DENI LASTIAWAN-FST.pdf
-
Upload
wilzonsois -
Category
Documents
-
view
40 -
download
4
Transcript of DENI LASTIAWAN-FST.pdf
PERANCANGAN SISTEM MONITORING JARINGAN
BERBASIS WEB MENGGUNAKAN FRAMEWORK
CODEIGNITER PADA DINAS INFORMASI DAN KOMUNIKASI
(INFOKOM) KOTA TANGERANG
Skripsi
Disusun oleh:
Deni Lastiawan
207091000028
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011 M / 1431 H
PERANCANGAN SISTEM MONITORING JARINGAN
BERBASIS WEB MENGGUNAKAN FRAMEWORK
CODEIGNITER PADA DINAS INFORMASI DAN KOMUNIKASI
(INFOKOM) KOTA TANGERANG
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Komputer
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Disusun Oleh:
Deni Lastiawan
207091000028
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011 M / 1431 H
PERANCANGAN SISTEM MONITORING JARINGAN
BERBASIS WEB MENGGUNAKAN FRAMEWORK
CODEIGNITER PADA DINAS INFORMASI DAN KOMUNIKASI
(INFOKOM) KOTA TANGERANG
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer pada
Program Studi Teknik Informatika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh :
Deni Lastiawan
NIM. 207091000028
Menyetujui,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Khodijah Hulliyah, M.Si Herlino Nanang, MT
Mengetahui
Ketua Program Studi Teknik Informatika
Yusuf Durrachman, MSc, M.IT
NIP.19710522 2006041 002
NIP. 19731209 2005011 002 NIP. 19730402 2001122 001
PENGESAHAN UJIAN
Skripsi yang berjudul ―Perancangan Sistem Monitoring Jaringan Berbais Web
Menggunakan Framework Codeigniter Pada Dinas Informasi dan Komunikasi Kota
Tangerang―, telah diuji dan dinyatakan lulus dalam Sidang Munaqosyah Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, pada hari
selasa tanggal 29 November 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer pada Program Teknik Informatika.
Jakarta, 29 November 2011
Tim Penguji,
Penguji I Penguji II
Yusuf Durrachman, MSc, M.IT Andrew Fiade, M.Kom
Tim Pembimbing,
Pembimbing I Pembimbing II
Khodijah Hulliyah, M.Si Herlino Nanang, MT
Mengetahui,
Dekan Ketua Program Studi
Fakultas Sains dan Teknologi Teknik Informatika
DR.Syopiansyah Jaya Putra,M.Sis Yusuf Durrachman, MSc, M.IT
NIP. 19731209 2005011 002 NIP. 19730402 2001122 001
NIP. 19820811 2009121 004 NIP.19710522 2006041 002
NIP.19710522 2006041 002
NIP.19680117 200112 1001
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR HASIL
KARYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI
ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA
MANAPUN.
Jakarta, 29 November 2011
DENI LASTIAWAN
207091000028
ABSTRAK
Deni Lastiawan, Perancangan Sistem Monitoring Jaringan Berbasis Web
Menggunakan Framework Codeigniter pada Dinas Informasi dan Komunikasi Kota
Tangerang, dibimbing oleh Khodijah Hulliyah, M.Si dan Herlino Nanang, MT.
Dinas Informasi dan Komunikasi Kota Tangerang (Infokom) adalah sebuah instansi
pemerintahan kota tangerang yang menggabungkan fungsi Kantor Pengolahan Data
Elektronik (KPDE) bagian Humas dan Pos dan Telekomunikasi (POSTEL) di kota
tangerang. Fungsi dinas tersebut selain mengelola data juga mengelola jaringan
komputer yang tersebar di seluruh kecamatan dan dinas-dinas lain di kota tangerang.
Proses pemantauan jaringan pada dinas infokom sendiri masih menggunakan tools
yang sederhana dan masih secara manual, sistem monitoring yang ada pun masih
belum terintegrasi satu sama lain. Hal ini memberikan inisiatif untuk membangun
sistem monitoring jaringan yang dapat memberikan kemudahan dalam proses
monitoring jaringan dan terintegrasi dengan sistem yang telah ada. Sistem
monitoring jaringan ini dibuat menggunakan Framework Codeigniter sesuai dengan
standar aplikasi berbasis web pada Dinas Infokom Kota Tangerang. Dinas Infokom
Kota Tangerang menjadikan framework Codeigniter sebagai standarisasi pembuatan
aplikasi berbasis web pada dinas tersebut karena Framework Codeigniter merupakan
salah satu framework PHP yang saat ini banyak digunakan untuk membuat aplikasi
ataupun sistem berbasiskan web dan untuk menyeragamkan gaya koding
programmer yang ada pada dinas Infokom. Sedangkan untuk pengembangan sistem
menggunakan metode Rapid Application Development (RAD) dengan aktifitas
Requirement Planning, Workshop Design, Implementation. Pada skripsi ini
menggunakan tools UML (Unified Modeling Language) dengan bantuan usecase
diagram, activity diagram, sequence diagram, dan class diagram. Dengan adanya
sistem monitoring jaringan ini dapat memberikan kemudahan dalam proses
monitoring jaringan yang ada pada dinas Infokom.
Kata Kunci : Dinas Infokom, Codeigniter, Rapid Application Development
(RAD), Monitoring.
Halaman : 128 Halaman (56 Gambar + 21 Tabel)
Daftar Pustaka: 32 Sumber (24 Buku + 4 Skripsi + 4 Literatur Internet)
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur dan sembah sujud penulis haturkan kepada Allah SWT. Raja dari
segala raja di jagad alam raya ini yang maha pengasih tidak pilih kasih, yang maha
penyayang tiada terbilang, berkat kasih sayang-Nya pulalah penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu. Sholawat dan salam senantiasa
tercurahkan kepada baginda Nabi besar Muhammad SAW. Semoga kita semua
mendapatkan syafaatnya baik di dunia maupun di akhirat kelak. Amin.
Setelah melaksanakan dan menjalankan proses penelitian dengan baik,
akhirnya dengan seizin Allah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Meskipun
demikian, penulis sadar dalam proses penulisan skripsi ini banyak dibantu oleh
berbagai pihak berupa moril dan materil. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta seluruh jajaran
dekanat yang dengan tulus membantu kelancaran penyelesaian skripsi.
2. Yusuf Durrachman, MIT, M.Sc dan Viva Arifin, M.MSi selaku Ketua dan
Sekretaris Program Studi Teknik Informatika yang dengan tulus membantu
kelancaran penyelesaian skripsi ini.
3. Khodijah Hulliyah, M.Si dan Herlino Nanang, MT selaku dosen pembimbing
skripsi penulis yang dengan ikhlas dan sabar dalam membimbing dan
mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Adhi Zulkifli, MT beserta seluruh staff dan pegawai Dinas Informasi dan
Komunikasi Kota Tangerang yang telah banyak membantu penulis selama
melakukan penelitian.
5. Bapak dan Ibu penguji yang memberikan kritik dan saran pada skripsi ini.
6. Para Dosen Fakultas Sains dan Teknologi yang telah mengajarkan kepada penulis
berbagai macam ilmu yang dapat diterapkan dalam penulisan skripsi.
7. Orang tua ku (A’pa dan Mamah) serta kakak-kakak tercinta (Nani, Nina, Dedi
dan Teti) yang tidak henti-hentinya mendo’akan, memotivasi, dengan tulus ikhlas
serta curahan perhatian dalam lahir maupun bathin sepanjang penulis mengikuti
masa proses kuliah hingga masa proses penyusunan skripsi ini.
8. Seseorang yang selalu memberikan motivasi, inspirasi dan juga perhatian
berserta masa-masa indah. Terimakasih Lia, semoga Allah memberikan yang
terbaik buat kita.
9. Anggota foxhole Andi, Aji, Akhwan, Latif dan untuk Dj, Cika, Ryan, Onggo atas
kebersamaan serta waktu yang berkesan.
10. Seluruh personil ITO7A dan Kelompok KKN 56 2010 atas semua hal yang
berkesan.
11. Seluruh sahabat, kawan, teman dan semua nama yang tak dapat penulis sebutkan
atas segala kebaikannya.
Semoga segala bantuan yang diberikan kepada penulis akan mendapatkan balasan yang
setimpal dari Allah SWT, Amin….
Jakarta, November 2011
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Judul ................................................................................................ i
Lembar Pengesahan .................................................................................... ii
Lembar Pengesahan Ujian ........................................................................... iii
Lembar Pernyataan ...................................................................................... iv
Abstrak ........................................................................................................ v
Kata Pengantar ............................................................................................. vi
Daftar Isi....................................................................................................... ix
Daftar Gambar ............................................................................................. xiv
Daftar Tabel ................................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ......................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................... 3
1.3. Batasan Masalah....................................................... 4
1.4. Tujuan Penelitian ..................................................... 5
1.5. Manfaat Penelitian ................................................... 5
1.6. Metodologi ............................................................... 6
1.6.1 Metode Pengumpulan Data .......................... 6
1.6.2 Metode Pengembangan Sistem .................... 7
1.7. Sistematika Penulisan .............................................. 8
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Perancangan ........................................... 10
2.2. Pengertian Sistem ..................................................... 10
2.3. Karakteristik Sistem ................................................. 10
2.4. Pengertian Monitoring ............................................. 13
2.5. Monitoring Jaringan ................................................. 13
2.5.1 Pengertian Monitoring Jaringan ................... 13
2.5.2 Tujuan Monitoring Jaringan ......................... 14
2.6. Pengertian Jariangan Komputer ............................... 15
2.7. Tujuan Dibangunnya Jaringan Komputer ................ 15
2.8. Jenis-Jenis Jaringan Komputer ................................. 16
2.9. Komponen Jaringan Komputer ................................ 17
2.10. Topologi Jaringan Komputer ................................... 19
2.11. Model Referensi OSI................................................ 21
2.12. Protokol Jaringan ..................................................... 25
2.12.1 Definisi Protokol .......................................... 25
2.12.2 Fungsi Protokol ............................................ 25
2.12.3 TCP (Transmission Control Protokol) ......... 25
2.12.4 UDP (User Datagram Protokol) ................... 26
2.12.5 IP Address .................................................... 26
2.12.6 Subnet Mask ................................................. 27
2.12.7 Port ..... ......................................................... 28
2.13. Framework ............................................................... 29
2.13.1 Zend Framework ......................................... 29
2.13.2 CakePHP ..................................................... 30
2.14. Codeigniter ............................................................... 30
2.14.1 Cara Kerja Codeigniter ................................ 31
2.14.2 Model-View-Controller................................ 32
2.14.3 Keuntunguan Menggunakan Codeigniter .... 33
2.15. Pengertian Web ........................................................ 35
2.16. Unified Modelling Language (UML) ...................... 3
2.16.1 Definisi UML ............................................... 35
2.16.2 Notasi UML ................................................. 36
2.16.3 Use Case Diagram (UCD) ............................ 40
2.16.4 Class Diagram (CD) ..................................... 41
2.16.5 Activity Diagram (AD) ................................ 41
2.16.6 Sequence Diagram ....................................... 42
2.16.7 Deployment Diagram ................................... 42
2.17. Perangkat Lunak yang Digunakan ........................... 42
2.18. Black Box Testing .................................................... 46
2.19. Studi Sejenis ............................................................. 47
BAB III METODELOGI PENELITIAN
3.1. Metode Pengumpulan Data ...................................... 57
3.1.1 Studi Lapangan .......................................... 57
3.1.2 Studi Pustaka ............................................. 58
3.2. Metode Pengembangan Sistem ................................ 59
3.2.1 Requirement Planning ............................... 61
3.2.2 Workshop Design ...................................... 61
3.2.3 Implementation .......................................... 63
3.3 Kerangka Berfikir..................................................... 64
BAB IV IMPLEMENTASI DAN HASIL
4.1. Sekilas Tentang Dinas Informasi dan Komunikasi
(Infokom) Kota Tangerang ...................................... 65
4.4.1 Visi dan Misi ............................................. 66
4.4.2 Struktur Organisasi ................................... 67
4.2. Requirement Planning .............................................. 68
4.3. Workshop Design ..................................................... 73
4.3.1 Perancangan Aplikasi ................................ 73
4.3.2 Perancangan Basis Data ............................ 102
4.3.3 Perancangan User Interface....................... 105
4.4. Implementation ........................................................ 107
4.4.1 Perangkat Lunak dan Komponen .............. 107
4.4.2 Installasi Sistem ........................................ 108
4.4.3 Aplikasi Sistem Monitoring Jaringan ....... 112
4.4.4 Pengujian ................................................... 121
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan .............................................................. 124
5.2. Saran ......................................................................... 124
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 126
LAMPIRAN ............................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Isi Halaman
2.1 Model-View-Controller .......................................... 32
2.2 Notasi Actor ......………….………......................... 37
2.3 Notasi Class …….……………............................... 37
2.4 Notasi Usecase ……….……………...................... 38
2.5 Notasi Interaction ……….……….......................... 38
2.6 Notasi Package ........................................................ 39
2.7 Notasi Dependency ................................................. 39
2.8 Notasi Association .................................................. 40
2.9 Use Case Diagram .................................................. 41
3.1 Fase-fase RAD ....................................................... 60
3.2 Kerangka Berfikir ................................................... 64
4.1 Struktur Organisasi Dinas Infokom ........................ 67
4.2 Struktur Organisasi Divisi Networking .................. 67
4.3 Use Case Diagram Rancangan Sistem .................... 76
4.4 Use Case Diagram Login ........................................ 76
4.5 Use Case Diagram Monitoring ............................... 77
4.6 Use Case View Report ........................................... 77
4.7 Use Case Device .................................................... 78
4.8 Use Case User ….................................................... 78
4.9 Activity Diagram Login ......................................... 80
4.10 Activity Diagram Cek Host …..…………………. 81
4.11 Activity Diagram Status Host …..……………….. 82
4.12 Activity Diagram Detail Host…..……………….. 84
4.13 Activity Diagram Request Aktif ............................ 85
4.14 Activity Diagram Laporan...................................... 86
4.15 Activity Diagram Add Device................................ 88
4.16 Activity Diagram Edit Device ................................ 90
4.17 Activity Diagram Delete Device ............................ 92
4.18 Activity Diagram Create User ................................ 94
4.19 Activity Diagram Edit User .................................... 96
4.20 Activity Diagram Delete User ................................ 98
4.21 Sequence Diagram Login ....................................... 99
4.22 Sequence Diagram Monitoring ............................... 99
4.23 Sequence Diagram Managerial Device .................. 100
4.24 Sequence Diagram Managerial User ...................... 101
4.25 Class Diagram ........................................................ 102
4.26 Tabel device di database ........................................ 103
4.27 Tabel user di database ............................................ 103
4.28 Tabel log di database .............................................. 104
4.29 Tabel privilege di database .................................... 104
4.30 Struktur basis data .................................................. 105
4.31 Halaman Login ....................................................... 105
4.32 Halaman Beranda ................................................... 106
4.33 Halaman Modul ...................................................... 106
4.34 Tampilan Aktifasi LAMPP pada Terminal ............ 110
4.35 Tampilan edit crontab pada Terminal .................... 111
4.36 Tampilan list crontab pada Terminal ..................... 112
4.37 Tampilan Halaman Login ...................................... 113
4.38 Tampilan Halaman Beranda .................................. 114
4.39 Tampilan Halaman Cek Host ................................. 115
4.40 Tampilan Halaman Status Host ............................. 116
4.41 Tampilan Halaman Detail Host ............................. 117
4.42 Tampilan Halaman Aktif Request .......................... 118
4.43 Tampilan Halaman Laporan ................................. 119
4.44 Tampilan Halaman Inventaris ............................... 120
4.45 Tampilan Halaman Pengguna ............................... 121
DAFTAR TABEL
Tabel Isi Halaman
2.1 Model Referensi OSI .............................................. 24
2.2 Klasifikasi Subnet Mask ......................................... 27
2.3 Port yang umum digunakan .................................... 28
2.4 Studi Sejenis ........................................................... 47
4.1 Analisa Sistem yang Berjalan ................................. 68
4.2 Sistem yang Ditawarkan ......................................... 70
4.3 Wewenang Aktor .................................................... 75
4.4 Use Case Scenario Login ………............................ 79
4.5 Use Case Scenario Cek Host ................................... 80
4.6 Use Case Scenario Status Host ............................... 81
4.7 Use Case Scenario Detail Host ............................... 83
4.8 Use Case Scenario Request Aktif ........................... 84
4.9 Use Case Scenario Laporan .................................... 85
4.10 Use Case Scenario Add Device .............................. 86
4.11 Use Case Scenario Edit Device .............................. 88
4.12 Use Case Scenario Delete Device ........................... 90
4.13 Use Case Scenario Create User ............................... 92
4.14 Use Case Scenario Edit User …............................... 94
4.15 Use Case Scenario Delete User …........................... 96
4.16 Hasil Pengujian Mandiri …...................................... 122
4.17 Hasil Pengujian Lapangan …................................... 123
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teknologi informasi dan komunikasi yang banyak digunakan saat ini
menggunakan sistem jaringan komputer sebagai media transformasi
informasi atau datanya, semakin besar sebuah perusahaan atau instansi yang
menggunakan jaringan komputer maka semakin kompleks pula sistem
jaringan pada perusahaan atau instansi tersebut, dan dibutuhkan sebuah
penanganan yang baik agar sistem dapat berjalan dengan optimal.
