NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM...

87
i NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM SURAT AN-NISA’ AYAT 58 (STUDI ANALISIS DENGAN PENDEKATAN TAFSIR TAHLILY) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Dalam Ilmu Pendidikan Islam Oleh : AHMAD SALAFUDDIN NIM : 3105177 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010

Transcript of NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM...

Page 1: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

i

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI

DALAM SURAT AN-NISA’ AYAT 58 (STUDI ANALISIS DENGAN PENDEKATAN TAFSIR TAHLILY)

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Dalam Ilmu Pendidikan Islam

Oleh : AHMAD SALAFUDDIN

NIM : 3105177

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2010

Page 2: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Lamp : 4 (Empat) eks.

Hal : Naskah Skrispsi

a.n Sdr. Ahmad Salafuddin

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya bersama ini

saya kirim naskah skripsi saudari:

Nama : Ahmad Salafuddin

NIM : 3105177

Judul : Nilai-nilai Pendidikan Antikorupsi Dalam Surat An-Nisa

Ayat 58 (Studi Analisis dengan Pendekatan Tafsir tahlily)

Dengan ini saya mohon kiranya skripsi saudari tersebut dapat segera

dimunaqosyahkan.

Demikian harap menjadi maklum.

Wassalmu'alaikum Wr. Wb.

Semarang, Desember 2009

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Hamdani Muin, M.Ag Ahmad Maghfurin, M NIP. 197204051999031001 NIP. 197501202000031001

Page 3: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

iii

DEPARTEMEN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka Telp/Fax 7601295, 7615387 Semarang 50185

PENGESAHAN

Skripsi saudara : Ahmad Salafuddin

NIM : 05311177

Judul : Nilai-nilai Pendidikan Antikorupsi Dalam Surat An-Nisa’ Ayat 58 (Studi Analisis Dengan Pendekatan Tafsir Tahlily)

Telah dimunaqasahkan oleh dewan penguji Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, dan dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude/baik/cukup, pada tanggal : 31 Desember 2009. Dan dapat diterima sebagai syarat guna memperoleh gelar sarjana strata 1 tahun akademik 2009/2010.

Semarang, 31 Desember 2009 Ketua Sidang / Dekan Sekretaris Sidang Dr. H. Hamdani Muin, M. Ag Fahrurrozi, M. Ag NIP. 197204051999031001 NIP. 197708162005011003 Penguji I, Penguji II, Drs. H. Fatah Syukur, M. Ag Drs. H. Mat Sholikhin, M. Ag. NIP. 196812121994031003 NIP. 196005241992031001

Page 4: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

iv

MOTTO

☺ ☺

⌧ ☺ ⌧

Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat.1

1 Ahmad Sunarjo, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: CV Alwaah, 1989), hlm. 128.

Page 5: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

v

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala yang

telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul). Nilai-nilai Pendidikan

Antikorupsi Dalam Surat An-Nisa’ ayat 58 (Studi Analisis Dengan

Pendekatan Tafsir Tahlily). Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu

persyaratan dalam menyelesaikan program sarjana pendidikan jurusan pendidikan

agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. Penulis mengakui bahwa

tersusunnya skripsi ini berkat bantuan, dorongan, dan kerja sama dari berbagai pihak.

Maka pada kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan

setinggi-tingginya kepada:

1. Prof. Dr. H. Ibnu Hadjar, ME, Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

Semarang yang telah memberikan ijin penulis untuk menyusun skripsi

2. Ahmad Muthohar, M. Ag, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas

Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang

3. Dr. H. Hamdani Muin, M. Ag selaku Pembimbing I dan Ahmad Maghfurin, M.A

selaku pembimbing II yang telah dengan sabar dan tekun serta meluangkan

waktunya untuk memberikan bimbingan dalam pembuatan skripsi ini

4. Bapak / Ibu dosen dan karyawan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang,

yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat

5. Rekan-rekan seangkatan dan seperjuangan di IAIN Walisongo Semarang, Tino

Wahyudi, Alek, Irvan, Jono, Kustanto, Ilul, Erwin, Kolek, Ulin, evi, dan

temanteman seperjuangan yang tidak mungkin disebutkan satu per satu. Atas

segala bantuan dari semua pihak, penulis hanya dapat memohon kepada Allah

Yang Maha Pengasih, semoga kebaikannya mendapat balasan yang sebaik-

baiknya.

Page 6: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

vi

Atas segala bantuan dari semua pihak, penulis hanya dapat memohon kepada

Allah Yang Maha Pengasih, semoga kebaikannya mendapat balasan yang sebaik-

baiknya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari

sempurna, meskipun penulis telah mencurahkan seluruh kemampuan penulis. Apa-

apa yang benar dalam skripsi ini adalah datangnya dari Allah SWT, sedangkan apa

yang salah berasal dari diri yang lemah ini. Untuk itu segala kritik dan saran yang

bersifat membangun akan penulis terima dengan senang hati.

Semarang, Januari 2010

Penulis

Page 7: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

vii

PERNYATAAN

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini

tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh oraang lain atau diterbitkan.

Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali

informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Semarang, Januari 2010

Deklarator

Ahmad Salafuddin

Page 8: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

viii

ABSTRAK Ahmad Salafuddin (NIM : 3105177). Nilai-nilai Pendidikan Antikorupsi Dalam Surat An-Nisa’ ayat 58 (Studi Analisis Dengan Pendekatan Tafsir Tahlily) Skripsi. Semarang : Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2010.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) mengetahui tentang pengertian dari nilai-nilai pendidikan antikorupsi; (2) mengetahui nilai-nilai pendidikan antikorupsi menurut surat an-Nisa’ ayat 58.

Penelitian ini menggunakan metode pada penelitian kepustakaan (library research), dengan tekhnik analisis deskriptif kualitatif. Data penelitian yang terkumpul kemudian dianalisis dengan metode interpretatif yakni metode yang berperan untuk mencari kandungan Q.S an-Nisa’ ayat 58 tentang nilai-nilai pendidikan antikorupsi. Metode maudhu’i yakni metode tafsir yang berusaha menguraikan al-Qur'an secara detail. Setelah melakukan penelitian, maka diketahui bahwasanya menjalankan amanat dan berbuat adil berperan penting khususnya dalam menanggulangi praktek korupsi. Kejujuran merupakan faktor yang ikut menentukan keberhasilan dalam meminimalisir tindak korupsi.

Dalam Q.S An-Nisa’ ayat 58 dijelaskan bahwa Allah SWT menyuruh manusia untuk menyampaikan amanat dan menetapkan hukum dengan adil kepada sesama manusia., karena apabila hal ini tidak dilakukan maka akan menimbulkan kerugian kepada orang banyak. Karena tindak korupsi meerupakan salah satu perbuatan yang menyelewengkan kepercayaan dari rakyat. Pendidikan antikorupsi merupakan upaya untuk menyiapkan generasi bangsa dalam membentuk kesadaran moral manusia untuk tidak berlaku curang, bohong dan tidak berkhianat.

Pendidikan antikorupsi diperlukan untuk menyiapkan generasi bangsa dalam memajukan budi pekerti, pikiran, tindakan untuk menentang atau menolak korupsi. Dalam hal ini adalah keseluruhan upaya untuk mendorong generasi-generasi mendatang mengembangkan sikap menolak secara tegas setiap bentuk tindak korupsi. Perubahan dari sikap membiarkan dan menerima ke sikap tegas menolak korupsi.

Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan bagi khasanah ilmu pengetahuan dan bahan informasi serta masukan bagi civitas akademika dan semua pihak yang membutuhkan di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

Page 9: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

ix

PERSEMBAHAN

Dalam perjuangan mengarungi samudra Ilahi tanpa batas, dengan keringat

dan air mata kupersembahkan karya tulis skripsi ini teruntuk orang-orang yang

selalu hadir dan berharap keindahan-Nya. Kupersembahkan bagi mereka yang

tetap setia berada di ruang dan waktu kehidupan ku khususnya buat:

Ayahanda dan Bunda tercinta, yang telah memberiku kasih saying serta

mendoakan dengan tulus dan ikhlas, semoga Allah swt selalu memberkahi

dan melindungimu. Amin.

Adikku yang tersayang Rifatun Nafisah, kakak ku Nurul Fuadah dan

saudara-saudaraku yang lainnya, yang selalu memberiku doa dan semangat

sampai selesai skripsi ini.

Kekasihku tersayang “EVI MAIZUN” yang selalu mendampingiku dalam

susah maupun senang.

Teman-teman PPL MAN 2 Semarang yang selalu mbolosan.

Teman-temanku (Onit, alek, Jono, irpan, Cs-cs ku SAKTI Community)

yang selalu memberikan motivasi untuk hidup lebih maju

Serta sahabat-sahabat: SAKTI.COM dan An-Nikmah.COM yang selalu

menemaniku dalam suka dan duka Serta TIM Futsal Sakti.

Page 10: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

NOTA PEMBIMBING …………………………………………………. ii

PENGESAHAN ……………………………………………………...…. iii

HALAMAN MOTTO …………………………………………………... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………….... v

PERNYATAAN ........................................................................................ vi

ABSTRAKSI ............................................................................................. vii

KATA PENGANTAR …………………………………………………. viii

DAFTAR ISI .………………………………………………...............… x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ……………….............………………….. 1

B. Rumusan Masalah.............................................................................. 6

C. Pembatasan Istilah............................................................................. 6

D. Telaah Pustaka …………………………………………................. 8

E. Tujuan dan manfaat penelitian ……………………………………. 10

F. Metode Penelitian...... .………………………………………… 11

G. Sistematika Penulisan ………………………………........................ 13

BAB II PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM SURAT AN-NISA’ AYAT 58

A. Pengertian korupsi ......…………..……………........... 15

B. Pengertian Pendidikan Antikorupsi …………..……………........... 18

C. Metode Pendidikan Antikorupsi ………………………………….. 20

D. Tujuan Pendidikan Antikorupsi …………………………………... 25

E. Urgensi Pendidikan Antikorupsi ………………………………….. 27

BAB III TINJAUAN SURAT AN-NISA’ AYAT 58

Page 11: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

xi

A. Kandungan Surat An-Nisa’ Ayat 58…….……..…………….......... 31

B. Asbabun Nuzul Surat An-Nisa’ Ayat 58….…...…………….......... 35

C. Pendapat para Mufassir makna Surat An-Nisa’ Ayat 58…............. 36

BAB IV NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI SURAT AN-NISA’ AYAT 58

A. Pemahaman Nilai Pendidikan Antikorupsi Surat An-Nisa’ Ayat

58.................................................................................................... 42

B. Unsur Pendidikan Antikorupsi Surat An-Nisa’ Ayat 58.................... 47

C. Bentuk Nilai Pendidikan Antikorupsi Surat An-Nisa’ Ayat 58.......... 51

D. Pendidikan Antikorupsi dalam Konteks Masyarakat Modern ........... 62

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...…………….…...…………….…...……………........ 68

B. Saran-saran……….…...…………….…...……………………….... 69

C. Penutup ……..……..…………….…...…………….…...……….... 69

DAFTAR PUSTAKA

RIWAYAT PENDIDIKAN PENULIS

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 12: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

1

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bangsa Indonesia akhir-akhir ini tengah menghadapi berbagai

permasalahan yang cukup pelik seputar krisis multi-dimensional serta problem

lain yang menyangkut tatanan nilai yang sangat menuntut adanya upaya

pemecahan secara mendesak. Problematika yang menyangkut tatanan nilai

dalam masyarakat salah satunya adalah problematika korupsi yang tak

kunjung usai. Karena semakin kuatnya permasalahan tersebut, sebagian orang

menganggap korupsi di Indonesia sudah menjadi budaya dan epidemi bahkan

virus yang harus segera diperangi bersama.

Beberapa hasil survey lembaga-lembaga transparansi mengindikasikan

tingginya tingkat korupsi di Indonesia, karena Indonesia sendiri dibandingkan

dengan negara-negara lainnya, berada di posisi kelima terkorup di dunia

menurut survey Transparency International (TI) pada tahun 2009. Sedangkan

untuk kalangan asia, Indonesia menduduki sebagai negara terkorup nomor

satu di asia dengan nilai 8,32 dan dibawahnya Thailand dengan nilai 7,63.1

Berbagai kasus korupsi di Indonesia sejak masa rezim orde baru

(1967-1998) dengan terdakwa mantan presiden suharto, dengan yayasan yang

didirikannya yaitu yayasan dakab, dharmais, dana sejahtera mandiri, trikora,

amal bhakti muslim pancasila, gotong royong kemanusiaan, dan yayasan

supersemar.. Tujuh yayasan ini diduga meraup uang rakyat senilai 5 triliunan

rupiah.2 Salah satu yayasan yang diduga mengalirkan uang ke perusahaan

Tommy Suharto adalah supersemar.3 Sedangkan pada rezim orde reformasi

(1998-2009), pada masa pemerintahan presiden Gus Dur dan Megawati

sejumlah menteri terlibat kasus korupsi, salah satu di antaranya menteri agama

1 Farizt, 14 Negara Terkorup di Asia, http://www.hupelita.com/baca.php?id=50218, hlm

1. 2 Hakim Muda Harahab, Ayat-Ayat Korupsi, (Yogyakarta:Gama Media, 2009), hlm. 33. 3 Yayasan Supersemar ini berdiri pada tahun 1974. Dana yang mengalir ke pundi yayasan

ini berasal dari Bank pemerintah. Setiap tahun Bank pemerintah harus menyetor 2,5 persen dari total pendapatan ke pundit-pundi yayasan ini.

Page 13: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

2

Said Agil Husein al-Munawwar yang di seret secara paksa ke pengadilan.

Laksamana Sukardi menneg BUMN, terlibat dalam penjualan sejumlah asset

negara (kapal tengker milik pertamina).4

Selanjutnya mengenai proyek pengadaan pipa pengangkutan bahan

bakar minyak (BBM) di Jawa, melibatkan mantan direktur pertamina faisal

Abda’oe, bos Bimantara Rosano Barack dan Siti Hardiyanti Rukmana.

Kerugian negara di taksir hingga US$ 31,4 juta. Kemudian kasus Bank

pembangunan Indonesia (Bapindo) pada tahun 1993 dengan terdakwa Eddy

Tanzil. Dalam kasusu ini negara dirugikan sebesar 1,3 triliun rupiah.5

Lalu kasus bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI). Kasus BLBI

merugikan negara senilai 138,4 triliun rupiah. Dalam kasus BLBI ini menyeret

sejumlah pejabat, diantaranya mantan gubernur Bank Indonesia Soedradjat

Djiwandono dan beberapa mantan pejabat BI seperti Hendrobudiyanto, paul

sutopo, Heru Supraptomo. Kemudian kasus korupsi dalam badan urusan

logistik (Bulog) dengan tersangka direktur utama Bulog Widjanarko puspoyo,

ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi impor sapi Australia

yang merugikan negara sebesar 11 triliun rupiah.6

Dari bebrbagai kasus korupsi di atas, korupsi di Indonesia sudah

merupakan suatu “penyakit” yang sukar disembuhkan dan merupakan suatu

fenomena yang kompleks. Untuk memberantas korupsi di Indonesia tidak

cukup hanya dengan melakukan suatu tindakan represif, namun yang lebih

mendasar lagi adalah melakukan tindakan preventif atau pencegahan. Salah

satu upaya yang dapat dilakukan melalui tindakan preventif adalah dengan

menumbuhkan kepedulian untuk melawan berbagai tindakan korupsi, dan

sekaligus juga mendidik generasi muda dengan menanamkan nilai-nilai etika

dan moral yang diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat.

Bahkan dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistam

pendidikan nasionl bahwasanya tujuan pendidikan nasional adalah

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman

4Hakim Muda Harap,Op. Cit, hlm. 35. 5 Ibid, hlm. 37. 6 Ibid, hlm. 39.

Page 14: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

3

dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, dan menjadi warga negara yang yang demokratis serta

bertanggung jawab.7 Bertitik tolak dari dasar, fungsi dan tujuan pendidikan

nasional tersebut menjadi jelas bahwa manusia Indonesia yang hendak di

bentuk melalui proses pendidikan bukan sekedar manusia yang berilmu

pengetahuan semata tetapi membentuk manusia Indonesia yang

berkepribadian dan berakhlak.

Pendidikan anti korupsi mempunyai maksud pokok untuk membantu

dalam proses perkembangan sosial sebagaimana dalam QS. Al-Fajr/89 ayat

15-20, disinyalir bahwa masalah sosial disebabkan oleh empat hal, yakni:

Pertama, sikap ahumanis, yakni tidak memuliakan anak yatim. Kedua,

asosial, yakni tidak memberi makan orang miskin. Ketiga, monopolistik, yaitu

memakan warisan (kekayaan) alam dengan rakus. Keempat, sikap hedonis,

mencintai harta benda secara berlebihan.8 Esensi dari tujuan pendidikan ini

ialah pendidikan nilai, yaitu pendidikan untuk mendorong setiap generasi

menyusun kembali sistem nilai yang diwarisi. Sistem nilai adalah keseluruhan

norma-norma etika yang dijadikan pedoman oleh bangsa untuk mengatur

perilakunya Karena manusia-manusia yang lahir melalui sektor pendidikan

adalah manusia-manusia yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran,

beriman, berakhlak mulia, memiliki kompetensi dan profesionalitas serta

sebagai warga negara yang bertanggung jawab9.

Pendidikan anti korupsi menyangkut banyak aspek seperti tidak

menyalah gunakan jabatannya dan menjalankan amanah yng diberikannya,

selalu berada dalam kejujuran dan berbuat adil. Hal tersebut termaktub dalam

QS. An-Nisa’ ayat 58:

☺ ☺

7, Qodir dkk, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, (Jogjakarta: Media Wacana

Press, 2003), hlm. 12. 8 Bhayu Sulistiawan, “Nilai-nilai pendidikan Antikorupsi Dalam Pendidikan Islam”

http://fai.elcom.umy.ac.id/mod/forum/discuss.php?d=130 hlm.78. 9 Ibid., hlm. 23.

Page 15: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

4

⌧ ☺ ⌧

Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat.10

Ayat di atas menyuruh seseorang untuk menunaikan amanat kepada

ahliha, yaitu pemiliknya dan ketika memerintahkan menetapkan hukum

dengan adil, dinyatakannya apabila seseorang menetapkan hukum diantara

manusia. Ini berarti bahwa perintah berlaku adil itu ditujukan kepada manusia

secara keseluruhan. Dengan demikian, baik amanat maupun keadilan harus

ditunaikan dan ditegakkan tanpa membedakan agama, keturunan, atau ras.11

Berdasarkan ayat tersebut di perloleh nilai pendidikan anti korupsi

antara lain perintah untuk tidak menyelewengkan serta menjalankan amanat,

serta perintah untuk berbuat adil dan Allah juga berfirman dalam surat Ali

‘Imran ayat 161:

⌧ ☺ ⌧

☺ ⌧ ☺

Artinya: “Tidak mungkin seorang nabi berkhianat dalam urusan harta rampasan perang. Barang siapa yang berkhianat dalam urusan rampasan perang itu, maka pada hari kiamat ia akan datang membawa apa yang dikhianatkannya itu; kemudian tiap-tiap diri akan diberi pembalasan tentang apa yang ia kerjakan dengan (pembalasan) setimpal, sedang mereka tidak dianiaya”.12

10 Ahmad Sunarjo, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: CV Alwaah, 1989), hlm.

128. 11 Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah Vol 2,(Ciputat: Lentera Hati, 2000), hlm. 458. 12Asbabun nuzul ayat di atas menjelaskan bahwa kasus korupsi yang terjadi pada perang

Badar, ketika pasukan pemanah meninggalkan posnya di gunung, mereka khawatir Rasulullah SAW tidak memberikan bagian harta rampasan kepada mereka karena sebagian kaum munafik memperbincangkn bahwa sebagian dari harta rampasan perang Badar sebelumnya telah di gelapkan dan mereka tidak malu menyebutkan nama nabi SAW dalam masalah ini (Sayid Qutb, Fi Zhilailil Qur’an Di Bawah Naungan Qur’an, terj. As’ad Yasin, et.al, Jilid 6, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), hlm. 299).

Page 16: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

5

Ayat di atas sebagai bantahan terhadap kaum munafik yang menuduh

nabi melakukan korupsi. Seorang nabi tidak mungkin melakukan korupsi

karena tabiat seorang nabi adalah amanah, adil dan selalu menjaga diri dari

hal-hal yang tidak pantas, tidak memungkinkan terjadinya kecurangan dan

korupsi dari beliau. Kemudian diancamlah orang-orang yang korupsi dan

menyembunyikan harta umum atau harta ranpasan dengan ancaman yang

menakutkan.13 Hal ini membentuk kesadaran moral manusia untuk tidak rakus

dan tidak berkhianat karena hal tersebut menimbulkan kerugian kepada orang

lain. Nabi bersabda:

: فقال, فإذا ضيعت االمانة فانتظر الساعة: عن ابى هريرة رضي اهللا عنه قال 14تظرا لساعةفان, اذا وسدا االمر إلى غير اهله: كيف إضاعتها؟ قال

Artinya: Dari Abu Hirairah ra., ia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Jika amanah disia-siakan, maka tunggulah kehancuran. Kemudian dinyatakan: “bagaimana maksud amanah disia-siakan itu? Rasul menjawab: “Jika suatu perkara (amanat/ pekerjaan) diserahkan pada orang yang tidak ahli (profesional), maka tunggulah saat kehancuran.” (HR. Bukhari)

Hadist di atas menjelaskan korupsi dapat dipahami sebagai “tindakan

penyalahgunaan wewenang oleh pemegang amanat karena termasuk

merugikan kepentingan banyak orang atau publik.

