Nefrolitiasis

download Nefrolitiasis

of 27

description

Nefrolitiasis

Transcript of Nefrolitiasis

Nefrolitiasis (Batu Ginjal) DEFINISIMerupakan suatu penyakit yang salah satu gejalanya adalah pembentukan batu di dalam ginjal.(1)

Gambar. Batu Ginjal (2)

ETIOLOGITerbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan gangguan aliran urin, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi, dan keadaan-keadaan lain yang masih belum terungkap (idiopatik). Secara epidemiologik terdapat beberapa faktor yang mempermudah terbentuknya batu pada saluran kemih pada seseorang. Faktor tersebut adalah faktor intrinsik yaitu keadaan yang berasal dari tubuh orang itu sendiri dan faktor ekstrinsik yaitu pengaruh yang berasal dari lingkungan di sekitarnya.(3)Faktor intrinsik antara lain :1. Herediter (keturunan) : penyakit ini diduga diturunkan dari orang tuanya.2. Umur : penyakit ini paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun3. Jenis kelamin : jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan pasien perempuanFaktor ekstrinsik diantaranya adalah :1. Geografis : pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian batu saluran kemih yang lebih tinggi dari pada daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah stonebelt.2. Iklim dan temperatur 3. Asupan air : kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium pada air yang dikonsumsi.4. Diet : Diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya batu.5. Pekerjaan : penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk atau kurang aktifitas atau sedentary life.(3)

EPIDEMIOLOGIAbad ke-16 hingga abad ke-18 tercatat insiden tertinggi penderita batu saluran kemih yang ditemukan diberbagai negara di Eropa. Berbeda dengan eropa, di negara-negara berkembang penyakit batu ini masih ditemukan hingga saat ini, misalnya Indonesia, Thailand, India, Kamboja, dan Mesir.(1)

EFEK BATU PADA SALURAN KEMIHUkuran dan letak batu biasanya menentukan perubahan patologis yang terjadi pada traktus urinarius : (4)a. Pada ginjal yang terkena Obstruksi Infeksi Epitel pelvis dan calis ginja menjadi tipis dan rapuh. Iskemia parenkim. Metaplasiab. Pada ginjal yang berlawanan Compensatory hypertrophy Dapat menjadi bilateral

GAMBARAN KLINISBatu ginjal dapat bermanifestasi tanpa gejala sampai dengan gejala berat. Umumnya gejala berupa obstruksi aliran kemih dan infeksi. Gejala dan tanda yang dapat ditemukan pada penderita batu ginjal antara lain : (1)1. Tidak ada gejala atau tanda2. Nyeri pinggang, sisi, atau sudut kostovertebral3. Hematuria makroskopik atau mikroskopik4. Pielonefritis dan/atau sistitis5. Pernah mengeluarkan baru kecil ketika kencing6. Nyeri tekan kostovertebral7. Batu tampak pada pemeriksaan pencitraan8. Gangguan faal ginjal.

DIAGNOSISSelain dari anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk menegakkan diagnosis, penyakit batu ginjal perlu didukung dengan pemeriksaan radiologik, laboratorium, dan penunjang lain untuk menentukan kemungkinan adanya obstruksi saluran kemih, infeksi dan gangguan faal ginjal.A. Anamnesis Anamnesa harus dilakukan secara menyeluruh. Keluhan nyeri harus dikejar mengenai onset kejadian, karakteristik nyeri, penyebaran nyeri, aktivitas yang dapat membuat bertambahnya nyeri ataupun berkurangnya nyeri, riwayat muntah, gross hematuria, dan riwayat nyeri yang sama sebelumnya. Penderita dengan riwayat batu sebelumnya sering mempunyai tipe nyeri yang sama.(5)

B. Pemeriksaan Fisik Penderita dengan keluhan nyeri kolik hebat, dapat disertai takikardi, berkeringat, dan nausea. Masa pada abdomen dapat dipalpasi pada penderita dengan obstruksi berat atau dengan hidronefrosis. Bisa didapatkan nyeri ketok pada daerah kostovertebra, tanda gagal ginjal dan retensi urin. Demam, hipertensi, dan vasodilatasi kutaneus dapat ditemukan pada pasien dengan urosepsis.(5,3)

C. Pemeriksaan penunjang- RadiologiSecara radiologi, batu dapat radiopak atau radiolusen. Sifat radiopak ini berbeda untuk berbagai jenis batu sehingga dari sifat ini dapat diduga batu dari jenis apa yang ditemukan. Radiolusen umumnya adalah jenis batu asam urat murni.Pada yang radiopak pemeriksaan dengan foto polos sudah cukup untuk menduga adanya batu ginjal bila diambil foto dua arah. Pada keadaan tertentu terkadang batu terletak di depan bayangan tulang, sehingga dapat luput dari penglihatan. Oleh karena itu foto polos sering perlu ditambah foto pielografi intravena (PIV/IVP). Pada batu radiolusen, foto dengan bantuan kontras akan menyebabkan defek pengisian (filling defect) di tempat batu berada. Yang menyulitkan adalah bila ginjal yang mengandung batu tidak berfungsi lagi sehingga kontras ini tidak muncul. Dalam hal ini perludilakukan pielografi retrograd. (1)Ultrasonografi (USG) dilakukan bila pasien tidak mungkin menjalani pemeriksaan IVP, yaitu pada keadaan-keadaan; alergi terhadap bahan kontras, faal ginjal yang menurun dan pada wanita yang sedang hamil (3). Pemeriksaan USG dapat untuk melihat semua jenis batu, selain itu dapat ditentukan ruang/ lumen saluran kemih. Pemeriksaan ini juga dipakai unutk menentukan batu selama tindakan pembedahan untuk mencegah tertinggalnya batu (1).- LaboratoriumPemeriksaan laboratorium diperlukan untuk mencari kelainan kemih yang dapat menunjang adanya batu di saluran kemih, menentukan fungsi ginjal, dan menentukan penyebab batu.(1)

