Naskah Publikasi Frambusia by Herodes.com

19
KNOWLEDGE, ATTITUDE AND PRACTICE RELATIONSHIP OF THE FAMILY TOWARDS YAWS INCIDENCE IN NGGAHA ORI ANGU HEALTH CENTER WORK FIELD, EAST SUMBA REGENCY EAST NUSA TENGGARA PROVINCE PUBLICATION MANUSCRIPT HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU KELUARGA DENGAN KEJADIAN FRAMBUSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGGAHA ORI ANGU KABUPATEN SUMBA TIMUR PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan Universitas Gadjah Mada Disusun oleh: MATIUS GEU LIA 08/266593/EIK/00726 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2010

description

Hanya untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan, tidak untuk komersialisasi, terimakasih

Transcript of Naskah Publikasi Frambusia by Herodes.com

  • KNOWLEDGE, ATTITUDE AND PRACTICE RELATIONSHIP OF THE FAMILY TOWARDS YAWS INCIDENCE IN NGGAHA ORI ANGU HEALTH CENTER

    WORK FIELD, EAST SUMBA REGENCY EAST NUSA TENGGARA PROVINCE

    PUBLICATION MANUSCRIPT

    HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU KELUARGADENGAN KEJADIAN FRAMBUSIA DI WILAYAH KERJA

    PUSKESMAS NGGAHA ORI ANGU KABUPATEN SUMBA TIMURPROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR

    NASKAH PUBLIKASI

    Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan

    Universitas Gadjah Mada

    Disusun oleh:

    MATIUS GEU LIA08/266593/EIK/00726

    PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA

    YOGYAKARTA 2010

    KNOWLEDGE, ATTITUDE AND PRACTICE RELATIONSHIP OF THE FAMILY TOWARDS YAWS INCIDENCE IN NGGAHA ORI ANGU HEALTH CENTER WORK FIELD, EAST SUMBA REGENCY EAST NUSA TENGGARA PROVINCE

    PUBLICATION MANUSCRIPT

    HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU KELUARGA

    DENGAN KEJADIAN FRAMBUSIA DI WILAYAH KERJA

    PUSKESMAS NGGAHA ORI ANGU KABUPATEN SUMBA TIMUR

    PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR

    NASKAH PUBLIKASI

    Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

    Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan

    Universitas Gadjah Mada

    Disusun oleh:

    MATIUS GEU LIA

    08/266593/EIK/00726

    PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA

    YOGYAKARTA 2010

    HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU KELUARGA

    DENGAN KEJADIAN FRAMBUSIA DI WILAYAH KERJA

    PUSKESMAS NGGAHA ORI ANGU KABUPATEN SUMBA TIMUR

    PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR

    Matius Geu Lia1, Satiti Retno Pudjiati2, Sri Hartini3

    INTISARI

    Latar Belakang: Frambusia merupakan penyakit infeksi kulit yang dalam beberapa tahun terakhir kasusnya masih tinggi khususnya di wilayah kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur dimana jumlah kasusnya masih lebih dari 10/10.000 penduduk. Pada studi pendahuluan yang dilakukan menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga tentang frambusia tergolong rendah tentunya berpengaruh dalam upaya penanggulangan frambusia di Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur.

    TujuanPenelitian:Mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga dengan kejadian frambusia di Wilayah Kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur.

    MetodePenelitian: Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimen diskriptif korelasional desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah warga yang berada di wilayah kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu yang samplenya diambil sebanyak 73 orang dengan teknik Probability Sampling jenis Simple Random Sampling. Analisis data secara univariat yaitu distribusi frekuensi sedangkan analisis bivariat menggunakan Korelasi Tata Jenjang Spearman dengan derajat kepercayaan 95%.

    Hasil Penlitian: Analisa bivariat pada variabel pengetahuan tentang frambusia dengan kejadian frambusia didapatkan p-sig 0,027, dan correlation coefficient sebesar 0,259. Pada variabel sikap tentang frambusia dengan kejadian frambusia didapatkan p-sig 0,000 dan correlation coefficient sebesar 0,825. Sedangkan pada variabel perilaku tentang frambusia dengan kejadian frambusia didapatkan p-sig 0,009, dan correlation coefficient sebesar 0,305.

    Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga dengan kejadian frambusia di wilayah kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur

    Kata Kunci: pengetahuan, sikap, perilaku, frambusia.

    1Puskesmas Nggaha Ori Angu, Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggra Timur.

    2Bagian Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

    3Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah MadaYogyakarta.

    KNOWLEDGE, ATTITUDE AND PRACTICE RELATIONSHIP OF THE FAMILY TOWARDS YAWS INCIDENCE IN NGGAHA ORI ANGU HEALTH CENTER WORK FIELD, EAST SUMBA REGENCY EAST NUSA TENGGARA PROVINCE

    Matius Geu Lia1, Satiti Retno Pudjiati2, Sri Hartini3

    ABSTRACT

    Background: Yaws is a skin infectious desease which has been a high case over the last few years especially in the work field of Nggaha Ori Angu Health Center of East Sumba Regency which the total number of cases is still more than 10/10.000 population. In the prevoius study done shows that the levels of knowledge, attitude and practice on yaws did considered low. It is for sure to influence in the efford to combat yaws in the sub-district of Nggaha Ori Angu, East Sumba Regency.

    Objective: To know the relationship of knowledge, attitude, and practice by the yaws incidence in the work field of Nggaha Ori Angu Health Center, in the sub-district of Nggaha Ori Angu, East Sumba Regency, East Nusa Tenggara Province.

    Method: The research is a non-experiment descriptive correlation design-cross sectional. The number of population in the research is the population in the work field of Nggaha Ori Angu Health Center whose samples are taken 73 people with the way of Probability sampling is a type of Simple random sampling. Data analysis is univeriat namely frequency distribution meanwhile biveriat analysis uses a correaltion method of Spearman Rho with 95% confidence level.

    Result: Biveriat analysis on the variable of knowledge on yaws with the incidence of yaws is gotten p-sig 0,027, and correlation coefficient is 0,259. In the attitude variable on yaws with the incidence of yaws is gotten p-sig 0,000, and correlation coefficient is 0,825. Meanwhile in the practice variable on yaws with the incidence of yaws is gotten p-sig 0,009 and correlation coefficient is 0,305.

    Conclusion: There is a significant relation amid knowledge, attitude, and practice of family by the incidence of yaws in the work field of Nggaha Ori Angu Health Center, sub-district of Nggaha Ori Angu, East Sumba Regency, East Nusa Tenggara Province.

    Keywords: knowledge, attitude, practice, yaws

    1NggahaOri Angu Health Center, East Sumba Regency, East Nusa Tenggara Province

    2Skin and Sexual Departement of Medical Faculty, Gadjah Mada University, Yogyakarta

    3Nursing Education Program, Faculty of Medicine, Gadjah Mada University, Yogyakarta

    ii

    PENDAHULUAN

    Frambusia merupakan penyakit infeksi kulit yang disebabkan oleh Treptonema pallidum ssp.partenue yang memiliki 3 stadium dalam proses manifestasi ulkus seperti ulkus atau granuloma (mother yaw), lesi non-destruktif yang dini dan destruktif atau adanya infeksi lanjut pada kulit, tulang dan perios.1

    Hasil survey Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2003 di daerah endemik frambusia yaitu Afrika, Asia, Amerika Latin dan Carribeam menunjukkan dari 400 juta penduduk diperkirakan 50/100 juta kasus frambusia. Prevalensi kasus aktif di Amerika Selatan yaitu Brasil dengan 2,5 %, Haiti 50%, sementara negara-negara di Afrika seperti Liberia 30 %, Kamerun 5,6 %, sedangkan di Asia Tenggara : Thailand 3,1 % dan Indonesia 17,2 %. Peningkatan kasus disebabkan oleh kuman Treptonema pallidum ssp. parteneu, lingkungan (environment) seperti perubahan iklim panas yang lama atau kelembaban udara, sosioekonomi, status sanitasi.2

    Pada tahun 1994 sampai tahun 2004 jumlah kasus frambusia di Indonesia dengan rata-rata 10/10.000 penduduk terdapat di Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Lampung, Nangroeh Aceh Darusalam (NAD), Bengkulu, Nusa Tenggara Timur, Maluku dan Papua, sedangkan jumlah kasus kurang dari 10/10.000 penduduk terdapat di Jawa Timur dan Sulawesi Tengah. Walaupun ada penurunan jumlah kasus di daerah lainnya dari periode tahun 1994-2004 akan tetapi pada tahun 2004 daerah yang menjadi kantong-kantong frambusia yaitu di Wilayah Timur Indonesia yaitu di Papua dan Papua Barat, Sulawesi Tenggara dan Nusa Tenggara Timur dengan jumlah penyakit frambusia lebih dari 10/10.000 penduduk.3

    Propinsi Nusa Tenggara Timur pada Tahun 2006 memiliki 16 Kabupaten/ Kota dengan jumlah kasus terbanyak terdapat di Kabupaten Sumba Barat yaitu kasus klinis 13.423 tersebar di 115 desa, Kabupaten Sumba Timur, Alor, Belu dan TTS lebih dari 10/10.000 penduduk.4

    Kabupaten Sumba Timur pada tahun 2007 memiliki 14 kecamatan, 14 Puskesmas dengan jumlah peduduk berdasarkan sensus penduduk (BPS) tahun 2006 adalah 209.970 jiwa. Berdasarkan laporan tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Timur pada tahun 2007, Penyakit Infeksi Kulit sebanyak 9.0 % termasuk urutan 3 dari 10 jenis penyakit terbanyak pada tahun 2007 yaitu setelah penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) sebanyak 48.8 % dan penyakit infeksi menular Malaria sebanyak 13,19 %.

    Kabupaten Sumba Timur secara epidemiologis penyakit frambusia berada di wilayah kerja Puskesmas Lewa, Puskesmas Kombapari, Puskesmas Malahar, Puskesmas Nggaha Ori Angu, Puskesmas Kataka dan Puskesmas Melolo. Selama tahun 2004 jumlah kasus frambusia rata-rata kurang 10/10.000 penduduk, pada tahun 2005 rata-rata kasus 10/10.000 penduduk dan pada tahun 2006/2007 meningkat lebih dari 10/10.000 penduduk. Jumlah kasus tersebut terdapat di Kecamatan Lewa, Kecamatan Nggaha Ori Angu, Kecamatan Malahar, Kecamatan Rambangaru dan Kecamatan Umalulu.

