NII..iAI-NILAI BlJDAYA ,JEPANG

8
NII..iAI-NILAI BlJDAYA ,JEPANG ASIJck Nilai Ilrogresif dan Ekspresif Kebudayaan dalam Proses Modernisasi ,Jel)ang) ,,!llpaneL,"e ("'ulturlll Values (The Progre.'\sive and Expressive Value A.'pect.rt of Culture Point of View in "Japanese Modernization ·/Jroce.,'s) Sartini j/ilsa.fal (/niversitas (;adjah Malia AllSl'RAC F r ]'he goal develolJing country is to be a developed one. development is in.fluenced b)J ph)lsical, social, 011(] cultural condition. Vice versa, a progress o.f a country in./1uences thefH..Japan is a developed Asian country. ]'he purpose oj'this re.search is to knOlV sonle Japanese cultural values that sUJ}port nl0dernization and the impacts o.f'the pro- gress, and to reflect the reality. 1 1 his research is a bibliographical study. T'he "laterial is books and written material ahoul .Ja]Janese society. T'he research starts to look ,thr the "Japanese cultural values in progres/\';ve and expressive cullural values. l'hen, lookin.g at the negative iff'pacts qt'the fl10dern l{te li'i1llead to nlake a re.flective and evaluative thinking. 7'he result this research sholt'S that .first, "Iapaneseprogress is sup/Jorted by character and cultural the society such as hard lvorking, discipline, saving, sincerity, loyalty, group high dynamic, appreciation jiJr time, competitiveness. Second, creatil'i!)! and productivity the sociel)! can ./lJ(fill the human need that being higher, but fJlea.\'ure I!/e Inakes /uany hatl jlll/Jacls. 1'hird, lvilling the hU"lan being need,; strong ins/ilulion 10 llecille Ihe cOlu:e/7( aroulul the cOllntr)) or the H'orltl. /'roRress the civilization /nay be comprehended as long as a concept or as jar as ratio oj' nlan can do. I. PENDAI--lULlJAN Jepang adalah satu-satunya negara bukan Barat ... Totten., 1985: 1 sanggup lne:nall10lngl Anlerika Serikat sebagai adidaya. Watak dan k?ndisi budayanya tidak begitu berbeda dlbandingkan dengan negara...negara di Asia. Keadaan politisnya yang ttdak peillah dijajah, seperti halnya . lnenunjllkkan kelnajuan yang dl antara keduanya. ada hal ... hal yangdolninan luendasari kelnajuan ini. agraris dan gunungnya yang (rasrif, 1952: 105). Posisi negara .kepulauan yang lnenghadap 1aut yang luas Inelnberi tantangan tersendiri. Ditambah pula yang setalu berganti,lnetnbuat orang Jepang harus selalu berpacu dengan waktu. Modernisasi Jepang dengan industrialisasinya juga lnenjadi satu... satunya •. Jurnal Seri ke-29, .IUl1i J999

Transcript of NII..iAI-NILAI BlJDAYA ,JEPANG

NII..iAI-NILAI BlJDAYA ,JEPANG(l~injauan ASIJck Nilai Ilrogresif dan Ekspresif Kebudayaan dalam Proses Modernisasi

,Jel)ang)

,,!llpaneL,"e ("'ulturlll Values(The Progre.'\sive and Expressive Value A.'pect.rt ofCulture Point of View in "Japanese

Modernization ·/Jroce.,'s)

Sartini

l~akultas j/ilsa.fal(/niversitas (;adjah Malia

AllSl'RAC Fr]'he goal (~f> develolJing country is to be a developed one. (~ountry development is

in.fluenced b)J ph)lsical, social, 011(] cultural condition. Vice versa, a progress o.f a countryin./1uences thefH..Japan is a developed Asian country. ]'he purpose oj'this re.search is toknOlV sonle Japanese cultural values that sUJ}port nl0dernization and the impacts o.f'the pro­gress, and to reflect the reality.

11

his research is a bibliographical study. T'he "laterial is books and written materialahoul .Ja]Janese society. T'he research starts to look ,thr the "Japanese cultural values inprogres/\';ve and expressive cullural values. l'hen, lookin.g at the negative iff'pacts qt'thefl10dern l{te li'i1llead to nlake a re.flective and evaluative thinking.

