National Environment Agency Singapore

2
National Environment Agency (NEA) National Environment Agency, yang kemudian disingkat dengan NEA, merupakan salah satu organisasi publik Singapura yang dibentuk pada tanggal 1 Juli 2002. NEA memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan dan mempertahankan lingkungan yang bersih serta hijau di Singapura. Dalam kunjungan KKP 2015 ini, kami belajar melalui ENVision Gallery yang didalamnya telah disediakan banyak hal pengetahuan mengenai apa saja yang dikerjakan NEA untuk mencapai Singapura yang bersih nan hijau. Mulai dari tentang sejarah terbentuknya, udara, suara, limbah, air, dan kesehatan publik. Untuk menjaga udara Singapura agar tetap bersih, NEA memiliki air monitoring yang tersebar di seluruh pulau dan saling terhubung. Sehingga ketika Pulau Sumatera dan Kalimantan beberapa waktu yang lalu mengeluarkan asap, organisasi inilah yang mengawasi perkembangan kondisi udara di Singapura. Singapura merupakan negara dengan luas lahan yang sangat terbatas. Hal tersebut ternyata juga menjadi kendala dalam hal kebisingan. Dapat dibayangkan apabila disekitar permukiman penduduk terdapat pembangunan besar, tentu hal tersebut sangat mengganggu. Oleh karena itu, NEA mengatur kebisingan dari kegiatan pembangunan dan pabrik dengan cara menetapkan maksimal kebisingan yang diizinkan dengan level yang berbeda di tiap harinya. Bahkan peraturan tidak bekerja pada aktivitas pembanguan di masa depan akan diberlakukan di hari Minggu dan hari libur umum. Peraturan ini tidak hanya sekedar formalitas, karena mereka memiliki noise meter yang harus diinstal pada semua kegiatan pembangunan. Sehingga melalui noise meter tersebut NEA dapat memantau dengan mudah tingkat kebisingan yang dihasilkan. Berkaitan dengan lahan terbatas dan populasi jumlah penduduk, Singapura juga dihadapkan pada bagaimana ia mampu mengelola sampahnya dengan tetap ramah lingkungan. Dalam pengelolaan limbah padat ini, mereka memilih insinerator untuk mengatasinya. Hal ini dikarenakan insinerator dapat mengurangi volume limbah hingga 90%. Sisa pembakaran limbah di insinerator kemudian dibuang ke landfill. Singapura hanya memiliki satu landfill yang letaknya berada 8 Km dari selatan Pulau utama mereka dan landfill tersebut merupakan pulau buatan yang dikhususkan untuk menampung abu sisa pembakaran. Namun, kini pulau tersebut tidak hanya

description

Ringkasan perjalanan NEA

Transcript of National Environment Agency Singapore

Page 1: National Environment Agency Singapore

National Environment Agency (NEA)

National Environment Agency, yang kemudian disingkat dengan NEA, merupakan salah satu organisasi publik Singapura yang dibentuk pada tanggal 1 Juli 2002. NEA memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan dan mempertahankan lingkungan yang bersih serta hijau di Singapura. Dalam kunjungan KKP 2015 ini, kami belajar melalui ENVision Gallery yang didalamnya telah disediakan banyak hal pengetahuan mengenai apa saja yang dikerjakan NEA untuk mencapai Singapura yang bersih nan hijau. Mulai dari tentang sejarah terbentuknya, udara, suara, limbah, air, dan kesehatan publik.

Untuk menjaga udara Singapura agar tetap bersih, NEA memiliki air monitoring yang tersebar di seluruh pulau dan saling terhubung. Sehingga ketika Pulau Sumatera dan Kalimantan beberapa waktu yang lalu mengeluarkan asap, organisasi inilah yang mengawasi perkembangan kondisi udara di Singapura.

Singapura merupakan negara dengan luas lahan yang sangat terbatas. Hal tersebut ternyata juga menjadi kendala dalam hal kebisingan. Dapat dibayangkan apabila disekitar permukiman penduduk terdapat pembangunan besar, tentu hal tersebut sangat mengganggu. Oleh karena itu, NEA mengatur kebisingan dari kegiatan pembangunan dan pabrik dengan cara menetapkan maksimal kebisingan yang diizinkan dengan level yang berbeda di tiap harinya. Bahkan peraturan tidak bekerja pada aktivitas pembanguan di masa depan akan diberlakukan di hari Minggu dan hari libur umum. Peraturan ini tidak hanya sekedar formalitas, karena mereka memiliki noise meter yang harus diinstal pada semua kegiatan pembangunan. Sehingga melalui noise meter tersebut NEA dapat memantau dengan mudah tingkat kebisingan yang dihasilkan.

Berkaitan dengan lahan terbatas dan populasi jumlah penduduk, Singapura juga dihadapkan pada bagaimana ia mampu mengelola sampahnya dengan tetap ramah lingkungan. Dalam pengelolaan limbah padat ini, mereka memilih insinerator untuk mengatasinya. Hal ini dikarenakan insinerator dapat mengurangi volume limbah hingga 90%. Sisa pembakaran limbah di insinerator kemudian dibuang ke landfill. Singapura hanya memiliki satu landfill yang letaknya berada 8 Km dari selatan Pulau utama mereka dan landfill tersebut merupakan pulau buatan yang dikhususkan untuk menampung abu sisa pembakaran. Namun, kini pulau tersebut tidak hanya menjadi tempat pembuangan abu, tetapi juga menjadi habitat bagi 700 tipe tanaman dan hewan yang kemudian dijuluki “Garbage of Eden”.

Berkaitan lagi dengan keterbatasan lahan yang mereka miliki, air bersih yang mereka miliki pun terbatas. Ada beberapa cara yang mereka lakukan untuk mendapatkan air bersih diantaranya adalah desalinasi dan Newater treatment. Desalinasi merupakan suatu cara mengolah air laut menjadi air tawar. Sedangkan Newater treatment merupakan suatu proses mendaur ulang air sehingga layak untuk diminum kembali.

Selain mengenai udara, suara, limbah dan air, NEA juga mengatasi tentang kesehatan publik salah satunya adalah street hawking atau di Indonesia kita sering mengenalnya dengan Pekerja Kaki Lima (PKL). Kesadaran akan buruknya sanitasi menjadi dasar NEA untuk mengatasi masalah PKL ini.

Telah banyak infrastruktur bernilai besar yang harus dibangun oleh Singapura, namun semahal apapun infrastruktur tersebut tidak lebih mahal dibandingkan lingkungan yang bersih dan sehat. Tanpa lingkungan yang bersih dan sehat manusia sendiri yang akan menuai akibatnya. Maka Indonesia seharusnya mencontoh dari negara tetangga bagaimana mereka sangat menjaga kualitas

Page 2: National Environment Agency Singapore

lingkungan dan keberlanjutannya di masa depan.