Nella Hutasoit Permasalahan Gizi Di Indonesia

22
Permasalahan Gizi Di Indonesia Bakal Makin Banyak Orang Kurang Gizi Akibat Krisis Global WASHINGTON -- Harga bahan bakar dan makanan yang melambung akan menambah 44 juta orang yang kekurangan gizi, demikian laporan yang disiarkan Bank Dunia, Rabu. Meskipun kenaikan harga bahan bakar dan makanan tak bergejolak dalam beberapa bulan belakangan, harga tetap jauh lebih tinggi dibandingkan dengan beberapa tahun sebelumnya dan memperlihatkan sedikit tanda penurunan mencolok, demikian antara lain isi laporan itu --yang diberi judul Rising food and fuel prices: addressing the risks to future generations. Jumlah kekurangan gizi di seluruh dunia akan menjadi 967 juta orang. Keluarga miskin di seluruh dunia terus terdorong ke tebing kelangsungan hidup, sehingga jutaan anak mengalami kerusakan kesehatan yang tak dapat diperbaiki. Saat banyak keluarga mengurangi pengeluaran, juga terdapat resiko sangat besar bagi kondisi pendidikan anak-anak miskin.

Transcript of Nella Hutasoit Permasalahan Gizi Di Indonesia

Page 1: Nella Hutasoit Permasalahan Gizi Di Indonesia

Permasalahan Gizi Di Indonesia

Bakal Makin Banyak Orang Kurang Gizi Akibat Krisis Global

WASHINGTON -- Harga bahan bakar dan makanan yang melambung akan menambah 44 juta orang yang kekurangan gizi, demikian laporan yang disiarkan Bank Dunia, Rabu.

Meskipun kenaikan harga bahan bakar dan makanan tak bergejolak dalam beberapa bulan belakangan, harga tetap jauh lebih tinggi dibandingkan dengan beberapa tahun sebelumnya dan memperlihatkan sedikit tanda penurunan mencolok, demikian antara lain isi laporan itu --yang diberi judul Rising food and fuel prices: addressing the risks to future generations. Jumlah kekurangan gizi di seluruh dunia akan menjadi 967 juta orang.

Keluarga miskin di seluruh dunia terus terdorong ke tebing kelangsungan hidup, sehingga jutaan anak mengalami kerusakan kesehatan yang tak dapat diperbaiki. Saat banyak keluarga mengurangi pengeluaran, juga terdapat resiko sangat besar bagi kondisi pendidikan anak-anak miskin.

"Meskipun perhatian rakyat di negara maju terpusat pada krisis keuangan, banyak orang lupa bahwa krisis kemanusiaan dengan cepat terurai di negara berkembang. Kondisi itu mendorong orang miskin ke tebing kelangsungan hidup," kata Presiden Bank Dunia Robert B. Zoellick.

Ia memperingatkan, "Krisis keuangan hanya akan menambah sulit negara berkembang melindungi rakyat mereka yang paling rentan dari dampak kenaikan

Page 2: Nella Hutasoit Permasalahan Gizi Di Indonesia

harga bahan bakar dan makanan."

Laporan tersebut, yang direncanakan disiarkan Ahad untuk Komite Pembangunan dalam Pertemuan Tahunan Bank Dunia dan IMF, menekankan krisis bahan bakar dan makanan dapat memiliki dampak jangka panjang pada negara dan orang miskin.

Pada Mei, Bank Dunai meluncurkan program keuangan cepat bernilai 1,2 miliar dolar AS guna membantu negara miskin menanggulangi krisis makanan. Sejak itu, sebanyak 850 juta dolar AS telah disediakan untuk mendanai program pembenihan, penanaman pohon dan makanan.

Pada April, Zoellick menyerukan Kesepakatna baru bagi Kebijakan Pangan Global, yang meliputi tindakan jangka pendek, menengah dan panjang untuk memberi bantuan segera bagi petani dan orang miskin dan pada saat yang sama dilakukan peningkatan produksi makanan.- (ant/fif/ah)

Page 3: Nella Hutasoit Permasalahan Gizi Di Indonesia

Kasus Gizi Buruk Anak Kembali Merebak

viktor, 26 February 2009

Kasus gizi buruk pada anak kembali merebak di Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta . Selama dua bulan terakhir, puluhan anak dilaporkan telah menderita gizi buruk, bahkan salah seorang di antaranya sampai dirawat di rumah sakit daerah karena kondisinya kritis.

