Nani K_ Tugas Pert V_variable Costing

7
1 Tugas Pertemuan V Oleh: Nani Kusumawati NIM: 090055798 AKUNTANSI BIAYA VARIBLE COSTING Dalam bab sebelumnya telah diuraikan salah satu metode perhitungan harga pokok produksi yang dikenal dengan nama metode full costing,dimana harga pokok produksi dihitung dengan menjumlah semua unsur biaya produksi baik biaya produksi perilaku tetap maupun variable.Penentuan harga pokok tersebut tidak selalu dapat menghasilkan informasi akuntansi yang relevan dengan kebutuhan manajemen. Untuk kepentingan perencanaan laba dan pengambilan keputusan jangka pendek,manajemen memerlukan informasi biaya menurut perilakunya . Maka timbul konsep lain yang tidak memperhitungkan semua biaya produksi sebagai komponen harga pokok produksi,metode ini hanya memperhitungkan biaya produksi variable saja .Metode ini disebut metode variable costing atau direct costing. PEMBAHASAN MATERI VARIABLE COSTING PERRBANDINGAN METODE FULL COSTING DENGAN METODE VARIABLE COSTING Perbedaan tersebut terletak pada perlakuan terhadap biaya produksi tetap, dan akan mempunyai akibat pada : 1. Perhitungan harga pokok produksi dan 2. Penyajian laporan laba-rugi. Tinjauan Perhitungan Harga Pokok Produksi Metode Full Costing Metode Variable Costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi, yang membebankan seluruh biaya produksi baik yang berperilaku tetap maupun variabel kepada produk. Dikenal juga dengan Absortion atau Conventional Costing. Merupakan suatu metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi variabel saja. Dikenal juga dengan istilah : direct costing

description

Semoga terbantu yang menggunakan ini,doakan kelancaran kami jika masanya kami ke baitullah( silahkan baca amiin dalam hati...thx

Transcript of Nani K_ Tugas Pert V_variable Costing

Page 1: Nani K_ Tugas Pert V_variable Costing

1

Tugas Pertemuan V Oleh: Nani Kusumawati

NIM: 090055798

AKUNTANSI BIAYA

VARIBLE COSTING

Dalam bab sebelumnya telah diuraikan salah satu metode perhitungan harga pokok produksi

yang dikenal dengan nama metode full costing,dimana harga pokok produksi dihitung

dengan menjumlah semua unsur biaya produksi baik biaya produksi perilaku tetap maupun

variable.Penentuan harga pokok tersebut tidak selalu dapat menghasilkan informasi

akuntansi yang relevan dengan kebutuhan manajemen.

Untuk kepentingan perencanaan laba dan pengambilan keputusan jangka

pendek,manajemen memerlukan informasi biaya menurut perilakunya .

Maka timbul konsep lain yang tidak memperhitungkan semua biaya produksi sebagai

komponen harga pokok produksi,metode ini hanya memperhitungkan biaya produksi

variable saja .Metode ini disebut metode variable costing atau direct costing.

PEMBAHASAN MATERI VARIABLE COSTING

PERRBANDINGAN METODE FULL COSTING DENGAN METODE

VARIABLE COSTING

Perbedaan tersebut terletak pada perlakuan terhadap biaya produksi tetap, dan akan

mempunyai akibat pada :

1. Perhitungan harga pokok produksi dan 2. Penyajian laporan laba-rugi.

Tinjauan Perhitungan Harga Pokok Produksi

Metode Full Costing Metode Variable Costing

merupakan metode penentuan harga

pokok produksi, yang membebankan

seluruh biaya produksi baik yang

berperilaku tetap maupun variabel

kepada produk. Dikenal juga dengan

Absortion atau Conventional Costing.

Merupakan suatu metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi variabel saja. Dikenal juga dengan istilah : direct costing

Page 2: Nani K_ Tugas Pert V_variable Costing

2

Metode Full Costing Metode Variable Costing

Perhitungan harga pokok produksinya:

Biaya bahan baku Rp. xxx.xxx Biaya tenaga kerja langsung Rp. xxx.xxx Biaya overhead pabrik tetap Rp. xxx.xxx BOP variabel Rp. xxx.xxx Harga Pokok Produk Rp. xxx.xxx

Harga Pokok Produksi : Biaya bahan baku Rp. xxx.xxx Biaya tenaga kerja langsung Rp. xxx.xxx BOP variabel Rp. xxx.xxx Harga Pokok Produk Rp. xxx.xxx

Dalam Metode Full Costing

1. Biaya Overhead pabrik baik yang variabel maupun tetap, dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka pada kapasitas normal atau atas dasar biaya overhead yang sesungguhnya.

2. Selisih BOP akan timbul apabila

BOP yang dibebankan berbeda dengan BOP yang sesungguh- nya terjadi.

Catatan : Pembebanan BOP lebih (overapplied factory overhead), terjadi jika jml BOP yang dibebankan lebih besar dari BOP yang sesungguhnya terjadi. Pembebanan BOP kurang (underapplied factory overhead), terjadi jika jml BOP yang dibebankan lebih kecil dari BOP yang sesungguhnya terjadi.

