Mubtada & khobar

24
Mubtada ( دأ ت ب م لأ) dan Khabar ( ر ب خ) In Bahasa Arab on December 15, 2005 at 11:25 am Mubtada ( دأ ت ب م لأ) dan Khabar ( ر ب خ) Fikar Sebelum berbicara mengenai Mubtada dan Khabar, sepatutnya untuk diketahui terlebih dahulu bahwa kalimat ( لة م ج لأ) baik kalimat sempurna maupun tidak, dalam bahasa arab terbagi menjadi dua, yaitu Jumlah ismiyah ( ة ي م س ألا لة م ج لأ) adalah kalimat yang didahului oleh isim dan setiap isim yang berada di awal kalimat tersebut dinamakan mubtada dan bagian yang melengkapinya dinamakan Khabar yang mana hukumnya dalam I’rab harus mengikuti kepada mubtada. Dan Jumlah Fi’liyah ( لة م ج ة ي ل ع ف) yaitu kalimat yang didahului oleh fi’il. Dengan mengetahui pembagian jumlah tersebut akan mempermudah dalam memahami akan mubtada dan khabar, dan dalam kesempatan kali ini kita akan membahas secara garis besar tentang mubtada dan khabar yang sekiranya akan semakin membantu dalam mempelajari bahasa Arab, adapun pembahasan secara terperinci akan dibahas pada kesempatan

Transcript of Mubtada & khobar

Page 1: Mubtada & khobar

Mubtada (المبتدأ) dan Khabar ((خبر

In Bahasa Arab on December 15, 2005 at 11:25 amMubtada (المبتدأ) dan Khabar (خبر)Fikar

Sebelum berbicara mengenai Mubtada dan Khabar, sepatutnya untuk diketahui terlebih dahulu bahwa kalimat (الجملة) baik kalimat sempurna maupun tidak, dalam bahasa arab terbagi menjadi dua, yaitu Jumlah ismiyah ( االسمية adalah kalimat yang didahului oleh (الجملةisim dan setiap isim yang berada di awal kalimat tersebut dinamakan mubtada dan bagian yang melengkapinya dinamakan Khabar yang mana hukumnya dalam I’rab harus mengikuti kepada mubtada. Dan Jumlah Fi’liyah (

جملة .yaitu kalimat yang didahului oleh fi’il (فعليه

Dengan mengetahui pembagian jumlah tersebut akan mempermudah dalam memahami akan mubtada dan khabar, dan dalam kesempatan kali ini kita akan membahas secara garis besar tentang mubtada dan khabar yang sekiranya akan semakin membantu dalam mempelajari bahasa Arab, adapun pembahasan secara terperinci akan dibahas pada kesempatan berikutnya bila tidak ada halangan ataupun bisa kembali melihat pada buku-buku yang menerangkannya lebih mendetail, seperti Syarah Alfiya Ibnu Malik baik yang disyarah oleh Ibnu ‘Agil atau Ibnu Hisyam dan Asymuni.Mubtada (المبتدأ)

Mubtada adalah setiap isim yang dimulai pada awal kalimat baik didahului oleh nafyu maupun istifham, contoh ( مبتسم Muhammad tersenyum), contoh= محمد

Page 2: Mubtada & khobar

didahului oleh nafyu ( الضيف قادم tamu itu tidak= ماdatang) dan contoh isim yang didahului oleh kata Tanya (

