MOTIVASI KERJA DAN KINERJA KARYAWAN PADA USAHA...
-
Upload
vuonghuong -
Category
Documents
-
view
214 -
download
0
Transcript of MOTIVASI KERJA DAN KINERJA KARYAWAN PADA USAHA...
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 12 Oktober 2017
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN NO: 2541-285X
205
MOTIVASI KERJA DAN KINERJA KARYAWAN PADA USAHA
KECIL MENENGAH DI SEKITAR KAMPUS
Uci Yuliati1, Triningsih S2, Dwi Eko Waluyo3
1Universitas Muhammadiyah Malang, Malang, [email protected] 2Universitas Muhammadiyah Malang, Malang, [email protected]
3N1Universitas Muhammadiyah Malang, Malang, [email protected]
ABSTRAK: Tujuan penelitian adalah mempelajari motivasi kerja dan kinerja para pemilik dan tenaga kerja
perusahaan kecil dan menengah di sekitar kampus. Selain itu, mengetahui hubungan motivasi kerja,
prestasi kerja dengan kinerja. Responden adalah pemilik usaha kecil dan menengah dan tenaga kerjanya.
Sampling menggunakan area sampling dan quota sampling, mengingat peneliti sudah menentukan letak
usaha kecil dan menengah yang berada di sekitar kampus. Untuk mengetahui tingkat motivasi kerja dan
prestasi kerja karyawan dan kinerjanya digunakan analisis tabulasi silang dan analisis rentang skala.
Untuk mengetahui hubungan motivasi kerja dan prestasi kerja pemilik dan tenaga kerja dengan kinerjanya
digunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi kerja pemilik usaha
dan karyawan termasuk kategori tinggi. Prestasi kerja pemilik usaha sangat tinggi dan prestasi kerja
karyawan tinggi. Kinerja pemilik usaha dan kinerja tenaga kerja juga sangat tinggi. Berdasarkan analisis
tabulasi silang menunjukkan bahwa antara motivasi kerja dan prestasi kerja dengan kinerja pemilik dan
karyawan dapat dihubungkan. Berdasarkan analisis regresi menunjukkan adanya hubungan dan pengaruh
antara motivasi kerja dan prestasi kerja dengan kinerja namun secara statistik hubungan dan pengaruh
tersebut tidak signifikan. Oleh karena itu penting diberi penguatan manajemen guna mempertahankan
motivasi kerja dan prestasi kerja yang sudah tinggi. Selain itu juga penting menguatkan hubungan agar
semakin signifikan.
Kata Kunci: Motivasi kerja, prestasi kerja, pemilik usaha, tenaga kerja
ABSTRACT: The research objective was to study the motivation and performance of the owners and workers in small
and medium Business around the campus. In addition, to determine the relationship of job motivation and
performance. Respondents are owners of small and medium business and the workers. The sampling is
area sampling and quota sampling, the location of small businesses located around campus. To
determine the level of job motivation and employee performance, is used tabulation, cross tabulation and
range scale analysis. To determine the relationship of job motivation and job performance on labor and
owners performance was used a multiple regression analysis. The results showed that the job motivation
of business owners and workers was high category. Job performance was very high on business owners
and workers’ job performance was high. Performance on business owners and performance of the
workers are very high. Based on cross tabulation analysis showed there was a relationship between job
motivation and job performance with the performance of the owners and workers. Based on regression
analysis showed that there was relationship between job motivation and job performance with the
performance but the relationship was statistically insignificant. Therefore, it was important given the
strengthening of management in order to maintain motivation and work performance was already high. It
was also important in order to strengthen relations increasingly significant.
Keywords: job motivation, job performance, business owners, workers
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 12 Oktober 2017
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN NO: 2541-285X
206
PENDAHULUAN
Usaha kecil dan menengah merupakan suatu usaha yang mendominasi
perekonomian Indonesia baik di daerah pedesaan maupun perkotaan. Usaha kecil dan
menengah dapat dimiliki secara perseorangan atau keluarga. Pendirian usaha ini relative
mudah karena pendiriannya tidak memerlukan perijinan. Untuk mendirikan perusahaan
kecil hanya cukup memberitahukan kepada RT atau RW saja. Hal ini sesuai dengan
undang-undang tahun 1982 yang berbunyi” berdasarkan Pasal 6 UU 3/1982 jo Pasal 4
Permendag 36/2007 terdapat pengecualian kewajiban untuk mendaftarkan daftar
perusahaan bagi perusahaan kecil, namun apabila perusahaan kecil tetap dapat
memperoleh TDP untuk kepentingan tertentu, apabila perusahaan kecil tersebut
menghendaki. http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt4ec1e7d00cf43/prosedur-
perizinan-usaha-kecil.
