lamongan – Babat;b. Surabaya – Mojokerto – Jombang;c. Surabaya – Porong – Bangil – Pasuruan;d. Surabaya – Gresik;e. Pasar Turi – Stasiun Gubeng – Stasiun Waru;f. Lawang – Malang – Kepanjen;g. Malang – Turen; danh. Madiun – Ponorogo – Slahung.

(15) Dry port yang sudah ada di Jawa Timur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (7), yaitu Rambipuji di Kabupaten Jember.

(16) Rencana pengembangan dry port sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (7), meliputi:a. pengembangan dry port yang sudah ada yakni Rambipuji di Kabupaten

Jember; dan b. pembangunan dry port di Kota Malang, Kota Kediri, dan Kabupaten

Jombang.(17) Rencana pengembangan terminal barang sebagaimana dimaksud dalam

Page 44: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

44

Pasal 21 ayat (7), meliputi:a. Terminal Barang Waru di Kabupaten Sidoarjo;b. Terminal Barang Babat di Kabupaten Lamongan; dan c. Terminal Barang Pasar Turi di Kota Surabaya.

(18) Rencana pengembangan terminal barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (7), yaitu Kalimas di Kota Surabaya.

(19) Stasiun kereta api yang sudah ada sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (7), meliputi: a. Stasiun Nganjuk dan stasiun Kertosono di Kabupaten Nganjuk;b. Stasiun Jombang di Kabupaten Jombang;c. Stasiun Tulungagung di Kabupaten Tulungagung;d. Stasiun Bojonegoro di Kabupaten Bojonegoro;e. Stasiun Lamongan di Kabupaten Lamongan;f. Stasiun Sidoarjo di Kabupaten Sidoarjo;g. Stasiun Bangil di Kabupaten Pasuruan;h. Stasiun Klakah di Kabupaten Lumajang;i. Stasiun Jember di Kabupaten Jember;j. Stasiun Banyuwangi Baru di Kabupaten Banyuwangi;k. Stasiun Madiun di Kota Madiun;l. Stasiun Kediri di Kota Kediri;m. Stasiun Blitar di Kota Blitar;n. Stasiun Mojokerto di Kota Mojokerto;o. Stasiun Surabaya Pasar Turi, Stasiun Surabaya Kota, Stasiun

Sidotopo, Stasiun Kalimas, Stasiun Wonokromo, Stasiun Surabaya Gubeng di Kota Surabaya;

p. Stasiun Probolinggo di Kota Probolinggo; danq. Stasiun Pasuruan di Kota Pasuruan.

(20) Rencana pengembangan stasiun kereta api sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (7), meliputi stasiun:a. Stasiun Bangkalan di Kabupaten Bangkalan;b. Stasiun Sampang di Kabupaten Sampang;c. Stasiun Pamekasan di Kabupaten Pamekasan; dan d. Stasiun Sumenep di Kabupaten Sumenep.

(21) Pelabuhan Penyeberangan yang sudah ada sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (8), meliputi :a. Pelabuhan penyeberangan Ujung di Kota Surabaya; b. Pelabuhan penyeberangan Kamal di Kabupaten Bangkalan; c. Pelabuhan penyeberangan Ketapang di Kabupaten Banyuwangi;d. Pelabuhan penyeberangan Jangkar di Kabupaten Situbondo;e. Pelabuhan penyeberangan Kalianget di Kabupaten Sumenep;f. Pelabuhan penyeberangan Kangean di Kabupaten Sumenep;g. Pelabuhan penyeberangan Sapudi di Kabupaten Sumenep; danh. Pelabuhan penyeberangan Bawean di Kabupaten Gresik.

Page 45: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

45

(22) Rencana pengembangan pelabuhan penyeberangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (8), meliputi : a. Pelabuhan penyeberangan Bawean di Kabupaten Gresik; b. Pelabuhan penyeberangan Paciran di Kabupaten Lamongan. c. Pelabuhan penyeberangan Kalianget di Kabupaten Sumenep;d. Pelabuhan penyeberangan P. Raas di Kabupaten Sumenep; e. Pelabuhan penyeberangan P. Sapeken di Kabupaten Sumenep;f. Pelabuhan penyeberangan Ketapang di Kabupaten Banyuwangi; g. Pelabuhan penyeberangan Jangkar di Kabupaten Situbondo;h. Pelabuhan penyeberangan P.Gili Ketapang di Kabupaten Probolinggo;

dani. Pelabuhan penyeberangan Probolinggo di Kota Probolinggo.

Pasal 23(1)Rencana pengembangan sistem jaringan transportasi laut sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1) huruf b, terdiri dari :a. tatanan kepelabuhanan; danb. alur pelayaran.

(2)Rencana pengembangan tatanan kepelabuhanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi :a. pelabuhan umum; danb. pelabuhan khusus.

(3)Pelabuhan umum yang sudah dikembangkan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, meliputi : a. Pelabuhan Internasional Hub yaitu Pelabuhan Tanjung Perak di Kota

Surabaya;b. Pelabuhan Nasional meliputi Pelabuhan Gresik di Kabupaten Gresik,

Tanjung Wangi di Kabupaten Banyuwangi, Probolinggo di Kota Probolinggo, Pasuruan di Kota Pasuruan, Sapudi di Kabupaten Sumenep, Kalbut di Kabupaten Situbondo, Sapeken di Kabupaten Sumenep, Bawean di Kabupaten Gresik, dan Kangean di Kabupaten Sumenep;

c. Pelabuhan Regional meliputi Pelabuhan Banyuwangi di Kabupaten Banyuwangi, Panarukan di Kabupaten Situbondo, Branta di Kabupaten Pamekasan, Telaga Biru di Kabupaten Bangkalan, dan Kalianget di Kabupaten Sumenep; dan

d. Pelabuhan Lokal meliputi Pelabuhan Masalembu di Kabupaten Sumenep, Taddan Camplong di Kabupaten Sampang, Besuki di Kabupaten Situbondo, Jangkar di Kabupaten Situbondo, Gayam di Kabupaten Sumenep, P.Raas di Kabupaten Sumenep, dan Sepulu di Kabupaten Bangkalan.

(4)Rencana pengembangan pelabuhan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, meliputi :

Page 46: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

46

a. Pelabuhan Internasional Hub yakni pengembangan pelabuhan Tanjung Perak di Kota Surabaya, dalam satu sistem dengan rencana pengembangan pelabuhan di wilayah antara Teluk Lamong sampai Kabupaten Gresik dan untuk jangka panjang diarahkan ke Pelabuhan Tanjung Bulupandan di Kabupaten Bangkalan; dan

b. Pelabuhan Internasional yakni di Brondong Kabupaten Lamongan dan Sendangbiru di Malang Selatan.

(5)Pelabuhan khusus yang sudah dikembangkan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, meliputi : Kabupaten Tuban, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Gresik, Kabupaten Sampang, dan Kabupaten Sumenep.

(6) Arahan pengembangan pelabuhan khusus di luar yang telah disebutkan pada ayat (5) dilaksanakan sesuai kebutuhan dengan mengikuti peraturan perundang-undangan.

Pasal 24(1) Rencana pengembangan sistem jaringan transportasi udara sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1) huruf c, terdiri dari:a. tatanan kebandarudaraan; danb. ruang udara untuk penerbangan.

(2) Rencana pengembangan tatanan kebandarudaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi : a. bandar udara umum; danb. bandar udara khusus.

(3) Bandar udara umum yang sudah dikembangkan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, meliputi :a. bandar udara pusat penyebaran skala pelayanan primer yaitu Bandar

Udara Juanda di Kabupaten Sidoarjo untuk penggunaan : internasional utama, regional dan haji;

b. bandar udara pusat penyebaran skala pelayanan tersier yaitu Bandar Udara Abdul Rahman Saleh di Kabupaten Malang; dan

c. bandar udara bukan pusat penyebaran meliputi : Bandar Udara Rogojampi/Blimbingsari di Kabupaten Banyuwangi, Trunojoyo di Kabupaten Sumenep, Jember di Kabupaten Jember dan P. Bawean di Kabupaten Gresik.

(4) Rencana pengembangan bandar udara umum sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, meliputi: a. pembangunan terminal penumpang di sebelah utara runway bandar udara

Juanda di Kabupaten Sidoarjo; b. alternatif pembangunan baru bandar udara di Kabupaten Lamongan

sebagai pengembangan bandar udara Juanda di Kabupaten Sidoarjo;c. peningkatan fungsi bandar udara Abdul Rahman Saleh di Kabupaten

Malang berupa peningkatan frekuensi penerbangan Jakarta dan

Page 47: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

47

pembukaan rute baru menuju Bali dan Balikpapan; d. pengembangan bandar udara bukan pusat penyebaran Blimbingsari di

Kabupaten Banyuwangi;e. pengembangan bandar udara bukan pusat penyebaran Bawean di

Kabupaten Gresik; danf. pengaktifan kembali bandar udara bukan pusat penyebaran Trunojoyo di

Kabupaten Sumenep. (5) Bandar udara khusus yang sudah dikembangkan sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) huruf b, yaitu bandar udara khusus di Pagerungan Kabupaten Sumenep.

(6) Rencana pengembangan bandar udara khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, meliputi Kabupaten Blitar, Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Pacitan.

(7) Arahan pengembangan bandar udara khusus di luar yang telah disebutkan pada ayat (5) dan ayat (6) dilaksanakan sesuai kebutuhan dengan mengikuti peraturan perundang-undangan.

(8) Ruang udara untuk penerbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, terdiri atas kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, kelas E, kelas F, dan kelas G.

Paragraf 2Rencana Sistem Jaringan Sumberdaya Energi

Pasal 25(1) Pengembangan sistem jaringan energi sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 19 huruf b dimaksudkan untuk penunjang penyediaan energi listrik dan pemenuhan energi lainnya.

(2) Rencana pengembangan energi baru dan terbarukan oleh Pemerintah Provinsi maupun Kabupaten/Kota, meliputi :a. energi air untuk pembangkit listrik tenaga mikrohidro di Kabupaten Nganjuk,

Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Jember, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Malang, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Blitar, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Pacitan, Kabupaten Madiun, Kabupaten Magetan, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Mojokerto dan Kota Batu;

b. energi angin di Kabupaten Pacitan, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Blitar, Kabupaten Malang, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Jember, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Sumenep, Kabupaten Tuban, dan kabupaten lainnya di wilayah pesisir dan kepulauan;

Page 48: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

48

c. energi surya di Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Blitar, Kabupaten Kediri, Kabupaten Malang, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Jember, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Jombang, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Madiun, Kabupaten Magetan, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Tuban, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Gresik, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Sumenep, Kota Kediri, Kota Blitar, Kota Malang, Kota Probolinggo, Kota Pasuruan, Kota Mojokerto, Kota Surabaya, Kota Madiun, dan Kota Batu;

d. energi panas bumi di Melati dan Rejosari (Kabupaten Pacitan), Telaga Ngebel (Kabupaten Ponorogo), G. Pandan (Kabupaten Madiun), G. Arjuno Welirang (Kabupaten Mojokerto), Cangar dan Songgoriti (Kota Batu), Tirtosari (Kabupaten Sumenep), Argopuro dan Tiris-G. Lamongan (Kabupaten Probolinggo), dan Belawan-Ijen (Kabupaten Bondowoso);

e. energi gelombang laut di Kabupaten Pacitan, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Blitar, Kabupaten Malang, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Jember, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Tuban, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Pamekasan, dan Kabupaten Sumenep;

f. energi biogas di Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Blitar, Kabupaten Kediri, Kabupaten Malang, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Jember, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Jombang, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Madiun, Kabupaten Magetan, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Tuban, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Gresik, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Sumenep, Kota Kediri, Kota Blitar, Kota Malang, Kota Probolinggo, Kota Pasuruan, Kota Mojokerto, Kota Surabaya, Kota Madiun, dan Kota Batu; dan

g. energi biomassa di di Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Blitar, Kabupaten Kediri, Kabupaten Malang, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Jember, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Jombang, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Madiun, Kabupaten Magetan, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Tuban, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Gresik, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Sumenep, Kota Kediri, Kota Blitar, Kota Malang, Kota Probolinggo, Kota Pasuruan, Kota Mojokerto, Kota Madiun, Kota Batu, dan Kota Surabaya.

Page 49: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

49

(3) Pengembangan sistem jaringan energi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi:a. pembangkit tenaga listrik; b. jaringan transmisi tenaga listrik; danc. jaringan pipa minyak dan gas bumi.

(4) Rencana pengembangan pembangkit sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a, meliputi Plan di Grindulu PS (4x250MW); IPP on Going di PLTU Paiton 3-4 (800 MW); Percepatan di PLTU Tanjung Awar-Awar (2x300MW), PLTU Jatim Selatan (2x315MW), PLTU Paiton Baru (1x660MW); dan Penanganan Krisis di Madura (2x100 MW).

(5) Rencana pengembangan jaringan transmisi untuk pengembangan listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b, meliputi:a. Pengembangan sistem penyaluran 500 kV, yakni:

1) Program penambahan trafo IBT 500 MVA 500/150 kv di Kediri dan Paiton;

2) Pembangunan GITET baru berikut transmisi terkait sistem Jawa Bali di Surabaya Selatan, Ngimbang, KebonAgung, Ngoro;

3) Pembangunan transmisi 500 kV baru terkait dengan proyek pembangkit Paiton-Grati sirkit 3; dan

4) Pembangunan transmisi 500 kV Paiton-Kapal termasuk overhead line 500 kv menyeberangi selat Bali (Jawa Bali Crossing) sebagai solusi jangka panjang pasokan listrik ke pulau Bali.

b. Pengembangan sistem penyaluran 150 kV, yakni:1) Pembangunan GI Baru dan program penambahan trafo distribusi

150/20 kV dalam rangka memenuhi pertumbuhan kebutuhan listrik mengenai capacity balance gardu induk. sedangkan penambahan trafo distribusi 70/20 KV merupakan program relokasi trafo dari Jawa Barat ke Jawa Timur;

2) Pembangunan transmisi baru 150 kV terkait dengan proyek pembangkit PLTU percepatan, PLTU IPP dan PLTP IPP; dan

3) Perkuatan transmisi 150 kV eksisting dilokasi tersebar di sistem Jawa Bali dalam rangka memenuhi kriteria keandalan.

(6) Lokasi rencana pengembangan jaringan transmisi sebagaimana dimaksud pada ayat (5), meliputi:a. Pengembangan jaringan transmisi, yakni:

1) Pengembangan sistem transmisi 500 KV di Ngimbang-Inc. (Sbrat-Ungar), Paiton New-Paiton Old, Surabaya Selatan-Grati, Paiton-Grati 3rd, Grindulu PS-Kebonagung, Kapal JB Crossing-Paiton, Grati-Kediri 1st, Kebonagung- Inc. (Grati-Kediri) 1st, Ngoro-Inc (Paiton-Kediri)2nd, Tanjung Pelang PLTU-Kediri;

2) Pengembangan sistem transmisi 150 KV di Babat-Tuban, Bambe/Bringkang-Karangpilang, Buduran II/Sedati-Inc (Bngil- Waru), Cerme-Inc(Sgmdu-Lmgan), Grati-Gondangwetan, Jatim Selatan PLTU-

Page 50: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

50

Pacitan II, Jatim Selatan PLTU-Wonogiri, Jombang-Jayakertas, Kabel Jawa Madura-Suramadu, Kalisari-Surabaya Selatan, Ketapang-Gilimanuk, Kraksaan-Probolinggo, New Ngimbang-Babat, New Ngimbang-Mliwang, Paciran/Brondong–Lamongan, Pacitan II-Ponorogo, Padangsambian-Pesanggaran, Paiton New-Paiton Old, Perak-Ujung, Sambi Kerep/Tandes II-Inc. (Waru-Gresik), Simogunung/Gsari-(Swhan-Waru), Tanjung Awar-awar PLTU-Tuban, Tulungagung II-Kediri, Wlingi II-Kediri, Banyuwangi-Gilimanuk, Banyuwangi-Ketapang, Blimbing II-Inc. (Pier-Pakis), Ponorogo II-Manisrejo, Purwosari/Sukorejo II-Inc. Pier-Pakis), Waru-Darmo Granti, New Porong-NgoroSidoarjo/Porong I-Bangil, Ijen PLTP-Banyuwangi, New Banyuwangi-Genteng, Ponorogo II-New Tulungagung, Madura PLTU-Inc. (Spang-Pksan), Kalikonto PLTA-Bumi Cokro, Wilis/Ngbel PLTP-Pacitan II, Arjuno PLTP-Mojokerto, Iyang Argopuro PLTP-Probolinngo, Turen II-Inc. (Kbagn Pakis); dan

3) Pengembangan sistem transmisi 70 KV di Driyorejo-Miwon.

b. Pengembangan gardu induk (GI), yakni:

1) Pengembangan gardu induk 500/150 di Kediri, Paiton, Surabaya Selatan, Grati, Krian, Kebonagung, Kediri, Kediri, Ngoro, Surabaya Selatan, Kebonagung;

2) Pengembangan gardu induk 150/70 di Sekarputih, Bangil (GIS);

3) Pengembangan gardu induk 150/20 di Bondowoso, Buduran, Driyorejo, Segoromadu, Sekarputih, Sengkaling, Situbondo, Sumenep, Tulungagung II, Wlingi II, Blimbing II, Gondang Wetan, Ponorogo II, Purwosari/Sukorejo II, Sidoarjo, Ujung, Kebonagung, New Porong, Buduran I/Sedati, Petrokimia, Banyuwangi, Genteng, Kedinding, Kraksaan, Kupang, Lawang, Manyar, Surabaya Selatan, Tuban, Wlingi I, Cerme, Jombang, Paiton, Pier, PLTP Ijen, Sekarputih, Simpang, Undaan, Driyorejo, Banyuwangi, Rungkut, Wonokromo, Bangkalan, Bojonegoro, Bondowoso, Jember, Perak, PLTA Kesamben, PLTA Kalikonto, Sekarputih, Tanggul, Wlingi II, Babat, Lamongan, Mojoagung, Ngawi, Ponorogo II, Rungkut, Tulungagung II, Balongbendo, Bangil, Buduran, Gondangwetan, Kasih Jatim, Lumajang, Ngagel, Ngoro, Pamekasan, Pemaron, Perak, Sawahan, Sawahan, Sidoarjo, Surabaya Selatan, Banyuwangi, Gunungsari/Simogunung, Jombang, Karangkates, Karangpilang, Kedinding, Kediri Baru, Kertosono II, Krian, Lawang, Manyar, Ngimbang, Paciran/Brondong, Padang Sambian, Petrokimia, PLTP Iyang Argopuro, Probolinggo, Rungkut, Segoromadu, Simpang, Situbondo, Sukolilo, Ujung, Undaan, Waru, Babat, Balongbendo, Bangkalan, Banyuwangi, Bringkang/Bambe, Bulukandang, Gembong, Jayakertas, Jember, Kalisari, Kasih Jatim, Kraksaan, New Porong, Ngagel, Ponorogo II, Sampang, Sedati/Buduran II, Sengkaling, Sidoarjo, Sumenep, Tulungagung II, Turen II, Babadan, Babat, Banyuwangi, Baturiti, Bondowoso, Darmogrand, Kediri Baru,

Page 51: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

51

Kertosono II, Mojoagung, Mojoagung, Ngimbang, Pacitan II, Rungkut, Tuban, Wlingi; dan

4) Pengembangan gardu induk 70/20 di Blimbing, Tarik, Trenggalek, Nganjuk, Turen, Dolopo, Selorejo PLTA, Pare, Trenggalek, Sengguruh PLTA, Magetan, Siman, Trenggalek, Blitar Baru, Ponorogo, Turen, Caruban, Mranggen, Polehan, Sengguruh PLTA, Tulungagung PLTA, Blitar Baru, Dolopo, Mranggen, Sukorejo, Sengguruh PLTA, Siman.

(7) Rencana pengembangan jaringan pipa minyak dan gas bumi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c, meliputi: a. Beji – Gunung Gangsir – Pandaan, dengan panjang 5,37 Km; b. Wunut – R/S Porong, dengan panjang 8,7 Km; c. Wunut – Taman, dengan panjang 28,8 Km;d. R/S Porong – Kota Sidoarjo, dengan panjang 15,3 Km;e. Cerme – Legundi, dengan panjang 20,67 Km;f. Manyar - Panceng, dengan panjang 30,13 Km;g. Kota Pasuruan dengan panjang 11,08 Km;h. Pandaan sepanjang 5,6 Km;i. Jetis sepanjang 20,1 Km;j. Mojokerto – Jombang, dengan panjang 50,09 Km;k. Panceng – Tuban, dengan panjang 70,2 Km;l. Jombang – Nganjuk, dengan panjang 40,1 Km;m. Kertosono – Kediri, dengan panjang 40,3 Km;n. Bunder – Lamongan, dengan panjang 30,08 Km;o. Lamongan – Babat, dengan panjang 29,16 Km;p. Pandaan – Purwodadi, dengan panjang 35,07 Km;q. Babat – Bojonegoro, dengan panjang 35,16 Km; r. Purwodadi – Lawang dengan panjang 15,08 Km; dans. Nganjuk – Madiun, dengan panjang 50,07 Km.

(8) Rencana pengembangan sumber dan prasarana minyak dan gas bumi meliputi: a. Kabupaten Bojonegoro; b. Kabupaten Bangkalan;c. Kabupaten Gresik; d. Kabupaten Lamongan; e. Kabupaten Pamekasan;f. Kabupaten Sidoarjo;g. Kabupaten Sampang;h. Kabupaten Sumenep; i. Kabupaten Tuban; dan j. Kabupaten/kota lain berdasarkan hasil eksplorasi.

Paragraf 3

Page 52: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

52

Rencana Sistem Jaringan Telekomunikasi

Pasal 26(1) Sistem jaringan telekomunikasi sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 19 huruf c adalah perangkat komunikasi dan pertukaran informasi yang dikembangkan untuk tujuan-tujuan pengambilan keputusan dan peningkatan kualitas pelayanan publik ataupun privat.

(2) Sistem jaringan telekomunikasi yang dikembangkan, meliputi :a. Jaringan terestrial; danb. Jaringan satelit.

(3) Rencana sistem jaringan telekomunikasi terestrial sebagaimana dimaksud pada ayat 2 huruf a yang menggunakan sistem kabel diarahkan melayani seluruh wilayah kabupaten/kota sampai wilayah terpencil.

(4) Rencana sistem jaringan telekomunikasi terestrial sebagaimana dimaksud pada ayat 2 huruf a yang menggunakan sistem nirkabel atau BTS melayani seluruh wilayah kabupaten/kota dan akan diatur dengan peraturan tersendiri.

(5) Rencana sistem jaringan telekomunikasi satelit sebagaimana dimaksud pada ayat 2 huruf b dapat menggunakan tower maupun non tower yang melayani wilayah terpencil.

Paragraf 4Rencana Sistem Jaringan Sumber Daya Air

Pasal 27(1) Sistem jaringan sumberdaya air sebagaimana dimaksud dalam pasal 19

huruf d, meliputi:a. jaringan sumberdaya air lintas provinsi dan lintas kabupaten/kota untuk

mendukung air baku pertanian;b. jaringan sumberdaya air untuk kebutuhan air baku industri;c. jaringan air baku untuk kebutuhan air minum; dan d. sistem pengendali banjir di wilayah provinsi dan/atau lintas provinsi.

(2) Pengembangan jaringan sumberdaya air lintas provinsi dan lintas kabupaten/kota untuk mendukung air baku pertanian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukan dengan prinsip keberlanjutan dan kesamaan hak antar wilayah.

(3) Rencana pengembangan jaringan irigasi didukung rencana pengembangan daerah tangkapan air (catchment area) dan sumber air permukaan pada sungai, danau, rawa, dan sumber air permukaan lainnya dilaksanakan dengan memperhatikan karakteristik dan fungsi sumber air oleh adanya waduk, antara lain:a. Bengawan Jero di Kabupaten Lamongan;

Page 53: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

53

b. Saluran Pelayaran di Kabupaten Sidoarjo;c. Singolatri dan Kedawang di Kabupaten Banyuwangi;d. Telaga Ngebel di Kabupaten Ponorogo; dane. Waduk meliputi Waduk Kresek di Kabupaten Madiun, Waduk Kedung

Bendo di kabupaten Pacitan, Waduk Jipang di Kabupaten Bojonegoro, Waduk Beng di Kabupaten Jombang, Waduk Genting di Kabupaten Malang, Waduk Bajulmati di Kabupaten Banyuwangi, Waduk Nipah di Kabupaten Sampang, Waduk Blega di Kabupaten Bangkalan, Waduk Kedung Brubus di Kabupaten Madiun, Waduk Gonggang di Kabupaten Magetan, Waduk Bendo di Kabupaten Ponorogo, Waduk Banjaranyar di Kabupaten Gresik, Waduk Tawun di Kabupaten Bojonegoro, Waduk Pejok di Kabupaten Bojonegoro, Waduk Tugu di Kabupaten Trenggalek dan Waduk Antrogan di Kabupaten Jember.

(4) Rencana Daerah Irigasi di Provinsi Jawa Timur meliputi:a. kewenangan pusat lintas provinsi;b. kewenangan pusat lintas kab/kota;c. kewenangan pusat utuh kab/kota;d. kewenangan provinsi lintas kab/kota;e. kewenangan provinsi utuh kab/kota; danf. kewenangan kab/kota utuh kab/kota

(5) Rencana pengembangan sumber air tanah untuk peningkatan cadangan air baku dilakukan dengan penurapan mata air dan membangun sumur bor, pencegahan pencemaran pada Cekungan Air Tanah (CAT), meliputi: a. CAT Brantas; b. CAT Bulukawang; c. CAT Besuki; d. CAT Bondowoso – Situbondo; e. CAT Banyuwangi;f. CAT Blambangan;g. CAT Bangkalan;h. CAT Jember – Lumajang;i. CAT Ketapang;j. CAT Lasem; k. CAT Ngawi – Ponorogo;l. CAT Panceng;m. CAT Pasuruan; n. CAT Probolinggo;o. CAT Randublatung;p. CAT Surabaya – Lamongan;q. CAT Sumberbening;r. CAT Sampang – Pamekasan;s. CAT Sumenep;

Page 54: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

54

t. CAT Tuban;u. CAT Toranggo; v. CAT Wonosari; danw. CAT Wonorejo.

(6) Rencana pengembangan jaringan irigasi dilakukan dengan mengembangkan jaringan primer meliputi:a. Jaringan irigasi Bondoyudo; b. Jaringan irigasi Rondoningo;c. Jaringan irigasi Mrican; dand. Jaringan irigasi Lodoyo.

(7) Rencana pengembangan jaringan air baku untuk industri meliputi: a. Jaringan Telaga Sarangan-Magetan;b. Jaringan irigasi Delta Brantas;c. Sumber mata air Umbulan; dand. Pengambilan air tanah dalam untuk kebutuhan kawasan industri di

Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER) di Pasuruan, Ngoro di Mojokerto, dan Paiton di Probolinggo.

(8) Rencana pengembangan jaringan air baku untuk air minum regional meliputi:a. Sumber mata air Umbulan untuk Kabupaten dan Kota Pasuruan,

Sidoarjo, Surabaya dan Gresik;b. Wendit untuk Kota dan Kabupaten Malang, Sumber Brantas dan

Banyuning untuk Kota Batu, Kabupaten Malang, dan Kota Malang; danc. Penjernihan air Jagir di Wonokromo.

(9) Rencana pengembangan jaringan pengendali banjir, meliputi:a. Waduk Widas di Kabupaten Madiun; b. Bozem di Surabaya dan Madiun;c. Waduk penampung banjir Jabung/Jabung retarding basin di Kali

Lamongan; d. pemenuhan air baku floodway sedayu lawas – babat barrage –

jabung retarding basin, sembayat barrage, bojonegoro barrage, waduk tawun di Kabupaten Bojonegoro; dan

e. dimungkinkan dibangun sistem pengendali banjir di wilayah lainnya sesuai kebutuhan dan peraturan perundangan.

(10) Pengelolaan sumber daya air disusun berdasarkan wilayah sungai dengan prinsip keterpaduan antara air permukaan dan air tanah dilakukan dengan melibatkan peran masyarakat dan dunia usaha seluas-luasnya didasarkan pada prinsip keseimbangan antara upaya konservasi dan pendayagunaan sumber daya air meliputi : a. Pembangunan prasarana sumberdaya air; b. Semua sumber air baku diklasifikasikan I – IV yang airnya dapat

dimanfaatkan langsung dan dikembangkan untuk berbagai kepentingan;c. Zona pemanfaatan DAS dilakukan dengan membagi tipologi DAS

Page 55: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

55

berdasarkan tipologinya;d. Penetapan zona pengelolaan sumber daya air sesuai dengan

keberadaan wilayah sungai tersebut; e. Prasarana sumberdaya air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan

lintas wilayah administratif dikoordinasikan oleh pemerintah provinsi; danf. Prasarana pengairan direncanakan sesuai dengan kebutuhan

peningkatan sawah irigasi teknis dan non teknis. (11) Pengembangan waduk, dam, dan embung serta pompanisasi terkait dengan

pengelolaan sumber daya air sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dengan mempertimbangkan : a. Daya dukung sumber daya air;b. Kekhasan dan aspirasi daerah serta masyarakat

setempat;c. Kemampuan pembiayaan; d. Kelestarian keanekaragaman hayati dalam sumber air;

dane. Posisi Jawa Timur sebagai lumbung nasional.

(12) Rencana pengembangan Wilayah Sungai (WS), meliputi: a. WS Lintas Provinsi adalah WS Bengawan Solo, memiliki 12 DAS

yaitu DAS Keduwang, DAS Jurang Gempal, DAS Bengawan Solo/Jurug Solo, DAS Grindulu, DAS Lorong, DAS Lamong, DAS K. Gondang, DAS K. Sragen, DAS Semawon, DAS Wungu, DAS Geneng, dan DAS Sondang;

b. WS Strategis Nasional adalah WS Brantas, memiliki 1 DAS yaitu DAS Brantas; dan

c. WS Lintas Kabupaten/Kota dalam provinsi meliputi : 1) WS Welang – Rejoso memiliki 2 DAS yaitu DAS

Welang dan DAS Rejoso; 2) WS Pekalen – Sampean memiliki 2 DAS yaitu DAS

Pekalen dan S DAS Sampean; 3) WS Baru – Bajulmati memiliki 2 DAS yaitu DAS

Baru dan DAS Bajulmati; 4) WS Bondoyudo – Bedadung memiliki 2 DAS yaitu

DAS Bondoyudo dan DAS Bedadung; dan 5) WS Kepulauan Madura memiliki 10 DAS yaitu DAS

Rangkah, DAS Ubak, DAS Tamberu, DAS Sumberbabat, DAS Semaid, DAS Sampang, DAS Keteleng, DAS Baliga, DAS Sasak, dan DAS Pasian.

(13) Rencana pengembangan daerah tangkapan air (catchment area) di wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) di Jawa Timur (antara lain DAS Brantas, DAS Sampean, DAS Solo) meliputi percepatan rehabilitasi hutan dan lahan serta konservasi tanah secara vegetatif maupun sipil teknis.

Page 56: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

56

Paragraf 5Rencana Sistem Prasarana Pengelolaan Lingkungan

Pasal 28(1) Rencana pengembangan sistem prasarana pengelolaan lingkungan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf e berupa kawasan pengelolaan sampah dan limbah terpadu yang disebut sebagai Environmental Recycling Park (ERP).

(2) Rencana pengembangan prasarana yang digunakan lintas wilayah administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dilengkapi dengan

instalasi Waste to Energy (WTE) yang dikelola bersama untuk kepentingan antar wilayah;

b. Instalasi Pengolahan Limbah Tinja; danc. Pengelolaan Limbah B3.

(3) Rencana pengembangan kawasan pengelolaan sampah dan limbah terpadu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a terletak di Kabupaten Gresik.

(4) Pengembangan sistem prasarana pengelolaan lingkungan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan sanitasi lingkungan bagi kegiatan permukiman, produksi, jasa, dan kegiatan sosial ekonomi lainnya

(5) Rencana pengembangan prasarana lingkungan merupakan rencana pengelolaan prasarana yang digunakan lintas wilayah administratif.

(6) Rencana pengelolaan sistem prasarana lingkungan yang digunakan lintas wilayah administratif, meliputi:a. kerjasama antar wilayah dalam hal pengelolaan dan

penanggulangan masalah sampah terutama di wilayah perkotaan;b. pengalokasian tempat pembuangan akhir sesuai

dengan persyaratan teknis;c. pengolahan dilaksanakan dengan teknologi ramah

lingkungan sesuai dengan kaidah teknis;d. pemilihan lokasi untuk prasarana lingkungan harus

sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan; dane. perencanaan pengelolaan secara regional dan

terpadu di 8 wilayah yaitu : 1) Kabupaten Gresik yang melayani Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo

dan Kabupaten Gresik;2) Malang Raya (Kota Malang, Kota Batu, dan Kab. Malang);3) Mojokerto (Kota Mojokerto dan Kabupaten Mojokerto);4) Madiun (Kota Madiun dan Kabupaten Madiun);5) Kediri (Kota Kediri dan Kabupaten Kediri);6) Blitar (Kota Blitar dan Kabupaten Blitar);7) Pasuruan (Kota Pasuruan dan Kabupaten Pasuruan); dan

Page 57: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

57

8) Probolinggo (Kota Probolinggo dan Kabupaten Probolinggo).

BAB IVRENCANA POLA RUANG WILAYAH PROVINSI JAWA TIMUR

Bagian KesatuUmum

Pasal 29(1) Rencana pola ruang wilayah provinsi Jawa Timur terdiri atas rencana kawasan

lindung, rencana kawasan budidaya dan rencana kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil.

(2) Rencana pola ruang wilayah provinsi Jawa Timur digambarkan dengan ketelitian peta skala 1 : 250.000 sebagaimana tercantum dalam lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian KeduaRencana Kawasan Lindung

Pasal 30Rencana kawasan lindung provinsi terdiri atas:a. kawasan hutan lindung;b. kawasan perlindungan setempat;c. kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya;d. kawasan rawan bencana alam; e. kawasan lindung geologi; danf. kawasan lindung lainnya.

Pasal 31(1) Kawasan hutan lindung di Jawa Timur sebagaimana

dimaksud dalam pasal 30 huruf a direncanakan seluas kurang lebih 314.720 Ha yang terletak di :a. Kabupaten Bangkalan; b. Kabupaten Banyuwangi; c. Kabupaten Blitar; d. Kabupaten Bojonegoro;e. Kabupaten Bondowoso; f. Kabupaten Gresik;g. Kabupaten Jember; h. Kabupaten Jombang; i. Kabupaten Kediri;

Page 58: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

58

j. Kabupaten Lamongan; k. Kabupaten Lumajang; l. Kabupaten Madiun; m. Kabupaten Magetan; n. Kabupaten Malang; o. Kabupaten Mojokerto; p. Kabupaten Nganjuk;q. Kabupaten Ngawi;r. Kabupaten Pacitan; s. Kabupaten Pamekasan; t. Kabupaten Pasuruan; u. Kabupaten Ponorogo; v. Kabupaten Probolinggo; w. Kabupaten Sampang; x. Kabupaten Situbondo; y. Kabupaten Sumenep; z. Kabupaten Trenggalek; aa. Kabupaten Tuban; bb. Kabupaten Tulungagung;cc. Kota Batu; dandd. Kota Kediri.

(2) Arahan pengelolaan kawasan hutan lindung di Provinsi Jawa Timur meliputi:a. pengawasan dan pemantauan untuk pelestarian kawasan

konservasi dan hutan lindung;b. mempertahankan luasan kawasan hutan lindung; c. pelestarian keanekaragaman hayati dan ekosistemnya;d. pengembangan kerjasama antarwilayah dalam pengelolaan

kawasan lindung;e. percepatan rehabilitasi hutan dan lahan yang termasuk

kriteria kawasan lindung dengan melakukan penanaman pohon lindung yang dapat digunakan sebagai perlindungan kawasan bawahannya yang dapat diambil hasil hutan non-kayunya;

f. pembukaan jalur wisata jelajah/pendakian untuk menanamkan rasa memiliki terhadap alam; dan

g. pemanfaatan kawasan lindung untuk sarana pendidikan penelitian dan pengembangan kecintaan terhadap alam.

Pasal 32(1) Kawasan perlindungan setempat sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 30 huruf b, meliputi :a. sempadan pantai;

Page 59: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

59

b. sempadan sungai;c. kawasan sekitar danau atau waduk;d. kawasan sekitar mata air; dane. kawasan lindung spiritual dan kearifan lokal.

(2) Kawasan sempadan pantai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, terletak di :a. wilayah pesisir kepulauan;b. sempadan pantai utara Jawa Timur; c. sempadan pantai timur Jawa Timur; dan d. sempadan pantai selatan Jawa Timur.

(3) Arahan pengelolaan kawasan sempadan pantai meliputi:a. perlindungan kawasan sempadan pantai 100 meter dari

pasang tertinggi dan dilarang mengadakan alih fungsi lindung yang menyebabkan kerusakan kualitas pantai;

b. perlindungan sempadan pantai dan sebagian kawasan pantai yang merupakan pesisir terdapat ekosistem bakau, terumbu karang, padang lamun, dan estuaria dari kerusakan;

c. pengaturan re-orientasi pembangunan di kawasan permukiman baik di kawasan perdesaan dan perkotaan dengan menjadikan pantai dan laut sebagai bagian dari latar depan;

d. penanaman bakau di kawasan yang potensial untuk menambah luasan area bakau;

e. pemanfaatan kawasan sepanjang pantai di dalam kawasan lindung disesuaikan dengan rencana tata ruang kawasan pesisir;

f. penyediaan sistem peringatan dini terhadap kemungkinan terjadinya bencana;

g. pemantapan fungsi lindung di daratan untuk menunjang kelestarian kawasan lindung pantai;

h. mengarahkan lokasi bangunan di luar sempadan pantai, kecuali bangunan yang harus ada di sempadan pantai seperti dermaga, tower penjaga keselamatan pelayaran dan pengunjung pantai; dan

i. penetapan kawasan lindung sepanjang pantai yang memiliki nilai ekologis sebagai daya tarik wisata dan penelitian.

(4) Sempadan sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terletak di sepanjang aliran sungai di Jawa Timur.

(5) Arahan pengelolaan kawasan sempadan sungai meliputi:a. pembatasan dan melarang mengadakan alih fungsi

lindung yang menyebabkan kerusakan kualitas sungai;b. pembatasan dan melarang menggunakan lahan secara

langsung untuk bangunan sepanjang sempadan sungai yang tidak memiliki kaitan dengan pelestarian atau pengelolaan sungai;

Page 60: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

60

c. melakukan re-orientasi pembangunan dengan menjadikan sungai sebagai bagian dari latar depan pada kawasan permukiman perdesaan dan perkotaan; dan

d. penetapan wilayah sungai sebagai salah satu bagian dari wisata perairan dan transportasi sesuai karakter masing-masing.

(6) Kawasan sekitar danau atau waduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c terletak di sekitar danau atau waduk di Jawa Timur.

(7) Arahan pengelolaan kawasan sekitar danau atau waduk meliputi:a. perlindungan sekitar danau atau waduk dari kegiatan yang

menyebabkan alih fungsi lindung dan menyebabkan kerusakan kualitas sumber air;

b. pelestarian waduk beserta seluruh tangkapan air di atasnya;c. pengembangan kegiatan pariwisata dan/atau kegiatan budidaya

lainnya di sekitar lokasi danau atau waduk diijinkan membangun selama tidak mengurangi kualitas tata air; dan

d. pengembangan tanaman perdu, tanaman tegakan tinggi, dan penutup tanah atau ground cover untuk melindungi pencemaran dan erosi terhadap air.

(8) Kawasan sekitar mata air Jawa Timur sebagaimana disebutkan dalam ayat (1) huruf d meliputi seluruh kawasan sekitar mata air di Jawa Timur.

(9) Kriteria penetapan kawasan sekitar mata air meliputi:a. daratan di sekeliling mata air yang mempunyai manfaat untuk

mempertahankan fungsi mata air; danb. wilayah dengan jarak paling sedikit 200 (dua ratus) meter dari mata

air.(10) Arahan pengelolaan kawasan sekitar mata air

meliputi:a. penetapan perlindungan pada sekitar mata air minimum berjari-jari 200

meter dari sumber mata air jika di luar kawasan permukiman dan 100 meter jika di dalam kawasan permukiman;

b. perlindungan sekitar mata air untuk kegiatan yang menyebabkan alih fungsi lindung dan menyebabkan kerusakan kualitas sumber air;

c. pembuatan sistem saluran bila sumber dimanfaatkan untuk air minum atau irigasi;

d. pengembangan tanaman perdu, tanaman tegakan tinggi, dan penutup tanah (ground cover) untuk melindungi pencemaran dan erosi terhadap air;

e. pembatasan penggunaan lahan secara langsung untuk bangunan yang tidak berhubungan dengan konservasi mata air; dan

f. untuk mata air yang terletak pada kawasan lindung, perlindungan sekitarnya tidak dilakukan secara khusus, sebab pada kawasan lindung

Page 61: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

61

tersebut sudah sekaligus berfungsi sebagai perlindungan terhadap lingkungan dan air.

(11) Kawasan lindung spiritual dan kearifan lokal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e meliputi:a. kawasan permukiman budaya Suku Samin di Bojonegoro;b. kawasan permukiman budaya Suku Tengger di Probolinggo;c. kawasan permukiman budaya suku Osing di Banyuwangi; dand. kawasan permukiman budaya di Gunung Kawi.

(12) Arahan pengelolaan kawasan lindung spiritual dan kearifan lokal meliputi:a. pelestarian kawasan lindung spiritual dan kearifan lokal yang masih

terdapat di berbagai wilayah kabupaten kota;b. pembatasan dan melarang perubahan keaslian kawasan dengan

modernisasi ke bentuk lain; danc. perlindungan terhadap kawasan lindung spiritual dan kearifan lokal

tersebut, ditetapkan dalam peraturan yang terdapat di rencana tata ruang kabupaten kota.

Pasal 33(1) Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 30 huruf c, meliputi : a. suaka margasatwa; b. cagar alam; c. kawasan pantai berhutan bakau; d. taman nasional;e. taman hutan raya;f. taman wisata alam; dang. kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.

(2) Suaka margasatwa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dengan luas kurang lebih 18.009 Ha merupakan kawasan lindung nasional meliputi:a. Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan

komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua, mempunyai tipe ekosistem hutan tanaman, hutan hujan tropis dataran rendah, hutan hujan tropis dataran tinggi, dan hutan rawa; dan

b. Suaka Margasatwa Pulau Bawean merupakan ekosistem hutan pegunungan dengan berbagai jenis tumbuhan kayu rimba dan bermacam-macam anggrek alam dan satwa liar Rusa Bawean, memiliki tipe ekosistem hutan tropis dataran rendah yang dapat dikelompokkan menjadi hutan primer, hutan sekunder dan hutan tanaman jati.

(3) Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a terletak di Kecamatan Krucil, Sumber Malang, Panti dan Sukorambi, Kabupaten Situbondo, Bondowoso, Probolinggo dan Jember diarahkan

Page 62: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

62

seluas kurang lebih 14.177 Ha. (4) Suaka Margasatwa Pulau Bawean sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf

b terletak di Kecamatan Sangkapura dan Kecamatan Tambak, Kabupaten Gresik dengan luas kurang lebih 3.832 Ha.

(5) Arahan pengelolaan kawasan suaka margasatwa meliputi:a. pelestarian ekosistem yang masih berkembang;b. memperketat patroli untuk menghindari adanya

penebangan pohon liar serta membatasi merambahnya kawasan budidaya ke kawasan lindung; dan

c. penerapan kerjasama antar wilayah dalam pengelolaan kawasan tersebut, terutama dalam melakukan pengawasan terhadap ancaman berkurangnya lahan kawasan lindung.

(6) Cagar alam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah kawasan suaka alam yang karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami. Cagar alam direncanakan seluas kurang lebih 10.958 Ha.

(7) Cagar alam di Jawa Timur sebagaimana dimaksud pada ayat (6) terdiri dari: a. Besowo Gadungan seluas kurang lebih 7 Ha di Kabupaten Kediri;b. Cagar Alam Ceding seluas kurang lebih 2 Ha di Kabupaten Bondowoso;c. Cagar Alam Sungai Kolbu seluas kurang lebih 19 Ha di Kabupaten

Probolinggo;d. Cagar Alam Watangan Puger I seluas kurang lebih 2 Ha di Kabupaten

Jember;e. Curah Manis I – VIII seluas kurang lebih 17 Ha di Kabupaten Jember;f. Gunung Abang seluas kurang lebih 50 Ha, di Kabupaten Pasuruan;g. Gunung Picis seluas kurang lebih 28 Ha di Kabupaten Ponorogo;h. Gunung Sigogor seluas kurang lebih 190 Ha di Kabupaten Ponorogo;i. Guwo Lowo/Nglirip seluas kurang lebih 3 Ha di Kabupaten Tuban;j. Kawah Ijen Merapi Ungup - Ungup seluas kurang lebih 2.468 Ha di

Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Banyuwangi;k. Manggis Gadungan seluas kurang lebih 12 Ha di Kabupaten Kediri;l. Nusa Barong seluas kurang lebih 6.100 Ha di Kabupaten Jember;m. Pancuran Ijen I dan II seluas kurang lebih 9 Ha di Kabupaten

Bondowoso,n. Pulau Bawean seluas kurang lebih 725 Ha di Kabupaten Gresik;o. Pulau Noko dan Pulau Nusa seluas kurang lebih 15 Ha di Kabupaten

Gresik;p. Pulau Saobi seluas kurang lebih 430 Ha di Kepulauan Kangean

Kabupaten Sumenep;q. Pulau Sempu seluas kurang lebih 877 Ha di Kabupaten Malang; danr. Rogojampi II seluas kurang lebih 4 Ha di Kabupaten Banyuwangi.

(8) Arahan pengelolaan kawasan cagar alam meliputi:

Page 63: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

63

a. Cagar Alam Kawah Ijen Merapi Ungup-Ungup1) rehabilitasi tanah rusak/kawasan kritis terutama pada

kelerengan 40 % dengan mengembangkan budidaya tanaman keras produktif seperti pohon mangga, asem, durian dan sebagainya;

2) pengelolaan hutan partisipatif dengan tujuan memberikan pemahaman tentang pentingnya hutan selain mempunyai fungsi ekologis juga secara tidak langsung memiliki nilai ekonomis;

3) peningkatan reboisasi dengan tanaman produktif dengan fungsi lindung;

4) pembinaan penambang belerang tradisional, dengan menggunakan peralatan keselamatan; dan

5) pengembangan pariwisata : out bond, adventure, pengembangan wisata alam dan pengembangan fasilitas bumi perkemahan.

b. Pulau Bawean1) pengembangan area wisata alam dan sekaligus

melestarikan keanekaragaman sumber daya alam sekitar;2) pengelolaan hutan partisipatif dengan tujuan memberikan

pemahaman tentang pentingnya hutan, dengan harapan tidak adanya lagi penjarahan hutan oleh masyarakat sekitar; dan

3) perlindungan ekosistem yang masih berkembang.c. Pulau Saobi

1) pengawasan berkelanjutan di kawasan lindung tersebut terhadap aktifitas masyarakat kepulauan;

2) pelestarian keanekaragaman hayati yang masih berkembang;3) pengembangan budidaya hutan bakau atau mangrove untuk

menghindari adanya abrasi; dan4) pengembangan kawasan sebagai obyek wisata.

d. Gua Lowo/Nglirip 1) peningkatan sarana wisata serta melindungi kawasan diluar

gua dengan meningkatkan reboisasi; dan2) pelaksanaan pengembangan hutan partisipatif untuk

melindungi obyek wisata tersebut.e. Pulau Noko/ Pulau Nusa

1) pengembangan kegiatan untuk menjaga kelestarian ekosistem perairan bawah laut;

2) pengembangan kawasan tersebut sebagai obyek wisata bahari, dan meningkatkan sarana prasarana penunjang wisata yang berwawasan lingkungan; dan

3) pengembangan tanaman mangrove sebagai jalur hijau untuk mencegah abrasi pantai.

f. Nusa Barong di Kabupaten Jember1) penerapan kegiatan yang menjaga kelestarian ekosistem

Page 64: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

64

yang masih berkembang;2) alih fungsi lahan ke fungsi semula sesuai dengan tipologi

kawasan lindung;3) pengelolaan hutan partisipatif dengan tujuan memberikan

pemahaman tentang pentingnya hutan sehingga masyarakat memiliki kesadaran akan manfaat pengelolaan hutan; dan

4) pengembangan budidaya tanaman mangrove dibagian selatan untuk menjaga abrasi air laut.

g. Pulau Sempu1) pelestarian ekosistem yang masih berkembang;2) pelestarian tanaman perdu dan pelestarian tanaman

bakau/mangrove dibagian selatan pulau sebagai upaya pencegahan abrasi; dan

3) pengembangan area sebagai obyek wisata alam minat khusus tanpa membuat bangunan apapun.

h. Cagar Alam Ceding1) pelestarian ekosistem yang masih berkembang;2) pengembangan sebagai daya tarik wisata berupa

air terjun Damar Wulan di Cagar Alam Ceding dengan ketinggian 85 meter yang saat ini kurang optimal dalam pengelolaannya khususnya sebagai obyek wisata alam; dan

3) pengelolaan hutan partisipatif dengan tujuan memberikan pemahaman tentang pentingnya hutan selain mempunyai fungsi ekologis juga secara tidak langsung memiliki nilai ekonomis.

i. Cagar Alam Watangan Puger1) pelestarian ekosistem yang masih

berkembang; dan2) pengelolaan hutan partisipatif dengan tujuan

memberikan pemahaman tentang pentingnya hutan selain mempunyai fungsi ekologis juga secara tidak langsung memiliki nilai ekonomis.

j. Gunung Abang di Kabupaten Pasuruan1) pembatasan merambahnya kawasan terbangun

dan budidaya di sekitar Desa Kedungpengaron dan Desa Sapulante;2) pengelolaan hutan partisipatif dengan tujuan

memberikan pemahaman tentang pentingnya hutan selain mempunyai fungsi ekologis juga secara tidak langsung memiliki nilai ekonomis; dan

3) pelestarian ekosistem yang masih berkembang.(9) Kawasan pantai berhutan bakau atau mangrove sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf c adalah kawasan tempat tumbuhnya tanaman mangrove di wilayah pesisir dan laut yang berfungsi untuk melindungi habitat, ekosistem,

Page 65: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

65

dan aneka biota laut, melindungi pantai dari sedimentasi, abrasi dan proses akresi (pertambahan pantai) dan mencegah terjadinya pencemaran pantai,.

(10) Kawasan pantai berhutan bakau di wilayah Provinsi Jawa Timur tersebar di sepanjang pantai Utara, pantai Timur dan Pantai Selatan Jawa Timur serta wilayah pesisir kepulauan.

(11) Arahan pengelolaan kawasan pantai berhutan bakau:a. pengelolaan kawasan pantai berhutan bakau

dilakukan melalui penanaman tanaman bakau dan nipah di pantai; danb. pengembangan kegiatan budidaya terbatas di

kawasan pantai berhutan bakau.(12) Taman nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d adalah

kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk keperluan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi.

