Nota Keuangan dan RAPBN 2011 (BAB I)

13
Bab I Pendahuluan I-1 Nota Keuangan dan RAPBN 2011 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun Anggaran 2011 memiliki makna yang sangat strategis dalam pencapaian sasaran-sasaran pembangunan sesuai dengan visi, misi dan platform Presiden, sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010—2014 dari Pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) Kedua. Di samping karena RAPBN Tahun Anggaran 2011 merupakan RAPBN yang disusun sepenuhnya berdasarkan RPJMN 2010-2014 dari KIB Kedua, juga karena untuk pertama kalinya proses dan mekanisme penyiapan, penyusunan, dan pembahasan RAPBN Tahun Anggaran 2011, dilaksanakan berdasarkan Undang-Undang No. 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD. RAPBN Tahun Anggaran 2011 juga lebih bermakna, karena menandai pelaksanaan reformasi gelombang kedua, yang dimulai seiring dengan awal masa bakti KIB Kedua. Reformasi gelombang pertama sejak tahun 1998/1999 telah berlalu dengan selamat. Berbagai perubahan besar dan mendasar telah berhasil dilakukan dalam berbagai sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Era reformasi, telah melahirkan kehidupan berbangsa yang makin demokratis, ditandai antara lain dengan parlemen yang lebih kuat dan peradilan yang lebih mandiri. Reformasi yang menerapkan kaidah kekuasaan Presiden “tidak tak terbatas” telah menjadi makin nyata. Reformasi yang mampu mewujudkan mekanisme checks and balances yang seimbang dalam penyelenggaraan negara telah semakin terwujud. Hubungan pusat dan daerah yang semula sangat sentralistis, telah berubah menjadi desentralistis. Reformasi, juga telah mengubah hubungan antara negara dan rakyat. Rakyat bukan lagi sekedar obyek pembangunan, tetapi pemilik kedaulatan. Penghargaan terhadap hak asasi manusia, kesetaraan gender, kebebasan pers, kebebasan berserikat dan berkumpul, serta kebebasan menjalankan agama, dijamin oleh negara secara lebih terbuka. Dalam kurun waktu lebih dari sepuluh tahun terakhir ini pula, bangsa Indonesia telah melakukan perubahan mendasar pada tata kelola pemerintahan. Reformasi birokrasi yang dilandasi oleh prinsip-prinsip good and clean governance untuk melahirkan aparatur pemerintahan yang bersih, transparan, dan akuntabel, terus bergulir. Demikian pula, reformasi untuk memberantas tindak pidana korupsi, reformasi untuk menegakkan hukum dan keadilan, reformasi untuk meningkatkan profesionalisme TNI dan Polri, reformasi tata kelola aset dan keuangan negara, serta reformasi untuk mewujudkan program pro rakyat dan pelayanan publik yang prima, akan terus berlanjut. Reformasi gelombang pertama, utamanya dalam lima tahun terakhir, telah ikut memajukan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pada ranah ekonomi, Indonesia tampil sebagai salah satu kekuatan ekonomi terkemuka di dunia. Jika sebelas tahun lalu, bangsa Indonesia terpuruk diterpa krisis ekonomi, tetapi kali ini Indonesia sanggup bertahan, bahkan ikut memberikan alternatif solusi bagi berbagai krisis ekonomi dunia.

description

 

Transcript of Nota Keuangan dan RAPBN 2011 (BAB I)

Page 1: Nota Keuangan dan RAPBN 2011 (BAB I)

Bab IPendahuluan

I-1Nota Keuangan dan RAPBN 2011

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Umum

Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun Anggaran 2011memiliki makna yang sangat strategis dalam pencapaian sasaran-sasaran pembangunansesuai dengan visi, misi dan platform Presiden, sebagaimana tertuang dalam RencanaPembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010—2014 dari PemerintahanKabinet Indonesia Bersatu (KIB) Kedua. Di samping karena RAPBN Tahun Anggaran 2011merupakan RAPBN yang disusun sepenuhnya berdasarkan RPJMN 2010-2014 dari KIBKedua, juga karena untuk pertama kalinya proses dan mekanisme penyiapan, penyusunan,dan pembahasan RAPBN Tahun Anggaran 2011, dilaksanakan berdasarkan Undang-UndangNo. 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD.

RAPBN Tahun Anggaran 2011 juga lebih bermakna, karena menandai pelaksanaan reformasigelombang kedua, yang dimulai seiring dengan awal masa bakti KIB Kedua. Reformasigelombang pertama sejak tahun 1998/1999 telah berlalu dengan selamat. Berbagai perubahanbesar dan mendasar telah berhasil dilakukan dalam berbagai sendi kehidupan berbangsadan bernegara. Era reformasi, telah melahirkan kehidupan berbangsa yang makindemokratis, ditandai antara lain dengan parlemen yang lebih kuat dan peradilan yang lebihmandiri. Reformasi yang menerapkan kaidah kekuasaan Presiden “tidak tak terbatas” telahmenjadi makin nyata. Reformasi yang mampu mewujudkan mekanisme checks and balancesyang seimbang dalam penyelenggaraan negara telah semakin terwujud. Hubungan pusatdan daerah yang semula sangat sentralistis, telah berubah menjadi desentralistis. Reformasi,juga telah mengubah hubungan antara negara dan rakyat. Rakyat bukan lagi sekedar obyekpembangunan, tetapi pemilik kedaulatan. Penghargaan terhadap hak asasi manusia,kesetaraan gender, kebebasan pers, kebebasan berserikat dan berkumpul, serta kebebasanmenjalankan agama, dijamin oleh negara secara lebih terbuka.

Dalam kurun waktu lebih dari sepuluh tahun terakhir ini pula, bangsa Indonesia telahmelakukan perubahan mendasar pada tata kelola pemerintahan. Reformasi birokrasi yangdilandasi oleh prinsip-prinsip good and clean governance untuk melahirkan aparaturpemerintahan yang bersih, transparan, dan akuntabel, terus bergulir. Demikian pula,reformasi untuk memberantas tindak pidana korupsi, reformasi untuk menegakkan hukumdan keadilan, reformasi untuk meningkatkan profesionalisme TNI dan Polri, reformasitata kelola aset dan keuangan negara, serta reformasi untuk mewujudkan program prorakyat dan pelayanan publik yang prima, akan terus berlanjut.