7'he result oj~ this research sholt'S that .first, "Iapaneseprogress is sup/Jorted bycharacter and cultural (~f' the society such as hard lvorking, discipline, saving, sincerity,loyalty, group ltJorking~ high dynamic, appreciation jiJr time, competitiveness. Second,creatil'i!)! and productivity (~f the sociel)! can ./lJ(fill the human need that being higher, butfJlea.\'ure (~f' I!/e Inakes /uany hatl jlll/Jacls. 1'hird, lvilling (~t' the hU"lan being need,; strongins/ilulion 10 llecille Ihe cOlu:e/7( (~(/Jr04.f!;r('.\·.\· aroulul the cOllntr)) or the H'orltl. /'roRress (~r

the civilization /nay be comprehended as long as a concept (~t'enough, or as jar as ratio oj'nlan can do.

I. PENDAI--lULlJANJepang adalah satu-satunya negara

bukan Barat ...

Totten., 1985: 1 ~yang sanggup lne:nall10lnglAnlerika Serikat sebagai adidaya. Watak dank?ndisi budayanya tidak begitu berbedadlbandingkan dengan negara...negaratetangg~ya di Asia. Keadaan politisnyayang ttdak peillah dijajah, seperti halnya

. lnenunjllkkan kelnajuan yangdl antara keduanya. l~eQtu ada hal...

hal yangdolninan luendasari kelnajuan ini.agraris

dan gunungnya yang(rasrif, 1952: 105). Posisi negara .kepulauanyang lnenghadap 1aut yang luas Inelnberitantangan tersendiri. Ditambah pulayang setalu berganti,lnetnbuat orang Jepangharus selalu berpacu dengan waktu.Modernisasi Jepang denganindustrialisasinya juga lnenjadi satu...satunya

•.Jurnal J~ll\¥?fa/, Seri ke-29, .IUl1i J999

Sartini, Nilai-Ililai Budaya Jepang ...

Prosedur yang akan dilaksanakanadaJah :pertatna, Inengadakan pelnbacaanobjek 111uterial secara teliti, ketlludian akandicatat hal yang berkaitan dengan aspek pro­gresjf dan ekspresif kebudayaan. Selanjutnyadilakukan evaluasi atas datnpak kemajuandan dibuat selnaCatn peluikiran reflektiflnengenai stTategi kebudayaan yangseharusnya dilakukan daIm11 rangkamelTIodemisasi bangsa.

Analisis akan dilakukan dengan tnetodehenneneutik (Anton Bakker dan A. CharrisZubair, 1994; 74-76) dengan langkah­langkah deskripsi, interpretasi, dan refleksi.

A.Deskripsi dataDalatn bidang ekonomi, terlihat bahwa

perkembanganperekonomian Jepang sangatlnaju dengan berkembangnya eraindustrialisasi dan perkelnbangan il1UU danteknologinya. Ketnajuan perusahaan sebagaipendorong keluajuan ini dapat dilihat di pe­lusahaan. Hidup adalah kerja sellinggapekerja salna sekali dilarang tidur pada jatnkerja. (~incil1 anti tidur diciptakan uotuktuendeteksi ada tidaktlya aktivitas tanganpada pekerja. Alann akan berbunyi bila pe-'ketja te11idur. Gugus kendali tuutudikeillbangkan untuk Inenjaga kualitasproduksi (CSIS,1995:35). Kaizen, yaituproses perbaikan terus-menerus denganluelibatkan selnua anggota kelompok,luenjadi kunci industri Inanufaktur Jepang(CSIS, 1993:83). Produktivitas perusahaanyang tinggi (CSIS, 1995:33) menjadipendukung utatna kelnajuan ekonolniJepang.

Dal31n bidang teori, ilmu, dan teknologijuga terdapat banyak kemajuan.Perkel11b311gan dan kelnajuan dalmn bidangini terkait dengan kegiatan ekonomi.Lelnbaga-lerrfbaga riset di Jepang

kelnungkinan untuk Inenghindari anCanlan'penjajahan olch negara - negara kapitalisBarat (Schoorl, 1991: 15).

