HADIS TENTANG ADZAN DITINJAU DARI SEGI SEJARA; KAJIAN ADZAN SUBUH DAN JUMAT DARI PERSPEKTIF KUTUB...
-
Upload
hasani-ahmad-said -
Category
Education
-
view
253 -
download
8
Transcript of HADIS TENTANG ADZAN DITINJAU DARI SEGI SEJARA; KAJIAN ADZAN SUBUH DAN JUMAT DARI PERSPEKTIF KUTUB...
IS?!J!TH/{J
RADIS TENTANG AZAN
DITINJAU DAR' SEGI SEJARAH:
Kajian Masalah Azan Subuh dan Jumat
Oleh:
HASANI AHMAD SYAMSURINI11: 101034021060
JURUSAN TAFSIR MADIS
FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1426 H.l2005 M.
HADIS TENTANG AZANDITlNJAli DARI SEGI SE.JARAH:
Kajian Masalah Azan Subuh dan .'umat
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ushulliddin dan Filsafat.Iurllsan Tafsir Hadis Untuk Memenllhi
Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Teologi Islam (S.Th.!)
Oleh:
HASANI AHMAD SYAMSURINIM: 101034021060
Di Bawah Bimbingan ,
Pembimbing I,
~I-'Dr. H. Ahmad Luthfi Fathlillah, M.A.
NIP. 150316214
Pembimbing 1I,
Drs. Blistamin. MBA.NIP. ! 50 289 320
.H.JRUSAN TAFSIR HADISFAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (urN)SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
142611.12005 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul HADIS TENTANG AZAN DITINJAU DARf SEGI
SEJAR<\H: Kajian Masalah Azan Subull dan Jumat telah diujikan dalam sidang
munaqasyall Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri (UTN) Syarif
Hidayatullah Jakarta pada tanggal 14 Februari 2005. Skripsi ini telah diterima sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata I (S 1) pada jurusan
Tafsir Hadis.
Jakarta. 14 Februari 2005
Sidang Munaqasyall:
Ketua Merangkap Anggota,
Drs. ~allruddinAR.P. 15020234]
Anggota:
H. Maulana, M.. Ag.NIP. 150293221
Sekretaris MeJngkap Anggota,
~~Edwin Syarif, M.Ag.
NIP. 150283 228
Dr. H. Ahmad Luthfi FathuHall, M.A.NIP. 1503]6214
Drs. Bustamin, MBANIP. ]50289320
LEMBAR I'ERSEMBAHAN
J)eJtgdlf $egeJtdjJ CillFa
KIt;;erSelftPdlrKalf Kdrlfd /l1l
BJldF Oral1g Tndhl ;A./fdlrdl1t1d Alrlftdtl$lfdlftSJlrI tldlf Ip;flfth $JII1drllfdl~
KdKdl1t1d Tercllftd TJldd SPd, Tafrj;l Sf.., Tddl H Zd/if#! Arlfiit $JI/?kl
AdK Terc/ittd Dedi IrdWdlf,
'Kary,;:*.JI Adddlr J)ocllffH- Kdrlfdhl Ada/dlr ;erilr Pdlfa/fIftJl'
MOTTO
...A//tll! tlKtllf II1fllflltggiKtllf ortllfg-ortllfg Iftllfg /JertlKtI/ chlf /Jeri/lI111 tiitl!1ftlrtlll111
titllf ortllfg-Ortilfg Iftllfg tii/Jeri 1111111 jJfJlfgflFtll!lIt11f /Je/JertljJti tirJrqdF_
(Q$. A/-M&dtitlltll! (58), /I)
"Tiook,lab la;9ak bagi oral'/{} ~l1fJ fJeraka{ /)an beri{mu beristirabat (Oalam
mencari i{mu) til1fJ!JfA{kan negerimu oan berke.lanafabJ kelak el'/{}kau akan
menemukan peJ1{Jf¥ll1ti oral1(J1JTal'/{} ~t1{J etl(Jk.au tiJ1(j(Jt![kan. Bersusab
pa~fabJ karena sesuJ1{Jguhn;9a ketil'/{}gian Oerajat kebioupan brH1;9a hisa
Oicapai i1e~n kesusabpa~an" (Imam S~a~Ji)
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt. yang menguasai
langit dan bumi serta seisinya, yang telah memberikan taufiq, hidayah dan inayah
Nya serta menitipkan kekuatan kepada penulis. Sehingga, dapat menyelesaikan
skripsi ini. Salawat serta salam senantiasa terJimpah kepada Nabi Muhammad Saw.
beserta para keluarga, sahabat, dan umat Islam yang selalu mengikuti sunnahnya.
Azan merupakan alunan dan nada musikal yang sangat spekrakuler yang
membangkitkan gairah keislaman yang mampu menggugah hati sanubari untuk
bersimpuh di hadapan-Nya. Banyak pengalaman yang bisa dijadikan I'tibar. bahwa
tidak sedikit orang masuk Islam lantaran mendengar alunan azan. Kalau kita
perhatikan, lafal azan ternyata mengandung nilai aqidah (ketauhidan), persaksian
bar.,va tiada Tuhan Selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah, juga
mengajak menuju kemenangan.
Berawal dari aktifitas keseharian penuJis sebagai Mua::in di Masjid Fathullah
UIN Syahid dan obrolan santai dengan Sekjur Tafsir Hadis, maka terinspirasilah
judul yang penulis angkat pada skripsi ini. Sehingga bisa dirampungkan dengan baik.
Tidak dapat dipungkiri bahwa proses awal penulisan skripsi ini, telah banyak
melibatkan banyak pihak yang secara langsung dan tidak langsung ikut berpartisipasi
membangun pondasi teori dan data. Sehingga., skripsi ini conat seksai sebagaimana
mestinya. Maka, penlliis selayaknya mengabdikan blldi baik kepada pam pihak yang
telah membantu, dengan ungkapan terima kasih yang tidak terhingga.
Kepada pihak dekanat dan jajarannya, penulis menf,'llcapkan terima kasih
khususnya kepada Bapak Dr.H.Amsal Bakhtiar, M.A. selaku Dekan Fakultas
Ushuluddin dan Filsafatjuga kepada Bapak Drs. Zahruddin AR, MMSi selaku Ketua
Jurusan beserta Bapak Drs. Bustamin, MBA selaku Sekertaris Jurusan. Sebagai pihak
yang ditunjuk selaku pembimbing dan pengarah kepada penulis, penghargaan dan
ucapan terima kasih penulis haturkan kepada Bapak Dr. H. Ahmad Luthfi FathuJlah,
M.A., selaku pembimbing I, dan Bapak Drs. Bustamin, MBA., selaku pembimbing II,
atas kearifan dan keluangan waktunya untuk mendiskusikan hal-hal yang penting
dalam skripsi ini.
Kepada Bapak Prof Dr. H. Fathurrahman Rauf beserta keluarga terutama
neng EJly dan bang Cecep N.S., S.Sos.l., penulis berterima kasih atas dukungan
moralnya, sehingga memotifasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis juga mengucapkan teina kasih kepada Prof Dd-L Abdul Aziz Dahlan dan
Drs.H. MU'allimi, M.A, yang telah bersedia menjadi pembimbing lepas sehingga
penulis dapat berdiskusi dengan beliau dan mendapat beberapa rujukan penting dalam
rangka l11eral11pungkan skripsi ini.
Penulisjuga menghaturkan terima kasih kepada stafPerpustakaan Utal11a UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat,
perpustakaan Fakultas Dakwah dan KOl11unikasi dan perpustakaan Iman Jama'
Jakarta atas tel11pat nyaman yang diberikan kepada penulis untuk membaca dan
mencari rujukan penting. Ucapkan terima kasih penulis sampaikan kepada Ust.
Muharram, S.Ag. yang telah membantu penulis dalall1 mell1bacakan berbagai sumber
primer yang penulis butuhkan.
Ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada keluarga besar K.H.
Hasbullah Qomar selaku pengasuh PONPES BANUL QOMAR, terutama Kang
Muktillah, S.Ag., yang telah ll1engantarkan penulis dengan tulus dan ikhlas ke
gerbang peradaban yakni di kampus UIN SyarifHidayatullah Jakarta.
Kawan-kawan di kelas TH-A, khususnya kawan-kawan seperjuangan Farid,
Deden, Amri, Jaza, H.Rizki, H.Zaini, Deni, Endoy, Derpi, Indra terimakasih atas
pinjaman bukunya, dan lain-lain. Teman-tell1an di Himpunan Qori-qoriah Mahasiswa
(HIQMA): Arif, Jajang, Asnal, Kamal, lsti, Jim, dan lain-lain. Teman-teman
Lembaga Tahfiz dan Ta'lill1 al-Quran (LTTQ): Dicki, Farid, Hasbi, Rokim, Nizar,
Husnul dan lain-lain. Teman-teman di Himpunan Mahasiswa Banten (HMB) Asep,
Chotib, Kamal, dan lain-lain. Teman-teman di KM',C (Keluarga Mahasiswa Serang
Cilegon) Rizlll, Adi, Amar, Amas, Chimong dan lain-lain. Teman-teman AlumniMA
AI-Khairiyah Karang Tengah Cilegon Mahjul, Ani, Mahmudi, Ipul, lebih khusus buat
Eti yang telah banyak ngasih perhatian dan menemani suka duka penulis dalam
merampungkan skripsi ini. Kawan-kawan di masjid Fathullah yang tergabung dalam
remaja Masjid FathulIah: Wahid, Latif, Ami, Rahman, Hadir, Muksid, Salman, Takin
dan lain-lain. Rekan karyawan masjid: Erwin, J'be, Daus, Leli, Niman, Aie, rekan
muazin Na:lan~ J::n Tauflq. Rahmat makasih komputernya. Juga pengurus ma~jid
Fathullah Bapak Dedi Nursyamsi, M. Hum, Drs. Muchsin dan lain-lain yang telah
me'11berikan semangat untuk terus berkiprah dan berkarva dilingkungan lebih !uas.
Tidak kurang rasa syukur penulis haturkan kepada: Kakanda kang Fuad, S.Pd.. kang
Tafriji, S.E., kang Fadi!. kang H. Zainul, kang Subki serta adik penulis Dedi Irawan
yang kegigihannya dalam belajar dan bekerja memberikan semangat bagi penulis
untuk tems maj u dan berkarya.
Akhirnya rasa syukur dan bakti penulis haturkan kepada Ayahanda Ahmad
Syamsuri dan lbunda Sunariyah yang tak henti-hentinya memberikan dorongan dan
motifasi serta doa yang tulus bagi keberhasilan penulis dalam mengukir kehidupan
yang berguna dan herharga. Kasih sayang, nasihat, dan bimbingan mereka selama ini
telah memberikan niat dan tekad penulis untuk tems maju dan berguna bagi kciuarga.
nusa, bangsa dan agama.
Dengan terselesaikannya skripsi ini, penulis menyadari bahwa adanya
kekurangan dalam penyusunan skripsi. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik
kOl1stuktifdan saran pemb8U\ yang bersifat membangull guna perbaikan untuk masa
yang akan datang. Semoga Allah Swt. memberikan balasan dan rida-Nya kepada
semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun skripsi ini. Penulis
berharap bahwa skripsi ini, dapat memberikan kemanfaatan dan kontribusi yang baik
bagi perkembangan keilmuan. Sehingga, dapat bennanfaat bagi penulis dan para
pembaca. Amin.
Jakarta, 05 Muharram 1426 H.14 Februari 2005 M.Penulis,
Hasani Ahmad Svamsuri
DAFTAR lSI
Lembar Peugesahan
KatJl Pengantar .
Daftar isi v
BAB I. Pendahuluan 1
A. Latar Belakang Masalah .
B. Tujuan Penelitian ..
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah .
D. Metodologi Penelitian ..
8
9
9
E. Sistematika Penulisan 10
BAB II. Pengel·tian dan Sejarah Azan 12
A. Pengertian Azan .
B. Sejarah Azan .
C. Ketitamaan Azan .
13
30
BAB Ill. Hadis-Hadis Tentang Azan 40
A Hadis-Hadis tentang Azan Subuh . 40
1. Hadis-Hadis Yang Terdapat Dalam Kitab Sahih Af-Bukhari 40
2. Hadis-Hadis Yang Terdapat Pada Kitab Sunan An-Nasa'i 46
B. I-Iadis-Hadis Tentang Azan Jumai . 48
I. Hadis-Hadis Yang Terdapat Dalam Kitab Swum an-Nasa', . 48
2. Hadis-Hadis Yang Terdapat Dalam Kitab Swum Abu Daud... 5)
3. Hadis-Hadis Yang Terdapat Dalam Kitab ,,?a~li~l A/-Bukhari.. 54
4. Hadis-Hadis Yang Terdapat Dalam Kitab Jami' Af-Tirmizi.... 55
5. Hadis-Hadis Yang Terdapat Dalam Kitab Sunan /bnu Majah. 56
BAB VI. Analisa Mengenai Azan Subuh dan Jumat 59
A. Azan Subuh Pada Masa Rasulullah, Sahabat dan Kini 59
I. Azan Subuh Pada Masa Rasulullah ... '" 59
2. Azan Subuh Pada Masa Sahabat ... . .. 61
3. Azan Subuh Pada Masa Sekarang. 62
B. Azan Jumat Pada Masa RasuI, Sahabat dan Kini 63
I. AZlin Jumat Pada Masa Rasulullah '" , 64
2. Azan Jumat Pada Masa Sahabat '" 65
3. Azan Jwnat Pada Masa Kini 66
BAB V Pellutuff 68
A. Kesimpulan 68
B. Saran-Saran . 69
DAFTAR PUSTAKA 71
PEDOMAN TRANSLITERASI
A. Konsonan
Fonem konsonan bahasa .'\rob yang dalan SISlem lu!isan Arab dilambangkan
dengml hIlmI', dalam transliterasi ifll scbagian dllrunbmlgkan dengan hurur dan
sebagiannya dilambangkan dengan [,ulela, elml sebagiwl lagi dengan hurtlf d::.~ l,u,uJ
sekaJigus.
Di bawah ini haftar huruf Arab ilu dan transliterasinya dengan huruf latin.
(I) = A (.» = T
(Y) = B (.t) = 7:(.,,) =T C0 -'. -
(,.,,) = S U=G
(0=J P)= F
(u = J:l (J) = Q
CU=Kh i.,) - K\- -
(,) = D (J) = L
(;) = z (:) = M
()) = R (.) = N
(j) >= Z (,) = w
c-) = S O=H
U) =Sy 0='
(c"') = ~ (.,;) = y
C.» = l?
B. Vokal Tunggal (Pendek) C. Vokal Rangkap (Diftong)
=a
=i
=u
o
D. Vokal Panjang (Maddiih)
(I~) =a
C,;-) = 1,/
~) -l'.....) =u
= aw
:= ay
E. Kata Sandang (JI)
(JI) = al
(J!I) = al-sy
BABI
HADIS TENTANG AZAN, DlTlNJAU DARI SEGI SEJARAH;
KAJIAN MASALAH AZAN SUBUH DAN .JUMAT
A. Latar Belalmng Masalah
Ketika berbicara tentang Islam, paling tidak terdapat tiga bidang kajian yang
mesti dibedakan, yaitu: pertama, teks orisinil Islam, yakni al-Quran dan hadis sahih
dari Nabi; kedua, pemikiran Islam yang dianggap sebagai bentuk interpretasi atas teks
orisinil yang dapat ditemukan dalam empat disiplin pokok wacana Islam: hukum,
teoIogi, fiIsafat dan tasawuf; dan ketiga, perwujudan praktek sosio-historis yang
berbeda.'
Islam mengatur berbagai aspek kehidupan manusia baik di bidang ekonomi,
politik, kebudayaan, sosial dan lain-lain. Juga berusaha rnengatur kehidupan manusia. ,.
Unsur pokok dalam hal ini adalah mengatur waktu. Islam merupakan satu-satunya
ajaran yang paling kuat untuk membahagiakan manusia di dunia dan akhirat. 2 Secara
universal, Islam diyakini sebagai satu tatanan yang memberikan acuan normallve
terhadap sel uruh aspek kehidupan manusia. Keabsahan ajarannya telah terbukti dalam
setiap percaturan dinamika sejarah dan peradaban manusia. Dunia, secara perlahan
1 Nashr Hamid Abu Zayd, AI-QlIr 'all dan Hermf!!1elllik dan Keklfasaall; KOll/rojersi danPeilggllgalail Hermeileu/ik AI-Qur'ail, (lelj.), (Bandung: RQiS, 2003), Cet. Ke-I, h. 85
2 Syekh Mohammad bin lameel Zeeno, Bimhingail f.\Jam Uil/uk Pribadi dan Ma.\}t1rakm.(lerj.), (Jakarta: CX Dam! Hag, 1994), Cel. Ke-I, h. 14-15
2
memberikan legitimasi bahwa Islam, sebagai din merupakan sumbu kebudayaan umat
manusla.
Perkembangan zaman dengan seperangkat kemajuannya teiah mempengaruhi
tatanan kehidupan manusia, cara hidup, sistem interaksi, Iransjormasi sosial budaya
serta sistem nilai yang dianut oleh anggota masyarakat.
Pengetahuan tentang proses-prsoses sosial memungkinkan seseorang untuk
memperoleh pengertian mengenai segi yang dinamis dari masyarakat atau gerak
masyarakat.J Tidak terkecuali dalam masalah 1m, bagaimana manusia
mengimplikasikan dan melibatkan diri daJam inleraksi verlikal, hubungan dengan
Tuhan, pencipta dan pengatur kehidupan. Keadaan demikian ini akan mempengaruhi
inlensilas perilaku keseharian.
Universalitas Islam telah menumbuhkan image yang beragam (heterogen)
terhadap pemahaman umat Di kalangan urnat Islam ·sendiri, kita melihat adanya
keleluasaan pemahaman terhadap ayat-ayat qauliyah dan kauniyah, baik yang tertera
dalam lileralur tuntunan al-Qur'an dan as-Sunnah, maupun yang berupa tanda-tanda
alam yang sarat perubahan ini. Satu ayat kemasyarakatan misalnya, telah menelorkan
pemahaman yang berbeda. Pada sisi lain, bagian ini tidak jarang membawa kekuatan
yang mampu memecahbelah persatuan umat4
, Soerjono Soekanto, Sosiologi Sua/II Pengalllar, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2002), eet. ,~e
12. h. 59.. A. Chadri Romli, Pel'J1lasalahall Shalal .fum 'al: Mengkaji Kembali Berbagai Pelldapat
UfamG danlllfadzhab Fiqih Sepl/lar Ibadah Jam 'at Mem~iu Kepada Kesatuall Pemahaman KomekstualDalam Pelaks""aill1l1ya. (Surabaya: Pustaka Progressi!; 1996), cet.ke-6, h. !
