Nemesis EVENT Menang di Rusia! - ftp.unpad.ac.id fileFestival Ke-9 di St Petersburg, Rusia, 2010...
Transcript of Nemesis EVENT Menang di Rusia! - ftp.unpad.ac.id fileFestival Ke-9 di St Petersburg, Rusia, 2010...
19MINGGU, 20 FEBRUARI 2011 | MEDIA INDONESIA
MI/RAMDANI
DUET sutradara Wil-liam Chandra dan juru kamera Cha-melia ini kompak
banget, lo! Masing-masing tahu keingin-
an sang teman. Sehingga ketika sutradara ingin menciptakan gambar yang diinginkan, sang kamerawan sudah tahu gambar seperti apa yang dimaksud.
Kolaborasi mereka berawal dari membantu tiga teman yang mau buat tugas akhir, dan enggak punya sutradara. Peran William hanya mem-bantu, sebagai penulis cerita dan sutradara. Tugas akhirnya sendiri, Guk!, justru sedang dalam proses, seperti pada cityofdog.tumblr.com.
Sedangkan Chamelia sendiri berperan sebagai juru kamera yang menciptakan gambar-gambar ciamik. Sampai akhir-nya, sebuah tugas akhir me-lenggang mendapatkan peng-hargaan best cinematography di pembukaan St Petersburg Film Festival Ke-9 di St Petersburg, Rusia, 2010 lalu.
Nemesis, berarti dewi kea-dilan. Ya, film ini bercerita tentang seorang remaja perem-puan yang diperkosa oleh anak seorang pengacara.
Mengadu? ya, tapi keluarga-nya tidak berhasil mendapatkan keadilan di meja hijau. Ka rena itu, sang kakak menghabisi seluruh keluarga si pengacara untuk mendapatkan keadilan sendiri.
Film berdurasi 15 menit ini tampak rumit dan berat, pada-hal syuting dilakukan dalam satu studio saja. Dengan kon-sep surealis dan minim bujet, mereka membuat empat set tempat untuk mendukung cerita.
Nah, gimana caranya bikin fi lm yang cuma di kampus tapi fi lmnya sama sekali berbeda. Tercetuslah ide mengeksplor konsep studio di Institut Ke-senian Jakarta (IKJ). Dalam tiga hari semua rampung dan menghabiskan sekitar Rp7 juta- Rp8 juta.
Menurut kamu, solusi buat hukum yang tak adil itu ke-kerasan ya?
William : Bukan, di fi lm ini gue enggak memberikan solu-si sebenarnya, bukan berarti orang harus bunuh-bunuhan.
Gue bikin itu dari dua kon-sep, jadi orang bisa melihat bahwa ini lo yang akan terjadi kalau keadilan enggak diwu-judkan.
Gue sih lebih mengkritik sistem hukumnya. Jadi pe-ngennya petinggi-petinggi itu sadar kalau kita biarkan sistem seperti ini, bisa jadi ending-nya seperti itu.
Bagaimana menciptakan
Biodata
Nama : William Chandra
Tempat/tanggal lahir : Medan, 25 Agustus 1987
Pendidikan : Penyutradaraan, Inst i tut Kesenian Jakarta, 2005
Nama : Chamelia
Tempat/tanggal lahir : Jakarta, 13 Mei 1986
Pendidikan : Sinematografi, Institut Kesenian Jakarta, 2004
Karya : Film pendek Nemesis
Prestasi : Best Cinematography di St Petersburg Film Festival di St Petersburg, Rusia
Film mereka gelap, namun cerita yang ingin dibagi idealis.
PENTAS Bengkel Teater Tara-kanita 2 (BTTQ2) yang berjudul Segitiga Cinta Betawi belum lama ini digelar di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ).
“Kita antisipasi penonton yang akan datang telat. Karena itu kita pertunjukkan cerita-cerita lepas untuk opening se-lama 15-20 menit, agar penon-ton yang masuk nanti masih mengerti cerita utama,” kata Fararine Margaretha, ketua ekskul teater.
Setelah pembukaan yang lumayan panjang, BTTQ2 me-mulai pertunjukan teaternya. Ceritanya mengenai lelaki bernama Samidi, pemuda Be-tawi yang sudah beristri tapi ternyata mempunyai banyak wanita lain.
