Npe Makalah Kode Etik

26
MAKANAN NUTRITION ETHIC PERBANDINGAN KODE ETIK AHLI GIZI INDONESIA DENGAN NEGARA LAIN Oleh: Nama : Yuliana Prasetyo Ningsih NIM : 145070301111057 Kelas : 2A2

description

Kode etik ahli gizi Indonesia dengan Amerika dan Australia

Transcript of Npe Makalah Kode Etik

Page 1: Npe Makalah Kode Etik

MAKANAN NUTRITION ETHIC

PERBANDINGAN KODE ETIK AHLI GIZI INDONESIA

DENGAN NEGARA LAIN

Oleh:

Nama : Yuliana Prasetyo Ningsih

NIM : 145070301111057

Kelas : 2A2

PROGRAM STUDI GIZI KESEHATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERITAS BRAWIJAYA MALANG

2015

Page 2: Npe Makalah Kode Etik

BAB I

PENDAHULUAN

Salah satu syarat suatu profesi adalah memiliki etika profesi atau kode etik. Etika Profesi

terdiri dari dua kata yaitu etika yang berarti usaha untuk mengerti tata aturan sosial yang

menentukan dan membatasi tingkah laku manusia, dan kata profesi yang berarti bidang

pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan) tertentu. Kode Etik

berarti prinsip-prinsip tentang tingkah laku baik dan tidak baik, khusus menyangkut profesi

tertentu.

Sebagai seorang ahli gizi tentunya juga memiliki kode etik karena ahli gizi merupakan

suatu profesi. Profesi Gizi adalah suatu pekerjaan di bidang gizi yang dilaksanakan berdasarkan

suatu keilmuan (body of knowledge), memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan

yang berjenjang, memiliki kode etik dan bersifat melayani masyarakat. Pendidikan gizi dapat

ditempuh melalui jalur akademik strata I dan diploma. Setelah itu dilanjutkan dengan jalur

profesi. Jalur akademik diawali dengan pendidikan Strata I , Strata II, dan terakhir Strata III,

sedangkan jalur diploma diawali dengan pendidikan Diploma III, dan dilanjutkan pada program

pendidikan Diploma IV. Profesi Gizi mengabdikan diri dalam upaya kesejahteraan dan

kecerdasan bangsa, Upaya perbaikan gizi, memajukan dan mengembangkan ilmu dan teknologi

gizi serta ilmu – ilmu yang berkaitan dan meningkatkan pengetahuan gizi masyarakat. Sebagai

tenaga gizi profesional, seorang ahli gizi dan ahli madya gizi harus melakukan tugas-tugasnya.

Dalam melaksanakan tugasnya tersebut harus berpegang pada kode etik. Agar tidak ada

penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan selama melaksanakan tugasnya sebagai ahli gizi.

Kode etik digunakan untuk membatasi dan memberi aturan yang harus dan tidak harus

dilaksanakan oleh ahli gizi. Selain itu kode etik ahli gizi juga digunakan sebagai pedoman

bagi tenaga gizi dengan tujuan untuk mencegah tumpang tindih kewenangan berbagai profesi

yang terkait dengan gizi.

. Kode etik yang dibuat dari masing-masing Negara memiliki tujuan yang sama yaitu

mengatur dan membatasi profesi ahli gizi agar menjadi ahli gizi profesional. Namun Kode etik

antara ahli gizi di suatu Negara dengan Negara lain memiliki perbedaan. Hal ini dipengaruhi

karena kondisi masing-masing Negara. Kode etik suatu Negara tidak bisa langsung diterapkan

pada Negara lain karena tidak sesuai dengan kondisi negaranya.

Page 3: Npe Makalah Kode Etik

BAB II

PEMBAHASAN

A. KODE ETIK AHLI GIZI NEGARA INDONESIA

Kode Etik Profesi Gizi Indonesia dan penjelasannya yang disusun oleh Tim Penyusun

Naskah Kode Etik Profesi Gizi Persagi serta disempurnakan dan disahkan pada Kongres

Persatuan Ahli Gizi Indonesia yang ditetapkan dalam bentuk Surat Keputusan Ketua DPP

Persatuan Ahli Gizi Indonesia No. 03/DPP/SK/01/1990 tanggal 5 Januari 1990. Sejak tanggal

tersebut, para ahli gizi harus memperhatikan Kode Etika Profesi gizi dalam melaksakan tugas

pokok fungsi dan kegiatannya. Kode etik ini dususun untuk membentuk ahli gizi yang

profesional. Karena ahli gizi di Indonesia akan berkompetisi dengan ahli Gizi dari Negara lain.

Selain itu, perkembangan globalisasi yang ditandai dengan kesepakatan perdagangan bebas

di tingkat Asia melalui  Asian Free Trade Aggreement (AFTA) pada tahun 2003 dan tingkat

dunia tahun 2010 (WTO) memungkinkan masuknya tenaga asing termasuk ahli gizi dengan

bebas ke Indonesia. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan tenaga gizi yang profesional

dengan kemampuan keilmuan/kompetensi lulusan setara dengan standar profesional gizi

di tingkat internasional. Disamping untuk mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan

gizi di masyarakat baik secara individu maupun kelompok maka diperlukan kode etik.