Jepang Inelnang seperti "terpaksa"harus Inengelnbangkan kelnalnpuan secaratnaksitna1.Keadaan inilah kiranya yangInendorong dan tnelnbudayakan kreativitasorang Jepang, ternlasuk kreativitasll1enciptakan segala Inacalll perlengkapanhidup yang lebih dari sekedar kebutuhan,tetapi lebih pada kenymnanan. Industrialisasinlcrupakan bagian integral dari Inodemisasi(Lauer, 1993 :411) sehingga kreativitasberproduksi selalu berkelnbang. Meskipundelnikian, 'kenyat!1anan sebagai hasilproduksi tidak selalu Inenghasilkankenymnanan. Bahkankenymnanan dapatInelnunculkan ketidakseilnbangan dalatnhidup.

Berdasarkan pellnasalahall inipelnbahasan akan dilakukan dengan111enggunakankriteria nilai progresif dan ek­spresif kebudayaan. Bagainlana nilai-n11ai intberpcran pada Inasyarakat, baikdalalTIkapasitasnya yang positif luaupun negatif.Bagailnanapun, kekuatan yang berorientasike luasa depan akan luendorong pada suatupelnbaharuan dan bersifat progresif (Sat1ol1oKartodirdjo, 198 I :viii). sehingga kadangkurang tnelnperhatikan aspek nilai ekspresif.BagaiJnana pula seharusnya keseitnbangannilai ini diprogratnkan oleh pelnikirkebijaksanaan dan pelaksananya sehinggakelnajuan tidak justru Inenyebabkankelnundw·an dan kerusakan bagi lllanusia.

II. P,ENELITIANPenelitian ini Inerupakan penelitian

pustaka. Sebagai objek Inaterial adalah buku­buku mengenai kondisi sosial buday~

ekonoll1i, juga agmna di Jepang.Penelitian ini tidak Inenggunakan alat

khusus, hanya digunakan kartu-kat1u dankertas lepas sebagai pencatatan data supayatnelnudahkan proses penelitian.

III. HASIL PENELITIAN'PEMBAHASAN

DAN

cf, .Iurnal }~lb;afat, Seri ke-29, JUlli 1999 2

Sartini, Nilai-Ililai

diperuntllkkan bagi ketnajuan ihnu-ihnudasar saJnpai pada peningkatan industri(C:SlS, 1993:73). rridak kurang, riset dibidang kesehatan dengan ditetnukannya virushepatitis C~. T'eknologi jaJan raya (CSIS,1994:46), teknologi transpo11asi, elektronika,OtOlllotif lnenjadi ciri kemajuan ibnu dantektlologi Jepang.

Meskipun. delnikian terdapat hal-halyang dirasa sebagai efek ketnajuan dalalTIbidang ekonolni dan teori lneskipun nilai­nilai scni juga lnendapat pcrhatian. ){ilualkeaganlaan juga berkenlbang tetapi tidak se··banding dengan perketnbangan nilaiprogresif. Persaingan ketat 'dalatn sekolahdan bekerja tnenyebabkan stress berat (eSIS,1993:63). Kegilaan terhadap ketja (l1Jorkah()li(~ yang Inenjadi ciri pekerja Jepangyang ballyak dikritik (CSIS, 1993:74) dankuatnya kolektivitasdi lingkungan kerjabahkan' banyak lnenlunculkan kehidupankeluarga yang kurang hal111onis. Wanita yangInulai banyak berkarir dan ketakutan akansualni yang gila kerja Inenjadi kendalaperkawinan di Jepang (eSIS, 1994: 105). Halini Inenlunculkan datnpak tutunnya kelahiransehlngga diperlukan bonusbagi wanita yanglnelahirkan lebih dari satu (CSIS, 1993: 150).Keadaan iui Inenjadi sangat ironis denganban.yaknya para jompo akibat ketnajuan dibidang kesehatan. Disinyalir bahkan jUlnlahpara j0l11PO akan lebih banyak daripadajUlnlah relnaja yang sedang berkelnbang de­wasa di tahun 2000-an (CSIS, 1994:3).Agmna yang menjadi sangat praglnatissetnakin lnendukung pola Inensyarakat yang

ke rnoney orientedsociety (CSIS,1993:37).

