NEW Tugas Rio Baru

29
LAPORAN PENDAHULUAN 1.1 KONSEP DASAR KELUARGA 1.1.1 Pengertian Keluarga Menurut DEPKES RI (1998) Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal dibawah satu atap dalam saling ketergantungan (Effendi, 1998 : 32). Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan dalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Effendi 1998 : 32). Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga (Suprajitno, 2004 : 1) Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterkaitan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing ang merupakan bagian dari keluarga (friedman, 1998:1) Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa keluarga yaitu unit terkecil dari 3

description

new tugas baru

Transcript of NEW Tugas Rio Baru

BAB I

3

LAPORAN PENDAHULUAN1.1 KONSEP DASAR KELUARGA1.1.1 Pengertian KeluargaMenurut DEPKES RI (1998) Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal dibawah satu atap dalam saling ketergantungan (Effendi, 1998 : 32).

Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan dalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Effendi 1998 : 32).

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga (Suprajitno, 2004 : 1)

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterkaitan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing ang merupakan bagian dari keluarga (friedman, 1998:1)

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa keluarga yaitu unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas dua orang atau lebih karena adanya ikatan perkawinan atau pertalian darah yang hidup dalam suatu rumah tangga dibawah asuhan seorang kepala keluarga yang saling berinteraksi diantara sesama anggota keluarga yang mempunyai peran masing-masing serta menciptakan dan mempertahankan kebudayaan.

1.1.1 Struktur Keluarga

1.1.1.1 Struktur keluarga menurut Nasrul Effendi (1998 : 33) ada 5 macam, yaitu :

a. PatrilinealYaitu keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.

b. MatrilinealYaitu keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.

c. MatrilokalYaitu yang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.

d. PatrilokalYaitu sepasang suami istri yang tinggal bersana keluarga sedarah suami.

e. Keluarga kawinan

Yaitu hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian dari keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

1.1.1.2 Adapun ciri-ciri struktur keluarga menurut Anderson Carter yang dikutip oleh Nasrul (1998 : 33), adalah:

a. Terorganisasi: saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga.

b. Ada keterbatasan: setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.

c. Ada perbedaan dan kekhususan: setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.

1.1.1.3 Parrad dan Caplan yang diadopsi Friedman dalam Suprajitno, mengatkan ada empat elemen struktur keluarga, yaitu:

a. Struktur peran keluarga, menggambarkan peran masing-masing anggota keluarga dalam keluarga sendiri dan peerannya di linkungan masyarakat atau peran formal dan informal.

b. Nilai atau norma keluarga, menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan diyakini oleh keluarga, khususnya yang berhubungan dengan kesehatan.

c. Pola komunikasi keluarga, menggambarkan bagaimana cara dan pola komunikasi ayah- ibu(orang tua), orang tua dengan anak, anak dengan anak, dan anggota keluarga lain (pada keluarga besar) dengan keluarga inti.

d. Struktur kekuatan keluarga, menggambarkan kemampuan anggota keluarga untuk mempengaruhi dan mengendalikan orang lain untuk mengubah perilaku keluarga yang mendukung kesehatan.

1.1.2 Tipe Keluarga / Bentuk Keluarga

1.1.2.1 Menurut Nasrul Efendy (1998:33-34) tipe keluarga terdiri dari :

a. Keluarga inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.

b. Keluarga besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambah sanak saudara, misalnya: nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.

c. Keluarga berantai (Serial Family) adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.

d. Keluarga duda / janda (Single Family) adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.

e. Keluarga berkomposisi (Composite) adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.

f. Keluarga kabitas (Cahabitation) adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.

1.1.2.2 Menurut Suprajitno (2004:2) tipe keluaga terdiri dari:

a. Keluarga bentukan kembali (dyadic famili) adalah keluarga baru yang terbentuk dari pasangan yang telah cerai atau kehilangan pasangannya. Keadaan ini di Indonesia juga menjadi tren karena adanya pengaruh gaya hidup barat yang pada zaman dahulu jarang sekali ditemui sehingga seorang yang telah cerai atau ditinggal pasangannya cenderung hidup sendiri untuk membesarkan anak-anaknya.

b. Orang tua tunggal (single farent family) adalah anak keluarga yang terdiri dari salah saru orang tua dengan anak-anak akibat perceraian atau ditinggal pasangannya.

c. Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarried teenagemother).

d. Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa pernah menikah (the single adult living alone). Kecendrungan di Indonesia juga meningkat dengan dalih tidak mau direpotkan oleh pasangan atau anaknya kelak jika telah menikah.

e. Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the nonmarital heterosexualcohabiting family). Biasa dapat dijumpai pada daerah kumuh perkotaan (besar), tetapi pada akhirnya mereka dinikahkan oleh pemerintah daerah (kabupaten atau kota) meskipun usia pasangan tersebut telah tua demi status anak-anaknya.

f. Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (gay and lesbian family)

1.1.3 Peminpin dalam KeluargaPeminpin dalam keluarga terbagi kedalam 3 jenis, yaitu :

1.1.3.1 PatriakalYaitu yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah pihak Ayah.

1.1.3.2 MatriakalYaitu yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah pihak Ibu.

1.1.3.3 EqualitarianYaitu yang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah Ayah dan Ibu.

1.1.4 Peranan Keluarga

Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.(Efendi:35)

1.1.4.1 Berbagai penanan yang terdapat didalam keluarga aalah sebagai berikut :

a. Peranan Ayah

1) Suami dari istrinya dan ayah dari anak-anaknya

2) Sebagai pencari nafkah

3) Sebagai pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman

4) Sebagai kepala keluarga

5) Sebagai anggota dari kelompok sosialnya

6) Sebagai angota masyarakat dari lingkungannya

b. Peranan Ibu

1) Sebagai istri dari suaminya dan ibu dari anak-anaknya

2) Sebagi pengasuh, pendidik dan pelindung bagi anak-anaknya

3) Sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya

4) Sebagai angota masyarakat dari lingkungannya

5) Mengurus rumah tangga

6) Sebagai pencari nafkah tambahan bagi keluarganya

c. Peranan Anak

1) Melaksanakan peranan psikologis dan sosial sesuai dengan tingkat perkembangnya baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

2) Menghormati dan menghargai orang tua.

3) Patuh akan nasehat orang tua.

1.1.5 Fungsi Keluarga

1.1.5.1 Friedman (1998 : 349) menggambarkan fungsi keluarga secara umum adalah sebagai berikut :

a. Fungsi afektif (The Affective Function) adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial anggota keluarga.

b. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi (Sosialization And Social Placement Function) adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah.

c. Fungsi reproduksi (The Reproductive Function) adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.

d. Fungsi ekonomi (The Economic Function), yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

e. Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan (The Health Care Function), yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktifitas tinggi. Fungsi keluarga dalam perawatan kesehatan ini adalah :

1) Mampu menenal masalah kesehatan

2) Mampu mengambil keputusan yang tepat mengenai masalah kesehatan

3) Mampu merawat anggota keluarga yang sakit

4) Mampu menciptakan lingkungan keluarga yang dapat meningkatkan kesehatan

5) Mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat

1.1.5.2 Adapun fungsi keluarga yang dapat dijalankan keluarga sebagai berikut (Efendy : 35 ) :

a. Fungsi biologis

1) Untuk meneruskan keturunan

2) Memelihara dan membesarkan anak

3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga

4) Memelihara dan merawat anggota keluarga

b. Fungsi psikolgis

1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman

2) Memberikan perhatian diantara anggota kelaurga

3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga

4) Memberikan identitas keluarga

c. Fungsi sosialisasi

1) Membina sosialisasi pada anak

2) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak

3) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga

d. Fungsi ekonomi

1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga

2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga

3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan sebagainya

e. Fungsi pendidikan

1) Menyekolahkan anak untuk membeikan pengetahuan, keterampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya

2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa

3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.1.1.5.3 Dari berbagai fungsi diatas ada tiga fungsi pokok keluarga terhadapa anggotanya, (Efendy: 36) adalah:

a. Asih, adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangantan keypad anggota keluarga sehigga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya

b. Asuh, adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadikan mereka anak-anak yang sehat baik fisik, mental, sosial dan spiritual

c. Asah, adalah memnuhi kebutuhan pendidikan anak, sehigga siap menjadi manusia dewasa yang mendiri dalam mempersiapkan masa depannya

1.1.6 Tahap-Tahap Perkembangan Keluarga

Bukan hanya individu saja yang memiliki tahap perkembangan, keluarga juga memiliki tahap perkembangan dengan berbagai tugas perkembangan yang harus diselesaikan sesuai dengan tahap perkembangannya.

