NERACA NITROGEN YANG DIBERI PAKAN BASAL RUMPUT … · Latar Belakang Kambing merupakan hewan kedua...

45
i NERACA NITROGEN YANG DIBERI PAKAN BASAL RUMPUT BENGGALA DENGAN SUPLEMENTASI DAUN GAMAL ATAU LAMTORO SKRIPSI OLEH AHMAD I 111 11 351 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017

Transcript of NERACA NITROGEN YANG DIBERI PAKAN BASAL RUMPUT … · Latar Belakang Kambing merupakan hewan kedua...

Page 1: NERACA NITROGEN YANG DIBERI PAKAN BASAL RUMPUT … · Latar Belakang Kambing merupakan hewan kedua setelah sapi yang termasuk dalam hewan yang digemari masyarakat Indonesia dan merupakan

i

NERACA NITROGEN YANG DIBERI PAKAN BASAL RUMPUT

BENGGALA DENGAN SUPLEMENTASI DAUN

GAMAL ATAU LAMTORO

SKRIPSI

OLEH

AHMAD

I 111 11 351

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

Page 2: NERACA NITROGEN YANG DIBERI PAKAN BASAL RUMPUT … · Latar Belakang Kambing merupakan hewan kedua setelah sapi yang termasuk dalam hewan yang digemari masyarakat Indonesia dan merupakan

ii

NERACA NITROGEN YANG DIBERI PAKAN BASAL RUMPUT

BENGGALA DENGAN SUPLEMENTASI DAUN

GAMAL ATAU LAMTORO

SKRIPSI

OLEH

AHMAD

I 111 11 351

Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan

Universitas Hasanuddin

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

Page 3: NERACA NITROGEN YANG DIBERI PAKAN BASAL RUMPUT … · Latar Belakang Kambing merupakan hewan kedua setelah sapi yang termasuk dalam hewan yang digemari masyarakat Indonesia dan merupakan

iii

Page 4: NERACA NITROGEN YANG DIBERI PAKAN BASAL RUMPUT … · Latar Belakang Kambing merupakan hewan kedua setelah sapi yang termasuk dalam hewan yang digemari masyarakat Indonesia dan merupakan

iv

Page 5: NERACA NITROGEN YANG DIBERI PAKAN BASAL RUMPUT … · Latar Belakang Kambing merupakan hewan kedua setelah sapi yang termasuk dalam hewan yang digemari masyarakat Indonesia dan merupakan

v

KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum wr.wb

Alhamdulillah segala puji bagi ALLAH SWT, shalawat dan salam semoga

selalu tercurah kepada Rasulullah MUHAMMAD SAW Beserta keluarganya,

sahabat dan orang-orang yang mengikuti beliau hingga hari akhir, yang senantiasa

melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga akhirnya penulis dapat

menyelesaikan Skripsi ini.

Pada kesempatan ini dengan segala keikhlasan dan kerendahan hati penulis

juga menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang

setinggi tingginya kepada :

1. Kedua orang tuaku ayahanda Rusdi dan ibunda Rusmiati, serta tante

Rusniati yang selama ini banyak memberikan doa, semangat, kasih

sayang, saran, dorongan dan materi kepada penulis.

2. Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Rusdy, M.Agr sebagai pembimbing utama dan

Prof. Dr. Ir. H. Syamsuddin Hasan, M.Sc selaku pembimbing anggota

yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing,

mengarahkan dan memberikan nasihat serta motivasi sejak awal penelitian

sampai selesainya penulisan Skripsi ini.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Sudirman Baco, M.Sc selaku Dekan Fakultas

Peternakan Universitas Hasanuddin.

4. Ibu Prof. Dr. drh. Hj. Ratmawati Malaka, M. Sc selaku Wakil Dekan I, Ibu

Ir. Hastang, M.Si selaku Wakil Dekan II, Bapak Prof. Dr. Ir. Jasmal A

Page 6: NERACA NITROGEN YANG DIBERI PAKAN BASAL RUMPUT … · Latar Belakang Kambing merupakan hewan kedua setelah sapi yang termasuk dalam hewan yang digemari masyarakat Indonesia dan merupakan

vi

Syamsu, M.Si selaku Wakil Dekan III Fakultas Peternakan Universitas

Hasanuddin.

5. Prof. Dr. Ir. Ambo Ako, M.Sc selaku penasehat akademik yang senantiasa

membimbing dan mengarahkan selama dalam bangku perkuliahan.

6. Ibu Marhama Nadir, SP., M.Si.Ph.D., Ibu Dr. Ir. Syahriani Syahrir, M.Si.,

dan Ibu Dr. Jamila, S.Pt. M.Si., selaku dosen pembahas yang telah banyak

memberikan saran-saran dan masukan untuk perbaikin skripsi ini.

7. Ibu dan Bapak Dosen tanpa terkecuali yang telah membimbing saya

selama kuliah di Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar.

8. Kepada Ibu dan Bapak Pegawai Fakultas Peternakan yang telah

memberikan sumbangsih ilmu, didikan dan pelayanan akademik selama

penulis berada di bangku kuliah.

9. Kepada teman penelitian Alif Surya Firman, Meixan Kusnawan, Ruslan,

dan Rahmat Hidayat yang telah banyak membantu selama berada

dilapangan.

10. Kepada teman-teman dikandang ,Muh. Adnan, Hendrianto, Muh, Kasim ,

Darwis, Muh Shoalihin. S.Pt., Dwi Aprianto, Farid Rusdi, DLL yang

mendukung dan memberikan doa, saran dan dorongan kepada penulis.

11. Kawan – kawan “SOLANDEVEN 11” yang telah menjadi keluarga kecil

di Kampus Universitas Hasanuddin terima kasih telah menemani penulis

di saat suka maupun duka selama menempuh pendidikan di bangku kuliah.

Page 7: NERACA NITROGEN YANG DIBERI PAKAN BASAL RUMPUT … · Latar Belakang Kambing merupakan hewan kedua setelah sapi yang termasuk dalam hewan yang digemari masyarakat Indonesia dan merupakan

vii

12. Teman-teman KKN PPM DIKTI GEL.II semoga apa yang menjadi

kebersamaan kita akan selalu ada untuk tetap menjadikan kita sebagai

saudara.

13. Buat Adinda Maharani Putri yang selalu menemani dan memberi semangat

serta doa dalam menyelesaikan Skripsi ini.

14. Semua pihak yang tidak dapat penulis ucapkan satu persatu yang selalu

memberikan doa kepada penulis hingga selesai penyusunan Skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, karena itu diharapkan kritik dan saran untuk perbaikan. Semoga

Skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca. Amiin

Makassar, Agustus 2017

Ahmad

Page 8: NERACA NITROGEN YANG DIBERI PAKAN BASAL RUMPUT … · Latar Belakang Kambing merupakan hewan kedua setelah sapi yang termasuk dalam hewan yang digemari masyarakat Indonesia dan merupakan

viii

ABSTRAK

Ahmad I111 11 351. Neraca Nitrogen Kambing Yang Diberi Pakan Basal

Rumput Benggala Dengan Suplementasi Daun Gamal Dan Lamtoro. Dibawah

bimbingan Muhammad Rusdy sebagai Pembimbing Utama dan Syamsuddin

Hasan sebagai Pembimbing Anggota.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui neraca nitrogen kambing yang diberi

pakan basal rumput benggala dan disuplementasi dengan daun lamtoro atau

gamal. Penelitian ini dirancang berdasarkan rancangan bujur sangkar Latin

dengan 4 ulangan 4 perlakuan. Dengan 4 perlakuan dan 4 kali ulangan dimana

P1= Pemberian Rumput Benggala muda 100% (berumur 1 – 2 bulan), P2=

Rumput Benggala tua 100% (berumur 2 – 3 bulan) (10 – 50% telah berbunga),

P3= Pemberian Rumput Benggala tua 60% + daun lamtoro 40%, P4= Pemberian

Rumput Benggala tua 60% + daun gamal 40%. Hasil rancangan bujur sangkar

menunjukkan bahwa perlakuan Intake nitrogen pada P2 berbeda nyata dengan

perlakuan P3 dan P4 (P<0.05) tetapi tidak berbeda nyata (P<0.05) dengan P1,

Pengeluaran nitrogen melalui feses antar perlakuan tidak berbeda nyata (P>0,05),

Pengeluaran nitrogen melalui urin terbesar dijumpai pada P1 yang berbeda nyata

dengan semua perlakuan (P<0,05), dan Retensi nitrogen pada P1 menunjukkan

perbedaan yang sangat nyata (P<0.01) dengan P2 namun tidak berbeda nyata

(P>0.05) dengan P3 dan P4. Disimpulkan bahwa bahwa ransum berupa rumput

benggala muda dan rumput benggala tua yang disuplementasi dengan daun gamal

atau lamtoro memberikan neraca nitrogen yang positif pada ternak kambing.

