MP-10 LEMAHNYA KEDUDUKAN DARI SEGI EKONOMI DAN … · Makalah dipresentasikan dalam Seminar...

12
PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6 MP-10 LEMAHNYA KEDUDUKAN DARI SEGI EKONOMI DAN PENDIDIKAN YANG MENYEBABKAN RENDAHNYA KUALITAS PEKERJA MIGRAN Melania Roswita Teme Fakultas Email: Abstrak Buruh migran Indonesia secara ekonomi dianggap menjadi surnber devisa terbesar. Saat ini, TKI berada di urutan keenam penyumbang devisa terbesar lndonesia (Hidayah, 2018). Data Bank Dunia tahun 2016, kontribusi penglrirnan uang dari TKI (remitansi)mencapai US$ 8,9 miliar a tau sekitar Rp 118 triliun dari sekitar 9 juta TKI dengan rata rata penghasil enam kali lebih besar dibandingkan di dalam negeri. Realisasi itu setara 1 % produk domestik bruto (PDB) dan dianggap mampu mengurangi rumah tangga miskin sebesar 28 %. Namun dari sisi pendidlkan, TKT yang berkerja di ranah domestik masih rendah, sehingga upah mereka jauh lebih kecil dibandingkan para pekerja migran asal negara lain (Daniel,2017). Minimnya ketrampilan diperburuk dengan era globalisasi yang mengaburkan batas negara penyebab salah satu kejahatan kemanusiaan Human trafficking Data PBB, Indonesia negara urutan kedua yang rentan terhadap perdagangan manusia khususnya di wilayah perbatasan dengan korbannya adalah kelompok rentan perempuan dan anak, Nusa Tenggara Timur sebagai salah satu wilayah perbatasan rnerniliki predikat baru sebagai provinsi darurat human trafficking, disamping predikat sebagai provinsi termiskin dan terkorup. Tahun terakhir NTT menempati rangking teratas, sebagai daerah asal korban tindak pidana perdagangan manusia dan dianggap sudah mencapai kondisi kronls, sehingga penanganan menjadi urgensi bersama. Rata rata korban trafficking adalab mereka yang terpinggirkan, terutama kaum perempuan dan anak akibat kondisi kemiskinan dan ketidakmandirian yang rnereka alarm. Ada beberapa faktor penyebab trafficking di NTT yaitu: Kemiskinan sebagai faktor utama yang mendorong orang untuk melakukan apapun agar keluar dari keterbatasan yang dialami ; Ekonomi; minimnya tingkat pendidikan atau rendahnya pemenuhan hak atas akses pendidikan turut rnelatari munculnya korban kejahatan. Tingginya kasus perdagangan di NTT tidak hanya disebabkan faktor kemiskinan atau ekonomi, tetapi juga pada minimnya tingkat pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam bidang pendidikan . Kata Kunci : rendahnya ekonomi dan pendidikan, buruh miqran, kualitas pekerja migran PENDAHULUAN Provinsi Nusa Tenggara Timur sebagai salah satu wilayah perbatasan Indonesia (Haryanto, 2018) memiliki predikat baru sebagai provinsi darurat human trafficking, miris sebelum keluar dari predikat provinsi termiskin dan terkorup. Beberapa tahun terakhir, NTT menempati rangking teratas, didaulat sebagai daerah asal korban tindak pidana perdagangan manusia. Upaya Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Hukum (SNH) 2019 dengan tema Perlindungan Hukum Buruh Migran Indonesia " pada tanggal 2 Mei 2019 yang diselenggarakan oleh Program Studi Ilmu Hukum Universitas Flores Ende bekerjasama dengan Perkumpulan Pengajar dan Praktisi Hukum Ketenagakerjaan Indonesia (P3HKI)

Transcript of MP-10 LEMAHNYA KEDUDUKAN DARI SEGI EKONOMI DAN … · Makalah dipresentasikan dalam Seminar...

Page 1: MP-10 LEMAHNYA KEDUDUKAN DARI SEGI EKONOMI DAN … · Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Hukum ... yang mendadak, keingtnan kaya dalam waktu yang singkat, kurangnya pendidikan

PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6

MP-10

LEMAHNYA KEDUDUKAN DARI SEGI EKONOMI DAN PENDIDIKAN

YANG MENYEBABKAN RENDAHNYA KUALITAS PEKERJA MIGRAN

Melania Roswita Teme

Fakultas

Email:

Abstrak

Buruh migran Indonesia secara ekonomi dianggap menjadi surnber devisa terbesar. Saat ini, TKI berada di urutan keenam penyumbang devisa terbesar lndonesia (Hidayah, 2018). Data Bank Dunia tahun 2016, kontribusi penglrirnan uang dari TKI (remitansi)mencapai US$ 8,9 miliar a tau sekitar Rp 118 triliun dari sekitar 9 juta TKI dengan rata rata penghasil enam kali lebih besar dibandingkan di dalam negeri. Realisasi itu setara 1 % produk domestik bruto (PDB) dan dianggap mampu mengurangi rumah tangga miskin sebesar 28 %. Namun dari sisi pendidlkan, TKT yang berkerja di ranah domestik masih rendah, sehingga upah mereka jauh lebih kecil dibandingkan para pekerja migran asal negara lain (Daniel,2017). Minimnya ketrampilan diperburuk dengan era globalisasi yang mengaburkan batas negara penyebab salah satu kejahatan kemanusiaan Human trafficking Data PBB, Indonesia negara urutan kedua yang rentan terhadap perdagangan manusia khususnya di wilayah perbatasan dengan korbannya adalah kelompok rentan perempuan dan anak, Nusa Tenggara Timur sebagai salah satu wilayah perbatasan rnerniliki predikat baru sebagai provinsi darurat human trafficking, disamping predikat sebagai provinsi termiskin dan terkorup. Tahun terakhir NTT menempati rangking teratas, sebagai daerah asal korban tindak pidana perdagangan manusia dan dianggap sudah mencapai kondisi kronls, sehingga penanganan menjadi urgensi bersama. Rata rata korban trafficking adalab mereka yang terpinggirkan, terutama kaum perempuan dan anak akibat kondisi kemiskinan dan ketidakmandirian yang rnereka alarm. Ada beberapa faktor penyebab trafficking di NTT yaitu: Kemiskinan sebagai faktor utama yang mendorong orang untuk melakukan apapun agar keluar dari keterbatasan yang dialami ; Ekonomi; minimnya tingkat pendidikan atau rendahnya pemenuhan hak atas akses pendidikan turut rnelatari munculnya korban kejahatan. Tingginya kasus perdagangan di NTT tidak hanya disebabkan faktor kemiskinan atau ekonomi, tetapi juga pada minimnya tingkat pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam bidang pendidikan .

