PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan...

129
GAMBARAN PENERIMAAN DIRI KEPALA KELUARGA BERSTATUS ORANG YANG PERNAH MENGALAMI KUSTA (OYPMK) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Oleh : Nama : Evy Rosi Oktaviandela NIM : 099114084 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan...

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

GAMBARAN PENERIMAAN DIRI KEPALA KELUARGA BERSTATUS

ORANG YANG PERNAH MENGALAMI KUSTA

(OYPMK)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh :

Nama : Evy Rosi Oktaviandela

NIM : 099114084

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2014

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

SKRIPST

GAMBARAN PENM,RIMAAN DIRI KEPALA KELUARGA

BERSTATUS ORANG YAI\G PERNAH MENGALAMI KUSTA

(oYPMr9

Debri Pristinellq S. Psi., M.Si Yogyakart4 I ?kt -ICI ! q

11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

SKRIPSI

GAMBARAN PENERIMAAN DIRI KEPALA KELUARGA

BERSTATUS ORANG YANG PERNAH MENGALAMI KUSTA

(oYPMK)

Dipersiapkan dan ditulis oleh

Evy Rosi Oktaviandela

099114084

Telah dipertanggungiawabkan di depan Panitia Penguji

pada tanggalZ3 Jdi?Al4

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap

: Debri Pristinella M.Si.{

Penguji 1

Penguji 2

Penguji 3

: Agnes Indar Etikawati M. Si., Psikolog .....

: Sylvia Carolina IVIaria Y. M, M.Si

Yogyakarta""l 3 OCT 201'4

Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma

lll

tr*"aluq

YrE

[3 ?r,,

Dr. T. Priyo Widiyanto. M.Si.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

iv

HALAMANHALAMANHALAMANHALAMANMOTTOMOTTOMOTTOMOTTODANDANDANDAN PERSEMBAHANPERSEMBAHANPERSEMBAHANPERSEMBAHAN

“Hope is the only thing stronger then fear”

Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memeliharaengkau

( 1 Petrus 5 : 7 )

Untuk semua orang yang tidak pernah berhenti mendukung danmendoakanku,

- Alm. Papa dan Mama terkasih

- Kakak-kakak bawelku

- Suami superku

- Teman-teman yang selalu ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

vi

OVERVIEW OF SELF ACCEPTANCE OF THE HEAD OF THE FAMILY

STATUS AFFECTED BY LEPROSY

Evy Rosi Oktaviandela

ABSTRACT

The aim of this study was to obtain an overview of the status of head of the family self-acceptance

persons affected by leprosy through the stages and process of self-acceptance. This study used a

qualitative approach with semi-structured interviews as the data collection method. There are

three subjects OYPMK with status of head of the family used in this study, 2 female, 1 female who

lives at Central of Borneo. The results showedthat all three subjectshavegoodself-acceptance. All

subjectsshowedgoodself-acceptancethroughthe aspectsthat are used, althoughthere isalsothe

aspectthatdoes notappearon the subject. Overallthe three subjectsalsoshowedgoodself-

acceptancefactorisassociatedwiththe illnessis notconsideredasapressure. The attitudeand actions

ofthe peopleagainst diseasesthatdo notmakethe three subjectsexperiencedlow self-esteem, but

acceptthemandlive aportion ofthe subjectasthe head ofthe familyby workingas aresponsibility

tomeet the needs ofthe family. This study also showed that each subject as expressed through the

stages theory only through the stages on each subject in a way that is different. On the subject of

subjects 1 and 3, both subjects through the same steps starting from the stage of denial, anger,

bargainning, then acceptance. In contrast to the subject through the stages of acceptance 2 which

starts from the stage denial, bargainning, then the acceptance stage.

Keywords: self-acceptance, people affected by leprosy, head of family

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

vii

GAMBARAN PENERIMAAN DIRI KEPALA KELUARGA BERSTATUS

ORANG YANG PERNAH MENGALAMI KUSTA

(OYPMK)

Evy Rosi Oktaviandela

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai penerimaan diri kepala

keluarga berstatus Orang Yang Pernah Mengalami Kusta (OYPMK) dalamproses dan tahapan

penerimaan diri. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan wawancara semi

terstruktur sebagai metode pengumpulan datanya.Subjek yang digunakan berjumlah tiga OYPMK

yang merupakankepalakeluarga, 2 orang perempuan, 1 orang laki-laki yang bertempattinggal di

Kalimantan Tengah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga subjek memiliki penerimaan diri

yang baik. Ketiga subjek menunjukkan penerimaan diri yang baik melalui aspek-aspek yang

digunakan, meskipun ada juga aspek yang tidak muncul pada subjek. Secara keseluruhan ketiga

subjek juga menunjukkan faktor penerimaan diri yang baik adalah terkait dengan tidak

menganggap penyakit yang diderita sebagai suatu tekanan. Sikap dan tindakan masyarakat

terhadap penyakit yang dialami tidak menjadikan ketiga subjek rendah diri namun menerima diri

mereka serta menjalani porsi subjek sebagai kepala keluarga dengan bekerja sebagai tanggung

jawab untuk memenuhi kebutuhan keluarga.Setiap subjek melalui tahapan penerimaan diri seperti

yang diungkapkan teori hanya saja tahapan pada tiap subjek dilalui dengan cara yang berbeda-

beda. Pada subjek 1 dan subjek 3, kedua subjek melalui tahapan yang sama dimulai dari tahap

denial, anger, bargainning, kemudian acceptance. Berbeda dengan subjek 2 yang melalui tahapan

penerimaan dimulai dari tahap denial, bargainning, kemudian tahap acceptance.

Kata kunci : penerimaan diri, orang yang pernah mengalami kusta, kepalakeluarga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

ix

KATAKATAKATAKATA PENGANTARPENGANTARPENGANTARPENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat, kuasa dan anugrah-

Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian yang

merupakan salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Psikologi.

Banyak pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak

langsung dalam proses penyelesaian penelitian ini. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis hendak mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya

kepada :

1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi

Sanata Dharma

2. Ibu Debri Pristinella, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

dengan kesabaran dan kebaikannya bersedia meluangkan waktu untuk

membimbing, mengajarkan dan membagikan ilmunya kepada penulis.

3. Ibu Dr. Tjipto Susana selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

telah membimbing dan mengarahkan penulis selama menjalankan

studi.

4. Ibu Agnes Indar Etikawati M.Si., Psikolog dan Ibu Sylvia Carolina

Maria Yuniati Murtisari, M.Si selaku dosen penguji yang telah

memberikan saran dan pengetahuan baru bagi saya untuk membuat

skripsi ini semakin baik.

5. Seluruh dosen pengajar di Fakultas Psikologi Sanata Dharma yang

dengan ketulusannya mendidik, mengajarkan dan membagikan ilmu

dan pengetahuannya kepada penulis.

6. Seluruh karyawan di Fakultas Psikologi Sanata Dharma yang telah

membantu penulis selama penulis menjalankan studi.

7. Seluruh staf perpustakan Universitas Sanata Dharma yang telah

membantu penulis selama studi dan mengerjakan penilitian.

8. Kepala Puskesmas Mandomai Kalimantan Tengah yang telah

memberikan ijin untuk melakukan penelitian dan bantuan serta

kerjasamanya selama proses penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

x

9. Subjek penelitian yang telah berkenan dan besedia mengikuti proses

penelitian. Semoga Tuhan selalu melimpahkan berkat dan rahmat-Nya

kepada semua.

10. Keluargaku : almarhum papa, mama, kak Yayan, kak Hendra, kak

Daya, dan kak Eva yang selalu memberikan doa, dukungan, semangat

dan cinta kasihnya kepada penulis. Terimakasih banyak atas semua

yang telah diberikan.

11. Suamiku Denny Surya Putra yang selalu ada ketika aku menangis dan

tertawa, terimakasih telah menjadi suami yang selalu berdoa dan

selalu ada didepan, dibelakang dan disampingku untuk selalu

mendukungku.

12. Teman-temanku terkasih : Vera, Lala, Rani, Ginza, Ika dan Rea yang

selalu memberikan doa, bantuan, semangat dan dukungan.

Terimakasih atas kebersamaannya selama ini. Suka, duka, tangis, tawa

dan canda yang sudah kita lalui tidak pernah penulis lupakan.

13. Teman satu kontrakan : Lia, Oki dan Angel. Terimakasih sudah

mendukung lewat hiburan tawa dan candanya.

14. Teman-teman Psikologi Sanata Dharma angkatan 2009, khususnya

kelas B. Terimakasih atas kebersamaan, kerjasama dan dinamika

selama proses perkuliahan.

15. Semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.

Terimakasih atas doa dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis.

Akhir kata, penulis ingin menyampaikan permohonan maaf atas kesalahan

baik yang disengaja ataupun tidak disengaja selama proses pengerjaan penelitian.

Semoga Tuhan memberikan dan melimpahkan berkat, rahmat, dan anugrahNya

kepada kalian semua atas kebaikan yang telah diberikan kepada penulis.

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

xi

DAFTARDAFTARDAFTARDAFTAR ISIISIISIISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA v

ABSTRACT vi

ABSTRAK vii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH viii

KATA PENGANTAR ix

DAFTAR ISI xi

DAFTAR TABEL xiv

DAFTAR GAMBAR xv

DAFTAR LAMPIRAN xvi

BABBABBABBAB IIII PENDAHULUANPENDAHULUANPENDAHULUANPENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 7

C. Tujuan Penelitian 8

D. Manfaat Penelitian 8

1. Manfaat Teoritis 8

2. Manfaat Praktis 8

BABBABBABBAB IIIIIIII LANDASANLANDASANLANDASANLANDASAN TEORITEORITEORITEORI 10

A. Penerimaan Diri 10

1. Pengertian Penerimaan Diri 10

2. Aspek-Aspek Penerimaan Diri 13

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Diri 15

4. Dampak Penerimaan Diri 17

5. Proses/ Tahapan Penerimaan Diri 19

B. Penyakit Kusta 20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

xii

1. Pengertian Kusta 20

2. Penyebab Penyakit Kusta 21

3. Bentuk-Bentuk Penyakit Kusta 21

4. Dampak Penyakit Kusta 21

5. Penanganan Penyakit Kusta 23

C. Penerimaan Diri Kepala Keluarga Berstatus Orang Yang Pernah

Mengalami Kusta (OYPMK) 24

D. Pertanyaan Penelitian 30

BABBABBABBAB IIIIIIIIIIII METODEMETODEMETODEMETODE PENELITIANPENELITIANPENELITIANPENELITIAN 31

A. Metode Penelitian Kualitatif 31

B. Fokus Penelitian 31

C. Subjek Penelitian 32

D. Batasan Istilah 33

E. Metode Pengumpulan Data 35

F. Metode Analisis Data 37

G. Pemeriksaan Keabsahan Data 38

BABBABBABBAB IVIVIVIV HASILHASILHASILHASIL DANDANDANDAN PEMBAHASANPEMBAHASANPEMBAHASANPEMBAHASAN 39

A. Proses Pengambilan Data 39

1. Pelaksanaan 39

2. Data Subjek 40

3. Latar Belakang Subjek 40

B. Hasil Penelitian 43

1. Penerimaan Diri Subjek 1 43

2. Penerimaan Diri Subjek 2 50

3. Penerimaan Diri Subjek 3 56

4. Kesimpulan Umum 63

C. Pembahasan 66

BABBABBABBAB VVVV KESIMPULANKESIMPULANKESIMPULANKESIMPULAN DANDANDANDAN SARANSARANSARANSARAN 87

A. Kesimpulan 87

B. Saran 88

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

xiii

DAFTARDAFTARDAFTARDAFTAR PUSTAKAPUSTAKAPUSTAKAPUSTAKA 90

LAMPIRANLAMPIRANLAMPIRANLAMPIRAN 94

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

xiv

DAFTARDAFTARDAFTARDAFTAR TABELTABELTABELTABEL

Tabel 3.1 Daftar Pedoman Wawancara ......................................................... 36

Tabel 4.1 Daftar Pelaksanaan Wawancara Langsung dengan Subjek 39

Tabel 4.2 Identitas Subjek Penelitian 40

Tabel 4.3 Penerimaan Diri pada Kepala Keluarga Berstatus OYPMK 63

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

xv

DAFTARDAFTARDAFTARDAFTARGAMBARGAMBARGAMBARGAMBAR

Gambar 4.1 Skema Dinamika Penerimaan Diri Subjek 1 80

Gambar 4.2 Skema Dinamika Penerimaan Diri Subjek 2 82

Gambar 4.3 Skema Dinamika Penerimaan Diri Subjek 3 83

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

xvi

DAFTARDAFTARDAFTARDAFTAR LAMPIRANLAMPIRANLAMPIRANLAMPIRAN

Lampiran 1. Panduan Pertanyaan Wawancara 95

Lampiran 2. Data Verbatim Wawancara Subjek 1 97

Lampiran 3 Data Verbatim Wawancara Subjek 2 103

Lampiran 4 Data Verbatim Wawancara Subjek 3 108

Surat Izin Penelitian 113

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Saat ini Indonesia masih menjadi penyumbang kasus baru kusta

nomor 3 di dunia setelah India dan Brasil. Pada tahun 2010, Indonesia

melaporkan 17.012 kasus baru dan 1.822 atau 10,71% di antaranya,

ditemukan sudah dalam keadaan cacat tingkat 2 (cacat yang tampak).

Penyakit kusta terutama menyerang saraf tepi, kulit dan organ tubuh lain

kecuali susunan saraf pusat yang apabila tidak didiagnosis dan diobati secara

dini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia,

2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan mereka yang

telah sembuh secara medis, masih saja mendapat predikat kusta yang melekat

pada diri mereka seumur hidup.

Kusta merupakan salah satu jenis penyakit menular yang menjadi

masalah kesehatan nasional di Indonesia karena menimbulkan berbagai akibat

yang kompleks dan luas. Permasalahan tersebut tidak hanya menyangkut

pada permasalahan medis saja, akan tetapi permasalahan sosial. Hingga

sampai saat ini penyakit kusta masih dianggap oleh masyarakat sebagai

penyakit kutukan dan merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan.

Selain itu, para penderita juga mendapat stigma dari masyarakat yang terus

melekat terhadap penderita kusta meskipun seara medis telah dinyatakan

sembuh dari penyakit kusta yang dideritanya. Adanya stigma yang melekat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

2

pada penyakit kusta membuat Orang Yang Pernah Mengalami Kusta

mengalami hambatan untuk melakukan aktivitasnya sehari-hari. Meskipun

sudah dinyatakan sembuh dari penyakitnya, perlakuan diskriminatif terhadap

OYPMK masih terjadi di lingkungan tempat tinggalnya dimana masyarakat

mengucilkan dan tidak mau bergaul dengan mantan penderita kusta tersebut

sampai pada keputusan untuk membuat kampung tersendiri seperti yang

terdapat pada daerah tepat tinggal penulis karena adanya perasaan takut

tertular sampai pada kasus ada beberapa penderita kusta yang diceraikan oleh

pasangannya karena pernah mengidap penyakit kusta. Penelitian tentang

penerimaan sosial masyarakat terhadap OYPMK (Aditya Candra, tahun 2007)

menyatakan bahwa masyarakat di desa Sidomukti dengan persentase sebesar

65 % masih menolak kehadiran OYPMK. Hal ini dikarenakan masyarakat

merasa tidak nyaman dengan kehadiran OYPMK serta adanya penolakan dari

masyarakat terhadap partisipasi OYPMK dalam acara-acara yang diadakan di

lingkungan sosial.

Seringkali muncul anggapan bahwa kusta dapat menyebabkan

beberapa masalah yang diakibatkan karena adanya persepsi yang salah

terhadap penyakit kusta, diantaranya adalah anggapan bahwa penyakit kusta

merupakan penyakit kutukan, dapat menular, menimbulkan luka yang

menjijikkan hingga berakibat kepada kecacatan. Menurut Kaur & Van Brakel

(2002) anggapan tersebut tidaklah benar, karena penyakit kusta bukan

disebabkan oleh kutukan, guna-guna, makanan, atau penyakit keturunan

sebagaimana yang sering dipersepsikan oleh masyarakat. Pemikiran yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

3

salah mengenai kusta tersebut dapat menimbulkan stigma negatif yang

muncul di masyarakat terhadap penderita kusta. Stigma tersebut mempunyai

dampak bagi keluarga penderita kusta, karena dapat mengakibatkan isolasi

sosial masyarakat terhadap keluarga penderita kusta (Kaur & Van Brakel,

2002).

Beberapa masalah psikologis dan sosial akibat penyakit kusta ini

dapat dirasakan baik oleh penderita kusta maupun keluarganya seperti

perasaan malu dan ketakutan akan kemungkinan terjadinya kecacatan. Selain

itu, penderita juga mengalami ketakutan menghadapi keluarga maupun

masyarakat karena sikap penerimaan yang kurang wajar seperti adanya upaya

keluarga untuk menyembunyikan penderita kusta karena dianggap aib atau

mengasingkannya karena takut tertular (Zulkifli, 2003).

Orang Yang Pernah Mengalami Kusta (OYPMK) masih merasa

kesulitan untuk meletakkan dirinya sebagai orang normal. Hal ini

dikarenakan keadaan fisiknya yang mengalami kecacatan. Orang Yang

Pernah Mengalami Kusta khususnya yang menjadi kepala keluarga juga

berada dalam keadaan yang sulit menyesuaikan dengan keadaan lingkungan

yang seringkali menolak mereka. Penolakan ini misalnya saja dalam hal

mendapatkan pekerjaan. Selain itu kusta termasuk penyakit kronik yang para

penderita kusta tidak semua dapat kembali bekerja karena kecacatan yang

dialami (Simamora, 2007). Penolakan yang dialami OYPMK khususnya pada

kepala keluarga menyebabkan peran mereka sebagai pencari nafkah tidak

dapat dijalankan. Itulah sebabnya penerimaan diri sangat penting agar para

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

4

penderita tidak hanya terpaku pada keterbatasan yang dimiliki, melainkan

mengoptimalkan potensi yang masih ada dalam diri mereka.

Penerimaan diri menurut Hurlock (1999) adalah suatu tingkat

kemampuan dan keinginan individu untuk hidup dengan segala karakteristik

dirinya. Individu yang dapat menerima dirinya diartikan sebagai individu

yang tidak bermasalah dengan dirinya sendiri, yang tidak memiliki beban

perasaan terhadap diri sendiri sehingga individu lebih banyak memiliki

kesempatan untuk beradaptasi dengan lingkungan. Menurut Chaplin (2004),

penerimaan diri adalah sikap yang menunjukkan rasa puas pada kualitas dan

bakat serta pengakuan akan keterbatasan diri. Pengakuan akan keterbatasan

diri ini tidak diikuti dengan perasaan malu ataupun bersalah. Individu ini akan

menerima kodrat mereka apa adanya.

Penerimaan diri menurut Supratiknya (1995) adalah memiliki

penghargaan yang tinggi terhadap diri sendiri, atau tidak bersikap sinis

terhadap diri sendiri. Penerimaan diri berkaitan dengan kerelaan membuka

diri atau mengungkapkan pikiran, perasaan dan reaksi kepada orang lain,

kesehatan psikologis individu serta penerimaan terhadap orang lain. Secara

umum penerimaan diri meliputi tahapan, yakni tahap denial (penolakan),

tahap anger (marah), tahap bargainning (tawar-menawar), tahap depression

(depresi) dan tahap acceptance (penerimaan) (Kubbler Rose, 1970 dalam

Tomb, 2003).

OYMPK yang berstatus sebagai kepala keluarga juga diharapkan

mampu beradaptasi secara normal di lingkungannya tanpa perlu merasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

5

minder. Oleh karena itu, kepala keluarga yang pernah mengalami kusta

diharapkan dapat terus mengembangkan dirinya menjadi sosok yang penuh

percaya diri dan memiliki penerimaan diri yang positif. Menurut Allport

(dalam Hjelle dkk., 1992), penerimaan diri adalah toleransi individu atas

peristiwa-peristiwa yang membuat frustrasi atau menyakitkan sejalan dengan

kesadaran akan kekuatan-kekuatan pribadinya.

Kepala keluarga yang berstasus sebagai OYPMK yang memiliki

penerimaan diri yang baik tentunya akan lebih mampu mengelola emosinya

terhadap realitas yang dihadapinya. Hal ini diperkuat oleh pendapat Hurlock

(2006) bahwa semakin baik seorang individu dapat menerima dirinya, maka

semakin baik penyesuaian diri dan penyesuaian sosialnya. Penyesuaian diri

yang positif adalah adanya keyakinan pada diri sendiri dan adanya harga diri

sehingga timbul kemampuan menerima dan mengolah kritik demi

perkembangan dirinya. Penerimaan diri yang disertai dengan adanya rasa

aman untuk mengembangkan diri ini memungkinkan seseorang untuk menilai

dirinya secara lebih realistis sehingga dapat menggunakan potensinya secara

efektif. Selain itu ia juga merasa puas dengan menjadi dirinya sendiri, tanpa

ada keinginan untuk menjadi orang lain.

Menurut Daradjat (1982) rasa dapat menerima diri dengan sungguh-

sungguh akan menghindarkan seseorang dari kemungkinan untuk jatuh pada

rasa rendah diri (inferiority complex) atau hilangnya kepercayaan diri

sehingga akan mudah tersinggung dan mudah pula menyinggung perasaan

orang lain. Keliat (2009) mengemukakan bahwa individu dengan inferiority

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

6

complex cenderung mengkritik diri sendiri, memiliki perasaan tidak mampu,

mengembangkan pandangan hidup yang pesimis, mengalami penurunan

produkrivitas dan cenderung mengembangkan penolakan terhadap

kemampuan diri. Sebagai gambaran, penelitian Sudikdo (2011) menunjukkan

bahwa inferioritas adalah perasaan yang relatif tetap (persistent) tentang

ketidakmampuan diri atau munculnya kecenderungan untuk merasa kurang

atau menjadi kurang sehingga tidak bisa menunjukkan kebolehannya secara

optimal. Dengan demikian dapat diindikasikan bahwa seorang kepala

keluarga dengan penerimaan diri negatif cenderung merasa kurang sehingga

tidak bisa menunjukkan kemampuannya secara optimal. Hal ini tentu

berdampak buruk pada kepala keluarga yang notabene memiliki tanggung-

jawab besar terhadap keluarganya.

Kondisi di atas secara implisit mencerminkan pentingnya penerimaan

diri, terlebih bagi kepala keluarga yang menyandang status sebagai OYMPK.

Penerimaan diri dibutuhkan agar OYPMK khususnya yang berperan menjadi

seorang kepala keluarga tidak hanya mengakui kelemahan dan terpaku pada

keterbatasan yang dimiliki, tetapi juga mampu mengembangkan berbagai

potensi yang masih dimiliki. Selain itu, OYPMK diharapkan dapat menjalani

kehidupannya secara normal, seperti kembali bekerja dan memberi nafkah

bagi keluarganya (Menkes RI, 2013).

Orang Yang Pernah Mengalami Kusta mengalami berbagai

diskriminasi dalam bentuk penolakan dari masyarakat dan tidak dapat

memperoleh pekerjaan karena stima yang melekat pada penyakit kusta. Hal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

7

tersebut merupakan hasil penelitian mengenai isu sosial budaya pada kontrol

dan manajemen kusta oleh ML. Wong. Dalam kasus penderita kusta,

kegagalan kepala keluarga untuk memperoleh pekerjaan tentunya dapat

membuat mereka makin merasa tertekan. Oleh karena itu, penerimaan diri

berperan sangat penting bagi kepala keluarga yang merupakan OYPMK.

Gambaran diri pada kepala keluarga yang merupakan OYPMK penerimaan

diri berdampak besar terhadap penyesuaian diri dan penyesuaian sosial

OYPMK.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tentang gambaran dan

tahapan penerimaan diri kepala keluarga yang berstatus OYPMK melalui

kemauan individu untuk dapat mengakui dan menerima diri apa adanya

diawali proses mengetahui kelebihan, kekurangan, dan atribut pribadi lainnya,

sehingga individu mampu membandingkan antara dirinya yang ideal dengan

yang riil. Setelah membandingkan diri ideal dengan yang riil, diharapakan

individu idealnya dapat menerima kondisi tersebut, sambil terus berusaha

mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal dengan bekerja

mencari nafkah bagi keluarga dan semakin dapat menyesuaikan diri dengan

lingkungan sosialnya.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat dikemukakan permasalahan

penelitian yang akan ditemukan jawabnya melalui penelitian ini, antara lain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

8

yaitu: Bagaimana gambaran proses dan tahapan penerimaan diri pada kepala

keluarga yang berstatus OYPMK?

C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penerimaan diri pada

kepala keluarga yang merupakan OYPMK dilihat dari proses dan tahapan

yang dilalui.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan referensi

dan masukan terhadap disiplin ilmu pengetahuan psikologi sosial dalam

hal mempelajari gambaran penerimaan diri pada kepala keluarga yang

merupakan OYPMK.

2. Manfaat Praktis

1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu kepala keluarga yang

merupakan OYPMK untuk memahami konsep penerimaan diri mereka,

sehingga mampu menyesuikan diri dengan masyarakat.

2) Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan masukan bagi orang-

orang sekitar mengenai pentingnya penerimaan diri kepala keluarga

yang merupakan OYPMK sehingga orang-orang sekitar dapat

mengetahui bagaimana cara yang tepat untuk bersikap terhadap mereka.

Dengan mendapatkan sikap yang tepat dari orang-orang sekitar,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

9

diharapkan mampu membantu individu dalam mencapai penerimaan

dirinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENERIMAAN DIRI

1. Pengertian Penerimaan Diri

Menurut Johnson (1993) sebagaimana dikutip oleh Putri dan Hamidah

(2012), penerimaan diri dipandang sebagai suatu keadaan saat seseorang

memiliki penghargaan yang tinggi pada dirinya sendiri. Ahli lain yaitu

Chaplin (2004) berpendapat bahwa penerimaan diri adalah sikap yang

merupakan rasa puas pada kualitas dan bakat, serta pengakuan akan

keterbatasan diri. Pengakuan akan keterbatasan diri ini tidak diikuti dengan

perasaan malu ataupun bersalah. Individu ini akan menerima kodrat mereka

apa adanya. Dapat dikatakan bahwa pada dasarnya penerimaan diri

merupakan aset pribadi yang sangat berharga.

