Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar...

113
NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.sos) Disusun Oleh: Abdul Aziz Azamzami NIM: 104033201076 JURUSAN PEMIKIRAN POLITIK ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2008./1429 H.

Transcript of Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar...

Page 1: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM

KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.sos)

Disusun Oleh:

Abdul Aziz Azamzami

NIM: 104033201076

JURUSAN PEMIKIRAN POLITIK ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2008./1429 H.

Page 2: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini penulis menyatakan bahwa;

1. Skripsi ini merupakan hasil karya penulis yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu (S1) di Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang penulis gunakan dalam penulisan ini telah penulis

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidaytullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya penulis

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka penulis bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 11 Desember 2008 M

13 Dzulhijjah 1429 H

Abdul Aziz Azamzami

Page 3: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

������ �� �� �������

��������

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah

SWT. Dialah sumber tempat bersandar, dialah sumber dari kenikmatan hidup

yang tanpa batas, Rahman dan Rahim tetap menghiasi asma-Nya sehingga penulis

diberikan kekuatan yang begitu melimpah dari kekuatan fisik hingga psikis untuk

dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul: “NEGARA KESEJAHTERAAN

DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB.”

Shalawat serta salam juga penulis curahkan kepada Baginda Nabi

Muhammad SAW beserta para keluarganya, sahabat, dan para pengikutnya yang

telah membuka pintu keimanan yang bertauhid dan kebahagiaan, kearifan hidup

manusia, dan pencerahan atas kegelapan manusia yang dijadikan sebagai sebuah

pembelajaran bagi umat muslim hingga akhir zaman.

Skripsi ini penulis susun untuk memenuhi syarat akhir untuk mencapai

Gelar Sarjana Sosial (S1) pada Program Studi Pemikiran Politik Islam Fakultas

Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Selama penyusunan Skripsi ini, penulis banyak sekali bantuan dan

motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. Amin Nurdin, MA selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan

Filsafat Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Drs. Agus Darmaji, MFils dan Ibu Wiwi Siti Sajaroh, MAg selaku

Ketua dan Sekretaris Program Studi Pemikiran Politik Islam Fakultas

Page 4: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

Ushuluddin dan Filsafat Universita Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. H. Sirojuddin Aly, MA selaku dosen pembimbing atas

kesebaran, kritik, saran-saran yang diberikan kepada penulis selama

menyusun skripsi ini.

4. Seluruh Dosen dan Staf pengajar pada Program Studi Pemikiran Politik

Islam, atas segala pengetahuan, bimbingan, dan dorongan, wacana,

wawasan, dan intelektualitas yang telah “ditularkan” kepada penulis

selama menempuh studi. Seluruh Staf dan karyawan Fakultas Ushuluddin

dan Filsafat Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Pimpinan dan Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas

Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan fasilitas kepada penulis

dalam pencariaan literatur yang diperlukan.

6. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda K. H. Nahrawi, dan Ibunda Hj.

Bahriah, terima kasih atas kasih sayang dan dukungan yang diberikan baik

moril maupun materil. Semoga Allah Swt. selalu melindungi dan

memberikan kasih sayang kepada mereka, sebagaimana mereka

mencurahkan semua itu kepada penulis.

7. Kakakku Abdul Kholik, dan Musyarofah, dan adik-adikku Humaero,

Ahmad Kholil, dan Saeful Maki, yang selalu memberikan kritik, saran-

saran dan do’a kapada penulis.

8. Keluarga besar bapak H. Suwarno S.H dan Hj. Nini Warsini S. H, M. H,

beserta Muhammad Adib Adam dan Dini Rahmawati yang banyak

Page 5: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

memberikan semangat dan dorongan bagi penulis untuk cepat

menyelesaikan skripsi.

9. Dinar Wardani (Nontz), dialah sang bintang yang paling bersinar di dalam

hati penulis di antara jutaan sinar bintang yang ada. Serta yang paling

dekat merasakan jatuh-bangun penulis dalam pembuatan skripsi ini.

10. Bang Soim “Mbah Satria”, yang selalu bersedia untuk diajak berdiskusi

ketika penulis mengalami “kebuntuan” untuk menulis skripsi ini, dan

memberikan pinjaman buku, mudah-mudahan Allah Swt. membalas

kebaikannya. Serta semua teman-teman FORMAL (Forum Mahasisawa

Lirboyo), yang banyak memberikan kontirbusi dalam pembentukan

intelektualitas penulis, dan teman-teman di HMI (Himpunan Mahasisawa

Islam).

11. Sahabat-sahabatku, Fahmi Irfani, Nafi, Yusri, bim-bim, Abay, Aris, Agus,

Acu, Ghozy, wulan, Dedi Supriadi, yang selalu mewarnai kehidupan

penulis selama menjalankan studi di Kampus Hijau UIN Jakarta,

merekalah yang menjadi teman diskusi ketika penulis mulai kehilangan

semangat, serta dorongan, dan kritik mereka merupakan pemacu bagi

penulis untuk cepat menyelesaikan skripsi ini.

12. Teman-temanku di Jurusan Pemikiran Politik Islam angkatan 2004, Dika,

Ulmanto, Mulyani, Rahmat, Demank, Dedi, Imam, Iman, Ikhsan, Dini,

Ipeh, Inem, Ray, Iin Handayani, Hayat, Rosi, Yunus, terima kasih atas

kerjasamanya selama menjalankan studi.

13. Teman-teman kostanku, Zane, Vera, Lulut, Boby, Siska, Iwan, Iim, Lina,

Hakim, atas semua dorongan, do’a dan kritik mereka kepada penulis.

Page 6: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

Skripsi ini tentu saja bukan karya yang sempurna dan bebas dari

kesalahan, karena itu, masukan-masukan dari para pembaca untuk perbaikan di

masa mendatang sangat penulis nantikan. Penulis mohon ampun-Nya atas segala

kesalahan.

Karya ini penulis dedikasikan kepada semua orang yang selalu

merindukan adanya peranan negara dalam pembangunan kesejahteraan warga

negaranya. Terakhir, hanya kepada Allah lah semua dikembalikan. Semoga

skripsi ini dapat bermanfaat adanya. Amin.

Ciputat,11 Desember 2008 M

13 Dzulhijjah 1429 H

Abdul Aziz Azamzami

Page 7: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………...v

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………..1

A. Latar Belakang Masalah……………………………………………….1

B. Batasan dan Rumusan Masalah…………………………………..……7

C. Tujuan Penelitian ………………………………………………..……8

D. Metode Penelitian……………………..……………………………....8

E. Sistematika Penulisan………………………………………………....9

BAB II KONSEPSI NEGARA KESEJAHTERAAN …….…….………...….11

A. Pengertian Negara Kesejahteraan………………..…………………..11

B. Negara Kesejahteraan Dalam Praktek Pada Masa Rasulullah Saw….16

1. Kondisi Negara Madinah Pada Awal Pembentukkannya…………16

2. Sumber-sumber Pendapatan Negara Madinah …………………....20

C. Negara Kesejahteraan Dalam Perspektif Barat………………………27

1. Kebijakan Sistem Negara Kesejahteraan Modern …………….…36

BAB III KEPEMIMPINAN KHALIFAH UMAR BIN KHATTAB ……….45

A. Biografi Khalifah Umar bin Khattab……………………..………. 45

B. Negara Madinah Di Bawah Kepemimpinan Umar……………...…61

Page 8: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

BAB IV NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN

UMAR BIN KHATTAB …………………………………………67

A. Kebijakan-kebijakan Politik Umar Dalam Mewujudkan

Kesejahteraan …………………………………….……...……….. 67

1. Pendirian Baitul Mal....................................................................68

2. Pendirian Al-diwan…………………………………...……...….73

B. Model Negara Kesejahteraan Islam Periode Umar ………………..76

C. Sumber-sumber Pendapatan Negara Pada Periode Umar …………80

D. Jaminan Sosial Pada Era Pemerintahan Umar……………………. 92

BAB V PENUTUP…………………………………………………………..…97

A. Kesimpulan………………………………………………………...97

B. Saran-saran…………………………………………………………99

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………...….100

Page 9: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pertanyaan awal ketika berbicara tentang negara kesejahteraan adalah

bagaimana mendefinisikan konsep negara kesejahteraan itu sendiri, karena negara

kesejahteraan bukanlah sebuah konsep dengan pendekatan yang baku. Negara

kesejahteraan sering ditengarai dari atribut-atribut kebijakan pelayanan sosial dan

transfer sosial yang disediakan negara kepada warganya, seperti pelayanan

pendidikan, lapangan pekerjaan, pengurangan kemiskinan, sehingga negara

kesejahteraan dan kebijakan sosial sering diidentikan.1

Saat ini upaya untuk mentransformasikan gagasan konsep negara

kesejahteraan begitu urgen. Faktor utama yang mendorong mengapa konsep

negara kesejahteraan begitu urgen dan secepat mungkin harus direalisasikan

karena didasarkan pada fakta bahwa di negara-negara berkembang saat ini tingkat

kemiskinan kian hari kian memperihatinkan. Peran negara yang semakin

berkurang di sektor publik seiring dengan berjalannya proses demokratisasi,

segala sesuatu yang bukan menjadi urusan negara akan diserahkan kepada

masyarakat. Sebagai salah satu contoh misalnya ialah privatisasi beberapa

perguruan tinggi negeri, rumah sakit dan perusahaan-perusahan milik negara.

Tim Peneliti PSIK dalam bukunya ”Negara Kesejahteraan dan

Globalisasi”, mengutip dari buku Adam Smith, yang berjudul “An Inquiry into

1 Darmawan Triwibowo dan Sugeng Bahagijo, Mimpi Negara Kesejahteraan (Jakarta:

LP3ES, 2006), h. 8.

Page 10: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

the Nature and the Causes of the Wealth of Nation”, menjelaskan bahwa ada dua

tugas utama yang menjadi tanggung jawab negara. Pertama, negara memiliki

kewajiban untuk menciptakan sebuah rasa aman bagi setiap warga negaranya dari

ancaman dalam bentuk apa pun. Kedua, kewajiban negara harus mendorong dan

menciptakan kesejahteraan ekonomi bagi semua warga negara. Faktor keamanan

biasanya menjadi pilar utama bagi terwujudnya kesejahteraan sosial.2 Jadi

keamanan dan kesejahteraan merupakan dua hal yang sangat sulit untuk

dipisahkan, situasi sosial dan politik yang tidak stabil akan menyulitkan

terciptanya kesejahteraan sosial, dan situasi keamanan sulit untuk terwujud bila

suatu negara warganya tidak memiliki jaminan kesejahteraan sosial.

Mimpi akan terciptanya sebuah negara yang ”budiman”, yakni sebuah

negara yang kuat namun mencurahkan kuasanya untuk memenuhi dan melindungi

hak-hak warganya, dan negara yang berdaya dan peduli terhadap kebutuhan-

kebutuhan dasar sosial-politik-ekonomi warga negaranya. Namun, setelah tiga

dasawarsa lebih, negara lebih sering diidentikan dengan wajah bengisnya, angan-

angan tentang sebentuk negara yang kuat dan budiman bisa menjadi bahan

”cemooh.” Tidak bisa dipungkiri lagi ruang publik didominasi oleh wacana

“emoh negara” atau “state denial”. Negara seolah-olah berasosiasi dengan segala

keburukan. Di ranah ekonomi, negara berkonotasi dengan kolusi, inefisiensi dan

nepotisme; di ranah birokrasi, negara bergandeng makna korupsi; sedangkan

dalam ranah politik, negara disandingkan dengan aneka bentuk pelanggaran hak-

2 Tim Peneliti PSIK Universitas Paramadina, Negara Kesejahteraan dan Globalisasi:

Pengembangan Kebijakan Dan Perbandingan Pengalaman (Jakarta: PSIK Universitas

Paramadina, 2008), h. 16.

Page 11: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

hak asasi manusia. Sebuah reputasi buruk yang seolah memberikan legitimasi bagi

pelucutan kapasitas dan peran negara.3

Pengalaman empiris negara-negara Eropa dengan demikian merupakan

sumber telaah yang menarik dan penting. Perjalanan negara kesejahteraan Eropa

yang dimulai dari era Otto Van Bismarck pada tahun 1883 hingga awal abad ke-

21 ini telah menggambarkan pengalaman empiris yang kaya tentang bagaimana

negara menjalankan peran kesejahteraan dan beradaptasi dengan tantangan-

tantangan eksternal dan internal yang terus berubah. Eksperimen yang dilakukan

negara-negara Eropa Barat dan Utara melalui format negara kesejahteraan tersebut

menunjukkan bahwa negara mampu memikul peran yang aktif dalam

pengurangan kemiskinan, penyediaan lapangan kerja yang luas, sistem kesehatan

dan pendidikan yang terjangkau oleh warga, serta jaminan sosial yang universal.

Hal ini membuktikan bahwa negara kesejahteraan (walfare state) merupakan

bentuk paling riil dari angan-angan tentang ”negara budiman”.4

Berbicara mengenai kesejahteraan, secara normatif konsep kesejahteraan

dalam ajaran Islam sangat jelas dan gamblang. Walaupun masih agak sulit untuk

mendapatkan definisi yang jelas mengenai konsep kesejahteraan dari sudut

pandang Islam. Apalagi jika dikaitkan dengan pengertian dalam khazanah ilmu-

ilmu sosial modern. Meskipun demikian tidak bisa dikatakan bahwa Islam tidak

memiliki pandangan tentang kesejahteraan sosial. Berdasarkan pada realitas

perkembangan masyarakat Islam sendiri, di mana masyarakat Islam juga menjadi

bagian dari masyarakat dunia yang secara evolutif berkembang dari masyarakat

agraris dan kemudian menjadi masyarakat industri. Konsekuensi dari tahapan

3 Darmawan Triwibowo dan Sugeng Bahagijo, Mimpi Negara Kesejahteraan, h. 1-2.

4 Ibid., h. 4.

Page 12: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

perkembangan masyarakat yang terjadi di Barat inilah yang kini turut mengubah

tatanan kehidupan sosial masyarakat Islam.5

Menjadikan Madinah sebagai pusat pemerintahan Islam pertama

merupakan sebuah langkah yang berilian yang dilakukan oleh Nabi Muhammad.

Karena dakwah tauhid yang dibawa oleh Nabi Muhammad sulit untuk diterima

penduduk Makkah pada saat itu, dan kuatnya keyakinan penduduk Makkah akan

kepercayaan nenek moyang mereka kepada berhala (patung-patung) sebagai

Tuhan. Selain itu karena kondisi ekonomi masyarakat Makkah yang kuat,

menimbulkan sikap kapitalistik dan sikap sombong, dan membanggakan

kekuasaan manusia. Sehingga ajaran Islam sulit untuk berkembang dan diterima

oleh masyarakat Makkah. 6

Sebuah revolusi tauhid yang digelontarkan oleh Nabi Muhammad telah

memberikan sebuah tamparan bagi para bangsawan Arab saat itu. Karena secara

horizontal menggusur tatanan sosial, politik, dan budaya tradisional. Revolusi

tauhid yang dilakukan oleh Nabi Muhammad ternyata bukan hanya terletak pada

kalimat tiada “Tuhan selain Allah”nya namun pada implikasinya. Nabi

Muhammad yang dekat dengan kelompok-kelompok marginal, banyak

mengambil kebijakan-kebijakan yang menguntungkan orang-orang yang

terlemahkan (mustadh’afin) oleh sistem sosial-politik Arab saat itu. Oleh karena

itu, keberpihakan Nabi tersebut mengindikasikan adanya kebijakan-kebijakan

5 Tim Peneliti PSIK Universitas Paramadina, Negara Kesejahteraan dan Globalisasi, h.

44-45.

6 Taufiqurrahman, Sejarah Sosial Politik Masyarakat Islam, (Surabaya: Pustaka Islamika

Press, 2003), h. 42.

Page 13: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

sosialnya yang secara substansial memiliki kedekatan “teoritik” dengan konsep

welfare state. 7

Melihat apa yang terkandung dalam semangat kebijakan welfare state,

terkandung nilai-nilai kerelaan dan ketulusan untuk membantu dan meringankan

beban orang miskin oleh kaum kaya. Nilai-nilai kesejahteraan yang terkandung

dalam Al-Qur’an merupakan tugas atau kewajiban umat Islam untuk

mengaplikasikannya dalam kehidupan bernegara atau sehari-hari, dan keadilan

merupakan faktor dasarnya. Hal itu merupakan perintah, maka perintah zakat bagi

orang Islam yang mampu merupakan sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan,

dan apabila perintah itu tidak dilaksanakan maka negara dalam hal ini yang

memiliki wewenang untuk mengambilnya secara “paksa”. Karena di dalam harta

yang kita miliki ada hak orang lain, yakni hak orang-orang fakir dan miskin.

Khalifah Umar bin Khattab sebagai pemimpin negara Madinah pasca

kepemimpinan Nabi Muhammad dan Khalifah Abu Bakar, berhasil melakukan

perluasan penaklukan (futuhat) wilayah-wilayah. Luasnya wilayah-wilayah yang

berada di bawah pemerintahan Madinah, memaksa Khalifah Umar bin Khattab

untuk ekstra ketat ketika memilih pejabat-pejabat yang akan memimpin wilayah-

wilayah hasil penaklukan. Karena dikhawatirkan terjadinya penyalahgunaan

kekuasaan, maka salah satu hal terpenting yang harus dilakukan Khalifah Umar

bin Khattab adalah melakukan pengawasan terhadap tata cara para pejabatnya

dalam memperlakukan penduduk dan Baitul mal atau perbendaharaan umat,

sehingga Khalifah Umar bin Khattab memberlakukan suatu kontrol khusus

7 Tim Peneliti PSIK Universitas Paramadina, Negara Kesejahteraan dan Globalisasi,

h.46

Page 14: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

terhadap para pejabat pemerintahan dan mencatat kekayaan mereka pada

permulaan penganggkatan mereka.8

Puncak sorotan mengenai diskursus welfare state dalam sejarah politik

Islam adalah pada masa kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab, karena

Khalifah Umar telah berhasil menggariskan suatu sistem “politik ekonomi” yang

kemudian telah dipakai menjadi dasar politik ekonomi sehat di negara-negara

modern saat ini. Sistem politik ekonomi yang dilakukan oleh Khalifah Umar bin

Khattab, yaitu penggunaan kekayaan negara untuk mengatasi kesulitan-kesulitan

yang sangat dan untuk mencukupi kebutuhan rakyat yang mendesak.9 Dalam arti

kesejahteraan rakyat sebuah negara merupakan hal yang mendasar yang harus

diwujudkan.

Baitul mal (kas negara) pada masa Khalifah Umar bin Khattab digunakan

untuk kesejahteraan umat Muslim, sehingga tunjangan bagi Khalifah Umar

sebagai kepala negara hanya dua potong pakaian musim panas dan sepotong

pakaian musim dingin, dan uang yang cukup untuk kehidupan sehari-hari seperti

seorang Quraisy yang biasa. Hal ini menggambarkan bahwa baitul mal lebih

diperioritaskan untuk kepentingan mensejahterakan rakyat, pertahanan dan

pembangunan.10

Pada masa Khalifah Umar pendapatan negara terbagi menjadi empat

bagaian; Pertama, pendapatan yang diperoleh dari zakat dan ushr yang dikenakan

terhadap muslim. Kedua, pendapatan dari Khumus dan sadaqah. Ketiga,

pendapatan yang diperoleh dari kharaj, fay, jizya, ushr dan sewa tanah-tanah milik

negara. Keempat, pendapatan dari sumber-sumber lainnya. Dari semua sumber

8 Rasul Ja’fariyan, Sejarah Khilafat, (Jakarta: Al-Huda, 2006), h. 83-89.

9 A. Hasjmy, Di Mana Letaknya Negara Islam, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1984), h. 103.

10 Inu Kencana, Ilmu Pemerintahan dan Al Qur’an, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h. 191.

Page 15: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

pendapatan negara ini pemerintahan Khalifah Umar memiliki pengaturan

distribusi yang sangat baik.

Fokus dari sebuah ide dasar negara kesejahteraan adalah bagaimana upaya

negara dalam mengelola semua sumber daya yang ada demi kesejahteraan

rakyatnya. Dalam hal ini kebijakan yang dilakukan atau dikeluarkan oleh negara

harus berlandaskan pada prinsip efisiensi dalam penggunaan sumber daya yang

dimiliki negara dan prinsip keadilan dan kesamaan dalam proses distribusi sumber

daya negara. Dalam desain negara kesejahteraan ada dua pertanyaan mengenai

kebijakan negara; Pertama, apa tujuan dari sebuah kebijakan?, Kedua, dengan

metode atau cara apa tujuan kebijakan negara dapat tercapai?.11

Prinsip-prinsip negara kesejahteraan saat ini, jelas dahulu pernah

dipraktekkan dalam kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab, walaupun bentuk

negara kesejahteraan saat ini yang dipraktekan oleh negara-negara Barat berbeda-

beda, akan tetapi tujuan dari semua negara kesejahteraan adalah adanya

tanggungjawab negara untuk menciptakan kesejahteraan warga negaranya lewat

fasilitas-fasilitas atau bantuan-bantuan yang diciptakan negara untuk warganya

yang lemah (miskin).

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, agar jangkauan skripsi ini lebih terarah,

maka penulis dalam pembahasannya akan membahas permasalahan skripsi ini

pada: model negara kesejahteraan dalam kepemimpinan umar bin khattab.

Adapun untuk perumusan masalah yang menjadi objek kajian skripsi ini terfokus

11 Tim Peneliti PSIK Universitas Paramadina, Negara Kesejahteraan dan Globalisasi,

h.17-18.

Page 16: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

kepada pertanyaan: bagaimana Model negara kesejahteraan dalam kepemimpinan

umar bin khattab ?

C. Tujuan Penelitian

Membahas judul skripsi “Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan

Umar bin Khattab” ini secara akademis bertujuan:

1. Melacak jejak akar praktek prinsip-prinsip negara kesejahteraan dalam

sejarah politik Islam pada masa kepemimpinan Umar bin Khattab.

2. Mejelaskan otoritas negara dan sumber-sumber pendapatan negara pada

masa Umar.

3. Menjelaskan kebijakan politik Umar dalam mewujudkan kesejahteraan

sosial umat Islam.

4. Mengaktualisasikan prinsip-prinsip kesejahteraan yang pernah

dipraktekkan dalam sejarah perpolitikan negara Islam yang dipimpin Umar

bin Khattab.

D. Metode Penelitian

Sebagai wacana kajian sosial politik historis, maka teknik pengumpulan

data yang dipakai dalam skripsi ini menggunakan metode kepustakaan (library

research) sebagai sumbernya yaitu buku-buku, artikel, jurnal, majalah, internet,

dan dokumentasi-dokumentasi yang berkaitan dengan pokok permasalahan, yang

membahas tentang negara kesejahteraan dan sejarah politik kenegaraan pada

periode Khalifah Umar bin Khattab yang mengacu pada terciptanya kesejahteraan

sosial umat Islam. Metode pembahasan skripsi adalah deskripsi analisis, yaitu

Page 17: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

mendeskripsikan data-data yang ada, kemudian menganalisisnya secara

proporsional sehingga akan nampak jelas rincian jawaban atas persoalan yang

berhubungan dengan pokok permasalahan. Sedangkan metode penulisannya

berdasarkan kepada buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah” yang diterbitkan

oleh CeQDA Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2007.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dibagi menjadi 5 bab, sedangkan setiap bab

disamakan dengan out line yang sudah ada. Bab pertama seputar signifikansi tema

yang diangkat. Mengapa tema yang akan ditulis ini layak diangkat sebagai sebuah

skripsi. Akan diungkapkan mulai dari Menerangkan latar belakang masalah,

batasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, dan

sistematika penulisan.

Pada bab kedua menjelaskan konsepsi negara kesejahteraan dengan sub-

sub babnya akan menjelaskan mengenai pengertian negara kesejahteraan, negara

kesejahteraan dalam praktek pada masa Rasulullah Saw. yang meliputi

pembahasan: Kondisi negara Madinah pada awal Pembentukkannya dan sumber-

sumber pendaptan negara Madinah. Sedangkan sub bab yang terakhir membahas

mengenai negara kesejahteraan dalam perspektif Barat yang meliputi penjelasan

tentang kebijakan sistem negara kesejahteraan modern.

Bab Ketiga menjelaskan tentang kepemimpinan Khalifah Umar bin

Khattab yang membahas; biografi Khalifah Umar bin Khattab dan negara

Madinah di bawah kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab.

Page 18: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

Bab Keempat menjelaskan mengenai negara kesejahteraan dalam

kepemimpinan Umar bin Khattab, dengan sub-sub bab yang menjelaskan

mengenai; kebijakan-kebijakan politik Umar dalam mewujudkan kesejahteraan,

model negara kesejahteraan Islam pada periode Umar bin Khattab, sumber-

sumber pendapatan negara pada periode Umar, dan jaminan sosial pada era

pemerintahan Umar, ini sebagai gambaran adanya aplikasi prinsip negara

kesejahteraan dalam kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab.

