Notulensi LPJ Komisariat.pdf

40
Sabtu - Minggu, 24 - 25 Mei 2014 FORMULASI KADERISASI Pertanyaan : 1. Strategi Kaderisasi yang dijalankan oleh Pimpinan Harian Komisariat ? (Bang Zul) Answer : ditekankan pada program kerja “religiusitas”, dikarenakan kekecewaan kader tentang religiusitas di komisariat, meningkatkan wacana dan membentuk kader yang aktif dan produktif. Pimpinan mencoba memberikan hal-hal yang mendasar dan yang paling sederhana dan dapat dipraktekan sehari-hari, sehingga dapat ditanamnkan terhadap kader, bagaimana kader dapat dibentuk kerangka berpikirnya. 2. Indikator tidak ditentukan di awal, apa permasalahan kenapa indikator tersebut tidak ditentukan ? (Aziz) Solusi : - Pimpinan selanjutnya harus membuat indikator yang lebih khusus dari muatan yang diberikan. - Memperjelas ketercapaian muatan, sehingga tidak bingung dalam pengambilan data. 3. Data pemahaman kader baru didapatkan dari mana? Dengan indikator apa? Data didapatkan dari data instruktur, data dari rayon dan data dari pimpinan 4. Evaluasi yang dilakukan jangka pendek ataupun jangka panjang melibatkan rayon atau tidak ? (Azis) 5. Akibat dari kerja yang tidak ada indikator seperti apa ? (Bang Zul) Kerja pimpinan harian komisariat menjadi serampangan tidak jelas apa yang mau di edukasikan. 6. Data yang diberikan rayon ke komisariat sudah di cek atau belum ? Sudah di cek tapi tidak semuanya, salah satunya melalui clustering 7. Indikator tersebut apakah digunakan untuk 1 periode ?

Transcript of Notulensi LPJ Komisariat.pdf

Page 1: Notulensi LPJ Komisariat.pdf

Sabtu - Minggu, 24 - 25 Mei 2014

FORMULASI KADERISASI

Pertanyaan :

1. Strategi Kaderisasi yang dijalankan oleh Pimpinan Harian Komisariat ? (Bang Zul)

Answer : ditekankan pada program kerja “religiusitas”, dikarenakan kekecewaan

kader tentang religiusitas di komisariat, meningkatkan wacana dan membentuk kader

yang aktif dan produktif.

Pimpinan mencoba memberikan hal-hal yang mendasar dan yang paling sederhana

dan dapat dipraktekan sehari-hari, sehingga dapat ditanamnkan terhadap kader,

bagaimana kader dapat dibentuk kerangka berpikirnya.

2. Indikator tidak ditentukan di awal, apa permasalahan kenapa indikator tersebut tidak

ditentukan ? (Aziz)

Solusi :

- Pimpinan selanjutnya harus membuat indikator yang lebih khusus dari muatan

yang diberikan.

- Memperjelas ketercapaian muatan, sehingga tidak bingung dalam pengambilan

data.

3. Data pemahaman kader baru didapatkan dari mana? Dengan indikator apa?

Data didapatkan dari data instruktur, data dari rayon dan data dari pimpinan

4. Evaluasi yang dilakukan jangka pendek ataupun jangka panjang melibatkan rayon

atau tidak ? (Azis)

5. Akibat dari kerja yang tidak ada indikator seperti apa ? (Bang Zul)

Kerja pimpinan harian komisariat menjadi serampangan tidak jelas apa yang mau di

edukasikan.

6. Data yang diberikan rayon ke komisariat sudah di cek atau belum ?

Sudah di cek tapi tidak semuanya, salah satunya melalui clustering

7. Indikator tersebut apakah digunakan untuk 1 periode ?

Page 2: Notulensi LPJ Komisariat.pdf

Tidak, indikator tersebut digunakan untuk evaluasi di jangka pendek yang akan di

olah untuk jangka menengah.

8. Bentuk transformasi indikator disampaikan atau tidak kepada pimpinan harian

rayon?

- Disampaikan setelah adanya progress report. Sudah di print (untuk dibaca) dan

diberikan kepada masing-masing rayon.

- Harapannya ada follow up terhadap kebijakan yang dikeluarkan oleh pimpinan

komisariat.

9. Strategi khusus untuk follow up data yang didapatkan selama jangka pendek ?

- Diarahkan pada program kerja

- Menggunakan clustering

Bagaimana strategi khusus untuk kader yang belum mencapai indikator dan kader

yang 31 orang? Bentuk Praksisnya ?

- Adanya penyamarataan wacana pada kader yang belum mencapai di jangka

menengah.

- Tetap menggunakan clustering (namun hanya DAD I dan DAD II). Pra dan pasca

tidak jalan dan hanya dilakukan pada Hari H saja.

10. Apakah ada konsep cluster di rayon? Adakah kebijakan cluster di rayon?

Tidak ada seruan mengenai cluster di rayon

11. Apakah ada seruan kepada rayon? Bentuk transformasi bidang kader ke rayon?

- DAD III tidak ada cluster karena di pimpinan pada saat itu jadwalnya padat

sehingga pembahasan tentang cluster DAD III tidak ada, seruan kepada rayon di

informasikan secara kultural tidak dalam rapat.

- Data jangka menengah kader minim dikarenakan komunikasi pada internal

bidang kader sendiri.

12. Bentuk monitoring bidang kader terhadap rayon yang ada clusternya?

- Cluster kebutuhan Control (pimpinan harian Koms khususnya bid.kader)

Seruan kepada rayon.

- Pimpinan tidak mengetahui (tidak kroscek di Rayon )dan tidak mengontrol

clustering yang ada di rayon.

- Cluster adalah metode untuk mencapai formulasi tetapi tidak dapat dijadikan

pemenuhan kebutuhan ditingkatan rayon.

Page 3: Notulensi LPJ Komisariat.pdf

- Mempertimbangankan kebutuhan rayon yang menyangkut permasalahan

kaderisasi.

- Clustering disesuaikan dengan kebutuhan.

Solusi :

- adanya penyamarataan di tataran pimpinan harian rayon permasalahan proses

kaderisasi.

13. Metodologi clustering yang dilakukan pimpinan seperti apa?

- Ada pada pola pendampingan.

- Adanya pola komunikasi dari bawah ke atas dan dari atas ke bawah

Solusi :

- Pimpinan juga harus berperan aktif dalam menjalankan cluster secara maksimal

- Adanya follow up bagi kader yang kurang aktif.

14. Perbedaan clustering dan klasifikasi (pak haidar)

(mb yufi)

- Klasifikasi : pembagian dalam setiap kelompok yang sudah ditentukan jumlah

dalam setiap kelompoknya.

- Clustering : pembagian dalam setiap kelompok namun tidak ditentukan jumlah

dalam setiap kelompoknya.

- Sebelum clustering kita harus mengetahui klasifikasinya terlebih dahulu (mas

Beni)

- Clustering sudah ada paramater

- Sebelum melakukan clustering, pimpinan melihat perkembangan dari kader

dahulu pada saat follow up sebelum membaginya. Dan juga melihat perkembangan

dari pimpinannya. Clustering yang dilakukan lebih ditekankan pada pemasalahan

data.

- Heterogen : unsur2 yang berbeda Homogen : unsur2 yang sama

- Clustering sekelompok kecil orang yang mengelilingi seseorang (mas beni)

Page 4: Notulensi LPJ Komisariat.pdf

Klasifikasi sudah ditentukan permasalahan muatannya (mas beni)

15. Dari komisariat tidak ada pembatasan untuk jumlah kader 2013.

Kesimpulan :

- Indikator formulasi secara khusus.

- Kurang adanya kroscek untuk data yang didapatkan.

- Permasalahan transformasi hasil evaluasi dan kebijakan baru, tidak hanya

disosialisasikan namun juga ada follow up dari pimpinan.

- Ketercapaian formulasi masih belum tercapai.

- Pembuatan dan evaluasi formulasi melibatkan keseluruhan elemen yang ada di

komisariat.

- Memaksimalkan seruan terhadap elemen yang terkait dengan kaderisasi.

Page 5: Notulensi LPJ Komisariat.pdf

PEMBAHASAN PROGRAM KERJA

1. Mita (Bid.Organisasi)

Tidak ada progress report dari komisariat ke rayon.

Hasil progress report rayon

Answer :

o Re-programming program kerja komisariat dan perbaikan scheduling

Feedback :

- Wulan :Ada point yang tidak di kontrol oleh bidang organisasi, seperti : scheduling

masih adanya jadwal yang tabrakan dengan rayon.

A : Ada agenda insidental yang dilaksanakan oleh beberapa bidang. Dan ada

perubahan jadwal diklat yang dilaksanakan oleh beberapa bidang.

- Ajeung : ada berapa perencanaan evaluasi untuk komisariat dan rayon?

A : Ada dua kali, desember dan maret namun hanya dilaksanakan sekali, kendala

yang utama adalah padatnya agenda komisariat dan adanya perubahan jadwal

beberapa program kerja.

2. Zaky (Bid. Organisasi) : hasil pra-AFOS tidak disampaikan di dalam LPJ ?

A : Ada beberapa hal dari pra-AFOS yang dimasukkan ke dalam muatan program

kerja seperti DMO.

Feedback :

- Zaky : Data yang didapatkan dari mana mengenai pra-AFOs dan AFOS ?

A : Didapatkan dari data bidang kader, yaitu hasil evaluasi rayon

3. Trias (bid.kader) : Metode pelaksanaan DAD sudah tepat atau belum ?

A : metode tersebut adalah metode doktrinasi , ada permainan alur psikologi

dalam metode tersebut (penanaman mindset). Metode dilakukan setelah

melakukan analisa pada kader baru.

DAD tidak hanya gerbang organisasi namun juga sebagai penyadaran terhadap

organisasi, penanaman mindset di alam bawah sadar.

- Apakah kader aufklarung diseleksi? (Supri)

A : Pimpinan tidak menyeleksi kader baru -_- , seleksi tersebut merupakan seleksi

Alam

Page 6: Notulensi LPJ Komisariat.pdf

- Pertimbangan pimpinan jika ada kader baru yang ingin mengundurkan diri ?

(Tyo)

A : perbedaan metode DAD disesuaikan dengan kondisi kader.

Solusi :

- ada analisa data dari output DAD sehingga apabila ada permasalahan dari kader

setelah DAD dapat langsung di backup.

