Nilai-nilai Edukatif Dalam Hadits Nabi Saw (Studi Analisis Terhadap Hadits Tentang Adzan Di Telinga...

23
1 PROPOSAL TESIS NILAI-NILAI EDUKATIF DALAM HADITS NABI SAW (STUDI ANALISIS TERHADAP HADITS TENTANG ADZAN DI TELINGA BAYI YANG BARU LAHIR) BENNY FITRA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hadis yang merupakan sumber hukum Islam kedua setelah al-Qur'an, sangat penting bagi umat Islam sebagai pedoman dalam melaksanakan ajaran-ajaran Islam. Allah telah mengisyaratkan kepada umat Islam agar mereka melaksanakan Sunnah Nabi SAW sebagai mana mereka mengamalkan al-Qur'an, karena keduanya merupakan satu kesatuan. Firman Allah :

Transcript of Nilai-nilai Edukatif Dalam Hadits Nabi Saw (Studi Analisis Terhadap Hadits Tentang Adzan Di Telinga...

Page 1: Nilai-nilai Edukatif Dalam Hadits Nabi Saw (Studi Analisis Terhadap Hadits Tentang Adzan Di Telinga Bayi Yang Baru Lahir)

1

PROPOSAL TESIS

NILAI-NILAI EDUKATIF DALAM HADITS NABI SAW (STUDI

ANALISIS TERHADAP HADITS TENTANG ADZAN DI TELINGA BAYI

YANG BARU LAHIR)

BENNY FITRA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hadis yang merupakan sumber hukum Islam kedua setelah

al-Qur'an, sangat penting bagi umat Islam sebagai pedoman

dalam melaksanakan ajaran-ajaran Islam. Allah telah

mengisyaratkan kepada umat Islam agar mereka melaksanakan

Sunnah Nabi SAW sebagai mana mereka mengamalkan al-

Qur'an, karena keduanya merupakan satu kesatuan.

Firman Allah :

(... Apa yang diberikan oleh rasul kepadamu, maka hendaklah

kamu menerimanya dan apa yang dilarangnya bagimu, maka

hendaklah kamu meninggalkannya (apa yang dilarangnya itu).

(Q.S. Al-Hasyr : 7)

Page 2: Nilai-nilai Edukatif Dalam Hadits Nabi Saw (Studi Analisis Terhadap Hadits Tentang Adzan Di Telinga Bayi Yang Baru Lahir)

2

Ayat tersebut di atas menyiratkan bahwa perintah Rasul

harus dilaksanakan dan apapun yang dilarang oleh rasul maka

hendaknya ditinggalkan, yang tentunya segala perintah dan

larangan itu ada dalam hadis Nabi. Ada pula beberapa ayat yang

menerangkan tentang ketaatan kepada Rasul diantaranya:

(Katakanlah:” Taatilah Allah dan Rasul-Nya; jika engkau

berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-

orang kafir. (Q.S. Ali Imran : 32).

Ayat diatas mengandung perintah untuk taat kepada Allah

dan Rasul-Nya yang bisa kita artikan bahwa taat kepada Allah

adalah dengan melaksanakan perintah dan meninggalkan

larangan Allah yang tersurat dalam al Qur'an, sedangkan taat

kepada Rasulullah adalah melaksanakan perintah dan

larangannya yang terdapat dalam hadis Nabi. Nabi Muhammad

SAW sebagai guru terbesar bagi umat Islam mempunyai

perhatian yang sangat besar dan khusus terhadap pendidikan

meski kita tahu bahwa semua hadis Nabi diantara tujuannya

adalah mengajarkan dan memberikan pengetahuan kepada

seluruh umatnya.

Page 3: Nilai-nilai Edukatif Dalam Hadits Nabi Saw (Studi Analisis Terhadap Hadits Tentang Adzan Di Telinga Bayi Yang Baru Lahir)

3

Secara umum Hadis Nabi menuntun kita untuk menjadi

hamba Allah yang taqwa dengan mengamalkan semua perintah

dan meninggalkan larangan-Nya yang diharapkan kita menjadi

orang yang fi al-dunya hasanah wa fi al akhirat hasanah. Untuk

menjadikan insan yang bertakwa itu tentunya dibutuhkan

pendidikan sejak dini bagi anak agar bisa tumbuh sesuai dengan

harapan agama yang disebut dengan anak sholeh.

