Nani K_ Tugas Pert V_variable Costing
-
Upload
kopralparman -
Category
Documents
-
view
345 -
download
1
description
Transcript of Nani K_ Tugas Pert V_variable Costing
1
Tugas Pertemuan V Oleh: Nani Kusumawati
NIM: 090055798
AKUNTANSI BIAYA
VARIBLE COSTING
Dalam bab sebelumnya telah diuraikan salah satu metode perhitungan harga pokok produksi
yang dikenal dengan nama metode full costing,dimana harga pokok produksi dihitung
dengan menjumlah semua unsur biaya produksi baik biaya produksi perilaku tetap maupun
variable.Penentuan harga pokok tersebut tidak selalu dapat menghasilkan informasi
akuntansi yang relevan dengan kebutuhan manajemen.
Untuk kepentingan perencanaan laba dan pengambilan keputusan jangka
pendek,manajemen memerlukan informasi biaya menurut perilakunya .
Maka timbul konsep lain yang tidak memperhitungkan semua biaya produksi sebagai
komponen harga pokok produksi,metode ini hanya memperhitungkan biaya produksi
variable saja .Metode ini disebut metode variable costing atau direct costing.
PEMBAHASAN MATERI VARIABLE COSTING
PERRBANDINGAN METODE FULL COSTING DENGAN METODE
VARIABLE COSTING
Perbedaan tersebut terletak pada perlakuan terhadap biaya produksi tetap, dan akan
mempunyai akibat pada :
1. Perhitungan harga pokok produksi dan 2. Penyajian laporan laba-rugi.
Tinjauan Perhitungan Harga Pokok Produksi
Metode Full Costing Metode Variable Costing
merupakan metode penentuan harga
pokok produksi, yang membebankan
seluruh biaya produksi baik yang
berperilaku tetap maupun variabel
kepada produk. Dikenal juga dengan
Absortion atau Conventional Costing.
Merupakan suatu metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi variabel saja. Dikenal juga dengan istilah : direct costing
2
Metode Full Costing Metode Variable Costing
Perhitungan harga pokok produksinya:
Biaya bahan baku Rp. xxx.xxx Biaya tenaga kerja langsung Rp. xxx.xxx Biaya overhead pabrik tetap Rp. xxx.xxx BOP variabel Rp. xxx.xxx Harga Pokok Produk Rp. xxx.xxx
Harga Pokok Produksi : Biaya bahan baku Rp. xxx.xxx Biaya tenaga kerja langsung Rp. xxx.xxx BOP variabel Rp. xxx.xxx Harga Pokok Produk Rp. xxx.xxx
Dalam Metode Full Costing
1. Biaya Overhead pabrik baik yang variabel maupun tetap, dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka pada kapasitas normal atau atas dasar biaya overhead yang sesungguhnya.
2. Selisih BOP akan timbul apabila
BOP yang dibebankan berbeda dengan BOP yang sesungguh- nya terjadi.
Catatan : Pembebanan BOP lebih (overapplied factory overhead), terjadi jika jml BOP yang dibebankan lebih besar dari BOP yang sesungguhnya terjadi. Pembebanan BOP kurang (underapplied factory overhead), terjadi jika jml BOP yang dibebankan lebih kecil dari BOP yang sesungguhnya terjadi.
3. Jika semua produk yang diolah
dalam periode tersebut belum laku dijual, maka pembebanan biaya overhead pabrik lebih atau kurang tsb digunakan untuk mengurangi atau menambah harga pokok yang masih dalam persediaan (baik produk dalam proses maupun produk jadi)
Dengan menggunakan Metode Variable Costing,
1. Biaya Overhead pabrik tetap diperlakukan sebagai period costs dan bukan sebagai unsur harga pokok produk, sehingga biaya overhead pabrik tetap dibebankan sebagai biaya dalam periode terjadinya.
2. Dalam kaitannya dengan produk
yang belum laku dijual, BOP tetap tidak melekat pada persediaan tersebut tetapi langsung dianggap sebagai biaya dalam periode terjadinya.
Penundaan pembebanan suatu biaya hanya bermanfaat jika dengan penundaan tersebut diharapkan dapat dihindari terjadinya biaya yang sama periode yang akan datang
3
4. Metode ini akan menunda
pembebanan biaya overhead pabrik tetap sebagai biaya samapi saat produk yang bersangkutan dijual.