- Ada analisa kondisi mahasiswa baru karena tidak bisa setiap tahun diterapkan dan

memang harus disesuaikan dengan kondisi objektif.

- Adit : kenapa masih ada kader baru yang mengundurkan diri saat DAD?

A : tingkat kesadaran masing masing individu berbeda sehingga tidak bisa

dipaksakan dan harus disesuaikan dengan kondisi massa.

- Syahrul : perbedaan persepsi dari kader mengenai materi yang diinjeksikan pada

saat DAD ?

Solusi : ada forum tindak lanjut untuk menetralisir ketidaktepatan penginjeksian

materi pada saat DAD

4. Imron : bukti fisik seperti apa yang menjadikan kita sebagai seorang kader

aufklarung?

A : terkait KTA untuk tahun ini masih belum, tapi yg terpenting adalah kesadaran

diri sebagai seorang kader sebagai bukti fisik kontribusi di organisasi.

feedback :

A : Syahadah dan KTA dikeluarkan oleh pimpinan harian Cabang, namun untuk

KTA itu ditandatangani oleh DPD.

Pengakuan yang paling utama adalah adanya kontribusi yang nyata terhadap

organisasi

Ojan : Apakah ada parameter kelulusan DAD? Memberikan parameter yang

mengikat agar kader tidak muntaber.

A : Yang mengikat kita agar kita aktif sebagai kader adalah kesadaran.

Ojan : Penegasan terhadap kader untuk tetap loyal terhadap organisasi secara

bukti tertulis

Solusi : Setelah pelaksanaan DAD, nama kader langsung disetorkan ke cabang

untuk dibuatkan syahadah dan KTA

Page 7: Notulensi LPJ Komisariat.pdf

5. Risky (Bid.Dakwah) : bagaimana follow up pimpinan mengenai wacana keislaman

kader, serta kesesuaian GBHK dengan program kerja.

A : masih hanya 1 GBHK saja yang dilaksanakan dengan maksimal, salah satu

follow up-nya dilaksanakan dengan melaksanakan program kerja di sesuaikan

dengan kebutuhan kader berdasarkan hasil analisa formulasi kaderisasi.

A : Religiusitas komisariat masih kurang, sebuah kritikan bahwa dari segi wacana

sangat baik tetapi permasalahan praktek religiusitas kader IMM masih sangat

kurang.

Feedback :

Risky : Bagaimana follow up dari pimpinan yang lain permasalahan religiusitas.

Ajeung : Sudah menjadi tanggung jawab bersama untuk mem-follow up

permasalahan religiusitas, bagaimana peran pimpinan lain

Ojan : Mengetahui kondisi religiusitas di Aufklӓrung bagaimana upaya mengatasi

kondisi yang sudah dilaksanakan

Mita : Bagaimana membuat program kerja yang bersifat kontinyu untuk

menjawab permasalahan religiusitas kader

A : Tidak semua pimpinan melaksanakan pendampingan permasalahan

religiusitas ini, dikembalikan kepada individu masing2, namun dari pimpinan

tetap menyadarkan dan memberikan sebuah lahan melalui bidang dakwah

mengenai wacana serta praktek religiusitas kader khususnya di komisariat

Mas Farouq : Analisa mengenai kenapa kader cenderung tidak tertarik dengan

pendiskusian permasalahan ke-Islam-an ?

A : Pembahasan di pimpinan hanya sekedar konsep, sehingga pimpinan masih

belum menguasai wacana ke-Islam-an ini, kemudian minimnya pendiskusian

mengenai wacana ke-Islam-an sebagai hasil follow up dari injeksi wacana ke-Islam-

an kepada kader.

Mas Yandi : Materi apa saja yang disampaikan di KALAUF ?

A : Tauhid, Ibadah dan Kepribadian Muhammadiyah

Risky (bid. Dakwah) : proker dari bidang dakwah hamper semuanya bersifat

momentual, apakah program kerja itu masih relevan untuk periode depan ?

A : hal ini sebagai langkah awal dari program kerja bidang dakwah

Rekomendasi :

o Semua bidang wajib memiliki pengetahuan tentang ke-Islam-an dan yang

namanya Tri Kompetensi Dasar wajib dimiliki setiap kader Aufklӓrung

khususnya oleh pimpinan harian komisariat.

Page 8: Notulensi LPJ Komisariat.pdf

o Pimpinan wajib menambah wacana pribadi mengenai ke-Islam-an untuk

memenuhi kebutuhan kader mengenai ke-Islam-an.

o Adanya kemasan yang lebih menarik untuk menginjeksikan permasalahan

wacana keislaman kader (dalam KALAUF), khususnya dalam pengambilan

judul dalam setiap substansi pembahasan disesuaikan dengan kondisi saat

ini.

o Di awal periode sudah dikonsepkan permasalahan penginjeksian wacana

keislaman.

o Untuk lebih mengefektifan internalisasi nilai2 religiusitas, bisa dimasukkan

ke dalam wacana2 humanitas dan intelektualitas, karena di dalamnya juga

terdapat nilai2 religiusitas.

Page 9: Notulensi LPJ Komisariat.pdf

Minggu - Senin, 25 - 26 Mei 2014

6. Ajeung (Bid. Hikmah) : aliansi dengan sesama IMM tidak berdasarkan pada hasil

tabulasi data dari proses internalisasi (MayDay)

A : Iya tidak membawa apa2, tetapi masih menanggapi dan mengikuti aliansi

Feedback :

Ajeung : Tidak ada persiapan dan pemahaman kepada kader2 yang mengikuti

aksi, khususnya internalisasi bagi kader komisariat

A : Sempat mengadakan pendiskusian tentang May Day, namun masih minim

pendiskusian lanjutan tentang May Day

Solusi dan Rekomendasi :

o Pendiskusian dan internalisasi wajib ada untuk memaparkan hasil aliansi

o Ada waktu untuk pembahasan tabulasi isu di internal komisariat,

khususnya bagi kader2

7. Ojan (Bendahara) : Untuk menanggulangi pendidikan bendahara rayon ?

A : tidak ada penanggulangan untuk periode ini

Solusi dan Rekomendasi :

o Sudah dibuatkan format keuangan untuk periode depan

8. Amin (Sekretaris) : bentuk controlling dari sekretaris eksekutif ke sekretaris rayon

seperti apa setelah pelatihan administrasi ?

A : melakukan pengecekan pada surat keluar yang dibuat sekretaris rayon ketika

meminta tanda tangan

Feedback :

Amin : masih ada perbedaan dalam pembuatan surat pada masing2 rayon, kenapa

di hasil pencapaian ditulilskan permasalahan penyamaan frame masalah

administrasi di semua rayon.

A : sudah diberikan pedoman administrasi, khususnya masalah surat menyurat

Amin : Sekretaris rayon kebingungan karena ada perbedaan pemahaman dari

sekretaris eksekutif dan ketua umum permasalahan adminisitrasi (surat menyurat)

Ojan : adanya perbedaan penomoran surat untuk setiap surat keluar.

A : untuk penomoran surat keluar rayon, menjadi tanggung jawab sekretaris

rayon dan ketua rayon.

Page 10: Notulensi LPJ Komisariat.pdf

Amin : pada lampiran surat keluar sekretaris, nomor 7 dan 8 penomoran suratnya

sama. Nomor 28 dan 33 ada perbedaan dengan perihal yang sama (E-10 dan A-10)

A : Awal periode mengajukan tanfidz ke cabang dan selama 2 minggu tidak ada

respon, sehingga komisariat mengeluarkan surat ke rayon, penomoran memang

salah. Kurang control dari sekretaris dan ketum karena berada pada Musycab,

yang benar E-10.

A : Penomoran bergantung pada kepada siapa kita memberikannya, apakah dari

internal IMM (A), atau dari instansi luar (E). 10 itu penomoran untuk

permasalahan kaderisasi.

A : Kesalahan periode ini adalah jika panitia pelaksananya adalah pimpinan

komisariat, tidak ada SK yang mengesahkan hal tersebut.

Bayu : Komunikasi dengan sekretaris rayon seperti apa? Kenapa masih ada yang

belum hadir pada saat pelatihan administrasi

A : sudah ada komunikasi secara personal, melalui SMS dan hanya 2 orang

sekretaris rayon saja yang membalas dan pada saat pelatihan administrasi,

berbenturan dengan agenda rayon

Solusi dan Rekomendasi :

o Ketua Rayon juga melakukan controlling permasalahan surat yang dibuat

oleh sekretaris rayon.

o Sekretaris Rayon melakukan komunikasi dengan sekretaris eksekutif jika

ada kebingungan permasalahan administrasi, khususnya surat menyurat.

o Sekretaris Eksekutif lebih intens di sekretariat untuk lebih memaksimalkan

controlling terhadap surat menyurat.

o Surat keluar, khususnya untuk syahadah, idealnya masing-masing

syahadah menggunakan penomoran sendiri-sendiri.

o Setiap kepanitiaan dibuatkan SK, termasuk pimpinan komisariat pada saat

menjadi panitia pelaksana.

o Setelah ada SK, pimpinan komisariat khususnya sekretaris eksekutif harus

melakukan controlling terhadap kepanitiaan.

o Jika tidak bisa berkumpul secara keseluruhan dalam satu waktu, maka

dilakukan konsultasi disesuaikan dengan waktu kosong sekretaris rayon

9. Mas Yandi (Sekretaris) : Inventaris komisariat, bendera komisariat itu yang

mana?

A : ada 2 bendera, Bendera komisariat dari korkom dan bendera besar

Page 11: Notulensi LPJ Komisariat.pdf

Feedback :

Mas Yandi : Setiap agenda pasti menggunakan bendera, apakah tidak kurang

kalau cuma 2, kalo kurang apa tidak ada pengadaan lagi

A : Sebenarnya kurang, tetapi disetiap agenda biasanya menggunakan 2 bendera

saja.

Bayu : ada tidak pendataan awal inventaris di awal periode ? Jika ada,

dicantumkan kehilangan jadi bisa dibandingkan

A : Ada

Tibi : Buku asroom hilang 7 buah, apakah hilang secara bersamaan atau tidak ?

A : Tidak tau karena tidak ada pendataan secara berkala, hilang karena tidak

ditemukan pada saat pendataan tertanggal 7 Mei 2014

Mita : jumlah karpet tidakk dicantumkan, tetapi kondisinya baik

A : pada saat pendataan, sekretaris eksekutif tidak pernah menemukan karpet

komisariat yang sebenarnya

Zaky : Dispenser, kompor, panci apakah termasuk inventaris atau tidak ?