Network administrator adalah seseorang yang bertanggung jawab
dalam mengelola jaringan komputer, ada banyak tugas pokok dan fungsi dari
seorang network administrator atau admin jaringan, salah satunya adalah
monitoring jaringan yaitu memantau kerja jaringan agar selalu tersedia bagi
pengguna sistem dan berada dalam kondisi yang selalu baik. Pada proses
monitoring diperlukan ketelitian dan konsistensi dalam pelaksanaanya,
sehingga informasi yang didapatkan dari hasil monitoring atau pemantauan
jaringan bisa didapatkan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
Di tempat penulis melakukan penelitian yaitu Dinas Informasi dan
Komunikasi (Infokom) Kota Tangerang tools yang digunakan untuk
memantau jaringannya masih belum maksimal. Admin jaringan dinas
Infokom masih menggunakan cara sederhana dalam memeriksa koneksi
jaringannya yaitu dengan melakukan ping ke alamat IP host-host yang
terhubung dalam jaringan, hal tersebut memang memungkinkan untuk dapat
dilakukan bila host yang terhubung dan dimonitornya hanya sedikit, namun
apa bila host yang terhubung ada dalam jumlah banyak maka cara tersebut
akan menghabiskan waktu serta tidak efisien untuk dilakukan. Pada dinas
Infokom juga terdapat squid yang berfungsi sebagai proxy server dan web
cache, disana juga menggunakan sqstat untuk memonitoring squid secara real
time sehingga dapat terlihat secara langsung kegiatan yang dilakukan oleh
alamat IP yang terhubung dalam jaringan.
Pada Dinas Infokom Kota Tangerang terdapat lebih dari 25 host serta
device yang terhubung dalam jaringannya, sehingga apa bila admin
jaringannya masih menggunakan cara yang sederhana yaitu dengan
melakukan ping ke alamat host-host tersebut satu per satu tentu tidak akan
efisien. Karena cara tersebut tidak mudah untuk dilakukan dan juga akan
memerlukan waktu yang cukup lama.
Berdasarkan hal tersebut, penulis mencoba membuat suatu tools yang
dapat digunakan oleh admin jaringan Dinas Infokom untuk memonitoring
jaringan yang dikelolanya, selain itu penulis juga bermaksud ingin
mengintegrasikan tools yang sudah ada pada Dinas Infokom dengan sistem
yang akan penulis buat sehingga dapat memudahkan admin jaringan untuk
memeriksa koneksi dan pemantauan jaringannya. Sistem monitoring jaringan
ini dibuat menggunakan Framework Codeigniter sesuai dengan standar
aplikasi berbasis web pada Dinas Infokom Kota Tangerang. Framework
Codeigniter merupakan salah satu framework PHP yang saat ini banyak
digunakan untuk membuat aplikasi ataupun sistem berbasiskan web. Banyak
sekali keunggulan yang dimiliki oleh framework ini seperti memiliki paket
library yang lengkap, berukuran kecil, gratis, dokumentasinya lengkap dan
sebagainya. Dinas Infokom Kota Tangerang menjadikan framework
Codeigniter sebagai standarisasi pembuatan aplikasi berbasis web pada dinas
tersebut dikarenakan selain memiliki banyak keunggulan yang dimiliki oleh
Codeigniter juga untuk menyeragamkan gaya koding para programmer yang
ada pada dinas Infokom, sehingga aplikasi yang dibuat dapat dikembangkan
oleh siapapun. Hal tersebut mendorong penulis untuk mengangkat judul
“Perancangan Sistem Monitoring Jaringan Berbasis Web Menggunakan
Framework Codeigniter Pada Dinas Informasi dan Komunikasi
(INFOKOM) Kota Tangerang”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumuskanlah beberapa
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana membuat sistem monitoring jaringan berbasiskan web yang
mampu memeriksa koneksi host yang terhubung dalam jaringan ?
2. Bagaimana membuat sistem monitoring jaringan yang dapat memberikan
kemudahan seorang admin jaringan dalam memantau jaringan yang
dikelolanya ?
3. Bagaimana menerapkan Framework Codeigniter pada perancangan
sistem monitoring jaringan berbasis web ?
4. Bagaimana merancang sistem monitoring jaringan yang dapat terintegrasi
dengan sistem yang sudah ada pada Dinas Informasi dan Komunikasi
Kota Tangerang ?
1.3 Batasan Masalah
Dari beberapa perumusan masalah diatas, penulis membatasi penelitian
ini yaitu :
1. Sistem monitoring jaringan ini berbasiskan web dan dibuat menggunakan
Framework Codeigniter sesuai dengan standar aplikasi web pada Dinas
Infokom Kota Tangerang.
2. Sistem monitoring jaringan ini digunakan untuk memonitoring koneksi
host serta port yang sedang aktif dan melihat request URL yang sedang
aktif.
3. Fitur yang terdapat dalam sistem ini adalah Cek Host, Aktif Request,
Laporan, Inventaris, dan Pengguna yang merupakan kebutuhan admin
jaringan Dinas Infokom Kota Tangerang.
4. Pada fasilitas Laporan memungkinkan user untuk mendownload laporan
hasil monitoring jaringan dalam dokumen berformat html.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin penulis capai dari penelitian ini adalah :
1. Merancang sistem monitoring jaringan berbasiskan web yang mampu
memberikan kemudahan dan membantu seorang admin jaringan
dalam memantau kondisi jaringan yang dikelolanya.
2. Menerapkan Framework Codeigniter pada perancangan sistem
monitoring jaringan berbasis web.
3. Merancang sistem yang penulis buat agar dapat terintegrasi dengan
sistem yang sudah ada pada Dinas Infokom Kota Tangerang.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian skripsi ini adalah :
1. Bagi Instansi :
Memudahkan admin jaringannya dalam memonitoring jaringan
Mempermudah dalam memantau kinerja pegawai.
2. Bagi Penulis :
Dapat mengetahui perancangan aplikasi berbasis web
menggunakan Framework.
Penulis dapat lebih memahami struktur pemrograman Framework
Codeigniter.
Memperkaya literatur dan referensi tentang jaringan komputer.
Sebagai salah satu syarat kelulusan strata satu (S1) Program Studi
Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
1.6 Metodologi
1.6.1 Metodologi Pengumpulan Data
Adapun metodologi pengumpulan data yang digunakan
penulis dalam penulisan skripsi ini adalah:
1. Studi Lapangan
Metode Observasi
Pengumpulan data dan informasi dengan cara meninjau dan
melakukan pengamatan secara langsung terhadap kegiatan
yang sedang dilakukan, pengenalan data yang ada sehingga
dapat dilakukan evaluasi dari sudut tertentu yang mendukung
kebenaran (Sarwono, 2006).
Wawancara
Mengumpulkan data dengan mewawancarai orang yang terkait
langsung dengan kajian penelitian yang sedang dilakukan
(Jogiyanto, 2005).
2. Studi Pustaka
Pengumpulan data dan informasi dengan cara membaca buku-buku
terkait yang dapat dijadikan acuan penelitian (Keraf, 1994).
3. Studi Literatur
Tujuan utama studi literatur adalah untuk mendapatkan sumber data
sekunder yang dapat mendukung penelitian (Nazir, 2005).
1.6.2 Metode Pengembangan Sistem
Pengembangan sistem monitoring ini akan dilakukan dengan
menggunakan metode pengembangan Rapid Application
Development. Rapid Aplication Development (RAD) adalah sebuah
model proses perkembangan software sekuensial linier yang
menekankan siklus perkembangan yang sangat cepat. (Sukamto, Rosa
A, 2009). Karakteristik RAD adalah developer dapat membuat
sebuah aplikasi atau sistem dengan cara acak untuk mempercepat
waktu penyelesaian aplikasi atau sistem tersebut.
Fase-fase metode RAD diataranya adalah :
1. Fase Requirement Planning
2. Fase Workshop Design
3. Fase Implementation
Selain itu penulis juga menggunakan UML (Unified Modelling
Language) sebagai tool dalam merancang dan mendokumentasikan
sistem. Menurut (Nugroho, 2010) UML adalah bahasa pemodelan
untuk sistem atau perangkat lunak yang berparadigma berorientasi
objek. Pemodelan (modeling) sesungguhnya digunakan untuk
penyederhanaan permasalahan-permasalahan yang kompleks
sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami.
1.7 Sistematika Penulisan
Secara garis besar, penulisan skripsi ini dibagi menjadi 5 (lima) bab.
Adapun isi dari masing-masing bab adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini mengemukakan gambaran umum permasalahan yang
dihadapi serta latar belakang dibuatnya penulisan skripsi,
batasan masalah, maksud dan tujuan penulisan, metodologi
penulisan yang dilakukan, serta sistematika penulisan yang
masing-masing dijelaskan dalam tiap sub bab.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini akan menguraikan secara singkat teori-teori yang
digunakan atau dasar dari penulisan skripsi ini.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini berisi metodologi penelitian yang dilakukan
serta langkah-langkah yang digunakan terkait dengan
penelitian.
BAB IV IMPLEMENTASI DAN HASIL
Dalam bab ini membahas mengenai hasil analisa,
perancangan, implementasi sesuai dengan metodologi yang
dilakukan pada sistem aplikasi yang dibuat.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini menguraikan kesimpulan semua pembahasan
pada bab-bab sebelumnya, serta saran-saran yang diharapkan
berguna bagi pengembangan sistem ini.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Perancangan
Perancangan adalah sebuah proses aplikasi berbagai teknik prinsip
bagi tujuan pendefinisian suatu perangkat, suatu proses atau suatu sistem
dalam detail yang memadai untuk memungkinkan realisasi fisiknya. (Al-fatta,
2007)
2.2 Pengertian Sistem
Sistem merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih
komponen atau subsistem yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu
tujuan. (Jogiyanto, 1999). Dalam bidang sistem informasi, sistem diartikan
sebagai sekelompok komponen yang saling berhubungan, berkerja sama
untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan
input dalam proses transformasi teratur (Mulyanto, 2009)
2.3 Krakteristik Sistem
Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat yang tertentu,
yaitu :
(Jogiyanto, 1999)
1. Komponen Sistem (Components)
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling
berinteraksi, yang artinya saling berkerja sama membentuk suatu
kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem
dapat berupa suatu subsistem atau bagia-bagian dari sistem. Setiap
subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu
fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.
2. Batas Sistem (Boundary)
Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu
sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.
Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu
kesatuan. Batas suatu sistem menunjukan ruang lingkup (scope) dari
sistem tersebut.
3. Lingkungan Luar Sistem (Environments)
Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas
dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar
sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat
merugikan sistem tersebut.
4. Penghubung Sistem (Interface)
Penghubung merupakan media penghubung antara satu
subsistem dengan subsistem yang lainya. Melalui penghubung ini
memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke
subsistem yang lainya.
5. Masukan Sistem (Input)
Masukan adalah energi yang dimasukkan kedalam sistem.
Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan
masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang
dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input
adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran.
6. Keluaran Sistem (Output)
Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasi
menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan
7. Pengolah Sistem
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau
sistem itu sendiri sebagai pengolahnya. Pengolah yang akan merubah
masukan menjadi keluaran
8. Sasaran Sistem (Objective)
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran
(objective). Kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka
operasi sistem tidak akan ada gunanya.
2.4 Pengertian Monitoring
Monitoring adalah pemantauan yang dapat dijelaskan sebagai
kesadaran (awareness) tentang apa yang ingin diketahui, pemantauan
berkadar tingkat tinggi dilakukan agar dapat membuat pengukuran melalui
waktu yang menunjukkan pergerakan ke arah tujuan atau menjauh dari itu.
Monitoring akan memberikan informasi tentang status dan kecenderungan
bahwa pengukuran dan evaluasi yang diselesaikan berulang dari waktu ke
waktu, pemantauan umumnya dilakukan untuk tujuan tertentu, untuk
memeriksa terhadap proses berikut objek atau untuk mengevaluasi kondisi
atau kemajuan menuju tujuan hasil manajemen atas efek tindakan dari
beberapa jenis antara lain tindakan untuk mempertahankan manajemen yang
sedang berjalan. ( Kusaeri, 2010)
2.5 Monitoring Jaringan
2.5.1 Pengertian Monitoring Jaringan
Monitoring jaringan atau pemantauan jaringan merupakan
kegiatan rutin yang bisa membantu untuk menditeksi sedini mungkin
bila ada perubahan pada jaringan. (Wahana Komputer, 2005). Dengan
monitoring jaringan juga bisa menditeksi terjadinya penurunan kinerja
jaringan dan sistem yang ada pada jaringan tersebut.
2.5.2 Tujuan Monitoring Jaringan
Tujuan dari network monitoring yaitu untuk mengumpulkan
informasi yang berguna dari berbagai bagian jaringan sehingga jaringan
dapat diatur dan dikontrol menggunakan informasi yang telah
terkumpul tersebut. (Kusaeri, 2010)
Beberapa alasan dilakukan network monitoring:
1. Untuk mengawasi kejadian yang sedang terjadi di dalam jaringan
yang memiliki sejumlah besar mesin (host) tanpa alat pengawas
yang baik.
2. Untuk mengetahui masalah jaringan sebelum manager menanyakan
kepada network administrator dan sebelum pelanggan menelpon.
Tanpa kemampuan network monitoring jaringan seorang
administrator hanya dapat bereaksi terhadap masalah jika masalah
tersebut muncul dibandingkan mencegah masalah ini sebelumnya.
3. Untuk menjaga agar jaringan selalu dalam keadaan sehat
4. Untuk menditeksi kesalahan pada jaringan, gateway dan server yang
penting
5. Untuk memberitahukan masalah kegagalan kepada administrator
secepatnya
6. Mendokumentasikan jaringan
2.6 Pengertian Jaringan Komputer
Jaringan Komputer adalah seperangkat komputer otonom yang saling
terhubung yang secara eksplisit terlihat sehingga dapat saling bertukar
informasi atau data dan berbagi satu dengan yang lainnya (Tanenbaum,
1996). Selain itu jaringan komputer juga dapat diartikan sebagai kumpulan
sejumlah terminal komunikasi yang berada di berbagai lokasi yang terdiri
lebih dari satu komputer yang saling berhubungan. (Kristanto, 2003)
2.7 Tujuan Dibangunnya Jaringan Komputer
Menurut (Kristanto, 2003) Tujuan dibangunnya suatu jaringan
komputer adalah membawa informasi secara tepat dan tanpa adanya
kesalahan dari sisi pengirim (transmitter) menuju ke sisi penerima (receiver)
melalui media komunikasi. Memang akan terjadi banyak kendala pada waktu
proses pengiriman informasi tersebut. Adapun kendala-kendala itu antara
lain:
Fasilitas komunikasi masih mahal harganya
Pemanfaatan fasilitas komunikasi belum maksimal
Jalur transmisi yang digunakan tidak benar-benar bebas dari
masalah gangguan
2.8 Jenis–jenis Jaringan Komputer
1. Local Area Network (LAN)
Local Area Network (LAN) merupakan jaringan milik pribadi
di dalam sebuah gedung atau kampus yang berukuran samapai
beberapa kilometer. LAN seringkali digunakan untuk
menghubungkan komputer-komputer pribadi dan workstation dalam
kantor perusahaan atau pabrik-pabrik untuk memakai bersama
resource (misalnya: printer, scanner) dan saling bertukar informasi.