    Berdasarkan BPS Kabupaten Sumba Timur tahun 2006 menunjukkan bahwa hingga tahun 2006 pendidikan masyarakat Kecamatan Nggaha Ori Angu masih tergolong sangat rendah. Sebagian besar penduduk menyelesaikan pendidikan pada Sekolah Dasar (25,19%) disusul tidak sekolah sama sekali atau buta huruf (15,25%).5 Sedangkan hasil penyebaran kuesioner untuk mendapat gambaran awal tentang tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga tentang frambusia dimana pada pengetahuan keluarga yang ditujukan kepada 20 responden dengan 10 pertanyaan yang diberikan adalah nilai tertinggi dengan point 6 (4 orang, 20%) nilai terendah dengan point 3 (6 orang, 30%) dan nilai rata-rata untuk item pengetahuan 4,3. Sedangkan untuk item sikap terdiri dari 5 pertanyaan yang ditujukan untuk 20 orang responden hasil yang diperoleh adalah nilai tertinggi dengan point 12 (1 orang, 5%) nilai terendah dengan point 7 (1 orang, 5%) dan nilai rata-rata 9,65. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan dan sikap keluarga dalam merawat anak dengan frambusia tergolong rendah tentunya berpengaruh dalam upaya peningkatan derajat kesehatan anak, terutama peningkatan peran serta keluarga dalam upaya penanggulangan frambusia di Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur.

    Berdasarkan hal tersebut di atas maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga dengan kejadian frambusia di Wilayah Kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur

    BAHAN DAN CARA PENELITIAN

    Penelitian ini adalah non eksperimen diskriptif korelasional desain cross sectional. Dalam penelitian dengan desain cross sectional ini,peneliti melakukan observasi atau pengukuran variable satu saat.6 Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur pada bulan Juni 2010. Populasi penelitian adalah masyarakat di wilayah Puskesmas Nggaha Ori Angu dengan jumlah 301 KK. Sampel penelitian ini adalah sebanyak 73 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Probability Sampling, jenis Simple Random Sampling. Dengan teknik Simple Random Sampling ini peneliti mengambil sampel dari populasi secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi.

    Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang dibagi dalam 3 bagian berdasarkan variabel yang diukur yaitu pengetahuan, sikap dan perilaku. Untuk variabel pengetahuan diukur dengan menggunakan kuesioner melalui penilaian terhadap beberapa pertanyaan yang diajukan. Jenis pertanyaaan adalah favourable (pertanyaan positif) jawaban Benar nilai 1 jawaban Salah nilai 0 dan pertanyaan unfavourable (pertanyaan negatif) jawaban Salah nilai 1 jawaban Benar nilai 0. Kuesioner pengetahuan ini berisikan 20 pertanyaan jenis favourable dan 10 pertanyaan jenis unfavourable, total 30 pertanyaan.

    Pada variabel sikap menggunakan kuesioner dengan skala likert (Sangat Setuju dengan nilai 4-Setuju dengan nilai 3-Tidak Setuju dengan nilai 2-Sangat Tidak Setuju dengan nilai1). Kuesioner sikap ini terdiri dari 16 pertanyaan jenis favourable dan 14 pertanyaan jenis unfavourable, total 30 pertanyaan. Variabel perilaku menggunakan kuesioner dengan jenis pertanyaaan favourable (pertanyaan positif) jawaban Selalu (nilai 3), Kadang-kadang (nilai 2), Tidak Pernah (nilai 1), dan pertanyaan unfavourable (pertanyaan negatif) jawaban Selalu (nilai 1), Kadang-kadang (nilai 2), Tidak Pernah (nilai 3). Kuesioner perilaku ini terdiri dari 21 pertanyaan jenis favourable dan 9 pertanyaan unfavourable, total 30 pertanyaan. Penilaian diperoleh dari total jawaban responden, yang diukur berdasarkan kategorisasi ordinal.7

    Kuesioner penelitian tersebut telah dilakukan uji validitas dan reliailitas sebelumnya dengan menggunakan rumus uji validitas yaitu Pearson product moment dengan taraf signifikan 0,05. Reliabilitas instrumen diuji dengan menggunakan model Alpha Cronbach dengan taraf kesalahan 5%, didapatkan hasil uji reliabilitas dengan nilai alpha untuk variabel pengetahuan sebesar 0,949, varibael sikap sebesar 0,954 dan untuk variabel perilaku sebesar 0,952, berarti alat ukur ini dinyatakan reliable karena lebih besar dari r tabel sebesar 0,632.8

    Pengumpulan data dilakukan secara langsung kepada keluarga yang telah ditetapkan sebagti responden. Cara pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner. Kuesioner tersebut dibacakan dan dijelaskan oleh peneliti supaya responden memahami isi kuesioner tersebut. Pengambilan data dilakukan dengan cara pembagian kuesioner penelitian dan observasi. Analisis data pada penelitian ini diolah dengan menggunakan analisis data secara statistik yang meliputi :analisis univariat, analisis data hasil penelitian disajikan secara deskriptif dalam bentuk tabel untuk mengetahui besarnya proporsi masing-masing variabel yang diteliti; Analisis bivariat, analisis data yang dilakukan uji statistik non parametris Korelasi Tata Jenjang Spearman yang menggunakan kekuatan uji hipotesis dengan derajat kepercayaan atau taraf signifikan 95% ( = 0,05).

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Deskripsi Karakteristik Responden

    Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2010. Sampel pada penelitian ini berjumlah 73 orang yang diambil dengan metode Probability Sampling, jenis simple random sampling. Adapun karakteristik responden pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

    Tabel 1. Karakteristik Responden Penelitian di wilayah kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur, Bulan Juni 2010 (n=73)

    No.

    Karakteristik Responden

    Frekuensi (f)

    Persentase (%)

    1.

    Jenis Kelamin

    Laki-laki

    27

    36,99

    Perempuan

    46

    63,01

    Total

    73

    100

    2.

    Umur

    16-27 Tahun

    21

    28,77

    28-38 Tahun

    33

    45,21

    39-49 Tahun

    16

    21,92

    50-60 Tahun

    3

    4,11

    Total

    73

    100

    3.

    Pendidikan

    Tidak Sekolah

    37

    50,68

    SD

    16

    21,92

    SMP

    12

    16,44

    SMA

    8

    10,96

    Total

    73

    100

    Sumber: Hasil Analisis Data

    Berdasarkan tabel tersebut di atas; terlihat bahwa dari 73 responden pada penelitian ini, mayoritas responden perempuan (63,01%); berumur antara 28-38 tahun (45,21%); dan berlatar belakang pendidikan mayoritas responden tidak bersekolah (50,68%).

    B. Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Tentang Frambusia Berdasarkan Karakteristik Jenis Kelamin Responden.

    Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Tentang Frambusia berdasarkan karakteristik jenis kelamin responden dapat dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 2. Crosstabulation Gambaran Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Tentang Frambusia Berdasarkan Karakteristik Jenis Kelamin Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur, Bulan Juni 2010, (N=73)

    No

    Variabel

    Kategori

    Jenis Kelamin

    p-sig

    Laki-laki

    Perempuan

    Total

    F

    %

    F

    %

    F

    %

    1

    Pengetahuan

    Tinggi

    1

    33,3

    2

    66,7

    3

    100

    0,617

    Sedang

    8

    47,1

    9

    52,9

    17

    100

    Rendah

    18

    34,0

    35

    66,0

    53

    100

    Total

    27

    37,0

    46

    63,0

    73

    100

    2

    Sikap

    Baik

    2

    50,0

    2

    50,0

    4

    100

    0,476

    Cukup

    10

    45,5

    12

    54,5

    22

    100

    Kurang

    15

    31,9

    32

    68,1

    47

    100

    Total

    27

    37,0

    46

    63,0

    73

    100

    3

    Perilaku

    Baik

    0

    0

    0

    0

    0

    0

    0,579

    Cukup

    2

    50,0

    2

    50,0

    4

    100

    Kurang

    25

    36,2

    44

    63,8

    69

    100

    Total

    27

    37,0

    46

    63,0

    73

    100

    Sumber: Hasil Analisis Data

    Berdasarkan hasil analisis crosstabulation seperti pada tabel 2 di atas tidak didapatkan hubungan yang signifikan antara pengetahuan, sikap dan perilaku tentang frambusia dengan karakteristik jenis kelamin responden (p-sig >0,05). Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan pengetahuan, sikap dan perilaku tentang frambusia antara jenis kelamin laki-laki maupun perempuan, artinya pengetahuan, sikap dan perilaku tentang frambusia laki-laki maupun perempuan memiliki rentang yang sama. Hal ini dapat disebabkan karena laki-laki dan perempuan mempunyai peran dan fungsi yang sama yaitu mencari nafkah untuk keluarga di ladang ataupun di pasar tradisional yang ada di wilayah setempat.

    C. Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Tentang Frambusia Berdasarkan Karakteristik Umur Responden

    Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Tentang Frambusia karakteristik umur dapat dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 3. Crosstabulation Gambaran Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Tentang Frambusia Berdasarkan Karakteristik Umur Responden Di Wilayah Kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur, Bulan Juni 2010 (N=73)

    No

    Variabel

    Kategori

    Umur

    p-sig

    16-27thn

    28-38 thn

    39-39 thn

    50-60 thn

    Total

    F

    %

    F

    %

    F

    %

    F

    %

    F

    %

    1

    Pengetahuan

    Tinggi

    0

    0

    2

    66,7

    0

    0

    1

    33,3

    3

    100

    0,128

    Sedang

    6

    35,3

    6

    35,3

    5

    29,4

    0

    0

    17

    100

    Rendah

    15

    28,3

    25

    47,2

    11

    20,8

    2

    3,8

    53

    100

    Total

    21

    28,8

    16

    45,2

    23

    21,9

    3

    4,1

    73

    100

    2

    Sikap

    Baik

    0

    0

    3

    75,0

    0

    0

    1

    25,0

    4

    100

    0,037

    Cukup

    9

    40,9

    8

    36,4

    3

    13,6

    2

    9,1

    22

    100

    Kurang

    12

    25,5

    22

    46,8

    13

    27,7

    0

    0

    47

    100

    Total

    21

    28,8

    33

    45,2

    16

    21,9

    3

    4,1

    73

    100

    3

    Perilaku

    Baik

    0

    0

    0

    0

    0

    0

    0

    0

    0

    0

    0,618

    Cukup

    2

    50,0

    2

    50,0

    0

    0

    0

    0

    4

    100

    Kurang

    19

    27,5

    31

    44,9

    16

    23,2

    3

    4,3

    69

    100

    Total

    21

    28,8

    33

    45,2

    16

    21,9

    3

    4,1

    73

    100

    Sumber: Hasil Analisis Data

    Berdasarkan hasil analisis crosstabulation seperti pada tabel 3 di atas didapatkan ada hubungan yang signifikan hubungan antara sikap responden tentang frambusia dengan karakteristik umur responden dengan p-sig sebesar 0,037. Dapat digambarkan bahwa semakin tinggi umur responden semakin baik sikapnya tentang frambusia. Hal ini menunjukkan bahwa sikap seseorang sangat dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman sebelumnya tentang frambusia sehingga menyebabkan sikapnya semakin baik terhadap frambusia.

