NOTA PEMBELAAN PENASEHAT HUKUM - The Digital ... Masyarakat Sipil Untuk Penegakan Hukum & HAM Di...
Transcript of NOTA PEMBELAAN PENASEHAT HUKUM - The Digital ... Masyarakat Sipil Untuk Penegakan Hukum & HAM Di...
NOTA PEMBELAAN PENASEHAT HUKUM
“MENGADILI DEMOKRASI DAN PERJUANGAN DAMAI RAKYAT PAPUA”
DALAM PERKARA PIDANA NOMOR : 17/PID.B/2012/PN-JPR
ATAS NAMA TERDAKWA : 1. SELPIUS BOBII
2. AUGUST MAKBRAWEN SANANAY KRAAR, S.IP 3. DOMINIKUS SORABUT
4. EDISON KLADIUS WAROMI, SH. 5. FORKORUS YABOISEMBUT, S.Pd
Yang Didakwa : Dalam Pasal 106 KUHP jo Pasal 55 Ayat (1) ke- (1) KUHP
jo Pasal 53 ayat (1) KUHP
DIAJUKAN OLEH :
TIM PENASEHAT HUKUM
KOALISI MASYARATKAT SIPIL UNTUK PENEGAKAN HUKUM DAN HAM DI PAPUA
DI PENGADILAN NEGERI KLAS I A JAYAPURA
JAYAPURA 2012
Koalisi Masyarakat Sipil Untuk Penegakan Hukum & HAM Di Papua 1
Nota Pembelaan Selpius Bobii, August Makrawen Sananay Kraar, S.IP, Dominikus Sorabut, Edison Kladius Waromi, SH dan Forkorus Yaboisembut, S.Pd
Perkara No.17/Pid.B/2012/PN-JPR
Nota Pembelaan Penasehat Hukum
“MENGADILI DEMOKRASI DAN PERJUANGAN DAMAI RAKYAT PAPUA”
Dalam Perkara Pidana Nomor :17/Pid.B/2012/PN-JPR
Atas Nama Terdakwa :
1. Selpius Bobii, 2. August Makbrawen Sananay Kraar, S.IP, 3. Dominikus Sorabut, 4. Edison Kladius Waromi, SH
5. Forkorus Yaboisembut, S.Pd
Dakwaan: Dalam Pasal 106 KUHP jo Pasal 55 Ayat (1) ke- (1) KUHP
jo Pasal 53 (1) KUHP
Di Pengadilan Negeri Klas IA Jayapura
I. PENDAHULUAN Majelis Hakim Yang Terhormat,
Saudara Jaksa Penuntut Umum Yang kami Hormati,
Panitera Pengganti Yang Kami Hargai,
Pengunjung sidang yang kami Kasihi,
Pertama-tama sebagai umat yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus dan
sebagai umat ciptaan Tuhan, patut kita semua yang hadir dalam ruangan
sidang ini, mengangkat hati menaikan puji dan syukur kepada Allah dalam
Nama AnakNya Yesus Kristus karena Allah baik, serta memohon
kehadiran-Nya memberikan “MARIFAT” pengetahuan Allah kepada kita
semua agar peradilan ini dapat berjalan lancar, aman, tenang, terkendali dan
dapat menghasilkan suatu nilai keadilan dan kebenaran yang diharap-
harapkan oleh kita semua.
Di dalam Nota Pembelaan ini atas nama Para Terdakwa Saudara
1. Selpius Bobii; 2. August Makbrawen Sananay Kraar, S.IP; 3. Dominikus Sorabut; 4. Edison Kladius Waromi, SH; 5. Forkorus Yaboisembut, S.Pd.
Kami Tim Penasehat Hukum patut menyampaikan terima kasih kepada
Majelis Hakim yang terhormat, yang telah memimpin persidangan dengan
arif dan bijaksana hingga memberi kesempatan kepada kami dan Para
Terdakwa secara pribadi menyampaikan Nota Pembelaan.
Dalam kaitan itu, kami juga patut menyampaikan terima kasih kepada Jaksa
Penuntut Umum, yang telah bersusah payah menyusun Surat Dakwaan
berdasar pada Berita Acara Pemeriksaan Penyidik Poda Papua di Jayapura,
menggali fakta persidangan serta menyusun surat Tuntutan seraya
mengajukan tuntutan pidana kepada Majelis Hakim untuk menyatakan
bahwa Terdakwa:
Koalisi Masyarakat Sipil Untuk Penegakan Hukum & HAM Di Papua 2
Nota Pembelaan Selpius Bobii, August Makrawen Sananay Kraar, S.IP, Dominikus Sorabut, Edison Kladius Waromi, SH dan Forkorus Yaboisembut, S.Pd
Perkara No.17/Pid.B/2012/PN-JPR
1.Selpius Bobii, 2.August Makbrawen Sananay Kraar, S.IP, 3.Dominikus
Sorabut, 4. Edison Kladius Waromi, SH dan 5.Forkorus Yaboisembut,
S.Pd, telah terbukti secara sah melakukan tindak pidana Mencoba
Melakukan, Menyuruh Melakukan atau Turut Serta Melakukan Makar
Dengan Maksud Supaya Seluruh atau Sebagian Wilayah Negara Jatuh
Ketangan Musuh atau Memisahkan Sebagian Dari Wilayah Negara,
sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Surat Dakwaan tunggal Sdr.
JPU, para terdakwa melanggar Pasal 106 KUHP jo Pasal 55 Ayat (1) ke- (1)
KUHP jo Pasal 53 (1) KUHP. Sdr JPU telah menuntut Para Terdakwa dengan
tuntutan pidana 5 (lima) tahun dikurangkan selama terdakwa berada dalam
tahanan sementara dengan perintah Para Terdakwa tetap ditahan. Tuntutan
ini sangat tinggi untuk suatu perkara percobaan karena melaksanakan KRP
III yang dilakukan secara demokratis dan sebelumnya telah dikoordinasikan
oleh panitia kepada Kementrian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan
Keamanan Republik Indonesia, telah ditindaklanjuti dengan Surat Nomor :
B.962/Ses/Polhulkam/10/2011 yang bersifat segera kepada Menteri Dalam
Negeri Republik Indonesia di Jakarta, perihal Penugasan Dirjen Otda
Kepdagri untuk membuka dan menjadi Keynote Speaker pada KRP-III, surat
tersebut tembusannya juga ditujukan kepada Yang Terhormat : 1) Menko
Polhukham (Sebagai Laporan; 2) Mensegneg RI; 3) Gubernur Papua 4)
Pangdam XVII/Cenderawasih 5) Kapolda Papua. Kemudian oleh panitia
juga telah mengajukan surat pemberitahuan kepada Kepala Kepolisian
Daerah Papua dengan nomor : 33-SPK/TKRNRPB/X/2011, tertanggal, 07
Oktober 2011.
Kepada Saudara Panitera Pengganti juga kami sampaikan terima kasih atas
peranannya yang demikian penting dalam proses persidangan ini, dan
ucapan yang sama kami sampaikan pula kepada para pengunjung
persidangan yang terhormat ini. Kami percaya bahwa kehadiran para
pengunjung akan semakin menjadi suatu bukti, betapa rakyat di tanah
Papua ini juga sedang menantikan lahirnya putusan-putusan pengadilan
yang mencerminkan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat di tanah
ini.
Kami Penasehat Hukum Para Terdakwa mengajak peserta sidang yang
terhormat untuk tenang sejenak merenungkan Firman Allah yang terdapat
di dalam Alkitab Perjanjian Lama, Kitab AMSAL Pasal 11 ayat (1) : yang
berbunyi : “NERACA SERONG ADALAH KEKEJIAN BAGI TUHAN,
TETAPI IA BERKENAN AKAN BATU TIMBANGAN YANG TEPAT”
Nats dalam Firman Tuhan ini mengingatkan Majelis Hakim agar tidak
berbuat curang dalam peradilan perkara ini. Tetapi haruslah mengadili
dengan Kebenaran.
Selanjutnya dalam Kitab Injil YOHANES pasal 7 ayat (24) menyebutkan:
”JANGANLAH MENGHAKIMI MENURUT APA YANG NAMPAK,
TETAPI HAKIMILAH DENGAN ADIL”, nats ini mengingatkan Majelis
Hakim untuk memberikan putusan yang seadil-adilnya.
Koalisi Masyarakat Sipil Untuk Penegakan Hukum & HAM Di Papua 3
Nota Pembelaan Selpius Bobii, August Makrawen Sananay Kraar, S.IP, Dominikus Sorabut, Edison Kladius Waromi, SH dan Forkorus Yaboisembut, S.Pd
Perkara No.17/Pid.B/2012/PN-JPR
II. FAKTA-FAKTA PERSIDANGAN a. Keterangan saksi-saksi : 1. Saksi Lambertus Limbong Sattu, alamat di Jln. Baru Kotaraja, RT
01/RW I, Jayapura, lahir di Kendari, 11 November 1969, agama
Kristen Protestan, pekerjaan anggota Polisi, menerangkan sebagai
berikut :
• Bahwa saksi menerangkan Para Terdakwa dihadapkan di sidang
karena perbuatan Makar, mendirikan Negara diatas Negara, pada
saat Kongres III Rakyat Papua;
• Bahwa Kongres Rakyat Papua III dilakukan sejak hari Minggu
sampai hari Rabu, 16 – 19 Oktober 2011, Saksi hanya berada di
lokasi Kongres pada hari Rabu, 19 Oktober 2011;
• Bahwa Saksi tahu bahwa Kongres di mulai sejak hari minggu, 16
Oktober 2011 karena ada perintah pengamanan dari atasan
(Kapolres) dengan surat perintah;
• Bahwa Saksi tidak berada pada tanggal 16 – 18 Oktober 2011,
karena ada tugas lain di SATNARKOBA;
• Bahwa Saksi melihat Terdakwa Forkorus Yaboisembut datang ke
Lapangan Zakeus dengan menggunakan mobil kira-kira jam 3, dan
disambut hangat oleh masyarakat yang ada di lapangan zakeus;
• Bahwa Terdakwa Forkorus Yaboisembut menyampaikan : “kamu
jangan takut, kita tetap melakukan kongres untuk Papua
merdeka”, dan Terdakwa juga menyampaikan bahwa apapun yang
terjadi Terdakwalah (Forkorus Yaboisembut) yang
bertanggungjawab;
• Bahwa Para Terdakwa berada di lapangan zakeus melakukan orasi
dan pidato tentang Papua merdeka di podium;
• Bahwa Saksi hanya mengetahui tentang tindakan Terdakwa
Forkorus Yaboisembut;
• Bahwa Para Terdakwa mendirikan Negara Federal Papua Merdeka
dengan adanya pembentukan kabinet, yang dideklarasikan pada
saat itu dibacakan oleh Terdakwa Forkorus Yaboisembut;
• Bahwa Wilayah Negara Federal Papua Merdeka, mulai dari Papua
termasuk Papua Barat, yang mana wilayah tersebut masih
merupakan bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia;
• Bahwa Terdakwa Selpius Bobii berperan sebagai moderator, saksi
melihat Terdakwa Selpius Bobii dan Terdakwa Forkorus
Yaboisembut berada di depan (podium);
• Bahwa Terdakwa Selpius Bobii masuk dalam kepanitiaan
sementara Terdakwa Forkorus Yaboisembut selaku Ketua Dewan
Adat Papua;
• Bahwa Saksi tidak penah melihat dokumen Deklarasi Negara
Federal Papua Merdeka, hanya mendengar karena saat dibaca
menggunakan pengeras suara, saksi juga melihat ada podium,
meja, baliho/spanduk (tetapi saksi tidak jelas isi tulisan tersebut,
sehingga diperlihatkan barang bukti);
Koalisi Masyarakat Sipil Untuk Penegakan Hukum & HAM Di Papua 4
Nota Pembelaan Selpius Bobii, August Makrawen Sananay Kraar, S.IP, Dominikus Sorabut, Edison Kladius Waromi, SH dan Forkorus Yaboisembut, S.Pd
Perkara No.17/Pid.B/2012/PN-JPR
• Bahwa Tulisan di Spanduk : “Kongres Rakyat Papua III tanggal 16
s/d 19 Oktober 2011”. Thema : Mari kita menegakkan hak-hak
dasar Orang Asli Papua dimasa kini dan masa depan.
Sub Thema : Membangun pemahaman secara jujur, adil dan
menyeluruh demi menegakkan hak-hak dasar Orang Asli Papua, termasuk
hak politik dimasa depan yang lebih baik, maju, adil, demokratis, aman,
damai, sejahtera dan bermartabat.
• Bahwa Setelah Terdakwa Forkorus Yaboisembut membacakan
deklarasi, masyarakat menyerukan yel-yel :”merdeka, merdeka,
merdeka”;
• Bahwa Ada Tim negosiasi dari Polres dikerahkan, setelah kegiatan
kongres selesai, Kapolres memerintahkan untuk membubarkan
masyarakat karena telah lewat waktu, karena kongres terlaksana
tanpa ijin;
• Bahwa Saksi dengar bahwa Presiden adalah Forkorus Yaboisembut
dan Perdana Menteri adalah Edison Waromi, juga ada dibacakan
perangkat/profil Negara termasuk permintaan Terdakwa
Forkorus Yaboisembut kepada NKRI untuk melakukan
perundingan dan menjalin hubungan bilateral;
• Bahwa Saksi diperintahkan untuk menangkap Terdakwa Agust M.