Anak sholeh merupakan tuntunan agama yang juga

menjadi harapan setiap orang tua tetapi tidaklah mudah untuk

meraihnya, karena orang tua sebagai first school dianjurkan

mampu memotivasi perkembangan anak secara total yang

mencakup fisik, emosi, intelektual dan religius-spiritual; bahwa

perkembangan intelektual senantiasa dibarengi dan seirama

dengan perkembangan religius adalah suatu keniscayaan dalam

pendidikan islam, sehingga dalam mengukirnya sesuai dengan

ajaran agama agar terbentuk generasi yang stabil dalam

mengarungi kehidupan dunia dan akhirnya selamat sampai

kehidupan di akhirat nanti.

Sudah menjadi keharusan bahwa pendidikan terhadap

anak merupakan tanggung jawab orang tua sepenuhnya karena

pada dasarnya anak lahir dalam keadaan fitrah sebagaimana

sabda Nabi :

Page 4: Nilai-nilai Edukatif Dalam Hadits Nabi Saw (Studi Analisis Terhadap Hadits Tentang Adzan Di Telinga Bayi Yang Baru Lahir)

4

حدثنا حاجب بن الوليد حدثنا محمد بن حرب عن

الزبيدي عن الزهري أخبرني سعيد بن المسيب

: قال رسول الله عن أبي هريرة أنه كان يقول

صلى الله عليه وسلم ما من مولود إال يولد على

الفطرة فأبواه يهودانه وينصرانه ويمجسانه

“Dari Abu Hurairah R.A. Berkata: Rasulullah SAW bersabda: Tiada

seorang anakpun yang lahir kecuali IA dilahirkan dalam keadaan

fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan IA

beragama Yahudi, Nasrani dan Majusi.”

Hadis tersebut jelas menyebutkan bahwa setiap anak

terlahir dalam keadaan fitrah, polos bagai kain kanvas putih yang

akan dapat dengan mudah dicoreti tinta warna apapun dan

dengan bentuk gambar bagaimanapun sehingga orang tua akan

dapat dengan mudah melukiskan dengan corak, warna dan

model yang sesuai dengan kehendaknya, dalam hal ini seakan

Rasulullah memberikan otoritas penuh kepada orang tua tanpa

adanya campur tangan dari pihak lain sampai Rasulullah

Page 5: Nilai-nilai Edukatif Dalam Hadits Nabi Saw (Studi Analisis Terhadap Hadits Tentang Adzan Di Telinga Bayi Yang Baru Lahir)

5

mengungkapkan bahwa anak (dari orang muslim) tergantung

atas orang tuanya yang mau membentuknya sebagai generasi

Yahudi, Nasrani ataupun Majusi.

Begitu besar tanggung jawab orang tua terhadap

pendidikan anak sejak dini agar kelak besar nanti anak tidak

menempuh jalan yang sesat, diantara pendidikan terhadap anak

sejak awal ini Rasulullah SAW memberikan suritauladan dengan

sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Daud:

حدثنا مسدد ثنا يحيى عن سفيان قال حدثني

عاصم بن عبيد الله عن عبيد الله بن أبي رافع

رأيت رسول الله صلى الله عليه:عن أبيه قال

وسلم أذن في أذن الحسن بن علي حين ولدته

فاطمة بالصالة

قال الشيخ األلباني : حسن

(Abu Dawud berkata) : Musaddad telah menyampaikan suatu

hadis kepada kami, (Musaddad berkata) : Yahya telah

menyampaikan hadis tersebut kepada kami dari Sufyan, (Sufyan)

berkata : ‘Ashim bin ‘Ubaidillah menyampaikan hadis kepadaku

Page 6: Nilai-nilai Edukatif Dalam Hadits Nabi Saw (Studi Analisis Terhadap Hadits Tentang Adzan Di Telinga Bayi Yang Baru Lahir)

6

dari ‘Ubaidillah bin Abi Rafi’ dari bapaknya, dia (Abi Rafi’) berkata

: “Saya telah melihat Rasulullah SAW mengumandangkan Azan

pada telinga al Hasan bin Ali ketika Fathimah melahirkannya,

dengan Azan shalat.”