Dari sini dapat dilihat bahwasanya masalah korupsi tidak hanya

menyangkut masalah per individual melainkan sangat kompleks. Bahkan di

era otonomi daerah sekarang ini, korupsi sudah menyebar di berbagai daerah

lokal. Pada tingkatan birokrat pusat pun korupsi menyebar luas. Berbagai

upaya telah dilakukan guna mencegah dan menghilangkan praktek korupsi di

negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam ini. Namun realitasnya,

korupsi tetap saja menjamur.

Dengan demikian, internalisasi nilai-nilai antikorupsi melalui

pendidikan merupakan upaya untuk menyiapkan generasi bangsa (baca:

13 Sayid Qutb, Fi Zhilailil Qur’an Di Bawah Naungan Qur’an, terj. As’ad Yasin, et.al,

Jilid 6, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), hlm. 300. 14 Bukhari, Shahih Bukhari, Jilid I, (Beirut: Dar al-Fikr, 1420 H/2000 M) , hlm. 29.

Page 17: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

6

peserta didik) dalam memajukan budi pekerti, pikiran, tindakan untuk

menentang korupsi. Pendidikan antikorupsi didasarkan pada proses

pengenalan dan pemberian informasi nilai-nilai antikorupsi (ontologis-

epistemologis) dengan harapan membantu peserta didik untuk menjadi

manusia yang bermoral (aksiologis), berwatak serta bertanggung jawab dalam

rangka membangun hidup bermasyarakat dan berbangsa.

Bertolak dari pemikiran di atas dan untuk memperoleh hasil yang lebih

spesifik dan mudah dipahami, maka penelitian atau kajian ini hanya akan

membatasi uraian mengenai nilai-nilai pendidikan anti korupsi dalam surat

An-Nisa’ ayat 58 (studi analisis dengan pendekatan tafsir tahlily).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan kerangka berpikir di atas, maka dapat

dirumuskan permasalahan, yaitu bagaimana nilai-nilai pendidikan anti korupsi

yang terkandung di dalam QS. An-Nisa’ ayat 58?

C. Pembatasan Istilah

Untuk menghindari salah penafsiran dalam memahami judul “Nilai-

nilai pendidikan antikorupsi (studi analisis dengan pendekatan tafsir

Maudhu’i) pada QS.An-Nisa’ ayat 58”, maka perlu penulis jelaskan beberapa

istilah yang digunakan dalam judul ini. Adapun istilah yang perlu dijelaskan

sebagai berikut:

1. Nilai

Menurut J.R. Franckel yang dikutip oleh Chabib Thoha “a value is an

idea a concept about what some one thinks is important in life”. Artinya nilai

adalah ide, konsep tentang apa yang seseorang berpikir itu penting dalam

kehidupan.15

Sedangkan di dalam Encyclopedia of Religion and Ethic vol. XII: That

values are something superadded upon the other qualities of objects by the

mind, in order to express their relation to its purpose and acts, and do not in

15 Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996),

hlm. 60.

Page 18: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

7

here in objects. Artinya, nilai-nilai adalah suatu tambahan yang lebih pada

kualitas lain dari suatu obyek oleh pikiran dalam rangka mengekspresikan

hubungannya untuk tujuan dan tindakan-tindakannya, tetapi tidak merupakan

bagian dari obyek tersebut.16

Jadi nilai adalah sesuatu yang abstrak dan berkualitas yang ada pada

suatu obyek dalam (hal ini pendidikan) dan dianggap penting dalam hidup

seseorang.

2. Pendidikan

Pendidikan dalam Bahasa Inggris adalah education, the word

education means just a process and leading or bringing up. Artinya,

pendidikan adalah sebuah proses memimpin atau mendewasakan.17

Sedangkan dalam UU Sisdiknas tahun 2003, pendidikan adalah usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk emmiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara.18

1. Antikorupsi

Korupsi secara etimologis sesuai dengan bahasa aslinya berasal dari

bahasa Latin, corruption dari kata kerja corrumpere, yang berarti busuk,

rusak, menggoyahkan, memutar balik, menyogok, orang yang dirusak, dipikat

atau disuap.19 Sedangkan menurut Bank Pembangunan Asia dan lembaga

Transparasi Internasional (TI) sebagai perilaku mereka-mereka yang bekerja

di sektor publik dan swasta, baik politisi maupun pegawai negeri yang secara

tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang

16 James Hastings, Encyclopedia of Religion and Ethic, (New York: Charles Scribner’s

Son, t.th.), Vol. XII, hlm. 584. 17 John dewey, Democracy and Education, (New York: The Macmillan Company, 1964),

hlm. 10. 18 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003, Op. Cit, hlm. 9. 19 Bhayu Sulistiawan, op.cit., hlm. 32.

Page 19: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

8

berdekatan dengannya atau merangsang orang lain berbuat serupa dengan

menyalahgunakan kedudukan yang mereka emban.20

Dengan demikian, yang dimaksud pendidikan antikorupsi adalah

pendidikan untuk menyiapkan generasi bangsa (baca: peserta didik) dalam

memajukan budi pekerti, pikiran, tindakan untuk menentang atau menolak

korupsi

Sedangkan “nilai-nilai pendidikan antikorupsi” yang penulis

maksudkan dalam penelitian ini adalah nilai-nilai pendidikan antikorupsi yang

terkandung dalam surat an-Nisa’ ayat 58. Jadi, penulis hanya memusatkan

perhatian pada nilai-nilai pendidikan antikorupsi yang terdapat dalam Surat

an-Nisa’ ayat 58 yang terfokus pada masalah sifat amanat dan berbuat adil

yang harus di laksanakan dalam diri seseorang.

D. Telaah Pustaka

Untuk menghindari terjadinya duplikasi temuan yang membahas

permasalahan yang sama dari suatu karya dan memperoleh landasan teori

yang jelas, maka penulis akan memaparkan sejumlah karya di sekitar

pembahasan dengan topik ini. Hasil temuan tersebut nantinya akan penulis

jadikan sebagai landasan teori dan sebagai perbandingan dalam mengupas

permasalahan tersebut sehingga diharapkan akan muncul penemuan baru.

Buku-buku dimaksud adalah sebagaimana dipaparkan berikut ini.

Dalam buku yang ditulis oleh Yunahar Ilyas [Et.al.] yang berjudul

Korupsi Dalam Perspektif Agama-agama (Panduan Untuk Pemuka Umat)

yang diterbitkan oleh KUTUB, 2001. Buku ini merupakan upaya untuk

mensosialisasikan kampanye antikorupsi di kalangan masyarakat melalui jalur

pendidikan keumatan. Dalam buku ini pembahasannya dilakukan dengan

pendekatan lintas agama melalui para penulis yang merepresentasikan dari

agama Islam, Kristen, Hindu dan Budha, dan menitikberatkan pada

pembahasan aktualisasi nilai-nilai keagamaan dalam upaya pemberantasan

korupsi.

20 Hakim Muda Harahab, Op.Cit, hlm. 13.

Page 20: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

9

Sementara itu dari kalangan Muhammadiyah juga telah ada usaha

untuk mensosialisasikan gerakan antikorupsi. Salah satunya melalui buku

yang berjudul Membasmi Kanker Korupsi yang diterbitkan PSAP, 2004. Buku

ini merupakan kompilasi tulisan beberapa cendikiawan dalam merespon isu

korupsi serta menawarkan beberapa rekomendasi yang dapat dipertimbangkan

sebagai langkah-langkah untuk memberantas korupsi di Indonesia. Tawaran

tersebut diantaranya perlunya pendekatan kultural untuk proses internalisasi

nilai-nilai antikorupsi melalui pendidikan.

Beberapa acuan lain peneliti dapatkan dari beberapa kajian yang

dilakukan oleh beberapa institusi. Seperti Pusat Pengembangan Pesantren dan

Masyarakat (P3M) yang berbasis kultural kaum Nahdliyin. Lembaga ini telah

melaksanakan sejumlah bahtsul masa’il (diskusi hukum Islam) mengenai

korupsi serta menerbitkannya dalam beberapa buku. Diantaranya Buku yang

berjudul Menolak Korupsi: Membangun Kesalehan Sosial, berisi kumpulan

naskah khotbah Jum’at yang mengambil tema korupsi. Buku terbitan P3M lain

adalah Korupsi di Negeri Kaum Beragama: Ikhtiar Membangun Fikih

Antikorupsi, berisikan kumpulan makalah yang disajikan dalam acara Munas

Bahtsul Masail NU (Mei 2004).

Buku berjudul NU Melawan Korupsi: Kajian Tafsir dan Fiqih yang

diterbitkan oleh Tim Kerja Gerakan Nasional Pemberantasan Korupsi

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (GNPK PB NU), 2006. Buku ini

mengelaborasi fenomena korupsi di Indonesia serta membahasnya melalui

pandangan Islam dan strategi pemberantasannya.

Buku berjudul Ayat-Ayat Korupsi yang dibuat Hakim Muda Harahap,

M’Ag dan diterbitkan oleh Gama Media, 2009. Buku ini hanya membahas

ayat-ayat al-qur’an yang relevan dengan tindakan korupsi dan hukuman bagi

perilaku korupsi.

Dalam buku yang ditulis oleh Abu Fida’ Abdur Rafi’ yang berjudul

Terapi Penyakit Korupsi Dengan Tazkiyatun Nafs dan di terbitkan oleh

Republika, 2006. Buku ini hanya membahas bagaimana mengatasi praktek-

Page 21: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

10

praktek korupsi dan memberikan terapi dan tips agar sembuh dari penyakit

korupsi.

Buku berjudul Fiqih Korupsi Amanah Vs Kekuasaan yang di terbitkan

solidaritas masyarakat Transparansi NTB (SOMASI NTB), 2003. Buku ini

berisikan kumpulan artikel dari berbagai pakar yang intinya membahas

bagaimana memberantas korupsi di Indonesia dan pentingnya peran ulama’

dalam memberantas korupsi.

Skripsi saudara Bhayu Sulistiawan dari universitas Muhammadiyah

Yogyakarta yang berjudul nilai-nilai pendidikan antikorupsi dalam

pendidikan islam (tinjauan normatif aspek kurikulum pendidikan agama islam

terhadap pendidikan antikorupsi) pada tahun 2008. Skripsi ini hanya

membahas bagaimana pendidikan antikorupsi dimasukan kedalam kurikulum

sekolah maupun di universitas.

Dari beberapa acuan di atas, kesamaan dengan penelitian ini adalah

sama-sama mengangkat tema pndidikan antikorupsi. Sedangkan perbedaannya

dengan penelitian ini, peneliti membahas pendidikan antikorupsi hanya

memfokuskan pada surat An-Nisa’ ayat 58. dengan harapan agar nilai-nilai

pendidikan tersebut dapat membentuk pribadi muslim yang bermoral

(aksiologis), berwatak serta bertanggung jawab dalam rangka membangun

hidup bermasyarakat dan berbangsa.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dari pokok permasalahan yang telah dirumuskan di atas maka tujuan

penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui tentang pengertian dari nilai-nilai pendidikan

antikorupsi.

2. Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan antikorupsi menurut Surat an-

Nisa’ ayat 58.

Dari tujuan di atas, penelitian ini diharapkan memiliki manfaat

sebagaimana berikut ini.

1) Dapatnya dimanfaatkan bagi kegiatan pembinaan pendidikan Agama Islam.

Page 22: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

11

2) Dapatnya diaplikasikan dalam sikap dan perilaku kehidupan yang Islami di

dalam kehidupan nyata.

3) Sebagai i’tibar bagi manusia agar tetap berpegang teguh pada ajaran Islam.

4) Meningkatkan wawasan yang lebih komprehensif terhadap pemahaman

nilai-nilai pendidikan antikorupsi dalam QS. an-Nisa’ ayat 58 dari berbagai

sudut pandang para ulama tafsir.

F. Metode Penelitian

1. Metode pengumpulan data

Di dalam kegiatan penelitian, cara untuk memperoleh data ini di

kenal sebagai metode pengumpulan data.21 Maka di dalam penelitian ini,

penulis mengadakan penelitian secara library research yaitu suatu research

kepustakaan.22 Dengan mengadakan telaah terhadap dua sumber, yaitu: sumber

data primer, yaitu sumber data yang diperoleh langsung dari sumbernya.

Dalam hal ini adalah al-Qur’an, hadis dan tafsir-tafsir QS. an-Nisa’ ayat

58. Sumber data sekunder, yaitu sumber data yang diperoleh dari sumber-

sumber lain yang berkaitan, memberi interpretasi terhadap sumber primer.

2. Jenis data

Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan data kualitatif,

menurut Strauss dan Corbin yang diterjemahkan oleh M Shodiq dan

Muttaqin23 menyatakan bahwa penelitian kualitatif diartikan sebagai jenis

penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur

statistik atau bentuk hitungan lainnya.

Dengan demikian, penelitian yang dilakukan penulis dalam

penyusunan skripsi tanpa menggunakan penghitungan statistik. Dalam

prakteknya, hanya berkisar pada data-data yang berkaitan dengan nilai-

nilai edukatif yang terkandung dalam surat an-Nisa’ ayat 58 tentang sifat

antikorupsi

21 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm.149.

22 Sutrisno Hadi, Metodologi Reseach Jilid I, (Yogya karta: Penerbit Andi, 2001), hal. 9 23Shodiq dan Muttaqin, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2003), hlm. 4.

Page 23: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

12

3. Metode analisis data

Dalam menganalisis data, penulis berusaha memberikan arti yang

signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian dan mencari

hubungan dimensi-dimensi uraian.24 Adapun metode yang digunakan

adalah:

a. Metode tahlily (Analisis)

Yaitu menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an dengan memaparkan

segala aspek yang terkandung di dalam ayat-ayat yang ditafsirkan itu

serta menerangkan makna-makna yang tercakup di dalamnya. Dalam

metode ini diuraikan makna yang terkandung dalam al-Qur’an, ayat

demi ayat, surat demi surat, sesuai dengan urutan yang ada dalam

mushaf. Uraian tersebut menyangkut berbagai aspek seperti kosakata,

konotasi kalimat, asbabun nuzul, munasabat dan pendapat-pendapat

yang berkenaan dengan tafsiran ayat-ayat tersebut, baik yang

disampaikan oleh Nabi, sahabat, para tabi’in maupun mufassirin.25

Dalam penelitian nilai-nilai pendidikan antikorupsi dalam QS.

an-Nisa’ ayat 58 ini menggunakan metode tahlily bi al-ma’tsur, artinya

penafsiran ayat dengan ayat, ayat dengan hadis Nabi yang menjelaskan

makna sebagian ayat yang dirasa sulit dipahami oleh para sahabat, atau

penafsiran ayat dengan hasil ijtihad para tabi’in.26

Metode ini digunakan untuk mencari kandungan QS. an-Nisa’

ayat 58 tentang nilai-nilai pendidikan antikorupsi

b. Metode interpretatif

Metode interpretatif adalah suatu metode yang digunakan

untuk menjelaskan teks naskah atau ayat dengan jalan teks naskah atau

ayat tersebut diselami untuk menangkap arti dan nuansa yang

dimaksud secara khas.27

24 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

1998), hlm. 103. 25 Nashruddin Baidan, Metodologi Penafsiran al-Qur’an, (Yogykaarta: Pustaka Pelajar,

1998), hlm. 31. 26 Abd. Al-Hayy al-Farmawi. Op. Cit, hlm. 13. 27 Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat, (Jakarta: Rajawali Pers, 1997), hlm. 98.

Page 24: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

13

Metode ini juga berperan untuk mencari makna yang

merupakan upaya untuk menangkap dibalik yang tersurat, selain itu

juga mencari makna yang tersurat serta mengaitkan dengan hal-hal

yang terkait yang sifatnya logik, teoritik, etik, dan transendental.28

G. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam memahami, mencerna dan mengkaji

masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini, maka penulis menyusun

sistematika sebagai berikut:

1. Bagian Muka (Preliminaries)

Pada bagian muka ini dimuat: halaman judul, nota pembimbing, halaman

pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, daftar

isi serta abstraksi.

2. Bagian Isi (Batang Tubuh)

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang belakang permasalahan,

penegasan istilah dari judul, permasalahan skripsi,

tujuan dan manfaat penelitian, telaah pustaka,

metode penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM SURAT

AN-NISA AYAT 58

Bab ini meliputi: pengertian korupsi, pengertian

pendidikan antikorupsi, metode pendidikan

antikorupsi, tujuan pendidikan antikorupsi dan

urgensi pendidikan antikorupsi.

BAB III TINJAUAN SURAT AN-NISA’ AYAT 58

Bab ini memaparkan mengenai kandungan surat an-

Nisa’ ayat 58, asbabun nuzul surat an-Nisa’ ayat 58,

28 Noeng Muhadjir, Metode Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996), hlm.

65.

Page 25: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

14

pendapat para mufassir terhadap al-Qur’an surat an-

Nisa’ ayat 58.

BAB IV NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI

DALAM SURAT AN-NISA’ AYAT 58

Merupakan bab yang akan menjadi obyek tujuan

kajian analisis. Analisis ini meliputi: nilai-nilai

pendidikan antikorupsi dalam surat an-Nisa’ ayat 58

yang memuat tentang pemahaman nilai-nilai

pendidikan antikorupsi Surat an-Nisa’ ayat 58,

Unsur pendidikan antikorupsi dalam Surat an-Nisa’

ayat 58, Bentuk nilai pendidikan antikorupsi dalam

surat al- an-Nisa’ ayat 58 serta pendidikan

antikorupsi dalam konteks masyarakat modern

dalam pandangan surat an-Nisa’ ayat 58.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini diuraikan kesimpulan akhir dari

keseluruhan isi skripsi, saran-saran, dan penutup.

3. Bagian Penutup

Pada bagian akhir skripsi ini berisi: daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan

daftar riwayat hidup penulis.

Page 26: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

 

 

15

BAB II

PENDIDIKAN ANTIKORUPSI

DALAM SURAT AN-NISA’ AYAT 58

Pendidikan antikorupsi salah satu jenis pendidikan yang harus di berikan

kepada seseorang agar mereka menjadi masyarakat yang bersikap aktif dalam

memerangi kejahatan korupsi sebagai wujud perlawanan terhadap kemungkaran

sosial.

A. Pengertian Korupsi

Pengertian korupsi menurut Frederick C. Mish bahwa asal kata korupsi

dari kata corruption atau to corrupt. Hal senada dikemukakan oleh Fockema

Andreae, korupsi berasal dari bahasa latin corruption atau dari kata asal

corrumpere, suatu kata latin yang lebih tua. Dari bahasa latin inilah turun ke

beberapa bahasa eropa seperti Inggris: corruption, corrupt; Perancis

corruption; dan bahasa belanda corruptie, kemudian kata ini turun ke bahasa

Indonesia: “korupsi”.1

Secara etimologi, korupsi bermakna orang-orang yang memiliki

kekuasaan berkeinginan melakukan kecurangan secara tidak sah untuk

memperoleh uang atau keuntungan pribadi (derog (esp of people with

authority or power) willing to act dishonestly or illegally in return for money

or personal gain), juga bermkna kejahatan, kerusakan, kebusukan, keburukan,

kecurangan, penyimpangan, kebejatan, ketidakjujuran, menyuap, penipuan,

tidak bermoral, penyimpangan dari kata kesucian, kata-kata ucapan yang

menghina atau memfitnah.2

Secara terminologis korupsi di istilahkan oleh Bank Pembangunan

Asia dan lembaga Transparasi Internasional (TI) sebagai perilaku mereka-

                                                            

1Hakim Muda Harahab, Ayat-Ayat Korupsi, (Yogyakarta:Gama Media, 2009), hlm. 12.

2Ibid.