(13) Taman nasional di Jawa Timur sebagaimana dimaksud pada ayat (12) seluas kurang lebih 176.696 Ha terdiri dari: a. Taman Nasional Bromo Tengger Semeru seluas

kurang lebih 50.276 ha;b. Taman Nasional Baluran seluas kurang lebih 25.000

ha;c. Taman Nasional Meru Betiri seluas kurang lebih

58.000 ha; dand. Taman Nasional Alas Purwo seluas kurang lebih

43.420 Ha.(14) Arahan pengelolaan kawasan Taman Nasional meliputi:

a. Taman Nasional Bromo Tengger Semeru1) pengembalian fungsi lindung pada kawasan yang

tereleminasi dengan mengembangkan tanaman produktif yang dapat meresapkan air ke tanah;

2) pengembangan kawasan desa wisata budaya di sekitar Wonokitri disamping mengembangkan situs peninggalan bersejarah seperti Candi Watu Tetek Belahan, Candi Gunung Gangsir, Candi Makutomoro dan Candi Sepilar;

3) pengembangan paket wisata tematik budaya etnik Tengger dan artefak historis;

4) pembangunan sarana penelitian terhadap flora dan fauna disamping mengembangkan penangkaran satwa langka;

5) apabila terdapat alih fungsi lindung, maka harus diadakan pengembalian ke fungsi semula; dan

6) pengelolaan hutan partisipatif dengan tujuan memberikan pemahaman tentang pentingnya hutan selain mempunyai fungsi ekologis juga secara tidak langsung memiliki nilai ekonomis.

b. Taman Nasional Baluran

Page 66: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

66

1) pengembalian fungsi hutan terutama pada kawasan taman nasional guna melindungi flora fauna;

2) peningkatan kualitas habitat hewan atau flora dan fauna yang dilindungi, antara lain banteng, harimau, ayam hutan, kerbau liar, kijang, babi hutan, rusa, kucing hutan, Tanaman Dadap biru, rumput dichantium dan politrias amaura, akasia, timogo, cebang, kepuh, kemiri;

3) pengembangan tanaman lindung terutama tanaman yang dapat membantu meresapkan air ke tanah;

4) pengembangan kegiatan-kegiatan obyek wisata alam dengan kegiatan pengembangan seperti: out bond, adventure, bumi perkemahan dengan adanya gardu pandang serta pengembangan ilmu pengetahuan flora fauna;

5) penjagaan satwa yang dilindungi dari kepunahan; 6) pengelolaan hutan partisipatif dengan tujuan memberikan

pemahaman tentang pentingnya hutan selain mempunyai fungsi ekologis juga secara tidak langsung memiliki nilai ekonomis;

7) perlindungan wilayah Pantai Bama dengan pengelolaan yang terkendali dengan penanaman hutan bakau untuk melindungi hamparan karang; dan

8) peningkatan keterpaduan pembangunan kawasan konservasi dengan pembangunan wilayah terutama peningkatan kesejahteraan dan kepedulian masyarakat disekitar kawasan konservasi.

c. Taman Nasional Meru Betiri1) pencegahan meluasnya alih fungsi hutan

ke kebun campur, dengan mengembalikan fungsi lindung;2) pelestarian binatang yang dilindungi serta

menciptakan ekosistem yang seimbang; 3) pada kawasan Pesisir Sukamade

dikembangkan pembudidayaan penanaman hutan bakau untuk melindungi habitat satwa bawah laut;

4) pengelolaan hutan partisipatif dengan tujuan memberikan pemahaman tentang pentingnya hutan;

5) mengembalikan fungsi lindung, terutama pada kawasan dengan kelerengan > 40% dengan memperbanyak tanaman keras; dan

6) membuat tempat penelitian dan pengembangbiakan penyu di sekitar Pantai Sukamade, serta menetapkan peraturan perlindungan terhadap fauna tersebut.

d. Taman Nasional Alas Purwo 1) pengembalian kawasan penyangga yang saat ini telah berubah

menjadi kebun campur dan tegalan ke fungsi penyangga dengan mengganti tanaman produktif non tebang, jenis tanaman yang dapat

Page 67: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

67

diusulkan adalah Sawo Kecik sekaligus membantu pelestarian tanaman ini di kawasan taman nasional mengingat kondisi tanah yang sesuai dengan jenis tanaman ini;

2) pengembangan flora dan fauna sesuai dengan habitat dan karakteristik hutan;

3) pengelolaan hutan partisipatif dengan tujuan memberikan pemahaman tentang pentingnya hutan selain mempunyai fungsi ekologis juga secara tidak langsung memiliki nilai ekonomis;

4) pengembangan atraksi wisata seperti camping ground, out bond, berkuda, studio penelitian flora fauna dan lain-lain dengan ketentuan yang telah diatur dalam peraturan;

5) mengembangkan sarana prasarana wisata di sekitar Pantai Plengkung, namun tidak berdampak terhadap tereliminasinya kawasan konservasi serta mengembangkan bangunan yang ramah lingkungan; dan

6) memelihara dan terus membudidayakan tanaman bakau terutama di Kawasan Segoro Anak.

(15) Taman Hutan Raya (Tahura) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e adalah Tahura R. Soerjo sebagai kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi tumbuhan dan/atau satwa yang alami atau buatan, jenis asli atau bukan asli, yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata dan rekreasi, seluas kurang lebih 27.868 Ha.

(16) Tahura R Soerjo sebagaimana disebutkan pada ayat (15) terletak di Kabupaten Mojokerto, Pasuruan, Malang, Jombang dan Kota Batu Propinsi Jawa Timur;

(17) Arahan pengelolaan taman hutan raya meliputi:a. pelestarian alam (flora, fauna dan ekosistem serta

segala isinya) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;b. pengelolaan hutan partisipatif dengan masyarakat

desa penyangga dengan tujuan memberikan pemahaman tentang pentingnya hutan selain mempunyai fungsi ekologis juga secara tidak langsung memiliki nilai ekonomis;

c. reboisasi dengan melakukan penanaman pohon produktif yang dapat di gunakan sebagai perlindungan di samping diambil hasilnya; dan

d. pembukaan jalur wisata jelajah/pendakian untuk menanamkan rasa memiliki terhadap alam.

(18) Taman wisata alam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f adalah kawasan pelestarian alam dengan tujuan utama pelestarian alam (flora, fauna dan ekosistem serta segala isinya) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

(19) Taman wisata alam di Jawa Timur sebagaimana dimaksud pada ayat (18)

Page 68: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

68

seluas kurang lebih 298 Ha terdiri dari:a. Taman Wisata Tretes di Kabupaten Pasuruan seluas

kurang lebih 10 Ha dengan cakupan flora dan fauna dominan adalah flora Kaliandra (Caliandra sp), Sengon (Albizia Facata) dan Pinus Merkusi. Fauna yang masih lestari adalah rusa (cervus timorencis), kijang (muntiacus muntjak), kera (macaca fascicularis) dan tekukur (streptopelia sp);

b. Taman Wisata Gunung Baung di Kabupaten Pasuruan seluas kurang lebih 195 Ha dengan cakupan flora dan fauna dominan adalah ayam hutan, kijang, babi hutan, kucing hutan, sedangkan flora yang masih ada adalah Suren (Toona sureni), Tritih (Celtis cinamomea), Bambu Apus (bamboo sp), Pakis (Athyprium esculentum); dan

c. Taman Wisata Kawah Ijen di Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Banyuwangi seluas kurang lebih 93 Ha.

(20) Arahan pengelolaan kawasan taman wisata alam meliputi:a. memperketat/pengendalian ijin mendirikan bangunan

pada lokasi yang memang telah ditetapkan sebagai kawasan konservasi atau sesuai kriteria kawasan lindung serta mengembalikan fungsi lindung pada wilayah yang telah dibuka, dengan reboisasi sesuai jenis tumbuhan dengan tegakan yang dapat memberikan fungsi lindung; dan

b. pengembangan kegiatan pariwisata yaitu pengamatan breeding rusa, meningkatkan atraksi dengan mengembangkan fasilitas penelitian flora, dan pengembangan fasilitas perkemahan.

(21) Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g adalah kawasan yang merupakan lokasi bangunan hasil budaya manusia yang bernilai tinggi maupun bentukan geologi yang khas.

(22) Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (22) terdiri dari:a. lingkungan non bangunan;b. lingkungan bangunan non gedung;c. lingkungan bangunan gedung dan halamannya; dand. kebun raya.

(23) Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan yang berupa lingkungan non bangunan di Jawa Timur sebagaimana dimaksud pada ayat (22) huruf a terdiri atas:a. Monumen keganasan PKI di Kabupaten Madiun;b. Monumen Trisula di Kabupaten Blitar;c. Petilasan Gunung Kawi Kabupaten Malang; d. Petilasan Sri Aji Joyoboyo di Kabupaten Kediri; dane. Situs Purbakala Trinil di Kabupaten Ngawi.

(24) Arahan pengelolaan kawasan cagar budaya berupa lingkungan non

Page 69: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

69

bangunan meliputi:a. pelestarian kawasan sekitar serta memberikan

gambaran berupa relief atau sejarah yang menerangkan obyek/situs tersebut;

b. pembinaan masyarakat sekitar serta ikut berperan dalam menjaga peninggalan sejarah;

c. pemanfaatan kawasan tersebut sebagai obyek wisata sejarah; dan

d. pelestarian budaya sekitar.(25) Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan yang berupa lingkungan

bangunan non gedung di Jawa Timur sebagaimana dimaksud pada ayat (22) huruf b terdiri dari:a. Arca Totok Kerot di Kabupaten Kediri;b. Candi Cungkup, Makam Gayatri di Kabupaten Tulungagung; c. Candi Dadi di Kabupaten Tulungagung;d. Candi Jawi di Kabupaten Pasuruan;e. Candi Jolotundo di Kabupaten Mojokerto; f. Candi Penataran dan Candi Simping di Kabupaten Blitar;g. Candi Singosari, Candi Jago, Candi Kidal, Candi Badut di Kabupaten

Malang;h. Kawasan Trowulan di Kabupaten Mojokerto;i. Kompleks Makam KH. Hasyim Asy’ari, KH. Wachid Hasyim dan Makam

Sayyid Sulaiman di Kabupaten Jombang;j. Makam Asta Tinggi di Kabupaten Sumenep;k. Makam Batoro Katong di Kabupaten Ponorogo;l. Makam Batu Ampar di Kabupaten Pameksan;m. Makam Maulana Malik Ibrahim, Makam Sunan Giri (Giri Kedaton),

Makam Fatimah Binti Maimun, Makam Kanjeng Sepuh dan Kawasan Gunung Surowiti di Kabupaten Gresik;

n. Makam Sunan Ampel di Kota Surabaya;o. Makam Sunan Bonang di Kabupaten Tuban;p. Makam Sunan Drajat di Kabupaten Lamongan;q. Makam Syaikhul Khalil dan Pesarean Air mata Ibu Kabupaten

Bangkalan; r. Recolanang di Kabupaten Mojokerto; dans. Situs Sarchopagus dan Megalith di Kabupaten Bondowoso.

(26) Arahan pengelolaan kawasan cagar budaya berupa lingkungan bangunan non gedung meliputi:a. peningkatan pelestarian situs, candi dan artifak lain

yang merupakan peninggalan sejarah;b. pengembangan pencarian situs bersejarah terutama

di kawasan Jolotundo, Trowulan di Kabupaten Mojokerto serta di wilayah lainnya;

Page 70: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

70

c. mendirikan musium purbakala sebagai sarana penelitian dan pendidikan bagi masyarakat; dan

d. pengembangan kawasan sebagai obyek daya tarik wisata sejarah.

(27) Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan yang berupa lingkungan bangunan gedung dan halamannya di Jawa Timur sebagaimana disebutkan ayat (22) huruf c terdiri dari:a. bangunan bersejarah dan cagar budaya Kota

Surabaya;b. Benteng Pendem Van den Bosch di Kabupaten

Ngawi;c. Makam Proklamator, Museum Bung Karno dan

Petilasan Aryo Blitar di Kota Blitar; d. Monumen PETA (Suprijadi) di Kota Blitar; dane. pelestarian bangunan Pabrik Gula di Kabupaten

Sidoarjo, Kabupaten Madiun, Kabupaten Magetan, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Kediri dan Kabupaten Malang.

(28) Arahan pengelolaan kawasan cagar budaya berupa lingkungan bangunan gedung dan halamannya meliputi:a. pelestarian bangunan kuno yang masih terdapat di

berbagai wilayah kabupaten/kota;b. tidak merombak keaslian dari bangunan tersebut

dengan modernisasi ke bentuk lain;c. memfungsikan bangunan tersebut sehingga dapat

terkontrol dan terawat kelestariannya; dand. perlindungan terhadap bangunan peninggalan

sejarah tersebut, ditetapkan dalam peraturan yang terdapat di rencana tata ruang kabupaten/kota.

(29) Kebun raya sebagaimana dimaksud pada ayat (22) huruf d adalah kawasan tempat pelestarian flora dan jenis tumbuhan lainnya yang sekaligus dapat berfungsi sebagai taman rekreasi/tempat wisata.

(30) Kebun raya di Jawa Timur sebagaimana dimaksud pada ayat (29) terdapat di Kabupaten Pasuruan yaitu Kebun Raya Purwodadi seluas kurang lebih 85 Ha.

Pasal 34

(1) Kawasan rawan bencana alam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 huruf d, meliputi :a. kawasan rawan tanah longsor;b. kawasan rawan gelombang pasang;c. kawasan rawan banjir; dand. kawasan rawan bencana kebakaran hutan dan angin

kencang.

Page 71: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

71

(2) Kawasan rawan tanah longsor sebagaimana disebutkan pada ayat (1) huruf a berada di wilayah:a. Kabupaten Banyuwangi;b. Kabupaten Blitar;c. Kabupaten Bojonegoro;d. Kabupaten Bondowoso; e. Kabupaten Jember;f. Kabupaten Kediri;g. Kabupaten Lumajang;h. Kabupaten Madiun;i. Kabupaten Magetan;j. Kabupaten Malang;k. Kabupaten Nganjuk;l. Kabupaten Ngawi;m. Kabupaten Pacitan;n. Kabupaten Pasuruan;o. Kabupaten Ponorogo;p. Kabupaten Probolinggo;q. Kabupaten Situbondo;r. Kabupaten Trenggalek;s. Kabupaten Tuban; dant. Kabupaten Tulungagung.

(3) Arahan pengelolaan kawasan rawan tanah longsor meliputi:a. melalui penataan ruang; dan b. melalui rekayasa teknologi.

(4) Arahan pengelolaan kawasan rawan tanah longsor melalui penataan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a meliputi:a. identifikasi lokasi-lokasi yang rawan longsor (area yang rawan getaran

gempa bumi, area pegunungan terutama yang memiliki kemiringan lereng yang curam, area dengan degradasi lahan yang parah, area yang tertutup butir-butir pasir yang lembut, area dengan curah hujan tinggi;

b. mengarahkan pembangunan pada tanah yang stabil; c. pemanfaatan wilayah rentan longsor tinggi sebagai terbuka hijau;d. pengendalian daerah rawan bencana untuk pembangunan permukiman

dan fasilitas utama lainnya; dane. penghijauan dengan tanaman yang sistem perakarannya dalam dan jarak

tanam yang tepat (khusus untuk lereng curam, dengan kemiringan lebih dari 40 derajat atau sekitar 80 % sebaiknya tanaman tidak terlalu rapat serta diselingi dengan tanaman – tanaman yang lebih pendek dan ringan, di bagian dasar ditanam rumput). Sebaiknya dipilih tanaman lokal yang digemari masyarakat, dan tanaman tersebut harus secara teratur dipangkas ranting-rantingnya/cabang-cabangnya atau dipanen.

(5) Arahan pengelolaan kawasan rawan tanah longsor melalui rekayasa

Page 72: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

72

teknologi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b meliputi:a. perbaikan drainase tanah, seperti perbaikan sistem drainase hydroseeding,

dan soil nailing; b. pembangunan berbagai pekerjaan struktural, seperti : rock netting,

shotcrete, block pitching, stone pitching, retaining wall, gabion wall, installation of geotextile, dsb.;

c. pembangunan terasering dengan system drainase yang tepat (drainase pada teras-teras dijaga jangan sampai menjadi jalan meresapnya air ke dalam tanah);

d. khusus untuk runtuhan batu dapat dibuatkan tanggul penahan baik berupa bangunan konstruksi, tanaman maupun parit; dan

e. peningkatan dan pemeliharaan drainase baik air permukaan maupun air tanah (fungsi drainase adalah untuk menjauhkan air dari lereng, menghindari air meresap ke dalam lereng atau menguras air dalam lereng ke luar lereng. Jadi drainase harus dijaga agar jangan sampai tersumbat atau meresapkan air ke dalam tanah).

(6) Kawasan rawan gelombang pasang di Jawa Timur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b berada di kawasan pesisir sepanjang pantai di wilayah Jawa Timur baik yang berbatasan dengan Laut Jawa, Selat Bali, Selat Madura, Samudera Hindia dan di kawasan kepulauan.

(7) Arahan pengelolaan kawasan rawan gelombang pasang meliputi:a. reklamasi pantai;b. pembangunan pemecah ombak (break water);c. penataan bangunan disekitar pantai;d. pengembangan kawasan hutan bakau; dane. pembangunan tembok penahan ombak.

(8) Kawasan rawan banjir di Jawa Timur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, berada di wilayah: a. Kabupaten Bangkalan;b. Kabupaten Banyuwangi;c. Kabupaten Blitar;d. Kabupaten Bojonegoro;e. Kabupaten Bondowoso;f. Kabupaten Gresik;g. Kabupaten Jember;h. Kabupaten Jombang;i. Kabupaten Kediri;j. Kabupaten Lamongan;k. Kabupaten Lumajang;l. Kabupaten Madiunm. Kabupaten Magetan;n. Kabupaten Malang;o. Kabupaten Mojokerto;

Page 73: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

73

p. Kabupaten Nganjuk;q. Kabupaten Ngawi;r. Kabupaten Pacitan;s. Kabupaten Pasuruan;t. Kabupaten Pasuruan;u. Kabupaten Ponorogo; v. Kabupaten Probolinggo;w. Kabupaten Sampang;x. Kabupaten Sidoarjo;y. Kabupaten Situbondo;z. Kabupaten Trenggalek;aa. Kabupaten Tuban; bb. Kabupaten Tulungagung; dancc. Kota Surabaya.

(9) Arahan pengelolaan kawasan rawan banjir meliputi:a. melalui penataan ruang; b. melalui mitigasi non struktural;c. melalui mitigasi struktural; dand. melalui peranserta masyarakat.

(10) Arahan pengelolaan kawasan rawan banjir melalui penataan ruang sebagaimana dimaksid pada ayat (9) huruf a meliputi:a. pemetaan wilayah rawan banjir, mengarahkan pembangunan menghindari

daerah rawan banjir (kecuali untuk taman dan fasilitas olah raga), dan dilanjutkan dengan kontrol penggunaan lahan;

b. pengadaan diversifikasi produk pertanian seperti penanaman tanaman pangan yang tahan terhadap banjir atau menyesuaikan musim tanam;

c. penghutanan kembali, pengaturan tanah endapan karena banjir; dand. pengadaan jalur evakuasi apabila terjadi banjir.

(11) Arahan pengelolaan kawasan rawan banjir melalui mitigasi non struktural sebagaimana dimaksud pada ayat (9) huruf b meliputi:a. pembentukan “Kelompok Kerja” (POKJA) yang beranggotakan dinas atau

instansi terkait (diketuai Dinas Pengairan/Sumber Daya Air) di tingkat kabupaten kota sebagai bagian dari Satuan Pelaksana (SATLAK) untuk melaksanakan dan menetapkan pembagian peran dan kerja atas upaya-upaya nonfisik penanggulangan mitigasi bencana banjir diantara anggota POKJA dan SATLAK, diantaranya inspeksi, pengamatan dan penelusuran atas prasarana & sarana pengendalian banjir yang ada dan langkah yang akan diuraikan pada uraian selanjutnya;

b. perbaikan atas prasarana dan sarana pengendalian banjir sehingga dapat berfungsi sebagaimana direncanakan;

c. monitoring dan evaluasi data curah hujan, banjir, daerah genangan dan informasi lain yang diperlukan untuk meramalkan kejadian banjir, daerah yang diidentifikasi terkena banjir serta daerah yang rawan banjir;

Page 74: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

74

d. penyiapan peta daerah rawan banjir dilengkapi dengan plotting rute pengungsian, lokasi pengungsian sementara, lokasi POSKO, dan lokasi pos pengamat debit banjir atau ketinggian muka air banjir di sungai penyebab banjir;

e. pengecekan dan pengujian sarana sistim peringatan dini yang ada dan mengambil langkah-langkah untuk memeliharanya dan membentuknya jika belum tersedia dengan sarana yang paling sederhana sekalipun;

f. perencanaan logistik dan penyediaan dana, peralatan dan material yang diperlukan untuk kegiatan atau upaya tanggap darurat, diantaranya dana persediaan tanggap darurat; persediaan bahan pangan dan air minum; peralatan penanggulangan (misalnya: movable pump, dump truck, dan lain-lain); material penanggulangan (misalnya kantong pasir, terucuk kayu atau bambu, dan lain-lain); dan peralatan penyelamatan (seperti perahu karet, pelampung, dan lain-lain);

g. perencanaan dan penyiapan SOP (Standard Operation Procedure) atau Prosedur Operasi Standar untuk kegiatan atau tahap tanggap darurat yang melibatkan semua anggota SATKORLAK, SATLAK dan POSKO diantaranya identifikasi daerah rawan banjir, identifikasi rute evakuasi, penyediaan peralatan evakuasi (alat transportasi, perahu, dan lain-lain), identifikasi dan penyiapan tempat pengungsian sementara seperti peralatan sanitasi mobile, penyediaan air minum, bahan pangan, peralatan dapur umum, obat-obatan dan tenda darurat;

h. pelaksanaan Sistem Informasi Banjir, dengan diseminasi langsung kepada masyarakat dan penerbitan pers release/penjelasan kepada pers dan penyebar luasan informasi tentang banjir melalui media masa cetak maupun elektronik yaitu station TV dan station radio;

i. pelatihan evakuasi untuk mengecek kesiapan masyarakat, SATLAK dan peralatan evakuasi, dan kesiapan tempat pengungsian sementara beserta perlengkapannya;

j. pembentukan jaringan lintas instansi atau sektor dan LSM yang bergerak dibidang kepedulian terhadap bencana serta dengan media masa baik cetak maupun elektronik (stasion TV dan radio) untuk mengadakan kampanye peduli bencana kepada masyarakat termasuk penyaluran informasi tentang bencana banjir; dan

k. pendidikan masyarakat atas pemetaan ancaman banjir dan risiko yang terkait serta penggunaan material bangunan yang tahan air atau banjir.

(12) Arahan pengelolaan kawasan rawan bencana banjir dengan upaya mitigasi struktural sebagaimana dimaksud dalam ayat (9) huruf c meliputi:a. pembangunan tembok penahan dan tanggul disepanjang sungai, tembok

laut sepanjang pantai yang rawan badai atau tsunami akan sangat membantu untuk mengurangi bencana banjir pada tingkat debit banjir yang direncanakan;

b. pengaturan kecepatan aliran dan debit air permukaan dari daerah hulu

Page 75: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

75

sangat membantu mengurangi terjadinya bencana banjir. Beberapa upaya yang perlu dilakukan untuk mengatur kecepatan air dan debit aliran air masuk kedalam sistem pengaliran diantaranya adalah dengan reboisasi dan pembangunan sistem peresapan serta pembangunan bendungan/waduk; dan

c. pengerukan sungai, pembuatan sudetan sungai baik secara saluran terbuka maupun tertutup atau terowongan dapat membantu mengurangi terjadinya banjir.

(13) Arahan pengelolaan kawasan rawan banjir dengan peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (9) huruf d meliputi:a. menghimbau masyarakat ikut serta dan aktif dalam latihan-latihan (gladi)

upaya mitigasi bencana banjir misalnya kampanye peduli bencana, latihan kesiapan penanggulangan banjir dan evakuasi, latihan peringatan dini banjir dan sebagainya;

b. menghimbau masyarakat ikut serta dan aktif dalam program desain & pembangunan rumah tahan banjir antara lain rumah tingkat, penggunaan material yang tahan air dan gerusan air;

c. menghimbau masyarakat ikut serta dalam pendidikan publik yang terkait dengan upaya mitigasi bencana banjir;

d. menghimbau masyarakat ikut serta dalam setiap tahapan konsultasi publik yang terkait dengan pembangunan prasarana pengendalian banjir dan upaya mitigasi bencana banjir;

e. melaksanakan pola dan waktu tanam yang mengadaptasi pola dan kondisi bajir setempat untuk mengurangi kerugian usaha dan lahan pertanian dari banjir; dan

f. mengadakan gotong-royong pembersihan saluran drainase yang ada dilingkungannya masing-masing.

(14) Kawasan rawan bencana kebakaran hutan dan angin kencang di Jawa Timur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d meliputi kawasan di Gunung Arjuno, Gunung Kawi, Gunung Welirang dan Gunung Kelud dan kawasan-kawasan dengan potensi angin puting beliung di wilayah:a. Kabupaten Bangkalan; b. Kabupaten Banyuwangi; c. Kabupaten Blitar; d. Kabupaten Bojonegoro; e. Kabupaten Bondowoso; f. Kabupaten Gresik; g. Kabupaten Jember; h. Kabupaten Jombang; i. Kabupaten Kediri; j. Kabupaten Lamongan; k. Kabupaten Lumajang; l. Kabupaten Madiun;

Page 76: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

76

m. Kabupaten Magetan; n. Kabupaten Malang; o. Kabupaten Mojokerto; p. Kabupaten Nganjuk; q. Kabupaten Ngawi; r. Kabupaten Pacitan; s. Kabupaten Pamekasan;t. Kabupaten Pasuruan; u. Kabupaten Ponorogo; v. Kabupaten Probolinggo; w. Kabupaten Sampang; x. Kabupaten Sidoarjo; y. Kabupaten Situbondo; z. Kabupaten Sumenep.aa. Kabupaten Surabaya; bb. Kabupaten Trenggalek; cc. Kabupaten Tuban; dd. Kabupaten Tulungagung; danee. Kota Malang.

(15) Arahan pengelolaan kawasan rawan bencana kebakaran hutan dan angin kencang meliputi:a. pelaksanaan kampanye dan sosialisasi kebijakan pengendalian kebakaran

lahan dan hutan;b. peningkatan masyarakat peduli api (MPA);c. peningkatan penegakan hukum;d. pembentukan pasukan pemadaman kebakaran khususnya untuk

penanggulangan kebakaran secara dini;e. pembuatan waduk (embung) di daerahnya untuk pemadaman api;f. pembuatan sekat bakar, terutama antara lahan, perkebunan, pertanian

dengan hutan;g. hindarkan pembukaan lahan dengan cara pembakaran;h. hindarkan penanaman tanaman sejenis untuk daerah yang luas;i. pengawasan pembakaran lahan untuk pembukaan lahan secara ketat;j. penanaman kembali daerah yang telah terbakar dengan tanaman yang

heterogen;k. partisipasi aktif dalam pemadaman awal kebakaran di daerahnya;l. pengembangan teknologi pembukaan lahan tanpa membakar (pembuatan

kompos, briket arang dll);m. pembentukan kesatuan persepsi dalam pengendalian kebakaran lahan dan

hutan; dann. penyediaan dana tanggap darurat untuk penanggulangan kebakaran lahan

dan hutan disetiap unit kerja terkait.

Page 77: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

77

Pasal 35Kawasan lindung geologi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 huruf e meliputi:a. kawasan cagar alam geologi; danb. kawasan rawan bencana alam geologi.

Pasal 36(1) Kawasan cagar alam geologi di Provinsi Jawa Timur

sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 35 huruf a adalah kawasan karst kelas 1.

(2) Kawasan karst kelas 1 yang berfungsi sebagai perlindungan hidrologi dan ekologi di Jawa Timur sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terletak di:a. Kabupaten Bangkalan; b. Kabupaten Blitar; c. Kabupaten Lamongan; d. Kabupaten Malang; e. Kabupaten Pacitan; f. Kabupaten Pamekasan;g. Kabupaten Ponorogo; h. Kabupaten Sampang; i. Kabupaten Sumenep; j. Kabupaten Trenggalek; k. Kabupaten Tuban; danl. Kabupaten Tulungagung.

(3) Arahan pengelolaan kawasan karst kelas 1 dilakukan dengan cara :a. penetapan lahan sebagai kawasan konservasi dan

tidak diijinkan untuk alih fungsi lahan serta mutlak tidak boleh dieksploitasi;b. percepatan reboisasi lahan yang rusak agar sifat

peresapannya masih tetap berfungsi; dan c. peningkatan pengawasan dan pengendalian untuk

menjaga agar fungsi kawasan karst kelas 1 tidak berubah.

Pasal 37(1) Kawasan rawan bencana alam geologi sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 35 huruf b meliputi:a. kawasan rawan letusan gunung api; b. kawasan rawan gempa bumi; c. kawasan rawan tsunami; dand. kawasan rawan luapan lumpur

(2) Kawasan rawan letusan gunung berapi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi :a. kawasan sekitar Gunung Ijen;

Page 78: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

78

b. kawasan sekitar Gunung Semeru;c. kawasan sekitar Gunung Bromo;d. kawasan sekitar Gunung Lamongan;e. kawasan sekitar Gunung Arjuno-Welirang;f. kawasan sekitar Gunung Kelud; dang. kawasan sekitar Gunung Raung.

(3) Arahan pengelolaan kawasan rawan letusan gunung berapi meliputi:a. perencanaan lokasi pemanfaatan lahan untuk

aktivitas penting jauh atau diluar dari kawasan rawan bencana letusan gunung berapi;

b. menghindari tempat-tempat yang memiliki kecenderungan untuk dialiri lava dan atau lahar;

c. penerapan desain bangunan yang tahan terhadap tambahan beban akibat abu gunungapi;

d. pembangunan fasilitas jalan dari tempat pemukiman ke tempat pengungsian untuk memudahkan evakuasi;

e. penyediaan alat transportasi bagi penduduk bila ada perintah pengungsian;

f. identifikasi daerah bahaya letusan gunung berapi;

g. peningkatan kemampuan pemadam kebakaran;h. pembangunan tempat penampungan yang kuat

dan tahan api untuk kondisi kedaruratan;i. penyuluhan pada masyarakat yang bermukim di

sekitar gunungapi untuk mengetahui posisi tempat tinggalnya pada Peta Kawasan Rawan Bencana Gunungapi;

j. penyuluhan pada masyarakat yang bermukim di sekitar gunungapi untuk faham cara menghindar dan tindakan yang harus dilakukan ketika terjadi letusan gunungapi;

k. penyuluhan pada masyarakat untuk memahami arti dari peringatan dini yang diberikan oleh aparat/pengamat gunungapi; dan

l. penyuluhan pada masyarakat untuk bersedia melakukan koordinasi dengan aparat/pengamat gunungapi.

(4) Kawasan rawan gempa bumi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, berada di wilayah:a. Kabupaten Banyuwangi.b. Kabupaten Blitar;c. Kabupaten Bondowoso;d. Kabupaten Jember;e. Kabupaten Jombang;f. Kabupaten Kediri;g. Kabupaten Lumajang;

Page 79: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

79

h. Kabupaten Madiun;i. Kabupaten Magetan;j. Kabupaten Malang;k. Kabupaten Mojokerto;l. Kabupaten Nganjuk;m. Kabupaten Ngawi;n. Kabupaten Pacitan ;o. Kabupaten Pasuruan;p. Kabupaten Ponorogo;q. Kabupaten Probolinggo;r. Kabupaten Situbondo; s. Kabupaten Trenggalek; dan t. Kabupaten Tulungagung.

(5) Arahan pengelolaan kawasan rawan gempa bumi meliputi:a. melalui penataan ruang; danb. melalui rekayasa teknologi:

(6) Arahan pengelolaan kawasan rawan gempa bumi melalui penataan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf a meliputi:a. identifikasi lokasi-lokasi yang aman dari gempa bumi, antara lain dengan

menganalisis tipe-tipe tanah dan struktur geologinya; danb. penempatan bangunan (perumahan dan fasilitas umum yang vital, seperti :

rumah sakit, sekolah, kantor polisi, pemadam kebakaran, dan sebagainya) pada wilayah yang aman dari gempa bumi.

(7) Arahan pengelolaan kawasan rawan gempa bumi melalui rekayasa teknologi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf b meliputi:a. pengembangan teknik-teknik konstruksi tahan

gempa, baik bangunan untuk fasilitas umum maupun rumah penduduk, antara lain menggunakan bangunan dari kayu dan bahan ringan untuk rumah karena lebih aman dibandingkan bangunan berat;

b. verifikasi kapabilitas bendungan dan pekerjaan rekayasa untuk menahan kekuatan gempa;

c. peninjauan kembali kesempurnaan fasilitas-fasilitas bangunan yang penting (rumah sakit, sekolah, kantor polisi, pemadam kebakaran, instalasi komunikasi dan sebagainya) serta menyempurnakan fasilitas tersebut jika diperlukan;

d. perencanaan alternatif cadangan air; dane. penyiapan sistem-sistem komunikasi emergensi

dan info kepada masyarakat umum yang menyangkut keamanan. (8) Kawasan rawan tsunami sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf

c, terdiri dari:a. resiko besar tsunami, meliputi kawasan di wilayah

Kabupaten Banyuwangi, Jember, Pacitan dan Trenggalek; danb. resiko sedang tsunami, meliputi kawasan di wilayah

Page 80: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

80

Kabupaten Malang bagian selatan, Blitar selatan Lumajang, Tulungagung.(9) Arahan pengelolaan kawasan rawan tsunami meliputi:

a. melalui penataan ruang; danb. melalui rekayasa teknologi.

(10) Arahan pengelolaan kawasan rawan tsunami melalui penataan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (9) huruf a meliputi:a. pencegahan pembangunan fasilitas umum (rumah sakit, sekolah, kantor

polisi, pemadam kebakaran) pada zona rawan bencana tsunami; b. identifikasi daerah-daerah aman dan rute evakuasi dengan

mengoverlaykan peta-peta bahaya tsunami dan jaringan jalan;c. penyediaan fasilitas penyelamatan, secara vertikal maupun horizontal,

sesuai kondisi geografis, dapat menggunakan bangunan atau bukit penyelamatan disertai rute-rute penyelamatan;

d. penyediaan zona penyangga (buffer zone) untuk mengurangi energi tsunami sehingga daya rusaknya menurun;

e. wilayah yang kemungkinan/potensi tergenang air diperuntukan bagi taman atau area olah raga; dan

f. pencegahan terhadap kegiatan yang dapat mengakibatkan bencana antara lain pembatasan eksplorasi sumberdaya alam yang berlebihan tanpa memperhatikan lingkungan.

(11) Arahan pengelolaan kawasan rawan tsunami melalui rekayasa teknologi sebagaimana dimaksud pada ayat (9) huruf b meliputi:a. melengkapi dengan sistem peringatan dini (early warning sistem/EWS);b. memperkuat bangunan agar tahan terhadap tekanan gelombang dan arus

kuat;c. memodifikasi sistem transportasi untuk dapat memfasilitasi evakuasi

massal secara cepat; dand. penggunaan struktur penahan gelombang laut, antara lain seperti sea wall,

sea dikes, breakwaters, river gates untuk menahan atau mengurangi tekanan tsunami.

(12) Kawasan luapan lumpur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, meliputi area terdampak dari bahaya luapan lumpur, polusi gas beracun, dan penurunan permukaan tanah (land subsidence) di wilayah Kabupaten Sidoarjo.

(13) Arahan pengelolaan kawasan luapan lumpur meliputi:a. penanganan luapan lumpur;b. penanganan infrastruktur

sekitar semburan lumpur; danc. pengamanan Kali Porong.

(14) Arahan pengelolaan kawasan luapan lumpur dengan penanganan luapan lumpur sebagaimana dimaksud pada ayat (13) huruf a meliputi:a. peningkatan kapasitas tampungan

kolam lumpur yang dilaksanakan secara bertahap dan dapat berfungsi

Page 81: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

81

melindungi permukiman dan infrastruktur vital; danb. pemanfaatan debit Kali Porong yang

cukup besar di musim hujan untuk melancarkan aliran endapan lumpur dengan pengerukan di muara sungai, pengerukan dasar laut di muara, membangun jetty untuk mengendalikan aliran lumpur dan memanfaatkan sebagian lumpur untuk mereklamasikan daerah pantai.

(15) Arahan pengelolaan kawasan luapan lumpur dengan penanganan infrastruktur sekitar semburan lumpur sebagaimana dimaksud pada ayat (13) huruf b meliputi:a. penanganan sistem

drainase dengan memperbaiki atau membuat saluran drainase baru agar dapat mengalirkan air hujan/drainase lingkungan;

b. normalisasi saluran drainase utama (Kali Ketapang dan Afvour Jatianom);

c. perbaikan jalan lingkungan untuk mengurangi beban lalu lintas di jalan arteri Porong dengan memanfaatkan jalan lingkungan;

d. perbaikan sebagian ruas jalan arteri Porong;

e. peningkatan jalan alternatif lainnya sepanjang ± 14 km untuk mengurangi beban lalu lintas di jalan arteri Porong; dan

f. pengadaan tanah untuk pembangunan jalan bebas hambatan Surabaya – Gempol (segmen Porong – Gempol), relokasi jalur kereta api Sidoarjo – Gunung Gangsir, relokasi saluran udara tegangan tinggi (SUTET), dan konstruksi relokasi pipa air baku PDAM Kota Surabaya.

(16) Arahan pengelolaan kawasan luapan lumpur dengan pengamanan Kali Porong sebagaimana dimaksud pada ayat (13) huruf c meliputi:a. penjagaan kapasitas pengaliran Kali

Porong; danb. penjagaan keamanan tanggul dan

tebing sungai dengan memasang perlindungan tebing sungai/tanggul.

Pasal 38(1) Kawasan lindung lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30

huruf f di Jawa Timur adalah kawasan terumbu karang, meliputi: a. Kabupaten Banyuwangi;b. Kabupaten Jember;c. Kabupaten Malang;d. Kabupaten Pacitan;e. Kabupaten Probolinggo; danf. Kabupaten Situbondo.

Page 82: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

82

(2) Arahan pengelolaan kawasan lindung lainnya untuk terumbu karang meliputi:a. pengelolaan kawasan hulu

supaya jernih dan mengurangi sedimentasi akibat pencemaran dan perusakan lingkungan;

b. pengambilan ikan tidak boleh merusak terumbu karang;

c. pengembangan penelitian dan pariwisata; dan

d. perluasan terumbu karang buatan.

Bagian KetigaRencana Kawasan Budidaya

Pasal 39Rencana pola ruang untuk kawasan budidaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (1), meliputi:a. kawasan peruntukan hutan produksi;b. kawasan hutan rakyat;c. kawasan peruntukan pertanian;d. kawasan peruntukan perkebunan;e. kawasan peruntukan peternakan;f. kawasan peruntukan perikanan;g. kawasan peruntukan pertambangan mineral, minyak dan gas bumi;h. kawasan peruntukan industri;i. kawasan peruntukan pariwisata; j. kawasan peruntukan permukiman; k. kawasan andalan; danl. peruntukan kawasan budidaya lainnya

Pasal 40(1) Kawasan peruntukan hutan produksi

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 huruf a direncanakan seluas kurang lebih 815.851 Ha.

(2) Kawasan hutan produksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah kawasan hutan yang secara ruang digunakan untuk budi daya hutan terletak di:a. Kabupaten Bangkalan; b. Kabupaten Banyuwangi; c. Kabupaten Blitar; d. Kabupaten Bojonegoro;

Page 83: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

83

e. Kabupaten Bondowoso; f. Kabupaten Gresik;g. Kabupaten Jember; h. Kabupaten Jombang; i. Kabupaten Kediri; j. Kabupaten Lamongan; k. Kabupaten Lumajang; l. Kabupaten Madiun; m. Kabupaten Magetan; n. Kabupaten Malang; o. Kabupaten Mojokerto; p. Kabupaten Nganjuk;q. Kabupaten Ngawi;r. Kabupaten Pacitan; s. Kabupaten Pamekasan; t. Kabupaten Pasuruan; u. Kabupaten Ponorogo; v. Kabupaten Probolinggo; w. Kabupaten Sampang; x. Kabupaten Situbondo; y. Kabupaten Sumenep; z. Kabupaten Trenggalek; aa. Kabupaten Tuban; bb. Kabupaten Tulungagung;cc. Kota Batu; dandd. Kota Kediri.

(3) Arahan pengelolaan kawasan hutan produksi meliputi:a. pengusahaan hutan produksi di Provinsi Jawa Timur

dilakukan oleh Perum Perhutani dengan menerapkan sistem silvikultur Tebang Habis Permudaan Buatan (THPB);

b. melakukan reboisasi dan rehabilitasi lahan pada bekas tebangan dan tidak dapat dialih fungsikan ke budidaya non kehutanan;

c. pemantauan dan pengendalian kegiatan pengusahaan hutan serta gangguan keamanan hutan lainnya;

d. pengembalian pada fungsi hutan semula dengan reboisasi bila pada kawasan ini terdapat perambahan atau bibrikan;

e. percepatan reboisasi dan pengkayaan tanaman (enrichment planting) pada kawasan hutan produksi yang mempunyai tingkat kerapatan tegakan rendah;

f. pengembangan zona penyangga pada kawasan hutan produksi yang berbatasan dengan hutan lindung;

g. pengembalian kondisi hutan bekas tebangan melalui

Page 84: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

84

reboisasi dan rehabilitasi lahan kritis; danh. penerapan arahan di setiap wilayah kabupaten/kota

mewujudkan hutan kota.

Pasal 41(1) Kawasan hutan rakyat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39

huruf b dimaksudkan dimaksudkan untuk menjaga keseimbangan iklim mikro, untuk memenuhi kebutuhan akan hasil hutan dan berada pada lahan-lahan masyarakat dan dikelola oleh masyarakat.

(2) Rencana kawasan hutan rakyat di Jawa Timur seluas kurang lebih 404.191 Ha, berada di wilayah:a. Kabupaten Bangkalan;b. Kabupaten Banyuwangi;c. Kabupaten Blitar;d. Kabupaten Bojonegoro;e. Kabupaten Bondowoso; f. Kabupaten Gresik;g. Kabupaten Jember; h. Kabupaten Jombang; i. Kabupaten Kediri; j. Kabupaten Lamongan; k. Kabupaten Lumajang; l. Kabupaten Madiun; m. Kabupaten Magetan; n. Kabupaten Malang; o. Kabupaten Mojokerto; p. Kabupaten Nganjuk;q. Kabupaten Ngawi;r. Kabupaten Pacitan; s. Kabupaten Pamekasan; t. Kabupaten Pasuruan; u. Kabupaten Ponorogo; v. Kabupaten Probolinggo; w. Kabupaten Sampang; x. Kabupaten Sidoarjo;y. Kabupaten Situbondo; z. Kabupaten Sumenep; aa. Kabupaten Trenggalek;bb. Kabupaten Tuban; cc. Kabupaten Tulungagung; dandd. Kota Batu.

Pasal 42

Page 85: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

85

(1) Kawasan peruntukan pertanian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 huruf c meliputi:a. pertanian lahan basah;b. pertanian lahan kering; danc. hortikultura.

(2) Kawasan pertanian lahan basah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a berupa sawah beririgasi direncanakan seluas kurang lebih 957.239 Ha dan seluas 75% atau kurang lebih 717.929 Ha ditetapkan sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan meliputi: a. Kabupaten Bangkalan;b. Kabupaten Banyuwangi;c. Kabupaten Blitar;d. Kabupaten Bojonegoro;e. Kabupaten Bondowoso;f. Kabupaten Gresik;g. Kabupaten Jember;h. Kabupaten Jombang;i. Kabupaten Kediri;j. Kabupaten Lamongan;k. Kabupaten Lumajang;l. Kabupaten Madiun;m. Kabupaten Magetan;n. Kabupaten Malang;o. Kabupaten Mojokerto;p. Kabupaten Nganjuk;q. Kabupaten Ngawi;r. Kabupaten Pacitan;s. Kabupaten Pamekasan; t. Kabupaten Pasuruan;u. Kabupaten Ponorogo;v. Kabupaten Probolinggo;w. Kabupaten Sampang;x. Kabupaten Sidoarjo;y. Kabupaten Situbondo;z. Kabupaten Sumenep;aa.Kabupaten Trenggalek;bb.Kabupaten Tuban; dancc. Kabupaten Tulungagung;

(3) Pertanian lahan kering sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b direncanakan seluas kurang lebih 849.033 Ha yang dilaksanakan di daerah-daerah yang belum terlayani oleh jaringan irigasi di seluruh wilayah kabupaten/kota di Jawa Timur.

(4) Pengembangan hortikultura sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

Page 86: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

86

huruf c direncanakan di wilayah-wilayah:a. sentra penghasil sayur;b. sentra penghasil bunga; danc. sentra penghasil buah.

(5) Pengembangan hortikultura di wilayah sentra penghasil sayur sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a direncanakan di kawasan pertanian lahan basah dan lahan kering.

(6) Pengembangan hortikultura di wilayah sentra penghasil bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b direncanakan di wilayah-wilayah:a. Kabupaten Magetan; b. Kabupaten Malang; danc. Kota Batu.

(7) Pengembangan hortikultura di wilayah sentra penghasil buah sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf c direncanakan berdasarkan komoditasnya:a. Komoditas pisang dikembangkan di wilayah:

1) Kabupaten Banyuwangi; 2) Kabupaten Blitar; 3) Kabupaten Jember; 4) Kabupaten Lumajang; 5) Kabupaten Magetan; 6) Kabupaten Malang;7) Kabupaten Pacitan; 8) Kabupaten Trenggalek; dan9) Kabupaten Tulungagung;

b. Komoditas jeruk dikembangkan di wilayah: 1) Kabupaten Madiun; dan 2) Kabupaten Pacitan.

c. Komoditas rambutan dikembangkan di wilayah Kabupaten Blitar.d. Komoditas mangga dikembangkan di wilayah:

1) Kabupaten Gresik;2) Kabupaten Pasuruan; 3) Kabupaten Probolinggo; dan4) Kabupaten Situbondo.

e. Komoditas apel dikembangkan di wilayah: 1) Kabupaten Malang; dan 2) Kota Batu.

f. Komoditas jambu air dikembangkan di wilayah Kepulauan Madura.(8) Arahan pengelolaan kawasan pertanian meliputi :

a. area lahan sawah beririgasi harus dipertahankan agar tidak berubah fungsi menjadi peruntukan yang lain;

b. jika areal tersebut terpaksa harus berubah fungsi maka harus disediakan lahan areal baru yang menggantikannya dengan ditambah biaya investasi

Page 87: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

87

pembangunan prasarana irigasi di lokasi tersebut;c. pengembangan sawah beririgasi teknis atau pencetakan sawah baru

dilakukan dengan memprioritaskan perubahan dari sawah tadah hujan menjadi sawah beririgasi sejalan dengan perluasan jaringan irigasi dan pengembangan waduk/embung; dan

d. pemanfaatan kawasan pertanian diarahkan untuk meningkatkan produksi dan produktifitas tanaman pangan dengan mengembangkan kawasan cooperative farming dan hortikultura dengan mengembangkan kawasan good agriculture practices.

(9) Penggantian lahan pertanian yang dialihfungsikan sebagaimana dimaksud pada ayat 8 huruf b mengikuti aturan:a. apabila yang dialihfungsikan adalah lahan beririgasi (sawah beririgasi

teknis, sawah beririgasi teknis, sawah beririgasi semi teknis, sawah beririgasi sederhana, sawah pedesaan) maka penggantiannya paling sedikit sebanyak 3 (tiga) kali luas lahan;

b. apabila yang dialihfungsikan adalah lahan reklamasi rawa pasang surut dan non pasang surut maka penggantiannya paling sedikit 2 (dua) kali luas lahan; dan

c. apabila yang dialihfungsikan adalah lahan tidak beririgasi (lahan kering) maka penggantiannya paling sedikit adalah 1 (satu) kali luas lahan.

Pasal 43(1) Kawasan perkebunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39

huruf d direncanakan seluas kurang lebih 398.036 Ha yang berada di wilayah: a. Kabupaten Bangkalan;b. Kabupaten Banyuwangi;c. Kabupaten Blitar;d. Kabupaten Bojonegoro;e. Kabupaten Bondowoso;f. Kabupaten Gresik;g. Kabupaten Jember;h. Kabupaten Jombang;i. Kabupaten Kediri;j. Kabupaten Lamongan;k. Kabupaten Lumajang;l. Kabupaten Madiun;m. Kabupaten Magetan;n. Kabupaten Malang;o. Kabupaten Mojokerto;p. Kabupaten Nganjuk;q. Kabupaten Ngawi;r. Kabupaten Pacitan;s. Kabupaten Pamekasan;

Page 88: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

88

t. Kabupaten Pasuruan;u. Kabupaten Ponorogo;v. Kabupaten Probolinggo;w. Kabupaten Sampang;x. Kabupaten Sidoarjo;y. Kabupaten Situbondo;z. Kabupaten Sumenep;aa. Kabupaten Trenggalek;bb. Kabupaten Tuban;cc. Kabupaten Tulungagung;dd. Kota Batu;ee. Kota Kediri;ff. Kota Madiun;gg. Kota Malang; danhh. Kota Probolinggo.

(2) Kawasan peruntukan perkebunan di wilayah Provinsi Jawa Timur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:a. perkebunan tanaman semusim;

danb. perkebunan tanaman tahunan.

(3) Perkebunan tanaman semusim sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a yang dikembangkan di wilayah Provinsi Jawa Timur meliputi:a. komoditas ekspor yaitu tembakau;

danb. komoditas non ekspor meliputi

tebu, kapas, serat karung, wijen, panili, dsb.(4) Perkebunan tanaman tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) huruf b yang dikembangkan di wilayah Provinsi Jawa Timur meliputi:a. komoditas ekspor meliputi jambu mete, kopi, cengkeh, teh, karet dan

kakao.b. komoditas non ekspor meliputi kelapa, cabe jamu, kapok randu, kenanga,

panili, lada, kemiri, jarak kepyar, jarak pagar, siwalan, serat nanas, pinang, kayu manis, asam jawa, aren, mendong, janggelan, nilam, pandan, nipah, pala, melinjo, abaca, dsb.

(5) Arahan pengelolaan kawasan perkebunan:a. pengembangan kawasan perkebunan hanya di kawasan yang dinyatakan

memenuhi syarat, dan diluar area rawan banjir serta longsor;b. penetapan komoditi tanaman tahunan selain mempertimbangkan

kesesuaian lahan, konservasi tanah dan air juga perlu mempertimbangkan aspek sosial ekonomi dan keindahan/estetika;

c. peningkatan pemanfaatan kawasan perkebunan dilakukan memalui peningkatan peran serta masyarakat yang tergabung dalam kimbun

Page 89: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

89

masing-masing; d. pengembangan perkebunan terutama pada area yang telah mengalami

kerusakan dan mengembalikan fungsi perkebunan yang telah berubah menjadi peruntukan lainnya, khususnya yang telah berubah menjadi area pertanian tanaman pangan;

e. perbaikan dan pengembangan prasarana dan sarana infrastruktur ke lokasi pertanaman serta untuk pengolahan dan pemasaran;

f. mendorong tumbuh dan berkembangnya organisasi/asossiasi petani;g. mendorong tumbuh dan berkembangnya organisasi kerjasama antar pelaku

usaha;h. peningkatan sinkronisasi dan koordinasi dengan wilayah lain yang

mengembangkan komoditas perkebunan yang sama dalam menyusun strategi pengembangan perkebunan secara bersama, termasuk di dalamnya dalam kerjasama penelitian guna pengembangan produk perkebunan; dan

i. penerapan mekanisme insentif dan disinsentif bagi para pelaku usaha perkebunan.

Pasal 44(1) Kawasan peternakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39

huruf e meliputi:a. sentra peternakan ternak besar;b. sentra peternakan ternak kecil; danc. sentra peternakan unggas.

(2) Kawasan peternakan sentra peternakan ternak besar sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf a dikembangkan di wilayah:a. Kabupaten Ponorogo; b. Kabupaten Bangkalan;c. Kabupaten Banyuwangi; d. Kabupaten Blitar; e. Kabupaten Bojonegoro; f. Kabupaten Bondowoso; g. Kabupaten Jember; h. Kabupaten Jombang;i. Kabupaten Kediri; j. Kabupaten Lamongan; k. Kabupaten Lumajang; l. Kabupaten Magetan; m. Kabupaten Malang; n. Kabupaten Mojokerto; o. Kabupaten Nganjuk; p. Kabupaten Ngawi; q. Kabupaten Pamekasan;

Page 90: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

90

r. Kabupaten Pasuruan;s. Kabupaten Probolinggo; t. Kabupaten Sampang; u. Kabupaten Situbondo; v. Kabupaten Sumenep; w. Kabupaten Trenggalek; x. Kabupaten Tuban; dany. Kabupaten Tulungagung.

(3) Kawasan peternakan sentra peternakan ternak kecil sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf b dikembangkan di seluruh Kabupaten di Jawa Timur.

(4) Kawasan peternakan sentra peternakan unggas sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf c dikembangkan di wilayah:a. Kabupaten Blitar; b. Kabupaten Jombang; c. Kabupaten Kediri; d. Kabupaten Mojokerto; e. Kabupaten Pasuruan; f. Kabupaten Sidoarjo; dan g. Kabupaten Tulungagung.

(5) Arahan pengelolaan kawasan peternakan meliputi:a. pengembangan kawasan peternakan yang mempunyai

keterkaitan dengan pusat distribusi pakan ternak;b. mempertahankan ternak plasma nuftah sebagai potensi

daerah;c. pengembangan kawasan peternakan diarahkan kepada

pengembangan komoditas ternak unggulan yang dimiliki oleh daerah yaitu komoditi ternak yang memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif;

d. kawasan budidaya ternak yang berpotensi untuk dapat menularkan penyakit dari hewan ke manusia atau sebaliknya pada permukiman padat penduduk, ditempatkan terpisah sesuai standar teknis kawasan usaha peternakan, dengan memperhatikan kesempatan berusaha dan melindungi daerah permukiman penduduk dari penularan penyakit hewan menular;

e. pengaturan pemeliharaan hewan yang diternakkan serta tata niaga hewan dan produk bahan asal hewan di kawasan perkotaan dengan tingkat kepadatan lebih dari 300.000 jiwa akan diatur lebih lanjut secara teknis dengan Peraturan Gubernur; dan

f. peningkatan nilai ekonomi ternak dengan mengelola dan mengolah hasil ternak, seperti pembuatan industri pengolah hasil ternak, mengolah kulit, dan sebagainya.

Pasal 45

Page 91: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

91

(1) Kawasan peruntukan perikanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 huruf f direncanakan seluas kurang lebih 60.928 Ha, meliputi: a. peruntukan perikanan tangkap; danb. peruntukan perikanan budidaya.

(2) Pengembangan kawasan perikanan tangkap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi: a. pengembangan minapolitan di Muncar

Kabupaten Banyuwangi, Mayangan Kota Probolinggo, Sendang Biru Kabupaten Malang, Tamperan Kabupaten Pacitan, Kabupaten Tuban, Kabupaten Blitar, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Sumenep, Kabupaten Gresik, dan Kabupaten Sidoarjo;

b. pengembangan Komoditi Utama Perikanan meliputi Kabupaten Pacitan, Kabupaten Trenggalek, Sendangbiru Kabupaten Malang dan Puger Kabupaten Jember dan kawasan potensial lainnya meliputi Ujungpangkah Kabupaten Gresik, Brondong Kabupaten Lamongan, Pondokmimbo Kabupaten Situbondo, Bulu Kabupaten Tuban dan Pasongsongan Kabupaten Sumenep;

c. pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) meliputi Prigi di Kabupaten Trenggalek, dan Brondong di Kabupaten Lamongan;

d. pengembangan Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) di Muncar Kabupaten Banyuwangi, Puger Kabupaten Jember, Pondokdadap Sendang Biru Kabupaten Malang, Mayang Kota Probolinggo, Paiton Kabupaten Probolinggo dan Lekok Kabupaten Pasuruan; dan

e. pengembangan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) di Pancer Kabupaten Banyuwangi, Bulu Kabupaten Tuban, Pasongsongan Kabupaten Sumenep.