Kata Kunci : rendahnya ekonomi dan pendidikan, buruh miqran, kualitas pekerja

migran

PENDAHULUAN

Provinsi Nusa Tenggara Timur sebagai salah satu wilayah perbatasan

Indonesia (Haryanto, 2018) memiliki predikat baru sebagai provinsi darurat

human trafficking, miris sebelum keluar dari predikat provinsi termiskin dan

terkorup. Beberapa tahun terakhir, NTT menempati rangking teratas, didaulat

sebagai daerah asal korban tindak pidana perdagangan manusia. Upaya

Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Hukum (SNH) 2019 dengan tema ” Perlindungan Hukum Buruh Migran Indonesia " pada tanggal 2 Mei 2019 yang diselenggarakan oleh Program Studi

Ilmu Hukum Universitas Flores Ende bekerjasama dengan Perkumpulan Pengajar dan Praktisi Hukum Ketenagakerjaan Indonesia (P3HKI)

Page 2: MP-10 LEMAHNYA KEDUDUKAN DARI SEGI EKONOMI DAN … · Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Hukum ... yang mendadak, keingtnan kaya dalam waktu yang singkat, kurangnya pendidikan

PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6

pemberantasan perdagangan orang di NTT tetap menjadi sorotan oleh berbagai

macam kalangan. Kemensos RI, memberi sinyal bahwa permasalahan TKI di NTT

sudah mencapai kondisi kronis, sehingga langkah penanganan menjadi urgensi

bersama (Daniel2017). Rata rata korban trafficking adalah mereka yang

terpinggirkan, terutama kaum perempuan (kondisi kemiskinan dan

ketidakmandirian yang mereka alami). Kemiskinan daa kurangnya kesempataan

pendidikan dan ekonomi di kampung halaman seseorang dapat

menyebabkan perempuan untuk secara sukarela berrnigrasi dan kemudian tanpa

sadar diperdagangkan menjadi pekerja seks. Kecenderungan tersebut

diperkirakan karena berbagai data yang rnendukung. Data Sakernas (Susenas,

2011) memberikan Perempuan yang bekerja di sektor formal baru memberikan

peluang kerja bagi perempuan 57,89% dari penduduk perempuan yang berjumlah

120.948.310 (49,63% dari penduduk Indonesia), perempuan yang bekerja di

sektor formal: 42,11 % (Andalan, 2016). Faktor Kemiskinan menyebabkan

seseorang untuk dapat menghasilkan uang dengan berbagai cara (Pinky,2015)

yang disebabkan oleh beberapa hal antara lain: Kebutuhan akan uang dalam waktu

yang mendadak, keingtnan kaya dalam waktu yang singkat, kurangnya pendidikan

dan pengetahuan masyarakat mengenai dampak buruk human trafficking,

kurang banyaknya lapangan pekerjaan di negara sendiri dan kurang m.encintai

diri sendiri. Data mencengangkan dirilis Kementerian Departernen luar negeri

Ameriak serikat pada tahun 2010 menyebutkan bahwa Indonesia merupakan sumber

utama human traffficking dan transit bagi perempuan, anak anak dan orang yang

menjadi sasaran human traffikcking khusus prostitusi dan kerja paksa.

Umumnya korban human trafficking adalah mereka yang berada

dibawah garis kemiskinan terutama perempuan dan anak. Perdagangan

manusia dengan perempuan sebagai korbannya berkaitan erat dengan budaya

patriarki perempuan yang masih dalam posisis termarjijinalisasi, tersubordinasi

yang tentunya mempengarui kodisi perempuan. Para pelaku

tidak perdagangan orang menggunakan berbagai cara untuk menarik korbannya.

Umumnya memberikan janji pekerjaan dengan upah besar, jeratan hutang,

pemerkosaan, ancaman kekerasan, dan kemiskinan dan tentunya kesempatan

kerja mendorong penduduk Indonesia melakukan migrasi khusus di "NTT",

Keinginan untuk memiliki materi dan standar hidup yang lebih tinggi memicu

terjadinya migrasi dan membuat anggota keluarga yang bermigrasi rentan

terhadap trafficking akibat keinginan untuk menjadi kaya dalam waktu yang

singkat (Kamil,2016 ). Kalau kita lihat kasus human trafficking paling banyak

adalah karena iming-iming ekonomi, selanjutnya faktor minimnya

pengetahuan juga menjadi faktor pendukung. Korban yang kebanyakan

perempuan dengan latar belakang pendidikan rendah sangat mudah

terjebak dengan janji para calo. Menurutnya, korban perdagangan

manusia tidak memiliki pengetahuan-dan oleh karenanya rasa kecurigaan yang

minim terhadap potensi perdagangan manusia berkedok penyalur tenaga kerja.

(Soesatyo, 2018) mengatakan, penyebab maraknya perdagangan manusia (human

trafficking) adalah karena faktor ekonomi/kemiskinan, biasa terjadi di

daerah miskin, yang mayoritas warganya hanya menggantungkan hidup sebagai

petani.

Seminar Nasional Hukum (SNH) 2019. Ende, 2 Mei 2019 P-117

Page 3: MP-10 LEMAHNYA KEDUDUKAN DARI SEGI EKONOMI DAN … · Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Hukum ... yang mendadak, keingtnan kaya dalam waktu yang singkat, kurangnya pendidikan

PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6

PEMBAHASAN

Data Badan Pusat Statistik (BPS} memperlihatkan, sebanyak 27,77 juta

penduduk lndonesia tergolong miskin pada Maret 2017, mencakup 10,64 persen

dari total jumlah penduduk. Mudah diduga, fraksi terbesar dari kelompok

miskin tersebut adalah perempuan dan anak-anak, Data terbaru menunjukkan,

sekitar 40 persen atau 11 juta penduduk miskin adalah anak-anak (usia 0-17). Hal

yang sama juga terjadi di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) masih sangat lekat

dengan stigma daerah miskin. Secara jumlah absolut, penduduk miskin NTT pada

Maret 2018 sebanyak L142.170 orang. Bandingkan dengan penduduk miskin yang

ada di Jawa Barat, Jawa Tengah, maupun Jawa Timur yang masing-rnasing hanya

mencapai lebih dari 3,5 juta penduduk miskin, sebaliknya NTT merupakan salah satu

provinsi dengan persentase penduduk miskin yang sangat tinggi di negeri ini,

mencapai 21,35 persefi dari jumlah total penduduk. Hal ini berarti sekitar seperlima

penduduk yang ada di NTT termasuk dalam kategori miskin. Bukankah hal yang

wajar apabila stigma daerah rniskin masih disematkan pada provinsi ini? ( Munthe,

2019).