Di Kecamatan Kokap, misalnya, terdapat 23 anak yang menderita gizi buruk. Camat Kokap Santoso, Rabu (25/2), mengatakan angka itu diperoleh dari hasil laporan petugas Puskesmas Kokap I sebanyak 16 anak dan Puskesmas Kokap II sebanyak tujuh anak.

Sementara itu di Kecamatan Sentolo, terutama di Desa Demangrejo, Srikayangan, Tuksono, dan Salamrejo, sebanyak delapan anak dilaporkan telah menderita gizi buruk. Selain itu, masih ada 32 anak lain yang saat ini berstat us rawan gizi buruk. Keempat desa tersebut merupakan wilayah dengan jumlah warga miskin terbanyak di Sentolo.

Seorang penderita gizi buruk dari Kecamatan Girimulyo bahkan sampai harus dilarikan ke RSUD Wates karena kondisi tubuhnya terus melemah. Sejak Jumat pekan lalu, Aan Nugroho (5) , warga Dusun Ngesong, Desa Purwosari, dirawat di ruang isolasi Bangsal Cempaka RSUD Wates karena sakit demam dan berat tubuhnya hanya 9,2 kilogram.

Page 4: Nella Hutasoit Permasalahan Gizi Di Indonesia

Tidak hanya itu, Aan juga menderita sariawan akut yang menyebar di bi bir hingga rongga dalam mulut. Staf perawat RSUD Wates Yogo mengatakan sariawan itu membuat Aan sulit makan. Kami juga sudah berupaya memberi makan pasien dengan memasang selang melalui hidung. Akan tetapi, pasien terus melawan, sehingga saat ini pemenuhan nutrisinya murni mengandalkan cairan infus, kata Yogo.

Ayah Aan, Parjiyo (40), mengaku tidak mampu memenuhi gizi anaknya karena pendapatannya sebagai pemulung sampah sangat tidak mencukupi. Sehari-hari, Parjiyo hanya mendapat uang kurang dari R p 10.000. Uang itu hanya cukup untuk membeli nasi dan sayur dengan lauk seadanya. Parjiyo dan Aan pun hanya makan 1-2 kali sehari.

Direktur RSUD Wates Bambang Haryatno menjamin seluruh biaya perawatan Aan hingga ia sembuh. Menurut Bambang, ia akan menggunakan dana dari pos pembiayaan pasien miskin yang tidak terdaftar sebagai peserta jaminan kesehatan masyarakat . Tahun 2009, pemerintah daerah menganggarkan Rp 600 juta dalam APBD untuk pos tersebut.

Dinas Kesehatan Kulon Progo mencatat sepanjang tahun 2008, dari jumlah 26.852 anak berusia di bawah lima tahun, sebanyak 704 di antaranya menderita kekurangan gizi. Kepala Dinas Kesehatan Lestaryono mengatakan pihaknya sudah berusaha mengantisipasi peningkatan jumlah penderita gi zi buruk dengan mengintensifkan program pemberian makanan tambahan melalui posyandu-posyandu di setiap dusun.

Penanganan kasus gizi buruk atau kekurangan gizi, lanjut Lestaryono, harus dilakukan bertah ap. Sebab, bisa jadi gizi buruk merupakan akibat dari penyakit lain yang diidap oleh anak tersebut. Jika benar demikian, maka penyakit itu harus disembuhkan terlebih dulu, baru kemudian anak diberikan makanan yang bergizi cukup dan seimbang.

Faktor kemiskinan keluarga juga berpengaruh. Namun, apabila orangtua memiliki pengetahuan yang cukup akan cara pemenuhan gizi anak dari berbagai sumber makanan yang ada di lingkungan sekitar rumahnya, maka anak akan terhindar dari ancaman gizi buruk, kata Lestaryono.

Page 5: Nella Hutasoit Permasalahan Gizi Di Indonesia

KEKURANGAN GIZI MENGANCAM ANAK INDONESIA

 

Akhir-akhir ini fenomena kenakalan remaja makin meluas. Bahkan hal ini sudah terjadi sejak dulu. Para pakar psikolog selalu mengupas masalah yang tak pernah habis-habisnya ini. Kenakalan Remaja, seperti sebuah lingkaran hitam yang tak pernah putus. Sambung menyambung dari waktu ke waktu, dari masa ke masa, dari tahun ke tahun dan bahkan dari hari ke hari semakin rumit. Masalah kenalan remaja merupakan masalah yang kompleks terjadi di berbagai kota di Indonesia. Sejalan dengan arus modernisasi dan teknologi yang semakin berkembang, maka arus hubungan antar kota-kota besar dan daerah semkain lancar, cepat dan mudah. Dunia teknologi yang semakin canggih, disamping memudahkan dalam mengetahui berbagai informasi di berbagai media, disisi lain juga membawa suatu dampak negatif yang cukup meluas diberbagai lapisan masyarakat.