3
Sisi terakhir iniIah yang akhir-akhir ini masih berada dalam bingkai
perbincangan yang tidak lUntas.
Azan menurut bahasa adalah pemberitahuan5 Sebagaimana tlrman Allah
sebagai berikut:
Artinya: Dan (inilah) suatu pemberitahuan dari Allah dan RasuI-Nya ... (Q.S. At-
Taubah (9):3)
Dalam ayat lain, Allah juga berfirman:
Artinya: Dan beritahukanlah (serukanIah) kepada manusia untuk mengerjakan haji ...
(Q.S. AI-Hajj (22): 27)
Denpn azan tercapailah seruan untuk berjamaah dan mengumandangkan
symr Islam. Imam Qurtubi dan lain-lain berkata yang dikutip oleh Sayyid Sabiq
dalam Fiqhus-Sunnah:
"Walau kalimat-kalimatnya tidak banyak, tapi azan l11engand,mg soal-soalaqidah, karena ia dimulai dengan takbir dan mel11uat tentang wuj ud Allah dankesel11purnaan-Nya. Kel11udian diiringi dengan tauhid dan menyingkirkansyarikat, lalu menetapkan kerasuIan Muhammad Saw. serta seruan untukpatuh dan taat sebagai akibat pengakuan risaIah karena ia tidak mungkindikenal kecuali dengan tuntutan Rasul. Dan setelah itu diserukannyakemenangan, yakni kebahagiaan yang kekal lagi abadi, dimana terdapatisyarat mengenai kampung akhi~at, kel11udian beberapa kalimat diulangsebagai penegasan dan penguatan.
5 Abduffehman al-Jaziri, Kilah al-Fiqh 'ala Mazailih al-Arha 'ail, (Beirut: Darul Fikr,tt). jilidI, h. 310
(, Sayyid Sabiq. Fiqh as- SIII/llah. (Beirut Daml Fikr, 1971), eet. Ke-5, jilid t, h. 94
4
Azan, dalam berbagai versi, merupakan bagian dari fenomena ini. la tidak
dapat dihindarkan lagi, selal u terbentur dengan tradisi, kondisi dan komunitas yang
ada. Sehingga tidak jarang, pelaksanaannya cenderung beragam, baik yang
berhubungan dengan tempat, waktu, syarat sah, rukun dan sebagainya. Misalnya dua
kali azan subuh. Azan itu hendaklah pada awal waktu, tanpa memajukan atau
mengundurkannya, kecuali azan pada waktu fajar, maka disyariatkan memajukannva
dari awal waktu, jika dapat dibedakan di antara azan peIiama dan yang kedua hingga
te~iadi kekeliruan.
Sabda Nabi sebagai benkut:
::.,f 4.\ .:.r .ili \~ Y. ~ \-oJ .:.r y ~ y.1 .:.r ~ \.A ;;. W.. ' Y. .ili \ ¥ l;j:A"..,. -- -- "" -;;"" .;;
.J jl '" ~ \,
~~14 4? ly.fo'lJ \~ ,J,lI 011y' ":l'j"! 01»:JIb ~J ~.illl.j-P.ill\ JJ-'),
7~\~r :41 JUli 4? -#~14 ":l ~\ ~) <J\S') :J1.9 I:' ·«rp::. rr y.\/ ,
Artinya: Telah bercerita kepada kami Abdullah bin Musall!L"nah dari Malik dan ibnSihab bin Salim bin Abdullah dan bapaknya bahwasannya Rasulullah Saw.bersabda: "Sesunguhnya Bilal azan di waktu malam, maka makan danminumlah kamu sampai azan pula Ibnu Umi MaktuO!, kemudian Rasulullahbersabda kembali: Umi Maktum adalah seorang yang bUla yang tidakmenyeru kecuali dikatakan baginya: waktu subuh telah tiba waktu subuhlelah tiba". (H.R. Bukhari)
Dari hadis di alas, kelihatan bahwa di zaman Rasulullah menggunakan dua
kali azan subuh yaitu pertama azan pada awal waktu dan sebelum waktu. Sepeni
yang dilakukan di Makkah dan di Madinah. Namun pada proses sejarah, hal di atas
7 Imam Abi Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim ibn Mugirah bin Bardizbah aJBukhari. Sahil' Bukhari. (Riyad: Darus-Salam, J999), .iuz I. cet. Ke-2, h J02
5
tidak berjalan dengan mulus. Seiring dengan berjalannya waktu, di kalangan
masyarakat masih terdapat perbedaan-perbedaan eara yang 10k pelak menimbulkan
perselisililm bahkan perpeeahan. Sehingga, membutuhkan penjeiasan dan
pembahasan yang akan mampu memberi lampu penerang di kalangan masyarakat.
Jelasnya bahwa ada dua cara pelaksanaan azan pada salat subuh. Pertama
adalah dua kali: azan pertama dilakukan sebelum masuk waktu subuh dan yang yang
kedua azan dilakukan setelah masuk waktu salat subuh. Hal inilah sesuai dengan
yang dipraktikkan pada masa Rasulullah Saw. dan sesuai oengan hadis. Seperti yang
di lakukan di Makkah dan di Madinah. Sedangkan yang kedua menggunakan satu
kali azan yaitu ketika sudah masuk waktu subuh. Seperti yang dilakukan di
Indonesia.
Selain hal di atas, disyariatkan bagi muazin untuk raswib yakni mengucapkan
as-shalatu khwrun minan-naum (salat itu lebih baik dari pada tidur) ketika v'aktu
azan subuh, setelah lafaz hayya 'alaifalah8
Menurut Ibnu Ruslan yang dikutip oleh AI-Kahlani mengatakan bahwa
ucapan as-shalalu khairun minan-naum hanya pada azan pertama pada waktu subuh,
karena azan pertama itu untuk membangunkan orang-orang yang sedang tidur.
Adapun azan kedua, maka itu sebagai pemberitahuan tentang masuknya azan subuh
dan sebagai ajakan untuk menunaikan salat subuh 9
" Sayyid Sabiq, j')qhus-Sullllah, 01'. cil., h. 969 As-Sayyid AI-Imam Muhammad bin Ismail AI-Kahlani, Sullulus-Salam, (Bandung: Dahlan,
It),juzl,h 120
6
Berdasarkan hal ini, bahwa lafaz as-.yafatu khairul1 minal1-l1aUI1l itu bukan
lafaz azan yang disyariatkan untuk mengajak orang unluk menunaikan salat dan
untuk memberitahukan masuknya salat subuh. Jadi, lafaz itu sama dengan lafaz- lafaz
lasbih (pujian dan tasbih) yang biasa diucapkan orang pada masa akhir-akhir ini,
sebagai pengganti azan pertama itu.
Begilupun dengan azan JumaL Azan Jumal, sebagaimana dikelengahkan
dalam pembahasannya, lidak terlepas dari kerangka ini. DaliI-daliI qat'i tentang
masalah ini baik yang bersumber dari aI-Quran maupun as-Sunah, termasuk fatv/a-
fatwa sahabat telah memperkaya perbedaan persepsi dan pendapat para fuqaha '.
Perbedaan-perbedaan tersebut lidak terlepas dari fenomena di atas (baca: kemajuan
dan perkembangan zaman), di samping interpretasi mereka, misalnya tentang latar
belakang sejarah disyariatkannya salat Jumat, jumlah minimal jamaah Jumat, azan
Jumat dan sebagainya.
Sebetulnya pada zaman Rasulullah Saw. azan pada hari Jumat itu
dikumandangkan hanya satu kali, yaitu setelah khatib yang sekaligus menjadi imam
duduk di atas mimbar, sebagaimana disebutkan dalam hadis RasuI:
, . .~ l..w\ .:>IS'» J\.i ~j .:r. ,-:-,W\.:f Zff'jJ\ .:f '-:-'~ '.Jr0<I W::"'" J\.i f-" \ W.,l.:>-
-" -"... l' '"
7
Artinya: Adam telah bercerita kepada kami ia berkata: telah menceritakan kepadakami Ibnu Abi Za'b dari Juhri dari Sa'ib bin Yazid ia berkata: "Adalah azanJumat itu pada mulanya ketika imam telah duduk di atas mimbar. Oemikianitu terjadi pada masa Nabi Saw., juga pada zaman Abu Bakar dan UmarR.A.. Lalu ketika tiba masa Usman R.A., manusia bertambah banyakjumlahnya, beliau memprakarsai tambahan azan yang ketiga, di atasZaura'." (H.R. Bukhari)
Secara substansial, banyak persoalan di seputar salat Jumat ini yang masih
diperselisihkan oleh para Fuqalla. Oi antaranya, boleh dilaksanakan lebih dari satu
salat Jumat dalam satu kampung, wajibnya mengahadiri salat Jumat, dan sebagainya.
Contoh-contoh di ata~, masih diperselisihkan oleh para ji/qalla. Oi sinilah
reinterpretasi terhadap ketentuan-ketentuan normative dan Ilistoris (Jatar belakang
sejarah) perlu dilakukan, sehingga se1alu menjadi bagian integral, tidak kaku,
sekaligus sebagai refleksi kebutuhan manusia terhadap Tuhannya. Bukan bahkan'
sebaliknya, sesuaiu yang asing dan hanya membuang-buang waktu, utamanya dalam
kehidupan yang serba rasional im. Tidak sekedar itu azan merupakan rutinitas yang
bemuansa sosial sangat tinggi yang diharapkan mampu menggalang dan mempererat
tali ukhuwah Islamiyah yang hampir diabaikan oleh pemahaman para pemeluknya
(umat Islam).
10 fhid.. h. 146
8
Atas dasar inilah yang mendorong penulis untuk menuangkan dalam skripsi
dengan judul: "Hadis Tentang Azan Ditinjall Dari Segi Sejarah; Kaji:lO Masalah
Azan Subuh dan .Jumat".
B. Tujuan l'enelitian
Setiap tindakan yang dilakukan pasti memiliki maksud dan tujuan tertentu.
Demikian halnya dengan penulisan skripsi ini yang memiliki tujuan-tujuan sebagai
berikut:
I. Untuk memenuhi syarat memperoleh gelar saIJana Strata Satu (S I) UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Untuk mengetahui hadis-hadis tentang azan ditinjau dari segi sejarah.
3. Untuk mempelajari hadis-hadis tidak cukup dengan hanya melihat teIjemahan
saja, tetapi dengan mengkaji dan mendalami, akan memba'Na kita terhadap
makna yang terkandung dalam hadis seCal'a mendalam.
4. Untuk menambah dan memberikan intbnnasi yang benar dan mendalam
mengenai hadis tentang azan subuh dan Jumat ditinjau dari sejarah.
5. Menambah literatur khazanah intelektual khususnya tentang hadis-hadis
tentang azan.
9
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
I. Pembatasan Masalah
Kajian ini hanya menyoroti dua kali azan subuh dan Jumat ditinjau dan segi
sejarah. Dua kali azan Jumat yang kami maksud adalah azan Rasul yang sekali,
kemudian ditambah dengan azan Jumat yang ditambah oleh Usman. Dengan
demikian selain dari azan subuh dan Jumat tidak tennasuk dalam kajian skripsi ini,
yang dikaji dari kitab-kitab hadis karya para ulama yang asli dan otentik, yang penulis
batasi hanya kitab af-ku/ub as-Sit/all. Kitab-kitab hadis karya para ulama inilah yang
penulis jadikan sebagai sumber primer (pokok) untuk mengkaji hadis tentang azan
ditinjau dari sejarah; kajian masalah azan subuh dan jumat. Dengan tanpa adanya
kritik sanad dan matan.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis rumuskan masalahnya
sebagai berikut: Bagaimana tinjauan hadis tentang azan subuh dan Jumat ditinjau
dari segi sejarah?
D. Metodologi Penelitian
l. Pengumpulan Data
Penulisan skripsi ini didasarkan pada suatu pembahasan yang menggunakan
metode penelitian kepustakaan (library research) yaitu suatu metode yang dilakukan
Jengan mencari dall mengumpulkan li/eratur yang relevan dengan pokok
10
pennasalahan (data primer) dan juga dengan literatur yang mendukung (data
sekunder) dalam skripsi ini sebagai pelengkap.
2. Metode Pembahasan
Dalam pembahasannya, skripsi ini menggunakan pendekatan deskriplij
ana/ilis. Yaitu sebuah pendekatan yang diarahkan untuk memaparkan masalah
dengan menguraikan gagasan primer yang terdapat di dalamnya yang kemudian
dianalisis.
3. Teknik Penulisan
Adapun teknik penulisan dalam skripsi ini, penulis berpedoman pada buku
"Pedoman Penulisan Skr;psi, Tesis dan Diserlasi" yang diterbitkan oleh UrN Jakarta
Press, cet ke-2, tahun 2002.
E. Sistematika Pwulisan
Untuk mempennudah dalam membabas skripsi ini, maka skripsi ini ditulis
dalam lima bab yang masing-masing bab terdiri dari pasal-pasal yang terkait kuat
antara yang satu dengan yang lainnya, dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
Bab pertama adalah pendahuluan. Bab ini berisi tentang latar belakang
masalab, tujuan penelitian, pembatasan dan perumusan masalab, metodologi
penelitian, dan sisternatika penulisaan.
Bab kedua membicarakan masalab pengertian dan sejarah azan, vpng terdiri
dari: pengertian azan, sejarah azan, dan keutamaan azan.
11
Bab ketiga memuat tentang badis-hadis tentang azan. Oalam bab ini memuat
dua pokok permasalahan. Yaitu: pertama mengenai hadis-hadis tentang azan subuh,
yang kemudian di bagi lagi menjadi dua bagian. Yaitu: hadis-hadis yang terdapat
dalam kitab Sahih af-Bukhari dan hadis-hadis yang terdapat pada Sunan an-Nasal.
kedua memuat hadis-hadis tentang azan Jumat, yang kami bagi lagi menjadi lima
bagian: yaitu: pertama hadis-hadis yang terdapat pada Sunan an-Nasai, kedua hadis
hadis yang terdapat pada Sunan Abu lJaud, ketiga memuat tentang hadis-hadis yang
terdapat pada :'jahih Bukhari, keempat memuat tentang hadis-hadis yang terdapat
pada Jami' al-Tirmi=i dan yang kelima memuat tentang hadis-hadis yang terdapat
pada SUI/an Ibnu Majah.
Bab keempat adalah bab inti yang mengurai tentang analisa mengenai azan
subuh dan Jumat. Oalam bab ini memuat dua pokok pennasaJahan. Yaitu: azan subuh
pada masa Rasulullah, Sahabat dan sekarang, yang mencakup tiga sub bagian: yaitu
azan subuh pada masa Rasulullah, azan subuh pada masa sahabat, dan azan subuh
pada masa sekarang. Kedua mengenai a7..aI1 Jumat pada masa Rasulullah, sahabatdan
kini. yang dibagi lagi dalam sub bagian yang mertcakup: azan Jumat pada masa
Rasulullah, azan Jumat pada masa sahabat, dan azan Jumat pacta masa kini.
Bab kelima merupakan bab penutup yang bensi kesimpulan yang ditarik dari
pembahasan dari bab-bab sebelumnya. Oalam rangka menjawab masalah pokok yang
telah dirumuskan di bagian pendahuluan dan juga memuat saran-saran konslruktil
BAB II
PENGERTIAN DAN SEJAJRAH AZAN
Asal makna azan adalah memberitahukan, yang dimaksud disini ialah
memberitahukan waktu salat telah tiba, dengan lafaz yang telah ditentukan oleh
syara '. Oalam lafaz azan itu terdapat pengertian yang mengandung beberapa maksud
penting, yaitu sebagai akidah, seperti adanya Allah yang Maha Besar bersifat Esa,
tidak ada sekutu baginya, serta menerangkan bahwa Nabi Muhammad Saw. adalah
utusan-Nya. Kita diajak untuk mentaati perintah-Nya, yakni mengerjakan salat,
kemudian diajarkan pula kemenangan dunia dan akhirat. Akhirnya diakhiri dengan
kalimat tauhid.
Azan dimaksudkan untuk memberitahukan bahwa waktu salat telah tiba dan
menyeru untuk melakukan salat beIjamaah. Selain itu lmtuk mensyiarkan agama
Islam di muka umum l
Oi bawah ini akan penulis uraikan lebih jauh tentang pengertian azan menurut
para pakar, baik dari segi bahasa maupun istilah. Kemudian penulis elaborasikan
kembali dari pendapat-pendapat para pakar tersebut. Selain itu juga, mengurai
tentang sejarah azan lengkap, yang bersumber dari hadis-hadis yang penulis ambil
dari al-kulub as-Sillah. Oi bagian yang lain, penulis juga mengurai tentang
keutamaan-keutamaan !l;3n lengkap dengan hadis-hadisnya yang penulis rujuk dari
al-kulubu as-Sillah juga.
I Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam. (Bandung CV Sinar Bam, 200 I), cet ke-34, h. 53
13
A. Pengertian Aun
Azan menurut pengertian lugawl (etimologi) berarti al-l'lam yang
mengandung pengertian pemberitahuao, misalkan al-i'lam bis-.yalal yang artinya
azan. Sedangkan u3:ina-i:':nan wa u::anan berarti memperkenankan, membolehkan,
•memberi izin. Lain lagi dengan al-a:':in yang sarna dengan al-Mua::in (yang berazan)
mengandung tiga pengertian yakni: pertama al-ka(il artinya yang menanggung, kedua
a:':-:':a'im artinya pemimpin, ketiga al-hajib artinya pengantar masuk orang yang akan
menghadap. 2
Dalam Kamus Konlemporer, azan mengandung banyak sekali makna.
Misalnya: A3:ina Ii dengan makna sama 'a artinya memperbolehkan, mengizinkan,
A3:ina i1a au Ii dengan makna islama 'a; a:':ina bi bima 'na 'alima artinya mengerti,
mengetahui; A:':ina hi semakna dengan dalla 'ala qarbi hadisi kaza artinya hampir,
diambang; azana hi semakna dengan a 'alama artinya memberitahukan,
menginformasikan; ada juga a:':ana bi semakna dengan au.lyaka an artinya hampir,
diambang; sedang a3::':ana da 'a i1as-salah dengan arti mengazani, mengajak salat3
Sedangkan menurut istilah (terminologi), azan dalam Kamus ISlilah Fiqih
adalah panggilan yang disernkan kepada kaum muslimin untuk mengerjakan salat,
atau sernan tanda masuknya salat fardu·
2 Ahmad Warson Munawir, a:-J,4UllGwir Kamus Arab-IndoNesia, (Surabaya: PustakaProgresif, 1997) eet. Ke-14, h. 15
3 Afabi! Al~ Ahmad Zuhdi Muhdlar, AI- 'Isri, Kamlls KOl1/emporer Arab-Indonesia,(Yogyakal1a: Multi Karya Grafika, 1999), h 70
"M. Abdul Mujib, et.al., Kamlls IslJlah Ficflh. (Jakal1a Pustaka Firdaus, 1995). cet Ke-2, h. 4
14
Menurut as-Sayyid ai-Imam Muhammad bin Ismail al-Kahlani azan menurut
istilah adalah pemberitahuan tentang masuknya waktu salat dengan lafaz-Iafaz yang
khusus5
Sayyid Sabiq dalam Fiqhus-Sunnah mengartikan azan menurut istilah adalah
pemberitahuan tentang masuknya waktu salat dengan lafaz-Iafaz tertentu6 Hal inipun
senada dengan pengertian yang diberikan oleh Muhammad Jawad Mughniyah, ia
mengartikan azan menurut istilah adalah menginformasikan (memberitahukan)
tentang waktu-waktu salat dengan kata-kata tertentu7
As-Syaukani juga mengartikan azan adalah pemberitahuan tentang masuknya
waktu salat dengan lafaz-Iafaz yang telah ditentukan yakni, lafaz yang memuat
tentang permasalahan aqidah8
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, azan adalah seruan untuk
mengajak orang untuk melakukan salat. 9
Dari beberapa definisi di atas, definisi dalam Kamus Isrilah Fiqih lebih
menekankan kepada seruan untuk salat fardu. Definisi as-Sayyid aI-Imam
Muhammad bin Ismail al-Kahlani, Sayyid SaIJiq, dan Muhammad Jawad Mugniyah
nampaknya sarna, yakni sarna-sarna mengandung seruan dengan lafaz yang
ditentukan. Maksud dari lafaz yang ditentukan di sini adalah lafaz-Iafaz yang sudah
5 as-Sayyid aI-Imam Muhammad hin Ismail al-Kahlani, SlIbllllis-Salam. (Bandung: Dahlan,tt),juz I, h. lIS
6 Sayyid Sabiq, hd?!ls-Snnnah. (Beirut: Darul-Fikr), cet. Ke-5, jilid I. h 947 Muhammad lawad Mugniyah, Nqih Lima Mazhab: .fa fari, Hanaji..\laliki, 5}'aji'l, dan
Hambali, (Ierj'), (Jakarta: f'T Lentera Basritama, 1999), cet. ke-4, h. 96, Muhammad Ali bin Muhamad as-Syaukani, Nailnl-Anlar, (Beirut: Darul Fikr, 1994), .iuz f,
h. 99 Depdikbud, Kamns Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta' Balai Pustaka, 1988), cet ke-l. h 60
15
disyariatkan dalam teks-teks hadis tanpa menambah dan mengurangi; definisi as-
Syaukani selain mengandung seruan dengan lafaz-lafaz yang khusus, ia lebih
menukik lagi, yaitu lafaz yang mengandung nilai akidah. Sedangkan dalam Kamus
Bahasa Indonesia tampak lebih ke pokok pennasalahan yakni panggilan untuk
mengajak orang untuk melakukan salat. Namun masing-masing dari definisi tersebut,
menyebutkan sesuatu yang prinsip, dan di sinilah titik temu mereka, yaitu seruan
untuk melakukan salat.
B. Sejarah Azan
Telaah historis hadis atau telaah sebab lo wurudul-hadis berarti telaah tentang
sebab-sebab Nabi menuturkan sabdanya. II T"laah terhadap sejarah ini sangat penting,
karena dengannya hadis Nabi akan dapat dipahami secara proporsional. Menurut
Imam Jalaluddin (w. 911 H.), sebab-sebab historis munculnya hadis ltu dapat
dikategorikan mel1jadi tiga: Pertama historis yang berupa ayat al-Quran, kedua sebab
yang berupa hadis dan yang ketiga sebab yang berkaitan dengan sahabat. 12
10 Dalam kamus af-Mu:iam a/-Wasil, sebab diartikan dengan a/-hab! (tali) atau sejarah yaitusesuatu yang menghubungkan pada yang lam. Ibrahim Anit, et.al., a/-Mli :iam a/-Wasil, (up.: Angkasa,1972), h 411
II Endang Soetari, Jlmli Hadis, (Bandung: Ama! Bhakti Press, 1997), h. 211. kajian tentanghislonl hadis dirintis oleh Abu Hamid b;n Kajnah al-Jaban, kemudian disusul oleh Abu Hafs Umarbin Muhammad bin Raja'l al-Ukhbun (380 H.-458 H.). Ibrahim bin Muahmmad Kamaludin (terkenaldengan Abu Hamjah al-Husaini) (1054-1120) .iuga menulli~ sebuah kitab tentang kajian ini yaitu: "a/Bayan wa a/-Tasr(f.1i ashab a/-Wlirud 'ai-Hadis", Fathurrahman, Ikhlisar Mlisla/ahIlI-Hadis,(Bandung PT Al-Ma'arif,1978), cet. Ke-2, h. 286-289, TM. Hasbi as-Siddiqi, Pokok-pokok IImliDirayah Hadis II, (Jakarta: Bulan Bintang: 1994), h.296
12 Jalaluddin as-Suyuti, a/-Lllma 'fi asbab a/-Wurud a/-Hadis, (Beimt: Daml Fikr, tth), h. 18-19
16
Disyariatkan azan pertama yaitu dari hijrah Nabi ke Madinah. Sedangkan
diperintahkan (disyariatkannya) menurut Syiah adalah bahwa Malaikat fibril yang
membawa turun dari Allah kepada Rasul yang mulia. Sedangkan rnenurut Sunni
adalah Abdullah bin Zaid bennimpi ada orang yang mengajarinya kemudian
diceritakan mimpinya itu kepada Rasulullah, lalu Rasul memastikan untuk
memenuhinya. 13
Sepanjang riwayat-riwayat yang penulis temukan, dapat diketahui bahwa azan
itu sendiri mulai disyariatkan pada tahun pertama Hijriyah. 14 Kalau dulu di tanah
Makkah azan sembunyi-sembunyi di celah-celah bukit di luar kota. Di Madinah
setiap waktu berdengunglah suara Bilal menyeru keagungan Allah, lima kali dalam
sehari semalam dari mulai fajar, suara Bilal dari atas rumah yang agak tinggi di dekat
masjid. 15
Oi samping masjid, ada sebuah rumah kepunyaan seorang dari Banun-Najjar
yang lebih tinggi dari masjid. Bilal naik ke atas rumah itu lalu menyeru azan. Dengan
13 Muhammad Jawad Mugniyah, l'iqih Lima Mazhab:.Ia :fari, Hallafi, Maliki, .s:vafi 'I dallHambali, (Ielj'), loc.cil.
l4 Lihat: SlIbllllis-Salam; "Kewajiban azan ini setelah Hijrah ke Madinah pada tahun pertamahijrah. Akan tetapi tertera beberapa hadis yang menunjukkan bahwa azan itu dimulai disyariatkansejak di Makkah, akan tetapi yang benar adalah pendapat yang pertama. AI-Imam Muhammad binIsmail al-Kahlani, SlIbllllis-Salam, loc. cit, lihat pula Kilab al-Fiqh 'ala Mazahibil-Arba 'ah: "Azanitu disyariatkan pada tahun pertama hijrah di Madinah Munawarah". Ahdur-Rahman al-Jaziri, Kilabal-hqh, (Beirut: Darul-fikr, ttl, jilid I, h. 310., liha! juga di A. Chodri R"mli, Permcmdahan Salal.Il1mal: Mengkqji Kembali Berbagai Pelldapal (llama dan Madzhab Fiq;h ~eplilar Ibadah .111m 'alMemrjll Kepada Kesaillan Pemahaman Komekslllal Dalam Pelaksallaannya, (Surahaya. PustakaProgressif, 1996), cet ke-6, h.1
lS Rus'an, Lililasall Sejarah Islam di Zaman 1Iaslllllllah Saw., (Singapura: Pustaka Nasional,1982), cet ke-I, h. 99
17
hal itu, rasa takut yang membayangi kaum muslimin ketika itu berubah menjadi aman
dan tentram. Yasrib kini menjadi Madinalur-Rasul (kota Rasll lullah).16
Jauh setelah itu, pada tahun kedelapan Hijriyah, ternyata azan juga pernah
dikumandangkan pertama kali di atas Ka'bah atas perintah Nabi Saw., untuk
memanggil orang-orang supaya mengerjakan salat bersama-sama di dalam masjid.
BiIaJ segera mengumandangkan azan di atas ka'bah dengan suara yang nyaring dan
terdengar oleh seluruh penduduk Makkah. Kaum muslimin yang mendengar suam
azan itu laiu berduyun-duyun ke masjid dan mengerjakan salat bersama-sallla.
Kejadian itu setelah penghancuran berhaia-berhaia yang dipuja dan dipuji oleh
seIuruh bangsa Arab pada umumnya dan kaulll Quraisy pada khususnya. 17
Adapun sebab-sebabnya ialah sebagailllana dinyatakan dalam beberapa hadis
berikut:
\#?\ :JI.9 f:j}: ::r.\ Uyl :JI.9 ;31))\ ~ W~ :JI.9 0'Y..j ::r. ~ jJ- L..;j~, '
.- ~ ".- "" ,f
'->f';; ~)\ :~ JW .~~\ ~} ~ 1.9}. J! :~ JI.9J ,~)I..a.:.l\ ~}U
16 Husain, Haikal, Sejarah Hid/lp Muhammad Saw. (lelj),(Jakarta: PT Tintamas Indonesia.1996),cel. Ke-19, h. 206-207
17 Moenawar Chalil, Kelel1gkapal1 Tarikh Nabi Muhammad, (Jakarta: Gema Insani Press,2001), cet Ke-I, jilid 4, h. 247
18
Artinya: Mahmud bin Gailan menceritakan kepada kami ia berkata: telahmenceritakan kepada kami Abdur-Razak ia berkata: Ibnu Juraj memberikankabar kepada kami ia berkata: Natl' memberikan kabar kepadakubahwasannya Ibnu Umar berkata: Adalah dahulu kaum muslimin ketikadatang di Madinah berkumpul dan mengira-ngirakan waktu salat dan tidakada seoranf,'pun yang menyerukannya. Maka pada suatu hari yang lain makamereka membicarakannya lagi, dan di antara mereka ada yang mengatakan:"Pergunakanlah lonceng seperti loncengnya orang Nasrani". Sebagianmereka menganjurkan: "Iebih baik tanduk seperti serunai (terompet) orangYahudi·'. Maka berkatalah Umar: mengapa tidak disuruh saja seseoranguntuk menyerukan salat? Lalu Rasulullah Saw. bersabda: "Hai Bilal,bangkitlah'" maka Bilalpun menyerukan (azan) untuk salat.
Hadis di atas, merupakan hadis yang mengurai awal mula kejadian sebelum
Islam mensyariatkan adanya azan. Nampaknya budaya pada waktu itu yang
'lerkembang adalah budaya Yahudi dan Nasrani. Sehingga, teks hadis itupun
menyebut-nyebut kaum Yahudi dan Nasrani. Beda kaum, beda pula Nabinya dan
beda pula kebudayaannya. Tradisi yang ada ketika itu adalah tradisi memanggil untuk
bersembahyang, gaya Yahudi yaitu memanggil dengan terompet. Begitu juga dengan
Nasrani. Cara yang dipakai oleh Nasrani waktu itu adalah dengan menggunakan
lonceng.
Hal ini temyata, membekas di relung kaum muslimin pada waktu itu.
Sehingga ada sahabat yang mengusulkan tradisi tadi dipakai d:llam Islam. Namun
18 Imam Abi Abdilah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim ibn Mughirah bin Bardizbah alBukhari. Sahih Bukhari, (Riyad Darns-Salam, ] 999), .iuz I, eel ke-2, h.1 00
19
Rasul menolak dan memerintahkan Bilal untuk mengumandangkan seruan salat
(azan). Perintah itu kemudian diteruskan lagi dengan menyuruh Bilal untuk
menggenapkan azan dan mengganjilkan iqamat sebagaimana Rasulullah bersabda:
" .f. g" ".1
.."...;1y- ~'jJ -J1y- "I..GJIll\:>- WJ.:,- ~}} I~ W..l?- ;;;-.;. :r. wl.r>- WJ.:,-:,'" '" ,
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Imran bin Muyassarah. Telahmenceritakan kepada kami Abdul Waris. Telah menceritakan kepada kamiKhalid al-haza dari Abi Qilabah dari Anas ia berkata: "Ingatlah neraka danNaqush/lonceng kemudian mereka mengingat orang Yahudi dan Nasranikemudian diperintahkan Bilal untuk menggenapkan azan danmengganjilkan iqama!J". (H.R. Bukhari)
Hadis di atas menegaskan bahwa perintah untuk menggenapkan azan dan
mengganjilkan iqamah.
Dalam hadis lain, sebelum menetapkan untuk mengumandangkan azan,
temyata terjadi perdp.batan yang cukup panjang sebagaimana hadis di bawah iill:
J (l...... .1" .- " " .-
Ja.ill\J) ill\~ ;). wJ~ ~J?J C .df: ;).\ 'S::,?I :~\j .J\)]\ ¥ 8:G-.- .- "'" "
0;;;4 ,0;.~~ ~.4JI I;,.j~ 0~\ 0lS"' :J~ 4)( ~.:J;. J. Jill ~ ::;." .- "" " " "
19 Ibid
20
/ /
2°ii~1.1 ,:l~
Artinya: Ishak bin Ibrahim al-Hanzali menceritakan kepada kami, telah menceritakankcpada kami Muhammad bin Bakr, Muhammad bin Rafi' menceritakankepada kami, Abdur-Razak menceritakan kepada kami keduanya berkata:menceritakan kepada kami Ibnu Juraij dan telah menceritakan kepadakuHarun bin Abdullah ia berkata: "TeIah menceritakan kepada kami Hajjaj binMuhammad" ia berkata: "Telah berkata Ibnu Juraih, menceritakan kepakuNafi' Maula Ibnu Vmar dari Abdullah bin Vmar bahwasannya Ia berkata:"Adalah dahulu kaum muslimin ketika datang Ji Madinah berkumpul danmengira-ngirakan waktu salat dan tidak ada seorangpun yangmenyerukannya. Maka pada suatu hari yang lain maka merekamembicarakannya lagi, dan diantara mereka ada yang mengatakan:"pergunakanlah lonceng seperti loncengnya orang Nasrani". Sebagianmereka menganjurkan: "Lebih baik tanduk seperti serunai (terompet) orangYahudi". Maka berkatalah Vmar: mengapa tidak disuruh saja seseoranguntuk menyerukan salat? Lalu Rasulullah Saw. bersabda: "Hai Bilal,bangkitlah!" maka Bilal pun menyerukan (azan) untuk salat". (H.R.Muslim)
Hadis di atas, rnenunjukkan disyariatkan azan pertama ka!i ada!ah di Madinah
ketika hijrah. Pada wak"1U itu teIjadi kegalauan sahabat, karena sesampainya mereka
ke Madinah belurn ada penetapan untuk menyeru salat. Perbincanganpun mulai
terjadi hingga berlarut-Iarut. Pada diskusi tersebut ada yang mengusulkan pakai
terompet dan lonceng akan tetapi ital itu tidak ada dalam tradisi Islam. Sampai Vmar
20 Imam Abil Husain Muslim ibn al-Hatiaj bin Muslim al-Qusyairy an-Naisabury, SailiilMuslim. (Riyad: Darussalam, 1998), cet. t, h 161
21
mengusulkan untuk meminta seseorang untuk menyeru (azan). Maka Rasul pun
tanggap sehingga menyuruh Bilal untuk azan.
Oalam tradisi Islam temyata azan itu adalah mulai sejak Abdullah bin Zaid
dikarunia mimpi dan Allah sebagaimana hadis di bawah ini:
J~ ;y. 3 G>,..:•.f ::r.~ WJ.:.- i/-' WJ.:.- .s}~ I~ J~ ::r.~ 8J.:.-... .-" '" ., ...
~f LJ» J~ ~, ~ -4; J luI ~ J ~ :yo ~~;'l\ (~J~I J) ~I;l,.. '" " ... "" /; ,,--
~ :JIi <dll, ~QJ <~ J,j \A ~ jfj <~ ~j.:P ~fJ .s::d' 4r~ <J~ t"" / ".,."..- l'
Artinya: Sa'id bin Yahya bin Sa'id al..Qawi telah menceritakan kepada kami,menceritakan pula bapaknya kapada kami, mencentakan kepada kamiMuhammad bin Abdullah bin Zaid dari ayahnya ia berkata: Oi suatu subuh(pagi), kami mendatangi Rasulullah Saw., lantas aku menceritakan suatumimpi kepada Rasulullah lalu beliau berkata: "Sesungguhnya ini adalahmimpi yang benar, berdirilah bersama-sama dengan Bilal karena diamempunyai suara yang bagus dan nafas yang lebih panjang darimu, pergilahbersamanya dan ajarkan ia (sesuai dengan apa yang dimimpimu), suruhlahia mengumandangkannya!". Maka tatkala Umar bin Khatab mendengarpanggilan (seruan) Bilal tersebut, maka ia hersegera menemui RasulullahSaw., sambil mengangkat sarungnya (bersiap untuk salat) lalu ia berkata·
11 Imam ai-Hafiz Abi 'Isa Muhammad bin 'Isa bin Surah ibn Musa at-Tirmizi, Jami' Gl
llrmizi, (Riyad: Danlssahun, 1999), eel. Ke-1, h. 52-53
22
Wahai Rasulullah, demi zat yang mengutusmu dengan bekal kebenaran,sungguh akupun bermimpi mendengar seman seperti seman Bilal ini makaRasulullah Saw. bersabda: "Segala puji bagi Allah", maka dengan kejadianini Rasulullah kemudian menetapkan (seman untuk salat)" (H.R. Timlizi)
Dari hadis di atas inilah, Rasulullah menetapkan lafuz-Iafaz azan sebagai
mana yang telah dimimpikan oleh Abdullah bin Zaid dan Rasul membenarkannya.
Temyata ketika Bilal mengumandangkan azan, Umar tersentak dengan kalimat-
kalimat azan itu, beliau sebenamya telah memimpikan terlebih dahulu dibanding
dengan Abdullah bin Zaid, akan tetapi Umar tidak menceritakannya kepada Nabi.
Abu 'lsa berkata: bahwa derajat hadis ini adalah hasan sahih22
Menumt penyusun kitab at-Turmizi: "kami tidak menemukan hadis lain dari
Nabi yang sahih kecuali hadis ini (yang membahas soal mula azan).
Abdullah bin Zaid bin 'Asim al-Muzani adalah sahabat yang banyak
memperoleh hadis-hadis dari Nabi, dan beliau adalah paman dari 'Ubbad bin Tamin.
Dalam hadis lain, Rasulullah Saw. bersabda sebagai herikut:
;).\ JIi :JIi .~ ;). t.G;..;. 81?- ~\ -1-1.;. (~\ J.) ~ yil \-;j..l.>-~ ""... --... "
22 Hasan sahih adalah istilah yang di pakai oleh at-Tirmizi. Men'.<fUl Ibnu as-Salah: bahIVahadis itu mempunyai dua sanad, yakni: pertanJa bersanad hasan dan kedua bersanad sahih. Pendapatlain mengatakan, bahwa diantara kedua kalimat itu terdapat huruf penghuhung yang telah di buang.yaitu au jika demikian, maka hadis tersebut mempunyai satu sanad saja, tctapi ularna berlainanmenilainya. Fatchur Rahman, lkhflsar Mus/nlah al-Hadi.\', op.ci/. h. 109
23
J ,.." _" ,..,.. ,. ;::....1- "',.. '" ~ ,.. ,.. ...
.ill\ JJ""') JIl9 :JIi ~O~4 ":?~Gt ~) ~'p~j ~JI :(,-:-,1.l:::.?J \ ~) ~ JIl9
Artinya: Abu Bakr bin Nasr bin Abi Nadr telah menceritakan kepada kami,menceritakan kepada kami Hajjaj bin Muhammad ia berkata: Ibnu Juraijberkata: telah memberi kabar kepada kami Natl' dari lbnu Umar ia berkata:'"Ketika kaum Muslimin memasuki kota Madinah dan mereka berkumpul,bersiap-siap hendak melaksanakan salat, tidak ada yang mengumandangkanpanggilan (untuk azan), maka suatu waktu mereka membahas tentang halitu, sebagian l11ereka mengusulkan untuk l11embunyikan lonceng (sebagaipertanda panggilan salat) sebagail11ana dilakukan oleh kaum Nasrani.Sebagian lagi berpendapat untuk l11el11bunyikan terol11pet seperti yangdilakukan kaul11 Yabudi". Lantas Umar berkata: "Apakab tidak sebaiknyakalian l11enyurub seseorang untuk l11engul11andangkam panggilan salat?"maka Rasulullab kemudian bersabda: "Wahai Bilal, berdi ri lab,kumandangkan seruan untl'k sala!"! (RR. Tirmizi)
Menurut Ibnu Umar badis ini adalah hasan sahih.
Dalam hadis yang lain yang lebih lengkap, Rasul pernah berkeinginan untuk
menjadikan loncellg dan terompet sebagai aIatuntuk memanggil salat sebagaimana
hadis di bawah ini:
.~\:,;J\ W-:'" ~~ 8:G- .~J.J\ w~ ..;. .e.G. :;.~ ,.1;''- y.\ wb-r ." ;:J -- '" ~
J .ill\ 4- J~ :f '~4;j\ ~\;'l ~ ~ 8:G- .JG..:..1 ~~ 8:G---//// ."",,.. ....
231hid
14
'" ",': //.. '" J....... J
lJliy 4l&- ~) ~f) :JIl .~GJ\ J ~J ;;. .ill: ~ ~Jt9 .~ V"}8~", " .;,.. -:;
.; '" 0.1 '" ,,'" .- ,- "'- "''-'' .. y 0)
JIj ~-;. I..4J :~ ~~,) :.r- ?- J.S- ~~f ')\.91 :JIi j~\ Jl ~ ,-:?~lSf :~... "':::: ." '" "''' ....
~ .illI~ .ill \ J.?) Jf jS>- '~J ;;. .ill \~ tfJ J~ .:.ill ~l ;.51 ~'" -;! '" .- ..
'" ,. '" VI,. " '" 0".-' "'" '" .- r
1Jj.:;& .sJ,lf ;;~ ,J~ ~~J ,4l&- ~t9 ~\ J1 J~ to t}:-\j '~)J .sf)'" ... ... ... ....- '" ",. ~ ,.
2" Imam ai-Hafiz Abi AbdiJiah Muhammad bin Yazid ar-Rabi'l Ibnu Majah al-Quzwini,SUI/al/ fbl/I/ AI<'1ab, (Riy,d: DaruS'alam, I999), cd 1, h '00
25
Artinya: Menceritakan kepada kami Abu 'Ubaid, Muhammad bin Ubaid bin MaimunaI-Madani, menceritakan Muhamad bin Salamah al-Harrani, menceritakanMuhammad bin Ishak, menceritakan kepada kami Muhammad bin Ibrahimat-Taimy, dmi Muhammad bin Abdillah bin laid dari ayahnya la berkata:"Rasulullah Saw. pernah berkeinginan untuk menjadikan terompet (selJagaialat pemanggil untuk salat) dan menyuruh". Maka Abdullah bin laiddiperlihatkan suatu mimpi, dia bercerita: "Aku melihat (dalam mimpiku)seorang laki-laki yang mengenakan dua pakaian berwarna hijau, laki-Iakiitu membawa sebuah lonceng. Aku bertanya kepadanya: "Wahai hambaAllah, apakah lonceng itu akan kau jual?" aku jawab: "Aku hendakmengumandangkan untuk memanggil orang salat" lantas ia berkata lagi:"Maukah engkau aku tunjukkan cara yang lebih baik dari itu?" akumenjawab: "Apakah itu?" dia berkata: "Ucapkanlah olehmu:":'f *"f .81 ~! ;J! ~ jf :~f ,8\ ~1 ;J! ~ jf \;;.\f .;.s-[ 81 ,;.s-f 8\ ,;.s-f 8\ ,;.s-f 8\
~ ~ " "" " , " " ..! " .. " .,.., "
eft :;- .~')(aJ\ JS- :;- ,~')(aJ1 JS- :;- .;1J\ J':-~ \~ Ji \;0,.\ ';1J\ J':-~ \~
8\ ~~;J~ ~ .~( 8\ ,:;51 8\ 'r)W\ eft:;- 'r)'.:;)1Maka kemudian Abdullah bin laid keluar dari rumahnya dan menemuiRasulullah Saw. dan menceritakan kepada Beliau tentang mimpinya. Iaberkata: "Wahai Rasulullah, aku bermimpi melihat seorang laki-Iaki yangmengenakan dua pakaian hijau sedang membawa lonceng.... Abdullahmeoceritakannya hingga tuntas ... Iantas Rasulullah bersabda:"Sesungguhnya teman kalian ini telah bennimpi yang benar, maka pergilahengkau bersama Bilal ke Masjid, ajarilkisahkan padanya, dan suruh iamengumandangkan "eruan tersebut, karena suara Bilal lebih baik darimu".Abdullah bin laid selanjutnya bertutur: "Maka keluarlah aku bersama Bilalmenuju masjid maka lantas akusampaikan kepadanya kaliamat-kaliamattersebut dan Bilal mengumandangkannya. Kala itu rupanya Umarmendengar suara seruan itu, maka ia bergegas mendatangi Rasulullah danberkata: "Wahai Rasulullah, Demi Allah, akupun telah bennimpi sepertimimpinya Abdullah bin laid". (H.R. Ibnu Majah)
Abu Ubaid berkata: "Abu Bakar al-Hakami menceritakan padaku bahwa
Abdullah bin Zaid berujar (sebagai tanda syukumya). "Aku benar-benar
menyanjungkan puji bagi Allah atas peristiwa azan ini, tatkala datang kepadaku, sang
pemberi kabar gembira, utusan Albh, maka muliakan ia, sang pembeli kabar, yang
telah datang kepadaku di waktu malam.
26
Hadis di atas penjelasannya sama dengan hadis-hadis yang sebelumnya.
Yaitu mengisahkan sejarah azan. Hadis ini, dianggap lebih rinei dibanding hadis
sebelumnya. Misalkan Malaikat yang mengajari Abdullah bin laid itu memakai dua
baju hijau dan berdialog dengan Abdullah bin laid. Sampai Abdullah bin laid
mengisahkan kepada Rasul.
Rasulpun pernah meminta pendapat kepada sahabat mengenai eara
mamanggil untuk menentukan waktu salat sampai Abdullah bin laid mendatangi
beliau untuk meneeritakan mimpinya sebagaimana hadis berikut:
J ~:)\ ~ ~ ,~I 8:G- .~I~I ill\ .¥ J .l.lG>- ::,;~ 1.-.;j:J.:...- ,., "//,, " ...... ",
:.t8\ j(;,~o.•1~J ~ .ill \~ ~\ ~I 4.1~,~c. ~ ,:;}jJ1.:f ,J~l,.. ... " ~ ,.,. ",..- "
~ "J " " ... ... .. '" "". $... "". .-
.ill\~ :tJ J~ )~~\ ::,.. Jk-j ;u;,lJ\~ ~\J.:J\ :;)~ .l5j~\ ~\ :.:,.. MP.. "'" ... -- -" //
.~~J~ .ill \~ ill! J;'j :;)~~\ J);j .y\k;J\ ::,; ~J ,..4:) ::,;" ... ..- ,:
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Khalid bin Abdillah alWasiti, bapaknya telah meneeritakan kepada kami dan Abdurrahman binIshak dari luhri, dari Salim, dari ayahnya: "Bahwasanya Rasulullah Saw.meminta pendapat kepada Sahabat tentang eerita yang paling tepat untukpanggilan 'l!!at, mereka mengusuJkan untuk menggunakan terompet, tetapiNabi m<!Iolliknya dengan alasan itu adalah adat Yahudi, lalu merekamengusulkan menggunakan loneeng, Nabi juga tidak setuju dengan alasan,
25 Ibid h. 101
27
itu adat Nasrani. Maka diperlihatkanlah bentuk pangilan azan pada malamitu (melalui mimpi) seorang Sahabat dari goIongan Ansor yang dikenaIdengan Abdullah bin Zaid dan juga (lewat mimpinya) Vmar bin Khattabpada maIam itu pula Abdullah bin Zaid ai-Ansari mengetuk pintu (datangkepada) Rasulullah untuk menceritakannya, dan Rasulullah kemudianmenyuruh Bilal untuk mengumandangkan seruan tersebut". (H.R.IbnuMajah)
Az-Zuhri menjelaskan bahwa Bilal menambahkan kalimat "~rJ\ ::,.. J?- j~'"
pada azan salat subuh, dan RasuIuIlah saw. kemudian menyetujuinya.
Hadis di bawah ini juga mengenai perdebatan sahabat untuk menentukan
panggiIan masuk waktu. Sebagaimana hadis di bawah ini:
J~ ~~ J lAJt \_~ 1;.\ ~ ':?~~ ~J ~~\ ~J~ ~~ i:t~\'" '" '" '" .. '"
Artinya: Menceritakan kepada kami Muhammad bin Ismail dan Ibrahim bin Hasankeduanya berkata: "Hajjaj teIah mencentakan kepada kami ia berkata": !bnuJuraij telah berkata": "Telah mengabarkan kepadaku Nat] dan Abdullah binVmar bahwasannya ia berkata: "j("tika kaum Muslim memasuki kota
26 Imam ai-HafIZ Abi Abdur-Rahman Ahmad bin Syu'aib bin Ali ibnu Sunan an-NasaiSunan an-Nami. (Riyad: Darns-Salam, 1999), cet Ke-I. h. 85-86
28
Madinah dan mereka berkwnpul, bersiap-siap hendak melaksanakan salat,tidak ada yang mengumandangkan panggilan (untuk salat), maka suatuwaktu mereka membahas hal itu. Sebagian mereka mengusulkan untukmel11bunyikan lonceng (sebagai panggialn salat) sebagaimana yangdilakukan kaul11 Nasrani. Sebagian lagi berargumen agar membunyikanterol11pet seperti yang dilakukan kaum Yahudi. Lantas Umar berkata: "Apatidak sebaiknya kalian menyuruh seseorang untuk mengumandangkanpanggilan untuk salat?" maka Rasulullah Saw kemudian bersabda: "WahaiBilal, berdirilah kumandangkan seruan untuk salat!" (RR. Nasa'i)
Pada hadis di bawah terdapat beberapa l11asukan kepada Nabi dari para
sahabat berkenaan dengan cara menyeru untuk azan. Ada yang mengusulkan untuk
menancapkan bendera, dengan lonceng dan terompet, namun Nabi tidak
menyetujuinya sebagaimana hadis di bawah ini:
~ ~ ~ "W..l;>- <:iii - ~f ;Q:. c....l;>-J - y Jif ;y. ~~} J~I .;.;. ;y. ~4f- \.....;.1..l;>-
-- , '" -' ..,. ".!
.~/)~I }f ::,.. ~ :J~ <r}81 4J JS'jJ :JIi .~.*ll :,.or ::,.. ~ :J\jJ'" '" ....-' '"
// "", '" J ""''' J
o?t9 rL-J rL-J."lP.illI.}-P.ill1 Jr"J JS- 1:W :JIi ....wlj iJl~~1 ZsJIb.-- .,. -- :::
29
// ///0 '" /1;1" CI '" \..-
';J:- 01S"J :Ji.9 .01')~\ ~1)i.9..:;.JI ~lir ')J 01l:a.tj ~U::;.J JJ .J.l\ JJ"""J\! :Jw.. -:;- ... '" .,;/ ...
Jw ,~~ ..4) ;y. .ih\~ y;·a~'., :Jw \l.r?J 0l ~;::o 1.4 :45 Jw~J~ " '" ...
<:,,,, \' J. ,,/-:;' /,.. // ..-
27\j.)~ ~J ~ .J.l\~ .J.l\ JJ"""J~~; ..\.;.4ji 01S" zr ~J.l.. 1''''
Artinya: Telah menceritakan kepada kami 'Ubad bin Musa al-Khataly dan Ziyad binAyyub keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami Husyaim dariAbi Yasir ia berkata: "Telah berkata Ziyad", menceritakan kepada kamiAbu Yasir dari Abi 'Umair bin Anas dari 'Umumah (seorang sahahatAnsar) berkata: "Nabi memberikan perhatianlmemikirkan tentangbagaimana cara mengumpulkan orang untuk salat, ada yang mengusulkankepada Beliau "Tancapbn bendera saja ya Rasul, ketika datang waktusalat, apabila orang-orang telah melihat bendera tersebut, maka merekasaling memberitahu kepada yang lainnya bahwa waktu salat telah tiba, akantetapi Nabi tidak tertarik dengan usulan ini. Akan tetapi ada lagi yangmengusulkan menggunakan terompet yakni terompet Yahudi Nabipunbelum tertarik dengan usulan ini, karena itu adat Yahudi, kemudian ada lagiyang mengusulkan pengunaan lonceng, kata Nabi im adat Nasrani. Setelahitu Abdullah bin Zaid berlalu dari Rasul dan beliau sangat concern dengankeinginan Rasulullah tersebut, hingga beliau dianUl,lTahi mimpi tentang azandalam tidumya. Maka setelah bangun dari tidumya, Abdullah bin Zaidbergegas menuju Rasulullah seraya menceritakan mimpinya: "WahaiRasulullah, tatkala aku dalam keadaan tidur dan terjaga, datanglahseseorang, lalu menunjukkanlmemperdengarkan kepadaku bentuk azan.Dikatakan pula bahwa Umar bin Khatab pun telah bermimpi tentang hal itusebelumnya, akan tetapi ia menyimpan mimpinya itu selama 20 hari. Makakemudian tatkala akhimya ia bercerita juga kepada Rasulullah Saw" Rasul
27 Imam ai-Hafiz Abi Daud Sulaiman bin al-Asy'ab as-Sujas!ani aJ-Izdi, SlIlIall Abi Dalld,(Riyad: Dams-Salam, 1999), Juz I, h. 335-336
30
berkata kepadanya: "Mengapa engkau tidak menceritakan mimpl ltukepadaku? Umar me!;jawab: Abdullah bin laid telan lebih dahulumenceritakannya kepadamu, sehingga aku maluJsungkan untukmenceritakannya kepadamu. Lalu Rasulullah Saw. berkata: "Wahai Bilal,berdirilah, lalu kau simak apa yang telah diperintahkan/dituntunkan kepadaAbdullah bin laid dalam mimpinya, lakukan seperti itu. Lalu Bilalpunmengurnandangkan azan. Abu Basir berkata: Abu Umar menceritakankepadaku bahwa kaum ansor menduga seandainya saat itu Abdullah binlaid tidak dalam keadaan sakit niscaya Rasulullah akan menyuruhnyauntuk mengurnandangkan azan". (H.R. Daud)
Dari hadis-hadis di atas, sangat kelihatan sekali nuansa hadis yang bi al-
ma 'na. Narnun semua itu masih bisa ditolerir, karen sumbemya satu yaitu dari Nabi.
Namun kemudian diceritakan kernbali oleh para sahabat. Hal inilah yang
rnenimbulkan hadis-hadis bemuansa ma 'nawi.
C. Keutamaan Azan
Mengenai keutarnaan azan dan para muazin banyak sekali diterima hadis,
penulis cantumkan hanya dari kitab al-kulUb as-Sittalr di antaranya sebagai berikut:
1. Dari Talhah bin Yahya dari parnannya Rasul ullah Saw. bersabda:
<'" <'" "" I;> __ J,,, '"
:jlj~ ~ ,~J.~ ~ ,o~ 8J? :./;of J..illl ~:;.~ ~~,,~ ,;; "''' "
28 Imam Abil Husain Muslim ibn al-HaJjaj bin Muslim al-Qusyairy an-Naisabury, op. cit., h.163-164
31
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdillah bin Numair:telah menceritakan kepada kami hambanya, dari Talhah bin Yahya, daripamannya ia berkata: "Suatu ketika tatkala aku sedang berada di dekatMuawiyah bin Abi Sufyan, datang Muazin yang menyeru untuk salat, laluMuawiyah berujar: "Para Muazain adalah orang-orang yang lehemyanampak paling panjang pada hari kiamat". (H.R. Muslim)
As-Syaukani memaknai "ll~f ~~I J:,j.i " yaitu banyaknya manuSIa yang
mengharap pahala kepada rahmat Allah dan ~~f dimaknai dengan pahala. 29
2. Dari Isa bin Talhah Rasulullah Saw. bersabda:
,
.30~~.:~ '~J
Artinya: Dan Ishak bin Mansur telah menceritakan hadis kepadaku: telahmenceritakan kepada kami Abu Amir: menceritakan kepada kami Sufyandari Talhah bin Yahya, dari 'Isa bin Talhah ia berkata: Aku mendengarMuawiyah ia berkata: Rasulullah pemah pemah bersabda seperti redaksiyang di atas. (H.R. Muslim)
3. Dari Jabir, Rasulullah Saw. bersabda:
c.;,,~., :JIi fiG;- ;;. ,;;,,)'., ~f ;;:. ,p~\ .Y- ,("y.j: ci~ :.J\f~1 :JIiJ'" fJ '" "" '" .r "..
29 Muhamad Ali bin Muhamad as-Syaukani, op.cil., h. II.30 Ibid.
l' ....)........
31~ 4,))'1';;j,
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id, 'Usman bin AbiSyaibah dan Ishak bin Ibrahim ia berkata kepada Ishak telah menceritakankepada kami dan ia berkata: Kedua yang lain: telah menceritakan kepadakami Jarir dari A'mas dari Abi Sufyan, dari Jabir, ia berkata: "Akumendengar Rasulullah Saw. bersabda: "Sesungl,'llhnya setan itu ketikamendengar suara azan, ia kabur ke tempat yang namanya Rauha. Sulaimanberkata: "Aku bertanya kepada Rasul, dimanakah letak Rauha itu? Laludijawab: "Suatu tempat yang jaraknya dari Madinah terhitung 36 mil".(H.R. Muslim)
4. Dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw bersabda:
~~~ ~\;i;ll ~ I~~ ~\k:-7,J\ ~~» :Jti~J 4,,-L>- .i»\ J..P ~\ ~ i).;
i4~!\ ~ \~~ <)"~Ji&j~ \~~ ,~j:.P ~~ ~ ? ,1\j:P JJ JG--f
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id dan Juhair bin Harbdan Ishak bin Ibrahim dari A'amasy dari Abi Saleh dari Abi Hurairah, dariNabi Saw. beliau bersabda: "Sesungguhnya setan itu tatkala mendengarazan, maka ia Iari terbirit-birit sambiI terkentut-kentut sehingga ia tidakmendengar Iagi suara azan, apabila azan telah berhenti ia kembalimcnggoda, bila mendengar iqamah ia kabur lagi hingg~ tidak mendengar
" Il!id.': Ibid
33
suara iqamah itu, apabila selesai iqamah ia kembali lagi menggoda orangyang akan salat". (H.R, Muslim)
5. Dari Abu Hurairah Rasululiah bersabda:
,j:@ '., d- ,(.ill, .¥ ;).\ ~) llG;. 8~ :~\Jh .)1;, :;.~\ ~ ~rJ..:,-"" ".". ".", .. .. -:: ". ".
Artinya: Telah menceritakan kepadaku Abdullah bin Bayan al-Wusta: menceritakankepada kami Khalid yaitu Ibnu Abdillah dari Suhail, dari bapaknya,dariAbu Hurairah ia berkata: "Rasulullah Saw. bersabda: "Bila seorang Muazinmengumandangkan azan, maka setan lari terbirit-birit bagai dilemparkerikil". (H.R. Muslim)
6. Dari Haris Rasulullah Saw bersabda:
:J~ J.,I-~ ~~ ~~:u ,~ ;.. ~ .wG..l\~~ -,?.J\ J?-t.? J~ .~I.t.. ". ." .. .. "" .... ""
.... .. "" ""." 0 J .".. ".0." ..
J~ ,O~1.t ~8 uJ4> \;;. :'.'" \~l ::fjj '~J\ ~ \jj, ~ ~\ ~'jl' Y.... "" "" ""."..."
34;/~ 4lj Jj ,O~~1.t Zp;' \~l." ..." ."
33 Ibid34 Ibid.
34
Artinya: Menceritakan kepadaku Umayah bin Bustam: telah menceritakan kepadakami Yazid yakni Ibnu Zurai' Telah menceritakan kepada kami Rauh dariSuhail ia berkata: "Ayahku mengutusku untuk datang ke Bani Harisah,bersama seorang sahabatku, lantas ada seseorang memanggil-manggilnamanya dari balik dinding. Lalu aku menyuruh sahabatku itu naik ke atasdinding tapi ia tidak melihat seorangpun disitu, aku kemudian menceritakankejadian ini kepada ayahku, lalu ayahku berkata: "Kalau aku tahu kau akanmengalami seperti ini, niscaya aku tidak akan menyuruhmu, tapi bila kamumendengar suara-suara misterius maka hendaknya kumandangkan sajaazan, karena aku pemah mendengar dari Abu Hurairah bahwa ia berkata:"Bahwa Rasulullah pernah bersabda: "Sesungguhnya setan bila mendengarpanggilan salat, kabur terbirit-birit bagai dilempar kerikil." (H.R. Muslim)
7. DaTi Abu l-Iurairah Rasulullah Saw. bersabda:
Artinya: Qutaibah bin Sa'id tetah menceritakan kepada kami: telah menceritakankepada kami al-Mugirah yakni al-Hizami dari Abi Zinad dari A'raj dariAbu Hurairah, bahwasanya Rasulullah Saw. bersabda: "Bila suara azandikumandangkan, setan lari sambiI terkentut-kentut, sehingga ia tidak lagimendengar suara azan itu, bila suara azan telah berhenti maka ia datanglagi, bila salat akan dilaksanakan lagi ia kabur lagi. Bila salat telah seiesai iadatang lag! sambil menggoda diantara fikiran dan hati manusia. setanmembisikkan: Ingat ini, ingal illl, hingga yang tadinya lupa jadi teringatketika salat, sehingga orang yang salat menjadi ragu sudah berapa rakaat iasalat" (H.R. Muslim)
" ihid
35
8. Dari Abu Hurairah Rasulullah Saw. bersabda:
Artinya: Muhammad bin Rafi' menceritakan kepada kami: telah mencertikan kepadakami Abdur-Razak: menceritakan kepada kami Ma'mar dari Hammam binMunabbah dari Abu Hurairah beliau meriwayatkan hadis yang sama dari
., ,. ¢) .- --
Nabi Saw. kecuali ada perbedaan pada lafaz:~ J:> c?~J:; J~ ;":)1 Jk;~(I-f.R. Muslim)
9. Dari Ibnu Abbas Rasulullah Saw. bersabda:
r-J ~ .ill\ .;.... ~\ 0\ V"~ JI .Y' ~~~ ~
"I... ... J. i'
7 J~\ ::,. ~l'-\;' :u :.:...;£~-' -- ......
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Humaid ar-Razimenceritakan kepada kami Abu Tumailah, menceritakan kerada kami AbuHamzah dari Jabir dari Mujahid dari Ibnu Abbas bahwasannya Nabi Saw.bersabda: "Barang siapa yang azan selama tujuh tahun lamanya denganmengharap rida Allah, maka ia akan dibebaskan dari api Neraka" (BooRTirmizi)
Menurut Abu [sa hadis [bnu Abbas ini adalah hadis garib. 38
36 Ibid h 165J71ma~1 a'!-Hafiz Abi 'Isa Muhammad bin 'Isa bin Surah ibn Musa at-Tinnizi, oc.cIt. h. 57-58Jr-: Hadis Gharih adalah hadis yang dalam sanadnya terdapat seseorang yang menyendJri
dalam meriwayatkannya, dimana saja penyendirian dalam sanad itu terjadi. Fatchur-Rahman, op.cit. h.77
36
10. Dari Abu Said Rasulullah Saw bersabda:
\~l :~ ;.\ J J~ :J~ ,~ ."sii P J o}.i ~tS'j ,~f ~ ,a.~,a:w. ."sii--- .;; '" " ';;"" -' '" '" -' ...
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Sabah. Telahmenceritakan kepada kami Sufyan bin Uyainah, dari Abdullah bin AbdurRahman bin Abi Sa'sa'ah, dari Bapaknya, dan bapaknya berada di HijirAbi Sa'id, berkata Abu Sa'id kepadaku: Apabila engkau berada di Bawadi,maka keraskan suaramu ketika azan, karena aku mendengar RasulullahSaw. bersabda: Tidaklah jin, manusia, pohon dan batu yang mendengarkanazan kecuali ia menyaksikan kebenaran kalimat azan itu". (H.R. UbnuMajah)
II. Dari Abu Hurairah Rasulullah Saw bersabda:
). J \ '" '" -' ,..,.- -' .-
:JA ~J ~.ih\ ~:illl J;")~ :J~ o)'JA ~\ ~ ,~~\ ~
". J -' " ",.J .. -' ... "", "
~ ~..:;>:.t o~i JAw,j '..r!~j ~) JS' ~ Yii::' '';'J .J;j~ .,s:LO ~ ~ 0~~\-- .; ,;:.... l' ..-
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abi Syaibah. Telahmenceritakan kepada kami Syababah. Telah menceritakan kepada kami
'9 Imam ai-Hafiz Abi Abdillah Muhammad bin Yazid ar-Rabi'l Ibnu Majah aJ-Quzwini, op.Cll.. h 104
.1() Ibid.
:.7
Syu'bah, dari Musa bin Abi Usman, dari Abi Yahya, dari Abi Hurairah iaberkata: "Aku mendengar Rasulullah Sa.','. bersabda: "Seorang Muazin akandiampuni dosanya selBma sepanjang azannya dan tumt beristigfar untuknyasetiap dahan yang kering dan basah. Dan orang yang menghadiri s21at akanmemperoleh dua puluh lima macam kebaikan dan akan dihapuskan segalakesalahannya diantara azan dan salatnya". (H.R. Ibnu Majah)
12. Dari Isa bin Talhah Rasulullah Saw. bersabda:
__ J(l" // ,,-'
8:G- ,.:.>(0'., 8:G-'f~;'18:G- :':i1.9 ')J..,i:o;;' ~G..:..1J ')~;;' ~ WJ.:,--:: ,.- -;: " ""
.,. <) __" " .,." ,,__ ,,0.,. y C)
WI:;';'., -1-1 ~ ~)w~ :JI.9 ;GJ1, J~ ;;:. ,~ J ;GJ1, ;;:. ,.:.>\~;~" --... "... "
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basyar, dan Ishak binMansur, keduanya berkata: "Telah menceritakan kepada kami Abu Amir,telah menceritakan kepada kami Suiyan, telah menceritakan kepada kamiUsman, dari Talhah bin Yahya, dari Isa bin Talhah ia berkata: "Sayamendengar Muawiyah bin Abu Sufyan berkata: "Rasulullah Saw. bersabda:"Para Muazin adalah orang-orang yang lehernya (nampak) paling panjangpada hari kiamal". (H.R. lbnu Majah)
13. Dari lbnu Abbas Rasulullah Saw bersabda:
"", \ ... .J ... "..-" """ ...
.:.>.)~» :~) ~ .:ill J..P .ill \ J;'j J@ :JI.9 d~ Jl J ,M.f.s-:';' ,':'>\.il'" ... "" ..." ...--
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Usman bin Abi Syaibah. Telahmenceritakan kepada kami Husain bin Isa, saudara Sulaim al-Qari, dali
41 Ibid.42 Ibid.
38
Hakam bin Aban, dari Ikrimah, dari Ibnu Abas ia berkata: "Rasulullah Saw.bersabda: "Hendaklah menjadi seorang Muazin orang yang bagus suaranyadiantara kamu, dan menjadi imam orang yang paling bagus bacaannya".(l-J.R. Ibnu Majah)
14. Dari Ibnu Abbas Rasullah Saw bersabda:
"'~ ,,-'// /0 ,, __ .--
.ill! J;"j JIi :JIi '""'~ J.I ,y, ,~~ ~ 'fiG:- ~ di;";-;( 8~ .J.n J.-- "'" -" -- .p '" ;;:. -- "
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib. Telah menceritakan kepadakami Mukhtar bin Gassan. Telah menceritakan kepada kami Hafs bin Umaral-Azraq al-Barjami, dari Jabir, dari Ikrimah, dari Ibnu Abas ia berkata:"Rasulullah Saw. bersabda: "Barang siapa yang azan selama tujuh tahunlamanya dengan mengharap rida Allah maka ia akan dibebasbn dari apineraka". (H.R. Ibnu Majah)
15. Dari Ibnu Umar Rasulullah Saw. bersabda:
.,. .-- " "'" <> <>-"
·dL:.<> :;. 4lJ1 ~ \;j..l:<- :':l1J .J~I 'Ji' :;. ::,.:....;Jlj,~ :;.~ \;j~~ " " ..-
r '" J" ".-J "'" v'j
y:.;" 0y~ ~ljl J5JJ y.:,...;.. 0;"" ,~Y.. JS'<1 ..- -- -" -:;
4~ Ibid
39
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yahya, dan Hasan bin Alial-Khalal. fa berkata: Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin SaJih.Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ayub, dari Ibnu Juraij, dariNafi', dari Ibnu Umar bahwasannya Rasulullah Saw. bersabda: "Barangsiapa yang berazan selama dua beias tahun, maka ditetapkan baginya surgadan pada setiap hari azannya enam puluh kebaikan dan setiap iqamahnyatiga puluh macam kebaikan" (H.R. fbnu Majah)44
16. Dari Abu Hurairah Rasulullah Saw. bersabda:
) ,,'" ", '"\~1 ? <1-.)\ ~~4 yJi \~~ ? ,J)\ ~I..GI~ \~~ ,;j.~WI~ '.I to?
Artinya: Abdullah bin Yusuftelah menceritakan kepada kami, ia berkata: Malik dariAbi Zinad dari Abi A'raj dari Abi Hurairah telah menceritakan kepada saya,bahwasannya Rasulullah Saw. bersabda: ketika dikumandangkan azan,syetan lari terbirit-birit sambil mengelurakan kentut sehingga ia tidakmendengarkan azan lagi. Apabila selesai ~'zan maka ia kembali lagi, sampaijika dipanggil untuk salat maka ia kabur lagi, sampai jika seorang menguapmaka ia datang sehingga terlintas antara seorang dengan dirinya, iamengatakan: Ingat]ah ini, ingatlah ini, l11engapa kau tidak l11engingatnyarySehingga seorang menjadi lupa sudah berapa jUl111ah rakaat salatnya". (H.R.Bukhari)
44 Ibid"' Imam Abi AbdilJah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim ibn Mughirah bin Bardizbah al
Bukhari, op. cil, h. J0 J
BABHI
HADI8-HADIS TENTANG AZAN
A. Hadis-Hadis Tentang Azan Subub
1. Hadis-Hadis Yang Terdapat dalam Kitab $a(1i~1 al-Bukhari
.y. .ill\ -¥ Y' ) I.::!~ .y. .ill\ -¥ Y' ..:.J.l \..> Uy\ :JIj~y.. ::r. .ill \~ WJ.:,. -,, ,
Artinya: Abdullah bin Yusuf telah berceritan kepada kami ia berkata: Telahmenceritakan kepada kami Malik dari Abdullah bin Dinar dari Abdullah binUmar, bahwasannya Rasulullah Saw. bersabda: "Bahwasannya Bilalberazan di malam hari, maka makan dan minumlah kamu, sehingga UmiMaktum menyuarakan azannya". (H.R. Bukhari)
Hadis di atas termaktub pada kitab :'ia~iI! al-Bukhari, kitab al-aian, bab aI-
aian ba'da al-fajr, hadis yang ke 620.
:JIj~ .y. .ilI\ -¥ Y' C!U Y' :::..u\..> \j)9"\ :JIj ~Q....,y.. ::r. ~\\ ~ WJ.:,. - ~'" .... '" ::; ...
I I,,,am Abi Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim ibn Mughirah bin Bardizbah alBukhuri, Sahih Bllkhari, (Riyad: Darns-Salam: 1999), juz I, cet ke-2, h. 102-103
2 Ibid, h. 102
41
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Yusuf ia berkata: Telahmencent2kan kepada kami Malik dan Nafi' dan Abdullah bin Umar iaberkata: "Hafsah bercerita kepadaku bahwa Rasulullah Saw. apabilaMuazin selesai mengumandangkan "zan subuh beliau salat dua rakaat yangsingkal sebe!ulll salat subuh dilaksanakan". (H.R. Bukhari)
Hadis di alas tennaktub pada kitab $a~il! al-Bukhart, kitab al-azan, bab a/-
azan ba 'da al:fajr, hadis yang ke 6 J7.
Artinya: Telah Illencerilakan kepada kami Abu Bu'uilll ia berkata: Telahmenceritakan kepada kami Syaiban dari Yahya dari Abi SaJamah dariAisyah: "Bahwa Nabi Saw. Salat dua rakaat yang singkat (ringan) antaraazan dan lqamah pada salat subuh". (H.R. Muslim)
Hadis di atas tennaktub pada kitab Sahih al-Bukhari, kilab al-azan, bab a/-
azan ba 'da a/:fav, hadis yang ke 619.
__ ... .1..- __
.:J~ iJ\ ,f ::.s4~:iJ\ .:J~ \.;j~ :J19 ~j \.;j~ :J19 JJy.. ~ 2\ \.;j~ - t-' -
42
4J.l~) 4. r.:r \»10 { '-'>f~1 J} \.JI\~l ~~, , ,
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Vunus ia berkata: Telahmencentakan kepada kami Zuhair ia berkata: "Telah mencentakan kepadakami Sulaiman at-Taimy dari Abi Usman an-Nahdy dari Abdillah binMas'ud dan Nabi Saw. beliau bersabda: "Janganlah menghalangi kamu atausalah seorang kamu atas azan Bilal dari sahumya karena ia azan padamalam han. Anjuran itu untuk membangunkan dan memperingatkan bagiyang tidur. Dan tidaklah menunjukan waktu subuh atau fajar. Rasulullahmengatakan dengan jari-jarinya dan mengangkatnnya ke atas dan mengetukke bawah menurut Zuhail dengan telunjuknya salah satu di antara yang duakemudian memanjangkan ke kanan dan ke kiri". (H.R. Bukhari)
Hadis di atas termaktub pada kitab Sahih af-Bukhari. kilah af-aiall. bah af-
aiall ba 'da Jf~lajr, hadis yang ke 621.
~ \ / 1
~ .y. ~\.R.l1 r.:r w1:>- ;.\hl :,_.s. J19 hl....>\ y.1 Uj?-I ;J19 ~~l w1:>- -0~ "."" ""
:J19 ~) ~ 1»\ ~ 1»\ Jr-) ~f ,~ .y.1 r.:r t!U r.:r) ,~~ r.:r, ,
Artinya: Telah mellceritakan kepada kami Ishak ia berkata: Telah menceritakankepada kami Abu Usamah, Ubaidullah berkata: Telah mellceritakan kepadakapl! dari al-Qasim bin Muhammad dari Aisyah, dan dan Nafi' dan ibnuUmar, bahwasallnya Rasulullah Saw. bersabda: Dan telah menceritakan
4 ibid h. 1035 ibid
43
kepadaku Yusuf bin [sa a[-Marwazi ia berkata: Telah menceritakan kepadakami al-Fadl ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Ubaidullah binUmar dari Qasim bin Muhammad dari Aisyah dari Nabi Saw. beliaubersabda: "Sesungguhnya Rilal bcrazan di waktu malam maka makan danminumlah kalian sampai Umi Maktum berazan untuk salat" (f-LR. Bukhari)
Mengamati kelima hadis di atas, penulis menyimpulkan bahwa hadis pertama
dari kandungan matannya memberikan intonnasi bahwa azan itu hendaknya pada
awal waktu, tanpa memajukan atau mengundurkannya, kecuali azan waktu fajar,
maka disyariatkan memajukan dan awal waktu, untuk membedakan mana azan yang
pertama dan yang kedua, sehingga tidak terjadi kekeliruan. Hal ini terIihat dari
kandungan hadis di atas yang menggunakan dua orang muazin sebagai pertanda
masuk dan tidaknya waktu. Oi dalam teks hadis disebutkan bahwa yang
mengumandangkan azan sebe[um fajar adalah Bilal dan azan subuh adalah Umi
Maktum.
4.\ :.r .ill\~ -:r. f...... :.r y ~ -:r. \:.r .ill t.o :;. ~:J..... ::r. .i;.; I ~ WJ;... . "\" """" .;: ,,"? '"
, ,~,.".,.,....,r :.u J~ I.?' ~.)14 ':l~r"JJ,;.) ,:'''S'J :J\.9 { .«~p:. ~r ::r.\Zp14. ,
Artinya: Te[ah bercerita kepada kami Abdullah bin Musallamah dari Malik dari ibnSihab bin Salim bin Abdullah dari bapaknya bahwasannya Rasulullah Saw.bersabda: "Sesungllhny~, Bilal a7.an di waktu malam, maka makan danminumlah kamu sampai azan pula [bnu Umi Maktum, kemudian Rasulullahbersabda kembali: Umi Maktum adalah seorang yang buta yang tidak
o Ihid., h. 102
44
menyeru kecuali dikatakan baginya: waktu subuh telah tiba waktu subuhtelah tiba", (H,R, Bukhari)
Hadis di atas tennaktub dalam kitab .>,a~il! Bukhari. kitab al-azan. bab ai-azan
a'ma kana iahuyukhbiruhu, hadis ke 617,
Mengamati keenam hadis di atas, penulis menyimpulkan bahwa hadis pertama
dari kandungan matannya memberikan informasi bahwa azan itu hendaknya pada
awal waktu, tanpa memajukan alau mengundurkannya, kecuali azan waktu fajar,
maka disyariatkan memajukan dari awal waktu, untuk membedakan mana azan yang
pertama dan yang kedua, sehingga tidak terjadi kekeliruan, Hal ini terlihat dari
kandungan hadis di alas yang menggunakan dua orang muazin sebagai pertanda
masuk dan tidaknya waktu, Oi dalam teks hadis disebutkan bahwa yang
mengumandangkan azan sebelum fajar adalah Bilal dan azan subuh adalah Umi
Maktum.
Hadis kedua menjelaskan bagaimana rasul memberikan suri tauladan yaitu
ketika muazin telah selesai mengumandangkan azan, maka Rasulullah Saw. bersegera
menunaikan salat sunah dua rakaat dengan ringan dan singkat. Maksud salat dalam
konteks hadis adalah salat qabliah subuh.
Hadis ketiga ini kandungannya sama dengan hadis nomoI' dua,
Radis keempat lebih menjelaskan kepada azan pertama Bilal yang hanya
membangunkan untuk bersiap-siap menjalankan salat subuh,
HHdis kelima dan keenam mengingatkan kepada semua kalangan, bahwa
ketika Bilal mengumandangkan azan maka jangan sampai takut menghalangi untuk
45
makan 0 sahur. Karena azan Bilal itu merupakan azan yang hanya untuk
mel11bangunkan. Dari hadis tersebut juga, kita l11engetahui bahwa Rasulullah
l11embolehkan para sahabatnya makan dan minum (sahur) di malam-malam bulan
Ramadan. Setelah l11ereka mendengar azan yang dikumandangkan Bilal, karena Umi
Maktumlah yang selalu mengumandangkan azan salat subuh tepat pada waktunya
l11ulai tiba.
Berbeda dengan salat-salat lainnya seperti zuhur, asar, l11agrib dan Isya.
Waktu-waktu salat tersebut bukan l11asanya orang tidur, semua orang pada
kebiasaannya mel11ang tidak tiduL Karena itu tidak diperlukan azan sebe!um waktu
salat tiba, kecuali oleh seseorang muazin yang sudah biasa melakukannya sehari-hari
hingga suaranya dikenal baik oleh penduduk setel11pat. Dengan begitu tidak akan ada
orang menyangka waktu salat telah tiba7
Dari keterangan-keterangan hadis yang diriwayatkan Buk!.ari di atas
menjelaskan, bahwa Bilal azan pada waktu malam itu adalah sebentar sebelum terbit
fajar sadik (fajar tanda masuk waktu subuh), yang antara keduanya hanya kira-kira
maju sekian dan turon sekian. Antara wak'tu itu makan dan minumlah hingga Umi
Maktum mengumandangkan azan. Kalau kita lihat hadis 6 l11enurut riwayat al-
Bukhari adalah demikian: katanya (Ibnu Umar): Ibnu Umi Maktum itu ada!ah
seorang laki-Iab yang buta, dengan tambahan "qala ", as-Syarih l11enjelaskan "Bahwa
yailg berkata itu adalah Ibnu Umar Karena terselip kata-kata Ibnu Umar itu, maka
7 Ylislif AI-Qardawi, h'lwa·jaMa Mlllakhir,(leI1.), (Jakarta: Yayasan aJ-Hamidy, 1996), cet.Ke-3, h, 313
46
hadis itu disebut hadis Mudra/, demikian kata Az-Zuhri9• Di dalam hadis itu
terkandung ajaran tentang azan sebelum terbit [ajar sadik, bukan disyariatkan untuk
subuh, karena a7.lln subuh itu disyariatkan untuk memberitahukan masuknya waktu
dan untuk mengajak para pendengamya mengikuti salat subuh.
2. Hadis-Hadis Yang Terdapat Pada Kitab Sunan An-Nasal
, 0
" .J <)" <) "'. '" J.y- ;)y-.o Yo\ .y- I.l~... l' ,...".
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ishak bin Ibrahim ia berkata: Telahmenceritakan kepada kami al-Mu'tamir bin Sulaiman dari ayahnya dari AbiUsman dari Ibnu Mas'ud dari Nabi Saw. beliau bersabda: "SesungguhnyaBilal berw.lln di waktu malam untuk membangunkan dan mengingatkantidur kalian dan itu tidaklah menunjukkan waktu subuh". (HR An-Nasa' i)
Hadis di atas tem1aktub pada Sunan an-Nasal, kitab al-aian, hadis ke 642,
juga terdapat pada Eja~ll~ Bukharl, kltab aiall, bab aian ba'd al-fafr, hadis ke 621.
8 Menurut Fatchur-Rahman, Mudraj adalah hadis yang disadur dengan sesuatu yang bukanhadis atas perkiraan, bahwa saduran itu termasuk hadis. Perkataan yang disadur oleh rawi tersebut,mungkin perkataannya sendiri atau perkataan orang lain, baik sahabat atau tabiin, dimaksudkan untukmenerangkan makna kalimat-kalimat yang sukar atau mentatlyidkan makna yang mutlak. Sadurandapat te,jadi pada matan dan sanad. Fatchur-Rahman. Ikhllsar Musthalahul-Hadis, (Bandung: PT alMaarif, 1978), cet. Ke-2, h. 161
9 Al-Imam Muhammad bin Ismail al-Kahlani ,II/bulus-Salam, (Bandung: Dahlan, ttl, juz II,h.124
10 Imam ai-Hafiz Abi Abdur-ibhman Ahmad bin Syu'aib bin Ali ibnu Sunan an-Nasai,(Riyad: Darus-Salam, 1999), cet ke-I, h. 88
47
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ishak bin Ibrahim ia berkata: Telahmenceritakan kepada kami Yazid ia berkata: Telah menceritakan kepadakami Humaid dari Anas: Bahwasannya seseorang bertanya kepadaRasulullah Saw. tentang waktu salat subuh, maka Rasulullah Saw.menyuruh Bilal untuk berazan ketika terbit fajar, ketika keesokan harinyaRasul mengakhirkan waktu salat subuh itu sampai warna langit menguning.Kemudian beliau menyuruh Bilal azan, lalu beliau melaksanakan salat laluberkata: "Inilah waktu subuh". (RR. An-Nasa'i)
Hadis di atas termakiub pada Sunan an-Nasai, kitab al-ai:an, hadis ke 643.
Malihat kedua hadis di atas, penulis mengambil inti sari bahwa hadis pertama dari
kandungan matannya tidak jauh berbeda dengan hadis yangdiriwayatkan oleh Imam
Bukhari di atas. Yaitu pada dasamya Bilal mengumandangkan azan hanya bertujuan
untuk membangunkan bukan menunjukkan masuknya waktu subuh. Hadis ini juga
menunjukkan bolehnya azan sebelum waktu, tetapi khusus buat salat suuuh.
Hikmahnya karena adanya dorongan untuk salat subuh di awal waktu.
Hadis kedua berkenaan dengan pertanyaan sahabat yang ingin tahu tentang
waktu salat subuh, maka ketika itu Rasul menyulLlh Biial untuk melaksanakan azan
ketika terbit fajar. Pac!a keesokan harinya Rasul mengakhirkan waktu salat, sampai
111llld
48
warna langit menguning. Kemudian Rasul menyuruh Bilal untuk mengumandangkan
azan. Kemudian Rasul melaksanakan salat dan bersabda "Inilah waktu subuh".
Dari kejadian ini, penulis mengambil analisa bahwa ~7..an yang menunjukkan
waktu subuh adalah azan ketika langit sudah mulai menguning. Terlihat bahwa waktu
Rasul menyuruh Bilal azan pertama itu, sebenarnya waktu subuh belum tiba karena
ada pertanyaan dari sahabat, maka Rasul menyuruh Bilal untuk mengumandangkan
azan. Maka, azan Bilal yang pertama itu adalah sebagai azan untuk membangunkan.
Sedangkan azan yang menunjukkan waktu masuknya salat subuh, adalah azan yang
ketika beliau mengakhirkan waktu subuh. Yaitu ketika lanl,>it mulai menguning.
B. Hadis-Hadis Tentang Azan Jumat
1. Hadis-Hadis Yang Terdapat Pada Kitab Sunan An-Nasai
:J~ y~ JI .:f ~;. ~ ~J :;.\ 8::G- :J~ ~ :;.~ up;:.f -,.;: "'" '" ,:;
12~~ Js- ;~\ ;- :~~ >,1)jJlJ, ,
12 Imam ai-Hafiz Abi Abdur-Rahman Ahmad bin Syu'aib bin Ali lbnu Sunan an-Nasai, up.cit, h. 197
49
Artinya: Telah mencentakan kepada kami Muhammad bin Salamah ia berkata: Telahmencentakan kepada kami Ibnu Wahb dari Yunus dari Ibnu Syihab iaberkata: Telah mencentakan kepadaku as-Sa'ib bin Yazid: Bahwasannyaazan Jumat itu pada mulanya ketika imam telah duduk di atas mimbar.Demikian itu terjadi pada masa Nabi Saw., juga pada zaman Abu Bakar danUmar RA. Lalu ketika tiba masa khalifah Usman manusia bertambahbanyak jumlahnya, beliau memprakarsai tambahan azan yang ketiga, dandilakukan di atas Zaura'." (H.R. Nasa'i)
Hadis di atas termaktub pada Sunan an-Nasai, kilab as-~(;lah, bab al-azan Ii
al-Jumah, hadis ke 1393, juga terdapat pada Sunan Abu Daud, kilab as-'i'alah, bab an-
nida yaum al.:Jumah, hadis ke 1087, Sunan Ibnu Majah, kitab as-~alat, bab ma ja'afi
azan yaum al-:fumah, hadis ke 1135, Jami at-Tirmizi, kilab al-:fumah, bab ma ja'a fi
azan al-jumah, hadis ke 516, dan ::;al!i~ al-Bukhari. kitab al-:fumah. bab al-azan yaum
al-jumah, hadis ke 912.
....... -'... .J ... ...... '" 1:
~\ 8~ :JIj Y# 8~ :JIi ill\~ J~ ;;.~ Up;:.\ -y'" ... ... ...
i.J.!~t:J1.t ;f Ql» :J~ cp;:.f ~j. J ~I.:JI ~f y~ JI d- dl.:p ;:;........ ... ............. ... ;: ...
13.«rG~1 ~ 0? ~I ~y. ~~t:J\ Dl$'j ..I?\j 01~';...... .... '" ... l'
Artinya: Telah mencentakan kepada kami Muhammad bin Yahya bin Abdullah iaberkata: Telah mencentakan kepada kami Ya'kub ia berkata: Ayahku telahmencentakan kepada kami dan Salih dari Ibnu Syihab bahwasannya as-Saibbin Yazid telah menceritakannya ia berkata: "Bahwasannya Usmanmemenntah untuk berazan tiga kali ketika bertambah banyak penduduk~.1adinah, sementara pada masa Rasulullah Saw. tidak melakukan azankecuali dengan azan sekali. adapun azan pada hari jumat adalah ketikaimam telahduduk di atas mimbar". (H.R. An-Nasai)
J3 {bid.
50
Hadis di atas tennaktub pada Sunan an-Nasa'i, kitab as-,~alah, bab al-azan Ii
al-Jumah, hadis ke 1394.
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdil a'ia ia berkata:Telah menceritakan kepada kami al-Mu'tamirdari ayahnya dari az-Zuhridari as-Saib bin Yazid ia berkata: "Bahwasannya Bilal berazan apabilaRasul telah duduk di atas mimbar pada hari Jumat, bila Rasul telah turundari mimbar Bilal beriqama1z. Demikianlah yang terjadi pada masa AbuBakar dan Vmar RA.". (HR An-Nasa'i)
Hadis di atas tennaktub pada Sunan an-Nasai, kitab as-Salah, bab al-azan Ii
al-Jumah, hadis ke 1395.
Melihat ketiga hadis di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa hadis· yang
pertama merupakan asal ill ula azan Jumat adalah ketika khatib naik di atas mimbar
dan hal itu pula yang dilakukan oleh Nabi, Abu Bakar dan Vmar, namun dengan
alasan semakin banyaknya manusia, maka Vsman memprakarsai untuk menambah
azan menjadi tiga kali, yang pertama kalinya dilakukan di atas Zaura.
Hadis kedua menjelaskan tentang intruksi Usman untuk menambah 117..an tiga
kali, yaitu azan pertama dilakukan sebelum khatib naik ke atas rmmbar, sedangkan
14 Ibid
51
azan yang kedua yaitu setelah khatib naik ke atas mimbar dan azan yang ketiga
(iqamah) yaitu setelah khatib tumn dari mimbar. Karena terlalu banyaknya manusia
sehingga, banyak yang hendak melakukan salat Jumat ketinggalan. Maka wajar
Usman selaku khalifah yang bijak memprakarsai ijtihad tersebut.
Hadis ketiga dari kandungan matannya menunjukkan tata cara yang dilakukan
oleh Rasulullah Saw. yakni azan dilakukan setelah khatib naik di atas mimbar.
Setelah khatib turun dari mimbar, maka iqamahpun dilakukan. Hal inilah yang ditiru
oleh dua sahabat beliau yakni Abu Bakar dan Umar.
2. Hadis-I-ladis Yang terdapat Pada Kitab Sunan Abi Daud
, , ,
~ffl y~ .,;r.1 ,y :.,JY.. ,y ~J .:r.1 \jffl ~~i].1~ ;y.~ \oJ..\?- -1-1- ".; ':.' "
l\~..u:) Js- )~\ <:: :;~ ,~I)Jjl\ Js- '4 ~1~ ,c..l8\ w\~~4 ~.~\ ~"i S\~;" :,.o(" "//",, '" "
Artinya: Telah mencentakan kepada kami Muhammad bin Salamah al-Murady, Telahmenceritakan kepada kami Ibnu Wahb dari Yunus dari Thnu Syihab, Telahmenceritakan kepadaku as-Sa'ib bin Yazid: Bahwasannya azan Jumat itupada mulanya ketika imam telah duduk di atas mimbar. Demikian itu teIjadipada masa Nabi Saw., juga pada zaman Abu Bakar dan Umar RA. Laluketika tiba masa khalifah Usman manusia bertambah banyak jumlahnya,beliau memprakarsai tambahan azan yang ketiga, dan dilakukan di atasZaura' ." (1-1.R. Abu Daud)
15 Imam ai-Hafiz Abi Daud Sulaiman bin al-Asy'ab as-Sujastani al-Izdi. Sunan Abi Dalld,(Riyad: Dams-Salam. 1999). Juz I, h. 655
52
I-ladis di atas tennaktub pada kitab Sunan Abu Daud, kitab as-,~·alah. bab an-
nida yaurn al-Jum 'ah, hadis ke 1087. Sunan an-Nasai, kllab as-.~·alah. bab al-azan Ii
al-Jurnah, hadis ke 1393, Sahih Bukhari, kllab al-Jumah, bab al-azan yawn al-
Jumah, hadis ke 912, .farni' al-lirrniZi, kllab al-J1IInah, bab rna/a'a al-aianj! azan al-
Jurnah, hadis ke 516, Sunan Ibnu Majah, kilab as-ffalah, bab rna ja'afi azan yaurn al-
Jumah, hadis ke 1135.
Artinya: Telah menceritakan kepada kami all-Naqily telah menceritakan kepada kamiMuhammad bin Salamah dari Muhammad bin Ishak dari Zuhry dari Saibbin Yazid ia berkata: "Adalah berazan dihadapan Rasulullah Saw., ketika iatelah dudule di atas mimbar pada hari Jumat dekat dengan pintu masjid,demikianjuga pada masa Abu Bakar dan Umar." (H.R Abu Daud)
Hadis di atas tennaktub pada kitab Suna,1 Abu Daud, kilab as-salah, bab an-
nida yawn al-Jum 'ah, hadis ke 1088.
16 Ibid655-656
53
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Hannad bin as-Siry telah menceritakankepada kami hambanya yakni Ibnu Ishak dari Zuhri dari Saib ia berkata:"Pada masa Rasulullah tidak ada muazin kecuali BilaI". (RR. Daud)
Hadis di atas termaktub pada kitab Sunan Abu Daud, kitab as-salah, bab an-
nida yaum al-Jum'ah, hadis k"l 1089.
,. .J oJ
~ (.Jj» :J~ o?i ! ;-:-:':'i 0 ~;. j. ~CJ\ ~i 7~ 0 1 .y- ~~
:.,..;Jj ~J.J.-\ \..iA Jt:..j «;:Ij ~~~ ~ ~J <l.).Y .ill \ J..c .ill\ ~J'""~
18 " ~ ..M~
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yahya bin Faris, telahmenceritakan kepada kami Yakub bin Ibrahim bin Said, telah menceritakankepada kami ayahku dari Salih dari lbnu Syihab bahwasannya Saib binYazid bin Ukhti Namir, ia telah menceritakannya ia berkata: "Pada masalbsulullah tidak ada muazin kecuali Bilal". (H.R. Daud)
Hadis di atas tennaktub pada kitab Sunan Abu Daud, kitab as-salah, bab an-
nida yaUin al-Jum'ah, hadis ke 1090.
17 IhiJ.'"Ibid.
54
Mencennati keel11pat hadis di atas, penulis menyimpulkan bahwa hadis yang
pertama dari kandungan matannya l11erupakan penjelasan tentang awal mula azan
Jumat adalah dilakukan ketika khatib nail< di atas mimbar, itupun berlaku di l11asa
Abu Bakar dan Umar, akan tetapi karena sudah banyak manusia yang hendak
melaksanakan salat jUl11at maka Usman menyuruh untuk mengadakan azan tiga kali
di atas Zaura.
Hadis kedua menjelaskan tentang seseorang yang berazan pada hari Jumat
waktunya yaitu ketika Nabi duduk di atas mimbar dekat dengan pintu masjid,
demikian pula pada masa khalifah Abu Bakar dan Umar.
Sedangkan hadis yang ketiga dan keempat sama-sama menjelaskan tentang
satu-satunya muazin pada masa Rasulullah yaitu Bilal.
3. Hadis-Hadis Yang Terdapat Pada Kitab Sahih Bukhari
J." ,,~
~ ~f'J\ ~ w~l.I.\~ ~t;y. y.yJ\ ¥ \.;jJ,;.. :JIi~ J4.!\ \.;jJ,;..-\-' "" " l'
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim ia berkata: Telahmenccritakan kepada kami Abdullah al-Aziz bin Abi Salamah al-Majisundari ZlJhri dari Saib bin Yazid ia berkata: "Bahwasannya yangmenambahkan jumlah azan menjadi tiga kali pada hari Jumat adalah Usman
19 Imam Abi Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim ibn Mughirah bin Bardizbah alBukhari. Sahih BlIkhari, loe. 0/.
55
bin Affan R.A. ketika penduduk Madinah mulai banyak, sementara padamasa Nabi Saw. azan tidak lebih dari sekali yaitu ketika imam telah dudukdi atas mimba('. (H.R. Bukhari)
Hadis or atas temlaktub dalam kitab ,~'a~li~l Bukhari, kilah al-./;::I1'ah, hah al-
mua::lIll1l-wallldyawlIl1l-.Iumah, hadis ke 913.
Memperhatikan satu hadis di atas, penulis menyimpulkan bahwa hadis ini
dalam matannya menunjukkan kesamaan dengan hadis-hadis sebelumnya vaitu yang
memprakarsai azan liga kali adalah Usman karena banyaknya manusia. Sementara
pada masa Nabi hanya sekali ketika Khatib naik di atas mimbar.
4. Hadrs-Hadis Yang Terdapat Pada kitab .lam!' al- Trrm!I!
,~;jJ\ y- '--'~ ~ ( ,... \ '.>- j,ci.- \ ..u t:>'- '...
,\,j..17 ' ' \,j..\.:>- -,':? .............. - u· .:>\2- ,c".:.,o ..:r. ..L3'1
< - < <
"--~ 1iJ\ ~ 1iJ\ Jj-") ¥ J.>- 0\~~\ .:J\S'» :J~ ~Y- ..:r. '"-'W\ y-
;, ) .
.:J~ .j\S' ~ ,o')'W2l1 ~ ~}\ (\~JJ) fV.'J\ t:;- \~\ ;J-J j~ \h ~J
Artinya Telah mencenlakan kcpada kami Ahmad bin Mani', lclah menccmakankepada kaml i tlmad bin Khalid al-Khayat dari lbnu Abi Za'b dan Juhn dariSaib dari YaZld ia berkata: "Pada masa Rasulullah Saw.. Abu Bakar. d,mUmar. azan dilakukan kdika Imam telah keluar (menuju mllnbar) dan!'Iwnah ketika salat, sedangkan pada masa Usman azan di l"mbah riga kalidan dilakukan dllempal yang bernama Zaura" (f-!.R T1f111IZ1)
Imam <1i-llaj-j;:~ -\bi -/sa \luhammad bin "!sa bin Surah Ibn \lusa a[~ rlnl1i1i .I'll/if' "J
ftrm/;;/. (Rivad- Daru,,-SalaITL !()99 1. eel Kc-l. h 136
Menurut Abu lsa hadis di atas adalah hasan sahih.2I
Hadis di atas tenl1aktub dalam kitab Jami' al-Tmnd, kilab af-Jumah, bab ma
JI.1 'afi azan af-Jumah, hadis ke 516, Sunal1 fbnu Maiah, kilab as-'~'afah, bab ma ja'a.!i
azan af-Jumah, hadis ke 516, Sunan Abu Daud, kilab Sunan Abu Daud, kilab as-
'~'afah, bab an-nida yaum af-Jumah, hadis ke 1087, ,Ya~7i~7 Bukhari, kilab af-Jumah, af-
a::an vaum af-Jumah, hadis ke 912, ,<"unan an-Nasa'i, kilab as-safah, bab af-azan {;
af-Jul17ah, hadis ke 1393.
Mengamati satu hadis di atas, penulis menyimpulkan bahwa hadis ini dari
kandungan matannya menunjukkan informasi bahwa azan di zaman Rasul, Abu
Bakar, dan Umar adalah sama yaitu ketika khatib yang sekaligus menjadi imam telah
naik ke atas mimbar, dan apabila telah turon dari mimbar, malm diserukanlah iqamah.
Sedangkan pada masa Usman azan ditambah dan dilakukan di atas Zaura'.
5. Hadis-Hadis Yang Terdapat Pada Kitab Sunan Ibnu Majah
__ ./. ... __ 0
.".r..j; 8::G- ..:>Ik.i.l1~; :;. :..a.:...f. wl?- -,~
~I.::.JI ,y. ,~)jll ,y. ,JG..:ul J.~ :J-~ ,~~\ .I.lG'- .f.\ 8::G-,,'" " ,,'" " " '" "
.1-" ./. 1I ,," ,..,.- " '" a '" "', " ,.- , ... .,-
~I) ,:"81 ?J ,':>\~'C .:>IS' ~ .~JS' ~J P .f.IJ ,~~I Jj l~lJ ,':>~I"'" "
21 Hasan sahih adaJah istilah yang di pakai oleh at-Tirmizi. Menurut Ibnu as-Salah: bahwahadis itu mempunyai dua sanad, yakni: pel1ama bersanad hasan dan keuua bersanad sahih. Pendapatlain mengatakan, bahwa diantara kedua kalimat itu terdapat huruf penghubung yang telah di buang,yaitu au jika demikian, maka hadis tersebut mempunyai satu sanad saja, tetap! ulama berlainanmenilainya Fatchur Rahman, rkh/isar Mlls/alah al-Hacli.l·, op.ei/. h. J09
57
22~~f
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Yusuf bin Musa al-Qattan. Telahmenceritakan kepada kami Jarir. Telah menceritakan kepada kami Abdullahbin Said. Telah menceritakan kepada kami Abu Khalid al-Ahmar, semuanyadari Muhammad bin Ishak, dari Zuhri, dari Said bin Yazid ia berkata: "Padamasa Rasulullah azan cuma sekali, yaitu ketika imam keluar rnenujumimbar dan iqamah, apabila imam telah turun dari mimbar, dernikian pulapada masa Abu Bakar dan Umar. Adapun pada masa Usman, orang-orangtelah banyak sehingga azan ditarnbah sekali lagi dan dikumandangkan disnatu tempat yang dekat d~ngan pasar yang bemama Zaura, lalu bila imamtelah keluar menuju mimbar dilakubm azan, dan bila telah selesai,dilakukan iqamah". (H.R. Ibnu Majah)
Hadis di atas termaktub dalam kitab Sunan Ibnu Majah, kitah as-~'alal, hah
ma ja'a .Ii azan yawn al-Jwnah, hadis ke I 135, ,~'a~li~l Bukhari, kilah al-Jumah, al-
aian yawn al-Jumah, hadis ke 912, Sunan an-Nasa'i, kitah as-ijalah, hah al-aian Ii
al-Jumah, hadis ke 1393, Sunan Abu Dau,/, kilah Sunan Abu Daud, kilab as-,yalah,
hab an-nida yawn al-Jumah, hadis ke 1087, Jami' al-Tirmizi, kilah al-Jumah, hab ma
ja 'afi azan al-Jumah, hadis ke 516.
Mengamati hadis di atas, penulis menyimpulkan bahwa hadis ini dari
kandungan matannya tidak jauh beda dengan hadis-hadis sebelumnya. Yakni asal
mula azan adalah sekali. yang bermula aari Rasul, kemudian tradisi ini rnasih
dipegang erat dan dilaksanakan pada masa Abu Bakar sampai tumn ke khalifah
Umar. Bam setelah masa Usman seiring dengan bertambah banyaknya masyarakat
22 Imam ai-Hafiz Abi Abdil!ah Muhammad bin Yazid ar-Rabi'I Ibnu Majah al-Quzwini.SlIlIalllbllll Majah, (Riyad: Darus-Salam, 1999), eet. Ke-I, h. 159
58
yang menimbulkan jumlah penduduk semakin membengkak, begitupun dengan
tempat tinggal mereka yang jauh dengan masjid. Sedangkan pada waktu itu
bangunan-bangunan masjid belum biloyak, karena masih menganggap masjid yang
pernah dipakai olen Rasul, Tabi'in dan sahabat lainnya itu lebih mulia. Dan disinilah
letak persatuan umat Islam.
Namun dibalik itu membengkaknya jumlah penduduk, jauhnya tempat
tinggal mereka, menimbulkan pemikiran yang gemilang dirasa pada waktu itu, yang
dipandang.sebagai ijtihad yang cukup baik. Sehingga khaliJilh Usmanpun memerintah
untuk menambah azan menjadi tiga kali.
Dari riwayat-riwayat hadis yang dikutip di atas, terlihat ada perbedaan redaksi
(tekstuaI) dari hadis yang bersangkutan. Hal ini memberi petunjuk bahwa hadis yang
menjadi objek penelitian telah diriwayatkan secara makna atau riwayah bit-lila 'na.
Jadi, perbedaan semacam ini, masih dapat dUo/erir sebagai akibat adanya
periwayatan hadis secara makna. Untuk memperlihatkan secara lebih jelas seluruh
sanad hadis yang diteliti, termasuk nama-nama periwayat dan metode periwayatannya
yant digunakan olell periwayat yang bersangkutan. 23
2] M. Syuhudi Ismail, Me/od%gl Pelle/i/lilll HodI.\' Nabi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1992). h52
BABIV
ANALISA MENGENAI AZAN SUBUH DAN JUMAT
A. Azan Subuh Pada Masa Rasulullah, Sahabat, dan Kini
Azan itu adalah sebesar-besar syiar Islam, senyata-nyata tanda agama; terus
menerus dikekalkan oleh Rasulullah Saw., baik dikala beliau berada di kampung,
maupun dikala beliau dalam safar. Sejak disyari'atkannya pada tahun pertama hijriah,
sampai beliau wafat. Karena itu, disyariatkan kepada tiap-tiap penududuk
menentukan petugas muaiin yang akan mengucapkan lalai azan yang disyariatkan,
diketika waktu salat. 1
Karena itu disyariatkan kepada tiap-tiap penduduk kampung, supaya
menentukan seorang muazin yang akan mengumandangkan azan yang disyariatkan,
ketika masul<; waktu salat. Sebagaiman di zaman Rasul mengangkat Bilal sebagai
muazm.
I. Azan Subuh pada Masa Rasulullah
Pada zaman Rasulullah Saw., azan fajar disyariatkan dua kali; sekali sebelum
waktu dan sekali sesudah waktu salat. Sebagaimana disebutkan dalam beberapa hadis
di atas yang telah diriwayatkan oleh Bukhari dan Nasai.
Memperhatikan hadis-hadis tersebut terlihat tradisi yang sangat baik yang
dicontohkan oleh Rasulullah Saw. yaitu dua kali azan yakni sebellim masuk waktu
I T.M. Hasbi ash Shiddieqy, l'edoman Shala!, (Jakarta: Bulan Bintang, 1975), eet. Ke-8, h304
60
subuh (fajar) dan masuk waktu salat subuh. Kalau kita analisa lebihjauh, tradisi pada
masa Rasul ini temyata menimbulkan kesan yang sangat baik. Misalnya Rasulullah
Saw. melakukan seperti itu, tiada lain demi kemaslahatan umatnya yang selalu taat
menjalankan ibadah Qiyam al-Iail. Rasul mewanti-wanti umatnya terlelap dalam
tidumya setelah men.jalankantahajjud. Maka Rasulullah memerintahkan Bilal untuk
berazall sebelum masuk waktu subuh, supaya orang yang masih tidur itu bangun
untuk mempersiapkan diri untuk salat, yaitu dengan mandi atau wudu. Selain itu,
supaya orang yang sedang tahajjud itu kembali istirahat, agar ia dapat menjalankan
salat subuh dengan tangkas atau untuk makan sahur apabila ia hendak puasa.
Pada zaman Rasul pula, ada dua muazin yang bertugas mengumandangkall
azan yaitu Bilal dan Umi Maktum yang berlainan tugasnya. Bilal bertugas (azan)
untuk membangunkan, sedangkan Umi Maktum azan tatkala sudah masuk waktu
subuh sebagaimana Abdullah bin Umar berkata : Rasulullah Saw. bersabda:
"Sesungguhnya Bilal berazan pada waktu malam, maka makan dan minumlah kalian
sampai kcmudian Umi Maktum berazan untuk salat". (H.R. Bukhari)
Jika azan sebelum waktu tiba, sudah biasa dilakukan oleh Bilal dan Umi
Maktum. Dahulu kaum muslimin Madinah jika mendengar Bilal azan, mereka tahu
bahwa waktu salat subuh belum tiba. Mereka segera bangun, makan, minunl, dan
sahur dan lain-lain. Pada saat mereka mendengar suara azan Umi Maktum, mereka
talm bahwa waktu salat subuh telah tiba. Mulai saat itulah salat sunah qabliyah
dibolehkan, lalu dilanjutkan salat subuh. Meskipun azan boleh dilakukan sebelum
61
fajar, akan tetapi salat qabliyah dan subuh tidak boleh dilakukan sebelum tampak
fajar sadik di ufuk Timur, sebagai tanda waktu subuh benar-benar telah tiba2
lelaslah kiranyabahwa azan pertama boleh dilakukan sebelum tiba waktu
salat subuh, dengan muazin yang telah ditugaskan, sehingga penduduk setempat
sudah mengenal baik suara muazinnya. Disamping itu, hams ada muazin lain yang
akan mengumandangkan azan khusus untuk salat subuh, bila waktu telah tiba.
2. Azan Subuh Pada Masa Sahabat
Azan di masa sahabat, nampaknya tidak jauh berbeda dengan apa yang di
sabdakan oleh Rasulullah yaitu dua kali azan yakni satu kali azan pada malam hari
yaitu sehelum masuk waktu subuh, yang bertujuan untuk membangunkan.
Sedangkan yang kedua adalah azan ketika sudah masuk waktu. Dua kali azan yang
disebut juga al-azanain, yang dimaksud disini adalah azan dan iqamah. Sebagaimana
sabda Rasulullah "bainana kulli azanain !jalah" (antara azan dar, iqamah ada salat
sunnah). Hal ini sesuai dengan kebiasaan bangsa Arab dalam menyebut dua yang
sejenis dan sejalan dengan satu sebutan, seperti al-Walidain (ayah dan ibu) atau
sunnah al-Ummarain (sunah Abu Bakar dan Umar bin Khattab)3
Melihat literatur-literatur yang ada, penulis belum menemukan satuhadispun
yang merubah atau menambah azan subuh. Sehingga penulis mengambil kesimpulan
2 Yusuf A1-Qardawi, Fatwa-jatwa MlUakhir.(terj.), (Jakarta: Yayasan al-Hamidy, 1996), cet.Ke-3. h. 313-314
3 Abdul Azis Dahlan. et. a!' (F.ditor). ElIsiklopedi hllklllll Islalll, (Jakarta; Ichtiar Barn VanRoeve. 1996), cet. Ke-l,jilid 1, h. 154
62
bahwa azan yang dilakukan oleh para sahabat adalah sarna dengan apa yang
dilakukan oleh Rasulullah Saw.
3. Azan Subuh Masa Sekarang
Seperti apa yang penulis jelaskan di atas, bahwa penulis tidak menelllukan
hadis atau sahabat Nabipun yang Illerubah dan Illenalllbah azan. Dalam konteks
memahallli azan subuh pada jaman sekarang, penulis melihatnya dari segi sos/O/ogis
dan p/ura/isme dalam beragama. Maka justru penulis bisa menganalisa berangkat dari
sana. Sehingga penulis bisa Illengambil kesimpulan azan subuh yang dilakukan pada
masa sekarang, nampaknya agak berbeda dengan dengan zaman Rasu!. Karena
konteksnya sudah berbeda.
Mayoritas masyarakat menggunakan azan satu kali yaitu: azan ketika sudah
masuk waktu subuh. Hal ini sudah membudaya, sehingga menimbulkan kesan bahwa
azan pada masa Rasulullah hanya sekali padahal tidak, kalau kita membaca teks-teks
hadis. Walaupun masih ada di kalangan masyarakat yang memakai dna kali azan,
itupun minoritas. Berangkat dari analisa tersebut, maka penulis mengambil
kesimpulan bahwa azan yang dilakukan pada masa kini adalah satu kali dengan
alasan sosio-kultural yang sudah berbeda dengan masa Rasu!. Namun pada
pelaksanaannya berbeda dengan masa Rasulullah Saw.
Letak perbedaannya adalah bahwa pada masa Rasulullah Saw. pelaksanaan
azan yang pertama adalah pada waktu sebelum mB3uk waletu subuh dan belum
diperbolehkan salat qabliyah subuh, kemudian azan yang kedua, adaJah ketika sudah
masuk waktu subuh dan diperbolehkan melaksanakan salat qabliyah subuh dan salat
63
subuh. Sedangkan pada masa sekarang, azan subuh dilakukan ketika sudah masuk
waktu subuh dan iqamahnya adalah setelah salat qabliyah subuh. Dengan demikian,
azan yang dilakukan pada masa Rasulullah adalah dua kali, sedangkan azan pada
masa sekarang mayoritas menggunakan satu kali azan.
H. Azan Jumat Pada Masa Rasul, Sahabat dan Kini
Sebagaimana halnya salat lima waktu, maka salat Jumat pun didahului dengan
azan. Ini disyariatkan berdasarkan nash (ketentuan) al-Qu~an yang secara tegas dan
jelas (ekspfisit) disebut dalam Q.S. al-Jumu'ah (62): 9.
Salat Jumat itu adalah salah satu diantara seteguh-teguhfardu Islam dan suatu
pertemuan kaum Muslimin yang besar. Pertemuan salat Jumat lebih besar dari segala
pertemuan dan lebih besar kefarduannya, selain dari pertemuan 'Arafah. 4
Kalau kita melihat lahirnya ayat di atas, niscaya orang yang, tidak mendengar
suara azan tidak wajib menghadiri dan melaksanakan salat Jumat. Akan tetapi Imam
Abu Hallifah dan murid-mnridnya mengemukakan bahwa bagi penduduk kota wajib
melaksanakan salat Jumat, baik seman azan itu didengar atau tidak, dan bagi yang
bukan penduduk kota itu walaupun azan didengarnya, tidaklah wajib baginya salat
Jumat5
Memperhatikan ungkapan di atas, seperti juga dikemukakan Mazhab Hanafi
bahwa penekanannya adalah Dada tempat (kawasan penyelenggara), yakni kota.
4 T.M. Hasbi ash Shiddieqy, Pedoman Shalat, op. cil. h. 4115 HAMKA, TaJsir al-Azhar, (jakarta; PT pustaka Pan); Mas, \985), eet Ke-l, jilid XXVIII,
h.217
64
Artinya yang wajib berjumat itu hanya orang yang bertempat tinggal di kota, soal
suara azan itu didengar atau tidak, bukan masalah. Sebaliknya orang yang menetap di
desa tidaklah wajib menja!ankan Jumat, walaupun mereka mendengar suara azan.
Sedangkan pengertian leota yang masyhur menurut mazhab Abu Hanifah ini ialah
setiap tempat yang mempunyai raja dan hakim yang mampu melaksanakan sebagian
besar hukum-hukum had.6
I. Azan Jumat Pada Masa Rasulullah
Dalam sejarah, pada hari Jumat 16 Rabiul Awwal (8 Juni M) Rasul tiba di
Madinah. Pada hari itu juga dilakukan salat Jumat dan khutbah pertama7 Dr. Majid
Ali Khan menulis, bahwa Rasulullah datang ke Madinah pada hari Jumat 12 Rabiul
Awwal (24 September 622). Pada hari ini pula a7--lln dan salat Jumat diadakan8 An
Nadwy mengatakan bahwa Nabi salat Jumat pertama adalah di Quba9
Sebetulnya padazaman Rasulullah Saw. sa'llpai masa pemerintahan Umar bin
Khattab (13 H./634 M-23 H./644 M), azan pada salat Jumat itu di kumandangkan
hanya satu kali, yaitu setelah khatib yang sekaligus menjadi imam duduk di atas
mimbar. 10 Sebagaimana telah disebutkan dalam beberapa hadis di atas yang
diriwayatkan oleh Bukhari, Nasaidan Abu Daud.
6 Abdurrahman al-Jaziri, Kilab al-Fiqh 'ala Ma="hibi-Arba 'ah, op. cil. II. 3457 Rus'an, Limasan Sejarah !slam di Zaman Rasulullah Saw., (Singapura: Pustaka Nasiona!,
1982), eet ke-I, h. 938 Majid Ait Khan, Muhammad Saw, Rasul Terakhir, (Bandung: Pustaka,1985), eet. Ke-!,
h.939 Abul-I-1asan Ali AI-Hasany An-Nadwy" Riwayal Hidllp RaslIlullah Sm,'. (Ielj.), (Su,abaya:
PT Bina Ilmu, 1989), eet. Ke-2, h. 17310 Abdul Azis Dahlan, et. aI., lac.cil.
65
Setelah kita memperhatikan hadis-hadis tersebut di atas, kita dapat menarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
Pada periode awal setelah salat Jumat diwajibkan, yakni di zaman Rasulullah
Saw. dan masih dilanjutkan pula di zaman pemerintahan khalifah Abu Bakar dan
Umar hanya dilakukan satu kali, yaitu ketika khatib yang juga bertindak selaku imam
telah duduk di atas mimbar. Azan ini disebut azan pertama, sedangkan iqamahnya
disebut azan yang kedua.
2. Azan Jumat Pada Masa Sahabat
Pada masa Rasul sebagaimana disebutkan di atas, hanya menggunakan satu
kali azan atau dalam teks hadis lain dua kali azan, azan ketika imam sekaligus khatib
naik mimbar adalah azan yang pertama, sedangkan azan yang kedua adalah iqamah.
Hal ini masih terns diikuti oleh dua sahabat beliau yaitu Abu Bakar dan Umar yang
kedua-duanya pernah menjabat menjadi khalifah. Akan tetapi ketib khalifah
Sayyidina Usman bin Affan (644-656) menjabat sebagai Khalifah yang ketiga,
pemeluk Islam semakin banyak dan menye~ar di sekitar Madinah, sebagai
penaklukan yang dilakukan Umar bin khattab ke berbagai daerah. Melihat kenyataan
ini maka beliau berinisiatif menambah satu azan lal,>i. Inilah yang dimaksudkan
dengan azan ketiga dalam hadis-hadis tersebut di atas.
Sahabat Rasulullah saw. Saib bin Yazid meriwayatkan bahwa seman untuk
salat Jumat sebagaimana yang terdapat dalam sarah al-jumah (62): 9, bukan berartj
66
sarna azan, tetapi bermakna seman Imam ketika khutbah. Panggilan berikutnya
dilakukan dengan bacaan iqamah. 11
Azan tambahan yang diprakarsai Usman itu dimaksudkan untuk
memberitahukan kepada kaum muslimin yang semakin banyak dan semakin sibuk
pula bahwa waktu salat telah tiba. Oleh karena itu, maka azan tambahan itu
dikumandangkan di luar masjid, tepatnya di Zaura' (suatu tempat yang tinggi di dekat
pasar) dan diucapkan sebelum khatib naik di atas mimbar.
Hal ini artinya ada dua hal yang berkenaan dengan azan ini yang di ikuti oleh
para sahabat yaitu azan dua kali yaitu di masa Nabi, Abu Bakar dan Usman, juga azan
tiga kali yang diprakarsai oleh Usman.
3. Azan Jumat pada Masa Kini
Seperti yang telah dikatakan oleh Said bin Yazid dalam riwayat di atas,
bahwa l:zan ketiga tambahan Usman itu tetap berlangsung demikian. Artinya era
pasca Usman, mulai dari khalifah keempat yaitu Ali bin Abi Thalib dan masa-masa
setelah beliau, tetap melestarik,m azan tambahan itu, yakni dna kali azan dan satu kali
iqamah.
Berhubungan azan tambahan itu diucapkan sebelum naiknya khatib di atas
mimbar yang berarti azan pertama belum dikumandangkan, maka jadilah tambahan
itu sebagai azan yang pertama, dan selanjutnya disebutlah azan yang kedua. Karena
urutan praktiknya pada giliran kedua. Setelah khatib selesai be,khutbah dan salat
akan didirikan, maka dibacakanlah iqamat, jadilah ia sebagai azan yang ketiga.
II ibid
67
Kesimpulannya, azan ketiga tambahan Usman, praktiknya dilakukan teriebih
dahulu sebelum azan pertama dan kedua, maka jadilah ia sebagai azan yang pertama.
lnilah dan demikianlah azan di zaman kita sekarang, dengan dua kali azan, satu
sebagai tanda masuk waktu, dua saat khutbah akan dimulai dan iqamah sebagai
pertanda salat segera akan dimulai.
Lagipula azan itu adalah ibadah yang dapat dipikirkan dan diketahui
maknanya. Dalam hal ini yaitu untuk pemberitahuan bahwa waktu salat telah masuk
dan memanggil kaum .nuslimin untuk menghadiri salat berjamaah. Apa yang.
dilakukan khalifah Usman itu adalah dalam kaidah ushul fiqh disebut sebagai
maslahah al-mursalah (demi kebaikan orang banyak). Jadi dalam hal ini w..an adalah
termasuk masalah khilafiyah yang sangat periu ditoleransi.
BABV
PENlTTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dipaparkan terdahulu, maka penulis dapat
menarik kesimpulan sesuai dengan pemJasalahan yang diajukan yakni:
Perjalanan sejarah dari masa pra Islam hingga masa modem sekarang ini
belumlahlah dapat dikatakan seIesai mempemJasahkan atau perdebatan diseputar
azan secara utuh. Hampir keseluruhan bersifat sementara, satu-satunya catatan yang
menakjubkan adalah pada masa Rasulullah Saw.
Temyata, tinjauan hadis menyoroti masalah dua kali azan ini, nampaknya
sudah sejalan dengan apa yang dilakukan oleh masyarakat sekarang pada umumnya.
Azan salat subuh pada prinsipnya seruan azan yang merupakan pertanda masuknya
waktu salat tanpa mempercepat atau memperlambat dari awal waktunya. Kecuali
azan salat subuh. Hadis mengajarkan bahwa azan subuh itu dua kali. Pertama azan
sebelum masuknya waktu subuh, dan yang kedua azan setelah masuknya waktu
subuh.
Sedangkan pe;masalahan azan salat jumat berdasarkan tinjauan hadis dalam
masalah ini, jelaslah dapat penulis simpu!kan bahwa mereka yang melakukan azan
satu kali adalah benar, d?J: c.isepakati oleh seluruh umat Islam tentang kesunahannya,
sebab telah sesuai dengan sunnah RasuluJlah Saw. dan bagi m~reka yang
menambahkan azan menjadi dua kali juga benar, sebab telah ikut dan melestarikan
69
apa yang dirintis oleh Usman bin Affan sebagai khalifah Rasul juga yang periu
diikuti.
Permasalahan azan betapapun diterima, namun penolakan lerhadapnya masih
cukup keras, penerimaan terhadapnya barn berupa wacana yang belum membumi. Itu
dibuktikan dengan fenomena-fenomena yang tejadi di masyarakat.
Adapun hadis-hadis meski tidak berbicara dalam kategori boleh atau tidak;
tetapi memberikan kemapanan untuk mengambil sikap yang jelas dan tegas yang
sudah tennaktub di dalam kitab-kitab hadis sebagai rujukan yang ke dua setelah al
Quran.
Karenanya, azan berdasarkan fenomena-fenomena' yang ada dan ungkapan
hadis Rasulullah Saw. belumlah dapat mencapai titik yang mutlak. Artinya perlu
tafsiran-tafsiran yang lebih kritis lagi sesuai dengan zaman.
B. Saran-Saran
Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan dalam kaitannya dengan
pembahasan judul skripsi ini adalah sebagai berikut:
I. hadis tentang azan subuh dan jumat ini, seyogyanya diintelpretasikan dengan
menggunakan sisi pandang dari berbagai aspek yang integral baik dari
konteks historis, sosiologis maupun kultural dengan melepaskan kepentingan
kepentingan tersembunyi (vestel interest) (blum menafsirkan kandungan dari
hadis-haidis yang dimaksud.
70
2. sebagai bahan kajian yang menarik, tema tentang azan subuh dan jumat ini,
hendaknya dijadikan sebagai tantangan bagi para ilmuan (baca: sarjana
sarjana muslim) untuk dapat menghasilkan karya-karya lainnya yang lebih
mendalam dan analitis lagi. Dalam rangka menjawab pertanyaan-pertanyaan
dari masyarakat awam pada khususnya. Karena selama penggarapan
penulisan skripsi ini, penulis jarang menemukan atau bahkan tidak ada karya
karya yang fokus dalam bentuk buku mengupas tuntas masalah azan ini, baik
ilmuan dari luar maupun Indonesia sendiri. Yang banyak penulis temukan
pembahasan azan ini, hanya terdapat dalam buku-buku yang bahasan azan
mempakan pelengkap dari bahasan yang lainnya (baca: masuk bagian-bagian
sub tema) itu pun hanya sedikit.
3. Hendaknya kaum muslim, khususnya mahasiswa sebagai insan akademis
n1emahami secara mendalam aspek-aspek keilmuan yang berhubungan
dengan sumber Islam, terutama al-Quran dan al-Hadis.
Akhirnya, kepada Allah juga penulis bermohon supaya skripsi ini menjadi
setitik sumber pengetahuan yang bennanfaat bagi penulis khususnya dan bagi kaum
muslimin pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Afabil Ali, Ahmad Zuhdi Muhdlar, AI- 'Ishri, Kamus Kontemporer Arab-Indonesia,Yogyakarta: Multi Karya Grafika, 1999
Anit, Ibrahim, el.a!., al-Mu'jam aI-Wasil, ttp.: Angkasa, 1972
AI-Bukhari, Imam Abi Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim ibn Mughirah binBardizbah, Shahih Bukhari, Riyad: Darns-Salam, 1999, juz 1, eel. Ke-2
Chalil, Moenawar, Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad, Jakarta: Gema InsaniPress, 200 1, eel. Ke-l, jilid 4.
Dahlan, Abdul Azis, Prof. Dr., el. a!. (Editor), Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta;IchtiarBaru Van Hoeve, 1996), eel. Ke-l,jilid I
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1988, eel. Ke- 1
Fatehur-Rahman, Drs., Ikhtisar Mustalahul-Hadis, Bandung: PT AI-Ma'arif, 1995
Hamka, Prof. Dr., Taftir al-Azhar, Jakarta: PT Pustaka Panji Mas, 1985, eel. Ke-l,j ilid XXVIII
Haikal, Husain, Dr. Phd., Sejarah Hidup Muhammad Saw. (ter}), Jakarta: PTTintamas Indonesia, 1996, eel. Ke-19
Ismail, M. Syuhudi, Metodologi Penelitian Hadis Nabi, Jakarta: Bulan Bintang;1992
AI-Izdi, Imam ai-Hafiz Abi Daud Sulaiman bin al-Asy'ab as-Sujastani, Sunan AbiDaud, Riyad: Darns-Salam, 1999, Juz 1
AI-Jaziri, Abdurrahman, Kilab al-Fiqh 'ala Mazahibi-Arba 'ah, Beirut: Darul Fikr,tt,jilid 1
AI-Kahlani, as-Sayyid aI-Imam Muhammad bin Ismail, Subulus-Salam, Bandung:Dahlan, tt, j uz 1
Khan, Majid Ali, Dr., Muhammad Saw. Rasul Terakhir, Bandung: Pustaka, 1995, eel.Ke-l
Mugniyah, Muhammad Jawad, Fiqih Lima Mazhab: Ja 'jari. Hanaji, Maliki, Syafi'i,dan Hambali, (terj.), Jakarta: PT Lentera Basritama, 1999 , eel. ke-4
72
Mujib, M. Abdul, dan Thalhah, Mabruri, Syafirah AM, Kamus Istilah Fiqih, Jakarta:Pustaka Firdaus, 1995
Munawir, Ahmad Warson, al-Munawir Kamus Arab-Indonesia, Surabaya: PustakaProgtesif, 1997 eet. Ke-14
An-Nadwy, Abul-Hasan Ali AI-Hasany, Riwayat Hidup Rasulullah Saw. (telj.),Surabaya: PT Bina I1mu, 1989), eet. Ke-2
An-Naisabury, Imam Abil Husain Muslim ibn al-Hajjaj bin Muslim al-Qusyairy,Sahih Muslim, Riyad: Darussalam, 1998
An-Nasai, Imam aI-Hafiz Abi Abdur-Rahman Ahmad bin Syu'aib bin Ali ibnuSunan, Sunan an-Nasai, Riyad: Darus-Salam, 1999, eet. Ke-l
Al-Qardawi, Yusuf, Dr., Fatwa-Fatwa Mutakhir, (telj.), Jakarta: Yayasan al-Hamidy,1996), eet. Ke-3
Al-Quzwini, Imam aI-Hafiz Abi Abdillah Muhammad bin Yazid ar-Rabi'i IbnuMajah, Sunan Ibnu Majah, Riyad: Darussalam, 1999, eet. Ke-l
Rasjid, H. Sulaiman, Fiqih Islam, Bandung: CV Sinar Baru, 2001, eet. Ke-34
Romli, A. Chodri, Permasalahan Shalat Jwn 'at: Mengkaji Kembali BerbagaiPendapat Ulama dan Madzhab Fiqih Seputar Ibadah Jum 'at Menuju KepadaKesatuan Pemahaman Kontekstual Dalam Pelaksanaannya, Surabaya: PustakaProgressif, 1996, eet. Ke-6
Rus'an, H., Linlasan Sejarah Islam di Zaman Rasulullah Saw., Singapura: PustakaNasional, 1982, eet. Ke-2
Sabiq, Sayyid, Fiqih Sunnah, Beirut: Darul Fikr, 1971, eet. Ke-5,jilid I
Shiddieqy, T.M. Hasbi ash-, Pedoman Shalat, Jakarta: Bulan Bintang, 1975, eet. Ke-8
___, T.M. Hasbi as-, Pokok-pokok IImu Dirayah Hadis II, Jakarta: BulanBintang: 1994
Soekanto, SoeI:iono, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT Raja Grafindo, 2002, eet.Ke-I
Soetari, Endang, IImu Hadis, Bandung: Amal Bhakti Press, 1997
73
As-Suyuti, Jalaluddin, al-Luma 'ft Asbab al-Wurud al-Hadis, Beirut: Darul Fikr, tth.
As-Syaukani, Muhammad Ali bin Muhamad, Nailul Autar, Beirut: Darul Fikr, 1994,juz 1
At-Tinnizi, Imam ai-Hafiz Abi 'isa Muhammad bin 'Isa bin Surah ibn Musa, Jami'at-Tirmizi, Riyad: Darussalam, 1999, eet. Ke-l
Zayd, Nashr Hamid Abu, Al-Qur 'an dan Hermeneutik dan Kekuasaan; Kontroversidan Penggugatan Henneneutik Al-Qur 'an, (teIj.), Bandung: RQiS, 2003, CeLKe-I
Zeeno, Syekh Mohammad bin Jameel Bimbingan Islam Untuk Pribadi danMmyarakat. (teIj.), Jakarta: C. V. Darul Haq, 1994, CeL Ke-I