Mycobacterium Tuberculosis
-
Upload
putrikajuniekasanti -
Category
Documents
-
view
19 -
download
3
description
Transcript of Mycobacterium Tuberculosis
Mycobacterium tuberculosis
A. Mycibacterium
Kuman golongan Mycobacterium mempunyai bentuk yanga gak sulit
untuk diwarnai, tetapi sesekali berhasil diwarnai, sulit untuk dihapus dengan
zat asam. Oleh karena itu disebut juga kuman batang tahan asam (BTA). Kini
dikenal 41 spesies Mycobacterium. Sebagian besar adalah saprofit, sebagian
kecil patogen terhadap manusia diantaranya Mycobacterium tuberculosis,
Mycobacterium leprae dan lain-lain yang dapat menyebabkan infeksi kronis.
Golongan saprofit dikenal juga dengan nama atipik. Sifat tahan asam
Mycobacterium adalah karena sifat dinding sel yang tebal yang terdiri dari
lapisan lilin dan lemak yang terdiri dari asam lemak mikolat.
Macam-macam Mycobacterium berbeda dalam derajat tahan
asamnyaseperti Mycobacterium leprae bersifat tahan asam lemah
dibandingkan dengan Mycobacterium tuberculosis. Mycobacterium tidak
dapat diwarnai dengan cara Gram.
Mycobacterium tahan terhadap asam dan alkali sehingga apabila
bahan spesimen mengandung kuman lain mudah dapat dibunuhdan
spesimen menjadi lebih murni. Tetapi harus diperhatikan kepekatan zat asam
dan alkalikarena terlalu pekat juga dapat membunuh Mycobacterium.
Untuk membedakan satu spesies Mycobacterium dengan yang
lainnyadipakai sifat-sifat pertumbuhannya seperti : kecepatan pertumbuhan,
suhu pertumbuhan, pembentukan pigmen pada cahaya gelap dan percobaan
biokimia.
Mycobacterium adalah aerob obligat yang berbeda dari bakteri lain,
yaitu bahwa mikroba ini tahan asam dan umumnya tumbuh sangat lambat.
Kecuali sekelomok kecil spesies yang tumbuh cepat (koloni terbentuk dalam 7
hari). Mycobacterium patogenik membentuk koloni yang tampak hanya
setelah 3 sampai 8 minggu inkubasi.
B. Identifikasi Mycobacterium tuberculosis
Identifikasi Mycobacterium tuberkulosis dapat dilakukan dengan
menggunakan bahan pemeriksaan berupa sputum dari penderita yang
dicurigai menderita penyakit TB. Identifikasi secara mikroskopis dapat
dilakukan dengan dengan pemeriksaan BTA, sputum dibuat sediaan apus
kemudian diwarnai menggunakan pewarna BTA (yang paling umun
digunakan adalah pewarna Zeihl- Neelsen). Identifikasi dilakukan dalam 100
lapang pandang mikroskop perbesatan 1000 kali. Hasil positif dilaporkan
secara kuantitatif dengan menggunakan skala Bronkhorst, sebagai berikut :
+ Apabila ditemukan 10 kuman setelah pemeriksaan 15 menit.
++ Apabila ditemukan 20 kuman dalam 10 lapang pandang.
+++ Apabila ditemukan 60 kuman dalam 10 lapang pandang.
++++ Apabila ditemukan 120 kuman dalam 10 lapang pandang.
+++++ Apabila terdapat lebih dari 120 kuman dalam 10 lapang pandang.
Pemeriksaan mikroskopik BTA merupakan metode yang paling
mudah, cepat dan murah untuk menentukan diagnosis. Hasil pewarnaan BTA
akan terlihat kuman berwarna merah dan latar belakang berwarna biru. Hasil
positif ditentukan oleh jumlah kuman yang ditemukan, sedangkan hasil negatif
belum tentu tidak ada kuman karena ini bisa terjadi pada sampel yang tidak
representatif.
Pewarnaan Zeihl-Neelsen merupakan prosedur pewarnaan tahan
asam yang paling tua yang mensyaratkan bahwa pewarna primer karbok
fukhsin dipanasi dampai beruap selama proses pewarnaan.
Daya mikroskop cahaya bisa sangat terbatas untuk dapat mendeteksi
jumlah kuman yang sedikit dalam sampel. Dengan mikroskop fluoresence
daya melihat diperbesar sedikit dengan luas pandang yang lebih besar
karena lensa objektif yang lebih besar dan gambar yang terlihat cukup jelas
karena berfluoresensi zat warna auramin rhodamin.
Hasil positif secara mikroskopik tentu saja tidak berarti diagnosa
depinitif. Harus dipastikan dengan cara perbenihan/kultur atau melalui
percobaan hewan. Semakin banyak kuman yang ditemukan dalam identifikasi
BTA maka besat kemungkinan didapatkan adanya kuman dalam paru-paru.
Hasil negatif mikroskopik atau jumlah Mikobakteri yang terdapat dalam
spesimen yang diambil dari pasien sangat rendah dapat diperbaiki untuk
memperbesar angka deteksi, biasanya dilakukan pemekatan spesimen
dengan sentrifugasi. Spesimen yang kentar dan liat seperti sputum, harus
diencerkan terlebih dahulu agar pemeriksaan lebih baik.
C. Cara Penularan Mycobacterium tuberculosis
Infeksi tuberkulosis biasanya terjadi melalui debu atau titik cairan
(droplet) yang mengandung kuman tuberkulosis dan masuk ke dalam saluran
pernapasan. Penyakiy timbul setelah kuman menetap dan berkembang biak
dalam paru-paru atau kelenjar getah bening regional. Perkembangan penyakit
tergantung pada dosis kuman yang masuk serta daya tahan dan
hipersensitivitas hospes.
D. Patofisiologi Mycobacterium tuberculosis
Ada dua kelianan patologi yang terjadi akibat kuman tuberkulosis,
yaitu tipe eksudatif dan tipe produktif. Tipe eksudatif terdiri dari inflamasi yang
akut dengan edema, sel-sel lekosit polimorponuklear dan menyusul kemudian
sel-sel monosit yang mengelilingi basil tuberkulosis.kelainan ini terlihat
terutama pada jaringan paru dan mirip pneumoniae bakteri. Penyembuhan
dapat terjadi secara sempurna sehingga seluruh eksudat diabsorpsi atau
dapat berkembang menjadi nekrosis yang luas atau berubah menjadi tipe 2
(tipe produktif). Dalam masa eksudat ini tes tuberkulin adalah positif.
Kelainan tipe produktif apabila sudah matang prosesnya, lesi
berbentuk granuloma yang kronik, terdiri dari 3 zona yaitu zona sentral
(dengan sel raksa yang berinti banyak dan mengandung kuman tuberkulosis);
zona tengah yang terdiri dari sel-sel epiteloid yang tersusun radial; dan zona
luar yang terdiri dari fibroblas, limfosit dan monosit. Lambat laun zona luar
akan berubah menjadi fibrotik dan zona sentral akan mengalami perkejuan.
Kelainan seperti ini disebut tuberkel. Tuberkel yang berkeju dapat pecah ke
dalam bronkus dan menjadi kaverna. Kesembuhan dapat terjadi melalui
proses fibrosis atau perkapuran.
Perjalanan kuman tuberkulosis dapat langsung melalui aliran limfe,
aliran darah, melalui bronkus dan traktus digestifus. Pada mulanya, kuman
menjalar melalui saluran limfe ke kelenjar getah bening. Selanjutnya melaui
ductus thoracicus masuk ke dalam aliran darah dan terus ke organ tubuh.
Dapat pula langsung dari proses perkejuan masuk ke vena terus ke aliran
darah atau proses perkejuan pecah ke bronkus, disebar ke seluruh paru-paru
atau tertelan ke traktus digestivus.
Mycobacterium tuberculosis tumbuh intra sel pada monosit,
retikuloendotelial sel dengan sel raksa. Lokasi intra sel ini menyulitkan
pengobatan. Infeksi pertama biasanya pada anaka-anak, tetapi juga dapat
terjadi pada usia dewasa. Infeksi pertama dapat terjadi dimana saja di paru-
paru tetapi biasanya pada basal paru-paru. Reaktivasi biasanya terjadi
endogen, artinya kuman tuberkulosis yang lolos di infeksi primer dan jarang
eksogen atai infeksi baru dari luar. Reaktivasi ditandai oleh lesi jaringan
kronik, pembentukan tuberkel, perkejuan atau fibrosis. Kelenjar getah bening
hanya sedikit terkena dan tidak terjadi proses perkejuan. Tipe reaktivasi
biasanya terjadi pada apeks paru-paru. Perbedaan antara infeksi promer dan
reinfeksi diperlihatkan melalui eksperimen fenomena koch.
Kekebalan dan hipersensitivitas adalah dua aspek berbeda dari
reaksi imunitas seluler. Kekebalan terjadi apabila hospes dapat mengatasi
infeksi primer. Kekebalan ini terdapat pada sel mononuklear yang dapat
menghambat pertumbuhan kuman tuberkulosis bahkan menghancurkannya.
Hipersensitivitas ditimbulkan oleh kuman tuberkulosis utuh atau
tuberkuloprotein dan lapisan lilin, dapat dilihat melalui tes kulit tuberkulin.
Sumber
Banung, Gerard dan Koeswardono, Enggar. 1982. Mikrobiologi Kedokteran Untuk
Laboratorium dan Klinik. Jakarta : PT. Gramedia.
Jawetz, Melnick dan Adelberg. 1996. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta : EGC.
Staf Pengajar FKUI. 1993. Mikrobiologi Kedokteran : Edisi Revisi. Jakarta : Bina Rupa
Aksara.
W. Lay, Bibiana. 1994. Analisis Mikroba Di Laboratorium. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.