Supratiknya (1995) mengemukakan bahwa penerimaan diri adalah

sikap memiliki penghargaan yang tinggi terhadap diri sendiri, atau tidak

bersikap sinis terhadap diri sendiri. Penerimaan diri berkaitan dengan

kerelaan membuka diri atau mengungkapkan pikiran, perasaan dan reaksi

kepada orang lain, kesehatan psikologis individu serta penerimaan terhadap

orang lain. Individu yang menerima dirinya menurut Jersild (Pancawati,

2013) adalah individu yang menghormati dirinya serta hidup nyaman

dengan keadaan dirinya, mampu mengenali harapan, keinginan, rasa takut

serta permusuhan-permusuhan dalam dirinya dan menerima

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

11

kecenderungan-kecenderungan emosinya bukan dalam arti puas dengan diri

sendiri tetapi memiliki kebebasan untuk menyadari sifat dari perasaan-

perasaan tersebut.

Menurut Allport (dalam Hjelle dan Ziegler, 1992), penerimaan diri

adalah toleransi individu atas peristiwa-peristiwa yang membuat frustrasi

atau menyakitkan sejalan dengan menyadari kekuatan-kekuatan pribadinya.

Allport mengkorelasikan definisi ini dengan emotional security sebagai

salah satu dari beberapa bagian positif kesehatan mental, dimana

penerimaan diri merupakan bagian lain dari kepribadian yang matang. Hal

ini terjadi ketika individu menerima diri sebagai seorang manusia, dan ini

membuatnya mampu mengatasi keadaan emosionalnya sendiri tanpa

mengganggu orang lain.

Seseorang yang memiliki penerimaan diri yang baik akan lebih mampu

menekan dan menyesuaikan kondisi emosionalnya dengan realitas yang

dihadapinya. Hal ini diperkuat oleh pendapat Hurlock (1974) bahwa

semakin baik seorang individu dapat menerima dirinya, maka semakin baik

penyesuaian diri dan penyesuaian sosialnya. Penyesuaian diri yang positif

adalah adanya keyakinan pada diri sendiri dan adanya harga diri sehingga

timbul kemampuan menerima dan mengolah kritik demi perkembangan

dirinya. Penerimaan diri yang disertai dengan adanya rasa aman untuk

mengembangkan diri ini memungkinkan seseorang untuk menilai dirinya

secara lebih realistis sehingga dapat menggunakan potensinya secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

12

efektif. Selain itu ia juga merasa puas dengan menjadi dirinya sendiri, tanpa

ada keinginan untuk menjadi orang lain.

Sartain (dalam Handayani, 2000) mengatakan bahwa penerimaan diri

adalah kemampuan individu untuk menerima dirinya sebagaimana adanya

dan untuk mengakui keberadaan dirinya secara obyektif. Individu yang

menerima dirinya adalah individu yang menerima dan mengakui keadaan

diri sebagaimana adanya. Hal ini tidak berarti bahwa seseorang menerima

begitu saja kondisi dirinya tanpa usaha untuk mengembangkan lebih lanjut.

Seseorang yang telah menerima dirinya, berarti orang tersebut mengenal

dimana dan bagaimana dirinya “saat ini”, serta mempunyai keinginan untuk

terus mengembangkan diri (Handayani, 2000).

Sulaeman (1995) mengemukakan bahwa seseorang yang menerima

dirinya memiliki penghargaan yang tinggi tentang sumber-sumber yang ada

pada dirinya digabung dengan penghargaan tentang kebergunaan dirinya,

percaya akan norma-norma serta keyakinan-keyakinan sendiri dan juga

mempunyai pandangan realistik tentang keterbatasan-keterbatasannya tanpa

menimbulkan tindakan penolakan diri. Hal ini berarti bahwa penerimaan

diri adalah individu yang menerima kehadiran dirinya mengenal dan

menghargai potensi-potensi dirinya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penerimaan diri

adalah perwujudan dari rasa puas dan senang seseorang terhadap diri dan

kemampuannya, serta dapat menerima diri apa adanya dengan segala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

13

keterbatasan namun tetap menghargai potensi yang dimiliki dan ada usaha

untuk mengembangkan potensi tersebut demi kelangsungan hidupnya.

2. Aspek-aspek penerimaan diri

Penerimaan diri memiliki beberapa aspek. Sheerer (dalam Cronbach,

1963) menyebutkan bahwa aspek-aspek penerimaan diri meliputi:

a. Kepercayaan atas kemampuannya untuk dapat menghadapi hidupnya.

b. Menganggap dirinya sederajat dengan orang lain.

c. Tidak menganggap dirinya sebagai orang hebat atau abnormal dan tidak

mengharapkan bahwa orang lain mengucilkannya.

d. Tidak malu atau serba takut dicela orang lain.

e. Mempertanggung jawabkan perbuatannya.

f. Mengikuti standar pola hidupnya dan tidak ikut-ikutan.

g. Menerima pujian atau celaan secara objektif.

h. Tidak menganiyaya diri sendiri (mempermasalahkan keterbatasan atau

mengingkari kelebihanya).

i. Tidak menyangkal impuls atau emosinya atau merasa bersalah atas hal-

hal tersebut.

Selain itu menurut Jersild (1963) aspek-aspek penerimaan diri

meliputi:

a. Memiliki penghargaan yang realistis terhadap kelebihan-kelebihan

dirinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

14

b. Memiliki keyakinan akan standar-standar dan prinsip-prinsip dirinya

tanpa harus diperbudak oleh opini-opini individu lain.

c. Memiliki kemampuan untuk memandang dirinya secara realistis tanpa

harus malu akan keadaanya.

d. Mengenali kelebihan-kelebihan dirinya dan bebas memanfaatkanya.

e. Mengenali kelemahan-kelemahanya tanpa harus menyalahkan diri.

f. Memiliki spontanitas dan rasa tanggung jawab yang tinggi.

g. Menerima potensi dirinya tanpa harus menyalahkan diri atas kondisi-

kondisi yang berada di luar kontrol dirinya.

h. Tidak melihat diri sebagai individu yang harus dikuasai rasa marah atau

takut atau menjadi tidak berarti karena keinginan-keinginanya.

i. Merasa berhak untuk memiliki ide-ide dan keinginan serta harapan

tertentu serta tidak merasa iri akan kepuasan yang belum diraih.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek

penerimaan diri meliputi:

a. Individu mampu menerima kondisi diri, yaitu memiliki kemampuan untuk

memandang dirinya dengan realistis tanpa harus menjadi malu dengan

keadaanya, mampu menerima kelebihan serta kekurangan dirinya.

b. Penghargaan terhadap diri sendiri, yaitu mempunyai penilaian realistis

akan potensinya, mengenali kelebihan-kelebihan dirinya serta dapat

memanfaatkannya.

c. Kontrol diri yang baik, yaitu dapat menerima segala kondisi dirinya tanpa

menyalahkan dirinya atas kondisi-kondisi yang berada di luar jangkauan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

15

dirinya. Tidak dikuasai rasa marah, takut atau menjadi tidak berarti karena

keinginan yang tidak terpenuhi.

d. Memiliki ide-ide dan harapan, yaitu dapat optimis dalam menjalani hidup,

mempunyai keinginan-keinginan serta harapan-harapan tertentu.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Diri

Hurlock (2006) menyatakan bahwa penerimaan diri dipengaruhi oleh

sejumlah faktor, diantaranya adalah:

a. Pemahaman diri

Merupakan persepsi yang murni terhadap dirinya sendiri, tanpa merupakan

persepsi terhadap diri secara realistik. Rendahnya pemahaman diri berawal

dari ketidaktahuan individu dalam mengenali diri. Pemahaman dan

penerimaan diri merupakan dua aspek yang tidak dapat dipisahkan.

Individu yang memiliki pemahaman diri yang baik akan memiliki

penerimaan diri yang baik, sebaliknya individu yang memiliki pemahaman

diri yang rendah akan memiliki penerimaan diri yang rendah pula.

b. Harapan-harapan yang realistik

Harapan-harapan yang realistik akan membawa rasa puas pada diri

seseorang dan berlanjut pada penerimaan diri. Seseorang yang mengalahkan

dirinya sendiri dengan ambisi dan standar prestasi yang tidak masuk akal

berarti seseorang tersebut kurang dapat menerima dirinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

16

c. Bebas dari hambatan lingkungan

Harapan individu yang tidak tercapai banyak yang berawal dari lingkungan

yang tidak mendukung dan tidak terkontrol oleh individu. Hambatan

lingkungan ini bisa berasal dari orang tua, teman, maupun orang dekat

lainnya. Penerimaan diri akan dapat terwujud dengan mudah apabila

lingkungan dimana individu berada memberikan dukungan yang penuh.

d. Sikap lingkungan seseorang

Sikap yang berkembang di masyarakat akan ikut andil dalam proses

penerimaan diri seseorang. Jika lingkungan memberikan sikap yang baik

pada individu, maka individu akan cenderung untuk senang dan menerima

dirinya.

e. Ada tidaknya tekanan yang berat

Tekanan emosi yang berat dan terus menerus seperti di rumah maupun di

lingkungan kerja akan mengganggu seseorang dan menyebabkan

ketidakseimbangan fisik dan psiklogis. Secara fisik akan mempengaruhi

kegiatannya dan secara psikis akan mengakibatkan individu malas, kurang

bersemangat, dan kurang bereaksi dengan orang lain. Dengan tidak adanya

tekanan yang berarti pada individu, akan memungkinkan seseorang untuk

bersikap santai pada saat tegang. Kondisi yang demikian akan memberikan

kontribusi bagi terwujudnya penerimaan diri.

f. Frekuensi keberhasilan

Setiap orang pasti akan mengalami kegagalan, hanya saja frekuensi

kegagalan antara satu orang dengan yang lain berbeda-beda. Semakin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

17

banyak keberhasilan yang dicapai akan menyebabkan individu yang

bersangkutan menerima dirinya dengan baik.

g. Ada tidaknya indentifikasi seseorang

Pengenalan orang-orang yang mempunyai penyesuaian diri yang baik akan

memungkinkan berkembangnya sikap positif terhadap dirinya serta

mempunyai contoh atau metode yang baik bagaimana harus berperilaku.

h. Perspektif diri

Perspektif diri terbentuk jika individu dapat melihat dirinya sama dengan

apa yang dilihat orang lain pada dirinya. Rendahnya perspektif diri akan

menimbulkan perasaan tidak puas dan penolakan diri. Namun perspektif diri

yang objektif dan sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya akan

memudahkan dalam penerimaan diri.

i. Konsep diri yang stabil

Konsep diri yang stabil bagi seseorang akan memudahkan dalam usaha

menerima dirinya. Apabila konsep dirinya selalu berubah-ubah maka dia

akan kesulitan memahami diri dan menerimanya sehingga terjadi penolakan

pada dirinya sendiri. Hal imi terjadi karena individu memandang dirinya

selalu berubah-ubah.

4. Dampak Penerimaan Diri

Hurlock (1974) menjelaskan bahwa semakin baik seseorang dapat

menerima dirinya, maka akan semakin baik pula penyesuaian diri dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

18

sosialnya. Kemudian Hurlock (1974) membagi dampak dari penerimaan diri

dalam dua kategori yaitu:

a. Dalam penyesuaian diri

Orang yang memiliki penyesuaian diri, mampu mengenali kelebihan

dan kekurangannya. Salah satu karakteristik dari orang yang memiliki

penyesuaian diri yang baik adalah lebih mengenali kelebihan dan

kekurangannya, biasanya memiliki keyakinan diri (self confidence). Selain

itu juga lebih dapat menerima kritik, dibandingkan dengan orang yang

kurang dapat menerima dirinya. Dengan demikian orang yang memiliki

penerimaan diri dapat mengevaluasi dirinya secara realistik, sehingga dapat

menggunakan semua potensinya secara efektif hal tersebut dikarenakan

memiliki anggapan yang realistik terhadap dirinya maka akan bersikap

jujur dan tidak berpura-pura.

b. Dalam penyesuaian sosial

Penerimaan diri biasanya disertai dengan adanya penerimaan dari

orang lain. Orang yang memiliki penerimaan diri akan merasa aman untuk

memberikan perhatiannya pada orang lain, seperti menunjukkan rasa

empati. Dengan demikian orang yang memiliki penerimaan diri dapat

mengadakan penyesuaian sosial yang lebih baik dibandingkan dengan

orang yang merasa rendah diri, sehingga mereka itu cenderung untuk

bersikap berorientasi pada dirinya sendiri (self oriented).

Penerimaan diri sangat berhubungan erat dengan konsep diri karena

penerimaan diri memiliki peranan yang penting dalam pembentukan konsep

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

19

diri dan kepribadian yang positif. Orang yang memiliki penerimaan diri

yang baik maka dapat dikatakan memiliki konsep diri yang baik pula,

karena selalu mengacu pada gambaran diri ideal, sehingga bisa menerima

gambaran dirinya yang sesuai dengan realitas.

5. Proses/ Tahapan Penerimaan Diri

Teori yang dikemukakan Kubbler Ross merupakan teori yang dikenal

sebagai The Five Stage of Dying. Teori ini didasari oleh penelitian dan

wawancara dengan lebih dari 500 pasien yang akan menghadapi kematian.

Teori tersebut menjelaskan, dalam lima tahapan proses ketika pasien

mengatasi dan berhadapan dengan kedukaan dan tragedi, terutama ketika

didiagnosa memiliki penyakit berat atau mengalami kerugian yang sangat

besar. Teori yang disampaikan membawa kesadaran awal akan kepekaan yang

dibutuhkan untuk perlakuan yang lebih baik atas individu yang sedang

mengalami sakit atau penyakit berat.

Kubbler Ross (dalam Tomb, 2003) mengemukakan bahwa sikap

penerimaan (acceptance) terjadi bila seseorang mampu menghadapi kenyataan

daripada hanya menyerah pada pengunduran diri atau tidak ada harapan. Teori

yang diajukan Kubler Ross ini tidak hanya terpaku pada tahapan ketika

seseorang berduka saja namun juga pada tahap dimana seseorang meraa

kehilangan. Penderita kusta termasuk dalam kategori kehilangan aspek diri.

Kehilangan aspek dalam diri dapat mencakup bagian tubuh, fungsi fisiologis,

dan psikologis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

20

Menurut Kubler Ross (dalam Tomb, 2003), sebelum mencapai pada

tahap acceptance (penerimaan) individu akan melalui beberapa tahapan yang

meliputi:

1. Tahap denial (penolakan), yakni tahapan dimana seseorang menolak

kondisi dirinya.

2. Tahap anger (marah), yakni tahapan yang ditandai dengan adanya reaksi

emosi/ marah dengan kondisi yang dialami.

3. Tahap bargainning (tawar-menawar), yakni tahapan dimana sesorang mulai

berusaha untuk menghibur diri dan berpikir tentang upaya apa yang akan

dilakukan untuk mengatasi kondisi tersebut.

4. Tahap depression (depresi), yakni tahapan yang muncul dalam bentuk

putus asa dan kehilangan harapan.

5. Tahap Acceptance (penerimaan), yakni tahapan dimana seseorang telah

mencapai pada titik pasrah dan mencoba untuk menerima keadaan dirinya

dengan tenang.

B. PENYAKIT KUSTA

1. Pengertian

Istilah kusta berasal dari bahasa Sansekerta, yakni kushtha berarti

kumpulan gejala-gejala kulit secara umum. Penyakit kusta disebut juga

Morbus Hansen, sesuai dengan nama yang menemukan kuman yaitu Dr.

Gerhard Armauwer Hansen pada tahun 1874 sehingga penyakit ini disebut

Morbus Hansen (Zulkifli, 2003). Penyakit kusta adalah penyakit kronik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

21

yang disebabkan oleh kuman Micobacterium leprae (M.Leprae). Kuman ini

pertama kali menyerang susunan saraf tepi, selanjutnya menyerang kulit,

mukosa (mulut), saluran pernafasan bagian atas, sistem retikulo endotelial,

mata, otot, tulang dan testis (Amirudin, 2000).

2. Penyebab Penyakit Kusta

Penyakit kusta sebagaimana dijelaskan oleh Zulkifli (2003)

disebabkan oleh kuman yang dinamakan sebagai micobakterium, dimana

micobacterium ini adalah kuman aerob, tidak membentuk spora, berbentuk

batang yang tidak mudah diwarnai namun jika diwarnai akan tahan

terhadap dekolorisasi oleh asam atau alkohol sehingga oleh karena itu

dinamakan sebagai basil “tahan asam”. Selain banyak membentuk safrifit,

terdapat juga golongan organism patogen (misalnya ”Micobacterium

tubercolose”, ”mycobakterium leprae”) yang menyebabkan penyakit

menahun dengan menimbulkan lesi jenis granuloma infeksion.

3. Bentuk-bentuk Penyakit Kusta

Penyakit kusta sebagaimana dijelaskan oleh Zulkifli (2003) terdapat

dalam bermacam-macam bentuk, yakni bentuk leproma mempunyai

kelainan kulit yang tersebar secara simetris pada tubuh. Bentuk ini menular

karena kelainan kulitnya mengandung banyak kuman. Bentuk tuber kuloid

mempunyai kelainan pada jaringan syaraf, yang mengakibatkan cacat pada

tubuh. Bentuk ini tidak menular karena kelainan kulitnya mengandung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

22

sedikit kuman. Diantara bentuk leproma dan tuber koloid ada bentuk

peralihan yang bersifat tidak stabil dan mudah berubah-ubah.

4. Dampak Penyakit Kusta

Sub Direktorat Kusta dan Frambusia (2007) menyatakan bahwa

seseorang yang merasakan dirinya menderita penyakit kusta akan

mengalami trauma psikis, sebagai akibat dari trauma psikis ini, si penderita

akan bereaksi sebagai berikut:

Mencari pertolongan pengobatan

Mengulur-ulur waktu karena ketidaktahuan atau malu bahwa ia dan

keluarganya menderita penyakit kusta

Menyembunyikan (mengasingkan) diri dari masyarakat sekelilingnya,

termasuk keluarganya.

Oleh karena berbagai masalah, pada akhirnya penderita bersifat

masa bodoh terhadap penyakitnya. Sebagai akibat dari hal-hal tersebut

diatas, maka timbullah berbagai masalah baru antara lain:

Masalah Terhadap Diri Penderita

Pada umumnya penderita kusta merasa rendah diri,merasa tekan batin,

takut terhadap penyakitnya dan terjadinya kecacatan, takut menghadapi

keluarga dan masyarakat karena sikap penerimaan mereka yang kurang

wajar.

Masalah Terhadap Keluarga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

23

Keluarga menjadi panik, berubah mencari pertolongan termasuk dukun

dan pengobatan tradisional,keluarga takut di asingkan oleh masyarakat di

sekitarnya.

Masalah Terhadap Masyarakat.

Pada umumnya masyarakat mengenal penyakit kusta dari tradisi

kebudayaan dan agama sehingga pendapat tentang kusta merupakan

penyakit yang menular dan tidak dapat diobati.

5. Penanganan Penyakit Kusta

Salah satu cara penanganan penyakit kusta yang telah lama

dilaksanakan adalah melalui program MDT (Multi Drug Therapy). Program

MDT ini dimulai pada tahun 1981, yaitu ketika Kelompok Studi

Kemoterapi WHO secara resmi mengeluarkan rekomendasi pengobatan

kusta dengan rejimen kombinasi yang selanjutnya dikenal sebagai rejimen

MDT-WHO. Rejimen ini terdiri atas kombinasi obat-obat dapson,

rifampisin, dan klofazimin. Selain untuk mengatasi resistensi dapson yang

semakin meningkat, penggunaan MDT dimaksudkan juga untuk

mengurangi ketidaktaatan penderita dan menurunkan angka putus-obat

(drop-out rate) yang cukup tinggi pada masa monoterapi dapson. Di

samping itu diharapkan juga MDT dapat mengeliminasi persistensi kuman

kusta dalam jaringan (http://id.wikipedia.org/wiki/Kusta)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

24

C. PENERIMAAN DIRI KEPALA KELUARGA BERSTATUS ORANG

YANG PERNAH MENGALAMI KUSTA (OYPMK)

Seorang kepala keluarga yang merupakan orang yang pernah

mengalami kusta (OYPMK) akan mengalami trauma psikis. Sebagai akibat

dari hal tersebut timbullah masalah terhadap diri OYPMK. Zulkifli (2003)

menjelaskan bahwa pada umumnya OYPMK merasa rendah diri, mengalami

tekanan batin, takut terhadap penyakitnya dan terjadinya kecacatan, takut

mengahadapi keluarga dan masyarakat karena sikap penerimaan diri mereka

yang kurang wajar. Mereka merasa malu, apatis, karena kecacatan tidak dapat

mandiri sehingga menjadi beban bagi orang lain, sehingga sebagai seorang

kepala keluarga dirinya merasa gagal.

Masalah yang muncul sebenarnya berasal dari dalam diri individu itu

sendiri, begitu juga dengan orang cacat fisik akibat penyakit kusta yang tanpa

sadar menciptakan rantai masalah yang berakar dari problem penerimaan diri.

Kondisi fisik seseorang (kesempurnaan, kecantikan, dll) sangat memegang

peranan penting dalam pembentukan konsep diri (Suyanto, 2006). Di lain

pihak, konsep diri yang stabil sebagaimana dijelaskan oleh Hurlock (1999)

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penerimaan diri individu.

Hal ini menunjukkan bahwa kondisi fisik seseorang mempengaruhi

penerimaan dirinya.

Laki-laki dan perempuan pun juga memiliki perbedaan dalam

pembentukan penerimaan diri. Beberapa penelitian telah dilakukan, salah

satunya oleh Wilson & Wilson (dalam Pudjijogyanti, 1985) yang telah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

25

meyimpulkan bahwa penerimaan diri laki-laki dan perempuan berbeda.

Penerimaan diri laki-laki bersumber pada keberhasilan pekerjaan, persaingan

dan kekuasaan. Penerimaan diri wanita bersumber pada keberhasilan tujuan

pribadi, citra fisik dan keberhasilan dalam hubungan keluarga. Dalam kasus

kusta sendiri laki-laki lebih banyak terkena dibandingkan dengan perempuan,

dengan perbandingan 2:1 (Harahap, 2000). Hal ini tentu menjadi

permasalahan tersendiri karena laki-laki akhirnya harus memikul tanggung-

jawab sebagai kepala keluarga. Harus disadari bahwa kepala keluarga juga

tidak hanya seorang laki-laki namun juga perempuan yang secara otomatis

menjadi kepala keluarga seperti misalnya ketika ditinggal suaminya untuk

selama-lamanya, perceraian dan lain-lain.

Perlakuan yang kurang tepat kerap diterima penderita kusta.

Pemahaman yang keliru melahirkan tindakan yang keliru pula. Penderita kusta

menjadi semakin malang, ketakutan masyarakat tertular penyakit ini membuat

mereka tega mengusir penderita kusta. Bahkan penderita yang sudah sembuh

dan tidak lagi menularkan penyakit mendapat kesulitan untuk memulai

hidupnya lagi. Hal ini menjadi salah satu bukti bahwa mereka mendapat

perlakuan yang sangat tidak menyenangkan karena penyakit kusta. Hal ini

sesuai dengan apa yang ditulis Margaret Chan, aktivis WHO untuk “Komisi

Penyakit Menular” bahwa ada ribuan jenis penyakit di dunia ini, tetapi

penyakit kusta adalah satu-satunya penyakit yang bahkan setelah penderitanya

sembuhpun, masyarakat masih belum bisa menerimanya kembali (Surbakti,

2009). Oleh karena itu, penyakit ini masih menjadi salah satu masalah besar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

26

dalam dunia kesehatan di Indonesia, mengingat bahwa Indonesia menempati

posisi ketiga jumlah penderita kusta terbesar di dunia setelah Brasil dan India.

Dampak dari penyakit ini tidak hanya pada fisik saja tetapi juga sosial dan

ekonomi.

Tidak adanya tempat bagi kepala keluarga yang merupakan OYPMK di

tengah-tengah masyarakat bahkan keluarga semakin membuat mereka

terkucilkan dan terbuang. Apalagi status mereka sebagai “mantan” penderita

kusta tidak mengurangi asumsi masyarakat yang masih menganggap bahwa

mereka adalah orang-orang yang harus diasingkan karena dapat menularkan

penyakit yang menakutkan. Hal ini cukup membuat kepala keluarga yang

merupakan OYPMK memiliki beban psikis yang berat. Karena selain mereka

mengalami cacat tubuh yang sifatnya permanen, mereka juga dihadapkan pada

kenyataan dimana mereka tidak diterima masyarakat dan bahkan keluarga. Hal

ini menjadi sangat berpengaruh terhadap penerimaan diri mereka. Apakah

dengan pandangan masyarakat terhadap keadaan mereka saat ini, tetap

membuat mereka mampu menerima dirinya secara positif atau tidak.

OYPMK dihadapkan pada situasi dimana pada umumnya mereka

mengalami kesulitan dalam menjalin interaksi dengan orang lain, OYPMK

adalah mereka yang telah dinyatakan sembuh dari penyakit kusta. Pada

dasarnya individu berusaha mempertahankan keselarasan batinnya. Apabila

timbul perasaan, pikiran atau persepsi yang tidak seimbang atau saling

bertentangan satu sama lain, maka akan terjadi situasi psikologis yang tidak

menyenangkan (Pudjijogyanti, 1985). Biasanya kepala keluarga yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

27

merupakan OYPMK mengalami kesulitan dalam mempertahankan keselarasan

batinnya, karena harapan untuk bisa diterima kembali oleh lingkungan, bisa

berinteraksi dengan bebas, serta bisa beraktifitas dengan lancar seperti

sebelum mengalami kusta tidak sesuai dengan kenyataan.

