NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER … · HASIL DAN PEMBAHASAN Kebutuhan Energi, Protein...

47
NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER PERIODE FINISHER YANG DISUPLEMENTASI DENGAN DL-METIONIN SKRIPSI JULIAN ADITYA PRATAMA PROGRAM STUDI ILMU NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Transcript of NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER … · HASIL DAN PEMBAHASAN Kebutuhan Energi, Protein...

Page 1: NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER … · HASIL DAN PEMBAHASAN Kebutuhan Energi, Protein dan Asam Amino untuk Ayam ... 2. Komposisi dan Kandungan Zat Makanan Ransum Basal

NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER PERIODE FINISHER YANG DISUPLEMENTASI

DENGAN DL-METIONIN

SKRIPSI

JULIAN ADITYA PRATAMA

PROGRAM STUDI ILMU NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Page 2: NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER … · HASIL DAN PEMBAHASAN Kebutuhan Energi, Protein dan Asam Amino untuk Ayam ... 2. Komposisi dan Kandungan Zat Makanan Ransum Basal

RINGKASAN

JULIAN ADITYA PRATAMA. D24104071. 2008. Nilai Energi Metabolis Ransum Ayam Broiler Periode Finisher yang Disuplementasi dengan DL-Metionin. Skripsi. Program Studi Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor.

Pembimbing Utama : Dr. Ir. Sumiati, M.Sc. Pembimbing Anggota : Dr Ir. Muhammad Ridla, M.Agr.

Penambahan metionin ke dalam ransum ternak cukup penting artinya bagi keseimbangan asam amino untuk mencapai pertumbuhan dan produksi yang baik, khususnya bila bahan makanan ternak sebagian besar berasal dari bahan nabati. Bahan makanan nabati umumnya mengandung asam amino pembatas (metionin, lisin dan tryptofan) lebih rendah daripada bahan makanan hewani. Oleh karena itu, dalam formulasi ransum yang berbasis bahan pakan nabati perlu ditambahkan asam amino pembatas sintetis untuk memenuhi kebutuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai optimal ransum yang menggunakan berbagai taraf penambahan DL-Metionin pada ayam broiler periode finisher terhadap energi metabolis.

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April sampai Juni 2007 di Laboratorium Lapang Ilmu Nutrisi Ternak Unggas, Fakultas Peternakan, IPB. Ternak yang digunakan adalah 25 ekor strain Ross berumur enam minggu. Ransum basal broiler periode finisher dengan protein kasar 20,32%, energi metabolis 3101,29 kkal/kg dan kandungan metionin dalam ransum sebesar 0,25% tersusun dari jagung kuning, bungkil kedelai, dedak padi, CGM (Corn Gluten Meal), MBM (Meat Bone Meal), minyak kelapa, garam, vitamin dan mineral (premiks). Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan, setiap ulangannya menggunakan 1 ekor ayam sebagai unit percobaan. Taraf penambahan DL-Metionin adalah 0,15%, 0,20%, 0,25% dan 0,30%. Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah konsumsi dan ekskresi energi, retensi nitrogen, Energi Metabolis Semu (EMS), Energi Metabolis Murni (EMM), Energi Metabolis Semu Terkoreksi Nitrogen (EMSn), Energi Metabolis Murni Terkoreksi Nitrogen (EMMn) dan konversi EMSn terhadap energi bruto. Data yang diperoleh dianalisis ragam (ANOVA), jika hasilnya berbeda nyata dilakukan uji jarak Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan asam amino DL-Metionin berpengaruh sangat nyata (P>0,01) terhadap ekskresi energi. Penambahan DL-Metionin 0,20% sangat nyata menurunkan ekskresi energi dibandingkan perlakuan yang lain. Penambahan DL-Metionin sebanyak 0,15 ; 0,20 ; 0,25 ; 0,30% dengan nilai energi metabolis 3101,29, 3367,28, 3600,08, 3344,14, 3133,03 kkal/kg tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi energi, retensi nitrogen, EMS, EMM, EMSn dan EMMn. Secara numerik penambahan 0,20% DL-Metionin (kandungan DL-Metionin dalam ransum sebesar 0,37%) menunjukan hasil yang optimal. Hasil ini sesuai dengan dengan NRC (1994) bahwa kebutuhan metionin pada ransum ayam periode finisher adalah 0,38%. Dapat disimpulkan, nilai optimal penambahan DL-Metionin dalam ransum ayam broiler finisher adalah sebesar 0,20% (kandungan metionin ransum sebesar 0,37%).

Kata-kata kunci : DL-Metionin, energi metabolis, retensi nitrogen

Page 3: NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER … · HASIL DAN PEMBAHASAN Kebutuhan Energi, Protein dan Asam Amino untuk Ayam ... 2. Komposisi dan Kandungan Zat Makanan Ransum Basal

ABSTRACT

Metabolizable Energy Value of Broiler Finisher Corn-Soy Based Diet with Supplementation DL-Methionine

J. A. Pratama, Sumiati, and M. Ridla

Poultry diet consisting on 80% of plant materials is deficient in methionine. Therefore, synthetic methionine supplementation in such diet would necessary to meet requirement of that amino acid. The objective of this study was to examined the effect of DL-Methionine supplementation in broiler finisher diet on metabolizable energy value. Twenty five broilers of 42 days old with average body weight of 1800 g were used in this experiment. Twenty broilers were fed the experiment diets, while another five broilers were unfed to measure endogenous energy. The treatment diets were : F0 (basal diet), F1 (F0 + 0.15% DL-Methionine), F2 (F0 + 0.20% DL-Methionine), F3 (F0 + 0.25% DL-Methionine) and F4 (F0 + 0.30% DL-Methionine). This experiment used completely randomized design, with five treatments and four replications. The data were analyzed by Analysis of Variance (ANOVA), and differences among treatments were further tested using Duncan multiple range test. There was no significant effects of dietary treatments on Apparent Metabolizable Energy (AME), True Metabolizable Energy (TME), Nitrogen Corrected Apparent Metabolizable Energy (AMEn) as well as Nitrogen Corrected True Metabolizable Energy (TMEn). Key words : DL-Methionine, metabolizable energy, nitrogen retention

Page 4: NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER … · HASIL DAN PEMBAHASAN Kebutuhan Energi, Protein dan Asam Amino untuk Ayam ... 2. Komposisi dan Kandungan Zat Makanan Ransum Basal

NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER PERIODE FINISHER YANG DISUPLEMENTASI

DENGAN DL-METIONIN

JULIAN ADITYA PRATAMA

D24104071

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada

Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI ILMU NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Page 5: NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER … · HASIL DAN PEMBAHASAN Kebutuhan Energi, Protein dan Asam Amino untuk Ayam ... 2. Komposisi dan Kandungan Zat Makanan Ransum Basal

NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER PERIODE FINISHER YANG DISUPLEMENTASI

DENGAN DL-METIONIN

Oleh : JULIAN ADITYA PRATAMA

D24104071

Skripsi ini telah disetujui dan disidangkan dihadapan Komisi Ujian Lisan pada tanggal 4 September 2008

Pembimbing Utama Pembimbing Anggota Dr. Ir. Sumiati, M.Sc. Dr. Ir. M. Ridla, M.Agr. NIP. 131 624 182 NIP. 131 849 384

Dekan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Luki Abdullah, MSc.Agr. NIP. 131 955 531

Page 6: NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER … · HASIL DAN PEMBAHASAN Kebutuhan Energi, Protein dan Asam Amino untuk Ayam ... 2. Komposisi dan Kandungan Zat Makanan Ransum Basal

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 6 Juli 1986 di Bogor, Jawa Barat. Penulis

adalah anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Roesdi Trijadhi dan

Ibu Marlina Indrayani.

Pendidikan penulis dimulai dengan memasuki pendidikan di Taman Kanak-

kanak Dian Cempala pada tahun 1993, kemudian dilanjutkan ke Sekolah Dasar di SD

Ciampea 01 hingga tahun 1999, pendidikan lanjutan menengah pertama diselesaikan

pada tahun 2002 di SLTPN 1 Ciampea dan pendidikan lanjutan menengah atas

diselesaikan pada tahun 2004 di SMUN 9 Bogor. Pada tahun yang sama, penulis

diterima sebagai mahasiswa Program Studi Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak,

Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut

Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB)

Selama mengikuti pendidikan, penulis aktif di Himpunan Mahasiswa Nutrisi

dan Makanan Ternak (HIMASITER) Fakultas Peternakan (periode 2005-2006) dan

Mahasiswa Pendamping Posdaya (2007-2008).

Page 7: NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER … · HASIL DAN PEMBAHASAN Kebutuhan Energi, Protein dan Asam Amino untuk Ayam ... 2. Komposisi dan Kandungan Zat Makanan Ransum Basal

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat, hidayah dan ridho-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan

penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Baginda

Rosullullah SAW, keluarga, sahabat, serta orang-orang yang istiqomah di jalan Islam

hingga akhir zaman. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar

sarjana peternakan.

Skripsi ini berjudul ”Nilai Energi Metabolis Ransum Ayam Broiler Periode

Finisher yang Disuplementasi dengan DL-Metionin”. Penelitian ini dilakukan di

Laboratorium Lapang Nutrisi Unggas (kandang C) dan Laboratorium Ilmu dan

Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, selama tiga bulan

dimulai dari bulan April sampai Juni 2007.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai optimal ransum yang

menggunakan berbagai taraf DL-Metionin pada ayam broiler periode finisher

terhadap energi metabolis.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna.

Terakhir kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah ikut

berperan sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Penulis mengharapkan

semoga skripsi ini bermanfaat, baik untuk kalangan akademis maupun peternak ayam

broiler yang ingin menggunakan DL-Metionin sebagai suplementasi untuk

menghasilkan pertumbuhan yang baik.

