Nj kapita selekta pb

58
Setiap orang berkewajiban melakukan kegiatan penanggulangan bencana 2013

Transcript of Nj kapita selekta pb

Page 1: Nj kapita selekta pb

Setiap orang berkewajiban

melakukan kegiatan penanggulangan

bencana

2013

Page 2: Nj kapita selekta pb
Page 3: Nj kapita selekta pb

Faktor Pendukung• Geografis• Geologi

• Hidrometeorologi• Demografi

• Lingkungan Hidup (termasuk Tata Lahan)

Page 4: Nj kapita selekta pb

catatanTERMINOLOGI

Page 5: Nj kapita selekta pb

Bencana

Suatu gangguan yang serius terhadap keberfungsian sebuah komunitas atau sebuah masyarakat yang berwujud kehilangan/kerusakan/kerugian nyawa manusia, materi, ekonomi, ataupun lingkungan yang luas dan besar, yang melebihi kemampuan komunitas atau masyarakat tersebut untuk menghadapinya dengan menggunakan sumberdaya-sumberdayanya sendiri.

Page 6: Nj kapita selekta pb

Risiko Bencana• Kerugian-kerugian yang mungkin timbul,

dalam bentuk hilangnya nyawa, status kesehatan, penghidupan, aset, dan pelayanan, yang dapat timbul pada sebuah komunitas atau sebuah masyarakat tertentu pada suatu periode waktu masa depan yang khusus.

Page 7: Nj kapita selekta pb

Bahaya (Ancaman)• Suatu fenomena, substansi, kegiatan

manusia, atau kondisi yang berbahaya yang mungkin mengakibatkan hilangnya nyawa, luka-luka, ataupun dampak-dampak kesehatan lainnya, kerusakan harta-benda, hilangnya penghidupan dan pelayanan, gangguan sosial dan ekonomis, ataupun kerusakan lingkungan.

Page 8: Nj kapita selekta pb

Kerentanan• Ciri-ciri dan keadaan-keadaan sebuah

komunitas, sistem, atau aset yang membuatnya dapat diduga akan terkena efek-efek kerusakan akibat terkena sebuah bahaya.

Page 9: Nj kapita selekta pb

• Kerentanan Fisik – Secara fisik, bentuk kerentanan yang dimiliki masyarakat berupa daya tahan menghadapi bahaya tertentu, misalnya: kekuatan bangunan rumah bagi masyarakat yang berada di daerah rawan gempa, adanya tanggul pengaman banjir bagi masyarakat yang tinggal di bantaran sungai dan sebagainya.

• Kerentanan Ekonomi – Kemampuan ekonomi suatu individu atau masyarakat sangat menentukan tingkat kerentanan terhadap ancaman bahaya. Pada umumnya masyarakat atau daerah yang miskin atau kurang mampu lebih rentan terhadap bahaya, karena tidak mempunyai kemampuan finansial yang memadai untuk melakukan upaya pencegahan atau mitigasi bencana.

• Kerentanan Sosial – Kondisi sosial masyarakat juga mempengaruhi tingkat kerentanan terhadap ancaman bahaya. Dari segi pendidikan, kekurangan pengetahuan tentang risiko bahaya dan bencana akan mempertinggi tingkat kerentanan, demikian pula tingkat kesehatan masyarakat yang rendah juga mengakibatkan rentan menghadapi bahaya.

• Kerentanan Lingkungan – Lingkungan hidup suatu masyarakat sangat mempengaruhi kerentanan. Masyarakat yang tinggal di daerah yang kering dan sulit air akan selalu terancam bahaya kekeringan. Penduduk yang tinggal di lereng bukit atau pegunungan rentan terhadap ancaman bencana tanah longsor dan sebagainya. Dalam sub bab ini agar dijelaskan tentang potensi kerentanan wilayah yang di perkirakan dapat meningkatkan risiko terjadinya bencana.

