New BAB II KONSEP DASAR A. Tahap Perkembangan Keluarga Usia...

31
8 BAB II KONSEP DASAR A. Tahap Perkembangan Keluarga Usia Lanjut 1. Definisi keluarga Keluarga didefinisikan dalam berbagai cara. Definisi keluarga berbeda- beda, tergantung kepada orientasi teoritis “pendefinisi” yaitu dengan menggunakan menjelaskan yang penulis cari untuk menghubungkan keluarga. Misal para penulis mengikuti orientasi teoritis interaksionalis keluarga, memandang keluarga sebagai suatu arena berlangsungnya suatu interaksi kepribadian, dengan demikian menekankan karakteristik transaksi dinamika. Para penulis yang mendukung suatu perspektif sistem-sistem sosial terbuka ukuran kecil yang terdiri dari seperangkat bagian yang sangat tergantung sama lain dan dipengaruhi oleh struktur internal dan sistem-sistem yang ekstrem (Friedman, 1998). Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman, 1998)).

Transcript of New BAB II KONSEP DASAR A. Tahap Perkembangan Keluarga Usia...

Page 1: New BAB II KONSEP DASAR A. Tahap Perkembangan Keluarga Usia …digilib.unimus.ac.id/files//disk1/135/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks

8

BAB II

KONSEP DASAR

A. Tahap Perkembangan Keluarga Usia Lanjut

1. Definisi keluarga

Keluarga didefinisikan dalam berbagai cara. Definisi keluarga

berbeda-beda, tergantung kepada orientasi teoritis “pendefinisi” yaitu

dengan menggunakan menjelaskan yang penulis cari untuk

menghubungkan keluarga. Misal para penulis mengikuti orientasi

teoritis interaksionalis keluarga, memandang keluarga sebagai suatu

arena berlangsungnya suatu interaksi kepribadian, dengan demikian

menekankan karakteristik transaksi dinamika. Para penulis yang

mendukung suatu perspektif sistem-sistem sosial terbuka ukuran kecil

yang terdiri dari seperangkat bagian yang sangat tergantung sama lain

dan dipengaruhi oleh struktur internal dan sistem-sistem yang ekstrem

(Friedman, 1998).

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup

bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu

mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari

keluarga (Friedman, 1998)).

Page 2: New BAB II KONSEP DASAR A. Tahap Perkembangan Keluarga Usia …digilib.unimus.ac.id/files//disk1/135/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks

9

2. Tipe dan Bentuk Keluarga

Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks keilmuwan dan

orang yang mengelompokkan menurut (Murwani, 2007) tipe keluarga

ada 6 yaitu :

a. Keluarga inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang hanya terdiri

dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunan atau adopsi

atau keduanya.

b. Keluarga besar (Extented Family) adalah keluarga inti ditambah

anggota keluarga yang lain yang masih mempunyai hubungan darah

(kakek, nenek, paman, bibi).

c. Keluarga berantai (Serial Family), adalah keluarga yang terdiri dari

wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan

satu keluarga inti.

d. Keluarga duda/janda (Single famili), adalah keluarga yang terjadi

karena perceraian/kematian.

e. Keluarga berkomposisi (Composite Family), adalah keluarga yang

perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.

f. Keluarga kabitas (Cahabitation Family), adalah dua orang menjadi

satu tanpa pernikahan membentuk satu keluarga.

3. Peran keluarga

a. Peran formal keluarga menurut (Murwani, 2007) antara lain:

1) Peran parental dan perkawinan

Page 3: New BAB II KONSEP DASAR A. Tahap Perkembangan Keluarga Usia …digilib.unimus.ac.id/files//disk1/135/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks

10

Ada delapan peran dasar yang membentuk posisi sosial

sebagai suami-ayah dan istri- ibu antara lain yaitu, Peran

sebagai provider (penyedia), Peran sebagai rumah tangga,

Peran perawat anak, Peran perawatan anak, Peran rekreasi,

Peran persaudaraan/kinship (memelihara hubungan keluarga

paternal dan maternal), Peran terapeutik (Memenuhi

kebutuhan afektif pasangan), Peran seksual.

2) Peran perkawinan

Kebutuhan bagi pasangan memelihara suatu hubungan

perkawinan yang kokoh itu sangat penting. Anak-anak

terutama dapat mempengaruhi membentuk suatu koalisi

dengan anak. Memelihara suatu hubungan perkawinan yang

memuaskan merupakan salah satu tugas perkembangan yang

vital dari keluarga.

b. Peran Informal

1) Pengharmonis : Menengahi perbedaan yang terdapat di

anatara para anggota, menghibur dan menyatukan kembali

perbedaan pendapat.

2) Insiator-kontributor : mengemukakan dan mengajukan ide-

ide baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau

tujuan-tujuan kelompok.

Page 4: New BAB II KONSEP DASAR A. Tahap Perkembangan Keluarga Usia …digilib.unimus.ac.id/files//disk1/135/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks

11

3) Pendamai : merupakan salah satu dari bagian dari konflik dan

ketidak sepakatan, pendamai menyatakan kesalahannya, atau

menawarkan penyelesaian “setengah jalan”.

4) Perawat keluarga : Orang yang terpanggil untuk merawat dan

mengasuh anggota keluarga lain yang membutuhkannya.

5) Koordinator keluarga : Mengorganisasi dan merencanakan

kegiatan-kegiatan keluarga, berfungsi mengangkat

keterikatan/keakraban.

4. Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga menurut Friedman (1998) antara lain :

a. Fungsi Afektif (The affective function) adalah fungsi keluarga yang

utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan

anggota keluarga berhubungan dengan orang lain.

b. Fungsi Sosialisasi dan penempatan social (sosialisation and social

placement fungtion) adalah fungsi pengembangan dan tempat

melatih anak untuk berkehidupan social sebelum meninggalkan

rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah.

c. Fungsi Reproduksi (reproductive function) adalah fungsi untuk

mempertahankan generasi menjadi kelangsungan keluarga.

d. Fungsi Ekonomi (the economic function) adalah untuk memenuhi

kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk

Page 5: New BAB II KONSEP DASAR A. Tahap Perkembangan Keluarga Usia …digilib.unimus.ac.id/files//disk1/135/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks

12

mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan

untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

e. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (the healty care

function) adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota

keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi.

5. Tugas Kesehatan Keluarga

Tugas kesehatan keluarga menurut (Friedman, 1998) yaitu :

a. Mengenal masalah kesehatan

Megenal masalah kesehatan dalam mengenal masalah kesehatan

nyeri sendi karena kurangnya pengetahuan tentang nyeri sendi dan

rasa takut akibat masalah yang di ketahui.

b. Ketidak mampuan keluarga dalam mengambil keputusan di

sebabkan oleh tidak memahami mengeni sifat, berat, dan luasnya

masalah, maslah tidak begitu menonjol dan tidak sanggup

memcahkan masalah kurang pengetahuan tentang nyeri sendi.

c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit. Ketidak

mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit

nyeri sendi di karenakan oleh ketidak mampuan tentang penyakit,

misal penyebab, gejala, penyebaran, dan perawatan penyakit.

d. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat

Dikarenakan oleh keluarga dapat melihat keuntungan dan manfaa t

Page 6: New BAB II KONSEP DASAR A. Tahap Perkembangan Keluarga Usia …digilib.unimus.ac.id/files//disk1/135/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks

13

pemeliharaan lingkungan rumah, dan ketidak tahuan tentang usaha

penyakit nyeri sendi.

e. Mempertahankan hubungan dengan (menggunakan) fasilitas

kesehatan masyarakat.

Ketidak mampuan keluarga menggunakan sumber di masyarakat

guna memelihara kesehatan di sebabkan keluarga tidak memahami

keuntungan yang di peroleh dan tidak ada dukungan dari

masyarakat.

6. Tugas Perkembangan Keluarga Usia Lanjut

Tugas perkembangan keluarga usia lanjut merupakan bagian

penting dalam konsep keluarga usia lanjut. Perawat keluarga perlu

memahami setiap tahap perkembannganya yaitu menerima penurunan

kemampuan dan keterbatasan, menyesuaikan dengan masa pensiun,

mengatur pola hidup yang terorganisir, menerima kehilangan dan

kematian dengan tentram (Mubarak, 2006).

a. Tugas-tugas perkembangan keluarga usia lanjut.

1) Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan

2) Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun

3) Mempertahankan hubungan perkawinan

4) Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan

5) Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi

Page 7: New BAB II KONSEP DASAR A. Tahap Perkembangan Keluarga Usia …digilib.unimus.ac.id/files//disk1/135/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks

14

6) Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (diadaptasi

dari caeter dan McGoldrik (1988 ), Duval dan Miller (1985)

b. Permasalahan yang terjadi pada usia lanjut

1) Menurunya fungsi dan kekuatan fisik

2) Sumber-sumber finansial yang tidak memadai

3) Isolasi sosial

4) Kesepian

(kelley et al, 1977 dalam friedman)

B. Konsep Lansia

1. Pengertian Lansia

Lansia adalah seseorang yang karena usianya mengalami

perubahan biologis, fisik, kejiwaan dan sosial, perubahan ini akan

memberikan pengaruh pada seluruh aspek kehidupan, termasuk

kesehatanya, oleh karena itu kesehatan lansia perlu mendapat

perhatian khusus dengan tetap dipelihara dan ditingkatkan agar selama

mungkin dapat hidup secara produktif sesuai dengan kemampuanya

sehingga dapat ikut serta berperan aktif dalam pembangunan

(Mubarak, 2006).

Aging process atau proses menua merupakan suatu proses biologis

yang tidak dapat dihindarkan, yang akan dialami oleh setiap orang.

Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan

(graduil) kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti

Page 8: New BAB II KONSEP DASAR A. Tahap Perkembangan Keluarga Usia …digilib.unimus.ac.id/files//disk1/135/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks

15

dan mempertahankan struktur dan fungsi secara normal, ketahanan

terhadap injuri termasuk adanya infeksi (Paris Contantinides, 1994).

Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai

dewasa, misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot,

susunan saraf dan jaringan lain sehingga tubuh “mati” sedikit demi

sedikit. Sebenarnya tidak ada batas yang tegas, pada usia berapa

penampilan seorang mulai menurun. Pada setiap orang, fungsi

fisiologis alat tubuhnya sangat berbeda, baik dalam hal pencapaian

puncak maupun aat menurunya. Namun umumnya fungsi fisiologis

tubuh mencapai puncaknya pada umur 20-30 tahun. Setelah mencapai

puncak, fungsi alat tubuh akan berada dalam kondisi tetap utuh

beberapa saat, kemudian menurun sedikit demi sedikit sesuai

bertambahnya umur.

a. Batasan-batasan lansia

Departemen Kesehatan RI membagi lansia sebagiai berikut:

1) Kelompok menjelang usia lanjut (45-54 th) sebagai masa

vibrilitas

2) Kelompok usia lanjut (55-64 th) sebagai presenium

3) Kelompok usia lanjut (65 th >) sebagai senium

Menurut organisasi kesehatan Dunia lanjut usia dikelompokkan

menjadi

Page 9: New BAB II KONSEP DASAR A. Tahap Perkembangan Keluarga Usia …digilib.unimus.ac.id/files//disk1/135/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks

16

1) Usia pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 45 sampai

59 tahun.

