Naspub Elektif Yudha AP 08711234
Transcript of Naspub Elektif Yudha AP 08711234
-
7/30/2019 Naspub Elektif Yudha AP 08711234
1/6
LAPORAN ELEKTIF
Skrining Kandungan Besi (FE) Sumber Air Bersih Satu Tahun
dan Tiga Tahun Setelah Erupsi Merapi 2010 di desa Paten
Kecamatan Dukun, Magelang
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kepaniteraan Klinik
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Indonesia
Disusun oleh:
Yudha Astipamara Panjaya
08711234
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2013
-
7/30/2019 Naspub Elektif Yudha AP 08711234
2/6
Skrining Kandungan Besi (FE) Sumber Air Bersih Satu Tahun
dan Tiga Tahun Setelah Erupsi Merapi Tahun 2010 di desa Paten
kecamatan Dukun, Magelang
Yudha Astipamara Panjaya
INTISARI
Latar belakang : Pengadaan air bersih untuk kepentingan rumah tangga seperti untuk air
minum, air mandi dan untuk kepentingan lainnya harus memenuhi persyaratan yang sudah
ditentukan oleh pemerintah Republik Indonesia. Strandar kandungan FE dalam air bersih
menurut Departemen kesehatan di dalam Permenkes No. 416 /Per/Menkes/IX/ 1990 tentang
kadar besi di dalam air bersih yaitu sebesar 1,0 mg/l.
Metode penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif non analitik,
dengan desain penelitian cross sectional study. Pengambilan sampel diambil dari sumber air
yang mengaliri di desa Paten, dengan mengambil air 1,5 liter dan di periksa di laboratorium.
Data juga didapatkan dari hasil data skunder yang berasal dari pemeriksaan air bersih
sebelumnya ditempat yang sama pada tanggal 16 bulan september tahun 2011.
Hasil: Dari hasil pemeriksaan air bersih tahun 2013 kadar besi (FE) dalam air bersih dari
sumber mata air di desa Paten didapatkan kadar besi dalam air < 0,003 mg/L, sedangkan
hasil dari pemeriksaan kadar air bersih yang diperiksa pada tahun 2011 adalah 0,79 mg/L.
Simpulan : Terjadi perubahan kadar besi dalam air yang diperiksa di tempat yang sama dari
sumber mata air di desa paten. Perubahannya sangat terlihat yang mana pada tahun 2011
kadar besinya 0,79 mg/L dan di periksa ulang tahun 2013 hasil kadar besi dalam air < 0,003
mg/L.
-
7/30/2019 Naspub Elektif Yudha AP 08711234
3/6
PENDAHULUAN
Air merupakan sumber daya alam
yang diperlukan untuk hajat hidup orang
banyak, bahkan oleh semua mahluk hidup.
Saat ini, masalah utama yang dihadapi
oleh sumber daya air meliputi kuantitas air
yang sudah tidak mampu memenuhi
kebutuhan yang terus meningkat dan
kualitas air untuk keperluan domestik yang
semakin menurun. Kegiatan industri,
domestik dan kegiatan lain berdampak
negatif terhadap sumber daya air, antara
lain menyebabkan penurunan kualitas air.
Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan,
kerusakan dan bahaya bagi semua mahluk
hidup yang bergantung pada sumber daya
air. Oleh karena itu, diperlukan
pengelolaan dan perlindungan sumber
daya air secara seksama6.
Pengadaan air bersih untuk
kepentingan rumah tangga seperti untuk
air minum, air mandi dan untuk
kepentingan lainnya harus memenuhi
persyaratan yang sudah ditentukan oleh
pemerintah Republik Indonesia5.
Strandar kandungan FE dalam air
bersih menurut Departemen kesehatan di
dalam Permenkes No. 416
/Per/Menkes/IX/ 1990 tentang air bersih
yaitu sebesar 1,0 mg/l.
Berikut ini ciri-ciri air yang
mengandung zat besi yang tinggi:
1. Biasanya air mengandung zat besi (Fe)
yang tinggi keluar dari tanah dalam
keadaan yang jernih. Tetapi setelah
didiamkan beberapa saat warna air akan
kuning dan ada endapan.
2. Air yang mengandung zat besi (Fe) yg
tinggi juga menimbulkan bercak kuning
karat pada keramik dan wastafel kamar
mandi.
3. Air akan berbau besi karat.4
Air yang tinggi kandungan besi (
Fe ) nya bila bersentuhan dengan udara
menjadi keruh, berbau dan tidak
menyenangkan untuk dikonsumsi tentunya
dengan alasan estetika . Kekeruhan dan
warna kuning terbentuk karena oksidasi
besi (II) menjadi besi (III) berupa endapan
koloid berwama kuning. Karenaoksidasinya berlangsung perlahan
terutama pada pH < 6 maka
pembentukan dan pengendapan Fe(OH)3
atau Fe203 berlangsung sangat lambat.