Page 10: Nj kapita selekta pb

KapasitasKombinasi dari seluruh kekuatan, atribut/perlengkapan, dan sumber daya yang tersedia di dalam sebuah komunitas, masyarakat, atau organisasi yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang disepakati.

Page 11: Nj kapita selekta pb

UU Nomor 24 Tahun 2007 Penanggulangan

Bencana

• Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancarn dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikoiogis. (Pasal 1 ayat [1])

• Risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan gangguan kegiatan masyarakat. (Pasal 1 ayat [17])

• Ancaman bencana adalah suatu kejadian atau peristiwa yang bisa menimbulkan bencana. (Pasal 1 ayat [13])

Page 12: Nj kapita selekta pb

Klasifikasi Bencana - UU 24/2007 Penanggulangan Bencana

Definisi Contoh

1. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam. (Pasal 1 ayat [2])

Gempa bumi Tsunami Gunung meletus Banjir Kekeringan Angin topan Tanah longsor

1. Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam. (Pasal 1 ayat [3])

Gagal teknologi Gagal modernisasi Epidemi Wabah penyakit

1. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia. (Pasal 1 ayat [4])

Konflik sosial antarkelompok/antarkomunitas masyarakat

Teror

Page 13: Nj kapita selekta pb

Klasifikasi Bahaya - UNISDR 2004

Kategori Sifat Contoh/Jenis Mendadak Lambat

BahayaNatural/Alamiah

Hidro-Meteorologis

Banjir Air, Banjir Lumpur, & Banjir Bandang

Siklon Tropis, Angin Topan, Badai Angin & Hujan, Badai Salju, Badai Pasir/Debu, Kilat/Petir/Halilintar

Kekeringan, Desertifikasi, Kebakaran Hutan, Suhu Udara Ekstrem

Permafros, Salju Longsor

Geologis Gempa Bumi (Tektonis & Vulkanis)

Tsunami

Aktivitas & Emisi Vulkanis/Gunung Api

Gerakan-Gerakan Massa, Tanah Longsor, Batu Longsor, Pencairan Es (Likuifaksi), Dasar Lautan Longsor

Permukaan Daratan Ambruk, Aktivitas Penyimpangan Geologis

Biologis Penjangkitan Wabah Penyakit Menular (Epidemi), Penularan Penyakit dari Hewan dan Tanaman

Serangan Virus Ganas

Page 14: Nj kapita selekta pb

Kategori Sifat Contoh/Jenis Mendadak Lambat

BahayaAkibatUlahManusia

Teknologis/Antropogenis

Pencemaran Industrial

Kebocoran Reaktor Nuklir/Pelepasan Bahan Radioaktif ke Alam Bebas

Kerusakan Dam/Waduk

Kecelakaan Transportasi, Industri, atau Teknologi (Kebakaran, Ledakan, dll.)

Environmental/DegradasiLingkungan

Degradasi (Penurunan Mutu), Deforestasi (Penggundulan Hutan), & Desertifikasi Tanah (Penggurunan)

Kebakaran Hutan

Kepunahan Keanekaragaman Hayati

Pencemaran/Polusi Air, Tanah, & Udara

Pemanasan Global/Perubahan Iklim

Peningkatan Tinggi Permukaan Air Laut

Pengikisan Ozon

Sosial(Ekonomis,Kultural,Politis, dll.)

Konflik Komunal, Antar-Suku, dll.