    Pembentukan sikap tidak terjadi dengan sendirinya, sikap dibentuk melalui suatu proses belajar, seperti pengalaman pribadi, orang lain yang dianggap penting dan proses belajar sosial serta faktor emosi yang ada dalam diri individu selain itu sikap juga dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah: a) pengalaman lingkungan yang dibawa dari keluarga; b) ajaran agama atau keyakinan yang dianut; c) masyarakat di sekitarnya; d) kepentingan saat individu berperilaku.9

    Demikian pula bila karakteristik responden dikaitkan dengan perubahan sikap seseorang, dimana sikap timbul dari pengalaman dan merupakan hasil belajar individu, karena sesuatu yang telah atau sedang dialami seseorang akan ikut membentuk tanggapan dan mempengaruhi penghayatan terhadap objek sikap. Tanggapan tersebut akan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap.10 Artinya bahwa karakteristik responden pada penelitian ini dari segi umur (28-38 tahun sebanyak 33 orang atau 45,21% dengan kategori kurang) dan latar belakang pendidikan yaitu tidak bersekolah akan ikut berperan dalam perubahan sikap objek atau masalah yang sedang terjadi di masyarakat. Sikap seseorang terhadap suatu objek dapat berubah dengan bertambahnya informasi tentang objek tersebut. Jadi sikap dapat diekspresikan secara verbal, sehingga menjadi opini atau pandangan mengenai suatu objek.11

    D. Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Tentang Frambusia Berdasarkan Karakteristik Pendidikan Responden.

    Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Tentang Frambusia berdasarkan karakteristik pendidikan responden dapat dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 4. Crosstabulation Gambaran Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Tentang Frambusia Berdasarkan Karakteristik Pendidikan Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur, Bulan Juni 2010 (N=73)

    No

    Variabel

    Kategori

    Pendidikan

    p-sig

    Tidak Sekolah

    SD

    SMP

    SMA

    Total

    F

    %

    F

    %

    F

    %

    F

    %

    F

    %

    1

    Pengetahuan

    Tinggi

    1

    33,3

    1

    33,3

    0

    0

    1

    33,3

    3

    100

    0,540

    Sedang

    9

    52,9

    5

    29,4

    3

    17,6

    0

    0

    17

    100

    Rendah

    27

    50,9

    10

    18,9

    9

    17,0

    7

    13,2

    53

    100

    Total

    37

    50,7

    16

    21,9

    12

    16,4

    8

    11,0

    73

    100

    2

    Sikap

    Baik

    2

    50,0

    2

    50,0

    0

    0

    0

    0

    4

    100

    0,767

    Cukup

    12

    54,5

    5

    22,7

    3

    13,6

    2

    9,1

    22

    100

    Kurang

    23

    48,9

    9

    19,1

    9

    19,1

    6

    12,8

    47

    100

    Total

    37

    50,7

    16

    21,9

    12

    16,4

    8

    11,0

    73

    100

    3

    Perilaku

    Baik

    0

    0

    0

    0

    0

    0

    0

    0

    0

    0

    0,880

    Cukup

    2

    50,0

    1

    25,0

    1

    25,0

    0

    0

    4

    100

    Kurang

    35

    50,7

    15

    21,7

    11

    15,9

    8

    11,6

    69

    100

    Total

    37

    50,7

    16

    21,9

    12

    16,4

    8

    11,0

    73

    100

    Sumber: Hasil Analisis Data

    Berdasarkan hasil analisis crosstabulation seperti pada tabel 4 di atas tidak didapatkan hubungan yang signifikan antara pengetahuan, sikap dan perilaku tentang frambusia dengan karakteristik pendidikan responden (p-sig >0,05). Gambaran ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan pengetahuan, sikap dan perilaku tentang frambusia antara tingkatan pendidikan responden yang ada di wilayah kerja Puskesmas Nggah Ori Angu yaitu dari Tidak Sekolah, SD, SMP dan SMA, artinya pengetahuan, sikap dan perilaku tentang frambusia pada semua tingkatan pendidikan memiliki rentang yang hampir sama. Hal ini dapat disebabkan karena mayoritas responden dalam penelitian ini memiliki pendidikan yang rendah

    E. Gambaran Kejadian Frambusia Berdasarkan Karakteristik Responden

    Gambaran kejadian tentang frambusia berdasarkan karakteristik responden dapat dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 5. Crosstabulation Gambaran Hubungan Kejadian Frambusia Berdasarkan Karakteristik Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur, Bulan Juni 2010 (n=73)

    No.

    Karakteristik Responden

    Kejadian Frambusia

    Total

    p-sig

    Ya

    %

    Tidak

    %

    Responden

    %

    1.

    Jenis Kelamin

    0,412

    Laki-laki

    15

    55,6

    12

    44,4

    27

    100

    Perempuan

    30

    65,2

    16

    34,8

    46

    100

    Total

    45

    61,6

    28

    38,4

    73

    100

    2.

    Umur

    0,109

    16-27 Tahun

    13

    61,9

    8

    38,1

    21

    100

    28-38 Tahun

    20

    60,6

    13

    39,4

    33

    100

    39-49 Tahun

    12

    75,0

    4

    25,0

    16

    100

    50-60 Tahun

    0

    0

    3

    100,0

    3

    100

    Total

    45

    61,6

    28

    38,4

    73

    100

    3.

    Pendidikan

    0,199

    Tidak Sekolah

    19

    51,4

    18

    48,6

    37

    100

    SD

    10

    62,5

    6

    37,5

    16

    100

    SMP

    10

    83,2

    2

    16,7

    12

    100

    SMA

    6

    75,0

    2

    25,0

    8

    100

    Total

    45

    61,6

    28

    38,4

    73

    100

    Sumber: Hasil Analisis Data

    Berdasarkan hasil analisis crosstabulation seperti pada tabel 5 di atas tidak didapatkan hubungan yang signifikan antara kejadian frambusia dengan karakteristik responden baik jenis kelamin, umur maupun pendidikan responden dimana p-sig >0,05.

    F. Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Tentang Frambusia Dengan Kejadian Frambusia di Wilayah Kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur.

    Gambaran hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku tentang frambusia dengan kejadian frambusia dapat dilihat pada tabel berikut ini:

    Tabel 6. Crosstabulation Gambaran Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Tentang Frambusia Dengan Kejadian Frambusia Di Wilayah kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur, Bulan Juni 2010 (n=73)

    No

    Variabel

    Kategori

    Kejadian Frambusia

    cc

    p-sig

    Ya

    Tidak

    Total

    F

    %

    F

    %

    F

    %

    1

    Pengetahuan

    Tinggi

    0

    0

    3

    4,1

    3

    4,1

    0,593

    0,000

    Sedang

    3

    4,1

    14

    19,2

    17

    23,3

    Rendah

    42

    57,5

    11

    15,1

    53

    72,6

    Total

    45

    61,6

    28

    38,4

    73

    100,0

    2

    Sikap

    Baik

    0

    0

    4

    5,5

    4

    5,5

    0,821

    0,000

    Cukup

    2

    2,7

    20

    27,4

    22

    30,1

    Kurang

    43

    58,9

    4

    5,5

    47

    64,4

    Total

    45

    61,6

    28

    38,4

    73

    100,0

    3

    Perilaku

    Baik

    0

    0

    0

    0

    0

    0

    0,325

    0,009

    Cukup

    0

    0

    4

    5,5

    4

    5,5

    Kurang

    45

    61,6

    24

    32,7

    69

    94,5

    Total

    45

    61,6

    28

    38,4

    73

    100,0

    Sumber: Hasil Analisis Data

    Tabel 6 memperlihatkan gambaran hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku tentang frambusia dengan kejadian frambusia di wilayah kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur, dapat terlihat bahwa; Pertama: terdapat hubungan antara pengetahuan tentang frambusia dengan kejadian frambusia berdasarkan perhitungan statistik menggunakan analisisis Spearman's rho didapati p-sig 0,000, ternyata p-sig ini kurang dari taraf signifikansi yang ditentukan yaitu 5% atau 0,05; sedangkan correlation coefficient sebesar 0,593, dimana interval coefficient pada variabel ini berada pada rentang sedang (0,40-0,599), hasil ini memberi jawaban terhadap hipotesis yang diuji pada penelitian ini, yaitu: ada hubungan pengetahuan dengan kejadian frambusia di wilayah kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur diterima.

    Penelitian ini membuktikan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang frambusia dengan kejadian frambusia. Hal ini dibuktikan dengan nilai correlation coefficient sebesar 0,593 antara pengetahuan tentang frambusia dengan kejadian frambusia dengan p-sig sebesar 0,000.

    Hasil penelitian pada variabel pengetahuan dengan kejadian frambusia didapati ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang frambusia dengan kejadian frambusia di wilayah kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur dengan p-sig 0,000, dan correlation coefficient sebesar 0,593. Jadi orang yang berpendidikan tinggi memiliki pengetahuan yang tinggi pula sehingga bisa membuat seseorang untuk lebih melakukan hal hal positif untuk menghindar dari penyakit frambusia, sebaliknya orang yang berpendidikan rendah tidak tahu berbuat sesuatu hal positif yang memberikan keberuntungan bagi dirinya maupun bagi orang lain.

    Penelitian lain yang mendukung bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan insidensi kejadian suatu penyakit mengatakan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan masyarakat dengan terjadinya penularan malaria di Nabire Kota.12 Begitu pula penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dengan stres pada keluarga hasilnya menunjukkan bahwa ada perbedaan antara tingkat pngetahuan keluarga tentang stres yang tinggi dengan pngetahuan keluarga tentang stres yang rendah dengan kejadian stres pada keluarga.13

    Kejadian frambusia di wilayah kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu dapat terjadi karena masih rendahnya pendidikan yaitu rata-rata tidak tamat SD dan berpendidikan SD. Penelitian lain yang mengatakan bahwa pendidikan juga bereperan penting dalam pemberantasan suatu penyakit menyimpulkan bahwa pendidikan yang rendah tidak dapat mendukung pemberantasan malaria di Daerah Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.14

    Kedua: terdapat hubungan antara sikap tentang frambusia dengan kejadian frambusia berdasarkan perhitungan statistik menggunakan analisisis Spearman's rho didapati p-sig 0,000, ternyata p-sig ini kurang dari taraf signifikansi yang ditentukan yaitu 5% atau 0,05; sedangkan correlation coefficient sebesar 0,821, dimana interval coefficient pada variabel ini berada pada rentang sangat kuat (0,80-1,00), hasil ini memberi jawaban terhadap hipotesis yang diuji pada penelitian ini, yaitu: ada hubungan sikap dengan kejadian frambusia di wilayah kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur diterima.