Eعلُّي ناجح apakah yang lulus adalah Ali). Dan hukum isim= أyang dimulai pada awal kalimat tersebut (المبتدأ) adalah Marfu’ (dibaca akhir katanya dengan harakah dhamma), kecuali apabila isim tersebut didahului oleh huruf Jarr tambahan atau yang menyerupainya maka hukumnya secara Lafadznya adalah Majrur namun kedudukannya dalam kalimat tetaplah Marfu’. Contohnya firman Allah SWT : الله إال إله من kata Ilah pada ayat tersebut secara وماlafadznya adalah majrur namun kedudukannya tetaplah Rafa’. Dan Mubtada terbagi menjadi dua, yaitu Mubtada Sharih ( صريح yang mencakup semua isim dhahir (مبتدأseperti pada contoh di atas, dan juga terdiri dari Dhamir, contohnya ( مجتهد أنت ) dia bersungguh-sungguh) atau= هو kamu ikhlas), yang Kedua adalah Mubtada= مخلصMuawwal (مؤول) dari An (أن) dan fi’ilnya, contohnya firman Allah SWT ( لكم خير تصوموا أرهب ) dan (وأن تتحدوا أن mubtada pada contoh ini adalah An dan Fi’ilnya (لعدوكمdita’wilkan menjadi isim mashdar sebagai mubtada, atau dengan kata lain An dan fi’ilnya dijadikan mashdar sebagai mubtada sehingga An Tashumu menjadi Shiyamukum dan An Tattahidu menjadi itthidadukum karena mashdar dari kata Shama-Yashumu=berpuasa adalah Shiyam dan Ittahada-yattahidu=bersatu mashdarnya adalah ittihad,( لكم = خير وصيامكم تصوموا ) ,(وأن

لعدوكم = أرهب اتحادكم تتحدوا Mubtada boleh terdiri dari .(أنbanyak kata sedangkan khabarnya hanyalah satu, contohnya ( ابنه يشفى أن تحقيقها أمنيته والده .(صديقك

Macam-macam Mubtada

Apabila dilihat dari Khabarnya maka Mubtada terbagi menjadi dua, yaitu Mubtada yang mempunyai khabar,

Page 3: Mubtada & khobar

contohnya ( مبتسم dan Mubtada yang tidak memiliki (محمدKhabar, akan tetapi mempunyai isim marfu’yang menempati posisi dari pada khabar, contohnya ( الطفل أنائم=apakah bayi telah tidur) Naim adalah mubtada sedangkan Thifl adalah Fa’il yang menempati posisi khabar, contoh lain ( البخل محمود tidaklah terpuji orang= ماkikir), mahmud=terpuji adalah mubtada dan bukhli adalah Naib Fa’il yang menempati tempatnya khabar. Mubtada yang memiliki khabar haruslah terdiri dari isim sharih atau dhahir ataupun yang telah dita’wilkan menjadi mashdar yang sharih, sedangkan mubtada yang tidak memiliki khabar tidak boleh menta’wilkannya dan penggunaanya haruslah selalu disertai dengan Nafyu atau istifham.

Adapun Isim marfu’yang terletak setelah mubtada yang tidak memiliki khabar yang dibarengi oleh Nafyu atau istifham maka kedudukannya dalam I’rab kalimat adalah sebagai berikut:

1. Apabila menunjukkan kepada sifat yang tunggal dan setelahnya adalah isim yang tunggal contohnya ( مسافر أ) atau (الرجل الكسول محبوب maka I’rabnya ada dua (ماkemungkinan, Pertama: sifat yang pertama setelah istifham (musafir) adalah mubtada dan setelahnya adalah Fa’il karena letaknya setelah Isim Fa’il, atau Naib Fa’il apabila terletak setelah isim maf’ul, keduanya marfu’menempati kedudukan khabar. Kedua: Sifat yang pertama (musafir) adalah khabar yang didahulukan (khabar muqaddam) sedangkan kata (rajul) adalah mubtada yang diakhirkan (mubtada muakkhar).

2. Apabila sifat yang pertama menunjukkan pada isim tunggal kemudian setelahnya adalah Mutsanna (yang menunjukkan bentuk dua) atau Jamak, maka sifat yang

Page 4: Mubtada & khobar

pertama adalah mubtada dan isim setelahnya tersebut adalah Fa’il atau naib fa’il yang menempati posisi khabar, contoh ( الطالبان مهمل ) dan (ما المقصرون محبوب kata (ماMuhmil adalah mubtada sedangkan thalibani adalah Fa’il karena terletak setelah isim Fa’il, dan kata Mahbub adalah mubtada sedangkan Muqshirun adalah Naíb Fa’il karena terletak setelah Isim Maf’ul.