Reformasi gelombang pertama, utamanya dalam lima tahun terakhir, telah ikut memajukanekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pada ranah ekonomi, Indonesia tampilsebagai salah satu kekuatan ekonomi terkemuka di dunia. Jika sebelas tahun lalu, bangsaIndonesia terpuruk diterpa krisis ekonomi, tetapi kali ini Indonesia sanggup bertahan, bahkanikut memberikan alternatif solusi bagi berbagai krisis ekonomi dunia.

Page 2: Nota Keuangan dan RAPBN 2011 (BAB I)

Bab I

I-2 Nota Keuangan dan RAPBN 2011

Pendahuluan

Setelah menjalani satu era yang paling transformasional dalam sejarah modern semenjakbergulirnya reformasi, bangsa Indonesia telah berhasil membuktikan mampu bangkit darikondisi yang terpuruk akibat krisis ekonomi dan moneter, menjadi bangsa yang dinamisdan penuh harapan. Sekalipun reformasi yang digulirkan di segala bidang telah membawabanyak perubahan besar dan mendasar, namun bangsa Indonesia tidak sekali-kalimeninggalkan jati-dirinya yang tetap berpegang teguh pada nilai-nilai Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka TunggalIka.

Kebangkitan ekonomi, dan berbagai perubahan mendasar sebagai buah reformasi di atasmerupakan modal dasar yang sangat berharga dalam menghadapi masa depan Indonesiayang lebih baik, makin cerah, dan bertambah dinamis pada era reformasi gelombang kedua.Rasa optimisme bangsa Indonesia yang mampu melewati dan menyelesaikan berbagaipermasalahan, kendala, dan tantangan yang dihadapi, serta mengubahnya menjadi peluangdan kesempatan untuk bertahan itu, harus terus ditanamkan dan ditumbuhkembangkanpada segenap komponen bangsa.

Sebagai bagian dari masyarakat dunia, suka ataupun tidak, mau tidak mau, kehidupanbangsa Indonesia dipengaruhi oleh dinamika perkembangan global. Begitu pula, dalam eraglobalisasi yang tengah berlangsung saat ini, perekonomian setiap negara saling berhubungandan saling mempengaruhi satu sama lain, baik secara langsung maupun tidak langsung,baik bernilai positif maupun negatif. Karena itu, penyusunan RAPBN 2011 ini juga tidakterlepas dari pengaruh kondisi perekonomian dunia terkini, dan prospeknya ke depan. Saatini, perekonomian dunia sedang dalam proses pemulihan setelah mengalami krisis ekonomidan keuangan yang sangat berat pada tahun 2008. Tanda-tanda ke arah perbaikanperekonomian dunia itu terlihat semakin nyata dan jauh lebih optimis. PerekonomianAmerika Serikat (AS), Jepang, China, dan India mulai menunjukkan sinyal pemulihan dankinerja yang semakin membaik.

Di tengah-tengah situasi dan kondisi ekonomi global yang mulai membaik sejalan denganproses pemulihan ekonomi yang semakin menguat, terdapat kekhawatiran akan terjadinyakrisis keuangan di Eropa. Dunia masih mencemaskan krisis utang dan keuangan Yunani,dan mewaspadai kemungkinan imbas krisis utang dan keuangan di Yunani tersebut dapatmenurunkan kepercayaan pasar dan stabilitas keuangan di kawasan Eropa. Namun, berkatlangkah-langkah Uni Eropa yang mengeluarkan paket penyelamatan atas krisis yang terjadidi kawasan tersebut, kinerja ekonomi di kawasan Eropa berangsur-angsur kembali membaik.Hal ini tercermin antara lain pada perbaikan kinerja ekonomi Eropa, baik sektor manufakturmaupun jasa yang sudah berada pada fase ekspansi, sejalan dengan kinerja ekspor yangtelah memasuki pertumbuhan positif.

Perekonomian dunia yang pada pertengahan tahun 2009 yang lalu, telah memberikangambaran positif, dengan terjadinya pembalikan arah dari krisis global, masih terus berlanjuthingga triwulan I tahun 2010. Sejalan dengan itu, dalam World Economic Outlook, bulanJuli 2010, proyeksi pertumbuhan ekonomi dan volume perdagangan global tahun 2010direvisi ke tingkat yang lebih optimis. Pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2009 yang sempatmengalami kontraksi hingga 0,6 persen, pada tahun 2010 diperkirakan akan kembalimenguat menjadi 4,6 persen. Penguatan laju pertumbuhan ekonomi global tersebut

Page 3: Nota Keuangan dan RAPBN 2011 (BAB I)

Bab IPendahuluan

I-3Nota Keuangan dan RAPBN 2011

terutama dimotori oleh pulihnya kondisi perekonomian negara-negara berkembang.Ekonomi China, sebagai motor penggerak proses pemulihan dari krisis, diperkirakan tumbuhmencapai 10,5 persen, sementara perekonomian Indonesia diperkirakan masih akan tumbuhcukup kuat.

Sejalan dengan perkembangan positif ekonomi global, kinerja perekonomian domestik jugaterus menunjukkan perbaikan yang cukup signifikan. Stabilitas ekonomi relatif terjagadengan kecenderungan semakin menguat. Selama Januari-Juli tahun 2010, rata-rata nilaitukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menguat 16,2 persen ke level Rp9.172/USD.Selanjutnya, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat hingga akhirtahun diperkirakan tetap stabil, sehingga secara rata-rata di sepanjang tahun 2010 akanberada pada kisaran Rp9.200/USD.

Penguatan rupiah membawa dampak positif kepada pengendalian inflasi. Laju inflasisepanjang Januari-Juli tahun 2010 masih relatif terkendali pada tingkat 6,22 persen(y-o-y) atau 4,02 persen (y-t-d). Tekanan inflasi diperkirakan akan terjadi pada semester IItahun 2010 seiring dengan kenaikan TDL, tahun ajaran baru, serta hari raya keagamaan(puasa, lebaran, natal dan tahun baru). Namun, dengan koordinasi antara Pemerintah danBank Indonesia yang semakin baik, laju inflasi sampai akhir tahun 2010 diharapkan masihdalam sasaran. Sejalan dengan terjaganya laju inflasi, rata-rata suku bunga SBI 3 bulanjuga cenderung terus menurun. Sepanjang Januari-Juli tahun 2010, rata-rata suku bungaSBI 3 bulan berada pada tingkat 6,58 persen, atau jauh lebih rendah bila dibandingkandengan realisasinya pada periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 8,29 persen.