(Kristanto, 2003).
2. Metropolitan Area Network (MAN)
Metropolitan Area Network (MAN) pada dasarnya merupakan
versi LAN yang berukuran lebih besar dari biasanya memakai
teknologi yang sama dengan LAN. MAN dapat mencakup kantor
perusahaan yang berdekatan dan dapat dimanfaatkan pribadi swasta
atau umum. MAN hanya memiliki sebuah atau dua buah kabel dan
tidak mempunyai elemen switching, yang berfungsi mengatur paket
melalui beberapa output kabel. Adanya elemen switching membuat
rancangan menjadi lebih sederhana. (Kristanto, 2003).
3. Wide Area Network (WAN)
Wide Area Network (WAN) adalah sebuah jaringan yang
memiliki jarak yang sangat luas, karena radiusnya mencakup sebuah
negara dan benua. Pada sebagian besar WAN, komponen yang
dipakai dalam komunikasi biasanya terdiri dari dua komponen yaitu:
kabel transmisi dan element switcing. (Kristanto, 2003)
4. Internet
Dari besarnya skala, internet sebenarnya dengan WAN, tetapi
WAN bersifat private, artinya hanya orang-orang tertentu yang dapat
mengaksesnya, misalnya karyawan suatu perusahaan multinasional.
Sebaliknya Internet bersifat public sehingga semua orang dapat
mengakses jaringan tersebut. (Kurniawan, 2005)
2.9 Komponen Jaringan Komputer
1. Workstasion
Workstation merupakan komputer yang menjadi tempat
dimana pengguna komputer bekerja (Andi, 2005). Sesuai dengan
fungsinya maka perangkat komputer harus memenuhi syarat untuk
bekerja dalam jaringan tersebut. Dalam memilih dan menentukan
konfigurasi ideal sebuah komputer workstation, ada beberapa yang
perlu diperhatikan:
Sistem aplikasi apa yang digunakan dengan jaringan
tersebut.
Sistem operasi yang akan digunakan .
Arsitektur jaringan apa yang digunakan
Perkembangan sistem komputerisasi yang digunakan
2. Server
Menurut (Andi, 2005) Server bertugas dan berfungsi untuk
melayani dan mengontrol seluruh jaringan. Komputer ini melayani
permintaan-permintaan dari komputer workstation di samping
mengontrol hubungan antara komputer satu dengan komputer lainnya
dalam jaringan, termasuk hubungannya dengan perangkat-perangkat
lain yang terdapat di dalam jaringan tersebut.
Mengingat tugas yang fungsinya yang sedemikian rupa maka
sebuah komputer server harus memiliki spesifikasi yang lebih baik
dibanding komputer lain yang ada dalam jaringan. Untuk memilih
komputer server harus memperhatikan hal-hal berikut:
Sistem opersai jaringan yang akan dipergunakan.
Sistem aplikasi yang akan di jalankan.
Arsitektur jaringan yang diterapkan.
Jumlah komputer worstation dalam jaringan yang
dilayani.
Kemampuan atau daya tahan beroperasi dalam jangka
waktu terbatas.
Kompatebalitas terhadap produk jaringan lainnya.
Dukungan teknis dari vendor parangkat tersebut
2.10 Topologi Jaringan Komputer
1. Topologi Bus
Topologi ini merupakan bentangan satu kabel yang kedua
ujungnya ditutup, di mana di sepanjang kabel terdapat node-node.
Signal dalam kabel topologi ini dilewati satu arah sehingga
memungkinkan sebuah collision terjadi. (Syafrizal, 2005).
2. Topologi Ring
Topologi jaringan yang berupa lingkaran tertutup yang berisi
node-node. Signal mengalir dalam dua arah sehingga dapat
menghindarkan terjadinya collision sehingga memungkinkan
terjadinya pergerakan data yang sangat cepat.
Semua komputer saling tersambung membentuk lingkaran.
Data yang dikirim diberi address tujuan sehingga dapat menuju
komputer yang dituju. Tiap stasiun (komputer) dapat diberi repeter
(transceiver). (Syafrizal, 2005).
3. Topologi Star
Karkteristik dari topologi jaringan ini adalah node (station)
berkomunikasi langsung dengan station lain melalui central node
(hub/switch), traffic data mengalir dari node ke central node dan
diteruskan ke node (station) tujuan. Jika salah satu segmen kabel
putus, jaringan lain tidak akan terputus. (Syafrizal, 2005)
4. Topologi Daisy-Chain (Linier)
Topologi ini merupakan peralihan dari topologi Bus dan
topologi Ring, di mana tiap simpul terhubung langsung ke dua simpul
lain melalui segmen kabel, tetapi segmen membentuk saluran, bukan
lingkaran utuh. Antar komputer seperti tehubung secara seri.
(Syafrizal, 2005).
5. Topologi Tree
Tidak semua stasiun mempunyai kedudukan yang sama.
Stasiun yang kedudukannya lebih tinggi menguasai stasiun di
bawahnya, sehingga jaringan sangat tergantung pada stasiun yang
kedudukannya lebih tinggi (hierachical topology) dan kedudukan
stasiun yang sama disebut peer topology. (Syafrizal, 2005).
6. Topologi Hybrid
Topologi ini merupakan gabungan dari beberapa topologi yang
ada, yang bisa memadukan kinerja dari beberapa topologi yang
berbeda, baik berbeda sistem maupun berbeda media transmisinya.
(Syafrizal, 2005)
2.11 Model Referensi OSI
Salah satu standar dalam protokol jaringan yang dikembangkan oleh
ISO adalah model referensi OSI (Open System Interconnection). Model ini
memberikan gambaran tentang fungsi, tujuan, dan kerangka kerja suatu
struktur model referensi untuk proses yang bersifat logis dalam sistem
komunikasi (Suyanto, 2004).
Model referensi OSI memiliki 7 lapisan, dengan prinsip yang harus
digunakan bagi ketujuh lapisan adalah sebagai berikut :
Setiap lapisan memiliki fungsi dan proses yang berbeda.
Fungsi setiap lapisan dipilih berdasarkan penetapan protokol yang telah
memenuhi standar internasional.
Sebuah lapisan harus dibuat bila diperlukan tingkat abstraksi yang
berbeda.
Batasan lapisan harus ditentukan agar dapat meminimalkan arus
informasi yang melewati interface.
Jumlah lapisan diusahakan sedikit mungkin sehingga arsitektur jaringan
tidak menjadi sulit dipakai.
Fungsi lapisan OSI dimana pada bagian atas lapisan (lapisan 7, 6, dan
5) difokuskan untuk bentuk layanan dari satu aplikasi sedangkan lapisan
bawah (4, 3, 2 dan 1) tentang aliran data, akan dijelaskan mulai dari lapisan
terbawah yaitu sebagai berikut :
1. Physical Layer
Berfungsi untuk menentukan karakteristik dari kabel yang
digunakan untuk menghubungkan komputer dengan jaringan. Selain
itu berfungsi untuk mentransfer dan menentukan cara bit-bit
dikodekan, menangani interkoneksi fisik (kabel), mekanikal,
elektrikal, prosedural yaitu dimana kabel, konektor, dan spesifikasi
pensinyalan didefenisikan.
2. Data Link Layer
Berfungsi untuk menentukan protokol untuk pertukaran frame
data yang lewat melalui kabel. Layer ini berurusan dengan
pengambilan dan pelepasan paket data dari dan ke kabel, deteksi, dan
koreksi kesalahan, serta pengiriman data ulang. Data link layer terdiri
ata dua sublayer :
a. LLC (logical Link Control), melakukan pemeriksaan kesalahan
dan menangani transmisi frame. Setiap frame merupakan sebuah
paket data dan nomor urut yang digunakan untuk memastikan
pengiriman dan sebuah checksum untuk melacak data yang
korup.
b. MAC (Medium Access Control), berurusan dengan mengambil
dan melepaskan data dari dan ke kabel, menentukan protokol
untuk akses ke kabel yang di share di dalam sebuah LAN.
3. Network Layer
Bertanggung jawab untuk menentukan route paket ke tujuan
yang seharusnya. Pengendalian operasi subnet dan mengatasi semua
masalah yang ada pada jaringan sehingga memungkinkan jaringan-
jaringan yang berbeda saling terintekoneksi.
4. Transport Layer
Berfungsi untuk menerima data dari session layer, memecah
data menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, meneruskan data ke
network layer, menjamin semua potongan data tersebut bisa tiba di
sisi penerima dengan benar dan mengurutkan data apabila datang
tidak berurutan. Tansport Layer juga menyediakan koneksi end to end
(ujung ke ujung) diantara komputer
5. Session Layer
Session Layer mengijinkan para pengguna untuk menetapkan
session dengan pengguna lainnya. Session layer juga diperlukan untuk
kendali dialog antar proses yang menentukan penanganan komunikasi
dua arah dan pengujian paket yang keluar dari urutannya.
6. Presentation Layer
Fungsi dari lapisan ini adalah melakukan terjemahan.
Melakukan terjemahan struktur data diantara berbagai arsitektur, lalu
layer ini dapat melakukan kompresi data, enkripsi, dan dekripsi,
selain itu layer ini juga dapat mengkonversi format data sehingga
layer berikutnya dapat memahami format yang diperlukan untuk
komunikasi. Contoh format data yang didukung oleh layer presentasi
antara lain teks, data, grafik, visual image, sound, dan video.
7. Application Layer
Berfungsi untuk menyediakan akses tingkat aplikasi ke
jaringan. Transfer terminal remote dan elemen lain dari jaringan,
aktivitas yang dilakukan seperti akses, pengiriman e-mail dan transfer
file.
Tabel 2.1: Model Referensi OSI
2.12 Protokol Jaringan
2.12.1 Definisi Protokol
Protokol merupakan himpunan aturan-aturan yang
memungkinkan komputer satu dapat berhubungan dangan komputer
yang lain. Aturan-aturan ini meliputi tatacara bagaimana agar
komputer bisa saling berkomunikasi. (Syafrizal, 2005)
Sedangkan menurut (Jogiyanto, 1999) Protokol adalah suatu
kumpulan dari aturan-aturan yang berhubungan dengan komunikasi
data antara alat-alat komunikasi supaya komunikasi data dapat
dilakukan dengan benar.
2.12.2 Fungsi Protokol
Secara umum fungsi dari protokol adalah untuk
menghubungkan sisi pengirim dan penerima dalam berkomunikasi
serta dalam bertukar informasi agar dapat berjalan dengan baik dan
benar dengan keandalan yang tinggi (Kristanto, 2003)
2.12.3 TCP (Transmission Control Protokol)
TCP merupakan protokol yang bersifat connection oriented.
Artinya sebelum proses transmisi data terjadi, dua aplikasi TCP harus
melakukan pertukaran kontrol infromasi (handshaking). TCP juga
bersifat reliable karena menerapkan fitur deteksi kesalahan dan
retransmisi apabila ada data yang rusak. Sehingga keutuhan data
dapat terjamin. (Sofana, 2010)
2.12.4 UDP (User Datagram Protokol)
UDP merupakan protokol yang bersifat connectionless
oriented. Artinya, saat melakukan pengiriman data tidak dilakukan
proses handshaking, tidak ada sequencing datagram, dan tidak ada
garansi bahwa paket data (datagram) yang dikirim akan tiba dengan
selamat. UDP juga tidak menyediakan fitur kesalahan. (Sofana, 2010)
2.12.5 IP Address
IP addres atau alamat IP yang bahasa awamnya bisa di sebut
dengan kode pengenal komputer pada jaringan merupakan komponen
vital pada internet, karena tanpa alamat IP seseorang tidak akan dapat
terhubung ke internet. Setiap komputer yang terhubung ke internet
setidaknya harus memiliki satu buah alamat IP pada setiap perangkat
yang terhubung ke internet dan alamat IP itu sendiri harus unik karena
tidak boleh ada komputer atau server dan juga perangkat jaringan
lainnya yang menggunakan alamat IP yang sama di internet. (Sugeng,
2006)
Alamat IP (IPv4) pada mulanya adalah deretan bilangan biner
sepanjang 32 bit yang dipakai untuk mengindentifikasi host pada
jaringan. Alamat IP ini di berikan secara unik pada masing-masing
komputer/host yang terhubung ke internet. Prinsip kerjanya adalah
paket yang membawa data dimuati alamat IP dari komputer pengirim
data kepada alamat IP pada komputer yang akan dituju, kemudian
data tersebut dikirim ke jaringan. Packet ini kemudian di kirim dari
router ke router dengan berpedoman pada alamat IP tersebut menuju
ke komputer yang dituju. (Sugeng, 2006)
2.12.6 Subnet Mask
Setiap komputer di sebuah jaringan biasanya ingin mengirim
data dan langsung ke komputer lainnya. Komputer pengirim harus
memastikan bahwa si penerima berada di jaringan yang sama atau di
luar itu. Subnet Mask digunakan oleh protokol stack TCP/IP untuk
menentukan bahwa host yang akan dicoba dikomunikasikan berada di
jaringan lokal yang sama atau berada di jaringan remote. Ini adalah
bagian yang sangat penting dalam konfigurasi TCP/IP. (Suyanto,
2004 : 22)
Tabel 2.2 Klasifikasi Subnet Mask
2.12.7 Port
Aplikasi internet cukup banyak. Agar tidak bentrok satu sama
lain maka masing-masing aplikasi telah diberi jalur khusus yang
disebut port. Port digunakan untuk memetakan koneksi antara 2 host
antara layer TCP/UDP dan aplikasi aktual yang berjalan pada host.
(Sofana, 2010)
Port diberi nomor 0 sampai dengan 65535. Port dengan range
0-1023 dinamai reserved atau previlleged port. Artinya port-port
diwilayah tersebut sudah digunakan untuk berbagai aplikasi yang
khas. Seperti telnet, mail, web, ftp, dan sebagainya. Sedangkan
sisanya (1024-65535) disebut sebagai dynamic atau unprevilleged
port. Sebagai contoh, ketika client melakukan koneksi ke server maka
port yang digunakan oleh client adalah port dinamis.
Tabel 2.3 Port yang umum digunakan
Port Nama
21 FTP (File Transfer Protocol)
23 Telnet
25 SMTP (Simple Mail Transfer Protocol)
53 DNS (Domain Name Server)
80 HTTP
110 POP3 (Post Office Protocol version 3)
2.13 Framework
Framework dalam dunia pemrograman kurang lebih adalah kumpulan
kelas (class) dan fungsi (function, method) yang di susun secara sistematis
yang berdasarkan kegunaan atau fungsionalitas tertentu untuk
mempermudah pembuatan atau pengembangan suatu aplikasi. (Pratama,
2010)
Sedangkan menurut (Basuki, 2010) framework diartikan sebagai
koleksi atau kumpulan potongan-potongan program yang disusun atau
diorganisasikan sedemikian rupa, sehingga dapat digunakan untuk
membantu membuat aplikasi utuh tanpa harus membuat semua kodenya
dari awal.
Framework menawarkan penghemata waktu kerja dalam penulisan
kode dan pengaturan berkas-berkas kode. Kita tidak perlu bersusah payah
menuliskan kode program dari nol untuk fungsionalitas tertentu yang sudah
disediakan. Berkas kode yang kita susun secara sitematis dengan struktur
yang ditawarkan framework.