Page 27: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

 

 

16

mereka yang bekerja di sector publik dan swasta, baik politisi maupun

pegawai negeri yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau

memperkaya mereka yang berdekatan dengannya atau merangsang orang lain

berbuat serupa dengan menyalahgunakan kedudukan yang mereka emban.3

Robert Klitgaard dalam bukunya membasmi korupsi mendefinisikan

korupsi adalah tingkah laku yang menyimpang dari tugas-tugas resmi sebuah

jabatan negara karena keuntungan status atau uang yang menyangkut pribadi

(perorangan, keluarga dekat, kelompok sendiri) atau melanggar aturan-aturan

pelaksanaan beberapa tingkah laku pribadi.4 Tidak jauh berbeda dengan yang

dikemukakan oleh Klitgaard, Unesco Courier mendefinisikan korupsi sebagai

tindakan penyimpangan jabatan publik demi keuntungan pribadi dan golongan

(misuseof office for personal again). Begitu pula pengakuan Komisi

Pemberantasan Korupsi (KPK), bahwa korupsi adalah setiap perilaku yang

mengarah untuk merugikan masyarakat dan perilaku untuk memperkaya diri

sendiri.5

Dari pengertian di atas, diketahuilah bahwa korupsi memiliki batas-

batas tertentu, yakni: pertama, pelaku yang terlibat dalam korupsi terdapat di

kalangan pemerintah (pegawai negeri), swasta (pengusaha) maupun politik

(politisi); kedua, mereka berperilaku memperkaya diri atau yang berdekatan

dengannya atau merangsang orang lain memperkaya diri; ketiga, cara yang

dipakai tidak legal dengan menyalahgunakan kedudukannya.6

Untuk menganalis lebih detail konsep korupsi, Hussein Alatas

membagi korupsi menjadi tujuh tipologi korupsi, antara lain:7

                                                            

3Ibid, hlm. 13.

4Robert Klitgaard, Membasmi Korupsi, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2001), hlm. 31.

5Hakim Muda Harahab, Op. Cit, hlm. 13.

6 Ibid

7 Ibid, hlm. 19. 

Page 28: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

 

 

17

1. korupsi transaktif (transactive corruption), yaitu menunjuk adanya

kesepakatan timbal balik antara pihak pemberi dan penerima demi

keuntungan kedua belah pihak dan dengan aktif di usahakan tercapainya

keuntungan oleh kedua-duanya. Seperti transaksi illegal luar negeri,

transaksi penyelundupan, kesepakatan mengalirkan dana ke rekening

pribadi dan menyalahgunakan dana.

2. korupsi memeras (extortive corruption) adalah sejenis dengan pihak

pemberi dipaksa menyuap guna mencegah kerugian yang mengancam

dirinya, kepentingannya atau orang-orang yang bersamanya, seperti

intimidasi, penyiksaan, menawarkan jasa perantara dan konflik

kepentingan.

3. korupsi investif (investive corruption) adalah pemberian barang dan jasa

tanpa ada pertalian langsung dengan keuntungan tertentu, selain

keuntungan yang dibayangkan akan diperoleh di masa datang, semisal

penyuapan dan penyogokan, meminta komisi, menerima hadiah, uang jasa,

uang pelican.

4. korupsi perkerabatan (nepotistic corruption) adalah menunjuk yang tidak

sah terhadap teman atau sanak saudara memegang jabatan atau tindakan

yang memberikan perlakuan khusus dalam bentuk uang atau bentuk lain

kepada mereka yang bertentangan dengan norma dan peraturan yang

berlaku, seperti perkoncoan dan menutupi kejahatan.

5. korupsi defensif (defensive corruption) adalah perbuatan korban korupsi

pemerasan demi mempertahankan diri, seperti menipu, mengecoh,

mencurangi dan memperdaya, serta memberi kesan yang salah.

6. koropsi otogenik (autogenic corruption) adalah korupsi dilakukan sendiri

tanpa melibatkan orang lain, seperti menipu, mencuri, merampok, tidak

menjalankan tugas, memalsu dokumen, meyalahgunakan telekomunikasi,

pos, setempel, kertas surat kantor, dan hak istimewa jabatan.

7. korupsi dukungan (supportive corruption) adalah korupsi yang secara

tidak langsung menyangkut uang atau imbalan langsung dalam bentuk

lain, tindakan yang di lakukan untuk melindungi dan memperkuat korupsi

Page 29: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

 

 

18

kekuasaan yang sudah ada, seperti menjegal pemilihan umum, memalsu

kertas suara, manipulasi peraturan, membagi-bagi wilayah pemilihan

umum agar bisa unggul.

B. Pengertian Pendidikan Antikorupsi

Nilai-nilai pendidikan antikorupsi, seperti yang telah dijelaskan dalam

bab sebelumnya, yaitu suatu hal yang berguna dan dibutuhkan bagi kehidupan

manusia yang menuntut untuk tidak selalu menyalahgunakan kewenangan,

jabatan atau amanah secara melawan hukum untuk memperoleh keuntungan

atau manfaat pribadi dan atau kelompok tertentu yang dapat merugikan

kepentingan umum.

Sehubungan dengan itu nilai-nilai tersebut haruslah merupakan

esensiesensi, yang terkandung dalam suatu barang serta perbuatan-perbuatan.8

Sebagai esensi, maka nilai itu tidak memiliki eksistensi, namun ada dalam

kenyataan. Nilai-nilai dapat dikatakan mendasari sesuatu barang dan bersifat

tetap. Jika orang mengatakan “perdamaian merupakan suatu yang bernilai”,

maka ia memahami bahwa di dalam hakekat perdamaian itu sendiri terdapat

nilai yang mendasari.

Selanjutnya jika nilai dikaitkan dengan istilah pendidikan, maka nilai

dapat diartikan sebagai penanaman dan pengembangan nilai-nilai dalam diri

seseorang.9 Pendidikan nilai dalam aplikasinya tidak harus merupakan satu

program atau pelajaran khusus, seperti pelajaran menggambar, menulis atau

bahasa, tetapi lebih merupakan suatu dimensi dari seluruh usaha pendidikan.

Karena pendidikan tidak hanya mengembangkan ilmu, ketrampilan, teknologi,

tetapi juga mengembangkan aspek-aspek lainnya, seperti kepribadian, etika,

moral dan lain-lain. Dengan demikian pendidikan nilai merupakan

pengetahuan aplikatif komplek.

                                                            

8Louis O. Kaffsoff, Elements of Philosophy/Pengantar Filsafat, Terj. Soenarjo Soemargono, (Yogyakarta : Tiara Wacana, 1996), hlm. 345.

9M. Sastrapratedja, S. J., “Pendidikan Nilai”, dalam EM. K. Kaswardi, (Ed), Pendidikan Nilai Memasuki Tahun 2000, (Jakarta : PT. Grasindo, 1993), hlm.3.

Page 30: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

 

 

19

Di tinjau dari segi istilah, pendidikan menurut Achmadi berarti

tindakan yang dilakukan secara sadar melalui suatu proses yang bertahap dan

berkesinambungan dengan tujuan memelihara dan mengembangkan fitrah

serta potensi (sumber daya) insani menuju terbentuknya manusia seutuhnya

(insan kamil).10

Dalam Ensiklopedia Indonesia dijelaskan bahwa, bahwa pendidikan

adalah proses membimbing manusia dari kegelapan kebodohan ke kecerahan

pengetahuan. Dalam arti luas pendidikan baik yang formal maupun yang

informal meliputi segala hal yang memperluas pengetahuan manusia tentang

dirinya sendiri dan tentang dunia di mana mereka itu hidup.11

Sedangkan pengertian korupsi secara etimologi, korupsi bermakna

orang-orang yang memiliki kekuasaan berkeinginan melakukan kecurangan

secara tidak sah untuk memperoleh uang atau keuntungan pribadi, juga

bermkna kejahatan, kerusakan, kebusukan, keburukan, kecurangan,

penyimpangan, penipuan.12

Sedangkan menurut Syed Husein Alatas, yang dimaksud dengan

korupsi adalah: ”Corruption is abuse of trust in the interest of private gain”,

Korupsi adalah penyalah gunaan amanah untuk kepentingan pribadi.13

Masyarakat pada umumnya menggunakan istilah korupsi untuk merujuk

kepada serangkaian tindakan-tindakan terlarang atau melawan hukum dalam

rangka mendapatkan keuntungan dengan merugikan orang lain. Hal yang

paling mengidentikkan perilaku korupsi bagi masyarakat umum adalah

penekanan pada penyalahgunaan kekuasaan atau jabatan publik untuk

keuntungan pribadi. Begitu pula pengakuan Komisi Pemberantasan Korupsi

                                                            

10Ahmad Ludjito, “Filsafat Nilai dalam Islam” dalam M. Chabib Thoha, dkk, Reformulasi Filsafat Pendidikan Islam, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1996), hlm.16.

11Hasan Shadily, Ensiklopedia Indonesia, (Jakarta : Ichtiar Baru- Van Houve, tth), hlm.2627.

12Hakim Muda Harahab, Op. Cit, hlm. 12.

13 Syamsul Anwar (Et.al), Fikih Antikorupsi Perspektif Ulama Muhammadiyah Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah,( Jakarta: Pusat studi Agama dan Peradaban (PSAP), 2006).hlm. 10.

Page 31: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

 

 

20

(KPK), bahwa korupsi adalah setiap perilaku yang mengarah untuk merugikan

masyarakat dan perilaku untuk memperkaya diri sendiri.14

Dengan demikian, yang dimaksud pendidikan antikorupsi adalah

pendidikan untuk menyiapkan generasi bangsa (baca: peserta didik) dalam

memajukan budi pekerti, pikiran, tindakan untuk menentang atau menolak

korupsi. Upaya pencegahan korupsi melalui pendidikan merupakan basis

falsafah dalam pendidikan nilai, moral agama. Secara filosofis korupsi hanya

dipahami sebagai tindakan merusak (stabilitas nasional, etika, dan norma

individu pelakunya) artikulasi nilai-nilai yang sudah mapan (established)

dalam konstruksi sosial budaya masyarakat bahkan agama.

Jadi nilai-nilai pendidikan antikorupsi yang dimaksud adalah sesuatu

yang berguna bagi generasi bangsa untuk menjadi manusia yang berbudaya

antikorupsi, berwatak antikorupsi dan bertanggung jawab dalam berbangsa

dan bermasyarakat.

C. Metode Pendidikan Antikorupsi

Secara etimologi, metode berasal dari bahasa Greek “meta” yang

berarti melalui dan “hodos” yang berarti jalan. Sedangkan dalam pengertian

yang umum “metode” diartikan cara mengerjakan sesuatu.15 Dalam proses

pendidikan, metode mempunyai peranan untuk mencapai suatu tujuan

pendidikan yang telah ditentukan.

Metode juga diartikan sebagai cara yang paling baik, tepat (efektif),

dan cepat (efisien). Efektif atau tidak dan efisien atau tidak suatu metode

banyak bergantung kepada faktor-faktor yang meliputi situasi dan kondisi

pemakai metode itu sendiri yang kurang memahami penggunaannya atau tidak

sesuai dengan seleranya, atau secara obyektif metode ini kurang cocok dengan

                                                            

14Hakim Muda Harahab, Op. Cit, hlm. 13.

15 Muzayin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 2000), hlm. 97.

Page 32: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

 

 

21

kondisi obyek, dan dalam metode itu sendiri secara intrinsik tidak memenuhi

persyaratan sebagai metode.16

Dalam pandangan filosofis pendidikan, metode merupakan alat yang

digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan dan penggunaan metode dalam

proses kependidikan pada hakikatnya adalah pelaksanaan sikap hatihati dalam

pekerjaan mendidik atau mengajar.17

Karl Manheim, yang dikutip oleh Soelaiman Joesoef,18 menunjukkan

adanya dua metode yang dapat digunakan yaitu :

1. Metode Langsung, adalah mengadakan hubungan langsung secara pribadi

dan kekeluargaan dengan individu-individu yang bersangkutan, yaitu dengan

cara langsung mendatangi dan memberikan arahan serta bimbingan agar orang

tersebut mempunyai keinginan untuk berbuat kebaikan atau jujur terhadap

orang lain, juga diberikan contoh-contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari.

2. Metode Tak Langsung, maksudnya mengadakan hubungan secara tidak

langsung kepada individu/masyarakat yang menjadi sasaran, melainkan

sasaran antara. Cara ini juga bisa dimanfaatkan walaupun tidak secara

langsung menghadapi orang, karena dengan cara ini bisa memberikan nasehat

pada orang lain setelah itu dia akan menyampaikannya pada orang tersebut.

Dengan menggunakan metode yang telah diuraikan di atas inilah, para

pendidik diharapkan dapat menerapkannya pada pelaksanaan proses

pendidikan antikorupsi dalam melaksanakan tugas kewajiban edukatifnya.

Tujuan pendidikan antikorupsi akan tercapai apabila metode-metode tersebut

dapat diamalkan dengan sungguh-sungguh dan disesuaikan dengan kebutuhan

dalam pendidikan antikorupsi.

Di Indonesia metode yang paling menarik dari pendidikan antikorupsi

dan telah banyak diadopsi di berbagai sekolah adalah laboratorium warung

                                                            

16Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1997), hlm. 9.

17Muzayin Arifin, op. cit., hlm. 97.

18 Soelaiman Joesoef, Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah, (Jakarta : Bumi Aksara, 1992), Cet. I, hlm. 115-117.

Page 33: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

 

 

22

kejujuran atau kantin kejujuran. Secara praktis, warung tersebut mengajarkan

praktik kejujuran dengan aksentuasi transendental bahwa apapun yang kita

lakukan pasti diketahui Tuhan. Warung tersebut dibuka tanpa penunggu

(kasir), pembelinya membayar sesuai dengan harga, mencatat pembelian, dan

mengambil uang kembalian dengan sendirinya. Beberapa sekolah yang

mengadopsi kantin kejujuran diantaranya, SMP Keluarga Kudus, SMP 8

Padang, dan SMAN I Tambun Bekasi.19

Menurut Abu Fida’ Abdur Fafi’ dalam Terapi Penyakit Korupsi,

Praktek korupsi terjadi karena indivudu tidak mempunyai nilai-nilai moral

yang dapat mencegah korupsi yang dilakukannya. Hal situsional seperti

adanya peluang korupsi tidak akan mendukung terjadinya korupsi apabila

individu memiliki nilai moral yang terintegrasi menjadi kepribadian yang

kokoh. Adapun metode yang dapat dilakukan untuk pendidikan antikorupsi

dengan melalui tiga pendekatan, yaitu:20

1. Pendekatan Rasionalistik.

Yakni menanamkan moral dengan konsep-konsep yang bersifat rasional,

misalnya dengan menanamkan pola fikir bahwa korupsi merupakan perbuatan

yang merusak dan menghancurkan diri, lingkungan, dan negara. Dengan

pendekatan ini akan tertanam pada individu (peserta didik) bahwa korupsi

merupakan perbuatan yang merusak dan menghancurkan diri, lingkungan dan

negara. Dengan pendekatan ini akan tertanam pada individu bahwa korupsi

merupakan perbuatan yang harus dihindarkan dalam diirnya. Mereka tidak

melakukan praktek korupsi bukan karena takut pada tuhan dan neraka, tetapi

secara rasional mereka menyadari bahwa korupsi akan menghancurkan

mereka dan negaranya.

2. Pendekatan Spiritualistik.

                                                            

19 Bhayu Sulistiawan, “Nilai-nilai pendidikan Antikorupsi Dalam Pendidikan Islam” http://fai.elcom.umy.ac.id/mod/forum/discuss.php?d=130, hlm. 100.

20Abu Fida’ Ab dur Rafi’, Terapi Penyakit Korupsi (Jakarta: Republika, 2006), hlm. xxii.

Page 34: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

 

 

23

Yaitu memanamkan moral dengan konsp-konsep yang bersifat spiritual,

seperti dengan menanamkan rasa takut kepada tuhan dan azab-Nya. Dengan

pendekatan ini akan diperoleh individu yang takut kepada azab tuhan-Nya,

sehingga dirinya dapat menghindari untuk melakukan praktik korupsi

3. Pendekatan kombinasi antara rasionalistik dan spiritualistik.

Yakni dengan mengabungkan pendekatan pertama dan kedua secara

bersamaan, yakni di samping mengguanakan cara-cara yang rasionalistik, juga

menggunakan metode-metode spiritualistik.

Adapun cara-cara yang harus ditempuh dalam pendidikan antikorupsi

agar hati untuk tidak melakukan praktek korupsi, antara lain:

1. Memulai kehidupan dengan niat yang ikhlas.

2. Menyikapi kehidupan dunia berdasarkan ajaran tuhan.

3. Mengendalikan nafsu syahwat terhadap harta.

4. Menjaga pikiran yang terlintas dan langkah nyata untuk perbuatan.

5. Tawakal.

6. Mensyukuri nikmat harta yang ada padanya.

7. Sabar menghadapi kemiskinan dan fitnah (ujian) harta.

8. Ridha terhadap qadha (ketentuan) Allah.

9. Menumbuhkan rasa takut (khauf) kepada Allah.

10. Membentuk sifat jujur dalam diri.

11. Membangun sifat malu untuk berbuat maksiat.

12. Muhasabah (intropeksi diir).

13. Muraqabbatullah.

14. Menumbuhkan kecintaan (mahabbah) kepada Allah.

15. Bertaubat untuk tidak melakukan praktik korupsi.21

Hal ini perlu ditanamkan pada individu (peserta didik) karena untuk

menciptakan generasi baru yang antikorupsi merupakan sasaran dari langkah

preventif untuk membantu mewujudkan negara yang bebas dari korupsi.

Gerakan antikorupsi melalui jalur pendidikan merupakan langkah awal yang                                                             

21Ibid, hlm. 73

Page 35: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

 

 

24

ditempuh untuk mulai melakukan penanaman nilai ke arah yang lebih baik

dari sejak usia muda dengan membangun karakter termasuk pembentukan

sikap disiplin.

Rasulullah Saw juga memberikan peringatan yang baik bagi kita dalam

sebagian bidang yang bersifat antikorupsi berikut ini:

: فقال, فإذا ضيعت االمانة فانتظر الساعة: عن ابى هريرة رضي اهللا عنه قال

 22تظرا لساعةفان, اذا وسدا االمر إلى غير اهله: كيف إضاعتها؟ قال

“Dari Abu Hirairah ra., ia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Jika amanah disia-siakan, maka tunggulah kehancuran. Kemudian dinyatakan: “bagaimana maksud amanah disia-siakan itu? Rasul menjawab: “Jika suatu perkara (amanat/ pekerjaan) diserahkan pada orang yang tidak ahli (profesional), maka tunggulah saat kehancuran.” (HR. Bukhari)

: عن أبى هريرة رضي اهللا عنه عن النبي صلى اهللا عليه وسلم قالوإذا أئتمن , وإذ وعد أخلف, آية المنافق ثالث ؛ إذا حدث آذب

.23خان

“Dari Abi Hurairah dari Nabi . bersabda: “Tanda-tanda orang munafik ada tiga: jika berbicara berbohong, jika berjanji ingkar, jika dipercaya berkhianat”. (HR. Bukhari).

Berdasarkan deskripsi diatas, hadis ini sangat tegas dan lugas, bahwa

kejujuran, keterbukaan, dan tanggungjawab adalah tanda-tanda pokok

keimanan yang harus dipelihara. Tanpa ketiga hal tersebut, walaupun telah

banyak beribadah ritual, seseorang layak disebut munafik. Dalam konteks

ajaran Islam, korupsi merupakan tindakan yang bertentangan dengan prinsip

keadilan, akuntabilitas dan tanggungjawab. Korupsi dengan segala dampak

negatifnya, telah menimbulkan berbagai distorsi terhadap kehidupan negara

dan masyarakat.                                                             

22 Bukhari, Shahih Bukhari, Jilid I, (Beirut: Dar al-Fikr, 1420 H/2000 M) , hlm. 29. 

23 Bukhari, Ibid, hlm. 14. 

Page 36: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

 

 

25

Oleh karena itu bila dilihat dalam konteks pendidikan, tindakan untuk

mengendalikan atau mengurangi korupsi adalah keseluruhan upaya untuk

mendorong generasi-generasi mendatang mengembangkan sikap menolak

secara tegas setiap bentuk tindak korupsi. Perubahan dari sikap membiarkan

dan menerima ke sikap tegas menolak korupsi. Hal ini tidak pernah terjadi jika

kita tidak secara sadar membina kemampuan generasi mendatang untuk

memperbarui sistem nilai yang diwarisi, sesuai dengan tuntutan yang muncul

dalam setiap tahap perjalanan bangsa.

D. Tujuan Pendidikan Antikorupsi

Suatu pendidikan tak terkecuali pendidikan antikorupsi, tentu memiliki

suatu tujuan, yaitu sesuatu yang diharapkan tercapai setelah usaha atau

kegiatan selesai.24 Suatu tujuan yang hendak dicapai oleh pendidikan pada

hakikatnya adalah suatu perwujudan dari nilai-nilai ideal yang terbentuk

dalam pribadi manusia yang diinginkan. Nilai-nilai ideal itu mempengaruhi

dan mewarnai pola kepribadian manusia, sehingga menggejala dalam perilaku

lahiriyahnya.25 Dalam melaksanakan pendidikan antikorupsi diharapkan akan

tercapai sebuah tujuan yang dicita-citakan yaitu adanya manusia yang tanggap

serta peduli terhadap masalah-masalah yang terjadi di lingkungan sekitarnya

dan dengan adanya tujuan tersebut dapat membangkitkan semangat untuk

berbuat antikorupsi.

