Media Baru Diseminasi Produk Litbang LAPAN Menghadapi New ...
Transcript of Media Baru Diseminasi Produk Litbang LAPAN Menghadapi New ...
52 Buletin LAPAN Edisi Vol. 7 No. 3 2020
Oleh Ricko Benardhi
Media Baru Diseminasi Produk
Litbang LAPAN Menghadapi New
Normal
Covid-19 mengubah banyak sisi kehidupan
masyarakat. Masyarakat dipaksa untuk tetap di rumah
dan menghindari kontak langsung serta berkumpul.
Hal ini karena cara penularan virus Covid-19 yang
awalnya berupa droplet sehingga akhir – akhir ini
bermutasi menjadi penularan via udara. Lalu kenapa
Covid-19 begitu mengerikan bagi manusia?
Disadur dari artikel New York Times: “What Does the Coronavirus Do to the Body?”. Virus
menyebar melalui tetesan air liur yang muncrat dari mulut orang akibat batuk atau bersin,
yang kemudian masuk ke tubuh orang yang berada di dekatnya melalui mulut, hidung,
dan mata. Saat virus ini berkembang, mereka mulai menginfeksi sel-sel di sekitarnya.
Gejalanya biasanya mulai terasa di belakang tenggorokan, berupa rasa nyeri tenggorokan
dan batuk kering. Lalu virus dengan cepat merambat masuk ke saluran pangkal paru-paru,
hingga masuk ke paru-paru. Pembengkakan pada jaringan paru dan kurangnya oksigen
dalam darah membuat jaringan tersebut terisi dengan cairan, nanah dan sel yang mati.
Lalu Pneumonia, radang paru-paru, bisa muncul. Ini bisa membuat pasien mengalami
kesulitan bernapas sehingga butuh alat bantu pernapasan (ventilator). Dalam beberapa
kasus, terjadi yang disebut Sindrom Kesulitan Pernapasan Akut (Acute Respiratory Distress
Syndrome), sehingga bahkan dengan ventilator pun, pasien bisa meninggal karena kesulitan
pernapasan.
Pemerintah pusat menggagas penerapan New Normal bagi masyarakat. New normal
adalah satu – satunya cara agar lini kehidupan masyarakat tidak terpuruk atau mati karena
sebelumnya masyarakat dipaksa kerja di rumah atau membatasi pergerakan. Filsuf Slovenia
Slavoj Žižek secara lugas menulis dalam buku terbarunya Pandemic! Covid-19 Shakes the World (2020) bahwa tidak ada jalan lain selain bersiap memasuki normal yang baru.
Presiden Joko Widodo juga menegaskan bahwa masyarakat harus menerapkan New Normal
sampai vaksin Covid-19 ditemukan. Karena itu kegiatan tatap muka dan berkumpul harus
menyesuaikan dengan protokol Kesehatan Covid-19.
Diseminasi litbang LAPAN selama ini banyak dipamerkan dalam bentuk pameran. Dengan
pameran diharapkan bisa mengajak mesyarakat untuk lebih mengetahui secara real
perkembangan hasil litbang LAPAN dari tahun ke tahun. Dalam mengikuti pameran selalu
dibantu oleh peneliti atau perekayasa terkait sehingga bisa menjelaskan dengan detail,
lalu ada juga alat peraga, alat untuk edukasi, dan media cetak berupa Buletin LAPAN dan
lain sebagainya. Pameran memberikan kesan dekat baik bagi masyarakat awam ataupun
akademisi. Tetapi tentu saja dengan adanya pandemi Covid-19 kegiatan pameran ditiadakan.
53Buletin LAPAN Edisi Vol. 7 No. 3 2020
Lalu bagaimana dengan media sosial yang selama ini sudah dikelola? Humas LAPAN
sudah menerapkan diseminasi dengan media sosial, mulai dari Instagram, twitter, facebook,
dan juga youtube. Setiap satuan kerja (satker) di LAPAN juga sudah memiliki media sosial
masing – masing . Konten juga menyesuaikan dengan tugas dan fungsi masing - masing
satker. Medsos LAPAN RI juga mengintegrasikan konten di medsos satker sehingga konten
bisa tersebar lebih luas. Tetapi apakah media sosial saja sudah cukup untuk diseminasi di
masa New Normal?
Saat ini sudah ada beberapa media baru dalam menyebarkan informasi. Pada awalnya
media-media ini digunakan seperti media sosial lainnya tetapi yang membedakan adalah
fitur – fitur khusus yang ditawarkan platform tersebut, sehingga memberikan efek yang berbeda pada netizen. Berikut adalah beberapa platform yang menurut saya cocok untuk
dikembangkan sebagai media diseminasi baru untuk LAPAN:
Tiktok
Sudah hampir 4 tahun sejak TikTok diluncurkan dan saat ini platform ini tengah mengalami
ledakan popularitas. Tercatat terdapat 500 juta pengguna aktif di seluruh dunia. Jangkauan
pengguna aplikasi ini sangatlah luas, mulai dari anak - anak sampai public figure (tokoh masyarakat). Lalu apa yang menjadi keunggulan dari TikTok dibandingkan aplikasi lainnya?
