NIKEN

download NIKEN

of 10

description

vhcmv,bkhlkj;jl;lh;lh;j;

Transcript of NIKEN

TUGAS UJIAN INTERNA

KASUS : DM TIPE II, HIPERTENSI & DISPEPSIA

Disusun Oleh:Niken Audi Lestari110.2011.194

Pembimbing:dr. Didiet Pratignyo, Sp.PD-FINASIM

KEPANITERAAN DI BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAMRUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA CILEGONOKTOBER 2015

1. Apa saja yang harus ditanyakan saat menganamnesis pasien diabetes?Setelah menanyakan pertanyaan umum seperti identitas, keluhan utama, riwayat keluarga, dan riwayat pribadi ada beberapa pertanyaan lain yang bisa ditanyakan untuk semakin meyakinkan kecurigaan terhadap penyakit Diabetes Melitus (DM), yaitu : Apakah pasien sering merasa lapar, sering kencing, sering merasa haus? Apakah pasien pernah terbangun di malam hari untuk kencing? Apakah keluarga pasien ada yang menderita Diabetes Melitus? Apakah pasien merasakan daya penglihatan mulai menurun? Apakah pasien sering merasa kesemutan? Apakah pada kaki pasien terasa bengkak? Apakah pasien memiliki riwayat obesitas, hipertensi, atau sakit jantung? Apakah terdapat penurunan berat badan secara drastis akhir-akhir ini? Apakah pasien pernah memiliki luka kulit yang sulit sembuh? Apakah pasien merasa cepat lelah? Bila pasien pria, tanyakan apakah ada disfungsi ereksi? Dan bila pasien perempuan, tanyakan apakah ada pruritus vulva?

2. Bagaimana cara pemeriksaan gangguan sensasi?a) Sentuhan ringan; diperiksa dengan ujung kapas yang ditempelkan ke satu titik dengan mata pasien tertutup. Jangan menggoreskan kapas ke kulit karena sensasi ini dapat dihantarkan oleh serabut nyeri.b) Nyeri: sebaiknya diuji dengan lidi yang patah atau neuro-tip yang dirancang khusus (berujung tajam). Pemakaian jarum suntik sebaiknya dihindari karena mudah menembus kutit dan dapat menimbulkan infeksi.c) Sensasi getaran: biasanya berkurang atau hilang pada usia lanjut; namun, uji ini bemanfaat pada pasien yang dicurigai mengidap neuropati sensorik perifer. Uji sensasi getaran terbaik adalah menggunakan garpu tala C128 Hz di ekstremitas atas, ekstremitas bawah, dan badan.d) Suhu: jarang diperiksa rutin. Bila diindikasikan, cara termudah adalah mengisi botol sampel darah atau tabung logam dengan air es atau air hangat. Ikuti skema pemeriksaan persarafan dermatomal dan neuropati perifer.e) Berat, bentuk, ukuran, dan tekstur: koin sangat penting untuk uji ini. Sebuah koin diletakkan di telapak tangan pasien dengan mata tertutup, dan pasien diminta untuk menjelaskannya. Berat berbagai koin dapat dibandingkan dengan meletakkan koin yang berbeda bersamaan di kedua tangan.

3. Sebutkan manfaat pemeriksaan HbA1C?Pemeriksaan hemoglobin terglikasi (HbA1C), disebut juga glycohemoglobin atau disingkat sebagai A1C, merupakan salah satu pemeriksaan darah yang penting untuk mengevaluasi pengendalian gula darah. Hasil pemeriksaan A1C memberikan gambaran rata-rata gula darah selama periode waktu enam sampai dua belas minggu dan hasil ini dipergunakan bersama dengan hasil pemeriksaan gula darah mandiri sebagai dasar untuk melakukan penyesuaian terhadap pengobatan diabetes yang dijalani.Hemoglobin adalah salah satu substansi sel darah merah yang berfungsi untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Ketika gula darah tidak terkontrol (yang berarti kadar gula darah tinggi) maka gula darah akan berikatan dengan hemoglobin (terglikasi). Oleh karena itu, rata-rata kadar gula darah dapat ditentukan dengan cara mengukur kadar HbA1C. Bila kadar gula darah tinggi dalam beberapa minggu, maka kadar HbA1C akan tinggi pula. Ikatan HbA1C yang terbentuk bersifat stabil dan dapat bertahan hingga 2-3 bulan (sesuai dengan usia sel darah merah). Kadar HbA1C akan mencerminkan rata-rata kadar gula darah dalam jangka waktu 2-3 bulan sebelum pemeriksaan.Penyandang diabetes direkomendasikan untuk melakukan pemeriksaan HbA1C setiap tiga bulan untuk menentukan apakah kadar gula darah telah mencapai target yang diinginkan. Pada penyandang diabetes dengan gula darah terkontrol baik maka frekuensi pemeriksaan dapat dilakukan sedikitnya dua kali setahun.

4. Bagaimana cara penghitungan kalori untuk pasien diabetes?Jumlah makanan yang diberikan disesuaikan dengan status gizi penderita DM, bukan berdasarkan tinggi rendahnya gula darah. Jumlah kalori yang disarankan berkisar antara 1100-2900 KKal.Sebelum menghitung berapa kalori yang dibutuhkan seorang pasien diabetes, terlebih dahulu harus diketahui berapa berat badan ideal (idaman) seseorang. Yang paling mudah adalah dengan rumus Brocca :

Berat Badan Idaman : 90% X (tinggi badan dalam cm = 100) X 1 kg.