    Penelitian ini membuktikan bahwa ada hubungan yang bermakna antara sikap tentang frambusia dengan kejadian frambusia. Hal ini dibuktikan dengan nilai correlation coefficient sebesar 0,821 antara sikap tentang frambusia dengan kejadian frambusia dengan p-sig sebesar 0,000.

    Hasil penelitian pada variabel sikap dengan kejadian frambusia didapati ada hubungan yang signifikan antara sikap tentang frambusia dengan kejadian frambusia di wilayah kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur dengan p-sig 0,000, dan correlation coefficient sebesar 0,821.

    Sikap belum merupakan suatu tindakan aktivitas, tetapi merupakan suatu predisposisi tindakan atau perilaku. Sikap masih merupakan faktor tertutup bukan merupakan reaksi tingkah laku yang terbuka. Lebih dapat dijelaskan lagi bahwa sikap merupakan suatu reaksi terhadap objek lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. Jadi dapat disimpulkan bahwa sikap juga berperan penting dalam insidensi suatu penyakit.15 Hal ini didukung oleh penelitian terdahulu yang mengatakan bahwa ada hubungan yang bermakna secara statistik antara sikap pasien TB paru dengan perilaku pencegahan penularan TB paru di wilayah Puskesmas Pringsurat Kabupaten Temanggung dengan nilai p = 0,032 < 0,05 dengan kekuatan hubungan lemah (C = 0,368) namun secara statistik bermakna (p = 0,40),16 begitu pula dengan penelitian lainnya yang mengatakan terdapat korelasi antara pengetahuan dan sikap dengan tindakan preventif terhadap Demam Berdarah Dengue di Wilayah RT VIII Desa Pasir Panjang Kecamatan Arut Selatan Pangkalan Bun.17

    Ketiga: terdapat hubungan antara perilaku tentang frambusia dengan kejadian frambusia berdasarkan perhitungan statistik menggunakan analisisis Spearman's rho didapati p-sig 0,009, ternyata p-sig ini kurang dari taraf signifikansi yang ditentukan yaitu 5% atau 0,05; sedangkan correlation coefficient sebesar 0,305, dimana interval coefficient pada variabel ini berada pada rentang rendah (0,20-0,399), hasil ini memberi jawaban terhadap hipotesis yang diuji pada penelitian ini, yaitu: ada hubungan sikap dengan kejadian frambusia di wilayah kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur diterima.

    Penelitian ini membuktikan bahwa ada hubungan yang bermakna antara sikap tentang frambusia dengan kejadian frambusia. Hal ini dibuktikan dengan nilai correlation coefficient sebesar 0,305 antara perilaku tentang frambusia dengan kejadian frambusia dengan p-sig sebesar 0,009.

    Hasil penelitian pada variabel perilaku dengan kejadian frambusia didapati ada hubungan yang signifikan antara perilaku tentang frambusia dengan kejadian frambusia di wilayah kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur dengan p-sig 0,009, dan correlation coefficient sebesar 0,305.

    Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makluk hidup) yang bersangkutan. Seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme dan kemudian organisme tersebut merespon, maka teori Skiner ini disebut teori S-O-R atau Stimulus Organisme Respon.18 Jadi dapat dikatakan bahwa perilaku juga erat kaitannya dengan insidensi suatu penyakit sebagai akibat dari respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan, karena pada penelitian ini masih dijumpai masyarakat pada wilayah kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur yang mempunyai kebiasaan tidak mandi, tidak membersihkan rumah, tidak mencuci pakaian, tidur bersama penderita frambusia dan sering berkumpul bersama dengan penderita frambusia.

    Hasil ini juga didukung oleh beberapa penelitin terdahulu diantaranya penelitian yang dengan tujuan ingin mencari tahu hubungan perilaku masyarakat terhadap Vektor DBD Di Kota Palembang Propinsi Sumatera Selatan dengan hasil ada hubungan yang signifikan.19 Perilaku dapat terjadi apabila seseorang mempunyai niat dan bakat untuk berperilaku serta tidak dibatasi oleh hambatan yang datang dari lingkungan.12 Perilaku yang diharapkan dari responden berupa perilaku kebiasaan mandi secara teratur yaitu 2x sehari, membersihkan rumah, mencuci pakaian, tidak tidur bersama penderita frambusia.

    Hasil analisis bivariat diketahui bahwa variabel pengetahuan, sikap dan perilaku dari responden, sangat bermakna sebagai faktor risiko terhadap kejadian frambusia. Artinya ketiga variabel tersebut di atas sesuai urutan besar pengaruhnya (berdasarkan nilai p dan nilai correlation coefficient) yaitu perilaku, sikap dan pengetahuan maka sama-sama memberikan kontribusi pengaruhnya terhadap kejadian frambusia, karena perubahan perilaku seseorang melalui tahap proses perubahan pengetahuan sikap perilaku maka bentuk hubungan antara variabel pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat dengan variabel kejadian frambusia adalah berhubungan langsung atau mempunyai pengaruh langsung.

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan analisis analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut: ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga dengan kejadian frambusia di wilayah kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur.

    B. Saran

    Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas, beberapa hal yang dapat disarankan sebagai berikut:

    1. Dinas Kesehatan perlu meningkatkan penyuluhan/ pemberian informasi tentang frambusia secara berkala. Pemberian informasi agar tidak hanya ditujukan kepada penderita frambusia saja, tapi juga ditujukan kepada seluruh masyarakat, kader-kader kesehatan, juga tokoh agama dan tokoh masyarakat, dan perlu peningkatan pelayanan di desa-desa yang jauh dari tempat pelayanan, serta bekerja sama dengan Dinas PDAM dalam pemenuhan kebutuhan sumber air yang memenuhi syarat kesehatan.

    2. Puskesmas Nggaha Ori Angu supaya meningkatkan upaya promotif seperti penyuluhan secara langsung, menyebarkan media cetak (leaflet, poster, spanduk frambusia), adanya radio spot pada Radio Pemerintah Daerah setempat, kuratif seperti pemeriksaan darah terhadap tersangka penderita frambusia dan melakukan pengobatan secara tuntas, rehabilitatif terhadap penderita frambusia seperti tindakan follow up untuk mencegah kekambuhan ataupun penularan.

    3. Masyarakat Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur perlu melakukan pencegahan penyakit frambusia secara mandiri seperti menggunakan sarana berobat dan memeriksa diri secara rutin bila mengalami gejala frambusia. Selain itu masyarakat perlu juga mengakses informasi tentang kesehatan khususnya informasi tentang frambusia melalui berbagai media secara terus menerus untuk meningkatkan pengetahuan tentang frambusia dan masyarakat perlu melakukan pembersihan lingkungan rumah dan pemenuhan kebutuhan akan air bersih.

    4. Kepada peneliti selanjutnya agar dapat mengembangkan penelitian yang berhubungan dengan variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini sehingga dapat ditemukan permasalahan-permasalahan lain yang peneliti belum temukan dalam penelitian ini demi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya dibidang kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Bapak Purwanta, S.Kp., M.Kes, selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan FK UGM.

    2. Bapak Heru Subekti,S.Kep.,Ns sebagai penguji yang telah banyak memberikan masukan untuk perbaikan penelitian ini.

    3. Seluruh staf Puskesmas Nggaha Ori Angu dan asisten peneliti yang telah banyak membantu selama penelitian ini.

    4. Seluruh responden penelitian ini yang telah bersedia menjadi responden.

    5. Semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian penelitian dan skripsi ini.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Greenwood D; Slacket, R.C.B.; PenthererJ. F.1994. Medical Microbiologi A Guide to Microbial infections, Phatogenesis, Immunity, Laboratory Diagnosis and Control; fourteenth editions-Oxford London edinburch

    2. Greeberg, S.J., Ehrlick, G.D.1994.PCR-Based Diagnosis In Infections Diseases Boston Blackweel Scientific Publications Oxford London Editinburch

    3. Departemen kesehatan, RI. 2006. Penentuan Gizi : Bayi, Balita dan Ibu Hamil-Nifas. Jakarta

    4. Dinas Kesehatan. 2007. Profil Dinas KesehatanPropinsi Nusa Tenggara Timur, Kupang

    5. Dinas Kesehatan. 2007. Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Timur, Waingapu

    6. Ismael, S., Sastroasmoro, S. 1995. Dasar Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Bagian Ilmu Kesehatan Anak, FK-UI Jakarta

    7. Azwar, S.2009. Penyusunan Skala Psikologi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

    8. Sugiyono.2007.Pengantar Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatis; Alfabeta : Bandung.

    9. Muchlas, M. 2002. Perilaku Organisasi. MMR, UGM, Yogyakarta.

    10. Notoatmodjo S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta, Jakarta.

    11. Retnoningrum, D. 2008. Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Autisme dengan Tingkat Stres Ibu di SLB Autisme Yogyakarta. Skripsi. Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Unversitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

    12. Gea, O. K. 2008. Perilaku Pencegahan Malaria Pada Wanita Usia Reproduktif yang Menderita dan Tidak Menderita Malaria di Kecamatan Lotu Kabupaten Nias. Skripsi. Fakultas Kedokteraan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

    13. Risa Much. 2008, Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan KeluargaDengan Gangguan Stress Pada Pasien Gangguan JiwaDi Poli R.S. dr.Ernaldi Bahar Palembang Tahun 2008,http://www.balitbangdasumsel.net/data/download/20100414130151.pdf, diunduh tanggal 12 Juli 2010, pukul 23.10 WIB.

    14. Gamelia, E. 2008. Persepsi Masyarakat Tentang Malaria Dalam Hubungannya dengan Perilaku Pencegahan Malaria di Wilayah Puskesmas Kemranjen I Banyumas. Tesis. Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

    15. Notoatmodjo. 1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip-Prinsip Dasar. Rineka Cipta, Jakarta.

    16. Suharidi.2008, Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Pasien Tb Paru Dengan Perilaku Pencegahan Penularan Tb Paru Di Wilayah Puskesmas Pringsurat Kabupaten Temanggung, http://skripsistikes.wordpress.com/2009/05/03/ikpiii33/, diunduh tanggal 12 Juli 2010, pukul 22.12 WIB.