Keberadaan usaha kecil dan menengah yang tidak memerlukan ijin dalam
mendirikannya sangat mendorong tumbuh dan berkembangnya jumlah usaha
dimanapun berada, termasuk di sekitar kampus. Seiring dengan tumbuh dan
berkembangnya jumlah usaha kecil di sekitar kampus terdapat juga permasalahan
tenaga kerja. Para pemilik usaha sebagian besar memperkerjakan tenaga kerja yang
berasal dari keluarga atau dari lingkungan sekitarnya. Sumber tenaga kerja yang berasal
dari internal keluarga atau dari luar yang sebagian tetangga menunjukkan betapa
mudahnya usaha kecil mendapatkan tenaga kerja.
Banyaknya tenaga kerja yang bekerja pada usaha kecil dan menengah
menunjukkan adanya motivasi kerja para pemilik dan para tenaga kerja. Mereka yang
sudah bekerja sekian lama tentu sudah menunjukkan hasil yang dapat dinikmati untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pendapatan para tenaga kerja yang bekerja pada usaha
kecil dan menengah belum sesuai dengan ukuran standar minimal upah regional.
Menurut hasil wawancara pada sebagian tenaga kerja yang bekerja pada beberapa usaha
makanan dan foto-kopi menunjukkan bahwa pendapatan mereka kurang 1.000.000,- per
bulan. Apabila dibandingkan dengan upah minimum regional kota Batu yang sekitar Rp
1.870.000,- dapat dikatakan bahwa pendapatan mereka masih di bawah standar upah.
Menurut Luthan (1998) uang memang bukan satu-satunya motivator, namun
uang adalah suatu insentif yang dapat menjadikan tenaga kerja memiliki dorongan
untuk semangat dalam bekerja. Apabila dilihat dari teori Maslow, uang adalah
kebutuhan manusia yang dapat digunakan untuk membeli makanan dan minuman
sebagai kebutuhan dasar manusia. Artinya tenaga kerja melakukan kerja karena adanya
dorongan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia atau psychological needs.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan Tella menunjukkan bahwa motivasi
kerja berkorelasi positif dengan kepuasan kerja. Artinya apabila motivasi kerja tinggi
maka kepuasan kerja karyawan tinggi. Hal ini mendorong dilakukan penelitian ini
mengingat motivasi kerja yang tinggi dengan kepuasan kerja tinggi apakah juga
menjadikan karyawan berprestasi tinggi? Apabila dihubungkan dengan pendapat yang
dikemukakan Luthan (1998) menyatakan bahwa motivasi adalah proses meningkatkan,
menambah energy dan menambah perilaku dan kinerja. Oleh karena itu motivasi kerja
dapat dikatakan suatu proses yang mendorong orang untuk melakukan dan mencapai
pekerjaan yang diinginkan. Cara mendorong orang adalah dengan memperkerjakan
secara efektif yang mambuat tenaga kerja semakin terpuaskan dengan pekerjaannya.
Pengelolaan sumberdaya manusia sangat berbeda dengan sumberdaya mesin dan
peralatan lain yang ada di suatu perusahaan. Alasannya karena manusia memiliki
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 12 Oktober 2017
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN NO: 2541-285X
207
pemikiran dan perasaan yang dapat dipengaruhi oleh perilaku antar mereka sebagai
tenaga kerja. Apabila pengelolaan sumberdaya manusia pada berbagai bidang
manajemen optimal diharapkan kinerja usaha secara manajerial juga optimal. Dengan
demikian kepuasan dan motivasi kerja merupakan issu penting dalam bisnis (key
business issue) yang harus selalu dijaga (Wibisono, 2011, 139).
Berdasarkan pada uraian diatas penting dikaji secara mendalam mengukur
kinerja usaha kecil dan menengah, motivasi kerja dan prestasi kerja tenaga kerjanya.
Permasalahan yang dihadapi adalah belum banyak usaha kecil dan menengah
melakukan pengelolaan SDM dengan professional, manajemen pemasaran yang
langsung dan manajemen produksi dengan teknologi yang sederhana. Dengan demikian
penting dikaji secara mendalam bagaimana kinerja usaha kecil dan menengah ditinjau
dari berbagai aspek manajemen.
Permasalahan yang dihadapi usaha kecil dalam pengelolaan sumberdaya adalah
belum optimalnya pencapaian kinerja karyawan walaupun mereka memiliki motivasi
kerja. Menurut hasil wawancara dikatakan bahwa usaha kecil rata rata mencapai kinerja
sekitar 85%. Alasan tenaga kerja bekerja antara lain karena mereka memerlukan uang
untu memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dengan demikian kinerja usaha kecil baik dari
aspek sumberdayanya, pemasaraan, keuangan dan operasionalnya juga belum memiliki
ukuran yang terstandar. Hal ini mengingat usaha kecil yang pengelolaannya masih
bersifat perseorangan dan cenderung menggunakan manajemen yang masih sederhana.