Untuk masalah cerita, set, su-ara, dan pencahayaan, mereka masih meminta bantuan para
profesional. Menurut Fararine, anggota
yang sedikit, 16 orang, mem-buat mereka tidak bisa me-ngatur semua. Karena ke-16 anggota turun menjadi pemain di panggung .
Berita baiknya, acara teater ini sukses karena pada siang hari 70% tempat duduk terisi dan malam harinya 90% terisi penonton.
“Menurutku pertunjukan kemarin sukses karena target-target yang kami inginkan tercapai walaupun tiket enggak sold out,” kata Fararine.
Mereka menentukan indika-tor kesuksesan pertunjukan itu pada banyaknya penonton yang datang, juga reaksi me-reka dan stamina pemain.
BTTQ2 memainkan dua per-tunjukan yang sama dalam satu hari. Selamat, ya! (M-2)
EKSTRAKULIKULER ini me-nampung anak-anak yang hobi membuat komik di SMP Labschool Jakarta.
AcoLabs, kependekan Aca-demy Comic Labschool, sudah mencapai angkatan kelima. Se-tiap angkatan bertugas meng-hasilkan satu buah komik.
Satu buku yang berisi ber-bagai karya komik perorangan dari anggota. Buku ini juga sekaligus menjadi tugas akhir dari ekskul komik tersebut. Bentuknya sederhana, kover berwarna dengan kumpulan gambar para komikus cilik.
Sejak mereka kelas 8, para anggota ekskul komik sudah disosialisasikan tentang ini. Sehingga sudah ada jadwalnya dan mereka punya deadline tersendiri.
Sebelumnya pada semester awal, mereka melakukan per-
siapan. Mereka mesti mengi-kuti cara membuat komik yang benar, dengan langkah-langkah teratur.
Deadline sendiri ada di se-mester kedua sekitar bulan April, dan komik akan dicetak pada Mei. Mulai dari angkatan kelima ini, semua biaya berasal dari para siswa pembuat ko-mik sendiri. Mereka patungan untuk mengumpulkan biaya percetakan. Belum selesai, setelah jadi mereka juga yang akan menjual komik-komik tersebut.
Tujuan Acolabs bukan profi t, jadi kumpulan komik yang berbentuk buku saja sudah menjadi bentuk karya yang keren. “Sudah menjadi kepuas-an tersendiri melihat komik kita dibaca orang dan dibuku-kan, apalagi dibeli,” kata Bella. Terus berkarya, ya! (M-2)
NemesisMenang di Rusia!
Acolabs, Bukukan Komik Mereka
EVENT
EKSIS
DOK ADINDA ASA
DOK ADINDA ASA
Teater Tarki 2, Sehari Manggung Dua Kali
gambar bagus di ruang mi-nim?
William : Pada akhirnya kamera yang mengoperasikan adalah cameramen, jadi yang menciptakan shot-shot itu ada-lah si cameramen. Gue cuma mengutarakan maunya be-gini dan dia menguasai segala teknik itu. Jadi hadiah dan piala ini untuk Chamel, karena kan sinematografi , hehe.
Chamel : Sebenarnya simpel aja, ketika gue dapat ceritanya langsung kebayang filmnya seperti apa. Nemesis, dewi keadilan, dari ceritanya tentang dia butuh keadilan nih, ya su-dah black and white aja gimana. kemampuan kita seberapa kita maksimalin di situ.
Rasanya jadi best sine-matografi gimana?
Seneng banget, sumpah seneng abis. Sebenarnya waktu fi lm ini dikirim gue udah opti-mis banget. Karena gue suka banget sama fi lm ini, ada sisi idealis guelah di sini. Kayaknya fi lm itu gue banget, dan yakin menang, optimis deh.
Kenapa Chamel pilih jadi cameramen?
Chamel : Karena awalnya yang setiap masuk kampus pasti maunya jadi sutradara deh, ya kan?
Ha...ha.... Terus awal masuk kan pasti sering bantuin senior, dan kebetulan lebih sering pegang kamera, jadi dari situ
gue tertarik. Di lapangan, ilmu yang sering gue dapet pun ilmu tentang kamera. Awalnya sih dari situ, jadi keterusan.