Tabel 1. Tingkat Kegiatan Sehari-hari untuk Perhitungan Kalori

RinganSedangBerat

Mengendarai mobilKerja rumah tanggaAerobik

MemancingBersepedaBersepeda

Kerja LabBowlingMemanjat

Kerja sekretarisJalan cepatMenari

MengajarBerkebunLari

Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan seorang pasien diabetes :1. Menghitung kebutuhan basal dahulu dengan cara mengalikan berat badan idaman dengan sejumlah kalori : Berat badan idaman dalam kg x 30 Kkal untuk laki-laki Berat badan idaman dalam kg x 25 Kkal ntuk perempuan Kemudian ditambah dengan jumlah kalori yang diperlukan untuk kegiatan sehari-hari (lihat tabel 1). Tampak pada tabel itu ada tiga jenis kegiatan, dari yang ringan sampai yang berat.

Kerja ringan : tambah 10% dari kalori basal Kerja sedang : tambah 20% dari kalori basal Kerja berat : tambah 40-100% dari kalori basal

Tambahkan kalori sekitar 20-30% pada keadaan sbb: a. Pasien kurus b. Pasien masih tumbuh kembang c. Ada stres misalnya infeksi, hamil atau menyusui

Kurangi kalori bila gemuk sekitar 20-30% tergantung tingkat kegemukannya.

2. Cara lain tertera pada tabel 2 yang tampaknya lebih mudah. Tampak pada tabel itu bahwa seseorang dengan dengan berat badan normal yang bekerja santai memerlukan 30 Kkal/kg BB idaman. Bagi orang yang kurus dan bekerja berat memerlukan 40-50 Kkal/kg BB idaman. Dengan cara ini tidak perlu ditambah-tambahkan lagi.

3. Untuk gampangnya, secara kasar dapat dibuat suatu pegangan sbb : Pasien kurus : 2300-2500 Kkal Pasien berat normal : 1700-2100 Kkal Pasien gemuk : 1300-1500 Kkal

Tabel 2.2. Kebutuhan Kalori pada Pasien Diabetes Mellitus

DewasaKkal/kg BB kerja sataiKerja sedangKerja berat

Gemuk20-253035

Normal303540

kurus354040-50

Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PARKENI) telah menetapkan standar jumlah gizi pada diet diabetes mellitus, dimana telah ditetapkan proporsi yang ideal untuk zat makanan seperti karbohidrat, protein, lemak, kolesterol, serat, garam dan pemanis dalam satu porsi makanan utama. Menurut Moehyi (1996) ketentuan mengenai pengaturan jumlah zat makanan yang harus dikonsumsi oleh penderita DM diabetes mellitus adalah sebagai berikut:

a. KarbohidratSampai saat ini sebagian orang berpendapat bahwa pasien diabetes mellitus harus mengkonsumsi makanan rendah karbohidrat. Namun belakangan banyak dilakukan penelitian dan ditemukan bahwa justru diet tinggi karbohidrat dan rendah lemak lebih unggul daripada diet rendah karbohidrat. Didapatkan pula bahwa diet tinggi karbohidrat menimbulkan perbaikan glukosa terutama pada pasien diabetes mellitus yang tidak terlalu berat, apalagi pada pasien yang gemuk. Tetapi harus diingat, walaupun pasien dianjurkan diet tinggi karbohidrat, pasien tersebut harus menghindari karbohidrat yang mudah diserap tubuh seperti sirup, gula, sari buah dan makanan lain yang manis atau mengandung gula. Selain itu penderita DM harus mengetahui bahwa jumlah karbohidrat dalam makanan untuk setiap kali makan harusdiatur sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan hidrat arang sepanjang hari.

b. ProteinProtein merupakan bahan dasar untuk zat pembangun, pertumbuhan, hormon dan antibodi. Pada penderita diabetes mellitus, kebutuhan protein akan meningkat akibat digunakannya protein sebagai energi. Sedangkan karbohidrat sendiri tidak dapat diserap oleh tubuh sehingga penderita merasa lemas. Berdasarkan hal tersebut, maka seorang penderita DM diabetes mellitus memerlukan protein sebanyak 10-15% untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya.

c. LemakPada penderita diabetes mellitus penggunaan lemak dibatasi, terutama lemak jenuh yang secara tidak langsung dengan mekanisme tertentu dapat mempengaruhi kenaikan kadar gula darah. Makanan yang mengandung lemak jenuh antara lain minyak kelapa, margarin, santan, keju dan lemak hewan. Sedangkan lemak tidak jenuh efeknya jauh lebih kecil terhadap kadar gula darah daripada lemak jenuh.

d. KolesterolKadar kolesterol yang tinggi dalam tubuh dapat menimbulkan hiperkolesterolemia yang berkaitan dengan terjadinya aterosklerosis. Pada penderita diabetes mellitus, kadar kolesterol yang tinggi dapat memperberat penyakitnya. Oleh karena itu konsumsi makanan yang berkolesterol harus dibatasi, dengan perkiraan jumlah yang dibutuhkan