3. Apabila sifat yang pertama berbentu dua (mutsanna) atau Jamak dan setelahnya adalah mutsanna atau jamak maka isim yang pertama adalah khabar yang didahulukan (khabar muqaddam) dan isim yang setelahnya adalah mubtada yang diakhirkan (mubtada muakkhar), contohnya ( الضيفان مسافران مقصرون ) dan (أ ما kata musafirani dan muqshirun adalah khabar ,(المجتهدونmuqaddam sedangkan dhaifani dan mujtahidun adalah Mubtada muakkhar.

Asal dari Mubtada adalah Ma’rifah atau mubtada haruslah isim yang ma’rifah sebagaimana pada contoh-contoh di atas, kecuali apabila didahului oleh nafyu atau istifham maka boleh mubtada itu nakirah dengan catatan kenakirahannya tidaklah mengurangi dan mempengaruhi makna yang dapat diperincikan sebagai berikut:

a. Nakirah tersebut menunjukkan kekhususan baik dengan menyebutkan sifat atau tidak, ataupun nakirah tersebut secara lafadznya bersandar pada ma’rifat, contohnya ( عندنا صلوات ) dan contoh yang idhaf (رجيل خمس

العباد على الله .(كتبهن

b. Nakirah yang menunjukkan pada sesuatu yang umum, baik mubtadanya adalah bentuk yang umum, contohnya (

معه أقم يقم kata man di sini adalah bentuk nakirah ,(منyang umum. Maupun mubtada yang nakirah tersebut

Page 5: Mubtada & khobar

terletak dalam kalimat yang didahului oleh nafyu atau istifham, contohnya ( الدار فُّي رجل ) dan (ما قادم أحد .(هل

c. Mubtada yang nakirah haruslah didahului oleh kalimat yang terdiri dari jar majrurr atau dharf, contohnya ( فُّي

زائرون mubtada di sini adalah nakirah karena di ,(المدرسةdahului oleh jar majrur, dan ( أشجار البئر kata asyjar ,(حولadalah nakirah karena didahului oleh dzharf.d. Nakirah harus Athaf (mengikuti) pada ma’rifah atau diikutkan pada ma’rifah, contohnya ( عندنا ورجل kata (محمدrajul di sini nakirah karena ikut pada Muhammad. dan (

المنزل فُّي ويوسف .kata rajul diikutkan pada yusuf (رجل

e. Mubtada yang nakirah merupakan jawaban atas pertanyaan, contohnya, ada yang bertanya ( عندك (منmaka jawabannya (صديق) dengan menggunakan nakirah, takdirnya adalah ( عندي .(صديق

f. Terletak setelah Laula (لوال), contoh ( أخوك لهلك رجل .(لوال

g. Jika khabarnya adalah sesuatu yang aneh yang keluar dari kebiasaan, contohnya ( سجدت pohon= شجرةbersujud).

Apabila kita melihat dari contoh-contoh di atas dapat dilihat perbedaan kedudukan mubtada yang kadang didahulukan (mubtada muqaddam) dan kadang diakhirkan (mubtada muakkhar), kesemuanya itu mempunyai aturan yang wajib didahulukan maupun boleh didahulukan.

