Pengertian hadits, sunnah, khobar, atsar dan Struktur ... · PDF fileIlmu hadits dirayah yaitu...

22
Pengertian hadits, sunnah, khobar, atsar dan Struktur Hadist 1. Pengertian Hadits Berasal dari basaha Arab : Al Hadist, hudatsa jamaknya ahadis, hidtsan dan hudstan 2. Penegrtian Sunnah Sunnah menurut bahasa banyak artinya di antaranya : suatu perjalanan yang diikuti, baik dinilai perjalanan baik atau perjalanan buruk.Di samping istilah hadis terdapat sinonim istilah yang sering digunakan oleh para ulama‟ yaitu sunnah. Pengertian istilah tersebut hampir sama, walaupun terdapat beberapa perbedaan. Maka dari itu kami kemukakan pengertiannya agar lebih jelas. 3. Pengertian Khabar Menurut bahasa khabar diartikan = berita. Dari segi istilah muhadditsin khabar identik dengan hadis, yaitu segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi (baik secara marfu’, mawquf, dan maqthu’) baik berupa perkataan, perbuatan, persetujuan, dan sifat. 4. Pengertian Atsar Dari segi bahasa atsar diartikan = peninggalan atau bekas sesuatu, maksudnya peninggalan atau bekas Nabi karena hadis itu peninggalan beliau. Atau diartikan = (yang dipindahkan dari Nabi), seperti kalimat : dari kata atsar artinya doa yang disumberkan dari Nabi.

Transcript of Pengertian hadits, sunnah, khobar, atsar dan Struktur ... · PDF fileIlmu hadits dirayah yaitu...

Page 1: Pengertian hadits, sunnah, khobar, atsar dan Struktur ... · PDF fileIlmu hadits dirayah yaitu satu ilmu yang mempunyai beberapa kaidah (patokan), yang dengan kaidah-kaidah itu dapat

Pengertian hadits, sunnah, khobar, atsar dan Struktur Hadist

1. Pengertian Hadits

Berasal dari basaha Arab : Al Hadist, hudatsa jamaknya ahadis, hidtsan dan

hudstan

2. Penegrtian Sunnah

Sunnah menurut bahasa banyak artinya di antaranya : suatu perjalanan yang

diikuti, baik dinilai perjalanan baik atau perjalanan buruk.Di samping istilah hadis

terdapat sinonim istilah yang sering digunakan oleh para ulama‟ yaitu sunnah.

Pengertian istilah tersebut hampir sama, walaupun terdapat beberapa perbedaan.

Maka dari itu kami kemukakan pengertiannya agar lebih jelas.

3. Pengertian Khabar

Menurut bahasa khabar diartikan = berita. Dari segi istilah muhadditsin khabar

identik dengan hadis, yaitu segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi (baik

secara marfu’, mawquf, dan maqthu’) baik berupa perkataan, perbuatan,

persetujuan, dan sifat.

4. Pengertian Atsar

Dari segi bahasa atsar diartikan = peninggalan atau bekas sesuatu, maksudnya

peninggalan atau bekas Nabi karena hadis itu peninggalan beliau. Atau diartikan =

(yang dipindahkan dari Nabi), seperti kalimat : dari kata atsar artinya doa yang

disumberkan dari Nabi.

Page 2: Pengertian hadits, sunnah, khobar, atsar dan Struktur ... · PDF fileIlmu hadits dirayah yaitu satu ilmu yang mempunyai beberapa kaidah (patokan), yang dengan kaidah-kaidah itu dapat

Menurut istilah ada dua pendapat, pertama, atsar sinonim hadis. Kedua, atsar

adalah sesuatu yang disandarkan kepada para sahabat (mawquf) dan tabi‟in

(maqthu’) baik perkataan maupun perbuatan.

5. Struktur Hadits

Secara struktur, hadits terdiri atas tiga komponen, yakni sanad atau isnad (rantai

penutur), matan (redaksi hadits), dan mukhraj (rawi).

A. Sanad Hadits

Sanad adalah jalan yang menyampaikan kita pada matan hadits atau rentetan para

rawi yang menyampaikan matan hadits.

B. Matan

Menurut bahasa, matan artinya sesuatu yang tampak, bagian bumi yang

keras dan tinggi. Dalam istilah ilmu hadis, matan adalah materi atau

redaksi hadis yang diriwayatkan dari satu orang ke orang lain .