Kerusuhan/Kekacauan Massal

Perang (Bersenjata)

Serangan Teroris

Page 15: Nj kapita selekta pb

Rumus Risiko Bencana

Disaster Risk (R)

=

Hazard (H) X Vulnerability (V)

Capacity (C)

Risiko Bencana =

Ancaman X Kerentanan

Kapasitas

Page 16: Nj kapita selekta pb

Kejadian Bencana

Akses yang terbatas terhadap:· Struktur-struktur

tenaga listrik· Sumber dayaIdeologiSistem EkonomiFaktor-faktor pra-kondisi umum

Kurangnya:· institusi lokal· pendidikan· pelatihan· ketrampilan yang

memadai· investasi lokal· pasar lokal· kebebasan persKekuatan makro:· ekspansi

penduduk· urbanisasi· degradasi

lingkungan

Penyebab yang mendasari

Tekanan Dinamis

Lingkungan fisik yang rentan:· lokasi yang

berbahaya· infrastruktur dan

bangunan yang berbahaya

Ekonomi lokal yang rentan· kehidupan yang

beresiko· tingkat

pendapatan yang rendah

Tindakan umum

Kondisi tidak aman

RANGKAIAN KERENTANAN

KERENTANAN

BAHAYA+

=

BENCANA

BAHAYA

Kejadian-kejadian pemicu· Gempa bumi· Angin kencang· Letusan gunung· Tanah longsor· Kekeringan· Banjir· Perang, konflik

sipil· Kecelakaan

teknologi

Page 17: Nj kapita selekta pb

Bagaimana kondisi kebencanaan di tempat

anda?

Di manakah posisi kita?

Apakah sikap dantindakan kita?

Page 18: Nj kapita selekta pb

Pengelolaan Risiko Bencana (UNISDR 2009)

• Penanggulangan Risiko Bencana – Proses sistematis dalam mendayagunakan arahan-arahan/instruksi/petunjuk administratif, organisasi-organisasi, dan keahlian-keahlian serta kapasitas-kapasitas operasional untuk mengimplementasikan strategi-strategi, kebijakan-kebijakan, dan kapasitas-kapasitas terus meningkat dalam rangka mengurangi/memperkecil dampak-dampak yang merugikan yang ditimbulkan oleh bahaya-bahaya maupun kemungkinan kejadian bencana.

Page 19: Nj kapita selekta pb

Penanggulangan Bencana

Penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi. [Bab I, Pasal 1, ayat (5)]

Page 20: Nj kapita selekta pb

Tanggap Darurat (Emergency

Response)

Upaya yang dilakukan segera pada saat kejadian bencana, untuk menanggulangi dampak yang ditimbulkan, terutama berupa penyelamatan korban dan harta benda, evakuasi dan pengungsian.

Page 21: Nj kapita selekta pb

Bantuan Darurat (Relief)Upaya memberikan bantuan berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dasar pada saat keadaan darurat (pangan, sandang, tempat tinggal sementara, perlindungan, kesehatan, sanitasi, & air bersih)

Page 22: Nj kapita selekta pb

Rehabilitasi (Rehabilitation)Upaya yang dilakukan setelah kejadian bencana untuk membantu masyarakat memperbaiki rumahnya, fasilitas umum dan fasilitas sosial penting, dan menghidupkan kembali roda perekonomian.

Page 23: Nj kapita selekta pb

Rekonstruksi (Reconstruction)Program jangka menengah dan jangka panjang guna perbaikan fisik, sosial dan ekonomi untuk mengembalikan kehidupan masyarakat pada kondisi yang sama atau lebih baik dari sebelumnya.

Page 24: Nj kapita selekta pb

Pemulihan (Recovery)Proses pengembalian kondisi masyarakat yang terkena bencana, dengan memfungsikan kembali sarana dan prasarana pada keadaan semula dengan melakukan upaya memperbaiki prasarana dan pelayanan dasar (jalan, listrik, air bersih, pasar, puskesmas, dll).

Page 25: Nj kapita selekta pb

Pencegahan (Prevention)Upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya bencana dan jika mungkin dengan meniadakan bahaya.

Page 26: Nj kapita selekta pb

Mitigasi (Mitigation)Upaya yang dilakukan untuk mengurangi dampak bencana, baik secara fisik struktural melalui pembuatan bangunan-bangunan fisik, maupun non fisik-struktural melalui perundang-undangan dan pelatihan.