Bogor, 4 September 2008

Penulis

Page 8: NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER … · HASIL DAN PEMBAHASAN Kebutuhan Energi, Protein dan Asam Amino untuk Ayam ... 2. Komposisi dan Kandungan Zat Makanan Ransum Basal

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN ................................................................................................ ii

ABSTRACT ................................................................................................... iii

RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................... v

DAFTAR ISI .................................................................................................. vi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x

PENDAHULUAN

Latar Belakang ..................................................................................... 1 Perumusan Masalah ............................................................................ 1

Tujuan ................................................................................................. 2

TINJAUAN PUSTAKA

Ayam Broiler ...................................................................................... 3 Asam Amino Metionin ....................................................................... 4 Retensi Nitrogen ................................................................................. 8 Energi Metabolis ................................................................................. 9

METODE

Waktu dan Tempat ............................................................................... 12 Materi .................................................................................................. 12 Rancangan Percobaan ......................................................................... 14 Prosedur ............................................................................................... 16 Tahapan Persiapan Kandang Metabolis ................................... 16 Masa Istirahat Ayam ................................................................ 16 Pemuasaan Ayam ..................................................................... 16 Tahapan Pelaksanaan Percobaan ............................................. 16 Analisis Ekskreta ...................................................................... 17

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kebutuhan Energi, Protein dan Asam Amino untuk Ayam ................. 19 Konsumsi Energi dan Ekskresi Energi ............................................... 20 Retensi Nitrogen ................................................................................. 21

Energi Metabolis ................................................................................ 23 Konversi EMSn terhadap Energi Bruto ............................................... 26

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan ........................................................................................ 28 Saran .................................................................................................. 28

UCAPAN TERIMA KASIH ......................................................................... 29

Page 9: NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER … · HASIL DAN PEMBAHASAN Kebutuhan Energi, Protein dan Asam Amino untuk Ayam ... 2. Komposisi dan Kandungan Zat Makanan Ransum Basal

vii

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 30

LAMPIRAN ................................................................................................... 33

Page 10: NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER … · HASIL DAN PEMBAHASAN Kebutuhan Energi, Protein dan Asam Amino untuk Ayam ... 2. Komposisi dan Kandungan Zat Makanan Ransum Basal

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Kebutuhan Nutrisi Broiler Periode Finisher (3-6 Minggu) ................ 4

2. Komposisi dan Kandungan Zat Makanan Ransum Basal Penelitian ........................................................................................... 13

3. Kandungan DL-Metionin Ransum Perlakuan .................................... 14

4. Kandungan Bahan kering, Protein Kasar, Energi Bruto Energi Metabolis, dan Metionin Ransum Perlakuan Umur

6 Minggu dalam As fed .......................................................................... 19

5. Rataan Nilai Konsumsi Energi dan Ekskresi Energi Ransum Perlakuan ............................................................................. 20

6. Rataan Nilai Konsumsi, Ekskresi dan Retensi Nitrogen Ransum Perlakuan ............................................................................. 22

7. Rataan Nilai Energi Metabolis Ransum Perlakuan dalam 100% BK .................................................................................. 24

8. Rataan Nilai Energi Metabolis Ransum Perlakuan dalam As fed ........................................................................................ 24

9. Nilai Konversi EMSn terhadap Energi Bruto Ransum Perlakuan dalam As fed ......................................................... 27

Page 11: NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER … · HASIL DAN PEMBAHASAN Kebutuhan Energi, Protein dan Asam Amino untuk Ayam ... 2. Komposisi dan Kandungan Zat Makanan Ransum Basal

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Proses Transmetilasi (Sofie, 2007) ...................................................... 5

2. Struktur DL-Metionin dan Mehtionine Hydroxy Analoque (Leeson dan Summers, 2005) ............................................................. 6

3. Proses Glukoneogenesis (Leeson dan Summers, 2001) ...................... 8

4. Definisi dan Hubungan dari Sistem Pengukuran Energi (Leeson dan Summers, 2001) ............................................................. 11

5. Kandang Metabolis dan Peralatan yang Digunakan dalam Penelitian ........................................................................................... 12

6. Skema Metode Pengukuran Energi Metabolis ..................................... 18

7. Grafik Nilai Retensi Nitrogen Ransum Perlakuan ............................... 23

8. Grafik Nilai Energi Metabolis Semu Terkoreksi Nitrogen Ransum Perlakuan ............................................................................... 24

Page 12: NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER … · HASIL DAN PEMBAHASAN Kebutuhan Energi, Protein dan Asam Amino untuk Ayam ... 2. Komposisi dan Kandungan Zat Makanan Ransum Basal

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Analisis Ragam Retensi Nitrogen ...................................................... 34

2. Analisis Ragam Ekskresi Energi ........................................................ 34

3. Uji Jarak Duncan Ekskresi Energi ..................................................... 34

4. Analisis Ragam Energi Metabolis Semu (EMS) ................................ 34

5. Analisis Ragam Energi Metabolis Murni (EMM) .............................. 34

6. Analisis Ragam Energi Metabolis Semu Terkoreksi Nitrogen (EMSn) ............................................................................................... 34

7. Analisis Ragam Energi Metabolis Murni Terkoreksi Nitrogen (EMMn) .............................................................................................. 35

8. Analisis Ragam Konversi EMSn terhadap Energi Bruto ..................... 35

Page 13: NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER … · HASIL DAN PEMBAHASAN Kebutuhan Energi, Protein dan Asam Amino untuk Ayam ... 2. Komposisi dan Kandungan Zat Makanan Ransum Basal

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Untuk keberhasilan usaha peternakan khususnya ayam pedaging dibutuhkan

tata laksana, bibit dan pakan yang berkualitas baik. Masalah yang menjadi prioritas

utama adalah masalah mutu pakan. Ransum yang memiliki kandungan nutrisi dalam

jumlah yang seimbang dapat mengoptimalkan produksi ternak. Penambahan

metionin ke dalam ransum ternak cukup penting artinya bagi keseimbangan asam

amino untuk mencapai pertumbuhan dan produksi yang baik, khususnya bila bahan

makanan ternak sebagian besar berasal dari bahan nabati (Sutardi, 1980). Bahan

makanan nabati umumnya mengandung asam amino pembatas (metionin, lisin dan

tryptofan) lebih rendah daripada bahan makanan hewani (Leeson dan Summers,

2001). Penambahan DL-Metionin mampu menurunkan jumlah energi yang dibuang

melalui ekskreta, sehingga energi yang diserap atau dicerna ayam meningkat.

Metionin merupakan asam amino esensial kritis yang mengandung sulfur

yang dibutuhkan oleh sistem metabolisme guna memperoleh zat sulfurnya. Metionin

mempunyai beberapa peranan sangat penting bagi unggas (ayam) antara lain (1)

sebagai donor gugusan metil dalam pembentukan kholin, (2) sebagai bahan

pembentuk bulu, (3) sebagai penetral racun tubuh dan (4) sebagai pembentuk taurin

yang diperlukan untuk penyusunan garam empedu (Anggorodi, 1995).

Menurut Sutardi (1980), metionin sebagai komponen alam terdapat dalam

konfigurasi L-Metionin. Didalam alat pencernaan asam amino L-AA mengalami

deaminasi oleh mikroba menjadi asam keto alfa. Asam keto alfa dapat diaminasikan

menjadi asam amino dalam bentuk L-AA atau D-AA. Bentuk L-AA dan D-AA dapat

dibuat sintesanya dalam bentuk DL-Metionin. Metionin dapat disintesis dalam

bentuk DL-Metionin dan Methionine Hydroxy Analoque (Ishibashi et al., 2001).

Perumusan Masalah

Ransum ayam broiler yang mengandung biji-bijian (Jagung dan bungkil

kedelai) sebesar 80%, maka ransum tersebut akan kekurangan asam amino esensial

terutama asam amino metionin, sehingga perlu ada upaya untuk mencukupi

kebutuhan tersebut. Penambahan atau penggunaan sumber protein hewani dapat

membantu mencukupi kebutuhan, tetapi penggunaan yang terlalu tinggi membuat

Page 14: NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER … · HASIL DAN PEMBAHASAN Kebutuhan Energi, Protein dan Asam Amino untuk Ayam ... 2. Komposisi dan Kandungan Zat Makanan Ransum Basal

2

ransum tidak ekonomis. Upaya lain diantaranya yaitu penambahan asam amino

sintetis dalam ransum yang sering dilakukan untuk mencukupi kebutuhan asam

amino salah satunya metionin. Penambahan metionin ke dalam ransum unggas

penting artinya bagi keseimbangan asam amino untuk mencapai pertumbuhan dan

produksi yang optimum. Menurut NRC (1994) kebutuhan metionin ransum ayam

broiler periode finisher adalah sebesar 0,38%.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai optimal pengaruh

penambahan DL-Metionin dalam ransum ayam broiler finisher yang berbasis jagung

dan bungkil kedelai terhadap nilai energi metabolis.

Page 15: NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER … · HASIL DAN PEMBAHASAN Kebutuhan Energi, Protein dan Asam Amino untuk Ayam ... 2. Komposisi dan Kandungan Zat Makanan Ransum Basal

TINJAUAN PUSTAKA

Ayam Broiler

Ayam broiler termasuk kedalam ordo Galliformes, famili Phasianidae dan

spesies Gallus domesticus. Ayam broiler merupakan ayam tipe berat pedaging yang

lebih muda dan berukuran lebih kecil. Ayam broiler ditujukan untuk menghasilkan

daging dan menguntungkan secara ekonomis. Ayam broiler tumbuh sangat cepat

sehingga dapat dipanen pada umur 6-7 minggu. Sifat pertumbuhan yang sangat cepat

ini dicerminkan dari tingkah laku makannya yang sangat lahap. Nilai konversi makan

ayam broiler sewaktu dipanen sekarang ini mencapai nilai dibawah 2 (Amrullah,

2003).

Strain Ross merupakan bibit broiler yang dirancang untuk memuaskan

konsumen yang menginginkan performa yang konsisten dan produk daging yang

beraneka ragam. Strain ini adalah produk hasil riset dalam jangka waktu yang cukup

lama dengan menggunakan teknologi modern. Keunggulan yang dimiliki oleh strain

Ross adalah sehat dan kuat, tingkat pertumbuhan yang cukup tinggi, kualitas daging

yang baik, efisiensi pakan yang tinggi, dan dapat meminimalkan biaya produksi.

Keunggulan ini tidak hanya berlaku di wilayah temperate tetapi juga di wilayah

tropis (Aviagen, 2007). Menurut Cibadak Indah Sari Farm (2005), bobot badan

standar strain Ross (jumbo) umur 42 hari yaitu 2.432 g/ekor dengan konversi

ransum adalah 1,72.

Karakteristik dari ayam broiler modern adalah pertumbuhan yang cepat,

banyak penimbunan pada bagian dada dan otot-otot daging, disamping itu relatif

lebih rendah aktifitasnya bila dibandingkan dengan jenis ayam yang digunakan untuk

produksi telur (Pond et al., 1995). Menurut Wahju (2004), pakan ayam broiler harus

mengandung energi yang cukup untuk membantu reaksi-reaksi metabolik,

menyokong pertumbuhan dan mempertahankan suhu tubuh. Selain itu ayam

membutuhkan protein yang seimbang, fosfor, kalsium dan mineral serta vitamin

yang sangat memiliki peran penting selama tahap permulaan hidupnya. Kebutuhan

nutrisi broiler periode finisher dapat dilihat pada Tabel 1.