2.13.1 Zend Framework
Zend Framework merupakan sebuah open source framework
yang berorientasi objek. Zend framework berjalan dibawah PHP 5 dan
memiliki lisensi new BSD. Struktur komponen dari zend framework
sangat unik, setiap komponennya bisa didesain dengan sedikit
dependensi dengan komponen lainya. Arsitektur tersebut
memugkinkan pengembang memakai komponen itu sendiri-sendiri
(Morgan, 2005)
2.13.2 CakePHP
CakePHP merupakan sebuah rapid development Framework
yang gratis dari sumber terbuka untuk PHP. CakePHP merupakan
struktur pondasi bagi programer untuk membuat aplikasi web. Tujuan
utamanya adalah mempermudah programer berkerja secara terstruktur
dengan cepat tanpa kehilangan fleksibilitas.
CakePHP membuangan semua proses monoton dalam
pengembangan aplikasi web. CakePHP menyediakan semua alat
bantu yang diperlukan untuk memulai tugas coding yang perlu
diselesaikan yaitu logika aplikasi. (Rampersad, 2009).
2.14 Codeigniter
Codeigniter adalah sebuah framework PHP yang dapat membantu
mempercepat developer dalam pengembangan aplikasi web berbasis PHP
dibandingkan jika menulis semua kode program dari awal. (Basuki, 2010).
Codeigniter pertama kali dibuat oleh Rick Ellis, CEO Elislab, Inc. Sebuah
perusahaan yang memproduksi sebuah CMS yang cukup handal yaitu
ExpressionEngine. Versi awal yang dirilis pertama kali pada tanggal 28
Februari 2006. Dari tahun itulah hingga sekarang telah muncul banyak versi
Codeigniter yang terus berkembang dengan penambahan fitur yang baru
dari versi sebelumnya.
2.14.1 Cara Kerja Codeigniter
Codeigniter adalah framework PHP yang dibuat berdasarkan
kaidah Model-View-Controller (MVC). Dengan MVC, maka
memungkinkan pemisahan antara layer application-logic dan
presentation. Sehingga, dalam sebuah tim pengembangan web,
seorang programmer bisa berkonsentrasi pada core-system, sedangkan
web designer bisa berkonsentrasi pada tampilan web. Menariknya,
skrip PHP, query MySql, Javascript dan CSS bisa saling terpisah-
pisah, tidak dibuat dalam satu skrip berukuran besar yang
membutuhkan resource besar pula untuk mengeksekusinya. Dengan
demikian, aplikasi yang dibuat mudah untuk dimaintenance dan
dikembangkan lebih lanjut.
Adapun alur program berbasis framework Codeigniter dapat
dilihat pada gambar 2.1
Gambar 2.1 Model-View-Controller (Basuki, 2010)
Ketika datang sebuah user request, maka permintaan tersebut
akan ditangani oleh Controller, kemudia Controller akan memanggil
Model jika memang diperlukan operasi database. Hasil query oleh
Model kemudian akan dikembalikan ke Controller. Selanjutnya
Controller akan memanggil View yang tepat dan
mengkombinasikannya dengan hasil query Model. Hasil akhir dari
operasi ini ditampilkan ke browser yang selanjutnya bisa dilihat oleh
user.
2.14.2 Model-View-Controller
Dalam konteks Codeigniter dan aplikasi berbasis web, maka
penerapan konsep MVC mengakibatkan kode program dapat dibagi
menjadi tiga kategori, yaitu:
(Basuki, 2010)
1. Model
Kode program (berupa OOP class) yang digunakan untuk
manipulasi database.
2. View
Berupa template html/xhtml atau php untuk menampilkan data
pada browser.
3. Controller
Kode program (berupa OOP class) yang digunakan untuk
mengontrol aliran aplikasi (sebagai pengontrol Model dan View).
2.14.3 Keuntungan Menggunakan Codeigniter
Berikut ini beberapa keuntungan menggunakan Codeigniter,
diantaranya:
(Basuki, 2010)
1. Gratis
Codeigniter berlisensi dibawah Apache/BSD opensource, jadi bisa
digunakan secara bebas seperti yang tertera pada license
agreement yang dapat dibaca saat instalasi Condeinigter.
2. Ditulis menggunakan PHP 4
Meskipun Codeigniter dapat berjalan pada PHP 5, namun pada
saat penulis melakukan penelitian kode program Codeigniter
masih dibuat menggunakan PHP 4. Hal ini dilakukan agar
Codeigniter dapat tersebar lebih luas di komunitas PHP. Karena
hingga saat ini, sebagian besar web hosting masih menggunakan
PHP 4.
3. Berukuran Kecil
Ukuran Codeigniter yang kecil merupakan keunggulan tersendiri.
Dibandingan framework lain yang berukuran besar, serta
membutuhkan resource yang besar pula untuk berjalan. Pada
Codeigniter, bisa diatur agar system meload library yang
dibutuhlan saja, sehingga dapat berjalan ringan dan cepat.
4. Menggunakan Konsep MVC
Codeigniter menggunakan konsep MVC (Model-View-Controller)
yang memungkinkan pemisahan antara layer application-logic dan
presentation.
5. Memiliki Paket Library yang Lengkap
Codeigniter memiliki paket library yang lengkap untuk
menjalankan operasi yang umum dibutuhkan oleh sebuah aplikasi
bebasis web, misalnya mengakses database, mengirim email,
memvalidasi form, menangani session, dan sebagainya.
6. Dokumentasi Lengkap dan Jelas
Dari sekian banyak framework, Codeigniter adalah satu-satunya
framework dengan dokumentasi yang lengkap dan jelas. Tim
pengembang Codeigniter berkomitmen bahwa dokumentasi juga
sama pentingnya dengan kode program Codeigniter itu sendiri.
2.15 Pengertian Web
WWW adalah kependekan dari World Wide Web atau lebih dikenal
dengan web. WWW adalah aplikasi yang mentransformasi internet dari tool
khusus untuk kegunaan tehnik dan riset menjadi media informasi universal
saat ini. (Mansfield, 2004). Web dikembangkan pada tahun 1990 di CERN
(Laboratorium Fisika Partikel) di Swiss. Informasi di WWW dapat
ditampilkan dalam bentuk multimedia yang berupa grafik, suara, video
disamping tulisan teks. (Jogiyanto, 1999)
2.16 Unified Modelling Language (UML)
2.16.1 Definisi UML
UML adalah bahasa standar yang digunakan untuk
menjelaskan dan menvisualisasikan artifak dari proses analisis dan
desain berorientasi objek. UML menyediakan standar notasi dan
diagram yang bisa memodelkan suatu sistem.
Menurut (Hermawan, 2004) UML merupakan bahasa yang
memungkinkan berkomunikasi dalam perspektif objek antara user
dengan developver, antara developer dengan analis desain dan
programmer.
2.16.2 Notasi UML
UML menyediakan beberapa notasi dan artifak standar yang
bisa digunakan sebagai alat komunikasi bagi pelaku dalam proses
analisis dan desain, antara lain (Hermawan, 2004):
1. Actor
Actor adalah segala sesuatu yang berinteraksi dengan sistem
aplikasi komputer. Jadi actor ini bisa berupa orang, perangkat
keras, atau mungkin objek lain dalam sistem yang sama. Biasanya
yang dilakukkan actor adalah memberikan informasi pada sistem
dan atau memerintahkan sistem untuk melakukan sesuatu.
(Hermawan, 2004)
Gambar 2.2 Notasi Actor (Hermawan, 2004)
2. Class
Class merupakan pembentukan utama dari sistem berorientasi
objek karena class menunjukkan kumpulan objek yang memiliki
atribut dan operasi yang sama. Class digunakan untuk
mengimplementasikan interface. Class digunakan untuk
mengabtraksikan elemen-elemen dari sistem yang sedang
dibangun. Class bisa untuk mempresentasikan baik perangkat
lunak maupun perangkat keras, baik konsep ataupun benda nyata.
(Hermawan, 2004)
Gambar 2.3 Notasi Class (Hermawan, 2004)
Notasi Class terdiri dari tiga bagian persegi paling atas untuk
nama class, persegi panjang paling bawah untuk operasi
sedangkan persegi paling tengah digunakan untuk atribut.
3. Usecase
Usecase menjelaskan urutan kegiatan yang dilakukan actor
dan sistem untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Walaupun
menjelaskan kegiatan namun usecase hanya menjelaskan apa yang
dilakukan actor dan sistem, bukan bagaimana actor dan sistem
melakukan kegiatan. (Hermawan, 2004)
Gambar 2.4 Notasi Usecase (Hermawan, 2004)
4. Interaction
Interaction digunakan untuk menunjukkan baik aliran pesan
atau informasi antar objek maupun hubungan antar objek.
Biasanya interaction ini dilengkapi juga teks bernama operation
signature yang tersusun dari nama operasi. (Hermawan, 2004)
Gambar 2.5 Notasi Interaction (Hermawan, 2004)
5. Package
Package adalah kontainer atau wadah konseptual yang
digunakan untuk mengelompokkan elemen-elemen dari suatu
sistem yang sedang dibangun sehingga bisa dibuat model yang
lebih sederhana. Tujuannya adalah untuk mempermudah
penglihatan dari model yang sedang dibangun. (Hermawan, 2004)
Gambar 2.6 Notasi Package (Hermawan, 2004)
6. Dependency
Dependency merupakan relasi yang menunjukan bahwa
perubahan pada salah satu elemen memberi pengaruh pada elemen
lain. Elemen yang ada dibagian tanda panah adalah tergantung
pada elemen yang ada dibagian tanpa tanda panah. (Hermawan,
2004)
Gambar 2.7 Notasi Dependency (Hermawan, 2004)
7. Association
Association menggambarkan navigasi antar class, berupa
banyak objek lain yang bisa berhubungan dengan satu objek dan
apakah menjadi bagian dari class lainnya. (Hermawan, 2004)
Gambar 2.8 Notasi Association (Hermawan, 2004)
2.16.3 Use Case Diagram (UCD)
UCD menggambarkan apa yang akan dilakukan oleh sistem
yang akan dibangun dan siapa yang akan berinteraksi dengan sistem.
UCD menjadi dokumen kesepakatan yang akan dibangun antara
customer, user dan developer. User menggunakannya untuk
memahami sistem dan mengevaluasi bahwa benar yang dilakukn oleh
sistem adalah memecahkan masalah user. Sedangkan developer
menggunakan UCD ini sebagai rujukan yang benar dalam
mengembangkan sistem.
UCD pada umumnya tersusun dari elemen actor, use case,
dependency, generalization dan assosiation. UCD memberikan
gambaran yang statis mengenai sistem yang akan dibangun berupa
artifak dari proses analisis. (Hermawan, 2004)
Gambar 2.9 Use Case Diagram (Sumber: data diolah)
2.16.4 Class Diagram (CD)
CD merupakan pemodelan yang selalu ada dalam sistem
berorientasi objek. CD menunjukan hubungan antar calss dalam
sistem yang akan dibangun dan bagaimana mereka saling
berkolaborasi untuk mencapai tujuan. Pada umumnya CD tersusun
dari beberapa class. (Hermawan, 2004)
2.16.5 Activity Diagram (AD)
AD adalah diagram rangkaian untuk menggambarkan
pemrosesan yang digambarkan dalam skenario kasus dan
memperliharkan aliran aktivitas dalam sebuah proses atau bisa
dikatakan serangkaian kegiatan interaksi antara actor dan pengguna
sistem lainnya.
2.16.6 Sequence Diagram
Sequence diagram menjelaskan secara detail urutan proses
yang dilakukan dalam sistem untuk mencapai tujuan dari use case,
interaksi class dan operasi yang terlibat, pembuatannya merupakan hal
yang paling kritikal dalam proses desain artifak. (Hermawan, 2004)
2.16.7 Deployment Diagram
Deployment diagram menunjukan tataletak sebuah sistem
secara fisik, menampakkan bagian-bagian software yang berjalan
pada bagian-bagian hardware yang digunakan untuk
mengimplementasikan sebuah sistem dan keterhubungan antara
komponen-komponen hardware tersebut. Deployment diagram dapat
digunakan pada bagian-bagian awal proses perancangan sistem untuk
memdokumentasikan arsitektur fisik sebuah sistem. (Hermawan,
2004)
2.17 Perangkat Lunak yang Digunakan
a. Squid
Squid adalah sebuah daemon yang digunakan sebagai proxy
server dan web cache. Squid memiliki banyak jenis penggunaan,
mulai dari mempercepat server web dengan melakukan caching
permintaan yang berulang-ulang, caching DNS, caching situs web,
dan caching pencarian komputer di dalam jaringan untuk sekelompok
komputer yang menggunakan sumber daya jaringan yang sama.
(http://id.wikipedia.org/wiki/squid)
Squid juga dapat membantu keamanan dengan cara melakukan
penyaringan (filter) lalu lintas. Squid pada awalnya dikembangkan
oleh Duane Wessels sebagai "Harvest object cache", yang merupakan
bagian dari proyek Harvest yang dikembangkan di University of
Colorado at Boulder. Pekerjaan selanjutnya dilakukan hingga selesai
di University of California, San Diego dan didanai melalui National
Science Foundation. Squid kini hampir secara eksklusif
dikembangkan dengan cara usaha sukarela.
b. Sqstat
Sqstat adalah sebuah script yang dapat memungkinkan untuk
melihat user yang sedang aktif melalui squid. Sqstat menggunakan
protokol chacemgr untuk mendapatkan informasi dari squid proxy
server. (http://samm.kiev.ua/sqstat/)
c. PHP
PHP adalah bahasa script server-side dalam pengembangan
web yang disisipkan pada dokumen HTML. Penggunaan PHP
memungkinkan web dapat dibuat dinamis sehingga maintenance situs
web tersebut menjadi lebih mudah dan efisien. (Perianginangin, 2006)
PHP diciptakan pertama kali oleh Rasmus Lerdorf pada tahun
1994. Awalnya PHP digunakan untuk mencatat jumlah serta untuk
mengetahui siapa pengunjung pada homepage-nya. PHP dapat
digunakan pada semua sistem operasi, dan juga mendukung banyak
web server. PHP juga memiliki kemampuan untuk mengolah keluaran
gambar, file PDF, dan movies Flash.
d. MySQL
MySQL adalah sebuah system manajemen database. MySQL
dikembangkan oleh sebuah perusahaan Swedia bernama MySQL AB,
yang kala itu bernama TcX DataKonsult AB, sejak sekitar 1994–
1995, meski cikal bakal kodenya bisa disebut sudah ada sejak 1979.
Tujuan mula-mula TcX membuat MySQL pada waktu itu juga
memang untuk mengembangkan aplikasi Web untuk klien—TcX
adalah perusahaan pengembang software dan konsultan database.
Kala itu Michael Widenius, atau ―Monty‖, pengembang satu-satunya
di TcX, memiliki aplikasi UNIREG dan rutin ISAM yang dibuat
sendiri dan sedang mencari antarmuka SQL untuk ditempelkan di
atasnya. Mula-mula TcX memakai mSQL, atau ―mini SQL‖.
Barangkali mSQL adalah satu-satunya kode database open
source yang tersedia dan cukup sederhana saat itu, meskipun sudah
ada Postgres. Namun ternyata, menurut Monty, mSQL tidaklah cukup
cepat maupun fleksibel. Versi pertama mSQL bahkan tidak memiliki
indeks. Setelah mencoba menghubungi David Hughes (pembuat
mSQL) dan ternyata mengetahui bahwa David tengah sibuk
mengembangkan versi dua, maka keputusan yang diambil Monty
yaitu membuat sendiri mesin SQL yang antarmukanya mirip dengan
mSQL tapi memiliki kemampuan yang lebih sesuai kebutuhan.
Lahirlah MySQL. (http://f4bregaz.blogspot.com/2009/02/tentan-
mysql.html)
e. jQuery
jQuery adalah Javascript Library yaitu kumpulan kode atau
fungsi Javascript siap pakai, sehingga mempermudah dan
mempercepat developer dalam membuat kode Javascript. (Hakim,
2010)
Semenjak dirilis pertama kali pada tahun 2006 oleh John
Resig, jQuery telah mencuri perhatian para developer web. Buktinya
pada tahun-tahun berikutnya jQuery telah banyak digunakan oleh
website-website terkemuka didunia. jQuery mampu merespon
interaksi antara user dengan halaman web dengan lebih cepat, selain
itu jQuery juga kompatibel dengan semua browser yang populer.
f. Crontab
Crontab adalah aplikasi daemon (berjalan dibalik layar) yang
digunakan untuk menjalankan tugas yang dijadwalkan pada suatu
waktu di sistem operasi linux. Setiap user di sistem yang memiliki file
crontab, mengijinkan file tersebut untuk melakukan suatu aksi yang
telah dispesifikasikan sesuai waktu yang telah ditentukan.