2) Lanjut usia (elderly) : antara 60 dan 74 tahun.

3) Lanjut usia tua (old) : antara 75 dan 90 tahun.

4) Usia sangat tua (very old) : diatas 90 tahun.

b. Teori menua

Menurut Wahyudi (2008), Teori proses menua dibagi menjadi

dua, yaitu teori biologis dan teori sosiologis. Adapun teori biologis

diantaranya sebagai berikut :

Teori biologis

1) Teori biologis

Teori genetic clock merupakan teori intrinsik yang

menjelaskan bahwa didalam tubuh terdapat jam biologis yang

mengatur gen dan menentukan proses penuaan. Teori ini

menyatakan bahwa menua itu telah terprogram secara genetik

untuk spesies tertentu. Setiap spesies didalam inti selnya

memiliki suatu jam genetik atau jam biologis sendiri dan setiap

spesies mempunyai batas usia yang berbeda-beda yang telah

diputar menurut replikasi tertentu sehingga bila jenius ini

berhenti berputar, maka ia akan mati.

Teori mutasi somatik. Menurut teori ini, penuaan terjadi

karena adanya mutasi somatic akibat pengaruh lingkungan

Page 10: New BAB II KONSEP DASAR A. Tahap Perkembangan Keluarga Usia …digilib.unimus.ac.id/files//disk1/135/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks

17

yang buruk. Terjadi kesalahan dalam proses transkripsi DNA

atau RNA dan dalam proses translasi RNA protein atau enzim.

Kesalahan ini terjadi terus-menerus sehingga akhirnya akan

terjadi penurunan fungsi organ atau perubahan sel menjadi

kanker atau penyakit. Setiap sel pada saatnya akan mengalami

mutasi, sebagai contoh yang khas adalah mutasi sel kelamin

sehingga terjadi penurunan kemampuan fungsional sel.

2) Teori nongenetik

Teori penurunan sistem imun tubuh merupakan mutasi

yang berulang dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan

sistem imun tubuh mengenali dirinya sendiri (self recognition).

Jika mutasi yang merusak membrane sel, akan menyebabkan

sistem imun tidak mengenalinya sehingga merusaknya. Dalam

proses metabolisme tubuh, diproduksi suatu zat khusus. Ada

jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut

sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit. Sebagai

contoh, tambahan kelenjar timus yang pada usia dewasa

berinvolusi dan sejak itu terjadi kelainan autoimun.

Teori kerusakan akibat radikal bebas, teori radikal bebas

dapat terbentuk di alam bebas dan didalam tubuh karena

adanya proses metabolisme atau proses pernapasan didalam

mitokondria. Radikal bebas merupakan suatu atom atau

Page 11: New BAB II KONSEP DASAR A. Tahap Perkembangan Keluarga Usia …digilib.unimus.ac.id/files//disk1/135/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks

18

molekul yang tidak stabil karena mempunyai elektron yang

tidak berpasangan sehingga sangat reaktif mengikat atom atau

molekul lain yang menimbulkan berbagai kerusakan atau

perubahan dalam tubuh.

Radikal bebas yang terdapat dilingkungan seperti :

a) Asap kendaraan bermotor

b) Asap rokok

c) Zat pengawet makanan

d) Radiasi

e) Sinar ultraviolet yang mengakibatkan terjadinya

perubahan pigmen dan kolagen pada proses menua.

Teori sosiologis

1) Teori interaksi sosial teori ini mencoba menjelaskan mengapa

lanjut usia bertindak pada suatu situasi tertentu, yaitu atas

dasar hal-hal yang dihargai masyarakat. Kemampuan lanjut

usia untuk terus menjalin interaksi sosial merupakan kunci

mempertahankan status sosialnya berdasarkan kemampuannya

bersosialisasi.

2) Teori aktivitas atau kegiatan

a) Ketentuan tentang semakin menurunnya jumlah kegiatan

secara langsung. Teori ini menyatakan bahwa usia lanjut

Page 12: New BAB II KONSEP DASAR A. Tahap Perkembangan Keluarga Usia …digilib.unimus.ac.id/files//disk1/135/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks

19

yang sukses adalah mereka yang aktif dan banyak ikut

serta dalam kegiatan sosial.

b) Lanjut usia akan merasakan kepuasan bila dapat

melakukan aktivitas dan mempertahankan aktivitas

tersebut selama mungkin.

c) Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup

lanjut usia.

d) Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan

individu agar tetap stabil dari usia pertengahan sampai

lanjut usia.

3) Teori kepribadian berlanjut

Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut

usia. Teori ini merupakan gabungan teori yang disebutkan

sebelumnya. Teori ini menyatakan bahwa perubahan yang

terjadi pada seorang usia lanjut sangat dipengaruhi oleh tipe

personalitas yang dimilikinya. Teori ini mengemukakan

adanya kesinambungan dalam siklus kehidupan lanjut usia.

4) Teori pembebasan atau penarikan diri

Teori ini membahas putusnya pergaulan atau hubungan dengan

masyarakat dan kemunduran individu dengan individu lainnya.