Kata Kunci : Intake Nitrogen, Nitrogen Feses, Nitrogen Urine, Retensi Nitrogen,

Daun Gamal, Daun Lamtoro, Rumput Benggala, Kambing Kacang

Page 9: NERACA NITROGEN YANG DIBERI PAKAN BASAL RUMPUT … · Latar Belakang Kambing merupakan hewan kedua setelah sapi yang termasuk dalam hewan yang digemari masyarakat Indonesia dan merupakan

ix

ABSTRAK

Ahmad (I 111 11 351). The Nitrogen Balance of Goats Fed Guinea Grsas as

Basal Diet and Supplemented with Leucaena or Giliricidia Leaves. Under

guidance of Muhammad Rusdy as the main supervisor and Syamsuddin Hasan

as a supervisor member.

This research aims to determine the goats nitrogen balance of goats fed guinea

grass asa basal diet and suplementated with Leucaena or Gliricidia leaves . The

research was designed based on latin squares design with four treatment and four

replicates. The treatments were P1 : feeding young guinea grass 100 %, P2 :

feeding old guinea grass 100 %, P3 : feeding of old guinea grass 60% +

Leucaena leaves 40 %, and P4 : feeding of old guinea grass 60% + Gliricidia

leaves 40%. The results of the study indicate the intake of nitrogen in P2

treatment different significantly with P3 and P4 treatments (P < 0,05) but didn’t

different significantly (P < 0,05) with the P1 treatment, the output of fecal

nitrogen between the treatments didn’t different significantly (P > 0,05), the

largest of output of urine nitrogen found in P1 treatment that significantly

different with other treatments. Nitrogen retention at P1 treatment showed very

significant differences (P < 0,01) with P2 treatment but didn’t different

significantly (P < 0,05) with P3 and P4 treatments. It is included that feeding of

young guinea grass or old guinea grass supplementd with Leucaena or Gliricidia

leaves resulted in positive nitrogen balance of goats..

Key word: Nitrogen intake, feces nitrogen, urine nitrogen, nitrogen retention,

gamal leaf, lamtoro leaf, benggala grass, goat nuts

Page 10: NERACA NITROGEN YANG DIBERI PAKAN BASAL RUMPUT … · Latar Belakang Kambing merupakan hewan kedua setelah sapi yang termasuk dalam hewan yang digemari masyarakat Indonesia dan merupakan

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ............................................................................... i

HALAMAN JUDUL .................................................................................. ii

PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................ v

ABSTRAK .................................................................................................. viii

DAFTAR ISI ............................................................................................... x

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xii

PENDAHULUAN

Latar Belakang ............................................................................................. 1

Rumusan Masalah ........................................................................................ 2

Hipotesis Penelitian ...................................................................................... 3

Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................................. 3

TINJAUAN PUSTAKA

Gambaran Umum Kambing ......................................................................... 4

Rumput Benggala (Panicum maximun) ...................................................... 5

Lamtoro (Leucaeana leucocephala) ........................................................... 6

Gamal (Gliricidia sepium) ........................................................................... 7

Neraca Nitrogen ........................................................................................... 8

Intake Nitrogen............................................................................................. 11

Pengeluaran Nitrogen Melalui Feses ........................................................... 12

Pengeluaran Nitrogen Melalui Urin ............................................................. 13

Kambing ... ................................................................................................... 13

METODOLOGI PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................................... 15

Materi Penelitian .......................................................................................... 15

Rancangan Penelitian .................................................................................. 15

Prosedur Penelitian....................................................................................... 16

Page 11: NERACA NITROGEN YANG DIBERI PAKAN BASAL RUMPUT … · Latar Belakang Kambing merupakan hewan kedua setelah sapi yang termasuk dalam hewan yang digemari masyarakat Indonesia dan merupakan

xi

Parameter Yang Diamati .............................................................................. 17

Analisis Data ................................................................................................ 17

HASIL DAN PEMBAHASAN

Neraca Nitrogen Bahan Pakan ..................................................................... 18

Intake Nitrogen............................................................................................. 18

Pengeluaran Nitrogen Melalui Feses (Nitrogen Feses) ................................ 19

Pengeluaran Nitrogen Melalui Urin (Nitrogen Urine) ................................. 20

Retensi Nitrogen........................................................................................... 21

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan ................................................................................................. 22

Saran ......... ................................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 23

LAMPIRAN

Page 12: NERACA NITROGEN YANG DIBERI PAKAN BASAL RUMPUT … · Latar Belakang Kambing merupakan hewan kedua setelah sapi yang termasuk dalam hewan yang digemari masyarakat Indonesia dan merupakan

xii

DAFTAR TABEL

No. Halaman

Teks

1. Rata-Rata Neraca Nitrogen Bahan Pakan ( g/ekor/hari ) ......................... 18

Page 13: NERACA NITROGEN YANG DIBERI PAKAN BASAL RUMPUT … · Latar Belakang Kambing merupakan hewan kedua setelah sapi yang termasuk dalam hewan yang digemari masyarakat Indonesia dan merupakan

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

Teks

1. Rataan Intake Nitrogen Untuk Masing-Masing Perlakuan .................. 28

2. Rataan Neraca Yang Disekresikan Lewat Feses ................................... 28

3. Rataan Neraca Yang Disekresikan Lewat Urine ................................... 28

Page 14: NERACA NITROGEN YANG DIBERI PAKAN BASAL RUMPUT … · Latar Belakang Kambing merupakan hewan kedua setelah sapi yang termasuk dalam hewan yang digemari masyarakat Indonesia dan merupakan

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kambing merupakan hewan kedua setelah sapi yang termasuk dalam

hewan yang digemari masyarakat Indonesia dan merupakan jenis ternak

ruminansia penghasil daging yang cukup potensial. Salah satu faktor keberhasilan

yang sangat penting dalam usaha peternakan kambing adalah ketersediaan

pakan.

Rumput benggala (Panicum maximum) adalah jenis rumput yang banyak

dimanfaatkan sebagai pakan yang memiliki komposisi nutrisi yang baik. Rumput

ini dapat tumbuh baik di semua jenis tanah dengan curah hujan lebih dari 760

mm/tahun. Kemampuan produksinya dapat mencapai 60 ton/ha per tahun.

Mempunyai nilai gizi tinggi, tetapi rumput benggala cepat menurun kulitasnya

karena cepat berbunga. Rumput benggala yang sudah tua rendah kualitasnya

karena kekurangan protein kasar dan rendah daya cernanya. Salah satu alternatif

untuk mengatasi kekurangan gizi akibat pemberiaan rumput benggala tua adalah

dengan pemberian pakan leguminosa untuk meningkatkan kandungan protein

pakan dan daya cernanya.

Di Indonesia, jenis legum yang banyak tersedia dan sering dijadikan

sebagai pakan suplemen terhadap rumput benggala adalah gamal (Gliricidia

sepium) dan lamtoro (Leucaena leucocephala). Ini disebabkan karena gamal dan

lamtoro memiliki kandungan protein, daya cerna dan mineral yang lebih tinggi

dari pada rumput yang sudah tua sehingga cocok dijadikan suplemen pada ransum

berbasis rumput benggala.

Page 15: NERACA NITROGEN YANG DIBERI PAKAN BASAL RUMPUT … · Latar Belakang Kambing merupakan hewan kedua setelah sapi yang termasuk dalam hewan yang digemari masyarakat Indonesia dan merupakan

2

Nutrien pada rumput benggala yang disuplementasi dengan daun gamal

atau lamtoro mungkin akan dicerna lebih banyak oleh ternak. Protein yang tidak

dicerna akan dikeluarkan lewat feses sedangkan protein yang dicerna sebagian

disimpan dan digunakan di dalam tubuh ternak, sebagian lagi diekskesikan lewat

urine.

Ternak ruminansia memperoleh sumber protein untuk kebutuhan

hidupnya, yaitu dari pakan dan dari mikroba rumen. Menurut Hristovetal.,(2005),

secara normal protein pakan didalam rumen dipecah menjadi amonia sebelum

digunakan oleh mikroba rumen untuk sintesis tubuhnya. Sintesis protein mikroba

memerlukan kecukupan nitrogen (N) untuk mencapai efisiensi yang maksimal.

Jika kebutuhan N tidak tercukupi maka ATP yang dihasilkan tidak dapat

digunakan. Sebaliknya, jika N melebihi kebutuhan untuk sintesis protein

mikroba, maka energi akan menjadi faktor pembatas untuk efisiensi penggunaan

N. Degradasi protein pakan mempengaruhi fermentasi di dalam rumen dan pada

akhirnya mempengaruhi efisiensi penyerapan nutrient (Gabler dan Heinrichs,

2003). Optimalisasi sintesis protein mikroba akan meningkatkan efisiensi

pemanfaatan N dan menurunkan N yang diekskresikan lewat urin yang

merupakan sumber polusi N terbesar dari sektor peternakan (Reynal dan

Broderick, 2003; Ramos et al 2009).

Rumusan Masalah

Bagaimana neraca nitrogen kambing yang diberi pakan basal rumput

benggala muda atau rumput benggala tua dan disuplementasi daun gamal atau

daun lamtoro ?

Page 16: NERACA NITROGEN YANG DIBERI PAKAN BASAL RUMPUT … · Latar Belakang Kambing merupakan hewan kedua setelah sapi yang termasuk dalam hewan yang digemari masyarakat Indonesia dan merupakan

3

Hipotesis Penelitian

Diduga bahwa kambing yang diberi rumput benggala muda atau rumput

benggala tua yang disuplementasi dengan daun lamtoro atau daun gamal lebih

tinggi retensi N-nya dibanding dengan yang diberikan rumput benggala tua.