Kraar, S.Ip, sementara masa yang ada di lapangan zakeus ada
sekitar 700 – 1000, aparat yang di tugaskan dari kepolisian dan di
bak-up oleh satuan samping (TNI-AD);
• Bahwa Saksi tahu bahwa ada kongres Papua I dan II, yang
dilakukan di Auditorium Uncen. Tujuan Kongres Papua III, adalah
membentuk Negara Federal Papua Merdeka yang berdaulat;
• Bahwa Kongres dibubarkan sekitar jam 16.00 WIT, karena
memproklamirkan kemerdekaan;
• Bahwa Surat perintah saksi adalah sebagai pengamanan;
• Bahwa saat penangkapan terhadap Terdakwa dan masa serta
penyitaan barang tidak ada surat tugas, surat penangkapan dan
surat penyitaan barang;
Para Terdakwa menanggapi keterangan saksi Lambertus L. Sattu
sebagai berikut :
- Selpius Bobii: kongres dibubarkan 2 jam setelah kongres ditutup;
- August Makbrawen Sananay Kraar, S.IP : 99,9% tidak benar, yang
benar adalah saat dia tangkap;
- Dominikus Sorabut: Tidak benar;
- Edison Kladius Waromi, SH:Tidak benar soal melakukan orasi,
terdakwa di tangkap diluar TKP;
- Forkorus Yaboisembut, S.Pd: Tidak benar, terdakwa tidak kenal
saksi, kongres tidak membentuk Negara tetapi melakukan recovery
& restorasi, kongres mulai tanggal 17-19 Oktober 2012, jumlah
masyarakat yang ada di lapangan zakeus adalah 600 orang Petapa,
1000 orang satgas, peserta 12.000;
Koalisi Masyarakat Sipil Untuk Penegakan Hukum & HAM Di Papua 5
Nota Pembelaan Selpius Bobii, August Makrawen Sananay Kraar, S.IP, Dominikus Sorabut, Edison Kladius Waromi, SH dan Forkorus Yaboisembut, S.Pd
Perkara No.17/Pid.B/2012/PN-JPR
2. Saksi Amet Mahu, alamat Jl. Setiapura, Aspol, Distrikk Jayapura
Selatan, lahir di Ambon, 14 Juli 1978, agama Islam, pekerjaan anggota
Polri, menerangkan sebagai berikut :
• Bahwa Saksi berada di TKP pada hari Rabu, 19 Oktober 2011 untuk
pengamanan kongres Papua III;
• Bahwa Saksi tidak melihat Para Terdakwa hanya mendengar
deklarasi Negara Federal Republik Papua Barat, jarak saksi dengan
lokasi sekitar 50 - 60 meter;
• Bahwa Wilayah Negara Federal Republik Papua Barat yang
disebutkan adalah dari Sorong sampai Merauke, yang masih
merupakan bagian wilayah dari NKRI;
• Bahwa Saksi juga mendengar tentang lambang Negara yaitu
Burung Mambruk, lagu kebangsaan yaitu Hai Tanahku Papua,
bendera kebangsaan yaitu Bintang Fajar, mata uang yaitu Gulden
Papua, penduduknya adalah Orang Papua. Presiden adalah
Forkorus Yaboisembut, Perdana Menteri adalah Edison Waromi;
• Bahwa Saksi tidak tahu pembaca deklarasi, hanya tahu bahwa ada
deklarasi;
• Bahwa Saksi ada di lapangan zakeus sekitar jam 10-11, dengar juga
masyarakat menyerukan yel-yel “merdeka”;
• Bahwa Saksi bersama teman-teman lain dengar deklarasi
dibacakan karena menggunakan microphone;
• Bahwa Setelah bubar saksi menangkap Terdakwa Edison Waromi,
tahu karena Terdakwa disebut sebagai Perdana Menteri;
• Bahwa saat penangkapan terhadap Terdakwa dan masa serta
penyitaan barang tidak ada surat tugas, surat penangkapan dan
surat penyitaan barang;
Para Terdakwa menanggapi keterangan saksi Amet Mahu sebagai
berikut:
- Selpius Bobii: tidak benar; - Agust Makbrawen Sananay Kraar, S.IP: semua benar;
- Dominikus Sorabut : semua benar;
- Edison Kladius Waromi, S.H: benar lakukan penangkapan dengan
paksa, mobil saya diberhentikan, istri dan anak saya diturunkan,
semua yang didalam mobil babak belur;
- Forkorus Yaboisembut, S.Pd: tidak ada komentar, karena saya tidak
tahu saksi ini ada dimana;
3. Saksi Safrudin Mahmud, alamat Jl. Nimboran Dok VIII, Kelurahan
Imbi, Distrik Jayapura Selatan, lahir di Ternate, 10 Februari 1973,
agama Islam, pekerjaan anggota Polri, menerangkan sebagai berikut ;
• Bahwa Saksi hanya mengenal Terdakwa Forkorus Yaboisembut
sedangkan yang lainnya tidak;
• Bahwa Pada saat di tempat kongres saksi bertugas sebagai
perekam, saksi juga mendengar tentang deklarasi;
Koalisi Masyarakat Sipil Untuk Penegakan Hukum & HAM Di Papua 6
Nota Pembelaan Selpius Bobii, August Makrawen Sananay Kraar, S.IP, Dominikus Sorabut, Edison Kladius Waromi, SH dan Forkorus Yaboisembut, S.Pd
Perkara No.17/Pid.B/2012/PN-JPR
• Bahwa Para Terdakwa berdiri bersamaan di podium, Terdakwa
Forkorus Yaboisembut membacakan deklarasi, isi deklarasi
sependengaran saksi adalah tentang memisahkan diri dari NKRI;
• Bahwa Saksi bertugas mendokumentasikan, diperlihatkan Barang
Bukti (bersama wakil Penuntut Umum, wakil Penasehat Hukum,
wakil Terdakwa), ada beberapa Barang Bukti yang tidak diambil
oleh saksi;
• Bahwa Saksi mendengar “memisahkan Papua dari NKRI” (dari
deklarasi), wilayah Negara Papua dari Sorong sampai Merauke,
dengan jarak 10 meter;
• Bahwa saksi tidak mengetahui siapa presidennya dan juga lembaga
Negara yang dibacakan karena terlalu ramai;
• Bahwa Kongres dilakukan pada tanggal 16 sampai 19 Oktober
2011, saksi hanya bertugas pada hari Rabu, 19 Oktober 2011 jam
09.00 WIT;
• Bahwa saksi tidak mengetahui susunan penyelenggarnya;
• Bahwa Barang bukti yang didokumentasikan dilakukan setelah
pelaksanaan Kongres Rakyat Papua III dan setelah terjadi
penangkapan;
• Bahwa setelah dibubarkan kemudian dilakukan pengumpulan dan
penyitaan Barang Bukti dan dibawa ke Polda;
• Bahwa Peran terdakwa Forkorus Yaboisembut membaca deklarasi,
terdakwa yang lain berdiri berjejer dengan terdakwa Forkorus
Yaboisembut;
• Bahwa Surat perintah saksi adalah bertugas untuk pengamanan,
untuk perintah penyitaan tidak ada;
• Bahwa saksi tidak mengetahui proses penangkapan para terdakwa;
• Bahwa Kongres Rakyat Papua III ditutup dengan doa lalu
dibubarkan.
• Bahwa saksi tidak mendokumentasikan pada saat masyarakat
dipukul oleh aparat;
• Bahwa saksi tidak mengetahui masalah ijin;
• Bahwa saksi juga tidak mengetahui peranan masing-masing
terdakwa, saksi hanya mengetahui saat itu Terdakwa Forkorus
membaca Deklarasi;
• Bahwa saksi tidak mengetahui waktu penutupan kongres, dan juga
tidak mengetahui siapa yang menutup kongres;
• Bahwa saat penangkapan terhadap Terdakwa dan masa serta
penyitaan barang tidak ada surat tugas, surat penangkapan dan
surat penyitaan barang;
• Bahwa diperlihatkan barang bukti oleh Majelis Hakim di BAP
dalam ruang persidangan dan saksi menolak barang bukti nomor
14, 17, 24, 27, 40, 42 dan 60 dan menyatakan tidak menyatakan
tidak mengetahui barang bukti tersebut;
• Bahwa saat penangkapan terhadap Terdakwa dan masa serta
penyitaan barang tidak ada surat tugas, surat penangkapan dan
surat penyitaan barang;
Koalisi Masyarakat Sipil Untuk Penegakan Hukum & HAM Di Papua 7
Nota Pembelaan Selpius Bobii, August Makrawen Sananay Kraar, S.IP, Dominikus Sorabut, Edison Kladius Waromi, SH dan Forkorus Yaboisembut, S.Pd
Perkara No.17/Pid.B/2012/PN-JPR
Para Terdakwa menanggapi keterangan saksi Safrudin Mahmud
sebagai berikut:
- Selpius Bobii : tidak benar (menolak);
- August Makbrawen Sananay Kraar, S.IP : tidak benar (menolak);
- Dominikus Sorabut : tidak benar (menolak);
- Edison Kladius Waromi, SH : tidak benar (menolak),
karena saksi tidak tahu peran dan tidak tahu jam berapa KRP III
ditutup;
- Forkorus Yaboisembut, S.Pd : tidak benar (menolak),
terdakwa tidak kenal saksi, terdakwa tidak lakukan pidato, tidak
ada podium, deklarasi bukan pemisahan diri tetapi deklarasi
pemulihan;
4. Saksi Sujono, alamat Aspol Base “G” RT 02/ RW II Kelurahan
Tanjung Ria, Distrik Jayapura Utara, lahir di Pamekasan, 12
Desember 1968, agama Islam, pekerjaan anggota Polri, menerangkan
sebagai berikut;
• Bahwa saksi menerangkan bahwa saksi tidak berada di Tempat
Kejadian Perkara, saksi hadir untuk memebrikan keterangan
berkaitan dengan pemberitahuan kegiatan;
• Bahwa Ada surat pemberitahuan dari TKRNRPB dari Terdakwa
Selpius Bobii sebagai ketua pelaksana Kongres Rakyat Papua III
kepada Kapolda tertanggal 10 Oktober 2011 yang tembusannya
kepada Direktur Intelkam Polda Papua;
• Bahwa Isi surat pemberitahuan pada dasarnya mengadakan
Kongres Rakyat Papua III tanpa memuat akan dilakukan deklarasi,
pihak Polda tidak mengeluarkan Surat Tanda Terima
Pemberitahuan (STTP) dengan alasan belum ada surat ijin
penggunaan tempat;
• Bahwa Tanggal 13 Oktober 2011, Terdakwa Selpius Bobii bertemu
saksi untuk meminta Surat Tanda Terima Pemberitahuan (STTP)
namum saksi tidak memberikan dengan alasan terdakwa Selpius
Bobii harus menyerahkan surat ijin penggunaan tempat dari
pemiliknya, saat itu Terdakwa selpius Bobii tidak membawanya;
• Bahwa Tanggal 14 Oktober 2011 , Terdakwa Selpius Bobii kembali
bertemu saksi dan menunjukan surat yang di keluarkan oleh
Menkopolhukam kepada Mendagri tentang penunjukan Dirjen
Otda untuk menghadiri KRP III;
• Bahwa Saksi membenarkan surat Polkam Kepmendagri tentang
penunjukkan Dirjen Otda untuk membuka sekaligus menjadi
keynote speaker pada KRP III;
• Bahwa dalam surat pemberitahuan kegiatan, Ketua Panitia KRP III
adalah Selpius Bobii dan Sekretaris adalah Zakarias Horota;
• Bahwa Tempat pelaksanaan Kongres Rakyat Papua III di
Auditorium Uncen didalam buku panduan KRP III, Ketua Panitia
(Selpius Bobii, tidak memberitahukan tempat, sebelum kami
memberikan STTP);
Koalisi Masyarakat Sipil Untuk Penegakan Hukum & HAM Di Papua 8
Nota Pembelaan Selpius Bobii, August Makrawen Sananay Kraar, S.IP, Dominikus Sorabut, Edison Kladius Waromi, SH dan Forkorus Yaboisembut, S.Pd
Perkara No.17/Pid.B/2012/PN-JPR
• Bahwa Saksi membenarkan surat pemberitahuan dan buku paduan
yang ditunjukkan oleh Penuntut Umum di persidangan;
• Bahwa Saksi akan melakukan pengecekan tempat namun terhalang
depan Uncen sehingga saksi kembali ke Kepolisian Daerah Papua;
• Bahwa Surat pemberitahuan dilampirkan buku paduan yang
menjelaskan thema, sub thema, tujuan dan peserta;
Para Terdakwa menanggapi keterangan saksi Sujono :
- Selpius Bobii : semua benar (tujuan
pelaksanaan yang salah)
- August Makbrawen Sananay Kraar, S.IP : tidak tahu;
- Dominikus Sorabut : tidak tahu;
- Edison Kladius Waromi, SH : tidak tahu;
- Forkorus Yaboisembut, S.Pd : tidak tahu;
5. Saksi Jetny Leonard Sohilait, alamat RT 001/RW 002 Santarosa, Distrik
Jayapura selatan lahir di Allang, 30 Desember 1980, agama Kristen
Protestan, pekerjaan anggota Polri, menerangkan sebagai berikut;
• Bahwa Sebagai pengamanan pada tanggal 19 Oktober 2011, sekitar jam
10.00 wit;
• Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa Forkorus Yaboisembut dan
Terdakwa Edison Waromi dari media cetak;
• Bahwa saksi belum pernah melihat para terdakwa secara langsung, dan
tidak pernah mendengar suara para terdakwa juga;
• Bahwa Terdakwa Edison Waromi melakukan konferensi pers jam 3
(jarak saksi dari TKP ± 100 meter) dan memperkenalkan diri sebagai
Perdana Menteri Negara Federasi Papua Barat, selama kira-kira 5 menit;
• Bahwa saksi tidak mengetahui apa yang ditanyakan para wartawan saat
itu;
• Bahwa Saksi tidak mengetahui peran Terdakwa lainnya;
Para Terdakwa menanggapi keterangan saksi Jetny Leonard Sohilait :
- Selpius Bobii : tidak komentar (menolak);
- Agust Makbrawen Sananay Kraar, S.IP : tidak komentar;
- Dominikus Sorabut : tidak komentar;
- Edison Kladius Waromi, S.H : tidak benar (menolak);
- Forkorus Yaboisembut, S.Pd : tidak komentar;
6. Saksi Suardi Madjid, SH, alamat Jl. Arwana Macan Tutul No.9,
agama Islam, pekerjaan anggota Polri, menerangkan sebagai berikut;
• Bahwa Para Terdakwa di dakwa kasus makar, lokasi kejadian di
Lapangan Zakeus Padang Bulan, tanggal 19 Oktober 2011;