Suprajitno (2004:3) menulis bahwa terdapat perbedaan pembagian tahap perkembangan menurut Carter dan McGoldrick dengan Duvall.

1.1.6.1 Perkembangan Keluarga Carter

a. Keluarga antara: masa bebas (pacaran) dewasa muda Tidak diidentifikasi karena periode waktu antara dewasa dan menikah tidak dapat ditentukan mulai dari Terbentuknya keluarga baru melalui suatu perkawinan atau Keluarga baru menikah

b.Keluarga yang memiliki anak usia muda (anak usia bayi sampai usia sekolah) Keluarga dengan anak baru lahir (usia anak tertua sampai 30 bulan)

c.Keluarga dengan anak prasekolah (usia anak tertua 2,5 -5 tahun)

d.Keluarga dengan anak usia sekolah (usia anak tertua 6-12 tahun)

e. Keluarga yang memiliki anak dewasa. Keluarga dengan anak remaja (usia anak tertua 13-20 tahun)

f.Keluarga yang mulai melepas anaknya untuk keluar rumah Keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa (anak-anaknya mulai meninggalkan rumah)

e.Keluarga yang hanya terdiri dari orangtua saja atau keluarga usia pertengahan (semua anak meninggalkan rumah)

g.Keluarga lansia Keluarga lansiaSumber: Suprajitno (2004:3)

Perubahan pada tahap perkembangan keluarga diikuti dengan perubahan tugas perkembangan keluarga dengan berpedoman pada fungsi yang dimiliki keluarga.

1.1.6.2 Perkembangan Keluarga Menurut DuvallTahap Perkembangan Tugas Perkembangan (utama)

a. Keluarga baru menikah

1)Membina hubungan intim yang memuaskan 2)Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial3)Mendiskusikan rencana memiliki anakb.Keluarga dengan anak baru lahir

1)Mempersiapkan menjadi orang tua

2)Adaptasi dengan perubahan adanya anggota keluarga, interaksi keluarga, hubungan seksual dan kegiatan

3)Mempertahankan hubungan dalam rangka memuaskan pasangannya

c. Keluarga dengan anak usia pra-sekolah

1)Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, misalnya kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa aman

2) Membantu anak untuk bersosialisasi

3)Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain (tua) juga harus terpenuhi

4)Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam atau luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar)

5)Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (biasanya keluarga mempunyai tingkat kerepotan tinggi)

6)Pembagian tanggung jawab anggota keluarga

7)Merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan

d.Keluarga dengan anak usia sekolah

1)Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah dan lingkungan lebih luas (yang tidak/kurang diperoleh dari sekolah atau masyarakat)

2)Mempertahankan keintiman pasangan

3)Memenuhi kebutuhan yang meningkat, termasuk biaya kehidupan dan kesehatan anggota keluarga

e.Keluarga dengan anak remaja

1)Memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab mengingat remaja adalah seorang dewasa muda dan mulai memiliki otonomi

2)Mempertahankan hubungan intim dalam keluarga, mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua. Hindarkan terjadinya perdebatan, kecurigaan dan permusuhan

3)Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan (anggota) keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh-kembang anggota keluarga

f. Keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa

1)Memperluas jaringan keluarga dari keluarga inti menjadi keluarga besar

2)Mempertahankan keintiman pasangan

3)Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat

4)Penataan kembali peran orang tua dan kegiatan rumah

g.Keluarga usia pertengahan

1)Mempertahankan kesehatan individu dan pasangan usia pertengahan

2)Mempertahankan hubungan yang serasi dan memuaskan dengan anak-anaknya dan sebaya

3)Meningkatkan keakraban pasangan

g.Keluarga usia tua

1)Mempertahankan suasana kehidupan rumah tangga yang saling menyenangkan pasangannya

2)Adaptasi dengan perubahan yang akan terjadi: kehilangan pasangan, kekuatan fisik dan penghasilan keluarga

3)Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat

4)Melakukan life review masa laluSumber: Suprajitno (2004:4)

1.1.7 Tugas-Tugas Keluarga

1.1.7.1 Menurut Nasrul Efendi (1998: 37), keluarga mempunyai tugas pokok, yaitu :

a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya

b. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga

c. Pembagian tugas masing-masing angotanya sesuai dengan kedudukan masing-masing

d. Sosialisasi antar anggota keluarga

e. Pengaturan jumlah anggota keluarga

f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga

g. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas

h. Membangkitkan dorongan dan semgant para anggota keluarga

1.2 KONSEP KEPERAWATAN KESEHATAN KELUARGA

1.2.1 Pengertian Keperawatan Kesehatan Keluarga

Menurut Bailon dan Maglaya yang dikutip oleh Nasrul E. (1998:39) bahwa Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan/dipusatkan kepada keluarga sebagai unit / kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan, melalui perawatan sebagai sarananya.