(3) Pengembangan kawasan perikanan budidaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:a. perikanan budidaya air payau;b. perikanan budidaya air tawar; danc. perikanan budidaya air laut.

(4) Pengembangan budidaya perikanan air payau sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a, berada di wilayah:a. Kabupaten Bangkalan;b. Kabupaten Banyuwangi;c. Kabupaten Blitar;d. Kabupaten Gresik;e. Kabupaten Jember; f. Kabupaten Lamongan;g. Kabupaten Lumajang;h. Kabupaten Malang;i. Kabupaten Pacitan;

Page 92: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

92

j. Kabupaten Pamekasan;k. Kabupaten Pasuruan;l. Kabupaten Probolinggo;m. Kabupaten Sampang;n. Kabupaten Sidoarjo;o. Kabupaten Situbondo;p. Kabupaten Sumenep;q. Kabupaten Trenggalek;r. Kabupaten Tuban;s. Kabupaten Tulungagung;t. Kota Pasuruan;u. Kota Probolinggo; danv. Kota Surabaya.

(5) Pengembangan kawasan budidaya perikanan air tawar sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b dibagi berdasarkan komoditasnya meliputi:a. komoditas ikan konsumsi; danb. komoditas ikan hias.

(6) Pengembangan kawasan budidaya perikanan air tawar untuk budidaya komoditas ikan konsumsi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf a dikembangkan di wilayah:a. Kabupaten Bangkalan;b. Kabupaten Banyuwangi;c. Kabupaten Blitar;d. Kabupaten Bojonegoro;e. Kabupaten Bondowoso;f. Kabupaten Gresik;g. Kabupaten Jember;h. Kabupaten Jombang;i. Kabupaten Kediri;j. Kabupaten Kediri;k. Kabupaten Lamongan;l. Kabupaten Lumajang;m. Kabupaten Madiun;n. Kabupaten Magetan;o. Kabupaten Malang;p. Kabupaten Mojokerto;q. Kabupaten Nganjuk;r. Kabupaten Ngawi;s. Kabupaten Pacitan;t. Kabupaten Pamekasan;u. Kabupaten Pasuruan;v. Kabupaten Ponorogo;

Page 93: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

93

w. Kabupaten Sampang;x. Kabupaten Sidoarjo;y. Kabupaten Sumenep;z. Kabupaten Trenggalek;aa. Kabupaten Tuban;bb. Kabupaten Tulungagung;cc. Kota Batu;dd. Kota Blitar;ee. Kota Kediri;ff. Kota Madiun;gg. Kota Malang;hh. Kota Mojokerto;ii. Kota Pasuruan; jj. Kota Probolinggo; dankk. Kota Surabaya.

(7) Pengembangan kawasan budidaya perikanan air tawar untuk budidaya komoditas ikan hias sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf b dikembangkan di wilayah:a. Kabupaten Blitar;b. Kabupaten Kediri;c. Kabupaten Tulungagung; dan d. Kota Kediri.

(8) Pengembangan kawasan budidaya perikanan laut sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c, berada di wilayah:a. Kabupaten Bangkalan;b. Kabupaten Banyuwangi;c. Kabupaten Blitar;d. Kabupaten Gresik;e. Kabupaten Jember;f. Kabupaten Lamongan;g. Kabupaten Lumajang;h. Kabupaten Malang;i. Kabupaten Pacitan;j. Kabupaten Pamekasan;k. Kabupaten Pasuruan;l. Kabupaten Probolinggo;m. Kabupaten Sampang;n. Kabupaten Situbondo;o. Kabupaten Sumenep;p. Kabupaten Trenggalek;q. Kabupaten Tuban; danr. Kabupaten Tulungagung;

(9) Arahan pengelolaan kawasan peruntukan perikanan meliputi:

Page 94: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

94

a. mempertahankan, merehabilitasi dan merevitalisasi tanaman bakau/mangrove dan terumbu karang;

b. pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya;

c. penjagaan kelestarian sumber daya air terhadap pencemaran limbah industri;

d. pengendalian pemanfaatan sumberdaya di wilayah pesisir melalui penetapan rencana pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil;

e. peningkatan produksi dengan memperbaiki sarana dan prasarana perikanan; dan

f. peningkatan nilai ekonomi perikanan dengan meningkatkan pengolahan dan pemasaran hasil perikanan (agribis).

Pasal 46(1) Kawasan peruntukan pertambangan mineral, minyak dan gas bumi

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 huruf g, meliputi: a. pertambangan mineral; b. pertambangan batubara; c. pertambangan minyak dan gas bumi; dand. kawasan potensi daerah panas bumi.

(2) Pertambangan mineral sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:a. pertambangan mineral logam;b. pertambangan mineral non logam; danc. pertambangan batuan.

(3) Pertambangan mineral logam sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a berada di wilayah:a. Kabupaten Banyuwangi;b. Kabupaten Blitar;c. Kabupaten Jember;d. Kabupaten Lumajang;e. Kabupaten Malang;f. Kabupaten Pacitan;g. Kabupaten Trenggalek; dan h. Kabupaten Tulungagung.

(4) Pertambangan mineral non logam sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, berada di wilayah:a. Kabupaten Bangkalan;b. Kabupaten Blitar;c. Kabupaten Gresik; d. Kabupaten Jember;e. Kabupaten Lamongan;

Page 95: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

95

f. Kabupaten Lumajang;g. Kabupaten Malang;h. Kabupaten Pacitan;i. Kabupaten Pamekasan; j. Kabupaten Sampang.k. Kabupaten Sumenep;l. Kabupaten Trenggalek;m. Kabupaten Tuban; dann. Kabupaten Tulungagung.

(5) Pertambangan batuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c, tersebar di seluruh wilayah kabupaten di Jawa Timur.

(6) Pertambangan batubara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, berada di wilayah:a. Kabupaten Trenggalek; dan b. Kabupaten Tulungagung.

(7) Pertambangan minyak dan gas bumi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, berada di wilayah:a. Kabupaten Bangkalan;b. Kabupaten Blitar;c. Kabupaten Bojonegoro;d. Kabupaten Gresik;e. Kabupaten Jombang;f. Kabupaten Lamongan;g. Kabupaten Malang; h. Kabupaten Mojokerto;i. Kabupaten Nganjuk;j. Kabupaten Ngawi;k. Kabupaten Pacitan;l. Kabupaten Pamekasan;m. Kabupaten Pasuruan;n. Kabupaten Probolinggo;o. Kabupaten Sampang;p. Kabupaten Sidoarjo;q. Kabupaten Situbondo; r. Kabupaten Sumenep;s. Kabupaten Trenggalek;t. Kabupaten Tuban;u. Kabupaten Tulungagung; danv. Kota Surabaya.

(8) Kawasan potensi daerah panas bumi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, berada di kawasan:a. Argopuro, Tiris-Gunung Lamongan, Kabupaten Probolinggo;b. Blawan-Ijen, Kabupaten Bondowoso;

Page 96: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

96

c. Cangar dan Songgoriti, Kota Batu;d. Gunung Arjuno Welirang, Kabupaten Mojokerto;e. Gunung Pandan, Kabupaten Madiun;f. Melati dan Rejosari, Kabupaten Pacitan;g. Telaga Ngebel, Kabupaten Ponorogo; danh. Tirtosari, Kabupaten Sumenep.

(9) Arahan pengelolaan kawasan pertambangan meliputi:a. pengembangan kawasan pertambangan dilakukan dengan

mempertimbangkan potensi bahan galian, kondisi geologi dan geohidrologi dalam kaitannya dengan kelestarian lingkungan;

b. pengelolaan kawasan bekas pertambangan yang telah digunakan harus direhabilitasi dengan melakukan penimbunan tanah subur sehingga menjadi lahan yang dapat digunakan kembali sebagai kawasan hijau, ataupun kegiatan budidaya lainnya dengan tetap memperhatikan aspek kelestarian lingkungan hidup; dan

c. setiap kegiatan usaha pertambangan harus menyimpan dan mengamankan lapisan tanah atas (top soil) untuk keperluan rehabilitasi/reklamasi lahan bekas pertambangan.

Pasal 47(1) Kawasan peruntukan industri sebagaimana dimaksud dalam Pasal

39 huruf h direncanakan seluas kurang lebih 19.742 Ha, meliputi :a. kawasan peruntukan industri; danb. kawasan industri.

(2) Kawasan peruntukan industri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:a. kawasan industri kecil/rumah tangga; danb. kawasan industri agro.

(3) Kawasan industri rumah tangga sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a direncanakan di wilayah:a. Kab. Bangkalan;b. Kab. Banyuwangi; c. Kab. Blitar; d. Kab. Bojonegoro;e. Kab. Bondowoso;f. Kab. Gresik;g. Kab. Jember; h. Kab. Jombang; i. Kab. Kediri;j. Kab. Lamongan;k. Kab. Lumajang;l. Kab. Madiun;m. Kab. Magetan;n. Kab. Malang;

Page 97: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

97

o. Kab. Mojokerto;p. Kab. Nganjuk;q. Kab. Ngawi;r. Kab. Pacitan;s. Kab. Pamekasan;t. Kab. Pasuruan; u. Kab. Ponorogo;v. Kab. Probolinggo;w. Kab. Sampang;x. Kab. Sidoarjo;y. Kab. Situbondo;z. Kab. Sumenep;aa. Kab. Trenggalek;bb. Kab. Tuban;cc. Kab. Tulungagung;dd. Kota Batu;ee. Kota Blitar;ff. Kota Kediri;gg. Kota Madiun;hh. Kota Malang;ii. Kota Mojokerto;jj. Kota Pasuruan;kk. Kota Probolinggo; danll. Kota Surabaya.

(4) Kawasan industri agro sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b direncanakan berada di wilayah:a. Kab. Bangkalan; b. Kab. Banyuwangi; c. Kab. Blitar; d. Kab. Bojonegoro;e. Kab. Bondowoso;f. Kab. Gresik;g. Kab. Jember; h. Kab. Lamongan; i. Kab. Madiun; j. Kab. Magetan;k. Kab. Nganjuk;l. Kab. Ngawi;m. Kab. Pamekasan;n. Kab. Pasuruan; o. Kab. Ponorogo;p. Kab. Probolinggo;q. Kab. Sampang;

Page 98: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

98

r. Kab. Sidoarjo;s. Kab. Situbondo;t. Kab. Sumenep;u. Kab. Trenggalek;v. Kab. Tuban;w. Kab. Tulungagung;x. Kota Batu;y. Kota Blitar;z. Kota Madiun;aa. Kota Malang;bb. Kota Mojokerto;cc. Kota Pasuruan;dd. Kota Probolinggo; danee. Kota Surabaya.

(5) Kawasan industri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:a. kawasan industri ringan;b. kawasan industri berat;c. kawasan industri petrokimia; dand. kawasan industri lainnya.

(6) Kawasan industri ringan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf a meliputi industri high tech (teknologi tinggi) di Surabaya dan Sidoarjo serta industri non polutan yang direncanakan tersebar di seluruh wilayah di Jawa Timur.

(7) Kawasan industri berat sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf b berada di wilayah:a. Kabupaten Bangkalan;b. Kabupaten Gresik;c. Kabupaten Lamongan;d. Kabupaten Sidoarjo;e. Kabupaten Tuban;f. Kawasan Industri Jetis (Jetis Industrial Park) dan Kawasan Industri

Mojoanyar (Mojoanyar Industrial Park) di Kabupaten Mojokerto;g. Kawasan Industri Malang dan Turen di Kabupaten Malang; danh. Kota Madiun.

(8) Kawasan industri petrokimia sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf c berada di wilayah:a. Kabupaten Gresik;b. Kabupaten Pasuruan;c. Kabupaten Probolinggo;d. Kabupaten Sidoarjo; dane. Kabupaten Tuban.

(9) Kawasan industri lainnya sebagaimana disebutkan pada ayat (5)

Page 99: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

99

huruf d diatur dengan peraturan tersendiri.(10) Arahan pengelolaan kawasan peruntukan industri meliputi:

a. pengembangan kawasan peruntukan industri dilakukan dengan mempertimbangkan aspek ekologis;

b. pengembangan kawasan peruntukan industri harus didukung oleh adanya jalur hijau sebagai penyangga antar fungsi kawasan;

c. pengembangan kawasan peruntukan industri yang terletak pada sepanjang jalan arteri atau kolektor harus dilengkapi dengan frontage road untuk kelancaran aksesibilitas;

d. pengembangan kegiatan industri harus didukung oleh sarana dan prasarana industri pengelolaan kegiatan industri dilakukan dengan mempertimbangkan keterkaitan proses produksi mulai dari industri dasar/hulu dan industri hilir serta industri antara, yang dibentuk berdasarkan pertimbangan efisiensi biaya produksi, biaya keseimbangan lingkungan dan biaya aktifitas sosial;

e. setiap kegiatan industri harus dilengkapi dengan upaya pengelolaan terhadap kemungkinan adanya bencana industri; dan

f. relokasi industri yang terkena dampak bencana lumpur Lapindo dan infrastruktur yang dibutuhkannya ke arah Barat menjauhi semburan lumpur, khususnya di sebelah Utara Sungai Porong yang merupakan batas Kabupaten Sidoarjo dan Pasuruan.

Pasal 48(1) Kawasan peruntukan pariwisata sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 39 huruf i meliputi :a. kawasan wisata alam;b. kawasan wisata budaya; c. kawasan wisata buatan atau taman rekreasi; dand. kawasan wisata lainnya.

(2) Kawasan wisata alam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:a. Air Terjun Dlundung (Kabupaten Mojokerto);b. Air Terjun Sedudo, Pemandian Sumber Karya (Kabupaten Nganjuk);c. Air terjun Watu Ondo Tahura R.Soerjo (Kabupaten Mojokerto dan

Kota Batu);d. Api Abadi (Kabupaten Pamekasan);e. Banyuanget, Gua Gong, Pantai Teleng Ria, Gua Tabuhan

(Kabupaten Pacitan);f. Kakek Bodo (Kabupaten Pasuruan);g. Pantai Balekambang, Coban Glotak, Pantai Ngliyep (Kabupaten

Malang);h. Pantai Bentar, Bromo-Ngadisari (Kabupaten Probolinggo); i. Pantai Lombang (Kabupaten Sumenep);

Page 100: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

100

j. Pantai Pasir Putih, Bukit Bededung (Kabupaten Situbondo);k. Pantai Plengkung, Grajagan, Pantai Sukamade, Kawah Ijen

(Kabupaten Banyuwangi);l. Pantai Popoh (Kabupaten Tulungagung);m. Pantai Prigi, Pantai Karanggongso, Tirta Jualita, Guo Lowo

(Kabupaten Trenggalek);n. Pantai Rongkang (Kabupaten Bangkalan);o. Pantai Tanjung Kodok, Gua Maharani (Kabupaten Lamongan);p. Pantai Watu Ulo ( Kabupaten Jember);q. Pemandian Air Panas Cangar Tahura R.Soerjo (Kota Batu);r. Pemandian Talun, Waduk Pondok, Hutan Surya (Kabupaten Ngawi);s. Telaga Ngebel, Tirto Manggolo (Kabupaten Ponorogo); dant. Telaga Sarangan (Kabupaten Magetan).

(3) Kawasan wisata budaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:a. Asta Yusuf, Asta Tinggi, Keraton dan Museum (Kabupaten

Sumenep);b. Candi Jabung (Kabupaten Malang);c. Candi Jabung Tirto (Kabupaten Probolinggo);d. Candi Penampihan (Kabupaten Tulungagung);e. Candi Penataran , Makam Proklamator (Kabupaten Blitar); f. Candi Tikus (Kabupaten Mojokerto);g. Gereja Poh Sarang (Kabupaten Kediri);h. Makam Air Mata Ibu (Kabupaten Bangkalan);i. Makam Batoro Katong (Kabupaten Ponorogo);j. Makam Bekti Harjo, Makam Ibrahim Asmoro, Gua Akbar, Makam

Sunan Bonang ( Kabupaten Tuban);k. Makam Ratu Ibu (Kabupaten Sampang);l. Makam Sunan Ampel (Kota Surabaya);m. Makam Sunan Drajat (Kabupaten Lamongan); dann. Makam Sunan Giri, Makam Maulana Malik Ibrahim (Kabupaten

Gresik).(4) Kawasan wisata buatan atau taman rekreasi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi:a. Arak-Arak (Kabupaten Situbondo);b. Bendungan Widas, Taman Umbul (Kabupaten Madiun);c. Kebun Binatang Surabaya (Kota Surabaya);d. Kolam Renang Ubalan (Kabupaten Mojokerto);e. Pemandian Banyubiru, Kebun Raya Purwodadi (Kabupaten

Pasuruan);f. Pemandian Blambangan, Pemandian Kebon Agung, Pemandian

Petemon ( Kabupaten Jember); g. Pemandian Talun, Waduk Pondok (Kabupaten Ngawi);

Page 101: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

101

h. Selorejo (Kabupaten Blitar);i. Sumber Boto, Tirta Wisata (Kabupaten Jombang);j. Taman Manunggal, Taman Kosala Tirta, Tirtosari (Kabupaten

Magetan);k. Taman Safari (Kabupaten Pasuruan);l. Taman Suruh (Kabupaten Banyuwangi);m. Ubalan Kalasan (Kabupaten Kediri);n. Waduk Gondang, Wisata Bahari Lamongan atau WBL (Kabupaten

Lamongan); dano. Waduk Selorejo, Taman Sengkaling (Kabupaten Malang).

(5) Kawasan wisata lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d meliputi kawasan wisata lain yang tidak termasuk dalam ketiga kategori di atas.

(6) Rencana pengembangan pariwisata di Jawa Timur terdiri dari:a. Jalur Pengembangan Koridor A; b. Jalur Pengembangan Koridor B; c. Jalur Pengembangan Koridor C; dan d. Jalur Pengembangan Koridor D.

(7) Jalur pengembangan koridor A sebagaimana dimaksud pada ayat (6) huruf a meliputi:a. Makam Bekti Harjo, Makam Ibrahim Asmoro, Gua Akbar, Makam

Sunan Bonang ( Kabupaten Tuban);b. Makam Sunan Drajat, Wisata Bahari Lamongan/WBL, Waduk

Gondang, Pantai Tanjung Kodok, Gua Maharani (Kabupaten Lamongan);c. Makam Sunan Giri, Makam Maulana Malik Ibrahim (Kabupaten

Gresik);d. Taman Safari (Kabupaten Pasuruan);e. Makam Air Mata Ibu, Pantai Rongkang (Kabupaten Bangkalan);f. Makam Ratu Ibu (Kabupaten Sampang);g. Api Abadi (Kabupaten Pamekasan);h. Pantai Lombang, Asta Yusuf, Asta Tinggi, Keraton dan Museum

(Kabupaten Sumenep); dan i. Makam Sunan Ampel, Kebun Binatang Surabaya (Kota Surabaya).

(8) Jalur pengembangan koridor B sebagaimana dimaksud pada ayat (6) huruf b meliputi:a. Taman Manunggal, Telaga Sarangan, Taman Kosala Tirta, Tirtosari

(Kabupaten Magetan);b. Bendungan Widas, Taman Umbul (Kabupaten Madiun);c. Pemandian Talun, Waduk Pondok, Hutan Surya (Kabupaten Ngawi);d. Air Terjun Sedudo, Pemandian Sumber Karya (Kabupaten Nganjuk);e. Sumber Boto, Tirta Wisata (Kabupaten Jombang);f. Candi Tikus, Air Terjun Dlundung, Kolam Renang Ubalan

(Kabupaten Mojokerto); dan

Page 102: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

102

g. Kota Surabaya.(9) Jalur pengembangan koridor C sebagaimana dimaksud pada ayat

(6) huruf c meliputi:a. Banyuanget, Gua Gong, Pantai Teleng Ria, Gua Tabuhan

(Kabupaten Pacitan);b. Makam Batoro Kalong, Telaga Ngebel, Tirto Manggolo (Kabupaten

Ponorogo);c. Pantai Prigi, Pantai Karanggongso, Tirta Jualita, Guo Lowo

(Kabupaten Trenggalek);d. Candi Penampihan, Pantai Popoh (Kabupaten Tulungagung);e. Gereja Poh Sarang, Ubalan Kalasan (Kabupaten Kediri);f. Selorejo, Candi Penataran , Makam Proklamator (Kabupaten Blitar);g. Pantai Balekambang, Waduk Selorejo, Taman Sengkaling, Coban

Glotak, Pantai Ngliyep (Kabupaten Malang); dan h. Kota Malang.

(10) Jalur pengembangan koridor D sebagaimana dimaksud pada ayat (6) huruf d meliputi:a. Pantai Plengkung, Grajagan, Pantai Sukamade, Taman Suruh,

Kawah Ijen (Kabupaten Banyuwangi);b. Pantai Pasir Putih, Arak-Arak, Bukit Bededung (Kabupaten

Situbondo);c. Pemandian Blambangan, Pemandian Kebon Agung, Pemandian

Petemon, Pantai Watu Ulo (Kabupaten Jember);d. Pantai Bentar, Candi Jabung Tirto, Bromo-Ngadisan (Kabupaten

Probolinggo); dan e. Kakek Bodo, Pemandian Banyubiru, Kebun Raya Purwodadi

(Kabupaten Pasuruan).(11) Penetapan pusat pelayanan koridor wisata meliputi:

a. Jalur pengembangan koridor A dengan pusat pelayanan wisata di Kabupaten Tuban dan Kota Surabaya;

b. Jalur pengembangan koridor B dengan pusat pelayanan di Kabupaten Magetan dan Kota Surabaya;

c. Jalur pengembangan koridor C dengan pusat pelayanan di Kabupaten Pacitan dan Kota Malang; dan

d. Jalur pengembangan koridor D dengan pusat pelayanan di Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Situbondo dan Kota Probolinggo.

(12) Arahan pengelolaan kawasan peruntukan pariwisata:a. melengkapi sarana dan prasarana pariwisata sesuai kebutuhan, rencana

pengembangan dan tingkat pelayanan masing-masing kawasan daya tarik wisata; dan

b. pengembangan koridor periwisata dengan dukungan promosi dan pembagunan infrastruktur yang berkelanjutan.

Page 103: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

103

Pasal 49(1) Kawasan peruntukan permukiman sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 39 huruf j direncanakan seluas kurang lebih 715.959 Ha, meliputi :a. permukiman perdesaan; danb. permukiman perkotaan.

(2) Kawasan permukiman perdesaan merupakan meliputi kawasan permukiman penduduk di perkampungan yang ada (kecuali perkampungan-perkampungan yang berlokasi di kawasan lindung yang telah ditetapkan sebagai kawasan lindung).

(3) Arahan pengelolaan kawasan permukiman perdesaan meliputi:a. pengelompokan lokasi permukiman perdesaan yang sudah ada;b. pembatasan alih fungsi sawah irigasi; danc. pengembangan permukiman dengan memperhatikan kebutuhan

perumahan berdasar perkembangan penduduk perdesaan untuk masa yang akan datang, kecenderungan perkembangan dan aksesibilitas.

(4) Kawasan permukiman perkotaan merupakan kawasan permukiman yang mencakup wilayah administrasi kota dan wilayah pengembangan kota dan beberapa wilayah yang memiliki indek kekotaan yang tinggi juga berpotensi untuk berkembang menjadi permukiman perkotaan.

(5) Arahan pengelolaan kawasan permukiman perkotaan meliputi:a. pengaturan perkembangan pembangunan permukiman perkotaan

baru; dan b. pengembangan permukiman perkotaan dengan memperhitungkan

daya tampung perkembangan penduduk dan fasilitas atau prasarana yang dibutuhkan.

(6) Rencana pengembangan kawasan permukiman yang terkait dengan pengembangan industri, pertambangan, pariwisata, sekitar gerbang jalan bebas hambatan dan kawasan rawan bencana diatur lebih lanjut dalam rencana tata ruang yang lebih rinci.

Pasal 50Rencana penetapan kawasan andalan sebagaimana dimaksud dalam pasal 39 huruf k di wilayah Provinsi Jawa Timur, meliputi : a. Kawasan Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo,

Lamongan; dengan sektor unggulan: pertanian, perikanan, kehutanan, industri, pariwisata, perdagangan jasa, pelayanan umum dan transportasi;

b. Kawasan Malang dan sekitarnya; dengan sektor unggulan : pertanian, perikanan, kehutanan, industri, perkebunan, pariwisata, perdagangan jasa dan transportasi;

c. Kawasan Probolinggo-Pasuruan, Lumajang; dengan sektor unggulan : pertanian,kehutanan, industri, pertambangan, perkebunan, pariwisata,

Page 104: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

104

perikanan, perdagangan jasa dan transportasi;d. Kawasan Tuban-Bojonegoro; dengan sektor unggulan : pertanian,

perikanan, kehutanan, pariwisata, industri, perkebunan, pertambangan dan transportasi;

e. Kawasan Kediri-Tulungagung-Blitar; dengan sektor unggulan : pertanian, perkebunan, perikanan, kehutanan, industri, pariwisata, perdagangan jasa, pelayanan umum dan transportasi;

f. Kawasan Situbondo-Bondowoso-Jember; dengan sektor unggulan : pertanian, perkebunan, kehutanan, industri, pariwisata, perikanan laut, perdagangan jasa dan transportasi;

g. Kawasan Madiun dan sekitarnya; dengan sektor unggulan : pertanian, perikanan, perkebunan, kehutanan, industri, pariwisata, pelayanan umum, transportasi;

h. Kawasan Banyuwangi dan sekitarnya; dengan sektor unggulan : perikanan, pertanian, kehutanan, pariwisata, transportasi;

i. Kawasan Madura dan Kepulauan; dengan sektor unggulan : pertanian, perkebunan, kehutanan, industri, pariwisata, perikanan, transportasi; dan

j. Kawasan Andalan Laut, Madura, dan sekitarnya; dengan sektor unggulan:perikanan, pertambangan, pariwisata.

Pasal 51(1) Peruntukan kawasan budidaya lainnya di Provinsi Jawa Timur

berupa kawasan pertahanan keamanan meliputi:a. Daerah Latihan Militer Dodik Secata: Magetan, Gunung

Lawu, Madiun;b. Daerah Latihan Militer Dodilatpur: Panarukan, Situbondo,

Bondowoso, Sumbergading, Asembagus, Tanjung Sumber Batok, Blawan, Bajumati, Tamanan, G. Raung, Sumber Jati, Kalibaru, G. Merapi, P. Tabacan, Rogojampi, Banyuwangi;

c. Daerah Latihan Militer Yonif-500/R: Mojosari, Mojokerto, G. Arjuno, Mojoagung, Pasuruan;

d. Daerah Latihan Militer Yonkav3/Serbu: G. Unpuk Kec. Malang, Dawarblandong Mojokerto, Bedali Lawang, Pandanwangi Lumajang, Sumbermanjing;

e. Daerah Latihan Militer, Kostrad Div 2: Asem Bagus Situbondo, Pandanwangi Lumajang, Seputih Jember, Klucing Bondowoso, Kali Tengah Tanggul Jember, Kotakan Situbondo, Curanpoh Bondowoso, Arak-Arak Besuki dan Silosanen Jember;

f. Daerah Latihan Militer, Kostrad Div 2: Jabung Malang, G. Buring Malang, Pandanwangi Lumajang, Lap. Ambal, Kebumen dan G. Arjuna Malang;

g. Daerah Latihan Militer, Kostrad Div 2: Lap. Yonarmed 12

Page 105: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

105

Ngawi, Lapbak Ngantru Kodim Ngawi, Lap Ambal Kebumen, Pandanwangi Lumajang dan Ngawi sekitarnya; dan

h. Daerah Latihan Militer, Kostrad Div 2: Secaba Rindam V/BRW Sukorejo, Panyangan Ambulu Jember, Pandanwangi Lumajang, Asembagus Situbondo, Damar, Lantangan, Wuluhan dan Lap Ambulu Jember.

(2) Arahan pengelolaan peruntukan kawasan budidaya lainnya kawasan pertahanan keamanan meliputi:a. pembatasan antara lahan terbangun di sekitar

peruntukan kawasan budidaya lainnya kawasan pertahanan keamanan daerah latihan militer dengan kawasan lainnya yang belum terbangun sehingga diperoleh batas yang jelas dalam pengelolaannya;

b. pemberian hak pengelolaan kepada masyarakat atau pemerintah, harus berdasarkan kerjasama dan ketentuan yang telah disepakati sehingga akan menguntungkan kedua belah pihak;

c. apabila rencana pengembangan kawasan untuk masa yang akan datang belum ada, pengembangan atau relokasi dapat dilakukan penetapan lebih lanjut yang disesuaikan dengan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota.

Bagian KeempatRencana Kawasan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Pasal 52(1) Arahan pengelolaan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil adalah

dengan membatasi pengembangan kawasan terbangun pada kawasan perlindungan ekosistem, berupa hutan bakau dan terumbu karang, perlindungan ekosistem yang ditunjang dengan kegiatan pariwisata dan penelitian, serta berbagai kegiatan pencinta alam dan lingkungan.

(2) Perencanaan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil akan diatur dalam rencana tata ruang tersendiri.

BAB VPENETAPAN KAWASAN STRATEGIS PROVINSI JAWA TIMUR

Pasal 53(1) Kawasan yang merupakan kawasan

strategis di Provinsi Jawa Timur meliputi:a. kawasan dari sudut kepentingan ekonomi; b. kawasan dari sudut kepentingan pertahanan dan

keamanan;

Page 106: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

106

c. kawasan dari sudut kepentingan sosial dan budaya;d. kawasan dari sudut kepentingan pendayagunaan

SDA dan/atau teknologi tinggi; e. kawasan dari sudut kepentingan fungsi dan daya

dukung lingkungan; dan f. kawasan Pengendalian Ketat (High Control Zone).

(2) Rencana pengembangan kawasan dari sudut kepentingan ekonomi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi rencana kawasan strategis yang berada dalam lingkup pengelolaan pemerintah pusat, terdiri dari kawasan Gerbangkertosusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan) sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN).

(3) Rencana pengembangan kawasan dari sudut kepentingan ekonomi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi rencana kawasan strategis yang berada dalam lingkup pengelolaan pemerintah provinsi sebagai Kawasan Strategis Provinsi (KSP), meliputi:a. High Tech Industrial Park terdiri atas Surabaya

Industrial Estate Rungkut (SIER) di Kota Surabaya yang pengembangannya ke arah perindustrian Brebek Sidoarjo;

b. kawasan ekonomi unggulan terdiri atas LIS (Lamongan Integrated Shorebase) di Kabupaten Lamongan, kawasan ekonomi Madura, Industri Perhiasan Gemopolis di Kabupaten Sidoarjo, kawasan ekonomi di Kabupaten Malang;

c. kawasan Agropolitan Regional yang terdiri atas: Sistem Agropolitan Wilis; Sistem Agropolitan Bromo-Tengger-Semeru; Sistem Agropolitan Ijen;

d. kawasan Agroindustri Gelang (Gresik dan Lamongan) Utara; Kawasan Agroindustri Tuban-Bojonegoro, dan Kawasan Agroindustri Kepulauan Madura;

e. kawasan Koridor Metropolitan yang meliputi kawasan di Kaki Suramadu di Bangkalan, Kaki Suramadu di Surabaya, CBD Surabaya, High tech industrial park di perbatasan Surabaya dengan Sidoarjo dan Gresik, Kawasan Industri Gempol-Pasuruan, Kawasan Komersial di Lawang dan perkotaan Malang, CBD Kota Malang, Pusat-pusat pariwisata di Kota Batu;

f. dalam menunjang pengembangan ekonomi wilayah perbatasan Jatim-Jateng-DIY dilakukan kerjasama regional dan antarkabupaten/kota meliputi Ratubangnegoro, Kawismawirogo, Pawonsari, GKS, segitiga emas pertumbuhan Tuban-Lamongan-Bojonegoro; dan

g. kawasan tertinggal meliputi Kabupaten Tuban,

Page 107: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

107

Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Jombang, Kabupaten Pacitan, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Bondowoso, Kepulauan Madura dan pulau-pulau kecil.

(4) Rencana pengembangan kawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi rencana kawasan strategis yang berada dalam lingkup pengelolaan pemerintah pusat, terdiri dari kawasan perbatasan negara pulau kecil terluar yang berhadapan dengan laut lepas di Provinsi Jawa Timur meliputi Pulau Barung, Sekel, dan Panehan sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN).

(5) Rencana pengembangan kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c sebagai Kawasan Strategis Provinsi (KSP), meliputi:a. Mojopahit Park di Kabupaten Mojokerto;b. Bromo-Tengger-Semeru beserta pemukiman adat suku Tengger di

Probolinggo, Malang, Pasuruan, Lumajang; danc. Segitiga emas Ijen di Kabupaten Banyuwangi, Situbondo, dan Bondowoso.

(6) Rencana pengembangan kawasan strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan SDA dan/atau kepentingan teknologi tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, meliputi rencana kawasan strategis yang berada dalam lingkup pengelolaan pemerintah pusat, yakni kawasan Stasiun Pengamat Dirgantara Watukosek Mojokerto sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN).

(7) Rencana pengembangan kawasan strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan SDA dan/atau kepentingan teknologi tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, meliputi rencana kawasan strategis yang berada dalam lingkup pengelolaan pemerintah provinsi sebagai Kawasan Strategis Provinsi (KSP), meliputi:a. kawasan pertambangan minyak dan gas bumi di

Provinsi Jawa Timur, yaitu: Sidoarjo dan sekitarnya, Gresik dan sekitarnya, Tuban dan sekitarnya, Bangkalan dan sekitarnya, Bojonegoro dan sekitarnya, Sumenep dan sekitarnya;

b. kawasan Pembangkit PLTG, PLTU, dan PLTD meliputi Paiton Probolinggo/Situbondo, Singosari di Gresik, Lekok di Pasuruan, Jenu dan Tanjung Awor-awor di Tuban, dan Ngadirojo di Pacitan; dan

c. kawasan pengembangan potensial panas bumi, yaitu Ngebel di Kabupaten Ponorogo, Belawan Ijen di Kabupaten Bondowoso dan Dataran Tinggi Yang di Kabupaten Probolinggo.

(8) Rencana pengembangan kawasan strategis

Page 108: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

108

dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, meliputi rencana kawasan strategis yang berada dalam lingkup pemerintah provinsi, sebagai Kawasan Strategis Provinsi (KSP) yakni DAS Sampean.

(9) Rencana pengembangan kawasan pengendalian ketat (High Control Zone) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat (1), huruf f sebagai Kawasan Strategis Provinsi (KSP), meliputi:a. kawasan perdagangan regional; b. kawasan kaki Jembatan Suramadu di Kota Surabaya dan Kabupaten

Bangkalan;c. wilayah aliran sungai, daerah aliran sungai, sumber air dan stren kali; d. kawasan yang berhubungan dengan aspek pelestarian lingkungan hidup; e. kawasan sekitar jaringan transportasi;f. kawasan sekitar prasarana wilayah dalam skala regional; g. kawasan rawan bencana; dan h. kawasan lindung prioritas dan pertambangan skala regional lainnya.

(10) Kewenangan Pemerintah Pusat dalam Pengelolaan Kawasan Strategis meliputi pelaksanaan Kawasan Strategis Nasional (KSN) GKS, KSN kawasan pengamat dirgantara di daerah Watukosek Mojokerto, pelaksanaan KSN dan fasilitasi kerjasama penataan ruang antarnegara pada Kawasan pulau kecil terluar/perbatasan Negara RI di Provinsi Jawa Timur meliputi Pulau Barung, Sekel, dan Panehan.

(11) Kewenangan Pemerintah Provinsi dalam Pengelolaan Kawasan Strategis Provinsi (KSP) meliputi penetapan, perencanaan, pemanfaatan ruang, pengendalian pemanfaatan ruang kawasan strategis provinsi (KSP) GKS; serta sosialisasi dan pelaksanaan standar pelayanan bidang penataan ruang pada KSP high tech industrial park, kawasan koridor metropolitan, dan kawasan kerjasama regional perbatasan kabupaten/kota di KSP GKS.

(12) Rencana Kawasan Strategis (KS) wilayah provinsi digambarkan dalam peta dengan tingkat ketelitian 1:250.000 sebagaimana tercantum dalam lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan daerah ini.

BAB VIARAHAN PEMANFAATAN RUANG WILAYAH

Bagian PertamaUmum

Page 109: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

109

Pasal 54(1) Pemanfaatan ruang dilakukan melalui pelaksanaan

program pemanfaatan ruang beserta pembiayaannya.(2) Pemanfaatan ruang mengacu pada fungsi ruang yang

ditetapkan dalam rencana tata ruang dilaksanakan dengan mengembangkan penatagunaan tanah, penatagunaan air, penatagunaan udara dan penagunaan sumberdaya alam lain.

Bagian KeduaPemanfaatan Ruang Wilayah

Paragraf 1Kelembagaan

Pasal 55(1) Dalam rangka mengkoordinasikan penyelenggaraan

penataan ruang dan kerjasama antar sektor dan antar daerah bidang penataan ruang dibentuk Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah yang selanjutnya disebut BKPRD, yang bersifat ad hoc.

(2) Tugas, susunan organisasi, dan tata kerja BKPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Gubernur dan disesuikan dengan peraturan perundangan-undangan.

Paragraf 2Kebijakan Strategis Operasional Penataan Ruang

Pasal 56(1) Penataan ruang sesuai dengan RTRW Provinsi Jawa

Timur dilaksanakan secara sinergis dengan Peraturan Daerah lain yang ada di Provinsi Jawa Timur.

(2) Penataan ruang dilaksanakan secara menerus dan sinergis antara perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.

(3) Perencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi:a. penentuan arah dan visi pengembangan wilayah;b. pengidentifikasian potensi dan masalah serta analisa

pengembangan wilayah;c. perumusan struktur dan pola pemanfaatan ruang; dand. perumusan rencana tata ruang.

Page 110: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

110

(4) Pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi :a. dalam pelaksanaan pemanfaatan ruang, Kepala Daerah

mempersiapkan kebijaksanaan yang berisi pengaturan bagi wilayah atau kawasan yang akan dimanfaatkan sesuai dengan fungsi lindung dan budidaya yang ditetapkan dalam rencana tata ruang;

b. pengaturan berupa penetapan Keputusan Kepala Daerah tentang ketentuan persyaratan teknis bagi pemanfaatan ruang untuk kawasan lindung dan kawasan budidaya;

c. ketentuan persyaratan teknis bagi pemanfaatan ruang dalam kawasan lindung dan kawasan budidaya, sesuai dengan peraturan perundangan-undangan; dan

d. penetapan ketentuan persyaratan teknis yang dilakukan oleh Gubernur berupa kebijaksanaan umum dengan mempertimbangkan rona dari kemampuan wilayah serta nilai budaya setempat.

Paragraf 3Program Pembiayaan dan Prioritas Pembangunan

Pasal 57(1) Program pembiayaan terdiri atas :

a. Program utama;b. Lokasi;c. Instansi pelaksana; d. Sumber pembiayaan: APBN, APBD Provinsi,

APBD Kota/Kabupaten, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan; dan

e. Jangka Waktu Pelaksanaan 5 tahunan.(2) Prioritas pelaksanaan pembangunan disusun

berdasarkan atas kemampuan pembiayaan dan kegiatan yang mempunyai efek mengganda sesuai arahan umum pembangunan daerah.

(3) Indikasi pemanfaatan ruang lima tahunan provinsi Jawa Timur dicantumkan dalam lampiran IV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

BAB VIIKETENTUAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG

Pasal 58

Page 111: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

111

Pengendalian pemanfaatan ruang diselenggarakan melalui penetapan : indikasi arahan zonasi, arahan perijinan, arahan insentif dan disinsentif, dan arahan pengenaan sanksi.

Pasal 59(1) Indikasi arahan zonasi sebagaimana

dimaksud dalam pasal 58 disusun sebagai pedoman pengendalian pemanfaatan ruang, menyeragamkan arahan peraturan zonasi di seluruh wilayah provinsi untuk peruntukan ruang yang sama, serta sebagai arahan peruntukan ruang yang diperbolehkan, diperbolehkan dengan syarat, dan dilarang, serta intensitas pemanfaatan ruang.

(2) Indikasi arahan zonasi di Provinsi Jawa Timur meliputi:a. indikasi arahan zonasi sistem perkotaan;b. indikasi arahan zonasi sistem jaringan

transportasi;c. indikasi arahan zonasi sistem jaringan

energi;d. indikasi arahan zonasi sistem jaringan

telekomunikasi;e. indikasi arahan zonasi sistem jaringan

sumber daya air;f. indikasi arahan zonasi kawasan lindung;g. indikasi arahan zonasi kawasan

budidaya;dan h. indikasi arahan zonasi kawasan strategis.

(3) Indikasi arahan zonasi sistem perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a meliputi: a. indikasi arahan zonasi untuk PKN terdiri dari:

1) pemanfaatan ruang untuk kegiatan ekonomi perkotaan berskala internasional dan nasional yang didukung dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya; dan

2) pengembangan fungsi kawasan perkotaan sebagai pusat permukiman dengan intensitas pemanfaatan ruang menengah hingga tinggi yang kecenderungan pengembangan ruangnya ke arah vertikal.

b. indikasi arahan zonasi untuk PKW terdiri dari:1) pemanfaatan ruang untuk kegiatan ekonomi perkotaan berskala provinsi

yang didukung dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya; dan

2) pengembangan fungsi kawasan perkotaan sebagai pusat permukiman

Page 112: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

112

dengan tingkat intensitas pemanfaatan ruang menengah yang kecenderungan pengembangan ruangnya ke arah horizontal dikendalikan.

c. indikasi arahan zonasi untuk PKL yaitu pemanfaatan ruang untuk kegiatan ekonomi berskala kabupaten/kota yang didukung dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya

(4) Indikasi arahan zonasi sistem jaringan transportasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b meliputi:a. Indikasi arahan zonasi untuk jaringan jalan bebas hambatan terdiri

dari:1) pemanfaatan ruang di sepanjang sisi jalan dengan tingkat intensitas

rendah;2) ketentuan pelarangan alih fungsi lahan yang berfungsi lindung di

sepanjang sisi jalan; 3) penetapan garis sempadan bangunan di sisi jalan yang memenuhi

ketentuan ruang pengawasan jalan;4) dilarang semua pemanfaatan pada zona inti, kecuali untuk pergerakan

orang/barang dan kendaraan;5) diwajibkan penyediaan pemagaran, dilengkapi dengan fasilitas

penyeberangan jalan dalam bentuk jembatan atau terowongan; 6) diwajibkan penyediaan bangunan pengaman yang mempunyai kekuatan

dan struktur yang dapat menyerap energi benturan kendaraan pada tempat-tempat yang membahayakan pengguna jalan bebas hambatan;

7) diwajibkan penyediaan prasarana yang menyatakan aturan perintah dan larangan dalam bentuk rambu lalu lintas, marka jalan, alat pemberi isyarat lalu lintas;

8) diwajibkan penyediaan sarana komunikasi, sarana deteksi pengamanan lain yang memungkinkan pertolongan dengan segera sampai ke tempat kejadian serta upaya pengamanan terhadap pelanggaran, kecelakaan, serta gangguan keamanan lainnya;

9) dibolehkan dibangun sarana tempat istirahat dan pelayanan sedikitnya setiap jarak 50 (lima puluh) kilometer pada setiap jurusan; dan

10)dilarang aktivitas pemanfaatan budidaya sampai batas ruwasja jalan bebas hambatan.

b. Indikasi arahan zonasi untuk jaringan jalan arteri primer terdiri dari :1) Dilarang semua pemanfaatan pada zona inti, kecuali untuk pergerakan

orang/barang dan kendaraan; 2) Jalan arteri primer mempunyai 4 lajur atau lebih dan seharusnya

dilengkapi median (sesuai dengan ketentuan geometrik);3) Harus mempunyai perlengkapan jalan yang cukup, antara lain rambu,

marka, lampu pengatur lalu lintas, lampu penerangan jalan, dan lain-

Page 113: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

113

lain;4) Jumlah jalan masuk/akses dibatasi secara efisien, jarak antar jalan

masuk/akses langsung minimal 500 m, jarak antar akses lahan langsung berupa kapling luas lahan harus di atas 1.000 m², dengan pemanfaatan perumahan;

5) Jika persyaratan jalan akses jalan dan/atau akses lahan tidak dapat dipenuhi, maka pada jalan arteri primer harus disediakan jalur lambat (frontage road) ;

6) Membatasi persimpangan sebidang yang diatur dengan pengaturan tertentu sesuai dengan volume lalu lintas dan karakteristiknya;

7) Tata letak jaringan utilitas paralel dengan jalan arteri primer dan mempunyai skala pelayanan wilayah pada sistem jaringan jalan di luar kota, harus ditempatkan di luar rumija;

8) Tata letak jaringan utilitas paralel dengan jalan arteri primer dan mempunyai skala pelayanan lokal pada sistem jaringan jalan di luar kota, dapat ditempatkan di luar rumaja sejauh mungkin, mendekati ke batas luar rumija; dan

9) Tata letak jaringan utilitas bersilangan dengan jalan arteri primer, harus memenuhi syarat ruang bebas rumaja (paling rendah 5 m di atas permukaan perkerasan jalan, atau kedalaman 1,5 m dan harus mampu memikul beban struktur perkerasan dan lalu lintas di atasnya. Apabila jaringan utilitas telah ada terlebih dahulu, maka jaringan yang dibangun belakangan harus mengikuti jaringan yang telah dibangun lebih dahulu.

c. Indikasi arahan zonasi untuk jaringan jalan kolektor primer terdiri dari : 1) Dilarang semua pemanfaatan pada zona inti, kecuali untuk pergerakan

orang/barang dan kendaraan; 2) Jumlah jalan masuk/akses dibatasi dan direncanakan dengan jarak

tertentu sehingga memenuhi kecepatan rencana dan kapasitas serta sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

3) Harus mempunyai perlengkapan jalan yang cukup, antara lain rambu, marka, lampu pengatur lalu lintas, lampu penerangan jalan, dan lain-lain;

4) Mengembangkan sistem drainase di sepanjang sisi jalan;5) Mempertahankan garis sempadan bangunan di sisi jalan sekurang-

kurangnya setengah dari lebar ruang milik jalan; dan 6) Mengembangkan struktur penahan kebisingan pada sisi jalan yang

mewakili kawasan permukiman, pendidikan, dan pelayanan kesehatan. d. indikasi arahan zonasi untuk jaringan jalur kereta api terdiri dari:

1) pemanfaatan ruang di sepanjang sisi jaringan jalur kereta api dilakukan dengan tingkat intensitas menengah hingga tinggi yang kecenderungan pengembangan ruangnya dibatasi;

2) pada pemanfaatan ruang di sekitar pengawasan jalur kereta api terdapat ketentuan pelarangan pemanfaatan lahan yang dapat mengganggu kepentingan operasi dan keselamatan transportasi

Page 114: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

114

perkeretaapian;3) adanya pembatasan pemanfaatan ruang yang peka terhadap dampak

lingkungan akibat lalu lintas kereta api di sepanjang jalur kereta api;4) adanya pembatasan jumlah perlintasan sebidang antara jaringan jalur

kereta api dan jalan; dan5) penetapan garis sempadan bangunan di sisi jaringan jalur kereta api

dengan memperhatikan dampak lingkungan dan kebutuhan pengembangan jaringan jalur kereta api.

e. indikasi arahan zonasi untuk transportasi sungai, danau, dan penyeberangan terdiri dari:1) keselamatan dan keamanan pelayaran;2) ketentuan pelarangan kegiatan di ruang udara bebas di atas perairan

yang berdampak pada keberadaan alur pelayaran sungai, danau, dan penyeberangan;

3) ketentuan pelarangan kegiatan di bawah perairan yang berdampak pada keberadaan alur pelayaran sungai, danau, dan penyeberangan; dan

4) pembatasan pemanfaatan perairan yang berdampak pada keberadaan alur pelayaran sungai, danau, dan penyeberangan.

f. indikasi arahan zonasi untuk pelabuhan umum terdiri dari:1) pemanfaatan ruang untuk kebutuhan operasional dan pengembangan

kawasan pelabuhan;2) pelarangan kegiatan di ruang udara bebas di atas badan air yang

berdampak pada keberadaan jalur transportasi laut; dan3) pembatasan pemanfaatan ruang di dalam Daerah Lingkungan Kerja

Pelabuhan dan Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan harus mendapatkan izin sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

g. indikasi arahan zonasi untuk bandar udara umum terdiri dari:1) pemanfaatan ruang untuk kebutuhan operasional bandar udara;2) pemanfaatan ruang di sekitar bandar udara sesuai dengan kebutuhan

pengembangan bandar udara berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;

3) batas-batas Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan dan batas-batas kawasan kebisingan; dan

4) peraturan zonasi untuk ruang udara untuk penerbangan disusun dengan memperhatikan pembatasan pemanfaatan ruang udara yang digunakan untuk penerbangan agar tidak mengganggu sistem operasional penerbangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-perundangan.

(5) Indikasi arahan zonasi sistem jaringan energi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c meliputi:a. dilarang semua pemanfaatan pada zona

Page 115: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

115

inti;b. di luar zona inti, di ijinkan pengembangan

pertanian dan RTH; c. di luar zona penyangga boleh

pengembangan perumahan, perdangangan dan jasa, serta industri skala kecil dan sedang;

d. penentuan radius utama zona inti sesuai dengan peraturan terkait;

e. peraturan zonasi untuk jaringan pipa minyak dan gas bumi disusun dengan memperhatikan pemanfaatan ruang di sekitar jaringan pipa minyak dan gas bumi; dan harus memperhitungkan aspek keamanan dan keselamatan kawasan di sekitarnya;

f. peraturan zonasi untuk pembangkit tenaga listrik disusun dengan memperhatikan pemanfaatan ruang di sekitar pembangkit listrik harus memperhatikan jarak aman dari kegiatan lain; dan

g. peraturan zonasi untuk jaringan transmisi tenaga listrik disusun dengan memperhatikan ketentuan pelarangan pemanfaatan ruang bebas di sepanjang jalur transmisi sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan.

(6) Indikasi arahan zonasi sistem jaringan telekomunikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d meliputi:a. pengaturan zonasi memperhatikan pemanfaatan ruang untuk penempatan

stasiun bumi dan menara pemancar telekomunikasi yang memperhitungkan aspek keamanan dan keselamatan aktivitas kawasan di sekitarnya;

b. dilarang semua pemanfaatan pada zona inti;c. di luar zona inti, di ijinkan pengembangan pertanian dan RTH; d. di luar zona penyangga boleh pengembangan perumahan, perdangangan

dan jasa, serta industri skala kecil dan sedang; dane. jarak aman saluran primer (zona inti) terhadap jalan dan rel kereta 15 m;

terhadap bangunan 15 m; terhadap pohon 8,5 m; terhadap RTH 10-11 m; terhadap jaringan telekomunukasi lainnya dan jembatan besi 8,5 m.

(7) Indikasi arahan zonasi sistem sumber daya air sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf e meliputi:a. pengaturan zonasi memperhatikan

perlindungan mata air;b. pemanfaatan ruang pada kawasan di

sekitar wilayah sungai dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan dan fungsi lindung kawasan;

c. pemanfaatan ruang di sekitar wilayah sungai lintas kabupaten/kota harus selaras dengan pemanfaatan ruang pada wilayah sungai di kabupaten/kota yang berbatasan;

d. dilarang semua pemanfaatan pada zona inti;

Page 116: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

116

e. di luar zona inti, di ijinkan pengembangan pertanian dan RTH;

f. di luar zona penyangga boleh pengembangan perumahan, perdangangan dan jasa, serta industri skala kecil dan sedang; dan

g. penentuan radius utama zona inti sesuai dengan peraturan terkait.

(8) Indikasi arahan zonasi kawasan lindung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf f meliputi:a. Indikasi arahan zonasi untuk hutan lindung terdiri dari:

1) dibolehkan untuk wisata alam dengan syarat tidak mengubah bentang alam;

2) dibolehkan untuk kegiatan pendidikan dan penelitian dengan syarat tidak mengubah bentang alam;

3) dilarang untuk kegiatan yang berpotensi mengurangi luas kawasan hutan;

4) dilarang untuk kegiatan yang berpotensi mengganggu bentang alam, menggangu kesuburan dan keawetan tanah, fungsi hidrologi, kelestarian flora dan fauna, serta kelestarian lingkungan hidup;

5) dilarang kegiatan yang dapat mengakibatkan perubahan dan perusakan terhadap keutuhan kawasan dan ekosistemnya, seperti perambahan hutan, pembukaan lahan, penebangan pohon, dan perburuan satwa yang dilindungi;

6) pemanfaatan ruang kawasan untuk kegiatan budidaya hanya diizinkan bagi penduduk asli dengan luasan tetap, tidak mengurangi fungsi lindung kawasan, dan di bawah pengawasan ketat;

7) intensitas bangunan sangat rendah; dan8) pemanfaatan ruang untuk budidaya harus disertai pengawasan ketat

dari provinsi.b. Indikasi arahan zonasi untuk kawasan resapan air terdiri dari:

1) dilarang untuk semua jenis kegiatan yang mengganggu fungsi resapan air;

2) diijinkan untuk kegiatan hutan rakyat;3) diijinkan terbatas untuk kegiatan budidaya tidak terbangun yang

memiliki kemampuan tinggi dalam menahan limpasan air hujan; 4) dibolehkan untuk wisata alam dengan syarat tidak mengubah bentang

alam;5) dibolehkan untuk kegiatan pendidikan dan penelitian dengan syarat

tidak mengubah bentang lama;6) dibolehkan dilakukan penyediaan sumur resapan dan/atau waduk pada

lahan terbangun yang sudah ada; dan 7) penerapan prinsip zero delta Q policy terhadap setiap kegiatan budaya

terbangun yang diajukan izinnya.