Menurut teori ini seorang lanjut usia dinyatakan mengalami

proses menua yang berhasil apabila ia menarikdiri dari

Page 13: New BAB II KONSEP DASAR A. Tahap Perkembangan Keluarga Usia …digilib.unimus.ac.id/files//disk1/135/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks

20

kegiatan terdahulu dan dapat memusatkan diri pada persoalan

pribadi dan mempersiapkan diri menghadapi kematiannya.

c. Perubahan sistem muskuloskeletal

Perubahan pada lansia Menurut Wahyudi (2008),

Perubahan Fisik meliputi :

1) Sistem persarafan

a) Menurun hubungan persarafan

b) Berat otak menurun 10-20% (sel saraf otak setiap orang

berkurang setiap harinya)

c) Respons dan waktu untuk bereaksi lambat, khususnya

terhadap stress

d) Saraf panca- indra mengecil

e) Penglihatan berkurang, pendengaran menhilang, saraf

penciuman dan perasa mengecil, lebih sensitif terhadap

perubahan suhu, dan rendahnya ketahanan terhadap

dingin

f) Kurang sensitif terhadap sentuhan

g) Defisit memori

2) Sistem muskoloskeletal

Sistem muskuloskeletal bekerja membuat gerakan dan

tindakan yang harmoni sehingga manusia menjadi seorang

yang bebas dan mandiri. Sistem muskuloskeletal terdiri dari

Page 14: New BAB II KONSEP DASAR A. Tahap Perkembangan Keluarga Usia …digilib.unimus.ac.id/files//disk1/135/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks

21

kerangka, sendi, otot, ligamentum dan bursa. Kerangka

membentuk dan menopang tubuh, melindungi organ penting

dan berperan sebagai penyimpanan mineral tertentu seperti

kalsium, magnesium, dan fosfat. Rongga medula tulang adalah

tempat utama yang memproduksi sel darah. Otot memberikan

kekuatan untuk menggerakkan tubuh, menutup lobang luar dari

sistem gastrointestinal dan saluran kencing serta meningkatkan

produksi panas untuk menjaga kontrol temperatur.

Perubahan pada sistem muskuloskeletal (Surini, 2003)

a) Jaringan penghubung (kolagen dan elastin). Kolagen

sebagai protein pendukung utama pada kulit, tendon,

tulang, artilago, dan jaringan pengikat mengalami

perubahan menjadi bentangan cross linking yang tidak

teratur. Bentangan yang tidak teratur dan penurunan

hubungan tarikan linier pada jaringan kolagen

merupakan salah satu alasan penurunan mobilitas pada

jaringan kolagen merupakan salah satu alasan

penurunan mobilitas pada jaringan tubuh. Setelah

kolagen mencapai puncak fungsi atau daya mekaniknya

karena penuaan, tensile strength dan kekakuan dari

kolagen mulai menurun. Kolasen dan elastin yang

merupakan jaringan ikat pada jaringan penghubung

Page 15: New BAB II KONSEP DASAR A. Tahap Perkembangan Keluarga Usia …digilib.unimus.ac.id/files//disk1/135/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks

22

mengalami perubahan kualitatif dan kuantitatif sesuai

penuaan. Perubahan pada kolagen itu merupakan

penyebab turunya fleksibilitas pada lansia sehingga

menimbulkan dampak berupa nyeri, penurunan

kemampuan untuk meningkatkan kekakuan otot,

kesulitan bergerak dari duduk keberdiri, jongkok dan

berjalan, dan hambatan dalam melakukan aktivitas

sehari-hari.

b) Kartilago. Jaringan kartilago pada persendian menjadi

lunak dan mengalami granulasi dan akhirnya

permukaan sendi menjadi rata. Selanjutnya,

kemampuan kartilago untuk generasi berkurang dan

degenerasi yang terjadi cenderung ke arah progresif.

Proteoglikan yang merupakan komponen dasar matriks

kartilago berkurang atau hilang secara bertahap. Setelah

matriks mengalami deteriorasi, jaringan fibril pada

kolagen kehilangan kekuatanya, dan akhirnya kartilago

cenderung mengalami fibrilasi. Kartilago mengalami

klasifikasi di beberapa tempat, seperti pada tulang

rusuk dan tiroid. Fungsi kartilago menjadi tidak efektif,

tidak hanya sebagai peredam kejut, tetapi juga sebagai

permukaan sendi berpelumas. Konsekuensinya,

Page 16: New BAB II KONSEP DASAR A. Tahap Perkembangan Keluarga Usia …digilib.unimus.ac.id/files//disk1/135/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks

23

kartilago pada persendian menjadi rentan terhadap

gesekan. Perubahan tersebut sering terjadi pada sendi

besar penumpu berat badan. Akibat perubahan itu sendi

mudah mengalami peradangan, kekakuan, nyeri,

keterbatasan gerak dan terganggunya aktivitas sehari-

hari.

c) Tulang. Berkurangnya kepadatan tulang, setelah

diobservasi, adalah bagian dari penuaan fisiologis.

Trabekula longitudinal menjadi tipis dan trabekula

transversal terabsorbsi kembali. Sebagai akibat dari

perubahan itu, jumlah tulang spongiosa berkurang dan

tulang kompakta menjadi tipis. Perubahan lain yang

terjadi adalah penurunan estrogen sehingga produksi

osteoklas tidak terkendali, penurunan penyerapan

kalsium di usus, peningkatan kanal Haversi sehingga

tulang keropos. Berkurangnya jaringan dan ukuran

tulang secara keseluruhan menyebabkan kekuatan dan

kekakuan tulang menurun. Dapak kekurangan

kepadatan akan mengakibatkan osteoporosis.