Kenakalan remaja biasanya dilakukan oleh remaja-remaja yang gagal dalam menjalani proses-proses perkembangan jiwanya, baik pada saat remaja maupun pada masa kanak-kanaknya. Masa kanak-kanak dan masa remaja berlangsung begitu singkat, dengan perkembangan fisik, psikis, dan emosi yang begitu cepat. Secara psikologis, kenakalan remaja merupakan wujud dari konflik-konflik yang tidak terselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak maupun remaja para pelakunya. Seringkali didapati bahwa ada trauma dalam masa lalunya, perlakuan kasar dan tidak menyenangkan dari lingkungannya, maupun trauma terhadap kondisi lingkungannya, seperti kondisi ekonomi yang membuatnya merasa rendah diri.

Page 6: Nella Hutasoit Permasalahan Gizi Di Indonesia

Mengatasi kenakalan remaja, berarti menata kembali emosi remaja yang tercabik-cabik itu. Emosi dan perasaan mereka rusak karena merasa ditolak oleh keluarga, orang tua, teman-teman, maupun lingkungannya sejak kecil, dan gagalnya proses perkembangan jiwa remaja tersebut. Trauma-trauma dalam hidupnya harus diselesaikan, konflik-konflik psikologis yang menggantung harus diselesaikan, dan mereka harus diberi lingkungan yang berbeda dari lingkungan sebelumnya. Pertanyaannya : tugas siapa itu semua ? Orang tua-kah ? Sedangkan orang tua sudah terlalu pusing memikirkan masalah pekerjaan dan beban hidup lainnya. Saudaranya-kah ? Mereka juga punya masalah sendiri, bahkan mungkin mereka juga memiliki masalah yang sama. Pemerintah-kah ? Atau siapa ? Tidak gampang untuk menjawabnya. Tetapi, memberikan lingkungan yang baik sejak dini, disertai pemahaman akan perkembangan anak-anak kita dengan baik, akan banyak membantu mengurangi kenakalan remaja. Minimal tidak menambah jumlah kasus yang ada.” (sumber Whandi.net/1 jan 1970).

Kenakalan remaja, merupakan salah si anak? atau orang tua? Karena ternyata banyak orang tua yang tidak dapat berperan sebagai orang tua yang seharusnya. Mereka hanya menyediakan materi dan sarana serta fasilitas bagi si anak tanpa memikirkan kebutuhan batinnya. Orang tua juga sering menuntut banyak hal tetapi lupa untuk memberikan contoh yang baik bagi si anak. Sebenarnya kita melupakan sesuatu ketika berbicara masalah kenakalan remaja, yaitu hukum kausalitas. Sebab, dari kenakalan seorang remaja selalu dikristalkan menuju faktor eksternal lingkungan yang jarang memerhatikan faktor terdekat dari lingkungan remaja tersebut dalam hal ini orangtua. Kita selalu menilai bahwa banyak kasus kenakalan remaja terjadi karena lingkungan pergaulan yang kurang baik, seperti pengaruh teman yang tidak benar, pengaruh media massa, sampai pada lemahnya iman seseorang.

Page 7: Nella Hutasoit Permasalahan Gizi Di Indonesia

Ketika kita berbicara mengenai iman, kita mempersoalkan nilai dan biasanya melupakan sesuatu, yaitu pengaruh orangtua. Didikan orangtua yang salah bisa saja menjadi faktor sosiopsikologis utama dari timbulnya kenakalan pada diri seorang remaja. Apalagi jika kasus negatif menyerang orangtua si remaja, seperti perselingkuhan, perceraian, dan pembagian harta gono-gini. Mungkin kita perlu mengambil istilah baru, kenakalan orangtua.