C. Rawi Hadits

Page 3: Pengertian hadits, sunnah, khobar, atsar dan Struktur ... · PDF fileIlmu hadits dirayah yaitu satu ilmu yang mempunyai beberapa kaidah (patokan), yang dengan kaidah-kaidah itu dapat

Kata Al-rawi berarti orang yang meriwayatkan atau memberitahukan hadits.

Sebenarnya antara sanad dan rawi merupakan dua istilah yang tidak dapat

dipisahkan. Sanad-sanad hadits pada setiap generasi atau thabaqah juga terdiri

dari para rawi.

Page 4: Pengertian hadits, sunnah, khobar, atsar dan Struktur ... · PDF fileIlmu hadits dirayah yaitu satu ilmu yang mempunyai beberapa kaidah (patokan), yang dengan kaidah-kaidah itu dapat

Hadits Sebagai Sumber Ajaran Agama

1. Pengertian

Kedudukan hadits sebagai salah satu sumber ajaran Islam telah

disepakati oleh hampir seluruh ulama dan umat Islam. Dikatakan

demikian, karena dalam sejararah umat Islam (dari dulu sampai

sekarang) ada kalangan yang hanya berpegang pada al-qur‟an dalam

menjalankan ajaran agamanya.

2. Golongan yang Menolak Kehujjahan Al-Hadits

Golongan yang menolak Hadits secara keseluruhan, alasan yang

mereka pergunakan dapat disimpulkan sebagai berikut

Al-Qur‟an itu adalah kitab suci yang berbahasa Arab, yang

sudah tentu digunakan oleh bangsa Arab

Al-Qur‟an sendiri telah menyatakan bahwa al -Qur‟an itu telah

mencakup segala hal yang dibutuhkan manusia mengenai segala

aspek kehidupannya berdasarkan keterangan yang menurut

mereka berasal dari Nabi sendiri.

3. Perbendaharaan Al-Hadits Terhadap Al-Quran

Page 5: Pengertian hadits, sunnah, khobar, atsar dan Struktur ... · PDF fileIlmu hadits dirayah yaitu satu ilmu yang mempunyai beberapa kaidah (patokan), yang dengan kaidah-kaidah itu dapat

Berfungsi menetapkan dan memperkuat hokum-hukum yang

telah ditentukan oleh Al-Quran. Maka dalam Hal ini keduanya

bersama-sama menjadi sumber hokum

Memberikan perincian dan penafsiran ayat -ayat al-quran yang

masih mujmal, memberikan taqyid (persyaratan) ayat -ayat al-

quran yang masih mutlaq dan memberikan takhshish ayat -ayat

alquran yang masih umum

Memberikan perincian dan penafsiran ayat -ayat al-quran yang

masih mujmal, memberikan taqyid (persyaratan) ayat-ayat al-

quran yang masih mutlaq dan memberikan takhshish ayat -ayat

alquran yang masih umum.

Page 6: Pengertian hadits, sunnah, khobar, atsar dan Struktur ... · PDF fileIlmu hadits dirayah yaitu satu ilmu yang mempunyai beberapa kaidah (patokan), yang dengan kaidah-kaidah itu dapat

Sejarah Pertumbuhan Al-Hadits

A. Periwayatan dengan Islam

1. Larangan menulis al-hadits

“Jangan kamu tulis sesuatu yang telah kamu terima dariku selain al-

qur‟an. Barang siapa menuliskan tang ia terima dariku selain al -qur‟an

hendaklah ia hapus. Ceritakan saja yang ia terima dariku, tidak

mengapa. Barang siapa yang sengaja berdusta atas namanku, maka

hendaklah ia menduduki tempat duduknya di neraka .”

2. Perintah menulis Al-Hadits

Abu Syah :

“ya Rasulullah! Tulislah untukku!”

Jawab rasul:

“tulislah oleh kamu, sekalian untuknya!.”

Page 7: Pengertian hadits, sunnah, khobar, atsar dan Struktur ... · PDF fileIlmu hadits dirayah yaitu satu ilmu yang mempunyai beberapa kaidah (patokan), yang dengan kaidah-kaidah itu dapat

B. Menulis dan membukukan Al-Hadits secara resmi (abad ke-

11)