Di sisi eksternal, kinerja ekspor dan impor dalam kuartal I tahun 2010 mengalamipeningkatan cukup signifikan dari periode yang sama tahun sebelumnya, masing-masingsebesar 41,8 persen dan 52,4 persen. Hal ini terutama didukung oleh penguatan kinerjasektor komoditas manufaktur, seperti industri tekstil, pakaian, alat angkut, dan kimia yangsemakin membaik, sejalan dengan pulihnya kondisi ekonomi global. Sejalan denganpenguatan kinerja ekspor-impor tersebut, neraca pembayaran pada semester I tahun 2010diperkirakan mengalami surplus sebesar USD10,9 miliar, dan cadangan devisa menguathingga mencapai posisi USD78,8 miliar di akhir Juli 2010.

Seiring dengan makin kuatnya fundamental ekonomi domestik, yang didukung olehmembaiknya faktor eksternal, pertumbuhan ekonomi dalam semester I tahun 2010 mencapai5,9 persen, lebih tinggi bila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi semester I tahun2009 yang sebesar 4,3 persen. Sumber-sumber pertumbuhan PDB pada semester I tahun2010 berasal dari konsumsi rumah tangga sebesar 4,5 persen, pembentukan modal tetapbruto sebesar 7,9 persen, serta ekspor dan impor yang masing-masing tumbuh sebesar 17,2persen dan 20,1 persen. Sementara itu, dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan ekonomidalam semester I tahun 2010 didominasi oleh sektor pengangkutan dan komunikasi yangtumbuh sebesar 12,4 persen; sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 9,5 persen; dansektor kontruksi sebesar 7,1 persen.

Perkembangan positif kinerja ekonomi global maupun domestik sebagaimana diuraikandiatas, perlu dijadikan momentum untuk melangkah lebih optimis lagi di tahun 2011.Pertumbuhan ekonomi tahun 2011 diharapkan mampu berakselerasi pada tingkat yang

Page 4: Nota Keuangan dan RAPBN 2011 (BAB I)

Bab I

I-4 Nota Keuangan dan RAPBN 2011

Pendahuluan

lebih tinggi dari pencapaian selama ini. Selain itu, pertumbuhan ekonomi tahun 2011 jugadiharapkan akan lebih berkualitas, dalam arti: (a) mampu membuka lapangan kerja sehinggabisa menurunkan angka pengangguran dan kemiskinan; (b) bersifat inklusif dan berdimensipemerataan; serta (c) strukturnya ditopang secara proporsional oleh berbagai sektorpendukungnya.

Kondisi politik, sosial, ekonomi, serta pertahanan dan keamanan tahun 2010, dan prospeknyadi tahun 2011 sebagaimana diuraikan di atas, menjadi pertimbangan utama dalampenyusunan Rencana Kerja Pemerintah 2011, yang selanjutnya menjadi acuan dalampenyusunan RAPBN 2011, dalam rangka mendukung pencapaian sasaran pembangunanyang ditetapkan dalam RPJMN 2010-2014.

1.2 Prioritas RKP 2011

Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2011 disusun untuk menjawab berbagai permasalahanyang belum dapat diselesaikan di tahun 2010, dan tantangan serta peluang di tahun 2011.Pengalaman dalam lima tahun terakhir menunjukkan bahwa pembangunan ekonomi yangdilakukan di tengah berbagai tantangan eksternal dan konsolidasi internal serta transisidemokrasi, telah memberikan hasil yang cukup menggembirakan. Pertumbuhan ekonomidalam periode 2005–2009 mendekati rata-rata 5,6 persen, diikuti oleh menurunnya rasioutang terhadap PDB dari 47,3 persen pada tahun 2005 menjadi 28,3 persen pada tahun2009. Tingkat pengangguran terbuka juga menurun dari 11,2 persen pada tahun 2005menjadi 7,9 persen di tahun 2010. Demikian pula, tingkat kemiskinan menurun dari 16,0persen (35,1 juta orang) pada tahun 2005 menjadi 13,3 persen (atau 31,0 juta orang) padaMaret 2010.

Meskipun hasilnya belum optimal, namun keberhasilan yang telah diperoleh selama inipatut untuk disyukuri, sekaligus perlu dijaga dan ditingkatkan kualitasnya. Untuk itu,Pemerintah akan terus berupaya untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, menciptakanlapangan kerja, dan memperbaiki kesejahteraan masyarakat. Karena itu, prinsip kehati-hatian dan upaya untuk menjaga stabilitas ekonomi makro, melakukan akselarasipertumbuhan ekonomi dan penanggulangan kemiskinan, serta upaya perluasan lapangankerja, harus mendapatkan prioritas.

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014,telah ditetapkan 3 (tiga) agenda pembangunan nasional, yang merupakan arah kebijakanpembangunan jangka menengah, yaitu: (1) Sasaran pembangunan kesejahteraan,(2) Sasaran pembangunan demokrasi, serta (3) Sasaran penegakan hukum. Ketigaagenda pembangunan tersebut merupakan pilar pokok untuk mencapai tujuanpembangunan nasional sebagaimana tertuang dalam Pembukaan UUD 1945.

Ketiga sasaran strategis pembangunan yang telah ditetapkan dalam RPJMN 2010-2014tersebut, selanjutnya dijabarkan secara rinci dan bertahap ke dalam tema-temapembangunan pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP) setiap tahun. Dalam RKP tahun 2011,sebagai tahun kedua pemerintahan dari Pemerintah KIB Kedua, terdapat 3 tantangan utamayang harus dihadapi. Pertama, menciptakan pekerjaan dan mengurangi kemiskinan. Kedua,

Page 5: Nota Keuangan dan RAPBN 2011 (BAB I)

Bab IPendahuluan

I-5Nota Keuangan dan RAPBN 2011

membangun tata kelola yang baik untuk dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensipengeluaran Pemerintah. Ketiga, meningkatkan sinergi antara pusat dan daerah. Ketigatantangan utama tersebut akan mewarnai pelaksanaan prioritas nasional yang ditetapkandalam RPJMN 2010-2014.