Kemiskinan menurut Bappenas adalah kondisi dimana seseorang atau

sekelompok orang tidak mampu memenubi hak-hak dasarnya untuk

mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat Hak-hak

dasar tersebut adalah terpenuhinya kebutuhan pangan, kesehatan,

pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, rasa aman dari perlakuan atau

ancaman tindak kekerasan, termasuk juga hak untuk berpartisipasi bebas dalam

kegiatan sosial-politik dan berrnasyarakat. Kemiskinan dibagi dalam

empat bentuk (Anda/an, 2017), yaitu: a) Kemiskinan absolut b) Kemiskinan relatif c)

Kemiskinan kultural. d) Kerniskinan struktural. Kemiskinan termasuk faktor

utama yang mendorong orang untuk melakukan apapun agar keluar dari

keterbatasan yang dialami. Berikut gambaran umum mengenai tiga aspek

kemiskinan; To Supply side (sisi pasokan) dipengaruhi faktor kemiskinan yang

dialami individu (keterbatasan sarana dan akses kebutuban hid up). Sisi

permintaan (demand side} mengacu pada industri komersial atau kegiatan yang

mengandalkan kemiskinan sebagai komoditas (individu diperdagangkan

secara ilegal) dengan tujuan mempertahankan profit atau keuntungan.

Berbagai pandangan lembaga atau organisasi secara mayoritas menyebut,

faktor utama dan akar penyebab perdagangan manusia adalah dipengaruhi

supply side akibat dari kemiskinan ( Wibhawa,dkk, 2016). Selanjutnya dalam

tulisan (Wibhawa dkk, 2016} Data IOM 2014 International Organization for

Migration (IOM) mencatat, pada periode Maret 2005 bingga Desember 2014,

jumlah human trafficking di Indonesia mencapai 6.651 orang. Dari jumlah itu, 82

persen adalah perempuan yang bekerja di dalam dan di luar negeri sebagai tenaga

kerja informal dan 18 persen merupakan laki-laki yang mayoritas mengalami

eksploitasi.

Human trafficking di NTT dapat dikatakan sudah darurat karena banyak sekali warga NTT terutama kaum wanita berumur 15 tahun ke atas yang dijadikan

TKW ke luar negeri. (Haryadi, 2018). Korban perdagangan orang (human trafficking)

di Indonesia yang sebagian terjadi setiap tahunnya di NTT misalnya dalam kurun

waktu Januari hingga Februari 2018, sudah 13 orang dari

Seminar Nasional Hukum (SNH) 2019. Ende, 2 Mei 2019 P-118

Page 4: MP-10 LEMAHNYA KEDUDUKAN DARI SEGI EKONOMI DAN … · Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Hukum ... yang mendadak, keingtnan kaya dalam waktu yang singkat, kurangnya pendidikan

PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6

daerah tersebut yang menjadi korban tindak kejahatan tersebut "Masalah

pertama kemiskinan. Permasalahan ini perempuanlah yang langsung

merasakannya. Solusinya menguatkan kesejahteraan yang berawal dari dalam

rumah, karena perempuan sejahtera keluarga pun sejahtera. Kedua, katanya,

masalah pendidikan yang didapatkan seorang perempuan di beberapa daerah,

termasuk NTT, misalnya, berbeda dengan laki-laki."Perbedaan akses pendidikan ini

membuat perempuan tidak mempunyai kemampuan, kapasitas dan skill yang

bagus ketika memasuki dunia kerja. Akibatnya, mereka terjebak human

trafficking dengan diiming-imingi gaji besar di luar negeri.

Kemiskinan perempuan di Nusa Tenggara Timur dapat dibahas

berdasarkan empat bentuk kemiskinan itu sendiri dengan gambaran sebagai

berikut :

(a) Kemiskinan Absolut yaitu kondisi seseorang yang memiliki

pendapatan di bawah garis kemiskinan atau tidak cukup untuk memenuhi

kebutuhan pangan, sandang, papan, kesehatan, perumahan, dan pendidikan

yang dibutuhkan untuk bisa hidup dan bekerja.Kemiskinan di NTT dapat

dikategorikan sebagai kemiskinan berwajah perempuan, sebagai kelompok

popu)asi terbesar di NTT. Dara dalam (Kono,2018) menyatakan bahwa

Perempuan merupakan kelompok termiskin dan karena itu rentan terhadap

berbagai persoalan berkaitan dengan kesejahteraannya. Data menunjukkan

bahwa 93,3 perempuan NTT bekerja mengurus rumah tangga dan 70,4 persen

tergolong pekerja tidak dibayar. "NIT merupakan propinsi yang tidak ramah

terhadap perempuan dengan tingkat kekerasan terhadap perempuan terus

meningkat. Data LBH APIK NTT 2013- 2016 menunjukkan bahwa kekerasan

seksual mencapai 284 kasus, KORT 35 kasus dan kasus perdagangan orang

sebanyak 88 kasus,". Di bidang kesehatan pada tahun 2014 sesuai data Dinkes

NTT 2015, menyebutkan terdapat 124 ibu NTT meninggal atau sekitar 13-14

perempuan per bulan dan kematian bayi 1.282 orang atau 106 - 107 bayi per bulan.

Sementara itu data Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) NTT menunjukkan

terdapat 970 orang ibu HIV/AIDS dalam 20 tahun terakhir 1997-2017.