Tinjauan Perhitungan Penyajian laporan laba-rugi.
Metode Full Costing Metode Variable Costing
Hasil penjualan Rp. 500.000
Harga pokok penjualan Rp. 250.000 -
Laba Bruto Rp. 250.000
Biaya adm dan umum Rp. 50.000 -
Biaya pemasaran Rp. 75.000 -
Laba Bersih Usaha Rp . 125.000
Hasil penjualan Rp. 500.000
Dikurangi Biaya-biaya Variabel :
Biaya produksi variabel Rp. 150.000
Biaya pemasaran variabel Rp. 50.000
Biaya adm. & umum variabel Rp. 30.000
Rp. 230.000
Laba kontribusi Rp. 270.000
Dikurangi Biaya Tetap
Biaya produksi tetap Rp. 100.000
Biaya pemasaran tetap Rp. 25.000
Biaya Adm & umum tetap Rp. 20.000 Rp . 145.000
Laba Bersih Usaha Rp 125.000
Laporan Laba-rugi tsb menyajikan
biaya-biaya menurut hubungan biaya
dengan fungsi pokok dalam
perusahaan manufaktur, yaitu fungsi
produksi, fungsi pemasaran dan
fungsi administrasi dan umum.
Lebih menitik beratkan pada penyajian biaya
sesuai dengan perilakunya dalam hubungannya
dengan perubahan volume kegiatan (classification
by cost behavior).Biaya tetap disajikan dalam satu
kelompok tersendiri yang harus ditutup dari laba
kontribusi yang diperoleh perusahaan sebelum
timbul laba bersih sehingga manajemen dapat
memusatkan perhatian pada perilaku biaya tetap
dan melakukan pengawasan terhadap biaya
tersebut baik dalam perencanaan jangka pendek
maupun panjang.
4
PENGUMPULAN BIAYA DALAM METODE VARIABLE
COSTING
Biaya dapat digolongkan menjadi tiga menurut perilaku dalam hubungannya dalam
perubahan kegiatan:biya tetap,biaya variable dan biaya semi variable
Biaya tetap: biaya yang dalam kisar perubahan kegiatan tertentu tidak berubah
dengan adanya perubahan volume kegiatan.
Biaya variable biaya yang berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
Biaya semi variable : biaya yang mengandung unsur tetap dan unsur varibel yang
berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
Penggunaan metode variable costing dalam akuntansi biaya produksi maka biaya
produksi dan biaya non produksi perlu dipisahkan menurut perilakunya dalam
hubungannya dengan perubahan volume kegiatan.Dalam rekening buku besar perlu
disediakan rekening control untuk menampung dan memisahkan biaya tetap dan
biaya variable.
Rekening control tersebut antara lain:
Biaya Overhead Pabrik Variabel yang Dibebankan
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Variabel
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Tetap
Biaya Admiistrasi & Umum
Biaya Admiistrasi & Umum Variabel
Biaya Admiistrasi & Umum Tetap
Biaya Pemasaran
Biaya Pemasaran Variabel
Biaya Pemasaran Tetap
Pencatatan biaya diatas dituangkan dalam jurnal ( Mulyadi, Page 133-134)
Pencatatan Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan dan BOP Sesungguhnya,
pencatatannya dapat digambarkan berikut:
5
PENYAJIAN LAPORAN RUGI LABA KEPADA PIHAK LUAR
Penyajian laporan rugi laba kepada pihak luar perlu diadakan perubahan unsur biaya yang diperhitungkan ke dalam harga pokok persediaan produk dalam proses,persediaan produk jadi dan harga pokok penjualan.Perubahan ini tidak perlu dicatat alam catatan akuntansi,namun hanya dilakukan untuk mengubah laporan rugi laba yang disusun menurut metode variable costing ke dalam laporan rugi laba menurut metode full costing. Perubahan dapat dilakukan dalam tiga langkah ( dalam page 143-144,Mulyadi,Akuntansi Biaya)
MANFAAT INFORMASI YANG DIHASILKAN OLEH METODE VARIABLE COSTING
Laporan keuangan yang disusun berdasar metode Variable Costing bermanfaat bagi
manajemen untuk :
(1) Perencanaan laba jangka pendek
(2) Pengendalian biaya dan
(3) Pembuatan keputusan.