Bab Kelima diisi dengan penutup yang mencoba menyimpulkan dan

memberikan analisa kritis dalam pembahasan mengenai Negara Kesejahteraan

Dalam Kepemimpinan Umar Bin Khattab, untuk melengkapi pembahasan dalam

skripsi ini.

Page 19: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

BAB II

KONSEPSI NEGARA KESEJAHTERAAN

A. Pengertian Negara Kesejahteraan

Kesejahteraan rakyat merupakan sebuah wacana yang menarik untuk

selalu dijadikan bahan perbincangan oleh para politisi atau para akademisi, karena

kesejahteraan merupakan hal paling mendasar yang wajib diciptakan oleh negara.

Ide konsep negara kesejahteraan berangkat dari upaya negara dalam mengelola

sumber daya yang dimiliki dengan tujuan untuk menciptakan kesejahteraan

(welfare) rakyat. Tujuan mulia untuk mensejahterakan rakyat, kemudian

direalisasikan oleh negara lewat kebijakan-kebijakan politik yang menghadirkan

pelayanan sosial (social services). Jadi dalam negara kesejahteraan menuntut

adanya peranan negara yang dominan dalam pengelolaan sektor publik.

Definisi negara kesejahteraan adalah negara yang mengusahakan

kesejahteraan rakyat dengan mengatasi anarki produksi dan krisis ekonomi,

meningkatkan jaminan hidup warga dengan memberantas pengangguran.12

Sedangkan definisi lain dari negara kesejahteraan yaitu negara yang merujuk pada

sebuah model ideal pembangunan yang difokuskan pada peningkatan

kesejahteraan melalui pemberian peran yang lebih penting kepada negara dalam

memberikan pelayanan sosial secara universal dan komperhensif kepada

warganya. Jadi fokus dari sistem negara kesejahteraan adalah untuk menciptakan

sebuah sistem perlindungan sosial yang melembaga bagi setiap warga negara

12 Save M. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan (Jakarta: LPKN, 2000), h. 708.

Page 20: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

sebagai gambaran adanya hak warga negara dan kewajiban negara.13

Negara

kesejahteraan sebenarnya tidak hanya menciptakan pelayanan-pelayanan sosial

untuk orang-orang miskin saja, akan tetapi pelayanan-pelayanan sosial

ditunjukkan untuk semua penduduk seperti; orang tua dan anak-anak, pria dan

wanita, kaya dan miskin. Hal ini dimaksudkan agar pelayanan-pelayanan sosial

yang diselenggarakan oleh negara bisa tersebar secara merata dan adil.

Muhammad Iqbal, sebagai pemikir politik Islam menjelaskan mengenai

tujuan negara. Negara menurutnya hanya salah satu upaya untuk merealisasikan

nilai spiritual dalam organisasi yang manusiawi. Dengan demikian negara dalam

Islam dilihat sebagai salah satu instrumen untuk merealisasikan tujuan akhir,

spiritual dan material warga negaranya. Kekuasaan negara yang dimiliki negara

tidak bersifat mutlak, karena kekuasaan adalah amanat dari Allah Swt. dan harus

dilaksanakan sesuai dengan kehendak syariat. Jadi, negara pada dasarnya

memiliki dua kewajiban yang paling utama, yaitu negara harus bersifat demokratis

dan berkemakmuran (menciptakan kesejahteran bagi warga negara).14 Mengenai

penjelasan bahwa kekuasaan negara hanya merupakan amanat dari Allah, hal ini

tergambar dalam Al-Qur’an sebagai berikut:

������ ������� !"�� #� $%���

&'(�%) ��*�� +☺��� �-�./0��

1 2)�� �&3�� ��4) 5"�� �� ��)

7"87�� :;�� <=�>?2@ �A�BC

Artinya: “Tiadakah kamu mengetahui bahwa kerajaan langit dan bumi

adalah kepunyaan Allah? dan tiada bagimu selain Allah

13

Edi Suharto, “Negara Kesejahteraan dan Reniventing Depsos,” artikel diakses pada 6

September 2008 dari http://209.85.175.104/search?q=cache:gBlPSii64oJ:www.depsos.go.id/modules.php%3Fname%3

DDownloads%26d_op%3Dgetit%26lid%3D24+sejarah+lahir+negara+kesejahteraan&hl=id&ct=cl

nk&cd=5&gl=id

14 M. Umer Chapra, “Negara Kesejahteraan Islami dan Peranannya Di Bidang

Ekonomi,” dalam Ainur Rofiq, ed., Etika Ekonomi Politik: Elemen-elemen Strategis

Pembangunan Masyarakat Islam (Surabaya: Risalah Gusti, 1997), h. 24-25.

Page 21: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

seorang pelindung maupun seorang penolong.” (Q.S. Al-

Baqarah Ayat 107)

Rasulullah Saw. dilukiskan dalam Al-Qur’an sebagai pemimpin politik

yang menjadi rahmatan bagi seluruh umat manusia. Beberapa perwujudan sifat

ini dinyatakan secara jelas dalam Al-Qur’an. Misalnya, perlunya kehidupan yang

baik (hayat Thayyibah) dan kesejahteraan atau sukses (falah), sikap ramah dan

keras, generasi yang makmur; mendidik dalam suasana penuh cinta dan kasih

sayang, jaminan keamanan dari bahaya korupsi, kelaparan, ketakutan, dan tekanan

mental. Karena itu semua lembaga-lembaga organisasi, termasuk negara, haruslah

mencerminkan sifat rahmatan dan harus mampu mewujudkan kesejahteraan bagi

semua umat manusia. Kemudian mengenai fungsi dari negara Islam secara khusus

ditegaskan oleh Rasulullah, yang menyatakan: “setiap penguasa yang bertanggung

jawab terhadap umat Islam, namun tidak berjuang untuk kesejahteraan mereka,

maka ia tidak akan masuk surga bersama mereka.” Para ahli hukum Islam

sependapat bahwa meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menolongnya dari

kesusahan merupakan tujuan utama syariat, kemudian negara Islam.15

Allah Swt. telah menjadikan manusia sebagai khalifatullah fil al-ardh, dan

telah menganugrahkan sumber penghidupan bagi seluruh umat manusia, seperti

dijelaskan dalam Al-Qur’an sebagai berikut:

DE�F���� ��&3 GH#12) 8�I �-�./0

�H(�+�+J�� ��K1�� LM=�(

N� +�2) 1 P⌧R���S G) 2T�%�K1DU�

�A�C

Artinya: “sesungguhnya kami telah menempatkan kamu sekalian di

muka bumi dan kami adakan bagi kamu di muka bumi itu

15 Ibid.,h. 26-27.

Page 22: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

sumber penghidupan, hanya sedikit sekali di antara kamu

yang bersyukur” (Q.S. Al A’raf Ayat 10)

Oleh sebab itu, manusia menggemban amanat Khalifah Allah dimuka

bumi, dan diberikan kebebasan untuk mencari sumber penghidupan (nafkah)

sesuai dengan hukum yang berlaku serta dengan cara yang adil. Dengan kata lain,

Islam pada dasarnya mengakui kepemilikan peribadi. Islam tidak membatasi

kepemilikkan peribadi, alat-alat produksi, barang dagangan, tetapi Islam melarang

cara-cara yang ilegal dan tidak bermoral dalam memperoleh kekayaan. Islam juga

sangat menentang setiap bentuk keutungan yang tidak layak dari kesulitan orang

lain, dan melarang penimbunan kekayaan yang tidak sesuai dengan ketentuan

ajaran Islam. seperti dijelaskan dalam Al-Qur’an:

W�X�� CYW&3�Z� [\2]+☺�^

_\2]+☺`� �AC ]�S#� +a���^

H;2) $�+�cE2%�� �dC e�N�f2�g

GT�� h$%���2) $�2��0�� �iC

Artinya: “Celakalah semua pedagang jahat dan suka menjatuhkan

orang lain, yang menumpuk hartanya dan memperbanyak

dengan harapan harta tersebut dapat menjadikannya hebat

dan selalu bertahan selamanya.” (Q.S. Al Humazah Ayat 1-3)

Dengan demikian, sifat menumpuk harta serta tidak menggunakan harta

yang dimiliki untuk tujuaan yang bermaanfaat bagi seluruh umat manusia sangat

dilarang oleh Allah Swt. karena sifat menumpuk harta hanya akan menjadi

seseorang kaya raya sementara kesejahteraan umat manusia yang lain akan

terabaikan dan menciptakan jurang pemisah antara si kaya dan si miskin.

Kesejahteraan atau kebahagiaan dalam ajaran Islam bisa terwujud, apabila

penduduk suatu negeri memiliki kualitas iman dan taqwa kepada Allah Swt.

karena keimanan dan ketaqwaan akan membimbing kehidupan manusia kearah

Page 23: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

yang baik, dan manusia akan lebih banyak melakukan perbuatan yang baik dan

berusaha menjauhi perbuatan yang buruk atau tercela. Kemudian jika penduduk

suatu negeri tidak beriman dan bertaqwa kepada Allah, maka mereka tidak akan

mendaptkan kesejahteraan. Hal ini, dijelaskan dalam ayat Al-Qur’an sebagai

berikut:

������ GT�� :W�^�� ]2�&Ff�

j�%H2)�K j���FG ��

�H��2k⌧h�� �M�=��2% [l ⌧m2�2n

o��4) �K�+☺��� �-�./0��

�>1 ���� j�npR⌧m

lq 2@R�0�s�( +☺�n j�@:t

2T�'>�12X �u�C

Artinya: Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan

bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka

berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan

(ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan

perbuatannya. (Q.S. Al A’raaf Ayat 96)

Islam adalah agama yang mengatur segala urusan kehidupan penganutnya,

terutama masalah kesejahteraan. Berdasarkan penjelasan diatas, Islam memiliki

nilai-nilai kesejahteraan dalam ajarannya. Walaupun pembahasan tentang negara

kesejahteraan (welfare state) dalam Islam masih seputar melahirkan asumsi-

asumsi yang masih bisa dipertanyakan, tetapi, Islam memiliki nilai-nilai

kesejahteraan yang terkandung dalam Al-Qur’an secara normatif, yang terangkum

dalam sebuah konsep ajaran agama yang bersifat universal. Nilai-nilai

kesejahteraan dalam Islam mampu menggambarkan bahwa Islam sebagai ajaran

yang sangat menganjurkan terciptanya negara kesejahteraan (welfare state) dalam

kehidupan bernegara dan politik, dengan menjadikan etika dan moralitas Islam

sebagai pijakannya.

Page 24: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

B. Negara Kesejahteraan Dalam Praktek Pada Masa Rasulullah Saw.

1. Kondisi Negara Madinah Pada Awal Pembentukannya

Dalam pembahasan ini penulis tidak bermaksud untuk menyatakan

bahwa konsep negara kesejahteraan sama dengan prinsip-prinsip kesejahteraan

yang diterapkan oleh Rasulullah Saw. dalam pemerintahan Madinah yang

dipimpinnya. Akan tetapi, penulis ingin melacak jejak nilai-nilai kesejahteraan

yang diterapkan oleh Rasulullah dalam negara Madinah. Karena negara

Madinah merupakan negara pertama dalam sejarah politik Islam yang mampu

menghadirkan kesejahteraan bagi semua warga negaranya.16

Konsep negara

kesejahteraan sendiri merupakan bentuk negara yang menjunjung tinggi nilai-

nilai kesejahteraan bagi warga negaranya.

Hijrahnya Rasulullah ke Yatsrib merupakan sebuah langkah politik

yang terbaik bagi kemajuan Islam, dan Islam menjadi kekuatan politik pada

periode Madinah. Dalam waktu yang relatif singkat, Rasulullah menjadi

pemimpin sebuah komunitas kecil yang jumlahnya terus meningkat dari waktu

ke waktu. Karier politik Rasulullah pun meningkat menjadi pemimpin bangsa

Madinah, dalam diri Rasulullah terkumpul dua kekuasaan sekaligus, yaitu;

kepala negara dan sekaligus pemimpin agama.17

16 Bahwa klaim masyarakat yang dipimpin Rasulullah Saw. itu sebagai negara adalah

didasarkan pada tinjauan dari sudut ilmu politik. Karena dari segi ilmu politik sesuatu dapat

dikatakan negara bila memenuhi syarat yaitu; wilayah, penduduk dan pemerintahan yang

berdaulat. Semua unsur itu terdapat dalam negara Islam pertama itu. Wilayahnya adalah kota

Madinah dan sekitarnya, rakyatnya terdiri dari unsur-unsur kaum Muhajirin, kaum Anshar, dan kaum Yahudi dan sekutu-sekutunya yang menetap di Madinah, serta pemerintahan yang berdaulat

yang dipengang oleh Rasulullah yang dibantu oleh para sahabatnya. Lihat tulisan M. Hasbi

Amiruddin dalam bukunya yang berjudul “Konsep Negara Islam Menurut Fazlur Rahman”,

(Yogyakarta: UII Press, 2006), h. 51.

17

Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada, 2004), h. 22-23.

Page 25: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

Sebagai pemimpin politik negara, Rasulullah mengambil langkah

politik untuk mengikat penduduk Madinah dari pihak kaum Muslimin, Kaum

Yahudi, dan Musyrikin dengan sebuah ikatan “perjanjian” yang disebut

dengan Piagam Madinah. Tujuannya tidak lain adalah untuk menciptakan

stabilitas politik dan tegaknya hukum di negara Madinah. Dokumen politik

pertama dalam sejarah Islam telah menggariskan dasar-dasar kehidupan sosial

dan ekonomi serta kehidupan militer bagi segenap penduduk Madinah, baik

Muslimin, Yahudi maupun Musyrikin. Mengenai kehidupan ekonomi,

perjanjian tersebut menunjukkan keharusan orang kaya membantu dan

membayar hutang orang miskin. Kemudian mengenai kehidupan sosial,

perjanjian tersebut menetapkan kewajiban memelihara kehormatan tetangga,

jaminan keselamatan jiwa dan harta bagi segenap penduduk, kebebasan

beragama bagi setiap penduduk, kepastian pelaksanaan hukum bagi siapa saja

yang bersalah, dan persamaan kedudukan di depan pengadilan.18

Madinah merupakan negara yang baru terbentuk yang tidak

memiliki harta kekayaan. Sebagai negara yang tidak memiliki sumber

pemasukan bagi keuangan negara, seluruh tugas negara dilaksanakan oleh

kaum Muslimin secara gotong royong dan sukarela. Sedangkan untuk

memenuhi kebutuhan hidup kaum Muslimin yang tinggal di Madinah, mereka

memperoleh pendapatan dari sumber-sumber yang tidak terikat. Kemudian

karakteristik pekerjaan pada masa itu masih sangat sederhana dan tidak

memerlukan perhatian penuh. Rasulullah sendiri adalah seorang kepala

negara yang memiliki jabatan rangkap, yaitu; sebagai Ketua Mahkamah

18 A. Hasjmy, Di Mana Letaknya Negara Islam (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1984), h. 47.

Page 26: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

Agung, Mufti Besar, Panglima Perang Tertinggi, serta penanggung jawab

seluruh administrasi negara.19

Rasulullah mengawali pembangunan Negara Madinah tanpa

sumber keuangan yang pasti, meski demikian tujuan untuk membangun

masyarakat Madinah menjadi masyarakat sejahtera dan beradab tetap

dilakukan. Kendala-kendala seperti perekonomian negara Madinah yang

relatif rendah bukanlah jadi penghalang. Karakter perekonomian pada masa

itu adalah komitmen yang tinggi terhadap etika dan norma, serta perhatian

yang besar terhadap keadilan dan pemerataan kekayaan. Sehingga adanya

larangan penumpukkan kekayaan pada segelintir orang, melainkan harus

beredar bagi kesejahteraan semua warga negara madinah baik umat Muslim

atau non-Muslim.

Pasar menjadi mekanisme ekonomi yang paling penting bagi

pertumbuhan ekonomi negara Madinah, tetapi pemerintah dan masyarakat

juga bertindak aktif dalam mewujudkan kesejahteraan dan menegakkan

keadilan. Kegiatan ekonomi pasar yang maju mendorong Rasulullah untuk

membuat lembaga yang disebut Al-Hisbah. Al-Hisbah adalah institusi yang

bertugas sebagai pengawas pasar (market controller), dengan tujuan untuk

menjaga agar mekanisme pasar tetap berada dalam bingkai etika dan moralitas

Islam.20

Permasalahan lain yang dihadapi negara Madinah pada saat itu

adalah banyaknya kaum Muhajirin yang menganggur, karena mereka semakin

hari semakin kehabisan perbekalan hidup, dan harta-harta mereka banyak

19 Azwar, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, h. 37.

20

Pusat Pengkajian dan Pembangunan Ekonomi Islam (P3EI), Ekonomi Islam (Jakarta:

PT. RajaGrafindo Persada, 2008), Cet. Ke-1, h. 98.

Page 27: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

yang ditinggalkan di Mekkah. Untuk mengatasi masalah pengangguran

tersebut, Rasulullah mengeluarkan kebijakan politik untuk menciptakan

lapangan kerja penuh (full employment). Kebijakan tersebut dengan cara

menyatukan kaum Muhajirin dengan kaum Anshar, yaitu penyatuan hubungan

tali persaudaraan yang didasarkan agama, yang menggantikan hubungan tali

persaudaraan sedarah. Tujuannya agar kaum Muhajirin dapat bertahan hidup

di Madinah sampai mereka mendapatkan mata pencaharian yang layak.

Kebijakan politik Rasulullah tersebut telah membuka hati kaum

Anshar untuk membantu kaum Muhajirin, sehingga kaum Anshar berniat

untuk membagi-bagikan sebagian harta dan hak miliknya pada kaum

Muhajirin secara cuma-cuma. Namun, Rasulullah melarang kaum Muhajirin

untuk menerimanya, dan hanya memberikan izin bagi kaum Muhajirin untuk

mengelola ladang dan kebun kaum Anshar tanpa adanya hak kepemilikkan.

Kemudian hasil dari pertanian tersebut dibagi setengah-setengah. Langkah

politik yang dijalankan Rasulullah pada akhirnya berhasil membuka lapangan

pekerjaan bagi kaum Muhajirin dan mendorong aktivitas produksi.21

Langkah politik Rasulullah dalam mengatasi masalah

pengangguran yang dihadapi kaum Muhajirin, merupakan salah satu

karakteristik kebijakan pokok yang ada dalam sistem negara kesejahteraan

modern. Karena negara kesejahteraan memiliki tujuan untuk menciptakan

kesempatan kerja penuh agar warga negara tidak bergantung pada negara.

21 Tim Peneliti PSIK Universitas Paramadina, Negara Kesejahteraan dan Globalisasi:

Pengembangan Kebijakan Dan Perbandingan Pengalaman (Jakarta: PSIK Universitas

Paramadina, 2008), h. 49.

Page 28: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

2. Sumber-sumber Pendapatan Negara Madinah

Zakat merupakan sumber awal pemasukan negara Madinah yang

paling penting. Zakat sebelum diwajibkan hanya bersifat sukarela, yakni

hanya berupa komitmen perorangan tanpa ada aturan khusus atau batasan-

batasan hukum. Pada tahun ke-2 Hijriyah, Allah Swt. mewajibkan kaum

Muslimin untuk menunaikan zakat fitrah pada setiap bulan Ramadhan, serta

harus dibayar sebelum pelaksanaan shalat Idul Fitri.

Zakat berbeda dengan sumber-sumber pendapatan negara Madinah

yang lain dalam pendistribusiannya. Rasulullah Saw. mendistribusikan

pendapatan negara yang berasal dari zakat kepada orang-orang yang telah

digariskan dalam Al-Qur’an sebagai berikut:

v +☺w@�F &l �S+Ex?�

�K�2��F&h(��� CIy>1 N�+☺f���

2Iz��☺ +�f��� LM�=��2{

�L⌧h#�⌧�☺f��� ��M{}����S

g�I�� �_�Si~��

2Iy�)i� 2�f��� g�I�� CWR�3+�

�� CIf��� CWR�3��� j HL:uXi��( ���4) �� 1 ����

�����2{ u�R>3+� ���C

Artinya: “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang

fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para

mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak,

orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk

mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu

ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui

lagi Maha Bijaksana.” (Q.S. At Taubah Ayat 60)

Harta rampasan perang (ghanimah) juga merupakan pendapatan

awal negara Madinah, meskipun nilainya relatif tidak besar jika dibandingkan

dengan biaya perang yang dilakukan. Nilai harta rampasan perang pada

dekade awal Hijriyah (622-632 M) tidak lebih dari 6 (enam) juta dirham, dan

Page 29: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

jumlah harta ghanimah hanya dapat menunjang sejumlah kecil kaum

Muslimin dan juga akibat perang tersebut. Diperkirakan biaya untuk perang

yang telah dikeluarkan oleh negara Madinah pada masa pemerintahan

Rasulullah lebih dari 60 juta dirham (sepuluh kali lipat lebih besar dari harta

rampasan perang yang didapatkan).22 Akan tetapi, banyaknya tawan perang

Badar yang ada di tangan kaum Muslimin menjadi keuntungan tersendiri bagi

sumber pendapatan negara Madinah. Pada perang Badar, kaum Muslimin

berhasil menaklukkan kaum kafir Makkah, kemudian Rasullulah Saw.

menetapkan uang tebusan sebesar 4000 dirham untuk setiap tawanan perang.

sedangkan untuk tawanan perang yang miskin dan tidak mampu membayar

uang tebusan maka mereka diberikan tugas oleh Rasulullah untuk mengajar

membaca 10 orang anak Muslim sebagai gantinya.

Pendapatan dan sumber daya negara Madinah masih sangat kecil,

bahkan sampai tahun ke-4 Hijriyah. Pendapatan terbesar pertama negara

Madinah di dapat dari hasil penaklukan Bani Nadhir, suku bangsa Yahudi

yang tinggal di pinggiran kota Madinah. Bani Nadhir merupakan kelompok

yang masuk ke dalam Piagam Madinah, tetapi mereka telah melakukan

kesalahan dengan cara melanggar perjanjian dan berusaha untuk membunuh

Rasulullah. Kemudian Rasulullah memerintahkan mereka untuk segera

meninggalkan Madinah, akan tetapi mereka menolak. Sehingga Rasulullah

mengerahkan tentara Islam untuk mengepung mereka. Pada akhirnya Bani

Nadhir menyerah dan setuju meninggalkan kota dengan membawa seluruh

harta bendanya sebanyak daya angkut unta-unta mereka, kecuali beberapa

22 Pusat Pengkajian dan Pembangunan Ekonomi Islam (P3EI), Ekonomi Islam, h. 100.

Page 30: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

peralatan perang seperi Baju Baja dan senjata. Karena Rasulullah

mendapatkan harta tanpa melalui perlawanan atau perang, sesuai dengan

ketentuan Al-Qur’an maka harta Bani Nadhir menjadi milik Rasulullah.

Semua harta yang ditinggalkan Bani Nadhir dibagikan oleh Rasulullah kepada

kaum Muhajirin dan dua orang Anshar yang Miskin, yaitu; Sahal bin Hanif

dan Abu Dujanah. Pendapatan lainnya adalah pemberian tujuh kebun oleh

Mukhairik, seorang rabi Bani Nadhir yang telah memeluk Islam. Kemudian

tanah tersebut oleh Rasulullah dijadikan sebagai tanah sedekah, dan peristiwa

tersebut merupakan wakaf pertama dalam sejarah Islam. 23

Kemudian pada tahun ke-7 Hijriyah, kaum Muslimin berhasil

menduduki wilayah Khaibar, yaitu wilayah yang ditempati oleh orang-orang

kafir yang menentang dan memerangi kaum Muslimin. Perang berlangsung

selama 1 (satu) bulan, dan pada akhirnya penduduk Khaibar menyerah dengan

syarat dan berjanji untuk meninggalkan tanahnya. Namun, mereka mencoba

bernegosiasi ulang dengan Rasulullah agar mereka tidak meninggalkan tanah

kelahirannya dan diberikan izin untuk mengelola tanah mereka yang telah

menjadi milik kaum Muslimin, karena mereka menawarkan keterampilan

khusus mereka dalam bertani dan berkebun kurma, dan akan memberikan

setengah dari hasil panen yang didapat. Rasulullah akhirnya mengabulkan

permintaan penduduk Khaibar. Peristiwa penaklukan Khaibar pada

selanjutnya menjadi salah satu sumber pendapatan negara yang kemudian

digunakan untuk keperluan para delegasi, tamu, biaya 1400 tentara, dan 200

penunggang kuda.

23 Azwar, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, h. 41.

Page 31: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

Penghasilan negara Madinah juga didapatkan dari jizyah, yaitu

sistem pajak yang diterapkan oleh Rasulullah, dan pajak tersebut dibebankan

kepada kaum non-Muslim yang tinggal di wilayah negara Madinah

(kekuasaan Islam) seperti, ahli kitab, sebagai jaminan perlindungan jiwa, harta

milik, kebebasan menjalankan ibadah, serta pengecualian dari wajib militer.