A : bukan punya komisariat,

Solusi dan Rekomendasi :

o Jika sekretaris eksekutif tidak berdomisili di kosmisariat, ada 2 buku

inventaris, 1 dibawa sekretaris, 1 ditaruh di komisariat

o Jika ada yang meminjam inventaris khususnya bendera, dilihat dulu

kepentingannya, dan inventaris disimpan dengan rapi khususnya oleh

sekretaris eksekutif

o Melakukan pendataan awal inventaris di awal periode dan di akhir periode

sehingga bisa dibandingkan data awal periode dan akhir periode

o Inventaris khususnya buku, dijaga bersama-sama dan digunakan bersama-

sama

o Adanya pendataan secara berkala permasalahan inventaris (dalam jangka

waktu tertentu, contoh 1 bulan sekali), khususnya buku dan karpet agar

mengetahui jika ada kekurangan

10. Mbak Yufi (Sekretaris) : berdasarkan GBHK, tugas2 kesekretariatan apa yang

dilakukan sekretaris eksekutif ?

A : adanya ketimpangan permasalahan GBHK sekretaris eksekutif (cek

ketercapaian GBHK sekretaris eksekutif di LPJ).

Feedback :

Page 12: Notulensi LPJ Komisariat.pdf

Mbak Yufi : permasalahan inventaris, dokumentasi kesekretariatan, apakah ada

program kerja permasalahan pengadaan inventaris ? Karena setiap periode

inventaris komisariat ini semakin berkurang

A : Tidak dijadikan program kerja, tetapi sudah menjadi tugas sekretaris

eksekutif. Sudah ada daftarnya, unntuk pengadaan terkendala dengan biaya.

Mbak Yufi : Bagaimana realisasi dari daftar inventaris ?

A : Tidak ada realisasi, hanya melakukan perawatan pada inventaris yang sudah

ada

Mbak Yufi : Yang dimaksud dengan absensi pimpinan ?

A : Absensi pimpinan pada saat rapat.

Zaky : salah satu tugas kesekretariatan adalah hal-hal mengenai kesekretariatan,

termasuk kebersihan. Kenapa tidak ada pembagian tugas di sekretariat

permasalahan itu ?

A : Notulensi rapat, absensi rapat termasuk dalam tugas-tugas kesekretariatan.

Pimpinan memberikan amanah kepada wakil untuk controlling kebersihan

sekretariatan ditambah dengan beberapa orang pimpinan. Dan sebenarnya sudah

ada jadwal yang melibatkan semua penghuni sekretariat.

Cak Mo : dengan kondisi seperti itu (kebersihan), apakah masih layak dijadikan

sebagai sekretariat?

A : Yang diperbaiki adalah pola penggunaannya, bukan tempatnya karena

penghuni wajib untuk melakukan perawatan

Solusi dan Rekomendasi :

o Controlling dari kesepakatan terutama permasalahan kebersihan lebih

dimaksimalkan.

o Adanya program kerja mengenai pengadaan inventaris.

o Ada penjadwalan pimpinan yang stay beserta absensi harian sehingga jika

ada kader baru yang datang ada pimpinan yang menyambut di sekretariat.

o Adanya pembagian dalam hal infrastruktur khususnya untuk renovasi

(contoh kaca)

o Baik penghuni maupun non penghuni tetap menjaga kebersihan sekretariat,

khususnya pimpinan yang tidak tinggal di komisariat

11. Mita (Sosek) : pada desa binaan, pendampingan apa yang dilakukan oleh kader ?

Apakah tidak ada konsepan yang lebih khusus (silabus) untuk pelaksanaannya ?

Page 13: Notulensi LPJ Komisariat.pdf

A : Ada 2 aspek yang pokok, yaitu pendidikan dan ekonomi, dan setelah ditinjau

ulang permasalahan ekonomi sangat sulit untuk dipenuhi. Secara konsepsi

diserahkan kepada kader baru (2013) pimpinan mendapingi dan mengarahkan.

Kader baru sudah dibekali dengan analisa sosial sebelum pelaksanaan desa binaan.

Feedback :

Mita : targetan mengenai pengetahuan anak desa tidak jauh tertinggal dengan

yang lain ?

Reza : Dalam prakteknya tidak sesuai dengan yang direncanakan, karena tidak

sesuai dengan kondisi disana.

A : Awalnya memang tidak ada silabus karena kesepakatan pimpinan

mengajarkan apa yang dibutuhkan oleh anak-anak disana

Said : Apakah ada perubahan pada desa binaaan setelah pelaksanaan desa binaan

ini?

A : kelalaian pimpinan khususnya masalah silabus sehingga tidak dapat melihat

perubahan yang ada.

Indra : Kontribusi apa dari bidang sosek terhadap formulasi kaderisasi ?

A : Untuk memberikan lahan humanitas kepada para kader

Widya : Pendekatan seperti apa kepada masyarakat desa sebelum pelaksanaan

desa binaan ? Sampai kapan agenda ini dilaksanakan ?

A : Melakukan observasi / survey dahulu sebelum pelaksanaannya, kemudian

agenda ini bisa dijalankan sesuai dengan kebutuhan di desa tersebut.

Eriko : salah satu sasaran adalah anak-anak desa, kenapa tidak mencoba untuk

lebih luas, seperti masyarakat desa yang membutuhkan bantuan di segi kesehatan

dan pendidikan buta aksara

A : kendalanya adalah masyarakat desa sibuk dengan pekerjaan hariannya yang

menyebabkan kurangnya waktu untuk bertemu masyarakat desanya.

Didik : Pencapaian apa yang didapatkan dari kondisi desa yang dibina

berdasarkan konsepan dari pimpinan ?

A : Belum ada konsepan permasalahan itu sehingga tidak ada analisa mengenai hal

tersebut

Bayu : Bagaimana penafsiran hasil analisa sosial terhadap desa binaan ?

A : Hanya secara umum saja penafsirannya, tidak ada pendetailan permasalahan

hasil ansos tersebut.

Tibi : Sejauh mana pencapaian targetan tersebut ?

Page 14: Notulensi LPJ Komisariat.pdf

A : Adanya antusias dari anak-anak untuk belajar bersama serta tumbuhnya

kepekaan kader terhadap lingkungan sekitar

Solusi dan Rekomendasi :

o Selama pelaksanaan desa binaan, ada silabus khusus (substansi) yang

disampaikan di setiap pertemuannya sehingga ada esensi yang dibawa di

setiap pertemuannya, selain mengacu pada kebutuhan disana.

o Bidang sosek harus melakukan analisa terlebih dahulu tentang kondisi desa

yang akan dibina.

o Dalam pengumpulan data pada saat analisa sosial lebih diperjelas.

o Adanya kroscek perbandingan silabus yang lama dan silabus yang baru.

o Penggunaan metode pengajaran yang disesuaikan dengan sasaran.

o Perlu adanya pembekalan awal (contoh : pembelajaran sopan santun)

kepada kader agar siap terjun di masyarakat.

o Memperbaiki komunikasi terhadap masyarakat khususnya masyarakat

disekitar komisariat (bukan hanya pada desa binaan saja).

o Adanya konsepan mengenai analisa sosial dan adanya rekayasa sosial yang

disesuaikan dengan kondisi dan pencapaian yang diinginkan.

o Pendetailan hasil ansos terhadap desa binaan.

12. Bang Zul (Bid.Hikmah) : Bagaimana pola komunikasi dan kontroling bid.hikmah

di lembaga intra? Peran politik bid.hikmah untuk menyikapi permasalahan

kampus?

A : Secara keorganisasian tidak dibicarakan, namun dibicarakan secara kultural

dengan komisariat-komisariat lain.

Solusi dan Rekomendasi :

o Adanya kontroling dari bidang hikmah dengan lembaga kampus (lembaga

intra) sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan komisariat.

o Dikaji kembali permasalahan kebutuhan dan kepetingan komisariat di

lembaga intra.

o Harus ada penugasan khusus yang jelas terhadap kader yang berada di

lembaga intra.

o Komunikasi bukan terhadap lembaga intra namun terhadap kader yang

berada di lembaga intra.

13. Azis (Bid.Hikmah ) : problem mendasar RTL dalam ideopolitor tidak masive?

Page 15: Notulensi LPJ Komisariat.pdf

A : kurangnya persiapan di ideopolitor sehingga konsepsi RTL dibahas di hari H.

Feedback :

Azis : bentuk kontroling dari pimpinan lain terhadap RTL ideopolitor?

A : sering kali mengadakan pembagian di internal pimpinan karena berbenturan

dengan agenda-agenda dikomisariat.

Ujian : atas dasar apa mengikuti aksi May Day?

A : kita mengikuti namun tidak membawa isu sama sekali.

Bang zul : Kesepakatan penyikapan atas nama bidang atau atas nama pimpinan ?

Azis : sejauh mana konsistensi pimpinan untuk melaksanakan kesepakatan ?

A : atas nama pimpinan, dan tidak hanya dalam hal aksi saja pimpinan tidak

disiplin.

14. Agil (bid.Mumed) : kerja pimpinan melalui media informasi seperti apa?

A : sudah dimaksimalkan melalui akun FB dan website Aufklӓrung.

FeedBack :

Cak ding : ada berapa ruang aktualisasi yang dikelola oleh komisariat

Aufklӓrung? Ada berapa klasifikasi potensi kader secara umum?

A : media sosial, lembaga intra, laboratorium, komisariat.

Solusi dan rekomendasi :

o lebih mengoptimalkan sosial media sebagai media informasi dan

penyebaran agenda.

o Meningkatkan kekuatan internal untuk memperluas lahan aktualisasi

kader dan disesuaikan dengan potensi yang ada.

15. Dina (bid.immawati) : RTL Diksuswati tidak ada kejelasan ?

A : sudah ada perjanjian di awal namun tidak ada tindak lanjut dikarenakan

kesibukan personal. Namun pendampingan akan tetap dilakukan sampai selesai

meskipun sudah demisioner.

Feedback :

Dina : prosedur pendampingan secara keorganisasian seperti apa setelah

demisioner?

A : Pendampingan tetap dilaksanakan karena RTL masih merupakan

tanggungjawab bid.Immawati pada periode ini sampai RTL selesai.

Ajeung : sudah dikaji atau belum permasalahan tema studi kasus RTL?