PENATALAKSANAAN1. Terapi medis dan simtomatikTerapi medis berusaha untuk mengeluarkan batu atau melarutkan batu. Terapi simtomatik berusaha untuk menghilangkan nyeri. Selain itu dapat diberikan minum yang berlebihan/ banyak dan pemberian diuretik.2. LitotripsiPada batu ginjal, litotripsi dilakukan dengan bantuan nefroskopi perkutan untuk membawa tranduser melalui sonde kebatu yang ada di ginjal. Cara ini disebut nefrolitotripsi. Salah satu alternatif tindakan yang paling sering dilakukan adalah ESWL. ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy) yang adalah tindakan memecahkan batu ginjal dari luar tubuh dengan menggunakan gelombang kejut. 3. Tindakan bedahTindakan bedah dilakukan jika tidak tersedia alat litotripsor, alat gelombang kejut, atau bila cara non-bedah tidak berhasil.(1)

DAFTAR PUSTAKA1. Sjamsuhidrajat R, 1 W. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2004. 756-763.2. Webmaster. Batu Saluran Kemih. Diunduh dari : http://www.medicastore.com. Last update : Januari 2008.3. Purnomo BB. Dasar-Dasar Urologi. Edisi Ke-2. Jakarta : Perpustakaan Nasional republik Indonesia. 2003. 62-65.4. Webmaster. Renal Calculus. Diunduh dari : http://www.icm.tn.gov.in. Last update : November 2007.5. Tanagho EA, McAninch JW. Smiths General Urology. Edisi ke-16. New York : Lange Medical Book. 2004. 256-283.

KOLELITIASIS ( Penyakit Batu Empedu)

Definisi dan Patogenesis Kolelitiasis

Kolelitiasis atau biasa disebut batu empedu merupakan endapan satu atau lebih komponen empedu yaitu kolesterol, bilirubin, garam empedu, kalsium, protein, asam lemak, dan fosfolipid (Price, 2006). Kejadian kolelitiasis biasanya diikuti dengan kemunculan gelaja peradangan kandung empedu atau disebut kolesistitis.Batu empedu menurut komposisinya dibagi menjadi 3 jenis yaitu batu pigmen, batu kolesterol, dan batu campuran (Price, 2006).Batu pigmen terdiri dari garam kalsium dan salah satu dari keempat anion ini yaitu bilirubinat, karbonat, fosfat, atau asam lemak rantai panjang. Batu-batu ini cenderung berukuran kecil, multiple, dan berwarna hitam kecoklatan. Batu pigmen yang berwarna hitam berkaitan dengan hemolisis kronis. Batu pigmen berwarna coklat berkaitan dengan infeksi empedu kronis, batu semacam ini lebih jarang dijumpai (Price, 2006).Patogenesis batu pigmen melibtakan infeksi saluran empedu, stasis empedu, malnutrisi, dan faktor diet. Hidrolisis bilirubin oleh enzim -glucoronidase bakteri akan membentuk bilirubin tak terkonjugasiyang akan mengendap sebagai calcium bilirubinate (Sudoyo, 2006). Batu kolesterol murni biasanya berukuran besar, soliter, berstruktur bulat atau oval, berwarna kuning pucat dan seringkali mengandung kalsium dan pigmen. Sedangkan batu kolesterol campuran paling sering ditemukan. Batu ini memiliki gamabaran batu pigmen maupun batu kolesterol, majemuk, dan berwarna coklat tua. Batu empedu campuran sering dapat terlihat dengan pemeriksaan radiografi, sedangkan batu kompisisi murni tidak terlihat. Ada tiga faktor penting yang berperan dalam patogenesis batu kolesterol yaitu :1. Hipersaturasi kolesterol dalam kandung empedu2. Percepatan terjadinya kristalisasi kolesterol 3. Gangguan motilitas kandung empedu dan usus(Sudoyo, 2006)Perubahan komposisi empedu kemungkinan merupakan faktor terpenting dalam pembentukan batu empedu. Pada penderita batu empedu kolesterol, hati menyekresikan empedu yang sangat jenuh dengan kolesterol. Kolesterol yang berlebihan ini mengendap dalam kandung empedu. Statis empedu dalam kandung emepdu mengakibatkan supersaturasi progresif, perubahan komposisi kimia, dan pengendapan unsur (Price, 2006).Stasis empedu dapat disebabkan oleh beberapa hal. Gangguan kontraksi kandung empedu, atau spasme sfingter Oddi; faktor hormonal terutama selama kehamilan; infeksi bakteri dalam saluran empedu adalah beberapa hal yang dapat menyebabkan tinggi kejadian statis empedu. Namun, infeksi mungkin lebih sering timbul sebagai akibat dari terbentuknya batu empedu dibandingkan sebagai penyebab terbentuknya batu empedu (Price, 2006).

Manifestasi Klinis

Gejala yang timbul pada pasien penderita batu empedu terjadi seringkali diakibatkan karena batu yang kecil melewati duktus koledokus yang menyebabkan kejadian yang disebut kolesistitis atau radang kandung empedu, yang dapat terjadi secara akut maupun kronis. Bentuk akut ditandai dengan nyeri hebat mendadak pada epigastrium, nyeri dapat menyebar ke punggung dan bahu kanan. Nyeri dapat berlangsung berjam-jam atau dapat kambuh kembali setelah pulih beberapa saat. Penderita dapat berkeringat banyak, nausea (mual) dan vomitus (muntah). Kolesistitis yang akut tersebut biasanya sering disertai sumbatan batu dalam duktus sistikus dan sering disebut kolik bilier (Price, 2006). Gejala kolesistitis kronis mirip dengan gejala akutnya, namun tanda dan beratnya nyeri kurang nyata. Penderita kolesistitis kronik memiliki riwayat dyspepsia, intoleransi lemak, nyeri ulu hati, atau flatulen yang berlangsung lama (Price, 2006).

