MUHAMMAD ARIF-FST.pdf
Transcript of MUHAMMAD ARIF-FST.pdf
i
APLIKASI PERWATAN SEPEDA MOTOR OTOMATIS BERINJEKSI BERBASIS MOBILE
Skripsi
Oleh :
Muhammad Arif 207091000263
PROGRAM SARJANA (S1) KOMPUTER PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DANB TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2014 M/1435 H
ii
iii
iv
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI YANG
BERJUDUL “APLIKASI PERAWATAN SEPEDA MOTOR OTOMATIS
BERINJEKSI BERBASIS MOBILE” BENAR-BENAR HASIL KARYA
SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATU
KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA
MANAPUN
Jakarta, 11 JULI 2014
Muhammad Arif
NIM. 207091000263
v
ABSTRAK
Muhammad Arif , Aplikasi Perawan Sepeda Motor Otomatis Berinjeksi Berbasis
Mobile, dibimbing oleh Andrew Fiade, M. Kom dan Viktor Amrizal, M. Kom.
Banyaknya pengguna sepeda motor otomatis yang sudah menggunakan sistem
injeksi, membuat kebutuhan informasi mengenai perawatan sepeda motor
dibutuhkan. Ada tiga kebutuhan yang belum terpenuhi oleh pengguna sepeda
motor otomatis berinjeksi. Pertama, pengguna motor menginginkan informasi
tentang perawatan sepeda motor yang digunakannya. Kedua, informasi yang
disampaikan mudah untuk digunakan dan interaktif. Ketiga, informasi yang
disampaikan dapat dibuat dalam aplikasi. Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
tersebut, perlu dibuat sebuah aplikasi informasi mengenai perawatan sepeda
motor. Aplikasi ini dibuat menggunakan bahasa pemograman Java, dan
menggunakan Adobe Photoshop untuk pengeditan gambar. Metode yang
digunakan untuk membuat aplikasi ini adalah Metode Luther dengan metode
pengumpulan data dan pengembangan sistemnya. Pembuatan aplikasi ini mampu
memberikan informasi kepada pengguna sepeda motor untuk melakukan
perawatan.
Kata kunci : Aplikasi, perawatan sepda motor, Java, Adobe Photoshop.
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi
banyak nikmat dalam kehidupan ini dan dengan Ridho-Nya pula penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa penulis
hanturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah membawa cahaya
dalam kehidupan di dunia ini. Semoga rahmat dan hidayah yang diberikan Allah
SWT selalu mengalir untuknya beserta keluarga, sahabat, dan umatnya yang
selalu istiqomah mengikuti jejak beliau hingga akhir zaman.
Skripsi yang berjudul Aplikasi Perawatan Sepeda Motor Otomatis
Berinjeksi Berbasis Mobile merupakan salah satu tugas wajib mahasiswa sebagai
persyaratan untuk mengambil gelar Strata 1 (S1) pada Program Studi Teknik
Informatika Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis mendapatkan bimbingan dan
bantuan dari banyak pihak, baik secara moral maupun secara teknis. Oleh karena
itu, perkenakanlah pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Dr. Agus Salim, M.Si Selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
vii
2. Ibu Nurhayati, P.Hd selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika dan
Bapak Hendra Bayu Suseno, M.Kom selaku Sekretaris Program Studi
Teknik Informatika.
3. Bapak Andrew Fiade M. Kom dan Bapak Victor Amrizal, M.Kom selaku
dosen pembimbing skripsi yang secara koorperatif telah memberikan
bimbingan, bantuan, dan dukungan baik secara moral maupun teknis.
Terima kasih banyak telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan
pikirannya untuk membimbing penulis.
4. Seluruh dosen pada Program Studi Teknik Informatika dan Program Studi
Sistem Informatika khususnya bagi yang pernah mengajar penulis. Terima
kasih atas ilmu-ilmu yang telah diberikan, semoga ilmu yang pernah
diberikan dapat menjadi tabungan amal kebaikan yang tidak pernah berhenti
dan dapat penulis manfaatkan sebaik-baiknya.
5. Bapak Muhammad Yusuf dan Ibu Rasinah yang selalu memberikan
dukungan kepada penulis dalam berbagai bentuk. Terima kasih Bapak dan
Ibu atas doa-doa yang tak pernah berhenti mengalir untuk anaknya dan atas
semua pengorbanan yang telah diberikan baik biaya, tenaga dan waktu
6. Kepada seluruh kakak saya beserta suaminya yang selalu mendukung dan
mendo’akan, tiada berhenti saya untuk terus berterima kasih.
7. Bapak Abdullah selaku kepala mekanik Bengkel Motor Ex-Gadean yang
telah memberikan waktu luangnya dan membagi ilmu.
viii
8. Kepada sahabatku Rohmat Hidayat, Achmad Fauzan, Agus, Mulyadi, Andi
Malik, dan Muhammad Iqbal yang sudah membantu penulis dalam segala
hal sampai penulis menyelesaikan skripsi ini.
9. Teman-teman seperjuangan, khususnya kelas TI-A-2007 terima kasih atas
kebersamaannya selama ini dalam menimba ilmu.
10. Kepada seluruh teman-teman Nyamuk Shop yang selalu bersama dan tidak
berhentinya untuk selalu mendukung.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih penuh dengan
kekurangan. Maka dari itu saran yang membangun, penulis harapkan untuk
perbaikan dimasa yang akan datang.
Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Jakarta, Juni 2014
Muhammad Arif
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL ................................................................................ ... i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN .................................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................... v
KATA PENGANTAR ............................................................................. vi
DAFTAR ISI ........................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiv
DAFTAR TABEL .................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................... 2
1.3 Batasan Masalah ...................................................... 2
1.4 Tujuan Penulisan ....................................................... 2
1.5 Manfaat Penelitian .................................................. 3
1.5.1 Bagi Mahasiswa ............................................ 3
1.5..2 Bagi Universitas ............................................ 3
1.6 Metodologi Penelitian ............................................. 3
1.6.1 Metode Pengumpulan Data .......................... 4
1.6.2 Metode Pengembangan Sistem .................... 4
1.7 Sistematika Penulisan .............................................. 4
x
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Multimedia ............................................................... 6
2.1.1 Pengertian Multimedia ................................ 6
2.1.2 Sejarah Multimedia ..................................... 7
2.1.3 Elemen Multimedia ..................................... 8
2.1.4 Multimedia Interaktif .................................. 18
2.1.5 Manfaat Multimedia .................................... 19
2.2 Sistem Bahan Bakar Injeksi .................................... 20
2.2.1 Pengertian Injeksi ........................................ 20
2.2.2 Sejarah Injeksi ............................................. 20
2.2.3 Bagian-Bagian Injeksi .................................. 22
2.2.4 Cara Kerja Injeksi........................................... 33
2.2.5 Kelebihan dan Kekurangan Injeksi................ 35
2.3 Injeksi Pada Honda .................................................. 38
2.3.1 Honda Beat-FI......................................…. 38
2.3.2 Sistem Injeksi Honda Beat-FI................... 40
2.4 Injeksi Pada Yamaha.............................................. 43
2.4.1 Yamaha Mio J............................................. 43
2.4.2 Sistem Injeksi Mio J................................... 44
2.5 Injeksi Pada Suzuki................................................ 48
2.5.1 Suzuki Nex-Fi............................................ 48
2.5.1 Sistem Injeksi Nex-FI................................ 50
2.6 Computer Software (Aplikasi Komputer).............. 52
xi
2.6.1 Software Development Proces
(proses Pengembangan Aplikasi)............... 53
2.7 Model Perancangan Sistem ..................................... 54
2.7.1 Alat Perancanagan Sistem ........................... 54
2.7.2 Flowchart Diagram ..................................... 54
2.7.3 State Transition Diagram (STD) ................ 58
2.7.4 Pendekatan untuk membuat STD ................. 58
2.7.5 Notasi State Transition Diagram (STD) ..... 59
2.8 Dimensi ................................................................... 61
2.8.1 Pengertian 2 Dimensi ................................... 61
2.8.2 Pengertian 3 Dimensi ................................... 62
2.9 Software Penunjang ................................................ 65
2.9.1 Adobe Photoshop CS .................................. 65
2.9.2 Bahasa Pemograman Java................................ 74
2.9.3 Android............................................................ 80
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................... 90
3.1 Metode Pengumpulan Data ..................................... 91
3.1.1 Studi Kepustakaan ....................................... 91
3.1.2 Wawancara .................................................. 91
3.1.3 Observasi ..................................................... 92
3.1.4 Studi Litelatur Penelitian Sejenis ................ 92
3.2 Metode Pengembangan Multimedia ....................... 94
3.2.1 Konsep ....................................................... 94
xii
3.2.2 Perancangan ............................................... 94
3.2.3 Pengumpulan Bahan (Material Collecting).. 95
3.2.4 Pembuatan .................................................. 96
3.2.5 Pengujian ..................................................... 96
3.2.6 Distribusi (Implementation) ......................... 97
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................... 99
4.1 Metode Pengumpulan Data ...................................... 99
4.1.1 Studi Kepustakaan ........................................ 99
4.1.2 Wawancara ................................................... 99
4.1.3 Observasi ...................................................... 99
4.1.4 Studi Literatur Sejenis .................................. 99
4.2 Metode Pengembangan Sistem ................................ 100
4.2.1 Konsep.............................. ............................ 100
4.2.2 Perancangan ............. ................................... 100
4.2.3 Pembahasan Pengumpulan Bahan
(Material Collecting)........ ........................... 124
4.2.4 Pembuatan. ................................................... 126
4.2.5 Pengujian (Blackbox Testing)...... ................ 128
4.2.6 Distribusi ...................................................... 132
BAB V PENUTUP........................................................................ 145
5.1 Kesimpulan ............................................................. 145
5.2 Saran ........................................................................ 145
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 146
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Contoh Gambar Bitmap .....................….……......................... 11
Gambar 2.2 Contoh Gambar Vektor ............................................................. 12
Gambar 2.3 Perbedaan Gambar Bitmap dan Gambar Vektor ..................... 13
Gambar 2.4 Contoh Jpeg Image…...……………………………................. 13
Gambar 2.5 gif image….………...…………………………….................... 14
Gambar 2.6 Contoh Animasi 2D .................................................................. 15
Gambar 2.7 Contoh Animasi 3D .................................................................. 15
Gambar 2.8 Contoh Animasi Tanah Liat ...................................................... 16
Gambar 2.9 Contoh Animasi Jepang ............................................................ 17
Gambar 2.10 Fuel Suction Filter ..………………........................................................ 23
Gambar 2.11 Konstruksi Fuel Pump Module.................................................. 23
Gambar 2.12 Fuel Feed Hose ..…………..……............................................. 24
Gambar 2.13 Konstruksi Fuel Injector......……….......................................... 25
Gambar 2.14 Penempatan Fuel Injector pada Throttle Body.......................... 26
Gambar 2.15 Skema Aliran Sistem Bahan Bakar EFI.…….……................... 26
Gambar 2.16 Contoh Penempatan Sensor Yang Menyatu pada Throttle
Body..............................................................,............................
28
Gambar 2.17 Bank Angle Sensor dan posisi sudut kemiringan
sepeda motor..............................................................................
30
Gambar 2.18 Sinyal atau informasi Bank Angle sensor ke ECU.................... 31
Gambar 2.19 Posisi Bank Angle Sensor Saat Sepeda Motor Menikung dan
Saat Terjatuh.............…….........................................................
32
Gambar 2.20 Konstruksi Throttle Body…....................……………............... 33
Gambar 2.21 Honda Beat-FI...................................……………..…............... 38
Gambar 2.22 Skema Cara Kerja PGM-FI................…..…...………............... 40
Gambar 2.23 Cara Kerja PGM-FI...........................…….…...……................ 42
Gambar 2.24 Yamaha Mio J..........................................…...………............... 43
xiv
Gambar 2.25 Sistem YMJET-FI (Service Manual Yamaha MIO J,
2012:1-5)....................................................................................
46
Gambar 2.26 Aliran Udara Pada Putaran Langsam..................……............... 47
Gambar 2.27 Aliran Udara Pada Putaran Rendah.................................…….. 47
Gambar 2.28 Aliran Udara Pada Putaran Tinggi..................…..…................. 48
Gambar 2.29 Suzuki Nex-FI............................................................................ 49
Gambar 2.30 Tip Over Sensor pada Suzuki Nex-FI ..........…......................... 51
Gambar 2.31 Posisi Fuel Pump Berada di Tangki Bahan Bakar dan O2
Sensor Terletak di Leher Knalpot.............….............................
51
Gambar 2.32 Throttle Body dari Mikuni dan Injector dengan 4 lubang.…..... 52
Gambar 2.33 Pendekatan STD.............................................……................... 59
Gambar 2.34 Notasi STD....................................................…….................... 60
Gambar 2.35 Kondisi dan Aksi....................................................................... 61
Gambar 2.36 Bidang Cartesian 2 Dimensi...................................................... 61
Gambar 2.37 Bidang Cartesian 3 Dimensi ..................................................... 63
Gambar 2.38 Tampilan Lembar Kerja Pada Adobe Photoshop CS…............. 65
Gambar 2.39 Tampilan Menu Bar Pada Adobe Photoshop CS ...…............... 65
Gambar 2.40 Tampilan Option Bar Pada Adobe Photoshop CS .…............... 66
Gambar 2.41 Tampilan Toolbox Pada Adobe Photoshop CS ...…................. 66
Gambar 2.42 Tampilan Palet Pada Adobe Photoshop CS ….......................... 72
Gambar 2.43 Tampilan Jendela Gambar Pada Photoshop CS ….................... 73
Gambar 2.44 Arsitektur Android dari buku karangan Nazaruddin Safaat H
(2012 : 9)....................................................................................
88
Gambar 3.1 Kerangka Metodologi Penelitian....................................……... 90
Gambar 4.1 Rancangan layar Splashscreen................................................... 101
Gambar 4.2 Rancangan layar Menu Utama................................................... 102
Gambar 4.3 Rancangan layar Injeksi............................................................. 103
Gambar 4.4 Rancangan layar Menu Honda................…............................... 104
Gambar 4.5 Rancangan layar submenu Beat-FI…………………................ 105
xv
Gambar 4.6 Rancangan layar Perawatan...........……………..….................. 104
Gambar 4.7 Rancangan layar Submenu Dealer..…..…...……….................. 106
Gambar 4.8 Rancangan layar Menu Yamaha.............….…...……............... 107
Gambar 4.9
Gambar 4.10
Gambar 4.11
Gambar 4.12
Gambar 4.13
Gambar 4.14
Gambar 4.15
Gambar 4.16
Gambar 4.17
Gambar 4.18
Gambar 4.19
Gambar 4.20
Gambar 4.21
Gambar 4.22
Gambar 4.23
Gambar 4.24
Gambar 4.25
Gambar 4.26
Gambar 4.27
Gambar 4.28
Gambar 4.29
Gambar 4.30
Gambar 4.31
Gambar 4.32
Gambar 4.33
Gambar 4.34
Gambar 4.35
Gambar 4.36
Rancangan layar Mio J..............................................................
Rancangan layar Perawatan.......................................................
Rancangan layar Dealer.............................................................
Rancangan layar Menu Suzuki..................................................
Rancangan layar Nex-FI............................................................
Rancangan layar Perawatan.......................................................
Rancangan layar Dealer.............................................................
Rancangan layar Profile.............................................................
Rancangan layar Menu Keluar..................................................
Flowchart Menu Utama.............................................................
Flowchart Injeksi.......................................................................
Flowchart Honda........................................................................
Flowchart Yamaha.....................................................................
Flowchart Suzuki.......................................................................
Rancangan Desain Struktur Navigasi........................................
Rancangan STD Menu Utama...................................................
Rancangan STD Injeksi.............................................................
Rancangan STD Honda.............................................................
Rancangan STD Yamaha...........................................................
Rancangan STD Suzuki.............................................................
Rancangan STD Profile.............................................................
Rancangan STD Keluar.............................................................
Desain User Interface.................................................................
Pembuatan Pada Java Galileo....................................................
Halaman Splashscreen...............................................................
Halaman Menu Utama...............................................................
Halaman Injeksi.........................................................................
Halaman Pengenalan..................................................................
108
108
109
110
111
111
112
113
113
114
115
115
116
116
117
117
118
119
120
121
121
122
123
128
133
133
134
134
xvi
Gambar 4.37
Gambar 4.38
Gambar 4.39
Gambar 4.40
Gambar 4.41
Gambar 4.42
Gambar 4.43
Gambar 4.44
Gambar 4.45
Gambar 4.46
Gambar 4.47
Gambar 4.48
Gambar 4.49
Gambar 4.50
Gambar 4.51
Gambar 4.52
Gambar 4.53
Gambar 4.54
Halaman Bagian.........................................................................
Halaman Cara Kerja...................................................................
Halaman Kelebihan....................................................................
Halaman Kekurangan................................................................
Halaman Honda.........................................................................
Halaman Beat-FI........................................................................
Halaman Perawatan...................................................................
Halaman Dealer.........................................................................
Halaman Yamaha.......................................................................
Halaman Mio J...........................................................................
Halaman Perawatan...................................................................
Halaman Dealer.........................................................................
Halaman Suzuki.........................................................................
Halaman Nex-FI........................................................................
Halaman Perawatan...................................................................
Halaman Dealer.........................................................................
Halaman Profile.........................................................................
Halaman Keluar.........................................................................
135
135
136
136
137
137
138
138
139
139
140
140
141
141
142
142
143
143
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Spesifikasi Honda Beat-FI...................….……......................... 39
Tabel 2.2 Spesifikasi Yamaha Mio J......................................................... 43
Tabel 2.3 Spesifikasi Suzuki Nex-FI......................................................... 49
Tabel 2.4 Simbol Input/Output.....……………………………................. 55
Tabel 2.5 Simbol Processing......…………………………….................... 56
Tabel 2.6 Simbol Pembantu....................................................................... 56
Tabel 2.7 Simbol Flowchart....................................................................... 56
Tabel 4.1 Deskripsi konsep Aplikasi......................................................... 100
Tabel 4.2 Bahan Pengembangan Aplikasi................................................. 125
Tabel 4.3 Pengujian Blckbox..……………….......................................................... 129
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan hasil dari survey yang dilakukan pada penguna sepeda
motor, diperoleh hasil bahwa pengguna sepeda motor banyak
menggunakan jenis motor otomatis dan sudah berinjeksi. Namun
pengguna sepeda motor yang sudah menggunakan jenis otomatis
berinjeksi ataupun belum menggunakan injeksi, belum mengetahui tentang
teknologi injeksi dan perawatannya sepeda motor.
Hasil wawancara dengan Bapak Abdullah selaku kepala mekanik
bengkel motor Ex – Gadean, diperoleh bahwa teknologi injeksi belum
banyak diketahui pengguna sepeda motor. Dikarenakan informasi tentang
teknologi injeksi dan perawatannya masih kurang, oleh karena itu
dibutuhkan media untuk menyampaikan informasi tentang teknologi
injeksi serta perawatannya.
Berdasarkan penjabaran latar belakang tersebut, serta pentingnya
penyediaan aplikasi sebagai suatu sarana penyampaian informasi, maka
skripsi dengan judul “Aplikasi Perawatan Sepeda Motor Otomatis
Berinjeksi Berbasis Mobile” layak di angkat untuk sebuah penelitian.
Aplikasi ini diperuntukkan untuk pengguna sepeda motor otomatis
berinjeksi.
2
1.2 Perumusan Masalah
Rumusan masalah dalam pengembangan aplikasi ini adalah :
1. Bagaimana membuat media informasi untuk pengguna sepeda motor
otomatis berinjeksi ?
2. Bagaimana memberikan informasi perawatan kepada pengguna
sepeda motor otomatis berinjeksi ?
3. Bagaimana peran aplikasi untuk menyelesaikan masalah ?
1.3 Batasan Masalah
Pembatasan masalah pada aplikasi ini sebagai berikut ;
1. Studi kasus dibataskan pada sepeda motor yang bertransmisi otmatis
dengan sistem bahan bakar injeksi.
2. Sepeda motor yang digunakan Honda Beat-Fi, Yamaha Mio-J dan
Suzuki Nex-Fi
3. Teknologi yang dipakai menggunakan media handphone dengan
Operating Sistem (OS) berbasis Android.
4. Aplikasi ini tidak menggunakan sistem basis data.
5. Aplikasi ini mengguanakan metode Luther.
1.4 Tujuan Penulisan
Tujuan yang hendak dicapai oleh penulis dalam penelitian ini
adalah menyediakan aplikasi yang mampu memenuhi kebutuhan informasi
perawatan bagi pengguna sepeda motor otomatis berinjeksi.
3
1.5 Manfaat Penulisan
1.5.1 Bagi Mahasiswa
1. Menambah wawasan mahasiswa tentang pemanfaatan
teknologi informasi khususnya media multimedia
2. Menerapkan pengetahuan akademis yang telah diperoleh
selama kuliah.
3. Memenuhi salah satu syarat kelulusan Strata Satu (S1) Program
Studi Teknik Informatika UIN Syarif Hidayatullah.
1.5.2 Bagi Universitas
1. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam penguasaan materi
yang telah diberikan.
2. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmu
sebagai bahan evaluasi terhadap materi yang telah diberikan.
3. Sebagai cara untuk memperkenalkan kepada masyarakat luas
keberadaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
1.6 Metodologi Penelitian
Metodologi ini terdiri pengumpulan data dan metodologi pengembangan
sistem. Adapun metodologi pengumpulan data yang digunakan penulis dalam
penulisan skripsi ini adalah:
1.6.1 Metode Pengumpulan Data
1. Metode Studi Pustaka
2. Wawancara
4
3. Metode Observasi
4. Studi Literatur Penelitian Sejenis
1.6.2 Metode Pengembangan Sistem
Untuk pembuatan aplikasi penulis menggunakan metode
pengembangan multimedia menurut Arch Luther, yang dikutip
oleh Hadi Sutopo (2002). Metode ini terdiri dari enam tahap, yaitu:
1. Konsep
2. Perancangan
3. Pengumpulan Bahan
4. Pembuatan
5. Tes
6. Distribusi
1.7 Sistematika Penulisan
Dalam skripsi ini, pembahasan yang penulis sajikan terbagi dalam lima
bab, yang secara singkat akan diuraikan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang, perumusan masalah,
pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi
penelitian dan sistematika penulisan.
5
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini membahas secara singkat teori yang diperlukan dalam
penelitian skripsi.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan dijelaskan metodologi yang digunakan penulis
dalam melakukan penelitian.
BAB IV ANALISA PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI
Dalam bab ini diuraikan hasil analisis dan perancangan dari
aplikasi yang dibuat.
BAB V PENUTUP
Bab ini adalah bab terakhir yang menyajikan kesimpulan serta
saran dari apa yang telah diterangkan dan diuraikan pada bab-bab
sebelumnya.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Multimedia
Multimedia merupakan kombinasi antara teks, seni, suara, animasi, dan
video yang disampaikan melalui komputer atau peralatan elektronik dan digital
(Vaughan, 2006). Jika menggunakan bersama-sama elemen multimedia tersebut
seperti gambar dan animasi yang dilengkapi dengan suara, video, dan informasi
dalam bentuk teks maka akan memberikan makna yang jelas kepada orang yang
memerlukannya. Pembuatan aplikasi multimedia memerlukan perancangan dan
produksi tersendiri. Perancangan multimedia dibuat dengan pengetahuan,
keterampilan penggunaan komputer, talenta dalam seni grafis, video, musik dan
kemampuan membuat konsep logis aliran informasi sehingga mudah dipahami
(Sutopo, 2003).
2.1.1 Pengertian Multimedia
Terdapat beberapa pengertian dari multimedia, diantaranya:
1) Menurut Rosch (Suyanto, 2003), multimedia adalah kombinasi dari
komputer dan video.
2) Menurut McCormick (Suyanto, 2003), multimedia secara umum
merupakan kombinasi tiga elemen yaitu suara, gambar, dan teks.
7
1. Menurut Turban, (Suyanto, 2003), multimedia adalah kombinasi dari
paling sedikit dua media input atau output dari data, media ini dapat
audio (suara, musik), animasi, video, teks, gambar, dan grafik. Menurut
Robin dan Linda (Suyanto, 2003), multimedia merupakan alat yang
dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang
mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio, dan gambar video.
2. Menurut Hofstetter (Suyanto, 2003), multimedia adalah pemanfaatan
komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio,
gambar bergerak (video dan animasi) dengan menggabungkan link, dan
alat bantu (tool) yang memungkinkan user melakukan navigasi,
berinteraksi, berkreasi, dan berkomunikasi.
Dalam hal ini penulis menerapkan multimedia dalam pembuatan media
informasi menurut Hofstetter.
2.1.2 Sejarah Multimedia
Istilah multimedia menurut berawal dari kata teater, bukan komputer.
Pertunjukan yang memanfaatkan lebih dari satu medium seringkali disebut
pertunjukan multimedia. Pertunjukan multimedia mencakup monitor video
synthesized band dan karya seni manusia sebagai bagian dari pertunjukan.
Sistem multimedia dimulai pada akhir 1980-an dengan diperkenalkannya
Hypercard oleh Apple pada tahun 1987, dan pengumuman oleh IBM pada tahun
1989 mengenai perangkat lunak Audio Visual Connection (AVC) dan Video
Adhapter Card bagi PS/2. Sejak permulaan tersebut, hampir setiap pemasok
perangkat keras dan lunak melompat ke multimedia. Pada tahun1994,
8
diperkirakan ada lebih dari 700 produk dan sistem multimedia di pasaran
(Suyanto, 2003).
Multimedia memungkinkan user komputer untuk mendapatkan output
dalam bentuk yang jauh lebih kaya daripada media tabel dan grafik
konvensional. User dapat melihat gambar tiga dimensi, foto, video bergerak atau
animasi dan mendengar suara stereo, perekam suara atau musik. Beberapa
sistem multimedia bersifat interaktif, memungkinkan pengguna memilih output
dengan mouse atau kemampuan layar sentuh (touch screen) mendapatkan dan
menjalankan aplikasi ini.
Output multimedia ini sekarang dapat dijumpai dimana-mana, antara lain
di cover majalah, CD-ROM, video game dan film. Multimedia digunakan
sebagai alat untuk bersaing antara lain untuk mengiklankan sepatu, pakaian,
kosmetik, obat-obatan, mobil, komputer, soft drink, handphone, telepon, rokok,
penerbangan dan sebagainya. Bahkan produk yang tidak ada kaitannya dengan
multimedia, memanfaatkan multimedia untuk menarik perhatian. Namun
demikian diperlukan kombinasi peralatan produksi yang canggih dan
professional komunikasi ditambah spesialis informasi.
2.1.3. Elemen Multimedia
Untuk membuat aplikasi multimedia, diperlukan penggunaan dari
beberapa elemen, dimana setiap elemen memiliki peranan masing-masing
(Suyanto, 2003) yaitu:
9
1. Teks
Bentuk data yang paling mudah disimpan dan dikendalikan adalah teks.
Teks merupakan yang paling dekat dengan kita dan paling banyak kita lihat.
Teks dapat membentuk kata, surat, atau narasi dalam multimedia menyajikan
bahasa kita, kebutuhan teks tergantung pada kegunaan aplikasi multimedia.
Dengan menggunakan teks, informasi lebih mudah disampaikan dan dimengerti
oleh pengguna.
Teks dapat dibagi menjadi 4 macam, yaitu:
1. Teks Tercetak
Adalah teks yang paling sering digunakan pada umumnya yaitu teks
yang dicetak pada kertas.
2. Teks yang Discan (Scanned Text)
Adalah suatu teks yang pada mulanya discan oleh scanner kemudian
teks tersebut diubah menjadi suatu teks yang dapat dibaca pada
komputer.
3. Teks Elektronik
Adalah teks yang dapat langsung dibaca pada komputer.
4. Hypertext
Sebuah aplikasi metode pemberian indeks pada teks secara cepat
untuk mendapatkan teks yang diinginkan dalam sebuah dokumen
atau lebih.
Jenis teks yang akan digunakan dalam pembuatan aplikasi ini adalah teks
elektronik.
10
2. Gambar
Gambar dapat meringkas dan menyajikan data kompleks dengan cara
baru yang lebih sempurna. Sering dikatakan bahwa sebuah gambar mampu
menyampaikan seribu kata. Gambar merupakan elemen multimedia yang
dipresentasikan dalam dua dimensi maupun tiga dimensi sehingga sebagai
ilustrasi yang memperjelas penyampaian informasi.
Secara umum gambar dibagi dua, yaitu:
1. Gambar bitmap atau raster
Representasi spasial dari objek. Setiap titik terkecil dari
gambar merupakan unsur independen yang dihitung dalam satuan
nilai yaitu pixel. Pixel-pixel tersebut ditempatkan pada lokasi-lokasi
tertentu dengan nilai-nilai warna tersendiri yang keseluruhan akan
membentuk tampilan gambar. Tampilan bitmap mampu menunjukkan
kehalusan gambar, seperti gradasi dan bayangan, karena itu mereka
merupakan media elektronik yang sangat tepat untuk gambar-gambar
yang sifatnya real, seperti foto digital, lukisan digital dan gambar
nyata. Kelemahan bitmap adalah setiap tampilan bergantung pada
resolusi yang artinyagambar tetap memiliki keterbatasan pixel,
akibatnya gambar bisa kehilangan detail dan juga akan terlihat kotak-
kotak jika mengalami pembesaran atau bila dicetak menggunakan
resolusi yang lebih kecil daripada nilai resolusi aslinya.
11
Gambar 2.1 Contoh Gambar Bitmap
2. Gambar Vektor
Menyimpan dan menampilkan gambar berdasar nilai
matematis yang disebut grafik vektor atau grafik berorientasi objek.
Setiap objek primitif memiliki atribut bervariasi yang membentuk
seluruh objek. Contoh atribut tersebut adalah koordinat, garis dan
warna. Tampilan vektor memiliki keterbatasan untuk tingkat
detailnya, tapi vektor tidak bergantung pada jumlah resolusi, artinya
gambar vektor dapat diubah-ubah ke berbagai ukuran dan juga dapat
dicetak pada tingkat resolusi sebesar apapun tanpa kehilangan detail
dan ketajaman gambar. Tampilan vektor merupakan pilihan terbaik
ketika harus menampilkan gambar-gambar yang harus bisa
mempertahankan ketajaman garis ketika ukuran diubah. Contohnya
gambar kartun dalam bentuk dua dimensi atau tiga dimensi, logo dan
teks.
12
Gambar 2.2 Contoh Gambar Vektor
Kelebihan lain gambar vektor dibandingkan dengan gambar
bitmap, yaitu:
1. Gambar vektor bersifat scalable, artinya kita bisa menggunakan
program grafis untuk memperbesar atau memperkecil ukuran
gambar tanpa mengubah kualitasnya atau tidak bergantung pada
resolusi.
2. Gambar vektor biasanya memiliki ukuran file lebih kecil
disbanding gambar dalam format bitmap, karena gambar vektor
yang lebih besar dapat dikodekan dengan instruksi yang lebih
ringkas maka vektor dapat di-download lebih cepat di internet
3. Gambar vektor dapat dirubah ke dalam berbagai tampilan tiga
dimensi. Dengan perangkat lunak yang sesuai, kita dapat
membangun sebuah tampilan dari setiap arah, bahka dari
potongan melintang.
13
Gambar 2.3 Contoh Perbedaan Gambar Bitmap dan Gambar Vektor
Jenis gambar yang diterapkan dalam aplikasi ini adalah kedua
jenis gambar yaitu gambar bitmap dan gambar vektor.
Format file dalam gambar, diantaranya:
1. JPEG (Joint Photographic Experts Group)
JPEG merupakan format grafik yang terkompresi,
digunakan untuk menampilka foto dan gambar secara kontinyu dan
dapat mengendalikan kedalaman warna. File mempunyai ekstensi
.JPG
Gambar 2.4 Contoh Jpeg Image
14
3. GIF (Grafic Interchange File)
GIF merupakan format file terkompresi yang
dikembangkan oleh CompuServe untuk digunakan di internet. File
mempunyai ekstensi .GIF
Gambar 2.5 Contoh Gif Image
Format file gambar yang diterapkan dalam aplikasi ini
adalah kedua jenis format file yaitu JPEG dan GIF.
3. Animasi
Secara umum animasi merupakan suatu kegiatan menghidupkan,
menggerakkan benda mati. Suatu benda mati diberi dorongan kekuatan,
semangat dan emosi untuk menjadi hidup dan bergerak, atau hanya terkesan
hidup (Djalle, 2007). Jenis-jenis animasi menurut Zaharuddin G. Djalle dalam
bukunya yang berjudul “The making of 3D animation movie using 3Dstudio
max” adalah:
15
1. Animasi 2D (2 Dimensi)
Animasi ini yang paling akrab dengan kesaharian kita. Biasa juga
disebut dengan film kartun. Contohnya adalah Tom and Jerry,
Doraemon.
Gambar 2.6 Contoh Animasi 2D
2. Animasi 3D (3 Dimensi)
Animasi 3D adalah pengembangan dari animasi 2D. Dengan
animasi 3D, karakter yang diperlihatkan semakin hidup dan nyata,
mendekati wujud manusia aslinya. Animasi 3D biasa disebut juga CGI
(Computer Generated Imagery). Contohnya adalah upin ipin, Final
Fantasy, Finding Nemo, Toys Story.
Gambar 2.7 Contoh Animasi 3D
16
3. Animasi Tanah Liat (Clay Animation)
Teknik animasi ini bukan termasuk teknik baru bahkan boleh
dibilang sebagai nenek moyangnya animasi. Karena animasi pertama
dalam bentuk Clay Animation. Tokoh-tokoh dalam animasi Clay dibuat
dengan plasticine, bahan lentur separti permen karet. Setelah tokoh-
tokohnya siap, lalu difoto gerakan per gerakan. Foto-foto tersebut lalu
digabung menjadi gambar yang bisa bergerak seperti yang kita tonton di
film. Contoh dari film yang menggunakan teknik ini adalah Chicken Run.
Gambar 2.8 Contoh Animasi Tanah Liat
4. Animasi Jepang (Anime)
Animasi ini adalah animasi yang dibuat oleh Jepang. Anime tidak
semua diperuntukkan untuk anak-anak tetapi ada juga yang khusus
dewasa. Seperti film animasi Amerika atau Eropa, anime juga terdiri dari
beberapa jenis, tapi yang membedakan bukan cara pembuatannya
melainkan formatnya, yaitu serial televise, OVA, dan film bioskop.
Contoh dari anime adalah Samurai X, Gundam, Naruto, One Piece.
17
Gambar 2.9 Contoh Animasi Jepang
4. Audio
Audio adalah fenomena fisik yang dihasilkan oleh adanya pergetaran
materi. Suara dalam suatu animasi mempunyai fungsi untuk menciptakan
suatu suasana, mempertegas suatu kondisi dan menghidupkan aplikasi
multimedia tersebut.
Format file dalam audio:
1. Waveform Audio
Merupakan format file audio yang berbentuk digital, dapat
dimanipulasi dengan perangkat lunak PC multimedia. File waveform
mempunyai ekstensi .wav
2. MIDI (Musical Instrument Digital Interface)
Merupakan cara paling efisien untuk merekam musik, midi
merekam performance information yang diperlukan chip suara pada
computer agar musik bisa dimainkan. File midi mempunyai ekstensi .mid
18
5. Video
Video merupakan elemen multimedia yang paling kompleks. Video
mampu menggambarkan gerakan yang sulit diterangkan dengan kata-
kata.