Page 16: Notulensi LPJ Komisariat.pdf

A : Tema yang digunakan sudah secara umum dan dalam penyikapannya di ukur

sesuai kemampuan diri sendiri.

Solusi dan Rekomendasi :

o Tetap tersentral dibidang Immawati agar tidak terjadi keputusan ganda.

Page 17: Notulensi LPJ Komisariat.pdf

Senin - Selasa, 26 - 27 Mei 2014

16. Risky (bid. Keilmuan) : Kenapa FORDIKA yang tidak terlaksana bisa digabung

dengan proker bidang keilmuan yang lain ?

A : Memang agenda ini tidak terlaksana secara program (karena ada rescheduling

dan reprogramming), tetapi secara substansi, agenda ini di-merger dengan agenda

TOP (ke-2)

Feedback :

Risky : tidak banyak juga kader yang hadir pada saat TOP, bagaimana bisa

memunculkan hasil pencapaian FORDIKA ini ?

A : Setelah evaluasi komisariat, ada perampingan program kerja sehingga muatan

FORDIKA diberikan pada saat agenda TOP.

Solusi dan Rekomendasi :

o Adanya perencanaan yang matang sebelum menjadwalkan agenda

khususnya FORDIKA dan TOP.

17. Mita (Bendahara dan bid. Sosek) : Penggalangan Dana saat Erupsi Kelud, ada

kelebihan uang pendanaan. Sisa dana akan digunakan untuk apa ?

A : Sisa tidak diberikan kepada korban Kelud, namun diamanahkan kepada

periode selanjutnya, tetapi bukan untuk kas, tetapi untuk kegiatan sosial, seperti

Desa Binaan.

Feedback :

Mita : Sisa bantuan selain uang ada dimana ? (Pakaian dan Sisa Makanan)

A : Bisa disalurkan kepada warga-warga di Desa Binaan, atau dalam bentuk

kegiatan sosial lain.

18. Supri (bid. Mulmed) : agenda insidental mengenai pengelolaan media dan

teknologi informasi (pengelolaan web), apakah tidak ada inisiatif untuk mencari

pengelola web dari kader sehingga bisa membantu pengelolaan web ?

A : Tidak ada, karena kurangnya intensitas di komisariat

Solusi dan Rekomendasi :

o Menganalisa potensi kader dalam hal pengelolaan web sehingga kerja

bidang multimedia mengenai pengelolaan web bisa terbantu

Page 18: Notulensi LPJ Komisariat.pdf

19. Fandi (bid. kader) : yang dimaksud dengan kader yang aktif dan kontributif ?

darimana mendapatkan datanya ?

A : Data didapatkan dari instruktur, ph rayon dan ph komisariat. Kader aktif

(hadir dalam kegiatan), kontributif (berkontribusi, memberikan pandangan, ide-

ide, gagasan)

20. Mas Beni (bid. Kader) : Muatan DAD mengenai pembentukan mental sesuai

dengan Aufklӓrung, apakah ada perubahan mental, khususnya bagi kader yang

sekarang aktif ?

A : Mental yang bertanggung jawab dan mampu ditempatkan di mana saja, dan

ini dilihat dari kerja dan praktek hariannya.

Feedback :

Mas Beni : Bagaimana perkembangan kader, dan bagaimana analisa data awal

kader untuk mengetahui perkembangannya sejauh mana ?

A : Salah satu data awal kader ada aspek mengenai wacana sebagai data tambahan

(sebagai gerbang awal untuk mengedukasi kader).

Mas Beni : Bagaimana formulasi pimpinan untuk membentuk mental kader

setelah DAD ?

A : Pembentukan awal ada pada saat DAD, setelah itu ada follow up semisal

dengan penugasan (pendelegasian, kepanitiaan)

Solusi dan Rekomendasi :

o Dibutuhkan data harian perkembangan mental kader sebagai salah satu

bahan analisa perkembangan karakter dan mental kader (aspek psikis)

sehingga mampu memberikan pendidikan yang efektif kepada kader

21. Said (bid. Keilmuan) : Sudah disediakan asroom, apa usaha dari bidang untuk

mengajak kader-kader mengunjungi asroom ?

A : Ada konsep umum dari konsep khusus mengenai manajerial, bentuk

pengajakannya adalah pimpinan memberikan contoh mengunjungi asroom tetapi

terkendala dengan kesibukan masing2 pimpinan, sehingga tidak bisa dilaksanakan

setiap hari.

Feedback :

Said : Manajerial yang seperti apa ?

A : Ada konsepan jam buka dan jam tutup, ada jadwal jaga asroom yang

melibatkan ph komisariat dan ph rayon

Page 19: Notulensi LPJ Komisariat.pdf

Risky : asroom digunakan untuk hal yang produktif, tetapi apa sudah

dimaksimalkan masalah keproduktifan itu ?

A : Sudah ada kesepakatan, tetapi masih belum konsisten dalam pelaksanaannya,

minimal dengan tidak membawa buku keluar ruangan asroom

Syahrul : Belum ada konsepan yang jelas dari dicetuskannya asroom,

Said : Adakah seruan / arahan dari pimpinan kepada kader baru untuk

direkomendasikan membaca buku tertentu sesuai dengan konsumsinya ? ada tidak

indikator perkembangan kader setelah pengadaan kader secara berkala ?

A : Tidak ada seruan khusus dari pimpinan, khususnya bagi kader-kader yang

masih belum memiliki wacana lebih, belum ada buku2 mendasar yang diperlukan

bagi kader.

Solusi dan Rekomendasi :

o Paling tidak ada konsepan yang jelas setelah kader membaca buku dan

memperjelas mengenai follow up setelah membaca buku, khususnya bagi

kader.

o Salah satu strategi untuk menancapkan mindset belajar kader

o Adanya pendetailan mengenai konsumsi wacana (khususnya hasil dari baca

buku) bagi kader sehingga tahu apa yang harus didapatkan di setiap level

kader

22. Haidar(bid. Mumed) : boleh tidak meminta sub domain komisariat ?

A : rencananya nanti masing2 rayon akan diberikan sub-domain

23. Amril (bid. Keilmuan) : hasil yang di capai dari indikator ketercapain DIA ?

A : belum ada indikator, yang lebih ditekankan adalah permasalahan keilmiahan

setiap materi

Feedback :

Amril : Ilmiah yang seperti apa yang ditekankan ?

A : Mengilmiahkan setiap hal-hal yang didiskusikan, ditambah dengan perangkat

diskusi sebagai penunjang pendiskusian

24. Tibi (bid. Hikmah) : Forum Diskusi Kerakyatan, hasil yang dicapai masih belum

maksimal, terutama permasalahan peningkatan daya kritis kader, sedangkan

sasarannya adalah seluruh kader, khususnya kader baru (2013).

Page 20: Notulensi LPJ Komisariat.pdf

A : Dilaksanakan 3 kali, namun ada 1 kali pertemuan yang hadir sedikit; secara

program tetap dilaksanakan, dan ditunjang dengan pendiskusia insidentil

(kultural)

Feedback :

Didik (bid. Hikmah dan bid. Keilmuan) : Pendiskusian yang didapatkan hanya

sebatas teoritik saja, tidak ada praktek dari hasil pemahaman teori.

A : untuk bidang keilmuan, dibentuk mengenai kerangka berpikir; untuk bidang

hikmah memberikan lahan untuk aktualisasi mengenai wacana kontemporer,

selain pendiskusian juga ada turun aksi.

Didik : berarti kurang seimbang antara teori dan praktek, karena ruang

aktualisasinya kurang

Tyo : Kenapa hanya dilaksanakan beberapa kali saja padahal di jadwal

dilaksanakan setiap 2 minggu sekali.

A : Kepadatan agenda komisariat sehingga pendiskusian hanya terjalankan secara

maksimal satu kali saja, sedangkan pada pertemuan kedua tidak ada peserta yang

hadir sehingga pendiskusian tidak dilanjutkan sampai sekarang

Solusi dan Rekomendasi :

o Agenda2 komisariat dikurangi yang terlalu teoritis, dan harus diberikan

lahan yang lebih banyak untuk aktualisasi kader (dalam hal praktek).

o Adanya penjadwalan dari program kerja secara detail, yaitu permasalahan

tanggal dan waktunya, bukan hanya sekedar 2 minggu sekali atau 1 bulan

sekali.

25. Tibi (bid. Kader) : apa sebenarnya latar belakang dari pembentukan instruktur

sendiri ? Sedangkan hakikatnya mereka adalah PH rayon, dan jika menjadi

instruktur maka ada 2 konsentrasi dan tidak bisa fokus ?

A : Kebutuhan komisariat mengenai pendataan kader, membantu tugas pimpinan

mengenai data kader.

Feedback :

Faris : Pemenuhan kebutuhan permasalahan pengelolaan diklat (DAD) khususnya

A : di SPI sudah ada tugas dari instruktur, yang utama adalah pengelolaan DAD,

kemudian ada proses pendampingan kepada kader.

Yuni : Konsepan instruktur hari ini seperti apa ?

A : Secara struktural, melakukan pengelolaan diklat, secara fungsional membantu

tugas pimpinan komisariat untuk mendapatkan data kader.

Page 21: Notulensi LPJ Komisariat.pdf

26. Imron (bid. Sosek) : Bagaimana penanganan dari uang hilang dari bidang sosek ?

A : Awalnya uang dipegang oleh bid. Sosek sendiri, kemudian setelah evaluasi

uang tersebut diberikan kepada bendahara supaya tersentral dalam pendataannya,

dan yang hilang diganti oleh bidang sosek

Solusi dan Rekomendasi :

o Semua keuangan, baik bid. Sosek harus tersentral di bendahara.

27. Wahyu (bid. Kader) : Kelengkapan adminsitrasi kader bagaimana kelanjutannya?

Targetan malam apresiasi ini mengenai kreatifitas seperti apa? Karena hanya

bernyanyi saja.

A : Untuk administrasi itu digunakan untuk memudahkan pendataan kader,

minimal dari periode ini dulu. Untuk malam apresiasi, konsepannya adalah

dengan meningkatkan kreatifitas dalam pelaksanaannya sehingga diharapkan

mampu untuk menumbuhkan keratifitas dan inovasinya, salah satunya adalah

dengan membuka pendaftaran bagi pengisi di malam apresiasi.