1.2.1.1 Menurut Suprajitno (2004:25) Perawat yang memberikan asuhan keperawatan keluarga mempunyai peran dan fungsi :

a. Sebagai pemberi asuhan keperawatan langsung kepada klien (keluarga) dengan menggunakan proses keperawatan.

b. advokat klien (keluarga), perawat berfungsi sebagai penghubung antara klien dan tenaga kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien, membela kepentingan klien dan membantu keluarga untuk memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang diberikan oleh tim kesehatan dengan pendekatan tradisional maupun profesional.

c. pendidik klien, perawat membantu klien meningkatkan kesehatannya melalui pemberian pengetahuan yang terkait dengan keperawatan dan tindakan medik yang diterima sehingga keluarga dapat menerima tanggung jawab terhadap hal-hal yang diketahui.

d. Sebagai koordinator, perawat memanfaatkan semua sumber-sumber dan potensi yang ada, baik materi maupun kemampuan keluarga secara terkoordinasi sehingga tidak ada intervensi yang terlewatkan maupun tumpang tindih.

e. kolaborator, perawat bekerja sama dengan tim kesehatan lain dan keluarga dalam menentukan rencana maupun pelaksanaan asuhan keperawatan guna memenuhi kebutuhan dasar keluarga.

f. Sebagai pembaharu, perawat mengadakan inovasi dalam cara berpikir, bersikap, bertingkah laku dan meningkatkan keterampilan keluarga agar menjadi sehat.

g. Sebagai pengelola, perawat menata kegiatan dalam upaya mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu terpenuhinya kebutuhan dasar keluarga dan kepuasan perawat dalam melaksanakan tugas.

Secara umum, perawat yang memberikan asuhan keperawatan keluarga mempunyai tanggung jawab dalam memberikan asuhan keperawatan, meningkatkan ilmu pengetahuan dan meningkatkan diri sebagai profesi (meningkatkan keterampilan professional yang dimiliki, intelektual, teknis dan interpersonal). Tanggung jawab memberi asuhan keperawatan keluarga dengan menggunakan metodologi proses keperawatan.

1.2.2 Tujuan Perawatan Kesehatan Keluarga

Tujuan utama dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga ada 2 macam yaitu :

1.2.2.1 Tujuan Umum

Untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan keluarga sehingga dapat meningkatkan status kesehatan keluarganya.

1.2.2.2 Tujuan khusus

1) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah kesahatan yang dihadapi oleh keluarga.

2) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menganggulangi masalah-maslah kesehatan dasar dalam keluarga.

3) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi maslah kesehatan para anggotanya.

4) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memgberikan asuhan keperawatan terhadap anggota keluarga yang sakit dan dalam mengatasi maslah kesehatan anggota keluarga.

5) Meningkatkan produktivitas keluarga dalam meningkatkan mutu hidupnya.

1.2.3 Sasaran Perawatan Keluarga Dengan Kelompok Risiko Tinggi

1.2.3.1 Menurut Nasrul Effendy (1998 : 41) yang termasuk keluarga risiko tinggi dalam bidang kesehatan, meliputi :

a. Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan masalah sebagai berikut :

1) Tingkat sosial ekonomi keluarga rendah

2) Keluarga kurang atau tidak mampu mengatasi masalah kesehatan sendiri.

3) Keluarga dengan keturunan yang kurang baik/keluarga dengan penyakit keturunan.

b. Keluarga dengan ibu dengan faktor risiko tinggi kebidanan.Waktu hamil :

1) Umur ibu (16 tahun atau lebih dari 35 tahun)

2) Menderita kekurangan gizi / anemia.

3) Menderita hipertensi.

4) Primipara atau multipara.

5) Riwayat persalinan denga komplikasi.

c. Keluarga dimana anak menjadi risiko tinggi, karena:

1) Lahir premature / BBLR.

2) Berat badan sukar naik.