Page 117: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

117

c. Indikasi arahan zonasi untuk kawasan karst terdiri dari:1) diijinkan untuk kegiatan reboisasi lahan; dan2) di larang untuk kegiatan lainnya pada kawasan perlindungan karst

mutlak.d. Indikasi arahan zonasi untuk sempadan pantai terdiri dari:

1) dilarang semua kegiatan yang mengurangi kualitas pantai pada area 100 meter dari garis pasang tertinggi;

2) dilarang semua kegiatan yang mengancam kerusakan pada pantai yang memiliki ekosistem bakau, terumbu karang, padang lamun, dan estuaria;

3) dilarang kegiatan yang menurunkan luas, nilai ekologis, dan estetika kawasan;

4) dilarang kagiatan yang mengganggu bentang alam, mengganggu kelestarian fungsi pantai, mengganggu akses terhadap kawasan sempadan pantai;

5) diijinkan penanaman hutan bakau dan aktivitas konservasi lainnya;6) pembangunan prasarana dermaga;7) pembangunan prasarana tower penjaga keselamatan pengunjung;8) pembangunan struktur alami dan atau buatan untuk mencegah abrasi;9) dibolehkan pendirian bangunan yang dibatasi hanya untuk menunjang

kegiatan rekreasi pantai; dan10)dilarang pendirian bangunan selain untuk kepentingan yang menunjang

kegiatan rekreasi pantai.e. Indikasi arahan zonasi untuk sempadan sungai terdiri dari:

1) dilarang semua kegiatan dan bangunan pada kawasan sempadan sungai;

2) dilarang semua kegiatan dan bangunan yang mengancam kerusakan dan menurunkan kualitas sungai;

3) dibolehkan aktivitas wisata alam petualangan dengan syarat tidak mengganggu kualitas air sungai;

4) pelaksanaan kegiatan harus memperhatikan teknis keamanan dan keselamatan pengguna wisata;

5) dibolehkan pemanfaatan ruang untuk ruang terbuka hijau;6) ketentuan pelarangan pendirian bangunan kecuali bangunan yang

dimaksudkan untuk pengelolaan badan air dan/atau pemanfaatan air;7) pendirian bangunan dibatasi banya untuk menunjang fungsi taman

rekreasi; dan8) penetapan lebar sembadan sungai sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan. f. Indikasi arahan zonasi untuk sekitar mata air terdiri dari:

1) dilarang semua jenis kegiatan yang menyebabkan pencemaran kualitas air, kondisi fisik kawasan, dan daerah tangkapan air;

2) dilarang semua kegiatan yang mengganggu bentang alam, kesuburan

Page 118: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

118

dan keawetan tanah, fungsi hidrologi, kelestarian flora dan fauna, serta fungsi lingkungan hidup;

3) dilarang pemanfaatan hasil tegakan;4) boleh untuk kegiatan pariwisata dan budidaya lain dengan syarat tidak

menyebabkan kerusakan kualitas air; dan 5) diijinkan kegiatan preservasi dan konservasi seperti reboisasi lahan.

g. Indikasi arahan zonasi untuk sekitar waduk/danau terdiri dari:1) dilarang semua jenis kegiatan yang menyebabkan alih fungsi lindung

dan perusakan kualitas air;2) diijinkan untuk kegiatan pariwisata dan budidaya lain dengan syarat

tidak menyebabkan kerusakan kualitas air;3) diijinkan kegiatan preservasi dan konservasi seperti reboisasi lahan;4) intensitas bangunan dengan tingkat kepadatan rendah; dan5) perlu prasarana bangunan konservasi waduk.

h. Indikasi arahan zonasi untuk ruang terbuka hijau kota terdiri dari:1) dilarang semua kegiatan yang bersifat alih fungsi RTH;2) diijinkan semua kegiatan untuk menambah RTH agar mencapai 30%;3) pemanfaatan ruang untuk kegiatan rekreasi;4) pendirian bangunan dibatasi hanya untuk bangunan penunjang kegiatan

rekreasi dan fasilitas umum lainnya;5) ketentuan pelarangan pendirian bangunan permanen selain untuk

menunjang kegiatan rekreasi dan fasilitas umum lainnya; dan6) pengawasan ketat dari pemerintah terkait kegiatan budidaya yang

mempengaruhi fungsi RTH atau menyebabkan alih fungsi RTH.i. Indikasi arahan zonasi untuk sempadan sungai di kawasan permukiman

terdiri dari:1) dilarang semua kegiatan budidaya pada areal sepanjang 15 meter;2) diijinkan aktivitas reboisasi lahan; dan3) dilarang semua jenis kegiatan yang menyebabkan alih fungsi lindung

dan perusakan kualitas air.j. Indikasi arahan zonasi untuk kawasan suaka alam, suaka alam laut, dan

perairan lainnya terdiri dari:1) diijinkan untuk kegiatan reboisasi lahan;2) diijinkan untuk kegiatan wisata alam;3) diijinkan terbatas kegiatan pemanfaatan sumberdaya alam;4) dilarang kegiatan pemanfaatan biota dilindungan peraturan;5) dilarang kegiatan yang mengurangi daya dukung dan daya tampung

lingkungan; dan6) dilarang kegiatan yang mengubah bentang alam dan ekosistem,

mengganggu kelestarian flora fauna serta keanekaragaman hayati. k. Indikasi arahan zonasi untuk kawasan suaka marga satwa, suaka marga

satwa laut, cagar alam, dan cagar alam laut terdiri dari:1) diijinkan untuk kegiatan reboisasi lahan;

Page 119: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

119

2) diijinkan untuk kegiatan penelitian, pendidikan, dan wisata alam;3) dilarang untuk kegiatan lainnya;4) pendirian bangunan dibatasi hanya untuk menunjang kegiatan

penelitian, pendidikan, dan wisata alam;5) ketentuan pelarangan pendirian bangunan lainnya;6) diijinkan terbatas kegiatan pemanfaatan sumberdaya alam;7) dilarang kegiatan penanaman flora dan pelepasan satwa yang bukan

merupakan flora dan satwa endemik kawasan; dan8) dilarang kegiatan yang mengubah bentang alam dan ekosistem,

mengganggu kelestarian flora fauna serta keanekaragaman hayati. l. Indikasi arahan zonasi untuk kawasan pantai berhutan bakau terdiri dari:

1) diijinkan untuk kegiatan reboisasi lahan;2) diijinkan untuk kegiatan penelitian, pendidikan, dan wisata alam;3) dilarang pemanfaatan kayu bakau;4) dilarang kegiatan yang mengurangi luas bakau atau mencemari

ekosistem bakau; dan5) dilarang kegiatan yang mengubah bentang alam dan ekosistem,

mengganggu kelestarian flora fauna serta keanekaragaman hayati. m. Indikasi arahan zonasi untuk taman nasional dan taman nasional laut terdiri

dari:1) diijinkan pemanfaatan ruang untuk budidaya hanya bagi penduduk asli

di zona penyangga dengan luasan tetap, tidak mengurangi fungsi lindung dan di bawah pengawasan ketat;

2) dilarang kegiatan pada zona inti;3) dilarang kegiatan yang tidak sesuai dengan fungsi zona pemanfaatan

dan zona lain dari taman nasional;4) dilarang kegiatan yang mengubah bentang alam dan ekosistem,

mengganggu kelestarian flora fauna serta keanekaragaman hayati;5) pemanfaatan ruang untuk wisata alam tanpa mengubah bentang alam;

dan6) ketentuan pelarangan kegiatan budidaya yang berpotensi mengurangi

tutupan vegetasi atau terumbu karang di zona penyangga. n. Indikasi arahan zonasi untuk taman hutan raya terdiri dari:

1) diijinkan aktivitas pendidikan, penelitian, dan wisata alam;2) dilarang kegiatan lainnya yang merusak atau mengganggu koleksi flora

dan fauna; 3) dilarang kegiatan lainnya yang mengubah bentang alam dan ekosistem,

mengganggu kelestarian flora fauna serta keanekaragaman hayati;4) pendirian bangunan dibatasi hanya untuk menunjang kegiatan

pendidikan, penelitian, dan wisata alam; dan5) ketentuan pelarangan pendirian bangunan lainnya.

o. Indikasi arahan zonasi untuk taman wisata alam dan taman wisata alam laut terdiri dari:

Page 120: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

120

1) pemanfaatan ruang untuk wisata alam tanpa mengubah bentang alam;2) dilarang kegiatan selain untuk wisata alam;3) diijinkan bersyarat pendirian bangunan yang menunjang kegiatan wisata

alam;4) dilarang pendirian bangunan lainnya; 5) dilarang kegiatan yang tidak sesuai dengan fungsi zona pemanfaatan

dan zona lain dari taman wisata alam; dan6) dilarang kegiatan yang mengubah bentang alam dan ekosistem, serta

tidak sesuai dengan fungsi zona pemanfaatan dan zona lain dari wisata alam.

p. Indikasi arahan zonasi untuk kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan terdiri dari:1) pemanfaatan untuk kegiatan pendidikan, penelitian, dan wisata;2) diijinkan bersyarat pendidian bangunan yang menunjang kegiatan

pendidikan, penelitian, dan wisata;3) dilarang kegiatan yang mengganggu atau merusak kekayaan budaya;4) dilarang kegiatan yang mengubah bentukan geologi tertentu yang

mempunyai manfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan;5) dilarang kegiatan yang mengganggu kelestarian lingkungan di sekitar

peninggalan sejarah, bangunan arkeologi, monumen nasional, serta wilayah dengan bentukan geologi tertentu; dan

6) dilarang kegiatan yang mengganggu upaya pelestarian budaya masyarakat setempat.

q. Indikasi arahan zonasi untuk kawasan rawan tanah longsor dan kawasan rawan gelombang pasang terdiri dari:1) pemanfaatan ruang dengan mempertimbangkan karakteristik, jenis, dan

ancaman bencana;2) penentuan lokasi dan jalur evakuasi dari permukiman penduduk; dan3) pembatasan pendirian bangunan, kecuali untuk kepentingan

pemantauan bencana dan kepentingan umum.r. Indikasi arahan zonasi untuk kawasan rawan banjir terdiri dari :

1) penetapan batas dataran banjir;2) pemanfaatan dataran banjir bagi ruang terbuka hijau dan pembangunan

fasilitas umum dengan kepadatan rendah; dan3) ketentuan pelarangan pemanfaatan ruang bagi kegiatan permukiman

dan fasilitas umum penting lainnya. s. Indikasi arahan zonasi untuk kawasan rawan bencana alam dan

perlindungan geologi terdiri dari:1) dilarang aktivitas permukiman dan pembangunan prasarana utama di

kawasan rawan bencana di zona perlindungan mutlak;2) dibolehkan aktivitas budidaya dengan syarat teknis rekayasa teknologi

yang sesuai dengan karakteristik bancananya selain di kawasan perlindungan mutlak;

Page 121: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

121

3) penyelenggaraan drainase tanah, rock netting, shotcrete, block pitching, stone pitching, retaining wall, gabion wall, installation of geotextile, terasering, tanggul penahan, jalur mitigasi atau evakusi, sistem informasi bencana, sistem peringatan dini, SOP bencana; dan

4) mengarahkan bangunan pada kondisi tanah yang stabil.t. Indikasi arahan zonasi untuk kawasan terumbu karang terdiri dari:

1) diijinkan pemanfaatan ruang pariwisata bahari;2) dilarang kegiatan penangkapan ikan dan pengambilan terumbu karang;

dan3) dilarang kegiatan selain pariwisata bahari yang dapat menimbulkan

pencemaran air. (9) Indikasi arahan zonasi kawasan budidaya

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf g meliputi:a. Indikasi arahan zonasi untuk hutan produksi/hutan rakyat terdiri dari:

1) diijinkan aktivitas pengembangan hutan secara lestari;2) dilarang aktivitas pengembangan budidaya lainnya yang mengurangi

luas hutan;3) diijinkan aktivitas reboisasi/penghijauan dan rehabilitasi hutan;4) diijinkan terbatas pemanfaatan hasil hutan untuk menjaga kestabilan

neraca sumber daya kehutanan;5) diijinkan secara terbatas pendirian bangunan hanya untuk menunjang

kegiatan pemanfaatan hasil hutan; dan6) dilarang pendirian bangunan lainnya.

b. Indikasi arahan zonasi untuk kawasan peruntukan pertanian terdiri dari:1) dilarang aktivitas budidaya yang mengurangi luas kawasan sawah

irigasi;2) dilarang aktivitas budidaya yang mengurangi atau merusak fungsi lahan

dan kualitas tanah untuk perkebunan;3) diijinkan aktivitas pendukung pertanian;4) dilarang mendirikan bangunan pada kawasan sawah irigasi yang

terkena saluran irigasi;5) diijinkan mendirikan rumah tunggal dengan syarat tidak mengganggu

fungsi pertanian dengan intensitas bangunan berkepadatan rendah;6) diijinkan pemanfaatan ruang untuk permukiman petani dengan

kepadatan rendah;7) penyelenggaraan Bangunan pengolahan hasil pertanian, Balai pelatihan

teknis nelayan;8) pengembangan sarana dan prasarna pengembangan produk pertanian;9) pengembangan saluran irigasi;10)pengembangan waduk dan embung;11)pengembangan lumbung desa modern; dan12)saluran irigasi tidak boleh disatukan dengan drainase dan tidak boleh

diputus.

Page 122: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

122

c. Indikasi arahan zonasi untuk kawasan peruntukan perkebunan terdiri dari:1) boleh mendirikan perumahan dengan syarat tidak mengganggu fungsi

perkebunan;2) dilarang aktivitas budidaya yang mengurangi atau merusak fungsi lahan

dan kualitas tanah untuk perkebunan; dan3) diijinkan aktivitas pendukung perkebunan, misalnya penyelenggaraan

aktivitas pembenihan.d. Indikasi arahan zonasi untuk kawasan peruntukan perikanan dan

peternakan terdiri dari:1) diijinkan pemanfaatan ruang untuk permukiman petani dan/atau nelayan

dengan kepadatan rendah;2) diijinkan pemanfaatan ruang untuk kawasan pemijahan dan/atau

kawasan sabuk hijau.3) pemanfaatan sumberdaya yang lestari;4) dilarang segala aktivitas budidaya yang akan mengganggu kualitas air

sungai /waduk untuk perikanan darat;5) diijinkan aktivitas pendukung aktivitas peternakan dan perikanan; dan6) penyelenggaraan bangunan pengolahan hasil ikan, balai pelatihan

teknis nelayan, pengembangan sarana dan prasarna pengembangan produk perikanan, breeding centre.

e. Indikasi arahan zonasi untuk kawasan peruntukan pertambangan terdiri dari:1) boleh mengembangkan aktivitas pertanian atau kehutanan terutama

pasca pertambangan;2) diijinkan pengembangan perumahan di luar zona inti pertambangan;3) boleh pengembangan industri terkait dengan pengolahan pertambangan

di luar zona inti pertambangan;4) intensitas bangunan berkepadatan rendah;5) diijinkan pengembangan pelabuhan;6) pengaturan pendirian bangunan agar tidak mengganggu fungsi alur

pelayaran yang ditetapkan peraturan perundang-undangan; 7) pengaturan kawasan tambang dengan memperhatikan keseimbangan

antara biaya dan manfaat serta keseimbangan antara resiko dan manfaat; dan

8) pengaturan bangunan lain di sekitar instalasi dan peralatan kegiatan pertambangan yang berpotensi menimbulkan bahaya dengan memperhatikan kepentingan daerah.

f. Indikasi arahan zonasi untuk kawasan peruntukan industri terdiri dari:1) diijinkan mengembangkan aktivitas pendukung kegiatan industri; 2) diijinkan mengembangkan aktivitas perumahan skala kecil di luar zona

penyangga peruntukan industri dengan intensitas bangunan berkepadatan sedang;

3) diijinkan mengembangkan aktivitas budidaya produktif lain di luar zona

Page 123: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

123

penyangga peruntukan industri;4) penyelenggaraan Perumahan buruh/karyawan, Fasom/fasus skala lokal

sebagai pendukung kegiatan industri;5) penyelenggaraan IPAL;6) pemerintah memberi insentif bagi peningkatan integrasi kawasan

industri dengan kawasan budidaya produktif lainnya tanpa mempengaruhi fungsi utama masing-masing kawasan;

7) pemanfaatan ruang untuk kegiatan industri baik yang sesuai dengan kemampuan penggunaan teknologi, potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia di wilayah sekitarnya; dan

8) pembatasan pembangunan perumahan baru sekitar kawasan peruntukan industri.

g. Indikasi arahan zonasi untuk kawasan peruntukan pariwisata terdiri dari:1) diizinkan pengembangan aktivitas komersial sesuai dengan skala daya

tarik pariwisatanya;2) diizinkan secara terbatas pengembangan aktivitas perumahan dan

permukiman dengan syarat di luar zona utama pariwisata dan tidak mengganggu bentang alam daya tarik pariwisata;

3) dilarang pengembangan aktivitas industri dan pertambangan skala besar yang mengganggu fungsi daya tarik wisata;

4) intensitas bangunan atau besaran KDB dan KLB disesuaikan dengan jenis dan karakteristik daya tarik wisata;

5) pengembangan sarana sistem informasi pariwisata; 6) pengembangan toko souvernir, kantin, restoran, rumah makan, mart, dll

komersial sesuai skala daya tarik wisata; 7) pemanfaatan potensi alam dan budaya masyarakat sesuai daya dukung

dan daya tampung lingkungan;8) perlindungan terhadap situs peninggalan kebudayaan masa lampau;9) pembatasan pendirian bangunan hanya untuk menunjang pariwisata;

dan10)ketentuan pelarangan pendirian bangunan selain untuk menunjang

kegiatan pariwisata pada zona inti pariwisata.h. Indikasi arahan zonasi untuk kawasan peruntukan permukiman perkotaan

terdiri dari:1) diijinkan pengembangan rumah tunggal, apartemen, cluster perumahan;2) intensitas bangunan berkepadatan sedang – tinggi;3) zona perumahan harus terlayani oleh minimum satu moda sarana

umum angkutan massal pada kawasan berkepadatan sedang, dan minimum dua moda sarana umum angkutan massal pada kawasan berkepadatan tinggi;

4) boleh mengembangkan perdagangan jasa dengan syarat sesuai dengan skalanya;

5) diijinkan pengembangan fasum dan fasos sesuai skalanya;

Page 124: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

124

6) dilarang pengembangan budidaya lainnya;7) penetapan amplop bangunan;8) penetapan tema arsitektur bangunan;9) penetapan kelengkapan bangunan dan lingkungan; dan10)penetapan jenis dan syarat penggunaan bangunan yang diizinkan.

i. Indikasi arahan zonasi untuk kawasan permukiman perdesaan terdiri dari:1) diijinkan pengembangan rumah tunggal, cluster perumahan, rumah

susun (flat);2) intensitas bangunan berkepadatan rendah – sedang;3) boleh mengembangkan perdagangan jasa dengan syarat sesuai

dengan skalanya; 4) diijinkan pengembangan fasum dan fasos sesuai skalanya;5) dilarang pengembangan budidaya lainnya;6) penetapan amplop bangunan;7) penetapan tema arsitektur bangunan;8) penetapan kelengkapan bangunan dan lingkungan; dan9) penetapan jenis dan syarat penggunaan bangunan yang diizinkan.

j. Indikasi arahan zonasi untuk kawasan peruntukan budidaya lainnya1) Pengamanan kawasan agar tidak menarik kegiatan masyarakat secara

langsung khususnya yang memiliki intensitas kegiatan tinggi;2) Pengadaan sarana dan prasarana lingkungan yang memadai sehingga

dapat menunjang kegiatan terkait hankam;3) Penambahan kegiatan yang menunjang secara langsung maupun tidak

dengan catatan tidak mengganggu fungsi hankam secara keseluruhan; 4) Pada kawasan ini tidak boleh diadakan kegiatan yang menyebabkan

terganggunya fungsi pertahanan keamanan seperti pengembangan industri yang menyerap banyak tenaga kerja sehingga berpotensi mengganggu mobilisasi kepentingan hankam; dan

5) Zona inti kawasan latihan militer pertahanan dan keamanan merupakan suatu ruang enclave atau tertutup dimana terdapat zona penyangga antara kawasan ini dengan kawasan budidaya di sekitarnya.

(10) Indikasi arahan zonasi kawasan strategis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf h meliputi:a. indikasi arahan zonasi untuk KSN terdiri dari:

1) pemanfaatan ruang untuk kegiatan ekonomi perkotaan yang berdaya saing, pertahanan, pusat promosi, investasi, dan pemasaran, serta pintu gerbang internasional dengan fasilitas kepabeanan, imigrasi, karantina, dan keamanan; dan

2) pemanfaatan untuk kegiatan kerjasama militer dengan negara lain secara terbatas dengan memperhatikan kondisi fisik dan lingkungan dan sosial budaya masyarakat.

b. Indikasi arahan zonasi untuk kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi terdiri dari:

Page 125: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

125

1) kawasan penunjang ekonomi dalam skala besar umumnya berupa kawasan perkotaan, terutama yang memiliki fungsi: perumahan, perdagangan-jasa, industri, transportasi dan berbagai peruntukan lainnya yang menunjang ekonomi wilayah; serta harus ditunjang sarana dan prasarana yang memadai sehingga menimbulkan minat investasi yang besar;

2) pada setiap bagian dari kawasan strategis ekonomi ini harus diupayakan untuk mengefisienkan perubahan fungsi ruang untuk kawasan terbangun melalui arahan bangunan vertikal sesuai kondisi kawasan masing-masing;

3) pada kawasan strategis secara ekonomi ini harus dialokasikan ruang atau zona secara khusus untuk industri, perdagangan – jasa dan jasa wisata perkotaan sehingga secara keseluruhan menjadi kawasan yang menarik;

4) pada zona dimaksud pada huruf 3, harus dilengkapi dengan ruang terbuka hijau untuk memberikan kesegaran ditengah kegiatan yang intensitasnya tinggi serta zona tersebut harus tetap dipertahankan;

5) pada kawasan strategis ekonomi ini boleh diadakan perubahan ruang pada zona yang bukan zona inti (untuk pergadangan – jasa, dan industri) tetapi harus tetap mendukung fungsi utama kawasan sebagai penggerak ekonomi dan boleh dilakukan tanpa merubah fungsi zona utama yang telah ditetapkan;

6) perubahan atau penambahan fungsi ruang tertentu pada ruang terbuka di kawasan ini boleh dilakukan sepanjang masih dalam batas ambang penyediaan ruang terbuka (tetapi tidak boleh untuk RTH kawasan perkotaan);

7) dalam pengaturan kawasan strategis ekonomi ini zona yang dinilai penting tidak boleh dilakukan perubahan fungsi dasarnya;

8) pada kawasan yang telah ditetapkan sebagai permukiman bila didekatnya akan diubah menjadi fungsi lain yang kemungkinan akan mengganggu (misalnya industri) permukiman harus disediakan fungsi penyangga sehingga fungsi zona tidak boleh bertentangan secara langsung pada zona yang berdekatan;

9) untuk menjaga kenyamanan dan keamanan pergerakan maka pada kawasan terbangun tidak boleh melakukan kegiatan pembangunan diluar area yang telah ditetapkan sebagai bagian dari rumija atau ruwasja, termasuk melebihi ketinggian bangunan seperti yang telah ditetapkan;

10)pada kawasan high tech industrial park dikembangkan aktivitas-aktivitas industri berteknologi tinggi, high tech research, pusat transfer teknologi, pusat pengembangan paten, dengan jenis industri yang dikembangkan seperti bioteknologi, industri farmasi, industri teknologi informasi, serta harus didukung oleh infrastruktur transportasi dan komunikasi, serta

Page 126: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

126

dilengkapi dengan ruang-ruang terbuka hijau; 11)aktivitas yang tidak boleh berkembang pada kawasan high tech

industrial park adalah kegiatan industri yang bersifat polusi tinggi;12)pada kawasan ecotourism estate dikembangkan pusat kegiatan wisata

alam dan pusat oleh-oleh;13)pada kawasan world trade/commercial centre dikembangkan pusat

perdagangan, perkantoran, convention centre, serta aktivitas jasa lainnya seperti perbankan dan keuangan. Kawasan terdiri dari kompleks bangunan berkepadatan tinggi., yang dikembangkan dekat dengan bandara nasional/internasional;

14)pada kawasan free trade zone dikembangkan kegiatan industri, pergudangan, dan kepelabuhanan, memiliki terminal kontainer dan terminal distribusi, serta lahan-lahan kosong untuk disewakan, dikelilingi oleh fasilitas pelayanan publik, pusat pelatihan nasional, rumah sakit, sekolah, serta kawasan industri;

15)zona free trade zone perlu memiliki akses yang baik terhadap jalan tol, arteri primer, serta bandara/pelabuhan;

16)sebagai suatu fasilitas internasional, free trade zone perlu dilengkapi fasilitas pendukung berstandard internasional seperti sistem pencegah banjir, ruang terbuka hijau, sistem komunikasi berteknologi tinggi, serta EDI system atau electronic data interchange;

17)pada kawasan agropolitan dan agroindustri diijinkan dikembangkan kegiatan pertanian atau agribisnis, termasuk usaha industri pengolahan pertanian, perdagangan hasil pertanian (termasuk untuk eksport), perdagangan agribisnis hulu (sarana pertanian dan permodalan), agrowisata, dan jasa pelayanan;

18)pada kawasan agropolitan dan agroindustri dilarang dikembangkan aktivitas industri berat dan berpolusi;

19)pada kawasan agropolitan dan agroindustri dilarang pengembangan atau pengusahaan pertambangan dan penggalian yang menimbulkan polutan;

20)diijinkan pengembangan sarana dan prasarana pendukung pengembangan agropolitan dan agroindustri; seperti jalan, sarana irigasi/pengairan, sumber air baku, pasar, terminal, jaringan telekomunikasi, fasilitas perbankan, pusat informasi pengembangan agribisnis, sarana produksi pengolahan hasil pertanian, fasilitas umum, dan fasilitas sosial lainnya;

21)kawasan agropolitan yang berupa lahan pertanian diijinkan kegiatan pembenihan, budidaya, dan pengolahan pertanian;

22)diijinkan pengembangan permukiman dengan kepadatan sedang disekitar kawasan agropolitan sebagai tempat bermukim petani dan penduduk kawasan sentra produksi pangan;

23)kawasan agroindustri yang berupa kawasan pengolahan dan industri

Page 127: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

127

diijinkan kegiatan penyeleksian dan pengolahan hasil pertanian sebelum dipasarkan. Pada kawasan ini diijinkan aktivitas pergudangan dan industri yang mengolah produk pertanian menjadi produk jadi;

24)Kawasan pengolahan dan industri secara fungsional berkaitan dan memiliki akses tinggi dengan kawasan pemasaran atau terminal agribisnis atau pasar;

25)pada kawasan agropolitan dan agroindustri yang berupa pusat prasarana dan pelayanan umum diijinkan dikembangkan pasar, kawasan perdagangan, lembaga keuangan, terminal agribisnis, dan pusat pelayanan umum lainnya; dan

26)kawasan agropolitan dan agroindustri secara umum dapat berada di antara atau terkait dengan aksesibilitas yang baik dengan kawasan permukiman, kawasan industri ramah lingkungan, dan kawasan konservasi alam.

c. Indikasi arahan zonasi untuk kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budaya terdiri dari:1) kawasan sosio-kultural terdiri atas kawasan peninggalan sejarah yakni

candi dan situs; harus dilindungi, dengan fungsi yang ditingkatkan adalah untuk penelitian dan wisata budaya;

2) pada radius tertentu harus dilindungi dari perubahan fungsi yang tidak mendukung keberadaan candi atau dari kegiatan yang intensitasnya tinggi sehingga mengganggu estetika dan fungsi monumental candi;

3) bila sekitar kawasan ini sudah terdapat bangunan misalnya perumahan harus dibatasi untuk kepentingan pariwisata boleh ditambahkan fungsi penunjang misalnya souvenir shop atau atraksi wisata yang saling menunjang tanpa menghilangkan identitas dan karakter kawasan;

4) pada zona ini tidak boleh dilakukan perubahan dalam bentuk peningkatan kegiatan atau perubahan ruang disekitarnya yang dimungkinkan dapat mengganggu fungsi dasarnya;

5) penambahan fungsi tertentu pada suatu zona ini tidak boleh dilakukan untuk fungsi yang bertentangan, misalnya perdagangan dan jasa yang tidak terkait candi dan pariwisata; dan

6) pada sekitar zona ini bangunan tidak boleh melebihi ketinggian duapertiga dari candi yang ada.

d. Indikasi arahan zonasi untuk kawasan strategis dari sudut kepentingan perlindungan lingkungan hidup terdiri dari:1) pada kawasan ini yang termasuk dalam katagori zona inti harus

dilindungi dan tidak dilakukan perubahan yang dapat mengganggu fungsi lindung;

2) pada kawasan yang telah ditetapkan memiliki fungsi lingkungan dan terdapat kerusakan baik pada zona inti maupun zona penunjang harus dilakukan pengembalian ke rona awal sehingga kehidupan satwa langka dan dilindungi dapat lestari;

Page 128: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

128

3) untuk menunjang kelestarian dan mencegah kerusakan dalam jangka panjang harus melakukan percepatan rehabilitasi lahan;

4) pada zona yang telah ditetapkan memiliki fungsi perlindungan lingkungan tetapi saat ini sudah beralih fungsi menjadi kawasan budidaya khususnya budidaya semusim, maka harus mengembangkan hutan rakyat yang memiliki kemampuan perlindungan seperti hutan terutama di area Gunung Anjasmoro, Pegunungan Kawi dan Kelud;

5) pada zona-zona ini boleh melakukan kegiatan pariwisata alam sekaligus menanamkan gerakan cinta alam;

6) pada kawasan yang didalamnya terdapat zona terkait kemampuan tanahnya untuk peresapan air maka boleh dan disarankan untuk pembuatan sumur-sumur resapan;

7) pada kawasan hutan lindung yang memiliki nilai ekonomi tinggi atau fungsi produksi tertentu (misalnya terdapat komoditas durian, manggis, damar, rotan) boleh dimanfaatkan buah atau getahnya tetapi tidak boleh mengambil kayu yang mengakibatkan kerusakan fungsi lindung;

8) pada zona ini tidak boleh melakukan alih fungsi lahan yang mengganggu fungsi lindung apalagi bila didalamnya terdapat kehidupan berbagai satwa maupun tanaman langka yang dilindungi; dan

9) pada zona inti maupun penunjang bila terlanjur untuk kegiatan budidaya khususnya permukiman dan budidaya tanaman semusim, tidak boleh dikembangkan lebih lanjut atau dibatasi dan secara bertahap dialihfungsikan kembali ke zona lindung.

e. Indikasi arahan zonasi untuk kawasan strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan SDA dan/atau teknologi tinggi terdiri dari:1) kawasan strategis pada kawasan pendayagunaan dan/atau teknologi

tinggi harus mendapat sarana dan prasarana lingkungan yang memadai sehingga dapat menunjang kegiatan kawasan;

2) pada kawasan yang telah ditetapkan sebagai kawasan pendayagunaan dan atau teknologi tinggi bila didekatnya akan diubah menjadi fungsi lain yang kemungkinan akan mengganggu kegiatan tersebut harus disediakan fungsi penyangga sehingga fungsi zona tidak boleh bertentangan secara langsung pada zona yang berdekatan; dan

3) pada kawasan penunjang pendayagunaan dan/atau teknologi tinggi boleh ditambahkan kegiatan yang menunjang secara langsung maupun tidak dengan catatan tidak mengganggu fungsi utama secara keseluruhan.

f. Indikasi arahan zonasi untuk kawasan strategis pengendalian ketat atau high control zone terdiri dari:1) pengembangan kegiatan budidaya pada kawasan yang membutuhkan

high control zone perlu dinilai dampaknya untuk menentukan besaran skala kegiatan yang diperbolehkan;

2) dilarang pengembangan kegiatan budidaya yang mengganggu fungsi

Page 129: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

129

utama kawasan yang dikendalikan secara ketat; dan3) pengembangan jenis-jenis kegiatan yang diperbolehkan mengacu pada

pembagian zonasi pada kawasan yang dikendalikan secara ketat.

Pasal 60(1) Arahan Perijinan sebagaimana dimaksud

dalam pasal 58 adalah perizinan yang terkait dengan izin pemanfaatan ruang yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan harus dimiliki sebelum pelaksanaan pemanfaatan ruang.

(2) Untuk pemanfaatan ruang yang izinnya diterbitkan sebelum penetapan rencana tata ruang dan dapat dibuktikan bahwa izin tersebut diperoleh sesuai dengan prosedur yang benar, kepada pemegang izin diberikan penggantian yang layak.

(3) Dalam memberikan pertimbangan secara substansi, pelaksanaan perizinan ini, pemberi izin melakukan kajian dan evaluasi teknis dan yuridis berdasarkan pada antara lain:a. kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang

Wilayah Provinsi;b. kesesuaian dengan peraturan zonasi;c. kesesuaian dengan peraturan

perundangan bidang teknis lainnya;d. kesesuaian rencana penggunaan tanah

dengan jenis hak atas tananhnya; dane. kelayakan desain dan lokasi lahan.

(4) Arahan Perizinan berfungsi untuk : a. sebagai dasar pemerintah kabupaten/kota dalam menyusun

ketentuan perizinan;b. sebagai alat pengendali pengembangan kawasan;c. menjamin pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana tata ruang,

peraturan zonasi, standar pelayanan minimal, dan kualitas minimum yang ditetapkan;

d. menghindari dampak negatif; dane. melindungi kepentingan umum.

(5) Arahan perizinan wilayah provinsi terdiri atas:a. bentuk-bentuk izin pemanfaatan ruang yang mengacu pada RTRW

yang menjadi kewenangan provinsi dan rekomendasi bagi pemerintah kabupaten/kota;

b. mekanisme perizinan pemanfaatan ruang yang menjadi wewenang pemerintah provinsi;dan

c. aturan-aturan lain mengenai keterlibatan lembaga pengambil keputusan dalam mekanisme perijinan.

(6) Dalam hal bentuk perijinan sebagaimana

Page 130: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

130

disampaikan pada ayat (3) antara lain mencakup kegiatan :a. Ijin Lokasi;b. Ijin Peruntukan Penggunaan Tanah / Advice Planning;c. Kajian Tata Ruang;d. Izin Mendirikan Bangunan;e. Izin Gangguan;f. Izin Pengeringan Tanah;g. Izin Usaha;h. Izin Trayek;i. Izin Pengambilan Air Tanah; danj. Izin Pemasangan Reklame.

(7) Terhadap pemanfaatan ruang di kawasan pengendalian ketat (HCZ) sebagaimana dimaksud dalam pasal 52 ayat (7) harus mendapat izin dari Gubernur.

(8) Setiap pejabat pemerintah yang berwenang menerbitkan perijinan sebagaimana dimaksud pada ayat (4), dilarang menerbitkan ijin yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang.

(9) Penjabaran dari setiap butir bentuk perijinan pemanfaatan ruang, mekanisme perijinan, dan aturan terkait lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dijabarkan dalam Peraturan Gubernur.

Pasal 61(1) Arahan insentif dan disinsentif

sebagaimana dimaksud dalam pasal 58 adalah Insentif merupakan perangkat atau upaya untuk memberikan imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan rencana tata ruang, sedangkan disinsentif merupakan perangkat untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang.

(2) Arahan insentif dan disinsentif disusun berdasarkan :a. struktur ruang, pola ruang, dan KSP;b. indikasi arahan peraturan zonasi; danc. peraturan perundangan sektor terkait lainnya.

(3) Arahan insentif berfungsi untuk :a. arahan penyusunan perangkat untuk mendorong kegiatan yang sesuai

dengan rencana tata ruang;b. katalisator perwujudan pemanfaatan ruang; danc. stimulan untuk mempercepat perwujudan struktur ruang dan pola

pemanfaatan ruang. (4) Arahan insentif diberikan dalam bentuk:

a. arahan insentif fiskal berupa keringanan atau pembebasan pajak atau retribusi daerah; dan

b. arahan insentif non fiskal berupa arahan penambahan dana alokasi

Page 131: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

131

khusus, pemberian kompensasi, subsidi silang, kemudahan prosedur perijinan, imbalan, sewa ruang, urun saham, pembangunan dan pengadaan infrastruktur, pengurangan retribusi, prasarana dan sarana, penghargaan dari pemerintah kepada masyarakat, swasta, dan/atau pemerintah daerah, dan /atau publisitas atau promosi.

(5) Arahan insentif meliputi: a. arahan insentif kepada pemerintah daerah lainnya;b. arahan insentif dari pemerintah provinsi kepada pemerintah

kabupaten/kota atau pemerintah provinsi lainnya dalam bentuk pemberian kompensasi dari pemerintah daerah kabupaten/kota penerima manfaat kepada pemerintah daerah kabupaten / kota pemberi manfaat atas manfaat yang diterima oleh pemerintah penerima manfaat; arahan penyediaan sarana dan prasarana; serta arahan pemberian publisitas atau promosi daerah;

c. arahan insentif dari pemerintah provinsi kepada masyarakat umum dalam bentuk arahan untuk pemberian kompensasi insentif; arahan untuk pengurangan retribusi; arahan untuk pemberian imbalan, pemberian sewa ruang dan urun saham, penyediaan sarana dan prasarana, pemberian kemudahan perizinan dari pemerintah provinsi penerima manfaat kepada masyarakat umum; dan

d. pemberian penghargaan kepada masyarakat, swasta dan/atau pemerintah daerah.

(6) Arahan disinsentif berfungsi untuk mencegah, membatasi pertumbuhan atau mengurangi kegiatan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang.

(7) Arahan disinsentif diberikan dalam bentuk: a. arahan disinsentif fiskal berupa arahan pengenaan pajak/retribusi daereah

yang tinggi yang disesuaikan dengan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan akibat pemanfaatan ruang, dan

b. arahan disinsentif non fiskal berupa arahan untuk pembatasan penyediaan infrastruktur, pengenaan kompensasi, pemberian penalti, pengurangan dana alokasi khusus, persyaratan khusus dalam perizinan, dan/atau pemberian status tertentu dari pemerintah atau pemerintah provinsi.

(8) Arahan disinsentif meliputi:a. arahan disinsentif dari pemerintah provinsi kepada pemerintah

kabupaten/kota dalam wilayah provinsi dan kepada wilayah provinsi lainnya, diberikan dalam bentuk arahan untuk pengajuan pemberian kompensasi dari pemerintah provinsi kepada pemerintah kabupaten/kota pelanggar penataan ruang yang berdampak pada wilayah kabupaten/kota pemberi kompensasi, dan/atau arahan untuk pembatasan penyediaan sarana dan prasarana; dan

b. arahan disinsentif dari pemerintah provinsi kepada masyarakat umum (investor, lembaga komersial, perorangan, dan lain sebagainya) yang

Page 132: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

132

diberikan dalam bentuk arahan untuk pemberian kompensasi disinsentif, arahan untuk ketentuan persyaratan khusus perizinan dalam rangka kegiatan pemanfaatan ruang oleh masyarakat umum/lembaga komeri arahan untuk ketentuan kewajiban membayar imbalan, dan atau arahan untuk pembatasan penyediaan sarana dan prasarana infrastruktur.

(9) Penetapan insentif dan disinsentif lebih lanjut diatur dalam Peraturan Gubernur.

Pasal 62Aparatur pemerintah dan masyarakat dalam kegiatan penataan ruang wilayah Provinsi Jawa Timur sesuai dengan kewenangannya wajib berlaku tertib dalam keikutsertaannya dalam proses penataan ruang, sesuai dengan perundangan yang berlaku.

Pasal 63(1) Arahan sanksi sebagaimana dimaksud

dalam pasal 58 merupakan tindakan penertiban yang dilakukan terhadap pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang dan peraturan zonasi.

(2) Dalam hal penyimpangan dalam penyelenggaraan penataan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pihak yang melakukan penyimpangan dapat dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Pengenaan sanksi tidak hanya diberikan kepada pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan ketentuan perizinan pemanfaatan ruang, tetapi dikenakan pula kepada pejabat pemerintah yang berwenang yang menerbitkan izin pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang.

(4) Pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang, baik yang dilengkapi dengan izin maupun yang tidak memiliki izin dikenai sanksi adminstratif.

(5) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat berupa :a. peringatan tertulis;b. penghentian sementara kegiatan;c. penghentian sementara pelayanan umum;d. penutupan lokasi;e. pencabutan izin;f. pembatalan izin;g. pembongkaran bangunan;h. pemulihan fungsi ruang; dan/atau

Page 133: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

133

i. denda administratif.(6) Peringatan tertulis sebagaimana dimaksud

pada ayat (5) huruf a dapat dilaksanakan dengan prosedur bahwa pejabat yang berwenang dalam penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang dapat memberikan peringatan tertulis melalui penertiban surat peringatan tertulis sebanyak-banyaknya 3 (tiga) kali.

(7) Penghentian sementara kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf b dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:a. penertiban surat perintah penghentian kegiatan sementara dari pejabat

yang berwenang melakukan penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang;b. apabila pelanggar mengabaikan perintah penghentian kegiatan sementara,

pejabat yang berwenang melakukan penertiban dengan menerbitkan surat keputusan pengenaan sanksi penghentian sementara secara paksa terhadap kegiatan pemanfaatan ruang;

c. pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban dengan memberitahukan kepada pelanggar mengenai pengenaan sanksi penghentian kegiatan pemanfaatan ruang dan akan segera dilakukan tindakan penertiban oleh aparat penertiban;

d. berdasarkan surat keputusan pengenaan sanksi, pejabat yang berwenang melakukan penertiban dengan bantuan aparat penertiban melakukan penghentian kegiatan pemanfaatan ruang secara paksa; dan

e. setelah kegiatan pemanfaatan ruang dihentikan, pejabat yang berwenang melakukan pengawasan agar kegiatan pemanfaatan ruang yang dihentikan tidak beroperasi kembali sampai dengan terpenuhinya kewajiban pelanggar untuk menyesuaikan pemanfaatan ruangnya dengan rencana tata ruang dan/atau ketentuan teknis pemanfaatan ruang yang berlaku.

(8) Penghentian sementara pelayanan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf c dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:a. penertiban surat pemberitahuan penghentian sementara pelayanan umum

dari pejabat yang berwenang melakukan penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang (membuat surat pemberitahuan penghentian sementara pelayanan umum);

b. apabila pelanggar mengabaikan surat pemberitahuan yang disampaikan, pejabat yang berwenang melakukan penertiban dengan menerbitkan surat keputusan pengenaan sanksi penghentian sementara pelayanan umum kepada pelanggar dengan memuat rincian jenis-jenis pelayanan umum yang akan diputus;

c. pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban dengan

Page 134: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

134

memberitahukan kepada pelanggar mengenai pengenaan sanksi penghentian sementara pelayanan umum yang akan segera dilaksanakan, disertai rincian jenis-jenis pelayanan umum yang akan diputus;

d. pejabat yang berwenang menyampaikan perintah kepada penyedia jasa pelayanan umum untuk menghentikan pelayanan kepada pelanggar, disertai penjelasan secukupnya;

e. penyedia jasa pelayanan umum menghentikan pelayanan kepada pelanggar; dan

f. pengawasan terhadap penerapan sanksi penghentian sementara pelayanan umum dilakukan untuk memastikan tidak terdapat pelayanan umum kepada pelanggar sampai dengan pelanggar memenuhi kewajibannya untuk menyesuaikan pemanfaatan ruangnya dengan rencana tata ruang dan ketentuan teknis pemanfaatan ruang yang berlaku.

(9) Penutupan lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf d dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:a. penertiban surat perintah penutupan lokasi dari pejabat yang berwenang

melakukan penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang;b. apabila pelanggar mengabaikan surat perintah yang disampaikan, pejabat

yang berwenang menerbitkan surat keputusan pengenaan sanksi penutupan lokasi kepada pelanggar;

c. pejabat yang berwenang melakukan tidnakan penertiban dengan memberitahukan kepada pelanggar mengenai pengenaan sanksi penutupan lokasi yang akan segera dilaksanakan;

d. berdasarkan surat keputusan pengenaan sanksi, pejabat yang berwenang dengan bantuan aparat penertiban melakukan penutupan lokasi secara paksa; dan

e. pengawasan terhadap penerapan sanksi penutupan lokasi, untuk memastikan lokasi yang ditutup tidak dibuka kembali sampai dengan pelanggar memenuhi kewajibannya untuk menyesuaikan pemanfaatan ruangnya dengan rencana tata ruang dan ketentuan teknis pemanfaatan ruang yang berlaku.

(10) Pencabutan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf e dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:a. menerbitkan surat pemberitahuan sekaligus pencabutan izin oleh pejabat

yang berwenang melakukan penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang;b. apabila pelanggar mengabaikan surat pemberitahuan yang disampaikan,

pejabat yang berwenang menerbitkan surat keputusan pengenaan sanksi pencabutan izin pemanfaatan ruang;

c. pejabat yang berwenang memberitahukan kepada pelanggar mengenai pengenaan sanksi pencabutan izin;

Page 135: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

135

d. pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban mengajukan permohonan pencabutan izin kepada pejabat yang memiliki kewenangan untuk melakukan pencabutan izin;

e. pejabat yang memiliki kewenangan untuk melakukan pencabutan izin menerbitkan keputusan pencabutan izin;

f. memberitahukan kepada pemanfaat ruang mengenai status izin yang telah dicabut, sekaligus perintah untuk menghentikan kegiatan pemanfaatan ruang secara permanen yang telah dicabut izinnya; dan

g. apabila pelanggar mengabaikan perintah untuk menghentikan kegiatan pemanfaatan yang telah dicabut izinnya, pejabat yang berwenang melakukan penertiban kegiatan tanpa izin sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(11) Pembatalan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf f dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:a. membuat lembar evaluasi yang berisikan

dengan arahan pola pemanfaatan ruang dalam rencana tata ruang yang berlaku;

b. memberitahukan kepada pihak yang memanfaatkan ruang perihal rencana pembatalan izin, agar yang bersangkutan dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengantisipasi hal-hal akibat pembatalan izin;

c. menerbitkan surat keputusan pembatalan izin oleh pejabat yang berwenang melakukan penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang;

d. memberitahukan kepada pemegang izin tentang keputusan pembatalan izin;

e. menerbitkan surat keputusan pembatalan izin dari pejabat yang memiliki kewenangan untuk melakukan pembatalan izin; dan

f. memberitahukan kepada pemanfaat ruang mengenai status izin yang telah dibatalkan.

(12) Pembongkaran bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf g dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:a. menerbitkan surat pemberitahuan perintah pembongkaran bangunan dari

pejabat yang berwenang melakukan penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang;

b. apabila pelanggar mengabaikan surat pemberitahuan yang disampaikan, pejabat yang berwenang melakukan penertiban mengeluarkan surat keputusan pengenaan sanksi pembongkaran bangunan;

Page 136: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

136

c. pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban memberitahukan kepada pelanggar mengenai pengenaan sanksi pembongkaran bangunan yang akan segera dilaksanakan; dan

d. berdasar surat keputusan pengenaan sanksi, pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban dengan bantuan aparat penertiban melakukan pembongkaran bangunan secara paksa.

(13) Pemulihan fungsi ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf h dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:a. menetapkan ketentuan pemulihan fungsi ruang yang berisi bagian-bagian

yang harus dipulihkan fungsinya dan cara pemulihannya;b. pejabat yang berwenang melakukan penertiban pelanggaran pemanfaatan

ruang menerbitkan surat pemberitahuan perintah pemulihan fungsi ruang;c. apabila pelanggar mengabaikan surat pemberitahuan yang disampaikan,

pejabat yang berwenang melakukan penertiban mengeluarkan surat keputusan pengenaan sanksi pemulihan fungsi ruang;

d. pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban, memberitahukan kepada pelanggar mengenai pengenaan sanksi pemulihan fungsi ruang yang harus dilaksanakan pelanggar dalam jangka waktu tertentu;

e. pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban melakukan pengawasan pelaksanaan kegiatan pemulihan fungsi ruang;

f. apabila sampai jangka waktu yang ditentukan pelanggar belum melaksanakan pemulihan fungsi ruang, pejabat yang bertanggung jawab melakukan tindakan penertiban dapat melakukan tindakan paksa untuk melakukan pemulihan fungsi ruang; dan

g. apabila pelanggar pada saat itu dinilai tidak mampu membiayai kegiatan pemulihan fungsi ruang, pemerintah dapat mengajukan penetapan pengadilan agar pemulihan dilakukan oleh pemerintah atas beban pelanggar di kemudian hari.

(14) Denda administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf 1 dapat dikenakan secara tersendiri atau bersama-sama dengan pengenaan sanksi administratif.

(15) Penetapan sanksi administratif diatur lebih lanjut dengan Peraturan Gubernur dan/atau Peraturan Kepala Daerah Kabupaten/Kota.

BAB VIIIHAK, KEWAJIBAN, DAN PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG

Pasal 64

Page 137: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

137

Dalam penataan ruang, setiap orang berhak untuk:a. mengetahui rencana tata ruang;b. menikmati pertambahan nilai ruang sebagai akibat

penataan ruang;c. memperoleh penggantian yang layak atas kerugian

yang timbul akibat pelaksanaan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan rencana tata ruang;

d. mengajukan keberatan kepada pejabat berwenang terhadap pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang di wilayahnya;

e. mengajukan tuntutan pembatalan izin dan penghentian pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang kepada pejabat berwenang; dan

f. mengajukan gugatan ganti kerugian kepada pemerintah dan/atau pemegang izin apabila kegiatan pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang menimbulkan kerugian.

Pasal 65Dalam pemanfaatan ruang, setiap orang wajib:a. menaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan;b. memanfaatkan ruang sesuai dengan izin pemanfaatan

ruang dari pejabat yang berwenang;c. mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam

persyaratan izin pemanfaatan ruang; dan d. memberikan akses terhadap kawasan yang oleh

ketentuan peraturan perundang-undangan dinyatakan sebagai milik umum.

Pasal 66(1) Penyelenggaraan penataan ruang dilakukan oleh pemerintah dengan

melibatkan peran masyarakat.(2) Peran masyarakat dalam penataan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dilakukan, antara lain, melalui:a. partisipasi dalam penyusunan rencana tata ruang;b. partisipasi dalam pemanfaatan ruang; danc. partisipasi dalam pengendalian pemanfaatan ruang.

Pasal 67Bentuk peran masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 ayat (2) huruf a pada tahap perencanaan tata ruang dapat berupa: a. memberikan masukan mengenai:

1) penentuan arah pengembangan wilayah; 2) potensi dan masalah pembangunan;3) perumusan rencana tata ruang; dan4) penyusunan rencana struktur dan pola ruang.

Page 138: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

138

b. menyampaikan keberatan terhadap rancangan rencana tata ruang; danc. melakukan kerja sama dengan Pemerintah, pemerintah daerah dan/atau

sesama unsur masyarakat.

Pasal 68Bentuk peran masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 ayat (2) huruf b dalam pemanfaatan ruang dapat berupa:a. melakukan kegiatan pemanfaatan ruang yang sesuai dengan kearifan lokal

dan rencana tata ruang yang telah ditetapkan;b. menyampaikan masukan mengenai kebijakan pemanfaatan ruang;c. memberikan dukungan bantuan teknik, keahlian, dan/atau dana dalam

pengelolaan pemanfaatan ruang;d. meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan keserasian dalam pemanfaatan

ruang darat, ruang laut, ruang udara, dan ruang di dalam bumi dengan memperhatikan kearifan lokal serta sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

e. melakukan kerjasama pengelolaan ruang dengan pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau dan pihak lainnya secara bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan penataan ruang;

f. menjaga fungsi pertahanan serta memelihara dan meningkatkan kelestarian fungsi lingkungan dan sumber daya alam; dan

g. melakukan usaha investasi dan/atau jasa keahlian.

Pasal 69Bentuk peran masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 ayat (2) huruf c dalam pengendalian pemanfaatan ruang dapat berupa:a. memberikan masukan mengenai arahan zonasi, perizinan, pemberian

insentif dan disinsentif serta pengenaan sanksi; b. turut serta memantau dan mengawasi pelaksanaan kegiatan pemanfaatan

ruang, rencana tata ruang yang telah ditetapkan, dan pemenuhan standar pelayanan minimal di bidang penataan ruang;

c. melaporkan kepada instansi atau pejabat yang berwenang dalam hal menemukan kegiatan pemanfaatan ruang yang melanggar rencana tata ruang yang telah ditetapkan dan adanya indikasi kerusakan dan/atau pencemaran lingkungan, tidak memenuhi standar pelayanan minimal dan/atau masalah yang terjadi di masyarakat dalam penyelenggaraan penataan ruang; dan

d. mengajukan keberatan terhadap keputusan pejabat publik yang dipandang tidak sesuai dengan rencana tata ruang.

