The Ethics Environment

download The Ethics Environment

of 29

Transcript of The Ethics Environment

THE ETHICS ENVIRONMENTPresented by: KELOMPOK IDESY FARINA IMMU PUTERI SARI KHADIJAH ATH THAHIRAH SITI KOMARIAH

ETIKA LINGKUNGAN UNTUK BISNIS :1. Pertarungan kredibilitas 2. Reputasi 3. Keunggulan Kompetitif Cttn : Dukungan untuk sebuah bisnis dan bisnis pada umumnya bergantung pada kredibilitas yang di tempatkan pemangku kepentingan dalam komitmen perusahaan, reputasi perusahaan, dan kekuatan daya saingnya.

MASALAH LINGKUNGAN1. Polusi udara

contoh : cerobong asap, knalpot pembuangan, hujan asam2. Pencemaran air

perusahaan-perusahaan menegaskan bahwa mereka tidak memiliki solusi teknis untuk mengatasi polusi udara dan air dengan biaya murah sehingga mereka tidak dapat mengatasi polusi secara kompetitif. Namun demikian, setelah ancaman jangka pendek dan ancaman jangka panjang terhadap keselamatan pribadi dipahami, masyarakat dipimpin oleh kelompok-kelompok dengan minat khusus mulai menekan perusahaan maupun pemerintah secara lansung untuk meningkatkan standar keamanan untuk emisi perusahaan

Upaya untuk mengatasi Polusi Perusahaan membatasi jumlah CO2 yang disebabkan oleh proses produksi a.l dengan mendesain peralatan produksi dan produknya. Merevisi proses produksi dan pengemasan untuk mengurangi jumlah sampah/limbah Menyimpan sampah meracun dan mengirimkannya ketempat pembuangan sampah khusus Mendaur ulang plastik dan membatasi pemakaian material yang akan menjadi sampah yang solid Perusahaan harus memiliki program lingkungan yang dirancang untuk mengurangi kerusakan lingkungan

SENSITIVITAS MORAL Selama periode 1980-an dan 1990-an, terdapat peningkatan yang signifikan dalam sensitivitas diakibatkan oleh kurangnya kejujuran dan perbedaan dalam perlakuan yang adil kepada individu dan kelompok dalam masyarakat Bukti tekanan publik untuk kejujuran lebih dan kesetaraan mudah untuk diamati. Keinginan untuk mencapai kesetaraan dalam pekerjaan telah menghasilkan undang-undang, peraturan, kepatuhan kondisi dalam kontrak, dan program tindakan afirmatif dalam perusahaan. Sensitivitas moral juga terlihat pada isu-isu internasional dan domestik.

PENILAIAN YANG BURUK DAN AKTIVIS PEMANGKU KEPENTINGAN> Para direktur, eksekutif, dan manajer adalah manusia, dan mereka membuat kesalahan. Kadang-kadang masyarakat tersinggung akibat penilaian yang buruk ini, serta mengambil tindakan untuk membuat direktur menyadari bahwa mereka tidak menyetujuinya. contoh : memboikot SPBU Shell di Eropa, memboikot produk Nestle di Amerika Utara dan Eropa, memboikot produk Nike, penarikan kembali Ban Firestone. Aktivis pemangku kepentingan mampu membuat perbedaan, suatu hal yang dianggap orang adalah untuk yang terbaik. Dua jenis aktivis lain yang juga memberikan pernyataan di akhir periode 1980-an dan awal periode 1990-an: a. Etika konsumen Etika konsumen memberi perhatian pada pembelian barang dan jasa dalam tata krama etika yang dapat diterima. b. Etika investor Etika investor berpandangan bahwa investasi yang mereka lakukan tidak hanya membuat hasil laba yang memadai, tetapi harus dilakukan dengan cara yang etis.

EKONOMI DAN TEKANAN-TEKANAN KOMPETITIF Laju aktivitas ekonomi melambat pada akhir periode 1980-an, awal periode 1990-an menempatkan perusahaan-perusahaan dan individu-individu di dalamnya pada posisi harus bergulat dengan tidak adanya pertumbuhan. Pada periode 1990-an, tekanan pertumbuhan dari pesaing global dan dorongan untuk meningkatkan teknologi menghabiskan biaya dan mengakibatkan margin keuntungan menyusut. Tidak adanya pertumbuhan dan penyusutan margin menyebabkan perampingan untuk mempertahankan profitabilitas secara keseluruhan dan tingkat ketertarikan bagi pasar modal.