• PERINTIS SEJARAH (MOTIF) MEMBUKUKAN AL-

HADITS

1) Kemauan beliau yang kuat untuk tidak membiarkan al-hadits

seprti waktu yang sudah-sudah

2) Kemauan beliau yang keras untuk membersihkan dan

memelihara al-hadits dari hadits-hadits maudlu‟

3) Alasaan tidak terdewannya al -hadits secara resmi di zaman

rasulullah

4) Kalau di zaman Khulafaur Rasyidin belum pernah dibayangkan

dan terjadi peperangan antara orang muslim dengan orang kafir

• CIRI-CIRI KITAB HADITS YANG DIDEWANKAN PADA

ABAD KE-2

• KITAB-KITAB HADITS YANG MAYSHUR

1) Al-muwaththa

2) Musnadu‟sy Syafi‟iy

3) Mukhtalifu‟l-Hadits

Page 8: Pengertian hadits, sunnah, khobar, atsar dan Struktur ... · PDF fileIlmu hadits dirayah yaitu satu ilmu yang mempunyai beberapa kaidah (patokan), yang dengan kaidah-kaidah itu dapat

C. Periode penyaringan Al-Hadits dari fatwa-fatwa abad ke-3)

Perintisnya

Pada permulaan abad ke-III para ahli hadits berusaha

menyisihkan al-hadits dari fatwa-fatwa sahabat dan tabi‟in.

Karena adanya kelemahan-kelemaha kitab-kitab hadits,

para ulama membuat kaidah-kaidah dan syarat-syarat untuk

menentukan suatu hadits apakah itu shahih atau da‟if.

D. Periode menghafal dan mengisnadkan hadits mutaqaddimin

(abad ke-4)

Abad ke-V ini merupakan abad pemisah antara ulama

Mutaqaddimin dengan ulama Mutaakhirin.

Kitab-kitab yang masyhur hasil ulama abad ini antara lain :

1) Mu‟jamu‟l-Kabir.

2) Mu‟jamu‟l-Ausath.

3) Mu‟jamu‟sh-Shagir.

4) Sunan Ad-daruquthy.

5) Shahih Abi „Auwanah .

6) Shahih Ibnu Khudzaimah.

Page 9: Pengertian hadits, sunnah, khobar, atsar dan Struktur ... · PDF fileIlmu hadits dirayah yaitu satu ilmu yang mempunyai beberapa kaidah (patokan), yang dengan kaidah-kaidah itu dapat

E. Periode mengklasifikasi dan mensistematiskan susunan

kitab-kitab hadits (abad ke-5)

Usaha ulama ahli hadits pda abad ke-v dan seterusnya adalah

ditujukan untuk mengklasifikasikan al -hadits dengan menghimpun

hadits-hadits yang sejenis kandungannya atau sejenis sifat -sifat

isinya dalam suatu kitab hadits. Pada abad ini lahirlah kitab-kitab

hadits hukum dan kitab-kitab hadits targhib wat-tarhib.

Page 10: Pengertian hadits, sunnah, khobar, atsar dan Struktur ... · PDF fileIlmu hadits dirayah yaitu satu ilmu yang mempunyai beberapa kaidah (patokan), yang dengan kaidah-kaidah itu dapat

Cabang-cabang Ilmu Hadits

A. Ilmu Hadits

“ Ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang disandarkan kepada

Nabi Muhammad SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir

(persetujuan), atau sifat “.

B. Pembagian Ilmu Hadits

a. Ilmu Hadits Riwayah

Ilmu hadits riwayah adalah ilmu yang mengandung pembicaraan

tentang penukilan sabda-sabda Nabi, perbuatan-perbuatan beliau, hal-hal

yang beliau benarkan, atau sifat-sifat beliau sendiri, secara detail dan dapat

dipertanggungjawabkan.

b. Ilmu Haits Dirayah

Ilmu hadits dirayah yaitu satu ilmu yang mempunyai beberapa

kaidah (patokan), yang dengan kaidah-kaidah itu dapat diketahui keadaan

perawi (sanad) dan diriwayatkan (marwiy)dari segi diterima atau

ditolaknya.

C. Sejarah Perkembngan Ilmu Hadits

Perkembangan ilmu hadits selalu beriringan dengan pertumbuhan pembinaan

hadits itu sendiri. Hanya saja belum berwujud sebagai suatu disiplin ilmu yang

berdiri sendiri.

Page 11: Pengertian hadits, sunnah, khobar, atsar dan Struktur ... · PDF fileIlmu hadits dirayah yaitu satu ilmu yang mempunyai beberapa kaidah (patokan), yang dengan kaidah-kaidah itu dapat

D. Cabang-cabang ilmu Hadits

a. Ilmu Rijali‟l Hadits

b. Ilmu Tawarihi‟r Ru-wah

c. Ilmu Thabaqah

d. Ilmu Jarhi Wa‟ta‟dil

e. Ilmu Gharibi‟l-Hadits

f. Ilmu Asbabi Wurudi‟l-Hadits

g. Ilmu Nasikh dan Mansukh Hadits

h. Ilmu Mukhtalifu‟l-Hadits

i. Ilmu Ilali‟l-Hadits

Page 12: Pengertian hadits, sunnah, khobar, atsar dan Struktur ... · PDF fileIlmu hadits dirayah yaitu satu ilmu yang mempunyai beberapa kaidah (patokan), yang dengan kaidah-kaidah itu dapat