RKP 2011 disusun dengan tujuan untuk lebih memantapkan penataan kembali Indonesiadi segala bidang, dengan menekankan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia,termasuk pengembangan kemampuan ilmu dan teknologi, peningkatan daya saingperekonomian, serta visi-misi, agenda, dan prioritas pembangunan. Berkaitan dengan itu,dalam RKP tahun 2011 ditetapkan tema pembangunan: “Percepatan PertumbuhanEkonomi yang Berkeadilan Didukung oleh Pemantapan Tata Kelola dan SinergiPusat Daerah”.

Selanjutnya, dalam RKP tahun 2011 juga ditetapkan 3 (tiga) prinsip pengarusutamaan sebagailandasan operasional yang harus dipedomani oleh seluruh aparatur negara dalampelaksanaan pembangunan. Ketiga prinsip tersebut adalah: (1) pengarusutamaanpembangunan berkelanjutan; (2) pengarusutamaan tata kelola pemerintahan yang baik;dan (3) pengarusutamaan gender. Sejalan dengan itu, juga ditetapkan sebelas prioritaspembangunan nasional dalam RKP tahun 2011, sebagai berikut.

Pertama, Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola, dengan sasaran: (a) makin mantapnya tatakelola pemerintahan yang lebih baik melalui terobosan kinerja secara terpadu, penuhintegritas, akuntabel, taat kepada hukum yang berwibawa, dan transparan; serta (b) makinmeningkatnya kualitas pelayanan publik yang ditopang oleh struktur Pemerintah di pusatdan di daerah, kapasitas pegawai Pemerintah yang memadai, dan data kependudukan yangbaik.

Kedua, Pendidikan, dengan sasaran: (a) meningkatnya rata-rata lama sekolah pendudukberusia 15 tahun ke atas menjadi 7,75 tahun; (b) menurunnya angka buta aksara pendudukberusia 15 tahun ke atas menjadi 5,17 persen; serta (c) meningkatnya APM SD/SDLB/MI/Paket A menjadi sebesar 95,3 persen, APM SMP/SMPLB/MTs/Paket B menjadi 74,7 persen,APK SMA/SMK/MA/Paket C menjadi 76,0 persen, dan APK PT usia 19-23 tahun menjadi26,1 persen.

Ketiga, Kesehatan dan Kependudukan, dengan sasaran: (a) meningkatnya pelaksanaanupaya kesehatan masyarakat preventif yang terpadu; (b) meningkatnya persentaseketersediaan obat dan vaksin menjadi sebesar 85 persen, persentase penduduk (termasukseluruh penduduk miskin) yang memiliki jaminan kesehatan dari 59 persen menjadi 70,3persen, dan persentase RS yang melayani pasien penduduk miskin peserta programJamkesmas menjadi sebesar 80 persen; serta (c) meningkatnya jumlah puskesmas yangmemberikan pelayanan kesehatan dasar bagi penduduk miskin menjadi sebesar 8.608puskesmas.

Keempat, Penanggulangan Kemiskinan, dengan sasaran tingkat kemiskinan sebesar 11,5-12,5 persen dari jumlah penduduk pada tahun 2011.

Kelima, Ketahanan Pangan, dengan sasaran: (a) terpeliharanya dan meningkatnya tingkatpencapaian swasembada bahan pangan pokok; (b) terbangunnya dan meningkatnya luas

Page 6: Nota Keuangan dan RAPBN 2011 (BAB I)

Bab I

I-6 Nota Keuangan dan RAPBN 2011

Pendahuluan

layanan infrastruktur sumberdaya air dan irigasi; (c) menurunnya jumlah dan persentasependuduk dan daerah yang rentan terhadap rawan pangan; (d) terjaganya stabilitas hargabahan pangan dalam negeri; (e) meningkatnya kualitas pola konsumsi pangan masyarakatdengan skor pola pangan harapan (PPH) menjadi sekitar 88,1; (f) meningkatnya PDB sektorpertanian, perikanan, dan kehutanan dengan pertumbuhan sekitar 3,7 persen; serta(g) tercapainya indeks Nilai Tukar Petani (NTP) di atas 105 dan Nilai Tukar Nelayan menjadi107.

Keenam, Infrastruktur, dengan sasaran: (a) terlaksananya pembangunan Lintas Sumatera,Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Papuasepanjang 3.549 kilometer; (b) meningkatnya keselamatan, keamanan dan kualitaspelayanan transportasi yang memadai dan merata guna mewujudkan sistem logistik nasionalyang menjamin distribusi bahan pokok, bahan strategis dan nonstrategis untuk seluruhmasyarakat; dan (c) terlaksananya penanganan DAS Bengawan Solo secara terpadu.

Ketujuh, Iklim Investasi dan Iklim Usaha, dengan sasaran antara lain: (a) tercapainyapertumbuhan investasi dalam bentuk pembentukan modal tetap bruto (PMTB) pada tahun2011 sebesar 10,9 persen; (b) menurunnya tingkat pengangguran terbuka hingga 7,3 persen;dan (c) terciptanya 2,2-2,5 juta kesempatan kerja baru dan 2,0 juta orang angkatan kerjabaru yang masuk pasar kerja.

Kedelapan, Energi, dengan sasaran antara lain: (a) tercapainya komposisi bauran energiyang sehat dengan menurunnya persentase pemanfaatan energi fosil dan meningkatnyapersentase energi baru terbarukan (EBT); (b) berkembangnya ilmu pengetahuan, teknologidan sumberdaya manusia nasional yang mendukung industri energi dan ketenagalistrikannasional; serta (c) tercapainya produksi gas bumi sebesar 912 (MBOPD) dan produksi gasbumi sebesar 1.593 (MBOPD).

Kesembilan, Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana, dengan sasaran antara lain:(a) berkurangnya lahan kritis melalui rehabilitasi dan reklamasi hutan, meningkatnyapengelolaan kualitas ekosistem lahan gambut, terus ditingkatkannya kualitas kebijakankonservasi dan pengendalian kerusakan hutan dan lahan yang terpadu, terlaksananyaevaluasi pemanfaatan ruang berdasarkan daya dukung dan daya tampung lingkungan yangbersifat lintas K/L, serta terselenggaranya dukungan terhadap penelitian dan pengembanganuntuk penurunan gas rumah kaca dan adaptasi perubahan iklim; (b) terjaganya kelestarianSDA dan LH dan kemampuan SDA dalam mendukung pembangunan berkelanjutan,meningkatnya kapasitas sumber daya manusia pengelola lingkungan, serta tersedianya datadan informasi kualitas SDA dan LH sebagai dasar perencanaan pembangunan; dan(c) terlaksananya penyelamatan dan evakuasi korban bencana yang cepat efektif dan terpadu.