28. Syahrul & Tyo (bid. Organisasi) : Tindakan pencegahan dari peserta yang kurang

memahami permasalahan regenerasi kepemimpinan selanjutnya ? Dan bagaimana

tindak lanjut dari RTL DMO dan transformasinya kepada kader yang tidak

mengikuti DMO ?

A : Pemahaman kader baru yang tidak ikut DMO juga sudah mulai memahami

terbukti pada saat pencalonan formatur rayon. Ada komunikasi dari bidang

organisasi dengan koordinator peserta DMO. Ada pendiskusian dua arah untuk

membahas RTL DMO dan pada saat pembahasan RTL DMO, pimpinan sedang

rapat sehingga hanya bidang organisasi yang mendampingi.

Feedback :

Syahrul : RTL masih belum dijalankan secara maksimal karena untuk

meminimalisir kesenjangan antara kader yang mengikuti DMO dengan yang tidak

mengikuti serta kesolidan di angkatan 2013; kendala yang paling utama adalah

jadwal kuliah dari keseluruhan kader 2013.

Tyo : Apa langkah yang dilakukan untuk menangani RTL DMO yang tidak jalan ?

A : alternatif yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan aster di masing2

rayon yang kemudian bisa ditindak lanjuti dengan membuat sub aster di masing2

rayon, namun tidak ada kelanjutan dari konsepan tersebut.

Page 22: Notulensi LPJ Komisariat.pdf

Solusi dan Rekomendasi :

o Pimpinan juga melakukan controlling khususnya setelah DMO untuk

meminimalisir kesenjangan antara kader yang ikut DMO dengan yang

tidak.

29. Hamran (bid. Organisasi) : Analisa PH Koms mengenai pertemuan AFOS yang

hanya satu kali saja dan kenapa membahas permasalahan administrasi ?

A : DAD tidak ada materi administrasi, kepanitian tidak membahas semua hal

mengenai administrasi, dan yang paling pokok setelah itu adalah wacana mengenai

administrasi karena setelah itu ada agenda2 yang membutuhkan kerja2

kepanitiaan; hal ini dimaksudkan untuk menyamakan pemahaman mengenai

adminisrasi itu sendiri.

30. Said (bid. Organisasi) : kenapa di setiap diklat tidak ada materi mengenai

manajemen konflik (khususnya pada DMO) padahal itu diperlukan dalam kerja

organisasi ?

A : Manajemen konflik sulit untuk dipraktekkan setelah mendapatkan materinya,

namun ada alternatif lain yaitu dengan memahami karakter, sehingga diberikan

materi mengenai psikologi karakter.

Feedback :

Said : Berarti manajemen konflik dengan psikologi karakter sama ?

A : Tujuannya yang sama, tetapi dalam pemahamannya yang berbeda, psikologi

karakter lebih ditekankan kepada kepribadian individu, sedang manajemen

konflik hanya membahasa macam2 konflik, dan itu hanya secara teori saja.

Solusi dan Rekomendasi :

o Tetap diberikan materi manajemen konflik sebagai bekal kepada calon

pimpinan

31. Zaky (bid. Keilmuan) : Sesuai dengan visi misi ketum, membangun budaya

intelektual yang coba dibangun melalui proker DIA, pendetailan mengenai hasil

pencapaian ?

A : yang disajikan adalah data kuantitas kehadiran kader, yang dimaksudkan

untuk mengetahui berapa kader yang sudah mencapatkan materi pendiskusian

secara teoritik.

Feedback :

Page 23: Notulensi LPJ Komisariat.pdf

Mas Farouq : Sejauh mana pendampingan bidang keilmuan untuk menunjang

program kerja yang ada di bidang keilmuan sendiri.

A: sebelum pendiskusian diadakan pendampingan sebagai bekal sebelum adanya

pendiskusian formal yang sudah difasilitasi dengan adanya ruang baca / asroom.

Solusi dan Rekomendasi :

o Dalam setiap pendiskusian, paling tidak ada referensi secara tertulis yang

dibawa sehingga ada rasa tanggung jawab dalam mengikuti pendiskusian.

o Mengarahkan kader dan mendampingi kader dalam diskusi non formal dan

memanfaatkan fasilitas yang sudah disediakan oleh komisariat (ruang baca)

32. Mas Yandi (bid. Immawati) : Penafisran GBHK pertama bidang immawati ?

A : Adanya monitoring terhadap kondisi personal immawati dan diharapkan

mampu memperjelas karakter immawati komisariat.

Feedback :

Mas Yandi : Psikologi immawati itu berkaitan dengan batasan2 immawati dan

mengenai cara2 berbusananya yang disesuaikan dengan landasan Islam.

A : Di profil immawati sebenarnya sudah ada, tetapi cukup sulit untuk diterapkan

di Aufklӓrung karena dengan style dari FT sendiri, lain halnya dengan FKIP, yang

kesehariannya jauh berbeda dengan Aufklӓrung.

Mbak Yufi : Rata2 berapa kader immawati yang aktif dalam setiap agenda

komisariat ?

A : 10 di setiap kegiatan

Mbak Yufi : Bagaimana bentuk tanggung jawab bidang immawati terhadap kader

immawati di komisariat ? Karena melihat tidak sampai 50% kader immawati yang

aktif periode ini.

Ajeung : Bentuk investigasi dari bidang immawati terhadap kader yang tidak jadi

ikut DIKSUSWATI itu apa ?

A : Dari awal sudah disepakati adanya formulasi khusus immawati, dan dari sana

nanti ada konsep kontrol yang digunakan sebagai bentuk pengawalan terhadap

immawati. Tidak ada bentuk pendampingan dari bidang immawati khususnya dan

immawati yang ada di pimpinan pada umumnya untuk mendampingi para kader

immawati sejak dilahirkannya dia sebagai immawati (pasca DAD) sampai kepada

program kerja DIKSUSWATI, sehingga kurangnya analisa dan data mengenai

kondisi immawati yang tidak aktif.

Page 24: Notulensi LPJ Komisariat.pdf

A : Kekurangan dari immawati hari ini adalah kurang dalam open mind terhadap

immawati2 di komisariat lain, immawati yang terkenal kuat2 tetapi kurang

terhadap wacana ke-Immawati-an. Hal ini yang menjadi salah satu penyebab

kader immawati Aufklӓrung menjadi eksklusif dibandingkan dengan immawati

komisariat lain.

Mbak Yufi : Dimulai dari membenahi inti diri dari imawati itu sendiri dengan

membangun pondasi itu sehingga menimbulkan karakter immawati Aufklӓrung

yang selanjutnya ada kelanjutan untuk berkomunikasi dengan immawati

komisariat lain.

Wulan : Permasalahan utamanya adalah bukan pada pasca DIKSUSWATI, tetapi

dimulai saat immawati itu lahir di komisariat serta bentuk pendampingannya.

Wacana yang diberikan permasalahan kesetaraan gender padahal di komisariat

lain pembahasannya masih sederhana yang mendasar permasalahan immawati,

hal ini yang menyebabkan kesan eksklusif pada immawati Aufklӓrung terhadap

immawati komisariat lain.

Ajeung : Sejauh mana mobilisasi dan edukasi dari immawati itu yang menentukan

kemauan immawati untuk diajak bersama-sama.

Mita : Konsepan sudah cukup matang, pendampingan tidak maksimal yang

dijalankan oleh pimpinan, khususnya pimpinan yang immawati, namun dengan

adanya agenda DIKSUSWATI, immawati Aufklӓrung diundang beberapa kali

untuk menghadiri diskusi dengan immawati komisariat lain, hanya saja dari

internal kita yang tidak menghadiri undangan tersebut.

A : di aufklӓrung uda terlalu banyak gap.

Azis : apakah pimpinan uda membicarakan persoalan immawati secara bersama-

sama? Dalam perjalan cluster immawati seperti apa kontrolnya, ada tumpang

tindah apa tidak dengan cluster yang ada di bidang kader.

A : iya, pernah di bahas di komisariat. Cluster yang di immawati terjadi tumpang

tindih ketika pembahasan formuluasi immawati. Akhirnya dengan komunikasi

dengan bidang kader, dalam cluster dari bidang kader, cluster yang banyak

immawatinya di dampingi oleh immawati.

Azis : jika telah di bicarakan di pimpinan mustinya pimpinan telah menemukan

persoalan mendasar yang ada di immawati. Artinya ketika di bicarakan, tidak

hanya dibicarakan 2013 saja, tapi kondisi pengorganisirnya juga.

Haidar : “kita hanya mau mengkader orang yang mau dikader”.

Page 25: Notulensi LPJ Komisariat.pdf

Azis : persoalan yang di tanya haidar akan terjawab jika hasil analisa immawati

itu dipaparkan. Immawati memiliki formulasi khusus kan ya? Sebenernya

munculnya formulasi itu tujuannya kemana?

A : dalam formulasi yang ingin dicapai adalah mengarahkan karakter yang ada

kemudian mampu mencapai penguatan konsep diri.

Azis : kalo ada immawati yang suka nangis kemudian karakternya di arahkan

kemana?

A : g masalah ia cengeng tapi di harus mempunyai kapasitas.

Mbak Yufi : immawati secara personal atau komunal yang di arahkan?

A : personal mbak, g masalah memiliki karakter yang berbeda-beda, yang penting

immawati memiliki kapasitas yang sama.

Mbak Yufi : pembentukan immawati secara komunal seperti apa?

A : untuk menseragamkan hanya dari kualitasnya saja.

Mbak Yufi : (sekolah perempuan) apakah pembentukannya secara personal atau

komunal?

A : klo sekolah perempuan pembentukannya secara komunal.

Mbak Yufi : artinya pembentukan karakter secara personal mempunyai

keterkaitan dengan pembentukan karakter secara komunal.

Ajeng : mustinya pembentukan harus ada secara komunal.

Mbak Yufi : jika tidak ada penguatan karakter secara komunal ketika tidak ada

tujuan secara komunal

A : salah satu metode yang diterapkan adalah dengan melakukan pola

pendampingan berlapis, seperti kesepakatan di pimpinan. Upaya yang sudah

dilakukan bidang immawati dalam pendampingan

A : Analisa kondisi berupa kesadaran immawati dalam organisasi (kehadiran

dalam agenda dan praktek di lapangan), immawan yang berpengaruh terhadap

immawati, serta latar belakang keluarga dan permasalahan wacana uyang dimiliki

oleh masing2 immawati.

Azis : Harusnya dipaparkan permasalahan kondisi pengorganisir dan yang

diorganisir secara keseluruhan.