Osteoporosis lanjut akan mengakibatkan nyeri,

deformitas dan fraktur.

Page 17: New BAB II KONSEP DASAR A. Tahap Perkembangan Keluarga Usia …digilib.unimus.ac.id/files//disk1/135/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks

24

d) Otot. Perubahan otot pada penuaan sangat bervariasi.

Penurunan jumlah dan ukuran serabut otot, peningkatan

jaringan penghubung, dan jaringan lemak pada otot

mengakibatkan efek negatif.

e) Sendi. Pada lansia, jaringan ikat sekitar sendi seperti

tendon, ligamen dan fasia mengalami penurunan

elastisitas. Terjadi degenerasi, erosi, dan klasifikasi

pada kartilago dan kapsul sendi. Sendi kehingan

fleksibilitasnya sehingga terjadi penurunan luas gerak

sendi. Beberapa kelainan akibat perubahan pada lansia

antara lain osteoartritis, artritis reumatoid, gout, dan

pseudogout. Kelainan tersebut dapat menimbulkan

gangguan berupa bengkak, nyeri, kekakuan sendi,

keterbatasan luas gerak sendi, gangguan jalan dan

aktivitas keseharian lainya. Proses destruksi dari tulang

rawan pada kondisi arthritis sepsis seperti tampak pada

Gb. 2.1 berikut :

Gambar 2.1 Proses destruksi tulang rawan pada kondisi arthritis sepsis

Page 18: New BAB II KONSEP DASAR A. Tahap Perkembangan Keluarga Usia …digilib.unimus.ac.id/files//disk1/135/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks

25

Tampak dari gambar diatas 2.1 kondisi destruksi pada

tulang rawan. Pertemuan antar tulang taji akan

menyebabkan mengikisnya pada tulang rawan dan

meniskus. Berikut adalah gambar dari struktur sendi,

normal dan tidak normal. Gambar 2.2 Perbedaan Sendi

Normal dan Artritis

Tampak dari gambar 2.2 diatas kondisi dari sendi

normal tulang tidak mengalami bone erosion.

Sedangkan pada sendi arthritis, akibat dari penekanan

antar tulang menyebabkan cairan synovial semakin

menipis dan terjadi gesekan antar tulang sehingga

tulang meradang, bengkak dan mengalami nyeri pada

persendian.

Tulang rawan sendi pada orang dewasa tidak mendapat

aliran darah, limfe, atau persarafan. Oksigen dan bahan-bahan

metabolisme lain dibawa oleh cairan sendi yang membasahi

Page 19: New BAB II KONSEP DASAR A. Tahap Perkembangan Keluarga Usia …digilib.unimus.ac.id/files//disk1/135/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks

26

tulang rawan tersebut. Perubahan susunan kolagen dan

pembentukan proteoglikan dapat terjadi setelah cedera atau

ketika usia bertambah. Beberapa kolagen baru pada tahap ini

mulai membentuk kolagen tipe satu yang lebih fibrosa.

Proteoglikan dapat kehilangan sebagian kemampuan

hidrofiliknya. Perubahan-perubahan ini berati tulang rawan

akan kehilangan kemampuanya untuk menahan kerusakan bila

diberi beban berat.

Sendi dilumasi oleh cairan sinovial dan oleh perubahan-

perubahan hidrostatik yang terjadi pada cairan interstisial

tulang rawan. Tekanan yang terjadi pada tulang rawan akan

mengakibatkan pergeseran cairan kebagian yang kurang

mendapat tekanan. Sejalan dengan pergeseran sendi kedepan,

cairan yang bergerak ini juga bergeser kedepan mendahului

beban. Cairan kemudian akan bergerak ke belakang kembali

kebagian tulang rawan ketika tekanan berkurang. Tulang rawan

sendi dan tulang-tulang yang membentuk sendi biasanya

terpisah selama gerakan selaput cairan ini. Selama terdapat

cukup selaput atau cairan, tulang rawan tidak dapat aus

meskipun dipakai terlalu banyak. Kapsul sendi terdiri atas

suatu selaput penutup fibrosa padat, suatu lapisan dalam yang

terbentuk dari jaringan penyambung berpembuluh darah

Page 20: New BAB II KONSEP DASAR A. Tahap Perkembangan Keluarga Usia …digilib.unimus.ac.id/files//disk1/135/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks

27

banyak dan sinovium. Sinovium membentuk suatu kantung

yang melapisi seluruh sendi dan membungkus tendon-tendon

yang melintasi sendi. Sinovium tidak meluar melalui

permukaan sendi, tetapi terlipat sehingga memungkinkan

gerakan sendi secara penuh. Lapisan- lapisan bursa diseluruh

persendian membentuk sinovium. Periosteum tidak melewati

kapsul sendi. Cairan sinovial normalnya bening, tidak

membeku, dan tidak berwarna. Jumlah yang ditemukan pada

tiap-tiap sendi relative kecil (1-3 ml). hitung sel darah putih

pada cairan ini normalnya kurang dari 200 sel/ml dan sebagian

besar merupakan sel mononuclear. Asam hialuronidase adalah

senyawa yang bertanggung jawab atas viskositas cairan

sinovial dan disintesis oleh sel-sel pembungkus sinovial.

Penurunan progresif pada massa tulang total terjadi sesuai

proses penuaan. Beberapa kemungkinan penyebab dari

penurunan ini meliputi ketidak aktifan fisik, perubahan

hormonal dan reasorbsi tulang aktual. Efek penurunan tulang

adalah makin lemahnya tulang vertebra lebih lunak dan dapat

tertekan, dan tulang berbatang panjang kurang tahanan

terhadap penekukan dan menjadi lebih cenderung fraktur.