Sering beda pendapat?Chamel : Enggak ada sih,
karena kita kan kerja tim. Jadi masing-masing harus punya masukan. Kalau ada masukan, kita sharing lagi dan kalau menurut gue itu lebih bagus, ya udah kenapa enggak.
O... iya, ruangannya disulap jadi apa saja?
William : Dalam satu studio, kita bikin set penjara, set lorong rumah, set kamar mandi, dan satu lagi set gudang. Mak-sudnya sebuah rumah, tapi
sureal. Sebuah rumah, yang enggak
seperti biasanya. Jadi konsep-nya hitam-putih. Ada retakan-retakan di dinding, banyak coretan-coretan. Kita bikin dunia se-chaos mungkin.
Bisa ikut kompetisi ba-gaimana?
William : Setelah selesai produksi, yang ujian mengikuti prosedur kampus dan lulus. Gue pribadi, kirim-kirim fi lm ini ke festival-festival.
Sebelumnya sudah kirim ke tiga festival internasional dan enggak masuk semua, sampai nyerah. Festival dalam ne geri semuanya dikirim, untuk fes-tival. Kalau kompetisi ikut Konfiden dan Festival Film Indonesia, tapi enggak masuk, he...he...he.
Tapi ada satu dosen yang suka pergi-pergi, dia bawa Nemesis dan dikasih ke orang-orang, dan pada suka. Akhir-nya masuk ke dalam kom-petisi. Lalu di e-mail disuruh isi formnya.
Enggak nyangka masuk kom-petisi karena biasanya cuma screening. Tapi mereka cuma membiayai akomodasi dan saya harus cari funding dari sini untuk membiayai saya ke sana.
Gimana cari funding-nya?William : Gue cari di mana-
mana, tapi dapatnya di Ford Foundation. Dari Depdiknas, yang nasional sampai yang internasional, dicoba. Akhirnya dapat di situ.
Waktu itu dengan proposal, menjelaskan filmnya, bahwa masuk kompetisi di situ dan satu-satu perwakilan dari ne-gara yang ikut kompetisi. Un-tungnya bisa juara, jadi enggak sia-sia deh! (M-2)
Coba deh kamu sekali-kali main ke Taman Menteng. Sekarang, ruang
publik yang pada masa awal pendiriannya sempat menuai pro dan kontra itu happening banget lo!
Biasanya keriuhan dimulai ketika matahari mulai teng-gelam. Ya iyalah, secara main-main di tengah taman, siang-siang bolong di Jakarta pasti bikin gosong.
Ada banyak aktivitas yang bisa kamu lakukan. Anak-anak komunitas sepeda
nongkrong di sana, mulai fixie hingga BMX. Nah, ada juga nih anak-anak yang suka bikin keramaian. Me-reka, para crew, sebutan buat anak-anak yang suka main shuffle dance, memainkan musik dan menari.
Nah, The Now Generation on The Move kali ini akan membahas shuffle dance. Jenis tari yang kini jadi street dance yang lagi hip ini luma-yan bikin heboh.
Penggemarnya banyak. Mereka main di banyak ruang publik, selain di
Taman Menteng, me reka bisa ditemui di Bintaro, Tangerang.
Kita akan cari tahu me-ngapa tarian ini bisa mencuri perhatian mereka. Karena tentu ada banyak energi dan waktu yang harus dikorban-kan buat mempelajari gerakan shuffle yang katanya mengandalkan kecepatan ini. Mereka juga akan berce-rita bagaimana tarian ini bisa muncul di jalanan, menggaet banyak anak-anak muda yang kemudian berhimpun dalam komunitas.
Karena shuffle kini men-jadi bagian gaya hidup anak-anak muda yang enggak mainstream. Mereka yang bosan dengan apa yang dikatakan media dan orang-orang kebanyakan.
Istimewanya lagi, karena shuffle cuma bisa dimainkan anak-anak yang sehat, tarian ini juga ampuh membuat mereka yang tadinya me-rokok buat mengurangi atau bahkan berhenti. Seru kan? Makanya jangan ketinggalan ya!
(M-2)
Tarian yang enggak Mainstream
LIVE INTERAKTIF,KAMIS, 24 FEBRUARI 2011
20.00-22.00 WIBON 101.4 TRAX FM
Host: Marsha Suryawinata
“Either you‛re feeling
happy or sad, dancing
will always lift you
even higher and safe
you.”