Format file dalam video yaitu:
1. Audio Video Interleave (AVI)
Merupakan format video dan animasi yang digunakan video untuk
windows. File avi mempunyai ekstensi .avi
2. FLV (Flash Video)
Flash Video (FLV) adalah bentuk format file yang digunakan
untuk mengirimkan data video melalui internet dengan menggunakan
Adobe Flash Player. Didalam Flash Video berisi file SWF (Shock Wave
File)
2.1.4 Multimedia Interaktif
Media presentasi pada umumnya tidak dilengkapi alat untuk mengontrol
yang dilakukan oleh user. Presentasi berjalan sekuensial sebagai garis lurus
sehingga disebut linear multimedia (multimedia linier). Contoh multimedia
jenis ini adalah program TV dan film. Presentasi linier sesuai digunakan bila
jumlah audiens lebih dari satu orang. Tetapi bila menggunakan satu komputer
untuk satu orang, maka diperlukan kontrol dengan keyboard, mouse, atau alat
input lainnya. Hal ini disebut interaktif, dan multimedia yang dapat menangani
interaktif user disebut interactive multimedia (multimedia intraktif) (Sutopo,
19
2003). Dalam banyak aplikasi, user dapat memilih apa yang akan dikerjakan
selanjutnya, bertanya dan mendapatkan jawaban yang mempengaruhi komputer
untuk mengerjakan fungsi selanjutnya.
2.1.5 Manfaat Multimedia
M. Suyanto (2003:22) manfaat multimedia digunakan sebagai alat untuk
bersaing dalam perusahaan. Multimedia telah mengubah hakikat membaca
menjadi dinamis dengan memberi dimensi baru pada kata-kata. Dengan
multimedia dalam penyampaian makna, kata-kata dalam suatu aplikasi bias
menjadi pemicu yang dapat digunakan untuk memperluas cakupan teks atau
memeriksa suatu topik tertentu secara lebih luas. Multimedia tidak hanya
menyediakan lebih banyak teks tetapi juga menghidupkan teks dengan
meneyertakan bunyi, gambar, music, animasi dan video.
Lembaga riset dan penerbitan computer, yaitu Computer Technology
Research (CTR), menyatakan bahwa orang hanya mampu mengingat 20% dari
yang dilihat dan 30% dari yang didengar. Tetapi orang dapat mengingat 50% dari
yang dilihat dan didengar dan 30% dari yang dilihat, didengar dan dilakukan
sekaligus. Maka multimedia sangatlah efektif menjadi tool yang ampuh untuk
pengajaran dan pendidikan serta untuk meraih keunggulan bersaing perusahaan.
20
2.2 Sistem Bahan Bakar Injeksi
2.2.1. Pengertian Injeksi
Injeksi1 adalah sebuah teknologi yang digunakan dalam mesin pembakaran
untuk mencampur bahan bakar dengan udara sebelum dibakar. Penggunaan
injeksi bahan bakar akan meningkatkan tenaga mesin bila dibandingkan dengan
penggunaan karburator, karena injektor membuat bahan bakar tercampur secara
homogen. Hal ini, menjadikan injeksi bahan bakar dapat mengontrol pencampuran
bahan bakar dan udara yang lebih tepat, baik dalam proporsi dan keseragaman.
Injeksi bahan bakar dapat berupa mekanikal, elektronik atau campuran
dari keduanya. Sistem awal berupa mekanikal, namun sekitar tahun 1980-an mulai
banyak menggunakan sistem elektronik. Sistem elektronik modern menggunakan
banyak sensor untuk memonitor kondisi mesin, dan sebuah unit kontrol elektronik
untuk menghitung jumlah bahan bakar yang diperlukan. Oleh karena itu, injeksi
bahan bakar dapat meningkatkan efisiensi bahan bakar dan mengurangi polusi,
dan juga memberikan tenaga keluaran yang lebih.
2.2.2. Sejarah injeksi
Lahirnya sistem injeksi bensin diawali sejak Robert Bosch berhasil
merancang pompa injeksi untuk mesin diesel putaran tinggi (1922-1927).
Pada saat itu pompa injeksi untuk solar sekaligus diujicobakan buat mesin
bensin. Pada mulanya bensin langsung disemprotkan ke ruang bakar mirip
1( http://id.wikipedia.org/wiki/Injeksi_bahan_bakar)
21
seperti mesin diesel. Namun berbagai kesulitan ditemukan ketika suhu
mesin masih dingin.
Uji coba selanjutnya, penyemprotan bensin dialihkan ke saluran
masuk (intake manifold). Namun permasalahan muncul pada elemen
pompa injeksi solar yang membutuhkan pelumasan tersendiri. Padahal
sifat bensin tidak dapat melumasi seperti solar. Sehingga pembuatan
konstruksi pompa injeksi untuk bensin menjadi lebih rumit dan mahal.
Berbagai percobaan lanjutan terus dilakukan oleh para ahli
otomotif untuk merancang sistem injeksi bensin yang berbeda dengan
mesin diesel. Dan akhirnya sekitar 1960, sistem injeksi bensin seperti yang
dipakai pada mobil-mobil saat ini sudah ditemukan. Bahkan 1967 mobil
VW sudah mengaplikasi sistem injeksi dengan unit pengontrol
elektronika.
`Berlanjut di industri mobil Jepang, Toyota sejak 1971 mulai
mengembangkan sistem EFI (electronic fuel injection). Dan 1979, Toyota
sudah mengekspor mobil berteknologi EFI seperti Crown dan Cressida.
Sejak saat itulah era mobil karburator secara perlahan mulai ditinggalkan.
Sedangkan teknologi injeksi bensin buat motor sebenarnya mulai
diujicobakan hampir bersamaan dengan mobil. Awalnya diterapkan pada
motor berkapasitas besar alias moge. Ambil contoh Honda Jepang,
pertama kali memperkenalkan moge injeksi pada 1982 yaitu Honda
CX500TURBO.
22
Selanjutnya teknologi injeksi pada moge dikembangkan untuk
motor ber-cc kecil berjuluk PGM-FI (electronic fuel injection system).
Khusus pasar Eropa, Honda menciptakan scooter PGM-FI yaitu Pantheon
150 cc dan 125 cc. Menyusul Thailand lahir bebek injeksi pertama kali
yaitu Honda Wave 125i (2003). Berikutnya, Juni 2006, India meluncurkan
Honda Glamour PGM-FI yaitu motor jenis sport 125 cc yang basis
mesinnya sama seperti Honda Wave 125i Thailand.
2.2.3. Bagian-bagian Injeksi
1. Sistem Bahan Bakar
Komponen-komponen yang digunakan untuk menyalurkan bahan
bakar ke mesin terdiri dari tangki bahan bakar (fuel pump), pompa bahan
bakar (fuel pump), saringan bahan bakar (fuel filter), pipa/slang penyalur
(pembagi), pengatur tekanan bahan bakar (fuel pressure regulator), dan
injektor/penyemprot bahan bakar. Sistem bahan bakar ini berfungsi untuk
menyimpan, membersihkan, menyalurkan dan menyemprotkan atau
menginjeksikan bahan bakar.
Adapun fungsi masing-masing komponen pada sistem bahan bakar
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Fuel suction filter; menyaring kotoran agar tidak terisap pompa bahan
bakar.
23
Gambar 2.10 Fuel Suction Filter
2. Fuel pump module; memompa dan mengalirkan bahan bakar dari
tangki bahan bakar ke injektor. Penyaluran bahan bakarnya harus lebih
banyak dibandingkan dengan kebutuhan mesin supaya tekanan dalam
sistem bahan bakar bisa dipertahankan setiap waktu walaupun kondisi
mesin berubah-ubah.
Gambar 2.11 Konstruksi Fuel Pump Module
3. Fuel pressure regulator; mengatur tekanan bahan bakar di dalam
sistem aliran bahan bakar agar tetap/konstan.
4. Fuel feed hose; slang untuk mengalirkan bahan bakar dari tangki
menuju injektor. Slang dirancang harus tahan tekanan bahan bakar
24
akibat dipompa dengan tekanan minimal sebesar tekanan yang
dihasilkan oleh pompa.
Gambar 2.12 Fuel Feed Hose
5. Fuel Injector; menyemprotkan bahan bakar ke saluran masuk (intake
manifold) sebelum, biasanya sebelum katup masuk, namun ada juga
yang ke throttle body. Volume penyemprotan disesuaikan oleh waktu
pembukaan nozel/injektor. Lama dan banyaknya penyemprotan diatur
oleh ECM (Electronic/Engine Control Module) atau ECU (Electronic
Control Unit).
25
Gambar 2.13 Konstruksi Fuel Injector
Terjadinya penyemprotan pada injektor adalah pada saat ECU
memberikan tegangan listrik ke solenoid coil injektor. Dengan pemberian
tegangan listrik tersebut solenoid coil akan menjadi magnet sehingga
mampu menarik plunger dan mengangkat needle valve (katup jarum) dari
dudukannya, sehingga saluran bahan bakar yang sudah bertekanan akan
memancar keluar dari injektor.
26
Gambar 2.14 Penempatan Fuel Injector pada Throttle Body
Skema aliran sistem bahan bakar pada sistem EFI adalah sebagai berikut:
Gambar 2.15 Skema Aliran Sistem Bahan Bakar EFI
2. Sistem Kontrol Elektronik
Komponen sistem kontrol elektronik terdiri dari beberapa sensor
(pengindera), seperti MAP (Manifold Absolute Pressure) sensor, TP
(Throttle Position) sensor, IAT (Intake Air Temperature) sensor, bank
angle sensor, EOT (Engine Oil Temperature) sensor, dan sensor-sensor
27
lainnya. Pada sistem ini juga terdapat ECU (Electronic Control Unit) atau
ECM dan komponenkomponen tambahan seperti alternator (magnet) dan
regulator/rectifier yang mensuplai dan mengatur tegangan listrik ke ECU,
baterai dan komponen lain. Pada sistem ini juga terdapat DLC (Data Link
Connector) yaitu semacam soket dihubungkan dengan engine analyzer
untuk mecari sumber kerusakan komponen
Secara garis besar fungsi dari masing-masing komponen sistem
kontrol elektronik antara lain sebagai berikut;
1. ECU/ECM; menerima dan menghitung seluruh informasi/data yang
diterima dari masing-masing sinyal sensor yang ada dalam mesin.
Informasi yang diperoleh dari sensor antara lain berupa informasi tentang
suhu udara, suhu oli mesin, suhu air pendingin, tekanan atau jumlah udara
masuk, posisi katup throttle/katup gas, putaran mesin, posisi poros engkol,
dan informasi yang lainnya. Pada umumnya sensor bekerja pada tegangan
antara 0 volt sampai 5 volt. Selanjutnya ECU/ECM menggunakan
informasi-informasi yang telah diolah tadi untuk menghitung dan
menentukan saat (timing) dan lamanya injektor bekerja/menyemprotkan
bahan bakar dengan mengirimkan tegangan listrik ke solenoid injektor.
Pada beberapa mesin yang sudah lebih sempurna, disamping mengontrol
injektor, ECU/ECM juga bisa mengontrol sistem pengapian.
2. MAP (Manifold absolute pressure) sensor; memberikan sinyal ke ECU
berupa informasi (deteksi) tekanan udara yang masuk ke intake manifold.
28
Selain tipe MAP sensor, pendeteksian udara yang masuk ke intake
manifold bisa dalam bentuk jumlah maupun berat udara.
Jika jumlah udara yang dideteksi, sensornya dinamakan air flow meter,
sedangkan jika berat udara yang dideteksi, sensornya dinamakan air mass
sensor.
Gambar 2.16 Contoh Posisi Penempatan Sensor Yang Menyatu Dengan Throttle Body
29
3. IAT (Intake air temperature) sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa
informasi (deteksi) tentang suhu udara yang masuk ke intake manifold.
Tegangan referensi/suplai 5 Volt dari ECU selanjutnya akan berubah
menjadi tegangan sinyal yang nilainya dipengaruhi oleh suhu udara
masuk.
4. TP (Throttle Position) sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa
informasi (deteksi) tentang posisi katup throttle/katup gas. Generasi yang
lebih baru dari sensor ini tidak hanya terdiri dari kontak-kontak yang
mendeteksi posisi idel/langsam dan posisi beban penuh, akan tetapi sudah
merupakan potensiometer (variable resistor) dan dapat memberikan sinyal
ke ECU pada setiap keadaan beban mesin. Konstruksi generasiterakhir
dari sensor posisi katup gas sudah full elektronis, karena yang
menggerakkan katup gas adalah elektromesin yang dikendalikan oleh ECU
tanpa kabel gas yang terhubung dengan pedal gas. Generasi terbaru ini
memungkinkan pengontrolan emisi/gas buang lebih bersih karena pedal
gas yang digerakkan hanyalah memberikan sinyal tegangan ke ECU dan
pembukaan serta penutupan katup gas juga dilakukan oleh ECU secara
elektronis.
5. Engine oil temperature sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa
informasi (deteksi) tentang suhu oli mesin.
6. Bank angle sensor; merupakan sensor sudut kemiringan. Pada sepeda
motor yang menggunakan sistem EFI biasanya dilengkapi dengan bank
angle sensor yang bertujuan untuk pengaman saat kendaraan terjatuh
dengan sudut kemiringan 550 .
30
Gambar 2.17 Bank Angle Sensor dan Posisi Sudut Kemiringan Sepeda Motor
Sinyal atau informasi yang dikirim bank angle sensor ke ECU saat
sepeda motor terjatuh dengan sudut kemiringan yang telah ditentukan akan
membuat ECU memberikan perintah untuk mematikan (meng-OFF-kan)
injektor, koil pengapian, dan pompa bahan bakar. Dengan demikian
peluang terbakarnya sepeda motor jika ada bahan bakar yang tercecer atau
tumpah akan kecil karena sistem pengapian dan sistem bahan bakar
langsung dihentikan walaupun kunci kontak masih dalam posisi ON.
31
Gambar 2.18 Sinyal atau Informasi Bank Angle Sensor ke ECU
Bank angle sensor akan mendeteksi setiap sudut kemiringan sepeda
motor. Jika sudut kemiringan masih di bawah limit yang ditentukan, maka
informasi yang dikirim ke ECU tidak sampai membuat ECU meng-OFF-
kan ketiga komponen di atas.
Bagaimana dengan sudut kemiringan sepeda motor yang sedang
menikung/berbelok?
Jika sepeda motor sedang dijalankan pada posisi menikung (walau
kemiringannya melebihi 550), ECU tidak meng-OFFkan ketiga komponen
tersebut. Pada saat menikung terdapat gaya centripugal yang membuat
sudut kemiringan pendulum dalam bank angle sensor tidak sama dengan
kemiringan sepeda motor.
32
Gambar 2.19 Posisi Bank Angle Sensor Saat Sepeda Motor Menikung dan Saat
Terjatuh
Dengan demikian, walaupun sudut kemiringan sepeda motor sudah
mencapai 550, tapi dalam kenyataannya sinyal yang dikirim ke ECU masih
mengindikasikan bahwa sudut kemiringannya masih di bawah 550
sehingga ECU tidak meng-OFF-kan ketiga komponen tersebut. Selain
sensor-sensor di atas masih terdapat sensor lainnya digunakan pada sistem
EFI, seperti sensor posisi camshaft/poros nok, (camshaft position sensor)
untuk mendeteksi posisi poros nok agar saat pengapiannya bisa diketahui,
sensor posisi poros engkol (crankshaft position sensor) untuk mendeteksi
putaran poros engkol, sensor air pendingin (water temperature sensor)
untuk mendeteksi air pendingin di mesin dan sensor lainnya. Namun
demikian, pada sistem EFI sepeda motor yang masih sederhana, tidak
semua sensor dipasang.
33
3. Sistem Induksi Udara
Komponen yang termasuk ke dalam sistem ini antara lain; air cleaner/air box (saringan udara), intake manifold, dan throttle body (tempat katup gas). Sistem ini berfungsi untuk menyalurkan sejumlah udara yang diperlukan untuk pembakaran.
Gambar 2.20 Konstruksi Throttle Body
2.2.4. Cara Kerja Injeksi
Teknologi injeksi bahan bakar adalah salah satu dimana bahan
bakar secara langsung dipasok ke dalam ruang silinder intake manifold.
Pada kendaraan bermotor yang sudah menerapkan sistem injeksi, memiliki
bagian yang berfungsi untuk mengontrol dan mengatur pasokan udara dan
bahan bakar ke dalam ruang pembakaran secara efektif dan efisien. Bagian
kontrol ini terdapat sensor (berupa elektronik) yang akan mengatur jumlah
34
udara dan bahan bakar secara homogen sesuai dengan kebutuhan mesin.
Selama sensor bekerja dengan baik, kemungkinan kerusakan sangat kecil.
Sistem throttle body pasokan bahan bakar yang terletak di throttle body
langsung ke ruang asupan sedangkan sistem titik tunggal akan memasok
bahan bakar dari injektor tunggal.
Sensor ini akan membaca putaran mesin dan jumlah udara
kemudian akan mengirimkan hasil pembacaannya tersebut kepada ECU
(Engine Control Unit). ECU akan menghitung dan mengolah selanjutnya
akan menentukan jumlah bahan bakar yang akan disemprotkan ke dalam
ruang bakar.
Saat bahan bakar mengalir dari tangki bahan bakar menuju proses
atomisasi,atau proses pengkabutan bahan bakar yang akan disemburkan
melalui throttle valve. Proses pengkabutan bahan bakar tersebut terjadi
karena bahan bakar mengalami pemampatan dan memperoleh tekanan
yang cukup tinggi, sehingga diperoleh hasil berupa asap atau kabut. Bahan
bakar berbentuk kabut ini akan dikeluarkan lewat lubang injektor
canonical yang posisinya menghadap ke ruang bakar mesin.
Dengan sistem injeksi ini bisa dipastikan bahwa bahan bakar secara
efisien bercampur dengan udara dan dipasok ke ruang bakar untuk
menghasilkan tenaga yang efisien.
35
2.2.5 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Injeksi
1. Kelebihan Sistem Injeksi
1. Emisi gas buang rendah
Terjadinya pembakaran yang sempurna pada ruang bakar, sehingga
emisi gas buang yang dihasilkan relatif lebih sedikit apalagi knalpot
dilengkapi catalic converter.
2. Daya lebih besar
Konstruksi injektor tepat pada intake manifold sehingga pencampuran
bahan bakar lebih homogen
3. Lebih hemat bahan bakar
Air-fuel ratio sangat mempengaruhi kesempurnaan pembakaran pada
mesin. Standar AFR pada motor adalah 14,7:1 yang artinya 14,7
udara dan 1 bensin. AFR dapat berubah-ubah, misalnya pada saat
kondisi mesin dingin AFR 5:1, pada saat idle AFR 11:1, akselerasi
8:1, dan pada saat pemakaian ekonomis 40-60 km/jam AFR 16-18:1.
Sehingga konsumsi bahan bakar pada motor injeksi lebih irit
dibandingkan karburator.
4. Tidak memerlukan Cok (Choke)
Injeksi bahan bakar dilengkapi sensor temperatur yang akan
melaporkan suhu mesin ke engine control module (ECM) yang akan
36
memerintahkan injektor untuk memperkaya campuran bensin pada
suhu mesin dingin.
5. Perawatan yang lebih praktis
Teknologi injeksi bahan bakar berkonsep bebas perawatan. Pada saat
servis, pembersihan dilakukan hanya pada bagian penyaring udara,
busi, dan pengaturan klep.
2. Kekurangan Sistem Injeksi
1. Akselerasi kurang responsif
Terjadinya proses yang panjang dari sensor pengatur jumlah udara dan
laporan dari sensor-sensor lainnya, sehingga membutuhkan waktu
yang lebih lama untuk berakselerasi.
2. Kurangnya tenaga ahli
Injeksi bahan bakar termasuk teknologi baru, tidak semua bengkel
umum mampu memperbaiki di saat terjadi permasalahan pada
kendaraan.
3. Sensitif terhadapa benturan atau guncangan
Semua perangkat terutama engine control module menggunakan
elektronik, sehingga rentan mati apabila mengalami guncangan atau
benturan keras. Pada saat terjadi hal tersebut, kendaraan berpeluang
37
tidak bisa dihidupkan kembali, karena mengalami kerusakan pada
engine control module. Biaya perbaikan membutuhkan biaya yang
relatif masih mahal.
4. Sensitif bahan bakar
Ujung injektor berukuran mikro, sehingga sistem injeksi bahan bakar
mudah terjadi penyumbatan karena bahan bakar yang kotor. Hal ini
akan mempengaruhi kinerja kendaraan sehingga bahan bakar yang
masuk ke dalam ruang bakar sedikit,
5. Sensitif kelistrikan
Kondisi kendaraan dilaporkan oleh sensor, dan sensor terhubung
menggunakan kabel berkonektor. Konektor sering menjadi penyebab
pelaporan sensor ke engine control module menjadi kacau.
Pengiriman laporan sensor ke engine control module menggunakan
sistem pengaman. Apabila konektor kabel terjadi korosi, hal ini akan
meningkatkan sistem pengamanan sehingga laporan dari sensor
mengakibatkan engine control module berfungsi
38
2.3 Injeksi Pada Honda
2.3.1 Honda Beat-FI
Honda Beat-FI merupakan sepeda motor otomatis hasil produksi
dari Astra Honda Motor (AHM) yang telah mengaplikasikan sistem injeksi
PGM-FI.
Gambar 2.21 Honda Beat-FI
39
Tabel 2.1 Spesifikasi Honda Beat-FI
Spesifikasi Honda Beat-FI
Panjang X lebar X tinggi 1.863 X 675 X 1.072 mm
Jarak sumbu roda 1.256 mm
Jarak terendah ke tanah 140 mm
Berat kosong 93 Kg
Tipe rangka Tulang punggung
Tipe suspensi depan Teleskopik
Tipe suspensi belakang Lengan ayun suspensi tunggal
Ukuran ban depan 80/90-14 M/C 40P
Ukuran ban belakang 90/90-14 M/C 46P
Rem depan Cakram hidrolik piston tunggal
Rem belakang Teromol
Kapsitas tangki bahan bakar 3,7 liter
Tipe mesin 4 langkah, OHC
Diameter X langkah 50 X 55 mm
Volume mesin 108 cc
Perbandingan Kompresi 9,2 : 1
Daya maksimum 6.27 kW (8,52 PS) / 8.000 rpm
Torsi maksimum 8.68 Nm (0,89 kgf.m) / 6.500 rpm
Kapasitas oli mesin 0.8 liter / periodik
Tipe kopling Otomatis, sentrifugal, kering
Gigi transmisi Otomatis, V-matic
Starter Pedal dan elektrik
Aki MF battery 12V 3ah
40
Busi NGK CPR9EA-9 ; DENSO U27EPR9
2.3.2 Sistem Injeksi Honda Beat-FI
Pada Honda Beat-FI, Honda menggunakan teknologi PGM-FI
(Programmed Fuel Injection) atau sistem bahan bakar yang telah
terprogram.
Gambar 2.22 Skema Cara Kerja PGM-FI
Teknologi PGM-Fi adalah teknologi yang ramah lingkungan,
karena mampu menekan dan mengurangi emisi gas buang yang dihasilkan
oleh kendaraan bermotor. Hal ini menyesuaikan dengan standar
41
pemerintah Indonesia yang mulai menerapkan pada kendaraan bermotor
roda 2 sesuai Standar Euro 3. PGM-Fi sendiri singkatan dari
Programmable Fuel Injection yang bekerja secara elektronik sebagai
sistem suplai bahan bakar yang artinya sistem terprogram untuk memasok
BBM dan oksigen sesuai kebutuhan mesin dengan perhitungan yang tepat
dan akurat sehingga mampu menghasilkan tenaga yang responsif dan irit
bahan bakar juga ramah lingkungan.
Honda sendiri mempunyai target bahwa seluruh motor keluaran
terbarunya baik kategori sport, matic dan bebek akan di benamkan
teknologi PGM-FI atau sistem injection ini. Hingga saat ini Honda telah
mengeluarjan bebrapa produk yang sudah menggunakan sistem PGM-Fi d
antaranya : di ketegori motor sport ada Honda CBR 250R, CBR 150R, di
kategor matic ada PCX, vario,Honda Spacy Helm In PGM-FI dan Beat,
sementara di kategori bebek ada Revo AT, Honda Supra X 125 PGM-FI,
dan Honda Supra X 125 Helm In PGM-FI.
7 Keunggulan Teknologi PGM
1. Jelas sangat irit bahan bakar lebih dari 30%
2. Tenaga lebih optimal
3. Ramah lingkungan karena emisi gas bu
4. Mesin mudah di hidupkan
5. Perwatan jadi lebih mudah dan cepat
6. Masih bersahabat dengan bahan bakar premium di Indonesia
7. Akselerasi jadi lebih responsif
Gambar 2.23 Cara kerja PGM-FI
7 Keunggulan Teknologi PGM-Fi
Jelas sangat irit bahan bakar lebih dari 30%
Tenaga lebih optimal
Ramah lingkungan karena emisi gas buang yang rendah
Mesin mudah di hidupkan
Perwatan jadi lebih mudah dan cepat
Masih bersahabat dengan bahan bakar premium di Indonesia
Akselerasi jadi lebih responsif
42
Masih bersahabat dengan bahan bakar premium di Indonesia
2.4 Injekasi Pada Yamaha
2.4.1 Yamaha Mio J
Sepeda motor otomatis yang mulai di
Februari 2012 ini merupakan sepeda motor hasil produksi dari Yamaha
Motor Indonesia (YMI).
Spesifikasi Yamaha Mio J
Panjang X lebar X tinggi
Jarak sumbu roda
Jarak terendah ke tanah
Berat isi
Tipe rangka
Tipe suspensi depan
Tipe suspensi belakang
Injekasi Pada Yamaha
Yamaha Mio J
Sepeda motor otomatis yang mulai di pasasrkan pada bulan
Februari 2012 ini merupakan sepeda motor hasil produksi dari Yamaha
Motor Indonesia (YMI).
Gambar 2.24 Yamaha Mio J
Tabel 2.2 Spesifikasi Yamaha Mio J
Spesifikasi Yamaha Mio J
Panjang X lebar X tinggi 1.850 X 700 X 1.050 mm
1.260 mm
Jarak terendah ke tanah 130 mm
Chast Wheel 93 Kg / Spoke 92 Kg
Pipa baja tulang bawah
Teleskopik
Tipe suspensi belakang Unit tunggal, suspensi tunggal
43
pasasrkan pada bulan
Februari 2012 ini merupakan sepeda motor hasil produksi dari Yamaha
Chast Wheel 93 Kg / Spoke 92 Kg
44
Ukuran ban depan 70/90-14M/C 34P
Ukuran ban belakang 80/90-14M/C 40P
Rem depan Cakram hidrolik piston tunggal
Rem belakang Teromol
Kapsitas tangki bahan bakar -
Tipe mesin 4 langkah, OHC
Diameter X langkah 50,0 X 57,9 mm
Volume mesin 113,7 cc
Perbandingan Kompresi 9,3 : 1
Daya maksimum 5,7 kW / 5.000 rpm
Torsi maksimum 8,5 Nm / 5.000 rpm
Kapasitas oli mesin 0,85 Liter / Penggantian Berkala : 0,74 Liter
Tipe kopling Otomatis, sentrifugal, kering
Gigi transmisi Otomatis, V-belt
Starter Pedal dan elektrik
Aki YTZ4V-MF (MF Battery) / GTZ4V-MF (MF Battery)
Busi NGK R6HSA
2.4.2 Sistem Injeksi Mio J
Pada sistem bahan bakar Mioj yamaha menggunakan teknologi
Yamaha Mixture JET-Fuel Injection (YMJET-FI), yang telah dikembangkan di
Taiwan pada tahun 2009 ini telah diklaim mampu menghemat bahan bakar hingga
30% dibandingkan dengan teknologi mesin karburator.
45
Teknologi YM JET-FI yang baru dikembangkan oleh yamaha
menampilkan efisiensi pembakaran yang sangat baik, memungkinkan kendaraan
mencapai karakteristik pengendara yang sangat nyaman dan ekonomis bahan
bakarnya, serta ramah lingkungan. YM JET ini terdiiri dari dua throttle valve
mekanis, satu didepan dan satu dibelakang, yang berguna untuk mengontrol aliran
udara tambahan. Pada injektornya dilengkapi dengan perangkat M-JET, secara
langsung dipasang ke cylinder head dan dilengkapi dengan saluran by pass udara
tambahan (air conector) untuk menghasilkan aliran udara yang kuat, ketika mesin
sedang beroperasi pada posisi langsam atau pada kecepatan rendah, pada ruang
bakar timbul putaran turbulensi, sehingga semprotan bahan bakar oleh injektor
menjad partikel yang lebih halus (hasil atomisasi lebih baik) didalam silinder,
Sehingga meningkatkan efisiensi pembakaran dan mencapai tujuan hemat bahan
bakar (Service Manual Yamaha MIO J, 2012:1-5).
46
Gambar 2.25 Sistem YMJET-FI (Service Manual Yamaha MIO J, 2012:1-5)
Aliran udara masuk pada sistem YMJET-FI dalam berbagai posisi
bukaan throttle dapat dibagi menjadi tiga sistem aliran udara yaitu :
1. Saat putaran langsam
Pada saat mesin dalam kondisi putaran langsam throttle valve 1 dan
throttle valve 2 dalam kondisi tertutup, sehingga udara masuk melalui
saluran air assist passage yang terletak didepan throttle valve 1 dan
dibelakang throttle valve 2, namun udara hanya bisa lewat melalui
lubang air assist passage yang terletak didepan throttle valve 1 karna
throttle valve masih dalam kondisi tertutup. Udara yang masuk
melalui air assist passageakan dikontrol oleh idle speed control
dengan cara membuka plunger penutup laju udara didalam pipa air
assis passage.
47
Gambar 2.26 Aliran Udara Pada Putaran Langsam
2. Saat putaran rendah
Pada saat mesin dalam kondisi putaran rendah throttle valve 1 sudah
dalam kondisi sedikit terbuka namun throttle valve 2 masih dalam
kondisi tertutup. Hal itu disebabkan karna penghubung gerakan dari
throttle valve 1 menuju throttle valve 2 diberi jarak suaian atau
spelling pada throttle valve 2, sehingga pada saat handle gas mulai
ditarik akan menggerakan dan membuka throttle valve 1 dan throttle
valve 2 masih dalam kondisi diam atau tertutup, maka udara akan
masuk melaluli kedua saluran air assist passage yang terletak didepan
throttle valve 1 dan throttle valve 2
Gambar 2.27 Aliran Udara Pada Putaran Rendah
48
3. Saat putaran menengah / tinggi
Pada saat mesin dalam kondisi putaran menengah menuju putaran
tinggi throttle valve 1 dan throttle valve 2 dalam kondisi sedikit
membuka sampai kondisi membuka penuh tergantung dari seberapa
banyak handle gas ditarik. Pada kondisi ini udara dapat masuk melalui
main air passage yang akan dicampur dengan bahan bakar untuk
proses pembakaran dengan jumlah yang disesuaikan oleh sudut
bukaan throttle valve.
Gambar 2.28 Aliran Udara Pada Putaran Tinggi
2.5 Injeksi Pada Suzuki
2.5.1 Suzuki Nex-FI
Suzuki Nex- FI merupakan hasil pengembangan dari Suzuki Nex
dengan sistem bahan bakar konvensional atau karburator. Suzuki Nex-FI
telah menggunakan teknologi injeksi yang diberi nama Suzuki
Performance Fuel Injection (Super FI).
49
Gambar 2.29 Suzuki Nex-FI
Tabel 2.3 Spesifikasi Suzuki Nex-FI
Spesifikasi Suzuki Nex-FI
Panjang X lebar X tinggi 1.850 X 665 X 1.035 mm
Jarak sumbu roda 1.235mm
Jarak terendah ke tanah 135 mm
Berat kosong 87 Kg
Tipe rangka -
Tipe suspensi depan Teleskopik
Tipe suspensi belakang Unit tunggal, suspensi tunggal
Ukuran ban depan 70/90 – 14 M/C 34 P
Ukuran ban belakang 80/90 – 14 M/C 46 P
Rem depan Cakram hidrolik piston tunggal
Rem belakang Teromol
Kapsitas tangki bahan bakar 3.5 liter
Tipe mesin 4 langkah, OHC
50
Diameter X langkah 51,0 X 55,2 mm
Volume mesin 113 cc
Perbandingan Kompresi 9,4 : 1
Daya maksimum 9,4 kW / 8.800 rpm
Torsi maksimum 8,7 Nm / 6.500 rpm
Kapasitas oli mesin -
Tipe kopling Otomatis, sentrifugal, kering
Gigi transmisi Otomatis, V-belt
Starter Pedal dan elektrik
Aki 12V (3,0 Ah) / 10 HR
Busi -
2.5.2 Sistem Injeksi Nex-FI
Pada suzuki Nex-FI, Suzuki telah memperkuat sejumlah sensor
yang mampu meningkatkan efisiensi bahan bakar. Sensor-sensor tersebut
diantaranya Tip-Over Sensor (TOS), Throttle Position Sensor (TPS),
Intake Air Pressure Sensor (IAPS), Intake Air Temperature Sensor (IATS),
Crankshaft Position Sensor (CKPS), Engine Temperature Sensor (ETS)
dan Oxygen Sensor (O2S).
Kelebihan Suzuki nex Super FI terdapat pada Tip Over Sensor.
Sensor ini memiliki fungsi mematikan sistem FI jika motor miring lebih
dari 65 derajat. Hal ini untuk menunjang keamanan berkendara. Kemudian
Idle Speed Control (ISC) yang mampu meningkatkan performa penyalaan
mesin menjadi lebih baik meskipun mesin dalam kondisi dingin.
51
Sementara sensor O2 untuk mendeteksi kadar oksigen di emisi gas buang
agar lebih ramah lingkungan.
Gambar 2.30 Tip Over Sensor pada Suzuki Nex-FI
Gambar 2.31 Posisi Fuel Pump Berada di Tangki Bahan Bakar dan O2 Sensor
Terletak di Leher Knalpot
52
Gambar 2.32 Throttle Body dari Mikuni dan Injector dengan 4 lubang
2.6 Computer Software (Aplikasi Komputer)
Menurut Pressman (2001 : 3), sebuah definisi formal dari aplikasi adalah
instruksi-instruksi yang dieksekusi untuk menyediakan fungsi-fungsi tertentu.
Lebih jauh dijelaskan bahwa aplikasi / perangkat lunak komputer merupakan
sebuah produk yang dikembangkan oleh pengembang perangkat lunak (software
engineer) yang mencakup program yang dapat dieksekusi oleh komputer dengan
berbagai ukuran dan arsitekturnya.
Aplikasi/perangkat lunak komputer sangat penting karena memiliki
pengaruh yang cukup dekat akan berbagai aspek dalam kehidupan dan telah
menyerap ke dalam budaya dan aktivitas keseharian manusia. Aplikasi harus
dirancang agar dapat digunakan pada berbagai keperluan.
53
2.6.1 Software Development Process (Proses Pengembangan Aplikasi)
Dalam Pressman (2001:19) dijelaskan bahwa pengembangan aplikasi
adalah sebuah proses pembelajaran sosial karena aplikasi seperti penanaman
modal yang mengandung berbagai pengetahuan. Pada prosesnya pengembangan
melibatkan interaksi antara user dan pengembang, user dengan teknologi, dan
pengembang dengan teknologi.
Dari sudut pandang pengembang, produk dari proses ini dapat berupa
program / aplikasi, dokumen dan berbagai data yang diproduksi sebagai
konsekuensi dari aktivitas proses pengembangan ini.
Pengembangan aplikasi, menurut Jogiyanto (1999 : 35) dapat berarti
menyusun suatu aplikasi yang baru untuk menggantikan aplikasi yang secara
keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Namun tidak menutup
kemungkinan aplikasi yang baru dibuat karena suatu kebutuhan. Berikut ini
adalah beberapa alasan akan perlunya aplikasi dikembangkan.
