Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan...

64
JAWAB UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2019/2020 MATA KULIAH : FILSAFAT ILMU PROGRAM STUDI : Doktor Ilmu Manajemen KELAS : Malam HARI\TANGGAL : SABTU 25 JULI 2020 WAKTU : 13.00-17.00 FAKULTAS : EKONOMI DAN BISNIS SIFAT UJIAN : (Essay ) Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046 __________________________________________________________________ 1. Jelaskan esensi filsafat dan apa manfaatnya calon ilmuwan belajar filsafat ! 2. Mengapa filsafat ilmu menjadi landasan dalam pengembangan ilmu pengetahuan? 3. Jelaskan sejarah perkembangan filsafat dan apa maknanya jika ditinjau dari aspek epistemology dalam hal ini aspek metodologi! 4. Jelaskan esensi yang terkandung dalam pengertian filsafat ilmu! 5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif dengan kualitatif dan bagaimana konstribusinya terhadap pengembangan ilmu pengetahuan ? Jawab : 1. Esensi Filsafat dapat dijelaskan sebagai berikut : Pengertian kata Filsafat berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu dari kata Philosdan Shopia. Philos artinya cinta yang sangat mendalam, dan Sophia artinya kearifan atau kebijakan. Jadi arti filsafat secara harafiah adalah cinta yang sangat mendalam terhadap kearifan atau kebijakan. Pengertian Filsafat menurut para ahli sebagai berikut : 1. Filsafat tidaklah lahir dari pengetahuan tentang segala yang ada ( Plato) 2. Filsafat itu menyelidiki sebab dan asas segala benda (Aristoteles) 3. Filsafat merupakan pengetahuan benar mengenai hakikat segala yang ada sejauh mungkin bagi manusia (Al-Kindi) 4. Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki hakikatnya yang sebenarnya (Al-Farabi)

Transcript of Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan...

Page 1: Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif

JAWAB UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2019/2020

MATA KULIAH : FILSAFAT ILMU PROGRAM STUDI : Doktor Ilmu Manajemen KELAS : Malam HARI\TANGGAL : SABTU 25 JULI 2020 WAKTU : 13.00-17.00 FAKULTAS : EKONOMI DAN BISNIS SIFAT UJIAN : (Essay )

Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046 __________________________________________________________________

1. Jelaskan esensi filsafat dan apa manfaatnya calon ilmuwan belajar filsafat ! 2. Mengapa filsafat ilmu menjadi landasan dalam pengembangan ilmu pengetahuan? 3. Jelaskan sejarah perkembangan filsafat dan apa maknanya jika ditinjau dari aspek

epistemology dalam hal ini aspek metodologi! 4. Jelaskan esensi yang terkandung dalam pengertian filsafat ilmu! 5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif dengan kualitatif dan

bagaimana konstribusinya terhadap pengembangan ilmu pengetahuan ?

Jawab : 1. Esensi Filsafat dapat dijelaskan sebagai berikut :

Pengertian kata Filsafat berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu dari kata „Philos‟

dan „Shopia‟. Philos artinya cinta yang sangat mendalam, dan Sophia artinya

kearifan atau kebijakan. Jadi arti filsafat secara harafiah adalah cinta yang

sangat mendalam terhadap kearifan atau kebijakan.

Pengertian Filsafat menurut para ahli sebagai berikut :

1. Filsafat tidaklah lahir dari pengetahuan tentang segala yang ada (Plato)

2. Filsafat itu menyelidiki sebab dan asas segala benda (Aristoteles)

3. Filsafat merupakan pengetahuan benar mengenai hakikat segala yang ada

sejauh mungkin bagi manusia (Al-Kindi)

4. Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan

menyelidiki hakikatnya yang sebenarnya (Al-Farabi)

Page 2: Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif

5. Filsafat merupakan ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang di

dalamnya mencakup empat persoalan (Immanuel Kant), yaitu :

a) Apakah yang dapat kita ketahui ? (Metafisika)

b) Apakah yang boleh kita kerjakan (Etika)

c) Sampai dimanakah pengharapan kita ? (Agama)

d) Apakah yang dinamakan manusia ? (Anthroposlogi)

6. Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam

mengenai ke-Tuhanan, alam semesta dan manusia sehingga dapat

menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang

dapat dicapai akal manusia dan bagaimana sikap manusia seharusnya

setelah mencapai pengetahuan itu (Hasbullah Bakry)

7. Filsafat adalah pikiran manusia yang radikal artinya dengan

mengesampingkan pendirian-pendirian dan pendapat-pendapat “yang

diterima saja” mencoba memperlihatkan pandangan yang merupakan akar

dari lain-lain pandangan dan sikap praktis (N Driyarkara S.J)

8. Filsafat adalah seni kehidupan (Cicero)

9. Filsafat merupakan kumpulan segala pengetahuan, dimana Tuhan, alam dan

manusia menjadi pokok penyelidikannya (Rene Descartes)

10. Filsafat merupakan induk agung dari ilmu-ilmu dan menangani semua

pengetahuan sebagai bidangnya (Francis Bacon)

11. Filsafat dipandang sebagai suatu pengungkapan mengenai perjuangan

manusia secara terus menerus dalam upaya melakukan penyesuaian

berbagai tradisi yang membentuk budi manusia terhadap kecenderungan-

kecenderungan ilmiah dan cita-cita politik baru dan tidak sejalan dengan

wewenang yang diakui (John Dewey)

12. Filsafat berarti proses berpikir yang mengandung 3 ciri yaitu radikal,

sistematis dan universal yaitu berpikir radikal berarti berpikir sampai ke akar-

akarnya, tidak tanggung tanggung sampai pada konsekuensi terakhir, berpikir

tidak separuh, tapi terus sampai ke ujungnya; berpikir sistematis artinya

berpikir logis yang bergerak selangkah demi selangkah dengan penuh

kesadaran dengan urutan yang bertanggung jawab dan saling hubungan

Page 3: Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif

yang teratur; berpikir universal artinya tidak berpikir khusus yang hanya

terbatas kepada bagian-bagian tertentu, melainkan mencakup keseluruhan

(Sidi Gazalba)

13. Hakekat Filsafat berpangkal pada pemikiran keseluruhan sarwa sekalian

secara radikal dan menurut system (Prof Dr. M.J. Langeveld)

14. Filsafat meliputi segala pengetahuan manusai serta segala sesuatu apa saja

yang ingin diketahui manusia (Louis Kattsoff)

15. Filsafat mencakup pertanyaan pertanyaan pokok mengenai kebenaran,

materi, budi, hubungan materi dan budi, ruang dan waktu, sebab,

kemerdekaan, monism lawan fluarlisme dan Tuhan (Dr. A.C. Ewing)

16. Menurut Ir. Proedjawijatna, Filsafat adalah ilmu yang berusaha untuk

menemukan penyebabnya deras untuk segala sesuatu dengan pikiran

belaka.

17. Menurut Notonagoro, Filsafat adalah ilmu yang meneliti dan menelaah hal-

hal yang menjadi objeknya dari sudut intinya yang mutlak dan yang terdalam,

yang tetap dan yang tidak berubah; yang disebut hakikat.

18. Menurut Prof. Dr. Fuad Hasan, guru besar psikologi UI, Filsafat adalah

suatu ikhtiar untuk berpikir radikal, artinya mulai dari radiksnya suatu gejala,

dari akarnya suatu hal yang hendak dimasalahkan. Dan dengan jalan

penjajakan yang radikal itu filsafat berusaha untuk sampai kepada

kesimpulan-kesimpulan yang universal.

19. Menurut Bertrand Russel, Filsafat sebagai kritik terhadap pengetahuan.

Filsafat memeriksa secara kritis azas-azas yang dipakai dalam ilmu

pengetahuan dan kehidupan sehari-hari, dan mencari suatu ketidakselarasan

yang dapat terkandung di dalam azas-azas itu. Filsafat adalah suatu yang

terletak antara theologia dan ilmu pengetahuan terletak di antara dogma-

dogma dan ilmu-ilmu eksakta.

20. Menurut D.C.Mulder, Filsafat ialah pemikiran teoritis tentang susunan

kenyataan sebagai keseluruhan. Ilmu filsafat itu mengabstraksi susunan

kenyataan dan membuat susunan itu menjadi sasaran pemikirannya.

Page 4: Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif

Esensi Filsafat dari arti Cinta, esensi cinta adalah pengorbanan. Artinya

mengandung dua substansi yaitu diriku sebagai objek dan diriku juga

sekaligus sebagai subjek. Cinta mengandung makna mengobjektifikasi diriku.

Pusatnya bukan diriku namun diriku senantiasa didudukkan sebagai objek.

Objeknya adalah bijaksana yang disebut Shopia. Menjadi pribadi bijaksana

dalam pengertian sesungguhnya diriku diobjektifikasi menjadi pribadi yang

bijaksana.

Secara empiris menjadi pribadi yang bijaksana sangatlah sulit dan harus

diperjuangkan dengan penuh kesadaran. Mengucapkannya sangat mudah

dan melaksanakannya artinya menginternalisasi ke dalam diri kita nilai-nilai

dan praktek hidup sebagai pribadi bijaksana harus diperjuangkan secara

terus menerus berkesinambungan.

Menjadi pribadi bijaksana memiliki sekurang-kurangnya 5 kriteria integritas

sebagai sebuah komitmen yang sungguh untuk mengikatkan diri secara

personal, terinternalisasi nilai-nilai yang diyakini sebagai nilai luhur dan

mampu mewujudkannya secara sadar dan tulus, yaitu :

1. Memiliki integritas intelektual

2. Memiliki integritas moral

3. Memiliki integritas spiritual

4. Memiliki integritas kepribadian

5. Memiliki integritas religius

Manfaatnya calon ilmuwan belajar filsafat sebagai berikut :

1. Secara fundamental substantive adalah :

Melatih berpikir kritis dalam segala hal dan memikirkan suatu masalah secara

mendalam dan kritis

Membentuk argumen dalam bentuk lisan mau pun tulisan secara sistematis

dan kritis,

Mengkomunikasikan ide secara efektif, dan mampu berpikir secara logis

dalam menangani masalah-masalah kehidupan yang selalu tak terduga.

Page 5: Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif

Dengan kita berfilsafat bisa melihat semua masalah dalam segala aspek,

sehingga mengajarkan kita untuk berfikir kritis dan logis tidak menerima

pendapat orang lain begitu saja terutama dalam masalah hoax. Banyak sekali

di berbagai media pada saat ini yang memberitakan berita-berita bohong

yang dapat mempengaruhi orang lain, jika kita tidak berfikir kritis dan logis

kita bias terpengaruh oleh orang lain.

Mendidik calon ilmuwan menjadi lebih baik secara rasional dan empiris

Mempermudah mengetahui ilmu-ilmu lainnya secara induktif dan deduktif

maupun secara ilmiah dan alamiah.

2. Secara fungsional normatif, manfaat calon ilmuwan mempelajari Filsafat

sebagai berikut :

Filsafat mengajarkan calon ilmuwan untuk lebih mengenal diri sendiri secara

totalitas, sehingga dengan pemahaman itu dapat dicapai hakikat manusia itu

sendiri dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya. Filsafat mengajarkan

calon ilmuwan untuk berpikir serius, berpikir secara radikal, mengkaji sesuatu

hingga ke akarnya. Berfilsafat adalah berusaha menemukan kebenaran tentang

segala sesuatu dengan menggunakan pemikiran secara serius. Kemampuan

berpikir serius itu, mendalam adalah satu cirinya, ini tidak akan dimiliki tanpa

melalui latihan. Belajar berfilsafat merupakan salah satu bentuk latihan untuk

memperoleh kemampuan berpikir serius. Kemampuan ini akan memberikan

bekal berharga dalam upaya memecahkan masalah secara serius, menemukan

akar persoalan yang mendalam.

Filsafat mengajarkan calon ilmuwan tentang hakikat alam semesta. Pada

dasarnya berpikir filsafat ialah berusaha untuk menyusun suatu sistem

pengetahuan yang rasional dalam rangka memahami sesuatu, termasuk diri

manusia itu sendiri. Setiap orang tidak perlu memahami isi filsafat, tetapi setiap

orang yang ingin berpartisipasi membangun dunia perlu mempelajari filsafat.

Mengapa? Hal itu dikarenakan dunia dibentuk oleh dua kekuatan; agama dan

atau filsafat. Barangsiapa yang ingin memahami dunia maka ia harus memahami

dunia atau filsafat yang mewarnai dunia tersebut. Berfilasat mampu menemukan

Page 6: Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif

rumusan baru dalam menyelesaikan masalah-masalah dunia dan alam

sekitarnya. Mungkin itu berupa kritik, mungkin juga berupa usul. Apabila

argumentasinya kuat, maka kritik dan usul tersebut bisa menjadi suatu sistem

pemikiran.

Filsafat mengajarkan tentang hakikat Tuhan. Studi tentang filsafat seyogyanya

dapat membantu manusia untuk membangun spiritualitas keyakinan

keagamaannya secara matang berdasarkan intelektual, bukan hanya sekedar

mengikuti dogma yang ditanamkan padanya. Dengan pemahaman yang

mendalam dan dengan daya nalar yang tajam, maka manusia akan sampailah

kepada kekuasaan yang mutlak, yaitu Tuhan. Maka dengan filsafat, nash atau

ajaran-ajaran agama dapat dijadikan sebagai bukti untuk membenarkan akal.

Atau sebaliknya, dengan filsafat dapat dijadikan untuk membenarkan nash atau

ketentuan agama.

Menurut Asmoro Achmadi (2005) dengan mempelajari filsafat, calon ilmuwan

akan dibekali suatu kebijaksanaan yang di dalamnya memuat nilai-nilai

kehidupan yang sangat diperlukan oleh umat manusia.

Filsafat dapat menambah pengetahuan yang berwawasan luas bagi calon

ilmuwan, karena dengan bertambahnya ilmu pengetahuan akan bertambah pula

cakrawala pemikiran, cakrawala pandang/pola pikir yang semakin luas. Hal ini

mengandung implikasi, bahwa dengan memahami filsafat dapat membantu

penyelesaian masalah yang kita hadapi secara bijaksana.

3. Secara komprehensif obyektif, manfaat calon ilmuwan mempelajari filsafat

adalah :

Untuk memaknai makna hakikat hidup manusia, baik dalam lingkup pribadi

maupun sosial.

Dengan berfilsafat manusia selalu dilatih, dididik untuk berpikir secara

universal, multidimensional, komprehensif, dan mendalam. Sehingga akan

menjadikan seseorang cerdas, kritis, sistematis, dan objektif dalam melihat

dan memecahkan beragam problema kehidupan, sehingga mampu meraiih

kualitas, keunggulan dan kebahagiaan hidup.

Page 7: Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif

Menggapai kebijakan dan nilai. Nilai diperoleh dengan berpikir mendalam.

Nilai itu penting untuk mengatur kehidupan.

Menggapai kebenaran. Filsafat adalah jalan menggapai kebenaran karena

proses berpikir mendalam itu pada dasarnya adalah menjelaskan apa yang

sebenarnya terjadi dan bagaimana hal itu bisa terjadi, terhadap suatu

kenyataan. Jika kita tak memahami kenyataan berdasarkan kenyataan, itu

adalah suatu kesalahan, dan ini biasanya terjadi saat orang tidak berfilsafat,

atau pada saat orang menilai sesuatu seenaknya saja.

Memahami diri sendiri dan masyarakatnya: menghilangkan egoisme,

meningkatkan kesadaran kolektif.

Filsafat untuk mengubah kehidupan. Artinya, dengan filsafat orang akan

terdorong untuk mengubah segala sesuatu yang ternyata telah jauh

menyimpang dari nilai-nilai kebenaran. Dalam hal ini, juga berarti bahwa

filsafat juga tak dapat dipisahkan dari kerja mengubah kehidupan.

4. Secara struktural aplikatif dalam kehidupan sehari hari banyak manfaat

yang bisa dipetik calon ilmuwan dalam mempelajari filsafat, antara lain :

Filsafat akan mengajarkan calon ilmuwan untuk melihat segala sesuatu

secara multi dimensi dan inter dimensi

Filsafat mengajarkan kepada calon ilmuwan untuk mengerti tentang diri

sendiri, masyarakat sekitarnya, lingkungan sekitarnya dan dunia

Mengasah hati dan pikiran untuk lebih kritis terhadap fenomena yang

berkembang dan paradigma yang terjadi

Filsafat dapat mengasah kemampuan kita dalam melakukan penalaran

secara rasional, ilmiah dan alamiah, empiris dan terintegrasi.

Calon ilmuwan dapat belajar dari para filsuf lewat karya karya besar mereka

Filsafat akan membuka cakrawala berpikir yang baru dan membantu untuk

dapat berpikir dengan lebih rasional dan obyektif.

Filsafat akan mengkondisikan akal untuk berpikir secara radikal

Page 8: Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif

5. Secara ilmiah dan alamiah, Manfaat calon ilmuwan mempelajari filsafat dari

berbagai literatur, yaitu :

Menyadarkan seorang calon ilmuwan agar tidak terjebak ke dalam pola pikir

menara gading yakni hanya berpikir murni dalam bidangnya tanpa

mengaitkannya dengan kenyataan yang ada di luar dirinya. Padahal setiap

aktivitas keilmuwan nyaris tidak dapat dilepaskan dalam konteks kehidupan

sosial kemasyarakatan. Jadi filsafat ilmu diperlukan kehadirannya di tengah

perkembangan IPTEK yang ditandai semakin menajamnya spesialisasi ilmu

pengetahuan. Sebab dengan mempelajari filsafat ilmu maka para ilmuwan

akan menyadari keterbatasan dirinya dan tidak terperangkap ke dalam sikap

arogansi intelektual. Hal yang diperlukan adalah sikap keterbukaan diri di

kalangan ilmuwan sehingga mereka dapat saling menyapa dan mengarahkan

seluruh potensi keilmuan yangdimilikinya untuk kepentingan umat manusia.