Ahli Gizi, yang melaksanakan profesi gizi, mengabdikan diri dalam upaya meningkatkan

keadaan gizi, kesehatan, kecerdasan, dan kesejahteraan bangsa. Pengabdian profesi gizi

dilaksanakan dalam bentuk upaya perbaikan gizi, pengembangan IPTEK gizi serta ilmu terkait,

dan pendidikan gizi.

Ahli Gizi harus senantiasa bertakwa kepada Tuhan YME, berlandaskan pada pancasila,

UUD 1945, AD-ART, dan kode etik profesi Gizi.

Kode etik PERSAGI terdiri dari 7 Bab, yaitu:

BAB I. Prinsip-prinsip umum

BAB II. Kewajiban Terhadap Klien

BAB III. Kewajiban Terhadap Masyarakat

BAB IV. Kewajiban Terhadap Teman Seprofesi dan Mitra Kerja

BAB V. Kewajiban Terhadap Profesi dan Diri Sendiri

BAB VI. Penetapan Pelanggaran

BAB VII. Kekuatan Kode Etik

Page 4: Npe Makalah Kode Etik

1.       Kode Etik PERSAGI

BAB I PRINSIP-PRINSIP UMUM

1. Ahli gizi berkewajiban untuk meningkatkan keadaan gizi, kesehatan, kecerdasan, dan

kesejahteraan rakyat.

2.  Ahli gizi wajib menjunjung tinggi nama baik profesi gizi, dengan menunjukkan sikap,

perilaku dan budi luhur, serta tidak mementingkan kepentingan pribadi.

3. Ahli gizi berkewajiban untuk senantiasa menjalankan profesinya menurut ukuran yang

tertinggi.

4.  Ahli gizi berkewajiban untuk senantiasa menjalankan profesinya dengan bersikap jujur, tulus,

dll.

5. Ahli gizi dalam menjalankan profesinya, berkewajiban untuk senantiasa berdasarkan prinsip

keilmuan, informasi terkini, dan dalam menginterpretasikan informasi, hendaknya secara

objektif tanpa bias individu dan mampu menunjukan sumber rujukan yang benar.

6. Ahli gizi berkewajiban untuk senantiasa mengenal dan memahami keterbatasannya sehingga

bisa bekerjasama dengan pihak lain atau membuat rujukan bila diperlukan.

7. Ahli gizi berkewajiban untuk senantiasa berusaha menjadi pendidik rakyat yang sebenarnya.

8. Ahli gizi dalam bekerjasama dengan para profesional lain, baik di bidang kesehatan maupun

lainnya, berkewajiban untuk senantiasa memelihara pengertian yang sebaik-baiknya.

BAB II KEWAJIBAN TERHADAP KLIEN

1. Ahli gizi berkewajiban sepanjang waktu untuk senatiasa berusaha memelihara dan

meningkatkan status gizi klien, baik dalam lingkup institusi pelayanan gizi atau dalam

masyarakat umum.

2. Ahli gizi berkewajiban untuk senantiasa menjaga kerahasiaan klien atau masyarakat yang

dilayaninya, baik ketika klien masih atau sudah tidak berada dalam pelayanannya, bahkan

juga setelah klien meninggal dunia.

3. Ahli gizi dalam menjalankan profesinya senantiasa menghormati dan menghargai kebutuhan

unik setiap klien yang dilayani dan peka terhadap perbedaan budaya, serta tidak melakukan

diskriminasi dalam hal suku, agama, ras, ketidakmampuan, jenis kelamin, usia, dan tidak

melakukan pelecehan seksual.

4. Ahli gizi berkewajiban sentiasa memberikan pelayanan gizi prima, cepat, akurat terutama

kepada klien yang menunjukkan tanda-tanda ada masalah gizi/gizi kurang.

Page 5: Npe Makalah Kode Etik

5. Ahli gizi berkewajiban untuk memberikan informasi kepada klien dengan tepat dan jelas,

sehingga memungkinkan klien agar mengerti dan bersedia mengambil keputusan sendiri

berdasarkan informasi tersebut. Dan apabila dalam melakukan tugasnya ada keraguan atau

ketidakmampuan dalam memberikan pelayanan, maupun informasi yang tepat kepada klien,

ia berkewajiban untuk senantiasa mengatakan tidak tahu dan berusaha berkonsultasi atau

membuat rujukan dengan ahli gizi lain maupun ahli lain yang mempunyai kemampuan dalam

masalah tersebut.

BAB III KEWAJIBAN TERHADAP MASYARAKAT

1. Ahli gizi berkewajiban untuk melindungi masyarakat umum, khususnya tentang

penyalahgunaan pelayanan, informasi yang keliru, dan praktik yang tidak etis berkaitan

dengan gizi dan pangan, termasuk makanan dan terapi gizi/diet. Ahli gizi hendaknya

senantiasa memberikan pelayanannya sesuai dengan informasi yang faktual, akurat, dan dapat

dipertanggungjawabkan kebenarannya.