Page 27: Nj kapita selekta pb

Kesiapsiagaan (Preparedness)Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna.

Page 28: Nj kapita selekta pb

Peringatan Dini (Early Warning)Upaya untuk memberikan tanda peringatan bahwa bencana kemungkinan akan segera terjadi, yang menjangkau masyarakat (accesible), segera (immediate), tegas tidak membingungkan (coherent), resmi (official).

Page 29: Nj kapita selekta pb

Pengurangan Risiko Bencana

Disaster Risk Reduction

Page 30: Nj kapita selekta pb

Lama Baru

Reaktif & adhoc Preventif & permanen

Parsial Holistik

Managemen Krisis Managemen Risiko

Tanggap Darurat Pengurangan Risiko Bencana

Development Cost /Kerugian Pembangunan

Development Investment/Investasi Pembangunan

Urusan pemerintah Urusan bersama (multi pihak)

Ancaman Tunggal Ancaman Majemuk

Perubahan paradigma

penanggulangan bencana di

Indonesia

Page 31: Nj kapita selekta pb

Internasional18-22 Januari 2005 diadakan sebuah Konferensi sedunia di Kobe, Hyogo, Jepang yang kemudian menyepakati sebuah kerangka kerja aksi untuk pengurangan risiko bencana dengan tema ‘Membangun Ketahanan Bangsa dan Komunitas Terhadap Bencana’ yang merekomendasikan 5 prioritas tindakan.

Kerangka Hyogo Framework for Action (2005-2015)

Page 32: Nj kapita selekta pb

Prioritas Aksi 1Memastikan bahwa peredaman risiko bencana merupakan sebuah prioritas nasional dan lokal dengan dasar kelembagaan yang kuat untuk

pelaksanaannya

Page 33: Nj kapita selekta pb

Prioritas Aksi 2Mengidentifikasi, menjajagi dan memonitor risiko-risiko bencana dan meningkatkan peringatan dini

Page 34: Nj kapita selekta pb

Prioritas Aksi 3Menggunakan pengetahuan, inovasi, dan

pendidikan untuk membangun suatu budaya aman dan ketahanan pada semua tingkatan.

Page 35: Nj kapita selekta pb

Prioritas Aksi 4Meredam faktor-faktor risiko yang mendasari

Page 36: Nj kapita selekta pb

Prioritas Aksi 5Memperkuat kesiapsiagaan terhadap bencana demi

respon yang efektif di semua tingkat.

Page 37: Nj kapita selekta pb

Peraturan Pemerintah Nomor 21 tahun 2008 tentang penyelenggaraan penanggulangan bencana

Pasal 5Penyelenggaraan penanggulangan bencana dalamsituasi tidak terjadi bencana meliputi:a. perencanaan penanggulangan bencanab. pengurangan risiko bencanac. pencegahan

Page 38: Nj kapita selekta pb

Komponen siklus penanggulangan

bencana

• Pra Bencana (pencegahan, mitigasi, dan kesiapsiagaan)

• Saat Bencana (tanggap darurat, pemulihan awal)• Pasca Bencana (rehabilitasi dan rekonstruksi)

Page 39: Nj kapita selekta pb

Fase-fase dalam Penanggulangan

Bencana

Bantuan

Rehabilitasi

Rekonstruksi

Mitigasi

Kesiapsiagaan

Peringatan Dini

Bencana

Page 40: Nj kapita selekta pb

Komponen Pengurangan Risiko Bencana

1. Peredaman ancaman2. Pengurangan kerentanan3. Peningkatan kapasitas4. Pengalihan risiko

Page 41: Nj kapita selekta pb

Pendidikan dan Pelatihan

1. Pembukaan UUD 1945 mengamanatkan perlindungan bagi seluruh bangsa dan tanah air Indonesia.Pasal 31: Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.

2. UU RI Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana Pasal 26 ayat b. Setiap orang berhak mendapatkan pendidikan, pelatihan, dan keterampilan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana.