SKANDAL KEUANGAN : JURANG HARAPAN DAN JURANG KREDIBILITAS Tidak ada keraguan bahwa masyarakat terkejut, kaget, kecewa, dan hancur oleh krisis keuangan. Contoh : kasus Enron, Worldcom, Adelphia, Tyco, HealthSouth, Parmalat, Royal Ahold Barings Bank, Livent, dan Bre X. Sebagai akibat dari guncangan yang berulang-ulang ini, masyarakat menjadi sinis terhadap integritas keuangan perusahaan, adanya jurang harapan yaitu untuk menggambarkan perbedaan antara apa dipikirkan oleh masyarakat tentang apa yang mereka dapatkan dalam laporan keuangan yang telah diaudit dan apa yang sebenarnya masyarakat dapatkan. Dan adanya jurang kredibilitas, penyimpangan keuangan yang berkelanjutan telah menimbulkan krisis kepercayaan terhadap pelaporan dan tata kelola perusahaan, kurangnya kredibilitas telah menyebar dari pelayanan keuangan untuk mencakup bidang lain dari aktivitas perusahaan.

KEGAGALAN TATA KELOLA DAN PENILAIAN RISIKO Bukti dari kasus Enron masyarakat sudah muak dengan direktur dan eksekutif dan lain-lain yang memperkaya diri sendiri dengan biaya masyarakat , yang tidak mengidentifikasi, menilai dan mengelola risiko etika dengan cara yang sama atau pemahaman mereka untuk resiko bisnis lainnya. Jadi, reformasi tata kelola sangat penting untuk melindungi kepentingan umum, untuk menilai dan memastikan bahwa risiko yang dihadapi oleh perusahaan mereka telah dikelola dengan baik.

PENINGKATAN AKUNTABILITAS YANG DIINGINKAN Perusahaan di dunia telah merespon dan menerbitkan informasi lebih lanjut dan laporan bebas tentang kinerja termasuk topik, seperti masalah lingkungan, kesehatan dan keselamatan, filantropi serta dampak sosial lainnya untuk meningkatkan akuntabilitas pada pihak investor dan terutama oleh para pemangku kepentingan lainnya.

SINERGI DIANTARA FAKTOR-FAKTOR DAN PENGUATAN KELEMBAGAAN Contoh yang bermunculan, seperti dimana eksekutif bisnis tidak membuat keputusan yang tepat, serta etika konsumen atau investor bertindak dan berhasil membuat perusahaan mengubah praktik mereka atau meningktakan struktur tata kelolanya untuk memastikan bahwa proses pengambilan keputusan dimasa depan lebih sehat. Dengan contoh ini semua perlu peningkatan dari kesadaran masyarakat tentang perlunya kontrol terhadap perilaku perusahaan yang tidak etis. Selanjutnya, kesadaran masyarakat berdampak pada politisi yang bereaksi dengan menyiapkan undang-undang yang baru atau mengetatkan peraturan. Akibatnya, banyak masalah membawa kesadaran masyarakat dalam penguatan kelembagaan pada hukum yang berlaku. Banyaknya permasalahan etika yang disoroti memfokuskan pemikiran tentang perlunya tindakan yang lebih etis.

HASIL Politisi telah merespon dengan meningkatkan peraturan, denda, dan hukuman (baik untuk individu maupun perusahaan) yang terlibat dalam penyimpangan. Jurang kredibilitas tidak disukai organisasi-organisasi bisnis Kurangnya kredibilitas telah meningkatkan peraturan, standar internasional, serta kepentingan utama dan perubahan besar dalam tata kelola dan praktikpraktik manajemen.

HARAPAN BARU UNTUK BISNIS1. Mandat baru untuk bisnis Mereka yang berfokus pada prinsip keuntungan murni sering membuat keputusan opurtunis jk. Pendek yang membahayakan keuntungan jk. Panjang yang berkelanjutan. Untuk alasan ini, mandat keuntungan murni bagi perusahaan kemudian berkembang pada pengakuan ketergantungan bisnis dan masyarakat. Tata kelola dan kerangka kerja akuntabilitas yang baru. Berdasarkan analisis ini, perusahaan-perusahaan sukses akan dilayani dengan sangat baik oleh mekanisme tata kelola dan akuntabilitas yang berfokus pada sebuah kumpulan hubungan fidusia yang berbeda dan lebih luas dibandingkan dengan masa lalu.

2.

HARAPAN BARU UNTUK BISNIS3. Peranan fidusia yang diperkuat bagi akuntan profesional. Direktur yang seharusnya mengatur manajemen sering mengandalkan akuntan profesional untuk memenuhi tanggung jawab fidusia mereka. Konsekuensinya, tanggung jawab fidusia utama dari akuntan seharusnya kepada masyarakat atau untuk kepentingan umum. Jika sebaliknya, harapan para pemangku kepentingan dalam masyarakat tidak akan terpenuhi dan kredibilitas perusahaan akan terkikis, demikian pula kredibilitas dan reputasi dari profesi akuntansi.