Selain penampilan yang tidak
menyenangkan, air yang tinggi kandungan
besi nya mempunyai rasa tidak enak.
Berdasarkan alasan ini ditetapkan bahwa
air untuk kebutuhan rumah tangga tidak
mengandung lebih dari 0,3 mg/1 besi
(FE)7.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif deskriptif non analitik, dengan
desain penelitian cross sectional study.
-
7/30/2019 Naspub Elektif Yudha AP 08711234
4/6
Pengambilan sampel diambil dari sumber
air yang mengaliri desa Paten, dengan
mengambil air 1,5 liter dan di periksa di
laboratorium. Data juga didapatkan dari
hasil data skunder yang berasal dari
pemeriksaan air bersih sebelumnya
ditempat yang sama pada tanggal 16 bulan
september tahun 2011.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari Hasil pemeriksaan air bersih
untuk mengetahui kadar besi (FE) dalam
air bersih dari sumber mata air di desa
Paten yang dilakukan pada tahun 2013 di
didapatkan kandungan kadar besi dalam
air < 0,003 mg/L, dbandingkan dengan
hasil dari pemeriksaan kandungan kadar
besi dalam air bersih yang diperiksa pada
tahun 2011 adalah 0,79 mg/L.
Perlu diketahui bahwa batas
maksimum yang diperbolehkan sesuai
dengan standar baku mutu air bersih No.
416/MENKES/PER/IX/1990 untuk
parameter Besi (FE) adalah 1,0 mg/L Jadi
kandungan besi dalam air bersih di desa
Paten saat ini mengalami penurunan yang
sangat besar, dari pemeriksaan satu tahun
setelah erupsi merapi dan pemeriksaan tiga
tahun setelah erupsi merapi 3.
SIMPULAN
Terjadi perubahan kadar besi
dalam air yang diperiksa di tempat yang
sama dari sumber mata air di desa paten.
Perubahannya sangat terlihat yang mana
pada tahun 2011 kadar besinya 0,79 mg/L
dan di periksa ulang tahun 2013 hasil
kadar besi dalam air < 0,003 mg/L. Dapat
disimpulkan kadar besi dalam air tahun
2011 normal tetapi mendekati standar
baku mutu air bersih, berbeda dengan hasil
pemeriksaan tahun 2013, normal dan lebih
baik.
DAFTAR PUSTAKA
Asmustawa, 2007. Evaluasi
Pengelolahan Kualitas Air
Bersih Oleh Petugas Sanitasi
Puskesmas Di Kabupaten
Bungo. Program Magister
Kebijakan dan Manajemen
Pelayanan Kesehatan,Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
Departemen Kimpraswil (2002a),
Pedoman/Petunjuk Teknik Dan
Manual, Bagian : 5 (volume I)
Air Bersih perdesaan, Badan
Peneliti dan Pengembangan,
Departemen Pemukiman Dan
Prasarana Wilayah, Jakarta.
Depkes RI, 1990. Peraturan
Menteri Kesehatan RI No.
416/Menkes/per/IX/1990,
Jakarta.
-
7/30/2019 Naspub Elektif Yudha AP 08711234
5/6
Depkes. 2002. Syarat-syarat dan
Pengawasan Kualitas Air
Minum/Air Bersih. Jakarta
Desrizal, Hari Kusnanto (2006),
Peran Serta Masyarakat
Dalam Program Water And
Sanitation For Low Income
Communities 2 Di Pasaman,
Working Paper Series No. 2
November 2006, Program
Magister Kebijakan Dan
Pelayanan Kesehatan,
Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
Effendi, Hefni, 2003. Telaah
Kualitas Air Bagi
Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Penerbit
Kanisius : Yogyakarta.
Kancar ibu. 2008. Kandungan
kadar seng (Zn) dan besi (FE)
dalam air minum dari depot
air minum isi ulang air
pegunungan sibolangit Medan.
Tesis. USU Repository :
Medan.
Notoadmojo. Soekidjo. 2003.
Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Cetakan Kedua. Rineka Cipta.
Jakarta.
Noviandi, 2009. Panduan
Pemeriksaan kualitas Air di
Laboratorium Kimia. BTKL
dan PPM, Medan.
Simpm. 2008. Pelestarian Sumber
Daya Tanah dan Air. Audi,
Yogyakarta.
Soemirat, Slamet, Juli 2007.
Kesehatan Lingkungan. Gajah
Mada University. Yogyakarta.
-
7/30/2019 Naspub Elektif Yudha AP 08711234
6/6