Mengembangkan ilmu, teknologi dan perindustrian dalam batasan nilai

ontologis. Selalui paradigma ontologis diharapkan dapat mendorong

pertumbuhan wawasan spiritual keilmuan yang mampu mengatasi bahaya

sekularisme segala ilmu.

Mengembangkan ilmu, teknologi dan pertindustrian dalam batasan nilai

epistemologis. Melalaui paradigma epistemologis diharapkan akan

mendorong pertumbuhan wawasan intelektual keilmuan yang mampu

membentuk sikap ilmiah.

Mengembangkan ilmu, teknologi dan perindustrian dalam batasan aksiologi.

selalui paradigma aksiologis diharapkan dapat menumbuhkembangkan nilai-

nilai etis, sertamendorong perilaku adil dan membentuk moral tanggung

jawab. Segala macam ilmu dan teknologi dipertanggung jawabkan bukan

unntuk kepentingan manusia, namun juga untuk kepentingan obyek semua

sebagai sumber kehidupan.

Menjadikan diri bersifat dinamis dan terbuka dalam menghadapi berbagai

problem.

Menyadari akan kedudukan manusia baik sebagai pribadimaupun dalam

hubungannya dengan orang lain, alam sekitar, dan Tuhan Yang Maha Esa.

Page 9: Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif

Bermanfaat untuk menjelaskan keberadaan manusia di dalam

mengembangkanilmu pengetahuan dan teknologi yang merupakan alat untuk

membuat hidup menjadi lebih baik.

Memberikan kebiasaan dan kebijaksanaan untuk memandang dan

memecahkan persoalan persoalan dalam kehidupan sehari hari. Orang yang

hidup secara dangkal saja, tidak mudah melihat persoalan-persoalan, apalagi

melihat pemecahannya.

Mengajak untuk berpikir secara radikal, holistik dan sistematis, hingga kita

tidak hanya ikut-ikutan saja, mengikuti pada pandangan umum, percaya akan

setiap semboyan. Dalam surat surat kabar, tetapi secara kritis menyelidiki

apa yang dikemukakan orang, mempunyai pendapat sendiri, dengan cita cita

mencari kebenaran.

Filsafat memberikan dasar-dasar, baik untuk hidup kita sendiri terutama

dalam etika maupun untuk ilmu pengetahuan dan lainnya, seperti sosiologi,

ilmu jiwa, ilmu mendidik, dan sebagainya.

Filsafat bermanfaat sebagai pembebas. Filsafat bukan hanya sekedar

mendobrak pintu penjara tradisi dan kebiasaan yang penuh dengan berbagai

mitos dan mite, melainkan juga merenggut manusia keluar dari penjara itu.

Filsafat ilmu membebaskan manusia dari belenggu cara berpikir yang mistis

dan dogma.

Filsafat membantu agar seseorang mampu membedakan persoalan yang

ilmiah denganyang tidak ilmiah.

Filsafat memberikan landasan historis-filosofis bagi setiap kajian disiplin ilmu

yang ditekuni.

Filsafat memberikan nilai dan orientasi yang jelas bagi setiap disiplin ilmu.

Filsafat memberikan petunjuk dengan metode pemikiran reflektif dan

penelitian penalaran supaya manusia dapat menyerasikan antara logika,

rasio, pengalaman, dan agama dalam usaha mereka dalam pemenuhan

kebutuhannya untuk mencapai hidup yang sejahtera.

Filsafat memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan. Setiap

metode ilmiah yang dikembangkan harus dapat dipertanggungjawabkan

Page 10: Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif

secara logis & rasional, agar dapat dipahami dan dipergunakan secara

umum..

Menghindarkan diri dari memutlakan kebenaran ilmiah, dan menganggap

bahwa ilmu sebagai satu-satunya cara memperoleh kebenaran.

Menghindarkan diri dari egoisme ilmiah, yakni tidak menghargai sudut

pandang lain di luar bidang ilmunya

2. Alasan filsafat ilmu menjadi landasan dalam pengembangan ilmu pengetahuan

yaitu sebagai berikut :

Pertama, secara substantif, filsafat ilmu sebagai sarana pengujian penalaran

ilmiah, sehingga orang menjadi kritis terhadap kegiatan kelimuan secara ilmiah.

Seorang ilmuwan harus memiliki sikap kritis terhadap bidang ilmunya sendiri,

sehingga dapat menghindarkan diri dari sikap solipsistik, menganggap bahwa

hanya pendapatnya yang paling benar.

Kedua, secara normatif, filsafat ilmu merupakan usaha merefleksi, menguji,

mengkritik asumsi dan metode keilmuwan. Kecenderungan yang terjadi

dikalangan para ilmuwan modern adalah menerapkan suatu metode ilmiah tanpa

memperhatikan struktur ilmu pengetahuan itu sendiri. Satu sikap yang diperlukan

di sini adalah menerapkan metode ilmiah yang sesuai atau cocok dengan

struktur ilmu pengetahuan untuk dapat dikembangkan sesuai filosofisnya, bukan

sebaliknya. Metode hanya sarana berpikir, bukan merupakan hakikat ilmu

pengetahuan.

Ketiga, secara obyektif, filsafat ilmu memberikan pendasaran logis terhadap

metode keilmuan. Setiap metode ilmiah yang dikembangkan harus dapat

dipertanggungjawabkan secara logis-rasional, agar dapat dipahami dan

dipergunakan secara umum. Semakin luas penerimaan dan penggunaan metode

ilmiah, maka semakin valid metode tersebut, pembahasan dalam hal ini

dibicarakan dalam metodologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang cara-cara

untuk memperoleh kebenaran, yang setelah dilakukan pengkajian empiris dan

Page 11: Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif

rasional yang mendalam akhirnya dapat mengembangkan ilmu yang berguna

secara umum bagi praktisi maupun masyarakat dan secara khusus berguna bagi

akademisi maupun pengembangan cabang ilmu tersebut.

Keempat, secara aplikatif, Filsafat ilmu menjelaskan tentang duduk perkara ilmu

atau science yang menjadi landasan asumsi logika (doktrin netralistik etik), hasil-

hasil empirik yang dicapai, serta batas-batas kemampuannya demi perbaikan

maupun pengembangan keilmuan secara obyektif dan realistis.

Kelima, secara konstruktif, Filsafat ilmu sebagai proses sarana berpikir secara

ilmiah dan kerangka berpikir yang merupakan model konseptual tentang

bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi

sebagai hal yang penting jadi dengan demikian maka filsafat ilmu sebagai

kerangka berpikir keilmuan adalah sebuah pemahaman yang melandasi

pemahaman-pemahaman ilmu yang lainnya, sebuah pemahaman yang paling

mendasar dan menjadi kajian pondasi bagi setiap pemikiran keilmuan atau suatu

bentuk proses dari keseluruhan dari penelitian yang akan dilakukan.

Keenam, secara prosedural, Filsafat ilmu menekankan berpikir ilmiah sebagai

prosedur, cara dan teknik memperoleh ilmu pengetahuan, serta untuk

membuktikan benar salahnya suatu hipotesis yang telah ditentukan sebelumnya.

Metode ilmiah dalam pengembangan ilmu ini adalah sebuah prosedur yang

digunakan para ilmuan dalam pencarian teori/kebenaran baru. Dilakukannya

dengan cara kerja sistematis terhadap pengetahuan baru, dan melakukan

peninjauan kembali kepada pengetahuanyang telah ada.

Ketujuh, secara struktural, Filsafat ilmu melandasi pengembangan keilmuan

dengan metodologi penelitian yang menjelaskan tentang upaya pengembangan

ilmu berdasarkan metode ilmiah, yang terdiri dari dua bagian, yaitu baik deduktif

maupun induktif. Demikian pula, tentang hasil-hasil yang dicapai, berbentuk

pengetahuan atau knowledge baik yang bersifat deskriptif (kualitatif dan

Page 12: Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif

kuantitatif) maupun yang bersifat hubungan (proporsi tingkat rendah, proporsi

tingkat tinggi, dan hukum-hukum).

Kedelapan, secara proporsional, peran dan fungsi Filsafat ilmu yang mendukung

metodologi penelitian bersifat mengisi dan memperluas cakrawala kognitif (akal)

tentang apa yang disebut ilmu, yang diharapkan akan menimbulkan pengertian

untuk disiplin dalam berkarya ilmiah, sekaligus menigkatkan motivasi sebagai

ilmuwan untuk melaksanakan tugas secara sungguh-sungguh.

Kesembilan, secara fungsional, peranan Filsafat ilmu menurut Beerling (1988)

adalah penyelidikan tentang ciri-ciri mengenai pengetahuan ilmiah dan cara-cara

untuk memperoleh pengetahuan. Filsafat ilmu erat kaitannya dengan filsafat ilmu

pengetahuan atau epistemologi, yang secara umum menyelidiki syarat-syarat

serta bentuk-bentuk pengalaman manusia, juga mengenai logika dan

metodologi.

Kesepuluh, secara kontinuitas, kajian Filsafat ilmu menurut Koento Wibisono

(1988), sebagai kelanjutan dari perkembangan filsafat pengetahuan, adalah juga

merupakan cabang filsafat. Tiap-tiap pengetahuan memiliki tiga komponen yang

merupakan tiang penyangga tubuh pengetahuan yang disusunnya. Komponen

tersebut adalah ontologi, epistemologi dan aksiologi. Ontologi menjelaskan

mengenai pertanyaan apa, epistemologi menjelaskan pertanyaan mengenai

bagaimana dan aksiologi menjelaskan pertanyaan untuk apa, dan ketiga

komponen landasan filsafat ilmu tersebut menjadi kajian esensi dasar dalam

pengembangan ilmu secara komprehensif, realistis dan berkesinambungan demi

peningkatan dan kemajuan ilmu.

Di sisi lain, Peranan Filsafat ilmu dalam kajian esensi dasar pengembangan ilmu

menurut pandangan M. Zaenuddin (2006) sebagai berikut :

Page 13: Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif

1) Filsafat ilmu adalah perumusan world view yang konsisten dengan teori-teori

ilmiah yang penting. Menurut pandangan ini, adalah merupakan tugas filsuf

ilmu untuk mengelaborasi implikasi yang lebih luas dari ilmu.

2) Filsafat ilmu adalah eksposisi dari presupposition dan pre-disposition dari

para ilmuwan.

3) Filsafat ilmu adalah suatu disiplin ilmu yang didalamnya terdapat konsep dan

teori tentang ilmu yang dianalisis dan diklasifikasikan

4) Filsafat ilmu merupakan suatu patokan tingkat kedua, filsafat ilmu menuntut

jawaban terhadap pertanyaan sebagai berikut:

a) Karakteristik apa yang membedakan penyelidikan ilmiah dan tipe

penyelidikan lain

b) Kondisi yang bagaimana yang patut diikuti oleh para ilmuwan dalam

penyelidikan alam.

c) Kondisi mana yang harus dicapai bagi suatu penjelasan ilmiah agar

menjadi benar

d) Status kognitif yang bagaimana dari prinsip dan hukum ilmiah.

3. Sejarah perkembangan filsafat dapat dijelaskan sebagai berikut :

Filsafat mulai beranjak sejak zaman purba yakni pada abad ke-6 sebelum

Masehi (600 < SM > 500 setelah masehi), yang diawali oleh runtuhnya mite-

mite dan dongeng-dongeng yang selama ini menjadi pembenaran terhadap

setiap gejala alam. Orang Yunani yang hidup pada abad ke-6 SM mempunyai

sistem kepercayaan bahwa segala sesuatunya harus diterima sebagai sesuatu

yang bersumber pada mitos atau dongeng-dongeng. Dalam sejarah filsafat

biasanya filsafat Yunani dimajukan sebagai pangkal sejarah filsafat barat,

karena dunia barat (Eropa Barat) dalam alam pikirannya berpangkal kepada

pemikiran Yunani.

Pada masa itu ada keterangan-keterangan tentang terjadinya alam semesta

serta dengan penghuninya, akan tetapi keterangan ini berdasarkan kepercayaan.

Ahli-ahli pikir tidak puas akan keterangan itu lalu mencoba mencari keterangan

melalui budinya. Mereka menanyakan dan mencari jawabannya apakah

Page 14: Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif

sebetulnya alam itu. Ciri yang menonjol dari Filsafat Yunani Kuno di awal

kelahirannya adalah ditunjukkannya perhatian terutama pada pengamatan gejala

kosmik dan fisik sebagai ikhtiar guna menemukan suatu asas-mula (arche) yang

merupakan unsur awal terjadinya segala gejala.

Terdapat tiga faktor yang menjadikan filsafat Yunani ini lahir, yaitu:

a) Bangsa Yunani yang kaya akan mitos (dongeng).

b) Karya sastra Yunani yang dapat dianggap sebagai pendorong kelahiran

filsafat Yunani.

c) Pengaruh ilmu-ilmu pengetahuan yang berasal dari Babylonia (Mesir) di

lembah sungai Nil.

Fase-fase Perkembangan Filsafat Ilmu dari Zaman ke Zaman

Untuk memahami sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dan filsafat,

berikut pembagian atau klasifikasi secara garis besar:

1) Zaman Pra Yunani Kuno

2) Zaman Yunani Kuno

3) Zaman Pertengahan

4) Zaman Renaissance

5) Zaman Modern

6) Zaman Postmodern atau Kontemporer

Berikut adalah penjelasan singkat dari masing-masing periode, tokoh yang

berpengaruh dan karya-karya termasuk Filsafat mereka :

1. Zaman Pra Yunani Kuno

Pada zaman ini, secara umum terbagi menjadi tiga fase. Pertama, zaman Batu

Tua yang berlangsung 4 juta tahun Sebelum Masehi sampai 20.000/10.000 SM.

Pada zaman ini mempunyai beberapa ciri khas, di antaranya adalah

menggunakan alat-alat sederhana yang dibuat dari batu dan tulang, mengenal

cocok taman dan beternak, dan dalam kehidupan sehari-hari didasari dengan

pengamatan primitif menggunakan sistem “trial and error” (mencoba-coba dan

salah) kemudian bisa berkembang menjadi “know how“. Pada zaman Batu Tua,

yang menjadi tokoh utama disebut-sebut dengan manusia purba. Belum

Page 15: Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif

ditemukan secara spesifik data diri mereka, tetapi yang terlihat secara jelas

adalah hasil karya mereka. Karya-karya mereka termasuk filsafat yang

fenomenal adalah peralatan yang terbuat dari batu dan tulang.

Kedua, zaman Batu Muda yang berlangsung 10.000 SM sampai 2000 SM atau

abad 100 sampai abad 20 SM. Dalam zaman ini telah berkembang kemampuan-

kemampuan yang sangat siginifikan. Kemampuan itu berupa kemampuan

menulis (dinyatakan dengan gambar dan symbol atau lambang-lambang),

kemampuan membaca (bermula dari bunyi atau suku kata tertentu), dan

kemampuan berhitung. Dalam zaman ini juga berkembang masalah

perbintangan, matematika, perdagangan, dan hukum. Dengan berjalannya

waktu, pada zaman Batu Muda sudah ada kerajaan-kerajaan besar yang ikut

andil dalam mengukir sejarah. Kerajaan itu adalah Mesir, Babylon, Sumeria,

Niniveh, India , dan Cina. Karya-karya yang didapat dari zaman ini dalam

berfilsafat berupa batu Rosetta (Hieroglip), segitiga dengan unit 3,4,5 (segitiga

siku-siku), nilai logam sebagai nilai tukar, perundangan yang ditulis, lukisan di

dinding gua, tulisan Kanji (Pistographic Writing), dan zodiak.

Ketiga, zaman Logam. Zaman ini berlangsung dari abad 20 SM sampai dengan

abad 6 SM. Pada zaman ini pemakaian logam sebagai bahan peralatan sehari-

hari, baik sebagai perhiasan, peralatan masak, atau bahkan peralatan perang.

Ketiga, pada zaman Logam didominasi oleh kerajaan Mesir, tetapi kerajaan Cina

dan Sumeria juga masih mempunyai peran. Pada masa ini karya-karya termasuk

berfilsafat yang ada didominasi dengan alat-alat yang terbuat dari besi dan

perunggu. Seni membuat patung juga menjadi karya fenomenal pada masanya,

bahkan sampai saat ini. Contohnya adalah karya-karya dari Mesir, seperti patung

istri raja Fir‟aun (Nefertitti). Menurut Brouwer, di antara abad 15 SM di Sumeria

(Irak) telah menggunakan alat-alat dari besi. Selain itu, di Cina pada abad 15 SM

dinasti Shang telah menggunakan peralatan perang dari perunggu dan pada

abad 5 SM dinasti Chin telah menggunakan besi untuk peralatan perang

Page 16: Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif

2. Zaman Yunani Kuno

Zaman ini berlangsung dari abad 6 SM – sekitar abad 6 M. Zaman ini

menggunakan sikap “an inquiring attitude (suatu sikap yang senang menyelidiki

sesuatu secara kritis)”, dan tidak menerima pengalaman yang didasarkan pada

sikap “receptive attitude mind (sikap menerima segitu saja)”. Sehingga pada

zaman ini filsafat tumbuh dengan subur. Yunani mencapai puncak kejayaannya

atau zaman keemasannya (Zaman Hellenisme) di bawah pimpinan Iskandar

Agung (356–323 SM) dari Macedonia, yang merupakan salah seorang murid

Aristoteles.