Klasifikasi Hadits

A. Pembagian Hadits ditinjau dari segi kuantitasnya (jumlsh

perowi)

Para ulama berbeda pendapat tentang pembagian hadits ditinjau

dari segi kuantitasnya atau jumlah rawi yang menjadi sumber berkaitan.Di

antara mereka ada yang mengelompokkan menjadi tiga bagian , yakni

hadis mutawatir, masyhur, dan ahad, dan ada juga yang membaginya

menjadi dua , yakni hadits mutawatir dan hadits ahad.

1. Hadits Muwatir

Menurut bahasa mutawatir berarti muttabi‟ artinya yang datang kemudian,

yang beriringan atau yang berurut-urut, maksudnya beriring-iringan

antara yang satu dengan yang lain.

2. Hadits Ahad

Kata Ahad atau wahid berdasarkan segi bahasa berarti satu, maka Ahad

atau khabar wahid berarti yang disampaikan oleh satu orang.Khabar yang

jumlah perowinya tidak sebanyak jumlah perowi hadits mutawatir, baik

perowinya itu satu, dua, tiga, empat, lima dan seterusnya, Yang

memberikan pengertian bahwa jumlah perowi tersebut tidak mencapai

jumlah perowi hadits mutawatir.

Page 13: Pengertian hadits, sunnah, khobar, atsar dan Struktur ... · PDF fileIlmu hadits dirayah yaitu satu ilmu yang mempunyai beberapa kaidah (patokan), yang dengan kaidah-kaidah itu dapat

B. Pembagian hadis berdasarkan kualitas

1. Hadits Shahih

Sahih secara etimologi adalah lawan dari saqim (sakit), sedangkan dalam

istilah ilmu hadits berarti hadits yang berhubungan (bersambung)

sanadnya yang diriwayatkan oleh perawi yang adil , dhabith, yang

diterimanya dari perawi yang sama (kualitasnya) dengannya sampai

kepada akhir sanad, tidak syadz dan tidak pula berillat.

2. Hadits Hasan

Hadits Hasan menurut bahasa berarti Sesuatu yang disenangi dan di oleh

nafsu. Sedangkan hadits Hasan menurut istilah para ulama berbeda

pendapat dalam mendefinisikannya.

3. Hadits Hadits Dla’if

Menurut bahasa Dlaif berarti „Ajiz = yang lemah sebagai lawan qawiyyu

= kuat. Sedangkan hadits dha‟if menurut istilah , para ulama‟berbeda-beda

dalam susunsn redaksiny, tetapi substansi dari definisi tersebut adalah

sama.

Page 14: Pengertian hadits, sunnah, khobar, atsar dan Struktur ... · PDF fileIlmu hadits dirayah yaitu satu ilmu yang mempunyai beberapa kaidah (patokan), yang dengan kaidah-kaidah itu dapat

Ilmu Jarhi Wa’T-Ta’dil

A. Pengertian

Lafadz “jarh”, menurut muhadditsiin ialah sifat seorang rawi yang

dapat mencacatkan keadilan dan kehafalannya. Men-jarh atau men-tajrih

seorang rawi berarti menyifati sorang rawi dengan sifat-sifat yang dapat

menyebabkan kelemahan tau tertolak apa-apa yang diriwayatkannya.

Sedangkan rawi yang adil adalah orang yang dapat mengendalikan sifat-

sifat yang dapat menodai agama dan keperwiraannya. Memberikan sifat-

sifat yang terpuji kepada seorang rawi, hingga apa yang dirriwayatkannya

dapat diterima disebut dengan menta‟dilkannya.

B. Perkembangan ilmu al-Jarh wa Ta’dil

Awal mula pertumbuhan ilmu ini adalah seperti yang dinikilkan

nabi shalallahualaihiwasallam sebagaimana telah di sebutkan tadi. Lalu

menjadi banyak dari pada sahabat, tabi‟in dan orang setelah mereka,

karena takut terjadi apa yang di peringatkan rasulullah, sebagaimana

sabdanya, “ akan ada pada umatku yang terakhir nanti orang – orang yang

menceritakan hadist kepada kalian apa yang belum pernah kalian dan juga

bapak – bapak kalian mendengar sebelumnya. Maka waspadalah terhadap

mereka “ ( muqaddimah shahih muslim ). Ilmu ini akan tumbuh bersama –

sama dengan tumbuhnya perawi dalam islam, karena untuk mengetahui

hadist – hadist shahih perlu mengetahui keadaan perawi – perawinya,

secara memungkinkan ahli-ilmu menetapkan kebenaran perawi, atau

kedustaannya hingga dapatlah mereka membedakan antara yang diterima

dan dengan yang di tolak.