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Sri Mufarida

(Mahasiswa Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo) dalam skripsi

nya yang berjudul Kualitas Hadiś tentang Ażan pada Telinga Bayi

yang Baru Lahir, dinyatakan bahwa ditemukan tiga riwayat hadis

tersebut melalui Ahmad bin Hambal, Al-Tirmidzi dan Abu Daud,

dan semuanya melalui satu periwayat yang dha’if yaitu ‘Ashim

bin ‘Ubaidillah, sehingga bila dipandang dari segi riwayatnya

hadis ini termasuk hadis yang dha’if, tetapi secara matan hadis

ini bukanlah termasuk hadis yang dha’if karena dari segi

kandungan matannya tidak bertentangan dengan al-Qur'an dan

tidak bertentangan dengan akal sehat.

Melihat dari kualitas hadis yang lemah dalam hal sanad

tetapi dari segi matanya tidak termasuk hadis yang

bertentangan dengan ketentuan al-Qur'an dan tidak

bertentangan dengan akal sehat maka secara hukum hadis ini

tidak wajib dilaksanakan. Tentang pelaksanaan hadis dha’if ada

sebagian ulama yang melarang penggunaan hadis dha’if, tetapi

sebagian yang lain memperbolehkan apabila digunakan untuk

Page 7: Nilai-nilai Edukatif Dalam Hadits Nabi Saw (Studi Analisis Terhadap Hadits Tentang Adzan Di Telinga Bayi Yang Baru Lahir)

7

fadhailul a’mal atau bila tidak ditemukan dalil yang lebih kuat.

Dan dimungkinkan pelaksanaan hadis ini adalah atas tujuan

fadhailu a’mal sehingga melaksanakan hadis ini dalam

kehidupan sehari-hari adalah dibolehkan.

Disamping itu juga melihat fenomena yang terjadi di

kalangan orang-orang yang berpegang dengan sunnah Nabi SAW

masih menunjukkan bahwa mengumandangkan Azan pada

telinga bayi yang baru lahir merupakan bagian syariat Islam.

Tentunya dengan alunan suara yang merdu (tidak terlalu keras)

ke telinga bayi yang baru lahir. Dari hadis tersebut yang

meskipun dianggap dha’if karena melalui satu periwayat yang

dha’if, tapi melihat kenyataan di masyarakat yang banyak sekali

melaksanakan hadis tersebut maka penulis tertarik untuk

meneliti lebih lanjut akan adanya bentuk pendidikan yang dapat

diambil dari hadis tersebut melalui penulisan proposal dengan

judul : “Nilai-nilai Edukatif Dalam Hadis Nabi SAW (Studi

Analisis Terhadap Hadis Tentang Azan di Telinga Bayi

yang Baru Lahir).”

B. Penegasan dan Pembatasan Istilah

Agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam

menginterpretasikan beberapa istilah yang digunakan dalam

judul proposal ini, maka perlu adanya penegasan istilah. Adapun

Page 8: Nilai-nilai Edukatif Dalam Hadits Nabi Saw (Studi Analisis Terhadap Hadits Tentang Adzan Di Telinga Bayi Yang Baru Lahir)

8

istilah-istilah yang perlu penulis tegaskan pengertiannya adalah

sebagai berikut:

1. Nilai

Nilai adalah takaran, timbangan atau sesuatu yang termuat.

Dan nilai dalam hal ini sama artinya dengan Value yaitu

sesuatu yang bersifat normatif yang terkandung dalam suatu

pandangan.

2. Edukatif

Edukatif artinya yaitu sesuatu yang berkenaan dengan

pendidikan.

3. Hadis Nabi

Definisi hadis Nabi yang paling luas adalah segala sesuatu

yang diambil dari Rasulullah SAW, berupa ucapan, perbuatan

dan taqrir sebelum maupun sesudah diangkat menjadi Rasul,

baik membawa konsekuensi hukum syara’ atau tidak.

C. Rumusan Masalah

Berpijak pada uraian di atas, maka ada beberapa

permasalahan yang penulis anggap dapat dijadikan kajian yaitu :

1. Bagaimana cara melaksanakan hadis tentang Azan di telinga

bayi yang baru lahir?

2. Adakah hikmah yang terkandung dalam hadis tentang Azan di

telinga bayi yang baru lahir?