Tiktok menggabungkan video dan musik dengan durasi yang tidak panjang yaitu hanya 15
detik. Selain itu Tiktok juga memberikan layanan berupa template dan lagu yang mudah
diaplikasikan sehingga siapa saja bisa menjadi creator. Tiktok sendiri pernah dilarang
penggunannya oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika pada tahun 2018 karena
dianggap tidak mendidik. Pada faktanya saat ini Tiktok sudah diperbolehkan untuk digunakan
bahkan beberapa kementerian sudah memiliki akun Tiktoknya sendiri. Selain memiliki
keunggulan dalam kemudahan untuk membuat konten, TikTok juga sangat efektif untuk saat
ini dalam menyebarkan informasi yaitu bisa saja dengan trik informasi formal yang dibungkus
dengan gaya informal sehingga mudah dicerna netizen.
Spotify (podcast)
Spotify merupakan aplikasi yang berisi lagu – lagu dengan
berbagai macam kategori dan artist. Spotify juga memberikan
layanan di dalamnya berupa podcast yang lebih berisi
perbincangan antara dua pihak atau lebih dengan tema yang
sangat beragam dan menarik. Dalam podcast, bahasan yang
dibicarakan bisa mulai dari sharing pengalaman pribadi,
tips and trick, sudut pandang atas kejadian tertentu, dan
sebagainya. Yang menjadi keunggulan spotify adalah sangat
bervariasinya tema yang bisa disajikan di sana sehingga
tidak sedikit public figure seperti Helmy Yahya, Sandiaga Uno, dll menggunakan platform ini untuk membagikan
pandangan mereka. Tentu saja ini akan sangat mudah
mendapat perhatian netizen dalam diseminasi, apalagi jika
tema yang dibahas menarik dan disampaikan oleh figure yang terkenal dan kompeten.
54 Buletin LAPAN Edisi Vol. 7 No. 3 2020
Livestream Youtube
Youtube sudah menjadi salah satu platform yang digunakan LAPAN untuk melakukan
diseminasi hasil litbangnya. Tetapi masih jarang sekali konten livestream kegiatan – kegiatan
yang dilaksanakan oleh LAPAN pusat maupun satker di seluruh penjuru Indonesia. Ada
beberapa kali dilaksanakan livestream, seperti pada tahun 2019 saat Komurindo-Kombat
dilakukan livestream di sepanjang jalannya lomba. Lalu yang terakhir yaitu pada Malam
Langit Gelap 6 Agustus yang lalu, beberapa satker melakukan livestream dan mendapatkan
sambutan yang positif dari masyarakat. Terbukti dengan banyaknya jumlah view dan
interaksi dengan masyarakat berupa tanya jawab seputar fenomena antariksa. Andaikan saja
livestream lebih sering dilaksanakan maka kegiatan diseminasi akan semakin terasa dekat
dan populer di kalangan netizen. Tentu saja ada beberapa batasan yang diterapkan dan
tidak semua kegiatan internal LAPAN harus disebarkan dengan cara livestream karena akan
membosankan.
Digital e-book
Saat ini tren yang sedang digaungkan adalah penyebaran informasi dengan metode
paperless. Semakin banyak institusi yang menerapkan metode paperless baik untuk
kegiatan administrasi maupun penulisan ilmiah dan non ilmiah. Dalam hal ini LAPAN sudah
menerapkan aplikasi dengan nama LADAKATA, di mana dapat ditemukan KCKR baik jurnal
sampai dengan buletin. Tetapi apakah hanya digital e-book yang terbatas pada tulisan
ilmiah dan populer saja? Tentu saja ini bisa dikembangkan bahkan untuk semua kegiatan di
LAPAN. Mulai dari buku panduan kegiatan Komurindo - Kombat, Buku sejarah LAPAN atau
setiap satker-nya, perkembangan terkini di setiap hasil litbang LAPAN, atau bahkan profil pejabat dan profesor, dan lain sebagainya. Proses penyebaran e-book tersebut nantinya bisa
ditempelkan pada setiap postingan medsos LAPAN.
Semua media diseminasi baru tersebut bisa diproses dari kediaman masing-masing
sehingga masih aman di masa New Normal ini. Tetapi di lain pihak dibutuhkan konsistensi
dan komunikasi yang baik sehingga nantinya bisa terwujud konten yang menarik dan
informatif bagi netizen. Semoga dengan adanya media baru yang sedang berkembang,
LAPAN bisa lebih mengikuti arus informasi tersebut sehingga bisa lebih akrab dan dikenal
masyarakat.