Tujuan dan Kegunaan penelitian

Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui neraca nitrogen

kambing yang diberi pakan basal rumput benggala dan disuplementasi dengan

daun lamtoro atau gamal.

Kegunaan penelitian ini adalah sebagai informasi praktis oleh petani di

lapangan dalam pemanfaatan daun gamal dan lamtoro sebagai suplemen berbasis

rumput benggala untuk menilai potensinya sebagai sumber protein untuk

pertumbuhan ternak kambing.

Page 17: NERACA NITROGEN YANG DIBERI PAKAN BASAL RUMPUT … · Latar Belakang Kambing merupakan hewan kedua setelah sapi yang termasuk dalam hewan yang digemari masyarakat Indonesia dan merupakan

4

TINJAUAN PUSTAKA

Gambaran Umum Kambing

Kambing kacang merupakan bangsa kambing lokal asli Indonesia, tubuh

kambingnya kecil dan relatif lebih pendek, jantan maupun betina bertanduk, leher

pendek dan punggung meninggi, warna bulu hitam, cokelat, merah atau belang

yang merupakan kombinasi dari warna yang ada pada kambing tersebut, tinggi

kambing jantan rata-rata 60 cm – 70 cm, betina dewasa 50 – 60 cm, berat badan

kambing kacang jantan dewasa antara 25 – 30 kg dan betina dewasa 15 – 25 kg,

kepala ringan dan kecil, telinga pendek dan tegak lurus mengarah ke atas depan.

Kehidupannya sangat sederhana, memilki daya adaptasi tinggi terhadap kondisi

alam setempat dan reproduksinya dapat digolongkan sangat tinggi (Suparman,

2007). Ensminger (2002) mengklasifikasikan kambing ke dalam Kingdom

Animalia (hewan); filum Chordata (bertulang belakang); kelas Mammalia

(menyusui); ordo Artiodactyla (berkuku genap); famili Bovidae (memamah biak);

genus Capra dan spesies Capra hircus (kambing yang didomestikasi).

Pada umumnya kambing memiliki jenggot, dahi cembung, ekor agak ke

atas, dan kebanyakan berbulu lurus dan kasar. Kambing sudah dibudidayakan

manusia sekitar 8.000 hingga 9.000 tahun yang lalu. Kambing suka hidup

berkelompok 5 sampai 20 ekor. Dalam pengembaraannya mencari makanan,

kelompok kambing ini dipimpin oleh kambing betina yang paling tua. Kambing

jantan berfungsi sebagai penjaga keamanan rombongan. Waktu aktif mencari

makannya siang maupun malam hari. Makanan utamanya adalah rumput-

rumputan dan dedaunan (Chen et al.,2005).

Page 18: NERACA NITROGEN YANG DIBERI PAKAN BASAL RUMPUT … · Latar Belakang Kambing merupakan hewan kedua setelah sapi yang termasuk dalam hewan yang digemari masyarakat Indonesia dan merupakan

5

Kambing dapat mengkonsumsi bahan kering yang relatif lebih banyak

untuk ukuran tubuhnya, kambing lebih efisien dalam mencerna pakan yang

mengandung serat kasar dibandingkan sapi dan domba. Kambing mampu

mengkonsumsi daun-daunan, semak belukar, tanaman ramban dan rumput yang

sudah tua dan berkualitas rendah. Jenis pakan tersebut dapat dimanfaatkan dengan

efisien sehingga kambing dapat beradaptasi pada lingkungan yang kurang pakan

(Tarigan, 2009).

Rumput Benggala

Rumput benggala tahan terhadap naungan dan api tetapi tidak tahan

genangan dan musim kemarau yang terlalu lama (Sajimin dkk,2010). Rumput ini

sangat disukai ternak terutama waktu muda. Seperti kebanyaan rumput unggul

lainnya, rumput benggala memerlukan kesuburan tanah yang cukup untuk

berproduksi optimal.

Produksi bahan kering rumput benggala dan rumput gajah pada kondisi

kering (1/3 kapasitas lapang) adalah 17,8 g/pot dan 13,8 g/pot bila diasumsikan

populasi tanaman per hektar 20.000 an 9 kali defoliasi maka rumput benggala dan

rumput gajah hasil penelitian masing ‐ masing mempunyai produksi bahan kering

2,61 Dan 3,38 ton/ha/tahun (Purbajanti et al, 2007)

Rumput benggala termasuk tanaman berumur panjang (perennial),

tumbuh tegak membentuk rumpun seperti padi. Tinggi bisa mencapai 0.5-2

meter. Sistem perakarannya dalam dan menyebar luas. Tahan terhadap musim

kering. Tekstur daun halus dan berwarna hijau tua. Umumnya tahan terhadap

naungan sehingga memungkinkan untuk ditanam di antara tanaman perkebunan.

Page 19: NERACA NITROGEN YANG DIBERI PAKAN BASAL RUMPUT … · Latar Belakang Kambing merupakan hewan kedua setelah sapi yang termasuk dalam hewan yang digemari masyarakat Indonesia dan merupakan

6

Dapat tumbuh pada tempat dengan ketinggian sampai 1.950 mdpl dan curah hujan

1000-2000 mm/tahun.

Pembiakan jenis rumput ini bisa dengan biji atau sobekan rumpun.

Kebutuhan biji untuk penanaman berkisar 4-11 kg/ha tergantung jarak tanam yang

digunakan. Beberapa varietas dan kultivar yang dikenal adalah

varietas Trichoglume, cv Sabi, cv Gatton, cv Hamil, dan lain-lainnya. Rumput

benggala dengan kandungan protein kasar 9,2 – 18,7 %, bahan kering 58,6 – 66,3

% (Reksohadiprodjo, 1994 ).

Kekurangan rumput benggala adalah tidak tahan terhadap interval panen

yang pendek sehingga akan mati apabila terus menerus digembalai berat sampai

dekat permukaan tanah dan membutuhkan waktu istirahat yang cukup untuk

dapat berproduksi tinggi kembali dalam waktu yang lama (Sutedi, 2002).

Kekurangan lainnya adalah cepat berbunga sehingga nilai gizinya sebagai pakan

ternak dapat menurun, tetapi pemupukan N dapat memperpanjang fase vegetatif

tanaman dan memperlambat pembungaan.

Lamtoro

Lamtoro (Leucaeana leucocephala) adalah salah satu jenis semak atau

pohon dari famili Mimosaceae yang paling cepat pertumbuhannya. Lamtoro

terkenal karena tinggi protein, vitamin dan mineralnya (Odeyinka et al, 2013).

Hasil penelitian oleh Yousuf et al (2007) di Nigeria menunjukkan bahwa retensi

N dan pertambahan berat badan lebih tinggi pada kambing yang di suplementasi

lamtoro dari pada gamal pada ramsum berbasis rumput benggala. Lamtoro paling

baik di berikan dalam bentuk segar, disusul dalam bentuk layu dan paling jelek

Page 20: NERACA NITROGEN YANG DIBERI PAKAN BASAL RUMPUT … · Latar Belakang Kambing merupakan hewan kedua setelah sapi yang termasuk dalam hewan yang digemari masyarakat Indonesia dan merupakan

7

adalah dalam bentuk kering. Sumplementasi lamtoro segar pada ramsum kambing

berbasis rumput benggala dapat diberikan sampai level 40% yang dapat

meningkatkan komsumsi bahan kering, laju perumbuhan dan penggunaan nutrien

(Areghoere,2002).

Garcia et al. (1996) yang mengulas 65 publikasi tentang nilai gizi daun

lamtoro melaporkan bahwa rata-rata kandungan proteinnya 22,3%, 2,14%

mimosin, 19,2% serat kasar, 39,5% NDF, 35,1% ADF, 4,71% hemiselulosa,

18,3% abu, 1,05% tannin, 0,22% sulfur dan 1,80% kalsium dari bahan kering.

Dari berbagai bagian tanaman, biji dan daun yang masih muda mengandung

protein yang paling tinggi sedangkan batang dan kulit buah polongnya terendah,

daunnya kaya akan beta-karoten dan mineral.

Gamal

Gamal (Gliricidia sepium) adalah legum pohon dari Famili Fabaceae dan

sub Famili Papilionideae, berukuran sedang yang berasal dari daerah Amerika

Tengah dan Meksiko. Selain itu gamal merupakan salah satu dari beberapa

tumbuhan semak/pohon yang menjanjikan karena tingginya produksi bahan

kering dan proteinnya (Atta-Krach and Sonberg, 1988). Pada kondisi tertentu

gamal dapat menghasilkan biomassa yang sama atau lebih banyak dari lamtoro

(Stewart et al, 1998) dan lebih tahan terhadap hama tanaman dan kondisi

pertumbuhan yang jelek.

Apabila di manajemen dengan baik, dau gamal cocok dijadikan sumber

hijauan ternak ruminansia pada musim kemarau. Suplementasi daun gamal 30%

miningkatkan daya cerna semua bahan kering, daya cerna bahan organik dan daya

Page 21: NERACA NITROGEN YANG DIBERI PAKAN BASAL RUMPUT … · Latar Belakang Kambing merupakan hewan kedua setelah sapi yang termasuk dalam hewan yang digemari masyarakat Indonesia dan merupakan

8

cerna protein kasar di bandingkan dengan rumput saja atau daun gamal yang

suplementasi sebesar 50% (Ondiek, et al. 2000).