3. Jika semua produk yang diolah

dalam periode tersebut belum laku dijual, maka pembebanan biaya overhead pabrik lebih atau kurang tsb digunakan untuk mengurangi atau menambah harga pokok yang masih dalam persediaan (baik produk dalam proses maupun produk jadi)

Dengan menggunakan Metode Variable Costing,

1. Biaya Overhead pabrik tetap diperlakukan sebagai period costs dan bukan sebagai unsur harga pokok produk, sehingga biaya overhead pabrik tetap dibebankan sebagai biaya dalam periode terjadinya.

2. Dalam kaitannya dengan produk

yang belum laku dijual, BOP tetap tidak melekat pada persediaan tersebut tetapi langsung dianggap sebagai biaya dalam periode terjadinya.

Penundaan pembebanan suatu biaya hanya bermanfaat jika dengan penundaan tersebut diharapkan dapat dihindari terjadinya biaya yang sama periode yang akan datang

Page 3: Nani K_ Tugas Pert V_variable Costing

3

4. Metode ini akan menunda

pembebanan biaya overhead pabrik tetap sebagai biaya samapi saat produk yang bersangkutan dijual.

Tinjauan Perhitungan Penyajian laporan laba-rugi.

Metode Full Costing Metode Variable Costing

Hasil penjualan Rp. 500.000

Harga pokok penjualan Rp. 250.000 -

Laba Bruto Rp. 250.000

Biaya adm dan umum Rp. 50.000 -

Biaya pemasaran Rp. 75.000 -

Laba Bersih Usaha Rp . 125.000

Hasil penjualan Rp. 500.000

Dikurangi Biaya-biaya Variabel :

Biaya produksi variabel Rp. 150.000

Biaya pemasaran variabel Rp. 50.000

Biaya adm. & umum variabel Rp. 30.000

Rp. 230.000

Laba kontribusi Rp. 270.000

Dikurangi Biaya Tetap

Biaya produksi tetap Rp. 100.000

Biaya pemasaran tetap Rp. 25.000

Biaya Adm & umum tetap Rp. 20.000 Rp . 145.000

Laba Bersih Usaha Rp 125.000

Laporan Laba-rugi tsb menyajikan

biaya-biaya menurut hubungan biaya

dengan fungsi pokok dalam

perusahaan manufaktur, yaitu fungsi

produksi, fungsi pemasaran dan

fungsi administrasi dan umum.

Lebih menitik beratkan pada penyajian biaya

sesuai dengan perilakunya dalam hubungannya

dengan perubahan volume kegiatan (classification

by cost behavior).Biaya tetap disajikan dalam satu

kelompok tersendiri yang harus ditutup dari laba

kontribusi yang diperoleh perusahaan sebelum

timbul laba bersih sehingga manajemen dapat

memusatkan perhatian pada perilaku biaya tetap

dan melakukan pengawasan terhadap biaya

tersebut baik dalam perencanaan jangka pendek

maupun panjang.

Page 4: Nani K_ Tugas Pert V_variable Costing

4

PENGUMPULAN BIAYA DALAM METODE VARIABLE

COSTING

Biaya dapat digolongkan menjadi tiga menurut perilaku dalam hubungannya dalam

perubahan kegiatan:biya tetap,biaya variable dan biaya semi variable

Biaya tetap: biaya yang dalam kisar perubahan kegiatan tertentu tidak berubah

dengan adanya perubahan volume kegiatan.

Biaya variable biaya yang berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan.

Biaya semi variable : biaya yang mengandung unsur tetap dan unsur varibel yang

berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan.

Penggunaan metode variable costing dalam akuntansi biaya produksi maka biaya

produksi dan biaya non produksi perlu dipisahkan menurut perilakunya dalam

hubungannya dengan perubahan volume kegiatan.Dalam rekening buku besar perlu

disediakan rekening control untuk menampung dan memisahkan biaya tetap dan

biaya variable.

Rekening control tersebut antara lain:

Biaya Overhead Pabrik Variabel yang Dibebankan

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Variabel

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Tetap

Biaya Admiistrasi & Umum

Biaya Admiistrasi & Umum Variabel

Biaya Admiistrasi & Umum Tetap

Biaya Pemasaran

Biaya Pemasaran Variabel

Biaya Pemasaran Tetap

Pencatatan biaya diatas dituangkan dalam jurnal ( Mulyadi, Page 133-134)

Pencatatan Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan dan BOP Sesungguhnya,

pencatatannya dapat digambarkan berikut:

Page 5: Nani K_ Tugas Pert V_variable Costing

5

PENYAJIAN LAPORAN RUGI LABA KEPADA PIHAK LUAR

Penyajian laporan rugi laba kepada pihak luar perlu diadakan perubahan unsur biaya yang diperhitungkan ke dalam harga pokok persediaan produk dalam proses,persediaan produk jadi dan harga pokok penjualan.Perubahan ini tidak perlu dicatat alam catatan akuntansi,namun hanya dilakukan untuk mengubah laporan rugi laba yang disusun menurut metode variable costing ke dalam laporan rugi laba menurut metode full costing. Perubahan dapat dilakukan dalam tiga langkah ( dalam page 143-144,Mulyadi,Akuntansi Biaya)

MANFAAT INFORMASI YANG DIHASILKAN OLEH METODE VARIABLE COSTING

Laporan keuangan yang disusun berdasar metode Variable Costing bermanfaat bagi

manajemen untuk :

(1) Perencanaan laba jangka pendek

(2) Pengendalian biaya dan

(3) Pembuatan keputusan.

(1) Perencanaan laba jangka pendek

Berbagai Rekening

Yang Dikredit

Biaya Verhead Pabrik Sesungguhnya

Biaya Verhead Pabrik Variable Sesungguhnya

Biaya Verhead Pabrik Variable yang Dibebankan

Barang Dalam Proses Biaya Verhead Pabrik

Biaya Verhead Pabrik Tetap Sesungguhnya

Ditutup ke Rekening

Rugi Laba

Page 6: Nani K_ Tugas Pert V_variable Costing

6

Dalam jangka pendek, biaya tetap tidak berubah dengan adanya perubahan volume kegiatan,

sehingga hanya biaya variabel yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen

Laporan laba-rugi variable costing menyajikan dua ukuran penting : (1) laba kontribusi dan (2)

operating laverage.

Hasil Penjualan : Rp. 100

Biaya Variabel : Rp. 60

Laba Kontribusi : Rp. 40

Biaya Tetap : Rp. 30

Laba Bersih : Rp. 10

Ratio Laba Kontribusi : Laba kontribusi = 40/100

Hsl Penjualan

Operating Laverage : Laba kontribusi = 40/10

Laba bersih

Misal :

Dalam rencana anggaran diputuskan untuk menaikkan harga jual 12%. Maka dampak dari

kenaikan ini terhadap laba jangka pendek dapat ditentukan :

12% x 40% = 4,8%

Laporan laba rugi yang memisahkan biaya tetap dan variabel, memungkinkan juga manajemen

melakukan analisis hubungan biaya, volume dan laba.

(2) Pengendalian Biaya

Biaya tetap dalam variable costing dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan yakni :

discretionary fixed cost dan committed fixed cost.

Discretionary fixed cost merupakan biaya yang berperilaku tetap karena kebijakan manajemen.

Dalam jangka pendek biaya ini dapat dikendalikan oleh manajemen.Contoh :biaya iklan

Sedangkan committed fixed cost merupakan biaya yang timbul dari pemilikan pabrik,

ekuipmen dan organisasis pokok. Merupakan semua biaya tetap yang dikeluarkan yang tidak

dapat dikurangi guna mempertahankan kemampuan perusahaan dalam memenuhi tujuan

jangka panjang perusahaan.Dalam jangka pendek biaya tersebut tidak dapat dikendalikan oleh

manajemen.Contoh : sewa,asuransi,gaji karyawan inti.

Page 7: Nani K_ Tugas Pert V_variable Costing

7

Dengan dipisahkannya biaya tetap dalam kelompok tersendiri dalam laporan rugi laba variable

costing,manajemen dapat memperoleh informasi Discretionary fixed cost terpisah dari

committed fixed cost,sehingga pengendalian biaya tetap dalam jangka pendek dapat dilakukan

oleh manajemen.

(3) Pengambilan Keputusan

Pihak manajemen dengan menggunakan metode variable costing dapat menentukan

pengambilan keputusan misal dalam hal pesanan khusus akan diterima atau tidak.Diamana

dalam metode full costing hasil analisa pesanan ditolak tapi dalam metode variable costing

bisa diterima

Dalam kasus produksi suku cadang misalnya bisa dianalisa menguntungkan membuat sendiri

atau membeli

KELEMAHAN METODE VARIABLE COSTING

1. Pemisahan biaya kedalam biaya variable dan tetap sebenere sulit dilaksanakan karena jarang sekali suatu biaya benar-benar variable atau benar-benar tetap.

2. Metode variable costing dianggap tidak sesaui dengan prinsip akuntansi yang lazim,sehingga laporan keuangan untuk kepentingan pajak dan masyarakat umum harus dibuat atas dasar metode full costing.

3. Naik turun naik laba dihubungkan dengan perubahan-perubahan dalam penjualannya.Untuk perusahaan yang kegiatan usahnya musiman,variable costing akan menyajikan kerugian yang berlebih-lebihan dalam periode tertentu.Dalam periode lain akan menyajikan laba yang tidak normal pula.Sehingga laporan rugi laba bulanan dirgukan manfaatnya disbanding laporan rugi laba yang disusun dengan metode full costing

4. Tidak diperhitungkannya biaya overhead pabrik tetap dalam persediaan dan harga pokok persediaan akan mengakibatkan nilai persediaan lebih rendah,sehingga akan mengurangi modal kerja yang dilaporkahan untuk tujuan-tujuan analisa keuangan.

Selesai Sumber Utama Materi: Akuntansi Biaya,Edisi 5,Mulyadi