TANGGAPAN DAN PERKEMBANGAN1. Kemunculan Model-model Tata Kelola dan Akuntabilitas Pemangku KepentinganKerangka kerja tata kelola perusahaanPemegang Saham

Pemangku Kepentingan

Mem ilih

Dewan Direksi & Subkomite ;Audit, Tata Kelola, Kompensasi

Auditor

Fungsi Utama Dewan Pengendalian : -Menetapkan Bimbingan dan Batasan Kebijakan, Kode, Budaya, Kepatuhan Hukum, Regulasi, aturan -- Mengatur Arah Strategi, Sasaran, Remunerasi, isentif -Menunjuk CEO, yang menunjuk eksekutif lainnya, dan CFO --Mengatur sumber daya -- Memantau feedback -- Operasional, kepatuhan Kebijakan -LAporanKEuangan -- Laporan untuk pemegang saham, Pemerintah -- Menominasikan/Memustuskan Auditor

TANGGAPAN DAN PERKEMBANGAN Peta Akuntabilitas Pemangku Kepentingan Perusahaan

Pemegang Saham Aktivis Karyawan PemerintahPerusahaan

Pelanggan

Debitur & Kreditur

Pemasok Lainnya termasuk media, yang dapat Terpengaruh oleh atau yang dapat Mempengaruhi pencapaian tujuan perusahaan

Pesaing

TANGGAPAN DAN PERKEMBANGAN2. Manajemen Berdasarkan Nilai, Reputasi, dan RisikoPenentu ReputasiKredibilitas Keandalan

Reputasi Perusahaan

Sifat Dapat Dipercaya

Tanggung Jawab

TANGGAPAN DAN PERKEMBANGANRisiko risiko Etika Sebuah Daftar RepresentatifEkspetasi Pemangku Kepentingan Yang Tidak Dipenuhi Risiko-risiko Etika Pemegang Saham Pencurian, Penyalahgunaan dana atau aset Kejujuran, Integritas Konflik Kepentingan dengan Petugas Keterprediksian, tanggung jawab Tingkat Kinerja Tanggung Jawab, Kejujuran Transparansi Pelaporan, Akurasi Kejujuran, integritas Karyawan Keselamatan Keadilan Keragaman Keadilan Tenaga Kerja Anak /Buruh dengan Upah Yang rendah Belas Kasihan, Keadilan Pelanggan Keselamatan Keadilan Kinerja Keadilan, Integritas Pecinta Lingkungan Polusi Integritas, Tanggung Jawab

TANGGAPAN DAN PERKEMBANGAN3. Akuntabilitas

Munculnya kepentingan stakeholder dan akuntabilitas, serta krisis keuangan yang menimpa Enron, Arthur Andersen, dan WorldCom, telah meningkatkan keinginan untuk membuat laporan kinerja perusahaan yang lebih relevan dengan berbagai kepentingan dan stakeholder. 4. Etika Perilaku dan Perkembangan Dalam Etika Bisnis a. Pendekatan Filosofis untuk Etika Perilaku- Filsuf Yunani, Aristoteles, berpendapat bahwa tujuan hidup adalah kebahagiaan, dan kebahagiaan dicapai dengan menjalani hidup secara saleh/bijak sesuai dengan alasan.

Sambungan..Filsuf Jerman, Immanuel Kant, berpendapat bahwa orang-orang beretika ketika mereka tidak memanfaatkan orang lain demi kesejahteraannya, dan ketika mereka tidak bertindak dengan cara yang munafik dalam menuntut perilaku tingkat tinggi dari orang lain, sementara membuat pengecualian bagi diri mereka sendiri. Filsuf Inggris, John Staurt Mill, menyatakan bahwa tujuan hidup adalah untuk memaksimalkan kebahagiaan dan atau untuk mengurangi ketidakbahagiaan atau sakit, dan tujuan masyarakat adalah untuk memaksimalkan manfaat sosial bersih bagi semua orang. Filsuf Amerika, John Rawls, berpendapat bahwa masyarakat harus diatur sehingga ada distribusi yang adil atas hak dan manfaat, dan bahwa setiap ketimpangan harus menguntungkan semua orang.

-

-

Sambunganb. Konsep dan Persyaratan Etika Bisnis Dua perkembangan dalam memahami etika bisnis: - konsep pemangku kepentinganPengamat dan eksekutif menyadari bahwa banyak orang selain pemegang saham memiliki interes dalam perusahaan atau kegiatan-kegiatannya, meskipun sebagian tidak memiliki klaim hukum pada perusahaan, mereka memiliki kapasitas yang sangat nyata untuk mempengaruhi perusahaan dengan baik atau tidak baik. Kepentingan orang-orang ini dengan pengaruh dalam bisnis atau dampaknya yang dipengaruhi oleh atau dapat mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi harus dipertimbangkan dalam perencanaan perusahaan dan pengambilan keputusan. Orangorang seperti ini dikenal dengan pemangku kepentingan.

SambunganKonsep dari Kontrak sosial perusahaan Hubungan antara perusahaan dan para pemangku kepentingannya secara perlahan telah berkembang/meluas selama bertahun-tahun. Hubungan antara perusahaan dan masyarakat telah dikenal sebagai suatu konsep sebagai kontrak sosial perusahaan.

C. Pendekatan untuk Pengambilan Keputusan EtisPendekatan Analisis praktis pertama, Modified Five Question Approach (Pendekatan Lima Pertanyaan Termodifikasi) yang menantang setiap tantangan kebijakan yang diusulkan atau tindakan dengan lima pertanyaan yang dirancang untuk menilai proposal pada skala berikut : profitabilitas, legalitas, kejujuran, dampak pada hak masing-masing pemangku kepentingan, dan pada lingkungan secara khusus, serta demonstrasi kebajikan yang diharapkan oleh para pemangku kepentingan.

SambunganPendekatan Modified Moal Standard Approach ( Pendekatan Standar Moral Termodifikasi) berfokus pada 4 dimensi : a. Apakah memberikan manfaat bersih untuk masyarakat b. Apakah adil bagi semua pemangku kepentingan c. Apakah tindakan yang benar d. Apakah hal ini menunjukkan kebajikan yang diharapkan oleh para pemangku kepentingan. Pendekatan Modified Pastin Approach ( Pendekatan Pastin Termodifikasi). Pastin menyarankan agar setiap keputusan yang diusulkan evaluasi dalam perbandingannya dengan aturan-aturan dasar perusahaan : a. Aturan etika dasar b. Titik akhir etika

-

Sambunganc. d. e. Aturan Etika Masalah milik bersama Apakah hal itu menunjukkan kebajikan-kebajikan yang diharapkan oleh para pemangku kepentingan

ETIKA LINGKUNGAN UNTUK AKUNTANAKUNTAN PROFESIONAL 1. Peran dan PerilakuKegagalan Enron, Arthur Andersen, dan WorldCom akan membawa perubahan mendasar dalam peran dan perilaku akuntan-akuntan profesional yang telah lupa dimana tugas utama mereka diberikan. Akuntan Profesional berutang loyalitas utama mereka pada kepentingan umum, tidak hanya untuk kepentingan finansial diri mereka sendiri, direktur atau manajemen perusahaan, atau para pemegang saham saat ini dengan mengorbankan para pemegang saham di masa depan.

Sambungan2. Tata kelolaGlobalisasi dan internasionalisasi telah berkembang dalam dunia usaha, pasar modal, dan akuntabilitas perusahaan. Jangkauan pemangku kepentingan bersifat global, dan peristiwa yang sangat dirahasiakan sekarang ditampilkan diseluruh dunia setiap malam di CNN, BBC, World News, atau dalam mengungkapkan dokumenter perlindungan lingkungan atau hak asasi manusia.

Sambungan.3. Layanan Yang DitawarkanDalam lingkungan global yang didefinisikan ulang baru-baru ini, penawaran layanan nonaudit kepada klien audit merupakan masalah yang bertentangan bagi Arthur Andersen dalam kegagalan Enron, telah dibatasi sehingga harapan konflik kepentingan yang lebih ketat dapat dipenuhi.

MENGELOLA RESIKO ETIKA DAN KESEMPATAN/PELUANGDampak meningkatnya harapan untuk bisnis pada umumnya dan untuk direktur dan eksekutif, dan akuntan pada khususnya telah membawa tuntutan reformasi tata kelola, pengambilan keputusan etis, dan pengelolaan yang akan mendapat manfaat dari pemikiran terkini tentang bagaimana mengelola resiko etika dan peluang. Panduan ini disediakan untuk proses identifikasi risiko etika, disarankan berhati-hati terhadap kepercayaan yang berlebihan pada auditor eksternal untuk tujuan ini, dan wawasan juga ditawarkan untuk pengelolaan dan pelaporan risiko etika.

Terima Kasih