1. Adanya Masalah.
Permasalahan yang timbul dapat berupa ketidakberesan dari sistem
atau aplikasi yang lama sehingga tidak dapat beroperasi seperti yang
diharapkan. Selain itu juga dapat disebabkan karena pertumbuhan
organisasi yang menuntut adanya sesuatu yang baru.
2. Untuk meraih kesempatan-kesempatan (Opportunities).
Aplikasi yang dibuat karena adanya kesempatan baru untuk
bersaing dan memperoleh nilai-nilai tertentu. Hal ini antara lain
54
dikarenakan pesatnya kemajuan berbagai bidang, terutama teknologi
informasi.
3. Adanya instruksi-instruksi (Directives).
Aplikasi yang baru juga dapat juga terjadi karena adanya instruksi-
instruksi baik dari internal perusahaan seperti pimpinan ataupun eksternal,
misalnya peraturan pemerintah.
2.7 Model Perancangan Sistem
2.7.1 Alat Perancangan Sistem
Alat-alat perancangan sistem diantaranya adalah Flowchart
Diagram dan State Transition Diagram (STD). Ada tiga alasan untuk
menggunakan alat perancangan sistem sebelum membuat suatu sistem
(Mardiyah, 2004), yaitu:
1. Agar kita bisa fokus pada bagian yang penting.
2. Agar bisa berdiskusi mengenai perubahan-perubahan dan koreksi sesuai keinginan
pemakai.
3. Untuk meyakinkan bahwa kita mengerti akan lingkungan pemakai dan memiliki
dokumentasi perancangan sistem sehingga progremmer bisa membuat sistem tersebut.
2.7.2 Flowchart Diagram
Sistem Flowchart mengembangkan tahapan proses dari suatu
sistem, termasuk sistem multimedia (M. Suyanto, 2003:364). Dalam
membuat flowchart penulis menggunakan beberapa simbol. Dalam
55
penggalan aktivitas, digunakan bagan alir (flowchart), yang menunjukan
aliran prosedur yang telah ada.
Berikut ini adalah beberapa simbol yang digunakan oleh penulis
dalam menggambar suatu flowchart :
a. Simbol untuk Input/Otput
Tabel 2.4 Simbol Input/Output
No. Simbol Keterangan
1 Simbol dokumen file yang berupa kertas,
misalnya: hasil print out, formulir
2 Simbol disk/drum yang merupakan direct
acces storage untuk input/output
3 Simbol harddisk yang merupakan direct
access storage untuk input/output
4 Simbol pita magnetic yang merupakan
sequential storage untuk input/output
5 Simbol Virtual Display Unit (VDU) /
Cathode Ray Tube (CRT) sebagai
input/output
56
b. Simbol untuk Processing
Tabel 2.5 Simbol Processing
No. Simbol Keterangan
1 Menggambarkan proses
2 Proses penggabungan (Merge)
3 Proses Pengurutan
4 Proses secara manual
5 Proses pemasukan data melalui keyboard
c. Simbol Pembantu
Tabel 2.6 Simbol Pembantu
No. Simbol Keterangan
1 Arah data / arus data
57
2 Sambungan pada halaman yang sama
3 Sambungan pada halaman berbeda
4 Sambungan komunikasi
d. Simbol Flowchart
Tabel 2.7 Simbol Flowchart
No Simbol Keterangan
1 Mulai (Start) atau Selesai (Stop)
2 Persiapan (Preparation / Initialization)
3 Proses: proses perhitungan (aritmatika),
proses shift
4 Proses Input / Output
58
5 Keputusan (Decision)
6 Proses menjalankan sub program
(Subroutine)
2.7.3 State Transition Diagram (STD)
Menurut Pressman (2001 : 302), STD mengindikasikan bagaimana
perangkat lunak berlaku sebagai konsekuensi dari kejadian eksternal yang
menyebabkan perubahan suatu kondisi. Untuk merealisasikannya, STD
menghadirkan model dari suatu kejadian yang disebut dengan state. Dalam
STD, proses yang terjadi digambarkan dengan transisi antar state.
Ada dua macam simbol yang menggambarkan proses dalam STD,
yaitu :
1. Gambar persegi panjang yang menunjukan kondisi (state) dari
sistem.
2. Gambar panah yang menunjukan transisi antar state. Tiap panah
diberi label dengan ekspresi aturan. Label yang diatas menunjukan
kejadian yang menyebabkan transisi terjadi. Label yang bawah
menunjukan aksi yang terjadi akibat dari kejadian tadi.
2.7.4 Pendekatan untuk membuat STD
Ada dua pendekatan dalam membuat STD, yaitu :
59
1. Identifikasi setiap kemungkinan state dari sistem dan
gambarkan masing-masing pada state sebuah kotak,
kemudian tentukan hubungan antar state tersebut.
2. Dimulai dengan state P1 dan dilanjutkan dengan state P2,
berikutnya dilajutkan sesuai flow yang diinginkan.
Gambar 2.33 Pendekatan STD
2.7.5 Notasi State Transition Diagram (STD)
Notasi STD terdiri dari state dan transition state. State adalah
kumpulan keadaan atau atribut yang mencirikan seseorang atau suatu
benda pada waktu tertentu. Bentuk state dibagi menjadi dua, yaitu Initial
State dan Final State. Initial state menyatakan awal dari suatu state (hanya
ada satu state), sedangkan Final state menyatakan aktif dari suatu state
(bisa lebih dari satu state).
Transition State terdiri dari kondisi dan aksi. Kondisi adalah suatu
kejadian pada lingkaran luar yang dapat dideteksi oleh sistem. Sedangkan
aksi adalah yang dilakukan oleh sistem bila terjadi perubahan state atau
merupakan reaksi terhadap kondisi.
60
1. Keadaan Sistem
Setiap kontak mewakili suatu keadaan dimana sistem
mungkin berada di dalamnya. State disimbolkan dengan segi
empat.
Simbol State :
2. Perubahan Sistem
Ini digunakan untuk menghubungkan suatu keadaan
dengan keadaan lain. Jika sistem memiliki transisi dalam
prilakunya, maka suatu keadaan dapat berubah menjadi
keadaan tertentu.
Simbol transition state :
= State
= Transition State
Gambar 2.34 Notasi STD
3. Kondisi dan Aksi
Untuk melengkapi STD, dibutuhkan dua hal tambahan:
Kondisi sebelum keadaan berubah dan aksi dari
pemakai untuk mengubah keadaan. Dibawah ini adalah
ilustrasi dari kondisi dan aksi yang ditampilkan di sebelah
anak panah yang menghubungkan dua keadaan.
61
Gambar 2.35 Kondisi dan Aksi
2.8 Dimensi
Dimensi adalah suatu bidang yang terdiri dari titik-titik koordinat yang
dapat membentuk suatu objek tertentu. Dimensi diperlukan agar didalam
membentuk suatu objek dapat didasarkan oleh pola-pola tertentu yang disebut
koordinat sehingga dapat mudah diikuti dan dipelajari.
2.8.1 Pengertian 2 Dimensi
Objek 2 dimensi dipresentasikan dalam sebuah bidang yang terdiri dari
sumbu X dan Y disebut bidang Cartesian.
Y
X
Gambar 2.36 Bidang Cartesian 2 Dimensi
62
Objek yang dibentuk dalam bidang ini dapat berupa titik (point), garis
(line), maupun polygon. Sebuah objek titik terbentuk dari 2 koordinat (X, Y)
yang spesifik, dimana koordinat X menandakan suatu posisi yang terletak pada
sumbu mendatar atau horizontal dan koordinat Y untuk menandakan suatu posisi
yang terletak pada sumbu tegak (vertikal).
Dari objek titik dalam bidang-bidang dimensi dapat membentuk
kumpulan objek jenis yang saling berhubungan yang dapat membentuk suatu
objek segi banyak tertutup (polygon) ataupun objek segi banyak terbuka.
Masing-masing titik dari sebuah polygon disebut dengan vertex.
2.8.2. Pengertian 3 Dimensi
Dunia 3 dimensi tidaklah sesederhana dunia 2 dimensi yang hanya
mempunyai 2 koordinat saja, melainkan memiliki 3 buah koordinat axis yaitu X,
Y dan Z.
Axis X adalah axis mendatar atau horizontal, axis Y adalah axis tegak
atau vertikal, sedangkan axis Z adalah axis yang menembus layar monitor ke
dalam (menunjukkan kedalaman ruang).
63
Untuk lebih jelas koordinat axis dalam 3 dimensi dapat dilihat pada
gambar berikut:
Y Z
X
Gambar 2.37 Bidang Cartesian 3 Dimensi
Animasi 3 dimensi adalah animasi yang terdiri dari objek 3 dimensi yang
dikumpulkan dan dikembangkan dalam lingkungan maya komputer dan
kemudian di-render oleh komputer tersebut dengan memperhitungkan semua
aspek visual, seperti pencahayaan, kabut, refreksi, difraksi, dan aspek fisik
seperti kecepatan, gravitasi dan sebagainya sehingga dihasilkan bentuk animasi
dalam format film atau movie (Jones dan Bonney, 2000).
Animasi 3 dimensi sudah ada sejak tahun 1960-an. Namun karena
keterbatasan tersedianya perangkat lunak yang mendukung animasi 3 dimensi,
maka akan dibutuhkan komputer server yang berukuran besar sekali untuk
membuat animasi yang sederhana, sehingga pada masa itu belum ada yang
membuatnya untuk tujuan komersil, namun hanya menjadi bidang ilmu yang
dikembangkan untuk eksperimen khususnya atau tujuan simulasi (Jones dan
Bonney, 2000).
Perkembangan teknologi perangkat keras dan perangkat lunak yang pesat
membuat animasi 3 dimensi menjadi sesuatu yang tidak hanya bisa dipelajari
64
namun bisa juga digunakan untuk kepentingan komersial seperti pembuatan
film, permainan dan iklan.
Jadi pengertian teknik 3 dimensi adalah teknik yang memiliki 3 buah
koordinat yaitu x, y dan z yang bisa diwakilkan dalam batas permukaan bidang,
vertex, maupun titik dan menggunakan model yang sudah digambar atau
dirender untuk dapat melihat tampilan dalam dunia yang sesungguhnya serta
sebagai pelengkap diantaranya membuat objek, pemberian material, pemberian
animasi dan lain-lain.
3.9. Software Penunjang
Untuk membuat tugas akhir ini diperlukan beberapa software yang
mendukung. Diantaranya :
2.9.1 Adobe Photoshop CS
Adobe Photoshop CS merupakan kelanjutan dari Adobe Photoshop
7.0. Adobe Photoshop CS adalah perangkat lunak standar editing gambar
profesional yang membantu pengguna bekerja lebih efisien,
mengeksploitasi kreativitas dan menghasilkan gambar dengan kualitas
tertinggi untuk web atau yang lainnya. Adobe Photoshop menciptakan
gambar menjadi mudah diakses ke data file, memperlancar desain web,
lebih cepat dalam mengolah foto dan lebih banyak lagi (M. Suyanto,
2003.23).
65
Gambar 2.38 Tampilan Lembar Kerja Pada Adobe Photoshop CS
1. Menu Bar
Gambar 2.39 Tampilan Menu Bar Pada Adobe Photoshop CS
Merupakan baris menu yang berisi perintah dan fasilitas
default yang disediakan oleh sebuah program yang mendukung
kinerja dari program tersebut. Saat pertama kali jendela Adobe
Photoshop terbuka, terdapat sembilan tampilan menu utama, yaitu :
File, edit, image, layer, select, filter, view, window, dan help yang
masing–masing memiliki arti dan fungsi yang berbeda.
66
2. Option Bar
Gambar 2.40 Tampilan Option Bar Pada Adobe Photoshop CS
Merupakan bagian yang berisi sekumpulan tombol atau pilihan
yang dapat digunakan untuk melaksanakan suatu perintah tertentu
dalam mengoperasikan program Adobe Photoshop. Tombol pilihan
yang ditampilkan didalam option bar akan menyesuaikan dengan
tombol atau piranti yang terpilih didalam Toolbox.
3. Toolbox
Gambar 2.41 Tampilan Toolbox Pada Adobe Photoshop CS
Toolbox merupakan sebuah bagian yang berisi berbagai
piranti yang dapat digunakan untuk memanipulasi dan menyunting
sebuah gambar atau foto. Toolbox ditampillan sebagai jendela
melayang (floating window). Piranti yang terlihat didalam toolbox
mempunyai mempunyai subpiranti yang tersembunyi. Untuk
67
menampilkannya klik kanan pada segitiga kecil di sudut kanan
bawah. Piranti-piranti yang ada didalam toolbox, yaitu :
Move Tool : Untuk memilih sekaligus memindahkan
objek terpilih didalam lembar kerja.
Rectangular marquee Tool : Untuk membuat seleksi yang berbentuk
segiempat.
Elliptical Marquee Tool : Untuk membuat seleksi yang berbentuk
elips. Dapat juga digunakan untuk
membuat seleksi berbentuk lingkaran
dengan menekan tombol shift sambil
menggeser mouse.
Single row marquee tool : Untuk membuat seleksi horizontal setinggi
satu pixel.
Single column marquee
tool
: Untuk membuat seleksi vertikal selebar
satu pixel.
Crop tool : Untuk memotong bagian-bagian tertentu
dari sebuah gambar.
Lasso tool : Untuk membuat seleksi dengan pola bebas.
Polygonal lasso tool : Untuk membuat seleksi berupa poligon
atau segi banyak yang berupa garis patah-
68
patah.
Magnetic lasso tool : Untuk membuat seleksi yang melekat pada
perbatasan dari pixel yang dipilih.
Magic wand tool : Untuk membuat seleksi atas pixel-pixel
yang ada dalam kawasan warna tertentu.
Brush tool : Untuk membuat goresan warna dengan
kuas.
Pencil tool : Untuk membuat goresan secara bebas
Healing brush tool : Untuk memperbaiki bagian gambar yang
rusak dengan cara menambal bagian yang
rusak tersebut dengan bagian gambar yang
masih bagus.
Clone stamp tool : Untuk membuat duplikat secara utuh atau
bagian tertentu dari sebuah gambar.
History brush tool : Untuk mengembalikan bagian tertentu dari
sebuah gambar yang sudah diberi efek ke
bentuk semula.
Gradient tool : Untuk memberi warna gradasi pada sebuah
objek.
69
Eraser tool : Untuk menghapus bagian tertentu dari
gambar.
Paint bucket tool : Untuk memberi warna pada blok area
tertentu.
Blur tool : Untuk membuat buram bagian tertentu.
Dogde tool : Untuk memutihkan atau menerangkan
bagian gambar yang gelap sehinga menjadi
terang.
Burn tool : Untuk menggelapkan bagian warna yang
terlalu terang.
Spunge tool : Untuk menambahkan kecerahan gambar
atau foto.
Type tool : Untuk membuat teks pada gambar atau
foto.
Shape tool : Untuk membuat objek bentuk default yang
sudah disediakan oleh photoshop.
Pen tool : Untuk membuat objek secara bebas. Hasil
dari piranti ini juga dapat diubah menjadi
sebuah seleksi.
70
Path selection tool : Untuk memilih objek bentuk dari hasil
proses penggunaan pen tool dan mengubah
titik poin yang terdapat didalam bentuk
tersebut.
Notes tool : Untuk membuat catatan atau keterangan
pada bagian gambar tertentu.
Eyedropper tool : Untuk memilih sample warna tertentu yang
tidak tersedia di dalam pilihan warna
default.
Zoom tool : Untuk memperbesar dan memperkecil
persentase tampilan gambar.
Pan tool : Untuk menampilkan bidang gambar
tertentu dengan menggeser bidang gambar
tersebut.
Set
foreground/background
color
: Untuk menentukan warna foreground dan
background dengan cara mengklik kotak
warna foreground atau background.
Standar/quick mask mode : Untuk berpindah didalam mode standar
atau quick mask dan bisa digunakan untuk
proses masking.
71
Screen mode : Untuk mengatur mode tampilan dari
lembar kerja.
Jumpto Imageready : Untuk berpindah secara otomatis ke dalam
program ImageReady tanpa menutup
lembar kerja photoshop.
72
4. Palet
Gambar 2.42 Tampilan Palet Pada Adobe Photoshop CS
Palet dalam photoshop digunakan untuk mengontrol sifat dan cara
kerja dari tombol-tombol yang ada didalam toolbox serta mendukung
73
proses kerja yang terjadi pada gambar atau foto yang sedang dikerjakan.
Pilihan pada menu window menunjukan jenis palet yang ada.
Palet terdiri dari :
Palet navigator : Untuk memperbesar dan memperkecil persentase
gambar.
Palet color : Untuk mengatur pilihan warna dengan menetukan
nilai campuran dari tiga warna dasar, yaitu red, green
dan blue.
Palet history : Untuk kembali ke kondisi sebelumnya.
Palet layer : Untuk mengolah layer.
5. Jendela Gambar
Gambar 2.43 Tampilan Jendela Gambar Pada Photoshop CS
74
Merupakan area kerja atau tampilan kerja dari file atau gambar
yang sedang dikerjakan.
2.9.2 Bahasa Pemograman JAVA
Pengertian
Menurut buku yang di tulis Bambang Haryanto (2005 : 4) bahasa
Java merupakan karya Sun Microsystem Inc. Rilis resmi level beta
dilakukan pada november 1995. Dua bulan berikutnya Netscape menjadi
perusahaan pertama yang memperoleh lisensi bahasa Java dari Sun.
Edisi Java
Menurut buku yang di tulis Bambang Haryanto (2005 : 5)
kebanyakan bahasa pemrograman modern berdiri diatas pustaka-pustaka
kelas yang telahada untuk mendukung fungsionalitas bahasanya.Pada
bahasa Java, kelompok-kelompok kelas yang berkaitan erat dimasukkan
dalam satu pakeet, bervariasi sesuai edisi java, Masing-masing paket untuk
maksud tertentu: applet, aplikasi standar, skala enterprise, dan produk
konsumer.
Java adalah bahasa yang dapat dijalankan dimanapun dan di
sembarang platform apapun, diberagam lingkungan: Internet, intranet,
consumer electronic product, dan computer applications. The Java 2
Platform tersedia dalam tiga edisi untuk keperluan berbeda. Untuk
beragam aplikasi yang dibuat dengan bahasa Java, Java dipaketkan dalam
edisi-edisi berikut :
75
1) Java 2 Standard Edition (J2SE)
The Java2 Platform, Standard Edition (J2SE) menyediakan
lingkungan pengembangan yang kaya fitur, stabil, aman, cross-
platform. Edisi ini mendukung fitur koneksivitas basisdata, rancangan
antarmuka pemakai, masukan/keluaran (input/output), dan
pemrograman jaringan (network programming) dan termasuk sebagai
paket-paket dasar bahasa Java.
2) Java 2 Enterprise Edition (J2EE)
The Java 2 Enterprise Edition (J2EE) menyediakan lingkungan
untuk membangun dan menjalankan multitier enterprise applications.
J2EE berisi paket-paket di J2SE ditambah paket-paket untuk
mendukung pengembangan Enterprise JavaBeans, Java Servlets,
JavaServer Pages, XML, dan kendali transaksi yang fleksibel.
3) Java 2 Micro Edition (J2ME)
The Java 2 Micro Edition (J2ME) untuk beragam consumer
electronik product, seperti pager, smart card, cell phone, handheld
PDA, dan se-top box. J2ME menyediakan bahasa Java yang sama,
unggul dalam kemampuan bisa dijalanakan dimanapuN (portabilitas)
dan safe network delevery seperti J2SE dan J2EE. J2ME
menggunakan sekumpulan paket lebih kecil. J2ME berisi subset dari
paket-paket di J2ME ditambah paket spesifik Micro Edition berupa
76
javax.microedition.io. Aplikasi-aplikasi J2ME dapat diskala agar juga
dapat bekerja dengan J2SE dan J2EE.
Fitur Penting pada Java
Fitur penting bahasa pemrograman Java menurut buku yang di tulis
Bambang Haryanto (2005 : 12) :
1) Bahasa Sederhana
Java dirancang agar mudah dipelajari dan digunakan secara
efektif. Java tidak menyediakan fitur-fitur rumit bahasa pemrograman
level tinggi, serta banyak pekerjaan pemrograman yang mulanya harus
dilakukan manual, sekarang digantikan dikerjakan Java secara
otomatis seperti dealokasi memori.
C dan C++ dipilih sebagai model bahasa Java. Kebanyakan kata
kunci dan sintaks Java berasal dari C++ akan cepat belajar susunan
bahasa Java namun harus waspada karena mungkin Java mengambil
arah (semantiks) yang berbeda dibanding C ++.
2) Bahasa Berorientasi Objek
Object Oriented Programming (OOP) adalah cara ampuh dalam
pengorganisasian dan pengembangan perangkat lunak. Pada OOP,
program komputer sebagai sekelompok objek yang saling berinteraksi.
Deskripsi ringkas OOP adalah mengorganisasikan program sebagai
kumpulan komponen, disebut objek. Objek-objek ini adalah secara
independen mempunyai aturan-aturan berkomunikasi dengan objek
77
lain dan untuk memerintahkan objek lain guna meminta informasi
tertentu atau meminta objek lain mengerjakan sesuatu.
Kelas bertindak sebagai modul sekaligus tipe. Sebagai tipe maka
pada saat jalan program menciptakan objek-objek yang merupakan
instan-instan dari kelas. Kelas dapat mewarisi kelas lain. Java tidak
mengijinkan pewarisan jamak namun menyelesaikan kebutuhan
pewarisan jamak dengan fasilitas interface yang lebih elegan.
3) Bahasa Statically Typed
Seluruh program harus dideklarasikan lebih dulu sebelum
digunakan. Pemaksaan ini memungkinkan kompilator Java
menentukan dan melaporkan terjadinya pertentangan tipe yang
merupakan barikade awal untuk mencegah kesalahan yang tidak perlu
(seperti mengurangkan variabel bertipe integer dengan variabel
string). Pencegahan sedini mungkin ini diharapkan menghasilkan
program yang bersih. Kelebihan lain fitur ini adalah kode program
lebih dapat dioptimasi untuk menghasilkan program berkinerja tinggi.
4) Bahasa Dikompilasi
Sebelum kita menjalankan program di bahasa Java, program
dikomilasi menggunakan Java Compiler. Kompilasi akan
mengahasikan file bytecode yang serupa fungsinya dengan file kode
mesin. Program bytecode yang dihasilkan dapat dieksekusi
78
disembarang Java Iinterpreter. Java Interpreter membaca file
bytecode dan menerjemahkan perintah bytecode menjadi perintah-
perintah bahasa mesin yang dapat dieksekusi mesin. Beberapa
teknologi telah dikembangkan agar bytecode berjalan cepat mendekati
bahasa mesin aslinya. Teknologi ini antara lain Just-in-time
compilation dan hotspot technologi.
5) Bahasa yang Aman
Java merupakan bahasa yang rancangannya telah
memperhitungkan keamanan sistem. Saat ini, Java telah menerapkan
keamanan yang ketat namun fleksibel. Keamanan berdasar sebuah file
kebijakan sehingga dapat diatur dan dikendalikan untuk memperoleh
kemampuan maksimal bagi program mandiri dan applet yang
dipercaya (trusted code).
6) Bahasa Independen terhadap Platform
Platform independence adalah kemampuan program bekerja
disistem operasi atau sistem komputer berbeda. Bahasa Java
merupakan bahasa yang secara sempurna tidak bergantung pada
platform.
79
7) Bahasa Multithreading
Thered adalah untuk menyatakan program komputer melakukan
lebih dari satu tugas di satu waktu yang sama. Java menyediakan
lingkungan untuk menulis program multithreaded, program
mempunyai lebih dari satu thread eksekusi pada saat yang sama
sehingga memungkinkan program menangani beberapa tugas secara
bersamaan. Semua aplikasi pasti sedikitnya mempunyai satu thread
yang mereprsentasikan jalur utama eksekusi.
8) Bahasa yang Didukung Garbage
Program Java melakukan garbage collection yang berarti program
tidak perlu menghapus sendiri objek-objek yang tidak digunakan lagi.
Fasilitas ini mengurangi beban pengelolaan memori oleh pemrogram
dan mengurangi atau mengeliminasi sumber kesalahan terbesar yang
terdapat di bahasa yang memungkinkan alokasi dinamis.
9) Bahasa yang Tegar
Java Interpreter memeriksa semua akses sistem yang dlakukan.
Program Java tidak dapat menyebabkan crash terhadap sistem.
Java mempunyai mekanisme exception-handling yang ampuh.
Exception handling menyediakan cara untuk memisahkan antara
bagian penanganan kesalahan dengan bagian kode normal sehingga
menuntun ke struktur kode program yang lebih bersih dan menjadikan
80
aplikasi lebih tegar. Ketika kesalahan yang serius ditemukan, program
Java menciptakan exception. Exception dapat ditangkap dan dikelola
program tanpa resiko membuat sistem menjadi down.
10) Bahasa yang Mampu Diperluas
Program Java mendukung native method, yaitu fungsi ditulis di
bahasa lain, biasanya C/C++. Dukungan native method
memungkinkan pemrograman menulis fungsi yang dapat dieksekusi
lebih cepat dibanding fungsi ekivalen di Java. Native method secara
dinamis akan di-link ke program Java, Yaitu diasosiasikan dengan
program saat jalan.
2.9.3 Android
1. Sejarah
Menurut Nazaruddin Safaat H (2012 : 1) android adalah sebuah sistem
operasi untuk perangkat mobile berbasis linux yang mencakup sistem
operasi, middleware dan aplikasi. Android menyediakan platform terbuka
bagi para pengembang untuk menciptakan aplikasi mereka.
Awalnya, Google Inc. membeli Android Inc. yang merupakan
pendatang baru pembuat peranti lunak untuk ponsel/smartphone.
Kemudian untuk mengembangan android dibentuklah Open Handset
Alliance, konsorsium dari 34 perusahaan perangkat keras, perangkat lunak
dan telekomunikasi, termasuk Google, HTC, Intel, Motorola, Qualcomm,
T-Mobile, dan Nividia. Pada saat perilisan perdanan android 5 November
81
2007, android bersama dengan Open Handset Alliance menyatakan
mendukung pemngembangan open source pada perangkat mobile. Di lain
pihak, google merilis kode-kode android dibawah lisensi Apache, sebuah
lisensi perangkat lunak dan platform perangkat seluler.
Di dunia ini terdapat dua jenis distributor operasi sistem android.
Pertama yang mendapatkan dukungan penuh dari google atau Google Mail
Service (GMS) dan kedua yang benar-benar bebas distribusinya tanpa
dukungan langsung google atau dikenal sebagai Open Handset
Distribution(OHD).
Pada masa saat ini sebagian besar vendor-vendor smartphone sudah
memproduksi smartphone berbasis android, hal ini karena android itu
adalah sistem operasi yang open source sehingga bebas didistribusikan dan
dipakai oleh vendor manapun dan menjadi pesaing utama dari Apple pada
sistem operasi Table PC.
Android itu sendiri adalah platform yang sangat lengkap baik itu
sistem operasinya, aplikasi dan tool pengembangan, market aplikasi
androidnya serta didukung tinggi dari komunitas open source di dunia,
sehingga android terus berkembang pesat baik dari segi teknologi maupun
dari segi jumlah device yang ada di dunia.
2. The Dalvik Virtual Machine (DVM)
Menurut Nazaruddin Safaat H (2012 : 4) android berjalan didalam
Dalvik Virtual Machine (DVM) bukan di Java Virtual Mechine (JVM),
sebenarnya banyak persamaan diantara keduanya, Android menggunakan
82
Virtual Mechine (VM) sendiri karena dikustomisasi dan dirancang untuk
memastikan bahwa beberapa fitur-fitur berjalan lebih efisien pada
perangkat mobile.
DVM adalah register bases sedangkan JVM adalah stack bases, DVM
menggunakan kernel linux untuk menangani fungsionalitas tingkat rendah
termasuk keamanan, threading, dan proses serta manajemen memori.
DVM mengeksekusi executable file, sebuah format yang dioptimalkan
untuk memastikan memori yang digunakan sangat kecil. The executable
file diciptakan dengan mengubah kelas bahasa java dan dikompilasi
menggunakan tools yang disediakan dalam SDK android.
3. Android SDK (Software Development Kit)
Menurut Nazaruddin Safaat H (2012 : 5) android SDK adalah tool
API (Application Programming Interface) yang diperlukan untuk memulai
mengembangkan aplikasi pada platform android menggunakan bahasa
pemrograman java. Sebagai platform aplikasi netral, android member anda
kesempatan untuk membuat aplikasi yang kita butuhkan yang bukan
merupakan aplikasi bawaan handphone/smartphone. Beberapa fitur-fitur
android yang paling penting adalah :
1) Frameework aplikasi yang mendukung penggantian komponen dan
reusable.
2) Mesin virtual mechine dioptimalkan untuk perangkat mobile.
3) Integrated browser berdasarkan engine open source WebKit.
83
4) Grafis yang dioptimalkan dan didukung oleh libraries grafis 2D, grafis
3D berdasarkan spesifik opengl ES 1.0 (Opsional akselerasi
hardware).
5) SQLite untuk menyimpan data.
6) Media support yang mendukung audio, video, dan gambar (MPEG4,
h.264,MP3, AAC, AMR, JPG, PNG, GIF), GSM Telephony
(tergantung hardware).
7) Bluetooth, EDGE, 3G, dan WiFi (tergantung hardware)
8) Kamera, GPS, kompas, dan accelerometer (tergantung hardware)
9) Lingkungan development yang lengkap dan kaya termasuk perangkat
emulator, tools untuk debugging, profil dan kinerja memori, dan pligin
untuk IDE Eclipse.
4. ADT (Android Development Tools)
Menurut Nazaruddin Safaat H (2012 : 6) Android Developmet Tools
(ADT) adalah pluigin yang didesain untuk IDE Eclipse yang memberikan
kita kemudahan dalam mengembangkan aplikasi android.
ADT juga mempermudah membuat project android, membuat GUI
aplikasi, menambahkan komponoen-komponen yang lain, dapat
melakukan running, dan kita juga dapat melakukan pembuatan package
android (.apk) yang digunakan untuk distribusi aplikasi android yang kita
rancang. Berikut adalah beberapa versi ADT untuk eclipse yang sudah
dirilis :
84
1. ADT 21.0.1 (Desemeber 2012)
2. ADT 21.0.0 (November 2012)
3. ADT 20.0.3 (August 2012)
4. ADT 20.0.2 (July 2012)
5. ADT 20.0.1 (July 2012)
6. ADT 20.0.0 (June 2012)
7. ADT 18.0.0 (April 2012)
8. ADT 17.0.0 (March 2012)
9. ADT 16.0.1 (December 2011)
10. ADT 16.0.0 (December 2011)
11. ADT 15.0.1 (November 2011)
12. ADT 15.0.0 (October 2011)
13. ADT 14.0.0 (October 2011)
14. ADT 12.0.0 (July 2011)
15. ADT 11.0.0 (June 2011)
16. ADT 10.0.1 (March 2011)
17. ADT 10.0.0 (February 2011)
18. ADT 9.0.0 (January 2011)
19. ADT 8.0.1 (December 2010)
20. ADT 8.0.0 (Decenber 2010)
21. ADT 0.9.9 (September 2010)
22. ADT 0.9.8 (September 2010)
23. ADT 0.9.7 (May 2010)
85
24. ADT 0.9.6 (March 2010)
25. ADT 0.9.5 (December 2009)
26. ADT 0.9.4 (Oktober 2009)
Semakin tinggi platform android yang kita gunakan, dianjurkan
menggunakan ADT yang lebih terbaru, karena biasanya munculnya
platform baru diikuti oleh munculnya versi ADT yang terbaru.
5. Arsitektur Android
Menurut Nazaruddin Safaat H (2012 : 6) Secara garis besar arsitektur
android dapat dijelaskan dan digambarkan sebagai berikut :
1) Application dan Widgets
Application dan Wigets ini adalah layer dimana kita berhubungan
dengan aplikasi saja, dimana biasanya kita download aplikasi
kemudian kita melakukan instalasi dan jalankan aplikasi tersebut. Di
layer terdapat aplikasi inti termasuk klien email, program SMS,
kalender, peta, browser, kontak, dan lain-lain. Semua aplikasi ditulis
menggunakan bahasa pemrograman java.
2) Application Frameworks
Applications Frameworks adalah layer dimana para pembuat
aplikasi melakukan pengembangan atau pembuatan aplikasi yang akan
dijalankan di sistem operasi android, karena pada layer inilah aplikasi
86
dapat dirancang dan dibuat, seperti content-provider yang berupa SMS
dan panggilan telepon.
Komponen-komponen yang termasuk di dalam Applications
Frameworks adalah sebagai berikut :
a) Views
b) Content Provider
c) Resource Manager
d) Notification Manager
e) Activity Manager
3) Libraries
Libraries adalah layer dimana fitur-fitur android berada, biasanya
para pembuat aplikasi mengakses libraries untuk menjalankan
aplikasinya. Berjalan di atas kernel, layer ini meliputi berbagai library
C/C++ inti seperti Libc dan SSL serta :
a) Libraries media untuk pemutaran media audio dan video.
b) Libraries untuk manajemen tampilan.
c) Libraries Graphics mencakup SGL dan OpenGL untuk grafis 2D
dan 3D.
d) Libraries SQLite untuk dukungan database.
e) Libraries SSL and WebKit terintegrasi dengan web browser dan
security.
87
f) Libraries LiveWebcore mencakup modern web browser dengan
engine embedded web view.
g) Libraries 3D yang mencakup implementasi OpenGL, ES 1.0
API’s
4) Android Run Time
Layer yang membuat aplikasi android dapat dijalankan dimana
dalam prosesnya menggunakan implementasi Linux. DVM merupakan
mesin yang membentuk dasar kerangka aplikasi android. Di dalam
android Run Time dibagi menjadi dua bagian yaitu :
a) Core Libraries : Aplikasi android dibangun dalam bahasa java,
sementara dalvik sebagai virtual machine bukan virtual machine
java, sehingga diperlukan sebuah libraries yang berfungsi untuk
menterjemahkan bahasa java/C yang ditangani oleh Core
Libraries.
b) Dalvik Virtual Machine (AVM) : Virtual mesin berbasis register
yang dioptimalkan untuk menjalankan fungsi-fungsi secara efesien,
di mana merupakan pengembangan yang mampu membuat linux
kernel untuk melakukan threading dan manajemen tingkat rendah.
5) Linuk Kernel
Linux kernel adalah layer dimana inti dari operating system dari
android itu berada. Berisi file-file system yang mengatur sistem
processing, memory, resource, driver, dan sistem operasi android
88
lainnya, Linux kernel yang digunakan android adalah linux kernel
release 2.6.
Gambar 2.44 Arsitektur Android dari buku karangan Nazaruddin Safaat H
(2012 : 9) 6) Fundamental Aplikasi
Menurut Nazaruddin Safaat H (2012 : 9) aplikasi android ditulis
dalam bahasa pemrograman java. Kode java dikompilasi bersama dengan
data file resource yang dibutuhkan oleh aplikasi, dimana prosesnya
dipackage oleh tools yang dinamakan apt tools ke dalam paket android
sehingga menghasilkan file dengan ekstensi apk. File apk itulah yang kita
sebut dengan aplikasi, dan nantinya dapat di install di perangkat mobile.
Komponen-komponen pada aplikasi android yaitu :
1) Activities
2) Service
3) Broadcast Receiver
4) Content Provider
89
7) Versi Android
Menurut Nazaruddin Safaat H (2012 : 10) smartphone pertama yang
memakai sistem operasi android adalah HTC Dream, yang dirilis pada 22
oktober 2008. Pada penghujung tahun 2010 diperkirakan hampir semua
vendor seluler didunia menggunakan android sepagai operating system.