Wajib mendahulukan Mubtada

Mubtada itu wajib didahulukan apabila:

Page 6: Mubtada & khobar

1. Isim yang mempunyai kedudukan sebagai pendahuluan di dalam kalimat, seperti isim syarat, atau istifham atau Ma yang menunjukkan ketakjuban, contohnya ( اللغوية ثروته ينم الشعر يقرأ barangsiapa yang= منmembaca syair maka akan bertambah kekayaannya dengan bahasa), kata Man di sini adalah mubtada yang harus di dahulukan karena posisinya dalam kalimat sebagai pembukaan dan pendahuluan, contoh lain ( من

غدا siapakah yang akan bepergian besok), kata= مسافرman di sini adalah kata Tanya yang harus selalu didahulukan dan ia adalah mubtada, contoh lain ( أجمل ما alangkah indahnya musim semi) Kata Ma disini= الربيعadalah Ma takjub yang mana harus dan wajib didahulukan.

2. Mubtada yang menyerupai isim syarat, contohnya (الذي جائزة فله yang menang maka baginya piala), kata= يفوز�

allazi dalam kalimat ini menyerupai isim syarat.

3. Isim tersebut haruslah disandarkan kepada isim yang menempati posisi dan kedudukan kata pendahuluan, contohnya ( أعجبك من kata ‘amal disandarkan pada (عملMan yang kedudukannya sebagai pendahuluan.

4. Apabila khabarnya adalah jumlah fi’liyah dan fa’ilnya adalah dhamir yang tersembunyi yang kembali kepada mubtada, contohnya ( الكرة يلعب Muhammad= محمدbermain bola) kata yal’ab adalah khabar jumlah fi’liyah dan fa’ilnya dhamir tersembunyi kembali ke Muhammad.

5. Isim tersebut haruslah disertai dengan huruf Lam untuk memulai atau Lam tauwkid, contoh ( خير اآلخرة وللدار

يتقون ولذكر) kata addar dimasuki oleh lam ibtida, dan (للذينأكبر .dimasuki lam tawkid (الله

Page 7: Mubtada & khobar

6. Mubtada dan khabarnya adalah Ma’rifat atau kedua-duanya nakirah dan tidak adanya kata yang menjelaskannya, contohnya ( محمد jika ingin (أبوكmemberitahukan tentang bapaknya maka wajib didahulukannya, dan ( أبوك jika ingin (محمدmemberitahukan tentang Muhammad.

7. Mubtada teringkas khabarnya oleh Illa atau Innama, contohnya ( فضيلة إال الصدق ) dan (ما مهذب أنت .(إنما

Selain dari tujuh masalah di atas, maka boleh mendahulukan atau mengakhirkan mubtada.

Wajib menghilangkan Mubtada

Mubtada wajib dihilangkan dalam hal-hal sebagai berikut:

1. Apabila mubtada ikut kepada Sifat yang marfu’ dengan tujuan memuji atau menghina atau sebagai rasa iba dan saying, contohnya ( الكريم� بزيد� mubtadanya (مررتdihilangkan karena disifati oleh sifat yang rafa’, asalnya adalah ( الكريم ) Contoh lain .(هو الخبيث اللئيم عن ابتعد=jauhilah dari orang jahat yang jelek sifatnya), asalnya adalah ( الخبيث mubtada nya wajib dihilangkan karena (هوdisifati oleh sifat yang marfu”.

2. Jika menunjukkan jawaban terhadap sumpah, contohnya ( الصدق ألقولن ذمتُّي ذمتُّي ) asalnya adalah (فُّي فُّي.dengan menghilangkan mubtadanya yaitu ‘ahd (عهد

3. Jika khabarnya adalah mashdar yang mengganti fi’ilnya, contohnya ( جميل صبر ) asalnya adalah (صبر صبري.maka wajib menghilangkan mubtadanya (جمل

4. Jika khabarnya dikhususkan pada pujian atau cercaan setelah kata Ni’ma (نعم) dan Bi’sa (بئس) dan terletak

Page 8: Mubtada & khobar

diakhir, contohnya ( محمد الطالب alangkah baiknya= نعمpelajar yaitu Muhammad) dan ( الكسول الطالب بئس=alangkah buruknya pelajar yang pemalas), muhammad dan kusul pada contoh di atas adalah khabar dari mubtada yang dihilangkan, asalny adalah ( محمد ) dan (هو