Orang tua, sering lupa bahwa prilakunya berakibat pada anak-anaknya. Karena kehidupan ini tidak lepas dari contek-menyontek prilaku yang pernah ada. Bisa juga karena ada pembiaran terhadap perilaku yang mengarah pada kesalahan, sehingga yang salah menjadi kebiasaan. Para orang tua jangan berharap anaknya menjadi baik, jika orang tuanya sendiri belum menjadi baik. Sebenarnya nurani generasai ingin menghimbau “Jangan ajari kami selingkuh, jangan ajari kami ngomong jorok, tidak jujur, malas belajar, malas beribadah, terlalu mencintai harta belebihan dan lupa kepada Sang Pencipta

Page 8: Nella Hutasoit Permasalahan Gizi Di Indonesia

Mendengar sebutan remaja, maka terbesit sejumlah perilaku remaja yang bernada negatif. Tawuran pelajar, penggunaan obat-obatan terlarang, pergaulan bebas, atau kecenderungan mencari kenikmatan tanpa mau berusaha adalah hal negatif yang sering kita dengar sekarang ini. Fenomena kenakalan remaja memang menarik untuk dibecarakan. Sisi yang menarik bukanlah karena pemberitaan tentang perilaku remaja yang ganjil itu bisa mendongkrak media massa atau acara televisi, tetapi yang lebih penting adalah karena tindakan kenakalan remaja dianggap menyimpang dan mengganggu ketertiban masyarakat. “Maraknya tawuran antar remaja selama bulan puasa hingga menelan korban puluhan jiwa merupakan cermin semakin minimnya sosok panutan yang bisa menjadi teladan masyarakat khususnya generasi muda di tanah air” (suara merdeka,18 september 2008). Berita tersebut merupakan contoh dari sebagian kecil kenakalan yang dilakukan remaja sekarang. Tidak kalah dengan di media massa, acara berita kriminal di stasiun televisi banyak dipenuhi berita perkelahian, tawuran antar pelajar, atau perkelahian antar geng beberapa waktu yang lalu,kita semua dihebohkan dengan adanya aksi geng Nero yang begitu brutal melakukan kekerasan kepada sesama remaja. Ironisnya, pelaku dari geng tersebut adalah remaja putri. Sungguh sangat memprihatinkan jika hal tersebut terus terjadi. Hal seperti diatas adalah sedikit gambaran tentang kondisi remaja sekarang.Padahal kita tahu, bahwa remaja adalah cikal bakal penerus bangsa. Jika remaja di negara kita melakukan tindakan seperti itu, tentunya bangsa ini akan segera runtuh. Lalu yang menjadi pertanyaan adalah mengapa remaja bisa terlibat dalam kenakalan remaja? Apa yang melatarbelakangi hal itu semua? Sebelum menjawab hal

tersebut, kita sebaiknya mengetahui tentang dunia remaja. Remaja yang dalam bahasa aslinya “adolescence” berasal dari bahasa latin adolescere yang berarti “ tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan”. Menurut Piaget (Hurlock,1991) yang dikutip oleh Mohammad Ali dalam bukunya Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik mengatakan bahwa secara psikologis, remaja adalah suatu usia dimana individu menjadi terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa, suatu usia di mana anak tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar. Remaja sebenarnya tidak memiliki tempat jelas. Mereka

bukan lagi termasuk golongan anak-anak, tetapi juga belum juga diterima secara penuh untuk masuk kedalam golongan orang dewasa. Seringkali kita kenal bahwa masa remaja adalah masa “mencari jati diri” atau masa ”topan dan badai”, mereka belum mampu mengusai dan memfungsikan secara maksimal fungsi fisik dan psikisnya. Pada umumnya remaja memiliki rasa ingin tahu yang besar, hali itu