Adapun versi-versi android yang sudah dirilis adalah sebagai berikut :
1) Android versi 1.1
2) Android versi 1.5 (Cupcake)
3) Android versi 1.6 (Donut)
4) Android versi 2.0/2.1 (Éclair)
5) Android versi 2.2 (Froyo : Frozen Yoghurt)
6) Android versi 2.3 (Gingerbread)
7) Android versi 3.0/3.1/3.2 (Honeycomb)
8) Android versi 4.0 (ICS : Ice Cream Sandwich)
9) Android versi 4.1 (Jelly Bean)
10) Android versi 4.0.3
11) Android versi 4.1.2
12) Android versi 4.2
90
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Untuk penyusunan skripsi ini dibutuhkan data-data serta informasi untuk
mendukung kebenaran materi dan pembahasan. Maka pada bab ini akan
menguraikan tentang metode yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini.
3.1 Metode Pengumpulan Data
Dalam penulisan skripsi ini membahas tentang metodologi yang digunakan
dalam proses penyelesaian skripsi ini pada dasarnya merupakan urutan
langkah-langkah yang harus dilakukan. Untuk mengumpulkan data dalam
kegiatan penelitian di perlukan cara-cara atau teknik pengumpulan data
tertentu, sehingga proses penelitian dapat berjalan dengan lancar. Peneliti
melakukan beberapa langkah pengumpulan data seperti studi pustaka,
wawancara dan observasi.
1. Studi Pustaka
Untuk menambah referensi akan teori-teori yang diperlukan
penulis melakukan studi pustaka dengan membaca dan mempelajari secara
mendalam literatur-literatur yang mendukung penelitian ini. Diantaranya
buku-buku, diktat, catatan, makalah dan artikel baik cetak maupun
elektronik.
91
2. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang
diakui penting dan banyak di lakukan dalam pengembangan aplikasi.
Wawancara memungkinkan penulis sebagai pewawancara (interviewer)
untuk mengumpulkan data secara tatap muka langsung dengan orang yang
diwawancarai (interviewee).
Pada tahap ini penulis melakukan wawancara terstruktur dengan
kepala menanik bengkel Ex-Gadean, yaitu Bpk. Abdullah. Dari beberapa
wawancara yang dilakukan, didapatkan sebuah gagasan untuk membuat
sebuah aplikasi untuk mempermudah melakukan perawatan sepeda motor
otomatis berinjeksi.
3. Observasi
Observasi adalah sebuah metode pengumpulan informasi dengan
cara pengamatan atau peninjauan langsung terhadap objek penelitian. Pada
metode ini dilakukan observasi langsung ke :
Tempat : Bengkel Ex-Gadean
Alamat : Jalan Serua Raya, Depok.
Waktu : 1 Juni - 30 Juni
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, maka penulis
menggunakannya sebagai kebutuhan sistem dari aplikasi yang akan
dibangun, yaitu:
92
Aplikasi yang dibuat dapat memberikan fasilitas yang menjelaskan
tentang teknologi bahan bakar injeksi, spesifikasi sepeda motor,
cara merawat, serta alamat dealer motor yang sesuai dengan
produsen pembuat.
4. Studi Literatur Penelitian Sejenis
1. Peneliti : Syahrul Ramadhan
Perguruan Tinggi : Universitas Budi Luhur Jakarta
Tahun : 2013
Judul : Aplikasi Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa
Penyakit Paru-paru dan pernafasan Bebasis
Mobile
Metode Penelitian : System Development Life Cycle Waterfall
Kekurangan : Kurang fitur Multimedia sehingga kurang
menarik
Kelebihan : Menggunakan Mobile untuk mengaksesnya
2. Peneliti : Muhammad Iqbal Haris
Perguruan Tinggi : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun : 2012
Judul : Aplikasi Pembelajaran Mekanik
Otomotif Berbasis Multimedia pada
Sekolah Menengah Kejuruan
93
Angkasa 1 Jakarta
Metode Penelitian : Pengembangan aplikasi multimedia
(Luther)
Kekurangan : Tampilan kurang menarik dan kapasitas
aplikasi besar
Kelebihan : Menggunakan video sebagai penyampaian
materi dan sudah berbasis offline
Setelah dilakukan studi litelatur penelitian sejenis dengan
membandingkan dari kedua penelitian tersebut di atas, maka dapat
diperoleh informasi:
1. Penulis memperoleh pelajaran tentang perancangan aplikasi
yang dapat memiliki beberapa kelebihan.
2. Penulis dapat menentukan software-software yang tepat yang
dapat digunakan dalam pembuatan aplikasi ini
3.2 Metodologi Pengembangan Sistem
1. Konsep
Tahap konsep yaitu menentukan tujuan, identifikasi audien, macam
aplikasi, tujuan aplikasi, spesifikasi umum, dasar aturan untuk perancangan
seperti ukuran aplikasi, target dan lain-lain.
Adapun tahap konsep yang penulis lakukan adalah:
1. Mewawancarai Kepala Mekanik sehingga dapat menentukan tujuan, pada
tahap ini ditentukan tujuan dari pembutan aplikasi.
94
2. Deskripsi konsep aplikasi yang akan dibuat dengan menentukan jenis
aplikasi (presentasi, interaktif, dan lain-lain).
2. Perancangan
Pada tahap ini membuat spesifikasi secara rinci mengenai arsitektur
proyek, gaya, dan kebutuhan material untuk proyek.
Adapun spesifikasi yang akan dibuat berdasarkan pada langkah
berikut:
1. Perancangan storyboard, pada tahap ini penulis uraikan lebih lanjut
pada sub bab 4.2.2.1.
2. Perancangan bagan alir (flowchart view), pada tahap ini penulis
uraikan lebih lanjut pada sub bab 4.2.2.2.
3. Desain arsitektur navigasi, pada tahap ini penulis uraikan lebih lanjut
pada sub bab 4.2.2.3.
4. Perancangan diagram transisi (state transition diagram), pada tahap
ini penulis uraikan lebih lanjut pada sub bab 4.2.2.4.
Perancangan antar muka (user interface), pada tahap ini penulis
uraikan lebih lanjut pada sub bab 4.2.2.5.
4. Pengumpulan Materi (Material Collecting)
Pengumpulan bahan dapat dikerjakan paralel dengan tahap assembly.
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan bahan seperti Gambar yang
berbentuk foto kemudian mengumpulkan materi buku pedoman reparasi
kendaraan bermotor, dan ringkasan perawatan sepeda motor. Bahan-bahan
95
yang akan digunakan untuk kebutuhan aplikasi diperoleh dari koleksi
pribadi dan diolah dengan menggunakan beberapa program, seperti:
1. Adobe Photoshop CS
Digunakan untuk melakukan pengeditan gambar.
2. Java Eclips Galileo
Digunakan untuk membuat tampilan aplikasi.
Untuk perincian bahan yang penulis kumpulkan dapat dilihat pada
sub bab 4.2.3.
5. Pembuatan
Merupakan tahap dimana seluruh objek multimedia dibuat.
Pembuatan aplikasi berdasarkan storyboard, flowchart view, struktur
navigasi atau diagram transisi dan perancangan antar muka yang berasal dari
tahap desain. Pada tahap ini software utama yaitu Java Eclips Galileo dan
software pendukung yaitu Adobe Photoshop CS. Untuk tahapan pembuatan
yang telah penulis lakukan akan dipaparkan lebih lanjut pada sub bab 4.4.
6. Pengujian
Pengujian dilakukan setelah selesai tahap pembuatan dan seluruh
data telah dimasukkan. Pada tahap ini penulis melalukan pengujian
menggunakan matode blackbox testing. Dilakukan testing untuk
memastikan apakah hasilnya seperti yang di inginkan. Fungsi dari
pengetesan adalah memastikan bahwa hasil aplikasi sudah berjalan baik dan
dapat dijadikan pedoman bagi user yang ingin menggunakannnya sebagai
96
alat informasi untuk mengetahui cara merawat sepeda motor otomatis
berinjeksi. Pengujian juga dilakukan untuk mengetahui apakah program
aplikasi ini dapat berjalan dengan baik serta digunakan sebagai jaminan
bahwa program aplikasi ini terbebas dari kesalahan, baik dari kesalahn
script atau perawatan sepeda motor.
Suatu hal yang tidak kalah penting adalah aplikasi harus dapat
berjalan dengan baik dilingkungan pengguna sepeda motor otomatis
berinjeksi. Pengguna juga merasakan kemudahan serta manfaat dari aplikasi
tersebut dan dapat menggunakannya sendiri. Untuk hasil tes yang telah
peneliti lakukan dapat dilihat pada sub bab 4.5.
7. Distribusi
Tahap distribusi atau inplementasi merupakan tahap dimana evaluasi
terhadap suatu produk multimedia dilakukan. Dengan dilakukannya evaluasi
akan dapat dikembangkan sistem yang lebih baik dikemudian hari (Ariesto
Hadi Sutopo, 2002:223). Disinilah siklus pengembangan multimedia
menurut Luther terus berputar, karena bertujuan untuk dapat dikembangkan
menjadi sistem yang lebih baik lagi nantinya. Pada tahap ini akan dilakukan
implementasi serta evaluasi terhadap aplikasi multimedia. Implementasi
aplikasi multimedia dipahami sebagai proses yang akan menentukan apakah
aplikasi multimedia mampu beroperasi dengan baik dan mengetahui apakah
para pemakai bisa mandiri dalam pengoperasiannya, baik dalam
penggunaan maupun penilaian. Implementasi akan dilakukan kepada
97
pengguna sesuai dengan spesifikasi pengguna yang telah ditentukan
sebelumnya.
Adapun tahap-tahap implementasi dan evaluasi yang penulis lakukan
adalah:
1. Membahas hasil tampilan dari aplikasi yang telah dibuat (presentasi)
didepan pengguna sepeda motor otomatis berinjeksi.
2. Menerangkan cara pengoperasian program
3. Membagikan program aplikasi perawatan sepeda motor otomatis
berinjeksi .
Tahap implementasi atau distribusi merupakan tahap dimana
evaluasi terhadap suatu produk multimedia dilakukan. Untuk hasil
pendistribusian yang telah penulis lakukan dapat dilihat pada sub bab 4.6.:
98
Gambar 3.1 Kerangka Metodologi Penelitian
METODOLO
GI
PENELITIA
METODOLOG
I
PENGUMPUL
AN DATA
METODOLOGI
PENGEMBANG
AN SISTEM
METODE
LUTHER
STUDI
KEPUSTAKA
METODE
WAWANCAR
METODE
OBSERVASI
STUDI
LITERATUR
PENELITIAN
SEJENIS
KONSEP
PERANCANG
AN
PENGUMPUL
AN
MATERI
PEMBUATAN
PENGUJIAN
DISTRIBUSI
PENGUMPULAN
FILE, TEKS
CODING
BALCKBOX
IMPLEMENTASI
EVALUASI
STORYBOAR
STRUKTUR
NAVIGASI
INTERFACE
STADE
TRANSITION
DIAGRAM
FLOWCHART
99
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Metode Pengumpulan Data
4.1.1 Studi Kepustakaan
Mempelajari metode Luther, proses pembuatan aplikasi android,
dan perawatan sepeda motor dari buku-buku, berkas-berkas elektronik dan
artikel-artikel di internet.
4.1.2 Wawancara
Hasil wawancara yang dilakukan kepada kepala mekanik bengkel
Motor Ex-Gadean, yaitu Bpk. Abdullah. Diperoleh gagasan untuk membuat
aplikasi perawatan sepeda motor otomatis berinjeksi.
4.1.3 Observasi
Observasi dilakukan kepada pengguna sepeda motor otomatis
berinjeksi pada bengkel motor Ex-Gadean, bertempat di Jalan Serua Raya
Depok, pada tanggal 1 Juni sampai 30 Juni.
4.1.4 Studi Literatur Sejenis
Membandingkan dua penelitian yang sejenis untuk memperoleh
informasi yang digunakan membuat aplikasi ini. Yaitu penelitian oleh
Syahrul Ramadhan dari Universitas Budi Luhur Jakarta pada tahun 2013
yang berjudul Aplikasi Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Paru-
paru dan Pernafansan Berbasis Mobile. Dan penelitian oleh Muhammad
100
Iqbal Haris dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada
tahun 2012 yang berjudul Aplikasi Pembelajaran Mekanik Otomotif
Berbasis Multimedia pada Sekolah Menengah Kejuruan Angkasa 1 Jakarta.
4.2 Metode Pengembangan Sistem
Untuk pengembangan aplikasi ini menggunakan metode Luther (2002:222)
yaitu concept (konsep), design (desain), material collecting (pengumpulan bahan),
assembly (pembuatan), testing (pengujian) dan distribution (implementasi).
4.2.1 Konsep
Tabel 4.1 Deskripsi Konsep Aplikasi
Judul Aplikasi Perawatan Sepeda Motor Otomatis Berinjeksi Berbasis Mobile
Fungsi Sebagai alat bantu untuk memberikan informasi tentang perawatan sepeda motor otomatis berinjeksi
Jenis Aplikasi Media pengenalan interaktif Tujuan Mempermudah pengguna (User) mengenal teknologi
injeksi serta melakukan perawatan Pengguna Para pengguna sepeda motor otomatis dengan sistem
bahan bakar injeksi Gambar Menggunakan format .jpg (Join Photografhic Expert
Group) dan .png (Portable Network Graphics) yang dibuat dengan menggunakan software Adobe Photoshop CS
Teks Di Ketik menggunakan font ‘Droid’ Interaktif Menggunakan link baik berupa tombol, gambar maupun
teks yang dapat berpindah dari satu halaman ke halaman lain.
4.2.2 Perancangan
Pada tahap ini merupakan tahap perancangan aplikasi, dimana
perancangan tersebut berupa perancangan storyboard, perancangan flowchart
101
view, perancangan arsitektur navigasi, perancangan diagram transisi (state
transition diagram) dan perancangan antar muka (user interface).
4.2.2.1 Perancangan Storyboard
Secara umum rancangan storyboard aplikasi ini adalah:
1. Rancangan layar Splashscreen
Rancangan layar splashscreen ini adalah tampilan
status loading saat aplikasi pertama kali dibuka.
Gambar 4.1 Rancangan layar Splashscreen
102
2. Rancangan layar Menu Utama
Gambar 4.2 rancangan layar Menu Utama
Rancangan ini merupakan tampilan utama dari aplikasi dalam tampilan
menu utama ini terdapat 6 tombol menu, yaitu :
1. Tombol Injeksi untuk masuk ke sub menu Injeksi
2. Tombol Honda untuk masuk ke sub menu Honda
3. Tombol Yamaha untuk masuk ke sub menu Yamaha
4. Tombol Suzuki untuk masuk ke sub menu Suzuki
5. Tombol Profil untuk masuk ke halaman Profile
6. Tombol keluar untuk keluar dari aplikasi
103
3. Rancangan layar Injeksi
Gambar 4.3 rancangan layar Injeksi
Pada rancangan layar ini akan di tampilkan 5 tombol sub menu dari menu
Injeksi yaitu :
1. Tombol sub menu Pengenalan untuk masuk ke halaman Pengenalan
2. Tombol sub menu Bagian untuk masuk ke halaman Bagian
3. Tombol sub menu Cara Kerja untuk masuk ke halaman Cara Kerja
4. Tombol sub menu Kelebihan untuk masuk ke halaman Kelebihan
5. Tombol sub menu Kelebihan untuk masuk ke halaman Kelebihan
104
4. Rancangan layar menu Honda
1. Layar menu Honda
Gambar 4.4 rancangan layar menu Honda
Pada rancangan layar ini terdapat 3 tombol sub menu dari menu Honda
yaitu :
1. Tombol sub menu BEAT-FI untuk masuk ke halaman Spesifikasi
2. Tombol sub menu perawatan untuk masuk ke halaman Perawatan
3. Tombol sub menu Dealer untuk masuk ke halaman Dealer
105
2. Rancangan layar submenu Beat-FI
Gambar 4.5 rancangan layar submenu Beat-FI
Pada rancangan layar sub menu Beat-FI berisi gambar motor Honda Beat-
FI dan spesifikasinya.
3. Rancangan layar submenu Perawatan
Gambar 4.6 Rancangan layar submenu perawatan
Pada rancangan layar sub menu Perawatan berisi perawatan Honda Beat-FI
106
4. Rancangan layar submenu Dealer
Gambar 4.7 rancangan layar submenu Dealer
Pada rancangan layar sub menu Dealer berisi alamat dealer Honda beserta
moner telepon di daerah Ciputat dan sekitarnya.
107
5. Rancangan layar menu Yamaha
1. Layar menu Yamaha
Gambar 4.8 rancangan layar Menu Yamaha
Pada rancangan layar ini terdapat 3 tombol sub menu dari menu Yamaha
yaitu :
1. Tombol sub menu MIO J untuk masuk ke halaman Spesifikasi.
2. Tombol sub menu perawatan untuk masuk ke halaman Perawatan.
3. Tombol sub menu Dealer untuk masuk ke halaman Dealer.
108
2. Rancangan layar submenu Mio J
Gambar 4.9 rancangan layar sub menu Mio J
Pada rancangan layar Mio J berisi gambar motor Yamaha Mio J dan
spesifikasinya.
3. Rancangan layar submenu Perawatan
Gambar 4.10 rancangan layar submenu Perawatan
Pada rancangan layar sub menu Perawatan berisi perawatan Yamaha Mio J.
109
4. Rancangan layar submenu Dealer
Gambar 4.11 Rancangan layar submenu Dealer
Pada rancangan layar sub menu Dealer berisi alamat dealer Yamaha dan
beserta moner teleponnya di daerah Ciputat dan sekitarnya.
110
6. Rancangan layar menu Suzuki
1. Layar menu Suzuki
Gambar 4.12 rancangan layar menu Suzuki
Pada rancangan layar ini terdapat 3 tombol sub menu dari menu Suzuki
yaitu :
1. Tombol sub menu NEX-FI untuk masuk ke halaman Spesifikasi
2. Tombol sub menu perawatan untuk masuk ke halaman Perawatan
3. Tombol sub menu Dealer untuk masuk ke halaman Dealer
111
2. Rancangan layar submenu Nex-FI
Gambar 4.13 rancangan layar submenu Nex-FI
Pada rancangan layar Nex-FI berisi gambar motor Suzuki Nex-Fi dan
spesifikasinya.
3. Rancangan layar submenu Perawatan
Gambar 4.14 rancangan layar submenu Perawatan
112
Pada rancangan layar sub menu Perawatan berisi perawatan Suzuki
Nex-FI.
4. Rancangan layar submenu Dealer
Gambar 4.15 rancangan submenu Dealer
Pada rancangan layar sub menu Dealer berisi alamat dealer Suzuki dan
beserta moner teleponnya di daerah Ciputat dan sekitarnya.
113
7. Rancangan layar Profile
Gambar 4.16 rancangan menu Profile
Pada rancangan layar profil berisi informasi pembuat aplikasi.
8. Rancangan menu Keluar
Gamabar 4.17 rancangan layar Keluar
Pada rancangan layar berisi Dialog Box yang berisi dialog keluar dari
aplikasi.
114
4.2.2.2 Perancangan Flowchart
Pada aplikasi ini dibuat 5 flowchart yaitu: Flowchart Menu Utama,
Flowchart Menu Ijeksi, Flowchart Menu Honda, Flowchart Menu Yamaha,
dan Flowchart Menu Suzuki,
1. Flowchart Menu Utama
Gambar 4.18 Flowchart Menu Utama
115
2. Flowchart Injeksi
Gambar 4.19 Flowchart Injeksi
3. Flowchart Honda
Gambar 4.20 Flowchart Honda
116
4. Flowchart Yamaha
Gambar 4.21 Flowchart Yamaha
5. Flowchart Suzuki
Gambar 4.22 Flowchart Suzuki
117
4.2.2.3 Perancangan Struktur Navigasi
Gambar 4.23 Rancangan Desain Struktur Navigasi
4.2.2.4 Perancangan State Transition Diagram (STD)
1. Rancangan STD Menu Utama
Gambar 4.24 Rancangan STD Menu Utama
118
2. Rancangan STD Injeksi
Gambar 4.25 Rancangan STD Injeksi
119
3. Rancangan STD Honda
Gambar 4.26 Rancangan STD Honda
120
4. Rancangan STD Yamaha
Gambar 4.27 Rancangan STD Yamaha
121
5. Rancangan STD Suzuki
Gambar 4.28 Rancangan STD Suzuki
6. Rancangan STD Profile
Gambar 4.29 Rancangan STD Profile.
122
7. Rancangan STD Keluar
Gambar 4.30 Rancangan STD Keluar
4.2.2.4 Perancangan Antarmuka (User Interface)
Untuk rancangan antarmuka yang akan ditampilkan pada aplikasi
ini disesuaikan dengan kebutuhan dan pengetahuan pengguna, artinya
dalam aplikasi ini penulis menyederhanakan setiap halaman yang ada
dengan cara meminimalkan tombol, untuk memberikan kemudahan
penyampaina informasi dalam aplikasi ini.
123
Gambar 4.31 Desain User Interface
1. Ukuran
3,5 Inchi
2. Makna Warna
1. Putih
Pada aplikasi ini penulis memberi warna putih karena warna putih
memiliki respon psikologi: bersih, natural, kosong, netral, awal baru,
kemurnian dan kesucian.
2. Hijau
Warna hiaju mempresentasikan tentang warna bumi, dalam hal ini
injeksi mencoba untuk mengurangi gas buang yang bersih.
124
3. Abu-abu
Pada aplikasi ini penulis memberi warna abu-abu karena arti warna
yang serius, bisa diandalkan dan stabil. Warna ini cenderung netral.
Warna abu-abu adalah warna alam, tenang, menentramkan.
4. Hitam
Pada teks aplikasi ini penulis memberi warna hitam karena warna hitam
memiliki respon psikologi: power, kecanggihan, keanggunan, dan
independen, berwibawa, penyendiri, disiplin, dan berkemauan keras.
3. Tombol (button)
Penulis membuat tombol (button) berada disebelah kiri, karena
membaca isi menu selalu selalu dimulai dari sebelah kiri. Oleh karena
itu, user langsung dapat memilih tombol (button) menu.
4. Teks (font)
Jenis font yang digunakan yaitu Droid. Font ini merupakan font standar
yang digunakan dalam aplikasi smartphone berbasis android.
4.2.3 Pembahasan Pengumpulan Bahan (Material Collecting)
Pada tahap ini pengumpulan bahan-bahan yang diperlukan
untuk membangun aplikasi, berupa file teks dan gambar yang
diperoleh dari berbagai sumber.
125
Tabel 4.2 Bahan Penegembang Aplikasi
No Judul Sumber
1 Background Koleksi Pribadi
2. Header Koleksi Pribadi
3 Button Injeksi Koleksi Pribadi
4 Button Honda Honda
5 Button Yamaha Yamaha
6 Button Suzuki Suzuki
7 Button Profile Koleksi Pribadi
8 Button Keluar Koleksi Pribadi
9 Button Pegenalan Koleksi Pribadi
10 Button Bagian Koleksi Pribadi
11 Button Cara Kerja Koleksi Pribadi
12 Button Kelebihan Koleksi Pribadi
13 Button Kekurangan Koleksi Pribadi
14 Button BEAT-FI Koleksi Pribadi
15 Button MIO J Koleksi Pribadi
16 Button NEX-FI Koleksi Pribadi
17 Button Perawatan Koleksi Pribadi
18 Button Dealer Koleksi Pribadi
19 Logo_beat.jp Honda
20 Logo_mioj.jpg Yamaha
21 Logo_nex_fi.jpg Suzuki
22 Motor_beat.jpg Honda
126
23 Motor_mioj.jpg Yamaha
24 Motor_nex_fi.jpg Suzuki
25 Muh_arif.png Koleksi Pribadi
4.2.4 Pembuatan
Dalam pengembangan aplikasi ini mengggunakan perangkat keras
(hardware) dan perangkat lunak (software) dengan spesifikasi sebagai
berikut:
1. Spesifikasi perangkat lunak (Hardware)
1. AMD Athlon II X2, 3.0GHz, merupakan proccesor dari personal
computer (PC) yang digunakan dalam pembuatan aplikasi.
2. Harddisk 500GB, berfungsi menyediakan tempat bagi aplikasi
perangkat lunak dan tempat penyimpanan aplikasi yang akan di
buat.
3. Memmory 2GB berfungsi untuk mempercepat proses pada Adobe
Photoshop CS sekaligus sebagai tempat penyimpanan sementara
perangkat lunak dan data.
4. Internal Graphic Card berfungsi untuk mempercepat proses
penampilan gambar pada layar.
5. Mouse berfungsi alat interaksi yang penting pada pembuatan
aplikasi.
127
6. Keyboard berfungsi untuk penulisan listing program dan secara
umum sebagai alat interaksi yang penting pada pembuatan
program ini
7. Monitor 17.0” berfungsi sebagai unit keluaran yang dapat
menampilkan tampilan aplikasi dan secara otomatis sebagai
interface (antarmuka) atau penghubung peneliti dengan komputer.
2. Spesifikasi Software
1. Adobe Photosop CS untuk pengeditan gambar.
2. Java Eclips Galileo untuk pembuatan aplikasi.
Setelah semua spesifikasi untuk pengembangan aplikasi ini terpenuhi,
selanjutnya adalah tahap pembuatan. Beberapa tahap pembuatan aplikasi yaitu :
1. Pengeditan gambar dilakukan pada Adobe Photoshop CS sesuai
dengan ukuran yang diinginkan
2. Pembuatan coding di Java Eclips Galileo dan menggabungkan
gambar yang telah diedit sebelumnya.
3. Menjalakan emulator untuk melihat hasil.
4. Mem-Package Aplikasi (apk).
5. Mengirim Package Aplikasi (apk) pada smartphone berbasis
android untuk melihat hasil akhir.
128
Pada software Java Eclips Galileo di perlukan pembuatan Coding untuk
membuat aplikasi ini
Gambar 4.32 Pembuatan Pada Java Eclips Galileo
Untuk Coding dapat dilihat pada lampiran.
4.2.5 Pengujian (Blackbox Testing)
Untuk tahap pengujian, aplikasi menggunakan Blackbox Testing.
1. Digunakan untuk menguji fungsi-fungsi khusus dari aplikasi yang
dirancang.
2. Kebenaran aplikasi yang diuji hanya dilihat berdasarkan keluaran
yang dihasilkan dari data atau kondisi masukan yang diberikan
untuk fungsi yang ada tanpa melihat bagaimana proses untuk
mendapatkan keluaran tersebut.
129
3. Dari keluaran yang dihasilkan, kemampuan program dalam
memenuhi kebutuhan pemakai dapat diukur sekaligus dapat
diiketahui kesalahan-kesalahannya
Tabel 4.3 Pengujian Blackbox
No Nama Menu Test Case Hasil Harapan Hasil Gambar
1. Menu Utama User masuk ke
dalam aplikasi
Halaman Menu
Utama terbuka
OK
2 Injeksi User memilih
Tombol menu
Injeksi
Halaman menu
Injeksi Terbuka
OK
3 Pengenalan User memilih
tombol menu
pengenalan
Halaman menu
Pengenalan
terbuka
OK
4 Bagian User memilih
tombol menu
Bagian
Halaman menu
Bagian terbuka
OK
5 Cara Kerja User memilih
tombol menu
Cara Kerja
Halaman menu
Cara Kerja
terbuka
OK
130
6 Honda User memilih
tombol menu
Honda
Halaman menu
Honda Terbuka
OK
7 Beat-FI User memilih
tombol menu
Beat-FI
Halaman menu
Beat-FI terbuka
OK
8 Perawatan User memilih
tombol menu
Perawatan
Halaman menu
Perawatan
terbuka
OK
9 Dealer User memilih
tombol menu
Dealer
Halaman menu
Dealer terbuka
OK
10 Yamaha User memilih
tombol menu
Yamaha
Halaman menu
Yamaha
terbuka
OK
11 Mio J User memilih
tombol menu
Mio J
Halaman menu
Mio J terbuka
OK
131
12 Perawatan User memilih
tombol menu
Perawatan
Halaman menu
Perawatan
terbuka
OK
13 Dealer User memilih
tombol menu
Dealer
Halaman menu
Dealer terbuka
OK
14 Suzuki User memilih
tombol menu
Suzuki
Halaman menu
Suzuki Terbuka
OK
15 Nex-Fi User memilih
tombol menu
Nex-FI
Halaman menu
Nex-FI terbuka
OK
16 Perawatan User memilih
tombol menu
Perawatan
Halaman menu
Perawatan
terbuka
OK
17 Dealer User memilih
tombol menu
Dealer
Halaman menu
Dealer terbuka
OK
132
18 Profile User memilih
tombol menu
Profile
Halaman menu
Profile terbuka
OK
19 Keluar User memilih
tombol menu
Keluar
Halaman menu
Keluar terbuka
OK
Setelah proses pengujian selesai, dapat dilakukan analisa hasil pengujian.
Hasil yang diperoleh dari pengujian memperlihatkan bahwa program berjalan
dengan baik. Semua tombol navigasi berfungsi dengan sempurna.
4.2.6 Distribusi
1. Implementasi
Pada tahap ini melakukan implementasi program dengan cara
mepresentasikan program kepada pemilik kendaran sepeda motor otomatis
berinjeksi dan membagikan aplikasi ini.
Untuk mengoprasikan aplikasi ini dengan cara menginstalasi pada
smartphone berbasis android.
133
2. Tampilan Aplikasi
1. Tampilan Splashscreen
Gambar 4.33 Halaman Splashscreen
2. Tampilan Menu Utama
Gambar 4.34 Halaman Menu Utama
134
3. Tampilan Halaman Injeksi
Gambar 4.35 Halaman Injeksi
4. Tampilan Halaman Pengenalan
Gambar 4.36 Halaman Pengenalan
135
5. Tampilan Halaman Bagian
Gambar 4.37 Halaman Bagian
6. Tampilan Halaman Cara Kerja
Gambar 4.38 Halaman Cara Kerja
136
7. Tampilan Halaman Kelebihan
Gamabar 4.39 Halaman Kelebihan
8. Tampilan Halaman Kekurangan
Gambar 4.40 Halaman Kekurangan
137
9. Tampilan Halaman Honda
Gambar 4.41 Halaman Honda
10. Tampilan Halaman Beat-FI
Gambar 4.42 Halaman Beat-FI
138
11. Tampilan Halaman Perawatan
Gambar 4.43 Halaman Perawatan
12. Tampilan Halaman Dealer
Gambar 4.44 Halaman Dealer
139
13. Tampilan Halaman Yamaha
Gambar 4.45 Halaman Yamaha
14. Tampilan Halaman Mio J
Gambar 4.46 Halaman Mio J
140
15. Tampilan Halaman Perawatan
Gambar 4.47 Halaman Perawatan
16. Tampilan Halaman Dealer
Gambar 4.48 Halaman Dealer
141
17. Tampilan Halaman Suzuki
Gambar 4.49 Halaman Suzuki
18. Tampilan Halaman Nex-FI
Gambar 4.50 Halaman Nex-FI
142
19. Tampilan Halaman Perawatan
Gambar 4.51 Halaman Perawatan
20. Tampilan Halaman Dealer
Gambar 4.52 Halaman Dealer
143
21. Tampilan Halaman Profile
Gambar 4.53 Halaman Profile
22. Tampilan Halaman Keluar
Gambar 4.54 Halaman Keluar
144
3. Evaluasi
Evaluasi program dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan yang ada pada program ini dan faktor-faktor lain yang dapat
digunakan untuk pengembangan program ini selanjutnya.
Evaluasi aplikasi dilakukan kepada pemilik sepeda motor otomatis
berinjeksi dan kemudian membagikan kuesioner evaluasi. Hasil dari
kuesioner evaluasi lihat pada lampiran. Dari hasil penyebaran kuisioner
yang dilakukan, maka dapat disimpulkan:
1. Aplikasi mudah digunakan (user friendly).
2. Tampilan dan penyajian aplikasi yang menarik.
3. Aplikasi dapat membantu dalam melakukan perawatan.
4. Informasi yang disajikan sudah cukup jelas.
145
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini, peneliti akan merangkum hasil dari keseluruhan aplikasi dan
penulisan dalam kesimpulan serta saran yang dapat bermanfaat bagi pihak-pihak
yang ingin mengembangkan aplikasi ini di kemudian hari.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa Aplikasi Perawatan Sepeda Motor Otonatis
Berinjeksi Berbasis Mobile. ini memberikan kemudahan kepada pengguna
dalam melakukan perawatan, karena dapat diakses melalui Smartphone
berbasis Android.
5.2 Saran
Agar Aplikasi Perawatan Sepeda Motor Otomatis Berinjeksi Berbasis
Mobile ini dapat berfungsi lebih optimal dengan tingkat kepuasan pengguna
yang lebih tinggi dan sebagai pertimbangan untuk pengembangan penelitian
lebih lanjut perlu dilakukan hal – hal sebagai berikut :
1. Aplikasi perawatan ini diharapkan nantinya lebih berkembang dari yang di
buat saat ini dan mengikuti perkembangan teknologi otomotif khususnya
injeksi dimasa yang akan datang.
2. Aplikasi perawatan ini memiliki bahasan materi otomotif yang lebih
banyak dan lengkap.
146
DAFTAR PUSTAKA
AHM Buku Pedoman reparasi Honda Supra X 125. Jakarta: PT. Astra Honda
Motor
AHM Buku Pedoman reparasi Honda Astrea Prima. Jakarta: PT. Astra Honda
Motor
AHM Buku Pedoman reparasi Honda Mega Pro. Jakarta: PT. Astra Honda Motor
AHMBuku Pedoman reparasi Honda PGM-FI Supra X 125. Jakarta: PT. Astra
Honda Motor
Binanto, Iwan. 2010 . Multimedia Digital- Dasar Teori dan Pengembangannya.
penerbit Andi. yogyakarta.
Mulyanto, Agus. 2009. Sistem Informasi Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Nazir. Moh, 2009. Metode Penelitian, Bogor: GHALIA INDONESIA
Pressman. Roger S. 2002. Rekayasa Perangkat Lunak.:Pendekatan Praktisi,
Yogyakarta: ANDI.
Sutopo, A. H. 2003. Multimedia Interaktif Dengan Flash. Penerbit Graha Ilmu.
Jakarta.
Suyanto, M. 2003. Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing.
Penerbit Andi. Yogyakarta.
147
Suyanto, M. 2004. Analisis Dan Desain Multimedia Untuk Pemasaran.
Penerbit Andi. Yogyakarta.
Suzuki Buku Pedoman pemilik Suzuki Nex-fi Jakarta: PT. Indomobil Suzuki
Yamaha Indonesia Motor Manufacturing, 2012, Service Manual AL 115F/FC
MIO J, Penerbit PT. Yamaha Indonesia Motor Mfg,
1(http://id.wikipedia.org/wiki/Injeksi_bahan_bakar)
(http://astra-honda.com)
(http://motor-plus.online.com)
(http://suzuki.co.id)
(http://yamaha-motor.co.id)
148
LAMPIRAN LAMPIRAN 1 SURAT BIMBINGAN SKRIPSI
LAMPIRAN 2 SURAT PERMOHONAN DATA / RISET
149
150
LAMPIRAN 3 SURAT KETERANGAN RISET
151
Hasil Wawancara
Nama : Abdullah
Jabatan : Kepala Mekanik Bengkel Motor Ex-Gadean
1. Apa permasalahan yang dihadapi oleh pemilik kendaraan bermotor
dengan sistem otomatis berinjeksi?