Page 16: NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER … · HASIL DAN PEMBAHASAN Kebutuhan Energi, Protein dan Asam Amino untuk Ayam ... 2. Komposisi dan Kandungan Zat Makanan Ransum Basal

4

Tabel 1. Kebutuhan Nutrisi Broiler Periode Finisher (Umur 3-6 Minggu)

Zat pakan NRC (1994) Leeson dan Summers (2005)

Protein Kasar (%) 20,00 18,00 Energi Metabolis (kkal/kg) 3.200 3.150 Ca (%) 0,90 0,89 P (%) 0,35 0,38 Histidin (%) 0,32 0,28 Threonin (%) 0,74 0,55 Arginin (%) 1,10 1,10 Metionin (%) 0,38 0,38 Metionin+sistin (%) 0,72 0,75 Valin (%) 0,82 0,56 Phenilalanin (%) 0,65 0,60 Isoleusin (%) 0,73 0,55 Leusin (%) 1,09 0,90 Lysin (%) 1,00 1,00

Banyaknya strain ayam yang terdapat di Indonesia, temperatur lingkungan

yang berbeda-beda dan penyedian bahan-bahan makanan dengan nilai gizi yang

berubah-ubah merupakan faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam penyusunan

ransum (Wahju, 2004). Tabel-tabel yang dikemukakan Leeson dan Summers (2005)

dan NRC (1994) dapat dijadikan titik tolak pemikiran penyusunan formulasi ransum

unggas yang disesuaikan dengan kondisi Indonesia.

Asam Amino Metionin

Anggorodi (1995) menyatakan bahwa metionin adalah asam amino yang

mengandung sulfur dan essensial (undispensable) bagi manusia dan ternak

monogastrik sehingga metionin harus tersedia di dalam ransum ternak. Menurut

Cheeke (2005), asam amino dapat dibedakan menjadi dua yaitu asam amino

esensial dan asam amino non esensial. Asam amino esensial yaitu asam amino yang

harus ada di dalam bahan pakan, karena tidak dapat disintesis dalam tubuh ternak,

sedangkan asam amino non esensial yaitu asam amino yang dapat disintesis guna

mencukupi kebutuhan pertumbuhan normal.

Sigit (1995) menyatakan bahwa asam amino metionin juga merupakan salah

satu kerangka yang membentuk protein tubuh, sedangkan protein pada tiap jaringan

tubuh berbeda kandungan asam aminonya, dengan kata lain asam amino menentukan

corak dan fungsi jaringan tubuh. Prawirokusumo et al. (1987) menyatakan metionin

Page 17: NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER … · HASIL DAN PEMBAHASAN Kebutuhan Energi, Protein dan Asam Amino untuk Ayam ... 2. Komposisi dan Kandungan Zat Makanan Ransum Basal

5

juga merupakan asam amino yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan yang cepat

dan untuk hidup pokok semua hewan dan salah satu akibat bila terjadi kekurangan

asam amino metionin adalah lambatnya laju pertumbuhan.

Metionin merupakan donor sulfur bagi sistein dan sistin. Sistein (asam amino

non essensial) mendapatkan sulfur dari metionin dan kerangka karbon dari serin.

Apabila sistein dan sistin kurang maka metionin dan serin akan dirombak melalui

proses transmetilasi, sehingga memperbesar kebutuhan metionin (Sanchez et al.,

1984). Metionin juga menjadi donor metil untuk pembentukan kholin melalui

transmetilasi. Kholin dapat mendonorkan metilnya pada homosistein, sehingga

kekurangan kholin juga dapat memperbesar kebutuhan metionin (Maynard et al.,

1997). Proses transmetilasi disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1. Proses Transmetilasi (Sofie, 2007)

Page 18: NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER … · HASIL DAN PEMBAHASAN Kebutuhan Energi, Protein dan Asam Amino untuk Ayam ... 2. Komposisi dan Kandungan Zat Makanan Ransum Basal

6

Metionin dapat aktif dengan ATP menjadi S-adenoshylmethionine, dari

gabungan tersebut kemudian melepaskan grup metil untuk memperlebar akseptor.

Hasil dari gabungan tersebut dihidrolisis menjadi homosistin dan adenosin.

Homosistin adalah penengah karena dapat mendonorkan metil untuk membentuk

metionin kembali atau dapat mengkondensasi dengan serin untuk menjadi sistein dan

sistin (D’Mello, 2005).

Terdapat dua jenis asam amino metionin sintetis yang dapat ditambahkan,

pertama dalam bentuk tepung metionin yaitu DL-metionin dan yang kedua dalam

bentuk liquid metionin yaitu Methionine Hydroxy Analogue (MHA) (Vázquez-Añón

et al., 2006). Kandungan metionin sebesar 0,32%, 0,36% dan 0,40% dalam ransum

broiler memberikan pengaruh sangat nyata terhadap bobot badan akhir dan

komponen karkas (Hafsah, 1999). Wiradisastra (2001) menyatakan bahwa tingkat

metionin 0,392% dan 0,432% dalam ransum broiler sangat nyata menyebabkan

efisiensi penggunaan protein lebih tinggi daripada tingkat metionin 0,312% dan

0,352% dalam ransum yang kandungan proteinnya 18%. Attia et al. (2005)

menyatakan bahwa terjadi peningkatan pertambahan bobot badan anak ayam pada

perlakuan penambahan metionin 0,05% dan 0,10% dalam ransum basal yang

mengandung metionin sebesar 0,32%. Struktur DL-Metionin dan Methionine

Hydroxy Analoque dapat dilihat pada Gambar 2.

NH2

│ CH3 – S – CH2 – CH2 – C – COOH

│ H

DL-Metionin

OH │

CH3 – S – CH2 – CH2 –– C– COOH │

H

Methionine Hydroxyl Analoque

Gambar 2. Struktur DL-Metionin dan Methionine Hydroxy Analoque (Leeson and Summers, 2005)

Bentuk metionin adalah L-metionin dan D-metionin, tetapi penggunaan yang

paling baik adalah DL-Metionin, karena bentuk L-metionin dan D-metionin tidak

efisien jika level protein dan asam amino rendah (Leeson dan Summers, 2001). Pesti

et al. (2005) menyatakan bahwa metionin sebagai komponen alam terdapat dalam

konfigurasi L-Metionin. Di dalam alat pencernaan, asam amino L (L-AA)

Page 19: NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER … · HASIL DAN PEMBAHASAN Kebutuhan Energi, Protein dan Asam Amino untuk Ayam ... 2. Komposisi dan Kandungan Zat Makanan Ransum Basal

7

mengalami deaminasi (pencopotan gugus amino) oleh mikroba menjadi asam keto

alfa dan asam keto alfa dapat diaminasikan menjadi asam amino dalam bentuk L-AA

atau D-AA. Pada umumnya metionin dibuat sintetisnya dan ditambahkan ke dalam

ransum dalam bentuk DL-Metionin. Ishibashi et al. (2001) menyatakan metionin

dapat disentesis dalam bentuk DL-Metionin dan Methionine Hydroxy Analoque. DL-

Metionin merupakan penengah antara bentuk D dan L (Anggorodi, 1995).

Penggunaan DL-Metionin pada unggas dapat menurunkan jumlah energi yang

dibuang melalui ekskreta sehingga energi yang diserap atau dicerna ayam meningkat.

Hal ini dikarenakan metionin adalah asam amino bersifat glikogenik yang dapat

meningkatkan pembentukan glukosa dan glikogen. Metionin dapat dikonversi

menjadi energi pada saat masukan karbohidrat atau simpanannya berkurang, maka

protein tubuh dan asam-asam amino akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan

energi. Sejumlah energi yang sama dapat diperoleh dari protein seperti halnya

karbohidrat. Protein yang tidak dapat digunakan segera, akan dimatabolisir. Dalam

proses ini asam-asam amino ini dideaminasi untuk menghasilkan kerangka karbon

sehingga protein tubuh dan asam-asam amino akan digunakan untuk memenuhi

energi. (Piliang dan Djojosoebagio, 2006). Proses Glukoneogenesis disajikan pada

Gambar 3.

Page 20: NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER … · HASIL DAN PEMBAHASAN Kebutuhan Energi, Protein dan Asam Amino untuk Ayam ... 2. Komposisi dan Kandungan Zat Makanan Ransum Basal

8

Gambar 3. Proses Glukoneogenesis (Leeson dan Summers, 2001)

Retensi Nitrogen

Retensi nitrogen yaitu selisih antara nilai konsumsi nitrogen dengan nilai

nitrogen yang diekskresikan setelah dikoreksi dengan nilai ekskresi nitrogen

endogenous (Sibbald dan Wolynetz, 1985). Nitrogen endogenous adalah nitrogen

dalam ekskreta yang berasal dari selain bahan pakan yaitu peluruhan sel mukosa

usus, empedu dan saluran pencernaan (Sibbald, 1980). Energi endogenous terdiri dari

metabolic faecal dan endogenous urinary yang berasal dari katabolisme jaringan

tubuh untuk kebutuhan hidup pokok pada saat dipuasakan dan sebagian lagi berasal

dari produk akhir yang mengandung nitrogen (Wolynetz dan Sibbald, 1984).

Arginin Glutamat Histidn Prolin

Isoleusin Metionin

Valin

α-Ketoglutarat Propionil koenzim A

Suksinat

CO2

Malat Fenilalanin

Tirosin

Aspartat Oksaloasetat Piruvat

CO2

Treonin Alanin Serin

Sistein (Sistin) Triptofan

Fosfopiruvat

Karbohidrat

Page 21: NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER … · HASIL DAN PEMBAHASAN Kebutuhan Energi, Protein dan Asam Amino untuk Ayam ... 2. Komposisi dan Kandungan Zat Makanan Ransum Basal

9

Menurut Wahju (2004), tingkat retensi nitrogen bergantung pada konsumsi

nitrogen dan energi metabolis ransum, akan tetapi peningkatan energi metabolis

ransum tidak selalu diikuti oleh peningkatan retensi nitrogen. Meningkatnya

konsumsi nitrogen diikuti dengan meningkatnya retensi nitrogen tetapi tidak selalu

disertai dengan peningkatan bobot badan bila energi ransum rendah.

Menurut McDonald et al. (2002), dalam penentuan energi metabolis perlu

dikoreksi terhadap jumlah nitrogen yang diretensi karena kemampuan ternak dalam

memanfaatkan energi bruto dari protein kasar sangat bervariasi. Farrell (1978)

menyatakan pengukuran retensi nitrogen dapat dilakukan dengan beberapa metode,

salah satunya adalah dengan metode koleksi total ekskreta dan pemberian pakannya

dengan cara tanpa paksa/tanpa pencekokan sesuai dengan metode Farrell.