Penegakan Diagnosis

Penegakan diagnosis pasien koleliatiasis didasarkan pada pemeriksaan ultrasonografi yang menunjukkan adanya batu pada saluran empedu maupun malfungsi kandung mepedu. Kolesistitis akut juga dapat didiagnosis dengan koleskintigrafi, yaitu suatu metode menggunakan agen radioaktif IV (Price, 2006). ERCP (endoscopic retrograde cholangiopancreatography) dapat digunakan untuk mendeteksi adanya batu dalam duktus (Price, 2006). ERCP sangat bermanfaat dalam mendeteksi batu saluran empedu dengan sensitivitas 90%, spesifitas 98%, dan akurasi 96%, namun prosedur ini invasive dan dapat menimbulkan komplikasi pancreatitis dan kolangitis yang dapat berakibat fatal (Sudoyo, 2006). MRCP (magnetic resonance cholangiopancreatography) adalah teknik pencitraan dengan gema magnet tanpa menggunakan zat kontras, instrument, dan radiasi ion. MRCP memiliki kelebihan dibandingkan ERCP yang salah satunya adalah pencitraan saluran empedu tanpa resiko yang berhubungan dengan instrument, zat kontras, maupun radiasi. Namun MRCP bukan merupakan modalitas terapi dan aplikasinya juga bergantung pada operator, sedangkan ERCP dapat berfungsi sebagai sara diagnostik dan terapi pada saat yang sama (Sudoyo, 2006). Penangangan Kolelitiasis Simptomatik

Pengobatan paliatif pada pasien kolelitiasis adalah dengan menghindari makanan dengan kandungan lemak tinggi, seperti jeroan, makanan berminya, dan juga kacang-kacangan. Selain itu pada pasien simptomatik dapat diberikan cairan IV, isap nasogastrik, analgetik, dan antibiotic. Asam empedu oral juga dapat digunakan untuk melarutkan kolesterol pada batu empedu campran (Price, 2006).Penanganan pengangkatan kandung empedu juga dapat dilakukan dimana penanganan yang saat ini banyak digunakan adalah dengan kolesistektomi laparoskopi, yaitu teknik pembedahan invasive minimal di dalam rongga abdomen dengan luka operasi kecil (2-10cm) sehingga rasa nyeri pasca bedah minimal dan dari segi kosmetik luka parut yang kecil. Pada kasus empiema atau bila penderita dalam kondisi kesehatan yang buruk, kandung empedu tidak dibuang tetapi hanya di drainese (Sudoyo, 2006).

Komplikasi

Komplikasi yang biasa timbul pada kejadian kolelitiasis adalah kolesistisis dan obstruksi duktus sistikus atau duktus koledokus. Obstruksi ini dapat bersifat sementara, intermiten, atau permanen. Terkadang, batu dapat menembus dinding kandung empedu dan menyebabkan peradangan hebat, sering menyebabkan terjadinya peritonitis (radang selaput abdomen) atau bisa juga terjadi rupture dinding kandung empedu (Price, 2006).