2. Ahli gizi berkewajiban untuk senatiasa melakukan kegiatan pengawasan pangan dan gizi,

melakukan pemantaun atau pengukuran status gizi dalam masyarakt secara teratur dan

berkesinambungan, sehingga dapat mencegah terjadinya masalah gizi dalam masyarakt serta

dapat merehabilitasi secara cepat pada masyarakat yang menderita masalah gizi.

BAB  IV  KEWAJIBAN TERHADAP TEMAN SEPROFESI DAN MITRA KERJA

1. Ahli gizi ketika melakukan promosi gizi dalam rangka meningkatkan dan memelihara status

gizi optimal dari masyarakat, berkewajiban untuk senantiasa bekerjasama, melibatkan, dan

menghargai berbagai disiplin ilmu sebagai mitra kerja dalam masyarakat.

2. Ahli gizi berkewajiban untuk senantiasa memelihara hubungan persahabatan yang harmonis

dengan organisasi atau disiplin ilmu/profesional sejenis, yang terkait dengan upaya

peningkatan status gizi, kesehatan, kecerdasan, dan kesejahteraan rakyat.

3. Ahli gizi berkewajiban untuk senantiasa loyal dan taat asa di organisasi tempat di mana ahli

gizi dipekerjakan.

BAB V KEWAJIBAN TERHADAP PROFESI DAN DIRI SENDIRI

1. Ahli gizi berkewajiban untuk melindungi dan menjunjung tinggi ketentuan yang dicanangkan

oleh profesi.

Page 6: Npe Makalah Kode Etik

2.  Ahli gizi berkewajiban untuk senantiasa memajukan dan memperkaya pengetahuan dan

keahlian yang dibutuhkan dalam menjalankan profesinya sesuai perkembangan ilmu dan

teknologi terkini serta peka terhadap perubahan lingkungan.

3. Ahli gizi harus menunjukkan sikap percaya diri, berpengetahuan luas, dan berani

mengemukakan pendapat serta mengaku salah bila memang salah, dan senantiasa

menunjukkan kerendahan hati untuk bersedia menerima pendapat orang lain jika memang

pendapat tersebut benar atau memiliki manfaat yang luas.

4. Ahli gizi berkewajiban untuk bisa mengukur kemampuan dan keterbatasan diri sendiri, serta

mengenal kebutuhan diri sendiri untuk selalu memperbaharui pengetahuan dan

ketrampilannya dalam rangka meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan.selain itu, ahli

gizi harus mampu melakukan prediksi kejadian di masa yang akan datang.

5.  Ahli gizi dalam menjalankan profesinya, berkewajiban untuk tidak boleh dipengaruhi oleh

kepentingan pribadi, termasuk menerima uang selain imbalan yang layak sesuai dengan

jasanya, meskipun dengan sepengetahuan klien/masyarakat

6. Ahli gizi berkewajiban untuk tidak melakukan perbuatan yang bersifat memuji diri sendiri

dan memaksa orang lain melanggar hukum.

7. Ahli gizi berkewajiban untuk memelihara kesehatan dan keadaan gizinya agar mampu bekerja

dengan baik.

8. Ahli gizi berkewajiban untuk melayani masyarakat umum tanpa memandang keuntungan

perseorangan atau kebesaran seseorang.

9. Ahli gizi dalam menjalankan profesinya, boleh mencantumkan namanya untuk sertifikasi bagi

institusi yang akan memberikan pelayanan gizi, selama ahli gizi yang bersangkutan memang

betul-betul memberikan pelayanan gizi.

BAB VI PENETAPAN PELANGGARAN

1. Ahli gizi dalam menjalankan profesinya, berkewajiban untuk menunjukkan secara akurat

kualifikasi dan kepercayaan profesionalismenya, dengan mengacu bahwa sertifikasi praktik

pelayanan gizi tersebut asli dan masih berlaku serta didapat melalui komisi registrasi yang

ditunjuk oleh organisasi profesi. Bila ahli gizi tidak bisa menunjukkan seperti yang dimaksud

di atas, ahli gizi tersebut tidak diperbolehkan melakukan praktik profesinya dan dicabut

sertifikasinya.

2. Ahli gizi dalam melakukan praktik profesi gizi dapat dicabut sertifikasinya jika:

Page 7: Npe Makalah Kode Etik

Terlibat dalam semua pelanggaran yang berdampak pada kegiatan praktiknya.

 Diputuskan oleh pengadilan terlibat dalam tindak pidana, atau secara mental dinyatakan

sudah tidak mampu.

Mendapat gangguan emosi dan mental yang mempengaruhi praktik pelayanannya, yang

dapat membahayakan klien atau orang lain.