Page 15: Pengertian hadits, sunnah, khobar, atsar dan Struktur ... · PDF fileIlmu hadits dirayah yaitu satu ilmu yang mempunyai beberapa kaidah (patokan), yang dengan kaidah-kaidah itu dapat

C. Jalan-jalan untuk Mengetahui Kecacatan dan Keadilan Seorang

Rawi

1. Dengan kepopulerannya di kalangan para ahli ilmu

2. Dengan pujian dari seseorang yang adil (tazkiyah). Yaitu ditetapkan

sebagai rawi yang adil oleh rawi yang adil, yang pada awalnya rawi

yang di ta‟dil itu belum dikenal sebagai orang yang adil.

D. Tingkatan – tingkatan al-Jarh wa Ta’dil

Para perawi yang meriwayatkan bukanlah semuanya dalam satu derajat

dari segi keadilan, kedhabitan dan hafalan mereka sebagaimana yang telah

di jelaskan sebelumnya. Di antara mereka ada yang hafalannya sempurna,

ada yang kurang dalam hafalan dan ketepatan, dan ada pula orang yang

sering lupa dan salah padahal mereka adalaha orang yang „adil dan

amanah, serta ada juga yang berdusta dalam hadist, maka allah

menyingkap perbuatannya ini melalui tangan ulamayang sempurna

pengetahuan mereka. Oleh karena itu para ulama meningkatkan tingkatan

jarh dan ta‟dil, dan lafazh lafahz yang menunjukkan pada setiap tingkatan,

sehingga tingkatan ta‟dil ada enam tingkatan dan tingkatan jarh ada enam

tingkatan juga.

E. Tingkatan tingkatan at-Ta’dil

Tingkatan pertama yang menggunakan superlatif dalam penta‟dilan, atau

dengan menggunakan wazan “af-fala”, seperti : “ fulan kepadanyalah puncak

ketepatan dalam periwayatan”,atau,” fulan orang yang paling tepat

periwayatannya dan ucapannya”.

Tingkat kedua : dengan menyebutkan sifat menguatkanketsiqahannya,

ke‟adilan dan ketepatan periwayatannya, baik dengan lafazh maupun dengan

makna seperti : “tsiqah – tsiqah” , “ tsiqah – tsabat “, atau “ tsiqah dan hafish”.

Tingkat ketiga : yang menunjukkan adanya pentsiqahan tanpa adanya

penguatan akan hal itu, seperti : tsiqah, tsabt, hujjah, mutqin.

Tingkat keempat : yang menunjukkan adanya keadilan dan kepercayaan

tanpa adanya isyarat akan kekuatan hafalan dan ketelitian, seperti : shadug (jujur),

ma‟mun ( di pecaya), mahallum ash-shidiq ( ia tempatnya kejujuran ).

Tingkat kelima : yang tidak adanya pentsiqahan ataupun celaan,

seperti : “ fulan syaikh “ ( fulan seorang syaikh ), “ ruwiya „anhu al-hadist “ (

orang yang meriwayatkan hadist darinya ).

Page 16: Pengertian hadits, sunnah, khobar, atsar dan Struktur ... · PDF fileIlmu hadits dirayah yaitu satu ilmu yang mempunyai beberapa kaidah (patokan), yang dengan kaidah-kaidah itu dapat

Tingkatan keenam : isyarat yang mendekati pada celaan

(jarh), seperti : shahih al-hadist ( hadistnya lumayan ), atau “yaktabu

haditsuhu “ ( di tulis hadistnya ).

F. Tingkatan – tingkatan al-jarh

Tingkatan pertama : yang menunjukkan adanya kelemahan, dan ini

yang paling rendah dalam tingkatan al-jarh (kritikan), seperti : ( lemah

hadistnya ), atau fiihi maqaal ( dirinya dibicarakan).

Tingkatan kedua : yang menunjukkan adanya kelemahan

terhadapat perawi dan tidak boleh di jadikan sebagai hujjah, seperti : “

fu;an tidak boleh di jadikan sebagai hujjah “, dhaif “ ia mempunyai hadist

– hadist yang mungkar.