Nyoman Bali

Menu utamaSkip to content Beranda About Me Nonton Tv Online PORTSIDE

Okt 25 2013 SPONDYLOSIS LUMBALIS

BAB IABSTRAKSpondylosis lumbalis merupakan penyakit degeneratif pada corpus vertebra atau diskus intervertebralis. Kondisi ini terjadi pada usia 30 45 tahun dan lebih banyak terjadi pada wanita daripada laki-laki. Faktor yang bisa menyebabkan spondylosis lumbalis adalah usia, obesitas, duduk dalam waktu yang lama, kebiasaan postur yang jelek, stress dalam aktivitas pekerjaan, dan tipe tubuh. Gejala yang sering muncul adalah nyeri pinggang, spasme otot, keterbatasan gerak kesegala arah hingga gangguan fungsi seksual.Penelitian kelompok studi nyeri Persatuan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) Mei 2002 menunjukkan jumlah penderita nyeri pinggang sebesar 18,37% dari seluruh pasien nyeri. Anatomi tulang belakang perlu diketahui agar klinisi dapat menentukan elemen apa yang terganggu pada timbulnya keluhan nyeri punggung bawah dan mengembalikan fungsinya untuk menghasilkan gerakan-gerakan serta menjadi tempat lekat dari otot-otot,agar tidak terjadi perubahan patologi yang terjadi pada diskus intervertebralis.Mengingat beratnya gejala penyakit ini dan kita tidak pernah tahu seberapa cepat proses degenerasi terjadi pada tulang punggung, maka perlu diperhatikan hal-hal yang dapat dilakukan dari sekarang untuk mengurangi resiko terjadinya Spondylosis LumbalisKata kunci : Spondylosis lumbalis, statistika penyakit, anatomi dan fisiologi, anatomi patofisiologi, pencegahan penyakit.BAB IIPENDAHULUAN2.1 Gambaran Umum PenyakitSemakin bertambah usia, tulang belakang khususnya pinggang mengalami proses degenerasi pada bantalan diskus yang diikuti gangguan stabilitas tulang pinggang, penebalan ligament, pengapuran tulang dan penebalan sendi facet yang menyebabkan penyempitan rongga sumsum saraf. Proses degenerasi ini terus tanpa disadari karena berlangsung perlahan dan membutuhkan waktu bertahun-tahun hingga menimbulkan gejala-gejala nyeri yang sangat mengganggu dalam menjalankan aktivitas.Spondylosis lumbalis muncul karena proses penuaan atau perubahan degeneratif. Spondylosis lumbalis mulai terjadi pada usia 30 45 tahun dan paling banyak pada usia 45 tahun. Kondisi ini lebih banyak menyerang pada wanita daripada laki-laki. Faktor utama yang bertanggung jawab terhadap perkembangan spondylosis lumbal adalah usia, obesitas,dan duduk dalam waktu yang lama. Sedangkan faktor resiko terjadinya spondylosis lumbalis adalah faktor kebiasaan postur yang jelek, stress dalam aktivitas pekerjaan, dan tipe tubuh. Perubahan degeneratif pada lumbalis dapat bersifat asimptomatik (tanpa gejala) dan simptomatik (muncul gejala/keluhan). Gejala yang sering muncul adalah nyeri pinggang, spasme otot, keterbatasan gerak kesegala arah hingga gangguan fungsi seksual.2.2 Paradigma MasyarakatDalam kehidupan sehari-hari, Spondylosis Lumbalis yang lebih dikenal dengan sebutan sakit pinggang atau punggung bawahmerupakan keluhan yangsangat umum, sangat sering terjadi bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, terlebih lagi merupakan salah satu penyebab ketidakhadiran di tempat kerja. Usia merupakan salah satu faktor yang sangat diyakini pengaruhnya terhadap nyeri punggung bawah, sehingga biasanya penyakit ini diderita oleh orang berusia lanjut karena penurunan fungsi-fungsi tubuhnya terutama tulangnya sehingga tidak lagi elastis seperti diwaktu mudanya. Semakin tua usia seseorang, maka semakin tinggi angka kejadian nyeri punggung bawah. Dalam segi penanganan, sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa nyeri punggung bawah akansembuh alamiahdalam beberapa minggu, tetapi ada juga masyarakat yang kritis sehingga sebelum gejala semakin parah, langsung mendatangi Dokter Spesialis Orthopaedi ataupun Fisioterapi bahkan sampai pada tindak lanjut bedah (operasi).2.3 Statistika Di IndonesiaNyeri pinggang di Indonesia merupakan masalah kesehatan yang nyata. Kira-kira 80% penduduk seumur hidup pernah sekali merasakan nyeri punggung bawah. Pada setiap saat lebih dari 10 % penduduk menderita nyeri pinggang.Insidensi nyeri pinggang di beberapa negara berkembang lebih kurang 15-20% dari total populasi, yang sebagian besar merupakan nyeri pinggang akut maupun kronik, termasuk tipe benigna. Penelitian kelompok studi nyeri Persatuan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) Mei 2002 menunjukkan jumlah penderita nyeri pinggang sebesar 18,37% dari seluruh pasien nyeri.Studi populasi di daerah pantai utara Jawa Indonesia ditemukan insidensi 8,2% pada pria dan 13,6% pada wanita. Di rumah sakit Jakarta, Yogyakarta dan Semarang insidensinya sekitar 5,4 5,8%, frekwensi terbanyak pada usia 45-65 tahun.Dalam penelitian multisenter di 14 Rumah Sakit di Indonesia, yang dilakukan oleh kelompok studi nyeri PERDOSSI pada bulan Mei 2002 menunjukkan jumlah penderita nyeri sebanyak 4.456 orang (25%dari total kunjungan), dimana 1.598 orang (35,86%) merupakan penderita nyeri kepala dan 819 orang (18,37%) adalah penderita nyeri punggung bawah (NBP) (Meliala,2004).BAB IIIISI3.1 Definisi PenyakitSpondilo berasal dari bahasa Yunani yang berarti tulang belakang. Spondilosis lumbalis dapat diartikan perubahan pada sendi tulang belakang dengan ciri khas bertambahnya degenerasi discus intervertebralis yang diikuti perubahan pada tulang dan jaringan lunak, atau dapat berarti pertumbuhan berlebihan dari tulang, yang terutama terletak di aspek anterior, lateral, dan kadang-kadang posterior dari tepi superior dan inferior vertebra centralis (corpus). Spondylosis Lumbalis biasanya terjadi pada usia 30 45 tahun namun paling banyak terjadi pada usia 45 tahun dan lebih banyak terjadi pada wanita daripada laki-laki. Perubahan degeneratif pada lumbalis dapat bersifat asimptomatik (tanpa gejala) dan simptomatik (muncul gejala/keluhan).3.2 Anatomi Fisiologi Tulang Belakang Anatomi VertebraKolumna vertebralis atau rangkaian tulang belakang adalah sebuah struktur yang lentur yang dibentuk oleh sejumlah tulang yang disebut vertebra atau ruas tulang belakang. Diantara tiap dua ruas tulang pada tulang belakang terdapat bantalan tulang rawan Panjang rangkaian tulang belakang pada orang dewasa dapat mencapai 57 67 cm. Seluruhnya terdapat 33 ruas tulang, 24 buah diantaranya adalah tulang-tulang terpisah dari 19 ruas sisanya bergabung membentuk 2 tulang. Kolumna vertebra terdiri dari 7 vertebra servikal atau ruas tulang leher, 12 vertebra thorakal atau ruas tulang punggung, 5 vertebra lumbal atau ruas tulang pinggang, 5 vertebra sacrum atau ruas tulang kelangkang, 4 vertebra koksigeus atau ruas tulang tungging (Evelyn, 1999)(Gambar 1. Anatomi Vertebra)Dilihat dari samping kolumna vertebralis memperlihatkan 4 (empat) kurva atau lengkung. Di daerah vertebra servikal melengkung ke depan, daerah thorakal melengkung ke belakang, daerah lumbal melengkung ke depan, dan di daerah pelvis melengkung ke belakang. (Syaifuddin) Anatomi Vertebra Lumbal(gambar 2. Vertebra Lumbal )Vertebralis lumbalis atau ruas tulang pinggang adalah yang terbesar. Badannya lebih besar dibandingkan badan vertebra lainnya dan berbentuk seperti ginjal. Prosesus spinosusnya lebar, tebal, dan berbentuk seperti kapak kecil. Prosesus transversusunya panjang dan langsing. Apophyseal joint dari lumbal lebih ke posterior dari coronal plane, artikulasi ini dapat dilihat dengan posisi oblik. Foramen intervertebralis dari lumbal berada ditengah dari sagital plane.Vertebra lumbal terdiri dari dua komponen, yaitu komponen anterior yang terdiri dari korpus, sedangkan komponen posterior yaitu arkus vertebralis yang terdiri dari pedikel, lamina, prosesus transverses, prosesus spinosus dan prosesus artikularis. Setiap dua korpus vertebra dipisahkan oleh discus