Setelah Alexandria dikuasai oleh Roma yang tertarik dengan hal-hal abstrak,

pada abad ke-4 dan ke-5 M ilmu pengetahuan benar-benar beku. Menurut Hull,

hal ini disebabkan oleh tiga pokok penting: 1) penguasa Roma yang menekan

kebebasan berpikir, 2) ajaran Kristen yang tidak boleh disangkal, 3) kerjasama

gereja dan pengusa sebagai otoritas kebenaran. Walaupun begitu pada abad ke-

2 M sempat ada Galen (bidang kedokteran) dan tokoh aljabar, Pappus dan

Diopanthus yang berperan dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Pada

zaman ini banyak bermunculan ilmuwan-ilmuwan terkemuka, ada beberapa

nama yang popular pada masa ini, yaitu:

a. Thales (624-545 SM) dari Miletos, Yunani (sekarang bagian dari Turki)

adalah filsuf pertama sebelum masa Sokrates. Menurutnya, zat utama yang

menjadi dasar segala materi adalah air. Pada masanya ia menjadi filusuf

yang mempertanyakan isi dasar alam.

b. Pythagoras (582 SM – 496 SM) adalah seorang matematikawan dan filsuf

Yunani yang paling dikenal melalui teoremanya. Dikenal sebagai “Bapak

Bilangan”, dan salah satu peninggalan Phytagoras yang terkenal adalah

teorema Pythagoras, yang menyatakan bahwa kuadrat hipotenusa dari suatu

segitiga siku- siku adalah sama dengan jumlah kuadrat dari kaki-kakinya (sisi-

sisi siku-sikunya). Walaupun fakta di dalam teorema ini telah banyak

diketahui sebelum lahirnya Pythagoras, namun teorema ini dikreditkan

kepada Pythagoras karena ia yang pertama kali membuktikan pengamatan

ini secara matematis.

Page 17: Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif

c. Socrates (470 SM – 399 SM) adalah filsuf dari Athena, Yunani dan

merupakan salah satu figur tradisi filosofis Barat yang paling penting.

Socrates lahir di Athena. Ia tidak meninggalkan tulisan sebagai karyanya.

Tetapi pemikiranya dikenal melalui tulisan yang dibuat oleh muridnya, yaitu

Plato. Salah satu catatan Plato yang terkenal adalah Dialogue, yang isinya

berupa percakapan antara dua orang pria tentang berbagai topik filsafat.

Socrates percaya bahwa manusia ada untuk suatu tujuan, dan bahwa salah

dan benar memainkan peranan yang penting dalam mendefinisikan

hubungan seseorang dengan lingkungan dan sesamanya. Sedangkan

Sokrates sendiri mempunyai metode sendiri yang dikenal dengan “Maieutike

Tekhne” (seni kebidanan) yaitu metode dialetika atau pengajuan pertanyaan

untuk melahirkan kebenaran.Walaupun demikian, sumbangsih Socrates yang

terpenting bagi pemikiran Barat adalah metode penyelidikannya, yang dikenal

sebagai metode elenchos, yang banyak diterapkan untuk menguji konsep

moral yang pokok. Karena itu, Socrates dikenal sebagai bapak dan sumber

etika atau filsafat moral, dan juga filsafat secara umum.

d. Aristoteles (384 SM – 322 SM) adalah seorang filsuf Yunani, murid dari

Plato dan guru dari Alexander yang Agung. Ia memberikan kontribusi di

bidang Metafisika, Fisika, Etika, Politik, Ilmu Kedokteran, dan Ilmu Alam. Di

bidang ilmu alam, ia merupakan orang pertama yang mengumpulkan dan

mengklasifikasikan spesies-spesies biologi secara sistematis. Sementara itu,

di bidang politik, Aristoteles percaya bahwa bentuk politik yang ideal adalah

gabungan dari bentuk demokrasi dan monarki. Dari kontribusinya, yang

paling penting adalah masalah logika dan Teologi (Metafisika). Dalam

penelitian ilmiahnya ia menyadari pentingnya observasi, eksperimen dan

berpikir induktif (inductive thinking). Logika yang digunakan untuk

menjelaskan cara menarik kesimpulan yang dikemukakan oleh Aristoteles

didasarkan pada susunan pikir (syllogisme). Dari keseluruhan kontribusi

yang diberikan oleh Aristoteles, dapat dikatakan bahwa pemikiran Aristoteles

sangat berpengaruh pada pemikiran Barat dan pemikiran keagamaan lain

pada umumnya. Penyelarasan pemikiran Aristoteles dengan teologi Kristiani

Page 18: Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif

dilakukan oleh Santo Thomas Aquinas di abad ke-13, dengan teologi Yahudi

oleh Maimonides (1135 – 1204), dan dengan theologi Islam oleh Ibnu Rusyd

(1126 – 1198).

e. Plato (427 SM – 347 SM) ia adalah murid Socrates dan guru dari Aristoteles.

Karyanya yang paling terkenal ialah Republik (Politeia) di mana ia

menguraikan garis besar pandangannya pada keadaan “ideal”. Selain itu, ia

juga menulis „Hukum‟ dan banyak dialog di mana Socrates adalah peserta

utama. Sumbangsih Plato yang terpenting tentu saja adalah ilmunya

mengenai ide. Misalkan saja konsep mengenai “kebajikan” dan

“kebenaran”. Konsep yang dikembangkan oleh Plato ini bertitik belakang dari

perdebatan dari konsep yang diusung oleh Parminedes yang menganggap

sesuatu realitas itu berasal dari satu hal (The One) yang tetap, dan konsep

yang dikemukakan oleh Heraklios yang bertitik tolak dari hal yang banyak

(The Many) yang selalu berubah.

f. Anaximander (610 SM – 546 SM) siswa Thales, sang filsuf pertama. Ia hidup

pada abad ke 6 SM di Miletos. Berbeda dengan Thales, ia berpendapat

bahwa permulaan yang pertama, tidaklah bisa ditentukan/ tidak terbatas

(Apeiron), karena tidaklah memiliki sifat-sifat zat yang ada sekarang.

g. Demokreitos (460-370 SM), ia mengembangkan teori mengenai atom

sebagai dasar materi, sehingga ia dikenal sebagai “Bapak Atom Pertama”.

Karyanya dijadikan sebagai pelopor ilmu fisika materi yang menutup

kemungkinan akan adanya intervensi Tuhan atau dewa. Demokreitos juga

menjadi orang pertama yang berpendapat bahwa galaksi Bimasakti

merupakan kumpulan cahaya gugusan bintang yang letaknya saling

berjauhan.

h. Euklides (330-273 SM) ialah ahli matematik dari Alexandria. Dalam bukunya

yang berjudul Elemen, ia – sebagai bapak geometri – mengemukakan teori

bilangan dan geometri. Menurutnya satu hal yang paling penting untuk

dicatat, bahwa dalam pembuktian teorema-teorema geometri tak diperlukan

adanya contoh dari dunia nyata tetapi cukup dengan deduksi logis

menggunakan aksioma-aksioma yang telah dirumuskan.

Page 19: Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif

i. Empedokles (484-424 SM) adalah seorang filsuf Yunani berpendapat bahwa

materi terdiri atas empat unsur dasar yang ia sebut sebagai akar, yaitu air,

tanah, udara, dan api. Selain itu, ia menambahkan satu unsur lagi yang ia

sebut cinta (philia). Hal ini dilakukannya untuk menerangkan adanya

keterikatan dari satu unsur ke unsur lainnya. Empedokles juga dikenal

sebagai peletak dasar ilmu-ilmu fisika dan biologi pada abad 4 dan 3 SM.

j. Claudius Ptolemaeus (90 SM-168 M), dia adalah seorang matematikawan,

astronom, ahli geografi, astrolog dan seorang penyair dari satu epigram di

Anthology Yunani. Dia tinggal di Mesir di bawah Kekaisaran Romawi.

Ptolemaeus adalah pengarang beberapa risalah ilmiah. Yang pertama adalah

risalah astronomi yang dikenal sebagai Almagest (The Great Risalah/Risalah

Matematika). Yang kedua adalah Geografi, yang merupakan diskusi teliti

mengenai pengetahuan geografi Yunani-Romawi dunia. Yang ketiga adalah

risalah astrologi dikenal dalam bahasa Yunani sebagai Apotelesmatika atau

lebih umum dalam bahasa Yunani sebagai Tetrabiblos (Empat buku). Selain

itu, karena ia hidup di Mesir kemudian astronom arab, ahli geografi dan ahli

fisika menyebutnya dengan namanya dalam bahasa Arab: Batlaymus.

k. Diophantus (antara 214 M – 298 M), adalah seorang ahli matematika dan

karnya yang sangat terkenal adalah Arithmetica. Karyanya ini barkaitan

dengan memecahkan persamaan aljabar, hal ini menyebabkan kemajuan luar

biasa dalam teori bilangan, angka pecahan, dan juga membuat kemajuan

dalam notasi matematika.

l. Galenus (129 M – 200 M), yang lebih dikenal dalam bahasa Inggris sebagai

Galen. Ia memiliki pengaruh besar dalam kedokteran Eropa. Galen

melakukan perubahan besar di bidang kesehatan. Hal yang ia lakukan di

antaranya adalah operasi pembedahan otak dan mata (mengoperasi

katarak), mengenalkan ilmu anatomi, dan mengemukakan empat cairan

tubuh yaitu darah, empedu kuning (yellow bile), empedu hitam (black bile)

dan mukus. Empat hal ini akan berputar sesuai dengan empat musim. Karya

terbesarnya adalah tujuh belas buku dari On the Usefulness of the Parts of

the Human Body.

Page 20: Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif

m. Archimedes (sekitar 287 SM – 212 SM) ia adalah seorang ahli matematika,

astronom, filsuf, fisikawan, dan insinyur berbangsa Yunani. Archimedes,

dianggap sebagai salah satu matematikawan terbesar sepanjang masa, hal

ini didasarkan pada temuannya berupa prinsip matematis tuas, sistem katrol

(yang didemonstrasikannya dengan menarik sebuah kapal sendirian saja),

dan ulir penak, yaitu rancangan model planetarium yang dapat menunjukkan

gerak matahari, bulan, planet-planet, dan kemungkinan konstelasi di langit. Di

bidang matematika, penemuannya terhadap nilai phi lebih mendekati dari

ilmuan sebelumnya. Dari karya-karyanya yang bersifat eksperimental, ia

kemudian dijuluki sebagai, “Bapak IPA Eksperimental”.

n. Selain di Yunani, astronom dan ahli matematika juga berkembang di India.

Menurut Salam, Aryabhata (476 M) melahirkan perhitungan desimal

sederhana. Dibidang astronomi ia juga memperkenalkan sejumlah fungsi

trigonometri (termasuk sinus, versine, kosinus dan sinus invers), trigonometri

tabel, dan teknik-teknik dan algoritma dari aljabar.

3. Zaman Pertengahan

Zaman ini masih berhubungan dengan zaman sebelumnya, zaman ini disebut

dengan zaman kegelapan (The Dark Ages). Zaman ini ditandai dengan

tampilnya para Theolog di lapangan ilmu pengetahuan. Sehingga para ilmuwan

yang ada pada zaman ini hampir semua adalah para Theolog. Begitu pula

dengan aktifitas keilmuan yang mereka lakukan harus berdasar atau mendukung

kepada agama. Ataupun dengan kata lain aktivitas ilmiah terkait erat dengan

aktivitas keagamaan. Pada zaman ini filsafat sering dikenal dengan sebagai

“Anchilla Theologiae (Pengabdi Agama)”. Selain itu, yang menjadi ciri khas pada

masa ini adalah dipakainya karya-karya Aristoteles dan Kitab Suci sebagai

pegangan.

Ketika Bangsa Eropa mangalami masa kegelapan, kebangkitan justru menjadi

milik Islam. Hal ini dimulai dari munculnya Nabi Muhammad SAW pada abad ke-

6 M, perluasan wilayah, pembinaan hukum serta penerjemahan filsafat Yunani,

dan kemajuan ilmu pengetahuan Islam pada abad ke-7 M sampai abad ke-12 M.

Page 21: Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif

Pada masa ini Islam mandapatkan masa keemasannya (Golden Age). Selain itu,

pada abad ini terjadi perkembangan kebudayaan di Asia Selatan dan Timur,

seperti Ajaran Lao Tse (menjaga keharmonisan dengan alam) dan Confucius

(konsep kode etik luhur mangatur akal sehat).

Pada masa kegelapan ini ilmu pengetahuan di Eropa tidak berkembang. Karya

ilmuwan yang masih menjadi pegangan hanya karya Aristoteles. Pada abad 12

M, yang diklaim sebagai awal mula zaman Renaissance telah muncul beberapa

nama yang mempelopori di bidang ilmu dan eksperimen, yaitu:

a. Roger Bacon (1214 M – 1294 M), juga dikenal dengan sebutan Doctor

Mirabilis (guru yang sangat mengagumkan). Ia adalah seorang filsuf Inggris

yang meletakkan penekanan pada empirisme, dan dikenal sebagai salah

seorang pendukung awal metode ilmiah modern di dunia Barat. Teorinya

menyatakan bahwa apa yang menjadi landasan awal dan ujian akhir dari

semua ilmu pengetahuan adalah pengalaman, dan syarat mutlak untuk

mengolah pengetahuan adalah dengan matematika. Sehingga ia dikenal

sebagai pelopor empirisme.

b. Thomas Aquinas (1225 M -1274 M) adalah seorang filsuf dan ahli teologi

ternama dari Italia. Ia terutama menjadi terkenal karena dapat membuat

sintesis dari filsafat Aristoteles dan ajaran Gereja Kristen. Sintesisnya ini

termuat dalam karya utamanya: Summa Theologiae (Ikhtisar Teologi). Selain

itu, karya Theologis Thomas yang sangat terkenal adalah “Summa Contra

Gentiles (Ikhtisar Melawan Orang-Orang Kafir)”.

c. Gerard van Cremona (1114 M -1187 M), adalah seorang penerjemah Arab

karya ilmiah. Dia adalah salah satu orang paling penting di Toledo. Ia

menerjemahkan sekitar 70 bahasa Arab dan karya-karya klasik Yunani ke

dalam bahasa Latin termasuk karya Euclidius, Al-Farabi, Al-Farghani dan

karya-karya lain.

d. Giovanni Boccaccio (1313 M – 1375 M) adalah seorang Italia penulis dan

penyair. Karya yang dihasilkan dalam periode ini meliputi Filostrato dan

Teseida, Filocolo, sebuah versi prosa yang ada roman Prancis, dan La

Caccia di Diana, sebuah puisi dalam daftar sajak oktaf neapolitan

Page 22: Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif

perempuan. Boccaccio terus bekerja, memproduksi Comedia delle ninfe

fiorentine (juga dikenal sebagai Ameto) campuran prosa dan puisi, tahun

1341, menyelesaikan lima puluh canto puisi alegoris Amorosa visione di 1342

M, dan Fiammetta di 1343 M. Salah satu karya terakhirnya di Italia, satu-

satunya karya penting lainnya adalah Corbacci.

Sepanjang Eropa mengalami masa kegelapan, di sebelah selatan Laut Tengah

berkembang kerajaan bangsa Arab, maka semakin banyak pula tokoh-tokoh

ilmuwan Islam yang berperan dalam perkembangan Ilmu. Beberapa tokoh filsuf

dan ilmuwan muslim yang berpengaruh bagi sejarah perkembangan ilmu &

filsafat antara lain :

a. Al-Fārābi (870 M – 950 M). Al-Farabi adalah seorang komentator filsafat

Yunani yang sangat ulung di dunia Islam. Kontribusinya terletak di berbagai

bidang seperti matematika, filosofi, pengobatan, bahkan musik. Al-Farabi

telah menulis berbagai buku tentang sosiologi dan sebuah buku penting

dalam bidang musik, Kitab al-Musiqa. Selain itu, karyanya yang terkenal

adalah Al-Madinah Al-Fadhilah (Kota atau Negara Utama) yang membahas

pencapaian kebahagian melalui kehidupan politik dan hubungan antara rezim

yang paling baik menurut pemahaman Plato dengan hukum Ilahiah Islam.

b. Al-Khawārizmī (780 M – 850 M). Hasil pemikirannya berdampak besar pada

matematika, yang terangkum dalam buku pertamanya, al-Jabar. Selain itu

karyanya adalah al-Kitab al-mukhtasar fi hisab al-jabr wa‟l-muqabala (Buku

Rangkuman untuk Kalkulasi dengan Melengkapakan dan Menyeimbangkan),

Kitab surat al-ard (Pemandangan Bumi). Karya tersebut masih tersimpan di

Strassberg, Jerman.

c. Al-Kindi (801 M – 873 M), bisa dikatakan merupakan filsuf pertama yang

lahir dari kalangan Islam. Al Kindi menuliskan banyak karya dalam berbagai

bidang, geometri, astronomi, astrologi, aritmatika, music (yang dibangunnya

dari berbagai prinsip aritmatis), fisika, medis, psikologi, meteorologi, dan

politik.

d. Al-Ghazali (1058 M – 1111 M) adalah seorang filosof dan teolog muslim

Persia, yang dikenal sebagai Algazel di dunia Barat. Karya-karyanya berupa

Page 23: Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif

antara lain : kitab Al-Munqidh min adh-Dhalal, Ihya Ulumuddin (Kebangkitan

Ilmu-Ilmu Agama) merupakan karyanya yang terkenal, Kimiya as-Sa‟adah

(Kimia Kebahagiaan), Tahafut al-Falasifah (buku ini membahas kelemahan-

kelemahan para filosof masa itu, yang kemudian ditanggapi oleh Ibnu Rusyd

dalam buku Tahafut al-Tahafut (The Incoherence of the Incoherence), Al-

Mushtasfa min „Ilm al-Ushul, Mi‟yar al-Ilm (The Standard Measure of

Knowledge), al-Qistas al-Mustaqim (The Just Balance), dan Mihakk al-Nazar

fi al-Manthiq (The Touchstone of Proof in Logic).

e. Ibnu Sina (980 M -1037 M). Ia dikenal sebagai Avicenna di dunia barat. Ia

adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan juga dokter. Bagi banyak orang, beliau

adalah “Bapak Pengobatan Modern” dan masih banyak lagi sebutan baginya

yang kebanyakan bersangkutan dengan karya-karyanya di bidang

kedokteran. Karyanya yang merupakan rujukan di bidang kedokteran selama

berabad-abad. Karyanya adalah The Book of Healing dan The Canon of

Medicine, dikenal juga sebagai sebagai Al-Qanun fi At Tibb.

f. Ibnu Rusyd (1126 M – 1198 M) yang dalam bahasa Latin disebut dengan

Averroes, dan ia adalah seorang filsuf dari Spanyol (Andalusia). Karya-karya

Ibnu Rusyd meliputi bidang filsafat, kedokteran dan fikih dalam bentuk

karangan, ulasan, essai dan resume. Karya lain berupa Bidayat Al-Mujtahid

(kitab ilmu fiqih), Kulliyaat fi At-Tib (buku kedokteran).

g. Ibnu Khaldun (1332 M – 1406 M) adalah seorang sejarawan muslim dari

Tunisia dan sering disebut sebagai bapak pendiri ilmu historiografi, sosiologi

dan ekonomi. Karyanya yang terkenal adalah Muqaddimah (Pendahuluan).