3. Ahli gizi dalam menjalankan praktik profesinya harus mengikuti dan melengkapi semua

persyaratan hukum dan peraturan yang berkaitan dengan profesionalismenya, dan

menunjukkan sikap disiplin dalam kondisi sebagia berikut:

Tidak terlibat tindakan kriminal menurut undang-undang yang berlaku.

Mematuhi semua disiplin dan peraturan yang berlaku.

Patuh pada semua aturan organisasi, hukum dan pemerintah.

4. Ahli gizi berkewajiban untuk mendukung dan menunjukkan standar kualitas yang tinggi

dalam menjalankan praktik profesinya, dan tidak diperbolehkan melecehkan  tanggung

jawabnya dalam melindungi klien, masyarakat dan profesinya dalam menerapkan kode etik,

serta selalu melaporkan jika menemui hal-hal yang bertentangan dengan kode etik melalui

organisasi profesi.

BAB VII. KEKUATAN KODE ETIK

1. Kode etik ahli gizi ini dibuat atas dasar prinsip bahwa organisasi profesi bertanggung jawab

terhadap kiprah anggotanya dalam menjalankan praktik profesinya.

2. Kode etik ini berlaku setelah disahkannya kode etik ini oleh sidang tertinggi profesi sesuai

dengan ketentuan yang tetuang dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga profesi gizi.

Untuk memudakan para ahli gizi dalam memahami tentang kode etik profesi gizi, dapat ditarik

esensi yang dikandung dari masing-masing kewajiban yang ada, dengan menggunakan kata

kunci sebagai berikut:

KEWAJIBAN TERHADAP KLIEN

Ahli gizi disepanjang waktunya senantiasa berusaha untuk:

1. Memelihara dan meningkatkan status gizi klien, baik dalam lingkup institusi pelayanan gizi

maupun dalam masyarakat umum.

2.  Menjaga kerahasiaan klien atau masyarakat.

3. Menghormati, menghargai, tidak mendiskriminasikan. 

4. Memberikan pelayanan gizi yang prima.

Page 8: Npe Makalah Kode Etik

5. Memberikan informasi yang tepat, jelas dan apabila tidak mampu senantiasa berkonsultasi.

KEWAJIBAN TERHADAP MASYARAKAT

Ahli gizi sepanjang waktu menjalankan profesinya, senantiasa berusaha untuk:

1. Melindungi masyarakat dari informasi yang keliru, dan mengarahkan kepada kebenaran.

2. Melakukan pengawasan pangan dan gizi.

KEWAJIBAN TERHADAP TEMAN SEPROFESI DAN MITRA KERJA

Ahli gizi sepanjang waktu menjalani profesinya, senantiasa berusaha untuk:

1. Bekerjasama dengan berbagai disiplin ilmu sebagai mitra kerja.

2. Memelihara hubungan persahabatan yang harmonis.

3. Loyal dan taat asas.

 KEWAJIBAN TERHADAP PROFESI DAN DIRI SENDIRI

 Ahli gizi berusaha sepanjang waktu menjalani profesinya, senantiasa berusaha untuk:

1. Melindungi dan menjunjung tinggi ketentuan profesi

2. Mengikuti perkembangan IPTEK terkini.

3. Percaya diri, menerima pendapat orang lain yang memang benar.

4. Mengetahui keterbatasan diri sendiri.

5. Mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi.

6. Tidak memuji diri sendiri.

7. Memelihara kesehatan dan gizinya.

8. Bekerja untuk masyarakt umum.

9. Benar-benar melaksanakan tugas pelayanan gizi.

B. KODE ETIK AHLI GIZI NEGARA AUSTRALIA

The Nutrition Society of Australia (NSA) telah membentuk badan ahli gizi di Australia

(yang mungkin memiliki status mengasosiasikan ahli gizi, gizi terdaftar atau ahli gizi kesehatan

masyarakat terdaftar) untuk membantu mendukung mereka dalam bidang gizi, dan

pengembangan bidang ke masa depan. Ahli gizi ini merancang, mengkoordinasikan,

melaksanakan dan mengevaluasi berbagai intervensi kesehatan populasi untuk meningkatkan

kesejahteraan individu, masyarakat dan penduduk secara keseluruhan, melalui makanan dan gizi

yang lebih baik. Ahli gizi dapat bekerja dalam sejumlah peran lain, termasuk penelitian,

konsultan gizi dan penasihat, petugas peningkatan kesehatan umum dan Kesehatan, petugas

Page 9: Npe Makalah Kode Etik

pengembangan komunitas, coordinator mutu dan gizi, teknologi makanan, juru bicara media dan

banyak lagi.

Tujuan utama dari daftar NSA adalah untuk melindungi masyarakat dengan membangun

daftar orang-orang yang memenuhi persyaratan, dan yang melakukan pekerjaan, untuk

membedakan orang yang telah memenuhi persyaratan yang sudah melakukan pelatihan dan

mempunyai pengalaman dari orang lain atau yang belum.