(http://gosigitgo.wordpress.com/2010/03/18/tutorial-penggunaan-
crontab-scheduler-di-ubuntu/)
Untuk melihat schedule yang sedang berjalan di sistem dengan
cara mengetikan perintah sudo crontab -l pada terminal linux.
Sedangkan untuk mengedit crontab dapat dilakukan dengan cara
mengetikan perintah sudo crontab -e.
Format penulisan crontab adalah sebagai berikut :
* * * * * /home/deni/script.sh
Penjelasan :
1. (* pertama) : menit (isian : 0 – 59)
2. (* kedua) : jam (isian : 0 – 23)
3. (* ketiga) : hari dari bulan / tanggal (isian : 1 – 31)
4. (* keempat) : bulan (isian : 1 – 12)
5. (* kelima) : hari dari minggu (isian : 0 – 6) –> 0 = minggu
/home/deni/script.sh adalah path lokasi file yang akan dijalankan.
Contoh : untuk menjalankan perintah tiap 10 menit (tiap hari) maka
penulisan crontabnya adalah sebagai berikut :
*/10 * * * * /home/deni/script.sh
2.18 Black Box Testing
Black box testing adalah tipe testing yang memperlakukan perangkat
lunak yang diketahui kinerja internalnya. Sehingga para tester memandang
perangkat lunak seperti layaknya sebuah ―kotak hitam‖ yang penting dilihat
isinya, tapi cukup dikenal proses testing bagian luar. (Rizky, 2011)
Jenis ini hanya memandang perangkat lunak dari sisi spesifikasi dan
kebutuhan yang telah didefinisikan pada saat awal perencanaan. Sebagai
contoh, jika terdapat sebuah perangkat lunak yang merupakan sebuah sistem
informasi inventory di sebuah perusahaan. Maka pada jenis black box testing,
perangkat lunak tersebut akan dieksekusi kemudian berusaha dites apakah
telah memenuhi kebutuhan pengguna yang didefinisikan pada saat awal tanpa
harus membongkar listing programnya.
2.19 Studi Sejenis
Dibawah ini akan dipaparkan beberapa penelitian yang pernah ada
yang berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh I Wayan Agus Suryanegara
(2009) yang berjudul ―Analisis Perbandingan Penggunaan Framework
Codeigniter dan CakePHP Untuk Aplikasi Web‖ dilakukan analisis
perbandingan terhadap Framework Codeigniter dan CakePHP yang
diimplementasikan dalam pembangunan aplikasi web CMS (Content
Management System) berdasarkan beberapa parameter pengujian, yaitu:
arsitektur, ketersediaan fitur (authentication, validation, pagination, templete
system) dan performasi framework. Hasil yang didapatkan pada studi ini
adalah dengan pemanfaatan association data mapping pattern pada arsitektur
dan penyediaan fitur framework yang lebih baik untuk mendukung
pembangunan aplikasi web, menjadikan CakePHP lebih mudah untuk
digunakan oleh web developer dari pada Codeigniter. Namun performansi
aplikasi web yang dihasilkan dengan penggunaan CakePHP tidak lebih
efisien dibandigkan dengan Codeigniter.
Dalam penelitian yang dilakukan Dhika Rizki Anbia (2010) dengan
judul penelitian ―Pengembangan Desain Komunikasi Social Networking
dengan Penerapan Framework Codeigniter‖, pada penelitian tersebut peneliti
menerapkan Framework Codeigniter dalam pembuatan aplikasi jejaring sosial
yang berskala Local Area Network (LAN) untuk memudahkan dalam hal
komunikasi dan penyampaian data. Penelitian dilakukan pada Prodi Teknik
Informatika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negri Jakarta.
Dalam penelitian yang dilakukan Thoyyibah. T (2010) dengan judul
―Aplikasi Network Monitoring Berbasis SMS (Studi Kasus Layanan
Kesehatan Cuma-Cuma‖, penelitian tersebut menghasilkan sebuah aplikasi
Network Monitoring yang dapat memberikan notifikasi melalui Short
Message Service (SMS) apabila jaringan mengalami sesuatu. Aplikasi yang
dibuat berbasis desktop, dan hanya berjalan pada sistem operasi Windows
saja.
Dalam penelitian yang dilakukan Endah Mardiyani (2009) dengan
judul ―Sistem Monitoring Client Jaringan Komputer Menggunakan Short
Message Service (SMS) (Studi Kasus : IPTEKNET BPPT)‖, penelitian
tersebut menghasilkan sebuah aplikasi Network Monitoring yang dapat
memberikan notifikasi melalui Short Message Service (SMS) apabila jaringan
mengalami sesuatu.
NetworkView merupakan salah satu perangkat lunak (software) yang
dapat digunakan untuk melihat komputer pada suatu jaringan komputer,
sehingga kita dapat melihat komputer mana saja yang sedang terkoneksi
dalam suatu jaringan. NetworkView menyediakan beberapa fasilitas untuk
melihat host yang aktif dalam suatu jaringan dan dilengkapi tampilan berupa
gambar host beserta jaringannya, juga fasilitas lain seperti View info, Modify,
Edit note, MIB Browser, Port Scanner, Ping, Ftp, Telnet dan NetMeeting.
Dalam penelitian yang dilakukan Hamzah Mubarok (2011) dengan
judul ―Konfigurasi Network Monitoring System Jaringan LAN dan WAN
Fakultas Sains dan Teknologi (Studi Kasus : PUSDATIN UIN Jakarta),
dalam penelitian tersebut peneliti hanya melakukan implementasi tools
monitoring jaringan kedalam jaringan LAN dan WAN yang ada di Pusdatin.
Peneliti menggunakan Nagios sebagai tool monitoringnya.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Andre Kinadi (2010) dengan
judul ―Network Monitoring Berbasis SMS pada PT Mandala Airlines‖,
penelitian terersebut menghasilkan aplikasi Network Monitoring yang dapat
memberikan notifikasi melalui Short Message Service (SMS) apabila jaringan
mengalami gangguan. Aplikasi dibuat menggunakan teknologi JAVA.
Nagios adalah tool network monitoring system open source yang
terbaik. Nagios bersifat modular, mudah digunakan, dan memiliki skalablitas
tinggi. Modul atau plugin pada nagios sangat simple pengguna dapat
membuatnya untuk melengkapi system checking pada nagios sesuai dengan
kebutuhan. Nagios awalnya didesain untuk berjalan pada sistem operasi
Linux, namun dapat juga berjalan dengan baik hampir disemua sistem operasi
unix like.
Look@LAN merupakan salah satu perangkat lunak (software) yang
dapat digunakan untuk melihat komputer (host) pada suatu jaringan komputer
lokal atau sering disebut dengan local area network (LAN), sehingga
pengguna dapat melihat active services atau fasilitas-fasilitas yang
disediakannya.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Mohamad Yasir (2010) dengan
judul ―Membangun Software Monitoring Jaringan Dengan SMS Alert‖,
penelitian terersebut menghasilkan aplikasi Network Monitoring yang dapat
memberikan notifikasi melalui Short Message Service (SMS) apabila jaringan
mengalami gangguan.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sri Puji Utami (2006) dengan
judul ―Perancangan Online Network Monitoring Berbasis PHP dan SNMP‖,
penelitian tersebut menghasilkan aplikasi network monitoring system
berbasis web yang berjalan pada sistem operasi Linux Mandriva Limited
Edition.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Asep Surya (2007) dengan
judul ―Network Monitoring System (NMS) dengan Notifikasi Menggunakan
SMS (studi kasus pada divisi NOC PT. MELVAR LINTASNUSA)‖,
penelitian tersebut menghasilkan menghasilkan aplikasi Network Monitoring
yang dapat memberikan notifikasi melalui Short Message Service (SMS)
apabila jaringan mengalami gangguan.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Gunawan (2011) dengan judul
―Menerapkan Aplikasi Zabbix Dalam Memonitoring Jaringan‖, penelitian
tersebut hanya mengimplementasikan tools yang sudah ada.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Agung Irawan (2011) dengan
judul ―Aplikasi Monitoring Jaringan Komputer Berbasis SMS Gateway Pada
Sistem Operasi Linux‖, penelitian terersebut menghasilkan aplikasi Network
Monitoring yang dapat memberikan notifikasi melalui Short Message Service
(SMS) apabila jaringan mengalami gangguan.
Tabel 2.4 Studi Sejenis
No Nama Peneliti Judul Penelitian Tahun Kelebihan Kekurangan
1. I Wayan
Agus
Suryanegara
Analisis
Perbandingan
Penggunaan
Framework
Codeigniter dan
CakePHP
Untuk Aplikasi
Web
2009 Menghasilkan
perbandingan
dua Framework
PHP yaitu
Framework
Codeigniter
dengan
Framework
CakePHP hasil
perbandingan
dapat dijadikan
bahan
pertimbangan
dalam memilih
Tidak
menekankan
pada hasil
aplikasi yang
dibuat.
Framework
untuk
pembuatan
aplikasi berbasis
web
2. Dhika Rizki
Anbia
Pengembangan
Desain
Komunikasi
Social
Networking
Dengan
Penerapan
Framework
Codeigniter
2010 Proses
perancangan
aplikasi sangat
jelas dan
berhasil
menerapkan
dengan baik
Framework
Codeigniter
dalam
pembuatan
aplikasi jejaring
sosial berbasis
web
Aplikasi yang
dibuat tidak
terintegrasi
dengan sistem
yang sudah ada.
3. Eko
Listiyanto
Perancangan
LibraryUMS-
CMS
Menggunakan
Codeigniter
2009 Berhasil
menerapkan
dengan baik
Framework
Codeigniter
dalam
pembuatan
CMS
Tidak
Menggunakan
Metodelogi
Penelitian dalam
perancangam
sistem
4. Thoyyibah Aplikasi
Network
Monitoring
Berbasis SMS
(Studi Kasus
Layanan
Kesehatan
Cuma-Cuma
2010 Mempuyai fitur
Telnet, Tracert,
dan Hotsname
Menggunakan
SMS sebagai
media notifikasi
memungkinkan
terjadi overload
notifikasi, Tidak
dapat berjalan
pada sistem
operasi open
source, Tidak
memonitoring
service port yang
aktif.
5. Endah
Mardiyani
Sistem
Monitoring
Client Jaringan
Komputer
Menggunakan
Short Message
Service (SMS)
(Studi Kasus :
IPTEKNET
BPPT)
2009 Monitoring
Service yang
aktif seperti
SMTP, FTP,
HTTP
Menggunakan
SMS sebagai
media notifikasi
memungkinkan
terjadi overload
notifikasi
6. NetworkView Mempunyai
fitur Ping, Ftp,
Telnet dan
NetMeeting
Berbasis desktop
hanya bisa
diakses di
komputer yang
terinstall saja
7. Teguh
Saputra
Sistem
Monitoring
Server Jaringan
Komputer
Berbasis Web
2008 Aplikasi bersifat
modular
Khusus untuk
memonitoring
server
8. Hamzah
Mubarok
Konfigurasi
Network
Monitoring
System Jaringan
LAN dan WAN
Fakultas Sains
dan Teknologi
(Studi Kasus :
PUSDATIN
UIN Jakarta)
2011 Menghasilkan
laporan hasil
monitoring
jaringan
Menggunakan
notifikasi via e-
mail sehingga
mengharuskan
selalu online.
9. Andre Kinadi Network
Monitoring
Berbasis SMS
pada PT
Mandala
2010 Mempuyai fitur
tambahan
seperti host look
up dan netstat.
Tidak
menggunakan
metode
pengembangan
sistem dan tidak
Airlines menggunakan
database.
10. Nagios Berbasis Web
dan bersifat
modular
Proses Installasi
sulit.
11. Look@LAN Bisa
Menampilkan
grafik jaringan
Hanya
monitoring
jaringan lokal
12. Mohamad
Yasir
Membangun
Software
Monitoring
Jaringan
Dengan SMS
Alert
2010 Mempunyai
fitur auto error
alert
Menggunakan
SMS sebagai
media notifikasi
memungkinkan
terjadi overload
notifikasi
13. MRTG Dapat
Menampilkan
grafik
Installasinya
Sulit
14. Netlimiter Bisa memantau
service yang
sedang berjalan
Harus diinstall
disemua
komputer yang
akan dipantau
15. Sri Puji
Utami
Perancangan
Online Network
Monitoring
Berbasis PHP
dan SNMP
2006 Berbasis web
dan mudah
dalam
penggunaannya
Tidak
menggunakan
metode
pengembangan
sistem dalam
perancangannya
16. Asep Surya Network
Monitoring
System (NMS)
dengan
Notifikasi
Menggunakan
SMS (studi
kasus pada
divisi NOC PT.
MELVAR
2007 Mudah dalam
penggunaannya
dan hal yang di
monitoring
cukup luas
Menggunakan
SMS sebagai
media notifikasi
memungkinkan
terjadi overload
notifikasi
LINTASNUSA)
17. Gunawan Menerapkan
Aplikasi Zabbix
Dalam
Memonitoring
Jaringan
2011 Dengan
menggunakan
Zabbix dapat
mengetahui
keadaan
hardware
Tidak
menggunakan
metode
pengembangan
sistem dalam
perancangannya
18. Galih
Hermawan
Analisis Dan
Desain Sistem
Resources
Monitoring
Pada Jaringan
Komputer
Berbasis
Protokol
TCP/IP
2010 Menampilkan
informasi dari
setiap resource
yang dipantau
Hanya berjalan
pada sistem
opersi windows
19. Gheby
Jhuana Ohara
Aplikasi Sistem
Monitoring
Berbasis Web
Menggunakan
Gammu SMS
Gateway
Sebagai Media
Notifikasi
2005 Berbasis Open
Source dan
Gratis
Menggunakan
SMS sebagai
media notifikasi
memungkinkan
terjadinya
notifikasi terus
menerus
20. Agung
Irawan
Aplikasi
Monitoring
Jaringan
Komputer
Berbasis SMS
Gateway Pada
Sistem Operasi
Linux
2011 Berbasis web
dan mudah
dalam
penggunaannya
Menggunakan
SMS sebagai
media notifikasi
memungkinkan
terjadi overload
notifikasi
Dibandingkan semua penelitian diatas, penelitian yang penulis lakukan
menghasilkan aplikasi yang memiliki fitur sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan
oleh admin jaringan Dinas Infokom, aplikasi ini juga mampu terintegrasi dengan
sistem yang sudah ada, selain itu aplikasi yang penulis rancang bersifat modular
sehingga mudah untuk dikembangkan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
2.3 Metode Pengumpulan Data
3.1.1 Studi Lapangan
1. Observasi
Pada tahap ini penulis melakukan pengumpulan data guna
mengumpulkan informasi mengenai kebutuhan sistem, yang dalam
hal ini adalah Dinas Informasi dan Komunikasi (Infokom) Kota
Tangerang. Penulis terjun langsung kelapangan untuk mengetahui
sistem yang sedang berjalan saat ini. Hal ini perlu dilakukan agar
penulis dapat melakukan analisis terhadap sistem yang telah berjalan
serta menentukan rancangan sistem baru yang akan dibangun agar
tetap singkron dengan sistem yang telah ada
Selain kebutuhan sistem, pada langkah ini penulis juga
mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk pembangunan
aplikasi. Data yang dimaksud adalah berupa data tentang device-
device jaringan komputer serta topologi yang ada di Dinas Infokom
yang dapat penulis gunakan untuk pertimbangan perancangan sistem
yang akan dibuat. Penulis melakukan observasi pada tanggal 11 April
2011 sampai dengan 27 Mei 2011.