3) Lahir dengan cacat bawaan.

4) ASI ibu kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayi.

5) Ibu menderita penyakit menular yang dapat mengancam bayi atau anaknya.

d. Keluarga mempunyai masalah dalam hubungan antara anggota keluarga :

1) Anak yang tidak dikehendaki dan pernah dicoba untuk digugurkan.

2) Tidak ada kesesuaian pendapat antara anggota keluarga dan sering timbul cekcok dan ketegangan.

3) Ada anggota keluarga yang sering sakit.

4) Salah satu orang tua (suami/istri) meninggal, cerai atau lari meninggalkan keluarga

1.2.4 Prinsip-Prinsip Perawatan Kesehatan Keluarga

Terdapat beberapa prinsip penting yang perlu diperhatikan dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, adalah sebagai berikut :

1.2.4.1 Keluarga sebagai unit atau kesatuan dalam pelayanan kesehatan

1.2.4.2 Sehat sebagai tujuan utama

1.2.4.3 Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan kesehatan keluarga.

1.2.4.4 Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga, perawat melibatkan peran serta aktif seluruh keluarganya dalam merumuskan maslah dan kbutuhan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya.

1.2.4.5 Memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin untuk kepentingan keluarga.

1.2.4.6 Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.

1.2.4.7 Sasarannya adalah keluarga secara keseluruhan.

1.2.4.8 Pendekatan yang dipergunakan adalah pendekatan pemecahan masalah dengan menggunakan proses keperawatan.

1.2.4.9 Kegiatan utamanya adalah penyuluhan kesehatan dan asuhan perawatan kesehatan dasar atau perawatan di rumah.

1.2.4.10 Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi.

1.2.5 Langkah-Langkah Dalam Perawatan Kesehatan Keluarga

Dalam melaksanakan asuhan perawatan kesehatan keluarga, ada beberapa langkah yang harus dilakukan, adalah sebagai berikut :

1.2.5.1 Membina hubungan kerja sama dengan keluarga, dengan cara :

a. Mengadakan kontak dengan keluarga

b. Menyampaikan maksud dan tujuan serta minat untuk membantu keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan mereka.

c. Menyatakan kesediaan untuk membatu memenuhi kebutuhan-kebutuhan kesehatan keluarga.

d. Membina komunikasi dua arah dalam keluarga Melaksanakan pengkajian untuk menentukan adanya masalah kesehatan keluarga.

1.2.5.2 Menganalisa data keluarga untuk menentukan masalah-masalah kesehatan dan perawatan keluarga.

1.2.5.3 Menggolongkan masalah kesehatan keluarga.

1.2.5.4 Menentukan luas dan sifatnya masalah serta kesanggupan keluarga untuk melaksanakan tugas-tugas keluarga dalam bidang kesehatan.

1.2.5.5 Menentukan atau menyusun skala prioritas masalah kesehatan dan keperawatan keluarga.

1.2.5.6 Menyusun rencana asuhan keperawatan keluarga sesuai dengan urutan prioritas.

1.2.5.7 Melaksanakan asuhan perawatan kesehatan keluarga sesuai dengan rencana yang disusun.

1.2.5.8 Melaksanakan evaluasi keberhasilan tindakan keperawatan yang dilakukan.

1.2.5.9 Meninjau kembali masalah yang belm dapat teratasi dan merumuskan kembali rencana asuhan keperawatan yang baik.

1.2.6 Hambatan-hambatan yang sering dihadapi dalam pemecahan masalah kesehatan keluarga

Hambatan yang paling besar dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, adalah sebagai berikut :

1.2.6.1 Hambatan dari keluarga, yaitu :

a. Pendidikan keluarga yang rendah

b. Keterbatasan sumber-sumber daya keluarga, seperti keuangan, sarana dan prasarana.

c. Kebiasaan-kebiasaan yang melekat

d. Sosial budaya yang tidak menunjang

1.2.6.2 Hambatan dari perawat, yaitu :

a. Sarana dan prasarana yang tidak menunjang dan mencukupi, seperti transportasi dan lain-lain

b. Kondisi alam (geografi yang sulit)

c. Kesulitan dalam komunikasi (bahasa)