intervertebralis dan ditahan serta dihubungkan satu dengan yang lain oleh ligamentum.Foramina vertebralis lumbalis berbentuk segitiga, ukurannya sedikit lebih besar dari milik vertebra thorakalis tapi lebih kecil dari vertebra servikalis. Bagian bawah dari medulla spinalis meluas sampai foramen vertebra lumbalis satu, foramen vertebra lumbal lima hamya berisi kauda equina dan selaput selaput otak.Prosesus transversus berbentuk tipis dan panjang kecuali pada vertebra lumbal lima yang kuat dan tebal. Berukuran lebih kecil daripada yang terdapat pada vertebra thorakalis.Prosesus spinosus berbentuk tipis, lebar, tumpul dengan pinggir atas mengarah ke arah bawah dan ke arah dorsal. Prosesus ini dapat diketahui kedudukannya dengan cara meraba atau palpasi.Prosesus artikularis superior meripakan fasies artikularis yang sekung dan menghadap posteromedial, sebaliknya fasies artikularis inferiornya cembung dan menghadap ke anterolateralis(Ballinger, 1995). Anatomi SakrumSakrum atau tulang kelangkang berbentuk segitiga dan terletak pada bagian bawah kolumna vertebralis, terjepit diantara kedua tulang inominata (atau tulang koxa) dan membentuk bagian belakang rongga pelvis(panggul). Dasar dari sacrum terletak di atas dan bersendi dengan vertebra lumbalis kelima dan membentuk sendi intervertebral yang khas. Tepi anterior dari basis sacrum membentuk promontorium sakralis.Kanalis sakralis terletak dibawah kanalis vertebralis (saluran tulang belakang) dan memang lanjutan daripadanya. Dinding kanalis sakralis berlubang-lubang untuk dilalui saraf sacral. Prosesus spinosus yang rudimenter dapat dilihat pada pandangan posterior dari sacrum. Permukaan anterior sacrum adalah cekung dan memperlihatkan empat gili-gili melintang, yang menandakan tempat penggabungan kelima vertebra sakralis.(gambar 3. Vertebra sakrum)Pada ujung gili-gili ini, disetiap sisi terdapat lubang-lubang kecil untuk dilewati urat-urat saraf. Lubang-lubang ini disebut foramina. Apex dari sacrum bersendi dengan tulang koksigeus. Di sisinya, sacrum bersendi dengan tulang ileum dan membentuk sendi sakro-iliaka kanan dan kiri(Evelyn, 1999). FisiologiKolumna vertebralis merupakan bagian dari rangka batang badan. Berfungsi untuk menyalurkan berat kepala, ekstrimitas atas dan batang badan pada tulang panggul. Juga berfungsi untuk melindungi medula spinalis serta selaput otaknya yang mempunyai tempat di kanalis vertebralis. Fungsi ketiga dari kolumna vertebralis adalah untuk menghasilkan gerakan-gerakan serta menjadi tempat lekat dari otot-otot. (Bajpai, 1991)Vertebra lumbosakaral merupakan bagian dari tulang belakang/kolumna vertebralis yaitu susunan tulang-tulang kecil yang dinamakan ruas tulang belakang.Tulang belakang gunanya adalah untuk menahan kepala dan alat-alat tubuh yang lain, melindungi sumsum tulang belakang yaitu lanjutan dari sumsum penyambung otak yang terdapat di dalam saluran tulang belakang dan tempat tulang-tulang panggul bergantung (Amstrong, 1989).2.6 Anatomi PatofisiologiPerubahan patologi yang terjadi pada diskus intervertebralis antara lain:a.Annulus fibrosus menjadi kasar, collagen fiber cenderung melonggar dan muncul retak pada berbagai sisi.b.Nucleus pulposus kehilangan cairanc.Tinggi diskus berkurangd.Perubahan ini terjadi sebagai bagian dari proses degenerasi pada diskus dan dapat hadir tanpa menyebabkan adanya tanda-tanda dan gejala.Sedangkan pada corpus vertebra, terjadi perubahan patologis berupa adanyalippingyang disebabkan oleh adanya perubahan mekanisme diskus yang menghasilkan penarikan dari periosteum dari annulus fibrosus. Dapat terjadi dekalsifikasi pada corpus yang dapat menjadi factor predisposisi terjadinyacrush fracture.Pada ligamentum intervertebralis dapat menjadi memendek dan menebal terutama pada daerah yang sangat mengalami perubahan. Pada selaput meningeal, durameter dari spinal cord membentuk suatu selongsong mengelilingi akar saraf dan ini menimbulkan inflamasi karena jarak diskus membatasi canalis intervertebralis.Terjadi perubahan patologis pada sendi apophysial yang terkait dengan perubahan pada osteoarthritis. Osteofit terbentuk pada margin permukaan articular dan bersama-sama dengan penebalan kapsular, dapat menyebabkan penekanan pada akar saraf dan mengurangi lumen pada foramen intervertebralis. (Darlene Hertling and Randolph M. Kessler, 2006).2.7 Penanganan dan Pencegahan Penyakit secara Fisioterapi PenangananTujuan diberikan penanganan secara fisioterapi pada kondisi ini yaitu untuk meredakan nyeri, mengembalikan gerakan, penguatan otot, dan edukasi postur. Ada beberapa hal yang harus diidentifikasi dalam proses assessment spondylosis yaitu :1. Mengetahui gambaran nyeri2. Faktor pemicu pada saat bekerja dan saat luang3. Ketidaknormalan postur4. Keterbatasan gerak dan faktor pembatasannya.5. Hilangnya gerakan accessories dan mobilitas jaringan lunak dengan palpasi.Program intervensi fisioterapi hanya dapat direncanakan setelah melakukan assessment tersebut. Adapun treatment yang biasa digunakan dalam kondisi ini, adalah sebagai berikut:1. HeatHeat paddapat menolong untuk meredakan nyeri yang terjadi pada saat penguluran otot yang spasme.1. UltrasoundSangat berguna untuk mengobati thickening yang terjadi pada otot erector spinae dan quadratus lumborum dan pada ligamen (sacrotuberus dan saroiliac)1. CorsetsBisa digunakan pada nyeri akut1. RelaxationDalam bermacam-macam posisi dan juga pada saat istirahat, maupun bekerja. Dengan memperhatikan posisi yang nyaman dan support.1. Posture educationDeformitas pada postur membutuhkan latihan pada keseluruhan alignment tubuh.1. MobilizationsDigunakan untuk stiffness pada segment lumbar spine, sacroiliac joint dan hip joint.1. Soft tissue techniquePasif stretching pada struktur yang ketat sangat diperlukan, friction dan kneading penting untuk mengembalikan mobilitas supraspinous ligament, quadratus lumborum, erector spinae dan glutei.1. TractionTraksi osilasi untuk mengurangi tekanan pada akar saraf tetapi harus dipastikan bahwa otot paravertebral telah rileks dan telah terulur.1. HydrotherapyUntuk relaksasi total dan mengurangi spasme otot. Biasanya berguna bagi pasien yang takut untuk menggerakkan spine setelah nyeri yang hebat.1. MovementHold relax bisa diterapkan untuk memperoleh gerakan fleksi. Bersamaan dengan mobilitas, pasien melakukan latihan penguatan untuk otot lumbar dan otot hip.1. AdviceTidur diatas kasur yang keras dapat menolong pasien yang memiliki masalah sakit punggung dan saat bangun, kecuali pada pasien yang nyeri nya bertambah parah pada gerakan ekstensi. Jika pasien biasanya tidur dalam keadaan miring, sebaiknya menggunakan kasur yang lembut. PencegahanMengingat beratnya gejala penyakit ini dan kita tidak pernah tahu seberapa cepat proses degenerasi terjadi pada tulang punggung, maka ada beberapa hal yang dapat dilakukan dari sekarang untuk mengurangi resiko terjadinya spondylosis. Antara lain :1. Hindari aktivitas dengan benturan tinggi (high impact), misalnya berlari. Pilih jenis olah raga yang lebih lembut dan mengandalkan peregangan dan kelenturan.2. Lakukan exercise leher dan punggung yang dapat meningkatkan kekuatan otot, kelenturan, dan jangkauan gerak.3. Jangan melakukan aktivitas dalam posisi yang sama dalam jangka waktu lama. Beristirahatlah sering-sering. Misalnya waktu menonton TV, bekerja di depan komputer, ataupun mengemudi.4. Pertahankan postur yang baik. Duduklah yang tegak. Jangan bertumpu pada satu kaki bila berdiri. Jangan membungkuk bila hendak mengangkat barang berat lebih baik tekuk tungkai dan tetap tegak.5. Lindungi diri dengan sabuk pengaman saat berkendara. Hal ini membantu mencegah terjadinya cedera bila ada trauma.6. Berhenti merokok. Merokok dapat meningkatkan resiko terjadinya spondylosis.