(b) Kemiskinan Relatif .Kemiskinan relatif kondisi miskin karena

pengaruh kebijakan pembangunan yang belum menjangkau seluruh masyarakat,

sehingga menyebabkan ketimpangan pada masayarakat Data (BPS, 2018)

jumlah penduduk miskin di NTT pada Maret 2018 telah mencapai 1.142.170

orang. Angka ini mengalami lonjakan 7.400 orang jika dibandingkan dengan

jumlah penduduk miskin NTT pada September 2017 yang masih berada pada

angka 1.134. 740 orang. Meski prosentase, angka kemiskinan di NTT turun 0,03

persen dari 21,38 persen pada September 2017 menjadi 21, 35 persen pada Maret

2018. Data BPS NTT, mengatakan, disparitas kemiskinan antara perkotaan

dan pedesaan cukup tinggi. Pada September 2017, persentase penduduk

miskin di kota di NTT 10,11 persen dan penduduk miskin di desa 24, 59 persen.

Namun pada Maret 2018, jumlah penduduk miskin di kota 9,94 persen,

jumlah penduduk miskin di desa di NTT melonjak menjadi 24,74 persen.

Angka kemiskinan tersebut, diukur berdasarkan konsep kebutuhan dasar.

(c) Kemiskinan Kultural.Kemiskinan kultural mengacu pada persoalan

sikap seseorang atau masyarakat yang disebabkan oleh faktor budaya,

seperti tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupan, malas, pemboros, tidak

Seminar Nasional Hukum (SNH) 2019. Ende, 2 Mei 2019 P-119

Page 5: MP-10 LEMAHNYA KEDUDUKAN DARI SEGI EKONOMI DAN … · Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Hukum ... yang mendadak, keingtnan kaya dalam waktu yang singkat, kurangnya pendidikan

PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6

kreatif meskipun ada bantuan dari pihak luar. (Munthe,2018). Kondisi perempuan di NTT juga tak lepas dari banyak persoalan. Mulai dari persoalan pendidikan,

ketenagakerjaan, hingga masalah kesehatan. Pada sektor pendidikan,

perempuan NTT secara umum sebagian besarnya hanya mampu mengenyam

pendidikan dasar. Data Survei Sosial Ekonomi Nasional Tahun 2016 mencatat

hanya ada sekitar 70,32 persen perempuan berumur sepuluh tahun ke atas

yang pernah mengikuti jenjang pendidikan dasar. Perempuan yang mampu menamatkan pendidikan dasar (SD) hanya sebesar 37,58 persen. Sedangkan

perempuan yang tidak mampu menyelesaikan pendidikan dasar karena berbagai

kendala dan keterbatasan adalah sebesar 32,74 persen.

Jumlah Perempuan yang kemudian melanjutkan pendidikan dari sekolah

dasar terus mengalami penurunan secara drastis untuk tingkatan jenjang yang lebih

tinggi (BPS, Publikasi Provinsi Nusa Tenggara Timur Dalam Angka 2017).

Perempuan NTT faktanya kurang diberi kesempatan mengembangkan diri melalui

jalur formal untuk bersekolah pada jenjang pendidikan tingkat lanjut Banyak

orang tua di NTT yang merasa "cukup" ketika anak-anak perempuan mereka

sudah dapat membaca dan menulis di jenjang pendidikan dasar. Himpitan

ekonomi membuat banyak perempuan NTT terpaksa harus membantu mengurus

rumah tangga, menikah dini atau bekerja serabutan daripada memilih untuk

melanjutkan pendidikan. Dengan tingkat pendidikan perempuan NIT yang rendah

berimplikasi pada sulitnya mendapatkan pekerjaan dengan penghasilan yang

memadai. Sebagian besar perempuan NTT berusia 15 tahun ke atas hanya

mampu bekerja di sektor primer (bidang pertanian) dengan persentase mencapai

53,07 persen (Susenas, 2016).

Status perempuan yang bekerja tersebut pun mayoritasnya hanya

sebagai pekerja keluarga atau pekerja takdibayar. Tingkat pendidikan yang rendah

serta minimnya upaya edukasi kepada perempuan NTT, termasuk kaum ibu,

memberi dampak yang negatif pada kesehatan diri sendiri dan lingkungan

sekitarnya Bahkan permasalahan yang kera p kali "menghantui" perempuan

dan kaum ibu di NTT adalah terkait kesehatan bayi dan balita. Banyak kaum ibu

di NTT yang tidak memberikan Air Susu Ibu (ASI) secara eksk1usif selama 6

bulan pertama masa pertumbuhan kepada bayinya. Selain itu, pengetahuan kaum

lbu yang rendah tentang imunisasi membuat bayi dan balita rentan akan serangan

berbagai penyakit Belum lagi permasalahan terkait kasus ba1ita berstatus gizi

buruk. Gizi buruk balita masih marak dijumpai di seluruh kabupaten/kota di provinsi

ini dengan total mencapai 3.072 kasus pada tahun 2016. Hal-ha! diatas menambah

daftar panjang permasalahan yang dihadapi oleh perempuan dan kaum ibu di

NTT. Harapan akan masa depan yang lebih baik harus tetap menyala ditengah•

tengah realitas pahit akan nasib terpuruk yang dialami oleh banyak perempuan dan

kaum ibu di NTT.

(d). Kemiskinan Strukural. Kemiskinan struktural merupakan situasi

miskin terhadap sumber daya yang terjadi dalam suatu

sistem sosial budaya dan sosial politik yang tidak mendukung pembebasan kemiskinan, tetapi seringkali

menyebabkan suburnya kemiskinan, Buruknya distribusi kekayaan, pengaturan

kepemilikan, penyediaan lapangan pekerjaan, layanan kesehatan, dan lain-lain.