Besarnya jizyah adalah 1 (satu) dinar pertahun untuk setiap orang laki-laki

dewasa yang mampu membayarnya. Sedangkan perempuan, anak-anak,

pengemis, pendeta, orang tua, penderita sakit jiwa, dan semua orang yang

menderita penyakit dibebaskan dari pajak jizyah oleh negara. Sesuai dengan

penjelasan diatas, bahwa pajak yang ditetapkan oleh Rasulullah dalam

memimpin negara Madinah bukan bermaksud untuk menjadikan rakyat miskin

dengan adanya pajak. Akan tetapi, pajak yang ditetapkan Rasulullah bertujuan

untuk kesejahteraan warga negaranya secara universal dan komprehensif..

Selain pajak jizyah bagi non-muslim, Rasulullah juga menerapkan

sistem kharaj, yaitu pajak tanah yang dipungut dari pihak non-Muslim seperti

yang dilakukan oleh penduduk Khaibar yang tanahnya dikuasai oleh kaum

Muslimin. Dalam hal ini, tanah taklukan dimiliki oleh kaum Muslimin,

sedangkan pemilik lamanya diberikan hak untuk mengelola tanah tersebut

dengan status sebagai penyewa dan bersedia memberikan setengah dari hasil

produksi kepada negara Madinah. Kharaj dibayar oleh non-Muslim seperti

halnya kaum Muslim membayar ushr dari hasil pertanian (ushr dalam konteks

ini adalah zakat atas hasil pertanian dan buah-buahan, bukan ushr dalam arti

bea impor). Perlu diketahui bahwa non-Muslim hanya membayar 3 (tiga) jenis

pajak kepada negara Madinah, sementara kaum Muslimin lebih banyak, dan

Page 32: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

ini menjadi bukti bahwa Islam merupakan agama yang rahmatan lil alamin,

dengan menjunjung tinggi kesejahteraan bagi semua umat yang berada

dibawah kekuasaan negara Islam tanpa memandang perbedaan agama. Dalam

perkembangan selanjutnya kharaj menjadi salah satu sumber pendapatan

negara yang terpenting.

Sistem perpajakkan lain yang diterapkan oleh Rasulullah adalah

ushr, yaitu jenis pajak yang telah ada sejak zaman Arab Jahiliyah, khususnya

di Makkah yang merupakan pusat perdagangan terbesar saat itu. Sistem pajak

ushr yang diterapkan oleh Rasulullah adalah sebagai bea impor yang

dikenakan kepada pedagang dan dibayar hanya sekali dalam satu tahun. Pajak

ushr ini hanya berlaku bagi barang-barang yang bernilai lebih dari 200

dirham. Besarnya pajak ushr yang dikenakan kepada non-Muslim yang

dilindungi (ahl al-dzimmi) adalah 5%, sedangkan pedagang Muslim sebesar

2,5%.

Selain sumber-sumber pendapatan negara Madinah di atas, terdapat

beberapa sumber pendapatan lainnya yang bersifat tambahan (sekunder),

diantaranya adalah:24

a. Uang tebusan para tawanan perang, terutama perang Badar.

b. Pinjaman-pinjaman (setelah penaklukkan kota Makkah) untuk

membayar diyat kaum Muslimin Bani Judzaimah atau sebelum

pertempuran Hawazin sebesar 30.000 dirham.

c. Khumus atas rikaz atau harta karun.

24Ibid., h. 47-48.

Page 33: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

d. Amwal fadilah, yaitu harta yang berasal dari harta benda kaum

Muslimin untuk meninggal tanpa ahli waris atau harta seorang

Muslim yang telah murtad dan pergi meninggalkan negaranya.

e. Wakaf, yaitu harta benda yang didedikasikan oleh seorang Muslim

untuk kepentingan agama Allah dan pendapatannya akan disimpan di

Baitul Mal.

f. Nawaib, yaitu pajak khusus yang diberikan kepada kaum Muslimin

yang kaya raya dalam rangka menutupi pengeluaran negara selama

masa darurat, seperti yang terjadi dalam perang Tabuk.

g. Zakat Fitrah.

h. Bentuk lain sedekah seperti hewan qurban dan kafarat.25

Berdasarkan sumber-sumber pendapatan negara Madinah pada

masa Rasulullah Saw. diatas dapat diklasifikasikan sebagai berikut:26

Dari Kaum Muslimin Dari Kaum Non-

Muslimin

Umum (Primer dan

Skunder)

1. Zakat

2. Ushr (5-10%) 3. Ushr (2,5%)

4. Zakat Fitrah 5. Wakaf

6. Amwal Fadilah 7. Nawaib

8. Shadaqah 9. Khumus

1. Jizyah

2. Kharaj 3. Ushr (5%)

1. Ghanimah

2. Fai 3. Uang tebusan

4. Pinjaman dari kaum Muslimin

atau non-Muslim. 5. Hadiah dari

pemimpin atau pemerintah negara

lain.

25 Kafarat adalah denda atas kesalahan yang dilakukan oleh seorang Muslim pada saat

melakukan kegiatan ibadah, seperti berburu pada musim haji.

26 Tim Peneliti PSIK, Negara Kesejahteraan dan Globalisasi, h. 55.

Page 34: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

Sedangkan sumber pendistribusian (pengeluaran) pendapatan

negara Madinah pada masa kepemimpinan Rasulullah Saw, dibagi menjadi

dua sumber, yaitu sumber pengeluaran primer dan sekunder. Adapun untuk

perinciaannya sebagai berikut:27

1) Sumber-sumber pengeluaran negara Madinah yang bersifat primer:

� Biaya pertahanan seperti persenjataan, unta, dan persediaan.

� Penyaluran zakat dan ushr kepada yang berhak menerimanya

menurut ketentuan Al-Qur’an.

� Pembayaran gaji untuk wali, qadi, guru, imam, muadzin, dan

pejabat negara lainnya.

� Pembayaran upah para sukarelawan.

� Pembayaran utang negara.

� Bantuan untuk musafir (dari daerah Fadak)

2) Sumber-sumber pengeluaran negara Madinah yang bersifat sekunder:

� Bantuan orang yang belajar agama di Madinah.

� Hiburan untuk para delegasi keagamaan.

� Hiburan untuk para utusan suku dan negara serta biaya

perjalanan mereka. pengeluaran untuk para duta-duta negara.

� Hadiah untuk pemerintah negara lain.

� Pembayaran untuk pembebasan kaum Muslimin yang menjadi

budak.

� Pembayaran denda atas mereka yang terbunuh secara tidak

sengaja oleh pasukan Muslim.

27 Pusat Pengkajian dan Pembangunan Ekonomi Islam (P3EI), Ekonomi Islam, h. 99.

Page 35: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

� Pembayaran utang orang meninggal dalam keadaan miskin.

� Pembayaran tunjangan untuk orang miskin.

� Tunjangan untuk sanak saudara Rasulullah Saw.

� Pengeluaran rumah tangga Rasulullah Saw. (hanya sejumlah

kecil, 80 butir kurma dan 80 butir gandum untuk setiap

istrinya).

� Persediaan darurat (sebagian dari pendapatan perang Khaibar).

Berdasarkan penjelasan diatas mengenai pendapatan negara

Madinah dan pendistribusiaannya pada masa Rasulullah, secara jelas bisa

dilihat bahwa Islam memiliki sebuah sistem kenegaraan yang menjunjung

tinggi nilai-nilai kesejahteraan bagi warga negaranya. Intervensi atau campur

tangan negara dalam semua aspek kehidupan dalam pemerintahan Madinah

telah mampu menghadirkan kesejahteraan bagi semua warga negarannya

tanpa adanya diskriminasi terhadap non-Muslim. Secara nilai-nilai, Islam

memiliki sebuah konsep negara kesejahteraan (welfare state) sendiri yang

berlandaskan pada etika dan moralitas Islam.

C. Negara Kesejahteraan Dalam Perspektif Barat

Mengenai akar atau sejarah lahirnya negara kesejahteraan yaitu ketika

negara-negara di Eropa mengalami krisis pasca Perang Dunia I dan Perang Dunia

II. Negara kesejahteraan merupakan respon terhadap tantangan kapitalisme dan

kesulitan-kesulitan yang terjadi karena depresi dan perang. Tujuan jangka pendek

dari sistem negara kesejahteraan adalah untuk meminimalisir dan menghapuskan

akses kapitalisme yang paling mencolok. Karena sistem kapitalisme merupakan

Page 36: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

sistem ekonomi yang sangat tidak memihak kepada orang-orang lemah atau

miskin. Bahkan dalam sistem kapitalisme, negara memiliki peranan yang terbatas

dalam mengelola sektor publik. Sedangkan tujuan lain hadirnya sistem negara

kesejahteraan adalah untuk mengurangi daya tarik sistem sosialis.28

Perjalanan negara kesejahteraan di Eropa telah di mulai oleh Jerman ketika

pada masa pemerintahan kanselir Otto Von Bismarck. Yang mana pada waktu itu

rakyat Jerman meminta negara untuk lebih memperhatikan nasib mereka yang

dalam kondisi pasca perang. Kemudian pertumbuhan industrialisasi yang semakin

pesat telah menciptakan model ekonomi yang amat ekstraktif dan pengaturan

kerja yang eksploitatif. Dalam hal ini, industrialisasi telah menyebabkan

perubahan tatanan kehidupan masyarakat Jerman, sehingga pemerintah membuat

skema kesejahteraan pada tahun 1883.

Edi Suharto, dalam makalahnya yang berjudul “Negara Kesejahteraan

dan Reinventing Depsos”, mengutip dari buku Bessant, Rob Watts Judith, Tony

Dalton dan Paul Smith yang berjudul, “Talking Policy: How Social Policy in

Made”, menjelaskan bahwa akar atau ide dasar konsep negara kesejahteraan telah

ada sejak abad ke-18, yaitu ketika Jeremy Bentham (1748-1832), mempromosikan

gagasan bahwa pemerintah memiliki tanggung jawab untuk menjamin the greatest

happiness (welfare) of the greatest number of their citizens (kebahagiaan terbesar

atau kesejahteraan dari sebanyak-banyaknya warga negara mereka).29

Ia mencoba

menjelaskan konsep kebahagiaan dan kesejahteraan dengan menggunakan istilah

kegunaan. Menurutnya segala sesuatu yang mampu menciptakan atau

28 M. Umer Chapra, Islam dan Tantangan Ekonomi. Penerjemah Ikhwan Abidin Basri,

dengan judul asli buku “Islam and the Economic Challenge” (Jakarta: Gema Insani Press, 2000),

h. 133.

29

Edi , Negara Kesejahteraan dan Reniventing Depsos.

Page 37: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

menghadirkan kebahagiaan yang lebih adalah sesuatu yang baik. Begitupun

sebaliknya sesuatu yang tidak menghadirkan kebahagiaan atau kesejahteraan

adalah sesuatu yang buruk. Dalam hal ini ia ingin menjelaskan bahwa negara

harus mampu menciptakan kesejahteraan dan kebahagian sebanyak mungkin

untuk rakyat. Negara pun harus mampu melakukan upaya reformasi hukum yang

tidak mengarah kepada kesejahteraan, peran konstitusi dan penelitian sosial untuk

membangun kebijakan sosial. Bentham, lewat gagasan-gagasannya itu ia digelari

sebagai “Bapak Negara Kesejahteraan” (father of welfare state).

Sir William Beveridge (1942) dan T.H. Marshall (1963) adalah merupakan

tokoh lain yang turut mempopulerkan sistem negara kesejahteraan. Di Inggris,

dalam laporannya mengenai Social Insurance and Allied Services (asuransi sosial

dan kumpulan pelayanan sosial), yang terkenal dengan nama Beveridge Report,

Beveridge, menyebut kekurangan (want), kemelaratan (squalor), Kebodohan

(ignorance), Penyakit (disease) dan Kemalasan (idleness) sebagai ‘ the five giant

evils’ (lima setan-setan raksasa) yang harus diperangi. Dalam laporan itu,

Beveridge, memiliki gagasan-gagasan mengenai perlindungan hak-hak warga

negara yang harus dipenuhi oleh negara, yaitu dengan menciptakan sebuah sistem

asuransi sosial yang komperhensif. Menurut Beveridge, hanya sistem itu yang

mampu memberikan kesejahteraan dan mampu melindungi hak-hak warga negara

dari mulai lahir hingga meninggal (from cradle to grave). Pengaruh laporan

Beveridge tidak hanya di Inggris, melainkan juga menyebar ke negara-negara lain

di Eropa dan bahkan hingga ke Amerika Serikat dan kemudian menjadi dasar bagi

pengembangan skema jaminan sosial di negara-negara tersebut.30

30 Ibid.

Page 38: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

Kesejahteraan sosial dengan sistem asuransi yang digagas oleh Beveridge,

memiliki banyak kekurangan. Karena dengan menggunakan dasar prinsip dan

skema asuransi, banyak resiko-resiko yang dihadapi oleh warga negara, terutama

ketika mereka tidak mampu membayar kontribusi (premi). Kemudian asuransi

sosial juga tidak mampu merespon kebutuhan kelompok-kelompok khusus,

seperti; orang cacat, orang tua tunggal, serta orang-orang yang tidak mendapatkan

pekerjaan. Manfaat asuransi sosial terkadang tidak mampu memenuhi

kesejahteraan warga negara, karena jumlahnya yang terlalu kecil sehingga hanya

mampu memenuhi kebutuhan dasar secara minimal.

Marshall, memiliki pemikiran yang berbeda mengenai kesejahteraan sosial

terutama dalam konteks kapitalisme. Menurutnya kewajiban untuk menciptakan

kesejahteraan sosial menjadi tanggungjawab semua warga negara. Warga negara

memiliki kewajiban kolektif untuk memperjuangkan kesejahteraan orang lain

lewat sebuah lembaga yang disebut negara. Ketidakadilan yang disebabkan karena

ketidak sempurnaan pasar menyebabkan kesejahteraan sosial tidak tumbuh secara

merata dalam kehidupan warga negara. Menjadikan negara sebagai lembaga yang

mampu menciptakan pelayanan sosial dan kesejahteraan sosial merupakan sebuah

solusi untuk menutupi dan mengurangi ketidak sempurnaan pasar dan juga untuk

mengurangi dampak-dampak negatif dari sistem kapitalisme. 31

Pematangan konsep negara kesejahteraan terjadi pada periode akhir 1960-

an dan awal 1970-an. Pada periode-periode tersebut di negara-negara Eropa

khususnya, kebijakan-kebijakan sosial tumbuh dengan pesat dan negara banyak

mengeluarkan kas negaranya untuk menciptakan pelayanan sosial. Negara-negara

31Ibid.

Page 39: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

Eropa banyak mengadopsi berbagai program jaminan sosial baru, seperti; program

pensiun, program jaminan orang cacat, dan santunan bagi pengangguran.32

Program-program kesejahteraan sosial yang diciptakan oleh negara terus

mengalami peningkatan sesuai dengan kemajuan industrialisasi dan laju

pertumbuhan ekonomi yang terjadi.

Sistem negara kesejahteraan mencoba menjadi penyeimbang antara peran

negara dan pasar, antara oligarki dan redistribusi ekonomi, antara pertumbuhan

dan pemerataan. Seperti Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Uni Eropa dan negara

Skandinavia, menganut negara kesejahteraan atau welfare state sebagai langkah

untuk membangun kesejahteraan sosial warganya. Seperti telah dijelaskan diatas,

pada hakikatnya kesejahteraan sosial merupakan hak asasi warga negara yang

wajib dipenuhi oleh negara. Maka, hak asasi merupakan sebuah titik sentral

pertimbangan negara dalam pengambilan kebijakan-kebijakan sosial. hak-hak

dasar warga negara yang harus dipenuhi oleh negara, yaitu; hak untuk

mendapatkan keamanan sosial, hak mendapatkan pekerjaan, hak mendapatkan

tempat tinggal yang layak, hak mendapatkan pendidikan, hak mendapatkan

pelayanan kesehatan, dan jaminan-jaminan sosial lainnya. Bila hak warga negara

tidak dipenuhi oleh negara maka negara telah melakukan pelanggaran

kemanusiaan dan tidak menjalankan fungsinya.33

Upaya untuk menyingkirkan peranan negara atau intervensi negara

terhadap kebijakan-kebijakan publik telah dimulai sejak lahirnya pemikiran aliran

Kanan Baru, aliran ini sering disebut ekonomi Thatcherisme atau Reaganisme.

32 Darmawan Triwibowo dan Sugeng Bahagijo, Mimpi Negara Kesejahteraan (Jakarta:

LP3ES, 2006), h. 28.

33Negara dan Kesejahteraan, artikel diakses pada 6 September 2008 dari

http://www.inilah.com/berita/2008/07/24/40004/negara-dan-kesejahteraan/

Page 40: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

Neoliberalisme pertama kali diperaktekkan oleh Perdana Menteri Margareth

Thatcher di Inggris, yaitu dengan menghapus kewajiban negara memikul

tanggung jawab terhadap rakyat yang tidak produktif, meminggirkan komitmen

pemerintah untuk mewujudkan full employment (kesempatan kerja penuh),

memangkas secara radikal subsidi-subsidi sosial, dan sebagai gantinya,

pemerintahan Thatcher lebih mementingkan pelayanan terhadap swasta,

melakukan pemotongan pajak, menjalankan program privatisasi/ swastanisasi dan

liberalisasi, menghilangkan pengawasan terhadap penyiaran, telekomunikasi,

transportasi, dan perikanan, kemudian membabat habis seluruh serikat buruh dan

menyalahkannya sebagai penyebab rendahnya kinerja industri Inggris.34

Pelucutan peran negara terus berlanjut lewat pengaruh globalisasi pada

abad ke-21. Istilah globalisasi menempati berbagai agenda intelektual dan politik.

Kata itu sekarang muncul dimana-mana, pidato politik tidak lengkap, atau manual

bisnis tidak dapat diterima jika tidak menyebut kata globalisasi. Globalisasi

dengan segala kebaikan dan keburukannya telah mendorong perdebatan intens,

dan menjadi pusat dari sebagian besar diskusi politik dan perdebatan ekonomi.35

Istilah globalisasi berakar pada konsep yang lebih umum bahwa akumulasi

modal, perdagangan dan investasi tidak lagi dibatasi pada negara-bangsa. Dalam

pengertiannya yang lebih umum, globalisasi mengacu pada aliran-aliran barang,

investasi, produksi dan teknologi lintas bangsa. Globalisasi telah menciptakan

sebuah tatanan dunia baru dengan lembaga-lembaga dan konfigurasi-konfigurasi

34 Noreena Herzt, Perampok Negara: Kuasa Kapitalisme Global dan Matinya Demokrasi,

dengan judul asli buku; “The Silent Take Over; Global Capitalism and the Death of Democracy”

(Yogyakarta: Alinea, 2005), h. ix.

35

Anthony Giddens, Jalan Ketiga: Pembaruan Demokrasi Sosial, dengan judul asli buku;

“The Third Way: The Renewal of Social Democracy” (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002),

Cet. Ke-4, h. 32.

Page 41: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

kekuasaannya yang menggantikan struktur-struktur sebelumnya yang

diasosiasikan dengan negara-bangsa.36

Perkembangan ekonomi global memiliki implikasi terhadap negara

kesejahteraan (welfare state). Batas dan kekuatan negara yang semakin memudar,

organisasi-organisasi independen, badan-badan supra-nasional dan perusahaan-

perusahaan multinasional. Sebuah konsekuensi logis dari kecenderungan global

dan telah memunculkan kritik terhadap sistem negara kesejahteraan yang

dipandang tidak tepat lagi untuk diterapkan sebagai pendekatan dalam

pembangunan suatu negara. Bahkan berkembangnya anggapan yang menyatakan

bahwa negara kesejahteraan telah mati (welfare state has gone away and died).37

Edi Suharto, dalam makalahnya yang berjudul “Islam dan Negara

Kesejahteraan” mengutip dari bukunya Ramesh Misrah, yang berjudul

“Globalization and welfare state” , dijelaskan bahwa globalisasi telah membatasi

kapasitas negara-bangsa dalam melakukan perlindungan sosial. Lembaga-lembaga

internasional seperti Bank Dunia (World Bank) dan Dana Moneter Internasional

(International Monetary Fund/ IMF) menjual kebijakan-kebijakan ekonomi dan

sosial kepada negara-negara berkembang dan negara-negara Eropa Timur agar

memperkecil pengeluaran pemerintah, memberikan pelayanan sosial yang selektif

dan terbatas, serta menyerahkan jaminan sosial kepada pihak swasta.38

36 James Petras dan Henry Veltmeyer, Imperialisme Abad 21, dengan judul asli buku;

“Globalization Unmasked: Imperialism in the 21 Century” (Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2002),

Cet. Ke-1, h. 37.

37 Edi Suharto, “Peta dan Dinamika Welfare State Di Beberapa Negara”, artikel diakses

pada tenggal 12 September 2008 dari

situs:http://www.policy.hu/suharto/naskah%20PDF/UGMWelfareState .pdf

38

Edi Suharto, “Islam dan Negara Kesejahteraan”, artikel diakses pada tanggal 25

September 2008 dari

http://www.policy.hu/suharto/Naskah20%PDF/IslamNegaraKesejahteraan.pdf

Page 42: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

Adanya anggapan yang mengatakan bahwa negara kesejahteraan telah

berakhir (mati), karena tidak mampu menghadapi ancaman globalisasi dan

berkuasanya sistem kapitalisme adalah sebuah anggapan yang tidak benar. Sistem

negara kesejahteraan masih tetap berdiri kokoh dengan segala skema-skema

kesejahteraan sosial yang dipraktekkan di negara-negara Skandinavia, Eropa

Barat, bahkan di negara-negara yang menganut paham liberal yang kuat seperti

Amerika, Inggris dan Australia. Dalam hal ini, negara kesejahteraan sedang

mengalami reformulasi dan penyesuaian sejalan dengan tuntutan perubahan

tatanan global. Jadi, sangat salah bila menganggap sistem negara kesejahteraan

telah menemui akhir dari sejarahnya.39

Salah satu bukti yang mampu mematahkan mitos the end of welfare state,

adalah masih beroperasi 3 (tiga) model negara kesejahteraan yang dipraktekkan

oleh negara-negara di dunia, yaitu:40

1. Model Residual (Residual Welfare State)

Model ini dianut oleh negara-negara Anglo-Saxon yang meliputi

Amerika Serikat, Inggris, Australia, Kanada dan Selandia Baru. Model negara

kesejahteraan residual dicirikan dengan basis rezim kesejahteraan liberal dan

pemberian jaminan sosial kepada warga negara secara terbatas dan selektif,

serta adanya kesempatan besar bagi swastanisasi pelayanan publik. Umumnya

pelayanan sosial yang diberikan berjangka pendek dan relatif kecil.

2. Model Universal (Universalist Welfare State)

Model universal sering juga disebut sebagai the Scandinavia

Welfare State. Model ini diadopsi oleh negara-negara seperti; Swedia,

39 Edi, Peta dan Dinamika Welfare State.

40 Darmawan dan Sugeng, Mimpi Negara Kesejahteraan, h. 14-15.

Page 43: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

Norwegia, Denmark, Finlandia, dan Belanda. Model negara kesejahteraan ini

dicirikan dengan basis rezim kesejahteraan sosial demokrat dan jaminan sosial

yang diberikan kepada warga negara bersifat komprehensif.

3. Model Korporasi atau Social Insurance Welfare State

Model korporasi ini diadopsi oleh negara-negara seperti; Jerman,

Austria, Belgia, Prancis, Italia, dan Spanyol. Model negara kesejahteraan ini

dicirikan dengan basis rezim kesejahteraan konservatif dan jaminan sosial

yang diberikan kepada warga negara dilaksanakan secara melembaga dan luas,

namun kontribusi terhadap berbagai skema jaminan sosial berasal dari tiga

pilar, yaitu; pemerintah, dunia usaha dan pekerja (buruh). Dalam hal ini,

pelayanan sosial yang diselenggarakan oleh negara diberikan terutama kepada

mereka yang bekerja atau mampu memberikan kontribusi melalui skema

asuransi sosial. Ide model negara kesejahteraan ini pertama kali

dikembangkan oleh Otto Van Bismarck dari Jerman, dan model negara

kesejahteraan ini sering disebut sebagai model Bismarck.

Globalisasi yang menjadi anak kandung dari sistem kapitalisme memiliki

peran yang besar dalam upaya pelucutan segi tiga “suci” (pertumbuhan ekonomi-

kesempatan kerja penuh-jaminan sosial) sistem negara kesejahteraan. Seiring

perubahan tatanan global dan perekonomian dunia, peristiwa itu telah memaksa

sistem negara kesejahteraan yang dipraktekkan di beberapa negara-negara

direstrukturisasi. Restrukturisasi itu sebenarnya lebih kepada upaya untuk

melucuti skema-skema kesejahteraan yang ada dalam sistem negara

kesejahteraan.41

41 Ibid., h. 29.

Page 44: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

Negara memang bukan satu-satunya lembaga yang dapat

menyelenggarakan pelayanan sosial kepada warga negaranya. Namun, negara

memiliki kewajiban untuk memberikan pelayanan sosial kepada warga negaranya

sebagai usaha untuk menciptakan kesejahteraan sosial, dan mandat negara untuk

melaksanakan pelayanan sosial lebih kuat dari pada masyarakat, dunia usaha atau

lembaga-lembaga kemanusiaan internasional. Negara sebagai lembaga yang

memiliki legitimasi publik yang dipilih dan dibiayai oleh rakyat, memiliki

kewajiban untuk memenuhi, melindungi dan menghargai hak-hak dasar warga

negara, ekonomi dan budaya.

