Notulensi Audiensi Ke Komisi IX DPR

3
Notulensi Audiensi ke Komisi IX DPR 13 Januari 2011 Audiensi dimulai Pk 14.00 di Gedung Nusantara 1, dimulai dengan perkenalan singkat dari pihak Komisi IX dan Mahasiswa. Kesepakatan awal dinyatakan waktu audiensi adalah 1 jam dan bisa diperpanjang dengan kesepakatan berikut. Presentasi pertama adalah dari Wakil SekJen ISMKI kak Icha mengenai ISMKI secara umum, lalu dilanjutkan dengan presentasi mengenai Evaluasi dan Rekomendasi RUU PDRTK oleh Hadi. Setelah presentasi, lalu ditanggapi oleh komisi IX. Tanggapan: dr. Nizar Shihab o menambahkan di pasal 22: Kegiatan Pendidikan, Mahasiswa, dan kegiatan Olahraga Prof. Ina o Untuk petani tembakau: ada riset yang mengatakan tembakau bisa dijadikan obat pengganti insulin (dibandingkan dijadikan rokok), mengganti tanaman lain misalnya keledai. o Mencontoh dari luar negeri: Penggalakkan UU Label peringatan bahaya rokok bolak-balik. Pajak rokok besar (mendukung slide kita) Penjualan sangat diatur, terutama untuk wanita dan anak-anak. Memperjuangkan HAM perokok pasif Bu.. ? (maaf saya lupa namanya, mungkin Rahmat nyatet? , Ibu yang Medical Record Expert ) o Sebagai Mahasiswa Kedokteran: mengkaji dampak real yang menjadikan perokok dan bukan perokok berbeda lewat Medical Record & hasilnya dipublikasikan. Sehingga orang sadar betul ada manifestasi klinik konkrit dari merokok. o Menyadari bahwa kebanyakan golongan menengah ke bawah merokok karena itu adalah hiburan yang paling murah. Sulit untuk mengubah hanya lewat kampanye-kampanye, harus sungguh-sungguh turun ke desa-desa. misal: penyuluhan, membantu family planning, memasang layar 1

description

jklu

Transcript of Notulensi Audiensi Ke Komisi IX DPR

Notulensi Audiensi ke Komisi IX DPR

Notulensi Audiensi ke Komisi IX DPR13 Januari 2011

Audiensi dimulai Pk 14.00 di Gedung Nusantara 1, dimulai dengan perkenalan singkat dari pihak Komisi IX dan Mahasiswa. Kesepakatan awal dinyatakan waktu audiensi adalah 1 jam dan bisa diperpanjang dengan kesepakatan berikut.

Presentasi pertama adalah dari Wakil SekJen ISMKI kak Icha mengenai ISMKI secara umum, lalu dilanjutkan dengan presentasi mengenai Evaluasi dan Rekomendasi RUU PDRTK oleh Hadi.

Setelah presentasi, lalu ditanggapi oleh komisi IX.

Tanggapan:

dr. Nizar Shihab

menambahkan di pasal 22: Kegiatan Pendidikan, Mahasiswa, dan kegiatan Olahraga Prof. Ina

Untuk petani tembakau: ada riset yang mengatakan tembakau bisa dijadikan obat pengganti insulin (dibandingkan dijadikan rokok), mengganti tanaman lain misalnya keledai.

Mencontoh dari luar negeri:

Penggalakkan UU

Label peringatan bahaya rokok bolak-balik.

Pajak rokok besar (mendukung slide kita)

Penjualan sangat diatur, terutama untuk wanita dan anak-anak.

Memperjuangkan HAM perokok pasif

Bu.. ? (maaf saya lupa namanya, mungkin Rahmat nyatet? (, Ibu yang Medical Record Expert )

Sebagai Mahasiswa Kedokteran: mengkaji dampak real yang menjadikan perokok dan bukan perokok berbeda lewat Medical Record & hasilnya dipublikasikan. Sehingga orang sadar betul ada manifestasi klinik konkrit dari merokok.