Sedangkan tujuan pendidikan menurut Omar at Toumy Asy-Syaibani

ialah perubahan yang diinginkan dan diusahakan oleh proses dan usaha

pendidikan untuk mencapainya, baik pada tingkah laku individu dan pada

kehidupan pribadinya, kahidupan masyarakat dan alam sekitar di mana

individu itu hidup, serta pada proses pendidikan itu sendiri dan proses

pengajaran sebagai suatu aktivitas yang asasi dalam masyarakat.26

                                                            

24Zakiah Darodjat, dkk , Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1996), hlm. 29.

25Muzayin Arifin, op. cit., hlm. 119.

26Omar at-Toumy asy-Syaibani, Filsafat At-Tarbiyah Al-Islamiyah, Terj. Hasan Langgulung, (Jakarta : Bulan Bintang, 1979), hlm. 426-427.

Page 37: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

 

 

26

Adapun mengenai tujuan pendidikan antikorupsi dapat dilihat dari

pendapat sejumlah pakar sebagai berikut:

Menurut Mohammad al-Thoumy tujuan pendidkan antikorupsi adalah

pembentukan kesadaran peserta didik akan bahaya korupsi, untuk kemudian

bangkit melawannya. Menginspirasi masyarakat untuk aktif melawan korupsi

dan untuk menghindari internalisasi sikap permisif terhadap tindakan koruptif.

Pendidikan antikorupsi juga berguna untuk mempromosikan nilai-nilai

kejujuran.27

Isnaini Muallidin dalam artikelnya koalisi antar umat beragama

melawan korupsi mengatakan secara umum tujuan pendidikan antikorupsi

adalah: pertama, pembentukan pengetahuan dan pemahaman mengenai bentuk

korupsi dan aspek-aspeknya; kedua, pengubahan persepsi dan sikap terhadap

korupsi; dan ketiga, pembentukan keterampilan dan kecakapan baru yang

ditujukan untuk melawan korupsi. Sedangkan manfaat atau tujuan jangka

panjangnya adalah menyumbang pada keberlangsungan sistem integrasi

nasional dan program antikorupsi serta mencegah tumbuhnya mental korupsi

pada diri peserta didik yang kelak akan menjalankan amanah di dalam sendi-

sendi kehidupan.28

Sedangkan menurut Mochtar Buchori dalam konteks pendidikan

antikorupsi ini yang penting untuk ditekankan ialah tujuan pendidikan nilai

bukan memupuk kemaniran beretorika tentang nilai-nilai atau tentang suatu

ideologi. Yang jauh lebih penting ialah menggunakan pengetahuan tentang

dan ketaatan terhadap nilai-nilai untuk memupuk kemampuan membimbing

bangsa ke pembaruan cara hidup (way of life) sesuai realitas yang ada serta

aspirasi tentang masa depan yang masih hidup dalam diri bangsa. Pendidikan

                                                            

27Mohammad al-Thoumy, Pendidikan Antikorupsi Dan Multikulturalisme, http://www.uinjkt.ac.id/index.php/section-blog/28-artikel/65-pendidikan-multikultural-dan-upaya-anti-korupsi.htm, hlm. 2.

28Isnaini Muallidin, Koalisi Antar Umat Beragama Melawan Korupsi, http://www.komisiyudisial.go.id/Artikel/Koalisi%20Antar%20Umat%20Beragama%20Melawan%20Korupsi.pdf, hlm. 2.

Page 38: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

 

 

27

nilai tidak berhenti pada pengenalan nilai-nilai, tetapi masih harus berlanjut ke

pemahaman nilai-nilai, ke penghayatan nilai-nilai, dan ke pengamalan nilai-

nilai. Hanya dengan siklus yang bulat seperti ini dapat diharapkan, pendidikan

nilai akan dapat membawa bangsa ke kemampuan memperbarui diri.29

Dari tujuan pendidikan antikorupsi tersebut dapat dipahami tujuan

pendidikan antikorupsi adalah menanamkan pemahaman dan perilaku

antikorupsi. Jika merujuk pada UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Pasal 4 ayat (3) disebutkan bahwa pendidikan

diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan

peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.30 Atas dasar ini, signifikansi

penyelenggaraan pendidikan antikorupsi lewat jalur pendidikan tidak dapat

diabaikan potensinya sebagai salah satu cara untuk membudayakan

antikorupsi di Indonesia.

Dengan cara demikian diharapkan agar individu yang bagian dari

masyarakat berupaya untuk mendorong generasi-generasi mendatang

mengembangkan sikap menolak secara tegas setiap bentuk tindak korupsi.

Perubahan dari sikap membiarkan dan menerima ke sikap tegas menolak

praktek korupsi. Dengan adanya pendidikan antikorupsi juga diharapkan

membentuk kesadaran akan bahaya korupsi bagi negara, kemudian bangkit

melawannya dan menjadi champion dalam pemberantasan korupsi serta

menentang bentuk kemungkaran social, kejahatan kemanusiaan yang komunal

dan melibatkan public tersebut dan juga berguna mempromosikan nilai-nilai

kejujuran dan tidak mudah menyerah demi terwujudnya kebenaran haqiqi.

E. Urgensi Pendidikan Antikorupsi

Pendidikan adalah suatu proses belajar dan penyesuaian individu-

individu secara terus menerus terhadap nilai-nilai budaya dan cita-cita

                                                            

29Mochtar Buchori, Pendidikan Antikorupsi, Kompas,4 Meret 2007.

30Qodir dkk, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, (Jogjakarta: Media Wacana Press, 2003), hlm. 13.

Page 39: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

 

 

28

masyarakat. Ini adalah suatu proses dimana suatu bangsa mempersiapkan

generasi mudanya untuk menjalankan kehidupan dan untuk memenuhi tujuan

hidup secara efektif dan efisien. Lebih lanjut, Prof. Schoorl dalam Sudarwan

Danim31 menyatakan, bahwa praktik-praktik pendidikan merupakan wahana

terbaik dalam menyiapkan SDM dengan derajat moralitas yang tinggi.

Dengan demikian, internalisasi nilai-nilai antikorupsi melalui

pendidikan merupakan upaya untuk menyiapkan generasi bangsa (baca:

peserta didik) dalam memajukan moral, pikiran dan tindakan untuk menentang

praktek korupsi.

Diluar itu, pemahaman mengenai dampak korupsi ini sangat penting

untuk dipahami, karena dengan memahami dampak-dampak yang ditimbulkan

oleh korupsi. Maka akan semakin memperbesar motivasi untuk memberantas

korupsi dan pentingnya pendidikan antikorupsi. Pemahaman tentang dampak

korupsi ini sangatlah penting karena hal ini akan menunjukan seberapa

pentingkah pendidikan antikorupsi bagi masyarakat demi terwujudnya negara

yang bersih dari budaya korupsi.

Adapun dampak-dampak dari perbuatan praktek korupsi adalah

sebagai berikuat:

1. Dampak budaya dan sosial.

a. Hancurnya moralitas bangsa.

b. Membiasakan masyarakat untuk bebuat korupsi.

c. Memicu tindakan asocial dan asusila.

2. Dampak politik dan hukum.

a. Terbentuknya pemerintahan yang dzalim.

b. Penempatan pejabat yang tidak proporsional.

c. Kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah rendah.

d. Rendahnya kepercayaan terhadap aparat hokum.

e. Kurangnya kepedulian masyarakat terhadap kegiatan pemerintahan.

                                                            

31Sudarwan Danim, Agenda Pembaruan Sistem Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), hlm. 63.

Page 40: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

 

 

29

f. Buruknya pelayanan public bagi masyarakat.

3. Dampak ekonomi.

a. Terpuruknya ekonomi dan macetnya kegiatan pembangunan.

b. Krisis yang berkepanjangan.

c. Ketergantungan kepada luar negeri dan hilangnya kemerdekan Negara.

d. Naiknya harga barang.

e. Rendahnya kesejahteraan masyarakat (masyarakat semakin miskin).

f. Korupsi menguntungkan sebagian kecil golongan sehingga

memunculkan kesenjangan sosial.32

Berdasarkan deskripsi diatas, hal ini menunjukan bagaimana

bahayanya praktek korupsi. Oleh karena itu upaya pencegahan korupsi melalui

pendidikan merupakan basis urgensi dalam pendidikan nilai, moral agama.

Secara filosofis korupsi hanya dipahami sebagai tindakan merusak (stabilitas

nasional, etika, dan norma individu pelakunya) artikulasi nilai-nilai yang

sudah mapan (established) dalam konstruksi sosial budaya masyarakat bahkan

agama.

Mendidik sendiri pada umumnya dipahami sebagai suatu cara untuk

menyiapkan dan membantu seseorang untuk mencapai tujuan hidup,yaitu

menjadi manusia utuh, sempurna dan bahagia. Secara lebih eksplisit

pendidikan bertujuan untuk memanusiakan manusia muda, membantu

seseorang menjadi manusia yang berbudaya dan bernilai tinggi serta menjadi

manusia yang bermoral, berwatak, bertanggung jawab dan bersosialitas.

Sehingga dengan pendidikan, seseorang akan dibantu untuk menjadi manusia

yang aktif dalam membangun hidup bermasyarakat dan berbangsa.33

Dengan demikian urgensi pendidikan antikorupsi adalah membantu

individu (peserta didik) untuk menjadi manusia yang bermoral (aksiologis),

                                                            

32Ervyn Kaffah, Fiqih Korupsi Amanah Vs Kekuasaan, (NTB:SOMASI NTB, 2003), hlm. 321.

33Bhayu Sulistiawan, Op.Cit, hlm. 96.

Page 41: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

 

 

30

berwatak serta bertanggung jawab dalam rangka membangun hidup

bermasyarakat dan berbangsa.

Selain itu pentingnya pendidikan antikorupsi adalah menjadikan para

generasi bangsa menjadi manusia yang berbudaya antikorupsi, berwatak

antikorupsi, bertanggung jawab terhadap problematika korupsi, dan

bersosialitas dalam upaya pencegahan korupsi. Karena disadari atau tidak,

korupsi pasti juga dialami oleh para generasi muda. Pada saat tertentu generasi

muda dapat menjadi korban korupsi, pelaku korupsi, atau ikut serta juga

melakukan atau terlibat perkara korupsi, dan sangat mungkin pula menjadi

pihak yang menentang korupsi.

Signifikansi pendidikan dengan demikian harus mampu menjadikan

diri peserta didik sebagai salah satu instrumen perubahan yang mampu

melakukan empowerment (terhadap tindak korupsi) dan transformasi bagi

masyarakat melalui berbagai program yang mencerminkan adanya inisiatif

perbaikan sosial. Melalui pendekatan tersebut, berbagai bentuk pathologi

sosial berupa penyimpangan praktik-praktik kehidupan sosial-kemasyarakatan

seperti korupsi dapat dianalisis dan dicarikan alternatif solusinya.

Dalam konteks tersebut, pendidikan harus juga dimaknai dan

dimanfaatkan sebagai instrumen, selain harus mampu mentransformasikan

nilai-nilai moral, pendidikan juga berfungsi melakukan social engineering

guna membangun sosial religi yang efektif dan seimbang.34

Dari deskrepsi di atas pendidikan antikorupsi menjadi sangat penting

dan di perlukan dalam membangun masyarakat yang sadar akan bahaya

korupsi bagi kesejahteraan hidup berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu

melalui pendidikan antikorupsi diharapkan dapat membidik dan membentuk

manusia yang berakhlak antikorupsi dan mengarahkan kehidupannya untuk

kehidupan social yang baik serta meningkatkan kepedulian kita terhadap

sesama agar mereka menjadi manusia pertama yamg menolak praktek korupsi.

                                                             

34Isnaini Muallidin, Op.Cit, hlm. 3.

Page 42: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

31

BAB III

TINJAUAN SURAT AN-NISA’ AYAT 58

Al-Qur’an yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw merupakan wahyu

terakhir dan petunjuk bagi umat manusia. Isinya di antaranya adalah menyeru

kepada akidah tauhid dan memberi petunjuk pada tingkah laku yang yang lurus

dan benar demi kebaikan diri dan masyarakat untuk kebahagiaan hidup di dunia

dan akhirat.

Dalam surat an-Nisa’ ayat 58 manusia diperintahkan untuk menunaikan

amanat kepada pemiliknya baik kepada Allah SWT maupun manusia dan juga

untuk berbuat adil dalam menetapkan hukum.

A. Kandungan Surat An-Nisa’ Ayat 58

إن الله يأمركم أن تؤدوا الأمانات إلى أهلها وإذا حكمتم بين الناس أن تحكموا ريصا بيعمكان س إن الله به ظكمعا يمنع ل إن اللهد٥٨ا ﴿بالع﴾

Artinya: ”Sesungguhnya Allah SWT menyuruh seseorang menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh seseorang) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya seseorang menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah SWT memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah SWT adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat.”1

Dari ayat di atas mempunyai maksud bahwa Allah SWT secara

langsung menuntun dan memerintahkan seseorang menunaikan amanat-

amanat secara sempurna dan tepat waktu kepada ahliha, yaitu pemiliknya

atau orang yang berhak menerimanya. Baik amanat Allah SWT kepada

umatnya maupun amanat sesama manusia dan betapapun banyaknya amanat

yang diserahkan kepada seseorang.2

Dari hal seperti ini dapat di ambil kesimpulan bahwa ketika

seseorang menjadi seorang pejabat atau mendapat kepercayaan dari orang

1 Ahmad Sunarjo, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: CV Alwaah, 1989), hlm. 128. 2 Sayid Qutb, Fi Zhilailil Qur’an Di Bawah Naungan Qur’an, terj. As’ad Yasin, et.al,

Jilid 6, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), hlm. 307.

Page 43: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

32

lain, seseorang harus menjaga kepercayaan tersebut sebaik-baiknya terlebih

pada seorang pejabat, mereka mendapat amanat dari rakyat untuk menjadi

seorang pemimpin yang jujur, adil dan tidak korupsi sehingga rakyat dapat

hidup sejahtera dan penuh kedamaian karena dampak dari korupsi sangatlah

menyengsarakan rakyat atau publik.

Selain itu ayat ini juga mempunyai maksud bahwa Allah SWT juga

menyuruh seseorang apabila menetapkan hukum diantara manusia, baik

yang berselisih dengan manusia lain maupun tanpa perselisihan maka

seseorang harus menetapkan putusan dengan adil sesuai dengan apa yang di

ajarkan oleh Allah SWT, tidak memihak kecuali kepada kebenaran dan tidak

pula menjatuhkan sanksi kecuali kepada yang melanggar, tidak menganiaya

walaupun lawannya dan tidak pula memihak kepada temannya.3

Hal ini kaitannya dengan korupsi adalah jika seorang pelaku korupsi

tidak di adili dengan seadil-adilnya maka akan menumbuhkan bibit-bibit

baru para pelaku korupsi. Untuk itu keadilan adalah salah satu faktor

terpenting dalam pemberantasan praktek korupsi.

Ayat di atas menyuruh seseorang untuk menunaikan amanat kepada

ahliha, yaitu pemiliknya dan ketika memerintahkan menetapkan hukum

dengan adil, dinyatakannya apabila seseorang menetapkan hukum diantara

manusia. Ini berarti bahwa perintah berlaku adil itu ditujukan kepada

manusia secara keseluruhan. Dengan demikian, baik amanat maupun

keadilan harus ditunaikan dan ditegakkan tanpa membedakan agama,

keturunan, atau ras. Ayat-ayat al-Qur’an yang menekankan hal ini sungguh

banyak. Salah satu di antaranya berupa teguran kepada nabi yang hampir

saja terpedaya oleh dalih seorang muslim yang munafik yang bermaksud

mempersalahkan seorang yahudi, dalam konteks inilah turun firmannya4:

ننيائلخل كنلا تو الله اكا أراس بمالن نيب كمحتل قبالح ابتالك كا إليلنزا أنإن ﴾١٠٥خصيما ﴿

3 Ibid. 4 Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah Vol 2,(Ciputat: Lentera Hati, 2000), hlm. 458.

Page 44: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

33

Artinya: Sesungguhnya kami Telah menurunkan Seseorangb kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya seseorang mengadili antara manusia dengan apa yang Telah Allah SWT wahyukan kepadamu, dan janganlah seseorang menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), Karena (membela) orang-orang yang khianat.5

Ayat di atas menjelaskan Allah SWT menunjukan kemarahan demi

menegakan keadilan. Dengan diturunkannya Al-Qur’an kepada nabi untuk

mengadili di antara manusia dengan apa yang telah diberitahukan oleh Allah

SWT. Ayat ini menunjukan adanya larangan menjadi pembela orang-orang

yang berkhianat dan diarahkannya supaya memohon ampun kepada Allah

SWT atas pembelaan beliau terhadap orang yang berkhianat itu.6

Nabi pun seringkali mengingatkan pentingnya amanat, bahkan

amanat itu sangat berkaitan dengan keimanan seseorang. Hal ini sesuai

dengan sabda nabi saw:

ما ,ز ثنا ابو هالل ثنا قتاده عن انس بن ما لك قال حدثناعبد اهللا حدثين ايب ثنا نيد الو, هل ةانما ال نمل انميإال: قال االصلي اهللا عليه وسلم خطبنا نيب اهللا

لمال ن عهل د7)رواه أمحد. (ه Artinya: “Tidak beriman (tidak sempurna iman) orang yang tidak menjaga

amanah dan tidak beragama (tidak sempurna agama) seseorang yang tidak menepati janjinya.”(HR. Ahmad).

Hadits di atas menjelaskan bahwa iman harus dibuktikan dengan

sikap amanah dalam berinteraksi sosial. Tanpa sikap amanah, iman menjadi

rusak sehingga rasa aman menjadi hilang. Jelasnya, jika kecurangan dan

korupsi di semua lini, iman dan amanah sudah tidak ada, maka keamanan

menjadi problem yang sulit dikendalikan. Akhirnya, kejahatan merajalela

5 Ayat Ini dan beberapa ayat berikutnya diturunkan berhubungan dengan pencurian yang

dilakukan Thu'mah dan ia menyembunyikan barang curian itu di rumah seorang Yahudi. Thu'mah tidak mengakui perbuatannya itu malah menuduh bahwa yang mencuri barang itu orang Yahudi. hal Ini diajukan oleh kerabat-kerabat Thu'mah kepada nabi s.a.w. dan mereka meminta agar nabi membela Thu'mah dan menghukum orang-orang Yahudi, kendatipun mereka tahu bahwa yang mencuri barang itu ialah Thu'mah, nabi sendiri hampir-hampir membenarkan tuduhan Thu'mah dan kerabatnya itu terhadap orang Yahudi. ( lihat Tafsir Al Misbah Surat An-Nisa’ ayat 105)

6 Sayyid Quthb, Op. Cit, hlm. 108. 7 Imam Ahmad bin Hanbal, Musnad Imam Ahmad bin Hanbal, Juz III, (Beirut: Dar al-

Fikr, t.th.), hlm. 166.

Page 45: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

34

dan hukum pun tidak berdaya, karena jika amanah telah tiada, maka hukum

dan keadilan bisa diperjual belikan. Selanjutnya, rusaklah tata kehidupan

masyarakat dan sendi-sendi bangsa dan negara.

Adapun dalam perintah agar memutuskan hukum dengan adil

diantara manusia, Syyid Quthb mengatakan nash ini bersifat mutlak yang

berarti meliputi keadilan yang menyeluruh di antara manusia, bukan

keadilan di antara sesama kaum muslimin tetapi terkena untuk semua

manusia, mukminin ataupun kafir, teman ataupun lawan, orang berkulit

putih ataupun berkulit hitam.8 Oleh karena itu, para pelaku korupsi baik itu

teman ataupun kerabat harus mendapatkan hukuman yang seadil-adilnya.

Sebab, hal ini akan membuat para benih-benih calon pelaku korupsi

berikutnya untuk jera melakukannya.

Terkait dengan independensi pengadilan, ada satu contoh dari Umar

ibn Khattab, seorang sahabat menuturkannya kepadanya akan maju ke

pengadilan, untuk satu perkara perdata, dan menceritakan kasusnya.

Sepulang dari sidang, ia memberitahu bahwa ia kalah. “kalau menurut aku,

mestinya seseorang yang menang,” komentar Umar. Kalau begitu mengapa

bukan keputusan bapak saja, ya Amirul Mukminin? “tidak bisa”, jawab sang

Khalifah. Hakimnya Ali, bukan saya.9

Berdasarkan cerita di atas, yang berhak memutuskan orang dikatkan

bersalah atau tidak adalah seorang hakim. Untuk itu, dalam menetapkan

sebuah perkara harus memilih hakim yang amanat dan jujur. Karena sebuah

keadilan adalah salah satu harga mati dalam membangun masyarakat yang

sejahtera, aman dan adil.