Kesepuluh, Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan Pasca-Konflik, dengan sasaran yangmeliputi: (a) terwujudnya kedaulatan wilayah nasional yang ditandai dengan kejelasan danketegasan batas-batas wilayah negara; (b) berfungsinya Pusat Kegiatan Strategis Nasional(PKSN) sebagai pusat pelayanan kawasan perbatasan; dan (c) meningkatnya kondisiperekonomian kawasan perbatasan, yang ditandai dengan meningkatnya laju pertumbuhanekonomi di 38 kabupaten/kota perbatasan yang diprioritaskan penanganannya, khususnyapada 27 kabupaten perbatasan yang tergolong daerah tertinggal.

Page 7: Nota Keuangan dan RAPBN 2011 (BAB I)

Bab IPendahuluan

I-7Nota Keuangan dan RAPBN 2011

Kesebelas, Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi, dengan sasaran:(a) meningkatnya perhatian dan kesertaan Pemerintah dalam program-program seni budayayang diinisiasi oleh masyarakat dan mendorong berkembangnya apresiasi terhadapkemajemukan budaya; (b) meningkatnya penyediaan sarana yang memadai bagipengembangan, pendalaman dan pergelaran seni budaya di kota besar dan ibu kotakabupaten; dan (c) terlaksananya penetapan dan pembentukan pengelolaan terpadu untukpengelolaan cagar budaya, dan revitalisasi museum dan perpustakaan di seluruh Indonesiasebelum Oktober 2011.

Dengan tema dan prioritas pembangunan nasional tersebut, kebijakan alokasi anggaranbelanja Pemerintah pusat pada tahun 2011 akan diarahkan terutama untuk mendukungkegiatan ekonomi nasional dalam memacu peningkatan kesejahteraan rakyat dengan tetapmelanjutkan tiga sasaran utama, yaitu: (a) meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi yangtinggi dan berkualitas (pro growth); (b) menciptakan dan memperluas lapangan kerja (projob); dan (c) meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui program-program jaring pengamansosial yang berpihak kepada masyarakat miskin (pro poor). Ketiga prioritas pembangunannasional tersebut kemudian dicerminkan di dalam arah dan postur RAPBN 2011.

1.3 Peran Strategis Kebijakan Fiskal

Sebagai salah satu perangkat kebijakan ekonomi makro untuk mencapai sasaranpembangunan, kebijakan fiskal mempunyai tiga fungsi utama, yaitu fungsi alokasi anggaranuntuk tujuan pembangunan, fungsi distribusi pendapatan dan subsidi dalam upayapeningkatan kesejahteraan rakyat, dan fungsi stabilisasi ekonomi makro di dalam upayapeningkatan pertumbuhan ekonomi. Sebagai stabilisator ekonomi, APBN, sebagai instrumenkebijakan fiskal, seharusnya diupayakan dapat berfungsi secara optimal dalam meredamsiklus bisnis atau fluktuasi ekonomi, atau bersifat kontra-siklis (countercyclical). Ini berarti,dalam kondisi perekonomian yang lesu, pengeluaran Pemerintah yang bersifat autonomous,khususnya belanja barang dan jasa serta belanja modal, dapat memberi stimulasi kepadaperekonomian untuk tumbuh lebih tinggi. Sebaliknya, dalam kondisi perekonomian yangtengah memanas akibat terlalu tingginya permintaan agregat, kebijakan fiskal dapatdidayagunakan untuk berperan dalam mendinginkan roda kegiatan ekonomi, denganmenyeimbangkan kondisi permintaan dan penyediaan sumber-sumber perekonomianmelalui dampak kontraksi APBN. Dengan demikian, fungsi strategis APBN, sebagai salahsatu instrumen kebijakan fiskal dalam mempengaruhi perekonomian nasional, dapatdiketahui dari dampak, baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap sektor-sektorlainnya, seperti sektor riil, sektor moneter, dan juga sektor eksternal.

Dampak APBN tahun 2011 terhadap sektor riil dapat dilihat sebagai berikut:

1. Pembentukan modal tetap bruto (PMTB) dalam APBN 2011 mencapai Rp209,0 triliunatau sekitar 3,0 persen terhadap PDB. Sumber utama PMTB sektor Pemerintah dalamtahun 2011 terutama berasal dari belanja modal Pemerintah pusat, yang akandipertahankan sejalan dengan upaya Pemerintah untuk menjaga stimulasi perekonomiansecara terukur, dalam rangka mempertahankan momentum pertumbuhan ekonomi 2011.

Page 8: Nota Keuangan dan RAPBN 2011 (BAB I)

Bab I

I-8 Nota Keuangan dan RAPBN 2011

Pendahuluan

2. Komponen konsumsi Pemerintah dalam APBN 2011 diperkirakan mencapai Rp610,1triliun atau sekitar 8,7 persen terhadap PDB.

3. Transaksi keuangan Pemerintah dalam APBN tahun 2011 secara total diperkirakanberdampak ekspansif sebesar Rp148,5 triliun atau sekitar 2,1 persen terhadap PDB. Halini berarti lebih tinggi apabila dibandingkan dengan APBN-P 2010 sebesar Rp146,9 triliun(2,3 persen terhadap PDB).

Perlu dicatat, seperti juga yang terjadi di negara-negara lain, dewasa ini kebijakan fiskalmasih sangat penting, tetapi peranannya sebagai sumber pertumbuhan (source of growth)cenderung semakin berkurang bila dibandingkan dengan peran sektor swasta yang memangdiharapkan akan semakin meningkat. Dewasa ini dan di masa depan, peran Pemerintahlebih difokuskan sebagai regulator.

Peranan kebijakan fiskal juga diwujudkan dengan menetapkan defisit anggaran dalam tahun2011 pada tingkat 1,7 persen terhadap PDB. Kebijakan pengendalian defisit pada tahun 2011tersebut merupakan salah satu strategi pokok dalam melanjutkan langkah-langkahkonsolidasi fiskal dalam mewujudkan APBN yang sehat dan berkelanjutan. Untuk menutupsasaran defisit dalam tahun 2011, maka akan diupayakan sumber pembiayaan terutamadari dalam negeri, dan menjaga pembiayaan luar negeri secara neto tetap negatif, agarmampu mempertahankan penurunan rasio utang terhadap PDB secara berkesinambungan.