Sebagian bangsa di Asia juga mulai memperlihatkan perkembangan ilmu

mereka. Dari Cina ada salah satu contoh terbaik akan Shen Kuo (1031 M – 1095

M), seorang ilmuwan dan negarawan yang pertama kali menggambarkan

magnet-jarum kompas yang digunakan untuk navigasi, menemukan konsep

utara sejati, perbaikan desain astronomi Gnomon, armillary bola, penglihatan

tabung, dan clepsydra, dan menggambarkan penggunaan drydocks untuk

memperbaiki perahu. Selain itu, Shen Kuo juga menyusun teori pembentukan

tanah, atau geomorfologi. Ada juga Su Song (1020 M – 1101 M) juga seorang

Page 24: Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif

astronom yang menciptakan langit bintang atlas peta, menulis sebuah risalah

farmasi dengan subyek terkait botani, zoologi, mineralogi, dan metalurgi, dan

telah mendirikan besar astronomi Clocktower di Kaifeng pada tahun 1088.

4. Zaman Renaissance

Zaman ini berlangsung dari abad 14 M sampai dengan abad 17 M. Renaissance

sering diartikan dengan kebangkitan, peralihan, atau lahir kembali (rebirth), yaitu

dilahirkannya kembali sebagai manusia yang bebas untuk berpikir. Zaman ini

juga disebut dengan peralihan dan kebangkitan ketika kebudayaan abad tengah

mulai berubah menjadi kebudayaan yang modern, dan pemikiran yang terbebas

dari dogma-dogma agama. Hal ini ditandai dengan lahirnya penemuan-

penemuan baru.

Pada masa kebangkitan ini, mulai bermunculan ilmuwan-ilmuwan dan filsuf baru.

Mereka telah menemukan teori atau konsep baru yang menjadi sejarah dalam

perkembangan ilmu, mereka itu adalah:

a. Niklas Koppernigk atau Nicolaus Copernicus (1473 M – 1543 M) adalah

seorang astronom, matematikawan, dan ekonom yang berkebangsaan

Polandia. Ia mengembangkan teori heliosentrisme (berpusat di matahari).

Teorinya tentang matahari sebagai pusat Tata Surya, yang

menjungkirbalikkan teori geosentris tradisional (yang menempatkan Bumi di

pusat alam semesta) dianggap sebagai salah satu penemuan yang terpenting

sepanjang masa, dan merupakan titik mula fundamental bagi astronomi

modern dan sains modern (teori ini menimbulkan revolusi ilmiah). Karya

terobosannya berjudul On the Revolutions of the Heavenly Spheres

(Mengenai perputaran Bola-Bola Langit), yang diterbitkan pada tahun 1543M.

b. Galileo Galilei (1564M - 1642M) adalah seorang astronom, filsuf, dan

fisikawan Italia yang memiliki peran besar dalam revolusi ilmiah.

Sumbangannya dalam keilmuan antara lain adalah penyempurnaan teleskop

(dengan 32x pembesaran) dan berbagai observasi astronomi seperti

menemukan satelit alami Jupiter -Io, Europa, Ganymede, dan Callisto- pada 7

Januari 1610. Buku karangannya adalah Dialogo sopra i due massimi sistemi

Page 25: Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif

del mondo yang kemudian diterbitkan di Florence pada 1632, dan Discorsi e

dimostrazioni matematiche, intorno à due nuove scienze diterbitkan di Leiden

pada 1638.

c. Tycho Brahe (1546 M – 1601 M) adalah seorang bangsawan Denmark yang

terkenal sebagai astronom/astrolog dan alkimiawan. Ia memiliki sebuah

observatorium yang dinamai Uraniborg, di Pulau Hven. Asistennya yang

paling terkenal adalah Johannes Kepler.

d. Johannes Kepler (1571 M – 1630 M), seorang tokoh penting dalam revolusi

ilmiah, ia adalah seorang astronom Jerman, matematikawan dan astrolog.

Penjelasan Kepler tentang pembiasan cahaya tertuang dalam buku

Supplement to Witelo, Expounding the Optical Part of Astronomy (Suplemen

untuk Witelo, Menjabarkan Bagian Optik dari Astronomi). Karya Kapler yang

lain berupa buku Mysterium cosmographicum (Misteri Kosmmografis),

Astronomiae Pars Optica (Bagian Optik dari Astronomi), De Stella nova in

pede Serpentarii (Tentang Bintang Baru di Kaki Ophiuchus), Astronomia nova

(Astronomi Baru), Dioptrice (Dioptre), Epitome astronomiae Copernicanae

(diterbitkan dalam tiga bagian dari 1618-1621), Harmonice Mundi

(Keharmonisan Dunia), Tabulae Rudolphinae (Tabel-Tabel Rudolphine), dan

Somnium (Mimpi).

e. Francis Bacon (1561 M – 1626 M) adalah seorang filsuf, negarawan dan

penulis Inggris. Karya-karyanya membangun dan mempopulerkan metodologi

induksi untuk penelitian ilmiah, seringkali disebut metode Baconian atau,

secara sederhana, metode ilmiah. Karya Francis Bacon yang terpenting

adalah Novum Organum. Dalam Novum Organum, sistem logika ia percaya

akan lebih tinggi daripada cara lama silogisme, yang dikenal sebagai metode

Bacon. Karya ini sangat penting dalam perkembangan historis metode ilmiah.

f. Andreas Vesalius (1514 M – 1564 M), ia adalah ahli anatomi. Karyanya

berupa buku De Humanis Corporis Fabrica (Pengerjaan Tubuh Manusia).

Karyanya yang lain ialah Tabulae Anatomicae Sex, tujuh jilid dari De humani

corporis fabrica, sebuah buku yang dipersembahkan untuk Charles V, Andrea

Vesalii suorum de humani corporis fabrica librorum epitome yang

Page 26: Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif

didedikasikan untuk Philip II dari Spanyol. Karya ini menekankan keutamaan

pembedahan dan memperkenalkan isilah pandangan anatomis tubuh

manusia. Maka dari itu, Vesalius disebut-sebut sebagai pemulai masa

anatomi manusia modern. Vesalius juga membuktikan bahwa tulang dada

(sternum) terdiri dari tiga bagian. Ia pun juga menulis Radicis Chynae,

sebuah teks pendek mengenai tumbuhan obat.

5. Zaman Modern

Zaman ini sebenarnya sudah terintis mulai dari abad 15 M, nyata terlihat jelas

pada abad 17 M dan berlangsung hingga abad 20 M. Hal ini ditandai adanya

penemuan-penemuan dalam bidang ilmiah. Ada tiga sumber pokok yang

menyebabkan berkembangnya ilmu pengetahuan di Eropa dengan pesat, yaitu

hubungan antara kerajaan Islam di Semenanjung Liberia dengan negara

Perancis, terjadinya Perang Salib dari tahun 1100-1300, dan jatuhnya Istambul

ke tangan Turki pada tahun 1453.

Ilmuwan pada zaman ini membuat penemuan dalam bidang ilmiah. Eropa yang

merupakan basis perkembangan ilmu melahirkan ilmuwan yang populer. Tokoh

yang menjadi pioner pada masa itu adalah sebagai berikut :

a. Isaac Newton (1643 M - 1727 M), ia adalah seorang fisikawan,

matematikawan, ahli astronomi, filsuf alam, alkimiwan, dan teolog. Bahka ia

dikatakan sebagai bapak ilmu fisika klasik. Karya bukunya Philosophiæ

Naturalis Principia Mathematica yang diterbitkan pada tahun 1687. Buku ini

meletakkan dasar-dasar mekanika klasik (menjabarkan hukum gravitasi dan

tiga hukum gerak yang mendominasi pandangan sains mengenai alam

semesta selama tiga abad). Buku-buku karyanya adalah Method of Fluxions

(1671), De Motu Corporum 1684), Opticks (1704), Reports as Master of the

Mint (1701-1725), Arithmetica Universalis (1707), dan An Historical Account

of Two Notable Corruptions of Scripture(1754).

b. René Descartes (1596 M - 1650 M), ia juga dikenal sebagai Renatus

Cartesius. Ia adalah seorang filsuf dan matematikawan Perancis. Karyanya

yang terpenting ialah Discours de la méthode (1637) dan Meditationes de

Page 27: Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif

prima Philosophia (1641). Descartes, kadang dipanggil “Penemu Filsafat

Modern” dan “Bapak Matematika Modern”. Pemikirannya membuat sebuah

revolusi falsafi di Eropa karena pendapatnya yang revolusioner bahwa

semuanya tidak ada yang pasti, kecuali kenyataan bahwa seseorang bisa

berpikir. Hasil pemikirannya berupa konsep “Aku berpikir maka aku ada (I

think, therefore I am). Meski paling dikenal karena karya-karya filosofinya, dia

juga telah terkenal sebagai pencipta sistem koordinat Kartesius, yang

mempengaruhi perkembangan kalkulus modern.

c. Charles Robert Darwin (1809 M - 1882 M) adalah seorang naturalis Inggris

yang teori revolusionernya meletakkan landasan bagi teori evolusi modern

dan prinsip garis keturunan yang sama (common descent) dengan

mengajukan seleksi alam sebagai mekanismenya. Teori ini kini dianggap

sebagai komponen integral dari biologi (ilmu hayat). Bukunya On the Origin of

Species by Means of Natural Selection, or The Preservation of Favoured

Races in the Struggle for Life (biasanya disingkat menjadi The Origin of

Species) merupakan karyanya yang paling terkenal sampai sekarang. Buku

karangan Darwin tentang tanaman dan binatang, termasuk manusia, dan

yang menonjol adalah The Descent of Man, and Selection in Relation to Sex

dan The Expression of the Emotions in Man and Animals. Bukunya yang

terakhir adalah tentang cacing tanah.

d. Joseph John Thomson (1856 M -1940 M) ia adalah seorang ilmuwan yang

penelitiannya membuahkan penemuan elektron. Thomson mengetahui

bahwa gas mampu menghantar listrik. Ia menjadi perintis ilmu fisika nuklir.

Struktur atom yang menjadi fokus Thomson ditulis dalam bukunya yang

berjudul Treatise on the Motion of Vortex Rings, dia juga menemukan

sebuah metode untuk memisahkan jenis atom-atom dan molekul-molekul

yang berbeda, dengan menggunakan sinar positif.

e. Masih banyak ilmuwan lain yang memegang peran dalam perkembangan

ilmu, diantaranya seperti Michael Faraday (1791 M -1867 M) yang mendapat

julukan “Bapak Listrik“, karena berkat usahanya listrik menjadi teknologi yang

banyak gunanya, dan Blaise Pascal (1623 M – 1662 M) adalah seorang ahli

Page 28: Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif

matematika, fisika, dan agama filsuf. Karyanya berupa kontribusi penting

pada pembangunan mekanis kalkulator. Kemudian dari perkembangan ilmu

sosial, muncul nama Auguste Comte (1798 M – 1857 M), ia adalah tokoh

yang mengusung “Filsafat Positivisme” dengan karyanya Cours De

Philosophie Positive (Uraian tentang filsafat positivisme). Istilah dari “positif”

ini sebagai sesuatu yang nyata, tepat, pasti, dan memberi manfaat.

6. Zaman Postmodern atau Kontemporer

Zaman ini bermula dari abad 20 M dan masih berlangsung hingga saat ini.

Zaman ini ditandai dengan adanya teknologi-teknologi canggih, dan spesialisasi

ilmu-ilmu yang semakin tajam dan mendalam. Pada zaman ini bidang fisika

menempati kedudukan paling tinggi dan banyak dibicarakan oleh para filsuf. Hal

ini disebabkan karena fisika dipandang sebagai dasar ilmu pengetahuan yang

subjek materinya mengandung unsur-unsur fundamental yang membentuk alam

semesta.

Sebagian besar aplikasi ilmu dan teknologi di abad 21 merupakan hasil

penemuan mutakhir di abad 20. Pada zaman ini, ilmuwan yang menonjol dan

banyak dibicarakan adalah fisikawan. Bidang fisika menjadi titik pusat

perkembangan ilmu pada masa ini. Fisikawan yang paling terkenal pada abad

ke-20 adalah Albert Einstein, ia lahir pada tanggal 14 Maret 1879

dan meninggal pada tanggal 18 April 1955 (umur 76 tahun). Alberth Einstein

adalah seorang ilmuwan fisika. Dia mengemukakan teori relativitas dan juga

banyak menyumbang bagi pengembangan mekanika kuantum, mekanika

statistik, dan kosmologi. Karyanya yang lain berupa gerak Brownian, efek

fotolistrik, dan rumus Einstein yang paling dikenal adalah E=mc².

Pada zaman ini juga melihat integrasi fisika dan kimia, pada zaman ini disebut

dengan “Sains Besar”. Linus Pauling (1953) mengarang sebuah buku yang

berjudul The Nature of Chemical Bond menggunakan prinsip-prinsip mekanika

kuantum. Kemudian, karya Pauling memuncak dalam pemodelan fisik DNA,

“rahasia kehidupan”.

Page 29: Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif

Pada tahun ini juga James D. Watson, Francis Crick dan Rosalind Franklin

menjelaskan struktur dasar DNA, bahan genetik untuk mengungkapkan

kehidupan dalam segala bentuknya. Hal ini memicu rekayasa genetika yang

dimulai tahun 1990 untuk memetakan seluruh manusia genom (dalam Human

Genome Project) dan telah disebut-sebut sebagai berpotensi memiliki manfaat

medis yang besar.

Pada tahun yang sama, percobaan Miller-Urey dibuktikan dalam sebuah

simulasi proses primordial, yang merupakan unsur dasar protein, sederhana

asam amino, bisa dibangun sendiri dari molekul sederhana.

Pada tahun 1925, Werner Heisenberg dan Erwin Schrödinger

memformulasikan mekanika kuantum, yang menjelaskan teori kuantum

sebelumnya.

Kemudian ada juga pengamatan oleh Edwin Hubble pada tahun 1929 bahwa

kecepatan di mana galaksi surut berkorelasi positif dengan jarak, mengarah

pada pemahaman bahwa alam semesta mengembang, dan perumusan teori Big

Bang oleh Georges Lemaitre. Pengembangan bom atom di era “Sains Besar”

selanjutnya terjadi selama Perang Dunia II, yang mengarah ke aplikasi praktis

dari radar dan pengembangan dan penggunaan bom atom.

Meskipun proses itu dimulai dengan penemuan siklotron oleh Ernest O.

Lawrence di tahun 1930-an. Di bidang Geologi yang paling fenomenal adalah

teori “pergeseran benua” oleh Alfred Wegener. Teori “Lempeng Tektonik” itu

sudah digagas pada tahun 1910-an, data dikumpulkan pada 1950 sampai 1960-

an, kemudian diakui dan digunakan pada tahun 1970.

Francois Lyotard, seorang filsuf postmodern yang mengemukakan

pembahasan tentang postmodern secara filosofis dan ilmiah dan telah terjadi

pergeseran dalam ilmu pengetahuan dan budaya dari era modern ke era

postmodern, dia menolak metanarasi modernis tentang sains yang menekankan

„kesatuan spekulatif dari semua ilmu pengetahuan‟, dan menyatakan perubahan

besar dalam dunia ilmiah terjadi dengan perkembangan teknologi tinggi

(teknologi informasi) yang mau tidak mau mengubah cara berpikir kita, penilaian

tentang tidak memadainya model „pengkotak-kotak otak (cara berpikir) dan

Page 30: Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif

spesialisasi intelektual untuk menghadapi watak baru ilmu pengetahuan seperti

pemrosesan informasi cyberspace yag mengukur ilmu pengetahuan berdasarkan

logika komputer yang berkembang akhir-akhir ini.

Jean Baudrillard, menyatakan jika pada era klasik dan modern ilmuwan dan

filsuf masih berdebat dan berbicara soal realitas, maka era postmodern justru

soal „kematian realitas‟(hyperreality), melalui media informasi kita dihadapkan

pada realitas citraan, realitas sebagai konstruksi.

Gillez Deleuze dan Felix Guattari (1983) menyatakan bahwa dalam era

informasi sekarang ini, dunia ibarat sebuah jaringan yang satu sama lain saling

berkaitan, demikian pula otak (mind) dan cara berpikir kita memiliki jaringan yang

hampir tak ada batas dan menyebut istilah ini dengan rhizomatic atau rizhome

(menjalar ke semua arah) artinya dalam dunia rhizomatic ilmuwan memerlukan

pula keterbukaan dan model berpikir kritis, ilmu pengetahuan juga menuntut

pendekatan interdisipliner dan multidisipliner.