Menyertai penurunan tulang ini dari permukaan dalam

endosteum adalah penambahan tulang aktual pada permukaan

Page 21: New BAB II KONSEP DASAR A. Tahap Perkembangan Keluarga Usia …digilib.unimus.ac.id/files//disk1/135/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks

28

luar periosteum. Akibatnya, bentuk taji dan tepi, membuat

beberapa tonjolan tulang lebih menonjol. Klasifikasi kartilago

artikular, disertai dengan penyimpangan noninflamasi dari

sendi penyokong berat badan, dapat terjadi. Cairan sinovial

mengental dan kartilago hialin berdegenerasi. Perubahan-

perubahan ini dapat mempengaruhi rentang gerak, gerakan

mudah keseluruhan, dan cara berjalan. Ankilosis dari ligamen

dan sendi menambah gambaran feksi umum.

C. Konsep Nyeri Sendi

1. Pengertian

Sendi adalah suatu ruangan, tempat satu atau dua tulang berada

saling berdekatan. Sendi adalah pertemuan antara dua tulang atau

lebih, sendi memberikan adannya segmentasi pada rangka manusia

dan memberikan kemungkinan variasi pergerakan di antara segmen-

segmen serta kemungkinan variasi pertumbuhan (Chairudin Rasjad,

2007).

Rasa nyeri pada sendi atau arthralgia, diketahui dapat menyerang

satu atau beberapa sendi sekaligus. Nyeri sendi adalah keluhan yang

sangat umum, namun sebenarnya dapat merupakan gejala dari sebuah

kondisi tertentu, dan sangat mengganggu karena mengekang gerak

kita.

Page 22: New BAB II KONSEP DASAR A. Tahap Perkembangan Keluarga Usia …digilib.unimus.ac.id/files//disk1/135/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks

29

2. Etiologi

Penyebab utama penyakit nyeri sendi masih belum diketahui

secara pasti. Biasanya merupakan kombinasi dari faktor genetik,

lingkungan, hormonal dan faktor sistem reproduksi. Namun faktor

pencetus terbesar adalah faktor infeksi seperti bakteri, mikroplasma

dan virus. Ada beberapa teori yang dikemukakan sebagai penyebab

nyeri sendi, yaitu :

a. Mekanisme imunitas

Penderita nyeri sendi mempunyai auto anti body di dalam

serumnya yang di kenal sebagai faktor rhematoid antibody nya

adalah suatu faktor antigama globulin(IgM) yang bereaksi terhadap

perubahan IgG titer yang lebih besar 1:100, Biasanaya di kaitkan

dengan Vaskulitis dan prognosis yang buruk.

b. Faktor metabolik

Faktor metabolik dalam tubuh erat hubungannya dengan proses

autoimun.

c. Faktor genetik serta faktor pemicu lingkungan

Penyakit nyeri sendi terdapat kaitannya dengan pertanda genetik.

Juga dengan masalah lingkungan, Persoalan perumahan dan

penataan yang buruk dan lembab juga memicu pennyebab nyeri

sendi.

d. Faktor usia

Page 23: New BAB II KONSEP DASAR A. Tahap Perkembangan Keluarga Usia …digilib.unimus.ac.id/files//disk1/135/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks

30

Degenerasi dari organ tubuh menyebabkan usia lanjut rentan

terhadap penyakit baik yang bersifat akut maupun kronik.

3. Patofisiologi

Pemahaman mengenai anatomi normal dan fisiologis persendian

diartrodial atau sinovial merupakan kunci untuk memahami

patofisiologi penyakit nyeri sendi. Fungsi persendian sinovial adalah

gerakan. Setiap sendi sinovial memiliki kisaran gerak tertentu kendati

masing-masing orang tidak mempunyai kisaran gerak yang sama pada

sendi-sendi yang dapat digerakkan.

Pada sendi sinovial yang normal. Kartilago artikuler membungkus

ujung tulang pada sendi dan menghasilkan permukaan yang licin serta

ulet untuk gerakan. Membran sinovial melapisi dinding dalam kapsula

fibrosa dan mensekresikan cairan kedalam ruang antara-tulang. Cairan

sinovial ini berfungsi sebagai peredam kejut (shock absorber) dan

pelumas yang memungkinkan sendi untuk bergerak secara bebas

dalam arah yang tepat. Sendi merupakan bagian tubuh yang sering

terkena inflamasi dan degenerasi yang terlihat pada penyakit nyeri

sendi. Meskipun memiliki keanekaragaman mulai dari kelainan yang

terbatas pada satu sendi hingga kelainan multi sistem yang sistemik,

semua penyakit rhematoid meliputi inflamasi dan degenerasi dalam

derajat tertentu yang biasa terjadi sekaligus. Inflamasi akan terlihat

pada persendian sebagai sinovitis. Pada penyakit rhematoid

Page 24: New BAB II KONSEP DASAR A. Tahap Perkembangan Keluarga Usia …digilib.unimus.ac.id/files//disk1/135/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks

31

inflamatori, inflamasi merupakan proses primer dan degenerasi yang

merupakan proses sekunder yang timbul akibat pembentukan panus

(proliferasi jaringan sinovial). Inflamasi merupakan akibat dari respon

imun (Smeltzer, 2002).