Selanjutnya, pada ujung ayat menghubungkan perintah itu dengan

Allah SWT. Keserasian antara tugas-tugas, yaitu menunaikan amanat-

amanat dan memutuskan hukum dengan adil di antara manusia dengan

keberadaan Allah SWT SWT sebagai zat “yang maha mendengar dan lagi

maha melihat” memiliki relevansi yang jelas dan halus. Maka, Allah SWT

8 Sayyid Quthb, Op. Cit, hlm. 307. 9 Syu’bah Asa, Dalam Cahaya Al-Qur’an Tafsir Ayat-Ayat Sosial-Politik, (Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama, 2000), hlm. 60.

Page 46: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

35

senantiasa mendengar dan melihat masalah-masalah keadilan dan amanat,

sehingga akan menimbulkan rasa muraqabah, takut dan berharap kepada-

Nya.

B. Asbabun Nuzul Surat An-Nisa’ Ayat 58

Agar diperoleh kejelasan tentang makna yang terkandung dalam ayat

di atas, maka akan diberikan keterangan tentang sebab-sebab turunnya (asbab

al-nuzul). Asbab al-Nuzul ialah, “Sesuatu yang dengan sebabnya turun suatu

ayat atau beberapa ayat yang mengandung sebab itu, atau memberi jawaban

terhadap sebab itu, atau menerangkan hukumnya pada masa terjadinya sebab

tersebut.10

Dalam menjelaskan asbabun nuzul ini juga akan diterangkan mengenai

munasabah ayat 58 surat an-Nisa; dengan ayat sebelum dan sesudahnya.

Setelah Allah SWT menerangkan ganjaran yang besar bagi orang-

orang yang beriman dan beramal sholeh. Kemudian Allah SWT pun menyeru

kepada orang yang beriman untuk menyampaikan amanat dan menetapkan

perkara diantara manauia dengan cara yang adil yang terdapat dalam surat an-

Nisa’ ayat 58, dan dalam ayat berikutnya menerangkan untuk taat pada ulil

amri.

Menurut Ahmad Musthofa al-Maraghy, turunnya surat an-nisa’ ayat

58. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas : ketika menaklukan Makkah Rasulullah

SAW. Memanggil Ustman bin Thalhah. Setelah datang, beliau bersabda,

“perlihatkan kunci (kunci ka’bah) kepadaku”. Ketika Ustman mengulurkan

tangannya, Abbas berdiri soraya berkata, “wahai Rasululllah, engkau di tebusi

dengan bapak dan ibuku! Satukanlah ia dengan penyiram air untukku.” Maka

ustman membukakan telapak tangannya, lalu Rasululllah bersabda,

“berikanlah kunci itu hai ustman!” ustman berkata, inilah amanat Allah

SWT.” Beliau berdiri, lalu membuka Ka’bah. Kemudian keluar dari Ka’bah,

lalu berthawaf di Baitullah itu. Kemudian Jibril turun memrintahkan supaya

10 Ahmad Syadali dan Ahmad Rofi’i, Ulumul Qur’an I, (Bandung: Pustaka Setia, 1997),

hlm. 89.

Page 47: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

36

mengembalikan kunci itu. Lalu beliau memanggil Ustman bin Thalhah dan

memberikan kunci kepadanya. Kemudian beliau membacakan ayat ini.11

Dari surat an-Nisa’ ayat 58 dapat dilihat bahwa kaum mu’minin

diharuskan untuk menjalankan amanat yang berkaitan dengan urusan kaum

banyak, terutama dalam menetapkan hukum yang paling adil diantara

manusia. Amanat ini tentu saja tertuju kepada para pemimpin umat dan

kalangan penguasa. Mereka adalah dua golongan manusia yang paling

berperan dalam memegang kunci-kunci kemaslahatan orang banyak. Para

penguasa diberi perintah sekaligus amanat oleh Allah SWT untuk berbuat adil

dalam menetapkan keputusan sehingga tidak menghasilkan keputusan yang

merugikan dan hanya menguntungkan segelintir pihak.12

Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa seorang pemimpin atau orang

yang mendapat amanat baik dari rakyat atau orang lain seseorang tetap harus

menjalankan amanat yang sebaik-baiknya dan sejujur-jujurnya.

C. Pendapat Para Mufasir Tentang Makna Surat An-Nisa’ Ayat 58

Al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT sebagai pedoman dalam

kehidupan umat manusia, agar mereka itu dapat memperoleh kebahagiaan dan

keselamatan di dunia dan di akhirat. Namun, al-Qur’an ayat-ayatnya ada

kalanya bersifat mujmal (global), ada pula yang bersifat tafsil (detail). Oleh

karena itu, pemahamannya akan dapat paripurna jika melalui ulasan dan

penjelasan dari para mufasir. Dengan penafsirannya tersebut baik secara

tekstual maupun kontekstual, akan seseorang dapatkan jawaban secara tuntas

terhadap permasalahan yang dihadapi manusia.

Dalam kaitannya dengan pendidikan antikorupsi seperti yang

dinyatakan dalam surat an-Nisa’ ayat 58, pendidikan antikorupsi sangat

penting dalam kehidupan masyarakat dan berbangsa sebagaimana di jelaskan

dalam bab sebelumya. Ayat ini sebagaimana diketahui diturunkan setelah fat-

11Ahmad Musthofa al-Maraghi, Terjemah Tafsir al-Maraghi, terj. Hery Noer Aly, et.al.,

(Semarang: Toha Putra, 1989), hlm. 115. 12 Qomaruddin Shaleh, dkk, Ayat-Ayat Larangan Dan Perintah Dalam Al-Qur’an,

(Bandung: Diponegoro, 2002), hlm. 587.

Page 48: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

37

hu makkah (pembebasan Makah), nabi memanggil ustman bin Thalhah untuk

meminta kunci ka’bah. Ketika ustman akan menyerahkan kunci itu, berdirilah

al-Abbas yang meminta kunci itu pada ustman. Maka nabi bersabda: berikan

kunci itu kepadaku wahai ustman. Ustman berkata, inilah dia, amanat dari

Allah SWT.13 Karena ayat ini menerangkan tentang amanat seseorang tidak

boleh menyelewengkan amanat yang telah dibebankan pada seseorang.

Diperintahkannya amanat di dalam menjalankannya, sebagaimana di

jelaskan dalam tafsir munir karya Wahbah al-Zuhaili, amanat adalah sesuatu

yang dipercayakan kepada manusia, menurut adat manusia amanat adalah

setiap seuatu orang yang mengambilnya dengan izin orang yang mempunyai.

Dan amanat itu berkaitan dengan tanggungan pada Allah SWT atau manusia

atau dirinya sendiri. Orang yang bias menjaga amanah dinamakan amin.

Khafid, wafi (orang yang bias mendatangi), orang yang tidak bisa menjaga

amanat dan menunaikannya dinamakan orang yang khianat.”14

Demikian halnya dalam Tafsir al-Qur’anul ‘Azhim karya Imam Abi

Fad al- Hafizh Ibn Katsier al-Dimasqi yang dijelaskan sebagai berikut : “Allah

SWT memberitahu bahwa dia memerintahkan hamba-hambanya

menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, sebagaimana sabda

rasulullah: sampaikanlah amanat kepada yang berhak menerimanya dan

janganlah engkau menghianati orang yang telah menghianatimu (riwayat

Ahmad dan ahli sunnah) kata amanat dalam ayat ini menjangkau amanat yang

dipesankan oleh Allah SWT kepada hamba-hambanya, seperti kewajiban

sholat, zakat, puasa, pembayaran kaffarat, penunaian nadzar dan lain-lain

amanat yang hanya diketahui oleh Allah SWT dan hamba yang bersangkutan,

dan amanat yang diterima oleh seseorang dari sesamanya seperti titipan-titipan

yang disertai dengan atau tanpa bukti. Semuanya itu diperintahkan oleh Allah

SWT agar ditunaikannya. Karena jika tidak akan di ambilnya dari padanya di

hari kiamat, sebagaimana sabda Rasulullah Saw: Tunaikanlah amanat-amanat

itu kepada yang berhak menerimanya, sehingga kambing yang tidak bertanduk

13 Ibid, hlm. 584 14 Wahbah al-Zuhaili, Tafsir Munir, Juz V, (Beirut: Darul Fikr, tth), hlm. 121.

Page 49: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

38

diberi hak membalas kambing yang bertanduk. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi

Hatim dari Abdullah bin Mas’ud yang bercerita: “ucapan Syahadat menebus

segala dosa kecuali amanat yang dikhianati.”15

Menurut Ahmad Musthofa al-Maraghi dalam tafsir al-Maraghi

disebutkan ada macam-macam amanat:

Pertama : amanat hamba dengan tuhannya, yaitu apa yang telah

dijanjikan Allah SWT kepadanya untuk dipelihara, berupa melaksanakan

segala perintahnya, menjauhi segala larangannya dan menggunakan segala

perasaan dan anggota badannya untuk hal-hal yang bermanfaat baginya dan

mendekatkannya kepada Allah SWT. Di dalam atsar dikatakan, bahwa seluruh

maksiat adalah khianat kepada Allah SWT.

Kedua: Amanat hamba dengan sesame manusia, diantaranya adalah

mengembalikan titipan kepada pemiliknya, tidak menipu, menjaga rahasia dan

lain sebagainya yang wajib dilakukan terhadap keluarga, kaum kerabat dan

manusia pada umumnya dan pemerintah. Termasuk dalam amanat ini adalah

keadilan para umara’ terhadap rakyatnya, dan keadilan para ulama’ terhadap

orang-orang awam dengan membimbing mereka kepada keyakinan dan

pekerjaan yang berguna bagi mereka di dunia dan akhirat, seperti pendidikan

yang baik, mencari rizki yang halal, memberikan nasehat dan hokum-hukum

yang menguatkan keimanan, menyelamatkan mereka dari berbagai kejahatan

dan dosa, serta mendorong mereka untuk melakukan kebaikan dan kebajikan.

Seperti juga keadilan suami terhadap istrinya, seperti tidak menyebarkan

rahasia masing-masing pihak, terutama rahasia khusus mereka yang biasanya

tidak pantas diketahui orang lain.

Ketiga: Amanat manusia terhadap dirinya sendiri, seperti hanya

memilih yang paling pantas dan bermanfaat baginya dalam masalah agama

dan dunianya, tidak langsung mengerjakan hal yang berbahaya baginya di

akhirat dan dunia, serta menghindarkan berbagai penyakit sesuai dengan

pengetahuan dan petunjuk para dokter. Hal terakhir ini memerlukan

15 Imam Abi Fad al- Hafidh Ibn Katsier al- Dimasqi, Tafsir al- Qur’anul Azhim, Jilid I,

(Beirut: Darul Fikr, tth), hlm. 475-476.

Page 50: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

39

pengetahuan tentang ilmu kesehatan, terutama pada waktu banyak tersebar

penyakit dan wabah.16

Inilah tugas kaum muslimin sekaligus akhlak mereka, yaitu

menunaikan amanat-amanat kepada yang berhak menerimanya. Amanat-

amanat itu sudah tentu dimulai dengan amanat yang terbesar, yaitu amanat

yang dihubungkan Allah SWT dengan fitrah manusia, seperti melaksanakan

perintah, menjahui segala apa yang dilarang, serta menggunakan seluruh

anggota badan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dari amanat

terbesar ini, munculah amanat-amanat lain yang diperintahkan Allah SWT

untuk ditunaikan, di antaranya adalah amanat dalam bermuamalah sesama

manusia dan menunaikan amanat kepada mereka, yaitu amanat dalam

bermuamalah, amanat yang berupa titipan materi, amanat yang berupa

kesetiaan rakyat kepada pemimpin dan kesetiaan pimpinan kepada rakyat.

Inilah amanat-amanat yang diperintahkan Allah SWT untuk ditunaikan dan

disebutkan di dalam nash ini secara global.

Penyebab korupsi yang terlihat dalam al-Qur’an adalah karena sikap

penghianatan yang masih melekat dalam diri seseorang. Itu berarti ada

indikasi kurangnya sikap amanat dalam dirinya. Padahal amanat merupakan

salah satu sikap inheren yang harus ditampilakan manusia dalam setiap

aktivitas kehidupannya.

Selain faktor amanat yang menyebabkan tindak korupsi, dalam surat

an-Nisa’ ayat 58 juga menyebutkan faktor keadilan. Adapun dalam perintah

agar memutuskan hukum dengan adil di atara manusia, maka nash ini bersifat

mutlak yang berarti meliputi keadilan yang menyeluruh “di antara semua

manusia”, bukan keadilan di antara sesama kaum muslimin tetapi kafirin,

keadilan untuk teman ataupun lawan, orang berkulit putih ataupun hitam.

Dalam tafsir al-Maraghi karya Ahmad Musthofa al-Maraghy

disebutkan, untuk memutuskan perkara dengan adil memerlukan beberapa hal:

16 Ahmad Musthafa Al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, Juz IV, (Beirut-Libanon : Dar al-

Fikr, t.th), hlm. 70.

Page 51: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

40

Pertama, memahami dakwaan dari si pendakwa dan jawaban dari si

terdakwa, untuk mengetahui pokok persengketaan dengan bukti-bukti dari

kedua orang yang bersengketa.

Kedua, hakim tidak berat sebelah kepada salah satu pihak di antara

kedua orang yang bersengketa.

Ketiga, hakim mengerti tentang hukum yang telah digariskan oleh

Allah SWT untuk memutuskan perkara di antara manusia berdasarkan contoh

dari Al-kitab, sunnah maupun ijma’ umat.

Keempat, mengangkat orang-orang yang mampu mengemban tugas

hukum untuk menghukumi. Kaum muslimin telah di perintahkan supaya

menegakkan keadilan dalam hukum, perkataan, perbuatan dan akhlak.17

Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa ketegasan hukum merupakan

salah satu faktor dari penanggulangan tindakan korupsi, dengan kata lain

hukum yang berlaku dalam masyarakat harus tegas dan memiliki keadilan

hukum. Setiap perkara yang memerlukan keputusan yang adil harus di

serahkan kepada hakim. Kemudian seorang hakim berhak memutuskan

berdasarkan ketentuan yang berlaku. Oleh sebab itu, hakim harus memutuskan

dengan tegas dan adil berdasarkan aturan-aturan hukum yang tegas pula.

Lemah tidaknya penerapan dan pelaksanaan hukum tergantung kepada

pihak pelaksana hukum, yakniu lembaga yang terlibat langsung dalam

pembentukan, penerapan dan pelaksanaan hukum seperti kepolisian,

kejaksaan, pengadilan dan pengacara. Para penegak hukum ini harus

mempertaruhkan status untuk mencegah masuknya kelompok mafia-mafia

peradilan, di mana mereka akan berupaya melemahkan hukum dengan

melakukan tindakan yang berindikator pemberian surat sakit, pemerasan,

vonis yang tidak bisa dieksekusi, makelar perkara, pengaburan perkara,

pengaturan majlis yang menguntungkan, pemalsuan vonis, penyuapan dan

sebagainya.18

17 Ibid, hlm. 71. 18 Hakim Muda Harahab, Ayat-Ayat Korupsi, (Yogyakarta:Gama Media, 2009), hlm. 123.

Page 52: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

41

Semua teknik kejahatan mafia peradilan ini akan merusak citra

lembaga peradilan yang diharapkan mampu memberikan rasa keadilan hukum

kepada masyarakat. Jika lembega penegak hukum ini tidak melakukan

tindakan preventif terhadap masuknya mafia peradilan, maka hukum akan

menjadi lemah walaupun mempunyai konsep dan manajemen yang utuh.

Dengan demikian, bisa dibayangkan bahwa pelaku-pelaku korupsi akan

berjalan dengan mulus di setiap sudut jalan.

Page 53: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

  42

BAB IV

ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI

DALAM SURAT AN-NISA’ AYAT 58

Pengadaan pendidikan di dalam kehidupan tak terkecuali pendidikan

antikorupsi terkait dengan harapan perubahan berarti dalam kehidupan ini.

Dengan diberikannya pendidikan antikorupsi kepada seseorang, mengait dengan

harapan berupa peningkatan kepekaan moral yang bermanfaat bagi kehidupannya.

Dengan menghayati nilai-nilai di dalam berbagai pendidikan, akan tercipta

manusia-manusia yang mempunyai kepekaan dalam memandang kejujuran

sehingga membawa manfaat bagi kelangsungan hidup dan orang lain, sejak

pemahaman mengenai nilai, unsur-unsur, dan cakupan nilai-nilainya.

A. Pemahaman Nilai Pendidikan Antikorupsi Surat An-Nisa’ Ayat 58

Al-Qur’an adalah kitab suci yang berisi petunjuk Allah SWT bagi

umat manusia; karena itu subyek utamanya adalah pengkajian terhadap

manusia serta bentuk-bentuk kehidupan sosialnya. Agar petunjuk ini mencapai

sukses, maka hal yang paling penting ialah bahwa petunjuk itu harus

mengandung pengetahuan yang bersifat menyeluruh mengenai masalah-

masalah social manusia, wataknya, tradisi-tradisi sosial, moral dan agama,

nilai-nilai dan cara hidup mereka.1

Dalam al-Qur’an telah dijelaskan bagaimana seharusnya manusia

bertingkah laku di bumi ini, dan bagaimana ia menjalankan amanah dan

berbuat adil dari Allah SWT. Surat an-Nisa’ ayat 58 yang di antara intinya

adalah menganjurkan manusia untuk tidak menyalahgunakan atau

menyelewengkan amanat serta perintah berbuat adil.

Begitu pentingnya untuk menjalankan amanat dan berbuat adil itu

sehingga Allah SWT memfirmankan dalam ayat al-Qur’an, yang dengan

firman tersebut manusia diharapkan mampu memahami maksud dan

                                                            1 Afzalur Rahman, Al-Qur’an Sumber Ilmu Pengetahuan, Terj. HM. Arifin, (Jakarta :

Rineka Cipta, 1992), Cet. II, hlm. 293.

Page 54: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

  43

kandungan dari ayat itu. Nilai-nilai pendidikan antikorupsi yang terdapat

dalam surat an-Nisa’ ayat 58, yaitu diberikannya kita perintah dan teguran

untuk menjalankan amanat dan berbuat adil. Perintah dan teguran tersebut ada

karena melihat fenomena kehidupan yang kadang mengabaikannya.

Ibnu Taimiyah dalam komentarnya mengenai surat an-Nisa’ ayat 58 di

atas menyebutkan, “Wahai para pemimpin Muslim, Allah memerintahkan

kepada kalian untuk berlaku amanat dalam kepemimpinan kalian,

tempatkanlah sesuatu pada tempat dan tuannya, jangan pernah mengambil

sesuatu kecuali Allah mengizinkannya, jangan berbuat zalim, berlaku adil

adalah keharusan dalam menetapkan keputusan hukum di antara manusia.

Semua ini adalah perintah Allah yang ditetapkan dalam Alquran dan Sunnah.

Jangan pernah melanggarnya, karena itu perbuatan dosa.”2

Dalam pendidikan antikorupsi sikap amanah dan berlaku adil sangatlah

erat kaitannya. Salah satu contoh dari amanat adalah berlaku adil. Bila

manusia telah mengingkari keadilan dan tidak berlaku adil dalam kehidupan di

dunia ini, maka akan menyebabkan terdholiminya manusia yang lain akibat

ketidakadilan sebagian manusia tersebut. Terdholiminya sebagian manusia

oleh sebagian yang lain, mengakibatkan penderitaan, kesengsaraan sebagian

yang lain dan kelebihan atau kelapangan (baik harta, kedudukan dan

kesempatan) bagi sebagian yang lain oleh perbuatan tidak adilnya tersebut,

serta terlanggarnya hak sebagian yang lain terhadap sebagian yang lainnya

(yang berbuat tidak adil atau tidak memegang amanat).

Begitu bahayanya tindakan penyelewengan dan sikap tidak adil dalam

memutuskan perkara, maka pemerintah Indonesia telah mengaturnya di dalam

undang-undang tindak pidana korupsi tahun 2009 yang di antaranya sebagai

berikut:3

                                                            

2 Syafii Ma’arif, Al-Qur’an berbicara keadilan dan amanat, http://www.cmm.or.id/cmm-ind_more.php?id=2012_0_3_70_M15, hlm. 1.

3 http://www.kpk.go.id/modules/edito/content.php?id=30

Page 55: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

  44

Pasal 17

Penggelapan, Penyalahgunaan, atau Penyimpangan Lain Kekayaan Oleh

Pejabat Publik

Negara pihak wajib mengambil tindakan-tindakan legislatif dan lainnya yang

perlu untuk menetapkan sebagai kejahatan, jika dilakukan dengan sengaja,

penggelapan, penyalahgunaan atau penyimpangan lain oleh pejabat publik

untuk kepentingan sendiri atau untuk kepentingan orang atau badan lain,

terhadap kekayaan, dana atau sekuritas publik atau swasta atau barang lain

yang berharga yang dipercayakan kepadanya karena jabatannya.