Perubahan yang terjadi dalam kehidupan para kepala keluarga yang

merupakan OYPMK akan memengaruhi bagaimana penerimaan diri yang

mereka miliki saat ini, sehingga dapat disimpulkan bahwa penerimaan diri

kepala keluarga yang merupakan OYPMK merupakan perwujudan dari rasa

puas dan senang mereka terhadap diri dan kemampuannya, serta dapat

menerima diri apa adanya dengan segala keterbatasan namun tetap

menghargai potensi yang dimiliki dan ada usaha untuk mengembangkan

potensi tersebut demi kelangsungan hidupnya.

Penerimaan diri adalah sejauhmana seseorang dapat menyadari dan

mengakui karakteristik pribadi dan menggunakannya dalam menjalani

kelangsungan hidupnya. Sikap penerimaan diri ditunjukkan oleh pengakuan

seseorang terhadap kelebihan-kelebihan sekaligus menerima kelemahan-

kelemahannya tanpa menyalahkan orang lain dan mempunyai keinginan yang

terus menerus untuk mengembangkan diri (Helmi dkk, 1998). Penerimaan diri

ini dibutuhkan agar kepala keluarga yang merupakan OYPMK tidak hanya

mengakui kelemahan dan terpaku pada keterbatasan yang dimiliki, tetapi juga

mampu mempergunakan berbagai potensi yang masih dimiliki agar dapat

menjalani kehidupannya secara normal. Secara umum, tahapan penerimaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

28

diri pada OYPMK berdasarkan tahapan penerimaan diri menurut Kubbler

Ross, yakni:

1. Tahap denial (penolakan)

Dimulai dari rasa tidak percaya saat menerima fakta bahwa dirinya

merupakan OYPMK, perasaan individu selanjutnya akan diliputi

kebingungan. Bingung bingung akan apa yang harus dilakukan, sekaligus

bingung mengapa hal ini dapat terjadi pada dirinya. Kebingungan ini sangat

manusiawi, karena penyakit kusta masih dinilai sebagai penyakit menular

yang membahayakan. Kadang, individu memiliki perasaan yang kuat untuk

menolak keadaan bahwa dirinya pernah terkena penyakit kusta. Tindakan

penolakan ini bukan untuk meredakan kesedihan, tetapi akan semakin

menyiksa perasaan individu tersebut. Tidak mudah bagi individu manapun

untuk dapat menerima apa yang sebenarnya terjadi. Kadangkala, terselip

rasa malu pada dirinya untuk mengakui bahwa hal tersebut dapat terjadi

padanya. Keadaan ini bisa menjadi bertambah buruk, jika keluarganya

mengalami tekanan sosial dari lingkungan akibat status dirinya sebagai

OYPMK. Kadang dalam hati muncul pernyataan ”tidak mungkin hal ini

terjadi pada saya” (Safaria, 2005). Anggota keluarga yang menunjukkan

koordinasi yang buruk, kurangnya kerjasama dan kehangatan merupakan

kondisi yang membuat individu justru akan menghadapi risiko terjadinya

gangguan penyesuaian diri (Santrock, 2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

29

2. Tahap anger (marah)

Tahapan yang ditandai dengan adanya reaksi emosi/ marah pada

OYPMK dan menjadi peka dan sensitif terhadap masalah- masalah kecil

yang pada akhirnya menimbulkan kemarahan. Kemarahan tersebut

biasanya ditujukan pada saudara, keluarga, atau teman – teman. Pernyataan

yang sering muncul dalam hati (sebagai reaksi atas rasa marah) muncul

dalam bentuk ”Tidak adil rasanya...”, ” Mengapa saya yang mengalami

ini?” atau ”Apa salah saya?” (Safaria, 2005).

3. Tahap bargainning (tawar – menawar)

Tahapan dimana individu mulai berusaha untuk menghibur diri

dengan pernyataan seperti “Mungkin kalau saya menunggu lebih lama lagi,

keadaan akan membaik dengan sendirinya” dan berpikir tentang upaya apa

yang akan dilakukan untuk menyesuaikan diri dengan kondisi fisiknya saat

ini (Safaria, 2005).

4. Tahap Depression (depresi)

Tahapan yang muncul dalam bentuk putus asa dan kehilangan

harapan (Safaria, 2005) Putus asa, sebagai bagian dari depresi, akan muncul

saat individu mulai membayangkan masa depan yang akan dihadapinya.

Terutama jika mereka memikirkan bagaimana dirinya dapat bertahan hidup

dengan kondisinya saat ini. Harapan atas masa depan individu menjadi

keruh, dan muncul dalam bentuk pertanyaan ”Akankah saya mampu hidup

mandiri dan berguna bagi orang lain?”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

30

5. Tahap Acceptance (penerimaan)

Tahapan dimana individu telah mencapai pada titik pasrah dan

mencoba untuk menerima keadaan dirinya dengan tenang. Individu

cenderung mengharapkan yang terbaik sesuai dengan kapasitas dan

kemampuan dirinya (Safaria, 2005). Kemampuan penyesuaian diri dari

OYPMK akan mempengaruhi kondisi psikologisnya. OYPMK yang

mampu menyesuaikan diri dengan baik akan memiliki kondisi psikologis

yang sehat dan akan berdampak positif bagi perkembangan dirinya.

Sebaliknya, OYPMK yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan baik

akan memiliki kondisi psikologis yang tidak sehat dan akan berdampak

negatif bagi perkembangan dirinya (Gunarsa, 2003).

D. PERTANYAAN PENELITIAN

Dari uraian diatas, maka timbul pertanyaan penelitian tentang

bagaimana gambaran proses dan tahapan penerimaan diri pada kepala

keluarga berstatus Orang Yang Pernah Mengalami Kusta (OYPMK).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

31

BABBABBABBAB IIIIIIIIIIII

METODMETODMETODMETODOLOGIOLOGIOLOGIOLOGI PENELITIANPENELITIANPENELITIANPENELITIAN

A.A.A.A.METODEMETODEMETODEMETODE PENELITIANPENELITIANPENELITIANPENELITIAN KUALITATIFKUALITATIFKUALITATIFKUALITATIF

Dalam penelitian penerimaan diri kepala keluarga berstatus Orang Yang

Pernah Mengalami Kusta (OYPMK) ini, peneliti mengunakan metode

penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksudkan

untuk memahami fenomena yang dialami subjek secara holistik dengan cara

mendiskrispsikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa, dalam konteks ilmiah

serta menggunakan dan memanfaatkan metode ilmiah (Moleong, 2007).

Penelitian kualitatif ini digunakan karena metode kualitatif diharapkan

dapat memberikan suatu penjelasan yang detail dan terperinci tentang

permasalahan yang diteliti. Selain itu, pendekatan kualitatif

mempertimbangkan suatu fenomena yang memiliki arti dan makna tertentu

yang sulit diungkapkan secara kuantitatif. Hal tersebut sesuai dengan tujuan

penelitian yang ingin mengetahui secara mendalam, menggambarkan dan

menganalisis penerimaan diri kepala keluarga berstatus Orang Yang Pernah

Mengalami Kusta (OYPMK).

B.B.B.B. FOKUSFOKUSFOKUSFOKUS PENELITIANPENELITIANPENELITIANPENELITIAN

Penerimaan diri kepala keluarga yang bestatus OYPMK merupakan

perwujudan dari rasa puas dan senang terhadap diri dan kemampuan yang

dimiliki serta dapat menerima diri apa adanya dengan segala keterbatasan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

32

namun tetap menghargai potensi yang dimiliki dan adanya usaha untuk

mengembangkan potensi demi kelangsungan hidup diri dan keluarganya.

Penerimaan diri kepala keluarga berstatus OYPMK dapat disimpulkan dalam

empat aspek yaitu individu mampu menerima kondisi diri, adanya penghagaan

teraap diri sendiri, kontrol diri yang baik, dan memiliki ide-ide serta harapan.

Data penerimaan diri kepala keluarga dalam penelitian ini diperoleh dari hasil

wawancara dengan kepala keluarga yang berstatus OYPMK.

C.C.C.C.SUBJEKSUBJEKSUBJEKSUBJEK PENELITIANPENELITIANPENELITIANPENELITIAN

Dalam pengambilan subjek, peneliti menggunakan purposive sampling

dimana subjek penelitian tidak diambil secara acak melainkan disesuaikan

dengan kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti yang disesuaikan dengan

permasalahan yang diteliti. Adapun kriteria tersebut adalah kepala keluarga

yang berstatus Orang Yang Pernah Mengalami Kusta (OYPMK).

Untuk mendapatkan subjek yang sesuai kriteria, peneliti berkonsultasi

dengan dokter selaku kepala puskesmas yang ada di Mandomai, Kalimantan

Tengah. Dokter kemudian memilihkan beberapa calon subjek penelitian yang

sesuai dengan kriteria. Setelah melakukan pendekatan dan kesedian kepada

calon subjek, peneliti kemudian mendapatkan 3 subjek penelitian. Ketiga

subjek tersebut terdiri dari satu orang ibu yang menjadi kepala keluarga yang

menggantikan posisinya suaminya yang telah meninggal, satu orang bapak

yang tinggal pisah rumah dengan istri anaknya, serta satu orang ibu yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

33

menjadi kepala keluarga setelah diceraikan oleh suaminya karena penyakit

kusta yang diderita.

D.D.D.D.BATASANBATASANBATASANBATASAN ISTILAHISTILAHISTILAHISTILAH

1. Penerimaan diri

Penerimaan diri adalah memiliki penghargaan yang tinggi terhadap

diri sendiri, atau tidak bersikap sinis terhadap diri sendiri. Penerimaan diri

berkaitan dengan kerelaan membuka diri atau mengungkapkan pikiran,

perasaan dan reaksi kepada orang lain, kesehatan psikologis individu serta

penerimaan terhadap orang lain (Supratiknya, 1995). Penerimaan diri

memiliki beberapa aspek. Sheerer (dalam Cronbach, 1963) menyebutkan

bahwa aspek-aspek penerimaan diri meliputi:

a. Kepercayaan atas kemampuannya untuk dapat menghadapi hidupnya.

b. Menganggap dirinya sederajat dengan orang lain.

c. Tidak menganggap dirinya sebagai orang hebat atau abnormal dan tidak

mengharapkan bahwa orang lain mengucilkannya.

d. Tidak malu-malu kucing atau serba takut dicela orang lain.

e. Mempertanggung jawabkan perbuatannya.

f. Mengikuti standar pola hidupnya dan tidak ikut-ikutan.

g. Menerima pujian atau celaan secara objektif.

h. Tidak menganiyaya diri sendiri (mempermasalahkan keterbatasan atau

mengingkari kelebihanya).

i. Tidak menyangkal impuls atau emosinya atau merasa bersalah atas hal-

hal tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

34

Menurut Kubler Ross (dalam Tomb, 2003), sebelum mencapai pada

tahap acceptance (penerimaan) individu akan melalui beberapa tahapan

yang meliputi:

a. Tahap denial (penolakan), yakni tahapan dimana seseorang menolak

kondisi dirinya.

b. Tahap anger (marah), yakni tahapan yang ditandai dengan adanya

reaksi emosi/ marah dengan kondisi yang dialami.

c. Tahap bargainning (tawar-menawar), yakni tahapan dimana sesorang

mulai berusaha untuk menghibur diri dan berpikir tentang upaya apa

yang akan dilakukan untuk mengatasi kondisi tersebut.

d. Tahap depression (depresi), yakni tahapan yang muncul dalam bentuk

putus asa dan kehilangan harapan.

e. Tahap Acceptance (penerimaan), yakni tahapan dimana seseorang telah

mencapai pada titik pasrah dan mencoba untuk menerima keadaan

dirinya dengan tenang.

2. OYMPK

OYMPK adalah orang yang pernah mengalami penyakit kusta, yakni penyakit

kronik yang disebabkan oleh kuman Micobacterium leprae (M.Leprae).

Yang pertama kali menyerang susunan saraf tepi, selanjutnya menyerang

kulit, mukosa (mulut), saluran pernafasan bagian atas, sistem retikulo

endotelial, mata, otot, tulang dan testis (Amirudin, 2000).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

35

3. Kepala Keluarga

Kepala keluarga adalah a). suami, untuk istri dan anak-anak, anak-anak tiri,

anak-anak angkat dan anak-anak lainnya yang belum cukup umur yang

merupakan keluarga sedarah; b). wanita dewasa yang tidak (lagi) bersuami

atau janda, untuk anak-anak, anak-anak tiri, anak-anak angkat dan anak-

anak lainnya yang belum cukup umur yang merupakan keluarga sedarah; c).

Laki-laki atau perempuan yang meskipun belum cukup umur tetapi sudah

mempunyai pendapatan sendiri, dan/atau tidak dapat membuktikan bahwa

kehidupannya ditanggung oleh orang tuanya

E.E.E.E.METODEMETODEMETODEMETODE PENGUMPULANPENGUMPULANPENGUMPULANPENGUMPULAN DATADATADATADATA

Dalam penelitian kualitatif tentang gambaraan penerimaan diri

kepala keluarga berstatus Orang Yang Pernah Mengalami Kusta

(OYPMK), pengumpulan datanya menggunakan metode wawancara.

Wawancara adalah metode pengumpulan data dalam penelitian disaat

peneliti mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada

responden. Menurut Poerwandari (1998) salah satu metode pengumpulan

data adalah wawancara yaitu mendapatkan informasi dengan cara bertanya

langsung kepada responden. Wawancara merupakan proses interaksi yang

hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada responden.

Wawancara bercorak semi terstruktur, dengan pertanyaan bertipe

terbuka. Dikatakan semi terstruktur karena topik sudah ditentukan

sebelumnya, yaitu berdasarkan indikator penelitian, namun rumusan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

36

pertanyaan tidak baku, disesuaikan dengan situasi dan ciri unik subjek.

Pelaksanaan tanya jawab mengalir seperti dalam percakapan sehari-hari

(Moleong, 2007).

Wawancara dikatakan bertipe terbuka, karena pertanyaan-

pertanyaan tidak mengarah subjek untuk menjawab berdasarkan pilihan-

pilihan jawaban tertentu, melainkan memberikan kebebasan kepada subjek

dalam merespon.

Penelitian ini menggunakan jenis wawancara semi terstruktur

dimana dalam pengambilan datanya peneliti menggunakan seperangkat

pertanyaan baku akan tetapi tidak menutup kemungkinan jika pertanyaan

yang diajukan disesuaikan dengan kondisi dan situasi dari subjek. Peneliti

menggunakan wawancara semi terstruktur karena ingin mengetahui lebih

dalam tentang informasi atau keterangan yang diberikan oleh subyek

penelitian berdasarkan pertanyaan yang telah dibuat.

Dalam penelitian ini, peneliti membuat pedoman wawancara yang

mengacu pada definisi penerimaan diri, aspek penerimaan diri, serta

tahapan kepala keluarga berstatus OYPMK. Dari acuan di atas maka

peneliti kemudian menggali beberapa hal seperti :

Tabel 3.1Daftar Pedoman Wawancara

No Aspek Pernyataan

1. Latar Belakang a. Awal mula subjekmengetahui menderitapenyakit kusta

b. Perasaan subjek saat ituc. Pikiran subjek saat itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

37

2. Aspek Penerimaan 1 :Menerima kondisi diri

a. Bagaimana subjekmenganggap dirinya ketikaditetapkan sebagai penderitakusta

b. Perasaan subjek terhadappenyakit yang dideritanya

c. Bagaimana subjek mengenalikelemahan dan kelebihandirinya

d. Sikap subjek terhadap pujianatau celaan yang diberikanoleh orang lain

3. Aspek Penerimaan 2 :Adanya penghargaanterhadap diri sendiri

a. Kepercayaan diri yangdimiiliki subjek setelahsembuh dari penyakit kusta

b. Perasaan sederajat atautidaknya dengan orang lain

4. Aspek Penerimaan 3 :Kontrol diri yang baik

a. Bagaimana emosi subjekb. Cara subjek memandang

dirinya5. Aspek Penerimaan 4:

Memiliki ide dan harapana. Prinsip hidup subjekb. Ide harapan subjek yang

muncul

F.F.F.F. METODEMETODEMETODEMETODEANALISISANALISISANALISISANALISIS DATADATADATADATA

Menurut Moleong, dalam bukunya berjudul metodologi penelitian

kualitatif (1989) yang dimaksud dengan analisis data adalah proses

mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan

uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis

kerja seperti yang disarankan oleh data.

Dalam penelitian ini langkah-langkah yang digunakan untuk analisis

data adalah

1. Pengumpulan data

Semua data yang ada di penelitian ini diambil dengan wawancara

dengan subjek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

38

2. Mereduksi data

Reduksi data adalah bentuk analisis yang memilih,

menggolongkan, mengarahkan, dan mengorgansasikan data (Miles,

1992). Pada penelitian ini data yang telah dikumpulkan diberi kode

kemudian dipilih sesuai dengan fokus penelitian. Data itu

kemudian diorganisasikan dan digolongkan dalam tema atau

kategori tertentu.

3. Mengintepretasikan

Informasi yang telah tersusun kemudian di intepretasikan dengan

cara menghubungan dengan teori yang digunakan.

G.G.G.G.PEMERIKSAANPEMERIKSAANPEMERIKSAANPEMERIKSAANKEABSAHANKEABSAHANKEABSAHANKEABSAHAN DATADATADATADATA

Dalam penelitian kualitatif terdapat berbagai cara untuk menguji

keabsahan suatu data seperti perpanjangan keikutsertaan, ketekunan

pengamatan, triangulasi, pengecekan sejawat melalui diskusi, pengecekan

anggota, uraian rinci dan audit kebergantungan (Moleong, 2007).

Pada penelitian ini, uji keabsahan data menggunakan cara melakukan

pengecekan melalui diskusi. Diskusi ini dilakukan bersama dosen pembimbing

dengan cara peneliti memaparkan hasil sementara dan hasil akhir penelitian.

Diskusi ini bertujuan untuk melihat kebenaran hasil penelitian serta dan

mencari kekeliruan peneliti dalam interpretasi dengan klarifikasi penafsiran

dari dosen pembimbing.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

39

BABBABBABBAB IVIVIVIV

HASILHASILHASILHASIL DANDANDANDAN PEMBAHASANPEMBAHASANPEMBAHASANPEMBAHASAN

A.A.A.A. PROSESPROSESPROSESPROSES PENGAMBILANPENGAMBILANPENGAMBILANPENGAMBILAN DATADATADATADATA

1.1.1.1. PelaksanaanPelaksanaanPelaksanaanPelaksanaan

Dalam proses pengambilan data, peneliti mendapatkan subjek

melalui seorang rekan yang tinggal di Kabupaten Kuala Kapuas Provinsi

Kalimantan Tengah. Dari beberapa orang yang bersedia menjadi subjek,

ditemukan 3 yang sesuai dengan kriteria subjek penelitian ini. Kriteria

subjek yang dicari oleh peneliti adalah OYPMK dan berstatus sebagai

kepala keluarga. Setelah melakukan proses pendekatan melalui media

handphone serta bertatap muka langsung dengan mengunjungi rumah

subjek, peneliti melakukan wawancara langsung dengan para subjek.

Berikut adalah daftar pelaksanaan wawancara langsung dengan subjek:

Tabel 4.1Daftar Pelaksanaan Wawancara Langsung dengan Subjek

No.No.No.No. InisialInisialInisialInisial Hari,Hari,Hari,Hari, Tanggal/Tanggal/Tanggal/Tanggal/ jamjamjamjam TempatTempatTempatTempat

1 KY Jumat, 8 November 2013/09.00 - 09.30

Rumah Subjek diMandomai

2 BM Jumat, 8 November 2013/12.00 - 12.28

Rumah Subjek diMandomai

3 NR Sabtu, 9 November 2013/08.00 – 08.35

Rumah Subjek diMandomai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

40

2.2.2.2. DataDataDataData SubjekSubjekSubjekSubjek

Para subjek merupakan kepala keluarga yang berstatus OYPMK.

Meski demikian, subjek tersebut memiliki usia, jenis kelamin, pendidikan

dan jenis pekerjaan yang berbeda. Berikut adalah uraian data subjek:

Tabel 4.2Identitas Subjek Penelitian

No.No.No.No. InisialInisialInisialInisial UsiaUsiaUsiaUsia JenisJenisJenisJenis KelaminKelaminKelaminKelamin PendidikanPendidikanPendidikanPendidikan PekerjaanPekerjaanPekerjaanPekerjaan

1 KY 29 thn Perempuan SMP Petani

2 BM 32 thn Laki-laki SD Tukang

3 NR 25 thn Perempuan SMP Penjahit

3.3.3.3. LatarLatarLatarLatar BelakangBelakangBelakangBelakang SubjekSubjekSubjekSubjek

Latar belakang subjek didapatkan melalui kunjungan peneliti ke rumah

ketiga subjek sebelum pengumpulan data dengan pedoman wawanara

dilakukan. Hal ini dilakukan untuk memperkaya data serta membangun

kedekatan (rapport) dengan ketiga subjek.

a.a.a.a. SubjekSubjekSubjekSubjek 1111

Subjek 1 adalah seorang wanita yang secara otomatis menjadi

kepala keluarga ketika ditinggal pergi untuk selama-lamanya oleh

suaminya. Subjek yang berinisial KY ini hidup bersama keempat orang

anaknya dalam satu rumah yang sangat sederhana. Rumah tersebut

tergolong rumah yang kurang layak dihuni. Hal ini terlihat dari lantai

yang digunakan masih berupa tanah, serta terlihat kurang adanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

41

sirkulasi udara yang baik dimana pada pagi hari rumah subjek tidak

mendapat sinar matahari sehingga didalam gelap dan pengap.

Sepeninggal almarhum suaminya, KY melanjutkan pekerjaan yang

dulunya dilakukan suaminya yaitu mengurus sawah milik orang.

Namun, tidak hanya bersawah subjek juga bekerja serabutan seperti

mencuci piring ketika ada orang yang meminta bantuannya setelah

mnegadakan acara besar dan membersihkan rumput liar dipekarangan

rumah orang. Hal ini dilakukan subjek untuk memenui kebutuhan hidup

serta membiayai keperluan sekolah anak-anaknya.

Pada awalnya subjek tidak mengerti bahwa gejala yang dialaminya

adalah gejala penyakit kusta. Geala awal yang muncul adalah kerusakan

saraf terutama saraf tepi, dimana subjek

kehilangan sensabilitas kulit dan kelemahan otot. Pada akhirnya subjek

berobat dan mengetahui bahwa dirinya mengidap penyakit kusta dari

tenaga medis di puskesmas setempat. Subjek terkejut dan tidak percaya.

Subjek juga sempat mengurung diri karena merasa malu. Penyakit kusta

yang dialami subjek merupakan penyakit kusta bentuk basah atau tipe

leprometosa, dimana subjek mengalami kerontokan alis serta kaki yang

membusuk karena luka yang sekarang telah mengering.

b.b.b.b. SubjekSubjekSubjekSubjek 2222

Subjek 2 adalah seorang pria yang berinisial BM yang merupakan

seorang kepala keluarga. Subjek mengaku bahwa sudah dua tahun

belakangan tidak tinggal serumah dengan istri dan anaknya. Subje

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

42

mengaku ditinggalkan oleh istrinya karena penyakit kusta yang

dideritantya. Subjek tinggal sendiri dan mengurus dirinya sendiri.

Rumah subjek termasuk rumah yang sangat sederhana dengan

perabotan tua dan berdebu didalamnya. Tampak rumah yang kurang

terawat karena barang-barang berserakan serta ruangan gelap dan

pengap.

BM bekerja sebagai seorang tukang, namun seperti subjek 1,

subjek 2 juga melakukan berbagai pekerjaan lain yang bisa

dikerjakannya seperti merumput. Subjek mengatakan bahwa dirinya

bekerja karena ingin tetap menafkahi istri dan anaknya walaupun tidak

tinggal bersama-sama. Subjek juga mengatakan bahwa ada keinginan

untuk dapat tinggal bersama lagi satu rumah bersama istri dan anaknya.

Pada awalnya subjek mengira penyakit yang dideritanya hanyalah

gejala penyakit deman dan gatal-gatal saja. Namun ketika diperiksakan

subjek mengalami penyakit kusta bentuk basah atau tipe leprometosa,

dimana subjek mengalami lesi kulit berupa kelainan kulit dengan

bercak merah serta kehilangan jarinya akibat pembusukan. Namun

ketika dinyatakan sembuh jari subjek tampak mengering meskipun

tidak dapat kembali secara utuh seperti semula.

c.c.c.c. SubjekSubjekSubjekSubjek 3333

Subjek 3 berinisial NR merupakan seorang wanita muda yang

menjadi kepala keluarga setelah diceraikan oleh suaminya. Subjek

tinggal bersama satu orang anaknya. Rumah subjek memiliki ventilasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

43

yang baik, cahaya matahari dapat masuk dengan baik kedalam rumah.

Rumah subjek cukup sederhana dengan lantai semen yang dilapisi

karpet. Rumah juga tidak pengap dan nampak barang tertata dengan

rapi.

Sehari-harinya subjek bekerja sebagai seorang penjahit. Hal ini

sesuai dengan kemampuan yang dimiliki subjek sejak dulu yaitu

menjahit dan merancang model baju. Subjek mengatakan bahwa ketika

diceraikan suaminya karena penyakit kusta yang dideritanya, subjek

menjadi lebih bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup dia dan

anaknya. Subjek menyatakan keinginannya untuk menari pekerjaan

yang lebih baik lagi, sehingga menjahit bisa dijadikan perkerjaan

sampingan saja.