Tingkatan ketiga : yang menunjukkan lemah sekali dan tidak boleh

di tulis hadistnya, seperti : fulan dha‟if jiddan (dhaif sekali), atau wahin

marrah (sangat lemah).

Tingkatan keempat : yang menunjukkan tuduhan dusta atau

pemalsuan hadist, seperti : fullan muttaham bil kadzib (dituduh berdusta),

atau “laisa bi tsiqah” ( bukan orang yang terpercaya).

Tingkatan kelima : yang menunjukkan adanya dusta yang berlebihan,

dan ini adalah seburuk busurknya tingkatan, seperti “ fulan orang yang

paling pembohong” atau “ ia adalah puncak dari kedustaan”.

G. Syarat-syarat Orang yang Dapat Mentajrihkan atau Menta’dilkan

Seorang Rawi

Mentajrih atau menta‟dilkan seorang rawi bukanlah perkara main-

main, melainkan harus benar-benar menetapkan dengan jujur dan adil,

serta bersih dari berbagai kepentingan duniawi, karena berkaitan dengan

penerimaan atau penolakan terhadap sebuah periwayatan.

Bagi orang-orang yang mentajrihkan (jarih) atau menta‟dilkan

(mu‟addil) harus memenuhi beberapa syarat, antara lain:

Page 17: Pengertian hadits, sunnah, khobar, atsar dan Struktur ... · PDF fileIlmu hadits dirayah yaitu satu ilmu yang mempunyai beberapa kaidah (patokan), yang dengan kaidah-kaidah itu dapat

1) Berilmu pengetahuan.

2) Takwal.

3) Wara.

4) Jujur.

5) Menjauhi fanatik golongan.

6) Mengetahui sebab-sebab untuk menta‟dilkan dan untuk mentajrihkan.

H. Jumlah orang yang dipandang cukup untuk menta’dilkan dan

mentajrihkan rawi-rawi

Dalam masalah ini ada beberapa pendapat :

1) Minimal dua orang, baik dalam soal syahadah maupun dalam soal

riwayah.

2) Cukup seorang saja dalam soal riwayah bukan dalam soal syahadah.

3) Cukup seorang saja, baik dalam soal riwayah maupun dalam soal

syahadah.

I. Perlawan Antara Jarh dan Ta’dil

Apabila terdapat ta‟arudl antara jarh dan ta‟dil pada seorang rawi, yakni

sebagian ulama menta‟dilkan dan sebagian ulama mentajrihkan dalam hal ini

terdapat 4 pendapat :

1) Jarh harus didahulukan secara mutlak, walaupun jumlah mu‟addilnya lebih

banyak dari pada jarhya. Sebab bagi jarih tentu mempunyai kelebihan ilmu

yang tidak diketahui oleh mu‟addil

2) Ta‟dil harus didahulukan daripada jarh. Karena si jarih dalam mengaibkan

si rawi kurang tepat, dikarenakan sebab yang digunakan untuk menaibkan

itu bukan sebab yang dapat mencacatkan yang sebenarnya apalagi kalau

dipengaruhi rasa benci.

3) Bila jumlah mu‟addilnya lebih banyak daripada jarihnya, didahulukan

ta‟dil. Sebab jumlah yang banyak itu dapat memperkuat kedudukan

mereka dan mengharuskan untuk mengamalkan kabar-kabar mereka.

4) Masih tetap dalam keta‟arudlannya selama belum ditemukan yang

merajihkannya. Pengrang at-Taqrib mengemukakan sebab timbulnya

khilaf ini, ialah jika jumlah mu‟addilnya lebih banyak, tetapi kalau

jumlahnya seimbang antara mu‟addil dan jarihnya, maka mendahulukan

jarah itu sudah merupakan putusan ijma‟.

Page 18: Pengertian hadits, sunnah, khobar, atsar dan Struktur ... · PDF fileIlmu hadits dirayah yaitu satu ilmu yang mempunyai beberapa kaidah (patokan), yang dengan kaidah-kaidah itu dapat

J. Susunan lafadz-lafadz untuk menta’dilkan dan mentjrihkan

1. Tingkatan dan lafadh-lafadh untuk menta‟dilkan rawi-rawi

Ibnu Hajar menyusun ke dalam 6 tingkatan, yaitu

1) Berbentuk af‟alut tafdhil atau ungkapan lain yang setara maknanya dengan

af‟alut tafdhil.