Pasal 19

Penyalahgunaan Fungsi

Negara pihak wajib mempertimbangkan untuk mengambil tindakan-tindakan

legislatif dan lainnya yang perlu untuk menetapkan sebagai kejahatan, jika

dilakukan dengan sengaja, penyalahgunaan fungsi atau jabatan, dalam arti,

melaksanakan atau tidak melaksanakan suatu perbuatan, yang melanggar

hukum, oleh pejabat publik dalam pelaksanaan tugasya, dengan maksud

memperoleh manfaat yang tidak semestinya untuk dirinya atau untuk orang

atau badan lain.

Bab IV

Susunan Pengadilan

Pasal 11

Untuk dapat ditetapkan sebagai Hakim, calon harus memenuhi persyaratan

sebagai berikut:

a. berpengalaman menjadi Hakim sekurang-kurangnya selama 10 (sepuluh)

tahun;

b. berpengalaman menangani perkara pidana;

Page 56: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

  45

c. jujur, adil, cakap, dan memiliki integritas moral yang tinggi serta reputasi

yang baik selama menjalankan tugas;

d. tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin dan/atau terlibat dalam perkara

pidana;

e. memiliki sertifikasi khusus sebagai Hakim tindak pidana korupsi yang

dikeluarkan oleh Mahkamah Agung; dan

f. telah melaporkan harta kekayaannya sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

BAB VI

Hukum Acara

Pasal 25

Pemeriksaan di sidang pengadilan tindak pidana korupsi dilakukan

berdasarkan hukum acara pidana yang berlaku, kecuali ditentukan lain dalam

undang-undang ini.

Pasal 26

(1) Dalam memeriksa, mengadili, dan memutus perkara tindak pidana korupsi

dilakukan dengan majelis hakim berjumlah ganjil sekurang-kurangnya 3 (tiga)

orang hakim dan sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang hakim, terdiri dari hakim

karier dan hakim ad hoc.

(2) Dalam hal majelis hakim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berjumlah 5

(lima) orang hakim, maka komposisi majelis hakim adalah 3 (tiga) banding 2

(dua) dan dalam hal majelis hakim berjumlah 3 (tiga) orang hakim, maka

komposisi majelis hakim adalah 2 (dua) banding 1 (satu).

(3) Penentuan mengenai jumlah dan komposisi majelis hakim sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan oleh ketua pengadilan masing-

masing atau ketua mahkamah agung sesuai dengan tingkatan dan kepentingan

pemeriksaan perkara kasus demi kasus.

Page 57: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

  46

(4) Ketentuan mengenai kriteria dalam penentuan jumlah dan komposisi

majelis hakim dalam memeriksa, mengadili, dan memutus perkara tindak

pidana korupsi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dengan Peraturan

mahkamah agung.

Berdasarkan undang-undang di atas seseorang harus menjalankan

amanat dan berbuat adil dalam menjalankan kehidupan ini seperti menghukum

para pelaku korupsi dengan seadil-adilnya dan seharusnya para pejabat negara

baik dari tingkat legislatif maupun daerah bersikap jujur dalam menjalankan

amanat dari rakyat. Tindakan semacam ini akan menciptakan kondisi

masyarakat yang aman dan jauh dari kriminalitas. Jika tidak, tentulah struktur

masyarakat terancam kacau, galau, terusik dan hilang rasa tenang dan tentram

sehingga dampaknya pada tindak kriminal. Namun, dengan adanya rasa

tanggung jawab bersama bisa menegakkan kasih sayang sesama dan sama-

sama saling membutuhkan.

Oleh karena itu, dalam setiap kehidupan masyarakat, baik itu

masyarakat yang masih tergolong sederhana, maupun masyarakat yang sudah

maju, senantiasa menginginkan kehidupan yang tertib dan aman dalam

kehidupannya. Berbagai aspek perilaku korupsi setiap kali dapat dijumpai

dalam kehidupan masyarakat yang menunjukkan suatu fenomena yang tetap,

meskipun dalam kehidupan itu selalu menuntut perubahan-perubahan demi

kepentingan tertentu. Dengan itu, akan muncul manusia-manusia yang

memahami dan mengerti akan kehidupan yang sedang dijalani, juga nilai-nilai

pendidikan antikorupsi yang terdapat dalam kehidupan, seperti dalam surat an-

Nisa ayat 58 yang perlu teraplikasikan dalam kehidupan ini. Karena, dengan

memahami dan mengaplikasikan nilai-nilai tersebut, dapat diharapkan tidak

akan munculnya masalah-masalah korupsi yang sangat mengkhawatirkan dan

meresahkan masyarakat, justru akan dikembangkan sikap-sikap yang tepat

yang dapat memberikan kebaikan untuk masyarakatnya.

Page 58: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

  47

B. Unsur Pendidikan Antikorupsi Surat An-Nisa’ Ayat 58

Dalam surat an-nisa’ ayat 58 ini terdapat unsur yang penting yaitu

moralitas. Karena unsur yang ada dalam ayat ini adalah sikap untuk tidak

menyalahgunakan amanat maka secara otomatis unsur tersebut terkait dengan

sikap kejujuan seseorang. Seorang Muslim dituntut untuk selalu dalam

keadaan benar lahir-bathin, meliputi: benar-hati (shidq al-qalb), benar-

perkataan (shidq al-hadîts), serta benar-perbuatan (shidq al-‘amâl). Benar

dalam ketiga hal tersebut akan menuntun pada perilaku yang sesuai dengan

“kebenaran” agama Islam.

Islam adalah agama yang mengajarkan kejujuran dan kebenaran.

Betapa tingginya nilai kejujuran ini, sampai-sampai Muhammad saw, sejak

sebelum diangkat sebagai rasul, ia dikenal sebagai seorang yang jujur dan

amanah. Kejujurannya dikenal oleh seluruh masyarakatnya , sehingga ia

digelari dengan al Amien, artinya orang yang jujur dan sama sekali tidak

pernah bohong. Kejujuran menjadi sendi atau pilar dan bahkan pintu masuk

menjadi Islam. Oleh karenanya Rasulullah SAW memerintahkan kepada

setiap Muslim untuk selalu menjaga diri dalam sikap “shidiq’ serta melarang

umatnya berbohong, karena setiap kebohongan akan membawa kepada

kejahatan.4

Salah satu ciri orang yang shidiq adalah selalu berkata benar, menepati

janji, menjalankan amanah, serta menampilkan diri seperti keadaan yang

sebenarnya. Dengan demikian, orang yang shidiq tidak mungkin melakukan

korupsi, karena di dalam perilaku korupsi pasti ada kebohongan atau ketidak

benaran, baik secara hati, perkataan maupun perbuatan.

Dalam pandangan Islam sikap penyelewengan atau ketidakjujuran

termasuk perbuatan tercela yang hanya akan menyeret manusia kepada

kemungkaran dan kejahatan. Kebohongan merupakan suatu sifat yang

                                                            4 Hakim Muda Harahab, Ayat-Ayat Korupsi, (Yogyakarta:Gama Media, 2009), hlm. 120.

Page 59: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

  48

bcenderung menghalalkan segala cara serta cenderung merugikan orang lain.5

Rasulullah saw bersabda:

اال عمش عن شقيق عن عبد اهللا قال قال رسول اهللا حد ثنا ابو كريب حد ثنا لمسو هليلي اهللا عصلعكيب مالصف قدال ناصدق يهدربى اللى ا وبال نار يهى د

ى اللاجنة وما يا لازلرلج يصدق ويتحى ارلصدق حتكى يتب عناهللاد صدا قيوااكيم كالوذف بكال ناذب يهدفى اللى اجرو وفال ناجور يهدى الى اارلن وا ميا لازلرلج كيذب ويتحكلى ارذب حتكى يتب عنذك اهللا د6)رواه مسلم(ا اب

“Hendaklah kalian selalu berlaku jujur, karena berlaku jujur membimbing kepada kebajikan, dan kebaikan membawa ke surga. Seseorang yang senantiasa berlaku jujur dan berusaha mempertahankan/mencari kejjuran, maka dia dicatat Allah sebagai shadiq (orang yang jujur). Dan hindarilah olehmu dusta, karena sesungguhnya dusta itu membimbing kepada kejahatan, dan kejahatan membawa ke neraka. Seseorang yang senantiasa berdusta dan mempertahankan kedustaan, maka dicatat Allah sebagai kadzdzab (si pendusta atau si pembohong)”.

Hadist di atas menerangkan kepada seseorang akan keagungan sikap

jujur dalam kehidupan. Kejujuran itu besar nilai kebaikannya serta membawa

resiko yang sangat tinggi. Tidak sedikit orang yang bersikap jujur selalu

memperoleh perlawanan atau ancaman dari orang yang senang berbuat dosa.

Kejujuran dalam kehidupan nyata bahkan harus di tebus dengan kematian.

Tidak aneh rasanya jika dalam kehidupan bernegara dan beragama sikap jujur

jarang dan bahkan tidak ditemukan.

Salah satu bentuk kebohongan yang sangat dicela adalah khianat dan

khianat adalah sejelek-jelek sifat bohong. dari segi pengkhianatan, korupsi

merupakan salah satu bentuk pengkhianatan yang berat yang telah

menyelewengkan nilai-nilai Islam. Korupsi (dalam arti pengkhianatan dari

amanah yang telah dititipkan) merupakan tindakan yang tercela dan dilarang

                                                            5 Sholeh So’an, Moral Penegak Hukum Di Indonesia, (Bandung:Agung Ilmu,2004), hlm.

98.

6 Imam Muslim, Shahih Muslim, jilid II(Beirut: Dar al-Fikr,1992), hlm. 534 (hadist nomor 103-105). 

Page 60: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

  49

oleh Allah SWT. Hal tersebut disinyalir dalam firman Allah SWT dalam QS.

Al-Anfal/8: 27:

يا أيها الذين آمنوا لا تخونوا الله والرسول وتخونوا أماناتكم وأنتم تعلمون

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah SWT dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu Mengetahui.”

Ayat di atas menjelaskan agar seseorang tidak menghianati Rasulullah

SAW dan segala sesuatu yang yang berada dalam genggaman manusia adalah

amanat Allah SWT. Agama adalah amanat Allah SWT, bumi dan segala isinya

adalah amanat-Nya, keluarga dan anak-anak adalah amanat-Nya bahkan jiwa

dan raga masing-masing manusia bersama potensi yang melekat pada dirinya

adalah amanat Allah SWT. Semua harus di pelihara dan di kembangkan.7

Oleh karena itu seseorang tidak boleh menyelewengkan atau berbohong

terhadap segala apa yang telah di amanatkan oleh Allah SWT, karena pada

dasarnya seorang pelaku korupsi di dalam dirinya tidak terdapat sifat

kejujuran.

Kejujuran merupakan derajat kesempurnaan manusia tertinggi dan

seseorang tidak akan berlaku jujur kecuali dia memiliki jiwa yang baik, hati

yang bersih, pandangan yang lurus, sifat yang mulia, lidah yang bersih, dan

hati yang diliputi oleh keimanan, keberanian dan kekuatan.

Kejujuran menurut syaih abdul qadir jailani memiliki kedudukan yang

tinggi dan merupakan tiangnya perkara. Dalam hal ini beliau berkata,

ketahuilah bahwa kejujuran adalah tiang segala masalah, kesempurnaan dan

ketertibannya. Kejujuran adalah derajat kedua setelah kenabian seperti yang

difirmankan oleh Allah SWT dalam surat an-Nisa’:698

                                                            7 Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah Vol4,(Ciputat: Lentera Hati, 2000), hlm. 423.

8 Abu Fida’ Ab dur Rafi’, Terapi Penyakit Korupsi (Jakarta: Republika, 2006), hlm. 152.

Page 61: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

  50

ومن يطع الله والرسول فأولئك مع الذين أنعم الله عليهم من النبيين والصديقين والشهداء والصالحين وحسن أولئك رفيقا

“Dan barangsiapa yang mentaati Allah SWT dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah SWT, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. dan mereka Itulah teman yang sebaik-baiknya.”

Berdasarkan deskripsi di atas, kejujuran termasuk penyempurnaan

iman seseorang dan pelengkap keislamannya, karena Allah SWT

memerintahkan kepadanya, dan memuji orang-orang yang jujur. Jika

diimplementasikan dalam kehidupan nyata saat ini, misalnya ada seorang

siswa menanyakan tentang ajaran Islam yang pokok dan harus dilakukam

kepada gurunya,, maka guru semestinya menjawab bahwa Islam adalah

kejujuran, maka jangan berbohong, jangan menyontek, karena tindakan itu

adalah tindakan kebohongan. Demikian pula jika seorang pegawai

menanyakan hal yang sama kepada ustadznya, maka seharusnya ia menjawab

bahwa Islam mengajarkan, kejujuran maka jangan korupsi. Sama juga jika

seorang pedagang menanyakan tentang Islam, maka ustadz atau siapa saja,

seyogyanya menjawab bahwa mencari rizki harus memilih yang halal, sebagai

seorang Islam jangan bohong dalam melakukan jual beli.

Begitu pula, orang-orang yang kebetulan mendapat amanah di mana

saja, apakah sebagai guru, dosen, kepala sekolah, rektor, lurah, camat,

bupati/wali kota, gubernur, menteri, hakim, jaksa, kepala bank, sampai

presiden dan bahkan siapa saja, jika ingin menyandang identitas sebagai

seorang penganut Islam, maka seharusnya mereka tidak bohong artinya tidak

korupsi. Sebab, bersikap tidak korupsi seharusnya dijadikan identitas seorang

muslim. Rasulullah saw. bersabda tentang pentingnya arti kejujuran:

آية املنافق ثالث ؛ : عن أىب هريرة رضي اهللا عنه عن النيب صلى اهللا عليه وسلم قال

ث كذبدإذا ح ,لفأخ دعإذ وان, وخ نمإذا أئت9.و

                                                            9 Bukhari, Shahih al-Bukhari, jilid I, (Beirut: Dar al-Fikr, 1420 H/ 2000 M), hlm. 14. 

Page 62: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

  51

“Dari Abi Hurairah dari Nabi . bersabda: “Tanda-tanda orang munafik ada tiga: jika berbicara berbohong, jika berjanji ingkar, jika dipercaya berkhianat”. (HR. Bukhari).

Hadis ini sangat tegas dan lugas, bahwa kejujuran, keterbukaan, dan

tanggungjawab adalah tanda-tanda pokok keimanan yang harus dipelihara.

Tanpa ketiga hal tersebut, walaupun telah banyak beribadah ritual, seseorang

layak disebut munafik. Betapa banyak orang berjanji ketika kampanye politik,

bersumpah ketika hendak memangku sebuah jabatan, berpidato berapi-api

dalam sambutan pelantikan, tetapi semuanya hanya tinggal janji, sumpah palsu

dan omong-kosong. Kursi kekuasaan seringkali membuat orang lupa pada

janji dan sumpah jabatan yang disaksikan orang banyak serta disaksikan Allah

SWT. Harta berlimpah seringkali membutakan mata, menulikan telinga, dan

menumpulkan akal budi, sehingga kepercayaan publik yang dibangun sejak

lama pun dikorbankan.

Agama islam memberi pegangan untuk memilih pimpinan yaitu siddiq

(jujur), amanah (dapat dipercaya), tabligh (professional), dan fathonah

(cerdas). Sebuah kehancuran bangsa diakibatkan oleh korupsi, akibat oleh

pemimpin yang cerdas, professional tetapi tidak dapat di percaya dan tidak

jujur. Maka, salah satu langkah yang tepat untuk mencegah korupsi adalah

memberi pendidikan antikorupsi yang intinya mendidik anak bangsa menjadi

jujur terhadap diri sendiri, masyarakat dan tuhan.10

C. Bentuk Nilai Pendidikan Antikorupsi Surat An-Nisa Ayat 58

1. Menjaga amanah

Kata amanah berasal dari kata Amuna, ya’munu, amnan, amanatan

atau dengan mengikuti wazan/struktur kata af ’ala menjadi amanah.

Secara bahasa, “amanah” berarti “titipan”.11 Dalam kamus bahasa

                                                            10 Dharmawan, Jihad Melawan korupsi, (Jakarta:PT Kompas Media Nusantara, 2005),

hlm. 135.

11 A.W. Munawir, Kamus al-Munawwir Arab – Indonesia Terlengkap (Krapyak: PP al-Munawwir, 1984), hlm. 44-45.

Page 63: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

  52

Indonesia, amanat adalah sesuatu yang di percayakan; titipan atau pesan.12

Sedangkan “amanah” dalam pengertian istilah dapat dipahami dalam lima

pengertian, sebagaimana yang terdapat di dalam kandungan al-Qur’an:13

Pertama, kata amanah dikaitkan dengan larangan

menyembunyikan kesaksian atau keharusan memberikan kesaksian yang

benar. Hal tersebut termaktub dalam QS. Al-Baqarah/2: 283:

وإن آنتم على سفر ولم تجدوا آاتبا فرهان مقبوضة فإن أمن بعضكم بعضا فليؤد الذي اؤتمن أمانته وليتق الله ربه ولا تكتموا

الله بما تعملون عليم الشهادة ومن يكتمها فإنه آثم قلبه وArtinya: “Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, Maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, Maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah SWT Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. dan barangsiapa yang menyembunyikannya, Maka Sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah SWT Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Kedua, kata amanat dihubungkan dengan keadilan atau

pelaksanaan hukum secara adil, Allah SWT berfirman:

إن الله يأمرآم أن تؤدوا الأمانات إلى أهلها وإذا حكمتم بين الناس أن تحكموا بالعدل إن الله نعما يعظكم به إن الله آان سميعا

بصيرا

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat.”(Q.S An-Nisa’:58)

                                                            12 Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(Jakarta: Balai Pustaka, 1991), hlm. 30.

13 Qomaruddin Shaleh, dkk, Ayat-Ayat Larangan Dan Perintah Dalam Al-Qur’an, (Bandung: Diponegoro, 2002), hlm. 585.

Page 64: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

  53

Ketiga, kata “amanah” dikaitkan dengan sifat khianat sebagai

lawan katanya. Ayat al-Qur’an dalam surat Al-Anfal/8 ayat 27 berbunyi:

يا أيها الذين آمنوا لا تخونوا الله والرسول وتخونوا أماناتكم وأنتم

تعلمون Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati

Allah SWT dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu

mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu

Mengetahui.”

Keempat, kata “amanah” dikaitkan dengan salah satu sifat manusia

yang mampu memelihara kemantapan ruhaninya, kemudian dihubungkan

dengan janji. QS. Al-Ma’arij/70: 32:

اناتهم وعهدهم راعونوالذين هم لأمArtinya: “Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.”

Kelima, kata amanat di terjemahkan dalam pengertian yang sangat

luas, baik sebagai tugas keagamaan maupun tugas kemanusian. Allah

SWT berfirman:

إنا عرضنا الأمانة على السماوات والأرض والجبال فأبين أن يحملنها وأشفقن منها وحملها الإنسان إنه آان ظلوما جهولا

“Sesungguhnya kami Telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh”

Secara simplistik, amanah adalah memelihara titipan dan

mengembalikan kepada pemiliknya dalam bentuk semula. Sedangkan

secara luas amanah mencakup dalam banyak hal, seperti: menyimpan

rahasia orang, menjaga dirinya sendiri, menunaikan tugas-tugas yang

diberikan kepadanya dan lain sebagainya. Kaitannya dengan korupsi, jelas

bahwa tindakan korupsi adalah suatu perilaku penyimpangan atau

penyelewengan amanah yang telah dititipkan kepada pelaku korupsi. Salah

Page 65: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

  54

satu bentuk amanah adalah konsisten atau tidak menyalahgunakan jabatan.

Terlebih jika bentuk penyalahgunaan jabatan untuk kepentingan pribadi,

keluarga, famili atau kelompok seperti tampak pada tindakan korupsi

termasuk perbuatan tercela yang melanggar amanah. Dengan demikian,

nilai-nilai amanah merupakan nilai signifikan yang telah diselewengkan

oleh tindakan korupsi.

Semua tindakan korupsi dimulai dari penyalahgunaan amanah

(abuse of trust), yang menjalar menjadi penyalahgunaan

kekuasaan/wewenang (abuse of power), baik dalam urusan individu

maupun publik. Amanah diyakini sebagai benteng antikorupsi yang sangat

kuat. Jika benteng amanah telah rusak, maka yang lain pun akan rusak.

Begitu pentingnya sifat amanah sehingga Allah SWT berfirman dalam al-

Qur’an surat Al-Ahzab ayat 72:14

إنا عرضنا الأمانة على السماوات والأرض والجبال فأبين أن يحملنها وأشفقن منها وحملها الإنسان إنه آان ظلوما جهولا

Artinya: “Sesungguhnya kami Telah mengemukakan amanat kepada

langit, bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul

amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah

amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat

bodoh,”

Dalam buku ayat-ayat korupsi karya Hakim Muda Harahap di

jelaskan. Amanah terbagi dalam tiga bentuk:15

1. Amanah manusia yang berhubungan dengan tuhan

Artinya manusia memperoleh amanah dari tuhan dalam bentuk

perintah dan larangan, dimana manusia harus menjalankannya.