B.. AnalisisfVlasyarakat tradisional dicirikan dengan

kehidupannya yang sangat didasari01ehnilai-nilai religi baik dahun kehidupan

, keluarga tnaupun kehidupan bennasyarakat.I-Ial yang khas dari 111asyarakat Jepang

3

adalah kehidupan kelolnpok, dan kehidupanlnasyarakat pada dasamya dipengaruhi olehagalua. Di Jepang, agatna Inerupakan sUlnberniIai-nilai (Fukuzawa Yukichi, 1985: 220)dalalll hidup tnasyarakat

Di Jepang dikenal karakter individuseperti: sifat berdikari atau berdiri sendiri,disiplin, kesungguhan, sifat berkewajiban,dan sifat berbalas budi. Karakter masyarakatdalatll hubungan kerjasatna ter1ihat dalatn:hubungan keluarga, sistelTI lTIusyawarah,hubungan oyabun-kobun (hubungan antarapihak yang lebih tua/atas dengan pihak yanglebill mudalbawah), sistem senioritas, danpenilaian atas-bawah atau rangking dalatnpe.kerjaan.

Masyarakat Jepang lebih luelupunyairasa tnelniliki terhadap kelolnpok - keluarga,universitas, atau perusahaan - dibandingkandengan di negara-negara Barat. RasatnelniJiki secara kongkrit dapat dilihat padaperilaku tnasyarakat di dalall1 hubungan­hubungan khusus sepel1i: kesetiaan anakkepada orang tua, honnat seorang tnahasiswakepada profesomya (bahkan setelah luIus),atau kerjasama dengan ternan sekerja di da­lan1 divisi khusus dari suatu perusahaan yanglebih besar (1984: 11).

Kerekatan sosia1 dihubungkan dengankondisi sosio-kultural Jepang. Jepangsebagai Inasyarakat yang cenderunghOlTIogen, kebudayaan, agmna, dan bahasa diJepang dipahalni o1eh selnua orang Jepangsecara satna, Ineski ditllungkinkan adanyapengeGualian (Koenjaraningrat, 1990:91).Prinsip kelolnpok tersebut tnenurun padakelolnpok-kelolupok keeil yangberhubungan dengan ikatan nmna atau darallyang ada di masyarakat (Longford,1915:111).

IVleskipun ikatan kelompok tatanankeluarga terlihat dalam adat wanspatrilineal-j.Jrimogenitu (Koentjara-ningrat,1990:93), kentaInya pahatn kekeluargaatlpada 111asyarakat Jepang Inenuntut adanya

... JurnaJ }1'jl\"'tlfal, ,Seri ke-29, .Juni 1999

kesetlaan dari anggota.kuat., peran rUlnahtangga di Jepallg Inelnbentuk sifat berdikaritnasyarakat. Sifat berdikari (se?f'reliance) o­rang Jepang Inerupakan suatu hal yang biasa(Sayidilnan Suryohadiprojo, 1987:43).

Kesetiaan di Jepang juga tidak hanyatnengandung arti kepatuhan pasif, Inelainkanpengabdian aktif dan prestasi (Bellah,1992:20). Di Jepang dikenal adanya tradisiberprestasi. Prestasi pribadi dilakukan dalanlrangka 111enunjang harga dirt kelol11pok.

Nilai lain yang berkaitan dengan hidupkekeluargaan bangsa Jepang adalahkeserasian. Sifat iui diperoleh melalui prosessaling pengertian yang dicapai denganInusyawarah dan kerja bersama (Rieschauer,1982: 172). Pcranan individu dihargai tctapisenantiasa dalalTI lingkungan sertakepentingan kelolnpok (SayidilnanSUlyohadiprojo, 1987:42-43). Keinginanpribadi., kekcrasan, dan l)enol~jolan diripribadi bukan 1l1erupakan kebajikan(Rieschauer, 1982: 171-172). Mereka jugasegan untuk menolak atau Inengatakan tidak(Rieschauer, 1982: 173-174).

Oi Jepang terdapat tujuh kegiatankeagaluaan penting yaitu tradisi Shinto,Budhislne, Taois111e, Confucianisme,Kristen, agatna rakyat (folk religion)., danAgatna-agama Baru (New Religions)(Earhart, 1984:22).