Pasal 70(1) Peran masyarakat di bidang penataan ruang dapat disampaikan secara

langsung dan/atau tertulis.(2) Peran masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat disampaikan

kepada:a. gubernur, untuk rencana tata ruang provinsi; dan/atau b. bupati/walikota, untuk rencana tata ruang kabupaten/kota.

(3) Peran masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga dapat disampaikan melalui unit kerja terkait pada gubernur/bupati/walikota.

Page 139: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

139

Pasal 71Dalam rangka meningkatkan peran masyarakat, pemerintah daerah membangun sistem informasi dan dokumentasi penataan ruang yang dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat.

Pasal 72Pelaksanaan tata cara peran masyarakat dalam penataan ruang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

BAB IX KETENTUAN PIDANA

Pasal 73(1) Setiap orang yang memanfatkan ruang tidak sesuai dengan izin

pemanfaatan ruang dikenai sanksi pidana.(2) Pengenaan sanksi pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan.

BAB XPENYIDIKAN

Pasal 74 (1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Provinsi

diberikan wewenang untuk melaksanakan penyidikan terhadap pelanggaran ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Daerah ini.

(2) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :a. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan

berkenaan dengan tindak pidana di bidang penataan ruang agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas;

b. meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan di bidang penataan ruang;

c. meminta keterangan dan bahan bukti dari pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana di bidang penataan ruang;

d. memeriksa buku-buku catatan-catatan dan dokumen–dokumen lain berkenaan tindak pidana di bidang penataan ruang;

e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;

f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang penataan ruang;

g. menyuruh berhenti dan atau melarang seseorang meninggalkan ruangan

Page 140: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

140

atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e;

h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana di bidang penataan ruang;

i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;

j. menghentikan penyidikan; dan k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak

pidana di bidang penataan ruang menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan.

(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada penuntut umum sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

BAB XIKETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 75(1) RTRW Provinsi Jawa Timur memiliki jangka waktu 20 (dua

puluh) tahun semenjak ditetapkan dalam Peraturan Daerah.(2) Terhadap RTRW Provinsi Jawa Timur dapat dilakukan

peninjauan kembali minimum 5 (lima) tahun sekali.(3) Dalam kondisi lingkungan strategis tertentu yang berkaitan

dengan bencana alam skala besar dan/atau perubahan batas teritorial wilayah provinsi yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan, RTRW Provinsi Jawa Timur dapat ditinjau kembali lebih dari 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.

(4) Peninjauan kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (3) juga dilakukan apabila terjadi perubahan kebijakan nasional dan strategi yang mempengaruhi pemanfaatan ruang provinsi dan/atau dinamika internal provinsi.

(5) RTRW Provinsi Jawa Timur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilengkapi dengan lampiran berupa buku Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 - 2029 dan album peta dengan skala (1 : 250.000).

(6) Buku RTRW Provinsi Jawa Timur dan album peta sebagaimana dimaksud pada ayat (5) merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan daerah ini.

Page 141: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

141

BAB XIIKETENTUAN PERALIHAN

Pasal 76(1) Pada saat peraturan daerah ini berlaku, semua peraturan pelaksanaan yang

berkaitan dengan penataan ruang yang telah ada tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan dan belum diganti berdasarkan peraturan daerah ini.

(2) Pada saat peraturan daerah ini berlaku, maka semua rencana terkait pemanfaatan ruang dan sektoral yang berkaitan dengan penataan ruang di Provinsi Jawa Timur tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan RTRW Provinsi Jawa Timur.

BAB XIVKETENTUAN PENUTUP

Pasal 77 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2006 Tentang RTRW Provinsi Jawa Timur Tahun 2005 - 2020 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 78 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Gubernur.

Pasal 79 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur

Ditetapkan dipada tanggal

GUBERNUR JAWA TIMUR

Dr. H. SOEKARWO

Page 142: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

142

Page 143: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

143

PENJELASANATAS

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMURNOMOR TAHUN 2009

TENTANGRENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI JAWA TIMUR

TAHUN 2009 – 2029

I. UMUM

Sesuai dengan amanat pasal 23 ayat (2) Undang Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) merupakan pedoman untuk penyusunan rencana pembangunan jangka panjang daerah; penyusunan rencana pembangunan jangka menengah daerah; pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah provinsi; mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antarwilayah kabupaten/kota, serta keserasian antarsektor; penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi; penataan ruang kawasan strategis provinis; dan penataan ruang wilayah kabupaten/kota.

Oleh karena itu, RTRWP Provinsi Jawa Timur disusun dengan mempertimbangkan karakteristik wilayah Provinsi Jawa Timur; isu-isu strategis wilayah; tantangan eksternal berupa isu globalisasi, isu dampak pemanasan global, dll; isu penanganan kawasan perbatasan antarprovinsi dan kabupaten/kota; serta hal-hal yang ingin dicapai dalam periode waktu 20 (dua puluh) tahun yang akan datang.

Dalam rangka mengantisipasi dinamika internal dan eksternal tersebut, pembangunan penataan ruang perlu ditingkatkan melalui upaya perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian pemanfaatan ruang untuk mengalokasikan sumberdaya secara berdaya guna dan berhasil guna. Salah satunya adalah melalui peningkatan keterpaduan dan keserasian pembangunan di segala sektor pembangunan yang secara spasial diakomodasi dalam RTRWP Provinsi Jawa Timur. Dengan demikian, RTRWP Provinsi Jawa Timur merupakan matra spasial dalam pembangunan wilayah provinsi yang mencakup pemanfaatan sumberdaya secara berkelanjutan, dengan mempertimbangkan kelestarian lingkungan hidup secara tertib, aman, efektif, dan efisien.

RTRWP memadukan dan menyerasikan tata guna tanah, tata guna air, tata guna udara, dan tata guna sumberdaya alam lainnya dalam satu kesatuan tata lingkungan yang harmonis dan dinamis serta ditunjang oleh pengelolaan perkembangan penduduk yang serasi dan pendekatan wilayah yang

Page 144: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

144

memperhatikan aspek lingkungan alam dan lingkungan sosial. Untuk itu, penyusunan RTRWP Provinsi Jawa Timur didasarkan pada upaya untuk mewujudkan misi penataan ruang wilayah Provinsi Jawa Timur yaitu mewujudkan optimasi fungsi budidaya kawasan dalam meningkatkan kemandirian masyarakat dalam persaingan global; mewujudkan pengembangan pusat pertumbuhan wilayah dalam meningkatkan daya saing daerah dalam kancah Asia; mewujudkan pemantapan fungsi lindung dan kelestarian sumberdaya alam dan buatan; mewujudkan penyediaan sarana dan prasarana wilayah secara berkeadlilan dan berhirarki, serta bernilai tambah tinggi; mewujudkan berbagai kemudahan bagi pengembangan investasi daerah serta peningkatan kerjasama regional; mewujudkan keterpaduan program pembangunan yang didukung seluruh pemangku kepentingan; serta mewujudkan keseimbangan pemerataan pembangunan (antar wilayah) dan pertumbuhan ekonomi.

RTRWP Provinsi Jawa Timur menetapkan visi, misi, dan tujuan penataan ruang, kebijakan dan strategi penataan ruang, rencana struktur ruang wilayah Provinsi Jawa Timur, rencana pola ruang wilayah Provinsi Jawa Timur, penetapan kawasan strategis Provinsi Jawa Timur, arahan pemanfaatan ruang wilayah yang meliputi indikasi program utama jangka menengah lima tahunan, pengendalian pemanfaatan ruang wilayah yang meliputi indikasi arahan peraturan zonasi, arahan perijinan, arahan insentif dan disinsentif, dan arahan sanksi.

II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1

Cukup jelas.Pasal 2

Yang dimaksud “agribisnis” adalah sistem dan usaha kegiatan-kegiatan pembangunan pertanian di kawasan agropolitan (kawasan sentra produksi pangan) dan wilayah sekitarnya. Agribisnis meliputi: a. Subsistem agribisnis hulu (up stream agribusiness) yang mencakup: mesin,

peralatan pertanian pupuk, dan lain-lain. b. Subsistem usaha tani/pertanian primer (on farm agribusiness) yang

mencakup usaha: tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, perikanan, peternakan, dan kehutanan.

c. Subsistem agribisnis hilir (down stream agribusiness) yang meliputi: industri-industri pengolahan dan pemasarannya, termasuk perdagangan untuk kegiatan ekspor,

d. Subsistem jasa-jasa penunjang (kegiatan yang menyediakan jasa bagi agribisnis) seperti: perkreditan, asuransi, transportasi, penelitian dan pengembangan, pendidikan, penyuluhan, infrastruktur, dan kebijakan pemerintah.

Page 145: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

145

Pasal 3 Angka 1

Cukup jelas.Angka 2

Yang dimaksud “pusat pertumbuhan wilayah (regional growth centre)” adalah suatu daerah tertentu yang potensial direncanakan untuk pengembangan perencanaan ekonomi, sosial, dan fisik; yang ditujukan menghidupkan (lebih lanjut) wilayah permukiman (kota dan desa) agar dapat mengangkat pertumbuhan daerah yang bersangkutan.

Angka 3Cukup jelas.

Angka 4Cukup jelas.

Angka 5Cukup jelas.

Angka 6 Cukup jelas.

Angka 7Cukup jelas.

Pasal 4 Yang dimaksud “sistem agropolitan” adalah satu kesatuan yang terdiri dari subsistem kawasan sentra produksi pangan, subsistem kegiatan agribisnis, dan subsistem jasa penunjang yang saling berhubungan dan berinteraksi, secara interdependensi.Sub sistem jasa penunjang terdiri dari:- Penunjang fisik : transportasi, komunikasi, sistem energi (listrik dan BBM),

Pusat perdagangan dan promosi, sumberdaya air (air minum, industri, pertanian).

- Penunjang non fisik : finance sistem (bank, koperasi, LKU), Sistem informasi (keunggulan komparatif, IPTEK, pasar, investment profile), sistem tata pamong, sistem pemberdayaan dan pendampingan masyarakat.

Atau dapat juga disebutkan sistem agropolitan terdiri dari subsistem sektor primer berupa budidaya, sektor sekunder berupa pengolahan hasil, sektor tertier berupa jasa penunjang fisik, dan sektor kuarter berupa jasa penunjang nonfisik. Yang dimaksud “sistem metropolitan” adalah satu kesatuan yang terdiri dari subsistem wilayah kota berupa kota besar (berpenduduk minimal 500 ribu jiwa) dan daerah pengaruh sekitarnya (sehingga jumlah penduduk minimal 1 juta jiwa sebagai pusat pertumbuhan dengan berbagai subsistem kegiatan di bidang ekonomi, sosial, industri, perdagangan, administrasi, bersama-sama daerah pengaruhnya memiliki potensi yang tinggi untuk perkembangan masa depan.

Page 146: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

146

Pasal 5 Yang dimaksud dengan “kebijakan penataan ruang wilayah provinsi” adalah rangkaian proses dan asas yang menjadi garis besar dan dasar dalam pemanfaatan ruang darat, laut, dan udara, termasuk ruang di dalam bumi untuk mencapai tujuan penataan ruang di wilayah provinsi. Yang dimaksud dengan “strategi penataan ruang wilayah provinsi” adalah langkah-langkah pelaksanaan kebijakan penataan ruang di wilayah provinsi.

Pasal 6Ayat (1)

Cukup jelas.Ayat (2)

Huruf aYang dimaksud dengan “strategi pemasaran daerah atau city marketing” adalah strategi promosi kota atau bagian wilayah kota dengan tujuan untuk mendorong pengembangan aktivitas tertentu. Strategi ini digunakan untuk menciptakan persepsi eksternal terhadap kota tersebut agar menarik wisatawan, imigrasi, dan relokasi bisnis (masuknya investasi). Karakteristik utama city marketing adalah pengembangan landmark baru, gedung, serta struktur; penciptaan even atau kegiatan internasional, dll. Pengembangan kota sebagai suatu produk yang dapat diperdagangkan mengarah pada kompetisi antarkota baik pada level nasional, regional, ataupun internasional untuk menarik investasi dan kucuran dana pemerintah sebagai dampak globalisasi.

Huruf bCukup jelas.

Huruf cCukup jelas.

Huruf d Cukup jelas.

Huruf eCukup jelas.

Huruf fYang dimaksud dengan “eco–metropolis” adalah pengembangan pembangunan di kawasan metropolitan secara berwawasan lingkungan.

Ayat (3) Huruf a

Cukup jelas.Huruf b

Cukup jelas.Huruf c

Page 147: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

147

Cukup jelas.Huruf d

Yang dimaksud dengan “eco-region” adalah suatu wilayah yang secara ekologi dan geografi lebih besar dari ekosistem, terdiri atas perairan dan/atau daratan, mengandung karakteristik sumber daya alam, komunitas, dan spesies yang khas secara geografis. Keragaman flora, fauna, dan ekosistemnya mencerminkan suatu eco-region berbeda dengan eco-region lainnya, berupa pola ekosistem yang berulang terkait dengan karakteristik kombinasi tanah, bentuk tanah, dan fenomena geografi (geologi, fisiografi, vegetasi, iklim, hidrologi, fauna daratan dan perairan, tanah, pola guna lahan, perubahan vegetasi) yang berbeda secara kualitas, kesehatan, dan integritas ekosistem. Batas suatu eco-region adalah suatu komunitas alamiah yang asli sebelum mengalami gangguan perubahan.

Pasal 7Yang dimaksud dengan “sistem pusat pelayanan” adalah bagian dari struktur ruang yang terdiri atas rencana sistem perkotaan disertai dengan penetapan fungsi wilayah pengembangannya, sistem perdesaan dan sistem perwilayahan pembangunan.

Pasal 8Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “sistem perkotaan” adalah susunan hirarki kota/perkotaan melalui penetapan pusat kota, fungsi kota, dan hubungan hirarkisnyaYang dimaksud dengan “sistem perdesaan” adalah susunan hirarki bagian wilayah pelayanan kota/perkotaan melalui penetapan pusat kegiatan lingkungan, pusat desa, pusat dusun.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Yang dimaksud dengan “hubungan desa-kota atau rural-urban linkage” adalah sistem desa kota yang terdiri dari keterkaitan kawasan sentra produksi pangan yang mempunyai hubungan timbal balik yang dinamis dengan sistem permukiman yang memiliki aksesibilitas ke pusat-pusat pelayanan, sistem jaringan infrastruktur, dan sistem jaringan pemasaran (outlet).

Ayat (4)Cukup jelas.

Pasal 9Ayat (1)

Page 148: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

148

Cukup jelas.Ayat (2)

Cukup jelas. Ayat (3)

Cukup jelas.Ayat (4)

Yang dimaksud dengan “menara pemancar bersama (Base Transceiver Station/BTS)” adalah perangkat yang memfasilitasi hubungan nirkabel antara pengguna (handphone, komputer dengan fasilitas internet, WIFI, dll) dengan jaringan.

Ayat (5)Cukup jelas.

Ayat (6)Yang dimaksud dengan “TPS” adalah adalah tempat yang disediakan oleh pemerintah daerah atau partisipasi masyarakat untuk menampung sampah buangan dari masyarakat.Yang dimaksud dengan “TPA” adalah tempat untuk menampung atau memusnahkan sampah yang memenuhi standar teknis dan operasional untuk sanitary landfill dan dilengkapi dokumen AMDAL.Yang dimaksud dengan “teknologi sanitary landfil”l adalah lokasi pembuangan sampah yang didesain, dibangun, dioperasikan dan dipelihara dengan cara menggunakan pengendalian teknis terhadap potensi dampak lingkungan yang timbul dari pengembangan dan operasional fasilitas. Yang dimaksud dengan “prinsip 3R atau reduce, reuse, recycle” adalah kegiatan untuk menghindari timbulnya sampah, mengurangi, memanfaatkan kembali, dan mendaur ulang sampah.

Pasal 10Cukup jelas.

Pasal 11Ayat (1)

Cukup jelas.Ayat (2)

Cukup jelas. Ayat (3)

Huruf aCukup jelas.

Huruf b Cukup jelas.

Huruf cCukup jelas.

Huruf d

Page 149: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

149

Yang dimaksud dengan “kawasan sempadan sungai” adalah dataran sepanjang tepian sungai baik bertanggul ataupun tidak bertanggul yang lebar kawasan perlindungannya ditetapkan dengan peraturan terkait.

Huruf eCukup jelas.

Huruf fYang dimaksud dengan “kawasan sekitar waduk/danau” adalah daratan dengan jarak 50 (lima puluh) sampai dengan 100 (seratus) meter dari titik pasang air danau atau waduk tertinggi atau daratan sepanjang tepian waduk atau danau yang lebarnya proporsional terhadap bentuk dan kondisi fisik waduk atau danau.

Huruf gYang dimaksud dengan “kawasan lindung spiritual dan kearifan lokal dan local heritage” adalah kawasan yang mempunyai tata cara secara adat yang melestarikan lingkungan, kawasan yang masyarakatnya mempunyai budaya yang dilestarikan dan kawasan yang masyarakatnya mempunyai kegiatan ekonomi cenderung tradisional tapi lestari.

Ayat (4)Huruf a

Yang dimaksud dengan “kawasan suaka alam” adalah kawasan yang memiliki keanekaragaman biota, ekosistem, serta gejala dan keunikan alam yang khas baik di darat maupun di perairan. Yang dimaksud dengan “kawasan suaka alam laut” adalah kawasan yang memiliki ekosistem yang khas baik di lautan maupun perairan lainnya dan merupakan habitat alami yang memberi perlindungan bagi perkembangan keanekaragaman tumbuhan dan satwa.

Huruf bYang dimaksud dengan “suaka marga satwa dan suaka marga satwa laut” adalah kawasan merupakan tempat hidup dan perkembangbiakan dari satu jenis satwa yang perlu dilakukan upaya konservasinya, memiliki keanekaragaman satwa tinggi, merupakan tempat hidup satwa migran tertentu, memiiki luas yang cukup bagi habitat jenis satwa bersangkutan.

Huruf cYang dimaksud dengan “kawasan cagar alam dan cagar alam laut” adalah kawasan yang memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan, satwa, dan ekosistem, dengan formasi biota tertentu, dengan kondisi asli, dengan luas dan bentuk tertentu, dengan ciri khas yang merupakan satu-satunya contoh di suatu daerah yang keberadaanya memerlukan konservasi.

Huruf dCukup jelas.

Page 150: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

150

Huruf eYang dimaksud dengan “taman nasional dan taman nasional laut” adalah kawasan hutan dengan komunitas tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya yang langka dan terancam punah.

Huruf fYang dimaksud dengan “taman hutan rakyat (tahura)” adalah kawasan pelestarian dengan tujuan koleksi tumbuhan alami atau buatan. Kriteria kawasan berupa keragaman tumbuhan dengan fungsi lindung atau vegetasi tetap dengan keragaman flora dan fauna, bentang alam, dan akses yang baik untuk pariwisata.

Huruf gYang dimaksud dengan “taman wisata alam dan taman wisata alam laut” adalah kawasan yang memiliki daya tarik berupa flora, fauna, ekosistem yang asli dan formasi geologi yang indah, unik, dan langka yang dapat dimanfaatkan untuk pariwisata.

Huruf h Yang dimaksud dengan “kawasan cagar budaya” adalah kawasan yang mimiliki hasil budaya manusia bernilai tinggi dan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pariwisata dan ilmu pengetahuan.

Ayat (5)Yang dimaksud dengan “mitigasi” adalah segala tindakan untuk mengurangi dampak dari bencana yang dapat dilakukan sebelum bencana terjadi termasuk kegiatan untuk pengurangan resiko jangka panjang.

Ayat (6)Huruf a

Yang dimaksud dengan “cagar alam geologi” adalah kawasan yang memiliki keunikan batuan dan fosil, keunikan bentang alam, dan keunikan proses geologi.

Huruf bYang dimaksud dengan “kawasan rawan bencana geologi” adalah kawasan rawan letusan gunung berapi, gempa bumi, gerakan tanah, zona patahan aktif, rawan tsunami, abrasi, dan rawan bahaya gas beracun. Yang dimaksud dengan “tingkat kerentanan” adalah tingkat kerusakan yang diperkirakan dari satu bahaya khusus.

Huruf cCukup jelas.

Ayat (7)Cukup jelas.

Pasal 12Ayat (1)

Huruf a

Page 151: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

151

Cukup jelas.Huruf b

Cukup jelas.Huruf c

Cukup jelas.Huruf d

Cukup jelas.Huruf e

Cukup jelas.Huruf f

Cukup jelas.Huruf g

Cukup jelas.Huruf h

Cukup jelas.Huruf i

Cukup jelas. Huruf j

Cukup jelas. Huruf k

Yang dimaksud dengan “Kawasan Andalan” adalah bagian dari kawasan budidaya baik di ruang darat maupun di ruang laut yang pengembangannya diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi bagi kawasan tersebut dan kawasan di sekitarnya.

Huruf lCukup jelas.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas

Ayat (4)Cukup jelas.

Ayat (5)Cukup jelas.

Ayat (6)Cukup jelas.

Ayat (7)Cukup jelas.

Ayat (8)Cukup jelas.

Ayat (9)Cukup jelas.

Ayat (10)

Page 152: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

152

Cukup jelas.Ayat (11)

Cukup jelas.Ayat (12)

Cukup jelas.Ayat (13)

Cukup jelas.

Pasal 13Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “kawasan pesisir” adalah kawasan yang merupakan peralihan antara ekosistem darat dan laut di mana ke arah daratan meliputi bagian daratan yang masih dipengaruhi oleh sifat laut seperti angin laut dan intrusi dan ke arah laut meliputi bagian laut yang dipengaruhi oleh proses-proses yang terjadi di darat seperti sedimentasi.

Ayat (2)Cukup jelas

Ayat (3)Cukup jelas

Ayat (4)Cukup jelas.

Ayat (5)Cukup jelas.

Ayat (6)Cukup jelas.

Pasal 14Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “kawasan strategis” adalah kawasan yang di dalamnya berlangsung kegiatan yang mempunyai pengaruh besar terhadap tata ruang di wilayah sekitarnya, kegiatan di bidang lain atau di bidang sejenis, dan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Nilai strategis diukur berdasarkan aspek eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi dalam penanganan kawasan. Huruf a

Yang dimaksud dengan “kawasan high tech industrial park” adalah kawasan yang berfokus pada sektor industri berteknologi tinggi, yang dilengkapi dengan fasilitas seperti zona teknologi dan IPTEK dan dapat juga terintegrasi dengan lembaga penelitian dan universitas.Yang dimaksud dengan “kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas” adalah kawasan perdagangan dan pelabuhan yang merupakan bagian dari KEU (kawasan ekonomi unggulan) dengan insentif fiskal yang memperlakukannya sebagai kawasan yang terpisah dari kepabeanan.

Page 153: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

153

Yang dimaksud dengan “kawasan ekonomi unggulan” adalah kawasan dengan perlakukan regulasi yang khusus dalam rangka insentif pengembangan kawasan untuk pengembangan suatu komoditas atau sektor unggulan tertentu.Yang dimaksud dengan “kawasan koridor metropolitan” adalah sabuk pengembangan ekonomi antara Kab. Bangkalan, Kota Surabaya, hingga Kabupaten Malang yang dicirikan oleh aktivitas perkotaan atau metropolitan. Yang dimaksud dengan “kawasan kerja sama regional” adalah kawasan perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Jawa Timur yang memiliki potensi kerjasama daerah serta kawasan perbatasan antarkabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur yang memiliki potensi kerjasama daerah.

Huruf bYang dimaksud dengan “kawasan tertinggal” adalah kawasan yang memiliki tingkat kemiskinan rata-rata tertinggi di kabupaten/kota masing-masing, dan memiliki tingkat kemajuan pembangunan ekonomi, manusia, dan fisik spasial yang rendah.

Huruf cCukup jelas.

Huruf dCukup jelas.

Huruf eCukup jelas.

Huruf fCukup jelas.

Huruf gYang dimaksud dengan “kawasan pengendalian ketat atau high control zone” adalah kawasan yang memerlukan pengawasan secara khusus dan dibatasi pemanfaatannya untuk mempertahankan daya dukung, mencegah dampak negatif, menjamin proses pembangunan yang berkelanjutan.

Ayat (2) Yang dimaksud dengan “tax holiday” adalah pengurangan atau penghapusan pajak secara temporer, sebagai suatu insentif bagi investasi bisnis. Yang dimaksud dengan “kawasan ekonomi unggulan” adalah kawasan ekonomi yang dapat berupa zona pengolahan eksport, zona logistik, zona industri, zona pengembangan teknologi, zona usaha UMKM, dan zona ekonomi lainnya dengan insentif fiskal berupa keringanan dan kemudahan kepabeanan dan insentif nonfiskal berupa kemudahan ijin usaha, imigrasi, kepelabuhanan dan ketenagakerjaan, dengan menggunakan sistem pelayanan terpadu.

Page 154: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

154

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (4)Cukup jelas.

Ayat (5)Cukup jelas.

Ayat (6)Cukup jelas

Ayat (7)Cukup jelas.

Ayat (8)Cukup jelas.

Pasal 15Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “rencana struktur ruang” adalah gambaran struktur ruang yang dikehendaki untuk dicapai hingga akhir tahun rencana (20 tahun), yang mencakup struktur ruang yang sudah ada dan yang akan dikembangkan.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 16Pengembangan sistem pusat pelayanan dibangun oleh konstelasi pusat-pusat kegiatan perkotaan yang berhierarki satu sama lain dan berkaitan dengan sistem perdesaan serta pembagian perwilayahan di Jawa Timur yang serasi, selaras, dan saling memperkuat dalam ruang wilayah provinsi sehingga membentuk satu sistem yang menunjang pertumbuhan dan penyebaran berbagai kegiatan.

Pasal 17Ayat (1)

Sistem perkotaan disusun secara berhierarki menurut fungsi dan besarannya meliputi penetapan fungsi kota dan hubungan hierarkisnya berdasarkan penilaian kondisi sekarang dan antisipasi perkembangan di masa yang akan datang.

Sistem perkotaan wilayah provinsi merupakan pusat pertumbuhan yang ada di wilayah provinsi, yang terdiri dari : PKN (Pusat Kegiatan Nasional), Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), dan Pusat Kegiatan Lokal (PKL).

Selain pusat-pusat kegiatan yang disebutkan di atas, Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yang dipromosikan untuk dikemudian hari ditetapkan

Page 155: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

155

sebagai PKW promosi (dengan notasi PKWp).

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Dalam rangka mengendalikan perkembangan perkotaan Gerbangkertosusila dan perkotaan Malang yang cenderung terus membesar dan berpotensi menjadi “megaurban” serta untuk mendukung visi Jawa Timur untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan maka perwilayahan di Jawa Timur dibagi menjadi 8 (delapan) Wilayah Pengembangan (WP).

Wilayah pengembangan (WP) disusun dengan kedalaman penataan struktur permukiman perkotaan meliputi penetapan wilayah pengembangan, fungsi wilayah, dan pusat pengembangannya berdasarkan penilaian potensi sesuai karakteristik wilayah saat ini dan antisipasi perkembangan di masa yang akan datang.

Pusat Pengembangan WP merupakan pusat permukiman kota atau perkotaan. Beberapa WP yang berpotensi berkembang lebih besar dari konsep yang diarahkan, dibagi lagi menjadi beberapa cluster, dimana setiap cluster terdiri atas beberapa kawasan perkotaan dengan fungsi pengembangan dan spesifikasi kegiatan masing-masing.

Pembagian wilayah pengembangan (WP) dilakukan untuk : menciptakan keserasian dan keseimbangan struktur ruang wilayah, sebagai pusat pertumbuhan bagi wilayah hinterlandnya, diharapkan mampu sebagai motor penggerak pembangunan, sebagai motor penggerak perekonomian wilayah, dan sebagai stimulator bagi perkembangan pembangunan dan pertumbuhan perekonomian wilayah.

Rencana sistem perkotaan di Provinsi Jawa Timur ditunjukkan dalam album peta yaitu peta nomor B.1.1.

Pasal 18Ayat (1)

Cukup jelas.Ayat (2)

Huruf aPusat pelayanan yang melingkupi beberapa desa dalam satu kecamatan.

Huruf bPusat pelayanan yang diperlukan pada setiap desa sesuai dengan besaran dan ukuran desa masing-masing.

Huruf cSetiap desa pada dasarnya terdiri dari tiap dusun dan tiap dusun mempunyai pusat pelayanan sendiri.

Page 156: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

156

Ayat (3) Cukup jelas.

Ayat (4) Cukup jelas.

Ayat (5) Cukup jelas.

Ayat (6) Cukup jelas.

Pasal 19Sistem jaringan prasarana wilayah provinsi dibentuk oleh sistem jaringan transportasi sebagai jaringan prasarana utama dan dilengkapi dengan sistem jaringan prasarana lainnya meliputi sistem jaringan energi, sistem jaringan telekomunikasi, sistem jaringan sumber daya air, dan sistem prasarana pengelolaan lingkungan yang mengintegrasikan dan memberikan layanan bagi pusat-pusat kegiatan yang ada di wilayah provinsi.

Pasal 20Ayat (1)

Cukup jelas.Ayat (2)

Huruf aCukup jelas.

Huruf bCukup jelas.

Huruf cDalam upaya memacu pertumbuhan dan pengembangan ekonomi wilayah diperlukan adanya pengembangan komoditas unggulan meliputi komoditas potensial, komoditas prospektif, dan komoditas ekspor.

Huruf dWilayah tertinggal di Jawa Timur yakni wilayah Selatan Jawa Timur (meliputi : Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Jember, Kabupaten Malang, Kabupaten Blitar, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Trenggalek dan Kabupaten Pacitan) dan wilayah Madura (meliputi : Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Pamekasan, dan Kabupaten Sumenep). Ketertinggalan kedua wilayah tersebut karena aksesibilitas yang rendah, oleh karena itu diperlukan pengembangan sistem transportasi.

Page 157: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

157

Pasal 21Ayat (1)

Cukup jelas.Ayat (2)

Cukup jelas.Ayat (3)

Cukup jelas.Ayat (4)

Cukup jelas.Ayat (5)

Cukup jelas.Ayat (6)

Cukup jelas.Ayat (7)

Yang dimaksud dengan “dryport” adalah fasilitas di darat untuk menerima dan memindahkan barang dalam kontainer dengan fungsi bongkar muat barang dalam kontainer, dan terintegrasi dengan sistem transportasi darat lainnya.

Ayat (8) Cukup jelas.

Pasal 22Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “jalan bebas hambatan” adalah jalan umum untuk lalu lintas menerus dengan pengendalian jalan masuk secara penuh dan tanpa adanya persimpangan sebidangserta dilengkapi dengan pagar ruang milik jalan.

Ayat (2) Cukup jelas.

Ayat (3) Cukup jelas.

Ayat (4) Cukup jelas.

Ayat (5) Cukup jelas.

Ayat (6) Cukup jelas.Rencana sistem jaringan jalan di Provinsi Jawa Timur ditunjukkan dalam album peta yaitu peta nomor B.1.2.

Ayat (7) Cukup jelas.

Ayat (8) Cukup jelas.

Page 158: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

158

Ayat (9) Cukup jelas.

Ayat (10) Cukup jelas.

Ayat (11) Cukup jelas.

Ayat (12) Cukup jelas.

Ayat (13) Cukup jelas.

Ayat (14) Cukup jelas.

Ayat (15) Cukup jelas.

Ayat (16) Cukup jelas.

Ayat (17) Cukup jelas.

Ayat (18) Cukup jelas.

Ayat (19) Cukup jelas.

Ayat (20) Cukup jelas.Rencana sistem jaringan kereta api di Provinsi Jawa Timur ditunjukkan dalam album peta yaitu peta nomor B.1.3.

Ayat (21) Cukup jelas.

Ayat (22) Cukup jelas.

Pasal 23Ayat (1)

Huruf aYang dimaksud dengan “tatanan kepelabuhanan” adalah suatu sistem kepelabuhanan nasional yang memuat hierarki, peran, fungsi, klasifikasi, jenis penyelenggaraan kegiatan, keterpaduan intra dan antarmoda, serta keterpaduan dengan sektor lainnya.

Huruf bCukup jelas.

Ayat (2)

Page 159: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

159

Huruf aYang dimaksud dengan “pelabuhan umum” adalah pelabuhan yang digunakan untuk melayani kepentingan umum.

Huruf bYang dimaksud dengan “pelabuhan khusus” pelabuhan yang hanya digunakan untuk melayani kepentingan sendiri untuk menunjang pengembangan kegiatan atau fungsi tertentu.

Ayat (3) Cukup jelas.

Ayat (4) Cukup jelas.

Ayat (5) Cukup jelas.

Ayat (6) Cukup jelas.Rencana pengembangan pelabuhan di Provinsi Jawa Timur ditunjukkan dalam album peta yaitu peta nomor B.1.4.

Pasal 24Ayat (1)

Huruf aYang dimaksud dengan “tatanan kebandarudaraan” adalah suatu sistem kebandarudaraan nasional yang memuat hierarki, peran, fungsi, klasifikasi, jenis penyelenggaraan kegiatan, keterpaduan intra dan antarmoda, serta keterpaduan dengan sektor lainnya.

Huruf bYang dimaksud dengan “ruang udara untuk penerbangan” adalah ruang udara yang dimanfaatkan untuk kegiatan transportasi udara atau kegiatan penerbangan sebagai salah satu moda transportasi dalam sistem transportasi nasional.Ruang transportasi udara ditunjukkan oleh flight information region.

Ayat (2) Huruf a

Yang dimaksud dengan “bandar udara umum” adalah bandar udara yang digunakan untuk melayani kepentingn umum.

Huruf bYang dimaksud dengan “bandar udara khusus” adalah bandar udara yang digunakan untuk melayani kepentingn sendiri untuk menunjang kegiatan usaha pokoknya.

Ayat (3) Cukup jelas.

Page 160: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

160

Ayat (4) Cukup jelas.

Ayat (5) Cukup jelas.

Ayat (6) Cukup jelas.

Ayat (7) Cukup jelas.

Ayat (8) Yang dimaksud dengan “kelas A” adalah ruang udara yang memiliki kriteria sebagai berikut:

1. hanya digunakan untuk kaidah penerbangan instrumen;2. diberikan separasi kepada semua pesawat udara;3. diberikan pelayanan pemanduan lalu lintas penerbangan;4. tidak ada pembatasan kecepatan; 5. memerlukan komunikasi radio dua arah; dan 6. persetujuan personel pemandu lalu lintas penerbangan kepada pilot

(Air Traffic Control Clearance).

Yang dimaksud dengan “kelas B” adalah ruang udara yang memiliki kriteria sebagai berikut:

1. digunakan untuk kaidah penerbangan instrumen dan visual;2. diberikan separasi kepada semua pesawat udara;3. diberikan pelayanan pemanduan lalu lintas penerbangan;4. tidak ada pembatasan kecepatan; 5. memerlukan komunikasi radio dua arah; dan 6. persetujuan personel pemandu lalu lintas penerbangan kepada pilot.

Yang dimaksud dengan “kelas C” adalah ruang udara yang memiliki kriteria sebagai berikut:

1. untuk kaidah penerbangan instrumen:a. diberikan separasi kepada:

1) antarkaidah penerbangan instrumen; dan 2) antarkaidah penerbangan instrumen dengan kaidah

penerbangan visual.b. pelayanan yang diberikan berupa:

1) layanan pemanduan lalu lintas penerbangan untuk pemberian separasi dengan kaidah penerbangan instrumen; dan

2) layanan informasi lalu lintas penerbangan antar kaidah penerbangan visual.

c. tidak ada pembatasan kecepatan;d. memerlukan komunikasi radio dua arah; dan

Page 161: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

161

e. persetujuan personel pemandu lalu lintas penerbangan kepada pilot.

2. Untuk kaidah penerbangan visual: a. diberikan separasi antara penerbangan visual dan penerbangan

instrumen;b. pelayanan pemanduan lalu lintas penerbangan;c. kecepatan dibatasi 250 knot pada ketinggian di bawah 10.000

kaki di atas permukaan laut;d. memerlukan komunikasi radio dua arah; dan e. persetujuan personel pemandu lalu lintas penerbangan kepada

pilot.

Yang dimaksud dengan “kelas D” adalah ruang udara yang memiliki kriteria sebagai berikut:

1. untuk kaidah penerbangan instrumen: a. separasi diberikan antarkaidah penerbangan instrumen;b. diberikan layanan pemanduan lalu lintas penerbangan dan

informasi tentang lalu lintas penerbangan visual;c. kecepatan dibatasi 250 knot pada ketinggian di bawah 10.000

kaki di atas permukaan laut; d. memerlukan komunikasi radio dua arah; dane. persetujuan personel pemandu lalu lintas penerbangan kepada

pilot. 2. untuk kaidah penerbangan visual:

a. tidak diberikan separasi;b. diberikan informasi lalu lintas penerbangan instrumen kepada

penerbangan visual dan antarpenerbangan visual;c. pembatasan kecepatan sebesar 250 knot di bawah 10.000 kaki

di atas permukaan laut;d. memerlukan komunikasi radio dua arah; dane. persetujuan personel pemandu lalu lintas penerbangan kepada

pilot.

Yang dimaksud dengan “kelas E” adalah ruang udara yang memiliki kriteria sebagai berikut:

1. untuk kaidah penerbangan instrumen: a. diberikan separasi antarkaidah penerbangan instrumen;b. diberikan layanan pemanduan lalu lintas penerbangan sepanjang

dapat dilaksanakan atau informasi lalu lintas penerbangan untuk penerbangan visual;

c. pembatasan kecepatan sebesar 250 knot di bawah 10.000 kaki di atas permukaan laut;

d. memerlukan komunikasi radio dua arah; dan

Page 162: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

162

e. persetujuan personel pemandu lalu lintas penerbangan kepada pilot.

2. untuk kaidah penerbangan visual:a. tidak diberikan separasi;b. diberikan informasi lalu lintas penerbangan sepanjang dapat

dilaksanakan;c. pembatasan kecepatan sebesar 250 knot di bawah 10.000 kaki

di atas permukaan laut;d. tidak diperlukan komunikasi radio; dane. tidak diperlukan persetujuan personel pemandu lalu lintas

penerbangan kepada pilot.

Yang dimaksud dengan “kelas F” adalah ruang udara yang memiliki kriteria sebagai berikut:

1. untuk kaidah penerbangan instrumen: a. diberikan separasi antarkaidah penerbangan instrumen

sepanjang dapat dilaksanakan;b. diberikan bantuan layanan pemanduan lalu lintas penerbangan

atau layanan informasi lalu lintas penerbangan;c. pembatasan kecepatan sebesar 250 knot di bawah 10.000 kaki

di atas permukaan laut;d. memerlukan komunikasi radio dua arah; dan e. tidak diperlukan persetujuan personel pemandu lalu lintas

penerbangan kepada pilot.2. untuk kaidah penerbangan visual:

a. tidak diberikan separasi;b. diberikan layanan informasi penerbangan;c. pembatasan kecepatan sebesar 250 knot di bawah 10.000 kaki

di atas permukaan laut;d. tidak diperlukan komunikasi radio; dan e. tidak diperlukan persetujuan personel pemandu lalu lintas

penerbangan kepada pilot.

Yang dimaksud dengan “kelas G” adalah ruang udara yang memiliki kriteria sebagai berikut:

1. untuk kaidah penerbangan instrumen: a. tidak diberikan separasi;b. diberikan layanan informasi penerbangan;c. pembatasan kecepatan sebesar 250 knot di bawah 10.000 kaki

di atas permukaan laut;d. memerlukan komunikasi radio dua arah; dan e. tidak diperlukan persetujuan personel pemandu lalu lintas

penerbangan kepada pilot.

Page 163: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

163

2. untuk kaidah penerbangan visual:a. tidak diberikan separasi;b. diberikan layanan informasi penerbangan;c. pembatasan kecepatan sebesar 250 knot di bawah 10.000 kaki

di atas permukaan laut;d. tidak diperlukan komunikasi radio dua arah; dan e. tidak diperlukan persetujuan personel pemandu lalu lintas

penerbangan kepada pilot.

Rencana pengembangan bandar udara di Provinsi Jawa Timur ditunjukkan dalam album peta yaitu peta nomor B.1.5.

Pasal 25Ayat (1)

Cukup jelas.Ayat (2)

Cukup jelas.Ayat (3)

Huruf aYang dimaksud dengan “pembangkit tenaga listrik” adalah fasilitas untuk kegiatan memproduksi tenaga listrik.

Huruf bJaringan transmisi tenaga listrik yang menyalurkan tenaga listrik untuk kepentingan umum yang dapat merupakan jaringan transmisi tegangan tinggi, ekstra tinggi, dan/atau ultra tinggi.

Huruf cJaringan pipa minyak dan gas bumi yang terdiri atas pipa transmisi dan distribusi minyak dan gas bumi dikembangkan untuk menyalurkan minyak dan gas bumi dari fasilitas produksi ke kilang pengolahan dan/atau penyimpanan, atau dari kilang pengolahan atau penyimpanan ke konsumen sehingga fasilitas produksi, kilang pengolahan, dan tempat penyimpanan minyak dan gas bumi.

Ayat (4) Cukup jelas.

Ayat (5) Cukup jelas.

Ayat (6) Cukup jelas.

Ayat (7) Cukup jelas.

Ayat (8) Cukup jelas.Rencana sistem jaringan energi di Provinsi Jawa Timur ditunjukkan dalam

Page 164: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

164

album peta yaitu peta nomor B.2.1.

Pasal 26Ayat (1)

Cukup jelas.Ayat (2)

Huruf aJaringan terestrial, antara lain, meliputi jaringan mikro digital, fiber optic (serat optik), mikro analog, dan kabel laut.

Huruf bJaringan satelit merupakan piranti komunikasi yang memanfaatkan teknologi satelit.

Ayat (3) Cukup jelas.

Ayat (4) Cukup jelas.

Ayat (5) Rencana sistem jaringan telekomunikasi di Provinsi Jawa Timur ditunjukkan dalam album peta yaitu peta nomor B.2.2.

Pasal 27Ayat (1)

Cukup jelas.Ayat (2)

Cukup jelas.Ayat (3)

Cukup jelas.Ayat (4)

Cukup jelas.Ayat (5)

Cukup jelas.Ayat (6)

Cukup jelas.Ayat (7)

Cukup jelas.Ayat (8)

Cukup jelas.Ayat (9)

Cukup jelas.Ayat (10)

Cukup jelas.Ayat (11)

Page 165: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

165

Cukup jelas.Ayat (12)

Cukup jelas.Ayat (13)

Rencana sistem jaringan sumber daya air di Provinsi Jawa Timur ditunjukkan dalam album peta yaitu peta nomor B.2.3.

Pasal 28Cukup jelas.

Pasal 29Ayat (1)

Rencana Pola Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur merupakan rencana distribusi peruntukan ruang dalam wilayah Provinsi Jawa Timur yang meliputi peruntukan ruang untuk kawasan lindung, peruntukan ruang untuk kawasan budidaya dan peruntukan ruang kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil.

Ayat (2)Cukup jelas.

Pasal 30Cukup jelas.

Pasal 31Ayat (1)

Rencana kawasan hutan lindung di Provinsi Jawa Timur ditunjukkan dalam album peta yaitu peta no B.3.1.

Ayat (2)Huruf a

Cukup jelas.Huruf b

Cukup jelas.Huruf c

Cukup jelas.Huruf d

Cukup jelas.Huruf e

Yang dimaksud dengan “rehabilitasi” adalah usaha untuk mengembalikan kepada fungsi lindung dengan mengubah fungsi ruang eksisting kepada fungsi lindung dengan melakukan penanaman kembali pohon-pohon yang dapat mendukung fungsi lindung.

Huruf fCukup jelas.

Page 166: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

166

Huruf gCukup jelas.

Pasal 32Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “Kawasan lindung spiritual dan kearifan lokal” adalah kawasan yang mempunyai tata cara secara adat yang melestarikan lingkungan, kawasan yang masyarakatnya mempunyai budaya yang dilestarikan dan kawasan yang masyarakatnya mempunyai kegiatan ekonomi cenderung tradisional tapi lestari.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas

Ayat (4)Cukup jelas.

Ayat (5)Cukup jelas.

Ayat (6)Cukup jelas.

Ayat (7)Cukup jelas

Ayat (8)Cukup jelas.

Ayat (9)Cukup jelas.

Ayat (10)Cukup jelas

Ayat (11)Cukup jelas.

Ayat (12)Cukup jelas.

Pasal 33Ayat (1)

Cukup jelas.Ayat (2)

Rencana kawasan suaka margasatwa di Provinsi Jawa Timur ditunjukkan dalam album peta yaitu peta no B.3.2.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (4)Cukup jelas.

Page 167: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

167

Ayat (5)Huruf a

Ekosistem yang masih berkembang meliputi:a. flora yang khas dan dilindungi di Suaka Margasatwa Dataran Tinggi

Yang meliputi Egenia sperculata, Vaccinium, Varingae folium, Podocarpus imbricatus, Euphorbia javanica, Dendrobium hasseltii, Imperata cylyndrica, Corex sp, Cyperus Flavidus; sedangkan di Suaka Margasatwa Pulau Bawean meliputi: jenis Sape (Symplocos denophylla), Pangopa (Eugenia lepidocarpa), Antidesma montana, Psychotria sp, Gondang (Ficus variegata), Kayu Tutup (Macaranga tamarius); dan

b. fauna di Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang meliputi: Rusa (Cevus timorensis), Babi hutan (Sus sp), Kijang (Munticus muntjak), Kucing hutan (felis bengalensis), Musang (Mustela flavigola dan Mustela lutreola), Macan tutul (Pantrea pardus), Merak (Vavo munticus) dan Ayam hutan (Galus gallus); sedangkan di Suaka Margasatwa Pulau Bawean meliputi: Rusa Bawean (Axis kuhlii), Babi Hutan (Sus sp), Musang (Vivericula mulaccensis), Landak (Hystrix brachyura javanica), Kera ekor panjang (Macaca fascicularis), Keluang (Pteropus alecto), burung Pergai (Fregata minor), burung Walet (Collocalia fuiphagus), Ayam Hutan (Galus sp), Biawak (Varanus salvator), Ular Phyton, dan Pohon Bungarus candidus.

Ayat (6)Rencana kawasan cagar alam di Provinsi Jawa Timur ditunjukkan dalam album peta yaitu peta no B.3.3.

Ayat (7)Cukup jelas.

Ayat (8)Huruf a

Cukup jelasHuruf b

Ekosistem yang masih berkembang di cagar alam Pulau Bawean meliputi:a. Flora khas di kawasan ini adalah jenis Sape (Symplocos

denophylla), Pangopa (Eugenia lepidocarpa), Antidesma montana, psykhotria sp, Gondang (Ficus Variegata), Kayu tutup (Macaranga Tamarius).

b. Fauna khas di kawasan cagar alam ini adalah Rusa Bawean (Axis kuhlii), Babi hutan (Sus sp), Landak (Hystric brachyura javanica), Kera ekor panjang (Macaca Fascicularis), Kaluang (Pteropus alecto), Burung Pergai (Fregata minor), Burung Walet (Collocalia fueiphagus), Ayam Hutan (Galus sp), Biawak (Varanus salvator), Ular Phyton Ular Pohon dan Bungarus Candidus.

Page 168: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

168

Huruf cKeanekaragaman hayati yang masih berkembang di cagar alam Pulau

Saobi meliputi:a. Flora terdiri dari Ketapang (Terminalia catapa), Baringtonia asitica,

Waru laut (Hibicus tidiacus) dan Pandan (Pandanum tectorius). b. Satwa liar yang sering di jumpai pada kawasan pantai ini antara

lain: burung Elang Laut (Helicetus leucogaster), burung Dara Laut (Sterna albiforn), Biawak (Varanus sp), Umang Laut dan lain-lain.

Huruf d Cukup jelas

Huruf eCukup jelas

Huruf fEkosistem yang masih berkembang di Cagar Alam Nusa Barong

meliputi:a. Flora yang harus dilestarikan adalah Endog-endogan

(Xanthophyiium excelsum), Klampok hutan (Eugenia sp), Bogem (brugeura sp), Kalak (Mitrophora javanica), Laban (Vitex pubesecens) dan Salakan (Palmae sp)

b. Fauna yang masih berkembang dan diupayakan kelestariannya adalah Kera (Macaca fascicularis), Babi hutan (Sus scropa) dan Tupai (Scewius notakas). Jenis-jenis Burung antara lain Pecuk ular (Antinga rufa), Kuntul (Egrelta sp), Iblis hitam (Plenadis falsinallus), Elang (Elanus sp), Burung Rangkong (Aceros undulatus) dan Rusa (Cervus timorensis).

Huruf gEkosistem yang masih berkembang di Cagar Alam Pulau Sempu meliputi:a. Ekosistem hutan Mangrove

Struktur hutan mangrove ini sangat sederhana karena terdiri dari satu lapisan tajuk pohon. Jenis-jenis tumbuhan yang dijumpai adalah Bakau (Rhizophora sp) dan Api-api (Avicenia sp). Sedangkan jenis-jenis satwa yang umum di jumpai pada daerah perairan hutan mangrove adalah ikan glodok, kepiting dan udang.

b. Ekosistem Hutan Pantai Areal hutan pantai Cagar alam Pulau Sempu terdapat di bagian utara, barat dan selatan merupakan pantai yang landai. Jenis-jenis tumbuhan terdiri dari ketapang (Terminalia catapa), Baringtonia asitica, Waru laut (Hibicus tidiacus) dan Pandan (Pandanum tectorius). Adapun jenis-jenis satwa liar yang sering di jumpai pada kawasan pantai ini antara lain : burung Elang Laut (Helicetus leucogaster), burung Dara Laut (Sterna albiforn), Biawak (Varanus sp), Umang Laut dan lain-lain.

c. Ekosistem Danau Daratan cagar alam Pulau Sempu memiliki dua buah danau yaitu Danau Telaga Lele dengan areal seluas ± 2 ha, yang merupakan danau air tawar dan danau Segoro Anakan dengan areal seluas ± 4 ha yang merupakan danau air asin. Danau air tawar Telaga Lele

Page 169: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

169

terletak di bagian Timur Kawasan cagar alam, sedangkan Segoro Anakan berada dibagian barat daya. Masing-masing memiliki peranan yang penting sebagai sumber air bagi kehidupan satwa liar, terutama pada musim kemarau.

d. Ekosistem Hutan Tropis Dataran Rendah Type ekosistem ini menempati areal terluas dan tersebar hampir di seluruh kawasan, sehingga menjadi ciri utama dari kawasan Cagar Alam Pulau Sempu. Struktur hutan tropis ini ditandai dengan adanya tumbuh-tumbuhan yang terdiri dari tiga atau empat lapis tajuk pohon dengan komposisi yang beragam. Beberapa jenis pohon yang dominan yaitu Bendo Artocarpus elasticus), Triwulan (Mishocarpatus sundaica), Wedang (Pterocarpus javanicus) dan Buchanania arborescens.

e. Flora khas yang dilindungiKawasan Cagar Alam Pulau Sempu memiliki ± 223 jenis tumbuhan yang tergolong dalam 144 marga dan 60 suku. Dari 60 suku tersebut, telah diketahui lima suku yang memiliki jumlah individu, jenis dan marga yang relatif cukup banyak. Kelima suku tersebut adalah: Moraceae, Euphorbiaeceae, Anacardiaceae, Annonaceae dan Sterculiaceae.

f. Fauna Satwa liar yang hidup di dalam kawasan Cagar Alam Pulau Sempu sekitar ± 51 jenis yang terdiri dari 36 jenis Aves, 12 jenis mamalia dan 3 jenis reptil yang paling sering di jumpai diantaranya Babi hutan (Sus scopa), Kera hitam (Presbytis cristata), Belibis (Dendrosyqna sp) dan Burung Rangkong (Buceros undulatus).

Huruf hEkosistem yang masih berkembang di Cagar Alam Ceding meliputi:a. Flora khas yang dilindungi antara lain : Cintungan (Bichovia

javanica), Gondang (Ficus variegata), Beringin (Ficus benyamin), Suren (Toona sureni), Tritih (Celtis cinamomea), Bambu Apus (bamboo sp), Pakis (Athyprium esculentum), Klampok (Eogina sp), Nyatoh (Dillenia reticulatus).

b. Kera Abu-abu (Presbytis cristata), Burung Kutilang (pycononotus sp), Burung Emprit (Lonchuza sp) dan Burung Perkutut (Sterptoprlia strata).

Huruf iEkosistem yang masih berkembang di Cagar Alam Watangan Puger meliputi:a. Kepuh (sterculia foetida), Lo (ficus glomerata), Bendo (arthocarpus

sp), Slumprit (Terminalia sp), Kedu (Planchonida sp), Kesambi (schleichera oleosa), Sempur (dillenia qurea) dan Waru laut (Habicus sp).

b. Beberapa jenis satwa liar yang menghuni kawasan Cagar Alam Watangan Puger ini antara lain Kera hitam (Presbytis cristata), Kera abu-abu (Macaca Fascicularus), Kalong (Pteropus vamphyrus), Srigunting (Dicrurus sp), Perkutut (Geopelia striata), Kutilang (Pycnonotus sp), Deruk (Ducula bicolor) dan Trocokan (Pycnonotus

Page 170: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

170

geoavier). Huruf j

Ekosistem yang masih berkembang si Cagar Alam Gunung Abang meliputi:a. Vegetasi hutan rimba alam campuran dengan pepohonan

didominasi famili Euphorbiaceae, Tiliceae, Moraceae, Streculiae, Fabaceae, Sapindaceae, Dilleniae, Milliceae dan Verbenaceae, disamping hutan jati. Flora yang masih dilindungi dari jenis yang dominan diantaranya Rau (Dysoxylum amooroides), Walikukun (Schoulenia kunstleri), Kesambi (Schleichera oleosa), Kepuh (Sterculia foetida), Lo (Vicus glomerata) dan Sempu (Dillenia pentagyna) yang merupakan jenis tumbuhan langka.

b. Satwa liar yang terdapat di kawasan Cagar Alam ini terdiri 7 jenis mamalia, 15 jenis aves dan 3 jenis reptil. Yang sering dijumpai diantaranya Kera Abu-abu (Macaca fascicularis), Kalong (Pteroptus Vamphyrus), Babi hutan (Sus scropa), Prenjak gunung (Cettia vulkania), Srigunting, Kutilang, Elang, Betet, Raja udang, Trocokan dan Jalak Suren.

