Kapita selekta pendidikan islam

21
KAPITA SELEKTA PENDIDIKAN ISLAM “Meretas Sumbu Konflik Pelaksanaan UN (Ujian Nasional) di Indonesia Disusun Oleh: Hardiana Utari 1012100040 Vadilla Mentari 1012100052 UNIFERSITAS MUSLIM INDONESIA Fakultas Agama Islam

description

 

Transcript of Kapita selekta pendidikan islam

Page 1: Kapita selekta pendidikan islam

KAPITA SELEKTA PENDIDIKAN ISLAM

“Meretas Sumbu Konflik Pelaksanaan UN (Ujian Nasional) di Indonesia

Disusun Oleh:

Hardiana Utari 1012100040

Vadilla Mentari 1012100052

UNIFERSITAS MUSLIM INDONESIA

Fakultas Agama Islam

2011-2012

KATA PENGANTAR

Page 2: Kapita selekta pendidikan islam

Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan

Hidayah-Nya sehingga makalah kami yang berjudul “Meretas Sumbu Konflik

Pelaksanaan Ujian Nasional di Indonesia” dapat terselesaikan tepat waktu.

Makalah ini kami buat untuk diajukan sebagai tugas kelompok yang nantinya

digunakan sebagai bahan presentasi dalam mata kuliah Kapita Selekta Pendidikan Islam.

Kami mengetahui kalau dalam pembuatan makalah kami terdapat kesalahan dari

segi isi maupun penulisan karena maka kami sadar bahwa kami hanya manusia biasa

yang tak luput dari kesalahan. Olehnya itu kami mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun demi kelengkapan atau sempurnya makalah kami.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih dan semoga makalah kami dapat

bermanfaat bagi kita semua

Makassar, 25 Oktober 2012

Kelompok 13

Page 3: Kapita selekta pendidikan islam

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………. i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………. ii

BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………………………….

A. Latar Belakang …………………………………………….……………… 1

B. Rumusan Masalah ……………………………………………………………. 2

BAB II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Ujian Nasional …..………………………………………..... 3

B. Dasar Hukum Pelaksanaan UN ……………………………………………... 4

C. Permasalahan Ujian Nasional ……………………………………………... 5

D. Segi negative dan positifnya.

UN di Indonesia Adapun Sisi Negatif dari penyelenggaraan ………………... 6

BAB III. PENUTUP

…………………………………………………………... 15

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Kapita selekta pendidikan islam

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu pondasi yang menentukan kemajuan suatu

negara. Jika suatu negara mampu memajukan pendidikannya, maka bisa dipastikan

negara itu akan menjadi terpandang di kancah internasional. Tolok ukur tinggi-rendahnya

pendidikan di Indonesia cenderung dikaitkan dengan pelaksanaan Ujian Nasional.

Padahal, jika kita tinjau lebih jauh, sebenarnya pelaksanaan Ujian Nasional tidak lagi

mencerminkan sikap kejujuran sebagaimana yang sering dijunjung tinggi oleh bangsa

Indonesia. Kejujuran itu menjadi harga yang sangat mahal bagi individu-individu yang

ingin lepas dari pendidikannya.

Dalam dunia pendidikan sebutan UN atau Ujian Nasional tidak asing ditelinga

Karena Ujian Nasional atau Ujian Akhir Nasional kerap menjadi momok bagi siswa

tingkat akhir di setiap jenjang pendidikan, baik siswa kelas 6 SD, kelas 3 SMP dan

sederajatnya maupun 3 SMA dan sederajatnya. Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) selalu

menuai kontroversi. Namun pemerintah melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Page 5: Kapita selekta pendidikan islam

(Mendikbud) M. Nuh menegaskan, UN tetap harus dilaksanakan sebagai sebuah proses

evaluasi Pendidikan Nasional. Pelaksanaan ujian nasional walaupun selalu

mengalami revisi baik dari segi system evaluasi, pelaksanaan, maupun tata cara

penentuan kelulusan dari tahun ke tahun tetap saja menimbulkan banyak konflik dalam

pelaksanaannya. Ujian Nasional seharusnya tidak menjadi tolak ukur kelulusan siswa.

Pemerintah selalu berusaha bagaimana cara agar mutu pendidikan di Indonesia

menjadi berkualitas namun ada saja permasalahan-permasalahan tak terduga muncul

dalam pelaksanaan ujian nasional tersebut.