    17. Rohadi. 2009, Hugungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Dengan Tindakan Preventif Terhadap Demam Berdarah Dengue Di Wilayah RT VIII Desa Pasir Panjang Kecamatan Arut Selatan Pangkalan Bun, http://eprints.undip.ac.id/9476/, diunduh tanggal 12 Juli 2010, pukul 22.18 WIB.

    18. Notoatmodjo S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.

    19. Santoso S. 2008. Perilaku Manusia Mengenai Beberapa Aspek Penyakit Malaria, Kumpulan makalah seminar parasitologi nasional V. Perkumpulan Pemberantasan Penyakit Parasit Indonesia, Jakarta.

    9

    HEROdesSource document

  • ii

  • iii

    HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU KELUARGADENGAN KEJADIAN FRAMBUSIA DI WILAYAH KERJA

    PUSKESMAS NGGAHA ORI ANGU KABUPATEN SUMBA TIMURPROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR

    Matius Geu Lia1, Satiti Retno Pudjiati2, Sri Hartini3

    INTISARI

    Latar Belakang: Frambusia merupakan penyakit infeksi kulit yang dalam beberapa tahun terakhir kasusnya masih tinggi khususnya di wilayah kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur dimana jumlah kasusnya masih lebih dari 10/10.000 penduduk. Pada studi pendahuluan yang dilakukan menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga tentang frambusia tergolong rendah tentunya berpengaruh dalam upaya penanggulangan frambusia di Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur. TujuanPenelitian:Mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga dengan kejadian frambusia di Wilayah Kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur.MetodePenelitian: Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimen diskriptif korelasional desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah warga yang berada di wilayah kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu yang samplenya diambil sebanyak 73 orang dengan teknik Probability Sampling jenis Simple Random Sampling. Analisis data secara univariat yaitu distribusi frekuensi sedangkan analisis bivariat menggunakan Korelasi Tata Jenjang Spearman dengan derajat kepercayaan 95%.Hasil Penlitian: Analisa bivariat pada variabel pengetahuan tentang frambusia dengan kejadian frambusia didapatkan p-sig 0,027, dan correlation coefficient sebesar 0,259. Pada variabel sikap tentang frambusia dengan kejadian frambusia didapatkan p-sig 0,000 dan correlation coefficient sebesar 0,825. Sedangkan pada variabel perilaku tentang frambusia dengan kejadian frambusia didapatkan p-sig 0,009, dan correlation coefficient sebesar 0,305.Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga dengan kejadian frambusia di wilayah kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur

    Kata Kunci: pengetahuan, sikap, perilaku, frambusia.

    1Puskesmas Nggaha Ori Angu, Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggra Timur.2Bagian Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta3Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah MadaYogyakarta.

  • iv

    KNOWLEDGE, ATTITUDE AND PRACTICE RELATIONSHIP OF THE FAMILY TOWARDS YAWS INCIDENCE IN NGGAHA ORI ANGU HEALTH CENTER

    WORK FIELD, EAST SUMBA REGENCY EAST NUSA TENGGARA PROVINCE

    Matius Geu Lia1, Satiti Retno Pudjiati2, Sri Hartini3

    ABSTRACT

    Background: Yaws is a skin infectious desease which has been a high case over the last few years especially in the work field of Nggaha Ori Angu Health Center of East Sumba Regency which the total number of cases is still more than 10/10.000 population. In the prevoius study done shows that the levels of knowledge, attitude and practice on yaws did considered low. It is for sure to influence in the efford to combat yaws in the sub-district of Nggaha Ori Angu, East Sumba Regency.Objective: To know the relationship of knowledge, attitude, and practice by the yawsincidence in the work field of Nggaha Ori Angu Health Center, in the sub-district of Nggaha Ori Angu, East Sumba Regency, East Nusa Tenggara Province.Method: The research is a non-experiment descriptive correlation design-cross sectional. The number of population in the research is the population in the work field of Nggaha Ori Angu Health Center whose samples are taken 73 people with the way of Probability sampling is a type of Simple random sampling. Data analysis is univeriat namely frequency distribution meanwhile biveriat analysis uses a correaltion method of Spearman Rho with 95%confidence level.Result: Biveriat analysis on the variable of knowledge on yaws with the incidence of yaws is gotten p-sig 0,027, and correlation coefficient is 0,259. In the attitude variable on yaws with the incidence of yaws is gotten p-sig 0,000, and correlation coefficient is 0,825. Meanwhile in the practice variable on yaws with the incidence of yaws is gotten p-sig 0,009 and correlation coefficient is 0,305.Conclusion: There is a significant relation amid knowledge, attitude, and practice of family by the incidence of yaws in the work field of Nggaha Ori Angu Health Center, sub-district of Nggaha Ori Angu, East Sumba Regency, East Nusa Tenggara Province.

    Keywords: knowledge, attitude, practice, yaws

    1NggahaOri Angu Health Center, East Sumba Regency, East Nusa Tenggara Province2Skin and Sexual Departement of Medical Faculty, Gadjah Mada University, Yogyakarta3Nursing Education Program, Faculty of Medicine, Gadjah Mada University, Yogyakarta

  • 1PENDAHULUAN

    Frambusia merupakan penyakit infeksi kulit yang disebabkan oleh Treptonema

    pallidum ssp.partenue yang memiliki 3 stadium dalam proses manifestasi ulkus seperti ulkus

    atau granuloma (mother yaw), lesi non-destruktif yang dini dan destruktif atau adanya infeksi

    lanjut pada kulit, tulang dan perios.1

    Hasil survey Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2003 di daerah endemik

    frambusia yaitu Afrika, Asia, Amerika Latin dan Carribeam menunjukkan dari 400 juta

    penduduk diperkirakan 50/100 juta kasus frambusia. Prevalensi kasus aktif di Amerika

    Selatan yaitu Brasil dengan 2,5 %, Haiti 50%, sementara negara-negara di Afrika seperti

    Liberia 30 %, Kamerun 5,6 %, sedangkan di Asia Tenggara : Thailand 3,1 % dan Indonesia

    17,2 %. Peningkatan kasus disebabkan oleh kuman Treptonema pallidum ssp. parteneu,

    lingkungan (environment) seperti perubahan iklim panas yang lama atau kelembaban udara,

    sosioekonomi, status sanitasi.2

    Pada tahun 1994 sampai tahun 2004 jumlah kasus frambusia di Indonesia dengan

    rata-rata 10/10.000 penduduk terdapat di Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Lampung,

    Nangroeh Aceh Darusalam (NAD), Bengkulu, Nusa Tenggara Timur, Maluku dan Papua,

    sedangkan jumlah kasus kurang dari 10/10.000 penduduk terdapat di Jawa Timur dan

    Sulawesi Tengah. Walaupun ada penurunan jumlah kasus di daerah lainnya dari periode

    tahun 1994-2004 akan tetapi pada tahun 2004 daerah yang menjadi kantong-kantong

    frambusia yaitu di Wilayah Timur Indonesia yaitu di Papua dan Papua Barat, Sulawesi

    Tenggara dan Nusa Tenggara Timur dengan jumlah penyakit frambusia lebih dari 10/10.000

    penduduk.3

    Propinsi Nusa Tenggara Timur pada Tahun 2006 memiliki 16 Kabupaten/ Kota

    dengan jumlah kasus terbanyak terdapat di Kabupaten Sumba Barat yaitu kasus klinis 13.423

    tersebar di 115 desa, Kabupaten Sumba Timur, Alor, Belu dan TTS lebih dari 10/10.000

    penduduk.4

    Kabupaten Sumba Timur pada tahun 2007 memiliki 14 kecamatan, 14 Puskesmas

    dengan jumlah peduduk berdasarkan sensus penduduk (BPS) tahun 2006 adalah 209.970

    jiwa. Berdasarkan laporan tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Timur pada tahun

    2007, Penyakit Infeksi Kulit sebanyak 9.0 % termasuk urutan 3 dari 10 jenis penyakit

    terbanyak pada tahun 2007 yaitu setelah penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

    sebanyak 48.8 % dan penyakit infeksi menular Malaria sebanyak 13,19 %.

  • 2Kabupaten Sumba Timur secara epidemiologis penyakit frambusia berada di

    wilayah kerja Puskesmas Lewa, Puskesmas Kombapari, Puskesmas Malahar, Puskesmas

    Nggaha Ori Angu, Puskesmas Kataka dan Puskesmas Melolo. Selama tahun 2004 jumlah

    kasus frambusia rata-rata kurang 10/10.000 penduduk, pada tahun 2005 rata-rata kasus

    10/10.000 penduduk dan pada tahun 2006/2007 meningkat lebih dari 10/10.000 penduduk.

    Jumlah kasus tersebut terdapat di Kecamatan Lewa, Kecamatan Nggaha Ori Angu,

    Kecamatan Malahar, Kecamatan Rambangaru dan Kecamatan Umalulu.

    Berdasarkan BPS Kabupaten Sumba Timur tahun 2006 menunjukkan bahwa hingga

    tahun 2006 pendidikan masyarakat Kecamatan Nggaha Ori Angu masih tergolong sangat

    rendah. Sebagian besar penduduk menyelesaikan pendidikan pada Sekolah Dasar (25,19%)

    disusul tidak sekolah sama sekali atau buta huruf (15,25%).5 Sedangkan hasil penyebaran

    kuesioner untuk mendapat gambaran awal tentang tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku

    keluarga tentang frambusia dimana pada pengetahuan keluarga yang ditujukan kepada 20

    responden dengan 10 pertanyaan yang diberikan adalah nilai tertinggi dengan point 6 (4

    orang, 20%) nilai terendah dengan point 3 (6 orang, 30%) dan nilai rata-rata untuk item

    pengetahuan 4,3. Sedangkan untuk item sikap terdiri dari 5 pertanyaan yang ditujukan untuk

    20 orang responden hasil yang diperoleh adalah nilai tertinggi dengan point 12 (1 orang, 5%)

    nilai terendah dengan point 7 (1 orang, 5%) dan nilai rata-rata 9,65. Hal ini menunjukkan

    bahwa tingkat pengetahuan dan sikap keluarga dalam merawat anak dengan frambusia

    tergolong rendah tentunya berpengaruh dalam upaya peningkatan derajat kesehatan anak,

    terutama peningkatan peran serta keluarga dalam upaya penanggulangan frambusia di

    Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur.