BAB IIIPENUTUP3.1 Solusi Penanganan Terbaru Menangani Spondylosis LumbalisPenanganan bervariasi tergantung penilaian tenaga medis akan kondisi dan gejala pasiennya. Secara umum ada penanganan bedah dan non-bedah. Penanganan bedah baru disarankan apabila penderita menampilkan gejala gangguan neurologis yang mengganggu kualitas hidup penderita. Selain itu dokter juga memperhatikan riwayat kesehatan umum pasien dalam menyarankan tindakan bedah. Apabila tidak perlu, maka dokter akan menyarankan penanganan non bedah yang meliputi pemberian obat antiradang (NSAID), analgesik, dan obat pelemas otot. Selain itu apabila perlu dokter dapat menganjurkan pemasangan alat bantu seperticervical collaryang tujuannya untuk meregangkan dan menstabilkan posisi. Fisioterapi berupa pemberian panas dan stimulasi listrik juga dapat membantu melemaskan otot. Dan yang tak kalah pentingnya adalahexercise. Denganexercisemaka otot-otot yang lemah dapat diperkuat, lebih lentur dan memperluas jangkauan gerak.3.2 KesimpulanSpondylosis lumbalis merupakan penyakit degeneratif pada corpus vertebra atau diskus intervertebralis. Kondisi ini lebih banyak menyerang pada wanita daripada laki-laki. Faktor utama yang bertanggung jawab terhadap perkembangan spondylosis lumbal adalah usia, obesitas,dan duduk dalam waktu yang lama. Sedangkan faktor resiko terjadinya spondylosis lumbalis adalah faktor kebiasaan postur yang jelek, stress dalam aktivitas pekerjaan, dan tipe tubuh. Gejala yang sering muncul adalah nyeri pinggang, spasme otot, keterbatasan gerak kesegala arah hingga gangguan fungsi seksual.Anatomi tulang belakang perlu diketahui agar klinisi dapat menentukan elemen apa yang terganggu pada timbulnya keluhan nyeri punggung bawah dan mengembalikan fungsinya untuk menghasilkan gerakan-gerakan serta menjadi tempat lekat dari otot-otot, agar tidak terjadi perubahan patologi yang terjadi pada diskus intervertebralis. Adapun treatment yang biasa digunakan dalam kondisi ini, adalah heat, US, corsets, posture education, traction, hydroterapy, dan lain-lain. Selain itu ada beberapa solusi penanganan terbaru, apabila perlu dokter dapat menganjurkan pemasangan alat bantu seperticervical collaryang tujuannya untuk meregangkan dan menstabilkan posisi. Fisioterapi berupa pemberian panas dan stimulasi listrik juga dapat membantu melemaskan otot. Mengingat beratnya gejala penyakit ini, maka pencegahan yang bisa dilakukan adalah melakukan exercise, perbaiki postur tubuh, dan berhenti merokok.Top of Form