Pengukuran motivasi kerja dapat didasarkan pada teori motivasi Maslow, yang
menyatakan bahwa orang sebagai tenaga kerja melakukan pekerjaannya karena adanya
dorongan untuk memenuhi kebutuhannya yang dapat diperingkatkan menjadi lima
peringkat kebutuhan. Kelima kebuthan tersebut adalah kebutuhan psychology,
kebutuhan keamanan, kebutuhan social, kebutuhan penghargaan dan kebutuhan
aktualisasi. Dengan demikian perumusan masalah penelitiannya adalah:
1. Bagaimanakah tingkat motivasi kerja dan prestasi kerja para tenaga kerja yang
bekerja pada usaha kecil sekitar kampus?
2. Bagaimanakah kinerja manajemen usaha kecil di sekitar kampus?
3. Apakah ada hubungan antara motivasi kerja dan prestasi kerja tenaga kerja dengan
kinerja usaha kecil di sekitar kampus?
TINJAUAN LITERATUR
Penelitian yang dilakukan Tella menunjukkan bahwa motivasi kerja berkorelasi
secara positif dengan kepuasan kerja. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukaan oleh
Hersberg. Artinya apabila seorang tenaga kerja memiliki motivasi kerja tinggi maka
kepuasan kerjanya juga tinggi. Sebaliknya apabila motivasi kerjanya rendah maka
kepuasan kerjanya juga rendah atau tidak mengalami kepuasan kerja. Berbeda dengan
komitment organisasi, motivasi kerja dan komitment organisasi berkorelasi negatif.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan Saleh menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang positif antara dimensi motivasi dengan kinerja. Hubungan positif yang
diukur melalui perkembangan gaji tahunan (possess annual salary progression) ditemukan
pada hubungan antara afiliasi motivasi dan kinerja. Selanjutnya secara manajemen strategik
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 12 Oktober 2017
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN NO: 2541-285X
208
dapat diformulasikan melalui tingkat motivasi karyawan. Penelitian ini dapat menjadi
pendukung dilakukan penelitian tentang motivasi kerja dengan kinerja menurut manajemen.
Pengertian Produktivitas Kerja
Produktivitas mengandung arti sebagai perbandingan antara hasil yang dicapai
(output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input) (Simanjuntak, 1998).
Dengan kata lain bahwa produktivitas dua dimensi, yaitu (1) Dimensi pertama adalah
efektivitas yang mengarah pada pencapaian untuk kerja yang maksimal, yaitu
pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu. (2) Dimensi
kedua adalah efesiensi yang berkaitan dengan upaya membandingkan input dengan
realisasi penggunaannya atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan.
Produktivitas Kerja merupakan suatu aspek yang penting bagi perusahaan karena
apabila tenaga kerja dalam perusahaan mempunyai kerja yang tinggi, maka perusahaan
akan memperoleh keuntungan dan hidup perusahaan akan terjamin. Untuk
meningkatkan produktivitas kerja perlu adanya tenaga kerja yang memiliki
keterampilan dan keahlian bekerja, karena apabila tenaga kerja tidak memiliki keahlian
dan keterampilan akan berakibat menurunnya produktivitas dan merugikan perusahaan.
Pendapat Handoko (2003), “Produktivitas kerja dapat didefinisikan sebagai
hubungan masukan-masukan dan keluaran-keluaran suatu sistem produksi”. Menurut
Swasta dan Sukotjo (2003), “Produktivitas adalah sebuah konsepsi yang
menggambarkan hubungan antara hasil (jumlah barang dan jasa yang diproduksi)
dengan sumber (jumlah tenaga kerja, modal, tanah, energi dan sebagainya) yang dipakai
untuk menghasilkan hasil tersebut”.
Dari beberapa pendapat diatas, dapat dinyatakan bahwa produktivitas Kerja
adalah perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang
ada agar lebih efektif dan efisien. Produktivitas kerja sebagian pendapat menyatakan
sebagai prestasi kerja yang dimiliki karyawan dalam melakukan pekerjaannya.
Pengukuran Produktivitas Kerja Produktivitas kerja karyawan memiliki pengaruh pada tujuan yang ingin dicapai
oleh perusahaan. Oleh karena itu setiap perusahaan harus melakukan pengukuran pada
produktivitas kerja karyawan. Pengukuran produktivitas kerja menurut Dharma (2011)
diperlukan suatu indikator antara lain (1) Kemampuan untuk melaksanakan tugas.