• Bahwa Saksi bertugas sebagai pengamanan Kongres Papua III,
dari jam 10.00 sampai sore, situasi saat siang hari aman, sore
terjadi keributan karena Terdakwa Forkorus Yaboisembut di
tangkap;
• Bahwa Para Terdakwa berdiri di podium, saksi melihat dari
sekitar 50 meter, Terdakwa Forkorus Yaboisembut membaca
Koalisi Masyarakat Sipil Untuk Penegakan Hukum & HAM Di Papua 9
Nota Pembelaan Selpius Bobii, August Makrawen Sananay Kraar, S.IP, Dominikus Sorabut, Edison Kladius Waromi, SH dan Forkorus Yaboisembut, S.Pd
Perkara No.17/Pid.B/2012/PN-JPR
dikertas, kata-kata Terdakwa Forkorus Yaboisembut
“memisahkan diri dari NKRI”;
• Bahwa Terdakwa Tahu dari media, surat perintah saksi adalah
pengamanan, saksi juga melakukan penangkapan terhadap
Terdakwa Forkorus Yaboisembut;
• Bahwa Pembacaan deklarasi Negara Republik Federal Papua
Barat dilakukan sekitar jam 14.000 WIT, wilayahnya dari Sorong
sampai Merauke, mengenai perangkat Negara saksi tidak tahu,
masyarakat yang hadir sekitar 1000 orang;
• Bahwa saksi menerangkan setelah pembacaan deklarasi baru
sebagian massa pulang dan yang lainnya masih tetap di Lapangan
Zakeus;
• Bahwa saksi menerangkan dipimpin oleh Kapolresta Jayapura
saat melakukan pembubaran, saat itu perintah pimpinan adalah
menangkap Terdakwa Forkorus Yaboisembut karena membaca
deklarasi;
• Bahwa Saksi menangkap Terdakwa Forkorus Yaboisembut di
asrama Pastor sekitar Lapangan Zakeus setelah KRP III ditutup,
saksi mengetahui dari teman;
• Bahwa saksi menerangkan pada saat menangkap Pak Forkorus,
situasi sudah kacau;
• Bahwa saksi menerangkan melihat podium, kursi, pengeras suara,
spanduk dan meja di tempat kongres (Saksi diminta melihat
Barang Bukti bersama dengan Penuntut Umum, Penasehat
Hukum dan Terdakwa);
• Bahwa Saksi pada tanggal 17-18 Oktober 2011 tidak berada di
Lapangan zakeus tetapi sementara melakukan monitoring (di SMP
Paulus);
• Bahwa Surat perintah penangkapan dan penahanan setelah
deklarasi sekitar 1 jam kemudian, tidak ada surat perintah
penangkapan dan surat penyitaan;
• Bahwa Keterangan saksi di BAP nomor 6 ditegaskan kembali
bahwa saksi berada di lapangan zakeus pada hari Rabu, 19
Oktober 2011;
• Bahwa saksi menerangkan tidak melihat secara langsung para
terdakwa, hanya mendengar saja;
• Bahwa saksi tidak mengetahui peran para terdakwa;
• Bahwa saksi hanya mengetahui adanya Presiden yaitu Forkorus
Yaboisembut, sedangkan Perdana Menteri, lembaga Negara,
lambang Negara, bahasa dan Mata Uang saksi tidak tahu;
• Bahwa saksi menerangkan ikut serta mengumpulkan barang
bukti;
• Bahwa saksi menerangkan hanya mengenal terdakwa Forkorus
Yaboisembut, sedangkan terdakwa yang lainnya tidak kenal;
• Bahwa saksi tidak mengetahui mengenai surat pemberitahuan
kegiatan yang dimasukan Panitia ke Polda Papua, dan saksi juga
Koalisi Masyarakat Sipil Untuk Penegakan Hukum & HAM Di Papua 10
Nota Pembelaan Selpius Bobii, August Makrawen Sananay Kraar, S.IP, Dominikus Sorabut, Edison Kladius Waromi, SH dan Forkorus Yaboisembut, S.Pd
Perkara No.17/Pid.B/2012/PN-JPR
tidak mengetahui adanya surat rekomendasi ke Perserikatan
Bangsa Bangsa;
• Bahwa saat penangkapan terhadap Terdakwa dan masa serta
penyitaan barang tidak ada surat tugas, surat penangkapan dan
surat penyitaan barang;
Para Terdakwa menanggapi keterangan saksi Suardi Madjid, SH
sebagai berikut :
- Selpius Bobii : tidak benar (menolak),
saat deklarasi pengeras suara dimatikan, jarak dari pagar ke
Lapangan Zakeus sekitar 80 meter;
- Agust Makbrawen Sananay Kraar, S.IP : tidak komentar;
- Dominikus Sorabut. : tidak komentar;
- Edison Kladius Waromi, S.H : tidak benar (menolak);
- Forkorus Yaboisembut, S.Pd. : tidak benar (menolak),
saya tidak kenal saksi, deklarasi ini tentang pemulihan bukan
memisahkan diri, acara KRP III selesai jam 13.00 WIT, jam 14.00
WIT konferensi pers, terjadi keributan karena ada tembakan, saya
ditangkap oleh 3 orang di biara;
7. Saksi Andi Goni, alamat Kelurahan Hamadi, Distrik Jayapura
Selatan, lahir di Wajo 01 Januari 1969, agama Islam, pekerjaan
anggota Polri, menerangkan sebagai berikut;
• Bahwa Saksi ditugaskan untuk pengamanan Kongres Rakyat
Papua III dengan surat perintah Kapolres tanggal 15 Oktober 2011;
• Bahwa Saksi berada di Lapangan Zakeus pada tanggal 19 Oktober
2011, untuk mengumpulkan Barang Bukti, karena saksi di
Polresta Jayapura bekerja di bagian identifikasi;
• Bahwa saksi hanya mengenal Terdakwa Forkorus Yaboisembut
saja sedangkan terdakwa yang lainnya tidak;
• Bahwa Terdakwa Forkorus Yaboisembut membaca deklarasi, isi
deklarasi saksi tidak ingat;
• Bahwa Saksi mengumpulkan Barang Bukti di tempat kejadian
perkara kemudian diserahkan ke Polda Papua;
• Bahwa saat penangkapan terhadap Terdakwa dan masa serta
penyitaan barang tidak ada surat tugas, surat penangkapan dan
surat penyitaan barang;
Para Terdakwa menanggapi keterangan saksi Andi Goni sebagai
berikut :
- Selpius Bobii : tidak benar (menolak),
karena saksi tidak dapat melihat jelas, terhalang oleh tenda;
- August Makbrawen Sananay Kraar, S.IP : tidak benar (menolak);
- Dominikus Sorabut : tidak benar (menolak);
- Edison Kladius Waromi, SH : tidak benar (menolak);
- Forkorus Y. : tidak benar (menolak),
deklarasi dilakukan diatas tanah tidak di podium;
Koalisi Masyarakat Sipil Untuk Penegakan Hukum & HAM Di Papua 11
Nota Pembelaan Selpius Bobii, August Makrawen Sananay Kraar, S.IP, Dominikus Sorabut, Edison Kladius Waromi, SH dan Forkorus Yaboisembut, S.Pd
Perkara No.17/Pid.B/2012/PN-JPR
8. Elieser Awom, lahir di Biak Tanggal 15 Juli 1949, Agama Kristen
Protestan, Pekerjaan mantan anggota Polri, Alamat APO Gudang
Jayapura Utara, di persidangan memberikan keterangan sebagai
berikut:
• Bahwa saksi kenal para terdakwa hubungannya sebagai teman;
• Bahwa ada 5000 peserta yang hadir di Kongres III Papua
• Bahwa saat penangkapan tanggal 19 Oktober 2011 malam, kami
mendapat tekanan dan diperlakukan secara tidak manusiawi oleh
AKP. Ridho Purba, sehingga kami memberikan keterangan tanggal
20 Oktober 2011;
• Bahwa saksi menerangkan ada sekitar 400 orang yang ditangkap
dan dibawah ke Polda Papua dan hanya delapan orang yang
dijadikan saksi;
• Bahwa saksi hadir di acara kongres dari pembukaan sampai
penutupan;
• Bahwa saksi menerangkan apa yang dilakukan para terdakwa
bukan kehendak mereka sendiri tapi kehendak rakyat Papua
• Bahwa saksi menerangkan panitia kongres sudah bertemu dengan
Presiden dan direkomedasikan ke Menkopolhukam dan telah
diberi ijin;
• Bahwa saksi menerangkan jika tidak ada ijin maka kami tidak
mungkin melaksanakan kongres karena itu merupakan aturan
yang berlaku di NKRI;
• Bahwa saksi menerangkan Selpius Bobii, Dominikus Serabut,
August Kraar adalah merupakan panitia sedangkan terdakwa
Forkorus Yaboisembut dan Edison Waromi merupakan
penanggungjawab;
• Bahwa saksi menerangkan setelah kongres berakhir, aparat
membubarkan paksa massa yang hadir:
• Bahwa saksi menerangkan pembacaan deklarasi dilakukan karena
adanya paksaan dari rakyat Papua;
• Bahwa saksi menerangkan atas dasar kemauan rakyat Papua
mereka memilih Presiden yaitu Forkorus Yaboisembut dan
Perdana Meneteri adalah Edison Waromi;
• Bahwa saksi menerangkan isi deklarasi adalah untuk menjelaskan
kepada Indonesia dan bangsa lain-lain untuk mengembalikan
kedaulatan bangsa Papua yang telah merdeka pada tahun 1961;
• Bahwa saksi menerangkan Negara Federal Papua Barat meliputi
Jayapura sampai Merauke termasuk juga Provinsi Papua Barat
• Bahwa saksi menerangkan menyadari secara hukum dan adat
bahwa kami yang memiliki Papua, tetapi secara penjajahan kami
masih NKRI;
• Bahwa saksi menerangkan ada juga dibentuk lembaga Negara, itu
aturan untuk perlengkapan suatu Negara;
• Bahwa saksi menerangkan dalam deklarasi juga disebutkan
lambang Negara yaitu burung mambruk, bendera adalah bintang
Koalisi Masyarakat Sipil Untuk Penegakan Hukum & HAM Di Papua 12
Nota Pembelaan Selpius Bobii, August Makrawen Sananay Kraar, S.IP, Dominikus Sorabut, Edison Kladius Waromi, SH dan Forkorus Yaboisembut, S.Pd
Perkara No.17/Pid.B/2012/PN-JPR
fajar, bentuk Negara adalah Federal, Mata uang adalah Golden,
Lagu kebangsaan adalah Hai Tanahku Papua;
• Bahwa saksi menerangkan deklarasi merupakan hasil keputusan
rakyat Papua;
• Bahwa saksi menerangkan deklarasi harus disampaikan ke
Perserikatan Bangsa Bangsa supaya diakui;
• Bahwa saksi menerangkan secara hukum sudah ada pengakuan
dari PBB dan ini masih dalam proses;
• Bahwa saksi menerangkan ditunjukkan surat Menkopolhukam
oleh saudara terdakwa Selpius Bobii;
• Bahwa saksi menerangkan duduk bersama-sama dengan para
terdakwa waktu kegiatan kongres III;
• Bahwa saksi menerangkan tidak pernah berkelahi dengan
terdakwa Forkorus Yaboisembut;
• Bahwa saksi menerangkan melihat adanya microphone, spanduk
dan kursi (barang bukti spanduk diperlihatkan Jaksa);
• Bahwa saksi menerangkan sebagai pimpinan kolektif dalam
kongres;
• Bahwa saksi menerangkan saat itu ada pengamanan dari Penjaga
Tanah Papua (PETAPA), Polri dan TNI, dan aparat saat itu berada
di luar Lapangan Kongres;
• Bahwa saksi menerangkan tempat dilaksanakannya kongres
merupakan komplek Katholik sehingga ada pagarnya;
• Bahwa saksi menerangkan dalam kegiatan kongres ada pembagian
komisi namun saksi dan para terdakwa memberikan hak
sepenuhnya kepada rakyat Papua untuk memutuskan apa yang
mereka mau jadi rakyat yang bicara kami menunggu hasil saja;
• Bahwa saksi menerangkan pembacaan deklarasi pada akhir
kongres dan setelah lebih dari 2 jam kemudian baru kami diserang
aparat;
• Bahwa kegiatan kongres telah ditutup secara resmi oleh panitia;
• Bahwa saksi menerangkan tidak mendirikan Negara diatas Negara,
karena kami pernah merdeka tahun 1961 dan itu yang kami
nyatakan dalam kongres III Papua;
• Bahwa saksi menerangkan hadir di Polda karena ditangkap
tanggal 19 Oktober 2011;
• Bahwa saksi menerangkan saat di Polda AKP. Ridho Purba
meludahi kami semua yang saat itu diperintah duduk dilapangan
tenis Polda Papua dan saat mau tidur kami kemudian ditendang;
• Bahwa saksi menerangkan tahu panitia kongres telah memasukan
surat pemberitahuan ke Polda Papua untuk melaksanakan kongres
III;
• Bahwa deklarasi itu merupakan hasil pembahasan komisi bukan
pemikiran individu;
• Bahwa saksi menerangkan Pimpinan Kolektif tidak masuk dalam
pembagian komisi;
Koalisi Masyarakat Sipil Untuk Penegakan Hukum & HAM Di Papua 13
Nota Pembelaan Selpius Bobii, August Makrawen Sananay Kraar, S.IP, Dominikus Sorabut, Edison Kladius Waromi, SH dan Forkorus Yaboisembut, S.Pd
Perkara No.17/Pid.B/2012/PN-JPR
• Bahwa saksi menerangkan pada saat pembubaran paksa oleh
aparat tidak ada peringatan oleh aparat, tidak ada surat perintah
penangkapan dan tidak ada surat penyitaan;
• Bahwa saksi menerangkan ada korban meninggal 3 orang dan
banyak yang luka-luka saat pembubaran paksa tersebut;
• Bahwa saksi menegaskan bahwa kongres telah selesai jam 15.00
WIT kemudian jam 17.00 WIT baru dibubarkan paksa oleh aparat;
Tanggapan para terdakwa terhadap keterangan saksi adalah sebagai
berikut :
- Selpius Bobii : Keterangan saksi benar
- August Makbrawen Sananay Kraar, S.IP : Keterangan saksi benar
- Dominikus Serabut : Seluruhnya benar,
- Edison Waromi : Benar
- Forkorus Yaboisembut : Deklarasi tidak ada
istilah memisahkan diri, yang dibacakan adalah pemulihan Papua
Barat yang dianeksasi oleh NKRI.