Masyarakat Jepang tidak tnerasatnetniliki hanya satu agatna secara eksklusif.Pada ull1utnnya orang Jepang aktif di dalmnlebih dari satu tradisi keagatnaan (Earhart,1984:22). lJnsur...unsur Shinto tnisalnya, ter-

kehidupan keluarga dankehidupan sehari-hari (Koentjaraningrat.,1990:96). Urusan perkawinan 111enjaditanggung jawab agalna Shinto sedangkanurusan ketnatian lnenjadi tugas agatnaBuclha(Mukti Ali, 1981 :7-8).

Negara sebagai kelolnpok religiusdibuktikan denganpernah diberlakukannyaShinto sebagai agatna negara.Pada periode

.. ./urno/ !fll.\'q[OI, 51eri ke-29, .Iulli /999

Sartini, Ni/ai-nt/ai Budaya Jepang ...

Meiji yang Shinto-sentris didirikan kull-kuilnegara seperti Kuit Ise. DalalTI kuit inidiabadikan DewaMatahari. Kaisar adalahketurunan dewa Int dan kaisar jugaInenyelenggarakan rangkaian ritual (Earhart,1984:73). Perkembangan agatna negara initnetnudar dengan adanya gerakan kebebasanberagalna dan Shinto bahkan dianggaphanya sebagai manifestasi patriotislne.Pelnerintah kemudian Inenghentikan semuabantuan kepada 1enlbaga-lenlbaga yangberafiliasi kepada Shinto (ltieschauer,1982:288). Meskipun delnikiatl, sisa-sisaajaran. Shinto melTI:bekas pada dirilnasyarakat Jepang bahkan hingga dewasaini.

Karakter lnasyarakat Jepang telahll1endorong .lnaju, dan banyak InengubahInasyarakat itu sendiri. Jepang dengan segalaciri sosio-kulturalnya yang tradisionalberangsur-angsur lnenClnukan jati dirinyadalanl bentuk yang lain. Meskipull denlikian,perusahaan-perusahaan Jepang InodemmenCellnil1kan keluarga tradisional.Perusahaan Jepang merupakan sebuahlelnbaga ke~eluargaan (Yoshihara Kunio,1983:42).

Modemisasi juga tidak hanya InenilTIpalelnbaga keluarga. Modernisasi luelnbawabanyak akibat yang tidak tnenguntungkanbagi lingkungan fisik di saluping penyakitsosial. Kerusakan lingkungan sertabanyaknya kejahatan dan perilaku I

Inenyilnpang dianggap sebagaipengejawantahan dati Inasyarakat Jepangyang sakit akibat kemajuan. Mereka kaya se­cara lnateri tetapi miskin rohani sehingga adakekurangan dalaln lnutu hidup. Perilakulnasyarakat Inenjadi selnakin hedonistik dan111engejar kemajuan (Tadhasi Fukutake,1988: 142-147).

Petllbangunan di Jepang denganperkelnbangan ekonolninyayang pesat sertakClnajuan iltnu dan teknologinya111cnyebabkan tnasyarakat berada dalatn ke-

4

Sartini, Nilai-nilai IJudo)la Je/Jang ...

hidupan yang serha Inenyenangkan. Setnuaorang pada dasarnya beketja keras delni ke­hidupan. DiJnulai sejak kecil, usaha inltnelnbuahkan hasil.Meskipun detnikian,banyak kekhawatiran yang muncul akibatperkelnbangan ketnajuan yang begitu pesatdan pengaruh budaya 1111por yang lnerasukbersama teknologi dan industrialisasitersebut.

Petnbangunandi bidang spiritual yangInencakup tnora) dan nilai-nilai kultural tra­disional dan nlodcrn lalnpak terlalaikanakibat kuatnya arns 1l1engejar keluajuan de­ngan segala keniklnatan yang tcrkandung didalatnnya. Pelnbinaan bidang spiritual yangIncrupakan jiwa dan sctnangat bangsatertutupi oleh hasrat untuk Inengejarpenguasaan ihnu pengetahuan, teknologi,serta ekonoll11 (CSIS, 1993: 19-20). Suasanarnasyarakat yang tllenjadi bertipe rnoneyoriented society, kondisi pekerja yang gilakelja, persaingan ketat, kondisi kesehatanyang 1l1elnbaik yang menyebabkan banyakpara jOlnpo lebih banyak daripada jUlnlahrelnaja, jUlnlah kelahiran yang selnaklnkeeil,agaJna yang sClnakin sangat praglnatik,selnakin banyaknya tuna wiSlna danpengangguran, di dalalnnya terkandungdalnpak negatif kelTIajuan. .