Page 9: Nella Hutasoit Permasalahan Gizi Di Indonesia

mendorong remaja untuk berpetualang, menjelajah sesuatu, mencoba sesuatu yang belum dialaminya. Mereka sering mengkhayal, dan merasa gelisah, serta berani melakukan pertentangan jika dirinya merasa disepelekan atau tidak dianggap. Untuk itu mereka memerlukan keteladanan, konsistensi, serta komunikasi yang tulus dan empatik dari orang dewasa. Jika keinginan tersebut mendapatkan bimbingan dan penyaluran yang baik, maka akan menghasilkan kreatifitas yang bermanfaat. Jika tidak, dikhawatirkan dapat menjurus kepada hal negatif (kenakalan remaja).Seringkali mereka melakukan perbuatan menurut normanya sendiri karena terlalu banyak menyaksikan ketidakkonsistenan yang dilakukan oleh orang dewasa/orang tua di masyarakat. Apa yang dikatakan orang dewasa ternyata tidak sesuai dengan fakta di lapangan. Hal seperti diatas merupakan pemicu mengapa remaja melakukan hal-hal sesuai dengan normanya sendiri, bahkan mereka tidak memperdulikan norma-norma yang berlaku di masyarakat bahkan agama. Kenakalan remaja biasa disebut dengan istilah Juvenile berasal dari bahasa Latin juvenilis, yang artinya anak-anak, anak muda, ciri karakteristik pada masa muda, sifat-sifat khas pada periode remaja, sedangkan delinquent berasal dari bahasa latin “delinquere” yang berarti terabaikan, mengabaikan, yang kemudian diperluas artinya menjadi jahat, nakal, anti sosial, kriminal, pelanggar aturan, pembuat ribut, pengacau peneror, durjana dan lain sebagainya. Juvenile delinquency atau kenakalan remaja adalah perilaku jahat atau kenakalan anak muda, merupakan gejala sakit (patologis) secara sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial, sehingga mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang. Istilah kenakalan remaja mengacu pada suatu rentang yang luas, dari tingkah laku yang tidak dapat diterima sosial sampai pelanggaran status hingga tindak kriminal.(Kartono, 2003). Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kecenderungan kenakalan remaja adalah kecenderungan remaja untuk melakukan tindakan yang melanggar aturan yang dapat mengakibatkan kerugian dan kerusakan baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Kenakalan remaja merupakan salah satu bentuk penyimpangan yang dilakukan remaja karena tidak sesuai dengan kebiasaan, tata aturan, dan norma sosial yang berlaku. Bentuk-bentuk kenakalan remaja antara lain : bolos sekolah, merokok, berkelahi / tawuran, menonton film porno, minum minuman keras, seks diluar nikah,menyalahgunakan narkotika, mencuri, memperkosa, berjudi, membunuh,kebut-kebutan dan banyak lagi yang lain. Dari beberapa referensi yang saya baca bahwa hal yang menjadi pemicu dan mempengaruhi timbulnya kenakalan remaja antara lain : Pengaruh teman sebaya Di kalangan remaja, memiliki banyak kawan adalah merupakan satu bentuk prestasi tersendiri. Makin banyak kawan, makin tinggi nilai mereka di mata teman-temannya. Remaja lebih banyak bergaul dan menghabiskan waktu dengan teman sebayanya. Jika remaja mempunyai masalah pribadi atau masalah dengan

Page 10: Nella Hutasoit Permasalahan Gizi Di Indonesia

orang tuanya, maka ia akan lebih sering membicarakan dengan teman-temannya karena mereka merasa lebih nyaman berbagi dengan teman dibanding dengan keluarga. Teman sebaya merupakan faktor penting dalam mengatasi perubahan dan permasalahan yang mereka hadapi. Pengaruh teman sangatlah besar dalam pembentukan watak dan kepribadian remaja, karena remaja akan cenderung bersikap sesuai dengan teman sebayanya atau kelompoknya. Proses keluarga Faktor keluarga sangat berpengaruh terhadap timbulnya kenakalan remaja. Kurangnya dukungan keluarga seperti kurangnya perhatian orangtua terhadap aktivitas anak, kurangnya penerapan disiplin yang efektif, kurangnya kasih sayang orangtua dapat menjadi pemicu timbulnya kenakalan remaja. Pengawasan orangtua yang tidak memadai terhadap keberadaan remaja dan penerapan disiplin yang tidak efektif dan tidak sesuai merupakan faktor keluarga yang penting dalam menentukan munculnya kenakalan remaja. Perselisihan dalam keluarga atau stress yang dialami keluarga juga berhubungan dengan kenakalan. Pola pengasuhan anak juga berpengaruh besar, anak yang nakal kebanyakan berasal dari keluarga yang menganut pola menolak karena mereka selalu curiga terhadap orang lain dan menentang kekuasaan.(Dwi Narwoko,2007:p.94) Media Massa Dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam waktu singkat, informasi tentang peristiwa-peristiwa, pesan, pendapat, berita, ilmu pengetahuan dan lain sebagainya dengan mudah diterima. Oleh karena itu media massa seperti surat kabar, TV, film, majalah mempunyai peranan penting dalam proses transformasi nilai-nilai dan norma-norma baru terhadap remaja. Mereka akan cenderung mencoba dan meniru apa yang dilihat dan ditontonnya. Tayangan adegan kekerasan dan adegan yang menjurus ke pornografi, ditengarai sebagai penyulut perilaku agresif remaja, dan menyebabkan terjadinya pergeseran moral pergaulan, serta meningkatkan terjadinya berbagai pelanggaran norma susila. (Dwi Narwoko,2007:p.96) Untuk membentengi diri dari pengaruh diatas agar kita tidak ikut andil dalam kenakalan remaja maka hendaknya kita melakukan upaya pencegahan. Dari kita sendiri, kita harus meningkatkan dan membangun kehidupan iman sesuai dengan agama dan keyakinan yang kita anut, artinya kita harus sungguh-sungguh menjalankan ajaran-ajaran dan perintah agama dengan baik. Dari segi orang tua harus membimbing, membina, dan mengarahkan kehidupan keagamaan anaknya sejak dini. Untuk menumbuhkan moral remaja menurut Blatt dan Kohlberg yang dikutip oleh Muhammad al-Mighwar dalam jurnal psikologi remaja mengajukan konsep konflik-kognitif: Caranya para remaja di bentuk menjadi berbagai kelompok yang masing-masing terdiri dari sepuluh orang. Mereka diberi tema-tema dilema moral yang bisa menciptakan konflik kognitif kemudian di aktifkan untuk berdiskusi secara tebuka. Seorang guru mendukung kelompok tertentu kemudian mendukung argumentasi kelompok lain secara bergiliran hingga terjadi konflik. Dengan begitu