Page 9: Nilai-nilai Edukatif Dalam Hadits Nabi Saw (Studi Analisis Terhadap Hadits Tentang Adzan Di Telinga Bayi Yang Baru Lahir)

9

3. Apakah ada nilai-nilai pendidikan dalam hadis tentang Azan di

telinga bayi yang baru lahir?

D. Tujuan Penulisan Proposal

Berpijak pada beberapa hal di atas, maka yang menjadi

tujuan penulisan proposal ini adalah :

1. Mengetahui cara melaksanakan hadis tentang Azan di telinga

bayi yang baru lahir

2. Mengetahui hikmah yang terkandung dalam hadis tentang

Azan di telinga bayi yang baru lahir

3. Mengetahui nilai-nilai pendidikan dalam hadis tentang Azan di

telinga bayi yang baru lahir.

E. Telaah Pustaka

Untuk menghindari pengulangan hasil temuan yang

membahas permasalahan yang sama dari seseorang baik dalam

bentuk buku/kitab dan dalam bentuk tulisan yang lainnya maka

penulis akan memaparkan beberapa buku yang sudah ada. Dari

hasil temuan itu nantinya akan dijadikan sebagai sandaran teori

dan sebagai bandingan dalam mengupas permasalahan tersebut

di atas sehingga diharapkan akan muncul penemuan baru.

Prof. Abdullah Nasih Ulwan dalam karyanya yang berjudul

Tarbiyatul Aulad fil Islam yang diterjemahkan oleh Drs.

Page 10: Nilai-nilai Edukatif Dalam Hadits Nabi Saw (Studi Analisis Terhadap Hadits Tentang Adzan Di Telinga Bayi Yang Baru Lahir)

10

Jamaluddin Miri Lc. Dengan judul Pendidikan Anak dalam Islam,

menambahkan bahwa hikmah lainnya yaitu agar dakwah/ajakan

untuk iman dan menyembah kepada Allah itu lebih dulu dari

pada ajakan syetan karena setiap anak yang dilahirkan itu sudah

selalu ditunggui oleh syetan. Dengan bahasa yang berbeda Aba

Firdaus al Hawawi dalam buku yang berjudul Melahirkan anak

Salih, juga mengatakan bahwa di dalam Azan juga terkandung

makna ajakan untuk mengenal Allah mengenal agama serta

ajakan untuk beribadah kepada-Nya.

Ada pula satu penelitian oleh Sri Mufarida (Mahasiswa

Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang) dalam skripsinya

“Kualitas Hadiś Tentang Ażan Pada Telinga Bayi Yang Baru

Lahir”. Dalam skripsi ini dihasilkan penelitian bahwa ditemukan

tiga riwayat hadis tentang Azan pada telinga bayi yaitu melalui

riwayat Ahmad bin Hambal, Al-Tirmidzi dan Abu Daud dan

semuanya melalui satu periwayat yang dianggap dha’if yaitu

‘Ashim bin ‘Ubaidillah.

Semua uraian yang dikemukakan oleh para penulis diatas

umumnya hanya di ungkapkan secara singkat saja hikmah Azan

di telinga bayi. Sehingga penulis memandang perlu untuk

meneliti lebih lanjut hikmah Azan di telinga bayi dan terutama

nilai-nilai edukatif yang dapat di ambil dari sabda pemimpin

tertinggi umat Islam yaitu Rasulullah SAW tersebut.

Page 11: Nilai-nilai Edukatif Dalam Hadits Nabi Saw (Studi Analisis Terhadap Hadits Tentang Adzan Di Telinga Bayi Yang Baru Lahir)

11

Tentang skripsi (karya Sri Mufarida) yang telah disebutkan

di atas hanya meneliti kualitas hadis tentang Azan di telinga bayi

yang baru lahir serta beberapa pendapat yang memperbolehkan

pelaksanaan hadis tersebut karena dipandang sebagai suatu

langkah pendidikan dan juga disebutkan berbagai pendapat yang

menolaknya. Pada skripsi tersebut fokus penelitian hanyalah

pada kualitas hadis yang berdampak pada pelaksanaan hadis

tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Kemudian dengan proposal ini penulis mencoba untuk

meneruskan/mengembangkan penelitian tentang nilai edukatif

yang dapat diambil dari hadis nabi tersebut. Dan menganalisa

hadis dari para pen-syarakh, dan pendapat para ulama’ serta

ilmuwan di bidang pendidikan.