Neraca Nitrogen

Neraca N dapat dirumskan dengan persamaan : B = K – (U + T), dimana

B = neraca nitrogen, K = konsumsi nitrogen, U = nitrogen urin dan T = nitrogen

feses. Banerjee (1982) menyatakan bahwa neraca nitrogen merupakan salah satu

metode yang umum digunakan untuk mengevaluasi kualitas protein ransum.

Neraca nitrogen merupakan selisih dari konsumsi nitrogen dengan ekskresi

nitrogen melalui urin dan feses dan dapat bernilai positif, nol atau negatif

(Maynard dan Loosli 1969). Neraca nitrogen dalam tubuh bisa bernilai positif, nol

atau negatif , Bila neraca nitrogen bernilai positif menunjukkan bahwa terjadi

pertambahan protein jaringan tubuh atau pembentukan jaringan baru, Bila

nilainya sama dengan nol hal tersebut berarti terjadi keseimbangan antara proses

anabolisme dan proses katabolisme dalam tubuh, tetapi apabila neraca nitrogen

bernilai negatif, ini berarti terjadi kehilangan nitrogen dalam tubuh melalui proses

katabolisme akibat konsumsi nitrogen atau protein dari pakan tidak mencukupi

untuk memenuhi kebutuhan ternak (Baldwin and Allison 1983).

Peningkatan protein dalam ransum akan meningkatkan retensi protein

(nitrogen) dalam tubuh, protein yang tertinggal dalam tubuh sangat erat

hubungannya dengan konsumsi energi dan protein, dimana semakin meningkat

konsumsi protein dan energinya maka semakin meningkat pula protein yang

tertinggal (teretensi) dalam tubuh (Sitorus, 1982; Van Soest, 1982). Zaherunaja

Page 22: NERACA NITROGEN YANG DIBERI PAKAN BASAL RUMPUT … · Latar Belakang Kambing merupakan hewan kedua setelah sapi yang termasuk dalam hewan yang digemari masyarakat Indonesia dan merupakan

9

(1989) menyatakan bahwa retensi nitrogen akan meningkat dengan adanya

penurunan jumlah nitrogen yang keluar melalui urin.

Ranjhan (1980) menyatakan bahwa neraca nitrogen dapat pula digunakan

untuk menilai mutu protein makanan, karena dengan hanya mengetahui kecernaan

protein saja belum dapat mengetahui secara tepat mutu protein ransum yang

digunakan. Efisiensi penggunaan protein pakan sangat ditentukan oleh intensitas

proses anabolisme dan katabolisme. Beberapa faktor yang mempengaruhi proses

anabolisme dan katabolisme protein adalah : 1). kecukupan asam-asam amino, 2)

kecukupan konsumsi energi, 3) status nutrisi dan fisiologis ternak, 4)

pembentukan jaringan, 5) kontrol oleh hormon. Aktivitas proses anabolisme dan

katabolisme protein dalam tubuh, bisa dipantau dengan mengukur neraca nitrogen

atau retensi nitrogen. Retensi nitrogen adalah selisih antara konsumsi nitrogen

dengan nitrogen yang dikeluarkan melalui feses dan urine. (Baldwin and Allison .

1983)

Pada hewan yang diberi pakan bebas nitrogen, kehilangan nitrogen tetap

terjadi akibat degradasi dinding usus, enzim dan mikroba yang mati. Eksresi

nitrogen diurin dapat berasal dari perubahan kreatin menjadi kreatinin dan juga

urea yang merupakan hasil katabolisme asam amino. Protein tubuh pada dasarnya

selalu harus diganti dengan protein yang baru. Pergantian protein di usus dan hati

ini memakan waktu dalam satuan jam atau hari, sedangkan pergantian di tulang

dan syaraf memakan waktu dalam satuan bulan bahkan tahunan. Jika pertama kali

hewan diberi pakan bebas nitrogen, maka jumlah nitrogen di urin akan menurun

beberapa hari, kemudian stabil kembali setelah terjadi perombakan protein tubuh.

Page 23: NERACA NITROGEN YANG DIBERI PAKAN BASAL RUMPUT … · Latar Belakang Kambing merupakan hewan kedua setelah sapi yang termasuk dalam hewan yang digemari masyarakat Indonesia dan merupakan

10

Pada keadaan cadangan protein telah habis, eksresi N-urin dapat mencapai

minimal. Eksresi-N pada kondisi minimal seperti ini disebut dengan N-

endogenous urin (Baldwin and Allison . 1983).

N-endogenous urin ini dapat untuk memperkirakan protein untuk hidup

pokok hewan. Nilai ini sebesar 2 mg N-endogenous urin per kkal basal

metabolisme (500 mg/MJ). Untuk hewan dewasa angkanya berkisar 300-400 mg

N-endogenous/MJ metabolisme puasa. Pada ruminansia, nitrogen dapat dipenuhi

dari sirkulasi ulang urea dari dan ke rumen. Oleh karena itu perhitungan N-

endogenous untuk hewan ruminansia menjadi 350 mg N/kg W0,75/hari dan setara

dengan 1000-1500 mg/MJ metabolisme puasa. N-urin sisa kelebihan dari N-

endogenous disebut dengan N-eksogenous urin. Jumlah kebutuhan nitrogen untuk

hidup pokok akan seimbang bila besar konsumsi N dapat diimbangi dengan

besarnya jumlah N-metabolik di feses dan N-endogenous di urin. Cara

pengukurannya yaitu dengan menentukan nitrogen yang hilang/keluar dari hewan

yang diberi pakan bebas nitrogen (Baldwin and Allison. 1983)

Jika konsumsi nitrogen meningkat maka akan terjadi peningkatan neraca

nitrogen dari negative menjadi positif sampai pada titik keseimbangan.

Penimbunan nitrogen ini juga bergantung pada umur dan asupan nutrient yang

lain. Jika penambahan protein tak menambah penimbunan retensi nitrogen maka

kurva menjadi horizontal. Standar kebutuhan nitrogen tergantung pada degradasi

protein makanan dalam rumen, metabolisme mikroba dan protein yang tak

tercerna dirumen, serta jumlah konsentrasi ME dalam pakan (ARC, 1984).

Page 24: NERACA NITROGEN YANG DIBERI PAKAN BASAL RUMPUT … · Latar Belakang Kambing merupakan hewan kedua setelah sapi yang termasuk dalam hewan yang digemari masyarakat Indonesia dan merupakan

11

Pemberian pakan hijauan dalam keadaan segar umumnya lebih disukai

dalam keadaan layu atau kering. Namun, terdapat beberapa jenis hijauan yang

masih mengandung racun dan sangat berbahaya jika diberikan dalam keadaan

segar, misalnya daun singkong (racun sianida), lamtoro (mimosin),

dan gliricidae (tanin). Karena itu, pakan hijauan tersebut harus dilayukan terlebih

dahulu selama 2-3 jam di bawah terik matahari. Hijauan tersebut juga bisa

didiamkan selama semalaman sebelum diberikan kepada domba/kambing(ARC,

1984).

Intake Nitrogen

Konsumsi adalah faktor essensial yang mendasar untuk hidup dan

menentukan produksi. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi konsumsi

diantaranya adalah bobot badan, jenis kelamin, umur, faktor genetik, makanan

yang diberikan, dan lingkungan (Parakkasi, 1999).Cole dan Ronning (1974)

menyatakan bahwa tingkat konsumsi protein (nitrogen) sangat dipengaruhi oleh

koefisien cerna, kualitas atau komposisi kimia pakan, fermentasi dalam rumen,

pergerakan makanan melalui saluran pencernaan dan status fisiologi ternak.

Sumber protein ternak ruminansia berasal dari protein makanan yang selamat dari

degradasi dalam rumen dan protein mikroba yang terbentuk dalam rumen.

Penyediaan protein ransum sangat penting untuk memenuhi kebutuhan

hidup pokok dan produksi. Protein pakan yang dikonsumsi ruminansia tidak

seluruhnya didegradasi oleh mikroba rumen, sebagian protein pakan lolos ke

dalam usus halus bersama protein mikroba dan protein endogen (Kempton et al.,

1977). Tomaszewska et al. (1993) menyatakan domba dan kambing lokal di

Page 25: NERACA NITROGEN YANG DIBERI PAKAN BASAL RUMPUT … · Latar Belakang Kambing merupakan hewan kedua setelah sapi yang termasuk dalam hewan yang digemari masyarakat Indonesia dan merupakan

12

Indonesia sering kali kekurangan protein, oleh karena itu kebutuhan protein dalam

pakan harus diperhitungkan dengan baik. Akhirany (1998) menyatakan

peningkatan kadar protein ransum akan meningkatkan konsumsi ransum.

Wiradarya (1991) menyatakan bahwa peningkatan kadar protein ransum

mengakibatkan kenaikan tingkat konsumsi protein pada domba dan kambing lokal

tetapi tidak mempengaruhi tingkat konsumsi bahan kering dan energi ransum.