2. Wawancara
Selain melakukan pengumpulan data dengan metode observasi
dan study pustaka, penulis juga melakukan pertemuan dan wawancara
kepada pihak-pihak yang nantinya akan berhubungan dengan sistem
yang akan dirancang ini. Penulis mewawancarai Bapak Andri dan
bapak Adhi Zulkifli selaku network administrator pada Dinas
Infokom Kota Tangerang yang nantinya akan menggunakan sistem
ini. Daftar pertanyaan wawancara beserta hasilnya penulis lampirkan
pada bagian Lampiran.
3.1.2 Studi Pustaka
Penulis juga melakukan pengumpulan data dengan cara studi
pustaka, pada tahap ini penulis mencari referensi-referensi yang
berhubungan dengan penelitian yang sedang penulis lakukan.
Pencarian referensi dilakukan di perpustakaan, toko buku, dan juga
melalui browsing internet. Setelah mendapatkan referensi-referensi
yang relevan, penulis lalu mencari informasi-informasi yang
dibutuhkan dalam penelitian ini dari referensi-referensi tersebut.
Informasi yang didapatkan penulis gunakan dalam penyusunan
landasan teori, metodologi penelitian, serta pengembangan
aplikasinya secara langsung. Pustaka-pustaka yang penulis gunakan
sebagai acuan dapat dilihat pada Daftar Pustaka.
3.2 Metode Pengembangan Sistem
Penulis menggunakan metode Rapid Application Development (RAD)
yang ditemukan oleh James Martin dalam mengembangkan sistem
monitoring jaringan ini.
Rapid Application Development (RAD) yaitu suatu pendekatan
berorientasi objek terhadap pengembangan sistem yang mencangkup suatu
metode pengembangan serta perangkat-perangkat lunak (Kendall & Kendall,
2003).
Ada 3 fase dalam RAD, yang diantaranya adalah :
1. Fase Requirement Planning, yaitu mengidentifikasi masalah yang
dihadapi dan membuat rencana untuk menyelesaikan masalah tersebut
dan membuat analisa serta memahami sitem informasi yang sedang
berjalan. Selain itu, juga dilakukan identifikasi terhadap solusi yang
diharapkan.
2. Fase Workshop Design, yaitu dalam fase ini, pengguna dan
penganalisis bertemu untuk mengidentifikasi solusi alternatif dan
memilih solusi yang terbaik. Kemudian membuat desain proses bisnis
dan desain pemrograman untuk data-data yang telah didapatkan dan
dimodelkan dalam arsitektur sistem yang akan dibuat.
3. Fase Implementation, yaitu menerapkan sistem informasi yang telah
dibuat dan sebelumnya telah diuji coba terlebih dahulu.
Gambar 3.1 Fase-fase RAD (Kendall & Kendall, 2003)
Berikut ini kondisi yang sesuai dalam menggunakan RAD (Sukamto,
Rosa A, 2009) :
1. Proyek dengan skala kecil sampai medium dengan waktu pendek.
2. Fokus pada lingkup tertentu.
3. Bukan aplikasi dengan komputasi yang kompleks.
4. Spesifikasi kebutuhan sudah benar-benar diketahui.
5. Pendefinisian spesifikasi yang tidak perlu waktu lama
Alasan penulis memilih metode penelitian Rapid Application
Development (RAD) karena penelitian yang penulis lakukan merupakan
proyek yang berskala kecil, lingkupnya pun hanya pada dinas Infokom saja,
serta aplikasi yang dihasilkan bukan aplikasi dengan komputasi yang
kompleks sehingga penulis memutuskan untuk menggunakan metode
pengembangan sistem RAD. Tahapan-tahapan yang penulis lakukan dalam
perancangan aplikasi ini diantaranya adalah :
3.2.1 Requirements Planning
Pada tahap ini penulis melakukan pengamatan terhadap sistem
yang sedang berjalan pada dinas Infokom Kota Tangerang. Hal yang
penulis amati mengenai cara admin jaringan dalam mengelolah jaringan
komputer yang ada pada dinas Infokom, serta hal-hal lain yang
berhubungan dengan jaringan komputer yang ada pada dinas Infokom
Kota Tangerang. Setelah itu penulis menetapkan alur bisnis dan aplikasi
serta wilayah persoalan data yang akan didukung oleh sistem yang akan
dirancang serta ditentukan pula jangkauan atau batasan sistem.
Tahapan-tahapan lebih rinci dalam proses ini dapat dilihat pada bab IV
sub bab 4.2.
3.2.2 Workshop Desain
Setelah penulis mengetahui definisi aplikasi yang akan dibuat,
yang meliputi analisis terhadap sistem, maka penulis melakukan
perancangan (design). Perancangan disini dimaksudkan untuk membuat
pemodelan terhadap aplikasi baru yang dapat mewakili sistem yang
berjalan saat ini di Dinas Infokom Kota Tangerang. Perancangan yang
penulis lakukan meliputi perancangan aplikasi dan perancangan
database. Untuk tampilan antarmuka (interface) aplikasi sendiri,
penulis melakukan perancangan Graphical User Interface (GUI) dari
aplikasi ini.
a. Perancangan Aplikasi
Pada tahap perancangan aplikasi, penulis menggunakan alat
bantu (tools) yaitu Unified Modelling Language (UML).
Unified Modeling Language (UML) merupakan satu
kumpulan konvensi pemodelan yang digunakan untuk menentukan
atau menggambarkan sebuah sistem software yang terkait dengan
objek (Whitten et al. 2004). Dalam perancangan dengan UML ini,
penulis menggunakan software StarUML 5.2, Umbrello dan
Microsoft Office Visio 2007. Perancangan aplikasi ini dapat dilihat
pada bab IV point 4.3.1.
b. Perancangan Database
Setelah melakukan perancangan aplikasi, penulis dapat
menyimpulkan bahwa diperlukan field-field dari modul-modul yang
telah ada. Sehingga perancangan dilakukan dengan membuat tabel-
tabel serta field-field-nya dan kemudian membuat relationship dari
tabel-tabel yang telah dibuat. Perancangan database ini dapat dilihat
pada bab IV pada point 4.3.2.
c. Perancangan Tampilan
Penulis melakukan perancangan terhadap user interface
dari aplikasi ini. Perancangan yang dilakukan meliputi halaman-
halaman yang ada di dalam sistem ini. Perincian mengenai
rancangan tampilan dapat dilihat pada bab IV pada point 4.4.3.
3.2.3 Implementation
Pada tahap ini penulis mengimplementasikan rancangan-
rancangan yang telah di buat pada tahap sebelumnya. Desain database
yang telah dibuat diimplementasikan langsung, dalam hal ini penulis
menggunakan database mysql dengan interface phpmyadmin. Setelah
implementasi database selesai dilakukan, penulis selanjutnya
mengimplementasikan aplikasi. Pada implementasi aplikasi, penulis
melakukan pengembangan aplikasi dengan mengacu pada design
aplikasi yang telah dilakukan. Implementasi dan tahap pengembangan
ini dapat dilihat di bab IV pada sub bab 4.4.
Dalam tahap implementasi penulis juga melakukan pengujian
aplikasi, yang bertujuan untuk menguji apakah fitur-fitur yang ada di
aplikasi yang penulis rancang telah berjalan dengan baik dan dapat
terintegrasi dengan sistem yang sudah ada pada Dinas Infokom Kota
Tangerang. Pengujian menggunakan pendekatan black box testing.
Pengujian dapat dilihat pada bab IV sub bab 4.4.3.
3.3 Kerangka Berfikir
Dalam melakukan penelitian ini, penulis melakukan tahapan-tahapan
kegiatan dengan mengikuti rencana kegiatan yang tertuang dalam model
konseptual penelitian ini.
Gambar 3.2 Kerangka Berfikir
BAB IV
IMPLEMENTASI DAN HASIL
4.1 Sekilas Tentang Dinas Informasi dan Komunikasi Kota Tangerang
Dinas Informasi dan Komunikasi (INFOKOM) dibentuk tahun 2009,
instansi yang menggabungkan fungsi Kantor Pengolahan Data Elektronik
(KPDE) bagian Humas dan Pos dan Telekomunikasi (POSTEL). Dinas
Informasi dan Komunikasi terdiri dari 3 bidang, yaitu :
1. Bidang Telematika
Terbentuk dari Pengolahan Data Elektronik (PDE) yang
mempunyai tugas pengolahan Sistem Manajemen Daerah (SIMDA),
website, E-Government, dan Pemberdayaan Telematika Sarana dan
Prasarana.
2. Bidang Pos dan Telekomunikasi
Seiring dengan perkembangan waktu ada kegiatan Center
Pengolahan Data dan Diseminasi Informasi, kegiatan penyebaran
informasi.
3. Bidang Pengolahan Data dan Diseminasi
Ada kegiatan Media Center, Mobil Penyebaran Informasi, Closed –
Cicuit Television (CCTV), penganganan kegiatan Koran Banten, SMS
Gateway, dan AIM (Anjungan Internet Mandiri).
4.1.1 Visi dan Misi Dinas Informasi dan Komunikasi Kota Tangerang
4.1.1.1 Visi
Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang
terintegrasi menuju terwujudnya visi kota Tangerang
4.1.1.2 Misi
1. Pengembangan kualitas SDM dalam bidang manajemen data
dan informasi.
2. Peningkatan kualitas layanan public dalam memperoleh data
dan informasi yang lengkap, akurat, valid, dan terkini dengan
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
3. Peningkatan daya jangkauan jaringan teknologi informasi dan
komunikasi untuk mempermudah akses masyarakat.
4. Terbangunnya sistem informasi dan komunikasi yang
terintegrasi antar institusi pengelola data dan informasi menuju
terciptanya GOOD GOVERNANCE dan CLEAN
GOVERNANCE melalui penerapan E- GOVERNMENT.
4.1.2 Struktur Organisasi
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Dinas Infokom Kota Tangerang
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Divisi Networking
Dinas Infokom Kota Tangerang
4.2 Requirement Planning
4.2.1 Analisis Sistem Berjalan dan Sistem yang Ditawarkan
Berdasarkan observasi yang penulis telah lakukan mengenai kegiatan
monitoring jaringan (network monitoring) yang ada pada Dinas Informasi dan
Komunikasi Kota Tangerang serta berdasarkan hasil wawancara mengenai
kebutuhan admin jaringan Dinas Infokom akan suatu tools yang dapat
membantu pekerjaannya. Berikut ini penulis jabarkan hasil Analisis terhadap
sistem yang berjalan pada Dinas Infokom adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 Analisa Sistem yang Berjalan
No Sistem yang Sedang
Berjalan
Keunggulan Kekurangan Solusi
1 Untuk memeriksa
koneksi host dan
device yang ada
menggunakan
perintah ping pada
command prompt
Jika
memeriksanya
satu per satu
tidak
membebani
jaringan
Jika yang
diperiksa
banyak akan
memerlukan
waktu untuk
melakukannya
Pembuatan
modul yang
bisa
digunakan
untuk
memeriksa
koneksi host
secara
sekaligus.
2 Data device yang
ada belum
Data
tersimpan
Tidak teratur
dan mudah
Pembuatan
sistem
menggunakan
database
dalam kertas
dan tidak
tergantung
pada komputer
hilang bila
berkas
disimpan
dengan tidak
rapih
inventory
yang dapat
menyimpan
data device
yang ada ke
dalam
database
3 Menggunakan squid Sebagai proxy
server squid
dapat
membantu
keamanan
dengan cara
melakukan
filter lalu
lintas, selain
itu juga dapat
mempercepat
kinerja
jaringan
dengan
caching yang
dilakukanya.
Hasil
monitoring
yang
ditampilkan
melalui layar
terminal tidak
menggunakan
interface yang
memudahkan
untuk
membacanya.
Pembuatan
modul yang
bisa
menampilkan
hasil
monitoring
yang mudah
dibaca dalam
sistem yang
akan dibuat
4 Menggunakan sqstat URL yang
sedang diakses
oleh client
dapat
Terinstall
secara terpisah
mengharuskan
berpindah-
Pembuatan
modul yang
dapat berkerja
seperti sqstat
terpantau pindah
aplikasi
di dalam
sistem yang
akan dibuat
Untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam
proses monitoring jaringan pada Dinas Informasi dan Komunikasi Kota
Tangerang, penulis bermaksud mengusulkan sebuah sistem untuk membantu
kegiatan monitoring jaringan yang dilakukan network administrator Dinas
Informasi dan Komunikasi Kota Tangerang. Pada pengembangannya, penulis
melakukan studi kasus pada Dinas Informasi dan Komunikasi Kota
Tangerang, namun pada kenyataanya sistem yang penulis rancang ini
nantinya dapat juga digunakan oleh dinas-dinas lain yang ada di kota
tangerang. Usulan sistem yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2 Sistem yang Ditawarkan
No Sistem yang
Ditawarkan
Keunggulan Kekurangan Solusi
1 Pembuatan tools
monitoring koneksi
jaringan
Selain
memeriksa
koneksi dapat
juga melihat
port/service
yang sedang
Memungkinkan
terjadinya
beban pada
jaringan
Penyempurnaan
modul
monitoring
aktif
2 Pembuatan sistem
inventory untuk
menyimpan data
device yang ada
Data lebih
teratur dan
rapih karena
tersipan
dalam
database
Bila datanya
banyak
memerlukan
memory yang
besar pada
database
Optimalisasi
pada database
yang telah
dibuat
3 Pembutan modul
untuk membuat
laporan hasil
monitoring yang
dilakukan oleh
sqiud
Memudahkan
untuk
membaca
hasil
monitoring
yang
dilakukan
oleh squid,
selain itu
laporan dapat
di download
untuk
disimpan
sebagai arsip
Laporan dalam
file berformat
html bukan pdf
ataupun excel
Penyempurnaan
modul report
4 Pembuatan modul
yang bisa berkerja
seperti sqstat dalam
Jika terdapat
dalam satu
aplikasi tidak
perlu repot
Kemungkinan
adanya bug
pada modul ini
masih sangat
Penyempurnaan
modul active
request
sistem yang dibuat berpindah-
pindah
aplikasi
besar
Berdasarkan penjabaran dari analisis diatas keunggulan dari penelitian
yang penulis lakukan, perbedaan dari aplikasi yang penulis buat dengan 2
penelitian sebelumnya adalah terletak pada tujuan pembuatannya dan juga
fitur yang terdapat pada aplikasi. Pada penelitian yang dilakukan oleh Dhika
Rizki Ambia, disituh menerapkan framework Codeigniter untuk perancangan
social networking yang dilengkapi fitur-fitur kebutuhan kerja yang dimana
semua modul yang dibuat pada aplikasi tersebut menggunakan framework
Codeigniter.
Sedangakan NetworkView merupakan salah satu tools yang digunakan
untuk memonitoring koneksi host dalam suatu jaringan. NetworkView
aplikasi berbasis desktop dan tidak open source. Aplikasi ini tidak dapat
diakses dari tempat lain hanya dapat digunakan oleh komputer yang
didalamnya terinstall aplikasi ini saja, tidak seperti aplikasi berbasis web
yang dapat digunakan dari komputer mana saja.
Sementara itu aplikasi yang penulis buat menerapkan framework
Codeigniter untuk perancangan sistem monitoring jaringan. Aplikasi ini
berbasiskan web, sehingga untuk mengakses aplikasi ini tidak hanya pada
satu komputer saja. Fitur-fitur yang terdapat didalamnya merupakan
kebutuhan yang diperlukan oleh network administrator Dinas Informasi dan
Komunikasi Kota Tangerang, aplikasi ini juga dirancang untuk dapat
terintegrasi dengan aplikasi yang sudah ada pada dinas tersebut.
4.3 Workshop Design
4.3.1 Perancangan Aplikasi
a. Penentuan Aktor
Pada sistem ini, penulis memisahkan aktor menjadi 3 (tiga)
tingkatan yaitu super admin, admin dan sub-admin. Tiap aktor
mempunyai wewenang yang berbeda-beda, seperti yang penulis
jabarkan sebagai berikut:
1. Super Admin
Super admin merupakan aktor yang menempati tingkat tertinggi
pada sistem. Super admin memiliki wewenang sebagai berikut:
a. Menambahkan user baru, mengedit user dan menghapus user
yang ada.
b. Administrasi inventory, yaitu menambahkan data device,
mengedit data device dan juga menghapus data device.
c. Memonitor status up/down setiap host.
d. Melihat report hasil monitoring.