Untuk menjadi ahli gizi di Australia harus memenuhi persyaratan dari Dietitians

Association of Australia (DAA) atau the Nutrition Society of Australia (NSA). Orang yang

mendaftar dengan NSA harus memiliki berbagai kualifikasi, termasuk tingkat sarjana dengan

jurusan nutrisi atau gelar pascasarjana seperti Graduate Certificate, Graduate Diploma, gelar

Master atau bahkan PhD mengkhususkan diri dalam gizi.

The Dietitians Association of Australia (DAA) telah mengembangkan sistem credentialing

untuk ‘Accredited Practising Dietitian’ (APD) and ‘Accredited Nutritionist’ (AN) yang

dilindungi oleh hukum, dan praktisi yang telah memenuhi persyaratan tertentu yang memenuhi

syarat untuk menjadi ahli gizi. Untuk menjadi APD satu harus menyelesaikan kursus tingkat

tersier diakreditasi oleh Asosiasi ahli di Australia. Kursus-kursus ini bervariasi tergantung pada

Universitas, dan mungkin termasuk: satu sampai dua tahun gelar pasca sarjana Diploma atau

Master mengikuti gelar Bachelor of Science (termasuk fisiologi dan biokimia), atau empat tahun

studi tingkat sarjana terpadu. Kursus ini mencakup makanan, nutrisi, kesehatan dan diet yang

berkaitan dengan kondisi medis, dan keterampilan dalam komunikasi, konseling, pendidikan,

promosi kesehatan, manajemen, penelitian dan analisis kritis sastra.

APD tersier memenuhi syarat dalam makanan, gizi dan dietetika. Mereka memberikan

nasihat bagi orang-orang dari segala usia dan resep diet pengobatan untuk berbagai kondisi

seperti diabetes, alergi makanan, kanker, penyakit gastro-intestinal, dan kegemukan dan obesitas.

APD bekerja di rumah sakit dan praktek swasta, pemerintah, riset dan pengajaran, kesehatan

masyarakat dan gizi masyarakat, makanan dan industri nutrisi medis, dan nutrisi pemasaran dan

komunikasi. Semua APD secara otomatis dapat menggunakan kredensial, karena sebagai bagian

dari kualifikasi mereka dalam nutrisi manusia, APD telah dilakukan suatu program studi yang

disertakan diawasi dan dinilai praktek profesional di gizi, terapi nutrisi medis dan manajemen

layanan makanan.

Page 10: Npe Makalah Kode Etik

Program DAA menyediakan pendaftaran untuk ahli gizi dengan pendidikan tersier cocok

dan keahlian di gizi, kesehatan masyarakat dan pendidikan umum gizi. ANs mungkin memiliki

keahlian dalam berbagai kemudahan gizi, kesehatan masyarakat dan tersier pendidikan gizi, tapi

berbeda untuk APD karena mereka tidak memenuhi syarat untuk memberikan terapi nutrisi

medis yang mencakup individu dan kelompok intervensi Diet. ANs tanpa kualifikasi dietetika

tidak bisa mengambil peran khusus ahli gizi. Hal ini karena tidak memerlukan pelatihan dalam

terapi nutrisi individu atau kelompok (misalnya, resep nutrisi perawatan di rumah sakit atau

praktek swasta).

Untuk mengatur profesi ahli gizi di Australia maka dibuat aturan-aturan sebagai batas

profesi ahli gizi. DAA termasuk badan yang mengatur mengenai batasan-batasan profesi ahli

gizi. The Dietitians Association of Australia (DAA) adalah badan profesional yang mengatur dan

menetapkan standar untuk praktek, menumbuhkan profesionalisme dan menyediakan sebuah

mekanisme untuk prosedur disiplin internal untuk perlindungan anggota, publik dan kredibilitas

profesi.

Kode perilaku profesional menetapkan minimum standar nasional untuk perilaku

bertanggung jawab yang mempromosikan kesehatan umum dan menimbulkan kepercayaan

terhadap layanan yang diberikan oleh anggota dan bukan anggota ahli yang terakreditasi. Ahli

gizi yang terikat kode etik harus mematuhi aturan Konstitusi, Hukum, Asosiasi, dan semua

Undang-Undang Persemakmuran. Pernyataan terlampir kode etik menyediakan prinsip-prinsip

yang mendasari kode Perilaku profesional untuk anggota asosiasi dengan kualifikasi ahli gizi

yang diakui di Australia dan yang bukan anggota dengan APD memiliki status yang sama

disebut kode etik.

Kode etik tujuannya digunakan sebagai hukum, dianggap dalam istilah yang luas untuk

mengatur kegiatan yang dianggap dalam lingkup diterima ahli gizi / ahli gizi yang bekerja.