4. Penatalaksanaan

Sendi yang meradang di istirahatkan selama eksaserbasi, periode-

periode istirahat setiap hari, kompres panas dan dingin bergantian,

aspirin, obat anti- inflamasi nonsteroid lainnya, atau steroid sistemik,

pembedahan untuk mengeluarkan membran sinovium (Corwin, 2001).

Dalam anamnesis nyeri, aktifitas rutin sehari-hari serta derajat

nyeri dari waktu ke waktu serta hubunganya dengan aktifitas akan bisa

membantu menentukan rejimen dosis bagi penderita tersebut yang

disesuaikan kegiatan sehari-hari dan tingkat rasa nyerinya. Seorang

penderita yang mengeluhkan rasa nyeri arthritis terutama pada saat

aktivitas/kerja dapat diberikan degan analgesik (dosis besar) pada jam

07.00, dosis kecil pada jam 12.00 dan jam 17.00. rejimen tersebut akan

mengatasi nyeri pada saat bangun pagi, mandi, makan pagi dan kerja

ringan diwaktu pagi, serta waktu kerja agak berat di siang hari. Saat

sore dan malam hari dimana aktivitas tak begitu banyak, penderita

mungkin tidak merasakan nyeri yang sangat, sehingga analgesik dosis

kecil sudah mencukupi.

Page 25: New BAB II KONSEP DASAR A. Tahap Perkembangan Keluarga Usia …digilib.unimus.ac.id/files//disk1/135/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks

32

D. Proses Keperawatan Keluarga dengan nyeri sendi

Pengkajian yang dilakukan pada Asuhan Keperawatan Keluarga

Dengan nyeri sendi antara lain :

1. Identitas Data

a. Jenis kelamin

Nyeri sendi adalah peradangan yang sistematis, progresif dan lebih

banyak terjadi pada wanita dengan perbandingan 3:1 dengan kasus

pada pria.

b. Pekerjaan

Pekerjaan yang berat/ kerja yang yang produktif bertahun-tahun

pada seorang setengah baya (kuli panggul,tukang becak,dll) juga

mendukung terjadinya penyakit nyeri sendi.

c. Status sosial ekonomi keluarga

Penghasilan yang rendah dan sulit memungkinkan adannya konflik

dalam keluarga termasuk kebutuhan akan biaya perawatan dan

pengobatan anggota keluarga yang sakit nyeri sendi.

d. Aktifitas rekreasi dan waktu luang

Mengidentifikasi aktifitas-aktifitas dan waktu senggang keluarga,

Penggunaan waktu senggang yang ada menggali perasaan dari

anggota keluarga tentang aktifitas rekreasi.

e. Kebiasaan aktifitas

Page 26: New BAB II KONSEP DASAR A. Tahap Perkembangan Keluarga Usia …digilib.unimus.ac.id/files//disk1/135/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks

33

Mengangkat benda-benda berat menimbulkan stres pada sendi,

kerja tanpa waktu istirahat yang cukup dan seimbang mempunyai

efek yang signifikan pada nyeri sendi.

2. Riwayat dan Tahap perkembangan keluarga

Riwayat keluarga inti :

Keluhan yang biasa di rasakan oleh penderita nyeri sendi yaitu

nyeri pada jari-jari tangan, nyeri pada lutut dan nyeri pada punggung.

Nyeri dirasakan jika melakukan aktivitas dan berkurang jika klien

beristirahat.

Keluarga ini berada pada tahap perkembangan dengan usia lanjut.

Keluarga yang rentan mengalami penyakit nyeri sendi adalah usia

lanjut dimana terjadi degenerasi dari organ tubuh khususnya pada

sistem muskuluskeletal.

3. Data Lingkungan

a. Kondisi Rumah

Faktor lingkungan rumah yang kurang aman dan membahayakan

juga memperbesar peningkatan resiko untuk jatuh pada penderita

penyakit nyeri sendi, Misalnya penggunaan keset yang licin, lantai

yang licin, Pencahayaan yang kurang memadahi, Tangga rumah

yang terlalu curam, Tidak menggunakan alas kaki, Tempat tidur

yang terlalu tinggi, Tidak menggunakan alat bantu mobilitas yang

Page 27: New BAB II KONSEP DASAR A. Tahap Perkembangan Keluarga Usia …digilib.unimus.ac.id/files//disk1/135/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks

34

tepat, Tidak ada pengaman atau pegangan dari lokasi- lokasi yang

tepat, seperti kamar mandi.

b. Fasilitas dan pelayanan kesehatan : Tingkat ekonomi yang rendah

dapat mengakibatkan sulitnya pengobatan nyeri sendi. Ketidak

efektifannya dan keluarga dalam mengunjungi pelayanan

kesehatan yang ada.

c. Fasilitas transportasi : Transportasi merupakan sarana yang

penting dan sangat diperlukan agar penderita mendapatkan

pelayanan kesehatan dengan segera. Ketiadaan sarana transportasi

menjadikan masyarakat enggan berkunjung ke pelayanan

kesehatan sehingga kondisi akan semakin memburuk.

4. Struktur Keluarga.

a. Struktur komunikasi : Berkomunikasi dan berinteraksi antar

sesama anggota keluarga merupakan tugas keluarga, dan dapat

menurunkan beban masalah (Efendi, 1998).

b. Struktur kekuasaan : Kekuasaan dalam keluarga dipegang oleh

pemegang keputusan yang mempunyai hak dalam menentukan

masalah dan kebutuhan dalam mengatasi masalah kesehatan nyeri

sendi dalam keluarga (Efendi, 1998).

c. Struktur peran : Peran antar kelurga menggambarkan perilaku

interpersonal yang berhubungan dengan masalah kesehatan dalam

posisi dan situasi tertentu (Efendi, 1998).