2. Admin
Admin merupakan aktor yang menempati tingkat menengah pada
sistem. Wewenang yang dimiliki admin adalah sebagai berikut:
a. Administrasi inventory, yaitu menambahkan data device,
mengedit data device dan juga menghapus data device.
b. Memonitor status up/down setiap host.
c. Melihat report hasil monitoring.
3. Sub-Admin
Tingkatan sub-admin menempati level terbawah dalam sistem ini.
Sub-Admin memiliki wewenang sebagai berikut:
a. Memonitor status up/down setiap host.
b. Melihat report hasil monitoring.
Wewenang dari masing-masing aktor dapat pula dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 4.3 Wewenang Aktor
No Super Admin Admin Sub Admin
1 Add, edit dan delete user Add, edit dan
delete data
device
Monitoring
status koneksi
host
2 Add, edit dan delete data
device
Monitoring
status koneksi
host
View report
3 Monitoring status
koneksi host
View report
4 View report
b. Perancangan Use Case Diagram
Use Case Diagram digunakan untuk menjelaskan apa yang
akan dilakukan sistem serta aktor-aktor yang akan berhubungan
dengan proses-proses yang ada pada sistem.
Gambar 4.3 Use Case System yang Dirancang
Berikut ini adalah penjabaran dari use case tersebut yang ditampilkan
tiap modul.
Gambar 4.4 Use Case Login
Gambar 4.5 Use Case Monitoring
Gambar 4.6 Use Case View Report
Gambar 4.7 Use Case Device
Gambar 4.8 Use Case User
Untuk dapat masuk ke dalam sistem dan menggunakan modul-
modul yang ada pada sistem, seluruh actor harus login terlebih
dahulu.
c. Use Case Scenario
Use Case Scenario merupakan penjelasan yang lebih
terperinci mengenai masing-masing use case yang terjadi dalam
sistem.
1) Login
Tabel 4.4 Use Case Scenario Login
Nama Use Case Login
Deskripsi usecase ini menjelaskan seorang
user yang akan masuk kedalam
sistem
Aktor yang terlibat Super Admin, Admin dan Sub
Admin
Pre Condition Actor harus memiliki username dan
password yang terdaftar dalam
sistem
Trigger Actor ingin masuk ke dalam sistem
Basic Flows Kegiatan Actor Respon Sistem
Langkah 1:
Actor
memasukan
username dan
password
kemudian
menekan
tombol masuk
Langkah 2:
Sistem merespon
dengan
mengarahkan
user ke halaman
baranda
Alternate Flows Alternatif Langkah 2a: Jika user
tidak terdaftar dalam database
sistem maka sistem akan
mengarahkan user ke halaman
login
Post Condition Actor berada di halaman beranda
Aturan Bisnis
Gambar 4.9 Activity Diagram Login
2) Cek Host
Tabel 4.5 Use Case Scenario Cek Host
Nama Use Case Cek Host
Deskripsi usecase ini menjelaskan actor yang
akan melihat daftar host yang ada
dalam sistem
Aktor yang terlibat Super Admin, Admin dan Sub
Admin
Pre Condition Actor harus memiliki username
dan password yang terdaftar dalam
sistem
Trigger Usecase ini dimulai ketika actor
ingin melihat daftar host
Basic Flows Kegiatan Actor Respon Sistem
Langkah 1:
Actor mengklik
menu utama
Cek Host
Langkah 2:
Sistem merespon
dengan
mengarahkan ke
halaman cek host
dengan
menampilkan
daftar host yang
ada di database
Alternate Flows
Post Condition Actor dapat melihat daftar host
yang ada dalam dalam sistem
Aturan Bisnis 1. Actor harus memiliki username
dan password yang sesuai.
Gambar 4.10 Activity Diagram Cek Host
3) Status Host
Tabel 4.6 Use Case Scenario Status Host
Nama Use Case Status Host
Deskripsi usecase ini menjelaskan actor
yang akan melihat status host yang
ada dalam sistem
Aktor yang terlibat Super Admin, Admin dan Sub
Admin
Pre Condition Actor harus memiliki username
dan password yang terdaftar
dalam sistem
Trigger Actor ingin melihat status host
Basic Flows Kegiatan Actor Respon Sistem
Langkah 1:
Actor mengklik
menu utama
Cek Host
Langkah 3:
Actor mengklik
menu Status
pada salah satu
host yang ada
pada daftar host
Langkah 2:
Sistem
merespon
dengan
mengarahkan
ke halaman cek
host dengan
menampilkan
daftar host yang
ada di database
Langkah 4:
Sistem
merespon
dengan
menampilkan
status host
(up/down, port)
Alternate Flows
Post Condition Actor dapat melihat status host
yang ada pada daftar host
Aturan Bisnis 1. Actor harus memiliki username
dan password yang sesuai.
Gambar 4.11 Activity Diagram Status Host
4) Detail Host
Tabel 4.7 Use Case Scenario Detail Host
Nama Use Case Detail Host
Deskripsi usecase ini menjelaskan actor
yang akan melihat informasi detail
host yang ada dalam sistem
Aktor yang terlibat Super Admin, Admin dan Sub
Admin
Pre Condition Actor harus memiliki username
dan password yang terdaftar
dalam sistem
Trigger Actor ingin mengetahui informasi
host secara detail
Basic Flows Kegiatan Actor Respon Sistem
Langkah 1:
Actor mengklik
menu utama
Cek Host
Langkah 3:
Actor mengklik
menu Detail
pada salah satu
host yang ada
pada daftar host
Langkah 2:
Sistem
merespon
dengan
mengarahkan
ke halaman cek
host dengan
menampilkan
daftar host yang
ada di database
Langkah 4:
Sistem
merespon
dengan
mengarahkan
ke halaman
Host Detail dan
menampilkan
informasi host
secara detail
Alternate Flows
Post Condition Actor dapat melihat informasi
detail host yang ada pada daftar
host
Aturan Bisnis 1. Actor harus memiliki username
dan password yang sesuai.
Gambar 4.12 Activity Diagram Detail Host
5) Request Aktif
Tabel 4.8 Use Case Scenario Request Aktif
Nama Use Case Active Request
Deskripsi usecase ini menjelaskan actor
yang akan melihat request url
yang sedang dilakukan oleh host
Aktor yang terlibat Super Admin, Admin dan Sub
Admin
Pre Condition Actor harus memiliki username
dan password yang terdaftar
dalam sistem
Trigger actor ingin melihat request url
yang sedang dilakukan oleh host
Basic Flows Kegiatan Actor Respon Sistem
Langkah 1:
Actor mengklik
menu utama
Request Aktif
Langkah 2:
Sistem
merespon
dengan
mengarahkan
ke halaman
request aktif
untuk
menampilkan
daftar request
url yang sedang
aktif
Alternate Flows
Post Condition Actor dapat mengetahui kemana
saja host melakukan request url
Aturan Bisnis 1. Actor harus memiliki username
dan password yang sesuai.
Gambar 4.13 Activity Diagram Request Aktif
6) Laporan
Tabel 4.9 Use Case Scenario Laporan
Nama Use Case Laporan
Deskripsi usecase ini menjelaskan actor
yang akan melihat laporan hasil
monitoring yang dilakukan sistem
Aktor yang terlibat Super Admin, Admin dan Sub
Admin
Pre Condition Actor harus memiliki username
dan password yang terdaftar
dalam sistem
Trigger Actor ingin melihat laporan hasil
monitoring
Basic Flows Kegiatan Actor Respon Sistem
Langkah 1: Langkah 2:
Actor menekan
menu utama
Laporan
Sistem
merespon
dengan
menampilkan
laporan hasil
monitoring
Alternate Flows
Post Condition Actor dapat melihat laporan hasil
monitoring yang telah dilakukan
Aturan Bisnis 1. Actor harus memiliki username
dan password yang sesuai.
Gambar 4.14 Activity Diagram Laporan
7) Add Device
Tabel 4.10 Use Case Scenario Add Device
Nama Use Case Add Device
Deskripsi Usecase ini menjelaskan seorang
actor yang akan menambahkan
data device baru.
Aktor yang terlibat Super Admin dan Admin
Pre Condition Actor harus memiliki username dan
password yang terdaftar dalam
sistem
Trigger Adanya penambahan device yang
akan dimonitoring
Basic Flows Kegiatan Actor Respon Sistem
Langkah 1:
Actor memilih
Langkah 2:
Sistem merespon
menu utama
Inventaris
Langkah 3:
Actor mengklik
tombol Tambah
Data Baru
Langkah 5:
Actor mengisi
form tambah
data baru
dengan
informasi
device
kemudian
mengklik
tombol Tambah
dengan
mengarahkan ke
halaman
inventaris
Langkah 4:
Sistem merespon
dengan
menampilkan
form tambah
data baru
Langkah 6:
Sistem merespon
dengan
menampilkan
notifikasi
tambah data
berhasil
Alternate Flows Langkah 6a: Jika data yang
diisikan tidak valid sistem akan
akan menampilkan pesan error dan
kembali menampikan form isian
tambah data baru
Post Condition Data device baru telah masuk ke
dalam sistem
Aturan Bisnis 1. Actor harus memiliki username
dan password yang sesuai.
2. Hanya Super Admin dan Admin
yang dapat mengakses menu
Inventaris
Gambar 4.15 Activity Diagram Add Device
8) Edit Device
Tabel 4.11 Use Case Scenario Edit Device
Nama Use Case Edit Device
Deskripsi Usecase ini menjelaskan seorang
actor yang akan mengedit data
device yang telah ada dalam
sistem
Aktor yang terlibat Super Admin dan Admin
Pre Condition Actor harus memiliki username
dan password yang terdaftar
dalam sistem
Trigger Diperlukannya perubahan
terhadap data device yang telah
ada dalam sistem
Basic Flows Kegiatan Actor Respon Sistem
Langkah 1:
Actor memilih
menu utama
Inventaris
Langkah 3:
Actor mengklik
tombol Edit
Langkah 5:
Actor mengisi
form isian edit
data dengan
informasi
device
kemudian
mengklik
tombol
Perbarui
Langkah 2:
Sistem
merespon
dengan
mengarahkan
ke halaman
inventaris
Langkah 4:
Sistem
merespon
dengan
menampilkan
form isian edit
data
Langkah 6:
Sistem
merespon
dengan
menampilkan
notifikasi edit
device berhasil
Alternate Flows Langkah 6a: Jika data yang
diisikan tidak valid sistem akan
akan menampilkan pesan error
dan kembali menampikan form
isian edit device
Post Condition Perubahan berhasil dilakukan
Aturan Bisnis 1. Actor harus memiliki username
dan password yang sesuai.
2. Hanya Super Admin dan Admin
yang dapat mengakses menu
Inventaris
Gambar 4.16 Activity Diagram Edit Device
9) Delete Device
Tabel 4.12 Use Case Scenario Delete Device
Nama Use Case Delete Device
Deskripsi Usecase ini menjelaskan seorang
actor yang akan menghapus data
device yang ada pada database
Aktor yang terlibat Super Admin dan Admin
Pre Condition Actor harus memiliki username
dan password yang terdaftar
dalam sistem
Trigger Device tidak ada lagi dalam
lingkup monitoring
Basic Flows Kegiatan Actor Respon Sistem
Langkah 1:
Actor memilih
menu utama
Inventaris
Langkah 3:
Actor memilih
device yang
akan dihapus
Langkah 5:
Actor mengklik
tombol Hapus
yang terpilih
Langkah 2:
Sistem
merespon
dengan
mengarahkan
ke halaman
inventaris
Langkah 4:
Sistem
merespon
dengan
mengarahkan
ke halaman
konfirmasi
penghapusan
data device
Langkah 6:
Sistem
merespon
dengan
menampilkan
notifikasi delete
device berhasil
Alternate Flows Langkah 5a: Actor mengklik
tombol Cancel
Post Condition Data device berhasil dihapus
Aturan Bisnis 1. Actor harus memiliki username
dan password yang sesuai.
2. Hanya Super Admin dan Admin
yang dapat mengakses menu
Inventaris
Gambar 4.17 Activity Diagram Delete Device
10) Create User
Tabel 4.13 Use Case Scenario Create User
Nama Use Case Create User
Deskripsi Usecase ini menjelaskan seorang
actor yang akan menambahkan
user baru.
Aktor yang terlibat Super Admin
Pre Condition Actor harus memiliki username dan
password yang terdaftar dalam
sistem
Trigger Diperlukannya user baru dalam
sistem
Basic Flows Kegiatan Actor Respon Sistem
Langkah 1:
Actor memilih
menu utama
Pengguna
Langkah 3:
Actor mengklik
menu Tambah
Data Baru
Langkah 5:
Actor mengisi
form dengan
informasi user
(login name,
password,
nama,
privilege)
kemudian
mengklik
tombol Tambah
Langkah 2:
Sistem merespon
dengan
mengarahkan ke
halaman
pengguna
Langkah 4:
Sistem merespon
dengan
menampilkan
form isian user
baru
Langkah 6:
Sistem merespon
dengan
menampilkan
notifikasi create
user berhasil
Alternate Flows Langkah 6a: Jika data yang diisikan
tidak valid sistem akan akan
menampilkan pesan error dan
kembali menampikan form isian
create user
Post Condition User baru berhasil ditambahkan
dalam sistem
Aturan Bisnis 1. Actor harus memiliki username
dan password yang sesuai.
2. Hanya Super Admin yang dapat
mengakses menu Pengguna
Gambar 4.18 Activity Diagram Create User
11) Edit User
Tabel 4.14 Use Case Scenario Edit User
Nama Use Case Edit User
Deskripsi Usecase ini menjelaskan seorang
actor yang akan mengedit user
yang telah ada dalam sistem
Aktor yang terlibat Super Admin
Pre Condition Actor harus memiliki username
dan password yang terdaftar
dalam sistem
Trigger Diperlukannya perubahan
terhadap informasi user yang ada
Basic Flows Kegiatan Actor Respon Sistem
Langkah 1:
Actor memilih
menu utama
Pengguna
Langkah 3:
Actor mengklik
tombol Edit
Langkah 5:
Actor mengisi
form dengan
informasi user
(login name,
password,
nama,
privilege)
kemudian
mengklik
tombol
Perbarui
Langkah 2:
Sistem
merespon
dengan
mengarahkan
ke halaman
pengguna
Langkah 4:
Sistem
merespon
dengan
menampilkan
form isian edit
user
Langkah 6:
Sistem
merespon
dengan
menampilkan
notifikasi edit
user berhasil
Alternate Flows Langkah 6a: Jika data yang
diisikan tidak valid sistem akan
akan menampilkan pesan error
dan kembali menampikan form
isian edit user
Post Condition Perubahan berhasil dilakukan
Aturan Bisnis 1. Actor harus memiliki username
dan password yang sesuai.
2. Hanya Super Admin yang dapat
mengakses menu Pengguna
Gambar 4.19 Activity Diagram Edit User
12) Delete User
Tabel 4.15 Use Case Scenario Delete User
Nama Use Case Delete User
Deskripsi Usecase ini menjelaskan seorang
actor yang akan menghapus user
yang ada pada database
Aktor yang terlibat Super Admin
Pre Condition Actor harus memiliki username
dan password yang terdaftar
dalam sistem
Trigger User sudah tidak ditugaskan untuk
memonitoring jaringan, sehingga
tidak berhak lagi memakai sistem
Basic Flows Kegiatan Actor Respon Sistem
Langkah 1:
Actor memilih
menu utama
Pengguna
Langkah 3:
Actor memilih
user yang akan
dihapus
Langkah 5:
Actor mengklik
tombol Hapus
yang terpilih
Langkah 2:
Sistem
merespon
dengan
mengarahkan
ke halaman
pengguna
Langkah 4:
Sistem
merespon
dengan
mengarahkan
ke halaman
konfirmasi
penghapusan
data user
Langkah 6:
Sistem
merespon
dengan
menampilkan
notifikasi delete
user berhasil
Alternate Flows Langkah 5a: Actor mengklik
tombol Cancel
Post Condition Data user berhasil dihapus
Aturan Bisnis 1. Actor harus memiliki username
dan password yang sesuai.
