Nisa Nafi

3
Nisa Nafi’ah Oktaviani 20120340017 Treatment of periodontal abscess caused by occlusal trauma: A case report Trauma oklusal merupakan cedera untuk setiap komponen dari sistem mastikasi sebagai hasil dari perubahan dalam oklusi yang dapat menghasilkan proses inflamasi di ligamen periodontal dan pulpa gigi. Tekanan oklusal yang berlebihan dapat mengakibatkan perubahan distrofik pada ligamen periodontal, tulang alveolar, sementum dan pulpa, serta inflamasi periapikal dan resorpsi akar. Timbulnya traumatik oklusi seringkali dipicu dengan adanya kontak abnormal gigi, disfungsi sistem pengunyahan, dan perawatan gigi tiruan atau perawatan ortodontik yang membuat gangguan oklusal. Seorang anak perempuan berusia 8 tahun dirujuk ke klinik kedokteran gigi anak karena terjadi pembengkakan yang sudah terjadi sejak 2 hari sebelum tiba ke klinik. Riwayat kesehatan umum pasien adalah baik, tidak merupakan fktor pengaruh. Pemeriksaan ekstraoral menunjukkan tidak ada tanda-tanda kondisi patologis. Setelah dilakukan pemeriksan introral ditemukan sebuah pembengkakan berwarna ungu kemerahan (diameter 1 cm) ditemukan pada serviks labial gingiva pada gigi 21. Terdapat anterior cross-bite di antara gigi 21 dan gigi 41. Gigi 41 inklinasinya cenderung ke arah labial, ada resesi gingiva pada mahkota gigi 41. Hubungan oklusal posterior yang secara umum dalam batas normal. Menurut hasil anamnesa pasien dan orang tuanya, gigi seri (21, 41) tidak ada gejala dan belum mengalami trauma. Tidak ada kepekaan terhadap perkusi atau palpasi. Terdapat mobilitas pada gigi 21 diklasifikasikan kelas I. Jaringan periodontal sehat dengan kedalaman probing normal kecuali permukaan labial gigi 21 (kedalaman poket gingiva 7 mm). Pemeriksaan radiologi

description

COBA

Transcript of Nisa Nafi

Nisa Nafiah Oktaviani20120340017Treatment of periodontal abscess caused byocclusal trauma: A case reportTrauma oklusal merupakan cedera untuk setiap komponen dari sistem mastikasi sebagai hasil dari perubahan dalam oklusi yang dapat menghasilkan proses inflamasi di ligamen periodontal dan pulpa gigi. Tekanan oklusal yang berlebihan dapat mengakibatkan perubahan distrofik pada ligamen periodontal, tulang alveolar, sementum dan pulpa, serta inflamasi periapikal dan resorpsi akar. Timbulnya traumatik oklusi seringkali dipicu dengan adanya kontak abnormal gigi, disfungsi sistem pengunyahan, dan perawatan gigi tiruan atau perawatan ortodontik yang membuat gangguan oklusal.Seorang anak perempuan berusia 8 tahun dirujuk ke klinik kedokteran gigi anak karena terjadi pembengkakan yang sudah terjadi sejak 2 hari sebelum tiba ke klinik. Riwayat kesehatan umum pasien adalah baik, tidak merupakan fktor pengaruh. Pemeriksaan ekstraoral menunjukkan tidak ada tanda-tanda kondisi patologis.Setelah dilakukan pemeriksan introral ditemukan sebuah pembengkakan berwarna ungu kemerahan (diameter 1 cm) ditemukan pada serviks labial gingiva pada gigi 21. Terdapat anterior cross-bite di antara gigi 21 dan gigi 41. Gigi 41 inklinasinya cenderung ke arah labial, ada resesi gingiva pada mahkota gigi 41. Hubungan oklusal posterior yang secara umum dalam batas normal.Menurut hasil anamnesa pasien dan orang tuanya, gigi seri (21, 41) tidak ada gejala dan belum mengalami trauma. Tidak ada kepekaan terhadap perkusi atau palpasi. Terdapat mobilitas pada gigi 21 diklasifikasikan kelas I. Jaringan periodontal sehat dengan kedalaman probing normal kecuali permukaan labial gigi 21 (kedalaman poket gingiva 7 mm). Pemeriksaan radiologi enunjukkan sedikit pelebaran lamina dura dan perkembangan akar yang tidak lengkap pada gigi 21. Tidak ada tanda-tanda periapikal pathosis.Diagnosa pada pasien adalah abses periodontal pada gigi 21 yang disebabkan oleh trauma oklusal. Abses kering karena gingiva pocket dalam waktu yang sama. Tiga hari setelahnya, pembengkakan gingiva dan perubahan warna menghilang dan kedalaman poket terlihat mendekati batas normal. Dalam proses pengamatan untuk pemulihan, dilakukan pencetakan pada gigi pasien. dari pasien. Treatment menggunakan lat removable maksila dengan spring labiolingual, vestibular arch, dan bite plane serta alat removable mandibula dengan vestibular arch aktif. alat dilepas dengan diaktifkan lengkungan vestibular. Anterior cross-bite tidak digunakan lagi setelah penggunaan ortodontik. Pemeriksaan radiogradi juga dilaukan pada pasien secara lanjutan. Akar gigi berkembang dan Status periodontal yang baik diamati sebagai hasil dari 1 tahun perawatan. Jaringan periodontal sehat dengan yang kedalaman probing normal dan tidak ada perubahan warna tampak jelas padapemeriksaan klinis. Tiga puluh enam bulan kemudian dari awal pengobatan ada gambaran radiografi terdapat penebalan dinding akar. Dua setengah tahun, gigi dirawat memiliki estetika baik dan fungsi yang baik.Abses gigi telah dibagi menjadi periodontal dan gingiva, tergantung pada lokasi terjadinya. Abses gingiva digambarkan sebagai pembengkakan lokal yang menyakitkan, mempengaruhi hanya margin dan interdental gingiva. Abses periodontal memiliki gejala yang hampir sama, tetapi biasanya mempengaruhi lebih kepada struktur periodontal, termasuk poket yang dalam, furkasi, dan kerusakan tulang vertikal, biasanya terletak di luar garis mukogingival. Dalam kasus ini, lesi didiagnosis sebagai abses periodontal karena adanya poket yang dalam.Trauma oklusal dapat diklasifikasikan sebagai primer atau sekunder. trauma primer oklusi merupakan abnormlitas dari kekuatan oklusal atas periodonsium yang sehat. Trauma sekunder oklusi adalah gaya yang bekerja pada oklusal pada periodonsium yang melemah, juga paa akut dan kroni trauma. Namun, secara klinis, trauma dari oklusi adalah trauma yang disebabkan oleh kontak dini dengan gigi yang diduga menunjukkan fremitus dan pelebaran radiografi dari ruang periodontal.Tingkat deteksi trauma oklusi sekunder terdapat kaitan dengan tingkat dan keparahan penyakit periodontal . Dalam hal hubungan periodontal dan ortodontik. Statistik perbedaan signifikan periodontal telah ditunjukkan pada pasien dengan cross-bite, overjet berlebihan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemilihan pilihan pengobatan harus selalu disesuaikan dengan kasus individual, dan multidisiplin. Pendekatan harus selalu dipertimbangkan untuk melakukan erawatan pada kasus. Laporan kasus ini menyajikan bahwa trauma oklusal mungkin menyebabkan abses periodontal, dan bahwa penyesuaian oklusal untuk trauma oklusal yang disebabkan oleh anterior cross-bite untuk mencegah kerusakan kelebihan periodonsium dan hilangnya struktur gigi.