(1) Perencanaan laba jangka pendek
Berbagai Rekening
Yang Dikredit
Biaya Verhead Pabrik Sesungguhnya
Biaya Verhead Pabrik Variable Sesungguhnya
Biaya Verhead Pabrik Variable yang Dibebankan
Barang Dalam Proses Biaya Verhead Pabrik
Biaya Verhead Pabrik Tetap Sesungguhnya
Ditutup ke Rekening
Rugi Laba
6
Dalam jangka pendek, biaya tetap tidak berubah dengan adanya perubahan volume kegiatan,
sehingga hanya biaya variabel yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen
Laporan laba-rugi variable costing menyajikan dua ukuran penting : (1) laba kontribusi dan (2)
operating laverage.
Hasil Penjualan : Rp. 100
Biaya Variabel : Rp. 60
Laba Kontribusi : Rp. 40
Biaya Tetap : Rp. 30
Laba Bersih : Rp. 10
Ratio Laba Kontribusi : Laba kontribusi = 40/100
Hsl Penjualan
Operating Laverage : Laba kontribusi = 40/10
Laba bersih
Misal :
Dalam rencana anggaran diputuskan untuk menaikkan harga jual 12%. Maka dampak dari
kenaikan ini terhadap laba jangka pendek dapat ditentukan :
12% x 40% = 4,8%
Laporan laba rugi yang memisahkan biaya tetap dan variabel, memungkinkan juga manajemen
melakukan analisis hubungan biaya, volume dan laba.
(2) Pengendalian Biaya
Biaya tetap dalam variable costing dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan yakni :
discretionary fixed cost dan committed fixed cost.
Discretionary fixed cost merupakan biaya yang berperilaku tetap karena kebijakan manajemen.
Dalam jangka pendek biaya ini dapat dikendalikan oleh manajemen.Contoh :biaya iklan
Sedangkan committed fixed cost merupakan biaya yang timbul dari pemilikan pabrik,
ekuipmen dan organisasis pokok. Merupakan semua biaya tetap yang dikeluarkan yang tidak
dapat dikurangi guna mempertahankan kemampuan perusahaan dalam memenuhi tujuan
jangka panjang perusahaan.Dalam jangka pendek biaya tersebut tidak dapat dikendalikan oleh
manajemen.Contoh : sewa,asuransi,gaji karyawan inti.
7
Dengan dipisahkannya biaya tetap dalam kelompok tersendiri dalam laporan rugi laba variable
costing,manajemen dapat memperoleh informasi Discretionary fixed cost terpisah dari
committed fixed cost,sehingga pengendalian biaya tetap dalam jangka pendek dapat dilakukan
oleh manajemen.
(3) Pengambilan Keputusan
Pihak manajemen dengan menggunakan metode variable costing dapat menentukan
pengambilan keputusan misal dalam hal pesanan khusus akan diterima atau tidak.Diamana
dalam metode full costing hasil analisa pesanan ditolak tapi dalam metode variable costing
bisa diterima
Dalam kasus produksi suku cadang misalnya bisa dianalisa menguntungkan membuat sendiri
atau membeli
KELEMAHAN METODE VARIABLE COSTING
1. Pemisahan biaya kedalam biaya variable dan tetap sebenere sulit dilaksanakan karena jarang sekali suatu biaya benar-benar variable atau benar-benar tetap.
2. Metode variable costing dianggap tidak sesaui dengan prinsip akuntansi yang lazim,sehingga laporan keuangan untuk kepentingan pajak dan masyarakat umum harus dibuat atas dasar metode full costing.
3. Naik turun naik laba dihubungkan dengan perubahan-perubahan dalam penjualannya.Untuk perusahaan yang kegiatan usahnya musiman,variable costing akan menyajikan kerugian yang berlebih-lebihan dalam periode tertentu.Dalam periode lain akan menyajikan laba yang tidak normal pula.Sehingga laporan rugi laba bulanan dirgukan manfaatnya disbanding laporan rugi laba yang disusun dengan metode full costing
4. Tidak diperhitungkannya biaya overhead pabrik tetap dalam persediaan dan harga pokok persediaan akan mengakibatkan nilai persediaan lebih rendah,sehingga akan mengurangi modal kerja yang dilaporkahan untuk tujuan-tujuan analisa keuangan.
Selesai Sumber Utama Materi: Akuntansi Biaya,Edisi 5,Mulyadi