Jawab
Perawatan tentang sepeda motor yang mereka kendarai masih kurang, masih
banyak yang belum paham dengan sistem bahan bakar injeksi. Saya
mengharapkan para pengguna sepeda motor mendapatkan informasi tentang
teknologi injeksi serta perawatannya. Karena sekarang semakin banyak yang
menggunakan sepeda motor otomatis berinjeksi.
2. Bagaimana saat ini cara para pengguna kendaran sepeda motor
otomatis berinjeksi mendapatkan informasi ?
Jawab
Masih banyak yang konsultasi kepada mekanik tetang perawatan sepeda
motornya, saya berharap ada cara yang lebih mudah untuk mereka
mendapatkan informasi tentang tentang teknologi injeksi serta perawatannya.
152
3. Bagaimana jika teknologi injeksi dan perawatannya di buatkan di
sebuah cd ?
Jawab
Kalau di buatkan di sebuah cd, saya rasa itu sudah mulai ketinggalan jaman.
Karena sekarang banyak orang yang ingin mendapatkan informasi secara
cepat. Jika menggunakan cd akan bertahan beberapa saat saja, karena daya
tahan cd terhadap gesekan itu sangat rentan.
4. Bagaiman jika di buatkan ke dalam sebuah aplikasi ponsel pintar
berbasis android?
Jawab
Saya rasa itu akan membantu para pengguna sepeda motor untuk
mendapatkan informasi tentang teknologi injeksi serta perawatannya. Karena
mereka dapat mengakses aplikasi tersebut kapan pun mereka butuhkan.
5. Apa yang diharapkan dari pembuatan aplikasi ini?
Jawab
Seperti yang saya sebutkan tadi, pemecahan masalah tentang perawatan
sepeda motor otomatis berinjeksi serta tentang teknologi injeksi.
153
6. Siapa saja yang akan menggunakan aplikasi tersebut?
Jawab
Para pengguna sepeda motor otomatis berinjeksi khususnya, dan orang-orang
yang ingin mendapatkan informasi tentang teknologi injeksi di sepeda motor
otomatis serta perawatannya.
7. Ada lagi tambahannya?
Jawab
Sementara cukup. Jika ada lagi, sisanya menyusul dengan pengembangan
aplikasi.
154
SURVEY PEMILIK SEPEDA MOTOR
Nama :
Usia :
1. Apakah Anda pengguna sepeda motor ? a. Iya b. Tidak
2. Apakah Jenis kendaraan yang Anda otomatis ?
a. Iya b. Tidak
3. Apakah kendaraan Anda sudah injeksi ?
a. Iya b. Tidak
4. Apakah Anda mengetahui teknologi injeksi ?
a. Iya b. Tidak
5. Apakah Anda mengerti tentang perawatan injeksi ?
a. Iya b. Tidak
6. Apakah Anda perlu mendapatkan informasi tentang perawatan sepeda
motor ? a. Iya b. Tidak
155
Hasil Survey
Soal No
Hasil Persentase Iya Tidak Iya Tidak
1 10 0 100% 0% 2 9 1 90% 10% 3 6 4 60% 40% 4 3 7 30% 70% 5 3 7 30% 70% 6 10 0 100% 0%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Point 1 Point 2 Point 3 Point 4 Point 5 Point 6
Ya
Tidak
Column1
156
KUISIONER EVALUASI
“Aplikasi Perawatan Sepeda Motor Berinjeksi Berbasis Mobile”
Nama :___________________________________
Usia :___________________________________
Setelah anda menggunakan Aplikasi Perawatan Sepeda Motor Berinjeksi Bebasis Mobile,
berilah tanda silang (X) pada jawaban yang anda pilih.
1. Apakah aplikasi ini mudah dijalankan (user friendly)?
a. Mudah
b. Cukup mudah
c. Kurang mudah
2. Bagaimana tampilan aplikasi secara keseluruhan?
a. Menarik
b. Cukup menarik
c. Tidak menarik
3. Bagaimana kesan teks, dan gambar pada aplikasi?
a. Menarik
b. Cukup menarik
c. Tidak menarik
4. Apakah aplikasi ini sudah memberikan informasi mengenai perawatan injeksi
dengan jelas?
a. Jelas
b. Cukup jelas
c. Tidak jelas
5. Apakah aplikasi ini sudah menjawab kebutuhan anda mengenai perwatan injeksi?
a. Ya
b. Kurang
c. Tidak
6. Bagaimana pendapat anda setelah melihat aplikasi ini secara keseluruhan?
a. Bagus
b. Cukup bagus
c. Kurang bagus
157
7. Apakah dengan adanya aplikasi ini lebih membantu anda dalam melakukan
perawatan?
a. Membantu
b. Cukup Membantu
c. Tidak Membantu
HASIL KUISIONER EVALUASI
APLIKASI PERAWATAN SEPEDA MOTOR OTOMATIS BERINJEKSI BERBASIS MOBILE
Soal No
Hasil Persentase Ya Cukup Tidak Ya Cukup Tidak
1 4 1 0 80% 20% 0% 2 3 2 0 60% 40% 0% 3 1 3 1 20% 60% 20% 4 2 3 0 40% 60% 0% 5 4 1 0 80% 20% 0% 6 3 2 0 60% 40% 0% 7 4 1 0 80% 20% 0%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
Point 1 Point 2 Point 3 Point 4 Point 5 Point 6 Point 7
Ya
Cukup
Tidak
158
Coding
ArrayAdapterUtama.java
package com.apps.injection;
import android.app.Activity;
import android.view.LayoutInflater;
import android.view.View;
import android.view.ViewGroup;
import android.widget.ArrayAdapter;
import android.widget.ImageView;
import android.widget.TextView;
public class ArrayAdapterUtama extends ArrayAdapter<String>{
private final Activity context;
private final String[] names;
public ArrayAdapterUtama(Activity context, String[] names) {
super(context, R.layout.row_menu, names);
this.context = context;
this.names = names;
}
// static to save the reference to the outer class and to avoid access to
// any members of the containing class
static class ViewHolder {
public ImageView imageView;
public TextView textView;
}
@Override
public View getView(int position, View convertView, ViewGroup parent) {
// ViewHolder will buffer the assess to the individual fields of the row
159
// layout
ViewHolder holder;
// Recycle existing view if passed as parameter
// This will save memory and time on Android
// This only works if the base layout for all classes are the same
View rowView = convertView;
if (rowView == null) {
LayoutInflater inflater = context.getLayoutInflater();
rowView = inflater.inflate(R.layout.row_menu, null, true);
holder = new ViewHolder();
holder.textView = (TextView) rowView.findViewById(R.id.label);
holder.imageView = (ImageView) rowView.findViewById(R.id.icon);
rowView.setTag(holder);
}
else {
holder = (ViewHolder) rowView.getTag();
}
holder.textView.setText(names[position]);
// Change the icon
String s = names[position];
if (s.startsWith("Injeksi")){
holder.imageView.setImageResource(R.drawable.inject);
}
else if (s.startsWith("Honda")){
holder.imageView.setImageResource(R.drawable.honda);
}
else if (s.startsWith("Yamaha")){
holder.imageView.setImageResource(R.drawable.yamaha);
}
160
else if (s.startsWith("Suzuki")){
holder.imageView.setImageResource(R.drawable.suzuki);
}
else if (s.startsWith("Profil")){
holder.imageView.setImageResource(R.drawable.profile);
}
else if (s.startsWith("Keluar")){
holder.imageView.setImageResource(R.drawable.exit);
}
return rowView;
}
}
MainSplash.java
package com.apps.injection;
import android.app.Activity;
import android.content.Intent;
import android.os.Bundle;
import android.os.Handler;
import android.widget.ProgressBar;
public class MainSplash extends Activity{
private static int progress = 0;
private int status = 0;
ProgressBar progressBar;
Handler handler = new Handler();
public void onCreate (Bundle savedInstanceState){
super.onCreate(savedInstanceState);
setContentView(R.layout.activity_main_splash);
161
progressBar = (ProgressBar) findViewById(R.id.progg);
new Thread(new Runnable() {
public void run() {
// TODO Auto-generated method stub
while(status < 100){
status = loading();
handler.post(new Runnable() {
public void run() {
// TODO Auto-generated method stub
progressBar.setProgress(status);
}
});
}
if (status >= 100) {
// TODO Auto-generated method stub
Intent intent = new Intent(MainSplash.this, MenuUtama.class);
MainSplash.this.startActivity(intent);
MainSplash.this.finish();
}
}
}).start();
}
public int loading(){
try
{
Thread.sleep(60);
}catch(InterruptedException ie){
162
ie.printStackTrace();
}
return progress++;
}
}
MenuUtama.java
package com.apps.injection;
import android.app.AlertDialog;
import android.app.ListActivity;
import android.content.DialogInterface;
import android.content.Intent;
import android.os.Bundle;
import android.view.KeyEvent;
import android.view.View;
import android.widget.ListView;
import android.widget.Toast;
public class MenuUtama extends ListActivity {
/** Called when the button next is taping. */
static final String[] items = {"Injeksi","Honda","Yamaha","Suzuki","Profil","Keluar"};
@Override
public void onCreate (Bundle savedInstanceState){
super.onCreate(savedInstanceState);
setContentView(R.layout.menu);
ArrayAdapterUtama adapter = new ArrayAdapterUtama(this, items);
setListAdapter(adapter);
}
/*
163
* Method ini akan meng-override method onListItemClick yang ada pada class List Activity
* method ini akan dipanggil apabila ada salah satu item dari list menu yang dipilih
*/
protected void onListItemClick(ListView l, View v, int position, long id) {
super.onListItemClick(l, v, position, id);
// Menangkap nilai text yang dklik
Object objek = this.getListAdapter().getItem(position);
String pilihan = objek.toString();
// Menampilkan hasil pilihan menu dalam bentuk Toast
tampilkanPilihan(pilihan);
}
/*
* Tampilkan activity sesuai dengan menu yang dipilih
*/
protected void tampilkanPilihan(String pilihan) {
try {
//Intent digunakan untuk sebagai pengenal suatu activity
Intent i = null;
if (pilihan.equals("Injeksi")) {
i = new Intent(this, MenuInjection.class);
}
else if (pilihan.equals("Honda")) {
i = new Intent(this, MenuMotorHonda.class);
}
else if (pilihan.equals("Yamaha")) {
i = new Intent(this, MenuMotorYamaha.class);
}
else if (pilihan.equals("Suzuki")) {
i = new Intent(this, MenuMotorSuzuki.class);
}
164
else if (pilihan.equals("Profil")) {
i = new Intent(this, MenuProfil.class);
}
else if (pilihan.equals("Keluar")) {
new AlertDialog.Builder(this)
.setTitle("Keluar")
.setMessage("Apakah Anda ingin keluar dari aplikasi?")
.setPositiveButton("Ya", new DialogInterface.OnClickListener() {
public void onClick(DialogInterface dialog, int which) {
finish();
}
})
.setNegativeButton("Tidak", new DialogInterface.OnClickListener() {
public void onClick(DialogInterface dialog, int which) {
return;
}
})
.show();
}
else {
Toast.makeText(this,"NOT FOUND", Toast.LENGTH_LONG).show();
}
startActivity(i);
} catch (Exception e) {
e.printStackTrace();
}
}
public boolean onKeyDown(int keyCode, KeyEvent event) {
if (keyCode == KeyEvent.KEYCODE_BACK) {
keluarDenganBackKey();
//moveTaskToBack(false);
}
165
return super.onKeyDown(keyCode, event);
}
protected void keluarDenganBackKey() {
new AlertDialog.Builder(this)
.setTitle("Keluar")
.setMessage("Apakah Anda ingin keluar dari aplikasi?")
.setPositiveButton("Ya", new DialogInterface.OnClickListener() {
public void onClick(DialogInterface dialog, int which) {
finish();;
}
})
.setNegativeButton("Tidak", new DialogInterface.OnClickListener() {
public void onClick(DialogInterface dialog, int which) {
return;
}
})
.show();
}
}
MenuInjection.java
package com.apps.injection;
import android.app.ListActivity;
import android.content.Intent;
import android.os.Bundle;
import android.view.View;
import android.widget.ArrayAdapter;
import android.widget.ListView;
public class MenuInjection extends ListActivity{
166
String[] items = {"Pengenalan", "Bagian", "Cara Kerja", "Kelebihan", "Kekurangan"};
@Override
public void onCreate(Bundle icicle) {
super.onCreate(icicle);
setContentView(R.layout.menu);
//this.setListAdapter(new ArrayAdapter<String>(this, android.R.layout.simple_list_item_1, items));
this.setListAdapter(new ArrayAdapter<String>(this, R.layout.activity_list, R.id.label, items));
}
protected void onListItemClick(ListView l, View v, int position, long id){
super.onListItemClick(l, v, position, id);
// Menangkap nilai text yang dklik
Object objek = this.getListAdapter().getItem(position);
String pilihan = objek.toString();
// Menampilkan hasil pilihan menu dalam bentuk Toast
tampilkanPilihan(pilihan);
}
private void tampilkanPilihan(String pilihan) {
// TODO Auto-generated method stub
//Toast.makeText(this, pilihan, Toast.LENGTH_LONG).show();
try {
String kirim;
if(! pilihan.equals("(tidak ada data)")){
kirim = pilihan;
Intent kirimIntent = new Intent(MenuInjection.this, TampilInjection.class);
167
String txtkirim = String.valueOf(kirim);
// membuat Bundle
Bundle bundle = new Bundle();
// menentukan parameter Bundle (id,isi)
bundle.putString("dataKirim", txtkirim);
// menambahkan bundle pada intent
kirimIntent.putExtras(bundle);
startActivityForResult(kirimIntent, 0);
MenuInjection.this.finish();
}
} catch (Exception e) {
e.printStackTrace();
}
}
}
TampilInjection.java
package com.apps.injection;
import android.app.Activity;
import android.content.Intent;
import android.os.Bundle;
import android.view.KeyEvent;
import android.widget.Button;
import android.widget.TextView;
import android.widget.Toast;
public class TampilInjection extends Activity{
String title;
168
TextView txtTitle, txtContent;
/** Called when the activity is first created. */
@Override
public void onCreate(Bundle savedInstanceState) {
super.onCreate(savedInstanceState);
try
{
setContentView(R.layout.activity_tampil_injection);
Bundle bundle = this.getIntent().getExtras();
title = bundle.getString("dataKirim");
txtTitle = (TextView)findViewById(R.id.txtTitle);
txtContent = (TextView)findViewById(R.id.txtContent);
getContent(title);
}
catch (Exception e) {
// TODO: handle exception
Toast.makeText(TampilInjection.this, "Error: "+e.getMessage(), Toast.LENGTH_LONG).show();
}
}
public boolean onKeyDown(int keyCode, KeyEvent event) {
if (keyCode == KeyEvent.KEYCODE_BACK) {
BackKey();
}
return super.onKeyDown(keyCode, event);
}
protected void BackKey() {
169
Intent intent = new Intent(TampilInjection.this, MenuInjection.class);
startActivity(intent);
TampilInjection.this.finish();
}
public void getContent(String pilihan){
String content = null;
if (pilihan.equals("Pengenalan")) {
content = "Injeksi adalah sebuah teknologi yang digunakan dalam mesin pembakaran untuk mencampur bahan bakar dengan udara sebelum dibakar. Penggunaan injeksi bahan bakar akan meningkatkan tenaga mesin bila dibandingkan dengan penggunaan karburator, karena injektor membuat bahan bakar tercampur secara homogen. Hal ini, menjadikan injeksi bahan bakar dapat mengontrol pencampuran bahan bakar dan udara yang lebih tepat, baik dalam proporsi dan keseragaman.\n\nInjeksi bahan bakar dapat berupa mekanikal, elektronik atau campuran dari keduanya. Sistem awal berupa mekanikal, namun sekitar tahun 1980-an mulai banyak menggunakan sistem elektronik. Sistem elektronik modern menggunakan banyak sensor untuk memonitor kondisi mesin, dan sebuah unit kontrol elektronik untuk menghitung jumlah bahan bakar yang diperlukan. Oleh karena itu, injeksi bahan bakar dapat meningkatkan efisiensi bahan bakar dan mengurangi polusi, dan juga memberikan tenaga keluaran yang lebih.";
}
else if (pilihan.equals("Bagian")) {
content = "1. Sistem bahan Bakar \n\na. Fuel suction filter; menyaring kotoran agar tidak terisap pompa bahan bakar.\n\nb. Fuel pump module; memompa dan mengalirkan bahan bakar dari tangki bahan bakar ke injektor. Penyaluran bahan bakarnya harus lebih banyak dibandingkan dengan kebutuhan mesin supaya tekanan dalam sistem bahan bakar bisa dipertahankan setiap waktu walaupun kondisi mesin berubah-ubah.\n\nc. Fuel pressure regulator; mengatur tekanan bahan bakar di dalam sistem aliran bahan bakar agar tetap/konstan.\n\nd. Fuel feed hose; slang untuk mengalirkan bahan bakar dari tangki menuju injektor. Slang dirancang harus tahan tekanan bahan bakar akibat dipompa dengan tekanan minimal sebesar tekanan yang dihasilkan oleh pompa.\n\ne. Fuel Injector; menyemprotkan bahan bakar ke saluran masuk (intake manifold) sebelum, biasanya sebelum katup masuk, namun ada juga yang ke throttle body. Volume penyemprotan disesuaikan oleh waktu pembukaan nozel/injektor. Lama dan banyaknya penyemprotan diatur oleh ECM (Electronic/Engine Control Module) atau ECU (Electronic Control Unit).\n\n2. Sistem Elektronik\n\na. ECU/ECM; menerima dan menghitung seluruh informasi/data yang diterima dari masing-masing sinyal sensor yang ada dalam mesin. Informasi yang diperoleh dari sensor antara lain berupa informasi tentang suhu udara, suhu oli mesin, suhu air pendingin, tekanan atau jumlah udara masuk, posisi katup throttle/katup gas, putaran mesin, posisi poros engkol, dan informasi yang lainnya. Pada umumnya sensor bekerja pada tegangan antara 0 volt sampai 5 volt. Selanjutnya ECU/ECM menggunakan informasi-informasi yang telah diolah tadi untuk menghitung dan menentukan saat (timing) dan lamanya injektor bekerja/menyemprotkan bahan bakar dengan mengirimkan tegangan listrik ke solenoid injektor. Pada beberapa mesin yang sudah lebih sempurna, disamping mengontrol injektor, ECU/ECM juga bisa mengontrol sistem pengapian.\n\nb. MAP (Manifold absolute pressure) sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi) tekanan udara yang masuk ke intake manifold. Selain tipe MAP sensor, pendeteksian udara yang masuk ke intake manifold bisa dalam bentuk jumlah maupun berat udara. Jika jumlah udara yang dideteksi, sensornya dinamakan air flow meter, sedangkan jika berat udara yang dideteksi, sensornya dinamakan air mass sensor.\n\nc. IAT (Intake air temperature) sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi) tentang suhu udara yang masuk ke intake manifold. Tegangan referensi/suplai 5 Volt dari ECU selanjutnya akan berubah menjadi tegangan sinyal yang nilainya dipengaruhi oleh suhu udara masuk.\n\nd. TP (Throttle Position) sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi) tentang posisi katup throttle/katup gas. Generasi yang lebih baru dari sensor ini tidak hanya terdiri dari kontak-kontak yang mendeteksi posisi idel/langsam dan posisi beban penuh, akan tetapi sudah merupakan potensiometer (variable resistor) dan dapat memberikan sinyal ke ECU pada setiap keadaan beban mesin. Konstruksi generasiterakhir dari sensor posisi katup gas sudah full elektronis, karena yang menggerakkan katup gas adalah elektromesin yang dikendalikan oleh ECU tanpa kabel gas yang terhubung dengan pedal gas. Generasi terbaru ini memungkinkan pengontrolan emisi/gas buang lebih bersih karena pedal gas yang digerakkan hanyalah memberikan sinyal tegangan ke ECU dan pembukaan serta penutupan katup gas juga dilakukan oleh ECU secara elektronis.\n\ne. Engine oil temperature sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi) tentang suhu oli mesin.\n\nf. Bank angle sensor; merupakan sensor sudut kemiringan. Pada sepeda motor yang menggunakan sistem EFI biasanya dilengkapi dengan bank angle sensor yang bertujuan untuk pengaman saat kendaraan terjatuh dengan sudut kemiringan 5 derajat\n\n3. Sistem Induksi Udara\n\nKomponen yang termasuk ke dalam
170
sistem ini antara lain; air cleaner/air box (saringan udara), intake manifold, dan throttle body (tempat katup gas). Sistem ini berfungsi untuk menyalurkan sejumlah udara yang diperlukan untuk pembakaran.";
}
else if (pilihan.equals("Cara Kerja")) {
content = "Teknologi injeksi bahan bakar adalah salah satu dimana bahan bakar secara langsung dipasok ke dalam ruang silinder intake manifold. Pada kendaraan bermotor yang sudah menerapkan sistem injeksi, memiliki bagian yang berfungsi untuk mengontrol dan mengatur pasokan udara dan bahan bakar ke dalam ruang pembakaran secara efektif dan efisien. Bagian kontrol ini terdapat sensor (berupa elektronik) yang akan mengatur jumlah udara dan bahan bakar secara homogen sesuai dengan kebutuhan mesin. Selama sensor bekerja dengan baik, kemungkinan kerusakan sangat kecil. Sistem throttle body pasokan bahan bakar yang terletak di throttle body langsung ke ruang asupan sedangkan sistem titik tunggal akan memasok bahan bakar dari injektor tunggal.\n\nSensor ini akan membaca putaran mesin dan jumlah udara kemudian akan mengirimkan hasil pembacaannya tersebut kepada ECU (Engine Control Unit). ECU akan menghitung dan mengolah selanjutnya akan menentukan jumlah bahan bakar yang akan disemprotkan ke dalam ruang bakar.\n\nSaat bahan bakar mengalir dari tangki bahan bakar menuju proses atomisasi,atau proses pengkabutan bahan bakar yang akan disemburkan melalui throttle valve. Proses pengkabutan bahan bakar tersebut terjadi karena bahan bakar mengalami pemampatan dan memperoleh tekanan yang cukup tinggi, sehingga diperoleh hasil berupa asap atau kabut. Bahan bakar berbentuk kabut ini akan dikeluarkan lewat lubang injektor canonical yang posisinya menghadap ke ruang bakar mesin.\n\nDengan sistem injeksi ini bisa dipastikan bahwa bahan bakar secara efisien bercampur dengan udara dan dipasok ke ruang bakar untuk menghasilkan tenaga yang efisien.";
}
else if (pilihan.equals("Kelebihan")) {
content = "1. Emisi gas buang rendah\nTerjadinya pembakaran yang sempurna pada ruang bakar, sehingga emisi gas buang yang dihasilkan relatif lebih sedikit apalagi knalpot dilengkapi catalic converter.\n\n2. Daya lebih besar\nKonstruksi injektor tepat pada intake manifold sehingga pencampuran bahan bakar lebih homogen\n\n3. Lebih hemat bahan bakar\nAir-fuel ratio sangat mempengaruhi kesempurnaan pembakaran pada mesin. Standar AFR pada motor adalah 14,7:1 yang artinya 14,7 udara dan 1 bensin. AFR dapat berubah-ubah, misalnya pada saat kondisi mesin dingin AFR 5:1, pada saat idle AFR 11:1, akselerasi 8:1, dan pada saat pemakaian ekonomis 40-60 km/jam AFR 16-18:1. Sehingga konsumsi bahan bakar pada motor injeksi lebih irit dibandingkan karburator.\n\n4. Tidak memerlukan Cok (Choke)\nInjeksi bahan bakar dilengkapi sensor temperatur yang akan melaporkan suhu mesin ke engine control module (ECM) yang akan memerintahkan injektor untuk memperkaya campuran bensin pada suhu mesin dingin.\n\n5. Perawatan yang lebih praktis\nTeknologi injeksi bahan bakar berkonsep bebas perawatan. Pada saat servis, pembersihan dilakukan hanya pada bagian penyaring udara, busi, dan pengaturan klep.";
}
else if (pilihan.equals("Kekurangan")) {
content = "1. Akselerasi kurang responsif\nTerjadinya proses yang panjang dari sensor pengatur jumlah udara dan laporan dari sensor-sensor lainnya, sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama untuk berakselerasi\n\n2. Kurangnya tenaga ahli\nInjeksi bahan bakar termasuk teknologi baru, tidak semua bengkel umum mampu memperbaiki di saat terjadi permasalahan pada kendaraan.\n\n3. Sensitif terhadap benturan atau guncangan\nSemua perangkat terutama engine control module menggunakan elektronik, sehingga rentan mati apabila mengalami guncangan atau benturan keras. Pada saat terjadi hal tersebut, kendaraan berpeluang tidak bisa dihidupkan kembali, karena mengalami kerusakan pada engine control module. Biaya perbaikan membutuhkan biaya yang relatif masih mahal\n\n4. Sensitif Bahan Bakar\nUjung injektor berukuran mikro, sehingga sistem injeksi bahan bakar mudah terjadi penyumbatan karena bahan bakar yang kotor. Hal ini akan mempengaruhi kinerja kendaraan sehingga bahan bakar yang masuk ke dalam ruang bakar sedikit.\n\n5. Sensitif Kelistrikan\nKondisi kendaraan dilaporkan oleh sensor, dan sensor terhubung menggunakan kabel berkonektor. Konektor sering menjadi penyebab pelaporan sensor ke engine control module menjadi kacau. Pengiriman laporan sensor ke engine control module menggunakan sistem pengaman. Apabila konektor kabel terjadi korosi, hal ini akan meningkatkan sistem pengamanan sehingga laporan dari sensor mengakibatkan engine control module berfungsi";
}
txtTitle.setText(pilihan);
txtContent.setText(content);
}
171
}
MenuMotorHonda.java
package com.apps.injection;
import android.app.Activity;
import android.content.Intent;
import android.os.Bundle;
import android.view.View;
import android.view.View.OnClickListener;
import android.widget.Button;
public class MenuMotorHonda extends Activity implements OnClickListener{
Button btnMenu1, btnMenu2, btnMenu3;
/** Called when the activity is first created. */
@Override
public void onCreate(Bundle savedInstanceState) {
super.onCreate(savedInstanceState);
setContentView(R.layout.activity_honda);
btnMenu1 = (Button)findViewById(R.id.btnMenu1);
btnMenu2 = (Button)findViewById(R.id.btnMenu2);
btnMenu3 = (Button)findViewById(R.id.btnMenu3);
btnMenu1.setOnClickListener(this);
btnMenu2.setOnClickListener(this);
btnMenu3.setOnClickListener(this);
}
@Override
public void onClick(View v) {
// TODO Auto-generated method stub
172
Intent intent = null;
switch(v.getId()){
case R.id.btnMenu1:
intent = new Intent(MenuMotorHonda.this, BeatFiSpesifikasi.class);
break;
case R.id.btnMenu2:
intent = new Intent(MenuMotorHonda.this, BeatFiPerawatan.class);
break;
case R.id.btnMenu3:
intent = new Intent(MenuMotorHonda.this, BeatFiDealer.class);
}
startActivity(intent);
MenuMotorHonda.this.finish();
}
}
BeatFiSpesifikasi.java
package com.apps.injection;
import android.app.Activity;
import android.content.Intent;
import android.os.Bundle;
import android.view.KeyEvent;
public class BeatFiSpesifikasi extends Activity {
/** Called when the activity is first created. */
@Override
public void onCreate(Bundle savedInstanceState) {
super.onCreate(savedInstanceState);
173
setContentView(R.layout.activity_beatfi_spesifikasi);
}
public boolean onKeyDown(int keyCode, KeyEvent event) {
if (keyCode == KeyEvent.KEYCODE_BACK) {
BackKey();
}
return super.onKeyDown(keyCode, event);
}
protected void BackKey() {
Intent intent = new Intent(BeatFiSpesifikasi.this, MenuMotorHonda.class);
startActivity(intent);
BeatFiSpesifikasi.this.finish();
}
}
BeatFiPerawatan.java
package com.apps.injection;
import android.app.Activity;
import android.content.Intent;
import android.os.Bundle;
import android.view.KeyEvent;
public class BeatFiPerawatan extends Activity {
/** Called when the activity is first created. */
@Override
public void onCreate(Bundle savedInstanceState) {
super.onCreate(savedInstanceState);
setContentView(R.layout.activity_beatfi_perawatan);
174
}
public boolean onKeyDown(int keyCode, KeyEvent event) {
if (keyCode == KeyEvent.KEYCODE_BACK) {
BackKey();
}
return super.onKeyDown(keyCode, event);
}
protected void BackKey() {
Intent intent = new Intent(BeatFiPerawatan.this, MenuMotorHonda.class);
startActivity(intent);
BeatFiPerawatan.this.finish();
}
}
BeatFiDealer.java
package com.apps.injection;
import android.app.Activity;
import android.content.Intent;
import android.os.Bundle;
import android.view.KeyEvent;
public class BeatFiDealer extends Activity {
/** Called when the activity is first created. */
@Override
public void onCreate(Bundle savedInstanceState) {
super.onCreate(savedInstanceState);
setContentView(R.layout.activity_beatfi_dealer);
}
175
public boolean onKeyDown(int keyCode, KeyEvent event) {
if (keyCode == KeyEvent.KEYCODE_BACK) {
BackKey();
}
return super.onKeyDown(keyCode, event);
}
protected void BackKey() {
Intent intent = new Intent(BeatFiDealer.this, MenuMotorHonda.class);
startActivity(intent);
BeatFiDealer.this.finish();
}
}
MenuMotorYamaha.java
package com.apps.injection;
import android.app.Activity;
import android.content.Intent;
import android.os.Bundle;
import android.view.View;
import android.view.View.OnClickListener;
import android.widget.Button;
public class MenuMotorYamaha extends Activity implements OnClickListener{
Button btnMenu1, btnMenu2, btnMenu3;
/** Called when the activity is first created. */
@Override
public void onCreate(Bundle savedInstanceState) {
super.onCreate(savedInstanceState);
176
setContentView(R.layout.activity_yamaha);
btnMenu1 = (Button)findViewById(R.id.btnMenu1);
btnMenu2 = (Button)findViewById(R.id.btnMenu2);
btnMenu3 = (Button)findViewById(R.id.btnMenu3);
btnMenu1.setOnClickListener(this);
btnMenu2.setOnClickListener(this);
btnMenu3.setOnClickListener(this);
}
@Override
public void onClick(View v) {
// TODO Auto-generated method stub
Intent intent = null;
switch(v.getId()){
case R.id.btnMenu1:
intent = new Intent(MenuMotorYamaha.this, MioJSpesifikasi.class);
break;
case R.id.btnMenu2:
intent = new Intent(MenuMotorYamaha.this, MioJPerawatan.class);
break;
case R.id.btnMenu3:
intent = new Intent(MenuMotorYamaha.this, MioJDealer.class);
}
startActivity(intent);
MenuMotorYamaha.this.finish();
}
}
177
MioJSpesifikasi.java
package com.apps.injection;
import android.app.Activity;
import android.content.Intent;
import android.os.Bundle;
import android.view.KeyEvent;
public class MioJSpesifikasi extends Activity {
/** Called when the activity is first created. */
@Override
public void onCreate(Bundle savedInstanceState) {
super.onCreate(savedInstanceState);
setContentView(R.layout.activity_mioj_spesifikasi);
}
public boolean onKeyDown(int keyCode, KeyEvent event) {
if (keyCode == KeyEvent.KEYCODE_BACK) {
BackKey();
}
return super.onKeyDown(keyCode, event);
}
protected void BackKey() {
Intent intent = new Intent(MioJSpesifikasi.this, MenuMotorYamaha.class);
startActivity(intent);
MioJSpesifikasi.this.finish();
}
}
MioJPerawatan.java
178
package com.apps.injection;
import android.app.Activity;
import android.content.Intent;
import android.os.Bundle;
import android.view.KeyEvent;
public class MioJPerawatan extends Activity {
/** Called when the activity is first created. */
@Override
public void onCreate(Bundle savedInstanceState) {
super.onCreate(savedInstanceState);
setContentView(R.layout.activity_mioj_perawatan);
}
public boolean onKeyDown(int keyCode, KeyEvent event) {
if (keyCode == KeyEvent.KEYCODE_BACK) {
BackKey();
}
return super.onKeyDown(keyCode, event);
}
protected void BackKey() {
Intent intent = new Intent(MioJPerawatan.this, MenuMotorYamaha.class);
startActivity(intent);
MioJPerawatan.this.finish();
}
}
MioJDealer.java
package com.apps.injection;
179
import android.app.Activity;
import android.content.Intent;
import android.os.Bundle;
import android.view.KeyEvent;
public class MioJDealer extends Activity {
/** Called when the activity is first created. */
@Override
public void onCreate(Bundle savedInstanceState) {
super.onCreate(savedInstanceState);
setContentView(R.layout.activity_mioj_dealer);
}
public boolean onKeyDown(int keyCode, KeyEvent event) {
if (keyCode == KeyEvent.KEYCODE_BACK) {
BackKey();
}
return super.onKeyDown(keyCode, event);
}
protected void BackKey() {
Intent intent = new Intent(MioJDealer.this, MenuMotorYamaha.class);
startActivity(intent);
MioJDealer.this.finish();
}
}
MenuMotorSuzuki.java
package com.apps.injection;
180
import android.app.Activity;
import android.content.Intent;
import android.os.Bundle;
import android.view.View;
import android.view.View.OnClickListener;
import android.widget.Button;
public class MenuMotorSuzuki extends Activity implements OnClickListener{
Button btnMenu1, btnMenu2, btnMenu3;
/** Called when the activity is first created. */
@Override
public void onCreate(Bundle savedInstanceState) {
super.onCreate(savedInstanceState);
setContentView(R.layout.activity_suzuki);
btnMenu1 = (Button)findViewById(R.id.btnMenu1);
btnMenu2 = (Button)findViewById(R.id.btnMenu2);
btnMenu3 = (Button)findViewById(R.id.btnMenu3);
btnMenu1.setOnClickListener(this);
btnMenu2.setOnClickListener(this);
btnMenu3.setOnClickListener(this);
}
@Override
public void onClick(View v) {
// TODO Auto-generated method stub
Intent intent = null;
switch(v.getId()){
case R.id.btnMenu1:
intent = new Intent(MenuMotorSuzuki.this, NexFiSpesifikasi.class);
181
break;
case R.id.btnMenu2:
intent = new Intent(MenuMotorSuzuki.this, NexFiPerawatan.class);
break;
case R.id.btnMenu3:
intent = new Intent(MenuMotorSuzuki.this, NexFiDealer.class);
}
startActivity(intent);
MenuMotorSuzuki.this.finish();
}
}
NexFiSpesifikasi
package com.apps.injection;
import android.app.Activity;
import android.content.Intent;
import android.os.Bundle;
import android.view.KeyEvent;
public class NexFiSpesifikasi extends Activity {
/** Called when the activity is first created. */
@Override
public void onCreate(Bundle savedInstanceState) {
super.onCreate(savedInstanceState);
setContentView(R.layout.activity_nexfi_spesifikasi);
}
public boolean onKeyDown(int keyCode, KeyEvent event) {
if (keyCode == KeyEvent.KEYCODE_BACK) {
182
BackKey();
}
return super.onKeyDown(keyCode, event);
}
protected void BackKey() {
Intent intent = new Intent(NexFiSpesifikasi.this, MenuMotorSuzuki.class);
startActivity(intent);
NexFiSpesifikasi.this.finish();
}
}
NexFiPerawatan.java
package com.apps.injection;
import android.app.Activity;
import android.content.Intent;
import android.os.Bundle;
import android.view.KeyEvent;
public class NexFiPerawatan extends Activity {
/** Called when the activity is first created. */
@Override
public void onCreate(Bundle savedInstanceState) {
super.onCreate(savedInstanceState);
setContentView(R.layout.activity_nexfi_perawatan);
}
public boolean onKeyDown(int keyCode, KeyEvent event) {
if (keyCode == KeyEvent.KEYCODE_BACK) {
BackKey();
183
}
return super.onKeyDown(keyCode, event);
}
protected void BackKey() {
Intent intent = new Intent(NexFiPerawatan.this, MenuMotorSuzuki.class);
startActivity(intent);
NexFiPerawatan.this.finish();
}
}
NexFiDealer.java
package com.apps.injection;
import android.app.Activity;
import android.content.Intent;
import android.os.Bundle;
import android.view.KeyEvent;
public class NexFiDealer extends Activity {
/** Called when the activity is first created. */
@Override
public void onCreate(Bundle savedInstanceState) {
super.onCreate(savedInstanceState);
setContentView(R.layout.activity_nexfi_dealer);
}
public boolean onKeyDown(int keyCode, KeyEvent event) {
if (keyCode == KeyEvent.KEYCODE_BACK) {
BackKey();
}
184
return super.onKeyDown(keyCode, event);
}
protected void BackKey() {
Intent intent = new Intent(NexFiDealer.this, MenuMotorSuzuki.class);
startActivity(intent);
NexFiDealer.this.finish();
}
}
MenuProfil.java
package com.apps.injection;
import android.app.Activity;
import android.os.Bundle;
public class MenuProfil extends Activity {
/** Called when the activity is first created. */
@Override
public void onCreate(Bundle savedInstanceState) {
super.onCreate(savedInstanceState);
setContentView(R.layout.activity_profil);
}
}
Activity_menu.xml
<?xml version="1.0" encoding="UTF-8"?> <LinearLayout xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:background="#009900"> <RelativeLayout android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:layout_marginBottom="25px" android:layout_marginTop="25px"
185
android:background="#ffffff" android:paddingLeft="5px" android:paddingRight="5px" > <TextView android:id="@+id/selection" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:background="#ffffff"/> <ListView android:id="@android:id/list" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:background="#ffffff"/> </RelativeLayout> </LinearLayout>
Row_menu.xml
<?xml version="1.0" encoding="UTF-8"?> <LinearLayout xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:background="#ffffff"> <ImageView android:id="@+id/icon" android:layout_width="32px" android:layout_height="32px" android:layout_marginBottom="10px" android:layout_marginLeft="10px" android:layout_marginRight="10px" android:layout_marginTop="10px" android:background="#ffffff" android:src="@drawable/icon" /> <TextView android:id="@+id/label" android:text="@+id/label" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:layout_marginTop="15px" android:layout_marginBottom="15px" android:textSize="14px" android:textColor="#000000" android:background="#ffffff"/> </LinearLayout>
Activity_list.xml
<?xml version="1.0" encoding="utf-8"?> <LinearLayout xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:background="#ffffff"> <TextView android:id="@+id/label" android:text="@+id/label" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:layout_marginBottom="15px" android:layout_marginLeft="10px" android:layout_marginRight="10px" android:layout_marginTop="15px" android:background="#ffffff" android:textColor="#000000" android:textSize="14px" /> </LinearLayout>
Activity_layout_list.xml
186
<?xml version="1.0" encoding="UTF-8"?> <LinearLayout xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:background="#009900"> <LinearLayout android:gravity="center_vertical" android:orientation="vertical" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:layout_marginTop="25px" android:layout_marginBottom="25px" android:background="#ffffff"> </LinearLayout> </LinearLayout> Activity_mainsplash.xml <?xml version="1.0" encoding="utf-8"?> <LinearLayout xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:background="#000000" android:gravity="center_vertical" android:orientation="vertical"> <TextView android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textStyle="bold" android:textColor="#ffffff" android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_marginLeft="15dp" android:layout_marginRight="15dp" android:layout_marginTop="2dp" android:text="Aplikasi Perawatan Sepeda Motor Otomatis Berinjeksi Berbasis Mobile\n\nTeknik Informatika\nUIN Syarif Hidayatullah" android:textSize="16px" android:layout_marginBottom="2px"/> <ProgressBar android:id="@+id/progg" style="?android:attr/seekBarStyle" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="5dp" android:layout_marginLeft="10dp" android:layout_marginRight="10dp" android:layout_marginTop="275dp"/> <TextView android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:text="@string/text_loading" android:textStyle="bold|italic" android:textColor="#ffffff" android:layout_gravity="center" android:layout_marginLeft="15dp" android:layout_marginRight="15dp" android:layout_marginTop="5dp" android:textSize="24sp"/> </LinearLayout> Activity_injection.xml
<?xml version="1.0" encoding="UTF-8"?> <LinearLayout xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:background="#009900"> <LinearLayout android:gravity="center_vertical" android:orientation="vertical"
187
android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:layout_marginTop="25px" android:layout_marginBottom="25px" android:background="#ffffff"> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="Injection" android:textSize="36px" android:layout_marginBottom="25px"/> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="Konten" android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> </LinearLayout> </LinearLayout> Activity_honda.xml
<?xml version="1.0" encoding="UTF-8"?> <LinearLayout xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:background="#009900"> <LinearLayout android:gravity="center_vertical" android:orientation="vertical" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:layout_marginTop="25px" android:layout_marginBottom="25px" android:background="#ffffff"> <ImageView android:src="@drawable/logo_honda" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <Button android:id="@+id/btnMenu1" android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="wrap_content" android:text="BEAT-FI" android:textSize="20px"/> <Button android:id="@+id/btnMenu2" android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="wrap_content" android:text="Perawatan" android:textSize="20px"/> <Button android:id="@+id/btnMenu3" android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="wrap_content" android:text="Dealer" android:textSize="20px"/> </LinearLayout> </LinearLayout>
188
Activity_beatfi_spesifikasi.xml
<?xml version="1.0" encoding="UTF-8"?> <ScrollView xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent"> <LinearLayout xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:background="#009900"> <LinearLayout android:gravity="center_vertical" android:orientation="vertical" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:layout_marginTop="25px" android:layout_marginBottom="25px" android:background="#ffffff"> <ImageView android:src="@drawable/logo_beat" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <ImageView android:src="@drawable/motor_beat" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="Panjang X lebar X tinggi :\n1.863 X 675 X 1.072 mm\nJarak sumbu roda :\n1.256 mm\nJarak terendah ke tanah :\n140 mm\nBerat kosong :\n93 Kg\nTipe rangka :\nTulang punggung\nTipe suspensi depan :\nTeleskopik\nTipe suspensi belakang :\nLengan ayun suspensi tunggal\nUkuran ban depan :\n80/90-14 M/C 40P\nUkuran ban belakang : \n 90/90-14 M/C 46P\nRem depan : \nCakram hidrolik piston tunggal\nRem belakang : \nTeromol\nKapsitas tangki bahan bakar : \n3,7 liter\nTipe mesin : \n4 langkah, OHC\nDiameter X langkah :\n50 X 55 mm\nVolume mesin :\n108 cc\nPerbandingan Kompresi :\n9,2 : 1\nDaya maksimum :\n6.27 kW (8,52 PS) / 8.000 rpm\nTorsi maksimum :\n8.68 Nm (0,89 kgf.m) / 6.500 rpm\nKapasitas oli mesin :\n0.8 liter / periodik\nTipe kopling :\nOtomatis, sentrifugal, kering\nGigi transmisi :\nOtomatis, V-matic\nStarter :\nPedal dan elektrik\nAki :\nMF battery 12V 3ah\nBusi :\nNGK CPR9EA-9 ; DENSO U27EPR9" android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> </LinearLayout> </LinearLayout> </ScrollView>
Activiti_beatfi_perawatan.xml
<?xml version="1.0" encoding="UTF-8"?> <ScrollView xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent"> <LinearLayout xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:background="#009900"> <LinearLayout android:gravity="center_vertical" android:orientation="vertical" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:layout_marginTop="25px" android:layout_marginBottom="25px" android:background="#ffffff"> <ImageView android:src="@drawable/logo_beat"
189
android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <ImageView android:src="@drawable/motor_beat" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="Panjang X lebar X tinggi :\n1.863 X 675 X 1.072 mm\nJarak sumbu roda :\n1.256 mm\nJarak terendah ke tanah :\n140 mm\nBerat kosong :\n93 Kg\nTipe rangka :\nTulang punggung\nTipe suspensi depan :\nTeleskopik\nTipe suspensi belakang :\nLengan ayun suspensi tunggal\nUkuran ban depan :\n80/90-14 M/C 40P\nUkuran ban belakang : \n 90/90-14 M/C 46P\nRem depan : \nCakram hidrolik piston tunggal\nRem belakang : \nTeromol\nKapsitas tangki bahan bakar : \n3,7 liter\nTipe mesin : \n4 langkah, OHC\nDiameter X langkah :\n50 X 55 mm\nVolume mesin :\n108 cc\nPerbandingan Kompresi :\n9,2 : 1\nDaya maksimum :\n6.27 kW (8,52 PS) / 8.000 rpm\nTorsi maksimum :\n8.68 Nm (0,89 kgf.m) / 6.500 rpm\nKapasitas oli mesin :\n0.8 liter / periodik\nTipe kopling :\nOtomatis, sentrifugal, kering\nGigi transmisi :\nOtomatis, V-matic\nStarter :\nPedal dan elektrik\nAki :\nMF battery 12V 3ah\nBusi :\nNGK CPR9EA-9 ; DENSO U27EPR9" android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> </LinearLayout> </LinearLayout> </ScrollView>
Activity_beatfi_perawatan.xml
<?xml version="1.0" encoding="UTF-8"?> <ScrollView xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent"> <LinearLayout xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:background="#009900"> <LinearLayout android:gravity="center_vertical" android:orientation="vertical" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:layout_marginTop="25px" android:layout_marginBottom="25px" android:background="#ffffff"> <ImageView android:src="@drawable/logo_beat" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="1. REM DEPAN \n\nPeriksa tinggi permukaan minyak rem dengan posisi tegak. Permukaan minyak rem harus berada di atas tanda batas LOWER." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/lower_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000"
190
android:text="\n\nJika permukaan berada pada atau di bawah tanda batas LOWER, periksalah kanvas rem terhadap keausan. \n\nKanvas rem yang aus harus diganti. \n\nJika tidak aus, periksalah sistem rem Anda tehadap kebocoran." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/indikatorrem_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\nMinyak rem yang dianjurkan adalah minyak rem Honda DOT 3 atau DOT 4 dari kemasan yang masih bersegel, atau yang setara. \n\nPemeriksaan lainnya adalah pastikan tidak ada cairan yang bocor. \n\nPeriksa selang dan dan sambungan terhadap adanya kondisi pemburukan atau keretakan. \n\n2. REM BELAKANG \n\nSetel jarak main bebas handel rem depan dengan posisi ban depan lurus. \n\nPenyetelan rem : \n\na. Posisikan skuter pada standar tengah. \n\nb. Ukur jarak pergerakan handel rem belakang sebelum rem terasa menahan. Jarak main bebas pada ujung handel rem harus :10 - 20 mm." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/handelblk_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\n\nc. Jika diperlukan penyetelan, putar mur penyetelan rem belakang. penyetelan dengan cara memutar mur penyetelan rem belakang setengah putaran setiap kalinya. Pastikan potongan pada mur penyetel duduk pada pen lengan rem setelah melakukan penyetelan akhir jark main bebas." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/remblk_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\n\nd. Lakukan pengeremen beberapa kali dan periksa apakah roda dapat berputar bebas setelah handel rem dilepaskan. \n\nApabila dengan metode ini penyetelan tidak berhasil, kunjungilah bengkel resmi Honda (AHASS). \n\nSetelah penyetelan, tekan lengan rem untuk memastikan bahwa ada celah antara penyetel rem belakang dan pen lengan rem. \n\nSetelah penyetelan, periksa kembali jarak main bebas handel rem." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/stelremblk_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000"
191
android:text="\nPeriksa juga kabel rem terhadap kekauan atau tanda-tanda keausan yang menyebabkan kemacetan atau gangguan. Lumasi kabel rem dengan pelumas kabel yang tersedia di pasaran untuk mencegah keausan dini atau karat." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/stelremblk2_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\nPastikan lengan rem, pegas dan pengikat-pengikat dalam kondisi baik. \n\n3. BAHAN BAKAR \n\nTangki bahan bakar terletak di bawah jok, kapasitas tangki adalah 3,7 L. Buka jok, lepaskan penutup pengisian bahan bakar dengan memutarnya berlawan arah jarum jam. \n\nJangan mengisi tangki berlebihan, tidak boleh ada bahan bakar pada leher pengisian. \n\nSetelah pengisian bahan bakar, pastikan untuk mengencangkan tutup pengisian bahan bakar erat-erat dengan memutarnya searah jarum jam. Pastikan bahwa tanda panah pada tutup pengisian dan tutup tangki bahan bakar bertepatan." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/tangki_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\n\nBensin sanagat mudah terbakar dan dapat meledak. Anda dapat terbakar atau terluka parah saat menangani bensin. \n\nYang sangat perlu diperhatikan adalah matikan mesin dan jauhkan dari panas, percikan bunga api dan api. Selalu isi bahan bakar ditempat terbuka dan lap segera bensin yang tertumpah. \n\nGunakan bensin tanpa timbal dengan angka oktan RON (Research Octan Number) 88 atau lebih tinggi. Penggunaan bensin bertimbal akan menyebabkan kerusakan prematur pada catalytic converter. \n\nDan apabila terjadi Knocking atau suara letupan pada knalpot pada kecepatan mesin stabil dan dengan beban normal, gantilah bensin yang ada dengan yang baru. Jika masih terjadi Knocking konsultasikan ke bengkel resmi Honda/AHASS Anda. Apabila hal ini di abaikan maka dianggap sebagai kesalahan pemakai, dan kerusakan yang disebabkan oleh kesalahan pemakai tidak di tanggung oleh Honda. \n\n4. OLI MESIN \n\nPeriksa tinggi permukaan oli mesin setiap hari sebelum mengendarai skuter. \n\nTinggi permukaan harus dijaga diantara tanda batas teratas dan terendah pada tangkai pengukur. \n\na. Hidupkan mesin dan biarkan berputar stasioner selama 3 -5 menit. \n\nb. Matikan mesin dan posisikan skuter pada standar tengah di atas permukaan datar. \n\nc. Setelah 2 - 3 menit, lepaskan tutup pengisian oli/tangkai pengukur, lap bersih, dan masukan tutup pengisian oli/tangakai pengukur tanpa menyekrupnya ke dalam. lepaskan tutup pengisian oli/tangakai pengukur. Tinggi permukaan oli harus berada antara tanda batas teratas dan terendah pada tutup pengisian oli/tangkai pengukur. \n\nd. Bila perlu, tambahkan oli sesuai spesifikasi sampai tanda batas teratas. Jangan mengisi sampai berlebihan. \n\ne. Pasang kembali tutup pengisian oli/tangkai pengukur. Periksa terhadap kebocoran oli." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/cekoli_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\n\nRekomendasi Oli \nKlasifikasi API : SG atau lebih tinggi kecuali oli yang diberikan label energy conserving (hemat energi) pada label servis API berbentuk bundar. \nViskositas : SAE 10W-30 \nStandart JASO T903 : MB \nOli yang dianjurkan : OLI SEPEDA MOTOR 4 TAK Honda atau yang setara.
192
\n\nSkuter anda tidak memerlukan aditif pada oli. Pakailah Jenis oli yang dianjurkan. \n\nJangan memakai oli dengan API SH atau lebih tinggi yang memakai label bundar API energy conserving pada kemasannya. Oli dapat mempengaruhi pelumasan dan unjuk kerja kopling. \n\nJangan memakai oli non-detergen, nabati atau oli untuk balapan berbahan dasar castor. \n\nPenggantian Oli Mesin \n\nKualitas oli mesin adalah faktor utama yang mempengaruhi umur pemakaian mesin. Gantilah oli mesin sesuai dengan ketentuan pada jadwal perawatan berkala. \n\nJika skuter Anda dijalankan dalam kondisi sangat berdebu, penggantian oli harus dilakukan dengan lebih sering dari pada yang ditentukan pada jadwal perawatan berkala. \n\nBuanglah oli mesin bekas dengan cara yang tidak merusak lingkungan. Kami menyarankan bahwa Anda membawanya dalam kaleng tertutup ketempat penampungan oli bekas atau AHASS anda untuk dikumpulkan dan diolah kembali. Jangan membuangnya ditempat sampah atau menuangkannya di tanah atau ke dalam selokan. \n\nOli mesin bekas dapat menyebabkan kanker kulit jika berulang kali mengenai kulit untuk waktu yang lama. Walaupun besar kemungkinan ini tidak terjadi kecuali jika Anda setiap hari menangani oli bekas, tetap dianjurkan untuk mencuci tangan Anda secara menyeluruh dengan air dan sabun sesegera mungkin setelah menangani oli bekas. \nPenggantian oli memerlukan torque wrench (kunci dengan pengukur torsi pengencangan). Jika Anda tidak memilikinya dan tidak mempunyai keterampilan yang diperlukan, kami menganjurkan Anda untuk menyerahkan pekerjaan ini kepada AHASS. \nGantilah oli mesin dengan mesin pada suhu operasi normal dan dengan skuter ditopang pada standar tengah untuk memastikan pengeluaran oli yang cepat dan menyeluruh. \n\na. Letakkan wadah pembuangan oli di bawah bak mesin. Lepaskan tutup pengisian oli/tangkai pengukur, baut pembuangan oli dan cincin perapat." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/bautoli_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\nb. Pasang sebuah cincin perapat baru pada baut pembuangan oli. \n\nc. Pasang baut pembuangan oli dan kencangkan, Torsi pengencangan baut pembuangan oli : 24 Nm (2.4 kgf m) \n\nd. Isi bak mesin dengan jenis oli yang dianjurkan sebanyak kira-kira : 0,7 L. \n\ne. Pasang kembali tutup pengisian oli/tangkai pengukur. \n\nf. Hidupkan mesin dan biarkan berputar stasioner selama 3 - 5 menit. \n\ng. Matikan mesin dan tunggu 2 -3 menit. Periksa ketinggian oli apakah berada pada tanda batas permukaan teratas pada tangkai tutup pengisian oli/tangkai pengukur dengan skuter berdiri tegak pada standar tengah dan permukaan yang arat. Pastikan bahwa tidak terdapat kebocoran oli. \n\nSaringan Kasa Oli Mesin \n\na. keluarkan oli mesin seperti di atas. \n\nb. Lepaskan tutup saringan kasa oli mesin." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/buangoli_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\n\nc. Pegas dan saringan kasa oli mesin akan keluar pada saat tutup saringan kasa oli mesin dilepaskan. \n\nd. Bersihkan saringan kasa oli. \n\ne. Periksa apakah saringan kasa oli mesin dan karet seal masih dalam kondisi yang baik. \n\nf. Ganti O-ring dan oleskan tipis oli mesin pada O-ring baro sebelum dipasang. \n\ng. Pasang saringan kasa oli mesin, pegas, O-ring dan tutup saringan kasa oli mesin. \n\nTorsi pengencangan tutup saringan kasa oli mesin : 20 Nm (2,0 kgf m). \n\nh. Pasang sebuah cincin perapat baru pada baut pembuangan oli. \n\ni. Pasang baut pembuangan oli dan kencangkan, torsi pengencangan baut pembuangan oli : 24 Nm (2.4 kgf m). \n\nj. Isi bak mesin dengan jenis oli yang dianjurkan sebanyak kira-kira : 0,8 L. \n\nk. Pasang kembali tutup pengisian oli/tangkai pengukur. \n\nl. Hidupkan mesin dan biarkan berputar stasioner selama 3 - 5 menit. \n\nm. 2 -3 menit setelah mematikan mesin, periksa ketinggian oli apakah berada pada tanda batas permukaan teratas pada tangkai tutup pengisian oli/tangkai pengukur dengan skuter berdiri tegak pada standar tengah dan permukaan yang datar. Pastikan bahwa tidak terdapat kebocoran oli. \n\n5. BAN
193
\n\nUntuk Mengeropasikan skuter, ban harus tepat jenis dan ukurannya, dalam kmondisi baik dengan telapak ban yang cukup tebal, dan dengan tekanan udara yang tepat. \n\nPenggunaan ban yang aus berlebihan atau dengan tekanan udara yang tidak sesuai dapat menyebabkan kecelakaan dimana anda dapat terluka parah atau meninggal. \n\nTekanan Udara ban \n\nBan dengan tekanan udara yang tepat memberikan kombinasi terbaik dari pengendalian, umur telapak ban, dan kenyamanan berkendara. Pada umumnya, ban yang kurang tekanan udaranya akan aus secara tidak merata, memperburuk pengendalian, dan lebih besar kemungkinan mengalami kerusakan panas berlebihan. Ban yang kurang tekanan udaranya pada saat berjalan dipermukaan berbatu, dapat juga mengakibatkan kerusakan roda. Ban dengan tekanan udara berlebihan membuat pengemudian skuter Anda lebih keras, dan lebih mudah rusak akibat dari gangguan permukaan jalan, serta akan aus dengan tidak merata. \n\nPastikan Bahwa tutup pentil ban terpasang dengan erat. Bila perlu, pasang tutup pentil ban yang baru. \n\nSelalu periksa tekanan udara ban sewaktu ban dalam keadaan dingin - ketika skuter telah di parkir sekurangnya tiga jam. Jika anda memeriksa tekanan udara sewaktu ban dalam keadaan panas - ketika skuter baru dikendarai beberapa kilometer saja - tekanan akan lebih tinggi dibanding dari pada ban dalam keadaaan dingin. Ini normal, jadi jangan kurangi udara daru ban, agar tetap sesuai dengan rekomendasi tekanan udara ban yang diberikan di bawah ini. Jika Anda melakukan ini, ban akan kekurangan tekanan udara. \n\nTekanan ban udara ban dalam keadaaan dingin yang direkomendasi adalah : \nnPengemudi saja : \nDepan : 200 (2.00, 29) kPa (kgf/cm2, psi). \nBelakanf : 225 (2.25, 33) kPa (kgf/cm2, psi). \nPengemudi dan seorang penumpang : \nDepan : 200 (2.00, 29) kPa (kgf/cm2, psi). \nBelakang : 225 (2.25, 33) kPa (kgf/cm2, psi). \n\nPemeriksaaan. \n\nSewaktu Anda memeriksa tekanan udara ban, Anda juga harus memeriksa telapak ban dan dinding samping ban terhadap keausan, kerusakan, dan benda-benda asing : \n\nCarilah : \n\na. Benjolan atau tonjolan pada bagian samping ban atau pada telapak ban. Ganti ban jika anda temukan benjolan atau tonjolan. \n\nb. Sayatan, robekan atau retak-retak pada ban. Ganti ban jika lapisan tenun atau kawat terlihat. \n\nc. Keausan berlebih pada telapak ban. \n\nJuga, jika Anda mengahantam lubang jalan atau benda keras, hentikan skuter sesegera mungkin di pinggir jalan dan periksa ban dengan seksama terhadap kerusakan. \n\nKeausan Telapak Ban." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/indikator_ban" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\nSegera ganti ban apabila indikator keausan tampak pada ban. \n\nPerbaikan dan penggantian ban dalam. \nJika ban dalam tertusuk atau rusak, Anda harus menggantinya secepat mungkin. Ban dalam yang diperbaiki mungkin tidak sama keandalannya dengan ban dalam baru, dan mungkin akan bermasalah ketika Anda berkendara. \n\nJika Anda perlu membuat perbaikan sementara dengan menambal ban dalam, berhati-hatilah saat berkendara dengan mengurangi kecepatan dan ganti ban dalam sebelum Anda berkendara kembali. Setiap saat ban dalam diganti, ban harus diperiksa dengan teliti seperti dijelaskan sebelumnya. \n\nPenggantian Ban. \n\nBan skuter Anda telah dirancang untuk mengimbangi kemampuan unjuk kerja skuter dan memberikan kombinasi terbaik dari pengendalian, pengereman, daya tahan dan kenyamanan. \n\nPemasangan ban yang tidak sesusai pada skuter Anda dapat mempengaruhi pengendalian dan stabilitas. Ini dapat menyebabkan kecelakaan dimana Anda dapat terluka parah atau meninggal. \n\nGunakan selau jenis ban dan ukuran yang dianjurkan. \n\nBan yang direkomendasikan untuk skuter Anda adalah : \nDepan : 80/90-14M/C SRI FT235. \nBelakang : 90/90-14M/C SRI FT235. \nJenis : bias-ply, tube. \n\nSetiap kali Anda mengganti ban, pakailah ukuran yang sama dengan yang asli terpasang pada skuter dan pastikan bahwa roda dibalans setelah ban baru dipasang. \n\nJuga ingat untuk mengganti ban dalam setiap kali Anda mengganti ban luar. Ban dalam yang lama barangkali telah longgar dan jika dipasang di dalam ban luar baru, kemungkinan tidak berfungsi dengan baik. \n\n6. BUSI \n\nBusi yang direkomendasikan : \nStandart : CPR9EA-9 (NGK) atau U27EPR9 (DENSO) \nJangan sekali-kali memakai busi dengan jangkuan panas yang tidak sesuai. Hal inidapat mengakibatkan kerusakan mesin yang parah. \n\na. Lepaskan cover tengah dengan melepas sekrup-sekrup." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/>
194
<ImageView android:src="@drawable/bukacover_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\nb. lepaskan tutup busi dari busi. \n\nc. Bersihkan kotoran di sekitar lubang busi. Lepaskan busi dengan menggunakan kunci busi yang disediakan diantar kunci perkakas." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/tutupbusi_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\nd. Periksa elektroda dan porselin pusat terhadap endapan, erosi atau pengotoran karbon. Jika banyak terdapat erosi atau endapan, ganti busi. Bersihkan busi yang kotor karena karbon atau basah dengan alat plug cleaner, atau pakai sikat kawat. \n\ne. Periksa jarak renggang busi menggunakan pengukur kerenggangan. Jika diperlukan penyetelan, tekuk elektroda samping dengan hati-hati. \nJarak renggang busi harus sebesar : 0,80 - 0,90 mm" android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/busi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\nf. Pastikan cincin busi dalam keadaaan baik. \n\ng. Dengan cincin busi dalam keadaaan terpasang, pasang busi dengan tangan untuk menghindari pemasangan yang miring. \n\nh. Kencangkan busi : \njika busi lama masih baik : 1/8 putaran setelah busi menyentuh dudukan. \nJika menggunakan busi baru, kencangkan sebanyak dua kali untuk mencegah terjadinya pelonggaran : \nP\nertama, kencangkan busi : \nNGK : 1/2 putaran setelah busi menyentuh dudukan. \n\nDENSO : 3/4 putaran setelah busi menyentuh dudukan \nLalu longgarkan busi. \nKemudian, kencangkan busi kembali : 1/8 putaran setelah busi menyentuh dudukan. \n\nBusi yang tidak dikencangkan dengan benar dapat merusak mesin. Apabila busi terlalu longgar, maka piston bisa menjadi rusak. Apabila busi terlalu kencang, ulir-ulirnya bisa menjadi rusak. \n\ni. Pasang kembali tutup busi. Pastikan kabel busi tidak terjepit \n\nj. Pasang kembali bagian-bagian yang dilepaskan dalam urutan terbalik dari pelepasan. \n\n7. CARA KERJA GAS TANGAN \n\nPeriksa terhadap kehalusan perputaran gas tangan dari posisi terbuka penuh sampai posisi tertutup penuh pada kedua posisi membelok penuh ke kanan dan ke kiri dari kemudi. \n\n8. PEMERIKSAAN SUSPENSI DEPAN DAN BELAKANG \n\na. Periksa garpu depan dengan mengunci rem depan dan memompa garpu naik turun dengan kuat. Pergerakan suspensi harus lancar dan tidak boleh ada kebocoran oli. \n\nb. Selongsong penggantung mesin - dapat diperiksa dengan menekan kuat terhadap bagian samping roda belakang sementara skuter pada stndar tengah dan memeriksa terhadap kelonggran selongsong penggantung mesin. \n\nc. Dengan seksama periksalah semua pengencangan suspensi depan dan belakang terhadap kekencangan pemasangan. \n\n9. STANDAR SAMPING \n\nLakukan perawatan berikut sesuai dengan jadwal perawatan berkala. \n\nPemeriksaan fungsi : \n\nPeriksa pegas standar samping terhadap kerusakan atau hilangnya tegangan dan standar samping terhadap kebebasan pergerakan.
195
\n\nPeriksa sistem saklar pemati mesin di standar samping : \n\na. Posisikan skuter pada standar tengah. \n\nb. Naikkan standar samping keatas dan hidupkan mesin.:" android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/standar_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\nc. Turunkan stndar samping. Mesin seharusnya mati begitu Anda menurunkan standar samping. \n\nJika sistem standar samping tidak berfungsi dengan semestinya, kunjungi bengkel AHASS Anda untuk diservis. \n\n10. BATERAI \n\nTidak perlu memeriksa tinggi permukaan elektrolit baterai atau menambahkan air suling oleh karena baterai dari jenis bebas-perawatan (disegel). \n\nJika baterai Anda tampaknya lemah dan atau terjadi kebocoran elektrolit (menyebabkan kesulitan untuk menghidupkan mesin atau kerusakan listrik lain), hubungi AHASS Anda. \n\nBaterai Anda dari jenis bebas perawatan dan dapat rusak secara permanen jiak strip pelindung tutup pengisian dilepaskan. \n\nPERINGATAN \nBaterai mengeluarkan gas hidrogen yang dapat meledak selama pengoprsian normal. \n\nSebuah percikan bunga api atau lidah api dapat menyebabkan meledaknya baterai dengan kekuatan cukup besar untuk membunuh atau melukai Anda dengan parah \n\nPakailah pelindung dan pelindung muka atau serahkan perawatan baterai kepada seorang mekanik yang berpengalaman. \n\nPelepasan : \na. Pastikan kunci kontak pada posisi OFF. \n\nb. Lepaskan penutup ke baterai dan tutup baterai dari lantai pijakan dengan melepas sekrup-sekrup." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/tmptskring_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\nc. Lepaskan kabel terminal negatif (-) dari baterai terlebih dahulu, kemudian lepaskan kabel terminal (+). \nd. Tarik keluar baterai dari kotak baterai." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/lokasiskring_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\n\nPemasangan \n\nna. Pemasangan dilakukan kebalikan dari proses pelepasan. Pastikan terminal (+) yang pertama terhubung, baru kemudian terminal (-). \n\nb. Periksa semua baut dan sekrup sudah dikencangkan semua. \n\n11. PENGGANTIAN SEKRING \n\nJika sekring sering putus, ini biasanya menunjukan adanya hubungan singkat atau beban berlebihan pada sistem listrik. Hubungi AHASS Anda untuk memperbaikinya. \n\nPERHATIAN
196
\nJangan sekali-kali menggunakan sekring denga ukuran berbeda dari yang ditentukan. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan parah pada sistem listrik atau mengakibatkan kebakaran, menyebabkan matinya lampu atau hilangnya tenaga mesin. \n\nKotak Sekring \nKotak sekring terletak di dekat baterai. Sekring yang ditentukan adalah : \nSekring Utama : 15 A \nSekring Pendukung : 10 A \n\na. Lepaskan penutup ke baterai dan tutup baterai dari lantai pijakan. \n\nb. Buka penutup kotak sekring." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/kotakskring_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\nc. Tarik keluar sekring yang lama. Jika sekring putus, pasang sekring baru. \nSekring cadangan terletak di dekat kotak sekring. \n\nd. Pasang penutup kotak sekring. \n\ne. Pasang tutup bateraai dan penutup ke baterai. \n\n12 PENGGANTIAN BOHLAM \n\nBohlam menjadi sangat panas pada waktu lampu posisi ON, dan akan tetap panas selama beberapa waktu setelah di kembalikan ke posisi OFF. Pastikan untuk membiarkannya menjadi dingin sebelum di servis. \n\nPastikan memutar kunci kontak ke posisi OFF sebelum mengganti bohlam. \n\nJangan memakai bohlam dari jenis lain dari pada yang di tentukan. \n\nSetelah memasang bohlam baru, periksa bahwa lampu beroprasi dengan baik. \n\nBohlam Lampu Besar \n\na. Lepaskan Cover Depan. \n\nb. Lepaskan karet penutup debu. \n\nc. Tekan soket sedikit dan putar berlawanan arah jarum jam. \n\nd. Lepaskan soket dan bohlam." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/lampudpn_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\ne. Pasang bohlam baru dalam dalam urutan terbalik dari pelepasan. \nPasang Karet penutup debu dengan tanda TOP menghadap ke atas. \n\nf. Pasang kembali bagian-bagian yang dilepaskan dengan urutan terbalik dari pelepasan. \n\nBohlam Lampu Senja. \n\na. Lepaskan Cover depan \n\nb. Putar soket berlawanan arah jarum jam, lalu tarik keluar." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/lampusenja_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\nc. Pasang bohlam baru dalam urutan terbalik dari pelepasan. \nPakailah hanya bohlam bening. \nPastikan tanda Segitiga pada soket dan rumah lampu senja bertepatan. \n\ne. Pasang kembali bagian-bagian yang dilepaskan dengan urutan terbalik dari pelpasan. \n\nLampu Rem Belakang \n\na. Buka jok. \n\b. Putar soket berlawanan arah jarum jam, lalu tarik keluar.
197
\n\nc. Tekan dengan perlahan bohlam dan putar berlawanan arah jarum jam." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/lampublk_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\nd. Pasang bohlam baru dalam urutan terbalik dari perlepasan. \n\ne. Tutup jok dan kunci dengan erat \n\nBohlam Lampu Sein Depan \n\nPenggantian bohlam lampu sein kanan dan kiri dapat dilakukan secara bersamaan. \n\na. Lepaskan Cover depan. \n\nb. Putar soket berlawanan arah jarum jam, lalu tarik keluar." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/seindpn_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\n\nc. Tarik bohlam keluar tanpa memutar. \nd. Pasang bohlam baru dalam urutan terbalik dari pelepasan. \nPakailah hanya bohlam kuning. \nPastikan bahwa tanda Segitiga pada soket dan rumah lampu sein depan sudah saling bertepatan. \n\ne. Pasang kembali bagian-bagian yang dilepaskan dengan urutan terbalik dari pelpasan. \n\nBohlam Lampu Sein Belakang \n\nPenggatian bohlam lampu sein belakang dapat dilakukan secara bersamaan. \n\na. Buka jok. \n\nb. Putar soket berlawanan arah jarum jam, lalu tarik keluar. \n\nc. Tarik bohlam keluar tanpa memutar." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/seinblk_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\nd. Pasang bohlam baru dalam urutan terbalik dari pelepasan. \nPakailah hanya bohlam kuning. \n\ne. Tutup jok dan kunci dengan erat. \n\n13. MEMBERSIHKAN SKUTER \n\nBersihkan skuter Anda secara teratur untuk melindungi permukaan cat dan plastik, dan memeriksa terhadap kerusakan, keausan, dan kebocoran oli, cairan pendingin atau minyak rem. \n\nJangan memakai produk pembersih yang tidak dirancang khusus untuk permukaan badan skuter atau mobil. \n\nProduk-produk ini mungkin mengandung deterjen atau pelarut kimia yang keras yang dapat merusak logam, cat dan plastik pada skuter anda. \n\nJika skuter masih panas karena baru saja dipakai, tunggulah sampai mesin dan sistem pembuangan gas telah menurun suhunya. \n\nDianjurkan untuk tidak memakai penyemprot air bertekanan tinggi. \n\nMencuci Skuter \n\na. Bilaslah skuter secara menyeluruh dengan air dingin untuk melepaskan kotoran. \n\nb. Bersihkan skuter dengan spons atau kain lunak dengan menggunakan air dingin. \nJangan mengarahkan air ke lubang knalpot dan komponen kelistrikan skuter. \n\nc. Bersihkan parts plastik dan lensa lampu depan dengan memakai kain atau spons yang dilembabkan dengan larutan dari deterjen lunak dan air. Gosoklah daerah yang kotor dengan lembut dengan membilasnya berulang kali dengan air bersih.