الكسول .(هو

Selain dari empat masalah ini, mubtada juga kebanyakan dihilangkan jika terletak setelah kata qaul (berkata), contohnya ( طاعة ,mubtadanya dihilangkan (ويقولونasalnya adalah ( طاعة ) ,contoh lain ,(أمرنا أحالم أضغات (قالواdan ( عقيم عجوز ) asalnya adalah (وقالت أضغات أنا ) dan (هُّي Atau mubtadanya terletak setelah Fa sebagai .(عجوزjawban dari syarat, contohnya ( فإخوانكم يخالطوهم (وإنasalnya adalah ( إخوانكم .(فهم

Boleh menghilangkan Mubtada

Mubtada boleh dihilangkan dan dihapus sebagai jawaban atas pertanyaan orang yang bertanya ( محمد dan ,?(كيفjawabnya (بخير) aslinya adalah ( بخير atau Mubtada itu ,(هوboleh dihilangkan apabila ada kalimat atau kata yang menunjukkan tentangnya, contohnya firman Allah SWT (

فعليها أساء ومن فلنفسه صالحا عمل kata Falinafsihi (منkedudukannya rafa’ khabar dan dhamir Ha majrur bil idhafah sedangkan mubtadanya mahzuf (dihilangkan) begitu juga pada wa man asaa fa’alaiha, asalnya adalah (

لنفسه فعمله صالحا عمل ) dan (من عليها فإساءته أساء .(ومن

Dan boleh juga menghilangkan Mubtada dan khabarnya apabila ada dalil yang menunjukkan kepadanya, contohnya ( ساهموا والذين ، جوائز لهم اإللقاء مسابقة فُّي فازوا الذين yang dihapus dari kalimat tersebut adalah mubtada (أيضاdan khabarnya yaitu ( جوائز والذين ) aslinya haruslah (لهم

جوائز لهم أيضا dihapus karena telah dijelaskan pada (ساهموا

Page 9: Mubtada & khobar

kalimat sebelumnya.Khabar (الخبر)

Sebagaimana telah dijelaskan di atas mengenai Jumlah Ismiah ( االسمية yang terdiri dari dua bagian yang (الجملةmemberikan petunjuk serta pemahaman kepada pendengar agar diterima. Para pakar Nahwu menyebut bagian pertama dari jumlah ismiah ini dengan Mubtada karena ia adalah bagian yang dimulai dalam pembicaraan, sedangkan bagian keduanya dinamakan Khabar karena ia memberitahukan keadaan yang ada pada mubtada, dan bisa saja terdiri dari segala bentuk sifat baik ia isim fa’il, atau maf’ul ataupun tafdhil, contohnya, ( فاضل ) dan (محمد محبوب .(علُّي

Hukum Khabar

Para ahli nahwu menyebutkan hukum dari pada khabar adalah sebagai berikut:

1. Wajib merafa’ (memberi harakah dhamma) khabar, penyebab khabar itu marfu’adalah mubtada , contohnya (

كريم Karim adalah khabar marfu’disebabkan oleh (أنتmubtada. Contoh lain ( خير Khair khabar mubtada (والصلحmarfu’.

2. Khabar pada dasarnya haruslah nakirah, contohnya (فاضل .fadhil adalah nakirah dan ia khabar mubtada (محمد

3. Khabar haruslah disesuaikan atau ikut kepada mubtada dari segi tunggalnya atau tasniyah (bentuk duanya) ataupun jamak, contoh ( متفوق الطالبان ) ,(الطالب) dan ,(متفوقان متفوقون .(الطالب

Page 10: Mubtada & khobar

4. Boleh menghilangkan khabarnya apabila ada dalil yang menunjukkan kepadanya, dan masalah ini nanti akan dibahas pada pembahasannya.