F. Metode Penelitian

1. Metode Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam

penulisan proposal ini, penulis menggunakan library research,

yaitu “suatu riset kepustakaan” atau penelitian kepustakaan

murni. Penulis menggunakan sumber data-data primer dari

kitab-kitab hadis yang terkenal dengan nama Kutubut Tis’ah.

Sedangkan data-data sekunder diambil dari beberapa kitab,

Page 12: Nilai-nilai Edukatif Dalam Hadits Nabi Saw (Studi Analisis Terhadap Hadits Tentang Adzan Di Telinga Bayi Yang Baru Lahir)

12

buku-buku, artikel, makalah, dan lain sebagainya yang

relevan dan kompeten dengan tema tulisan.

2. Metode Pembahasan

a. Metode Penelitian Hadis

Karena penelitian ini sumber primernya adalah hadis, maka

metode yang digunakan yaitu metode penelitian hadis.

Menurut Dr. M. Syuhudi Ismail, langkah-langkah dalam

meneliti hadis adalah sebagai berikut : 

1. Takhrijul Hadis sebagai langkah awal

“Takhrijul hadis yaitu penelusuran atau pencarian hadis

pada berbagai kitab sebagai sumber asli dari hadis yang

bersangkutan yang di dalam sumber itu dikemukakan

secara lengkap matan dan sanad hadis yang

bersangkutan”.

2. Penelitian Sanad Hadis 

Dalam penelitian sanad ini, ada beberapa langkah yaitu :

a. Melakukan al-I’tibar

“Yaitu menyertakan/mengemukakan sanad-sanad yang

lain untuk suatu hadis tertentu, yang hadis itu pada

bagian sanadnya tampak hanya terdapat seorang

periwayat saja dan dengan menyertakan sanad-sanad

Page 13: Nilai-nilai Edukatif Dalam Hadits Nabi Saw (Studi Analisis Terhadap Hadits Tentang Adzan Di Telinga Bayi Yang Baru Lahir)

13

yang lain tersebut akan dapat diketahui periwayat yang

lain”.

b. Meneliti pribadi periwayat dan Metode periwayatannya 

c. Menyimpulkan hasil penelitian sanad hadis

3. Penelitian matan hadis 

Langkah-langkah penelitian matan hadis yaitu:

a. Meneliti matan dengan melihat kualitas sanadnya.

b. Meneliti susunan lafal berbagai matan yang semakna,

dan

c. Meneliti kandungan matan

3. Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam penyusunan proposal

ini adalah Metode Analisis Isi (Content Analysis) yaitu

penelitian inferensi-inferensi yang dapat ditiru dan sahih data

dengan memperhatikan konteksnya. Dalam hal ini metode

tersebut digunakan untuk menganalisa kualitas dan

kandungan hadis serta data-data lain yang relevan dengan

pembahasan proposal ini.

G. Sistematika Penulisan Proposal

Sistematika di sini dimaksudkan sebagai gambaran yang

akan menjadi pokok bahasan dalam penulisan proposal ,

Page 14: Nilai-nilai Edukatif Dalam Hadits Nabi Saw (Studi Analisis Terhadap Hadits Tentang Adzan Di Telinga Bayi Yang Baru Lahir)

14

sehingga dapat memudahkan dalam memahami atau mencerna

masalah-masalah yang akan dibahas. Adapun sistematika

tersebut adalah sebagai berikut :

Pada bab I yaitu pendahuluan yang memuat latar belakang

masalah, telaah pustaka, pembatasan istilah, permasalahan,

tujuan penulisan proposal , metodologi penelitian dan

sistematika penulisan proposal.

Bab II berisi deproposal hadis tentang Azan di telinga bayi

yang baru lahir. Pembahasan kualitas hadis baik dilihat dari

sanad maupun matan-nya.

Bab III akan membahas tentang interpretasi hadis tentang

Azan di telinga bayi yang baru lahir menurut para ulama klasik

dan kontemporer.