Penyerahan amanah kepada manusia dari tuhan dimaksudkan untuk

mengangkat derajat manusia ke posisi lebih tinggi dari makhluk lain

sepanjang amanah dapat ditunaikan dengan baik. Dan sebaliknya

                                                            14 Hakim Muda Harahab, Op. Cit, hlm. 121.

15 Ibid, hlm. 121.

Page 66: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

  55

derajat manusia akan turun keposisi lebih rendah dari binatang bila

amanah diabaikan.

2. Amanah manusia dengan manusia.

Artinya amanah yang diperoleh manusia dari manusia lainnya. Dalam

bentuk hubungan horizontal ini bias terjadi penyerahan kepercayaan

seseorang kepada orang lain yang berhak menjalankannya. Amanah

menjadi jaminan terpeliharanya keselamatan hubungan

kemasyarakatan dan kenegaraan. Keselamatan Negara dan bangsa

terjamin karena pemerintah mengemban dengan baik amanah politik

pemerintahan. Terabaikannya amanah akan merusak hubungan social

dalam berbagai lapangan kehidupan manusia. Dalam kaitan ini, demi

terpeliharanya hubungan yang harmonis antara sesame manusia,

seseorang yang diberi amanah harus dapat memelihara dan menjaga

amanah itu. Dalam arti luas, seseorang yang diberi amanahsebuah

jabatan penting dalam pemerintahan harus menjaga dan memelihara

jabatan agar tidak menyeleweng dari ketentuan-ketentuan sumpah

jabatan.

3. Amanah manusia yang berhubungan dengan dirinya

Artinya amanah yang diperoleh seseorang dari dalam dirinya sendiri.

Dalam bentuk ini,. Manusia memperoleh amanah dari dirinya agar

selalu dapat berikhtiar memilih mana yang terbaik bagi dirinya dan

mana yang tidak baik. Ketika ia akan melakukan sesuatu perbuatan,

maka ia harus bertanya pada dirinya, apakah yang dilakukan itu baik

atau buruk bagi dirinya

Terkait dengan tema kajian ini, tindak korupsi sangat bertentangan

dengan prinsip amanah yang diajarkan dalam agama. Lebih jelas lagi,

Menyia-nyiakan amanat terjadi karena suatu perkara disandarkan atau

dipegang oleh orang yang bukan ahlinya atau orang yang tidak mengetahui

maksud, tujuan dan hakekat perkara tersebut. Bayangkan saja, sebagai

contoh, perkara atau urusan kepemimpinan, yang pada hakekatnya adalah

memberi ketauladanan kepada yang dipimpin, mengarahkan orang-orang

Page 67: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

  56

yang dipimpinnya untuk suatu tujuan yang mulia (sebagai kesepakatan

bersama dalam suatu jemaah), dan mengetahui bahwa kepemimpinannya

memberi konsekwensi dunia akherat kepada dirinya sendiri maupun

orang-orang yang dipimpinnya, tetapi perkara atau urusan kepemimpinan

itu dipegang oleh orang yang tidak mengerti semua itu, dan justru urusan

atau perkara kepemimpinan tersebut dipegang atau diberikan kepada orang

yang hanya mengetahui bahwa kepemimpinan adalah sarana untuk

memperkaya diri, membanggakan diri dan memanfaatkannya untuk

kepentingan diri sendiri maupun golongan. Bila itu yang terjadi, maka

akan lenyaplah amanat.

Rasulullah saw. berpesan tentang akibat pelanggaran atau

penyalahgunaan amanah, yaitu sebuah kerusakan total sistem kehidupan

masyarakat. Pernyataan Rasulullah saw. ini terbukti, ketika banyak pejabat

pemegang amanah menyeleweng, semua sistem sosial kemasyarakatan

lambat laun menjadi rusak. Nabi bersabda:

فإذا ضيعت االمانة فانتظر : عن ابى هريرة رضي اهللا عنه قال, اذا وسدا االمر إلى غير اهله: آيف إضاعتها؟ قال: فقال, الساعة

16فانتظرا لساعة“Dari Abu Hirairah ra., ia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda:Jika amanah disia-siakan, maka tunggulah kehancuran. Kemudian dinyatakan: “bagaimana maksud amanah disia-siakan itu? Rasul menjawab: “Jika suatu perkara (amanat/ pekerjaan) diserahkan pada orang yang tidak ahli (profesional), maka tunggulah saat kehancuran.” (HR. Bukhari).

Dari hadis diatas, hubungan antara amanah dan keahlian sangatlah

erat. Jika keduanya hilang, maka kehancuran akan mengancam. Dan salah

satu faktor yang dapat merusak amanah dan profesionalitas adalah suap.

Seseorang sebelum menjabat, tantangan berlaku jujur mungkin tidak

berat. Berbeda halnya, ketika ia sudah menjabat suatu urusan, tawaran

suap datang dari kanan dan kiri. Di sini amanah sang pejabat diuji.

                                                            16 Bukhari, Op. Cit, hlm. 29. 

Page 68: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

  57

Jelasnya, jika kecurangan dan korupsi di semua lini, iman dan

amanah sudah tidak ada, maka kemanan menjadi problem yang sulit

dikendalikan. Akhirnya, kejahatan merajalela dan hukum pun tidak

berdaya, karena jika amanah telah tiada, maka hukum dan keadilan bisa

diperjual belikan. Selanjutnya, rusaklah tata kehidupan masyarakat dan

sendi-sendi bangsa dan negara.

2. Keadilan

Kata “adil” dalam bahasa arab adalah bentuk mashdar dari kata

kerja ‘adala – ya‘dilu – ‘adlan – wa ‘udûlan – wa ‘adâlatan ( –يعدل –عدل

وعدالة - وعدوال –عدال ) yang makna pokoknya adalah ‘al-istiwâ’’ (الاستواء =

keadaan lurus) dan ‘al-i‘wijâj’ (الاعوجاج = keadaan menyimpang). Jadi kata

tersebut mengandung makna yang bertolak belakang, yakni “lurus” atau

“sama” dan “bengkok” atau “berbeda”. Dari makna pertama, kata adil

berarti “menetapkan hukum dengan benar”. Jadi, seorang yang adil adalah

berjalan lurus dan sikapnya selalu menggunakan ukuran yang sama, bukan

ukuran ganda. ‘Persamaan’ itulah yang merupakan makna asal kata adil,

yang menjadikan pelakunya “tidak berpihak” kepada salah seorang yang

berselisih, dan pada dasarnya pula seorang yang adil “berpihak kepada

yang benar” karena baik yang benar maupun yang salah sama-sama harus

memperoleh haknya. Dengan demikian, ia melakukan sesuatu yang patut

dan tidak sewenang-wenang.17

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata "adil" diartikan: (1)

tidak berat sebelah/tidak memihak, (2) berpihak kepada kebenaran,

dan (3) sepatutnya/tidak sewenang-wenang.18 Secara etimologis adil

merupakan sikap yang mengetengahkan, kesepadanan, kelurusan, sikap

tengah yang berkeseimbangan dan jujur.19 Sedangkan secara terminologi

                                                            17 M. Amin, Keadilan, http://www.psq.or.id/ensiklopedia_detail.asp?mnid=34&id=6.  

18 Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa, Op. Cit, hlm. 7. 

19  Bhayu Sulistiawan, “Nilai-nilai pendidikan Antikorupsi Dalam Pendidikan Islam” http://fai.elcom.umy.ac.id/mod/forum/discuss.php?d=130 hlm. 91.

Page 69: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

  58

Istilah adil dalam al-Qur’an pada dasarnya mempunyai bentuk kata

(istilah) yang beragam serta mempunyai istilah yang beragam pula, sesuai

dengan konteks apa yang bersangkutan. Adapun pengertian adil yang di

ungkapkan oleh Murtadha Muthahhari adalah sebagai berikut20:

1. Keadaan sesuatu yang seimbang.

Sisi yang berhadapan dengan keadilan dalam artian ini bukanlah

kedhaliman tetapi ketidakproporsional.

2. Persamaan dan penafian terhadap perbedaan apa pun.

Artinya hukum Allah SWT tidak memihak seseorang atau kelompok

tertentu yang berarti bahwa setiap individu berada dalam satu hukum.

3. Memelihara hak-hak individu dan memberikan hak kepada setiap

orang yang menerimanya, bersandar kepada dua hal: a) hak preferensi

(pemilikan); b) kekhasan pribadi manusia.

Artinya seseorang yang berbuat kedhaliman harus menerima hukuman

atas perbuatannya. Tidak di benarkan orang yang tidak bersalah di

hukum atas perbuatan orang lain yang bersalah.

4. Memelihara hak atas berlanjutnya eksistensi dan tidak mencegah

kelanjutan eksistensi dan peralihan rahmat sewaktu terdapat banyak

kemungkinan untuk eksis dan melakukan transpormasi.

Beberapa ayat al-Qur’an memberikan indikasi terhadap perintah

untuk berlaku adil, diantaranya21:

قل أمر ربي بالقسط وأقيموا وجوهكم عند آل مسجد وادعوه مخلصين له الدين آما بدأآم تعودون

Artinya: Katakanlah: "Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan". Dan (katakanlah): "Luruskanlah muka (diri)mu di setiap sembahyang dan sembahlah Allah SWT dengan mengikhlaskan ketaatanmu kepada-Nya. sebagaimana dia Telah menciptakan kamu pada permulaan (demikian pulalah kamu akan kembali kepadaNya)". (Q.S. al-A’raf/7: 29)

                                                            20 Sholeh So’an, Op. Cit, hlm. 61-62.

21 Baiquni, dkk, Indeks Al-Qur’an,(Surabaya: Arkola, 1996), hlm. 9.

Page 70: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

  59

بالعدل والإحسان وإيتاء ذي القربى وينهى عن إن الله يأمر الفحشاء والمنكر والبغي يعظكم لعلكم تذآرون

Artinya: “Sesungguhnya Allah SWT menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah SWT melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. dia member pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”. (Q.S. an- Nahl/16: 90)

جرمنكم يا أيها الذين آمنوا آونوا قوامين لله شهداء بالقسط ولا يشنآن قوم على ألا تعدلوا اعدلوا هو أقرب للتقوى واتقوا الله إن

الله خبير بما تعملون

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orangorang yang selalu menegakkan (kebenaran) Karena Allah SWT, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. berlaku adillah, Karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah SWT, Sesungguhnya Allah SWT Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Q.S. al-Maidah/5: 8)

Mengenai penegakan keadilan, Ibnu Taimiyah memperingatkan

sebagai berikut:

فإن الناس لم يتنازعوا في أن عاقبة الظلم وخيمة وعاقبة العدل اهللا ينصر الدولة العادلة وإن آانت آافرة وال : آريمة ولهذا يروى

ينصر الدولة الظالمة وإن آانت مؤمنة“Sesungguhnya manusia tidak berselisih pendapat, bahwa dampak

kezaliman itu sangatlah buruk, sedangkan dampak keadilan itu adalah

baik. Oleh karena itu, dituturkan, “Allah menolong negara yang adil

walaupun negara itu kafir dan tidak akan menolong negara zalim,

walaupun negara itu Mukmin.”22

Berdasarkan pernyataan Ibnu Taimiyah di atas, bahwasanya

seorang pemimpin yang adil akan mampu menegakkan negara walaupun ia

kafir. Namun, seorang pemimpin yang zalim malah akan menghancurkan

                                                            22 Ibnu Taimiyyah, Majmû’ al-Fatâwâ, Juz VI, (, (Beirud: Dar al-Fikr, tth), hlm. 322.

Page 71: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

  60

negara walaupun ia Muslim sekalipun. Hal senada disampaikan penulis

buku “Al-Hasabah”, “negara akan tetap tegak berdiri dengan keadilan dan

kekufuran, namun negara akan segera hancur dengan kezaliman dan

Islam.”23

Untuk itu, sudah merupakan kepentingan negara Islam berlaku adil

untuk warga Muslim ataupun pihak lain yang menjadi lawan

komunikasinya, tak terkecuali walau bukan dari golongan muslim

sekalipun. Ketetapan hukum inilah yang kemudian dipakai dalam

memperlakukan kelompok minoritas agama, baik itu warga negara

ataupun penduduk asing.

Bertolak dari konsep keadilan yang berakar dari kesadaran dari

tuhan yang maha adil, maka keadilan dalam al-Qur’an berimplikasi

terhadap tanggung jawab moral. Tanggung jawab moral ini terkait dengan

kebebasan manusia memilih dan memilahberbagai keputusan dalam

hidupnya, yang nantinya harus di pertanggungjawabkan di hadapan Allah

SWT sampai hari keadilan tiba.24 Dalam hubungannya dengan keadilan

maka bentuk keadilan itu ada tiga macam:25

1. Keadilan individual, yaitu kemampuan seseorang dalam mengendalikan

dirinya sehingga tidak melanggar norma agama.

2. Keadilan sosial, yaitu keserasian dan keseimbangan hubungan antar

pribadi dan antara pribadi dengan masyarakat. Dengan demikian

terciptalah keseimbangan antara perolehan hak pribadi dan pemberian hak

terhadap pribadi lain dan masyarakat dalam hubungan interpersonal dan

sosialnya.

3. Keadilan manusia terhadap makhluk lain, yakni tidak berbuat

semenamena terhadap makhluk lain.

                                                            23 Syafii Ma’arif, Op. Cit, hlm.1.

24 Hakim Muda Harahap, Op. Cit, hlm. 143.

25 Bhayu Sulistiawan, Op. Cit, hlm. 91.

Page 72: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

  61

Salah satu hal terpenting yang harus ditegakkan dalam penegakan

hukum islam adalah memutuskan perkara berdasarkan prinsip keadilan

dan persamaan terhadap siapapun. Karena nasib para terdakwa sepenuhnya

terletak ditangan penyelenggara keadilan. Apabila seorang penegak hukum

tidak memiliki moralitas dan integritas yang tinggi, maka ia akan

memutuskan perkara sesuai dengan pertimbangan hawa nafsu, pribadi

maupun kelompok, sehingga keputusan yang diambil merugikan salah satu

pihak yang berperkara. Oleh karena itu, moralitas utama seorang penegak

hukum pidana Islam harus di bangun di atas prinsip-prinsip keadilan.

Tolak ukur keadilan dalam Alqur’an adalah kebenaran yang mendapat

dukungan umat. Oleh karena itu, keadilan harus dihayati sebagai

kesadaran, pengertian, perasaan, perilaku dan tujuan bersama.

Apalagi para pelaku korupsi di Indonesia, masyarakat menilai

bahwa banyak koruptor tidak di hukum setimpal dengan kejahatan yang di

lakukan. Mereka menilai bahwa hukumannya terlalu ringan “over

rekayasa” dan tidak memiliki nilai keadilan, sehingga hukumannya

dipandang tidak signifikan. Sementara fungsi hukum adalah untuk

melindungi masyarakat dari tindakan jahat serta pelanggaran hukum

lainnya yang lebih mengerikan atau menjaga dan melindungi

kemaslahatan manusia.

Bahkan dalam perintah agar memutuskan hukum dengan adil

diantara manusia, Syyid Quthb mengatakan nash ini bersifat mutlak yang

berarti meliputi keadilan yang menyeluruh di antara manusia, bukan

keadilan di antara sesama kaum muslimin tetapi terkena untuk semua

manusia, mukminin ataupun kafir, teman ataupun lawan, orang berkulit

putih ataupun berkulit hitam.26 Oleh karena itu, para pelaku korupsi baik itu

teman ataupun kerabat harus mendapatkan hukuman yang seadil-adilnya.

Sebab, hal ini akan membuat para benih-benih calon pelaku korupsi

berikutnya untuk jera melakukannya.                                                             

26 Sayyid Quthb, Fi Zhilailil Qur’an Di Bawah Naungan Qur’an, terj. As’ad Yasin, et.al., (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), hlm. 307. 

Page 73: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

  62

Beberapa indikasi sikap adil dalam kehidupan sehari-hari adalah

tidak mau mengambil sesuatu melebihi haknya, tidak mau merugikan orang

lain, dan selalu berusaha memberikan keuntungan terhadap orang lain tanpa

harus kehilangan hak-haknya. Sikap adil yang komprehensif aplikatif

selanjutnya akan dapat menghindarkan diri orang dari perilaku korupsi.

Karena pada dasarnya korupsi merupakan bentuk tindakan yang tidak adil

karena merugikan orang lain.

D. Pendidikan Antikorupsi Dalam Konteks Masyarakat Modern

Seperti diketahui, masyarakat sekarang disebut masyarakat modern,

yaitu kehidupan yang ditandai adanya perubahan masyarakat dalam segala

aspek-aspeknya.27 Perubahan di sini adalah perubahan dalam pola hidup, cara

berpikir, dan perubahan hal lainnya, begitu pula dengan interaksi serta

solidaritasnya sesama manusia. Meminjam istilah Giddens masyarakat beralih

dari masyarakat tradisional menjadi sebuah masyarakat post-tradisional,

artinya masyarakat yang baru itu melampui nilai-nilai tradidisional yang ada

karena pengaruh modernitas.28

Menurut Kahar Masyhur dalam bukunya membina moral dan akhlak,

ia mengatakan kehidupan masyarakat modern telah menumbuhkan dalam

masyarakatnya sasaran yang melampui kepentingan materi dan kelezatan

jasmani. Ia tidak memperhatikan perasaan kemanusiaan, yang jadi pokok

pembicaraannya adalah hal jauh melebihi materi.29

Generasi sekarang hidup di alam yang serba berubah. Perubahan yang

cepat merupakan gejala terpenting yang sudah dikenal masyarakat sejak

dahulu, yang terjadi karena sejumlah faktor, antara lain: pandangan intelektual

yang berubah, industri dan produknya (teknologi) dan orientasi demokrasi dan

                                                            27 JW. Shoorl, Modernisasi (Pengantar Sosiologi Pembangunan Negara-negara Sedang

Berkembang), terj. RG. Soekardijo,( Jakarta : PT. Gramedia, 1981), Cet. II, hlm. 1.

28 Andang L. Binawan, Korupsi Kemanusiaa, (Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2006), hlm. 127.

29 Kahar Masyhur, Membina Moral Dan Akhlak, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1994), hlm. 135-136

Page 74: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

  63

praktiknya.30 Perubahan hendaknya tidak dijadikan sekedar fakta yang

diterima begitu saja, tetapi hendaknya dijadikan falsafah yang melandasi

pemahaman dan pengkajian terhadap masyarakat untuk berinteraksi. Dalam

ajaran Islam interaksi di sini diartikan sebagai persaudaraan atau adanya

ukhuwah antara sesama. Walaupun dalam kehidupan yang modern, tetapi

diharapkan masih tetap terbina norma-norma serta nilai-nilai yang terdapat

dalam ajaran agama.

Ukhuwah agama (Islam) merupakan faktor yang paling kuat untuk

membangkitkan makna kasih sayang, tolong menolong, kejujuran dan berbagi

rasa sehingga akhirnya dapat membentuk masyarakat ideal yang dipenuhi

kebaikan dan dijauhkan dari keburukan.31 Perbuatan baik tidak hanya sebatas

kepada kaum seiman, akan tetapi terhadap siapapun yang ada di muka bumi.

Membentuk masyarakat ideal membutuhkan kerja sama dalam perbuatan

kebaikan dari berbagai lapisan masyarakat, apalagi dalam kedaan

masyarakatnya yang modern seperti ini.

Umat manusia terbagi dalam berbagai kelompok, yang masing-masing

mempunyai tujuan hidup berbeda. Setiap komunitas diharapkan bisa

menerima keanekaragaman sosial, budaya, toleransi satu sama lain yang

memberi kebebasan dan kesempatan bagi setiap orang menjalani

kehidupannya.32 Tidak memandang berbeda suku, agama ataupun warna kulit

yang dibutuhkan pada masyarakat majemuk adalah agar masing-masing

kelompok berlomba-lomba dalam jalan yang sehat dan benar.

Terbentuknya suatu masyarakat manusia yang luas yang satu sama lain

saling melengkapi kebutuhan masing-masing, saling menolong, menghormati,

saling mengingatkan sehingga terwujudlah suatu hubungan komunikasi yang

                                                            30 Hery Noer Aly, Munzier S, Watak Pendidikan Islam, (Jakarta : Friska Agung Insani,

2000), hlm. 194.

31 Mahmud Syaltut, Metodologi al-Qur’an dalam Membenahi Masyarakat, Terj. Katur Sukardi, (Jakarta : Ramadhani, 1991), hlm. 70.

32 Putu Setia, Umat Beragama dan Persatuan Bangsa, (Jakarta : Pustaka Manikgeni, 1994), hlm. 34.

Page 75: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

  64

harmonis, penuh kasih sayang dan sikap persaudaraan. Al-Qur’an

mengajarkan prinsip-prinsip pedoman pergaulan di antara sesame manusia

secara umum tidak memandang warna kulit, suku, ras ataupun agama. Secara

garis besar adalah sebagai berikut :

1. Saling menghormati di antara sesama manusia baik dalam lingkup suatu

negara maupun untuk manusia secara umum di antara bangsa-bangsa di dunia.