5. Wajib menghilangkan khabarnya, masalh ini pun akan dibahas nanti pada pembahasannya.

6. Khabar boleh banyak dan beragam sedangkan mubtadanya hanya satu, contohnya ( فطن ذكُّي (محمدzakiyun dan fithn adalah khabar mubtada, contoh lain (

كاتب خطيب شاعر .(أحمد

7. Boleh dan wajib didahulukan khabar dari pada mubtada, dan pembahasan ini pun akan di bahas pada pembahasannya.

Macam-macam Khabar

Khabar terbagi menjadi tiga, yaitu:

1. Khabar Mufrad (المفرد) yaitu khabar yang bukan berbentuk kalimat atau yang menyerupai kalimat, akan tetapi terdiri dari satu kata baik menunjukkan pada tunggal atau mutsanna (bentuk dua) ataupun jamak, dan harus disesuaikan dengan Mubtada dalam pentazkiran (berbentuk muzakkarf=lk) atau ta’nis juga dalam bentuk tunggal, mutsanna dan jamak. Contoh ( منير bulan= القمرbersinar), ( مؤدبة .(pelajar pr itu sopan= الطالبة

2. Khabar Jumlah (جملة), yaitu khabar yang berbentuk kalimat baik jumlah ismiah (اسمية) maupun fi’liyah (فعليه). Contoh khabar jumlah ismiah ( خضراء أشجارها الحديقة=taman itu pepohonannya berwarna hijau) atau ( لونه الثوب pakaian itu warnanya bersih), Atsaub =adalah= ناصعmubtada pertama, Lawn=Mubtada kedua dan mudhaf, dhamir Hu=mudhaf ilaih, Nashi’=khabar mubtada kedua,

Page 11: Mubtada & khobar

Jumlah dari mubtada kedua dan khabarnya menempati posisi rafa’ yaitu khabar dari mubtada pertama. Adapaun contoh khabar mubtada dari jumlah fi’liyah, ( يلعبون األطفال

الحديقة anak-anak bermain di taman) yal’abun adalah= فُّيfi’il mudhari’marfu’karena khabar mubtada yang berbentuk jumlah fi’liyah. Khabar jumlah baik ismiah maupun fi’liyah haruslah berhubungan dengan mubtada.

3. Khabar syibhu jumlah ( الجملة yaitu khabar yang (شبهbukan mufrad atau jumlah akan tetapi menyerupai jumlah, terdiri dari Jarr wal majrur ( ومجرور dan dharf (جار=kata keterangan,(ظرف). Contoh khabar dari jar wal majrur ( الحقيبة فُّي فُّي ) ,(buku di dalam tas= الكتاب الماء air di dalam teko). Contoh khabar dari dharf= اإلبريقmakan (keterangan tempat), ( األمهات أقدام تحت surga= الجنةdibawah telapak kaki ibu), ( الشجرة فوق burung di= الطائرatas pohon), contoh dharf zaman (keterangan waktu), (

الخميس يوم¤ بعد ) ,(bepergian pada hari kamis= الرحلة السفر.(akan bepergian setelah seminggu= أسبوع

Wajib mendahulukan Khabar

Khabar wajib di dahulukan dari mubtada dalam keadaan sebagai berikut:

1. Apabila mubtada nya adalah isim nakirah yang semata-mata tidak untuk memberitahukan dan khabarnya adalah jar wal majrur atau dharf, contohnya (

معلمون المدرسة ) ,(di sekolah ada para guru= فُّي ضيف عندنا=ada tamu). Jika mubtadanya nakirah dengan maksud untuk memberitahukan maka hukumnya boleh didahulukan atau pada tempatnya semula, contohnya (

عندنا قديم .(صديق

Page 12: Mubtada & khobar

2. Jika khabarnya adalah istifham (kata Tanya) atau disandarkan pada kata Tanya, contohnya ( حالك كيف=bagaimana kabarmu), ( هذا من ) anak siapa ini) atau= ابن

السفر ساعة .(jam berapa perginya= أي

3. Apabila ada dhamir yang berhubungan atau bergandengan dengan mubtada sedangkan kembalinya dhamir tersebut kepada khabarnya atau sebagian dari khabarnya, contohnya, ( طالبها المدرسة di sekolah ada= فُّيmurid-murid-nya), ( أطفالها الحديقة -di tama nada anak= فُّيanak-nya), dhamir yang ada pada mubtada kembali kepada khabarnya.