Kemunculan buruh migran, tidak diragukan, merupakan fenomena yang dilatari oleh

Seminar Nasional Hukum (SNH) 2019. Ende, 2 Mei 2019 P-120

Page 6: MP-10 LEMAHNYA KEDUDUKAN DARI SEGI EKONOMI DAN … · Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Hukum ... yang mendadak, keingtnan kaya dalam waktu yang singkat, kurangnya pendidikan

PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6

tidak hanya persoalan ekonomi, namun juga sosial-politik. Di bidang ekonomi,

kemunculan buruh migran merupakan konsekuensi logis dari ketidakberhasilan

pemerintah dalam memeratakan basil pembangunan. Corak pembangunan ekonomi yang berorientasi pada paham kapitalisme-liberal dalam banyak hal telah melahirkan

sejumlah problem baru. Salah satunya adalah kian lebarnya disparitas ekonomi antara

masyarakat kelas atas dan masyarakat kelas bawah. Hasil pembangunan yang selarna

ini berjalan, harus diakui lebih banyak menguntungkan masyarakat atas yang memiliki

akses pada pendidikan dan modal melimpah. Sebaliknya, masyarakat kalangan bawah

justru kerap terabaikan dan termarjinalkan. Pemerintah memiliki kewajiban untuk memenuhi hak atas pekerjaan

dengan menyediakan lapangan pekerjaan. Namun, keterbatasan lowongan pekerjaan yang ada di Indonesia menyebabkan banyaknya warga negara Indonesia yang bekerja ke luar negeri (tenaga kerja Indonesia/TKI). Pemerintah belum memberikan

perlindungan yang optimal terhadap TKI, mengingat banyaknya kasus-kasus

perlakuan yang tidak: manusiawi terhadap TIO di negara lain. ( Maruf,2019)

melengekapi pengertian buruh, pekerja, worker, laborer, tenaga kerja atau

karyawan pada dasarnya adalah manusia yang menggunakan tenaga dan

kemampuannya untuk mendapatkan balasan berupa pendapatan baik berupa

uang maupun bentuk lainya kepada Pemberi Kerja atau pengusaha atau

majikan. Dalarn kultur Indonesia, "Buruh" berkonotasi sebagai pekerja

rendahan, hina, kasaran dan sebagainya. sedangkan pekerja, Tenaga kerja dan

Karyawan adalah sebutan untuk buruh yang lebih tinggi, dan diberikan

cenderung kepada buruh yang tidak memakai otot tetapi otak dalam

melakukan kerja. Oisisi lain kualitas tenaga kerja menurut IOM Migrasi

internasional tenaga kerja didefinisikan sebagai pergerakan orang dari satu

mendapatkan pekerjaan saat ini, diperkirakan sekitar 105 juta orang bekerja di

negara selain negara kelahirannya. Namun, walaupun ada banyak upaya

dilakukan untuk melindungi para tenaga kerja migran tersebut, banyak di

antara mereka mengalami kerentanan dan menghadapi risiko yang serius

selama menjalani proses migrasi. Indonesia adalah salah satu negara pengmm

tenaga kerja migran, dengan kurang lebih 6 juta Tenaga Kerja Indonesia

bekerja di luar negeri. Selain tenaga kerja formal yang melalui sa)uran resmi,

sejumlah besar tenaga kerja Indonesia direkrut di luar jalur resmi. Di dekade

lalu, Indonesia telah menjadi salah satu pengmrn terbesar tenaga kerja tak

terlatih.

Kualitas tenaga kerja di NTT (Riberu,2013) tidak jauh berbeda dengan

daerah di Indonesia lainnya dimana ada dalam karakteristik lapangan kerja yang

dualistik (formal dan informal), dengan tingkat pengangguran yang tinggi dan

kualitas tenaga kerja yang rendah. Dalam pasar tenaga kerja di NTT tingkat

partisipasi angkatan kerja tidak cukup tinggi dan berfluktuaksi bahkan pada

tahun 2011 turun ke angka 71,72 %. Angka ini menunjukkan bahwa setiap 100

orang yang aktif di pasar kerja 72 diantaranya sedang sisanya adalah

pencari kerja (penganggur). Sementara itu angka UMR NTT tahun 2011 jika

dibandingkan dengan rata rata provinsi lain di indonesia yang banyak menembus

angka 1.000.000 masih sangat rendah. Rendahnya UMR berpengaruh pada

tingkat upah ditambah pengusaha yang berlaku curang dengan mebayar upah

dibawah UMR sehingga menyebabkan banyak pekerja tidak dapat meningkatkan

Seminar Nasional Hukum (SNH) 2019. Ende, 2 Mei 2019 P-121

Page 7: MP-10 LEMAHNYA KEDUDUKAN DARI SEGI EKONOMI DAN … · Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Hukum ... yang mendadak, keingtnan kaya dalam waktu yang singkat, kurangnya pendidikan

PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6

kesejahteraan bidupnya dansecara tidak langsung berdampak pada

produktivitas tenaga kerjanya.

Menurut (Riberu,2013) ada beberapa faktor yang menyebabkan

rendahnya kualitas tenaga kerja di NTT antara lain : Tenaga kerja yang bekerja di

NTT sebagian besar memiliki tingkat pendidikan yang rendah hampir 80%

merupakan tenaga kerja dengan tingkat pendidikan yang rendah yakni hanya

sebatas pada jenjang SMP, sedangkan sisanya sebesar 20% merupakan tenaga

kerja dengan tingkat pendidikan sampai jenjarig SMA/SMK dan Universitas. Hal ini

tentu akan berpengaruh pada produktivitas kerja yang dapat dapat

dipengaruhi faktor keterampilan (kemampuan). Kemampuan disini dibedakan

atas dua yakni soft skill yang didapat melalui proses belajar baik formal

maupun non formal dan kemampuan fisik dengan indikatornya kesehatan.

Keduanya saling menunjang satu sama lain. Fisik yang sehat akan mendorong

kerja otak lebih maksimal, sebaliknya pnegetahuan dan pengalaman akan

memacu kerja fisik lebih efektif. Sebagai daerah miskin, masyarakat NTT

belum sepenuhnya mampu memenuhi kedua kemampuan ini, baik untuk memenuhi

kebutuhan tubuh akan gizi seimbang maupun kebutuhan akan ilmu dan

pengalaman. Selain kedua faktor tersebut penyebab rendahnya kualitas tenaga

kerja masyarakat NTT juga dipengaruhi oleh rendahnya etas kerja. Etos kerja

atau disebut sebagai semangat kerja, didalamnya terdapat semangat dan

kedisiplinan dalam bekerja. Seseorang yang bekerja dengan sungguh- sungguh dan

yakin dengan apa yang dilakukannya akan mengarah kepada produktivitas

yang tinggi.