Subjek menyatakan bahwa dia merasa jijik terhadap dirinya karena

penyakit yang dideritanya. Subjek sempat tidak mau berobat sampai

mengakibatkan kakinya membusuk. Penyakit kusta subjek 3 merupakan

penyakit kusta bentuk basah atau tipe leprometosa, dimana subjek

mengalami pembusukan pada kakinya. Kaki subjek sekarang terlihat

lebih baik karena telah mengering.

B.B.B.B. HASILHASILHASILHASIL PENELITIANPENELITIANPENELITIANPENELITIAN

1.1.1.1. PenerimaanPenerimaanPenerimaanPenerimaan diridiridiridiri subjeksubjeksubjeksubjek 1111

Secara umum peneriman diri subjek 1 dapat digambarkan sebagai

berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

44

a. Individu mampu menerima kondisi diri

Individu yang mampu menerima kondisi dirinya tidak akan

menganggap dirinya sebagai orang hebat atau abnormal. Sartain (dalam

Handayani, 2000) memaparkan bahwa penerimaan diri adalah

kemampuan individu untuk menerima dirinya sebagaimana adanya dan

untuk mengakui keberadaan dirinya secara obyektif. Individu yang

menerima dirinya adalah individu yang menerima dan mengakui

keadaan diri sebagaimana adanya. Saat ini subjek telah beraktivitas

seperti biasa dan berusaha bergaul secara normal. Subjek sadar bahwa

dirinya harus bangkit demi anak-anaknya. Hal ini dapat dilihat pada

petikan wawancara di bawah ini:

“Iya dik..bagaimanapun saya harus berguna. Diri saya ini harusada artinya. Ya arti untuk anak-anak saya juga untuk orangsekitar. Saya senang bisa diberi tambahan pekerjaan sepertimerumput. Artinya orang lain juga menghargai kemampuan sayadan saya bisa membantu orang dengan tenaga saya. Saya kanpunya kemampuan bekerja apa saja serabutan bisa.”

WS1 B 44

Subjek juga pernah merasakan dikucilkan oleh tetangganya,

tetapi tidak semuanya mengucilkan. Masih banyak masyarakat yang

bersikap wajar terhadap dirinya. Hal ini mendorong subjek untuk tetap

bergaul secara baik dengan lingkungan sekitar. Hal ini dapat dilihat dari

petikan wawancara berikut ini:

“Ohh.. pernah dek. Tetangga sebelah sampai saat ini tidak mauberbicara lagi kepada saya. Anak saya pernah ditanyai. Ya anakjujur langsung jawab saya sakit kusta. Mungkin tetangga takutterkena seperti saya. Tapi tidak semua seperti itu dek. Masihbanyak orang yang menganggap saya ya seperti orang biasa saja.Orang-orang yang juga bekerja di pehumaan bersama saya malah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

45

selalu menanyakan bagaimana keadaan saya. Mereka tidakmenjauhi saya, biasa saja. Saya pun biasa saja tidak malu untukberkumpul bersama warga disini. Kalau ada kegiatan ibu-ibusaya ikut juga.”

WS1 B 36

Subjek juga mampu menerima kondisi dirinya dengan adanya

sikap yang tidak malu atau serba takut dicela orang lain. Beberapa

masalah psikososial akibat penyakit kusta ini dapat dirasakan baik oleh

penderita kusta antara lain adalah perasaan malu dan ketakutan akan

kemungkinan terjadinya kecacatan (Zulkifli, 2003). Seiring berjalannya

waktu, subjek tidak lagi meras malu dan takut dengan kondisinya.

Setelah sembuh, subjek pun kembali berinteraksi dengan lingkungan

sekitar tanpa merasa takut dicela. Hal ini dapat dipahami dari petikan

wawancara di bawah ini:

“Dulu awal-awal itu kan nebak-nebak sakit saya. Setelah tahukan pada takut. Pernah ada yang bilang kalau saya tidak usah ikutdulu kalau ada acara warga tapi ya.. ehm saya kan memangmerasa sakit waktu itu jadi saya rasa saya memang tidak ikutdulu kegiatan. Ada benarnya juga, mungkin warga juga nantitakut itu sama saya, haha Tapi sekarang ya ikut saja, tidakmasalah juga.”

WS1 B 52

b. Adanya penghargaan terhadap diri sendiri

Penghargaan terhadap diri sendiri dapat terlihat dari adanya

kepercayaan atas kemampuannya untuk dapat menghadapi hidupnya.

Menurut Allport (dalam Hjelle dan Ziegler, 1992), penerimaan diri

merupakan toleransi individu atas peristiwa-peristiwa yang membuat

frustrasi atau menyakitkan sejalan dengan menyadari kekuatan-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

46

kekuatan pribadinya. Hal ini mengindikasikan bahwa individu dengan

penerimaan diri yang baik akan menyadari kekuatan atau kemampuan

dalam dirinya. Saat ini kepercayaan diri subjek atas kemampuannya

untuk menghadapi hidupnya sudah mulai tumbuh. Setelah sembuh dari

sakit subjek telah kembali beraktivitas dan bekerja seperti biasanya. Hal

ini dapat dibuktikan dari kutipan wawancara berikut:

“Setelah bapak meninggal, saya sendiri kepehumaan mengurussawah.. sawah orang itu. Dulu masih ada bapak, kerja sebentarterus pulang ngurus anak-anak. Sekarang pagi sampai siang yaselalu dipehumaan. Pulang ya kalau siang kadang kalau tidak adayang masak. Kalau ada yang minta cuci piring kalau ada acarapernikahan misalnya saya sering juga dimintai tolong. Nanti adaupah bisa untuk tambah-tambah”.

WS1 B 8

Kepercayaan diri subjek untuk menyelesaikan permasalahan

sendiri juga mulai tumbuh, misalnya masalah pemenuhan kebutuhan

sehari-hari dan kebutuhan sekolah anak. Hal ini tercermin dalam

petikan wawancara berikut ini:

“Kalau behuma itu kan sawah orang, saya diberi upah untukmengurus sawah orang itu dek. Jadi bukan saya yang punyasawah. Walaupun bukan punya saya, saya kan diupah, saya harusbekerja baik-baik karena saya dipercaya oleh yang punya. Ya..kalau untuk makan secukupnya selama ini bisa dik. Pernah passaya gak ada uang anak pas bayar sekolah, saya kerja merumputdik cari tambahan juga. Jadi bisa cuci piring, merumput semuabisa jadinya.”

WS1 B 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

47

c. Adanya kontrol diri yang baik

Kontrol diri yang baik ditunjukkan subjek melalui sikap tidak

menganiaya diri sendiri (mempermasalahkan keterbatasan atau

mengingkari kelebihanya)

Sulaeman (1995) mengemukakan bahwa seseorang yang

menerima dirinya memiliki penghargaan yang tinggi tentang sumber-

sumber yang ada pada dirinya digabung dengan penghargaan tentang

kebergunaan dirinya, percaya akan norma-norma serta keyakinan-

keyakinan sendiri dan juga mempunyai pandangan realistik tentang

keterbatasan-keterbatasannya tanpa menimbulkan tindakan penolakan

diri. Hal ini secara implisit menunjukkan bahwa individu dengan

penerimaan diri yang baik cenderung tidak mempermasalahkan

keterbatasan dirinya. Saat ini subjek telah mampu mampu menerima

kondisi dirinya, sehingga tak lagi mempermasalahkan keterbatasan

fisiknya. Saat ini subjek merasa bahagia karena telah sembuh dan dapat

bekerja seperti dulu. Hal ini terlihat dari petikan wawancara berikut ini:

“Sekarang saya biasa aja dek. Ya selain saya senang saya bisasembuh saya kan bisa bekerja tidak dengan tenaga setengah-setengah lagi. Dulu kan kerja kalau sudah rasanya pusing sekalisaya minum obat, sehabis minum obatpun masih sangat pusing.Tapi sekarang sudah bisa bekerja seperti biasa walaupun bekasluka masih keliatan ini (menunjuk jari kaki yang buntung).”

WS1 B 24

Subjek juga mensyukuri keadaan dirinya saat ini, karena dengan

keterbatasannya subjek mampu bekerja dan menghidupi keluarga. Hal

ini dapat dilihat dari petikan wawancara di bawah ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

48

“Bekerja itu ya untuk cari uang memberi makan anak. Apalagibapaknya tidak ada. Saya dengan keadaan seperti ini bersyukuraja dek. Walaupun ada bekas dari sakitnya yang penting sayasehat saja. Bahagia juga bisa sembuh bisa tetap cari uang.”

WS1 B 28

“Kalau hidup seperti ini saya sudah puas sudah bersyukur dik..Hidup dirumah seperti ini.. yang tidak ada apa-apanya tidak apa-apa. Yang penting saya sehat bisa bekerja dapat uang untuk anakmakan dan sekolah.”

WS1 B 30

Kontrol diri yang baik juga ditunjukkan subjek melalui sikap

tidak menyangkal impuls atau emosinya atau merasa bersalah atas hal-

hal tersebut. Kubler Ross (dalam Tomb, 2003) memaparkan bahwa

sebelum mencapai pada tahap acceptance (penerimaan) individu akan

melalui beberapa tahapan yang diantaranya tahapan penolakan dan

tahap marah dengan kondisi yang dialami. Subjek tidak menyangkal

terhadap emosi yang dirasakannya ketika dinyatakan menderita kusta.

Subjek sempat merasa marah dengan berbagai cobaan yang dialaminya

dan sempat takut bergaul dengan masyarakat. Akan tetapi, seiring

berjalannya waktu, subjek dapat menerima kondisi dirinya. Hal ini

dapat dilihat dari hasil wawancara berikut ini:

“Marah? Sempat ada dek. Marahnya kenapa bisa saya terkenapenyakit ini. Marahnya kenapa bapaknya juga meninggal dansetelah itu saya sakit seperti ini. Takut juga bergabung denganwarga. Tapi itu dulu.. saya sekarang.. yang sekarang menerimaini semua dik.”

WS1 B 46

Kontrol diri subjek selanjutnya terlihat dari adanya sikap subjek

dalam mempertanggung jawabkan perbuatannya. Seseorang yang telah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

49

menerima dirinya, berarti orang tersebut mengenal dimana dan

bagaimana dirinya “saat ini”, serta mempunyai keinginan untuk terus

mengembangkan diri (Handayani, 2000). Hal ini mengindikasikan

bahwa individu dengan penerimaan diri yang baik memiliki keinginan

untuk menjadi sosok yang bertanggung-jawab demi mengembangkan

dirinya. Subjek terus berupaya untuk tumbuh menjadi sosok yang

bertanggung-jawab dengan perbuatannya. Hal ini antara lain

ditunjukkan dengan keseriusannya dalam bekerja agar dapat

menyekolahkan anak-anaknya. Hal ini dapat dilihat dari petikan

wawancara berikut ini:

“Kalau saya dapat kerja tambahan selain behuma bisa uangnyaditabung untuk biaya anak sekolah dek. Dua anak ini ingin sayasekolahkan menjadi dokter. Kalau dokter kan hidup dia bisa lebihbaik dari sekarang. Dulu saya sekolah sampai SMP saya mauanak saya bisa sampai jadi dokter.”

WS1 B 42

d. Memiliki ide-ide dan harapan

Ide-ide dan harapan pada diri subjek ditunjukkan dengan

mengikuti standar pola hidupnya dan tidak ikut-ikutan. Penerimaan diri

menurut Hurlock (1997) merupakan suatu tingkat kemampuan dan

keinginan individu untuk hidup dengan segala karakteristik dirinya.

Saat ini subjek berusaha menjalani hidup dengan polanya sendiri dan ke

depannya ingin mengalami kehidupan yang jauh lebih baik. Hal ini

dapat dilihat dari wawancara berikut ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

50

“Capek juga dek.. ya seandainya bapak masih hidup mungkinbisa hidup lebih baik. Tapi tidak apa-apa seperti ini saja. Tapitetap saya ingin hidup yang lebih baik dik.”

WS1 B 40Subjek memiliki standar hidup yang positif, yakni memiliki

tubuh yang sehat, bekerja untuk menafkahi dan menyekolahkan anak-

anaknya. Hal ini dapat diamati berdasarkan petikan wawancara di

bawah ini:

“Sayanya sehat, ada tenaganya jadi bisa kepehumaan kerja dek.Uangnya untuk memberi makan anak dan sekolahnya dek.”

WS1 B 48

2.2.2.2. PenerimaanPenerimaanPenerimaanPenerimaan diridiridiridiri subjeksubjeksubjeksubjek 2222

Secara umum peneriman diri subjek 2 dapat digambarkan sebagai berikut:

a. Individu mampu menerima kondisi diri tidak menganggap dirinya

sebagai orang hebat atau abnormal dan tidak mengharapkan bahwa

orang lain mengucilkannya. Supratiknya (1995) memaparkan bahwa

salah satu ciri individu dengan penerimaan diri yang baik adalah tidak

bersikap sinis terhadap diri sendiri. Oleh karena itu, individu cenderung

menganggap dirinya normal dan dapat bergaul secara wajar dengan

orang lain. Saat ini subjek dapat bergaul dan mengikuti berbagai

kegiatan di lingkungannya. Hal ini menunjukkan bahwa subjek tidak

ingin orang lain mengucilkan dirinya. Hal ini dapat dilihat dari hasil

wawancara berikut ini:

“Biasa saja.. apabila saya akan berangkat bekerja saya menyapaapabila ada tetangga yang duduk-duduk didepan rumahnya.Apabila ada pengajian atau acara apa yang diadakan tetangga yasaya datang saja dik. Tetangga baik saja.”

WS2 B 34

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

51

Subjek juga mampu menerima kondisi dirinya lewat Tidak malu-

malu atau serba takut dicela orang lain. Allport (dalam Hjelle dkk.,

1992) memaparkan bahwa penerimaan diri merupakan toleransi

individu atas peristiwa-peristiwa yang membuat frustrasi atau

menyakitkan sejalan dengan kesadaran akan kekuatan-kekuatan

pribadinya. Saat ini subjek telah menerima kondisi dirinya dengan baik.

Oleh karena itu, apapun tindakan orang lain terhadap dirinya dapat

diterimanya dengan ikhlas dan menganggap hal itu sebagai bahan

masukan dan renungan. Hal ini dapat dilihat pada petikan wawancara

berikut ini:

“Kalau mendengar langsung mereka mengejek saya tiak pernah.Kalaupun ada tidak apa-apa. Tidak apa-apa, hidup ya memangseperti ini yang pasti mereka tidak mengganggu hidup saya.Apabila mereka mengejek anggap seperti angin lalu saja. Kalauada yang mengejek anggap seperti memberi masukan..direnungkan saja apabia benar berarti harus ada yang perludiperbaiki dari diri ini.”

WS2 B 36Subjek tidak malu dengan kondisinya saat ini. Hal ini dapat

dilihat pada hasil wawancara berikut ini:

“Kan ini bekasnya ditangan, jadi tidak bisa ditutupi dik. Jadibiasa saja, seperti tidak ada apa-apa saja.”

WS2 B 42

Menerima kondisi diri juga terlihat dari adanya sikap yang mauu

menerima pujian atau celaan secara objektif. Jersild (1963)

mengungkapkan bahwa salah satu aspek penerimaan diri adalah

memiliki penghargaan yang realistis terhadap kelebihan-kelebihan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

52

dirinya. Hal ini dapat membantu individu untuk bersikap objektif dalam

menilai pujian maupun celaan orang lain. Subjek memaklumi berbagai

celaan orang lain akibat penyakit yang dideritanya, termasuk ketika

istrinya meninggalkannya. Subjek juga tidak ingin menyalahkan orang

lain atas kondisi yang sedang dialaminya. Saat ini yang terpenting

subjek dapat bekerja seperti biasanya. Hal ini dapat dilihat pada petikan

wawancara di bawah ini:

“Kalau dulu saya iyakan saja istri saya pergi karena sayamemang berpenyakit. Tapi sekarang saya kan berobat, sekarangsudah baik. Saya juga tidak mau menyalahkan diri saya sendiri.Kalau sekarang tukang lain mengatai saya ini berpenyakitmenular ya biar kan saja. Tidak apa-apa tanggapan orang sepertiitu, yang penting kitanya. Saya bisa saja mencari pekerjaan lain,saya pasti mampu saja.”

WS2 B 22

b. Adanya penghargaan terhadap diri sendiri

Penghargaan terhadap diri sendiri terlihat dari adanya

kepercayaan subjek atas kemampuannya untuk dapat menghadapi

hidupnya. Chaplin (2004) memparkan bahwa penerimaan diri

mencakup sikap yang menunjukkan rasa puas pada kualitas dan bakat.

Hal ini secara implicit menunjukkan bahwa individu dengan

penerimaan diri yang baik mampu menyesuaikan diri dengan segala

kondisi dirinya. Subjek mampu bersikap objektif dalam menghadapi

situasi yang dialaminya. Subjek dapat memahami ketakutan istrinya

dengan sakit yang dideritanya, sehingga istrinya memilih untuk

menjauh bersama anak-anaknya. Akan tetapi, subjek meyakini bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

53

dirinya mampu menghadapi situasi tersebut. Subjek berharap dapat

kembali berkumpul bersama keluarganya. Hal ini dapat dilihat pada

petikan hasil wawancara berikut ini:

“Wajar saja kalau istri menjauh, rasa malu pasti ada saja. Anakjuga dibawa karena takut terkena juga seperti saya. Saya biarkansaja istri saya tinggal di rumah orang tuanya. Apabila benar-benarsudah sehat badan ini baru saya mengajak mereka berkumpul lagi.Saya pasti bisa membaik kata dokter, saya juga meyakini saya bisamembaik demi keuarga saya. Seperti sekarang ini saya bisa saja kerumah orang tua istri saya, berkunjung sebentar, ingin jugabertemu anak saya.”

WS2 B 12

Subjek mengalami keterpurukan ketika mengetahui dirinya

terserang kusta. Subjek awalnya bingung, tidak percaya dan marah

ketika mengetahui bahwa dirinya terserang kusta. Akan tetapi kemudian

subjek tersadar dan ingin terus bertahan hidup. Saat ini subjek tak lagi

banyak mengeluh dengan kondisinya dan menerima dirinya apa adanya

sambil terus berobat secara rutin. Hal ini dapat dilihat pada petikan

wawancara di bawah ini:

“Pada awalnya saya mengira saya ini hanya sakit demam dangatal-gatal saja. Lalu saya periksa karena tidak kunjung sembuh.Kata dokter saya terkena kusta. Kusta itu setahu saya penyakityang seperti orang yang sering meminta-minta yang kakinyaputung. Saya sempat bingung dan tidak percaya. Saya marah juga,kata saya sama dokter seperti tidak mungkin saya bisa sakitkusta. Penyakit tersebut darimana datangnya sampai saya tidakhabis pikir. Bisakah saya bertahan hidup dengan kondisi sakitseperti ini. Seperti itu dulu yang saya berpikir. Dulu perasaanmalu itu ada. Setelah saya pikir-pikir mengeluh terus tidak adagunanya. Lebih baik saya menerimanya, saya taat berobatsekarang bisa sembuh.”

WS2 B 14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

54

c. Adanya kontrol diri yang baik

Kontrol diri subjek terlihat dari adanya sikap yang tidak

menganiyaya diri sendiri (mempermasalahkan keterbatasan atau

mengingkari kelebihanya). Menurut Daradjat (1982) rasa dapat

menerima diri dengan sungguh-sungguh akan menghindarkan seseorang

dari kemungkinan untuk jatuh pada rasa rendah diri (inferiority complex)

atau hilangnya kepercayaan diri. Hal ini menunjukkan bahwa individu

dengan penerimaan diri yang baik tidak akan memepermasalahkan

keterbatasan dirinya dan tetap percaya diri dihadapan orang lain. Subjek

tidak lagi mempermasalahkan kondisi dirinya, bahkan subjek bersyukur

karena masih hidup. Subjek percaya bahwa Tuhan punya rencana bagi

dirinya. Saat ini subjek bahagia karena dapat menafkahi keluarganya.

Hal ini dapat dilihat dari petikan wawancara berikut ini:

“Bersyukur kepada Allah masih diberi hidup. Walaupun dulusakit ini, istri juga tidak mau tinggal serumah tidak apa-apa.Allah punya rencana untuk setiap umatNya. Apabila bisamemberikan uang kepada istri dan anak sudah bahagia saja puashidup.. e.. kan bekerja juga untuk mereka. Nanti apabila istrisudahh bisa disini lagi berarti Allah sudah mengijinkan.”

WS2 B 32

Saat ini subjek dapat beraktivitas dan bekerja seperti dulu.

Subjek tak lagi mempermasalahkan kondisi fisiknya karena bekas luka

yang dimilikinya tidak mempengaruhi aktivitasnya sehari-hari. Hal ini

dapat dilihat pada petikan wawancara di bawah ini:

“Apabila untuk bertukang segala macam tidak dik. Masih samasaja seperti dulu. Tidak menghambat. Hanya memang ada bekaslukanya tapi tidak terlalu bepengaruh. Hanya saja omongan oranghaha..”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

55

WS2 B 40

Selain itu, subjek juga mempunyai kontrol diri yang baik dengan

adanya sikap tidak menyangkal impuls atau emosinya atau merasa

bersalah atas hal-hal tersebut. Menurut Jersild (1963) salah satu aspek

penerimaan diri adalah mengenali kelemahan-kelemahanya tanpa harus

menyalahkan diri. Hal ini akan membantunya untuk dapat menerima

emosi yang dirasakannya. Subjek berusaha menerima kondisi dirinya

apa adanya dan terus menjalani pengobatan agar sembuh. Subjek

menyadari bahwa kesembuhan dirinya harus terus diusahakan. Hal ini

terlihat dari hasil wawancara berikut ini:

“Iya, rajin kok setelah itu. Mengingat yang minta-minta itusampai kaki putung, ngeri sekali. Saya tidak mau sampai sepertiitu. Dokter bilang apabila rajin berobat bisa sampai tidak parah.Tapi walaupun ini (sambil menunjuk lagi jari tangannya) tidakbisa kembali tapi tetap saja berobat menuruti apa kata dokter.Sudah tidak apa-apa saja terkena kusta tapi harus melawankeadaan itu. Apabila masih bisa sembuh berarti ya diusahakansaja.”

WS2 B 18

Kontrol diri yang baik ga ditunjukkan subjek dengan adanya

sikap mempertanggung jawabkan perbuatannya. Individu dengan

penerimaan diri yang positif cenderung memiliki rasa tanggung jawab

yang tinggi (Jersild, 1963). Subjek terus berusaha menjadi sosok yang

bertanggung-jawab terhadap keluarganya. Oleh karena itu, subjek ingin

kembali berkumpul dengan istrinya. Subjek juga terus bekerja untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

56

menafkahi keluarganya. Hal ini dapat dilihat pada petikan wawancara di

bawah ini:

“Pernah mengajak, bini sudah mau tapi sekarang orang tua istriyang tidak memperbolehkan. Maka dari itu saya tetap bekerjatetap menafkahi keluarga. Upah yang didapat tidak banyak dikapabila bertukang, tapi apabila masih bisa lagi bekerja yang lainya dikerjakan juga. Istri juga tidak dibiarkan.. ya bekerja jugauntuk istri dan anak. Datang ke rumah orang tua istri memberiuang apabila sudah diberi upah.”

WS2 B 24

d. Memiliki ide-ide dan harapan

Ide-ide dan harapan subjek ditunjukkan subjek dengan mengikuti

standar pola hidupnya dan tidak ikut-ikutan. Individu dengan

penerimaan diri yang baik salah satunya dicirikan oleh adanya

keyakinan akan standar-standar dan prinsip-prinsip dirinya tanpa harus

mengikuti opini-opini orang lain (Jersild, 1963). Subjek berusaha

menjalani pola hidupnya saat ini. Subjek berupaya menyadari dan

menerima kondisi dirinya saat ini dan tidak terlalu memikirnnya.

Subjek juga meyakini bahwa dirinya mampu menjalani kehidupannya

dengan baik. Hal ini dapat dilihat pada petikan wawancara berikut ini:

“Dibiarkan saja.. memang benar pernah menderita kusta. Tapikan ya tetap manusia bisa bekerja. Orang tenaga saja ada, merekatidak perlu dipikirkan. Percaya saja sama diri sendiri mampu.”

WS2 B 30

3.3.3.3. PenerimaanPenerimaanPenerimaanPenerimaan diridiridiridiri subjeksubjeksubjeksubjek 3333

Secara umum peneriman diri subjek 3 dapat digambarkan sebagai berikut:

a. Individu mampu menerima kondisi diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

57

Mampu menerima kondisi dirinya ditunjukkan subjek melalui

sikap tidak menganggap dirinya sebagai orang hebat atau abnormal dan

tidak mengharapkan bahwa orang lain mengucilkannya. Salah satu

aspek penerimaan diri adalah memiliki kemampuan untuk memandang

dirinya secara realistis tanpa harus malu akan keadaanya (Jersild, 1963).

Subjek dapat menerima sikap orang lain terhadap dirinya tanpa merasa

dikucilkan. Karena itu subjek memiliki hubungan yang harmonis

dengan tetangganya. Terkadang subjek juga menghadiri undangan

tetangganya. Hal ini terlihat dari petikan wawancara berikut ini:

“Ya begitu-begitu aja dik. Kayak tadi saya bilang nanti kalausaya datang pada bubar dari warung. Takut lihat saya, hehehe.Tapi kalau hubungannya ya rukun saja tidak pernah berkelahi. Yakalau bertemu saling sapa kalau ada acara saya diundang kadangya saya datang.“

WS3 B 30

Subjek juga menerima kondisi dirinya melalui sikap yang tidak malu-

malu atau serba takut dicela orang lain. Jersild (1963) mengemukakan

bahwa salah satu aspek penerimaan diri adalah memiliki kemampuan

untuk memandang dirinya secara realistis tanpa harus malu akan

keadaannya. Subjek sempat merasa malu dengan kondisi fisiknya, tetapi

saat ini subjek sudah dapat menerima kondisi dirinya. Hal ini dapat

dilihat dari wawancara berikut ini:

“Kalau kaki kan ya dibawah gak masalah dik. Kalau jari tanganini satu ya kalau menjahit tidak terlalu mengganggu masih bisasaja. Kalau malu dulu ada, sekarang biasa aja dik.”