2. Menciptakan hubungan persaudaraan dan persatuan di antara sesama umat

manusia tanpa membedakan suku bangsa, warna kulit dan agama.

3. Prinsip tentang persamaan hak di antara sesama manusia baik laki-laki atau

wanita. Allah SWT dalam konteks ini berfirman:

من عمل صالحا من ذآر أو أنثى وهو مؤمن فلنحيينه حياة طيبة ولنجزينهم أجرهم بأحسن ما آانوا يعملون

Artinya : “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun

perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan

kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan

kepada mereka dengan pahala yang baik dari apa yang telah mereka

kerjakan.” (QS. An-Nahl : 97)

4. Tolong menolong tidak memandang siapa yang akan ditolong, baik kaya

atau miskin, besar atau kecil, golongan atau bukan, bangsanya atau bukan

seagama atau bukan.

5. Mengadakan komunikasi di antara sesama manusia tanpa disertai perbedaan

apapun.

6. Menganjurkan berbuat kebaikan dan mencegah kemungkaran diantara

sesama manusia.

7. Saling memberi teguran dan mengingatkan apabila di antara sesame

manusia berbuat kesalahan.

8. Toleransi beragama di antara sesama manusia.

9. Hidup sederhana dan bersabar.33

                                                            33 Moh. Chadiq Charisma, Tiga Aspek Kemukjizatan Alqur’an, (Surabaya : Bina Ilmu,

1991), hlm. 118.

Page 76: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

  65

Sembilan macam yang harus diperhatikan dan dilakukan oleh manusia

terhadap manusia tanpa memandang siapa dia, warna kulit, suku, ras, agama

untuk menunjukkan kehidupan penuh dengan ketentraman, kedamaian,

kebahagiaan dan kesejahteraan. Islam menegaskan prinsip persamaan seluruh

manusia atas dasar prinsip persamaan, maka setiap orang mempunyai hak dan

kewajiban yang sama. Islam tidak memberikan hak-hak istimewa bagi

seseorang atau golongan lainnya baik dalam bidang kerokhanian maupun

dalam bidang politik sosial dan ekonomi. Setiap orang mempunyai hak yang

sama dalam kehidupan masyarakat, dan masyarakat mempunyai kewajiban

bersama atas kesejahteraan tiap-tiap anggotanya. Islam menentang bentuk

diskriminasi karena keturunan, maupun karena warna kulit, kesukuan,

kebangsaan dan sebagainya.34 Yang dikehendaki hanyalah saling berhubungan

dengan baik dan bukan saling mencari perbedaan.35

Syari’at Islam mengajarkan kepada manusia untuk berusaha memenuhi

kebutuhan tanpa mengganggu atau memaksa hak-hak orang lain. Syari’at

berusaha memantapkan keseimbangan di antara hak-hak seseorang dengan

hak-hak masyarakat sehingga tidak terjadi pertentangan di antara keduanya

dan semuanya harus bekerja sama di dalam menegakkan hukum Allah SWT36,

membina hubungan timbal balik dan mendirikan lembaga-lembaga

kemasyarakatan yang menunjang kesejahteraan semua orang sehingga

terciptanya suatu masyarakat yang ideal.

Begitu juga yang terjadi dalam masyarakat modern sekarang ini, dari

pandangan surat an-Nisa’ ayat 58, bahwa dalam kehidupan semodern apapun

kita dituntut untuk tetap hidup dalam kejujuran, keadilan serta menjalankan

amanat, tidak mencari permusuhan dan mengadakan komplotan untuk

melakukan kejahatan. Karena kalau melihat fenomena yang terjadi sekarang

                                                            34 Nasrudin Razak, Dienul Islam, (Bandung : Al Ma’arif, 1978), hlm.28.

35 Sayid Qutb, Masyarakat Islam, Terj. H. A. Muthi Nurdin, (Bandung : Al Ma’arif, 1978), hlm. 20.

36 Syed Mahmudunnasir, Islam Konsepsi dan Sejarah, Terj. Adang Affandi, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1994), hlm. 458.

Page 77: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

  66

ini, banyak kejadian-kejadian yang semakin menjauh untuk kita berhidup

rukun damai. Dalam masa sekarang ini, justru semakin banyak yang membuat

kelompok-kelompok kejahatan yang terorganisir sehingga meresahkan banyak

masyarakat. Majunya produk teknologi memberikan banyaknya kemudahan

tetapi manusia sering menjadi kehilangan nilai (dehumanisasi). Berbagai hasil

melimpah tetapi manusia sering menjadi konsumeristis dan semakin serakah.37

Dalam hal ini menyebabkan manusia menjadi kejam terhadap sesamanya dan

menghalalkan banyak cara untuk mencapai keinginannya tersebut. Dengan

adanya kemajuan modern, banyak sekali perubahan yang terjadi, begitu pula

dengan sikap kejujuran seseorang. Semakin dia maju pikirannya, semakin dia

bermacam-macam keinginannya sehingga terkadang tidak memperdulikan apa

yang terjadi dampaknya bagi orang lain atau publik.

Bila melihat permasalahan tindak pelaku korupsi yang terjadi, mereka

hanya mengarahkan diri pada tujuan demi memenuhi kebahagiaan pribadi.

Inilah yang di sebut sebagai ciri masyarakat modern yakni manusia yang

mengejar kesuksesan dengan uang sebagai ukurannya (money making). Oleh

kartena itu permasalahan umat islam di zaman modern ini harus lebih

mengaktualisasikan ajaran al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.

Menjadikan al-Qur’an sebagai penopang utama utuhnya kesatuan bangsa dan

memperkokoh keutuhan keluarga besar umat islam. Salah satu upaya

mengaktualisasikan ajaran al-qur’an dalam kehidupan kontemporer adalah

memupuk persatuan dan kesatuan, dan senantiasa mempererat tali

persaudaraan.38 Ini sejalan dengan firman Allah SWT dalam surat ali imran

ayat 103 yang menegaskan:

واعتصموا بحبل الله جميعا ولا تفرقوا واذآروا نعمة الله عليكم إذ آنتم أعداء فألف بين قلوبكم فأصبحتم بنعمته إخوانا وآنتم على شفا

فأنقذآم منها آذلك يبين الله لكم آياته لعلكم تهتدون حفرة من النار

                                                            37 Achmadi, Islam Paradigma Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta : Aditya media, 1992), Cet.

I, hlm. 122. 38 Umar Shihab, Kontekstualitas Al-Qur’an:Kajian Tematik Atas Ayat-Ayat hukum Dalam

Al-Qur’an, (Jakarta:Penamadani, 2005), hlm. 64.

Page 78: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

  67

“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu Telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.”

Secara tegas ayat ini menghimbau umat manusia agar senantiasa

menjaga keutuhan persaudaraan dan memupuk terus kesatuan dan persatuan

sehingga keutuhan sebagai satu bangsa dan negara akan lebih kokoh. Karena

bila melihat fenomena yang terjadi sekarang ini, problem-problem korupsi dan

sosial lainnya yang terjadi sekarang ini adalah bermacam-macam, dari adanya

pencurian, perampokan, tawuran, sampai menghilangkan nyawa orang,

merupakan suatu hal yang memprihatinkan dan sangat membutuhkan

penanganan khusus. Karena adanya kejadian semacam itu akan menimbulkan

keresahan pada masyarakat. Kepedulian sosial yang sekarang ini terlihat

kurang, yang seharusnya ditingkatkan lagi dengan cara memberikan

penyuluhan-penyuluhan dengan harapan akan terjadi perubahan. Karena

dengan kepedulian sosial tersebut kita akan dapat mengerti bagaimana

kehidupan orang-orang sekitar.

Page 79: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

  68

BAB V

P E N U T U P

A. Kesimpulan

Dari pembahasan tahap demi tahap sebagaimana diuraian sebelumnya,

dapatlah diambil kesimpulan sebagai berikut ini.

Pendidikan antikorupsi merupakan pendidikan non formal yang

diberikan kepada manusia yang di dalamnya mengajarkan berbagai cara

berhubungan dengan orang lain dalam memajukan budi pekerti, tindakan

untuk menentang korupsi dan bertanggung jawab. Nilai-nilai pendidikan

antikorupsi itu berguna dan dibutuhkan bagi kehidupan bermasyarakat karena

perbuatan korupsi merupakan perbuatan yang merusak dan menghancurkan

diri (etrika, norma), lingkungan dan negara.

Di dalam Al-Qur’an surat an-Nisa’ ayat 58 memberikan perhatian

kepada manusia untuk saling-menjalankan amanat dan berbuat adil dalam

menetapkan hukum untuk kemaslahatan manusia.. Seorang mukmin tidak

diperkenankan untuk berlaku curang, bohong dan khianat. Nilai-nilai ini

mengingatkan manusia agar tidak terjerumus dalam perbuatan dosa.

Menjalankan amanat dan berbuat adil ditujukan pada manusia secara

keseluruhan tanpa membedakan agama, ras atau keturunan. Di dalam

menjalankan amanat harus di serahkan kepada orang yang berhak

menerimanya. Terlebih pada seorang pejabat negara mereka mendapat amanat

dari rakyat untuk menjadi seorang pemimpin yang jujur, adil dan tidak korupsi

sehingga rakyat dapat hidup sejahtera dan penuh kedamaian, karena dampak

dari korupsi sangatlah menyengsarakan rakyat atau public.

Selain itu, dalam menjalankan keadilan harus tidak memihak kecuali

kepada kebenaran dan tidak pula menjatuhkan sanksi kecuali kepada yang

melanggar, tidak menganiaya walaupun lawan dan tidak pula memihak kepada

teman. Hal ini kaitannya dengan korupsi adalah jika seorang pelaku korupsi tidak di

adili dengan seadil-adilnya maka akan menumbuhkan bibit-bibit baru para pelaku

korupsi. Untuk itu keadilan adalah salah satu faktor terpenting dalam pemberantasan

Page 80: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

  69

praktek korupsi. Nilai-nilai pendiidkan antikorupsi demikian selain perlu tetap

dimengerti dan dipahami, juga untuk diamalkan demi terciptanya kehidupan

masyarakat yang damai, aman, dan tenteram. Kesemuanya merupakan makna

dari nilai-nilai menjalankan amanat dan keadilan kepada sesama manusia dari

surat an-Nisa ayat 58.

B. Saran-saran

Keseimbangan dunia dan akhirat sangatlah penting dalam hidup

manusia. Manusia hidup di dunia bukan hanya mencari pahala untuk

kebahagiaan akhirat saja, meskipun kebahagiaan akhirat adalah tujuan hidup

manusia di dunia. Dunia merupakan alat dan tempat untuk mewujudkan hal

tersebut. Untuk itu, manusia harus memenuhi kebutuhan jasmaninya agar

kebahagiaan akhirat dapat diperoleh dengan sempurna. Tetapi janganlah

terpesona dan terbuai dalam kehidupan dunia, karena dunia tidaklah kekal.

Sebagai makhluk individu dan sosial, manusia harus mengerti dan

memahami akan posisinya. Hidup di dunia sebagai makhluk, hendaklah

bersyukur atas semua nikmat dan anugerah dari Sang Khaliq. Hal tersebut

dapat dilakukan dengan cara taat beribadah dan bertaqwa kepada Allah.

Sebagai makhluk sosial, dalam berinteraksi dengan sesama baik di lingkungan

sekolah, keluarga maupun masyarakat harus dengan akhlak yang baik penuh

dengan kejujuran, keadilan dan kepercayaan agar dalam hidupnya

memperoleh kemudahan. Karena setiap orang yang menanam pastilah akan

menuai dan setiap orang yang berjalan akan sampai, setiap orang yang

mencari akan mendapat apa yang ia cari.

Oleh karena itu, nilai-nilai pendidikan antikorupsi yang terdapat pada

surat an Nisa’ ayat 58 ini hendaklah diusahakan untuk dimengerti, dipahami

dan diamalkan sehingga akan menjadi milik bersama baik dalam kehidupan

individual maupun bermasyarakat dan bernegarawan.

C. Penutup

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Ilahi Rabbi. Tuhan yang

menciptakan langit, bumi serta isinya untuk kemaslahatan dan kesejahteraan

Page 81: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

  70

umat manusia, serta memberi kekuatan lahir dan batin kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Ma ashaba min hasanatin faminallah wa man ashabahaa min

syayyiatin famin nafsii, semoga skripsi ini bermanfaat kepada semua pihak,

khususnya bagi peneliti sendiri dan civitas akademika Fakultas Tarbiyah IAIN

Walisongo serta masyarakat pada umumnya.

Page 82: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

  71

Ab dur Rafi’, Abu Fida’, Terapi Penyakit Korupsi (Jakarta: Republika, 2006).

Achmadi, Islam Paradigma Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta : Aditya media, 1992), Cet. I.

Ahmad bin Hanbal, Imam, Musnad Imam Ahmad bin Hanbal, Juz III, (Beirut: Dar al-

Fikr, t.th.).

Al- Hafidh, Imam Abi Fad Ibn Katsier al- Dimasqi, Tafsir al- Qur’anul Azhim, Jilid I, (Beirut: Darul Fikr, tth).

Al-Hayy al-Farmawi, Abd, Metode Tafsir Maudhu’iy, (Jakarta: Raja Grafindo Persada:

1996).

Al-Maraghi, Ahmad Musthafa, Tafsir al-Maraghi, Juz IV, (Beirut-Libanon : Dar al-Fikr, t.th).

, Terjemah Tafsir al-Maraghi, terj. Hery Noer Aly, et.al., (Semarang: Toha Putra, 1989).

Al-Thoumy, Mohammad, Pendidikan Antikorupsi Dan Multikulturalisme, http://www.uinjkt.ac.id/index.php/section-blog/28-artikel/65-pendidikan-multikultural-dan upaya-anti-korupsi.htm.

Aly, Hery Noer, Munzier S, Watak Pendidikan Islam, (Jakarta : Friska Agung Insani,

2000).

Al-Zuhaili, Wahbah, Tafsir Munir, Juz V, (Beirut: Darul Fikr, tth).

Amin, M, Keadilan,http://www.psq.or.id/ensiklopedia_detail.asp?mnid=34&id=6.

Anwar (Et.al), Syamsul, Fikih Antikorupsi Perspektif Ulama Muhammadiyah Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah,( Jakarta: Pusat studi Agama dan Peradaban (PSAP), 2006).

Page 83: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

  72

Arifin, Muzayin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 2000).

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002).

Asa, Syu’bah, Dalam Cahaya Al-Qur’an Tafsir Ayat-Ayat Sosial-Politik, (Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama, 2000).

Asy-Syaibani, Omar at-Toumy, Filsafat At-Tarbiyah Al-Islamiyah, Terj. Hasan Langgulung, (Jakarta : Bulan Bintang, 1979).

Baidan, Nashruddin, Metodologi Penafsiran Al-Qur’an, (Yogykaarta: Pustaka Pelajar, 1998).

Baiquni, dkk, Indeks Al-Qur’an,(Surabaya: Arkola, 1996). Binawan, Andang, Korupsi Kemanusiaa, (Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2006).

Buchori, Mochtar, Pendidikan Antikorupsi, Kompas,4 Meret 2007.

Bukhari, Shahih al-Bukhari, jilid I, (Beirud: Dar al-Fikr, 1420 H/ 2000 M).

Charisma, Moh. Chadiq, Tiga Aspek Kemukjizatan Alqur’an, (Surabaya : Bina Ilmu, 1991).

Danim, Sudarwan, Agenda Pembaruan Sistem Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003).

Darodjat, dkk, Zakiah, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1996).

Dewey, John, Democracy and Education, (New York: The Macmillan Company, 1964).

Dharmawan, Jihad Melawan korupsi, (Jakarta:PT Kompas Media Nusantara, 2005).

Page 84: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

  73

Farizt, 14 Negara Terkorup di Asia, http://www.hupelita.com/baca.php?id=50218.

Harahab, Hakim Muda , Ayat-Ayat Korupsi, (Yogyakarta:Gama Media, 2009).

Hastings, James, Encyclopedia of Religion and Ethic, (New York: Charles Scribner’s Son, t.th.), Vol. XII.

Joesoef, Soelaiman, Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah, (Jakarta : Bumi Aksara,

1992), Cet. I.

Kaffah, Ervyn, Fiqih Korupsi Amanah Vs Kekuasaan, (NTB:SOMASI NTB, 2003).

Kaffsoff, Louis O., Elements of Philosophy/Pengantar Filsafat, Terj. Soenarjo

Soemargono, (Yogyakarta : Tiara Wacana, 1996).

Kebudayaan, Departemen Pendidikan, UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas,

(Jakarta: Balai Pustaka, 2003).

Klitgaard, Robert, Membasmi Korupsi,(Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2001). Ludjito, Ahmad, Filsafat Nilai dalam Islam dalam M. Chabib Thoha, dkk, Reformulasi

Filsafat Pendidikan Islam, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1996).

Ma’arif, Syafii, Al-Qur’an berbicara keadilan dan amanat, http://www.cmm.or.id/cmm-ind_more.php?id=2012_0_3_70_M15.

Mahmudunnasir, Syed, Islam Konsepsi dan Sejarah, Terj. Adang Affandi, (Bandung :

Remaja Rosdakarya, 1994).

Masyhur, Kahar, Membina Moral Dan Akhlak, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1994). Moelong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

1998).

, Pengantar Metode Penelitian, (Bandung: Trigenda Karya, 1996).

Page 85: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

  74

Muallidin, Isnaini, Koalisi Antar Umat Beragama Melawan Korupsi, http://www.komisiyudisial.go.id/Artikel/Koalisi%20Antar%20Umat%20Beragama%20Melawan%20Korupsi.pdf.

Muhadjir, Noeng, Metode Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996)

Munawir, A, Kamus al-Munawwir Arab – Indonesia Terlengkap (Krapyak: PP al-

Munawwir, 1984).

Muslim, Abu Husain, Shahih Muslim, jilid II, (Beirut: Dar al-Fikr,1992). Pengembangan Bahasa, Pusat Pembinaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 1991).

Qutb, Sayid, Fi Zhilailil Qur’an Di Bawah Naungan Qur’an, terj. As’ad Yasin, et.al.,

(Jakarta: Gema Insani Press, 2001).

, Masyarakat Islam, Terj. H. A. Muthi Nurdin, (Bandung : Al Ma’arif, 1978).

Rahman, Afzalur, Al-Qur’an Sumber Ilmu Pengetahuan, Terj. HM. Arifin, Cet. II, (Jakarta : Rineka Cipta, 1992).

Razak, Nasrudin, Dienul Islam, (Bandung : Al Ma’arif, 1978).

Rozi, Fakhrur, Urgensi Hadis-Hadis Anti Korupsi dalam Upaya Pemberantasan Korupsi, http://ern.pendis.depag.go.id/DokPdf/jurnal/07-teologia.pdf.

Sastrapratedja, M, S. J., “Pendidikan Nilai”, dalam EM. K. Kaswardi, (Ed), Pendidikan Nilai Memasuki Tahun 2000, (Jakarta : PT. Grasindo, 1993).

Setia, Putu, Umat Beragama dan Persatuan Bangsa, (Jakarta : Pustaka Manikgeni, 1994).

Shadily, Hasan, Ensiklopedia Indonesia, (Jakarta : Ichtiar Baru- Van Houve, tth).

Page 86: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

  75

Shaleh, dkk, Qomaruddin, Ayat-Ayat Larangan Dan Perintah Dalam Al-Qur’an,

(Bandung: Diponegoro, 2002).

Shihab, Umar, Kontekstualitas Al-Qur’an:Kajian Tematik Atas Ayat-Ayat hukum Dalam

Al-Qur’an, (Jakarta:Penamadani, 2005).

Shihab, Quraish, Tafsir Al-Mishbah Vol 2,(Ciputat: Lentera Hati, 2000).

Shoorl, JW., Modernisasi (Pengantar Sosiologi Pembangunan Negara-negara Sedang Berkembang), terj. RG. Soekardijo,( Jakarta : PT. Gramedia, 1981), Cet. II.

So’an, Sholeh, Moral Penegak Hukum Di Indonesia, (Bandung:Agung Ilmu,2004)

Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat, (Jakarta: Rajawali Pers, 1997).

Sulistiawan, Bhayu, Nilai-nilai pendidikan Antikorupsi Dalam Pendidikan Islam

http://fai.elcom.umy.ac.id/mod/forum/discuss.php?d=130.

Sunarjo, Ahmad, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: CV Alwaah, 1989).

Surackhmat, Winarno, Pengantar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Tarsito, 1998).

Syadali, Rofi’i, Ulumul Qur’an I, (Bandung: Pustaka Setia, 1997).

Syaltut, Mahmud, Metodologi al-Qur’an dalam Membenahi Masyarakat, Terj. Katur

Sukardi, (Jakarta : Ramadhani, 1991).

Tafsir, Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1997).

Taimiyyah, Ibnu, Majmû’ al-Fatâwâ, Juz VI, (, (Beirud: Dar al-Fikr, tth). Thoha, Chabib, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996).

Page 87: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain...KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

  76

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003, UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003).