Memperhatikan keempat jenis kemiskinan diatas telah tergambar

dengan jelas bahwa keempat jenis kemiskinan benar benar terjadi di

Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan beberapa pembahasan terkait pekerja

migran bermasalah. Sehingga dapat dianalisia berdasarkan latar belakang dan

posisi pekerja migran itu sendiri baik sebelurn, saat dan sesudah keberangkatan

dilihat dari baik situasi internal maupun situasi eksternal yang sangat memberi

peluang atau sumbangan bagi meningkatkan korban traffciking dari

NTT. Secara internal perempuan di NTT yang mengaJami kemiskinan dari

berbagai aspek sehingga cenderung akan menjadi target sebagai korban.

Keterbatasan ekonomi dari berbagai aspek didukung rendahnya latar

belakang pendidikan baik secara formal di bangku sekolah yang rata rata sangat

rendah maupun nonformal dimana masyarakat masih sangat miskin untuk

mengakses informasi terkait bahaya atau resiko menjadi pekerja migran serta

bagaimana mengakses pendidikan ketrampilan yang disediakan oleh

pemerintah sekaligus mengakses pekerjaaan yang layak.

Ketimpangan ini membuat kondisi perempuan NTT masih jauh kesejateraan

yang berakibat pada keputusan instan yang sangat beresiko menjadi korban

trafficking. Sementara secara eksternal seperti gambaran kemiskinan struktural

tadi akibat belum ditemukan pola intervensi yang tepat yang sekiranya

dapat menjamin upaya pemerintah selama ini yang terus dilakukan dalam

rangka mengurangi jatuhnya korban trafficking, melalui moratorium misalnya.

Namun faktanya ada beberapa analisa yang menyatakan ketika moratorium

diberlakukan justru berpengaruh pada meningkatnya jumlah tenaga kerja

nonprosedural yang berangkat ke luar negeri. Disisi Pemerintah dianggap

Seminar Nasional Hukum (SNH) 2019. Ende, 2 Mei 2019 P-122

Page 8: MP-10 LEMAHNYA KEDUDUKAN DARI SEGI EKONOMI DAN … · Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Hukum ... yang mendadak, keingtnan kaya dalam waktu yang singkat, kurangnya pendidikan

PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6

kurang serius mengintervensi pola pencegahan yang efektif. Selanjutnya

setelah berada di tempat kerja para tenaga kerja yang tidak dibekali dengan

pengetahuan sehingga para pekerja samasekali tidak menyadari hak- haknya

akan cenderung dieksploitasi dan ketidakberdayaan akibat keterbatasan

yang dimiliki seperti kemampuan berbahasa, kemampuan penggunaan IT

sangat mendukung proses eksploitasi terus berjalan. Namun Namun yang perlu

diperhatikan bahwa tidak semua perempuan yang terlibat dalam industri

ini adalah "korban". (Alami,2010) Tidak sedikit perempuan yang secara sadar dan

sukarela bekerja dan mengadu nasib dalam industri seks ini karena

keuntungan ekonomi yang menggiurkan. Perbedaan motivasi inilah yang

me1atarbelakangi perbedaan cara pandang para ilmuan feminis ketika

melihat isu inii. Feminis radikal berargumen perempuan adalah korban

ekploitasi yang harus diselamatkan dalam industri seks ini. Berlawanan dengan

pendapat ini, feminis dari pekerja seks bersikukuh bahwa prostitusi harus dilihat

sebagai salah satu bentuk mata pencahariaan dan perlu diberikan

penghargaan yang sama dengan jenis pekerjaan lain. Feminis aliran ini lebih

menuntut pada terpenuhinya hak dan kewajiban para pekerja seks layaknya pekerja

di sektor lainnya. Narnun dalam perkembangannya saat ini, persoalan (sex)

trafficking lebih menjadi isu utama dalam praktek ekonomi politik internasional

yang berimplikasi negatif terhadap kondisi perempuan secara sosial ekonom.i bagi

perempuan juga isu kesehatan global (global health). Meningkatnya

peredaran virus HIV/AIDS serta potensi penyakit lainnya di banyak negara baik

melalui industri seks dan kesehatan perempuan sebagai pelaku maupun obyek dari

aktivitas tersebut. Hal yang sama juga terjadi di NTT dimana dimana sebagai

wilayah perbatasan di yang juga sering menerima peacekeeping sangat berpengaruh pada kondisi kehidupan perempuan NTT di perbatsan baik secara

ekonomi, pendidikan dan sosial budaya masih sangat rentan, Banyak

perdagangan antar wilayah baik secara resmimelalui pasar lokal maupun pasar

gelap selalu melibatkan perempuan dan anak.Namun hal ini juga masih

membutuhkan penelitian secara khusu, juga terkait industri seks itu sendiri bagi

pekerja perempuan baik secara domestik, nasional hingga internasional. anak anak

dan perempuan. Sementara itu Hal yang juga menjadi kepribatina maslah sosial

lain yang menucul selain penyebaran HIV/AIDS yang rata rata diderita oleh eks

pekerja migran juga banyak masalah sosialyang timbul akibat berangkatnya

tenaga kerja ke Juar negeri. Misalnya kasus perceraian, selingkuh bahkan tak

jarang anak yang ditinggalkan menjadi korban anak berhadapan dengan hukum

akibat mengalami berbagai bentuk kekerasan dalam masa penitipan

tersebut Sehingga masalah perdagangan manusia yang menimpa kaum perempuan

dianggap menimpa satu keluarga bahkan para generasi penerus didalamnya

sehingga hal ini menjadi sangat urgent untuk ditindaklanjuti secara serius oleh

semua elemen baik oleh pemerintah, swasta bahkan masayarakat itu sendiri

khsusu bagi perempuan sebagai pemelihara kehidupan dan anak sebagai

generasi penerus bangsa.

KESIMPULAN

Permasalahan pekerja migran khususnya kaum perempuan tidak hanya

terjadi diluar negeri namun hal yang buruk pun telah mulai menampakkan

efeknya di kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur. Data terakhir (Polda)

Seminar Nasional Hukum (SNH) 2019. Ende, 2 Mei 2019 P-123

Page 9: MP-10 LEMAHNYA KEDUDUKAN DARI SEGI EKONOMI DAN … · Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Hukum ... yang mendadak, keingtnan kaya dalam waktu yang singkat, kurangnya pendidikan

PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6

NTT menetapkan dua warga Kota Kupang, sebagai tersangka dalam kasus

prostitusi online,dimana polda NTT mengamankan, kedua muncikari

terbukti menawarkan lima orang perempuan muda asal Kota Kupang

kepada pria hidung belang menggunakan aplikasi M1 CHAT. Masalah

lanjutan adalah ketika para pekerja semuanya cenderung mengalami eksploitasi

baik jam kerja, seksual hingga organ tubuh dan lainnya Selain pembenahaan

sistem yang membantu pelaksanaan seleksi secara resmt sebelum pemberangkatan

tenaga kerja itu sendiri, saat berada di wilayah tujuan kerja dan setelab kembali

dari tempat tujuan. Faktanya selama beberapa tahun penanganan yang

telah dilakukan rata rata para pekerja pulang dalam kondisi terbutuk dari

korban meninggal, gangguan jiwa, kemiskinan dan korban korban lainnya.