Page 42: Nj kapita selekta pb

Di mana bidang pendidikan dapat mengambil peran?

Page 43: Nj kapita selekta pb

Pengurangan Risiko Bencana

Konsep dan praktik mengurangi risiko bencana melalui upaya sistematis untuk menganalisa dan mengelola faktor-faktor penyebab dari bencana termasuk dengan dikuranginya paparan terhadap ancaman, penurunan kerentanan manusia dan properti, pengelolaan lahan, dan lingkungan yang bijaksana, serta meningkatkan kesiapsiagaan terhadap kejadian yang merugikan.

Page 44: Nj kapita selekta pb

Tujuan Pengurangan Risiko

Bencana• Mempromosikan pengetahuan dan perubahan

perilaku dalam risiko bencana• Menguatkan informasi dan diseminasi risiko

bencana dan aksi pengamanan• Meningkatkan kapasitas komunitas risiko tinggi

dan komunitas rentan• Memperkuat kemitraan dan kerjasama dalam

kebijakan dan strategi pengurangan risiko bencana

Page 45: Nj kapita selekta pb

Apa manfaat Pengurangan Risiko

Bencana bagi sektor pendidikan?

• Mengurangi korban manusia dan kerugian • Perlindungan aset-aset sekolah• Pemenuhan hak-hak anak (pendidikan,

keamanan, keselamatan)• Menjamin keselamatan warga sekolah (siswa,

tenaga kependidikan guru dan tenaga kependidikan non guru)

Page 46: Nj kapita selekta pb

KelembagaanPenanggulangan Bencana

Page 47: Nj kapita selekta pb

Dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 8 tahun 2008

• Merumuskan dan menetapkan kebijakan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi secara efektif dan efisien

• Mengkoordinasi pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, dan menyeluruh di tingkat nasional.

Badan Nasional Penanggulangan

Bencana (BNPB)

Page 48: Nj kapita selekta pb

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah• Merumuskan dan menetapkan kebijakan

penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi secara efektif dan efisien

• Mengkoordinasi pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, dan menyeluruh di tingkat daerah.

Page 49: Nj kapita selekta pb

• Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)Memantau perkembangan kegempaan di Indonesia

• Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK)Memantau aktivitas dan melaporkan status kondisi kegunungapian di Indonesia

• Dinas Pemadam Kebakaran di wilayah kota Yogyakarta

• SAR daerah atau kabupaten• PMI daerah atau kabupaten

Page 50: Nj kapita selekta pb

Forum PRB • Wadah yang menyatukan organisasi pemangku

kepentingan (multi stakeholders) • Mendukung upaya-upaya PRB di wilayah• Menyediakan mekanisme koordinasi untuk

meningkatkan kolaborasi & koordinasi berbagai pemangku kepentingan

Page 51: Nj kapita selekta pb

Rencana Aksi Daerah Pengurangan Risiko Bencana

• Ruang-lingkup isi RAD-PRB adalah fase-fase pra-bencana (menurut UU 24/2007), yaitu pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, dan peringatan dini, yang dimodifikasi untuk menyesuaikan dengan kerangka kerja pengurangan risiko bencana internasional (5 Prioritas Aksi dalam Kerangka Kerja Aksi Hyogo untuk Pengurangan Risiko Bencana 2005—2015 [HFA])

Page 52: Nj kapita selekta pb

• pilihan tindakan/prioritas” yang dihasilkan oleh/terdapat di dalam Rencana Penanggulangan Bencana Daerah (RPBD)

• dengan mengacu dan mendukung pencapaian Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Page 53: Nj kapita selekta pb

Building Back Better

Page 54: Nj kapita selekta pb

1. Pemerintah, donor dan lembaga-lembaga bantuan harus mengakui bahwa keluarga dan masyarakatlah yang mengarahkan pemulihan diri mereka sendiri.