    Berdasarkan hal tersebut di atas maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui

    hubungan pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga dengan kejadian frambusia di Wilayah

    Kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur

    Propinsi Nusa Tenggara Timur

    BAHAN DAN CARA PENELITIAN

    Penelitian ini adalah non eksperimen diskriptif korelasional desain cross sectional.

    Dalam penelitian dengan desain cross sectional ini,peneliti melakukan observasi atau

    pengukuran variable satu saat.6 Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Nggaha

    Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara

    Timur pada bulan Juni 2010. Populasi penelitian adalah masyarakat di wilayah Puskesmas

    Nggaha Ori Angu dengan jumlah 301 KK. Sampel penelitian ini adalah sebanyak 73

  • 3responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Probability Sampling, jenis

    Simple Random Sampling. Dengan teknik Simple Random Sampling ini peneliti mengambil

    sampel dari populasi secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi.

    Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang dibagi dalam 3 bagian

    berdasarkan variabel yang diukur yaitu pengetahuan, sikap dan perilaku. Untuk variabel

    pengetahuan diukur dengan menggunakan kuesioner melalui penilaian terhadap beberapa

    pertanyaan yang diajukan. Jenis pertanyaaan adalah favourable (pertanyaan positif) jawaban

    Benar nilai 1 jawaban Salah nilai 0 dan pertanyaan unfavourable (pertanyaan negatif)

    jawaban Salah nilai 1 jawaban Benar nilai 0. Kuesioner pengetahuan ini berisikan 20

    pertanyaan jenis favourable dan 10 pertanyaan jenis unfavourable, total 30 pertanyaan.

    Pada variabel sikap menggunakan kuesioner dengan skala likert (Sangat Setuju

    dengan nilai 4-Setuju dengan nilai 3-Tidak Setuju dengan nilai 2-Sangat Tidak Setuju

    dengan nilai1). Kuesioner sikap ini terdiri dari 16 pertanyaan jenis favourable dan 14

    pertanyaan jenis unfavourable, total 30 pertanyaan. Variabel perilaku menggunakan

    kuesioner dengan jenis pertanyaaan favourable (pertanyaan positif) jawaban Selalu (nilai 3),

    Kadang-kadang (nilai 2), Tidak Pernah (nilai 1), dan pertanyaan unfavourable (pertanyaan

    negatif) jawaban Selalu (nilai 1), Kadang-kadang (nilai 2), Tidak Pernah (nilai 3). Kuesioner

    perilaku ini terdiri dari 21 pertanyaan jenis favourable dan 9 pertanyaan unfavourable, total

    30 pertanyaan. Penilaian diperoleh dari total jawaban responden, yang diukur berdasarkan

    kategorisasi ordinal.7

    Kuesioner penelitian tersebut telah dilakukan uji validitas dan reliailitas sebelumnya

    dengan menggunakan rumus uji validitas yaitu Pearson product moment dengan taraf

    signifikan 0,05. Reliabilitas instrumen diuji dengan menggunakan model Alpha Cronbach

    dengan taraf kesalahan 5%, didapatkan hasil uji reliabilitas dengan nilai alpha untuk variabel

    pengetahuan sebesar 0,949, varibael sikap sebesar 0,954 dan untuk variabel perilaku sebesar

    0,952, berarti alat ukur ini dinyatakan reliable karena lebih besar dari r tabel sebesar 0,632.8

    Pengumpulan data dilakukan secara langsung kepada keluarga yang telah ditetapkan

    sebagti responden. Cara pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner.

    Kuesioner tersebut dibacakan dan dijelaskan oleh peneliti supaya responden memahami isi

    kuesioner tersebut. Pengambilan data dilakukan dengan cara pembagian kuesioner penelitian

    dan observasi. Analisis data pada penelitian ini diolah dengan menggunakan analisis data

    secara statistik yang meliputi :analisis univariat, analisis data hasil penelitian disajikan secara

    deskriptif dalam bentuk tabel untuk mengetahui besarnya proporsi masing-masing variabel

    yang diteliti; Analisis bivariat, analisis data yang dilakukan uji statistik non parametris

  • 4Korelasi Tata Jenjang Spearman yang menggunakan kekuatan uji hipotesis dengan derajat

    kepercayaan atau taraf signifikan 95% ( = 0,05).

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Deskripsi Karakteristik Responden

    Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu

    Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur.

    Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2010. Sampel pada penelitian ini

    berjumlah 73 orang yang diambil dengan metode Probability Sampling, jenis simple

    random sampling. Adapun karakteristik responden pada penelitian ini adalah sebagai

    berikut:

    Tabel 1. Karakteristik Responden Penelitian di wilayah kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur, Bulan Juni 2010 (n=73)

    No. Karakteristik Responden Frekuensi (f) Persentase (%)

    1. Jenis Kelamin

    Laki-laki 27 36,99

    Perempuan 46 63,01

    Total 73 1002. Umur

    16-27 Tahun 21 28,77

    28-38 Tahun 33 45,21

    39-49 Tahun 16 21,92

    50-60 Tahun 3 4,11

    Total 73 1003. Pendidikan

    Tidak Sekolah 37 50,68

    SD 16 21,92

    SMP 12 16,44

    SMA 8 10,96

    Total 73 100Sumber: Hasil Analisis Data

    Berdasarkan tabel tersebut di atas; terlihat bahwa dari 73 responden pada

    penelitian ini, mayoritas responden perempuan (63,01%); berumur antara 28-38 tahun

    (45,21%); dan berlatar belakang pendidikan mayoritas responden tidak bersekolah

    (50,68%).

  • 5B. Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Tentang Frambusia Berdasarkan

    Karakteristik Jenis Kelamin Responden.

    Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Tentang Frambusia berdasarkan

    karakteristik jenis kelamin responden dapat dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 2. Crosstabulation Gambaran Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap dan PerilakuTentang Frambusia Berdasarkan Karakteristik Jenis Kelamin Responden diWilayah Kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur, Bulan Juni 2010, (N=73)

    No Variabel Kategori

    Jenis Kelamin

    p-sigLaki-laki Perempuan Total

    F % F % F %

    1 Pengetahuan

    Tinggi 1 33,3 2 66,7 3 100

    0,617Sedang 8 47,1 9 52,9 17 100

    Rendah 18 34,0 35 66,0 53 100

    Total 27 37,0 46 63,0 73 100

    2 Sikap

    Baik 2 50,0 2 50,0 4 100

    0,476Cukup 10 45,5 12 54,5 22 100

    Kurang 15 31,9 32 68,1 47 100

    Total 27 37,0 46 63,0 73 100

    3 Perilaku

    Baik 0 0 0 0 0 0

    0,579Cukup 2 50,0 2 50,0 4 100

    Kurang 25 36,2 44 63,8 69 100

    Total 27 37,0 46 63,0 73 100

    Sumber: Hasil Analisis Data

    Berdasarkan hasil analisis crosstabulation seperti pada tabel 2 di atas tidak

    didapatkan hubungan yang signifikan antara pengetahuan, sikap dan perilaku tentang

    frambusia dengan karakteristik jenis kelamin responden (p-sig >0,05). Hal ini

    menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan pengetahuan, sikap dan perilaku tentang

    frambusia antara jenis kelamin laki-laki maupun perempuan, artinya pengetahuan, sikap

    dan perilaku tentang frambusia laki-laki maupun perempuan memiliki rentang yang

    sama. Hal ini dapat disebabkan karena laki-laki dan perempuan mempunyai peran dan

    fungsi yang sama yaitu mencari nafkah untuk keluarga di ladang ataupun di pasar

    tradisional yang ada di wilayah setempat.

  • 6C. Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Tentang Frambusia Berdasarkan

    Karakteristik Umur Responden

    Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Tentang Frambusia karakteristik

    umur dapat dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 3. Crosstabulation Gambaran Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Tentang Frambusia Berdasarkan Karakteristik Umur Responden Di Wilayah KerjaPuskesmas Nggaha Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur, Bulan Juni 2010 (N=73)

    No Variabel Kategori

    Umur

    p-sig16-27thn 28-38 thn 39-39 thn 50-60 thn Total

    F % F % F % F % F %

    1 Pengetahuan

    Tinggi 0 0 2 66,7 0 0 1 33,3 3 100

    0,128Sedang 6 35,3 6 35,3 5 29,4 0 0 17 100

    Rendah 15 28,3 25 47,2 11 20,8 2 3,8 53 100

    Total 21 28,8 16 45,2 23 21,9 3 4,1 73 100

    2 Sikap

    Baik 0 0 3 75,0 0 0 1 25,0 4 100

    0,037Cukup 9 40,9 8 36,4 3 13,6 2 9,1 22 100

    Kurang 12 25,5 22 46,8 13 27,7 0 0 47 100

    Total 21 28,8 33 45,2 16 21,9 3 4,1 73 100

    3 Perilaku

    Baik 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

    0,618Cukup 2 50,0 2 50,0 0 0 0 0 4 100

    Kurang 19 27,5 31 44,9 16 23,2 3 4,3 69 100

    Total 21 28,8 33 45,2 16 21,9 3 4,1 73 100

    Sumber: Hasil Analisis Data

    Berdasarkan hasil analisis crosstabulation seperti pada tabel 3 di atas didapatkan

    ada hubungan yang signifikan hubungan antara sikap responden tentang frambusia

    dengan karakteristik umur responden dengan p-sig sebesar 0,037. Dapat digambarkan

    bahwa semakin tinggi umur responden semakin baik sikapnya tentang frambusia. Hal ini

    menunjukkan bahwa sikap seseorang sangat dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman

    sebelumnya tentang frambusia sehingga menyebabkan sikapnya semakin baik terhadap

    frambusia.