Kondisi rendahnya tingkat ekonomi serta pendidikan dan keahlian

angkatan kerja ini berpengaruh terhadap lambatnya penyerapan tenaga kerja yang

terserap hanya merupakan tenaga kerja informal dengan keahlian yang rendah

yang tidak dapat bersaing di pasar tenaga kerja baik secara lokal maupun nasional

bahkan internasional.. Situasi ini akan melemahkan perekonomian masyarakat

NTT, maka perlu ada tindakan yang barus segera dilakukan. Berbagai upaya telah

dilakukan oleh pemerintab dari perbaikan regulasi seperti undang

undang tenaga kerja bahkan sampai moratorium pengiriman tenaga kerja di

wilayah NTT namun dirasakan belum banyak memberikan dampak, Rendahnya

kualitas tenaga kerja masih menjadi hal penting yang harus dibenahi. Keadaan

ketidaksesuaian antara kualifikasi pencari kerja dengan kualifikasi yang dibutuhkan

penyedia kerja dan rendahnya keahlian akan berdampak pada lambannya

peningkatan produktivitas kerja. Pemerintah diharapkan mulai untuk

memikirkan untuk investasi di bidang pendidikan dan pelatihan guna

formal untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan terkait dunia kerja dan hak

hak pekerja dan juga pendidikan nonformal berupa pelatihan dalam

meningkatkan keterampilan pekerja, sehingga dapat meningkatkan

produktivitas juga didukung oleh tingkat gizi dan kesehatan, serta etas kerja yang

tinggi yang akan berakibat pada penghasilan yang tinggi pula. Sehingga

dapat pula meningkatkan kesejahteraan dari sisi ekonomi. Namun di NTT terdapat

beberapa kondisi yang sudah menyalahi aturaf yaitu salah satunya mempunyai

pekerja dibawah umur padahal anak - anak dibawah umur itu

seharusnya.diberikan pelatihan dan ketrampilan sebagai generasi penerus bangsa

Memperhatikan kondisi di provinsi Nusa Tenggara Timur terkait

tingkat ekonomi pendidikan dan pengaruhnya terhadap pekerja migran dan

kualitas tenaga kerja mereka baik yang bekerja di dalam maupun di luar

negeri maka diperlukan beberapa tindakan affirmatif terkait penanganan

masalah perdagangan manusia baik secara internal maupun secara eksternal

yang benar benar melibatkan seluruh komponn baik pemerintah, swasta,

masayarakat juga pekerja itu sendiri. Langkah-langkah untuk mengurai

persoalan terkait buruh migran, idealnya dibagi dalam dua strategi, yakni strategi

jangka pendek dan strategi jangka panjang. Strategi jangka pendek ini meliputi

peningkatan kualitas pekerja migran dan pembenahan regulasi pada konteks

lokalistik dan tata perundangan terkait buruh migran. Rendahnya kualitas

buruh migran asal Indonesia selama ini telah menjadi problem klasik yang

menyebabkan munculnya banyak persoaJan. Pemerintah memiliki tanggung jawab

Seminar Nasional Hukum (SNH) 2019. Ende, 2 Mei 2019 P-124

Page 10: MP-10 LEMAHNYA KEDUDUKAN DARI SEGI EKONOMI DAN … · Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Hukum ... yang mendadak, keingtnan kaya dalam waktu yang singkat, kurangnya pendidikan

PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6

untuk dapat memfasilitasi semua potensi dari berbagai lemen untuk

dapat meningkatkan kualitas pekerja migran, baik dalam hal kompetensi

pekerjaan, bahasa maupun budaya negara tujuan. Pemerintah berkewajiban

memastikan kualitas pekerja migran memiliki kualitas sesuai standar lokal, nasional

babkan internasional. Hal ini untuk meminimalisasi tindak

pelanggaran kesepakatan kerja sebagaimana kerap terjadi. Pemerintah diharapak

mampu untuk mendorong adanya pergeseran tren pengiriman pekerja migran dari

yang selama ini didominasi pekerja di sektor domestik-informal ke arah

pekerja profesional-formal. Untuk mewujudkan itu, tentunya diperlukan

program pelatihan kompetensi bagi calon pekerja migran yang melibatkan

kerjasama pemerintah dan kalangan swasta, masyarakat bahakn calon

pekerja itu sendiri sebagai individu. Kehadiran lembaga pendidikan formal

sangat penting untuk menunjang pendidikan di NTT untuk dapat menghadirkan

lulusan yang punya pengetahuan dan keterampilan yang dapat

menunjang kerjanya.

Upaya peningkatan kualitas tenaga kerja tidak hanya menjadi

tanggung jawab pemerintah. Masyarakat sendiri wajib ikut serta untuk meningkatkan

kualtas tenaga kerja. Berikut (Kompasiana, 2016). Upaya peningkatkan kualitas

tenaga kerja yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah pengangguransebagaiberikut:

1. Pemerintah sebagai penanggungjawab tertinggi atas kesejahteraan rakyatnya dapat melakukan upaya upaya berikut untuk meningkatkan dapat

meningkatkan kompetensi namun tidak memberatkan pesertanya.

2. Menyusun dan melaksanakan program yang sekiranya mendukung

tercapainya sistem tenaga kerja yang ideal.