Peran lain yang juga amat penting dari kebijakan fiskal adalah peran redistribusi dan alokasianggaran Pemerintah dalam upaya penanggulangan kemiskinan dan peningkatankesejahteraan rakyat. Dalam konteks ini, kebijakan fiskal dapat dipergunakan untukmempengaruhi sektor-sektor ekonomi atau kegiatan tertentu, untuk menyeimbangkanpertumbuhan pendapatan antarsektor ekonomi, antardaerah, atau antargolonganpendapatan. Peran kebijakan fiskal juga menjadi penting di dalam menanggulangi dampakyang ditimbulkan oleh bencana alam, wabah penyakit, dan konflik sosial.

Di dalam peran strategis kebijakan fiskal, hal lain yang tak boleh dilupakan adalah prosespolitik anggaran yang terdiri dari perencanaan, implementasi dan pertanggungjawabanAPBN. Hal ini menjadi penting mengingat Indonesia adalah negara yang sedang dalamtransisi menuju demokratisasi. Implikasinya APBN sebagai instrumen utama kebijakan fiskaldirencanakan, ditetapkan dan dilaksanakan melalui proses yang transparan dan proseduryang relatif panjang, dan harus melibatkan peran dan persetujuan berbagai pihak. Ini adalahkonsekuensi logis dari peningkatan transparansi, demokratisasi, dan keterlibatan seluruhelemen masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena itu, kuncikeberhasilan kebijakan fiskal akan sangat terletak pada pemahaman bersama akanpentingnya perencanaan yang baik, pelaksanaan yang efektif, dan pertanggungjawabankebijakan fiskal yang akuntabel dari seluruh aparat yang terkait dan masyarakat sebagaipenerima manfaat kebijakan fiskal.

1.4 Dasar Hukum Penyusunan NK dan APBN

Penyusunan Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN) didasarkan pada ketentuanpasal 23 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 sebagaimana telah diubah menjadi pasal 23

Page 9: Nota Keuangan dan RAPBN 2011 (BAB I)

Bab IPendahuluan

I-9Nota Keuangan dan RAPBN 2011

ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) UUD 1945 Amendemen keempat yang berbunyi: “(1) AnggaranPendapatan dan Belanja Negara sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara ditetapkansetiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggungjawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat; (2) Rancangan Undang-UndangAnggaran Pendapatan dan Belanja Negara diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersamaDewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan PerwakilanDaerah; (3) Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui Rancangan AnggaranPendapatan dan Belanja Negara yang diusulkan oleh Presiden, Pemerintah menjalankanAnggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun yang lalu”. Penyusunan AnggaranPendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2011 ini, merupakan perwujudan dari pelaksanaanamanat pasal 23 Undang-Undang Dasar 1945 Amendemen keempat tersebut.

Penyusunan RAPBN 2011 juga mengacu pada ketentuan yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, yaitu berpedoman kepadaRencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2011, Kerangka Ekonomi Makro, dan Pokok-pokokKebijakan Fiskal tahun 2011, sebagaimana telah disepakati dalam pembicaraan pendahuluanantara Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia tanggal 1-15 Juni2010 yang lalu. Di samping itu, proses dan mekanisme penyiapan, penyusunan, danpembahasan RAPBN Tahun Anggaran 2011, juga dilakukan berdasarkan Undang-UndangNo. 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD.

Secara garis besar, siklus dan mekanisme APBN meliputi: (a) tahap penyusunan RAPBNoleh Pemerintah; (b) tahap pembahasan dan penetapan RAPBN dan RUU APBN menjadiAPBN dan UU APBN dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat; (c) tahap pelaksanaanAPBN; (d) tahap pemeriksaan atas pelaksanaan APBN oleh instansi yang berwenang antaralain Badan Pemeriksa Keuangan; dan (e) tahap pertanggungjawaban pelaksanaan APBN.Siklus APBN 2011 akan berakhir pada saat Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP)disahkan oleh DPR pada 6 bulan setelah berakhirnya tahun anggaran.

1.5 Asumsi Dasar Ekonomi Makro 2011

Perhitungan berbagai besaran RAPBN 2011 didasarkan pada asumsi dasar ekonomi makroyang diperkirakan akan terjadi pada tahun tersebut. Asumsi dasar ekonomi makro sebagaibasis perhitungan APBN tahun 2010 dan 2011 dapat dilihat dalam Tabel I.1 berikut:

1. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan sebesar 6,3 persen. Sasaran pertumbuhan ekonomiini diharapkan lebih berkualitas, sejalan dengan faktor eksternal yang pulih lebih cepat,ditandai dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan volume perdagangan global.Sumber pertumbuhan ekonomi diharapkan berasal dari permintaan domestik danmembaiknya sisi penawaran. Selain bersumber dari konsumsi sejalan dengan perbaikankesejahteraan PNS, TNI/Polri, dan pensiunan melalui kenaikan gaji dan pensiun, sertagaji dan pensiun bulan ketigabelas, pertumbuhan ekonomi tahun 2011 juga diharapkandidorong pembangunan pertanian, infrastruktur, dan energi. Dari sisi produksi, sektorindustri manufaktur diharapkan menjadi pendorong utama peningkatan pertumbuhanekonomi, karena sektor industri ini dapat memberikan nilai tambah yang besar. Di luar

Page 10: Nota Keuangan dan RAPBN 2011 (BAB I)

Bab I

I-10 Nota Keuangan dan RAPBN 2011

Pendahuluan

sektor industri manufaktur, sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, danperikanan masih menjadi andalan dalam mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi.

2. Laju inflasi diharapkan dapat dikendalikan pada level sekitar 5,3 persen. Perkiraan inflasiini didasarkan pada pertimbangan, bahwa peningkatan kegiatan ekonomi diperkirakandapat terus diimbangi oleh meningkatnya kapasitas produksi seiring dengan membaiknyainvestasi. Demikian pula, dengan semakin baiknya infrastruktur, maka distribusi bahankebutuhan pokok masyarakat semakin lancar, sehingga tekanan harga dari sisipermintaan dan penawaran tetap terjaga.