Selnangat tinggi dari nilai...nilaitradisional yang diwariskan dari generasi kegenerasi tidak lagi diperlihatkan dalatTIpenalnpilan penluda lTIodern Jepang.Perilakunya bahkan lnenunjukkan eirilnelnudarnya nilai-nilai tersebut.Disinyalir,hal ini disebabkan oleh dihapuskannyapendidikan agalna (Shinto) yang tidak lagilnenjadi aganla negara. Kenyataan iniInengurangi intensitas petnahatnankeagatnaan dan kurangnya nilai spiritualpada tnasyarakat terutatna para pelnuda.

Kenyataan di atas Inenunjukkan bahwaerika dan agaIna Jepang yang dulu luelnberiseln~gat hidup lueskipun hanya dengan in­seottf Illoral telah bergeser. Kini etika dan

agmna Jepang Inodem lebih Inenjadi institusiyang 111elnberikan harapan bagi keuntunganduniawi (l1J()rldly benefils) senlata(Syaefudidn Sitnon dalam CSIS, 1994: lO­11 ).

Etos kerja keras dan disiplin yang telahtnendorong Jepang luenjadi nega.ra .besar,dulu Inempakan aktualisasi nilai-nilaispiritual. Kerja keras dan disiplin kinidilakukan karena orientasi pada luateri, uangdan itnbalan duniawi. Hidup lnasyarakat1l1odcnl tidak hanya untuk tnclnenuhikebutuhan priluer seperti sandang, pangandan pakaian. Masyarakat InodernInelnetlukan berbagai fasilitas untukInclnpennudah kehidupan atau bahkan bisadikatakan Inelnanjakan kehidupan.Kebutuhan yang tnestinya tidak pentingInenjadi penting karena tatanan lnasyarakatlnodern lnenuntut dan tnenetnpatkanlllasyarakat untuk berlaku delnikian.Tuntutan demikian inilah yang kini Inerasukilnasyarakat lTIodem Jepang.

Harakiri yang mempakan pelWUjudanharga diti pun sekarang diganti denganInelakukan retreat. Orang yang luerasa tnalutidak akan Inelakukan upaya bunuh diri ritualini tnelainkanhanya dengan lnenghentikanselnua 3ktivitas pada posisi sebelumnya danhidup menjadi orang biasa di tengah-tengahrakyat (Syaefudin Simon dalam CSIS,1994: 11).

Perubahan lain yang dicatat Sitnonadalah nitai kesetiaan dalaln kerja. Kesetiaanpada tempat kerjae1neskipun sudah menjadihal yang Inelubudaya sudah tmnpak adanyapergeseran.Para eksekutif luuda sudahterbiasa tnelihat kegiatan pindah kerja untukluendapatkan gaji yang lebih tinggi terjadipada tetnan...tetnan tnereka. Profesionalistnedan skill Inenjadi pertitnbangan baru dalampenetapan suatu jenjang karir.

Jepang sekarang menjadi lebihpraglnatik dan bahkan materialistik. Hal initidak terlepas dari nilai agama Shinto yang

•.Jurnal Filsafat, A.)eri ke-29,Juni 1999--------~--------------------------_--....-5

sudah berakar di Jepang. Shinto cenderungpada ajaran yang bersifat duniawi. McnurutShinto, sesungguhnya tnanllsia padadasarnya baik, dan ukuran nilai kelllanusiaantet1inggi terletak pada keberhasilannya didunia. Orientasi nila.i keberhasilan l11anusiadi dunia IneT~adi ukuran tennasuk didalan111ya ji\va lnelayani sesatna yangtennuat dalalTI etika kerjanya yang bersifatutilitarianisllle altruistik (Sartini, ]992:94}.