Keterbatasan pengetahuan perawat tentang kultur keluarga.1.3 KONSEP DASAR KELUARGA USIA SUBUR1.3.1 Keluarga dengan usia suburMenurut Yuwielueninet 2008, usia dewasa muda yaitu antara 18 tahun sampai 40 tahun sering dihubungkan dengan masa subur karena pada usia ini kehamilan sehat paling mungkin terjadi.Tahap tahap perkembangan pada masa usia subur :a.Tahap Transisi (keluarga antara dewasa muda yang belum kawin)b. Tahap I (pemula)c. Tahap II (keluarga yang mengasuh anak)d. Tahap III (keluarga dengan anak usia pra-sekolah)e. Tahap IV (keluarga dengan anak usia sekolah)f. Tahap V (kelurga dengan anak remaja)Tahap perkembangan keluarga dengan usia suburTahap ini di mulai pada tahap transisi, keluarga yang mengasuh anak, keluarga dengan anak usia pra-sekolah, keluarga dengan anak usia sekolah, karena usia subur berkisar antara 18 tahun sampai 40 tahun. Pada masa ini, individu semakin terpisah dari keluarga mereka, membangun tujuan karir, dan memutuskan apakah akan menikah dan memulai sebuah keluarga atau tetap sendiri serta mampu beradaptasi dengan pengalaman baru .1.3.1.1 Tahap Transisi (keluarga antara dewasa muda yang belum kawin)Agar mampu membentuk kemandirian dalam hal pekerjaan dan finansial, agar mampu menjalin hubungan intim dengan teman sebaya, serta mampu berpisah dari keluarga asal.1.3.1.2 Tahap I (pemula)Agar mampu membangun perkawinan yang saling memuaskan, mampu menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis, serta mampu membentuk keluarga berencana.1.3.1.3 Tahap II (keluarga yang mengasuh anak)Dapat membentuk keluarga muda sebagai unit yang mantap, mampu merekonsiliasi tugas tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan anggota keluarga, mampu mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan, mampu memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambah peran sebagai orang tua.1.3.1.4 Tahap III (keluarga dengan anak usia pra-sekolah)Mampu memenuhi kebutuhan anggota keluarga, mampu mensosialisasikan anak, mampu mengintegrasikan anak yang baru serta tetap memenuhi kebutuhan anak anak yang lain, mampu mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga.1.3.1.5 Tahap IV (keluarga dengan anak usia sekolah)Mampu mensosialisasikan pada anak anak termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat, mampu mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan, mampu memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.1.3.1.6 Tahap V (keluarga dengan anak remaja) Mampu memberi suri tauladan dan menjaga komunikasi.1.3.1.7 Tugas perkembangan keluarga wanita dengan usia subur, yaitu :a. Tahap Transisi (keluarga antara dewasa muda yang belum kawin)1) Pisah dari keluarga asal.2)Menjalin hubungan intim dengan teman sebaya.3)Membentuk kemandirian dalam hal pekerjaan dan finansial.b. Tahap I (pemula)1)Membangun perkawinan yang saling memuaska.2)Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.3)Keluarga berencana.c. Tahap II (keluarga yang mengasuh anak)1)Membentuk kelurga muda sebagai unit yang mantap.2)Rekonsiliasi tugas tugas perkembangan yang bertentangan dengan dan kebutuhan anggota keluarga.3)Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.4)Memperluas persahabatana dengan keluarga besar dengan meambahkan peran peran orang tua dan kakek nenek.d. Tahap III (keluarga dengan anak usia pra-sekolah)1)Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang bermain, privasi, dan keamanan.2)Mensosialisasikan anak.3)Mengintegrasikan anak yang baru, sementar tetap memenuhi kebutuhan anak anak yang lain.4)Mempertahanka hubungan yang sehat dalam keluarga.e. Tahap IV (keluarga dengan anak usia sekolah)1)Mensosialisasikan anak anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat.2)Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaska.3)Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.f. Tahap V (kelurga dengan anak remaja)1)Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab keetika remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri.2)Memfokuskan kembali hubungan perkawinan.3)Berkomunikasi secar terbuka antara orangtua dan anak anak1.4 KONSEP DASAR PENYAKIT1.4.1 DEFINISIAIDS adalah sindroma yang menunjukkan defisiensi imun seluler pada seseorang tanpa adanya penyebab yang diketahui untuk dapat menerangkan tejadinya defisiensi, tersebut seperti keganasan, obat-obat supresi imun, penyakit infeksi yang sudah dikenal dan sebagainya.1.4.2 ETIOLOGIPenyebab adalah golongan virus retro yang disebut human immunodeficiency virus (HIV). HIV pertama kali ditemukan pada tahun 1983 sebagai retrovirus dan disebut HIV-1. Pada tahun 1986 di Afrika ditemukan lagi retrovirus baru yang diberi nama HIV-2. HIV-2 dianggap sebagai virus kurang pathogen dibandingkaan dengan HIV 1. Maka untuk memudahkan keduanya disebut HIV.Transmisi infeksi HIV dan AIDS terdiri dari lima fase yaitu :1. Periode jendela. Lamanya 4 minggu sampai 6 bulan setelah infeksi. Tidak ada gejala.2. Fase infeksi HIV primer akut. Lamanya 1-2 minggu dengan gejala flu likes illness.3. Infeksi asimtomatik. Lamanya 1-15 atau lebih tahun dengan gejala tidak ada.4. Supresi imun simtomatik. Diatas 3 tahun dengan gejala demam, keringat malam hari, B menurun, diare, neuropati, lemah, rash, limfadenopati, lesi mulut.5. AIDS. Lamanya bervariasi antara 1-5 tahun dari kondisi AIDS pertama kali ditegakkan. Didapatkan infeksi oportunis berat dan tumor pada berbagai system tubuh, dan manifestasi neurologist.AIDS dapat menyerang semua golongan umur, termasuk bayi, pria maupun wanita. Yang termasuk kelompok resiko tinggi adalah :1. Lelaki homoseksual atau biseks. 5. Bayi dari ibu/bapak terinfeksi.2. Orang yang ketagian obat intravena3. Partner seks dari penderita AIDS4. Penerima darah atau produk darah (transfusi).1.4.3 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK1.4.3.1 Tes untuk diagnosa infeksi HIV :- ELISA- Western blot- P24 antigen test- Kultur HIV1.4.3.2 Tes untuk deteksi gangguan system imun.- Hematokrit.- LED- CD4 limfosit- Rasio CD4/CD limfosit- Serum mikroglobulin B2- Hemoglobulin1.4.4 AS1.5 KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATANProses keperawatan adalah suatu metode sistematik untuk mengkaji respon manusia terhadap masalah-masalah dan membuat rencana keperawatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah masalah tersebut. Masalah-masalah kesehatan dapat berhubungan dengan klien keluarga juga orang terdekat atau masyarakat. Proses keperawatan mendokumentasikan kontribusi perawat dalam mengurangi / mengatasi masalah-masalah kesehatan.