Menurut Wahju (2004), protein didalam tubuh yang berasal dari ransum

setelah masuk ke dalam saluran pencernaan mengalami perombakan. Menurut

Piliang (2006), protein dalam jaringan tubuh secara terus menerus dipecah menjadi

asam-asam amino. Untuk mempertahankan jaringan-jaringan tubuh, diperlukan

suplai asam-asam amino. Jika masukan protein melebihi jumlah protein yang dapat

dimanfaatkan oleh tubuh, maka kandungan nitrogen dalam feses akan meningkat,

sedangkan jika masukan protein menurun, maka jumlah nitrogen dalam feses juga

menurun.

Energi Metabolis

Istilah energi menurut Scott et al. (1982), berasal dari 2 suku kata dalam

bahasa Yunani yaitu en yang berarti di dalam dan ergon yang berarti kerja sehingga

energi berarti kemampuan melakukan suatu kerja. Untuk setiap bahan pakan minimal

ada 4 nilai energi yaitu energi bruto (gross energy atau combustible energy), energi

dapat dicerna, energi metabolis dan energi neto (Wahju, 2004). Nilai energi bahan

pakan atau ransum dapat dinyatakan dalam bentuk energi bruto, energi dapat dicerna,

energi metabolis dan energi netto (NRC, 1994). Selanjutnya menurut NRC (1994),

energi bruto adalah jumlah panas yang dilepaskan jika suatu zat mengalami oksidasi

sempurna menjadi karbondioksida dan air dalam bomb calorimeter dengan tekanan

25-30 atmosfer oksigen, energi tercerna adalah energi bruto bahan pakan atau

ransum dikurangi dengan energi bruto feses. Energi metabolis adalah energi bruto

bahan pakan atau ransum dikurangi energi bruto feses, urin dan gas yang dihasilkan

Page 22: NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER … · HASIL DAN PEMBAHASAN Kebutuhan Energi, Protein dan Asam Amino untuk Ayam ... 2. Komposisi dan Kandungan Zat Makanan Ransum Basal

10

selama proses pencernaan, tetapi pada unggas gas yang dihasilkan biasanya

diabaikan sehingga energi metabolis merupakan energi bruto bahan pakan atau

ransum dikurangi dengan energi bruto ekskreta. Nilai energi metabolis dari bahan-

bahan pakan adalah penggunaan yang paling banyak dan aplikasi yang praktis dalam

ilmu nutrisi ternak unggas, karena penggunaan energi ini tersedia untuk semua

tujuan, termasuk hidup pokok, pertumbuhan, penggemukan dan produksi telur.

Energi yang berlebihan akan disimpan sebagai lemak. Kelebihan energi metabolis

tidak dikeluarkan oleh tubuh hewan. Oleh karena itu, paling efisien dalam pemberian

pakan pada ayam adalah membuat ransum seimbang antara tingkat energi dan zat –

zat pakan yang lainnya (Wahju, 2004). Menurut Sibbald dan Wolynetz (1985),

energi metabolis dapat dinyatakan dengan empat perubah, yaitu energi metabolis

semu (EMS), energi metabolis murni (EMM), energi metabolis semu terkoreksi

nitrogen (EMSn) dan energi metabolis murni terkoreksi nitrogen (EMMn). EMS

merupakan perbedaan antara energi pakan dengan energi feses dan urin, dimana pada

unggas feses dan urin bercampur menjadi satu dan disebut ekskreta. EMSn biasanya

paling banyak digunakan untuk memperkirakan nilai energi metabolis. EMM

merupakan EMS yang dikoreksi dengan energi endogenous. EMMn memiliki

hubungan yang sama dengan EMM seperti halnya EMSn terhadap EMS.

Page 23: NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER … · HASIL DAN PEMBAHASAN Kebutuhan Energi, Protein dan Asam Amino untuk Ayam ... 2. Komposisi dan Kandungan Zat Makanan Ransum Basal

11

Definisi dan hubungan dari sistem pengukuran energi disajikan pada

Gambar 4

Gambar 4. Definisi dan Hubungan dari Sistem Pengukuran Energi (Leeson

dan Summers, 2001)

Energi bruto

Energi dalam feses

EMM Energi dalam Urin

Kehilangan energi Metabolis dan endogenous

Energi metabolis semu

Energi dapat dicerna

Panas dari metabolisme (heat increament)

Untuk produksi - Telur - Pertumbuhan - Bulu

Energi neto (produksi) Untuk hidup pokok - Metabolisme basal - Aktivitas - Mengatur panas tubuh

Page 24: NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER … · HASIL DAN PEMBAHASAN Kebutuhan Energi, Protein dan Asam Amino untuk Ayam ... 2. Komposisi dan Kandungan Zat Makanan Ransum Basal

METODE

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan April sampai Juni 2007 bertempat di

Laboratorium Lapang Nutrisi Ternak Unggas, Laboratorium Nutrisi Ternak Unggas,

dan Laboratorium Teknologi dan Industri Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan

Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Materi

Ternak

Penelitian ini menggunakan 25 ekor ayam broiler berumur 42 hari, dengan

bobot badan rata-rata sebesar 1800 g/ekor yang diambil secara acak dari 1000 ekor

ayam yang sebelumnya dipelihara mulai DOC sampai umur 42 hari.

Kandang dan Peralatan

Kandang yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang metabolis

berukuran 50 x 30 x 56 cm sebanyak 25 buah dengan bagian bawah kandang

dilengkapi plastik tempat penampungan ekskreta, tempat pakan, dan tempat air

minum. Peralatan yang digunakan adalah wadah plastik sebagai tempat makan dan

air minum, plastik penampung ekskreta, timbangan, freezer, aluminium foil, label,

oven dengan suhu 60oC, mortar, kertas tissue, spidol, sendok, loyang, panci

berkapasitas 5 kg, saringan, plastik tahan panas, kantong plastik, plastik klip, dan rak

penyimpanan. Peralatan yang digunakan disajikan pada Gambar 5.

Gambar 5. Kandang Metabolis dan Peralatan yang Digunakan dalam Penelitian

Page 25: NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER … · HASIL DAN PEMBAHASAN Kebutuhan Energi, Protein dan Asam Amino untuk Ayam ... 2. Komposisi dan Kandungan Zat Makanan Ransum Basal

13

Ransum

Ransum basal disusun berdasarkan NRC (1994) dengan energi metabolis

3.200 kkal/kg dan kandungan protein 20%. Ransum basal yang digunakan dalam

penelitian ini dibuat berbasis jagung dan bungkil kedelai, selain itu juga terdiri dari

dedak padi, corn gluten meal (CGM), meat bone meal (MBM), minyak kelapa

garam, premix.. Komposisi dan kandungan zat makanan ransum basal disajikan pada

Tabel 2.

Tabel 2. Komposisi dan Kandungan Zat Makanan Ransum Basal Penelitian

Bahan makanan Komposisi (%)

Jagung kuning 51,64

Dedak padi 12,48

Corn Gluten Meal (CGM) 3,06

Minyak kelapa 5,00

Bungkil kedelai 19,26

Meat Bone Meal (MBM) 8,09

Garam 0,22

Premix 0,25

Total 100

Kandungan zat makanan ransum* :

Energi Bruto (kkal/kg) 4356

Protein Kasar (%) 20,32

Serat Kasar (%) 4,10

Ca (%) 0,87

P (%) 0,65

Metionin (%)** 0,25

Lysin (%)** 0,86 Keterangan : * Hasil analisis Laboratorium Teknologi dan Industri Pakan, Fakultas Peternakan, IPB,

2007 ** Hasil analisis Laboratorium Terpadu, FMIPA, IPB, 2007

Page 26: NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER … · HASIL DAN PEMBAHASAN Kebutuhan Energi, Protein dan Asam Amino untuk Ayam ... 2. Komposisi dan Kandungan Zat Makanan Ransum Basal

14

Ransum perlakuan yang diberikan pada penelitian ini yaitu :

F0 : Ransum basal

F1 : F0 + 0,15% DL-Metionin

F2 : F0 + 0,20% DL-Metionin

F3 : F0 + 0,25% DL-Metionin

F4 : F0 + 0,30% DL-Metionin

DL-Metionin yang diberikan adalah produksi Sumitomo Chemical Co., Ltd.

Jumlah penambahan DL-Metionin dan kandungan metionin dalam ransum perlakuan

disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Kandungan DL-Metionin Ransum Perlakuan

Perlakuan Penambahan DL-Metionin (%) Metionin dalam ransum* (%)

S0 0,00 0,25

S1 0,15 0,35

S2 0,20 0,37

S3 0,25 0,40

S4 0,30 0,42 Keterangan : * Hasil analisis Laboratorium Terpadu, FMIPA, IPB, 2007 F0: Ransum basal; F1: F0 + 0,15% DL-Metionin; F2 : F0 + 0,20% DL-Metionin; F3

F0 + 0,25% DL-Metionin; F4 : F0 + 0,30% DL-Metionin

Rancangan

Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan

Acak Lengkap (RAL) terdiri atas 5 perlakuan dan 4 ulangan dengan setiap ekor ayam

sebagai unit percoban. Model matematika dari rancangan ini adalah :

Yij = µ + δi + εij

Keterangan :

Yij = Nilai respon dari perlakuan i dengan ulangan j

µ = Nilai rata-rata

δi = Pengaruh perlakuan ke-i

εij = Eror perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

Page 27: NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER … · HASIL DAN PEMBAHASAN Kebutuhan Energi, Protein dan Asam Amino untuk Ayam ... 2. Komposisi dan Kandungan Zat Makanan Ransum Basal

15

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam (ANOVA)

berdasarkan Steel dan Torrie (1993). Selanjutnya, jika berbeda nyata dilakukan uji

jarak duncan.

Peubah yang diamati

1. Konsumsi energi dan ekskresi energi (kkal/kg)

2. Konversi EMSn terhadap energi bruto (kkal/kg)

3. Retensi nitrogen (gram)

Retensi nitrogen (RN) adalah selisih antara konsumsi nitrogen dengan

nitrogen yang diekskresikan melalui feses dan urin setelah dikoreksi dengan

nilai ekskresi nitrogen endogenous.