Page 11: Nella Hutasoit Permasalahan Gizi Di Indonesia

para remaja diuji untuk mengetahui sejauh mana perkembangan dan konsistensi moralnya. Dari paparan di atas penulis menyimpulkan bahwa kenakalan remaja merupakan problemetika yang pelu diperhatikan dan ditanggulangi dengan serius, karena remaja adalah generasi penerus bangsa. Masa depan bangsa ini berada di tangan mereka semua. Sejak dini mereka perlu diberikan pondasi iman yang kuat, serta dibesarkan di lingkungan yang baik.

Berikut wbw berikan beberapa tips untuk mengatasi dan mencegah kenakalan remaja, yaitu:

- Perlunya kasih sayang dan perhatian dari orang tua dalam hal apapun.

- Adanya pengawasan dari orang tua yang tidak mengekang. contohnya: kita boleh saja membiarkan dia melakukan apa saja yang masih sewajarnya, dan apabila menurut pengawasan kita dia telah melewati batas yang sewajarnya, kita sebagai orangtua perlu memberitahu dia dampak dan akibat yang harus ditanggungnya bila dia terus melakukan hal yang sudah melewati batas tersebut.

- Biarkanlah dia bergaul dengan teman yang sebaya, yang hanya beda umur 2 atau 3 tahun baik lebih tua darinya. Karena apabila kita membiarkan dia bergaul dengan teman main yang sangat tidak sebaya dengannya, yang gaya hidupnya sudah pasti berbeda, maka dia pun bisa terbawa gaya hidup yang mungkin seharusnya belum perlu dia jalani.

- Pengawasan yang perlu dan intensif terhadap media komunikasi seperti tv, internet, radio, handphone, dll.

Page 12: Nella Hutasoit Permasalahan Gizi Di Indonesia

- Perlunya bimbingan kepribadian di sekolah, karena disanalah tempat anak lebih banyak menghabiskan waktunya selain di rumah.

- Perlunya pembelanjaran agama yang dilakukan sejak dini, seperti beribadah dan mengunjungi tempat ibadah sesuai dengan iman kepercayaannya.

- Kita perlu mendukung hobi yang dia inginkan selama itu masih positif untuk dia. Jangan pernah kita mencegah hobinya maupun kesempatan dia mengembangkan bakat yang dia sukai selama bersifat Positif. Karena dengan melarangnya dapat menggangu kepribadian dan kepercayaan dirinya.

- Anda sebagai orang tua harus menjadi tempat CURHAT yang nyaman untuk anak anda, sehingga anda dapat membimbing dia ketika ia sedang menghadapi masalah.

Read more: Kenakalan Remaja, Faktor Penyebab dan Tips Menghadapinya | Blog.Wahyu-Winoto.Com http://blog.wahyu-winoto.com/2010/05/kenakalan-remaja-faktor-penyebab-dan.html#ixzz1N4QrjUGA

KENAKALAN PELAJAR (Dipengaruhi Oleh Sistem Sekolah Dan Keluarga)  KENAKALAN PELAJAR

(Dipengaruhi Oleh Sistem Sekolah Dan Keluarga)

 

Page 13: Nella Hutasoit Permasalahan Gizi Di Indonesia

Buku ini mengangkat masalah remaja yang berada pada masa transisi baik perubahan fisik yang berhubungan dengan tubuh dan kematangan alat reproduksi, maupun perubahan psikologi dan mental yang berhubungan dengan perilaku dan kepribadian, serta perubahan social yang berhubungan dengan cara bergaul dengan lingkungan di luar keluarga.

Page 14: Nella Hutasoit Permasalahan Gizi Di Indonesia

 

 

WHO: 54 Persen Kematian Balita Disebabkan Kurang Gizi

Kamis, 29 Juli 2010 13:10 0 Komentar

54 Persen Kematian Balita Disebabkan Kurang Gizi

Medan, KABARSUMUT.com - Berdasarkan data World Health Organisation (WHO), sebuah badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menangani bidang kesehatan bahwa 54 persen pemicu kematian bayi maupun Balita di seluruh dunia disebabkan karena kurangnya asupan gizi. Hal itu dikemukakan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara (Provsu) Dr Candra Syafei SpOG pada Safari Jurnalistik Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat Sesi IV dengan tuan rumah PWI Cabang Sumut di Hotel Garuda Plaza, Medan, Rabu (28/7) tadi sore.

Menurut Candra, melihat angka kematian bayi yang masih tergolong tinggi itu menjadi kewajiban semua pihak untuk serius menangani persoalannya. Tidak hanya peran pemerintah di sisi leading sektor tapi juga peran swasta sebagai pendukung serta adanya kesadaran masyarakat yang tinggi.

"Akibat-akibat dari dampak kurang gizi terutama ketika seorang ibu sedang hamil dan setelah bayi lahir akan sangat membahayakan masa depan anak. Selain berakibat pada cacad atau lemah fisik, tapi juga akan melemahkan fungsi otak sehingga anak menjadi bodoh," ungkapnya.

Dia menjelaskan, Provinsi Sumatera Utara, upaya atau langkah-langkah yang ditempuh pemerintah daerah untuk mengatasi masalah kekurangan gizi hingga kini terus bergulir dan berproses menuju peningkatan yang lebih baik sejalan visi misi Gubsu agar rakyat tidak sakit.

Page 15: Nella Hutasoit Permasalahan Gizi Di Indonesia

"Melalui langkah-langkah yang dilakukan Pemprovsu dengan melibatkan stakeholder, hingga tahun 2010 capaian jumlah Balita gizi kurang terus mengalami penurunan. Jika untuk rata-rata nasional berada pada kisaran 18,4 persen, Sumut telah berhasil menurunkannya hingga berada di bawah 15 persen," paparnya.

Hal tersebut, tidak terlepas dari kebijakan teknis yang dilakukan melalui upaya komprehensif dengan sasaran prioritas pada ibu hamil, ibu bersalin, bayi 0-6 bulan, anak 6-24 bulan dan anak usia 2-5 tahun. Kemudian menerapkan standar pemberian makanan bagi bayi dan anak serta meneruskan suplementasi gizi pada Balita, remaja, ibu hamil dan ibu nifas.

"Sementara dari sisi strategi operasional dilakukan peningkatan kinerja Posyandu melalui kerjasama lintas sektor dan program untuk penyediaan dukungan operasional, peningkatan kapasitas kader serta dukungan sarana prasarana," jelasnya.

Dia menambahkan, meningkatkan cakupan pemberian air susu ibu (ASI) ekslusif, pemberian makanan tambahan, serta meningkatkan kapasitas masyarakat, Puskesmas dan rumah sakit. Selain itu, juga melakukan pelayanan gizi pada ibu hamil berupa pemberian tablet Fe, bubuk tabur gizi dan skrining yang terintegrasi dengan pelayanan kesehatan ibu.

"Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menggunakan garam beryodium dan pemenuhan terhadap obat gizi, serta penguatan surveilen gizi di kabupaten/kota dilaksanakan dengan meningkatkan kapasitas petugas melalui pelatihan, orientasi dan fasilitasi teknis terpadu," tuturnya.

Dia juga menambahkan, khusus dalam penanggulangan masalah gizi, pemerintah provinsi Sumatera Utara juga melakukan penanganan yang serius. Bagi pasien gizi buruk dilakukan tindakan rawat inap dan rawat jalan. Sementara untuk penanganan gizi kurang dilakukan pemberian makanan tambahan sampai benar-benar pulih. Sedangkan langkah pencegahan dilakukan pemantauan rutin di Posyandu.(z)

Page 16: Nella Hutasoit Permasalahan Gizi Di Indonesia

Baru satu hari dirawat di rumah sakit, seorang bayi penderita kurang gizi, Saefulloh Ramdhani (6 Bulan) dibiarkan terlantar di rumahnya di blok Kagok Desa Gabus Kulon Kec. Gabus Wetan Kab. Indramayu

Orang tua bayi, Nurmala Dewi (16 Tahun), mengaku terpaksa membawa pulang bayinya lantaran tidak memiliki biaya perawatan. Pihak Rumah Sakit menyatakan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) DIANGGAP TIDAK BERLAKU, karena tidak dilampiri Kartu Tanda Penduduk (KTP) milik ibu bayi sehingga Saefulloh harus dirawat dengan biaya umum.