198
\nPerhatikan untuk selalu membersihkan skuter dari minyak rem atau pelarut bahan kimia. Karena pelarut bahan kimia dan minyak rem tersebut akan merusak permukaan plastik dan permukaan yang dicat. \nBagian dalam lensa lampu depan mungkin akan berembun segera setelah mencuci skuter. Kondensasi kelembaban di dalam lensa lampu depan akan berangsur hilang apabila lampu besar dihidupkan pada sinar lampu jauh. Hidupkan mesin sebelum menyalakan lampu besar. \n\nd. Setelah membersihkannya, bilaslah skuter secara menyeluruh dengan banyak air bersih. Sisa deterjen keras yang teringgal dapat mengakibatkan karat pada parts dari logam campuran. \n\ne. Keringkan skuter, Hidupkan mesin dan biarkan menyala selama beberapa menit. \n\nf. Ujilah rem sebelum mengendarai skuter. Beberapa kali pengereman mungkin diperlukan untuk mengembalikan daya pengereman normal. \n\nEfisiensi pengereman mungkin akan berkuarang untuk sementara segera setelah skuter dicuci. \n\nPerkirakan bahwa jarak pengereman akan menjadi lebih panjang sehingga Anda dapat terhindar dari kecelakaan." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> </LinearLayout> </LinearLayout> </ScrollView>
Activity.beatfi.dealer.xml
<?xml version="1.0" encoding="UTF-8"?> <ScrollView xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent"> <LinearLayout xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:background="#009900"> <LinearLayout android:gravity="center_vertical" android:orientation="vertical" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:layout_marginTop="25px" android:layout_marginBottom="25px" android:background="#ffffff"> <ImageView android:src="@drawable/logo_beat" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="1. REM DEPAN \n\nPeriksa tinggi permukaan minyak rem dengan posisi tegak. Permukaan minyak rem harus berada di atas tanda batas LOWER." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/lower_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\n\nJika permukaan berada pada atau di bawah tanda batas LOWER, periksalah kanvas rem terhadap keausan. \n\nKanvas rem yang aus harus diganti. \n\nJika tidak aus, periksalah sistem rem Anda tehadap kebocoran." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/indikatorrem_beatfi"
199
android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\nMinyak rem yang dianjurkan adalah minyak rem Honda DOT 3 atau DOT 4 dari kemasan yang masih bersegel, atau yang setara. \n\nPemeriksaan lainnya adalah pastikan tidak ada cairan yang bocor. \n\nPeriksa selang dan dan sambungan terhadap adanya kondisi pemburukan atau keretakan. \n\n2. REM BELAKANG \n\nSetel jarak main bebas handel rem depan dengan posisi ban depan lurus. \n\nPenyetelan rem : \n\na. Posisikan skuter pada standar tengah. \n\nb. Ukur jarak pergerakan handel rem belakang sebelum rem terasa menahan. Jarak main bebas pada ujung handel rem harus :10 - 20 mm." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/handelblk_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\n\nc. Jika diperlukan penyetelan, putar mur penyetelan rem belakang. penyetelan dengan cara memutar mur penyetelan rem belakang setengah putaran setiap kalinya. Pastikan potongan pada mur penyetel duduk pada pen lengan rem setelah melakukan penyetelan akhir jark main bebas." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/remblk_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\n\nd. Lakukan pengeremen beberapa kali dan periksa apakah roda dapat berputar bebas setelah handel rem dilepaskan. \n\nApabila dengan metode ini penyetelan tidak berhasil, kunjungilah bengkel resmi Honda (AHASS). \n\nSetelah penyetelan, tekan lengan rem untuk memastikan bahwa ada celah antara penyetel rem belakang dan pen lengan rem. \n\nSetelah penyetelan, periksa kembali jarak main bebas handel rem." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/stelremblk_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\nPeriksa juga kabel rem terhadap kekauan atau tanda-tanda keausan yang menyebabkan kemacetan atau gangguan. Lumasi kabel rem dengan pelumas kabel yang tersedia di pasaran untuk mencegah keausan dini atau karat." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/stelremblk2_beatfi" android:layout_width="wrap_content"
200
android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\nPastikan lengan rem, pegas dan pengikat-pengikat dalam kondisi baik. \n\n3. BAHAN BAKAR \n\nTangki bahan bakar terletak di bawah jok, kapasitas tangki adalah 3,7 L. Buka jok, lepaskan penutup pengisian bahan bakar dengan memutarnya berlawan arah jarum jam. \n\nJangan mengisi tangki berlebihan, tidak boleh ada bahan bakar pada leher pengisian. \n\nSetelah pengisian bahan bakar, pastikan untuk mengencangkan tutup pengisian bahan bakar erat-erat dengan memutarnya searah jarum jam. Pastikan bahwa tanda panah pada tutup pengisian dan tutup tangki bahan bakar bertepatan." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/tangki_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\n\nBensin sanagat mudah terbakar dan dapat meledak. Anda dapat terbakar atau terluka parah saat menangani bensin. \n\nYang sangat perlu diperhatikan adalah matikan mesin dan jauhkan dari panas, percikan bunga api dan api. Selalu isi bahan bakar ditempat terbuka dan lap segera bensin yang tertumpah. \n\nGunakan bensin tanpa timbal dengan angka oktan RON (Research Octan Number) 88 atau lebih tinggi. Penggunaan bensin bertimbal akan menyebabkan kerusakan prematur pada catalytic converter. \n\nDan apabila terjadi Knocking atau suara letupan pada knalpot pada kecepatan mesin stabil dan dengan beban normal, gantilah bensin yang ada dengan yang baru. Jika masih terjadi Knocking konsultasikan ke bengkel resmi Honda/AHASS Anda. Apabila hal ini di abaikan maka dianggap sebagai kesalahan pemakai, dan kerusakan yang disebabkan oleh kesalahan pemakai tidak di tanggung oleh Honda. \n\n4. OLI MESIN \n\nPeriksa tinggi permukaan oli mesin setiap hari sebelum mengendarai skuter. \n\nTinggi permukaan harus dijaga diantara tanda batas teratas dan terendah pada tangkai pengukur. \n\na. Hidupkan mesin dan biarkan berputar stasioner selama 3 -5 menit. \n\nb. Matikan mesin dan posisikan skuter pada standar tengah di atas permukaan datar. \n\nc. Setelah 2 - 3 menit, lepaskan tutup pengisian oli/tangkai pengukur, lap bersih, dan masukan tutup pengisian oli/tangakai pengukur tanpa menyekrupnya ke dalam. lepaskan tutup pengisian oli/tangakai pengukur. Tinggi permukaan oli harus berada antara tanda batas teratas dan terendah pada tutup pengisian oli/tangkai pengukur. \n\nd. Bila perlu, tambahkan oli sesuai spesifikasi sampai tanda batas teratas. Jangan mengisi sampai berlebihan. \n\ne. Pasang kembali tutup pengisian oli/tangkai pengukur. Periksa terhadap kebocoran oli." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/cekoli_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\n\nRekomendasi Oli \nKlasifikasi API : SG atau lebih tinggi kecuali oli yang diberikan label energy conserving (hemat energi) pada label servis API berbentuk bundar. \nViskositas : SAE 10W-30 \nStandart JASO T903 : MB \nOli yang dianjurkan : OLI SEPEDA MOTOR 4 TAK Honda atau yang setara. \n\nSkuter anda tidak memerlukan aditif pada oli. Pakailah Jenis oli yang dianjurkan. \n\nJangan memakai oli dengan API SH atau lebih tinggi yang memakai label bundar API energy conserving pada kemasannya. Oli dapat mempengaruhi pelumasan dan unjuk kerja kopling. \n\nJangan memakai oli non-detergen, nabati atau oli untuk balapan berbahan dasar castor. \n\nPenggantian Oli Mesin \n\nKualitas oli mesin adalah faktor utama yang mempengaruhi umur pemakaian mesin. Gantilah oli mesin sesuai dengan ketentuan pada jadwal perawatan berkala. \n\nJika skuter Anda dijalankan dalam kondisi sangat berdebu, penggantian oli harus dilakukan dengan lebih sering dari pada yang ditentukan pada jadwal perawatan berkala.
201
\n\nBuanglah oli mesin bekas dengan cara yang tidak merusak lingkungan. Kami menyarankan bahwa Anda membawanya dalam kaleng tertutup ketempat penampungan oli bekas atau AHASS anda untuk dikumpulkan dan diolah kembali. Jangan membuangnya ditempat sampah atau menuangkannya di tanah atau ke dalam selokan. \n\nOli mesin bekas dapat menyebabkan kanker kulit jika berulang kali mengenai kulit untuk waktu yang lama. Walaupun besar kemungkinan ini tidak terjadi kecuali jika Anda setiap hari menangani oli bekas, tetap dianjurkan untuk mencuci tangan Anda secara menyeluruh dengan air dan sabun sesegera mungkin setelah menangani oli bekas. \nPenggantian oli memerlukan torque wrench (kunci dengan pengukur torsi pengencangan). Jika Anda tidak memilikinya dan tidak mempunyai keterampilan yang diperlukan, kami menganjurkan Anda untuk menyerahkan pekerjaan ini kepada AHASS. \nGantilah oli mesin dengan mesin pada suhu operasi normal dan dengan skuter ditopang pada standar tengah untuk memastikan pengeluaran oli yang cepat dan menyeluruh. \n\na. Letakkan wadah pembuangan oli di bawah bak mesin. Lepaskan tutup pengisian oli/tangkai pengukur, baut pembuangan oli dan cincin perapat." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/bautoli_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\nb. Pasang sebuah cincin perapat baru pada baut pembuangan oli. \n\nc. Pasang baut pembuangan oli dan kencangkan, Torsi pengencangan baut pembuangan oli : 24 Nm (2.4 kgf m) \n\nd. Isi bak mesin dengan jenis oli yang dianjurkan sebanyak kira-kira : 0,7 L. \n\ne. Pasang kembali tutup pengisian oli/tangkai pengukur. \n\nf. Hidupkan mesin dan biarkan berputar stasioner selama 3 - 5 menit. \n\ng. Matikan mesin dan tunggu 2 -3 menit. Periksa ketinggian oli apakah berada pada tanda batas permukaan teratas pada tangkai tutup pengisian oli/tangkai pengukur dengan skuter berdiri tegak pada standar tengah dan permukaan yang arat. Pastikan bahwa tidak terdapat kebocoran oli. \n\nSaringan Kasa Oli Mesin \n\na. keluarkan oli mesin seperti di atas. \n\nb. Lepaskan tutup saringan kasa oli mesin." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/buangoli_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\n\nc. Pegas dan saringan kasa oli mesin akan keluar pada saat tutup saringan kasa oli mesin dilepaskan. \n\nd. Bersihkan saringan kasa oli. \n\ne. Periksa apakah saringan kasa oli mesin dan karet seal masih dalam kondisi yang baik. \n\nf. Ganti O-ring dan oleskan tipis oli mesin pada O-ring baro sebelum dipasang. \n\ng. Pasang saringan kasa oli mesin, pegas, O-ring dan tutup saringan kasa oli mesin. \n\nTorsi pengencangan tutup saringan kasa oli mesin : 20 Nm (2,0 kgf m). \n\nh. Pasang sebuah cincin perapat baru pada baut pembuangan oli. \n\ni. Pasang baut pembuangan oli dan kencangkan, torsi pengencangan baut pembuangan oli : 24 Nm (2.4 kgf m). \n\nj. Isi bak mesin dengan jenis oli yang dianjurkan sebanyak kira-kira : 0,8 L. \n\nk. Pasang kembali tutup pengisian oli/tangkai pengukur. \n\nl. Hidupkan mesin dan biarkan berputar stasioner selama 3 - 5 menit. \n\nm. 2 -3 menit setelah mematikan mesin, periksa ketinggian oli apakah berada pada tanda batas permukaan teratas pada tangkai tutup pengisian oli/tangkai pengukur dengan skuter berdiri tegak pada standar tengah dan permukaan yang datar. Pastikan bahwa tidak terdapat kebocoran oli. \n\n5. BAN \n\nUntuk Mengeropasikan skuter, ban harus tepat jenis dan ukurannya, dalam kmondisi baik dengan telapak ban yang cukup tebal, dan dengan tekanan udara yang tepat. \n\nPenggunaan ban yang aus berlebihan atau dengan tekanan udara yang tidak sesuai dapat menyebabkan kecelakaan dimana anda dapat terluka parah atau meninggal. \n\nTekanan Udara ban \n\nBan dengan tekanan udara yang tepat memberikan kombinasi terbaik dari pengendalian, umur telapak ban, dan kenyamanan berkendara. Pada umumnya, ban yang kurang tekanan udaranya akan aus secara tidak merata, memperburuk pengendalian, dan lebih besar kemungkinan mengalami kerusakan panas berlebihan. Ban yang kurang tekanan udaranya pada saat
202
berjalan dipermukaan berbatu, dapat juga mengakibatkan kerusakan roda. Ban dengan tekanan udara berlebihan membuat pengemudian skuter Anda lebih keras, dan lebih mudah rusak akibat dari gangguan permukaan jalan, serta akan aus dengan tidak merata. \n\nPastikan Bahwa tutup pentil ban terpasang dengan erat. Bila perlu, pasang tutup pentil ban yang baru. \n\nSelalu periksa tekanan udara ban sewaktu ban dalam keadaan dingin - ketika skuter telah di parkir sekurangnya tiga jam. Jika anda memeriksa tekanan udara sewaktu ban dalam keadaan panas - ketika skuter baru dikendarai beberapa kilometer saja - tekanan akan lebih tinggi dibanding dari pada ban dalam keadaaan dingin. Ini normal, jadi jangan kurangi udara daru ban, agar tetap sesuai dengan rekomendasi tekanan udara ban yang diberikan di bawah ini. Jika Anda melakukan ini, ban akan kekurangan tekanan udara. \n\nTekanan ban udara ban dalam keadaaan dingin yang direkomendasi adalah : \nnPengemudi saja : \nDepan : 200 (2.00, 29) kPa (kgf/cm2, psi). \nBelakanf : 225 (2.25, 33) kPa (kgf/cm2, psi). \nPengemudi dan seorang penumpang : \nDepan : 200 (2.00, 29) kPa (kgf/cm2, psi). \nBelakang : 225 (2.25, 33) kPa (kgf/cm2, psi). \n\nPemeriksaaan. \n\nSewaktu Anda memeriksa tekanan udara ban, Anda juga harus memeriksa telapak ban dan dinding samping ban terhadap keausan, kerusakan, dan benda-benda asing : \n\nCarilah : \n\na. Benjolan atau tonjolan pada bagian samping ban atau pada telapak ban. Ganti ban jika anda temukan benjolan atau tonjolan. \n\nb. Sayatan, robekan atau retak-retak pada ban. Ganti ban jika lapisan tenun atau kawat terlihat. \n\nc. Keausan berlebih pada telapak ban. \n\nJuga, jika Anda mengahantam lubang jalan atau benda keras, hentikan skuter sesegera mungkin di pinggir jalan dan periksa ban dengan seksama terhadap kerusakan. \n\nKeausan Telapak Ban." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/indikator_ban" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\nSegera ganti ban apabila indikator keausan tampak pada ban. \n\nPerbaikan dan penggantian ban dalam. \nJika ban dalam tertusuk atau rusak, Anda harus menggantinya secepat mungkin. Ban dalam yang diperbaiki mungkin tidak sama keandalannya dengan ban dalam baru, dan mungkin akan bermasalah ketika Anda berkendara. \n\nJika Anda perlu membuat perbaikan sementara dengan menambal ban dalam, berhati-hatilah saat berkendara dengan mengurangi kecepatan dan ganti ban dalam sebelum Anda berkendara kembali. Setiap saat ban dalam diganti, ban harus diperiksa dengan teliti seperti dijelaskan sebelumnya. \n\nPenggantian Ban. \n\nBan skuter Anda telah dirancang untuk mengimbangi kemampuan unjuk kerja skuter dan memberikan kombinasi terbaik dari pengendalian, pengereman, daya tahan dan kenyamanan. \n\nPemasangan ban yang tidak sesusai pada skuter Anda dapat mempengaruhi pengendalian dan stabilitas. Ini dapat menyebabkan kecelakaan dimana Anda dapat terluka parah atau meninggal. \n\nGunakan selau jenis ban dan ukuran yang dianjurkan. \n\nBan yang direkomendasikan untuk skuter Anda adalah : \nDepan : 80/90-14M/C SRI FT235. \nBelakang : 90/90-14M/C SRI FT235. \nJenis : bias-ply, tube. \n\nSetiap kali Anda mengganti ban, pakailah ukuran yang sama dengan yang asli terpasang pada skuter dan pastikan bahwa roda dibalans setelah ban baru dipasang. \n\nJuga ingat untuk mengganti ban dalam setiap kali Anda mengganti ban luar. Ban dalam yang lama barangkali telah longgar dan jika dipasang di dalam ban luar baru, kemungkinan tidak berfungsi dengan baik. \n\n6. BUSI \n\nBusi yang direkomendasikan : \nStandart : CPR9EA-9 (NGK) atau U27EPR9 (DENSO) \nJangan sekali-kali memakai busi dengan jangkuan panas yang tidak sesuai. Hal inidapat mengakibatkan kerusakan mesin yang parah. \n\na. Lepaskan cover tengah dengan melepas sekrup-sekrup." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/bukacover_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal"
203
android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\nb. lepaskan tutup busi dari busi. \n\nc. Bersihkan kotoran di sekitar lubang busi. Lepaskan busi dengan menggunakan kunci busi yang disediakan diantar kunci perkakas." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/tutupbusi_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\nd. Periksa elektroda dan porselin pusat terhadap endapan, erosi atau pengotoran karbon. Jika banyak terdapat erosi atau endapan, ganti busi. Bersihkan busi yang kotor karena karbon atau basah dengan alat plug cleaner, atau pakai sikat kawat. \n\ne. Periksa jarak renggang busi menggunakan pengukur kerenggangan. Jika diperlukan penyetelan, tekuk elektroda samping dengan hati-hati. \nJarak renggang busi harus sebesar : 0,80 - 0,90 mm" android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/busi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\nf. Pastikan cincin busi dalam keadaaan baik. \n\ng. Dengan cincin busi dalam keadaaan terpasang, pasang busi dengan tangan untuk menghindari pemasangan yang miring. \n\nh. Kencangkan busi : \njika busi lama masih baik : 1/8 putaran setelah busi menyentuh dudukan. \nJika menggunakan busi baru, kencangkan sebanyak dua kali untuk mencegah terjadinya pelonggaran : \nP\nertama, kencangkan busi : \nNGK : 1/2 putaran setelah busi menyentuh dudukan. \n\nDENSO : 3/4 putaran setelah busi menyentuh dudukan \nLalu longgarkan busi. \nKemudian, kencangkan busi kembali : 1/8 putaran setelah busi menyentuh dudukan. \n\nBusi yang tidak dikencangkan dengan benar dapat merusak mesin. Apabila busi terlalu longgar, maka piston bisa menjadi rusak. Apabila busi terlalu kencang, ulir-ulirnya bisa menjadi rusak. \n\ni. Pasang kembali tutup busi. Pastikan kabel busi tidak terjepit \n\nj. Pasang kembali bagian-bagian yang dilepaskan dalam urutan terbalik dari pelepasan. \n\n7. CARA KERJA GAS TANGAN \n\nPeriksa terhadap kehalusan perputaran gas tangan dari posisi terbuka penuh sampai posisi tertutup penuh pada kedua posisi membelok penuh ke kanan dan ke kiri dari kemudi. \n\n8. PEMERIKSAAN SUSPENSI DEPAN DAN BELAKANG \n\na. Periksa garpu depan dengan mengunci rem depan dan memompa garpu naik turun dengan kuat. Pergerakan suspensi harus lancar dan tidak boleh ada kebocoran oli. \n\nb. Selongsong penggantung mesin - dapat diperiksa dengan menekan kuat terhadap bagian samping roda belakang sementara skuter pada stndar tengah dan memeriksa terhadap kelonggran selongsong penggantung mesin. \n\nc. Dengan seksama periksalah semua pengencangan suspensi depan dan belakang terhadap kekencangan pemasangan. \n\n9. STANDAR SAMPING \n\nLakukan perawatan berikut sesuai dengan jadwal perawatan berkala. \n\nPemeriksaan fungsi : \n\nPeriksa pegas standar samping terhadap kerusakan atau hilangnya tegangan dan standar samping terhadap kebebasan pergerakan. \n\nPeriksa sistem saklar pemati mesin di standar samping : \n\na. Posisikan skuter pada standar tengah. \n\nb. Naikkan standar samping keatas dan hidupkan mesin.:" android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/standar_beatfi"
204
android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\nc. Turunkan stndar samping. Mesin seharusnya mati begitu Anda menurunkan standar samping. \n\nJika sistem standar samping tidak berfungsi dengan semestinya, kunjungi bengkel AHASS Anda untuk diservis. \n\n10. BATERAI \n\nTidak perlu memeriksa tinggi permukaan elektrolit baterai atau menambahkan air suling oleh karena baterai dari jenis bebas-perawatan (disegel). \n\nJika baterai Anda tampaknya lemah dan atau terjadi kebocoran elektrolit (menyebabkan kesulitan untuk menghidupkan mesin atau kerusakan listrik lain), hubungi AHASS Anda. \n\nBaterai Anda dari jenis bebas perawatan dan dapat rusak secara permanen jiak strip pelindung tutup pengisian dilepaskan. \n\nPERINGATAN \nBaterai mengeluarkan gas hidrogen yang dapat meledak selama pengoprsian normal. \n\nSebuah percikan bunga api atau lidah api dapat menyebabkan meledaknya baterai dengan kekuatan cukup besar untuk membunuh atau melukai Anda dengan parah \n\nPakailah pelindung dan pelindung muka atau serahkan perawatan baterai kepada seorang mekanik yang berpengalaman. \n\nPelepasan : \na. Pastikan kunci kontak pada posisi OFF. \n\nb. Lepaskan penutup ke baterai dan tutup baterai dari lantai pijakan dengan melepas sekrup-sekrup." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/tmptskring_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\nc. Lepaskan kabel terminal negatif (-) dari baterai terlebih dahulu, kemudian lepaskan kabel terminal (+). \nd. Tarik keluar baterai dari kotak baterai." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/lokasiskring_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\n\nPemasangan \n\nna. Pemasangan dilakukan kebalikan dari proses pelepasan. Pastikan terminal (+) yang pertama terhubung, baru kemudian terminal (-). \n\nb. Periksa semua baut dan sekrup sudah dikencangkan semua. \n\n11. PENGGANTIAN SEKRING \n\nJika sekring sering putus, ini biasanya menunjukan adanya hubungan singkat atau beban berlebihan pada sistem listrik. Hubungi AHASS Anda untuk memperbaikinya. \n\nPERHATIAN \nJangan sekali-kali menggunakan sekring denga ukuran berbeda dari yang ditentukan. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan parah pada sistem listrik atau mengakibatkan kebakaran, menyebabkan matinya lampu atau hilangnya tenaga mesin. \n\nKotak Sekring \nKotak sekring terletak di dekat baterai. Sekring yang ditentukan adalah : \nSekring Utama : 15 A \nSekring Pendukung : 10 A \n\na. Lepaskan penutup ke baterai dan tutup baterai dari lantai pijakan. \n\nb. Buka penutup kotak sekring." android:textSize="14px"
205
android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/kotakskring_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\nc. Tarik keluar sekring yang lama. Jika sekring putus, pasang sekring baru. \nSekring cadangan terletak di dekat kotak sekring. \n\nd. Pasang penutup kotak sekring. \n\ne. Pasang tutup bateraai dan penutup ke baterai. \n\n12 PENGGANTIAN BOHLAM \n\nBohlam menjadi sangat panas pada waktu lampu posisi ON, dan akan tetap panas selama beberapa waktu setelah di kembalikan ke posisi OFF. Pastikan untuk membiarkannya menjadi dingin sebelum di servis. \n\nPastikan memutar kunci kontak ke posisi OFF sebelum mengganti bohlam. \n\nJangan memakai bohlam dari jenis lain dari pada yang di tentukan. \n\nSetelah memasang bohlam baru, periksa bahwa lampu beroprasi dengan baik. \n\nBohlam Lampu Besar \n\na. Lepaskan Cover Depan. \n\nb. Lepaskan karet penutup debu. \n\nc. Tekan soket sedikit dan putar berlawanan arah jarum jam. \n\nd. Lepaskan soket dan bohlam." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/lampudpn_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\ne. Pasang bohlam baru dalam dalam urutan terbalik dari pelepasan. \nPasang Karet penutup debu dengan tanda TOP menghadap ke atas. \n\nf. Pasang kembali bagian-bagian yang dilepaskan dengan urutan terbalik dari pelepasan. \n\nBohlam Lampu Senja. \n\na. Lepaskan Cover depan \n\nb. Putar soket berlawanan arah jarum jam, lalu tarik keluar." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/lampusenja_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\nc. Pasang bohlam baru dalam urutan terbalik dari pelepasan. \nPakailah hanya bohlam bening. \nPastikan tanda Segitiga pada soket dan rumah lampu senja bertepatan. \n\ne. Pasang kembali bagian-bagian yang dilepaskan dengan urutan terbalik dari pelpasan. \n\nLampu Rem Belakang \n\na. Buka jok. \n\b. Putar soket berlawanan arah jarum jam, lalu tarik keluar. \n\nc. Tekan dengan perlahan bohlam dan putar berlawanan arah jarum jam." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/lampublk_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" />
206
<TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\nd. Pasang bohlam baru dalam urutan terbalik dari perlepasan. \n\ne. Tutup jok dan kunci dengan erat \n\nBohlam Lampu Sein Depan \n\nPenggantian bohlam lampu sein kanan dan kiri dapat dilakukan secara bersamaan. \n\na. Lepaskan Cover depan. \n\nb. Putar soket berlawanan arah jarum jam, lalu tarik keluar." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/seindpn_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\n\nc. Tarik bohlam keluar tanpa memutar. \nd. Pasang bohlam baru dalam urutan terbalik dari pelepasan. \nPakailah hanya bohlam kuning. \nPastikan bahwa tanda Segitiga pada soket dan rumah lampu sein depan sudah saling bertepatan. \n\ne. Pasang kembali bagian-bagian yang dilepaskan dengan urutan terbalik dari pelpasan. \n\nBohlam Lampu Sein Belakang \n\nPenggatian bohlam lampu sein belakang dapat dilakukan secara bersamaan. \n\na. Buka jok. \n\nb. Putar soket berlawanan arah jarum jam, lalu tarik keluar. \n\nc. Tarik bohlam keluar tanpa memutar." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/seinblk_beatfi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\nd. Pasang bohlam baru dalam urutan terbalik dari pelepasan. \nPakailah hanya bohlam kuning. \n\ne. Tutup jok dan kunci dengan erat. \n\n13. MEMBERSIHKAN SKUTER \n\nBersihkan skuter Anda secara teratur untuk melindungi permukaan cat dan plastik, dan memeriksa terhadap kerusakan, keausan, dan kebocoran oli, cairan pendingin atau minyak rem. \n\nJangan memakai produk pembersih yang tidak dirancang khusus untuk permukaan badan skuter atau mobil. \n\nProduk-produk ini mungkin mengandung deterjen atau pelarut kimia yang keras yang dapat merusak logam, cat dan plastik pada skuter anda. \n\nJika skuter masih panas karena baru saja dipakai, tunggulah sampai mesin dan sistem pembuangan gas telah menurun suhunya. \n\nDianjurkan untuk tidak memakai penyemprot air bertekanan tinggi. \n\nMencuci Skuter \n\na. Bilaslah skuter secara menyeluruh dengan air dingin untuk melepaskan kotoran. \n\nb. Bersihkan skuter dengan spons atau kain lunak dengan menggunakan air dingin. \nJangan mengarahkan air ke lubang knalpot dan komponen kelistrikan skuter. \n\nc. Bersihkan parts plastik dan lensa lampu depan dengan memakai kain atau spons yang dilembabkan dengan larutan dari deterjen lunak dan air. Gosoklah daerah yang kotor dengan lembut dengan membilasnya berulang kali dengan air bersih. \nPerhatikan untuk selalu membersihkan skuter dari minyak rem atau pelarut bahan kimia. Karena pelarut bahan kimia dan minyak rem tersebut akan merusak permukaan plastik dan permukaan yang dicat. \nBagian dalam lensa lampu depan mungkin akan berembun segera setelah mencuci skuter. Kondensasi kelembaban di dalam lensa lampu depan akan berangsur hilang apabila lampu besar dihidupkan pada sinar lampu jauh. Hidupkan mesin sebelum menyalakan lampu besar. \n\nd. Setelah membersihkannya, bilaslah skuter secara menyeluruh dengan banyak air bersih. Sisa deterjen keras yang teringgal dapat mengakibatkan karat pada parts dari logam campuran. \n\ne. Keringkan skuter, Hidupkan mesin dan biarkan menyala selama beberapa menit. \n\nf. Ujilah rem sebelum mengendarai skuter. Beberapa kali pengereman mungkin diperlukan untuk mengembalikan daya pengereman normal.