A : Memang belum ada spesifikasi yang jelas terhadap data pada masing2

pengorganisir, datanya sudah ada tapi masih mentah, belum diolah

A : Ada 4 hal yang menjadi bahan analisa, yaitu loyalitas terhadap ikatan,

keaktifan, wacana, dan pandangan immawati.

Page 26: Notulensi LPJ Komisariat.pdf

Azis : Permasalahan yang paling mendasar dari immawati ? Bidang immawati

sendiri pernah langsung melancarkan serangan darat terhadap kader immawati ?

Ketakutannya adalah mindset untuk mengorganisir immawati adalah hanya

diserahkan kepada immawati, yang seharusnya semua elemen juga wajib

mendampingi kader-kader immawati

A : Immawati hari ini masih tergolong lemah. Permasalahan mendasar dan poin

yang paling lemah dari immawati adalah wacana yang kurang dari immawati itu

sendiri sehingga menyebabkan tidak aktifnya immawati dalam forum2 diskusi dan

malu untuk mengungkapkan pendapatnya. Wacana dalam hal ini lebih kepada

wacana keperempuanan.

A : Belum ada evaluasi pola pendampingan dari formulasi immawati

A : Tidak ada upgrading wacana keperempuanan dari immawati selama kurang

lebih 3 periode sebelumnya sehingga berdampak pada wacana pengorganisir hari

ini

Wulan : Sentimen pribadi didasarkan pada kondisi yang mempengaruhinya

ditambah dengan belum adanya kesatuan dari immawati sendiri mendeterminasi

pola pendampingan terhadap pola pendampingan kepada immawati 2013 dan

tidak ada kejelasan dari konsepsi clustering immawati. Kemudian injeksi wacana

terhadap kader immawati menjadi tidak jelas (serampangan) dan masih tersekat

dengan permasalahan pribadi immawati

Azis : Dapat data dari mana kebutuhan peserta immawati sehingga memunculkan

materi dalam DIKSUSWATI ?

A : Tidak ada analisa kondisi dahulu dari kader immawati, tetapi lebih kepada

diberikan materi paling dasar yang memang dibutuhkan oleh immawati sehingga

memunculkan adanya 7 materi dalam DIKSUSWATI.

A : Grand Design Immawati periode disesuaikan dengan SPI dan sudah mengacu

kepada grand desain untuk memberikan advokasi mengenai permasalahan dan

isu2 tentang perempuan di lingkungan kampus.

A : Wacana ke-immawati-an yang menjadi kekurangan kader immawati

Aufklӓrung hari ini, karena untuk wacana lain immawati Aufklӓrung sudah expert

sehingga dalam penentuan materinya disesuaikan dengan pemahaman pimpinan

mengenai perempuan dalam sudut pandang Islam.

Ujian : Kekuatan internal untuk menjalankan Formulasi Immawati baik dari PH

Komisariat, PH Rayon dan Instruktur ?

Page 27: Notulensi LPJ Komisariat.pdf

A : Kondisi instruktur DIKSUSWATI yang memang kurang kesiapan baik dalam

segi wacana maupun dalam pengelolaan forum, karena memang yang bisa

dikomunikasikan hanya kader immawati 2010 sehingga kebijakan pimpinan untuk

memasukkan beberapa pimpinan harian komisariat sebagai instruktur.

Mas Beni : Meskipun ada beberapa tambahan SDM dari PH Komisariat, takutnya

masing kurang kekuatan internalnya, apakah sudah cukup kekuatan internal

untuk membawa konsep tersebut ke depannya ?

A : Pada saat ini, DIKSUSWATI sebagai langkah awal, atau eksperimen untuk

pendampingan formulasi dan ke depannya sudah ada pembanding dari hari ini

Mas Beni : Ketika kekuatan internal lemah, apakah bisa kita menjalankan konsep

tersebut?

ANALISA KEKUATAN INTERNAL MASIH BELUM

SEPENUHNYA SELESAI, DAN NANTI SETELAH

DISELESAIKAN MAKA KITA AKAN BISA

MENENTUKAN KEKUATAN INTERNAL, KHUSUSNYA

IMMAWATI.

A : Kendala dari konsep formulasi yang tidak berjalan adalah peran ganda dari

instruktur yang harus menjalankan cluster kader secara umum dan cluster khusus

immawati.

A : yang menjalankan cluster masih mengalami kebingungan permasalahan tujuan

cluster sehingga andaikan paham sudah didapatkan banyak pengorganisir untuk

cluster immawati.

Ajeung : Sepengetahuan saya, tujuan awal adanya cluster immawati adalah

menguatkan kader immawati, namun tidak ada spesifikasi injeksi yang diserukan

kepada yang menjalankan cluster.

A : Bagaimana mau pembagian cluster kalau tidak ada ph rayon immawati yang

menghadiri rapat pembagian cluster ini.

Mita : Sudah memahami tanggung jawab immawati, dan sudah ada usaha untuk

melakukan prakteknya, tetapi kesulitannya adalah waktu mana yang akan

digunakan untuk melakukan pendampingan terhadap immawati, karena masih

harus membagi waktu dengan tugas-tugas yang lain (wakil ketua rayon,

instruktur, internal).

Page 28: Notulensi LPJ Komisariat.pdf

Ajeung : tidak paham dengan tanggung jawab yang diamanahkan oleh bidang

immawati, praktek pendampingan hari ini hanya sebagai pengorganisisr saja,

pendampingan yang dilakukan dengan injeksi tentang masalah perempuan,

kebanyakan injeksi yang diberikan hampr sama dengan kader-kader yang lain

(immawan).

A : Untuk mengetahui permasalahan mendasar dari immawati hari ini adalah

dengan adanya komunikasi dua arah / sharing dengan jujur sehingga mampu

untuk mencari akar permasalahan immawati hari ini.

Rida : Yang aktif mendampingi hanya 2 orang saja, tidak didampingi karena

praktikum, ngerjakan tugas jadi jarang sharing tentang masalah tanggung jawab

immawati.

Ujian : Tanggung jawab pengorganisir adalah bidang immawati, dan hari ini

bidang immawati sendiri kewalahan.

Solusi dan Rekomendasi :

o Kader immawati yang tidak nyaman dengan kondisi immawati di

komisariat diminimalisir tanpa mengurangi esensi dari muatan wacana ke-

Islam-an yang disampaikan sesuai dengan kodrat sebagai seorang wanita.

o Titik Berat dari immawati Aufklӓrung bukan hanya pada busana

sebenarnya, tetapi pada sikap immawati itu sendiri.

o Penguatan pondasi karakter ke-immawati-an di Aufklӓrung.

o Pendampingan dilakukan secara personal terhadap immawati sehingga

mampu memaksimalkan pendampingan permasalahan konsepan.

o Dengan adanya korps immawati setelah DIKSUSWATI, paling tidak

periode depan sudah ada pandangan dalam pendampingan terhadap kader

immawati.

o Tabulasi permasalahan yang paling mendasar dari kader immawati dari

periode ke periode sehingga permasalahan pewacanaan dan sentimen

pribadi bisa dipecahkan.

o Sudah ada usaha untuk melakukan upgrade dari pengorganisir immawati,

namun harapannya lebih dimaksimalkan sehingga permasalahan wacana

immawati bisa terminimalisir.

o Setelah DIKSUSWATI, terbentuk korps immawati dan akan lebih

memudahkan pengawalan formulasi immawati jika memang diadakan oleh

korkom.

Page 29: Notulensi LPJ Komisariat.pdf

o Perlu adanya evaluasi ke depannya sehingga ada data awal jika memang

diadakan DIKSUSWATI periode depan, sehingga mampu untuk

memberikan konsepan yang cukup matang dari hari ini.

o Diperjelas pembagian tugas di internal bidang immawati sehingga tidak

terjadi tumpang tindih permasalahan tugas-tugas dalam pengorganisiran

terhadap kader immawati.

o Sebelum adanya cluster kader secara keseluruhan, bidang immawati

seharusnya sudah menyerukan kepada bidang kader bahwa ph rayon dan

instruktur mendampingi kader yang sama seperti di cluster bidang kader.

o Ada kualifikasi khusus bagi instruktur DIKSUSWATI sehingga kualitas

pengisinya juga bisa dipertanggungjawabkan dalam hal pencapaian

muatan.

“ HARUS ADA FORUM DIMANA PEMBAHASAN DI DALAMNYA

ADALAH PERMASALAHAN IMMAWATI SECARA KESELURUHAN

DAN TERPERINCI SERTA PESERTA FORUMNYA ADALAH

KADER IMMAWATI SEMUANYA !!! “

o Ke depannya, diharapkan antara bidang immawati dan para pengorganisir

lainnya ada sharing data permasalahan immawati untuk mengobjektifkan

kondisi immawati hari ini.

o Kadar Idealitas dan Kadar Realitas dari konsepsi yang harus disatukan

untuk mendapatkan hasil yang objektif.

o Penyamaan cluster immawati dengan cluster kaderisasi secara umum jadi

tidak ada tumpang tindih dalam cluster.

o Pola Komunikasi yang baik antar immawati sehingga mampu untuk

memperkuat internal immawati.

33. Mas Farouq (Bid. Hikmah) : Bagaimana peran bidang hikmah dan apa yang sudah

dilakukan dalam menyikapi kebijakan pemerintah (salah satu GBHK) ?

A : Dalam bentuk propaganda merupakan salah satu penyikapan dari kebijakan

pemerintah itu sendiri.

Feedback :

Mas Farouq : Intensitas penyikapan seperti turun aksi kurang banyak

dibandingkan dengan periode sebelumnya, kenapa ?

Page 30: Notulensi LPJ Komisariat.pdf

A : Berpartisipasi dalam agenda kawan-kawan organisasi lain karena di periode

ini isu-isu politik pada tahun ini intensitasnya sedikit menurun dibandingkan

tahun sebelumnya.

Mas Farouq : Lebih terkesan berhati2 dalam keinginan untuk melaksanakan aksi

A : Dalam hal turun aksi, pernah berkomunikasi dengan HMI Cabang, dan

beberapa kawan organisasi lain, untuk melakukan pendiskusian sebelum turun

aksi. Tetapi terkendala dalam proses konsolidasi dengan organ lain dimana

kesibukan dari organ lain yang tidak bisa ditinggalkan.