B. Rumusan masalah

1. Pengertian Ujian Nasional dan landasan dasar pelaksaan Ujian Nasional ?

2. Permasalahan dalam ujian Nasional ?

3. Meretas Permasalahan UN ?

Page 6: Kapita selekta pendidikan islam

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ujian Nasional

Ujian Nasional biasa disingkat UN / UNAS adalah sistem evaluasi standar

pendidikan dasar dan menengah secara nasional dan persamaan mutu tingkat pendidikan

antar daerah yang dilakukan oleh Pusat Penilaian Pendidikan, Depdiknas di Indonesia

berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 menyatakan

bahwa dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional dilakukan evaluasi

sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang

berkepentingan. Lebih lanjut dinyatakan bahwa evaluasi dilakukan oleh lembaga yang

mandiri secara berkala, menyeluruh, transparan, dan sistematik untuk menilai pencapaian

standar nasional pendidikan dan proses pemantauan evaluasi tersebut harus dilakukan

secara berkesinambungan.

Ujian Nasional menurut Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 153/U/2003

tentang Ujian Nasional Tahun 2003/2004 disebutkan bahwa tujuan Ujian Nasional

adalah untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik melalui pemberian tes

Page 7: Kapita selekta pendidikan islam

kepada siswa sekolah lanjutan pertama dan sekolah lanjutan atas.1 Ujian Nasioanal

merupakan salah satu bentuk evaluasi belajar pada akhir tahun pelajaran yang diterapkan

pada beberapa mata pelajaran yang dianggap penting. Ujian Nasional berfungsi sebagai

alat pengendali mutu pendidikan, pendorong peningkatan mutu pendidikan secara

Nasional, bahan dalam menentukan kelulusan peserta didik dan sebagai bahan

pertimbangan dalam seleksi penerimaan pada jenjang yang lebih tinggi.

Dasar hukum pelaksanaan UN dapat dirujuk mulai dari Undang-Undang No. 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun

2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, hingga ke Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan:

1. Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, Pasal 58

ayat 2.

2. Peraturan pemerintahNo. 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan.

Pasal 63 ayat 1, Pasal 66 ayat 1, Pasal 66 ayat 2, Pasal 66 ayat 3, Pasal 68, Pasal

69 ayat 1, dan Pasal 69 ayat 3.

3. Peraturan Menteri Pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia Nomor 59

tahun 2011 tentang kriteria kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan dan

penyelenggaraan ujian sekolah/madrasah dan ujian nasional.

B. Permasalahan Ujian Nasional

1 Ngadirin, 2004

Page 8: Kapita selekta pendidikan islam

Pelaksanaan Ujian Nasional selalu menuai kontroversi karena Ujian nasional

selalu mengalami revisi baik dari segi system evaluasi, pelaksanaan, maupun tata cara

penentuan kelulusan dari tahun ke tahun tetap saja menimbulkan banyak konflik dalam

pelaksanaannya. Ujian Nasional seharusnya tidak menjadi tolak ukur kelulusan siswa,

karena Status lulus atau tidak lulus yang dihasilkan, Bagi siswa, ketidak-lulusan adalah

cap gagal terbesar. Kelulusan yang baik adalah kebanggaan bagi dirinya. Bagi sekolah,

persentase kelulusan siswa artinya peringkat sekolah yang lebih baik, apresiasi bagi

kepala sekolah dan jajarannya, serta implikasi yang menyatakan bahwa sekolah ini

merupakan sekolah yang berkualitas. Begitu pula sebaliknya.

Bagi Pemerintah Pusat, Kepala Daerah, Diknas, Kepala Sekolah, Guru, Orang

Tua, dan Siswa UN merupakan :

1. Tolak ukur tingkat efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran, sekaligus

mendapatkan gambaran kasar mutu penyelenggaraan pendidikan skala nasional

sehingga pengambilan kebijakan untuk tahun berikutnya tepat sasaran

2. Melatih siswa mandiri, disiplin, jujur dan percaya diri dalam mengambil

keputusan yang tepat

3. Kebanggaan, keberhasilan dan prestasi kerja suatu sekolah atau suatu daerah, jika

peserta didiknya dinyatakan lulus 100%

4. Kebanggaan bagi sekolah jika nilai rata – rata UN tinggi

5. Kebanggaan bagi siswa jika nilai rata – rata UN tinggi

6. Penambah nilai dan tidak menghambat siswa untuk lulus 100%

Page 9: Kapita selekta pendidikan islam

Dari ke-enam tujuan inilah yang memicu timbulnya pro dan kontra serta

kecurangan sebelum pelaksanaan UN atau pada saat UN berlangsung.