Menurut NRC (1981) kambing dengan bobot hidup 10-20 kg memerlukan protein

sebesar 22-38 g/e/h, sedangkan menurut NRC (1985) domba dengan bobot hidup

10-20 kg haruslah mengkonsumsi protein kasar sekitar 127-167 g/e/h. Sitorus

(1982) menyatakan kebutuhan protein kambing lokal Indonesia lebih rendah

dibanding dengan kebutuhan kambing di daerah subtropis.

Pengeluaran Nitrogen Melalui Feses (Nitrogen Feses)

Nitrogen yang keluar melalui feses berasal dari protein pakan yang tidak

tercerna, Nitrogen endogenous yang terdiri dari enzim-enzim pencernaan dan

cairan lainnya yang diekskresikan ke dalam saluran pencernaan, sel-sel mukosa

yang terkikis mengandung protein dan mikroba saluran pencernaan (Church,

1979; Parakkasi, 1983; Pond et al., 1995). Beberapa faktor yang mempengaruhi

pengeluaran nitrogen melalui feses adalah bobot badan ternak, konsumsi bahan

kering, kandungan serat kasar, energi dan protein ransum serta proses pencernaan

(Koenig et al, 1980), tipe makanan yang dikonsumsi dan tipe saluran pencernaan

(Pond et al.,1995).

Menurut Van Soest (1982) pengeluaran nitrogen melalui feses tergantung

dari hasil pencernaan oleh mikroba dan efisiensi pemeliharaan bakteri. Van Soest

Page 26: NERACA NITROGEN YANG DIBERI PAKAN BASAL RUMPUT … · Latar Belakang Kambing merupakan hewan kedua setelah sapi yang termasuk dalam hewan yang digemari masyarakat Indonesia dan merupakan

13

(1982) menyatakan pula bahwa nitrogen yang hilang dalam feses ruminansia kira-

kira 0.6 % dari konsumsi bahan kering atau ± 4 % dari protein ransum.

Pengeluaran Nitrogen Melalui Urin (Nitrogen Urin)

Nitrogen yang keluar melalui urin antara lain berupa keratin, ammonia,

asam amino, urea (Banerjee, 1982) dan allantoin (Church, 1979). Kehilangan

nitrogen melalui urin merupakan hasil proses metabolisme jaringan tubuh yang

disebut endogenous urinary nitrogen (Roy, 1970; Banerjee, 1982). Kadar nitrogen

dalam urin jumlahnya bervariasi, tergantung pada tingkat konsumsi dan sumber

nitrogen, tingkat protein ransum, koefisien cerna protein, tingkat energi ransum

dan fase pertumbuhan ternak (Roy, 1970). Bunting et al. (1987) menyatakan

bahwa domba yang mengkonsumsi ransum dengan kandungan protein yang tinggi

akan mengekskresikan nitrogen urin lebih tinggi dibanding domba yang

mengkonsumsi ransum dengan kadar protein rendah, tetapi nitrogen yang

diekskresikan melalui feses tidak dipengaruhi oleh kandungan protein ransum.

Nitrogen urin akan meningkat dengan meningkatnya kandungan protein dapat

larut pada ransum (Wanapat et al., 1982). Pengeluaran nitrogen melalui urin

memiliki kolerasi liniear dengan tingkat konsumsi ransum dan pengeluaran

nitrogen feses (Smith et al., 1992).

Kambing

Devendra dan Burns (1994) melaporkan bahwa kambing merupakan

ternak bertanduk yang termasuk dalam kelas mamalia, ordo Artiodactyla, sub

ordo Ruminansia, famili Bovidae, genus Capra dan spesies Capra Hircus.

Kambing merupakan hewan yang didomestikasi oleh manusia yang berasal dari

Page 27: NERACA NITROGEN YANG DIBERI PAKAN BASAL RUMPUT … · Latar Belakang Kambing merupakan hewan kedua setelah sapi yang termasuk dalam hewan yang digemari masyarakat Indonesia dan merupakan

14

hewan liar (Capra Hircus Aegragus), dapat hidup di daerah yang sulit dan berbatu,

mudah dipelihara, tidak memerlukan lahan yang luas (Blakely dan Bode 1985).

Kambing memiliki sifat yang khusus yaitu tidak suka bergerombol dan cenderung

memakan hijauan yang menggantung serta mampu memakan jenis tanaman yang

lebih banyak dibandingkan domba, kambing merupakan ternak pemakan semak,

sangat aktif, selektif, dan dapat menempuh jarak yang lebih jauh untuk mencari

makan (Tomaszewska et al., 1993). Kambing khas Indonesia adalah kambing

kacang, akan tetapi pada saat ini jenis kambing yang ada telah lebih bervariasi

karena adanya persilangan antara kambing lokal dengan impor. Karakteristik

kambing lokal antara lain : 1) lebih tanggap terhadap perubahan energi dari pada

protein dalam ransum, 2) kebutuhan energi dan protein untuk hidup pokok dengan

bobot ± 15 kg adalah 143 kkal energi tercerna dan 3,4 g protein kasar untuk setiap

kg bobot hidup metabolik dalam sehari, 3)untuk mencapai penampilan produksi

yang maksimal, kambing lokal membutuhkan energi dan protein sebesar 209 kkal

energi tercerna dan 9,72 g protein kasar untuk setiap kg bobot hidup metabolik

dalam sehari (Setiadi et al., 2001).

Page 28: NERACA NITROGEN YANG DIBERI PAKAN BASAL RUMPUT … · Latar Belakang Kambing merupakan hewan kedua setelah sapi yang termasuk dalam hewan yang digemari masyarakat Indonesia dan merupakan

15

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2016 – Maret 2017,

bertempat di Kebun Penelititian Tanaman Pakan dan Pastura Fakultas Peternakan

Universitas Hasanuddin, dan uji neraca nitrogen dilakukan di Laboratorium Kimia

Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar.

Materi Penelitian

Bahan utama penelitian ini adalah kambing betina (kambing kacang)

sebanyak 4 (empat) ekor, umur kambing yang digunakan yaitu 6 – 12 bulan

dengan berat badan rata-rata 12 kg. Pakan yang digunakan yaitu, rumput

benggala (Pannicum maximum), daun lamtoro (Leucaena leucocephala), dan daun

gamal (Gliricidia sepium).

Alat- alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu parang, meteran, tali

rapiah, pisau pemotong (cutter), kantong plastik, ember, ayakan tanah, meteran,

timbangan pakan dan peralatan laboratorium untuk uji neraca nitrogen.

Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan bujur sangkar Latin 4x4. Dengan 4

perlakuan dan 4 kali ulangan, dengan perlakuan sebahgai berikut :

- Perlakuan 1 (P1) = Pemberian Rumput Benggala muda 100% (berumur 1 – 2

bulan)

- Perlakuan 2 (P2) = Pemberian Rumput Benggala tua 100% (berumur 2 – 3

bulan (10 – 50% telah berbunga)

- Perlakuan 3 (P3) = Pemberian Rumput Benggala tua 60% + daun lamtoro 40%

- Perlakuan 4 (P4) = Pemberian Rumput Benggala tua 60% + daun gamal 40%

Page 29: NERACA NITROGEN YANG DIBERI PAKAN BASAL RUMPUT … · Latar Belakang Kambing merupakan hewan kedua setelah sapi yang termasuk dalam hewan yang digemari masyarakat Indonesia dan merupakan

16

Prosedur Penelitian

Manajemen pemeliharaan dilakukan dengan sistem pemeliharaan intensif

dimana kambing dikandangkan dan diberikan pakan sesuai dengan perlakuan

masing-masing pada pagi dan sore hari. Masing – masing kambing dimasukkan

ke dalam kandang metabolisme yang berukuran 1,0 x 1,5m yang dilengkapi

dengan tempat pakan dan air minum. Pada masing – masing kandang, untuk

memisahkan feses dan urine, di bawah kandang disimpan rank kawat dengan

saringan berjarak 1 mm sebagai tempat feses dan dibawahnya ditempatkan talang

karet dalam posisi miring sebagai tempat lewat urine dimana di ujung bawahnya

ditaruh kontainer sebagai tempat urine. Penelitian ini menggunakan rancangan

bujur sangkar latin yang dimana tiap periode berlangsung selama 12 hari yang

terdiri dari 7 hari untuk masa adaptasi dan 5 hari untuk pengumpulan data.

Rumput benggala muda yakni berumur 1 – 2 bulan, sedangkan rumput benggala

tua yakni telah berbunga sekitar 10 – 50%. Setelah masa pembiasaan berakhir,

penelitian dimulai dengan memberikan ransum sesuai perlakuan. Ransum

perlakuan adalah (P1) rumput benggala (RB) muda 100%, (P2) rumput bengala

tua 100%, (P3) rumput benggala tua 60% + lamtoro 40%, dan (P4) rumput

benggala tua 60% + gamal 40%. Ransum diberikan pada ternak secara adlibitum

dua kali sehari yaitu pada jam 8 pagi dan jam 4 sore dengan proporsi yang sama,

sedangkan pengambilan data dilakukan pada jam 7 pagi. Pemotongan rumput

benggala yang akan diberikan yaitu 15cm dari tanah, kemudian dicacah 3 – 5cm

sebelum diberikan pada kambing. Air minum disediakan secara bebas untuk

Page 30: NERACA NITROGEN YANG DIBERI PAKAN BASAL RUMPUT … · Latar Belakang Kambing merupakan hewan kedua setelah sapi yang termasuk dalam hewan yang digemari masyarakat Indonesia dan merupakan

17

semua ternak.Urine diberikan 20 cc H2SO4 konsentrasi 10% pada tempat

penampungan urine untuk mencegah penguapan amoniak.