Ayat (9)Rencana kawasan pantai berhutan bakau/mangrove di Provinsi Jawa Timur ditunjukkan dalam album peta yaitu peta no B.3.4.

Ayat (10)Cukup jelas.

Ayat (11)Huruf a

Cukup jelasHuruf b

Kegiatan budidaya terbatas di kawasan pantai berhutan bakau mensyaratkan:

a. kegiatan budidaya yang dikembangkan harus disesuaikan dengan karakteristik setempat dan tetap mendukung fungsi lindungnya;

b. untuk tetap menjaga fungsi lindungnya maka perlu adanya rekayasa teknis dalam pengembangan kawasan pantai berhutan bakau;

c. pengembangan kawasan pantai berhutan bakau harus disertai dengan pengendalian pemanfaatan ruang; dan

d. koefisien dasar kegiatan budidaya terhadap luas hutan bakau maksimum 30%.

Ayat (12)Rencana kawasan taman nasional di Provinsi Jawa Timur ditunjukkan dalam album peta yaitu peta no B.3.5.

Ayat (13)Cukup jelas.

Ayat (14)Cukup jelas.

Page 171: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

171

Ayat (15)Rencana kawasan taman hutan raya di Provinsi Jawa Timur ditunjukkan dalam album peta yaitu peta no B.3.6.

Ayat (16)Cukup jelas.

Ayat (17)Cukup jelas.

Ayat (18)Cukup jelas.

Ayat (19)Cukup jelas.

Ayat (20)Cukup jelas.

Ayat (23)Cukup jelas.

Ayat (24)Cukup jelas.

Ayat (25)Cukup jelas.

Ayat (26)Cukup jelas.

Ayat (27)Cukup jelas.

Ayat (28)Cukup jelas.

Ayat (29)Cukup jelas.

Ayat (30)Cukup jelas.

Pasal 34Ayat (1)

Kawasan rawan bencana alam di Provinsi Jawa Timur ditunjukkan dalam album peta yaitu peta no B.3.7.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (4)Cukup jelas.

Ayat (5)Cukup jelas.

Ayat (6)

Page 172: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

172

Cukup jelas.Ayat (7)

Cukup jelas.Ayat (8)

Cukup jelas.Ayat (9)

Cukup jelas.Ayat (10)

Cukup jelas.Ayat (11)

Cukup jelas.Ayat (12)

Cukup jelas.Ayat (13)

Cukup jelas.Ayat (14)

Cukup jelas.Ayat (15)

Cukup jelas.

Pasal 35Cukup jelas.

Pasal 36Cukup jelas.

Pasal 37Ayat (1)

Cukup jelas.Ayat (2)

Kawasan rawan letusan gunung berapi mencakup pula kawasan rawan bencana aliran lahar.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (4)Cukup jelas.

Ayat (5)Cukup jelas.

Ayat (6)Cukup jelas.

Ayat (7)Cukup jelas.

Ayat (8)

Page 173: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

173

Cukup jelas.Ayat (9)

Cukup jelas.Ayat (10)

Cukup jelas.Ayat (11)

Cukup jelas.Ayat (12)

Cukup jelas.Ayat (13)

Cukup jelas.Ayat (14)

Cukup jelas.Ayat (15)

Cukup jelas.Ayat (16)

Cukup jelas.

Pasal 38Cukup jelas.

Pasal 39Cukup jelas.

Pasal 40Ayat (1)

Penerapan kriteria kawasan peruntukan hutan produksi secara tepat diharapkan akan mendorong terwujudnya kawasan hutan produksi yang dapat memberikan manfaat berikut:a. meningkatkan perkembangan pembangunan lintas sektor dan sub

sektor serta kegiatan ekonomi sekitarnya;b. meningkatkan fungsi lindung;c. menyangga kawasan lindung terhadap pengembangan kawasan budi

daya;d. menjaga keseimbangan tata air dan lingkungan;e. meningkatkan upaya pelestarian kemampuan sumber daya hutan;f. meningkatkan pendapatan masyarakat terutama di daerah setempat;g. meningkatkan pendapatan daerah dan nasional;h. meningkatkan kesempatan kerja terutama untuk masyarakat daerah

setempat;i. meningkatkan nilai tambah produksi hasil hutan dan industri yang

mengolahnya;j. meningkatkan ekspor; atau

Page 174: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

174

k. mendorong perkembangan usaha dan peran masyarakat terutama di daerah setempat.

Ayat (2)Rencana kawasan hutan produksi di Provinsi Jawa Timur ditunjukkan dalam album peta yaitu peta no B.3.8.

Ayat (3)Cukup jelas.

Pasal 41Cukup jelas.

Pasal 42Ayat (1)

Penerapan kriteria kawasan peruntukan pertanian secara tepat diharapkan akan mendorong terwujudnya kawasan pertanian yang dapat memberikan manfaat berikut:a. memelihara dan meningkatkan ketahanan pangan nasional;b. meningkatkan daya dukung lahan melalui pembukaan lahan baru untuk

pertanian tanaman pangan (padi sawah, padi gogo, palawija, kacang-kacangan, dan umbi-umbian), perkebunan, peternakan, hortikultura, dan pendayagunaan investasi;

c. meningkatkan perkembangan pembangunan lintas sektor dan sub sektor serta kegiatan ekonomi sekitarnya;

d. meningkatkan upaya pelestarian dan konservasi sumber daya alam untuk pertanian serta fungsi lindung;

e. menciptakan kesempatan kerja dan meningkatkan pendapatan serta kesejahteraan masyarakat;

f. meningkatkan pendapatan nasional dan daerah;g. mendorong perkembangan industri hulu dan hilir melalui efek kaitan;h. mengendalikan adanya alih fungsi lahan dari pertanian ke non pertanian

agar keadaan lahan tetap abadi;i. melestarikan nilai sosial budaya dan daya tarik kawasan perdesaan;

dan/atauj. mendorong pengembangan sumber energi terbarukan.

Ayat (2)Rencana kawasan pertanian lahan basah di Provinsi Jawa Timur ditunjukkan dalam album peta yaitu peta no B.3.9.

Ayat (3)Rencana kawasan pertanian lahan kering di Provinsi Jawa Timur ditunjukkan dalam album peta yaitu peta no B.3.10.

Ayat (4)Cukup jelas.

Ayat (5)

Page 175: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

175

Cukup jelas.Ayat (6)

Yang dimaksud dengan “cooperative farming” adalah sebuah sistem di mana para petani secara sukarela bekerja bersama, menyatukan sumberdayanya untuk membeli bahan baku, menggunakan sumber daya seperti lahan, air dan memasarkan produksnya secara bersama untuk kemudian dipasarkan dan dibagi hasilnya.Yang dimaksud dengan “Good agricultural practices atau GAP”adalah cara budidaya pertanian yang baik atau praktek pertanian yang baik. GAP merupakan suatu ketentuan dalam berproduksi bahan makanan secara benar untuk memperoleh hasil panen yang optimal, bermutu, aman dikonsumsi, serta menjaga keselamatan dan kelestarian lingkungan.Penerapan GAP untuk komoditi buah telah memilki dasar penerapan yaitu Peraturan Menteri Pertanian No. 61/Permentani/OT.160/11/2006 tanggal 28 November 2006.

Ayat (7)Cukup jelas.

Ayat (8)Cukup jelas.

Ayat (9)Cukup jelas.

Pasal 43Ayat (1)

Pengembangan komoditas perkebunan tidak hanya di kawasan perkebunan, akan tetapi dapat dikembangkan di areal pertanian lahan basah maupun lahan kering. Luasan rencana lahan perkebunan yang disebutkan adalah rencana lahan untuk pengembangan komoditas ekspor perkebunan.Rencana kawasan perkebunan di Provinsi Jawa Timur ditunjukkan dalam album peta yaitu peta no B.3.11.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (4)Cukup jelas.

Ayat (5)Cukup jelas.

Pasal 44Ayat (1)

Huruf a

Page 176: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

176

Ternak besar meliputi sapi, kerbau dan kudaHuruf b

Ternak kecil meliputi kambing, domba dan babiAyat (2)

Cukup jelas.Ayat (3)

Cukup jelas.Ayat (4)

Cukup jelas.Ayat (5)

Yang dimaksud dengan “keunggulan komparatif dan kompetitif” adalah kemampuan daerah yang berkelangsungan dan memiliki daya saing tinggi terhadap daerah lain.

Pasal 45Ayat (1)

Penerapan kriteria kawasan peruntukan perikanan secara tepat diharapkan akan mendorong terwujudnya kawasan perikanan yang dapat memberikan manfaat berikut:a. meningkatkan produksi perikanan dan mendayagunakan investasi;b. meningkatkan perkembangan pembangunan lintas sektor dan sub

sektor serta kegiatan ekonomi sekitarnya;c. meningkatkan fungsi lindung;d. meningkatkan upaya pelestarian kemampuan sumber daya alam;e. meningkatkan pendapatan masyarakat;f. meningkatkan pendapatan nasional dan daerah;g. meningkatkan kesempatan kerja;h. meningkatkan ekspor; dan/ataui. meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Ayat (2)Yang dimaksud dengan “minapolitan” adalah daerah yang diciptakan dengan basis ekonomi sektor perikanan.Kawasan minapolitan berdasarkan turunan kawasan agropolitan merupakan kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi perikanan dan pengelolaan sumber daya alam tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan satuan sistem permukiman dan sistem minabisnis.

Ayat (3)Rencana kawasan perikanan budidaya di Provinsi Jawa Timur ditunjukkan dalam album peta yaitu peta no B.3.12.

Ayat (4)Cukup jelas.

Page 177: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

177

Ayat (5)Cukup jelas.

Ayat (6)Cukup jelas.

Ayat (7)Cukup jelas.

Ayat (8)Cukup jelas.

Ayat (9)Cukup jelas.

Pasal 46Ayat (1)

Penerapan kriteria kawasan peruntukan pertambangan secara tepat diharapkan akan mendorong terwujudnya kawasan pertambangan yang diharapkan dapat memberikan manfaat berikut:a. meningkatkan produksi pertambangan dan mendayagunakan investasi;b. meningkatkan perkembangan pembangunan lintas sektor dan sub

sektor serta kegiatan ekonomi sekitarnya;c. tidak mengganggu fungsi lindung;d. memperhatikan upaya pengelolaan kemampuan sumber daya alam; e. meningkatkan pendapatan masyarakat;f. meningkatkan pendapatan nasional dan daerah;g. menciptakan kesempatan kerja;h. meningkatkan ekspor; dan/ataui. meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (4)Cukup jelas.

Ayat (5)Cukup jelas.

Ayat (6)Cukup jelas.

Ayat (7)Cukup jelas.

Ayat (8)Cukup jelas.

Ayat (9)Cukup jelas.

Page 178: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

178

Pasal 47Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelas.Ayat (3)

Cukup jelas.Ayat (4)

Cukup jelas.Ayat (5)

Rencana kawasan industri berat di Provinsi Jawa Timur ditunjukkan dalam album peta yaitu peta no B.3.13.

Ayat (6)Cukup jelas.

Ayat (7)Cukup jelas.

Ayat (8)Cukup jelas.

Ayat (9)Cukup jelas.

Ayat (10)Cukup jelas.

Pasal 48Ayat (1)

Penerapan kriteria kawasan peruntukan pariwisata secara tepat diharapkan akan mendorong terwujudnya kawasan pariwisata yang diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:a. meningkatkan devisa dari pariwisata dan mendayagunakan investasi;b. meningkatkan perkembangan pembangunan lintas sektor dan subsektor

serta kegiatan ekonomi sekitarnya;c. tidak mengganggu fungsi lindung;d. tidak mengganggu upaya pelestarian kemampuan sumber daya alam;e. meningkatkan pendapatan masyarakat;f. meningkatkan pendapatan nasional dan daerah;g. menciptakan kesempatan kerja;h. melestarikan nilai warisan budaya, adat istiadat, kesenian dan mutu

keindahan lingkungan alam; dan/ataui. meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

Page 179: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

179

Ayat (4)Cukup jelas.

Ayat (5)Cukup jelas.

Ayat (6)Cukup jelas.

Ayat (7)Cukup jelas.

Ayat (8)Cukup jelas.

Ayat (9)Cukup jelas.

Ayat (10)Cukup jelas.

Ayat (11)Cukup jelas.

Ayat (12)Cukup jelas.

Pasal 49Ayat (1)

Penerapan kriteria kawasan peruntukan permukiman secara tepat diharapkan akan mendorong terwujudnya kawasan permukiman yang diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: meningkatkan ketersediaan permukiman dan mendayagunakan

prasarana dan sarana permukiman; meningkatkan perkembangan pembangunan lintas sektor dan sub sektor

serta kegiatan ekonomi sekitarnya; tidak mengganggu fungsi lindung; tidak mengganggu upaya pelestarian kemampuan sumber daya alam; meningkatkan pendapatan masyarakat; meningkatkan pendapatan nasional dan daerah; menyediakan kesempatan kerja; dan/atau meningkatkan kesejahteraan masyarakat.Rencana kawasan peruntukan permukiman di Provinsi Jawa Timur ditunjukkan dalam album peta yaitu peta no B.3.14.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (4)Cukup jelas.

Page 180: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

180

Ayat (5)Cukup jelas.

Ayat (6)Cukup jelas

Pasal 50Cukup jelas.

Pasal 51Cukup jelas.

Pasal 52Cukup jelas.

Pasal 53Ayat (1)

Cukup jelas.Ayat (2)

Cukup jelas.Ayat (3)

Cukup jelasAyat (4)

Cukup jelasAyat (5)

Cukup jelasAyat (6)

Cukup jelasAyat (7)

Cukup jelasAyat (8)

Cukup jelasAyat (9)

Huruf aYang dimaksud dengan “kawasan perdagangan regional” adalah pusat distribusi barang/hasil pertanian dengan jaminan kualitas dan harga yang dapat memberikan nilai tambah bagi petani. Lokasi pengembangan kawasan perdagangan regional minimal harus berada pada simbul koleksi dan distribusi hasil pertanian, serta ditunjang oleh infrastruktur transportasi yang memadai. Penetapan kawasan yang dimaksud adalah PIA Jemundo di Kabupaten Sidoarjo.

Huruf bYang dimaksud dengan “kawasan kaki Jembatan Suramadu di Kota Surabaya dan Kabupaten Bangkalan meliputi kawasan tertentu/fair

Page 181: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

181

ground, interchange jalan akses dan/atau rencana reklamasi” adalah kawasan yang potensial dan mudah mengalami perubahan peruntukan.

Huruf cWilayah aliran sungai di Jawa Timur meliputi: Sumber Brantas di Kota Batu; Aliran Sungai Brantas; Muara Sungai Brantas di Kota Surabaya; dan Sumber di kawasan pegunungan Arjuna; serta daerah aliran sungai yang meliputi DAS Solo, DAS Brantas, dan Das Sampean.

Huruf dYang dimaksud “kawasan yang berhubungan dengan aspek pelestarian lingkungan hidup meliputi kawasan resapan air atau sumber daya air, kawasan konservasi hutan bakau/mangrove” adalah kawasan lindung yang di upayakan untuk dipertahankan sebagai kawasan pengendalian ketat

Huruf eKawasan sekitar jaringan transportasi meliputi: kawasan jaringan jalan perkeretaapian; kawasan sekitar bandara; dan kawasan di sekitar jalan arteri atau jalan bebas hambatan.Yang dimaksud “ kawasan jaringan jalan perkeretaapian” adalah jalur kereta api double track di Jawa Timur. Kawasan sekitar bandara, dalam pengaturan kawasan bandara, secara garis besar harus merencanakan komponen berikut :a. Kawasan bandara;b. Kawasan di sekitar bandara meliputi ruang bebas hambatan,

kawasan kebisingan, kawasan transisi (transitional surface, dan kawasan bidang kerucut.

Kawasan di sekitar jalan arteri atau jalan bebas hambatan adalah bahwa pemanfaatan lahan di sepanjang jalan arteri atau jalan bebas hambatan diperlukan batas dan pengendalian lahan, untuk mengantisipasi adanya peruntukan bangunan yang akan menimbulkan bangkitan massa. Apabila terdapat fungsi bangunan yang menimbulkan bangkitan maka di upayakan membangun frontage road. Kawasan di sekitar jalan arteri atau jalan bebas hambatan dimaksudkan bahwa pemanfaatan lahan di sepanjang arteri atau jalan bebas hambatan yang sifatnya berupa kawasan lindung atau sawah irigasi teknis tidak boleh dialihfungsikan.

Huruf fYang dimaksud kawasan sekitar prasarana wilayah meliputi:a. Kawasan sekitar jaringan pipa gas;b. Kawasan sekitar jaringan SUTET; dan c. Kawasan sekitar TPA terpadu.Kawasan sekitar jaringan pipa gas dimaksudkan bahwa dalam pembangunan jaringan pipa gas harus sesuai dengan standart pengembangan baik dari jenis pipa hingga teknis pelaksanaanya yang

Page 182: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

182

menggunakan kaidah lingkungan.Kawasan sekitar jaringan SUTET dimaksudkan bahwa dalam pemilihan jalur SUTET diupayakan tidak melintas pada daerah pemukiman, hutan lindung maupun cagar alam.Kawasan sekitar TPA terpadu dimaksudkan bahwa penentuan lokasi TPA terpadu harus di dasari atas kesepakatan bersama antar wilayah dan lokasi tersebut jauh dari permukiman penduduk, maka diarea sekitar TPA diupayakan untuk dibudidayakan tanaman pepohonan yang berfungsi sebagai greenbelt dan upaya membatasi kawasan terbangun.

Huruf gKawasan rawan bencana merupakan wilayah tertentu di Jawa Timur yang harus mendapat perhatian serius dalam upaya pemanfaatan ruang, karena potensi dan kerentanannya terhadap bencana alam, seperti tanah longsor/banjir, gempa bumi, letusan gunung api dan gelombang tsunami.

Huruf hKawasan Lindung Prioritas dan Pertambangan Skala Regional sebagaimana meliputi:a. Taman Nasional Alas Purwo;b. Taman Nasional Meru Betiri;c. Cagar Alam Kawah Ijen/Ungup-Ungup;d. Taman Nasional Baluran;e. Taman Nasional Bromo Tengger Semeru;f. Cagar Alam Pulau Bawean;g. Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang;h. Gunung Tarub/Gunung Lamongan;i. Cagar Alam Nusa Barong;j. Cagar Alam Pulau Sempu;k. Tahura R. Soeryo;l. Kawasan Gunung Kelud;m. Kawasan pegunungan Wilis; dan n. Kawasan pegunungan Lawu.Pertambangan skala regional diarahkan untuk memperhatikan upaya penanganan yang berkelanjutan

Ayat (10)Cukup jelas

Ayat (11)Cukup jelas

Ayat (12)Cukup jelas

Page 183: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

183

Pasal 54Cukup jelas.

Pasal 55Cukup jelas.

Pasal 56Cukup jelas.

Pasal 57Cukup jelas.

Pasal 58Cukup jelas.

Pasal 59Cukup jelas.

Pasal 60Cukup jelas.

Pasal 61Cukup jelas.

Pasal 62Cukup jelas.

Pasal 63Cukup jelas.

Pasal 64Huruf a

Masyarakat dapat mengetahui rencana tata ruang melalui Lembaran Lembaran Daerah, pengumuman, dan/atau penyebarluasan oleh pemerintah. Pengumuman atau penyebarluasan tersebut dapat diketahui masyarakat, melalui pengembangan sistem informasi tata ruang (SITR). Pengembangan Sistem Informasi Tata Ruang (SITR) bertujuan untuk mendorong public awarness melalui pendidikan/kampanye publik antara lain dalam bentuk dialog publik di TV dan Radio, Iklan layanan masyarakat di TV dan radio, tulisan di berbagai media massa. Aplikasi Sistem Informasi Tata Ruang (SITR) wilayah Provinsi meliputi :a. Penyebaran Informasi Tata Ruang melalui jaringan internet dengan

Page 184: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

184

membangun Website yang berisi informasi tentang peraturan perundangan, Rencana Tata Ruang Wilayah;

b. Program SMS sehingga masyarakat dapat secara langsung mengirimkan aspirasi, masukan, saran, dan melaporkan berbagai bentuk penyimpangan pemanfaatan ruang;

c. Penyebaran informasi tata ruang melalui media cetak dan elektronik, dengan pengembangan Forum Dialog dan Diskusi Penataan Ruang yang dilakukan secara berkala dengan bekerja sama dengan media cetak dan elektronik lokal; dan

d. Pemasangan peta rencana tata ruang wilayah provinsi pada lokasi-lokasi strategis yang mudah diakses masyarakat, antara lain : tempat umum, kantor kelurahan, dan/atau kantor yang secara fungsional menangani rencana tata ruang.

Huruf b Pertambahan nilai ruang dapat dilihat dari sudut pandang ekonomi, sosial, budaya, dan kualitas lingkungan yang dapat berupa dampak langsung tehadap peningkatan ekonomi masyarakat, sosial, budaya, dan kualitas lingkungan.

Huruf cYang dimaksud dengan “penggantian yang layak” adalah bahwa nilai atau besarnya penggantian tidak menurunkan tingkat kesejahteraan orang yang diberi penggantian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Huruf d Cukup jelas.

Huruf e Cukup jelas.

Huruf fCukup jelas.

Pasal 65Huruf a

Menaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan dimaksudkan sebagai kewajiban setiap orang untuk memiliki izin pemanfaatan ruang dari pejabat yang berwenang sebelum pelaksanaan pemanfaatan ruang.

Huruf b Memanfaatkan ruang sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dimaksudkan sebagai kewajiban setiap orang untuk melaksanakan pemanfaatan ruang sesuai dengan fungsi ruang yang tercantum dalam izin pemanfaatan ruang.

Huruf cMematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan ruang dimaksudkan sebagai kewajiban setiap orang untuk memenuhi ketentuan amplop ruang dan kualitas ruang.

Page 185: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

185

Huruf dPemberian akses dimaksudkan untuk menjamin agar masyarakat dapat mencapai kawasan yang dinyatakan dalam peraturan perundang-undangan sebagai milik umum. Kewajiban memberikan akses dilakukan apabila memenuhi syarat berikut : a. untuk kepentingan masyarakat umum; dan/atau b. tidak ada akses lain menuju kawasan dimaksud.Yang termasuk dalam kawasan yag dinyatakan sebagai milik umum, antara lain, adalah sumber air dan pesisir pantai. .

Pasal 66Ayat (1)

Cukup jelas.Ayat (2)

Huruf aCukup jelas.

Huruf bPeran masyarakat sebagai pelaksana pemanfaatan ruang, baik orang perseorangan maupun korporasi, antara lain mencakup kegiatan pemanfaatan ruang yang sesuai dengan rencana tata ruang.

Huruf cCukup jelas.

Pasal 67Cukup jelas.

Pasal 68Cukup jelas.

Pasal 69Cukup jelas.

Pasal 69Cukup jelas.

Pasal 70Cukup jelas.

Pasal 71Cukup jelas.

Pasal 72Cukup jelas.

Page 186: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

186

Pasal 73Cukup jelas.

Pasal 74Cukup jelas.

Pasal 75Cukup jelas.

Pasal 76Cukup jelas.

Pasal 77Cukup jelas.

Pasal 78Cukup jelas.

Pasal 79Cukup jelas.

Page 187: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

187

Page 188: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

188

Page 189: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

189

Page 190: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

190

Page 191: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

191

Page 192: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

192

Tabel 1Indikasi Program Utama Lima Tahunan

No Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana

Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-4

A. Perwujudan Struktur Ruang 1. Perwujudan Sistem Pusat Pelayanan

1.1. Sistem Perkotaan 1. Perencanaan tata ruang dan zonasi

kawasan perkotaan PKNKawasan Perkotaan Gerbangkertosusila dan Malang

2 unit masterplan

APBN, APBD Provinsi dan Kab/Kota

Dept. PU, Bapeda Provinsi, Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi

2. Pengembangan perdagangan dan jasa Kawasan Perkotaan Gerbangkertosusila –3. Pengembangan industri, pariwisata, dan

pendidikan Kawasan Perkotaan Malang –

4. Perencanaan tata ruang dan zonasi kawasan perkotaan PKW

Probolinggo, Tuban, Kediri, Madiun, Banyuwangi, Jember, Blitar, Pamekasan, Bojonegoro, dan Pacitan

10 unit masterplan

APBD Provinsi dan Kab/Kota

Dept. PU, Bapeda Provinsi, Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi

5. Perencanaan tata ruang dan zonasi kawasan agropolitan dan agroindustri

1. Sistem Agropolitan Wilis2. Sistem Agropolitan Bromo Tengger

Semeru (BTS)3. Sistem Agropolitan Ijen4. Sistem Agropolitan Madura5. Sistem Agroindustri Gelang (Gresik dan

Lamongan) Utara

5 unit masterplan

APBN, APBD Provinsi dan Kab/Kota

Dept. PU, Bapeda Provinsi dan Kab/Kota, Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Perkebunan Provinsi dan dan Kab/Kota, Dinas Pertanian Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Kehutanan Provinsi dan Kab/Kota, Dinas ESDM Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi dan Kab/Kota

1.2. Sistem Perdesaan1. Pengembangan sentra produksi pertanian

Kep. Madura, Kab. Gresik, Kab. Lamongan, Kab. Magetan, Kab. Ngawi, Kab. Madiun, Kab. Ponorogo, Kab. Lumajang, Kab. Jember, Kab.

– APBN, Investasi Swasta,

Dept. PU, Bapeda Provinsi dan Kab/Kota, Dinas PU Cipta Karya

Page 193: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

193

No Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana

Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-4

Bondowoso, Kab. Banyuwangi, dan Kab. Situbondo

dan/atau Kerjasama Pendanaan

dan Tata Ruang Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Bina Marga Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Pertanian Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Perkebunan Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi dan Kab/Kota, Bapepam, Koperasi dan UMKM

2. Pengembangan desa mandiri pangan –

3. Pengembangan dan rehabilitasi infrastruktur pertanian dan pedesaan, melalui perbaikan jaringan irigasi dan jalan usaha tani, pasar tani, serta infrastruktur pedesaan lainnya, seperti transportasi, listrik, air, komunikasi

2. Perwujudan Sistem Prasarana2.1.Sistem Jaringan Transportasi

2.1.1. Sistem Jaringan Transportasi Darat A. Jaringan Jalan

1. Pemantapan jaringan jalan bebas hambatan antar kota

1. Surabaya – Gempol2. Surabaya – Gresik3. Jembatan Surabaya – Madura (Jembatan

Suramadu)

1. 49,00 km2. 20,70 km3. 5,4 km

APBN, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan

Ditjen Bina Marga Dept. PU, Dinas Bina Marga Provinsi dan Kab/Kota, BPN Provinsi dan Kab/Kota, Jasa Marga

2. Penyelesaian pengembangan jaringan jalan bebas hambatan antar kota

1. Solo – Mantingan2. Mantingan – Ngawi3. Ngawi – Kertosono4. Kertosono – Mojokerto5. Mojokerto – Surabaya6. Gempol – Pandaan7. Pandaan – Malang8. Gempol – Pasuruan9. Pasuruan – Probolinggo10. Probolinggo – Banyuwangi11. Gresik – Tuban12. Demak –Tuban

1. 58,00 km2. 27,00 km3. 84,00 km4. 38,00 km5. 37,00 km6. 14,00 km7. 30,00 km8. 32,00 km9. 40,00 km10. 156,00

km11. –12. –

3. Pemantapan jaringan jalan bebas hambatan dalam kota

Simpang Susun (SS) Waru – Bandara Juanda 13,50 km

4. Pengembangan jaringan jalan bebas hambatan dalam kota

1. Waru (Aloha) – Wonokromo – Tanjung Perak

2. Bandara Juanda – Tanjung Perak

1. 18,40 km2. 23,00 km

5. Percepatan penyelesaian jaringan jalan bebas hambatan yang strategis

Porong – Gempol (relokasi) –

6. Pemantapan jalan nasional sebagai jaringan jalan arteri primer

1. Surabaya – Malang2. Surabaya – Mojokerto – Jombang –

Kertosono – Nganjuk – Caruban – Ngawi – Mantingan

3. Surabaya – Lamongan – Widang – Tuban – Glondong – Bulu (Batas Jateng)

4. Surabaya – Sidoarjo – Gempol – Pasuruan – Probolinggo – Situbondo – Banyuwangi

– APBN, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan

Ditjen Bina Marga Dept. PU, Dinas Bina Marga Provinsi dan Kab/Kota, BPN Provinsi dan Kab/Kota

Page 194: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

194

No Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana

Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-4

5. Kamal – Bangkalan – Sampang – Pamekasan – Sumenep – Kalianget

6. Tanjung Bulupandan – Tanjung Bumi – Ketapang – Sumenep

7. Percepatan pengembangan jaringan jalan arteri primer untuk mendukung fungsinya sebagai pengganti ruas jalan arteri primer Surabaya – Sidoarjo – Gempol – Pasuruan

ruas jalan pengganti raya Porong –

8. Peningkatan kelas jalan alternatif yang menghubungkan Surabaya – Pasuruan

Waru – Taman – Bypass Krian – Tarik – Mojokerto – Ngoro – Japanan

– APBN, APBD Provinsi dan Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan

9. Pemantapan jalan nasional sebagai jaringan jalan kolektor primer

1. Gresik – Sadang – Tuban2. Babat – Bojonegoro – Padangan – Ngawi3. Ngawi – Maospati – Madiun – Caruban4. Mojokerto – Mojosari – Gempol5. Glonggong – Pacitan – Panggul – Durenan

– Tulungagung – Blitar – Kepanjen – Turen – Lumajang – Wonorejo – Jember – Jajag – Rogojampi – Banyuwangi

6. Tulungagung – Kediri – Kertosono7. Malang – Kepanjen8. Wonorejo – Probolinggo9. Srono – Muncar10. Kamal – Labang – Kwanyar – Modung –

Blega (Lintas Selatan Madura)

10. Pemantapan jalan provinsi sebagai jaringan jalan kolektor primer

1. Nganjuk – Bojonegoro – Ponco – Jatirogo – Batas Jawa Tengah

2. Ponco – Pakah3. Kandangan – Pulorejo – Jombang – Ploso –

Babat4. Mojokerto – Gedek – Lamongan5. Mojokerto – Mlirip6. Mojokerto – Jampirogo7. Wonokormo – Legundi8. Turen – Malang – Pendem – Kandangan –

Pare – Kediri9. Batu – Pacet – Mojosari – Krian10. Karanglo – Pendem11. Pare – Pulorejo12. Pandaan – Tretes13. Purwodadi – Nongkojajar14. Purwosari – Kejayan – Pasuruan15. Kejayan – Tosari16. Pilang – Sukapura17. Lumajang – Kencong – Kasihan – Balung –

Ambulu – Mangli18. Kasihan – Puger19. Jember – Bondowoso – Garduatak20. Gentengkulon – Wonorekso – Rogojampi21. Jangkar – Asembagus

– APBD Provinsi dan Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama

Page 195: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

195

No Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana

Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-4

22. Pantai Serang – Blitar – Srengat – Kediri – Nganjuk

23. Arjosari – Nawangan24. Pacitan – Arjosari – Kembang – Dengok25. Maospati – Magetan – Cemorosewu26. Tanjung Bumi – Ketapang – Sotobar –

Sumenep – Lumbang27. Ponorogo – Bitting

11. Pemantapan jaringan jalan strategis nasional

1. Bangkalan – Tanjung Bumi2. Krian – Legundi – Pertigaan Bunder3. Padangan – Cepu4. Madiun – Ponorogo – Dengok – Trenggalek5. Situbondo – Garduatak – Silapak –

Paltuding – Banyuwangi

– APBN, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan12. Pengembangan jaringan jalan

strategis nasional1. Durenan – Prigi2. Panggul – Prigi – Ngrejo – Batas Kab.

Tulungagung – Pantai Serang – Batas Kab. Blitar – Wonogoro – Sendang Biru – Talok

3. Jarit – Puger – Sumberejo – Glenmore

13. Pemantapan prasarana terminal penumpang tipe A

1. Terminal Pacitan di Kabupaten Pacitan2. Terminal Seloaji di Kabupaten Ponorogo3. Terminal Tulungagung di Kabupaten

Tulungagung4. Terminal Tawangalun di Kabupaten

Jember5. Terminal Brawijaya di Kabupaten

Banyuwangi6. Terminal Ngawi di Kabupaten Ngawi7. Terminal Kambang Putih di Kabupaten

Tuban8. Terminal Sumenep di Kabupaten

Sumenep9. Terminal Tamanan di Kota Kediri10. Terminal Patria di Kota Blitar11. Terminal Arjosari di Kota Malang12. Terminal Bayuangga di Kota Probolinggo13. Terminal Purbaya di Kota Madiun14. Terminal Purabaya dan Terminal Tambak

Oso Wilangun di Kota Surabaya

14 lokasi APBD Provinsi dan Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama

Dinas Perhubungan Provinsi dan Kab/Kota

14. Pemantapan prasarana terminal penumpang tipe B

1. Terminal Lorok di Kabupaten Pacitan2. Terminal Trenggalek di Kabupaten

Trenggalek3. Terminal Pare dan Terminal Purwoasri di

Kabupaten Kediri4. Terminal Kepanjen di Kabupaten Malang5. Terminal Minak Koncar di Kabupaten

Lumajang6. Terminal Arjasa dan Terminal Ambulu di

Kabupaten Jember7. Terminal Sri Tanjung di Kabupaten

Banyuwangi8. Terminal Bondowoso di Kabupaten

21 lokasi

Page 196: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

196

No Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana

Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-4

Bondowoso9. Terminal Besuki, dan Terminal Panarukan

di Kabupaten Situbondo10. Terminal Pandaan di Kabupaten Pasuruan11. Terminal Anjuk Ladang dan Terminal

Kertosono di Kabupaten Nganjuk12. Terminal Caruban di Kabupaten Madiun13. Terminal Magetan di Kabupaten Magetan14. Terminal Padangan di Kabupaten

Bojonegoro15. Terminal Lamongan dan Terminal Babat di

Kabupaten Lamongan16. Terminal Bunder di Kabupaten Gresik17. Terminal Gadang dan Terminal

Landungsari di Kota Malang18. Terminal Untung Suropati di Kota

Pasuruan19. Terminal Sampang di Kabupaten

Sampang20. Terminal Pamekasan di Kabupaten

Pamekasan21. Terminal Batu di Kota Batu

15. Peningkatan kelas prasarana terminal penumpang menjadi tipe A

1. Terminal Situbondo di Kabupaten Situbondo

2. Terminal Sidoarjo di Kabupaten Sidoarjo3. Terminal Kepuhsari di Kabupaten Jombang4. Terminal Rajegwesi di Kabupaten

Bojonegoro5. Terminal Burneh di Kabupaten Bangkalan6. Terminal Kertajaya di Kota Mojokerto7. Terminal Joyoboyo di Kota Surabaya

7 lokasi

16. Pengembangan terminal agribisnis di setiap simpul koleksi dan distribusi untuk pengembangan agropolitan dan agroindustri

1. Sistem Agropolitan Wilis2. Sistem Agropolitan Bromo Tengger

Semeru (BTS)3. Sistem Agropolitan Ijen4. Sistem Agropolitan Madura

4 lokasi APBD Provinsi, dan Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan

Dept. Perhubungan, Dinas Perhubungan Provinsi dan Kab/Kota

17. Pembangunan dan pengembangan secara bertahap angkutan massal berbasis jalan sebagai sistem ulang alik dan bagian dari kawasan perkotaan Gerbangkertosusila dan Malang dalam satu jaringan transportasi massal yang terintegrasi

1. Surabaya – Lamongan – Babat2. Surabaya – Mojokerto – Jombang3. Surabaya – Porong – Bangil – Pasuruan4. Surabaya – Gresik5. Pasar Turi – Stasiun Gubeng6. Lawang – Malang – Kepanjen7. Madiun – Ponorogo – Slahung8. Surabaya – Tarik (Sidoarjo)

8 rute APBN, APBD Provinsi dan Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan

Dept. Perhubungan, Dinas Perhubungan Provinsi dan Kab/Kota

Page 197: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

197

No Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana

Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-4

B. Jaringan Kereta Api 1. Pemantapan sistem jaringan

kereta api1. Surabaya (Pasar Turi) – Lamongan – Babat

– Bojonegoro – Cepu2. Surabaya (Semut) – Surabaya (Gubeng) –

Wonokromo – Jombang – Kertosono – Nganjuk – Madiun – Solo

3. Surabaya (Semut) – Surabaya (Gubeng) – Wonokromo – Sidoarjo – Bangil – Pasuruan – Probolinggo – Jember – Banyuwangi

4. Surabaya (Semut) – Surabaya (Gubeng) – Wonokromo – Sidoarjo – Bangil – Lawang – Malang – Blitar – Tulungagung – Kediri – Kertosono – Surabaya

4 rute APBN, APBD Provinsi dan Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan

Dept. Perhubungan, Dinas Perhubungan Provinsi dan Kab/Kota, PT. KAI

2. Pengembangan jalur kereta api cepat

Jakarta – Surabaya 1 rute

3. Pengembangan jalur perkeretaapian ganda

1. Surabaya – Lamongan – Babat – Bojonegoro – Cepu

2. Surabaya – Mojokerto – Jombang – Kertosono – Nganjuk – Madiun – Sragen

3. Surabaya – Bangil – Lawang – Singosari – Malang

4. Bangil – Pasuruan – Probolinggo – Jember – Banyuwangi

5. Malang – Kepanjen – Blitar – Tulungagung – Kertosono

4 rute

4. Revitalisasi jaringan kereta api di Pulau Madura, dari Bangkalan ke Sumenep, dalam satu jaringan transportasi massal kereta api yang terintegrasi dengan jaringan perkeretaapian di Surabaya

1. Bangkalan – Kamal – Sampang – Pamekasan - Sumenep

2. Waru – Tanjung Perak

2 rute

5. Optimalisasi konservasi jalur perkeretaapian mati sebagai alternatif jalur kereta api bila jalur Porong ditutup

Sidoarjo – Tulangan – Tarik 1 rute

6. Percepatan pembangunan baru jaringan jalur KA Porong – Gempol akibat luapan lumpur lapindo

Sidoarjo (Tulangan) – Gunung Gangsir 1 rute

7. Konservasi jalur perkeretaapian mati

1. Bojonegoro – Jatirogo2. Madiun – Ponorogo – Slahung3. Mojokerto – Mojosari – Porong4. Ploso – Mojokerto – Krian5. Malang – Turen – Dampit6. Malang – Pakis – Tumpang7. Babat – Jombang8. Babat – Tuban9. Kamal – Bangkalan – Sampang –

Pamekasan10. Jati – Probolinggo – Paiton11. Klakah – Lumajang – Pasirian12. Lumajang – Gumukmas – Balung –

14 rute

Page 198: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

198

No Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana

Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-4

Rambipuji13. Panarukan – Situbondo – Bondowoso –

Kalisat, 14. Rogojampi – Benculuk

8. Pemantapan prasarana angkutan massal kereta api komuter yang dioperasionalkan saat ini

Surabaya – Porong 1 rute

9. Pembangunan dan pengembangan secara bertahap angkutan massal berupa kereta api komuter sebagai sistem ulang alik dan bagian dari kawasan perkotaan Gerbangkertosusila dan Malang dalam satu jaringan transportasi massal yang terintegrasi

1. Surabaya – Lamongan – Babat2. Surabaya – Mojokerto – Jombang3. Surabaya – Porong – Bangil – Pasuruan4. Surabaya – Gresik5. Pasar Turi – Stasiun Gubeng – Stasiun

Waru6. Lawang – Malang – Kepanjen7. Malang – Turen8. Madiun – Ponorogo – Slahung

8 rute

10. Pemantapan prasarana dryport yang sudah ada

Rambipuji di Kabupaten Jember 1 lokasi

11. Pengembangan prasarana dryport 1. Kota Malang2. Kota Kediri 3. Kabupaten Jombang

3 lokasi

12. Pemantapan prasarana terminal barang yang sudah ada

1. Terminal barang Waru di Kabupaten Sidoarjo

2. Terminal barang Babat di Kabupaten Lamongan

3. Terminal barang Pasar Turi di Kota Surabaya

3 lokasi

13. Pengembangan prasarana terminal barang

Terminal barang Kalimas di Kota Surabaya 1 lokasi

14. Pemantapan dan pengembangan prasarana stasiun kereta api yang sudah ada

1. Stasiun Nganjuk dan stasiun Kertosono di Kabupaten Ngajuk

2. Stasiun Jombang di Kabupaten Jombang3. Stasiun Tulungagung di Kabupaten

Tulungagung4. Stasiun Bojonegoro di Kabupaten

Bojonegoro5. Stasiun Lamongan di Kabupaten

Lamongan6. Stasiun Sidoarjo di Kabupaten Sidoarjo7. Stasiun Bangil di Kabupaten Pasuruan8. Stasiun Klakah di Kabupaten Lumajang 9. Stasiun Jember di Kabupaten Jember10. Stasiun Banyuwangi Baru di Kabupaten

Banyuwangi11. Stasiun Madiun di Kota Madiun12. Stasiun Kediri di Kota Kediri13. Stasiun Blitar di Kota Blitar14. Stasiun Mojokerto di Kota Mojokerto15. Stasiun Surabaya Pasar Turi, Stasiun

Surabaya Kota, Stasiun Sidotopo, Stasiun Kalimas, Stasiun Wonokromo, Stasiun

17 lokasi

Page 199: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

199

No Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana

Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-4

Surabaya Gubeng di Kota Surabaya16. Stasiun Probolinggo di Kota Probolinggo17. Stasiun Pasuruan di Kota Pasuruan

15. Pembangunan stasiun kereta api di Pulau Madura

1. Stasiun Bangkalan di Kabupaten Bangkalan

2. Stasiun Sampang di Kabupaten Sampang 3. Stasiun Pamekasan di Kabupaten

Pamekasan 4. Stasiun Sumenep di Kabupaten Sumenep

4 lokasi

C. Jaringan Sungai, Danau, dan Penyeberangan 1. Pemantapan, pemeliharaan dan

perbaikan pelabuhan penyeberangan yang sudah ada

1. Pelabuhan penyeberangan Ujung di Kota Surabaya

2. Pelabuhan penyeberangan Kamal di Kabupaten Bangkalan

3. Pelabuhan penyeberangan Ketapang di Kabupaten Banyuwangi

4. Pelabuhan penyeberangan Jangkar di Kabupaten Situbondo

5. Pelabuhan penyeberangan Kalianget di Kabupaten Sumenep

6. Pelabuhan penyeberangan Kangean di Kabupaten Sumenep

7. Pelabuhan penyeberangan Sapudi di Kabupaten Sumenep

8. Pelabuhan penyeberangan Bawean di Kabupaten Gresik

8 lokasi APBN, APBD Provinsi dan Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan

Dept. Perhubungan, Dinas Perhubungan Provinsi dan Kab/Kota, PT. Pellindo

2. Pembangunan dan pengembangan pelabuhan penyeberangan

1. Pelabuhan penyeberangan Bawean di Kabupaten Gresik

2. Pelabuhan penyeberangan Paciran di Kabupaten Lamongan;

3. Pelabuhan penyeberangan Kalianget, P.Raas, P.Sapeken di Kabupaten Sumenep;

4. Pelabuhan penyeberangan Ketapang di Kabupaten Bayuwangi;

5. Pelabuhan penyeberangan Jangkar di Kabupaten Situbondo;

6. Pelabuhan penyeberangan P.Gili Ketapang di Kabupaten Probolinggo;

7. Pelabuhan penyeberangan Probolinggo di Kota Probolinggo

7 lokasi

2.1.2. Transportasi LautA. Pelabuhan Umum

1. Pengembangan pelabuhan internasional hub Tanjung Perak di Kota Surabaya dalam satu sistem dengan rencana pengembangan pelabuhan di Teluk Lamong dan pelabuhan Tanjung Bulupandan

1. Wilayah di antara Teluk Lamong sampai Kabupaten Gresik

2. Tanjung Bulu Pandan di Kabupaten Bangkalan

2 lokasi APBN, APBD Provinsi dan Kab/Kota, Investasi Swasta,

Dept. Perhubungan, Dinas Perhubungan Provinsi dan Kab/Kota, PT. Pellindo

2. Pengembangan pelabuhan 1. Pelabuhan Brondong di Kabupaten Lamongan 2 lokasi

Page 200: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

200

No Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana

Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-4

internasional 2. Pelabuhan Sendangbiru di Kabupaten Malang dan/atau Kerjasama Pendanaan

3. Pemantapan pelabuhan nasional yang sudah ada

1. Pelabuhan Gresik di Kabupaten Gresik2. Pelabuhan Tanjung Wangi di Kabupaten

Banyuwangi3. Pelabuhan Probolinggo di Kota

Probolinggo 4. Pelabuhan Pasuruan di Kota Pasuruan 5. Pelabuhan Sapudi di Kabupaten Sumenep 6. Pelabuhan Kalbut di Kabupaten Situbondo 7. Pelabuhan Sapeken di Kabupaten

Sumenep8. Pelabuhan Bawean di Kabupaten Gresik9. Pelabuhan Kangean di Kabupaten

Sumenep

9 lokasi

4. Pemantapan pelabuhan regional yang sudah ada

1. Pelabuhan Banyuwangi di Kabupaten Banyuwangi

2. Pelabuhan Panarukan di Kabupaten Situbondo

3. Pelabuhan Branta di Kabupaten Pamekasan

4. Pelabuhan Telaga Biru di Kabupaten Bangkalan

5. Pelabuhan Kalianget di Kabupaten Sumenep

5 lokasi

5. Pemantapan pelabuhan lokal yang sudah ada

1. Pelabuhan Masalembu di Kabupaten Sumenep

2. Pelabuhan Taddan Camplong di Kabupaten Sampang

3. Pelabuhan Besuki di Kabupaten Situbondo4. Pelabuhan Jangkar di Kabupaten

Situbondo5. Pelabuhan Gayam di Kabupaten Sumenep 6. Pelabuhan P. Raas di Kabupaten Sumenep 7. Pelabuhan Sepulu di Kabupaten

Bangkalan

7 lokasi

2.1.3. Transportasi Udara A. Bandar Udara Umum

1. Peningkatan bandar udara pusat penyebaran

1. bandar udara Juanda di Kabupaten Sidoarjo

2. bandar udara Abdurrahman Saleh di Kabupaten Malang

2 lokasi APBN, APBD Provinsi dan Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan

Dept. Perhubungan, Dinas Perhubungan Provinsi dan Kab/Kota, Angkasa Pura

2. Alternatif pembangunan baru bandar udara di Kabupaten Lamongan sebagai pengembangan bandar udara Juanda

Kabupaten Lamongan 1 lokasi

3. Pengembangan bandar udara bukan pusat penyebaran

1. bandar udara Blimbingsari di Kabupaten Banyuwangi

2. bandar udara Trunojoyo di Kabupaten

4 lokasi APBD Provinsi dan

Page 201: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

201

No Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana

Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-4

Sumenep3. bandar udara Jember di Kabupaten Jember4. bandar udara P. Bawean di Kabupaten

Gresik

Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan

B. Bandar Udara Khusus1. Pemantapan bandar udara yang

sudah adabandar udara Pagerungan Kabupaten Sumenep

1 lokasi

2. Pengembangan bandara khusus 1. Kabupaten Pacitan2. Kabupaten Blitar3. Kabupaten Bojonegoro

3 lokasi

2.2.Sistem Jaringan Energi2.2.1. Sumber Energi

1. Pengembangan energi panas bumi 1. Melati dan Rejosari (Kabupaten Pacitan) 2. Telaga Ngebel (Kabupaten Ponorogo)3. G. Pandan (Kabupaten Madiun)4. G. Arjuno Welirang (Kabupaten Mojokerto)5. Cangar dan Songgoriti (Kota Batu)6. Tirtosari (Kabupaten Sumenep)7. Argopuro dan Tiris-G. Lamongan

(Kabupaten Probolinggo)8. Belawan-Ijen (Kabupaten Bondowoso)

8 lokasi APBN, APBD Provinsi dan Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan

Dept. ESDM, Dinas ESDM Provinsi dan Kab/Kota, PLN

2. Pengembangan energi gelombang laut

1. Kabupaten Pacitan, 2. Kabupaten Trenggalek, 3. Kabupaten Tulungagung, 4. Kabupaten Blitar, 5. Kabupaten Malang, 6. Kabupaten Lumajang, 7. Kabupaten Jember, 8. Kabupaten Banyuwangi,9. Kabupaten Tuban, 10. Kabupaten Bangkalan,11. Kabupaten Sampang, 12. Kabupaten Pamekasan, 13. Kabupaten Sumenep

13 lokasi Dept. Kelautan dan Perikanan, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi dan Kab/Kota, PLN

2.2.2. Kelistrikan 1. Pengembangkan pembangkit untuk

peningkatan kapasitas tenaga listrik di Jawa Bali (termasuk Pulau Madura)

1. Grindulu PS (4x250MW)2. PLTU Paiton 3-4 (800 MW)3. PLTU Tanjung Awar-Awar (2x300MW)4. PLTU Jatim Selatan (2x315MW)5. PLTU Paiton Baru (1x660MW)6. Madura (2x100 MW)

6 lokasi

2. Penambahan trafo IBT 500 MVA 500/150 kv

1. Kediri 2. Paiton

2 lokasi

3. Pembangunan GITET baru berikut transmisi terkait sistem Jawa Bali

1. Surabaya Selatan2. Ngimbang3. KebonAgung4. Ngoro

4 lokasi

5. Percepatan pengembangan SUTET terkait dengan pembangkit PLTU IPP Paiton Expansion (1x800 MW)

SUTET Paiton-Grati Sirkit 3 1 lokasi

Page 202: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

202

No Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana

Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-4

6. Percepatan penyelesaian SUTET Grati-Surabaya Selatan 1 lokasi7. Pembangunan transmisi 500 kV

termasuk overhead line 500 kv menyeberangi selat Bali (Jawa Bali Crossing) sebagai solusi jangka panjang pasokan listrik ke pulau Bali

Paiton-Kapal 1 lokasi

8. Pengembangan transmisi 70 kV baru Driyorejo-Miwon 1 lokasi9. Perkuatan transmisi 150 kV eksisting

dilokasi tersebar di sistem Jawa Bali dalam rangka memenuhi kriteria keandalan

1. Babat-Tuban2. Bambe/Bringkang-Karangpilang 3. Buduran II/Sedati-Inc (Bngil- Waru)4. Cerme-Inc(Sgmdu-Lmgan) 5. Grati-Gondangwetan6. Jatim Selatan PLTU-Pacitan II7. Jatim Selatan PLTU-Wonogiri8. Jombang-Jayakertas9. Kabel Jawa Madura-Suramadu10. Kalisari-Surabaya Selatan 11. Ketapang-Gilimanuk 12. Kraksaan-Probolinggo 13. New Ngimbang-Babat 14. New Ngimbang-Mliwang15. Paciran/Brondong–Lamongan16. Pacitan II-Ponorogo17. Padangsambian-Pesanggaran18. Paiton New-Paiton Old19. Perak-Ujung20. Sambi Kerep/Tandes II-Inc. (Waru-Gresik)21. Simogunung/Gsari-(Swhan-Waru)22. Tanjung Awar-awar PLTU-Tuban 23. Tulungagung II-Kediri 24. Wlingi II-Kediri 25. Banyuwangi-Gilimanuk 26. Banyuwangi-Ketapang 27. Blimbing II-Inc. (Pier-Pakis)28. Ponorogo II-Manisrejo 29. Purwosari/Sukorejo II-Inc. Pier-Pakis) 30. Waru-Darmo Granti31. New Porong-NgoroSidoarjo/Porong I-Bangil32. Ijen PLTP-Banyuwangi33. New Banyuwangi-Genteng34. Ponorogo II-New Tulungagung35. Madura PLTU-Inc. (Spang-Pksan)36. Kalikonto PLTA-Bumi Cokro37. Wilis/Ngbel PLTP-Pacitan II38. Arjuno PLTP-Mojokerto39. Iyang Argopuro PLTP-Probolinngo40. Turen II-Inc. (Kbagn Pakis)

40 lokasi

10. Pengembangan gardu induk 500/150 1. Kediri2. Paiton3. Surabaya Selatan4. Grati 5. Krian

7 lokasi

Page 203: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

203

No Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana

Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-4

6. Kebonagung 7. Ngoro

11. Pengembangan gardu induk 150/70 1. Sekarputih, 2. Bangil (GIS)

2 lokasi

12. Pembangunan GI Baru dan program penambahan trafo distribusi 150/20 kV dalam rangka memenuhi pertumbuhan kebutuhan listrik

Bondowoso, Buduran, Driyorejo, Segoromadu, Sekarputih, Sengkaling, Situbondo, Sumenep, Tulungagung II, Wlingi II, Blimbing II, Gondang Wetan, Ponorogo II, Purwosari/Sukorejo II, Sidoarjo, Ujung, Kebonagung, New Porong, Buduran I/Sedati, Petrokimia, Banyuwangi, Genteng, Kedinding, Kraksaan, Kupang, Lawang, Manyar, Surabaya Selatan, Tuban, Wlingi I, Cerme, Jombang, Paiton, Pier, PLTP Ijen, Sekarputih, Simpang, Undaan, Driyorejo, Banyuwangi, Rungkut, Wonokromo, Bangkalan, Bojonegoro, Bondowoso, Jember, Perak, PLTA Kesamben, PLTA Kalikonto, Sekarputih, Tanggul, Wlingi II, Babat, Lamongan, Mojoagung, Ngawi, Ponorogo II, Rungkut, Tulungagung II, Balongbendo, Bangil, Buduran, Gondangwetan, Kasih Jatim, Lumajang, Ngagel, Ngoro, Pamekasan, Pemaron, Perak, Sawahan, Sawahan, Sidoarjo, Surabaya Selatan, Banyuwangi, Gunungsari/Simogunung, Jombang, Karangkates, Karangpilang, Kedinding, Kediri Baru, Kertosono II, Krian, Lawang, Manyar, Ngimbang, Paciran/Brondong, Padang Sambian, Petrokimia, PLTP Iyang Argopuro, Probolinggo, Rungkut, Segoromadu, Simpang, Situbondo, Sukolilo, Ujung, Undaan, Waru, Babat, Balongbendo, Bangkalan, Banyuwangi, Bringkang/Bambe, Bulukandang, Gembong, Jayakertas, Jember, Kalisari, Kasih Jatim, Kraksaan, New Porong, Ngagel, Ponorogo II, Sampang, Sedati/Buduran II, Sengkaling, Sidoarjo, Sumenep, Tulungagung II, Turen II, Babadan, Babat, Banyuwangi, Baturiti, Bondowoso, Darmogrand, Kediri Baru, Kertosono II, Mojoagung, Mojoagung, Ngimbang, Pacitan II, Rungkut, Tuban, Wlingi

13. penambahan trafo distribusi 70/20 KV 1. Blimbing 2. Tarik3. Trenggalek4. Nganjuk5. Turen 6. Dolopo7. Selorejo PLTA8. Pare9. Trenggalek10. Sengguruh PLTA 11. Magetan

27 lokasi

Page 204: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

204

No Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana

Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-4

12. Siman13. Trenggalek14. Blitar Baru 15. Ponorogo16. Turen17. Caruban 18. Mranggen 19. Polehan 20. Sengguruh PLTA 21. Tulungagung PLTA22. Blitar Baru23. Dolopo24. Mranggen25. Sukorejo26. Sengguruh PLTA 27. Siman

2.2.3. Migas1. Pengembangan jaringan pipa minyak

dan gas bumi 1. Jaringan pipa gas Beji – Gunung Gangsir –

Pandaan 2. Wunut – R/S Porong 3. Wunut – Taman 4. R/S Porong – Kota Sidoarjo5. Cerme – Legundi 6. Manyar – Panceng 7. Kota Pasuruan8. Pandaan9. Jetis10. Mojokerto – Jombang11. Panceng – Tuban 12. Jombang – Nganjuk 13. Kertosono – Kediri14. Bunder – Lamongan15. Lamongan – Babat16. Pandaan – Purwodadi17. Babat – Bojonegoro18. Purwodadi – Lawang 19. Nganjuk – Madiun

1. 5,37 Km2. 8,7 Km3. 28,8 Km4. 15,3 Km5. 20,67 Km6. 30,13 Km7. 11,08 Km8. 5,6 Km9. 20,1 Km10. 50,09 Km11. 70,2 Km12. 40,1 Km13. 40,3 Km14. 30,08 Km15. 29,16 Km16. 35,07 Km17. 35,16 Km18. 15,08 Km19. 50,07 Km

Dept. ESDM, Dinas ESDM Provinsi dan Kab/Kota, Pertamina

2. Pengembangan sumber dan prasarana minyak dan gas bumi

Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Gresik, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Pemekasan, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Sampang, Kabupaten Sumenep, Kabupaten Tuban, dan Kabupaten/kota lain berdasarkan hasil eksplorasi

2.3.Sistem Jaringan Telekomunikasi1. Optimalisasi, rehabilitasi dan

pengembangan jaringan telekomunikasi yang melintasi pusat pertumbuhan wilayah

Kawasan Perkotaan Gerbangkertosusila dan Malang

– APBN, APBD Provinsi dan Kab/Kota, Investasi Swasta,

Depkominfo, Dinas Informasi dan Komunikasi, PT. Telkom2. Peningkatan jangkauan pelayanan jaringan

telekomunikasi hingga pelosok perdesaan melalui pelaksanaan konsep desa berdering (ringing village) dan desa pintar (smart

Kawasan perdesaan di seluruh kab –

Page 205: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

205

No Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana

Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-4

village) dan/atau Kerjasama Pendanaan

3. Pengembangan dan peningkatan jaringan telematika di daerah terpencil

wilayah kepulauan dan pulau-pulau kecil yang terpencil dan terisolir di seluruh kab

4. Pengembangan tower BTS (Base Transceiver Station) terpadu

Seluruh kab/kota di Jawa Timur –

2.4.Sistem Jaringan Sumber Daya Air1. Optimalisasi pengembangan daerah

tangkapan air (catchment area) dan sumber air permukaan

f. Bengawan Jero di Kabupaten Lamongan

g. Saluran Pelayaran di Kabupaten Sidoarjo

h. Singolatri dan Kedawang di Kabupaten Banyuwangi

i. Telaga Ngebel di Kabupaten Ponorogo

j. Waduk meliputi Waduk Kresek di Kabupaten Madiun, Waduk Kedung Bendo di kabupaten Pacitan, Waduk Jipang di Kabupaten Bojonegoro, Waduk Beng di Kabupaten Jombang, Waduk Genting di Kabupaten Malang, Waduk Bajulmati di Kabupaten Banyuwangi, Waduk Nipah di Kabupaten Sampang, Waduk Blega di Kabupaten Bangkalan, Waduk Kedung Brubus di Kabupaten Madiun, Waduk Gonggang di Kabupaten Magetan, Waduk Bendo di Kabupaten Ponorogo, Waduk Banjaranyar di Kabupaten Gresik, Waduk Tawun di Kabupaten Bojonegoro, Waduk Pejok di Kabupaten Bojonegoro, Waduk Tugu di Kabupaten Trenggalek dan Waduk Antrogan di Kabupaten Jember.