1. Kebijakan Sistem Negara Kesejahteraan Modern

Negara kesejahteraan merupakan bentuk negara yang

memposisikan negara sebagai lembaga yang mampu memenuhi hak-hak

sosial warganya. Kebijakan-kebijakan politik negara yang bertujuan untuk

menghadirkan kebahagiaan dan kesejahteraan merupakan komitmen politik

sistem negara kesejahteraan. Dalam hal ini negara kesejahteraan lebih

diidentikkan dengan kumpulan-kumpulan kebijakan sosial. kebijakan sosial

digunakan sebagai alat untuk mendefinisikan hubungan negara dengan

warganya.

Kebijakan-kebijakan sosial dalam negara ksejahteraan bukanlah

suatu entitas yang memiliki wajah tunggal. Pada praktekknya, kebijakan-

kebijakan sosial yang diterapkan di satu negara kesejahteraan dengan negara

kesejahteraan lain akan bervariasi. Perbedaan kebijakan sosial disebabkan

oleh perbedaan sistem pemerintahan dan masalah-masalah yang dihadapi

Page 45: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

negara. Namun, ada beberapa kebijakan pokok yang harus ada dalam sistem

negara kesejahteraan modern (modern welfare state), yaitu:

a. Kebijakan ketenagakerjaan

Kebijakan ketenagakerjaan merupakan kebijakan yang paling

utama dalam negara kesejahteraan. Di sini, negara harus mampu

menyediakan akses lapangan pekerjaan bagi warganya. Tujuan dari

kebijakan ketenagakerjaan tidak lain adalah untuk menciptakan daya beli

masyarakat dan mengurangi ketergantungan warga negara atas tunjangan-

tunjangan sosial yang disediakan oleh negara.

Kebijakan ketenagakerjaan (employment policy) dibagi kedalam

dua kebijakan pokok, yaitu; outset kebijakan dan kebijakan active

employment (kebijakan tenaga kerja aktif). Mengenai Outset kebijakan,

negara memiliki beberapa kewajiban: Pertama, negara harus membuat

sebuah kebijakan dan upaya untuk memberikan bantuk-bentuk asuransi

penganguran, sebagai peranan negara dalam mensiasati kompetisi yang

tidak sempurna dalam dunia lapangan kerja. Kedua, negara harus membuat

kebijakan dan upaya agar tidak tercipta tingginya angka pengangguran,

karena hal itu akan menimbulan konflik masyarakat dan meningkatnya

angka kemiskinan. Ketiga, negara membuat kebijakan dan upaya untuk

mengaitkan antara kebijakan pendidikan dengan kebijakan

ketenagakerjaan dengan tujuan untuk merespon tantangan sosial-ekonomi

yang dihadapi negara.42

42 Tim Peneliti PSIK, Negara Kesejahteraan dan Globalisasi, h. 70-71.

Page 46: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

Sedangkan kebijakan active employment yaitu kebijakan yang akan

menjawab segala permasalahan dalam ketenagakerjaan, terutama pasar

tenaga kerja. Pasar tenaga kerja merupakan penjelasan mengenai kondisi

dan status dari warga negara yang berkaitan dengan kerja, seperti;

lapangan pekerjaan, usia kerja, jenis pekerjaan, dan output kerja. Ketika

suatu lembaga statistik memberikan data mengenai pasar tenaga kerja,

kewajiban pemerintah, para ahli dan politisi adalah mampu menafsirkan

data pasar tenaga kerja secara benar dan kemudian merekomendasikan

kepada warga negara. Jika mereka gagal menafsirkan data pasar tenaga

kerja, maka warga negara akan menuai kualitas kehidupan yang buruk.

Pemerintah tidak hanya berkewajiban untuk menyediakan lapangan

pekerjaan bagi warga negara di satu sisi, disisi lain lapangan pekerjaan

yang disediakan pemerintah harus mampu mensejahterakan.43

b. Layanan pendidikan

Pendidikan merupakan hal yang terpenting dan mendasar yang

harus didapatkan oleh setiap warga negara. Karena proses ekonomi dan

politik suatu negara tidak terlepas dari layanan pendidikan yang

didapatkan warga negara. Negara-negara yang penduduknya memiliki

kualitas pendidikan yang rendah, maka negara tersebut akan berada pada

posisi negara miskin dan terbelakang. Hal ini disebabkan karena ketidak

mampuan warga negaranya dalam mengakses segala informasi penting.

Sedangkan negara-negara yang penduduknya memiliki kualitas pendidikan

43 Ibid.,h. 71.

Page 47: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

yang tinggi, maka negara tersebut akan berada pada posisi negara kaya dan

maju. Ini disebabkan, karena warga negaranya memiliki bekal pendidikan

yang tinggi, sehingga mereka mampu mengakses segala informasi yang

dibutuhkan untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik.

Layanan pendidikan memiliki posisi penting dalam mewujudkan

sebuah negara yang adil, makmur dan sejahtera. Dalam hal ini pendidikan

adalah bagian penting dari pemberdayaan masyarakat untuk turut serta

dalam menciptakan kemakmuran negara. Jadi tugas negara agar bisa

menjadi negara yang kehidupan rakyatnya sejahtera adalah menyediakan

sistem pendidikan dan pengembangan pendidikan.44

Pendidikan akan menciptakan kemampuan orang perorang dan

masyarakat mengakses sumber daya dan tata kebijakan, dan

mengorganisasikannya untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran

mereka sendiri. Pendidikan yang didapatkan oleh warga negara akan

menciptakan kemampuan efektif dalam menghadapi situasi dimana orang

atau masyarakat terjebak dalam struktur sosial-kemasyarakatan yang bisa

menciptakan kemiskinan dan kemunduran atau deprivasi sosial. Terutama

dalam era globalisasi, kemampuan dan layanan pendidikan yang

didapatkan warga negara akan menentukan seberapa jauh kehidupan

sosial-ekonomi dapat terus berkembang, seiring berkembangnya negara-

negara lain.

44 Ibid.,h. 101.

Page 48: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

c. Layanan kesehatan

Di negara-negara berkembang atau negara-negara yang memiliki

penduduk miskin yang relatif tinggi, layanan kesehatan sesuatu yang sulit

didapatkan. Dalam hal ini pelayanan kesehatan gratis yang disediakan oleh

negara. Dalam model negara kesejahteraan, layanan kesehatan merupakan

salah satu pilar penting yang harus disediakan oleh negara. Contohnya,

Inggris dan Swedia merupakan model negara kesejahteraan yang memiliki

skema layanan kesehatan yang paling dikagumi oleh negara-negara di

dunia.

Layanan kesehatan di Inggris diberikan secara gratis kepada

rakyatnya, padahal Inggris sendiri menganut sistem ekonomi terbuka.

Artinya, negara yang menganut sistem ekonomi terbuka sangat sulit untuk

menyediakan layanan kesehatan secara gratis.45 Karena layanan kesehatan

gratis hanya akan menguras keuangan negara sehingga bisa menciptakan

krisis ekonomi. Inggris mengembangkan model asuransi dan pemajuan

ekonomi dalam menyediakan layanan kesehatan.

Skema layanan kesehatan dalam negara kesejahteraan bertujuan

untuk warga negaranya yang tidak mampu. Akan tetapi model negara

kesejahteraan yang diterapkan di negara-negara skandinavia, layanan

kesehatan diberikan kepada seluruh warga negara tanpa harus melihat

miskin dan kaya.

45 Ibid.,h. 109.

Page 49: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

d. Jaminan sosial

Secara definisi, jaminan sosial adalah sistem penyimpanan dan

pengelolaan dana negara yang dipakai untuk membiayai berbagai layanan

sosial publik. Dana jaminan sosial merupakan dana yang dikumpulkan

oleh negara melalui beberapa sumber pendapatan negara, seperti: melalui

perpajakan (terutama pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai, dan

pajak bisnis), dan melalui pungutan non-pajak (misalnya potongan gaji

untuk asuransi).

Jaminan sosial (social security) memiliki beberapa tujuan penting,

yaitu:46

1) Untuk memenuhi kebutuhan finansial terhadap kejadian-kejadian yang

tidak dapat diduga, seperti meninggalnya pelaku nafkah keluarga, berhenti

bekerja atau kecelakaan kerja.

2) Untuk menjawab kebutuhan yang masih dibutuhkan yang

berhubungan dengan cacat atau perawatan. Contohnya, tunjangan

hidup kaum cacat atau orang-orang yang menderita cacat berat.

3) Untuk mendukung keluarga sebagai unit sosial, yaitu layanan yang

diperuntukkan untuk tunjangan anak dan tunjangan orang tua tunggal.

4) Untuk mencegah atau mengentaskan kemiskinan, yaitu; jaminan

sosial yang diberikan untuk individu atau keluarga yang tidak

mempunyai nafkah yang jelas disaat sosial-ekonomi mereka yang

parah.

46 Ibid.,h. 122.

Page 50: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

5) Menjadi instrumen redistribusi, yaitu; jaminan sosial dengan

sendirinya menjadi mekanisme pengumpulan pajak dari setiap

golongan masyarakat yang kemudian diarahkan ke orang-orang atau

masyarakat yang memang layak mendapatkan dan membutuhkannya.

Bila salah mengelola jaminan sosial atau salah menggunakan

sistem yang diterapkan oleh negara, hal ini akan menimbulkan keuangan

negara yang tidak stabil, karena habis digunakan untuk membuat skema

jaminan sosial.

e. Perumahan

Masyarakat miskin identik dengan tempat tinggal yang tidak layak

atau kumuh. Dalam kebijakan negara kesejahteraan, masalah kemiskinan

menjadi perhatian utama. Kebijakan itu meliputi masalah perumahan

atau tempat tinggal. Permasalahan naiknya model dan tingkat konsumsi

menjadi justifikasi bagi naiknya harga dan model fasilitas perumahan.

Ini menjadi penyebab nilai properti naik, harga sewa naik, dan sekaligus

menyingkirkan kemampuan orang-orang yang berpendapatan rendah

untuk membeli rumah.

Warga negara yang memiliki pendapatan rendah akan semakin

kesulitan untuk memiliki tempat tinggal yang layak akibat daya beli

mereka menurun dan mereka akan semakin menjadi warga negara yang

terpuruk. Fenomena seperti ini akan melahirkan sebuah kawasan kumuh

dengan fasilitas yang amat rendah dan tanah-tanah sengketa yang tidak

Page 51: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

jelas. Jika permasalahan mengenai perumahan tidak segera diatasi oleh

negara, maka akan menyebabkan naiknya angka kemiskinan,

keterberlakangan, dan potensi timbulnya kriminal.

Ada beberapa alasan pokok kenapa kebijakan mengenai layanan

perumahan menjadi tanggungjawab negara dalam model negara

kesejahteraan:47

1) Perumahan adalah bagian dari pasar aset yang amat rentan terhadap

spekulasi. Sektor perumahan mampu menimbulkan krisis ekonomi

apabila tidak dikendalikan dengan baik. Jadi, sektor perumahan

harus ditangani secara serius oleh negara.

2) Perumahan secara langsung melibatkan tata ruang tata wilayah.

Tata ruang tata wilayah merupakan pintu masuk terhadap

kepentingan ekonomi dan politik, sehingga membutuhkan

pengaturan yang akuntabel.

3) Berkembangnya kota-kota kecil menjadi mega-cities. Apabila

pengelolaan sektor perumahan gagal ditangani secara baik,

masalah perumahan menjadi embrio bagi kriminal.

Untuk mengatasi permasalahan diatas, negara harus melakukan

beberapa kebijakan:48

1) Negara menyediakan fasilitas tanah sekaligus bangunan untuk

layanan perumahan bagi warganya. Layanan perumahan ini bisa

berupa penyediaan rumah sederhana atau rumah susun oleh negara.

47 Ibid.,h. 128-129.

48 Ibid.,h. 131-132.

Page 52: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

2) Negara menyediakan model-model kredit bagi warga negara sesuai

dengan jenis dan kelas perumahan, dengan tujuan agar warga

negara bisa memiliki kualitas hidup yang layak dengan tempat

tinggal yang layak dan dengan angsuran jangka panjang. Pola

kredit dengan model subsidi. Dalam hal ini negara membeli

perumahan melalui kerjasama dengan pengembang. Kemudian

warga negara membelinya dengan harga yang jauh berkurang.

Penjelasan diatas mengenai konsep negara kesejahteraan dalam

perspektif Barat, bukan bertujuan untuk menjadikan konsep kesejahteraan

yang dipraktekkan di Barat sebagai ukuran standar bagi terwujudnya

kesejahteraan, terutama dalam pembahasan penulis mengenai negara

kesejahteraan dalam kepemimpinan Umar bin Khattab. Tujuannya adalah

untuk menjelaskan konteks kesejahteraan yang dipraktekan di negara-negara

modern saat ini. Karena secara perangkat kesejahteraan mungkin hampir

sama, yaitu adanya peranan negara yang besar dalam memberikan jaminan

sosial dan pelayanan sosial.

Page 53: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

BAB III

KEPEMIMPINAN KHALIFAH UMAR BIN KHATTAB

A. Biografi Khalifah Umar bin Khattab

Pasca meninggalnya Nabi Muhammad Saw. kepemimpinan umat Islam

dilanjutkan oleh empat sahabat Nabi yang dikenal dengan sebutan al-Khulafa’ ar-

Rasyidun. Umar bin Khattab adalah Khalifah kedua pengganti Abu Bakar, yang

lebih dikenal sebagai tangan kanan Nabi Muhammad Saw. Umar adalah sosok

pemimpin yang memiliki banyak keutamaan akan tetapi keutamaan yang ada

dalam dirinya tidak menjadikan ia sombong. Umar lebih dikenal sebagai

pemimpin yang tegas, sederhana dan menjungjung tinggi keadilan. Untuk itu

sebelum Penulis menulis tentang negara kesejahteraan dalam kepemimpinan

Umar bin Khattab, Penulis akan menjelaskan terlebih dahulu mengenai biogarafi

Khalifah Umar bin Khattab agar kita bisa lebih mendalami tentang

keperibadiannya.

Umar bin Khattab memiliki nama lengkap Umar bin Khattab bin Nufail

bin Abdul Uzza bin Riba’ah bin Abdullah bin Karth bin Razaah bin Adi bin

Ka’ab. Sedangkan nama lengkap ayahnya adalah Khattab bin Nufail al-Mahzumi

al-Quraisy, dan ibunya adalah Hantamah binti Hasyim bin Mugirah bin Abdullah

bin Umar bin Makzum. Bani Makzun adalah cabang lain dari suku Quraisy dan

sekutu dari Bani Umayah di zaman Jahiliyah. Keluarga Umar termasuk golongan

Page 54: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

Quraisy dari Bani Adi, suku Adi terpandang mulia dan mempunyai martabat

tinggi di kalangan orang-orang Arab.49

Umar di lahirkan di kota Makkah, dan ia lahir lebih muda empat tahun dari

Rasulullah. Selain mempunyai budi pekerti yang luhur, fasih dan adil, Umar

dikenal sebagai seorang pemberani dan pribadi yang dikenal keras sehingga ia

digelari dengan ‘Singa Padang Pasir’. Pada masa kecilnya Umar ikut membantu

ayahnya memelihara hewan ternak, dan ikut berdagang hingga ke Syiria.

Walaupun Umar merupakan keturunan Bani Adi yang sangat terpandang

dikalangan orang-orang Arab, akan tetapi ia bukan dari lingkungan keluarga kaya

raya. Lingkungan keluarganya adalah lingkungan yang sangat menonjol dalam

bidang ilmu pengetahuan.50

Selain dikenal pemberani dan memiliki watak keras, Umar memiliki

postur tubuh yang tegap dan kuat. Pada masa remaja, ia dikenal sebagai pegulat

perkasa dan sering menampilkan kemampuannya itu dalam pesta tahunan pasar

Ukaz di Makkah. Umar juga memiliki kecerdasan yang luar biasa, dalam hal ini ia

mampu memperkirakan segala hal-hal yang akan terjadi pada masa yang akan

datang. Kelebihan-kelebihan yang dimilikinya itu menjadikannya wakil

kabilahnya, ketika terjadi perundingan-perundingan dengan suku-suku lain.

Sehingga Umar dan ayahnya sangat dikenal pandai berdiplomasi, dan dipercaya

untuk menyelesaikan barbagai perselisaihan yang terjadi baik antara suku Quraisy

atau dengan suku-suku lain.51

49 Hamdani Anwar, “Masa al-Khulafa ar-Rasyidun,” dalam M. Din Syamsuddin, at all,

ed., Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, vol. II (Jakarta: P.T Ichtiar Baru Van Hoeve, 2002), h. 38.

50

Taufiqurrahman, Sejarah Sosial Politik Masyarakat Islam (Surabaya: Pustaka Islamika

Press, 2003), h. 67.

51

Penyusun Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, vol. V (Jakarta: PT.

Ichtiar Baru Van Hoeve, 1994), h. 122.

Page 55: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

Sebelumnya, Umar bin Khattab dikenal sebagai salah seorang tokoh dari

barisan non Muslim Quraisy yang sangat gigih menentang semua seruan Nabi

Muhammad Saw. Masuknya Umar ke dalam barisan sahabat Nabi Muhammad

Saw. sangat mengejutkan semua pihak baik kaum muslim maupun suku Quraisy.

Islamnya Umar bin Khattab dilatar belakangi oleh peristiwa ketika disampaikan

kepadanya tentang berita mengenai adiknya yang bernama Fatimah beserta

suaminya telah mengucapkan dua kalimat syahadat dan memeluk Islam. Peristiwa

itu yang telah membuat Umar menjadi geram dan sangat murka, sehingga ia

segera pergi ke rumah adiknya. Sesampainya disana ia mendapati adiknya beserta

suaminya dan beberapa orang muslim sedang mempelajari Al-Qur’an. Ketika

mereka semua melihat Umar, semua yang ada disana terdiam membisu dan tidak

ada yang berani bergerak sedikit pun. Dengan emosi yang meluap-luap Umar

menampar adiknya beserta suaminya. Sebuah petunjuk atau hidayah dari Allah

Swt. datang pada Umar di waktu puncak emosi dan kemarahannya, lewat sebuah

lembaran yang bertuliskan ayat-ayat Al-Qur’an yang tertangkap oleh matanya.

Jantungnya tiba-tiba berdegup kencang dan nyalinya menjadi ciut, dengan tangan

Umar yang gemetaran dipungutnya lembaran itu, lalu dibacanya ayat-ayat Al-

Qur’an yang tertera dilembaran tersebut. Menurut sebagian riwayat, lembaran

yang bertulisakan ayat-ayat Al-Qur’an yang dibaca Umar adalah beberapa Ayat

dari permulaan surat at-Taha. Setelah membaca ayat-ayat itu, perasaannya

menjadi tenang, dan rasa damai menyelinap dihatinya. Sehingga timbul dalam

dirinya keinginan yang sangat kuat untuk segera menemui Rasul Saw. Umar pun

bergegas meninggalkan rumah adiknya menuju rumah al-Arqam di mana Nabi

Page 56: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

Muhammad Saw. pada saat itu sedang menyampaikan dakwah secara sembunyi-

sembunyi.52

Sesampainya di rumah al-Arqam, Umar segera mengetuk pintu. Para

sahabat yang sedang bersama Nabi Muhammad Saw. menjadi gentar dan

ketakutan ketika melihat yang datang adalah Umar bin Khattab, kecuali Hamzah

bin Abdul Muttalib, paman Nabi yang dikenal sebagai seorang yang gagah berani.

Nabi Muhammad Saw. mempersilakan Umar untuk masuk. Melihat sikap Nabi

yang sangat lembut dan bijaksana, Umar merasa kecil dan lemah di hadapannya.

Sambil menggenggam leher baju Umar, Nabi berkata dengan suara lantang,

“Islamlah engkau, wahai Ibnu Khattab”. Umar pun akhirnya mengucapkan dua

kalimat syahadat, sebagai bukti ia telah memeluk Islam.

Banyak sumber menyatakan Umar masuk Islam pada tahun kelima setelah

keNabian, dan menjadi salah satu sahabat terdekat Nabi Muhammad Saw.53

Masuk Islamnya Umar segera diikuti oleh putra sulungnya, Abdullah dan

isterinya Zainab binti Maz’nun. Selain itu, keislaman Umar membuka jalan bagi

tokoh-tokoh Arab lainnya masuk Islam. Sehingga pada saat itu orang Arab banyak

yang masuk Islam dan dalam waktu yang sangat singkat pengikut Islam

bertambah dengan pesat. 54

Dakwah yang dilaksanakan oleh Nabi dan para

sahabatnya menjadi semakin terbuka setelah Islamnya Umar bin Khattab. Umar

berkorban untuk melindungi Nabi dan agama Islam, dan ikut berperang dalam

peperangan yang besar di masa Rasul Saw.

52 Ibid., h. 125.

53

Ali Mufrodi, Islam Di Kawasan Kebudayaan Arab (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,

1997), h. 52.

54 Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam , h. 125.

Page 57: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

Nabi Muhammad Saw. memiliki pengaruh yang sangat besar dalam

pembentukan karakter Umar bin Khattab. Karena selain sebagai sahabat terdekat

Nabi, Umar juga sangat mengagumi Nabi Muhammad Saw. Seperti telah

dijelaskan di atas, kekaguman Umar terhadap Nabi bisa terlihat ketika ia

mendatangi rumah al-Arqam untuk menemui Nabi yang mana pada waktu itu

Nabi memerintahkan para sahabat membukakan pintu dan mempersilakannya

untuk masuk. Umar kagum atas sikap Nabi yang sangat lembut dan bijaksana,

sehingga ia merasa lemah dan kecil dihadapan Nabi

Umar bin Khattab menjadi sahabat terdekat Nabi setelah ia masuk Islam.

begitu dekatnya dengan Nabi sampai Nabi Muhammad Saw. berkata; “Andaikan

masih ada Nabi sesudahku, Umarlah orangnya.” Ia juga digelari oleh Nabi

dengan gelar al-Faruq, artinya pembeda atau pemisah. Maksudnya, Allah telah

memisahkan dalam dirinya antara yang hak dan yang batil.55 Sehingga ketika

Umar menjadi Khalifah pengganti Abu Bakar, ia memimpin umat Islam dengan

sikap adil, sederhana, bijaksana dan lebih mengutamakan kesejahteraan rakyatnya.

Nabi Muhammad Saw. juga menggangap Umar seperti saudaranya sendiri.

Pada suatu hari Umar pernah mendengar Nabi memanggilnya dengan perkataan,

“wahai saudarku”. Bagi Umar panggilan saudara yang diucapkan oleh Nabi

Muhammad Saw. tidak akan pernah ia lupakan sepanjang hidupnya. Peristiwa itu

terjadi ketika Umar ingin memohon izin kepada Nabi untuk melaksanakan Umrah.

Nabi bersabda; “wahai saudaraku, jangan lupakan kami dalam do’a mu”. Setiap

kali Umar mengingat perkataan Nabi tersebut, Umar selalu berkata; “tidak ada

kalimat yang aku sukai selama mentari masih terbit selain kalimat wahai

55Ibid., h. 125.

Page 58: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

suadaraku yang diucapkan oleh Nabi”.56

Perhatian Nabi yang lebih terhadap Umar

merupakan hal yang masih dalam batas wajar. Karena Umar telah menunjukkan

kesetiaannya dan pengabdiannya tanpa pamerih demi kejayaan dan tegaknya

Islam. Umar menjadi pembela dan pelindung Umat Islam dari segala gangguan,

dan ia membawa cahaya terang dalam permulaan perjuangan Islam.

Sebagai bukti kebesaran Nabi Muhammad, ia menggangap saudara semua

manusia baik besar maupun kecil. Semua umat muslim yang dianggap saudara

oleh Nabi, mereka tidak akan pernah bisa melupakkannya. Karena hal itu

disebabkan oleh rasa bangga dan gembira, padahal antara mereka dan Nabi

terdapat perbedaan yang jauh. Sedangkan bukti kebesaran Umar adalah ia pantas

untuk persaudaraan itu, karena ia memahami kebesaran arti yang terkandung di

dalamnya dan mampu merasakan keridhaan di balik arti persaudaraan.