Retensi Nitrogen (g) = Konsumsi N – (Ekskresi N – N endogenous)

Retensi Nitrogen (%) = Konsumsi N – (Ekskresi N – N endogenous) x 100%

Konsumsi N

4. Energi metabolis (kkal/kg)

Energi metabolis adalah selisih antara kandungan energi bruto bahan pakan

dengan energi bruto yang hilang melalui ekskreta. Menurut Sibbald dan

Wolynetz (1985) energi metabolis dinyatakan dengan :

a. Energi metabolis semu (EMS) (kkal/kg)

EMS = (EB x K) – (EBe x E) x 1000

K

b. Energi metabolis murni (EMM) (kkal/kg)

EMM = (EB x K) – [(EBe x E) – (EBk x EE)] x 1000

K

c. Energi metabolis semu terkoreksi nitrogen (EMSn) (kkal/kg)

AMSn = (EB x K) – [(EBe x E) + (8,22 x RN)] x 1000

K

d. Energi metabolis murni terkoreksi nitrogen (EMMn) (kkal/kg)

AMMn = (EB x K) – [(EBe x E) – (EBk x EE) + (8,22 x RN)] x 1000

K

Page 28: NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER … · HASIL DAN PEMBAHASAN Kebutuhan Energi, Protein dan Asam Amino untuk Ayam ... 2. Komposisi dan Kandungan Zat Makanan Ransum Basal

16

Keterangan :

EB = Energi bruto bahan makanan (kkal/kg)

EBe = Energi bruto ekskreta (kkal/g)

EBk = Energi bruto ekskreta endogenous (kkal/g)

K = Konsumsi ransum (gram)

E = Berat ekskreta bahan uji (gram)

EE = Berat ekskreta endogenous (gram)

RN = Retensi nitrogen (gram)

8,22 = Nilai yang terkoreksi sebagai asam urat (kkal/g RN)

Prosedur

Tahapan Persiapan Kandang Metabolis

Kandang metabolis sebelum digunakan dan peralatan pendukung lainnya

dibersihkan dan disterilisasikan terlebih dahulu dengan menggunakan desinfektan.

Hal ini dimaksudkan agar ayam tidak terkena bibit penyakit dari lingkungan

sebelumnya.

Lampu penerangan juga dipersiapkan. Lampu yang digunakan sebesar 100 watt.

Lampu dinyalakan hanya pada malam hari. Penentuan letak kandang dilakukan secara

acak dan untuk memudahkan pencatatan masing-masing kandang diberi tanda sesuai

dengan perlakuan yang diberikan.

Masa Istirahat Ayam

Sebelum ayam ditempatkan pada kandang metabolis, terlebih dahulu ayam

percobaan ditimbang bobot badannya untuk melihat performa sebelum perlakuan.

Ayam kemudian dipelihara seperti biasa pada kandang metabolis selama 24 jam

untuk proses adaptasi lingkungan.

Pemuasaan Ayam

Pemuasaan ayam yaitu penghentian pemberian pakan tanpa menghentikan

pemberian air minum yang bertujuan untuk mengosongkan saluran pencernaan dari

sisa-sisa pakan sebelumnya. Pemuasaan ini dilakukan selama 24 jam.

Tahap Pelaksanaan Percobaan

Ayam ditimbang untuk mengetahui bobot ayam setelah pemuasaan.

Sebanyak 20 ekor ayam diberi pakan sebanyak 120 gram/ekor/hari selama 4 hari

Page 29: NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER … · HASIL DAN PEMBAHASAN Kebutuhan Energi, Protein dan Asam Amino untuk Ayam ... 2. Komposisi dan Kandungan Zat Makanan Ransum Basal

17

masa perlakuan. Pengumpulan ekskreta dilakukan setiap 24 jam sekali selama 5 hari

masa perlakuan. Sisanya, 5 ekor ayam dipuasakan kembali selama 24 jam untuk

mengukur energi dan nitrogen endogenous, tetapi air minum diberikan ad libitum.

Pengumpulan ekskreta endogenous dilakukan satu kali setelah dipuasakan selama 48

jam. Selama koleksi, ekskreta disemprot dengan H2S04 konsentrasi rendah (0,01 N)

agar nitrogen terikat dan tidak menguap. Sampel ekskreta yang diperoleh disimpan

dalam freezer selama 24 jam untuk mencegah dekomposisi oleh mikroorganisme.

Analisis ekskreta

Ekskreta yang terkumpul dikeluarkan dari freezer dan dilakukan proses

pelumeran. Ekskreta yang sudah dilumerkan kemudian dimasukkan ke dalam oven

600C selam 24 jam (Farrell, 1978). Ekskreta yang sudah di oven digunakan untuk

mendapatkan sampel kering untuk analisis energi bruto, protein kasar, nitrogen dan

bahan kering.

Skema metode pengukuran energi metabolis dapat dilihat pada Gambar 6.

Page 30: NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER … · HASIL DAN PEMBAHASAN Kebutuhan Energi, Protein dan Asam Amino untuk Ayam ... 2. Komposisi dan Kandungan Zat Makanan Ransum Basal

18

Ayam broiler (25 ekor)

Dipuasakan 24 jam

20 ekor ayam diberi pakan perlakuan 5 ekor ayam dipuasakan lagi

(120 gram/ekor/hari selama 4 hari) selama 24 jam untuk mengukur

nitrogen dan energi endogenous

Pengumpulan ekskreta (selama 5 hari) Pengumpulan ekskreta 24 jam

Penimbangan ekskreta

Pembekuan ekskreta

Pelumeran ekskreta

Pengeringan dalam oven 60oC ± 24 jam

Penimbangan ekskreta

Dihaluskan

Analisis

Energi bruto

Protein kasar

Bahan kering

Perhitungan Energi metabolis

Gambar 6. Skema Metode Pengukuran Energi Metabolis

Page 31: NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER … · HASIL DAN PEMBAHASAN Kebutuhan Energi, Protein dan Asam Amino untuk Ayam ... 2. Komposisi dan Kandungan Zat Makanan Ransum Basal

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kebutuhan Energi, Protein dan Asam Amino untuk Ayam

Pemberian ransum dengan kandungan energi dan protein yang rendah dapat

memberikan efek negatif pada unggas yaitu adanya kanibalisme dan dapat

menghambat pertumbuhan (absorbsi). Menurut Pilliang (2006), kebutuhan tubuh

akan asam-asam amino esensial dan nitrogen memerlukan protein dalam makanan

dengan jumlah cukup dan kualitas protein optimal. Oleh karena itu, keseimbangan

kandungan nutrisi dalam ransum dapat memberikan pertumbuhan yang optimal.

Kandungan protein kasar, energi metabolis dan metionin ransum perlakuan

dalam asfed dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Kandungan Bahan Kering, Protein Kasar, Energi Bruto, Energi Metabolis dan Metionin Ransum Perlakuan Umur 6 Minggu dalam As fed

Zat makanan F0 F1 F2 F3 F4

BK (%)* Protein Kasar (%)* Energi Bruto (kkal/kg)*

85,48 20,32 4356

85,6020,574396

87,28 20,79 4382

85,20 20,75 4272

86,3020,144309

Energi Metabolis (kkal/kg)** 3101,29 3367,28 3600,08 3344,14 3133,03Metionin (%)*** 0,25 0,35 0,37 0,40 0,42

Keterangan : * Hasil analisis Laboratorium Teknologi dan Industri Pakan, Fakultas Peternakan, IPB, 2007

** Hasil pengukuran dari penelitian *** Hasil analisis Laboratorium Terpadu, FMIPA, IPB, 2007 F0: Ransum basal; F1: F0 + 0,15% DL-Metionin; F2 : F0 + 0,20% DL-Metionin; F3 : F0

+ 0,25% DL-Metionin; F4 : F0 + 0,30% DL-Metionin

Ransum perlakuan disusun berdasarkan NRC (1994). Ransum perlakuan ini

disusun dengan kandungan metionin yang kekurangan, seimbang dan berlebihan. Hal

ini untuk melihat efektifitas dari metionin tersebut. Ransum perlakuan yang

mengandung metionin hampir sesuai standar kebutuhan berdasarkan NRC (1994)

adalah ransum perlakuan F2 yaitu sebesar 0,37%. Ransum perlakuan F0 dan F1,

kandungan metioninnya kurang dari standar kebutuhan berdasarkan NRC (1994).

Ransum perlakuan F3 dan F4, kandungan metioninnya diatas standar kebutuhan

berdasarkan NRC (1994).

Page 32: NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER … · HASIL DAN PEMBAHASAN Kebutuhan Energi, Protein dan Asam Amino untuk Ayam ... 2. Komposisi dan Kandungan Zat Makanan Ransum Basal

20

Konsumsi Energi dan Ekskresi Energi

Ekskresi energi merupakan acuan jumlah pakan yang dapat dicerna atau

kemampuan ternak dalam mencerna pakan. Semakin banyak jumlah pakan yang

tidak dapat dicerna, maka semakin banyak pula ekskresi energinya. Banyaknya

energi yang dimetabolis oleh tubuh ayam dapat diketahui dengan cara mengurangi

jumlah energi yang dikonsumsi dengan jumlah energi yang dikeluarkan melalui

ekskreta. Tingkat energi dalam ransum merupakan faktor yang menentukan

banyaknya makanan yang dikonsumsi oleh ternak, karena ayam mengkonsumsi

makanan untuk memenuhi kebutuhan energinya. Data rataan konsumsi energi dan

ekskresi energi ransum perlakuan disajikan pada Tabel 5.

Menurut Pesti et al. (2005), konsumsi ransum dipengaruhi oleh fisiologi

ternak dan kebutuhan asam-amino. Hasil penelitian menunjukan konsumsi ransum

ayam umur enam minggu adalah 120 gram/ekor/hari dengan konsumsi energi adalah

640 kkal/ekor/hari. Data tersebut lebih rendah/tinggi dari konsumsi ransum dan

konsumsi energi menurut NRC (1994) yaitu 163 gram/ekor/hari dan 522

kkal/ekor/hari. Hal ini dikarenakan perbedaan bobot badan dan kandungan nutrisi

bahan pakan yang dipakai dalam penelitian. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa

penambahan DL-Metionin berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap ekskresi

energi ransum perlakuan. Suplementasi metionin 0,20% dalam ransum merupakan

taraf optimum untuk menurunkan ekskresi energi. Pada kontrol dan penambahan

metionin 0,30% sangat nyata (P<0,01) meningkatkan ekskresi energi jika

Tabel 5. Rataan Nilai Konsumsi Energi dan Ekskresi Energi Ransum Perlakuan

Perlakuan Konsumsi

ransum (g/ekor)

Konsumsi energi

(kkal/ekor)

Berat ekskreta (g/ekor)

Ekskresi energi

(kkal/ekor) F0 416±6,98 2480±41,59 150,01±7,1 663,46±56,87 C

F1 449,50±30 2696,74±181,08 123,81±27 546,81±134,15BC

F2 447,33±34 2573,20±195,9 85,22±35,4 352,98±135,92A

F3 377,50±31 2221,62±182,44 91,95±12,1 417,52±63,97AB

F4 426±12,49 2464,70±72,26 143,89±9,9 619,62±85,68 C Keterangan : superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang

sangat nyata (P<0,01); F0 : Ransum basal; F1 : F0 + 0,15% DL-Metionin; F2 : F0 + 0,20% DL-Metionin; F3 : F0 + 0,25% DL-Metionin; F4 : F0 + 0,30% DL-Metionin

Page 33: NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER … · HASIL DAN PEMBAHASAN Kebutuhan Energi, Protein dan Asam Amino untuk Ayam ... 2. Komposisi dan Kandungan Zat Makanan Ransum Basal

21

dibandingkan dengan penambahan 0,20% metionin. Hal ini disebabkan

keseimbangan asam amino dalam ransum dapat mempengaruhi daya cerna pakan.