– APBN, APBD Provinsi dan Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan

Dinas PU Cipta karya dan Pengairan Provinsi dan Kab/Kota, PDAM, Jasa Tirta Tirta

2. Optimalisasi pengembangan sumber air tanah pada CAT (Cekungan Air Tanah) untuk meningkatkan cadangan air baku

1. CAT Brantas2. CAT Bulukawang3. CAT Besuki4. CAT Bondowoso – Situbondo 5. CAT Banyuwangi6. CAT Blambangan7. CAT Bangkalan8. CAT Jember – Lumajang9. CAT Ketapang10. CAT Lasem11. CAT Ngawi – Ponorogo12. CAT Panceng13. CAT Pasuruan14. CAT Probolinggo15. CAT Randublatung16. CAT Surabaya – Lamongan17. CAT Sumberbening18. CAT Sampang – Pamekasan19. CAT Sumenep20. CAT Tuban21. CAT Toranggo

23 lokasi

Page 206: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

206

No Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana

Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-4

22. CAT Wonosari23. CAT Wonorejo

3. Optimalisasi pengembangan jaringan irigasi primer

1. Jaringan irigasi Bondoyudo2. Jaringan irigasi Rondoningo3. Jaringan irigasi Mrican4. Jaringan irigasi Lodoyo

4 lokasi

4. Optimalisasi pengembangan jaringan air baku untuk industri

1. Jaringan Telaga Sarangan - Magetan 2. Jaringan irigasi Delta Brantas3. Sumber mata air Umbulan4. Pengambilan air tanah dalam untuk

kebutuhan kawasan industri di PIER (Pasuruan), Ngoro (Mojokerto), dan Paiton (Probolinggo)

4 lokasi

5. Optimalisasi pengembangan jaringan air baku untuk air minum regional

1. Sumber mata air Umbulan untuk Kabupaten dan Kota Pasuruan, Sidoarjo, Surabaya dan Gresik

2. Wendit untuk Kota dan Kabupaten Malang, Sumber Brantas dan Banyuning untuk Kota Batu, Kabupaten Malang, dan Kota Malang

3. Penjernihan air Jagir di Wonokromo

3 lokasi

6. Optimalisasi pengembangan jaringan pengendali banjir

1. Waduk Widas di Kabupaten Madiun2. Bozem di Surabaya dan Madiun3. Waduk penampung banjir Jabung/Jabung

retarding basin di Kali Lamongan4. Pemenuhan air baku floodway sedayu

lawas – babat barrage – jabung retarding basin, sembayat barrage, bojonegoro barrage, waduk tawun di Kabupaten Bojonegoro

4 lokasi

7. Optimalisasi pengembangan WS Lintas Provinsi

WS Bengawan Solo 1 lokasi

8. Optimalisasi pengembangan WS Strategis Nasional

WS Brantas 1 lokasi

9. Optimalisasi pengembangan WS Lintas Kabupaten/Kota

1. WS Welang – Rejoso 2. WS Pekalen – Sampean 3. WS Baru – Bajulmati 4. WS Bondoyudo – Bedadung 5. WS Kepulauan Madura.

5 lokasi

10. Optimalisasi pengembangan daerah tangkapan air (catchment area) di wilayah DAS meliputi percepatan rehabilitasi hutan dan lahan serta konservasi tanah secara vegetatif maupun sipil teknis

1. DAS Brantas2. DAS Sampean3. DAS Solo

3 lokasi

2.5.Sistem Prasarana Wilayah Lainnya1. Perencanaan, persiapan, dan pembangunan

kawasan pengelolaan sampah dan limbah terpadu

Kabupaten Gresik 1 lokasi APBN, APBD Provinsi dan Kab/Kota, Investasi

Bapeda Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Persampahan dan pertamanan2. Pengelolaan dan penanggulangan masalah

sampah terutama di wilayah perkotaan Kawasan Perkotaan Gerbangkertosusila dan Malang

2 lokasi

3. Perencanaan pengelolaan secara regional 1. Greater Surabaya (Surabaya, Sidoarjo, 8 lokasi

Page 207: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

207

No Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana

Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-4

dan terpadu di 8 wilayah dan Gresik)2. Malang Raya (Kota Malang, Kota Batu, dan

Kab. Malang)3. Mojokerto (Kota Mojokerto dan Kabupaten

Mojokerto)4. Madiun (Kota Madiun dan Kabupaten

Madiun)5. Kediri (Kota Kediri dan Kabupaten Kediri)6. Blitar (Kota Blitar dan Kabupaten Blitar)7. Pasuruan (Kota Pasuruan dan Kabupaten

Pasuruan)8. Probolinggo (Kota Probolinggo dan

Kabupaten Probolinggo)

Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan

No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan

PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-4B Perwujudan Pola Ruang1 Perwujudan Kawasan Lindung

1.1 Hutan Lindung

Penetapan sistem deliniasi persebaran hutan lindung

Pada seluruh kawasan hutan lindung di wilayah Provinsi Jawa Timur yang berada pada batas administrasi kabupaten/kota:1) Kota Batu; 2) Kota Kediri;3) Bangkalan; 4) Banyuwangi; 5) Blitar; 6) Bojonegoro;7) Bondowoso; 8) Jember; 9) Jombang; 10) Kediri; 11) Gresik;12) Lamongan; 13) Lumajang; 14) Madiun; 15) Malang; 16) Magetan; 17) Mojokerto; 18) Nganjuk;19) Ngawi;20) Pacitan;

30 wilayah kabupaten/kota

APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan

Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Kehutanan dan Perhutani

Penetapan wilayah prioritas rehabilitasi hutan

Perencanaan wilayah prioritas rehabilitasi hutan

Page 208: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

208

No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan

PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-4

21) Pamekasan; 22) Pasuruan; 23) Ponorogo; 24) Probolinggo; 25) Sampang; 26) Situbondo;

Pengembangan kawasan hutan lindung untuk mendukung fungsi perlindungan lingkungan

1.2 Kawasan Perlindungan Setempat1.2.1 Sempadan Pantai

Memantapkan kawasan lindung di daratan untuk menunjang kawasan lindung pantai

Kawasan pesisir sepanjang pantai di wilayah Jawa Timur baik yang berbatasan dengan Laut Jawa, Selat Bali maupun Samudera Hindia dan di kawasan kepulauan, meliputi wilayah kabupaten/kota:1) Kabupaten Pacitan2) Kabupaten Trenggalek3) Kabupaten Tulungagung4) Kabupaten Blitar5) Kabupaten Malang6) Kabupaten Lumajang7) Kabupaten Jember8) Kabupaten Banyuwangi9) Kabupaten Situbondo10) Kabupaten Probolinggo11) Kabupaten Pasuruan12) Kota Pasuruan13) Kabupaten Sidoarjo14) Kota Surabaya15) Kabupaten Gresik16) Kabupaten Lamongan17) Kabupaten Tuban18) Kabupaten Bangkalan19) Kabupaten Sampang20) Kabupaten Pamekasan21) Kabupaten Sumenep

21 kabupaten/kota

APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan

Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Kelautan dan Perikanan, dan Dinas PU Pengairan

Pengendalian kegiatan budidaya di kawasan pantai

Perencanaan fungsi perlindungan pantai secara alami ataupun buatan

Pembangunan prasarana pengamanan pantai terutama pada daerah-daerah rawan abrasi air laut pada wilayah strategis, daerah tertinggal, serta pulau-pulau kecil

Pengembangan kawasan lindung sepanjang pantai yang memiliki nilai ekologis sebagai daya tarik wisata dan penelitian

1.2.2 Sempadan Sungai

Penetapan delineasi kawasan sempadan sungai

Sepanjang aliran sungai di Jawa Timur

APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan

Bappeda Provinsi Jawa Timur dan Dinas PU Pengairan

Penertiban kawasan bantaran sungai

Perencanaan kawasan sempadan sungai untuk kegiatan yang menunjang fungsi lingkungan hidup

Page 209: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

209

No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan

PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-4 Pengembangan kawasan sempadan sungai

untuk kegiatan non budidaya dan penelitian1.2.3 Kawasan sekitar danau atau

waduk Penetapan delineasi kawasan perlindungan

sekitar waduk/danau

Sekitar danau/waduk di Jawa Timur

APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan

Bappeda Provinsi Jawa Timur dan Dinas PU Pengairan

Perencanaan pembatasan kegiatan yang tidak berkaitan dengan perlindungan kawasan sekitar waduk/danau

Pengembangan kawasan sekitar danau atau waduk untuk peningkatan nilai ekonomis kawasan

1.2.4 Kawasan sekitar mata air Penetapan delineasi kawasan perlindungan

sekitar mata air

Sekitar mata air di Jawa Timur

APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan

Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Kehutanan, Perhutani dan Dinas PU Pengairan

Pembatasan kegiatan yang tidak berkaitan dengan perlindungan kawasan sekitar mata air

Pengembangan kawasan untuk peningkatan nilai ekonomis kawasan

1.2.5 Kawasan lindung spiritual dan kearifan lokal

Penetapan kawasan lindung spiritual dan kearifan lokal sebagai aset budaya local heritage yang dipreservasi

1) Kawasan permukiman budaya Suku Samin di Bojonegoro

2) Kawasan permukiman budaya Suku Tengger di Probolinggo

3) Kawasan permukiman budaya suku Osing di Banyuwangi

4) Kawasan permukiman budaya di Gunung Kawi

4 lokasi

APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan

Bappeda Provinsi Jawa Timur dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Perencanaan pembatasan perubahan keaslian kawasan dengan modernisasi ke bentuk lain.

Perlindungan terhadap kawasan lindung spiritual dan kearifan lokal tersebut, ditetapkan dalam peraturan yang terdapat di rencana tata ruang kabupaten/kota

1.3 Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya1.3.1 Kawasan suaka margasatwa Merehabilitasi suaka marga satwa 1) Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang

terletak di Kecamatan Krucil, Sumber Malang, Panti dan Sukorambi, Kabupaten Situbondo, Bondowoso, Probolinggo dan Jember.

2) Suaka Margasatwa Pulau Bawean terletak di Kecamatan Sangkapura dan Kecamatan Tambak, Kabupaten Gresik.

2 lokasi

APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan

Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Kehutanan dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Konservasi sumberdaya hutan, flora-fauna serta ekosistemnya

Pengembangan pengelolaan kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya lintas kabupaten/kota dan propinsi

Page 210: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

210

No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan

PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-41.3.2 Kawasan cagar alam

Merehabilitasi cagar alam

1) Besowo Gadungan di Kabupaten Kediri;2) Cagar Alam Ceding di Kabupaten

Bondowoso;3) Cagar Alam Watangan Puger I di Kabupaten

Jember;4) Cagar Alam Sungai Kolbu di Kabupaten

Probolinggo;5) Curah Manis I – VIII di Kabupaten Jember;6) Gunung Abang di Kabupaten Pasuruan;7) Guwo Lowo/Nglirip di Kabupaten Tuban;8) Gunung Picis di Kabupaten Ponorogo;9) Gunung Sigogor di Kabupaten Ponorogo;10) Kawah Ijen Merapi Ungup - Ungup di

Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Banyuwangi;

11) Manggis Gadungan di Kabupaten Kediri;

12) Nusa Barong di Kabupaten Jember;13) Pulau Bawean di Kabupaten Gresik;14) Pulau Noko dan Pulau Nusa di

Kabupaten Gresik;15) Pulau Saobi di Kepulauan Kangean

Kabupaten Sumenep;16) Pulau Sempu di Kabupaten Malang;17) Rogojampi II di Kabupaten

Banyuwangi; dan18) Pancuran Ijen I dan II di Kabupaten

Bondowoso.

18 lokasi

APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan

Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Kehutanan dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Pengembangan fungsi ekonomi dan pendidikan untuk kepariwisataan dan penelitian

1.3.3 Kawasan hutan bakau/mangrove

Rehabilitasi ekosistem dan habitat yang rusak di kawasan hutan, pesisir (terumbu karang, mangrove, padang lamun, dan estuaria), perairan, bekas kawasan pertambangan

Sepanjang pantai Utara, pantai Timur dan Pantai Selatan Jawa Timur serta wilayah pesisir kepulauan

APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan

Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Kelautan dan Perikanan dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Perencanaan pengembangan kawasan hutan

bakau/mangrove untuk kegiatan perlindungan ekosistem dan lingkungan

1.3.4 Taman Nasional Pemantapan fungsi kawasan lindung

termasuk pengembangan flora fauna khas1) Taman Nasional Bromo Tengger Semeru

yang berada di wilayah Kabupaten Malang, Pasuruan, Probolinggo dan Lumajang;

2) Taman Nasional Baluran yang terletak di Kecamatan Banyuputih Kabupaten Situbondo dan Kecamatan Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi;

3) Taman Nasional Meru Betiri yang terletak di perbatasan Jember dan Banyuwangi Selatan; dan

4 lokasi APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan

Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Kehutanan dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Perencanaan pengembangan kawasan taman nasional dengan partisipasi masyarakat sekitar

Pengembangan kawasan penelitian terbatas untuk pengembangan fungsi pendidikan pada kawasan taman nasional

Page 211: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

211

No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan

PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-4

4) Taman Nasional Alas Purwo di Kecamatan 1.3.5 Taman Hutan Raya

Pemantapan dan rehabilitasi fungsi taman hutan raya

Taman Hutan Raya R. Soeryo di Kabupaten Mojokerto, Pasuruan, Malang, Jombang dan Kota Batu Propinsi Jawa Timur

APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan

Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Kehutanan dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Perencanaan kawasan untuk pengembangan fungsi ekonomi dan pendidikan untuk kepariwisataan dan penelitian

1.3.6 Taman Wisata Alam Pemantapan dan rehabilitasi fungsi taman

wisata alam 1) Taman Wisata Tretes di Kabupaten Pasuruan;

2) Taman Wisata Gunung Baung di Kabupaten Pasuruan; dan

3) Taman Wisata Kawah Ijen di Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Banyuwangi

3 lokasi

APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan

Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Kehutanan dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Perencanaan taman wisata alam dengan partisipasi masyarakat

Pengembangan kegiatan pariwisata, meningkatkan atraksi dengan mengembangkan fasilitas penelitian flora, dan pengembangan fasilitas perkemahan

1.3.7 Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan

Pemeliharaan kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan

1) Lingkungan non bangunan:a) Monumen keganasan PKI di Kabupaten

Madiun;b) Monumen Trisula di Kabupaten Blitar;c) Petilasan Sri Aji Joyoboyo di Kabupaten

Kediri;d) Petilasan Gunung Kawi Kabupaten

Malang; dane) Situs Purbakala Trinil di Kabupaten

Ngawi.

2) Lingkungan bangunan non gedung:a) Arca Totok Kerot di Kabupaten Kediri;b) Candi Penataran dan Candi Simping di

Kabupaten Blitar;c) Candi Singosari, Candi Jago, Candi Kidal,

Candi Badut di Kabupaten Malang;d) Candi Jawi di Kabupaten Pasuruan;e) Candi Cungkup, Makam Gayatri di

Kabupaten Tulungagung; f) Candi Dadi di Kabupaten Tulungagung;g) Candi Jolotundo di Kabupaten Mojokerto; h) Makam Asta Tinggi di Kabupaten

Sumenepi) Makam Sunan Ampel di Kota Surabaya;j) Kompleks Makam KH. Hasyim Asy’ari,

KH. Wachid Hasyim dan Makam Sayyid Sulaiman di Kabupaten Jombang;

32 lokasi APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan

Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Pendidikan dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Pemantapan pengembangan sebagai daya tarik wisata sejarah serta untuk pengembangan penelitian dan pendidikan bagi masyarakat

Page 212: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

212

No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan

PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-4

k) Makam Batu Ampar di Kabupaten Pameksan;

l) Makam Syaikhul Khalil dan Pesarean Air mata Ibu Kabupaten Bangkalan;

m) Makam Maulana Malik Ibrahim, Makam Sunan Giri (Giri Kedaton), Makam Fatimah Binti Maimun, Makam Kanjeng Sepuh dan Kawasan Gunung Surowiti di Kabupaten Gresik;

n) Makam Sunan Drajat di Kabupaten Lamongan;

o) Makam Batoro Katong di Kabupaten Ponorogo;

p) Makam Sunan Bonang di Kabupaten Tuban;

q) Recolanang di Kabupaten Mojokerto;r) Situs Sarchopagus dan Megalith di

Kabupaten Bondowoso; dan 1.4 Kawasan Rawan Bencana Alam

1.4.1 Kawasan rawan longsor

Penetapan zona-zona bahaya dan tingkatannya

Kawasan rawan longsor di wilayah Provinsi Jawa Timur berada di kabupaten:1) Kabupaten Ngawi;2) Kabupaten Tuban;3) Kabupaten Bojonegoro;4) Kabupaten Magetan;5) Kabupaten Madiun;6) Kabupaten Nganjuk;7) Kabupaten Ponorogo;

20 kabupaten

APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan

Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Penanggulangan Bencana, Dinas Kehutanan, Dinas PU Pengairan Pemantapan dan penanggulangan bencana

longsor

Page 213: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

213

No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan

PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-4

8) Kabupaten Pacitan;9) Kabupaten Trenggalek;10) Kabupaten Kediri;11) Kabupaten Tulungagung;12) Kabupaten Blitar;13) Kabupaten Malang;14) Kabupaten Lumajang;

Penanganan pasca bencana longsor

Peningkatan tanggap darurat

1.4.2 Kawasan Rawan Gelombang Pasang

Penetapan zona-zona bahaya dan tingkatannya

Kawasan pesisir sepanjang pantai di wilayah Jawa Timur baik yang berbatasan dengan Laut Jawa, Selat Bali maupun Samudera Hindia dan di kawasan kepulauan, meliputi wilayah kabupaten/kota:1) Kabupaten Pacitan2) Kabupaten Trenggalek3) Kabupaten Tulungagung4) Kabupaten Blitar5) Kabupaten Malang6) Kabupaten Lumajang7) Kabupaten Jember8) Kabupaten Banyuwangi9) Kabupaten Situbondo10) Kabupaten Probolinggo11) Kabupaten Pasuruan12) Kota Pasuruan13) Kabupaten Sidoarjo14) Kota Surabaya15) Kabupaten Gresik16) Kabupaten Lamongan17) Kabupaten Tuban18) Kabupaten Bangkalan19) Kabupaten Sampang20) Kabupaten Pamekasan21) Kabupaten Sumenep

21 kabupaten/kota

APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan

Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Penanggulangan Bencana, Dinas Kehutanan, Dinas PU Pengairan

Pemantapan strategi mitigasi bencana gelombang pasang

Penanganan pasca bencana gelombang pasang

Peningkatan tanggap darurat

1.4.3 Kawasan rawan banjir

Penetapan zona-zona bahaya dan tingkatannya

Kawasan rawan banjir di wilayah:1) Kabupaten Gresik;2) Kabupaten Bojonegoro;3) Kabupaten Nganjuk;4) Kabupaten Ngawi;

30 kabupaten/kota

APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama

Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Penanggulangan Bencana, Dinas Kehutanan, Dinas PU Pengairan

Page 214: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

214

No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan

PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-45) Kabupaten Magetan;6) Kabupaten Madiun7) Kabupaten Pacitan;8) Kabupaten Trenggalek;9) Kabupaten Tulungagung;10) Kabupaten Blitar;11) Kabupaten Kediri;12) Kabupaten Malang;13) Kabupaten Mojokerto;14) Kabupaten Jombang;15) Kabupaten Sidoarjo;16) Kabupaten Pasuruan;17) Kabupaten Surabaya;18) Kabupaten Probolinggo;19) Kabupaten Lumajang;20) Kabupaten Jember;21) Kabupaten Bondowoso;22) Kabupaten Situbondo;23) Kabupaten Banyuwangi;24) Kabupaten Bangkalan;25) Kabupaten Sampang;26) Kabupaten Tuban; 27) Kabupaten Pasuruan;28) Kabupaten Lamongan;29) Kabupaten Ponorogo; dan30) Kota Surabaya.

pendanaan

Pemantapan strategi mitigasi bencana

Penanganan pasca bencana

Peningkatan tanggap darurat

1.5 Kawasan Lindung Geologi1.5.1 Kawasan Cagar Alam Geologi

1.5.1.1Kawasan Rawan Bencana Alam Geologi

Penetapan zona-zona bahaya dan tingkatannya

1) Kawasan rawan letusan gunung berapi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi :a) Kawasan sekitar Gunung Ijen;b) Kawasan sekitar Gunung Semeru;c) Kawasan sekitar Gunung Bromo;d) Kawasan sekitar Gunung Lamongan;e) Kawasan sekitar Gunung Arjuno-

Welirang;f) Kawasan sekitar Gunung Kelud; dang) Kawasan sekitar Gunung Raung.

2) Kawasan rawan gempa bumi berada di wilayah:a) Kabupaten Ngawi;b) Kabupaten Magetan;c) Kabupaten Madiun;d) Kabupaten Ponorogo;e) Kabupaten Nganjuk;f) Kabupaten Kediri;g) Kabupaten Jombang;

7 lokasi dan 13 kabupaten/kota

APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan

Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Penanggulangan Bencana, Dinas Kehutanan, Dinas PU Pengairan

Pemantapan strategi mitigasi bencana

Penanganan pasca bencana

Peningkatan tanggap darurat

Page 215: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

215

No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan

PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-4

h) Kabupaten Mojokerto;i) Kabupaten Blitar;

1.5.1.2Kawasan Karst

Penetapan delineasi kawasan karst yang dilindungi

1) Blitar; 2) Bangkalan; 3) Tulungagung; 4) Trenggalek; 5) Malang; 6) Ngawi; 7) Ponorogo; 8) Pacitan; 9) Sampang; dan 10) Tuban.

APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan

Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Penanggulangan Bencana, Dinas Kehutanan, Dinas PU Pengairan Perencanaan dan pengembangan reboisasi

lahan yang rusak agar sifat peresapannya masih tetap berfungsi

1.6 Kawasan Lindung Lainnya Penetapan delineasi kawasan lindung

lainnya untuk perlindungan terumbu karangKawasan terumbu karang yang tersebar di kabupaten:1) Kabupaten Probolinggo2) Kabupaten Situbondo3) Kabupaten Banyuwangi4) Kabupaten Jember5) Kabupaten Malang 6) Kabupaten Pacitan

6 kabupaten

APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan

Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Kelautan dan Perikanan, dan Disbudpar 

Perencanaan kawasan hulu supaya jernih dan mengurangi sedimentasi akibat pencemaran dan perusakan lingkungan

Pengembangan manfaat kawasan untuk kegiatan penelitian dan pariwisata

2 Perwujudan Kawasan Budidaya2.1 Kawasan Hutan Produksi

Penetapan delineasi kawasan hutan produksi

Kawasan hutan produksi di wilayah Provinsi Jawa Timur berada di kabupaten/kota:1) Kota Batu; 2) Kabupaten Bangkalan; 3) Kabupaten Banyuwangi; 4) Kabupaten Blitar; 5) Kabupaten Bojonegoro;6) Kabupaten Bondowoso; 7) Kabupaten Jember; 8) Kabupaten Jombang; 9) Kabupaten Kediri; 10) Kota Kediri;11) Kabupaten Gresik;12) Kabupaten Lamongan; 13) Kabupaten Lumajang; 14) Kabupaten Madiun; 15) Kabupaten Malang; 16) Kabupaten Magetan; 17) Kabupaten Mojokerto; 18) Kabupaten Nganjuk;19) Kabupaten Ngawi;20) Kabupaten Pacitan; 21) Kabupaten Pamekasan;

30 kabupaten/kota

 APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan  

Dinas Kehutanan, Perhutani

Pengembangan hutan tanaman industri, terutama pada kawasan hutan non-produktif, termasuk kemudahan perijinan usaha dan permodalan/pinjaman

Pengembangan hasil hutan non-kayu dan

Page 216: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

216

No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan

PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-4

jasa lingkungan22) Kabupaten Pasuruan; 23) Kabupaten Ponorogo; 24) Kabupaten Probolinggo; 25) Kabupaten Sampang; 26) Kabupaten Situbondo; 27) Kabupaten Sumenep; 2.2 Kawasan hutan rakyat

Identifikasi, deliniasi dan penetapan kawasan hutan rakyat

Rencana kawasan hutan rakyat di wilayah Provinsi Jawa Timur berada di kabupaten/kota:1) Kabupaten Bangkalan;2) Kabupaten Banyuwangi;3) Kabupaten Blitar;4) Kabupaten Bojonegoro;5) Kabupaten Bondowoso;6) Kabupaten Gresik;7) Kabupaten Jember;8) Kabupaten Jombang;9) Kabupaten Kediri;10) Kota Batu; 11) Kota Pasuruan;12) Kabupaten Lamongan; 13) Kabupaten Lumajang; 14) Kabupaten Madiun; 15) Kabupaten Magetan; 16) Kabupaten Malang; 17) Kabupaten Mojokerto; 18) Kabupaten Nganjuk;19) Kabupaten Ngawi;20) Kabupaten Pacitan; 21) Kabupaten Pamekasan; 22) Kabupaten Pasuruan; 23) Kabupaten Ponorogo; 24) Kabupaten Probolinggo; 25) Kabupaten Sampang; 26) Kabupaten Sidoarjo;27) Kabupaten Situbondo; 28) Kabupaten Sumenep;29) Kabupaten Trenggalek;30) Kabupaten Tuban; dan31) Kabupaten Tulungagung.

31 kabupaten/kota

APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan

Dinas Kehutanan  Perencanaan pemanfaatan hutan rakyat dan

penetapan peraturan pemanfaatan hutan rakyat

Pengembangan peningkatan nilai ekonomi secara terkendali dengan kemitraan masyarakat – sector privat

2.3 Kawasan peruntukkan pertanian2.3.1 Kawasan pertanian lahan

basah

Page 217: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

217

No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan

PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-4

Delineasi dan penetapan lahan pertanian pangan berkelanjutan

Kawasan pertanian di wilayah Provinsi Jawa Timur direncanakan di untuk dikembangkan di kabupaten: 1) Kabupaten Tuban;2) Kabupaten Bojonegoro;3) Kabupaten Lamongan;4) Kabupaten Gresik;5) Kabupaten Ngawi;6) Kabupaten Magetan;7) Kabupaten Madiun;8) Kabupaten Nganjuk;9) Kabupaten Jombang;10) Kabupaten Mojokerto;11) Kabupaten Sidoarjo;12) Kabupaten Bangkalan;13) Kabupaten Pasuruan;14) Kabupaten Pacitan;15) Kabupaten Ponorogo;16) Kabupaten Trenggalek;17) Kabupaten Tulungagung;18) Kabupaten Blitar;19) Kabupaten Kediri;20) Kabupaten Malang;21) Kabupaten Lumajang;22) Kabupaten Probolinggo;23) Kabupaten Situbondo;24) Kabupaten Bondowoso;25) Kabupaten Jember;26) Kabupaten Banyuwangi;27) Kabupaten Sampang;28) Kabupaten Pamekasan; dan 29) Kabupaten Sumenep.

29 kabupaten

APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan

Bappeda Provinsi Jawa Timur dan Dinas Pertanian

Pengembangan kawasan pertanian di perdesaan

2.3.2 Kawasan pertanian lahan kering dan hortikultura

Pengembangan kawasan pertanian lahan kering

Di seluruh kabupaten/kota di wilayah Provinsi Jawa Timur

38 kabupaten/kota

APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan

Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Pertanian dan Dinas Perkebunan

2.4 Kawasan Peruntukkan Perkebunan Pengembangan kawasan perkebunan

pendukung kawasan strategis agropolitanPengembangan kawasan perkebunan di wilayah Provinsi Jawa Timur berada di kabupaten:1) Kabupaten Pacitan;2) Kabupaten Trenggalek;3) Kabupaten Tulungagung;4) Kabupaten Ponorogo;5) Kabupaten Magetan;

24 kabupaten APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaa

Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Pertanian dan Dinas Perkebunan

Page 218: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

218

No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan

PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-46) Kabupaten Ngawi;7) Kabupaten Madiun;8) Kabupaten Nganjuk;9) Kabupaten Jombang;10) Kabupaten Gresik;11) Kabupaten Bojonegoro;12) Kabupaten Tuban;13) Kabupaten Lamongan;14) Kabupaten Kediri;15) Kabupaten Blitar;16) Kabupaten Malang;17) Kabupaten Pasuruan;18) Kabupaten Probolinggo;19) Kabupaten Lumajang;20) Kabupaten Jember;21) Kabupaten Bondowoso;22) Kabupaten Situbondo;23) Kabupaten Banyuwangi; dan24) Kabupaten Bangkalan.

n

2.5 Kawasan Peruntukkan Peternakan

Pengembangan sentra peternakan pendukung agropolitan.

Pengembangan kawasan peternakan di wilayah Provinsi Jawa Timur berada di kabupaten:1) Sentra peternakan ternak besar berada di

wilayah: Kabupaten Blitar, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Jember, Kabupaten Kediri, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Malang, Kabupaten Magetan, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Sumenep, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Tuban; dan

2) Sentra peternakan ternak kecil terletak di seluruh Kabupaten di Jawa Timur.

3) Sentra peternakan unggas terletak di Kabupaten Blitar, Kabupaten Jombang, Kabupaten Kediri, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Sidoarjo, dan Kabupaten Tulungagung.

3 sentra peternakan di 38 kabupaten/kota

APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan

Bappeda Provinsi Jawa Timur dan Dinas Peternakan

2.6 Kawasan peruntukkan perikanan

Pengembangan sentra perikanan dan minapolitan

Pengembangan kawasan perikanan di wilayah Provinsi Jawa Timur berada di kabupaten:1) Pengembangan minapolitan di Muncar

Kabupaten Banyuwangi, Mayangan Kota 11 kabupaten

APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau

Bappeda, Dinas Kelautan dan Perikanan

Page 219: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

219

No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan

PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-4Probolinggo, Sendang Biru Kabupaten Malang dan Tamperan Kabupaten Pacitan;

2) Pengembangan Komoditi Utama Perikanan di Pantai Selatan meliputi Kabupaten Pacitan, Kabupaten Trenggalek, Sendangbiru Kabupaten Malang dan Puger Kabupaten Jember dan kawasan potensial lainnya meliputi Ujungpangkah Kabupaten Gresik, Brondong Kabupaten Lamongan, Pondokmimbo Kabupaten Situbondo, Bulu Kabupaten Tuban dan Pasongsongan Kabupaten Sumenep

3) Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) meliputi Prigi di Kabupaten Trenggalek, dan Brondong di Kabupaten Lamongan;

4) Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) di Muncar

kerjasama pendanaan

Pengembangan sarana dan prasarana untuk pengembangan perikanan dan teknologi penangkapan ikan yang ramah lingkungan

2.7 Kawasan peruntukkan pertambangan2.7.1 Kawasan pertambangan

mineral

Pengembangan kawasan pertambangan mineral dan batubara berdasarkan potensi bahan galian, kondisi geologi dan geohidrologi dengan prinsip kelestarian lingkungan

Pertambangan mineral logam terdapat di:1) Kabupaten Blitar;2) Kabupaten Banyuwangi;3) Kabupaten Jember;4) Kabupaten Lumajang;5) Kabupaten Malang;6) Kabupaten Pacitan;7) Kabupaten Ponorogo;8) Kabupaten Trenggalek; dan 9) Kabupaten Tulungagung.

Pertambangan mineral non logam terdapat di:1) Kabupaten Blitar;2) Kabupaten Banyuwangi;3) Kabupaten Jember;

29 kabupaten

APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan

Bappeda, Dinas ESDM

Page 220: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

220

No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan

PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-44) Kabupaten Lumajang;5) Kabupaten Malang;6) Kabupaten Pacitan;7) Kabupaten Ponorogo;8) Kabupaten Trenggalek;9) Kabupaten Tulungagung; 10) Kabupaten Bojonegoro;11) Kabupaten Bondowoso;12) Kabupaten Gresik; 13) Kabupaten Lamongan;14) Kabupaten Tuban;15) Kabupaten Jombang;16) Kabupaten Kediri;17) Kabupaten Mojokerto; 18) Kabupaten Madiun;19) Kabupaten Magetan;20) Kabupaten Nganjuk;21) Kabupaten Ngawi;22) Kabupaten Pasuruan;23) Kabupaten Probolinggo;24) Kabupaten Situbondo;25) Kabupaten Sidoarjo; 26) Kabupaten Sumenep;27) Kabupaten Bangkalan;28) Kabupaten Pamekasan; dan29) Kabupaten Sampang.

Pertambangan batubara terdapat di:1) Kabupaten Blitar;2) Kabupaten Banyuwangi;3) Kabupaten Jember;4) Kabupaten Lumajang;5) Kabupaten Malang;6) Kabupaten Pacitan;7) Kabupaten Ponorogo;8) Kabupaten Trenggalek; dan 9) Kabupaten Tulungagung.

Penetapan wilayah prioritas rehabilitasi pertambangan

Penetapan kawasan andalan pertambangan dan pengolahannya

2.7.2 Kawasan pertambangan minyak dan gas bumi

Pengembangan kawasan pertambangan minyak dan gas bumi

1) Kabupaten Bojonegoro;2) Kabupaten Gresik;3) Kabupaten Sumenep;4) Kabupaten Tuban;5) Kabupaten Bangkalan;6) Kabupaten Lamongan;7) Kabupaten Sampang;8) Kabupaten Pamekasan;9) Kabupaten Sidoarjo;10) Kabupaten Jombang;11) Kabupaten Nganjuk;12) Kabupaten Ngawi;13) Kabupaten Mojokerto;

18 kabupaten APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan

Bappeda, Dinas ESDM

Page 221: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

221

No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan

PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-414) Kota Surabaya;15) Kabupaten Pasuruan;16) Kabupaten Probolinggo;17) Kabupaten Situbondo; dan18) Kabupaten Tulungagung

Pengembangan pemanfaatan dan konservasi air bawah tanah

Di seluruh area pertambangan Peningkatan eksplorasi dan eksploitasi potensi minyak dan gas bumi dengan pengelolaan mandiri dan berwawasan lingkungan

2.8 Kawasan peruntukkan industri2.8.1 Kawasan peruntukkan

industri

Delineasi dan penetapan kawasan peruntukkan industri

1) Kab. Bangkalan;2) Kab. Banyuwangi; 3) Kab. Blitar; 4) Kab. Bojonegoro;5) Kab. Bondowoso;6) Kab. Gresik;7) Kab. Jember; 8) Kab. Jombang; 9) Kab. Kediri;10) Kab. Lamongan;11) Kab. Lumajang;12) Kab. Madiun;13) Kab. Magetan;14) Kab. Malang;15) Kab. Mojokerto;16) Kab. Nganjuk;17) Kab. Ngawi;18) Kab. Pacitan;19) Kab. Pamekasan;

38 kabupaten/kota

 APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan  

Bappeda, Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Page 222: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

222

No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan

PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-420) Kab. Pasuruan; 21) Kab. Ponorogo;22) Kab. Probolinggo;23) Kab. Sampang;24) Kab. Sidoarjo;25) Kab. Situbondo;26) Kab. Sumenep;27) Kab. Trenggalek;28) Kab. Tuban;29) Kab. Tulungagung;30) Kota Batu;31) Kota Blitar;32) Kota Kediri;33) Kota Madiun;34) Kota Malang;35) Kota Mojokerto;36) Kota Pasuruan;37) Kota Probolinggo; dan38) Kota Surabaya.

Perencanaan kawasan peruntukkan industri

2.8.2 Kawasan industri

Perencanaan kawasan industri

1) Kabupaten Bangkalan;2) Kabupaten Sidoarjo;3) Kabupaten Tuban;4) Kawasan Industri Malang dan singosari,

lawang dan sendang bitu di Kabupaten Malang; dan

5) Kota Madiun.

5 kabupaten/kota

 APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan    

Bappeda, Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Pengembangan kawasan industri

1) Kabupaten Gresik;2) Kabupaten Lamongan;3) Kawasan Industri Jetis (Jetis Industrial Park)

dan Kawasan Industri Mojoanyar (Mojoanyar Industrial Park) di Kabupaten Mojokerto;

3 kabupaten

2.9 Kawasan peruntukkan wisata Perencanaan kawasan wisata dan

pemanfaatannya

Seluruh kawasan tujuan wisata di Jawa Timur

 APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan  

Bappeda, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pengembangan kawasan wisata

2.10 Kawasan peruntukkan permukiman Relokasi pemukiman yang terkena dan/atau

rawan bencana alam Di seluruh kabupaten/kota38 kabupaten/kota

 APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama

Bappeda, Dinas PU Cipta Karya

Pengembangan rusun di kawasan perkotaan Kawasan Gerbangkertosusila Kawasan perkotaan lain

14 kabupaten/kota

Page 223: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

223

No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan

PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-4

pendanaa2.11 Kawasan andalan

Perencanaan kawasan andalan di provinsi jawa timur

1) Kawasan Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan

2) Kawasan Malang dan sekitarnya3) Kawasan Probolinggo-Pasuruan, Lumajang4) Kawasan Tuban-Bojonegoro5) Kawasan Kediri-Tulungagung-Blitar6) Kawasan Situbondo-Bondowoso-Jember7) Kawasan Madiun dan sekitarnya8) Kawasan Banyuwangi dan sekitarnya9) Kawasan Madura dan Kepulauan10) Kawasan Andalan Laut, Madura, dan

sekitarnya

10 kawasan andalan di Jawa Timur

APBN,APBD Provinsi dan swasta

Bappeda Provinsi Jawa Timur Pengembangan kawasan andalan di provinsi

jawa timur sesuai sektor unggulannya

3 Kawasan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Pengembangan kota-kota pesisir di

Kepulauan Provinsi Jawa Timur.

Seluruh kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil di Provinsi Jawa Timur

 APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan    

Dinas Kelautan dan Perikanan

Peningkatan konservasi kawasan pesisir dan pulau-pulai kecil yang menjadi fungsi perlindungan, baik perlindungan bagi kawasan bawahannya, kawasan perlindungan setempat, maupun cagar alam;

Pengoptimalan pengembangan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil

Peningkatan upaya-upaya untuk mempertahankan dan memperbaiki ekosistem pesisir

Peningkatan operasionalisasi perwujudan pengembangan kawasan andalan dengan sektor unggulan kelautan dan perikanan

No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan

PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-4C. Perwujudan Kawasan Strategis Provinsi1 Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan

Ekonomi1. Perencanaan dan pengembangan zonasi di

kawasan high tech industrial park berupa : zona pengembangan industri utama, zona pengembangan research, zona pendidikan tinggi, zona multimedia.

Kota Surabaya dan Kab. Sidoarjo – APBN, APBD Provinsi dan Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan

Dept. PU, Bapeda Provinsi dan Kab/Kota, Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Bina Marga Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi dan Kab/Kota, Bapepam

Page 224: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

224

No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan

PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-42. Perencanaan dan Pengembangan zonasi di

Kawasan Ekonomi Unggulan (KEU) berupa zona pengembangan pelabuhan utama, zona pengembangan logistik dan perdagangan, zona industri pengolahan.

LIS (Lamongan Integrated Shorebase) di Kab. Lamongan dan Kawasan Ekonomi di Kab. Malang

– Dept. PU, Bapeda Provinsi dan Kab/Kota, Dinas PU Cipta Karya Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Bina Marga Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi dan Kab/Kota, Bapepam

3. Perencanaan dan pengembangan zonasi di kawasan koridor metropolitan, berupa zona pusat pertumbuhan, zona penyangga, dan zona wilayah pelayanan.

Kab. Bangkalan, Kota Surabaya, Kab. Sidoarjo, Kab. Pasuruan, Kab. Malang, Kota Malang, dan Kota Batu.

– Dept. PU, Bapeda Provinsi dan Kab/Kota, Dinas PU Cipta Karya Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Bina Marga Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi dan Kab/Kota, Bapepam.

4. Perencanaan dan pengembangan zonasi di kawasan agropolitan berupa zona pusat produksi, zona pusat industri pengolahan, zona pusat koleksi dan distribusi.

Kab. Ngawi, Kota/Kab. Madiun, Kab. Magetan, Kab. Ponorogo, Kab. Malang, Kab. Lumajang, Kab. Probolinggo, Kab. Pasuruan, Kab. Sidoarjo, Kab Jember, Kab. Banyuwangi, Kab. Bondowoso, Kab. Situbondo, Kep. Madura, Kota Surabaya, Kab. Gresik, dan Kab. Lamongan.

– Dept. PU, Bapeda Provinsi dan Kab/Kota, Dinas PU Cipta Karya Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Bina Marga Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Pertanian Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Perkebunan Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi dan Kab/Kota, Bapepam, Koperasi dan UMKM, BRI dan Perbankan/Perkreditan.

5. Perencanaan dan pengembangan zonasi Kawasan Ekonomi Unggulan (KEU) berupa zona inti produksi, zona koleksi, zona outlet, zona pelayanan, zona penyangga, zona terpengaruh.

Kab. Sidoarjo – Dept. PU, Bapeda Provinsi dan Kab/Kota, Dinas PU Cipta Karya Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Bina Marga Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi dan Kab/Kota, Dinas ESDM Provinsi dan Kab/Kota Bapepam, Koperasi dan UMKM

Page 225: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

225

No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan

PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-4Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi (kawasan tertinggal)

1. Pengembangan potensi-potensi ekonomi lokal seperti kerajinan rakyat, kebudayaan rakyat, pertanian rakyat di kawasan tertinggal dll.

Kep. Madura, Kab. Tuban, Kab. Bojonegoro, Kab. Pacitan, Kab. Probolinggo, Kab Bondowoso, dan Kab. Jombang

– APBN, APBD Provinsi dan Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan

Dept. PU, Dept. PDT Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi dan Kab/Kota, Dinas PDT Provinsi dan Kab/Kota, Bapeda Provinsi dan Kab/Kota

2. Pengembangan sentra industri atau pusat UMKM dan kemitraan di kawasan tertinggal

3. Pengembangan aksesibilitas atau pembukaan isolasi daerah tertinggal dengan pembukaan pelabuhan, fasilitas enyeberangan, jaringan darat, dll.

4. Pengembangan pelayanan utilitas dasar di kawsan tertinggal dengan subsidi dan insentif dari pemerintah

2. Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya1. Penataan kawasan dengan optimasi nilai

pengalaman budaya dan penonjolan nilai sejarah

Kab. Mojokerto, Kab. Pasuruan, Kab. Lumajang, Kab. Malang, Kab. Situbondo, Kab. Bondowoso, dan Kab. Banyuwangi

– APBN, APBD Provinsi dan Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan

Dept. PU, Dept. Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas PU Cipta Karya Provinsi dan Kab/Kota, Bapeda Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi dan Kab/Kota

2. Pelestarian dan aktualisasi aset dan adat budaya daerah

3. Penyusunan zoning regulation kawasan –

3. Kawasan strategis dari sudut kepentingan SDA dan/atau teknologi tinggi

1. Pengembangan dan optimasi energi panas bumi Ngebel di Kabupaten Ponorogo, Belawan Ijen di Kabupaten Bondowoso, dan Dataran Tinggi Yang di Kabupaten Probolinggo.

– APBN, APBD Provinsi dan Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan

Dept. PU, Dept. ESDM, Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi dan Kab/Kota, Bapeda Provinsi dan Kab/Kota, Dinas ESDM Provinsi dan Kab/Kota, PLN

2. Pengembangan dan pengendalian kawasan pembangkit PLTG, PLTU, dan PLTD

Paiton di Probolinggo/Situbondo, Singosari di Gresik, Lekok di Pasuruan, Jenu dan Tanjung Awor-awor di Tuban, dan Ngadirojo di Pacitan

3. Pengembangan dan pengendalian kawasan pertambangan minyak dan gas bumi

Sidoarjo dan sekitarnya, Gresik dan sekitarnya, Tuban dan sekitarnya, Bangkalan dan sekitarnya, Bojonegoro dan sekitarnya, Sumenep dan sekitarnya

–Dept. PU, Dept. ESDM, Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi dan Kab/Kota, Bapeda Provinsi dan Kab/Kota, Dinas ESDM Provinsi dan Kab/Kota, PLN, Pertamina

4. Pengembangan program kegiatan ekonomi penunjang atau turunan dari kegiatan ekonomi utama di kawasan SDA/teknologi tinggi

Sidoarjo dan sekitarnya, Gresik dan sekitarnya, Tuban dan sekitarnya, Bangkalan dan sekitarnya, Bojonegoro dan sekitarnya, Sumenep dan sekitarnya, Probolinggo, Situbondo, Pasuruan.

5. Rehabilitasi kawasan pertambangan Sidoarjo dan sekitarnya, Gresik dan sekitarnya, Tuban dan sekitarnya, Bangkalan dan sekitarnya, Bojonegoro dan sekitarnya, Sumenep dan sekitarnya

6. Pengembangan perencananaan peraturan Sidoarjo dan sekitarnya, Gresik dan sekitarnya, –

Page 226: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

226

No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan

PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-4zonasi kawasan Tuban dan sekitarnya, Bangkalan dan

sekitarnya, Bojonegoro dan sekitarnya, Sumenep dan sekitarnya

4. Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan1. Pengembangan daya dukung dan daya tampung

lingkungan di kawasan perlindungan ekosistem dan lingkungan hidup.