Mas Farouq : Ada kendala dari eksternal yang tidak bisa dihindari, apa solusi dari

permasalahan eksternal tersebut sementara di internal sendiri masih harus

memikirkan proses pendidikan di internal komisariat ?

A : Jika ada waktu untuk pembahasan konsolidasi di internal komisariat, maka

langsung diambil. Namun tidak seperti itu, karena ini sangat insidentil, tetapi

untuk pendidikan dan edukasi di internal memang sudah dilakukan, tetapi

kesulitan yang utama adalah pembagian waktu untuk pembahasan dan konsolidasi

A : Pendiskusian awal di internal memang dilaksanakan, tetapi sampai pada

momentum hari H, tidak berjalan secara maksimal, pendampingan dari hal

tersebut juga tidak terlaksana.

Mas Farouq : Jangan sampai pendidikan kepada kader di internal tidak dikonsep

dan tidak dijadwal, takutnya nanti pendidikan ini jadi agenda momentual saja.

Padahal kader membutuhkan wacana ini.

Solusi dan Rekomendasi :

o Mematangkan konsep (materi) jauh-jauh hari sebelum hari H, misal diskusi

hari pahlawan yang pembahasannya cukup banyak hanya diberikan waktu

satu hari saja untuk membaca referensinya sehingga kurang masive. Jika

konsepnya sudah diselesaikan jauh-jauh hari, bisa memaksimalkan

pendampingan.

o Adanya pra kondisi dari agenda diskusi sehingga bisa memaksimalkan

pendampingan secara berkala kepada kader terhadap materi yang akan

didiskusikan sampai hari H pendiskusian.

Page 31: Notulensi LPJ Komisariat.pdf

Selasa – Rabu, 27 – 28 Mei 2014

34. Ajeung (bid. Hikmah) : Pernah tidak di tataran pimpinan membahas

permasalahan pendidikan tentang aksi ?

A : Ada diberikan permasalahan aksi dan perangkat aksi sebelum pelaksanaan

aksi itu sendiri.

35. Hamran (bid. Sosek) : Apakah tidak pernah mengkonsep permasalahan amal

usaha yang pelaksanaannya secara kontinyu ?

A : Sudah pernah dibicarakan di tataran pimpinan, namun terkendala dengan

jadwal komisariat

Feedback :

Hamran : dalam visi misi 2020, Aufklӓrung diharapkan memiliki amal usaha

untuk membantu keuangan komisariat

A : sebenarnya, amal usaha yang dimaksud di GBHK sosek adalah penggalangan

dana untuk membantu keuangan komisariat

Solusi dan Rekomendasi :

o Membuat tim yang mengelola amal usaha di luar struktural.

36. Reza (penyimpulan proker) : Bagaimana pendapat pimpinan mengenai program

kerja yang sudah dilaksanakan apakah sudah maksimal atau belum ?

Tibi : Bagaimana monitoring ketua umum terhadap program kerja selama satu

periode ini ?

A : Secara mayoritas, terjalankan semua. Di sisi lain, dengan banyaknya program

kerja hari ini, propaganda pra acara untuk memobilisasi kader2 menjadi tidak

maksimal, selain itu banyaknya rapat pimpinan yang membahas program kerja

sehingga sedikit waktu yang dimiliki untuk mendampingi kader setelah program

kerja dan beberapa program kerja itu masih ada yang tidak memiliki

keterhubungan satu sama lain.

A : Belum maksimal dalam hal pelaksanaannya karena program kerjanya terlalu

banyak. Sehingga berpengaruh dalam lemahnya pendampingan dan belum

terealisasikannya indikator pencapaian di setiap program. Hal ini dikarenakan

kurangnya analisa sebelum dilaksanakannya program kerja itu.

Page 32: Notulensi LPJ Komisariat.pdf

A : Yang dominan dalam melakukan controlling terhadap program kerja dalah

wakil ketua umum dan bidang organisasi. Tidak hanya di monitoring secara

langsung

Solusi dan Rekomendasi :

o Dalam membuat program kerja, output disesuaikan dengan tujuan dari

progeam kerja itu sendiri.

o Dalam membuat program kerja, harus juga dianalisa mengenai hubungan

antara satu program kerja dengan program kerja yang lain.

Page 33: Notulensi LPJ Komisariat.pdf

KERJA DAN KINERJA PIMPINAN

1. Adit (Ketua Umum) : Bagaimana monitoring ketua umum mengenai komunikasi

eksternal ?

A : Jarang melakukan silaturrahmi ke secretariat IMM lain dan OMEK,

jarangnya komunikasi dengan IMM lain, hanya beberapa saja yang sering

berkomunikasi dan diskusi.

A : Untuk internal Muhammadiyah, komunikasinya dengan ortom lain hanya

sebatas permohonan untuk mengisi materi

Feedback :

Bang Zul : Batasan wilayah eksternal antara ketua umu dan bidang hikmah ?

A : Ketum berkomunikasi dengan tujuan untuk mempererat hubungan

silaturrahmi dengan kader IMM lain, dan tidak membahas permasalahan isu-isu

mengenai kampus, mengajak untuk penyikapan

Cak Mu : Hubungan silaturrahmi yang seperti apa ?

A : Konsolidasi tentang komisariat masing2, sharing2 dan kunjungan2 ke

komisariat lain. Kurangnya adalah ketum dan bid. Hikmah masih kurang untuk

bersama.

Bung Alfa : Perbedaan mendasar wilayah eksternal antara ketum dan bid.

Hikmah?

A : Ketum mencoba untuk berkomunikasi dengan eksternal untuk menjalin kerja

sama

Bang Zul : Batasan antara ketum dan bid. Hikmah ? Apakah salah bid. Hikmah

menjalin silaturrahmi dengan komisariat lain (IMM) maupun OMEK lain ?

A : Ya tidak apa2 bid. Hikmah untuk silaturrahmi dengan wilayah eksternal,

hanya saja hari ini untuk wilayah eksternal ketum dan bidang hikmah jarang

bersama dalam menghadiri agenda yang bersangkutan dengan wilayah eksternal.

Bung Alfa : Tidak ada pembagian yang jelas berarti antara ketum dan bid.

Hikmah

A : Biasanya ketum melaksanakan kegiatan untuk berkomunikasi eksternal, bid.

Hikmah biasanya menanggapi permasalahan kebijakan secara politis.

Cak Mu : Kenapa dibuat pembagian seperti itu ? Dan hasil dari komunikasi yang

bersifat silaturrahmi itu apa bentuk tindak lanjutnya.

Page 34: Notulensi LPJ Komisariat.pdf

A : Untuk mempermudah pengambilan keputusan dan kebijakan yang bersifat

politis. Dan hasil komunikasi itu ada beberapa kali kita mendelagasikan beberapa

orang kader di agenda komisariat lain.

Bang Zul : Sejatinya ada beberapa bidang lain yang memainkan fungsi wilayah

eksternal itu, seperti bidang dakwah dan bidang sosek, bagaimana perannya ?

A : ada tawaran dari perusahan kain dan garmen yang kemudian dilimpahkan

komunikasinya kepada bidang sosek.

Solusi dan Rekomendasi :

o Dipertegas di GBHK Bidang Hikmah, mengenai tugas-tugasnya di wilayah

eksternal agar tidak terjadi tumpang tindih tugas dengan ketua umum.

o Tetap dibutuhkan komunikasi (silaturrahmi) dengan komisariat IMM lain.

o Jika bidang dakwah, bidang sosek, dan bidang hikmah memiliki fungsi

eksternal, maka diperjelas tugas eksternal dari ketiga bidang tersebut yang

nantinya akan melakukan komunikasi eksternal bersama dengan ketua

umum.

o Pembagian peran dengan bendahara masalah keuangan komisariat dimana

bendahar juga bisa membantu peran ketum dalam hal eksternal

(pendanaan)

2. Mita : Strategi dan Pola Komunikasi Ka.Bid mengenai edukasi Wa.Bid khususnya

mengenai internal bidang ?

A : Bidang Organisasi Ada pembagian dan saling membuat konsep masing2

kemudian didiskusikan bersama

Bidang Kader Ada pembagian tugas mengenai tanggung jawab bidang, kurang

dalam hal transformasi pengolahan data hingga penyajiannya, minimnya

komunikasi karena kurang dekat

Bidang Dakwah Menggunakan metode seperti periode kemarin (sering ditinggal

kabid) kemudian ada saling sharing permasalahan wacana

Bidang Mumed Karena kendala teknis terkadang pembagian tugas tidak jelas

dan karena kurangnya intensitas bertemu karena kendala masing2, sehingga tidak

maksimal transformasi dari kabid ke wabid

Bidang Hikmah Ada pembagian tugas tetapi dalam kerjanya kadang jalan

sendiri2 dan terkadang masih belum tahu apa yang dilakukan masing2 karena

belum ada internalisasi

Bidang Sosek Tidak ada transformasi karena memang kabid tidak aktif

Page 35: Notulensi LPJ Komisariat.pdf

Bidang Immawati Komunikasi massive, tetapi dalam konsepam terkadang

masing belum maksimal, Transformasi sudah dilakukan tetapi terkadang masih

belum sepenuhnya disampaikan

Bidang Keilmuan Wa.Bid adalah partner daalam menjalankan tugas, ada

pembagian tugas

A : Hari ini masih belum ada pembagian tugas yang jelas antara kabid dan wabid,

kalau dilihat di tanfidz antara kabid dan sekbid memiliki pembagian tugas yang

jelas

Feedback :

Zaky : Kenapa pola komunikasi seperti itu masih dilaksanakan ? Apakah tidak

ada evaluasi ? (Bidang Dakwah)

A : Menggunakan konflik di internal bidang untuk mengangkat semangat dari

wabid sebagai bentuk pendidikan saya kepada wabid (mas ridho)

Zaky : Tidak sepakat dengan metode tersebut, apakah yang seperti itu bermanfaat

khususnya untuk kinerja bidang ?

A : Itu sebenarnya untuk menerapkan kemandirian kepada wabid.

Yudan : Tidak bisa

Cak Ding : Apakah ada hasil pengujian dari metode tersebut ? Di luar program

kerja ?

Bang Zul : apakah ada konflik personal di pimpinan ?

A : Tidak ada masa pengujian metode dan hanya memberikan pandangan

program kerja pada periode kemarin dari kabid.

A : Tidak ada konflik personal dengan kabid, tetapi heran kenapa kok tidak aktif

dan intens di rapat pimpinan.