Apabila asam amino yang terdapat dalam pakan berlebih, maka dapat meningkatkan

jumlah energi yang diekskresikan oleh tubuh. Kelebihan nitrogen dari asam amino

tidak mampu lagi diserap atau diretensi oleh tubuh sehingga banyak nitrogen yang

diekskresikan melalui ekskreta. Sebelum nitrogen dikeluarkan oleh tubuh, kelebihan

nitrogen tersebut diubah menjadi asam urat yang dalam prosesnya membutuhkan

energi sehingga banyak energi yang terbuang melalui asam urat (Piliang dan

Djojosoebagio, 2006). Penambahan metionin 0,25% dalam ransum memiliki ekskresi

energi yang tidak berbeda nyata dengan penambahan metionin 0,15% dan 0,20%.

Retensi Nitrogen

Retensi nitrogen adalah selisih antara nilai konsumsi nitrogen dengan nilai

nitrogen yang diekskresikan setelah dikoreksi dengan nilai ekskresi nitrogen

endogenus. Meningkatnya konsumsi nitrogen diikuti dengan meningkatnya retensi

nitrogen, tetapi tidak selalu disertai dengan peningkatan bobot badan bila energi

ransum rendah. Peningkatan retensi nitrogen berarti semakin banyak nitrogen yang

dimanfaatkan oleh tubuh ternak. Bila terjadi peningkatan retensi nitrogen, berarti

semakin banyak nitrogen yang dimanfaatkan oleh tubuh ternak. Keseragaman retensi

nitrogen dikarenakan kemampuan tubuh dalam menyerap asam amino yang

dipengaruhi oleh kondisi fisiologis ternak dan keseimbangan asam amino yang

dikonsumsi ternak tersebut. Retensi nitrogen bernilai positif artinya bahwa tubuh

ayam mampu menyerap nitrogen sehingga ayam tersebut mendapatkan pertambahan

bobot badan karena tenunan ototnya bertambah. Jika jumlah nitrogen yang masuk ke

dalam tubuh melebihi jumlah nitrogen yang dapat dimanfaatkan oleh tubuh, maka

kandungan nitrogen dalam ekskreta meningkat. Penambahan DL-Metionin

diharapkan mampu meningkatkan nitrogen yang diserap. Dari hasil analisis dan

perhitungan terhadap ransum dan ekskreta dapat disajikan nilai konsumsi,

ekskresi dan retensi nitrogen pada Tabel 6.

Page 34: NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER … · HASIL DAN PEMBAHASAN Kebutuhan Energi, Protein dan Asam Amino untuk Ayam ... 2. Komposisi dan Kandungan Zat Makanan Ransum Basal

22

Keterangan : F0 : Ransum basal; F1 : F0 + 0,15% DL-Metionin; F2 : F0 + 0,20% DL-Metionin; F3 : F0 + 0,25% DL-Metionin; F4 : F0 + 0,30% DL-Metionin

Menurut Wahju (2004), efisiensi protein yang diretensi oleh ayam broiler

adalah 67%, Nilai ini mendekati nilai hasil retensi nitrogen penelitian adalah sebesar

64,68% (F2). Hal ini dikarenakan adanya keseimbangan asam amino, sehingga

ayam mampu menyerap nitrogen dengan baik. Hasil penelitian menunjukan bahwa

suplementasi DL-Metionin tidak berpengaruh nyata terhadap retensi nitrogen. Jika

dilihat secara biologis penambahan DL-Metionin 0,20% (F2) menunjukan nilai yang

paling tinggi dibandingkan perlakuan lain dan dapat meningkatakan produktifitas

ternak. Menurut Hani’ah (2007), pada periode finisher pemberian DL-Metionin nyata

meningkatkan pertambahan bobot badan dibandingkan kontrol. Hal ini disebabkan

kandungan asam amino metionin dalam ransum F2 (penambahan DL-Metionin

0,20%) mencukupi kebutuhan untuk pertumbuhan yang baik. Retensi nitrogen

ransum perlakuan F2 meningkat sebesar 29,04% dibandingkan dengan ransum basal.

Hal ini karena kandungan metionin dalam ransum seimbang maka penyerapan

nitrogen akan optimal, dan ekskresi nitrogen yang keluar pun sedikit. Semakin tinggi

level penambahan DL-Metionin maka semakin tinggi pula nitrogen yang dapat

diretensi oleh tubuh ayam (sampai level penambahan DL-Metionin 0,20%). Apabila

level penambahan DL-Metionin melebihi jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh maka

tubuh tidak mampu lagi menyerap nitrogen yang terkandung dalam DL-Metionin.

Nitrogen yang tidak terserap tersebut akan keluar melalui ekskreta dalam bentuk

asam urat. Jika jumlah nitrogen yang masuk ke dalam tubuh melebihi jumlah

nitrogen yang dapat dimanfaatkan oleh tubuh, maka kandungan nitrogen ekskreta

meningkat.

Tabel 6. Rataan Nilai Konsumsi, Ekskresi dan Retensi Nitrogen Ransum Perlakuan

Perlakuan Konsumsi N (g/ekor)

Ekskresi N (g/ekor)

Retensi N (g/ekor)

Retensi N (%)

F0 18,51 12,35 ± 1,43 6,61 ± 1,67 35,64 ± 8,44 F1 20,37 10,05 ± 2,71 10,76 ± 2,52 52,94 ± 13,04 F2 19,53 7,25 ± 3,11 12,73 ± 0,54 64,68 ± 2,89 F3 17,27 9,21 ± 1,83 8,50 ± 1,16 49,47 ± 7,94 F4 18,43 12,14 ± 1,09 6,74 ± 1,37 36,36 ± 6,86

Page 35: NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER … · HASIL DAN PEMBAHASAN Kebutuhan Energi, Protein dan Asam Amino untuk Ayam ... 2. Komposisi dan Kandungan Zat Makanan Ransum Basal

23

Grafik nilai retensi nitrogen ransum perlakuan dapat dilihat pada Gambar 7.

35.64

52.94

64.68

49.47

36.46

010203040506070

0 0,15 0,20 0,25 0,30

Level Penambahan DL-Metionin (%)

Ret

ensi

Nitr

ogen

(%)

Gambar 7. Grafik Nilai Retensi Nitrogen Ransum Perlakuan

Energi Metabolis

Energi metabolis adalah perbedaan antara kandungan energi bruto pakan atau

ransum dengan energi bruto yang dikeluarkan melalui ekskreta (Sibbald, 1980). Dari

hasil analisis dan perhitungan energi metabolis yang telah dilakukan, dihasilkan nilai

Energi Metabolis Semu (EMS), Energi Metabolis Murni (EMM), Energi Metabolis

Semu Terkoreksi Nitrogen (EMSn), dan Energi Metabolis Murni Terkoreksi

Nitrogen (EMMn). Nilai EMSn dan EMMn dalam perhitungan lebih rendah daripada

nilai EMS dan EMM disebabkan EMSn dan EMMn memperhitungkan adanya

konversi energi (faktor koreksi) yang berasal dari nitrogen komponen karbohirat

sebesar 8,22 Kkal/g yang keluar sebagai asam urat jika dioksidasi secara sempurna

(Sibbald, 1980). Penambahan DL-Metionin diharapkan mampu menurunkan jumlah

energi bruto yang dibuang melalui ekskreta sehingga energi bruto yang diserap atau

dicerna ayam meningkat. Berdasarkan grafik dengan penambahan DL-Metionin

maka nilai EMS, EMM, EMSn dan EMMn semakin meningkat tetapi jika

penambahan DL-Metionin berlebihan maka nilai EMS, EMM, EMSn dan EMMn

menurun karena tidak mampu lagi diserap. Grafik nilai Energi Metabolis Semu

Terkoreksi Nitrogen (EMSn) ransum perlakuan disajikan pada Gambar 8.

Page 36: NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER … · HASIL DAN PEMBAHASAN Kebutuhan Energi, Protein dan Asam Amino untuk Ayam ... 2. Komposisi dan Kandungan Zat Makanan Ransum Basal

24

3101.29

3367.28 3344.14

3133.03

3600.08

28002900

30003100

32003300

34003500

36003700

0 0,15 0,20 0,25 0,30

Level Penambahan DL-Metionin (%)

EMSn

(Kka

l/Kg)

Gambar 8. Grafik Nilai Energi Metabolis Semu Terkoreksi Nitrogen Ransum

Perlakuan

Penambahan DL-Metionin 0,15, 0,20, 0,25, 0,30% tidak mempengaruhi nilai

EMS, EMM, EMSn dan EMMn pada ransum broiler terhadap penelitian ini. Nilai

energi metabolis disajikan pada Tabel 7 (100% BK) dan Tabel 8 (As fed).