Maknanya jika ditinjau dari aspek epistemology dalam hal ini aspek

metodologi adalah sebagai berikut :

Aspek estimologi merupakan aspek yang membahas tentang pengetahuan

filsafat. Aspek ini membahas bagaimana cara kita mencari pengetahuan dan

seperti apa pengetahuan tersebut.

Dalam aspek epistemologi ini terdapat beberapa logika, yaitu: analogi, silogisme,

premis mayor, dan premis minor. Analogi dalam ilmu bahasa adalah persaaman

antar bentuk yang menjadi dasar terjadinya bentuk – bentuk yang lain.

Silogisme adalah penarikan kesimpilan konklusi secara deduktif tidak langsung,

yang konklusinya ditarik dari premis yang di sediakan sekaligus.

Premis mayor bersifat umum yang berisi tentang pengetahuan, kebenaran,

dan kepastian.

Premis Minor bersifat spesifik yang berisi sebuah struktur berpikir dan dalil –

dalilnya.

Page 31: Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif

Makna sejarah filsafat ditinjau aspek Epistemologi, yaitu :

Apabila membagi perjalanan sejarah filsafat Barat dalam tiga zaman tertentu

(Yunani kuno, abad pertengahan, dan modern) dan menempatkan Yunani kuno

sebagai awal dimulainya filsafat Barat, maka secara implisit bisa dikatakan

bahwa pada zaman itu juga lahir epistemologi. Pembahasan-pembahasan yang

dilontarkan oleh kaum Sophis dan filosof-filosof pada zaman itu mengandung

poin-poin kajian yang penting dalam epistemologi.

Hal yang mesti digaris bawahi ialah pada zaman Yunani kuno dan abad

pertengahan epistemologi merupakan salah satu bagian dari pembahasan

filsafat, akan tetapi, dalam kajian filsafat pasca itu epistemologi menjadi inti

kajian filsafat dan hal-hal yang berkaitan dengan ontologi dikaji secara

sekunder. Dan epistemologi setelah renaisance dan descates mengalami

perubahan baru.

Makna Epistemologi di zaman yunani kuno

Berdasarkan penulis sejarah filsafat, orang pertama yang membuka lembaran

kajian epistemologi adalah Parmenides. Hal ini karena menempatkan dan

menekankan akal itu sebagai tolok ukur hakikat. Pada dasarnya, ia

mengungkapkan satu sisi dari sisi-sisi lain dari epistemologi yang merupakan

sumber dan alat ilmu, akal dipandang sebagai yang valid, sementara indra lahir

hanya bersifat penampakan dan bahkan terkadang menipu.

Heraklitus berbeda dengan Parmenides, ia menekankan pada indra lahir.

Heraklitus melontarkan gagasan tentang perubahan yang konstan atas segala

sesuatu dan berkeyakinan bahwa dengan adanya perubahan yang terus

menerus pada segala sesuatu, maka perolehan ilmu menjadi hal yang mustahil,

karena ilmu memestikan kekonstanan dan ketetapan, akan tetapi, dengan

keberadaan hal-hal yang senantiasa berubah itu, maka mustahil terwujud sifat-

sifat khusus dari ilmu tersebut. Oleh karena itu, sebagian peneliti sejarah filsafat

menganggap pemikiran sebagai skeptisisme.

Pythagoras berkata, “Manusia merupakan parameter segala sesuatu, tolok ukur

eksistensi segala sesuatu, dan mizan ketiadaan segala sesuatu. Gagasan

Page 32: Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif

Pythagoras ini kelihatannya lebih menyuarakan dimensi relativitas dalam

pemikiran.

Gorgias menyatakan bahwa sesuatu itu tiada, apabila ia ada, maka mustahil

diketahui, kalaupun ia bisa dipahami, namun tidak bisa dipindahkan.

Socrates ialah filosof pertama pasca kaum Sophis yang lantas bangkit

mengkritisi pemikiran-pemikiran mereka, dan dengan cara induksi dan

pendefinisian, ia berupaya mengungkap hakikat segala sesuatu. Iamemandang

bahwa hakikat itu tidak relatif dan nisbi.

Makna Epistemologi pada abad pertengahan

Inti pembahasan epistemology di abad pertengahan adalah persoalan yang

terkait dengan universalitas dan hakikat keberadaannya, disamping itu, juga

mengkaji dasar-dasar pengetahuan dan kebenaran.

Plotinus membagi tiga tingkatan persepsi : 1. Persepsi panca indra (sensuous

perception), 2. Pengertian (understanding), 3. Akal (logos, intellect). Tingkatan

pertama berkaitan dengan hal-hal yang lahir, tingkatan kedua adalah

argumentasi, dan akal sebagai tingkatan ketiga, bisa memahami hakikat

„kesatuan dalam kejamakan‟ dan „kejamakan dalam kesatuan‟ tanpa lewat

proses berpikirdan tingkatan di atas akal adalah instuisi.

Augustine (354-430 M) beranggapan bahwa ilmu terhadap jiwa dan diri sendiri

itu tidak termasuk dalam ruang lingkup yang bisa diragukan oleh kaum Skeptis

dan Sophis, di samping itu iamemandang bahwa ilmu itu sebagai ilmu yang

paling benar dan proposisi-proposisi matematika adalah bersifat gamblang yang

tidak bisa diragukan lagi. Pengetahuan indriawi itu, karena objeknya

senantiasa berubah tidak tergolong makrifat hakiki.

Makna Epistemologi pada abad modern

Tidak mudah menentukan batas peralihan yang jelas mengenai akhir zaman

pertengahan dan awal zaman modern. Karena Eropa waktu itu masih buta huruf

selain itu disebabkan perbedaan pandangan para ahli sejarah. Sebagai

sejarawan berpendapat bahwa zaman pertengahan berakhir di taklukkan oleh

Page 33: Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif

turki usmani. Namun pada abad 14 menjadi akhir zaman pertengahan yang di

tandai dengan gerakan renaisans (kelahiran kembali).

Pada zaman modern inilah lahir aliran-aliran metodologi pengetahuan

ditinjau dari aspek epistemologi, terdiri atas aliran-aliran :

1) Rasionalisme (Rene descartes – 1595-1660)

Rasionalisme berpendirian bahwa sumber pengetahuan terletak pada akal.

Bukan karena rasionalisme mengingkari nilai pengalaman, melainkan

pengalaman paling-paling dipandang sebagai sejenis perangsang bagi

pikiran. Para penganut rasionalisme yakin bahwa kebenaran dan kesesatan

terletak di dalam ide kita, dan bukannya di dalam diri barang sesuatu. Jika

kebenaran mengandung makna mempunyai ide yang sesuai dengan atau

menunjuk kepada kenyataan, maka kebenaran hanya dapat ada di dalam

pikiran kita dan hanya dapat diperoleh dengan akal budi saja.

2) Empirisme (Fransisco bacon, John Locke)

Empirisme adalah suatu cara/metode dalam filsafat yang mendasarkan cara

memperoleh pengetahuan dengan melalui pengalaman. John Locke, bapak

empirisme Britania, mengatakan bahwa pada waktu manusia di lahirkan

akalnya merupakan jenis catatan yang kosong (tabula rasa),dan di dalam

buku catatan itulah dicatat pengalaman-pengalaman inderawi. Menurut

Locke, seluruh sisa pengetahuan kita diperoleh dengan jalan menggunakan

serta memperbandingkan ide-ide yang diperoleh dari penginderaan serta

refleksi yang pertama-pertama dan sederhana tersebut. Ia memandang akal

sebagai sejenis tempat penampungan,yang secara pasif menerima hasil-hasil

penginderaan tersebut. Ini berarti semua pengetahuan kita betapapun

rumitnya dapat dilacak kembali sampai kepada pengalaman-pengalaman

inderawi yang pertama-tama, yang dapat diibaratkan sebagai atom-atom

yang menyusun objek-objek material. Apa yang tidak dapat atau tidak perlu di

lacak kembali secara demikian itu bukanlah pengetahuan, atau setidak-

tidaknya bukanlah pengetahuan mengenai hal-hal yang factual.

Page 34: Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif

3) Positivisme (Auguste comte – 1798-1857)

Menurut comte perkembangan pemikiran manusia berlangsung pada tiga

tahap yakni, teologis, metafisis dan positif. Comte beranggapan bahwa

sosiologi puncak ilmu pemgetahuan.

4) Fenomenalisme (Immanuel Kant)

Bapak Fenomenalisme adalah Immanuel Kant. Kant membuat uraian tentang

pengalaman. Baran sesuatu sebagaimana terdapat dalam dirinyan sendiri

merangsang alat inderawi kita dan diterima oleh akal kita dalam bentuk-

bentuk pengalaman dan disusun secara sistematis dengan jalan penalaran.

Karena itu kita tidak pernah mempunyai pengetahuan tentang barang

sesuatu seperti keadaanya sendiri, melainkan hanya tentang sesuatu seperti

yang menampak kepada kita, artinya, pengetahuan tentang gejala

(Phenomenon). Bagi Kant para penganut empirisme benar bila berpendapat

bahwa semua pengetahuan di dasarkan pada pengalaman-meskipun benar

hanya untuk sebagian. Tetapi para penganut rasionalisme juga benar, karena

akal memaksakan bentuk-bentuknya sendiri terhadap barang sesuatu serta

pengalaman.

5) Intusionisme

Menurut Bergson, intuisi adalah suatu sarana untuk mengetahui secara

langsung dan seketika. Analisa, atau pengetahuan yang diperoleh dengan

jalan pelukisan, tidak akan dapat menggantikan hasil pengenalan secara

langsung dari pengetahuan intuitif. Salah satu di antara unsut-unsur yang

berharga dalam intuisionisme Bergson ialah, paham ini memungkinkan

adanya suatu bentuk pengalaman di samping pengalaman yang dihayati oleh

indera. Dengan demikian data yang dihasilkannya dapat merupakan bahan

tambahan bagi pengetahuan di samping pengetahuan yang dihasilkan oleh

penginderaan. Kant masih tetap benar dengan mengatakan bahwa

pengetahuan didasarkan pada pengalaman, tetapi dengan demikian

pengalaman harus meliputi baik pengalaman inderawi maupun pengalaman

Page 35: Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif

intuitif. Hendaknya diingat, intusionisme tidak mengingkati nilai pengalaman

inderawi yang biasa dan pengetahuan yang disimpulkan darinya.

Intusionisme – setidak-tidaknya dalam beberapa bentuk-hanya mengatakan

bahwa pengetahuan yang lengkap di peroleh melalui intuisi, sebagai lawan

dari pengetahuan yang nisbi-yang meliputi sebagian saja-yang diberikan oleh

analisa. Ada yang berpendirian bahwa apa yang diberikan oleh indera

hanyalah apa yang menampak belaka, sebagai lawan dari apa yang

diberikan oleh intuisi, yaitu kenyataan. Mereka mengatakan, barang sesuatu

tidak pernah merupakan sesuatu seperti yang menampak kepada kita, dan

hanya intuisilah yang dapat menyingkapkan kepada kita keadaanya yang

senyatanya.

Makna Epistemologi yang berkembang di Barat

Menurut Keith Lehrer secara historis ada tiga perspektif dalam epistemology yang

berkembang di Barat, yaitu:

a. Dogmatic Epistemology

Adalah pendekatan tradisional terhadap epistemology, terutama Plato. Dalam

perspektif epistemology dogmatif, metaphysics (ontology) diasumsikan dulu ada,

baru kemudian ditambahkan epistemology. Singkatnya, epistemology dogmatif

menetapkan ontology sebelum epistemology.

b. Critical Epistemology.

Descartes membalik epistemology dogmatic dengan menanyakan apa yang

dapat kita ketahui sebelum menjelaskannya. Pertanyakan dulu secara kritis, baru

diyakini. Ragukan dulu bahwa sesuatu itu ada, kalau terbukti ada, baru

dijelaskan. Berfikir dulu, baru yakini atau tidak. Ragukan dulu, baru yakini atau

tidak. Descartes menganut the immediacy theses, bahwwa apa yang kita ketahui

adalah terbatas pad ide-ide yang adalah jiwa kita (our own minds). Metode

Descartes disebut juga metode skeptis. Yakni, skeptis bahwa kita dapat

mengetahui secara langsung objek di luar diri kita tanpa melalui jiwa kita. Thesis

ini dikembangkan oleh David Hume dengan teori primary qualities dan secondary

qualities. Pertanyaan utama epsitemologi jenis ini: Apa yang dapat kita ketahui?

Page 36: Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif

Dapatkah kita mengetahuinya? Munkinkah kita dapat mengetahui sesuatu di luar

diri kita? Singkatnya, epistemology kritis metapkan ontology setelah

epistemology.

c. Scientific Epistemology.

Pertanyaan utama epsitemologi jenis ini: Apa yang benar-benar sudah kita

ketahui dan bagaimana cara kita mengetahuinya? Epistemology ini tidak peduli

apakah batu di depan mata kita adalah penampakan atau bukan. Yang ia urus

adalah bahwa ada batu di depan mata kita dan kita teliti secara sainstifik.

4. Esensi yang terkandung dalam pengertian filsafat ilmu menurut Jujun S.

Suriasumantri (2009) menyangkut hal-hal berikut :

a. Penalaran

adalah berpikir menurut suatu alur kerangka berpikir tertentu. Dengan

penalaran inilah manusia mampu mengembangkan pengetahuannya dengan

cepat dan mantap. Disamping itu manusia juga mempunyai bahasa yang

mampu mengkomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang

melatarbelakangi informasi tersebut.

Hakikat Penalaran : Penalaran mempunyai ciri-ciri: proses berpikir logis atau

dan analitis.Penalaran juga merupakan suatu proses berfikir dalam menarik

kesimpulan yang berupa ilmu pengetahuan.

b. Logika

Logika didefinisikan sebagai pengkajian untuk berpikir secara sahih (Valid).

Logika berguna dalam proses penarikan kesimpulan. Logika dibagi menjadi

logika induktif dan logika deduktif.

1. Logika Induktif

Adalah cara berpikir dilakukan dengan cara menarik suatu kesimpulan

yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat khusus atau

individual.

Untuk itu, penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan

pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang yang khas dan terbatas

Page 37: Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif

dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang

bersifat umum.

Penarikan kesimpulan secara induktif menghadapkan kita kepada sebuah

permasalahan mengenai benyaknya kasus yang harus kita amati sampai

kepada suatu kesimpulan yang bersifat umum.

Untuk berpikir induktif dalam bidang ilmiah yang bertitik tolak dari

sejumlah hal khusus untuk sampai pada suatu rumusan umum sebagai

hukum ilmiah

2. Logika Deduktif

yaitu cara berpikir dilakukan dengan cara menarik suatu kesimpulan

yang bersifat khusus dari berbagai kasus yang bersifat umum.

Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola

berpikir silogismus yang secara sederhana digambarkan sebagai

penyusunan dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan.

Pernyataan yang mendukung silogismus disebut premis yang kemudian

dapat dibedakan sebagai premis mayor dan premis minor. Kesimpulan

merupakan pengetahuan yang didapat dari penalaran deduktif

berdasarkan kedua premis tersebut.

Dengan kata lain, penalaran deduktif adalah kegiatan berpikir yang

merupakan kebalikan dari penalaran induktif.

c. Sumber Pengetahuan

Sumber Pengetahuan, pada dasarnya terdapat dua cara kita mendapatkan

pengetahuan yang benar yaitu mendasarkan diri pada rasio atau disebut

rasionalisme dan mendasarkan diri pda pengalaman atau disebut empirisme,

namun masih terdapat cara lain yaitu intusi (pengetahuan yang didapatkan tanpa

melalui proses penalaran tertentu) dan wahyu merupakan pengetahuan yang

disampaikan oleh Tuhan kepada manusia lewat perantara nabi-nabi yang

diutusnya).

Page 38: Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif

Esensi yang terkandung dalam lingkup kajian Filsafat Ilmu secara

komprehensif yaitu sebagai berikut :

1) Ontologi

Secara historical dan etimologi, istilah ontologi berasal dari bahasa Yunani,

yang terdiri dari dua kata, yaitu ta onta berarti “yang berada”, dan logi berarti

ilmu pengetahuan atau ajaran. Maka ontologi adalah ilmu pengetahuan atau

ajaran tentang keberadaan. Namun pada dasarnya term ontologi pertama kali

diperkenalkan oleh Rudolf Goclenius pada tahun 1636 M untuk menamai

teori tentang hakikat yang ada yang bersifat metafisis. Dalam

perkembanganya Cristian Wolff membagi metafisika menjadi dua, yaitu

metafisika umum dan metafisika khusus. Metafisika umum dimaksudkan

sebagai istilah lain dari ontologi. Bidang pembicaraan teori hakikat luas

sekali, segala yang ada yang mungkin ada, yang boleh juga mencakup

pengetahuan dan nilai (yang dicarinya ialah hakikat pengetahuan dan hakikat

nilai). Nama lain untuk teori hakikat ialah teori tentang keadaan. Hakikat ialah

realitas, realitas ialah kerealan, real artinya kenyataan yang sebenarnya, jadi

hakikat adalah kenyataan yang sebenarnya, keadaan sebenarnya sesuatu,

bukan keadaan sementara atau keadaan yang menipu, bukan keadaan yang

berubah.

Secara obyektif, Ontologi menyelidiki sifat dasar dari apa yang nyata secara

fundamental dan cara yang berbeda dimana entitas (wujud) dari kategori-

kategori yang logis yang berlainan (objek-objek fisik, hal universal, abstraksi)

dapat dikatakan ada dalam rangka tradisional. ontologi dianggap sebagai

teori mengenai prinsip-prinsip umum dari hal ada, sedangkan dalam hal

pemakaianya akhir-akhir ini ontologi dipandang sebagai teori mengenai apa

yang ada.