SpondylosisApa itu spondylosis? Spondylosis adalah salah satu jenis osteoartritis, yakni radang sendi karena radang sendi menipis. Kartilago adalah tulang rawan yang menjadi bantalan di ujung tulang sehingga mencegah terjadinya gesekan antar ujung tulang. Bila kartilago tersebut habis, maka ujung tulang pun akan rusak dan hancur sedikit demi sedikit serta sendi akan terasa sakit. Osteoartritis yang terjadi di sendi-sendi tulang belakang dinamakan spondylosis. Spondylosis umumnya terjadi saat umur 45 hingga 60 tahun, namun kondisi ini pun dapat menyerang di usia lebih muda. Spondylosis dapat mempengaruhi berbagai bagian tulang belakang. Lokasi tersebut berbeda untuk masing-masing orang.Punggung bawah adalah area yang paling umum. Rasa sakit akibat osteoartritis di bagian itu dianggap umum karena punggung bawah bekerja menahan sebagian besar beban berat badan kita. Pula, daerah ini yang paling rentan terhadap stres akibat mekanisme pergerakan badan yang, apabila berlebihan, dapat melukai otot-otot dan mengiritasi sendi-sendi yang sebelumnya sudah rusak karena osteoartritis itu.Leher juga rentan terkena osteoartritis, dikenal dengan istilah cervical spondylosis. Mempertahankan satu posisi leher untuk waktu yang lama dapat memicu rasa sakit. Rasa sakit di punggung atas bisa dipicu oleh kebiasaan jalan membungkuk. Terkadang sulit untuk membedakan osteoartritis ini dengan cedera otot karena aktivitas yang mengiritasi sendi juga dapat melukai otot. Untuk penderita spondylosis, ada beberapa tips yang dapat membantu mengurangi rasa sakit.Melakukan olahraga yang menguatkan otot-otot di sekitar tulang belakang. Otot-otot yang kuat akan mampu menyokong tulang belakang sekaligus menyerap sentakan sebelum sentakan itu sampai di sendi-sendi tulang belakang. Olahraga pemanasan dapat mengurangi kekakuan tulang belakang sekaligus meredam rasa sakit. Untuk mengetahui jenis latihan yang tepat untuk Anda, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter ahli ortopedi. Kegiatan aerobik ringan, seperti berjalan, berenang, atau bersepeda. Kegiatan ini dapat meningkatkan sirkulasi darah dan mengurangi kekakuan tanpa menambah stres pada sendi-sendi tulang belakang. Aerobik juga dapat menurunkan atau mempertahankan berat badan karena berat badan yang tidak dikendalikan akan menambah stres yang dialami oleh sendi-sendi tulang belakang.Latihan di air hangat. Saat melakukan olahraga ini, air akan menahan sebagian besar berat badan sehingga dapat mengambil-alih stres yang sedang dialami oleh sendi-sendi. Berolahraga di air hangat akan menambah keuntungan yang kita dapatkan karena suhu hangat itu akan melancarkan sirkulasi darah, meredam rasa sakit, dan mengurangi kekakuan otot dan sendi sehingga memudahkan kita melakukan olahraga jenis. Bila memungkinkan, carilah kolam renang yang memiliki fasilitas khusus osteoartritis.Kompres panas, namun bukan di daerah peradangan karena panas akan memperburuk peradangan tersebut. Juga, jangan menggosok kulit yang sedang dikompres itu. Kompres diberikan selama 20 hingga 30 menit. Bila ingin dikompres lagi, berikan jeda minimal sejam untuk masing-masing pengompresan agar jaringan kulit tidak kepanasan. Lebih baik menggunakan kompres karena panas yang lembab menyerap lebih cepat dan dalam daripada panas yang kering. Kompres es yang dapat diberikan bila rasa sakit muncul setelah berolahraga. Kompres selama maksimal 20 menit, karena lebih dari itu akan menyebabkan radang dingin. Berikan jeda satu hingga empat jam untuk setiap pengompresan. Agar dingin menyerap lebih dalam, lapisi es dengan handuk basah. Bila rasa sakit di punggung bertahan lebih dari dua hari, hentikan kegiatan olahraga Anda untuk sementara waktu. Olahraga dilanjutkan lagi apabila rasa sakit sudah hilang. Bila rasa sakit bertahan lebih dari dua hari, berkonsultasilah dengan dokter ortopedi.Obat penghilang rasa sakit atau obat antiperadangan dapat dikonsumsi bila mengalami rasa sakit ringan. Berkonsultasilah dengan dokter sebelum mengonsumsi obat jenis ini. Pahami kalau obat jenis ini memiliki efek negatif terhadap kesehatan lambung. Perawatan pelengkap bisa jadi ada di daftar rekomendasi dokter. Perawatan ini biasanya difungsikan sebagai tambahan untuk perawatan medis, bukan sebagai penggantinya. Tidak semua orang akan mendapatkan hasil yang sama walau mereka memiliki kondisi spondylosis yang sama. Contoh perawatan yang populer adalah akupuntur dan terapi pijat. Mengonsumsi suplemen sangat dianjurkan. Bagi penderita osteoartritis, termasuk spondylosis, suplemen yang dianjurkan adalah HD Dynamic Trio + Glucosamine Sulphate.HD Dynamic Trio + Glucosamine Sulphate mengandung glucosamine sulphate yang merupakan senyawa alami di kartilago. Kandungan ini akan membantu pembentukan kartilago baru dengan dibantu oleh chondrotin yang juga ada di HD Dynamic Trio + Glucosamine Sulphate itu.Bila penderita osteoartritis mengonsumsi HD Dynamic Trio + Glucosamine Sulphate selama 4 minggu, maka nyeri sendi akan berkurang hingga 19% dan pergerakan sendi membaik hingga 9%. Konsumsi selama 12 minggu akan mengurangi nyeri hingga 39% dan pergerakan sendi membaik hingga 27%. Produk ini juga efektif mengurasi rasa kaku, nyeri, dan bengkak karena radang sendi.Perawatan osteoartritis itu membutuhkan kesabaran. Jadi, jangan mengharapkan hasil instan dari latihan, pengobatan, terapi, dan suplemen yang Anda jalani. Tetapi perkembangan positif akan Anda dapatkan perlahan-lahan, asalkan Anda setia melakukan berbagai tips di atas.