Contoh :

ناس ك ال ( orang yang paling tsiqah ) أوث

ة فظا وعدال ناس ح بت ال ( orang yang paling mantap hafalan dan keadilanya ) أث

تهي ف ن م يه ال بتإل ث ( orang yang paling top keteguhan hati dan lidahnya ) ي ال

2) Berbentuk pengulangan lafadz yang sama atau dalam maknanya saja.

Contoh:

بت بت ث ( orang yang teguh dalam pendirianya ) ث

قة قة ث ( orang yang tsiqah lagi tsiqah ) ث

قة بة ث ( orang yang teguh lagi tsiqah ) ث

قه ت ط م ضاب ( orang yang kuat ingatan lagi meyakinkan ilmunya )

3) Menggunakan Lafadz yang mengandung arti kuat ingatan.

Contoh:

بت ( orang yang teguh hati dan lidahnya ) ث

قه ت ( orang yang meyakinkan ilmunya ) م

قة ( orang yang tsiqoh ) ث

ظ ( orang yang kuat hafalanya ) حاف

4) Menggunakan Lafadz yang tidak menggunakan arti kuat ingatan dan adil

Contoh:

صدوق ( orang yang sangat jujur )

( orang yang dapat memegang amanat ) مأمىن

أس ه الب ( orang yang tidak cacat ) ب

5) Menggunakan lafadz yang menunjukkan kejujuran rawi tanpa ada kedhabitn

Contoh:

صدق له ال ( orang yang berstatus jujur ) مح

ث حدي يد ال ( orang yang baik haditsnya ) ج

ث حدي سه ال ( orang yang bagus haditsnya ) ح

6) Menggunakan lafadz yang menunjukkan arti mendekati cacat. Seperti sifat-

sifat diatas yang diikuti kafadz “inssaAllah”, atau ditashghitkan, atau lafadz

tersebut dikaitkan dengan pengharapan .

Contoh:

هللا شاء صدوق إن ( orang yang jujur, jika Allah menghendaki )

ه أس ب أن الب الن أرجوا ب ( orang yang diharapkan tsiqah ) ف

لح صوي الن ( orang yang shalih ) ف

ثه بول حدي ق الن م ( orang yang diterima haditsnya ) ف

Page 19: Pengertian hadits, sunnah, khobar, atsar dan Struktur ... · PDF fileIlmu hadits dirayah yaitu satu ilmu yang mempunyai beberapa kaidah (patokan), yang dengan kaidah-kaidah itu dapat

Hadits Maudhu

A. Pengertian

Menurut bahasa:

merupakan isim maf'ul (objek) dari kata wadha'a Asy-Syaia, yang

berarti menurunkannya.

Menurut istilah:

hadits yang dicipta serta dibuat oleh seseorang (pendusta), yang

ciptaan itu dibangsakan kepada Rasulullah saw. secara palsu dan dusta,

baik hal itu disengaja, maupun tidak.

B. Awal muncul hadits Maudhu

Perpecahan kaum Muslimin menjadi beberapa kelompok

setelah fitnah (masa setelah terbunuhnya Utsman bin Affan),

menjadikan setiap kelompok mencari dukungan dari Al Qur'an dan As

Sunah. Sebagian kelompok mentakwilkan Al Qur'an bukan pada makna

sebenarnnya. Dan membawa As Sunah bukan pada maksudnya. Bila

mereka mentakwilkan hadits mereka menisbatkan kepada Nabi. Apalagi

tentang keutamaan para Imam mereka. Dan kelompok yang

pertama melakukan hal itu adalah Syi'ah.

Hal ini tidak pernah terjadi paada masa Rasulullah n dan tidak

pernah dilakukan seorang shahabatpun. Apabila diantara mereka

berselesih mereka berijtihad, dengan mengedepankan mencari

kebenaran.

C. Ciri-ciri Hadits Maudhu

1. Terdapat Sanad

A. Pengakuan dari si pembuat sendiri.

B. Qarinah-qarinah yang memperkuat adanya pengakuan membuat

hadits maudhu‟.

C. Qarinah-qarinah yang berpautan dengan tingkah lakunya atau

adanya inidikasi perawi yang menunjukkan akan kepalsuannya.

2. Terdapat Matan

Page 20: Pengertian hadits, sunnah, khobar, atsar dan Struktur ... · PDF fileIlmu hadits dirayah yaitu satu ilmu yang mempunyai beberapa kaidah (patokan), yang dengan kaidah-kaidah itu dapat

Adanya indikasi pada isi hadits, bertentangan dengan akal sehat,

bertentangan dengan indra, berlawanan dengan ketetapan agama atau

susunan lafadz lemah dan kacau, serta kemustahilan hadits tersebut

bersumber dari Rasulullah.