Dengan demikian, ontologi atau metafisika umum adalah cabang filsafat ilmu

yang membicarakan prinsip paling dasar atau dalam dari segala sesuatu

yang ada. Para ahli memberikan pendapatnya tentang realita itu sendiri,

diantaranya Bramel. Ia mengatakan bahwa ontologi ialah interpretasi tentang

suatu realita dapat bervariasi, misalnya apakah bentuk dari suatu meja, pasti

Page 39: Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif

setiap orang berbeda-beda pendapat mengenai bentuknya, tetapi jika

ditanyakan bahanya pastilah meja itu substansi dengan kualitas materi, inilah

yang dimaksud dari setiap orang bahwa suatu meja itu suatu realita yang

kongkrit. Plato mengatakan jika berada di dua dunia yang kita lihat dan kita

hayati dengan kelima panca indra kita nampaknya cukup nyata atau real.

Adapun mengenai objek material ontologi ialah yang ada, yaitu ada individu,

ada umum, ada terbatas, ada tidak terbatas, ada universal, ada mutlak,

termasuk kosmologi dan metafisika dan ada sesudah kematian maupun

sumber segala yang ada. Objek formal ontologi adalah hakikat seluruh

realitas, bagi pendekatan kualitif, realitas tranpil dalam kuantitas atau jumlah,

telaahnya menjadi telaah monism, paralerisme atau plurarisme.

Fungsi dan manfaat mempelajari ontologi sebagai cabang filsafat ilmu antara

lain:

a) Ontologi sebagai refleksi kritis atas objek atau bidang garapan, konsep-

konsep, asumsi-asumsi dan postulat-postulat ilmu. Di antara asumsi dasar

keilmuan antara lain : Dunia ini ada, dan kita dapat mengetahui bahwa

dunia ini benar-benar ada; Dunia empiris itu dapat diketahui oleh manusia

dengan pancaindera. Fenomena yang terdapat di di dunia ini

berhubungan satu dengan lainnya secara kausal.

b) Ontologi membantu ilmu untuk menyusun suatu pandangan dunia yang

integral, komphrehensif dan koheren. Ilmu dengan ciri khasnya mengkaji

hal-hal yang khusus untuk dikaji secara tuntas yang pada akhirnya

diharapkan dapat memperoleh gambaran tentang objek telaahannya,

namun pada kenyataannya kadang hasil temuan ilmiah berhenti pada

simpulan-simpulan yang parsial dan terpisah-pisah. Jika terjadi seperti itu,

ilmuwan berarti tidak mampu mengintegrasikan pengetahuan tersebut

dengan pengetahuan lain.

c) Ontologi memberikan masukan informasi untuk mengatasi permasalahan

yang tidak mampu dipecahkan oleh ilmu-ilmu khusus. Pembagian objek

kajian ilmu yang satu dengan lainnya kadang menimbulkan berbagai

permasalahan, di antaranya ada kemungkinan terjadinya konflik

Page 40: Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif

perebutan bidang kajian, misalnya ilmu bioetika itu masuk disiplin etika

atau disiplin biologi. Kemungkinan lain adalah justru terbukanya bidang

kajian yang sama sekali belum dikaji oleh ilmu apa pun. Dalam hal ini

ontologi berfungsi membantu memetakan batas-batas kajian ilmu. Dengan

demikian berkembanglah ilmu-ilmu yang dapat diketahui manusia itu dari

tahun ke tahun atau dari abad ke abad.

Secara aplikatif, landasan pertanyaan Ontologis menyangkut : Objek apa

yang ditelaah ilmu ? Bagaimana wujud yang hakiki dari obyek tersebut?

Bagaimana hubungan obyek tadi dengan daya tangkap manusia yang

membuahkan pengetahuan ?

2) Epistemologi

Secara obyektif, Epistemologi adalah cabang filsafat ilmu yang mempelajari

benar atau tidaknya suatu pengetahuan. Sebagai sub sistem filsafat,

epistemologi mempunyai banyak sekali pemaknaan atau pengertian yang

kadang sulit untuk dipahami. Dalam memberikan pemaknaan terhadap

epistemologi, para ahli memiliki sudut pandang yang berbeda, sehingga

memberikan pemaknaan yang berbeda ketika mngungkapkannya. Akan

tetapi, untuk lebih mudah dalam memahami pengertian epistemologi, maka

perlu diketahui pengertian dasarnya terlebih dahulu. Epistemologi

berdasarkan akar katanya episteme (pengetahuan) dan logos (ilmu yang

sistematis, teori).

Secara terminologi, epistemologi adalah teori atau ilmu pengetahuan tentang

metode dan dasar-dasar pengetahuan, khususnya yang berhubungan

dengan batas-batas pengetahuan dan validitas atau sah berlakunya

pengetahuan itu. Beberapa ahli yang mencoba mengungkapkan definisi

daripada epistemologi adalah P. Hardono Hadi. Menurut beliau epistemologi

adalah cabang filsafat yang mempelajari dan mencoba menentukan kodrat

dan skope pengetahuan, pengandaian-pengandaian dan dasarnya, serta

pertanggungjawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki.

Tokoh lain yang mencoba mendefinisikan epistemologi adalah D.W Hamlyin,

Page 41: Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif

beliau mengatakan bahwa epistemologi sebagai cabang filsafat yang

berurusan dengan hakikat dan lingkup pengetahuan, dasar dan pengandaian

– pengandaian serta secara umum hal itu dapat diandalkannya sebagai

penegasan bahwa orang memiliki pengetahuan. Menurut Dagobert D. Runes,

beliau memaparkan bahwa epistemologi adalah cabang filsafat yang

membahas, sumber, struktur, metode-metode, dan validitas pengetahuan.

Sedangkan menurut Azyumardi Azra, beliau menambahkan bahwa

epistemologi sebagai ilmu yang membahas keaslian, pengertian, struktur,

metode, dan validitas ilmu pengetahuan. Walaupun dari kedua pemaparan di

atas terdapat sedikit perbedaan, namun keduanya memberikan pengertian

yang sederhana dan relatif mudah di pahami. Mudhlor ahmad merinci menadi

enam aspek yaitu, hakikat, unsur, macam, tumpuan, batas dan

saran pengetahuan.

Ruang Lingkup Epistemologi :

Dengan memperhatikan definisi lingkup kajian epistemologi, bisa dikatakan

bahwa tema dan pokok pengkajian epistemologi ialah ilmu, makrifat dan

pengetahuan. Dalam hal ini, dua poin penting akan dijelaskan:

a) Cakupan pokok bahasan,

Yakni apakah subyek epistemologi adalah ilmu secara umum atau ilmu

dalam pengertian khusus seperti ilmu hushûlî.Ilmu itu sendiri memiliki

istilah yang berbeda dan setiap istilah menunjukkan batasan dari ilmu itu.

Istilah-istilah ilmu tersebut adalah sebagai berikut:

Makna leksikal ilmu adalah sama dengan pengideraan secara umum

dan mencakup segala hal yang hakiki, sains, teknologi, keterampilan,

kemahiran.

Ilmu adalah kehadiran dan segala bentuk penyingkapan.

Ilmu yang hanya dimaknakan sebagai ilmu dimana berhubungan

dengan ilmu logika.

Ilmu adalah pembenaran dan hukum yang meliputi kebenaran yang

diyakini dan belum diyakini.

Page 42: Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif

Ilmu ialah kebenaran dan keyakinan yang bersesuaian dengan

kenyataan dan realitas eksternal.

Ilmu ialah kumpulan proposisi-proposisi universal yang saling

bersesuaian dimana tidak berhubungan dengan masalah-masalah

sejarah dan geografi.

Ilmu ialah kumpulan proposisi-proposisi universal yang bersifat

empirik.

b) Sudut pembahasan

Yakni apabila subyek epistemologi adalah ilmu dan makrifat, maka dari

sudut mana subyek ini dibahas, karena ilmu dan makrifat juga dikaji dalam

ontologi, logika, dan psikologi. Sudut-sudut yang berbeda bisa menjadi

pokok bahasan dalam ilmu. Terkadang yang menjadi titik tekan adalah

dari sisi hakikat keberadaan ilmu. Sisi ini menjadi salah satu pembahasan

dibidang ontologi. Sisi pengungkapan dan kesesuian ilmu dengan realitas

eksternal juga menjadi pokok kajian epistemologi. Sementara aspek

penyingkapan ilmu baru dengan perantaraan ilmu-ilmu sebelumnya dan

faktor riil yang menjadi penyebab hadirnya pengindraan adalah dibahas

dalam ilmu logika.

Aliran-aliran Epistemologi :

Dalam epistemologi terdapat beberapa aliran. Aliran-aliran tersebut mencoba

menjawab pertanyaan bagaimana manusia memperoleh pengetahuan.

a) Pertama, golongan yang mengemukakan asal atau sumber pengetahuan

yaitu aliran:

Rasionalisme, yaitu aliran yang mengemukakan, bahwa sumber

pengetahuan manusia ialah pikiran, rasio dan jiwa.

Empirisme, yaitu aliran yang mengatakan bahwa pengetahuan

manusia berasal dari pengalaman manusia itu sendiri, melalui dunia

luar yang ditangkap oleh panca inderanya.

Kritisme (transendentalisme), yaitu aliran yang berpendapat bahwa

pengetahuan manusia itu berasal dari dunia luar dan dari jiwa atau

pikiran manusia sendiri.

Page 43: Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif

b) Kedua, golongan yang mengemukakan hakikat pengetahuan manusia

inklusif di dalamnya aliran-aliran:

Realisme, yaitu aliran yang berpendirian bahwa pengetahuan manusia

adalah gambaran yang baik dan tepat tentang kebenaran. Dalam

pengetahuan yang baik tergambar kebenaran seperti sesungguhnya.

Idealisme, yaitu aliran yang berpendapat bahwa pengetahuan

hanyalah kejadian dalam jiwa manusia, sedangkan kanyataan yang

diketahui manusia semuanya terletak di luar dirinya.

Secara aplikatif, landasan pertanyaan epistemologis mencakup :

Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang

berupa ilmu? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang harus

diperhatikan agar menandakan pengetahuan yang benar? Apa saja

kriterianya? Apa yang disebut kebenaran itu? Adakah kriterianya? Cara,

teknik, sarana apa yang membantu dalam mendapatkan pengetahuan yang

berupa ilmu ?

3) Aksiologi

Secara obyektif, Aksiologi adalah cabang filsafat ilmu yang membahas

tentang masalah nilai (value) dan kegunaan. Istilah aksiologi berasal dari kata

axio dan logos, axios artinya nilai atau sesuatu yang berharga, dan logos

artinya akal, teori, axiologi artinya teori nilai, penyelidikan mengenai kodrat,

kriteria dan status metafisik dari nilai.

Secara fungsional, Aksiologi sebagai cabang filsafat ialah ilmu pengetahuan

yang menyelidiki hakekat nilai, pada umumnya ditinjau dari sudut pandangan

kefilsafatan. Nilai Intrinsik, contohnya pisau dikatakan baik karena

mengandung kualitas-kualitas pengirisan didalam dirinya, sedangkan nilai

instrumentalnya ialah pisau yang baik adalah pisau yang dapat digunakan

untuk mengiris, jadi dapat menyimpulkan bahwa nilai Instrinsik ialah nilai

yang yang dikandung pisau itu sendiri atau sesuatu itu sendiri, sedangkan

Nilai Instrumental ialah Nilai sesuatu yang bermanfaat atau dapat dikatakan

Niai guna.

Page 44: Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif

Aksiologi terdiri dari dua hal utama, yaitu:

Etika : bagian filsafat nilai dan penilaian yang membicarakan perilaku

orang. Semua prilaku mempunyai nilai dan tidak bebas dari penilaian.

Jadi, tidak benar suatu prilaku dikatakan tidak etis dan etis. Lebih tepat,

prilaku adalah beretika baik atau beretika tidak baik.

Estetika : bagian filsafat tentang nilai dan penilaian yang memandang

karya manusia dari sudut indah dan jelek. Indah dan jelek adalah

pasangan dikhotomis, dalam arti bahwa yang dipermasalahkan secara

esensial adalah pengindraan atau persepsi yang menimbulkan rasa

senang dan nyaman pada suatu pihak, rasa tidak senang dan tidak

nyaman pada pihak lainnya.

Aksiologi memberikan manfaat untuk mengantisipasi perkembangan

kehidupan manusia yang negatif sehingga ilmu pengetahuan dan teknologi

tetap berjalan pada jalur kemanusiaan. Oleh karena itu daya kerja aksiologi

ialah :

b. Menjaga dan memberi arah agar proses keilmuan dapat menemukan

kebenaran yang hakiki, maka prilaku keilmuan perlu dilakukan dengan

penuh kejujuran dan tidak berorientasi pada kepentingan langsung.

c. Dalam pemilihan objek penelahaan dapat dilakukan secara etis yang tidak

mengubah kodrat manusia, tidak merendahkan martabat manusia, tidak

mencampuri masalah kehidupan dan netral dari nilai-nilai yang bersifat

dogmatik, arogansi kekuasaan dan kepentingan politik.

d. Pengembangan pengetahuan diarahkan untuk meningkatkan taraf hidup

yang memperhatikan kodrat dan martabat manusia serta keseimbangan,

kelestarian alam lewat pemanfaatan ilmu dan temuan-temuan universal.

Secara aplikatif, landasan pertanyaan aksiologis mencakup : Untuk apa

pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan antara

cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana

penentuan obyek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral ?

Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang merupakan

operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral/profesional?

Page 45: Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif

4) Metafisika

Metafisika merupakan cabang filsafat ilmu yang membahas secara

komprehensif mengenai seluruh realitas atau segala sesuatu yang ada.

Ilmu metafisika mempelajari tentang :

a) Sifat manusia yang dikaitkan secara kontekstual dan individual dengan

alam sekitarnya.

b) Objek sifat dan kenyataan yang ada untuk sebuah tujuan, sebab akibat

dan peraturan yang ada di alam semesta.

c) Permasalahan perilaku kehidupan manusia dan sifat kebebasan berpikir

dan hidup di alam semesta.

Esensi Objek Kajian Filsafat Ilmu

Secara obyektif, kajian secara empiris dari filsafat ilmu semakin bercabang

dan berkembang, sehingga menimbulkan spesialisasi dan menampakkan

kegunaan yang praktis. Dalam perspektif ini dapat diuraikan bahwa filsafat

ilmu pada prinsipnya memiliki dua obyek substantif dan dua obyek

instrumentatif, yaitu:

a) Obyek Subtantif, yang terdiri dari dua hal,yaitu :

Fakta (Kenyataan)

Data empirik tersebut harus obyektif tidak boleh masuk subyektifitas

peneliti. Fakta itu yang faktual ada phenomenology. Fakta bukan

sekedar data empirik sensual, tetapi data yang sudah dimaknai atau

diinterpretasikan, sehingga ada subyektifitas peneliti. Tetapi

subyektifitas di sini tidak berarti sesuai selera peneliti, subyektif disini

dalam arti tetap selektif sejak dari pengumpulan data, analisis sampai

pada kesimpulan.. Data selektifnya mungkin berupa ide, moral dan

lain-lain. Orang mengamati terkait langsung dengan perhatiannya dan

juga terkait pada konsep-konsep yang dimiliki. Kenyataan itu

terkonstruk dalam moral realism, sesuatu itu sebagai nyata bila ada

korespondensi dan koherensi antara empiri dengan skema rasional.

Page 46: Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif

Kebenaran

Menjelaskan empirik faktual koheren dengan kebenaran transenden

berupa wahyu/ide-ide pemikiran. Pragamatisme, mengakui kebenaran

apabila faktual berfungsi. Rumusan substantif tentang kebenaran ada

beberapa teori, menurut Michael Williams ada lima teori yang relevan

tentang kebenaran, yaitu:

1. Kebenaran Preposisi

yaitu teori kebenaran yang didasarkan pada kebenaran

proposisinya baik proposisi formal maupun proposisi materialnya.

2. Kebenaran Korespondensi

yaitu teori kebenaran yang mendasarkan suatu kebenaran pada

adanya korespondensi antara pernyataan dengan kenyataan (fakta

yang satu dengan fakta yang lain). Selanjutnya teori ini kemudian

berkembang menjadi teori kebenaran struktural paradigmatik yaitu

teori kebenaran yang mendasarkan suatu kebenaran pada upaya

mengkonstruk beragam konsep dalam tatanan struktur teori

(struktur ilmu/structure of science) tertentu yang kokoh untuk

menyederhanakan yang kompleks atau sering.

3. Kebenaran Koherensi atau Konsistensi

yaitu teori kebenaran yang medasarkan suatu kebenaran pada

adanya kesesuaian suatu pernyataan dengan pernyataan-

pernyataan lainnya yang sudah lebih dahulu diketahui, diterima dan

diakui kebenarannya.

4. Kebenaran Performatif

yaitu teori kebenaran yang mengakui bahwa sesuatu itu dianggap

benar apabila dapat diaktualisasikan dalam tindakan.

5. Kebenaran Pragmatik

yaitu teori kebenaran yang mengakui bahwa sesuatu itu benar

apabila mempunyai kegunaan praktis. Dengan kata lain sesuatu itu

dianggap benar apabila mendatangkan manfaat dan salah apabila

tidak mendatangkan manfaat.

Page 47: Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif

b) Obyek Instrumentatif, yang terdiri dari dua hal yaitu:

Konfirmasi

Fungsi ilmu adalah untuk menjelaskan, memprediksi proses dan

produk yang akan datang atau memberikan pemaknaan. Pemaknaan

tersebut dapat ditampilkan sebagai konfirmasi absolut dengan

menggunakan landasan: asumsi, postulat atau axioma yang sudah

dipastikan benar. Pemaknaan juga dapat ditampilkan sebagai konfirmi

probabilistik dengan menggunakan metode induktif, deduktif, reflektif.

Dalam ontologi dikenal pembuktian a priori dan a posteriori.

Logika Inferensi

Studi logika adalah studi tentang tipe-tipe tata kerangka berpikir. Pada

mulanya logika dibangun oleh Aristoteles (384-322 SM) dengan

mengetengahkan tiga prinsip atau hukum pemikiran, yaitu : Principium

Identitatis, Principium Countradictionis, dan Principium Exclutii Tertii.

Logika ini sering juga disebut dengan logika Inferensi karena kontribusi

utama logika Aristoteles tersebut adalah untuk membuat dan menguji

inferensi. Dalam perkembangan selanjutnya Logika Aristoteles juga

sering disebut dengan logika tradisional. Dalam hubungan ini Harold

H. Titus menerapkan ilmu pengetahuan mengisi filsafat dengan

sejumlah besar materi aktual dan deskriptif yang sangat perlu dalam

pembinaan suatu filsafat. Banyak ilmuwan yang juga filsuf. Para filosof

terlatih dalam metode ilmiah dan sering pula menuntut minat khusus

dalam beberapa disiplin ilmu.

Esensi pengertian Filsafat Ilmu Menurut Para Ahli yaitu sebagai berikut :

Robert Ackerman : Filsafat ilmu dalam satu sisi adalah suatu tinjauan kritis

mengenai pendapat-pendapat ilmiah, dewasa ini, melalui perbandingan terhadap

kriteria-kriteria yang dikembangkan dari pendapat-pendapat tertentu, tetapi

filsafat ilmu juga jelas bukan suatu kemandirian cabang ilmu dari praktek ilmiah

secara aktual.

Page 48: Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif

Lewis White Beck : filsafat ilmu membahas dan mengevaluasi metode-metode

pemikiran ilmiah serta upaya untuk mencoba menemukan ilmu dan pentingnya

upaya ilmiah ilmu secara keseluruhan.

Cornelius Benjamin : Filsafat ilmu adalah cabang pengetahuan filsafat yang

merupakan telaah sistematis mengenai ilmu, khususnya: metode, konsep dan

praanggapannya, serta letaknya dalam kerangka umum cabang-cabang

pengetahuan intelektual.

Michael V. Berry : filsafat ilmu merupakan penelaahan tentang logika interen

dari teori-teori ilmiah dan hubungan-hubungan antara percobaan dan teori, yaitu:

metode ilmiah.

Peter Caws : mengemukakan bahwa filsafat ilmu adalah salah satu bagian

filsafat yang mencoba berupaya dan melakukan pencarian terhadap ilmu.

Psillos dan Curd (2008) : berpendapat bahwa filsafat ilmu adalah filsafat yang

berhubungan dengan masalah-masalah filosofis dan fundamental yang terdapat

di dalam ilmu.

Dalton dkk. (2007) : Filsafat ilmu mengacu pada keyakinan seseorang tentang

esensi pengetahuan ilmiah, esensi metode dalam pencapaian pengetahuan

ilmiah hingga ke hubungan antara ilmu dan perilaku manusia.

Rudner (1966) : berpendapat bahwa filsafat ilmu adalah salah satu bagian dari

epistemologi yang merupakan filsafat yang berfokus pada kajian tentang

karakteristik pengetahuan ilmiah.

Hanurawan (2012) :Filsafat ilmu merupakan salah satu cabang filsafat,

khususnya dalam epistemologi, yang mempelajari hakikat pengetahuan ilmu.

5. Alasan mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan

moralitas adalah sebagai berikut :

Mengingat calon ilmuwan memerlukan objektivitas mengenai kebenaran, dan hal

itu dapat dibentuk dan dikembangkan dengan mendengarkan Suara Hati yang

merupakan, suara batin, hati nurani, suara yang memberi cahaya, nur cahaya,

suara terdalam dalam diri manusia namun suara itu disadari.

Page 49: Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif

Calon ilmuwan membutuhkan pengembangan Suara hati karena membuat

terbangunnya dan komitmen untuk menerapkan dalam situasi faktual dan

dilakukan secara sadar dan objektif tentang nilai kebenaran : yang benar

adalah benar, yang salah adalah memang benar salah, yang baik adalah baik,

dan yang tidak baik adalah memang tidak baik, yang boleh dilakukan memang

boleh dilakukan, dan yang tidak boleh dilakukan memang tidak boleh dilakukan.

Benih kebenaran dikembangkan dan dilaksanakan dan benih kesalahan tidak

dikembangkan dan dipraktekkan.

Calon ilmuwan dapat mengembangkan Suara hati yang juga disebut energy

psikis yang merupakan benih yang jernih yang memperdengarkan suaranya.

Suara halus, lembut berujar dan didengar, “jangan lakukan itu, dan itu salah”

lakukanlah bahwa itu benar”, suara tersebut menggema setiap detik dan setiap

saat dalam setiap melangkah menapaki kehidupan yang factual dan nyata dan

bukan khayalan. Jawabannya pasti selalu benar dan harus dibedakan dengan

firasat. Suara yang memperdengarkan kebenaran itu harus diuji secara objektif.

Apakah mewakili kemauan diri sendiri, kemauan ajakan moral yang dikukuhkan

oleh komunitas tertentu, kemauan budaya, kemauan komunitas politik dan

kemauan yang dilatar belakangi oleh berbagai kepentingan pribadi dan

kelompok.

Calon ilmuwan memerlukan eksplorasi pengembangan suara hati karena dapat

dikatakan bahwa suara batin itu merupakan institusi penghakiman di dalam diri

sendiri, yang mengatakan bahwa kita salah atau benar. Yang tahu kita salah

adalah diri kita sendiri bukan orang lain, hakim di dalam diri kita sendiri.

Menurut Rogers (Hjelle & Ziegler, 1978) menyatakan di dalam diri manusia

termasuk calon ilmuwan terdapat sesuatu yang hakiki yaitu pada dasarnya

manusia dapat dipercaya, konstruktif, realistic dan memiliki tujuan. Secara

naluriah benih suara yang mewakili kebenaran itu dapat dikatakan sifatnya

terberi dan merupakan potensi. Maslow menyebutnya sebagai „Essential Inner

Nature‟ dan upaya mengembangkannya pastilah lingkungan yang sangat

berperan termasuk keluarga, institusi yang ada di dalam masyarakat, budaya,

agama, lembaga pendidikan formal dan non formal dan lembaga lainnya sangat

Page 50: Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif

berperan mengembangkan suara murni yang disebut hati nurani itu. Terjadi

hubungan yang dialogis antara lingkungan dan suara batin itu. Perlu dipahami

bahwa sekalipun lingkungannya buruk dimana seseorang dibesarkan pastilah

tidak 100% akan melakukan hal terburuk dan jika ditanya secara jujur apakah dia

paham tentang kebenaran dan pasti dia paham.

Suara hati itu tidak menyuarakan suara yang mengukuhkan sifat egois tapi dia

juga menyuarakan nilai-nilai kemanusiaan. Jadi setiap manusia memiliki suara

batin.

Calon ilmuwan memerlukan pengembangan Suara hati dan moralitas yang baik

sebagai benih di dalam batin senantiasa diperhadapkan oleh interaksi dengan

lingkungannya. Banyak ajaran moral yang berkembang dan menawarkan

berbagai ramuan yang katanya dapat dijadikan pijakan dalam mengembangkan

nilai moral yang objektif. Ajaran moral ternyata bervariasi dan juga dijadikan

pijakan dalam menjalani kehidupan. Ajaran moral boleh jadi dilatar belakangi

oleh budaya dan setiap budaya mengklaim bahwa apa yang direfleksikan dalam

bentuk perilaku budaya adalah yang terbaik dan itu adalah panggilan budayanya.

Ajaran moral biasanya mengajak diri kita sesuai dengan apa yang disepakati

bersama. Konsensus ternyata juga menjadi acuan dalam melakukan apa yang

dinamakan baik dan benar. Nilai moral terinternalisasi dalam diri pribadi yang

mewakili norma moral masyarakat yang diinternalisasi oleh lingkungan keluarga.

Suara hati tidak demikian dan suara hati bukan mewakili ajaran moral dan

tidak sama dengan super ego, suara hati menunjuk fakta secara objetif

sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan secara objektif.

Jika perbuatan kita buruk, suara hati akan mencela kita “wah kamu jahat dan

tidak berguna” dan sebaliknya jika perbuatan kita baik suara hati akan berujar

“wah kamu super dan lakukan terus ya”. Dia menghakimi perbuatan kita dan

itulah yang disebut dengan hati nurani retrospektif.

Jika kita tahu bahwa kita tidak boleh melakukan yang buruk sekalipun sedang

ditawari dan sedang ada dihadapan kita dan itulah yang disebut dengan suara

hati kekinian.

Page 51: Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif

Jika kita menyadari dan ingin menjadi lebih baik dari waktu lalu, ingin menjadi

orang bijaksana dan bermakna bagi kepentingan orang banyak, mengabdikan

diri untuk menyalurkan kasih bagi sesama dan menjadi manusia yang sesuai

dengan panggilan kemanusiaan dan inilah yang disebut dengan hati nurani

prospektif.

Calon ilmuwan membutuhkan Hati nurani mengingat hati nurani adalah sebuah

kesadaran yang mampu melampaui rasio sekalipun dapat dirasionalisasi oleh

rasio, dikamuplase oleh rasio. Artinya kita dapat menampakkan diri kita benar

sekalipun sesungguhnya kita salah. Kita merasionalisasi kesalahan kita menjadi

suatu kebenaran sehingga orang lain juga menyatakan kita benar. Padahal kita

salah dan yang tahu adalah hanya suara hati kita saja.

Calon ilmuwan memerlukan pengembangan hati nurani secara substantif

menjadi dasar bagi bertumbuhnya kepribadian yang matang dan utuh.

Kepribadian kita mesti dibangun atas dasar upaya mengembangkan suara hati,

mendengarkan apa yang dibisikkan oleh hati nurani, sekalipun banyak tawaran

yang kelihatannya amat menyenangkan, agar kita dapat menumbuhkan suara

hati dengan setiap hari memupuk dan memelihara denga baik, memperhatikan

dengan tulus dan melakukannya pastilah akan menjadi pribadi yang bijaksana,

terhormat, wibawa dan terpancar indah dalam tubuh dan jiwa kita.

Calon ilmuwan juga perlu mendengarkan Suara hati atau hati nurani yang dalam

secara substantive dan objektif dan menilai esensi secara faktual dalam ranah

kesadaran, sehingga dalam refleksinya memiliki dimensi personal, adipersonal

dan mutlak. Suara hati personal menunjuk pada penilaian atas ukuran pribadi,

menilai diri, institusi penghakiman atas dasar patokan hati nurani dari dalam diri

sendiri. Apa yang baik dan benar, yang bermoral dan tidak bermoral hanya

berdasarkan hati nurani yang berpusat pada diri sendiri. Namun sifatnya tetap

objektif namun pusatnya hati nurani diri sendiri. Hati nurani secara naluriah

memilik kemampuan dan sifatnya transcendental yang mampu memahami dan

mendudukkan nilai adikodrati, nilai luhur, nilai yang menjadi cahaya ke dalam

hati nurani diri pribadi, sehingga manusia mampu berdialog dengan Sang

Pencipta dan melampaui rasio dan itulah yang disebut manusia batiniah yang

Page 52: Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif

memahami nilai-nilai religius, nilai adikodrati. Dapat dikatakan Sang Pencipta

menciptakan hati nurani agar manusia sadar dan senantiasa eling akan

kehidupan di dunia ini. Dan suara hati akan membeberkan apa yang telah kita

lakukan dan akan kita perbuat. Inilah yang disebut dengan suara hati

adipersonal.

Calon ilmuwan membutuhkan pengembangan Suara hati atau hati nurani yang

memiliki ciri yang unik dan khas dan bersifat mutlak. Mendesak kita untuk

melakukan kewajiban secara benar dan harus menolak tawaran dan perbuatan

yang tidak benar. Menyadarkan kita tentang kewajiban yang harus dilakukan dan

tidak bisa ditawar-tawar lagi, itulah yang dinamakan sifat suara hati yang

mutlak.

Beberapa petuah terkait suara hati untuk proses menjadikan manusia yang

mampu mengoptimalkan potensi diri, menjadi manusia bermakna, memancarkan

nilai-nilai kemanusiaan yaitu :

Hati nurani yang sifatnya terberi, instictoid dan menjadi benih nir sejati, benih

keluhuran manusia, benih nilai kemanusiaan, benih yang sifatnya adikodrati,

Esensi hati nurani tersebut wajib disiangi, dipupuk, dipelihara dengan penuh

kasih sayang oleh kita sehingga bertumbuh dan berkembang dan menyelimuti

hidup kita secara utuh dan menyeluruh.

Calon ilmuwan sebagai manusia sejati berkewajiban menjalani subjektivitas

hidup kita dengan penuh tanggung jawab. Hargai hidup kita dengan cara

berjuang dan mendengarkan suara hati kita sehingga akan sangat bahagia jika

mengembangkan suara hati kita.

Calon ilmuwan menyadari hidup yang dijalani ini tidaklah mudah, disamping

memperjuangkan hidup ini agar menjadi bermakna dalam segala hal seperti

pendidikan, pekerjaan, mampu hidup harmonis dalam berkeluarga, mampu

memerangi nafsu dan rasio kita yang berupaya merasionalisasi perbuatan salah

menjadi benar dan sebaliknya, memerangi nafsu buruk dan keserakahan.

Mampu hidup tulus, jujur, disiplin, kerja keras dan bertanggung jawab dalam

hidup ini. Dan ini dapat dicapai bila calon ilmuwan dapat mendengarkan dan

mengembangkan suara hati dan moralitas yang baik.

Page 53: Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif

Calon ilmuwan dalam upaya mengembangkan suara hati atau hati nurani maka

berkomunikasilah dengan hati nurani, yaitu dengan berbicara dengan diri atau

dialog batin, melalui perasaan, melalui ide yang menginspirasi, melalui

pergeseran pandangan, serta secara kebetulan (kebetulan yang tidak kebetulan

ini sebenarnya bentuk komunikasi hati nurani dengan kita).

Calon ilmuwan harus menyadari, memahami dan mengembangan moralitas

yang baik mengingat esensi konsep dari moral bahwa apa yang dikonsepkan

sebagai perilaku bermoral sesungguhnya didasarkan pada urun rembug,

musyawarah sehingga menghasilkan kesepakatan yang sifatnya informal

dan atau formal dalam menjalani kehidupan dalam suatu komunitas,

budaya dan juga bernegara.

Calon ilmuwan wajib memahami dan mengembangkan moralitas yang dianutnya

sesuai budaya, komunitas dan bernegara dimana pengertian moral mengacu

pada perbuatan, perilaku yang dinilai baik atau buruk sesuai dengan

kesepakatan yang dibangun oleh komunitas, budaya dan juga negara. Kita tidak

berwenang mewakili institusi moral dalam diri kita tentang esensi dan perilaku

orang lain, komunitas lain, budaya lain dan negara lain berdasarkan ukuran

moral yang kita anut. Apa yang baik menurut orang lain belum tentu baik

menurut diri kita, apa yang baik menurut budaya etnik lain belum tentu baik

menurut persepsi etnik budaya kita dan sebagainya. Semuanya dalam hal ini

berlaku hukum relatif. Konsep baik itu sifatnya universal namun penerapannya

bisa berbeda.

Secara konseptual dan faktual moral terdiri dari moral individu, moral

komunitas, moral budaya, moral negara. Jenis moral tersebut dalam kasus

tertentu berkesinambungan dan dalam kasus lain bertentangan. Moral negara

dikaitkan dengan ideology yang diterjemahkan dalam kaidah bernegara, kaidah

hukum dan dibentuk secara formal dan legal. Semua warganegara wajib tunduk

pada kaidah bernegara. Berbeda dengan moral budaya, yang dibangun atas

dasar kesepakatan informal dan diinternalisasikan melalui proses enkulturasi di

dalam lingkungan keluarga dan institusi yang ada di dalam masyarakat.

Demikian juga moral komunitas dibangun oleh komunitas itu dan yang unik

Page 54: Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif

adalah moral individu yang cenderung melakukan analisis terhadap proses

berlangsungnya kehidupan dalam masyarakat. Individu melakukan penilaian

terhadap apa yang dikatakan perilaku baik atau buruk.

Calon ilmuwan berkewajiban mengembangkan moral sesuai ajaran moral yang

diperoleh termasuk dari negara dan budayanya sehingga patutlah kita

bertumbuh dan berkembang di dalam budaya dan negara kita dan menghargai

perbedaan yang ada dan patut menyesuaikan diri secara aktif dan positif. Artinya

kita tetap memegang teguh pedoman hidup kita dan kemudian beradaptasi

dengan apa yang dikatakan bermoral oleh orang lain, budaya lain, negara lain,

sehingga kita mampu berdialog dengan harmonis. Moral yang sifatnya absolut

adalah moral agama. Dan ini tidak bisa ditawar-tawar lagi dan itupun sesuai

dengan ajaran agamanya masing-masing. Tujuannya adalah agar kita „hidup

bermoral‟.

Calon ilmuwan berkewajiban selalu mengembangkan moralitas yang baik

mengingat pada dasarnya Moralitas adalah apa yang dilakukan sesuai

dengan apa yang diucapkan dan bersumber dari ajaran moral. Manusia

yang memiliki moralitas pasti mendengarkan suara hatinya.

Ajaran moral bersumber dari orangtua, keluarga, sekolah, institusi masyarakat,

agama yang merupakan sumber ajaran moral tertinggi dan institusi lainnya yang

senantiasa mengemban amanah memanusiakan manusia dalam menjalani

kehidupan yang beragam di dalam masyarakat. Manusia yang memiliki moralitas

pasti jujur, murni, terbuka, rasional mengutamakan kebaikan secara objektif.