Faktor- faktor yang mempengaruhi terjadinya permasalahan Ujian Nasional di

Indonesia, yaitu :

a. Standar nilai kelulusan yang tinggi

Standar kelulusan UN tidak berjalan simestris dengan kualitas pendidikan rata-

rata nasional sesungguhnya yang diperoleh dari proses pembelajaran. Walaupun nilai

kelulusan sudah digabungkan dengan nilai sekolah tapi masih saja menjadi momok yang

menakutkan bagi siswa.

b. Persamaan Persamaan soal-soal ujian nasional yang tidak di dukung oleh

hardware dan software yang sama antara sekolah di pedalaman dan di

perkotaan

Kesulitan yang dialami dalam melaksanakan desentralisasi pendidikan secara

nasional. Contohnya dalam pelaksanaan ujian nasioal dimana soal-soal ujian disama

ratakan baik sekolah yang berada di kota dan di desa dan semestinya pihak pemerintah

jeli melihat perbedaan antara pendidikan diperkotaan dan pedesaan karena dimana sarana

dan prasarana penunjang pendidikan yang baik hanya terdapat di sekolah perkotaan

sedangkan sarana dan prasarana yang kurang memadai berada di desa-desa. Dan

seharusnya pemerintah tidak menetapkan UN sebagai standar kelulusan. Padahal, agar

UN bisa jadi syarat kelulusan, maka semuanya harus sama rata sama rasa dulu. Semua

sekolah harus dibangun sama, semua guru harus memiliki kompetensi yang sama, dan

Page 10: Kapita selekta pendidikan islam

siswa diajari materi yang sama karena Sebagaimana diketahui bahwa kondisi masyarakat

Indonesia sangat heterogen dengan berbagai macam keragamannya seperti budaya, adat,

suku, sumber daya alam dan bahkan sumber daya manusianya. Masing-masing daerah

mempunyai kesiapan dan kemampuan yang berbeda dalam pelaksanaan desentralisasi

pendidikan. Permasalahan relevansi pendidikan selama ini diarahkan pada kurangnya

kepercayaan pemerintah pada daerah untuk menata system pendidikannnya yang sesuai

dengan kondisi objektif didaerahnya. Situasi ini memacu terciptanya pengangguran

lulusan akibat tidak relevannya kurikulum dengan kondisi daerah. “Ini tentu akan

menimbulkan ‘momok’ bagi pelajar. Bagaimana pelajar yang dipelosok desa bisa

menjawab pertanyaan UN bila standarisasi dan fasilitas pendidikannya tidak memadai.

Sementara soal UN distandarkan dari kualitas pendidikan pusat,

c. Kinerja pengawas ujian nasional yang belum optimal

Kinerja pengawas ujian nasional dikatakan belum optimal dikarenakan

terdapatnya pengawas yang ceroboh membagikan lembar soal ujian nasional yang tidak

sesuai dengan kode kepada peserta ujian nasional.

Berdasarkan hasil evaluasi sementara, Ketua Badan Standar Nasional pendidikan

(BSNP) Aman Wirakartakusumah menyebutkan, terdapat beberapa hal utama yang

menjadi bahan evaluasi untuk pelaksanaan Ujian Nasional tahun depan.

Aman menyebutkan, salah satu fokus utama evaluasi terkait kekurangan serta soal

yang tertukar. "Percetakan sudah memenuhi standar security printing, namun dalam

pengepakan soal masih terjadi kesalahan. Sehingga di beberapa daerah terjadi kasus

Page 11: Kapita selekta pendidikan islam

tertukarnya soal. Namun, kekurangan soal bisa diatasi dengan memfotokopinya dengan

pengawalan yang ketat," kata Aman di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

(Kemendikbud) Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (19/4/2012).

Selain soal, Lembar Jawaban Ujian Nasional (LJUN) juga menjadi sorotan Aman.

Dia menyatakan, terdapat LJUN dengan kualitas kertas tidak sesuai sehingga tidak dapat

terbaca oleh alat pemindai. "Ada LJUN yang tidak bisa dibaca alat pemindai. Namun

kami bantu agar para siswa tidak merasa dirugikan. Misalnya dengan menyalin jawaban

yang sudah mereka isi ke LJUN yang sudah pasti

terbaca pemindai (scanneer)’ ujarnya menjelaskan.