Keterangan : F0 : Ransum basal; F1 : F0 + 0,15% DL-Metionin; F2 : F0 + 0,20% DL-Metionin; F3 : F0 + 0,25% DL-Metionin; F4 : F0 + 0,30% DL-Metionin

Keterangan : F0 : Ransum basal; F1 : F0 + 0,15% DL-Metionin; F2 : F0 + 0,20% DL-Metionin; F3 : F0 + 0,25% DL-Metionin; F4 : F0 + 0,30% DL-Metionin

Tabel 7. Rataan Nilai Energi Metabolis Ransum Perlakuan dalam 100% BK

Perlakuan EMS EMM EMSn EMMn

(kkal/kg) (kkal/kg) (kkal/kg) (kkal/kg)

F0 3731,99±122,50 3761,74±122,35 3628,09±113,55 3570,35±99,38 F1 4095,52±252,33 4123,18±252,59 3933,74± 212,38 3954,39±212,56 F2 4320,18±309,50 4348,53±307,91 4124,75±256,36 4145,89±254,16 F3 4075,20±72,35 4108,02±74,29 3925,05±50,99 3949,55±52,61 F4 3734,86±200,07 3764,20±199,48 3630,40±179,70 3652,30±179,25

Tabel 8. Rataan Nilai Energi Metabolis Ransum Perlakuan dalam As fed

Perlakuan EMS EMM EMSn EMMn

(kkal/kg) (kkal/kg) (kkal/kg) (kkal/kg)

F0 3190,10±104,72 3215,53±104.59 3101,29±97,06 3051,94±85,34 F1 3505,77±215,99 3529,44±216,22 3367,28±181,80 3384,96±181,95 F2 3770,66±270,13 3795,40±268,75 3600,08±222,88 3618,53±221,83 F3 3472,07±61,64 3500,04±63,29 3344,14±43,44 3365,02±43,83 F4 3223,18±172,66 3248,51±172,15 3133,03±156,08 3151,94±154,69

Page 37: NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER … · HASIL DAN PEMBAHASAN Kebutuhan Energi, Protein dan Asam Amino untuk Ayam ... 2. Komposisi dan Kandungan Zat Makanan Ransum Basal

25

Nilai perhitungan energi metabolis dalam ransum berdasarkan standar NRC

(1994) dihitung dalam As fed sedangkan energi metabolis hasil penelitian dihitung

dalam 100% BK. Hal ini dikarenakan, untuk meminimalisasikan kadar air dalam

feses yang bervariasi. Dalam penelitian ini, dihasilkan nilai EMM lebih tinggi

daripada nilai EMS. Perbedaan nilai tersebut menurut Sibbald (1980) disebabkan

dalam perhitungan EMM mengikutkan nilai energi endogenus, sedangkan EMS tidak

memperhitungkan nilai energi endogenus.

Pengaruh yang tidak nyata menunjukkan bahwa perlakuan tidak dapat

meningkatkan atau menurunkan nilai EMM, EMS, EMSn dan EMMn. Dalam

penentuan kebutuhan energi metabolis, nilai EMSn lebih banyak digunakan

dibandingkan daripada nilai EMMn. Hal ini disebabkan adanya faktor koreksi energi

endogenous pada perhitungan EMM. Energi endogenous sampai saat ini belum dapat

diketahui secara tepat karena pada proses pengukurannya, pemuasaan ayam selama

24 jam belum dapat mengosongkan saluran pencernaan ayam tersebut dan masih

terdapat sisa-sisa pakan sebelumnya. Sisa percernaan beberapa bahan seperti tepung

ikan dan tepung daging membutuhkan waktu lebih dari 24 jam untuk keluar dari

saluran pencernaan secara keseluruhan. Apabila pemuasaan dilakukan lebih dari 24

jam, maka akan semakin banyak lemak dan jaringan protein tubuh yang luruh dan

keluar melalui ekskreta sehingga pengukuran nilai energi endogenous menjadi

kurang tepat.

Nilai EMSn ransum F2 adalah sebesar 3600,08 kkal/kg. Nilai tersebut lebih

tinggi daripada hasil perhitungan EMSn dalam ransum berdasarkan NRC (1994). Hal

ini dikarenakan adanya perbedaan kualitas bahan baku yang dijadikan standar NRC

(1994) dengan bahan baku yang digunakan untuk menyusun ransum penelitian dan

juga disebabkan oleh kandungan energi bruto ransum yang tinggi yaitu 4356 kkal/kg.

Pada ransum F1, F2, F3 dengan kandungan metionin dalam ransum sebesar 0,35%,

037%, 0,40% nilai energi metabolis tercukupi, karena kandungan metionin dalam

ransum F1, F2, F3 mendekati standar kebutuhan metionin dalam NRC (1994) yaitu

0,38%. Akan tetapi pada ransum F1 dengan kandungan metionin ransum sebesar

0,25%, energi metabolis tidak tercukupi karena ketidakseimbangan zat-zat makanan

dalam ransum maka akan dibutuhkan energi untuk memenuhi kebutuhan metionin.

Begitu pula dengan ransum F4 dengan kandungan metionin ransum sebesar 0,42%.

Page 38: NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER … · HASIL DAN PEMBAHASAN Kebutuhan Energi, Protein dan Asam Amino untuk Ayam ... 2. Komposisi dan Kandungan Zat Makanan Ransum Basal

26

Hal ini dikarenakan semakin banyak metionin dalam pakan maka energi yang

dimetabolis oleh ayam semakin rendah karena tidak mampu lagi diserap oleh tubuh

ayam sehingga perlu energi untuk mengeluarkannya melalui ekskreta. Kehilangan

energi akan lebih besar pada bahan pakan dengan zat-zat makanan yang tidak

seimbang terutama bila kandungan protein pakan lebih rendah atau pakan defisiensi

asam amino. Kelebihan asam amino juga dapat menyebabkan penurunan jumlah

energi metabolis. Hal ini disebabkan kelebihan nitrogen dari asam amino tidak

mampu lagi diserap atau diretensi oleh tubuh sehingga banyak nitrogen yang

diekskresikan melalui ekskreta. Proses pengeluaran nitrogen melalui ekskreta

membutuhkan energi sehingga dapat menyebabkan penurunan energi metabolis

(Piliang dan Djojosoebagio, 2006).

Menurut Piliang (2006), adanya faktor-faktor keturunan (genetik), perbedaan

dalam umur, jenis kelamin, status kesehatan, dan kemungkinan faktor iklim

menyebabkan kebutuhan asam amino berbeda untuk setiap individu. Dengan

meningkatnya umur maka kebutuhan akan asam amino esensial menurun. Menurut

Anggorodi (1995), umur, laju pertumbuhan, reproduksi, iklim, kandungan energi,

penyakit, bangsa dan galur adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan

protein dan asam amino aneka ternak unggas.

Konversi EMSn terhadap Energi Bruto

Konversi EMSn terhadap energi bruto atau rasio EM/EB pakan merupakan

indikator efisiensi penggunaan energi atau besarnya energi yang dimanfaatkan tubuh.

Daya cerna energi bukan ditentukan oleh nilai EMSn atau energi metabolis, akan

tetapi ditentukan oleh konversi EMSn terhadap energi bruto atau rasio EM/EB

pakan. Semakin tinggi nilai konversi EMSn terhadap energi bruto maka semakin

tinggi energi yang dimetabolis atau yang dimanfaatkan tubuh, sehingga efisiensi

penggunaan energi bruto menjadi energi metabolis semakin baik.

Nilai konversi EMSn terhadap energi bruto ransum perlakuan disajikan pada

Tabel 9.

Page 39: NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER … · HASIL DAN PEMBAHASAN Kebutuhan Energi, Protein dan Asam Amino untuk Ayam ... 2. Komposisi dan Kandungan Zat Makanan Ransum Basal

27

Tabel 9. Nilai Konversi EMSn terhadap Energi Bruto Ransum Perlakuan dalam As fed

Ulangan Perlakuan

F0 F1 F2 F3 F4

1 0,71 0,78 0,84 0,78 0,75 2 0,74 0,71 0,76 0,79 0,76 3 0,71 0,77 0,86 0,79 0,73 4 0,68 0,81 * 0,77 0,68

Rataan 0,71±0,02 0,76±0,04 0,82±0.05 0,78±0,01 0,73±0,04 Keterangan : F0 : Ransum basal; F1 : F0 + 0,15% DL-Metionin; F2 : F0 + 0,20% DL-Metionin; F3 : F0 + 0,25% DL-Metionin; F4 : F0 + 0,30% DL-Metionin * Data pencilan (out lier) sehingga dihilangkan

Rasio EM/EB pakan pada penelitian ini adalah berkisar antara 0,68 – 0,86.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa penambahan DL-Metionin tidak berpengaruh

terhadap konversi EMSn terhadap energi bruto. Namun jika dilihat dari nilai rataan,

terdapat peningkatan dengan penambahan 0,20% DL-Metionin dengan nilai 0,82.

Hal ini dikarenakan keseimbangan metionin dalam ransum sehingga dapat

meningkatkan energi yang diserap. Hal ini sesuai dengan pendapat Wahju (2004)

kandungan metionin yang seimbang dapat meningkatkan energi yang diserap.

Page 40: NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER … · HASIL DAN PEMBAHASAN Kebutuhan Energi, Protein dan Asam Amino untuk Ayam ... 2. Komposisi dan Kandungan Zat Makanan Ransum Basal

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Penambahan DL-Metionin dengan taraf 0,20% (kandungan dalam ransum

sebesar 0,37%) merupakan taraf optimal untuk memenuhi kebutuhan metionin pada

periode finisher.

Saran

Perlu penelitian lebih lanjut dengan menggunakan komposisi dan bahan

pakan yang berbeda.

Page 41: NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER … · HASIL DAN PEMBAHASAN Kebutuhan Energi, Protein dan Asam Amino untuk Ayam ... 2. Komposisi dan Kandungan Zat Makanan Ransum Basal

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, yang telah

memberikan segala limpahan nikmat, rahmat, hidayah serta inayahNya sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Dr. Ir. Sumiati, M.Sc

sebagai dosen pembimbing utama dan Dr. Ir. M. Ridla, M.Agr sebagai dosen

pembimbing anggota sekaligus sebagai dosen pembimbing akademik atas segala

bimbingannya selama menempuh kuliah, penelitian hingga penulisan skripsi. Kepada

Dr. Ir. Ibnu Katsir Amrullah, MS sebagai dosen penguji seminar, Ir. Anita Sardiana

Tjakrawidjaja, M.Rur.Sc dan Ir. Sri Darwati M.Si sebagai dosen penguji tugas akhir

atas saran dan masukannya.

Ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada

Bapak Roesdi Trijadhi dan Ibu Marlina Indrayani atas curahan kasih sayang yang

tidak ternilai, serta Satrio Adiwira Pamungkas adikku yang paling setia menemani

aku. Keluarga besar Ki Soepardjan, Mimi Sukarmi (Kakek dan Nenek), Alm Imam

Prayugo, Alm L. Victoria Klreks( Opa dan Oma) dan (Ai, Ian, Iil, Tiw, Teh eka,

Uwi) Bogor atas doa, kasih sayang, semangat, perhatian dan dukungannya hingga

penulis bisa menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Ucapan terima kasih juga

disampaikan kepada sahabatku (Suhel, Rangga, Riko, Tefi, Endes, Ucup, Arif, Ipul,

Masmul, Jurida, Edo, Aan, Akra, Joko S, Mas Joko dan om rud) yang telah

menemaniku dalam suka maupun duka dan terima kasih atas persahabatan,

persaudaraan dan ukhuwah kita selama ini, Nutrisi 41(tim “sembung”, tim “katuk”,

tim “kromium” dan tim-tim lainnya) 42, 43 terimakasih atas bantuan dan sarannya.