DAS Sampean – APBN, APBD Provinsi dan Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan

Dept. PU, Dept Kehutanan, Dept Kelautan dan Perikanan, Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi dan Kab/Kota, Bapeda Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Kehutanan Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi dan Kab/kota, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi dan Kab/kota, Dinas SDA Provinsi dan Kab/kota

2. Pengembangan zona-zona penyangga untuk memisahkan kawasan lindung dan aktivitas budidaya

– Bapeda Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Kehutanan Provinsi dan Kab/Kota, Dinas SDA Provinsi dan Kab/kota

3. Pengembangan kegiatan penghijauan/reboisasi – Bapeda Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Kehutanan Provinsi dan Kab/Kota, Dinas SDA Provinsi dan Kab/kota

4. Pengembangan wisata alam dan wisata minat khusus yang tidak mengganggu fungsi utama lindung kawasan

– Dept. PU, Dept. Kehutanan, Dept. Kelautan dan Perikanan, Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi dan Kab/Kota, Bapeda Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Kehutanan Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi dan Kab/kota Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi dan Kab/Kota, Dinas SDA Provinsi dan Kab/Kota

Page 227: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

227

No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan

PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-45. Perlindungan sumber daya alam dari

pemanfaatan yang eksploitatif dan tidak terkendali

– Dept. PU, Dept Kehutanan, Dept Kelautan dan Perikanan, Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi dan Kab/Kota, Bapeda Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Kehutanan Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi dan Kab/kota, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi dan Kab/kota, Dinas SDA Provinsi dan Kab/kota

6. Pengembangan pelestarian flora, fauna, dan ekosistem unik kawasan

Page 228: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

228

Tabel 1 Indikasi Program Utama Per Tahun (Lima Tahun Pertama)

No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana

Waktu Pelaksanaan PJM I (Tahun 2010-2014)

1 2 3 4 5A. Perwujudan Struktur Ruang1. Perwujudan Sistem Pusat Pelayanan

1.1. Sistem Perkotaan Perencanaan tata ruang dan zonasi

kawasan perkotaan PKNKawasan Perkotaan Gerbangkertosusila dan Malang

2 unit masterplan

APBN, APBD Provinsi, APBD Kab/Kota

Dept. PU, Bapeda Provinsi, Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi

Perencanaan tata ruang dan zonasi kawasan perkotaan PKW

Probolinggo, Tuban, Kediri, Madiun, Banyuwangi, Jember, Blitar, Pamekasan, Bojonegoro, dan Pacitan

10 unit masterplan

APBD Provinsi dan Kab/Kota

Dept. PU, Bapeda Provinsi, Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi

Perencanaan tata ruang dan zonasi kawasan agropolitan dan agroindustri

1. Sistem Agropolitan Wilis2. Sistem Agropolitan Bromo Tengger

Semeru (BTS)3. Sistem Agropolitan Ijen4. Sistem Agropolitan Madura5. Sistem Agroindustri Gelang (Gresik dan

Lamongan) Utara

5 unit masterplan

APBN, APBD Provinsi dan Kab/Kota

Dept. PU, Bapeda Provinsi dan Kab/Kota, Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Perkebunan Provinsi dan dan Kab/Kota, Dinas Pertanian Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Kehutanan Provinsi dan Kab/Kota, Dinas ESDM Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi dan Kab/Kota

1.2. Sistem Perdesaan Pengembangan sentra produksi pertanian Kep. Madura, Kab. Gresik, Kab. Lamongan,

Kab. Magetan, Kab. Ngawi, Kab. Madiun, Kab. Ponorogo, Kab. Lumajang, Kab. Jember, Kab. Bondowoso, Kab. Banyuwangi, dan Kab. Situbondo

– APBN, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan

Dept. PU, Bapeda Provinsi dan Kab/Kota, Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Bina Marga Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Pertanian Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Perkebunan Provinsi dan Kab/Kota,

Pengembangan desa mandiri pangan – Pengembangan dan rehabilitasi

infrastruktur pertanian dan pedesaan, melalui perbaikan jaringan irigasi dan jalan usaha tani, pasar tani, serta infrastruktur pedesaan lainnya, seperti transportasi, listrik, air, komunikasi

Page 229: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

229

No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana

Waktu Pelaksanaan PJM I (Tahun 2010-2014)

1 2 3 4 5Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi dan Kab/Kota, Bapepam, Koperasi dan UMKM

2. Perwujudan Sistem Prasarana 2.1 Sistem Jaringan Transportasi 2.1.1 Sistem Jaringan Transportasi Darat2.1.1.1 Jaringan JalanA. Jalan

Pemantapan jaringan jalan bebas hambatan dalam kota

Simpang Susun (SS) Waru – Bandara Juanda 13,50 km APBN, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan

Ditjen Bina Marga Dept. PU, Dinas Bina Marga Provinsi dan Kab/Kota, BPN Provinsi dan Kab/Kota, Jasa Marga

Percepatan penyelesaian pengembangan jaringan jalan bebas hambatan yang strategis

Porong – Gempol (relokasi) –

Penyelesaian pengembangan jaringan jalan bebas hambatan antar kota dan dalam kota

1. Solo – Mantingan 2. Mantingan – Ngawi 3. Ngawi – Kertosono 4. Kertosono – Mojokerto 5. Mojokerto – Surabaya 6. Gempol – Pandaan 7. Pandaan – Malang 8. Gempol – Pasuruan 9. Pasuruan – Probolinggo 10. Probolinggo – Banyuwangi11. Gresik – Tuban12. Tuban – Demak13. Waru (Aloha) – Wonokromo – Tanjung

Perak14. Bandara Juanda – Tanjung Perak

1. 58,00 km2. 27,00 km3. 84,00 km4. 38,00 km5. 37,00 km6. 14,00 km7. 30,00 km8. 32,00 km9. 40,00 km10. 156,00

km 11. –12. –13. 18,40 km14. 23,00 km

APBN, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan

Ditjen Bina Marga Dept. PU, Dinas Bina Marga Provinsi dan Kab/Kota, BPN Provinsi dan Kab/Kota, Jasa Marga

Percepatan pengembangan jaringan jalan arteri primer untuk mendukung fungsinya sebagai pengganti ruas jalan arteri primer Surabaya – Sidoarjo – Gempol – Pasuruan

ruas jalan pengganti raya Porong – Ditjen Bina Marga Dept. PU, Dinas Bina Marga Provinsi dan Kab/Kota, BPN Provinsi dan Kab/Kota Pengembangan jaringan jalan strategis

nasional1. Durenan – Prigi2. Panggul – Prigi – Ngrejo – Batas Kab.

Tulungagung – Pantai Serang – Batas Kab. Blitar – Wonogoro – Sendang Biru – Talok

3. Jarit – Puger – Sumberejo – Glenmore

B. Terminal Pengembangan terminal agribisnis di

setiap simpul koleksi dan distribusi untuk pengembangan agropolitan dan agroindustri

1. Sistem Agropolitan Wilis2. Sistem Agropolitan Ijen

2 lokasi APBD Provinsi, dan Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama

Dept. Perhubungan, Dinas Perhubungan Provinsi dan Kab/Kota

Page 230: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

230

No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana

Waktu Pelaksanaan PJM I (Tahun 2010-2014)

1 2 3 4 5Pendanaan

C. Angkutan Massal Pembangunan dan pengembangan secara

bertahap angkutan massal berbasis jalan sebagai sistem ulang alik dan bagian dari kawasan perkotaan Gerbangkertosusila dan Malang dalam satu jaringan transportasi massal yang terintegrasi

1. Lawang – Malang – Kepanjen2. Surabaya – Tarik (Sidoarjo)

2 rute APBD Provinsi dan Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan

Dept. Perhubungan, Dinas Perhubungan Provinsi dan Kab/Kota

2.1.1.2 Jaringan Kereta Api Pengembangan jalur perkeretaapian

gandaBangil – Pasuruan – Probolinggo – Jember - Banyuwangi

1 rute

Revitalisasi jaringan kereta api di Pulau Madura, dari Bangkalan ke Sumenep, dalam satu jaringan transportasi massal kereta api yang terintegrasi dengan jaringan perkeretaapian di Surabaya

1. Bangkalan – Kamal – Sampang – Pamekasan - Sumenep

2. Waru – Tanjung Perak

2 rute

Optimalisasi konservasi jalur perkeretaapian mati sebagai alternatif jalur kereta api bila jalur Porong ditutup

Sidoarjo – Tulangan – Tarik 1 rute APBN, APBD Provinsi dan Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan

Dept. Perhubungan, Dinas Perhubungan Provinsi dan Kab/Kota, PT. KAI Percepatan pembangunan baru jaringan

jalur KA Porong – Gempol akibat luapan lumpur lapindo

Sidoarjo (Tulangan) – Gunung Gangsir (relokasi)

1 rute

Konservasi jalur perkeretapian mati 1. Panarukan – Situbondo – Bondowoso – Kalisat

2. Madiun – Ponorogo – Slahung

2 rute

Pemantapan prasarana angkutan massal kereta api komuter yang dioperasionalkan saat ini

Surabaya – Porong 1 rute

Pembangunan dan pengembangan secara bertahap angkutan massal berupa kereta api komuter sebagai sistem ulang alik dan bagian dari kawasan perkotaan Gerbangkertosusila dan Malang dalam satu jaringan transportasi massal yang terintegrasi

1. Surabaya – Mojokerto – Jombang2. Surabaya – Gresik

2 rute

Pembangunan stasiun baru dan pengembangan stasiun yang ada

1. Stasiun Madiun di Kota Madiun2. Stasiun Bangkalan di Kabupaten

Bangkalan3. Stasiun Sampang di Kabupaten Sampang 4. Stasiun Pamekasan di Kabupaten

Pamekasan 5. Stasiun Sumenep di Kabupaten Sumenep

5 lokasi

Pengembangan terminal barang 1. Terminal Barang Pasar Turi di Kota Surabaya

2. Terminal Barang Kalimas di Kota Surabaya3. Terminal Barang Babat di Kabupaten

3 lokasi

Page 231: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

231

No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana

Waktu Pelaksanaan PJM I (Tahun 2010-2014)

1 2 3 4 5Lamongan

2.1.1.3 Jaringan Sungai, Danau, dan Penyeberangan

Pemantapan, pemeliharaan, perbaikan, dan pembangunan prasarana pelabuhan penyeberangan

1. Bawean di Kabupaten Gresik2. Paciran di Kabupaten Lamongan 3. Kalianget di Kabupaten Sumenep4. P.Raas di Kabupaten Sumenep5. P.Sapeken di Kabupaten Sumenep6. Ketapang di Kabupaten Banyuwangi7. Jangkar di Kabupaten Situbondo8. P.Gili Ketapang di Kabupaten Probolinggo9. Probolinggo di Kota Probolinggo

9 lokasi APBN, APBD Provinsi dan Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan

Dept. Perhubungan, Dinas Perhubungan Provinsi dan Kab/Kota, PT. Pellindo

2.1.2. Sistem Jaringan Transportasi Laut Pengembangan pelabuhan internasional

hub Tanjung Perak di Kota Surabaya dalam satu sistem dengan rencana pengembangan pelabuhan di Teluk Lamong dan pelabuhan Tanjung Bulupandan

1. Wilayah di antara Teluk Lamong sampai Kabupaten Gresik

2. Tanjung Bulu Pandan di Kabupaten Bangkalan

2 lokasi APBN, APBD Provinsi dan Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan

Dept. Perhubungan, Dinas Perhubungan Provinsi dan Kab/Kota, PT. Pellindo

Pengembangan pelabuhan internasional 1. Pelabuhan Brondong di Kabupaten Lamongan 2. Pelabuhan Sendangbiru di Kabupaten Malang

2 lokasi

2.1.3 Sistem Jaringan Transportasi Udara Peningkatan bandar udara pusat

penyebaran 1. bandar udara Juanda di Kabupaten

Sidoarjo2. bandar udara Abdurrahman Saleh di

Kabupaten Malang

2 lokasi APBN, APBD Provinsi dan Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan

Dept. Perhubungan, Dinas Perhubungan Provinsi dan Kab/Kota, Angkasa Pura

Pengembangan bandar udara bukan pusat penyebaran

1. bandar udara Blimbingsari di Kabupaten Banyuwangi

2. bandar udara Trunojoyo di Kabupaten Sumenep

3. bandar udara Jember di Kabupaten Jember4. bandar udara P. Bawean di Kabupaten

Gresik

4 lokasi APBD Provinsi dan Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan

Pemantapan dan pengembangan bandar udara khusus

1. bandar udara Pagerungan di Kabupaten Sumenep

2. Kabupaten Pacitan3. Kabupaten Blitar4. Kabupaten Bojonegoro

4 lokasi

2.2 Sistem Jaringan Energi

Page 232: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

232

No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana

Waktu Pelaksanaan PJM I (Tahun 2010-2014)

1 2 3 4 5 Pengembangan energi panas bumi 1. Telaga Ngebel (Kabupaten Ponorogo),

2. Argopuro dan Tiris-G. Lamongan (Kabupaten Probolinggo)

2 lokasi APBN, APBD Provinsi dan Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan

Dept. ESDM, Dinas ESDM Provinsi dan Kab/Kota,, PLN

Percepatan pengembangan SUTET terkait dengan pembangkit PLTU IPP Paiton Expansion (1x800 MW)

SUTET Paiton-Grati Sirkit 3 1 lokasi

Pengembangkan pembangkit untuk peningkatan kapasitas tenaga listrik di Jawa Bali (termasuk Pulau Madura)

1. Grindulu PS (4x250MW)2. PLTU Tanjung Awar-Awar (2x300MW)3. PLTU Jatim Selatan (2x315MW)4. PLTU Paiton Baru (1x660MW)5. Madura (2x100 MW)

5 lokasi

Percepatan penyelesaian SUTET Grati-Surabaya Selatan 1 lokasi2.3 Sistem Jaringan Telekomunikasi

Optimalisasi, rehabilitasi dan pengembangan jaringan telekomunikasi yang melintasi pusat pertumbuhan wilayah

Kawasan Perkotaan Gerbangkertosusila dan Malang

– APBN, APBD Provinsi dan Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan

Depkominfo, Dinas Informasi dan Komunikasi, PT. Telkom

Peningkatan jangkauan pelayanan jaringan telekomunikasi hingga pelosok perdesaan melalui pelaksanaan konsep desa berdering (ringing village) dan desa pintar (smart village)

Kawasan perdesaan di seluruh kab –

Pengembangan dan peningkatan jaringan telematika di daerah terpencil

wilayah kepulauan dan pulau-pulau kecil yang terpencil dan terisolir di seluruh kab

2.4 Sistem Jaringan Sumber Daya Air Optimalisasi pengembangan jaringan

irigasi primer 1. Jaringan irigasi Bondoyudo2. Jaringan irigasi Rondoningo3. Jaringan irigasi Mrican4. Jaringan irigasi Lodoyo

4 lokasi APBN, APBD Provinsi dan Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan

Dinas PU Cipta karya dan Pengairan Provinsi dan Kab/Kota, PDAM, Jasa Tirta

Optimalisasi pengembangan jaringan air baku untuk industri

1. Jaringan Telaga Sarangan - Magetan 2. Jaringan irigasi Delta Brantas3. Sumber mata air Umbulan4. Pengambilan air tanah dalam untuk

kebutuhan kawasan industri di PIER (Pasuruan), Ngoro (Mojokerto), dan Paiton (Probolinggo)

4 lokasi

Optimalisasi pengembangan jaringan air baku untuk air minum regional

1. Sumber mata air Umbulan untuk Kabupaten dan Kota Pasuruan, Sidoarjo, Surabaya dan Gresik

2. Wendit untuk Kota dan Kabupaten Malang, Sumber Brantas dan Banyuning untuk Kota Batu, Kabupaten Malang, dan Kota Malang

3. Penjernihan air Jagir di Wonokromo

3 lokasi

Optimalisasi pengembangan jaringan pengendali banjir

1. Waduk Widas di Kabupaten Madiun2. Bozem di Surabaya dan Madiun3. Waduk penampung banjir Jabung/Jabung

retarding basin di Kali Lamongan4. Pemenuhan air baku floodway sedayu

lawas – babat barrage – jabung retarding basin, sembayat barrage, bojonegoro

4 lokasi

Page 233: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

233

No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana

Waktu Pelaksanaan PJM I (Tahun 2010-2014)

1 2 3 4 5barrage, waduk tawun di Kabupaten Bojonegoro

2.5 Sistem Prasarana Wilayah Lainnya Perencanaan, persiapan, dan

pembangunan kawasan pengelolaan sampah dan limbah terpadu

Kabupaten Gresik 1 lokasi APBN, APBD Provinsi dan Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan

Bapeda Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Persampahan dan pertamanan Pengelolaan dan penanggulangan

masalah sampah terutama di wilayah perkotaan

Kawasan Perkotaan Gerbangkertosusila dan Malang

2 lokasi

Perencanaan pengelolaan secara regional dan terpadu di 8 wilayah

1. Greater Surabaya (Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik)

2. Malang Raya (Kota Malang, Kota Batu, dan Kab. Malang)

3. Mojokerto (Kota Mojokerto dan Kabupaten Mojokerto)

4. Madiun (Kota Madiun dan Kabupaten Madiun)

5. Kediri (Kota Kediri dan Kabupaten Kediri)6. Blitar (Kota Blitar dan Kabupaten Blitar)7. Pasuruan (Kota Pasuruan dan Kabupaten

Pasuruan)8. Probolinggo (Kota Probolinggo dan

Kabupaten Probolinggo)

8 lokasi

No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana

Waktu Pelaksanaan PJM I (Tahun 2010-2014)

1 2 3 4 5B Perwujudan Pola Ruang1 Perwujudan Kawasan Lindung

1.1 Hutan Lindung

Penetapan sistem deliniasi persebaran hutan lindung

Pada seluruh kawasan hutan lindung di wilayah Provinsi Jawa Timur yang berada pada batas administrasi kabupaten/kota:1) Kota Batu; 2) Kota Kediri;3) Bangkalan; 4) Banyuwangi; 5) Blitar; 6) Bojonegoro;7) Bondowoso; 8) Jember; 9) Jombang; 10) Kediri; 11) Gresik;12) Lamongan;

30 wilayah kabupaten/kota

APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan

Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Kehutanan dan Perhutani

Page 234: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

234

No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana

Waktu Pelaksanaan PJM I (Tahun 2010-2014)

1 2 3 4 513) Lumajang; 14) Madiun; 15) Malang; 16) Magetan; 17) Mojokerto; 18) Nganjuk;19) Ngawi;20) Pacitan; 21) Pamekasan; 22) Pasuruan; 23) Ponorogo; 24) Probolinggo; 25) Sampang; 26) Situbondo; 27) Sumenep; 28) Tuban; 29) Trenggalek; dan 30) Tulungagung.

Penetapan wilayah prioritas rehabilitasi hutan

1.2 Kawasan Perlindungan Setempat

1.2.1 Sempadan Pantai

Memantapkan kawasan lindung di daratan untuk menunjang kawasan lindung pantai

Kawasan pesisir sepanjang pantai di wilayah Jawa Timur baik yang berbatasan dengan Laut Jawa, Selat Bali maupun Samudera Hindia dan di kawasan kepulauan, meliputi wilayah kabupaten/kota:1) Kabupaten Pacitan2) Kabupaten Trenggalek3) Kabupaten Tulungagung4) Kabupaten Blitar5) Kabupaten Malang6) Kabupaten Lumajang7) Kabupaten Jember8) Kabupaten Banyuwangi9) Kabupaten Situbondo10) Kabupaten Probolinggo11) Kabupaten Pasuruan12) Kota Pasuruan13) Kabupaten Sidoarjo14) Kota Surabaya15) Kabupaten Gresik16) Kabupaten Lamongan17) Kabupaten Tuban18) Kabupaten Bangkalan19) Kabupaten Sampang20) Kabupaten Pamekasan21) Kabupaten Sumenep

21 kabupaten/kota

APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan

Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Kelautan dan Perikanan, dan Dinas PU Pengairan

Pengendalian kegiatan budidaya di kawasan pantai

1.2.2 Sempadan Sungai

Page 235: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

235

No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana

Waktu Pelaksanaan PJM I (Tahun 2010-2014)

1 2 3 4 5

Penetapan delineasi kawasan sempadan sungai

Sepanjang aliran sungai di Jawa Timur

APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan

Bappeda Provinsi Jawa Timur dan Dinas PU Pengairan

Penertiban kawasan bantaran sungai

1.2.3 Kawasan sekitar mata air

Penetapan dan/atau pertegasan batas lapangan kawasan perlindungan sekitar mata air

Sekitar mata air di Jawa Timur

APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan

Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Kehutanan, Perhutani dan Dinas PU Pengairan

Pembatasan kegiatan yang tidak berkaitan dengan perlindungan kawasan sekitar mata air

1.3 Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya1.3.1 Kawasan suaka margasatwa

Merehabilitasi suaka marga satwa 1) Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang

terletak di Kecamatan Krucil, Sumber Malang, Panti dan Sukorambi, Kabupaten Situbondo, Bondowoso, Probolinggo dan Jember.

2) Suaka Margasatwa Pulau Bawean terletak di Kecamatan Sangkapura dan Kecamatan Tambak, Kabupaten Gresik.

2 lokasi

APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan

Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Kehutanan dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Konservasi sumberdaya hutan, flora-fauna

serta ekosistemnya

1.3.2 Kawasan cagar alam

Merehabilitasi cagar alam

1) Besowo Gadungan di Kabupaten Kediri;2) Cagar Alam Ceding di Kabupaten

Bondowoso;3) Cagar Alam Watangan Puger I di Kabupaten

Jember;4) Cagar Alam Sungai Kolbu di Kabupaten

Probolinggo;5) Curah Manis I – VIII di Kabupaten Jember;6) Gunung Abang di Kabupaten Pasuruan;7) Guwo Lowo/Nglirip di Kabupaten Tuban;8) Gunung Picis di Kabupaten Ponorogo;9) Gunung Sigogor di Kabupaten Ponorogo;10) Kawah Ijen Merapi Ungup - Ungup di

Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Banyuwangi;

11) Manggis Gadungan di Kabupaten Kediri;

12) Nusa Barong di Kabupaten Jember;

18 lokasi

APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan

Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Kehutanan dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Page 236: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

236

No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana

Waktu Pelaksanaan PJM I (Tahun 2010-2014)

1 2 3 4 513) Pulau Bawean di Kabupaten Gresik;14) Pulau Noko dan Pulau Nusa di

Kabupaten Gresik;15) Pulau Saobi di Kepulauan Kangean

Kabupaten Sumenep;16) Pulau Sempu di Kabupaten Malang;17) Rogojampi II di Kabupaten

Banyuwangi; dan18) Pancuran Ijen I dan II di Kabupaten

Bondowoso.1.3.3 Kawasan hutan

bakau/mangrove

Rehabilitasi ekosistem dan habitat yang rusak di kawasan hutan, pesisir (terumbu karang, mangrove, padang lamun, dan estuaria), perairan, bekas kawasan pertambangan

Sepanjang pantai Utara, pantai Timur dan Pantai Selatan Jawa Timur serta wilayah pesisir kepulauan

APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan

Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Kelautan dan Perikanan dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

1.3.4 Taman Nasional

Pemantapan fungsi kawasan lindung termasuk pengembangan flora fauna khas

1) Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang berada di wilayah Kabupaten Malang, Pasuruan, Probolinggo dan Lumajang;

2) Taman Nasional Baluran yang terletak di Kecamatan Banyuputih Kabupaten Situbondo dan Kecamatan Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi;

3) Taman Nasional Meru Betiri yang terletak di perbatasan Jember dan Banyuwangi Selatan; dan

4) Taman Nasional Alas Purwo di Kecamatan Tegal Dlimo, Bayuwangi Selatan.

4 lokasi

APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan

Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Kehutanan dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

1.3.5 Taman Hutan Raya

Pemantapan dan rehabilitasi fungsi taman hutan raya

Taman Hutan Raya R. Soeryo di Kabupaten Mojokerto, Pasuruan, Malang, Jombang dan Kota Batu Propinsi Jawa Timur

1 lokasi

APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan

Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Kehutanan dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

1.3.6 Taman Wisata Alam Pemantapan dan rehabilitasi fungsi taman

wisata alam1) Taman Wisata Tretes di Kabupaten

Pasuruan;2) Taman Wisata Gunung Baung di Kabupaten

Pasuruan; dan

3 lokasi APBN, APBD Propinsi, investasi

Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Kehutanan dan Dinas Kebudayaan dan

Page 237: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

237

No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana

Waktu Pelaksanaan PJM I (Tahun 2010-2014)

1 2 3 4 5

3) Taman Wisata Kawah Ijen di Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Banyuwangi

swasta, dan/atau kerjasama pendanaan

Pariwisata

1.3.7 Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan

Pemeliharaan kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan

1) Lingkungan non bangunan:a) Monumen keganasan PKI di Kabupaten

Madiun;b) Monumen Trisula di Kabupaten Blitar;c) Petilasan Sri Aji Joyoboyo di Kabupaten

Kediri;d) Petilasan Gunung Kawi Kabupaten

Malang; dane) Situs Purbakala Trinil di Kabupaten

Ngawi.

2) Lingkungan bangunan non gedung:a) Arca Totok Kerot di Kabupaten Kediri;b) Candi Penataran dan Candi Simping di

Kabupaten Blitar;c) Candi Singosari, Candi Jago, Candi Kidal,

Candi Badut di Kabupaten Malang;d) Candi Jawi di Kabupaten Pasuruan;e) Candi Cungkup, Makam Gayatri di

Kabupaten Tulungagung; f) Candi Dadi di Kabupaten Tulungagung;g) Candi Jolotundo di Kabupaten Mojokerto; h) Makam Asta Tinggi di Kabupaten

Sumenepi) Makam Sunan Ampel di Kota Surabaya;j) Kompleks Makam KH. Hasyim Asy’ari,

KH. Wachid Hasyim dan Makam Sayyid Sulaiman di Kabupaten Jombang;

k) Makam Batu Ampar di Kabupaten Pameksan;

l) Makam Syaikhul Khalil dan Pesarean Air mata Ibu Kabupaten Bangkalan;

m) Makam Maulana Malik Ibrahim, Makam Sunan Giri (Giri Kedaton), Makam Fatimah Binti Maimun, Makam Kanjeng Sepuh dan Kawasan Gunung Surowiti di Kabupaten Gresik;

n) Makam Sunan Drajat di Kabupaten Lamongan;

o) Makam Batoro Katong di Kabupaten Ponorogo;

p) Makam Sunan Bonang di Kabupaten Tuban;

q) Recolanang di Kabupaten Mojokerto;r) Situs Sarchopagus dan Megalith di

32 lokasi APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan

Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Pendidikan dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Page 238: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

238

No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana

Waktu Pelaksanaan PJM I (Tahun 2010-2014)

1 2 3 4 5Kabupaten Bondowoso; dan

s) Kawasan Trowulan di Kabupaten Mojokerto.

3) Lingkungan bangunan gedung dan halamannya:a) Pelestarian bangunan bersejarah dan

cagar budaya Kota Surabaya;b) Benteng Pendem Van den Bosch di

Kabupaten Ngawi;c) Pelestarian bangunan Pabrik Gula di

Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Madiun, Kabupaten Magetan, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Kediri dan Kabupaten Malang;

d) Makam Proklamator, Museum Bung Karno dan Petilasan Aryo Blitar di Kota Blitar.

e) Monumen PETA (Suprijadi) di Kota Blitar.1.4 Kawasan Rawan Bencana Alam

1.4.1 Kawasan rawan longsor

Penetapan zona-zona bahaya dan tingkatannya

Kawasan rawan longsor di wilayah Provinsi Jawa Timur berada di wilayah kabupaten:1) Kabupaten Ngawi;2) Kabupaten Tuban;3) Kabupaten Bojonegoro;4) Kabupaten Magetan;5) Kabupaten Madiun;6) Kabupaten Nganjuk;7) Kabupaten Ponorogo;8) Kabupaten Pacitan;9) Kabupaten Trenggalek;10) Kabupaten Kediri;11) Kabupaten Tulungagung;12) Kabupaten Blitar;13) Kabupaten Malang;14) Kabupaten Lumajang;15) Kabupaten Pasuruan;16) Kabupaten Probolinggo;17) Kabupaten Jember;18) Kabupaten Situbondo;19) Kabupaten Bondowoso; dan20) Kabupaten Banyuwangi.

20 kabupaten

APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan

Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Penanggulangan Bencana, Dinas Kehutanan, Dinas PU Pengairan

Pemantapan dan penanggulangan bencana longsor

1.4.2 Kawasan Rawan Gelombang Pasang

Page 239: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

239

No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana

Waktu Pelaksanaan PJM I (Tahun 2010-2014)

1 2 3 4 5

Penetapan zona-zona bahaya dan tingkatannya

Kawasan pesisir sepanjang pantai di wilayah Jawa Timur baik yang berbatasan dengan Laut Jawa, Selat Bali maupun Samudera Hindia dan di kawasan kepulauan, meliputi wilayah kabupaten/kota:1) Kabupaten Pacitan2) Kabupaten Trenggalek3) Kabupaten Tulungagung4) Kabupaten Blitar5) Kabupaten Malang6) Kabupaten Lumajang7) Kabupaten Jember8) Kabupaten Banyuwangi9) Kabupaten Situbondo10) Kabupaten Probolinggo11) Kabupaten Pasuruan12) Kota Pasuruan13) Kabupaten Sidoarjo14) Kota Surabaya15) Kabupaten Gresik16) Kabupaten Lamongan17) Kabupaten Tuban18) Kabupaten Bangkalan19) Kabupaten Sampang20) Kabupaten Pamekasan21) Kabupaten Sumenep

21 kabupaten/kota

APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan

Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Penanggulangan Bencana, Dinas Kehutanan, Dinas PU Pengairan

Pemantapan strategi mitigasi bencana gelombang pasang

1.4.3 Kawasan rawan banjir

Penetapan zona-zona bahaya dan tingkatannya

Kawasan rawan banjir di wilayah Provinsi Jawa Timur berada di kabupaten/kota:1) Kabupaten Gresik;2) Kabupaten Bojonegoro;3) Kabupaten Nganjuk;4) Kabupaten Ngawi;5) Kabupaten Magetan;6) Kabupaten Madiun7) Kabupaten Pacitan;8) Kabupaten Trenggalek;9) Kabupaten Tulungagung;10) Kabupaten Blitar;11) Kabupaten Kediri;12) Kabupaten Malang;13) Kabupaten Mojokerto;14) Kabupaten Jombang;

30 kabupaten/kota

APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan

Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Penanggulangan Bencana, Dinas Kehutanan, Dinas PU Pengairan

Page 240: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

240

No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana

Waktu Pelaksanaan PJM I (Tahun 2010-2014)

1 2 3 4 5

Pemantapan strategi mitigasi bencana

1.5 Kawasan Lindung Geologi1.5.1 Kawasan Cagar Alam

Geologi1.5.1.1Kawasan Rawan Bencana

Alam Geologi

Penetapan zona-zona bahaya dan tingkatannya

1) Kawasan rawan letusan gunung berapi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi :a) Kawasan sekitar Gunung Ijen;b) Kawasan sekitar Gunung Semeru;c) Kawasan sekitar Gunung Bromo;d) Kawasan sekitar Gunung Lamongan;e) Kawasan sekitar Gunung Arjuno-

Welirang;f) Kawasan sekitar Gunung Kelud; dang) Kawasan sekitar Gunung Raung.

2) Kawasan rawan gempa bumi berada di wilayah:a) Kabupaten Ngawi;b) Kabupaten Magetan;c) Kabupaten Madiun;d) Kabupaten Ponorogo;e) Kabupaten Nganjuk;f) Kabupaten Kediri;g) Kabupaten Jombang;h) Kabupaten Mojokerto;i) Kabupaten Blitar;j) Kabupaten Malang;k) Kabupaten Pasuruan

7 lokasi dan 13 kabupaten/kota

APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan

Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Penanggulangan Bencana, Dinas Kehutanan, Dinas PU Pengairan

Pemantapan strategi mitigasi bencana

1.6 Kawasan Lindung Lainnya

Page 241: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

241

No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana

Waktu Pelaksanaan PJM I (Tahun 2010-2014)

1 2 3 4 5

Penetapan delineasi kawasan lindung lainnya untuk perlindungan terumbu karang

Kawasan terumbu karang yang tersebar di kabupaten:1) Kabupaten Probolinggo2) Kabupaten Situbondo3) Kabupaten Banyuwangi4) Kabupaten Jember5) Kabupaten Malang 6) Kabupaten Pacitan

6 kabupaten

APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan

Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Kelautan dan Perikanan, dan Disbudpar  Perencanaan kawasan hulu supaya jernih

dan mengurangi sedimentasi akibat pencemaran dan perusakan lingkungan

2 Perwujudan Kawasan Budidaya

2.1 Kawasan Hutan Produksi

Penetapan delineasi kawasan hutan produksi

Kawasan hutan produksi di wilayah Provinsi Jawa Timur berada di kabupaten/kota:1) Kota Batu; 2) Kabupaten Bangkalan; 3) Kabupaten Banyuwangi; 4) Kabupaten Blitar; 5) Kabupaten Bojonegoro;6) Kabupaten Bondowoso; 7) Kabupaten Jember; 8) Kabupaten Jombang; 9) Kabupaten Kediri; 10) Kota Kediri;11) Kabupaten Gresik;12) Kabupaten Lamongan; 13) Kabupaten Lumajang; 14) Kabupaten Madiun; 15) Kabupaten Malang; 16) Kabupaten Magetan; 17) Kabupaten Mojokerto; 18) Kabupaten Nganjuk;19) Kabupaten Ngawi;20) Kabupaten Pacitan; 21) Kabupaten Pamekasan; 22) Kabupaten Pasuruan; 23) Kabupaten Ponorogo; 24) Kabupaten Probolinggo; 25) Kabupaten Sampang; 26) Kabupaten Situbondo; 27) Kabupaten Sumenep; 28) Kabupaten Tuban; 29) Kabupaten Trenggalek; dan 30) Kabupaten Tulungagung.

30 kabupaten/kota

 APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan  

Dinas Kehutanan, Perhutani

Pengembangan hutan tanaman industri, terutama pada kawasan hutan non-produktif, termasuk kemudahan perijinan usaha dan permodalan/pinjaman

2.2 Kawasan hutan rakyat

Page 242: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

242

No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana

Waktu Pelaksanaan PJM I (Tahun 2010-2014)

1 2 3 4 5

Identifikasi, deliniasi dan penetapan kawasan hutan rakyat

Rencana kawasan hutan rakyat di Jawa Timur, berada di wilayah:1) Kabupaten Bangkalan;2) Kabupaten Banyuwangi;3) Kabupaten Blitar;4) Kabupaten Bojonegoro;5) Kabupaten Bondowoso;6) Kabupaten Gresik;7) Kabupaten Jember;8) Kabupaten Jombang;9) Kabupaten Kediri;10) Kota Batu; 11) Kota Pasuruan;12) Kabupaten Lamongan; 13) Kabupaten Lumajang; 14) Kabupaten Madiun; 15) Kabupaten Magetan; 16) Kabupaten Malang; 17) Kabupaten Mojokerto; 18) Kabupaten Nganjuk;19) Kabupaten Ngawi;20) Kabupaten Pacitan; 21) Kabupaten Pamekasan; 22) Kabupaten Pasuruan; 23) Kabupaten Ponorogo; 24) Kabupaten Probolinggo; 25) Kabupaten Sampang; 26) Kabupaten Sidoarjo;27) Kabupaten Situbondo; 28) Kabupaten Sumenep;29) Kabupaten Trenggalek;30) Kabupaten Tuban; dan31) Kabupaten Tulungagung.

31 kabupaten/kota

APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan

Dinas Kehutanan 

Perencanaan pemanfaatan hutan rakyat dan penetapan peraturan pemanfaatan hutan rakyat

2.3 Kawasan peruntukkan pertanian2.3.1 Kawasan pertanian lahan

basah

Page 243: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

243

No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana

Waktu Pelaksanaan PJM I (Tahun 2010-2014)

1 2 3 4 5

Delineasi dan penetapan lahan pertanian pangan berkelanjutan

Kawasan pertanian di wilayah Provinsi Jawa Timur direncanakan di untuk dikembangkan di kabupaten: 1) Kabupaten Tuban;2) Kabupaten Bojonegoro;3) Kabupaten Lamongan;4) Kabupaten Gresik;5) Kabupaten Ngawi;6) Kabupaten Magetan;7) Kabupaten Madiun;8) Kabupaten Nganjuk;9) Kabupaten Jombang;10) Kabupaten Mojokerto;11) Kabupaten Sidoarjo;12) Kabupaten Bangkalan;13) Kabupaten Pasuruan;14) Kabupaten Pacitan;15) Kabupaten Ponorogo;16) Kabupaten Trenggalek;17) Kabupaten Tulungagung;18) Kabupaten Blitar;19) Kabupaten Kediri;20) Kabupaten Malang;21) Kabupaten Lumajang;22) Kabupaten Probolinggo;23) Kabupaten Situbondo;24) Kabupaten Bondowoso;25) Kabupaten Jember;26) Kabupaten Banyuwangi;27) Kabupaten Sampang;28) Kabupaten Pamekasan; dan 29) Kabupaten Sumenep.

29 kabupaten

APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan

Bappeda Provinsi Jawa Timur dan Dinas Pertanian

Pengembangan kawasan pertanian di perdesaaan

2.3.2 Kawasan pertanian lahan kering dan hortikultura

Pengembangan kawasan pertanian lahan kering

Di seluruh kabupaten/kota di wilayah Provinsi Jawa Timur

38 kabupaten/kota

APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan

Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Pertanian dan Dinas Perkebunan

2.4 Kawasan Peruntukkan Perkebunan Pengembangan kawasan perkebunan

pendukung kawasan strategis agropolitanPengembangan kawasan perkebunan di wilayah Provinsi Jawa Timur berada di kabupaten:1) Kabupaten Pacitan;2) Kabupaten Trenggalek;3) Kabupaten Tulungagung;4) Kabupaten Ponorogo;

24 kabupaten APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama

Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Pertanian dan Dinas Perkebunan

Page 244: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

244

No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana

Waktu Pelaksanaan PJM I (Tahun 2010-2014)

1 2 3 4 55) Kabupaten Magetan;6) Kabupaten Ngawi;7) Kabupaten Madiun;8) Kabupaten Nganjuk;9) Kabupaten Jombang;10) Kabupaten Gresik;11) Kabupaten Bojonegoro;12) Kabupaten Tuban;13) Kabupaten Lamongan;14) Kabupaten Kediri;15) Kabupaten Blitar;16) Kabupaten Malang;17) Kabupaten Pasuruan;18) Kabupaten Probolinggo;19) Kabupaten Lumajang;20) Kabupaten Jember;21) Kabupaten Bondowoso;22) Kabupaten Situbondo;23) Kabupaten Banyuwangi; dan24) Kabupaten Bangkalan.

pendanaan

2.5 Kawasan Peruntukkan Peternakan

Pengembangan sentra peternakan pendukung agropolitan.

Pengembangan kawasan peternakan di wilayah Provinsi Jawa Timur berada di kabupaten:1) Sentra peternakan ternak besar berada di

wilayah: Kabupaten Blitar, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Jember, Kabupaten Kediri, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Malang, Kabupaten Magetan, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Sumenep, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Tuban; dan

2) Sentra peternakan ternak kecil terletak di seluruh Kabupaten di Jawa Timur.

3) Sentra peternakan unggas terletak di Kabupaten Blitar, Kabupaten Jombang, Kabupaten Kediri, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Sidoarjo, dan Kabupaten Tulungagung.

3 sentra peternakan di 38 kabupaten/kota

APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan

Bappeda Provinsi Jawa Timur dan Dinas Peternakan

2.6 Kawasan peruntukkan perikanan

Pengembangan sentra perikanan dan minapolitan

Pengembangan kawasan perikanan di wilayah Provinsi Jawa Timur berada di kabupaten:1) Pengembangan minapolitan di Muncar

Kabupaten Banyuwangi, Mayangan Kota Probolinggo, Sendang Biru Kabupaten Malang dan Tamperan Kabupaten Pacitan;

11 kabupaten

APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau

Bappeda, Dinas Kelautan dan Perikanan

Page 245: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

245

No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana

Waktu Pelaksanaan PJM I (Tahun 2010-2014)

1 2 3 4 52) Pengembangan Komoditi Utama Perikanan

di Pantai Selatan meliputi Kabupaten Pacitan, Kabupaten Trenggalek, Sendangbiru Kabupaten Malang dan Puger Kabupaten Jember dan kawasan potensial lainnya meliputi Ujungpangkah Kabupaten Gresik, Brondong Kabupaten Lamongan, Pondokmimbo Kabupaten Situbondo, Bulu Kabupaten Tuban dan Pasongsongan Kabupaten Sumenep

3) Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) meliputi Prigi di Kabupaten Trenggalek, dan Brondong di Kabupaten Lamongan;

4) Pelabuhan erikanan Pantai (PPP) di Muncar

kerjasama pendanaan

2.7 Kawasan peruntukkan pertambangan2.7.1 Kawasan pertambangan

mineral

Pengembangan kawasan pertambangan mineral dan batubara berdasarkan potensi bahan galian, kondisi geologi dan geohidrologi dengan prinsip kelestarian lingkungan

Pertambangan mineral logam terdapat di:1) Kabupaten Blitar;2) Kabupaten Banyuwangi;3) Kabupaten Jember;4) Kabupaten Lumajang;5) Kabupaten Malang;6) Kabupaten Pacitan;7) Kabupaten Ponorogo;8) Kabupaten Trenggalek; dan 9) Kabupaten Tulungagung.

Pertambangan mineral non logam terdapat di:1) Kabupaten Blitar;2) Kabupaten Banyuwangi;3) Kabupaten Jember;4) Kabupaten Lumajang;5) Kabupaten Malang;6) Kabupaten Pacitan;7) Kabupaten Ponorogo;8) Kabupaten Trenggalek;9) Kabupaten Tulungagung; 10) Kabupaten Bojonegoro;11) Kabupaten Bondowoso;12) Kabupaten Gresik; 13) Kabupaten Lamongan;

29 kabupaten

APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan

Bappeda, Dinas ESDM

Page 246: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

246

No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana

Waktu Pelaksanaan PJM I (Tahun 2010-2014)

1 2 3 4 514) Kabupaten Tuban;15) Kabupaten Jombang;16) Kabupaten Kediri;17) Kabupaten Mojokerto; 18) Kabupaten Madiun;19) Kabupaten Magetan;20) Kabupaten Nganjuk;21) Kabupaten Ngawi;22) Kabupaten Pasuruan;23) Kabupaten Probolinggo;24) Kabupaten Situbondo;25) Kabupaten Sidoarjo; 26) Kabupaten Sumenep;27) Kabupaten Bangkalan;28) Kabupaten Pamekasan; dan29) Kabupaten Sampang.

Pertambangan batubara terdapat di:10) Kabupaten Blitar;11) Kabupaten Banyuwangi;12) Kabupaten Jember;13) Kabupaten Lumajang;14) Kabupaten Malang;15) Kabupaten Pacitan;16) Kabupaten Ponorogo;17) Kabupaten Trenggalek; dan 18) Kabupaten Tulungagung.

Penetapan wilayah prioritas rehabilitasi pertambangan

2.7.2 Kawasan pertambangan minyak dan gas bumi

Pengembangan kawasan pertambangan minyak dan gas bumi

1) Kabupaten Bojonegoro;2) Kabupaten Gresik;3) Kabupaten Sumenep;4) Kabupaten Tuban;5) Kabupaten Bangkalan;6) Kabupaten Lamongan;7) Kabupaten Sampang;8) Kabupaten Pamekasan;9) Kabupaten Sidoarjo;10) Kabupaten Jombang;11) Kabupaten Nganjuk;12) Kabupaten Ngawi;13) Kabupaten Mojokerto;14) Kota Surabaya;15) Kabupaten Pasuruan;16) Kabupaten Probolinggo;17) Kabupaten Situbondo; dan18) Kabupaten Tulungagung

18 kabupaten

APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan

Bappeda, Dinas ESDM

Pengembangan pemanfaatan dan konservasi air bawah tanah Di seluruh area pertambangan

2.8 Kawasan peruntukkan industri2.8.1 Kawasan peruntukkan

Page 247: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

247

No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana

Waktu Pelaksanaan PJM I (Tahun 2010-2014)

1 2 3 4 5industri

Delineasi dan penetapan kawasan peruntukkan industri

1) Kab. Bangkalan;2) Kab. Banyuwangi; 3) Kab. Blitar; 4) Kab. Bojonegoro;5) Kab. Bondowoso;6) Kab. Gresik;7) Kab. Jember; 8) Kab. Jombang; 9) Kab. Kediri;10) Kab. Lamongan;11) Kab. Lumajang;12) Kab. Madiun;13) Kab. Magetan;14) Kab. Malang;15) Kab. Mojokerto;16) Kab. Nganjuk;17) Kab. Ngawi;18) Kab. Pacitan;19) Kab. Pamekasan;20) Kab. Pasuruan; 21) Kab. Ponorogo;22) Kab. Probolinggo;23) Kab. Sampang;24) Kab. Sidoarjo;25) Kab. Situbondo;26) Kab. Sumenep;27) Kab. Trenggalek;28) Kab. Tuban;29) Kab. Tulungagung;30) Kota Batu;31) Kota Blitar;32) Kota Kediri;33) Kota Madiun;34) Kota Malang;35) Kota Mojokerto;36) Kota Pasuruan;37) Kota Probolinggo; dan38) Kota Surabaya.

38 kabupaten/kota

 APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan    

Bappeda, Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Perencanaan kawasan peruntukkan industri

2.8.2 Kawasan industri

Perencanaan kawasan industri

1) Kabupaten Bangkalan;2) Kabupaten Sidoarjo;3) Kabupaten Tuban;4) Kawasan Industri Malang dan singosari,

lawang dan sendang bitu di Kabupaten Malang; dan

5) Kota Madiun.

5 kabupaten/kota

 APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan  

Bappeda, Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Pengembangan kawasan industri1) Kabupaten Gresik;2) Kabupaten Lamongan;3) Kawasan Industri Jetis (Jetis Industrial

3 kabupaten

Page 248: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

248

No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana

Waktu Pelaksanaan PJM I (Tahun 2010-2014)

1 2 3 4 5Park) dan Kawasan Industri Mojoanyar (Mojoanyar Industrial Park) di Kabupaten Mojokerto;

2.9 Kawasan peruntukkan wisata

Perencanaan kawasan wisata dan pemanfaatannya

Seluruh kawasan tujuan wisata di Jawa Timur

 APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan  

Bappeda, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Pengembangan kawasan wisata

2.10 Kawasan peruntukkan permukiman

Relokasi pemukiman yang terkena dan/atau rawan bencana alam Di seluruh kabupaten/kota

38 kabupaten/kota

 APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan  

Bappeda, Dinas PU Cipta Karya

Pengembangan rusun di kawasan perkotaan Kawasan Gerbangkertosusila Kawasan perkotaan lain

14 kabupaten/kota

2.11 Kawasan andalan

Perencanaan kawasan andalan di provinsi jawa timur

1) Kawasan Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan

2) Kawasan Malang dan sekitarnya3) Kawasan Probolinggo-Pasuruan, Lumajang4) Kawasan Tuban-Bojonegoro5) Kawasan Kediri-Tulungagung-Blitar6) Kawasan Situbondo-Bondowoso-Jember7) Kawasan Madiun dan sekitarnya8) Kawasan Banyuwangi dan sekitarnya9) Kawasan Madura dan Kepulauan10) Kawasan Andalan Laut, Madura, dan

sekitarnya

10 kawasan andalan di Jawa Timur

APBN,APBD Provinsi dan swasta

Bappeda Provinsi Jawa Timur

Pengembangan kawasan andalan di provinsi jawa timur sesuai sektor unggulannya

3 Kawasan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Pengembangan kota-kota pesisir di Kepulauan Provinsi Jawa Timur. Seluruh kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil

di Provinsi Jawa Timur

 APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaa

Dinas Kelautan dan Perikanan

Peningkatan konservasi kawasan pesisir dan pulau-pulai kecil yang menjadi fungsi perlindungan, baik perlindungan bagi

Page 249: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

249

No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana

Waktu Pelaksanaan PJM I (Tahun 2010-2014)

1 2 3 4 5kawasan bawahannya, kawasan perlindungan setempat, maupun cagar alam;

n    

Pengoptimalan pengembangan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil

No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana

Waktu Pelaksanaan PJM I(Tahun 2010-2014)

1 2 3 4 5C. Perwujudan Kawasan Strategis Provinsi1. Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan

Ekonomi1. Perencanaan dan pengembangan zonasi di

kawasan high tech industrial park berupa : zona pengembangan industri utama, zona pengembangan research, zona pendidikan tinggi, zona multimedia.

Kota Surabaya dan Kab. Sidoarjo – APBN, APBD Provinsi dan Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan

Dept. PU, Bapeda Provinsi dan Kab/Kota, Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Bina Marga Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi dan Kab/Kota, Bapepam

2. Perencanaan dan Pengembangan zonasi di Kawasan Ekonomi Unggulan (KEU) berupa zona pengembangan pelabuhan utama, zona pengembangan logistik dan perdagangan, zona industri pengolahan.

LIS (Lamongan Integrated Shorebase) di Kab. Lamongan dan Kawasan Ekonomi di Kab. Malang

– Dept. PU, Bapeda Provinsi dan Kab/Kota, Dinas PU Cipta Karya Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Bina Marga Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi dan Kab/Kota, Bapepam

3. Perencanaan dan pengembangan zonasi di kawasan koridor metropolitan, berupa zona pusat pertumbuhan, zona penyangga, dan zona wilayah pelayanan.

Kab. Bangkalan, Kota Surabaya, Kab. Sidoarjo, Kab. Pasuruan, Kab. Malang, Kota Malang, dan Kota Batu.

– Dept. PU, Bapeda Provinsi dan Kab/Kota, Dinas PU Cipta Karya Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Bina Marga Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi dan Kab/Kota, Bapepam.

4. Perencanaan dan pengembangan zonasi di kawasan agropolitan berupa zona pusat produksi, zona pusat industri pengolahan, zona

Kab. Ngawi, Kota/Kab. Madiun, Kab. Magetan, Kab. Ponorogo, Kab. Malang, Kab. Lumajang, Kab. Probolinggo, Kab. Pasuruan, Kab. Sidoarjo, Kab Jember, Kab. Banyuwangi, Kab.

– Dept. PU, Bapeda Provinsi dan Kab/Kota, Dinas PU Cipta Karya Provinsi dan Kab/Kota,

Page 250: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

250

No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana

Waktu Pelaksanaan PJM I(Tahun 2010-2014)

1 2 3 4 5

pusat koleksi dan distribusi. Bondowoso, Kab. Situbondo, Kep. Madura, Kota Surabaya, Kab. Gresik, dan Kab. Lamongan.

Dinas Bina Marga Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Pertanian Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Perkebunan Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi dan Kab/Kota, Bapepam, Koperasi dan UMKM, BRI dan Perbankan/Perkreditan.

5. Perencanaan dan pengembangan zonasi Kawasan Ekonomi Unggulan (KEU) berupa zona inti produksi, zona koleksi, zona outlet, zona pelayanan, zona penyangga, zona terpengaruh.

Kab. Sidoarjo – Dept. PU, Bapeda Provinsi dan Kab/Kota, Dinas PU Cipta Karya Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Bina Marga Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi dan Kab/Kota, Dinas ESDM Provinsi dan Kab/Kota Bapepam, Koperasi dan UMKM

Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi (kawasan tertinggal)

1. Pengembangan potensi-potensi ekonomi lokal seperti kerajinan rakyat, kebudayaan rakyat, pertanian rakyat di kawasan tertinggal dll.

Kep. Madura, Kab. Tuban, Kab. Bojonegoro, Kab. Pacitan, Kab. Probolinggo, Kab Bondowoso, dan Kab. Jombang

– APBN, APBD Provinsi dan Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan

Dept. PU, Dept. PDT Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi dan Kab/Kota, Dinas PDT Provinsi dan Kab/Kota, Bapeda Provinsi dan Kab/Kota

2. Pengembangan aksesibilitas atau pembukaan isolasi daerah tertinggal dengan pembukaan pelabuhan, fasilitas penyeberangan, jaringan darat, dll.

3. Pengembangan pelayanan utilitas dasar di kawasan tertinggal dengan subsidi dan insentif dari pemerintah

2. Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya1. Penataan kawasan dengan optimasi nilai

pengalaman budaya dan penonjolan nilai sejarah

Kab. Mojokerto, Kab. Pasuruan, Kab. Lumajang, Kab. Malang, Kab. Situbondo, Kab. Bondowoso, dan Kab. Banyuwangi

– APBN, APBD Provinsi dan Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama

Dept. PU, Dept. Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas PU Cipta Karya Provinsi dan Kab/Kota, Bapeda Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi dan Kab/Kota

2. Pelestarian dan aktualisasi aset dan adat budaya daerah

3. Penyusunan zoning regulation kawasan –

Page 251: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

251

No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana

Waktu Pelaksanaan PJM I(Tahun 2010-2014)

1 2 3 4 5Pendanaan

3. Kawasan strategis dari sudut kepentingan SDA dan/atau teknologi tinggi

1. Pengembangan dan optimasi energi panas bumi Ngebel di Kabupaten Ponorogo, Belawan Ijen di Kabupaten Bondowoso, dan Dataran Tinggi Yang di Kabupaten Probolinggo.

– APBN, APBD Provinsi dan Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan

Dept. PU, Dept. ESDM, Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi dan Kab/Kota, Bapeda Provinsi dan Kab/Kota, Dinas ESDM Provinsi dan Kab/Kota, PLN

2. Pengembangan dan pengendalian kawasan pembangkit PLTG, PLTU, dan PLTD

Paiton di Probolinggo/Situbondo, Singosari di Gresik, Lekok di Pasuruan, Jenu dan Tanjung Awor-awor di Tuban, dan Ngadirojo di Pacitan

–Dept. PU, Dept. ESDM, Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi dan Kab/Kota, Bapeda Provinsi dan Kab/Kota, Dinas ESDM Provinsi dan Kab/Kota, PLN, Pertamina

3. Pengembangan dan pengendalian kawasan pertambangan minyak dan gas bumi

Sidoarjo dan sekitarnya, Gresik dan sekitarnya, Tuban dan sekitarnya, Bangkalan dan sekitarnya, Bojonegoro dan sekitarnya, Sumenep dan sekitarnya

4. Pengembangan program kegiatan ekonomi penunjang atau turunan dari kegiatan ekonomi utama di kawasan SDA/teknologi tinggi

Sidoarjo dan sekitarnya, Gresik dan sekitarnya, Tuban dan sekitarnya, Bangkalan dan sekitarnya, Bojonegoro dan sekitarnya, Sumenep dan sekitarnya, Probolinggo, Situbondo, Pasuruan.

5. Pengembangan perencananaan peraturan zonasi kawasan

Sidoarjo dan sekitarnya, Gresik dan sekitarnya, Tuban dan sekitarnya, Bangkalan dan sekitarnya, Bojonegoro dan sekitarnya, Sumenep dan sekitarnya

4. Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan1. Pengembangan daya dukung dan daya tampung

lingkungan di kawasan perlindungan ekosistem dan lingkungan hidup.

DAS Sampean – APBN, APBD Provinsi dan Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan

Dept. PU, Dept Kehutanan, Dept Kelautan dan Perikanan, Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi dan Kab/Kota, Bapeda Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Kehutanan Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi dan Kab/kota, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi dan Kab/kota, Dinas SDA Provinsi dan Kab/kota

2. Perlindungan sumber daya alam dari pemanfaatan yang eksploitatif dan tidak terkendali

3. Pengembangan pelestarian flora, fauna, dan ekosistem unik kawasan

Page 252: N - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital... · Web viewSuaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang merupakan komplek pegunungan vulkanik yang sudah tua,

252