Parameter Yang Diamati

Adapun parameter yang diamati dalam penelitian ini adala Intake N

(Konsumsi Ransum), N feses, N urin, dan Retensi N (Anggorodi, 1985)

Intake N : Konsumsi pakan diperoleh dengan cara menghitung pakan

yang diberikan dikurangi dengan sisa pakan.

N urine : Volume urine × Kadar nitrogen urine

N feses : Berat kering feses × Kadar nitrogen feses

Retensi N : Nitrogen yang dikonsumsi - Nitrogen urine – Nitrogen feses

Analisa Data

Data parameter penelitian yang diperolah dianalisis ragam berdasarkan

rancangan bujur sangkar latin 4×4 (4 perlakuan dan 4 ulangan) (Sudjana, 1985)

Perbedaan antara hasil perlakuan diuji lebih lanjut dengan uji beda nyata (BNT).

Model matematika sebagai berikut :

Yijk = µ + ßi + Κj + Ƭk + Ɛ ijk

Ket µ = rataan umum

ßi = pengaruh periode ke- i ( i =1,2,3,4 )

Κj = pengaruh ternak ke -j (j= 1,2,3,4)

Ƭk = pengaruh perlakuan ke- k (k =1,2,3,4)

Ɛ ijk = galat percobaan

Page 31: NERACA NITROGEN YANG DIBERI PAKAN BASAL RUMPUT … · Latar Belakang Kambing merupakan hewan kedua setelah sapi yang termasuk dalam hewan yang digemari masyarakat Indonesia dan merupakan

18

HASIL DAN PEMBAHASAN

Neraca Nitrogen Bahan Pakan

Berdasarkan Hasil penelitian rata-rata neraca nitrogen bahan pakan dapat

dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Rata- rata neraca nitrogen bahan pakan (g/ekor/hari)

Bahan

Pakan

Intake

N(g/ekor/hari)

N

feses(g/ekor/hari)

N

urine(g/ekor/hari)

Retensi

N(g/ekor/hari)

P1 6,57 1,04 2,09 3,44

P2 4,16 2,52 1,63 0,01

P3 7,32 2,24 1,23 3,85

P4 7,19 2,35 1,10 3,74

Ket : P1 (Rumput Benggala Muda), P2 (Rumput Benggala Tua), P3(Rumput

Benggala Tua + Lamtoro), P4(Rumput Benggala Tua + Gamal)

Intake N

Konsumsi adalah faktor utama yang merupakan dasar untuk hidup dan

menentukan produksi ( Parakkasi, 1999 ). Berdasarkan hasil analisis ragam, hasil

penelitian menunjukkan bahwa rataan intake nitrogen ransum berturut turut adalah

P1 6,57 g, P2 4,16 g, P3 7,32 g dan P4 7,19 g/ekor/hari. Intake nitrogen pada P2

berbeda nyata dengan perlakuan P3 dan P4 (P<0.05) tetapi tidak berbeda nyata

(P<0.05) dengan P1. Rendahnya intake N pada perlakuan P2 disamping karena

rendahnya kadar N rumput benggala tua, juga mungkin disebabkan karena

rendahnya daya cerna rumput benggala tua sehingga mengurangi jumlah N yang

dikonsumsi. Dengan suplementasi gamal atau lamtoro, kadar protein ransum pada

perlakuan P3 dan P4 meningkat, demikian pula daya cernanya, sehingga intake N

meningkat pada perlakuan tersebut.

Page 32: NERACA NITROGEN YANG DIBERI PAKAN BASAL RUMPUT … · Latar Belakang Kambing merupakan hewan kedua setelah sapi yang termasuk dalam hewan yang digemari masyarakat Indonesia dan merupakan

19

Cole dan Ronning (1970) menyatakan bahwa tingkat konsumsi protein

(nitrogen) sangat dipengaruhi oleh proses fermentasi dalam rumen dan pergerakan

makanan melalui saluran pencernaan. Intake N sangat erat kaitannya dengan

konsumsi pakan dan kadar protein sebagai sumber nutrisi dalam proses

metabolisme. Wilson dan Kennedy, (1996) menyatakan konsumsi nutrien yang

maksimum sangat tergantung pada keseimbangan nutrien dalam pencernaan.

Pengeluaran Nitrogen Melalui Feses (Nitrogen Feses)

Parakkasi (1983) menyatakan bahwa nitrogen yang keluar melalui feses

berasal dari protein pakan yang tidak tercerna, N-endogenous yang terdiri dari

enzim-enzim pencernaan dan cairan lainnya yang diekskresikan kedalam saluran

pencernaan, sel-sel mukosa yang terkikis mengandung protein dan mikroba pada

saluran pencernaan. Pengeluaran nitrogen melalui feses antar perlakuan tidak

berbeda nyata (P>0,05), antara perlakuan, walaupun terlihat bahwa rumput

benggala tua sendiri dan rumput benggala tua yang disuplementasi dengan daun

lamtoro atau gamal lebih tinggi N-nya yang dikeluarkan lewat feses (Tabel 1).

Koenig et al. (1980) menyatakan pengeluaran nitrogen melalui feses dipengaruhi

oleh level protein bahan makanan, koefisien cerna dan level energi. Tingginya

pengeluaran lewat feses pada perlakuan P2, P3 dan P4 disebabkan karena

tingginya kadar serat kasar dan rendahnya daya cerna pada perlakuan tersebut

dibandingkan dengan perlakuan P1. Rendahnya daya cerna menyebabkan banyak

N yang tidak sempat dimetabolisme. Rataan nitrogen yang keluar melalui feses

pada kambing dalam penelitian ini adalah 1,04 - 2,35 g/e/h. Menurut Van Soest (

1982 ) nitrogen yang hilang dalam feses ruminansia kira-kira 0.6 % dari konsumsi

Page 33: NERACA NITROGEN YANG DIBERI PAKAN BASAL RUMPUT … · Latar Belakang Kambing merupakan hewan kedua setelah sapi yang termasuk dalam hewan yang digemari masyarakat Indonesia dan merupakan

20

bahan kering atau ± 4 % dari protein ransum. Pada penelitian ini menunjukkan

protein yang dikonsumsi sebagian dapat dimanfaatkan oleh ternak.

Pengeluaran Nitrogen Melalui Urin (Nitrogen Urin)

Pengeluaran nitrogen melalui urin antara lain berupa keratin, asam amino,

serta urea. Sebagian besar urea yang keluar melalui urin berasal dari urea yang

dibentuk dihati yang kemudian difiltrasi oleh ginjal dan keluar melalui urin.

Pengeluaran nitrogen melalui urin terbesar dijumpai pada P1 yang berbeda nyata

(P<0,05) dengan semua perlakuan lainnya dimana pengeluaran nitrogen urin pada

P1 (2,09 g), lebih besar dari pada P2 (1,63 g), P3 (1,23 g) dan P4 (1,10

g/ekor/hari).

Tingginya pengeluaran N urin lewat urine pada perlakuan P1 disamping

disebabkan karena tingginya kadar protein pada perlakuan P1, tetapi juga karena

protein pada rumput benggala muda berada dalam bentuk yang mudah didegradasi

di dalam rumen dan kurang yang lolos ke saluran pencernaan belakang untuk

dicerna di dalam usus halus. Amoniak yang terbentuk dari degradasi protein di

rumen dengan cepat dimanfaatkan oleh mikroba untuk membentuk protein

mikroba dan selebihnya lolos masuk ke dalam pembuluh darah, masuk ke dalam

hati dan selanjutnya dikeluarkan lewat urine. Menurut Roy (1970) pengeluaran

nitrogen melalui urin dipengaruhi oleh konsumsi nitrogen, penyerapan nitrogen

dalam tubuh ternak, tingkat protein ransum, kecernaan protein dan bentuk fisik

dan macam bahan makanan.

Page 34: NERACA NITROGEN YANG DIBERI PAKAN BASAL RUMPUT … · Latar Belakang Kambing merupakan hewan kedua setelah sapi yang termasuk dalam hewan yang digemari masyarakat Indonesia dan merupakan

21

Retensi Nitrogen

Retensi nitrogen merupakan nitrogen yang tinggal didalam tubuh setelah

konsumsi nitrogen dikurangi dengan nitrogen yang keluar melalui urin dan feses.

Berdasarkan hasil analisis ragam, hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan

retensi nitrogen ransum berturut turut adalah P1 (3,44g/ekor/hari), P2

(0,01g/ekor/hari), P3 (3,85g/ekor/hari) dan P4 (3,74g/ekor/hari). Retensi nitrogen

pada P1 menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P<0.01) dengan P2 namun

tidak berbeda nyata (P>0.05) dengan P3 dan P4.