    Pembentukan sikap tidak terjadi dengan sendirinya, sikap dibentuk melalui suatu

    proses belajar, seperti pengalaman pribadi, orang lain yang dianggap penting dan proses

    belajar sosial serta faktor emosi yang ada dalam diri individu selain itu sikap juga

    dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah: a) pengalaman lingkungan yang

    dibawa dari keluarga; b) ajaran agama atau keyakinan yang dianut; c) masyarakat di

    sekitarnya; d) kepentingan saat individu berperilaku.9

  • 7Demikian pula bila karakteristik responden dikaitkan dengan perubahan sikap

    seseorang, dimana sikap timbul dari pengalaman dan merupakan hasil belajar individu,

    karena sesuatu yang telah atau sedang dialami seseorang akan ikut membentuk

    tanggapan dan mempengaruhi penghayatan terhadap objek sikap. Tanggapan tersebut

    akan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap.10 Artinya bahwa karakteristik

    responden pada penelitian ini dari segi umur (28-38 tahun sebanyak 33 orang atau

    45,21% dengan kategori kurang) dan latar belakang pendidikan yaitu tidak bersekolah

    akan ikut berperan dalam perubahan sikap objek atau masalah yang sedang terjadi di

    masyarakat. Sikap seseorang terhadap suatu objek dapat berubah dengan bertambahnya

    informasi tentang objek tersebut. Jadi sikap dapat diekspresikan secara verbal, sehingga

    menjadi opini atau pandangan mengenai suatu objek.11

    D. Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Tentang Frambusia Berdasarkan

    Karakteristik Pendidikan Responden.

    Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Tentang Frambusia berdasarkan

    karakteristik pendidikan responden dapat dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 4. Crosstabulation Gambaran Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Tentang Frambusia Berdasarkan Karakteristik Pendidikan Responden di Wilayah KerjaPuskesmas Nggaha Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur, Bulan Juni 2010 (N=73)

    No Variabel Kategori

    Pendidikan

    p-sigTidak Sekolah

    SD SMP SMA Total

    F % F % F % F % F %

    1 Pengetahuan

    Tinggi 1 33,3 1 33,3 0 0 1 33,3 3 100

    0,540Sedang 9 52,9 5 29,4 3 17,6 0 0 17 100

    Rendah 27 50,9 10 18,9 9 17,0 7 13,2 53 100

    Total 37 50,7 16 21,9 12 16,4 8 11,0 73 100

    2 Sikap

    Baik 2 50,0 2 50,0 0 0 0 0 4 100

    0,767Cukup 12 54,5 5 22,7 3 13,6 2 9,1 22 100

    Kurang 23 48,9 9 19,1 9 19,1 6 12,8 47 100

    Total 37 50,7 16 21,9 12 16,4 8 11,0 73 100

    3 Perilaku

    Baik 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

    0,880Cukup 2 50,0 1 25,0 1 25,0 0 0 4 100

    Kurang 35 50,7 15 21,7 11 15,9 8 11,6 69 100

    Total 37 50,7 16 21,9 12 16,4 8 11,0 73 100

    Sumber: Hasil Analisis Data

  • 8Berdasarkan hasil analisis crosstabulation seperti pada tabel 4 di atas tidak

    didapatkan hubungan yang signifikan antara pengetahuan, sikap dan perilaku tentang

    frambusia dengan karakteristik pendidikan responden (p-sig >0,05). Gambaran ini

    menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan pengetahuan, sikap dan perilaku tentang

    frambusia antara tingkatan pendidikan responden yang ada di wilayah kerja Puskesmas

    Nggah Ori Angu yaitu dari Tidak Sekolah, SD, SMP dan SMA, artinya pengetahuan,

    sikap dan perilaku tentang frambusia pada semua tingkatan pendidikan memiliki rentang

    yang hampir sama. Hal ini dapat disebabkan karena mayoritas responden dalam

    penelitian ini memiliki pendidikan yang rendah

    E. Gambaran Kejadian Frambusia Berdasarkan Karakteristik Responden

    Gambaran kejadian tentang frambusia berdasarkan karakteristik responden dapat

    dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 5. Crosstabulation Gambaran Hubungan Kejadian Frambusia Berdasarkan Karakteristik Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur, Bulan Juni 2010 (n=73)

    No.Karakteristik Responden

    Kejadian Frambusia Totalp-sig

    Ya % Tidak % Responden %

    1. Jenis Kelamin

    0,412Laki-laki 15 55,6 12 44,4 27 100Perempuan 30 65,2 16 34,8 46 100

    Total 45 61,6 28 38,4 73 100

    2. Umur

    0,109

    16-27 Tahun 13 61,9 8 38,1 21 10028-38 Tahun 20 60,6 13 39,4 33 10039-49 Tahun 12 75,0 4 25,0 16 10050-60 Tahun 0 0 3 100,0 3 100

    Total 45 61,6 28 38,4 73 100

    3. Pendidikan

    0,199

    Tidak Sekolah 19 51,4 18 48,6 37 100SD 10 62,5 6 37,5 16 100SMP 10 83,2 2 16,7 12 100SMA 6 75,0 2 25,0 8 100

    Total 45 61,6 28 38,4 73 100

    Sumber: Hasil Analisis Data

    Berdasarkan hasil analisis crosstabulation seperti pada tabel 5 di atas tidak

    didapatkan hubungan yang signifikan antara kejadian frambusia dengan karakteristik

    responden baik jenis kelamin, umur maupun pendidikan responden dimana p-sig >0,05.

  • 9F. Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Tentang Frambusia Dengan Kejadian

    Frambusia di Wilayah Kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori

    Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur.

    Gambaran hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku tentang frambusia

    dengan kejadian frambusia dapat dilihat pada tabel berikut ini:

    Tabel 6. Crosstabulation Gambaran Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Tentang Frambusia Dengan Kejadian Frambusia Di Wilayah kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur, Bulan Juni 2010 (n=73)

    No Variabel Kategori

    Kejadian Frambusia

    cc p-sigYa Tidak Total

    F % F % F %

    1 Pengetahuan

    Tinggi 0 0 3 4,1 3 4,1

    0,593 0,000Sedang 3 4,1 14 19,2 17 23,3

    Rendah 42 57,5 11 15,1 53 72,6

    Total 45 61,6 28 38,4 73 100,0

    2 Sikap

    Baik 0 0 4 5,5 4 5,5

    0,821 0,000Cukup 2 2,7 20 27,4 22 30,1

    Kurang 43 58,9 4 5,5 47 64,4

    Total 45 61,6 28 38,4 73 100,0

    3 Perilaku

    Baik 0 0 0 0 0 0

    0,325 0,009Cukup 0 0 4 5,5 4 5,5

    Kurang 45 61,6 24 32,7 69 94,5

    Total 45 61,6 28 38,4 73 100,0

    Sumber: Hasil Analisis Data

    Tabel 6 memperlihatkan gambaran hubungan antara pengetahuan, sikap dan

    perilaku tentang frambusia dengan kejadian frambusia di wilayah kerja Puskesmas

    Nggaha Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa

    Tenggara Timur, dapat terlihat bahwa; Pertama: terdapat hubungan antara pengetahuan

    tentang frambusia dengan kejadian frambusia berdasarkan perhitungan statistik

    menggunakan analisisis Spearman's rho didapati p-sig 0,000, ternyata p-sig ini kurang

    dari taraf signifikansi yang ditentukan yaitu 5% atau 0,05; sedangkan correlation

    coefficient sebesar 0,593, dimana interval coefficient pada variabel ini berada pada

    rentang sedang (0,40-0,599), hasil ini memberi jawaban terhadap hipotesis yang diuji

    pada penelitian ini, yaitu: ada hubungan pengetahuan dengan kejadian frambusia di

    wilayah kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa

    Tenggara Timur diterima.

  • 10

    Penelitian ini membuktikan bahwa ada hubungan yang bermakna antara

    pengetahuan tentang frambusia dengan kejadian frambusia. Hal ini dibuktikan dengan

    nilai correlation coefficient sebesar 0,593 antara pengetahuan tentang frambusia dengan

    kejadian frambusia dengan p-sig sebesar 0,000.

    Hasil penelitian pada variabel pengetahuan dengan kejadian frambusia didapati

    ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang frambusia dengan kejadian

    frambusia di wilayah kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori Angu

    Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur dengan p-sig 0,000, dan

    correlation coefficient sebesar 0,593. Jadi orang yang berpendidikan tinggi memiliki

    pengetahuan yang tinggi pula sehingga bisa membuat seseorang untuk lebih melakukan

    hal hal positif untuk menghindar dari penyakit frambusia, sebaliknya orang yang

    berpendidikan rendah tidak tahu berbuat sesuatu hal positif yang memberikan

    keberuntungan bagi dirinya maupun bagi orang lain.

    Penelitian lain yang mendukung bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan

    insidensi kejadian suatu penyakit mengatakan bahwa terdapat hubungan antara tingkat

    pengetahuan masyarakat dengan terjadinya penularan malaria di Nabire Kota.12 Begitu

    pula penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan

    dengan stres pada keluarga hasilnya menunjukkan bahwa ada perbedaan antara tingkat

    pngetahuan keluarga tentang stres yang tinggi dengan pngetahuan keluarga tentang stres

    yang rendah dengan kejadian stres pada keluarga.13

    Kejadian frambusia di wilayah kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu dapat terjadi

    karena masih rendahnya pendidikan yaitu rata-rata tidak tamat SD dan berpendidikan

    SD. Penelitian lain yang mengatakan bahwa pendidikan juga bereperan penting dalam

    pemberantasan suatu penyakit menyimpulkan bahwa pendidikan yang rendah tidak dapat

    mendukung pemberantasan malaria di Daerah Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.14

    Kedua: terdapat hubungan antara sikap tentang frambusia dengan kejadian

    frambusia berdasarkan perhitungan statistik menggunakan analisisis Spearman's rho

    didapati p-sig 0,000, ternyata p-sig ini kurang dari taraf signifikansi yang ditentukan

    yaitu 5% atau 0,05; sedangkan correlation coefficient sebesar 0,821, dimana interval

    coefficient pada variabel ini berada pada rentang sangat kuat (0,80-1,00), hasil ini

    memberi jawaban terhadap hipotesis yang diuji pada penelitian ini, yaitu: ada hubungan

    sikap dengan kejadian frambusia di wilayah kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu

    Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur diterima.

  • 11

    Penelitian ini membuktikan bahwa ada hubungan yang bermakna antara sikap

    tentang frambusia dengan kejadian frambusia. Hal ini dibuktikan dengan nilai

    correlation coefficient sebesar 0,821 antara sikap tentang frambusia dengan kejadian

    frambusia dengan p-sig sebesar 0,000.

    Hasil penelitian pada variabel sikap dengan kejadian frambusia didapati ada

    hubungan yang signifikan antara sikap tentang frambusia dengan kejadian frambusia di

    wilayah kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten

    Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur dengan p-sig 0,000, dan correlation

    coefficient sebesar 0,821.