4. Meringkas khabar mubtada dengan Illa (إال) atau Innama (إنما), contohnya, ( محمد إال فائز tiada yang= ماmenang kecuali Muhammad), ( محمد فائز yang= إنماmenang adalah Muhammad), dalam contoh ini kata faiz diringkas atau dipendekkan sebagai sifat dari Muhammad.

Boleh mendahulukan atau mengakhirkan khabar apabila khabarnya sebagai pengkhususan setelah kata Ni’ (نعم) ma dan Bi’sa (بئس), contohnya ( محمد الرجل alangkah= نعمbaiknya lelaki itu muhammad), ( الخيانة العمل بئس=alangkah buruknya perbuatan khianat), Muhammad di sini bisa saja mubtada muakkhar dan jumlah fi’liyah sebelumnya adalah khabar muqaddam, dan bisa saja mubtadanya dihilangkan dan Muhammad di sini adalah khabarnya, karena apabila pengkhususan setelah ni’ ma dan bi’ sa didahulukan atas fi’ilnya maka ia adalah mubtada dan jumlah fi’liyahnya adalah khabar muakhhar oleh sebab itu boleh didahulukan atau diakhirkan.

Boleh menghilangkan Khabar

Page 13: Mubtada & khobar

Khabar boleh dihilangkan apabila terletak setelah Iza al fajaiyah (tiba-tiba), contohnya ( األسد فإذا saya= خرجتkeluar tiba tiba ada harimau), ( المطر فإذا saya= وصلتsampai tiba-tiba hujan), khabarnya dihilangkan, asli dari kalimat tersebut adalah ( حاضر األسد المطر ) dan (إذا فإذا Apabila ada dalil yang menjelaskannya maka .(منهمرkhabar pun boleh dihilangkan, yang dapat ditemukan pada jawaban dari pertanyaan, misalanya ada yang bertanya ( غائب ) siapa yang alpa?), jawabannya= من (علُّي¦dengan menghapus khabarnya yaitu ( غائب karena (علُّي¦telah dijelaskan pada pertanyaannya. Dan apabila jumlah ismiah mengikuti (athf) pada jumlah ismiah yang tidak dihilangkan khabarnya, maka boleh menghilangkan khabar pada jumlah ismiah yang ma’thuf, contohnya (

وأحمد مجتهد muhammad rajin dan ahmad juga), asal= محمدdari kalimat di atas ( مجتهد dihilangkan khabar ,(وأحمدjumlah ismiah yang ma’tuf karena telah dijelaskan pada sebelumnya.

Wajib menghilangkan Khabar

Adapun tempat-tempat dimana khabar itu wajib dihilangkan adalah sebagai berikut:

1. apabila mubtadanya adalah isim yang sharih yang menunjukkan pada sumpah, contohnya ( الحق ألشهدن لعمرك=demi hidupmu saya bersaksi dengan kebenaran), khabarnya wajib dihilangkan, asalnya adalah ( لعمرك.(قسمُّي

2. Khabarnya menunjukkan pada sifat yang mutlak artinya sifat tersebut menunjukkan akan keberadaan dari sesuatu, dan hal itu terdapat pada kata yang bergandengan dengan jar majrur atau dharf, contohnya (

اإلبريق فُّي فوق ) ,(air berada di dalam teko= الماء الكتاب

Page 14: Mubtada & khobar

buku berada di atas meja), yang menunjukkan= المكتبkhabarnya telah dihilangkan yaitu (موجود). Dan apabila mubtadanya terletak setelah Lau la (لوال) maka khabarnya yang berarti keberadaan pun wajib dihilangkan, contohnya ( الطفل السيارة لصدمت الله jika tidak ada= لوالAllah, maka mobil akan menabrak anak itu), khabar yang dihilangkan adalah kata (موجود) pada contoh ini.