Kemampuan seorang karyawan sangat bergantung pada keterampilan yang dimiliki
serta profesionalisme karyawan dalam bekerja. Hal ini memberikan daya untuk
menyelesaikan tugas-tugas yang diembannya kepada karyawan tersebut. (2)
Meningkatkan hasil yang dicapai. Hasil merupakan suatu yang dapat dirasakan baik
oleh yang mengerjakan maupun yang menikmati hasil pekerjaan tersebut. Jadi, upaya
untuk memanfaatkan produktivitas kerja bagi masing-masing yang terlibat dalam suatu
pekrjaan. (3) Semangat kerja. Semangat kerja merupakan usaha untuk lebih baik dari
hari kemarin. Indicator ini dapat dilihat dari etos kerja dan hasil yang dicapai dalam satu
hari kemudian dibandingkan dengan hari sebelumnya. (4) Pengembangan diri. Pengembangan diri dapat dilakukan dengan melihat tantangan dari harapan dengan apa
yang akan dihadapi, sebab semakin kuat tantangannya pengembangan diri mutlak
dilakukan. Begitu juga harapan untuk menjadi lebih baik pada urutannya akan
berdampak pada keinginan karyawan untuk meningkatkan kemampuan. (5) Mutu. Mutu
merupakan hasil pekerjaan yang dapat menunjukkan kualitas kerja seorang pegawai.
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 12 Oktober 2017
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN NO: 2541-285X
209
Meningkatkab mutu bertujuan untuk memberikan hasil yang terbaik yang pada
urutannya akan sangat berguna bagi perusahaan dan dirinya sendiri. (6) Efisiensi
(Ketepatan Waktu) Efisiensi merupakan hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber
daya yang digunakan. Masukan dan keluaran merupakan aspek produktivitas yang
memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi karyawan.
Kinerja dan Pengukurannya
Dalam organisasi pengukuran kinerja digunakan untuk melihat sejauh mana aktivitas
yang selama ini dilakukan dengan membandingkan output atau hasil yang telah dicapai.
Untuk melihat kinerja terdapat beberapa perbedaan diantara para ahli dalam pengu
kurannya. Kinerja dapat diukur melalui beberapa hal (Mangkunegara,2007:67):
1) Kuantitas, yaitu jumlah yang harus diselesaikan.
2) Kualitas, yaitu mutu yang dihasilkan
3) Ketepatan waktu, yaitu sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
Kerangka Pikir Penelitian
Berdasarkan pada kajian teori dan studi empiris di atas dapat dibuat peta jalan penelitian
dan kerangka pikir yang daigambarkan sebagai berikut.
Gambar 2.1 Peta Jalan Penelitian
Gambar 2. Hubungan Motivasi dan Prestasi Kerja dengan Kinerja
METODE PENELITIAN
Variabel terikat adalah kinerja usaha kecil dan kinerja tenaga kerja serta kinerja
pemilik usaha (Y). Variable bebas adalah motivasi kerja (X1) dan prestasi kerja (X2)
baik tenaga kerja maupun pemilik usaha. Kinerja tenaga kerja adalah hasil kerja yang
Penelitian
Sekarang
Job Motivation and
Performance of Workers on
Small Medium Business
Motivation Theory from
Mac Cleland
Motivation Theory from
Maslow
Karyawan Usaha
Kecil Sekitar
Kampus
Kinerja
Manajemen
Usaha Kecil (Y)
Motivasi Kerja
Tenaga Kerja (X1)
Prestasi Kerja
Tenaga Kerja (X2)
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 12 Oktober 2017
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN NO: 2541-285X
210
dicapai para tenaga kerja. Kinerja pemilik usaha adalah hasil kerja yang dicapai para
pemilik usaha. Kinerja usaha kecil dan menengah adalah hasil usaha kecil dan
menengah yang dilihat dari aspek Manajemen SDM, Pemasaran,Keuangan dan
Manajemen Operasional. Sedangkan motivasi kerja tenaga kerja dan pemilik usaha
adalah dorongan bekerja untuk memenuhi berbagai kebutuhan psychologis, kebutuhan
keamanan, kebutuhan social, kebutuhan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri.
Dengan demikian indikator Motivasi kerja ada lima (X11, X12, X13, X14,X15).
Motivasi kerja para tenaga kerja maupun motivasi kerja pemilik usaha didasarkan
kelima indikator tersebut.
Prestasi kerja tenaga kerja (X2) adalah kemampuan tenaga kerja secara kuantitas,
kualitas dan ketepatan waktu. Indikator prestasi kerja para tenaga kerja terdiri dari
enam indikator. Adapun keenam indikator prestasi kerja tenaga kerja adalah Kehadiran
tepat waktu (X21), kemampuan membuat (mengolah) produk telah mencapai jumlah
yang ditargetkan (X22), kemampuan membuat atau mengolah produk telah mencapai
standar kualitas (X23), Pernah membuat kesalahan satu kali (X24), Pernah membuat
kesalahan dua kali (X25), Pernah membuat kesalahan tiga kali (X26).