Inflasi yang rendah dan stabil merupakan prasyarat utama bagi tercapainya peningkatankesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan. Untukmencapai kondisi tersebut di tengah kuatnya tekanan inflasi yang bersumber dari berbagaifaktor eksternal dan faktor internal, diperlukan kebijakan yang tepat demi terjaganyastabilitas ekonomi makro ekonomi, dan pengendalian inflasi ke depan. Koordinasi yangbaik dan harmonisasi kebijakan antara Bank Indonesia dan Pemerintah akan menjadikansasaran inflasi lebih kredibel. Berbagai upaya telah dan akan terus dilakukan, baik ditingkat pusat maupun di tingkat daerah untuk menjamin tersedianya pasokan danlancarnya distribusi barang dan jasa. Koordinasi yang komprehensif dan terpadu antarapusat dan daerah, serta antara Pemerintah dan Bank Indonesia tersebut diharapkan dapatmenjaga kestabilan harga domestik, yang pada akhirnya dapat mengarahkan ekspektasiinflasi masyarakat pada sasaran inflasi yang telah ditetapkan.

3. Rata-rata nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat diperkirakan sebesarRp9.300/USD. Pemerintah dan Bank Indonesia akan terus berupaya menjaga volatilitasnilai tukar rupiah melalui penguatan sinergi kebijakan moneter dan fiskal, penerapankebijakan moneter yang berhati-hati, serta pengawasan lalu lintas devisa. Kebijakan inidiharapkan mampu menjaga stabilitas nilai tukar, dan mencegah volatilitas yangberlebihan serta menjaga kecukupan cadangan devisa untuk memenuhi kebutuhankegiatan ekonomi.

2011

APBN APBN-P RAPBN

1. Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,5 5,8 6,3

2. Inflasi (%) 5,0 5,3 5,3

3. Nilai Tukar (Rp/USD) 10.000 9.200 9.300

4. Suku Bunga SBI-3 bulan (%) 6,5 6,5 6,5

5. Harga Minyak (USD/barel) 65,0 80,0 80,0

6. Lifting Minyak (juta barel/hari) 0,965 0,965 0,970

Sumber: Kementerian Keuangan RI

Indikator Ekonomi

2010

TABEL I.1ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO, 2010-2011

Page 11: Nota Keuangan dan RAPBN 2011 (BAB I)

Bab IPendahuluan

I-11Nota Keuangan dan RAPBN 2011

4. Rata-rata suku bunga SBI 3 bulan diperkirakan sebesar 6,5 persen. Relatif stabilnya BIrate sepanjang tahun 2010 diperkirakan akan berlanjut di tahun 2011. Kondisi ini antaralain didukung oleh faktor internal, berupa relatif terkendalinya laju inflasi yang ditempuhmelalui kebijakan fiskal, moneter, serta sektor riil yang terus semakin membaik.

5. Rata-rata harga minyak mentah Indonesia (ICP) di pasar internasional diperkirakanmencapai sebesar USD80,0 per barel.

6. Dalam tahun 2011, lifting minyak mentah Indonesia diperkirakan meningkat menjadi0,970 juta barel per hari.

1.6 Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal

Sejalan dengan tema pembangunan nasional dalam RKP 2011, yaitu “PercepatanPertumbuhan Ekonomi yang Berkeadilan Didukung oleh Pemantapan TataKelola dan Sinergi Pusat Daerah”, kebijakan alokasi anggaran belanja negara dalamtahun 2011 diarahkan untuk dapat mendukung kegiatan ekonomi nasional dalam rangkamemacu pertumbuhan ekonomi, memantapkan pengelolaan keuangan negara, sertamendukung pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal. Di samping itu, kebijakanalokasi anggaran juga tetap diarahkan untuk memberikan dorongan terhadap perekonomiandengan tetap menjaga keberlanjutan fiskal, menjaga stabilitas perekonomian, sertameningkatkan efektivitas dan efisiensi belanja negara.

Alokasi anggaran belanja Pemerintah pusat pada tahun 2011 akan difokuskan untukmemberikan dukungan terhadap: (1) pencapaian pertumbuhan ekonomi yang berkualitasantara lain melalui pembangunan infrastruktur; (2) perlindungan sosial melalui perluasanakses terhadap layanan pendidikan (BOS), dan kesehatan (Jamkesmas); (3) pemberdayaanmasyarakat, antara lain melalui PNPM mandiri dan Program Keluarga Harapan;(4) pemantapan pelaksanaan reformasi birokrasi; (5) perbaikan kesejahteraan aparaturnegara dan pensiunan; (6) pengalokasian anggaran subsidi yang lebih tepat sasaran; serta(7) pemenuhan kewajiban pembayaran bunga utang secara tepat waktu.

Berdasarkan arah dan strategi kebijakan fiskal tersebut di atas, maka postur APBN 2011akan meliputi pokok-pokok besaran sebagai berikut:

a. Pendapatan negara dan hibah diperkirakan sebesar Rp1.086,4 triliun (15,5 persenterhadap PDB), atau mengalami kenaikan Rp94,0 triliun (9,5 persen) dari targetAPBN-P tahun 2010. Kenaikan rencana pendapatan negara tersebut diharapkan akandidukung oleh kenaikan penerimaan perpajakan.

b. Total belanja negara diperkirakan sebesar Rp1.202,0 triliun (17,2 persen terhadapPDB). Jumlah ini berarti menunjukkan peningkatan Rp75,9 triliun atau 6,7 persen daripagu belanja negara dalam APBN-P 2010. Belanja Pemerintah pusat dalam tahun 2011direncanakan sebesar Rp823,6 triliun, yang berarti mengalami peningkatan Rp42,1triliun atau 5,4 persen dari pagu APBN-P 2010. Sementara itu, anggaran transfer kedaerah dalam tahun 2011 direncanakan sebesar Rp378,4 triliun, yang berarti naik Rp33,8triliun atau 9,8 persen dari pagu APBN-P 2010.

Page 12: Nota Keuangan dan RAPBN 2011 (BAB I)

Bab I

I-12 Nota Keuangan dan RAPBN 2011

Pendahuluan

c. Defisit anggaran diperkirakan sebesar Rp115,7 triliun (1,7 persen terhadap PDB).

d. Pembiayaan defisit RAPBN 2011 direncanakan berasal dari sumber-sumberpembiayaan dalam negeri sebesar Rp118,7 triliun, dan pembiayaan luar negeri (neto)diperkirakan sebesar negatif Rp3,0 triliun.