WS3 B 48

“Dulu malu kan dilihat orang jarinya kutung, apalagi pasditanyakan sakit apa saya ya dulu bilangnya luka aja gitu. Tapi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

58

sekarang kan juga gak perlu malu sayanya, sudah tidak aktifjuga.”

WS3 B 50

Subjek awalnya malu dengan cacat fisik yang dialami, sehingga

berusaha menutup-nutupinya. Saat ini subjek sudah dapat menerima

kondisi dirinya dan tidak malu lagi.

Mampu menerima kondisi diri lainnya ditunjkkan subjek dengan

adanya sikap mampu menerima pujian atau celaan secara objektif.

Subjek menerima sikap dan tindakan orang lain terhadap dirinya secara

objektif. Subjek memahami bagaimana perasaan orang lain

sebagaimana subjek memahami perasaan dirinya saat terkena kusta. Hal

ini dapat dilihat pada petikan wawancara berikut ini:

“Tetap senyum aja. Saya tidak memaksa mereka mau bergaul danmenerima saya. Dulu aja saya e.. saya kan tidak percaya jugasaya tidak terima saya kena kusta. Saya aja begitu apalagi orang-orang pasti takut sama saya. Tahu anak saya juga ketularanmereka juga pasti mikirnya saya bisa nularin juga ke mereka.”

WS3 B 32

Subjek berusaha memaklumi sikap pasangan terhadap dirinya.

Dia menyadari bahwa tidak semua orang dapat menerima kondisinya

saat itu. Hal ini dapat dilihat pada wawancara berikut ini:

“Kalau seandainya dia sabar dengan penyakit saya mungkin tidakseperti ini ya dik. Tapi wajar, pasti dia jijik. Coba adik apa tidaktakut datang ke rumah saya ini?”

WS3 B 38

b. Adanya penghargaan terhadap diri sendiri

Penghargaan terhadap dirinya sendiri ditunjukkan subjek melalui

adanya kepercayaan atas kemampuannya untuk dapat menghadapi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

59

hidupnya. Kusta termasuk penyakit kronik yang para penderita kusta

tidak semua dapat kembali bekerja karena kecacatan yang dialami

(Simamora, 2007). Akan tetapi, hal ini bukan berarti dapat mematahkan

semangat para penderitanya. Kondisi yang dialami subjek telah

menyadarkan subjek bahwa dirinya mampu mengatasi persoalan

hidupnya. Subjek makin sayang terhadap diri sendiri dan makin percaya

diri dan bersemangat untuk berkarya. Hal ini dapat dilihat dari petikan

wawancara di bawah ini:

“Saya bisa lebih sayang diri sendiri. Sehat itu mahal. Kalaudipikir-pikir sekarang lebih percaya diri daripada awal-awal dulumalu, ngurung diri, jijik sendiri. Sekarang saya lebih semangatbikin model-model baju biar bisa memanfaatkan pekerjaan sayauntuk cari banyak uang, hehe..”

WS3 B 34

Subjek juga menunjukkan semangat untuk hidup lebih baik demi

kebahagiaan anaknya. Hal ini dapat dilihat dari petikan wawancara di

bawah ini:

“Untuk hidup yang lebih baik, ngasih makan anak ini. Biar diajuga tidak kepikiran kalau tidak ada bapaknya hidupnya tetapsenang aja.”

WS3 B 36

Subjek menyadari bahwa dirinya masih muda, sehingga dirinya

harus kuat agar sanggup menghidupi anaknya. Hal ini dapat dilihat pada

wawancara berikut ini:

“Ohh pasti. Saya masih muda, bisa menjahit menghidupi anaksaya. Saya bisa tersenyum menghadapi semua ini, saya kuat..”

WS3 B 42

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

60

Penghargaan terhadap diri sendiri subjek juga ditunjukkan

dengan adanya sikap subjek yang menganggap dirinya sederajat dengan

orang lain. Individu dengan penerimaan diri yang baik cenderung

mampu mengenali kelemahan-kelemahanya tanpa harus menyalahkan

diri sendiri (Jersild, 1963). Subjek senantiasa menempatkan dirinya di

hadapan orang lain agar mampu memahami sikap mereka terhadap

dirinya. Hal ini membantu subjek untuk menerima kondisi dirinya tanpa

merasa rendah diri. Hal ini terlihat dari petikan wawancara di bawah ini:

“Mungkin seperti itu juga orang lain dik, kalau tahu pasti tidaktakut. Apalagi saya sudah kusta tidak aktif. Tapi kan hak oranguntuk menjauh.”

WS3 B 40

c. Adanya kontrol diri yang baik

Kontrol diri subjek terlihat dari adanya sikap yang tidak

menganiaya diri sendiri (mempermasalahkan keterbatasan atau

mengingkari kelebihanya). Chaplin (2004) mengatakan bahwa

penerimaan diri adalah sikap yang menunjukkan rasa puas pada kualitas

dan bakat serta pengakuan akan keterbatasan diri. Pengakuan akan

keterbatasan diri ini tidak diikuti dengan perasaan malu ataupun

bersalah. Individu ini akan menerima kodrat mereka apa adanya. Subjek

tidak mempermasalahkan keterbatasan dalam dirinya. Oleh karena itu,

subjek dapat memahami reaksi orang lain terhadap dirinya. Saat ini

subjek berupaya untuk terus bekerja dan berharap masih banyak orang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

61

yang mampu memahami kondisi dirinya. Hal ini dapat dilihat pada

petikan wawancara berikut ini:

“Hmm.. yaa kan saya penjahit dik. Dulu waktu saya belum sakitgini banyak yang jahitin kesini. Sekarang berkurang dik. Tapi yaajar saja, mungkin pada takut gitu. Tapi kan bisa tetap jahit dapetpelanggan lain yang mengerti keadaan saya.”

WS3 B 26

Subjek tidak mempermasalahkan keterbatasan dalam dirinya.

Oleh karena itu, subjek saat ini merasa bahagia karena telah sembuh

dari kusta. Hal ini dapat dilihat pada petikan wawancara di bawah ini:

“Senang pasti.. bahagia juga ternyata dokter benar kalau ditekuniobatnya bisa membaik. Ya saya juga menjaga anak ini dik, biardia juga jangan sampai terlambat seperti saya. E.. ya semuanyaini kejadian luar biasa dalam hidup saya.”

WS3 B 52

Selain itu, kontrol diri yang baik ditunjukkan subjek dengan sikap

subjek yang tidak menyangkal impuls atau emosinya atau merasa

bersalah atas hal-hal tersebut. Secara umum penerimaan diri meliputi

tahapan, yakni tahap denial (penolakan), tahap anger (marah), tahap

bargainning (tawar-menawar), tahap depression (depresi) dan tahap

acceptance (penerimaan) (Kubbler Rose, 1970 dalam Tomb, 2003).

Tahapan tersebut juga sempat dialami oleh subjek. Subjek tidak

menyangkal emosi yang dialami dalam dirinya. Subjek sedih, merasa

bersalah dan menyesal ketika anaknya juga tertular kusta. Hal ini dapat

dilihat pada petikan wawancara di bawah ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

62

“Anak kan sakit dik, saya bawa ke puskesmas. Sedihnya lagianak saya kena juga dik. Dia masih kecil seperti ini baru SD jugakena. Ya bagaimana ya perasaan saya.. ya saya sedih sekali.Mungkin ini salah saya. Saya yang kusta kan saya yang nularkan.Seandainya dulu berobat dari dulu mungkin dia tidak tertular.Memang ini salah saya.”

WS3 B 20

Kontrol diri yang baik, selanjutnya ditunjukkan subjek melalui

sikap yang mampu mempertanggung jawabkan perbuatannya. Jersild

(1963) mengatakan bahwa salah satu aspek penerimaan diri adalah

memiliki spontanitas dan rasa tanggung jawab yang tinggi. Subjek ingin

menjadi sosok yang bertanggung-jawab. Subjek menyadari bahwa

anak-anak masih bergantung padanya. Oleh karena itu, subjek pun rajin

berobat. Dukungan anak makin menyemangatinya untuk sembuh. Hal

ini dapat dilihat pada petikan wawancara berikut ini:

“Saya kasihan anak saya kecil-kecil sudah kena kusta. Setelah itusaya rajin minum obat. Saya juga sama anak sama-sama rajinmengingatkan untuk kami sembuh. Anak saya memang lebihrajin dari saya minum obatnya. Dia selalu mengingatkan saya..saya ya sadar kan anak saya ini gara-gara saya. Ya saya berusahasembuh. Allah kasih jawaban. Anak saya bisa diobati darisekarang agar tidak parah seperti saya. Sayanya juga lukamengering dan kata dokter sudah kusta tidak aktif. Sekarang anakini saya jaga perhatikan terus. Obat juga teratur dik. Dia masihpanjang jalannya, masih kecil sekali. Saya bertanggung jawabsampai dia tertular itu kan ya hm.. karena saya tadi awalnya.”

WS3 B 22

d. Memiliki ide-ide dan harapan

Subjek memiliki ide-ide dan harapan yang ditnjukkan dengan

adanya sikap mengikuti standar pola hidupnya dan tidak ikut-ikutan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

63

Salah satu ciri individu dengan penerimaan diri yang baik adalah

memiliki keyakinan akan standar-standar dan prinsip-prinsip dirinya

tanpa harus diperbudak oleh opini-opini individu lain (Jersild, 1963).

Saat ini subjek menjalani pola hidup yang berkecukupan. Akan tetapi,

subjek masih berkeinginan untuk menjalani kehidupan yang jauh lebih

baik dengan memperoleh pekerjaan lain. Hal ini dapat dilihat pada

petikan wawancara di bawah ini:

“Ini cuma berdua aja, cukup. Kadang juga masih bisa ngasihneneknya juga. Makanya saya juga pengen jadi karyawanpuskesmas gitu, dari bawah dulu gak apa-apa. Kemaren sempetnanya dokter boleh tidak. Dokter malah mau bantu. Siapa tahukan dari situ kerjaan lebih baik tapi ya tetap juga ee.. tetap masihjahit di rumah.”

WS3 B 44

4.4.4.4. KesimpulanKesimpulanKesimpulanKesimpulan UmumUmumUmumUmum

Berikut adalah gambaran konsep penerimaan diri pada kepala

keluarga berstatus OYPMK:

Tabel 4.3Penerimaan Diri pada Kepala Keluarga Berstatus OYPMK

NoNoNoNo AspekAspekAspekAspekPenerimaanPenerimaanPenerimaanPenerimaan DiriDiriDiriDiri

UraianUraianUraianUraianSubjekSubjekSubjekSubjek 1111 SubjekSubjekSubjekSubjek 2222 SubjekSubjekSubjekSubjek 3333

1 Individu mampumenerima kondisidiri-tidakmenganggap dirisebagai oranghebat/ abnormal

Tak lagimengurung diri dirumah karenasadar bahwadirinya harusbangkit demianak-anaknyaWS1 B 44

Dapat bergauldan mengikutiberbagai kegiatandilingkungannya.WS2 B 34

Menerima sikaporang lainterhadap dirinyatanpa merasadikucilkan.WS3 B 30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

64

-Tidak malu atautakut dicela oranglain

-Menerima pujianatau celaan secaraobjektif

Dapat memahamiketakutanmasyarakatterhadap penyakitdirinya yang dapatmenular. Setelahsembuh kembaliberinteraksidengan lingkungansekitar tanpamerasa takutdicela.WS1 B 36 & B 52

(tidak munculdalam wawancara)

Apapun tindakanorang lainterhadap dirinyadapatditerimanyadengan ikhlas.WS2 B 36

Memaklumicelaan orang lainakibat penyakityang dideritanya.Tidak inginmenyalahkanorang lain ataskondisi yangsedangdialaminya.WS2 B 22

Sempat maludengan kondisifisiknya, tetapisaat ini sudahdapatmenerimanya.WS3 B 48

Memahamiperasaan oranglain sebagaiamanadirinya memahamiperasaan dirinyasaat terkena kusta.WS3 B 32

2 Adanyapenghargaanterhadap dirisendiri

- Kepercayaanataskemampuannyauntuk dapatmenghadapihidupnya

Memilikikepercayaan yangcukup baik ataskemampuannyauntuk menghadapihidupnya. Setelahsembuh dari sakitsubjek telahkembaliberkativitas danbekerja sepertibiasanya.

Mampu bersikapobjektif dalammenghadapisituasi yangdialaminya.Meyakini bahwadirinya mampumenghadapisituasi tersebut.WS2 B 12

Makin percaya diridan bersemangatuntuk berkarya.WS3 B 34

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

65

-Menganggapdirinya sederajatdengan orang lain

WS1 B 8

(tidak munculdalam

wawancara)

(tidak munculdalam

wawancara)

Menempatkandirinya di hadapanorang lain agarmampumemahami sikapmereka terhadapdirinya. Hal inimembantu untukmenerima kondisidirinya tanpamerasa rendahdiri.WS3 B 40

3 Adanya kontroldiri yang baik

-Tidakmenganiaya dirisendiri(mempermasalahkan keterbatasanatau mengingkarikelebihanya)

-Tidakmenyangkalimpuls atauemosinya ataumerasa bersalahatas hal-haltersebut

Mampu menerimakondisi dirinya,sehingga tak lagimempermasalahkan keterbatasanfisiknya.WS1 B 24

Tidak menyangkalterhadap emosiyang dirasakannyaketika dinyatakanmenderita kusta.Sempat merasamarah denganberbagai cobaanyang dialaminyadan takut bergauldenganmasyarakat. Akantetapi, seiringberjalannya waktu,

Tidak lagimempermasalahkan kondisidirinya.WS2 B 32

Terus menjalanipengobatan agarsembuh.WS2 B 18terus menjalanipengobatan agarsembuh.WS2 B 18

Memahami reaksiorang lainterhadap dirinyadan berharapmasih banyakorang yangmampumemahamikondisi dirinya.WS3 B 26

Tidak menyangkalemosi yangdialami dalamdirinya.WS3 B 20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

66

-Mempertanggungjawabkanperbuatannya

subjek dapatmenerima kondisidirinya.WS1 B 46

Terus berupayauntuk tumbuhmenjadi sosokyang bertanggung-jawab denganperbuatannya. Halini antara lainditunjukkandengan keseriusandalam bekerja agardapatmenyekolahkananak-anaknya.WS1 B 42

Berusahamenjadi sosokyangbertanggung-jawab terhadapkeluarganya.WS2 B 24

Menyadari bahwaanak-anak masihbergantungpadanya, sehinggatermotivasi untuksembuh.WS3 B 22

4 Memiliki ide-idedan harapan

-Mengikutistandar polahidupnya dantidak ikut-ikutan

Berusahamenjalani hidupdengan polanyasendiri dan kedepannya inginmengalamikehidupan yangjauh lebih baik.WS1 B 40

Berupayamenyadari danmenerimakondisi dirinyasaat ini dan tidakterlalumemikirkannya.WS2 B 30

Menjalani polahidup yangberkecukupan,tetapi masihberkeinginanuntuk menjalanikehidupan yangjauh lebih baik.WS3 B 44

C.C.C.C. PEMBAHASANPEMBAHASANPEMBAHASANPEMBAHASAN

Dalam penelitian ini, dihasilkan tema-tema yang menggambarkan

penerimaan diri pada kepala keluarga berstatus OYPMK. Ketiga subjek

menunjukkan penerimaan diri dengan proses tahapan yang berbeda.

Penerimaan diri tersebut berdampak positif terhadap keseharian para kepala

keluarga berstatus OYPMK. Saat ini mereka dapat beraktivitas dan bekerja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

67

seperti biasanya dan dapat bergaul dengan lingkungan sekitar. Saat ini subjek

1 bekerja sebagai petani, subjek 2 bekerja sebagai tukang dan subjek 3 bekerja

sebagai penjahit. Terkait dengan hal ini, Hurlock (1974) menjelaskan bahwa

semakin baik seseorang dapat menerima dirinya, maka akan semakin baik pula

penyesuian diri dan sosialnya.

Kepala keluarga berstatus OYPMK mengalami berbagai permasalahan

sebelum akhirnya dapat menerima kondisi dirinya. Ketiga subjek mengakui

bahwa awalnya mereka kaget dan tidak percaya dengan kondisi dirinya. Hal

ini membuat mereka takut dan memilih untuk menjauhkan diri dari

lingkungan. Akan tetapi, tanggung-jawab sebagai kepala keluarga telah

menyadarkan mereka untuk bangkit dan berobat agar sembuh. Secara perlahan

mereka kembali bekerja dan bergaul dengan lingkungan seperti sedia kala.

Penyakit kusta memang dapat menjadi momok bagi para penderitanya.

Zulkifli (2003) menjelaskan bahwa pada umumnya OYPMK merasa rendah

diri, mengalami tekanan batin, takut terhadap penyakitnya dan terjadinya

kecacatan, takut mengahadapi keluarga dan masyarakat karena sikap

penerimaan diri mereka yang kurang wajar. Mereka merasa malu, apatis,

karena kecacatan tidak dapat mandiri sehingga menjadi beban bagi orang lain,

sehingga sebagai seorang kepala keluarga dirinya merasa gagal.

Penderita kusta berpotensi memiliki penerimaan diri yang rendah. Hal

ini salah satunya disebabkan OYPMK masih merasa kesulitan untuk

meletakkan dirinya sebagai orang normal. Hal ini dikarenakan keadaan

fisiknya yang mengalami kecacatan. OYPMK khususnya yang menjadi kepala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

68

keluarga juga berada dalam keadaan yang sulit menyesuaikan dengan keadaan

lingkungan yang seringkali menolak mereka. Penolakan ini misalnya saja

dalam hal mendapatkan pekerjaan. Selain itu kusta termasuk penyakit kronik

yang para penderita kusta tidak semua dapat kembali bekerja karena kecacatan

yang dialami (Simamora, 2007). Berdasarkan hasil wawancara dengan subyek

penelitian, diketahui bahwa mereka tidak serta merta dapat menerima kondisi

dirinya. Mereka membutuhkan proses yang cukup lama sebelum akhirnya

dapat menerima kondisi dirinya. Sebagai contoh, subjek 1 sempat kaget ketika

dirinya terkena kusta, tidak menerima dengan kondisi dirinya dan malu

dengan kondisi tubuhnya. Akan tetapi, secara berangsur-angsur subjek 1

bangkit, menjalani pengobatan dan kembali bekerja. Subjek 1 beruntung

karena mendapat dukungan dokter dan anaknya untuk sembuh dan kembali

beraktivitas. Kondisi serupa juga dialami subjek 2. Subjek sempat bingung

dan tidak percaya ketika dirinya didiagnosa kusta. Subjek juga mendapat

celaan dari orang lain dan sempat kehilangan pekerjaan. Subjek pun kemudian

berusaha bertahan dengan kondisi dirinya, berhenti mengeluh dan menerima

kondisi dirinya. Akhirnya subjek pun memiliki kepercayaan diri untuk dapat

melanjutkan hidup dan kembali bekerja seperti sedia kala. Hal serupa juga

dialami subjek 3. Subjek 3 juga mengalami keterpurukan ketika mengetahui

dirinya terkena kusta. Subjek sempat tidak mau menerima kondisi dirinya dan

tidak mau berobat. Subjek juga sempat bersalah karena telah menularkan

penyakitnya pada anakanya. Akan tetapi, berangsur-angsur subjek mengakui

kesalahannya dan tidak lagi mempermasalahkan keterbatasan fisiknya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

69

Kepercayaan diri subjek untuk kembali menjalani hidup secara wajar pun

berangsur-angsur meningkat dan menjalani hidup secara mandiri dengan

kembali bekerja.

Berdasarkan aspek dan tahapan penerimaan diri, subjek 1 telah

memiliki kepercayaan atas kemampuannya untuk dapat menghadapi hidupnya.

Menurut Allport (dalam Hjelle dan Ziegler, 1992), penerimaan diri merupakan

toleransi individu atas peristiwa-peristiwa yang membuat frustrasi atau

menyakitkan sejalan dengan menyadari kekuatan-kekuatan pribadinya. Hal ini

mengindikasikan bahwa individu dengan penerimaan diri yang baik akan

menyadari kekuatan atau kemampuan dalam dirinya. Saat ini kepercayaan diri

subjek 1 atas kemampuannya untuk menghadapi hidupnya sudah mulai

tumbuh. Setelah sembuh dari sakit subjek 1 telah kembali beraktivitas dan

bekerja seperti biasanya. Kepercayaan diri subjek 1 untuk menyelesaikan

permasalahan sendiri juga mulai tumbuh, misalnya masalah pemenuhan

kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan sekolah anak.

Kriteria penerimaan diri lainnya adalah tidak menganggap dirinya

sebagai orang abnormal dan tidak mengharapkan bahwa orang lain

mengucilkannya. Sartain (dalam Handayani, 2000) memaparkan bahwa

penerimaan diri adalah kemampuan individu untuk menerima dirinya

sebagaimana adanya dan untuk mengakui keberadaan dirinya secara obyektif.

Individu yang menerima dirinya adalah individu yang menerima dan

mengakui keadaan diri sebagaimana adanya. Saat ini subjek 1 telah

beraktivitas seperti biasa dan berusaha bergaul secara normal. Subjek 1 sadar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

70

bahwa dirinya harus bangkit demi anak-anaknya. Subjek 1 juga pernah

merasakan dikucilkan oleh tetangganya, tetapi tidak semuanya mengucilkan.

Masih banyak masyarakat yang bersikap wajar terhadap dirinya. Hal ini

mendorong subjek untuk tetap bergaul secara baik dengan lingkungan sekitar.

Aspek penerimaan diri lainnya adalah tidak malu-malu atau serba takut

dicela orang lain. Beberapa masalah psikososial akibat penyakit kusta ini

dapat dirasakan baik oleh penderita kusta antara lain adalah perasaan malu dan

ketakutan akan kemungkinan terjadinya kecacatan (Zulkifli, 2003). Seiring

berjalannya waktu, subjek 1 tidak lagi meras malu dan takut dengan

kondisinya. Setelah sembuh, subjek 1 pun kembali berinteraksi dengan

lingkungan sekitar tanpa merasa takut dicela.

Kriteria penerimaan diri lainnya adalah mempertanggung jawabkan

perbuatannya. Seseorang yang telah menerima dirinya, berarti orang tersebut

mengenal dimana dan bagaimana dirinya “saat ini”, serta mempunyai

keinginan untuk terus mengembangkan diri (Handayani, 2000). Hal ini

mengindikasikan bahwa individu dengan penerimaan diri yang baik memiliki

keinginan untuk menjadi sosok yang bertanggung-jawab demi

mengembangkan dirinya. Subjek 1 terus berupaya untuk tumbuh menjadi

sosok yang bertanggung-jawab dengan perbuatannya. Hal ini antara lain

ditunjukkan dengan keseriusannya dalam bekerja agar dapat menyekolahkan

anak-anaknya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

71

Kriteria penerimaan diri lainnya adalah mengikuti standar pola

hidupnya dan tidak ikut-ikutan. Penerimaan diri menurut Hurlock (1997)

merupakan suatu tingkat kemampuan dan keinginan individu untuk hidup

dengan segala karakteristik dirinya. Saat ini subjek 1 berusaha menjalani

hidup dengan polanya sendiri dan ke depannya ingin mengalami kehidupan

yang jauh lebih baik. Subjek 1 memiliki standar hidup yang positif, yakni

memiliki tubuh yang sehat, bekerja untuk menafkahi dan menyekolahkan

anak-anaknya.

Kriteria penerimaan diri lainnya adalah tidak menganiyaya diri sendiri

(mempermasalahkan keterbatasan atau mengingkari kelebihanya). Sulaeman

(1995) mengemukakan bahwa seseorang yang menerima dirinya memiliki

penghargaan yang tinggi tentang sumber-sumber yang ada pada dirinya

digabung dengan penghargaan tentang kebergunaan dirinya, percaya akan

norma-norma serta keyakinan-keyakinan sendiri dan juga mempunyai

pandangan realistik tentang keterbatasan-keterbatasannya tanpa menimbulkan

tindakan penolakan diri. Hal ini secara implisit menunjukkan bahwa individu

dengan penerimaan diri yang baik cenderung tidak mempermasalahkan

keterbatasan dirinya. Saat ini subjek 1 telah mampu mampu menerima

kondisi dirinya, sehingga tak lagi mempermasalahkan keterbatasan fisiknya.

Saat ini subjek 1 merasa bahagia karena telah sembuh dan dapat bekerja

seperti dulu. Subjek 1 juga mensyukuri keadaan dirinya saat ini, karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

72

walaupun dengan keterbatasannya subjek mampu bekerja dan menghidupi

keluarga.

Kriteria penerimaan diri lainnya adalah tidak menyangkal impuls atau

emosinya atau merasa bersalah atas hal-hal tersebut. Kubler Ross (dalam

Tomb, 2003) memaparkan bahwa sebelum mencapai pada tahap acceptance

(penerimaan) individu akan melalui beberapa tahapan yang diantaranya

tahapan penolakan dan tahap marah dengan kondisi yang dialami. Subjek 1

tidak menyangkal terhadap emosi yang dirasakannya ketika dinyatakan

menderita kusta. Subjek 1 sempat merasa marah dengan berbagai cobaan yang

dialaminya dan sempat takut bergaul dengan masyarakat. Akan tetapi, seiring

berjalannya waktu, subjek 1 dapat menerima kondisi dirinya.