2. Hanya Super Admin yang dapat
mengakses menu pengguna
Gambar 4.20 Activity Diagram Delete User
d. Sequence Diagram
1. Sequence Diagram untuk Login
Gambar 4.21 Sequence Diagram Login
2. Sequence Diagram untuk Monitoring
Gambar 4.22 Sequence Diagram Monitoring
3. Sequence Diagram untuk Managerial Device
Gambar 4.23 Sequence Diagram Managerial Device
4. Sequence Diagram untuk Managerial User
Gambar 4.24 Sequence Diagram Managerial User
e. Class Diagram
Gambar 4.25 Class Diagram
4.3.2 Perancangan Basis Data
a. Penerjemahan Class Diagram ke dalam Basis Data
Dari class diagram yang telah digambarkan pada bagian
analisis, dapat diketahui bahwa class-class tersebut merupakan
representasi dari entity-entity yang digunakan dalam sistem.
Penerjemahan class-class tersebut ke dalam bentuk struktur basis data
adalah sebagai berikut.
1. Entity Device
Nama Tabel: Device
Primary Key: id_device
Gambar 4.26 Tabel device di database
2. Entity User
Nama Tabel: User
Primary Key: id_user
Gambar 4.27 Tabel user di database
3. Entity log
Nama Tabel: log
Primary Key: id_log
Gambar 4.28 Tabel log di database
4. Entity Privilege
Nama Tabel: Privilege
Primary Key: id_privilege
Gambar 4.29 Tabel privilege di database
b. Struktur Basis Data
Gambar 4.30 Struktur basis data
4.3.3 Perancangan User Interface
a. Halaman Login
Gambar 4.31 Halaman Login
b. Halaman Beranda
Gambar 4.32 Halaman Beranda
c. Halaman Modul
Gambar 4.33 Halaman Modul
4.4 Implementation
Pada tahap ini penulis melakukan implementasi dari rancangan-
rancangan yang sebelumnya telah dibuat, baik rancangan basis data,
rancangan aplikasi, maupun rancangan tampilan.
4.4.1 Perangkat Lunak dan Komponen
Perangkat lunak dan komponen-komponen yang digunakan
dalam perancangan aplikasi ini adalah:
1) Sistem Operasi Linux 10.10 Maverick Merkaat
2) ApacheFriend XAMPP for Linux version 1.7.3
a) Apache 2.2.14
b) MySQL 5.1.41 (Community Server)
c) PHP 5.3.1 + PEAR
d) phpMyAdmin 3.2.4
3) Framework : Codeigniter 1.7.3
4) jQuery 1.6.2
5) Teks Editor
a) GEdit
b) Notepad ++ 5.9.3
6) Sqiud 2.7
4.4.2 Installasi Sistem
Berikut ini adalah langkah-langkah installasi sistem monitoring
jaringan yang penulis rancang :
1. Konfigurasi
Untuk dapat menjalankan aplikasi ini terlebih dahulu dilakukan
konfigurasi pada file-file config yang terdapat pada direktori
webroot tempat dimana aplikasi tersimpan.
/sismonjar/system/application/config
File-file yang perlu di edit adalah :
config.php
File ini berisi konfigurasi dasar sistem, hal yang perlu diubah
hanyalah pada bagian base URL yang berfungsi untuk
pendefinisian URL aplikasi pada browser.
$config['base_url'] = "http://localhost/sismonjar/";
database.php
File ini berisi konfigurasi untuk mengakses database yang akan
digunakan dalam sistem. Hal yang perlu diubah hanya pada
bagian :
$db['default']['hostname'] = "localhost";
$db['default']['username'] = "root";
$db['default']['password'] = "";
$db['default']['database'] = "sismonjar";
$db['default']['dbdriver'] = "mysql";
sismonjar.php
File ini berisi konfigurasi sistem monitoring ini. Diantaranya
untuk pagination, port mana saja yang akan di monitor, banner
pada header, label pada tiap-tiap menu, dan nama jenis-jenis
user.
sqstat.php
File ini berisi konfigurasi modul Aktif Request untuk koneksi
dengan squid.
2. Mengaktifkan Web Server
Penulis menggunakan LAMPP sebagai web server dalam penelitian
ini, berikut ini adalah langkah-langkah untuk mengaktifkannya :
Buka terminal linux
Ketikkan perintah sudo /opt/lamp/ lampp start
Gambar 4.34 Tampilan Aktifasi LAMPP pada Terminal
3. Setting Crontab
Pada penelitian ini penulis menggunakan crontab untuk dapat
menjalankan file cron.php yang berfungsi untuk melakukan cek
koneksi host pada waktu yang telah ditentukan. Berikut ini adalah
langkah-langkahnya :
Pindahkan file cron.php dari web root ke folder lain, dalam hal
ini penulis pindahkan ke folder Documents.
Buka file cron.php edit pada bagian $cronscript['index']
Arahkan ke lokasi fisik script index.php pada CodeIgniter.
$cronscript['index'] = '/var/www/index.php';
Buka terminal kemudian masukkan printah :
sudo crontab -e untuk mengedit crontab
Gambar 4.35 Tampilan edit crontab pada Terminal
Tekan ctrl+x untuk keluar pada editor, kemudian save.
Masukkan perintah sudo crontab -l pada terminal untuk melihat
list crontab yang ada.
Gambar 4.36 Tampilan list crontab pada Terminal
4.4.3 Aplikasi Sistem Monitoring Jaringan
Berikut ini penjelasan dari tiap-tiap modul yang ada pada sistem
monitoring jaringan ini :
1. Halaman Form Login
Sebelum menggunakan modul-modul yang ada pada sistem, user
diharuskan login terlebih dahulu dengan mengisikan username dan
password pada form login.
Gambar 4.37 Tampilan Halaman Login
2. Halaman Beranda
Setiap user yang berhasil login akan langsung berada pada halaman
beranda yang ada pada sistem monitoring ini, setelah itu user dapat
memilih modul yang akan digunakan sesuai dengan hak akses
masing-masing user.
Gambar 4.38 Tampilan Halaman Beranda
3. Halaman Cek Host
Pada modul cek host tiap device yang ada pada database akan
diperiksa status koneksinya dengan cara mengirimkan ping ke tiap ip
address yang ada dalam sistem yang dilakukan oleh file
ServiceCheck.php yang ada pada direktori
\sismonjar\system\application\libraries
function ping($host,$count=1)
{
$command='ping'.$this->count_switch[PHP_OS].'
'.intval($count).' '.escapeshellarg($host);
exec($command,$output,$return);
return array(
'command'=>$command,
'return'=>$return,
'output'=>$output
);
}
Semua user yang ada dalam sistem dapat menggunakan modul ini.
Gambar 4.39 Tampilan Halaman Cek Host
4. Halaman Status Host
Modul status host digunakan untuk melihat port mana saja yang
sedang aktif, user dapat menentukan port mana saja yang ingin
dipantau dengan cara mengedit file sismonjar.php yang ada pada
direktori \sismonjar\system\application\config
$config['check_ports'] = array(
'FTP' => 21,
'SSH' => 22,
'Telnet' => 23,
'SMTP' => 25,
'HTTP' => 80,
'HTTPS' => 443
);
Gambar 4.40 Tampilan Halaman Status Host
Semua user yang ada dalam sistem dapat menggunakan modul ini.
5. Halaman Detail Host
Pada modul ini akan ditampilkan data device yang ada pada database
secara detail. Semua user yang ada dalam sistem dapat menggunakan
modul ini.
Gambar 4.41 Tampilan Halaman Detail Host
6. Halaman Aktif Request
Modul ini akan menampilkan url yang sedang di request oleh client
yang terhubung dalam jaringan. Hal ini dilakukan oleh file
SquidStat.php yang ada pada direktori
\sismonjar\system\application\libraries
Semua user yang ada dalam sistem dapat menggunakan modul ini.
Gambar 4.42 Tampilan Halaman Aktif Request
7. Halaman Laporan
Pada modul ini user dapat melihat laporan hasil monitoring,
persentase aktif pada laporan diambil berdasarkan jumlah status up
dibagi jumlah check dikalikan seratus.
UP/Check * 100
Hasil dari laporan dapat di download ke dalam dokumen berformat
html dengan menekan tombol unduh laporan. Semua user yang ada
dalam sistem dapat menggunakan modul ini.
Gambar 4.43 Tampilan Halaman Laporan
8. Halaman Inventaris
Pada modul ini user dapat menambakan data device yang akan
dimonitoring oleh sistem. Data akan tersimpan ke dalam database.
Modul ini hanya dapat digunakan oleh user dengan hak akses super
admin dan admin.
Gambar 4.44 Tampilan Halaman Inventaris
9. Halaman Pengguna
Modul ini hanya dapat diakses oleh user dengan hak akses super
admin. Modul ini digunakan untuk menambahkan user baru serta
dapat mengubah data user yang sudah ada dan juga dapat menghapus
user yang sudah tidak berhak memakai sistem ini. Semua hal itu dapat
dilakukan hanya oleh super admin.
Gambar 4.45 Tampilan Halaman Pengguna
4.4.4 Pengujian
Pada tahap ini penulis melakukan uji coba terhadap aplikasi yang
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana aplikasi ini dapat berkerja
dengan baik dan apakah aplikasi ini dapat memenuhi tujuan yang ingin
diperoleh sebelum diserahkan kepada end user. Tahap pengujian
penulis bagi menjadi 2 (dua) tahap yaitu pengujian mandiri yang
dilakukan oleh penulis, dan pengujian lapangan yang dilakukan oleh
calon pemakai aplikasi ini.
a. Pengujian Mandiri
Pada tahap ini, penulis melakukan uji coba terhadap sistem
yang telah dikembangkan dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.16 Hasil Pengujian Mandiri
No Modul Prasyarat Hasil yang Diharapkan Hasil Uji Coba
1. Cek Host Login Sebagai
Super Admin,
Admin dan
Sub Admin
Dapat melihat Koneksi
host serta mengetahui
port mana yang
sedang aktif dan juga
detail informasi
tentang host
OK
2. Laporan Login Sebagai
Super Admin,
Admin dan
Sub Admin
Dapat mengetahui
laporan hasil
monitoring yang telah
dilakukan dan dapat
mendownloadnya
OK
3. Request
Aktif
Login Sebagai
Super Admin
dan Admin
Dapat mengetahui
request URL yang
sedang dilakukan oleh
host
OK
4. Inventaris Login Sebagai
Super Admin
dan Admin
Dapat menambahkan
data device baru,
mengubah data device
dan menghapus device
dari sistem
OK
5. Pengguna Login Sebagai
Super Admin
Dapat menambahkan
user baru, mengubah
data user dan
menghapus user dari
sistem
OK
b. Pengujian Lapangan
Pada tahap ini pengujian dilakukan oleh user yang akan
memakai langsung aplikasi ini, pengujian dilakukan oleh Bapak
Adhi Zulkifli, Bapak Wahyu dan Bapak Andri. Hasil uji coba yang
telah dilakukan dapat dilihat pada bagian lampiran. Secara ringkas,
hasil pengujian yang dapat penulis simpulkan adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.16 Hasil Pengujian Lapangan
No Pengujian Penilaian
1. Fitur aplikasi secara keseluruhan 80
2. Fitur untuk user 85
3. Tampilan aplikasi 85
4. Kestabilan apliasi 80
5. Kesesuaian dengan kebutuhan 85
Setelah melakukan pengujian mandiri maupun pengujian
lapangan, penulis mengambil kesimpulan bahwa secara fungsional
aplikasi telah sesuia dengan yang diharapkan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari penelitian dan tulisan yang telah penulis uraikan, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Sistem monitoring jaringan ini dapat memberikan kemudahan kepada
network administrator dalam pemantauan jaringan yang dikelolanya.
2. Framework Codeigniter dapat diterapkan dalam pembuatan aplikasi
sistem monitoring jaringan berbasiskan web.
3. Berdasarkan hasil pengujian mandiri maupun lapangan sistem yang
dirancang dapat terintegrasi dengan baik dengan sistem yang telah ada
pada Dinas Informasi dan Komunikasi Kota Tangerang.
5.2 Saran
Aplikasi ini tentu saja masih belum sempurna. Masih banyak hal yang
dapat dilakukan untuk mengembangkan aplikasi ini agar menjadi lebih baik
lagi, antara lain:
1. Pemrograman yang bersifat modular dapat memudahkan
pengembangan dalam menambahkan fitur-fitur yang belum ada
seperti ip scaning, hostname, serta fitur monitoring lainnya.
2. Pada modul laporan, format file yang di download dapat juga
berformat pdf ataupun Excel.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Fatta H. 2007. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan
Perusahaan dan Organisasi Modern. Yogyakarta: Andi.
Basuki AP. 2010. Membangun Web Berbasis PHP Dengan Framework Codeigniter.
Yogyakarta: Lokomedia.
Hakim L. 2010. Bikin Website Super Keren dengan PHP dan jQuery. Yogyakarta:
Lokomedia.
Hermawan J. 2004. Analisis Desain Dan Pemrograman Berorientasi Objek UML
Dan VB Net.Yogyakarta: Andi.
Jogiyanto H. 1999. Pengenalan Komputer : Dasar Ilmu Komputer, Pemrograman,
Sistem Informasi dan Intelegensi Buatan. Yogyakarta: Andi.
Jogiyanto H. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur
Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi.
Kendall KE, Kendall JE. 2003. Analisis dan Perancangan Sistem. Jakarta: PT
Prentallindo
Keraf G. 1994. Komposisi. NTT: Nusa Indah
Kristanto A. 2003. Jaringan komputer. Jakarta: Graha ilmu.
Kurniawan Y. 2005. Kiat Jitu Membangun Jaringan Linux dengan Windows,
Seri Penuntun Praktis. Jakarta: PT Elex Media Komputido.
Kusaeri A. 2010. Monitoring Jaringan. Yogyakarta: Andi
Morgan O. 2009. Zend Announces Industry-wide PHP Collaboration Project at its
Inaugural PHP Confrence.
Mulyanto A. 2009. Sistem Informasi Konsep & Implementasi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Nazir M. 2005. Metodologi Penelitian. Bogor: Gahlia Indonesia.
Nugroho A. 2010. Rekayasa Perangkat Lunak Berorientasi objek dengan metode
USDP (Unified software development Process). Yogyakarta: Andi.
Peranginangin K. 2006. Aplikasi Web dengan PHP dan MySQL. Yogyakarta: Andi
Rampersad R. 2008. The State of CakePHP
Sarwono J. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Graha
Ilmu.
Sofana I. 2010. Cisco CCNA & Jaringan Komputet. Bandung: Informatika.
Sukamto R. 2009. Rapid Application Development (RAD), Prototyping.
Syafrizal M. 2005. Pengantar Jaringan Komputer. Yogyakarta: Andi.
Tanenbaum AS. 1997. Jaringan Komputer : Jilid 1 & 2 Edisi ke tiga. Salemba
Teknika
Wahana Komputer. 2005. Buku Pintar Penanganan Komputer. Yogyakarta: Andi
Whitten JL, Bentley LD, Dittman KC. 2004. Metode Desain dan Analisis Sistem
edisi 6. Penerjemah: Tim Penerjemah ANDI, editor Yogyakarta: Penerbit
ANDI.
http://id.wikipedia.org/wiki/squid diakses pada 10:27 AM 4 September 2011
http://f4bregaz.blogspot.com/2009/02/tentan-mysql.html diakses pada 11:59 AM 26
September 2011
http://samm.kiev.ua/sqstat/ diakses pada 10:45 AM 4 September 2011
http://gosigitgo.wordpress.com/2010/03/18/tutorial-penggunaan-crontab-scheduler-
di-ubuntu/ diakses pada 13:11 PM 29 November 2011