Prestasi kerja pemilik usaha adalah kemampuan kerja para pemilik usaha dalam
menjalankan usahanya dengan sumberdaya yang dimilikinya. Indikator prestasi kerja
pemilik usaha ada delapan indikator. Ke delapan indikator tersebut adalah kemampuan
mengelola karyawan dengan memperhatikan kerjanya (X21), kemampuan melakukan
komunikasi dengan karyawan (X22), kemampuan mengelola produksi dengan
memadukan bahan baku (X23), kemampuan merencanakan produksi (X24),
kemampuan mengelola pemasaran produk secara langsung (X25), kemampuan
merencanakan kegiatan pemasaran (X26), kemampaun mengelola keuangan setiap hari
secara mandiri (X27) dan kemampuan mengelola keuangan secara rutin dan membuat
laporan keuangannya (X28). Kinerja tenaga kerja adalah hasil yang diperoleh tenaga
kerja selama bekerja dan diberi simbul Y1. Sedangkan Kinerja pemilik usaha adalah
hasil pengelolaan usaha oleh pemilik usaha dan diberi simbul Y2. Variabel penelitian
tersebut diukur dengan kriteria pengukuran sebagai berikut.
Tabel 1. Pengukuran Variabel Penelitian Ukuran/
Skala
Motivasi Kerja Tenaga Kerja
dan Pemilik Usaha (X1)
Prestasi Kerja Tenaga
Kerja dan Pemilik
Usaha (X2)
Kinerja Usaha Kecil, Tenaga
Kerja dan Pemilik Usaha
(Y1 dan Y2)
1 Sangat Rendah Sangat Rendah Sangat Rendah
2 Rendah Rendah Rendah
3 Sedang Sedang Sedang
4 Tinggi Tinggi Tinggi
5 Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi
Populasi penelitian ini ada usaha kecil dan menengah disekitar kampus Universitas
Muhammadiyah Malang yang berlokasi di Jl. Raya Tlogomas no 246 Malang Jawa
Timur yang beroperasi pada jenis usaha warung makan lalapan dan usaha jasa laundry.
Adapun jumlah usaha yang dijadikan responden ditetapkan secara purposive sampling
dengan kriteria usaha yang banyak dibutuhkan oleh mahasiswa.
Tabel 2. Tenaga Kerja dan Pemilik Usaha Jasa Laundry dan Warung Lalapan Nama Usaha Jumlah Tenaga Kerja Jumlah Pemilik Usaha
Jasa Laundry 20 20
Warung Makan Lalapan 31 17
Jumlah 51 37
Data yang dibutuhkan adalah data tentang jenis usaha, jumlah unit usaha, pemilik usaha
dan jumlah tenaga kerja dan karakteriktik individunya serta tingkat motivasi kerja
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 12 Oktober 2017
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN NO: 2541-285X
211
tenaga kerja dan pemilik usaha, prestasi kerja tenaga kerja dan pemilik usaha. Data
kinerja tenaga kerja dan pemilik usaha serta Kinerja usaha kecil dan menengah menurut
berbagai aspek manajemen yang dikumpulan dengan melakukan pengamatan
(observasi), wawancara (interview) dan menyebarkan daftar pertanyaan (questionnaire).
Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan untuk memperoleh gambaran
dan memperoleh foto-foto tentang kegiatan usaha yang dilakukan usaha kecil dan
menengah serta tenaga kerjanya. Pengumpulan data secara wawancara dilakukan untuk
memperoleh data-data tentang kegiatan manajemen usaha kecil dan menengah.
Wawancara dilakukan terhadap para pemilik usaha dan tenaga kerja.Untuk memperoleh
data tentang motivasi kerja tenaga kerja dan prestasi kerjanya serta kinerja usaha kecil
dan menengah secara manajemen perlu dibuat daftar pertanyaan secara terperinci
tentang indikator-indikator variabel tersebut.
Metode Analisis Untuk mengetahui tingkat motivasi kerja tenaga kerja (X1), Prestasi
kerja Tenaga kerja (X2) dan kinerja usaha kecil dan menengah (Y), kinerja tenaga kerja
dan kinerja pemilik usaha digunakan analisis rentang skala dengan rumus sebagai
berikut:
Dimana: RS adalah Rentang Skala
n adalah jumlah responden, m adalah jawaban item pertanyaan.
Sedangkan untuk mengetahui prediksi hubungan dan pengaruh variabel motivasi kerja
tenaga kerja dan pemilik (X1), prestasi kerja tenaga kerja dan pemilik usaha (X2)
dengan Kinerja tenaga kerja dan pemilik usaha serta kinerja Usaha Kecil dan Menengah
(Y) digunakan analisis Regresi Berganda :
Dimana: Y adalah kinerja tenaga kerja dan kinerja pemilik serta kinerja usaha
a adalah konstanta,X1 adalah Motivasi Kerja Tenaga kerja dan Pemilik
Usaha
X2 adalah Prestasi kerja Tenaga Kerja dan Pemilik Usaha
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Motivasi Kerja dan Prestasi Kerja Pemilik Usaha
Motivasi kerja pemilik usaha tinggi menunjukkan bahwa para pemilik usaha
dalam mengoperasionalisasikan usahanya karena terdorongan untuk memenuhi
kebutuhan fisoilogis, kebutuhan keamanan, kebutuhan social, kebutuhan penghargaan
dan kebutuhan aktualisasi diri. Dorongan untuk memenuhi kebutuhan tersebut seperti
yang dinyatakan oleh Maslow bahwa semakin terpenuhinya kebutuhan pada tingkatan
yang lebih rendah akan mendorong seseorang untuk berupaya memenuhi kebutuhan
yang tingkatannya lebih tinggi. Artinya apabila kebutuhan tingkat pertama sudah
terpenuhi maka seseorang akan berupaya untuk mencapai atau memiliki dorongan untuk
memenuhi kebutuhan pada tingkatan kedua dan seterusnya sampai paling tinggi.
N ( m – 1)
RS = ---------------------
m
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 12 Oktober 2017
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN NO: 2541-285X
212
Para pemilik usaha yang memiliki prestasi sangat tinggi menunjukkan bahwa
seluruh Indikator prestasi kerja pemilik usaha sangat inggi. Artinya para pemilik usaha
memiliki kemampuan dalam mengelola karyawan dengan memperhatikan kerjanya,
memiliki kemampuan melakukan komunikasi dengan karyawan, memiliki kemampuan
mengelola produksi dengan memadukan bahan baku, memiliki kemampuan
merencanakan produksi, memiliki kemampuan mengelola pemasaran produk dengan
menawarkan langsung, memiliki kemampuan merencanakan kegiatan pemasaran,
memiliki kemampuan mengelola keuangan setiap hari secara mandiri dan memiliki
kemampuan mengelola keuangan secara rutin harian.
Kedelapan indikator tersebut sudah dijalankan secara rutin oleh pemilik usaha
sehingga dapat dikatakan bahwa para pemilik usaha sudah memiliki kemampuan
manajerial yang baik sehingga dapat menjadikan usahanya memiliki kinerja yang sangat
tinggi pula. Prestasi kerja yang sangat tinggi tentu sangat diperlukan demi kelancaran
usaha yang pada akhirnya mereka dapat menjalankan usahanya sehingga
keberlangsungan operasionalnya dapat diandalkan dapat menjadi sumber penghasilan
baik bagi pemilik usaha maupun bagi para tenaga kerja yang bekerja pada usaha jasa
laundry maupun usaha warung lalapan.
Bagi para pemilik usaha jasa laundry yang sudah memiliki kinerja tinggi
kenyataan menunjukkan dapat memberikan pelayanan yang baik bagi para konsumen
yang mencucikan pakaian. Sedangkan prestasi kerja yang sangat tinggi pada pemilik
usaha warung lalapan menunjukkan bahwa mereka mampu memberikan pelayanan jasa
warung lalapan sekaligus memberikan kualitas produk makanan yang disukai konsumen
dengan mempertahankan rasa dan menjaga pelayanan yang baik dan memberikan
kuantitas makanan (nasi yang banyak dengan ayam dan sayur yang mencukupinya). Hal
ini yang menjadikan para pelanggan kembali melakukan pembelian ulang.
Motivasi Kerja dan Prestasi Kerja Tenaga Kerja
Motivasi kerja tenaga kerja yang tergolong tinggi menunjukkan bahwa para karyawan
memiliki dorongan bekerja untuk memenuhi kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan,
kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri yang tinggi.
Artinya para tenaga kerja telah bekerja bersungguh-sungguh demi untuk memenuhi
kebutuhan yang diinginkannya. Seperti yang diungkapkan oleh Maslow bahwa sebagai
seorang pekerja dengan dorongan kerja yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan yang
lebih tinggi dapat menjadikan mereka memiliki kinerja yang tinggi pula.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi kerja para tenaga kerja
tergolong tinggi dengan pencapaian kinerja yang sangat tinggi. Hal ini sangat luar biasa
karena dorongan kerja yang tinggi dapat menghasilkan kinerja sangat tinggi
menunjukkan bahwa hasil kerjanya menjadi berlipat. Pada karyawan usaha jasa laundry
hal ini dapat dilihat pada pelayanan yang diberikan dengan semakin baik dalam
penyajian pakaian yang sudah dicuci dengan diseterika yang lebih baik dan halus. Hal
ini menjadikan kinerja usaha jasa laundry semakin baik dari sisi pemberian pelayanan.
Pada tenaga kerja warung lalapan, kinerja sangat tinggi sebagai akibat dari
adanya motivasi kerja yang tinggi ditunjukkan adanya pelayanan yang cepat dalam
menyajikan makanan pada konsumen yang makan di warung dan selalu mengusahakan
para konsumen tidak lama menunggu makanan yang dipesan atau dibelinya. Apabila
dilihat dari kuantitas produksi menjadi semakin banyak dalam waktu yang cepat
sehingga menyenangkan para pembelinya.
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 12 Oktober 2017
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN NO: 2541-285X
213
Prestasi kerja tenaga kerja dilihat dari keenam indikator menunjukkan nilai yang
tinggi. Artinya para tenaga kerja memiliki kemampuan kehadiran tepat waktu,
kemampuan membuat (mengolah) produk telah mencapai jumlah yang ditargetkan,
kemampuan membuat (mengolah) produk telah mencapai standar kualitas, pernah
membuat kesalahan satu kali namun tidak banyak, pernah membuat kesalahan dua kali
yang jarang, pernah membuat kesalahan tiga kali juga jarang.
Dengan prestasi kerja yang tinggi dihasilkan kinerja sangat tinggi. Artinya para
tenaga kerja telah mencapai hasil produksi yang ditargetkan, memiliki pendapatan,
mencapai kualitas yang ditargetkan serta mampu memberikan pelayanan dan menjual
sesuai dengan omzet yang ditargetkan. Hal ini sangat relevan dengan usia tenaga kerja
yang masih muda dan produktif sehingga mampu mencapai hasil kerja sesuai dengan
target. Dengan demikian kinerja usaha laundry dan usaha warung lalapan menjadi
sangat tinggi dan menjadi tempat bekerja yang dapat diandalkan keberlangsungannya.
Artinya apabila usaha laundry dan warung lalapan dapat beroperasi secara terus
menerus akan berdampak bagi tenaga kerjanya memperoleh jaminan bekerja yang lebih
nyaman dan aman serta mampu sebagai tempat kerja yang menyenagkan.
Hubungan Motivasi Kerja dan Prestasi Kerja dengan Kinerja Usaha
Hubungan variabel motivasi kerja dan prestasi kerja dengan kinerjanya berdasarkan
perhitungan rentang skala dapat ditabelkan sebagai berikut.
Tabel 3. Nilai Rentang Skala Variabel Penelitian
Variabel Pemilik Usaha Tenaga Kerja (karyawan)
Motivasi Kerja (X1) Tinggi Tinggi
Prestasi Kerja (X2) Sangat Tinggi Tinggi
Kinerja (Y) Sangat Tinggi Sangat Tinggi
Berdasarkan analisis tabulasi silang dan analisis rentang skala di atas didukung analisis
regresi menunjukkan bahwa ada hubungan antara variabel motivasi kerja dan prestasi
kerja dengan kinerja baik pada pemilik usaha maupun karyawan. Hasil regresi dapat
diformulasi : Y = -0,00683+ 0,370X1+ 0,246X2+ e. Secara statistik hubungan tersebut
kurang memiliki makna atau tidak signifikan. Oleh karena itu penting dilakukan
penelitian lagi terkait variabel penelitian di atas.
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi bahwa para pemilik usaha telah
memiliki motivasi kerja yang tinggi demikian juga tenaga kerjanya. Artinya mereka
memiliki dorongan bekerja untuk memenuhi kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan,
kebutuhan social, kebutuhan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri. Seperti yang
dinyatakan oleh Maslow, bahwa dorongan manusia bekerja adalah untuk memenuhi
kebutuhannya yang dapat diperingkatkan seperti piramida. Dimana terpenuhinya
kebutuhan yang lebih rendah (bawah) akan mendorong seseorang untuk berupaya
memenuhi atau mencapai kebutuhan yang lebih tinggi tingkatannya.
Prestasi kerja pemilik usaha sangat tinggi sedangkan prestasi kerja tenaga kerja
tinggi. Bagi pemilik usaha prestasi kerja yang tinggi menunjukkan adanya kemampuan
dalam menjalankan operasional usahanya. Dengan perkataan lain para pemilik usaha
laundry dan warung lalapan telah melakukan ketrampilan manajemen (managerial skill)
dalam menjalankan usahanya. Artinya para pemilik usaha telah melakukan pengelolaan
manajemen sumberdaya manusia, melakukan kegiatan produksi, dan melakukan
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 12 Oktober 2017
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN NO: 2541-285X
214
manajemen pemasaran serta memiliki kemampuan dalam mengelola keuangan sehari-
hari. Sedangkan prestasi kerja para tenaga kerja menunjukkan bahwa mereka dalam
bekerja sudah memiliki atau menjalankan kemampuan dalam melakukan produksi dan
operasional serta pelayanan pemasaran produk yang dijual.
Kinerja para pemilik usaha menunjukkan bahwa mereka dengan kemampuan
manajerialnya telah memiliki hasil bagi usahanya yang berupa pencapaian laba atau
keuntungan usahanya dan omzet penjualannya yang sudah tinggi. Sedangkan kinerja
tenaga kerja menunjukkan bahwa mereka telah mencapai hasil produksi atau
operasionalnya sesuai dengan kuantitas dan kualitas produksi yang ditargetkan. Selain
itu mereka sudah memiliki pendapatan yang dapat digunakan untuk membiayai dan
memenuhi seluruh kebutuhannya terutama kebutuhan fisiologis.