Ditemui di rumahnya, Dewi mengatakan sejak 3 (tiga) minggu terakhir anaknya mengalami panas tinggi disusul dehidrasi berat. Karena khawatir, Dewi lalu membawa Saefulloh ke bidan desa dan Puskesmas setempat. Atas saran bidan dan dokter Puskesmas, Dewi lalu membawa anaknya ke RSUD Pantura M.A. Sentot Patrol Kabupaten Indramayu

Di RSUD M. A. Sentot Saefulloh kemudian dirawat di ruang kelas 3 (tiga) dengan menggunakan fasilitas SKTM, namun selang sehari dirawat, pihak rumah sakit malah mempermasalahkan SKTM yang dibawa Dewi dan menyatakan tidak berlaku. “Saya dipaksa masuk pasien umum sehingga kehilangan hak sebagai warga miskin untuk memperoleh pengobatan gratis”. Tukas Dewi

Karena protes keluarga menyoal tidak berlakunya SKTM tidak digubris pihak rumah sakit, Dewi memutuskan untuk membawa pulang anaknya dengan alasan tidak memiliki biaya untuk perawatan. Melalui salah seorang kerabatnya, Bambang Adi Sutrisno (23 Tahun), bayi Saefulloh kemudian dibawa pulang. Sebelum pulang, Bambang mengaku membayar biaya perawatan selama satu hari kepada Rumah Sakit Rp 1,1 juta. Menurut Bambang uang tersebut merupakan hasil pinjaman dari seseorang.

“Saat itu sebenarnya saya meminta meminta waktu kepada petugas SKTM di Rumah sakit untuk menunda kekurangan administrasi karena perkantoran libur. Tapi mereka (petugas) keukeuh dan memaksa agar Saefulloh masuk dalam kelompok pasien umum dengan biaya yang sangat besar”. Ujar Bambang

 Kasus “diusirnya” bayi penderita kurang gizi mengejutkan Direktur RSUD M. A. Sentot, dr. Deden Boni Koswara. Ketika dikonfirmasi, Deden

Page 17: Nella Hutasoit Permasalahan Gizi Di Indonesia

membantah keras bahwa pihaknya mengusir Saefulloh karena alasan kelengkapan administrasi SKTM. Ia juga membantah pihak rumah sakit meminta pulang Saefulloh, apalagi memaksa orang tua bayi malang itu untuk pindah menjadi pasien umum.MILIKI STANDAR

Menurut Deden, petugas dibagian SKTM sebenarnya menyarankan agar Saefulloh tetap dalam perawatan dokter, sementara administrasinya menyusul kemudian, “Seharusnya bayi tetap dirawat, sedangkan mengenai kelengkapan dokumen bisa diurus pada saat perkantoran buka. Jadi kami sama sekali tidak pernah mengusir apalagi memaksa untuk pindah ke pasien umum”. Tegas Deden

Ditambahkan Deden, pihak rumah sakit sebenarnya memiliki standar baku prosedur penggunaan SKTM bagi warga miskin. Yakni, warga miskin yang dirawat diberikan kesempatan 2x24 jam untuk melengkapi kekurangan administrasinya.

Namun jika terkendala waktu, pihak rumah sakit juga tetap memberikan kelonggaran dan tidak meminta warga miskin untuk masuk dalam pasien umum. Menanggapi kasus Saefulloh, Deden kemudian memerintahkan stafnya menjemput kembali bayi penderita gizi kurang untuk kembali dirawat di RSUD M. A. Sentot.

Dengan menggnakan ambulan, Saefulloh didampingi ibunya tiba di RSUD M. A. Sentot dan menempati bangsal perawatan kelas 3 (tiga). “Dari hasil diagnosa kami, Saefulloh menderita KEP (Kekurangan Energi Protein) tingkat II sehingga diperlukan perawatan insentif. Beratnya pun tidak normal untuk bayi seusia dia”. Ujar Deden (Hendra Sumiarsa/ “KC”)