1.7 Uraian Singkat Isi Masing-masing Bab

Nota Keuangan dan RAPBN 2011 terdiri atas enam bab, yang diawali dengan Bab IPendahuluan, yang menguraikan gambaran umum, visi, misi, agenda dan sebelas prioritaspembangunan dalam RKP 2011, peran strategis kebijakan fiskal, landasan hukum, asumsidasar ekonomi makro RAPBN 2011, pokok-pokok kebijakan fiskal, dan uraian singkat isimasing-masing bab dalam Nota Keuangan.

Bab II Perkembangan Ekonomi dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal RAPBN 2011,menguraikan tentang perkembangan ekonomi Indonesia dalam tahun 2005–2009, danperkembangan dan kebijakan ekonomi makro tahun 2010 yang akan menjadi dasarprakiraan dan prospek ekonomi 2011, sebagai dasar pertimbangan dalam penentuan asumsidasar ekonomi makro RAPBN 2011. Secara ringkas bab ini menguraikan bahwa stabilitasekonomi makro masih tetap terjaga, sehingga diharapkan dapat menjadi landasan yangkokoh bagi peningkatan kinerja ekonomi nasional di tahun mendatang.

Bab III Pendapatan Negara dan Hibah. Bab ini membahas realisasi pendapatan negaratahun 2005–2009, perkiraan pendapatan dan hibah tahun 2010 dan targetnya dalam RAPBN2011. Pembahasan didasarkan pada realisasi pendapatan negara tahun 2005–2009,sedangkan proyeksi mutakhir 2010 didasarkan pada realisasi semester satu, dan prognosissemester kedua APBN-P tahun 2010. Sementara itu, target pendapatan dalam RAPBN 2011didasarkan pada berbagai faktor, seperti kondisi ekonomi makro, realisasi pendapatan padatahun sebelumnya, kebijakan yang telah dan akan dilakukan dalam bidang tarif, subyekdan obyek pengenaan, serta perbaikan dan efektivitas administrasi pemungutan pajak,kepabeanan, dan cukai. Selain itu, Bab III juga akan menguraikan mengenai tiga strategiyang akan ditempuh Pemerintah, berkaitan dengan: (a) reformasi di bidang administrasipajak; (b) reformasi di bidang peraturan dan perundang-undangan pajak; dan (c) reformasidi bidang pengawasan dan penggalian potensi pajak. Dalam Bab ini juga dijelaskan mengenaikebijakan Pemerintah dalam rangka optimalisasi penerimaan perpajakan dan PNBP.

Bab IV Anggaran Belanja Pemerintah Pusat 2011 menguraikan pokok bahasanmengenai: evaluasi perkembangan pelaksanaan anggaran belanja pemerintah pusat 2005–2010, masalah dan tantangan pokok pembangunan tahun 2011; alokasi anggaran belanjaPemerintah pusat berdasarkan prioritas; serta alokasi anggaran belanja Pemerintah pusatmenurut UU Nomor 17 tahun 2003. Di dalam bab ini, juga diuraikan bagaimana tema“Percepatan Pertumbuhan Ekonomi yang Berkeadilan Didukung olehPemantapan Tata Kelola dan Sinergi Pusat Daerah” diterjemahkan ke dalam alokasibelanja Pemerintah pusat, berdasarkan prioritas dan menurut organisasi. Dalam konteksini, kebijakan alokasi anggaran belanja Pemerintah pusat diupayakan untuk memberikanstimulasi terhadap perekonomian, dan mendukung pencapaian target-target agenda

Page 13: Nota Keuangan dan RAPBN 2011 (BAB I)

Bab IPendahuluan

I-13Nota Keuangan dan RAPBN 2011

pembangunan nasional melalui program-program yang lebih berpihak pada pertumbuhanekonomi, penyerapan tenaga kerja, dan pengurangan kemiskinan.

Bab V Kebijakan Desentralisasi Fiskal, membahas mengenai perkembanganpelaksanaan desentralisasi fiskal, yang mencakup perkembangan kebijakan desentralisasifiskal, perkembangan transfer ke daerah, pajak daerah dan retribusi daerah, pinjaman danhibah daerah, gambaran pelaksanaan APBD, dan implikasi desentralisasi fiskal terhadapperkembangan ekonomi daerah. Selain itu, dalam bab ini juga dibahas kebijakan anggarantransfer ke daerah tahun 2011, yang tetap diarahkan untuk mendukung kegiatan prioritasnasional, dengan tetap menjaga konsistensi dan keberlanjutan pelaksanaan desentralisasifiskal, guna menunjang pelaksanaan otonomi daerah.

Bab VI Pembiayaan Defisit Anggaran, Pengelolaan Utang dan Risiko Fiskal. Didalam bab ini diuraikan mengenai pembiayaan defisit anggaran, yang mencakup sumberpembiayaan nonutang dan utang. Pembiayaan anggaran yang bersumber dari nonutangdalam tahun 2011 direncanakan terutama berasal dari penerimaan pengembalian penerusanpinjaman, dan rekening kas umum negara (KUN) untuk pembiayaan kredit investasiPemerintah. Sementara itu, pembiayaan yang berasal dari utang dalam tahun 2011direncanakan bersumber terutama dari penerbitan SBN, dan pinjaman dalam negeri,sedangkan pembiayaan utang luar negeri neto dipertahankan tetap negatif. Di dalam babini juga disinggung isu, tantangan dan dinamika kebijakan pengelolaan utang.

Selain itu, di dalam Nota Keuangan dan RAPBN 2011 juga dibahas mengenai risiko fiskal,yang diperlukan terutama dalam rangka menjaga kesinambungan fiskal (fiscalsustainability), dan meningkatkan keterbukaan (transparency). Penjelasan risiko fiskal akanmemuat beberapa aspek yang berpotensi menimbulkan risiko fiskal, seperti analisa sensitivitasdefisit APBN terhadap perubahan asumsi ekonomi makro, sensitivitas risiko fiskal BUMNakibat perubahan variabel ekonomi makro; risiko utang Pemerintah pusat; kewajibankontijensi Pemerintah pusat terhadap proyek pembangunan infrastruktur, program pensiundan tunjangan hari tua (THT) PNS, sektor keuangan, tuntutan hukum kepada Pemerintah,dan keanggotaan pada organisasi/lembaga keuangan internasional; risiko bencana alam;serta risiko desentralisasi fiskal berupa pemekaran daerah, pinjaman daerah, dan pengalihanpajak pusat menjadi pajak daerah.