3. Meningkatkan kualitas pekerja serta produktivitas tenaga kerja dengan

mengadakan pelatihan pelatihan yang sesuai dengan syarat syarat

kornpetensi di dunia kerja 4. Menyusun kurikulum yang dapat menghasilk:an lulusan berkualitas 5. Pendidikan lembaga masyarakat seperti Balai Latihan Kerja (BLK) atau

lernbaga lembaga yang berdiri di lingkungan seperti PKK dan karang taruna

Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur terus berupaya untuk

meningkatkan kualitas tenaga kerja Dengan demikian di masa mendatang

Pemerintah Provins! Nusa Tenggara Timur terus berupaya untuk, melalui

sektor pendidikan, baik itu sektor pendidikan formal maupun informal yang

berorientasi pada peningkatan pemahaman serta keahlian. Rencana

tindak lanjut rnulai dari langkah pencegahan, penanganan dan rehabilitasi

hingga reintegrasi sebagai upaya penyelesaian benang kusut saat lalu,

sekarang dan yang akan dengan melibatkan setiap elem en baik

pemerintah, swasta masyarakat dan individu itu sendiri sebagai pekerja

dengan target sasaran para penduduk usia pekerja baik laki maupun perempuan

namun prioritas kaum perempuan dan anak sebagai generasi penerus bangsa.

SARAN

Ada beberapa saran yang dapat dinerikan bagi penanganan masalah trafifiking

terkait rendahnya tingkat ekonomi dan kualitas tenaga kerja dalam mengatasi

Seminar Nasional Hukum (SNH) 2019. Ende, 2 Mei 2019 P-125

Page 11: MP-10 LEMAHNYA KEDUDUKAN DARI SEGI EKONOMI DAN … · Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Hukum ... yang mendadak, keingtnan kaya dalam waktu yang singkat, kurangnya pendidikan

PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6

masalah pengangguran dengan cara : pendidikan yang berpengaruh terhadap kaalitas

tenaga kerja antara lain : PENCEGAHAN :

1. Jangka Pendek. Menyiapkan perbaikan sistem pendidikan baik secara

formal maupun nonformal bagi pekerja itu sendiri khusunya kaum

perempuan untuk semakin memahami hak haknya sebagai pekerja sekaligus

pelatihan untuk meningkatkan ketrampilan untuk mencapai standdar baik

lokal, nasional maupun internasional bagi pekerja itu sendiri

dalamupaya peningkatan produktifitas yang berakibat

pada peningkatan kesejahteraan melalui perbaikan ekonomi.

2. Jangka Panjang memyusun sistem dapat berupa modul yang dapat

digunakan untuk meningkatkan karakter anak bangsa sebagai

generasi penerus yang memuat nilai nilai kehidupan secara

komprehensif yang dapat memberi nilai karakter agar anak anak

dipersiapkan untuk mampu menangkal nilai nilai yang memberi dampak

buruk terhadap kehidupan. Tidak hanya pada nilai traffixking namun

beberapa nilai karakter jika ditanamkan akan memberikan efek yang

positif untuk mengangkal berbagai masalah sosial yang semakin

menganggu sendi kehidupan berbangsa dan bernegara

seperti : trafficking, korupsi, radikalisme, terosisme, kekerasan dan

bencana dan banyak masalaha sosial yang bisa dibadapi

oleh generasi yang berkarakter dengan harapan jika disiapkan

dngan baik anak anak NIT sbagai generasi penerus kelak siapa menghadapi

semua tantangan.

3. Memperbaiki regulasi dari pusat hingga ke daerah yang dapat

menetralisir kapitalisme dan mensejahterakan rakyat khususnya bagi kaum

pekerja migran baik lokal, nasional maupun internasional.

4. Memanfaatkan lembaga positif yang

DAFTAR PUSTAKA

Buruh - Wikipedia bahasa lndonesia, ensiklopedia bebas.

https://id.wikipedia.org/wiki/Buruh

Gender dalam Praktek Ekonomi Politik Internasional dan Keamanan Global

(Bagian 2 dari 3 tulisan) Athiqah Nur AJami Kategori: Gender and Politics

Dibuat: 22 Januari 2010

Kemiskinan dan Pendidikan Jadi Faktor yang Memicu Kasus Perdagangan Orang

MalvyandieHaryadi May 10, 2018 www.tribunnews.com > Nasional >

UmumTranslate this page

Kemiskinan, Trafficking dan Prostitusi, Meilinda Anjarsarin11 Mei 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Kemiskinan ... - IPB Repository https: /

/repository.ipb.ac.id/bitstream/123456 789 /254 7/7 /BAB

Kualitas Tenaga Kerja Indonesia Masib Nomor 5 di Asia Arnoldus Dhae, 22 Apr

2016, mediaindonesia.com/. .../ 41928-kual itas-tenaqa-kerja-indonesia-masi ...

Seminar Nasional Hukum (SNH) 2019. Ende, 2 Mei 2019 P-126

Page 12: MP-10 LEMAHNYA KEDUDUKAN DARI SEGI EKONOMI DAN … · Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Hukum ... yang mendadak, keingtnan kaya dalam waktu yang singkat, kurangnya pendidikan

PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6

NTT & Stigma Kemiskinan yang Melekat - Pos Kupang, Andrew Donda Munthe Feb 5,

2019kupang.tribunnews.com > Editorial, Opini

Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia di Nusa Tenggara Timur ...

riberuphilip.blogspotcom/ .. .jpeningkatan-kualftas-sumber-daya.ht.. Sep 29,

2013

Peran Perempuan NTT di Era Globalisasi - ... Andrew Donda Munthe23 April 2018

kupanq.tribunnews.com » Editorial : Opini

Problematika buruh migran dan lemahnya perlindungan negara Siti Nurul

Hidayah08:43 WIB - Jumat, 09 November 2018

Social Work Jurnal Volume: 7 Nomor: 1 halaman: 1-129 ISSN:2339 -0042 (p) ISSN:

2528-1577 (e) HUMAN TRAFFICKINGDI NUSA TENGGARATIMUROleh

Everd Scor Rider Daniell, Nandang Mulyana2, Budhi Wibhawa

3 1.142.170 Orang NTT Masih Hidup Dalam Kemiskinan - Pos Kupang, Hermina Pello

Jul 16, 2018 kupanq.tribunnews.com s News s Regional

Upaya Meningkatkan Kualitas Tenaga Kerja di Indonesia oleh sulistia ...

https://www.kompasiana.com/

.../upaya-meningkatkan-kualitas-tenaga-kerja-di-indone ...003 nomor 139

Tahun 2018

Seminar Nasional Hukum (SNH) 2019. Ende, 2 Mei 2019 P-127