Rendahnya retensi nitrogen pada P2 (rumput benggala tua) disebabkan

rendahnya intake N dan tingginya ekskresi N baik lewat feses dan urine,

sedangkan tingginya retensi N pada rumput benggala muda dan rumput benggala

tua yang disuplementasi dengan daun lamtoro disebabkan karena tingginya intake

protein dan rendahnya ekskresi N. Menurut Mc Donald et al (1977), bahwa

retensi nitrogen tergantung pada kandungan protein dalam ransum. Nitrogen yang

diretensi sejalan dengan kandungan protein ransum. Tinggi rendahnya nitrogen

dalam feses berpengaruh terhadap retensi nitrogen. Semakin banyak nitrogen yang

tertinggal dalam tubuh, nitrogen yang terbuang bersama feses semakin menurun

(Maynard dan Loosli, 1980). Hasil penelitian menunjukkan manfaat suplementasi

rumput benggala tua dengan daun lamtoro atau gamal. Suplementasi dengan

kedua jenis legum tersebut terbukti dapat meningkatkan jumlah N yang dapat

diretensi oleh ternak untuk memenuhi kebutuhan N ternak. N yang diretensi dapat

dipergunakan untuk mempertahankan berat badan, mempercepat pertumbuhan

dan meningkatkan produksi ternak.

Page 35: NERACA NITROGEN YANG DIBERI PAKAN BASAL RUMPUT … · Latar Belakang Kambing merupakan hewan kedua setelah sapi yang termasuk dalam hewan yang digemari masyarakat Indonesia dan merupakan

22

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa ransum berupa

rumput benggala muda dan rumput benggala tua yang disuplementasi dengan

daun gamal atau lamtoro memberikan neraca nitrogen yang positif pada ternak

kambing.

Saran

Daun gamal dan lamtoro baik dijadikan suplementasi pakan ternak

ruminansia baik pada musim penghujan dan kemarau, juga melihat

ketersediaannya yang cukup banyak.

Page 36: NERACA NITROGEN YANG DIBERI PAKAN BASAL RUMPUT … · Latar Belakang Kambing merupakan hewan kedua setelah sapi yang termasuk dalam hewan yang digemari masyarakat Indonesia dan merupakan

23

DAFTAR PUSTAKA

Akhirany, N. 1998. Nilai nutrisi ransum pellet berbasis jerami padi dengan

berbagai level energi dan protein untuk pertumbuhan kambing kacang.

Tesis. Fakultas Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Anggorodi.1985. Kemajuan Mutakhir dalam Ilmu Makanan Ternak Unggas.

Universitas Indonesia Press. Jakarta.

ARC, 1984.The Nutrient Requirement of Ruminant Livestock, Commonwealth

Agricultural Bureaux, Slough, England.

Aregheore, E.M. 2002. Chemical Evaluation and Digestibility of Cocoa

(Theobroma cacao) By-Product Fed to Goats. Trop. Anim. Health and

Production. 34-339-348.

Atta-Krach, A.N. and J.E. Sonberg, 1988. Studies with Gliciridia sepium for crop-

livestock production systems in West Africa, Agroforestry System, 6 :

97 – 118.

Baldwin ,R.L. and M.J. Allison. 1983. Rumen metabolism. J. Anim. Sci. 57: 2209

– 2215.

Baneerjee, G.C. 1982. Animal Husbandry.Oxford dan IBH Publishing Co. New

Delhi, Bombay, Calcuta. p: 366-424.

Blakely, J. and H. Bade. 1985. Ilmu Peternakan. Edisi ke-4.Gajah Mada

University Press.Yogyakarta. Indonesia.

Bunting, L D., J. A. Boling dan C. T. MacKown. 1987. Effect of dietary protein

level on nitrogen metabolism lambs : studies using N-Nitrogen. J.

Anim. Sci. 64 : 855-867.

Chen, S. Y., Y. H. Su, S. F. Wu, T. Sha and Y. P. Zhang. 2005. Mitochondrial

diversity and phylogeographic structure of Chinese domestic goats.

Molecular phylogenetics and Evolution.37: 804–814.

Church, D. C. 1979. Digestive Physiology and Nutrition of Ruminant.Second

Edition.Metropolitan Printing Co. Oregon.P : 115-122.

Chuzaemi S, dan Bruchem JV. 1991. Fisiologi Nutrisi Ruminansia. Animal

Husbandry Project.Universitas Brawijaya.

Cole, H. H. and M. Ronning. 1970. Animal Agriculture. W. H. Freeman and Co.,

San Fransisco. p: 515-531.

Page 37: NERACA NITROGEN YANG DIBERI PAKAN BASAL RUMPUT … · Latar Belakang Kambing merupakan hewan kedua setelah sapi yang termasuk dalam hewan yang digemari masyarakat Indonesia dan merupakan

24

Devendra, C. and M. Burns.1994. Produksi Kambing di Daerah Tropis.

Terjemahan: IDK. H. Putra; R. B. Matram (Editor). Penerbit ITB,

Bandung. Edition. Interstate Publishers, INC. Danville, Illinois. : 1-11.

Ensminger, M.E. 2002. Sheep and goat science (Animal Agriculture Series). 6th.

Farrell, D.J. 1974. Effects of dietary energy concentration on utilization of energy

by broiler chickens and body composition determined by carcass

analysis and predicted using tritium. Brit. Poult. Sci. 15: 25.

Garcia, G.W.. T.U. Fergusson, F.A. Neckles dan K.A.E Archibald. 1996. The

Nutritive Value and Forage Productivity of Leucaena Leucocephala.

Anim Feed Sci Technol.

Humphreys, L.R and I.J. Patridge , 1995. A guide to better pastures for the tropics

and subtropics. Published by NSW Agriculture, 5th edition.

Kempton, T. I., J. V. Nolan and R. A. Leng. 1977. Principles for The Use of Non

Protein Nitrogen and by pass protein in diets of ruminant. Word

Animal Riview. 22 : 2.

Koenig, J., M. Boling and L. S. Bull. 1980.Energy and protein metabolism in

ewes as influenced by age and dietary protein-calory ratio. J. Anim

Sci. 50 ( 2 ) : 128.

Mateos, G.G., J.L. sell and J.A. Eastwood. 1982. Rate of food passage (transit

time) asinfluence by level supplemental fat. Poult. Sci. 61: 94 – 100.

Mathius, I. W., D. Yuliastiani, W. Puastuti dan M. Martawidjaja. 2001. Pengaruh

pemberian campuran batang pisang dan bungkil kedelai terhadap

penampilan domba muda. J. Ilmu. Ternak dan Vet. 6 (3) : 141-147.

Mathius, I. W., I. B. Gaga dan I. K. Sutama. 2002. Kebutuhan kambing PE jantan

muda akan energi dan protein : konsumsi, kecernaan, ketersediaan dan

pemanfaatan nutrien. J.Ilmu.Ternak dan Vet. 7 (2) : 99-109.

Maynard, L. A. and J. K. Loosli. 1969. Animal nutrition. 6th Ed. McGraw-Hill

Inc, New York. p: 140-415.

Maynard, L.A. and J.K. loosli. 1980. Animal Nutrition. Fourth Ed. McGraw-Hill

Book Company. New York.

McDonald, P., R. A. Edward., J. F. D. Greenhalgh and C. A. Morgan. 2002.

Animal Nutrition. 6th Ed. Longman Scientific & Technical. John

Willey & Sons. Inc, New York. p:167.

Page 38: NERACA NITROGEN YANG DIBERI PAKAN BASAL RUMPUT … · Latar Belakang Kambing merupakan hewan kedua setelah sapi yang termasuk dalam hewan yang digemari masyarakat Indonesia dan merupakan

25

National Research Council. 1981. Nutrient Requirement of Goats : Angora, Dairy

and Meat Goats in Temperate and Tropical Countries. Nutrient

Requirements of Domestic Animals.6th Ed. National Academy Press.

Washington D. C.

National Research Council. 1985. Nutrient Requirement of Sheep. National

Academy Press.Washington D. C.

Odeyinka SM, Hector BL, Ørskov ER, Newbold CJ. 2013.

Assessment of the nutritive value of the seeds of

some tropical legumes as feeds for ruminants. Livest

Res Rural Dev. 16(9).http://www.lrrd.org/lrrd16/9/odey16069.htm

Ondiek, J.O., J.K. Tuitoek, S.A. Abdulrazak, F.B. Barbeca and T. Fujihara, 2000.

Use of Leucaena leucocephala and Gliricidia sepium as nitrogen

sources in supplementary concentrates for dairy goats offered Rhodes

grass hay. Asian-Aust. J. Anim. 13 (9) : 1249 – 1254.

Parakkasi, A. 1983.Ilmu Gizi dan Makanan Ternak Monogastrik.Angkasa.

Bandung. Hal : 32-37.

Parakkasi, A. 1999.Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminansia. Universitas

Indonesia Press, Jakarta. Hal : 23-37.

Pond, W. G., D. E. Church, and K. R. Pond. 1995. Basic Animal Nutrition and

Feeding. 4th Ed. John Willey & Sons, New York.p: 128-145.

Purbajanti ED,S Anwar dan F Kusmiyati. 2007. Peranan Kapur dan kalium

terhadap produksi bahan kering, kadar air relative dan efisiensi

pemanfaatan air tanaman rumput pakan. J. Pastura 11 (1) : 9 ‐ 19

Purbajanti, E.D., D. Soetrisno., E.Hanudin dan S.P.S. Budi. 2007. Karakteristik

lima jenis rumput pakan pada berbagai tingkat salinitas. J.