Krisis identitas (CSIS, 1993 :38)Incnunjukkan adanya kca.daan anoilli padagaya hidup Inasyarakat Inodern Jepang.Mereka kebanyakan kebingungan dengangaya hidllP yang diperaninya.. Mereka tidaktahu apakah yang lnereka lakukan adalah apayang harus dilakukannya. Mereka jugallleinpeltanyakan apakah rnereka benar puasdengan hidup yang dljalaninya. Krisisidentitasdan kecenderungan individualistikll1enjadi eiri ll1asyarakat Jepang dewasa ini.Kecenderungan hidup yai1g individualistikdan tuntutan tnasyarakat yang tnasihkolektivistik tnenyebabkan kebingungan da­lal11 ll1enghadapi suasana dilelnatik ini.

Modernisasi dengan segala perubahandan pergeseran 80sial budayanya tnerupakansesuatu yang diinginkan oleh tnasyarakatyang sedang lnengalanl1 IJfoses ini. l-Ial inidisebabkan oleh adanya faktor psiko-sosialmoderhisasi yang salah satunya adalahkOlnitnlen rakyat, atau setidaknya keinginanlnereka 11ntuk tnenjadi bangsa yang Inodetl1(Lauer, 1993:423).

Dorongan setnangat -RestorasiMeiji111etnbawa percepatan dalatTl proseslTIodemisasi Jepang. Penyerap311 peradabanSarat berlangsung cepat. PetnerintahInendorong adat kebiasaan Barat salnpat ak­hitl1ya penekanan nilai Barat bagi peradabanJepang ini tnelnbawa datnpak yang burukbagi kond1s1 s081a1 Jepang.

Akibat dari proses penlbaratan tersebutdi atas tnenyebabkan para penlil11pin Jepangtnulai tneninjau kelnbali proses tersebut.

.J, .Iurllall~'ilsqfal, ,Seri ke-29, .Juni 1999

Sartini, Nilai-ni/ai Buda)lll .Je/Jllng ...

Mercka 1l1uJai lnenananlkan kebanggaan ter­hadap kebudayaan Jepang yang asli untuk111ell1bentuk dasar bagi jiwa seJuruh bangsaJepang guna tnenjadi bangsa yang 1110dern(Yeti Nurhayati, 1987:63-64). Usahapelestarian hakikat bangsa (kokusui hozon)lnenjadi suatu ranlbu-ratnbu ketika bangsaJepang tnenyerap-n1eniru budaya asing(Arifin Bey, 1990:273), atau ja/an holonicyang t11erupakan pendekatan kelompok yangtllelnadukan hanl10ni antara keseluruhankclolllpok dengan individu (SayiditnanSuryohadiprojo, 1987:205).

(~. RefleksiSuatu hal yang perlu diperhatikan

dalatn tnelihat secara lebih jenlah kelllajuandunia. adalah dengan lnelihat kebutuhan.lnanusia secara proporsional. A11inya,kebutuhan tnctnang harus dipenuhi tetapi ti­dak perlu secara herlebihan. Kebutuhanhidup bila dipenuhi Inaka selesailah ia danakan tilnbul kebutuhan yang ketnudian.

Di satnping kebutuhan, manusia jugaluelupunyai keinginan. Keinginan 111anusiainilab yang selalu tTIuncul dan berkelnbang.Satu keinginan terpenuhi maka akal1 Inunculkeinginan. yang lebih besar. Jika satukenyarnanan tercipta lnaka lnuncul keinginanlain yang lTIenuntut kenyatnanan yang lebih.Manusia lnenjadi selnakin lnanja danselnakin tergantung kepada fasilitas yang adadi lingkungannya. Ketiadaan fasilitas111enjadikan dirinya tidak berdaya padahalsebenamya lnanusia lah1r dan dapatberkclnbang dengan kesederhanaan. Dalalnkeadaan sederhana dan seadanya punsebenarnya Inanusia dapat lnencukupikebutuhannya. Hal ini dapat dilihat dariperkelnbangan tnanusia dan kebudayaaIUlya.ivfanusia prilllitif dan tnanusia jatnan batu,serta . tnanusia agraris, Inereka hidupsederhana dengan apa yang ada dilingkungannya.

Kelebihan tnanusia dari Inakhluk lain

6

Sartini, Nitai-nitai

IV. KESIl\1PULAN DAN SARAN

KesiJnpulan yang dapat diaJnbil dadpenelitian ini sebagai berikut.