Dua kriteria yaitu protes dan proses disiplin mungkin diaktifkan:

a. Perilaku profesional tidak memuaskan. Didefinisikan sebagai:

Menyelenggarakan ' kejadian yang berhubungan dengan praktek diet yang sedikit tidak

sesuai dengan standar kompetensi dan ketekunan yang anggota publik atau praktisi rekan-

rekan harapkan dari ahli gizi/ahli gizi yang cukup kompeten .

b. Profesional kesalahan. Didefinisikan sebagai:

Page 11: Npe Makalah Kode Etik

Perilaku yang melibatkan substansial atau konsisten kegagalan untuk mencapai atau

mempertahankan sesuai standar kompetensi dan ketekunan, atau

Menyelenggarakan kejadian yang berhubungan dengan praktek gizi / dietetika atau

sebaliknya, membenarkan bahwa praktisi bukanlah fit and proper seseorang untuk terus

menjadi anggota Asosiasi dan terlibat dalam nutrisi dan Praktek Diet.

Melakukan kesalahan profesional mungkin termasuk kejahatan hukum. Jika keluhan telah

dibuat terhadap seorang praktisi di bawah keluhan dan prosedur disiplin hukum, dan praktisi

yang melanggar keluhan dan disiplin Peraturan Prosedur dengan menghubungi, atau mencoba

untuk menghubungi:

a. Direktur Dewan DAA; atau

b. Orang yang membuat pengaduan melawan mereka sehubungan dengan keluhan maka ini

mungkin melakukan kesalahan profesional.

Aplikasi kode perilaku professional adalah tanggung jawab setiap praktisi untuk

mengevaluasi praktek dan mempertahankan kompetensi juga untuk mengevaluasi standar

profesional dan berkontribusi pada objek. Kode perilaku profesional akan diadopsi oleh semua

anggota dengan diakui kualifikasi diet Australia, dan yang bukan anggota dengan APD untuk

memastikan bahwa mereka akan terus diakui oleh masyarakat sebagai sumber informasi

mengenai makanan yang paling dihargai dan dapat dipercaya dan informasi nutrisi. Praktisi

memiliki tanggung jawab untuk menginformasikan kepada organisasi-organisasi yang relevan

dari pelanggar DAA. Kode perilaku profesional dan undang-undang lainnya. Kode perilaku

profesional dipaksakan oleh DAA di bawah keluhan dan prosedur disiplin dan ditinjau dari

waktu ke waktu.

C. KODE ETIK AHLI GIZI NEGARA AMERIKA

American Association Diet dan komisi yang berhubungan dengan Die telah membentuk,

pelaksanaan kode etik. Kode ini, berjudul kode etik untuk profesi dietetika, mencakup semua

anggota, ahli diet terdaftar, dan teknisi Diet terdaftar, untuk menegakkan prinsip-prinsip etis.

Proses penegakan untuk kode etik menetapkan sistem yang adil untuk menangani keluhan

tentang anggota dan praktisi credentialed dari rekan-rekan atau publik.

Kode pertama etika yang diadopsi oleh House of delegasi pada Oktober 1982; Penegakan

mulai pada tahun 1985. Kode yang diterapkan untuk anggota dari The American Association

Page 12: Npe Makalah Kode Etik

Diet saja. Kode kedua diadopsi oleh House of delegasi pada bulan Oktober 1987 dan diterapkan

untuk semua anggota dan komisi pada diet. Revisi ketiga kode diadopsi oleh House of delegasi

pada tanggal 18 Oktober 1998, dan dilaksanakan pada tanggal 1 Juni 1999, untuk semua anggota

dan Komisi Diet.

Komite etika bertanggung jawab untuk meninjau, mempromosikan, dan menegakkan kode.

Komite ini juga mendidik anggota, credentialed praktisi, mahasiswa dan masyarakat tentang

prinsip-prinsip etis yang terkandung dalam kode. Dukungan dari kode etik oleh anggota dan

praktisi credentialed sangat penting untuk memandu profesi tindakan dan memperkuat

kredibilitas.

Badan yang credentialing, Komisi Diet, dan Asosiasi Diet Amerika percaya itu dalam

kepentingan terbaik profesi dan masyarakat yang dilayaninya untuk memiliki kode etik di tempat

itu untuk memberikan pedoman bagi praktisi dietetika dalam melaksanakan profesinya dan

perilaku profesional. Dietetika praktisi telah secara sukarela mengadopsi kode etik untuk

mencerminkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip etis yang memandu profesi dietetika dan membuat

garis besar komitmen dan kewajiban dietetika praktisi untuk klien, masyarakat, diri dan profesi.

Kode etika yang berlaku secara keseluruhan untuk anggota dari The American Dietetic

Association who are Registered Dietitians (RDs) atau Dietetic Technicians, Registered (DTRs).

Kecuali untuk bagian hanya berurusan dengan kredensial, kode etik ini berlaku untuk semua

anggota The American Association diet yang tidak RDs atau DTRs kecuali aspek hanya

berurusan dengan keanggotaan, kode itu berlaku untuk semua RDs dan DTRs yang bukan

anggota dari The American Association Diet. Semua tersebut disebutkan dalam kode sebagai

"dietetika praktisi." Dengan menerima keanggotaan dalam The American Association Diet

dan/atau menerima dan mempertahankan komisi pada diet pendaftaran kredensial, anggota

Komisi registrasi Diet The American Association Diet dan praktisi dietitika setuju untuk

mematuhi kode.

