Nasionalisme, sebuah penjajahan halus gaya baru di negeri kaum muslim

4

Click here to load reader

Transcript of Nasionalisme, sebuah penjajahan halus gaya baru di negeri kaum muslim

Page 1: Nasionalisme, sebuah penjajahan halus gaya baru di negeri kaum muslim

anabelrosetti.wordpress.com/tag/nasionalisme-haram/ 1/4

~ Islam dan Nasionalisme ~

(http://anabelrosetti.files.wordpress.com/2010/01/save-palestine-with-khilafah.jpg)

Kondisi umat Islam saat ini sangat memilukan. Mereka yang jumlahnya 1 milyar lebih terpecah-belah

menjadi lebih dari 50 negara berdasarkan nasionalisme dalam format negara-bangsa (nation-state).Bahkan mungkin jumlah ini akan bertambah, seiring dengan upaya dan rekayasa licik Barat

pimpinan AS untuk semakin mencerai-beraikan berbagai negara di dunia dengan gerakanseparatisme dan prinsip menentukan nasib sendiri (right of self determinism) melalui legitimasi PBB

yang disetir AS. Kasus lepasnya Timor Timur adalah contoh yang amat telanjang di hadapan matakita. Kondisi ini dengan sendirinya membuat umat menjadi lemah dan ringkih sehingga mudah untuk

dikendalikan dan dijajah oleh negara-negara kafir imperialis. Prinsip devide et impera (farriq tasud)

ternyata belum berakhir.

Penjajahan yang dulu dilakukan secara langsung dengan pendudukan militer, kini telah bersalin rupamenjadi penjajahan gaya baru yang lebih halus dan canggih. Di bidang ekonomi, Barat menerapkan

pemberian utang luar negeri, privatisasi, globalisasi, pengembangan pasar modal, dan sebagainya. Dibidang budaya, Barat mengekspor ide-ide kebebasan melalui film, lagu, novel, radio, musik, internet, dan

lain-lain. Di bidang politik, Barat memaksakan ide masyarakat madani (civil society), demokrasi, hak

asasi manusia, pluralisme, dan lain-lainnya. Bentuk-bentuk penjajahan gaya baru ini dapat berlangsung,karena kondisi umat yang terpecah-belah tadi. Nasionalisme, dengan demikian, dapat ditunjuk sebagai

salah satu biang keladi atau biang kerok perpecahan dan keterpurukan umat yang dahsyat di bawah

tindasan imperialisme Barat gaya baru tersebut.

Page 2: Nasionalisme, sebuah penjajahan halus gaya baru di negeri kaum muslim

anabelrosetti.wordpress.com/tag/nasionalisme-haram/ 2/4

Maka dari itu, salah besar kalau umat Islam terus mengagung-agungkan dan mensucikan ide kafir itu,

atau menganggapnya sebagai ide suci yang tidak boleh ditumpas. Padahal, faktanya, nasionalisme telah

menghancurleburkan persatuan umat. Umat Islam harus segera mengambil sikap tegas terhadap iderusak ini dengan menolak dan mengikis habis ide ini dari benak mereka. Jika tidak, neo-imperialisme

Barat akan terus berlangsung dan umat pun akan tetap terseok-seok menjalani pinggir-pinggir kehidupansecara nista di bawah telapak kaki para penjajah yang kafir.

Absurditas Nasionalisme Nasionalisme merupakan suatu ikatan untuk sekelompok manusia berdasarkan kesamaan identitas

sebagai sebuah bangsa. Pengertian bangsa ini, pada praktiknya sangat luas dan kadang malah bersifatimajiner. Kesamaan bangsa kadang bisa berarti kesamaan ras, budaya, bahasa, sejarah, dan sebagainya.

Dalam wacana ilmu politik mutakhir, pengertian bangsa lebih bersifat imajinatif (Benedict Anderson,

1999).

Penduduk pesisir timur Sumatera (yang berbangsa Indonesia) sebenarnya bukan hanya dekat secara fisikdengan penduduk di Semenanjung Malaysia sebelah barat (yang berbangsa Malaysia), yang hanya

dipisahkan oleh Selat Malaka. Merekapun satu suku, sehingga mereka bisa saling memahami ucapan danadat masing-masing. Tetapi, mereka mengimajinasi sebagai bangsa yang berbeda, dan saling

menganggap sebagai bangsa asing. Sebaliknya penduduk Sumatera, yang sama sekali tidak memilikikesamaan bahasa ibu dan kesukuan dengan orang Ambon, ternyata telah mengimajinasi sebagai satubangsa dengan orang Ambon. Di sinilah letak absurdnya nasionalisme. Yang sama bisa menjadi bangsayang berbeda, sementara yang tidak sama bisa menjadi satu bangsa. Karena itulah, nasionalisme

sesungguhnya adalah ide absurd, tidak mengandung suatu hakikat pengertian yang pasti.

Nasionalisme adalah ide yang kosong dari makna-makna yang konkrit. Nasionalisme lebih

mengandalkan sentimen atau emosi yang semu, yang dibangkitkan sewaktu-waktu sesuaidengan hawa nafsu dan kepentingan sempit penguasa.

Nasionalisme tidak bertolak dari ide yang lahir melalui proses berpikir yang benar dan sadar. Maka dari

itu, nasionalisme bukan ide yang layak untuk membangkitkan umat manusia. Sebab dalam suatukebangkitan, diperlukan suatu pemikiran yang menyeluruh (fikrah kulliyah) tentang kehidupan, alamsemesta, dan manusia, serta pemikiran tertentu tentang kehidupan untuk memecahkan problem

kehidupan (Taqiyuddin An Nabhani, 1953).

Pemikiran seperti inilah yang dapat membangkitkan manusia, karena dia memiliki persepsi-persepsiyang akan menentukan jati diri mereka (secara konkrit), membentuk institusi-institusi untuk mengatur

kehidupan, menetapkan orientasi dan arah hidup, menjelaskan pandangan hidup serta jenis peradaban,masyarakat, dan nilai-nilai dasar kehidupan. Ini semua diperlukan untuk sebuah kebangkitan, yangfaktanya, tidak dimiliki oleh nasionalisme? (Abdus Sami™ Hamid, 1998).

Nasionalisme : Racun! Satu hal yang mungkin tidak disadari banyak orang, temasuk umat Islam, adalah kenyataan bahwa

nasionalisme sebenarnya adalah ide yang diperalat oleh Barat untuk menjajah dan mendominasi dunia(Abdus Sami Hamid, 1998).

Negara-negara Kapitalis seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis, telah menggariskan langkah

politik untuk memperkokoh atau mempertahankan eksistensi dan pengaruhnya dengan cara memecahbelah sebuah kekuatan politik dan merekayasa berbagai konflik dan kekacauan di antara kelompok-

Page 3: Nasionalisme, sebuah penjajahan halus gaya baru di negeri kaum muslim

anabelrosetti.wordpress.com/tag/nasionalisme-haram/ 3/4

kelompok masyarakat. Bila kondisi chaos sudah tercipta, nasionalisme akan datang dengan kedok hakmenentukan nasib sendiri, atau isu bangsa yang berdaulat dan merdeka, dan sebagainya.

Nasionalisme dijadikan landasan untuk menuntut kemerdekaan sekaligus untuk legitimasi perpecahan

dan separatisme. Contoh kontemporer yang sangat gamblang, adalah masalah Timor Timur, yang secarasukses telah diceraikan dari Indonesia oleh Barat dengan tekanan-tekanan dan senjata mematikan : jajakpendapat (baca : nasionalisme). Contoh lain untuk fakta bahwa nasionalisme telah dimanfaatkan Barat

untuk menjajah dan mendominasi dunia, adalah tercerai berainya umat Islam menjadi lebih dari 50negara berdasarkan nasionalisme. Benih-benih perpecahan umat ini sebenarnya sudah mulai munculsejak imperialis Barat menginfiltrasikan racun nasionalisme ke dalam tubuh umat Islam melalui kegiatan

kristenisasi dan missi/zending yang sebagian besar berasal dari Amerika, Inggris, dan Perancis padapertengahan abad ke-19 di Siria dan Libanon.

Sejak tersebarnya ide-ide nasionalisme itu, kaum misionaris mulai menyulut sentimen kebencian terhadap

negara Khilafah Utsmaniah, yang mereka sebut sebagai sebagai negara Turki. Mereka juga menyebarkanpikiran bahwa orang Turki telah merampas Khilafah Islam dari orang Turki serta telah melanggarketentuan syariah (Shabir Ahmed & Abid Karim, 1997, Abdul Qadim Zallum, 1990).

Untuk memperkokoh embrio nasionalisme itu, Barat merekayasa partai-partai politik di Arab dan Turkiuntuk menentang Khilafah, seperti Partai Al Fatah? Turki, partai Ittihad wa Taraqqi (Partai Persatuan dan

Kemajuan, atau dikenal pula dengan sebutan Turki Muda),? Partai Kemerdekaan Arab, dan PartaiPerjanjian (Ahd). Pada tahun 1916 meletuslah Revolusi Arab, yang bertujuan untuk memisahkan negeri-negeri Arab dari Khilafah.

Puncaknya adalah tahun 1916 tatkala? negara Khilafah dapat dikuasai secara militer. Jenderal LordAllenby memasuki kota Yerussalem (Al Quds) dan berkata,Hari ini Perang Salib telah berakhir.Sejakdetik itulah negeri-negeri Islam menjadi bagaikan keratan-keratan daging bangkai yang dimangsa

burung-burung nasar, tercerai berai dan terpenggal-penggal sesuai dengan perjanjian rahasia Sykes-Picot(1915) di antara negara-negara imperialis untuk membagi-bagi negeri-negeri Islam.

Contoh-contoh di atas hanya sekelumit saja dari bahaya nasionalisme untuk umat manusia yang muncul

karena adanya dominasi dan hegemoni Barat yang kafir. Bila kita buka lebih banyak lembaran-lembaransejarah dengan cermat, akan semakin terbukti bahwa nasionalisme hakekatnya adalah racun yang

mematikan. Bukan madu yang manis seperti yang digembar gemborkan secara dusta oleh negara-negaraimperialis Barat dan para penguasa kaum muslimin.

Nasionalisme Haram Berdasarkan uraian sebelumnya, dapatlah dipahami bila Islam telah menentang dan mengharamkan idenasionalisme itu. Tak masuk akal, alias gila, bila ide yang telah membawa penderitaan dan kesengsaraan

umat manusia itu dihalalkan dan diridoi oleh agama Islam yang lurus. Nasionalisme haram karenabertentangan dengan prinsip persatuan umat yang diwajibkan oleh Islam. Persatuan umat adalah wajib,sementara perpecahan umat adalah haram.

Kaum muslimin adalah satu kesatuan, yang wajib diikat oleh kesamaan aqidah (iman), bukan olehkesamaan bangsa.

Allah SWT berfirman : Sesungguhnya orang-orang beriman adalah bersaudara.(Al Hujurat : 13)

Dalam Piagam Madinah (Watsiqoh Al Madinah) disebutkan kewajiban umat untuk menjadi satu

Page 4: Nasionalisme, sebuah penjajahan halus gaya baru di negeri kaum muslim

anabelrosetti.wordpress.com/tag/nasionalisme-haram/ 4/4

Dalam Piagam Madinah (Watsiqoh Al Madinah) disebutkan kewajiban umat untuk menjadi satukesatuan : Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Ini adalah kitab (perjanjian)

dari Muhammad Nabi SAW antara orang-orang mu`min dan muslim dari golongan Quraisy dan Yatsrib.Sesungguhnya mereka adalah umat yang satu (ummah wahidah), yang berbeda dengan orang-oranglain (Lihat Sirah Ibnu Hisyam, juz 2 hal. 119).

Rasulullah SAW pun telah mengharamkan ikatan ashabiyah, termasuk nasionalisme : Tidak tergolongumatku orang yang menyerukan ashabiyah (fanatisme golongan, seperti nasionalisme). (HR. AbuDawud) Di samping itu, Islam mewajibkan umatnya untuk hidup di bawah satu kepemimpinan (Khilafah

Islamiyah).

Haram bagi mereka tercerai berai di bawah pimpinan yang lebih dari satu. Rasulullah SAW bersabda :Jika dibaiat dua orang Khalifah, maka bunuhlah yang terakhir dari keduanya.(HR. Muslim). Dengandemikian, jelaslah kaum muslimin kini harus sadar dan membuang nasionalisme dan kembali kepadaajaran Islam yang murni, yakni kembali kepada ikatan (rabithah) keimanan, bukan ikatan nasionalisme.Selain itu, mereka juga wajib berusaha untuk mewujudkan satu institusi politik pemersatu umat Islam di

seluruh dunia, yakni Khilafah Islamiyah.

[Muhammad Shiddiq Al Jawi]

warmest regards,

(http://anabelrosetti.files.wordpress.com/2009/12/dari-es-batu-_.jpg)

bella burhani (http://www.facebook.com/profile.php?id=1382396723&ref=nf)[ID YM: viva_rosetti]http://anabelrosetti.wordpress.com (http://anabelrosetti.wordpress.com/)/Halqoh Online on facebook(http://www.facebook.com/pages/Indonesia/Halaqoh-Online/88292589160?ref=mf)

Halqoh Online (http://www.facebook.com/note_redirect.php?note_id=188718492566&h=ae9a2fd2c42b4dfd26d668cbcc09beb5&url=http%3A%2F%2Fhalqoh-online.com)

Januari 30, 2010Kategori: 1 voice for Khilafah . Yang berkaitan: rIslam, khilafah, nasionalisme haram . Penulis: anabel

rosetti . Komentar: 5 Komentar