Pak Albert, Bu Lanjarsih, dan Mba Risma terima kasih atas bantuannya di lapangan,

Mbak Laela dan Pak Arya terima kasih atas bantuannya di Laboratorium. Teman satu

tim penelitian (Hani, Zinu, Galih) terima kasih atas kerjasama, pengertian dan

kebersamaannya.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat terutama bagi penulis dan pihak-pihak

yang membutuhkan.

Bogor, 4 September 2008

Penulis

Page 42: NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER … · HASIL DAN PEMBAHASAN Kebutuhan Energi, Protein dan Asam Amino untuk Ayam ... 2. Komposisi dan Kandungan Zat Makanan Ransum Basal

DAFTAR PUSTAKA

Amrullah, L. K. 2004. Nutrisi Ayam Broiler. Cetakan ke-2. Lembaga Satu Gunungbudi, Bogor.

Anggorodi, H. R. 1995. Nutrisi Aneka Ternak. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Attia, Y.A., R.A. Hassan, M.H. Shehatta and B. Slawa. Abd El-Hady. 2005. Growth, carcass quality and serum constituents of slow growing chicks as affected by betaine addition to diets containing 2 different levels of methionine. International J. of Poultry Sci. 4 (11): 856-865. http://www.pjbs.org/ijps/ab463.html [1 Oktober 2007]

Aviagen. 2007. Ross 308 Broiler Performance Objectives. http://www.aviagen.com/. [13 November 2007].

Cheeke, P. R. 2005. Applied Animal Nutrition Feed and Feeding. 3rd Edition. Pearson Education, Inc., New Jersey.

Cibadak Indah Sari Farm. 2005. Standar Broiler Jumbo. http://www.cibadak.com/ [11 Februari 2008].

D’ Mello, J. P. F. Amino Acid in Animal Nutrition. 2nd Edition. Formerly of The Scottish Agricultural College. Edinburgh.

Farrell, D. J. 1978. Rapid determination of metabolizale energy of foods using cockerels. J. Poultry Sci., 19:303-308.

Hafsah. 1999. Respon ayam broiler pada penggunaan DL-Metionin sebagai salah satu campuran bahan pakan dalam ransum. J. Agroland (Indonesia). http://www.fao.org/agris/search/display.html [1 Oktober 2007].

Hani’ah. 2007. Performa ayam broiler yang diberi ransum berbasis jagung dan bungkil kedelai dengan suplementasi DL-Metionin. Skripsi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Ishibashi, T., K. Koide and C. Yonemochi. 2001. Possibility and Limitation of Amino Acid Nutrition in Poultry. J. Anim. Sci.,14 : 164-175.

Leeson, S. and J. D. Summers. 2001. Nutrition of the Chicken. 4th Edition. University of Books, Canada.

Leeson, S. dan J. D. Summers. 2005. Commercial Poultry Nutrition. 3rd Edition. University of Books, Canada.

Maynard, L. A. and J. K. Loosli. 1997. Animal Nutrition. 8th Edition. Tata McGraw-Hill Publishing, Ltd. Bombay.

McDonald, P., R.A. Edwards, J. F. D. Greenhalgh, and C. A. Morgan. 2002. Animal Nutrition. 6th Edition. Longmann Singapore Publishers (Pte) Ltd., Singapore.

National Research Council. 1994. Nutrient Requirements of Poultry. 9th Revised

Edition. National Academic Press, Washington.

Page 43: NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER … · HASIL DAN PEMBAHASAN Kebutuhan Energi, Protein dan Asam Amino untuk Ayam ... 2. Komposisi dan Kandungan Zat Makanan Ransum Basal

31

Pesti, G. M., R. I. Bakalli, J. P. Driver, A. Atencio, and E. H.Foster. 2005. Poultry Nutrition and Feeding. The University of Georgia. Department of Poultry Science. Athens Georgia.

Piliang, G.W. dan S. Djojosoebagio. 2006. Fisiologi Nutrisi Volume I. Percetakan Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Pond, W.G., D.C. Church and K. R. Pond. 1995. Basic Animal Nutrition and Feeding. 4th Edition. John Wiley and Sons, New York.

Prawirokusumo, S., Nasrudin dan Umiyeni. 1987. Suplementasi methionin pada ransum ayam pedaging berkadar cassava tinggi. Proceeding Seminar Penelitian Peternakan. Fakultas Peternakan. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Sanchez, W.K., P.R. Cheeke and N.M. Patton. 1984. Influence of diatery of soybean meal, methionin and lysine on the performance of weaning rabbits fed high alfalfa diets. J. Appl. Rabbit Res. 7: 109-116.

Scott, M.L, M.C.Nesheim, and R.J.Young. 1982. Nutrition of Chicken.3rd Edition. M.L, Scott and Associates. Ithaca, NewYork.

Sibbald, I. R. 1980. Metabolic plus endogenous energy and nitrogen losses of adult cockerels : the correction used in the bioassay true metabolizable energy. J. Poultry. Sci., : 60 : 805-811.

Sibbald, I. R. and M. S. Wolynetz. 1984. Relation between apparent and true metabolizable energy and the effects of a nitrogen correction. J. Poultry. Sci., 63:1386-1399.

Sibbald, I.R., and M.S. Wolynetz. 1985. Relationships between estimates of bioavailable energy made with adult cockrerels and chicks: Effect of feed intake and nitrogen retention. J. Poultry. Sci., 64: 127-138

Sigit, N. 1995. Penggunaan zeolit beramonium dan analog hidroksi methionin dalam ransum sapi perah laktasi. Tesis. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Sofie. 2007. Methionine Biochemical Pathway. http://www.metionin.navajo.com/. [11 Februari 2008].

Steel, R. G. D. dan J. H. Torrie. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika. Edisi ke-2 Terjemahan: B. Sumantri. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Sutardi, T. 1980. Landasan Ilmu Nutrisi. Jilid 1. Departemen Ilmu Makanan Ternak. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Vázquez-Añón, M., D. Kratzer, R. Gonza´lez-Esquerra, I. G. Yi, and C. D. Knight. 2006. A multiple regression model approach to contrast the performance of 2-hydroxy-4-methylthio butanoic acid and DL-Methionine supplementation tested in broiler experiments and reported in the literature. J. Poultry Sci., 85: 693-705.

Wahju, J. 2004. Ilmu Nutrisi Unggas. Edisi Keempat. Universitas Gadjah Mada Press. Yogyakarta.

Page 44: NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER … · HASIL DAN PEMBAHASAN Kebutuhan Energi, Protein dan Asam Amino untuk Ayam ... 2. Komposisi dan Kandungan Zat Makanan Ransum Basal

32

Wiradisastra, D.H. 2001. Pengaruh tingkat metionin dalam ransum terhadap retensi nitrogen dan efisiensi penggunaan protein pada ayam broiler umur 4-6 minggu. J. Ilmu Ternak, 1 (1): 7-10.

Page 45: NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER … · HASIL DAN PEMBAHASAN Kebutuhan Energi, Protein dan Asam Amino untuk Ayam ... 2. Komposisi dan Kandungan Zat Makanan Ransum Basal

LAMPIRAN

Page 46: NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER … · HASIL DAN PEMBAHASAN Kebutuhan Energi, Protein dan Asam Amino untuk Ayam ... 2. Komposisi dan Kandungan Zat Makanan Ransum Basal

34

Lampiran 1. Analisis Ragam Retensi Nitrogen

SK db JK KT F F 0,05 F 0,01 Perlakuan 4 51,38 12,84 0,94 tn 3,11 5,04 Galat 14 190,70 13,62 Total 18 242,07

Keterangan : tn = tidak berbeda nyata

Lampiran 2. Analisis Ragam Ekskresi Energi

SK db JK KT F F 0,05 F 0,01 Perlakuan 4 421371,00 105342,75 6,46** 3,11 5,04 Galat 14 228387,58 16313,40 Total 18 649758,58

Keterangan : ** = berbeda sangat nyata (p<0,01)

Lampiran 3. Uji Jarak Duncan Ekskresi Energi

Perlakuan F2 F3 F1 F4 F0 Rata-rata 352,98 417,52 546,81 619,62 663,46

Sx 63,86 P 2 3 4 5 JNS 3,03 3,18 3,27 3,33 JNT 193,50 203,08 208,83 212,66

Lampiran 4. Analisis Ragam Energi Metabolis Semu (EMS)

SK db JK KT F F 0,05 F 0,01 Perlakuan 4 1929570,33 482392,58 0,46 tn 3,11 5,04

Galat 14 14561366,44 1040097,60

Total 18 16490936,76 Keterangan : tn = tidak berbeda nyata

Lampiran 5. Analisis Ragam Energi Metabolis Murni (EMM)

SK db JK KT F F 0,05 F 0,01 Perlakuan 4 1968374,94 492093,74 0,47 tn 3,11 5,04

Galat 14 14744147,72 1053153,41

Total 18 16712522,66 Keterangan : tn = tidak berbeda nyata

Lampiran 6. Analisis Ragam Energi Metabolis Semu Terkoreksi Nitrogen (EMSn)

SK db JK KT F F 0,05 F 0,01 Perlakuan 4 1865383,01 466345,75 0,49 tn 3,11 5,04 Galat 14 13169236,32 940659,74 Total 18 15034619,33

Keterangan : tn = tidak berbeda nyata

Page 47: NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER … · HASIL DAN PEMBAHASAN Kebutuhan Energi, Protein dan Asam Amino untuk Ayam ... 2. Komposisi dan Kandungan Zat Makanan Ransum Basal

35

Lampiran 7. Analisis Ragam Energi Metabolis Murni Terkoreksi Nitrogen (EMMn)

SK db JK KT F F 0,05 F 0,01 Perlakuan 4 1886066,67 471516,67 0,50 3,11 5,04 Galat 14 13195479,97 942534,28 Total 18 15081546,63

Keterangan : tn = tidak berbeda nyata

Lampiran 8. Analisis Ragam Konversi EMSn terhadap Energi Bruto

SK db JK KT F F 0,05 F 0,01 Perlakuan 4 0,07 0,02 0,48 3,11 5,04 Galat 14 0,52 0,04 Total 18 0,59

Keterangan : tn = tidak berbeda nyata