Menyadari bahwa kebanyakan golongan menengah ke bawah merokok karena itu adalah hiburan yang paling murah. Sulit untuk mengubah hanya lewat kampanye-kampanye, harus sungguh-sungguh turun ke desa-desa. ( misal: penyuluhan, membantu family planning, memasang layar tancap (memberi hiburan lain). Dilakukan agar hasilnya nyata.

Bu Endang Sawarhamid

Menggalakkan agar profesi teladan dalam bidang ini spt dokter, polisi tidak merokok.

Usulan kajian: mengangkat tema anak-anak balita yang kecanduan rokok. Mengusulkan kajian yang komprehensif lintas komisi VIII, IX, X etc. karena rokok juga menyangkut hal-hal lain seperti bidang ekonomi, industri, pertanian, etc. ( Kajian lintas komisi belum pernah ada.

Terkait surat pernyataan kita poin kedua: menolak intervensi perusahaan Rokok katanya Tidak bisa dibicarakan sekarang (namun beliau tidak beralasan mengapa, hanya menambahkan Jangan berpikiran negatif dulu).

Menyebutkan tentang adanya rokok organik yang dikembangkan UN Islam Malang yang mungkin bisa dijadikan alternatif.

Pak Jamaluddin Jafar (dari Papua? Beliau adalah orang Baleg)

Tentang pasal 17: (hanya pelaku usaha tertentu yang bisa jual rokok, butuh izin) bila mengingat kasus UU Miras, justru malah menjadi lahan untuk KKN.

Tentang pasal 21: di UU Penyiaran malah iklan rokok tidak boleh ada sebelum Pk 23.00

Tentang pasal 29: (keterlibatan aparat sebagai pengawas yang berwenang), juga hati-hati seperti pasal 17 bisa jadi lahan KKN.

Audiensi seperti ini sebaiknya dilakukan langsung ke baleg agar tepat sasaran.

dr. Subagyo

Berita duka ( APTI (Asosiasi Petani Tembakau Indonesia) & Parlemen Indonesia baru saja melakukan sidang untuk mengadakan draf banding, hasilnya:

RUU Pengendalian Dampak Produk Tembakau terhadap Kesehatan diganti jadi RUU Pengendalian Produk Tembakau saja.

Artinya: ranah kesehatan berubah jadi ( industri

Juga berarti, poin kedua pernyataan sikap kita sudah batal karena APTI ini dimotori oleh para pelaku usaha rokok, mengutip kata beliau Keuangan yang Maha Kuasa Berita tadi ditanggapi Pak Jamaluddin: Di buku hasil sidang Paripurna masih RUU PDRTK, artinya yang sah masih RUU PDRTK. dr. Subagyo menanggapi balik bahwa cepat atau lambat para pelaku ushaa rokok akan membawa draf tandingan RUU PDRTK ke sidang paripurna juga.

Pak Ansari Siregar

Mengenai petani tembakau yang takut kehilangan lahan pekerjaan: jangan khawatir! Dahulu juga ketika judi dieradikasi sekitar 5-20 juta orang kehilangan penghasilan, namun pada akhirnya bisa juga mencari mata pencaharian yang lain dan kegiatan judi bisa ditekan besar-besaran. Apalagi petani tembakau yang jumlahnya lebih sedikit, bisa lebih solutif dihadapi.

Menekankan bahwa hanya Indonesia yang belum tandatangan ratifikasi FCTC ( bukti pengaruh pelaku usaha rokok di Indonesia itu besar. dr. Surya Chandra

Menekankan agar RUU (keduanya, PDRTK dan tandingannya jika ada) agar dibahas di sidang Paripurna 2011.

Indonesia tidak tanda tangan ratifikasi FCTC karena pressure industri rokok ( pemerintah sudah kalah.

Sosialisasi RUU PDRTK memang masih kurang.

Elemen kesehatan akan dilibatkan dalam proses RUU PDRTK menjadi final.

Dan RUU PDRTK diharapkan akan jadi UU di tahun 2011.

Sayang kita kemaren kehabisan waktu untuk membahas SJSN (dr. Subagyo setuju namun Prof. Ina dan beberapa lain menolak ketika ditawari apakah bisa membahas SJSN sekarang).

PAGE 2