PRINSIP-PRINSIP

1. Diet Dokter melakukan dengan kejujuran, integritas, dan keadilan.

2. Praktisi dietetika praktik dietetika berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah dan arus informasi.

3. Praktisi dietetika menyajikan informasi yang substansial dan menafsirkan kontroversial

informasi tanpa bias pribadi, menyadari bahwa ada perbedaan pendapat yang sah.

Page 13: Npe Makalah Kode Etik

4. Diet praktisi menganggap tanggung jawab dan akuntabilitas untuk kompetensi pribadi dalam

praktek, terus berjuang untuk meningkatkan pengetahuan profesional dan keterampilan dan

menerapkannya dalam praktek.

5. Praktisi dietetika mengakui dan latihan penilaian profesional dalam batas-batas kualifikasi

mereka dan bekerja sama dengan orang lain, mencari nasehat, atau membuat arahan yang

sesuai.

6. Praktisi dietetika menyediakan informasi yang cukup untuk memungkinkan klien dan orang

lain untuk membuat keputusan sendiri.

7. Praktisi dietetika melindungi informasi rahasia dan membuat pengungkapan penuh tentang

batasan pada kemampuan mereka untuk menjamin kerahasiaan penuh.

8. Praktisi dietetika menyediakan layanan profesional dengan objektivitas dan menghormati

kebutuhan unik dan nilai-nilai individu.

9. Praktisi dietetika menyediakan layanan profesional yang sensitif terhadap perbedaan budaya

dan tidak melakukan diskriminasi terhadap orang lain berdasarkan ras, etnis, kepercayaan,

agama, kecacatan, seks, usia, orientasi seksual, atau asal-usul kebangsaan.

10. Praktisi dietetika tidak terlibat dalam pelecehan seksual dalam kaitannya dengan praktek

profesional.

11. Praktisi dietetika menyediakan tujuan evaluasi kinerja karyawan dan rekan kerja, kandidat

untuk pekerjaan, siswa, keanggotaan asosiasi profesional, penghargaan, atau beasiswa.

Praktisi dietetika membuat semua upaya yang wajar untuk menghindari bias dalam jenis

evaluasi profesional orang lain.

12. Praktisi dietetika adalah waspada terhadap situasi yang mungkin menyebabkan konflik

kepentingan atau memiliki penampilan konflik. Praktisi dietetika menyediakan

pengungkapan penuh ketika nyata atau potensi konflik kepentingan timbul.

13. Praktisi dietetika berkeinginan untuk menginformasikan kepada publik dan rekan-rekan

layanan mereka melakukannya dengan menggunakan informasi faktual. Praktisi dietetika

tidak mengiklankan secara palsu atau menyesatkan.

14. Praktisi dietetika mempromosikan atau mendukung produk dengan cara yang tidak palsu

atau menyesatkan.

15. Praktisi dietetika izin penggunaan namanya untuk menyatakan bahwa layanan dietetika telah

diterjemahkan hanya jika ia telah disediakan atau diawasi penyediaan layanan tersebut.

Page 14: Npe Makalah Kode Etik

16. Praktisi dietetika akurat menyajikan profesional kualifikasi dan kredensial.

Dietetika praktisi menggunakan komisi pada diet pendaftaran diberikan mandat ("RD"

atau "Registered ahli gizi"; "DTR" atau "Diet teknisi, terdaftar"; "CSP" atau "Spesialis

bersertifikat pediatrik gizi"; "CSR" atau "Spesialis bersertifikat dalam ginjal gizi"; dan

"FADA" atau "Fellow of The Diet Asosiasi Amerika") hanya ketika credential saat ini

dan disahkan oleh Komisi Diet pendaftaran. Praktisi dietetika menyediakan informasi

yang akurat dan mematuhi semua persyaratan dari Komisi Diet pendaftaran program di

mana ia sedang mencari awal atau terus kredensial dari komisi pada diet pendaftaran.

Praktisi dietetika adalah dijatuhi sanksi disiplin untuk membantu orang lain dalam

melanggar komisi apapun pada persyaratan pendaftaran diet atau membantu orang lain

dalam mewakili dirinya sendiri sebagai Komisi Diet pendaftaran ianya bertauliah ketika

dia tidak.

17. Praktisi dietetika menarik dari praktek profesional dalam keadaan berikut:

Dietetika praktisi telah terlibat dalam setiap penyalahgunaan zat yang dapat

mempengaruhi / praktek;

Dietetika praktisi telah diputuskan oleh pengadilan untuk menjadi mental tidak

kompeten;

Praktisi dietetika memiliki kecacatan emosional atau mental yang mempengaruhi /

praktek dengan cara yang bisa membahayakan klien atau orang lain.