Bab IV akan diuraikan mengenai analisis tentang hadis

tentang ażan di telinga bayi yang baru lahir meliputi ażan

tersebut pelaksanaannya serta nilai-nilai edukatif yang

terkandung dalam hadis tersebut.

Dalam bab V berisi penutup yang meliputi kesimpulan,

saran-saran dan penutup.

Demikian gambaran sekilas sistematika penulisan proposal

ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan bimbingan

kepada penulis sehingga apa yang nantinya penulis dapatkan

dalam penelitian ini dapat bermanfaat dan menjadi suatu amal

Page 15: Nilai-nilai Edukatif Dalam Hadits Nabi Saw (Studi Analisis Terhadap Hadits Tentang Adzan Di Telinga Bayi Yang Baru Lahir)

15

dan ilmu yang bermanfaat. Untuk lebih jelasnya sistematika

penulisan proposal ini digambarkan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Telaah Pustaka

C. Penegasan dan Pembatasan Istilah

D. Rumusan Masalah

E. Tujuan Penulisan Proposal

F. Metode Penelitian Proposal

G. Sistematika Penulisan Proposal

BAB II HADIS TENTANG AZAN DITELINGA BAYI YANG BARU

LAHIR DAN KUALITASNYA

A. Takhrij hadis

B. Kualitas sanad hadis

C. Kualitas matn hadis

D. Kesimpulan Penelitian Hadis

BAB III INTERPRETASI HADIS AZAN DITELINGA BAYI YANG

BARU LAHIR 

A. Pendapat Ulama’ Klasik

B. Pendapat Ulama’ Kontemporer

Page 16: Nilai-nilai Edukatif Dalam Hadits Nabi Saw (Studi Analisis Terhadap Hadits Tentang Adzan Di Telinga Bayi Yang Baru Lahir)

16

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI EDUKATIF DALAM HADIS

TENTANG AZAN PADA TELINGA BAYI YANG BARU LAHIR

A. Pengertian Azan

B. Pelaksanaan Hadis Tentang Azan Di Telinga Bayi yang

Baru Lahir

C. Nilai-nilai Edukatif dalam Hadis Tentang Azan Di Telinga

Bayi yang Baru Lahir

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran-saran

C. Penutup

Page 17: Nilai-nilai Edukatif Dalam Hadits Nabi Saw (Studi Analisis Terhadap Hadits Tentang Adzan Di Telinga Bayi Yang Baru Lahir)

17

حدثنا مسدد ثنا يحيى عن سفيان قال حدثني عاصم بن عبيد

: رأيت رسول الله عن عبيد الله بن أبي رافع عن أبيه قال

الله صلى الله عليه وسلم أذن في أذن الحسن بن علي حين

ولدته فاطمة بالصالة .

)749 ص 2(سنن ألبي داود ج قال الشيخ األلباني : حسن

حدثنا محمد بن بشار حدثنا يحيى بن سعيد و عبد الرحمن بن

مهدي قاال أخبرنا سفيان عن عاصم بن عبيد الله ن عن عبيد

الله بن أبي رافع عن ابيه قال : رأيت رسول الله صلى الله

عليه وسلم أذن في أذن الحسن بن علي حين ولدته فاطمة

بالصالة

قال ابو عيسى هذا حديث حسن صحيح والعمل في العقيقة

على ما روي عن النبي صلى الله عليه وسلم من غير وجه عن

الغالم شاتان مكافئتان وعن الجارية شاة وروى عن النبي

صلى الله عليه وسلم أيضا أنه عق عن الحسن بشاة وقد

ذهب بعض أهل العلم إلى هذا الحديث

)97 ص 4(سنن الترمذى ج قال الشيخ األلباني : حسن

Page 18: Nilai-nilai Edukatif Dalam Hadits Nabi Saw (Studi Analisis Terhadap Hadits Tentang Adzan Di Telinga Bayi Yang Baru Lahir)

18

حدثنا عبد الله حدثني أبى ثنا وكيع قال ثنا سفيان عن عاصم

بن عبيد الله عن عبيد الله بن أبى رافع عن أبيه : ان النبي

صلى الله عليه وسلم أذن في أذن الحسن بن علي حين ولدته

فاطمة

(مسند أحمد بنتعليق شعيب األرنؤوط : إسناده ضعيف

)391 ص 6حنبل ج