Pertalna~ kelnajuan Jepanglnerupakanhasil dorongan kristalisasi sifat dan budayatnasyarakat Jepang seperti kerja keras,disipJin, helnat, kesungguhan,kesetiaan,kerja kelompok, dinamika yang tinggi,penghargaan terhadap waktu, budayabersaing.

Kedua, krcativitas dan produktivitaslnasyarakat ditujukan dalanl rangkatnelnenuhi kebutuhan yang selnakinIneningkat. Kebutuhan yang selnakinnleningkat ini Inelnunculkan bentuk-bentukkenymnanan yang berlebihan sehinggatnenitnbulkan akibat balik yang bahkanlnenilnbulkan pennasalahan.

Ketiga, beraneka raganll1ya keinginanInanusia 111crncrJukan suatu institusi yangkuat dah~ln Inenetapkan suatu konsepketnajuan. Kelnajuan mungkin smnpai padasuatu kecukupan tertentu, atau harus salnpaisejauh aka] lnanusia dapatlnengenlbangkannya.

DAFTARPUSTAKA

Arifin Bey, 1990, Peranan Jepang dalall'jJasca "A bad Amerika ", Antar Karya,Jakatta.

Bakker, Anton; Achlnad ChalTis Zubair,1994, Metodologi J-Yenelitian Filsafat,eel. ke-4, Kanisius, Yogyakarta.

Belling; "Totten (eds.), 1985, ModernisasiMa.\'alah Model }Jembangunan,

HasanRajawali, Jakarta.

Centre for StJategic and InternationalStudies, 1993, "Doklunentasi KHpingtentang Sosial Budaya Jepang, 1992",No. 361 /Hl / VIII / 1993.

Centre for Strategic and InternationalStudies, 1994, "Dokum.entasi Kliping

•.Jurnal ~/lsafat, S'eri ke-29, JUlli 1999

tcntang SosiaJ 13udaya Jepang, 1993",No. 402/ I,ll / IX / 1994.

Centre for Strategic and InternationalStudies, 1995, "[)okulnentasi I<-'ipingtcntang Soslal I:3udaya Jcpang 1993''',No. 426/111/XI/1995.

Fukuzawa Yukicl1i, 1985, JJi An/araI/e(ulal is/ne (Ian fvfol-lerl1isnle,'Diindonesiakan: Arifin Bey, YayasanKartika Saran~ Jakat1a.

Lauer., 1993., r)er'\'1J(~/(I{f' lelJll1nc~ r)eruhllha/1

l\fo.\'ial, tClj.:Alill1andan, R.ineka (~ipt.a,

Jakarta.Longtord, Joseph I-t, 1915, .Japan (~f' the

.Japanese, Sir Isaac Pitnlan & SonsLtd., New York.

Mukti Ali (ed.), 1981, Aga/na Jepang, PTBagus .Arafah, Yogyakat1a.

Sartini, 1992, "Etos Kerja Masyarakat, .Jcpang", Skripsi p,ada Fak. Filsafal

UGM, Yogyakarta.Sartono Kaltoditjo (ed.), 1981, Elite dalaln

.. .Jurnal ril')(ifat, &.~eri ke-29, Juni 1999

Sartini., Nilai-nilai Rudcl)la .Jepang ...

/>erS/Jekl!( It..,1e.iarah, eeL ke-l" LP3 Es,Jakarta.

Sayidilnan Suryohadiproj0, 1987, 11e/(~iar

dari .JeIJang: Manusia (JanMal\yarakat .JelJang dalanll)erjoangan !-fidujJ, eel. 1, UI Press,Jakarta.

Schood, 1991, fvfodernisasi, tClj.: R.. Ci.Soekadijo, Gralnedia., Jakat1a.

Tadashi Fukutake, 1989, The Japane.\'e.\1osiall\1Irllclure, 'fransl. hy: l{onaJd f'.I)ore, lJniversit.y of 'fokyo Press,rrokyo.

Tasrif, S., 1952, l?iepang -.51ekarang, BulanBintang'l Jakarta.

Yeti Nurhayati, 1987, IJangkah-langkah

Alva/ Modernisasi "Iepang,' DianRakyat, Jakatta.

Yoshihara 'Kunio, 1983, Perken1bangan1~'k()n()f11i ./epang l.~·ehuah f'enganlar,terj.:Mien Joebhan dan SUlnanto,Gralnedia, Jakatta.

8