207
\n\nEfisiensi pengereman mungkin akan berkuarang untuk sementara segera setelah skuter dicuci. \n\nPerkirakan bahwa jarak pengereman akan menjadi lebih panjang sehingga Anda dapat terhindar dari kecelakaan." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> </LinearLayout> </LinearLayout> </ScrollView>
Activity_beatfi_dealer.xml
<?xml version="1.0" encoding="UTF-8"?> <ScrollView xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent"> <LinearLayout xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:background="#009900"> <LinearLayout android:gravity="center_vertical" android:orientation="vertical" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:layout_marginTop="25px" android:layout_marginBottom="25px" android:background="#ffffff"> <ImageView android:src="@drawable/logo_beat" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="ABDI JAYA\nJl. Pamulang Raya No. 1\n021 7493506 \n\nANEKA\nJl. Situ Gintung No. 33\n021 7402704 \n\nANEKA 5\nJl. Pahlawan No. 16 Gintung\n021 7492893 \n\nANEKA MOTOR II\nJl. Pajajaran No. 33\n 021 7414871 \n\nANEKA MOTOR III\nJl. R.E Martadinata No. 10\n021 7424573 \n\n ANEKA MOTOR IV\nKl. ITI Muncul, Serpong\n021 7561183 \n\nANUGRAH MOTOR\nJl. Raya Puspitek Kab. Sepong No. 26\n021 7561377 \n\nARDIAN III\nJl. Kedaung Bukit Nusa Indah Ciputata Tnagerang\n021 7491476 \n\n\ARDIAN IV\nJl. Raya Ciater No. 5 Rt 01/02 Desa Rawa Jaya Ke. Serpong\n021 74635379 \n\nARIF BYNA SELARAS\nJl. Cirendeu Raya No. 15 Pondok Cabe\n021 7442943 \n\nARINDA PRIMA\nJl. Raya Pondok Aren Rt 05/01 Pondok Aren\n08161142431 \n\nBES (BERDIKARI ENGGAL SUKSES)\nJl. Raya Serpong KM 3 No.6B\n021 53153494 \n\nCAHAYA SEJATI\nJl. Sarua BSD Tangerang\n021 68083223 \n\nDUNIA BARU\nJl. Raya JOmbang No. 7 RT/RW 9/2 Pondok Aren\n021 7452670 \n\nJOMBANG JAYA\nJl. Jombang Raya No. 10 Ciputat\n021 7457067 \n\nKOPERASI HTML\nJl. Cendrawasih No. 82 Tegal Rotan Kp. Sawah Ciputat-Bintaro\n021 7409412 \n\nM-TRIA\nJl. Rawa Buntu BSD Tangerang\n021 7565451\n08136622175 \n\nSAFA\nJl. WR Supratman Raya No. 23 Kp. Utan Pondok Ranji\n021 74712267 \n\nTERANG ANUGERAH. PT\nJl. Pamulang Raya No. 6-7\n021 7430574 \n\nUCM (USAHA CIPTA MANDIRI)\nJl. Jombang Raya No. 6 Ciputat\n021 7457401" android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> </LinearLayout> </LinearLayout> </ScrollView>
Activity_yamaha.xml
<?xml version="1.0" encoding="UTF-8"?> <LinearLayout xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent"
208
android:layout_height="fill_parent" android:background="#009900"> <LinearLayout android:gravity="center_vertical" android:orientation="vertical" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:layout_marginTop="25px" android:layout_marginBottom="25px" android:background="#ffffff"> <ImageView android:src="@drawable/logo_yamaha" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <Button android:id="@+id/btnMenu1" android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="wrap_content" android:text="MIO J" android:textSize="20px"/> <Button android:id="@+id/btnMenu2" android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="wrap_content" android:text="Perawatan" android:textSize="20px"/> <Button android:id="@+id/btnMenu3" android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="wrap_content" android:text="Dealer" android:textSize="20px"/> </LinearLayout> </LinearLayout>
Activity_mioj_spesifikasi.xml
<?xml version="1.0" encoding="UTF-8"?> <ScrollView xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent"> <LinearLayout xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:background="#009900"> <LinearLayout android:gravity="center_vertical" android:orientation="vertical" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:layout_marginTop="25px" android:layout_marginBottom="25px" android:background="#ffffff"> <ImageView android:src="@drawable/logo_mio_j" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <ImageView android:src="@drawable/motor_mio_j" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" />
209
<TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="Panjang X lebar X tinggi :\n1.850 X 700 X 1.050 mm\nJarak sumbu roda :\n1.260 mm\nJarak terendah ke tanah :\n130 mm\nBerat kosong :\nChast Wheel 93 Kg / Spoke 92 Kg\nTipe rangka :\nPipa baja tulang bawah\nTipe suspensi depan :\nTeleskopik\nTipe suspensi belakang :\nUnit tunggal, suspensi tunggal\nUkuran ban depan :\n70/90-14M/C 34P\nUkuran ban belakang :\n80/90-14M/C 40P\nRem depan :\nCakram hidrolik piston tunggal\nRem belakang :\nTeromol\ntipe mesin :\n4 langkah, OHC\nDiameter X langkah :\n50,0 X 57,9 mm\nVolume mesin :\n113,7 cc\nPerbandingan Kompresi :\n9,3 : 1\nDaya maksimum :\n5,7 kW / 5.000 rpm\nTorsi maksimum :\n8,5 Nm / 5.000 rpm\nKapasitas oli mesin :\n0,85 Liter / Penggantian Berkala : n0,74 Liter\nTipe kopling :\nOtomatis, sentrifugal, kering\nGigi transmisi :\nOtomatis, V-belt\nStarter :\nPedal dan elektrik\nAki :\nYTZ4V-MF (MF Battery) / GTZ4V-MF (MF Battery)\nBusi :\nNGK R6HSA" android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> </LinearLayout> </LinearLayout> </ScrollView>
Activity_mioj_perawatan.xml
<?xml version="1.0" encoding="UTF-8"?> <ScrollView xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent"> \<LinearLayout xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:background="#009900"> <LinearLayout android:gravity="center_vertical" android:orientation="vertical" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:layout_marginTop="25px" android:layout_marginBottom="25px" android:background="#ffffff"> <ImageView android:src="@drawable/logo_nex_fi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\n\n1. REM DEPAN \n\nPeriksa tinggi permukaan minyak rem dengan posisi tegak. Permukaan minyak rem harus berada di atas tanda batas LOWER. Jika permukaan berada pada atau di bawah tanda batas LOWER, periksalah kanvas rem terhadap keausan. Kanvas rem yang aus harus diganti. Jika tidak aus, periksalah sistem rem Anda tehadap kebocoran.\nMinyak rem yang dianjurkan adalah minyak rem Honda DOT 3 atau DOT4 dari kemasan yang masih bersegel, atau yang setara.\nPemeriksaan lainnya dalah pastikan tidak ada cairan yang bocor. Periksa selang dan dan sambungan terhadap adanya kondisi pemburukan atau keretakan. \n\n2. REM BELAKANG\n\nSetel jarak main bebas handel rem depan denganposisi ban depan lurus. \nPenyetelan rem : \na. Posisikan skuter pada standar tengah. \nb. Ukur jarak pergerakan handel rem belakang sebelum rem terasa menahan. Jarak main bebas pada ujung handel rem harus :10 - 20 mm \nc. Jika diperlukan penyetelan, putar mur penyetelan rem belakang. penyetelan dengan cara memutar mur penyetelan rem belakang setengah putaran setiap kalinya. Pastikan potongan pada mur penyetel duduk pada pen lengan rem setelah melakukan penyetelan akhir jark main bebas. \nd. Lakukan pengeremen beberapa kali dan periksa apakah roda dapat berputar bebas setelah handel rem dilepaskan. \nApabila dengan metode ini penyetelan tidak berhasil, kunjungilah bengkel resmi Suzuki. \nSetelah penyetelan, tekan lengan rem untuk memastikan bahwa ada celah antara penyetel rem belakang dan pen lengan rem. \nsetelah penyetelan, periksa kembali jarak main bebas handel rem. \nPeriksa juga kabel rem terhadap kekauan atau tanda-tanda keausan yang menyebabkan kemacetan atau gangguan. Lumasi kabel rem dengan pelumas kabel yang tersedia di pasaran untuk mencegah keausan diniatau karat. \npastikan lengan rem, pegas dan pengikat-pengikat dalam kondisi baik. \n\n3. BAHAN BAKAR
210
\n\nTangki bahan bakar terletak di bawah jok, Buka jok lepaskan penutup pengisian bahan bakar dengan memutarnya berlawan arah jarum jam. \nJangan mengisi tangki berlebihan, tidak boleh ada bahan bakar pada leher pengisian. \nSetelah pengisian bahan bakar, pastikan untuk mengencangkan tutup pengisian bahan bakar erat-erat dengan memutarnya searah jarum jam. Pastikan bahwa tanda panah pada tutup pengisian dan tutup tangki bahan bakar bertepatan. \nBensin sanagat mudah terbakar dan dapat meledak. Anda dapat terbakar atau terluka parah saat menangani bensin. \nYang sangat perlu diperhatikan adalah matikan mesin dan jauhkan dari panas, percikan bunga api dan api. Selalu isi bahan bakar ditempat terbuka dan lap segera bensin yang tertumpah. \nGunakan bensin tanapa timbal dengan angka oktan RON ( Research Octan Number) 88 atau lebih tinggi. Penggunaan bensin bertimbal akan menyebabkan kerusakan prematur pada catalytic converter \nDan apabila terjadi Knocking atau suara letupan pada knalpot pada kecepatan mesin stabildan dengan beban normal, gantilah bensin yang ada dengan yang baru. Jika masih terjadi Knocking konsultasikan ke bengkel resmi Suzuki Anda. Apabila hal ini di abaikan maka dianggap sebagai kesalahan pemakai, dan kerusakan yang disebabkan oleh kesalahan pemakai tidak di tanggung oleh Suzuki. \n\n4. OLI MESIN \n\nPeriksa tinggi permukaan oli mesin setiap hari sebelum mengendarai skuter. \nTinggi permukaan harus dijaga diantara tanda batas teratas dan terendah pada tangkai pengukur. \na. Hidupkan mesin dan biarkan berputar stasioner selama 3 -5 menit. \nb. Matikan mesin dan posisikan skuter pada standar tengah di atas permukaan datar. \nc. Setelah 2 - 3 menit, lepaskan tutup pengisian oli/tangkai pengukur, lap bersih, dan masukan tutup pengisian oli/tangakai pengukur tanpa menyekrupnya ke dalam. lepaskan tutup pengisian oli/tangakai pengukur. Tinggi permukaan oli harus berada anatar tanda batas teratas dan terendah pada tutup pengisian oli/tangkai pengukur. \nd. Bila perlu, tambahkan oli sesuai spesifikasi sampai tanda batas teratas. jangan mengisi sampai berlbihan. \ne. Pasang kembali tutup pengisian oli/tangkai pengukur. Periksa Terhadap kebocoran oli. \n\nPenggantian Oli Mesin \nKualitas oli mesin adalah faktor utama yang mempengaruhi umur pemakaian mesin. Gantilah oli mesin sesuai dengan ketentuan pada jadwal perawatan berkala. \nJika skuter Anda dijalankan dalam kondisi sangat berdebu, penggantian oli harus dilakukan dengan lebih sering dari pada yang ditentukan pada jadwal perawatan berkala. \nBuanglah oli mesin bekas dengan cara yang tidak merusak lingkungan. Kami menyarankan bahwa Anda membawanya dalam kaleng tertutup ketempat penampungan oli bekas atau Bengel Resmi Suzuki Anda untuk dikumpulkan dan diolah kembali. Jangan membuangnya ditempat sampah atau menuangkannya di tanah atau ke dalam selokan. Oli mesin bekas dapat menyebabkan kanker kulit jika berulangkali mengenai kulit untuk waktu yang lama. Walaupun besar kemungkinan ini tidak terjadi kecuali jika Anda setiap hari menangani oli bekas, tetap dianjurkan untuk mencuci tangan Anda secara menyeluruh dengan air dan sabun sesegera mungkin setelah menangani oli bekas. \nPenggantian oli memerlukan torque wrench (kunci dengan pengukur torsi pengencangan). Jika Anda tidak memilikinya dan tidak mempunyai keterampilan yang diperlukan, kami menganjurkan Anda untuk menyerahkan pekerjaan ini kepada bengek resmi suzuki \nGantilah oli mesin dengan mesin pada suhu operasi normal dan dengan skuter ditopang pada standar tengah untuk memastikan pengeluaran oli yang cepat dan menyeluruh. \n\n5. BAN \n\nUntuk Mengeropasikan skuter, ban harus tepat jenis dan ukurannya, dalam kmondisi baik dengan telapak ban yang cukup tebal, dan dengan tekanan udara yang tepat. \nPenggunaan ban yang aus berlebihan atau dengan tekanan udara yang tidak sesuai dapat menyebabkan kecelakaan dimana anda dapat terluka parah atau meninggal. \n\nTekanan Udara ban \nBan dengan tekanan udara yang tepat memberikan kombinasi terbaik dari pengendalian, umur telapak ban, dan kenyamanan berkendara. Pada umumnya, ban yang kurang tekananudaranya akan aus secara tidak merata, memperburuk pengendalian, dan lebih besar kemungkinan mengalami kerusakan panas berlebihan. Ban yang kurang tekanan udaranya pada saat berjalan dipermukaan berbatu, dapat juga mengakibatkan kerusakan roda. Ban dengan tekanan udara berlebihan membuat pengemudian skuter Anda lebih keras, dan lebih mudah rusak akibat dari gangguan permukaan jalan, serta akan aus dengan tidak merata. \n\nPastikan Bahwa tutp pentil ban terpasang dengan erat. Bila perlu, pasang tutup pentil ban yang baru. \nSelalu periksa tekanan udara ban sewaktu ban dalam keadaan dingin - ketika skuter telah di parkir sekurangnya tiga jam. jika anda memeriksa tekanan udara sewaktu ban dalam keadaan panas - ketika skuter baru dikendarai beberapa kilometer saja - tekanan akan lebih tinggi dibandingdaripada ban dalam keadaaan dingin. Ini normal, jadi jangan kurangi udara daru ban, agar tetap sesuai dengan rekomendasi tekanan udara ban yang diberikan di bawah ini. Jika Anda melakukan ini, ban akan kekurangan tekanan udara. \n\nTekanan ban udara ban dalam keadaaan dingin yang direkomendasi adalah : \nPengemudi saja : \nDepan : 200 (2.00, 29) kPa (kgf/cm2, psi) \nBelakang : 225 (2.25, 33) kPa (kgf/cm2, psi) \nPengemudi dan seorang penumpang \nDepan : 200 (2.00, 29) kPa (kgf/cm2, psi) \nBelakang : 225 (2.25, 33) kPa (kgf/cm2, psi) \n\nPemeriksaaan \nSewaktu Anda memeriksa tekanan udara ban, Anda juga harus memeriksa telapak ban dan dinding samping ban terhadap keausan, kerusakan, dan benda-benda asing : \nCarilah : \na. Benjolan atau tonjolan pada bagian samping ban atau pada telapak ban. Ganti ban jika anda temukan benjolan atau tonjolan. \nb. Sayatan, robekan atau retak-retak pada ban. Ganti ban jika lapisan tenun atau kawat terlihat. \nc. Keausan berlebih pada telapak ban. \n\nJuga, jika Anda mengahantam lubang jalan atau benda keras, hentikan skuter sesegera mungkin di pinggir jalan dan periksa ban dengan seksama terhadap kerusakan. \n\nKeausan Telapak Ban \nSegera ganti ban apabila indikator keausan tampak pada ban.
211
\n\nPerbaikan dan penggantian ban dalam \nJika ban dalam tertusuk atau rusak, Anda harus menggantinya secepat mungkin. Ban dalam yang diperbaiki mungkin tidak sama keandalannya dengan ban dalam baru, dan mungkin akan bermasalah ketika Anda berkendara. \n\nJika Anda perlu membuat perbaikan sementara dengan menambal ban dalam, berhati-hatilah saat berkendara dengan mengurangi kecepatan dan ganti ban dalam sebelum Anda berkendara kembali. Setiap saat ban dalam diganti, ban harus diperiksa dengan teliti seperti dijelaskan sebelumnya. \n\nPenggantian Ban \nBan skuter Anda telah dirancang untuk mengimbangi kemampuan unjuk kerja skuter dan memberikan kombinasi terbaik dari pengendalian, pengereman, daya tahan dan kenyamanan. \n\nPemasangan ban yang tidak sesusai pada skuter Anda dapat mempengaruhi pengendalian dan stabilitas. Ini dapat menyebabkan kecelakaan dimana Anda dapat terluka parah atau meninggal. \nGunakan selau jenis ban dan ukuran yang dianjurkan. \n\nBan yang direkomendasikan untuk skuter Anda adalah : \nDepan : 70/90-14M/C 34P \nBelakang : 80/90-14M/C 46P \nJenis : bias-ply, tube \n\nSetiap kali Anda mengganti ban, pakailah ukuran yang sama dengan yang asli terpasang pada skuter dan pastikan bahwa roda dibalans setelah ban baru dipasang. \nJuga ingat untuk mengganti ban dalam setiap kali Anda mengganti ban luar. Ban dalam yang lama barangkali telah longgar dan jika dipasang di dalam ban luar baru, kemungkinan tidak berfungsi dengan baik. \n\n6. CARA KERJA GAS TANGAN \n\nPeriksa terhadap kehalusan perputaran gas tangan dari posisi terbuka penuh sampai posisi tertutup penuh pada kedua posisi membelok penuh ke kanan dan ke kiri dari kemudi. \n\n7. PEMERIKSAAN SUSPENSI DEPAN DAN BELAKANG \n\na. Periksa garpu depan dengan mengunci rem depan dan memompa garpu naik turun dengan kuat. Pergerakan suspensi harus lancar dan tidak boleh ada kebocoran oli. \nb. Selongsong penggantung mesin - dapat diperiksa dengan menekan kuat terhadap bagian samping roda belakang sementara skuter pada stndar tengah dan memeriksa terhadap kelonggran selongsong penggantung mesin. \nc. Dengan seksama periksalah semua pengencangan suspensi depan dan belakang terhadap kekencangan pemasangan. \n\n8. STANDAR SAMPING dan Tengah \n\nLakukan perawatan berikut sesuai dengan jadwal perawatan berkala. \nPemeriksaan fungsi : \nPeriksa pegas standar samping terhadap kerusakan atau hilangnya tegangan dan standar samping terhadap kebebasan pergerakan. \nBerikan pelumas kepada logam yang saling bergesekan. \n\n9. MEMBERSIHKAN SKUTER \n\nBersihkan skuter Anda secara teratur untuk melindungi permukaan cat dan plastik, dan memeriksa terhadap kerusakan, keausan, dan kebocoran oli, cairan pendingin atau minyak rem. \nJangan memakai produk pembersih yang tidak dirancang khusus untuk permukaan badan skuter atau mobil. \nproduk-produk ini mungkin mengandung deterjen atau pelarut kimia yang keras yang dapat merusak logam, cat dan plastik pada skuter anda. \nJika skuter masih panas karena baru saja dipakai, tunggulah sampai mesin dan sistem pembuangan gas telah menurun suhunya. \nDianjurkan untuk tidak memakai penyemprot air bertekanan tinggi. \n\nMencuci Skuter \na. Bilaslah skuter secara menyeluruh dengan air dingin untuk melepaskan kotoran. \nb. Bersihkan skuter dengan spons atau kain lunak dengan menggunakan air dingin \nJangan mengarhkan air ke lubang knalpot dan komponen kelistrikan skuter \nc. Bersihkan parts plastik dan lensa lampu depan dengan memakai kain atau spons yang dilembabkan dengan larutan dari deterjen lunak dan air. Gosoklah daerah yang kotor dengan lembutdengan membilasnya berulang kali dengan air bersih. \nPerhatikan untuk selalu membersihkan skuter dari minyak rem atau pelarut bahan kimia. Karena pelarut bahan kimia dan minyak rem tersebut akan merusak permukaan plastik dan permukaan yang dicat. \nBagian dalam lensa lampu depan mungkin akan berembun segera setelah mencuci skuter. Kondensasi kelembaban di dalam lensa lampu depan akan berangsur hilang apabila lampu besar dihidupkan pada sinar lampu jauh. Hidupkan mesin sebelum menyalakan lampu besar. \nd. Setelah membersihkannya, bilaslah skuter secara menyeluruh dengan banyak air bersih. Sisa deterjen keras yang teringgal dapat mengakibatkan karat pada parts dari logam campuran. \ne. Keringkan skuter, Hidupkan mesin dan biarkan menyala selama beberapa menit. \nf. Ujilah rem sebelum mengendarai skuter. Beberapakali pengereman mungkin diperlukan untuk mengembalikan daya pengereman normal. \nEfisiensi pengereman mungkin akan berkuarang untuk sementara segera setelah skuter dicuci. \nPerkirakan bahwa jarak pengereman akan menjadi lebih panjang sehingga Anda dapat terhindar dari kecelakaan." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> </LinearLayout> </LinearLayout> </ScrollView>
Avtivity_mioj_dealer.xml
<?xml version="1.0" encoding="UTF-8"?> <ScrollView xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent"
212
android:layout_height="fill_parent"> <LinearLayout xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:background="#009900"> <LinearLayout android:gravity="center_vertical" android:orientation="vertical" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:layout_marginTop="25px" android:layout_marginBottom="25px" android:background="#ffffff"> <ImageView android:src="@drawable/logo_nex_fi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="Dealer" android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="CITRA ASRI BUANA – CIPUTAT\nJln. RE Martadinata No. 59, Cipayung Ciputat Tangerang\ntel (021) 74709090\nfax (021) 74709809 (021)7490202\n\nDWI PERKASA MOBILTAMA – PAMULANG\nJln. Raya Siliwangi No. 6, Pondok Benda Pamulang\ntel (021) 74645252\nfax (021) 74645554\n\nINDOMOBIL MULTI TRADA – BINTARO\nJln. MH.Thamrin Kav. CBD Blok A1 No.1 Sektor VII, Bintaro Jaya\ntel (021) 7455901\nfax (021) 7455902" android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> </LinearLayout> </LinearLayout> </ScrollView>
Activity_suzuki.xml
<?xml version="1.0" encoding="UTF-8"?> <LinearLayout xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:background="#009900"> <LinearLayout android:gravity="center_vertical" android:orientation="vertical" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:layout_marginTop="25px" android:layout_marginBottom="25px" android:background="#ffffff"> <ImageView android:src="@drawable/logo_suzuki" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <Button android:id="@+id/btnMenu1" android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="wrap_content" android:text="NEX-FI" android:textSize="20px"/>
213
<Button android:id="@+id/btnMenu2" android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="wrap_content" android:text="Perawatan" android:textSize="20px"/> <Button android:id="@+id/btnMenu3" android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="wrap_content" android:text="Dealer" android:textSize="20px"/> </LinearLayout> </LinearLayout>
Activity_nexfi_spesifikasi.xml
<?xml version="1.0" encoding="UTF-8"?> <ScrollView xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent"> <LinearLayout xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:background="#009900"> <LinearLayout android:gravity="center_vertical" android:orientation="vertical" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:layout_marginTop="25px" android:layout_marginBottom="25px" android:background="#ffffff"> <ImageView android:src="@drawable/logo_nex_fi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <ImageView android:src="@drawable/motor_nex_fi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="Panjang X lebar X tinggi :\n1.850 X 665 X 1.035 mm\nJarak sumbu roda :\n1.235mm\nJarak terendah ke tanah :\n135 mm\nBerat kosong :\n87 Kg\nTipe suspensi depan :\nTeleskopik\nTipe suspensi belakang :\nUnit tunggal, suspensi tunggal\nUkuran ban depan :\n70/90 – 14 M/C 34 P\nUkuran ban belakang :\n80/90 – 14 M/C 46 P\nRem depan :\nCakram hidrolik piston tunggal\nRem belakang :\nTeromol\nKapsitas tangki bahan bakar :\n3.5 liter\nTipe mesin :\n4 langkah, OHC\nDiameter X langkah :\n51,0 X 55,2 mm\nVolume mesin :\n113 cc\nPerbandingan Kompresi :\n9,4 : 1\nDaya maksimum :\n9,4 kW / 8.800 rpm\nTorsi maksimum :\n8,7 Nm / 6.500 rpm\nTipe kopling :\nOtomatis, sentrifugal, kering\nGigi transmisi :\nOtomatis, V-belt\nStarter :\nPedal dan elektrik\nAki :\n12V (3,0 Ah) / 10 HR" android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> </LinearLayout> </LinearLayout> </ScrollView>
Activity_nexfi_perawatan.xml
<?xml version="1.0" encoding="UTF-8"?>
214
<ScrollView xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent"> \<LinearLayout xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:background="#009900"> <LinearLayout android:gravity="center_vertical" android:orientation="vertical" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:layout_marginTop="25px" android:layout_marginBottom="25px" android:background="#ffffff"> <ImageView android:src="@drawable/logo_nex_fi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\n\n1. REM DEPAN \n\nPeriksa tinggi permukaan minyak rem dengan posisi tegak. Permukaan minyak rem harus berada di atas tanda batas LOWER. Jika permukaan berada pada atau di bawah tanda batas LOWER, periksalah kanvas rem terhadap keausan. Kanvas rem yang aus harus diganti. Jika tidak aus, periksalah sistem rem Anda tehadap kebocoran.\nMinyak rem yang dianjurkan adalah minyak rem Honda DOT 3 atau DOT4 dari kemasan yang masih bersegel, atau yang setara.\nPemeriksaan lainnya dalah pastikan tidak ada cairan yang bocor. Periksa selang dan dan sambungan terhadap adanya kondisi pemburukan atau keretakan. \n\n2. REM BELAKANG\n\nSetel jarak main bebas handel rem depan denganposisi ban depan lurus. \nPenyetelan rem : \na. Posisikan skuter pada standar tengah. \nb. Ukur jarak pergerakan handel rem belakang sebelum rem terasa menahan. Jarak main bebas pada ujung handel rem harus :10 - 20 mm \nc. Jika diperlukan penyetelan, putar mur penyetelan rem belakang. penyetelan dengan cara memutar mur penyetelan rem belakang setengah putaran setiap kalinya. Pastikan potongan pada mur penyetel duduk pada pen lengan rem setelah melakukan penyetelan akhir jark main bebas. \nd. Lakukan pengeremen beberapa kali dan periksa apakah roda dapat berputar bebas setelah handel rem dilepaskan. \nApabila dengan metode ini penyetelan tidak berhasil, kunjungilah bengkel resmi Suzuki. \nSetelah penyetelan, tekan lengan rem untuk memastikan bahwa ada celah antara penyetel rem belakang dan pen lengan rem. \nsetelah penyetelan, periksa kembali jarak main bebas handel rem. \nPeriksa juga kabel rem terhadap kekauan atau tanda-tanda keausan yang menyebabkan kemacetan atau gangguan. Lumasi kabel rem dengan pelumas kabel yang tersedia di pasaran untuk mencegah keausan diniatau karat. \npastikan lengan rem, pegas dan pengikat-pengikat dalam kondisi baik. \n\n3. BAHAN BAKAR \n\nTangki bahan bakar terletak di bawah jok, Buka jok lepaskan penutup pengisian bahan bakar dengan memutarnya berlawan arah jarum jam. \nJangan mengisi tangki berlebihan, tidak boleh ada bahan bakar pada leher pengisian. \nSetelah pengisian bahan bakar, pastikan untuk mengencangkan tutup pengisian bahan bakar erat-erat dengan memutarnya searah jarum jam. Pastikan bahwa tanda panah pada tutup pengisian dan tutup tangki bahan bakar bertepatan. \nBensin sanagat mudah terbakar dan dapat meledak. Anda dapat terbakar atau terluka parah saat menangani bensin. \nYang sangat perlu diperhatikan adalah matikan mesin dan jauhkan dari panas, percikan bunga api dan api. Selalu isi bahan bakar ditempat terbuka dan lap segera bensin yang tertumpah. \nGunakan bensin tanapa timbal dengan angka oktan RON ( Research Octan Number) 88 atau lebih tinggi. Penggunaan bensin bertimbal akan menyebabkan kerusakan prematur pada catalytic converter \nDan apabila terjadi Knocking atau suara letupan pada knalpot pada kecepatan mesin stabildan dengan beban normal, gantilah bensin yang ada dengan yang baru. Jika masih terjadi Knocking konsultasikan ke bengkel resmi Suzuki Anda. Apabila hal ini di abaikan maka dianggap sebagai kesalahan pemakai, dan kerusakan yang disebabkan oleh kesalahan pemakai tidak di tanggung oleh Suzuki. \n\n4. OLI MESIN \n\nPeriksa tinggi permukaan oli mesin setiap hari sebelum mengendarai skuter. \nTinggi permukaan harus dijaga diantara tanda batas teratas dan terendah pada tangkai pengukur. \na. Hidupkan mesin dan biarkan berputar stasioner selama 3 -5 menit. \nb. Matikan mesin dan posisikan skuter pada standar tengah di atas permukaan datar. \nc. Setelah 2 - 3 menit, lepaskan tutup pengisian oli/tangkai pengukur, lap bersih, dan masukan tutup pengisian oli/tangakai pengukur tanpa menyekrupnya ke dalam. lepaskan tutup pengisian oli/tangakai pengukur. Tinggi permukaan oli harus berada anatar tanda batas teratas dan terendah pada tutup pengisian oli/tangkai pengukur. \nd. Bila perlu, tambahkan oli sesuai spesifikasi sampai tanda batas teratas. jangan mengisi sampai berlbihan.
215
\ne. Pasang kembali tutup pengisian oli/tangkai pengukur. Periksa Terhadap kebocoran oli. \n\nPenggantian Oli Mesin \nKualitas oli mesin adalah faktor utama yang mempengaruhi umur pemakaian mesin. Gantilah oli mesin sesuai dengan ketentuan pada jadwal perawatan berkala. \nJika skuter Anda dijalankan dalam kondisi sangat berdebu, penggantian oli harus dilakukan dengan lebih sering dari pada yang ditentukan pada jadwal perawatan berkala. \nBuanglah oli mesin bekas dengan cara yang tidak merusak lingkungan. Kami menyarankan bahwa Anda membawanya dalam kaleng tertutup ketempat penampungan oli bekas atau Bengel Resmi Suzuki Anda untuk dikumpulkan dan diolah kembali. Jangan membuangnya ditempat sampah atau menuangkannya di tanah atau ke dalam selokan. Oli mesin bekas dapat menyebabkan kanker kulit jika berulangkali mengenai kulit untuk waktu yang lama. Walaupun besar kemungkinan ini tidak terjadi kecuali jika Anda setiap hari menangani oli bekas, tetap dianjurkan untuk mencuci tangan Anda secara menyeluruh dengan air dan sabun sesegera mungkin setelah menangani oli bekas. \nPenggantian oli memerlukan torque wrench (kunci dengan pengukur torsi pengencangan). Jika Anda tidak memilikinya dan tidak mempunyai keterampilan yang diperlukan, kami menganjurkan Anda untuk menyerahkan pekerjaan ini kepada bengek resmi suzuki \nGantilah oli mesin dengan mesin pada suhu operasi normal dan dengan skuter ditopang pada standar tengah untuk memastikan pengeluaran oli yang cepat dan menyeluruh. \n\n5. BAN \n\nUntuk Mengeropasikan skuter, ban harus tepat jenis dan ukurannya, dalam kmondisi baik dengan telapak ban yang cukup tebal, dan dengan tekanan udara yang tepat. \nPenggunaan ban yang aus berlebihan atau dengan tekanan udara yang tidak sesuai dapat menyebabkan kecelakaan dimana anda dapat terluka parah atau meninggal. \n\nTekanan Udara ban \nBan dengan tekanan udara yang tepat memberikan kombinasi terbaik dari pengendalian, umur telapak ban, dan kenyamanan berkendara. Pada umumnya, ban yang kurang tekananudaranya akan aus secara tidak merata, memperburuk pengendalian, dan lebih besar kemungkinan mengalami kerusakan panas berlebihan. Ban yang kurang tekanan udaranya pada saat berjalan dipermukaan berbatu, dapat juga mengakibatkan kerusakan roda. Ban dengan tekanan udara berlebihan membuat pengemudian skuter Anda lebih keras, dan lebih mudah rusak akibat dari gangguan permukaan jalan, serta akan aus dengan tidak merata. \n\nPastikan Bahwa tutp pentil ban terpasang dengan erat. Bila perlu, pasang tutup pentil ban yang baru. \nSelalu periksa tekanan udara ban sewaktu ban dalam keadaan dingin - ketika skuter telah di parkir sekurangnya tiga jam. jika anda memeriksa tekanan udara sewaktu ban dalam keadaan panas - ketika skuter baru dikendarai beberapa kilometer saja - tekanan akan lebih tinggi dibandingdaripada ban dalam keadaaan dingin. Ini normal, jadi jangan kurangi udara daru ban, agar tetap sesuai dengan rekomendasi tekanan udara ban yang diberikan di bawah ini. Jika Anda melakukan ini, ban akan kekurangan tekanan udara. \n\nTekanan ban udara ban dalam keadaaan dingin yang direkomendasi adalah : \nPengemudi saja : \nDepan : 200 (2.00, 29) kPa (kgf/cm2, psi) \nBelakang : 225 (2.25, 33) kPa (kgf/cm2, psi) \nPengemudi dan seorang penumpang \nDepan : 200 (2.00, 29) kPa (kgf/cm2, psi) \nBelakang : 225 (2.25, 33) kPa (kgf/cm2, psi) \n\nPemeriksaaan \nSewaktu Anda memeriksa tekanan udara ban, Anda juga harus memeriksa telapak ban dan dinding samping ban terhadap keausan, kerusakan, dan benda-benda asing : \nCarilah : \na. Benjolan atau tonjolan pada bagian samping ban atau pada telapak ban. Ganti ban jika anda temukan benjolan atau tonjolan. \nb. Sayatan, robekan atau retak-retak pada ban. Ganti ban jika lapisan tenun atau kawat terlihat. \nc. Keausan berlebih pada telapak ban. \n\nJuga, jika Anda mengahantam lubang jalan atau benda keras, hentikan skuter sesegera mungkin di pinggir jalan dan periksa ban dengan seksama terhadap kerusakan. \n\nKeausan Telapak Ban \nSegera ganti ban apabila indikator keausan tampak pada ban. \n\nPerbaikan dan penggantian ban dalam \nJika ban dalam tertusuk atau rusak, Anda harus menggantinya secepat mungkin. Ban dalam yang diperbaiki mungkin tidak sama keandalannya dengan ban dalam baru, dan mungkin akan bermasalah ketika Anda berkendara. \n\nJika Anda perlu membuat perbaikan sementara dengan menambal ban dalam, berhati-hatilah saat berkendara dengan mengurangi kecepatan dan ganti ban dalam sebelum Anda berkendara kembali. Setiap saat ban dalam diganti, ban harus diperiksa dengan teliti seperti dijelaskan sebelumnya. \n\nPenggantian Ban \nBan skuter Anda telah dirancang untuk mengimbangi kemampuan unjuk kerja skuter dan memberikan kombinasi terbaik dari pengendalian, pengereman, daya tahan dan kenyamanan. \n\nPemasangan ban yang tidak sesusai pada skuter Anda dapat mempengaruhi pengendalian dan stabilitas. Ini dapat menyebabkan kecelakaan dimana Anda dapat terluka parah atau meninggal. \nGunakan selau jenis ban dan ukuran yang dianjurkan. \n\nBan yang direkomendasikan untuk skuter Anda adalah : \nDepan : 70/90-14M/C 34P \nBelakang : 80/90-14M/C 46P \nJenis : bias-ply, tube \n\nSetiap kali Anda mengganti ban, pakailah ukuran yang sama dengan yang asli terpasang pada skuter dan pastikan bahwa roda dibalans setelah ban baru dipasang. \nJuga ingat untuk mengganti ban dalam setiap kali Anda mengganti ban luar. Ban dalam yang lama barangkali telah longgar dan jika dipasang di dalam ban luar baru, kemungkinan tidak berfungsi dengan baik. \n\n6. CARA KERJA GAS TANGAN \n\nPeriksa terhadap kehalusan perputaran gas tangan dari posisi terbuka penuh sampai posisi tertutup penuh pada kedua posisi membelok penuh ke kanan dan ke kiri dari kemudi. \n\n7. PEMERIKSAAN SUSPENSI DEPAN DAN BELAKANG
216
\n\na. Periksa garpu depan dengan mengunci rem depan dan memompa garpu naik turun dengan kuat. Pergerakan suspensi harus lancar dan tidak boleh ada kebocoran oli. \nb. Selongsong penggantung mesin - dapat diperiksa dengan menekan kuat terhadap bagian samping roda belakang sementara skuter pada stndar tengah dan memeriksa terhadap kelonggran selongsong penggantung mesin. \nc. Dengan seksama periksalah semua pengencangan suspensi depan dan belakang terhadap kekencangan pemasangan. \n\n8. STANDAR SAMPING dan Tengah \n\nLakukan perawatan berikut sesuai dengan jadwal perawatan berkala. \nPemeriksaan fungsi : \nPeriksa pegas standar samping terhadap kerusakan atau hilangnya tegangan dan standar samping terhadap kebebasan pergerakan. \nBerikan pelumas kepada logam yang saling bergesekan. \n\n9. MEMBERSIHKAN SKUTER \n\nBersihkan skuter Anda secara teratur untuk melindungi permukaan cat dan plastik, dan memeriksa terhadap kerusakan, keausan, dan kebocoran oli, cairan pendingin atau minyak rem. \nJangan memakai produk pembersih yang tidak dirancang khusus untuk permukaan badan skuter atau mobil. \nproduk-produk ini mungkin mengandung deterjen atau pelarut kimia yang keras yang dapat merusak logam, cat dan plastik pada skuter anda. \nJika skuter masih panas karena baru saja dipakai, tunggulah sampai mesin dan sistem pembuangan gas telah menurun suhunya. \nDianjurkan untuk tidak memakai penyemprot air bertekanan tinggi. \n\nMencuci Skuter \na. Bilaslah skuter secara menyeluruh dengan air dingin untuk melepaskan kotoran. \nb. Bersihkan skuter dengan spons atau kain lunak dengan menggunakan air dingin \nJangan mengarhkan air ke lubang knalpot dan komponen kelistrikan skuter \nc. Bersihkan parts plastik dan lensa lampu depan dengan memakai kain atau spons yang dilembabkan dengan larutan dari deterjen lunak dan air. Gosoklah daerah yang kotor dengan lembutdengan membilasnya berulang kali dengan air bersih. \nPerhatikan untuk selalu membersihkan skuter dari minyak rem atau pelarut bahan kimia. Karena pelarut bahan kimia dan minyak rem tersebut akan merusak permukaan plastik dan permukaan yang dicat. \nBagian dalam lensa lampu depan mungkin akan berembun segera setelah mencuci skuter. Kondensasi kelembaban di dalam lensa lampu depan akan berangsur hilang apabila lampu besar dihidupkan pada sinar lampu jauh. Hidupkan mesin sebelum menyalakan lampu besar. \nd. Setelah membersihkannya, bilaslah skuter secara menyeluruh dengan banyak air bersih. Sisa deterjen keras yang teringgal dapat mengakibatkan karat pada parts dari logam campuran. \ne. Keringkan skuter, Hidupkan mesin dan biarkan menyala selama beberapa menit. \nf. Ujilah rem sebelum mengendarai skuter. Beberapakali pengereman mungkin diperlukan untuk mengembalikan daya pengereman normal. \nEfisiensi pengereman mungkin akan berkuarang untuk sementara segera setelah skuter dicuci. \nPerkirakan bahwa jarak pengereman akan menjadi lebih panjang sehingga Anda dapat terhindar dari kecelakaan." android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> </LinearLayout> </LinearLayout> </ScrollView>
Activity_nexfi_dealer.xml
<?xml version="1.0" encoding="UTF-8"?> <ScrollView xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent"> <LinearLayout xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:background="#009900"> <LinearLayout android:gravity="center_vertical" android:orientation="vertical" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:layout_marginTop="25px" android:layout_marginBottom="25px" android:background="#ffffff"> <ImageView android:src="@drawable/logo_nex_fi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal"
217
android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="Dealer" android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="CITRA ASRI BUANA – CIPUTAT\nJln. RE Martadinata No. 59, Cipayung Ciputat Tangerang\ntel (021) 74709090\nfax (021) 74709809 (021)7490202\n\nDWI PERKASA MOBILTAMA – PAMULANG\nJln. Raya Siliwangi No. 6, Pondok Benda Pamulang\ntel (021) 74645252\nfax (021) 74645554\n\nINDOMOBIL MULTI TRADA – BINTARO\nJln. MH.Thamrin Kav. CBD Blok A1 No.1 Sektor VII, Bintaro Jaya\ntel (021) 7455901\nfax (021) 7455902" android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> </LinearLayout> </LinearLayout> </ScrollView>
Activity.profil.xml
<?xml version="1.0" encoding="UTF-8"?> <ScrollView xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent"> <LinearLayout xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:background="#009900"> <LinearLayout android:gravity="center_vertical" android:orientation="vertical" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:layout_marginTop="25px" android:layout_marginBottom="25px" android:background="#ffffff"> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="PROFIL" android:textSize="36px" android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView android:src="@drawable/muh_arif" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px" android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="Nama :\nMuhammad Arif\nTempat Tanggal Lahir :\nTangerang 13 Juni 1989\nAlamat :\nJl. Arimbi 2 Pondok Benda Pamulang\nTelepon :\n08568728827\nEmail :\[email protected]\n\nRiwayat Pendidikan :\nSD Negeri IV Pondok Benda\nMTs Negeri Pamulang\nSMA Dua Mei Ciputat\nUIN 2007 Teknik Informatika" android:textSize="14px" android:layout_marginBottom="25px"/> </LinearLayout> </LinearLayout> </ScrollView>