Obat Penyumbatan Pembuluh Darah DiOtakPengobatan Herbal Alami Penyumbatan Pembuluh Darah Di Otak dengan Cara Alternatif Mengobati Penyumbatan Pembuluh Darah Di Otak menggunakan Obat Penyumbatan Pembuluh Darah Di Otak Jelly Gamat Gold-GAterosklerosis merupakan istilah medis untuk Penyakit Penyumbatan Pembuluh Darah Di Otak yang harus segera anda obati dan sembuhkan dengan mengkonsumsi Obat Herbal Alami Penyumbatan Pembuluh Darah Di Otak Jelly Gamat Gold-G yang sudah sangat terbukti khasiat dan manfaatnya untuk mengobati dan untuk menyembuhkan Penyakit Penyumbatan Pembuluh Darah Di Otak atau Aterosklerosis dengan sangat aman, ampuh dan efektif tidak menimbulkan efek samping apapun terhadap organ tubuh lainnya sehingga dapat mempercepat proses penyembuhan.Sekilas Tentang Penyakit Penyumbatan Pembuluh Darah Di OtakPenyakit Penyumbatan Pembuluh Darah Di Otak atau Penyakit Aterosklerosis ini adalah suatu penyakit yang terjadi akibat adanya suatu penyempitan pada pembuluh darah dikarenakan sumbatan pada jaringan pembuluh darah itu sendiri berupa lemak yang berlebih sehingga aliran darah ke bagian tubuh menjadi terganggu. Namun perlu anda ketahui bahwa adanya penyumbatan ini dapat mengakibatkan timbulnya berbagai macam jenis penyakit seperti kolesterol tinggi, penyakit jantung, stroke, asam urat dan masih banyak lagi berbagai macam jenis penyakit yang dapat mengganggu terhadap tubuh anda.oleh karena itu segera lakukan pengobatan sebelum semunya terlambat.Gejala Penyakit Penyumbatan Pembuluh Darah Di Otak Tengkuk dan pundak terasa sangat pegal. Dada sebelah kiri seperti tertusuk-tusuk. Sering pegal-pegal pada tangan dan kaki. Sering sakit kepala pada bagian belakang telinga. Sering kesemutan di tangan dan kaki.Pengobatan Herbal Alami Penyumbatan Pembuluh Darah Di Otak dengan Cara Alternatif Mengobati Penyumbatan Pembuluh Darah Di Otak menggunakan Obat Penyumbatan Pembuluh Darah Di Otak Jelly Gamat Gold-GPengobatan yang dapat anda ambil untuk dapat mengobati serta dapat menyembuhkan Penyakit Penyumbatan Pembuluh Darah Di Otak ini adalah dengan menggunakan Obat Herbal Penyumbatan Pembuluh Darah Di Otak Jelly Gamat Gold-G yang sudah sangat terbukti khasiat dan kegunaannya dalam mengobati serta dalam menyembuhkan Penyakit Penyumbatan Pembuluh Darah Di Otak dengan sangat aman, ampuh dan pastinya tidak akan menimbulkan efek samping apapun terhadap organ tubuh lainnya sehingga dapat mempercepat proses penyembuhan terhadap Penyakit Penyumbatan Pembuluh Darah Di Otak yang mungkin sedang anda deirta saat ini.Obat Herbal Jelly Gamat Gold-G ini terbuat dari bahan-bahan yang sangat alami dengan bahan dasarnya adalah teripang ataupun gamat emas dimana teripang yang digunakan untuk Obat Herbal Jelly Gamat Gold-G ini berspesies Golden Stichopus Variegatus yang diolah secara modern melalui 4 kali proses destilasi sehingga Obat Herbal Jelly Gamat Gold-G tidak berbau amis dan tidak berasa asin. Selaindari pada itu spesies yang satu ini lebih baik dari pada spesies-spesies yang lainnya dikarenakan memiliki kandungan alamiah yang sangat bermanfaat sekali untuk kesehatan tubuh anda.Kandungan alamiah yang dimaksudkan adalah omega-6, omega-3 dan omega-9, protein, saponin, kolagen, vitamin, asam amino, chondroitin, mukopolisakarida, lektin, glucosaminoglycans (GAGs), antiseptik alamiah, dan mineral. Kandungan alamiah tersebut sudah ada dalam Obat Herbal Jelly Gamat Gold-G yang sudah sangat terbukti aman untuk dikonsumsi setiap hari sehingga tubuh anda segar bugar dan tidak menimbulkan efek samping apapun terhadap organ tubuh lainnya

Bottom of Form

Bottom of FormTop of FormBottom of Form

20