Solusi dan Rekomendasi :

o Dihilangkan permasalahan pola pendampingan dan edukasi terhadap

kader, khususnya mengenai pendampingan dan pola edukasi terhadap

wakil bidang dengan metode yang seperti di atas.

o Disampaikan pokok permasalahan yang sebenarnya mengenai kendala-

kendala selama menjadi pimpinan, khususnya berhubungan dengan

internal bidang.

3. Mas Farouq : Tindak lanjut apa yang dilakukan secara keorganisasian mengenai

pimpinan yang intensitasnya kurang khususnya pada rapat pimpinan ?

Page 36: Notulensi LPJ Komisariat.pdf

A : Ada solusi dengan melihat kondisi terlebih dahulu untuk kemudian diberikan

solusi dan ditopang bersama oleh pimpinan lain untuk dijalankan bersama2

Feedback :

Mas Farouq : Banyak pimpinan yang intensitas kehadirannya kurang dari

setengah pada rapat2 pimpinan

A : Sudah ada usaha dari wakil untuk mentransformasikan hasil rapat kepada

bidang yang kurang intens, contohnya bidang mumed, dan memang secara

fungsional tidak dikerjakan secara maksimal.

Solusi dan Rekomendasi :

o Harus ada proses verifikasi secara serius sebelum menentukan personalia

pimpinan harian komisariat, terutama bagi formatur.

4. Mas Haidar : Apakah ada tujuan khusus di masing-masing bidang sebagai bentuk

penurunan visi misi ketua umum ?

A : Ketercapaian Bidang sudah termaktub di ketercapaian GBHK, dan semua itu

juga disimpulkan oleh ketua umum mengenai muatan setiap program.

Feedback :

Strategi Umum Organisasi Strategi Bidang Disesuaikan dengan ranah

masing-masing

A : Kendala utama hari ini adalah memang program kerja sudah terlaksana, tetapi

mengukur ketercapaian program (variable) untuk mengetahui sejauh mana

ketercapaian dari program kerja yang dilaksanakan sebagai sebuah strategi untuk

mencapai visi misi ketua umum.

5. Bayu : Edukasi pimpinan di luar program terhadap kadernya ???

A : Menjadi satu kesatuan dalam program sebagai bentuk persiapan dan

pendampingan dari apa yang sudah diedukasikan kepada kader.

Feedback :

Bayu : Apa yang sudah dilakukan pimpinan dari edukasi itu ?

A : Pimpinan masih belum ada konsepan yang terprogram untuk mengedukasi

kader karena ketika bertemu dengan kader tidak tahu apa yang harus diinjeksikan

dan apabila memang ada edukasi, itu memang hanya sebatas pengetahuan

pimpinannya saja.

Bayu : Bagaimana dengan formulasi ?

Page 37: Notulensi LPJ Komisariat.pdf

A : Formulasi itu seruan umum, yang hari ini menjadi kekurangan adalah seruan

yang lebih khusus dari program kerja.

Mas Farouq : yang dipermasalahkan itu kesamaannya dalam hal edukasi ataukah

intensitas mengedukasinya ?

A : Edukasi dari pimpinan tidak teratur, karena memang tidak adanya seruan

khusus untuk pra agenda sehingga yang diinjeksikan belum terkonsep, namun

tetap didampingi sebatas pemahaman pimpinan itu sendiri.

Cak Ding : Pemahaman yang kurang selaras dari pimpinan karena kurang

persiapan

Bayu : Di pimpinan sudah ada cluster, tapi kurang maksimal, kenapa ?

A : Salah satunya permasalahan intensitas pimpinan baik karena kegiatan di luar

maupun dengan kondisi pribadi, seperti ekonomi, keluarga, dll yang bersifat

pribadi.

Ajeung : bagaimana Pola komunikasi instruktur dengan pimpinan dalam cluster?

A ; Ada yang sangat massif, ada yang tidak massif, ada juga yang setengah2.

6. Yuni : Seberapa paham pimpinan mengenai kerja dan kinerja organisasi (secara

struktural dan fungsional) ?

Ojan : Poin2 kinerja organisasi ?

A : Secara fungsional tidak ada poin khusus yang menegaskan kinerja pimpinan,

kerja-kerjanyan itu ditentukan berdasarkan GBHK dan GBHO sebagai landasan

gerak dalam melaksanakan kerjanya.

Bang Zul : Apa perbedaan antara kerja kinerja secara struktural dan fungsional.

A : Aspek yang sudah ditentukan berdasarkan seruan umum kemudian adanya

program kerja (struktural). Kerja dan kinerja yang kemudian menjadi cermin

fungsi dari seorang pimpinan (fungsional). Namun, ada korelasi di antara

keduanya.

Cak Ding : Tugas Struktural itu adalah menjalankan tugas berdasarkan apa yang

sudah ditetapkan, contoh pimpinan harian, dan tugas kesehariannya itu adalah

kerja struktural (struktural), apa yang dibentuk oleh komisariat contohnya

instruktur adalah salah satu contoh elemen yang mengerjakan tugas fungsional

(fungsional).

7. Zaky : Apakah ada strategi khusus untuk menciptakan budaya intelektual ?

Page 38: Notulensi LPJ Komisariat.pdf

A : Tidak cukup satu periode untuk menciptakan budaya intelektual di komisariat,

harapannya agar bisa dilanjutkan dengan cara, pertama mengubah orang2 di

dalamnya (pimpinan) kemudian kepada orang2 di sekitar.

A : Lebih ditekankan kepada membangun wacana intelektual kader kemudian

membangun kebiasaan intelektual karena budaya itu diawali dengan adanya

keterbiasaan.

A : Tanggung jawab untuk menciptakan budaya intelektual adalah seluruh kader

tetapi sebagai pelopor adalah pimpinan khususnya bidang keilmuan hari ini.

Feedback :

Zaky : Hari ini kualitas intelektual kader itu bagaimana ? Dan apa kendalanya ?

A : Kesulitan yang utama adalah tidak adanya indikator sejauh mana ketercapaian

intelektual kader hari ini, karena cukup sulit untuk menentukannya.

A : Terkadang peningkatan wacana seseorang seringkali lebih dahulu muncul

daripada tingkat kesadaran seseorang.

Cak Mu : Bagaimana bisa membangun budaya intelektual kalau program kerja

bidang keilmuan tidak mencerminkan itu ?

A : Bekal yang disampaikan pimpinan itu dijadikan sebagai alat untuk membedah

permasalahan-permasalahan di sekitar.

Solusi dan Rekomendasi :

o Adanya indikator yang jelas yang mampu mengukur perkembangan

intelektual kader.

o Indikator yang dibuat harus merepresentasikan dari metode edukasi yang

dilaksanakan di Aufklӓrung dan disesuaikan dengan kondisi komisariat.

8. Agiel : Pendapat pimpinan mengenai dualism ?

A : Dualisme bukanlah sebuah hambatan, tetapi seharusnya memang sudah

menjadi pertimbangan dan sudah seharusnya pimpinan yang dualisme mengetahui

resiko yang akan dihadapi.

Feedback :

Agiel : Apa baru hari ini, atau sudah dari dulu-dulu ?

A : Sudah ada dari dulu mengenai permasalahan dualisme. Pertanyaanya adalah

apakah hari ini menjadi masalah pokok atau tidak terhadap organisasi kita ?

A : Bukan masalah sebenarnya secara personal karena tiap personal yang

dualisme seharusnya mampu untuk melakukan manajerial yang baik.

Solusi dan Rekomendasi :

Page 39: Notulensi LPJ Komisariat.pdf

o Mau dualisme atau lebih tidak menjadi masalah, asalkan tugas pimpinan

tetap dilaksanakan dengan baik.

o Kalau dengan dualisme tidak memaksimalkan kinerja sebagai pimpinan,

maka sebaiknya menegaskan bahwa calon pimpinan tidak boleh dualisme.

9. Cak Mu : Dalam hal sosialisasi kebijakan kenapa memakai propaganda, bukannya

propaganda itu untuk di luar struktural ?

A : Maksudnya adalah dijelaskan ulang secara keseluruhan kepada elemen yang

ada di bawahnya sehingga mampu untuk dipahamkan permasalahan kebijakan itu

Solusi dan Rekomendasi :

o Ketua dalam membentuk kebijakan bisa menggunakan instruksi secara

keorganisasian dan propaganda secara personal.

10. Syahrul : Bagaimana menciptakan pola komunikasi yang efektif ? Dan apa

kendalanya mengenai pola komunikasi di pimpinan hari ini ?

A : Hari ini pimpinan tidak disiplin dalam menjalankan kebijakan yang sudah

disepakati di rapat pimpinan. Dan hari ini pola komunikasi di luar bidang itu

masih belum dilaksanakan secara maksimalm sehingga keefektifan setiap rapat

menjadi terganggu, contoh rapat di-pending karena kurang bahan analisa yagn

seharusnya bisa didapatkan di luar rapat.

Solusi dan Rekomendasi :

o Perlu adanya pola komunikasi dari setiap bidang ke antar bidang di luar

agenda formal sehingga ada bekal sebelum pelaaksanaan rapat itu sendiri.

11. Mas Yandi : Bagaimana bendahara bisa menyetujui agenda yang memerlukan

keuangan yang cukup banyak sedangkan laporannya devisit dan agenda masih

bisa terlaksana ?

A : Kekurangan dana setiap kegiatan biasanya dari pembayaran uang kas, SWP,

SWO da nada beberapa pimpinan yang menjadi donatur.

Feedback :

Mas Yandi : Apakah tidak ada jalan lain untuk menutupi selain yang di atas ?

A : Kendala utamanya adalah misalkan sudah ada kesepakatan untuk iuran, jika

ada 1 yang tidak membayar maka akan ada devisit.

Cak Mu : Kenapa setiap agenda kok banyak sekali pengeluarannya ? Padahal

pengeluran seharunya bisa diminimalisir ?

Page 40: Notulensi LPJ Komisariat.pdf

A : Dalam prakteknya tidak semua membayar sehingga apa yang sudah

direncanakan itu tidak bisa direalisasikan dengan baik.

Solusi dan Rekomendasi :

o Setiap bidang menyertakan RAB di awal periode sehingga bendahara

mampu untuk merencanakan pengeluaran komisariat.

o Diberikan bantuan dengan cara membuat sistem informasi untuk

meringankan tugas bendahara.

o Lebih merealistiskan rencana biaya yang akan dikeluarkan setiap agenda.

12.