Pribadi yang memiliki moralitas pasti akan mampu mengembangkan potensinya

secara optimal yang diwujudkan dalam melaksanakan pekerjaan dan profesinya

dan akan memberi dampak yang sangat berarti bagi pengembangan

perusahaan, masyarakat dan kemaslatan kehidupan bersama dan akan mampu

memberikan yang terbaik dalam hidupnya.

Jadi calon ilmuwan sebagai Pribadi yang mampu mengembangkan hidup

bermoral, tampak terlihat bersumber dari suara hati.

Page 55: Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif

6. Dari aspek metodologi, perbedaan pendekatan kuantitatif dengan kualitatif

adalah sebagai berikut :

1) Pendekatan Kualitatif berpijak pada natural setting (latar alamiah) dan tidak

mereduksi ke dalam bentuk variabel. Setting alamiah adalah sebuah fenomena

yang tampak dan dibalik yang tampak disebut noumenon. Apa yang terdapat di

balik fenomena dan tidak dapat diduga dan dianalisis melalui teori. Teori hanya

merupakan bahan referensi untuk memahami noumenon tersebut.

Berbeda dengan pendekatan Kuantitatif yang dimulai dari “problem” ilmiah,

maksudnya dari sebuah fenomena yang tampak, namun dalam kajian fenomena

tersebut langsung direduksi ke dalam variabel-variabel yang disebut “logical

inference”

2) Pendekatan Kualitatif yang didasarkan pada natural setting maka dibutuhkan

manusia sebagai peneliti (human instrument : peneliti sendiri sebagai

instrument) sehingga amat dibutuhkan penguasaan metodologis peneliti untuk

menggali noumenon.

Sedangkan Pendekatan Kuantitatif instrumentnya adalah alat ukur yang

dibuat oleh peneliti yang mengacu pada skala tertentu sesuai dengan tujuan

pengumpulan data.

3) Pendekatan Kualitatif diarahkan untuk menemukan teori baru yang didasarkan

pada fakta lapangan dan hasilnya ideographically interpreted, tentatively applied,

memahami (verstehen).

Sedangkan Pendekatan Kuantitatif diarahkan pada pengujian teori yang

diturunkan dalam bentuk hipotesis sehingga teori teruji secara akumulatif

(context of justification / context of verification), hasilnya bersifat nomothetic,

menjelaskan fenomena (erkleren)

4) Pendekatan Kualitatif sampel sangat ditentukan oleh tujuan penelitian dan

jumlahnya terbatas, sedangkan Pendekatan Kuantitatif menggunakan sampel

penelitian berjumlah banyak sesuai dengan kaidah penentuan sampel.

5) Hasil penelitian Kuantitatif dapat digeneralisasikan sedangkan pendekatan

Kualitatif tidak bertujuan untuk membuat generalisasi namun lebih diarahkan

pada aplikasi dan pemahaman yang mendalam tentang kajian yang diteliti.

Page 56: Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif

6) Lamanya pengumpulan data pada pendekatan Kuantitatif relatif dapat

dilakukan dalam waktu yang singkat, sedangkan Pendekatan Kualitatif

waktu yang digunakan untuk mengumpulkan data relatif lama yang

bertujuan untuk menemukan data secara holistic.

7) Pendekatan yang digunakan dalam penelitian Kuantitatif bersifat deduktif

sedangkan Penelitian Kualitatif bersifat induktif, menggunakan berbagai

strategi dan teknik dalam melaksanakan pengumpulan data.

8) Pendekatan Kualitatif sangat menekankan proses pelaksanaan penelitian

dalam upaya menggali dan menemukan makna serta terutama menjamin

kredibilitas data yang diperoleh. Sedangkan Pendekatan Kuantitatif lebih

menekankan hasil yang diperoleh.

9) Pendekatan Kualitatif menekankan kemampuan peneliti berkolaborasi

dengan partisipan sehingga data diperoleh akurat, sedangkan pendekatan

Kuantitatif tidak membutuhkan kolaborasi yang mendalam dan tanpa

bertemu dengan responden pun tidak menjadi masalah yang penting data

terkumpul seluruhnya.

10) Pendekatan Kuantitatif dalam analisis dan membuat kesimpulan menggunakan

analisis statistika, sedangkan penelitian Kualitatif didasarkan pada

kategorisasi dan kemudian dikemukakan dalam bentuk kata-kata, kalimat,

naratif yang menggambarkan pemahaman sesuai dengan tujuan penelitian.

11) Rancangan penelitian yang menggunakan pendekatan Kualitatif bersifat

relative tentative dan disesuaikan dengan upaya penggalian data, sedangkan

pendekatan Kuantitatif bersifat relatif permanen karena berpijak pada kajian

teori yang digunakan sebagai acuan penelitian.

Menurut Moleong (2005) perbedaan penelitian Kualitatif dengan penelitian

Kuantitatif dari sisi aspek metodologi adalah sebagai berikut :

NO ASPEK KUANTITATIF KUALITATIF

1 Maksud Membuat deskripsi objektip tentang fenomena terbatas dan membutuhkan apakah fenomena dapat dikontrol

Mengembangkan pengertian tentang individu dan kejadian dengan memperthitungkan konteks yang relevan.

Page 57: Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif

melalui beberapa intervensi

2 Tujuan Menjelaskan, meramalkan dan atau mengontrol fenomena melalui pengumpulan data terfokus dari data numerik.

Memahami fenomena sosial melalui gambaran holistic dan memperbanyak pemahaman mendalam

3 Pendekatan Menjelaskan penyebab fenomena sosial melalui pengukuran objektif dan analisis numerikal

Berasumsi bahwa „subjek matter‟ suatu ilmu social adalah berbeda dengan „ subjek matter‟ dari ilmu fisik/alamiah dan mempersyaratkan tujuan yang bebeda untuk inkuiri dan seperangkat metode penyelidikan yang berbeda. Induktif, berisi-nilai (subjektif), holistic, dan berorientasi proses.

4 Asumsi Berasumsi bahwa tujuan dan metode ilmu sosial adalah sama dengan ilmu fisik/alamiah dengan jalan mencari teori yang dites / dikonfirmasikan yang menjelaskan fenomena deduktif, bebas-nilai (objektif), terfokus dan berorientasi tujuan.

Perilaku terkait konteks dimana hal itu terjadi dan kenyataan sosial tidak bias direduksi menjadi variabel variabel sama dengan kenyataan fisik. Berupaya mencari pemahaman tentang kenyataan dari segi persepektif‟ orang dalam‟; menerima subjektivitas dari peneliti dan pemeran-serta.

5 Model Penjelasan

Penemuan fakta sosial tidak berasal dari persepsi subjektif dan terpisah dari konteks.

Upaya generalisasi tidak dikenal karena perilaku manusia selalu terikat konteks dan harus diinterpretasikan kasus per kasus.

6 Nilai Bergantung pada model penjelasan hipotetiko-deduktif dengan memulai dari teori darimana hipotesis ditarik dan dites dengan menggunakan dengan prosedur yang ditentukan terlebih

Beragumentasi bahwa peneliti senantiasa terikat nilai dan peneliti harus ekplisit tentang peranan bawa nilai memegang peranan dalam setiap sesuatu studi. Beranggapan bahwa nilai

Page 58: Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif

dahulu. merupakan sesuatu pilihan yang inheren dalam: a) masalah yang harus diselidiki. b) metode yang harus diteliti. c) cara untuk menginterpretasi, dan d) konteks dimana studi itu berada.

7 Alasan Menerima nilai peneliti dapat berperan dalam permasalahan yang sedang diteliti, tetapi peneliti itu sendiri harus bebas nilai dengan prosedur khusus yang dirancang untuk mengisolasikan dan mengeluarkan unsur unsur subjektif dan mencari kenyataan objektif.

Induktif–melakukan pengamatan dan menarik kesimpulan.

8 Generalisasi Deduktif – deduksi dari teori apa yang akan diamati.

Berasumsi bahwa setiap individu, budaya, latar adalah unik dan penting untuk mengapresiasi keunikan; generalisasi bergantung pada konteks.

9 Hubungan peneliti dengan subjek

Berasumsi bahwa cara ini dapat menemukan „hukum‟ yang menambah pda prediksi yang dapat dipercaya dan pada kontrol tentang kenyataan/fenomena. Mencari keteraturan dari dalam sampel individu; analisis statistic menyatakan kecendrungan tentang perilaku dan kecenderungan sudah cukup untuk memperoleh nilai praktis.

Peneliti secara aktif berinteraksi secara pribadi. Proses pengumpulan data dapat diubah dan itu bergantung pada situasi. Peneliti bebas menggunakan intuisi dan memutuskan bagaimana merumuskan pertanyaan atau bagaimana melakukan pengamatan. Individu yang diteliti dapat diberi kesempatan agar secara sukarela mengajukan gagasan dan persepsinya dan berpartisipasi dalam analisis data.

10 Nilai Orientasi Tujuan peneliti adalah Mempercayai bahwa

Page 59: Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif

objektivitas; berusaha memelihara pandangan pribadi, kepercayaan, „biases‟dari pengaruh pengumpulan data dan analisis proses. Melibatkan interaksi minimal dan jika interaksi diperlukan (wawancara) lalu berusaha membakukan proses. Peranan sampel dalam studi adalah pasif.

seluruh kegiatan penelitian terikat nilai. Tidak menghindari isu nilai, nilai pribadi secara terbuka dan mencoba memperagakan nilai yang terkait pada konteks.

11 Studi tentang konteks

Berupaya agar nilai pribadi bebas dari desain penelitian dan menghindari usaha membuat keputusan nilai tentang hal-hal yang diteliti.

Berupaya memahami fenomena yang kompleks dengan jalan mengujinya dalam keseluruhannya dalam konteks. Belum mengetahui apa yang difokus sampai studi itu sudah berlangsung; mengidentifikasikan tema yang relevan dan pola-pola (yang muncul) yang kemudian menjadi fokus studi. Pengumpulan data sedikit banyak adalah kontinu dan intensif lebih dari penelitian kuantitatif.

12 Desain Berupaya memahami fenomena yang kompleks dengan jalan menganalisis bagian-bagian komponen (disebut variabel). Setiap penelitian menguji hanya beberapa kemungkinan variabel yang dapat diteliti; konteks situasi diabaikan atau dikontrol. Data dikumpulkan dalam beberapa interval dan memfokuskan pada pengukuran yang tepat.

Fleksibel/luwes, dikembangkan, umum, dinegosiasikan, sebagai acuan untuk diikuti, dikhususkan hanya dalam istilah umum sebelum studi dilakukan. Tidak mengikutkan intervensi dan berupaya agar gangguan sedikit mungkin.

13 Metode Terstruktur, formal, difokuskan terlebih

Historical, etnografis, dan studi kasus. Intervensi dan

Page 60: Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif

dahulu, tidak luwes, dijabarkan secara rinci terlebig dahulu sebelum penelitian dilakukan. Dapat diteliti; konteks situasi diabaikan atau dikontrol. Data dikumpulkan dalam beberapa interval dan memfokus pada pengukuran yang tepat.

berupaya agar gangguan sedikit mungkin.

14 Hipotesis Deskriptif, korelasional, perbandinga-kausal, dan eksperiman.

Cenderung untuk mencari dan menemukan dan menyimpulkan hipotesis. Hipotesis dilihat sebagai sesuatu yang tentatif, berkembang dan didasarkan pada sesuatu studi tertentu.

15 Pengukuran Hampir selalu mengetes hipotesis. Hipotesis dilihat sebagai sesuatu yang khusus, dapat dites, dan dinyatakan sebelum suatu studi dilakukan.

Prosedurnya sedikit subjektif, peneliti memiliki kemampuan untuk mengamati dan berinteraksi dengan manusia lainnya dan dengan lingkungannya; percaya bahwa kemampuan manusia diperlukan untuk melaksanakan tugas yang rumit dan terhadap dunia yang sangat bervariasi dan yang selalu berubah.

16 Review Kepustakaan

Tujuan pengukuran adalah objektivitas, memberi makna pada skoring dan pengumpulan data tidak dipengaruhi oleh nilai-nilai peneliti, bias dan persepsi; banyak bergantung pada tes, skala dan kuesioner terstruktur yang dapat diadministrasikan pada kondisi baku terhadap

Terbatas, sebagai acuan teori, dan tidak mempengaruhi studi. Tidak dilakukan untuk mengkaji teori karena dengan cara ini bukan mengkaji teori tetapi menemukan teori dari data.

Page 61: Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif

seluruh individu dalam sampel dan prosedur untuk skoring data dirinci secara tepat untuk meningkatkan kemungkinan terjadinya bahwa setiap dua skor memproleh hasil yang sama. Akhirnya, baku dan numerical.

17 Latar Penelitian

Ekstensif, yang dengan hal itu mempengaruhi studi. Pengkajian teori dilakukan untuk menemukan konsep, variabel, dan menata penelitian hipotesis.

Naturalistik (sebagaimana adanya) sejauh mungkin.

18 Sampling Sejauh mungkin dikontrol sampling teoritis dan sampling digunakan sebanyak mungkin digunakan sebagai mempertimbangkan.

Bertujuan untuk memilih sejumlah „ kecil‟, dan tidak harus representative, sampel dimaksudkan untuk mengarah kepada pemahaman secara mendalam

19 Data Random/acak; dimaksudkan untuk memilih dari sejumlah individu dalam populasi dimasukkan dalam sampel yang dianggap mewakili. Hal itu digunakan untuk menggeneralisasi hasilnya kepada populasi. Stratifikasi, kelompok control, mengontrol variable ekstraneus.

Naratif, deskriptif, dalam kata-kata mereka yang diteliti, dokumen pribadi, catatan lapangan, artifak, dokumen resmi dan video tape, transkrip.

20 Strategi Pengumpulan Data.

Numeric, variable dioperasionalkan, statistical, dihitung dan diadakan pengukuran.

Pengumpulan dokumen, pengamatan berperan serta (participant observation), wawancara tidak-terstruktur dan informal, mencatat data dalam catatan lapangan secara intensif, menilai

Page 62: Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif

artifak.

21 Subjek · - Pengamatan terstrukutur yang non-partisipan, wawancara semi-terstruktur dan formal, administrasi tes dan kuesioner, eksperimen, penelitian survei, eksperimen-kuasi.

· - Subjek penelitian berjumlah besar, pemilihan secara acak.

Jumlah subjek penelitian kecil; teknik sampling bertujuan.

22 Analisis data Deduktif, secara statistik. Terutama menghasilkan data numerik yang biasa yang dianalisis secara statistik. Data kasar terdiri dari bilangan dan analisis dilakukan pada akhir penelitian.

Induktif, model-model, teori-teori, konsep, metode perbandingan tetap. Biasanya data dianalisis secara deskriptif yang sebagian besar berasal dari wawancara dan catatan pengamatan; catatan dianalisis untuk memperoleh tema dan pola-pola yang dideskripsikan dan diilustrasikan dengan contoh-contoh, termasuk kutipan-kutipan dan rangkuman dari dokumen; koding data dan analisis verbal.

23 Interpretasi data

Kesimpulan dan generalisasi diformulasikan pada akhir penelitian, ditanyakan dengan derajat kepercayaan tertentu yang ditentukan terlebih dahulu.

Kesimpulan adalah tentatif, direview atas dasar sesuatu yang masih berlangsung, sedang generalisasi diabaikan.

24 Kriteria Validitas internal- bagaimana kebenaran ditemukan. Validitas eksternal- bagaimana penerapan temuan-temuan pada latar lainnya. Objektivitas- bagaimana seharusnya

Kredibilitas- penelitian dilakukan sedemikian rupa untuk memastikan bahwa subjek itu secara secukupnya diperoleh dan diuraikan. Keteralihan- beban untuk memaparkan penerapan temuan-temuan

Page 63: Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif

kita dapat diyakinkan bahwa temuan-temuan adalah reflektif dari subjek daripada hasil dari “biases” para penelitian.

pada latar lainnya tergantung pada peneliti yang harus mengadakan uraian rinci tentang keadaan latar untuk keperluan penerapan.

25 Frasa kunci Eksperimental data numeric, empiric, dan statistical.

Deskriptif, naturalistik, dan berorientasi kata.

26 Konsep kunci Realibilitas, variabel, operasionalisasi, hipotesis, validitas, statistikal, signifikan, replikasi.

Bermakna, pemahaman awam, proses, dibangun secara sosial, tema, keabsahan data.

27 Instrumen penelitian

Inventori, kuesioner, skala, skor tes, indikator.

“tape recorder”, catatan lapangan, peneliti adalah instrumen itu sendiri.

28 Masalah Mengontrol variabel, validitas.

Memakan waktu, prosedur, tidak baku, reliabilitas- keabsahan data.

Konstribusinya terhadap pengembangan ilmu pengetahuan adalah sebagai

berikut :

1. Memudahkan bagi peneliti/ilmuwan atau pengguna untuk pengambilan

keputusan yang berdampak pada pengembangan ilmu baru, atau

mengembangkan keilmuan yang telah ada.

2. Menggunakan metodologi tersebut, para peneliti dapat mengatasi berbagai

keterbatasan yang ada, misalnya keterbatasan waktu, biaya, tenaga, etik, dan

lainnya dan memberikan kontribusi optimal untuk lahirnya penelitian dan ide baru

untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

3. Mengembangkan hipotesis dan Kesimpulan yang diambil oleh peneliti yang

dapat terpercaya bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

4. Memperkuat opini dan analisis secara rasional, empiris dan sistematis untuk

pemecahan masalah dan pengambilan keputusan secara komprehensif dalam

pengembangan ilmu pengetahuan.

5. Dapat melahirkan sikap dan pola pikir yang kritis, analitis, inovatif, kreatif untuk

merumuskan saran dan menghasilkan teori baru serta berguna untuk

pemecahan masalah keilmuan yang rumit dan kompleks.

Page 64: Nama : Dicky Tjahjadi, S.T., M.M NIM : 196639046...5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas! 6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif