Nadya E. Putri (ISBD Bab 5)

14
Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Nadya Eka Putri 11.10.010.745 .153 Lecturer: Dra. Harisnawati M.Pd

description

 

Transcript of Nadya E. Putri (ISBD Bab 5)

Page 1: Nadya E. Putri (ISBD Bab 5)

Ilmu Sosial dan Budaya Dasar

Nadya Eka Putri11.10.010.745.

153

Lecturer:Dra. Harisnawati

M.Pd

Page 2: Nadya E. Putri (ISBD Bab 5)

Bab 5 Hukum Dan Moral

Hukum

Moral

Perbedaan

Kesimpulan

Hubungan

Page 3: Nadya E. Putri (ISBD Bab 5)

Pasal 1 ayat 3 UUD ‘45

Negara Indonesia adalah negara

hukum.

Page 4: Nadya E. Putri (ISBD Bab 5)

Hukum ditandai oleh Asas sbb:Semua perbuatan atau tindakan pemerintahan atau negara harus

didasarkan pada ketentuan hukum tertentu yang sudah ada

sebelum perbuatan atau tindakan yang dilakukan. Campur tangan

atas hak dan kebebasan seseorang atau kelompok masyarakat hanya dapat

dilakukan berdasarkan aturan-aturan hukum tertentu.

Page 5: Nadya E. Putri (ISBD Bab 5)

Menurut Pepatah Roma

Tak ada artinya Undang-Undang jika tidak disertai dengan

moralitas.

Page 6: Nadya E. Putri (ISBD Bab 5)

Hukum menurut Achmad AliSeperangkat norma tentang apa

yang benar dan apa yang salah, yang dibuat dan diakui

eksistensinya oleh pemerintah yang dituangkan baik dalam aturan

tertulis (peraturan) maupun yang tidak tertulis yang mengikat dan

sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya secara keseluruhan dan dengan ancaman sanksi bagi pelanggar aturan tersebut serta

mencakup tiga unsur, yaitu kewajiban, moral dan aturan.

Back

Page 7: Nadya E. Putri (ISBD Bab 5)

Pengertian moral .

   Dalam bahasa Indonesia, kata moral berarti akhlak (bahasa Arab) atau kesusilaan yang mengandung makna tata tertib batin atau tata tertib hati nurani yang menjadi pembimbing tingkah laku batin

dalam hidup. Kata moral ini dalam bahasa Yunani sama dengan ethos

yang menjadi etika. Secara etimologis, etika adalah ajaran

tentang baik buruk, yang diterima masyarakat umum tentang sikap,

perbuatan, kewajiban, dan sebagainya.

 

Page 8: Nadya E. Putri (ISBD Bab 5)

 Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam berinteraksi dengan manusia. Apabila yang dilakukan

seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan

dapat diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai moral yang baik, begitu juga sebaliknya. Moral adalah produk dari budaya dan Agama. Jadi moral adalah tata aturan norma-norma yang bersifat abstrak yang mengatur kehidupan manusia untuk

melakukan perbuatan tertentu dan sebagai pengendali yang mengatur manusia untuk

menjadi manusia yang baik.

     

Page 9: Nadya E. Putri (ISBD Bab 5)

Rumusan Immanuel Kant terhadap tindakan moral ada tiga yaitu:

1. Suatu tindakan adalah moral hanya jika kaidahnya bisa di semestakan (kaidah sebagai hukum universal)

2. Menghargai pribadi orang, yang bertindak sedemikian rupa, sehingga memperlakukan manusia sebagai tujuan dan bukan hanya sebagai alat belaka.

3. Kaidah itu harus otonom. Kaidah moral harus selaras dengan penentuan kehendak hukum yang universal (Soerjono Soekanto, 1993:22)

BACK

Page 10: Nadya E. Putri (ISBD Bab 5)

perbedaan hukum dan moral menurut Gunawan

Setiardja :1. Hukum memiliki dasar yuridis, konsesus dan hukum alam sedangkan moral berdasarkan hukum alam.

2. Hukum bersifat heteronom (datang dari luar diri manusia), sedangkan moral bersifat otonom (datang dari diri sendiri).

3. Hukum bersifat yuridis, moral berbentuk sanksi kodrati, batiniah, menyesal, malu terhadap diri sendiri.

4. Hukum mengatur kehidupan manusia dalam kehidupan bernegara, sedangkan moral mengatur kehidupan manusia sebagai manusia.

5. Hukum tergantung pada waktu dan tempat, sedangkan moral secara objektif tidak tergantung pada tempat dan waktu (1990,119).

Page 11: Nadya E. Putri (ISBD Bab 5)

Perbedaan antara hukum dan moral menurut K.Berten

1. Hukum dibukukan secara sistematis dalam kitab perundang-undangan. sedangkan norma moral lebih subjektif

2. hukum mengatur tingkah laku manusia, sedangkan moral menyangkut sikap batin seseorang.

3. Hukum dapat dipaksakan, tapi norma tidak bisa dipaksakan.

4. Hukum didasarkan atas kehendak masyarakat dan akhirnya atas kehendak negara, sedangkan moralitas berdasarkan atas norma-norma moral yang melebihi pada individu dan masyarakat.

BACK

Page 12: Nadya E. Putri (ISBD Bab 5)

Kaitan antara hukum dengan moral

Hukum membutuhkan moral sebagaimana moral

membutuhkan hukum karena kualitas hukum

terletak pada bobot moral yang dijiwainya.

Back

Page 13: Nadya E. Putri (ISBD Bab 5)

Hukum tidak bisa dikatakan suatu tujuan, karena hukum diciptakan tidak hanya untuk mengatur, tetapi lebih dari itu untuk mencapai tujuan yang

luhur, yakni keadilan, kebahagiaan dan kesejahteraan rakyat. Bangsa kita adalah

bangsa yang sangat menjunjung tinggi nilai moralitas tapi tanpa kita sadari ataupun disadari

telah terjadi degradasi moral di negeri ini. Sesuatu yang bertentangan dengan nilai-nilai agama dianggap benar, dan bahkan dianggap sebagai suatu kemajuan. Sedangkan sesuatu

yang mengandung nilai – nilai agama diabaikan dan mungkin dianggap suatu kemunduran.

kesimpulan Back

Page 14: Nadya E. Putri (ISBD Bab 5)

ISBD