    Sikap belum merupakan suatu tindakan aktivitas, tetapi merupakan suatu

    predisposisi tindakan atau perilaku. Sikap masih merupakan faktor tertutup bukan

    merupakan reaksi tingkah laku yang terbuka. Lebih dapat dijelaskan lagi bahwa sikap

    merupakan suatu reaksi terhadap objek lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan

    terhadap objek. Jadi dapat disimpulkan bahwa sikap juga berperan penting dalam

    insidensi suatu penyakit.15 Hal ini didukung oleh penelitian terdahulu yang mengatakan

    bahwa ada hubungan yang bermakna secara statistik antara sikap pasien TB paru dengan

    perilaku pencegahan penularan TB paru di wilayah Puskesmas Pringsurat Kabupaten

    Temanggung dengan nilai p = 0,032 < 0,05 dengan kekuatan hubungan lemah (C =

    0,368) namun secara statistik bermakna (p = 0,40),16 begitu pula dengan penelitian

    lainnya yang mengatakan terdapat korelasi antara pengetahuan dan sikap dengan

    tindakan preventif terhadap Demam Berdarah Dengue di Wilayah RT VIII Desa Pasir

    Panjang Kecamatan Arut Selatan Pangkalan Bun.17

    Ketiga: terdapat hubungan antara perilaku tentang frambusia dengan kejadian

    frambusia berdasarkan perhitungan statistik menggunakan analisisis Spearman's rho

    didapati p-sig 0,009, ternyata p-sig ini kurang dari taraf signifikansi yang ditentukan

    yaitu 5% atau 0,05; sedangkan correlation coefficient sebesar 0,305, dimana interval

    coefficient pada variabel ini berada pada rentang rendah (0,20-0,399), hasil ini memberi

    jawaban terhadap hipotesis yang diuji pada penelitian ini, yaitu: ada hubungan sikap

    dengan kejadian frambusia di wilayah kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kabupaten

    Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur diterima.

    Penelitian ini membuktikan bahwa ada hubungan yang bermakna antara sikap

    tentang frambusia dengan kejadian frambusia. Hal ini dibuktikan dengan nilai

    correlation coefficient sebesar 0,305 antara perilaku tentang frambusia dengan kejadian

    frambusia dengan p-sig sebesar 0,009.

  • 12

    Hasil penelitian pada variabel perilaku dengan kejadian frambusia didapati ada

    hubungan yang signifikan antara perilaku tentang frambusia dengan kejadian frambusia

    di wilayah kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten

    Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur dengan p-sig 0,009, dan correlation

    coefficient sebesar 0,305.

    Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme

    (makluk hidup) yang bersangkutan. Seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku

    merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh

    karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme dan

    kemudian organisme tersebut merespon, maka teori Skiner ini disebut teori S-O-R atau

    Stimulus Organisme Respon.18 Jadi dapat dikatakan bahwa perilaku juga erat

    kaitannya dengan insidensi suatu penyakit sebagai akibat dari respon seseorang terhadap

    stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan,

    makanan, serta lingkungan, karena pada penelitian ini masih dijumpai masyarakat pada

    wilayah kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten

    Sumba Timur yang mempunyai kebiasaan tidak mandi, tidak membersihkan rumah, tidak

    mencuci pakaian, tidur bersama penderita frambusia dan sering berkumpul bersama

    dengan penderita frambusia.

    Hasil ini juga didukung oleh beberapa penelitin terdahulu diantaranya penelitian

    yang dengan tujuan ingin mencari tahu hubungan perilaku masyarakat terhadap Vektor

    DBD Di Kota Palembang Propinsi Sumatera Selatan dengan hasil ada hubungan yang

    signifikan.19 Perilaku dapat terjadi apabila seseorang mempunyai niat dan bakat untuk

    berperilaku serta tidak dibatasi oleh hambatan yang datang dari lingkungan.12 Perilaku

    yang diharapkan dari responden berupa perilaku kebiasaan mandi secara teratur yaitu 2x

    sehari, membersihkan rumah, mencuci pakaian, tidak tidur bersama penderita frambusia.

    Hasil analisis bivariat diketahui bahwa variabel pengetahuan, sikap dan perilaku

    dari responden, sangat bermakna sebagai faktor risiko terhadap kejadian frambusia.

    Artinya ketiga variabel tersebut di atas sesuai urutan besar pengaruhnya (berdasarkan

    nilai p dan nilai correlation coefficient) yaitu perilaku, sikap dan pengetahuan maka

    sama-sama memberikan kontribusi pengaruhnya terhadap kejadian frambusia, karena

    perubahan perilaku seseorang melalui tahap proses perubahan pengetahuan sikap

    perilaku maka bentuk hubungan antara variabel pengetahuan, sikap dan perilaku

    masyarakat dengan variabel kejadian frambusia adalah berhubungan langsung atau

    mempunyai pengaruh langsung.

  • 13

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan analisis analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:

    ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga dengan

    kejadian frambusia di wilayah kerja Puskesmas Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba

    Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur.

    B. Saran

    Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas, beberapa hal yang dapat disarankan sebagai

    berikut:

    1. Dinas Kesehatan perlu meningkatkan penyuluhan/ pemberian informasi tentang

    frambusia secara berkala. Pemberian informasi agar tidak hanya ditujukan kepada

    penderita frambusia saja, tapi juga ditujukan kepada seluruh masyarakat, kader-kader

    kesehatan, juga tokoh agama dan tokoh masyarakat, dan perlu peningkatan pelayanan

    di desa-desa yang jauh dari tempat pelayanan, serta bekerja sama dengan Dinas

    PDAM dalam pemenuhan kebutuhan sumber air yang memenuhi syarat kesehatan.

    2. Puskesmas Nggaha Ori Angu supaya meningkatkan upaya promotif seperti

    penyuluhan secara langsung, menyebarkan media cetak (leaflet, poster, spanduk

    frambusia), adanya radio spot pada Radio Pemerintah Daerah setempat, kuratif seperti

    pemeriksaan darah terhadap tersangka penderita frambusia dan melakukan

    pengobatan secara tuntas, rehabilitatif terhadap penderita frambusia seperti tindakan

    follow up untuk mencegah kekambuhan ataupun penularan.

    3. Masyarakat Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara

    Timur perlu melakukan pencegahan penyakit frambusia secara mandiri seperti

    menggunakan sarana berobat dan memeriksa diri secara rutin bila mengalami gejala

    frambusia. Selain itu masyarakat perlu juga mengakses informasi tentang kesehatan

    khususnya informasi tentang frambusia melalui berbagai media secara terus menerus

    untuk meningkatkan pengetahuan tentang frambusia dan masyarakat perlu melakukan

    pembersihan lingkungan rumah dan pemenuhan kebutuhan akan air bersih.

    4. Kepada peneliti selanjutnya agar dapat mengembangkan penelitian yang berhubungan

    dengan variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini sehingga dapat ditemukan

    permasalahan-permasalahan lain yang peneliti belum temukan dalam penelitian ini

    demi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya dibidang kesehatan

    untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

  • 14

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Bapak Purwanta, S.Kp., M.Kes, selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan FK

    UGM.

    2. Bapak Heru Subekti,S.Kep.,Ns sebagai penguji yang telah banyak memberikan masukan

    untuk perbaikan penelitian ini.

    3. Seluruh staf Puskesmas Nggaha Ori Angu dan asisten peneliti yang telah banyak

    membantu selama penelitian ini.

    4. Seluruh responden penelitian ini yang telah bersedia menjadi responden.

    5. Semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian penelitian dan skripsi ini.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Greenwood D; Slacket, R.C.B.; PenthererJ. F.1994. Medical Microbiologi A Guide to Microbial infections, Phatogenesis, Immunity, Laboratory Diagnosis and Control; fourteenth editions-Oxford London edinburch

    2. Greeberg, S.J., Ehrlick, G.D.1994.PCR-Based Diagnosis In Infections Diseases Boston Blackweel Scientific Publications Oxford London Editinburch

    3. Departemen kesehatan, RI. 2006. Penentuan Gizi : Bayi, Balita dan Ibu Hamil-Nifas. Jakarta

    4. Dinas Kesehatan. 2007. Profil Dinas KesehatanPropinsi Nusa Tenggara Timur, Kupang5. Dinas Kesehatan. 2007. Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Timur, Waingapu6. Ismael, S., Sastroasmoro, S. 1995. Dasar Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Bagian

    Ilmu Kesehatan Anak, FK-UI Jakarta7. Azwar, S.2009. Penyusunan Skala Psikologi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.8. Sugiyono.2007.Pengantar Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatis; Alfabeta :

    Bandung.9. Muchlas, M. 2002. Perilaku Organisasi. MMR, UGM, Yogyakarta.10. Notoatmodjo S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta, Jakarta.11. Retnoningrum, D. 2008. Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Autisme

    dengan Tingkat Stres Ibu di SLB Autisme Yogyakarta. Skripsi. Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Unversitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

    12. Gea, O. K. 2008. Perilaku Pencegahan Malaria Pada Wanita Usia Reproduktif yang Menderita dan Tidak Menderita Malaria di Kecamatan Lotu Kabupaten Nias. Skripsi. Fakultas Kedokteraan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

    13. Risa Much. 2008, Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan KeluargaDengan Gangguan Stress Pada Pasien Gangguan JiwaDi Poli R.S. dr.Ernaldi Bahar Palembang Tahun 2008,http://www.balitbangdasumsel.net/data/download/20100414130151.pdf, diunduhtanggal 12 Juli 2010, pukul 23.10 WIB.

    14. Gamelia, E. 2008. Persepsi Masyarakat Tentang Malaria Dalam Hubungannya dengan Perilaku Pencegahan Malaria di Wilayah Puskesmas Kemranjen I Banyumas. Tesis. Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

  • 15

    15. Notoatmodjo. 1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip-Prinsip Dasar. Rineka Cipta,Jakarta.

    16. Suharidi.2008, Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Pasien Tb Paru Dengan Perilaku Pencegahan Penularan Tb Paru Di Wilayah Puskesmas Pringsurat Kabupaten Temanggung, http://skripsistikes.wordpress.com/2009/05/03/ikpiii33/, diunduh tanggal 12 Juli 2010, pukul 22.12 WIB.

    17. Rohadi. 2009, Hugungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Dengan Tindakan Preventif Terhadap Demam Berdarah Dengue Di Wilayah RT VIII Desa Pasir Panjang Kecamatan Arut Selatan Pangkalan Bun, http://eprints.undip.ac.id/9476/, diunduh tanggal 12 Juli 2010, pukul 22.18 WIB.

    18. Notoatmodjo S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.19. Santoso S. 2008. Perilaku Manusia Mengenai Beberapa Aspek Penyakit Malaria,

    Kumpulan makalah seminar parasitologi nasional V. Perkumpulan Pemberantasan Penyakit Parasit Indonesia, Jakarta.