3. Jika mubtadanya adalah mashdar atau isim tafdhil yang disandarkan pada mashdar dan setelahnya bukanlah khabar melainkan hal yang menduduki tempatnya khabar, contohnya ( متفوقا الطالب saya= تشجيعُّيmendukung pelajar yang berprestasi), (: العبد صالة أفضل sebaik-baik shalatnya sorang hamba dalam= خاشعاkeadaan khusu’) asalnya adalah ( عند العبد صالة أفضل.(خشوعه

4. Khabarnya terletak setelah huruf Wau (واو) yang berarti dengan/bersama (مع), contohnya, ( وزميله طالب semua= كلpelajar bersama kawanya), wau di sini berarti bersama sehingga khabarnya dihilangkan, dan khabar yang dihilangkan adalah kata (مقرونان).

Kesimpulan dan Perhatian

1. Asal dari pada mubtada adalah ma’rifah sedangkan khabar adalah Nakirah, contohnya ( متفوقون ,(الطالبnamun kadang ada mubtada datang dalam bentuk ma’rifat dan khabarnya pun ma’rifat, contohnya ( ربنا (اللهdan ( نبينا mubtadanya ma’rifah dan khabarnya pun (محمدma’rifah karena idhafah. Contoh lain ( السابقون (والسابقونassabiqun yang pertama adalah mubtada dan yang kedua adalah khabarnya, sama dengan ( أنت terdiri ,(أنتdari mubtada dan khabar, tapi bisa juga assabiqun dan

Page 15: Mubtada & khobar

anta yang kedua adalah taukid (menegaskan) pada yang pertama.

2. Jika mubtadanya adalah mashdar marfu’, maka mubtadanya boleh didahulukan, contohnya ( عليكم .(سالم

3. Asal dari khabar mubtada adalah satu, namun boleh saja khabar terhadap mubtada menjadi banyak, contohnya ( قاص كاتب شاعر kata penyair, penulis dan (محمدpenulis kisah semuanya adalah khabar dari mubtada yang menunjukkan bolehnya ta’addud khabar terhadap mubtada.

4. Haruslah memperhatikan pnyesuaian antara khabar dan mubtada, sebagaimana yang telah disebutkan pada hukum-hukum khabar di atas, akan tetapi ada sebagian ayat-ayat Al Quran yang membingungkan dan menimbulkan kesan bertentangan dengan hukum penyesuaian tersebut, padahal jika dilihat dengan seksama ternyata semua itu ada kesesuaian antar keduanya.

5. Khabar yang terdiri dari jarr dan majrur atau dharf pada dasarnya bukanlah khabar, melainkan ia berhubungan dengan kata yang dihilangkan, dan kata yang dihilangkan tersebutlah yang marfu’ yang menunjukkan ia adalah khabar, contohnya, ( فُّي الماء jarr majrur di sini hanyalah berhubungan dengan (اإلبريقkata yang dihilangkan yaitu khabar mubtada, takdirnya adalah (كائن) atau (موجود).

6. Khabar mufrad boleh diikutkan (athaf) kepada khabar jarr majrur, contohnya ( قسوة اشد أو كالحجارة aysaddu (فهُّيqaswah khabar yang diathafkan pada jar majrur yaitu kal hijarah.

Page 16: Mubtada & khobar

7. Boleh memisahkan antara mubtada dan khabar, contohnya ( يوقنون هم باآلخرة kata hum adalah ,(وهمmubtada, dan yuqinun adalah khabarnya, dipisahkan oleh jar majrur yang berkaitan dengan khabarnya yaitu yuqinun.