- Keterangan saksi-saksi yang dibacakan dan tanggapan terhadap BAP
Saksi Yang dibacakan :
Dalam persidangan Penuntut Umum telah membacakan keterangan
saksi-saksi antara lain : 1). Hans Makabori, 2). Paulus Kolopnun
Wagayap, 3). Linus William Marweri. STh, 4). Simon Wasanggai, 5).
Jhon Bernard Done, keterangan saksi-saksi tersebut telah ditolak oleh
Para Terdakwa dengan alasan saksi tidak dibawah sumpah dan oleh
Penasehat Hukum ditolak dengan alasan berdasarkan pasal 185 ayat (1),
Undang-Undang Nomor 8 tahun 1981 tentang KUHAP yang berbunyi :
keterangan saksi sebagai alat bukti ialah apa yang saksi nyatakan di
sidang pengadilan, dan ayat (7). Menyatakan keterangan dari saksi yang
tidak di sumpah, meskipun bersesuaian antara satu dan yang lain, tidak
merupakan alat bukti...dst.
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, sudah sepatutnya Majelis Hakim
Pemeriksa Perkara ini mengesampingkan keterangan saksi-saksi tersebut
dan tidak perlu dipertimbangkan lagi.
b. Bukti Surat (Lihat Barang Bukti di BAP dan surat); 1. Bukti surat dari Penuntut Umum;
- Surat Pemberitahuan ke Polda Papua Nomor :33
- Buku Paduan KRP III;
- Deklarasi Bangsa Papua di Negeri Papua Barat;
- Profil Negara Papua;
Sedangkan bukti surat lainnya tidak ditunjukkan oleh JPU di dalam
persidangan sehingga bukti surat yang tidak ditunjukkan dalam
persidangan patutlah dikesampingkan dan tidak perlu
dipertimbangkan dalam pembuktian ini.
Koalisi Masyarakat Sipil Untuk Penegakan Hukum & HAM Di Papua 14
Nota Pembelaan Selpius Bobii, August Makrawen Sananay Kraar, S.IP, Dominikus Sorabut, Edison Kladius Waromi, SH dan Forkorus Yaboisembut, S.Pd
Perkara No.17/Pid.B/2012/PN-JPR
2. Bukti Surat dari Penasehat Hukum adalah Surat Nomor :
B.960/Ses/Polhukam/10/2011, Perihal Penugasan Dirjen Otda
Kemdagri untuk membuka dan menjadi Keynote Speaker pada KRP
III di Auditarium Uncen Jayapura.
c. Barang bukti : Dalam persidangan Jaksa Penuntut Umum membacakan daftar barang
bukti tetapi tidak menunjukkan fisik barang bukti tersebut, hanya satu
barang bukti dari enam puluh empat yang di tunjukkan yaitu 1 (satu)
buah spanduk yang bertuliskan :
Thema : mari kita menegakkan hak-hak orang asli Papua dimasa kini dan masa
depan; Sub thema: Membangun pemahaman secara jujur, adil dan menyeluruh
demi menegakkan hak-hak dasar orang asli Papua, termasuk hak politik dimasa
depan yang lebih baik, maju, adil, demokratis, aman , damai sejahtera, dan
bermartabat .
sehingga barang bukti yang tidak ditunjukkan dalam persidangan
patutlah dikesampingkan dan tidak perlu dipertimbangkan dalam
pembuktian ini.
d. Keterangan Terdakwa :
1. Selpius Bobii, memberikan keterangan bahwa : • Bahwa Terdakwa tidak melakukan makar;
• Bahwa Terdakwa sudah menerangkan dari awal pemeriksaan di
Penyidik soal kebangsaan dan wargaNegara bahwa kami adalah
Bangsa Papua dan warga Negara Papua Barat;
• Bahwa Tidak punya KTP, tidak pernah ikut Pilkada, tidak akui
pemerintahan yang ada : polri dan TNI AD, DPRP, MRP,
Gubernur, Bupati;
• Bahwa Terdakwa menerangkan perannya sebagai Ketua Panitia
Pelaksana Kongres Rakyat Papua III;
• Bahwa Deklarasi yang dibacakan adalah deklarasi pemulihan
Negara Papua yang diakui oleh Presiden Soekarno dan dihina
sebagai Negara boneka;
• Bahwa Presiden terpilih adalah Forkorus Yaboisembut dan
Perdana Menterinya adalah Edison Kladius Waromi, SH;
• Bahwa Negara Papua sudah ada sejak tanggal 19 Oktober 1961 oleh
Komite Nasional Papua dan di jamin oleh Deklarasi umum Hak
Asasi Manusia dan 3 (tiga) Kovenan Internasional yaitu Kovenan
Internasional tentang Hak Sipil dan Politik, Kovenan Internasional
tentang Sosial Budaya dan Ekonomi dan Deklarasi Hak Dasar
Rakyat Pribumi dan deklarasi dimaksud dijamin oleh UUD 1945
yakni dalam pembukaan UUD 1945 paragraf pertama yang
berbunyi;
“bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala
bangsa, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena
tidak sesuai dengan Peri Kemanusiaan dan Peri Keadilan. Bahwa
Kovenan diatas telah diratifikasi oleh Negara Indonesia maka itu
Koalisi Masyarakat Sipil Untuk Penegakan Hukum & HAM Di Papua 15
Nota Pembelaan Selpius Bobii, August Makrawen Sananay Kraar, S.IP, Dominikus Sorabut, Edison Kladius Waromi, SH dan Forkorus Yaboisembut, S.Pd
Perkara No.17/Pid.B/2012/PN-JPR
Negara Indonesia patut dan wajib melaksanakannya.
• Bahwa Tidak perlu dijelaskan wilayah Papua karena ada dlm
profil;
• Bahwa Kongres Rakyat Papua III diprakarsai oleh panitia yang
diberikan mandat oleh masyarakat yang terdiri dari organ-organ
Papua Barat;
• Bahwa Amanat yang diberikan oleh rakyat adalah mempersiapkan
dan mengadakan Kongres Bangsa Papua yang ke III;
• Bahwa Panitia pelaksana Kongres Rakyat Papua III tidak bekerja
sendiri;
• Bahwa Tempat kegiatan Kongres Rakyat Papua III adalah di
Lapangan Zakheus Padang Bulan;
• Bahwa terdakwa menerangkan tanggal 16 Oktober 2011 adalah
acara biasa yaitu sembahyang;
• Bahwa Pembukaan Kongres Rakyat Papua III mulai tanggal 17
Oktober s/d tanggal 19 Oktober 2011;
• Bahwa Peserta terdiri dari 7 wilayah adat dan ada juga wartawan.
7 Wilayah adat meliputi : wilayah I Mamta/Tabi, II Saireri,
wilayah III Domberai, wilayah IV Bomberai, wilayah V Anim Ha,
wilayah VI La Pago, wilayah VII Mee pago;
• Bahwa Ada pemimpin wilayah adat (otoritas setempat), pemilik
negeri yang ditempatkan oleh Tuhan;
• Bahwa Peserta yang menghadiri KRP III berjumlah sekitar 6.000
(enam ribu) orang dan ditambah dengan pengamanan sehingga
total 12.000 (dua belas ribu) orang;
• Bahwa Hasil akhir daripada Kongres Rakyat Papua III adalah
deklarasi;
• Bahwa Profil Negara disusun oleh rakyat Papua yang ikut Kongres
Rakyat Papua III;
• Bahwa Terdakwa sebagai Ketua Panitia KRP III, tidak perlu sebut
susunan kepanitiaan;
• Bahwa Deklarasi yang dilakukan adalah deklarasi pemulihan;
• Bahwa Presiden Negara Republik Federal Papua Barat adalah
Forkorus Yaboisembut dan Perdana Menteri Edison Kladius
Waromi, SH;
• Bahwa Sebelum ada deklarasi, pemimpin bangsa Papua, otorita
Masyarakat Papua;
• Bahwa Terdakwa punya KTP Negara Republik Federal Papua
Barat tetapi saat ini tidak dibawa;
• Bahwa Pelaksana KRP III, panitia diamanatkan oleh rakyat melalui
pimpinan-pimpinan organ Papua Barat;
• Bahwa Amanat yaitu mempersiapkan dan mengamanatkan
Kongres bangsa Papua yang ke-III;
• Bahwa Tidak kerja sendiri tetapi tidak perlu menjelaskan seksi
dalam kepanitiaan;
• Bahwa Kegiatan KRP III berlangsung dari tanggal 16 -19 Oktober
2011;
Koalisi Masyarakat Sipil Untuk Penegakan Hukum & HAM Di Papua 16
Nota Pembelaan Selpius Bobii, August Makrawen Sananay Kraar, S.IP, Dominikus Sorabut, Edison Kladius Waromi, SH dan Forkorus Yaboisembut, S.Pd
Perkara No.17/Pid.B/2012/PN-JPR
• Bahwa Komisi yang menyusun isi deklarasi, tidak tahu;
2. August Makrawen Sananay Kraar, S.IP, memberikan keterangan bahwa:
• Bahwa Terdakwa adalah Pegawai Negeri Republik Indonesia, di
Provinsi Papua;
• Bahwa Terdakwa pernah menjadi Panitia pada Kongres Rakyat
Papua II dan III;
• Bahwa Terdakwa pernah memberikan keterangan di Berita Acara
Pemeriksaan (BAP);
• Bahwa terdakwa menerangkan posisi sebagai Kepala Bidang
Logistik dan Perlengkapan; Kongres Rakyat Papua III;
• Bahwa Sebagai Ketua Panitia Kongres Rakyat Papua III adalah
Selpius Bobii, sementara sturktur kepanitiaan terdakwa lupa;
• Bahwa Kongres Rakyat Papua III dilaksanakan sejak tanggal 16
Oktober s/d tanggal 19 Oktober 2011 di Lapangan Zakheus
Padang Bulan;
• Bahwa Presiden Negara Republik Federal Papua Barat adalah
Forkorus Yaboisembut, S.Pd dan Perdana Menterinya Edison
Klaudius Waromi, S.H;
• Bahwa Negara Republik Federal Papua Barat dideklarasikan
tanggal 19 Oktober 2011;
• Bahwa Alat kelengkapan Negara berupa Bendera Negara,
Lambang Negara, Lagu, Mata Uang, Wilayah Terdakwa tidak
menjawab karena itu bukan bagiannya;
• Bahwa Terdakwa tidak tahu siapa yang membaca deklarasi;
• Bahwa Kongres Rakyat Papua III ditutup jam 18.00 WIT;
• Bahwa Terdakwa tidak akan memberikan keterangan di luar
tupoksinya (logistik & perlengkapan);
3. Dominikus Sorabut, memberikan keterangan bahwa : • Bahwa Terdakwa adalah Bangsa Papua dan warga Negara Papua
Barat, di BAP dipaksakan menjadi warga Negara Indonesia;
• Bahwa Terdakwa tidak merasa punya Camat, Bupati, Kepolisian;
• Bahwa Terdakwa tidak punya KTP Indonesia karena warga
Negara Papua Barat;
• Bahwa Terdakwa mencabut keterangan di BAP yang dibuat oleh
Penyidik Polda sebagai Bangsa Indonesia;
• Bahwa Terdakwa hadir di Kongres Rakyat Papua III dari tanggal
17 Oktober s/d 19 Oktober 2011 sebagai peserta dan tidak
merupakan anggota panitia;
• Bahwa Terdakwa berperan sebagai peserta kongres;
• Bahwa Deklarasi yang dilakukan adalah Deklarasi Pemulihan,
namun terdakwa tidak ingat isi deklarasi seluruhnya;
• Bahwa Terdakwa hadir di Kongres, dengar dan ikuti di Kongres
Rakyat Papua III;
• Bahwa Presiden adalah Forkorus Yaboisembut, S.Pd, Perdana
Koalisi Masyarakat Sipil Untuk Penegakan Hukum & HAM Di Papua 17
Nota Pembelaan Selpius Bobii, August Makrawen Sananay Kraar, S.IP, Dominikus Sorabut, Edison Kladius Waromi, SH dan Forkorus Yaboisembut, S.Pd
Perkara No.17/Pid.B/2012/PN-JPR
Menteri adalah Edison Waromi, SH, bangsa adalah Papua, lagu
kebangsaan Hai tanahku Papua, lambangnya Burung Mambruk,
bendera Bintang Fajar, mata uang Gulden;
• Bahwa Wilayah Negara, bagian barat berbatasan dengan Maluku,
bagian Selatan berbatasan dengan Australia, bagian utara
berbatasan dengan Filipina, bagian timur berbatasan dengan
Papua New Guinea;
• Bahwa Tidak perlu KTP dan aturan karena Terdakwa ada di atas
tanah Papua;
• Bahwa Tidak mengetahui siapa yang membuat deklarasi tetapi
yang membacakan deklarasi oleh Presiden Negara Federal
Republik Papua Barat yaitu Forkorus Yaboisembut,S.Pd;
• Bahwa Kongres dilakukan atas demokrasi tertinggi bangsa Papua,
dengan melakukan Kongres I (pertama) tahun 1961, Kongres II
tahun 2000, dan berdasarkan kovenan internasional, dengan
menghadirkan masyarakat Papua dari 7 (tujuh) wilayah adat;
• Bahwa Deklarasi dan profil Negara lahir dari hasil Kongres Rakyat
Papua III (masyarakat);
• Bahwa Yang membuka dan menutup kegiatan Kongres Rakyat
Papua III adalah TUHAN ALLAH;
• Bahwa Hari ke 3 kongres, Presiden Forkorus Yaboisembut
membacakan deklarasi;
• Bahwa Peserta berasal dari 7 (tujuh) wilayah pemerintahan bangsa
Papua yaitu Wilayah I Mamta/Tabi, Wilayah II Saireri, Wilayah
III Domberai, Wilayah IV Bomberai, Wilayah V Anim Ha,
Wilayah VI Lapago dan Wilayah VII Mee Pago;
• Bahwa Ketua Panitia Kongres Rakyat Papua III adalah Selpius
Bobii;
• Bahwa Kongres Rakyat Papua III ditutup pada tanggal 19 Oktober
Pukul 13.30 WIT;
• Bahwa Dalam KRP III terbagi dalam 4 (empat) Komisi yaitu Komisi
A (Politik), Komisi B (Hukum), Komisi C (Keuangan) dan Komisi
D (Khusus), tetapi Terdakwa tidak mengetahui ketua masing-
masing Komisi tersebut;
• Bahwa Terjadi penyerangan yang dilakukan oleh Aparat
keamanan pada jam 15.30 WIT;
• Bahwa Tidak tahu bahwa ada surat pemberitahuan ke Polda;
• Bahwa Ada surat dari Menkopolhukam ke Mendagri untuk
membuka acara KRP III, diberi ke Ketua panitia dan sebelum KRP
III dibuka, sudah disampaikan bahwa acara akan di buka oleh
wakil dari pemerintah pusat;
• Bahwa Saat terjadi penyerangan aparat keamanan tidak
menunjukkan surat tugas, surat penangkapan, dan surat penyitaan;
• Bahwa Tidak ada peringatan dari Kapolresta Jayapura untuk
membubarkan peserta kongres;
• Bahwa terdakwa menolak keterangan di Polisi karena
diperlakukan secara tidak Manusiawi (ditodong dengan pistol dan
Koalisi Masyarakat Sipil Untuk Penegakan Hukum & HAM Di Papua 18
Nota Pembelaan Selpius Bobii, August Makrawen Sananay Kraar, S.IP, Dominikus Sorabut, Edison Kladius Waromi, SH dan Forkorus Yaboisembut, S.Pd
Perkara No.17/Pid.B/2012/PN-JPR
diludahi) juga tidak didampingi Penasehat Hukum, untuk BAP
tanggal 19 Oktober 2011;
4. Edison Kladius Waromi,SH, memberikan keterangan bahwa : • Bahwa terdakwa Pernah diperiksa dan memberikan keterangan di
Penyidik Polda Papua;
• Bahwa Setelah keterangan diketik, di print out dan diberikan
kepada terdakwa untuk dibaca;
• Bahwa terdakwa Sebagai Pendeta dan mempunyai jemaat, yang
terdaftar di PGI;
• Bahwa terdakwa Belum mempunyai KTP Bangsa Papua Barat;
• Bahwa terdakwa Hadir di Kongres Rakyat Papua III sebagai
pimpinan kolektif;
• Bahwa Gereja dilarang untuk berpolitik tetapi yang dilakukan oleh
terdakwa adalah suatu panggilan;
• Bahwa terdakwa Hadir di Kongres Rakyat Papua III dari tanggal
17 Oktober s/d tanggal 19 Oktober 2011;
• Bahwa terdakwa tidak ingat isi deklarasi;
• Bahwa Sebagai Presiden Negara Federal Republik Papua Barat
adalah Forkorus Yaboisembut dan Perdana Menteri adalah Edison
Waromi;
• Bahwa Atas kehendak Tuhan dan rakyat, terdakwa dipercayakan
menjadi Perdana Menteri;
• Bahwa yang berinisiatif menyelenggarakan Kongres Rakyat Papua
III adalah kehendak TUHAN dan rakyat Papua;
• Bahwa Rakyat Papua yang mengikuti Kongres Rakyat Papua
sebanyak 12.000 (dua belas ribu) orang;
• Bahwa deklarasi akan direkomendasikan ke PBB, Dewan HAM
Internasional, Dewan Keamanan PBB;
• Bahwa peranan terdakwa adalah sebagai peserta kongres dan
sempat berdiskusi dengan rakyat yang hadir di KRP III;
• Bahwa Ketua panitia adalah Selpius Bobii, susunan panitia yang
lain tidak ingat;
• Bahwa deklarasi dibacakan oleh Presiden Papua;
• Bahwa wilayah Negara Papua Barat adalah bekas Netherland New
Guinea, meliputi Papua dan Papua barat;
• Bahwa Wilayah Papua dan Papua barat bukan wilayah NKRI
(sesuai dengan Proklamasi kemerdekaan Soekarno menyebutkan
wilayah NKRI adalah dari Sabang – Amboina;
• Bahwa kemerdekaan Bangsa Papua Barat dirayakan pada tanggal 1
Desember 1961 dan dianeksasi oleh Presiden Soekarno tanggal 19
Desember 1961;
• Bahwa mereka diperiksa di Polda Papua sebagai bangsa Papua dan
keterangan yang diberikan di BAP diberikan secara sukarela;
• Bahwa terdakwa ditangkap secara paksa dan mobil serta semua
yang berada di dalam mobil dirusak;
• Bahwa surat ke Menkopolhukam pernah dilihat tetapi tidak ingat
Koalisi Masyarakat Sipil Untuk Penegakan Hukum & HAM Di Papua 19
Nota Pembelaan Selpius Bobii, August Makrawen Sananay Kraar, S.IP, Dominikus Sorabut, Edison Kladius Waromi, SH dan Forkorus Yaboisembut, S.Pd
Perkara No.17/Pid.B/2012/PN-JPR
(lihat bukti surat);
• Bahwa terdakwa tidak tahu soal ijin ke Polda Papua namun ada
ijin dari pemerintah/Negara;
• Bahwa deklarasi adalah akumulasi dari teraneksasinya Papua ke
NKRI;
• Bahwa Negara Republik Federal Papua Barat sudah diusulkan
untuk di daftarkan secara internasional ke sekretariat PBB nomor
RR: 827567848BE tanggal 26 Januari 2012 sebagai Negara Federal
Papua;
• Bahwa KRP III ditutup sekitar jam 14.00 wit, ditangkap sekitar
15.30 wit;
• Bahwa terdakwa tidak diperlihatkan surat penangkapan,
penggeledahan, penyitaan;
• Bahwa terdakwa menerangkan penangkapan mereka tidak
menghalangi masalah Papua ke PBB;
• Bahwa terdakwa tahu ada surat ke Menkopolhukam, (lihat bukti
surat) sehingga terdakwa tahu bahwa ini diijinkan oleh Negara;
• Bahwa ada 3 (tiga) orang korban dalam peristiwa KRP III, selain itu
ada banyak yang disiksa;
• Bahwa tidak ada surat atau larangan resmi oleh Pemerintah atau
Kepolisian kepada panitia untuk pelaksanaan KRP III;
5. Forkorus Yaboisembut, S.Pd, memberikan keterangan bahwa : • Bahwa Keterangan terdakwa di kepolisian ditolak;
• Bahwa deklarasi dibacakan oleh dirinya sendiri (terdakwa);
• Bahwa peserta Kongres Rakyat Papua III adalah dari Sorong s/d
Merauke;
• Bahwa Pengacara internasional di Brussel yang mendaftarkan hasil
deklarasi ke pihak internasional, tertanggal 26 Januari 2012 dan
sudah masuk ke sekretariat PBB, februari awal telah masuk ke
Dewan HAM PBB;
• bahwa KRP III menghasilkan deklarasi bangsa Papua di Negeri
Papua Barat;
• bahwa benar Terdakwa yang membaca deklarasi;
• bawha Rakyat Bangsa Papua di Negeri Papua Barat (Sorong,
Merauke dan Jayapura);
• Hak rakyat Papua untuk melakukan kongres;
III. ANALISA FAKTA PERSIDANGAN;
Bahwa untuk mengungkap fakta persidangan dalam menemukan
kebenaran materiil yang sesungguhnya, maka fakta-fakta yang terungkap
dalam pemeriksaan di persidangan, baik keterangan para saksi, bukti surat,
barang bukti maupun keterangan Para, haruslah dianalisa dengan patokan
dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Indonesia dan
“aturan main” untuk menegakkan pidana materiil tersebut satu-satunya
Koalisi Masyarakat Sipil Untuk Penegakan Hukum & HAM Di Papua 20
Nota Pembelaan Selpius Bobii, August Makrawen Sananay Kraar, S.IP, Dominikus Sorabut, Edison Kladius Waromi, SH dan Forkorus Yaboisembut, S.Pd
Perkara No.17/Pid.B/2012/PN-JPR
adalah KUHAP (Kitab Undang-undang Hukum ACARA Pidana- Undang-
Undang No. 8 tahun 1981). Bahwa fakta persidngan yang diperoleh dalam
pemeriksaan sidang terhadap keterangan saksi-saksi dapat dilihat dari
kualitas keterangan saksi yang memang mengetahui sendiri karena hadir
dan melihat serta mendengar kejadian tindak pidana tersebut; sedangkan
keterangan saksi yang tidak tahu dan tidak melihat kejadian itu tidak dapat
diterima keterangannya.
Bahwa untuk membuktikan apakah Para Terdakwa terbukti bersalah
melakukan Tindak Pidana Mencoba melakukan, Menyuruh melakukan
atau Turut serta Melakukan Makar Dengan Maksud Supaya Seluruh atau
Sebagian Wilayah Negara Jatuh Ketangan Musuh atau Memisahkan
Sebagian Dari Wilayah Negara sebagaimana diatur dan diancam pidana
dalam Surat Dakwaan tunggal Sdr. JPU, para terdakwa melanggar Pasal
106 KUHP jo Pasal 55 Ayat (1) ke- (1) KUHP jo Pasal 53 (1) KUHP.
Sebagaimana yang didakwakan kepada mereka haruslah berdasarkan
keterangan saksi-saksi, bukti surat, barang bukti dan keterangan terdakwa.
Bahwa Keterangan Saksi sesuai dengan penegasan dalam Pasal 1 angka 27
KUHAP, yakni Keterangan yang saksi lihat sendiri; saksi dengar sendiri;
alami sendiri mengenai suatu peristiwa pidana.
Selain itu untuk menentukan kebenaran materiil yang sesungguhnya, maka
harus diperhatikan; persesuaian antara keterangan saksi satu dengan yang
lainnya; persesuaian saksi dengan alat bukti lainnya; alasan yang
dipergunakan oleh saksi untuk memberikan keterangan tertentu, cara
hidup dan kesusilaan serta segala sesuatu yang pada umumnya dapat
mempengaruhi dapat tidaknya keterangan itu dipercaya (Vide, pasal 185
ayat 6 KUHAP).
Dari keenam saksi yang dihadirkan oleh Sdr. Jaksa Penuntut Umum,
masing-masing atas nama Lambertus Limbong sattu, Ahmed Mahu,
Syafrudin Mahmud, Jetny Leonard Sohilait, Suardi Madjid, Andi Goni,
menerangkan bahwa mereka melakukan pengamanan pada KRP III
dengan jarak kurang lebih sekitar 50 sampai dengan 150 meter dengan
terhalang oleh Tembok setinggi kurang lebih 2-3 meter, Bahwa lapangan
tersebut dikelilingi oleh Tembok, bahwa saksi tidak mengenal para
terdakwa secara keseluruhan namun hanya mengenal Terdakwa Forkorus
Yaboisembut, S.Pd dari media (Koran). Bahwa saksi tidak mengetahui
peran masing-masing Terdakwa pada KRP III, Bahwa setelah kegiatan
Kongres selesai/kongres ditutup, 2 (dua) jam kemudian barulah aparat
melakukan penyerangan, Bahwa saksi ketika diperiksa di Polda Papua
barulah diputarkan rekaman video pelaksanaan KRP III, saksi-saksi tidak
mengetahui siapa yang membuat deklarasi pemulihan tersebut, bahwa
saksi tidak mengetahui isi deklarasi. Bahwa sebaliknya dalam persidangan
ini terdapat persesuaian fakta tentang kemerdekaan menyampaikan
pendapat sebagaimana diatur oleh Undang-Undang Nomor 09 Tahun 1998,
hal ini sebagaimana keterangan saksi Sujono yang intinya saksi Sujono
menjelaskan ada surat pemberitahuan kepada Kepala Kepolisian Daerah
Koalisi Masyarakat Sipil Untuk Penegakan Hukum & HAM Di Papua 21
Nota Pembelaan Selpius Bobii, August Makrawen Sananay Kraar, S.IP, Dominikus Sorabut, Edison Kladius Waromi, SH dan Forkorus Yaboisembut, S.Pd
Perkara No.17/Pid.B/2012/PN-JPR
Papua Tentang Pelaksanaan KRP III dilampiri buku paduan Kegiatan KRP
III, ada surat Polhulkam kepada Kepmendagri untuk menugaskan Dirjen
Otda Kepmendagri Membuka Acara sekaligus sebagai Keynote Speaker
dalam KRP III, kemudian saksi lainnya Lambertus Limbong sattu, Amet
Mahu, Syafrudin Mahmud, Jetny Leonard Sohilait, Suardi Madjid, Andi
Goni menjelaskan mereka mendapatkan penugasan dari pimpinan untuk
melakukan PENGAMANAN KRP III yang Para Saksi ketahui
dilaksanakan dari tanggal 16 Oktober 2011 sampai dengan 19 Oktober 2011,
Para saksi juga menerangkan setelah kegiatan Kongres selesai barulah
dilakukan pembubaran, hal ini bersesuaian Keterangan Saksi Eliezer
Awom, bukti surat, barang bukti yang diajukan dalam persidangan oleh
JPU dan Penasehat Hukum serta keterangan Para Terdakwa, yang
terungkap sebagai berikut :
• Bahwa Kongres Rakyat Papua III dilaksanakan pada hari minggu,
tanggal 16 Oktober hingga 19 Oktober 2011;
• Bahwa sebelum Kongres Rakyat Papua III dilaksanakan dibentuk
Panitia yang di Ketuai oleh Sdr. Terdakwa Selpius Bobii;
• Bahwa Panitia telah mengajukan surat undangan Tim Kerja Rekonsiliasi
Nasional Rakyat Papua barat yang ditujukan kepada Presiden R.I Bpk.
Susilo Bambang Yuddoyono dan telah direspon dengan memerintahkan
Menkopolhukam dan untuk membangun kepercayaan (Trust building)
terhadap panitia KRP III telah menugaskan Dirjen Otda sebagai keynote
speaker pada acara KRP III;
• Bahwa Surat menkopolhukkam tersebut juga ditembuskan kepada
Kapolda Papua, Gubernur Papua, Pangdam XVII Cenderawasih;
• Bahwa selanjutnya Pihak Panitia KRP III memberikan Pemberitahuan
kegiatan kepada Kapolda Papua dengan nomor surat 33-
SPK/TKRNRPB/X/2011;
• Bahwa dalam pelaksanakan KRP III Pihak Polda Papua, TNI dan Petapa
melakukan Pengamanan;
• Bahwa selama KRP III berlangsung aman dan tertib tanpa ada larangan
dari Pemerintah Pusat, daerah maupun pihak keamanan (Polri dan TNI)
• Bahwa pelaksanakan Kongres dihadiri oleh 12.0000 peserta yang berasal
dari 7 wilayah adat yaitu : Mamta, Saireri, Domberai, Bomberai, Anim
Ha,Lapago, Me pago;
• Bahwa KRP III juga menghadirkan Peninjau dan Pengamat;
• Bahwa pelaksanakan KRP III yang berlangsung di Lapangan Zakeus
Padang Bulan Abepura mengagendakan pembahasan Komisi-komisi
yangterdiri dari : Komisi Hukum, Komisi Politik, Komisi Keuangan dan
Komisis Khusus ;
• Bahwa hasil dari pembahasan Komisi-komisi tersebut disampaikan
dalam bentuk siaran pers setiap selesai kegiatan KRP III;
• Bahwa salah satu hasil dari pembahasan di Komisi-komisi tersebut
adalah mengangkat Sdr. Forkurus Yaboisembut, S.Pd sebagai Presiden
dan Sdr. Edison Kladius Waromi, S.H sebagai Perdana Menteri Negara
Federal Papua Barat;
Koalisi Masyarakat Sipil Untuk Penegakan Hukum & HAM Di Papua 22
Nota Pembelaan Selpius Bobii, August Makrawen Sananay Kraar, S.IP, Dominikus Sorabut, Edison Kladius Waromi, SH dan Forkorus Yaboisembut, S.Pd
Perkara No.17/Pid.B/2012/PN-JPR
• Bahwa pada tanggal 19 Oktober 2011 telah dihasilkan Deklarasi
Pemulihan Papua barat di negeri Papua barat;
• Bahwa Deklarasi tersebut dibacakan oleh Forkorus Yaboisembut, S.Pd;
• Bahwa setelah Pembacaan Deklarasi Pemulihan selesai kegiatan KRP III
kemudian ditutup dengan ibadah kemudian dilanjutkan dengan jumpa
pers;
• Bahwa setelah Jumpa pers 2 (dua) jam kemudian aparat keamanan yang
terdiri dari Polri dan TNI melakukan penyerangan dan penangkapan di
tempat pelaksanaan KRP III;
• Bahwa ketika penangkapan terjadi disertai dengan tindakan kekerasan
baik kepada peserta maupun para terdakwa;
• Bahwa pasca penyerangan terdapat 3 (tiga) korban yang meninggal
dunia, dan sejumlah orang kemudian ditangkap dan diantar ke Mapolda
Papua untuk di periksa.
IV. ANALISA YURIDIS
Bahwa sebelum unsur-unsur dalam dakwaan dan tuntutan Jaksa Penuntut
Umum diuraikan lebih jauh, terlebih dahulu kami akan soroti tentang Surat
Tuntutan Jaksa Penuntut Umum bahwa dalam surat dakwaan saudara
Jaksa Penuntut umum Nomor : PDM-457/JPR/Ep.2/12/2011
menyebutkan bahwa Para Terdakwa didakwa bersama-sama mencoba
melakukan, menyuruh melakukan atau turut serta melakukan serta
melakukan makar dengan maksud supaya seluruh atau sebagian wilayah
Negara, jatuh ke tangan musuh atau memisahkan sebagian dari wilayah
Negara, sebagaimana dimaksud dalam pasal 106 KUHP jo Pasal 55 ayat
(1) ke -1 KUHP jo Pasal 53 ayat (1) KUHP. Bahwa ternyata ketika Jaksa
Penuntut umum mengajukan tuntutan kepada Para Terdakwa sama sekali
tidak menguraikan dengan jelas semua unsur-unsur pasal sesuai dengan
unsur-unsur pasal dakwaan terutama mengenai apa yang dimaksud
dengan makar, Saudara Jaksa Penuntut umum hanya menguraikan unsur
barang siapa, unsur dengan Maksud supaya seluruh atau sebagian wilayah
Negara jatuh ketangan musuh atau memisahkan sebagian wilayah Negara,
unsur melakukan, menyuruh melakukan perbuatan dan unsur mencoba
melakukandengan menghilangkan kata Makar dalam uraian unsur-unsur
tuntutan penuntut umum yang tertuang dalam surat tuntutan nomor:
PDM-457/JPR/Ep.2/12/2012 dan telah dibacakan pada hari Selasa tanggal
06 Februari 2012, entah apa maksud penuntut umum menghilangkan kata
“Makar”. Karena dengan dihilangkannya kata makar, telah merubah
makna dakwaan dan tuntutan penuntut umum itu sendiri. Tindakan jaksa
penuntut umum ini menunjukkan tidak profesionalnya dalam penanganan
perkara ini.
Bahwa untuk menguji kesimpulan Jaksa Penuntut Umum yang
menyatakan Terdakwa telah terbukti serta sah dan meyakinkan telah
melakukan tindak pidana sebagaimana yang didakwakan dalam dakwaan
Mencoba melakukan, Menyuruh melakukan atau Turut serta Melakukan
Makar Dengan Maksud Supaya Seluruh atau Sebagian Wilayah Negara
Koalisi Masyarakat Sipil Untuk Penegakan Hukum & HAM Di Papua 23
Nota Pembelaan Selpius Bobii, August Makrawen Sananay Kraar, S.IP, Dominikus Sorabut, Edison Kladius Waromi, SH dan Forkorus Yaboisembut, S.Pd
Perkara No.17/Pid.B/2012/PN-JPR
Jatuh Ketangan Musuh atau Memisahkan Sebagian Dari Wilayah Negara
sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Surat Dakwaan tunggal
Sdr. JPU, dimana para terdakwa dituntut telah melanggar Pasal 106 KUHP
jo Pasal 55 Ayat (1) ke- (1) KUHP jo Pasal 53 (1) KUHP, akan kami buktikan
unsur-unsurnya yang kami uraikan secara lengkap sebagai berikut:
1. Unsur Barang Siapa; 2. Unsur Makar; 3. Unsur dengan maksud/niat hendak; 4. Unsur supaya seluruh atau sebagian Wilayah Negara jatuh ketangan musuh atau memisahkan sebagian wilayah Negara;
5. Unsur mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan dan turut serta melakukan perbuatan;
6. Unsur Mencoba Melakukan.
Ad.1. Unsur Barang Siapa
Bahwa unsur Barang siapa disini adalah setiap orang sebagai subyek
hukum yang dapat dipertanggung jawabkan terhadap suatu delik;
yang dalam perkara ini telah mengajukan Para Terdakwa
1.Selpius Bobii, 2.August Makbrawen Sananay Kraar, S.IP,
3.Dominikus Sorabut, 4.Edison Kladius Waromi, SH dan 5.Forkorus
Yaboisembut, S.Pd, yang telah dilakukan penyidikan, maupun telah
diperhadapkan dalam proses pemeriksaan di persidangan terhadap
dakwaan dan tuntutan pidana yang ditujukan kepadanya. Bahwa
untuk dapatnya suatu perbuatan dipertanggung jawabkan kepada
Para Terdakwa, sangat diperlukan dan tergantung pada pembuktian
unsur-unsur lain daripada pasal-pasal yang didakwakan
Dengan demikian UNSUR BARANG SIAPA, yang didakwa dan
dituntut kepada Para Terdakwa belum terbukti dan terpenuhi secara
sah menurut hukum, karena masih tergantung pembuktian unsur-
unsur lainnya.
Ad.2. Unsur Makar
Bahwa di dalam penjelasan KUHP tidak memberikan pengertian
tentang makar, namun dalam Kamus Hukum karangan Yan
Pramadya Puspa, hal 12 memberikan pengertian MAKAR/ANSLAG
adalah “setiap perbuatan yang bersifat menyerang yang ditujukan
kepada Presiden atau wakilnya dengan maksud hendak merampas
kemerdekaan atau menjadikan mereka tidak berdaya atau tidak
cakap memerintah”. Sehingga untuk memenuhi unsur ini harus
ada tindakan fisik berupa serangan terhadap Pemerintah yang
berkuasa dalam mewujudkan unsur supaya wilayah Negara
seluruhnya atau sebagian jatuh ketangan musuh atau dengan
maksud untuk memisahkan sebagian wilayah Negara dari yang lain.
Menurut R. Soesilo, (dalam KUHP serta Komentar-komentarnya,
hal.109):
Koalisi Masyarakat Sipil Untuk Penegakan Hukum & HAM Di Papua 24
Nota Pembelaan Selpius Bobii, August Makrawen Sananay Kraar, S.IP, Dominikus Sorabut, Edison Kladius Waromi, SH dan Forkorus Yaboisembut, S.Pd
Perkara No.17/Pid.B/2012/PN-JPR
1. Tentang “aanslaag” ( makar, penyerangan) lihat catatan pada pasal 87
dan 104)
2. Obyek dalam penyerangan ini adalah kedaulatan atas daerah Negara
Kedaulatan ini dapat dirusak dengan dua macam cara ialah dengan jalan:
a. Menaklukkan daerah Negara seluruhnya atau sebagian kebawah
pemerintah Negara Asing yang berarti menyerahkan daerah itu
(seluruhnya) atau sebagian kepada kekuasaan Negara Asing misalnya
daerah Indonesia (seluruhnya) atau daerah Kalimantan sebagian)
diserahkan kepadaPemerintah Inggris, atau
b. Memisahkan sebagian dari daerah Negara itu yang berarti membuat
bagian daerah itu menjadi suatu Negara yang berdaulat sendiri,
misalnya memisahkan daerah Aceh atau Maluku dari daerah Republik
Indonesia untuk dijadikan Negara yang berdiri sendiri.
Dalam pertimbangan putusan pengadilan negeri Jayapura Nomor:
78/Pid.B/2009/PN.JPR, halaman 51 disebutkan : menimbang
bahwa kata makar berasal dari bahasa Arab yang diterjemahkan
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Cetakan Balai Pustaka
berarti :
1. Akal busuk ; tipu muslihat;
2. Perbuatan (usaha) dengan maksud hendak menyerang
(membunuh) orang, dsb.
3. Perbuatan (usaha) menjatuhkan pemerintah yang sah
Bahwa jika pengertian makar di atas dikaitkan dengan fakta
persidangan, dari keterangan saksi-saksi, bukti surat, barang bukti
dan keterangan Para Terdakwa yang terungkap sebagai berikut:
• Bahwa Kongres Rakyat Papua III dilaksanakan pada hari
minggu, tanggal 16 Oktober hingga 19 Oktober 2011;
• Bahwa sebelum Kongres Rakyat Papua III dilaksanakan
dibentuk Panitia yang di Ketuai oleh Sdr. Terdakwa Selfius Bobii;
• Bahwa Panitia telah mengajukan surat undangan Tim Kerja
Rekonsiliasi Nasional Rakyat Papua barat yang ditujukan kepada
Presiden R.I Bpk. Susilo Bambang Yuddoyono dan telah
direspon dengan memerintahkan Menkopolhukam dan untuk
membangun kepercayaan (Trust building) terhadap panitia KRP
III telah menugaskan Dirjen Otda sebagai keynote speaker pada
acara KRP III;
• Bahwa Surat menkopolhukkam tersebut juga ditembuskan
kepada Kapolda Papua, Gubernur Papua, Pangdam XVII
Cenderawasih;
• Bahwa selanjutnya Pihak Panitia KRP III memberikan
Pemberitahuan kegiatan kepada Kapolda Papua dengan nomor
surat 33-SPK/TKRNRPB/X/2011;
• Bahwa dalam pelaksanakan KRP III Pihak Polda Papua, TNI dan
Petapa melakukan Pengamanan;
Koalisi Masyarakat Sipil Untuk Penegakan Hukum & HAM Di Papua 25
Nota Pembelaan Selpius Bobii, August Makrawen Sananay Kraar, S.IP, Dominikus Sorabut, Edison Kladius Waromi, SH dan Forkorus Yaboisembut, S.Pd
Perkara No.17/Pid.B/2012/PN-JPR
• Bahwa selama KRP III berlangsung aman dan tertib tanpa ada
larangan dari Pemerintah Pusat, daerah maupun pihak
keamanan (Polri dan TNI)
• Bahwa pelaksanakan Kongres dihadiri oleh 12.0000 peserta yang
berasal dari 7 wilayah adat yaitu : Mamta, Saireri, Domberai,
Bomberai, Anim Ha,Lapago, Me pago;
• Bahwa KRP III juga menghadirkan Peninjau dan Pengamat;
• Bahwa pelaksanakan KRP III yang berlangsung di Lapangan
Zakeus Padang Bulan Abepura mengagendakan pembahasan
Komisi-komisi yang terdiri dari : Komisi Hukum, Komisi Politik,
Komisi Keuangan dan Komisis Khusus ;
• Bahwa hasil dari pembahasan Komisi-komisi tersebut
disampaikan dalam bentuk siaran pers setiap selesai kegiatan
KRP III;
• Bahwa salah satu hasil dari pembahasan di Komisi-komisi
tersebut adalah mengangkat Sdr. Forkurus Yaboisembut, S.Pd
sebagai Presiden dan Sdr. Edison Kladius Waromi, S.H sebagai
Perdana Menteri Negara Federal Papua Barat;
• Bahwa pada tanggal 19 Oktober 2011 telah dihasilkan Deklarasi
Pemulihan Papua barat di negeri Papua barat;
• Bahwa Deklarasi tersebut dibacakan oleh Forkorus Yaboisembut,
S.Pd;
• Bahwa setelah Pembacaan Deklarasi Pemulihan selesai kegiatan
KRP III kemudian ditutup dengan ibadah kemudian dilanjutkan
dengan jumpa pers;
• Bahwa setelah Jumpa pers beberapa jam kemudian aparat
keamanan yang terdiri dari Polri dan TNI melakukan
penyerangan dan penangkapan di tempat pelaksanaan KRP III
selanjutnya para terdakwa dan massa dibawa ke Mapolda Papua;
• Bahwa ketika penangkapan terjadi disertai dengan tindakan
kekerasan baik kepada peserta maupun para terdakwa dan pasca
penyerangan terdapat 3 (tiga) korban yang meninggal dunia;
Maka UNSUR MAKAR yang didakwakan kepada Para
Terdakwa tidak terpenuhi dan karenanya tidak terbukti secara
sah dan meyakinkan menurut hukum.
Ad.3. Unsur dengan maksud/niat hendak;
Bahwa perkataan “dengan maksud” adalah terjemahan dari
perkataan “met het oogmerk”, sehingga opzet di dalam kejahatan
(pasal 106 KUHP) INI HARUSLAH DITAFSIRKAN dalam arti sempit
atau semata-mata sebagai “Opzet als oorgmerk”. Bahwa yang
dimaksud dengan unsur “DENGAN MAKSUD” oleh pembuat
Undang-undang sebagaimana yang dijelaskan dalam Memori van
toelicting adalah sebagai indikator apakah dalam suatu tindakan
tersebut ada unsur kesengajaan atau opset. Bahwa menurut memori
Koalisi Masyarakat Sipil Untuk Penegakan Hukum & HAM Di Papua 26
Nota Pembelaan Selpius Bobii, August Makrawen Sananay Kraar, S.IP, Dominikus Sorabut, Edison Kladius Waromi, SH dan Forkorus Yaboisembut, S.Pd
Perkara No.17/Pid.B/2012/PN-JPR
van toelicting unsur kesengajaan terbukti apabila dikehendaki dan
mengerti akibat dari perbuatannya in casu kehendak dan mengerti
akibat perbuatan dimaksud harus bersesuaian dengan unsur-unsur
pasal yang lain seperti pasal makar dan unsur memisahkan diri
sebagian atau seluruhnya hal yang tidak bersesuaian dengan unsur
pasal lain tersebut maka tidak dapat dikatakan sebagai unsur dengan
maksud.
• Bahwa sesuai fakta yang terungkap dalam persidangan melalui
keterangan para saksi maupun para terdakwa bahwa sebelum
dilaksanakan telah ada pemberitahuan ke Polda Papua dan diterima
di bagian Intel. Bahwa unsur keamanan dalam hal ini pihak
kepolisian mengetahui dan memahami sepenuhnya kegiatan
tersebut.
• Bahwa sesuai fakta yang terungkap dalam persidangan melalui
keterangan para saksi maupun Terdakwa bahwa pelaksanaan KRP
III akan dibuka oleh Dirjen Otda Kemdagri sekaligus sebagai
keynote speaker (Narasumber Utama).
• Bahwa dari pelaksanaan KRP III berjalan tertib sampai penutupan
baru kemudian dilakukan penyerangan oleh aparat.
• Bahwa selama pelaksanaan Kongres Rakyat Papua III pada tanggal
17 s/d 19 Oktober 2011, tidak ada kekerasan terhadap aparat
keamanan (TNI/POLRI);
• Bahwa satu buah spanduk yang bertuliskan : Thema : mari kita
menegakkan hak-hak orang asli Papua dimasa kini dan masa depan; Sub
thema: Membangun pemahaman secara jujur, adil dan menyeluruh demi
menegakkan hak-hak dasar orang asli Papua, termasuk hak politik dimasa
depan yang lebih baik, maju, adil, demokratis, aman , damai sejahtera, dan
bermartabat .
• Bukti Surat dari Penasehat Hukum adalah Surat Nomor :.
B.960/Ses/Polhukam/10/2011 perihal Penugasan Dirjen Otda
Kemdagri untuk membuka dan menjadi Keynote Speaker pada KRP
–III di Auditarium Uncen Jayapura.
Dari uraian kami tersebut diatas maka UNSUR DENGAN
MAKSUD/NIAT HENDAK yang didakwakan dan dituntut pada
Para Terdakwa tidak terpenuhi dan karenanya tidak terbukti
secara sah dan meyakinkan menurut hukum.
Ad.4.Unsur Supaya seluruh atau sebagian Wilayah Negara jatuh
ketangan musuh atau memisahkan sebagian wilayah Negara
Pengertian “supaya seluruh atau sebagian wilayah negara jatuh ke
tangan musuh atau memisahkan sebagian dari wilayah negara”,
menurut R. Soesilo, “merupakan perbuatan kekerasan fisik yang
bersifat menyerang yang menyebabkan terpisahnya negara atau
yang dapat menyebabkan terpisahnya negara”.
Koalisi Masyarakat Sipil Untuk Penegakan Hukum & HAM Di Papua 27
Nota Pembelaan Selpius Bobii, August Makrawen Sananay Kraar, S.IP, Dominikus Sorabut, Edison Kladius Waromi, SH dan Forkorus Yaboisembut, S.Pd
Perkara No.17/Pid.B/2012/PN-JPR
Bahwa maksud unsur ini adalah adanya tindakan Para Terdakwa
1.Selpius Bobii, 2.August Makbrawen Sananay Kraar, S.IP,
3.Dominikus Sorabut, 4. Edison Kladius Waromi, SH dan 5. Forkorus
Yaboisembut, S.Pd. untuk memisahkan sebagian wilayah Negara atau
seluruhnya jatuh ketangan musuh atau kekuasaan asing atau dengan
maksud untuk memisahkan sebagian wilayah Negara dari yang lain.
Bahwa sesuai dengan fakta yang terungkap dalam persidangan
melalui keterangan para saksi maupun dari keterangan Terdakwa
diperoleh fakta-fakta persidangan sebagai berikut:
• Bahwa KRP III adalah bagian dari proses demokrasi di Indonesia.
• Bahwa KRP III telah ada ijin dari Sesmenkopolhukam
• Bahwa kegiatan KRP III ada pemberitahuan ke Polda Papua, hal ini
dibuktikan dengan adanya pengamanan yang dilakukan oleh
aparat keamanan gabungan TNI/POLRI.
• Bahwa dari tanggal 16 s/d 19 Oktober 2011, telah dilaksanakan
Kongres Rakyat Papua III yang menghasilkan Deklarasi Pemulihan
Bangsa Papua di Negeri Papua Barat;
Dengan demikian unsur “supaya seluruh atau sebagian wilayah
negara jatuh ke tangan musuh atau memisahkan sebagian dari
wilayah negara” yang didakwakan dan dituntut kepada Para
Terdakwa tidak terpenuhi dan karenanya Para Terdakwa tidak
terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum.
Ad.5.Unsur mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan dan
turut serta melakukan perbuatan
Bahwa bunyi pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP adalah sebagai berikut: “Dipidana sebagai pembuat, suatu perbuatan pidana mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan dan turut serta melakukan” Bahwa 6 (enam) saksi dari 8 (delapan) saksi yang dihadirkan oleh Sdr.
Jaksa Penuntut Umum, masing-masing atas nama Lambertus
Limbong Sattu, Ahmed Mahu, Syafrudin Mahmud, Jetny Leonard
Sohilait, Suardi Madjid, Andi Goni menerangkan bahwa mereka
melakukan pengamanan pada KRP III dengan jarak kurang lebih
sekitar 50 sampai dengan 150 meter dengan terhalang oleh Tembok
setinggi kurang lebih 2-3 meter. Bahwa para saksi tidak mengenal
para terdakwa secara keseluruhan namun hanya mengenal Terdakwa
Forkorus Yaboisembut, S.Pd dari media (Koran). Bahwa para saksi
tidak mengetahui peran masing-masing Terdakwa pada KRP III.
Bahwa para saksi ketika diperiksa di Polda Papua barulah diputarkan
rekaman video pelaksanaan KRP III. Bahwa para saksi tidak
mengetahui siapa yang membuat deklarasi pemulihan tersebut.
Bahwa Para Terdakwa setelah selesai melakukan Kongres Rakyat
Papua III/Kongres telah ditutup, 2 (dua) Jam kemudian barulah
aparat kepolisian melakukan penyerangan.
Koalisi Masyarakat Sipil Untuk Penegakan Hukum & HAM Di Papua 28
Nota Pembelaan Selpius Bobii, August Makrawen Sananay Kraar, S.IP, Dominikus Sorabut, Edison Kladius Waromi, SH dan Forkorus Yaboisembut, S.Pd
Perkara No.17/Pid.B/2012/PN-JPR
Dengan demikian Unsur mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan dan turut serta melakukan perbuatan, yang didakwakan dan dituntut kepada Para Terdakwa tidak terpenuhi dan karenanya Para Terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum.
Ad.6.Unsur mencoba melakukan
Bahwa unsur-unsur dimaksud dalam pasal 53 ayat (1) berbunyi :
“mencoba melakukan kejahatan di pidana, jika telah ternyata dari
adanya permulaan pelaksanaan, dan tidak selesainya pelaksanaan
itu, bukan semata-mata disebabkan karena kehendaknya”;
Bahwa 6 (enam) saksi dari 8 (delapan) saksi yang dihadirkan oleh Sdr.
Jaksa Penuntut Umum, masing-masing atas nama Lambertus Limbong
sattu, Amet Mahu, Syafrudin Mahmud, Jetny Leonard Sohilait,
Suardi Madjid, Andi Goni, menerangkan bahwa mereka melakukan
pengamanan pada KRP III dengan jarak kurang lebih sekitar 50
sampai dengan 150 meter dengan terhalang oleh Tembok setinggi
kurang lebih 2-3 meter. Bahwa para saksi tidak mengenal para
terdakwa secara keseluruhan namun hanya mengenal Terdakwa
Forkorus Yaboisembut, S.Pd dari media (Koran). Bahwa para saksi
tidak mengetahui peran masing-masing Terdakwa pada KRP III.
Bahwa para saksi ketika diperiksa di Polda Papua barulah diputarkan
rekaman video pelaksanaan KRP III. Bahwa para saksi tidak
mengetahui siapa yang membuat deklarasi pemulihan tersebut, saksi
tidak mengetahui isi deklarasi Bahwa Para Terdakwa setelah selesai
melakukan Kongres Rakyat Papua III/Kongres telah ditutup (Jeda
waktu 2 Jam) barulah aparat kepolisian melakukan penyerangan.
Sesuai fakta persidangan tidak ada saksi yang mengetahui dengan jelas
Para Terdakwa mecoba melakukan tindak pidana makar sehubungan
dengan KRP III, tidak ada persesuaian antara saksi dengan alat bukti
lainnya (keterangan terdakwa, bukti surat serta barang bukti).
Dengan demikian Unsur mencoba melakukan, yang didakwakan dan
dituntut kepada Para Terdakwa tidak terpenuhi dan karenanya Para
Terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum.
Bahwa jika konstruksi hukum sebagaimana dimaksud dalam unsur-unsur
pasal dakwaan Mencoba melakukan, Menyuruh melakukan atau Turut
serta Melakukan Makar Dengan Maksud Supaya Seluruh atau Sebagian
Wilayah Negara Jatuh Ketangan Musuh atau Memisahkan Sebagian Dari
Wilayah Negara sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Surat
Dakwaan tunggal Sdr. JPU, dimana Para Terdakwa dituntut telah
melanggar Pasal 106 KUHP jo Pasal 55 Ayat (1) ke- (1) KUHP jo Pasal 53
(1) KUHP, sebagaimana yang telah diuraikan diatas dikaitkan fakta-fakta
yang terungkap dipersidangan sebagaimana juga telah diuraikan diatas
maka dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur pasal tersebut tidak terbukti
Koalisi Masyarakat Sipil Untuk Penegakan Hukum & HAM Di Papua 29
Nota Pembelaan Selpius Bobii, August Makrawen Sananay Kraar, S.IP, Dominikus Sorabut, Edison Kladius Waromi, SH dan Forkorus Yaboisembut, S.Pd
Perkara No.17/Pid.B/2012/PN-JPR
secara sah dan meyakinkan sehingga konsekwensi yuridisnya Para
Terdakwa harus dibebaskan dari segala dakwaan dan Tuntutan Pidana.
Bahwa pengadilan yang dilakukan terhadap Terdakwa 1.Selpius Bobii,
2.August Makbrawen Sananay Kraar, S.IP, 3. Dominikus Sorabut, 4. Edison
Kladius Waromi, SH dan 5. Forkorus Yaboisembut, S.Pd. adalah untuk
melihat tindak pidana yang didakwakan dalam konteks untuk meminta
pertanggung jawaban terhadap delik yang dilakukan, tetapi yang terjadi
adalah kita mengadili suatu pemikiran tentang Pelaksanaan KRP III, tidak
lebih dari “Mengadili suatu proses demokrasi”, padahal orang yang
terbukti bersalah dihukum karena perbuatannya bukan karena
pemikirannya. Bahwa Dakwaan dan Tuntutan pidana terhadap Para
terdakwa 1.Selpius Bobii, 2.August Makbrawen Sananay Kraar, S.IP,
3.Dominikus Sorabut, 4.Edison Kladius Waromi, SH dan 5.Forkorus
Yaboisembut, S.Pd. menunjukkan kepada kita bahwa didalam Negara
demokrasi ini “kita belum siap berbeda pendapat” tentang wacana Papua
kemarin, hari ini dan esok, padahal wacana dalam pemikiran tentang ini
telah banyak ditulis secara ilmiah, dan ini sah-sah saja. Menjadi preseden
buruk ketika orang menyuarakan aspirasi ini kemudian diperhadapkan
dengan proses pidana.
Dengan tidak terbuktinya salah satu unsur dari dakwaan saja, maka
dianggap secara hukum tindak pidana yang didakwakan tidak terbukti
secara sah dan meyakinkan.
V. KESIMPULAN DAN PERMOHONAN
Sebagai upaya untuk memahami peran peradilan dalam konteks benteng
terakhir permasalahan hukum di Indonesia, perlu kita cermati bagaimana
sistem hukum yang ada serta undang-undang yang berlaku yang menjadi
dasar bekerjanya lembaga peradilan. Apakah suatu proses peradilan itu
telah berjalan secara adil atau tidak, tidaklah terlalu mudah diperoleh
jawabannya, apalagi jika hanya dilihat dalam kerangka sempit
prosedural. Karena hal tersebut mengundang dua sumber masalah
sekaligus, yaitu masalah yang bersifat politis dan tehnis prosedural.
Dalam sisi politis, sistem hukum yang menaungi kehidupan lembaga
peradilan masih menjadi pertanyaan, mungkinkah lembaga peradilan
dapat berjalan secara adil dan tidak memihak (fair), utamanya kasus-kasus
yang berdimensi politis.
Dalam teknis prosedural, apakah suatu proses pemeriksaan perkara
didepan pengadilan telah berjalan sesuai dengan ketentuan hukum yang
berlaku dalam menempatkan Para Terdakwa sebagai subyek hukum yang
mempunyai hak-hak dasar yang dilindungi sebelum adanya putusan yang
berkekuatan hukum tetap dan pasti (inkracht van gewijsde).
Dalam era reformasi ini, persoalan-persoalan pidana dan atau tindak
pidana diharapkan benar-benar diletakkan dalam kerangka hukum,
artinya kesalahan Terdakwa tidak ditentukan oleh Mejelis Hakim
sebagai perpanjangan kepentingan penguasa, Majelis Hakim tidak lagi
digunakan sebagai instrumen penyampaian pesan-pesan politik dari
Koalisi Masyarakat Sipil Untuk Penegakan Hukum & HAM Di Papua 30
Nota Pembelaan Selpius Bobii, August Makrawen Sananay Kraar, S.IP, Dominikus Sorabut, Edison Kladius Waromi, SH dan Forkorus Yaboisembut, S.Pd
Perkara No.17/Pid.B/2012/PN-JPR
sebagian warga Negara yang memegang tampuk kekuasaan.
Kemandirian Majelis Hakim untuk menolak segala bentuk intervensi
dari pemerintah dan atau sebagian warga, keberanian hakim untuk
bertindak secara objektif dan keberanian mengambil keputusan sesuai
sistem peradilan yang dapat dipertanggung jawabkan, sangat diidamkan
oleh pencari keadilan dalam rangka mewujudkan supremasi hukum.
Berdasarkan keseluruhan uraian diatas, maka kami Tim Penasehat Hukum
Terdakwa 1.Selpius Bobii, 2.August Makbrawen Sananay Kraar, S.IP,
3.Dominikus Sorabut, 4.Edison Kladius Waromi, SH dan 5.Forkorus
Yaboisembut, S.Pd, berkesimpulan:
Dalam perkara incasu Para Terdakwa berdasarkan Surat Tuntutan Jaksa
Penuntut Umum yang dibacakan pada hari Selasa 06 Maret 2012, fakta
persidangan telah membuktikan secara sah dan meyakinkan bahwa
perbuatan Terdakwa tidak terkualifikasi dalam unsur-unsur yang
dimaksud dalam dakwaan tindak pidana Mencoba melakukan, Menyuruh
melakukan atau Turut serta Melakukan Makar Dengan Maksud Supaya
Seluruh atau Sebagian Wilayah Negara Jatuh Ketangan Musuh atau
Memisahkan Sebagian Dari Wilayah Negara sebagaimana diatur dan
diancam pidana dalam Surat Dakwaan tunggal Sdr. Penuntut Umum, para
terdakwa melanggar Pasal 106 KUHP jo Pasal 55 Ayat (1) ke- (1) KUHP jo
Pasal 53 (1) KUHP.
Oleh karenanya kami memohon kepada Majelis Hakim yang terhormat
untuk dapat memutuskan, menyatakan : “MEMBEBASKAN
TERDAKWA 1.SELPIUS BOBII, 2.AUGUST MAKBRAWEN SANANAY
KRAAR, S.IP, 3.DOMINIKUS SORABUT, 4.EDISON KLADIUS
WAROMI, SH dan 5. FORKORUS YABOISEMBUT, S.Pd SERTA
MEREHABILITASI NAMA BAIK PARA TERDAKWA;
VI. PENUTUP
Akhirnya kami serahkan sepenuhnya atas diri Terdakwa 1. Selpius Bobii,
2.August Makbrawen Sananay Kraar, S.IP, 3.Dominikus Sorabut,4. Edison
Kladius Waromi, SH dan 5.Forkorus Yaboisembut, S.Pd. kepada Majelis
Hakim yang kami hormati, karena fungsi kami hanyalah membantu
persidangan yang terhormat ini mengungkapkan dan menggali fakta-fakta
yang sebenarnya. Kami beharap dari putusan Majelis Hakim ini dapat
menunjukan kepada Rakyat Papua makna keadilan; dan biarkanlah
keadilan itu menang.
Semoga Tuhan Yang Maha Adil senantiasa memberi petunjuk dan
keteguhan iman kepada Majelis Hakim dalam memutus perkara ini.
Koalisi Masyarakat Sipil Untuk Penegakan Hukum & HAM Di Papua 31
Nota Pembelaan Selpius Bobii, August Makrawen Sananay Kraar, S.IP, Dominikus Sorabut, Edison Kladius Waromi, SH dan Forkorus Yaboisembut, S.Pd
Perkara No.17/Pid.B/2012/PN-JPR