Kemudian, tambahnya, mengenai penggunaan kaset untuk materi listening UN

bahasa Inggris Menurut Aman, penggunaan kaset dianggap sudah konvensional. “ Di

beberapa tempat sangat sulit untuk menemukan alat pemutar kaset, sehingga harus dicari

alternatif yang fleksibel,” tuturnya.

Pengawas seharusnya juga jeli terhadap kemungkinan kecurangan atau bocornya

jawaban ujian nasional kepada peserta didik.

d. Terkikisnya nilai kejujuran

kujujuran merupakan suatu nilai identitas yang selalui diperjuangkan dan dijaga

dalam berjuang menuntut ilmu yang diwariskan dari generasi kegenerasi melalui

pendidikan yang tercermin dalam setiap perilaku kehidupan berbangsa.

Berdasarkan hal tersebut diatas, sekiranya UN akan tetap dilaksanakan, namun sekiranya

bukan dijadikan sebagai parameter kelulusan peserta didik, melainkan untuk:

Page 12: Kapita selekta pendidikan islam

1.  Melakukan monitoring dan kontroling terhadap standarisasi mutu pendidikan,

sehingga dapat terdiagnosa sekolah-sekloah yang dianggap masih berada dibawah mutu

standarisasi pendidikan nasional, sehingga harus dilakukan penelusuruan terhadap hal

tersebut terkait dengan    tenaga pengajar/guru, sarana-prasarana atau siswanya.

Kelulusan siswa ditentukan oleh guru/sekolah dengan memasukkan faktor prestasi

selama 3 tahun + etika/moralitas+hasil ujian nasional.

2.    UN sebaiknya dijadikan sebagai standarisasi untuk masuk ke jenjang pendidikan

lebih lanjut, sebagaimana pernah dilaksanakan pada masa lalu melalui NEM (Nilai

Ebtanas Murni) sehingga Nilai UASBN SD sebagai standar seleksi masuk ke jenjang

SMP. Nilai UN SMP sebagai standar seleksi masuk ke jenjang SMA. Dan nilai UN SMA

digunakan sebagai standar seleksi masuk PT. dengan tetap melakukan monitoring dan

kontroling terhadap transparan dan kredibel dan memiliki daya akuntabilitas yang tinggi.

3.    UN dapat dijadikan sebagai standarisasi untuk mendapatkan akses beasiswa bagi

peserta didik yang memiliki prestasi, baik akademik maupun soft skill, sehingga

diharapkan dapat menstimulan motivasi bagi peserta didik dan lembaga pendidikan

(sekolah).    

Page 13: Kapita selekta pendidikan islam

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Ujian Nasional merupakan suatu sistem evaluasi standar pendidikan dasar dan

menengah secara nasional dan persamaan mutu tingkat pendidikan antar daerah yang

dilakukan oleh Pusat Penilaian Pendidikan , dan semestinya ujian nasional harus dijadikan

sarana untuk meningkatkan prestasi peserta didik. Dengan prestasi peserta didik yang

baik mencerminkan mutu pendidikan. Untuk mencapai mutu pendidikan dan prestasi

peserta didik yang baik harus ditempuh secara wajar. Yaitu dengan meningkatkan mutu

proses pembelajaran dalam kelas dan mutu program di satuan pendidikan. Bukan melalui

kecurangan- kecurangan yang dilakukan setiap sekolah. Ujian Nasional seharusnya tidak

hanya menargetkan standar angka- angka yang realistis tetapi juga harus mampu

menumbuh kembangkan dan mentransfer benih- benih dan nilai kejujuran pada generasi

bangsa.

B. KRITIK DAN SARAN

Page 14: Kapita selekta pendidikan islam

Demikianlah makalah yang kami buat walaupun kami mengetahui kalau dalam

pembuatan makalah kami ini banyak kekurangannya baik dari segi penulisan maupun isi,

oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi

sempurnanya makalah kami.

Atas kritik dan sarannya kami mengucapkan terima kasih dan semoga makalah

ini bermanfaat bagi kami sendiri an bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. H. Abdullah Idi, M. Ed. Sosiologi Pendidikan, jakarta:

Rajawali Pers, 2011

http://www.kemdiknas.go.id

http://kampus.okezone.com

http://badaruddinkamil.blogspot.com

Hasbulla, Otonomi Daerah, Jakarta : Rajawali Pers, 2004

Page 15: Kapita selekta pendidikan islam