18. Praktisi dietetika mematuhi semua hukum yang berlaku dan peraturan mengenai profesi dan

dikenakan tindakan disipliner dalam keadaan berikut:

Dietetika praktisi telah dihukum karena kejahatan di bawah undang-undang Amerika

Serikat, yang melakukan kejahatan atau pelanggaran, elemen penting yang merupakan

ketidakjujuran, dan yang berkaitan dengan praktek profesi.

Praktisi dietetika telah disiplin oleh negara, dan setidaknya salah satu alasan untuk

disiplin adalah sama atau secara substansial setara dengan prinsip-prinsip ini.

Dietetika praktisi telah melakukan tindakan misfeasance atau penyalahgunaan jabatan,

yang secara langsung berkaitan dengan praktek profesi yang ditentukan oleh pengadilan

berwenang, papan lisensi atau badan badan pemerintah.

Praktisi dietetika mendukung dan mempromosikan standar tinggi dari praktek profesional.

Praktisi dietetika menerima kewajiban untuk melindungi klien, masyarakat, dan profesi dengan

Page 15: Npe Makalah Kode Etik

menjunjung tinggi kode etik untuk profesi dietetika dan melaporkan dugaan pelanggaran kode

melalui proses peninjauan didefinisikan dengan badan credentialing, Komisi Diet pendaftaran

dan The American Association Diet.

PERBEDAAN

Antara ketiga Negara yaitu Indonesia, Australia, dan Amerika memiliki perbedaan

mengenai peraturan atau kode etik dalam profesi ahli gizi. Kode etik ahli gizi di Indonesia lebih

banyak menerangkan mengenai profesi ahli gizi untuk menjaga profesinya dari tindakan-

tindakan yang bukan menjadi haknya. Kode etik ini lebih banyak berisi aturan-aturan mengenai

hal-hal yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh seorang ahli gizi. Di Negara

Australia peraturan mengenai kode etik ahli gizi lebih bercondong pada masyarakat yang

dilayani oleh ahli gizi. Kode etiknya berisi mengenai sanksi-sanksi yang diberikan kepada ahli

gizi yang melanggar peraturan. Hal ini untuk melindungi masyarakat atau pasien mengenai

pelayanan ahli gizi. selain itu juga untuk melindungi ahli gizi itu sendiri. Sedangkan di Negara

Amerika peraturan mengenai kode etik ahli gizi lebih banyak mengenai profesi ahli gizi dengan

profesi yang lain dan clien. Hal ini bertujuan untuk menjaga antara hubungan dinamis antara

profesi ahli gizi dan yang lain. Sehingga tidak menimbulkan masalah antar profesi.

Namun dari beberapa perbedaan tersebut, kode etik ahli gizi dari berbagai Negara

memiliki persamaan yaitu untuk meningkatkan status gizi masyarakat di Negara, untuk

meningkatkan profesionalisme seorang ahli gizi, untuk menjaga hubungan ahli gizi dengan

masyarakat, pasien , dan dengan profesi lain.

BAB III

KESIMPULAN

Page 16: Npe Makalah Kode Etik

Berbagai profesi yang ada memiliki peraturan yang mengatur mengenai profesi tersebut

yang disebut sebaga kode etik. Begitu pula pada profesi ahli gizi juga memiliki kode etik. Kode

etik ahli gizi diberbagai Negara memiliki banyak persamaan. Antara lain meningkatkan status

gizi masyarakat di Negara, untuk meningkatkan profesionalisme seorang ahli gizi, untuk

menjaga hubungan ahli gizi dengan masyarakat, pasien , dan dengan profesi lain.

Namun dari bebrapa Negara jika dibandingkan terdapat beberapa perbedaan. Di

Indonesia kode etik mengatur mengenai apa yang seharusnya dan seharusnya tidak dilakukan

oleh ahli gizi. Di Australia dalam kode etik ahli gizi lebih menekankan mengenai sanksi terhadap

pelanggaran yang dilakukan. Hal ini untuk memberikan perlindungan. Di Amerika kode etik ahli

gizi banyak mengatur mengenai hubungan yang harus dinamis atara ahli gizi dengan masyarakat,

pasien, dan dengan profesi lain.

Beberapa perbedaan mengenai kode etik ahli gizi dipengaruhi oleh situasi dan kondisi

Negara tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Page 17: Npe Makalah Kode Etik

Standar Profesi Gizi, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :

374/MENKES/SKIII/2007, www.depkes.go.id diakses pada 20 April 2015.

ILMAGI. 2014. Etika Ahli Gizi Terhadap Pasien. http://www.ilmagiindonesia.org/?p=482

diakses pada 20 April 2015.

PERSAGI. Kode Etik Ahli Gizi

Journal of the American Dietetic Association. 1999. Code of Ethics for the Profession of

Dietetics. http://fshn.illinois.edu/graduate/dietetic-internship/code-of-ethics diakses pada

20 April 2015.

Nutritionist or Dietitian?. http://www.nutritionaustralia.org/national/resource/nutritionist-or-

dietitian diakses pada 20 April 2015.