Page 28: New BAB II KONSEP DASAR A. Tahap Perkembangan Keluarga Usia …digilib.unimus.ac.id/files//disk1/135/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks

35

d. Nilai kepercayaan : Beban kasus keluarga sangat bergantung pada

nilai kekuasaan dan kebutuhan akan asuhan keperawatan keluarga

(Efendi, 1998).

5. Fungsi Keluarga

a. Ketidak mampuan keluarga mengenal masalah kesehatan yang

disebabkan oleh kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit

nyeri sendi, anggapan bahwa penyakit nyeri sendi adalah biasa

yang bisa sembuh dengan sendirinya. Ketidak mampuan keluarga

dalam mengambil keputusan serta dalam mengambil tindakan

yang tepat tentang nyeri sendi atau tidak memahami mengenai

sifat berat dan meluasnya masalah nyeri sendi.

b. Ketidak mampuan keluarga dalam memecahkan masalah karena

kurangnya pengetahuan dan sumber daya keluarga seperti : latar

belakang pendidikan dan keuangan keluarga.

c. Ketidak mampuan keluarga memilih tindakan diantara beberapa

alternative perawatan dan pengobatan terhadap nyeri sendi.

d. Ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota kelurga yang

sakit berhubungan dengan tidak mengetahui keadaan nyeri sendi

misal : sifat artritis, penyebab nyeri sendi, dan tanda gejala yang

menyertai nyeri sendi (Nasrul effendi, 1998).

Koping keluarga : koping keluarga dipengaruhi oleh situasi

emosional keluarga, sikap dan pandangan hidup, hubungan kerja

Page 29: New BAB II KONSEP DASAR A. Tahap Perkembangan Keluarga Usia …digilib.unimus.ac.id/files//disk1/135/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks

36

sama antara anggota keluarga serta adanya support system dalam

keluarga (Efenndy, 1998).

Diagnosis keperawatan dibedakan menjadi tiga diagnosis

keperwatan aktual, risiko atau risiko tinggi, dan potensial atau

wellness.

1) Diagnosis aktual, menunjukan keadaan yang nyata dan sudah

terjadi pada saat pengkajian di keluarga : Hambatan mobilitas

fisik berhungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat

anggota keluarga yang menderita nyeri sendi.

2) Resiko tinggi, merupakan masalah yang belum terjadi pada

pengkajian. Namun dapat menjadi masalah aktual bila tidak

dilakukan pencegahan dengan cepat : Resiko injuri

berhubungan dengan Ketidak mampuan keluarga mengenal

masalah nyeri sendi dan memodifikasi lingkungan.

e. Fokus intervensi

1) Diagnosa pertama hambatan mobilitas fisik berhungan dengan

ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga yang

menderita nyeri sendi.

a) Pencegahan primer

a. Berikan penyuluhan tentang pencegahan nyeri

b. Ajarkan cara untuk kompres hangat

c. Identifikasi adanya factor-faktor nyeri

b) Pencegahan sekunder

Page 30: New BAB II KONSEP DASAR A. Tahap Perkembangan Keluarga Usia …digilib.unimus.ac.id/files//disk1/135/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks

37

a. Kaji karakteristik nyeri

b. Beri kompres hangat dan dingin

c. Beri obat anti inflamasi seperti aspirin.

c) Pencegahan tersier

a. Segera bawa ke pelayanan kesehatan bila

diketahui nyeri berkelanjutan.

b. Kolaborasi pemberian obat antianalgesik.

2) Diagnosa kedua Resiko injuri berhubungan dengan

Ketidak mampuan keluarga mengenal, masalah nyeri sendi dan

memodifikasi lingkungan.

a) Pencegahan primer

a. Berikan penyuluhan tentang resiko injuri

b. Ajarkan cara untuk pencegahan jatuh

c. Identifikasi adanya factor-faktor resiko injuri

b) Pencegahan sekunder

a. Kaji resiko injuri

b. Beri pendidikan kesehatan tentang lingkungan

yang aman bagi penderita nyeri sendi.

c. Modifikasi lantai yang licin, pencahayaan yang

terang dan penataan perabotan rumah tangga

yang aman bagi penderita nyeri sendi.

c) Pencegahan tersier

Page 31: New BAB II KONSEP DASAR A. Tahap Perkembangan Keluarga Usia …digilib.unimus.ac.id/files//disk1/135/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks

38

Segera bawa ke pelayanan kesehatan bila kondisi

pasien semakin memburuk.

Skala untuk menentukan prioritas Asuhan Keperawatan Keluarga (Bailon Dan

Malagya, 1979)

Skoring :

a. Tentukan skore untuk setiap kriteria

b. Skore dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah dengan

bobot

Skore

X bobot

Angka tertinggi

c. Jumlahkanlah skore untuk semua kriteria.

No KRITERIA BOBOT

1.

2.

3.

4.

Sifat masalah

Skala : tidak/kurang sehat

Ancaman kesehatan

Keadaan sejahtera

Kemungkinan masalah dapat diubah

Skala : Mudah

Sebagian

Tidak dapat

Potensial masalah untuk dicegah

Skala : Tinggi

Cukup

Rendah

Menonjolnya masalah

Skala : masalah berat, harus segera ditangani

Ada masalah tetapi tidak perlu ditangani

Masalah tidak dirasakan

3

2

1

2

2

1

0

3

2

1

2

1

0

1

2

1

1