Umar dikenal sebagai sahabat yang berani dalam mengemukakan

pemikiran-pemikirannya dan pendapat-pendapatnya ke pada Nabi Muhamad

Saw., bahkan ia tidak segan-segan menyampaikan kritik untuk kebaikan dan

kemaslahatan umat Islam. Contohnya Umar pernah mengusulkan kepada Nabi

agar memerintahkan isteri-isterinya untuk memakai hijab (tirai), dengan tujuan

agar isteri-isteri Nabi ketika berbicara dengan tamu-tamunya dari belakang hijab,

sebab menurut Umar, yang berbicara dengan isteri-isteri Nabi bukan semuanya

orang baik-baik melainkan ada juga orang jahat. Tidak lama kemudian turunlah

ayat tentang hijab yang membenarkan pendapat Umar itu.

Kecerdasan yang luar biasa dan jiwa yang pemberani merupakan salah

satu kelebihan Umar. Sehingga Umar terkadang diminta oleh Nabi untuk

56Abbas Mahmud Al-Aqqad, Kejeniusan Umar bin Khaththab, terjemahan dari judul asli

buku “Abqariyun Umar bin Khattab”, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2002), Cet. Ke-1, h. 128

Page 59: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

mengemukakan saran-sarannya atau pemikirannya dalam menyelesaikan suatu

permaslahan. Pandangan yang jauh kedepan, keluwesan, dan keadilannya

membuat orang senang menerima pendapat-pendapat atau pemikiran-pemikiran

Umar. Ia juga banyak menengahi perselisihan yang terjadi di kalangan isteri-isteri

Nabi. Jadi Umar adalah sahabat Nabi dalam urusan rumah tangga dan sahabat

dalam urusan syariat. Hal itu terlihat dari sikap Nabi yang selalu mendengar

pendapat Umar ketika ia mengusulkan sesuatu, dan ketika Umar meminta

ditetapkan hukum-hukum, dan ketika mengharapkan wahyu dalam suatu

perkataan.

Umar bin Khatttab dikenal sebagai orang yang sederhana, ikhlas dan

zuhud dalam kehidupan sehari-harinya. Sehingga ia pantas dihormati dan dihargai

oleh kaum Muslimin pada masa itu. Karena Umar bukan orang yang selalu

mengutamakan kepentingannya sendiri, dan dengan hati ikhlas ia sering

memberikan pendapatannya untuk kepentingan umum. Kalau Rasullullah

memberikan kepadanya harta rampasan perang yang diperoleh kaum muslimin,

Umar berkata: “berikan kepada yang lebih miskin dari saya”, kemudian Nabi

mengatakan: “terimalah dan simpan kemudian sedekahkan”.57

Ketika Nabi Muhammad Saw. sakit ia lebih memilih Abu Bakar untuk

menggantikannya menjadi imam shalat. Pernah suatu hari Abu Bakar tidak ada di

tempat untuk menjadi imam shalat sehingga Umar menggantikannya menjadi

imam dengan suara yang nyaring dan mengelegar, maka Rasulullah bertanya:

“mana Abu Bakar? Allah dan kaum Muslimin tidak menghendaki yang

57 Muhammad Husein Haikal, Umar bin Khattab, terjemahan dari judul asli buku ”Al-

Faruq ’Umar,” (Jakarta: Pustaka Litera AntarNusa, 2002), Cet. Ke-3, h. 63.

Page 60: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

demikian”.58

Dalam hal ini bukan berarti Nabi tidak menghendaki Umar

menggantikan Abu Bakar menjadi imam, akan tetapi Nabi ingin menunjukkan

kepercayaan kepada Abu Bakar untuk menjadi pemimpin shalat.

Abu Bakar dan Umar bin Khattab merupakan dua sahabat Nabi yang

paling dekat. Dua sahabat Nabi itu memiliki sifat yang berbeda dan saling

melangkapi satu sama lain. Abu Bakar di kenal karena kelembutan dan

kebijaksanaannya, sedangkan Umar ibn Khattab terkenal dengan sifat keras dan

ketegasannya dalam memecahkan segala permasalahan. Kejayaan dan kemajuan

Islam pada masa Nabi tidak lepas dari peranan kedua sahabatnya itu. Kesatuan

Umat Islam pasca wafatnya Nabi diikat oleh ketegasaan Abu Bakar dan Umar

untuk menghindari perpecahan.

Kekaguman dan kecintaan Umar kepada Nabi Muhammad Saw. telah

membuatnya lemah dan tidak berdaya ketika ia mendengar berita bahwa Nabi

Muhammad Saw. telah wafat. Ia merasa amat terpukul dan bahkan tidak mau

percaya mengenai kenyataan yang harus dihadapinya. Ia mendatangi kerumunan

orang-orang dan mengatakan: “ada orang dari kaum munfik yang mengira bahwa

Rasulullah Saw. telah wafat. Tetapi, Demi Allah sebenarnya dia tidak meninggal,

melainkan ia pergi kepada Tuhan, seperti Musa bin Imran. Ia telah menghilang

dari tengah-tengah masyarakatnya selama empat puluh hari, kemudian kembali

lagi ke tengah-tengah mereka setelah ia dikatakan sudah mati. Sesungguhnya

Rasulullah pasti akan kembali seperti Musa juga. Orang yang menduga bahwa dia

telah meninggal, tangan dan kakinya harus dipotong !”. Sehingga pada saat itu

Abu Bakar datang untuk memeriksa kondisi Nabi, dan Abu Bakar yakin bahwa

58 Ibid., h. 65.

Page 61: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

Nabi Muhamad Saw. telah wafat. Kemudian Abu Bakar berkata di depan semua

kaum muslimin dan Umar, 59 ia membacakan firman Allah Swt. Sebagai berikut:

2)�� �Ec☺L2�� !;�F <���. DE�S

Dl��+o ��) ����'�S %W���� �

Is��v�(�� N�G) ���� :W�/�S

��K��3���F@ 8� 2%

��K1�3 �FD%�� � �2)�� �����FH2X

�8� 2% ��fR23�F2% ����( �=�2X #�

��fR⌧# 1 ]i]D��R+��� ��

2I�i�>3 pU� �AC

Arttinya : “Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang Rasul, sungguh

telah berlalu sebelumnya beberapa orang Rasul. Apakah jika

Dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)?

Barangsiapa yang berbalik ke belakang, Maka ia tidak dapat

mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah

akan memberi Balasan kepada orang-orang yang bersyukur.”

(Q.S. Ali Imran ayat 144).

Sikap Umar tersebut menunjukkan bahwa ia tidak ingin ditinggal oleh

Nabi Muhammad Saw. karena Umat Islam pada saat itu baru mendapatkan masa

kejayaan dan kemajuaannya lewat kepemimpinan Nabi. Ia memikirkan mengenai

kondisi umat Islam pasca wafatnya Nabi Muhammad Saw.dan hanya Abu Bakar

yang mampu menyadarkan dan meyakinkan Umar bahwa Nabi telah wafat.

Setelah Umar mendengar firman Allah yang dibacakan oleh Abu Bakar, ia pun

langsung terjatuh tersungkur ke tanah. Kedua kakinya sudah tidak mampu lagi

menahan lemas, setelah ia yakin bahwa Nabi Muhammad Saw. memang benar-

benar telah wafat. Kondisi Umar pada saat itu seolah-olah ia tidak pernah

mendengar ayat yang dibacakan oleh Abu Bakar sebelumnya.

Setelah Umar yakin mengenai wafatnya Nabi, ia sadar bahwa kaum

Muslimin telah ditinggalkan oleh pemimpinnya. Sebagai manusia politik, ia harus

59 Ibid., h. 65.

Page 62: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

memikirkan masa depan kaum Muslimin menuju puncak kejayaan dan tegaknya

agama Islam seperti yang dicita-citakan Nabi. Kekosongan kepemimpinan dalam

Islam menjadi pusat pemikiran Umar. Karena ia takut akan terjadi perpecahan dan

permusuhan dalam Islam pasca wafatnya Nabi.

Nabi Muhammad Saw. wafat pada hari senin tanggal 12 Rabiulawal 11 H,

bertepatan dengan tanggal 9 Juli 632.60

Sepeninggalan Nabi muncullah sebuah

permasalahan baru mengenai siapa orang yang pantas dan berhak menduduki

jabatan politik untuk memimpin pemerintahan Madinah. Karena Nabi tidak

meninggalkan wasiat mengenai pergantian kepemimpinan atau suksesi. Kelompok

Muhajirin dan Anshar saling mengklaim bahwa mereka paling berhak dalam

menggantikan posisi Nabi. Pembicaran mengenai suksesi itu akhirnya terjadi di

Tsaqifah Bani Saidah, padahal pada saat itu jenazah Nabi masih diurus.

Jika tidak ada orang yang dapat mengambil strategi dan langkah yang

tepat, maka kaum Muhajirin dan Anshar akan terjerumus pada perselisihan dan

akan terjadi perpecahan dalam umat Islam. Di tengah-tengah suasana goncang dan

tidak menentu seperti itu, muncullah keajaiban yang mampu mengembalikan

keadaan seperti sedia kala. Keajaiban itu tidak lain datang dari sebuah nama Umar

bin Khattab. Semua fitnah dapat dihapuskan lewat sikap ketegasan Umar di

Tsaqifah Bani Saidah.

Mungkin peristiwa di Tsaqifah Bani Saidah merupakan kejelasan dan titik

terang mengenai karier politik Umar untuk memimpin pemerintahan Madinah.

Pada masa Nabi hidup ia sudah menjadi orang kepercayaan Nabi dan saran-

sarannya selalu diminta oleh Nabi dalam memecahkan sebuah permasalahan.

60 Hamdani Anwar, Masa al-Khulafa ar-Rasyidun, h. 35.

Page 63: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

Lewat perhatian atau sikap Nabi itu sebenarnya karier politik Umar sudah terlihat.

Akan tetapi ia bukan tipe orang yang haus atau berambisi untuk menjadi

pemimpin. Sikap Umar ini bisa kita lihat sebelum peristiwa pembaiatan yang

dilakukannya kepada Abu Bakar.

Sebelum peristiwa bersejarah itu berlangsung, Abu Bakar dan Umar

sempat melakukan dialog. Abu Bakar berkata kepada Umar, “Bukalah tangan mu,

aku akan membai’at mu!”. Umar dengan tegas dan spontan menjawab, “anda

lebih utama dari pada aku”. Kemudian dengan penuh senyum dan keikhlasan Abu

Bakar balik menjawab, “tapi anda lebih kuat dari pada aku “. Umar selanjutnya

menjawab perkataan Abu Bakar, “kekuatan ku akan mendampingi kelemahan mu;

setelah Rasullulah wafat, tidak ada orang lain yang melebihi anda, wahai Abu

Bakar. Andalah yang telah mendampingi Rasulullah di gua. Rasulullah Saw. pun

telah mempercayakan kepada anda saat ia sakit untuk menjadi imam shalat. Maka

andalah orang yang paling tepat untuk menduduki jabatan ini”.61 Setelah itu Umar

pun segera membai’at Abu Bakar untuk menjadi pemimpin pemerintahan

Madinah setelah wafatnya Nabi.

Setelah Umar membai’at Abu Bakar, kemudian orang-orang yang

berkumpul di Tsaqifah Bani Saidah segara mengikuti langkah Umar untuk

membai’at Abu Bakar. Dengan demikian, proses suksesi atau pemilihan Khalifah

dilakukan secara aklamasi oleh perorangan yaitu Umar bin Khattab lalu disetujui

oleh kaum Muslimin. Abu Bakar di bai’at dua kali, bai’at yang kedua dilakukam

di masjid Nabawi. Peristiwa itu kemudian dikenal dengan al-bai’ah al-‘ammah

(bai’at umum). Dalam pidato bai’atnya ia mengatakan:

61 Abbas Mahmud Aqqad, Keagungan Umar bin Khattab, terjemahan dari judul asli buku

“Al-a’dzhom Umar bin Khattab,” (Solo Pustaka Mantiq, 1993), Cet. Ke-2, h. 253.

Page 64: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

“wahai manusia! Aku telah diberi tugas memimpin kalian, padahal aku

bukan yang terbaik di antara kalian. Karena itu jika aku bertindak benar bantulah aku; jika aku bertindak salah, tegurlah aku. Orang yang kalian

pandang lemah aku pandang kuat hingga aku pulihkan hak mereka; sedangkan yang kalian pandang kuat aku pandang lemah sampai aku dapat

mengembalikan hak kepadanya. Taatilah aku selama aku menaati Allah dan Rasulnya. Jika aku tidak menaati Allah, kalian tidak wajib taat

kepadaku”.62

Umar telah tampil kedepan untuk menyelamatkan Islam dari kehancuran.

Ketinggian nilai perbuatannya itu telah menempatkan Umar pada posisi yang

paling mulia diantara para sahabat, bahkan disisi Allah Swt. sehingga Abu Bakar

pun menjadikan dia sebagai tangan kanannya, yang mana nasihat-nasihat Umar

selalu diminta oleh Abu Bakar dalam menjalankan kepemimpinanya sebagai

Khalifah. Kekuatan Umar mampu mendampingi dan mengontrol kebijaksanaan

Abu Bakar. Sehingga terkadang sejumlah kaum Muslimin sulit untuk

membedakan siapa sebenarnya yang menjadi Khalifah. Sampai pernah timbul

pertanyaan kepada Abu Bakar, sebagai berikut:

“Demi Allah, kami tidak paham siapakah sesungguhnya yang menjadi Khalifah: anda ataukah Umar?’, kemudian Abu Bakar menjawab dengan

Ikhlas: “seandainya dia mau dialah yang menjadi Khalifah.”63

Segala keutamaan Abu Bakar dan kekuatan Umar merupakan sebuah

perpaduan yang memperkuat Islam pasca wafat Nabi Muhammad Saw. Bahkan

kedua orang ini walaupun berbeda kareakter atau sifat, keduanya selalu saling

tegur menegur dalam memilih antara dua pendapat yang berbeda. Sehingga

seolah-olah keduanya mantap untuk menguatkan salah satu diantara sebagian

pendapat yang nantinya tidak akan menjadi masalah yang akan menimbulkan

perselisihan antara mereka. Semua ini karena Abu Bakar dan Umar berasal dari

62 Didin Saepudin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta

dengan UIN Prss, 2007), h. 32.

63 Abbas Mahmud Aqqad, Keagungan Umar bin Khattab, h. 255.

Page 65: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

satu Aqidah (keyakinan) dan demi mencapai satu tujuan, yaitu untuk menegakkan

Islam dan menyebarkan Islam keseluruh penjuru dunia.

Seperti telah dijelaskan di atas, karier politik Umar sudah sangat jelas pada

masa Abu Bakar lewat peran aktifnya dalam membantu roda pemerintahan

Madinah yang dipimpin oleh khlaifah Abu Bakar. Keduanya mengalami

perubahan sifat atau karakter, seolah-olah ada pertukaran karakter secara tidak

langsung dalam diri mereka berdua. Abu Bakar sebelum memegang jabatan

politik sebagai Khalifah ia memiliki perangai yang lemah lembut dan bijaksana.

Setelah ia menjadi pemimpin pemerintahan Madinah pasca wafat Nabi, ia

memiliki perangai atau sifat yang tegas dan keras terutama kebijakan politiknya

dalam menghadapi orang-orang murtad dan orang-orang yang tidak mau

mengeluarkan zakat. Sedangkan Umar bin Khattab pada masa Nabi ia dikenal

memiliki perangai yang tegas, keras dan berani, akan tetapi pada masa

kekahlifahan Abu Bakar ia mendadak menjadi orang yang lemah lembut dan

bijaksana. Hal ini bisa dilihat ketika ia mengungkapkan saran-sarannya dalam

menentukan kebijakan politik Abu Bakar.

Perbedaan sikap politik antara Abu Bakar dan Umar bin Khattab dari segi

kekuatan dan kebijaksanaan, bisa kita lihat ketika Abu Bakar mengambil sikap

untuk meneruskan kebijakan-kebijakan politik Nabi Muhammad Saw. yang belum

sempat direalisasikannya. Terutama mengenai ekspansi (futuhat) yang akan

dipimpin oleh Usamah bin Zaid ke wilayah Syam, yang pada waktu itu diduduki

oleh pasukan Romawi. Padahal Pemerintahan Madinah sedang terancam oleh

pemberontakan yang dilakukan orang-orang murtad dan orang-orang yang tidak

mau membayar zakat. Sehingga bila ekspansi ke wilayah Syam tetap dilakukan

Page 66: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

maka pemerintahan Madinah akan mengalami kelemahan, karena semua pasukan

muslim akan di tarik ke Syam.

Usamah bin Zaid pada waktu itu meminta kepada Umar bin Khattab untuk

meminta izin kepada Abu Bakar agar ia dan pasukannya untuk membantu

pemerintahan Madinah dalam menghadapi kaum musyrik. Kemudian kaum

Anshar pun berkata kepada Umar agar disampaikan kepada Abu Bakar untuk

mengganti Usamah bin Zaid sebagai pemimpin pasukan ke Syam, karena usianya

terlalu muda.

Kedua permintaan Usamah dan kaum Anshar tidak ditolak oleh Umar dan

disampaikan kepada Abu Bakar. Tetapi Abu Bakar Menjawab: “sekiranya saya

yang akan disergap anjing dan serigala, saya tidak akan mundur dari keputusan

yang sudah diambil oleh Rasulullah Saw.”, kemudian mengenai permintaan kaum

Anshar, Abu Bakar menjawab: “celaka anda Umar, Rasulullah Saw.

menempatkan dia kemudian saya akan mencabutnya.” Ini lah perbedaan kecil

mengenai perbedaan kebijakan politik antara Umar dan Abu Bakar.64

Diantara perbedaan sikap politik yang terjadi, Umar merupakan tipe orang

yang bertanggung jawab dan patuh pada orang yang memegang jabatan

pemimpin. Ia akan menjalankan segala kebijakan politik yang dikeluar oleh

Khalifah Abu Bakar dengan ikhlas dan sungguh-sungguh. Sehingga perbedaan

diantara mereka bukan lah sebuah halangan dalam mencapai sebuah tujuan.

Perbedaan di antara mereka hanya muncul dalam permasalahan kebijakan

kenegaraan saja, diluar itu mereka merupakan dua sahabat yang saling

menggagumi satu sama lain.

64 Muhammad Husein Haikal, Umar bin Khattab, h. 72-73.

Page 67: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

Kekaguman dan kepercayaan Abu Bakar kepada Umar sangat lah besar.

Sehingga ketika Abu Bakar sakit menjelang wafat, ia harus melakukan suksesi

untuk mencari penggantinya sebagai Khalifah. Agar umat Islam tidak mengalami

perpecahan hanya karena permaslahan suksesi kepemimpinan seperti yang terjadi

pasca wafatnya Nabi. Secara diam-diam Abu Bakar berpikir tentang siapa tokoh

yang pantas menggantikannya. Setelah ia meneliti pribadi masing-masing pemuka

Islam pada waktu itu, pilihannya jatuh kepada Umar bin Khattab. Untuk

meyakinkan pilihannya, Abu Bakar kemudian berkonsultasi dengan tokoh-tokoh

terkemuka Islam tentang penunjukan Umar. Mereka yang diajak berdiskusi itu

antara lain Abdur Rahman bin Auf, Usman bin Affan, Usaid bin Hudair al-

Anshari, Sa’id bin Zaid, dan Talhah bin Ubaidah.65

Pada akhirnya para pemuka Islam menyetujui pilihan Abu Bakar. Karena

mereka mengenal dengan baik siapa dan bagaimana pribadi Umar. Namun mereka

masih khawatir dengan sikap keras yang dimiliki Umar. Abu Bakar meyakinkan

mereka bahwa sikap keras Umar itu ditunjukkan untuk mengimbangi sikap

Khalifah yang lembut, ia pun yakin bahwa sikap keras itu akan berubah setelah

Umar diserahi tanggung jawab sebagai pemimpin politik pemerintahan Madinah.

Kemudian Khalifah Abu Bakar memanggil Usman bin Affan untuk mencatat

wasiatnya mengenai penetatapn Umar bin Khattab sebagai pemimpin umat dan

kepala pemerintahan setelah ia wafat.

Sebagai seorang politikus yang tidak terlalu terobsesi untuk menjadi

pemimpin politik pemerintahan Madinah, Umar tidak langsung menerima

penunjukkan dirinya oleh Abu Bakar. Sehingga ketika ia akan di bai’at oleh Abu

65 Hamdani Anwar, Masa al-Khulafa ar-Rasyidun, h. 39.

Page 68: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

Bakar, ia merasa berat. Kemudian Umar berkata kepada Abu Bakar: “Aku tidak

butuh dengan jabatan ini.” Abu Bakar pun menjawab perkataan Umar: “Tetapi

jabatan ini membutuhkan engkau wahai Umar ibn Khattab.”66 Bahkan ketika

dalam pidato Umar setelah ia di Bai’at ia pernah berkata: “Demi Allah aku tidak

pantas mendapatkan jabatan ini, apabila ada orang yang lebih pantas dari pada aku

untuk menduduki jabatan ini maka lebih baik kepalaku dipenggal.”

Khalifah Umar bin Khattab di bai’at setelah jenazah Khalifah Abu Bakar

dikebumikan. Seperti telah dijelaskan di atas, Umar menjadi Khalifah atas usulan

Khalifah Abu Bakar kemudian dilanjutkan dengan Musyawarah dengan para

pemuka Islam saat itu. Umar di bai’at di masjid Nabawi oleh semua umat Muslim,

dan ia mendapatkan gelar “Khalifah khalifati Rasulillah” (pengganti pengganti

Rasul). Ia juga mendapatkan gelar lainnya yaitu; Amir al-Mu’minin (pemimpin

orang-orang beriman).67

Pemerintahan Khalifah Umar berlangsung selama 10 tahun 6 bulan, yaitu

dari 13 H/634 M-23 H/644 M.68 Pemerintahan Madinah pada masa kepemimpinan

Khalifah Umar bisa dikatakan sebagai pemerintahan yang penuh dengan nilai dan

prinsip demokrasi. Ia mampu menjamin hak-hak setiap warga negaranya, dengan

cara tidak membedakan antara atasan dengan bawahan, dan antara penguasa

dengan rakyat. Khalifah Umar tidak memberikan hak istimewa kepada dirinya

sendiri dan para pejabatnya, sehingga tidak ada pengawalan baginya dan pejabat

pemerintahannya, tidak ada istana, bahkan tidak ada pakaian kebesaran.

66 Abbas Mahmud Aqqad, Keagungan Umar bin Khattab, h. 258.

67

Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997),

Cet. Ke-6, h. 37. 68 Hamdani Anwar, Masa al-Khulafa ar-Rasyidun, h. 39.

Page 69: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

Khalifah Umar meninggal akibat tikaman pisau yang dilakukan oleh

seorang budak berkebangsaan persia yang bernama Feroz atau Abu Lu’lu’ah,

ketika ia hendak melaksanakan shalat subuh. Umar mengalami luka yang sangat

parah, dan setelah tiga hari dari peristiwa penikaman tersebut, ia wafat pada

tanggal 1 Muharram 23 H.

B. Negara Madinah Di Bawah Kepemimpinan Umar

Khalifah Umar bin Khattab pada masa pemerintahanya melakukan

beberapa langkah politik untuk memperkuat dan memperluas pemerintahan

Madinah. Langkah politik ekspansi (futuhat) merupakan langkah politik yang

paling dominan dilakukan oleh Umar selama ia memimpin. Karena pada masa

Abu Bakar ekspansi telah dilakukan keluar semenanjung Arab, dan Umar pun

harus melanjutkan perjuangan yang telah dijalankan oleh Abu Bakar yang belum

tuntas. Selain itu pasukan-pasukan Muslim telah tersebar ke beberapa wilayah

yang akan ditaklukkan. Umar yang sangat memahami kondisi psikologis pasukan

Islam yang memiliki semangat dakwah yang sangat besar untuk menyebarkan

ajaran-ajaran Islam ke seluruh penjuru dunia. Selain karena bangsa Arab (kaum

Badui) dikenal memiliki kebisaan berpindah-pindah tempat tinggal atau nomaden

dan kebisaan berperang. Penyatuan antara aspek-aspek dakwah, nomad dan suka

berperang dari pasukan Islam, digunakan oleh Umar untuk melanjutkan perjungan

Khalifah Abu Bakar dalam memperluas kekuasaan pemerintahan Madinah dan

menyebarkan Islam.69

69 Taufiqurrahman, Sejarah Sosial Politik, h. 68-69.

Page 70: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

Pemerintahan Umar merupakan pemerintahan yang paling terkenal dengan

kebijakan politik ekspansi, pada masa pemerintahnnya itu imperium Roma Timur

(Bizantium) telah kehilangan sebagian terbesar dari wilayah kekuasaannya pada

pesisir Barat Asia dan Pesisir Utara Afrika. Pasukan Islam juga pada masa itu

telah berhasil menguasai seluruh wilayah imperium Parsi (Persia) sampai pada

Asia Tengah.70

Kemenangan pasukan Islam dalam peperangan dengan Pasukan

Romawi dan pasukan Persia disebabkan oleh 2 (dua) faktor:

1. Melemahnya kondisi internal kedua kerajaan tersebut secara militer, hal

itu diakibatkan oleh peperangan di antara mereka dan peperangan

melawan pasukan Islam sebelumnya.

2. Perilaku kedua kerajaan tersebut kepada rakyatnya, bangsa-bangsa

seperti Coptik di Mesir, Nonophysit di Siria dan Nestorian di Irak yang

beragama Kristen memiliki sejarah panjang ketidakserasian hubungan

dengan pejabat-pejabat Bizantium dan Sasania yang menguasasinya.

Kondisi ini membuat mereka memilih bergabung dengan pasukan Islam

dan menerima penguasa baru dalam kekuasaan pemerintahan Umar ibn

Khattab.71

Perluasan wilayah pada zaman Khalifah Umar berlangsung dalam waktu

sepuluh tahun. Pada waktu yang relatif singkat itu, daerah yang dikuasai oleh

pemerintahan Madinah bertambah secara spektakuler. Pada saat itu daerah yang

berada dibawah kekuasaan pemerintahan Khalifah Umar, terbentang dari Tripoli

70 Joesoef Sou’yb, Sejarah Daulat Khulafaur Rasyidin, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979),

h. 141.

71

Taufiqurrahman, Sejarah Sosial Politik, h. 70.

Page 71: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

(Afrika Utara) di Barat sampai ke Persia di Timur, dan dari Yaman di selatan

hingga Armenia di Utara. Hal ini merupakan hasil dari para panglima dan

tentaranya, serta kebijakan Khalifah dalam mengarahkan dan membina mental

pasukan.

Ketika wilayah pemerintahan Madinah semakin luas, Umar menetapkan

kebijakan politik bagi wilayah-wilayah yang telah ditaklukkan oleh pasukan

Islam. kebijakan politik itu adalah memberikan kebebasan kepada warga yang

wilayahnya telah menjadi bagian dari kekuasaan pemerintahan Madinah untuk

memeluk atau tidak memeluk agama Islam. Prinsip ini pernah dijalankan oleh

Rasulullah yang memberikan izin kepada pemeluk agama Yahudi dan Kristen

tetap berpegang pada agamanya, dengan catatan mereka harus membayar upeti

(pajak).

Prestasi gemilang Umar bukan hanya dalam hal pembebasan wilayah-

wilayah baru ke pangkuan kekuasaan pemerintahan Islam, melainkan dalam

aspek-aspek lain. Ia telah mampu memikirkan dan menciptakan administrasi

negara yang sebelumnya tidak ada. Umar membagi kekuasaan Islam yang

berpusat di Madinah ke dalam beberapa propinsi, yaitu; Mekkah, Madinah,

Suriah, Jazirah, Bashrah, Kufah, Mesir dan Palestina. Sebuah langkah politik yang

sangat tepat telah dilakukan Umar untuk membagi wilayah kekuasaan Islam yang

sangat luas, karena wilayah kekuasaan yang begitu luas tidak mungkin dapat

diatur oleh pemerintahan Madinah secara langsung. Setiap propinsi dipimpin oleh

para gubernur, dan kedudukan gubernur disetiap wilayah merupakan wakil

Khalifah di Madinah.

Page 72: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

Dasar-dasar sistem pemerintahan yang tangguh telah dibentuk pada masa

pemerintahan Umar. Ia telah menciptakan lembaga-lembaga kenegaraan untuk

memudahkan urusan administrasi dan keuangan. Lembaga-lembaga dan dewan-

dewan yang dibentuk Umar seperti; Bait al Maal (perbendaharaan negara),

pengadilan dan pengangkatan hakim, jawatan pajak, penjara, jawatan kepolisian,

juga membuat aturan pemberian gaji kepada tentara dan tentara cadangan,

pemberian gaji kepada guru-guru, imam dan muadzin, pembebanan bea cukai,

pungutan pajak atas kuda-kuda yang diperdagangkan, pungutan pajak atas orang-

orang Kristen bani Tighlab sebagai ganti Jizyah. Umar juga membuat mata uang

dan kalender tahun hijriah yang dimulai dari hijrah Rasul.72

Lembaga-lembaga pemerintahan itu merupakan langkah awal bagi adanya

prinsip-prinsip negara kesejahteraan dalam kepemimpinan Umar bin Khattab.

Kemudian Umar menetapkan kebijakan politik untuk mendaftar atau mencatat

seluruh kekayaan para pejabat yang akan dilantik untuk ditempatkan di wilayah-

wilayah pemerintahan Madinah. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya

penyalahgunaan wewenang dan korupsi. Sehingga kesejahteraan warga disemua

wilayah pemerintahan Madinah dapat terjamin.

Khalifah Umar bukan hanya dikenal sebagai seorang negarawan yang

mampu menciptakan sebuah peraturan baru, ia juga mampu memperbaiki dan

mengkaji ulang terhadap segala kebijaksanaan yang telah ada pada masa Nabi dan

Abu Bakar. Semua itu ia lakukan untuk menyesuaikan dengan perkembangan

zaman dan kemaslahatan bagi semua umat Islam. Karena bagi Umar sudah

menjadi kewajiban seorang politikus untuk mempertimbangkan semua peristiwa

72Ibid., h. 72.

Page 73: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

disekitarnya dan dapat mengatur segala persoalan dengan pandangan yang lebih

tajam.

Negara kesejahteraan (welfare state) dalam Islam merupakan istilah yang

tidak dijelaskan dalam Al-Qur’an secara eksplisit. Namun, seperti telah dijelaskan

di bab sebelumnya, bahwa Islam merupakan ajaran yang sangat menjungjung

tinggi nilai-nilai kesejahteraan sosial. Islam merupakan ajaran (agama) yang

memiliki nilai dan tujuan untuk mengatur seluruh aspek kehidupan umatnya,

termasuk aspek sosial, ekonomi, dan politik. Karena semua aspek tersebut saling

terkait, sedangkan pandangan hidup Islami merupakan sebuah kesatuan yang utuh,

maka setiap tujuan dan nilai dari satu bidang kehidupan akan menentukan tujuan

dan nilai pada bidang lainnya. aspek-aspek kehidupan yang ada dalam ajaran

Islam tersebut merupakan inspirasi dan keharusan bagi Umar menciptakan sebuah

negara yang memegang teguh prinsip-prinsip kesejahteraan.

Prinsip-prinsip ‘adalah (social justice) merupakan prinsip yang ada dalam

ajaran Islam, dan merupakan keharusan bagi setiap umat Islam untuk

melaksanakannya pada semua aspek kehidupan. Sebagian penafsir menyatakan

bahwa ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan ketika Nabi Muhammad Saw. di

Makkah sangat sarat dengan ajaran-ajaran tentang keadilan sosial. seperti tentang

memperhatikan orang miskin, anak yatim dan kalangan dhua’fa lainnya. Prinsip

dasarnya adalah setiap orang memiliki hak untuk hidup dan berkembang dengan

sejahtera di dalam masyarakatnya. Kemudian Islam sangat melarang adanya

ketimpangan dalam sebuah masyarakat (negara), dimana orang lapar dan lemah,

orang miskin atau yatim, orang cacat dan buta huruf dibiarkan dalam kesulitan

Page 74: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

sementara sebagaian masyarakat lainnya hidup dalam kondisi sejahtera dan

berkecukupan. 73

Prinsip-prinsip di atas merupakan landasan awal bagi sistem politik

kenegaraan pada masa Rasulullah untuk menjadikan negara Madinah sebagai

sebuah institusi yang dibiayai oleh rakyat lewat pembayaran pajak-pajak,

kemudian negara mencurahkan semua sumber daya negara untuk menciptakan

skema-skema kesejahteraan bagi warga negaranya. Kewajiban membayar zakat

(termasuk di dalamnya dianjurkan membayar sedekah, infaq, qurban dan wakaf)

adalah sebuah sistem yang ada dalam Al-Qur’an yang tujuannya untuk

menciptakan stabilitas dalam masyarakat (negara) agar tidak adanya ketimpangan-

ketimpangan antara si miskin dan si kaya, dan zakat juga berfungsi sebagai

penopang kesejahteraan sosial.

Periode kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab merupakan masa

keemasan (golden age) bagi Umat Islam. Walaupun sebenarnya pada masa

kepemimpinan politik Rasulullah dan Abu Bakar negara Madinah sudah menjadi

sebuah model negara sejahtera, tetapi pada masa Umar lah negara Madinah

mengalami penyempurnaan. Kesempurnaan pemerintah pada masa Umar tidak

hanya dilihat dari lahirnya institusi-institusi yang menopang pemerintahannya,

akan tetapi kesempurnaan itu bisa lebih di lihat dari bagaimana cara Umar

mencurahkan kekuasaan negara untuk kesejahteraan rakyatnya.

73 Sirojudin Abbas, “Sintesa Islam dan Kesejahteraan Sosial: Eksperimentasi Pendidikan

Kesejahteraan Sosial di UIN Jakarta,” dalam Kusmana, ed., Bunga Rampai Islam dan

Kesejahteraan Sosial (Jakarta: IAIN Indonesia Social Equity Project, 2006), h. 39.

Page 75: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

BAB IV

NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN

KHATTAB

A. Kebijakan-kebijakan Politik Umar Dalam Mewujudkan Kesejahteraan

Adiwarman Azwar Karim, dalam bukunya yang berjudul “Sejarah

Pemikiran Ekonomi Islam,” mengutip dari bukunya Abu Yusuf yang berjudul

“Kitab al-Kharaj,” Menurut Abu Yusuf, tugas utama penguasa adalah

mewujudkan serta menjamin kesejahtraan rakyatnya. Ia selalu menekankan

pentingnya memenuhi kebutuhan rakyat dan mengembangkan berbagai proyek

yang berorientasi kepada kesejahteraan umum. Dengan mengutip pernyataan

Khalifah Umar bin Khattab, yang mengatakan “bahwa sebaik-baik penguasa

adalah mereka yang memerintah demi kemakmuran rakyatnya dan seburuk-

buruknya penguasa adalah mereka yang memerintah tetapi rakyatnya malah

menemui kesulitan….”74

Sesuai dengan penjelasan diatas, bahwa penguasa memiliki kewajiban

untuk menciptakan sebuah kebijakan-kebijakan politik yang bertujuan untuk

kebaikan bersama. Artinya segala kebijakan politik para penguasa harus

berorientasi pada kemakmuran rakyat, bukan untuk mencari keutungan dibalik

74 Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada, 2004), h. 236.

Page 76: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

hilangnya kesejahteraan rakyat. Fenomena kebijakan-kebijakan politik para

penguasa negara saat ini tidak selalu berpihak pada rakyat-rakyat lemah atau

miskin, melainkan lebih memihak kepada kelompok-kelompok kepentingan (para

pemilik modal, elit-elit politik, dan lain sebagainya).

Pada sub bab ini penulis, ingin mencoba menjelaskan secara rinci

mengenai kebijakan-kebijakan politik Khalifah Umar bin Khattab dalam

memimpin negara Madinah. Karena banyak kebijakan-kebijakan politik Khalifah

Umar yang pada masa Nabi Muhammad dan Abu Bakar belum pernah diterapkan,

dan kebijakan-kebijakan politik ini lebih kepada kebijakan-kebijakan dalam

mewujudkan kesejahteraan sosial masyarakat yang berada di bawah

pemerintahannya. Kemudian lewat kebijakan-kebijakan politik Khalifah Umar bin

Khattab, negara Madinah yang dipimpinnya telah menjadi sebuah model negara

kesejahteraan yang sangat penting untuk diaktualisasikan.

1. Pendirian Baitul Mal

Batul mal merupakan lembaga yang berfungsi sebagai tempat

untuk menyimpan harta kekayaan negara yang diperoleh dari sumber-

sumber pendapatan negara, dan digunakan untuk kepentingan kesejahteraan

sosial umat. Harta yang di simpan di Baitu mal adalah milik negara bukan

milik individu, walaupun demikian, pemimpin negara dan gubernur bisa

mengambil bagian dari harta Baitul mal untuk mencukupi kebutuhan

pribadinya.

Baitul mal dalam konteks ketatanegaraan di abad modern,

terutama di Indonesia, bisa kita identikan dengan departemen keuangan,

Page 77: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

karena lembaga tersebut memiliki tugas untuk mengatur dan menggelola

keuangan atau kekayaan negara, dan semua pemasukan dan pengeluaran

negara dicatat di lembaga tersebut. Hal ini, bisa dilihat dari tugas dan fungsi

departemen keuangan, yaitu:75

1. Tugas

• Membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian tugas

pemerintahan di bidang keuangan dan kekayaan negara.

2. Fungsi

• Perumusan kebijakan nasional, kebijakan pelaksana, dan kebijakan

teknis di bidang keuangan dan kekayaan negara.

• Pelaksana urusan pemerintahan di bidang keuangan dan kekayaan

negara.

• Pengelolaan barang milik/ kekayaan negara yang menjadi tanggung

jawabnya.

• Pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidang keuangan dan kekayaan

negara.

• Penyampaian laporan hasil evaluasi, saran, dan pertimbangan di

bidang keuangan dan kekayaan negara kepada Presiden.

Nabi adalah “kepala negara” pertama yang memperkenalkan

konsep di bidang keuangan negara di abad ke-7, yaitu Baitul mal. Fungsi

Baitul mal adalah menjamin kebutuhan hidup dan kesejahteraan sosial

75 Departemen Keuangan Republik Indonesia, Artikel diakses pada tanggal 16 November 2008

dari situs http://www.depkeu.go.id/Ind/Organization/TugasFungsi.htm

Page 78: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

minimum bagi setiap orang Muslim dan non-Muslim yang hidup dalam

pemerintahan Islam.76

Pada masa Pemerintahan Khalifah Umar ibn Khattab Baitul mal

semakin dikembangkan fungsinya, sehingga menjadi lembaga yang reguler

dan permanen. Baitul mal pada masa Umar juga tidah hanya ada di Ibu kota

negara (Madinah), seiring dengan luasnya wilayah kekuasaan pemerintahan

Islam, ia menetapkan kebijakan politik untuk membangun cabang-cabang

baitul mal di Ibu kota provinsi. Untuk mengawasi lembaga tersebut agar

berjalan dengan baik, Khalifah Umar menunjuk Abdullah ibn Irqam sebagai

bendahara negara dengan Abdullah ibn Ubaidah Al-Qari dan Muayqab

sebagai wakilnya. Hal itu dilakukan Umar agar kesejahteraan sosial warga

negara yang berada di bawah kekuasaan pemerintahan Islam tercipta secara

merata. Pembangunan institusi Baitul mal yang dilengkapi dengan sistem

administrasi yang tertata baik dan rapih merupakan kontribusi terbesar yang

diberikan oleh Khalifah Umar bin Khattab kepada dunia Islam dari segi

ketatanegaraan.77

Dalam pengelolaan Baitul mal, Khalifah Umar dan para amil hanya

sebagai pemegang amanah. Sedangkan pengelolaan Biatul mal di tingkatan

cabang-cabang atau provinsi dilakukan oleh para pejabat setempat, dan tidak

bertanggungjawab pada gubernur. Pejabat-pejabat Baitul mal di tingkatan

cabang memiliki otoritas penuh dalam mengelola harta umat serta

bertanggung jawab kepada pemerintah pusat. Oleh sebab itu negara

76 Tim Peneliti PSIK Universitas Paramadina, Negara Kesejahteraan dan Globalisasi:

Pengembangan Kebijakan Dan Perbandingan Pengalaman (Jakarta: PSIK Universitas

Paramadina, 2008), h. 51.

77 Azwar, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, h. 59-60.

Page 79: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

memiliki tangunggjawab untuk menyediakan makanan bagi para janda,

anak-anak yatim, serta anak-anak terlantar, membiayai penguburan orang-

orang miskin, membayar hutang-hutang orang yang bangkrut, membayar

diyat untuk kasus-kasus tertentu, seperti membayar diyat perajurit Shebani

yang membunuh orang Kristiani untuk menyelamatkan nyawanya, serta

memberikan pinjaman tanpa bunga untuk tujuan komersial. Tanggung jawab

negara pada masa Khalifah Umar di atas merupakan salah satu peranan

negara dalam menghadirkan jaminan-jaminan sosial bagi orang-orang yang

lemah atau miskin.

Untuk mendukung distribusi harta umat yang ada di Baitul mal,

Khalifah Umar bin Khattab menetapkan kebijakan politik untuk mendirikan

beberapa departemen yang dianggap perlu, seperti:

a. Departemen Pelayanan Militer.

Departemen ini berfungsi untuk mendistribusikan dana

bantuan kepada orang-orang yang terlibat dalam peperangan.

Besarnya jumlah dana bantuan ditentukan oleh jumlah tanggungan

keluarga setiap penerima dana.

b. Departemen Kehakiman dan Eksekutif.

Departemen ini bertanggung jawab terhadap pembayaran

gaji para hakim dan para pejabat eksekutif. Besarnya gaji ini

ditentukan oleh dua hal, yaitu jumlah gaji yang diterima harus

mencukupi kebutuhan keluarganya agar terhindar dari praktik suap

dan jumlah gaji yang diberikan harus sama dan kalaupun terjadi

perbedaan, hal itu tetap dalam batas-batas kewajaran.

Page 80: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

c. Departemen Pendidikan dan Pengembangan Islam.

Departemen ini mendistribusikan bantuan dana bagi

penyebar dan pengembang ajaran Islam beserta keluarganya, seperti

guru dan juru dakwah. Semua orang yang terlibat di dalam

penyebaran dan pengembangan ajaran Islam akan diberikan

sumbangan uang dari Baitul mal setiap tahunnya. Meskipun

pengabdian ini dilandasi karena Allah Swt. dan atas kemauan sendiri,

maka hal ini dianggap merupakan tanggung jawab negara untuk

memberikan santunan kepada keluargannya sehingga mereka tidak

akan terlantar kebutuhan hidupnya.78

d. Departemen Jaminan Sosial.

Departemen ini berfungsi untuk mendistribusikan dana

bantuan kepada seluruh fakir miskin dan orang-orang yang

menderita. Kemudian departemen ini juga memiliki daftar bantuan

untuk mereka fakir yang menderita dan miskin. Tujuan dari

departemen ini adalah agar tidak seorang pun di negara yang

dipimpin oleh Khalifah Umar itu terabaikan kebutuhan hidupnya.

Semua orang yang sakit, lanjut usia, cacat, yatim piatu, janda atau

orang-orang yang tidak mampu memperoleh penghidupan sendiri

diberi bantuan keuangan secara tahunan dari Baitul mal. Badan ini

dibentuk oleh khalfiah Umar bin Khattab, atas dasar ayat-ayat Al-

Qur’an mengenai sadaqah dan zakat, serta sabda Rasulullah Saw.

secara eksplisit menyatakan bahwa sadaqah harus dikumpulkan dari

78 Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, dengan judul asli buku “Economic Doctrines

of Islam,” Jilid 1 (Yogyakarta: P.T Dana Bhakti Wakaf, 1995), h. 171.

Page 81: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

orang-orang kaya dan diperuntukan bagi orang-orang miskin dan

mendirita di dalam masyarakat.79

Secara umum, harta umat di Baitul mal digunakan untuk

penyebaran Islam, gerakan pendidikan dan kebudayaan, pengembangan ilmu

pengetahuaan, pembangunan infrastruktur, pembangunan armada perang

dan keamanan.

Kebijakan politik Khalifah Umar bin Khattab dalam

mendistribusikan pendapatan-pendapatan negara, sangat mirip dengan

kebijakan-kebijakan pokok yang harus ada dalam sistem negara

kesejahteraan modern (modern welfare state system). Karena pendapatan

negara oleh Khalifah Umar digunakan untuk menciptakan skema-skema

yang mengarah pada terwujudnya kesejahteraan sosial. Walaupun masalah-

masalah yang dihadapi oleh pemerintahan yang dipimpin Khalifah Umar

tidak serumit permasalahan yang dihadapi oleh negara-negara modern saat

ini. Akan tetapi secara cita-cita dan nilai-nilai pemerintahan Khalifah Umar

telah mengarah pada model negara kesejahteraan.

2. Pendirian Al-diwan

Selain Bitul mal, Khalifah Umar juga membentuk sebuah al-diwan

yaitu sebuah lembaga pemerintahan yang memiliki fungsi untuk mengatur

tunjangan-tunjangan untuk tentara dan pensiunannya, sekaligus sebagai

perealisasian salah satu fungsi negara Islam, yakni fungsi jaminan sosial.

79 Ibid., h. 171-172.

Page 82: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

Pembentukan al-diwan oleh Khalifah Umar, dilatar belakangi oleh peristiwa

ketika Abu Hurairah, yang ketika itu menjabat sebagai gubernur Bahrain,

membawa harta hasil pengumpulan pajak kharaj sebesar 500.000 dirham ke

Madinah. Peristiwa ini terjadi pada tahun 16 H. Kemudian beberapa sahabat

menuntut bagiannya masing-masing. Bahkan mereka mencoba untuk

membagi-bagi sendiri. Agar pendapatan negara itu bisa didistribusikan

dengan baik, maka Khalifah Umar, berinisiatif untuk mengaturnya, dan atas

usulan Khalid bin Walid yang telah melihat konsep diwan di Syam, maka

Umar menganggap perlu untuk mengikuti usulan Khalid bin Walid untuk

membentuk al-diwan.80

Agar lembaga al-diwan berfungsi dengan baik, maka Khalifah

Umar mengeluarkan kebijakan politik untuk membentuk komite Nassab

(ahli sejarah dan keturunan), yang terdiri dari Aqil bin Abi Thalib, Mahzam

bin Naufal, dan Jabir bin Mut’im untuk membuat laporan sensus penduduk

Madinah sesuai dengan tingkat kepentingan dan golongannya. Daftar

tersebut disusun dengan urutan sebagai berikut:81

a. Orang-orang yang memiliki hubungan kekerabatan dengan

Rasulullah Saw.

b. Para sahabat yang ikut berperang dalam perang Badar dan Uhud.

c. Para imigran ke Abysinia dan Madinah.

d. Para pejuang perang Qadisiyyah atau orang-orang yang menghadiri

perjanjian Hudaibiyah.

80 PSIK Universitas Paramadina, Negara Kesejahteraan dan Globalisasi, h. 59.

81 Azwar, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, h. 62-63.

Page 83: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

e. Kaum wanita, anak-anak dan para budak juga mendapat tunjangan

sosial.

Jumlah tunjangan yang diberikan kepada masing-masing golongan

untuk setiap tahunnya berbeda-beda. Secara umum, jumlah tunjangan yang

diberikan kepada mereka adalah sebagai berikut:82

1. Aisyah dan Abbas ibn Abdul Muthalib, mendapatkan tunjangan

dari pemerintahan Khalifah Umar, masing-masing sebesar

12.000 dirham.

2. Para istri Rasulullah Saw. selain Aisyah, mendapatkan tunjangan

dari pemerintahan Khalifah Umar, masing-masing sebesar

10.000 dirham.

3. Ali, Hasan, Husein, dan para pejuang perang Badar,

mendapatkan tunjangan dari pemerintahan Khalifah Umar,

masing-masing sebesar 5.000 dirham.

4. Para pejuang perang Uhud dan orang-orang yang migrasi ke

Abysinia, mendapatkan tunjangan dari pemerintahan Khalifah

Umar, masing-masing sebesar 4.000 dirham.

5. Kaum Muhajirin sebelum peristiwa Fathul Makkah,

mendapatkan tunjangan dari pemerintahan Khalifah Umar,

masing-masing sebesar 3.000 dirham.

6. Putra-putra para pejuang perang Badar, orang-orang yang

memeluk Islam ketika terjadi peristiwa Fathul Makkah, anak-

82 Ibid., h. 63.

Page 84: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

anak kaum Muhajirin dan Anshar, para pejuang perang

Qadisiyyah, Uballa, dan orang-orang yang menghadiri perjanjian

Hudaibiyah. Mereka mendapatkan tunjangan dari pemerintahan

Khalifah Umar, masing-masing sebesar 2.000 dirham.

B. Model Negara Kesejahteraan Islam Periode Umar

Konsep negara kesejahteraan tidak hanya mencakup deskripsi mengenai

sebuah cara pengorganisasian kesejahteraan atau pelayanan sosial (sosial service).

Melainkan juga sebuah konsep normatif atau sistem pendekatan ideal yang

menekankan bahwa setiap orang harus memperoleh pelayanan sosial sebagai

haknya.83

Seperti telah dijelaskan di bab sebelumnya, dalam hal ini negara

kesejahteraan lebih sering ditengarai sebagai atribut-atribut kebijakan pelayanan

dan transfer sosial yang disediakan oleh negara untuk warga negaranya. Pelayanan

yang harus disediakan oleh negara untuk warganya seperti: pelayanan pendidikan,

transfer pendapatan, pengurangan kemiskinan, dan lain-lainnya. Oleh karena itu

negara kesejahteraan sering diidentikan dengan kebijakan-kebijakan sosial yang

diciptakan oleh negara dengan tujuan untuk mewujudkan kesejahteraan sosial.

Walaupun kebijakan sosial bisa diterapkan oleh negara tanpa adanya negara

kesejahteraan, akan tetapi negara kesejahteraan selalu membutuhkan kebijakan

sosial.

Secara umum, suatu negara bisa digolongkan sebagai negara kesejahteraan

jika memiliki empat pilar utamanya, yaitu: kewarganegaraan sosial (social

citizenship); demokrasi penuh (full democracy); sistem hubungan industri modern

83 Edi Suharto, “Peta dan Dinamika Welfare State Di Beberapa Negara”, artikel diakses

pada tenggal 12 September 2008 dari

situs:http://www.policy.hu/suharto/naskah%20PDF/UGMWelfareState .pdf

Page 85: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

(modern industrial relation systems); dan hak atas pendidikan dan perluasan

pendidikan massal dan modern (rights to education and the expansion of modern

mass education systems).84 Kesejahteraan warga negara harus menjadi tanggung

jawab negara, dan negara tidak bisa menyerahkan pengelolaan kesejahteraan

warga negaranya kepada pihak manapun (swasta).

Keempat pilar negara kesejahteraan diatas, bukan lah sesuatu hal yang

baru dalam politik Islam. Karena sistem ketatanegaraan yang diterapkan sejak

periode Rasulullah Saw. sebagai pemimpin negara Madinah, telah memenuhi

empat pilar negara kesejahteraan tersebut. Sehingga bukan suatu istilah yang asing

ketika mengatakan negara Madinah pada masa Rasulullah sebagai model negara

kesejahteraan (sejahtera).

Pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab sebagai pemerintahan yang

dianggap demokratis, karena Umar telah meletakan prinsip-prinsip demokrasi

dalam pemerintahannya dengan membangun jaringan pemerintahan sipil yang

paripurna.85 Kekuasaan Khalifah Umar menjamin hak yang sama bagi setiap

warga negaranya, hal ini terlihat ketika Umar memberikan pelayanan sosial atau

tunjagan dari negara kepada warga negaranya baik yang Muslim atau non-

Muslim. Kemudian sistem ekonomi pada masa Khalifah Umar, merupakan sebuah

sistem yang terbaik pada masa itu. Karena Umar mampu menata sistem

administrasi ekonomi negara Madinah secara baik, dan program pekerjaan umum

sangat penting di zaman pemerintahan Umar.

84 Darmawan Triwibowo dan Sugeng Bahagijo, Mimpi Negara Kesejahteraan (Jakarta:

LP3ES, 2006), h. 9.

85

Ali Mufrodi, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab (Ciputat: Logos Wacana Ilmu,

1997), h. 57.

Page 86: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

Sedangkan pendidikan dalam Islam adalah sesuatu yang mendasar yang

harus ada dalam pemerintahan Islam, karena pendidikan menjadi pilar dasar bagi

terciptanya masyarakat yang cerdas, beriman dan sebagainya. Pentingnya

pendidikan sudah sangat jelas. Rasulullah Bersabda; “mencari ilmu menjadi

kewajiban bagi setiap Muslim, baik laki-laki dan perempuan.” Dalam Islam

pendidikan tidak terbatas pada usaha memberantas buta huruf, karena melek huruf

sebenarnya merupakan instrumen untuk “pendidikan sejati” dan bukan akhir

tujuan itu sendiri. Tujuan utama pendidikan di sini adalah membangkitkan umat

Muslim agar dapat menyesuaikan diri dengan cita-cita yang tersurat dalam Al-

Qur’an dan As-Sunnah.86

Islam bukan hanya sekadar agama. Ia mencakup pandangan dan cara hidup

secara total. Islam adalah agama yang menjungjung tinggi peradaban dan harkat

martabat kemanusiaan yang memadukan antara aspek material dan spiritual

(keduniawiaan dan keukhrowian). Pada puncaknya, Islam bertujuan menciptakan

sebuah sistem dimana prinsip keadilan berada di atas keuntungan semua

masyarakat. Kemudian sistem ekonomi Islam, paling tidak memiliki dua tujuan :

memerangi kemiskinan dan menciptakan distribusi kekayaan yang adil secara

ekonomi dan sosial. Tujuan itu memiliki dampak agar Umat Islam dapat

beribadah kepada Allah Swt. secara fokus dan total jika kebutuhan dasarnya

terpenuhi dengan baik. Sehingga negara dalam Islam memiliki tanggung jawab

dalam memenuhi kebutuhan dasar warga negaranya.87

86 M. Umer Chapra, “Negara Kesejahteraan Islami dan Peranannya Di Bidang

Ekonomi,” dalam Ainur Rofiq, ed., Etika Ekonomi Politik: Elemen-elemen Strategis

Pembangunan Masyarakat Islam (Surabaya: Risalah Gusti, 1997), h. 39.

87

Edi Suharto, “Islam dan Negara Kesejahteraan”, artikel diakses pada tanggal 25

September 2008 dari

http://www.policy.hu/suharto/Naskah20%PDF/IslamNegaraKesejahteraan.pdf

Page 87: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

Islam menganggap pentingnya kesejahteran masyarakat ketimbang

sekedar menghadapkan wajah kita ke barat atau timur ketika shalat, sehingga

Islam bisa dikatakan memiliki model negara kesejahteraan tersendiri yang disebut

Negara kesejahteraan Islam (Islamic Welfare State),88 sesuai dengan nilai-nilai

kesejahteraan yang terkandung dalam ayat Al-Qur’an sebagai berikut

v ��f�#� �=��f� T�� j�`����

��K1+^�%J%� :W23�S ���=D�+☺f�

�_i�f�+☺f��� c�>1 ����

�=��f� D�2) o�2)�K ���n

�����Rf��� i�>o/+

�L⌧3�w ��+☺f���

�� 2k>1f��� o��~R�[GH���

82<�K�� 2<+☺f� �8� 2%

�����3%� ]��� �g����&Ff�

�8+☺ 2k��f���

2Iy>1 N�+☺f��� 2If���

CWR�3��� 2Iz��������

8�I�� >��Si~�� ���S����

�\����x?� 82<�K�� �\��:tG]�

�"��(�☺f��� ���^�EDq+��n

���F j�E+q 2% j 2I��=�� x?��� 8�I

�K�+�(s2'f� �K��=�����

2Iy���� G(s2'f� 1 +'�w ��s���

2I��S#� j��S+EN j +'�w ��s����� %��^

2T�&F�k☺f� �ABBC

Artinya: “Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajah ke arah timur

dan ke barat, tetapi kebajikan itu adalah orang-orang yang

beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-

kitab, dan nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya

kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang

yang dalam perjalanan (musafir), peminta-minta, dan untuk

memerdekakan hamba sahaya, yang melaksanakan zakat,

orang-orang yang menepati janji apabila berjanji, dan orang

88 Ibid.

Page 88: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan dan pada masa

peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar, dan

mereka itulah orang-orang yang bertaqwa.” (Q.S. Al Baqarah

Ayat 177).

Negara kesejahteraan yang diterapkan di negara-negara Barat dan model

negara kesejahteraan Islam, secara nilai-nilai dan tujuan memiliki kesamaan, yaitu

menciptakan kesejahteraan bagi semua warga negara terutama mereka yang

terlemahkan karena ke tidak sempurnaan sistem pasar. Namun, ada perbedaan

yang mendasar antara kedua model negara kesejahteraan tersebut yang terletak

pada landasan filosofisnya. Islam mengajarkan falsafah kesejahteraan yang unik,

komprehensif dan konsisten dengan fitrah manusia. Dalam ajaran Islam semua

manusia memiliki kebebasan, tetapi kebebasan itu tidak boleh sampai

menciptakan kerugian terhadap umat manusia yang lain, sehingga manusia dalam

ajaran Islam bertanggung jawab atas semua tindakannya dihadapan Allah Swt. di

akhirat nanti.

Seperti telah disinggung di atas, bahwa konsep kesejahteraan dalam Islam

dapatlah dikatakan tidak semata-mata “ukhrawi” atau “duniawi”. Ajaran Islam

menyerukan pada umatnya agar mampu menguasai alam serta mengelola sumber

daya yang diberikan Allah untuk kemakmuran umat manusia, dan

memperingatkan dengan keras kepada umat Islam untuk tidak terlalu rakus

dengan penguasaan materi dan menganggapnya sebagai ukuran keberhasilan

seseorang. Apalagi sampai melupakan sisi spiritual diri Manusia.

C. Sumber-Sumber Pendapatan Negara Pada Periode Umar

Page 89: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

Umar merupakan pemimpin negara Madinah setelah Nabi Muhammad dan

Abu Bakar. Negara Madinah yang dididirkan oleh Nabi Muhammad Saw.

merupakan negara pertama yang didirikan dalam sejarah politik Islam. Namun,

negara pertama tersebut mampu melahirkan skema-skema kesejahteraan lewat

kebijakan-kebijakan politik Nabi. Sumber-sumber pendapatan negara Madinah

pada Periode Nabi merupakan penopang bagi terwujudnya kesejahteraan sosial

pada saat itu.

Sumber-sumber pendapatan negara pada masa Abu Bakar sedikit

mengalami hambatan, sehingga Abu Bakar menghadapi kesulitan dalam

mengembangkan model negara sejahtera yang telah dirintis oleh nabi. Hambatan

bagi sumber-sumber pendaptan negara pada kemimpinan Abu Bakar disebabkan

oleh orang-orang Arab yang tidak mengakui otoritas Abu Bakar sebagai

pemimpin negara Madinah setelah wafatnya Nabi Muhammad Saw. kemudian

banyaknya wilayah-wilayah yang jauh dari kota Madinah (Ibu kota negara) mulai

melakukan pemberontak. Para pemberobtak berasal dari dua kelompok, Pertama,

terdiri dari mereka yang kembali menyembah berhala di bawah pimpinan

Musailamah, Tulaihah, Sajah, dan lain-lainnya. Kedua, mereka yang tidak

menyatakan permusuhan terhadap Islam, tetapi hanya memberontak kepada

negara. Hal ini dikarenakan mereka menolak membayar zakat dengan dalih bahwa

pembayaran itu hanya sah kepada Nabi Muhammad. Setelah Nabi wafat mereka

merasa bebas dan tidak lagi berkewajiban membayar pajak apa pun atau wajib

menunjukkan sesuatu kesetiaannya kepada negara Madinah.89

89 Irfan Mahmud Ra’ana, Sistem Ekonomi Pemerintahan Umar Ibn Al-Khatab, dengan

judul asli buku “Economic System Under Umar The Great,” (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1990), h.

6-7.

Page 90: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

Kesejahteraan sosial umat Islam pada masa Abu Bakar kurang begitu

mencolok, akan tetapi bukan berarti Abu Bakar tidak meneruskan model negara

sejahtera yang dipraktekan oleh nabi. Kalau bukan karena jasa-jasa Abu Bakar,

yang berhasil memberantas atau memerangi orang-orang yang tidak mau

membayar pajak, pemerintahan pada masa Umar tidak akan sampai pada puncak

keemasan. Kesejahteraan sosial Umat Islam pada masa Abu Bakar bisa dilihat

dari kebijakan-kebijakan politiknya dalam membagun Baitul Mal dan meneruskan

sistem pendistribusian harta rakyat sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah

Saw. Abu Bakar juga mempelopori sistem penggajian bagi aparat negara,

misalnya untuk Khalifah sendiri digaji amat sedikit, yaitu 2,5 atau 2,75 dirham

setiap harinya dari Baitul mal.90

Seperti telah dijelaskan di atas, negara Madinah pada periode Umar bin

Khattab merupakan periode ekspansi, sehingga wilayah kekuasaan pemerintahan

Islam semakin luas. Seiring dengan semakin luasnya wilayah kekuasaan Islam

pada masa pemerintahan Umar ibn Khattab, pendapatan negara mengalami

peningkatan yang sangat signifikan. Sumber-sumber pendapatan negara menjadi

perhatian khusus pemerintahan Umar, agar dapat dimanfaatkan secara benar,

efisien dan efektif. Setelah melakukan musyawarah dengan para sahabat, Khalifah

Umar ibn Khattab mengambil keputusan untuk tidak menghabiskan pendapatan

negara yang di simpan di Baitul mal sekaligus, tetapi dikeluarkan secara bertahap

sesuai dengan kebutuhan yang ada, bahkan diantaranya disediakan dana cadangan.

90 Pusat Pengkajian dan Pembangunan Ekonomi Islam (P3EI), Ekonomi Islam (Jakarta:

PT. RajaGrafindo Persada, 2008), h. 101-102.

Page 91: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

Sumber-sumber pendapatan negara pada masa pemerintahan Khalifah

Umar bin Khattab diklasifikasikan menjadi empat macam pendapatan negara,91

yaitu:

a. Pendapatan zakat

Membayar zakat adalah wajib bagi orang-orang yang mampu

(kaya). Negara memiliki kewajiban untuk memaksa orang-orang yang

tidak mau mengeluarkan zakat agar kesejahteraan umat yang dalam posisi

lemah dan miskin tidak terabaikan. Perintah untuk mengeluarkan zakat

dijelaskan dalam ayat Al-Qur’an secara jelas, sebagai berikut:

R�0 D��) �����[*��f)��

HL�S+EN ���^%��^q�e�

�M=�Zm2]� �� LM} CYWN��

���qfR��2{ j GT�F +'� ����N

⌦��1+� ���¡[ 1 ���� aaR�☺+�

�����2{ �A�iC

Artinya: “Ambilah zakat dari sebagian harta mereka, dengan

zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka

dan berdo’alah untuk mereka sesungguhnya do’a kamu

itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka, dan Allah

Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. At Taubah ayat 103)

Zakat dalam Islam pada dasarnya tidak hanya bertujuan untuk

memelihara atau membantu orang-orang miskin untuk sekedar bertahan

hidup, akan tetapi tujuan lainnya adalah untuk sebuah “transformasi”,

yaitu menjadikan orang-orang miskin untuk bangkit agar mampu

memperbaiki kehidupannya dan merubah mereka yang dahulunya menjadi

91 PSIK Universitas Paramadina, Negara Kesejahteraan dan Globalisasi, h. 57.

Page 92: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

mustahik (penerima zakat) menjadi muzakki (pembayar zakat). 92

Dalam

hal ini, ketika orang dahulunya berada pada posisi miskin berubah menjadi

orang-orang yang terlepas dari kemiskinan, dan hidup pada posisi rakyat

yang sejahtera karena tidak lagi membutuhkan tunjangan-tunjangan yang

diberikan oleh negara.

Zakat merupakan sumber pendapatan negara yang telah ada pada

masa Rasulullah, dan zakat menjadi sumber pertama pendapatan negara

Madinah. Pada Masa Khalifah Umar, zakat dijalankan seperti yang telah

dipraktekan oleh Rasulullah dan Abu Bakar. Khalifah Umar hanya

mengembangkan sistem zakat sesuai dengan Al-Qur’an.

Pada pemerintahannya, Umar menetapkan khumus zakat atas karet

yang ditemukan di semenanjung Yaman, antara Aden dan Mukha, dan

hasil laut. Karena ia menganggap barang-barang tersebut dianggap sebagai

hadiah dari Allah Swt. padahal, barang-barang tersebut pada masa

Khalifah Abu Bakar belum dikenakan zakat, hal itu disebabkan karena

barang-barang tersebut belum menjadi salah satu sumber utama

perekonomian.

Pada masa Rasulullah kuda merupakan binatang yang digunakan

sebagai alat transportasi untuk pribadi dan berperang. Pada perang Badar,

pasukan kaum Muslimin yang berjumlah 313 orang hanya memiliki dua

ekor kuda. Jumlah kuda pada masa Rasulullah ini tidak mengalami

peningkatan yang signifikan sehingga tidak ditetapkan zakat bagi pemilik

kuda. Namun pada masa Khalifah Umar, kegiatan berternak dan

92 Sirojudin Abbas, “Sintesa Islam dan Kesejahteraan Sosial: Eksperimentasi Pendidikan

Kesejahteraan Sosial di UIN Jakarta,” dalam Kusmana, ed., Bunga Rampai Islam dan

Kesejahteraan Sosial (Jakarta: IAIN Indonesia Social Equity Project, 2006), h. 39-40.

Page 93: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

memperdagangkan kuda dilakukan secara besar-besaran di Syiria dan

wilayah-wilayah kekuasaan Islam lainnya. Sehingga Umar menetapkan

zakat atas kuda sebesar satu dinar, dan pendapatan zakat atas kuda

didistribusikan kepada para fakir miskin.

Khalifah Umar sangat memahami tujuan utama kewajiban zakat,

selain sebagai sumber pendapatan negara, zakat bertujuan untuk

menghindari adanya penumpukan harta di bawah kekuasaan kelampok

kecil (orang-orang kaya). Oleh sebab itu, agar distribusi kekayaan

dikalangan umat dapat berjalan secara adil dan merata, zakat harus diambil

dari orang kaya untuk dibagikan kepada orang-orang miskin. Untuk

mencapai tujuan ini Khalifah Umar, membuat berbagai kebijaksanan

politik, yaitu dengan menambah jenis barang yang wajib dizakati bila

dirasa perlu dan menghilangkannya jika dianggap sudah tidak relevan lagi

bagi struktur perpajakan pada sewaktu-waktu, seperti telah dijelaskan

diatas mengenai contoh zakat yang dikembangkan pada pemerintahan

Khalifah Umar.

Umar menetapkan sangsi yang sangat tegas bagi orang-orang kaya

yang tidak mau mengeluarkan zakat. Permasalahan mengenai orang-orang

kaya yang tidak mau membayar zakat telah ada pada periode pemerintahan

Rasulullah Saw. dan Abu Bakar. Pada masa Rasulullah orang-orang yang

tidak mau membayar zakat dikenakan denda sebesar 50% dari seluruh

jumlah kekayaannya, sebagaimana yang dinyatakan oleh Rasulullah:

“orang-orang yang tidak mau membayar zakat, akan saya ambil zakatnya

setengah dari seluruh kekayaannya.”

Page 94: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

Pemerintahan Khalifah Abu Bakar merupakan pemerintahan yang

disibukkan dengan perang Riddah, yaitu perang untuk menumpas orang-

orang yang tidak mengakui otoritas pemerintahan Madinah dan orang-

orang yang tidak mau membayar zakat. Khalifah Abu Bakar mengingatkan

orang-orang yang tidak mau membayar zakat dengan mengatakan: “Demi

Allah, akan saya perangi mereka yang membedakan antara kewajiban

ibadah dan kewajiban membayar zakat, karena zakat berurusan dengan

harta benda. Ya Allah, jika mereka menghindari kewajiban mereka

membayar zakat kepada saya, walaupun hanya seekor anak kambing, yang

seharusnya itu telah mereka bayar kepada Rasulullah, saya akan perangi

mereka – saya akan perangi mereka karena penolakkannya itu….”93

Ketegasan Rasulullah Saw. dan Khalifah Abu Bakar dalam

menghadapi orang-orang yang menghambat sumber kesejahteraan (zakat)

masyarakat Madinah menjadi rujukan Khalifah Umar Bin Khattab, ketika

memimpin negara Madinah. Khalifah Umar mengaplikasikan hukuman

bagi para pembangkang zakat seperti yang telah dijalankan oleh

Rasulullah dan Abu Bakar.

Pendapatan ini didistribusikan di tingkat lokal dan jika terdapat

surplus, sisa pendapatan tersebut di simpan di baitul mal pusat dan

dibagikan kepada delapan ashnaf, seperti yang telah ditentukan dalam Al-

Qur’an.

b. Pendapatan khums dan sedekah.

93 Irfan, Sistem Ekonomi Pemerintahan Umar, h. 87-88.

Page 95: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

Khumus adalah pajak yang dikumpulkan dari berbagai jenis

ghanimah, terutama dipungut dari tabungan konsumen dan keuntungan

produsen, 20 persen dari dana yang terkumpul setiap tahunnya berupa

khumus. Pendapatan ini didistribusikan kepada para fakir miskin atau

untuk membiayai kesejahteraan mereka tanpa membedakan apakah ia

seorang Muslim atau non-Muslim. Dalam sebuah riwayat, di perjalanan

menuju Damaskus, Khalifah Umar bertemu dengan seorang Nasrani yang

menderita penyakit kaki gajah. Melihat hal tersebut, Khalifah Umar segera

memerintahkan pegawainya agar memberikan dana kepada orang tersebut

yang diambilkan dari hasil pendapatan sedekah dan makanan yang diambil

dari persediaan untuk para petugas.94

Peristiwa di atas merupakan contoh adanya nilai-nilai

kesejahteraan dalam kepemimpinan Khalifah Umar, dan merupakan

kebijakan kesejahteraan berupa jaminan kesehatan bagi warga negaranya.

Secara tidak langsung Khalifah Umar telah menerapkan nilai-nilai negara

kesejahteraan (welfare state).

c. Pendapatan kharaj, fai, jizyah, ‘ushr (pajak perdagangan), dan sewa

tanah.

Kharaj atau pajak hasil bumi, adalah sejenis pajak yang

dibebankan atas tanah yang dimiliki oleh non Muslim, yang berada di

bawah kekuasaan pemerintahan Islam. Kharaj akan tetap dikenakan

kepada non-Muslim walapun pada selanjutnya mereka memeluk Islam.

Pajak jenis ini dibebankan atas tanah tanpa membedakan apakah

94 Azwar, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, h. 74.

Page 96: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

pemiliknya anak-anak atau dewasa, orang merdeka atau budak, dan laki-

laki atau perempuan.95

Khalifah Umar menentukan beban kharaj kepada tanah Sawad96 di

Irak. Umar amat teliti mengenai jumlah kharaj yang dibebankan kepada

para petani, misalnya, Umar melarang petugas pajak untuk memungut

pajak melebihi kemampuan wajib pajak, sambil memperhatikan luas

tanahnya. Kharaj hanya dibayar sekali dalam satu tahun, kendati lahan

yang dimiliki warga negara Madinah bisa ditanami dan dipanen lebih dari

satu kali dalam setahun. Sehingga pajak dari kharaj yang ada pada

pemerintahan Umar tidak menjadi beban yang memberatkan bagi

masyarakat yang berada di bawah kekuasan Madinah.

Pendapatan Kharaj pada masa Umar jumlah begitu besar, jumlah

kharaj dari Irak berkisar 86.000.000,- dirham setiap tahunnya, dan

mengalami peningkatan pada tahun berikutnya menjadi 100.020.000,-

dirham. Sedangankan dari wilayah Mesir, jumlah kharaj berkisar

12.000.000,- dirham setiap tahunnya.97

Pendapatan Baitul mal bisa

mencapai 160.000.000,- dirham dari pajak tanah setiap tahunnya.98

Sedangkan definisi jizyah seperti telah dijelaskan di atas adalah

pajak yang dibebankan kepada orang-orang non-Muslim yang menetap di

bahwah kekuasaan pemerintahan Islam. Pajak jizyah lebih berupa

pengganti (kompensasi) bagi perlindungan yang diberikan kepada mereka,

keluarga, dan harta miliknya oleh negara Madinah. Kemudian jizyah juga

95 Irfan, Sistem Ekonomi Pemerintahan Umar, h. 118-119.

96

Sawad adalah nama sebuah wilayah di Irak, dan menjadi bagian dari wilayah

kekuasaan negara Islam pada periode Khalifah Umar bin Khattab.

97

Irfan, Sistem Ekonomi Pemerintahan Umar, h. 126.

98 PSIK Universitas Paramadina, Negara Kesejahteraan dan Globalisasi, h. 59.

Page 97: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

sebagai pajak pengganti tugas kemiliteran, karena orang-orang non-

Muslim yang menjadi warga negara Madinah dibebaskan dari tugas

kemiliteran (perang).

Aplikasi pajak jizyah pada masa Khalifah Umar tidak jauh berbeda

dengan yang diterapkan oleh Rasulullah dan Khalifah Abu Bakar. Dalam

hal ini, Khalifah Umar tidak membebankan jizyah kepada; kaum wanita,

anak-anak, orang-orang miskin, para budak dan rahib-rahib pun

dibebaskan dari kewajiban pajak ini jika mereka miskin, tetapi bila kaya

mereka tetap harus membayar. Pemerintahan Khalifah Umar sangat

berlaku lemah lembut terhadap orang-orang miskin dan lemah, namun

bersikap keras terhadp orang-orang kaya agar mereka tidak menghindar

dari kewajiban membayar jizyah.99

Pembebasan pembayaran jizyah untuk orang-orang yang lemah dan

miskin pada masa Khalifah Umar, dilatarbelakangi oleh peristiwa ketika

Khalifah Umar berkunjung ke suatu tempat dan menjumpai seorang

pengemis pria yang buta. Khalifah Umar bertanya kepada pengemis

tersebut, siapa sebenarnya dirinya (pengemis), Kemudian pengemis

tersebut menjawab dia adalah seorang Yahudi. Kemudian Khalifah Umar

bertanya, apa yang telah memaksa dirinya untuk meminta-minta, dan ia

menjawab bahwa yang memaksa dirinya meminta-minta adalah

kewajiaban membayar jizyah, kebutuhan ekonomi dan usia lanjut. Oleh

sebab itu, Khalifah Umar memerintahkan petugas Baitul mal untuk

membebaskan orang-orang non-Muslim yang lemah dan miskin dari

99 Irfan, Sistem Ekonomi Pemerintahan Umar, h. 100-101.

Page 98: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

kewajiban membayar jizyah, dan menetapkan bantuan bagi mereka setiap

tahunnya dari Baitul mal.100

Perbedaan pengaplikasian jizyah pada masa Khalifah Umar dengan

masa Rasulullah dan Abu Bakar, terletak pada besarnya jumlah jizyah

yang harus dibayar oleh non-Muslim. Jumlah pembayaran jizyah pada

masa Khalifah Umar dinaikkan satu dinar. Pembayaran jizyah bagi setiap

orang dalam setahun, menjadi empat dinar bagi orang-orang kaya dan dua

dinar untuk kelas menengah.

Sumber lain pendapatan negara pada pemerintahan Khalifah Umar

adalah fai, yaitu harta rampasan perang (ghanimah) yang didapat tanpa

adanya perlawanan dari musuh. Harta rampasan perang merupakan sumber

pendapatan negara yang fungsinya tidak kalah penting dengan sumber-

sumber pendapatn negara lainnya. Apapun jenis barang harta rampasan

perang harus dibagikan sesuai dengan aturan yang telah berlaku sejak

masa Rasulullah.

Pada Masa Khalifah Umar, tanah-tanah yang berasal dari fai sangat

luas, sehingga pada selanjutnya tanah-tanah tersebut dikuasai oleh negara,

namun penduduknya diberikan hak untuk mengelola dengan sistem sewa

tanah. Khalifah Umar tidak membagi-bagikan tanah-tanah fai, dikarenakan

kekhwatirannya mengenai timbulnya kesejahteraan yang tidak merata.

Untuk harta umat dari ghanimah Umar mempergunakannya sesuai dengan

ayat Al-Qur’an sebagai berikut:

100 Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, dengan judul asli buku “Economic

Doctrines of Islam,” Jilid 1 (Yogyakarta: P.T Dana Bhakti Wakaf, 1995), h. 174-175.

Page 99: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

v j¢�☺���{�� +☺w@��

�kD☺�£⌧� ��4) �K�¤⌧� GT�s�( ��

$�N���¥ �<���������

]�S���� �8����&Ff�

�8+☺ 2k��f���

CIy>1 N�+☺f��� ���n��

CWR�3��� T�F ��k£Km

�k£2)�K ���n �2)��

�Hf�2]@�� �8� 2% 2@�E�32%

2¦��2X CT�S��&hf� 2¦��2X

.�F2kf� CT+�D☺+�f� 1 ���� �8� 2% CYW&t �K�¤⌧�

��X�E�S �AC

Artinya: “ketahuilah, Sesungguhnya apa saja yang dapat kamu

peroleh sebagai rampasan perang, Maka Sesungguhnya

seperlima untuk Allah, rasul, Kerabat rasul, anak-anak

yatim, orang-orang miskin dan ibnussabil, jika kamu

beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami

turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari

Furqaan, Yaitu di hari bertemunya dua pasukan. dan

Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Q.S. Al Anfal

ayat 41)

‘ushr merupakan suatu jenis pajak perdagangan yang dikenakan

kepada para pedagang yang melakukan aktivitas perdagangan di wilayah

kekuasaan pemerintahan Islam. Penetapan pajak atas perdagangan pada

masa Khalifah Umar dilatar belakangi oleh peristiwa ketika orang-orang

Manbij (orang-orang harabi) yang meminta izin kepada Khalifah Umar

untuk diperbolehkan berdagang di negara Muslim dengan membayar

sepersepuluh dari nilai barang. Setelah berkonsultasi dengan para sahabat,

Khalifah Umar menyetujui permintaan orang-orang Manbij. Tetapi, ada

peristiwa khusus yang melatar belakangi diberlakukannya ‘ushr oleh

Khalifah Umar, yaitu ketika Abu Musa Al-Asy’ari menulis surat kepada

Khalifah Umar yang menyatakan bahwa para pedagang Muslim yang

melakukan aktivitas perdagangan di tanah harabi dikenakan pajak

Page 100: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

sepersepuluh dari total dagangan mereka. Khalifah Umar memerintahkan

kepada para pejabatnya agar para pedagang non-Muslim yang memasuki

wilayah kekuasaan umat Islam juga harus dibebankan pajak seperti yang

dibebankan kepada para pedagang Muslim di negeri-negeri asing.101

Pajak ‘ushr ini dibebankan hanya satu kali dalam setahun, dan

dengan asumsi bahwa barang yang diperdagangkan jumlahnya melebihi

200 dirham. Sedangkan jumlah pajak yang harus dibayar adalah 2,5 %

untuk para pedagang Muslim, 5% untuk para pedagang kafir dzimmi, dan

10% untuk para pedagang kafir harabi. Khalifah Umar juga melarang para

petugas pajak untuk mengambil ‘ushr lebih dari satu kali dalam satu tahun.

Pendapatan negara ini didistribusikan untuk membayar dana

pensiun dan dana bantuan, serta untuk menutupi biaya oprasional

administrasi, kebutuhan militer, dan sebagainya.

d. Pendapatan lain-lain.

Pendapatan ini digunakan untuk membayar para pekerja, pemeliharaan

anak-anak terlantar, dan dana sosial lainnya.

D. Jaminan Sosial Pada Era Pemerintahan Umar

Dalam menciptakan kesejahteraan, Islam lebih menekankan pada orientasi

spiritual dalam usaha-usaha material dan menciptakan keselarasan antara

dorongan lahir dan batin individu maupun kelompok. Dengan demikian Islam

sangat menjungjung tinggi aspek spiritual dan material kehidupan manusia,

101 Azwar, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, h. 71.

Page 101: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

sebagai sumber kekuatan bersama serta menjadikannya sebagai tonggak

kesejahteraan dan kebahagiaan umat manusia.102

Di dalam model negara kesejahteraan Islam (Islamic Welfare State),

sedikitnya ada dua mekanisme yang membuat negara kesejahteraan Islam

beroperasi, yaitu melalui pajak dan jaminan sosial. Pajak yang dimaksud adalah

sumber-sumber pendapatan negara Islam yang disimpan di Baitul mal. Sedangkan

jaminan sosial adalah skema-skema yang berupa tunjangan-tunjagan atau

pelayanan sosial yang diberikan oleh negara Islam kepada orang-orang yang

berhak mendapatkannya.103

Menurut beberapa ahli, baik Islam maupun non-Islam berpendapat bahwa

memberikan jaminan terhadap berbagai macam malapetaka yang dialami

masyarakat adalah sebagian dari tugas negara, misalnya; pengangguran, cacat

yang diakibatkan suatu penyakit atau kecelakaan, ancaman kelaparan yang

mengakibatkan kematian dan sebagainya. Kemudian apabila negara tidak mampu

membantu orang-orang yang terlemahkan seperti orang miskin, fakir, orang sakit

atau cacat dan lain sebagainya, maka negara (pemerintah) tidak berhak untuk

menuntut kepada masyarakat untuk mematuhi yang berlaku. Dengan alasan

pemerintah sudah tidak pantas lagi menduduki posisi sebagai wakil rakyat.

Kemudian jika negara memiliki sumber dana yang sangat minim dalam mencapai

sebuah tujuan, maka negara berkewajiban untuk mencari jalan dan sarana untuk

tersedianya dana untuk menghadapi situasi yang dihadapi.104

102 Umer Chapra, Negara Kesejahteraan Islami, h. 28.

103

Edi, Islam dan Negara Kesejahteraan.

104

Azalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, dengan judul asli buku “Economic Doctrines

of Islam,” Jilid 4 (Yogyakarta: P.T Dana Bhakti Wakaf, 1996), h. 305-306.

Page 102: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

Ketika negara-negara Eropa belum memiliki asuaransi pengangguran

(unemployment insurance) hingga akhir abad ke-19, dunia Islam telah

memilikinya sejak awal berdirinya negara Madinah. Negara Madinah memberikan

jaminan sosial kepada orang-orang yang cacat atau orang-orang yang kehilangan

kemampuannya untuk mencari nafkah, mereka dan keluargannya kemudian

menjadi tanggungan negara untuk memastikan bahwa kebutuhan dasarnya

terpenuhi. Tunjangan yang diberikan bersumber dari dana publik atau Baitul mal.

Beberapa jaminan sosial yang dibuat pada masa Khalifah Umar bin Khattab masih

bersifat fleksibel dan terbuka bagi perkembangan dan penyesuaian.105

Pada masa Khalifah Umar bin Khattab, mutualitas dan unit-unit asuransi

diatur berdasaran profesi, administrasi militer atau sipil, serta wilayah. Pemerintah

pusat atau provinsi memberikan bantuan dan dukungan dana terhadap unit-unit

tersebut berdasarkan peraturan anggaran belanja negara yang telah ditetapkan.

Asuransi pada masa Khalifah Umar sudah mencerminkan prinsip gotong royong

dalam meringankan resiko-resiko yang dihadapi oleh anggota masyarakat seperti

prinsip asuransi modern saat ini. Tetapi, berbeda dengan perusahaan asuransi

kapitalistik, asuransi Islam mengatur mekanismenya berdasarkan prinsip

kebersamaan dan kerja sama yang saling menguntungkan yang ditopang oleh

gradasi piramid unit-unit asuransi yang kemudian memuncak di pemerintahan

pusat.

Prestasi gemilang lain Khalifah Umar dalam menciptakan kesejahteraan,

adalah ia berhasil menciptakan skema asuransi pensiun. Asuransi ini mencakup

semua warga negara yang berada dibawah pemerintahan negara madinah, baik

105 Edi, Islam dan Negara Kesejahteraan.

Page 103: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

yang Muslim atau non-Muslim. Bahkan seorang bayi semenjak dilahirkan telah

memiliki hak untuk memperoleh asuransi pensiun. Sedangkan untuk orang

dewasa, mereka memperoleh tunjagan minimum yang cukup untuk memenuhi

kebutuhan dasarnya dari negara. Pengeluaran negara Madinah pada masa Umar

banyak diprioritaskan untuk dana pensiun, pertahanan negara, dan

pembangunan.106

Model negera kesejahteraan Islam (Islamic welfare state), yang diciptakan

oleh Khalifah Umar, tidak hanya mampu membuat skema-skema jaminan sosial

atau pelayanan sosial. Tetapi, untuk mendukung skema-skema kesejahteraan yang

dibuat oleh Khalifah Umar, agar bisa memenuhi kebutuhan dasar hidup warga

negaranya, Umar berhasil membuat sistem untuk menentukan standar minimum

yang kelak menjadi rujukan dalam membuat garis kemiskinan (poverty line

made). Saat itu, orang-orang miskin selain menerima tunjagan uang, mereka juga

menerima 50 kg terigu setiap bulannya.107

Negara kesejahteraan menurut orang-orang kapitalis, hanya akan

menciptakan masyarakat yang malas, karena keterlenaan mereka terhadap jaminan

sosial dan layanan sosial yang diberikan oleh negara. Sehingga negara-negara

yang berhaluan kapitalis, seperti Amerika Serikat, Australia, Inggris dan lainnya,

walaupun mereka menerapkan sistem negara kesejahteraan, tetapi mereka

menciptakan skema-skema kesejahteraan yang terbatas. Selain itu, negara-negara

tersebut menganggap bahwa kesejahteraan warga negaranya bisa diserahkan

kepada swasta, dengan alasan untuk menghindari krisis keuangan negara. Karena

106 PSIK Universitas Paramadina, Negara Kesejahteraan dan Globalisasi, h. 58.

107 Edi, Islam dan Negara Kesejahteraan.

Page 104: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

keuangan negara akan habis bila negara terus-menerus menciptakan skema

jaminan sosial atau layanan sosial.

Negara Kesejahteraan Islam yang dipraktekan Khalifah Umar, tidak hanya

bertujuan untuk membantu rakyat miskin. Tujuan utamanya adalah untuk

membangkitkan perekonomiaan warga negara Madinah selama meraka berada

dalam kesulitan ekonomi yang diakibatkan, karena pengangguran, dan hal-hal

yang membuat mereka tidak mampu mencari nafkah. Untuk menghindari

ketergantungan, mengemis dan malas-malasan tidak diberi toleransi. Mereka yang

menerima bantuan sosial dari negara diupayakan untuk dapat memberikan

kontribusi kepada negara dan masyarakat. Khalifah Umar melarang warga

negaranya untuk bergantung pada negara dan berhenti mencari nafkah selama

mereka mampu dan sehat, Umar mengatakan kepada rakyatnya: “Jangan ada

diantara kalian yang melepaskan diri dari usaha mencari nafkah sambil berkata,

Ya, Allah berilah aku ketabahan hidup.’ Karena tidak mungkin langit

menjatuhkan emas dan perak,” dan “carilah kekayaan Allah dan jangan menjadi

beban bagi orang lain….” 108

Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa Islam memiliki model negara

kesejahteraan yang memiliki perbedaan dengan negara kesejahteraan yang

dipraktekkan di Barat. Sistem negara kesejahteraan bukan sesuatu yang baru

dalam politik Islam. Sebelum negara-negara Barat menerapkan model negara

kesejahteraan, dunia Islam telah mempraktikannya lebih dahulu.

108 Umer Chapra, Negara Kesejahteraan Islami, h. 33.

Page 105: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penjelasan bab-bab terdahulu dan untuk mengetahui pembahasan

dalam skripsi ini, penulis membuat beberapa kesimpulan. Kesimpulan mengenai

bagaimana model negara kesejahteraan dalam kepemimpinan Umar bin Khattab,

sebagai berikut:

1. Luasnya wilayah kekuasaan pemerintahan Islam pada periode Khalifah

Umar bin Khattab, tidak menjadi hambatan bagi Umar untuk memberikan

peranan yang lebih besar dalam pembangunan kesejahteraan sosial warga

negaranya.

2. Banyaknya wilayah-wilayah yang berhasil ditaklukkan oleh pemerintahan

Islam pada masa Khalifah Umar bin Khattab berdampak pada

meninggkatnya pendapatan negara Madinah secara signifikan. Sehingga

Umar menetapkan kebijakan-kebijakan politik untuk mengatur sistem

administrasi kenegaraannya, khususnya dengan membangun lembaga

Baitul mal secara permanen, dan mendirikan cabang-cabang Baitul mal di

tingkatan provinsi sebagai usaha untuk menciptakan kesejahteraan sosial

secara merata di seluruh wilayah pemerintahan Islam yang dipimpinnya.

Kemudian Umar juga mendirikan Al-diwan (kantor) sebagai lembaga

untuk mengatur tunjangan-tunjangan dan pensiunan tentaranya.

3. Bahwa Khalifah Umar bin Khattab, telah berhasil menyempurnakan model

negara kesejahteraan yang dahulu dipraktekkan oleh Rasulullah Saw. dan

Khalifah Abu Bakar. Hal ini, terlihat dari peran dan tata cara Umar dalam

Page 106: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

menggelola kekayaan negara yang disimpan di Baitul mal, yang tidak lain

digunakan untuk menciptakan skema-skema kesejahteraan berupa jaminan

sosial dan pelayanan sosial. Sehingga negara Madinah pada periode

Khalifah Umar bin Khattab merupakan sebuah model negara kesejahteraan

Islam, karena selain mengandung prinsip-prinsip negara kesejahteraan,

ajaran Islam dijadikan sebagai dasar landasan bagi model negera

kesejahteraan Islam.

4. Jaminan sosial pada masa Khalifah Umar diberikan kepada warganya

secara komprehensif, dalam arti semua warga negara yang Muslim dan

non Muslim mendapatkan jaminan sosial dari negara tanpa adanya

diskriminasi. Umar juga tidak menetapkan peraturan pajak yang

memberatkan bagi warga negaranya, bahkan bagi orang-orang yang

miskin dibebaskan dari kewajiban membayar pajak-pajak yang ditetapkan

oleh negara.

5. Negera kesejahteraan (welfare state) yang dipraktekan di negara-negara

Barat, memiliki perbedaan dengan model negara kesejahteraan Islam

(Islamic welfare state model) yang dipraktekkan Khalifah Umar dalam

menentukan ukuran kesejahteraan seseorang. Kesejahteraan di negara

Barat hanya didasarkan pada aspek materil saja, sedangkan dalam negara

kesejahteraan Islam, kesejahteraan seseorang dilihat dari aspek materil dan

spiritual.

Page 107: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

B. Saran-saran

Sungguh amat disayangkan, ketika negara-negara Barat berlomba-lomba

menciptakan skema-skema kesejahteraan sosial bagi warga negaranya. Akan

tetapi, negara-negara Muslim malah berbalik meninggalkannya. Hal ini terlihat

dari tata cara atau kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh negara-negara

Muslim yang tidak mengacu pada upaya pembangunan kesejahteraan. Sedikitnya

anggaran negara yang dikeluarkan oleh negara-negara Muslim bagi pelayanan

sosial adalah bukti lainnya, bahwa mereka sudah tidak lagi menjadi negara-negara

“budiman”, yakni negara yang mencurahkan kekuasaannya untuk kepentingan

rakyat.

Penerapan welfare state pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab yang

kini diadopsi negara-negara Barat, merupakan referensi yang berharga yang telah

dilupakan oleh negara-negara Muslim. Jika di negara-negara Barat, orang miskin,

jompo, cacat, anak-anak, dan kelompok rentan mendapatkan perhatian dan

perlindungan sosial dari negara secara komprehensif sebagaimana diajarkan

Islam. Sedangkan di negara-negara Muslim jaminan sosial bagi kelompok-

kelompok kurang beruntung seringkali hanya diberikan secara sporadis. Kondisi

ini pernah disinggung oleh Muhammad Abduh, ia mengatakan: “Di Barat saya

sering melihat Islam tanpa Muslim, tetapi di Timur, saya banyak menjumpai

Muslim tanpa Islam.” Harapan penulis, tema tentang kesejahteraan di negara-

negara Muslim mudah-mudahan tidak hanya menjadi istilah yang selalu mewarnai

debat politik, pidato kenegaraan, dan lain-lainnya, akan tetapi menjadi sebuah

praktek yang dijalankan secara konsisten.

Page 108: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

DAFTAR PUSTAKA

Page 109: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

Abbas, Sirojudin. “Sintesa Islam dan Kesejahteraan Sosial: Eksperimentasi

Pendidikan Kesejahteraan Sosial di UIN Jakarta,” dalam Kusmana, ed., Bunga Rampai Islam dan Kesejahteraan Sosial. Jakarta: IAIN

Indonesia Social Equity Project, 2006.

Ayoub, Mahmoud M. The Crisis of Muslim History. Bandung: Mizan Pustaka, 2004. Cet. Ke-1.

Aqqad, Abbas Mahmud. Keagungan Umar bin Khatta. Solo Pustaka Mantiq,

1993. Cet. Ke-2.

----------------------. Kejeniusan Umar bin Khaththab. Jakarta: Pustaka Azzam,

2002. Cet. Ke-1.

Amiruddin, M. Hasbi. Konsep Negara Islam Menurut Fazlur Rahman.

Yogyakarta: UII Press, 2006.

Anwar, Hamdani, “Masa al-Khulafa ar-Rasyidun,” Dalam M. Din Syamsuddin,

at all, ed. Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, vol. II. Jakarta: P.T Ichtiar

Baru Van Hoeve, 2002.

Chapra, M. Umer. Islam dan Tantangan Ekonomi. Jakarta: Gema Insani Press, 2000. Cet. Ke-1.

Chapra, M. Umer. “Negara Kesejahteraan Islami dan Peranannya Di Bidang

Ekonomi,” Dalam Ainur Rofiq, ed., Etika Ekonomi Politik: Elemen-

elemen Strategis Pembangunan Masyarakat Islam. Surabaya: Risalah

Gusti, 1997.

Dagun, Save M. Kamus Besar Ilmu Pengetahuan. Jakarta: LPKN, 2000.

Fakih, Mansour. Runtuhnya Teori Pembangunan dan Globalisasi. Yogyakarta:

InsistPress dan Pustaka Pelajar, 2002.

George, Vic dan Wilding, Paul, Ideologi dan Kesejahteraan Rakyat, Jakarta:

Pustaka Utama Grafiti, 1992.

Giddens, Anthony. Jalan Ketiga: Pembaruan Demokrasi Sosial. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama, 2002. Cet. Ke-4.

Haikal, Muhammad Husein. Umar bin Khattab. Jakarta: Pustaka Litera

AntarNusa, 2002.

Hasjmy, A. Di Mana Letaknya Negara Islam. Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1984.

Herzt, Noreena. Perampok Negara: Kuasa Kafitalisme Global dan Matinya

Demokrasi. Yogyakarta: Alinea, 2005.

Page 110: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

Ja’fariyan,Rasul. Sejarah Khilafat. Jakarta: Al-Huda, 2006.

Karim, Adiwarman Azwar. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada, 2004.Cet. Ke-3.

Kencana, Inu. Ilmu Pemerintahan dan Al Qur’an. Jakarta: Bumi Aksara, 1995.

Mufrodi, Ali. Islam Di Kawasan Kebudayaan Arab. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997.

Naqvi, Syed Nawab Haider. Etika dan Ilmu Ekonomi: Suatu Sintesis Islam.

Bandung: Mizan, 1985.

Penyusun Deawan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, vol. V. Jakarta:

PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 1994.

Petras, James dan Veltmeyer, Henry. Imperialisme Abad 21. Yogyakarta: Kreasi

Wacana, 2002. Cet. Ke-1.

Pusat Pengkajian dan Pembangunan Ekonomi Islam (P3EI), Ekonomi Islam.

Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2008. Cet. Ke-1.

Ra’ana, Irfan Mahmud. Sistem Ekonomi Pemerintahan Umar Ibn Al-Khatab., Jakarta: Pustaka Firdaus, 1990.

Rahman, Afzalur. Doktrin Ekonomi Islam. Jilid 1. Yogyakarta: P.T Dana Bhakti

Wakaf, 1995.

--------------------. Doktrin Ekonomi Islam. Jilid 4. Yogyakarta: P.T Dana Bhakti

Wakaf, 1996.

Saepudin, Didin. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN

Jakarta dengan UIN Prss, 2007.

Sou’yb, Joesoef. Sejarah Daulat Khulafaur Rasyidin. Jakarta: Bulan Bintang,

1979. Cet. Ke-1.

Taufiqurrahman. Sejarah Sosial Politik Masyarakat Islam. Surabaya: Pustaka

Islamika Press, 2003.

Tim Peneliti PSIK Universitas Paramadina. Negara Kesejahteraan dan

Globalisasi: Pengembangan Kebijakan Dan Perbandingan

Pengalaman. Jakarta: PSIK Universitas Paramadina, 2008.

Triwibowo, Darmawan dan Bahagijo, Sugeng. Mimpi Negara Kesejahteraan. Jakarta: LP3ES, 2006.

Page 111: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan

Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

1997. Cet. Ke-6.

Literatur Internet

Departemen Keuangan Republik Indonesia, Artikel diakses pada tanggal 16

November 2008 dari situs http://www.depkeu.go.id/Ind/Organization/TugasFungsi.htm

Hambali, Muhammad. “Paradigma Sistem Kapitalisme dan Islam Tentang

Welfare State.” Artikel diakses pada 12 September 2008 dari

http://marx83.wordpress.com/2008/08/09/paradigma-sistem-kapitalisme-dan-islam-tentang-welfare-state/

Halim, Abdul Muhammad. “Mengkaji Peran Negara Dalam Pembangunan

Kesejahteraan Sosial Di Indonesia.” Artikel diakses pada 25 September 2008 dari http://penaimm.com/index.php?option=com_content&task=view&id=16&Itemid=

9

Negara dan Kesejahteraan. artikel diakses pada 6 September 2008 dari http://www.inilah.com/berita/2008/07/24/40004/negara-dan-kesejahteraan/

Suharto, Edi. “Islam dan Negara Kesejahteraan.” Artikel diakses pada tanggal 25

September 2008 dari

http://www.policy.hu/suharto/Naskah20%PDF/IslamNegaraKesejahteraan.pdf

---------------. “Negara Kesejahteraan dan Reniventing Depsos.” Artikel diakses

pada 6 September 2008 dari

http://209.85.175.104/search?q=cache:gBlPSii64oJ:www.depsos.go.id/modules.p

hp%3Fname%3DDownloads%26d_op%3Dgetit%26lid%3D24+sejarah+lahir+neg

ara+kesejahteraan&hl=id&ct=clnk&cd=5&gl=id

---------------. “Peta dan Dinamika Welfare State Di Beberapa Negara.” Artikel

diakses pada tenggal 12 September 2008 dari situs:http://www.policy.hu/suharto/naskah%20PDF/UGMWelfareState .pdf

Page 112: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan
Page 113: Negara Kesejahteraan Dalam Kepemimpinan Umar …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12843...NEGARA KESEJAHTERAAN DALAM KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB Skripsi Diajukan