Proses keperawatan terdiri dari lima tahapan, yaitu : pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.1.5.1 PENGKAJIAN1.5.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN1.5.3 PERENCANAANSetelah merumuskan diagnosa keperawatan, maka intervensi dan aktivitas keperawatan perlu ditetapkan untuk mengurangi, menghilangkan, dan mencegah masalah keperawatan penderita. Tahapan ini disebut perencanaan keperawatan yang meliputi penentuan prioritas, diagnosa keperawatan, menetapkan sasaran dan tujuan, menetapkan kriteria evaluasi dan merumuskan intervensi dan aktivitas keperawatan.

1.5.4 PELAKSANAAN

Pelaksanaan adalah tahap pelaksananan terhadap rencana tindakan keperawatan yang telah ditetapkan untuk perawat bersama pasien. Implementasi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi, disamping itu juga dibutuhkan ketrampilan interpersonal, intelektual, teknikal yang dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi yang tepat dengan selalu memperhatikan keamanan fisik dan psikologis. Setelah selesai implementasi, dilakukan dokumentasi yang meliputi intervensi yang sudah dilakukan dan bagaimana respon pasien.1.5.5 EVALUASI Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan. Kegiatan evaluasi ini adalah membandingkan hasil yang telah dicapai setelah implementasi keperawatan dengan tujuan yang diharapkan dalam perencanaan. Perawat mempunyai tiga alternatif dalam menentukan sejauh mana tujuan tercapai:1.3.5.1 Berhasil

: prilaku pasien sesuai pernyatan tujuan dalam waktu atau tanggal yang ditetapkan di tujuan.1.3.5.2 Tercapai sebagian : pasien menunujukan prilaku tetapi tidak sebaik yang ditentukan dalam pernyataan tujuan.1.3.5.3 Belum tercapai. : pasien tidak mampu sama sekali menunjukkan prilaku yang diharapakan sesuai dengan pernyataan tujuan.

3