Pengembangan Peternakan Tropis. 32(3) : 186-197.

Ranjhan, S. 1980. Animal Nutrition and Feeding Practices in India.2nd Ed. Vikas

Publishing House. New Delhi. p : 93-104.

Reksohadiprodjo, S. 1994. Produksi Hijauan Makanan Ternak Tropik Edisi

RevisiSiregar, S.B. 2005. Ransum Ternak Ruminansia. Penebar

Swadaya, Jakarta.

Roy, J. H. B. 1970. The Calf : Nutrition and Health. Vol.2. 3 rd Ed. Iliffe Books

Ltd, London.

Page 39: NERACA NITROGEN YANG DIBERI PAKAN BASAL RUMPUT … · Latar Belakang Kambing merupakan hewan kedua setelah sapi yang termasuk dalam hewan yang digemari masyarakat Indonesia dan merupakan

26

Sajimin, dan N. D. Purwantari. 2005. Produksi hijauan beberapa jenis leguminosa

pohon untuk pakan ternak. Balai Penelitian Ternak. Bogor.

Sajimin, E. Sutendi, N.D. Purwantari dan B.R. Prawiraputra, 2010. Agronomi

rumput benggala (Pannicum maximum) dan pemamfaatannya sebagai

rumput potong.Lokakarya Nasional Tanaman Pakan Ternak.

Setiadi, B, Subandriyo, M. Martawidjaja, D. Priyanto, D. Yulistiani, T. Sartika, B.

Triesnamurti, K. Dwiyanto dan L. Praharani. 2001. Karakteristik

kambing lokal dan upaya mempertahankan keanekaragaman sumber

daya genetik. Dalam: Penelitian Ternak Ruminan Kecil. Balai

Penelitian Ternak, Bogor.

Sitorus, M. 1982. Kebutuhan kambing lokal akan energi dan protein. Tesis.

Fakultas Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Smith, S. B., B. L. Prior, L. J. Koong and H. J. Mersmann. 1992. Nitrogen and

lipid metabolism in heifers fed at increasing levels of intake. J. Anim.

Sci. 70 :152-160.

Stewart, J.L., A.L. Dansdon, M. Kass, S.L. Ortiz, A. Larbi, S. Premaratne, B.

Tangenjaya, E. Wina, and J.E. Vargas, 1998. Acceptabilty, intake,

digestibility and live weight gain small ruminants. Anim. Feed Sci.

Tecnol.75 : 111 -114.

Sudjana, M.A. 1985. Disain dan Analisis Eksperimen. Penerbit Tarsito, Bandung.

Suparman. 2007. Beternak Kambing. Penerbit Azka Press. Jakarta.

Sutedi E, Sumarto. 2004. Studi produksi leguminosa pohon Desmodium rensonii

sebagai tanaman pakan ternak. Seminar Nasional Teknologi

Peternakan dan Veteriner.846-852.

Sutedi, E., S. Yuhaeni dan B.R. Prawiradiputra. 2002. Karakterisasi rumput

benggala (Panicum maximum) sebagai pakan ternak. Prosiding

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan veteriner. Puslitbangnak.

Bogor.

Tarigan, A. 2009.Produktivitas dan Pemanfaatan Indigofera sp Sebagai Pakan

Ternak Kambing pada Interval dan Intensitas Pemotongan yang

Berbeda. IPB, Bogor.

Tillman AD, Hartadi H, Reksohadiprodjo S, Prawirokusumo S, dan Lebdosoekojo

S. 1984. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press.

Page 40: NERACA NITROGEN YANG DIBERI PAKAN BASAL RUMPUT … · Latar Belakang Kambing merupakan hewan kedua setelah sapi yang termasuk dalam hewan yang digemari masyarakat Indonesia dan merupakan

27

Tomaszewska, M. W., I. M. Mastika, A. Djajanegara, S. Gardiner dan T. R.

Wiradarya.1993. Produksi Kambing dan Domba di Indonesia.

Terjemahan :I. M. Mastika, K. G. Suaryana, I. G. L. Oka dan I. B.

Sutrisna. Sebelas Maret University Press dengan Direktorat Jendral

Pendidikan Tinggi Australian International Development Assistance

Bureau dan Small Ruminant Collaborative Research Support Program

(AUS-AID). Hlm 21-23.

Van Soest, P. J. 1982. Nutrition ecology of the ruminant. Ruminant metabolism,

nutritional strategis, the cellulolytic fermentation and the chemistry of

forages and plant fibers. Cornell University, Oregon. p : 230-248.

Wahju, J. 1988. Ilmu Nutrisi Unggas. Gajah Mada University Press. Bulak

Sumur, Yogyakarta.

Wanapat, M., D. O. Erickson and W. D. Slanger. 1982. Nitrogen metabolism in

sheep fed protein sources of various solubilities with low quality

roughages. J. anim. Sci. Vol. 54.3 : 625-631. Wiradarya, T. R. 1991.

Usaha meningkatkan produksi daging tertnak domba dankambing

melalui peningkatan kadar protein ransumnya. J. Ilmu. Pet. Ind. 1

(1) : 37-45.

Wilson JR and Kennedy PM. 1996. Plant and animal constraints to voluntary feed

intake associated with fibre characteristics and particle break -

down and passage in ruminants. Aust. J. Agric. Res. 47: 199-225.

Yusuf, E. dan Williams, L. 2007. Manajemen Pemasaran: Studi Kasus

Indonesia.PPMT, Jakarta.

Zaherunaja. 1989. Neraca nitrogen pedet Fries Holland pada berbagai tingkat

pemberian mineral seng dalam ransum yang mengandung dedak padi

tinggi. Skripsi. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Page 41: NERACA NITROGEN YANG DIBERI PAKAN BASAL RUMPUT … · Latar Belakang Kambing merupakan hewan kedua setelah sapi yang termasuk dalam hewan yang digemari masyarakat Indonesia dan merupakan

28

LAMPIRAN

Lampiran 1 . Rataan intake nitrogen untuk masing-masing perlakuan

Intake Nitrogen

RBM RBT RBT+L RBT+G

1 6,49 4,53 7,40 7,23

2 6,72 4,10 7,23 7,14

3 6,61 3,80 7,18 7,21

4 6,48 4,20 7,41 7,20

Rata – rata 6,58 4,16 7,31 7,20

Lampiran 2. Rataan neraca yang disekresikan lewat feses untuk masing-masing

perlakuan

Neraca yang disekresikan lewat feses

RBM RBT RBT+L RBT+G

1 1,05 2,56 2,23 2,45

2 1,20 2,43 2,34 2,40

3 1,01 2,50 2,10 2,30

4 1,02 2,60 2,20 2,16

Rata – rata 1,07 2,52 2,22 2,33

Lampiran 3 . Rataan neraca yang disekresikan lewat urine untuk masing-masing

perlakuan

Neraca yang disekresikan lewat urine

RBM RBT RBT+L RBT+G

1 2,10 1,78 1,12 1,10

2 2,05 1,85 1,20 1,14

3 2,07 1,42 1,50 1,12

4 2,15 1,50 1,09 1,04

Rata – rata 2,09 1,64 1,23 1,10

Page 42: NERACA NITROGEN YANG DIBERI PAKAN BASAL RUMPUT … · Latar Belakang Kambing merupakan hewan kedua setelah sapi yang termasuk dalam hewan yang digemari masyarakat Indonesia dan merupakan

29

DOKUMENTASI PENELITIAN

Proses persiapan penelitian Kandang penelitian

Rumput benggala Daun gamal dan daun lamtoro

Page 43: NERACA NITROGEN YANG DIBERI PAKAN BASAL RUMPUT … · Latar Belakang Kambing merupakan hewan kedua setelah sapi yang termasuk dalam hewan yang digemari masyarakat Indonesia dan merupakan

30

Urine kambing

Renovasi kandang penelitian

Proses pencacahan rumput benggala Penimbangan kambing

Page 44: NERACA NITROGEN YANG DIBERI PAKAN BASAL RUMPUT … · Latar Belakang Kambing merupakan hewan kedua setelah sapi yang termasuk dalam hewan yang digemari masyarakat Indonesia dan merupakan

31

RIWAYAT HIDUP

AHMAD (I111 11 351) lahir di Balusu, pada tanggal 12 Juli

1993 dari pasangan Rusdi dan Rusmiati. Jengjang pendidikan

formal yang pernah ditempuh adalah menyelesaikan

Pendidikan Sekolah Dasar Negeri 1 Balusu pada tahun 2005,

kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Balusu,

tamat pada tahun 2008 dan melanjutkan sekolah ke Sekolah Menengah Atas di

SPP Negeri 1 Kulo, tamat pada tahun 2011. Pada tahun yang sama pula, penulis

melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi Negeri dan lulus melalui Jalur

SNMPTN di Program Studi Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas

Hasanuddin, Makassar. Hingga akhirnya lulus Pendidikan Sarjana (S1) Program

studi Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin Makassar pada

Tahun 2017.

Page 45: NERACA NITROGEN YANG DIBERI PAKAN BASAL RUMPUT … · Latar Belakang Kambing merupakan hewan kedua setelah sapi yang termasuk dalam hewan yang digemari masyarakat Indonesia dan merupakan

32