D. Motivasi Melakukan pemalsuan hadits

1. Membela suatu madzhab.

2. Mempertahankan idiologi partainya (golongannya) sendiri dan

menyerang partai lawannya.

3. Dalam rangka Taqarrub kepada Allah.

4. Mendekatkan diri kepada penguasa demi menuruti

hawa nafsu.

5. Zindiq yang ingin merusak manusia dan agamanya.

E. Usaha Para Ulama untuk memberantas pemalsuan hadits

1. Mengisnadkan hadits.

2. Meningkatkan perlawatan mencari hadits.

3. Mengambil tindakan kepada para pemalsu hadits.

4. Menjelaskan tingkah laku rawi-rawinya.

5. Membuat ketentuan-ketentuan umum tentang klasifikasi hadits.

6. Membuat ketentuan-ketentuan untuk mengetahui ciri-ciri hadits

maudhu.

Page 21: Pengertian hadits, sunnah, khobar, atsar dan Struktur ... · PDF fileIlmu hadits dirayah yaitu satu ilmu yang mempunyai beberapa kaidah (patokan), yang dengan kaidah-kaidah itu dapat

A. Pengertian Inkar Al-Sunnah

Arti Bahasa

Kata inkar “al-sunnah” terdiri dari dua kata, yaitu “inkar” dan “sunnah.” Kata

“inkar” berasal dari kata bahasa Arab: إنكارا-ينكر-أنكر yang mempunyai beberapa

arti, diantaranya: “tidak mengakui dan tidak menerima baik di lisan dan di hati,

bodoh atau tidak mengetahui sesuatu dan menolak apa yang tidak tergambarkan

dalam hati.

B. Sejarah Kemunculan Dan Latar Belakang Inkar Al-Sunnah

Dalam berbagai penuturan sejarah disebutkan bahwa sebelum

terjadi perang saudara antara shahabat Nabi saw, Umat Islam benar-benar

utuh, satu dengan yang lain saling mempercayai. Tetapi setelah terjadi

perang saudara, mulai dari terbunuhnya Usman ra, hingga puncaknya pada

masa terbunuhnya Ali ra. Kaum muslimin terpecah-pecah karena adanya

kepentingan politik, kaum khawarij yang sebenarnya anti perpecahan

justru tampil dengan amat kasarnya, mengadakan pembunuhan kepada

semua pihak yang terlibat dalam perang saudara.

Kalau sebelumya mereka percaya kepada sahabat-sahabat Nabi saw, tetapi

setelah terjadi perang saudara, mereka hanya mempercayai shahabat yang

yang tidak terlibat dalam konflik perebutan kekuasaan tersebut. Artinya

mereka tidak lagi mempercayai hadits-hadits yang diriwayatkan oleh

shahabat-shahabat Nabi yang terlibat dalam pertikaian politik, seperti

usman, Ali, dan mereka yang terlibat dalam perang onta dan tahkim.

Page 22: Pengertian hadits, sunnah, khobar, atsar dan Struktur ... · PDF fileIlmu hadits dirayah yaitu satu ilmu yang mempunyai beberapa kaidah (patokan), yang dengan kaidah-kaidah itu dapat

C. Argumentasi Inkar Al-Sunnah Dan Bantahan Para Ahli

1. Argumentasi inkar al-sunnah

Memang cukup banyak argumen yang telah dikemukakan oleh mereka yang

berpaham inkar as-sunnah, baik oleh mereka yang hidup pada zaman al-Syafi‟i

maupun yang hidup pada zaman sesudahnya. Dari berbagai argumen yang banyak

jumlahnya itu, ada yang berupa argumen-argumen naqli (ayat Al-Qur‟an dan

hadis) dan ada yang berupa argumen-argumen non-naqli. Dalam uraian ini,

pengelompokan kepada dua macam argumen tersebut digunakan.

2. Bantahan Ulama Inkar Al-Sunnah

Alasan pengingkar As-Sunnah mendapat bantahan karena meskipun

kebenaran Al-Qur‟an sudah diyakini sebagai kalamullah, namun masih ada ayat

Al-Qur‟an yang membutuhkan penjelasan karena belum pastinya hukum yang

terkandung. Untuk membantah argumen dari kelompok Inkar As-Sunnah maka

Abu Al Husain mengatakan, “Dalam menerima hadis-hadis ahad, sebenarnya kita

memakai dalil-dalil pasti yang mengharukan untuk menerima hadis-hadis itu”,

jadi sebenarnya kita tidak memakai shann (dugaan kuat).