Dengan motivasi kerja yang tinggi pada pemilik usaha dan tenaga kerja pada
usaha laundry dan warung lalapan serta prestasi kerja sangat tinggi pada pemilik dan
prestasi kerja tenaga kerja yang tinggi dapat menjadikan kinerja pemilik yang sangat
tinggi dan tenaga kerja tinggi. Kenyataan menunjukkan bahwa tenaga kerja senang
bekerja pada usaha landry dan warung lalapan dan selalu berupaya meningkatkan
kinerjanya sesuai yang diharapkan pemilik usaha. Para pemilik usaha dalam mengelola
karyawannya juga melaksanakan manajemen sumberdaya secara kekeluargaan sehingga
karyawannya senang dan semangat bekerja. Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi
untuk meningkatkan kinerja pada usaha jasa laundry dan warung lalapan.
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa motivasi
kerja pemilik usaha adalah tinggi dan motivasi kerja tenaga kerja adalah tinggi.
Sedangkan prestasi kerja pemilik usaha adalah sangat tinggi dan prestasi kerja tenaga
kerja adalah tinggi. Kinerja pemilik usaha dan tenaga kerja adalah sama tergolong
sangat tinggi. Adanya hubungan dan namun pengaruh tidak signifikan secara statistik
antara motivasi kerja, prestasi kerja dengan kinerja baik pada pemilik usaha seperti yang
dikemukakan Maslow penting untuk dilakukan penelitian dengan kajian teori yang lain.
Dengan adanya hubungan antara variabel motivasi kerja, prestasi kerja dengan
kinerja yang ternyata tidak signifikan secara statistik dapat disebabkan adanya
perbedaan persepsi terhadap variabel penelitian tersebut oleh para responden.
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 12 Oktober 2017
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN NO: 2541-285X
215
DAFTAR PUSTAKA
Agus Dharma, (2011), Manajemen Sumberdaya Manusia, Bandung:Rosdakarya.
Mangkunegara, Anwar Prabu, (2007), Manajemen Sumberdaya Manusia, Cetakan ke
tujuh, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Alderfer, C. (1969) An empirical test of a new theory of human needs. Organizational
Behavior and Human Performance.
Armstrong, M. (1999), Human resources management practice. London: Kogan Page.
Herzberg, F. (1968), One more time: How do you motivate employees? Harvard
Business Review, January-February, 53-63.
Herzberg, F. (1987), One more time: How do you motivate employees? Harvard
Business Review, September-October, 109-20.
Handoko, T.Hani, (2003), Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia,
Yogyakarta, BPFE-Yogyakarta.
Hukum Online, (2012), tentang Prosedur Perijinan Usaha Kecil,(online) tanggal 29
Pebuari, 2012) tersedia di: http://www.hukumonline.com/ klinik/detail/
lt4ec1e7d00cf43/prosedur-perizinan-usaha-kecil. (diakses tanggal 10 Januari
2017).
Simanjuntak, Payaman,J. (1998), Peningkatan Hasil Usaha Kerja, Pengertian dan
Ruang Lingkup, Jakarta, Prima.
Solleh, Fauziah, (2011), The effect of Motivation on Job Performance of State
Government Employee in Malaysia, International Journal of Humanities and
Social Science, Vol 1, no.4, April 2011.
Swasta, Basu dan Sukotjo, Ibnu (2002), Pengantar Bisnis Modern, Edisi keenam,
Yogyakarta: Liberty.
Luthan, Fred, (1998), Organization Behaviour, 6th ed, International Edition,
McGrawHill Book Company.
Tella, Adeyinka, (2007), Work Motivation, Job Satisfaction, and Organisational
Commitment of Library Personnel in Academic and Research Libraries in Oyo
State, Nigeria, Adeyinka Tella, C.O. Ayeni, S.O. Popoola. Library Philosophy and
Practice.
Saleh, Fauziah, (2011), The effect of Motivation on Job Performance of State
Government Employee in Malaysia, International Journal of Humanities and
Social Science, Vol 1, no.4, April 2011.
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 12 Oktober 2017
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN NO: 2541-285X
216
Sondang P. Siagian, (2002), Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja, Jakarta, Penerbit
Rineksa Cipta.
Wibisono, Gunawan, (2011), Manajemen Kinerja Perusahaan, Jakarta, Erlangga.
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 12 Oktober 2017
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN NO: 2541-285X
217
BIODATA
Uci Yuliati adalah dosen dpk pada Universitas Muhammadiyah Malang Jawa Timur,
Indonesia. Sekarang sebagai Kepala Laboratorium Komputer di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis. Uci Yuliati melakukan penelitian dan pengabdian pada masyarakat secara rutin
dan aktif menjadi anggota panitia dan beberapa organisasi profesi serta membimbing
Economics English Club. Beberapa kali sebagai penerima dana penelitian dari DIKTI
baik sebagai ketua maupun Anggota. Sudah menerima penghargaan Satyalencana
setelah 20 tahun menjadi dosen, selain itu juga menerima penghargaan sebagai dosen
teladan di Fakultas Ekonomi. Sampai sekarang aktif membina partner kerja hasil
pengabdian sebagai adviser pada sekolah PAUD dan beberapa UKM di Malang.