2. Pemulihan harus mendorong keadilan dan kesetaraan. 3. Pemerintah harus meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana-bencana di

masa depan.4. Pemerintah daerah harus diberdayakan agar mampu mengelola upaya

pemulihan, dan donor harus memberikan sumber daya yang lebih besar untuk penguatan lembaga-lembaga pemerintah yang menangani pemulihan, terutama di tingkat lokal.

5. Perencanaan pemulihan yang baik dan koordinasi yang efektif tergantung pada informasi yang baik.

6. Perserikatan Bangsa-Bangsa, Bank Dunia dan badan-badan multilateral lainnya harus memperjelas peranan dan hubungan antar mereka, terutama dalam menangani proses pemulihan yang sangat awal.

7. Peran LSM dan Gerakan Palang Merah/Bulan Sabit Merah harus diperluas untuk mengemban tanggung jawab yang lebih besar demi meningkatkan kualitas upaya pemulihan.

8. Pemerintah dan lembaga-lembaga bantuan harus menciptakan kondisi yang mendorong pengembangan kewirausahaan mulai dari awal operasi pemulihan.

9. Para penerima manfaat berhak atas hubungan kerjasama antar lembaga bantuan yang tidak diwarnai dengan permusuhan dan persaingan yang tidak sehat.

10. Pemulihan yang baik harus membuat masyarakat menjadi lebih aman dengan mengurangi risiko dan membangun ketangguhan.

Page 55: Nj kapita selekta pb

Prinsip-prinsip pemberian bantuan pemenuhan kebutuhan

dasar

• Cepat dan Tepat.• Pemberian bantuan pemenuhan kebutuhan dasar dilaksanakan secara cepat dan

tepat sesuai dengan tuntutan keadaan.

• Prioritas.• pemberian bantuan pemenuhan kebutuhan dasar harus diutamakan kepada

kelompok rentan.

• Koordinasi dan Keterpaduan.• Pemberian bantuan pemenuhan kebutuhan dasar didasarkan pada koordinasi

yang baik dan saling mendukung. Keterpaduan adalah bahwa pemberian bantuan pemenuhan kebutuhan dasar dilaksanakan oleh berbagai sektor secara terpadu yang didasarkan pada kerjasama yang baik dan saling mendukung.

• Berdaya Guna dan Berhasil Guna.• Pemberian bantuan pemenuhan kebutuhan dasar dilakukan dengan tidak

membuang waktu, tenaga, dan biaya yang berlebihan. Berhasil guna adalah bahwa pemberian bantuan pemenuhan kebutuhan dasar harus berhasil guna, khususnya dalam mengatasi kesulitan korban bencana dengan tidak membuang waktu, tenaga, dan biaya yang berlebihan.

Page 56: Nj kapita selekta pb

• Transparansi dan Akuntabilitas.• Transparansi adalah bahwa pemberian bantuan pemenuhan kebutuhan dasar

dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan. Akuntabilitas adalah bahwa pemberian bantuan pemenuhan kebutuhan dasar dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan secara etika dan hukum.

• Kemitraan.• pemberian bantuan pemenuhan kebutuhan dasar harus melibatkan berbagai

pihak secara seimbang.

• Pemberdayaan.• Pemberian bantuan pemenuhan kebutuhan dasar dilakukan dengan melibatkan

korban bencana secara aktif.

• Non Diskriminatif.• Pemberian bantuan pemenuhan kebutuhan dasar tidak memberikan perlakuan

yang berbeda terhadap jenis kelamin, suku, agama, ras, dan aliran politik apapun.

• Non Proseliti.• pemberian bantuan pemenuhan kebutuhan dasar dilarang menyebarkan agama

atau keyakinan.

Page 57: Nj kapita selekta pb

Kelompok Rentanbayi

anak usia dibawah lima tahunanak-anak

ibu hamil atau menyusuipenyandang cacat

Orang sakitorang lanjut usia

Page 58: Nj kapita selekta pb

Trimakasih