Dapat digambarkan pula bahwa penerimaan diri subjek 2 telah

melawati kriteria yang ada. Salah satu kriteria penerimaan diri adalah

kepercayaan atas kemampuannya untuk dapat menghadapi hidupnya. Chaplin

(2004) memparkan bahwa penerimaan diri mencakup sikap yang

menunjukkan rasa puas pada kualitas dan bakat. Hal ini secara implisit

menunjukkan bahwa individu dengan penerimaan diri yang baik mampu

menyesuaikan diri dengan segala kondisi dirinya. Subjek 2 mampu bersikap

objektif dalam menghadapi situasi yang dialaminya. Subjek 2 dapat

memahami ketakutan istrinya dengan sakit yang dideritanya, sehingga istrinya

memilih untuk menjauh bersama anak-anaknya. Akan tetapi, subjek 2

meyakini bahwa dirinya mampu menghadapi situasi tersebut. Subjek 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

73

berharap dapat kembali berkumpul bersama keluarganya. Subjek 2 juga

mengalami keterpurukan ketika mengetahui dirinya terserang kusta. Subjek 2

awalnya bingung, tidak percaya dan marah ketika mengetahui bahwa dirinya

terserang kusta. Akan tetapi kemudian subjek tersadar dan ingin terus bertahan

hidup. Saat ini subjek 2 tak lagi banyak mengeluh dengan kondisinya dan

menerima dirinya apa adanya sambil terus berobat secara rutin.

Kriteria penerimaan diri lainnya adalah tidak menganggap dirinya

sebagai orang hebat atau abnormal dan tidak mengharapkan bahwa orang lain

mengucilkannya. Supratiknya (1995) memaparkan bahwa salah satu ciri

individu dengan penerimaan diri yang baik adalah tidak bersikap sinis

terhadap diri sendiri. Oleh karena itu, individu cenderung menganggap dirinya

normal dan dapat bergaul secara wajar dengan orang lain. Saat ini subjek 2

dapat bergaul dan mengikuti berbagai kegiatan di lingkungannya. Hal ini

menunjukkan bahwa subjek 2 tidak ingin orang lain mengucilkan dirinya.

Kriteria penerimaan diri lainnya adalah tidak malu-malu atau serba

takut dicela orang lain. Allport (dalam Hjelle dkk., 1992) memaparkan bahwa

penerimaan diri merupakan toleransi individu atas peristiwa-peristiwa yang

membuat frustrasi atau menyakitkan sejalan dengan kesadaran akan kekuatan-

kekuatan pribadinya. Saat ini subjek 2 telah menerima kondisi dirinya dengan

baik. Oleh karena itu, apapun tindakan orang lain terhadap dirinya dapat

diterimanya dengan ikhlas dan menganggap hal itu sebagai bahan masukan

dan renungan. Subjek 2 tidak malu dengan kondisinya saat ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

74

Kriteria penerimaan diri lainnya adalah mempertanggung jawabkan

perbuatannya. Individu dengan penerimaan diri yang positif cenderung

memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi (Jersild, 1963). Subjek 2 terus

berusaha menjadi sosok yang bertanggung-jawab terhadap keluarganya. Oleh

karena itu, subjek 2 ingin kembali berkumpul dengan istrinya. Subjek 2 juga

terus bekerja untuk menafkahi keluarganya.

Kriteria penerimaan diri lainnya adalah mengikuti standar pola

hidupnya dan tidak ikut-ikutan. Individu dengan penerimaan diri yang baik

salah satunya dicirikan oleh adanya keyakinan akan standar-standar dan

prinsip-prinsip dirinya tanpa harus mengikuti opini-opini orang lain (Jersild,

1963). Subjek 2 berusaha menjalani pola hidupnya saat ini. Subjek 2 berupaya

menyadari dan menerima kondisi dirinya saat ini dan tidak terlalu

memikirnnya. Subjek 2 juga meyakini bahwa dirinya mampu menjalani

kehidupannya dengan baik.

Kriteria penerimaan diri lainnya adalah menerima pujian atau celaan

secara objektif. Jersild (1963) mengungkapkan bahwa salah satu aspek

penerimaan diri adalah memiliki penghargaan yang realistis terhadap

kelebihan-kelebihan dirinya. Hal ini dapat membantu individu untuk bersikap

objektif dalam menilai pujian maupun celaan orang lain. Subjek 2 memaklumi

berbagai celaan orang lain akibat penyakit yang dideritanya, termasuk ketika

istrinya meninggalkannya. Subjek 2 juga tidak ingin menyalahkan orang lain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

75

atas kondisi yang sedang dialaminya. Saat ini yang terpenting subjek 2 dapat

bekerja seperti biasanya.

Kriteria penerimaan diri lainnya adalah tidak menganiyaya diri sendiri

(mempermasalahkan keterbatasan atau mengingkari kelebihanya). Menurut

Daradjat (1982) rasa dapat menerima diri dengan sungguh-sungguh akan

menghindarkan seseorang dari kemungkinan untuk jatuh pada rasa rendah diri

(inferiority complex) atau hilangnya kepercayaan diri. Hal ini menunjukkan

bahwa individu dengan penerimaan diri yang baik tidak akan

memepermasalahkan keterbatasan dirinya dan tetap percaya diri dihadapan

orang lain. Subjek 2 tidak lagi mempermasalahkan kondisi dirinya, bahkan

subjek bersyukur karena masih hidup. Subjek 2 percaya bahwa Tuhan punya

rencana bagi dirinya. Saat ini subjek 2 bahagia karena dapat menafkahi

keluarganya. Saat ini subjek 2 dapat beraktivitas dan bekerja seperti dulu.

Subjek 2 tak lagi mempermasalahkan kondisi fisiknya karena bekas luka yang

dimilikinya tidak mempengaruhi aktivitasnya sehari-hari.

Kriteria penerimaan diri lainnya adalah tidak menyangkal impuls atau

emosinya atau merasa bersalah atas hal-hal tersebut. Menurut Jersild (1963)

salah satu aspek penerimaan diri adalah mengenali kelemahan-kelemahanya

tanpa harus menyalahkan diri. Hal ini akan membantunya untuk dapat

menerima emosi yang dirasakannya. Subjek 2 berusaha menerima kondisi

dirinya apa adanya dan terus menjalani pengobatan agar sembuh. Subjek 2

menyadari bahwa kesembuhan dirinya harus terus diusahakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

76

Salah satu kriteria penerimaan diri adalah kepercayaan atas

kemampuannya untuk dapat menghadapi hidupnya. Kusta termasuk penyakit

kronik yang para penderita kusta tidak semua dapat kembali bekerja karena

kecacatan yang dialami (Simamora, 2007). Akan tetapi, hal ini bukan berarti

dapat mematahkan semangat para penderitanya. Kondisi yang dialami subjek

3 telah menyadarkan subjek bahwa dirinya mampu mengatasi persoalan

hidupnya. Subjek 3 makin sayang terhadap diri sendiri dan makin percaya diri

dan bersemangat untuk berkarya. Subjek 3 juga menunjukkan semangat untuk

hidup lebih baik demi kebahagiaan anaknya. Subjek 3 menyadari bahwa

dirinya masih muda, sehingga dirinya harus kuat agar sanggup menghidupi

anaknya.

Kriteria penerimaan diri lainnya adalah menganggap dirinya sederajat

dengan orang lain. Individu dengan penerimaan diri yang baik cenderung

mampu mengenali kelemahan-kelemahanya tanpa harus menyalahkan diri

sendiri (Jersild, 1963). Subjek 3 senantiasa menempatkan dirinya di hadapan

orang lain agar mampu memahami sikap mereka terhadap dirinya. Hal ini

membantu subjek 3 untuk menerima kondisi dirinya tanpa merasa rendah diri.

Kriteria penerimaan diri lainnya adalah tidak menganggap dirinya

sebagai orang hebat atau abnormal dan tidak mengharapkan bahwa orang lain

mengucilkannya. Jersild (1963) mengemukakan bahwa salah satu aspek

penerimaan diri adalah memiliki kemampuan untuk memandang dirinya

secara realistis tanpa harus malu akan keadaanya. Subjek 3 dapat menerima

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

77

sikap orang lain terhadap dirinya tanpa merasa dikucilkan. Karena itu subjek 3

memiliki hubungan yang harmonis dengan tetangganya. Terkadang subjek 3

juga menghadiri undangan tetangganya.

Kriteria penerimaan diri lainnya adalah tidak malu-malu atau serba

takut dicela orang lain. Jersild (1963) mengemukakan bahwa salah satu aspek

penerimaan diri adalah memiliki kemampuan untuk memandang dirinya

secara realistis tanpa harus malu akan keadaanya. Subjek sempat merasa malu

dengan kondisi fisiknya, tetapi saat ini subjek sudah dapat menerima kondisi

dirinya. Subjek 3 awalnya malu dengan cacat fisik yang dialami, sehingga

berusaha menutup-nutupinya. Saat ini subjek 3 sudah dapat menerima kondisi

dirinya dan tidak malu lagi.

Kriteria penerimaan diri lainnya adalah mempertanggung jawabkan

perbuatannya. Jersild (1963) mengatakan bahwa salah satu aspek penerimaan

diri adalah memiliki spontanitas dan rasa tanggung jawab yang tinggi. Subjek

3 ingin menjadi sosok yang bertanggung-jawab. Subjek 3 menyadari bahwa

anak-anak masih bergantung padanya. Oleh karena itu, subjek 3 pun rajin

berobat. Dukungan anak makin menyemangatinya untuk sembuh.

Kriteria penerimaan diri lainnya adalah mengikuti standar pola

hidupnya dan tidak ikut-ikutan. Salah satu ciri individu dengan penerimaan

diri yang baik adalah memiliki keyakinan akan standar-standar dan prinsip-

prinsip dirinya tanpa harus diperbudak oleh opini-opini individu lain (Jersild,

1963). Saat ini subjek 3 menjalani pola hidup yang berkecukupan. Akan tetapi,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

78

subjek 3 masih berkeinginan untuk menjalani kehidupan yang jauh lebih baik

dengan memperoleh pekerjaan lain.

Kriteria penerimaan diri lainnya adalah menerima pujian atau celaan

secara objektif. Subjek 3 menerima sikap dan tindakan orang lain terhadap

dirinya secara objektif. Subjek 3 memahami bagaimana perasaan orang lain

sebagaimana subjek memahami perasaan dirinya saat terkena kusta. Subjek 3

berusaha memaklumi sikap pasangan terhadap dirinya. Dia menyadari bahwa

tidak semua orang dapat menerima kondisinya saat itu.

Kriteria penerimaan diri lainnya adalah tidak menganiaya diri sendiri

(mempermasalahkan keterbatasan atau mengingkari kelebihanya). Chaplin

(2004) mengatakan bahwa penerimaan diri adalah sikap yang menunjukkan

rasa puas pada kualitas dan bakat serta pengakuan akan keterbatasan diri.

Pengakuan akan keterbatasan diri ini tidak diikuti dengan perasaan malu

ataupun bersalah. Individu ini akan menerima kodrat mereka apa adanya.

Subjek 3 tidak mempermasalahkan keterbatasan dalam dirinya. Oleh karena

itu, subjek dapat memahami reaksi orang lain terhadap dirinya. Saat ini subjek

3 berupaya untuk terus bekerja dan berharap masih banyak orang yang mampu

memahami kondisi dirinya. Subjek 3 tidak mempermasalahkan keterbatasan

dalam dirinya. Oleh karena itu, subjek 3 saat ini merasa bahagia karena telah

sembuh dari kusta.

Kriteria penerimaan diri lainnya adalah tidak menyangkal impuls atau

emosinya atau merasa bersalah atas hal-hal tersebut. Terkait dengan kriteria

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

79

tersebut, dapat dipahami bahwa secara umum penerimaan diri meliputi

tahapan, yakni tahap denial (penolakan), tahap anger (marah), tahap

bargainning (tawar-menawar), tahap depression (depresi) dan tahap

acceptance (penerimaan) (Kubbler Rose, 1970 dalam Tomb, 2003). Tahapan

tersebut juga sempat dialami oleh subjek 3. Subjek 3 tidak menyangkal emosi

yang dialami dalam dirinya. Subjek 3 sedih, merasa bersalah dan menyesal

ketika anaknya juga tertular kusta.

Menurut Jersild (1963) salah satu aspek penerimaan diri adalah

mengenali kelemahan-kelemahanya tanpa harus menyalahkan diri. Hal ini

akan membantunya untuk dapat menerima emosi yang dirasakannya. Subjek

berusaha menerima kondisi dirinya apa adanya dan terus menjalani

pengobatan agar sembuh. Subjek menyadari bahwa kesembuhan dirinya harus

terus diusahakan.

Ketidaksempurnaan tubuh yang dialami kepala keluarga berstatus

OYPMK dapat membuat orang merasa rendah diri dan cenderung menarik diri

dari lingkungannya atau selalu menghindar (Hartati dan Dwijanti dikutip oleh

Suyanto, 2006). Kondisi ini juga dialami subjek ketika pertama kali dirinya

mengetahui telah terjangkit kusta. Mereka tidak serta merta dapat menerima

kondisi fisiknya. Mereka juga merasakan berbagai tekanan seperti kaget, tidak

percaya dengan kondisinya, malu kondisinya akan diketahui orang lain,

mengurung diri dan tidak mau berobat. Terkait dengan hal ini Kubbler Rose

(dalam Tomb, 2003) mengemukakan bahwa sebelum mencapai pada tahap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

80

acceptance (penerimaan) individu akan melalui beberapa tahapan yang

meliputi tahap denial (penolakan), tahap anger (marah), tahap bargainning

(tawar-menawar), dan tahap depression (depresi).

Dinamika penerimaan diri pada kepala keluarga berstatus OYPMK

pada subjek 1 digambarkan dalam skema berikut ini:

Gambar 4.1Skema Dinamika Penerimaan Diri pada Subjek 1

Penerimaan diri:• Percaya bahwa dirinya mampu

menghadapi hidupnya.• Bertanggung-jawab untuk memenuhi

kebutuhan keluarga• Mampu membuat keputusan dalam

keadaaan mendesak• Tidak lagi mempermasalahkan

keterbatasan fisiknya• Bekerja dan beraktitivitas seperti

biasanya• Dapat menyesuaikan diri dengan

lingkungan• Tidak takut dijauhi orang lain• Memiliki rasa percaya diri untuk

menjalani hidup

Penerimaan diri pada subjek 1

Tahap denial (penolakan):• Kaget, tidak percaya dengan apa yang dialamidirinya

• Penasaran dengan kondisi dirinya• Tidak terima dengan kondisi dirinya• Malu dengan kondisi tubuhnya

Tahap anger (marah):• marah karena terkena kusta• marah karena sakit itu menimpa pada saat itusuaminya telah meninggal

• takut berinteraksi dengan masyarakat

Tahap bargainning (tawar – menawar):• Subjek mulai bangkit atas dukungan dokter dankeluarga

• Subjek menjalani pengobatan dan mulai bekerja

Tahap acceptance (penerimaan):• Tidak mempermasalahkan keterbatasan dirinya• Terus bekerja setelah menjalani pengobatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

81

Skema di atas menunjukkan bahwa subjek 1 tidak serta merta mampu

menerima kondisi dirinya. Hal ini menunjukkan bahwa subjek 1 harus

melewati beberapa fase, sehingga memiliki penerimaan diri yang baik. Subjek

1 mengalami tahap denial (penolakan), yakni kaget, tidak percaya dengan apa

yang dialami dirinya, penasaran dengan kondisi dirinya, tidak terima dengan

kondisi dirinya dan malu dengan kondisi tubuhnya. Subjek juga mengalami

tahap anger (marah), yakni marah karena terkena kusta, marah karena sakit itu

menimpanya pada saat itu suaminya telah meninggal, dan takut berinteraksi

dengan masyarakat. Selanjutnya, subjek mengalami tahap bargainning (tawar-

menawar), yakni subjek mulai bangkit atas dukungan dokter dan keluarga,

subjek menjalani pengobatan dan mulai bekerja. Setelah melewati tahapan-

tahapan tersebut, barulah subjek mengalami tahap acceptance (penerimaan),

yakni subjek tidak mempermasalahkan keterbatasan dirinya dan terus bekerja

setelah menjalani pengobatan. Penerimaan diri subjek terlihar dari rasa

percaya bahwa dirinya mampu menghadapi hidupnya, bertanggung-jawab

untuk memenuhi kebutuhan keluarga, mampu membuat keputusan dalam

keadaaan mendesa, tidak lagi mempermasalahkan keterbatasan fisiknya,

beraktitivitas seperti biasanya, dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan,

tidak takut dijauhi orang lain dan memiliki rasa percaya diri untuk menjalani

hidup.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

82

Selanjutnya, dinamika penerimaan diri pada kepala keluarga berstatus

OYPMK pada subjek 2 digambarkan dalam skema berikut ini:

Gambar 4.2Skema Dinamika Penerimaan Diri pada Subjek 2

Skema di atas menunjukkan bahwa subjek 2 mengalami beberapa fase

sebelum mampu menerima kondisi dirinya. Subjek 2 mengalami tahap denial

(penolakan), yakni bingung dan tidak percaya dirinya terserang kusta. Subjek

juga mengalami tahap bargainning (tawar – menawar), yakni subjek berusaha

bertahan dengan kondisinya. Selanjutnya, subjek mengalami tahap acceptance

(penerimaan), yakni subjek berhenti mengeluh dan menerima kondisi dirinya,

tidak mempermasalahkan keterbatasan fisik dan kondisi fisiknya saat ini tidak

mempengaruhinya dalam berkarya. Saat ini subjek 2 telah memiliki

penerimaan diri yang tergambar melalui kepercayaan atas kemampuannya

Penerimaan diri pada subjek 2

Tahap denial (penolakan):• Bingung dan tidak percaya dirinya terserangkusta

Tahap bargainning (tawar – menawar):• Berusaha bertahan dengan kondisinya

Tahap acceptance (penerimaan):• Berhenti mengeluh dan menerima kondisidirinya

• Tidak mempermasalahkan keterbatasan fisik• Kondisi fisiknya saat ini tidakmempengaruhinya dalam berkarya

Penerimaan diri:• Memiliki kepercayaan atas

kemampuannya untuk mengahadapihidupnya

• Mampu membuat keputusan dalamkeadaan mendesak

• Mampu menyelesaikan persoalannyasendiri

• Tidak menyangkal implus atasuemosinya

• Tidak menganiaya diri sendiri• Merasakan kepuasan dalam hidup• Tidak mengganggap dirinya

abnormal• Mampu bergaul dengan orang lain• Tidak takut dicela orang lain• Mampu menerima masukan dari

orang lain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

83

untuk mengahadapi hidupnya, mampu membuat keputusan dalam keadaan

mendesak, mampu menyelesaikan persoalannya sendiri, tidak menyangkal

implus atasu emosisnya, tidak menganiaya diri sendiri, merasakan kepuasan

dalam hidup, tidak mengganggap dirinya abnormal, mampu bergaul dengan

orang lain, tidak takut dicela orang lain dan mampu menerima masukan dari

orang lain.

Selanjutnya, dinamika penerimaan diri pada kepala keluarga berstatus

OYPMK pada subjek 3 digambarkan dalam skema berikut ini:

Gambar 4.3Skema Dinamika Penerimaan Diri pada Subjek 3

Penerimaan diri pada subjek 3

Tahap denial (penolakan):• Tidak mau menerima kondisi dirinya• Tidak mau berobat• Tidak mau minum obat• Malu dengan keterbatasan fisik dan penyakit yangdialami

Tahap anger (marah):• menyalahkan diri sendiri ketika menularkanpenyakitnya pada orang lain

Tahap bargainning (tawar – menawar):• Tidak mempermasalahkan keterbatasan fisiknya

Tahap acceptance (penerimaan):• Rasa percaya diri dalam menghadapi hidup• Berupaya memenuhi kebutuhan keluarga• Memahami kondisi dirinya yang berdampak padasikap pasangan yang jijik dengan penyakitnya

Penerimaan diri:• Berani mengakui kesalahan dan

mempertanggungjawabkanperbuatannya

• Tidak mempermasalahkanketerbatasan dirinya

• Tidak menggangap dirinya abnormal• Tidak ada hambatan dalam bergaul

dengan orang lain• Tidak takut dicela orang lain• Bangga terhadap diri sendiri karena

dapat mengatasi persoalannya• Dapat hidup mandiri secara financial• Ingin memiliki penghidupan yang

lebih baik• Mampu menyiasati kekurangan pada

dirinya• Merasa bahagia dan bersyukur

dengan kondisinya saat ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

84

Skema di atas menunjukkan bahwa subjek 3 mengalami beberapa fase

sebelum mampu menerima kondisi dirinya. Subjek 3 mengalami tahap denial

(penolakan), yakni tidak mau menerima kondisi dirinya, tidak mau berobat,

tidak mau minum obat dan malu dengan keterbatasan fisik dan penyakit yang

dialami. Subjek juga mengalami tahap anger (marah), yakni menyalahkan diri

sendiri ketika menularkan penyakitnya pada orang lain. Tahap selanjutnya

adalah tahap bargainning (tawar – menawar), yakni subjek tidak lagi

mempermasalahkan keterbatasan fisiknya. Selanjutnya, subjek mengalami

tahap acceptance (penerimaan), yakni rasa percaya diri dalam menghadapi

hidup, berupaya memenuhi kebutuhan keluarga, dan memahami kondisi

dirinya yang berdampak pada sikap pasangan yang jijik dengan penyakitnya.

Setelah mengalami masa-masa tersebut, saat ini subjek memiliki

penerimaan diri dengan kondisi subjek yang saat ini telah berani mengakui

kesalahan dan mempertanggungjawabkan perbuatannya, tidak

mempermasalahkan keterbatasan dirinya, tidak menggangap dirinya abnormal,

tidak ada hambatan dalam bergaul dengan orang lain, tidak takut dicela orang

lain, bangga terhadap diri sendiri karena dapat mengatasi persoalannya, dapat

hidup mandiri secara financial, ingin memiliki penghidupan yang lebih baik,

mampu menyiasati kekurangan pada dirinya dan merasa bahagia dan

bersyukur dengan kondisinya saat ini.

Jika dilihat dari segi faktor yang mempengaruhi penerimaan diri ketiga

subjek memiliki kesamaan. Faktor yang mempengaruhi penerimaan diri ketiga

subjek tersebut adalah terkait ada tidaknya tekanan yang berat. Tekanan berat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

85

disini diartikan sebagai ada tidaknya tekanan emosi yang berat dan terus

menerus seperti di rumah maupun di lingkungan kerja yang nantinya akan

mengganggu subjek dan menyebabkan ketidakseimbangan fisik dan psiklogis.

Secara fisik akan mempengaruhi kegiatannya dan secara psikis akan

mengakibatkan individu malas, kurang bersemangat, dan kurang bereaksi

dengan orang lain. Dengan tidak adanya tekanan yang berarti pada individu,

akan memungkinkan seseorang untuk bersikap santai pada saat tegang.

Kondisi yang demikian akan memberikan kontribusi bagi terwujudnya

penerimaan diri. Ketiga subjek tidak menjadikan penyakit dan celaan

masyarakat sebagai tekanan yang berat dan selalu bekerja keras menjalankan

perannya sebagai kepala keluarga.

Faktor yang mempengaruhi penerimaan diri Subjek 1 adalah terkait

ada tidaknya tekanan yang berat. Bagi subjek 1 penyakit kusta yang

dideritanya bukan menjadi tekanan bagi hidupnya. Hal ini terbukti lewat

pemahaman subjek 1 mengenai ketakutan masyarakat terhadap penyakit kusta

yang dialaminya. Subjek 1 tetap berinteraksi dengan lingkungan sekitar tanpa

takut dicela. Subjek 1 juga bertumbuh menjadi sosok yang bertanggung jawab

dengan perbuatannya dengan keseriusannya bekerja untuk dapat memenuhi

ekonomi keluarga serta menyekolahkan anak-anaknya.

Subjek 2 menunjukkan faktor penerimaan diri yang sama yaitu terkait

ada tidaknya tekanan yang berat. Bagi subjek 2 tindakan dan perkataan orang

lain atau masyarakat sekitar terhadap penyakitnya dianggap sebagai ‘angin

lalu’, dimana subjek 2 tidak menanggap tindakan atau perkataan orang lain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

86

tersebut sebagai celaan namun sebagai masukan bagi perkembangan dirinya.

Subjek 2 juga berkembang menjadi sosok yang bertanggung jawab dimana

subjek 2 bekerja untuk menafkahi kehidupan isti dan anaknya.

Faktor yang mempengaruhi penerimaan diri subjek 3 juga terkait ada

tidaknya tekanan yang berat. Bagi subjek 3 sikap orang lain yang tidak wajar

terhadap penyakitnya membuat dirinya menempatkan diri pada posisi orang

lain. Subjek memahami reaksi dan menerima sikap orang lain terhadap dirinya

tanpa merasa dikucilkan, tanpa merasa ada beban terhadap penyakit yang

dialaminya. subjek 3 yang secara otomatis menjadi kepala keluarga setelah

diceraikan suaminya, tumbuh menjadi sosok yang bersemangat. Subjek 3

memiliki keinginan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik lagi agar

kehidupannya dan anaknya menjadi lebih baik juga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

87

BABBABBABBABVVVV

KESIMPULANKESIMPULANKESIMPULANKESIMPULAN DANDANDANDAN SARANSARANSARANSARAN

A.A.A.A. KESIMPULANKESIMPULANKESIMPULANKESIMPULAN

Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa ketiga subjek

memiliki penerimaan diri yang baik. Ketiga subjek menunjukkan penerimaan

diri yang baik melalui aspek-aspek yang digunakan, meskipun ada juga aspek

yang tidak muncul pada subjek. Secara keseluruhan ketiga subjek juga

menunjukkan faktor penerimaan diri yang baik adalah terkait dengan tidak

menganggap penyakit yang diderita sebagai suatu tekanan. Sikap dan tindakan

masyarakat terhadap penyakit yang dialami tidak menjadikan ketiga subjek

rendah diri namun menerima diri mereka serta menjalani porsi subjek sebagai

kepala keluarga dengan bekerja sebagai tanggung jawab untuk memenuhi

kebutuhan keluarga.

Setiap subjek melalui tahapan seperti yang diungkapkan teori hanya

saja tahapan pada tiap subjek dilalui dengan cara yang berbeda-beda. Pada

subjek 1 dan subjek 3 misalnya, kedua subjek melalui tahapan yang sama

dimulai dari tahap denial, anger, bargainning, kemudian acceptance. Subjek 1

dan 3 tidak melalui tahap depression melainkan langsung menuju tahap

penerimaan. Bahwa kedua subjek sempat melalui tahap dimana keduanya

mulai mengalami tahapan berusaha untuk menghibur diri dan berpikir tentang

upaya yang akan dilakukan untuk mengatasi kondisinya sebelum pada

akhirnya kedua subjek berada pada tahap penerimaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

88

Berbeda dengan subjek 2 yang melalui tahapan penerimaan dimulai

dari tahap denial, bargainning, kemudian tahap acceptance. Subjek 2 tidak

melalui tahapan anger dan depression. Hal ini terbukti dari keadaan subjek

yang pada awalnya bingung dan tidak percaya dirinya terkena penyakit kusta

sampai akhirnya subjek mengalami tawar menawar dengan keadaan dirinya

serta bertahan dengan kondisinya tanpa ada perasaan marah mengapa penyakit

kusta bisa bersarang dalam dirinya. Subjek 2 pun tidak mengalami tahapan

depresi bahwa ketika tahap tawar menawar dilalui, subjek berhenti mengeluh

dan menerima kondisinya.

B.B.B.B. SARANSARANSARANSARAN

Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti ingin menyampaikan beberapa

saran yaitu :

1. Bagi subjek penelitian

Dari hasil penelitian, diketahui bahwa para subjek relatif sudah

mampu menerima kondisi yang dialami. Oleh karena itu, disarankan agar

semua subjek tetap menjaga sikap tersebut sehingga subjek tetap memiliki

pemahaman diri yang realistik.

2. Bagi lingkungan dan masyarakat

Untuk masyarakat umum disarankan untuk tidak memandang

negatif OYPMK. Hal ini dikarenakan pandangan masyarakat dapat

mempengaruhi perasaan dan penerimaan diri OYPMK. Dengan adanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

89

sikap positif dari masyarakat memudahkan OYPMK menerima kondisi

mereka.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Peneliti selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian serupa

dapat melakukan penelitian pada subjek yang berasal dari wilayah lain agar

hasil penelitian dapat lebih kaya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

90

DAFTARDAFTARDAFTARDAFTAR PUSTAKAPUSTAKAPUSTAKAPUSTAKA

Amiruddin, M.D. 2000. Penyakit Kusta. Dalam Harahap, M. (ed). Ilmu Penyakit Kulit.Jakarta: Hipokrates.

Anonim, 2013. Hari Kusta Sedunia. Diakses darihttp://koffinewsonblog.wordpress.com/2013/02/05/hari-kusta-sedunia/, diaksestanggal 28 April 2013.

Azwar, S. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Pustaka Pelajar.

Chaplin, J.P. 2004. Kamus Lengkap Psikologi, cet. ke-9, Penerjemah: Dr. KartiniKartono, Jakarta: Rajawali Pers.

Cronbach, L.J. 1963. Educational Psychology: Second Edition. New York: Han CourtBrace and Work Inc.

Daradjat, Z. 1982. Peranan Agama dalam Kesehatan Mental. Jakarta: PT GunungAgung.

Depkes, 2005. Buku Pedoman Nasional Pemberantasan Penyakit Kusta. Jakarta:Dit.Jen PPM dan PL, Cetakan XVII.

Gunarsa, S.D. 2003. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: GunungMulia.

Handayani, 2000. Efektifitas Pelatihan Pengenalan terhadap Peningkatan PenerimaanDiri Pada Remaja. Insan, Vol 2, No l, edisi Nopember

Harahap, M. 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: Hipokrates.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

91

Helmi, A. F., Handayani M. M., Ratnawati S., 1998. Efektifitas Pelatihan PengenalanDiri Terhadap Peningkatan Penerimaan Diri dan Harga Diri. Jurnal Psikologi, 2,47-48.

Hjelle, L. A. & Ziegler, D. J. 1992. Personality Theories. (3rd Edition). Singapore:McGraw-Hill, Inc.

Hurlock, E. 2006. Personality Theories: Basic Assumptions, Research & Aplications.3rd Edition). New York: McGraw-Hill.

Hurlock, E.B. 1997. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang RentangKehidupan. Alih bahasa: Istiwidayanti & Soedjarwo. Jakarta: Erlangga.

Hurlock, E.B. 1999. Perkembangan Anak Jilid 2. Alih Bahasa: Tjandrasa & Zarkasih.Jakarta: Erlangga.

Jersild, A.T. 1963. The Psychology of Adolescence. New York: Mc Millan Company.

Kaur & Van Brakel. 2002. Dehabilitation of Leprosy Affected People, a Study onLeprosy Affected Beggars. Diakses dari www.leprahealthinaction.org tanggal 25Januari 2011.

Keliat, B.A. 2009. Model Praktik Keperawatan Professional Jiwa. Jakarta: ECG.

Marijani, L. 2003. Seputar Autisme dan Permasalahannya. Jakarta: Putra Kumbara.Foundation.

Menkes RI. 2013. Hapus Stigma dan Diskriminasi terhadap Kusta. Diakses darihttp://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/2225-hapus-stigma-dan-diskriminasi-terhadap-kusta.html.

Moleong, L. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

92

Monty, P., Satiadarma, A. 2003. Hubungan Antara Penerimaan Diri dengan Kesepian.Suatu Studi Pada Penderita Stroke Berat. Abstrak Penelitian. Fakultas PsikologiUniversitas Tarumanegara.

Naqiyaningrum. 2007. Penerimaan Diri pada Remaja yang Berasal dari KeluargaBercerai. Skripsi, tidak diterbitkan. Fakultas Psikologi Universitas KatolikSoegijapranata Semarang.

Pancawati, R. 2013. Penerimaan Diri dan Dukungan Orangtua terhadap Anak Autis.eJournal Psikologi, Volume 1, Nomor 1, 2013: 38-47.

Poerwandari, E,K. 1998. Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi. Jakarta:Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi,Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Pudjijogyanti, C.R. 1985. Konsep Diri Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PusatPenelitian Unika Atmajaya.

Putri dan Hamidah, A.K. 2012. Hubungan antara Penerimaan Diri Dengan Depresi padaWanita Perimenopause. Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental, Volume 1,No. 02, Juni 2012, hal. 1-6.

Ross, W.F. 1989. Penyakit Kusta untuk Petugas Kesehatan. Jakarta: PT. Gramedia.

Safarian, T. 2005. Autisme: Pemahaman Baru untuk Hidup Bermakna bagi Orang Tua.Yogyakarta: Graha Ilmu.

Santrock, J.W. 2007. Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup Jilid 1.Jakarta: Erlangga.

Simamora, K. B. 2007. Gambaran Diri Penderita Kusta di Puskesmas KunduranKabupaten Blora Jawa Tengah. Jurnal Penelitian. Fakultas Ilmu Keperawatan,FK UGM Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

93

Subdirektorat Kusta dan Frambusia. 2007. Modul Pelatihan Program P2 Kusta BagiUPK.

Sudikdo, S. 2011. Analisis Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan InferioritasSerta Pengaruhnya Terhadap Prestasi Belajar. Skripsi, tidak diterbitkan. Diaksesdari http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/27467.

Sulaiman, D. 1995. Psikologi Remaja. Bandung: CV. Mandar Maju.

Supratiknya. 1995. Komunikasi Antar Pribadi. Yogyakarta: Kanisius.

Surbakti, E.B. 2009. Lepra Siapa Takut?. Bekasi: Yayasan Transformasi LepraIndonesia.

Surya, Moh. 2003. Teori-Teori Konseling. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

Suyanto, 2006. N.A.A. Hubungan Antara Konsep Diri dengan Semangat Kerja padaDistributor Multi Level Marketing PT. Harmoni Dinamik Semarang. JurnalPsikologi Proyeksi. Semarang: Universitas Sultan Agung. Vol 1/No 1/ Oktober2006.

Tomb, D.A. 2003. Buku Saku: Psikiatri (Edisi 6). Jakarta: EGC.

Usman. 2005. Gambaran Penderita Kusta Tipe Mb (Mijlty Basiler) yang Drop Outdengan Pengobatan Mdt {Multi Drug Therapi) di Kabupaten Aceh TenggaraTahun 2000-2004. Skripsi, tidak diterbitkan. Diakses darihttp://repository.usu.ac.id/xmlui/handle/123456789/33287.

Zulkifli. 2003. Penyakit Kusta dan Masalah yang Ditimbulkannya. Fakultas KesehatanMasyarakat Universitas Sumatera Utara. Perpustakaan Digital USU.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

94

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

95

LampiranLampiranLampiranLampiran 1.1.1.1. PPPPanduananduananduananduan PertanyaanPertanyaanPertanyaanPertanyaanWawancaraWawancaraWawancaraWawancara

A.A.A.A. IdentitasIdentitasIdentitasIdentitas RespondenRespondenRespondenResponden

1. Nama :

2. Jenis Kelamin :

3. Pendidikan :

4. Agama :

5. Usia :

B.B.B.B. PertanyaanPertanyaanPertanyaanPertanyaan IntiIntiIntiInti

1. Kepercayaan atas kemampuannya untuk dapat menghadapi hidupnya.

a. Bagaimana anda menggambarkan rasa percaya diri anda dalam

menghadapi hidup ini? Jelaskan!

b. Bagaimana anda berupaya menyelesaikan permasalahan anda sendiri?

c. Bagaimana anda berupaya dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarga?

d. Bagaimana cara anda membuat keputusan dalam keadaan yang

mendesak?

2. Tidak menganggap dirinya sebagai orang abnormal

a. Bagaimana anda bergaul dengan orang lain apakah anda ada hambatan?

b. Sejauhmana anda merasa berharga di hadapan orang lain?

c. Sejauhmana anda merasa bangga terhadap diri sendiri?

3. Tidak malu-malu atau takut dicela orang lain.

a. Bagaimana anda dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan baru?

b. Bagaimana cara anda mensiasati kekurangan yang ada pada diri anda?

Jelaskan!

c. Bagaimana cara anda untuk menerima setiap masukan yang baik atau

yang buruk? Jelaskan!

4. Mempertanggung jawabkan perbuatannya.

a. Sejauhmana anda berani mengakui kesalahan-kesalahan yang anda buat?

b. Sejauhmana anda bertanggung jawab atas setiap keputusan yang anda

buat?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

96

5. Menerima celaan secara objektif.

a. Apakah anda pernah mendapat celaan? Kapan?

b. Bagaimana tenggapan anda terhadap celaan tersebut?

6. Tidak menganiaya diri sendiri (mempermasalahkan keterbatasan).

a. Sejauhmana kondisi anda saat ini mempengaruhi anda dalam berkarya,

coba jelaskan?

b. Dengan kondisi yang anda rasakan, sejauhmana anda merasa bahagia

saat ini?

c. Sejauhmana anda merasakan kepuasan dalah hidup ini? Jelaskan!

7. Tidak menyangkal impuls atau emosinya atau merasa bersalah atas hal-hal

tersebut

a. Apakah anda merasa marah dengan kondisi ini? Jelaskan!

b. Apakah anda merasa takut dengan kondisi ini? Jelaskan!

c. Apakah anda merasa bersalah dengan kondisi ini? Jelaskan!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

97

LampiranLampiranLampiranLampiran 2.2.2.2. DataDataDataData VerbatimVerbatimVerbatimVerbatimWawancaraWawancaraWawancaraWawancara SubjekSubjekSubjekSubjek IIIISubjekSubjekSubjekSubjek IIII (29(29(29(29 Th)Th)Th)Th)8888 NovemberNovemberNovemberNovember 2013201320132013

No.No.No.No. RefleksiRefleksiRefleksiRefleksi CuplikanCuplikanCuplikanCuplikan TranskripTranskripTranskripTranskrip AnalisisawalAnalisisawalAnalisisawalAnalisisawal(PadatanFaktual)(PadatanFaktual)(PadatanFaktual)(PadatanFaktual)

1. Selamat pagi bu..2. Pagi juga..3. Saya minta ijin untuk merekam

pembicaraan ini ya bu. Apakahdiperbolehkan bu?

4. Silahkan dek..5. Terimakasih sebelumnya bu. Ini saya

mau menanyakan tentang biodata ibuterlebih dahulu, bisa sambil ceritamisalnya umurnya, kegiatan sehari-hari apa..

6. Umur saya sekarang 29 tahun.Kegiatan sehari-hari yaa.. pergikepehumaan, ya kayak orang-orangsini ke sawah bertani. Bapaknyasudah meninggal, anak ada empatorang, yang dua sudah menikah danpunya cucu, yang dua masih sekolahtapi semua tinggal disini..di rumahini.

7. Setelah bapak meninggal bagaimanaibu menjalankan peran sebagai kepalakeluarga bu?

8. • Kepercayaan ataskemampuannyauntuk dapatmenghadapihidupnya

• Bekerjamengurussawahsetiaphari

• Melakukanpekerjaansampinganuntukmenambahpenghasilan

Setelah bapak meninggal, sayasendiri kepehumaan mengurussawah.. sawah orang itu. Dulu masihada bapak, kerja sebentar teruspulang ngurus anak-anak. Sekarangpagi sampai siang ya selaludipehumaan. Pulang ya kalau siangkadang kalau tidak ada yang masak.Kalau ada yang minta cuci piringkalau ada acara pernikahan misalnyasaya sering juga dimintai tolong.Nanti ada upah bisa untuk tambah-tambah.

Subjekmemilikikepercayaan ataskemampuan untukdapat menghadapihidupnya;terusberupaya dalammemenuhi kebutuhanhidup keluarga

9. Menurut ibu pendapatan dari behumaapakah sudah mencukupi kebutuhanibu dan keluarga bu?

10. • Kepercayaan ataskemampuan untukdapat menghadapi

Kalau behuma itu kan sawah orang,saya diberi upah untuk mengurussawah orang itu dek. Jadi bukan saya

Subjekmemilikikepercayaan ataskemampuan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

98

hidup• Menyelesaikan

permasalahansecaramandiri

• Berusahamenjadipribadi yangbertanggung-jawabpadakeluarga

yang punya sawah. Walaupun bukanpunya saya, saya kan diupah, sayaharus bekerja baik-baik karena sayadipercaya oleh yang punya. Ya..kalau untuk makan secukupnyaselama ini bisa dik. Pernah pas sayagak ada uang anak pas bayar sekolah,saya kerja mermput dik caritambahan juga. Jadi bisa cuci piring,merumput semua bisa jadinya.

dapat menghadapihidupdenganberupayamenyelesaikanpermasalahan sendiri,misalnyamasalahpemenuhankebutuhansehari-haridankebutuhansekolahanak.Subjekjugamenunjukkanbahwadirinyamampumempertanggung-jawabkanperbuatannyadenganmenjadipribadiyangmandiridalammenguruskeluarga.

11. Ohh begitu ya bu.. bagaimana ibumengatasi kebutuhan anak-anak ibubu?

12. • Kepercayaan ataskemampuan untukdapat menghadapihidup

• Bertanggung-jawabterhadappendidikananak;

• Berupayamenyelesaikansetiappersoalankeluarga

Kan pernah anak gak bayar uangsekolah itu sampai beberapa bulan,sampai mau dikeluarkan darisekolahnya. Anak kan tanggungjawab saya, makanya sekolah tinggikalau bisa. Kalau tidak ada uang lagisaya harus cari kerja lagi yang lain.saya mau anak saya sekolah yangbaik, biar saya yang mencariuangnya.

Kepercayaan ataskemampuan untukdapat menghadapihidup; bertanggung-jawabterhadapkeluarga; membuat keputusandalam keadaanmendesak

13. Maaf sebelumnya bu, bisa diceritakanbagaimana awalnya ibu tau bahwaibu menderita penyakit kusta?

14. Awalnya badan saya itu rasanyapanas, gatal-gatal dan ada luka itu passaya kepehumaan luka di kaki tidaksembuh-sembuh. Luka di kaki ituaneh saya tidak merasa apa-apa tahu-tahu sudah luka. Saya tanya samatetangga katanya saya sakit asamurat. Tapi tidak sembuh-sembuh sayaperiksa ke puskesmas.. yangpuskesmas paling dekat disitu dek.Kata dokter saya terkena penyakitkusta. Dijelaskan dokter sakitnya apadan bagaimananya

15. Setelah itu bagaimana perasaan ibuketika tahu ibu mengidap penyakitkusta?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

99

16. Merasakanberbagaiemosinegatifpadasaattahudirinyaterjangkitkusta.

Saya kaget dek, terkejut sampai tidakpercaya. Tidak tahu kan dari manaasal penyakit itu, kenapa penyakitkusta bisa saya alami sekarang,kenapa bisa saya terkena. Tidakmungkin rasanya Rasanya malu jugadek.. kaki saya hancur, alis sayahilang karena penyakit ini.

Tahapan penerimaandiri yaitukaget,tidakpercayadenganapa yang dialami,penasarandengankondisidirinya,tidakterimadengankondisidirinya,maludengankondisitubuhnya.

17. Trus apalagi bu?18. • Awalnyamerasakan

maludantakutdijauhi orang lain.

• Dukungan oranglainmembuatdirinyabangkitdanberaktivitassepertibiasanya.

Saya mengurung diri lama. Sayatakut keluar rumah karena malu samaorang sekitar. Nanti pasti saya akandijauhi orang-orang. Tapi ya pujiTuhan dek.. saya ingin kuat dek.Anak saya banyak, kasihan merekakalau saya terus diam. Kalau adayang suruh merumput ya sayakerjakan. Apa saja yang bisadikerjakan untuk makan anak dek.Ingat juga kata-kata dokter yangbilang kalau saya rajin berobat sayabisa sembuh. Dokter juga baik, sayatidak pernah bayar cuma kasihkopianKTP saja obat gratis.

Tahapan penerimaandiriyaitupadaawalnyamenjauhkandiridarilingkungansosialkarenamaludantakutdijauhi oranglain. Akantetapiberkatdukungananakdandoktersubjekpun bangkit. Subjekpunmenjalanipengobatandankembalibekerja.

19. Berapa lama bu menderita kustasampai akhirnya dinyatakan sembuh?

20. Lama dek..21. Sekarang bagaimana keadaan ibu?22. Sekarang kaki saya memang buntung

karena busuk itu. Tapi sudahmengering dan ini (sambil menunjukalis) sudah tumbuh lagi setengahnya.

23. Perasaan ibu sekarang bagaimana?24. • Menerimakondisifi

sik yang ada• Senangkarenatelahberhasilsembuhdarikusta

• Telahkembaliberaktivitassepertibiasa

Sekarang saya biasa aja dek. Yaselain saya senang saya bisa sembuhsaya kan bisa bekerja tidak dengantenaga setengah-setengah lagi. Dulukan kerja kalau sudah rasanya pusingsekali saya minum obat, sehabisminum obatpun masih sangat pusing.Tapi sekarang sudah bisa bekerjaseperti biasa walaupun bekas lukamasih keliatan ini (menunjuk jarikaki yang buntung).

Subjekberupaya tidakmenganiaya dirisendiri(mempermasalahkanketerbatasan);danterusbekerjasepertibiasasetelahmenjalanipengobatan.

25. Pernah ada pengalaman bu terkaitpenyakit ibu ini?

26. Pernah saya pergi kepehumaan dek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

100

saya tidak menggunakan sandal.Pulang-pulang kaki luka itupun tahudari anak saya, saya tidak merasaapa-apa. Ternyata dokter bilangtelapak kaki saya mati rasa. Sejaksaat itu saya selalu ingat untukmemakai sandal saat pergi bekerja.

27. Buat ibu arti bekerja apa bu?28. • Menerimakondisifis

iknyasaatini• Senangkarenaberhasilsembuhdarikustadanbisakembalibekerja

Bekerja itu ya untuk cari uangmemberi makan anak. Apalagibapaknya tidak ada. Saya dengankeadaan seperti ini bersyukur aja dek.Walaupun ada bekas dari sakitnyayang penting saya sehat saja. Bahagiajuga bisa sembuh bisa tetap cari uang.

Tidak menganiaya dirisendiri(mempermasalahkanketerbatasan);merasabahagiadengankondisinyasaatini.

29. Perasaan ibu sekarang dalammenghadapi hidup bagaimana bu?Puas tidak hidup seperti ini?

30. Kalau hidup seperti ini saya sudahpuas sudah bersyukur dik.. Hidupdirumah seperti ini.. yang tidak adaapa-apanya tidak apa-apa. Yangpenting saya sehat bisa bekerja dapatuang untuk anak makan dan sekolah.

Tidak menganiaya dirisendiri(mempermasalahkanketerbatasan);merasapuasdanbersyukurdengankehidupannyasaatini.

31. Lalu bagaimana tanggapan anak ibutahu ibu terkena kusta?

32. • Penyakit yangdideritaberdampak padakeutuhan keluarga

• Anak-anakmendukung subjek

Anak-anak terkena dampak juga dek.Suaminya ada yang tidak maukerumah ini lagi.. pergi. Tapi pujiTuhan anak saya kandung selalumengingatkan saya berobat. Merekatidak meninggalkan saya.

Subjekmendapatdukungankeluarga

33. Iya.. puji Tuhan ya bu. Bu pernah adagak pengalaman yang tidakmenyenangkan dari orang-orangsekitar?

34. Maksudnya seperti apa dik?35. Misalnya ada orang yang mengejek

ibu atau ngegosipin ibu?36. • Menerimakondisifi

siknyaapaadanyadantidakberusahauntukmenutup-nutupinya

• Bergaulsecarawajardengan orang lain

Ohh.. pernah dek. Tetangga sebelahsampai saat ini tidak mau berbicaralagi kepada saya. Anak saya pernahditanyai. Ya anak jujur langsungjawab saya sakit kusta. Mungkintetangga takut terkena seperti saya.Tapi tidak semua seperti itu dek.Masih banyak orang yangmenganggap saya ya seperti orang

Tidak menganggapdirinya sebagai orangabnormal; tidak adahambatan dalambergaul

Tidak takut dicelaorang lain; dapatmenyesuaikan diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

101

biasa saja. Orang-orang yang jugabekerja dipehumaan bersama sayamalah selalu menanyakan bagaimanakeadaan saya. Mereka tidak menjauhisaya, biasa saja. Saya pun biasa sajatidak malu untuk berkumpul bersamawarga disini. Kalau ada kegiatan ibu-ibu saya ikut juga.

dengan lingkungan

Menerima celaansecara objektif;tanggapan terhadapcelaan

37. Apa tindakan ibu terhadap tetanggayang tidak mau lagi berbicara denganibu?

38. • Bergaulsecarawajardengan orang lain

• Menerimasikapnegatif orang lainterhadapdirinya

Saya biarkan saja dek. Kalaumenyapa saya tetap menyapa. Sayatidak memaksa. Wajar kalau orang-orang takut.

Tidaktakutdijauhidanditakuti orang lain.

39. Perasaan sebagai kepala keluargabagaimana bu?

40. • Terkadangmerasalelahdengankondisidirinyadanberharapmemilikipendamping

• Berusahamenerapkanstandarhidup yangterusmengalamiperbaikan

Capek juga dek.. ya seandainyabapak masih hidup mungkin bisahidup lebih baik. Tapi tidak apa-apaseperti ini saja. Tapi tetap saya inginhidup yang lebih baik dik.

Ingin mengikutistandar pola hidupnya,yakniinginmenjalanikehidupan yanglebihbaik.

41. Kehidupan yang lebih baik sepertiapa bu?

42. • Memimilikkepercayaanuntukmenghadapihidup

• Memilikicita-cita

Kalau saya dapat kerja tambahanselain behuma bisa uangnya ditabunguntuk biaya anak sekolah dek. Duaanak ini ingin saya sekolahkanmenjadi dokter. Kalau dokter kanhidup dia bisa lebih baik darisekarang. Dulu saya sekolah sampaiSMP saya mau anak saya bisa sampaijadi dokter.

Kepercayaan ataskemampuannya untukdapat menghadapihidupnya;upaya dalammemenuhi kebutuhanhidup; mengikutistandar pola hidupnya

43. Amin bu.. saya doakan bisa tercapaiya bu.

44. • Menunjukkankepercayaanuntukmenghadapihidup

• Memiliki rasapercayadiri yangcukupbaik

• Merasadirinyaberhargadihadapan oranglain

Iya dik..bagaimanapun saya harusberguna. Diri saya ini harus adaartinya. Ya arti untuk anak-anak sayajuga untuk orang sekitar. Saya senangbisa diberi tambahan pekerjaanseperti merumput. Artinya orang lainjuga menghargai kemampuan sayadan saya bisa membantu orangdengan tenaga saya. Saya kan punyakemampuan bekerja apa saja

Kepercayaan ataskemampuan untukdapat menghadapihidup;menggambarkan rasapercaya diri dalammenghadapi hidup

Tidak menganggapdiri sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

102

serabutan bisa. abnormal;merasaberharga dihadapanorang lain

45. Apakah ada bu perasaan marahdengan keadaan ibu sekarang?

46. • Sempatmenyangkalkondisidirinya

• Saatinisudahdapatmenerimakondisidirinya

Marah? Sempat ada dek. Marahnyakenapa bisa saya terkena penyakit ini.Marahnya kenapa bapaknya jugameninggal dan setelah itu saya sakitseperti ini. Takut juga bergabuungdengan warga. Tapi itu dulu.. sayasekarang.. yang sekarang menerimaini semua dik.

Tidak menyangkalimpuls/emosi/merasabersalah;pernahmerasamarah dan takut;saatinisudahdapatmenerimakondisidirinya.

47. Ibu menerima ini semua lalu apaharapan ibu untuk hidup ibu kedepanbu?

48. • Menetapkanstandarhidup yang wajar

• Inginhidupsehatdanbekerja

Sayanya sehat, ada tenaganya jadibisa kepehumaan kerja dek. Uangnyauntuk memberi makan anak dansekolahnya dek.

Mengikuti standarpola hidupnya,yaknihidupsehatdandapatbekerjauntukkeluarganya.

49. Amin bu.. amin. Bu Karya kalau tahukakinya hancur, alisnya hilang itubagaimana cara ibu mensiasatinya?

50. • Mampumenyesuaikandiridengankondisifisik yang ada

Kalau kaki sudah tidak bisa lagidiapa-apakan, pakai kaus kaki jugatidak enak. Pakai sandal saja sepertibiasa. Kalau alis saya juga biarkansaja dik. Sekarang kan malah sudahtumbuh sedikit ini (menujuk ke arahalisnya)

Tidak takut dicelaoranglain;caramensiasatikekurangan diri

51. Pernah tidak bu ada komentar dariorang tentang sakit ibu, fisik ibu?

52. •Mampumenyesuaikandiridenganlingkungansekitar

Dulu awal-awal itu kan nebak-nebaksakit saya. Setelah tahu kan padatakut. Pernah ada yang bilang kalausaya tidak usah ikut dulu kalau adaacara warga tapi ya.. ehm saya kanmemang merasa sakit waktu itu jadisaya rasa saya memang tidak ikutdulu kegiatan. Ada benarnya juga,mungkin warga juga nanti takut itusama saya, haha Tapi sekarang yaikut saja, tidak masalah juga.

Tidak takut dicelaorang lain;menerimamasukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

103

LampiranLampiranLampiranLampiran 3.3.3.3. DataDataDataData VerbatimVerbatimVerbatimVerbatimWawancaraWawancaraWawancaraWawancara SubjekSubjekSubjekSubjek IIIIIIII

SubjekSubjekSubjekSubjek IIIIIIII (32(32(32(32 Th)Th)Th)Th)

8888 NovemberNovemberNovemberNovember 2013201320132013

No.No.No.No. CuplikanCuplikanCuplikanCuplikan TranskripTranskripTranskripTranskrip AspekAspekAspekAspek1. Selamat siang pak.. Saya yang

kemarin membuat janji dengan bapakuntuk wawancara hari ini.Sebelumnya saya minta ijin untukmerekam hasil wawancara ini apakahdiperbolehkan pak?

2. Siang.. ya.. ya.. iih ayu ja silahkan3. Bisa diceritakan pak tentang biodata

bapak seperti umur, pekerjaan, statusdan lain-lain..

4. Umur ulun 32 tahun, amun gawiankada tetap. Biasanya betukang,merumput tegantung orang ae munada yang membari gawian ya bisahaja.. begawi apa haja.

5. Statusnya sudah menikah atau belumpak?

6. Ulun kah? Ulun sudah menikah, tapiya.. nangkaya jar uln semalam. Binikada dirumah ni sementara.

7. Istri bapak kemana pak?8. Bini tulak ke rumah orang tuhanya.

Hampir 2 tahun ni kada kesini lagi..ada jua kalo bisi anak, anak juadibawa.

Subjek ditinggalkanoleh istrinya sertaanak-anaknya

9. Kalau boleh tahu apa yangmenyebabkan istri bapak pergi pak?

10. Tahu kalo ding ulun suah kena kusta.Bini kada terima lawan takutan pangwan kusta ni.

11. Lalu apa yang bapak lakukan?12. Mampu menghadapi

persoalan keluargadengan lapang dada

Wajar ja mun bini bejauh, supan adaja pasti. Anak gin dibawa olehtakutan tekana jua. Ulun biarkan jabini ulun tinggal di rumah orangtuhanya. Amun suah bujur-bujur baikawak ni hanyar am ulun membawaibagennya bekumpulan lagi.Nangkaya sekarang ni ulun bisa ae kerumah orang tuha bini ulun tu,beelang stumat, handak jua tetamu

Kepercayaan ataskemampuannya untukdapat menghadapihidupnya;mampumembuat keputusandalam keadaanmendesak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

104

anak ulun.13. Ketika tahu bapak menderita kusta

apa yang bapak rasakan?14. Mengalami berbagai

tekanan batinsebelum akhirnyamampu menerimakondisi dirinya

Awal-awalnya ulun kira ini bayagaring demam gatal-gatal ja. Periksaam oleh kada sembuh-sembuh. Jardokter kena kusta. Kusta tu setahuulun penyakit nang kaya orang minta-minta yang putung kakinya. Lunbingung kalo kada percaya. Ulunsarik (marah) jua, jar lun wandokternya rasa kada mungkin ulunbisa sakit kusta. Penyakit ngitudarimana ulun bisa tekana sampaikada habis pikir. Kawakah betahanhidup dengan kondisi sakit kaya ini.Keytu am dahul bepikirnya.Dahulusupan ada jua. Imbah lun pikir-pikirmengeluh tarus kada beguna. Baikterima ja. Ulun taat beobat sembuham.

Tahapan penerimaandiri: bingung dan tidakpercaya dengan sakityang diderita,berusaha bertahandengan kondisinya,berhenti mengeluh danmenerima kondisidirinya.

15. Lalu bagaimana selanjutnya setelahdokter memberitahu bapak terkenakusta?

16. Lawas imbah beperiksa kadedabebulik bulik lagi. Tapi keadaanmakin kada baik. Ada luka ngini(menunjuk jari) kada sembuh-sembuh. Tulak am ke puskesmas lagiketemu dokter ngitu. Dijelasakanpenyakit kusta tu kayapa wan diberiobatnya oleh dokter.

17. Apakah setelah itu bapak rajinberobat hingga bisa pulih sepertisekarang?

18. Ada perasaan takutterhadap penyakityang diderita, tetapisubjek harusmenghadapinya danyakin dapat sembuh

Iih, rajin am mbah itu. Meingat yangminta-minta ngitu sampai batis (kaki)putung, ngeri banaran. Ulun kadahakun sampai nangkaya itu. Dokterbepadah mun rajin beobat bisasampai kada tapi parah. Tapiwalaupun ngini (sambil menunjuklagi jari tangannya) kada kawakembali tapi tetap ja beobat menurutijar dokter. Sudah kadapapa ja kenakusta tapi harus melawan keadaanngitu. Amun masih kawa sembuhberarti ya diusahakan ae.

Kepercayaan ataskemampuannya untukdapat menghadapihidupnya;menyelesaikanpermasalahan sendiri

Tidak menyangkalimpuls atau emosinyaatau merasa bersalahatas hal-hal tersebut

19. Bisa diceritakan pak pengalaman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

105

yang kurang enak sebagai orang yangpernah mengalami kusta?

20. Pengalaman dengan bini itu yangditinggali oleh kusta ni. Pernah juakawanan sesama tukang bepadah kebos mun penyakit ulun ni menularsampai ulun langsung dibayarigajinya besoknya kada begawi lagi.

Mendapat celaan dariorang lain dankehilangan pekerjaan

21. Bagaimana tanggapan bapak terhadaphal seperti itu pak?

22. •Menerima kondisidirinya

•Tidak menyalahkanorang lain

•Menerima celaandengan lapang dada

Amun dulu ulun iyakan ja bini ulunpergi oleh ulun memang bepenyakit.Amun sekarang ulun kan berobat,sekarang baik. ulun kada handak juanag menyalahkan diri sorang. Amunsekarang tukang lain bepadah ulun nibepenyakit menular ya biar akan aja.Kadapapa tanggapan orang tu, yangpenting kitanya. Ulun bisa ja becarigawian diwadah lain, ulun mampu ja.

Menerima celaansecara objektif;tanggapan terhadapcelaan

23. Bapak pernah mengajak istri untukkembali lagi ke rumah?

24. Tetap bekerjamenafkahi keluarga

Pernah meajak, bini sudah hakun tapisekarang orang tuha bini yang kadamembolehkan. Uluni makanya tetapbegawi tetap menafkahi keluarga.Upah kada banyak ding munbetukang, tapi mun bisa lagi begawiyang lain ya digawi jua. Bini gin kadadibiarkan.. ya begawi gin gasan biniwan anak. Datang ke rumah orangtuha bini membari duit mun sudahdibari upah tu.

Kepercayaan ataskemampuan untukdapat menghadapihidupnya; berupayadalam memenuhikebutuhan hidupkeluarga

25. Penyakit kusta ini berpengaruh tidakdengan pekerjaan atau aktivitasbapak?

26. Ada ae dikit-dikit..27. Seperti apa pak pengaruhnya?28. Subjek dicela pada

saat bekerjaYa amun pas betukang masih ada jayang bepander macam-macam.

Mendapat celaan

29. Tindakan bapak dengan sikap merekayang seperti itu bagaimana?

30. •Menerima celaandengan lapang dada

•Merasa dirinyamampu hidupsecara mandiri

Dibiarkan ja..bujur memang suahkusta. Tapi kan ya tetap manusia bisabegawi. Orang tenaga ja ada buannyakada usah dipikirkan. Percaya ja wandiri sorang mampu.

Kepercayaan ataskemampuan untukdapat menghadapihidup; rasa percayadiri dalam menghadapihidup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

106

31. Hidup yang seperti sekarangperasaannya bagaimana pak?

32. •Tidak menganiayadiri sendiri

•Merasa puas danbahagia dengankehidpuannya

Besyukur wan Allah masih dibarihidup. Walaupun dulu sakit ini, binijua kaa hakun serumah kada apa-apa.Allah punya rencana gasan umatNya.Amun bisa membari duit ke bini wananak sudah bahagia ja puas hidup.. eanu kan begawi jua san begennya.Kena mun bini sudah bisa disini lagiberarti Allah sudah meijinkan.

Tidak menganiaya dirisendiri; merasakankepuasan dalam hidup

Tidak menganiaya dirisendiri;Ada perasaan bahagia

33. Hubungan dengan tetangga sekitarbagaimana pak?

34. •Memiliki hubunganyang baik dengantetangga

•Mengikuti kegiatansosial

Biasa ja.. mun ulun handak tulakbegawi menaguri ja mun ada tetanggayang duduk-duduk didepanrumahnya. Amunnya segala adapengajian atau acara apa yang digawitetangga ya datang aja ding. Tetanggabaik ja.

Tidak menganggapdiri sebagai abnormal;tidak ada hambatandalam bergaul denganorang lain.

35. Ada pak pengalaman tetangga yangngejek atau apa?

36. Menerima perlakuanorang lain terhadapdirinya dengan tabahdan berusaha untukmemperbaiki diri

Kalau langsung mendangar buannyamenyambati kada suah pang. Amunada gin kadapapa. Kadapapa jua,hidup ya dasar kaya ini.. yang pentingkada mehauri hidup ja, mun nyamenyambati biar kaya angin lalu ja..amun ada yang menyambati anggapja membari masukan direnungi ja,mun nya bujur berarti harus amdibaiki diri ni.

Tidak takut dicelaorang lain; menerimasetiap masukan yangbaik atau buruk

37. Bangga tidak pak menjadi diri bapak?38. •Bangga terhadap

diri sendiri karenadapat mengatasipersoalan yangdihadapi

•Mensyukurikondisinya saat ini

Ulunkah? ya.. bangga (sambiltersenyum). Bisa ja dari nang kenapenyakit keytu betahan sampaimembaik keyni. Bisa ja begawimembari makan anak bini. Kadedapang alasan gasan kada besyukur wanAllah. Ulun dibari sehat, ulun bisabetukang tu anugerah Allah semata.

Tidak menganggapdiri sebagai abnormal;bangga terhadap dirisendiri

39. Maaf sebelumnya pak, dengankeadaan bapak sekarangmempengaruhi bapak dalam bekerjatidak pak?

40. Mampu mengatasiketerbatasan fisikyang dialami dantetap dapat bekerja

Amun gasan betukang segala kada ading. Masih sama ja kaya dulu. Kadamehambat. Baya memang ada bakaslukanya tapi kada tapi bepengaruh.

Tidakmempermasalahkanketerbatasan; kondisitidak terlalu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

107

Paling panderan orang ja haha.. berpengaruh terhadapsubjek dalam subjekberkarya

41. Kalau cara bapak menyiasatikekurangan yang ada pada diri bapakbagaimana pak?

42. Bersikap wajarterhadap kekuranganyang dimiliki

Kan ini bekasnya ditangan kalo, kadakawa ae segala ditutupi tu ding. Jadibiasa ja, kaya kadeda apa-apa ja.

Tidak takut dicelaorang lain; tidak adacara khusus ntukmenyiasatikekurangan

43. Apa harapan bapak sekarang pak?44. Semoga bini wan anak bisa

berkumpul lagi. Rindu jua (wajahsendu). Sepi dirumah..

45. Amin pak, saya doakan istri anakbapak cepat kembali lagi. Tetapsemangat ya pak. Trimakasih pakuntuk ngobrol-ngobrolnya. Nantikalau ada yang kurang saya tanya-tanya lagi ya pak?

46. Amin.. makasih ding. Iya sekalianmain-main amun ke Mandomai lagi.

47. Iya pak, pasti kalau kesini sayamampir lagi. Trimakasih pak ya..

48. Iih ding, sama-samalah..

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

108

LampiranLampiranLampiranLampiran 4.4.4.4. DataDataDataData VerbatimVerbatimVerbatimVerbatimWawancaraWawancaraWawancaraWawancara SubjekSubjekSubjekSubjek IIIIIIIIIIII

SubjekSubjekSubjekSubjek IIIIIIII (25(25(25(25 Th)Th)Th)Th)

9999 NovemberNovemberNovemberNovember 2013201320132013

No.No.No.No. CuplikanCuplikanCuplikanCuplikan TranskripTranskripTranskripTranskrip AspekAspekAspekAspek1. Selamat siang kak.. gimana kabarnya

hari ini?2. Siang dik..3. Seperti janji kemarin hari ini saya

mau tanya-tanya sama kakak. Sayaijin merekam pembicaraan ini yakak?

4. Iya dik..5. Bisa diceritakan biodata, misalnya

umur, pekerjaan, sudah menikah ataubelum dan lain-lainnya..

6. Sekarang umurnya 25 tahun, sudahnikah anak satu. Kalau kerjanyapenjahit dik.

7. Di rumah ini anggota keluarganyasiapa aja kak?

8. Cuma saya sama anak saya ini dik(sambil menunjuk anaknya yangmembuat minuman)

9. Kalo suami kakak?10. Gak ada disini..11. Maksudnya kak?12. Sudah menikah lagi dengan orang

lain. ya biarlah..13. Maaf ya kak..14. Tidak apa-apa dik. Tidak masalah.15. Kak, awalnya gimana sampai

akhirnya kakak tahu kalau kakakmenderita kusta?

16. Awalnya saya sakit langsung kepuskesmas diperiksa. Dokter bilangini saya kena kusta. Kusta apa aja gakngerti apa. Tapi sudah dijelaskandokter.

17. Perasaannya gimana kak setelah tahukena kusta?

18. Mengalamiketerpurukansebelum akhirnyadapat menerima

Jijik sama diri sendiri. Kusta kanpenyakit mengerikan dik. Dulu awal-awal saya tidak mau berobat. Sampaijari kaki mulai parah ini saya juga

Tahapan Penerimaandiri: tidak maumenerima kondisidirinya, tidak mau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

109

kondisi dirinya tetap tidak berobat. Saking sayamerasa saya tidak mungkin kenakusta. Kadang dokter sampai datangke rumah ya obatnya saya ambil tapitidak saya minum. Buat apa jugapikir saya, toh minum obat saya tetaporang kusta.

berobat, tidak mauminum obat, tidakpercaya dirinyaterjangkit kusta.

19. Lalu setelah itu bagaimana kak?Kakak tetap tidak minum obat ataubagaimana?

20. • Sempat merasabersalah karenamenyebabkananaknya tertularkusta

• Segera menyadarikekeliruantindakannya danmengatasinya

Anak kan sakit dik, saya bawa kepuskesmas. Sedihnya lagi anak sayakena juga dik. Dia masih kecil sepertiini baru SD juga kena. Ya bagaimanaya perasaan saya.. ya saya sedihsekali. Mungkin ini salah saya. Sayayang kusta kan saya yang nularkan.Seandainya dulu berobat dari dulumungkin dia tidak tertular. Memangini salah saya.

Awalnya menyangkalimpuls atau emosinya,merasa bersalahh ataskondisi yang terjadikarena berakibatmenularnya penyakitpada anaknya yangmasih kecil.

21. Lalu gimana akhirnya sampai kakaksekarang bisa dinyatakan doktersudah sembuh?

22. • Mengakuikesalahan

• Memperbaikikesalahan yangdilakukan

• Saling memberidukungan dengananak agar sembuh

Saya kasihan anak saya kecil-kecilsudah kena kusta. Setelah itu sayarajin minum obat. Saya juga samaanak sama-sama rajin mengingatkanuntuk kami sembuh. Anak sayamemang lebih rajin dari saya minumobatnya. Dia selalu mengingatkansaya.. saya ya sadar kan anak saya inigara-gara saya. Ya saya berusahasembuh. Allah kasih jawaban. Anaksaya bisa diobati dari sekarang agartidak parah seperti saya. Sayanyajuga luka mengering dan kata doktersudah kusta tidak aktif. Sekaranganak ini saya jaga perhatikan terus.Obat juga teratur dik. Dia masihpanjang jalannya, masih kecil sekali.Saya bertanggung jawab sampai diatertular itu kan ya hm.. karena sayatadi awalnya.

Berani mengakuikesalahan-kesalahanyang diperbuat danmempertanggungjawabkanperbuatannya.

23. Kalau anak kakak pernah cerita gakdia diejek atau apa gitu kak?

24. Kalau dia ceritanya cuma ditanyaintemannya sakitnya apa. Anak kecilmungkin tidak mengerti juga yajadinya cuma tahunya sakit-sakit gitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

110

aja.25. Kalau kakak pernah menderita kusta

gini ada gak pengaruhnya kepekerjaan kakak?

26. • Menerimakondisinya saat ini

• Berusahamengatasiketerbatasan yangada

Hmm.. yaa kan saya penjahit dik.Dulu waktu saya belum sakit ginibanyak yang jahitin kesini. Sekarangberkurang dik. Tapi ya ajar saja,mungkin pada takut gitu. Tapi kanbisa tetap jahit dapet pelanggan lainyang mengerti keadaan saya.

Tidakmempermasalahkanketerbatasan;sejauhmanakondisimempengaruhi dalamberkarya

27. Kira-kira kenapa kak bisa berkurangseperti itu?

28. Tetangga-tetangga pada tahu sayasakit kusta. Dokter kan kadangkunjungan langsung ke rumah. Pasada yang jahitin baju juga tetanggakan dengar dokter memberipenjelasan. Pas dokter pulang aja.. e..kan tetangga nanya-nanya.

29. Hubungan dengan tetangga sekitargimana kak?

30. Bergaul secara wajardengan lingkungansekitar

Ya begitu-begitu aja dik. Kayak tadisaya bilang nanti kalau saya datangpada bubar dari warung. Takut lihatsaya, hehehe. Tapi kalauhubungannya ya rukun saja tidakpernah berkelahi. Ya kalau bertemusaling sapa kalau ada acara sayadiundang kadang ya saya datang.

Tidak menganggapdiri sebagai orangabnormal; tidak adahambatan bergauldengan orang lain

31. Sikap kakak gimana kalau merekaseperti itu?

32. Menerima danmemahami sikaporang lain terhadapdirinya

Tetap senyum aja. Saya tidakmemaksa mereka mau bergaul danmenerima saya. Dulu aja saya e.. sayakan tidak percaya juga saya tidakterima saya kena kusta. Saya ajabegitu apalagi orang-orang pasti takutsama saya. Tahu anak saya jugaketularan mereka juga pasti mikirnyasaya bisa nularin juga ke mereka.

Menerima celaansecara objektif;tanggapan terhadapcelaan

33. Dampak sakit kusta untuk diri kakaksendiri apa kak?

34. Sempat terpuruksebelum akhirnyabangkit dan lebihbangga terhadappotensi dirinya

Saya bisa lebih sayang diri sendiri.Sehat itu mahal. Kalau dipikir-pikirsekarang lebih percaya diri daripadaawal-awal dulu malu, ngurung diri,jijik sendiri. Sekarang saya lebih

Tahapan penerimaandiri: kemampuanuntuk dapatmenghadapi hidup;rasa percaya diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

111

semangat bikin model-model bajubiar bisa memanfaatkan pekerjaansaya untuk cari banyak uang, hehe..

dalam menghadapihidup dan berupayadalam memenuhikebutuhan hidupkeluarga

35. Cari uang tujuannya untuk apa ka?36. Mampu menghadapi

berbagai persoalanUntuk hidup yang lebih baik, ngasihmakan anak ini. Biar dia juga tidakkepikiran kalau tidak ada bapaknyahidupnya tetap senang aja.

Kemampuan untukdapat menghadapihidup;berupaya dalammemenuhi kebutuhanhidup keluarga

37. Kakak menerima gak perlakuansuami kakak yang pergi menikahlagi?

38. Mampu menerimakondisi dirinya

Kalau seandainya dia sabar denganpenyakit saya mungkin tidak sepertiini ya dik. Tapi wajar, pasti dia jijik.Coba adik apa tidak takut datang kerumah saya ini?

Subjek dapatmemahami kondisidirinya yangberdampak pada sikappasangan yang jijikdengan penyakitnya

39. Saya? Hehe saya belajar sedikittentang sakit kakak, jadi agakmengerti kak, jadi tidak takut,

40. Mampu mengatasiketerbatasan yangdialami

Mungkin seperti itu juga orang laindik, kalau tahu pasti tidak takut.Apalagi saya sudah kusta tidak aktif.Tapi kan hak orang untuk menjauh.

Subjek mampumenerima segalasegala keterbatasanfisik dirinya dan taklagi takut dicela oranglain

41. Bangga gak kak menjadi diri kakak?42. Bangga pada diri

sendiri karena di usiamuda sudah mampumandiri

Ohh pasti. Saya masih muda, bisamenjahit menghidupi anak saya. Sayabisa tersenyum menghadapi semuaini, saya kuat..

Tidak menganggapdiri sebagai orangabnormal; merasabangga terhadap dirisendiri karena bisamengatasi persoalanyang dihadapi dengantabah

43. Maaf kak, kalau dari menjahit bisamemenuhi kebutuhan kak?

44. Mampu mandirisecara finansial daningin memilikipekerjaan yang lebihbaik di masamendatang

Ini cuma berdua aja, cukup. Kadangjuga masih bisa ngasih neneknyajuga. Makanya saya juga pengen jadikaryawan puskesmas gitu, dari bawahdulu gak apa-apa. Kemaren sempetnanya dokter boleh tidak. Doktermalah mau bantu. Siapa tahu kan darisitu kerjaan lebih baik tapi ya tetapjuga ee.. tetap masih jahit di rumah.

Subjek dapat hidupmandiri secarafinansial dan memilikikeinginan untukmemiliki penghidupanyang lebih baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

112

45. Wah, amin kak. Tetap semangat yakak..

46. Tetap bersemangatmenjalani kehidupan

Pasti dik.. Subjek bersemangatmenjalani kehidupan

47. Kak dengan keadaan yangdiakibatkan oleh kusta ini gimanacara kakak mensiasatinya?

48. Saat ini sudah tidakmalu lagi denganketerbatasan fisikpada dirinya

Kalau kaki kan ya dibawah gakmasalah dik. Kalau jari tangan inisatu ya kalau menjahit tidak terlalumengganggu masih bisa saja. Kalaumalu dulu ada, sekarang biasa aja dik.

Tidak malu-malukucing atau serbatakut dicela orang lain;mampu menyiasatikekurangan pada diri

49. Malunya seperti apa kak?50. Sempat terpuruk dan

malu, tetapi saat inisudah bisamengatasinya

Dulu malu kan dilihat orang jarinyakutung, apalagi pas ditanyakan sakitapa saya ya dulu bilangnya luka ajagitu. Tapi sekarang kan juga gakperlu malu sayanya, sudah tidak aktifjuga.

Tahapan penerimaandiri: malu denganketerbatasan fisik danpenyakit yang dialami,tetapi sekarang sudahmampu menerimakondisinya.

51. Dengan kondisi kakak sekarang yangsudah menjadi orang yang pernahmengalami kusta dan akhirnya bolehsembuh, bagaimana perasaan kakak?

52. • Senang dengankondisinya saat ini

• Merasabertanggung-jawab atas kondisianaknya

Senang pasti.. bahagia juga ternyatadokter benar kalau ditekuni obatnyabisa membaik. Ya saya juga menjagaanak ini dik, biar dia juga jangansampai terlambat seperti saya. E.. yasemuanya ini kejadian luar biasadalam hidup saya.

Tidak menganiaya dirisendiri(mempermasalahkanketerbatasan); merasabahagia dan bersyukurdengan kondisinyasaat ini

53. Baik ka, saya rasa sudah cukup. Nantikalau ada yang kurang saya boleh kanka kembali nanya-nanya?

54. Boleh dik, mampir lagi ya ke rumah.Jauh-jauh ini dari kapuas.

55. Haha iya kak, lumayan sampai sinijuga. Makasih banyak ya kak..

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF filedini dapat menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007). Akibat dari kecacatan pada penderita kusta menjadikan

KECAMAfffiRtrtrTffi$H tJalan Husada Baldi RT )Sfm Kehrahan Mandornai 73552

Saya yang bertanda tangaq.di bawah ini :

: dr. Daya: 19811 1001 rJ*-".Puskesuras

dengan ini memberikan persetujuan kepada:

NarnaNIPJabatan

NamaNIM

: Evy Rosi Oktaviandela: 0991 14084

Mahasiswa pada : Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

untuk melakukan wawancara pada PasiedOrang yang pernah menderita penyakit Kusta dilingkungan wilayah kerja Puskesmas Mandomai Kecamatan Kapuas Barat sehubtrngandengan kegiatan pengumpulan data penelitian yang bersangkutan.

Demikian Surat ini karni buat untiik dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Mandomai, 06 November 2013

Mandomai,

1001

T: 037 /TU-01/MiIKb/r i.ZOrS

9'.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI